Thursday, May 16, 2024

Istriku dan Asset nya Remake by Bomir

 ISTRIKU DAN "ASSET"NYA_REMAKE







Perkenalkan nama saya rudi usiaku 39 tahun berasal dari sumatera, aku seorang security pada sebuah bank swasta yang keseharian nya bekerja shif-shifan kadang kebagian pagi kadang juga malam hari. Dalam kehidupanku aku memiliki seorang istri dan dua orang anak 1 laki berusia 11 tahun dan 1 perempuan yang berusia 7 tahun, sedangkan istriku bernama rani seorang perempuan cantik berasal dari kota yang sama dengan aku, usia kami hanya terpaut 2 tahun, usia istriku saat ini 37 tahun, dalam keseharian nya istriku bekerja sebagai seorang pegawai negeri sipil pada instansi pemerintahan. Aku bersyukur sekali rani sebagai seorang perempuan yang cantik dan memiliki pekerjaan yang layak mau memilih untuk hidup berumah tangga denganku, walaupun penghasilan sebagai securty bank swasta sebenarnya tidak kalah, bahkan kadang lebih besar jika ditambah dengan lembur, hal itu membuat kehidupan kami sebagai keluarga mampu terpenuhi dengan cukup mapan. memang saat menikah denganku status rani masih sebagai honorer barulah sekitar 5 tahun kami berumah tangga dia diangkat menjadi pegawai negeri sipil. Tentu dengan perjuangan nya dan kegigihan nya bertahan dengan gaji seadanya sebagai honorer pada masa itu, memang rani sejak masih muda terbiasa hidup mandiri karena latar belakang keluarga kami terbilang biasa saja, menengah kebawah. Hal itu membuat kami tidak mempekerjakan asisten rumah tangga dengan alasan semua nya masih bisa di kerjakan oleh rani selepas dia pulang dari bekerja pada sore hari, rani biasa nya pulang pada pukul 15.00 dan 15.30 sudah tiba di rumah kami, sedangkan anak kami setiap pulang dari sekolah langsung pulang kerumah neneknya yang berjarak hanya 3km dari rumah kami, barulah setelah selesai mengurus pekerjaan rumah rani menjemput kedua anakku pada sore hari nya menjelang magrib.
Rasa syukurku belum cukup sampai disitu selain sebagai istri dan ibu yang sangat baik untuk anak2nya rani memiliki "aset" yang sangat menggairahkan, rani istriku perempuan dengan badan mungil 160cm dan bb 65 kg, memiliki payudara yang berukuran menggairahkan 36D ditambah lagi dengan ukuran bemper belakang nya yang sangat aduhai bulat dan agak turun membuat aku sangat betah berlama2 di ranjang bersama nya. Tetapi semua "aset" yang dimiliki rani selalu dia jaga dengan baik dengan cara berpakaiannya yang sopan, namun tetap saja kadang hal tersebut tidak mampu menutupi nya, terutama dibagian payudara nya yang bulat membusung, sedangkan bempernya kadang rani menyiasati nya dengan menggunakan baju yang agak panjang menutupi bokongnya jika sedang bekerja ataupun aktivitas yang agak jauh dari rumah, sedangkan kalau dirumah dan sekitaran nya rani cenderung berpakaian agak santai, kadang hanya mengenakan daster selutut tanpa lengan kadang juga celana pendek dan kaos saja, tentu hal ini akan membuat body rani terekspos hampir sempurna, namun aku tidak risau akan hal itu karena selama ini itu hanya dia lakukan di sekitar lingkungan tinggal kami saja, karena memang selama berpacaran sampai menikah denganku rani tidak pernah menunjukkan sikap yang mencurigakan, walaupun rani tergolong perempuan yang supel dan tak sungkan bergaul dan bercerita ramah dengan lawan jenis sekalipun, dan aku memaklumi cara berpakaian nya karena memang di kota kami cuaca panas nya cukup luar biasa terutama pada siang dan sore hari, kadang jika berada di dalam rumah rani juga suka menggunakan bra tanpa busa dengan maksud agar tidak terlalu gerah. Hingga pada suatu malam disaat aku sedang berada dirumah setelah sore hari nya aku pulang dari bekerja shit pagi pada pukul 22.00 aku bersiap untuk berangkat ronda malam, yah memang di lingkungan kami tinggal masih mengadakan agenda ronda malam, karena tempat tinggal kami ini bukan komplek perumahan yang ada security nya melainkan perkampungan dengan rumah yang di bangun selera masing2 pemiliknya, sehingga jarak antar rumah kadang ada yang berdempetan kadang ada yang berdempetan kadang ada yang agak berjauhan, termasuk rumahku termasuk rumah yang berdempetan tersebut, karena memang dulu aku membeli tanah kaplingan untuk membangun rumah ini. Kembali ke ceritaku tadi pada saat aku bersiap ingin berangkat ke pos ronda yang mana sebelumnya aku sempat tidur terlebih dahulu aku melihat istriku rani tidur dengan daster selututnya dan agak tersingkap ke atas dengan posisi tidur tengkurap , sehingga memperlihatkan bokong montoknya di tambah celana dalam tipis minimalis yang dia gunakan membuat gairahku sedikit naik namun hal itu aku tahan karena menang toleransi jam untuk datang ke pos ronda kami sampai pukul 22.30 jika lewat dari jam tersebut maka petugas ronda biasa nya akan mendatangi untuk menanyakan siapa tau yang punya giliran ronda lupa, jika sebelumnya tidak menkonfirmasi ketidakhadiran terlebih dahulu, dan jika tidak hadir biasa nya pemilik rumah yang berhalangan hadir disepakati bersama menyediakan makanan ringan dan kopi sebagai pengganti ketidakhadiran nya, tentu aku tidak ingin terburu2 nanti nya menuju pos ronda, jika aku melampiaskan nafsuku terlebih dahulu. Aku putuskan nanti saja sepulang dari ronda malam toh ini hanya sampai jam 3 saja masih ada waktu untuk aku nanti nya menyalurkan hasratku. Sebelum berangkat aku sempatkan membuat kopi terlebih dahulu karena air di termos kosong maka aku memanaskan air terlebih dahulu sehingga hal ini memakan waktu, barulah pukul 22.10 aku berangkat menuju pos ronda, aku berjalan menuju pos ronda melewati lorong2 antara rumah2 warga untuk tiba lebih cepat di pos ronda jika dilalui dengan jalan utama maka akan menempuh jarak yang sedikit lebih jauh walaupun memang tidak terlalu jauh dan aku memang memilih untuk berjalan kaki saja daripada ribet harus mengeluarkan sepeda motor dari dalam rumah, pada saat melewati rumah salah satu tetanggaku mas agus aku melewati sebuah jendela kamar yang tinggi nya hampir sama dengan tinggiku 165cm aku mendengar suara agak mencurigakan suara yang tidak asing bagiku, yah itu suara mas agus dan istrinya sepertinya mereka sedang bercengkarama suami istri, dengan sedikit penasaran aku memperlambat langkahku dan mendekat ke jendela itu, dengan melihat situasi sekitaran yang sepi karena ini memang bukan jalan yang biasa dilalui, aku menempelkan telingaku di jendela tersebut dan terdengarkan semakin jelas suara tersebut suara derit ranjang dan desahan manja mbak desi istri mas agus, mbak desi sendiri adalah teman rani istriku mereka biasa nya kalau sore hari sepulang bekerja menyempatkan diri mengobrol dan bertegur sapa sesama warga tempat tinggal kami, usianya pun tidak jauh berbeda dengan istriku mungkin sekitar 36 tahun, aku semakin penasaran dan bergairah membayangkan desi dengan tubuh mungilnya mungkin 155cm tetapi di tunjang dengan body yang hampir mirip istriku walaupun bokong desi tidak sebesar istriku namun payudara nya aku taksir berukuran tidak jauh berbeda. Aku membayangkan tubuh mungil desi di genjot oleh mas agus yang berbadan tinggi besar sekitar 175 cm tentu ukuran penis nya aku taksir jauh lebih besar daripada aku. Haaaaa..h aku penasaran ingin menyaksikan nya secara langsung namun saat aku mencari celah aku tidak menemukan nya, dan aku mendengar suara desahan desi semakin tidak terkontrol, maka aku putuskan untuk menyudahi aksiku, dengan rasa penasaran dan gairah memuncak aku meninggalkan jendela itu dan melanjutkan perjalananku menuju pos ronda, aku lihat jam tanganku menunjukan pukul 22.25 berarti aku hampir terlambat, maka aku semakin bergegas menuju pos ronda. Pada saat tiba mendekati pos ronda aku tiba dari arah belakang dari kejauhan aku melihat 5 orang sudah berada di pos ronda, terlihat mereka sedang bercerita sambil sedikit tertawa- tawa , lalu aku memutuskan untuk memutar lewat belakang pos ronda yang ada dinding nya, sengaja di buat sabagai senderan untuk yang sedang ronda, tujuanku tentu untuk mengagetkan mereka yang sedang asik bercerita, pada saat sudah mendekati pos ronda aku dengar mereka menyebut namaku yang hampir terlambat datang, di dalam pos ronda tersebut ada , pak selamet, pak sugeng, pak dedi dan pak Adi dan mas rehan. Aku mendengar pak slamet berucap "yah harap dimaklumi mas dedi kayak gak ngerti aja mas rudi kan jarang dirumah kalau malam nah ini kesempatan mumpung sedang dirumah mungkin ambil kasbon dulu, siapa juga yang tahan punya bini bahenol kayak mbak rani di anggurin, apalagi susu nya beh tumpeh2" lalu di sambut gelak tawa yang lainnya, di sambung lagi oleh pak sugeng "saya ini walaupun sudah tua kalau liat body mbak rani rasa nya kayak muda lagi, langsung sikap sempurna isi sarungku" merekapun kembali tertawa, kembali aku dengar ucapan pak Adi " iya pak kemarin hari minggu pagi aku lihat mbak rani beli sayur pakai daster selutut body nya emang yahud, bokongnya bikin gak nahan, apalagi susunya kalau di kenyot sampai di betot banyak pasti airnya, dan tentu nya bikin sehat dan segar" hahahaha mereka tertawa serempak, aku merasa marah dan emosi sekali mendengar mereka bicara jorok tentang istriku, tetapi ada rasa bangga pada diriku memiliki istri yang menjadi idaman mereka. Lalu aku dengar pak slamet berucap "sudah2 nanti orang nya datang malah gak enak kalau dia sampai dengar omongan kalian" di jawab oleh pak Adi "lah orang bapak yang mulai duluan" merekapun kembali tertawa "tapi memang benar minggu kemarin waktu ambil kopi dirumah mas rudi aku fi sambut sama mbak rani kayaknya sudah mau tidur behh body nya bikin ngaceng, kayaknya putingnya jiplak gede banget pak" ucap pak sugeng
Pak slamet: yang bener pak sugeng?kalau begitu pas mas rudi gak bisa datang gantian dong ambil kopi siapa tau bisa lihat susu murni juga, sukur2 bisa minum hahaha"
Pak sugeng : kalau minum mah kita juga mau pak, tapi kayaknya mbak rani bukan wanita sembarangan mau gitu pak walaupun ramah tapi dia tetap jaga kelakuan nya gak suka mancing2 kayak ibu2 yang lain disini"
Pak dedi : emang siapa yang suka mancing2 pak sugeng?
Pak sugeng : ada deuhhh hahhaah
Pak slamat: sudah2 kalian bicara ngeres kasihan mas rehan belum ada temen nya, nanti malah senam 5 jari hahahaha
Mendengar omongan mereka aku memutuskan berputar kembali ke belakang dan pulang kerumah mengambil motor, lalu aku lewat jalan utama menuju pos ronda. Tiba lah aku di pos ronda langsung di sambut oleh mereka.
Pak sugeng: nah ini mas rudi sudah datang, kirain masuk malem mas.
Aku : iya pak tadi ketiduran, alarm gak bunyi.
Pak adi: santai mas rudi, aman kok kita semua sudah lengkap disini.
Mulai lah kami malam itu melanjutkan giat ronda, setelah berkeliling sejenak kami memutuskan untuk bermain gaple, di selingi cerita2 tentang pekerjaan dan kegiatan kami sehari, hingga tak terasa waktu menunjukan pukul 03.00, akhirnya kami sepakat untuk pulang kerumah masing2.
Pak slamet : baiklah bapak2 ronda nya kita lanjut di rumah masing2 aja, siapa tau ada yang mau lanjut ronda malam nya sama yang dirumah hahahaha
Pak sugeng : bisa aja pak slamet, saya mah istri pasti ogah2an kalau dah jam segini
Pak slamet : itu sih derita lu pak sugeng hahahaha



BERSAMBUNG.....

================

LANJUTAN...

Lanjutan di pos ronda, pada saat itu jam menunjukan pukul 03.08 menit bapak2 yang lain sudah mulai berangsur meninggalkan pos ronda, hingga hanya tersisa aku dan pak dedi saja, aku pun mengeluarkan rokok dari saku celana ku, sambil ku tawarkan kepada pak dedi rokok dulu pak.
Pak dedi: iya pak rudi. Jawab nya singkat
Lalu aku menyalakan api rokokku.
Pak dedi: boleh saya minta satu ya pak? Sudah habis duluan rokok saya pak.
Aku: boleh pak, ini masih bnyak kok tadi memang bawa stok lebih buat ronda. Jawabku
Pak dedi, mengambil rokok yang aku letakkan di tengah2 kami, lalu pak dedi mulai menyalakan rokok miliknya

Mulai lah pak dedi memulai pembicaraan.
Pak dedi: kirain tadi gak bisa hadir pak rudi, biasanya kan datangnya selalu lebih awal dari yang lain.
Aku: iya pak, tadi saya ketiduran dan alarm saya gak tau kenapa kok gak bunyi ya.
Pak dedi: mungkin pak rudi gak denger aja kali pak, tidur nya nyenyak mungkin abis capek2 enak ni pak rudi jadi pulas tidur nya. Jawabnya sambil tertawa dan akupun ikut menempali tawa nya. Memang kami sudah lumayan akrab, selain usia kami yang tidak berjauhan, usia pak dedi 40 tahun namun terlihat lebih muda dari aku, mungkin karena tidak terlalu di tuntut dalam pekerjaan nya dan pola tidur nya yang mungkin teratur, sedangkan aku pola tidur cenderung kacau karena harus bekerja shif2an, kadang semalaman aku tidak tidur sehingga mulai muncul banyak kerutan di muka ku, dan cendrung agak kusam, sedangkan pak dedi di usia nya yang menginjak 40 tahun tampak lebih segar dan berenergi di tambah lagi, dengan badan nya yang gempal bersisi, mungkin tinggi pak dedi sekitar 175cm. Ke akraban kami makin terjalin karena kami tinggal satu pemukiman di tambah karena pak dedi memiliki sebuah bengkel motor yang lumayan maju di lingkungan tinggal kami, mulai dari servis perbaikan motor hingga menjual suku cadang semua nya lengkap, sehingga membuat pak dedi cukup santai dalam keseharian nya karena karyawan pak dedi sudah bisa menghandel semua pakerjaan yang ada di bengkel nya, dan candaan seperti ini pun rasa nya sudah biasa di kalangan bapak2 komplek kami.

Kembali ke ceritaku, aku menjawab santai candaan yang di lontarkan pak dedi.
Aku: ya enggaklah pak jam 9 malam kan anak2 belum pada tidur pak sedangkan jam 10 sudah harus berangkat ronda, jadi mending di tunda dulu pak. Jawabku sambil tertawa. Pak dedi pun ikut menimpali tawaku.
Pak dedi: wah berarti habis ini kemungkinan lanjut ronda lagi ni pak rudi, imbuh nya.
Aku: yah, kalau itu tergantung situasi dan kondisi pak. Jawabku
Pak dedi: iya lah pak adi, kalau ada kesempatan jangan di rem, di gaspul aja. Jawab nya sambil kembali tertawa.
Aku: iya pak, kan jarang juga dirumah kalau malam hari, apalagi sudah seminggu kemarin masuk kerja shit malam pak. Jawabku
Pak dedi: kalau begitu tunggu apalagi pak di lanjut aja kalau mau pulang duluan, saya paling sebentar lagi sedang menunggu karyawan saya, saya suruh ambil sparepart motor yang kebetulan tiba pagi ini jam 5 jawab nya.
Akupun tertawa mendengarnya.
Aku: pada dedi bisa aja, santai pak masih banyak waktu.
Pak dedi: iya pak, waktunya banyak yang semok kayak mbak rani yang gak bnyak jawabnya, sambil tertawa.
Akupun termenung mendengar ucapan dari pak dedi, bukan nya marah aku membayangkan posisi tidur menantang istriku sebelum aku berangkat ke pos ronda tadi, di tambah dengan yang aku temukan di perjalanan menuju kemari tadi, rasanya desahan renyah mbak desi tadi masih terngiang di telingaku.

Lalu aku di kagetkan oleh suara pak dedi serempak dengan colekan nya pada lenganku, seraya berucap.
Pak dedi: ehhh pak adi kok ngelamun, maaf kalau saya salah ngomong jangan marah pak. Ungkapnya
Aku: ahh gak pak adi kayak baru kenal aja kita.
Pak dedi: yah siapa tau aja pak rudi gak berkenan dengan ucapan saya, Saya mohon maaf.
Aku: bukan pak, saya merenung coba mengingat2 jadwal saya kerja minggu ini, ternyata besok saya sudah mulai masuk kerja pagi pak, karena sebelum nya sudah masuk shif malam. Jawabku berbohong.
Pak dedi: kalau begitu pak rudi kalau mau duluan pulang nya di lanjut aja, besok sudah harus kerja.
Aku: iya pak, kalau begitu saya duluan, mari ya pak. Imbuhku
Pak dedi: iya pak di lanjut hati2

Aku bergegas menuju motorku yang aku parkir di samping pos, lalu mengklakson pak dedi, pak dedi menyambut dengan melambaikan tangan nya.
Tibalah aku dirumah, aku membuka pintu sekalian memasukan motorku ke dalam rumah, untuk motor memang aku menyimpan di dalam rumah, karena rumah kami memang belum ada pagarnya hanya halaman dan teras saja. Pada saat akan memasuki kamar aku mendengar suara seperti benda jatuh di depan rumah, segara aku menuju kedepan pintu tetapi aku tidak membuka pintu, hanya menggeserkan hordeng saja dan melihat melalui jendela, pada saat aku perhatikan ternyata 2 ekor kucing yang sedang berlalu, maka aku abaikan saja dan bergegas kembali ke kamar untuk membangunkan istriku.

Pada saat memasuki kamar aku temukan istriku sudah tidur berdua dengan anakku, ternyata anakku yang paling kecil sudah pindah tidur di sebalah mama nya, padahal biasa nya anakku sudah terbiasa tidur sendirian di kamarnya semenjak 5 bulan belakangan ini. Aku pun keluar kamar dan duduk di ruang tamu seraya mencari rokok di saku celanaku, tetapi tidak aku temukan. Barulah aku teringat sepertinya rokokku tertinggal di pos ronda tadi setelah aku memberi kepada pak dedi. Akupun tidak jadi merokok dan kembali ke kamar untuk membangunkan istriku.

Begitu aku membangunkan nya istriku terkejut, seraya berkata.
Istriku: papa dah pulang ya, emang udah jam 3 ini pa?
Aku: udah ma, kita pindah ke depan yuk ma, tambahku.
Aku takut kegiatan kami akan mengganggu anakku sehingga dia terbangun dari tidurnya, karena memang kalau sedang bercinta istriku suara desahan nya tidak kalah renyah dengan mbak desi. Ditambah lagi sudah 5 hari kami tidak bercinta dikarenakan aku shif jaga malam, tentu gairahnya aku rasa juga sudah memuncak, mengingat biasa nya kami kalau aku sedang tidak jaga malam hampir rutin melakukan nya, mungkin hanya sesekali saja liburnya, dan rasa nya aku tidak pernah bosan memainkan payudara montok istriku, apalagi bokong bohay nya, aku selalu kalah kalau sudah menggenjot dia dengan gaya doggy style, karna memang sangat terasa sekali kontolku mentok di dalam nya di tambah, tamparan pantat bulat istriku bersentuhan langsung dengan bagian depan perut, apalagi kalau aku sedikit menaikkan kaki ku ke atas maka telurku akan beradu langsung dengan permukaan memek istriku, maka pada saat itu runtuhlah pertahanan, dan istriku juga sangat menyukai posisi ini karna menurutnya terasa sekali penetrasi nya, bahkan kadang saat aku sudah tidak tahan dan menumpahkan spermaku di dalam memeknya, istriku masih menengok dan minta di teruskan, kadang aku merasa ngilu kepala kontolku kalau sudah keluar hanya berdiam saja menikmati orgasme, maka pada saat itu juga istriku yang aktif menggoyangkan pantat nya maju mundur, jika hal itu terjadi berulang di lakukan nya maka aku akan segera mundur dan mencabut kontolku, dan pada saat itu istriku pasti kecewa , "yah papa, mama kan masih mau lanjut ucapnya, masih ngilu pa" ayokkk lanjutin ucapnya. Sedangkan aku kadang memerlukan waktu jika harus berlanjut ke ronde ke 2.

kembali ke ceritaku tadi,
Istrikupun tersenyum, dan pura2 tidak tau seraya bertanya.
Istriku: emang mau ngapain pa?
Aku: mau lanjut ronda sama mama dong jawabku.
Istriku kembali tersenyum dan berkata yaudah papa duluan ya, mama mau cuci muka dulu jawabnya.
Akupun segera menuju ruang tamu dan mengambil kasur lantai untuk di gelar di depan sana di bawah kursi ruang tamu, lalu aku merebahkan diri disana. Tak lama setelah itu aku agak sedikit kaget dengan penampilan istriku.
Aku: mah kok cuman handukan aja sih?
Istriku: iya pa tadi mama kayaknya masih ngantuk tiba2 nyalain shower pa ehh tau2 basah semua baju mama, jadi handukan aja deh pa, lagian nantikan di buka juga pa. Jawab istriku
Aku: iya juga sih ma, cuman kagak aja liat mama handukan kayak makin berisi aja ma, apalagi susu mama kayak nambah gede ya ma, makin gak sabar papa ayok sini ma. Tambahku
Istriku: apaan sih papa orang susu mama udah gak ideal kayak dulu lagi, sekarang udah over size pa, gak pas kayak masih awal kita nikah dulu, seraya beranjak pergi mengarah masuk ke kamar.
Aku: lah mama mau kemana? Tanyaku
Istriku: bentar pa, mama cek adek dulu takut kebangun lagi, kayak tadi tau2 cari mama malam2 mangkanya mama ajak tidur di kamar sekalian.

Istrikupun kembali ke ruang tamu dan berkata.
Istriku: pah matiin ya lampunya terang banget ini
Aku: biarin aja ma, papa mau puasin liatin susu montok istriku dah lama gak liat, dah 5 hari sayang. Jawabku
Istriku: ihh papa bisa aja, orang biasa aja gini. Tambah istriku seraya merebahkan diri di sebelahku langsung aku sambut dengan memeluknya, dan dia pun bersimpuh dan aku barengan dia di bawahku lalu aku buka handuknya maka tersembul lah susu montok istriku, aku pun makin bergairah. Dan langsung menciptakan bibir istriku seraya meramas2 susu nya, rasa nya tanganku tak cukup dan rasa nya kenyal sekali susu istriku ini.

Setelah puas berciuman dengan nya akupun beralih ke susu istriku, dan aku tak sabar mengenyot susu nya, sialnya aku terceplos kepada istriku.
Aku: memang mantap susumu sayang, wajar saja bapak2 disini banyak yang mengidamkan susu montok ini. Ucapku.
Istrikupun kaget.
Istriku: ihhh papa ngomong apa sih, kok ngomong gitu tentang mama, emang mama suka pamer2 apa pa. Tukas istriku
Karena tidak mau memperpanjang persoalan akupun mengalihkan.
Aku: wajar sayang laki2 mana yang gak ngelirik kalau liat susu ma, dari luar aja keliatan nya menggoda walaupun kadang mama tutup hijab tetap aja keliatan sayang, menurut papa itu normal kok sayang.
Yang gak wajar itu, susu mama kok tambah gede aja, padahal baru 5 hari gak papa tengok, kayak beda aja gitu. Tambahku.
Istriku: iya sih pa mama juga ngerasa gitu, kadang kayak ada yang gak berenti liat pa kayak malam waktu itu pah,, jawab istriku terhenti.
Aku penasaran,
Aku: malam kapan sih ma?
Istriku: enggak pa, maksud mama kalau mama malam2 keluar dengan pakaian kayak tadi mau tidur mungkin makin keliatan jelas ya pa, elak istriku.
Aku sebenarnya menaruh curiga dengan perkataan istriku, tetapi karena nafsu sudah di ubun2 makan aku abaikan terlebih dahulu.

Akupun segera memulai nya, aku mulai menjilati daging susu istriku tidak langsung ke puting nya, aku ingin melihat puting nya semakin mengeras karena menunggu lidah ku mendarat di putingnya, dan benar saja istriku terdengar mulai melenguh. Dan mulai berucap
Istriku: pa, kenyotin dong pa mama geli rasa nya gak tahan ucapnya.
Akupun mulai mengenyot puting susu istriku. Mulai lah kami bercinta dan saling serang, aku menjilati badan istriku dengan ganas nya dan di balas dengan tidak kalah oleh istriku dengan mengocok kontolku dan memainkan nya, lalu istriku berucap.
Istriku: pa, mama mau ngulum dong, lalu aku duduk di kursi menghadap ke televisi dan istriku bersimpuh di bawahnya, mulailah istriku mengulum kontolku dengan liar, memang sedari dulu istriku sudah terbiasa dari jaman pacaran, karena memang selama berpacaran kami sering melakukan petting, namun tidak pernah sampai eksekusi, karena memang aku menantinya di malam pertama nanti.

Rasanya kontolku ngilu sekali di hisap dengan kuat oleh istriku dan tak ketinggalan istriku menjilati buah zakarku, rasa nya, aku sudah mau muncrat. Maka aku minta istriku untuk menyudahinya. Dan aku melanjutkan dengan menggulingkan dan membuka lebar paha istriku, dengan rakus nya aku menjilati memek istriku sampai istriku mendesah cukup kencang, dan berucap "pah masukin sekarang sayang mama gak tahan" aku menahan nya sampai aku merasakan istriku sudah mendekati orgasmenya
Dan disitu desahan istriku makin tidak terkontrol, begitu aku lihat paha nya mulai mencoba untuk mengatup karena menahan gelombang orgasme nya dan rasa geli nya aku segera memasukan kontolku ke dalam memeknya dan benar saja rasa nya nikmat sekali luar biasa hangat nya, aku rasa puncak orgasme istriku sudah dekat, mulailah aku menggenjot nya pelan, namun seperti biasa istriku minta untuk di cepatkan namun aku tahan karena aku takut akan jebol duluan pertahanku, mulailah istriku mengapitkan kakinya di pinggang agar penetrasiku semakin dalam.

Tak lama setelah itu, aku mulai terbiasa dan mulai menaikkan intensitas genjotanku, tak lama setelahnya istriku menjerit kecil dan makin menguatkan lingkaran kakinya di pinggang " mama keluar pa" ucapnya sedikit sayu, akupun mengecup bibirnya dan kami berhenti sejenak.
Begitu aku melanjutkan menggenjotnya di tahan oleh istriku, " pah mama mau diatas dong" aku menuruti nya dan mulai rabahan. Kami melanjutkan bercinta dengan sangat bergairah, tibalah puncaknya istriku orgasme kedua nya dengan POSISI WOT, aku segera meminta nya untuk posisi doggy karena aku merasa akupun akan segara sampai pada puncaknya, istriku langsung mengikuti kemauanku, dia menghadap ke arah televisi, aku melihat betapa sempurnanya bokong istriku ini, dan tak berlama2 aku segera memasukan kontolku kedalam memeknya yang sudah sangat becek, dan seperti dugaanku baru sekitar 2 menit menggengot dengan ritme pelan2 saja orgasme sudah akan tiba di puncaknya.

Maka aku mempercepat genjotanku, tak berlangsung lama akupun merasa akan keluar dan berucap pada istriku " mah papa mau sampe"
Istriku: tahan pa, mama masih geli2 pa sebesar lagi dong, mama mau sekali lagi" ungkap istriku
Aku: gak tahan ma pantat mama kenyal banget, belum lagi memek mama rasanya peret banget. Tambahku.
" ahh ahhhahh ahh ma papa keluarrrr"""
"Ahh.. ahh papa goyangin terus pa jangan berhenti" karena rasa ngilu pada kontolku yang baru saja orgasme maka aku hanya berdiam saja, melihat hal itu istriku mulai beraksi bergerak menggoyangkan pinggulnya maju mundur, merasakan itu aku mundur dan mencabut kontolku, karena rasanya cukup ngilu.
Istriku nampak kecewa dan segera berbaring terlentang lemah, " ihh papa mama kan masih mau pa, nanggung loh tadi pa"
Aku: iya sayang, nanti di lanjut ya istirahat sebentar ya sayang. Jawabku.
Istriku : iya sayang lagi ya mumpung masih sempet pa, baru jam 04.30 jawab istriku tersipu.
Aku: iya sayangku.
Kami istirahat sejenak dan aku menyalakan televisi, sementara istriku masih dalam posisi nya terlentang dan memejamkan matanya, seraya mengatur nafas nya...

Bersambung
================

LANJUTAN,

Terimakasih para suhu sekalian atas kritik dan saran nya, dan mohon maaf jika ada yang tidak berkenan dengan cerita dari ane, baik dari cara penulisan maupun alur cerita nya, sekali lagi newbie mohon maaf, newbie masih belajar ya suhu.. terimakasih...

Kita tinggalkan sejenak kegiatan rudi dan rani di ruang tamu nya, kita kembali ke pos ronda. Pada saat itu jam menunjukan pukul 03.25, pak dedi masih menunggu salah satu karyawan nya yang bernama andi di pos ronda, dia minta andi untuk datang lebih awal untuk mengambil barang pesanan nya yang akan tiba pukul 05.00 di loket travel, andi sendiri adalah keponakan dari pak dedi yang masih berstatus mahasiswa tingkat akhir yang dia minta bekerja paruh waktu di bengkel miliknya menggantikan pak dedi apabila pak dedi sedang ada kegiatan dan berhalangan hadir ke bengkel miliknya, andi adalah orang kepercayaan pak dedi untuk menghandel urusan keuangan bengkel miliknya dan di bantu dengan istrinya pak dedi juga apabila andi sedang ada jadwal kuliah dan pak dedi sedang berhalangan untuk hadir ke bengkel nya.

"Aduhh kemana sih andi tadi sudah di bilangin jam 3 sudah harus kesini, ini sudah lewat hampir setengah jam belum nongol juga" Gerutu pak dedi.
Tak lama berselang dari kejauhan pak dedi melihat sosok andi tiba dengan berjalan kaki menuju ke pos ronda. Setelah mendekat ke pos ronda pak dedi bertanya kepada andi.
Pak dedi: lah andi, kenapa kamu jalan kaki kesini nya, motor kamu kemana?
Andi: iya om jalan kaki aja, lagian kan nanti kesana nya bakal naik mobil ngambil barangnya, sekalian aja nanti ambil mobil nya di bengkel. Jawab andi
Pak dedi: yaudah ni kunci pintu bengkel, keluarin mobil jangan lupa di kunci lagi nanti.
Andi: iya om, siap..
Pak dedi: yaudah om balik dulu, jam 4 om sudah mau otw, mau anter tantemu ke bandara.
Andi: ohh tante jadi mudik kerumah orang tua nya om?
Pak dedi: jadi, tapi om gabisa ikut jadi anter ke bandara aja, nanti kalau kamu kuliah bengkel kosong dong gak ada yang urus. Jawab pak dedi
Andi: oke om, nanti paling andi nunggu sebentar di bengkel, masih lama juga kan, loketnya pun cuman 10 menit dari sini.
Pak dedi: iya aman, asal jangan kamu ketiduran aja, soalnya itu barang jam 6 sudah mau di ambil sama yang pesen, jangan bikin pelanggan nunggu kita, soalnya itu om udah janji pagi ini jam setengah 6 barang nya udah ada. Tambah pak dedi.
Andi; aman om.
Pak dedi: yaudah om duluan ya. Seraya bergegas meninggalkan pos ronda.

Pada saat itu andi melihat rokok om nya tertinggal di samping duduknya.
Andi: om rokoknya tu ketinggalan. Pak dedi segera melihat ke tempat duduknya tadi.
Pak dedi: aduh di, ini rokoknya mas rudi tadi yang ketinggalan, tadi om sempat minta satu, lalu om taruh di sebalah duduk om.
Andi mengambil rokok itu dan memberikan kepada om nya.
Pak dedi: bisa ketinggalan gini rokonya mas rudi, padahal masih baru buka ini tadi, yaudah besok lah om kasih ke dia kalau ketemu. Tambahnya seraya bergegas menuju motornya. Tapi kemudian dia berbalik badan lagi dan berucap kepada andi.
Pak dedi: atau kamu aja anter sana kerumahnya, belum lama kok dia balik paling baru 10 menit, mungkin belum tidur dia.
Andi: yah kan bisa besok om, cuman rokok juga, masa harus pagi2 gini amat ngasih ya.
Pak dedi: yah takutnya nanti lupa kesan nya gak enak, lagian rumah nya cuman di bawah sini kok, searah dengan jalan kamu menuju bengkel. Tambah pak dedi.
Andi: yaudah deh sini om sekalian lewat, tapi kalau kayaknya sepi besok aja yakk, keluh andi.
Pak dedi: iya, yaudah om duluan ya, kamu jalan aja ya itung2 olahraga biar agak bagusan badan kamu, jangan kurus jangkung kayak gini,timpal pak dedi.
Andi: iyaa om siap aman itu mah.

Memang arah rumah pak dedi tidak searah dengan bengkelya, maka dia menyuruh andi agar jalan kaki saja.
Andi sendiri adalah mahasiswa tingkat akhir semester 10 yang sudah di lampu kuning, selain jarang masuk kuliah karena sibuk bermain cinta2an dengan wanita2 di kampus nya andi juga sibuk main game online di rumah nenek nya yang juga berada satu pemukiman dengan om nya, dan andi tinggal sendirian disana karena memang rumah itu sudah cukup lama kosong, andi yang datang dari desa diminta untuk tinggal disana mengurus rumah tersebut dan hitung2 hemat biaya kos juga, daripada harus memilih kos di dekat kampusnya. Andi sendiri terbilang pemuda yang tampan dengan badan yang tingginya tidak jauh berbeda dengan om nya 177 cm, lebih tinggi andi sedikit, di tambah wajah andi yang tergolong maskulin dengan kulit putihnya, maka tak sulit bagi andi untuk mendapatkan hati wanita2 di kampusnya. Tetapi yang paling membanggakan dari andi ialah ukuran kontolnnya yang besar dengan panjang 19cm dan agak sedikit bengkok ke bawah membuat andi banyak di senangi wanita2 yang pernah petting dengan nya, yahh walaupun banyak menelanjangi wanita yang pernah menjadi pacarnya andi belum pernah sama sekali memasukan kontolnya kedalam memek perempuan. Selain karena belum memiliki keberanian, selama ini wanita2 yang pernah menjadi pacar andi tergolong perempuan yang lumayan baik2 jadi walaupun ujung2 nya nurut di telanjangi andi tetapi paling jauh hanya sebatas petting dan paling jauh perempuan tersebut hanya mengulum kontol andi saja sampai muncratt..

Satu kriteria perempuan masih membuat andi sangat penasaran ingin mencoba rasa sensansinya dan sampai saat ini belum ia temukan, yaitu perempuan dengan susu montok yang mampu menjepit kontolnya di antara belahan payudaranya, memang pacar andi saat ini nova memiliki payudara yang tergolong besar namun tetap saja payudara nova belum mampu menjepit kontol andi secara sempurna seperti yang andi inginkan.

Kembali ke cerita andi menuju bengkel om nya. Selepas om nya meninggalkan dia di pos ronda tadi andi bergegas berjalan menuju ke bengkel milik omnya, di tengah perjalanan andi melihat rumah pak rudi, andi teringat dia di minta omnya untuk mengembalikan rokok pak rudi yang teringgal tadi, tetapi andi melihat lampu teras pak rudi dalam keadaan mati, pikir andi dalam hati pasti pak rudi sudah tidur, mungkin besok saja lah ia mengembalikan rokok milik pak rudi yang tertinggal tadi. Pada saat sudah pas di depan rumah pak rudi andi melihat ternyata lampu ruang tamu pak rudi masih menyala dan hordeng nya masih sedikit terbuka, maka andi berjalan menuju ke depan pintu pak rudi, siapa tau pak rudi belum tidur pikirnya.

Pada saat mendekati pintu andi melihat melalui hordeng yang sedikit terbuka, andi dibuat sangat terkejut dengan apa yang ia lihat di dalam ruang tamu rumah tersebut, dan sosok yang sangat mengagetkan andi tentunya.
Yahh, andi melihat sosok mbak rani istri dari pak rudi yang sedang dalam posisi terlentang memegang kepala seorang laki2 dengan kedua tangan ny, laki2 tersebut sedang bersimpuh pada selangkannya, sepertinya sedang mejilati memek mbak rani. Andi berusaha menenangkan dirinya, dia seperti tak yakin dengan apa yang dia lihat di dalam, kemudian andi kembali menengok kedalam pandangan andi pun tak mampu terlepas dari payudara montok milik mbak rani, tetapi andi berusaha mengenali siapakah laki2 tersebut, karena tidak fokus sama sekali andi bahkan kesulitan mengenali pak rudi, yang dalam keseharian nya andi juga sudah sering bertemu, karena pak rudi sering servis motor di bengekl milik om nya. Setelah memperhatikan laki2 tersebut lebih serius andi akhirnya mampu mengenali bahwa sosok laki2 tersebut adalah pak rudi suami dari mbak rani.

Andi kemudian menghindar dari celah hordeng tersebut, andi berusaha menenangkan dirinya, ia seakan masih tidak percaya dengan apa yang ia lihat di dalam. Yang membuat andi sangat kaget adalah betapa indahnya susu montok yang dimiliki mbak rani, di tambah posisi kedua tangan mbak rani yang memegangi kepala pak rudi sehingga membuat posisi susu mbak rani yang memang bulat montok menjadi dempet secara sempurna, tentu hal ini memacu imajinasi andi menjadi liar, inilah bentuk dan ukuran payudara yang selama ini aku impikan pikir andi.

Pov andi.
Rasanya aku masih belum percaya dengan apa yang aku lihat barusan, aku berusaha menenangkan diriku, tetapi jantung ku terasa bergdegub dengan cepat di tambah kakiku yang rasanya berat, bulu kuduk ku terasa merinding seperti melihat setan saja pikirku, belum lagi kontolku yang entah kapan sudah sangat tegang melihat sosok mbak rani dalam posisi terlentang seperti itu. Setelah sedikit tenang dengan hati2 Aku kembali melihat kedalam ruang tamu tersebut, aku melihat mereka masih dalam posisi yang sama , aku semakin fokus kepada susu mbak rani betapa indah susu itu, kemudian mulai terdengar desahan halus tertahan dari mbak rani, aku semakin tidak tahan rasanya kakiku terasa lemas, di tambah ekspresi muka kalem mbak rani meringis menahan geli2 enak sepertinya, mulutnya menganga dan matanya sedikit terpejam namun tetap terbuka dengan kepala nya sedikit diangkat dari bantal yang ia gunakan membuat susu montok itu semakin berdempet makin sempurna.. ahhhh rasanya aku tak tahan lagi, ingin rasa nya aku mengocok kontolku saat itu juga, namun masih aku tahan, ini situasi tidak mungkin, aku berusaha berpikir lebih jernih.

Aku kembali menenangkan diriku dengan menghindarkan pandanganku dari hordeng itu, kemudian aku meraba kontolku dari balik celana pendek yang aku gunakan, ahhh rasanya kontolku keras sekali tegang maksimal, maklum ini live show pertamaku dengan bintang nya yang sangat luar biasa, ohhh ini idamanku sekali wanita ini, mbak rani body kamu luar biasa sekali, kenapa selama ini dia luput dari perhatianku, padahal mbak rani tak jarang mampir ke bengkel milik om ku kalau sekedar hanya ganti oli dan tambah angin saja, ternyata di balik jilibabnya selalu di selempang di dadanya dia memiliki aset yang menjadi idamanku selama ini.

Kemudian dalam usahaku menangkan diri aku mulai mengingat2 sosok mbak rani dalam keseharian nya, ahhh ternyata wanita ini selain memiliki payudara yang super montok, juga memiliki pantat bahenol yang bulat, memang selalu tertutup bajunya yang agak panjang kebawah tetapi aku ingat saat dia menambah angin di bengkel waktu itu, begitu selesai dan beranjak pergi dengan menaiki motor maticnya, aku melihat bokong mbak rani yang bulat sempurna duduk di atas jok motornya, belum lagi pahanya yang gempal di balik seragamnya yang ia gunakan waktu itu, ohhh mbak rani ternyata kamu sangat sempurna, pikirku.

Pada saat pikirianku sedang asik mengingat hal tersebut, aku mendengar suara mbak rani mendesah agak nyariin, aku segera menempatkan pandanganku lagi di balik hordeng itu, ahhh aku melihat pak rudi sudah melakukan penetrasi dan mbak rani masih dalam posisi yang sama, pandangan terhadap susu mbak rani otomatis agas terhalang punggung pak rudi, ahhh sial pikirku, tetapi telingaku mendapatkan jatahnya dengan di manjakan oleh desahan renyah mbak rani, sungguh semakin membuat aku gemetar, aku mendengar desahan itu semakin tak terkontrol dan seketika aku melihat kaki mbak rani yang tadi nya terbentang agak terangkat kini melingkar di pinggang pak rudi, ohhh sungguh godaan apalagi ini, paha itu begitu kencang dan berisi, aku berusaha melihat lebih jelas ke belahan memek mbak rani, wahhh ternyata sudah sangat basah di bawah sana, sungguh aku sudah tidak tahan, ini sudah keterlaluan aku bergegas mengocok kontolku dari dalam celana, karena kontolku yang panjang, maka aku agak kesulitan akhirnya pikiranku sudah kacau dan tidak jernih lagi, maka aku mengeluarkan kontolku dari celanaku dan mulai mengocoknya sambil melihat paha montok dan samar aku berusaha memperhatikan memek basah mbak rani, desahan di dalam ruangan tersebut semakin tak terkontrol, suara desahan mbak rani sangat dominan di bandingkan dengan pak rudi, yang hanya sesekali melenguh dan menanyakan " enak mama sayang" ahhh iri sekali aku rasanya.

Kemudian aku lihat kaki itu semakin kencang mengikat pinggang pak rudi dan di berengi teriakan " aghh aghhh papa...mama keluarr.." dan pak rudi masih menggenjot mbak rani dengan ritme yang sama tidak cepat dan tidak pelan, tanpa memperdulikan teriakan mbak rani, luar biasa pikirku, rasanya aku ingin muncrattt saat itu juga mendengar desahan renyah mbak rani. Kemudian tak lama mereka berhenti pak rudi seperti memberikan jeda untuk istirahat kepada mbak rani, dan beranjak berguling kesebelasan mbak rani, ahhh ini dia pikirku, kesempatan untuk kembali melihat payudara montok mbak rani, tetapi sebelum itu aku melihat bentuk kontol pak rudi, ahh biasa saja pikirku masih kalah jauh dengan kontolku pikirku. Kemudian aku mengalihkan pandanganku dan benar saja payudara itu sangat menggairahkan kan dengan posisi mbak rani masih terlentang sempurna, dengan kedua kaki yang ia luruskan, kemudian dia sperti mengusap wajahnya dengan kedua tangan nya,membuat susu itu kembali terjepit dengan kedua lengan nya, ohh mbak rani jangan siksa aku, aku tak tahan lagi. Setelah itu dia mengangkat kedua tangan nya dari wajahnya dan di taruh pasrah ke kasur lantai tempat mereka bertempur tadi, aku melihat hal yang tidak jauh berbeda pada payudara montok itu, tetap pada terlihat sangat montok dan menyembul walaupun tidak dempet seperti tadi lagi, ukuran nya memang super pikirku.

Aku terus mengocok kontolku menyaksikan pemandangan yang sangat indah ini, rasa nya aku akan segera keluar tetapi aku berusaha menahan nya dengan berhenti mengocoknya, aku kembali fokus kedalam aku lihat mbak rani dalam posisi menyamping sambil membelai wajah pak rudi sepertinya mengatakan sesuatu kepada pak rudi, tetapi aku tak jelas mendengarnya, ohh indah sekali pikirku, kalau tadi aku tidak menghentikan kocokan pada kontolku sepertinya aku akan muncrat, aku lihat dalam posisi ini body mbak rani sangat indah sekali pantat nya besar menyembul di padu dengan pahanya yang padat berisi, beralih ke bagian atas aku melihat susu montok itu, ahh bentuknya semakin menggiurkan dalam posisi menyamping seperti ini.

Aku kembali menenangkan diriku, sambil meramas ujung kepala kontolku agar spermaku tidak segera muncrat, kemudian aku melihat sekitar takut ada orang yang lewat dan menemukanku disini, ternyata masih aman2 saja, kemudian aku melihat jam tanganku ahh masih lama pikirku, disaat aku masih berusaha menenangkan diriku aku mendengar lenguhan dari dalam, "ughm ughhmm dalam banget pa"
Aku segera melihat kedalam dan aku lihat mereka kembali melanjutkan pertempuran nya dalam posisi "WOT" dan ini indah sekali mbak rani dengan posisi seperti ini susu nya tetap terlihat sangat bulat walau agak sedikit turun kalau di bandingkan dengan susu pacarku nova pikirku. Wajarlah pikirku mbak rani sudah punya 2 orang anak. Aku menyaksikan mereka melakukan posisi WOT dengan mbak rani menghadap kearah aku, rasa nya ini keindahan yang sangat nyata, wajah kalemnya susu montok nya dan rengekan manja nya, ohh mbak rani aku tak tahan. Maka kembali aku mengocok kontolku tak tahan lagi rasanya, aku melihat goyangan mbak rani yang perlahan membuat payudara montok itu ikut menyesuaikan iramanya, rasa nya ingin aku tahan dengan kedua tanganku ini dan putingnya uhhh indah sekali besar seperti ujung telunjukkm tetapi tidak mencuat keluar berbentuk membulat seperti mahkota pada gunung indahnya.

Aku terus memperhatikan sambil terus mengocok kontolku, ahhh rasanya enak sekali, di tambah ritme goyangan mbak rani yang mulai meningkat otomatis payudara itu semakin bergerak liar dengan keindahan nya, aku sangat menikmatinya, desahan2 mbak rani semakin tidak terkontrol setelah pak rudi dari bawah mulai menggoyangkan pinggangnya, renyah sekali desahan ini pikirku muncul dari mulut wanita kalem yang ternyata sangat Hot saat melayani suaminya, ohh kamu idaman ku mbak rani pikirku. Aku terus mengocok kontolku rasanya aku sudah harus keluar tetapi aku masih berusaha menahan nya dengan menghentikan kocokanku bila aku rasa sudah aku muncrattt, kembali kedalam aku melihat gerakan pak rudi semakin cepat sampai membuat mbak rani kawalahan menjaga keseimbangan nya di atas sana, kemudian dia berusaha mengimbangi dengan meletakkan kedua tangan nya pada dada pak rudi, hal ini membuat susu montok itu terjepit kedua lengannya, uhhh itu mendempet lagi pikirku, dan di tambah dengan serangan pak rudi dari bawah membuat susu montok itu mendempet dan bergoyang indah, hal ini membuat aku lupa daratan dan terus mengocok kontolku dengan kencang sehingga aku rasa aku akan muncrat dan aku sudah tidak mampu lagi menahan nya, dengan menyaksikan susu montok itu bergoyang2. "higghh highh" suara desahanku tertahan dan aku berusaha keras menahan nya agar tidak membuat curiga orang di dalam, walaupun aku yakin mereka tidak akan mendengarnya karena suaraku akan tertutup dengar dengan lenguhan2 dan racauan mbak rani.

Seketika badanku terasa lemas dan kakiku sepertinya tak berpijak lagi, tetapi rasanya spermaku keluar dengan derasnya, uhhh nikmat sekali pikirku plong sekali rasanya. Tanpa menghiraukan lagi kegiatan mereka di dalam aku berusaha menenangkan diri, aku lihat sprema ku menempel di dinding, kemudian aku bersihkan dengan alas kaki yang ada di depan pintu, setelah kembali tenang aku baru menyadari suara desahan dari dalam sudah tak terdengar lagi, aku pikir mereka sudah selesai. Kemudian aku melihat kedalam ternyata mereka masih melanjutkan pertemuranya aku lihat mbak rani sudah dalam posisi menungging, ohh pantat itu bulat sekali bahenol luar biasa, rasanya aku tak ingin melepaskan pandanganku dari sana, inilah asetmu yang sangat indah mbak rani pikirku, mulai hari ini aku akan lebih memperhatikan mu, siapa tau aku bisa dekat dan lebih akrab denganmu, dan aku rasa hal itu tidak sulit karena mbak rani tergolong orang yang mudah di ajak bicara dan selalu nyambung dalam menanggapi obrolan, terbukti kadang kala dia sedang mampir ke bengkel milik om ku dia sering menanyakan "gak kuliah hari ini kamu andi?" Yah mbak rani tak sungkan memulai obrolan dengan lawan jenis sekalipun, walau hanya sebatas obrolan ringan saja denganmu mbak rani tetapi aku tetap mampu membayangkan bagaimana wajah kalemmu itu meringis dan meracau saat sedang bercinta, rasanya berbanding terbalik sekali, antara keseharianmu yang kalem itu dengan dirimu diatas ranjang kala sedang memacu birahi.

Ohh mbak rani, aku harus lebih dekat denganmu pikirku.
Kembali ke pandanganku di dalam aku lihat pak rudi sudah mulai memasukan kontolnya ke dalam memek mbak rani, suara benturan antara pantat bahenol mbak rani dan pangkal kontol pak rudi menghiasi se isi ruangan itu, ihhh lebar sekali pantat itu pikirku.
Karena tak ingin birahiku kembali naik dan juga aku takut ada orang yang melihat keberadaanku di depan sini, maka aku berniat menyudahinya aku pikir kalau aku menyaksikan ini lebih lama lagi aku takutnya orang sudah mulai keluar dari rumah nya, karena biasanya banyak warna yang jam 5 pagi sudah akan memulai aktivitas nya untuk pergi ke kebun nya atau mulai berjualan untuk sarapan pagi, ini menjadi ke khawatiranku. Tetapi aku ingin melihat pantat montok itu sekali lagi walaupun tidak sempurna karena tertutup punggung pak rudi, tetapi suara benturan itu "plak plak plakk" membuat aku yakin bahwa pantat itu sangat bahenol, kenyal dan sungguh lebar sekali. Aku melihat kedalam mereka masih dalam posisi yang sama, tetapi aku lihat genjotan pak rudi sudah mulai tak teratur walaupun dalam tempo yang pelan, dan benar saja tak lama pak rudi melenguh cukup keras, sehingga aku yang diluar mampu mendengarnya dengan jelas " aghhh papa mau keluar ma"
Dan yang membuat aku tersentak sangat kaget adalah jawaban dari mbak rani tak kalah nyaringnya walau mulutnya sepertinya terhalang bantal tempat ia membenamkan wajahnya tetapi aku cukup jelas mendengarnya " ahh ahh jangan dulu papa, mama masih mau"
Tetapi aku lihat pak rudi sepertinya sudah tidak mampu menahan ejakulasinya, dan benar saja pak rudi berucap " aghhh aghhh papa keluar ma" kemudian aku dengar jawaban kecewa dari mbak rani " yah papa ihh mama kan masih ngilu pa"
Luar biasa pikirku mbak rani ini nafsunya besar juga di balik wajah kalemnya itu, kemudian aku semakin kaget manakala aku lihat mbak rani menggoyangkan pantat montoknya mengejar kontol pak rudi yang ia dimakan saja didalam sana, uhhh liar sekali pikirku. Tetapi tak lama setelah itu, aku lihat pak rudi menjauhkan kontolnya dari memek mbak rani dan berucap " papa ngilu ma" akupun tertawa dalam hatiku, kewalahan juga pak rudi pikirku. Ingin aku berucap dari balik pintu ini, " biarkan aku yang melanjutkan pak" tetapi itu hanya khayalan ku saja, aku memutuskan menyudahi kegiatanku ini, sebelum itu aku sempatkan untuk melihat sekali lagi bokong bahenol mbak rani yang masih sama dalam posisi menungging, setelah melihat kembali uhh indah sekali pikirku, tak bosan2 aku memujimu mbak rani, ucapku dalam hati. Seketika aku teringat kenapa tidak aku abadikan dengan kamera hp ku, aku bergegas mengambil hp dari saku celanaku, dan berusaha mengambil gambar di dalam ruang tamu ini dengan objek mbak rani dalam posisi menantang, tetapi pada saat aku akan mengambil foto, mbak rani merubah posisi nya, akupun sedikit kecewa, kenapa tidak dari tadi aku berpikir untuk mengambil gambar atau bahkan mengambil videopun bisa kesalku, tetapi itu semua karena aku begitu terpukau dengan apa yang disuguhkan mbak rani. Payudara montoknya, pantat bahenolnya di tambah rengekan manja renyahnya belum lagi ekspresi wajahnya, uhhh mbak rani kamu begitu idaman, pikirku.

Tetapi kekecewaanku, segera terobati mbak rani dengan posisi terbarunya ternyata hanya menurunkan pantat nya saja dari posisi menungging, namun tetap dalam posisi itu hanya tengkurap saja, ternyata dalam posisi ini pantat bahenol mbak rani tak kalah menantang, bahkan semakin menantang begitu menggunung ke atas bulatan pantat bahenolnya sempurna sekali, tanpa berlama2 aku segera mengambil foto indah ini. Setelah mendapatkan foto yang aku inginkan aku segera meninggalkan teras ini dengan perlahan dan hati2, tentu dengan perasaan campur aduk antara senang dan sebenarnya masih penanasaran dengan kelanjutan yang terjadi di dalam ruang tamu itu, tetapi harus aku sudahi menghindari segala resiko yang terjadi.

Pov andi end dulu ya, hehehe

================

Mari kita tinggalkan sejenak andi dengan kegalauan dan rasa penasarannya, kita kembali ke ruang tamu rudi dan rani.
Kedua insan suami istri yang baru saja hanyut dalam pacuan birahi nya tadi, rudi masih terdiam sambil mengatur kembali pernafasan nya yang terengah2, sementara rani masih memejamkan matanya seraya ikut mengatur kembali pernafasanya, tetapi tangan nya sudah berada di bibir memeknya sambil sedikit menggosok2 bibir memeknya yang tebal.
"Sayang papa kayak nya lemas banget deh, belum lagi hari ini masuk pagi ma". ungkap rudi seraya bangkit dari pembaringannya dan memulai pembicaraan memecah keheningan diantara mereka.
Rudi: mama masih mau ya sayang? Ungkap rudi yang melihat istrinya rani masih memainkan belahan memek tebalnya.
Ranipun sontak agak sedikit terkejut dengan suara suaminya, dan segera menyingkirkan tangan nya dari belahan memeknya. Kemudian menjawab pernyataan suaminya.
Rani: yaudah sayang gak apa2, nantikan bisa dilanjut besok2. Tambah rani.
Rudi: itu mama kok masih mainin memeknya sayang? Timpal rudi sambil sedikit tersenyum mengejek.
Rani: ihh papa,, tadi kan mama bilang masih ngilu sayang makanya mama pegangin, elak rani.
Rudi: yaudah ma kita udahan yuk, udah waktunya subuh juga sayang, tambah rudi lagi.
Rani: iya sayang, angkatin mama dong pa. Ungkap rani seraya mengulurkan kedua tangannya kepada rudi.

Merekapun membereskan sisa2 pertempuran mereka di ruang tamu tadi,
Rudi mengangkat kasur dan mengembalikan ke tempat nya semula, sementara rani mengambil pakaian rudi dan handuk yang ia gunakan tadi yang masih berserak di atas kursi, pada saat itu rudi melihat istrinya yang masih telanjang bulat bergerak agak sedikit jongkok mengambil pakaian mereka di kursi, sehingga susu rani yang montok indah itu berada dalam posisi menggantung, dan pantat rani yang bohay makin tersembul karena posisi tersebut " uhhh sayang memang juara ya body istriku ini" ungkap rudi seraya memeluk istrinya dari belakang dan tangan nya meremas susu montok istrinya sementara kontolnya di tempelkan di belahan pantat rani yang menyembul indah itu. Mendapat perlakuan begitu rani agak sedikit berdesir dan merasakan gairahnya akan naik kembali.

