Tuesday, March 3, 2020

Nikmatilah Istriku yang Cantik dan Polos Ini

1. Episode I Diperjalanan itu

Kutatap lagi wajah istriku yg sedang tertidur kelelahan di penginapan ini setelah perjalanan yang cukup panjang tadi. Rambut hitamnya yang panjang tergerai dan biasanya selalu tertutup hijab itu menambah kecantikannya. Ketika menjadi mahasiswi di Yk dulu Andhini yang sekarang berusia 26 tahun memang sudah menjadi idola, selain pintar dan cantik dia juga aktif dikampus. Tingginya sekitar 162 dengan berat 52 kg dengan hidung mancung dan wajah agak ke arab-araban membuat para lelaki tergila2. Hal itulah yang membuat diriku kepincut kepadanya, tidak mudah memang, melirik pun dia enggan. Aksi nekat dan kesabaran dengan cara tak kenal lelah yang kulakukan membuahkan hasil, walau sbelumnya aku dihina bahwa secara ketampanan dan kegagahan diriku sebenarnya tidak sesuai dengan impiannya. Setelah menikah dengannya ternyata kusadari bahwa ada perasaan dendam dalam diriku yang menimbulkan suatu keinginan dan sensasi luar biasa jika Andhini dinikmati lelaki lain. Sebenarnya ada perasaan khawatir jika sensasi tersebut aku wujudkan, tapi hal tersebut dikalahkan oleh rasa penasaran dan sensasi yang akan muncul. Untuk merealisasikan itu sengaja kuambil cuti kantor untuk melakukan perjalanan tour Sumatra menuju Bengkulu dengan pesawat. Rencananya dari Bengkulu aku akan sewa mobil untuk perjalanan menuju Jambi.

Pesawat landing di Bandara Bengkulu yang sepi pukul 5 sore dan cuaca agak mendung.
" Mas Adi, aku agak pusing, kecapean kali ya?, " kata Andini sambil menatap kearahku.
"Dini, kamu tunggu disini sebentar ya, aku mau cari mobil dulu, aku juga mau cari obat pusing di sana," ujarku sambil menunjuk toko di salah satu sudut bandara.
" Iya mas, aku tunggu disini ya...jangan lama2 ya..aku takut..kan aku belum pernah kesini"
Aku mengangguk dan membelai pipinya lalu menuju ke parkiran untuk mencari mobil sewaan.
Mobil dan driver yang aku inginkan sudah dapat dan kami sudah berada dimobil. Kami duduk dibelakang berdua, dan Andini langsung terkulai pulas setelah kuminumkan obat tidur yang tiada disadarinya tadi. Aksi pertamaku pun siap kumulai. Kubuka kancing baju istriku sehingga terlihat beha dan payudaranya sebahagian. Payudara indahnya tersingkap menantang tentunya sangat menggoda lelaki yang melihatnya. Aku sangat menyadari Si Karim driver mobil ini beberapa kali melirik kekaca spion sambil menghela nafas,...dan aku sangat menikmati hal tersebut. Tersirat di fikiranku seandainya mereka berdua di mobil ini...hmm apa yang dilakukan Karim..
" Pak Karim,kalau ada pom bensin aku mau buang air dulu ya..jangan lupa berhenti sebentar ya" ujarku
"Wah..kalau di sini jarang ada pom pak...biasanya dipinggir jalan cari semak...didepan situ ada jalan kecil ..nanti bisalah bapak kencing disitu.." kata Karim sampil melihat dari spion..dan terlihat seringai nafsunya ketika melihat tubuh istriku..
Andini kelihatannya sangat pulas...kursi yang pada posisi tidur membuat tubuhnya terlentang membuat payudaranya semakin mencuat...perlahan kurenggangkan pahanya sehingga membuat posisinya semaking merangsang...
Mobil pun berhenti di tempat yang agak tersembunyi, seperti yang dikatakan Karim tadi ternyata memang ada gang kecil disamping jalan raya ini..dan aku pun memastikan mini camera yg aku pasang dan bergegas membuka pintu mobil...dan kulihat wajah Karim menyeringai melihatku....
"Karim...aku keliatannya agak lama..perutku sakit..."
"Ohh baikk bapak...silahkan....saya tunggu disini...he he..." ujar Karim...
Sebenarnya aku bukan hendak buang air besar...setelah kencing sebentar aku sudah kembali sambil mengendap2 ke mobil. Karena pintu sebelah ku tadi dalam keadaan terbuka dan ditambah lampu yang menyala walau agak redup membuatku dapat mengamati dengan jelas apa yang dilakukan oleh si Karim....
Si Karim terlihat bingung...dia berdiri didepan kap mobil, mungkin dia kaget bercapur girang ketika aku tinggalkan dia berdua dengan istriku yang masih pulas. Tapi perlahan dia menuju ke tempat Dhini yang agak terlentang karena posisi bangku mobil yang ku rebahkan tadi, sesekali matanya menatap kearah aku pergi tadi. Sejenak dia ragu, mungkin memikirkan akibat yang ia terima apabila ketahuan olehku sehingga berakibat fatal..di pengadilan, penjara dll. Dia kemudian menatap wajah Dhini yang cantik, wajahnya mendekat dan tidak tanggung-tanggung lalu ia mecium bibir Dhini cukup lama, agaknya lidahnya memasuki bibir istriku, terdengar bunyi cipakan yang menunjukkan bernafsunya dia. Penisku menegang melihat kejadian itu, belum pernah aku melihat istiku yang cantik di ciumin orang lain sampai sedemikian rupa. Mulut si Karim secara kasar melumat payudara istriku yang memang sudah terbuka, sedangkan tangannya meremas-remas payudara Dhini, menjilati putingnya dan kemudian kembali mencium bibir istiku dengan bernafsu. Tidak lama dia lalu membuka celana yang dipakai Dhini dan melorotkannya kebawah, sekarang tinggal celana dalam Dhini dan lalu dia lucuti juga. Ada perasaan aneh yang kurasakan, desiran rasa cemburu, khawatir dan nafsu bercambur menjadi satu dan menimbulkan sensasi yang luar biasa. Si Karim kelihatan sudah tidak tahan lagi agaknya, karena dia tau waktunya tidak banyak, dia lalu menanggalkan celananya lalu meludahi ujung penisnya yang sudah menegang. Kemudian dengan tergesa-gesa dia menancapkan penisnya ke vagina istriku, beberapa kali dia gagal, tapi pada sodokan yang ke empat terlihat tubuhnya tertahan dan perlahan-lahan genjotanya mulai teratur pertanda sudah terjadi fenetrasi. Tubuh istriku terhentak-hentak karena genjotannya itu, payudaranya yang dibanggakannya bergoyang-goyang seiring dengan hentakan yang dilakukan Karim dan beberapa saat kemudian tiba-tiba gerakan Karim semakin kencang dan diakhiri dengan hentakan kuat dan teriakan tertahan dan gumaman darinya..
" Aduh,,,sedap niann tempik kau deek...susu mengkal ...abiss ku remass.......adduh keluar akuuu.....sedappp...adduhh hkhkhkkkkkkksss.....".
Sejenak Karim terkulai diatas tubuh istriku...tiba-tiba dia seperti tersadar...lalu buru-buru merapikan pakaian Dhini dan mengambil tisu dan membersihkan vagina istriku dari spermanya yang terpancut tadi. Ujung jarinya mengorek-ngorek kedalam liang kemaluan istriku, dan cukup banyak lendir sperma yang dikeluarkan. Setelah cukup bersih dipakaikannya celana lalu ditatapnya kembali wajah Dhini lalu kembali dia ciumi sambil meremas payudara istriku, sementara itu Dhini masih saja tertidur lelap...agaknya obat tidur yang ku minumkan tadi terlalu banyak...
Karim sesungguhnya tidak tahu bahwa aku hanya berjarak tak sampai 2 meter darinya, dan betapa luarbiasanya sensasi aku rasakan saat itu. Kulihat Karim memakai celananya dengan tergesa-gesa dan menuju keluar mobil dan berdiri gelisah agak jauh dari mobil dan perlahan aku menghampirinya.

‘Hooooiiii Karim, ayo kita lanjutkan perjalanan, aku sudah selesai…eh..ngapain kau termenung disini…..” ujarku

“ Eh bapak…ssudahh sselesai ya pak….eh..maaf…eee….iya pak…eee…mengendurkan otot pakk….” katanya gugup sambil tertunduk-tunduk padaku . Aiih kau Karim…pura-pura pula orang ini….menegangkan ototnya kau tadi….bukan mengendurkan….harusnya kau terima kasih padaku ..sudah diberi cuma-cuma menikmati bini gua…kataku dalam hati.

“Sebentar pak…aku kencing dulu yaa pak….dan lanjut aku habiskan rokok sebatang ini dulu pak..maaf pak…setelah itu kito berangkat….” sambungnya denga logat Palembang yang kental, sambil mengambil rokok dari tas pinggangya.

Aku menuju kemobil...aku perhatikan kembali tubuh istriku yang masih terlentang di jok mobil. Kubelai pipinya dan kucium lembut keningnya. Kurabai dadanya, dan kuselipkan tanganku di vaginanya yang tadi sempat digenjot Karim. Entah kenapa…Nafsu ku tiba-tiba muncul untuk menggagahinya. Kuciumi bibir istriku dengan bernafsu sambil membayangkan perlakuan Karim ketika memperkosa istriku tadi. Lalu kugigiti payudara dan melumati putting Dhini dengan kasar. Kubuka vagina Dhini dengan kedua jariku, masih basah karena habis dipakai Karim tadi. Kupelorotkan celanaku , lalu dengan kasar kutancapkan ke vagiana Dhini seolah-olah sedang memperkosamya. Blessss….sleppphhh….slepppss….berulang kali penisku memasuki vagina istriku….kubalik badannya…..lalu kucoba dengan gaya doggy….terasa sensasinya sambal membayangkan kejadian perkosaan tadi…..lalu kubalik kembali dan kurenggangkan pahanya…..kembali kutancapkan kejantananku ke vaginanya…..terdengar Dhini mengerang,…ternyata dia mulai tersadar….

“Ahhhhh…mass….hkkkkss……..hhhhh….……….sssudah mas…..malu….jangan disini….hhhh” katanya lirih…

“ Kamu tambah cantik…katika sedang tidur tadi…aku tidak tahan….ga apa2….tidak ada yang lihat kok….” Kataku sambal mengahuyunkan pinggulku sambal memeluk erat tubuhnya..

“ Ya ..tapi kita dimana ini mas…aku malu….kita sudahi saja ya…..maaf mas Adi…nanti saja…aku malu mas…..”katanya sambil mendorong tubuhku….

“ Tapi aku lagi ingin Dhini…..lanjutkan sebentar saja yaa…..pujukku….ayoo dek….”

“ Maaf mas….aku malu dan takut…dihutan begini….aku tidak mood mas….nanti kalau ada tempat istrahat aku akan layani mas…maaf ya mas….sungguh perasaan ku kurang nyaman kalau disini”…katanya sambal membenahi bajunya.

Aku sebenarnya cukup kesal, nafsuku langsung hilang seketika….berganti perasaan jengkel….kupakai celanaku…ternyata kebetulan, ternyata si Karim sudah selesai menikmati rokoknya...dan sedang berjalan menuju mobil.

“he he he..pak….saya sudah selesai…mari kita lanjutt perjalanan….masih jauh neh pak….jalannya juga naik turun dan berbukit-bukit….silahkan bapak dan ibu kalau mau lanjut tidur nanti” sambung Karim

Aku sebenarnya masih kesal sama Dhini, kulirik dirinya disampingku…matanya yang indah menatap kepadaku dengan cemas , lalu memegang tanganku sambal sedikit meringis kesakitan….

“ Mas, selangkanganku kok agak perih ya mas….dan payudaraku terasa nyeri….mas…maafkan aku ya….nanti kalau di penginapan..aku janji akan melayani mas…tapi jangan disini seperti tadi yaa…” bisiknya lirih.

“ Iya….kamu janji ya sayang….kamu harus melayani ku nanti sampai aku puas….hmmm…” ujarku sambal memeluknya.

Dhini menyandarkan kepalanya kedadaku…dan aku tersenyum dalam hati….terang saja selangkanganmu perih…ketika diperkosa Karim tadi tentu saja vaginamu belum basah….ada suatu skenerio yang ku rencanakan untukmu nanti…,..nanti bukan hanya perih….nanti kau akan terjerit jerit entah kenikmatan atau kesakitan dan aku sangat menikmati itu..kataku dalam hati.

Perjalanan menuju kota Jambi ternyata cukup jauh….kuputuskan untuk menginap saja di Lubuk Linggau . Tidak banyak yang kami lakukan di hotel, Dhini juga hanya tiduran di kamar, dan masih menolak berhubungan dengan ku. ….alasannya adalah karena selangkangannya masih perih dan kurang nyaman kalau diajak bersenggama. Sedangkan Karim tadi minta ijin untuk ke tempat saudaranya di Lubuk Linggau. ..sementara itu nafsu ku semakin menggebu-gebu….dan karena keletihan akupun tertidur. Aku bangun menjelang siang hari…kulihat makanan hangat ada di meja hotel. Kulihat Dhini sudah bertukar pakaian dan sudah mandi, tubuhnya terlihat segar...wajahnya semakin cantik dengan hijabnya.

“ Aku sudah pesan makanan buat mas….ini ayam goreng dan pindang ikan khas Lubuk Linggau…enak lho mas…ini teh manis…..tapi mandi dulu ya…biar seger…” katanya sambil tersenyum

“ Terima kasih sayang…. He he…habis itu…kamu tetapi janjimu tadi malam yaa…..kamu janji lhoo…” kataku

“ Mas…selangkanganku masih perih…ketika mandi tadi terasa agak sakit….agaknya tadi malam kamu terlalu kasar deh…..” katanya sambal cemberut

“Aku kira…itumu masih terlalu sempit….anuku terlalu besar sehingga gitu akibatnya…” kataku sambil tertawa

Dhini mencubit lenganku manja…dan mencium bibirku…begitulah dia…begitu klasik…,…istriku ini tidak suka mengumbar sex dan masih malu-malu dengan aku walaupun sudah menjadi suaminya. Hal inilah membuatku ingin melihat ekspresi Dhini kalau di pakai oleh orang lain…dengan cara pemaksaan…dan aku penasaran dengan sensasi yang timbul dari kejadian tersebut…..
Karim sesungguhnya tidak tahu bahwa aku hanya berjarak tak sampai 2 meter darinya, dan betapa luarbiasanya sensasi aku rasakan saat itu. Kulihat Karim memakai celananya dengan tergesa-gesa dan menuju keluar mobil dan berdiri gelisah agak jauh dari mobil dan perlahan aku menghampirinya.

‘Hooooiiii Karim, ayo kita lanjutkan perjalanan, aku sudah selesai…eh..ngapain kau termenung disini…..” ujarku

“ Eh bapak…ssudahh sselesai ya pak….eh..maaf…eee….iya pak…eee…mengendurkan otot pakk….” katanya gugup sambil tertunduk-tunduk padaku . Aiih kau Karim…pura-pura pula orang ini….menegangkan ototnya kau tadi….bukan mengendurkan….harusnya kau terima kasih padaku ..sudah diberi cuma-cuma menikmati bini gua…kataku dalam hati.

“Sebentar pak…aku kencing dulu yaa pak….dan lanjut aku habiskan rokok sebatang ini dulu pak..maaf pak…setelah itu kito berangkat….” sambungnya denga logat Palembang yang kental, sambil mengambil rokok dari tas pinggangya.

Aku menuju kemobil...aku perhatikan kembali tubuh istriku yang masih terlentang di jok mobil. Kubelai pipinya dan kucium lembut keningnya. Kurabai dadanya, dan kuselipkan tanganku di vaginanya yang tadi sempat digenjot Karim. Entah kenapa…Nafsu ku tiba-tiba muncul untuk menggagahinya. Kuciumi bibir istriku dengan bernafsu sambil membayangkan perlakuan Karim ketika memperkosa istriku tadi. Lalu kugigiti payudara dan melumati putting Dhini dengan kasar. Kubuka vagina Dhini dengan kedua jariku, masih basah karena habis dipakai Karim tadi. Kupelorotkan celanaku , lalu dengan kasar kutancapkan ke vagiana Dhini seolah-olah sedang memperkosamya. Blessss….sleppphhh….slepppss….berulang kali penisku memasuki vagina istriku….kubalik badannya…..lalu kucoba dengan gaya doggy….terasa sensasinya sambal membayangkan kejadian perkosaan tadi…..lalu kubalik kembali dan kurenggangkan pahanya…..kembali kutancapkan kejantananku ke vaginanya…..terdengar Dhini mengerang,…ternyata dia mulai tersadar….

“Ahhhhh…mass….hkkkkss……..hhhhh….……….sssudah mas…..malu….jangan disini….hhhh” katanya lirih…

“ Kamu tambah cantik…katika sedang tidur tadi…aku tidak tahan….ga apa2….tidak ada yang lihat kok….” Kataku sambal mengahuyunkan pinggulku sambal memeluk erat tubuhnya..

“ Ya ..tapi kita dimana ini mas…aku malu….kita sudahi saja ya…..maaf mas Adi…nanti saja…aku malu mas…..”katanya sambil mendorong tubuhku….

“ Tapi aku lagi ingin Dhini…..lanjutkan sebentar saja yaa…..pujukku….ayoo dek….”

“ Maaf mas….aku malu dan takut…dihutan begini….aku tidak mood mas….nanti kalau ada tempat istrahat aku akan layani mas…maaf ya mas….sungguh perasaan ku kurang nyaman kalau disini”…katanya sambal membenahi bajunya.

Aku sebenarnya cukup kesal, nafsuku langsung hilang seketika….berganti perasaan jengkel….kupakai celanaku…ternyata kebetulan, ternyata si Karim sudah selesai menikmati rokoknya...dan sedang berjalan menuju mobil.

“he he he..pak….saya sudah selesai…mari kita lanjutt perjalanan….masih jauh neh pak….jalannya juga naik turun dan berbukit-bukit….silahkan bapak dan ibu kalau mau lanjut tidur nanti” sambung Karim

Aku sebenarnya masih kesal sama Dhini, kulirik dirinya disampingku…matanya yang indah menatap kepadaku dengan cemas , lalu memegang tanganku sambal sedikit meringis kesakitan….

“ Mas, selangkanganku kok agak perih ya mas….dan payudaraku terasa nyeri….mas…maafkan aku ya….nanti kalau di penginapan..aku janji akan melayani mas…tapi jangan disini seperti tadi yaa…” bisiknya lirih.

“ Iya….kamu janji ya sayang….kamu harus melayani ku nanti sampai aku puas….hmmm…” ujarku sambal memeluknya.

Dhini menyandarkan kepalanya kedadaku…dan aku tersenyum dalam hati….terang saja selangkanganmu perih…ketika diperkosa Karim tadi tentu saja vaginamu belum basah….ada suatu skenerio yang ku rencanakan untukmu nanti…,..nanti bukan hanya perih….nanti kau akan terjerit jerit entah kenikmatan atau kesakitan dan aku sangat menikmati itu..kataku dalam hati.

Perjalanan menuju kota Jambi ternyata cukup jauh….kuputuskan untuk menginap saja di Lubuk Linggau . Tidak banyak yang kami lakukan di hotel, Dhini juga hanya tiduran di kamar, dan masih menolak berhubungan dengan ku. ….alasannya adalah karena selangkangannya masih perih dan kurang nyaman kalau diajak bersenggama. Sedangkan Karim tadi minta ijin untuk ke tempat saudaranya di Lubuk Linggau. ..sementara itu nafsu ku semakin menggebu-gebu….dan karena keletihan akupun tertidur. Aku bangun menjelang siang hari…kulihat makanan hangat ada di meja hotel. Kulihat Dhini sudah bertukar pakaian dan sudah mandi, tubuhnya terlihat segar...wajahnya semakin cantik dengan hijabnya.

“ Aku sudah pesan makanan buat mas….ini ayam goreng dan pindang ikan khas Lubuk Linggau…enak lho mas…ini teh manis…..tapi mandi dulu ya…biar seger…” katanya sambil tersenyum

“ Terima kasih sayang…. He he…habis itu…kamu tetapi janjimu tadi malam yaa…..kamu janji lhoo…” kataku

“ Mas…selangkanganku masih perih…ketika mandi tadi terasa agak sakit….agaknya tadi malam kamu terlalu kasar deh…..” katanya sambal cemberut

“Aku kira…itumu masih terlalu sempit….anuku terlalu besar sehingga gitu akibatnya…” kataku sambil tertawa

Dhini mencubit lenganku manja…dan mencium bibirku…begitulah dia…begitu klasik…,…istriku ini tidak suka mengumbar sex dan masih malu-malu dengan aku walaupun sudah menjadi suaminya. Hal inilah membuatku ingin melihat ekspresi Dhini kalau di pakai oleh orang lain…dengan cara pemaksaan…dan aku penasaran dengan sensasi yang timbul dari kejadian tersebut…..

Aku terjaga dari tidurku, mobil yang kutumpangi sedang dalam keadaan berhenti di jalan raya yang cukup gelap. Satu-satu terlihat kendaraan yang melewati jalan yang sepi ini. Semenjak harga tiket pesawat yang lumayan murah memang jarang orang-orang yang memanfaatkan jasa bis, sehingga jalan trans ini lebih banyak di lalui oleh truk atau beberapa mobil pribadi. Tidak seperti beberapa puluh tahun lalu, jalan lintas Sumatera lebih ramai dilalui oleh bis-bis jarak jauh, rumah makan ramai. Kondisi sekarang cukup memprihatinkan...rumah makan yang menjadi mata pencarian penduduk atau pun rumah makan para pendatang dari Sumatera Barat cendrung lebih sepi.Kulihat Dhini masih terkulai tidur disampingku, wajahnya yang cantik terlihat pasrah, hidungnya yang mancung dan bibirnya yang mungil tentunya membuat setiap lelaki tergoda imannya...seperti juga aku waktu itu.
Dalam suasana yang sepi itu aku mendengar seperti ada orang yang sedang melakukan aktifitas diluar mobil..akupun membuka kaca dan terlihat Karim sedang mencoba membuka ban mobil.
"Hei Rim....sedang apa kau...kenapa ban mobil nya?", tanyaku kepadanya
"Waduh... .ini laa pak......mobilnya kempes ne...alah... ada2 lah pula mobil ini...maaf ne pak...tadi tiba-tiba ndak imbang mobil ni...kironyo bannyo masalah...ini kunci2 bannyo pulak yang dah tak bagus..susah aku nak bukak ban...." ujar Karim sambil menggaruk garuk kepalanya
"Wah..kalau begitu kau antar saja kami dulu ke penginapan terdekat....malam-malam disini kena rampok kita nanti...ini kita masih belum sampai Prabumulih ya?..." tanyaku
"Wah belum laa paaak...masih limo- enam jam lagi...baik lah pak...aku antar dulu bapak ibu...sekalian nanti aku perbaiki ban mobil ini disitu...", jawabnya. Sempat kulihat si Karim melirik ke arah Dhini yang masih pulas...dan aku pura-pura tidak melihatnya...aku tahu pasti tentunya dia sangat ingin mengulang kejadian singkat semalam. Hal yang belum disadari Dhini sepenuhnya adalah bahwa si Karim sopir travel ini sudah memperkosanya dengan cukup brutal.
Sekitar 20 menit kemudian kami tiba di sebuah rumah penginapan yang cukup sederhana. Kelihatannya tempat ini sering dijadikan sebagai tempat peristrahatan para sopit truk jarak jauh lintas Sumatera. Ada cafe dibagian depan dan beberapa kamar tidur disana...terlihat hanya ada sekitar 2-3 truk barang yang sedang parkir disitu. Aku membangunkan Dhini dan menjelaskan apa yang terjadi lalu memesan sebuah kamar yang paling bagus di situ. Kamar ini berukuran lunayan luas, sekitar 4x 6 meter, hanya ada kipas angin dan ini satu2nya kamar yang kamar mandinya terletak didalam. Jam menunjukkan pukul 11 malam, Dhini masih belum tidur dan bersiap kekamar mandi untuk membersihkan badannya.
"Mas...aku gerah sekali...dan keringetan...kamarnya begini yaa? ...tapi ga apa2 ...asal bersama mas Adhi" katanya sambil memegang tanganku..."Hmmm....aku mau bersih-bersih dulu ya...agak laper juga...ahhh ada roti dan minuman ringan tadinya...lumayan mas...mas tidak mandi?"tanyanya lembut
"Ha ha...iya dek....ini namanya petualangan....mulai hotel bintang sampai penginapan seperti ini...ha ha...kamu mandi aja duluan dek....tadi aku pesan jahe anget kesukaanmu...nanti diminum yaa.." sambutku sambil mencium pipinya lembut..
Dhini baru saja selesai mandi...tubuhnya yang sintal duduk didepan kaca yang tersedia didepan kamar dan hanya dibalut handuk dari dada sampai pangkal pahanya...rambutnya yang panjang tergerai dibahunya...belahan payudaranya yang indah terlihat mempesona.... bentuk kaki dan betisnya yang panjang menambah sempurna dirinya. Bau tubuhnya wangi dari sabun cair yang dipakainya ..membuat nafsuku kembali menyala. Kutahan laju nafsuku...kembali aku susun skenario yang telah kufikirkan tadi...yang tentunya dapat menimbulkan sensasi luar biasa untuk ku. Ibarat menebak2 cerita misteri yang belum tahu hasil akhirnya...atau seperti menunggu nilai hasil ujian semester ketika aku berkuliah dulu.
"Dhini...aku mau ngerokok dulu diluar yaa...kamu kan ga suka kalau aku ngerokok di kamar...iya kan?...tadi aku belum sempat ngrokok dimobil..he he.. Itu jahenya sudah di meja...silahkan sayang" ujarku sambil memeluknya dibelakang..serasa lenganku terganjal payudaranya yang empuk...kuciumi lehernya yang jenjang sampai ia menggelinjang...kupijat2 lehernya dan pundaknya sampai dia rebah didadaku

"Mas Adhi...Ihh..jangan merokok disini mas....ntar rambutku bau....aku kan barusan mandi....iya mas...ngerokok diluar aja ya mas tapi jangan lama2 yaaa...aku takut....jangan jauh2 .......mmmm makasih ya jahenya..." kata istriku pelan sambil tersenyum manis...lalu ia berbalik dan mengecup pipiku sekilas...
"Mmmm...kamu jangan lupa kunci pintu yaa...ntar kalau ga dikunci ada yang masuk lho....dan pasti terkagum2 melihat ada bidadari di tengah hutan gini..." kataku sambil tersenyum
"Ihh mass...jangan ngomong sperti itu...aku jadi tambah takut...mas ga usah ngerokok aja kalau gitu...hmm..." rajuknya
Aku hanya tertawa...lalu memeluk dirinyaa dan mencium bibirnya....mmhhh...betapa cantiknya wajah istriku ini...dan ketika mencium bibirnya terhirup bau wangi dari mulut Dhini....ketika ia tertawa terlihat susunan gigi yang rapi denga berwarna putih bersih. Istri ku ini sangat memperhatikan kebersihan dan kesegaran tubuhnya yang indah itu.
Perlahan aku menuju keluar...ke arah Cafe yang kulihat tadi. Kulihat ada 3 orang lelaki berbadan besar dan tegap sedang berdialog dengan beberapa botol bir di depan mejanya, mungkin mereka sopir atau kenek dari truk yang kulihat tadi.....Sementara hujan rintik2 mulai membahasahi tanah Sumatera Selatan ini...agaknya karena pengaruh cuaca panas tadi. Aku duduk tidak jauh dari ketiga orang tersebut. Dari dialek dan gaya bicaranya dapat kutebak ada berasal dari daerah ini juga dan lainnya dari daerah utara Sumatera. Cukup terdengar jelas apa bahan pembicaraan mereka yang tidak jauh dari sex....Kuperhatikan ketiga orang itu...yang sedang bicara ini perkirakan berusia 45 tahun...badannya cukup tegap dengan kumis dan jenggot tak beraturan, dijarinya terlihat cincin batu akik di dua tempat. Sedangkan 1 orang lagi berperawakan besar dan gemuk dan berkepala pelontos, perkiraan ku dia berusia lebih dari 50 tahun, dia tak berbaju sehingga terlihat perutnya yang besar dan tato di lengannya. Sedangkan yang ke tiga berperawakan lebih muda dan lebih kecil dsri kawan2nya...tapi cukup tegap juga, usianya mungkin sekitar 18-19 tahunan..
dan dia terlihat sedang menenggak birnya.
"Bahhh...udah hampir seminggu bang aku nyopir ...mulai dari Surabaya sana...abis duit bekalku buat pungutan aparat2 di jalan.....belum ada kesempatan aku buat ngasah warisan moyangku ini..." katanya sambil mengelus-elus kemaluannya dari balik celananya....sial betul aku inii...sebelum Prabumulih ada tu tempat begituan...tapi masih jauuuhh....ndak tahan aku ini...huhhhhh...." katanya sambil menyedot rokoknya.
"Ahhh sudah laah Ucokk....sabar saja lah kau...nanti kau puas-puas kan kau asah pedangmu itu...sampai lecet...Aku jugo nak ikut....pasti lemak nian...aku nak cari yang mudo2...dan yang cantek-cantek....aku jugo dah lamo tak bersebadan nee..."sahut lelaki yang berkelala pelontos
"Ah...kau ini Herman....dah berapa bini kau...sudah banyak lubang yang kau coba...ha ha ha....masih jg kau main-main sama pelacur....ayo berapa kali kau kawin haaa....ha ha ha....Alamak...hujan pulak hari...tambah berontak aja ular kadal ku ini...." kata lelaki yang ternyata bernama Ucok ini.
"Ha ha ha....cuman empat nya Cook...3 udah aku ceraikan...yang terakhir janda beranak 2....udah longgar tempeknya....Aku cuman bisa bayar pelacur kelas bawah Cook...manalah aku punyo sen...ha ha...seandainya ado pelacur cantik mau dibayar dengan murah....ha ha....mungkin nda yoo...???..kalau ada.....wah...sampai pagi aku goyang.....huh huh huh" kata Si Herman sambil memperagakan orang seperti mendayung seolah olah sedang bersenggama.
" Goblok kali lahh kau Herman....mana ada pelacur cantik mau dibayar murah apalagi sama orang gemuk kayak babi macam kau ini....ha ha ha....kalau yang ganteng macam aku ini....bisa jadi...ha ha ha...penis aku aja...16 cm panjangnya....togap..super togap burungku ini....tapi udah lama tak mendarat....masih fulll tank...ha ha ha ha..." kekeh si Ucok
"Ha ha...aku cuman 15 cm Cook....ha ha...panjang nian burung kau Cook...sabaaaaar lah ...7 jam lagi kalau sampai di lokalisasi bisa kau goyang sampai puas....50 ribu puass....walau cuma pelacur tua....yang penting muncrattt....ha ha......tapi jangan cepat kau muncratt...rugi..rugi...ha ha ha" tukas si Herman sampai memukul-mukul meja
"Hei Jon...kau ini diam-diam saja....kau juga pengen main-main sama pelacur juga....ha ha...kalau enggak aku pinjam lah uang kau...biar aku bisa main 2 x...ha ha ha...ayo...mau main juga nggak" tanya Ucok ke anak muda yang ternyata bernama si Jon...
"Si Jon ini diam-diam super jagoan dia....sekali kena goyang anak muda ini....bisa meraung-raung itu cewek.....ha ha....kenek ku ini kan ahli nian dalam begituan....aku ingat waktu di Indramayu....merintih-rintih betino tu kau goyang....ha ha...kalau si Jon jangan ditanyo lagi....berapo panjang senjatomu Jon.....haaaaa..." kata si Herman
" Haaa...ado2 sajo Mang Herman ne....tak panjang Mang...18 cm sajo....ha ha ha....tahan berjam2barangku ini....apalagi kalau aku makan obat penguat....ha ha...neh aku ado 3 ..mau?...ha ha....neh ado juga obat perangsang betino....kalau makan obat ini bisa begoyang Inul dio...goyang nge bor...ha ha ha..." sambut si Jon
" Lah...mantap betul obat2 kau Jon...bahayo ndak obat tu?...nanti bisa konyol aku...tak bisa turun2 pula barangku ha ha ..." jawab si Herman
"Idak Mang....ini obat buatan luar....aku dapat dapat dari majikanku di Palembang dulu...wong Bule yang kerjo di pemboran itu na.......aman.. dah pernah dicubo dio......obat perangsang betino ini jugo aman...cuman kalau ado cewek yang kito kasi...dio lupo sama kejadian yang dialaminya 4-5 jam terakhir ...macam mimpi.... tapi bukan lupo ingatan macam orang gilo....ha ha.."
Aku mendengar seksama pembicaraan tiga orang ini...bergetar badanku rasanya menbayangkan seandaiknya kalau Dhini aku umpankan kepada mereka....gila!!!!.gilaaaaa!!!....sensasi dahsyat itu menggelora di hatiku....gilaaa....badanku gemetaran
"Hei...anak muda....ha ha....mari gabung sama kami...jangan sendiri2 kau disitu...ditangkap macan nanti...ha ha ha..." panggil si Ucok sambil menunjuk kepadaku. Kalau ada sesuatupun sebenarnya aku tidak takut untuk berhadapan mereka...karate sabuk hitam dan II dan Jiu jitsu ku sangat aku kuasai..ha ha...tapi terlihat tidak ada tingkah laku kurang ajar dari mereka ..dan akupun bergabung dengan mereka.
"Ayo anak muda...mari minum...aku traktir..ha ha...sini...sini gabung...keliatannya kau bukan orang sini....ha ha...dari mana kau?...tanya Herman
"Saya dari Jakarta bang....sedang menginap di sini....mobil saya rusak...sedang diperbaiki disana tuh...kataku sambil menunjuk ke arah rumah lain tidak jauh dari penginap ini"...kata ku sopan
"Ahhhhh...orang Jakarta rupanya....waah..wah...ceweknya pasti cantik-cantik dan wangi-wangi kayak bintang pilem...ha ha....kayak siapa itu....Luna maya ya....ha ha...yang ada videonya itu...ha ha....atau kayak siapa itu???...yang cantik mulus itu...Dian sosro...wuiihhh...mulus kalii...." kata si Ucok
"Ha ha....Dian Sasro bang Ucok....bukan Sosro...sosro mah nama Teh....ha ha..." kata si Jon
"Lah...siapapun namanya yang penting orang Jakarta pasti cantik2..kayak di pilem2 yang aku tonton....ada lagi yang namanya siapa itu yang di video itu..Cut....Icut...adduh lupa pulak aku" kekeh si Ucok
" Dah gilo si Ucok neh..ha ha...kebanyakan nonton film porno kau Cok...ha ha...Eh ngomong2 kau mau kemana anak muda..?...ha ha...tanya Herman kepadaku..
"Ah...aku mau keliling sumatera bang...Sumbar...terus Toba...menikmati masa muda...capek kerja terus di jakarta...ha ha.." tukas ku....sambil memberikan rokok ke mereka
"Ho ho....asyik...ternyata orang Jakarta sedang jalan-jalan.....wah...enak jadi orang kota....bisa jalan2...ha ha ha...kalau kami ini memang sepanjang hari jalan2...kan Supir...ha ha ha..." kata si Jon
"Eh...kau dengan siapa jalan2nya anak muda...he he..sama cewek mu yaa....ayo ngaku saja lah kau...tak apa2...ha ha..." kata si Ucok
Jantungku berdegub kencang....keliatannya skenario ku cukup berjalan lancar....tapi coba kuikuti saja alur keinginan mereka selanjutnya.
"Ha..ha..iya bang....tentulah....mosok jalan sendiri...kayak orang hilang kalau jalan sendiri..".tawaku sambil berusaha mengikuti gaya mereka
"Wahh....asyik nian kau....ha ha....pasti cewekmu cantik yaa...macam bintang film...siapa tadi itu...si cut...ahh bro...cuba lah kau liatkan sama kami foto cewek kau itu....tak apa2 ...kami cuman mau liat aja..." kata si Ucok bersemangat...
Aku terdiam sejenak...lalu perlahan aku ambil gambar Dhina istriku yang sedang mengenakan jilbab dan ketika itu juga langsung gambar tersebut langsung disambar oleh si Ucok
" Haaaa.....bukan main....bukan mainn...cantik sekali perempuan kau ini anak muda....seperti bintang film yang aku bilang tadi....ckckckck....beruntung sekali kau ini....addduhh...makin pusying kepalaku....ini naik pulak barangku ini..." kata Ucok sambil memegang kemaluannya. si Herman dan si Jon pun mengambil gambar istriku dari tangan Ucok...dan suara kekaguman terdengar dari mulut mereka itu.
"Wah.....berapa kau sewa cewek ini anak muda...kau ambil dari tempat pelacuran kelas mahal ya?" tanya ai herman kepadaku
"Amang herman....amang ado2 saja...masak pelacur berhijap...ini pasti teman wanitanya si Anak muda ini naaa...ha ha....iya kan anak muda?" sambung si Jon..
Aku hanya diam mendengar perdebatan mereka...lalu...
"Anak muda....sedang dimana cewek kau itu...hmmm...eh ...boleh kami melihatnya...hmmm..kalau kau tak keberatan...boleh ya kami melihat...he he he...boleh yaaaa..jangan marah....hanya liat aja....kalau boleh pegang2 ini aku punya duit semua 120 rb...ayooo...boleh yaa..he he..." bujuk si Ucok
" Dia sedang di kamar...tadi aku dengar abang ingin pergi ke WTS...ini aku mau berbagi kesenangan sama abang2..." kataku...suaraku terdengar bergetar menyampaikannya..
" Haaaa.....mimpi apa aku semalam....husss anak muda...kau jangan bergurau....ahhh..kau bikin aku tambah nafsu saja...." kata si Ucok
"Adduh anak muda....baik betul kau nii...tapi jangan maen2 lah..."tukas Herman....

"Aku tak percaya itu cewekmu...pastilah itu pelacur berkelas yg kau bayar buat nemani kau jalan2...ahaha...gaya anak muda kota macam gitulah...gini2 aku tau...disana banyak yg kumpul kebo...kawin dulu..kalau cocok baru nikah...hayo anak muda....ngaku aja laaaah...aku punya duwit walaupun dikiiit....kami patungan bertigaaa....ha ha...setuju ya kawan-kawaan...setujuuu???" sambung Herman sambil menepuk pundakku...
"Aku setujuuu....aku ada 120 rb...neh aku tambah 50 rb....kau ada 150 ribu Herman?...dan kau mau patungan berapa Jon?...biar rata kau tambah 150 ribu.....terkumpul 470 ribu....ha ha...gimana ...kau setuju kan anak muda...?.....kalau di tempat pelacuran sana...udah dapat yg lumayan tuuh...tapi kalau ada disini....ngapain disana....ha ha...ehhhh...ngomong2 kalau di Jakarta yang cantik seperti lonte yang kau bawak itu...berapa tarifnya sekali main..." kata Ucok sambil menyeringai lalu menyedot rokoknya dalam...
Jon lalu menuangkan segelas bir di gelas kosong didepanku sambil tersenyum .. ....sementara itu hujan turun semakin deras...suara petir berdentum-dentum dan udara menjadi dingin sehingga membuat fikiranku semakin tidak menentu saja. Haruskah aku mengatakan bahwa Dhini istriku yang baru aku nikahi 5 bulan lalu itu seorang pelacur berkelas seperti yang disangka Herman tadi....atau aku katakan dengan jujur bahwa Dhini itu istriku?
"Ayoolah masbro....kau tadi katanya mau berbagi......ini kami sdh mengumpulkan duwit...470 rb....aku tambahin 20 ribuu...genap 500 rb...mas bro tentu kasian sama kami ini....kami kan pengen ngrasain lonte mahal juga seperti mas broo....biar seru ini kita pakai kan obat perangsang kelas yahud...biat dia bisa goyang inul....biar semangat....karena ngelayani 3 orang itu butuh doping....nanti mas bro liat bagaimana dahsyatnya pengaruh obat ini....aku pernah cobain ke lonte di Indramayu dulu....luar biasaaa.....goayang dan gairahnyaa...he he he" kata si Jon sambil menerawang jauh...lalu ia menyodorkan obat yang dia maksud kepadaku. Aku lalu membaca merk obat perangsang buatan Jerman tersebut dan memeriksa keasliannya, sedikit banyak aku mengerti tentang obat itu dan dapat memastikan bahwa obat teesbut aman tetapi efeknya sangat dahsyat sesuai dengan yang disampaikan si Jon.
"iya bang...perempuan itu sebenarnya aku sewa mahal untuk menemani ku diperjalanan....abang2 ini ternyata sudah tau ya...tapi begini bang...tentunya perempuan itu menolak kalau abang2 pake...bertiga lagi...jadi silahkan saja abang-abang pakai cara sendiri untuk bisa begituan sama dia...ingat ini barang bagus...kalau abang tanya berapa sewa sekali pake...bisa 3-4 kali lebih mahal dari uang yang abang kumpulin itu...tapi ingat..jangan sampai dia terluka..."kataku sambil menatap mereka tajam
"Ha ha ha...jangan khawatir anak muda...kami akan memberikan kenikmatan tak terkira buat perempuan itu....tapi yang penting untuk ngasah pedangku ini....yang sudah lama tak mendarat...masih full tank...kau nanti bisa liat ....bagaimana nanti perempuan itu menggeliat-geliat penuh kenikmatan....akan kami buat dia "keluar" berkali-kali " tukas si Ucok

Aku pun mengajak mereka menuju kamar yang aku sewa tadi...untuk mencapai kamar itu kami harus menembus hujan deras dikarenakan posisinya agak tersembunyi dibelakang bangunan ini. Sementara itu hujan semakin deras saja, petir dan kilat sambung menyambung membuat suasana semakin mencekam terutama buat diriku. Aku belum bisa membayangkan apa yang bakal terjadi nanti, resiko yang bakal aku terima dikalahkan oleh nafsu birahi dan sensasi yang timbul pada diriku nanti. Aku ingin sekali melihat bagaimana ekpresi wajah istriku jika ada penis lain yang menembus vaginanya....aku juga ingin melihat bagaimana efek obat perangsang tersebut jika diminumkan ke dia..ahhhhh....sensasi yg luar biasa....Hal yang sudah ku rencanakan diantaranya adalah telah memasang 4 posisi micro kamera berkualitas tinggi pada beberapa tempat di saat Dhini mandi tadi, juga menyiapkan masker dan kemeja hitam untuk menyembunyikan identitasku dari Dhini ketika prosesi berlangsung nanti.

Kuputar handle pintu kamar perlahan,...yang ternyata dengan mudah dapat dibuka... ternyata kamar tidak terkunci, atau mungkin ada salah pengertian tadi antara aku dengan Dhini...mungkin dia mengira aku yang menguncinya...ahhh entahlah...Lampu kamar cukup terang...mungkin dia takut kalau dimatikan...sambil mengendap-endap aku mencari keberadaan dia...entah mengapa jantungku tetap berdegup kencang ketika kulihat istriku tertidur terlentang di atas ranjang ini..Kutatap kembali wajah istri ku...betapa lelapnya ia tertidur...agaknya perjalanan panjang tadi membuat dia begitu kelelahan. Dhini tidur menggunakan Lingerie tipis berwarna putih berhiasan bunga, Lingerie yang pernah kuhadiahkan dulu ketika ia berulang tahun. Sebelah kakinya terjuntai agak kepinggir ranjang sehingga kedua pahanya menjadi agak terbuka lebar. Matanya tertutup rapat dan wajahnya yang cantik terlihat makin mempesona. Bibirnya yang merah seolah sedang tersenyum . Payudaranya yang ranum menggunung sedang belahannya terlihat jelas dan kini dada itu berayun pelan sesuai dengan irama nafasnya pertanda dia sedang tertidur. Ternyata setelah habis mandi tadi Dhini juga membersihkan tubuhnya dengan lotion sehingga tubuhnya memberikan bau wangi yang semerbak.

Aku memakai masker hitam dan mengganti pakaianku lalu kembali memeriksa kondisi micro kamera yang sudah aku siapkan tadi. Sesungguhnya alat perekam tersebut sudah aku aktifkan sebelum keluar kamar tadi, termasuk dua posisi lagi di kamar mandi. Sejenak aku terdiam dan menikmati sensasi yang akan kualami sebentar lagi. Lalu aku menuju pintu untuk mengajak ketiga orang itu masuk. Diluar terlihat mereka tidak sabar dan gelisah, seringai mereka muncul ketika kuberikan kode untuk memasuki kamarku. Tak sabar mereka memasuki kamar dan seketika mata mereka melotot seakan keluar dari tempatnya dan terdengar nafas memburu dari ketiganya ketika melihat kemolekan tubuh istriku yang terlentang diatas ranjang . Kalau tadinya mereka hanya melihat Dhini sedang berjilbab full tapi sekarang tidak lagi karena yang terlihat sekarang adalah tubuh istriku hanya memakai Lingerie, wajah cantiknya dan tubuh moleknya terlentang diatas ranjang terpapar cukup jelas seakan menunggu kedatangan orang-orang yang akan menyetubuhinya. Si Ucok pun tak sabar lagi lalu memberi tanda ke Herman dan si Jon untuk berada pada posisinya masing-masing....agaknya mereka akan menggunakan istriku secara bertiga..
Herman bergegas kearah bagian kepala istriku sedang si Jon bersiap di dekat kaki....sejenak mata Ucok nanar melihat tubuh Dhini yang masih terlentang, tanpa banyak bicara dilumatnya bibir istriku dengan rakus dan bernafsu, lidahnya menyapu dalam kedalam rongga mulut Dhini sementara itu tangannya meremas kasar payudara Dhini yang masih tertutup oleh Lingerienya. Aksi Ucok yang spontan itu membuat Dhini terjaga dan berteriak...namun suara teriakanmya tersumbat oleh bibir tebal Ucok yang menciumi bibirnya dengan bernafsu....tubuh istriku meronta-ronta kesana kemari dan berusaha keras untuk melepaskan diri dari himpitan tubuh orang yang ingin memperkosanya.
"Hemmmpssss....ahhkk...mmmmhhh....leppppaskanmm aakkuu....hemmmpsss..haaaa...ppmmmhhh....lepaskan....mas Adhmmmppphh..tolong akku....hmpss...toloong...hmpsss" terdengar teriakan Dhini...ia masih berusaha keras untuk melepaskan diri dari si Ucok. Ucok tertawa terkeheh...dengan menggeliat seperti itu otomatis payudaranya yang kenyal menggeser lengan si Ucok. Ucok memyadari hal itu, iya menyeringai dan sangat menikmati gerakan-gerakan Dhini dan lalu menindih dan bibirnya kembali mencium bibir Dhini...kali ini agak lama sehingga membuat Dhini kesulitan untuk bernafas.....lalu terdengar seperti suara seruputan...
"srelllpphh...sruppphhhh....".ternyata ketika ia mencium bibir Dhini dengan bernafsu ia juga menyedot dan menelam air liur istriku. Dengan rakus Ucok menjilat bibirnya menuntaskan sisa2 air liur dimulutnya. Kemudian terdengar pekik tangis Dhini ketika tangan Ucok menarik tali Lingerienya lalu mengulum payudaranya yang indah itu dengan ganas. Dhini terpekik kesakitan ketika Ucok menggigiti puting payudaranya yang berwarna merah kecoklatan itu dan lagi-lagi dengan sekuat tenaga berusaha melepaskan dirinya,.... tiba-tiba terdengar umpatan si Ucok ketika Dhini berhasil menggigit jarinya....
"'Waduh.....duh duh....jariku....wah wah....waah...aku suka beetulll sama betina yang galak seperti ini......he he he...di ranjang pasti ganass....he he...semakin geram aku sama kau Butet....hu hu.....hu...nantilah kau pasti akan menjerit kenikmatan kalau merasakan rudalku ini....he he" kata Ucok sambil menjilati jarinya yang berdarah kerena digigit Dhini tadi.
" Tolooooooonggg...kalian ssssiappaaa...ngggh....hksss...jangan ganggu ssayaaa....sssayaaa mohonnn pak...ssaya takut....pergi kaliaaaan toloooong....pergiii....pergiiiikalian..hnngghhh" jerit Dhini....tubuhnya terguncang-guncang menahan tangis, rasa takut dan malu yang menderanya...si Ucok melepaskannya lalu membiarkan Dhini beringsut menuju sudut kasur. Mereka bertiga tertawa sambil menjilat bibir. Betapa terlihat sangat kontrasnya ketika tubuh Dhini yang putih dan mulus dikerumuni oleh tubuh2 kasar supir2 truk tersebut...
Tiba-tiba Herman berada dibelakang Dhini lalu meringkusnya dari belakang...penisnya yang sudah menegang itu menekan pinggul Dhini yang empuk, Dhini menjerit ketakutan, air matanya mengalir deras ...rambutnya tergerai indah menutupi pundak dan dadanya sehingga menambah kecantikan dirinya. Tangannya berusaha menghalangi buah dadanya yang tergencet lengan Herman...Herman lalu memaksa tubuh sintal Dhini sehingga tubuh mereka berdua dalam posisi duduk di ranjang..lalu mencium leher dan telinga Dhini dengan nafsu sedang Ucok dengan beringas membuka Lingerie Dhini sehingga kini payudaranya terbuka sempurna. Dengan beringas Ucok menciumi payudara Dhini....bibirnya bergantian menciumi puting dan tangannya meremas-remas dengan keras.