Kemudian rani menggerutu kesal.
Rani: ihhh papa udah ahh geli tau, mama kan masih ngilu tadi, nanti mama berubah pikiran ni. Ungkap rani agak sedikit cemberut.
Rudi: makin cantik istriku, kalau cemeberut gini. Tambah rudi.
Rani: udah ihh papa lepasin mama, mama mau mandi dulu. Ungkap rani lagi.
Rudi: yaudah mandi duluan deh ma, nanti papa mandi abis mama selesai. Ucap rudi seraya melepaskan pelukan nya pada rani
Rani: iya pa. jawab rani seraya ingin berlalu dan segera pergi ke kamar mandi. Tetapi sebelum meninggalkan rudi suaminya rani melihat kebawah kearah kontol suami nya kemudian ia memegang dan sedikit meremas lembut kontol suami nya seraya berucap "cepat gede lagi ya sayang" ucap rani seraya ingin berlalu meninggalkan rudi menuju kamar mandi.

Tetapi tangan rani di tahan oleh rudi, dan berucap " emang ini masih bisa gede ma? Tanya rudi sedikit aneh dengan ucapan istrinya barusan, karena selama pernikahan mereka baru kali ini rani istrinya mengatakan hal yang demikian, dan rasanya tidak mungkin rani istrinya tidak tau bahwa kalau laki2 sudah seusia mereka kontolnya akan bertumbuh dan bertambah besar lagi.
Kemudian rani menjawab.
Rani: kali aja bisa kan pa hihihi hihihi. Jawab rani sambil tertawa.
Rudi : setau papa kalau secara alami udah gak bisa dong ma. Tambah rudi
Rani: ohh gitu ya pa, mama juga gak tau pa. Jawab rani lagi.
Rudi: emang mama pengen punya papa tambah gede ya sayang?
Rani: ihhh gak usah pa ngeri nanti jadinya, bisa longgar dong punya mama nanti, kalau di genjot pake yang gede terus. Jawab rani sambil tersipu. Belum lagi kalau punya papa tambah panjang bisa2 senep terasa sampai ke perut pa kalau di tusuk dan di genjot2in. Tambah rani lagi.
Rudi: lah kok mama bisa tau si? Tanya rudi penuh selidik.

Rani agak terkejut dengan apa yang barusan dia ucapkan. Dan berusaha mencari jawaban yang pas agar suami nya tidak berpikir yang aneh2 tentang dirinya.
Rani: ihh papa gimana sihh, papa kan sering ngajakin mama nonton film yang ada kontolnya gede2, disitu mama lihat kayaknya ceweknya kewalahan deh pa, kayak senep gitu. Elak rani
Rudi: tapi kayaknya kalau papa lihat dari ekspresi mama kayaknya mama pengen deh ngerasain kontol yang gede, iya kan ma?
Rani: ihhh papa apaan sih ngeri tau pa, mama cukup kayak punya papa aja deh, gak mau ukuran dan bentuk yang aneh2 apalagi yang waktu itu, waktu papa ngajakin mama nonton film yang 2 orang laki2 dengan kontol nya yang gede, terus mereka main dengan satu orang perempuan, ihhh itu mama ngeri banget pa kayaknya ceweknya kepayahan banget pa. Tambah rani lagi.
Rudi: yang mana sih ma?
Rani: ihh papa pura2 lupa deh, ada pokoknya yang beberapa bulan lalu, kita nonton di ruang tamu ini juga, waktu anak2 ikut kerumah neneknya.
Rudi: papa beneran gak inget ma. tambah rudi lagi.
Rani: itu loh pa, yang satu perempuan main sama 2 laki2 yang satu kontolnya gede panjang tapi lurus biasa aja, dan yang satunya gede panjang dan agak bengkok kebawah itu pa. Tambah rani memberi penjelasan kepada suaminya.

Rudi mulai mengingat2 apa yang di ucapkan istrinya barusan.
Rudi: ohh yang itu toh ma, yang mama gak mau lanjut nonton karena ngeri itu?
Rani: iya, yang mana lagi papa. Jawab rani sedikit lega karena sepertinya suaminya tidak curiga dengan ungkapan nya tadi.
Rudi: iya papa ingat sekarang ma, tapi kayaknya ni yah ma, kalau mama yang jadi perempuan itu, papa yakin mama kuat deh meladeni kontol gede mereka itu, memek mama kan tebel sayang dalem lagi, belum lagi mama kan suka kalau main nya lama2. Tambah rudi lagi. Sambil sedikit menggoda rani.
Rani: ihhh papa apaan sih, aneh2 aja pikiran nya, masa istrinya mau di suruh main dengan 2 laki2. Jawab rani kesal.
Rudi: bukan gitu sayang, papa bukan menyuruh mama, papa kan bilang kalau mama yang di posisi perempuan itu, pasti mama sanggup, bukan papa nyuruh mama main dengan 2 laki2 lain sayang. Rudi berusaha menjelaskan.
Rani: ohhh kalau itu sih mama gak tau pa kuat atau enggaknya, kan beda ukuran nya dengan punya papa, mungkin mama kurang nyaman kalau bentuk kontol nya panjang dan gede gitu pa, belum lagi yang satu bentuknya bengkok gitu pa, makin aneh dong mama rasain nantinya. Jawab rani dengan penjelasannya.

Kemudian rudi berpkir sejenak, dan kembali berucap.
Rudi: berarti kalau 2 kontol ukuran nya sama semua kayak punya papa ini mama sanggup dong? Tanya rudi kepada istrinya rani.
Rani: kalau itu sih kayaknya bisa deh pa, soalnya kan kayak tadi aja pas papa
udah keluar mama masih mau dilanjut, tapi papa nya gak mau. Jawab rani agak sedikit cemberut.
Rudi: nah sekarang papa Tanya ke mama ni, kalau tadi seandainya ni ya ma, mama main dengan 2 orang laki2 terus laki2 satunya ni kan posisi papa tadi udah keluar ni ma, kemudian mama masih dalam posisi nungging kayak tadi dan masih posisi pengen di lanjutin genjotnya, dan genjotan nya itu di lanjutan laki2 satunya dengan ukuran kontol yang sama kayak papa ini mama mau? Tanya rudi dengan sedikit menggoda istrinya.
Rani: gak tau deh pa, mama bingung jawabnya. Jawab rani.
Rudi: bingung kenapa coba sih ma tinggal jawab. Tambah rudi lagi.
Rani: iya sih pa, tapi mama bingung aja jawab apa, soalnya ma gak bisa bayangin pa. Jawab rani
Rudi: nah sekarang mama bayangin deh coba, mama lagi posisi enak2 nya masih pengen di genjot, terus tiba2 laki2 nya keluar padahal mama masih pengen banget tu, kira2 kalau dilanjutin pake kontol lain mama, nurutin gak? Tanya rudi memperjelas.
Rani: ihhhh papa kok nyuruh mama mikir sih masih pagi gini juga. Jawab rani lagi.
Rudi: kan tinggal bayangin dikit aja itu ma. Tambah rudi semakin menggoda istrinya.

Rani mulai merenung memikirkan apa yang di tanyakan oleh suaminya barusan, kemudian di tengah renungan nya rani menjawab "iya deh kayaknya pa, mama nurut aja itu kayaknya ya soalnya lagi enak juga kan pa. Jawab rani datar di sela renungan nya.
Kemudian rani segera menyadari apa yang barusan ia ucapkan, dan segera meralatnya, dia takut suaminya berpikir aneh2 tentang dirinya.
Rani: ihhh tapi bukan kayak gitu pa, maksud mama kalau papa udah keluar ni tapi mama masih pengen di genjot, terus papa lanjutin jilatin memeknya mama gitu pa maksud mama. Jawab rani berusaha menjelaskan
Rudi: kan biasa nya kayak gitu terus ma, cuman tadi aja yang enggak. Tambah rudi lagi sambil tersenyum2

Rani sedikit kesal dengan ekspresi suaminya.
Rani: ihh papa kok senyum2 ngejek gitu sih? Jangan mikir aneh2 ya papa. Tukas rani sedikit kesal.
Rudi: iya sayang, nanti kita coba ya. Tambah rudi makin seru.
Rani: papa apaan sih, apa nya yang mau di coba pa?
Rudi: dilanjutin pake kontol lain kalau papa udah keluar. Jawab rudi makin sengit.
Rani: udah ahh papa ngaco, pokoknya maksud mama bukan gitu, titik pa. Jawab rani merengek.
Radi: iya sayang iya, papa paham kok. Tambah rudi lagi.
Rani: nggak pokoknya nggak, papa tu pikiran nya ngaco, pkknya mama gak kayak gitu pa, mama gak mau.
Rudi: iya sayang nanti kita coba pake kontol getaran yang papa beli kemarin ya, sayang tuh ma udah di beli gak pernah di pake. Tambah rudi lagi.
Rani: ihhh papa makin ngaco, nggak ahh pa, ngeri mama gede banget gitu. Udah ahh mama mau mandi keburu pagi. Jawab rani seraya meninggalkan suaminya menuju kamar mandi.
Rudi: iyaa deh sayang nanti deh kita bahas lagi, mandi yg bersih ya ma biar makin kinclong. Tambah rudi lagi seraya memperhatikan lenggokan jalan istrinya menuju kamar mandi, tentu yang menjadi perhatian nya adalah goyangan pantat montok istrinya yang berjalan membelakangi nya.
Rani: iyaa terserah papa aja, jawab rani tanpa menengok ke suami nya lagi.

Kemudian di dalam kamar mandi rani masih memikirkan apa yang barusan dia bahas dengan suami nya tadi, kenapa dia ceroboh sekali sampai memberikan jawaban yang membuat dia di goda habis2an oleh suaminya.

Pov rani.
Perkenalkan namaku rani, aku adalah seorang istri dari seorang laki2 bernama rudi, kami sudah 13 tahun menikah pada saat usiaku 24 tahun dan sekarang usia ku sudah 37 tahun dan sekarang kami sudah memiliki 2 orang anak dengan usia 11 dan 7 tahun. Aku dalam keseharianku bekerja sebagai seorang pegawai negeri di pemerintahan daerah sedangkan suamiku bekerja sebagai seorang security pada bank swasta. Sekilas tentang kehidupan rumah tangga kami sangatlah harmonis, selain karena suamiku adalah sosok laki2 yang baik dan penyayang kepada aku dan anak2 kami dia juga adalah sosok laki2 yang penuh tanggung jawab terhadap keluarganya, dan di tambah kami juga sama2 memiliki penghasilan yang cukup sehingga segala kebutuhan kami bisa terpenuhi. Dan sampai saat ini rumah tangga kami jauh dari persoalan yang dapat mengganggu ketentraman rumah tangga kami.

Aku sendiri di usiaku yang sudah 37 tahun ini hampir menginjak kepala empat, memiliki perubahan yang cukup signifikan pada diriku terutama pada bentuk badanku, sebenarnya ini sudah mulai terjadi semenjak kelahiran anak keduaku yang aku lahirkan secara cessar, sedangkan yang pertama aku melahirkan secara normal, hal ini di karenakan saat hamil anak keduaku aku banyak mengkonsumsi vitamin dan susu hamil, sehigga bobot anakku telalu besar dan sulit di lahirkan secara normal, dan hal itu akhirnya berdampak pada perubahan bentuk tubuhku setelah melahirkan, perubahan yang paling nyata adalah pada bentuk pada payudara dan pantatku, aku merasa payudaraku ini semakin membesar dan membulat di tambah lagi pantatku yang semakin ikut membulat besar hal ini membuat aku kadang risih karena, dengan aset yang ada pada diriku ini kadang aku di perhatikan secara berlebihan terutama oleh lawan jenis, aku merasa mereka hanya fokus melihat ke arah payudaraku kala berbicara bertatapan muka dengan aku, belum lagi jika ada laki2 yang berjalan di belakangku aki merasa kadang mereka sengaja berjalan pelan di belakangku, untuk memperhatikan goyangan pantatku yang bergoyang karena langkahku, padahal aku tergolong pelan kalau berjalan, tetapi aku selalu menemukan laki2 yang sangat betah kalau berjalan di belakangku, hal itu aku temukan hampir di semua tempat yang aku lalui, baik itu di tempat aku bekerja, maupun di jalan umum, bahkan. Yang lebih parah jika aku berada di pemukiman tempat aku tinggal aku merasa bapak2 di pemukiman kami kadang sengaja mencuri2 kesempatan untuk memperhatikan aku, dan yang paling membuat aku kesal yang mereka perhatikan tak jauh2 dari aset ku ini, yahh payudara dan pantatku selalu jadi pusat perhatian mereka, sebenar nya aku maklum juga karena pakaianku kalau sedang di pemukiman cendrung santai dan agak kurang tertutup, kadang kalau sore hari aku berkumpul dengan ibu2 disana tak jarang aku keluar tanpa jilbabku dan hanya menggunakan kaos santai obolong saja, bahkan kadang aku hanya mengenakan daster saja, tentu hal itu tidak dapat menyembunyikan kemontokan payudara dan pantatku.

Sebenarnya aku bukan sengaja melakukan hal ini, tetapi dikarenakan cuaca di daerah kami cukup gerah dan juga aku merasa semua warga disini sudah seperti keluarga bagiku, tetapi tetap saja tetapan nakal itu tetap aku temukan dari warga sekitar tempat tinggal kami, terutama bapak2 disini aku merasa ada saja alasan mereka untuk memperhatikan tubuhku, mulai dari pura2 membersihkan pekarangan sekitar kami duduk2, dan ada juga yang pura2 menggoda anakku tetapi tatapan nya tak lepas dari badan ibunya, bahkan kadang ada yang lebih nekat yaitu pak sugeng, kadang dia sengaja mampir untuk ikut mengobrol bersama kami ibu2 disini, tetapi obrolanya tidak jauh2 dari membahas hal2 yang sedikit ngeres, seperti menanyakan suamiku apakah malam ini masuk shif malam atau tidak, dan jika aku jawab "masuk malam hari ini pak" maka jawaban kembali yanh aku terima kadang sedikit tidak sopan misalnya " wah sendirian dong mbak rani tidurnya, kalau saya mah gak mau kerja kalau yang dirumah bentuknya kayak mbak rani begini" seraya tatapan nya tertuju pada payudaraku. Kadang ada juga ibu2 yang managgapi "emang bentukan mbak rani kenapa pak sugeng?" Kemudian pak sugeng tak segan menjawab " yah tau sendiri lah buk, kayak yang ibu lihat mendul semua depan belakang, siapa yang gak betah" canda nya. Hal itu tentu membuat aku awalnya sangat risih sekali tetapi karena candaan jorok seperti itu sudah sangat sering ia lontarkan, sehingga lama kelamaan aku terbiasa dan menanggapi biasa candaan joroknya. Dan selama ini pun pak sugeng tidak pernah bertindak dan berlaku kurang ajar terhadap aku, hanya sebatas omongannya saja, itu membuat aku sedikit merasa tenang.

Dan hal tersebut semakin bertambah semenjak 1 tahun belakangan ini, aku yang merasa bentuk badanku yang sudah agak tidak ideal lagi, aku merasa payudaraku semakin besar begitu juga dengan pantatku, maka aku mencoba mengikuti grup senam ibuk2 di pemukiman tempat tinggal kami, yang biasanya kami lakukan di akhir pekan saja jika kondisi kami semua ada di tempat dan sedang libur bekerja, hal ini sebenarnya membuat aku sangat bersyukur karena tidak semua wanita bisa memiliki susu yang montok dan pantat yang bahenol seperti aku, dan bahkan tak jarang ada yang menggunakan obat2an untuk memperbesarnya sedangkan aku tidak, ini aku dapatkan secara alami. Tetapi untuk saat ini aku hanya berusaha sedikit mengurangi ukuran keduanya dengan cara mengikuti grup senam ibuk2 di komplek tempat tinggal kami agar tatapan nakal para laki2 ini sedikit berkurang terhadap payudara dan pantatku.

Tetapi ternyata aku salah, setahun setelah mengikuti senam di komplek bersama ibu2 disini, aku merasa payudara dan pantatku semakin montok saja bahkan kekencangan nya semakin bertambah, sehingga bentuknya semakin membulat dan terbentuk bahkan perutku yang sebelumnya memang tidak terlalu besar, sekarang semakin kencang dan terlihat hanya tersisa sedikit saja lemak disana dan bentuknya semakin Hot jika aku sedang dalam keadaan telanjang, hal itu diperkuat dengan ungkapan suamiku setiap kali kami bercinta. Tentu hal ini malah menjadi pemicu bapak2 di pemukiman semakin jelalatan kalau melihat aku keluar rumah dengan pakaian santai, bahkan sekarang pak sugeng yang biasanya memang dia yang paling getol memperhatikan bentuk badanku sekarang semakin menjadi2 saja, bahkan untuk mengambil kopi jatah ronda malam hari kerumahku saja selalu dia, yang sebelumnya bergantian, sekarang tak pernah lagi aku dapatkan orang lain yang mengambil jatah kopi dan cemilan kerumahku, selalu saja dia bahkan kadang2 dia tiba lebih awal di rumahku dengan alasan agar aku tidak ketiduran dan dengan alasan silahtuhrami juga katanya, toh hanya sesekali juga alasan nya. Memang sudah menjadi kesepakatan dalam kelompok ronda pemukiman kami jika yang mendapat giliran ronda berhalangan hadir maka boleh menggantinya dengan kopi dan cemilan ringan sebagai pengganti kehadirannya. Tentu hal ini membuat aku cukup risih kadang dia datang tak lama setelah suamiku berangkat bekerja, sekitar pukul 8 malam lewat sedikit kadang dia sudah mengetuk pintu rumahku, hal itu membuat kadang kami hanya berdua saja karena jam 8 anak2 kami sudah kami biasakan harus tidur, dan suamiku jika masuk shif malam maka overshif nya jam 8 malam, biasanya jam 19.30 suamiku sudah berangkat menuju tempat ia bekerja tak pernah lebih dari itu. Dan biasanya jika minggu itu bertepatan dengan jadwal ronda nya pak sugeng sudah mengetahui ketidakhadiran suamiku, karena memang suamiku juga sudah menginfokan sebelum nya. Dan hal inipun tak dapat aku tolak dengan alasan tak enak hati dan takut dianggap tidak sopan jika tidak berkenan menerima kehadiran nya yang datang lebih awal. Aku selalu berusaha untuk menerima nya dengan baik dan berusaha nyambung dengan topik yang ia bahas, dan aku tak kesulitan dengan hal ini karena dengan pak sugeng ini aku sudah terbiasa berbicara dan bertukar cerita dengan nya di kala sore hari di komplek kami.

Memang sih jika berada di dalam rumah pakaian yang aku gunakan cendrung santai karena aku menggunakan pakaian persiapan untuk tidur, rasanya ribet sekali kalau aku harus bergonta ganti pakaian jika hanya memberikan kopi toh prosesnya tak lama pikirku, dan biasanya setelah memberikan kopi aku segera bergegas untuk tidur jadi ribet sekali pikirku kalau aku harus berganti pakaian lagi, lagipula biasanya jam 10 aku sudah tertidur jika suamiku tidak dirumah, lain halnya jika ada suamiku dirumah kami biasanya setelah anak2 tetidur kami selalu menyempatkan mengadu birahi terlebih dahulu sebelum tidur, hal itu jika aku sedang tidak palang merah ya hihiihii..

Kembali ke ceritaku dengan pak sugeng tadi. Seperti diketahui pakaian dengan tema2 tidur tentunya modelnya sedikit mengundang gairah, dan cenderung agak terbuka dan tipis apalagi ditunjang dengan bentuk badanku yang bahenol ini terutama payudaraku dan pantatku bagian ini selalu menjadi perhatian nya, bahkan akhir2 ini ia tak segan menatap nya dengan terang2an di depan aku, tentu hal ini membuat aku risih sekali dengan tatapan nya yang seakan menelanjangiku, " uhhh dasar laki2 mesum" umpatku dalam hati jika sudah menemukan tatapan liarnya yang seakan tak lepas dari badanku ini.

Dan puncaknya terjadi pada suatu malam saat suamiku masuk shif malam, tentu membuat nya tidak bisa hadir dalam giat ronda dan aku harus menyiapkan kopi untuk anggota kelompok ronda yang lainnya. Sebelum berangkat pukul 19.30 suamiku berpesan agar jangan tidur terlebih dahulu sebelum memberikan kopi kepada kelompok ronda, dan tentu aku tidak khawatir terlupa toh pak sugeng pasti datang mengingatkan pikiriku, tetapi aku mengiyakan saja pesan dari suamiku, dan memang suamiku belum tau tentang kebiasaan pak sugeng yang selalu datang lebih awal ini, dan akupun tak enak hati rasanya jika harus mengadukannya pada suamiku, aku takut suamiku akan berpikiran buruk terhadap pak sugeng jika aku menceritakan nya, apalagi jika aku bercerita tentang kebiasaan pak sugeng yang suka menatap nakal dan liar tubuhku ini, aku takut hal ini menjadi persoalan yang membuat kebaikan antara suamiku dan pak sugeng menjadi terganggu dengan hal itu. Maka dari itu aku memilih diam saja toh pak sugeng hanya sebatas itu saja pikirku.

Kembali ke ceritaku tadi selepas suamiku berangkat bekerja aku segera masuk kedalam rumah dan mengunci pintu, lalu setelah itu aku menengok kedua anakku kan menyuruh mereka untuk persiapan tidur, sebelumnya aku menanyakan tentang kegiatan mereka hari ini di sekolah nya, apakah ada PR, ataukah ada masalah lainnya dengan temannya, setelah semua usai aku menyuruh mereka untuk segera tidur. Pada saat keluar dari kamar anakku aku duduk di ruang tamu dan mengambil ponsel milikku, aku melihat ada chat dan panggilan tidak terjawab. Ternyata dari desi tetangga tempat tinggalku yang rumahnya tak begitu jauh dari rumah kami, aku melihat isi chat nya "Gimana asik gak? Udah di tontonkan?" Isi chatnya
Dasar gila pikirku dia menanyakan tentang film porno yang ia kirimkan tadi sore kepadaku, dia mengatakan bahwa adegan di film itu sangatlah hot sekali dengan pemeran laki2nya memiliki kontol dengan ukuran yang besar dan panjang. Memang dalam keseharian pergaulan kami tak sungkan bercerita dan sering membahas tentang seks, tentu desi adalah yang paling vokal dalam hal itu terkadang kami para ibu2 yang lain hanya tersipu menanggapi nya, dan antara aku dan desi usia kami tergolong berdekatan jika di banding dengan ibu2 yang lainnya yang sebagian sudah diatas kami dan hanya sedikit ibu2 yang umurnya di bawah kami, maka jadilah aku yang paling sering di goda oleh desi tentang hal2 yang berbau seks, seperti tadi sore saat berjalan pulang dari kumpul bersama ibu2 disini desi berbisik kepadaku.
Desi: ran, mau liat gak? ada aku ada loh vidio seperti yang tadi di bahas ibu2 disana tadi. Ungkap desi.
Aku: vidio apa sih?
Desi: ituloh, yang ukurannya besar dan panjang. Jawabnya sambil tertawa.
Aku: masa sih tanyaku penasaran, buat apa kamu nyimpen video begitu des? Tambahku.
Desi: ya gak ada nyimpen aja, kali aja pengen liat biar gak penasaran, nih aku kirim wa mu ya. Tambah desi.
Aku: kirim aja, gak bakal aku buka, jawabku sengit.
Desi: yahh dilihat dulu biar gak penasaran lihat bentukan nya, walaupun gak bisa ngerasain kan minimal udah pernah liat ran. Tambah desi.
Aku: ihh ogah ahh, dah pernah aku lihat kali. Ucapku terceplos
Desi: waduh punya mas rudi ternyata gede juga toh ran? tanya desi penuh selidik.
Aku: ihhh apa sih kamu des kok bahasnya kesitu2. Tambahku sambil berusaha mencubit lengannya. Tetapi ia lebih cepat menghindar dari gerakanku.

Aku memang sudah pernah melihat kontol ukuran besar seperti yang di bahas ibu2 tadi, tentu dengan suamiku tetapi bukan kontol milik suamiku melainkan kontol yang kami lihat di film porno yang sering ia putar, sesekali untuk memancing gairah kami kian memuncak. Dan hal inilah yang membuat aku sekarang meras mudah bergairah, karena ulah suamiku sering mengajak menonton film porno, aku menyaksikan wanita2 yang sepertinya mendapatkan kepuasan yang teramat sangat dari pasangan nya di dalam film itu, belum lagi suamiku pernah memutar film dengan adegan 1 perempuan dan 2 laki, yang mana kontol kedua laki2 itu berukuran besar dan panjang, hal itu sebenarnya sangat memancing gairahku, namun aku gengsi mengakui nya pada suamiku, maka aku berpura-pura tidak menyukainya. Padahal sebenarnya aku sangat penasaran dengan apa yang di lakukan 2laki itu dengan kontol besar dqn panjangnya terhadap 1perempuan itu. Hal ini lah yang akhir2 membuat gairahku muda memuncak jika teringat akan hal itu.

Kembali ke ceritaku dengan desi tadi. Tak lama berselang desi kembali berucap seraya kami berpisah karena ia sudah tiba depan rumahnya.
Desi: dah masuk ya ran, jangan terlalu fokus nontonnya, mas rudi kan shif malam katamu tadi. Tambahnya mengejek.
Dan aku merasakan getaran dan suara notifikasi pada handphone yang aku pegang di tanganku.
Aku: idihhh beneran dikirim ternyata, gak bakal aku buka. Tambahku padanya seraya berlalu menuju kerumahku.

Kembali ke posisiku diruang tamu tadi, aku tidak membalas panggilan dan chat dari desi, tetapi ada penasaran pada video yang ia kirimkan, maka aku putuskan untuk menonton nya sebentar, pada saat aku buka aku melihat adegan yang langsung mempertontonkan kontol besar dan panjang yang sudah penetrasi ke dalam memek wanita, aku melihat kontol itu memenuhi rongga memek wanita tersebut, hal itu terlihat dari memek wanita itu yang mengembung dan mengecil pada saat kontol itu keluar masuk. Sayangnya video itu hanya memperlihatkan sebatas kontol dan memeknya wanita itu saja tidak terlihat bentuk tubuh apalagi wajah pemeran nya secara utuh, tetapi hal itu mampu membuat aku melayang dan menghayalkan kontol itu dengan ukuran nya yang besar dan panjang. Kemudian aku terdasadar " aduh kenapa dengan aku ini, kenapa aku menjadi bergairah " pikirku
Aku putuskan menyudahi menonton video itu dengan menutupnya langsung, dan aku segera pergi ke dapur untuk mengambil minum, agar sedikit tenang.

Setelah menghabiskan satu gelas air putih di dapur aku memutuskan untuk masuk kamar, dan memainkan handphone. Pada saat memainkan handphone aku merasa tidak fokus dan pikiran ku terus terbayang ke kontol tadi, " aghhh kenapa dengan aku ini" ucapku.
Lalu aku putuskan untuk kembali menonton nya sekali lagi, kali ini sampai selesai video itu hanya berdurasi 1 menit saja, maka aku tonton sampai selesai ternyata dalam video satu menit itu laki2 yang ada di dalam video itu memuncratkan sperma nya di akhir video, begitu selesai di mencabut kontolnya , dan ternyata menang benar besar sekali kontolnya, gairah ku semakin memuncak dan aku mulai meraba payudara montokku, uhhh geli sekali rasanya ngilu "aku ingin putingku di kenyot." Ucapku
Tetapi sayang suamiku sedang bekerja malam ini, makan aku putusan menonton sekali lagi tetapi aku berniat mempause video nya di akhir, aku ingin melihat kontol itu secara utuh kembali, aku penasaran dengan ukuran kontolnya yang besar dan panjang pula. Pada saat sudah menemukan akhir video nya aku mempause nya dan memperhatikan kontol itu lebih teliti lagi, " uhhh uratnya pikirku, batang nya sepertinya keras sekali" aku berpikir bagaimana rasa nya di genjot kontol sebesar itu.

Namun saat aku asik memainkan payudaraku aku kesulitan karena aku masih menggunakan bh, maka aku melepaskan bh yang aku genakan dengan melepaskan baju yang aku pakai terlbuh dahulu, setelah berhasil melepaskan bh yang aku gunakan aku kembali memakai baju tidurku. Aku kembali fokus pada video yang dikirimkan desi tadi, uhh kontolnya sungguh menggodaku, membuat aku semakin liar meramas payudaraku, apalagi kini sudah tanpa penghalang lagi, pada saat melanjutkan pemutaran video itu kembali aku menemukan sesuatu yang tidak asing dalam video itu. Kaki perempuan dalam video itu aku mengenali aksesoris yang dia guankan pada kaki nya. Yah gelang kaki perempuan itu, itukan gelang kaki milik desi pikirku, apa jangan2 yang ada dalam video ini desi, lalu siapakah laki2 itu pikirku penuh dengan tanda tanya, apakah itu mas agus? Ahhh aku penasaran sekali, kalau mas agus sepertinya masuk akal karena memang mas agus memiliki badan yang tinggi besar dan mungkin kontolnya juga besar. Pikirku.

Aku yakin ini pasti kontol mas agus, " ughbh desi sepertinya enak sekali kontol suamimu itu" jika benar itu mas agus pikirku. Aku kembali menonton ulang video itu seraya meramas2 payudaraku, aku sangat bergairah sekali, aku rasakan putingku mengeras dan memekku aku rasakan sudah basah sekalidibawah sana. Pada saat sedang terbawa dalam suasana birahiku yang memuncak aku mendengar ketikan pada pintu depan rumahku.
"Mbak rani, tok tok tok. Mbak rani.
Begitu terus berulang, dan aku baru ingat aku harus menyiapkan kopi untuk kelompok ronda malam ini, kemudian aku lihat jam, aduh sudah hampir pukul 9 malam, pasti itu pak sugeng yang datang untuk mengambil kopi pikirku. Aku bergegas menurunkan bajuku dan berniat memakai kembali bh ku, tetapi lagi2 aku dengar ketukan di depan semakin berulang, maka aku putuskan untuk cepat membukanya aku takut suara itu mengganggu tidur anak2 dan membangunkan mereka, maka aku putuskan tidak usah pakai bh saja dan membuka pintu terlebih dahulu, barulah nanti jika pak sugeng sudah aku persiapkan masuk, aku kembali kedalam kamar dan memakai bh ku kembali.


Akupun langsung berlalrian kedepan pintu dan membuka nya, pada saat aku membuka pintu benar saja ternyata itu adalah pak sugeng, dan yang membuat aku kaget adalah ekspresi nya yang melongo melihat aku. Maka aku lambaikan tanganku di depan wajahnya seraya memanggil nama nya. " Pak sugeng kok bengong sih" namun tetap saja dia masih melongo, lalu aku perhatikan sorot matanya, ahhh ternyata dia fokus melihat payudaraku, memang baju yang aku gunakan cukup tipis dan berbahan sutra sehingga bulatan payudaraku yang tanpa bh terkspos hampir sempurna, di tambah lagi puting payudaraku yang masih megeras karena gairahku yang belum sepenuhnya turun. Membuat putingku menyembul di balik baju yang aku gunakan, tentu pak sugeng sangat menyadari hal ini. Maka aku buru2 menutup kedua payudaraku dengan menyilangkan kedua tangan pada dadaku, barulah pak sugeng tersadar dan kemudian mengucek kedua matanya, seakan ia tak percaya dengan apa yang baru saja ia lihat.


Pak sugeng: aduh mbak desi kedatangan saya menganggu ya. Ucapnya memulai pembicaraan.
Aku: enggak kok pak, saya tadi sedang tiduran aja, bapak mau ambil kopi kan? Tambahku dengan kedua tangan tetap menyilang di dadaku menutupi kedua payudara montokku ini.
Pak sugeng: iya mbak. Jawabnya singkat
Aku: mari masuk pak, tambahku lagi.
Aku mempersilahkan pak sugeng masuk duluan, dengan tujuan agar dia tidak menatap liar pantatku jika aku berbalik masuk mendahului dia, karena memang aku rasa pantatku juga tercetak sempurna di bawah sana, apalagi di tunjang dengan pakaian yang aku gunakan sekarang ini.
Maka aku minggir saja di pinggir pintu untuk mempersilahkan pak sugeng lewat kedalam, karena pintu rumah kami yang tidak terlalu besar dengan posisi aku masih di muara pintu, maka aku menurunkan tanganku kebawah dengan tujuan untuk memberikan ruang lebih leluasa untuk pak sugeng lewat. Tetapi ternyata aku salah perkiraan malah pada saat lewat di depanku siku pak sugeng seperti sengaja menyanggol payuadaraku. Dan itu terasa sekali pas di putingnya yang masih mengeras dan aku merasakan payudaraku bergetar akibat sentuhan itu. " ahhh pak sugeng tangan nya kok" ucapku terhenti
Pak sugeng: aduh maaf mbak rani gak sengaja, elaknya.
Aku: yaudah pak duduk dulu ya, saya kebelakang sebentar. Tambahku kesal..

Bersambung dulu ya suhu sekalian...

================
Pov rani:
Setelah mempersilahkan pak sugeng masuk kedalam, aku melihat dia segera duduk di kursi ruang tamu tanpa aku persilahkan, sepertinya pikirannya masih menerawang ke payudaraku ini apalagi tadi dia sempat merasakan kekenyanlan payudaraku dengan sikunya, dan benar saja pandangan nya belum lepas dari menatap payudaraku, " huhuhu dasar mesum" umpatku dalam hati. Posisi berdiriku pun masih berhadapan langsung dengan pak sugeng, hal ini semakin menambah liar tatapannya kepadaku, ingin rasanya aku kembali melingkarkan tanganku pada dadaku kembali tetapi, "ahh sudahlah setalah ini aku langsung masuk kamar saja beganti pakaian atau minimal memakai kembali bh ku yang tadi aku lepaskan" ucapku dalam hati dan aku juga berpikir kalaupun aku membelakangi nya ataupun posisi menyamping aku berpikir malah makin ke enakan dia bisa melihat bongkahan pantatku juga, yang rasanya dengan pakaian ini bulatan pantatku pasti tercetak dan menjiplak.

Karena pak sugeng hanya duduk dan berdiam saja, tidak seperti biasanya dia selalu ada saja omongan nya kala sedang berjumpa denganku, dan juga ia masih terus memandangi badanku dan seakan tak mau melepaskan pandangannya dari badanku, aku merasa seperti pandangan itu menelanjangi tubuhku. Maka aku duluan yang memulai pembicaraan.
Aku: pak sugeng mau rani buatkan kopi sekalian?
Pak sugeng pun tetap diam dan hanya melongo saja, maka aku kembali memanggilnya "Pak.. pak sugeng" barulah ia tersadar, serta menjawab yang membuat aku tersentak.
Pak sugeng: ehh iya mbak rani susu nya gede banget. Ucapnya membuat aku kaget.
Aku: ihh bapak ini apaan sih, di tanya apa jawabnya apa. hhuuuhhh. Tambahku sedikit cemberut.
Pak sugeng: aduhh maaf mbak rani maksud saya bukan begitu, maksud saya mbak rani ternyata cantik sekali.
Aku: ighhh bapak apa sihh, biasa aja rani mah pak.
Pak sugeng: aduhh ini mah gak biasa mbak, bapak aja dari tadi kayak tersihir melihat mbak rani malam ini, sensual banget ya. Tambahnya
Aku: ihhh udah2 ahh pak, dari tadi bapak rani perhatiin liatin badan rani terus, emang liat apaan sih pak? Tanyaku kesal. Sebenarnya aku kaget juga kenapa aku bisa bertanya seperti itu, bukankah aku sudah tau jawabannya, sedari tadi bukankah pandangannya tak pernah lepas dari payudaraku ini.

Kemudian pak sugeng dengan santainya menjawab.
Pak sugeng: ehhh ternyata mbak rani sadar toh.hehehe
Aku: yah sadarlah pak, orang bapak mandang nya gitu banget. Tambahku sedikit cemeberut dan memajukan bibir ku kedepan.
Pak sugeng: aduh mbak rani kalau cemberut gitu, makan bikin bapak gak kuat aja, apalagi bibirnya pake di manyunin segala. Tambahnya sengit.
Aku: aduhhh bapak ini gak kuat apasihh, jangan aneh2 deh pak, sekarang bapak mau minum apa? Nanti rani buatkan.
Tambahku agak sedikit panjang dan ingin segera mengakhiri percakapan ini, karena aku perhatikan sedari tadi tatap itu tetap sama, tak pernah lepas dari payudaraku selagi ia berbicara denganku.
Lalu pak segeng menjawab.
Pak sugeng: kopi aja deh yah mbak, biar bikin nya sekalian dan gak ngerepotin mbak rani. Tambahnya
Aku: yaudah ditunggu ya pak rani buatkan dulu. Jawabku
Pak sugeng; dengan senang hati mbak rani. Jawabnya

Aku pun melangkah meninggalkan pak sugeng di ruang tamu, tetapi aku sempat berpikir " aduh jika aku melangkah menuju ke belakang, maka pak sugeng bisa melihat dong belahan pantat montokku" aduhh bagaimana ini ya, pikiran ku berkecamuk. Kemudian aku putuskan tetap melakukan nya toh ini akan segara berakhir pikirku seraya aku berjalan meninggalkan dia. Namun disaat aku tengah berjalan meninggalkan pak sugeng, aku mendengar ia berkata.
Pak sugeng: mbak rani kopinya gak usah di kasih gula ya. Ucap pak sugeng.
Akupun menoleh kearahnya dan merasa sedikit aneh, kemudian aku bertanya.
Aku: kok tumben pak? Tanyaku
Pak sugeng: iya, pakai susu aja ya mbak, enak kayaknya kopi susu malam2 gini. Tambahnya
Aku: yaudah aku lihat dulu ya pak, takutnya susunya dah abis, belum belanja pak soalnya. Jawabku.
Pak sugeng: baiklah mbak rani. Jawabnya singkat.

Akupun berlalu meninggalkan pak sugeng sendirian di ruang tamu, menuju kamarku, samar2 aku mendengar dia berucap agak pelan, "aduhhh mbak rani kalau gak ada stok susu mah, biar aku sedot sendiri dari susu montokmu itu hagghh" keluhnya menghela nafas. Aku kaget mendengar hal itu, maka aku putuskan untuk berdiam sejenak mendengarkan ucapan apalagi yang akan ia lontarkan. Tetapi tak aku mendengar dia mengucapkan apa2 lagi, kemudian aku sedikit menengok ke ruang tamu dengan mengintipnya dari balik tembok pemisah ruang tamu dengan ruang tengah kami. Aku sangat terkejut dengan apa yang aku temukan, aku melihat pak sugeng menggosok selangkangannya keatas ke bawah sambil memejamkan matanya, tak lama dari itu, aku kembali mendengar dia berucap. " ughhh mbak rani, susumu montok sekali, belum lagi belahan pantatmu, aghh mentul sekali bokongmu itu, pasti enak kalau aku selipkan kontolku disana" ucapnya sambil terus menggosok selangkanganya, dan samar2 aku melihat sarung yang di gunakan pak sugeng menyembul ke atas, lalu aku berpikir " ighh sepertinya kontolnya berdiri tegak di bawah sana" akupun agak merinding mendengar ucapannya ingin meyelipkan kontol nya di belahan pantatku, kemudian aku menengok ke belakang memperhatikan belahan pantatku, " ughhh wajar saja dia berkata begitu, memang bongkhan pantatku sangat terkespos dengan menggunakan pakaian tidur ini" aduhh ini semua salahku kenapa malam ini aku menggunakan pakaian seperti ini, setelah ini aku harus segera menggantinya pikirku.

Karena aku merasa agak sedikit merinding melihat apa yang di lakukan dan di ucapkan pak sugeng, maka aku berniat segera mengakhiri perngintipan ini. Tetapi pada saat sudah beranjak menuju kamarku, aku mendengar pak sugeng berucap agak lumayan keras " agghhh lega sekali rasanya" akupun penasaran dengan apa yang ia lakukan, maka aku kembali ke posisiku semula dan mengintip apa yang kira2 dilakukan pak sugeng. Akupun terkejut bukan kepalang, aku melihat sarung pak sugeng sudah tersingkap ke atas, dan " ahhh aku melihat dia mengeluarkan kontol nya dari dalam sarung nya" akupun sangat terkejut mendapati hal itu, " agghh ini gila, kenapa dia berani berbuat seperti ini di dalam rumahku" pikiranku berkecamuk. Meskipun sebenarnya ini bukan kontol laki2 lain pertama yang aku lihat selain suamiku (kira - kira kontol siapakah itu?) tetapi tetap hal ini membuat aku sangat terkejut.

Aku yang masih belum hilang dalam keterkejutanku dan belum mampu mengontrol rasa kagetku ini, kemudian tambah di buat kaget setelah apa yang dilakukan pak sugeng di ruang tamu kami, aku melihat dia mengocok kontolnya dengan tetap memejamkan matanya, kemudian aku lihat di mencium siku sebelah kirinya dan berkata " ughhh masih terasa kekenyanlan nya, ahh bau susunya masih terasa" ucapnya.
Aku kemudian ingat bahwa siku itu tadi yang menyentuh payudaraku. " dasar gila" umpatku kesal. Sedari tadi aku belum fokus memperhatikan ukuran kontol pak sugeng, setalah aku memperhatikan nya, aku lihat kontol itu tidak berlalu jauh berbeda dengan ukuran kontol suamiku, hanya saja sepertinya punya pak sugeng lebih panjang sedikit. Akupun menggigit bibir bawahku seraya meraba memekku, " aghh ternyata dibawah sana memekku masih basah" ucapku dalam hati. Kemudian aku teringat dengan yang pernah di ucapkan suamiku tentang aku, apakah aku mau main dengan 2 kontol laki2 jika ukuran nya sama dengan kontol miliknya, "kontol pak sugeng sepertinya pas pa" ucapku tanpa sadar. Aku kemudian aku segera menutup mulutku dengan menarik tangan dari memekku, " ughh untung aku mengucapkannya pelan" legah ku dalam hati, tetapi aku merasakan lengket pada bibirku, ternyata ada cairan memekku yang menempel pada jariku. "Basah sekali" ucapku dalam hati.

Memang pak sugeng ini di usianya sudah kepala 5 tetap memiliki badan yang bersih terawat, sehingga pesona nya aku rasa masih mampu menaklukan wanita2 diluaran sana, " tetapi belum tentu aku bisa ya suhu, hehehheh". Dan walaupun tidak terlalu tinggi mungkin sama dengan suamiku, di tambah badan nya terlihat proporsional juga, karena badan nya yang cukup berisi tetapi tidak gendut dan perutnya juga tidak buncit, maklum saja pak sugeng ini keseharianya bekerja sebagai mandor panen di perkebunan di desa sebelah kami, hal itu mungkin membuatnya bekerja tidak terlalu payah, dan tentu memiliki uang yang cukup untuk memenuhi kebutuhan nya, di tambah lagi mbak sumi istri pak sugeng juga memiliki usaha warung kecil2an di rumah nya.

Kembali ke posisi aku berdiri, aku masih terus menyaksikan pak sugeng, mengocok kontolnya dengan pelan sekali, kemudian aku lihat dia menekan pangkal kontolnya sehingga kontol milik pak sugeng mencuat dan menjelang tegak, " ughhh panjang juga, kalau dibegitukan" ucapku dalam hati saja. Dan tak lama aku mendengar pak sugeng berucap "kamu pasti sudah pegel ya didalam sana sedari kita sampe sini jon, sabar ya jon nanti kita tusuk2 memek mbak rani, aku yakin kamu suka jon dan memeknya pasti tebal sekali sesuai perkiraanku" ucapnya.
Aku kaget mendengar hal itu, kok pak sugeng berani sekali berkata begitu terhadap diriku, padahal selama ini baik aku maupun suamiku selalu bersikap baik terhadap dia maupun istrinya. Kemudian aku lihat pak sugeng berdiri membenahi sarung nya, dan aku makin melihat jelas kontol milik pak sugeng dalam posisi ia berdiri, " ugghhh memang lebih panjang dan sepertinya agak lebih besar dari kontol suamiku. Tetapi ada hal aneh yang aku lihat kemana Celana dalam pak sugeng? Kenapa dia langsung mengenakan sarung nya? Apa jangan2 dia datang kemari tak menggunakan celana dalam? Ahhh entahlah, aku tak sanggup memikirkannya saat ini, entah kenapa gairahku yang tadi sempat turun karena kehadiran pak sugeng yang mengagetkanku, kini tiba2 terasa naik kembali.

"Tidak-tidak ini tidak benar, aku harus mengalihkan nya" ucapku dalam hati, kemudian aku bergegas dan berlalu masuk kamar, untuk mengganti pakaianku ini, agar badanku tidak terlalu
terekspos lagi begini. Aku masuk kedalam kamar tanpa menutup pintu kamarku karena aku takut pak sugeng akan mendengar suara pintu yang aku tutup, lagi pula pintu kamar kami masih tertutup hordeng, sehingga seseorang dari luaran sana tak akan bisa melihat ke dalam sini, jika di tidak membuka nya secara sengaja. Lagipula aku tidak mau dia curiga kenapa baru masuk kamar sekarang ini, kemana saja aku dari tadi, sedangkan kalau dia mengira aku sedari tadi berada di dapur belakang sana, suara kompor pun tak terdengar aku nyalakan sedari tadi. pikirku penuh ketakutan, takut ia mengetahui kalau sedari tadi aku mengintipnya, karena memang rumah kami ini tidak terlalu besar, jadi kalau aku menyalakan kompor dibelakang sana untuk memanaskan air tentu suara nya akan terdengar sampai ke depan sini juga dan tentu sampai juga terdengar ke ruang tamu kami.

Setelah di berada di dalam kamar, aku tak langsung mengganti pakaianku, aku hanya berdiri mematung saja. Pikiranku masih terbayang dengan apa yang aku lihat di ruang tamu tadi, aku masih terbayang kenapa pak sugeng sampai begitu nekatnya melakukan itu di dalam rumahku, bahkan dia sampai mengocok kontolnya di depan sana dan yang lebih parah dia datang kesini dengan menggunakan sarung tanpa menggunakan celana dalam di baliknya, "aghh sebegitu menarik kah body ku ini sampai dia melakukan hal itu?" Pikirku. Lalu akupun berjalan menuju kearah cermin di kamarku, aku melihat dengan seksama bentukan badanku ini, "hmmm seksi sekali ternyata" aku melihat susuku di balik bajuku ini, ternyata menjiplak sekali jika digunakan tanpa bh belum lagi ukuran payudaraku yang memang membusung besar, di tambah lagi puting susuku masih mengeras pada saat berhadapan dengan pak sugeng tadi. "Hmm wajar saja kalau dia bergairah melihat payudara montokku ini" pikirku memakluminya. Lalu aku memutar badanku melihat bentukan bongkahan pantatku, ternyata tercetak membulat mentul dibawah sana, "wajar saja pak sugeng ingin menyelipkan kontol nya di belahan pantat montokku" ucapku dalam hati seraya tersenyum. Lalu aku mengangkat bajuku keatas, tersembul lah payudara montokku, melihat payudaraku sendiri aku sedikit berdesir "ughhh bagaimana jika pak sugeng melihat paudaraku ini secara langsung tanpa penghalang ya?" Pikiranku melayang tanpa sadar, pasti ia akan sangat bersemangat menyelipkan kontolnya di belahan susuku ini, belum lagi jika ia menyelipkan kontolnya di belahan pantatku, pastinya kontol pak sugeng juga akan menyentuh belehan memekku yang basah ini. "Aghhh apasih yang aku pikirkan" ucapku tersadar.

Aku tak ingin semua ini terus berlanjut, aku tak ingin pikiranku semakin berkecamuk liar. Maka aku putuskan untuk membuka bajuku dan ingin segera memakai kembali bh ku. Lalu aku membuka baju yang aku gunakan dan bertelanjang saja di dalam kamarku dengan hanya menggunakan celana dalam saja, karena baju yang aku gunakan adalah baju terusan langsung. Aku berjalan telanjang sambil mencari bh ku "aku letakkan dimana tadi ya?" Aku coba mengingat2, barulah aku teringat aku meletakkan di bawah bantal tadinya, akupun berjongkok mengambil bh ku dan segera aku mengenakan nya. Lalu aku berpikir "apakah aku harus mengganti baju ini ya?" tetapi ahh sudahlah biarkan saja toh aku sudah menggunakan bh, walaupun payudaraku masih menyembul dengan menggunakan baju ini tetapi setidaknya putingku sudah tidak menjiplak lagi seperti tadi.

Setalah selesai mengenakan pakainku aku segera beranjak untuk keluar kamarku untuk segera membuatkan kopi. Tetapi tunggu dulu kok seperti ada bayangan seseorang yang berdiri di depan hordeng kamarku, karena hordeng ini tidak terlalu tebal dan pencahayaan di kamar ini cukup terang, maka aku cukup jelas melihatnya. "Apakah itu pak sugeng? Sejak kapan di berada disitu? Dan apakah ia melihat aku bertelanjang tadi?" Pikiranku berkecamuk.
Tetapi tak lama dari itu aku melihat bayangan itu bergerak meninggalkan depan kamarku.

Akupun keluar kamar dan melihat sebentar ke ruang tamu, dan aku temukan pak sugeng sedang berdiri di muara pintu depan rumah kami menghadap keluar, maka akupun tak memanggilnya dan segera meninggalkan nya ke dapur untuk membuatkan kopi.


Bersambung ya suhu....

================

Lanjutan dirumah rani...

Pada saat itu rani tengah sibuk membuatkan kopi untuk pak sugeng terlebih dahulu, sedangkan untuk yang akan dibawa ke pos ronda belum ia buatkan karena memang waktunya masih cukup lama, sekarang saja baru pukul 20.50 pikir rani. Sementara di depan muara pintu sana masih berdiri termenung seseorang dengan gairahnya yang sangat memuncak bahkan sudah hampir tidak terkontrol lagi setelah mendapat sambutan yang begitu meriah malam hari ini, bagaimana tidak tadi saat ia pertama kali tiba di rumah rani dia mendapatkan sang empuhnya rumah dalam kedaadan pakaian yang sangat menggoda birahinya, di tambah body rani ini akhir2 ini memang seringkali ia perhatikan secara khusus, ia merasa body itu semakin montok dan menggoda saja, sehingga akhir2 ini pikirannya sulit lepas dari memikirkan body rani, bahkan saat sedang bercinta dengan istrinya pun dia selalu membayangkan bahwa yang sedang ia genjot adalah rani.

Hal ini tentu membuat bu sumi istri pak sugeng sangat senang, bahkan terkadang kewalahan melayani nafsu suaminya itu, ia merasa akhir2 ini nafsu suami nya sangat tidak terkontrol, kadang suaminya hampir setiap malam meminta jatah darinya, bahkan yang lebih aneh sore2 hari sepulang dari kumpul bersama bapak2 di pemukiman tinggal mereka tak jarang sang suami meminta istrinya untuk melayaninya terlebih dahulu sebelum sang istri mandi, terkadang juga sepulang dari kegiatan ronda malam sang suami juga tak jarang meminta jatah untuk di layani, hal ini tentu sangat aneh bagi istri pak sugeng ibu sumi, yang mana selama perkawinan mereka selama ini, baru sekarang ini ia mendapatkan nafsu suaminya yang sangat menggebu2 dan seperti sulit di kontrol.

Dan cara bercintanya pun beda sekali, biasa nya pak sugeng kala bercinta dengan istrinya ini cendrung biasa saja dan tidak terlalu antusias, walaupun sedari dulu selalu mampu memberikan kepuasan kepadanya. Tetapi sekarang ini sang suami sangat antusias sekali. Sekarang sang istri merasa keanehan itu nyata sekali dari cara bercinta suaminya, sang suami sekarang ini sudah sangat suka berlama2 menjilati memeknya, meremas2 susunya dengan sangat kencang seperti sangat gemas sekali, belum lagi lumatan sang suami seperti buas sekali, di tambah sang suami suka meningglkan bekas cupangan pada payudaranya, dan bahkan sekarang ini sang suami sangat suka sekali menjilati lobang pantat sang istri, hal yang selama ini tak pernah ia lakukan.

Kita kembali ke pak sugeng, yang masih berdiri bengong di muara pintu rumah rani. Pikirannya seakan masih tidak percaya dengan apa yang barusan ia lihat, setelah tadi ia disuguhi pemandangan menggairahkan saat pertama kali tiba disini, dan sekarang makin lebih parah lagi, ia yang tadinya ingin menurunkan ereksi pada kontolnya karena melihat jiplakan bentuk payudara montok dan bongkahan pantat montok rani tadi, sebenarnya ia berniat untuk minta izin numpang ke kamar kecil pada rani, ia ingin menyiram kontolnya dengan air agar ereksi pada kontolnya sedikit berkurang, tetapi pada saat tiba didepan kamar rani ia menemukan pintu kamar rani tidak tertutup dan hanya terhalang hordeng, maka muncullah keinginannya untuk melihat sedikit kedalamnya, siapa tau mbak rani masih di dalam belum sempat langsung kedapur. pikirnya singkat. Rasanya ia masih sangat ingin sekali dan belum merasa puas sama sekali untuk menyaksikan keindahan tubuh itu lagi, pikirannya selalu terbawa pada keindahan susu montok dan bongkahan pantat besar dan montok milik rani.

Pada saat tiba di depan kamar rani pak sugeng dengan sangat hati2 memperlambat langkahnya dan mulai menyibak dengan sangat pelan dan hanya sedikit saja hordeng kamar rani. Dan ternyata benar rani masih berada didalam kamarnya, tetapi bukan hanya itu saja, jantung pak sugeng seakan mau copot saja melihat kondisi rani di dalam kamarnya saat ini, ia melihat rani sedang berjongkok seperti mencari sesuatu pada tempat tidur nya. Yah para suhu sekalian itu adalah posisi rani yang sedang mencari bh nya tadi.

Dan yang membuat nya kaget bukan kepalang adalah kondisi rani saat ini, rani saat itu dalam kondisi hanya menggunakan celana dalam saja, pak sugeng seakan sangat tidak percaya dengan apa yang ia lihat, ia tidak percaya dapat melihat tubuh montok itu tanpa penghalang pakaian lagi, dan ia semakin tidak tahan ternyata bentukan badan rani memang sangat menggairahkan sekali, pak sugeng melihat dengan sangat jelas payudara rani yang menggantung dalam posisinya sedikit jongkok, dah " ughhhh itu indah dan besar sekali" ungkap pak sugeng dalam hatinya. Kakinya terasa bergetar dan bibirnya terasa dingin dengan apa yang ia saksikan di dalam, beralih pandang pak sugeng pada bongkahan pantat rani, " ahhh ternyata bongkahan pantat itu memang sangat luar biasa montok sekali dan bentuk terlihat jelas melebar indah dan sepertinya kencang sekali. Mendapati hal demikian pak sugeng merasa seperti sudah kehilangan akal sehatnya, ingin rasanya ia segera masuk kedalam dan menyergap rani dan memperkosanya saat itu juga, tetapi pada saat akan ia ingin melangkah masuk kedalam kamar rani, ia melihat ada sepeda motor yang lewat jalan depan rumah rani dan hal itu membuat ia tersadar dan mengurungkan niatnya.

"Aghh tentu ini sangat berisiko, bisa mati aku jika ada yang mengetahui perbuatanku" ucap pak sugeng dalam hatinya tersadar.
Akhirnya ia berdiri saja disana dengan pandangan nya yang tak lepas dari tubuh montok rani. Pak sugeng pun sedikit kecewa karena rani sudah memakai kembali bh nya, hal ini membuat tontonan nya otomatis terhenti dan payudara montok itu kembali ditutup empuhnya.

Pak sugeng melihat rani menggunakan bh yang cukup tebal, sehingga ia harus merelakan keindahan itu terhalang lebih rapat lagi, hilang lah sudah jiplakan puting susu itu tadi.

Mulustrasi rani menggunakan bh nya.