Dhini bergidik dan menggelinjang...kakinya menyepak-nyepak kesegala arah...tangisnya dan teriakannya kembali terdengar ketika Ucok berusaha melepaskan celana dalam yang dipakainya. Dhini berusaha sekuat tenaga untuk menahannya, tapi apa daya kerena kedua lengannya terkunci dari belakang. Aku duduk dan berdiam diri tak jauh dari ranjang..dan aku sungguh menikmati adegan itu, kadang tiba iba ku...tetapi lagi--lagi dikalahkan oleh sensasi gila yang menyelimuti diriku. Sensasi gila itu membuat penisku menegang dengan kencang..dan perlahan kuelus....ahhhhhh...gilaaaaa.... Sekarang celana dalam Dhini terlepas sudah... lalu si Ucok mengarahkan bibirnya ke vagina Dhini, jemari tangannya mencoba untuk membuka bibir Vagina istriku yang masih rapat. Lalu dengan penuh nafsu dia menjilat liang vagina Dhini dan menyedot-nyedotnya. Lidahnya menyapu clitoris istriku dan menggigitinya seakan hendak menginyahnya.
"Srrpphhh...ahhh....srpppphhhj....sssedappp...tempek lonte jakarta ini memang beda sama lonte2 murah...begitu wangi dan beda rasa.....ha ha ha " gumam Ucok. Sementara itu Si Herman seakan tidak mau ketinggalan tangannya sibuk meremas dan memilin puting Dhini....bibirnya menciumi bibir Dhini dengan bernafsu. Sedang si Jon hanya berdiri di bawah ranjang...tidak bergerak dari posisinya tadi.., ia juga sangat menikmati pekerjaan yang sedang dilakukan teman-temannya. Perlawanan yang diberikan Dhini juga cukup sengit...jika ada kesempatan maka kukunya akan mencakar penistanya...

Setelah puas menjilati liang kewanitaan mangsanya tiba2 Ucok menanggalkan celananya...menyusul celana dalamnya. Penisnya yang besar dan menegang mengangguk-angguk, terlihat guratan urat di batang kemaluannya, kepala penisnya juga cukup besar menunjukkan keperkasaan lelaki tersebut. Dhini bergidik melihatnya, sungguh dia sangat ketakutan jika membayangkan derita yang diterimanya jika penis sebesar itu mengoyak-ngoyak kemaluannya. Ucok lalu mengarahkan penisnya yang besar itu kebibir vagina Dhini.....sadar akan dirinya akan ternoda Dhini memberontak sekuat tenaganya...

Tapi apa daya....tengannya dikunci erat dari belakang oleh Herman....sementara itu kepala penis Ucok sudah menyentuh bibir vagina Dhini...Ucok mendorong pinggulnya kedepan sehingga kepala penisnya mulai perlahan masuk ke liang Vagina istriku yang sempit. Terlihat dia berusaha keras untuk melakukannya...berkali-kali dia mencoba tapi dia gagal untuk mencapai lebih dalam lagi. Sementara itu Dhini memejamkan matanya....hati hancur memikirkan kejadian yang menimpa dirinya,...ia teringat kepada suaminya....entah dimana mas Adhi berada....apa yang terjadi jika suaminya tahu bahwa dia telah ternoda. Mengenang hal itu Dhini kembali memberontak sekuat-kuatnya...dia berteriak dan menangis sampai suaranya parau...
"Mpphhhhhhhh....jangan pak....kasihani aku....hkkkkkssss...tolooongggg....

Ucok membasahi penisnya yang besar dengan air liurnya...mungkin dengan begitu proses penetrasi bisa lebih mudah.
"Phuihh...phuihhh....ha ha ha...kubasahi kau rudalku....biar tak susah masuknya....sempit kalilah tempek perempuan cantik ini....ha ha...naaah ...kita cobak lagi yaaa...he he..."ujarnya sambil mengocok-ngocok penisnya sehingga bertambah menegang kembali. Dia kembali mengarahkan penisnya ke bibir vagina istriku, kemudian menggoyang pinggulnya..setelah kepala penisnya masuk sedikit dan merasakan posisi yang pas....dia lalu menghentakan pinggulnya sekeras-kerasnya...

"akkkkhhhhhsss.....hkssss....akkkssss.....hkssss...hnggggg.....ngggg...." Dhini terpekik ketika dirasakannya sesuatu yang dingin dan besar memasuki liang kemaluannya....vaginanya yang tidak siap menerima penis yang begitu besar terasa seperti terkoyak-koyak seperti hatinya. Hentakan demi hentakan yabg dilakukan oleh Ucok terasa sangat menyiksanya....mulut mungilnya terbuka dan matanya memejam, menahan rasa sakit yang teramat sangat.
"He he he.....sedappp...akhh..akhhh akhhhh....kuhabisi kau cantik....akhhh..akhhh...hhhh..." desahan si Ucok menahan nikmat yg dirasakannya.Sedikit demi sedikit penis tersebut memasuki vaginanya semakin dalam, dan semakin licin....Ucok semakin liar memompa tubuh Dhini yang sekarang tidak lagi dipegangi oleh Herman. Payudaranya yang indah terguncang-guncang mengikuti alunan gerakan yang dilakukan si Ucok. Sesekali Ucok meremas dan melahap payudara itu...Sesekali ia juga menghentikan gerakannya...mungkin untuk mengulur-ulur waktu supaya tidak segera ejakulasi. Aku merasakan sensasi yang teramat sangat....betapa sangat kunikmati siksaan yang didera istriku ini.
Herman juga sangat menikmati adegan perkosaan yang dilakukan oleh kawannya...kadang dia bergumam tidak jelas...dia juga terlihat sudah tidak sabar lagi ... walau tadi sudah sempat mencium dan meremas payudara Dhini...dia juga ingin merasakan bagaimana nikmatnya jika ia dapat segera menyetubuhi perempuan secantik Dhini yang belum pernah dibayangkannya itu. Dalam fikiran mereka...Dhini adalah pelacur kelas atas yang tidak mungkin lagi mereka rasakan....kapan lagi....mereka tidak tahu bahwa Dhini adalah wanita baik-baik yang baru aku nikahi secara sakral 5 bulan lalu.

***

Si Karim terlihat bingung...dia berdiri didepan kap mobil, mungkin dia kaget bercapur girang ketika aku tinggalkan dia berdua dengan istriku yang masih pulas. Tapi perlahan dia menuju ke tempat Dhini yang agak terlentang karena posisi bangku mobil yang ku rebahkan tadi, sesekali matanya menatap kearah aku pergi tadi. Sejenak dia ragu, mungkin memikirkan akibat yang ia terima apabila ketahuan olehku sehingga berakibat fatal..di pengadilan, penjara dll. Dia kemudian menatap wajah Dhini yang cantik, wajahnya mendekat dan tidak tanggung-tanggung lalu ia mecium bibir Dhini cukup lama, agaknya lidahnya memasuki bibir istriku, terdengar bunyi cipakan yang menunjukkan bernafsunya dia. Penisku menegang melihat kejadian itu, belum pernah aku melihat istiku yang cantik di ciumin orang lain sampai sedemikian rupa. Mulut si Karim secara kasar melumat payudara istriku yang memang sudah terbuka, sedangkan tangannya meremas-remas payudara Dhini, menjilati putingnya dan kemudian kembali mencium bibir istiku dengan bernafsu. Tidak lama dia lalu membuka celana yang dipakai Dhini dan melorotkannya kebawah, sekarang tinggal celana dalam Dhini dan lalu dia lucuti juga. Ada perasaan aneh yang kurasakan, desiran rasa cemburu, khawatir dan nafsu bercambur menjadi satu dan menimbulkan sensasi yang luar biasa. Si Karim kelihatan sudah tidak tahan lagi agaknya, karena dia tau waktunya tidak banyak, dia lalu menanggalkan celananya lalu meludahi ujung penisnya yang sudah menegang. Kemudian dengan tergesa-gesa dia menancapkan penisnya ke vagina istriku, beberapa kali dia gagal, tapi pada sodokan yang ke empat terlihat tubuhnya tertahan dan perlahan-lahan genjotanya mulai teratur pertanda sudah terjadi fenetrasi. Tubuh istriku terhentak-hentak karena genjotannya itu, payudaranya yang dibanggakannya bergoyang-goyang seiring dengan hentakan yang dilakukan Karim dan beberapa saat kemudian tiba-tiba gerakan Karim semakin kencang dan diakhiri dengan hentakan kuat dan teriakan tertahan dan gumaman darinya..
" Aduh,,,sedap niann tempik kau deek...susu mengkal ...abiss ku remass.......adduh keluar akuuu.....sedappp...adduhh hkhkhkkkkkkksss.....".
Sejenak Karim terkulai diatas tubuh istriku...tiba-tiba dia seperti tersadar...lalu buru-buru merapikan pakaian Dhini dan mengambil tisu dan membersihkan vagina istriku dari spermanya yang terpancut tadi. Ujung jarinya mengorek-ngorek kedalam liang kemaluan istriku, dan cukup banyak lendir sperma yang dikeluarkan. Setelah cukup bersih dipakaikannya celana lalu ditatapnya kembali wajah Dhini lalu kembali dia ciumi sambil meremas payudara istriku, sementara itu Dhini masih saja tertidur lelap...agaknya obat tidur yang ku minumkan tadi terlalu banyak...

***

Karim sesungguhnya tidak tahu bahwa aku hanya berjarak tak sampai 2 meter darinya, dan betapa luarbiasanya sensasi aku rasakan saat itu. Kulihat Karim memakai celananya dengan tergesa-gesa dan menuju keluar mobil dan berdiri gelisah agak jauh dari mobil dan perlahan aku menghampirinya.

‘Hooooiiii Karim, ayo kita lanjutkan perjalanan, aku sudah selesai…eh..ngapain kau termenung disini…..” ujarku

“ Eh bapak…ssudahh sselesai ya pak….eh..maaf…eee….iya pak…eee…mengendurkan otot pakk….” katanya gugup sambil tertunduk-tunduk padaku . Aiih kau Karim…pura-pura pula orang ini….menegangkan ototnya kau tadi….bukan mengendurkan….harusnya kau terima kasih padaku ..sudah diberi cuma-cuma menikmati bini gua…kataku dalam hati.

“Sebentar pak…aku kencing dulu yaa pak….dan lanjut aku habiskan rokok sebatang ini dulu pak..maaf pak…setelah itu kito berangkat….” sambungnya denga logat Palembang yang kental, sambil mengambil rokok dari tas pinggangya.

Aku menuju kemobil...aku perhatikan kembali tubuh istriku yang masih terlentang di jok mobil. Kubelai pipinya dan kucium lembut keningnya. Kurabai dadanya, dan kuselipkan tanganku di vaginanya yang tadi sempat digenjot Karim. Entah kenapa…Nafsu ku tiba-tiba muncul untuk menggagahinya. Kuciumi bibir istriku dengan bernafsu sambil membayangkan perlakuan Karim ketika memperkosa istriku tadi. Lalu kugigiti payudara dan melumati putting Dhini dengan kasar. Kubuka vagina Dhini dengan kedua jariku, masih basah karena habis dipakai Karim tadi. Kupelorotkan celanaku , lalu dengan kasar kutancapkan ke vagiana Dhini seolah-olah sedang memperkosamya. Blessss….sleppphhh….slepppss….berulang kali penisku memasuki vagina istriku….kubalik badannya…..lalu kucoba dengan gaya doggy….terasa sensasinya sambal membayangkan kejadian perkosaan tadi…..lalu kubalik kembali dan kurenggangkan pahanya…..kembali kutancapkan kejantananku ke vaginanya…..terdengar Dhini mengerang,…ternyata dia mulai tersadar….

“Ahhhhh…mass….hkkkkss……..hhhhh….……….sssudah mas…..malu….jangan disini….hhhh” katanya lirih…

“ Kamu tambah cantik…katika sedang tidur tadi…aku tidak tahan….ga apa2….tidak ada yang lihat kok….” Kataku sambal mengahuyunkan pinggulku sambal memeluk erat tubuhnya..

“ Ya ..tapi kita dimana ini mas…aku malu….kita sudahi saja ya…..maaf mas Adi…nanti saja…aku malu mas…..”katanya sambil mendorong tubuhku….

“ Tapi aku lagi ingin Dhini…..lanjutkan sebentar saja yaa…..pujukku….ayoo dek….”

“ Maaf mas….aku malu dan takut…dihutan begini….aku tidak mood mas….nanti kalau ada tempat istrahat aku akan layani mas…maaf ya mas….sungguh perasaan ku kurang nyaman kalau disini”…katanya sambal membenahi bajunya.

Aku sebenarnya cukup kesal, nafsuku langsung hilang seketika….berganti perasaan jengkel….kupakai celanaku…ternyata kebetulan, ternyata si Karim sudah selesai menikmati rokoknya...dan sedang berjalan menuju mobil.

“he he he..pak….saya sudah selesai…mari kita lanjutt perjalanan….masih jauh neh pak….jalannya juga naik turun dan berbukit-bukit….silahkan bapak dan ibu kalau mau lanjut tidur nanti” sambung Karim

Aku sebenarnya masih kesal sama Dhini, kulirik dirinya disampingku…matanya yang indah menatap kepadaku dengan cemas , lalu memegang tanganku sambal sedikit meringis kesakitan….

“ Mas, selangkanganku kok agak perih ya mas….dan payudaraku terasa nyeri….mas…maafkan aku ya….nanti kalau di penginapan..aku janji akan melayani mas…tapi jangan disini seperti tadi yaa…” bisiknya lirih.

“ Iya….kamu janji ya sayang….kamu harus melayani ku nanti sampai aku puas….hmmm…” ujarku sambal memeluknya.

Dhini menyandarkan kepalanya kedadaku…dan aku tersenyum dalam hati….terang saja selangkanganmu perih…ketika diperkosa Karim tadi tentu saja vaginamu belum basah….ada suatu skenerio yang ku rencanakan untukmu nanti…,..nanti bukan hanya perih….nanti kau akan terjerit jerit entah kenikmatan atau kesakitan dan aku sangat menikmati itu..kataku dalam hati.

Perjalanan menuju kota Jambi ternyata cukup jauh….kuputuskan untuk menginap saja di Lubuk Linggau . Tidak banyak yang kami lakukan di hotel, Dhini juga hanya tiduran di kamar, dan masih menolak berhubungan dengan ku. ….alasannya adalah karena selangkangannya masih perih dan kurang nyaman kalau diajak bersenggama. Sedangkan Karim tadi minta ijin untuk ke tempat saudaranya di Lubuk Linggau. ..sementara itu nafsu ku semakin menggebu-gebu….dan karena keletihan akupun tertidur. Aku bangun menjelang siang hari…kulihat makanan hangat ada di meja hotel. Kulihat Dhini sudah bertukar pakaian dan sudah mandi, tubuhnya terlihat segar...wajahnya semakin cantik dengan hijabnya.

“ Aku sudah pesan makanan buat mas….ini ayam goreng dan pindang ikan khas Lubuk Linggau…enak lho mas…ini teh manis…..tapi mandi dulu ya…biar seger…” katanya sambil tersenyum

“ Terima kasih sayang…. He he…habis itu…kamu tetapi janjimu tadi malam yaa…..kamu janji lhoo…” kataku

“ Mas…selangkanganku masih perih…ketika mandi tadi terasa agak sakit….agaknya tadi malam kamu terlalu kasar deh…..” katanya sambal cemberut

“Aku kira…itumu masih terlalu sempit….anuku terlalu besar sehingga gitu akibatnya…” kataku sambil tertawa

Dhini mencubit lenganku manja…dan mencium bibirku…begitulah dia…begitu klasik…,…istriku ini tidak suka mengumbar sex dan masih malu-malu dengan aku walaupun sudah menjadi suaminya. Hal inilah membuatku ingin melihat ekspresi Dhini kalau di pakai oleh orang lain…dengan cara pemaksaan…dan aku penasaran dengan sensasi yang timbul dari kejadian tersebut…..

***

Aku terjaga dari tidurku, mobil yang kutumpangi sedang dalam keadaan berhenti di jalan raya yang cukup gelap. Satu-satu terlihat kendaraan yang melewati jalan yang sepi ini. Semenjak harga tiket pesawat yang lumayan murah memang jarang orang-orang yang memanfaatkan jasa bis, sehingga jalan trans ini lebih banyak di lalui oleh truk atau beberapa mobil pribadi. Tidak seperti beberapa puluh tahun lalu, jalan lintas Sumatera lebih ramai dilalui oleh bis-bis jarak jauh, rumah makan ramai. Kondisi sekarang cukup memprihatinkan...rumah makan yang menjadi mata pencarian penduduk atau pun rumah makan para pendatang dari Sumatera Barat cendrung lebih sepi.Kulihat Dhini masih terkulai tidur disampingku, wajahnya yang cantik terlihat pasrah, hidungnya yang mancung dan bibirnya yang mungil tentunya membuat setiap lelaki tergoda imannya...seperti juga aku waktu itu.
Dalam suasana yang sepi itu aku mendengar seperti ada orang yang sedang melakukan aktifitas diluar mobil..akupun membuka kaca dan terlihat Karim sedang mencoba membuka ban mobil.
"Hei Rim....sedang apa kau...kenapa ban mobil nya?", tanyaku kepadanya
"Waduh... .ini laa pak......mobilnya kempes ne...alah... ada2 lah pula mobil ini...maaf ne pak...tadi tiba-tiba ndak imbang mobil ni...kironyo bannyo masalah...ini kunci2 bannyo pulak yang dah tak bagus..susah aku nak bukak ban...." ujar Karim sambil menggaruk garuk kepalanya
"Wah..kalau begitu kau antar saja kami dulu ke penginapan terdekat....malam-malam disini kena rampok kita nanti...ini kita masih belum sampai Prabumulih ya?..." tanyaku
"Wah belum laa paaak...masih limo- enam jam lagi...baik lah pak...aku antar dulu bapak ibu...sekalian nanti aku perbaiki ban mobil ini disitu...", jawabnya. Sempat kulihat si Karim melirik ke arah Dhini yang masih pulas...dan aku pura-pura tidak melihatnya...aku tahu pasti tentunya dia sangat ingin mengulang kejadian singkat semalam. Hal yang belum disadari Dhini sepenuhnya adalah bahwa si Karim sopir travel ini sudah memperkosanya dengan cukup brutal.
Sekitar 20 menit kemudian kami tiba di sebuah rumah penginapan yang cukup sederhana. Kelihatannya tempat ini sering dijadikan sebagai tempat peristrahatan para sopit truk jarak jauh lintas Sumatera. Ada cafe dibagian depan dan beberapa kamar tidur disana...terlihat hanya ada sekitar 2-3 truk barang yang sedang parkir disitu. Aku membangunkan Dhini dan menjelaskan apa yang terjadi lalu memesan sebuah kamar yang paling bagus di situ. Kamar ini berukuran lunayan luas, sekitar 4x 6 meter, hanya ada kipas angin dan ini satu2nya kamar yang kamar mandinya terletak didalam. Jam menunjukkan pukul 11 malam, Dhini masih belum tidur dan bersiap kekamar mandi untuk membersihkan badannya.
"Mas...aku gerah sekali...dan keringetan...kamarnya begini yaa? ...tapi ga apa2 ...asal bersama mas Adhi" katanya sambil memegang tanganku..."Hmmm....aku mau bersih-bersih dulu ya...agak laper juga...ahhh ada roti dan minuman ringan tadinya...lumayan mas...mas tidak mandi?"tanyanya lembut
"Ha ha...iya dek....ini namanya petualangan....mulai hotel bintang sampai penginapan seperti ini...ha ha...kamu mandi aja duluan dek....tadi aku pesan jahe anget kesukaanmu...nanti diminum yaa.." sambutku sambil mencium pipinya lembut..

***

Dhini baru saja selesai mandi...tubuhnya yang sintal duduk didepan kaca yang tersedia didepan kamar dan hanya dibalut handuk dari dada sampai pangkal pahanya...rambutnya yang panjang tergerai dibahunya...belahan payudaranya yang indah terlihat mempesona.... bentuk kaki dan betisnya yang panjang menambah sempurna dirinya. Bau tubuhnya wangi dari sabun cair yang dipakainya ..membuat nafsuku kembali menyala. Kutahan laju nafsuku...kembali aku susun skenario yang telah kufikirkan tadi...yang tentunya dapat menimbulkan sensasi luar biasa untuk ku. Ibarat menebak2 cerita misteri yang belum tahu hasil akhirnya...atau seperti menunggu nilai hasil ujian semester ketika aku berkuliah dulu.
"Dhini...aku mau ngerokok dulu diluar yaa...kamu kan ga suka kalau aku ngerokok di kamar...iya kan?...tadi aku belum sempat ngrokok dimobil..he he.. Itu jahenya sudah di meja...silahkan sayang" ujarku sambil memeluknya dibelakang..serasa lenganku terganjal payudaranya yang empuk...kuciumi lehernya yang jenjang sampai ia menggelinjang...kupijat2 lehernya dan pundaknya sampai dia rebah didadaku

"Mas Adhi...Ihh..jangan merokok disini mas....ntar rambutku bau....aku kan barusan mandi....iya mas...ngerokok diluar aja ya mas tapi jangan lama2 yaaa...aku takut....jangan jauh2 .......mmmm makasih ya jahenya..." kata istriku pelan sambil tersenyum manis...lalu ia berbalik dan mengecup pipiku sekilas...
"Mmmm...kamu jangan lupa kunci pintu yaa...ntar kalau ga dikunci ada yang masuk lho....dan pasti terkagum2 melihat ada bidadari di tengah hutan gini..." kataku sambil tersenyum
"Ihh mass...jangan ngomong sperti itu...aku jadi tambah takut...mas ga usah ngerokok aja kalau gitu...hmm..." rajuknya
Aku hanya tertawa...lalu memeluk dirinyaa dan mencium bibirnya....mmhhh...betapa cantiknya wajah istriku ini...dan ketika mencium bibirnya terhirup bau wangi dari mulut Dhini....ketika ia tertawa terlihat susunan gigi yang rapi denga berwarna putih bersih. Istri ku ini sangat memperhatikan kebersihan dan kesegaran tubuhnya yang indah itu.
Perlahan aku menuju keluar...ke arah Cafe yang kulihat tadi. Kulihat ada 3 orang lelaki berbadan besar dan tegap sedang berdialog dengan beberapa botol bir di depan mejanya, mungkin mereka sopir atau kenek dari truk yang kulihat tadi.....Sementara hujan rintik2 mulai membahasahi tanah Sumatera Selatan ini...agaknya karena pengaruh cuaca panas tadi. Aku duduk tidak jauh dari ketiga orang tersebut. Dari dialek dan gaya bicaranya dapat kutebak ada berasal dari daerah ini juga dan lainnya dari daerah utara Sumatera. Cukup terdengar jelas apa bahan pembicaraan mereka yang tidak jauh dari sex....Kuperhatikan ketiga orang itu...yang sedang bicara ini perkirakan berusia 45 tahun...badannya cukup tegap dengan kumis dan jenggot tak beraturan, dijarinya terlihat cincin batu akik di dua tempat. Sedangkan 1 orang lagi berperawakan besar dan gemuk dan berkepala pelontos, perkiraan ku dia berusia lebih dari 50 tahun, dia tak berbaju sehingga terlihat perutnya yang besar dan tato di lengannya. Sedangkan yang ke tiga berperawakan lebih muda dan lebih kecil dsri kawan2nya...tapi cukup tegap juga, usianya mungkin sekitar 18-19 tahunan..
dan dia terlihat sedang menenggak birnya.
"Bahhh...udah hampir seminggu bang aku nyopir ...mulai dari Surabaya sana...abis duit bekalku buat pungutan aparat2 di jalan.....belum ada kesempatan aku buat ngasah warisan moyangku ini..." katanya sambil mengelus-elus kemaluannya dari balik celananya....sial betul aku inii...sebelum Prabumulih ada tu tempat begituan...tapi masih jauuuhh....ndak tahan aku ini...huhhhhh...." katanya sambil menyedot rokoknya.
"Ahhh sudah laah Ucokk....sabar saja lah kau...nanti kau puas-puas kan kau asah pedangmu itu...sampai lecet...Aku jugo nak ikut....pasti lemak nian...aku nak cari yang mudo2...dan yang cantek-cantek....aku jugo dah lamo tak bersebadan nee..."sahut lelaki yang berkelala pelontos
"Ah...kau ini Herman....dah berapa bini kau...sudah banyak lubang yang kau coba...ha ha ha....masih jg kau main-main sama pelacur....ayo berapa kali kau kawin haaa....ha ha ha....Alamak...hujan pulak hari...tambah berontak aja ular kadal ku ini...." kata lelaki yang ternyata bernama Ucok ini.
"Ha ha ha....cuman empat nya Cook...3 udah aku ceraikan...yang terakhir janda beranak 2....udah longgar tempeknya....Aku cuman bisa bayar pelacur kelas bawah Cook...manalah aku punyo sen...ha ha...seandainya ado pelacur cantik mau dibayar dengan murah....ha ha....mungkin nda yoo...???..kalau ada.....wah...sampai pagi aku goyang.....huh huh huh" kata Si Herman sambil memperagakan orang seperti mendayung seolah olah sedang bersenggama.
" Goblok kali lahh kau Herman....mana ada pelacur cantik mau dibayar murah apalagi sama orang gemuk kayak babi macam kau ini....ha ha ha....kalau yang ganteng macam aku ini....bisa jadi...ha ha ha...penis aku aja...16 cm panjangnya....togap..super togap burungku ini....tapi udah lama tak mendarat....masih fulll tank...ha ha ha ha..." kekeh si Ucok
"Ha ha...aku cuman 15 cm Cook....ha ha...panjang nian burung kau Cook...sabaaaaar lah ...7 jam lagi kalau sampai di lokalisasi bisa kau goyang sampai puas....50 ribu puass....walau cuma pelacur tua....yang penting muncrattt....ha ha......tapi jangan cepat kau muncratt...rugi..rugi...ha ha ha" tukas si Herman sampai memukul-mukul meja
"Hei Jon...kau ini diam-diam saja....kau juga pengen main-main sama pelacur juga....ha ha...kalau enggak aku pinjam lah uang kau...biar aku bisa main 2 x...ha ha ha...ayo...mau main juga nggak" tanya Ucok ke anak muda yang ternyata bernama si Jon...
"Si Jon ini diam-diam super jagoan dia....sekali kena goyang anak muda ini....bisa meraung-raung itu cewek.....ha ha....kenek ku ini kan ahli nian dalam begituan....aku ingat waktu di Indramayu....merintih-rintih betino tu kau goyang....ha ha...kalau si Jon jangan ditanyo lagi....berapo panjang senjatomu Jon.....haaaaa..." kata si Herman
" Haaa...ado2 sajo Mang Herman ne....tak panjang Mang...18 cm sajo....ha ha ha....tahan berjam2barangku ini....apalagi kalau aku makan obat penguat....ha ha...neh aku ado 3 ..mau?...ha ha....neh ado juga obat perangsang betino....kalau makan obat ini bisa begoyang Inul dio...goyang nge bor...ha ha ha..." sambut si Jon
" Lah...mantap betul obat2 kau Jon...bahayo ndak obat tu?...nanti bisa konyol aku...tak bisa turun2 pula barangku ha ha ..." jawab si Herman
"Idak Mang....ini obat buatan luar....aku dapat dapat dari majikanku di Palembang dulu...wong Bule yang kerjo di pemboran itu na.......aman.. dah pernah dicubo dio......obat perangsang betino ini jugo aman...cuman kalau ado cewek yang kito kasi...dio lupo sama kejadian yang dialaminya 4-5 jam terakhir ...macam mimpi.... tapi bukan lupo ingatan macam orang gilo....ha ha.."
Aku mendengar seksama pembicaraan tiga orang ini...bergetar badanku rasanya menbayangkan seandaiknya kalau Dhini aku umpankan kepada mereka....gila!!!!.gilaaaaa!!!....sensasi dahsyat itu menggelora di hatiku....gilaaa....badanku gemetaran
"Hei...anak muda....ha ha....mari gabung sama kami...jangan sendiri2 kau disitu...ditangkap macan nanti...ha ha ha..." panggil si Ucok sambil menunjuk kepadaku. Kalau ada sesuatupun sebenarnya aku tidak takut untuk berhadapan mereka...karate sabuk hitam dan II dan Jiu jitsu ku sangat aku kuasai..ha ha...tapi terlihat tidak ada tingkah laku kurang ajar dari mereka ..dan akupun bergabung dengan mereka.
"Ayo anak muda...mari minum...aku traktir..ha ha...sini...sini gabung...keliatannya kau bukan orang sini....ha ha...dari mana kau?...tanya Herman
"Saya dari Jakarta bang....sedang menginap di sini....mobil saya rusak...sedang diperbaiki disana tuh...kataku sambil menunjuk ke arah rumah lain tidak jauh dari penginap ini"...kata ku sopan
"Ahhhhh...orang Jakarta rupanya....waah..wah...ceweknya pasti cantik-cantik dan wangi-wangi kayak bintang pilem...ha ha....kayak siapa itu....Luna maya ya....ha ha...yang ada videonya itu...ha ha....atau kayak siapa itu???...yang cantik mulus itu...Dian sosro...wuiihhh...mulus kalii...." kata si Ucok
"Ha ha....Dian Sasro bang Ucok....bukan Sosro...sosro mah nama Teh....ha ha..." kata si Jon
"Lah...siapapun namanya yang penting orang Jakarta pasti cantik2..kayak di pilem2 yang aku tonton....ada lagi yang namanya siapa itu yang di video itu..Cut....Icut...adduh lupa pulak aku" kekeh si Ucok
" Dah gilo si Ucok neh..ha ha...kebanyakan nonton film porno kau Cok...ha ha...Eh ngomong2 kau mau kemana anak muda..?...ha ha...tanya Herman kepadaku..
"Ah...aku mau keliling sumatera bang...Sumbar...terus Toba...menikmati masa muda...capek kerja terus di jakarta...ha ha.." tukas ku....sambil memberikan rokok ke mereka
"Ho ho....asyik...ternyata orang Jakarta sedang jalan-jalan.....wah...enak jadi orang kota....bisa jalan2...ha ha ha...kalau kami ini memang sepanjang hari jalan2...kan Supir...ha ha ha..." kata si Jon
"Eh...kau dengan siapa jalan2nya anak muda...he he..sama cewek mu yaa....ayo ngaku saja lah kau...tak apa2...ha ha..." kata si Ucok
Jantungku berdegub kencang....keliatannya skenario ku cukup berjalan lancar....tapi coba kuikuti saja alur keinginan mereka selanjutnya.
"Ha..ha..iya bang....tentulah....mosok jalan sendiri...kayak orang hilang kalau jalan sendiri..".tawaku sambil berusaha mengikuti gaya mereka
"Wahh....asyik nian kau....ha ha....pasti cewekmu cantik yaa...macam bintang film...siapa tadi itu...si cut...ahh bro...cuba lah kau liatkan sama kami foto cewek kau itu....tak apa2 ...kami cuman mau liat aja..." kata si Ucok bersemangat...
Aku terdiam sejenak...lalu perlahan aku ambil gambar Dhina istriku yang sedang mengenakan jilbab dan ketika itu juga langsung gambar tersebut langsung disambar oleh si Ucok
" Haaaa.....bukan main....bukan mainn...cantik sekali perempuan kau ini anak muda....seperti bintang film yang aku bilang tadi....ckckckck....beruntung sekali kau ini....addduhh...makin pusying kepalaku....ini naik pulak barangku ini..." kata Ucok sambil memegang kemaluannya. si Herman dan si Jon pun mengambil gambar istriku dari tangan Ucok...dan suara kekaguman terdengar dari mulut mereka itu.
"Wah.....berapa kau sewa cewek ini anak muda...kau ambil dari tempat pelacuran kelas mahal ya?" tanya ai herman kepadaku
"Amang herman....amang ado2 saja...masak pelacur berhijap...ini pasti teman wanitanya si Anak muda ini naaa...ha ha....iya kan anak muda?" sambung si Jon..
Aku hanya diam mendengar perdebatan mereka...lalu...
"Anak muda....sedang dimana cewek kau itu...hmmm...eh ...boleh kami melihatnya...hmmm..kalau kau tak keberatan...boleh ya kami melihat...he he he...boleh yaaaa..jangan marah....hanya liat aja....kalau boleh pegang2 ini aku punya duit semua 120 rb...ayooo...boleh yaa..he he..." bujuk si Ucok
" Dia sedang di kamar...tadi aku dengar abang ingin pergi ke WTS...ini aku mau berbagi kesenangan sama abang2..." kataku...suaraku terdengar bergetar menyampaikannya..
" Haaaa.....mimpi apa aku semalam....husss anak muda...kau jangan bergurau....ahhh..kau bikin aku tambah nafsu saja...." kata si Ucok
"Adduh anak muda....baik betul kau nii...tapi jangan maen2 lah..."tukas Herman.....

***

"Aku tak percaya itu cewekmu...pastilah itu pelacur berkelas yg kau bayar buat nemani kau jalan2...ahaha...gaya anak muda kota macam gitulah...gini2 aku tau...disana banyak yg kumpul kebo...kawin dulu..kalau cocok baru nikah...hayo anak muda....ngaku aja laaaah...aku punya duwit walaupun dikiiit....kami patungan bertigaaa....ha ha...setuju ya kawan-kawaan...setujuuu???" sambung Herman sambil menepuk pundakku...
"Aku setujuuu....aku ada 120 rb...neh aku tambah 50 rb....kau ada 150 ribu Herman?...dan kau mau patungan berapa Jon?...biar rata kau tambah 150 ribu.....terkumpul 470 ribu....ha ha...gimana ...kau setuju kan anak muda...?.....kalau di tempat pelacuran sana...udah dapat yg lumayan tuuh...tapi kalau ada disini....ngapain disana....ha ha...ehhhh...ngomong2 kalau di Jakarta yang cantik seperti lonte yang kau bawak itu...berapa tarifnya sekali main..." kata Ucok sambil menyeringai lalu menyedot rokoknya dalam...
Jon lalu menuangkan segelas bir di gelas kosong didepanku sambil tersenyum .. ....sementara itu hujan turun semakin deras...suara petir berdentum-dentum dan udara menjadi dingin sehingga membuat fikiranku semakin tidak menentu saja. Haruskah aku mengatakan bahwa Dhini istriku yang baru aku nikahi 5 bulan lalu itu seorang pelacur berkelas seperti yang disangka Herman tadi....atau aku katakan dengan jujur bahwa Dhini itu istriku?
"Ayoolah masbro....kau tadi katanya mau berbagi......ini kami sdh mengumpulkan duwit...470 rb....aku tambahin 20 ribuu...genap 500 rb...mas bro tentu kasian sama kami ini....kami kan pengen ngrasain lonte mahal juga seperti mas broo....biar seru ini kita pakai kan obat perangsang kelas yahud...biat dia bisa goyang inul....biar semangat....karena ngelayani 3 orang itu butuh doping....nanti mas bro liat bagaimana dahsyatnya pengaruh obat ini....aku pernah cobain ke lonte di Indramayu dulu....luar biasaaa.....goayang dan gairahnyaa...he he he" kata si Jon sambil menerawang jauh...lalu ia menyodorkan obat yang dia maksud kepadaku. Aku lalu membaca merk obat perangsang buatan Jerman tersebut dan memeriksa keasliannya, sedikit banyak aku mengerti tentang obat itu dan dapat memastikan bahwa obat teesbut aman tetapi efeknya sangat dahsyat sesuai dengan yang disampaikan si Jon.

***

"iya bang...perempuan itu sebenarnya aku sewa mahal untuk menemani ku diperjalanan....abang2 ini ternyata sudah tau ya...tapi begini bang...tentunya perempuan itu menolak kalau abang2 pake...bertiga lagi...jadi silahkan saja abang-abang pakai cara sendiri untuk bisa begituan sama dia...ingat ini barang bagus...kalau abang tanya berapa sewa sekali pake...bisa 3-4 kali lebih mahal dari uang yang abang kumpulin itu...tapi ingat..jangan sampai dia terluka..."kataku sambil menatap mereka tajam
"Ha ha ha...jangan khawatir anak muda...kami akan memberikan kenikmatan tak terkira buat perempuan itu....tapi yang penting untuk ngasah pedangku ini....yang sudah lama tak mendarat...masih full tank...kau nanti bisa liat ....bagaimana nanti perempuan itu menggeliat-geliat penuh kenikmatan....akan kami buat dia "keluar" berkali-kali " tukas si Ucok

***

Aku pun mengajak mereka menuju kamar yang aku sewa tadi...untuk mencapai kamar itu kami harus menembus hujan deras dikarenakan posisinya agak tersembunyi dibelakang bangunan ini. Sementara itu hujan semakin deras saja, petir dan kilat sambung menyambung membuat suasana semakin mencekam terutama buat diriku. Aku belum bisa membayangkan apa yang bakal terjadi nanti, resiko yang bakal aku terima dikalahkan oleh nafsu birahi dan sensasi yang timbul pada diriku nanti. Aku ingin sekali melihat bagaimana ekpresi wajah istriku jika ada penis lain yang menembus vaginanya....aku juga ingin melihat bagaimana efek obat perangsang tersebut jika diminumkan ke dia..ahhhhh....sensasi yg luar biasa....Hal yang sudah ku rencanakan diantaranya adalah telah memasang 4 posisi micro kamera berkualitas tinggi pada beberapa tempat di saat Dhini mandi tadi, juga menyiapkan masker dan kemeja hitam untuk menyembunyikan identitasku dari Dhini ketika prosesi berlangsung nanti.

Kuputar handle pintu kamar perlahan,...yang ternyata dengan mudah dapat dibuka... ternyata kamar tidak terkunci, atau mungkin ada salah pengertian tadi antara aku dengan Dhini...mungkin dia mengira aku yang menguncinya...ahhh entahlah...Lampu kamar cukup terang...mungkin dia takut kalau dimatikan...sambil mengendap-endap aku mencari keberadaan dia...entah mengapa jantungku tetap berdegup kencang ketika kulihat istriku tertidur terlentang di atas ranjang ini..Kutatap kembali wajah istri ku...betapa lelapnya ia tertidur...agaknya perjalanan panjang tadi membuat dia begitu kelelahan. Dhini tidur menggunakan Lingerie tipis berwarna putih berhiasan bunga, Lingerie yang pernah kuhadiahkan dulu ketika ia berulang tahun. Sebelah kakinya terjuntai agak kepinggir ranjang sehingga kedua pahanya menjadi agak terbuka lebar. Matanya tertutup rapat dan wajahnya yang cantik terlihat makin mempesona. Bibirnya yang merah seolah sedang tersenyum . Payudaranya yang ranum menggunung sedang belahannya terlihat jelas dan kini dada itu berayun pelan sesuai dengan irama nafasnya pertanda dia sedang tertidur. Ternyata setelah habis mandi tadi Dhini juga membersihkan tubuhnya dengan lotion sehingga tubuhnya memberikan bau wangi yang semerbak.

***

Aku memakai masker hitam dan mengganti pakaianku lalu kembali memeriksa kondisi micro kamera yang sudah aku siapkan tadi. Sesungguhnya alat perekam tersebut sudah aku aktifkan sebelum keluar kamar tadi, termasuk dua posisi lagi di kamar mandi. Sejenak aku terdiam dan menikmati sensasi yang akan kualami sebentar lagi. Lalu aku menuju pintu untuk mengajak ketiga orang itu masuk. Diluar terlihat mereka tidak sabar dan gelisah, seringai mereka muncul ketika kuberikan kode untuk memasuki kamarku. Tak sabar mereka memasuki kamar dan seketika mata mereka melotot seakan keluar dari tempatnya dan terdengar nafas memburu dari ketiganya ketika melihat kemolekan tubuh istriku yang terlentang diatas ranjang . Kalau tadinya mereka hanya melihat Dhini sedang berjilbab full tapi sekarang tidak lagi karena yang terlihat sekarang adalah tubuh istriku hanya memakai Lingerie, wajah cantiknya dan tubuh moleknya terlentang diatas ranjang terpapar cukup jelas seakan menunggu kedatangan orang-orang yang akan menyetubuhinya. Si Ucok pun tak sabar lagi lalu memberi tanda ke Herman dan si Jon untuk berada pada posisinya masing-masing....agaknya mereka akan menggunakan istriku secara bertiga..

***

Herman bergegas kearah bagian kepala istriku sedang si Jon bersiap di dekat kaki....sejenak mata Ucok nanar melihat tubuh Dhini yang masih terlentang, tanpa banyak bicara dilumatnya bibir istriku dengan rakus dan bernafsu, lidahnya menyapu dalam kedalam rongga mulut Dhini sementara itu tangannya meremas kasar payudara Dhini yang masih tertutup oleh Lingerienya. Aksi Ucok yang spontan itu membuat Dhini terjaga dan berteriak...namun suara teriakanmya tersumbat oleh bibir tebal Ucok yang menciumi bibirnya dengan bernafsu....tubuh istriku meronta-ronta kesana kemari dan berusaha keras untuk melepaskan diri dari himpitan tubuh orang yang ingin memperkosanya.
"Hemmmpssss....ahhkk...mmmmhhh....leppppaskanmm aakkuu....hemmmpsss..haaaa...ppmmmhhh....lepaskan....mas Adhmmmppphh..tolong akku....hmpss...toloong...hmpsss" terdengar teriakan Dhini...ia masih berusaha keras untuk melepaskan diri dari si Ucok. Ucok tertawa terkeheh...dengan menggeliat seperti itu otomatis payudaranya yang kenyal menggeser lengan si Ucok. Ucok memyadari hal itu, iya menyeringai dan sangat menikmati gerakan-gerakan Dhini dan lalu menindih dan bibirnya kembali mencium bibir Dhini...kali ini agak lama sehingga membuat Dhini kesulitan untuk bernafas.....lalu terdengar seperti suara seruputan...
"srelllpphh...sruppphhhh....".ternyata ketika ia mencium bibir Dhini dengan bernafsu ia juga menyedot dan menelam air liur istriku. Dengan rakus Ucok menjilat bibirnya menuntaskan sisa2 air liur dimulutnya. Kemudian terdengar pekik tangis Dhini ketika tangan Ucok menarik tali Lingerienya lalu mengulum payudaranya yang indah itu dengan ganas. Dhini terpekik kesakitan ketika Ucok menggigiti puting payudaranya yang berwarna merah kecoklatan itu dan lagi-lagi dengan sekuat tenaga berusaha melepaskan dirinya,.... tiba-tiba terdengar umpatan si Ucok ketika Dhini berhasil menggigit jarinya....
"'Waduh.....duh duh....jariku....wah wah....waah...aku suka beetulll sama betina yang galak seperti ini......he he he...di ranjang pasti ganass....he he...semakin geram aku sama kau Butet....hu hu.....hu...nantilah kau pasti akan menjerit kenikmatan kalau merasakan rudalku ini....he he" kata Ucok sambil menjilati jarinya yang berdarah kerena digigit Dhini tadi.
" Tolooooooonggg...kalian ssssiappaaa...ngggh....hksss...jangan ganggu ssayaaa....sssayaaa mohonnn pak...ssaya takut....pergi kaliaaaan toloooong....pergiii....pergiiiikalian..hnngghhh" jerit Dhini....tubuhnya terguncang-guncang menahan tangis, rasa takut dan malu yang menderanya...si Ucok melepaskannya lalu membiarkan Dhini beringsut menuju sudut kasur. Mereka bertiga tertawa sambil menjilat bibir. Betapa terlihat sangat kontrasnya ketika tubuh Dhini yang putih dan mulus dikerumuni oleh tubuh2 kasar supir2 truk tersebut...
Tiba-tiba Herman berada dibelakang Dhini lalu meringkusnya dari belakang...penisnya yang sudah menegang itu menekan pinggul Dhini yang empuk, Dhini menjerit ketakutan, air matanya mengalir deras ...rambutnya tergerai indah menutupi pundak dan dadanya sehingga menambah kecantikan dirinya. Tangannya berusaha menghalangi buah dadanya yang tergencet lengan Herman...Herman lalu memaksa tubuh sintal Dhini sehingga tubuh mereka berdua dalam posisi duduk di ranjang..lalu mencium leher dan telinga Dhini dengan nafsu sedang Ucok dengan beringas membuka Lingerie Dhini sehingga kini payudaranya terbuka sempurna. Dengan beringas Ucok menciumi payudara Dhini....bibirnya bergantian menciumi puting dan tangannya meremas-remas dengan keras.


Dhini bergidik dan menggelinjang...kakinya menyepak-nyepak kesegala arah...tangisnya dan teriakannya kembali terdengar ketika Ucok berusaha melepaskan celana dalam yang dipakainya. Dhini berusaha sekuat tenaga untuk menahannya, tapi apa daya kerena kedua lengannya terkunci dari belakang. Aku duduk dan berdiam diri tak jauh dari ranjang..dan aku sungguh menikmati adegan itu, kadang tiba iba ku...tetapi lagi--lagi dikalahkan oleh sensasi gila yang menyelimuti diriku. Sensasi gila itu membuat penisku menegang dengan kencang..dan perlahan kuelus....ahhhhhh...gilaaaaa.... Sekarang celana dalam Dhini terlepas sudah... lalu si Ucok mengarahkan bibirnya ke vagina Dhini, jemari tangannya mencoba untuk membuka bibir Vagina istriku yang masih rapat. Lalu dengan penuh nafsu dia menjilat liang vagina Dhini dan menyedot-nyedotnya. Lidahnya menyapu clitoris istriku dan menggigitinya seakan hendak menginyahnya.
"Srrpphhh...ahhh....srpppphhhj....sssedappp...tempek lonte jakarta ini memang beda sama lonte2 murah...begitu wangi dan beda rasa.....ha ha ha " gumam Ucok. Sementara itu Si Herman seakan tidak mau ketinggalan tangannya sibuk meremas dan memilin puting Dhini....bibirnya menciumi bibir Dhini dengan bernafsu. Sedang si Jon hanya berdiri di bawah ranjang...tidak bergerak dari posisinya tadi.., ia juga sangat menikmati pekerjaan yang sedang dilakukan teman-temannya. Perlawanan yang diberikan Dhini juga cukup sengit...jika ada kesempatan maka kukunya akan mencakar penistanya...

Setelah puas menjilati liang kewanitaan mangsanya tiba2 Ucok menanggalkan celananya...menyusul celana dalamnya. Penisnya yang besar dan menegang mengangguk-angguk, terlihat guratan urat di batang kemaluannya, kepala penisnya juga cukup besar menunjukkan keperkasaan lelaki tersebut. Dhini bergidik melihatnya, sungguh dia sangat ketakutan jika membayangkan derita yang diterimanya jika penis sebesar itu mengoyak-ngoyak kemaluannya. Ucok lalu mengarahkan penisnya yang besar itu kebibir vagina Dhini.....sadar akan dirinya akan ternoda Dhini memberontak sekuat tenaganya.....

***

Tapi apa daya....tengannya dikunci erat dari belakang oleh Herman....sementara itu kepala penis Ucok sudah menyentuh bibir vagina Dhini...Ucok mendorong pinggulnya kedepan sehingga kepala penisnya mulai perlahan masuk ke liang Vagina istriku yang sempit. Terlihat dia berusaha keras untuk melakukannya...berkali-kali dia mencoba tapi dia gagal untuk mencapai lebih dalam lagi. Sementara itu Dhini memejamkan matanya....hati hancur memikirkan kejadian yang menimpa dirinya,...ia teringat kepada suaminya....entah dimana mas Adhi berada....apa yang terjadi jika suaminya tahu bahwa dia telah ternoda. Mengenang hal itu Dhini kembali memberontak sekuat-kuatnya...dia berteriak dan menangis sampai suaranya parau...
"Mpphhhhhhhh....jangan pak....kasihani aku....hkkkkkssss...tolooongggg....

Ucok membasahi penisnya yang besar dengan air liurnya...mungkin dengan begitu proses penetrasi bisa lebih mudah.
"Phuihh...phuihhh....ha ha ha...kubasahi kau rudalku....biar tak susah masuknya....sempit kalilah tempek perempuan cantik ini....ha ha...naaah ...kita cobak lagi yaaa...he he..."ujarnya sambil mengocok-ngocok penisnya sehingga bertambah menegang kembali. Dia kembali mengarahkan penisnya ke bibir vagina istriku, kemudian menggoyang pinggulnya..setelah kepala penisnya masuk sedikit dan merasakan posisi yang pas....dia lalu menghentakan pinggulnya sekeras-kerasnya...