Kemudian tak lama dari itu keindahan itu kembali akan makin tertutup lagi. Pak sugeng melihat rani berjalan kearah pakaian nya tadi yang ia letakan di depan cermin, tetapi proses berjalan rani menuju pakaian nya itu menjadi tontonan yang melegahkan hati pak sugeng, lenggokan jalan rani dalam keadaan hanya menggunakan bh dan celana dalam saja makin membuat kontol pak sugeng mengeras dan rasanya ingin meledak, bahkan jika kontolnya di kocok sedikit saja, pasti sperma nya akan muncrat saat itu juga. Bagaimana tidak pantat bulat rani di tambah payudara montok nya ikut bergoyang2 seirama dengan langkah kakinya. Hal itu membuat pak sugeng semakin gemas dan tak sabar ingin segera menikmatinya, tetapi masih tahan, karena ia masih memikirkan dampak dari perbuatannya itu, jika ia nekat melakukan itu sekarang ini.

Kemudian pak sugeng melihat rani mengenakan pakaian nya kembali, dan pak sugeng akhirnya kembali bersyukur karena rani masih menggunakan pakaian yang sama, seperti saat pertama kali ia tiba disini. Hal itu berarti ia masih bisa menikmati keindahan tubuh rani nantinya, "minimal harus sampai jam 10 malam aku disini" ucap pak sugeng dalam hatinya. Lalu setelah mengenakan pakaiannya pak sugeng melihat rani berdiri di depan cermin dan merapikan pakaianya, seraya rani membolak balik badannya didepan cermin, sepertinya rani melihat bagaimanakah bentuk tubuhnya dengan pakaian ini, tetapi sebenarnya tanpa pak sugeng ketahui rani sedang meyakinkan dirinya, apakah yakin akan keluar dengan pakaian ini lagi.

Dan yang membuat pak sugeng sedikit bingung penuh tanda tanya adalah, tingkah rani selanjutnya seraya tetap memperhatikan dirinya di depan cermin, rani menggigit jarinya sambil memegang memeknya. "Aghh apakah mbak rani juga bergairah malam ini?" Pikir pak sugeng?"

Mulustrasi rani menggigit bibir dan memegang memeknya di depan cermin.



================

LANJUTAN..

Mari kita tinggalkan sejenak (jangan lama2 nanti tau2 pak sugeng sudah nenen duluan ya suhu). Kedua kedua insan yang sebenarnya malam ini sama2 bergiarah untuk mendapatkan pelampiasan, namun yang satu belum memiliki keberanian dan masih memikirkan cara untuk mendapatkannnya, ia ingin mendapatkannya dengan tanpa paksaan yang berlebih atau bahkan kalau bisa diberikan secara sukarela oleh pemilik "aset" berharga itu, walaupun rasanya hal itu tidak mungkin dikarenakan wanita ini bukan wanita sembarangan dan gampangan yang dengan mudahnya menuruti keinginan mesum nya, rasanya tidak mungkin rani menuruti keninginan mesumnya jika ia mengungkapkan secara terang2an kepada rani. Tetapi melihat tingkah rani yang terakhir tadi ia menyaksikan rani menggigit bibirnya seraya menggosok memeknya, rasanya pak sugeng seperti menemukan celah disana, dan ia membulatkan tekadnya untuk menggoda rani malam ini, siapa tau usahanya nanti mendapatkan hasil yang ia inginkan. Tentu pertimbangan tersebut ia pikirkan untuk meminimalisir dampak yang akan ditumbulkan dari apa yang akan ia lakukan.


Dan yang satu lagi adalah makhluk sensual dengan bodi montoknya yang sebenarnya gairah nya sama2 memuncak malam ini, dan beberapa bulan belakangan ini cukup sering melakukan masturbasi kala hasrat itu sedang muncul dengan tingginya dan tidak tertahan ditambah dengan kondisi suaminya tak berada dirumah, seperti sama halnya malam ini. Maka tak jarang rani melakukan masturbasi dengan menggosok belahan memeknya yang tembem dan lebar itu sambil meremas2 susu montoknya seraya sambil memelintir bahkan kadang ia mencubit2 puting susunya, untuk mengurangi rasa gatal pada putingnya. Dan tak jarang rani melakukan masturbasi sambil menonton film porno, bahkan akhir2 ini lebih liar lagi, rani sudah mulai membayangkan untuk merasakan kontol2 yang ia saksikan dalam film porno yang ia tonton, ia kadang bergidik jika menyaksikan kontol dengan ukuran besar dan panjang itu menggenjot memek wanita lawan mainnya, ingin rasa nya ia menjadi perempuan itu. Satu hal yang selama ini masih membuat ia penasaran, adalah adegan film porno yang sempat ia tonton bersama suaminya namun belum sempat ia tonton sampai akhir dikarenakan ia merasa risih pada awalnya dan tentu gengsi pada suaminya jika ia terlihat menikmati adegan film tersebut. Yahh film dengan cerita satu orang perempuan bercinta dengan 2 orang laki2 sekaligus, sampai hari ini masih membuat ia penasaran ingin menonton nya sampai selesai, namun rani belum memiliki keberanian untuk melakukan nya sendirian ia takut gairahnya makin memuncak tak tertahankan, dan jika ia mengajak suaminya untuk melanjutkan menonton film dengan cerita itu tadi, rasanya rani merasa gengsi karena sebelum nya sempat menolaknya dan ia tak ingin suaminya berpikir kenapa tiba2 istrinya ini mau menonton nya dan kenapa istrinya ini sekarang menjadi binal sekali.

Sementara pak sugeng masih dalam lamunannya dan rani masih sibuk menyiapkan kopi untuk pak sugeng. Disisi lain di tempat kerjanya malam ini rudi suami rani tengah memikirkan sesuatu dengan sangat serius dan fokus sekali sepertinya dalam lamunannya itu. Ia memikirkan perubahan yang terjadi pada istrinya akhir2 ini ia merasa kenapa beberapa bulan belakangan ini gairah istrinya seperti mengebu2 sekali dan ia merasa kenapa memek istrinya terasa sedikit longgar jika dibandingkan dari biasanya? Dan ia akhir2 ini juga selalu menemukan tingkah aneh istrinya kala sedang bercinta, istrinya rani selalu minta di lanjutkan untuk terus digenjot, kala ia telah memuncratkan sperma nya. Memang hal itu sering ia temukan sebelum2nya tetapi tidak sering, mungkin hanya sesekali saja rani meminta ia untuk melakukan itu, tetapi sekarang setiap kali mereka bercinta rani selalu minta ia untuk melakukan itu lagi dan lagi.

Rudi berpikir cukup keras tentang hal itu, apakah istrinya kurang puas dengan dia? Apakah ukuran kontol nya yang kurang besar dan panjang? Ataukah ini sesuatu hal yang wajar dilakukan wanita yang menginjak puber kedua nya? "Ahh entahlah" ungkap rudi dalam kebimbangannya. Dan satu hal lagi kenapa memek istrinya terasa sedikit longgar ia rasakan belakangan ini, apakah rani bermain gila di belakang nya? Apakah rani pernah merasakan kontol besar lain selain kontol miliknya ini? Sehingga membuat memeknya sedikit longgar. Hal itu semakin membuat rudi semakin gusar dan sangat penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi dengan perubahan2 pada istrinya itu.

Maka rudi memutuskan untuk menyelidikinya lebih jauh lagi, namun semua itu rasanya tidak mungkin jika ia menyelidiki nya secara langsung dan diam2 mengikuti rani kemanapun rani berpergian, karena situasi kerja nya yang menuntut banyak waktu nya untuk selalu hadir di tempat kerjanya. Maka rudi memutuskan untuk membeli kamera mini yang bisa ia kontrol melalui jaringan wifi dengan jarak jauh, dengan maksud ia akan memasang nya pada kamar tidur mereka, walaupun rasanya rudi sempat berpkir tidak mungkin ia menemukan jawaban nya disana, tidak mungkin istrinya melakukan hal gila bersama laki2 lain didalam rumah mereka, ini adalah pemukiman pikir rudi, yang mana antar warganya masih sama2 memiliki kepedulian jika menemukan hal2 yang aneh, seperti misalnya rani membawa masuk laki2 kedalam rumah mereka. Tetapi selama ini hal itu tidak pernah ia dengar.
"ahh rasannya itu tidak mungkin" ungkap rudi dalam hatinya. Tetapi rasa penasaran itu terus muncul dan alat spycam nya sudah terlanjur ia beli 2 bulan kemarin. Akhirnya rudi memutuskan untuk tetap memasangnya di kamar mereka agar ia mengetahui apa yang di lakukan rani jika ia sedang tidak ada dirumah seperti halnya malam ini.

Barulah kemarin sore ia memasang nya pada saat ia sedang berada sendirian dirumah karena ia masuk bekerja pada malam hari dan istrinya masih bekerja sedangkan anak2nya masih disekolah, maka rudi memanfaatkan situasi ini untuk memasang kamera mini itu dan segera mencobanya. " yess berhasil" ungkap rudi setelah berhasil memasang kamera mini tersebut. Ia mencoba nya berkali2 dan hasilnya lumayan jernih, tinggal ia memikirkan cara untuk menyembunyikan kamera tersebut ditempat yang tidak di ketahui rani nantinya, dan ia masih mencari aliran listrik yang cocok untuk menyambung ke kamera tersebut agar kamera tersebut tetap on. Akhirnya rudi menemukan tempat yang cocok, ia meletakkan kamera tersebut di atas lemari dalam kamarnya, yang kebetulan di balik lemari itu ada colokan listrik yang terhalang di balik lemari itu, rudi mencobanya dan berhasil, kabel aliran listriknya tidak terlihat karena terhalang lemari dan kameranya pun tidak kelihatan mencolok sehingga sepertinya tidak mungkin rani mengetahuinya.

Dalam pikiran nya yang masih berkecamuk, rudi menyalakan sebatang rokok miliknya dan segera menghisapnya. Setelah itu ia penasaran ingin mencoba kamera yang kemarin sore ia pasang. Begitu ia mencobanya ternyata berhasil tersambung, dan damnnn rudi terkejut dengan apa yang ia lihat di dalam kamarnya melalui kamera mini tersebut, yahh rudi melihat rani sedang dalam posisi berbaring dengan pakaian nya tersingkap keatas mengekspos payudara montoknya istrinya dan di tambah tangan rani meraba memekmya yang masih menggunakan celana dalam. " aghhh sedang apa kamu istriku" ucap rudi terkejut melihat penampakan istrinya dalam kamera itu.

Mulustrasi rani sedang masturbasi dalam pantauan kamera mini yang dipasang rudi.






================

LANJUTAN...

Pov rudi:
Malam ini aku sedang mendapat giliran shif malam pada tempat aku bekerja, aku berangkat lebih awal agar tidak terlambat nantinya tiba disana, namun sebelum aku berangkat bekerja aku mengingatkan rani istriku agar jangan lupa menyediakan kopi dan cemilan ringan nantinya untuk kelompok ronda pada malam hari ini. Dan rani pun mengiyakan nya dan mengatakan bahwasanya makanan ringan sudah ia siapkan dengan membelinya tadi sore sewaktu ia pulang bekerja.
Malam inipun rasanya cuaca terasa gerah sekali, walaupun tadi sore hujan turun dengan begitu derasnya. Akupun melihat rani istriku malam ini mengenakan baju tidur nya yang cukup tipis dan sedikit menjiplak sehingga mampu mengekspos bentuk badannya yang memang mentul sana sini itu. "Oghh seksi sekali istriku ini" ucapku dalam hati, aku merasa gairahku sedikit timbul dengan penampakan nya malam hari ini. "Aghh rasanya jika malam ini aku tidak bekerja, maka akan aku lampiaskan gairahku padanya malam ini. Tetapi aku tidak mengungkapkan padanya. Aku takut ia akan malah menantangku untuk mengajak bercinta malam ini dengan apa yang aku ucapkan tentang body bahenolnya itu, dan jika tidak aku penuhi maka ia biasanya akan merengek manja dan mengatakan bahwa aku hanya banyak omong saja. Maka hasrat itu aku pendam saja dalam diriku.

Tetapi semakin aku melihat dia berlenggok kesana kemari dengan pakaian seperti itu aku merasa semakin bergairah saja, di tambah goyangan susunya yang bergoyang seraya ia berjalan kesana kemari menyiapkan perlngkapan yan akan aku bawa bekerja nantinya, di tambah lagi goyangan pantat banenolnya yang menjiplak itu " aggg aku tidak tahan rani sayang".
Sebenernya Aku tidak merasa aneh akan cara berpakaian nya tersebut, karena memang dalam keseharian nya begitulah rani bila berpakaian pada malam hari apalagi sewaktu berada di dalam rumah seperti ini. Pakaian yang ia gunakan cendrung santai dan kadang agak terbuka dan menggoda birahiku.

Tetapi kemudian aku sempat teringat dengan perkataan bapak2 di pos ronda minggu lalu tentang betapa menggiurkan body istriku ini, terutama di bagian payudara dan bokongnya itu. Kemudian aku mulai berpikir "aghh bagaimana ya perasaan bapak2 itu kala melihat penampakan body istriku dengan pakaian ini" pasti mereka akan semakin tergila2 pada body istriku ini, dan pasti nantinya siapapun yang akan mendapatkan giliran untuk mengambil kopi kerumahku akan melihat istriku dengan penampakan sensualnya ini di tambah lagi pakaiannya yang menjiplak seperti ini, " ugghh pastilah ia akan menceritakan nya pada bapak2 yang lain dan tentu malam ini istriku akan kembali menjadi topik pembicaraan meraka lagi, ditambah dengan aku yang tidak bisa hadir di disana, pastilah meraka akan semakin leluasa membahasnya, dan mungkin bahkan sampai ke hal2 yang jorok dan ngeres sekalipun". Begitulah pikiranku berkecamuk. Tetapi kemudian aku merasa tidak terlalu risau karena mereka hanya mampu melihat dan paling jauh hanya menghayalkan nya saja pikirku, dan lagi pula durasi dia melihat istriku dengan pakaian seperti inipun tak akan berlangsung lama, karena biasanya yang akan mengambil kopi dan cemilan ringan paling 5 sampai 10 menit sebelum jam 10 malam, mereka baru akan datang kemari untuk mengambil kopi dan cemilan ringan nya disini. tambahku lagi berusaha menenangkan diriku.


Tak lama setelah itu, aku berpamitan dengan istri dan kedua anakku, lalu aku berangkat menuju tempat aku bekerja. Setibanya disana aku menanyakan kepada rekan kerjaku yang akan kami gantikan shifnya malam ini tentang bagaimana situasi hari ini, dan ia mengatakan bahwasanya hari ini landai2 saja dan tidak ada persoalan berarti dan ia juga mengatakan bahwa besok bank tutup dikarenakan besok adalah tanggal merah, libur nasional. " aghh kalau tau begitu tadi aku berangkat agak terlambat saja" pikirku. Kenapa tadi aku tidak mengeceknya terlebih dahulu, padahal biasanya hali itu selalu aku lakukan sebelum aku mulai bekerja.
Kami disini berjaga shif malam berjumlah 4 orang tentu saja dengan terlambat nya kehadiranku malam ini tidak akan menjadi persoalan yang berarti. begitulah pikirku menyesalinya. Seharusnya setalah jam 8 anak2 sudah tertidur aku setidaknya memiliki waktu untuk bercinta dengan istriku, barulah setelahnya aku berangkat ke tempat kerja. Tambaku lagi. Tetapi sudahlah nyatanya aku sudah disini, dan biar besok saja aku melampiaskan nya toh istriku berarti besok juga libur tambahku lagi.
Tak lama setelah itu kami mulai beganti shif dan ke 3 orang temanku jaga malam ini sudah tiba semuanya, maka lengkap lah kami berempat pada malam hari ini. Setelah bertukar shif dan teman2ku yang jaga sebelumnya berangsur pulang, aku segera mengambil kursi dan duduk disana agak menjauh dari teman2ku yang lain.

Aku mulai menyalakan sebatang rokok milikku, sambil memperhatikan situasi sekitar tempat aku bekerja, Sepertinya aman2 saja. Lalu fokusku tiba2 mulai teralihkan kembali, teringat pada istriku. " aghh mengapa istriku semakin menggoda saja pikirku" aku terbayang kembali dengan body yang dimiliki istriku rani, terutama payudara montoknya itu, rasanya aku tak pernah bosan berlama2 bermain dengan gumpalan besar nan montok itu, belum lagi bokong bahenol nya, rasanya aku tak pernah bosan merasakan kekenyalan nya saat aku menggenjotnya dengan gaya doggystyle, belum lagi kalau istriku sudah dalam posisi WOT, " aghh kenyal sekali sayang" ungkapku dalam hati.

Di tengah2 membayangkan keindahan aset yang dimiliki istriku. Pikiranku mulai teralihkan kembali dengan hal lain, yaitu perubahan istriku belakangan ini kala kami sedang bercinta, ia selalu minta aku melanjutkan genjotanku kala aku sudah muncrat duluan, dan hal itu lain daripada biasanya. Biasanya ia hanya sesekali meminta aku untuk begitu, tetapi entah kenapa belakangan ini menjadi setiap kali. Ada apakah dengan istriku? Apakah ia mulai merasa kurang puas dengan aku ini? Ataukah ini hal yang wajar karena usia nya yang mulai masuk puber kedua nya? " aghh entahlah aku belum mengetahuinya". Tetapi satu hal yang makin membuat aku bertambah penasaran dan muncul keinginan untuk menyelidikinya nya. Walaupun sebenarnya aku tak pernah menaruh rasa curiga berlebih padanya, karena memang selama ini istriku tidak pernah menampakkan kelakuan nya yang aneh2, di tambah lagi istriku ini adalah perempuan yang baik2, begitulah pikiranku pada malam itu.


Lalu aku teringat akan spycamera yang aku pasang tadi sore di kamarku. "Lebih baik aku coba sekarang" pikirku. Lalu mulai lah aku membuka aplikasinya dan mengconnectkan nya dengan handphone. " yes berhasil" tambahku.
Setelah berhasil terkoneksi dengan kamera mini itu dan sudah bisa melihat keadaan didalam kamarku, walaupun tidak seluruh bagian kamar, karena aku hanya memfokus kan pada tempat tidur san bagian yang tak jauh darinya saja, lagipula daya tangkap kamera ini tidak terlalu luas, sehingga hanya bagian terdekat saja yang mampu aku lihat melalui kamera ini.

Kembali dengan apa yang aku lihat di dalam kamarku tadi, "aku melihat istriku tengah berbaring di kasur lantai dalam kamar kami" tetapi yang membuat aku sangat terkejut adalah kondisi istriku saat ini, ia tengah menyingkapkan pakaian nya keatas sehingga mengekspos bagian atas tubuhnya dan susu montoknya itu lihat menyembul keluar dengan indahnya. "Aghh sedang apa kamu istriku"

Aku terus memperhatikan apa yang dilakukan istriku. Aku perhatikan dia tengah meremas2 susu montoknya miliknya sambil dengan sesekali melintirnya putingnya, seraya ia mengelus2 belahan memek di balik celana dalamnya. "aghh rasanya aku ingin pulang saat ini juga" akan aku kejutkan dia dalam posisi itu dan akan langsung aku lumat puting susunya itu, akan aku kocok memeknya yang pasti sudah basah itu, karena istriku di balik wajah kalemnya itu memeknya gampang sekali basah kala dirangsang sedikit saja. "Aghh sayang kenapa kamu begitu menggodaku malam ini" begitulah pikiranku melayang dan semakin bergairah saja dibuatnya.

Akupun terus memperhatikannya, aku lihat istriku menatap lekat pada layar handphone miliknya. "Aghh apasih yang di lihat istriku, kenapa ia sepertinya fokus sekali?" Apakah ia sedang menonton film porno di hp nya? Tetapi jika benar sedang menonton film porno kenapa ia fokus sekali? apakah ia sedang membayangkan bercinta dengan laki2 di film itu?" Apakah laki2 itu memiliki kontol yang lebihh besar dari aku? Dan apakah istriku menyukai kontol besar itu? Akankah dia juga membayangkan digenjot kontol besar itu?. "Nakal sekali kamu istriku" Ucapaku dalam hati

Tetapi yang menjadi suatu keanehan bagiku sejak kapan istriku suka melakukan masturbasi?
"Aghh tapi kenapa istriku menjadi binal seperti ini" ataukah hanya aku saja yang baru mengetahui kebiasaannya ini? Memang baru saat inilah aku mengetahui kalau istriku suka melakukan masturbasi kala aku sedang tidak berada dirumah. Dan pikiranku seketika melayang jauh, ataukah jangan2 istriku pernah masturbasi menggunakan penis karet getar yang pernah aku beli beberapa bulan lalu? Dan jika benar aku sudah menemukan jawaban nya. Pikirku cukup legah. Ternyata memek istriku terasa sedikit longgar karena ia menggunakan penis karet itu, dan diameternya memang tergolong besar, karena aku membeli ukuran 22cm dengan urat2nya yan muncul keluar. Ini berarti bukan karena ia melakukan hal yang aneh dengan laki2 lain. Tambahku semakin legah dengan kekhawatiranku. Tetapi tetap saja gairahku semakin memuncak membayangkannya. Jika benar istriku memang menggunakan penis karet itu, maka aku akan menggodanya habis2an, begitulah pikiran di kepalaku. Ternyata kamu nakal sekali istriku. Dan akupun tersenyum membayangkan nya, ternyata selama ini ia hanya malu2 saja kepadaku, tetapi dibelakangku ia menggunakan penis karet itu, dan ternyata dia hanya malu saja kala aku meminta ia menggunakannya bersamaku kala kami sedang bercinta.

Akupun mulai senyum2 sendiri membayangkan jika benar istriku menggunakan penis karet itu, berarti aku tidak perlu bersusah payah lagi untuk membujuknya untuk mulai menggunakannya.

Hmm apakah sebaiknya aku izin pulang dulu saja kepada teman2ku" aku pun melihat kearah mereka, aku lihat mereka satu persatu. Aku menemukan satu orang sedang bermain hp dan 2 orang lainnya aku lihat sedang berdiri berjaga di didepan pintu. "Sepertinya aman" pikirku. Lalu aku kembali memperhatikan istriku, dia masih sibuk memainkan payudara dan memeknya, dan kelihatannya semakin fokus saja, sampai2 pakaiannya sudah benar2 tersingkap keatas, tetapi tunggu dulu, kemana bh istriku? Aku tak melihat bh nya yang masih menempel disana, penglihatanku semakin jelas dengan makin tersingkapnya pakaian yang ia gunakan saat ini. Lalu aku melihat jam tanganku akulihat sekarang baru pukul 20.40. Akupun sedikit legah karena aku mengkhawatirkan bila sekarang sudah mendekati jam 10 malam tak lama lagi pastilah siapa saja yang mendapatkan giliran untuk mengambil kopi akan segera tiba kesana. Pikirku sedikit cemas.
Dan jika hal itu terjadi aku takut istriku terburu2 untuk menemuinya sehingga hal tersebut membuat ia tidak sempat memakai bh nya kembali "aghh yang benar saja, betapa gila nya jika itu terjadi" pikirku menerawang.

Dengan kondisi pakainnya seperti tadi saja rasanya sudah cukup untuk membangkitkan gairah siapa saja yang melihatnya, apalagi di tambah dengan istriku tidak menggunakan bh nya, pastilah susu montok itu akan terekspos sangat menjiplak dan pastilah itu akan menjadi tontonan yang sangat menggiurkan bagi yang mendapatkan giliran mengambil kopi itu. Begitulah pikiranku dengan kecemasanku. Tetapi tiba2 muncul rasa sedikit aneh pada diriku, kenapa tiba2 aku membayangkan hal itu benar2 terjadi, rasa penasaran itu tiba2 muncul dalam diriku. Jika itu terjadi rasanya siapapun itu pastilah akan merasa sangat terkejut dan merasa sangat beruntung sekali dapat melihat istriku dengan pakaian tipisnya di tambah lagi ia tidak menggunakan bh di balik baju nya. Apalagi jika hal itu didapati oleh bapak2 yang berada di pemukiman kami, pastilah meraka akan merasa kegirangan sekali. Karena memang body istriku selama ini memang menjadi sesuatu yang mereka perhatikan bahkan mereka juga senang menggambarkan bentuk tubuh istriku secara detail, mulai dari mengatakan susu istriku yang seperti mau tumpeh2 di tambah lagi bokong istriku yang mentul itu. "Aghh pastilah ia akan kehilangan fokusnya dengan penampakan body istriku"


"Huuhhh" aku menghela nafas. Dalam pikiranku pastilah gairahnya akan muncul dengan tontonan seperti itu. Membayangkan hal itu maka semakin memunculkan rasa penasaranku yang semakin kuat, membayangkan jika hal itu benar2 terjadi. Bagaimana ekspresi mukanya? Apakah ia akan melongo saja? Apakah kontolnya akan langsung berdiri? Dan apakah ia mampu untuk mengendalikan dirinya, lalu mampukah ia bersikap biasa saja dan mampu mengendalikan pandangannya, tidak terlalu fokus terhadap body istriku? Aku semakin penasaran dibuatnya. Aku saja yang sudah terbiasa melihat lekukan badan istriku bahkan sudah tak terhitung kali lagi aku menelanjangi tubuh indah itu, masih saja memuncak gairahku menyaksikan penampakan body istriku malam ini, lalu bagaimana dengan mereka pikirku.

"Aghh ini tidak benar, ada apa dengan diriku ini" begitulah aku coba menyadarkan diriku. Aku melihat jam tanganku, rasanya masih cukup waktunya jika aku izin keluar sebentar untuk pulang pada teman2 shif malamku pada hari ini. "Apakah aku pulang dulu saja ya?" Kemudian jam 11 malam aku akan kembali kesini lagi dan biarlah nanti aku berajaga agak sedikit ekstra di banding teman2ku yang lainnya sebagai konsekuensi karena aku izin keluar terlebih dahulu.

Lalu pandanganku kembali pada layar handphoneku. Aku menyaksikan istriku masih terus saja melanjutkan masturbasi nya dan sepertinya ia semakin bergairah saja, "hmm aku penasaran apakah istriku akan melakukan masturbasinya sampai ia benar2 mencapai orgasme nya?"


Tetapi ternyata tidak, istriku seperti terburu2 mengakhiri masturbasinya dengan segera meletakkan handphone nya, lalu hanya menurunkan begitusaja baju nya yang tersingkap ke atas. Ada apa ya pikirku. Karena dari spycam ini aku hanya mampu melihat gambarnya saja tetapi tidak bisa untuk mendengarkan suara dari dalam sana, karena ini memang spycam dengan harga standar saja yang aku beli di onlineshop dan alamat pengirimannya pun aku kirimkan ke tempat aku bekerja, agar istriku tidak menanyakan dan ingin melihat paket apa yang aku pesan.

Lalu setelahnya aku melihat istriku terburu2 keluar kamar dengan tanpa menggunakan bh nya, hanya menurunkan baju nya begitu saja dan sedikit merapikannya. "Hmm pastilah anakku terbangun dari tidurnya dan mencari dia" pikirku. Kemudian terlintas dalam pikiranku "aghh coba saja sekarang sudah mendekati jam 10 malam, pastilah yang mendapatkan giliran mengambil kopi kerumahku akan menemukan istriku keluar dengan tanpa bh nya" dan pasti kejadian itu akan sangat menyebarkan tentunya. Tetapi aku lihat sekarang masih jam 9 malam kurang. "Aghh" aku menghela nafas sedikit kecewa.

Kemudian aku kembali memperhatikan layar handphoneku, aku lihat kamar kami dalam keadaan kosong. Sepertinya tontonan ini telah berakhir. Begitulah pikiranku ku. Akhirnya aku menyudahi kegiatan memantau istriku melalui kamera itu.
Lalu aku menemui rekan2ku yang sedang bermain handphone dan yang sedang berjaga di depan pintu, kemudian aku meminta izin untuk keluar terlebih dahulu, dengan iming2 sepulangnya nanti akan aku bawakan martabak. Maka jadilah mereka semua mengizinkan aku untuk keluar. Sebenarnya diantara mereka aku adalah yang tertua dan paling lama bekerja disini, tanpa iming2 itupun rasanya sulit bagi mereka untuk menolak keinginanku.

Setelah mendapatkan izin dari rekan2ku tadi aku segera keluar dari bank menuju parkir motor dan segera menyalakan motorku untuk segara pulang. Aku sengaja tidak mengabarkannya terlebih dahulu kepada istriku, aku berencana ingin mengejutkannya dan membuat gairahnya malam ini dapat tersalurkan. Kasian sekali bila ia hanya melampiaskan gairah nya dengan hanya meremas dan menggosok memeknya dengan jari2 lentik itu. Lagipula dengan tanpa mengabarkan padanya aku memang selalu membawa kunci cadangan rumahku yang aku jadikan satu dengan kunci sepeda motorku. Rasanya rencanaku untuk mengejutkannya akan berjalan sebagaimana mestinya dan aku bisa berkesempatan untuk menyalurkan gairahku dan gairah istriku malam ini..

Pov rudi end sejenak...

Bersambung..

================
Pak sugeng masih tegak berdiri di didepan muara pintu, melihat kearah luar sekitaran rumah tersebut, dalam pikiran nya ia menghadap ke arah luar ini dengan tujuan ntuk memperhatikan bagaimana kondisi sekitaran rumah rani pada saat ini, apakah ia memiliki kesempatan untuk dapat melaksanakan niatnya tadi yang sempat tertunda, Karena adanya sepeda motor yang lewat di depan rumah rani sehingga tadi ia mengurungkan niatnya untuk menyergap rani yang sedang dalam kondisi telanjang dan hanya menggunakan celana dalam saja itu. Memang seharusnya dipemukiman mereka sudah sangat sepi jika sudah jam segini, pastilah warga yang lain sudah berdiam diri dirumah mereka masing2, begitulah pikir pak sugeng berusaha meyakinkan dirinya.

Sementara disisi lain rani sedang berada di dapur untuk memanaskan air, sekaligus menyiapkan kopi untuk pak sugeng, khusus untuk kopi pak sugeng rani membuatkan nya menggunakan air termos yang memang masih tersisa namun tidak banyak, sedangkan untuk kopi yang akan di bawa ke pos ronda rani menyiapkan air panas dengan jumlah yang lebih banyak. Karena kopi yang akan dibuatkan rani nantinya akan di buatkan untuk ukuran satu teko ukuran sedang. Sesekali rani melihat kearah depan ruang tamunya dan ia melihat pak sugeng masih dalam kondisi yang sama seperti tadi, masih berdiri di depan muara pintu. Syukurlah pikir rani pak sugeng tidak melakukan hal2 yang aneh lagi.

Sementara kala pak sugeng tengah berdiri di depan sana, lewat lah seorang pemuda dengan motornya. Dia adalah andi keponakan pak dedi, begitulah pak sugeng mengenalinya. Ia melihat pemuda itu lewat sambil menoleh kearah rumah rani dari kejauhan, kemudian setelah pas di depan rumah rani pemuda itu mengklakson pak sugeng yang sedang berdiri disana seraya berkata "ke bengkel dulu pak" lalu pak sugeng menjawab " iya mas andi lanjut". Tak lama setelah itu pak sugeng mendengar rani memanggil nama nya dari arah belakangnya. Ternyata rani telah selesai membuatkan kopi susu sesuai pesanan nya tadi.

Lalu rani meletakkan kopi tersebut di atas meja, pada saat itu pak sugeng melihat rani sedikit membungkuk untuk meletakkan kopi susu tersebut "aghh coba saja tadi aku masih duduk di sana pastilah aku kembali dapat melihat susu itu walaupun hanya belahan bagian atasnya saja". Begitulah sesal pak sugeng. Karena saat ini posisi rani berdiri menyamping dengannya, sehingga ia tidak bisa melihatnya. Setelah meletakkan kopi susu tersebut rani segera duduk dikursi ruang tamu meraka di susul oleh pak sugeng yang juga maju dan ikut duduk disana. Posisi duduk meraka saat ini berada dalam posisi menyamping dan agak berjauhan, rani duduk di kursi panjang dan duduk agak jauh di ujung nya sedangkan pak sugeng duduk di kursi singel yang berada jauh di samping nya. Posisi meraka pada saat ini terpisah oleh meja.

Setalah meraka sudah sama2 duduk pak sugengpun memulai pembicaraan.
Pak sugeng: gak pake gula kan ini mbak?
Rani: iya gak pake pak. Jawab rani singkat.
Kemudian rani menimpali lagi,
Rani: emang lagi ngurangin konsumsi gula pak?
Pak sugeng: ahh enggak kok mbak cuman lagi pengennya kopi susu saja. Jawab pak sugeng seraya pandangan nya mulai kembali tertuju pada susu montok rani.
Rani bukan nya tidak menyadari hal itu, dia sangat menyadarinya, apalagi cara menatap pak sugeng yang nanar kearah payudaranya, tentu dia sangat menyadarinya " dasar mesum pikir rani" padahal dia sudah menggunakan bh nya kembali namun tatapan pak sugeng tetap saja sama seperti saat baru tiba disini tadi, tatapan liar yang seakan menelanjanginya.
Rani di buat sedikit kesal dengan hal itu. Namun nyatanya rani telah salah menduga walaupun telah menggunakan bh nya kembali susu montok itu tetap saja terlihat menggiurkan bagi pak sugeng, apalagi tadi pak sugeng sempat melihat bentukan payudara montok itu secara utuh. Bahkan dalam pikiran pak sugeng bayangan akan bentuk payudara rani masih sangat jelas, mulai dari ukuran nya yang besar menggoda dipadukan dengan putih mulusnya permukaan payudara rani, serta getaran payudara itu saat rani melenggok2 berjalan di kamarnya, di tambah lagi puting susu rani yang coklat kemerahan itu. Semua itu masih sangat jelas dalam ingatan pak sugeng dan sulit bagi pak sugeng untuk lepas dari hal itu, susu montok itu selalu menganggu pikiran nya saat ini, rasanya pak sugeng sangat ingin menikmatinya saat ini juga, tetapi tadi sempat ia batalkan karena terjadi sedikit gangguan.

Rani yang sebenarnya sedikit kesal dengan tingkah pak sugeng, tetapi rani berusaha untuk bersikap biasa saja terhadap pak sugeng. Rani berpikir memang begitulah pak sugeng ini sering menggoda nya kala mereka tengah bertemu dan mengobrol bersama ibu2 di pemukiman tempat mereka tinggal. Omongan nya memang kadang tak jauh2 dari bentukan body rani.

Mengingat hal itu rani berusaha untuk maklum saja, lagi pula ia berpikir memang salahnya tadi kenapa ia keluar tanpa bh, senigga tatapan nakal pak sugeng itu menjadi begitu lengket terhadap tubuh nya, bahkan saat ia telah menggunakan bh pun tatapan itu tetap sama liar nya. "Agh sudahlah" begitu pikir rani.

Rani kemudian mempersilahkan pak sugeng untuk meminum kopi susunya.
Rani: silahkan diminum pak kopi nya. Ucap rani tanpa menyebutkan kata susu. Ia takut pak sugeng semakin liar menatap asetnya itu.
Pak sugeng; iya mbak. Tunggu dingin dulu sedikit lagi. Jawab pak sugeng.
Kemudian pak sugeng menambahkan. "Lagi pula mbak hari ini cuacanya lumayan gerah ya mbak, walaupun tadi sore sempat turun hujan. Ujar pak sugeng. Dan rani pun merasakan hal yang sama, bahwasanya cuaca hari ini memang terasa gerah sekali.

Rani pun menimpali pernyataan pak sugeng barusan.
Rani: bapak sih tadi minta nya kopi susu, coba minum yang seger2 aja pak kayak misalnya es pak. Tambah rani.
Pak sugeng; ehh iya ya mbak, coba tadi aku minta es susu aja ya. Jawab pak sugeng.
Sambil matanya kembali terfokus ke payudara rani.
Rani: bapak sih minta nya kopi. Apa mau rani buatkan es pak? Tambah rani menawarkan.
Pak sugeng: ahh gak usah mbak, ini sudah cukup kok kata pak sugeng tak mau merepotkan. Tetapi sebenarnya bukan itu, jelas tujuan pak sugeng adalah agar rani tak berpindah lagi dari duduknya dan tetap disitu mengobrol dengan nya.
Rani: apanya yang repot sih pak, gak repot kok, lagipula kan bapak tamu kami disini Jawab rani berusaha ramah.
Pak sugeng: iya2 paham mbak, tapi ini sudah cukup kok terimakasih. Tambah pak sugeng lagi. " ehh iya maaf ya mbak saya datangnya lebih awal kesini tadi, saya takut ketiduran kalau menunggu dirumah, dan istri dan anak2 saya kalau jam segini sudah beranjak tidur biasanya, saya takut ikutan tidur juga, lagian ngeri hujan mbak dari tadi kayaknya langit mendung aja." ungkap pak sugeng berusaha mencari alasan.
Rani: iya pak gak apa2 kok. Jawab rani singkat. Padahal dalam pikiran rani terbersit "ya kalau takut hujan nunggu nya jangan disini dong pak" tetapi tak ia katakan takut perkataan nya itu menyinggung perasaan pak sugeng.

Rani kemudian memulai pembicaraan kembali.
Rani: yang tadi itu siapa pak? Yang menyapa bapak dengan motornya.
Pak sugeng: ohh itu sih andi, keponakan pak dedi. Yang sering jaga bengkel nya di depan sana.
Rani: ohh mas andi toh,
Pak sugeng: iya mbakk jawabnya singkat. Pak sugeng merasa suasana diantara mereka mulai mencair dan obrolan meraka sudah mulai nyambung. "Yess akhirnya aku ada kesempatan untuk berlama disini sampai jam 10 malam, dan sekarang baru jam 9 malam" masih cukup lama aku akan menikmati pemandangan indah tubuh mbak rani. Pikir pak sugeng.
Walaupun obrolan meraka sudah berpindah topik tetapi tatap saja pak sugeng belum bisa terlepas dari bayangan tubuh telanjang rani dengan susu montok nya yang tereskpos menggiurkan tadi, dan begitupun halnya dengan rani, ia masih menyaksikan tatapan liar pak sugeng masih tak pernah luput dari tubuh nya, terutama payudaranya. Menyadari hal itu timbul rasa penasaran dalam diri rani untuk mencoba mengetesnya. Sesuatu yang sebenarnya sudah ia ketahui jawaban nya, tetapi ingin ia lakukan untuk menghilangkan rasa penasaran nya.

Tiba2 keluar kata2 dari mulut rani.
Rani: pak sugeng, tadi kenapa sih pertama kali datang kesini bapak kayak orang kesambet?
Pak sugeng: iya mbak, maaf tadi saya kaget melihat mbak rani.
Rani: kaget kenapa sih pak? Kaget kok jadi bengong gitu kayak orang kesambet, emang rani setan apa pak? Tambah rani sengit.
Pak sugeng: aduh bukan begitu mbak, tapi saya kaget dengan penampilan mbak rani malam ini, sangat cantik sekali. Jawab pak sugeng sambil tersenyum.
Mendengar hal itu rani sedikit merasa sedikit tersanjung, walaupun ia tau pak sugeng begitu karena melihat penampakan susu montoknya. Tetapi tetap berusaha mengetesnya.
Rani: ahh bapak, cantik apasih, saya sih biasa aja pak, masih banyak kok yang lebih cantik.
Pak sugeng: enggak kok mbak menurut saya mbak rani adalah perempuan tercantik di rt kita, dan rasanya di kampung inipun mbak rani adalah juaranya wanita tercantik, bahkan mungkin sekecamatan mbak. Jawab pak sugeng.
Rani: ahh bapak bisa aja, kalau ngomongin saya. Jawab rani.
Pak sugeng: saya bisa ngomong begitu karena saya sudah buktikan sendiri mbak, selain cantik mbak rani juga memiliki badan montok yang sangat menggoda yang sudah saya lihat sendiri dengan jelas mbak. Jawab pak sugeng terceplos.
Rani sedikit terkejut dengan ucapan pak sugeng barusan, apa maksud dari pak sugeng mengatakan sudah membuktikan dan telah melihat secara langsung body montoknya.

Barulah ia ingat akan bayangan yang tadi ia lihat dengan cukup jelas di balik hordeng kamarnya, apakah benar pak sugeng tadi mengintip nya? Jika itu benar berarti pak sugeng telah melihat tubuh telanjangnya hampir utuh, karena tadi ia hanya mengenakan celana dalam saja saat berada di dalam kamarnya. Rani penasaran di buatnya, maka ia putuskan untuk menanyakannya pada pak sugeng.
Rani: maksudnya gimana sih pak,?
Pak sugeng yah itu mbak, seperti yang saya lihat sekarang, badan mbak rani bukankah memang montok. Hehehe pak sugeng tertawa.
Rani: ahh bapak bahas nya itu terus, rani malu tau pak di bilang begitu terus. Apalagi bapak kadang bilangnya di depan ibuk2 pemukiman sini, huuuh rani malu tau pak kalau didengar ibuk2 yang lain nya, takutnya rani di bilang penggoda nantinya.
Pak sugeng: iya iya maaf mbak, saya kadang lupa diri kalau sudah lihat body montok mbak rani, bawaan nya pengen muji2 terus.
Rani: bapak ini bisa aja, tapi jangan di depan ibu2 lagi ya pak, rani malu pak.
Pak sugeng: kalau lagi berdua kayak sekarang boleh dong mbak? Hehehe
Rani: ihhh bapak tetep aja ya godain rani terus.
Pak sugeng: kita sama mbak, saya juga tergoda. Jawab pak sugeng datar
Rani: itu salah bapak sendiri lihat nya berlebihan. Jawab rani tanpa sadar.
Pak sugeng: habis body mbak rani bikin saya suka panas dingin mbak. Apalagi..
Rani: aiihhh sudah2 pak jangan ngomongin itu ngaco jadinya. Potong rani sebelum pak sugeng menyelesaikan perkataanya.
Pak sugeng: iya2 maaf mbak. Jawab pak sugeng singkat.

Ditengah mereka tengah asik ngobrol tiba2 lampu rumah rani menjadi redup.
Rani: aduh kenapa ini, sepertinya mati lampu ya pak?
Pak sugeng pun berdiri dan ingin melihat keluar untuk melihat lampu di rumah warga yang lainnya, dan ternyata benar memang sedang mati lampu.
Pak sugeng memulai pembicaraan kembali.
Pak sugeng: ini lampu emegency ya mbak?
Seraya berbalik badan menghadap kembali kedalam ruang tamu. Tetapi baru saja menyelesaikan pertanyaan tersebut tiba2 sarung pak yang di kenakan pak sugeng merosot terlepas ke bawah, sehingga pada saat itu juga kontol pak sugeng mencuat tanpa terhalang sarung nya lagi, dan ternyata kontol itu masih mengeras seperti tadi.
"Aihhh pak sugeng, kenapa begitu" ucap rani yang sangat terkejut seraya menutup matanya dengan kedua tangan nya. karena melihat sarung pak sugeng yang merosot kebawah walaupun ia sempat melihat dengan sangat jelas kontol itu masih berdiri tegak, sesaat setelah sarung pak sugeng merosot kebawah. "ternyata masih berdiri tegak seperti tadi" ungkap rani dalam hatinya.
Pak sugeng: aduh maaf mbak sarungnya copot. Jawab pak sugeng ikut panik.
Rani: yaudah di benarin dulu sarungnya pak. Tambah rani tanpa membuka mata dengan tangan nya masih menempel disana.
Pak sugeng: iya iya mbak, ini sudah kok. Jawab pak sugeng yang sama sekali belum membenahi sarungnya itu.
Rani pun membuka mata nya " aghhh bapak, katanya tadi sudah, kok masih begitu" rani berucap kali ini tidak menutup matanya lagi hanya memalingkan mukanya saja.
Pak sugeng: iya ini baru mau mbak. Seraya ia menarik sarungnya ke atas dan memasangnya kembali.

Lalu setelah selesai memasang sarung nya pak sugeng kembali duduk ditempat nya semula. Kemudian pak sugeng berkata " maaf ya mbak, saya juga gak nyangka sarung nya bisa lepas"
Rani: iya pak, tapi kok anu bapak berdiri gitu? Lagian kenapa sih gak pake celana di balik sarungnya, atau minimal celana dalam kek, biar kalau melorot gak jadi kayak tadi, menjulang tinggi gitu pak, mana kayaknya keras banget lagi. "Upss" rani menutup mulutnya setelah berkata demikian. Dalam pikiran nya dengan berkata begitu sama saja dengan ia mengakui bahwa ia melihat dengan jelas bahkan cendrung memperhatikan kontol pak sugeng bahkan ia bisa menggambarkan kontol pak sugeng yang menjulang tinggi dan nampak keras. Tetapi ia tidak berusaha meralatnya karena sedari tadi ia memang ingin mengetahui apa yang membuat pak sugeng datang kemari tidak menggunakan celana dalam.
Pak sugeng; anu apasih mbak? Jawab pak sugeng singkat,
dengan tanpa menjawab pertanyaan rani yang tadi, tentu maksudnya adalah untuk berusaha memancing rani.
Rani: idihh bapak pura2 gak paham.
Pak sugeng; iya gak tau juga mbak kok bisa berdiri ya, saya juga gak sadar kenapa tiba2 bisa berdiri padahal saya gak kerasa.
Rani: masa sih pak, anu nya berdiri yang punya malah gak kerasa, bohong banget. Jawab rani sambil tersenyum mendengar jawaban tak masuk akal pak sugeng.
Pak sugeng yang mendapati rani tersenyum, merasa kegirangan dalam hatinya. "Mbak rani berarti rani tidak marah akan hal yang barusan terjadi" ungkapnya dalam hati ini seperti lampu hijau baginya untuk melangkah lebih jauh"


Kemudian pak sugeng memberikan jawabannya.
Pak sugeng: kalau saya jujur nanti mbak rani takutnya malah jadi marah sama saya, saya jadinya gak enak hati. Jelas pak sugeng.
Rani: kenapa harus marah sih pak, orang anu nya bapak yang bangun, kenapa rani harus marah, kan itu bapak yang punya. Jawab rani dan ia pun kembali tersenyum setelah berkata begitu.
Mendapati hal itu melihat rani yang kembali tersenyum pak sugeng semakin yakin bahwasanya rani tidak marah dengan apa yang baru saja terjadi.
Pak sugeng: iya tapi ini ada hubungan nya dengan mbak rani, burung saya bangun karena mbak rani. Jawab pak sugeng jujur. Sebenarnya ia takut untuk mengatakan hal ini tetapi ia nekat saja, toh mbak rani yang meminta aku untuk jujur. Begitulah pak sugeng berusaha menguatkan dirinya.
Rani: lah kok gara2 rani pak? Emang rani kenapa pak?
Hal yang sebenarnya tidak perlu ia tanyakan, karena ia sudah mengetahui jawabannya bahkan tadi rani sempat melihat pak sugeng mengocok kontolnya seraya berucap ingin menyelipkan kontol di belahan susu montok nya, ucapan pak sugeng itu tadi itu membuat badan rani bergetar mendengarnya.
Pak sugeng: mbak rani beneran mau saya jujur?
Rani: yaudah sih pak ngomong aja dan juga kenapa tuh gak pake celana dalam, belum di jawab tadi. Ungkap rani.
Pak sugeng membulatkan tekad nya untuk berkata jujur seraya menghela nafas nya "haaaaah"
Pak sugeng; baiklah mbak, sebelumnya saya mohon maaf. Sebenarnya burung saya bangun sudah sejak pertama saya datang kesini tadi, saya begitu terpukau dengan penampakan body mbak rani pada malam hari ini, saya merasa bergiarah sekali dan seketika itu juga burung saya bangun sampai dengan sekarang ini. Ungkap pak sugeng menjelaskan dengan jujur.

Rani pura2 terkejut mendengar jawaban itu, padahal ia sudah mengetahui nya.
Rani: kok gitu sih pak? Jawab rani yang tak tau harus berkata apa. Dia tak menyangka pak sugeng akan benar2 mengakui hal itu di depan nya.
Pak sugeng: yahh memang begitulah adanya mbak. Jawab pak sugeng singkat.
Kemudian suasana hening sejenak, kedua nya masih sibuk dengan pikiran masing2. Lalu pak sugeng memulai pembicaraan lagi.
Pak sugeng: mbak saya boleh tanya sesuatu?
Rani: apa itu pak?
Pak sugeng: jadi begini tadi kan mbak rani bertanya kenapa saya tidak pakai celana dalam kan? Dan sekarang saya bertanya kembali dengan mbak rani, kenapa tadi setibanya saya disini mbak rani tidak menggunakan bh? Mendapati pertanyaan seperti itu membuat rani kaget bukan kepalang, namun kemudian rani tertawa menanggapi pertanyaan dari pak sugeng itu. Dan ia pun tak menjawabnya. Hal itu membuat pak sugeng sedikit gusar tidak mendapatkan jawaban yang ia inginkan.

Lalu pak sugeng kembali bertanya "kok malah ketawa mbak, bukannya di jawab?"
Ranipun mengehela nafasnya dan kembali tersenyum. "Kata siapa sih pak saya gak pakai bh, rani pake kok pak, bapak aja tu yang pikirin nya gak kemana2, lagian kan bapak yang gak pakai celana dalam kok malah saya yang di ajak2 di bilang gak pakai bh. Jawab rani sengit tak mau mengakuinya. Mendapat jawaban yang demikian membuat pak sugeng tak merasa puas, bahkan sekarang ia merasa gemas dengan tingkah pola rani yang terus saja tertawa setelah mengetahui ia tidak mengenakan celana dalam. "Aghh awas saja kau mbak rani, akan aku buat kau merasakan kontolku malam ini juga" ungkap pak sugeng dalam hatinya.

"Aduh sudah2 pak bahas apasih kita ini, malah kemana2 ngomong nya". Ungkap rani tak ingin melanjutkan obrolan ini, ia tak ingin mengakui nya pada pak sugeng kalau tadi ia memang tidak menggunakan bh.

Kemudian rani memulai pembicaraan dengan topik baru.
Rani: pak sugeng, sepertinya mati lampunya bakal lama deh, rani takut emergency nya nanti bakal habis jadi gelap dong, rani boleh minta bantuan bapak gak?
Pak sugeng: dengan senang hati mbak, minta bantuan apa?
Rani: Tolong bantu mengecek bahan bakar genset kami di dapur pak, takutnya nanti tak lama rani nyalakan bahan bakar nya habis, rani suka bingung cara mengisinya.
Pak sugeng: baiklah ayo kita cek mbak.
Rani: terimakasih ya pak sebelumnya. Ungkap rani seraya beranjak berdiri untuk mengecek bahan bakar genset mereka di dapur.
Pak sugengpun berdiri untuk ikut mengecek genset itu kebelakang. Dan pada saat pak sugeng berdiri, rani melihat tonjolan di balik sarung pak sugeng masih terlihat jelas "aghh ternyata kontol pak sugeng, masih berdiri tegak di bawa sana" begitulah pikir rani, sehigga membuat ia sedikit bergidik.
"Mari mbak tunjukkan tempatnya dimana" mendengar hal itu rani berjalan mendahului pak sugeng, dan pada saat itulah pak sugeng kembali melihat lenggokan bongkahan pantat montol milik rani bergoyang seirama dengan langkah kakinya.
"Aghhh montok sekali bokongmu rani, beruntung sekali suamimu dapat memikmatinya setiap waktu" ungkap pak sugeng dalam hatinya. Iapun terus memperhatikan penampakan body rani dari belakang, dari atas hingga kebawah, ia melihat leher jenjang rani "begitu mulus ternyata" pikir pak sugeng.

Rani sebenernya menyadari hal ini, pastilah saat ini pantat montoknya menjadi santapan liar tatapan pak sugeng. Tetapi ia biarkan saja karena toh jaraknya tak terlalu jauh menuju dapur tentu hal itu tak akan lama, toh hitung2 amal kepada pak sugeng karena bersedia memberikan bantuannya. Pikir rani dalam benaknya.

Tibalah mereka disudut dapur tempat genset itu di letakkan. Kemudian pak sugeng mulai mengeceknya, ternyata memang bahan bakarnya tinggal sedikit, pak sugengpun mulai mengisnya kembali dengan bahan bakar yang telah disediakan di dekatnya. Setelah selesai pak sugeng langsung diminta rani untuk menyalakan gensetnya sekalian. Dan mudah saja genset tersebut berhasil di nyalakan pak sugeng, memang hanya ditinggal cetek saja. Tentu ini hal yang terlalu mudah bagi pak sugeng.

Setelah selesai di nyalakan, rani mengucapkan terimakasih kepada pak sugeng. "Aduh terimakasih ya pak, maaf rani jadi merepotkan" ungkap rani.
Pada saat itu posisi pak sugeng masih berjongkok dan rani juga agak sedikit menunduk melihat kearah pak sugeng menyalakan genset tadi. Saat itu pak sugeng dari tempat nya berjongkok melihat gumpalan susu montok rani yang menggantung dengan posisi mereka berhadapan dan rani berada tepat diatasnya, rasanya ia seperti ingin menerkam rani saat itu juga, namun ia alihkan pikiran itu kembali. Kemudian ia meminta rani untuk mengambilkan kain lap untuk membersihkan sedikit minyak yang tertumpah saat ia memasukan nya tadi. Rani segara beranjak untuk mencarikan kain lap yang di inginkan pak sugeng. "Cari yang sudah tidak terpakai lagi saja mbak biar gak bau minyak nantinya" jelas pak sugeng pada rani.
Rani pun bingung harus mencarinya kemana, karena biasanya ia mengetahui suaminya menyediakan lap khusus yang biasa digunakan untuk membersihkan bekas minyak yang tertumpah, tetapi ia tidak tau dimana suaminya menyimpan nya, setelah mencarinya di sekeliling dapur rani akhirnya menemukan nya. Tetapi kain lap itu di gantung suaminya agak tinggi sehingga rani harus berjinjit sedikit untuk mengambilnya, dan posisi nya sekarang pas membelakangi pak sugeng, dan disitulah pan sugeng melihat baju rani agak terangkat ketas dan menampakkan paha mulusnya "aghh mulus sekali paha itu" pikiran pak sugeng kembali menerawang dan teringat akan kemulusan badan rani di dalam kamar tadi. Tetapi itu tak berlangsung lama karena rani telah berhasil menggapainya dan membawanya kearah pak sugeng. Lalu rani memberikan kain lap itu kepada pak sugeng.

Setalah selesai membersihkan sisa minyak yang tertumpah pak sugeng segara berdiri dan menanyakan kepada rani.
Pak sugeng: ada lagi mbak yang perlu bantu?
Rani: cukup pak itu saja, terimakasih ya pak.
Pak sugeng: baiklah mbak sama2, kalau begitu saya permisi numpang ke kamar kamar mandi mbak, membersihkan bekas minyak di tangan saya dengan sabun. Pak sugeng menjelaskan.
Rani: iya pak silakan disebelah sana. Rani menunjukan posisi kamar mandi mereka.
Pak sugeng pun berlalu menuju kamar mandi tersebut dan rani berlalu menuju kedepan lagi. Karena pak sugeng sedang di kamar mandi maka rani tidak langsung menuju ruang tamu melainkan masuk ke dalam kamarnya terlebih dahulu, untuk. Mengecek handphone nya. Setelah mengambil handphone nya rani mulai mengecek Mengecek notifikasi di handphonenya. Sementara disisi lain didalam kamar mandi pak sugeng tengah mencuci tangannya dengan sabun, setelah tangan nya bersih barulah ia menunaikan hajatnya yang utama. "Eits bukan ya suhu sekalian" pak sugeng bukan mau colay, tetapi pak sugeng hanya ingin kencing dan selanjutnya ingin menyiram kontolnya dengan air agar tidak terlalu tegang lagi. Setelah selesai membasuh kontolnya dengan air pak sugeng merasa sedikit lega tetapi tetap saja kontol itu masih berdiri tegak. " ahh sudahlah biarkan saja, toh mbak rani juga sudah tau" begitulah pikiran pak sugeng. Setelah selesai pak sugeng segera beranjak untuk keluar. Dan damnn pak sugeng menemukan bh yang tergantung di balik pintu kamar mandi, yahh itu bh rani. Pak sugeng lalu dengan cepat mengambilnya dan mencium aromanya, maka seketika kontol pak segeng kembali berdiri makin keras. Pak sugeng merasa tidak tahan untuk tidak beraksi terhadap bh tersebut ia menggunakan bh itu untuk mengocok kontolnya, baru sebentar menggunakan bh rani untuk mengocok tiba2 pak sugeng berkata "aghh aku tak tahan bisa2 aku keluar" begitulah pikiran pak sugeng. "Aduh mbak rani betapa menggoda nya dirimu itu, ingin rasnya aku memilikimu malam ini" begitulah pikiran pak sugeng semakin kacau. Lalu ia pun memutuskan mengakhiri perbuatan nya dan segera keluar dari kamar mandi, tetapi ia melihat bh itu sekali lagi " ternyata memang besar sekali 36 D. wadahnya saja segini pikir pak sugeng seraya mengukurkan bh rani dengan remasan tangan nya.