"akkkkhhhhhsss.....hkssss....akkkssss.....hkssss...hnggggg.....ngggg...." Dhini terpekik ketika dirasakannya sesuatu yang dingin dan besar memasuki liang kemaluannya....vaginanya yang tidak siap menerima penis yang begitu besar terasa seperti terkoyak-koyak seperti hatinya. Hentakan demi hentakan yabg dilakukan oleh Ucok terasa sangat menyiksanya....mulut mungilnya terbuka dan matanya memejam, menahan rasa sakit yang teramat sangat.
"He he he.....sedappp...akhh..akhhh akhhhh....kuhabisi kau cantik....akhhh..akhhh...hhhh..." desahan si Ucok menahan nikmat yg dirasakannya.Sedikit demi sedikit penis tersebut memasuki vaginanya semakin dalam, dan semakin licin....Ucok semakin liar memompa tubuh Dhini yang sekarang tidak lagi dipegangi oleh Herman. Payudaranya yang indah terguncang-guncang mengikuti alunan gerakan yang dilakukan si Ucok. Sesekali Ucok meremas dan melahap payudara itu...Sesekali ia juga menghentikan gerakannya...mungkin untuk mengulur-ulur waktu supaya tidak segera ejakulasi. Aku merasakan sensasi yang teramat sangat....betapa sangat kunikmati siksaan yang didera istriku ini.
Herman juga sangat menikmati adegan perkosaan yang dilakukan oleh kawannya...kadang dia bergumam tidak jelas...dia juga terlihat sudah tidak sabar lagi ... walau tadi sudah sempat mencium dan meremas payudara Dhini...dia juga ingin merasakan bagaimana nikmatnya jika ia dapat segera menyetubuhi perempuan secantik Dhini yang belum pernah dibayangkannya itu. Dalam fikiran mereka...Dhini adalah pelacur kelas atas yang tidak mungkin lagi mereka rasakan....kapan lagi....mereka tidak tahu bahwa Dhini adalah wanita baik-baik yang baru aku nikahi secara sakral 5 bulan lalu.

***

Episode 2 : Kesucian istriku pun direnggut

Cukup lama si Ucok menyebadani istriku.....tiba-tiba gerakannya semakin cepat dan semakin cepat. Payudara Dhini berguncang-guncang semakin kuat dibuatnya....tubuh istriku terhentak-hentak sehingga menimbulkan bunyi denyitan pada ranjang ini. ..dan tiba-tiba terdengar lolongannya Ucok.....
"Akhhhh...akhhhhh...akkhhhhhsss....khhnnnn.....hhhhhhh.....khhhhh....sedappppp ....bbetulll....habissss kluarr semuaaa....hhhh....hhkkkss...hhhhh"...Berapa kali tubuh Ucok seperti tersentak-sentak mengikuti kedutan penisnya ....yang mengeluarkan spermanya cukup banyak dari zakarnya dan memenuhi liang kewanitaan Dhini. Dhini terpekik-pekik menerima perlakuan itu....


" hkkk hkss...hksss....tidddakk...akhhh...aku tiddsak mauu...bangsaaat kaliaan...huuuu..huuu...hkshhuuu...yabTuhan....hkss hkssss...." . Dhini menangis tersedu-sedu atas penderitaaan yang diterimanya. Ucok kemudian mengejan kenikmatan...lalu tertelungkup diatas tubuh istriku....Dia tersenyum puas....lalu meremas buah dada Dhini sehingga Dhini terpekik. Dia kembali melumat bibir istriku....dan menjilatinya. Setelah puas menuntaskan hasratnya dia memakai celananya dan mengancungkan jempol sambil berbisik kepadaku.
" Ahhhhh...luar biasa lonte ini anak muda....beda dengan lonte-lonte yang pernah aku pake...lonte ini bukan main...wangiiiii dan harumm....untuk sekarang aku puasslah....ha ha..ha....aku mau ambil bir dulu di luar sana...ha ha.., ayo Herman...sekarang giliran kau" kata Ucok sambil tertawa keras. Sementara itu hujan masih saja deras...petir dan kilat sesekali masih terasa...seolah2 ikut menikmati kejadian yang dialami oleh Dhini.

Dhini masih tergeletak lemas diatas ranjang....tenaganya sudah habis terkuras ... hanya sedu sedannya kadang terdengar....liang vaginanya terlihat tidak cukup untuk menampung banyaknya sperma yang disemprotkan Ucok kerahimnya. Dari vaginanya meleleh bekas cairan itu sehingga mengotori seprei .
Herman lalu berjalan mendekati si Jon, entah apa yang mereka bincangkan dan lalu mereka tertawa keras bersama-sama.
"Ha..ha...babak kedua ini kita bikin lebih hot...ha ha ha...Jon...coba kau pakaian jilbab ke betino itu....pasti lebih asyeeek...hua ha...dan sudah itu kau kasilah pil yang kau katakan tadi....kau bilang tadi cewek ini bisa begoyang Inul yaa...ha ha ha...ini pasti lebih mantappp...goyang..goyang...ha ha ha..." kata Herman sambil menanggalkan celananya.
"Ha ha ha...siap Amang Herman....pasti jadi giloo nee betino....ha ha...mari aku ganti dulu bajunye.....ayo sini cantik...abang ganti bajunye.."sahut si Jon...dia lalu membongkar isi lemari..diperolehnya kasur yang cukup lebar ...lalu dibentangkannya dilantai....kemudian disambarnya perangkat baju dan jilbab istriku yang tergantung di balik pintu. Lalu ia menatap dengan penuh nafsu ke tubuh Dhini masih lemas dan terlentang . Sempat terjadi perlawanan kecil dari Dhini ketika si Jon membersihkan vaginanya yang basah dengan tisyu, lalu ia memakaikan pakaian dan jilbab kepada Dhini. Setelah selesai Si Jon lalu menggendong tubuh Dhini dan membaringkan di kasur yang dibentangkannya tadi, kemudian ia memaksa istriku menelan obat perangsang dan meminumkan bir.
"Uhuk..hkkk...huk..huk...tiddak...huks hukk...jangannn lagi pak....uhuk " Dini terbatuk batuk ketika obat dan bir itu dipaksakan untuk diminum olehnya. Tubuhnya yang telah mengenakan jilbab kembali terlentang dikasur itu sedangkan Herman dan si Jon memperhatikannya dengan senyum penuh arti. Seperti halnya Herman maka si Jon pun menanggalkan pakaiannya sehingga mereka berdua telanjang bulat, dan benarlah yang disampaikan dia tadi. Si Jon ini ternyata mempunyai ukuran penis yang luar biasa besarnya. Kepala penisnya berbentuk seperti cendawan yang besar dan berkilat-kilat sedang pada batang penisnya terlihat urat-urat yang berwarna biru kehitaman. Kini mereka berdua berdiri didepan tubuh Dhini yang tergolek lemas. Melihat hal tersebut sensasi gila ku semakin memuncak.....gilaaa..gilaaa.. ujarku dalam hati....Mereka hendak mengerjai Dhini istriku yang cantik ini secara berdua dan telah memberikan pil perangsang dosis tinggi. Tadi aku lihat si Jon memberikan 1/2 tablet ke istriku..padahal 1/4 tablet saja sudah cukup membuat gairah wanita memuncak tinggi....
" Ha ha...mang Herman...kito tunggulah barang sejenak....he he he...kito nantikan efek obat jitu ini....ha ha...lonte indramayu tu aku kasi 1/4 udah begoyang inul dio...ini pula aku kasi 1/2 tablet....ha ha ha" gelak si Jon sambil mengurut-urut penisnya
"Ha ha...pandai betul kau ini Jon.....kito biarkan lonte cantik dan harum ini yang memuaskan kito pula.....ha ha ha....sedapppp....tak tahan lagi aku ne...uhuuuuu....ahhh" sahut si Herman sambil mengocok-ngocok batang penisnya.

Dhini masih terbaring di kasurnya...tiba-tiba ia terasa keanehan yang teramat sangat pada dirinya. Dirinya terasa sangat bergairah sekali...dan cuaca serasa panas...denyut jantungya berdetak kencang....dia merasa clitorisnya sangat gatal...payudaranya terasa sangat sensitif....nafasnya terengah-engah.. lidah dan kerongkongannya serasa kering...tiba-tiba dia merasa sangat haus. Dhini tidak menyadari ketika lambat-lambat tangannya meremas payudaranya sendiri...perlahan jemarinya menuju clitorisnya dan mulai menggosoknya...tanpa disadarinya dia mendesah.
"Ahh...ada apa dengan diriku ini...ahh.. ahhhh....kenapa tubuhku ini....ahhhh....betapa indah dan nikmat sekali..."...bisiknya.
Dia merasa seperti mimpi dan seperti terawang-awang. Fikirannya melambung tinggi dan tiba-tiba dia merasa seperti dikebun bunga yang indah dan wangi...ia dapat melihat dirinya sendiri sewaktu kecil berlarian diantara kebun bunga yang tertanam indah....dia melihat dua ekor kelinci yang lucu. ...kelinci-kelinci itu sangat menggemaskan...ingin rasanya ia memeluk dan mencium kelinci-kelinci itu sepuasnya. Begitulah Dhini... Gejolak nafsunya seperti membuncah diluar sadarnya, pengaruh ubat itu luar biasa kuatnya. Perlahan Dhini membuka perlahan matanya yang indah, matanya sayu menggoda, lalu menatap 2 orang sosok manusia yang berdiri telanjang didepan dirinya. Dua manusia itu berdiri tegap dengan penis yang sungguh besar dan menantang kearahnya. Ohhh....betapa dia ingin mengulum kedua penis yang hitam legam itu...betapa dia ingin vaginanya yang berdenyut terus ini dijejaji oleh penis-penis perkasa itu. Betapa dia ingin menjilat habis sperma yang terpancarkan nanti. Dhini benar-benar sudah berada diluar kesadarannya kini....dia tersenyum manis kepada Herman dan si Jon...lalu menghampiri mereka.
"He he he mang...kau liatlah efek ubat tu....tadi samo bang Ucok menolak dio....sekarang samo kite...malah dio yang tegilo gilo..." tukas si Jon
"Haha....alangkah sedap nian ini Jon...pandai betul kau itu...ha ha...mari kite nikmati sama-sama betino ini...hmmm sungguh wangi die....kau liatlah betapa terawat badannya tu...cantik niaaaann " kata si Herman sambil terkekeh...
Kini Dhina sudah berada di antara meraka berdua....kemudian tangannya kanannya menuju keselangkangan si Jon dan berusaha meraih penis Jon...sedangkan tangan kirinya berusaha meraih penis si Herman...dengan bernafsu Dhini lalu melahap penis keduanya dengan bergantian....

Tiba-tiba fikirannya melambung lagi kesuatu tempat yang rasanya pernah dikenalnya, kamarnya waktu kecil...dia memasuki kamarnya dan diatas meja dilihatnya Es cream Magnum Coklat kesukaannya. Ada dua buah dengan ukuran yang besar, ahhh..pasti papanya yang membelikan tadi, papa memang suka memberi oleh-oleh kalau sedang pulang dari kantor. Diraihnya Es cream itu, lalu dijilatnya perlahan... mmmmhhh nikmat sekali...diisap-isap sehinnga terasa manis...mmmm...begitu juga dengan Es cream yang satunya,....tak kalah nikmatnya, secara bergantian. Tiba-tiba fikirannya melompat lagi.....serasa dia berada di pesta pernikahan dirinya...begitu ramai sekali para tamu yang memberi ucapan selamat, karena ayahnya cukup dikenal di kota ini. Betapa bahagia dirinya saat itu, walaupun letih karena sejak tadi malam melalui prosesi pernikahan adat Jawa yang sakral, begitu juga calon suaminya. Mas Adhi terlihat sangat bahagia..sebelumya sangat disadari olehnya bahwa begitu berat hatinya untuk menerima cinta mas Adhi...tapi berkat kesungguhan mas Adhi hatinya luluh juga. Sekarang seluruh cinta dan jiwa raganya dipersembahkan untuk suaminya itu. Saat-saat yang dinanti oleh setiap pengantin baru tentunya malam pertama, dimana saat itu merupakan saat memadu kasih dan melampiaskan segenap perasaan cinta yang ada didalam hati. Ketika berpacaran dulu tidak pernah dirinya membiarkan mas Adhi melakukan hal yang lebih, paling hanya sebatas menggenggam tangan dan mencium pipi. Dia begitu menjaga kesucian dirinya dan kehormatannya hanya dipersembahkan kepada mas Adhi ketika mereka menikah nanti. Saat malam pertama adalah saat yang tepat bagi dirinya untuk memadu cinta, karena 2 hari sebelum pernikahan menstruasinya baru saja selesai. Masa-masa setelah menstruasi adalah masa dimana nafsu wanita akan meningkat begitu juga dirinya. Begitu juga yang dirasakannya pada saat ini, nafsu birahinya datang begitu hebat, berbeda pada hari-hari setelah menstruasi yang dialami sebelumnya. Malam pertama yang dinantikannya pun tiba, dirasakannya dia terbaring diatas kasur, dipejamkan matanya erat ketika dirasakannya mas Adhi mencium bibirnya, lalu meremas payudaranya. Matanya tetap terpejam ketika mas Adhi mengulum puting payudaranya yang indah itu. Ukuran payudaranya tidak cukup besar sebenarnya, tapi sangat proporsional dengan postur tubuhnya yang langsing itu. Dan tubuh itu senantiasa dijaganya, senantiasa tertutup jilbab jika ia keluar rumah.

" Mas Adhi..,hhhhhhh..aku mencintaimu....aku akan melayani sepenuh hati...kau suamiku...hhhhh...." desis Dhini bernafsu sambil menggigit bibirnya
" Alaaa mang Herman....mamang dibilang suaminyeee,,,alangkah sedapnyeee tuuu...kalau bekawin dengan lonte cantik neee..." teriak si Jon sambil mencium bibir Dhini.
"Haaa......hussss kau tuuu,,,,,nikmati sajalah betino cantek ini....hhhh....aku minta pil penguat kau tuh....lama-lama bisa muncrat aku disedot lonte ini..." kata Herman sambil terkekeh

Sebenarnya sudah cukup lama mereka berdua mempermainkan tubuh molek Dhini, membolak balikkan...mencium, menjilat dan meremas tubuhnya, tapi mereka belum juga menyebadaninya. Agaknya sengaja mereka bermain-main terlebih dahulu dan memuaskan diri mereka sebelum menyetubuhinya. Sejenak mereka melepaskan Dhini yang sedang dilanda nafsu, lalu meminum pil penguat yang tadi diperlihatkan si Jon.
" Neh Mang...kau makan lah pil ini...kau bisa kuat bersebadan same cewek ini sampai kau puas....lame muncratnye....ha ha ha...tapi begini mungkin lebih seru" kata Si Jon sambil mengguyurkan air dari botol Aqua ke kepala Dhini.

Srrrrrrrrrrrrrr...srrhhhhhhh.air yang diguyur l si Jon tadi pun membasahi kepala dan mengalir ke tubuh nya yang sintal sehingga menambah indah pemandangan disitu. Aku hanya terpana dan meraba-raba tentang apa rencana mereka selanjutnya.
" He he he..mang...sengaje aku guyur...biar betine ini agak siuman ssedikit....kite lihat ape yang terjadi nanti....he he he...sedapppp...." tukas si Jon.
" He he...iye Jon....begini lebih sedap...sesuai lah ape yang kite rencanakan tadi,,,ini nemenye permainan Hot....." , sahut Herman sambil tersenyum penuh arti. Mereka berdua lalu tertawa dan memperhatikan reaksi yang akan dilakukan oleh Dhini.
Dhini yang sedang dilanda gejolak nafsu tiba-tiba tersentak ketika dirasakan ada air segar yang membasahi dirinya, bajunya basah kuyup dan sejenak dia berusaha mengumpulkan ingatannya tapi alangkah sulitnya, tiba tiba ia merasakan ada yang membangunkan dan ada yang menepuk-nepuk pipinya.
" Hei...hei.... cantik..., lonte ....lonteee,,,bangun....bangunnn.....hayooo....." terdengar suara nyaring didekat telinganya. Lamat-lamat Dhini membuka matanya.....alam sadarnya perlahan muncul...hilang dan muncul lagi....sementara itu dirasakannya nafsunya semakin bergelora. Ketika alam sadarnya yang perlahan muncul secara samar dia melihat dua lelaki yang tidak memakai sesuatupun sedang berdiri didekatnya...penis mereka yang besar mengacung dan bergoyang-goyang seperti ulekan besar.

Digelengkannya kepalanya yang terasa berat untuk menghilangkan perasaan aneh dalam dirinya....tubuhnya terasa panas bukan main. Si Jon lalu menghimpirinya lalu memagutnya, dengan perlahan mencium dan melumat bibirnya sehingga dia sulit untuk bernafas, wajah lelaki yang menciumnya itu masih samar dan tidak terlihat jelas olehnya...alam sadarnya berusaha memberontak,,,, ... Sementara itu Herman memagut tubuhnya dari belakang dan meremas-remas buah dadanya. Dhini mencoba untuk menafikan itu, terbayang olehnya wajah suaminya tercinta....hhhhhss...mmmhhhh mas Adhi....maafkan aku....tidakkk....ahhhh...kenapa tubuhku ini.....hhhhhhsssss.....Tingkat kesadaran dan gejolak nafsunya yang dideritanya kini bertarung dengan dahsyat. . Kasihan Dhini...kalau sebelumnya dia sama sekali tidak menyadari apa yang terjadi karena pengaruh obat itu sangat kuat, tapi akibat guyuran air tadi sedikit banyak dia cukup tersadar tentang apa yang dialaminya, walau kesadaran itu kadang muncul dan hilang. Ditengah ambang sadarnya Dhini berusaha keras melakukan penolakan terhadap rangsangan-demi rangsangan dahsyat yang diterimanya.
Sementara itu kini lidah si Jon sudah menjilat-jilat kedalam liang Vaginanya, lidahnya bergerak-gerak bergesekan dan menyapu clitorisnya, sedangkan lidah si Herman menyapu hangat di lubang telinganya sehingga membuat dirinya menggelinjang....

***

Digelengkannya kepalanya perlahan, sungguh terasa berat untuk menghilangkan perasaan aneh dalam dirinya....tubuhnya terasa panas bukan main. Si Jon lalu menghimpirinya lalu memagutnya, dengan perlahan lalu dia mencium dan melumat bibirnya sehingga Dhini merasa sulit untuk bernafas, wajah lelaki yang menciumnya samar dan tidak terlihat jelas olehnya...alam sadarnya berusaha memberontak,,,, ... Sementara itu Herman masih memeluk tubuhnya yang molek itu dari belakang sambil meremas-remas buah dadanya. Dhini mencoba untuk menafikan itu, terbayang-bayang dalam ingatannya wajah suaminya tercinta yang menatapnya sedih...
"Hhhhhss...mmmhhhh mas Adhi....maafkan aku....tidakkk....ahhhh...kenapa tubuhku ini.....hhhhhhsssss".....Tingkat kesadaran dan gejolak nafsunya yang dideritanya kini bertarung dengan dahsyat.
Kasihan Dhini...kalau sebelumnya dia sama sekali tidak menyadari apa yang terjadi karena pengaruh obat itu sangat kuat, tapi akibat guyuran air tadi sedikit banyak dia cukup tersadar tentang apa yang dialaminya, walau kesadaran itu kadang muncul dan hilang. Ditengah ambang sadarnya Dhini berusaha keras melakukan penolakan terhadap rangsangan-demi rangsangan dahsyat yang diterimanya.

Sementara itu kini lidah si Jon sudah menjilat-jilat kedalam liang Vaginanya, lidah itu bergerak-gerak bergesekan dan menyapu clitorisnya, sedangkan lidah si Herman menyapu hangat di lubang telinganya sehingga membuat dirinya menggelinjang.
"Ahhhhhss....aksssss....ssshhhhhh...hhhhhh...ngggggghhhh.....ahhhhhh....bagaimana ini......akhhhh.......nikmatttt......aaaaakhh......tidakkk.....jangannnn.....akkhhhh......Mas Adhii maafkan istrimu ini......aku tidak sanggup lagii......." bisiknya didalam hati.
Dhini memejamkan matanya menahan gejolak hati yang begitu hebat......jantungnya semakin berdegup kencang.....nafasnya memburu....Tiba-tiba fikirannya melayang kembali ketika malam pertama yang dijalaninya bersama suaminya. Suaminya mencumbunya begitu lembut.....mencium bibirnya.......mencium lehernya....membelai rambutnya...dirinya serasa diawang-awang....melayang jauuh.....jauhhh tinggi.....
Sementara itu Si Jon masih asyik saja menjilati vagina Dhini....berkali-kali lidahnya menyapu clitoris istriku, lalu lidahnya yang besar memasuki rongga vagina istriku dan berputar-putar disana, sementara itu tanpa bisa dikendalikan oleh Dhini cairan birahi menetes dari dalam Vagina nya. Tanpa membuang kesempatan si Jon mereguknya cairan itu dengan rakus, Si Jon ternyata sangat berpengalaman dalam mempermainkan nafsu perempuan, pantas sekali WTS CIrebon yang disebut-sebutnya tadi berteriak-teriak kepuasan.
Sementara itu Dhini, wanita cantik, anggun dan terhormat itu kini mulai meliuk-liukan pinggulnya seolah sedang bersetubuh...pinggulnya berputar-putar..kadang maju kedepan dan kebelakang ..bibirnya yang indah itu separuh terbuka, dan mendengarkan lenguhan kenikmatan,...matanya semakin sayu, tubuhnya yang sintal itu bergerak liar seolah mencoba untuk menyaingi cumbuan brutal yang ia alami.
"Ahhhhhh hhhhhhh shhhhhhh....aaaaa.......tidaaak....ahhhhh..shhhhhh.." desahnya sambil terpejam menikmati jilatan si Jon...walaupun dihati kecilnya timbul penolakan-penolakan.....tapi malang sekali tubuhnya seakan tidak kuasa lagi menahan rangsangan-rangsangan yang dahsyat itu.

Sementara itu Herman yang masih memagutnya dari belakang merasakan nikmat tak terkira, karena gerakan Dhini maka penisnya yang berada dipinggul istriku menjadi tergesek dan tertekan, dia merasa batang penisnya seperti di urut-urut oleh Dhini...

"Adduuuhh...sedapnyeee...ahahaha.....hadduh.....sedappppp......hiuhhh...hhhhh..." dengus Herman sambil terpejam-pejam...penisnya yang sudah tegang itu serasa nikmat ketika tertekan oleh pinggul Dhini yang kenyal.

Tiba-tiba si Jon menghentikan perbuatannya, mengambil botol Aqua besar diatas meja lalu kembali mengguyur tubuh Dhini dengan air sampai badannya basah kuyup, tubuh istriku terduduk dilantai, kaki nya yang indah itu bersimpuh kebelakang...jilbab penutup kepalanya terbuka sehingga rambutnya yang panjang kembali terurai dibahunya, mata indahnya berkedap-kedip seolah mencoba menyadari apa yang terjadi pada dirinya.

" Hey...hey....lonte cantik...bangun...hayo...lonteee...banguuunnnn" seru si Jon sambil menepuk-nepuk pipi Dhini seolah membangunkan orang yang sedang pingsan....

***

"Ha ha ha...Jon...kasian anak orang kau main-mainkan macam ini...dio tengah nafsu kau putus...ha ha ha..." kata Herman sambil minum birnya yag tinggal separoh. Bir itu kemudian diminumkannya secara paksa ke Dhini yg tengah bersimpuh...
tidak semua masuk ketenggorokannya sebagian berserakan dilantai.
"Hayo...hayo minuummm...minuuummm...biar tambah hangat badan kau.....sedaaapp kaan hmmmm !!!." ujarnya.
"Glkkkk hhhh hhh glkkkk...hhhhhh..huuuùuuuu...huuuuu....suddddahh pakk...uhuk uhukk....hhh...kasihani saya....sayaa suddah bersuami pak jangan perlakukan saya seperti ini......lepaskann...lepaskann.." isak Dhini sambil terbatuk-batuk ketika dipaksa minum oleh Herman...kepalanya terasa pusing dan matanya berkunang-kunang......

" Ha haaa...haaaaa..dio bilang dah punya suamiiiiii.......ha ha haaaa......geliiiii aku....hey pelacur cantiiikkk.....bahenol kau punya badan...dengar ini yee.....malam ini kami berduo nak jadi suami kauu tuu...he he he....... Hey Jon....Jon...coba kau telentangkan betine ini....kau kangkangkan pahanyo lebar-lebar....aku nak jadi suaminye duluu...he he he.....Habis itu...kau gantian jadi suaminye pulaa.....ha ha ha.." teriak Herman sambil terkekeh-kekeh.
Sambil tertawa si Jon lalu memeluk tubuh istriku lalu menelentangkannya diatas kasur....paha Dhini dilebarkannya, sehingga terlihat posisi yang sangat menantang. Herman kembali membuat rangsangan-rangsangan pada payudara Dhini...meremas-remas lalu mengulum putingnya....lalu bibirnya menuju liang vagina istriku...dan menjilat-jilat keliang vaginanya...lalu mengigit2 kecil ke clitoris Dhini seakan hendak mengunyahnya.
"Sshhhhhh....hhhhh....shhhhh.....jangann.....hhhhhh...shhhhh haah....jjjanggannn.....tiddakk...huuuu....ngggghh...." Dhini kembali mendesah-desah, menggigit bibirnya dan menggeleng-gelengkan kepalanya untuk melawan rangsangan yang kembali timbul. Tetapi alangkah sukar dirasakannya karena pengaruh obat perangsang itu sangat mendominasi sistem biologisnya. Panggulnya sampai terangkat-angkat keatas sebagai respon dari tubuhnya yang dirangsang sedemikian rupa. Alam bawah sadarnya mengalahkan fikiran normalnya....walaupun sebenarnya ada penolakan-penolakan dari dirinya tapi pada kenyataannya dia menjadi dipaksa menikmati hal itu. Bibirnya mendesah-desah seperti orang kepedasan dan gerakan pinggulnya semakin liar dan kadang tersentak -sentak......to be continued..
Herman menghentikan jilatannya....dipandanginya kembali dalam-dalam wajah cantik didepannya....Alisnya tebal...matanya alangkah bagusnya...hidung mancung....bibir mungil dan memerah...mimpi apa dia semalam bisa bermain dengan pelacur secantik bidadari ini, belum pernah sekalipun dia mendapat pelacur sesempurna perempuan yang sedang terlentang mengangkang didepannya. Memikirkan itu penisnya yang besar itu semakin menegang saja....ahhhhhh...tak turun-turun pedang pusakaku ini....obat penguat yang ditelannya tadi rupa-rupanya benar punya efek yang luarr biasa...

Sambil menyeringai Herman menatap wajah cantik istriku lalu mulai menyelipkan penis besarnya yang tegang itu ke bibir Vagina yang sudah kembali membasah itu.....kemudian pelan-pelan dimajukannya panggulnya....setelah dirasa posisinya pas...lalu diapun menyentakkan pinggulnya sekeras-kerasnya kedepan sehingga dengan sekali dorongan penisnya menembus cukup dalam ke liang vagina Dhini......blessssppss....
"Akkkkkkkhhhhhhhh...hmmmmppmssss...akkkh...akhhhh...akhhh....." Dhini terjerit-jerit ketika vaginanya diterobos oleh penis si Herman.....walaupun dia sudah sangat horny tapi ternyata rasa perih masih juga dirasakannya....sehingga dari sudut matanya terlihat air mata..
" Hikkss....hiksss...hikss..nghhhhh....ha ha....laju terus....heyaaaa....heiyya.....haduhhh...ssedappp...hikssss....he he....ha ha...haa ha....sedap ....Hei cantikk....jangan nangiss....ha ha.....sebentar lagi kau akan merasakan sorga duniaa....ha ha.....neeh..nehhh....heiyaaa...." .
Herman terus memacu pinggulnya sekencang-kencangnya .....cukup lama prosesi itu terjadi....sekarang penis yang besar itu sudah leluasa bergerak keluar masuk. Sementara itu desisan nikmat Dhini teedengar lirih berpadu dengan suara lenguhan Herman yang terus memacu nafasnya diatas tubuh istriku.
Tiba-tiba Herman kemudian mencabut penisnya...lalu mengubah gaya permainannya...dia lalu berbaring sedangkan Dhini diposisikan diatasnya.....

***

Tubuh Dhini yang putih dan mulus itu begitu kontras sekali terlihat jika dibandingkan dengan badan Herman yang hitam legam dan tidak terawat. Herman kemudian mengarahkan penisnya yang keras seperti sebatang kayu itu keatas dan menyentuh bibir vagina istriku...Terlihat betapa Dhini memejamkan matanya ..... menghela nafas....lalu menurunkan pinggulnya pelan-pelan kebawah...perlahan penis itu mulai memasuki vaginanya yang sudah basah.
"Akhhh....akkkhh..akhhh....hhh...shhhhh" terdengar desahan Dhini ketika Herman kembali menyetubuhinya. Mata indahnya terbeliak-beliak merasakan nikmat yang dirasakannya, tubuh telanjang dan payudaranya kembali terguncang-guncang mengikuti irama alunan birahi mereka berdua. Kalau dalam pergulatan sebelumnya Herman lebih aktif, tapi kali ini terjadi hal yang sebaliknya.

Seperti pelacur yang sangat berpengalaman Dhini memacu pinggulnya, kedepan dan kebelakang lalu berputar-putar diatas tubuh Herman, sementara itu tangannya bertumpu pula pada dada lelaki yang bukan suaminya itu.
Si Jon lalu meletakkan botol bir nya diatas meja lalu mendekati Dhini...dengan bernafsu dihirupnya bau wangi nafas yang keluar dari mulut istriku yang sedang terengah-engah dilanda kenikmatan, lalu dengan beringas diapun melahap bibir indah yang setengah terbuka itu...cukup lama dia lakukan itu sampai akhirnya Dhini terbatuk-batuk karena kehabisan nafas.

Herman lalu kembali mengubah posisi persetubuhan ini menjadi doggy style, ditepuk-tepuknya pinggul istriku yang bahenol itu, digigitinya lalu dengan dengan perlahan diarahkannya penis tegangnya itu ke Vagina Dhini yang separuh terbuka seolah-olah siap menerima rudalnya itu.

"Bbbbblesss.....srupppp...blesssss...srupppp blesss..." terdengar suara khas ketika kedua kelamin insan yang sedang memadu birahi itu bertemu....sementara itu si Jon sedang tersengal-sengal kenikmatan ketika penis besarnya dijilat dan dikulum oleh Dhini dengan bernafsu. Tangan nya membelai-membelai rambut indah yang terurai itu, kadang kepala istriku didorongnya kedepan dan kebelakang mengikuti gerak pinggulnya.

Herman lalu merebahkan tubuhnya sehingga tidur terlentang kemudian menarik pinggang Dhini sehingga ikutan rebah diatas tubuhnya itu...ia memeluk pinggang Dhini yang ramping itu dari belakang lalu paha istriku dilebarkannya sehingga mengangkang dan memposisikan pahanya dibawah paha Dhini. Sementara itu posisi penisnya tidak pernah terlepas dari liang vagina istriku itu. Dalam posisi begitu dia tetap melanjutkan goyangan bokongnya dan terasa betapa vagina Dhini kian mencengkram erat penisnya...dan suasana itu semakin menggila saat terdengar desahan dan jeritan lirih Dhini ketika menikmati itu semua.

Sementara itu aku benar-benar terpana melihat prosesi persetubuhan didepan mataku itu ...tubuh ku menggigil...tidak pernah kubayangkan Dhini akan menjadi seliar itu....gilaa...gilaaa!!!....sedangkan ketika denganku saja, meskipun sudah menjadi suaminya, jika kami sedang memadu kasih dia tetap masih merasa malu-malu. Jika sedang bersenggama dia masih selalu menutup tubuh kami dengan selimut...ahhhhh....gilaaa...memang gilaaa!!!

Jon menatap tajam kearah tubuh Dhini yang kini terlentang diatas tubuh temannya. Paha istriku yang terbuka lebar dengan posisi mengangkang dengan gundukan vagina berwarna pink berbulu halus sangat mempesona dan menggairahkannya. Sedangkan penis Herman masih terus bergerak aktif bergerak liar memasuki vagina Dhini dari arah belakang. Si Jon kembali meneguk birnya dan dengan terkekeh lalu ia menggelengkan kepalanya kekiri dan kekanan beberapa kali......mengelus-elus penisnya kemudian mendekati Dhini, ...dengan perlahan tapi pasti ia mengarahkan penisnya yang besar, berurat dan keras seperti batang kayu itu ke liang Vagina Dhini yang sudah terisi penuh oleh penis Herman.

Di atas flafon kamar penginapan ini terlihat dua ekor cicak yang cukup besar...dari tadi kedua cicak itu bergerak liar kesana kemari mencari mangsanya. Cicak yang satu bertubuh panjang, berwarna hitam dan berkepala agak besar...gerak kakinya amat gesit dan kuat. Sedangkan cicak yang lainnya berukuran sedikit lebih pendek tetapi lebih gemuk dan berwarna agak pucat. Sudah beberapa kali cicak gemuk itu keluar masuk dari lubang kecil di plafon yang terbuat dari triplek itu. Terbentuknya lubang kecil itu mungkin disebabkan oleh adanya genteng yang bocor. kemungkinan air hujan yang menetes terus menerus pada plafon mengakibatkan terjadinya pelapukan. Kini karena hujan.. lubang itupun sudah menjadi basah kembali dan airnya menetes-netes dilantai kamar.

Tapi entah kenapa cicak yang berukuran lebih pendek itu masih terus saja masuk dan keluar lubang tanpa takut basah sedikitpun. Ukuran lubang tersebut awalnya sebenarnya tidak cukup untuk dimasuki olehnya...tapi karena basah dan sedikit licin dia menjadi agak leluasa. Kini cicak gemuk itu memasuki kembali lubang kecil yang lembab dan basah itu, kepala dan sebagian badannya sudah berhasil masuk sedang kaki belakangnya masih menggapai-gapai berusaha mendorong tubuhnya agar dapat masuk seluruhnya. Cicak satunya yang bertubuh panjang dan berkepala besar itu ternyata tertarik juga melihat perbuatan temannya, diapun lalu mulai mendekati lubang itu juga. Dia mendorongkan kepalanya kesudut lubang yang masih tersedia sedikit ruang tetapi betapa masih terasa sulit. Cicak itu lalu menarik kepalanya kemudian berbunyi cukup keras beberapa kali....kepala nya menegang tertegak keatas...matanya berkilat-kilat....kemudian dia berbunyi cukup panjang sekali lagi. Mungkin dia merasa kesal dan penasaran karena gagal memasuki lubang itu. Akan tetapi tanpa berputus asa kemudian dia mencoba kembali mendesakkan kepalanya pada sisa ruang dipinggir lubang.

Meskipun lubang tersebut sudah basah dan licin tapi tetap saja dengan sudah payah kepalanya yang besar itu baru bisa masuk. Cicak itu menggoyangkan kepala dan tubuhnya yang panjang dan kuat itu...mengejangkan tubuhnya dan kemudian mendorong tubuhnya dengan kaki-kakinya yang kuat. Perlahan sebagian tubuhnya yang panjang itu mulai memasuki lubang ...berangsur-angsur semakin kedalam ...agaknya terasa nyaman disitu..kemudian dia menggoyang-goyangkan tubuhnya....tubuhnya terasa hangat karena berhimpitan dengan tubuh temannya yang sudah masuk duluan tadi......

Herman bukannya tidak tahu apa keinginan si Jon. Gaya seperti ini sudah beberapa kali mereka lakukan bersama-sama. Terakhir kalinya dengan lonte yang cukup manis di warung remang-remang di sekitar jalan raya Indramayu. Lonte termahal yang pernah mereka bayar ...400 ribu perak berdua.. Teringat dia betapa perempuan itu tersentak-sentak ketika penis si Jon yang kekar itu menerobos vaginanya berulang kali. Tapi kalau dibandingkan dengan perempuan yang sedang disetubuhinya ini pelacur yang di Indramayu itu masih kalah jauh. Pelacur yang sedang dinikmatinya ini sangat istimewa dan sangat terawat, tubuh dan bau keringatnya wangi. Vaginanya masih rapat..walau sudah dikerjai sama si Ucok tadi....begitu juga bau mulutnya....mmmm....harumm....hhhhhhhh.... Tapi yang dia herankan kenapa pula pelacur ini tadi menangis...atau jangan-jangan perempuan ini bukan pelacur. ahhhhhh.....sudahlaaaaah...yang penting...sedaapppp....fikirnya.
Herman mengayunkan pinggulnya cukup keras ke vagina Dhini sehingga penisnya tertanam dalam. Sejenak dia menghentikan gerakannya lalu melebarkan paha istriku itu seakan memberi kesempatan buat si Jon untuk melaksanakan niatnya.
Kembali aku menggigil melihatnya...jantungku berdetak kencang....tidak sabar menanti yang akan terjadi pada istriku ini.
Kini penis besar dan panjang itu sudah terselip di bibir vagina Dhini bagian atas....jika penis itu menerobos masuk tentu saja akan menggesek clitoris istriku secara brutal.
Perlahan si Jon mendorong pinggulnya kedepan, tapi meleset...agaknya vagina itu terlalu sempit bila dijejali oleh dua batang penis yang berukuran besar ini. Jon menempatkan lagi kepala penisnya lagi pada posisi tadi, lalu dengan menggunakan jari- jarinya dicobanya untuk melebarkan vagina Dhini dan dengan sigap diselipkannya lagi kepala penisnya sambil mendorong pinggulnya....berapa kali di cobanya tapi tetap saja kepala penisnya sukar untuk masuk.
"Haduh mang....betapa sempitnye tempik perempuan ini...macam jarang dipake...beda sama lonte-lonte yang selama ini kite pakai...."
" Haaaa...iyo Jon....he he he...yang ini memang lain....he he...kau cube lah lagi.....neh aku kangkangkan lagi paha betine ini.." kata Herman sambil melebarkan dan mengunci paha Dhini..
Dhini hanya memejamkan matanya...pengaruh obat perangsang dan kenikmatan-kenikmatan yang telah diterimanya membuat dirinya seakan-akan mendambakan kepuasan yang lebih dahsyat lagi.

Si Jon lalu menyelipkan kembali kepala penisnya...perlahan tapi pasti didorongnya..pinggulnya ditekannya semakin keras sampai kepala penisnya memasuki vagina Dhini...kemudian disentak-sentakannya dengan brutal sehingga Istriku terpekik-pekik.
Si Jon sepertinya merasakan sekali betapa alotnya vagina perempuan yang disetubuhinya. Dia menggeliat beberapa kali ....mengatur posisi panggulnya kemudian kembali menggerakkan bokongnya. Saking kerasnya dia mendorong sehingga tubuh Dhini seperti terdorong kebelakang.

"Akkkkhhhhh...hhhhh.....hmmpsshhh....hmmsss hmpsssss...." desah istriku ketika akhirnya penis besar itu berhasil memasuki liang kewanitaanya, walaupun tidak seluruhnya tapi tetap saja membuat kenikmatan yang luar biasa yang dirasakannya. Vaginanya serasa penuh seakan tidak ada tempat yang tersedia lagi...sedangkan gesekan batang si Jon pada clitorisnya semakin keras dan nikmat dirasakannya dan membuat tubuhnya melayang. Tubuh indahnya seperti terjepit ditengah-tengah kedua pria itu dan terhentak-hentak....
Begitulah yang terjadi seterusnya, mereka bergantian memanfaakan tubuh Dhini untuk melampiaskan nafsunya. Aku begitu menikmati apa yang terjadi didepan mataku...kadang aku keluar kamar hanya sekedar mengatur sensasi dan birahi yang aku rasakan.
Tiba-tiba aku melihat gerakan pinggul Dhini semakin cepat....pinggul tersebut memutar mutar lalu bergerak keatas dan kebawah tidak beraturan, nafasnya terengah-engah...bibirnya separuh terbuka... rambutnya yang panjang itu semakin beruraian. Herman yang pada saat ini sedang berada dibawahnya menyadari dan berusaha bergerak pasif sambil menikmati goyangan tersebut.
Tiba-tiba terdengar erangan lirih dari mulut istriku Dhini. Dia merasakan sesuatu yang sangat teramat mendesak yang berasal dari dari dalam tubuhnya dan berkeinginan hendak keluar........rasa itu bergumpal-gumpal mulai dari kepala sampai kesekujur tubuhnya dan lalu.......

"Akhhhhhh....akhhhhh......akhhhhhh....aaaaaaakhhhhhh.......akhhhhhsssssssss.......shhhhhhh....hhhhhh mmmhhhh" tubuhnya indahnya mengejang beberapa kali......melengkung lama keatas seolah menahan kenikmatan tak terperikan dan untuk kemudian terhempas....nafasnya tertahan kemudian dengan tersendat-sendat dihembuskannya. Ternyata Dhini sedang mengalami orgasme yang cukup panjang. Herman tidak menyia-nyiakan kesempatan itu, di jilati dan diciumnya bibir Dhini lama...sampai akhirnya istriku terkulai lemas dan terlungkup diatasnya. Setelah terdiam sebentar lalu dibalikannya tubuh Dhini terlentang, kemudian dengan brutal lalu diapun menggenjot dan tambah mempercepat ayunan pinggulnya. Tak lama kemudian dirasakannya kenikmatannya akan tiba....diremasnya payudara istiku keras-keras....dan
"Akhhh akhhhh akhhhh.....hhhhhk.....ahhh...sedap nian dikau dek.....akhhh ..akhhhhhh...ahhhhhh." tubuh Herman bergidik kemudian mendengus keras melepas kenikmatan yang tiada tara yang sedang dirasakannya saat ini....beberapa kali tubuhnya mengejan seiring dengan ritme kedut'an zakarnya yang memancarkan sperma yang cukup banyak.

Herman menyeringai puas kepadaku setelah menuntaskan nafsunya, lalu menepuk-nepuk pundakku..
"hhhhhhhh.....luar biasa pelacur yang kau bawa itu anak muda....begitu membuat senjataku ini remuk redam...zakarku terasa agak sakit..habis lendirku keluar semua tadi......aku mau nyusul si Ucok tadi dulu yaa....sekalian ambil bir....aduh badanku lelah....heh kemana pula si Icok tadi"....bisik si Herman sambil menyeka keringatnya lalu berjalan terhuyun2 menuju keluar kamar...

Jam sudah menunjukkan pukul 02.30 pagi...berarti sudah lebih 3 jam mereka mempermainkan tubuh istriku. Sementara itu Dhini masih terkulai lemas di atas ranjang. Sesekali masih terdengar erangannya, dan kemudian sayup-sayup kudengar pula isakannya. Aku terpaku ketika kulihat Dhini menutupi payudaranya dengan lengannya dan merapatkan pahanya. Wajahnya terlihat pucat dan gemetaran, perlahan dia menyeka vaginanya yang sudah belepotan dengan sperma pemerkosanya dengan spreai kasur. Bibirnya bergetar ketika melihat wajah si Jon yang menatap tajam penuh nafsu kepadanya. Agaknya pengaruh obat perangsang tadi sudah jauh berkurang khasiatnya. Kalau memang begitu bisa jadi keaampuhan obat tersebut tidak sehebat yang dikatakan si Jon tadi.

"Sudah lah pak...lepaskan saya...sakkit pak...saya takut kalau nanti suami saya tahu....lepaskan saya....lepaskan saya...huuuuu huuuu..ngggg" isak Dhini....tubuhnya terguncang-guncang menahan tangis dan malu yang dideritanya.

Jon hanya tersenyum sambil menatap tajam...lalu didekatinya Dhini dan duduk disampingnya..dibelainya rambut Dhini .. diciumnya pipinya sambil berbisik ..
" Cantik...aku mau bilang...betapa wajah dan tubuhmu sangat mempesona...kalau kau mau suami ... aku mau jadi suamimu...dari pada melacurkan diri....ha ha ha.." perlahan diremas-remasnya buah dada Dhini yang mencuat itu...sehingga istriku terpekik...
"akkkhh....hhh...lepaskan saya pak...mohon....saya sudah bersuami...jangan ganggu lagi saya...cukuppp pak...." bisiknya lirih..di fikirannya kini terbayang wajah suaminya...entah dimana dia kini.....Dhini terlihat sangat sedih dan gusar....jangan-jangan suaminya sudah dianiaya oleh komplotan pemerkosa ini. Dia memejamkan matanya..dari pinggir kelopak matanya terurai air mata kesedihan yang teramat dalam.

Si Jon mencium telinga Dhini...lidahnya menjulur ke lubang telinga Dhini sehingga Dhini menggelinjang sedangkan jarinya menjepit dan berputar di daerah puting payudara Dhini. Ternyata si Jon sedang berusaha untuk merangsang Dhini kembali. Dia berusaha untuk menghalangi keinginan Jon dengan menyilangkan lengannya di dadanya, tapi apa daya si Jom terlalu kuat untuknya. Sementara itu kini Dhini dalam penguasaan si Jon sepenuhnya, dia tersentak ketika jari jemari Jon memasuki liang vaginanya yang sudah mulai mengering. Jari kanan Jon berputar-putar di sekitar clitorisnya...sedangkan tangan kiri si Joj memeluk dari belakang sehingga menjepit payudaranya. Jari manis dan telunjuk Jon perlahan menerobos masuk...kembali berputar...kadang kedalam dan keluar. Dhini kembali meronta-ronta ....vaginanya terasa sakit diperlakukan begitu...tapi stimulasi yang dilakukan oleh si Jon benar2 intens sehingga perlahan-lahan menyebabkan kenikmatan tersendiri pada dirinya. Dhini memejamkan matanya berusaha keras untuk menolak penistaan yang berulang kali diberikan kepadanya, tapi dia tidak dapat memungkiri respon lahir bathin dirinya...perlahan pinggulnya bergoyang-goyang seirama dengan gerakan jari Jon yang mengaduk2 luang peranakannya. Si Jon memang benar-benar ahli menjinakkan mangsanya itu, mendapat respon seperti dia mencium bibir istriku dengan bernafsu. Lidahnya menyapu setiap inchi dalam rongga mulut Dhini...dan menyedot dengan rakus air liur istriku itu. Leher istriku yang putih bersih merupakan target ciuman dan gigitannya. Aktifitas jari Jon tetap saja secara intensif mengaduk-aduk vagina Dhini, cukup lama itu berlangsung sampai ketika Dhini merasakan sesuatu yang mendesak tubuhnya dan meronta ingin keluar dan tiba-tiba

"Ahhhh.....akkkh.....akkkhhh....hhhhhh....aaakhh" pinggul Dhini tersentak-sentak kedepan ketika orgasme kedua dirasakannya pada malam itu. Tubuh indahnya melengkung keatas ...terdiam sejenak dan kemudian terhempas. Tubuhnya terlentang diatas kasur....matanya terpejam seakan masih menikmati orgasme baru dialaminua sedangkan dadanya bergerak naik turun ...sungguh pemandangan yang indah.

Jhon terkekeh kemudian memandang kearahku...
" Ha ha mas bro....kau lihatlah ....perempuan ini telah kami beri enak....tapi bentar lagi akan aku beri yang lebih enak lagi...ha ha ha...."
Jon lalu mengambil minuman gelas kec il dan memberinya kepadaku...

"Ayo mas bro....kau coba minum tuak ini...penghilang rasa dingin....ayo kawan...ayoo...ayoo....sambil minum nanti kau lihat permainan ku yaaa....kita buat pelacur cantik ini terlolong-lolong....he he he..." si Jon terkekeh lagi sambil meminum air yang di gelas persis seperti yang diberikan kepadaku tadi. "Ahhhhh......nikmat.....fuuuhh.......ahhh"

Aku menerima minuman dan meminum air yang disodorkan si Jon..baunya wangi....kebetulan aku haus , lagipula hujan masih deras sehingga cuaca sangat dingin.....

***

Jon menunggu beberapa saat, diletakkannya minumannya lalu ia kembali menuju Dhini yang masih terlentang lemas.
"He he mas bro....kali ini aku persembahkan untuk mas bro....rintihan ternikmat dari lonte cantik ini....pengen liat dia menggelepar-gelepar bukan?",

Aku hanya terdiam mendengar gumaman Jon....sementara itu entah karena kurang tidur, aku rasakan mataku sangat mengantuk sekali...kugelengkan kepalaku lalu
kulirik jam dinding yang menunjukkan pukul 3.00 pagi...mataku terasa berkunang-kunang.

Jon lalu mengikat lengan Dhini masing-masing kesudut-sudut ranjang dengan mempergunakan kain yang telah disiapkannya. Tubuh istriku sekarang dalam posisi terlentang. Dia merapatkan pahanya, tapi kemudian Jon membukanya sehingga kini pahanya terbuka lebar lalu mengambil posisi berada di antara kedua paha itu. Kembali jari jemari Jon menelusuri liang vagina istriku. Jari-jari tangannya kembali berputar-putar di clitoris sehingga membuat Dhini kembali menggelinjang. Pinggulnya kembali bergoyang-goyang mengikuti ritme gerakan tangan si Jon.

"Ssssshhhh...hhhhh...shhhhh....ngggg" terdengar lirih desah istriku....matanya tertutup sementara itu giginya terlihat menggigit bibirnya menahan gejolak yang ia rasakan. Sekonyong-konyong dia meronta-meronta sambil menangis menahan pergulatan nafsu birahi dan akal sehatnya.