Setelah merasa cukup sugeng pun segera keluar dari kamar mandi dan menuju ruang tamu kembali, di tengah perjalanan nya sudah hampir tiba di ruang tamu pak sugeng melewati pintu kamar rani tempat tadi ia mengintip. Dan setelah tiba pas di depan pintu kamar itu tiba2 dari balik tirai keluarlah rani dengan agak cepat sehingga menabrak pak sugeng yang pas berada di depan nya. "Aduh" pak sugeng kaget, sehingga membuat ia mundur kebalakang sedikit dan tangan nya reflek memegang kontolnya. Dan "aihhh" rani tak kalah kagetnnya sehingga membuat ia sedikit melompat dan menjatuhkan handphone nya ke lantai. Dari tabrakan itu posisi pak sugeng menyamping dan rani menghadap kearah depan, tetapi bukan itu persoalannya, posisi rani yang berada sedikit didepan pak sugeng itu membuat kontol pak sugeng yang masih tegang maksimal terasa ngilu, karena terdorong kesamping oleh badan rani, tepatnya menganai perut bagian depan rani. "Aduh maaf" keduanya berucap kompak.
"Maaf pak saya gak lihat" begitulah rani memulai pembicaraan. "Aduhh iya mbak saya juga gak lihat" ungkap pak sugeng dengan tangan nya yang masih memegang kontolnya seraya badan nya agak sedikit membungkuk kedepan menahan rasa ngilu pada kontolnya. Rani yang menyadari hal itu kemudian menanyakan langsung kepada pak sugeng.
Rani: kenapa pak di pegangin gitu? Walaupun sebenarnya rani juga merasakan kontol tersebut terdorong bagian depan perutnya dan ia pun merasakan bahwa benda itu masih saja tegak dan mengeras. Mungkin ngilu kali. " syukurin, siapa suruh mesum terus" umpat rani dalam hatinya.
Pak sugeng: aduh saya berasa ngilu mbak,Tadi itu pas banget kayaknya.
Rani: apanya sih yang pas pak? Makanya bapak sih kok gak tidur2 anu nya. Tambah rani lalu menertawakan pak sugeng. Melihat rani tertawa pak sugeng merasa cukup senang dan rasa ngilu di kontolnya pun berangsur hilang. Kemudian pak sugeng membalas pernyataan rani tadi " saya juga gak tau mbak, kok gak mau tidur sedari tadi"
Rani tersenyum mendengar jawaban polos dari pak sugeng.
Kemudian rani menanggapinya.
Rani: itu karena bapak pikirannya ngeres terus, dan fokus nya kesitu terus, jadilah seperti itu pak. Tambah rani kembali ia menertawakan pak sugeng.
Pak sugeng: ahh mbak rani bisa aja, sudah bisa bales godain saya ni ya? Balas pak sugeng sengit.
Rani: bukan godain tapi memang kenyataan nya begitu kan pak? Tambah rani tak kalah sengit.
Pak sugeng: sama mbak, yang saya sering katakan juga kenyataan bukan sekadar omongan saya saja.
"Memang susu mbak rani besar dan montok kan? Dan pantat mbak rani memang bahenol kan? Ungkap pak sugeng makin berani.
Rani: idih bapak ngomongnya gitu. Jawab rani sambil merengek tersipu. "Udah ah pak jangan bahas gitu2 lagi, dari tadi bahas itu terus" tambah rani seraya cemberut dan memajukan bibirnya kedepan. "Gimana gak dibahas terus, bayangan tentang tubuh telanjangmu tadi itu masih saja bersarang dalam pikiranku mbak" ungkap pak sugeng dalam hati. Seraya pak sugeng terpaku dan merenung membayangkan apa yang ia lihat di dalam kamar tadi, " aghh susu itu, kulitnya yang mulus, pantat nya yang bahenol itu, dan aghh goyangan susu itu seirama dengan lenggokan badan nya kala ia sedang berjalan, aghhh tak tahan aku" pikir pak sugeng dalam bengong nya.

Tiba2 rani kembali nyeletuk "tuh kan bapak bengong lagi, pasti pikirannya ngeres lagi itu, ya kan? Aduh pak..pak. celetuknya sambil tertawa dan menutup mulutnya, hal itu membuat pak sugeng semakin gemas saja di buatnya. Lalu pak sugeng hanya menanggapi perkataan rani tersebut dengan senyum nya saja, tetapi senyum itu tampak diingin dan datar sekali. Rani yang menyadari hal itu merasa takut
dan cemas. "Apakah pak sugeng marah ya dan tersinggung ya dengan ungkapanku tadi" begitulah yang ada dalam benak rani seraya ia juga ikut terdiam disana. Mendapati suasana yang membuatnya cemas seperti itu, rani kembali menatap wajah pak sugeng, ia masih menemukan ekspresi yang sama, tetap datar dan dan cendrung agak kemerahan seperti menahan sesuatu. Hal itu semakin menambah ketakutan rani, "Sepertinya pak sugeng benar2 marah" rani semakin cemas.
Ia kemudian menunduk ke samping mengambil hp nya yang jatuh tadi, "ternyata layarnya pecah" ungkap rani dalam hatinya. Ia tak mengeluarkan kata2 apapun perasaan takut dalam dirinya terlanjur kuat, sehingga ia memilih diam saja, menghindari pak sugeng benar2 marah padanya. "Semoga saja masih menyala" ungkap rani seraya menekan tombol powernya, dan satu tangan nya lagi mengusap pecahan pada layar hp nya. Dan ternyata hp itu masih bisa menyala hanya layarnya saja yang pecah terkena benturan jatuh kelantai tadi. Rani berusaha untuk bangun dan kembali berdiri tegak, Seraya pandangannya masih terfokus pada layar hp nya.

Tetapi tiba2 "aghh bapak" pekik rani terkejut. Rani merasakan badan nya di dekap dari samping oleh pak sugeng. Dekapan itu begitu kuat dan melingkari seluruh badan bagian atas seputaran dada. Dan kedua tangan rani pun terkunci dibuatnya. Dekapan itu berada tepat mengunci kedua siku rani sehingga ia merasa tak dapat menggerakkan tangan nya. Hanya mampu menggerakkan sedikit saja badan nya berusaha meloloskan dekapan pak sugeng. "Pak sugeng ampun saya minta maaf" ucap rani ditengah badan nya yang sedang dalam dekapan pak sugeng. Tetapi pak sugeng tak menghiraukannya. Dan tetap saja semakin menguatkan dekapan nya. Dan dalam posisi itu lengan pak sugeng dapat merasakan kekenyalan payudara montok rani yang berdempet ketengah karena terdorong kedua tangan rani yang di dekap erat oleh pak sugeng, di tambah lagi gerakan badan rani yang hanya sebatas bergoyang2 saja,


Sehingga membuat lengan pak sugeng merasa seperti di gesek2 oleh payudara montok rani. Hal ini semakin membuat gairah pan sugeng memuncak. "Aghh sudah kepalang tanggung" begitulah yang ada di benak pak sugeng pak saat itu. Di tambah lagi bagian bawah sana kontol pak sugeng yang makin tegang terasa menyentuh bagian perut rani yang lembut itu, hal ini semakin membuat ia membulatkan tekat nya "sudah kepalang tanggung, aku siap menanggung resikonya" pikir pak sugen membulatkan tekadnya.
Lalu pak sugeng berusaha menyeret rani masuk kedalam kamarnya, seraya melayangkan ciuman nya pada leher rani yang mulus itu. Mendapati hal itu rani semakin merasa ketakutan "aghhh pak sugeng, sadar pak. Saya minta maaf pak, jangan begini dong pak" tetapi perlakuan pak sugeng mencium bagian lehernya itu membuat badannya terasa lemas sehingga hanya pasrah saja dengan upaya pak sugeng membawa nya masuk kedalam kamar mereka, ditambah lagi ciuman pak sugeng yang semakin beringas bahkan ia mencium seraya mulai menjilati leher rani. Hal ini membuat badan rani semakin lemas gairah yang tadi sempat muncul dalam dirinya kini terasa muncul lagi akibat perlakuan pak sugeng pada dirinya.

Tak sulit bagi pak sugeng untuk menyeret rani kedalam kamarnya, karena perlawan dari rani tergolong lemah jika dibandingkan dengan tenaga pak sugeng yang di selubungi nafsu setan nya.
Setalah masuk kedalam kamar pak sugeng mulai memutar posisi untuk menggulingkan rani di kasurnya. "Aghh bapak jangan, kenapa begini pak" ungkap rani makin ketakutan membayangkan apa yang akan diperbuat pak sugeng padanya. Sehingga saat ini rani mulai mengerahkan semua kekuatan nya untuk melepaskan diri dari dekapan pak sugeng, ia menjatuhkan handphone nya yang masih di tangan nya itu, lalu berusaha berjongkok untuk lepas dari dekapan pak sugeng. Tetapi pak sugeng tak kalah sigap, saat rani berjongkok dia juga ikut berjongkok seraya dekapan nya masih tetap kokoh mengunci badan rani, kemudian rani dengan cepat berusaha untuk bangkit dan berdiri dari jongkoknya hal ini membuat pak sugeng melepaskan dekapan nya pada rani, ia di buat terkejut oleh manuver yang di lakukan rani.


Tetapi pada saat itu juga pak sugeng kembali berhasil menangkap rani dari belakang, dan kembali mengunci rani dengan kedua tangan nya, pada saat itulah pak sugeng merasakan kekenyalan daging pantat montok rani, ia merasa kontolnya bergesakan dengan pantat rani. "Hmmm kenyal sekali mbak" guman pak sugeng pada telinga rani. " ampun pak saya minta maaf, tolong lepaskan saya, saya tidak bermaksud menyinggung bapak" ungkap rani mengiba seraya air matanya mulai menetes.
"Maafkan saya mbak saya terpaksa, saya tidak tahan" ungkap pak sugeng dan kembali melancarkan serangan nya kembali ke arah tengkuk rani. "aghhh pak" rani mendesah tanpa sadar. " mmmghhhh" disambut gumanan pak sugeng yang terus melumat tengkuk rani.

Pak sugeng senang bukan kepalang mendapatkan rani yang mulai mendesah atas perbuatan nya itu. Lalu pak sugeng kembali mendorong rani ke arah tempat tidur, ia merasakan badan rani terasa lemas sekali dan hanya menurut saja kala ia mendorong nya dari belakang ke arah kasur." Apakah ia mulai menikmatinya" gampang sekali ternyata. Begitulah pikiran pak sugeng.

Mendapati hal itu, pak sugeng melepaskan satu tangan nya pada tubuh rabi, kemudian tangan pak sugeng mengarah pada payudara rani dari belakang badan nya, "woww besar sekali susumu ini sayang" bisik pak sugeng pada telinga rani. Mendengar hal itu rani tersadar. Ternyata sedari tadi rani benar2 sudah terhanyut dengan cumbuan yang di lancarkan pak sugeng, belum lagi kontol pak sugeng di bawa sana sangat terasa mengganjal di sela belahan pantat montoknya. "Hmm besar juga kontol pak sugeng ini, tetapi tadi ketika aku melihatnya secara langsung, sepertinya tidak terlalu berbeda dengan ukuran kontol suamiku, tetapi kenapa sekarang semakin terasa besar dan mengganjal di bawah sana? sepertinya kontol pak sugeng tak jauh berbeda dengan kontol milik pak bambang" begitulah khayalan rani sehingga membuat ia mengkahyal jauh seraya mendapatkan cumbuan dari pak sugeng. Ia teringat akan persetubuhan nya yang sangat bergairah sekali bersama pak bambang atasan nya di kantor, memang awalnya ia di jebak dan diperkosa oleh pak bambang, saat sedang kunjungan dinas di kota. Tetapi malam itu mereka melanjutkan nya sampai 2 kali dan 1 kali lagi sebelum mereka pulang. [Kita ceritakan di lain waktu ya suhu]

Kemudian rani mulai tersadar setelah mendapatkan bisikan dari pak sugeng tadi, tetapi aneh nya stelah tersadar rani bukan nya berontak malah ia mengeluarkan desahannya "agghhh pak" rani merasakan pak sugeng mulai meremas2 susunya dengan satu tangan, sedangkan tangan satunya lagi masih mengunci kedua peregelangan tangan rani. Tidak cukup sampai disitu rani di buat makin tersiksa oleh cumbuan pak sugeng, saat ini pak sugeng mulai menggerakkan kontol nya maju mundur di belahan pantat rani.
Ranipun merasa sedikit aneh kenapa kontol itu makin terasa sekali pada kulit pantat nya. Tetapi rani berusaha sadar "aduhh sudah pak cukup, ini tidak boleh pak" ungkap rani merengek. Mendengar hal itu pak sugeng malah makin beringas saja, karena sedari tadi ternyata tangan pak sugeng sudah menyusup dari atas belahan baju rani, dan kini tangan nya sudah berada di balik bh rani, disana ia merasakan puting rani sudah mengeras. Tentu ucapan rani barusan tidak ada artinya untuk pak sugeng, karena ia tau bahwa rani juga menikmatinya. Tak ingin berlama2 pak sugeng mendorong kembali badan rani kedepan ke arah kasur dan kali ini berhasil, pak sugeng berada di atas menindih rani dalam posisi terlungkup. "Aduhh ampun sakit pak, berat" ucap rani kepayahan. Menyadari hal itu pak sugeng agak mengangkat sedikit tubuhnya memberikan sedikit ruang untuk rani. Kemudian pak sugeng kembali melancarakan aksinya, ia kembali mencumbu leher rani sambil menjilat2nya seraya tangan nya meyelip kebawah di payudara rani yang terus ia remas2 dengan gemasnya. Mendapati perlakuan seperti itu rani semakin blingsatan saja, ia merasa memeknya mulai basah dibawah sana, belum lagi gesekan kontol pak sugeng di belahan pantatnya itu, ia merasakan kontol itu makin terasa mengganjal di bawa sana. Dengan rasa penasarannya rani memalingkan wajahnya ke kiri kearah cermin. Dan betapa terkejutnya rani, ternyata pak sugeng sudah tidak menggunakan sarung nya di bawah sana, di tambah lagi saat ini kondisi baju terusan nya yang tersingkap ke atas, makan otomatis hanya celana dalamnya saja yang menjadi penghalang kontol pak sugeng dengan daging pantatnya. Di tengah keterkejutannya itu rani merasakan pak sugeng tangan pak sugeng bergetak di bagian punggung belakangnya " bapak ngapain aghhh jangan gini dong pak, cukup" rani merasakan ternyata pak sugeng melepas kaitan bh nya dan berhasil. Setelahnya tangan pak sugeng kembali menyusup ke depan kedalam baju rani kembali dan kembali mulai meremas2 payudara montok itu, " aghhh kenyal sekali, keras sekali puting ini" begitulah pikiran pak sugeng menambah gairahnya. Dengan tidak sabar ia mengangkat badan nya agak menjauh dari tubuh rani dan ia mulai menarik baju rani ke atas untuk melepaskan nya, ranipun ketakutan dengan perlakuan pak sugeng tersebut dan berusaha menghalanginnya. Tetapi sia2 pak sugeng berhasil menaikkan baju itu sampai pada bagian leher belakang rani, kemudian dengan cekatan pak sugeng membalikkan badan rani untuk tidur terlentang, rani yang kaget dengan manuver cepat pak sugeng tak mampu memberikan perlawanan yang menyulitkan pak sugeng sehingga dengan mudah pak sugeng berhasil membalikan badan nya, dan dengan cepat pak sugeng menarik baju rani ke atas hingga terlepas dari tubuh rani, dan tidak sulit karena leher baju yang di gunakan rani cenderung lebar dan ini memang baju"entotable" hehehe.


Setalah berhasil membuka baju rani, pak sugeng makin kegirangan karena dapat menyaksikan tubuh mulus nan montok ini dari dekat secara langsung, ia menyaksikan susu montok itu bergoyang2 seirama dengan gerakan rani berusaha memberontak. Akhirnya malam ini ia bisa leluasa menyentuhnya dan menikmatinya. Sementara rani yang menyadari dirinya telah di telanjangi mulai berpikir jauh kedepan, pastilah pak sugeng akan memasukkan kontol itu kedalam memeknya, membayangkan hal itu rani merasa ketakutan sekali, walaupun jauh di dalam hatinya sebenarnya penasaran juga untuk merasakan kontol itu, lagipula cumbuan pak sugeng sedari tadi telah mampu membangkitkan gajrahnya.

Ditengah kekhawatiran nya rani melihat pak sugeng mulai melepaskan kaos yang masih tersisa di tubuh bagian atas nya, sementara untuk sarungnya entah sudah kemana. Rani ketakutan menyaksikan hal itu berarti sedikit lagi meraka akan sama2 telanjang bulat di kamar ini. Ditengah rasa cemas ya rani melihat pak sugeng yang telah berhasil melepaskan baju nya tadi, kemudian langsung dengan gemasnya mencaplok susu montok nya. "Aghhhh pak" rani reflek mendesah dan ketika itu pula kedua tangan rani megang kepala pak sugeng.

Pak sugeng yang mendengar desahan rani itu menjadi semakin brutal dan bersemangat melancarkan aksinya, ia terus mengenyot dan meramas2 susu montok milik rani itu. Rani yang menyaksikan hal itu merasa merinding "ganas sekali pak sugeng ini" tak kalah ganasnya dengan suamiku, bahkan dengan pak bambang sekalipun. Disitu muncul rasa bangga pada dirinya ternyata betapa tubuh nya ini sangat menggairahkan untuk para laki2, buktinya setiap laki2 yang berhasil mengenyot susunya pasti melakukan nya seperti kesetanan dan sangat antusias. Bahkan suaminya yang notabene sudah sangat sering menikmati tubuh dan susunya inipun tak kalah antusiasnya kala sedang mengenyot susunya. Ditengah rani yang
masih dalam khayalannya itu, sementara pak sugeng yang sudah sangat bernasfu dan tak ingin kehilangan moment langkah ini, segara melanjutkan aksinya lebih jauh lagi. Maka iapun segera memasukan tangannya kedalam celana dalam rani "ahh lengket sekali" pak sugeng semakin bergiarah di buatnya ternyata rani juga menikmatinya. "Aghhh pak Sugeng cukup" rani membentak.

"Ini sudah terlalu jauh pak, dan ini salah pak, tidak boleh terjadi" mendengar hal itu pak sugeng tak menghiraukannya ia terus mengelus memek becek rani dengan tangan nya, dan merasa disana semakin becek saja. " berarti ia tidak sungguh2" ungkap pak sugeng dalam hatinya. Pak sugengpun tak hentinya terus mengenyot susu rani secara bergantian, kemudian karena merasa terhalang dengan bh milik rani ia menariknya. Dan mudah saja karena memang sedari tadi pengaitnya telah dilepas oleh pak sugeng.

Rani yang mendapati kondisinya sudah telanjang seperti ini, hanya bisa pasrah saja. "hanya celana dalam itu saja penutup tubuhku saat ini" ungkap rani dalam hatinya, kemudian ia mulai menangis. Walau bagaimanapun rani tak ingin mengulangi kesalahanya lagi, cukup lah bersama pak bambang saja, jangan sampai ini terajadi lagi, dia tak ingin mengkhianati suaminya lagi. Walaupun ia telah melakukannya bersama pak bambang dan juga ikut menikmati pada akhirnya, tetapi sampai hari ini rani tak sekalipun mengulangi kembali, bahkan ia cendrung menghindar kala bertemu dengan pak bambang. "Tuhan tolong lah aku" rani menangis tersenduh.

Tangisan itupun terdengar oleh pak sugeng. Kemudian pak sugeng menghentikan aksinya, walau bagaimanapun pak sugeng merasa iba terhadap rani yang selama ini selalu berperilaku baik dan ramah terhadap dirinya, bahkan dengan warga di pemukiman tempat tinggal meraka rani terbilang sangat ramah dan mau bergaul dengan siapa saja, dan juga terhadap anak2 dan istri pak sugeng rani juga selalu bersikap baik, seperti sering memberikan angpao kala sedang moment lebaran tiba. Mengingat hal itu pak sugeng menghentikan aksinya dan segera menarik tangan nya dari memek rani. Kemudian ia bangkit seraya duduk di tepi ranjang dan menyesali dirinya yang tidak mampu mengendalikan hasratnya tadi.

Suara tangisan rani semakin terdengar makin kencang. Rani bersyukur pak sugeng masih memiliki rasa iba terhadap dirinya, ia sangat bersyukur hal buruk itu tidak terulang kembali, ia takut tidak bisa mengendalikan hasratnya jika itu semua terjadi, dan cendrung mengimbangi permainan pak sugeng. Itulah hal yang ia amat takutkan jika pak sugeng sampai memasukan kontol itu pada memeknya itu.

Di tengah rasa syukur rani itu. Tiba pak sugeng memulai pembicaraan "Maafkan saya mbak, saya khilaf, silahkan laporkan saya, saya siap menanggung segala resikonya" ucap pak bambang lemas, tetapi kontolnya masih berdiri dengan tegaknya. Rani diam saja dan tidak menjawab ia masih menutup matanya dengan kedua tangan nya. Pak sugeng memakluminya, "wajar saja jika mbak rani marah terhadapku" begitulah isi di benak pak sugeng. "Iya pak tidak apa2" tiba2 rani membuka suaranya. Mendengar jawaban dari rani itu pak sugeng sedikit legah dan menoleh kearah rani. Ia melihat rani telah membuka matanya seraya mengusap air matanya, kemudian rani bangkit dan mengambil posisi untuk duduk tanpa buru2 mengenakan pakaian nya. Pak sugeng melihat rani dalam posisi itu merasa gairahnya kembali meningkat. Bagaimana tidak posisi payudara rani yang montok itu seakan makin bulat menantang dengan posisinya duduk saat ini, tetapi ia buang jauh pikiran kotor itu. Meraka masih sama2 terdiam tanpa berkata apapun dan tanpa beranjak mengenakan pakaian mereka masing2, masih sama2 sibuk dengan pikiran nya masing2.

Ditengah mereka sama2 terdiam tiba terdengar suara ada yang mengetuk pintu. "Tok..tok...tokk.. mbak rani, permisi" kedua makhluk dengan tubuh telanjang itu sama2 kaget dibuatnya, mereka teringat bisa saja orang tersebut masuk kedalam karena saat ini pintu depan dalam keadaan terbuka. Maka meraka buru mengenakan pakainyan nya.
Rani langsung saja mengenakan baju terusan nya tanpa menggunakan bh nya lagi, sementara pak sugeng mengambil sarung tak jauh dari pintu dalam kamar.
Kemudian kedua nya berusaha menenangkan diri. "Mbak rani permisi" suara itu kembali terdengar dari depan sana. "Itu suara pak slmet" begitulah pak sugeng menerkanya, tanpa mengungkapkan nya pada rani. Kemudian dari dalam kamar rani menjawab "iya.. tunggu sebentar"
"Iya mbak" suara itu menjawab kembali. Rani kemudian menanyakan kondisi pakaian nya pada pak sugeng, kemudian pak sugeng memberikan jempolnya tanda pakaian rani aman2 saja da tidak dalam kondisi kusut, karena memang baju terusan rani terbuat dari bahan yang tipis dan lembut serta lentur.
Hanya saja dengan pakaian itu tubuh montok rani menjadi terekspos secara sempurna, apalagi tanpa bh seperti sekarang.

Kemudian rani bersiap untuk keluar. Sesaat sebelum keluar tangan rani dipegang oleh pak sugeng, "laporkan saja pada orang di depan sana mbak, saya siap menanti resikonya disini" kemudian pak sugeng melihat jam dinding di kamar rani, sekarang adalah pukul 10.10 malam, maka dia yakin itu adalah pak slamet yang datang untuk mengambil kopi, karena memang hari ini bukan jadwal pak sugeng, hanya dia saja yang berinisiatif untuk mengambilnya, sekalian bertemu dengan rani.

"Itu adalah pak slamet mbak dia kemari untuk mengambil kopi, silahkan saja mbak rani laporkan perbuatan saya tadi, dan saya siap menerimanya"
Rani tersenyum dan melepaskan pegangan tangan pak sugeng pada tangan nya, lalu ia pun keluar kamar dan menemui tamunya diluar. "Ehh pak slamet ya? Ambil kopi ya pak? Begitulah rani memulai pembicaraan.
"Iya mbak" jawab pak slamet singkat.
Rani: mari pak silahkan duduk menunggu di dalam, saya buatkan kopinya sebentar.
Pak slamet: iya mbak.
Rani: maaf ya pak tadi rani ketiduran, tunggu sebentar ya, rani buatkan kopinya.
Pak slamet: baiklah mbak.

Sementara didalam kamar, pak sugeng mengernyitkan alisnya. "Baru bangun tidur?" Dan ia tak mendengar lagi nada ketakutan dari suara rani saat berbicara dengan pak slamet. Tetapi dia aneh mendengar jawaban dari pak slamet hanya iya2 saja. "Hahaha pastilah ia juga terpelongo melihat penampakan mbak rani dengan baju itu" pak sugeng tersenyum penuh arti. "Slamet..slamet kasihan sekali kamu, aku sudah rasakan met" begitulah yang ada di dalam benak pak sugeng.

Tak lama setelah itu, ranipun kembali dari dapur dan membawa kopi menemui pak slamet. " Ini pak kopinya, dan ini cemilan ringan nya"
Pak slamet: baiklah mbak terimakasih, saya pamit.
Rani: iya pak sama2, semangat ya pak jaga malam nya, tambah rani.

Kemudian setelah itu terdengar rani menutup dan mengunci pintu depan rumahnya, dan berjalan kembali menuju arah kamar tempat pak sugeng berada.

================

LANJUTAN...



Setelah kepergian pak slamet menuju pos ronda, rani segera menutup dan segera mengunci pintu depan rumahnya. Dalam dirinya rani menyembunyikan rasa khawatir yang teramat sangat, tetapi rani berusaha untuk bersikap tenang dan terlihat biasa saja, agar tidak memunculkan kecurigaan pada diri pak slamet yang hampir memergoki perbuatan pak sugeng terhadap dirinya. Rani sangat khawatir kalau pak slamet melihat dirinya dan pak sugeng berada di dalam rumah berdua saja dengan kondisi anak2nya sudah tertidur, apalagi mengetahui kalau pak sugeng berada di dalam kamarnya, tentu ini akan menjadi persoalan besar nantinya. Terlebih jika hal ini di dengar oleh suami dan keluarga besarnya. Rani sangat takut membayangkan hal ini terjadi.

Walaupun dalam dirinya ia masih menyimpan rasa takut terhadap pak sugeng yang masih berada di kamarnya, rani tetap memutuskan untuk mengunci saja pintu rumahnya. Ia khawatir kalau ada orang lain lagi yang akan datang kemari dan menemukan dirinya dan pak sugeng disana. Begitulah pikiran rani penuh kecemasan. Walaupun sejujurnya Ia sangat takut kalau pak sugeng berubah pikiran dan mengulangi perbuatan nya lagi. Ia menduga pastilah pak sugeng belum selesai dengan hasratnya yang belum tersalurkan itu, membayangkan itu rani menjadi serba salah sehingga ia menghentikan langkahnya sebelum kembali menemui pak sugeng didalam kamar. Rani berpikir segala kemungkinan masih bisa terjadi, ia takut pak sugeng masih bernasfu terhadap dirinya dan melancarkan aksinya lagi.

Rani memutuskan untuk tidak masuk kedalam kamarnya terlebih ia ingin menenangkan dirinya sejenak. Maka rani bergerak menuju kamar mandi terlebih dahulu dengan tujuan untuk membasuh wajahnya nya agar sedikit lebih tenang sebelum ia kembali menemui pak sugeng dan membahas hal ini nantinya. Setibanya di dalam kamar mandi rani segera membasuh wajahnya dan menarik nafasnya dalam2 "haaaaaaah" rani menghelah nafasnya. "Aku harus tegas terhadapnya" begitulah rani menguatkan dirinya. Kemudian rani melihat adanya bh miliknya nya yang tergantung di belakang pintu. "Lebih baik aku gunakan dulu bh ini, agar payudaraku tidak terlalu terekspos" ungkap rani dalam hatinya. Ia segera membuka bajunya dan ingin menggunakan bh nya, disitu ia menemukan bekas2 kemerahan pada payudaranya karena ulah pak sugeng tadi.

Pikirannnya pun mulai melayang mengingat kejadian tadi, betapa antusias nya pak sugeng dengan payudaranya ini, sampai2 remasan nya saja meninggalkan bekas kemerahan pada kulit payudara yang memang putih itu. "Untung bukan bekas cupang" huuuhhhhh rani kembali menghela nafasnya. Puting payudaranya kembali mengeras mengingat remasan dan hisapan pak sugeng yang begitu kuat terhadap payudaranya tadi, namun buru2 ia menyingkirkan perasaan itu, dan segera memakai bh nya.

Setelah selesai menggunakan pakaiannya kembali, rani segera keluar dari kamar mandi dan menuju kamarnya. Setibanya di depan pintu kamar rani menggeser hordeng kamarnya dan hanya berdiri di depan muara pintu kamar tersebut, didalam kamar rani menemukan pak sugeng masih duduk di tepian ranjang tempat tidur dengan posisi menunduk. Melihat rani berdiri disana pak sugeng menegakkan kepalanya dan mulai membuka suara.
Pak sugeng; kenapa mbak rani tidak melaporkan saya?
Rani: saya akan laporkan bapak setelah ini! Saya akan laporkan kepada istri bapak langsung, biar bapak tau rasa dan tidak bersikap kurang ajar lagi dan akan saya laporkan juga kepada suami saya agar bapak di tahan atas perbuatan bapak ini! Balas rani sambil berusaha menahan tangisnya.
Pak sugeng: iya saya terima mbak, memang itu salah saya dan saya siap menerima konsekuensinya. Balas pak sugeng datar.
Rani: saya gak habis pikir kenapa bapak tega melakukan itu kepada saya? Apa saya pernah jahat terhadap bapak? Apa saya pernah bersikap tidak baik terhadap keluarga bapak?
Pak sugeng: saya salah mbak, dan saya khilaf, itu saja tidak ada lagi.
Mbak rani: bapak bohong! Saya mengetahuinya, bapak sudah merencanakannya bukan? Bapak sengaja datang kesini tidak menggunakan celana dalam, itu apa kalau bukan karena niatan bapak jahat kepada saya?balas rani sengit.
Pak sugeng: jujur saja awalnya iya mbak, tetapi saya hanya ingin sebatas menggosok - gosoknya saja selagi saya berbicara dengan mbak rani, tidak ada niatan saya sampai berlaku seperti tadi, saya khilaf sekali mbak. Jawab pak sugeng berusaha menjelaskan.
Rani: tapi kenapa harus begitu, kenapa bertamu kesini tidak menggunakan menggunakan celana dalam? Tentu itu niatan bapak kesini sudah tidak baik, dan kenapa sebelum kejadian ini tadi bapak sudah mengeluarkannya bahkan menggosok2nya, iya kan? Bahkan bapak mengatakan hal yang jorok tentang saya!! Saya mengetahuinya pak!! Ucap rani tak terkontrol sehingga ia kelepasan mengatakan hal itu.


Mendengar hal itu pak sugeng sangat terkejut, mengetahui perbuatan nya tadi diketahui oleh rani. Sehingga membuat ia kembali menunduk dan hanya diam tanpa menjawab lagi kata2 yang di lontarkan rani barusan. Dalam pikiran nya ternyata mbak rani mengetahui perbuatan nya tadi tetapi dia tetap menerima saya dengan baik disini, ataukah mbak rani menyukai nya? Begitulah pikiran pan sugeng pada saat itu.
Melihat pak sugeng hanya menunduk dan diam tidak menanggapi kata2nya tadi rani kembali berucap.
Rani: kenapa bapak diam? Bapak tidak punya alasan lagi? Ujar rani sengit.
Pak sugeng: saya tidak tau harus menjelaskan apalagi agar mbak rani bisa percaya dengan penjelasan saya, dan sekuat apapun saya berusaha pasti mbak tidak akan percaya, maka dari itu saya pasrah saja mbak dan saya siap menerima segala resikonya. Jawab pak sugeng.
Rani: iyaa karena bapak memang merencanakannya dan niatan bapak jahat terhadap saya, saya kecewa pak, bapak tidak sebaik yang saya kira!
Pak sugeng diam sejenak mendengar ucapan rani barusan, kemudian dia berucap yang membuat rani terkejut.
Pak sugeng: mbak mengintip saya tadi?
Mendapat pertanyaan itu rani bingung harus menjawabnya. Tetapi tak lama setelah itu dia ia menjawab pertanyaan pak sugeng.
Rani: saya tak sengaja melihatnya, tingkah bapak yang kurang ajar itu!
Pak sugeng: kenapa mbak rani tidak mengusir saya sedari tadi? Sebelum hal ini terjadi? Dan kenapa mbak rani menerima saya datang kemari tidak menggunakan bh? Apa mbak rani berusaha memancing saya? Ternyata mbak rani dengan saya sama saja bukan?
Pernyataan pak sugeng itu membuat rani tersentak.
Rani: jangan samakan saya dengan bapak, jelas2 bapak berusaha memperkosa saya, malah sekarang bapak menuduh saya, belum cukup semua ini pak? Suara rani meninggi.
Mendengar hal itu kedewasaan pak sugeng mulai muncul, ia berusaha menenangkan dan berusaha menjelaskan agar rani tidak tersinggung dengan ucapannya tadi.
Pak sugeng: bukan maksud saya menuduh mbak rani begitu, tetapi maksud saya kadang sesuatu itu terjadi diluar kendali kita mbak, tentu saya tau bagaimana mbak rani selama ini, dan tentunya tidak mungkin rasanya mbak rani sengaja menemui saya dengan keadaan pakaian seperti tadi dengan tidak menggunakan bh bukan? Pasti ada alasan di balik itu, iya kan mbak rani? Dan begitu juga dengan saya mbak, yang terjadi barusan sungguh diluar kendali saya mbak, saya sungguh khilaf sekali, dan maaf saya tidak bisa mengendalikan diri saya. Pak sugeng berusaha menjelaskan.
Rani mendengar penjelasan pak sugeng tersebut merasa sedikit masuk akal. Tetapi ia tidak serta merta menerimanya.
Rani: bapak jangan mengada-ngada, dari mana bapak bisa menuduh saya tidak menggunakan bh saat menemui bapak? Bapak jangan berusaha mencari kebenaran!
Pak sugeng: mbak rani.. sudahlah saya mengetahuinya. Jawab pak sugeng lembut. Kemudian melanjutkan pernyataannya.
Tadi saat saya hendak izin numpang ke kamar mandi, saya melihat mbak rani bertelanjang dada di kamar hanya mengenakan celana dalam bukan? Saya lihat mbak rani meremas2 payudara mbak rani di dalam kamar dan setelahnya baru saya lihat mbak rani mengenakan bh yang mbak simpan di bawah bantal,, iya kan mbak?
Mbak rani tau, hal itu membuat saya terpancing gairah sekali mbak! Apa mbak rani memang sengaja memancing saya dengan berlaku begitu? Tentu tidak bukan?


Rani sangat terkejut mendengar pernyataan pak sugeng barusan, ia tak menyangka perbuatannya tadi diketahui oleh pak sugeng. "Betapa cerobohnya diriku ini" ungkap rani dalam hatinya. Kenapa tadi aku tidak menutup pintu kamar terlebih dahulu, tentu pak sugeng tidak akan melihat aku dalam keadaan telanjang, dan tentu gairahnya tidak akan memuncak jika tidak melihat aku dalam keadaan begitu, tetapi tadi bukankah aku melakukannya karena takut kegiatanku mengintip diketahuinya? Begitulah pikiran rani berkecamuk. "Sepertinya benar kata pak sugeng, kadang sesuatu terjadi diluar kendali kita" ungkap rani dalam hatinya. Berusaha menerima penjelasan pak sugeng tadi, tanpa memberikan bantahan.
Ditengah rani yang terdiam pak sugeng memecah keheningan.
"Sudahlah mbak, kalau saat ini kita ingin mengetahui kebenaran kita harus memulainya dengan kejujuran juga" ungkap pak sugeng. Mendengar hal itu rani masih terdiam dan menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Rasanya dia sangat malu sekali dengan perbuatan nya tadi diketahui oleh pak sugeng.

Ditengah rani yang masih terdiam dengan menutup wajahnya. Pak sugeng kembali berbicara.
Pak sugeng: sudahlah mbak itu semua diluar kendali kita, saya tau mbak bukan sengaja melakukan itu, dan bukan saya mencari pembenaran atas perbuatan saya, tetapi sungguh saya tidak bisa mengendalikan diri saya, saya khilaf mbak dan saya minta maaf.
Mendengar hal itu rani merasa sedikit reda amarahnya, kemudian ia berucap sesuatu yang sedari tadi ditunggu2 oleh pak sugeng.
Rani: baiklah pak, rani maafkan bapak, tapi jangan pernah bapak berpikiran buruk tentang rani ya pak, saya tidak pernah berusaha memancing gairah bapak, saya tidak begitu. Ungkap rani seraya menangis tersendu. Melihat hal itu pak sugeng segera berdiri dan dan mendekat kepada rani, lalu ia meletakkan tangannya di bahu rani seraya berkata "Maafkan saya mbak"

Kemudian pak sugeng mendaratkan pelukannya pada rani. Sesuatu hal yang tidak disangka oleh pak sugeng ternyata rani membalas pelukannya, pak sugeng merasakan kekenyalan payudara itu kembali. Keduanya berpelukan sejenak, lalu pak sugeng melepaskan pelukannya dan mendorong tubuh rani menjauh, seraya berkata "Maafkan saya mbak".

Rani mengusap kedua matanya seraya menganggukan kepala nya. Kemudian "iya pak maafkan saya juga" ungkap rani.
Pak sugeng tersenyum tipis mendengar hal itu. "Saya yang harus minta maaf sudah berbuat kurang ajar terhadap mbak rani" kemudian rani sudah mulai tenang memberikan jawaban "Memang bapak kurang ajar, dan juga mesum" ungkap rani tetapi sambil sedikit menampakkan senyum nya.
"Iya saya salah mbak, tapi beneran di maafin kan?"
Tanya pak sugeng penuh harap. Kemudian rani menjawab.
Rani: iya pak, sudahlah anggap ini tidak pernah terjadi. Dan jangan di ulangi ya pak, jujur rani takut sekali dengan perbuatan bapak yang seperti orang kesurupan memperlakukan rani tadi, bapak tiba2 diam dan tanpa ngomong apapun tiba2 bapak seperti orang kesurupan memperlakukan rani, jujur rani masih takut pak.
Melihat suasana sudah mulai mencair. Pak sugeng mulai melontarkan candaannya agar suasana semakin mencair.
Pak sugeng: iya mbak pokoknya saya minta maaf dan saya benar2 khilaf tadinya. Saya tidak tahan melihat kondisi mbak rani yang seperti tadi, dan kalaupun saya ngomong dulu takutnya gak di kasih juga kan mbak? Makanya tadi saya melakukannya tanpa ngomong apapun. Jawab pak sugeng sambil tersenyum.
Mendengar pernyataan itu rani kembali dibuat kaget.
Rani: tuh kan bapak gak tulus minta maafnya, ternyata benar2 niat kan? Kok tega sih pak?
Pak sugeng: saya hanya bercanda kok mbak, yang tadi saya katakan itu sudah jujur mbak, tak ada niatan saya sampai sejauh itu, tadi itu saya benar2 khilaf mbak. Ungkap pak sugeng mengulangi pernyataan nya.
Rani: saya harap itu benar pak, tulus dari hati bapak. Kalau itu tulus saya bisa maafkan tapi kalau tidak biar bapak yang berdosa. Tambah rani sengit.
Pak sugeng: iya mbak saya terima. Jawab pak sugeng singkat.
Rani: bapak yakin sudah jujur dengan semua pernyataan bapak?
Pak sugeng: yakin mbak, memang begitulah adanya, jujur saya datang kemari lebih awal tadinya sekalian ingin melihat keindahan tubuh mbak rani saja, tidak ada niatan saya sampai melakukan hal ini.
Rani: tuh kan niatnya aja udah salah pak.
Pak sugeng: iya mbak, memang semua berawal dari salah saya, kalau lah tadi saya datang pas jam 10 mungkin semua tidak akan terjadi.
Rani: lalu kenapa pak slamet yang datang mengambil kopinya? Bukankah sekarang baru jam 10 lewat, kenapa dia tidak menunggu dulu saja disana, bukankah hari ini jadwal bapak yang mengambil kopinya? Tanya rani penuh selidik.
Pak sugeng: seperti yang saya katakan mbak, sebenarnya hari ini bukan jadwal saya untuk kemari, hanya saja saya ingin bertemu mbak rani saja, maaf ya mbak. Jelas pak sugeng.
Rani: aduhh... yaudah lah pak, selanjutnya jangan seperti itu lagi ya, jadilah orang yang jujur pak jangan suka menebar kebohongan pak, gak baik.
Ucap rani dengan nasihatnya.
Pak sugeng: baiklah mbak akan saya usahakan.
Rani: ya pak, semoga saja.


Pak sugeng tak ingin membahas ini lebih jauh lagi, ia tak ingin rani berubah pikiran dan emosi nya yang tadi bangkit lagi.
Maka pak sugeng ingin segera meninggalkan rumah rani menuju pos ronda, tetapi sebelumnya pak sugeng ingin menumpang ke kamar mandi terlebih dahulu.
Pak sugeng: baiklah mbak, kalau saya sudah dimaafkan apakah boleh saya pamit sekarang mbak?
Rani: iya pak baiknya seperti itu, tambah rani.
Pak sugeng: saya numpang ke kamar mandi ya mbak, ada yang harus saya tuntaskan, tambah pak sugeng sambil tersenyum.
Rani bukannya tidak paham dengan maksud dituntaskan yang di ucapkan pak sugeng, ia paham.
Rani: idihhh bapak pulang aja dulu sana, kan ada istri dirumah pak.
Pak sugeng: lah orang cuman mau buang air kecil kok mbak, masa harus ditemani istri sih mbak. Elak pak sugeng.
Rani: aduhh iya deh terserah bapak aja, tadi katanya jujur, baru begitu saja bapak udah gak jujur. Balas rani seraya keluar kamarnya dan menuju ruang tamu meninggalkan pak sugeng.
Melihat hal itu pak sugeng mengikutinya keluar dan menyusul rani ke ruang tamu, keduanya pun duduk disana seperti posisi awal saat pertama tadi.

Setelahnya pak sugeng kembali memulai pembicaraan.
Pak sugeng: saya bukan gak mau jujur mbak, tetapi saya beneran hanya ingin buang air kecil saja, setelah itu saya akan segera ke pos ronda. Jelas pak sugeng.
Rani: iya pak, silahkan saja jawab rani tersenyum.
Pak sugeng: kok senyum2 sih mbak, saya beneran kok.
Rani: iya pak silahkan, jangan lama2. Tambah rani.
Pak sugeng: yehh kalau begitu mah, mbak masih berpikiran negatif tentang saya. Jawab pak sugeng ikut tersenyum.
Rani: emang pikiran bapak tu negatif semua. Tambah rani kembali dengan senyuman nya.
Pak sugeng: sekali2 ada positif nya juga mbak. Elak pak sugeng.
Rani: iya2 pak silahkan sana ke kamar mandinya. Jawab rani.
Pak sugeng: baiklah permisi mbak. Jawab pak sugeng seraya berlalu ke kamar mandi.

Setibanya di kamar mandi pak sugeng segera membuka sarung nya dan memang benar hanya ingin buang air kecil saja, setelah ingin beranjak keluar pak sugeng melihat di balik pintu bh rani tadi sudah tidak ada disana. "Wah jangan-jangan"
Pak sugeng bergegas keluar dari kamar mandi dan menemui rani di ruang tamu.
Pak sugeng: sudah mbak, gak lama kan? Sambil tersenyum. Rani pun ikut tersenyum, seraya menjawab.
Rani; iya pak syukurlah, pulang sana temui istri dulu abis itu baru ke pos ronda biar bisa fokus ronda nya. Ejek rani sambil tersenyum kembali.
Pak sugeng: gampang itu mbak nanti2 kan bisa, tapi saya mau tanya sesuatu mbak, boleh kan?
Rani: tanya apa pak?
Pak sugeng: maaf ya sebelum nya mbak, apakah mbak rani pakai bh yang di balik pintu kamar mandi? Tanya pak sugeng serius.
Rani: emang kenapa sih pak? Kok bapak tau kalau disana ada bh saya?
Pak sugeng: tadi saya melihatnya pada saat numpang cuci tangan mbak, apa benar mbak rani sekarang tengah memakainya? Tanya pak sugeng penuh selidik seraya
Rani: itu kan memang punya saya pak, emang kenapa?
Pak sugeng; aduhh maaf ya mbak, bukan maksud saya kurang ajar, tetapi tadi saya gunakan bh itu untuk menggosok2kannya mbak, maaf ya.
Rani: maksudnya gimana sih pak? Rani nampak bingung. Kemudian "astaga" rani menutup mulutnya kemudian berucap.
Rani: maksud bapak, bapak gunakan untuk itu? Ungkap rani terkejut.
Pak sugeng: tadi katanya harus jujur kan? dan Jawabnya iya mbak. Pak sugeng tersipu.
Rani: aduh pak2 ngapain sih pake gitu segala, rani gak tau kalau ada bekas itu nya. Jawab rani sambil sedikit risih. "Rani ganti dulu deh pak"
Pak sugeng: ternyata benar ya mbak,?
Tanpa menjawab pertanyaan pak sugeng rani segera bangkit dan berniat mengganti bh nya, tetapi kemudian tangan nya di tahan oleh pak sugeng, seraya pak sugeng berucap "ehhh gak usah mbak nanti saja, saya gak sampai keluar kok" potong pak sugeng.
Rani: aduhh tetap saja pak, bapak sih ada2 aja sampai segitunya juga.
Pak sugeng: namanya sudah tidak tahan mbak, maafkan saya.
Rani: dari tadi jawaban nya itu terus sih pak, gak tahan terus.
Pak sugeng: iya mbak saya tadi begitu kan karena tidak tahan mbak, lagian menurut saya wajar2 saja sih mbak.
Rani: wajar apa nya sih pak, kayak gitu kok di bilang wajar, huuuhhh.
Pak sugeng: ya wajar dong mbak, menurut saya laki2 manapun kalau melihat mbak rani kondisi seperti tadi, pasti akan bangkit gairah nya, jangankan seperti tadi, seperti sekarang aja pasti gairah laki2 akan bangkit belum lagi menemukan pembungkusnya di kamar mandi pula, siapa yang tahan tidak menyentuhnya mbak. Jelas pak sugeng.
Rani: aduhh... bapak ada2 aja sihh, mulai ngaco lagi ngomong nya.
Pak sugeng: itu faktanya mbak saya gak bohong, jujur kok, siapa sih yang tahan melihat body mbak seperti ini.
Rani: aduh bapak mulai lagi itu, yaudah sana deh ke pos ronda nya, udah kan ke kamar mandinya, rani mau tidur pak. Tambah rani cemeberut.
Pak sugeng: aduhh maaf mbak, bukan maksud saya tidak sopan, tetapi saya hanya bicara jujur seperti kata mbak rani tadi, mbak ingat pak slamet tadi? Bagaimana ekspresi nya? Apakah sama seperti saya tadi mbak? Menurut mbak rani kalau pak slamet di posisi saya tadi melihat mbak rani yang keluar tanpa bh, kemudian menemukan bh mbak rani tergantung disana, apakah pak slamet tidak melakukan hal yang sama dengan bh itu? Pasti ia melakukan nya mbak, siapa sih laki2 normal yang tidak suka dengan tubuh mbak rani? Semua pasti suka mbak. Jelas pak sugeng.

Mendengar hal itu rani merasa mungkin ada benarnya juga ucapan pak sugeng, ia teringat akan ekspresi wajah pak slamet tadi yang kelihatan memerah dan tidak fokus, belum lagi tatapan pak slamet terhadap tubuhnya tadi. Rasanya yang di katakan pak sugeng cukup masuk akal, rani berusaha memakluminya, kemudian rani menjawab.
Rani: iya deh pak rani maklum kalau begitu.
Pak sugeng: terimakasih kalau mbak rani sudah memakluminya, sekali lagi saya minta maaf mbak.
Rani: iya pak asal jangan diulangi lagi perbuatan bapak yang tadi.
Pak sugeng; baik mbak saya berjanji tidak akan mengulangi nya, tetapi bolehkah saya meminta satu hal kalau mbak tidak keberatan? Tanya pak sugeng pasrah.
Rani: apa pak? Asal jangan yang aneh2 aja pak.
Pak sugeng: sebelumnya mohon maaf mbak, saya tidak bermaksud dan anggap ini tidak pernah saya ucapkan kalau mbak tidak mengizinkan, setuju mbak?
Rani: apa yang harus di setujui sih pak? bapak dari tadi belum ngomong apa2. Ucap rani.
Pak sugeng kemudian diam dan menghela nafasnya "huuuuuuuhh" kemudian ia berpindah duduk disebelah rani seraya memegang tangan rani dan begitu saja menaruh tangan rani pada selangkangannya. Mendapati hal itu rani teramat kaget, kemudian ia menggeser duduknya agak menjauh seraya menarik tangan nya, tetapi tengan pak sugeng begitu kuat menahan tangannya, sehingga dengan sentuhan tangannya disana rani merasakan kontol pak sugeng mulai berdiri lagi, kemudian rani berkata "bapak mau ngapain lagi"? Ungkap rani ketakutan.

Kemudian pak sugeng memelas dan berusaha menjelaskan.
Pak sugeng: mbak rani tolong lah saya, rasa nya perasaan itu masih belum hilang dalam diri saya, bukan saya tidak menyesalinya dan bukan saya ingin kurang ajar mbak, tetapi bayangan akan apa yang saya lihat dan sempat saya rasakan tadi, masih terus bersarang dalam pikiran saya, tolong lah bantu saya mbak, sekali ini saja setelah itu saya berjanji tidak akan mengulanginya dan saya berjanji tidak akan menggoda mbak rani lagi, tetapi tolong mbak sekali ini saja. Saya akan merahasiakan semua ini mbak dari siapapun. Kali ini di barengi dengan pak sugeng yang berlutut dan meletakkan kepalanya di paha rani. Mendapati hal itu rani menjadi ketakutan dan sangat bingung. Sehingga ia tidak tau harus berkata apa menanggapi pernyataan pak sugeng tersebut. Karena rani yang hanya diam saja pak sugeng menegakkan kepalanya dan berkata " diam berarti setuju ya mbak?" Lalu pak sugeng bangkit dari posisinya dan segera mengeluarkan kontolnya dari sarung itu. Mendapati hal tersebut rani kemudian memalingkan mukanya dan berkata.
Rani: bapak kenapa sih, kenapa harus begini? Maaf saya tidak bisa pak, ini salah. Jawab rani tanpa melihat ke arah pak sugeng yang memegang kontolnya sendiri. Pak sugeng yang melihat rani dalam keadaan bingung kembali memegang tangan rani dan berusaha menariknya menuju ke kontolnya, tetapi rani mengeraskan pegangan nya dan menarik tangannya menajuh dari pak sugeng. Tanpa rani mengeluarkan kata2 sedikitpun. Sejujurnya dalam diri rani masih merasa terkejut kenapa pak sugeng mengulangi perbuatan nya lagi bukankah dia sudah berjanji untuk tidak mengulanginya lagi. Maka dari itu rani membuka suara nya dan berkata "ini yang bapak sebut tidak akan melakukan nya lagi terhadap rani pak?" Tetap tanpa menoleh ke arah pak sugeng.
Kemudian pak sugeng menjawab "saya mohon mbak, sekali ini saja, saya sungguh terus terbayang mbak, saya tidak tahan, dan saya menuruti kata2 mbak rani untuk jujur, maka dari itu saya berkata langsung kepada mbak rani, tentu tidak ada niatan jahat saya mbak, saya hanya ingin menghilangkan rasa penasaran saya yang terus bersarang dalam pikiran saya, dan saya berharap mbak rani mengerti posisi saya saat ini. Lagi pula kalau saya tidak memiliki rasa penyesalan kenapa tadi saya menghentikan perbuatan saya terhadap mbak rani? Bisa saja saya terus melakukan nya, dan mungkin sekarang saya sudah bisa merasakan kenikmatan tubuh mbak rani. Jelas pak sugeng kepada rani.
Mendengar hal itu, rani merasa sangat bingung dan merasa ada benarnya juga ucapan pak sugeng bisa saja tadi pak sugeng terus melakukan nya dan mungkin sekarang dirinya tengah di perkosa oleh pak sugeng. Membayangkan dirinya diperkosa oleh pak sugeng rani merasa sekujur tubuhnya merinding, ia membayangkan kontol pak sugeng mengaduk2 memeknya. "Aduh seperti apa jadi nya jika itu benar2 terjadi" ungkap rani dalam hatinya. Seperti apa rasanya dimasuki kontol pak sugeng itu? Rani terus di hantui perasaan cemas itu. Penasaran dengan hal itu rani melirik ke arah kontol pak sugeng yang ternyata sudah berdiri tegak kembali. Melihat kondisi kontol pak sugeng yang sudah berdiri tegak rani mengkhawatirkan bisa saja pak sugeng mengulangi perbuatan nya lagi dan mungkin kali ini ia tak akan bisa mengelak lagi, mungkin rasa iba pak sugeng tidak akan muncul lagi seperti tadi. Memikirkan hal itu rani menjadi amat takut kemudian rani berusaha menguatkan dirinya dan berkata "kenapa bapak tidak pulang kerumah saja dan minta istri bapak untuk menuntaskannya pak? Kenapa harus saya? Saya sudah bersuami pak!"


Mendengar hal itu pak sugeng dengan cepat menjawab.
Pak sugeng: mbak rani tolonglah pahami kondisi saya saat ini, saya tidak ingin melukai perasaan mbak rani lagi dan saya tidak ingin berlaku kasar lagi. Jawab pak sugeng dengan sedikit pelan.
Mendengar hal itu rani tau bahwa keinginan pak sugeng sepertinya sulit untuk di tolak, ia takut kalau ia berbuat sesuatu yang membuat pak sugeng tidak senang bisa saja pak sugeng mengulangi perbuatan nya lagi. Maka rani hanya diam dan merenung saja.
Ditengah renungannya rani merasakan tangan nya di pegang dan di tarik oleh pak sugeng dan "ahhh pak jangan" pekik rani pelan. Ternyata pak sugeng menaruh tangan rani pada kontolnya seraya tangan pak sugeng menggenggamnya sehingga tangan rani terkunci memegang kontol pak sugeng, kemudian pak sugeng berkata "lihatlah kemari mbak, ini tak akan lama, saya berjanji" mendengar hal itu rani merasa lemas karena ulah pak sugeng tersebut, kemudian ia mengalihkan pandangan nya kepada pak sugeng seraya berkata "cepat selesaikan pak".