Sementara itu Jon terus saja menggerakan jari jemarinya di vagina istriku. Sesekali lidahnya menjilat jari jemarinya yang basah seolah sangat menikmati cairan kewanitaan Dhini. Semakin lama gerakan tangannya semakin cepat sehingga tubuh Dhini seperti tersentak-sentak. Dari mulutnya terdengar suara desisan, erangan dan tangisan yang bercampur menjadi satu. Gerakan tangan itu tiba-tiba semakin cepat dan semakin cepat , tiba-tiba tubuh Dhini seperti menggigil, bergetar dan menggelinjang...dia mendesah panjang...dan tubuhnya terrsentak-sentak berapa kali. Sentakan terakhirnya diiringi dengan desahnya, dan terlihat dari lubang Vaginanya memancarkan cairan bening cukup banyak persis seperti sedang buang air.
Berapa kali vagina Dhini berkedut kedut sehingga memberikan pemandangan menakjubkan ketika kedutan itu memberikan pola pancaran cairan yang keluar dari vaginanya.

"Akhhhhhhhhhhhh....shhhhhhh....mmmmmmhhhhhm...shhhhhh...mmmm......akkhhhhhh....." ....terdengar desah nikmat Dhini dari bibirnya yang separuh terbuka setelah mengalami orgasme dahsyat itu...tatapan matanya sayu.....dan dia merasa tulang-tulangnya seperti diloloskan semua, tubuhnya sangat terasa letih dan lelah.

Jon terkekeh-kekeh kegirangan, peristiwa
cairan yang terpancar dari Vagina Dhini ternyata sangat memuaskan bathin si Jon....dia sangat menikmati kedutan otot vagina Dhini pada jemarinya....termasuk ekspresi cantik istriku ketika menikmati orgasme dahsyat itu.
...begitulah...

***

Rasa mengantuk semakin menjadi-jadi kurasakan. Aku juga tidak mengerti, apa mungkin karena minuman yang diberikan si Jon tadi....tidak lama kemudian aku terlelap.

Aku terbangun ketika terdengar suara hiruk pikuk yang diselingi tepuk tangan riuh didepanku..lebih dari tujuh orang berjejer mengelilingi ranjang kamar ini. Pandanganku agak terhalang oleh tubuh-tubuh mereka yg tak berpakaian.

"Ayoh mang...hayuun....hayuun...kami kasi semangat....yooo..
kita hitung....satu.....dua..tigaa....yaaaa"
"Akkkh....akhhhh....sedapppnyee....phuuu...hhhhhh....."...
"Ha ha ha....mang Kudel......sedap kan...?....tak sia sia kan aku undang kau kesini? ...jarang-jarang dapat bisa bersebadan sama betine cantik...." teriak seorang laki-laki....Rasa-rasanya aku kenal suara itu...seperti suara di Jon
Kusipitkan mataku....sekilas aku melihat seseorang yang terlungkup diatas tubuh seorang perempuan ...

Ha haaa...mas bro....sudah bangun yaa....ha ha...aku lupe kasi tau...ssttt ini aku ajak kawan-kawan aku....tak banyaaak...ada 8 orang....lumayan buat nambah duwit yang tadi....mereka tak punya duwit banyak....he he...tapi mereka pengen sekali-kali merasakan nikmat dunia bersama bidadari....ha ha ha....bisik si Jon ditelingaku
Aku terperangah....tidak kusangka akan lost control seperti ini...ini semua menjadi diluar skenarioku. Aku tidak memperkirakan sebelumnnya jika sampai 11 orang yang menyebadani Dhini.
Aku coba untuk memberontak, tapi ternyata kaki dan tanganku terikat erat di kursi yang aku duduki ini. Dan ketika aku coba untuk berteriak , teryata terasa lidahku kelu...
" Naaaaa.....sekarang kita kasi kesempatan buat Aki (kakek) ini...ayo kawan-kawan....mari kita lihat permainan aki-aki ini. Ayo...siapa yang mau bertaruh......ha ha...kalau dia muncrat belum sampai 20 hitungan....aku traktir kalian semua minum bir....tapi kalau aku yang menang....isi penuh tangki truk aku...ha ha ha..." ujar si Jon sambil terkekeh-kekeh...
"Ha ha ha ha...Jon.....aki peot ini paling tahan 5 kali hentakan sudah muncrat dia....ha ha ha....ayo kawan2 ..siapa pasang taruhan ke aku....berdiri sebelah sana....yang pasang taruhan ke Jon baris sebelah sini....ha ha ha" teriak seorang laki2 yang berwajah hitam.
"Ha ha....mak Itam....mari...mari....siapa takuut...ha ha....cobalah kau liat permainan aki peot ini nanti...he he"
Hanya 1 orang yang ikut si Jon sedangkan 5 orang ikut laki2 yang namanya Mak Hitam...
Aku terpana melihat ini semua...rasa penasaran membuat aku jadi kembali menikmati sensasi hebat...kulihat jam dinding sudah menunjukkan pukul 04.00 pagi, berarti hampir 1 jam aku tertidur tadi. Dan aku tidak mengetahui apa saja kejadian yang dialami oleh istriku pada saat itu.

Si Jon lalu berjalan ke arahku...terlihat senyum anehnya ketika melihat wajahku...
"Mas bro...ssstt...kau mesti ikut juga nanti ya...habis aki-aki ini. Supaya lebih hot....ini aku beri obat perangsang klas wahid....ini ....kau bisa lihat efeknya...aki-aki itu barusan aku minumkan juga ....ha ha....tapi jangan bilang orang2 itu.." tukas Jon sambil memaksa aku meminum segelas air yang sudah disiapkannya

***

Hampir setengah gelas air tersebut memasuki tenggorokanku tanpa bisaku halangi...paada saat ini fikiranku benar-benar bercampur aduk antara khawatir dengan kondisi Dhini dan sensasiku yang semakin memuncak.
Aki-aki tua yang aku perkirakan berusia lewat 75 tahun itu memandang tajam ketika melihat tubuh Dhini yang terlentang didepannya, jakun dan nafasnya naik turun. Perawakan orang tua ini tidak besar, kurus dan agak bongkok, tapi aku sempat terkaget melihat batang penis yang dipunyainya. Batang penis itu menghitam dengan ukuran yang walau tidak begitu besar tapi tegak mengacung dan bergoyang-goyang ketika dia berjalan.

Tanpa basa-basi lagi ia lalu langsung menancapkan penisnya ke vagina Dhini yang sudah terbuka. Terlihat betapa vagina ini sudah tidak rapat lagi, bibir-bibir vaginanya sudah basah oleh lendir-lendir dan sebagian lendir tersebut menetes membasahi seprei. Si Aki tua lalu dan menggoyangkan dan memajukan panggulnya dengan kasar secara berulang kali. Aku hanya mendengar lenguhan dan desahan nafas istriku ketika berkali-kali di hentak oleh lelaki tua itu. Sementara itu entah kenapa badanku terasa panas dingin....lain dari biasanya...getar jantungku semakin cepat..agaknya pengaruh obat perangsang yang diberikan oleh si Jon mulai beraksi. Tubuhku berkeringat dan otot-ototku mengejang. Dari pinggang kebawah dari tadi memang hanya memakai celana dalam saja, dan penisku menegang membuat celana dalamku sesak. Adegan yang berlangsung didepanku membuat hawa nafsuku semakin memuncak. Aku hampir tidak ingat apa2 lagi....yang ada dalam hatiku hanyalah mesti segera ada perempuan pelampiasan untuk nafsuku ini.

Hujan sudah mulai reda...tidak sederas tadi. Aku hanya mendengar teriakan hitungan dan sorak sorai orang-orang memberi semangat untuk Si Aki tua yang sedang menyetubuhi istriku...

"Ha ha...ayo Aki....sudah lewat 70 genjotan...ayo sampai 100...ha ha ha...ayo....dikit lagi... 71, 72......82....89.....99...ayo..sekali lagiii...100...ha ha ha ha....

" Akkkkkhhh....akhhhh..hhhhh......akhhh....sedap niaaaaan ....aku dah tue ..tapi masih ces pleng...ha ha haa..." teriak si aki dengan suara seraknya....matanya terpejam-pejam menerima kenikmatan yang luar biasa yang diperolehnya itu.....dia mengejan beberapa kali melepas cairan dari zakarnya sampai tuntas....
"He he...kawan-kawan.....aku menang...ha haaaa....kalian hutang sama aku...kalian penuhkan tangki truk ku yaaa...ha ha ha" . Sambil tertawa si Jon melepaskan ikatanku...Sayup-sayup aku mendengar suara si Jon seperti bergema di telingaku
"Ayoo mas bro..sekarang giliranmu....sengaja aku siapkan hidangan lezat....he he he...upssss..aku lupa...ini lonte cantik....kan kau yang punyakan yaa...tapi tak apa...aku masih menghargai kau tadi....tadinya aku mau coba-coba genjot lewat anus lonte ini...aku liat masih seret.....ha ha...agaknya belum ada yang pernah coba....masih perawan agaknya.....karena mas bro sponsor pesta ini, maka santapan nikmat ini aku siapkan untuk Masbro....tadinya kawan kawan ada yang mau coba...aku larang...gimanaaa..ha haaa..aku baik hati yaa....itu yang namanya balas budi...ha haha.." desis si Jon ke telingaku..

Aku tidak perduli apa yang dikatakan si Jon, pikiran dan tubuhku benar-benar sudah dipengaruhi oleh obat itu. Aku tidak ingat siapa dan apa yang terjadi....yang penting adalah aku mesti melampiaskan nafsuku ini segera sebelum kepalaku meledak...

***

Kutatap tajam tubuh mulus yang tengah tertelungkup di ranjang ini..separuh tubuhnya berada di atas ranjang, sedangkan bagian pinggang kebawah diatur sedemikian rupa dipinggir ranjang ditopang oleh kedua lututnya. Pada bagian kepalanya ditutup oleh sarung bantal...meskipun demikian terlihat rambut hitamnya yang panjang sebagian terjuntai di bahunya. Betapa indah tubuh didepan ini...punggungnya sangat bersih...Kedua belah paha dan pinggulnya yang mulus sudah tersaji didepanku...paha dan pinggul montok itu terpentang lebar sehingga dengan jelas memperlihatkan lubang anus dan lubang vaginanya yang masih menganga serta masih belepotan oleh sperma. Pemandangan itu sungguh menakjubkan dan menyebabkan batang penisku menegang maksimal...
"Ha ha ha...mas bro...ternyata lumayan besar juga kau punya benda pusaka...ha ha...ayo...ayo...genjot sampai tuntas...ha ha...hayo kawan2...kita lihat permainan ini...ha ha ha...kita kasi semangat...anak muda ini mesti perlu kerja keras....ha ha ha...

Sekarang posisiku tubuhku sudah pas dibelakang perempuan ini....pikiranku kacau...rasa-rasanya aku pernah melihat tubuh ini...tapi aku tidak ingat lagi...Ku renggangkan lubang anus perempuan ini ...fikiranku melayang ..betapa aku sangat menginginkan style ini....tapi selalu ditolak halus oleh istriku....yaa...sekarang kesempatannya...akan aku lampiaskan kekesalanku kepada tubuh mulus ini. Kuselipkan penisku yang sudah menegang ini kedalam lubang anus didepanku...tapi lubang tersebut terlalu sempit. Kubasahi kepala penisku dengan air liurku...sehingga terasa agak licin...kutekan agak kedalam. Perempuan ini memekik kesakitan, tapi aku tak sabar lagi...kupegang kedua belah tangannya lalu kutelikung kebelakang dan kugenjot sekeras-kerasnya. Rintih kesakitan perempuan ini dikalahkan oleh teriakan - teriakan orang2 yang memberikan semangat...

***

"Hayo mas Bro, hayo...hayo...goyang lebih keras....hayo...hayo....yaaaa....ayoo..." terdengar teriakan gegap gempita saling bersahutan dari orang2 yang sedang menontonku. Kutekan keras-keras pinggulku kedepan, ternyata tidak mudah...penisku tertahan tidak bergerak.
Ternyata walaupun sudah dilumuri air liur penisku masih terlalu besar. Aku tidak tahu siapa yang memberikan lotion kepadaku, kuambil lotion itu dengan telunjukku lalu kusapukan dengan merata pada anus perempuan didepanku. Kini jari-jari ku bermain dianusnya, kutusuk-tusuk lebih dalam seolah membuat jalan untuk penisku nanti. Perempuan itu keliatannya meronta-ronta, segera saja kedua lengannya ditahan oleh 2 orang disampingku. Setelah kurasa cukup segera saja kuarahkan kembali senjataku ke lubang anusnya kembali. Ahhhh....terasa lebih licin dan mudah...inchi demi inchi penisku memasuki lubang sempit ini dan terasa sangat menjepit. Gesekan antara kulit penisku dengan anusnya terasa sangat menggetarkan. Setelah posisiku cukup mapan segera saja aku mulai pergerakan pinggilku...

***

Terdengar jeritan pilu perempuan itu ketika penisku mulai memasuki anusnya yang sempit. Tapi aku tak perduli, gaya doggy style dengan anal ini adalah yang sangat kuinginkan. Aku terbayang ketika bersebadan dengan istriku, dia selalu tidak suka dan menolak persetubuhan model ini....

Aku tidak dapat melihat wajah perempuan ini dengan jelas karena tertutup sarung bantal, tapi aku dapat melihat goyangan payudaranya ketika aku menikmatinya dari belakang. Sorak sorai penonton membuatku semakin bersemangat, jepitan anus perempuan yang tadinya perawan ini membuatku semakin bernafsu tak henti2nya menggenjotnya.

"Hayo mas bro....ditekan lagi ...hayooo...ha ha...kawan2 coba liat ....indah sekali goyangan payudara perempuan lacur ini .... ha ha...eh kau coba aku buka sedikit wajahnya.....biar keliatan bagaimana ekspresi wajah cantik lonte ini kalau disodok...ha ha ha.....huuuu....naaahhhh....amboy..wow....tambah cantik.....betul-betul kelas atas.....eh eh....eh ...jangan nangissss neng......aduh...sini abang cium....mmmhhmm....bibir yang lembut....seger....seger...mmmhhhhhmmm...." ..kata lelaki ceking tinggi yang berada didepan itu terkekeh sambil mencium bibir perempuan yang sedang ku nikmati ini

Aku tidak tau sudah berapa lama aku memuaskan nafsuku kepada tubuh indah didepanku ini...sementara tubuhku mandi oleh keringat...tapi tanda-tanda ejakulasiku belum ada...penisku masih mengeras......aku ingin menuntaskan ini semua ....kuhentakkan keras2 pinggulku kedepan, lagi dan lagi....secara berutal.

" wahhhh.....pengantin perempuannya hampir pingsan neh.....hey hey...jangan pingsan.....kami belum dapat jatah semua neh.....Ha ha.....hayo mas bro....dikit lagi......hayo...hayo..hayo....yaaa...lebih keras lagiii...."
Aku terus menggoyang perempuan ini....dengan kekuatan penuh kugerakkan pinggulku berkali-kali secara membabi buta... dan tiba-tiba perlahan kurasakan seperti ada yang ingin mendesak keluar dan mengumpul disatu titik dan....."aaaaaahhhhh....akhhhh....akhhhh......gilaaaaa.....hhhhkkkhhh" kenikmatan yang luar biasa kurasakan ketika ejakukasi ku tiba. Semprotan sperma ku terpancar kedalam anus perempuan ini dan beberapa kali aku mengejan ketika buah zakarku kembali memompa cairan itu secara berulang-ulang.
Terdengar tepuk dan sorak sorai yang riuh ketika aku menuntaskan nafsuku....nafasku masih tersengal-sengal ....kutatap punggung perempuan didepanku...agaknya dia sangat lelah dan barangkali pingsan . Si Jon tertawa melihatku dan menepuk-nepuk pundakku.
"Ha ha...mas bro..kau tau..perempuan pelacur ini seperti kuda betina....tapi ketika bertemu tuannya dia jinak dan pingsan....ha ha ha ha....biar kuda betina ini istrahat dulu...karena masih banyak penunggang yang belum mencoba..." desis si Jon...

Beberapa lelaki yang ada disitu tertawa senang mendengar perkataan si Jon dan salah seorang dari mereka membuka sarung bantal yang menutupi sebagian wajah perempuan itu dan memperlihatkan kepadaku sambil berkata
"Benar-benar kuda betina yang liar...tadi kakinya menyepak-nyepak kesana kemari...desah dan teriakannya bukan main...sekarang dia lelap sejenak...ha ha....rugi kalau dilewatkan.." ..
Aku terkejut.....aku sangat mengenal perempuan ini....dia istriku...perempuan yang aku setubuhi itu adalah istriku....fikiranku semakin kacau...dan tiba-tiba sebuah hantaman ditengkukku membuat aku tak sadar kan diri....

***

Aku terbangun ketika dentuman petir berkali-kali terdengar keras dan memekakkan telinga...aku tersentak dan mengucek2 mataku...kepalaku masih terasa sakit dan tubuhku terasa tak bertenaga. Kucoba mengumpulkan ingatanku...dan tiba-tiba....
"ahhh istriku...dimana dia?."....kupalingkan wajahku dan pandanganku terpaku pada sesosok tubuh yg tergolek disebelahku ...ahh syukurlah...itu istriku..dia terbaring terlentang...tubuhnya tertutup oleh selimut...terlihat ia sedang tertidur lelap...terlihat dari gerakan dadanya ketika bernafas. Aku coba untuk memastikannya dengan meletakkan jari tanganku dihidungnya...terasa hangat. Kutatap wajahnya, ia terlihat agak pucat....Kucoba untuk mengingat-ingat kejadian tadi malam....walau sukar, meskipun demikian aku masih dapat mengingatnya walau tidak utuh...
"Dhini, sayang....bangun...Dhin...." bisikku ketika kucoba untuk membangunkan istriku. Tapi dia tidak bergeming, agaknya obat yang diberikan oleh bajingan2 itu masih berpengaruh bagi dirinya. Kembali kutatap wajah cantik istriku...kusingkapkan selimut yang menutupi tubuhnya, ternyata dia hanya memakai BH saja, tanpa menggunakan celana dalam. Kuamati tubuhnya yang indah itu, terlihat tubuhnya seperti telah dibersihkan dan berbau wangi. Entah siapa yang telah memandikannya, aku masih ingat betapa tadi malam tubuhnya sangat kotor berlepotan cairan sperma sopir-sopir yang memperkosanya. Inchi demi inchi kuamati tubuh istriku...dibeberapa bagian payudaranya terlihat bekas gigitan dan cupangan tadi malam, begitu juga lehernya yang mulus itu...lalu kutelusuri bagian vagina yang sebelumnya terjaga dengan baik...bagian itu masih agak lembab dan terlihat masih terdapat sedikit cairan yang sudah agak mengering. Aku termenung, entah apa yang ada difikiranku...rasa kasihan dan kepuasan bergumpal menjadi satu. Kututup kembali tubuhnya dengan selimut lalu kuciumi pipinya. Lalu kembali ku taruh jemari tanganku dihidungnya, terasa udara hangat nafas Dhini.
"Dhini bangun sayang...mari kita pergi dari sini..." bisikku lagi.....
"Hmmmm.....nggg.... hmmmmhh, " gumam Dhini....
Setelah aku yakin bahwa dia dapat meresponku dan masih ingin tidur lagi, perlahan aku menuju kamar mandi untuk membersihkan diri....
Masih dalam tanda tanya pada diriku...siapakah yang membersihkan Dhini...dan kamar ini tidak dalam keadaan berantakan seperti tadi malam....entah siapa yang membersihkan dan merapikannya. Kusegerakan mandiku...setelah berpakaian kuhampiri kembali tubuh Dhini yang masih terlentang tidur diranjang....lelah dia pasti...
Kurasakan perutku sangatlah lapar....sementara itu hujan tidak henti2nya turun...entah jam berapa hari ini...menyadari hal itu lalu kucoba untuk mencari-cari jam tanganku...entah dimana aku taruh tadi. Setelah beberapa lama kucari, barulah kutemui jam tangan itu, disaku celana yg kugantung di lemari, dan aku terperanjat ketika setelah aku sadari bahwa sekarang pukul 10 malam..
berarti cukup lama aku tertidur..pantas sekali perutku lapar dan badanku lemas sekali. Hmmh..Aku harus mencari makanan untukku dan Dhini....
Sementara itu Dhini masih tidur pulas...tubuhnya masih terlentang diatas kasur....kukecup bibirnya dan kuperbaiki selimutnya yang tersingkap...aku pun membuka pintu kamar....yang ternyata kuncinya sudah tidak ada di pintu...sehingga pintu terpaksa kututup tanpa dikunci.

Suasana di luar hotel saat itu cukup gelap...hanya ada beberapa lampu yang dipasang. Sambil berlari2 kecil karena hujan , buru2 aku menuju ke tempat resepsionis hotel itu. Kamarku terpisah beberapa blok dari kantor resepsionis yang terkesan seadanya itu.
Dikantor tersebut kulihat 2 orang lelaki yg sedang asyik bermain catur ...sedangkan disudut sofa kulihat seorang lelaki lagi sedang asyik dengan Hpnya...asap rokok mengepul diruang tersebut dan 3 botol bir terlihat disamping mereka. Kedua orang yg sedang bermain catur itu terlihat sangat serius sehingga kuputuskan untuk menghampiri lelaki yg bermain hp itu saja. Sejenak kuamati lelaki itu, kuperkirakan usianya sekitar 50 tahunan...berbadan gemuk dan berperut buncit...sesekali ia terlihat tersenyum sendiri sambil sibuk dengan hp nya.
"Selamat malam pak...permisi..." ujarku..tapi lelaki itu tetap saja asyik sambil bermain hpnya...
"Hey pak...permisiii!!!" kataku sambil separuh berteriak.....sehingga si bapak itupun memalinkan wajahnya sambil menatapku. Sekonyong2 dia tersenyum kepadaku...matanya menyipit ..dan ia menyeringai....
"He he he...malam bung....ada apa...ho ho...eh....hujan-hujan kesini...he he.." katanya sambil memandangku...tapi kemudian dia sibuk kembali dengan hp nya.

"Saya yang menginap di kamar ujung sana....hmmm....disini ada menjual santap malam kah..atau minuman...kalau ada saya mau beli..."

"ha ha ha...kalau makan besar tak ade bung...disini bukan restoran...tapi kalau kau mau ....kami ada simpan stok mie rebus...dan bubur....kalau kau mau...bisa dibuatkan....mau berapa bungkuss?"
"Buatkan mi rebus 2 bungkus sama bubur 1 porsi...." agak cepat ya pak...aku lapar..
"Wah...banyak nian yang bung pesan....untuk siape pula?...he he....tanyanya
"Untuk saya....bubur buat istri saya....jangan lupa teh manis panasnya juga pak"..sambungku lagi
" Ujeeeng...sini kau...cepaatt...ini ada yang pesan makan....sini kau...belum malam sudah tidurrr " teriak bapak itu...sementara jarinya masih sibuk memainkan game di hp nya
Dengan tergopoh-gopoh keluar dari kamar anak lelaki berumur sekitar 13 tahun...mungkin usia SMP...badannya kurus agak tinggi...dia hanya bercelana pendek dan berbaju kaus...
"Kau rebuskan 2 mangkok mi sama bubur untuk abang ini...kemudian buatkan teh manis panas 1 ceret ..ayoo cepatt..." perintahnya....
Si Ujeng segera bergegas menuju kebelakang untuk membuatkan pesananku, pada kesempatan itu aku coba untuk menjalin komunikasi dengan orang tersebut.
"Pak...hmmm...kemaren malam ada truk disana...sekarang dimana?"...kataku sambil menunjuk tanah lapang didepan penginapan itu.
"Ha ha ...kau ini gimana bung...yaaa sudah pergi lah mereka...mereka kan cuman istrahat disini......paling hanya tidur berapa jam.....langsung jalan lagi...., emang kenapa?"
"Hmmm...bapak yang menjaga penginapan ini kemaren mana ya?..kemaren malam saya bertemu dengan dia, " sambungku lagi
"Ha ha.....anaknya sakit..tadi pagi dia balek ke Prabumulih....aku yang menggantikannya.."he he...
"Hmmm...bapak lihat mobil penumpang yang parkir disana kemaren?...itu mobil charteran saya...sekarang ada dimana ya?"
"Aku tak tau bung....aku baru datang tadi sore....ehh..lagi pula kenapa kau nginap disini.....jarang yang mau nginap disini bung....jauh dari mana2...ha ha...sepi juga....paling supir2 yang kemalaman....sekarang hanys ada 2 orang itu ... pemburu babi sama dua anjing kampung...katanya sambil menunjuk 2 ekor anjing besar yang terikat dibawah meja...same si ujeng...anak bodoh itu...ha ha" tukasnya.
Sialan...entah dimana mobil yg ku charter kemaren, untung saja semua barang-barang termasuk ransel dan koper udah aku pindahkan ke kamar...tapi sialnya uang charteran sudah terlanjur aku bayar 50%..alasannya karena untuk beli bensin...
Cukup lama aku menunggu dan akhirnya si Ujeng muncul dengan 2 mangkuk mi rebus dengan bau yang membangkitkan selera...ia meletakkan makanan instan itu di mejaku, kemudian langsung menuju ke belakang dan tak lama muncul kembali dengan semangkuk bubur dan ceret teh ditangannya.
"Pak....berapa harga semuanya?....saya minta tolong juga untuk dibawakan ke kamar ya
" he he....hmmm.....bayar 50 ribu semua....oh iya....kau mau kemana tujuannya...jarang ada mobil umum yang lewat disini...paling truk...
....kau bisa bayar ongkos truk kalau mau ke kota terdekat...he he

Aku mengangguk...lalu membayar pesananku.....
"Nanti bapak tolong infokan saya kalau ada kendaraan yang bapak maksud....terima kasih pak"
"Eit...eit tunggu dulu bung..
kau mesti bayar uang muka dulu...ongkos sekitar 1 juta...kau bisa bayar 300 ribu dulu...he he he."

"Ok...jangan lupa info kan saya....terima kasih pak.."

***

"Bisa tolong antarkan makanan yg saya pesan ke kamar pak"? ulangku lagi.
Si bapak itu kembali menyeringai....Dia menciumi uang muka yang aku beri...
"Ha ha...beresss....mana si Ujeng tadi....Jeeeng. ..kau bawakan makanan ini kekamar si Bapak ini yaaa...haduhhh...mana pula si bodoh tadi...anak itu bodoooh terus...sudah tua masih bodoh...nasib aku piara kau..."katanya sambil memukul2 kepalanya
"Lho pak...bukannya anak itu masih kecil ya pak?...saya rasa kalau sekolah paling masih SMP lah ...kalau ada nampan bisa si Ujeng bawakan semuanya pak...saya sudah lapar" ujarku lagi
"Haaa...Anak itu sudah 30 han tahun....badannya aja yang kecil...dan ideot...anak itu bodoh.....ha ha...harusnya sudah kawin...tapi siapa yang mau...sama perempuan aja takut...malu...karena sering diketawakan....mana pernah dia menyentuh perempuan...ha ha...nasib lah kau Jeng....sampai tua pun tak kan berbini kauuu... alamat jadi peejaka tua...mati tanpa pernah merasakam kenikmatan dunia. Pernah bangun tidur teriak2...aku sampai terkejut...ternyata dia mimpi basah...ha ha ha...anak bodoh...anak bodoh....burung aja yang besak...tapi bodoh....."Umpatnya
"Wah...saya kira dia masih anak kecil pak...ternyata.....pak tolong segera suruuh si ujeng bawakan saja makanannya kekamar ya..eh bapak...burung si ujeng besar gimana maksudnya pak......"ujarku lagi sambil agak terheran-heran.
"Ha haa...iyeeee...bereesss...nanti aku suruh si Ujeng bawakan.....anak bodoh si Ujeng..mana pula dia....
Ujeng itu walau bodoh tapi diberikan kelebihan...kalau lagi idup ...burungnya diatas normal ukurannya...walau bodoh..tapi ternyata dia diberikan kelebihan...kau tau alu penumbuk beras....segitulah besarnya...ha ha...aku tau karena aku yang membesarkan anak itu....ha ha ha" katanya sambil terkekeh-kekeh

Lalu aku menuju ke kamarku sambil membawa sebotol minuman kemasan yang aku beli tadi, aku sempat melintas di depan pemburu yang masih asyik dengan permainannya. Ketika sedang ngobrol dengan bapak tadi ,ada perasaan aneh ketika aku tanpa sengaja melihat pandangan mata mereka kepada ku....
Kedua anjing pemburu itu mengeram cukup keras ketika aku lewat ..lidahnya menjulur keluar dan air liurnya menetes-netes. Kedua anjing itu bergerak cukup liar kesana kemari...ekornya tegak keatas dan bergoyang-goyang. Untuk ukuran anjing kampung kedua anjing itu berukuran cukup besar....
"Hey Blacky...Zorro!!! diammm...ribut saja...diamm...duduk disana..!!!."teriak salah satu pemburu itu. Dengan sekonyong2 kedua anjing itu terdiam, ekornya yang tadi berdiri kini masuk kebawah kaki belakangnya, kedua hewan itu lalu duduk dengan patuh sesuai perintah majikannya.

Aku membuka pintu kamarku perlahan, pintu itu cuman kututup tadi, karena kuncinya hilang...wah aku lupa memberitahukan ke bapak itu tadi. Kulihat Dhini masih tidur nyenyak , tubuhnya terlentang...dalam keadaan tidur wajahnya yang cantik terlihat semakin cantik, sementara selimut tidak lagi menutupi bagian tubuhnya yang indah itu. Bagian dadanya dan separuh pahanya terbuka. BHnya yang berukuran kecil tidak mampu menutupi belahan dadanya . Kuciumi pipinya...dan sempat kudengar helaan nafasnya lembut....kubiarkan saja posisi tidurnya seperti itu...Aku menuju ke sudut kamar, kukeluarkan laptopku dari koper. Rencananya aku ingin mendownload data2 dari hasil rekaman alat perekam yang sudah aku pasang beberapa waktu lalu mengganti external disknya dengan yang baru. Proses download data berjalan cukup lancar dan diperkirakan membutuhkan waktu, tiba-tiba aku mendengar pintu kamarku di dorong oleh seseorang. Perlahan kulihat wajah si Ujeng dibalik pintu...ditangannya ada baki berisi makanan yang aku pesan tadi. Anak itu memang bodoh...dia tidak mengetuk pintu seperti lazimnya. Dia lalu menutup pintu dan perlahan membawa baki itu ke meja disamping tempat tidur. Kelihatannya dia tidak menyadari keberadaanku disudut kamar, mungkin karena sudut kamar ini agak gelap atau dia tidak perduli, akupun tidak tau. Aku ingin mendatanginya, tapi tiba-tiba rasa penasaranku muncul. Informasi dari bapak penjaga penginapan ini tadi bahwa si Ujeng ini minderan dan tidak pernah menyentuh perempuan. Bagaimana responnya kalau melihat Dhini sedang tidur dengan etengah bugil seperti itu...???..bisa terkencing-kencing mungkin dia. Aku memperhatikan dengan cermat segala tindak tanduk Ujeng...
Ujeng berjalan perlahan menuju ke tempat tidur...Tiba-tiba... si Ujeng terpaku melihat tubuh Dhini yang sedang terlentang...tubuhnya bergetar dan seketika dia tampak ketakutan...dia langsung berjalan cepat menuju pintu...sesampai di pintu terlihat dia agak ragu. Dia menghentikan langkahnya dan dengan mengendap2 diapun kembali menuju ke tempat tidur....
Ujeng berdiri disamping tempat tidur sambil menatap wajah Dhini ...matanya melotot dan mulutnya melongo...kakinya menggigil ..jakun-jakunnya naik turun.

***

Belum pernah sekalipun didalam hidupnya ia melihat tubuh perempuan terbuka seperti ini...apalagi secantik Dhini...berulang kali dia mimpi basah karena mimpi melihat perempuan mandi....jika begitu penisnya terasa sakit karena tertahan oleh celananya. Sungguh dia sangat menderita mempunyai penis yang besar...dia sering merasa sedih karena selalu menjadi bahan olokan teman-teman sebayanya. "ujeng burung besar...ujeng burung gajah...." itu lah julukan yang diberkan teman2 sebayanya pada waktu itu.
Karena itulah dia menarik diri dari pergaulan dan sering menyendiri, kadang dia menghayalkan mengintip perempuan mandi sambil mengelus-ngelus burungnya...dan yang ia benci setelah itu burungnya membesar sebesar alu padi ,membengkok memanjang keatas melewati pusarnya.
Kini yang selalu ia hayalkan dan mimpikan nyata di depan matanya...dengan gemetaran ia menggoyang-goyangkan badan Dhini yang sedang tergolek di ranjang.
"Kak...kakak....bangun...hei...kakak.." bisik Ujeng.
Suaranya bergetar menahan nafsunya. Tiba-tiba si Ujeng meringis kesakitan...mungkin karena dia mulai ereksi..Ujeng lalu membuka celana kainnya dengan buru-buru...lalu menanggalkan celana dalamnya. Aku terperanjat melihat penis si Ujeng...ternyata benar apa yang dikatakan penjaga penginapan itu tadi. Ukuran penis si Ujeng ini memang tidak normal...sangat besar dan kontras dengan tubuhnya. Menurut prediksiku diameter dan panjangnya hampir sama besar dengan diameter botol Aqua 1500 ml.
Kini penis besar itu mengacung dan bergoyang-goyang ketika si Ujeng membungkukkan badannya kearah Dhini. Dia kembali menggoyang goyangkan tubuh Dhini dan dengan kurang ajarnya kedua telapak tangannya mendorong-dorong dada Dhini. Agaknya dia masih ragu dan khawatir jika Dhini bangun...
Tiba-tiba si Ujeng tertawa girang melihat payudara Dhini bergerak-gerak keatas kebawah ketika dia mendorong-dorong bagian atas kasur .Kini tangannya meremas-remas payudara Dhini dengan keras...mencubit cubit putingnya sambil menyeringai. Sekonyong-konyong dia menggeser tubuh Dhini sehingga tepat bagian pinggul kebawah mengarah ke pinggir kasur. Dengan bergetar dia memandang pangkal paha Dhini, dan tanpa dapat ditahan mulutnya mencumbui bagian vagina istriku.
Lidahnya menjulur panjang ke dalam liang vagina Dhini dan berputar-putar disitu. Diposisikannya jari-jarinya ke bibir vagina Dhini lalu dibukanya lebar-lebar sehingga Vagina istriku seakan-akan terkoyak dan dijulurkan lidahnya kembali. Ujeng seperti mendapatkan mainan baru yang sangat ia gemari...dia kembali menjilat-jilat dan menghisap vagina Dhini yang sudah basah dengan air liurnya sendiri.

***

Penis Ujeng yang besar dan hitam itu bergoyang-goyang mengikuti pergerakan tubuhnya, Agaknya nalurinya mulai bekerja...dia lalu mengangkangkan paha istriku lebar-lebar dan mulai mengarahkan penisnya yang besar itu ke bibir vagina Dhini yang basah.
Sementara itu Dhini masih saja tertidur, meskipun demikian sesekali terdengar desah lirihnya ketika lidah Ujeng menyapu vaginanya.
Dengan kasar si Ujeng mendorong penisnya yang masih perjaka itu ke bibir vagina Dhini, tapi dorongannya tertahan karena ukuran penisnya yang terlalu besar itu. Dengan gusar lalu dia menggunakan kedua jemarinya untuk membuka bibir vagina istriku. Setelah vagina itu terbuka lebar lalu dia menempatkan kepala penisnya disitu. Ketika posisinya sesuai lalu dia mendorong pinggulnya dengan tenaga penuh. Berapa kali dia melakukannya dengan cara yang sama, wajahnya memerah dan berkeringat mengingat usaha keras yang sudah dicobanya tapi burungnya belum berhasil juga menerobos vagina istriku.

***

Ujeng meringis ketika untuk kesekian kalinya penisnya gagal untuk memasuki liang vagina Dhini. Kepala penisnya hanya berada pada posisi luar bibir vagina istriku dan tidak berhasil masuk, tapi pergesekan penisnya dengan bibir vagina istriku itu sudah cukup membuat kenikmatan luar biasa pada dirinya. Dirinya merasakan kegelian yang belum pernah dirasakannya selama ini.

Payudara Dhini yang bergerak naik turun akibat dorongan tubuhnya membuat dia semakin merasakan sensasi aneh itu. Ujeng terus saja menggesek-gesekkan penisnya, dan tidak lama tiba-tiba dia merasakan ada yang mendesak keluar dari tubuhnya, dia semakin mempercepat hayunan pinggulnya dan tiba-tiba dia menjerit tertahan..
" heeeeeiiikksssss.....heieeks ..ahhhhhhh......ahhhhh" ..Ujengpun mengalami ejakulasi persetubuhan pertama dalam hidupnya, walaupun tidak sempurna dan itu hanya berupa ejakulasi dini. Penisnya yang besar berkedut-kedut beberapa kali memompakan cairan kental kearah tubuh Dhini, kemudian dia mengejankan cairan sperma terakhirnya di bibir vagina Dhini. Setelah selesai, dengan tergopoh-gopoh dia mengambil celananya tanpa sempat memakainya dan pergi begitu saja keluar kamar.
Aku segera mengampiri Dhini yang masih saja tertidur pulas, tubuhnya terlentang sedangkan pakaian yang dikenakannya sudah tidak karuan lagi. BHnya terbuka sebagian sehingga menekan payudara indahnya. Sedangkan pangkal pahanya berlumuran dengan cairan sperma Ujeng tadi. Kutatap wajah cantik Dhini lagi, kekecup keningnya dan perlahan kubersihkan bagian tubuhnya yang kotor dengan handuk yang sudah aku basahi dengan air. Pertama yang kubersihkan adalah pangkal pahanya, yaitu diseputaran vaginanya. Vagina itu masih terbuka dan dan basah oleh sperma si Ujeng, mesti demikian masih terlihat indah untuk dilihat. Keseka perlahan mahkota istriku itu, dan sesekali Dhini merintih dalam tidurnya. Entah apa dirasakannya saat ini. Setelah membersihkan tubuhnya aku mulai menyantap mie yang sudah dingin. Ahhh....aku baru teringat bahwa ketika di Jakarta kemaren aku cukup banyak roti yang bisa kumakan untuk mengganjal perut. Sambil mengunyah roti aku kembali mengamati proses download yang aku lakukan tadi, hmmm...masih 75% , ternyata membutuhkan proses yang lumayan lama juga. Sembari menunggu proses itu akupun kembali menghampiri Dhini dan membangunkannya
"Dhini sayang, ayo bangun...aku sudah menyiapkan makanan untukmu...ayo sayang" bisikku sambil mencium pipinya...lalu kukecup keningnya..kutatap wajah cantiknya sekali lagi...Cukup lama aku berusaha untuk menyadarkannya akhirnya perlahan Dhini membuka matanya. Lama dia terdiam sambik menatapku..lalu pelan tangannya mengelus wajahku...tiba-tiba Dhini menangis dan terisak-isak...kubimbing tubuhnya yang masih lemah supaya dapat duduk di ranjang. Dia lalu memeluknya erat dan cukup lama, bahunya terguncang-guncang menahan tangis yang dirasakannya...Kuelus-elus rambut indahnya yang panjang itu, kesentuh kedua pipinya dan kembali kekecup keningnya.
"Kau tidur cukup lama sayang, sepertinya kau lelah sekali.."bisikku
"Mas Adi...aku takut...hikss...hiksss...jangan tinggalkan aku sendiri lagi mas....aku takut....aku menunggu mas lama....akuu bingung mas....aduh....perutku sakit sekali....kenapa ini....semua badanku sakit....hiksss....ngggg...."bisik Dhini lirih sambil memelukku..

***

"Perutku sakit mas, aku mau kekamar mandi...kenapa tubuhku ini sakit semua "rintih Dhini pelan.
Aku mencoba memapah tubuhnya, tapi dengan pelan ia menolaknya..
"Aku bisa sendiri....aku tidak apa-apa" bisiknya...Perlahan Dhini melangkah perlahan menuju kekamar mandi, dia berjalan agak mengangkang, kutatap tubuhnya sampai akhirnya menghilang dibalik pintu kamar mandi dan menguncinya rapat. Lalu kuhampiri laptopku, kunyalakan dan segera ku pilih monitor yg telah kupasang di ruang itu sehingga dapat mengamati tentang apa yang sedang dilakukan istriku.

***

"Perutku sakit mas, aku mau kekamar mandi...kenapa tubuhku ini sakit semua "rintih Dhini pelan.
Aku mencoba memapah tubuhnya, tapi dengan pelan ia menolaknya..
"Aku bisa sendiri....aku tidak apa-apa" bisiknya...Perlahan Dhini melangkah perlahan menuju kekamar mandi, dia berjalan agak mengangkang, kutatap tubuhnya sampai akhirnya menghilang dibalik pintu kamar mandi dan menguncinya rapat. Lalu kuhampiri laptopku, kunyalakan dan segera ku pilih monitor yg telah kupasang di ruang itu sehingga dapat mengamati tentang apa yang sedang dilakukan istriku..
Terlihat dengan jelas olehku betapa ketika Dhini melepas pakaiannya satu persatu dan dengan perlahan menggantungkannya di balik pintu. Kini tubuh itu telanjang sempurna, keindahan tubuhnya terpampang jelas.
Dia menatap tubuh indahnya dari cermin yg terdapat pada bilik kamar mandi..
Tangannya memeluk dadanya dan tiba-tiba tangisnya pecah..air matanya bercucuran...bahunya terguncang2 dan rambutnya menutup bahunya...
Sambil menangis dia mengguyur tubuhnya dengan air berkali-kali. Dia merasakan tubuhnya sangat kotor penuh dengan najis...mengenang itu dia kembali menangis tersedu-sedu. Dia merasakan seluruh tubuhnya terasa sakit...dibawah pusarnya seperti ada cairan yang mengalir...."ohhh tidaaak...ini pasti sperma para durjana itu....."rintihnya
Kembali diguyurnya tubuhnya ..dituangkannya shampo ke telapak tangannya untuk disapu kerambutnya ...kemudian disabuninya kesekujur tubuhnya...digosoknya perlahan mulai dari tangan, leher bahu . Dhini menggigit bibirnya ketika telapak tangannya menyapu payudaranya....terasa nyeri disitu, ada beberapa bekas2 kebiru-biruan di bagian payudaranya...berkemungkinan karena gigitan begundal tadi...Kemudian tangannya menggosok bagian selangkangnya, dia menutup matanya menahan rasa perih...Dhini kembali terisak-isak menahan deritanya. Kembali dia merasakan seperti ada sesuatu yang mengalir di rahimnya...

DIguyurnya lagi tubuhnya, air yang dingin membasahi tubuhnya sehingga membuat dirinya menggigil. Tapi ia tetap merasakan tubuhnya masih kotor...dituangkannya kembali sabun cair itu di telapak tangannya..kembali digosoknya tubuhnya....sementara itu dirasakannya cairan itu seakan mengalir menuju kedalam rahimnya....matanya memandang sudut kamar mandi...terlihat sebuah kursi plastik disitu....Dhini lalu duduk dikursi tersebut...lalu ia mengangkangkan pahanya perlahan...sambil terisak..perlahan dimasukkannya jemari tangannya ke vaginanya untuk membersihkan kewanitaannya dari sisa2 sperma yang mengotorinya....

Sambil terisak lalu ditekan-tekannya bagian bawaj perutnya..diurut-urutnya dari atas kebawah berharap ada cairan yang bisa keluar dari rahimnya..sesekali ia mengejan..dia terisak karena ternyata usahanya tiada hasil. Agaknya cairan sperma pemerkosanya tadi sudah memasuki rahimnya....memikirkan itu air matanya semakin membasahi pipinya.

Sudah hampir satu jam Dhini dikamar mandi dan akupun mematikan laptopku dan berinisiatif untuk mengetuk pintu kamar mandi ...
" Tok...tok..tok...."
"Dik Dhini...sudah mandinya sayang?"....kenapa lama sekali sayang?....."
"Tok.. tok..tok....hening..tapi tak lama kemudian terdengar suaranya

"iyya mmass....ssebenntar....aķu sebentar lagi..perutku sakkit.." jawab Dhini pelan....Dia lalu mengambil handuknya yang disangkutkannya di dinding kamar mandi ...perlahan dilap nya tubuhnya, ia meringis ketika payudaranya di lap...mungkin masih terasa nyeri.... lalu dibelitkan handuk itu di tubuhnya hingga sebatas dada...Handuk yang tidak begitu besar tidak dapat menutupi benjolan payudara indahnya, sedangkan bagian bawah handuk hanya menutupi sejengkal dibawah pangkal pahanya.

Kamar mandi itu adalah bangunan semipermanen..khas rumah2 kampung di sana..dindingnya separuh dari batu bata..sedangkan separuh lagi terbuat dari papan. Tanpa disadarinya sepasang mata sudah sejak awal tadi mempelototi tubuh indahnya dari balik sela2 dinding yang agak jarang. Sesungguhnya ruang yang berbatasan dengan kamar mandi itu merupakan sebuah gudang gelap, biasanya disitu disimpan bahan-bahan makanan pokok berupa beras, gula dan rempah2 untuk para tamu di losmen terpencil tersebut.
Demikianlah..pengintip gelap itu berkali-kali menghela nafa panjangnya...jakun-jakunnya naik turun melihat pemandangan indah didepan matanya, melihat wanita cantik itu sedang menyabuni tubuhnya....payudaranya bukan main bagusnya...pahanya yang mulus serta betisnya yang panjang membuat badannya menggigil. Iya tidak mengerti kenapa beberapa kali wanita itu meringis dan terisak-isak ketika sedang menyapu tubuhnya. Betapa pemandangan itu benar-benar membuat nafsunya melambung tinggi...Ketika wanita cantik itu duduk di kursi plastik dan merenggangkan pahanya dia sudah tidak tahan lagi. Betapa tidak...karena wanita itu sangat dekat dengan dirinya dan hanya dibatasi dinding papan. Dan sewaktu wanita itu memasukkan jari jemari ke vaginanya seperti membersihkan sesuatu, dia mulai mengurut penisnya yang sudah menegang. Matanya nanar melihat wajah wanita cantik itu...Wanita itu sekarang seperti terlihat sedang menangis..pipinya terlihat memerah sehingga menambah kecantikannya.
....lalu ia menatap leher..payudara ..pangkal paha ... dan ia semakin.mempercepat kocokan ke penisnya dan .....
Aaaahhhhhhhh....hhhkkkkkk...hkkkkkkk
Spermanya muncrat kesana kemari membasahi dinding kayu didepannya......penisnya berkedut beberapa kali memuntaskan sisa-sisa sperma dikantung zakarnya.
Nafasnya tertahan...supaya tidak ketahuan dicobanya untuk menahan suara lenguhannya...
Pengintip itu memandang kembali kesela2 papan..dan ternyata perempuan itu sudah mengenakan handuk dan bersiap untuk keluar dari kamar...dia pun bergegas memakai celananya kembali..

Dhini keluar dari kamar mandi... semerbak tercium bau wanginya olehku. Dia menolak ketika akan aku peluk..dan perlahan berjalan kearah lemari untuk mengambil pakaian pengganti...setelah memperoleh pakaian pengganti ia pun kembali menuju kekamar mandi untuk mengenakan pakaiannya. Begitulah dia..walaupun sudah menikah dan kejadian tadi malam...ia masih merasa malu untuk mengenakan pakaiannya didepanku...Tak lama ia pun keluar dari kamar mandi. Dia menggunakan baju kaos longgar dan celana panjang...rambutnya masih basah. Dia lalu menghampiriku dan sepertinya mencoba untuk tersenyum, matanya masih merah.
"Aku bikinkan teh untuk mas ya....mas Adhi lapar kah? " ..maaf mas...perutku agak sakit..dan ngggmhhh...nggmh..
Entah mengapa badanku pegal sekali.
Aku kurang enak badan....mungkin masuk angin akibat udara yang kurang bagus...Atau mungkin aku terlalu lama tidur ya..." kata Dhini pelan seperti berbisik...matanya tidak berani melihat wajahku...
" Ga apa2 Dhini..itu masih ada teh dari penginapan ini...tapi sudah dingin...aku ambilkan ya...." sahutku..
aku pun mengambilkan dia teh...lalu menuangkan air panas dari dalam termos ke gelasnya supaya terasa lebih hangat

"Mas Adhi...aku takut disini...mari kita pergi dari sini mas...aku takut.....sepertinya tidak ada yang menginap disini selain kita...dan ....aku....aku...aku tadi malam....mimpi buruk....." bisik Dhini sambil menutup mukanya dengan telapak tangannya. Perlahan dia mendekati lalu memeluk tubuhku ... kepalanya disandarkan didadaku sehingga bau wangi rambutnya tercium olehku. Dia terisak lagi sehingga air matanya membasahi baju yang kupakai.

***

0 comments:

Post a Comment