Mendengar hal itu pak sugeng pun tersenyum dan segera menggerakkan tangannya yang masih menggenggam tangan rani untuk bergerak naik turun mengocok kontolnya, ia merasa tangan rani begitu lemas mengikuti gerakan tangan nya. Dalam hati pak sugeng bertanya apakah mbak rani sengaja ataukah ia masih ketakutan untuk melakukan nya, penasaran dengan hal itu pak sugeng melepaskan gengaman nya dan membiarkan tangan rani bekerja dengan sendirinya, tetapi pak sugeng salah setelah ia melepaskan tangan nya makan rani segera mengangkat tangan nya dari sana. Mendapati hal itu pak sugeng segara menarik kembali tangan rani dan kembali meletakkannya di kontol miliknya "buat ini cepat berakhir mbak" mendengar hal itu rani kemudian tersenyum. Ia ingat itu adalah kalimat yang ia ucapkan tadi. "Toh mbak rani sudah biasakan dengan mas rudi?" Tanya pak sugeng. "Iya tapi gak pake ancam2 segala kayak bapak" jawab rani cemberut .
Pak sugeng: yahh namanya juga dengan suami sendiri mbak masa harus dipaksa.
Rani: lah ini bukan suami mintanya lebih dari suami, mana pake ancam2 lagi. Huuuuh" keluh rani.
Pak sugeng: hehehe iya maaf mbak, ngomong2 enak banget kocokan mbak rani, saya gak tahan sepertinya. Ungkap pak sugeng.
Mendengar hal itu rani tersadar ternyata sedari ia beradu argumen dengan pak sugeng tadi tangannya secara aktif mengocok kontol pak sugeng tanpa dengan bantuan tangan pak sugeng lagi. Sehingga membuat ia merasa malu dengan perbuatan nya sendiri. Kemudian rani mengelak dengan jawabannya "iya biar cepat selesai" ucap rani.

Kemudian pak sugeng memejamkan matanya menikmati kocokan rani pada batang kontolnya "aghhh terus mbak, iyaa begitu agghhh..aghhh..lembut sekali tanganmu itu mbak rani". Keluh pak sugeng seraya pura2 menutup matanya iya ingin melihat apakah rani melirik kearah kontolnya atau tidak, karena sedari tadi rani hanya memalingkan mukanya. Dan ternyata benar setelah melihat ia memejamkan matanya ia melihat rani memperhatikan kontolnya bahkan terus memandangi nya. Mendapati hal itu pak sugeng merasa semakin bersemangat dan ikut menggerakkan pinggulnya. "Ahhhhh sudah pak, tangan rani capek, bapak keluarin sendiri aja" keluh rani tetapi tangan nya belum lepas dari kontol pak sugeng, pak sugeng membuka matanya dan berkata "aduh mbak sedikit lagi, saya akan selesai" ucap pak sugeng, sebenarnya ia tau kalau rani hanya berpura2 saja, ia tau rani mulai menikmatinya.
"Ayolah mbak lanjutkan sedikit lagi" tambah pak sugeng.
Rani kemudian melanjutkan kocokannya pada kontol pak sugeng, pak sugeng pun terus mendesah merasakan tangan halus rani mengocok kontolnya, ia menyaksikan tangan itu begitu lihay memainkan kontol miliknya dan goyangan susu rani yang bergoyang seirama dengan gerakan nya mengocok kontol pak sugeng membuat pak sugeng semakin bernafsu saja. Kemudian pak sugeng berkata "mbak goyangan payudara mbak rani mengingatkan saya pada kejadian tadi, boleh pegang ya?"ucap pak sugeng memelas. Menanggapi hal itu rani kemudian berkata.
"Aduhh udah deh pak, cepet selesaikan, jangan minta yang aneh2". Dalam dirinya rani merasa merinding mendengar ungkapan pak sugeng barusan, ia takut terbawa nafsunya yang memang sedari tadi sudah mulai timbul kembali dalam dirinya, apalagi jika mengizinkan pak sugeng memegang payudaranya, bisa2 remasan pak sugeng malah membangkitkan gairah nya. Selagi membayangkan hal itu rani tanpa sadar meremas keras kontol pak sugeng "aduhh mbak pelan dong" ungkap pak sugeng meringis. "Aduh maaf pak" jawab rani tersenyum. "Bapak sih mintanya aneh2 jadinya rani kan takut pak, kelepasan deh kepencet itu pak" mendengar ucapan rani barusan pak sugeng menanggapi "duh mbak sepertinya saya mau sampai" mendengarnya hal itu rani menghentikan kocokan nya dan menyuruh pak sugeng menyelesaikannya sendiri di kamar mandi "ihhh awas jangan keluar disini ya pak, ke kamar mandi sana, lanjutin sendiri jangan lupa disiram" pak sugeng menjawab.
Pak sugeng: tapi mbak, ini sudah tanggung, ayolah sedikit lagi mbak. Ucap pak sugeng memohon.
Rani: udah kali ini cukup pak, saya sudah banyak mengalah. Ucap rani sengit.
Mendengar hal itu pak sugeng yang merasa sudah akan keluar segera bangkit dengan melanjutkan mengocok kontolnya sendiri.

Pak sugeng segera bangkit dari duduknya dengan terus mengocok kontolnya. Dan rani melihat kontol pak sugeng mulai berkedut2. Sedangkan dalam benak pak sugeng, nanti pada saat akan menuju kamar mandi ia akan lewat di depan rani dan memuncratkan sperma nya ke badan rani, ia akan berpura-pura tidak sengaja karena sudah tidak tahan lagi.
Setelah merasa sudah di ujungnya pak sugeng segera bangkit "permisi mbak saya mau keluar" ucap pak sugeng seraya berdiri dan tetap mengocok kontolnya. Rani melihat kontol pak sugeng tepat berada di depannya segera berkata "Cepat ke belakang pak" ucap rani seraya memberi ruang untuk pak sugeng lewat "ahhhhh bapak" rani merasakan sperma pak sugeng muncrat meneganai dirinya dari wajahnya hingga badan nya terkena sperma pak sugeng yang berdiri lewat di depannya tadi yang masih dalam posisi duduk. " Aduh maaf mbak, saya kelepasan" ucap pak sugeng.

Rani yang mendapati dirinya terkena sperma pak sugeng segera bangkit dan berlari menuju kamar mandi.
Sementara pak sugeng tertawa senang setelah kepergian rani ke kamar mandi. Di dalam kamar mandi rani membersihkan sisa sperma pak sugeng yang menempel di wajah dan baju yang ia kenakan. Setelah selesai ia segara keluar dan mendapati pak sugeng sudah mengenakan sarungnya kembali. "Aduhh maaf sekali ya mbak, saya kelepasan"

Menanggapi hal itu rani berkata "bapak tu nafsunya aja yang menggebu2, gak tau nya gak bisa kontrol" ucap rani kesal. "jadi kena semua ini" tambah rani lagi.
Pak sugeng: iya maaf ya mbak kelepasan soalnya, tangan mbak rani lembut sekali soalnya, apalagi kalau...ahh sudahlah mbak, nanti jadi marah lagi" ucap pak sugeng tanpa menyelesaikannya sehingga membuat rani penasaran. Dalam benaknya rani ingin mengetahui apa yang di maksud pak sugeng tadi.
Rani: kalau apa sih pak?
Pak sugeng: nggak mbak, maksud saya baru pakai tangan aja saya udah gak tahan apalagi yg itu ya..hehehhe" jawab pak sugeng cengengesan.
Rani: apa sih pak gak jelas banget. Rani cemberut.
Melihat hal itu pak sugeng kemudian mendekat ke telinga rani ia membisikkan "kalau masuk ke dalam sarangnya mbak, pasti enak sekali, apalagi gak ada bulunya ya mbak?"
Rani: ihhh apaan sih pak, sok tau, udah ahh pak ke pos ronda sana udah malam nanti ada yang lihat bapak disini bisa jadi soal nantinya.
Pak sugeng: iya mbak, terimakasih ya, tadi itu enak banget, pasti saya bakal terbayang terus mbak"
Rani: ihhh dasar bapak, masih aja mesum, padahal dah muncrat itu, tapi masih aja gak berubah pikiran mesumnya.
Pak sugeng: wahhh kalau saya mbak, mau 3 sampai 4 kali aja kalau sama mbak rani mah oke2 aja. Ungkap pak sugeng tertawa mesum.

Mendengar hal itu rani membuat rani merasa merinding, ia membayangkan hal itu terhadap suaminya. Kenapa suaminya kalau sudah keluar langsung tidak mau melanjutkan genjotan nya lagi, tidak seperti pak sugeng? Apa jangan2 pak sugeng hanya sok2 saja ya. Pikiran rani berkecamuk penasaran.
Rani: aduhh bapak, kayak yang masih kuat aja, padahal udah loyo juga. Jawab rani tersenyum
Mendengar hal itu pak sugeng merasa tertantang. Kemudian ia mengeluarkan kontolnya lagi di balik sarungnya "nih mbak masih kuat kan?" Ucap pak sugeng memperlihatkan kontolnya yang masih tegang seraya mengocoknya. "Aihhh bapak udah ahhh, dasar masih keras aja burungnya".
Mendengar hal itu pak sugeng kembali tertawa dan berkata.
Pak sugeng; katanya tadi punya saya udah loyo, tapi ternyata masih kuat kan mbak? Ungkap pak sugeng bangga.
Rani: iya2 percaya pak. Jawab rani singkat.
Tetapi dalam dirinya membayangkan ternyata memang benar kata pak sugeng, dan ternyata kontol itu masih keras bahkan ia mengocoknya. Padahal suamiku kalau sudah keluar tidak mau kalau kontolnya dj pegang apalagi di kocok, biasanya ia masih memerlukan waktu terlebih dahulu, tetapi pak sugeng kok bisa langsung ya? Hmmmm.


Begitulah isi pikiran rani pada saat itu. Ia masih di buat penasaran akan perbedaan suaminya dan pak sugeng, sedangkan usia rasanya pak sugeng masih di atas suaminya.
"Mbak kok bengong sih?" Ucap pak sugeng membuyarkan lamunan rani.
Rani: ehhh iya pak, gak ap2 kok.
Pak sugeng: saya kira mbak memikirkannya, saya kira mbak ingin melanjutkan hehehe. Jawab pak sugeng cengegesan. Mendengar hal itu rani menanggapinya dengan sedikit jutek. Sebenarnya ia jutek karena gairahnya yang terasa memuncak. Dan pak sugeng masih saja terus menggodanya. Dalam pikirannya "kenapa tidak langsung sentuh aku sih pak? Aku akan menurutinya. Ungkap rani dalam hatinya.

Kemudian rani segera menanggapinya.
Rani: aduhhh udah2 pak, sana ke pos ronda sana, dah malam ini pak.
Pak sugeng; iya mbak saya pamit ya, terimakasih mbak. Ucap pak sugeng seraya mendekat dan memeluk rani sehingga ia merasakan kehangatan tubuh rani kembali. Tetapi kali ini pak sugeng menambah sentuhan nakalnya pada tubuh rani. "Aduhh bapak, udah ighh" rani menjerit seraya melepaskan pelukan pak sugeng yang meremas bokongnya seraya memeluknya tadi.
Pak sugeng; kenyal sekali mbak. Hehehe
Rani: dasar bapak ighh
Pak sugeng; yaudah saya pamit ya mbak, takut di cariin yang lain.
Rani: iya pak, tapi lihat2 dulu pak takut ada yang lihat.
Pak sugeng: iya aman mbak. Jawab pak sugeng seraya mengacungkan jempolnya, "gak mau salam perpisahan sama yang ini mbak?" Ucap pak sugeng seraya tersenyum dan menunjuk ke arah kontolnya.
Rani: ighhh apasih bapak. Jawab rani cemberut.
Pak sugeng: bercanda aja kok mbak. Jawab pak sugeng seraya membuka hordeng dan melihat keluar.
Pak sugeng: sepertinya aman mbak, apa saya lihatnya gak jelas ya mbak? Ucap pak sugeng menoleh ke arah rani ke belakang.
Mendapati pak sugeng yang sedikit ragu, rani mendekat dan ikut melihat ke balik hordeng. "Gak ada orang kok pak"
Pak sugeng; yaudah saya pamit kalau gitu mbak. Seraya tangannya menggapai tangan rani dan menggosok2an pada kontolnya. "Sampai ketemu lain waktu mbak rani" tambah pak sugeng seraya tersenyum.
Menanggapi hal itu rani ikut tersenyum dan "cup" pak sugeng mengecup pipi rani seraya tangan satunya meremas payudara rani.
"Aghh udah deh pak" elak rani.
Pak sugeng: iya mbak, saya pamit ya. Seraya membuka pintu dan meninggalkan rumah rani.

Pak sugeng pun melangkah dengan senyum semangatnya menuju pos ronda.....


 

BERSAMBUNG....

================

Lanjutan...

Mohon maaf ya suhu sekalian, newbie baru update sekarang, tadi malam newbie menulis ceritanya dan pagi ini newbie upload untuk para suhu..ku sekalian...

Setelah kepergian pak sugeng menuju pos ronda, rani segera masuk kedalam rumahnya dengan perasaan yang tidak menentu ia memikirkan kenapa dalam dirinya bisa merasakan gairahnya sedikit naik atas perbuatan pak sugeng yang barusan sebelum ia pergi meninggalkan rani menuju pos ronda tadi. Pak sugeng mencium pipinya, kemudian meremas payudaranya, dilanjutkan dengan meletakkan tangannya pada kontol milik pak sugeng yang telah kembali mengeras. Atas perbuatan itu rani merasakan gairahnya sedikit naik kembali. "Apapkah aku menyukainya?" Begitulah pertanyaan yang muncul dalam benak rani.

Kemudian ia mulai mengingat2 perbuatan pak sugeng terhadapnya tadi, ia mengingat ukuran kontol pak sugeng "lebih panjang dari suamiku, dan lebih besar sedikit", pikiran rani menerawang dan mengingat. Kemudian ia mengingat bagaimana ia tadi mengocok kontol itu dengan jari2 lentik dan berisi miliknya, lalu bagaimana sperma itu muncrat dengan kencang sampai mengenai muka dan badan nya "aghh rasanya ini salah" tetapi ia merasa bahwa tadi ia juga ikut larut dalam perbuatan pak sugeng terhadapnya, bahkan ia mengocoknya dengan gemas kalah pak sugeng memejamkan matanya. "Apakah aku benar2 menyukai perbuatan nya? Apakah aku juga menyukai kontol miliknya?" Begitulah pikiran rani berkecamuk.

Tetapi yang membuat rani tanpa sadar sehingga dalam pikirannya yang sedang berkecamuk itu ia tanpa sadar menggigit bibir bawahnya. Kenapa kontol pak sugeng bisa begitu. "kenapa kontol itu tetap begitu kokohnya setelah memuncratkan spermanya" dan "kenapa kontol itu dengan cepatnya kembali ereksi dengan tempo yang singkat? Bukankah kontol seperti itu yang aku harapkan dimiliki suamiku?". Memikirkan hal itu membuat rani semakin gundah apakah ia benar2 menyukainya. Dan ditambah juga perasaan tidak percaya kenapa hal ini bisa terjadi antara dirinya dan pak sugeng. Kenapa tadi ia mau memenuhi permintaan pak sugeng untuk mengocok kontolnya, bahkan sampai kontol itu memuncratkan spermanya. Dan kenapa tadi ia begitu pasrah saat pak sugeng meraba2 susunya bahkan dengan ganas dan gemasnya pak sugeng menghisap2 susunya dan juga sempat meraba memek miliknya, bahkan berhasil membuatnya hampir telanjang total "seandainya tadi pak sugeng sedikit nekat saja pastilah kontol itu sudah masuk kedalam memekku". Begitulah pikiran rani berkecamuk. "Apakah aku akan menikmatinya?"

Tetapi ia buru2 menyadarkan dirinya, bahwa ini tidak boleh terjadi lagi pada dirinya, cukuplah sekali ia melakukan kesalahan yang sampai hari ini masih ia simpan dalam2, bahkan suaminya pun tidak mengetahuinya dan sampai hari ini ia tidak merasakan suaminya menaruh rasa curiga terhadap dirinya atas kejadian tersebut. Walaupun saat itu ia pergi selama 4 hari dalam perjalan dinasnya. Dan hal itu memang hal yang biasa ia lakukan dalam pekerjaannya, dan yang diketahui suaminya ia pergi bersama dengan rekan kerja wanitanya juga. Walaupun disana suaminya mengetahui bahwa ada juga rekan kerja laki2 rani yang ikut pergi bersama termasuk pak bambang atasan rani di kantornya. Maka ia berpikir bahwa hal ini tidak boleh lagi terjadi dan terulang. Kemudian ia coba untuk menghilangkan perasaan tersebut dengan segera menuju kamarnya dan mematikan lampu kamarnya kemudian ia berbaring disana dan berusaha untuk memejamkan matanya agar segera tertidur.

Sementara disisi lain pak sugeng yang sudah tiba di pos ronda, langsung disambut oleh bapak2 yang lain, yang mana satu diantaranya adalah pak slamet. Disana pak sugeng menemukan ekspresi wajah pak slamet yang tersenyum seperti mengejek, seraya berkata.
Pak slamet: ehhh pak sugeng darimana tumben datangnya telat, biasanya paling cepet datang kesini?
Pak sugeng; biasa keliling pak, lihat2 situasi sekalian tadi mau ambil kopi dirumah mas rudi, tapi gak tau nya udah ada yang ambil.
Pak slamet; hehe iya sudah saya ambil pak, kan emg giliran saya.
Pak sugeng: iya kali aja kan belum di ambil pak.
Pak slamet: ahhh bilang aja mau ketemu mbak rani kan? Hahahaha.
Ucap pak slamet sambil tertawa di ikuti bapak2 yang lain. Kemudian di sambut celetukan oleh pak dedi "iya nih pak sugeng, pokoknya paling semangat kalau giliran ambil kopi kerumah mas rudi"
Pak slamet: yah jelas semangat lah pak dedi, bisa cuci mata sekalian kan pak sugeng?
Menanggapi hal itu pak sugeng hanya tersenyum, dan berkata:
Pak sugeng: cuci mata gimana pak slamet, emang tadi abis cuci mata ? Hehehhe jawab pak sugeng sambil tertawa.
Pak slamet: wahh pokoknya kalau besok2 ada yang malas buat ambil kopi pas giliran mas rudi gak masuk, biar saya saja yang ambil bapak2, Hahha. Jawab pak slamet sambil tertawa.
Pak dedi: ahhh yg satu ini ternyata sama saja. Ampun-ampun... ingat istri orang pak. Ucap pak dedi sambil tertawa.
Pak slamet: bapak belum tau aja, seperti apa pakaian mbak rani kalau mau tidur, pokoknya beuhhh, body nya mantep banget pak, apalagi wajahnya itu loh bikin saya rasanya betah aja lama2 disana.
Pak dedi: ahhh kalau itu mah saya sudah tau pak, saya sering melihatnya kala malam2 main kerumah mas rudi. Memang body mbak rani itu menggoda banget, saya rasanya kadang gemes juga, apalagi kadang kalau lihat mbak rani sore2 lagi kumpul sama ibu2 disini saya lihat body nya kayak makin montok aja ya. Ungkap pak dedi.
Pak sugeng: ahhh bapak ini, punya istri bapak kan sama aja. Hahaha celetuk pak sugeng, sambil tertawa di ikuti dengan pak slamet dan bapak2 yang lain.
Pak dedi: wahhh bahaya ini, ternyata istri saya juga diperhatikan toh. Hahaha jawab pak dedi ikut tertawa bangga. Karena memang istri pak dedi juga tak kalah menariknya dengan rani walaupun bodynya masih kalah kalau dibandingkan dengan rani, mungkin karena rani masih tergolong sedikit lebih muda dan lebih berisi.

Tiba2 disaat mereka tengah asik membahas tentang body rani. "Ehh pak stop dulu obrolannya, itu disana kayaknya pak rudi menuju kemari" celetuk rehan. Rehan melihat rudi dari kejauhan mengarah ke pos ronda dengan berboncengan menggunakan motor bersama desi.
Pak dedi: lah tadi sore bilangnya jaga malam. Apa bener itu mas rudi?
Pak slamet: kayaknya iya, tapi kok sama mbak desi tumben, mas rudi juga masih pakai seragam kayaknya. Timpal pak slamet.
Setibanya di pos ronda kehadiran rudi dan desi langsung menjadi pertanyaan bapak2 disana.
Pak dedi: dari mana pak rudi mlm2 gini, kok sama mbak desi?
Rudi: ini pak, mbak desi tadi motornya mogok, jadi ikut saya kemari.
"Ohhhh" jawab2 bapak2 yang lain serempak.
Rudi: Pak dedi bengkelnya udah tutup ya?
Pak dedi: jam segini udah tutup lah pak, emang motor nya mbak desi dimana?
Pak rudi: disana pak, gak jauh dari terminal saya titip di warung dekat sana, gak mau nyala motornya tadi udah di coba tetap gak mau nyala juga. Jawab rudi.
Pak dedi: emang mbak desi dari mana malam2 gini?
Desi: itu pak, habis anter mas agus ke terminal, mau berangkat malam ini. Jawab desi yang tetap duduk diatas motor bersama rudi.
Pak sugeng: ohhh, mas agus dah balik lagi ya mbak?
Desi: iya pak, bus nya berangkat malam jadinya sekarang deh baru diantar kesana. Ehhh pas mau pulang gak taunya motornya mogok dijalan, mana udah malam untung tadi ketemu pak rudi mau jalan pulang, jadi ada yang bantuin deh. Jawab rani menjelaskan.
Pak slamet: ahhh paling itu belum mandi wajib kali mbak desi sama mas agus nya, biasa salam perpisahan sebelum pergi ke tempat kerja, hehehe. Celetuk pak slamet sambil tertawa dan diikuti bapak2 yang lain ikut tertawa.

Menanggapi hal tersebut desi menjadi tersipu dan menanggapi dengan santai pernyataan pak slamet barusan.
Desi: idihh bapak ini, kayak gak paham aja, tapi bukan karena belum mandi pak, emang dasar gatau motornya nya aja yang mogok. Elak desi sambil sedkikit memanyun bibirnya.
Pak dedi: yasudah sekarang mau nya gimana, mau di ambil sekarang motornya? Nanti saya suruh andi bawa mobil kemari, atau nunggu besok aja?
Desi: kayaknya besok aja deh yah pak, sekarang sudah malam saya mau pulang anak2 dirumah cuman berdua aja. Jawab desi.
Rudi: tapi baiknya di ambil sekarang aja mbak, kan gak enak juga sama yang punya warung, nanti malah nambahin pekerjaannya jagain motor disana, walaupun warung disana emang buka sampai pagi sih. Timpal rudi ditengah obrolan.
Pak dedi: yaudah kalau begitu, sekarang pak rudi mau kemana?
Rudi: saya mau pulang kerumah sebentar pak, nanti mau balik ke tempat kerja lagi.
Pak slamet: kalau begitu pak rudi sekalian aja mbak desi nya di antar sampai rumah pak, nanti biar kami yang bawa motornya ke bengkel pak dedi pakai mobil saja. Timpal pak slamet.
Pak sugeng: iya ini sudah malam mbak, baiknya begitu. Tambah pak sugeng.
Desi: baiklah bapak2 terimakasih atas kebaikannya, ini kuncinya pak. Ucap desi seraya turun dari motor dan memberikan kuncinya kepada pak dedi.
Pak dedi: baiklah mbak, nanti besok siang motornya diambil saja di bengkel saya, mudah2an sudah selesai. Jawab pak dedi.
Desi: iya pak terimakasih, kalau begitu sekalian saya pamit ya pak. Ucap desi.
"Iya mbak" jawab bapak2 disana.


Kemudian desi kembali naik ke atas motor bersama rudi dan segera meninggalkan pos ronda menuju rumahnya. Setelah kepergian desi meninggalkan pos ronda "yang satu ini gak kalah asoy nya sama mbak rani ya body nya" celetuk pak slamet.
Pak sugeng: wahh kalau itu saya setuju pak slamet. Balas pak sugeng.
Pak dedi: tapi yang ini kayaknya lebih gesit bapak2, dari wajahnya kelihatan nya lebih ganas. Hehehe
Pak sugeng: kalau itu sih saya setuju lagi, Hahahah. Balas pak sugeng sambil tertawa.
Pak adi: ahh sudah2, dari tadi bahasanya itu terus, kacau ini mah. Potong pak adi. Yang sedari tadi hanya diam saja sambil memainkan ponsel nya.
Pak sugeng: elehhh biasanya juga paling duluan kalau bahas begituan, hahaha jawab pak sugeng sambil tertawa.

"Yasudah sekarang mas rehan ikut saya yuk kebengkel kita ambil mobil sekalian ambil motor nya mbak desi sekarang disana, si andi kalau jam segini di telpon kalaupun masih melek gak bakal di angkat juga telponnya, potong pak dedi.
"Ayok pak biar saya temani" jawab rehan.

Sementara disisi lain rudi yang telah tiba dirumah desi, segera bergegas pulang kerumahnya setelah berpamitan dengan desi. "Saya duluan ya mbak" pamit rudi.
Desi: iya pak rudi terimakasih banyak sudah di bantuin maaf merepotkan. Balas desi.
Rudi: sama2 mbak, saya juga tidak merasa direpotkan, saya permisi ya mbak. Ucap rudi seraya memutar balik motornya.
Desi: iya sekali terimakasih pak. Tambah desi
Rudi: sama2 mbak.
Rudi pun berlalu meninggalkan desi, ia segera pulang menuju kerumahnya.

Setibanya di rumah rudi segera membuka pintu dengan kunci cadangan miliknya nya. Ia segara masuk dan segera menguncinya kembali. Sementara rani yang belum benar2 tertidur yang dalam pikiran nya masih mengingat kejadian tadi, antara dirinya dan pak sugeng seraya berusaha untuk memejamkan matanya. Ia merasa seperti mendengar seseorang masuk dengan membuka pintu depan rumahnya, dalam pikiran nya rani merasa cemas. Apakah tadi ia belum mengunci pintu nya kembali? Dan siapakah yang datang kerumahnya kembali apakah itu pak sugeng? "Ahh mau apa dia datang lagi kemari" pikiran rani mencoba menerka. Tetapi rasanya tadi ia telah menguncinya. Tetapi ada perasaan tidak yakin dalam dirinya apakah jangan2 tadi ia belum mengunci pintunya.
Dalam kebimbangannya rani segera bangkit dari posisi berbaringnya dan segera duduk di ranjang miliknya, ia segera berdiri didepan pintu kamarnya untuk memastikan siapakah yang masuk kedalam rumahnya. Dan ia tak mendengar ada suara lagi di ruang tamu rumahnya. Sementara rudi yang tadi masuk kedalam rumahnya segera bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya dari debu2 jalanan sekalian melepaskan seragam miliknya, rasa nya sudah tidak sabar ia menggenjot memek montok istrinya itu. Kemudian rudi masuk ke kamar mandi dengan mengambil handuk terlebih dahulu yang berada di jemuran di depan kamar mandi, dan ia segera masuk ke dalam kamar mandi.

Sementara rani yang masih penasaran dengan apa di dengarnya tadi mencoba untuk membuka kuncinya pintu kamarnya dengan perlahan dan hati2 agar tidak menimbulkan suara, ia ingin mengintip terlebih dahulu siapakah kira2 yang masuk ke dalam rumahnya ia ingin memergokinya secara langsung. Ataukah mungkin tadi itu hanya perasaan nya saja, padahal tidak ada siapa2 yang masuk ke dalam rumahnya, setelah berhasil membuka kunci pintu kamarnya rani segera menengok keluar dan tidak menemukan siapa2 si depan pintu kamarnya, dalam pikiran nya jika itu pak sugeng pastilah ia akan segera menuju ke depan pintu kamarnya, kerana pasti tujuan nya datang kemari adalah diriku ini, dan pastinya tubuhku ini adalah sasaran utamanya. Ungkap rani dalam hatinya.
Setelah tidak menemukan siapapun di depan pintu kamarnya rani segera keluar dari kamarnya dan menuju ke ruang tamu depan rumah mereka dengan langkah yang sangat hati2 dan perlahan. Setibanya disana rani tidak menemukan siapa2 disana, karena rasa penasarannya yang belum terjawab maka ia mencoba melihat kunci pintu rumahnya "masih terkunci" pikiran rani, berarti tadi itu hanya perasaanku saja, ungkap rani dalam hatinya. Kemudian untuk menghilangkan rasa penasarannya kambali rani mencoba menyibak hordeng jendela rumahnya untuk melihat keluar, ternyata memang tidak ada orang, hanya perasaanku saja. Ungkap rani menenangkan dirinya.

Sementara rudi yang sadari tadi secara tergesah2 dengan cepat untuk membersihkan dirinya di kamar mandi, sesaat setelah dirinya keluar dari kamar mandi dengan tergesah2 ia segera menuju kamarnya dengan hanya menggunakan handuk saja. ia bergegas menuju kamarnya untuk menemui istrinya. Tetapi sesaat ia akan tiba di depan kamarnya ia melihat istrinya tengah berjalan perlahan dan menjinjit membelakanginya menuju kearah depan rumah mereka, ia melihat keanehan dengan langkah istrinya tersebut. Ia melihat istrinya tengah berjalan mengarah kedepan arah ruang tamu rumah mereka , kelihatannya istrinya melakukannya dengan sangat hati2 menuju ke arah depan rumah meraka, ia melihat istrinya melangkah dengan langkah perlahan sekali. Rudi sedikit menaikkan alis nya dan mendiamkan saja tingkah istrinya itu. Ia berusaha mengikuti langkah istrinya dengan perlahan juga, ia ingin mengagetkan istrinya dan segera mencumbunya dan setelahnya akan segera ia bawa masuk kedalam kamar mereka.

Saat telah tiba di ruang tamu rumah mereka rudi yang sudah berada tepat di belakang rani, segera menyergap dan memeluk rani dari belakang. rani yang tengah mengintip di balik hordeng seketika dibuat sangat terkejut dengan perlakuan tersebut. Sehingga membuat ia menjerit agak sedikit kencang "aghh pak, kenapa kemari lagi" ucap rani seraya berontak melepaskan pelukan itu dari tubuhnya "kan tadi udah di..."
Rani menghentikan ucapan nya setelah berhasil terlepas dari pelukan itu dan berhadapan dengan orang yang memeluknya tersebut. "Ighhh papa, apaan sih kok ngagetin gitu, dan kok tiba2 ada dirumah, pulangnya gak bilang2 lagi" ucap rani manyun tetapi ia sedikit tenang dan legah karena ternyata itu adalah suaminya.

Mendapati istrinya berkata begitu membuat rudi sangat terkejut, "siapakah yang datang kerumahnya sebelum kepulangannya ini". Ia dibuat semakin penasaran dengan kalimat rani yang tadi sempat terputus. Sementara rudi yang masih bengong dengan dalam lamunannya, rani kembali ngomel "ini lagi apaan sih papa, pake cuman handukan aja, pasti gak pake apa2 lagi ini" ucap rani seraya meraba bagian depan handuk suaminya. "Tuh kan papa, ihh nakal" ucap rani seraya mendorong sedikit dada suaminya.

Rudi yang tersadar dari lamunan nya karena dorongan rani tersebut segera memeluk istrinya dan meremas payudara montoknya "aghh papaaa ngilu ihhh" rengek rani manja.
"Emang siapa yang tadi datang kemari ma?" Tanya rudi kepada rani.
Rani: itu tadi bapak2 ronda pak sugeng sama pak slamet, tadi kesini buat ambil kopi pa. jawab rani seraya menggelayut pada lengan rudi.
Rudi: mereka berdua yang datang kemari?
Rani: iya tapi pak slamet datang duluan, terus setalah pak slamet ambil kopinya dan di bawa ke pos ronda pak sugeng yang datang lagi kemari pa, katanya buat ambil kopi padahal kan sudah di bawah pak slamet pa. Jawab rani menjelaskan dengan berusaha tenang agar tidak memunculkan kecurigaan suaminya. Dalam hatinya rani merasa sangat khawatir dengan apa yang barusan ia ucapkan. Untung saja ia belum menyelesaikan kalimatnya sampai selesai "kan tadi udah di keluarin pak". Pastilah suaminya akan berpikiran yang tidak2 tentang dirinya.

Sementara rudi yang masih penasaran dengan ucapan istrinya barusan dibuat tidak fokus lagi terhadap hal itu. Dengan posisi istrinya yang menggelayut manja di lengannya saat ini, di tambah dengan ia yang sedang bertelanjang dada, sehingga lengan nya bersentuhan langsung dengan susu montok istrinya yang menempel lekat pada lengan nya itu, Membuat gairah rudi untuk segera mencumbu istrinya makin memuncak sehingga ia memutuskan untuk segera membawa istrinya masuk kedalam kamar mereka.
"Papa sengaja pulang dulu sebentar ma, habisnya papa dari tadi kok papa kepikiran mama terus ya" ucap rudi sambil merangkul rani menuju kamar mereka "idihhh kepikiran apasihh pa, bilang aja papa pengen kan?" Balas rani sengit.
Rudi: iya sihh ma, papa kepikiran ini terus ni. Jawab rudi seraya berpindah posisi kebalakang rani dan kedua tangan nya segara memegang susu montok istrinya, kemudian ia meremas2nya dari belakang. Mendapat perlakuan begitu rani langsung mendongakkan kepala nya keatas dan menyenderkan badan nya kepada dada rudi "ahhh papaaa mama ngilu banget digituin" rengek rani sayu.
"Istriku ini memang selalu lemah kalau aset nya ini sudah di belai2" balas rudi seraya terus meremas susu montok itu dan mulai mencipok bibir rani yang tengah mendongak ke atas.


Mendapat perlakuan begitu, rani semakin blingsatan "aghhh papaaa, jangan disini kekamar aja yuk pa" rengek rani manja.
Tanpa menjawab pernyataan istrinya rudi segera berjalan sambil terus memeluk dan meremas susu montok rani dari belakang. Setibanya di dalam kamar rudi segera menghidupkan lampu kamarnya sementara rani segera berbaring terlentang di ranjang mereka. "Aduhh pa gak usah pake lampu itu terlalu terang, kayak biasa aja pakai lampu yg ini aja" jawab rani sambil menunjuk lampu tidur di kamar mereka. "Tapi papa pengen lihat badan telanjang mama lebih jelas" balas rudi.
Rani: ighh papa kayak apa aja, kayak baru malam pertama aja sih" balas rani sengit.
Sebenarnya ia tak keberatan dengan pencahayaan lampu utama kamar mereka, tetapi ada perasaan takut dalam dirinya, ia khawatir bekas cumbuan pak sugeng pada payudaranya tadi masih tersisa, mengingat pak sugeng melakukannya dengan sangat liar dan ganas sekali.

Mendengar istrinya meminta untuk menggunakan lampu tidur saja rudi menuruti nya dan segera berbaring seraya langsung menaiki tubuh montok istrinya. Rani yang mendapat perlakuan tersebut segera membalas membalas perlakuan suami nya dengan melingkarkan lengan nya pada leher suami nya, mereka mulai berciuman "emhhhh nafsu banget sih pa" ucap rani tersenyum.
"Iya sayanggg papa udah gak tahan" mendengar hal tersebut membuat rani gemas dan membalas ciuman suaminya dengan sangat ganas, ia memasukan lidahnya kedalam mulut suaminya nya, mulai lah mereka bersilat lidah disana. "Ughhh paaa" rengek rani. "emhhhh kenapa sayang?" Balas rudi.
"Mama pengen dimasukin sekarang paa" rengek rani manja.

Mendengar hal tersebut rudi segera mengangkat tubuhnya sedikit memberikan ruang bagi rani untuk membuka bajunya. Setelah mendapat ruang makan rani segera meloloskan baju nya sebatas perut nya kemudian ia bergerak melepas kan kaitan BH nya di Belakang tubuhnya, mendapati hal tersebut rudi segera melanjutkan meloloskan baju istrinya sampai terlepas dari badan nya dengan menariknya kebawah dan meloloskan dari kakinya, kemudian rudi menarik lepas celana dalam rani. Setelah nya ia melepaskan handuk yang ia kenakan dari badan nya.

Kemudian setelah melihat rani melepaskan BH nya dan menaruh nya di samping kepalanya rudi melihat payudara rani yang montok itu terekspos dan bergoyang2 karena gerakan badan nya. Maka tak dapat di hindarkan payudara montok itu langsung menjadi sasaran rudi "igghhh papa gak sabaran banget" rengek rani "aaggghhhhh papa, ngilu sayang, teruss paa" rengek rani sayu. Rudi yang sedang asik menikmati susu montok istrinya tak memperdulikan rengekan istrinya lagi ia terus mengenyot dan menjilati susu montok istrinya dan tangannya terus meremas2 payudara satunya. Mendapat perlakuan begitu membuat
rani semakin tidak tahan "ahghhh papaaa langsung masukin dong sayang" ucap rani seraya tangan nya memegang kontol rudi dan menggesekan2nya di belahan memek tebalnya. Mendapati hal tersebut rudi segera menurunkan kontol nya agar lebih dekat ke memek istrinya "emhhh kok basah sekali sayang? Sudah becek banget gitu" ucap rudi seraya berpindah ke susu sebelah kiri milik rani "hmmm iya sayang, mama pengen dimasukin sekarang" rengek rani.
Rudi: Jangan dulu ma, mama kulum dulu kontol pa, baru masukin. balas rudi.
Rani: sekarang aja pa mama dah ngilu, nanti baru mama sedot2 dedek papa sampai habis isinya" ucap rani dengan mengarahkan kontol rudi ke lubang memeknya, setelah pas ia segera mengangkat pantat nya sedikit keatas sehingga kontol rudi masuk sebagian kedalam memeknya "aghhh sayang ughhhuhh enak banget, dorong lagi paa" rengek rani.
Rudi merasa memek rani sudah sangat becek sekali bahkan sudah banjir sekali di bawah sana. "Ahhgghh basah sekali sayang, hangat" balas rudi sambil mendorong kontol nya masuk kedalam. "Ahhghhhhh goyangin paa, mama enak owhhghhh sayang"

Mendengar hal itu rudi segera menggenjot memek rani dengan tempo sedikit cepat. Ia merasakan memek rani sangat banjir sekali sehingga bunyi peraduan antara keluar masuk kontolnya dan memek itu terdengar jelas "clott..cloottt..cloott.." belum lagi desahan rani yang semakin tak terkontrol mendapat genjotan rudi naik turun dengan cepat "aghh papa tekan lagi paaa, enak sayang" mendengar hal itu rudi segera mengenjot dengan cepat dan berusaha mementokkan kontolnya sedalam mungkin ke memek istrinya. "Plakkk....Plakkk...Plakkk..." suara peraduan pangkal memek dan kontol itu terdengar jelas.

"Owghhh papa, ahhh...ahhh..ahhh, iya papa... ahhhghhh...ahhhghhhhh terus pa" melihat istrinya yang semakin sulit terkontrol desahan nya rudi memelankan tempo genjotan nya "kok di pelanin pa?" Protes rani.
Rudi: nanti kedengeran kesebelah ma, gak enak sama tetangga kita, siapa tau mas dodo tetangga kita sedang dirumah nya"
Rani: ahhh..ahhhh nggak ada kok pa, papa langsung kencengin dikit lagi aja paa.. Lagipula mas dodo kan pasti belum pulang pa, kan biasanya jam segini, dia masih buka jualan pecelele sampai subuh pa"
Rudi: iya ma, tapi kan mbak siska sama anaknya ada dirumah, orang rumah kita nempel gini ma" jawab rudi seraya terus menggenjot memek istrinya.
Rani: aghhh..auhhh pa enak sayang,, biarin aja deh pa gak mungkin denger juga kali. Seraya matanya merem melek.
Rudi: aghhh becek banget sihh sayang, papa suka. Ucap rudi seraya menaikkan tempo genjotan nya.
Rani: aaghhhh ya..terus pa enak. Oghhhh mama mau sampe rasanya. Ucap rani cukup kencang.
Mendengar hal itu rudi menghentikan genjotan nya.
Rani: ighhh papa jangan stop pa. Rengek rani.
Rudi: papa takut gak kuat ma, memek mama kayak ngeremes2 didalam sana, lagian suara mama kenceng banget kedengeran tu kesebelah. Balas rudi.
Rani: ighhh enggak kok pa, terusin lagi pa. Pintar rani.
Rudi: bukan nya mama sendiri yang sering bilang ke papa kalau malam2 setelah mas dodo pulang jualan malam biasanya mama sering denger suara desahan mbak siska lagi di ewe sama mas dodo, gimana sih mama. Balas rudi.
Rani: salah mereka sendiri kenapa begituan gak di kamar, kan jadi mama kedengeran pa kalau bangun subuh. Balas rani.
Rudi: mungkin di kamar takut ganggu anak nya kali ma, makanya di ruang tengah sebelah kamar kita ini. Balas rudi.
Rani: yaudah sihh pa kenapa harus ngurusin orang, genjotan papa tu di lanjutin, mama jadi ilang deh mau keluarnya, iihhh papaaa. Rengek rani manja.
"Yaudah mama mau diatas biar cepet dapetnya"
Ucap rani seraya bangkit dan segera menaiki badan rudi.

Mendapat serangan dari rani, membuat rudi tersenyum girang, kemudian ia duduk kan menyedot susu montok istrinya "ugghhh liar sekali istriku ini" ucap rudi.
"Biarin" balas rani jutek.
"Ogghhw paa, enak sayang" ucap rani setelah kontol suami nya berhasil ia duduki dan ia masukkan ke dalam memek nya "clokk..clokk...clokk" suara memek rani begitu becek turun naik diatas tubuh rudi.
"Aghh pelan sayang" ucap rudi sedikit kewalahan.
"Hmmghhh...hmmmghh...hmmmhghh. Desah rani menikmati goyangan nya sendiri. "Uwwhhhgg enak banget sayang, mama mau sampe" ucap rani seraya mempercepat goyangan pantat nya yang sedari tadi naik turun sekarang menjadi maju mundur saja, ia ingin merasakan kontol suaminya tetap mentok di dalam memeknya.

Melihat gelagat rani yang seperti itu rudi sudah mengetahui bahwa istrinya akan segera orgasme maka ia segera bangkit dan mulutnya mencaplok susu montok istrinya yang bergantung bebas dengan seraya tangan nya memilin puting susunya, kemudian rudi menggoyangkan pinggulnya nya maju mundur melawan gerakan rani. Mendapat perlakuan seperti itu rani menjadi makin blingsatan "agwhhh papa mama sampe,, aghhh aghhh..aghh papaa..." ucap rani seraya menekan dalam kontol rudi dalam memeknya. Kemudian rudi menghentikan genjotan nya dan membiarkan rani membaringkan dirinya telentang di kasur kembali.
"Enak sayang?" Rudi bertanya pada rani.
Rani: uwghh mantull papaa. Balas rani seraya merangkul leher suaminya dan mencium bibirnya.
"Boleh di lanjutin sayang?" Gaya rudi agak sedikit menantang rani.
Rani: siapa takut, gass pa. Jawab rani seraya melebarkan pahanya.
"Ohhhghh basah banget sayang" "cklokk..cklokk..cklokk..cklokk" memek rani mengeluarkan suara karena tusukan kontol rudi.
"Oghhh kok berasa longgar sih sayang, masuknya lancar banget" ejek rudi kepada rani.
"Ighhh papa kok ngomong gitu sih, itukan karena mama basah banget pa" rengek rani manja.
Rudi: kalau di masukin kontol yang lebih besar dari punya papa pasti ini bakal ngejepit banget sayang, mama pasti bakal ke enakan. Ucap rudi.
Rani: ighhh papa apaan sih, ini enak banget kok pah, rengek rani manja.
Rudi: tapi kalau lebih panjang dan besar pasti bakal lebih mantep sayang. Ucap rudi seraya mencipok bibir rani.
"Mau ya mama sayang?" Ucap rudi lagi.
Rani: ihhh papa mulai dehh, aneh2 lagi, punya papa aja udah enak kok sayang. Balas rani.
Rudi: tapi kalau ukuran nya beda pasti rasanya beda pasti ma, iya gak?
Rani: ighh mana mama tau sih papa, nanya nya aneh2, gak bisa jawab dong mama kalau di tanya gitu sayang.
"Owhhh enak pa, mentok itu pa, terusin dalem gitu terus pa, enak digituin" ucap rani saat rudi mendorong dalam kontol nya ke memek rani.
Rudi: tuh kan ma enak kan? Itu papa masukin nya maksa di mentokin, Coba deh mama duduk sekarang, mama liat kontol papa sampe mentok gini sayang. Ucap rudi menunjuk kearah kontolnya.

Mendengar hal itu rani berusaha bangkit dan di bantu rudi untuk duduk. "Mana pa" ucap rani.
Rudi: bentar papa mentokin lagi kayak tadi. Ucap rudi seraya memajukan pinggulnya.
Rani: aduhh iya pa sampe, mama ngerasa telur papa ini nyentuh bagian bawah punya mama ya. Balas rani tersipu.
Rudi: tuh kan ma, coba deh mama bayangin kalau kontol nya panjang pasti gak perlu di mentokin banget gini rasanya pasti bakal mentok terus di setiap sodokan nya, ya kan ma? Balas rudi.
Rani: kalau gitu sih iya pa. Jawab rani tersenyum.
Rudi: jadi mau ya ma? Jawab rudi sedikit mengejek dan mencolek dagu rani.
Rani: ihhh papa, gak ahh mama gak mau pokoknya. Balas rani sengit.

Mendengar jawaban dari rani yang sepertinya tidak sepenuh hati rudi segera menggulingkan rani kembali dan mengangkat kedua kaki rani di letakkan di atas bahunya. Kemudian ia menggenjot memek rani dengan cepat dan ia dorong dengan kuat hingga kontolnya mentok kedalam memek rani. "Aughhh papa, ighhh pelan sayang" rengek rani. Tetapi ucapan rani tidak di hiraukan oleh rudi ia terus mempercepat genjotan nya seraya kedua tangan nya meremas2 susu montok rani yang bergoyang2.
"Aghhh papa, mama gak kuat kalau gini, ampun sayangg..aghh...aghh...aghhhh...sayangg" Rani mendesah tidak terkontrol lagi. "Jawab dulu sayanggg suka gak kontol besar dan panjang Haaaah? Timpal rudi sambil ikut mendesah.
Rani: aughhh papaa ighhh..ngilu pa kalau diginiin. Ucap rani lagi.
Mendengar hal itu rudi berniat menbuat rani semakin lepas kendali atas dirinya, maka ia segera merapatkan kedua paha rani dan mendempetkannya, kemudian kedua kaki rani ia angkat ke atas, lalu ia tusukkan kontolnya sampai mentok. "Aghhh papa..ya papaa enak sayang terusin" ucap rani.

Mendengar rintihan istrinya rudi semakin meningkatkan tempo genjotan nya. "Agghh..aghhh..aghh...aghhhhh" rani terus meracau karena sodokan brutal rudi.
Kemudian rudi kembali melebarkan kedua paha rani dan kembali menggenjotnya dengan tempo sedang.
"enak sayang digituin?" Rudi menanyakan kepada rani.
Rani tidak menjawabnya ia hanya tersenyum dan merangkul leher suaminya lalu mencium bibir suaminya.
"Papa nakal" ucap rani.
Rudi hanya tersenyum dan kini ia beralih menghisap susu montok istrinya. "Ughhh paa, kok enak banget sih pa" rintih rani karena kenyotan rudi pada susunya.
Kemudian rudi mengangkat wajahnya dan kembali mencipok bibir rani, kedua nya terlibat ciuman yang hangat dan lembut, dibarengi dengan genjotan pelan rudi pada memek rani. "Emhhh mama sayang banget dehh sama papa" ucap rani manja. "Papa juga sayang mama" balas rudi.

Kemudian rudi mengangkat kepalanya sedikit keatas dan menghentikan genjotanya.
Rudi: kenapa sih ma gak mau jujur? Tanya rudi membingungkan rani.
Rani: jujur apa sih pa?
Rudi: mama suka kan kalau seandainyadimasukin kontol yang lebih besar dari punya papa ini sayang? Tanya rudi menampakkan muka serius dan datar.
Mendapat pertanyaan begitu membuat rani tersenyum dan gemes kepada suaminya karena menanyakan hal itu lagi.
Rani: papa beneran mau mama jujur? Balas rani centil, sambil menarik hidung suaminya.
Rudi hanya menganggukkan kepalanya dengan wajahnya berubah semeringah.
Rani: dasar papa, di bilangin gitu aja langsung cengengesan, huuuhh dasar. Ejek rani.
Rudi: di jawab dong sayang, gak apa2 lagi, ini kan cuman sebatas perasaan aja ma, toh gak bakal mama lakuin juga kan? Hanya sebatas khayalan kita aja sayang. Balas rudi penuh harap.
Melihat suaminya yang begitu ingin mendapatkan jawaban jujur darinya rani akhirnya menghela nafas nya "haaaaah"
Rani: di lanjutin dulu genjotan nya pa, nanti mama jawab sambil mama di genjot papa. Jawab rani tersenyum genit.
Rudi: ihhh nakalnya istriku. Balas rudi seraya mulai menggenjot kembali memek rani. "Cklokk..cklokk..cklokkk" rudi merasakan memek itu semakin becek saja "Sepertinya ia sangat bergairah membayangkan hal itu, hanya saja ia malu mengakuinya" ungkap rudi dalam hatinya.

Rudi mulai menggengot rani, sambil ia mencipok bibir rani dengan ganasnya. "Emmmhhh..emhhh..emhhhh..agghhh..aghhhh papa enak sayang" desah rani. Rudi menatap mata rani sambil tetap menggenjot memek nya, rani membalas tatapan itu dengan tatapan sayu, kemudian ia mencium sejenak bibir suaminya dan melepaskan nya "iya sayang mama suka" jawab rani dengan wajah datarnya.
Mendengar hal itu, jantung rudi serasa berdegub kencang, dan ia pun semakin semakin semangat menggenjot memek rani. "Aghhh...aghhhhh...ahhh... nakal sekali istriku" ucap rudi.
"Suamiku yang lebih nakal, masa istrinya mau di kasih yang lebih panjang, kan mentok jadinya pahh" balas rani genit sambil menggigit bibir bawahnya.
"Ughhh sayang..aghhhh...aghhhh... papa mau kluar maa.. gak kuat" ucap rudi seraya genjotan nya yang semakin cepat dan dan beraturan lagi.
"Aughhhh terus pa..mama mau sampe lagi barengin pa, siram mama aghh..ughhh..ahhhh papaa" desah rani tak kalah nyaringnya dengan desahan rudi.

Ini saatnya pikir rudi, ia segera mencabut kontolnya dari memek rani dan memencet ujung kontolnya agar sperma nya tidak muncrat, namun tetap saja sperma itu telah muncrat walaupun belum sepenuhnya. "Yahhh papa ighhh masukin lagi kenapa di cabut, mama sampe dikit lagi" rengek rani seraya tangan nya meraba bibir memeknya. Mendapati hal rudi segera memegang tangan rani dan menahan nya.
Rudi: tahan sayang bakal papa lanjutin, papa belum keluar beneran kok. Balas rudi.
Rani: yaudah ngapain di cabut pa, masukin lagi sekarang. Rengek rani.
Rudi: sabar sayang, papa mau tanya, mama mau kontol siapa yang ada di pikiran saat ini? Tanya rudi serius.
Rani: ighhh papa ya gak ada lah pa, mana mama pernah tau soal itu pa. Aghhh papa ayokk masukin. Rengek rani.
Rudi: seandainya saja sayang, coba mama bayangin siapa aja deh orangnya. Balas rudi.
Rani: mama gak tau pa, gak pernah mama bayangin yang begitu.
Rudi: yaudah papa masukin lagi ya, tapi nanti mama sambil jawab, oke? Tanya rudi bernegosiasi.
Rani: masukin pahh, pleasee..! rengek rani.
"Cklokk" suara kontol rudi masuk kedalam memek rani "aughhh goyangin lagi pah"
Ucap rani sambil kepalanya mendongak dan matanya yang terpejam. Melihat hal itu rudi mulai menggenjot memek rani dengan perlahan. Kemudian rudi mencipok bibir rani yang masih memejamkan matanya, rani membalas ciuman itu dengan lembut sekali. Lalu rudi berpindah ke susu montok rani dan menghisap dan menjilati puting susu itu. "Uggghhh papa, ngilu sayang" rani memegang kepala rudi dan menatap mata suaminya. Ia melihat tatapan balik suaminya seakan penuh harap kepadanya.
Rudi: siapa sayang?
Rani tersenyum dan mencium rudi kembali.
Rani: coba papa kasih mama pilihan deh, jujur mama gak bisa mikir pa dan mama emang gak pernah mikir tentang itu. Jawab rani manja.
Rudi: emhhh kalau temen kantor mama ada gak yang mama pengen kontolnya?
Rani: aghhh sambil di genjot2in papa, rengek rani
Rudi: iyaa sayang. Jawab rudi seraya menggenjot memek rani. "Siapa ma?"
Rani: kayaknya gak ada deh pa, mama kan kerja aja kalau di kantor gak mikirin kayak gitu. Jawab rani.
Rudi: yahh mama masa gak ada, yang kira2 aja deh. Balas rudi.
Rani: aduhhh.. dalemin pa.. Beneran pa gak ada kayaknya.
Rudi: ya temen2 kantor mama yang pria, masa gak ada sih ma? Apa menurut mama mereka gak tertarik dengan aset mama ini? Tanya rudi seraya menggengam susu montok rani yang tak cukup di tangan nya.
Rani: aghhh... kalau itu sihh banyak pa, hampir semua kali seneng liatin ini mama. Ucap rani sambil menunjuk susunya.
Rudi: masa sih ma, mama suka?
Rani: iya pa, papa kan tau sendiri walaupun mama tutupin tetap aja kadang kelihatan bentuk nya pa. Jawab rani.
Rudi: kalau sama yang ini ada yang suka liatin gak ma? Tanya rudi sambil memegang pantat montok rani.
Rani: apalagi itu pa, pokoknya kalau jalan di belakang mama bawaan nya pelan banget, papa kan tau mama kalau jalan gak bisa cepet, tapi tetap aja mereka lebih lambat dari mama pahh. Jawab rani
Rudi: iya lah, kan bokong mama ini bulat menggoda. Balas rudi
Rani: gak tau mama pah. Balas rani singkat.
Rudi: nungging aja deh ma kalau gitu papa mau liat. Balas rudi seraya mencabut kontolnya. "Ughhh pa, masih ngilu punya mama, awas aja papa keluar cepet mama posisi nungging ya. Ancam rani.
Rudi: enggak, asal mama nanti jawab ya, kalau nggak papa cabut lagi kayak tadi. Ancam balik rudi.
Rani: ighhh papa, nggak mau aghh kalau gitu. Rengek rani. Seraya mengatur posisinya untuk mengangkat bokongnya.
Rudi: naikin lagi pantatnya ma. Pinta rudi.


Rani segera menaikkan pantatnya lebih tinggi sehingga bongkahan pantat montok itu membulat sempurna "ugghhh mama, wajar aja banyak yang suka ma, emang bokong mama ini bulat sekali sayang. Ucap rudi "plakk" rudi menampar bulatan pantat montok itu.
Rani: ighh papa selalu gitu, masukin sekarang pa. Pinta rani.
"Ckrott" bunyi memek rani ketika dimasuki kontol rudi. "Ughhh pa" rintih rani.
Rudi: enak sayang? Mama suka? Ucap rudi seraya mulai menggenjot memek rani " cklok..cklokk..cklokkk..plakk..plakk.. suara memek dan benturan bokong montok rani dengan pangkal kontol rudi.


"Ughhh pa, kencengin dikit pa" pinta rani.
Mendengar hal itu, rudi menuruti keinginan rani. Rudi mulai menggenjot dengan tempo sedang ia takut muncratt duluan jika tidak mengatur tempo dengan benar.
Rudi: jadi siapa sayang?
Rani: emghhh..teman kantor mama ya pah? Tanya rani sambil menoleh kebelakang.
Kemudian disambut dengan rudi memeluk rani dalam posisi nungging, seraya tangan nya meremas2 susu montok rani yang bergantung disana.
Rudi: iya sayang. Jawab rudi sambil mengelus rambut rani.
Rani tersenyum dan mendekatkan pipinya kearah rudi "cup" rudi mencium pipinya.
Rani: tapi ini cuman andai2 mama aja ya pa, bukan mama mau begitu ya? Ucap rani meyakinkan.
Rudi: iya sayang, mama pilih deh diantara temen pria kantor mama, kira2 siapa kontol nya yang paling besar dan panjang? Balas rudi sambil tersenyum.
Rani: emhhh kayaknya mas ari deh pa. Jawab rani tersipu.
Rudi: uwghh mama, aghhh..aghhhhh..aghh...papa mau kluar ma. Ucap rudi semakin mempercepat genjotanya.

"Aghgghh..aghhghh...papa tahan dulu mama juga mau bareng" rani merengek kepada suaminya.
Melihat ucapan yang tidak di dengar suaminya rani menjatuhkan dirinya tengurap dan kontol rudi pun terlepas dari memeknya.
Rudi segera memegang kontolnya dan memencet keras ujung kontolnya. "Aghh mama kok di lepas" ucap rudi sengit.
Rani: abis papa udah gak ke kontrol, mama kan masih belum pa. Balas rani.
Rudi: iyaa sayang, ayok nungging lagi sayang. Pinta rudi.
Rani segera menuruti kemauan suaminya. "Cklokk.. awhhh pa ngilu sayang" rengek rani.
Rudi: ini kontol siapa sayang yang lagi nusuk memek mama? Tanya rudi kepada rani yang menundukan kepala nya di bantal.
Rani tak menjawab nya banyak menggelengkan kepalanya.

Mendapati hal itu rudi menusukkan dalam kontolnya "ini kontol ari sayang" ucap rudi.
Rani: ighhh papa, udah ahhh" rengek rani.
Rudi: mama suka kontol mas ari sayang? Rudi menanyakan kepada rani.
Rani tidak menjawab nya, hanya ia menoleh kepada suaminya dan mengeluarkan lidahnya. "Awghhh nakal sekali istriku" ucap rudi.
Rani: bwekk..biarin. ucap rani kembali mengeluarkan lidahnya.
Rudi mulai menggenjot memek rani dengan tempo sedikit lebih cepat."aghhh terusin pa, mama ngilu kayaknya mau sampe pah, mentokin pah" pinta rani "aghhh papa ngilu sayang, terusin" ucap rani saat rudi menekan dalam kontolnya.

"Ughhhb anget banget sayang memek mama, kontol papa kayak diremas2" ucap rudi.
Rani: iya pa terusin aghhh..aghhh...aghhh..mama sayang papa" ucap rani.
Rudi: papa juga sayang mama, papa kluarin ya?
Rani: iya pa, tapi kencengin pa, siram mama pa, mama suka rasanya hangat, agghhhh...aghhhh.aghhhh...papa teruss ighhhh...aggghhh..aghhhh.ahhhh...papa owhhhh... ampun paahh. Desahan rani nyaring memenuhi seisi rungan kamar mereka.
"Aghhh ma, papa mau sampe ma, mama siap ya? Aghhh...aghhh...aghhh mama... papa kluarrr.... ahgggghhh croottt.....crooottt....croooott....crooootttt... (suhu yang muncrat😁) "iya..yaa paaa mama juga sampe.. papa...aghhh..aghhh...awhhhhhh angettt pahh...huuuhh"


"Ughhh mama mantap sayang, enak sekali" ucap rudi.
Rani: iyaa sayang mama juga enak. Balas rani.
"Ploppp" rudi mencabut kontolnya "serrr...serrr...serrr" cairan memek rani keluar bercampur sperma rudi.
"Aghhh pa, lemesss hemm" ucap rani seraya tengkurap.
Dan di ikuti rudi yang berbaring di sebelah rani.

Keduanya sama2 terdiam, mengatur nafas nya masing2. "Kenapa mama bisa suka kontol mas ari kata mama itu ma?" Tanya rudi mengagetkan rani.
Rani: ighhh bukan gitu, kan papa yang kasih pilihan temen kantor mama, bukan mama yang mau sayang. Jawab rani.
Rudi: iya maksud papa apa spesial nya mas ari itu sayang. Balas rudi.
Rani: enggak sih pa, cuman dia orang nya baik dan sopan juga, itu aja pah dan juga mas ari kayaknya gak pernah aneh2 ke mama, bahkan mas ari bisa menjaga pandangan nya pa, maka dari itu mama pilih dia pa. Jawab rani.
Rudi: emang menurut mama dia gak tertarik ya dengan body mama ini?
Rani: kayaknya enggak deh pa, dia biasa aja orang nya, gak kayak gimana2 kalau ketemu mama pun ngomong nya santai gak kayak yang lain pa.
Rudi: emang yang lain gimana ma?
Rani: kalau yg lain tu sama kayak papa, kalau ngobrol matanya kesini. Ucap rani sambil menunjuk payudaranya.
Rudi: abis mama sih punya aset gede banget. Hehehe montok lagi, belum lagi yg ini "plakk" rudi menampar pantat rani. Rani: ighh papa sama aja.
Rudi: kan laki2 normal sayang, papa yang udah biasa liat aja tetap gemes apalagi yang masih penasaran dengan bentuknya. Balas rudi sengit.
Rani: ighhh papa bukannya belain istrinya malah belain yang lain, dasar. Timpal rani sebel.
Rudi: bukan begitu sayang berarti istri papa ini menarik dong disukai banyak laki2. Hehehe jawab rudi tersenyum.
Rani: iya tapi pikiran nya gak bisa lepas dari itu, pasti pikiran nya macem deh itu, sama kayak papa. Huuuhhh Balas rani jutek.
Rudi: kalau dari segi fisik mas ari itu gimana ma?
Rani; kayak biasa aja pa, dia sih tinggi emang pa, dan juga badan nya berisi tapi gak gendut pa. Jawab rani.
Rudi; umurnya ma?
Rani: dia di bawah kita pa, kayaknya 31an deh. Balas rani.
Rudi: menurut mama kontol nya beneran panjang gak ma?
Rani: idihhh papa mana mama tau pa, belum pernah lihat. Jawab rani sewot.
Rudi: besok mama lihatin ya pas di kantor, kira2 besar dan panjang gak. Hehehe
Rani: idihhh papa dasar ngaco, udah ahhh jangan bahas beginian pa.
Rudi: coba mama lihat orang nya ma, ada gak di hp mama?
Rani: itu loh pa yang kemarin ikut bareng mama perjalanan dinas ke kota itu, yang kemarin mama pasang status di wa pas mama sampe di bandara.
Rudi: ya mana sih ma kan bnyak ada 3 laki2 nya.
Rani: yang berdiri di sebelah kiri mama loh pa.
Rudi: coba foto wa nya aja ma papa lihat.


Rani segera mengambil hp nya. "Lah hp mama kenapa" Tanya rudi.
Rani: itu loh pa, tadi hp mama jatuh, tapi gak rusak kok cuman layarnya aja kayaknya, sekarang masih bisa di pake. Jawab rani.
Rudi: besok benerin langsung benerin ma, biar gak makin parah.
Rani: iya pah, ini loh pa orang nya. Ucap rani sambil menunjukan foto profil ari kepada rudi.
Rudi: ganteng juga ma, wajar aja mama suka, tinggi lagi, pasti panjang dan besar itu ma, yang pasti diatas papa itu ma. Ucap rudi.
Rani: igghh papa sok tau, kayak pernah liat aja, kalau ganteng sih iya, pa tapi yang penting dia itu baik pa orang nya gak aneh2, tapi kalau soal yang papa bilang mama gak tau pa, papa cek sendiri deh. Ejek rani.
Rudi: mama aja yang cek, besok mama perhatiin dia dehh kira2 gede gak kontolnya.
Rani: ihhh papa apaan sihh mama masih waras pa.
Rudi: yang bilang mama gak waras siapa sih ma?
Rani: papa tu, masa' nyuruh mama liatin punya mas ari, kan gak mungkin pah.
Rudi: mungkin aja ma, asal mama mau coba.hehehe ucap rudi cengengesan. Rani : idihhh papa gak jelas dehh.
Rudi: jelas ma, coba deh sesekali mama video call dia malem2 terus mama pakai baju seksi, pasti kontolnya bangun.
Rani: terus mama minta liatin punya mas ari ke mama gitu? Papa gila ihh ngaco. Ucap rani.
Rudi: itu gak perlu mama minta, nanti dia sendiri yang bakal ngeliatin ke mama. Hehehe
Rani: aduhh papa udah dehh jangan ngaco pa, gak mungkin mama gitu, lagian mama kenal baik kok dengan istrinya walaupun belum pernah ketemu langsung, istrinya kan gak tinggal disini, mas ari itu tergolong baru di kantor pa, dia dapat penempatan disini setelah lulus pns kmrin. Jelas rani.
Rudi: owhhh gitu ma, LDR dong ya?
Terus mama bisa kenal dari mana?
Rani; kan mama satu ruangan pa sama mas ari, dia itu Junior mama dia yang sering bantuin mama juga kalau ada kerjaan kita itu satu tim pa di kantor, nahh kalau siang2 kan di sering telpon istri dan anak nya pa, kadang dia kasih lihat mama anaknya yang masih kecil dan mama gak enak dong kalau nolak, kadang juga mama ngobrol sama istrinya juga pa. Ungkap rani menjelaskan.
Rudi: ohhh gitu ma. Jawab rudi.
Rani: iyaa papa, makanya jangan mikir aneh2 pa, dasar papa. Ucap rani.
Rudi: berarti dia disini kesepian dong ma, kalau mama video call dia dengan pakaian seksi mungkin besok nya dia yang bakal video call mama sambil telanjang. Heheheh
Rani: ighhh dasar papa apaasihh. Rengek rani.
Rudi: papa mau lagi ma. Ucap rudi seraya membalikkan badan rani dan mencumbu susu montok istrinya.
Rani: ighhh papa aneh tumben cepet. Aduhh pa pelan dong pa jangan di gigit papaa iiihhh sakit.. rengek rani.
Rani melihat suaminya menghisap payudara nya dengan brutal dan sangat ganas sekali. Kemudian ia teringat akan kelakuan pak sugeng tadi yang tak kalah ganasnya dengan suaminya sekarang ini, "awggghh papa kenapa sih papa sakit sayang, aaagahhh"
Rudi; perpanjangan waktu ya ma, papa pengen lagi.
Rani: dasar papa ighhh.
Rudi: hemmmm montok banget sayang. Ucap rudi mengomentari susu montok rani.
Rani: ini milikmu sayang, nikmatilah sepuasmu. Ucap rani.


Merekapun kembali bercinta malam itu, rani melihat rudi sangat antusias mengeksplore body montoknya, terutama di bagian susu montoknya. Rani sampai merinding mendapati perlakuan rudi yang demikian, ia teringat akan perlakuan pak sugeng pada payudara nya tadi. Mengingat hal itu membuat tubuh rani terasa bergetar memeknya terasa ngilu pengen di isi kontol suaminya saat itu juga "Aghhh papa masukin paa, mama gak kuat paa...

Clockk..... ughhhh papa kencengin pahh.... rengek rani.


Bersambung......

================

Lanjutan...


"Hmmmmghh.. lemes banget jadi nya pa" keluh rani sambil tersenyum girang, sesaat setelah rudi mencabut kontolnya dari memek montoknya yang sudah sangat basah itu. Dibawah sana terlihat cairan memek rani bercampur dengan sperma suaminya yang 2x dimuncratkan didalam sana. "Iya ma,, papa jadi malas rasanya balik ke tempat kerja" jawab rudi.
Rani: terserah papa aja, kalau bisa gitu gppa sih pa.
Rudi: nggak sayang papa tetap harus balik kesana, gak enak sama temen papa disana.
Rani: yaudah cuci2 gih sana pa, abis itu langsung berangkat nanti kalau papa tidur2an yang ada jadinya makin males.
Rudi: iyaa sayang. Jawab rudi seraya beranjak berdiri menuju kamar mandi.

Setelah selesai dari kamar mandi, rudi segera berbenah dan mengenakan seragamnya kembali, setelah itu ia masuk ke dalam kamar meraka kembali dan menemukan istrinya masih terlentang dan belum mengenakan apapun di tubuhnya. "Ma,, papa berangkat dulu ya" ucap rudi kepada istrinya.
Rani: iya papa sayang hati2 ya. Balas rani.
Rudi: iyaa,, mama cuci2 gih sana, masa langsung tidur gak pake baju gitu.
Rani: iya lahh sayang, mama masih lemes aja ini.
Rudi: iyaa baiklah sayang, papa berangkat ya.
Rani: iyaa sayang. Ucap rani seraya melambaikan tangannya kepada suaminya.
"Mama disini dulu aja yah pa,, gak ikut nganter papa kedepan, nanti malah lama nungguin mama cuci2 sama harus pakai baju dulu kalau ikut nganter papa kedepan. Ucap rani.
Rudi: langsung aja ma gppa ma gak usah pakai baju. Hehehe
Rani: idiihh papa ngaco, yang ada malah jadi tontonan kalau ada orang lewat.
Rudi: yaudah papa berangkat ya, dahh mama. Ucap rudi seraya melambaikan tangan nya kepada rani.

Sesaat setelah keluar dari rumah rudi melupakan sesuatu, yaitu helm nya. Kemudian ia masuk kembali dan mengambil helm nya di meja ruang tamu mereka.
Saat itu tiba2 rudi mengangkat alis nya keatas. Disitu ia menemukan sebuah gelas yang setengah berisi terletak diatasnya "ini kopi susu,, sejak kapan istriku suka minum kopi" ungkap rudi dalam benak nya.
"Apa tadi, ada yang datang bertamu kemari, siapakah yang malam2 datang kesini saat aku tak dirumah?,, tapi kenapa tadi istriku tidak menceritakannya kepadaku?,, apakah ini bekas kopi pak sugeng dan pak slamet tadi?,, tapi kenapa cuman satu saja?,, dan kenapa harus dibuatkan kopi segala?,, apakah mereka tadi cukup lama disini?,, apakah tadi istriku tetap menggunakan pakaiannya itu menerima tamu yang datang kemari?,, ahh sudahlah nanti saja aku memikirkan nya, aku akan mengetahuinya nanti" ungkap rudi seraya mengambil helmnya di atas sana.


Setalah itu rudi, bergegas menaiki motornya dan segera memacu motornya menuju kekantornya kembali. Saat melewati pos ronda, rudi mengklakson bapak disana "tiinn...tiinn..berangkat dulu bapak2" ucap rudi seraya melewati pos ronda. "Lanjut..hati2 pak rudi" jawab pak sugeng di ikuti bapak2 yang lain. "Wahh lumayan lama pak rudi dirumahnya, kira2 ngapain ya?" Celetuk pak slamet.
"Ada keperluan lah pak, kalau nggak begitu ngapain balik kerumah" balas pak adi.
"Keperluan sama si mbak bohay pastinya" balas pak sugeng. "Hahahha kayaknya bener pak" jawab pak slamet.
"Hahha dasar pak slamet, pikiran nya gak jauh2 dari itu terus" balas pak adi.
Pak slamet: iya lah pak, bapak tadi kalau lihat body mbak rani dengan pakaian tidurnya malam ini, saya yakin pikiran bapak bakal sama kayak saya.
Pak sugeng: perasaan tadi pas saya kesana biasa aja pak, gak kayak gimana2.
Pak slamet: berarti bukan rezeki sampaen pak, tadi pas saya kesana, beuhh kayaknya gak pake bh mbak rani nya.
Pak adi: wahh kalau gak pake bh gundal gandul dong susunya. Hahaha
Pak slamet: iya pak betul, malah saya sekilas melihat putingnya menjiplak disana, pokoknya mantap, hehehe,.

Mendengar hal itu pak sugeng, menjadi teringat dengan apa yang barusan ia lakukan terhadap rani, "aghhh benar sekali pak slamet, tadi mbak rani gak pakai bh sewaktu menemui bapak dan susu montok itu baru selesai aku kenyot2 dengan gemas,hehehe" ungkap pak sugeng dalam hatinya.
"Aghhh aku harus mencari cara, aku harus mengulanginya lagi, aku harus bisa menikmati memek montok itu, sepetinya tadi sangat basah sekali, dan ahhh memek itu bulu nya di cukur pendek sekali. Hmmm" pikir pak sugeng menerawang. "Kenapa tadi aku tidak nekat saja ya,, "haaaaah" Pak sugeng menghela nafasnya. Menyadari hal itu pak adi berkata.
Pak adi: kenapa pak?
Pak sugeng: gak ada pak, ngantuk aja.
Pak slamet: tumben pak sugeng udah ngantuk.
Pak sugeng: iyaa, gak tau juga pak. Jawab pak sugeng singkat.
Padahal dalam hatinya, ya ngantuk lah pak, habis dibikin crottt sama mbak bohay katamu itu, hehehhee. Ucap pak sugeng dalam benaknya.



Sementara itu di sebuh dimensi lain. Di pinggiran sebuah kota didalam sebuah kamar kontrakan. Seorang pria muda dan wanita paruh baya sedang saling dekap dalam pelukan mesra. Mereka baru saja selesai memacu birahinya. Sang wanita tersenyum simpul setelah kembali bisa merasakan kontol besar dan panjang milik pria muda tersebut.
"Saya balik dulu ya mas, nanti dicariin anak-anak. Lagipula sedang ada bapak dirumah". ucap sang wanita paruh baya seraya menatap mata sang pria muda tersebut.
Pria muda: iya bu hati2 ya,, tadi itu enak sekali, body ibu masih sangat luar biasa, sangat kencang dan montok sekali, saya suka. Ucapnya sambil melemparkan senyum gentle nya kepada wanita paruh baya itu. Mendengar hal tersebut sang wanita paruh baya merasa seperti melayang mendapatkan pujian dari pria tersebut "Ahhh mas muji nya ketinggian, kemarin2 aja, saya di cuekin" ucap sang wanita paruh baya tersebut. Seraya berdiri dan melepaskan pelukannya dari tubuh telanjang pria tersebut.

Sepasang pria muda dan wanita paruh baya yang sedang berduaan di dalam kamar tersebut adalah sosok yang tadi diceritakan rani kepada suaminya. Yahh.. pria tersebut adalah ari teman kantor sekaligus Junior rani di kantor. Dan wanita paruh baya itu adalah ida wanita stw dengan usianya yang sudah menginjak kepala 4 yaitu 42 tahun. Dan dia adalah istri dari pak hamid pemilik kontrakan tempat ari tinggal. Hubungan keduanya terjalin karena intensitas bertemu mereka yang sangat rutin, dikarenakan sehari2nya ari meminta untuk di siapkan makan pagi dan makan malam kepada ibu ida sang pemilik kontrakan. Skandal tersebut di dukung dengan keadaan ibu ida yang sering ditinggal sang suami.

Sang suami pak hamid dalam keseharian nya adalah seorang manager perkebunan, yang tempat kerjanya berada pada sebuah desa yang letaknya cukup jauh dari tempat tinggal mereka, biasanya perjalanan pak hamid dari perkebunan menuju kerumah mereka memerlukan waktu tempu sekitar 4 jam. Maka dari itu hanya akhir pekan saja sang suami berada dirumah untuk berkumpul bersama istri dan anaknya. Dan ibu ida tidak bisa ikut ke lokasi perkebunan bersama suaminya, dikarenakan harus menyiapkan keperluan sekolah untuk anak2 mereka disini.

Awal mula skandal itu terjadi berawal dari suatu pagi, disaat ibu ida akan mengantarkan sarapan pagi untuk ari. Saat itu ibu ida yang akan mengantarkan sarapan pagi berjalan menuju kontrakan tempat ari tinggal, yang letaknya berada diseberang rumah mereka. Saat tiba di depan pintu kontrakan ari bu ida melihat kondisi pintu kontrakan ari yang sedikit terbuka, kemudian ia mengetuk pintunya dan memanggil ari untuk memberikan sarapan paginya, "Permisi...mas ari". Pada saat itu ari sedang berada di dalam kamarnya sedang bersiap untuk berangkat berkeja. Dengan kondisi hanya mengenakan handuk saja, ia baru saja menyelesaikan mandinya dan kini bersiap untuk memakai seragam kerjanya.

Mendengar ada yang mengetuk pintu dan memanggil namanya, ari yang sedang berada didalam kamar tentu langsung mengenali suara orang tersebut. "Iya bu langsung ditaruh diatas meja saja ya, saya sedang bersiap2" jawab ari dalam kamarnya.
"Permisi ya mas" ucap bu ida seraya melangkah masuk kedalam kontrakan tersebut.
"Saya taruh di meja ya mas" ucap bu ida dari ruang depan kontrakan tersebut.
"Iya bu, taruhan saja disana" balas ari dari dalam kamarnya.
Ibu ida: piring yang tadi malam dimana mas, biar saya bawa pulang sekalian. Ucap bu ida lagi.
Ari: ada di belakang bu, kalau tidak keberatan bisa ibu ambil sendiri disana.
Ibu ida: aduhh saya gak enak masuk2 sampai kedalam mas. Balas bu ida.
Ari: gak apa2 bu, ambil aja disana, saya masih belum berpakaian. Balas ari lagi.
Ibu ida: ohhh kalau begitu, biar saja dulu mas, sekalian saja nanti ambilnya.
Ari: ehhh jangan bu,, nanti malah numpuk disini, tadi saya lupa menaruhnya kembali diatas meja sana, habisnya saya bangun nya agak telat. Ucap ari seraya keluar dari kamarnya dengan kondisi masih menegankan handuk saja.
"Sebentar saya ambilkan" ucap ari seraya berlalu menuju ke dapur kontrakannya.

Melihat kondisi ari yang hanya mengenakan handuk saja membuat bu ida merasa cukup kikuk, karena baru kali ini ia melihat ari dengan kondisi seperti itu. Memang sejak awal pertama kedatangannya kemari bu ida sudah menaruh simpati kepada ari, selain karena orangnya baik dan sopan, ari juga memiliki tubuh yang cukup atletis, ditambah lagi sikap supel ari yang tak sungkan bergaul dan mengajak bicara siapa saja yang bertemu dengannya. Bahkan dengan pak hamid suami bu ida ari sangat akrab sekali. Sehingga hal tersebut membuat bu ida diam2 mengaguminya. "Ternyata badan mas ari benar2 bagus yah" ungkap bu ida dalam hatinya sambil menampakkan senyum dipipinya.
"Ini bu piringnya" ucap ari memberikannya kepada ibu ida dengan tangan kanannya. "Dan ini untuk sekecil dirumah ya bu, maaf saya gunakan tangan kiri" ucap ari seraya memberikan boneka berukuran sedang yang masih terbungkus plastik.
"Ehhh kok ngerepotin sih mas" balas bu ida.
Ari: nggak kok bu, kemarin saya membelinya saat perjalan dinas ke kota. Jawab ari.
Ibu ida: saya terima ya, makasih loh mas sudah baik. Jawab bu ida seraya mengulurkan tangan nya untuk mengambil pemberian ari. "Aihhghh mas" pekik ibu ida.
Ari: aduhhh maaf bu, cepat ambil piring dan bonekanya bu. Jawab ari gugup.
Ibu ida: iya mas. Jawab bu ida seraya mengalihkan pandangannya dan mengambil piring dan boneka tersebut dari tangan ari.
"Untung udah di kandangin, kalau gak bisa terbang tu mas, hihiiihii. Celoteh bu ida cekikikan.
Ari: iya bu maaf hampir saja, untung tadi saya sudah pakai celana dalam tadi. Ucap ari seraya mengambil handuknya yang terjatuh dilantai dan segera memakainya kembali.
Ibu: mana pagi2 udah bangun aja lagi mas. Huhuhu bahaya itu. Balas bu ida tersenyum.
Ari: ahhh ibu bisa aja, nggak kok bu. Mana ada yang bangun.
Ibu ida: iya mas, hati2 loh kan jauh dari istrinya nanti malah yang macem2. Balas bu ida.
Ari: mudah2an enggak bu, banyak2in kegiatan aja sih biar gak fokus mikirin begituan.
Ibu ida: gak mikirin begitu aja, pagi2 dah bagun aja mas, padahal
baru kelar mandi, harusnya enggak bangun ya mas, kan udah disiram tuhh.hihiihii. ejek bu ida kepada ari.
Ari; hahahha ibu bisa aja, salah lihat aja kali ibu mah. Balas ari.
Ibu ida: iyaa mungkin aja sih mas, tapi sekilas lihat tadi nyendul gitu, masa dibilang salah lihat mas, hihiiihii.. Balas bu ida tersenyum.
Ari: beneran bu, saya gak bohong kok. Balas ari singkat.
Ibu ida: iyaa mas, saya percaya. Balas bu ida sambil menahan senyumnya.
Ari: hahaha ibu bisa aja ni ngejekin saya. Masih gak percaya kan? Apa perlu saya buktikan? Tantang ari.
Ibu ida: iya..iya mas ari,, saya percaya kok mas. Balas ibu ida.
"Yasudah saya pamit ya mas, terimakasih loh ini" ucap bu ida seraya berbalik meninggalkan ari.
Saat bu ida berbalik dan hendak berjalan keluar. Tiba2 ari membuka handuknya kembali, ia dan menurunkan celana dalamnya. Sehingga kontol ari yang besar dan panjang menggantung lemas dan bebas disana. Kemudian ari memegang pundak ibu ida yang berdiri membelakanginya lalu ia memanggilnya "bu ida lihat ni, gak bangun kan?" ucap ari seraya tangan tangan satunya memegang kontolnya. Bu ida yang mendapatkan panggilan dan sentuhan dari ari segera membalik badan nya menghadap kepada ari lagi.
"Aiihhghh mas apaan sih" pekik bu ida setelah melihat kontol ari yang berada dalam genggamannya.
"Gak sopan banget mas, saya gak suka ya" balas bu ida seraya berbalik dan berlalu meninggalkan ari keluar dari kontrakan tersebut.


Ari yang melihat bu ida keluar dari kontrakannya segera menaikkan celana dalamnya dan memakai handuknya kembali. Kemudian ia buru2 mengejar bu ida yang telah berada di depan pintu kontrakan nya.
"Maafin saya bu, saya hanya ingin membuktikannya" ucap ari kepada bu ida yang sedang memakai sendalnya.
Menanggapi hal itu bu ida hanya dia dan tak menanggapinya, ia hanya memasang muka cemberut dan benar2 marah, kemudian tanpa menanggapi apapun ia berlalu meninggalkan ari disana. Ari yang melihat bu ida marah terhadapnya merasa sangat bersalah, kenapa ia bisa melakukan hal itu kepada bu ida ya g sudah sangat baik kepadanya. "Aku akan meminta maaf padanya" ungkap ari dalam hatinya. Kemudian dengan perasaan bersalah ari melanjutkan kegiatan untuk persiapan berangkat bekerja. Ia takut terlambat datang ke kantornya. Setelah semua selesai ia segara berangkat menuju kantornya.


Tibalah pada sore hari, ari telah pulang dari kantornya. saat tiba di kontrakannya ia melihat bu ida yang berada di teras rumah bersama anaknya, tetapi begitu melihat ari diseberang sana ia segera masuk kedalam rumahnya dengan mengendong anaknya. Melihat hal itu ari semakin merasa bersalah saja, sepertinya bu ida sangat marah kepadanya. Memikirkan hal itu ari menjadi tidak tenang sehingga ia memutuskan untuk bermain game pada laptopnya. Tiba pada waktu pada malam hari ari segera mandi, setelah mandi ia menelepon istrinya dan anaknya untuk mengetahui kabar keduanya.
Pada saat tengah menelepon istrinya "mas udah makan belum?" Tanya istrinya. Barulah ia ingat biasanya sebelum jam 7 bu ida telah mengantarkan makan untuknya, tetapi kenapa sampai sekarang belum ada.
"Iya sudah sayang" jawab ari berbohong. Kemudian mereka melanjutkan obrolannya.
"Yasudah ya dedek, baik2 sama bunda ya" ucap ari mengakhiri teleponnya.


Setelah menelepon istri dan anaknya ari berjalan keluar kontrakan nya. Ia melihat keseberang rumah bu ida, pintunya masih terbuka. "berarti bu ida ada disana, sepertinya ia sangat marah dan benci kepadaku" ungkap ari dalam hatinya. Kemudian ia memutuskan untuk membeli makan diluar saja. Setelah pulang dari makan diluar ari melhat kearah rumah bu ida, dan pintunya masih terbuka. Kemudian ia duduk sebentar di depan pintu kontrakannya, tak lama setelah itu ia melihat bu ida berdiri didepan pintunya dan melihat kearahnya, ari segera berdiri dan melemparkan senyumnya, tetapi bu ida seperti tak menanggapinya dan segera menutup pintunya dan segera masuk kedalam rumahnya. "Ahhh sudahlah ini memang salahku" ungkap ari. Lalu ia menyalakan rokoknya, setelah habis ia segera masuk kedalam rumahnya dan ia segera pergi tidur.

Keesokan harinya, ia berharap pagi ini bu ida sudah tidak marah dan mengantarkan kembali sarapan untuknya. Tetapi ternyata pagi inipun tetap sama bu ida tidak mengantarkan lagi sarapan untuknya. "Aghh sudahlah lebih baik aku pergi saja dari kontrakan ini, dari pada nanti menjadi persoalan ketika suaminya pulang" ungkap ari dalam hatinya. Kemudian ia segera bergegas berangkat menuju kantornya. Hari itu ia melalui aktivitas dikantor nya dengan persaan tidak tenang dan sangat gundah sekali. Ia masih memikirkan keputusannya untuk pindah dari kontrakannya. Gelagatnya itu disadari oleh rani, ia melihat ari yang tidak seperti biasanya. Dua hari ini ia melihat ari lebih banyak diam dan seperti tidak fokus. Melihat gelagat tersebut rani menanyakan langsung kepada ari. "Kamu kenapa ri? Lagi ada persoalan ya? Kok seperti gak tenang gitu" rani memulai pembicaraan dari mejanya yang terletak bersebelahan dengan ari.
Mendapat pertanyaan itu membuat ari melihat kearah rani dan segera memebrikan jawaban nya. "Gak ada kok mbak, cuman lagi kurang fit aja ni" jawab ari sambil tersenyum. "Ohhh syukur deh ya,,, kalau ada apa2 cerita aja ri sama mbak, siapa tau mbak bisa bantu kan" tambah rani lagi. "Iyaa siap mbakku yang cantik, makasih ya" balas ari.
"Halahhh basi banget" balas rani sambil memanyun kan bibirnya.
"Hehehehe" ari hanya tersenyum menanggapinya. Sikap ari yang cool seperti itulah yang membuat rani senang terhadapnya. Dikantor ini hanya ari saja yang ia perhatikan tidak terlalu berlebih saat menatap tubuhnya. Terutama dibagian payudara dan bokongnya ya g bulat itu.

Tiba lah pada waktu sore hari sewaktu ia pulang dari bekerja, ari yang akan masuk halalam kontrakannya melihat bu ida sedang bermain dengan anak perempuannya yang berumur 4 tahun dihalaman rumahnya. Saat itu juga ari membelokkan motornya menuju halaman rumah bu ida. "Selamat sore bu" sapa ari dari atas motornya. "Hallo dedek lagi main apa" tambah ari menyapa anak bu ida yang paling kecil.
"Kamu ngapain kesini?" Tanya bu ida ketus. Mendapati pernyataan begitu ari menarik nafasnya "haaaah" kemudian ia berkata "kakak,, ajak adik main kesana gih sebentar om mau ngobrol sebentar sama ibu" ucap ari kepada anak bu ida yang nomor 1. "Iya om" jawab anak bu ida. Seraya mengajak adiknya bermain bersamanya.
Kini tinggal mereka berdua yang tak begitu jauh dari kedua anak bu ida, kemudian ari memulai pembicaraan.


Ari: bu, saya benar2 minta maaf atas perbuatan saya kemarin pagi, saya tau saya salah, dan saya tidak berusaha untuk membenarkan itu. Ucap ari pasrah.
Mendengar hal itu bu ida hanya memalingkan wajahnya dan tak menanggapinya.
"Sekali lagi saya minta maaf bu" tambah ari lagi.
Ibu ida: lebih baik kamu pulang ke kontrakan kamu, saya malas melihat kamu, dan saya mau masuk kedalam. Jawab bu ida ketus.
Ari: iyaa bu baiklah, saya mohon maaf, dan jika kehadiran saya disini memang membuat ibu tidak nyaman, minggu depan jika tidak ada halangan saya akan pindah dari sini bu. Balas ari.
Ibu ida: iyaa begitu lebih baik, dan saya akan kembalikan sisa uang kontrakan yang sudah kamu bayar penuh. Balas bu ida semakin jutek.
"Kakak,, adek ayokk kita masuk kedalam" ucap bu ida seraya meninggalkan ari disana.

"Oom pulang dulu ya dek" ucap ari sambil melemparkan senyumnya dan melambaikan tangannya kepada kedua anak bu ida. "Iyaa om" balas anak bu ida yang paling besar dan anaknya yang paling kecil hanya membalas dengan melambaikan tangannya mengikuti gerakan tangan ari.

Ari segera meninggalkan halaman rumah bu ida dan kembali ke kontrakannya.
Tiba waktu pada malam harinya ari segera keluar kontrakannya untuk mencari makan malam. Sepulangnya dari makan malam ari melihat kearah rumah bu ida. Saat itu waktu menunjukkan pukul 8 malam, ia melihat rumah bu ida sudah dalam keadaan tertutup. Ari segera masuk kedalam kontrakannya dan duduk di sofa panjang ruang depan kontrakan nya untuk menonton tv. Ia merasa tidak begitu fokus dengan siaran televisi pada saat itu, lalu ia melihat jam tangannya ternyata sudah hampir jam 9, maka ia memutuskan untuk berbaring saja di kamarnya.

Baru sekitar 5 menit ia berbaring disana tiba2 ia mendengar suara ketukan pada pintunya. Mendengar hal itu ia segara bangkit darisana dan menuju ke depan pintunya. Begitu ia membuka pintu "kamu sudah makan?" Tanya seseorang didepan sana. Ari cukup terkejut dengan kehadirannya disana. Ia tak menyangka bahwa bu ida masih mau menemuinya dan menanyakan apakah ia sudah makan. Berarti ia sudah membuka hatinya untuk memberikan maaf pikir ari. "Iyaa sudah bu" jawab ari singkat.


Keduanya sama2 terdiam disana, bu ida hanya berdiri diluar menghadap kepada ari. Dan ari hanya berdiri dengan perasaan bingung didepan pintunya.
"Boleh saya masuk?" Ucap bu ida menyadarkan ari dari perasaan bingungnya.
Ari: silahkan bu. Balas ari sambil memeprsilahkan bu ida masuk kedalam kontrakannya.
"Silahkan duduk bu" tambah ari mempersilahkan bu ida duduk disana. Kemudian ari keluar kedepan kontrakannya untuk mengambil kursi plastik yang ia letakkan di depan kontrakannya.
Setelah meletakkan kursinya ia segara duduk berseberangan dengan bu ida didepan nya.
"Mengenai rencana kepindahan saya dari sini, saya mohon waktu sampai akhir minggu ini ya bu, saya masih mencari kontrakannya" ucap ari memulai pembicaraan.
Ibu ida: sudah kamu tidak perlu pindah dari sini, kamu bisa habiskan kontrakan kamu sampai akhir disini. Balas bu ida datar.
Ari: baiklah, kalau begitu keputusan ibu, akan saya pikirkan. Tetapi saya merasa bersalah sekali kepada ibu atas perbuatan saya kemarin.
Ibu ida: bisa kamu jelaskan kenapa kamu bisa berlaku begitu terhadap saya? Kamu sadar gak dengan yang kamu lakukan?
Ari: saya minta maaf bu, saya salah dan saya tidak ingin membela diri saya. Kalau saya jelaskan rasanya pun tidak masuk akal bu, pada saat itu saya hanya ingin membuktikan bahwa apa yang ibu sangkakan kepada saya tidak benar, Itu saja. Tidak ada maksud saya untuk tidak sopan kepada ibu. Tetapi saya sadar perbuatan saya itu keterlaluan, seharusnya saya tidak perlu berlaku sampai seperti itu. Ungkap ari menjelaskan.
Ibu ida: iyaa saya tau,, itu juga sudah saya pikirkan. Dan saya rasa waktu itu saya juga salah berkata begitu kepada kamu mas. Balas bu ida lembut.
Ari: terimakasih kalau ibu bisa membuka hati ibu untuk memaafkan saya. Balas ari melemparkan senyumnya kepada bu ida.

Mendengar hal itu ibu ida langsung meletakkan kedua tangannya pada wajahnya. Kemudian ia menenggelamkan wajahnya pada kedua pahanya. bu ida menangis tersedu disana. Mendapati kondisi bu ida yang demikian membuat ari menjadi kebingungan.
"Ibu maafkan saya, saya tau saya salah, saya minta maaf" ucap ari. Namun bu ida tidak menanggapinya dan terus saja menangis dengan wajahnya yang ia benamkan dikedua pahanya.

Ari semakin bingung mendapati keadaan bu ida yang seperti itu. Lalu ia putuskan untuk mendekati bu ida dan duduk disebelahnya untuk menanyakan kondisinya. "Bu saya minta maaf" ucap ari seraya duduk disana. Kemudian ia memegang pundak bu ida untuk membangunkannya. Bu ida mengangkat kepalanya dan segera memeluk ari yang duduk disebelahnya, sambil terus menangis tersedu. Mendapati perlakuan dari bu ida yang begitu, ari mencoba mengimbanginya ia membalas pelukan bu ida. "Maafkan saya bu" ucap ari lagi. "Saya marah sama kamu mas" ucap bu ida tetap dalam kondisinya masih memeluk ari dan terus menangis tersedu.
Mendapatkan pelukan dari bu ida yang cukup erat, menbuat ari merasakan kontolnya terasa mulai berdiri. Walau bagaimanapun ia adalah laki2 normal, apalagi kondisinya saat ini yang jauh dari istrinya, dan usianya pun tergolong masih sangat muda, tentu nafsunya masih sangat mengebu sekali. Belum lagi mendapatkan pelukan itu datang dari bu ida, wanita dengan tubuh montok dan berisi. Yang mana sedari tadi tubuh montok itu berada dalam pelukannya. Belum lagi payudara bu ida yang menempel lekat didadanya. Tentu sulit bagi ari untuk mengendalikan dirinya.


Kemudian ari melepaskan pelukannya dari tubuh bu ida. Dan diikuti bu ida yang juga melepaskan pelukannya. "Maafkan saya yah bu" ucap ari lagi.
"Kamu tu sudah saya anggap kayak adik sendiri mas, saya cuman kaget aja dengan yang terjadi kemarin, dan saya juga memikirkannya dua hari belakangan ini. Bahkan saya mengkhawatirkan kamu" ucap ibu ida sambil masih terus menangis.
Ari: iyaa bu saya salah, saya telah berlaku tidak sopan. Dan saya benar2 minta maaf telah mengecewakan ibu. Jawab ari.
Ibu ida: kamu tu baik mas, sopan, dan kamu juga peduli terhadap keluarga kami dan terutama anak2 saya. Diantara penghuni kontrakan disini kamu adalah yang paling dekat dengan kami. Balas ibu ida.

Mendengar ucapan ibu ida barusan ari reflek langsung memeluk tubuh bu ida. Dan pelukan itu pun dibalas oleh bu ida. Entah setan dari mana yang datang menghampirinya tiba2 ari menggulingkan terlentang tubuh bu ida di sofa panjang miliknya. Kemudian ari menindih tubuh bu ida dan ari mencium bibirnya. Ternyata ciuman itu dibalas oleh bu ida. Sehingga keduanya terlibat ciuman yang hangat. Saat itu ibu ida merasakan kontol ari yang mengeras didalam celananya. Dan kontol itu berada tepat mengenai memeknya yang masih terhalang pakaian meraka masing2.

"Ighhh udah aghh mas, ada yang beneran bangun kali ini" ucap bu ida tersenyum dan sedikit mendorong tubuh ari menjauh. Menanggapinya ari hanya tersenyum dan berkata. "Ibu mau melanjutkanya?" Pertanyaan tersebut tidak di jawab oleh bu ida. Lalu ari pun hanya tersenyum. Ia kemudian mengangkat berdiri tubuh bu ida, bu ida hanya mengikutinya. Dan ia kemudian ia menutup kemudian mengunci pintu depan kontrakannya. Lalu ia memeluk bu ida di bawanya menuju kamarnya.

Didalam kamarnya ari segera menggulingkan tubuh bu ida di ranjangnya kemudian ia menindih tubuh montok itu diatas ranjangnya. Ia melumat dan meremas pelan payudara bu ida "agghhh mas...kenapa jadi gini sihh... ahhh...udah ihhh...mas". Ucap buk ida menghentikan kegiatan ari pada tubuhnya. Tak lama setelahnya ari segera bangkit dari atas tubuh bu ida dan ia membuka bajunya sendir. Lalu diikuti dengan melepaskan celananya serta celana dalamnya. "Kalau ini saya akui baru ada yang bangun bu" ucap ari sambil tersenyum dan memegang kontolnya.
bu ida sangat terkejut mendapati kontol ari yang sangat besar dan panjang sekali. "Ighhh mas gede banget sih" ucap bu ida tersipu. "Ibu suka?" Tanya ari sambil mulai mengocok kontolnya. Pernyataan ari hanya dijawab anggukan oleh bu ida.
"Dia milik ibu malam ini" ucap ari seraya mendekat kepada bu ida yang masih terbaring disana. Kemudian ari berdiri tepat disamping bu ida dan ia meminta bu ida untuk duduk. "Duduk disini bu" ucap ari menunjuk tepi ranjangnya. Bu ida menurutinya dan ia melihat kontol ari yang tepat berada di depan nya. "Ternyata kontol mas ari benar2 sangat besar dan panjang sekali, apalagi kalau sudah keras begini, kemarin saja pada saat masih belum bangun sepertinya sangat besar sekali" ungkap bu ida dalam hatinya.

Mendapati permintaan ari yang meminta ia duduk di tepi ranjangnya tepat di depan kontol miliknya, bu ida paham dengan apa yang diinginkan oleh ari. Maka tanpa diminta ia segera memegang kontol itu dan mulai mengocoknya. "Awhhh...ahhhhhh.... tangan ibu enak sekali" ucap ari mendapatkan kocokan dari bu ida. Bu ida pun hanya tersenyum mendengar pernyataan ari barusan. "Masukan bu" ucap ari lagi.
Mendengar hal itu bu ida tersenyum dan mencubit kecil perut ari. Dan ari hanya tersenyum menanggapinya.

Bu ida mulai mendekatkan bibirnya pada kontol ari "cup" ia mengecup kepala kontol itu. Kemudian ia memasukan kontol itu kedalam mulutnya, ia mulai mengulumnya, namun ia kewalahan. "Ighhh kegedean sih" keluh bu ida diikuti senyum manisnya.
Lalu ia mengalihkan kulumamnya dengan menjilati telur ari dibawah sana. "Aghhhh enak sekali bu...agggghhhh agggghhhh.... saya gak tahan" ucap ari kelojotan.

Kemudian ari mendorong tubuh bu ida berbaring kembali di kasurnya. Lalu ia melepaskan pakaian bu ida. Dan dengan tergesah2 ari menelanjangi tubuh itu. Saat tubuh bu ida sudah polos ari takjub dengan penampakan body bu ida , benar2 montok dan kencang sekali. Payudara montok bu ida adalah sasaran pertama ari. Ia segera mencaploknya dan menghisapnya dengan gemas. Melihat kelakuan ari ibu ida hanya terdiam dan memegangi kepala ari yang sedang menyedot dan menjilati puting susunya. Kemudian ia merasa ari mengarahkan kontolnya ke belahan memeknya. "Ighh jangan dulu mas, masih kering, bisa lecet kena punya mas yang besar itu" tahan bu ida. Mendengar hal itu ari membasahi kepala kontolnya dengan ludahnya. "Ihhhh jorok ahh" rengek bu ida.
"Saya gak tahan bu" ucap ari sambil mencipok bibir bu ida, dan ia mulai mendorong kontolnya untuk masuk kedalam memek bu ida. "Awwww pelan mas...aggghhh...ahhhhgghhh....ini gede banget" rintih bu ida.
Ari tak memperdulikan hal itu, ia terus mendorong kontolnya agar segera masuk kedalam memek bu ida. Dan "bleshhhh" kontol itu masuk kedalam memek bu ida. "Awhhhh sakit mas perihhh" rengek bu ida.
"Sempit sekali bu" bisik ari.

Kemudian ia mulai menggenjot memek bu ida dengan tempo pelan. Tak lama mendapatkan genjotan darinya memek bu ida mulai mengeluarkan cairannya. Ari pun juga merasakan memek bu ida yang semakin basah dan mulai berkedut2 di bawah sana. "Awwwww...uhhhhhhh mas gede banget...iihhhggghh...., mentokkk banget" ucap bu ida merasakan sodakan ari kedalam memeknya.
"Ahhhhh...aggghhh....uuughhh... enak sekali bu" ucap ari mulai mempercepat genjotanya. "Ahhhh...ahhhh..ahhhh..ahhhh ampun mas, .mentok banget sih" rintih bu ida.
"Ahhhhh....ahhhh buk...memek ibu sempit banget....becek lagi...ahhgghhh kontol saya bersa di remas2..., saya mau sampai....ahhhhh.... keluarin dimana bu?" Tanya ari kepada bu ida.
"Ahhhhh pelanin makanya masshhhh.....ahhhh...ahhhh aduhhh...duuuhhh....pelanin dikit...aggghhh ....agghhhh.... aduhhh....ngilu mas...mentokk...." rengek bu ida. "Ahhhhh...ahhhh..ahhh.... bu saya.... saya keluarrr......ahhhhh..ahhhhh....crottttt......crooottt......croooot.....crotttt....crotttt" sperma ari muncrat kedalam memek bu ida.

"Aduhhhh...ahhhhhh.....ihhh....mas kok kayak kesetanan sih" keluh bu ida.
Ari: maafin bu saya gak sadar. Ucap ari.
Bu ida: gak sadar apanya kayaknya sengaja gitu..huuhhhh....keluh bu ida.
Ari tersenyum mendengar keluhan bu ida.
"Plooop" suara memek bu ida saat ari mencabut kontolnya.

"Cup" ari mencium bibir bu ida. Ciuman itu dibalas oleh bu ida. "Kamu tu mas ya dasar....itu nya nya aja yang gede dan panjang tapi kok main nya gitu sih,,, cepet banget lagi keluarnya hihiihii...mana banyak banget lagi spermanya. Ungkap bu ida sambil tertawa.
Ari: habis memek ibu enak sekali, hangat dan sempitt sekali rasanya. Jawab ari.
Bu ida: bukan itu soalnya, tapi gaya main kamu yang salah mas, kamu terlalu terburu2, hihihiiii. Ucap bu ida kembali tersenyum.
Ari: iya bu mungkin saja.hehehhe balas ari.
Bu ida: udah ahhh saya mau balik nanti di cariin anak2. Jawab bu ida.
Ari: maafin ya bu, dan terimakasih. Tadi itu enak sekali ucap ari sambil meremas payudara bu ida.
Bu ida: iyaa mass saya yang belum dapat apa2. Ucap bu ida kembali tersenyum.


Mendengar hal itu ari hanya menggaruk kepalanya. Ia melihat bu ida mulai kembali berpakaian. Maka a pun turut mengenakan pakaian nya juga. Setelah semuanya beres.
"Saya balik dulu mas" ucap bu ida seraya berjalan keluar kamar dan diikuti ari berjalan bersamanya. Setalah meraka berada didepan pintu, sebelum keluar dari kontrakan ari bu ida memeluk dan mencium bibir ari. "Nanti kita belajar agar lebih lama lagi mas" ucap bu ida genit. Ia tersenyum dan keluar dari dalam kontrakan ari berjalan menuju kerumahnya. Ari hanya tersenyum mendengar ucapan bu ida barusan.

Sejak saat itu hubungan bu ida dan ari menjadi membaik kembali, mereka sudah kembali bertegur sapa seperti biasanya lagi. Dan pernah mereka mengulangi perbuatan itu beberapa kali saat ada kesempatan. Bu ida saat ini sudah mulai merasakan perubahan pada cara bercinta ari. Saat ini ari sudah mulai terlihat lebih tenang kala mereka bercinta. Seperti halnya malam ini bu ida merasakan cukup puas setelah mendapatkan genjotan dari kontol besar dan panjang milik ari. Walaupun mereka melakukan nya dengan buru2 dan was bu ida tetap bisa merasakan 2kali orgasme malam ini. Walaupun seharusnya bisa lebih dari itu dengan ukuran kontol ari yang luar biasa itu. Bu ida merasakan setiap sodokan kontol ari selalu mengenai bagian sensitif di dalam memeknya. "Tentu semua masih dalam proses" pikir bu ida dalam hatinya. "Jika dia bisa lebih tenang lagi pastilah punya mas ari yang besar dan panjang itu akan selalu memberikan aku kepuasan" tambah bu ida. Ia tersenyum sendiri membayangkan akan hal itu.

Malam ini ia merasakan memeknya begitu nikmat sekali mendapatkan jilatan lidah dan tusukan kontol besar milik ari. Bahkan ia melakukan nya saat suaminya sedang berada dirumah saat ini. Ia beralasan untuk mengantarkan makan malam untuk ari sekaligus nanti akan pergi ke warung sebentar untuk membeli keperluannya. Bu ida nekat melakukannya karena sudah cukup lama mereka tidak melakukannya lagi. Dikarenakan ari yang sibuk dengan pekerjaan dan perjalanan dinasnya yang kadang harus pergi ke kota. Hal itu membuat bu ida merasa merindukan sodokan kontol besar ari. Walaupun pada saat ari selalu berada dikontrakannya pun mereka hanya sesekali saja melakukan nya, tetapi biasanya saat ari berada di kontrakannya dan ia datang untuk mengantarkan makan malam untuk ari, mereka selalu berkesempatan untuk saling peluk dan cium. Mereka saling raba tubuh pasangan mesumnya. Kadang ari mencuri kesempatan untuk sekedar mengenyot susu montok milik bu ida. Kadang juga ari minta bu ida untuk mengulum kontolnya. Bu ida yang awalnya kewalahan saat mengulum kontol ari kini sudah mulai terbiasa dan sangat antusias kala menjilati batang besar milik ari. Bahkan ia sudah bisa membuat kontol ari muncrat karena kulumanya.


Setelah bangkit dari pelukan ari, bu ida sedikit merapikan pakaiannya. Agar tidak terlihat kusut. Tentu jika pakaianya terlihat kusut akan menimbulkan kecurigaan suaminya setibanya ia dirumah. Setelah semua selesai ia segara bergegas untuk pulang.




Bersambung....Lanjutan...


Pov rani:
Sungguhh...Apa yang terjadi terhadap diriku malam itu sangat diluar dugaanku. Bagaimana tidak, malam itu aku hampir saja diperkosa dengan brutal oleh pak sugeng, yang notabene pak sugeng adalah warga pemukiman tempat kami tinggal. Rasanya aku masih tidak percaya pak sugeng bisa melakukan hal senekat itu terhadap diriku. Mengingat hubungan keluarga kami dengannya cukup baik, aku sungguh masih belum bisa mempercayainya. Memang selama ini aku menyadari pak sugeng cukup sering melontarkan candaan mesumnya terhadap diriku. Ia sering mengomentari bagian tubuhku yang katanya mendul depan belakang ini. Hal itu ia lakukan kala kami sedang berjumpa dan sempat berbicara agak lebih lama. Bahkan tak jarang ia melakukannya kala aku sedang duduk bersama dengan ibu2 yang lainnya. Menanggapi hal itu terkadang aku cukup kesal dibuatnya, tetapi aku hanya bisa tersipu saja, karena mendapat perlakuannya yang demikian. Belum lagi tatapannya itu yang sangat liar saat memperhatikan lekuk tubuhku ini, terutama payudaraku. Seakan tatapan itu menelanjangi tubuhku. Tetapi aku tetap tidak menyangka bahwa hal senekat itu bisa ia lakukan terhadap diriku. Untung saja nasib baik masih berpihak kepadaku, pak sugeng segera menyadari perbuatannya. Sehingga hal yang buruk itu tidak terjadi lebih jauh lagi terhadap diriku. Syukurlah... "haaaah" aku menghela nafas.

Walaupun jika harus jujur, aku sempat merasakan suatu keanehan yang terjadi pada diriku. Entah mengapa meskipun merasakan ketakutan yang amat sangat. Tetapi pada saat pak sugeng memperlakukan aku dengan kasar dan tergolong sangat brutal saat ia menggerayangi bagian sensitif tubuhku, aku merasa gairahku ikut naik bersama dengan apa yang dilakukannya terhadap tubuhku. Bahkan tadi aku juga merasakan vaginaku ikut basah atas perbuatannya itu. Dan yang lebih gila lagi aku juga sempat ikut mendesah saat ia menjilati payudaraku dan menghisap kuat putingnya, belum lagi saat ia melakukannya sambil menggosok lembut belahan bibir vaginaku secara langsung. Aghhh sejujurnya pertahananku saat itu telah sangat goyah, aku sudah larut dalam gairahku karena ulah pak sugeng. Karena payudaraku ini adalah bagian yang paling sangat sensitif dari tubuhku. Jika payudaraku sudah diremas2 dan dijilati maka akan sulit bagiku untuk menguasai akal sehatku. Hal itu lah biasanya yang selalu menjadi serangan andalan suamiku saat kami sedang bercinta. Jika serangan itu ia lancarkan kepadaku maka desahan dan rengekanku akan keluar begitu saja tanpa aku menyadarinya. Seiring dengan itu maka cairan vaginaku akan mengalir keluar begitu saja. Saat itu juga maka aku akan merengek padanya agar segera memasukan penisnya kedalam vaginaku.


Dan Hal itu juga lah yang membuat aku jatuh dalam pelukan laknat pak bambang pada waktu itu. Ia begitu lihay dalam menjilati payudaraku, ia melakukannya dengan sangat lembut tetapi hisapannya aku rasakan sangat kuat dan mampu membuat tubuhku bergetar hingga membuat akal sehatku melayang entah kemana. Belum lagi dengan begitu lihainya ia mampu mempermainkan gairahku pada saat itu. Ia mampu membuat aku hampir melupakan segalanya. Ia juga menjilati vagianaku dengan sangat lembut, dan juga diselingi dengan kelumbutannya menghisapi payudaraku. Bahkan ia menyedot2 vaginaku dengan sangat kencang, terkadang ia memasukan lidahnya kedalam lubang vaginaku. Semua itu ia lakukan dalam kondisi aku sempat menangis, berontak dan mengibah kepadanya, agar ia menghentikan perbuatan mesumnya itu. Dan Sungguh aku sangat takut hal itu terulang kembali bersama pak sugeng.

Kembali ke ceritaku tadi. Setelah semua perbuatan mesum pak sugeng terhadap diriku telah terhenti. Sesuatu yang jauh diluar nalarku kembali terjadi, entah apa yang membuatku bisa melakukannya. Aku bersedia memenuhi permintaan mesum pak sugeng untuk membantunya mengeluarkan sperma miliknya, bahkan aku mengocoknya batang miliknya itu dengan gemas. Sejujurnya kalau saat itu pak sugeng sedikit lebih nekat saja, aku mau saja bila ia meminta aku untuk mengulum batangnya itu. Bahkan jika hal itu sudah terjadi mungkin aku akan turut pasrah bila ia meminta untuk menghisap dan menjilati payudaraku lagi. Tetapi ia tidak meminta aku untuk melakukannya, tentu saja tidak mungkin aku yang memintanya dari dia. Dan hal yang membuat aku semakin heran adalah setelah kepergiannya meninggalkan rumah kami, aku masih merasakan gairahku belum juga reda. "Aghhh kenapa aku ini". Namun aku berusaha sekuat mungkin untuk menguasai diriku, walaupun sebenarnya sangat sulit aku lakukan. Untung saja malam itu tanpa aku menduganya suamiku tiba2 pulang kerumah kami dari tempat ia bekerja. Sehingga malam itu aku aku bisa menyalurkan gairahku yang tadi sulit aku menahannya.

Malam itu pun kami bercinta dengan sangat bergairah sekali, aku merasakan kepuasan yang amat sangat. Kesenanganku belum berhenti sampai disitu, malam itu aku mendapatkan suamiku mengauli tubuhku dengan makin Hot saja. Bahkan ia bisa melakukannya 2 kali bersamaku dalam tempo yang singkat, hanya beberapa menit saja ia sudah bisa kembali memulainya lagi. Walaupun aku sedikit jengkel dibuatnya. Karena semua itu terjadi akibat ulahnya yang membayangkan aku menikmati batang laki2 lain. Yaitu ari, teman kantor tempat aku bekerja. "Huuuhhh dasar suamiku".

Selanjutnya malam itu setelah suamiku kembali ketempat kerjanya, aku masih membaringkan diriku didalam kamar kami. Rasanya aku begitu malas untuk segera bersih2 dan mencuci vaginaku, entah mengapa aku merasa badanku masih terasa lemas. Maka aku ingin memulihkan tenagaku sejenak. Tetapi tanpa sadar aku terlelap dan akhirnya aku tertidur dalam kondisi belum berpakaian, aku tidur dengan telanjang bulat tanpa terbungkus apapun. Barulah sekitar jam 3 pagi aku terbangun dan menyadari kondisiku yang masih seperti ini. Aku segera bergegas untuk bangun dan membersihkan diriku. Setelahnya aku kembali melanjutkan tidurku, karena ini masih cukup pagi kalau aku harus mempersiapkan keperluanku berangkat bekerja nanti.

Setelah jam 6 pagi alarmku telah berbunyi. Maka aku segera bangun dari tidurku dan bergegas menyiapkan keperluanku dan anak2ku. Nantinya sebelum berangkat bekerja, aku akan mengantarkan kedua anakku kerumah neneknya terlebih dahulu. Setelah semua usai, maka aku segera berangkat menuju kantor tempat aku bekerja. Sesampainya dikantor aku melakukan aktivitas seperti biasa. Saat aku sedang fokus terhadap pekerjaanku, ari datang menghampiriku dan berkata "mbak dicariin pak bambang,! tadi katanya dia telpon tapi tidak mbak jawab"
Aku; ohh iya ri, hp mbak sedang diperbaiki nanti sore baru diambil. Sekarang pak bambang dimana?
Ari: tadi sih bilangnya ke saya mbak disuruh langsung ke ruangannya saja,.
Aku; ohh yaudah nanti mbak kesana deh. Emang kira2 ada apa ya ri, kamu tau gak?
Ari: belum tau juga mbak, Tadi bilangnya ke saya cuma gitu aja.
Aku: ohhh iya oke deh ri, thanks ya.
Ari; iya mbak.

Sebenarnya aku sangat malas kalau harus bertemu langsung dengan pak bambang. Apalagi harus bertemu berdua saja dengan dia di ruangannya. Walaupun sebenarnya selama ini pak bambang tidak pernah menunjukan gelagat tidak baik terhadap diriku. Bahkan jauh sebelum semuanya terjadi pak bambang tidak sekalipun menunjukan sikapnya yang membuat aku risih. Bahkan aku sangat respek dan percaya kepadanya sebagai atasanku langsung divisi kerja kami. Dia adalah sosok yang pengertian dan bertanggung jawab terhadap kami bawahannya. Dibalik sikapnya yang tegas terhadap kami tetapi pak bambang adalah sosok yang ramah kepada kami semua, dia adalah sosok pimpinan yang banyak disukai bawahannya. Tetapi semenjak kejadian itu aku merasakan rasa segan dan hormatku kepadanya telah hilang. Karena sampai hari ini tidak sekalipun ia mengucapkan maaf kepadaku atas perbuatannya itu. Dan selama ini ia bersikap biasa saja terhadapku seperti tidak pernah terjadi apa2 antara kami berdua. Dia hanya cuek saja terhadapku dan seperti tidak memiliki rasa bersalah sedikitpun. Sikap cuek nya itu membuat aku semakin malas saja kalau harus bertemu dengan dia. Hanya sekali saja ia meminta maaf kepadaku pada saat ia selesai menyetubuhiku pertama kali. Ia mengatakan bahwa ia khilaf melakukan itu semua, dan hanya itu saja tidak pernah lagi setelah itu. Tetapi malam itu kami mengulanginya lagi, bahkan ia kembali mencumbuku lagi sesaat sebelum kami pulang, dan dilanjutkan ia menyetubuhi aku lagi, kemudian kami mandi bersama setelah semua itu selesai. Saat itu ia sangat mesra dan sangat lembut memperlakukan aku, hingga aku merasa tertipu olehnya. Tetapi setelah semua itu berakhir ia seperti tidak memperdulikan aku lagi. Bahkan sangat cuek kala kami sedang berjumpa di kantor. Aku seharusnya senang dengan keadaan ini, karena kemungkinan pak bambang mengulangi perbuatannya lagi aku rasa sudah tidak mungkin.

Tetapi ada rasa jengkel dalam diriku karena sikapnya yang sangat cuek dan biasa saja terhadapku itu. Seolah2 semua yang ia ucapkan padaku waktu itu hanyalah rayuan liciknya saja. Dan aku merasa sangat bodoh saat itu, kenapa aku bisa larut dalam rayuannya yang mengatakan bahwa aku adalah wanita yang paling menarik dan sangat menggairahkan dikantor kami. Ia juga mengatakan bahwa selama ini ia belum pernah merasakan kenikmatan bercinta seperti saat ia melakukannya bersamaku. Belum lagi ia mengatakan bahwa selama ini ia sudah lama menaruh simpati dan hasrat kepada diriku, hanya saja ia tidak pernah menunjukkannya, selain karena aku telah berusami, ia juga berasalan bahwa etikanya tidak bijak saja kalau ia sebagai pimpinan memberikan perhatian khusus kepadaku. lalu ia menambahkan bahwa ia sangat suka dengan penampilan bodyku yang katanya sangat menggairahkan. Ia memuji ukuran payudaraku yang katanya mengiurkan, dan ia juga mengatakan bahwa vaginaku sangat mulus dan montok sekali. Tetapi semua yang ia ucapkan itu hanya bualan bulusnya saja, Agar ia bisa merasakan kehangatan tubuhku. Memang aku lah yang terlalu bodoh.

Kembali ke cerita ku tadi. Dibalik rasa malasku untuk bertemu langsung dengan bambang, tetapi aku tetap berusaha untuk tetap profesional. Walau bagaimanapun ia tetaplah pimpinan kami disini, aku harus menghargainya. Dan aku tak ingin dengan aku yang menunjukkan sikap malasku bertemu dengannya menjadi pertanyaan rekan kerjaku yang lainnya di kantor ini. Yang ada malah akan ada yang berusaha untuk mencari tau penyebabnya. Dan itu adalah salah satu paling aku khawatirkan terjadi.

Kemudian setelah mendapat kabar dari ari tentang pak bambang yang mencariku, dan menghendaki aku menemuinya di rungan. Sebelum itu tanpa sadar aku membuka tasku dan mengambil bedak dan lipstik disana. Aku memakainya sebelum menemui pak bambang, lalu aku menuju ke arah cermin dan berdiri di depan sana sambil memperhatikan diriku. "Hmm rasanya aku masih terlihat cantik dan rasanya penampilan bodyku masih menarik. Tapi kenapa pak bambang tidak pernah pernah memperhatikan aku lagi ya. Apakah aku ini sudah tidak menarik baginya. "Astaga apa yang aku pikirkan, dan apa yang aku lakukan. Kenapa aku harus membenahi penampilanku terlebih dahulu dan kenapa aku aku ingin terlihat cantik saat harus bertemu berdua saja dengannya, sungguh ini salah" begitulah pikiranku berkecamuk pada saat itu.

Aku segera mengakhirinya dan aku segera berjalan menuju ruangannya. Setibanya aku di depan ruangan pak bambang, aku mengetuk pintunya. Lalu aku mendengar jawabannya dari dalam, ia mempersilahkan untuk masuk.
Aku: permisi pak, apakah bapak mencari saya? Ucapku yang masih didepan pintu dan hanya memunculkan kepalaku disana. Melihat kondisiku yang seperti ragu pak bambang segera menanggapinya.
Pak bambang: iyaa, silahkan masuk bu rani.
Aku: iya pak,, permisi.
Pak bambang: baiklah silahkan duduk bu.
Aku pun duduk berhadapan dengan pak bambang, dengan pemisah sebuah meja besar di didepan kami.
Sejujurnya aku sangat malas sekaligus malu kalau harus bertemu berdua saja dengan pak bambang, apalagi dalam satu ruangan begini. Rasanya perbuatannya terhadap diriku masih terus terbayang dibenakku.

Menyadari aku yang seperti tidak tenang dan ragu2, pak bambang lebih duluan memulai pembicaraan.
Pak bambang: baiklah bu rani, sengaja ibu saya panggil kemari, karena ada satu hal yang harus saya sampaikan.
Aku: baiklah pak, silahkan.
Pak bambang: baiklah bu, saya menyadarinya bahwa ibu malas bertemu saya bukan?
Aku yang mendapat pertanyaan begitu rasannya sangat kaget sekali. Tetapi aku tidak terkejut bila ia mengetahuinya, karena semua itu memang tampak dari gelagatku kala mulai memasuki ruangan tadi. Tetapi yang membuat aku kaget kenapa pak bambang sampai harus mengucapkannya langsung kepadaku.
Aku: tidak pak, saya tidak begitu.
Pak bambang: iya baiklah kalau begitu menurut ibu. Saya tidak akan memaksa ibu untuk mengakuinya.
Setelah berkata begitu pak bambang diam sejenak, kemudian ia melanjutkan kalimatnya. "Saya sebenarnya juga tidak ingin meminta ibu secara langsung untuk menemui saya, tadinya saya ingin menyampaikan lewat telepon saja, tetapi saya telpon ibu beberapa kali tidak ibu angkat" jelas pak bambang ke padaku.
Aku: iya pak maaf. Handphone saya sedang diperbaiki.
Pak bambang: baiklah kalau begitu bu, saya paham. Jadi maksud saya menghendaki ibu kemari saya ingin menyampaikan bahwasanya minggu depan kita akan ada kunjungan audit ke kantor pelosok yang ada dibawah naungan kita. Kita harus mencari tau kendala yang ada disana. Dan saya ingin ibu yang berangkat.
"Dugh...dugh...dughh.." jantung ku berdegub kencang mendengar pernyataan pak bambang barusan. Hal buruk yang pernah aku alami kala sedang melakukan perjalanan dinas bersama rombongan kami waktu itu, seakan kembali terngiang dibenakku. Mengingat hal itu aku merasa sedikit ketakutan tetapi entah mengapa ada rasa ingin dalam diriku untuk melakukan perjalanan itu lagi bersama pak bambang.


Melihat aku yang seperti orang kebingungan pak bambang segera menyadarkan aku. "Kamu tenang saja ran, jangan berpikiran buruk dulu tentang semua itu. Aku sudah memikirkannya, aku tau perasaan kamu dan aku memahaminnya. Kamu tenang saja dan kamu tidak harus mengkhawatirkan semua itu. Sebagai pimpinan disini aku telah memutuskannya aku tidak akan ikut dalam rombongan kalian nanti. Aku tau kehadiranku nantinya akan membuat kamu tidak nyaman. Aku telah memikirkan nya ran, kamu tenang saja, aku peka terhadap itu semua dan aku sangat memahami kondisi dan persaan kamu." ucap pak bambang menjelaskan panjang. Aku pun sangat terkejut dengan pernyataan pak bambang barusan, ternyata ia memahami semua ketakuanku akan hal itu.
Aku hanya diam saja kala pak bambang menyampaikan hal kepadaku. Aku tidak memberikan jawaban apapun, mulutku seperti terkunci dan tidak bisa berkata apapun.
"Kamu masih takut terhadap aku ran?"
Aku: kamu jahat mas, kamu terlalu licik memperlakukan aku. Ucapku dengan nada meninggi menahan emosiku.
Pak bambang: sudah lah ini sedang dikantor, kita harus bersikap sebagaimana mestinya. Ucap pak bambang menyadarkan aku.

Setelah itu kami sama2 terdiam, dan suasana diruangan tersebut menjadi sangat tegang sekali. Tetapi pak bambang dengan cepat mampu memperbaiki dan menguasai keadaan ini, hingga semua berjalan sebagai mana maksud tujuannya memanggil aku untuk datang kemari.
Pak bambang: nanti ibu berangkat dari kantor kita bersama dengan 2 orang rekan lainnya, dan saya ingin ibu yang mewakili saya sebagai ketua divisi kita. Apa ibu sanggup?
Mendengar pak bambang sudah mulai menggunakan bahasa formalnya. Aku tidak langsung menjawabnya. Aku berusaha menanggapinya dengan menenangkan diriku terlebih dahulu.
Aku: kenapa harus saya yang mewakili bapak?
Pak bambang: iya bu, inilah pilihannya. Dan saya rasa memang ibu pantas untuk itu. Kompetensi ibu di divisi kita saya rasa cukup mumpuni untuk itu, lagi pula siapa lagi yang pantas selain ibu?
Aku: bukankah masih ada mbak vera dan juga ari disini pak, saya rasa mbak vera lebih cocok untuk mewakili bapak, dan biarkan saya menjadi pendukungnya saja nanti. Dan ia lebih senior daripada saya, bukan begitu pak?
Pak bambang: ibu tau bagaimana vera kan? Saya rasa saya tidak perlu menjelaskannya kepada ibu. Dan juga ari, tentu ibu juga paham dia masih baru disini. Yang cocok dan pantas diberikan tanggungjawab menurut saya adalah ibu.

Mendengar alasan pak bambang memilih aku rasanya sangat masuk akal sekali. Aku tau bagaimana mbak vera, walaupun tergolong pegawai senior. Tetapi kelakuan nya yang terlalu sibuk dengan dunia maya membuat ia sangat sulit fokus terhadap pekerjaan di kantor. Dan juga ari ia tentu masih baru disini. Aku terdiam sejenak memikirkan semua itu. Bukan karena aku tidak mampu untuk menhandle permasalahan itu nantinya, tetapi beban yang aku terima sebagai wakil dari divisi kami ini rasanya masih cukup sulit untuk aku jalani.
"Ibu tenang saja, nanti saya akan ikut membantu dan mengawasi juga. Walaupun saya tidak akan terlibat langsung dilokasi" ucap pak bambang meyakinkan aku.
"Baiklah pak saya terima, dan mohon kami nanti diarahkan" jawabku kepada pak bambang.

Mendengar aku menyanggupinnya pak bambang tersenyum dan mengajak aku bersalaman. Aku sedikit ragu untuk menyambut uluran tangannya. Tetapi setelah sedikit menguatkan diriku, aku mengangkat tanganku dan bersalaman dengan dia.

Tetapi itu tak berlangsung lama, aku segara menarik tanganku kembali. Melihat tingkahku yang demikian pak bambang hanya tersenyum dan menganggukan kepalanya.
Pak bambang: saya yakin ibu mampu, dan saya yakin ibu akan tenang dalam perjalanan itu nantinya. Karena orang yang ibu benci dan ibu hindari tidak akan ada disana. Ucap pak bambang tenang. Sambil menjalin kedua jemarinya dan diletakkan di atas meja.
Mendengar hal itu aku merasa menjadi tidak enak hati, seolah2 aku sangat begitu membencinya. Padahal sebenarnya tidak begitu juga, aku hanya mempermasalahkan sikap cueknya dan aku juga menunggu permintaan maaf yang tulus dirinya. "Bukan begitu pak, saya hanya belum siap dengan tanggung jawab ini" jawabku berbohong.
Pak bambang: iya saya paham bu, tidak usah di jelaskan. Ucap bambang dengan tenang, kemudian ia melanjutkan kalimatnya. "Aku memahami dan menyadari semua itu ran, dan itu semua salahku. Kamu mau memberikan maafmu kepadaku? Mendengar pernyataan itu, seketika emosiku meluap dan rasanya aku sangat marah, kenapa baru sekarang ia mengatakan hal itu. "Apa kamu bilang mas? Maaf? Kenapa baru sekarang? Kemana saja kamu selama ini? Kamu hanya berdiam diri dan tidak pernah perduli terhadap aku, seolah2 diantara kita tidak pernah terjadi apa2, kamu sangat licik,,!! Dan kamu telah melakukan hal yang sangat keji kepadaku, bahkan kamu membujuk aku untuk mengulanginya. Kamu biadab mas" ucapku dengan hampir meneteskan air mataku. Lalu aku menundukan kepalaku diatas meja didepan kami saat ini.

Dan seketika itu juga pikiranku teringat dengan apa yang dilakukan pak bambang terhadapku 2 bulan lalu. Pada waktu itu kami sedang dalam perjalanan dinas ke kota, dimana dalam tim kami terdiri antara pak bambang, mbak vera, aku dan juga ari. Kami melakukan perjalan tersebut selama 4 hari saja, dan pada saat itu kami menginap di hotel. Aku berdua dengan mbak vera sementara pak bambang dikamar sendiri dan begitu juga dengan ari. Pekerjaan yg kami lakukan disana ternyata selesai lebih cepat dari yang kami perkiraan sekitar 4 hari, ternyata baru di hari ketiga paginya semuanya telah selesai. Mendapati hal itu kami semua cukup senang dan juga merasa legah, karena semuanya berjalan lancar seperti harapan kami. Tentu itu semua karena etos kerja yang selalu dikedepankan pak bambang dalam tim kami. Aku mengakui ia adalah sosok yang mampu di andalkan dalam menghandle setiap pekerjaan yang ada.

Setelah semua pekerjaan kami selesai pada sore harinya kami semua sepakat untuk referensing sejenak. Maklum saja, jarang bagi kami untuk menikmati suasana perkotaan, karena tempat kerja kami yang berada di daerah. Maka kami tak menyiakan kesempatan tersebut untuk berjalan2 dan melihat suasana hiruk pikuk ditengah kota.

Kami semua diajak oleh pak bambang untuk wisata kuliner. Setelahnya kami melanjutkan dengan berkaraoke bersama. Aku bahkan sempat menyanyi berduet dengan pak bambang. Kami menyanyikan lagu "kemesraan".Semua kegiatan itu berlangsung cukup lama hingga kami pulang pada pukul 10 malam. Kemudian setalah pulang kami semua istirahat dikamar kami masing2.

Pada saat aku berada dikamar berdua bersama mbak vera, ia menawarkan aku untuk pulang di hari minggu pagi saja bersama dengan dia. Mengingat ini adalah hari kamis dan besok adalah hari jumat yang masih terhitung jadwal kerja kami masih terhitung disini. Mbak vera mengatakan kapan lagi kita bisa memiliki waktu untuk berakhir pekan panjang di tengah kota pula, sayang sekali kalau tidak di manfaatkan. Tegas mbak vera terhadapku. Tetapi rasanya berat sekali aku untuk pulang lebih lama, karena aku tak ingin lama2 meninggalkan kedua anakku dan juga suamiku dirumah. Maka aku putuskan untuk tidak ikut dan tetap akan pulang hari sabtu saja dengan rombongan yang lainnya. Mendengar aku yang tidak ingin ikut bersamanya mbak vera mengatakan oke saja,. Dan ia juga mengatakan bahwa besok siang ia akan berangkat lebih dahulu daripada kami, karena ia ingin menginap dirumah temannya yang ada disini, agar bisa menemaninya berbelanja dan juga jalan2. Mendengar hal itu aku hanya mengiyakan saja. Toh keputusannya nanti ada pada pak bambang. Begitulah pikirku tanpa harus ambil pusing.

Keesokan harinya kami semua berkumpul diloby hotel untuk sarapan. Pada saat kamu semua telah selesai sarapan, ari mengatakan bahwa jika semua pekerjaan disini telah selesai, maka ia ingin meminta izin untuk pulang mendahului, dikarenakan cukup jarang katanya ia bisa mendapatkan libur panjang dan bisa berkumpul bersama anak dan istrinya dirumah. Dan disusul dengan mbak vera yang menyampaikan bahwa ia ingin menginap dirumah temannya dan akan berangkat siang ini, agar nantinya ia memiliki teman untuk menemani ia jalan dan berbelanja. Semua itu meraka sampaikan kepada pak bambang. Mendengar alasan meraka pak bambang mengatakan khusus untuk ari pak bambang mengizinkan untuk pulang lebih awal, mengingat alasannya untuk bertemu dengan anak dan istrinya. Sedangkan untuk mbak vera pak bambang mengatakan bahwa boleh saja mbak vera menginap dirumah temannya, tetapi jika sewaktu2 ada panggilan untuk kembali bekerja, mbak vera harus segera datang untuk menyelesaikannya bersama kami disini. Sebuah keputusan yang bijak diambil oleh pak bambang, dan kami semua menyetujuinya.


Setelah kami selesai sarapan tak begitu lama darisitu, ari pamit kepada kami semua, kemudian pada siang harinya disusul mbak vera yang pamit meninggalkan kami menuju rumah temannya. Maka dalam tim ini hanya tersisa aku dan pak bambang saja yang masih berada di hotel ini. Karena hanya tersisa kami berdua yang berada di hotel ini, maka pak bambang menyarankan agar kami istirahat saja dulu setalah makan siang. Barulah sekitar pukul 5 sore pak bambang menelepon aku dan mengajak aku untuk mencari makan diluar. Aku pun menyetujuinya. Kami berdua berangkat mencari makan diluar, setelah menemukan tempat yang cocok kami segara menuju kesana untuk makan malam. Setalah selesai makan pak bambang menawarkan aku, apakah aku mau untuk menonton film di bioskop. Aku mengiyakan saja karena sudah lama juga aku tidak melakukannya semenjak berkeluarga terutama ketika sudah mempunyai anak. Sangat sulit mencari waktu untuk pergi kekota melakukan hal semacam ini. Sesekali bolehlah pikirku.

Kami pun melanjutkan dengan menonton bioskop. Pada saat berada di dalam bioskop kami menemukan rata2 penonton disini adalah orang2 yang berpasangan. Dan ternyata film yang kami pilih adalah film seri romantis. Aku dan pak bambang pun tertawa, karena kami sama2 tidak update tentang film masa kini. Hanya melihat dari judul saja. Saat film yang kami tonton sudah berjalan separuhnya pak bambang mencolek kepadaku, akupun melihat kearahnya. Kemudian tangannya menunjuk kearah sebelah ia duduk, aku cukup terkejut dengan apa yang ia tunjukkan. Disitu aku melihat sepasang laki2 dan perempuan tengah berciuman bibir, memang sih film yang kami tonton sangat pas rasanya kalau ditonton bersama pasangan. Dalam film itu menggambarkan seorang laki2 yang sangat romantis memperlakukan pasangannya. Aku pun sebenarnya cukup terbawa suasana menikmati film tersebut. Untung lah film itu segera berakhir dan kami segara beranjak meninggalkan bioskop untuk pulang ke hotel tempat kami menginap. Dalam perjalanan pulang ke hotel aku dan pak bambang terlibat pembicaraan yang cukup seru, mulai dari membahas pekerjaan, hingga yang terakhir kami membahas kelakuan pasangan yang tadi kami temukan saat menonton bioskop. Hingga tak terasa kami telah tiba di hotel tempat kami menginap.

Setibanya dihotel pak bambang menyarankan agar kami segera beristirahat saja. Sehingga besok pagi kami bisa pulang lebih awal, karena kami membawa mobil sendiri sewaktu berangkat kemari. Tentu kami bisa mengatur waktu kapanpun kami harus pulang. Aku pun menyetujuinya dan segera menuju kamarku, begitu juga dengan pak bambang berlalu menuju kamarnya. Setibanya dikamar aku segara bersih2 dan mengganti pakaian dengan pakaian tidurku. Lalu aku membaringkan diriku di tempat tidur, dan aku ingin segera tidur. Setelah sekitar 30 menit aku berbaring tetapi mataku rasanya belum ngantuk juga. Aku pikir ini adalah efek aku terlalu lama tidur siang tadi. Maka aku putuskan untuk keluar kamar saja untuk duduk di taman. Sebelum keluar kamar aku memperhatikan kondisi pakaianku. Malam ini aku mengenakan baju tidur setelan dengan celana panjang dan baju kancing lengan pendek, aku pikir tidak apa2 aku mengenakan pakaian ini dan tidak menggunakan jilbabku, toh aku hanya duduk di taman saja. Begitulah pikirku pada saat itu. Kemudian aku segera keluar kamar dan menuju lobi hotel. Pada saat melewati lobi hotel aku melihat 2 orang laki2 yang sedang duduk disana menatap lekat pada tubuhku, aku pun sangat risih dibuatnya. Tetapan itu seakan tidak lepas dari payudaraku dan bokongku saat aku lewat disana, dan saat aku sudah melewati mereka aku merasakan tatapan mereka belum lepas dari tubuhku. Dasar laki2 pikirku.

Lalu aku duduk sendirian di taman, aku sempat selfie untuk mengabadikan moment aku disini, aku sangat senang dengan gemerlip lampu taman disini. Pada saat aku tengah melihat hasil foto selfieku salah satu dari 2 orang tadi duduk mendekati aku. Tiba2 ia duduk begitu saja disebelahku tanpa permisi " sendirian aja mbak?" Ucapnya menambah rasa kagetku. "Ia pak" jawabku singkat. "Datang kesini sendirian juga?" Tanya lagi. Aku menangkap gelagat tidak baik dari orang yang mendekati aku ini, maka aku putuskan untuk berbohong kepadanya "enggak saya kesini bersama suami saya" jawabku. "Ohh bersama suaminya, saya pikir sendirian, emang suaminya kemana sekarang mbak?, kok disini sendirian, apa gak dingin malam2 gini?" Pria itu bertanya dengan tatapan lekatnya kearah payudaraku. Aku sangat risih dan dibuat takut oleh tingkahnya. Maka aku putuskan untuk chat pak bambang agar menjemput aku ditaman, dan aku minta pada saat ia datang kemari nanti agar ia berpura-pura sebagai suamiku. Mendapat chat begitu pak bambang hanya membalas dengan tanda tanya "?" Lalu aku membalas nya agar ia melakukannya sekarang, aku sedang berada taman hotel, tepatnya disebelah kiri pintu utama hotel ini. Mendapat chatku yang begitu pak bambang segera mengiyakannya.

"Mbak kok gak di jawab" Tanya orang itu lagi. Aku pun segera meresponnya "ada kok di kamar, sebentar lagi kesini" jawabku. Mendapat jawabanku yang demikian membuat orang itu segara menyudahi obrolannya dan segera ia meninggalkan aku sendiri lagi. Saat itu juga aku ingin kembali ke kamar, saat aku berdiri dan akan masuk hotel, pak bambang telah berada di depan lobi, kemudian ia seperti tidak mengenali aku. Lalu aku memanggilnya "Pak, kenapa sih? Ini aku" ungkapku kepadanya.
Pak bambang: kamu beneran rani?
Aku: bapak kenapa sih?
Pak bambang: aduh maaf bu, saya tidak mengenali ibu.
Aku: masa sih pak gak bisa mengenali.
Pak bambang: iya maaf, ibu terlihat berbeda sekali.
Aku: udah2 aku gak paham maksud bapak, ayok balik ke kamarnya pak, terimakasih sudah datang.
Pak bambang: yasudah, mari.. jawab pak bambang seraya kami berjalan berdampingan.
Pak bambang: ibu kenapa? Kok chat saya seperti itu?
Aku: nanti saja saya ceritakan pak, besok saja. jawabku.
Pak bambang: aduh cantik2 kok aneh sih bu. Balas pak bambang.
Aku: bukan begitu pak, nanti deh saya ceritakan.
Pak bambang: baiklah, ceritakan bu, saya merasa ada yang aneh dari ibu.
Aku: bukan aneh pak, nanti saja saya ceritakan. Ucapku kepada pak bambang. Sebenarnya aku tak ingin menceritakan kejadian aslinya kepada pak bambang, karena aku malu jika ia mengetahui aku ketakutan karena digoda bapak2 itu tadi. "ternyata ibu sangat cantik dan sensual sekali. Apalagi dengan pakaian seperti ini. Ucap pak bambang sambil sekilas melihat kearah tubuhku"
Aku: udah ah bapak jangan mengejek saya.
Pak bambang: mengejek bagaimana buk?
Aku: saya tidak cantik pak, biasa aja. Balasku.
Pak bambang: iya selain cantik ibu juga sangat montok ternyata. Sama seperti yang saya perkirakan selama ini. Balas pak bambang.


Mendengar ucapan pak bambang barusan aku sampai tersipu malu dibuatnya. karena selama ini diantara banyak laki2 di kantor kami, rasanya hanya pak bambang yang belum pernah memuji kemolekan tubuhku.
Aku: idih bapak bisa aja.
Pak bambang: saya beneran bu, bukan hanya sekedar memuji. Balasnya lagi.
Aku: iya deh pak iya, balasku singkat.
Pak bambang: tapi sayang, ibu rada aneh malam ini. Balas pak bambang.
Aku : aneh kenapa pak?
Pak bambang: ya tadi itu, tiba2 ibu chat saya seperti itu.
Aku: yasudah nanti aku ceritakan ke bapak.
Pak bambang: sekarang aja bu, emang udh Mau tidur?
Aku: belum sih.
Pak bambang: yasudah, mari ceritakan. Kalau tidak keberatan kita cerita di balkon kamar saya saja bu, pemandangan keluarnya cukup bagus , daritadi saya duduk disana. Mendengar hal itu aku ragu untuk mengiyakan nya, selain karena harus masuk kedalam kamarnya, rasanya aku merasa tidak pantas saja malam2 begini berduaan dengan laki2 lain.
Aku: gimana ya pak, besok saja mungkin pak.
Pak bambang: saya loh penasaran bu, kenapa tiba2 saya disuruh mengaku sebagai suami ibu. Balas pak bambang lagi. Aku yang terus didesak pak bambang agar menceritakan kejadian yang aku alami. Akhirnya aku mengalah kepadanya.
Aku: yaudah tapi sebentar aja ya pak.
Pak bambang: okee. Yang penting saya tidak penasaran lagi akan sikap aneh ibu barusan. Ucap pak bambang tersenyum.
Menanggapi hal itu aku hanya juga ikut tersenyum. Kemudian kami berlalu menuju kamar pak bambang. Setibanya kami disana pak bambang langsung mengajak aku untuk duduk di balkon. Sebelumnya ia menawarkan apakah aku mau pesan makan atau minum terlebih dahulu. Karena merasa hawa malam ini cukup dingin dan aku merasa sedikit lapar, maka aku memesan coklat panas untuk menghangatkan badan dan mengatasi sedikit rasa laparku. Ternyata memang benar apa yang disampaikan pak bambang tadi, ternyata view dari sini memang tampak sangat indah, dengan tampilan cahaya lampu dibawah sana. Akupun sangat menikmati suasana itu. Disana kami duduk bersebelahan pada sebuah kursi, karena memang ukuran balkon tempat kami duduk memang tidak terlalu luas, hanya ada satu buah kursi agak panjang dan meja didepannya.

Kemudian aku menceritakan apa yang aku alami ditaman tadi. Bahwa aku dibuat ketakutan dengan kehadiran pria paruh baya yang aku taksir usianya tidak terlalu jauh dari pak bambang (47 tahun). Pria itu datang menghampiriku, dan berusaha menggodaku disana. Maka aku putuskan untuk meminta bantuan pak bambang dengan meminta agar ia berpura-pura menjadi suamiku. Tujuanku agar pria tersebut pergi dan tidak menggodaku lagi. Mendengar hal itu pak bambang tersenyum sambil menggaruk kepalanya, kemudian ia berkata. "Wajar aja sih bu, memang usia2 seperti kami ini, cukup bisa membedakan jenis2 buah, mana yang masih mentah, mengkal dan mana buah matang yang siap untuk di panen" mendengar pernyataan pak bambang tersebut membuat aku menjadi bingung dan tidak paham sama sekali dengan apa yang dimaksud oleh pak bambang. "Maksud bapak gimana sih, saya gak paham, kok malah jadi bapak yang aneh sih? Ngomongnya ngelantur gitu". Ucapku sambil tertawa menanggapi pernyataan pak bambang barusan. Pak bambang pun ikut tertawa bersamaku. Kemudian pak bambang menanggapi pernyataanku.
Pak bambang: maksud saya, pria tersebut tertarik dengan ibu. Apalagi dengan penampilan ibu yang seperti ini.
Aku: emang penampilan saya kenapa pak?
Pak bambang: ibu terlihat makin menarik dan menggoda dengan penampilan ibu yang lebih santai seperti saat ini. Ucap pak bambang pelan. kemudian ia melanjutkan "Apalagi pakaian yang ibu gunakan, maaf ya bu, menurut saya ibu sangat terlihat mempesona dengan pakaian seperti saat ini". Ungkap pak bambang serius.

Menanggapi hal itu aku hanya tersipu. Memang aku menyadarinya walaupun aku mengenakan celana panjang tetapi celana ini terbuat dari kain yang cukup halus, dan ukurannya pun sangat press dengan tubuhku. Maka dibawah sana bokongku yang memang berukuran besar terlihat mencetak disana. Begitu juga dengan baju yang aku gunakan ukuran nya juga pres dengan badanku sehingga payudaraku terlihat tampak membusung kedepan. Lalu obrolan kami sempat terhenti dengan suara bell kamar yang berbunyi. Ternyata itu adalah kehadiran pegawai hotel yang mengatarkan pesanan kami. "Biar saya saja bu" ucap pak bambang seraya berdiri untuk mengambil pesanan kami. Saat aku sedang duduk sendirian disana, aku berdiri dan melihat kebawah sana dengan lebih jelas. Ternyata memang sangat indah sekali. "hmm pastinya sangat romantis sekali kalau aku datang kemari bersama suamiku". Saat aku tengah larut dalam khayalku pak bambang ternyata telah datang lagi kemari dan menyadarkan aku dari khayalku. "Ini bu pesanannya sudah tiba, silahkan.." ucap pak bambang mengagetkanku.

"Iya pak silahkan duluan, saya masih ingin melihat kebawah sana" ucapku dengan masih posisi berdiri dan hanya menoleh kepadanya. "Iya bu" jawab pak bambang singkat. Kemudian aku kembali melihat kebawah sana, rasanya aku sangat nyaman berlama2 menatap kesana. "Lebih baik ibu duduk lagi aja bu, saya jadi kurang fokus kalau begini" ucap pak bambang mengagetkan aku. Kemudian ia berdiri dari tempatnya seraya berkata "atau baiknya agar tidak mengganggu ibu menikmati pemandangan disana, saya ikut berdiri disini juga" Lanjut pak bambang yang kini telah berdiri disebelahku. Menanggapi ucapan pak bambang aku merasa ada yang aneh dengan pak bambang yang tidak seperti biasanya. Aku menaikkan alisku dan tersenyum kearahnya. "Bapak kenapa sih?" Ucapku mempertanyakan tingkah anehnya. Pak bambang hanya tersenyum kearahku. Kemudian ia mengalihkan pandangannya kebawah, seperti sedang memperhatikan keindahan bias cahaya lampu dibawah sana. "Sesuatu yang diciptakan dengan unsur keindahan sempurna, memang biasanya akan menyukai hal2 yang indah juga. Bukan begitu bu rani?" Ungkap pak bambang tanpa melihat ke arahku. Tatapan pak bambang masih terfokus kebawah sana. Melihat tingkah pak bambang demikian, membuat aku semakin merasa bingung. Aku merasakan ada keanehan dalam diri pak bambang yang biasanya sangat berwibawah dan bijak dalam kata2nya. Kini ia seolah seperti bukan seperti pak bambang yang aku kenal. Aku tersenyum kearahnya "bapak kenapa sih, malah jadi aneh gini?" Ucapku sambil melihat kearahnya. Kemudian ia mengalihkan pandangannya kepadaku. "Maksud saya, keindahan yang saya lihat dibawah sana dan juga keindahan yang sekarang sedang saya lihat berada disamping saya, keduanya sama membuat saya menjadi terpukau memanadanginya" ucap pak bambang lembut dan sangat menjiwainya. "Dasar gombal ihh pak" ucapku tersipu menanggapi pernyataan pak bambang. Mendapati jawabanku yang demikian pak bambang hanya melemparkan senyumnya kearahku, kemudian ia mengalihkan pandangannya kebawah lagi. Aku pun melakukan hal yang sama.

Kami sama terdiam dan menikmati keindahan dibawah sana. Rasanya sangat nyaman dan tentram sekali melihat keindahan dibawah sana "Sungguh indah ciptaan yang maha kuasa" ucap pak bambang seraya tangannya merangkul bahuku, dan menarik tubuhku erat. Aku yang mendapatkan rangkulan itu tanpa sadar ikut meresponya dengan menyenderkan kepalaku dibahunya. Hal itu berlangsung sekitar 1 menit. "Memang sangat nyaman menikmati suasana seperti ini bersama pasangan" ungkap pak bambang menyadarkan aku. Aku segera menegakan kepalaku kembali, dan aku berusaha menarik tubuhku darinya, ingin melepaskan rangkulan itu. Pak bambang menyadarinya, ia melepaskan rangkulan itu dari tubuhku "Maafkan saya bu, saya terbawa suasana" ucap pak bambang lembut. "Iya pak" jawabku singkat. Sungguh aku pun sama, aku tak menyadari hal ini bisa terjadi begitu saja. "Mari silahkan dinikmati dulu minuman nya bu" ucap pak bambang seraya mengajak aku untuk duduk kembali pada sebuah kursi disana.

Kamipun kembali duduk pada sebuh kursi disana. Kemudian aku meminum coklat panas yang aku pesan, yang kini telah menjadi coklat hangat yang sangat pas rasanya. Aku melihat kearah pak bambang, aku lihat ia tengah menikmati minuman yang sama denganku. Ya kami sama2 meminum coklat panas malam itu. Kemudian pak bambang melihat kearahku "saya tadi hampir tidak mengenali ibu saat berada di bawah sana" ucap pak bambang. "Maafkan saya yang mengganggu waktu istirahat bapak, mungkin tadi bapak tengah mengantuk, jadi bapak tidak mengenali saya dengan baik" balasku kepada pak bambang.
Pak bambang: bukan itu penyebabnya bu rani, tetapi penampilan ibu malam ini yang membuat saya terpukau.
Aku: bapak ighh, gak jelas deh.
Pak bambang: saya jujur mengatakannya bu, tadi saya benar2 tidak mengenali ibu. Ibu sangat lain dari biasanya.
Aku: lain bagaimana pak?
Pak bambang: ibu terlihat sangat mempesona dengan pakaian ibu saat ini. Ucap pak bambang datar. Kemuadian ia segera melanjutkan "Maksud saya bukan selama ini ibu tidak menarik, tetapi dengan pakaian saat ini ibu terlihat lebih segar dan lebih mempesona, wajar saja kalau tadi ibu digodain bapak2 dibawah sana" ucap pak bambang diikuti dengan senyumnya yang mengembang. Aku paham apa yang dimaksudkan pak bambang dengan penampilan pakaianku saat ini, mengingat kalau sedang berada di kantor aku selalu menggunakan pakaian yang tertutup. Tapi sekarang aku menggunakan pakaian yang lebih santai dan juga tanpa mengenakan jilbabku. Dan juga aku menggunakan baju lengan pendek yang selama ini tidak pernah ia lihat aku menggunakannya. Belum lagi ukuran baju itu sangat pres dengan badanku. Aku lihat selain ia sering mencuri pandang kearah payudaraku selagi kami sedang berbicara, pak bambang juga sesekali memperhatikan lengan mulus milikku. Tetapi aku pura2 tidak memahaminya maksud dari perkataan pak bambang terhadap penampilanku saat ini.

Kemudian aku hanya tersenyum menanggapi pernyataan pak bambang tersebut. Lalu aku berkata kepada pak bambang "enggak juga kali pak, emang dasar bapak2 dibawah sana aja yang iseng mencari2 kesempatan, dan mungkin ia salah lihat karena di taman itu kan pencahayaan nya kurang pak. Sama seperti bapak saat ini, bapak bisa berkata begitu karena disini hanya terdapat lampu redup itu saja" ucapku sambil menunjuk kearah lampu yang berada diujung kanan balkon ini.
Pak bambang: saya rasa tidak bu, saya cukup lama memperhatikan ibu selama ini. Saya paham betul bagaimana penampilan ibu setiap harinya. Aku yang sedang ingin meminum coklat hangat milikku, menjadi mengurungkannya dan meletakkannya kembali di meja disana. Mendengar pernyataan dari pak bambang tersebut. "Maksud bapak gimana?" tanyaku heran.
Pak bambang: siapa laki2 di kantor kita yang tidak suka memperhatikan ibu tiap harinya? Ucap pak bambang serius.
Aku: maksud bapak gimana, saya malah makin tidak mengerti pak.
Pak bambang: maksud saya, setiap orang yang berada dikantor kita pasti akan senang melihat ibu setiap harinya di kantor kita. Terutama para laki2nya. Balas pak bambang makin serius.
Aku: masa sih pak? Emang saya kenapa pak? Ada yang salah dari penampilan saya?
Pak bambang: tidak,, bukan begitu maksud saya bu rani. Maksud saya setiap orang akan senang memperhatikan penampilan ibu yang segar dan wajah ibu yang cantik itu. Balas pak bambang pelan. "Dan laki2 akan sangat tertarik dengan penampilan tubuh ibu itu" Lanjut pak bambang dengan keyakinannya.
Aku: begitu ya pak. Tapi bukankah penampilan saya sehari-harinya biasa saja pak,? Dan saya tidak pernah menggunakan pakaian yang terbuka. Pakaian saya selalu tertutup pak. Balasku lagi kepada pak bambang.
Pak bambang: iya benar bu, saya cukup sering memperhatikan itu. Saya tau ibu selalu menggunakan pakaian yang tertutup, tetapi tetap saja semua itu tidak bisa menyembunyikan semua nya bu. Ucap pak bambang dengan senyumnya.
Aku: maksud bapak gimana sih?
Pak bambang: maksud saya, walau bagaimanapun ibu berusaha menutupinnya "aset" ibu yang luar biasa itu, tetap saja semua itu tak akan mampu disembunyikan. Jawab pak bambang serius.

Aku melihat sekilas ia menatap kearah payudaraku.
Aku: ihhh dasar bapak, mata bapak aja tuh yang suka lihatin tubuh istri orang. Dasar bapak ihh. Jawabku tersipu dan kemudian aku tersenyum. Kemudian aku merasakan pak bambang menggeser duduknya lebih dekat kepadaku. Ia merangkul badanku, kemudian tangan itu turun kepinggangku. "Kalau saja bukan istri orang, sudah saya jadikan istri saya bu" ungkap pak bambang seraya tangannya meremas lembut perutku. Aku tersipu mendapatkan perlakuan pak bambang tersebut. "Udah ih pak, tangannya jangan begitu, saya takut pak" ucapku. "Maafkan saya bu, saya memang benar mengagumi ibu sejak lama" balas pak bambang seraya ia melepaskan rangkulannya dari tubuhku. Tetapi posisi duduk pak bambang masih begitu rapat dengan tubuhku. "Mengagumi bagaimana sih pak, dasar bapak ternyata suka ngegombal juga saya gak nyangka" ucapku sambil cemberut.

"Saya tidak sedang menggodamu rani.., kalau lah saja kamu belum memiliki suami dan begitupun aku belum memiliki istri,, pastilah kamu akan aku pilih menjadi istriku, kalaupun kamu menerimanya". Ungkap pak bambang kepadaku. Aku terkejut mendengar ucapan pak bambang barusan. Aku merasakan kata2 itu seperti benar2 tulus ia ucapkan. "Udah ah bapak makin ngaco aja ngomongnya, jangan begini pak saya takut. Lebih baik saya balik ke kamar aja pak" balasku kepada pak bambang. Kemudian aku rasakan tanganku dipegang oleh pak bambang. Ia menggenggamnya dengan begitu erat. "Apakah kira2 kamu akan menerimanya jika kita dilahirkan dalam setuju generasi yang sama ran? Dan juga kamu belum bersuami? Ungkap pak bambang lagi kepadaku.

Jujur aku sangat bingung harus menanggapi pertanyaan bambang barusan kepadaku. Karena selama ini tak sekalipun ia memanggil aku dengan menyebut namaku secara langsung, biasanya ia selalu memanggil siapa saja di kantor kami dengan sebutan bapak, ibu, mas dan juga mbak. Mendengar ia menyebutkan langsung namaku seperti itu, aku merasa panggilannya terhadap sangatlah intim sekali. Hal itu membuat aku sedikit grogi dibuatnya. Dan memang aku mengakuinya pak bambang adalah sosok pria yang mungkin disukai banyak wanita. Diusianya yang telah melewati kepala. empat tetapi ia terlihat masih cukup bertenaga dan segar, ditunjang dengan penampilan fisiknya yang tiinggi dan badannya yang berisi. Belum lagi ditambah dengan cara bicara dan cara pak bambang memperlakukan orang lain. Ia sangat respek terhadap siapapun yang berbicara dengan nya. Meskipun ia dikantor adalah atasan kami tetapi ia tidak sungkan untuk berbicara dan mendiskusikan setiap hal dengan santai bersama kami. Hal itu lah yang membuat pak bambang sangat disenangi dikantor kami. Bahkan kalau boleh jujur aku juga mengagumi sosok pak bambang. Tetapi hanya sebatas itu saja dan tidak lebih dari itu. "Kenapa kamu diam saja rani Apakah salah jika aku menyukai sosok kamu?" Aku semakin bingung mendapatkan pertanyaan itu lagi dari pak bambang. Aku hanya diam saja, tanpa tau harus berkata apa. "Sudahlah ibu tidak perlu menanggapinya, tadi itu hanya curahan hati saya saja kepada ibu. Memang selama ini jujur saja, cukup sering saya memperhatikan ibu setiap harinya. Dan diam2 saya sangat mengagumi sosok ibu" ucap pak bambang dengan tanpa melepaskan genggaman tanganku.
"Apa yang sering bapak perhatikan dari saya? Kinerja saya?" Tanyaku kepada pak bambang. "Bukan,, kalau soal itu saya tidak meragukan ibu, saya tau ibu mumpuni untuk itu". Ungkap pak bambang serius. Kemudian ia mendekatkan bibirnya kearah telingaku, lalu ia membisikkan "saya mengagumi kecantikanmu rani, dan juga saya sering terkagum dengan aset yang kamu miliki". Bisik pak bambang di telingaku. Aku merasa tersanjung dan gemetar mendengar ucapan pak bambang "udah ihh pak, saya takut mendengarnya, saya balik kemar aja deh pak" ucapku sambil berusaha menarik tanganku dari genggamannya.

Pak bambang dengan lembut melepaskan genggaman tangannya itu. "Baiklah bu,, maafkan saya telah jujur mengakuinya. Maafkan saya jika saya telah berkata yang tidak sepantasnya kepada ibu. Sekali lagi itu hanya curahan jujur hati saya" ungkap pak bambang serius. Aku tersenyum kearahnya tanpa memberikan tanggapan apapun. "Baiklah kalau ibu mau kembali kekamar mari saya antar, daripada nanti digoda orang lagi" tawar pak bambang kepadaku.
"Tidak usah pak, saya bisa sendiri, lagian kamar saya tidak begitu jauh dari sini, hanya berada diujung sana saja. Masih satu lantai pak jangan khwatirkan saya" balasku kepada pak bambang. "Baiklah kalau begitu, mari saya antar sampai kedepan pintu kamar saya saja" balas pak bambang lagi "iya pak terimakasih,, sebenarnya sih saya masih mau memandangi keindahan dibawah sana lebih lama lagi,, tapi dari tadi saya digodain terus" ucapku sambil berdiri seraya melemparkan senyum kearah pak bambang. Pak bambang hanya tersenyum menanggapinya. Lalu ia juga berdiri mengikuti aku untuk masuk kedalam kamar miliknya. "Terserah ibu saja, yang jelas saya hanya mengatakan apa yang selama ini saya pendam, saya juga menjaga wibawa dan kehormatan ibu saat berada di kantor. Bukankah hanya kali ini saja kita berkesempatan ngobrol berdua? Jika tidak mungkin sudah dari dulu saya mengatakannya" ungkap pak bambang. "Iya saya percaya pak" balasku seraya aku berjalan pelan untuk memasuki kamar pak bambang. "Lalu bagaimana tanggapan ibu?" balas pak bambang penuh harap.

Aku hanya tersenyum menanggapinya, lalu aku berlalu masuk kedalam kamar pak bambang. Diikuti pak bambang dibelakangku. "Saya mengagumimu bu rani, kamu adalah sosok yang sangat sering saya perhatikan sejak lama" ucap pak bambang seraya memeluk aku dari belakang, dan ia menyederkan kepalanya di bahuku. Lalu ia membisikkan aku "mau kah kamu lebih lama denganku disini?" Bisik pak bambang ditelingaku. Aku sangat terkejut mendapati perlakuan pak bambang yang begitu mengejutkan aku. "Sudah pak, kita tidak boleh begini, kita sama2 memiliki keluarga. Ini salah pak" balasku kepada pak bambang. Tetapi aku tidak berusaha melepaskan pelukannya. Aku merasakan sesuatu yang mengeras dibalik celana pak bambang. Aku merasakan benda itu menempel lekat di bongkahan pantatku. "Aku menyayangimu rani" ucap pak bambang. Kemudian ia mendorong aku menuju ke kasurnya. Entah mengapa kakiku hanya mengikuti saja dorongan langkahnya dari belakangku. Kemudian ia membaringkan aku dengan lembut disana. Ia tersenyum kepadaku "kamu memang sempurna rani" ucap pak bambang sambil membelai pipiku. "Cup" ia mengecup pelan keningku. "Udah pak, jangan begini, saya mau balik kemar" ucapku kepada pak bambang. Pak bambang hanya tersenyum kepadaku. Ia memegang tanganku. Lalu tiba ia menaiki tubuhku. "Pak jangan...sadar pak.." ucapku berusaha mendorong tubuhnya menjauh. "Maafkan aku ran, aku hanya ingin menikmati sedikit keindahan itu, aku tak akan menyakitimu" balas pak bambang serius. Aku sangat ketakutan mendapat perlakuan begitu dari pak bambang. "Kamu tidak perlu takut, aku tidak akan berbuat melebihi batas" ungkap pak bambang berusaha menenangkan aku. Kemudian ia memegang kedua jemariku yang berusaha mendorong badannya untuk menajuh dariku. Ia membentangkannya kebelakang, lalu ia mengecup bibirku pelan. Aku hanya mengunci erat bibirku seraya berusaha berontak untuk melepaskan diriku. Melihat aku yang tak mau membuka bibirku, pak bambang mengalihkan ciumannya keleherku. Ia menghirupnya dengan hidungnya, lalu ia mengecupnya. Merasakan sekujur tubuhku terasa bergetar mendapatkan ciuman dileherku dari pak bambang. "Sudah pak cukup, ini tidak boleh pak" ia mengangkat kepalanya dan menatap lekat kearah mataku. "Sudah pak saya mau kembali ke kamar" ucapku memohon. "Cup" tiba2 ia mengecup bibirku yang tengah terbuka, karena mengucapkan kalimat itu tadi. Ia menggigit pelan bibirku, lalu ia melepaskan pegangan nya pada kedua tanganku. Kedua tangan nya berpindah memegang pipiku. Lalu ia memegang daguku, turun keleherku dan ia menggelitik pelan disana. Mendapat perlakuan tersebut, maka mulutku menjadi terbuka. Aku merasa merinding dan geli disekujur tubuhku. Hal itu ia manfaatkan untuk memasukan lidahnya kedalam rongga mulutku.

Setelah berhasil memasukkan lidahnya kedalam mulutku. Ia melumatnya dengan pelan, lalu ia selipkan gigitan pelan menggunakan bibirnya ke bibirku. "Pak sudah cukup,, saya tidak mau, tolong lepaskan saya pak" ucapku gemetar. "Saya tidak akan mengecewakanmu bu rani, percayala" balas pak bambang menanggapiku. Lalu ia mengarahkan kepala menuju kedua payudaraku, ia membenamkan mukanya disana. "Aghhh pak,,,sudah..ighhhi" aku merengek kepadanya. "Boleh aku melihatnya ran?" Ucap pak bambang memohon kepadaku. "Tidak pak jangan,, saya mohon, ini tidak boleh pak" balasku ketakutan. "Hanya beberapa menit saja, percayalah,,. Tak akan ada yang mengetahuinya" pinta pak bambang. "Sudah pak jangan,,, saya mohon, jangan perlakuan saya begini pak" aku mengiba kepadanya.

"Maafkan aku rani, aku terpaksa melakukannya" ucap pak bambang seraya meremas keras payudaraku. "Aghhhh....pak sakittt..tolong hentikan" Disitu aku mulai menangis mendapatkan perlakuan itu darinya. Tetapi ia tidak memperdulikannya. Aku menutupkan kedua tanganku pada wajahku. Kemudian aku merasakan remasan pak bambang payudaraku menjadi pelan namun terus ia lakukan. Lalu aku merasakan jari "pak bambang memegang kancing baju tidurku". Aku segera membuka kedua mataku, lalu aku memegangi kedua tangan nya. "Sudah pak,, cukup begini saja, jangan dilanjutkan lagi" aku mengiba padanya. "Saya sangat mengagumi bu rani, maafkan saya untuk kali ini,, saya berjanji tak akan lebih dari ini" ucap pak bambang seraya tangannya meremas kedua payudaraku lagi. "Aghhh pakk" aku mendesah tanpa aku menyadarinya. "Tolong berikan padaku dengan lembut rani, saya tidak menyukai adanya pemaksaan" ucap pak bambang serius. "Tapi ini salah pak" balasku tersedu kepadanya. "Tapi aku menyukaimu bu rani" balas pak bambang lagi. "Tidak harus begini caranya pak,, dengan bapak memperlakukan saya begini sama saja bapak melecehkan saya" balasku mengibah padanya. "Buat semuanya menjadi rileks bu, saya berjanji tidak akan lebih dari ini" ucap pak bambang seraya jemarinya membuka kancing atas bajuku. "Pak,, jangannn.." ucapku kembali memohon. Pak bambang mencium bibirku lagi. Seraya tangannya terus berusaha membuka kancing bajuku. Aku merasakan kancing atasku telah terbuka. Aku merasakan tangan itu telah turun ke kancing yang kedua. Menyadarinya aku berusaha untuk menghentikan tangan pak bambang. Tetapi ia telah berhasil membukanya. Ia memegang tanganku. " saya mohon rani,, hanya sebatas ini, dan ini tidak akan terulang, saya berjanji" ucap pak berusaha meyakinkan aku. "Tapi pak,, saya takut..." ucapku meratap padanya. Ia langsung mendekap tubuhku, ia memelukku lama sekali, hampir 5 menit. Akupun mulai sedikit tenang karena tidak ada usaha selanjutnya dari pak bambang untuk membuka bajuku. Tetapi disisi lain aku merasakan sesuatu yang dibawah celana pak bambang makin mengeras dan mengesek2 belahan bibir vaginaku. Merasakan hal itu aku merasa gairahku ikut naik karena ulah pak bambang. Aku ingin mendorong tubuhnya menjauh dariku. Tetapi aku mengurungkannya. Aku takut jika aku meresponya ia malah akan melanjutkan kegiatannya tadi. Aku merasakan ia terus menggesekan penisnya di belahan vaginaku. Aku yang tak kuat menahan perlakuannya akhirnya membuka mulutku dan berkata "pak sudah.. nanti bapak keterusan". Pak bambang mengangkat kepalanya, lalu ia tersenyum kearahku. Ia kembali mencium bibirku. Lalu ia mengangkat kepalanya "biarkan saya melihatnya bu rani, saya berjanji tidak akan melewati batas" bujuk pak bambang kepadaku.


Aku sangat khwatir dengan apa yang menimpa diriku saat ini, bagaimana bisa aku sekarang berada dibawah pelukan laki2 lain, selain suamiku. "Saya tidak bisa pak,, saya bersuami,, dan bapak mengetahuinya" balasku kepada pak bambang. "Saya tau bu, maka dari itu aku berjanji tidak akan melewati batas" ucap pak bambang penuh keyakinan. Aku tidak tau harus berkata apalagi. Sepertinya pak bambang tidak akan merubah niantannya untuk melihat payudaraku. Tetapi aku masih terus berusaha mempertahankan harga diriku. "Jangan pak, saya mohon pak" aku kembali mengiba pada pak bambang. "Kali ini biarkan saya melakukannya" ucap pak bambang seraya tangannya melepaskan kancing baju ketiga yang aku gunakan. Saat itu aku kembali menahan jemari tangan pak bambang. Tetapi ia kembali memegang tanganku, lalu ia mencium bibirku kembali. Saat itu aku merasakan tangan pak bambang melakukannya dengan cepat. Ia membuka kancing bajuku kembali. "Pak jangan,, jangan begini pak,, saya takut pak" aku mengiba padanya. "Tolonglah bu rani,, saya berjanji" balas pak bambang. Ia kembali mencium bibirku sambil tangannya aktif meremas payudaraku. Entah kapan itu semua terjadi. Saat pak bambang melepaskan ciumannya dari bibirku. Ia mengalihkan ciumannya pada payudaraku. Aku merasakan ciumannya mengenai daging kenyal paudaraku. Ternyata pak bambang telah berhasil membuka kancing bajuku "kenyal sekali" dengus pak bambang sambil terus menciumi payudaraku. "Aghhh pak,, cukup..jangan diteruskan" aku terus mengiba padanya. Tetapi semua itu tidak diperdulikan oleh pak bambang. Ia terus menciumi bagian atas payudaraku dan sesekali menjilat2nya. "Aghh jangan pak...ampunnn" aku merasakan pak bambang mengangkat bh ku keatas. Dan dengan cepat ia menghisap puting payudaraku. "Emhhh..emmmhhh...indah sekali" dengus pak bambang sambil terus menghisap2 payudaraku.

Aku merasakan hisapan pak bambang sangat kencang pada payudaraku. Hal itu membuat gairahku mulai naik, apalagi diselingi dengan jilatan2 liarnya pada puting dan daging payudaraku. Aku merasakan sensasi jilatan pak bambang yang berbeda dengan suamiku. Tidak pernah terbayangkan olehku payudaraku akan dinikmati laki2 selain suamiku. Saat aku tengah larut dalam permainan lidah pak bambang pada payudaraku. Aku merasakan tangan pak bambang bergerak ke belakang tubuhku dan membuka pengait bh ku. Entah mengapa badanku teras lemas untuk menahannya, sehingga ia berhasil melakukan nya dengan mudah. Saat ia telah berhasil membuka nya, ia menariknya lepas dari tubuhku, tanpa biasa aku mempertahankannya. Kemudian ia melemparkan bh ku jauh kebawah ranjang. Lalu ia memegang kedua tanganku dan membentangkannya kebelakang. "Benar2 sangat indah bu, ukurannya sangat besar dan bulat sekali. Dan luar biasanya payudara milik ibu masih sangat kencang" ucap pak bambang mengomentari bentuk payudaraku. "Sudah pak,, hentikan.. bapak sudah mendapatkannya. Saya mohon pak" aku mengiba padanya. Lalu ia mendekap erat tubuhku dengan posisi tanganku masih ia angkat kebelakang. Ia menggesekan payudaraku dengan dadanya. "Kenyal sekali bu, sudah lama saya memimpikan hal ini terjadi" ucap pak bambang. Lalu ia kembali mencium bibirku. Kemudian dengan lembut ia melepaskan pegangan tangannya pada kedua tanganku. Ia berpindah meremas2 kedua payudaraku. Ciumannya turun keleherku, saat itu aku memegangi kepalanya dengan kedua tanganku. Sehingga payudaraku menyatu antara kiri dan kanan. Melihat hal itu pak bambang dengan sangat antusias langsung menurunkan ciumannya dengan kedua payudaraku. Ia mencium, menghisap dan menjilatinya secara bergantian kiri dan kanan. Semua itu ia lakukan cukup lama dengan sangat lembut. Perbuatannya itu berhasil membawa aku pada puncak gairahku. Sehingga aku sudah hilang kesadaran. Aku merasakan sekujur tubuhku terasa lemas untuk melawan tindakannya terhadap tubuhku. Akhirnya aku hanya pasrah saja. "Aghhh pak...emhhgghh...emmghhh..ughhwhh pak..sudah.." desahan bercampur rengekanku padanya. Tetapi pak bambang tidak memperdulikannya. Ia begitu fokus mempermainkan kedua payudaraku, dari remasannya aku tau merasakan dia sangat gemas dengan payudaraku. Tetapi dari hisapan dan jilatannya aku merasakan dia benar2 hati-hati memperlakukannya. Benar2 mampu membawa gairahku semakin memuncak. Ia terus mempermainkan payudaraku dengan sangat lihai. Hingga aku merasakan tangan pak bambang menurunkan celana yang aku gunakan. "Jangan pak.. aghhh...." aku mendesah sehingga menghentikan ucapanku. Karena pada saat itu pak bambang menghisap kuat payudaraku. Sehingga ia berhasil dengan mudahnya melepaskan celanaku. Hingga kini aku tinggal hanya mengenakan celana dalam saja.

Saat itu pak bambang kembali menghisap kuat payudaraku. Hingga aku mendesah tanpa tertahankan "aghhh...agghhhh...pakkk...ighh.." Aku merasakan gesekan penis pak bambang pada belahan vaginaku semakin mengeras saja. Ia menekan penisnya kuat pada vagianku. Hingga aku merasakan penis bambang membelah kedua bibir vagianaku. Dan aku merasakan cairan vagianaku terus mengalir begitu saja, karena ulah pak bambang tersebut. Hingga cairan itu aku rasakan mulai membasahi celana dalam yang aku gunakan."Basah sekali,, sayang" bisik pak bambang di telingaku. "Igghhh bapak,, udah cukup ini terlalu jauh,, lepaskan saya pak". Aku sangat malu dibuatnya karena ternyata pak bambang menyadari vaginaku yang sudah ikut basah. "Aghhh..pak" aku mendesah pelan saat pak bambang menempelkan kedua payudaraku ketengah dengan kedua tangannya. Ia menyatukan kedua puting susuku ketengah. Lalu ia mejilati kedua putingnya secara bersamaan.

Mendapati hal itu, aku tanpa sadar melebarkan kedua pahaku dan menekuknya keatas. Hal itu membuat penis pak bambang tepat berada di depan lubang vaginaku. Aku merasakan ia menekan kuat penisnya pada lobang vaginaku. "Aghhhh...pakk.. cukup" keluhku lirihh. "Emhhh...emhhhh..saya merasa adalah orang yang paling beruntung malam ini" gerutu pak bambang seperti tanpa sadar ia mengucapkannya. Kemudian aku merasakan penisnya saat ini tidak lagi menempel pada vaginaku, tetapi saat ini aku merasakan vaginaku seperti di sodok2 oleh penis pak bambang. Dan sodokan itu sangat terasa dilobang vaginaku, hingga aku merasakan celana dalamku ikut terdorong kedalam. Saat itu merasa suatu keanehan aku merasa penis pak bambang seperti tanpa penghalang lagi menekan celana dalamku kedalam sana. Merasa aneh dengan hal tersebut aku berusaha mendorong pak bambang dengan sisa2 tenagaku. Dan aku berhasil membuatnya sedikit terdorong dengan usahaku itu. Saat itu aku sempat melihat sedikit pak bambang sudah melepaskan celananya. Menyadari hal yang buruk akan terjadi kepadaku. Aku berusaha untuk berontak melepaskan diri dari pelukan pak bambang. Usahaku tersebut membuahkan hasil, aku berhasil membuat pak bambang terdorong menjauh dari tubuhku. Tetapi ternyata itu adalah kesalahan bagiku. Setelah berhasil membuat pak bambang terdorong menjauh dari tubuhku. Aku melihat pak malah mendapatkan kesempatan untuk berbuat lebih jauh. Pak bambang memegangi kedua pinggangku. Dan dilanjutkan tangannya memegangi sisi kiri dan kanan celana dalamku. "Aghhhh bapakk...jangan" aku berteriak bersamaan dengan berhasilnya pak bambang menarik lepas celana dalamku. Aku lihat ia melempar jauh celana dalamku. Kemudian ia kembali mendekap tubuhku. Tanpa berkata apapun ia kembali menjilati payudaraku. Dilanjutkan ia menggigit gemas puting payudaraku, lalu ia menghisapnya. "Ampun pakk... tolong jangan buat saya begini" aku menangis membayangkan hal yang buruk akan terjadi kepadaku.

Aku merasakan ujung penis pak bambang menempel di belahan vaginaku. Ia menggeseknya naik dan turun sehingga bibir vagianku terbelah oleh penisnya. "Aghhh pak...sudah cukup..." Aku memohon padanya. Tetapi tetap saja ia tidak memperdulikan aku. "Agghhh...bu rani...sangat montok sekali..Dan sangat basah,,," hanya itu yang ia lontarkan menanggapi perkataanku kepadanya. Kemudian aku merasakan ia menekuk kedua pahaku ke atas. "


" Pak tolonglah,, hentikan,,. Cukup pak,, saya mohon,, untuk yang satu itu jangan bapak lakukan" aku kembali memohon padanya. Pak bambang menatap lekat kepadaku. Aku melihat tatapanya begitu kosong kearahku. Lalu aku merasakan ujung penis pak bambang berada tepat di depan lobang vaginaku. Saat itu aku merasakan benda yang sangat besar menempel disana. Aku merasa benda itu sangat keras dan sepertinya sangat besar sekali, dan mulai menyeruak masuk kelobang vaginaku. Saat itu aku membayangkan, mungkinkah penis pak bambang sebesar itu. Dan sebentar lagi penis itu akan masuk kedalam vaginaku. Membayangkan hal itu terjadi aku merasa sangat cemas. Sehingga aku kembali berontak untuk melepaskan diriku "bapak,, tolong lepaskan,, saya tidak suka diperlakukan begini" ucapku lumayan keras kepadanya. Melihat aku yang memberontak dan menjerit cukup keras, pak bambang malah semakin erat memeluk tubuhku. Diikuti dengan dorongan penisnya semakin kuat mendorong kedalam. Dan "aghhhh pakk....ampun....aghh..tolong keluarkan pak" aku mendesah dan memohon kepadanya. Aku merasakan penis pak bambang telah berhasil menerobos masuk kedalam vaginaku. Dan aku merasakan batang itu begitu besar dan keras. Aku merasa geli dan ngilu saat penis pak bambang berhasil masuk kedakam liang vaginaku. Aku merasakan ada tonjolan pada penis tersebut. Aku merasakan tonjolan itu tepat mengenai klistoriku. "Hangat dan basah sekali bu" ucap pak bambang. Seraya ia mencium bibirku.

Kemudian aku merasakan ia mendorong penis itu lebih dalam kedalam vaginaku. Saat itu juga mataku mendelik merasakan rongga vaginaku yang terisi penuh oleh penis pak bambang. Rasanya benda itu besar sekali. Dan sangat panjang. Aku merasakan penis itu memenuhi sampai keujung rongga vaginaku. Aku merasakan penis itu menyentuh sesuatu di pangkal perutku. Belum lagi aku merasakan tonjolan pada batang miliknya. "Aghhhh...emmhhh...muuuuuuachhhh" aku membalas ciuman pak bambang pada bibirku. Ia mendiamkan penis itu didalam vaginaku. Lalu ia berpindah mengisap payudaraku lagi. Ia menjilatinya dari belahan dada menuju leherku, terus kedaguku, melewati bibir dan berhenti di hidungku. Kemudian ia mengangkat kepalanya ke atas dan menatap mataku. "Benar2 sangat nikmat, sempit sekali" ucap pak bambang. Aku tersipu mendengar ucapan dan aku memukul pelan dadanya. Ia hanya tersenyum, karena telah berhasil menaklukan aku. Kemudian ia kembali memainkan payudaraku. Ia menjilatinya dengan lidahnya begitu liat menari2 disana. Ia mengecupnya dan "ahhhhghhh..." Aku menjerit kecil saat ia menggigitnya pelan. Saat itu aku merasakan vaginaku sangat gatal diperlakukan begitu olehnya. Aku ingin ia menggerakan penis itu didalam sana, tetapi itu belum ia lakukan juga. Sehingga aku memutuskan untuk menggelinjangkan badanku agar penis itu ikut bergerak didalam sana. Aku mengelinjang saat ia melepaskan ciumannya dan kembali menghisap payudaraku, lalu aku mengangkat sedikit pantatku keatas "agghhh pak" saat itu aku merasakan penis pak bambang semakin terdorong masuk kedalam. Ia tersenyum menatapku. Ia mencium bibirku kembali. Kali ini aku membalas ciuman nya. Entah apa yang membuatku melakukannya. Lalu aku merasakan pak bambang mulai menggenjot pelan dibawah sana "aghhh..pak..ighhh..bapak.. ini berlebih banget" aku menggerutu kepadanya. "Kamu suka kan?" Balas pak bambang kepadaku. Tetapi aku menjawabnya. Aku malu harus mengakuinya, walaupun aku rasakan sodokan pak bambang pada vaginaku sangat nikmat aku rasakan, dan aku merasakan cairan vaginaku semakin bnyak keluar dan membanjiri liang vagianaku. "Aghh pak...ughhh...aghhhh, sudah pak" keluh bibirku. Entah aku mengucapkannya sepenuh hati atau tidak. Yang jelas aku merasakan sodokan pak bambang pada vaginaku sangat nikmat aku rasakan. Sodokan itu terasa sangat dalam dan mentok sekali, belum lagi aku merasakan penis itu begitu memenuhi semua rongga vaginaku. Dan entah apa itu aku merasakan tonjolan pada penis pak bambang yang terus menyentuh klistoriku bersaman dengan keluar masuknya penis pak bambang. Sungguh aku menikmatinya.

"Benar2 sangat nikmat sekali bu rani, sangat hangat dan mulus sekali" ucap pak bambang mengomentari vaginaku. Kini ia melakukannya dengan berjongkok di depanku. Ia tidak lagi mendekap tubuhku. Ia menggenjotku dengan terus meremas payudaraku, dan memainkan putingnya. "Ughhh...aghh...nikmat sekali bu rani,, tidak salah saya mengidolakan ibu sejak lama" ucap pak bambang. Seraya terus menggenjotnya dengan tempo sedang. Lalu ia kembali mendekap tubuhku. Ia mencium bibirku. Saat itu merasakan tempo genjotan pak bambang bertambah kecepatan nya. "Agghh..aghhh..pakk...auuuhhggm..huu..
Ahhhgghh pak, pelan-pelan pak,,aghh.." Aku mendesah keras mendapat genjotan pak bambang yang menaikkan temponya. "Aggg pakk...sudah..aghh..." Aku merasakan gelombang orgasme hampir sampai. Aku sangat malu jika semua itu terjadi dengan sangat cepat. "Aghhh..bapak.. tolong pelankan,,aghh...auuuhhh...aghhh..pak tolongggg..ahhh" aku merasakan vaginaku berkedut dibawah sana. Dan aku merasakan vaginaku telah mengeluarkan cairan cintanya. "Ughhhh..bu rani,,saya merasakan kontol saya seperti diremas2 didalam sana" ucap pak bambang. Seperti tengah menahan sesuatu. Aku yang masih terengah2 dengan gelombang orgasme yang datang padaku hanya menanggapinya dengan tersenyum. Kemudian aku merangkul leher pak bambang. Dan aku melumat bibirnya. Lumatan itu dibalas dengan sangat ganas oleh pak bambang. Lalu aku merasakan ia kembali menggenjot vaginaku. Kali ini genjotannya sangat kencang sekali. "Plak..plak..plakk..plakkkk.." genjotan terakhir pak bambang ia sentakkan dengan dalam kedalam vaginaku. Mataku mendelik merasakan sodokan pak bambang tersebut. "Pelan ihh pak, rani sakit kalau digituin" rengekku manja kepadanya. Ia mengecup bibirku. "Hmmm kamu sangat mempesona rani, aggghhh memekmu sangat nikmat, sangat sempit, basah dan hangat sekali" ucap pak bambang kembali mengomentari vaginaku. Kemudian ia berusaha melepaskan baju yang ia gunakan. Setelah baju tersebut terlepas aku merasakan merinding pada sekujur tubuhku ternyata pak bambang memiliki bulu dada yang lumayan lebat. Setelahnya ia kembali mendekap tubuhku. Aku merasakan rambut di dada pak bambang mengenai puting susuku yang mengeras. "Ahhh pakk,,udah rani geli" ucapku sambil mendorong tubuhnya terangkat dari tubuhku. Ia hanya tersenyum mendengar ucapanku. Tanpa mengeluarkan apapun ia kembali menggenjot vaginaku, kali ini ia menggenjot dengan posisi jongkok. Sehingga aku melihat dada bidang itu dengan jelas beserta bulu2nya. Karena merasa gemas dan aku ingin membalas perlakuannya pada payudaraku tadi. Maka aku meramas dan memainkan puting susu pak bambang. Mendapati aku yang memperlakukannya demikian, pak bambang semakin kencang menggenjot vaginaku. Hal itu membuat aku semakin kuat memencet dan memelintir puting susunya. "Aghhh..aghhh...ahhhh.. bu rani..saya tidak tahan..ughhh...saya mau keluar" aku tersadar oleh ucapan pak bambang yang mengatakan ia akan segera keluar. "Cepat keluarkan dari sana pak, jangan di dalam" balasku dengan cemas. "Aghhh...aghhh... oghhh...nikmat sekali. Keluh pak bambang seraya terus menggennjot dengan tempo yang sekarang sudah tidak beraturan. Akupun tak tahan lagi menahan desahanku. Karena aku merasakan sodokan itu semakin dalam dan mentok saja seperti mengganjal di pangkal perutku "ugggmhh..mmmmghhggghh..aghhhmmm..ahghhgg..pak...teruskan...jangan selesai dulu" ucapku menyadarkan pak bambang. Saat itu aku merasakan bahwa aku juga akan segera mencapai orgasme keduaku. "Kalau begitu saya keluarkan didalam,,aghhh..ahghh..saya tidak tahan" balas pak bambang. Aku tersadar setelah mendapatkan jawaban dari pak bambang. "Jangan didalam pak,saya mohon, keluarkan diluar pak, cabut sekarang pak" ucapku kepada pak bambang. "Agghhh..aghhh..aghhhh... bu rani saya tidak tahan...aghhh" ucap pak bambang. Dan "crooooottt...crooottt..crooot...crottt.." cairan sperma pak bambang ia keluarkan diatas perutku. Pada saat itu aku baru melihatnya. Ternyata ukuran penis pak bambang sangatlah besar dan ternyata panjang sekali.

Aku dibuat merinding melihat ukuran penis pak bambang. Bagaimana tidak ternyata sedari tadi penis besar itu terus mengaduk2 Liang vaginaku. Dan aku rasakan penis itu mengisi dan mampu menjangkau jauh liang ujung vaginaku yang selama ini belum tersentuh oleh suamiku. Dan aku menyaksikan di batang penisnya seperti ada benjolan tepat di tengah2 bagian atas batang penis tersebut. Ternyata benda itulah yang sedari tadi menyentuh2 klistoriku setiap kali penis itu keluar masuk dari vagianaku...

Bersambung....

================
Lanjutan pov rani:


Saat aku masih terperangah dengan ukuran penis yang dimiliki pak bambang. Aku merasakan vaginaku masih begitu gatal dan aku rasakan sedikit berkedut-kedut, karena tadi aku belum sempat mencapai orgasme keduaku. Andai saja tadi pak bambang bisa bertahan sedikit lebih lama. Sedikit lagi saja. "Huuuuuuughh" aku menghelah nafasku. Saat itu aku merasakan bahwa aku akan sulit menahannya. "Lebih baik aku menuntaskannya dikamar mandi saja dengan jariku. Aku akan menggosok-gosoknya.". Begitulah pikirku pada saat itu. Tetapi tiba "cuppp" pak bambang mengecup lembut keningku. "Luar biasa,,, ibu sangat luar biasa,, saya sangat menikmatinya,, dan aset ibu ini sangat luar biasa" ucap pak bambang seraya tangannya kini menggosok lembut belahan bibir vaginaku. "Aghhh pak.. udah ihh,,.". Aku menyingkirkan tangan pak bambang darisana, dan aku mendorong pelan tubuh pak bambang. Hingga kini ia berbabring disamping aku. Dengan tangannya yang ia letakkan diatas perutku.


Saat ia menggosok lembut belahan bibir vaginaku tadi. Aku merasakan getaran pada sekujur tubuhku, dan rasa gatal itu semakin bertambah saja pada vaginaku. Maka aku putuskan untuk segera menuntaskannya ke kamar mandi."Saya kekamar mandi dulu pak" ucapku seraya berusaha ingin bangkit dan menyingkirkan tangan pak bambang dari atas perutku. Tetapi pak bambang menahanku dengan mengalihkan pegangannya pada lenganku. Lalu tangannya beralih meremas pelan payudaraku. "Ibu belum sampai lagi bukan?" Ucap pak bambang mengejutkan aku. "Biar saya tuntaskan dahulu bu" sambung pak bambang seraya tersenyum dan kembali naik keatas tubuhku. Ia mencium lembut bibirku, entah ada apa dengan aku saat itu. aku membalas lembut ciuman itu. Aku membuka mulutku dan aku rasakan lidah pak bambang merangsek masuk kedalam mulutku. Lidah pak bambang mencari lidahku dan aku membalasnya dengan menekankan lidahku padanya. Hingga kini lidah kami tengah beradu satu sama lainnya. Cukup lama kami melakukannya, aku merasa merinding pada sekujur tubuhku saat aku berciuman dengannya. Lalu ia melepaskan ciumannya dan mengarahkan kepalanya menuju kearah vaginaku, saat kepalanya pas didepan vaginaku. "Cupp...muuuuuuachhh" ia mengecup dan sedikit menyedotnya. "Aghhhh bapak sudah,,, jangan lagi,,,pak,, saya tidak mau,,, cukup pak,,,". Aku meminta pak bambang agar menghentikan perbuatannya. Tetapi pak bambang tidak memperdulikan aku. Malah setelah itu pak bambang mengangkat kedua kakiku dan melebarkan kedua pahaku.

"Ternyata benar2 montok dan mulus sekali" ucap pak bambang sambil menatap lekat kearah vaginaku. "Sudah pak,, cukup,, lepaskan saya,,, saya mau kekamar mandi.." ucapku kepada pak bambang. Saat ia mengecup dan sedikit menghisap vaginaku tadi, aku merasakan rasa gatal itu semakin terasa di vaginaku. Aku ingin menuntut vaginaku dipuaskan saat itu juga. Ingin rasanya aku meminta pak bambang untuk kembali memasukan penisnya yang besar dan panjang itu kedalam vaginaku. Lalu aku mengalihkan pandanganku ke bawah mengarah kearah penis pak bambang, tetapi terhalang oleh kedua kakiku yang masih ia pegangi dan ia angkat keatas "mmmmmmhhhhh,,,,muuuuuuachhhh,, sangat basah.." gerutu pak bambang. Dan kini kepalanya terbenam di vaginaku. Aku rasakan lidah pak bambang menari2 dengan lembut disana. "Uggghhhh pakkk...aghhhh....pak..sudah...aghhhh...cukup pak...tolong..." Aku merengek kepadanya. Tetapi ia tidak memperdulikannya, ia terus saja menjilati vaginaku. Saat itu aku merasakan kenikmatan yang sedari tadi aku inginkan. "Aghhhh...pakk...uggghhh..." aku mendesah karena ulah pak bambang mengecup kuat bibir vaginaku.

Mendengar desahanku, pak bambang kemudian menurunkan kedua kakiku. Lalu ia membentangkannya, hingga kini aku dalam posisi terlentang dengan kedua pahaku yang terbuka lebar. Aku melihat pak bambang berjongkok di depan sana. Pada saat itu aku melihat kearah penis pak bambang, ternyata penis pak bambang telah layu, hanya setengah tegang saja. Dan menggantug kebawah. Tetapi tetap saja ukuran nya sangat besar dan panjang sekali. Aku dibuat merinding melihat ukuran penis itu, belum lagi dengan adanya benda seperti benjolan kecil yang terdapat ditengah batang penis pak bambang. Walaupun sebenarnya aku menginginkan penis itu kembali melakukan penetrasi ke vaginaku. Tetapi nyatanya penis itu telah layu dan tidak mungkin aku mengatakan itu kepada pak bambang.

Saat aku tengah memikirkan hal itu. Aku merasakan bambang menarik badanku kedepan hingga ketepi ranjang. Ia menempatkan pantatku pas ditepi ranjang. Setelahnya ia kembali melebarkan kedua pahaku. Dan "mmmmmmhhhhh.....muuuuuuuachhhh..." ia kembali membenamkan wajahnya pada vagianku. "Awwww...bapakkkk...uggghhghhh...sudah..pak... cukup...saya..geli..pak.." saat itu aku merasakan geli yang amat sangat pada vaginaku. Disamping itu aku merasakan kenikmatan mengalir disekitaran vaginaku, rasa itu terus naik menjalar keputing susuku hingga aku merasakan puting susuku kembali mengeras. "Aghhhh...sudah..pakk...ampunn.." Aku mendesah kencang. Saat itu pak bambang meramas dan memilin puting susuku, seraya ia terus menjilati vaginaku.

Aku terus meminta agar pak bambang mengakhirinya. Tetapi sesungguhnya bukan itu, aku ingin pak bambang kembali memasukan penisnya yang besar dan panjang itu kedalam vaginaku lagi. Tetapi itu tidak ia lakukan, ia terus saja menjilati vagianaku. "Ughhhhh...aghhhh...bapakkk...rani..tid..ak..ta...han..pak.." ucapku terbata. Saat itu aku merasakan pak bambang memasukan lidahnya kedalam lubang vaginaku. Lidah itu ia buat keluar masuk kedalam vaginaku, walaupun hanya ujungnya saja. Pada saat itu aku merasakan rasa ngilu yang amat sangat. Rasanya aku sudah tidak kuat menahannya, dan aku merasakan gelombang orgasme itu akan datang kepadaku lagi. Dengan gemetar dan susah payah aku berusaha untuk merapatkan kedua pahaku, namun sangat sulit karena tertahan kepala pak bambang yang terbenam disana. "Udahh..pakk..plisss..ampuniii..saya..pakk.." dan "aggghhhh.... bapakk...masuk....kan....pakk...,, tol...long,,.." Aku aku kelepasan mengucapkannya saat pak bambang menarik lidahnya dan menghisap kuat vaginaku.

Mendapati apa yang aku ucapkan barusan, pak bambang melepaskan pegangannya pada kedua payuduaraku. Dan ia mengangkat kepalanya dari belahan vaginaku. Ia berdiri di pinggiran tepi ranjang. Saat itu aku melihat penis pak bambang yang sudah berdiri mengacung tegak dan ternyata penis itu agak bengkok melengkung kebawah. Hal ini baru aku ketahui, karena baru ini aku melihat langsung kondisi penis pak bambang dalam keadaan tegang, tepat didepan aku. Dan tanpa berkata apa2 pak bambang kembali memegang kedua ujung kakiku, lalu ia lebarkan kedua kakiku. Ia mengarahkan penisnya kearah vaginaku. Saat ujung penisnya menempel dibelahan bibir vaginaku, aku merasakan benda itu sangat hangat sekali. "Clupp" ia mendorong masuk penisnya kedalam vaginaku. "Aghhh pa..akk..." Aku menatap sayu kearahnya. Ia hanya tersenyum kearahku. Ia mendiamkan sebentar penisnya didalam vaginaku. Kemudian ia mulai memainkan penisnya keluar masuk kedalam vaginaku dengan sangat pelan. "Clokk..clokk..clokkk" suara vaginaku yang sangat basah dibawah sana. Dan aku mengelinjang saat pak bambang menusukkan penisnya sangat dalam ke vaginaku. "Ugghhh...pak..jangan.." rengekku kepadanya. Ia segara menarik sedikit penisnya dan kembali menggenjot aku dengan tempo agak cepat. Saat itu aku merasakan nikmat yang teramat sangat pada vaginaku. "Aghhh..aghh..aghhh....ughhh...pak.." Aku mendesah menikmati sodokan pak bambang. " Hangat dan nikmat sekali bu rani" ucap pak bambang sambil terus menggenjot vaginaku. Dan saat itu aku merasa gelombang orgasmeku sudah hampir tiba. Aku merasakan itilku seperti digelitik oleh benda yang menyendul pada batang penis pak bambang.


Rasanya aku sudah tidak kuat menahannya. "Aghh.. agghhh...aghhh.." aku terus mendesah merasakan hal itu semakin dekat, dan sedikit lagi akan aku dapatkan gelombang orgasme itu. Hal itu membuat aku menggelinjang karena merasakan getaran pada vaginaku. Tiba2 aku merasakan kakiku dibuka semakin lebar oleh pak bambang, dan aku merasakan tubuh pak bambang merapat ke tubuhku. Itu ia lakukan tanpa melepaskan pegangannya pada kedua kakiku, sehingga hal itu otomatis membuat pahaku semakin terbuka lebar. "Cupp....mmmmmhhhhh" ia mencium bibirku, dan akupun membalasnya. Ia terus menggenjot vaginaku. "Aggghhh...pakkk...say..yaa...sammm...paiii..." Aku mendesah merasakan cairan vaginaku mengalir keluar darisana. Pak bambang kemudian melepaskan pegangannya pada kedua ujung kakiku. Ia mengalihkan pegangannya pada kedua payudaraku, ia meremas dan kemudian ia menjilatinya. Aku memegang kepalanya dan menarik pelan kepalanya dari payudaraku. Aku merasakan ngilu pada payudaraku saat ia menjilati payudaraku. Kemudian ia menghentikan genjotanya dan menarik penisnya keluar dari vaginaku. "Clocccokk" suara penis pak bambang keluar dari vaginaku. Lalu ia tersenyum kearahku dan menunjuk ke arah batang penisnya. Aku melihat kearah sana, ternyata penis itu sangat basah dan terlihat mengkilap terkena cairan cintaku dari dalam sana. Aku hanya tersenyum dan berusaha memukul pelan pak bambang, tetapi pukulanku tidak mengenainya. Karena jarak kami yang cukup jauh setelah ia mencabut keluar penisnya tadi.

Mendapati hal itu, pak bambang segera mendekat kearah aku. Ia menaikkan kedua kakiku yang masih terjuntai ke bawah ranjang. Setelahnya ia memelukku, ia mencium keningku. Dan sedikit meremas pelan payudaraku. "Bisa kita lanjutkan?" Ucap pak bambang kearahku. Aku hanya tersenyum kearahnya, tanpa aku menanggapi ucapan pak bambang.

Bersambung....

================


 

Lanjutan pov rani:

Setelah aku mencapai gelombang orgasme keduaku, aku mulai mulai mengatur nafasku yang masih ngos-ngosan tidak beraturan. Saat itu aku merasakan pak bambang masih terus meremas2 payudaraku. Aku memegang tangannya yang terus menempel di payudaraku. Aku memukul pelan tangan itu, dan mencubitnya. Mendapati hal itu pak bambang tersenyum kearahku. Lalu ia menghisap payudaraku dari samping, dan ia memiringkan tubuhku kearahnya. Aku mengikuti saja apa yang ia inginkan. Saat itu aku melihat kedua payudaraku menempel bersatu karena di poisisku yang miring itu. "Hmmmhm sangat montok sekali bu" ucap pak bambang seraya tangannya kembali memegangi kedua payuduaraku. "Rasanya saya sulit lepas dari payudara milik ibu" sambung pak bambang lagi. "Ihhh dasar" balasku sambil kembali mencubit pelan tangan pak bambang. "Mmmmmmhhhh...nikmat sekali.." ucap pak bambang sambil menghisap pelan payudaraku. "benar-benar idaman,,, sudah lama saya membayangkan bisa menikmati payudara milik ibu ini,, saya sering memperhatikan payudara milik ibu saat sedang berada dinkantor" tambah pak bambang lagi. "Igghh dasar bapak, sama seperti yang lain" balasku kepadanya.

Pak bambang hanya tersenyum menanggapinya. "Wajar saja itu terjadi bu, siapa yang tidak tertarik dengan aset milik ibu ini" ucap pak bambang lagi, seraya tangannya meremas kuat bulatan pantatku. "Aghhh sakit pak" keluhku kepadanya. "Apalagi kalau sudah lihat,, aset yang satu ini kalau ibu sedang berjalan, ugghh saya sebenarnya sering tidak fokus melihatnya" ucap pak bambang sambil tersenyum tenang menatap aku. Aku hanya tersipu mendengar ucapan pak bambang itu. "Dasar ya,, huuhh,, saya kira bapak tidak seperti yang lainnya,, ternyata sama saja," ucapku sambil menjauh dan melepaskan pelukannya dari tubuhku. "Saya juga laki2 normal bu, sama seperti yang lain" jawab pak bambang, seraya ja bangkit dari posisi berbaringnya. Ia mendekat kearahku dan mengarahkan penisnya ke wajahku. Aku merinding melihat penis itu yang kini sangat dekat didepan mataku. "Boleh saya merasakannya? bibir ibu yang indah itu?" Ucap pak bambang pelan, sambil berusaha merayu aku.

"Jangan pak,, sudah cukup,, bapak sudah mendapatkannya,, bahkan lebih dari apa yang tadi bapak inginkan" jawabku menolaknya. Pak bambang hanya tersenyum. "Maafkan saya telah melewati batas yang telah saya janjikan,, sungguh saya tidak tahan melihat badan ibu yang sangat indah ini" ucap pak bambang, saat itu ia mengarahkan tangannya ke payudaraku. "Dan ini,, entah mengapa, saya sangat menyukai ukuran dan bentuknya,, ini adalah payudara terindah yang pernah saya lihat, dan bukan hanya dari luarnya saja, dalamnya pun sangat membuat saya terpesona" ucap pak bambang sambil kembali mencium daging bulatan payudaraku. "Aggh pak" dasahku karena ulah pak bambang. "Dasar bapak" balasku singkat kepadanya.

Ia membelai rambutku, dan mengusap kepalaku dengan lembut. Ia menariknya pelan mengarahkannya pada penisnya. Aku paham apa yang ia inginkan, tetapi aku berusaha menolaknya. "Udah pak,, jangan lagi,, saya takut,," ucapku menolaknya lagi. "Saya yakin ini bukan hal yang baru bagi ibu bukan? Saya hanya ingin merasakannya sedikit bu,, tolonglah,," ucap pak bambang kepadaku. Memang sudah sangat biasa aku melakukannya, tetapi itu aku lakukan hanya bersama suamiku. Bukan dengan orang lain seperti pak bambang. Belum lagi kalau aku melakukannya dengan pak bambang, dengan ukuran penisnya yang besar dan panjang itu. Melihatnya saja aku merasa merinding, tetapi aku sangat nikmat kala sedang digenjot dengan batang miliknya itu. Rasanya penis itu akan mentok sampai tenggorokanku, jika ia masukkan sampai dalam ke mulutku. Dan sepertinya aku akan kesulitan memasukan penis itu kedalam mulutku. "Tidak pak cukup,,saya tidak mau melakukannya lagi" ucapku seraya ingin berdiri dan bangkit dari posisiku saat ini. Melihat hal itu pak bambang menahan tubuhku. Lalu dengan cepat ia naik keatas tubuhku. Lalu ia mengangkat badannya dan berjongkok didepan mukaku. Ia meletakkan penisnya didepan mukaku. "Ighhh bapak,, udah,,dong,,ighiii,," ucapku merengek kepadanya. "Ayolah sedikit saja bu" pinta pak bambang. Ia menempelkan penisnya itu ke wajahku. Gila,, penis itu dapat menyentuh keningku. Berarti penis itu sangat panjang sekali. Lalu ia arahkan penisnya menuju bibirku.

Mendapati hal itu aku mengunci rapat bibirku. "Bukalah sedikit bu,,lakukan ini untuk saya,," ucap pak bambang lembut. "Atau keluarkan saja lidah ibu,, biarkan saya merasakan lidah ibu saja,, kalau ibu tidak bersedia melakukannya" tawar pak bambang kepadaku. "Jangan pak,, sudah,, cukup sampai disini ya pak,, saya mohon,, saya tidak ingin ini lebih jauh lagi" balasku memohon kepadanya. "Saya tau ibu wanita baik-baik,, dan ibu jangan berpikiran saya sedang melecehkan ibu,, saya melakukan ini karena rasa saya ingin memiliki ibu yang sulit tertahankan" ungkap pak bambang kepadaku. Mendengar hal itu entah kenapa aku sepeti sangat mempercayai ucapannya. Aku merasa tersanjung dengan ucapannya itu. "Setelah ini cukup ya pak?" Balasku kepadanya. "Iyaaa" jawab pak bambang singkat seraya menganggukan kepalanya. "Tapi saya ngeri pak,, punya bapak besar sekali" ucapku jujur kepadanya. Mendengar aku mengucapkan itu pak bambang mengangkat alisnya keatas. "Maksud ibu,, milik suami ibu tidak sebesar milik saya?" Celetuk pak bambang kepadaku. Aku hanya menganggukan pelan kepalaku. Pak bambang tersenyum dan mencium bibirku. "Mmmmmhhh" kami berciuman sejenak. "Ibu menikmatinya?" Bisik pak bambang ditelingaku. Aku hanya tersenyum dan mencubit lengan pak bambang. "Tidak,, saya dipaksa untuk melakukannya" balasku cemberut kepadanya. "Kalau begitu,, lakukan dengan tidak terpaksa,, jika ibu tidak menikmatinya saya tidak akan melanjutkanya" balas pak bambang menantang aku. "Itu sama saja dengan bapak akan melanjutkankan nya bukan?" Balasku kepadanya. "Iyaa kita coba sejenak,, jika ibu merasa tidak menikmatinya,, kita hentikan dan saya berjanji tidak akan memaksa ibu. Tetapi kita harus sama-sama jujur mengakuinya " balas pak bambang serius. Rasanya itu hal yang sangat tidak mungkin terjadi. "Aku sangat menikmatinya pak, aku merasakan vaginaku sangat penuh dengan kehadiran penis bapak didalam sana, belum lagi penis bapak yang panjang itu, ughh rasanya itu mentok sekali, dan itu sangat nikmat. Belum lagi tonjolan kecil itu, aku merasa sangat nikmat kala ia menyentuh itilku setiap kali itu keluar masuk vaginaku" tetapi itu hanya aku ucapkan dalam hatiku.

Melihat aku yang termenung seperti tengah memikirkan sesuatu, pak bambang menyadarkan aku. "Bagaimana, apakah ibu menyetujuinya?" Ucap pak bambang, seraya kembali membelai rambutku. "Tidak pak,, saya tidak mau" balasku kepadanya. Mendengar hal itu pak bambang seperti sangat kecewa. "Tapi akan saya lakukan permintaan bapak yang terakhir" sambungku kepadanya. Itu berarti aku bersedia mengulum penisnya saja. Mendengar hal itu, aku melihat senyum pak bambang mengembang dipipinya. "Terimakasih ibu rani yang sangat cantik" ucap pak bambang seraya terus tersenyum. "Dasar bapak,,banyak mau nya" ucapku cemberut kepadanya. "Mari lakukan disini saja bu" ucap pak bambang seraya menarik aku untuk berdiri dan bangkit dari posisi berbaringku.

Ia menarik aku untuk turun dari ranjang, lalu ia duduk ditepian ranjang. Saat dalam posisi itu aku melihat penis milik pak bambang semakin terlihat panjang, dan aku melihat benjolan itu dengan jelas. "Ini apasih pak?" Aku bertanya seraya aku berjongkok didepannya. Aku memegang batang penis pak bambang dan aku memencet benjolan kecil itu. "Tadi ibu merasakannya bukan?" Balas pak bambang. Aku hanya menganggukan kepalaku. "Benjolan itu lah yang tadi membuat ibu sangat menikmatinya" balas pak bambang tersenyum mengejek aku. "Ighhh dasar,, siapa juga yang menikmati,, saya dipaksa,, dasar bapak" jawabku berbohong, sambil aku meramas sedikit kencang batang penis psk bambang. Saat itu aku merasakan batang itu masih begitu lengket dengan cairan cintaku tadi. "Lakukan sekarang bu" pinta pak bambang. "Cuci dulu pak, ini sangat basah sekali, sekalian saya mau pipis dulu pak" balasku kepada pak bambang. "Sudah nanti saja,, toh itu milik ibu juga,, dan nanti kalau harus mencuci dahulu,, bisa-bisa saya berubah pikiran bu" tahan pak bambang kepadaku. "Igghh dasar" ucapku cemberut kepada pak bambang.

"Ayo lakukan bu, saya menunggunya" ucap pak bambang diikuti dengan tangan nya menarik pelan kepalaku kearah penisnya. Aku mendekatkan kepala kesana, lalu aku melepaskan pegangan tangan pak bambang dikepalaku. Aku mengecup pelan kepala penis itu, sama seperti saat pertama kali aku akan mengulum penis suamiku, aku pasti mengecupnya terlebih dahulu. "Ughhh"
Lenguh pak bambang. Dalam pikiranku saat itu. Inilah saatnya aku membalas perbuatnya tadi terhadap apa yang ia lakukan dengan vaginaku. Aku menjilati batang penis pak bambang dari bawah hingga kepalanya. Ughh panjang sekali,, aku sampai merinding dibuatnya. Itu terus aku lakukan untuk menggodanya. Aku ingin ia memuji kelihaianku menjilati penisnya. Tetapi itu tidak ia lakukan. Ia hanya diam saja dan sesekali melenguh pelan "mmmmhhh,, teruskan bu" ucap pak bambang. Merasa gemas ia tak juga mengucapkanmya. Maka aku berusaha mengeluarkan teknik terbaikku saat aku tengah mengulum penis suamiku. Itu akan aku praktekkan padanya.

Aku memegang telurnya, dan aku remas pelan. Itu aku lakukan seraya jilatanku yang terus aku lancarkan pada batang penisnya. Dan benar saja setelahnya aku mendengar pak bambang melenguh. "Ibu benar2 juaranya,,mmmmggh" lenguh pak bambang tertahan. "Sangat nikmat sekali" sambung pak bambang lagi. Aku tersipu mendengar pujian dari pak bambang. Dengan cepat aku jilati telur milik pak bambang "aghhh bu rani,,uggghhh,,ibu sangat pandai melakukannya" desah pak bambang. Kemudian aku sedot pelan telur milik pak bambang "awwww gila,, ini sangat nikmat,,ibu memang luar biasa" sambung pak bambang memuji apa yang aku lakukan terhadap dirinya. Lalu aku menaikkan kepalaku lebih tinggi dari batang penisnya. Aku mulai memasukan penis itu kedalam mulutku. Tetapi aku sedikit mengalami kesulitan, karena ukuran penisnya yang besar. "Susah ighhh pak" keluhku kepadanya. "Saya yakin ibu bisa" balas pak bambang tersenyum kepadaku. Aku kembali berusaha memasukan penis itu kedalam mulutku. Kali ini dengan sedikit memaksa aku melakukannya. Toh ini hanya sebentar saja. Begitulah pikiranku pada saat itu. "Aghhh nikmat sekali bu,,,aghghh,,,,ibu sangat pandai" lenguh pak bambang yang kini penisnya sudah berada didalam mulutku. Aku merasakan tangan pak bambang memegang kepalaku. Kemudian ia tekan kepalaku kebawah "gloock,,,gloockk,,uuweekk" aku merasakan itu masuk kedalam rongga tenggorokanku, hingga aku hampir muntah dibuatnya. "Igghh bapak,, jangan gitu ahhh,," keluhku kepadanya. "Maaf bu,, saya kelepasan itu sangat nikmat, bibir ibu sangat lembut, rasanya sperma saya akan tersedot keluar. Ucap pak bambang seraya ia berdiri. Ia memegang kedua tanganku, lalu ia mengangkat aku untuk berdiri. Ia memelukku dari dan menciumi pundakku. Lalu ia pindahkan ciumannya itu keleherku. "Aghhh bapak,, udah ihh" ucapku kepadanya. Saat itu aku merasakan rambut didadanya menempel dan menggesek2 pada payudaranku. Aku sangat merasa geli pada saat itu. Tanpa menjawab omonganku pak bambang tiba2 berpindah posisi dan berdiri dibelakagku. Ia memelukku dari belakang. Ia meremas payudaraku, kemudian ia mencium tengkuk ku dari belakang. Aku merasa getaran pada vaginaku saat ia melakukan itu padaku. "Udaah ihh pak,, saya mau kekamar mandi,, saya mau pipis,," ucapku kepadanya. "Mmhhhh ibu sangat wangi sekali" dengus pak bambang di telingaku. Ia terus meremas payudaraku, dan memilin putingnya. Dan aku rasakan ciumannya berpindah ke telingaku. "Aggghhh,,,bapak,,,,jangannn,,iiigghhh,,"

Kemudian ia mendorong pelan tubuhku kearah ranjang. "Bapak udah ihh,,, jangan lagi pak,," keluhku kepadanya. Tetapi pak bambang tidak memperdulikannya. Ia makin kuat mendorong aku kesana dan membaringkan tubuhku terlentang disana. Dan dengan cepat ia naik keatas tubuhku. Ia menciumi bibirku, turun ke payudaraku, dan ia menghisapnya dengan kuat kali ini. "Aghhh pakk,, sudah,, ugggghhh,,,igghhhh,,,bapak,,," rengekku sambil memegang kepalanya. Lalu aku merasakan ia melabarkan kedua kakiku. Saat itu juga aku merasakan penis itu kembali menempel pada bibir vaginaku. "Aghhh pakk,, sudah,,jangan lakukan lagi" bisikku pelan di telinganya.

Tetapi tetap saja ia tidak memperdulikannya. "Bapak,, sudah,,aaaggghhhhhh" aku mendesah saat aku merasakan penis itu kembali masuk kedalam vaginaku. Akhirnya penis itu kembali terbenam dalam vaginaku. Dan ia langsung menggenjotku dengan gerakan yang sangat cepat sekali, sepertinya kali ini kelembutan itu sudah tidak aku rasakan lagi. Ia melakukan nya dengan sangat brutal kepadaku. Tetapi aku merasakan keanehan dalam diriku. Aku merasakan kenikmatan yang lain dari perlakuan nya kepadaku. Entah kenapa aku menikmati diperlakukan seperti ini olehnya. "Aggghhh,,,aghhh,,,aghh,h,,ahhh,,,uuymghhh,,,ugggh,hh,," aku hanya bisa mendesah mendapatkan perlakuan darinya. Akhirnya malam itu ia kembali berhasil menikmati tubuhku. Dan kami melakukannya cukup lama hampir 40 menit dengan berbagai macam gaya. Bahkan aku sempat melakukannya dengan aku berada diatas menggenjot penis milik pak bambang. Dan itu adalah salah satu posisi yang sangat nikmat aku rasakan. Selain posisi aku menungging dan pak bambang mengenjotku dari belakang. Pada posisi aku menungging itu aku merasakan penis pak bambang yang panjang itu sampai mentok di ujung vaginaku dan yang lebih gila aku rasakan, penisnya yang sedikit bengkok kebawah itu, terasa menggaruk-garuk di dalam vaginaku. Hingga setiap kali penis itu keluar masuk kedalam vaginaku, desahan dari mulutku keluar begitu saja, tanpa tertahankan. Setalah usai bercinta malam itu, aku tidak kembali ke kamarku. Aku tertidur disana bersama pak bambang. Ia tidur dengan menghisap payudaraku. "Seperti anak kecil saja" ucapku kepada pak bambang. Ia berasalan tidak ingin menyiakan kesempatan menikmati payudaraku. Barulah sekitar pukul 5 pagi aku bangun dari tidurku, aku bangkit seraya melepaskan pelukan pak bambang dari tubuhku. Saat itu aku merasakan ingin pipis. Maka aku segera menuju kemar mandi, sekalian aku membersihkan diriku. Setelahnya aku memakai pakaianku kembali.

Setelah semuanya selesai aku membangunkan pak bambang dan aku pamit menuju kamarku. Setibanya dikamarku, aku menangis menyesali apa yang telah aku lakukan malam ini. Aku telah mengkhianati suamiku, dan aku telah mengkhianati keutuhan rumah tangga kami. Aku terus merenung dan seperti tidak percaya dengan apa yang telah terjadi. Tetapi kenapa tadi aku tidak menolaknya dan kenapa aku ikut menikmatinya. Entah apa yang terjadi pada diriku saat itu.

Setalah pikiranku yang semakin tidak karuan memikirkan hal itu, maka aku putuskan untuk mandi. Setelah selesai mandi aku berbaring ditempat tidurku. Aku melihat handphoneku dan aku kembali tertidur setelahnya. Jam 8 pagi telah terbangun, aku beranjak dari tempat tidurku dan aku mencuci wajah, dan sedikit membersihkan diriku. Saat itu handphoneku berdering, aku lihat itu panggilan dari pak bambang. Tetapi aku diamkan saja. Rasanya aku malu kalau harus bertemu dengan nya. Tak lama setelah itu "tok,,,tok,,tok,,," aku mendengar ketukan di pintu kamarku. Aku membukanya ternyata itu adalah pak bambang. Ia mengajak aku untuk sarapan pagi.


Akhirnya aku mengiyakan ajakannya. Saat kami sedang sarapan, tak banyak yang kami bicarakan berdua. Hanya soal pekerjaan saja, pak bambang mengatakan bahwa kami bisa pulang siang ini. Dan tak sedikitpun ia mambahas kejadian yang ia lakukan kepadaku tadi malam. Ia berlaku seolah2 tidak terjadi apa2 antara kami berdua. Setelah sarapan aku kembali kekamar untuk beres2 barang bawaanku. Begitu juga dengan pak bambang ia kembali kamarnya. Sekitar jam 10 aku mendengar pak bambang memanggilku dari balik pintu. Aku membukakan pintu untuknya. Ia masuk begitu saja kekamarku.

Di dalam sana ia langsung memelukku, dan sikapnya kembali sangat lembut dan baik sekali kepadaku. Sangat berbeda sekali sikapnya saat didalam kamar kami berdua saja dan saat kami sedang berada diluar. Ia membaringkan aku di tempat tidurku, lalu membuka bajuku. Entah kenapa aku saat itu, aku menuruti saja setiap perlakuanya padaku. Ia menelanjangi aku dan kembali ia mengeksplore tubuhku. Kami kembali bercinta pagi itu. Kami melakukannya cukup lama pada saat itu. Dan pak bambang seperti sangat menikmati moment itu, begitupun dengan aku, desahan dan rengekanku keluar begitu saja memenuhi seisi ruang kamarku. Setelahnya kami bercerita dengan sama2 masih dalam kondisi bertelanjang ria, sambil berbaring diranjang tempat tidurku. Pak bambang mengatakan bahwa ia sangat menyangiku dan ia tak henti2nya memainkan payudaraku, dan memuji payudaraku. Jku hanya tersenyum melihat ulahnya.


Kemudian saat itu didalam kamarku, saat tubuh telanjangku tengah berada di pelukan pak bambang. Ia meminta aku memanggilnya dengan sebutan "mas". Aku pun menuruti keinginannya. Kemudian kami sama2 tertawa Setelahnya, karena itu sangat aneh aku ucapkan rasanya. Tetapi pak bambang memintaku menggagilnya dengan sebutan mas pada saat kamu bertemu berdua saja. Aku mengiyakannya saja. Dan seketika itu pula rasa sesalku tadi telah hilang entah kemana. Karena mendapatkan perlakuan nikmat dari pak bambang, teruatama saat penis itu masuk kedalam vaginaku "ughhh rasanya sangat nikmat" Setelah itu ia mengajak aku untuk bersiap2 segera pulang. Sebelumnya ia meminta aku untuk ikut mandi bersamanya. Hal gila apalagi ini, tapi aku menurutinya. Kami mandi bersama dikamar mandi kamarku. Tetapi kami tidak melakukan apa2 disana, hanya pak bambang memainkan payudaraku dengan menyabuninya, sambil ia meremas gemas payudaraku. Dan aku hanya mengulum penis pak bambang didalam sana. Tidak lebih dari itu. Setelahnya kami pergi meninggalkan hotel. Pada saat perjalanan pulang, aku dan pak bambang hanya banyak diam di dalam kendaraan. Aku duduk di belakang dan pak bambang duduk di depan dengan sopir kantor pusat yang ia hubungi tadi. Setelah tiba di kantor pak bambang pamit kepadaku. Dan aku diantarkan pulang kerumah oleh bapak supir itu.


Flashback end...

================


 

Lanjutan pov rani.

Saat ini pikiranku sedang sangat tidak karuan, dan aku kembali terkenang dengan apa yang terjadi pada diriku bersama pak bambang pada perjalanan dinas kala itu. Yang ada dipikiranku pada saat ini bahwa aku sangat membencinya atas semua sikapnya kepadaku, setelah ia melakukan semua itu terhadapku. Tetapi jauh didalam relung hatiku, entah mengapa aku merindukan perlakuannya yang begitu lembut memperlakukan aku. Aku merindukan pujiannya, candaannya yang memanjakan aku dan aku merindukan sentuhan lembutnya terhadap tubuhku bahkan sepertinya aku merindukan batang miliknya itu. Rasa geli yang ditimbulkan dari benjolan kecil pada penisnya, membuat aku sering terbayang akan hal itu. Dan sayangnya rasa itu tidak aku dapatkan saat aku tengah bercinta dengan suamiku. Terkadang saat aku merindukan hal itu, aku sering melakukan masturbasi dengan menggosok itilku, sambil membayangkan rasa yang pernah diberikan pak bambang padaku. Tetapi entah mengapa aku masih sangat membencinya, ditambah dengan semua sikapnya terhadapku saat ini. Setelah semua itu berlalu ia sangat cuek bahkan tidak pernah memperhatikan aku, ia bersikap biasa saja, seolah-olah tidak ada yang pernah terjadi antara kami berdua.

"Mas tau kamu pasti sangat membencinya bukan?" Ucap pak bambang sambil memegang pundaku. Lalu ia memegang kedua lenganku dari belakang. Tanpa aku menduganya ia membisikkan sesuatu padaku "rasa itu masih sama ran" bisiknya pelan di telingaku. "Mas melakukannya untuk menjaga kehormatanmu, terutama saat kita sedang berada di kantor ini" lanjutnya lagi, kemudian ia kembali diam setelahnya. Saat itu kepalaku masih tertunduk di meja didepanku. "Bangunlah, tidak seharusnya kita membahasnya disini, kita harus berlaku sebagaimana mestinya. Tentu kita tidak ingin orang lain dikantor ini mencurigainya bukan? Bangunlah,, kita bahas dilain waktu" Lanjut pak bambang menenangkan aku.

Mendengar hal itu, aku mengangkat kepalaku dari sana, aku mengusap kedua mataku. Lalu aku berdiri dari posisi aku duduk. "Baiklah pak, saya izin kembali keruangan" ucapku tanpa melihat kearahnya. Aku masih menunduk kebawah, dan pak bambang masih berdiri di belakangku. "Baiklah bu rani, saya percaya dengan kapasitas ibu. Dan untuk saat ini tolong jangan campur adukan dengan pekerjaan kita disini" ucap pak bambang seraya ia berlalu kembali duduk di kursi di depan aku. Aku hanya menganggukan kepalaku tanda aku menyetujuinya. "Saya izin kembali bekerja pak" ucapku menanggapinya. Kali ini aku melihat kearahnya.

Ia hanya tersenyum kepadaku dan ia menganggukan kepala. "Baiklah bu" balasnya singkat. "Permisi pak" ucapku seraya berbalik mengarah keluar ruangan itu. Saat aku telah didepan pintu ingin keluar. "Jangan ragu menanyakannya kepada saya, jika ibu memiliki kendala" ucap pak bambang. Mendengar hal itu aku menoleh kembali kearahnya dan aku membalik badaku. "Baik pak, terimakasih" balasku kepadanya. Setalah mengucapkannya aku segera berbalik dan aku bergegas meninggalkan ruangan pak bambang.


Pov rani end...




Sementara itu dalam sebuah rumah, nampak seorang laki-laki yang tengah duduk di ruang tamu rumah mereka. Ia duduk termenung,, sambil menghisap rokoknya. TV yang menyala tidak ia perhatikan sama sekali, dalam pikirannya masih mengingat tentang kopi yang ia temukan di meja ruang tamu mereka pada malam itu. Sesaat sebelum ia kembali ke tempat kerjanya. "Kira2 itu kopi milik siapa? Siapakah yang datang kerumah kami malam2 begitu, dan kenapa istriku tidak menceritakannya kepadaku?" Begitulah pikirannya berkecamuk. Lalu ia mematikan rokoknya. Ia mengambil helm miliknya dan ia keluar rumahnya dengan mengunci pintu rumahnya terlebih dahulu. Selanjutnya ia segera menaiki motornya dan berlalu pergi.


Laki-laki itu adalah rudi. Ia pergi untuk mencari tau siapakah yang kira2 malam itu datang kerumahnya. Ia ingin mengetahuinya sendiri, jika nanti istrinya tidak menceritakan itu padanya. Saat itu rudi berangkat menuju sebuah toko. Disana ia berencana membeli hidden Camera satu lagi. Satu sudah ia taruh dikamarnya dan satu lagi yang ia akan beli akan ia pasang diruang tamu rumahnya. Setalah mendapatkannya ia segera pulang kerumahnya, di dalam rumahnya rudi memasang hidden camera itu, ia langsung memasangnya mumpung dirumahnya hanya ada dia sendiri. Ia memasangnya diatas lemari, mengahadap kedepan, mengarah kearah depan rumah mereka. Saat ini istrinya sedang bekerja dan anak2nya sedang dirumah neneknya.


Setelah terpasang ia segera mencobanya, ia mencoba apakah kamera tersebut telah berfungsi sebagaimana mestinya. Ia melihat gambarnya tergambar dengan jelas. "Haaaghh" rudi menghela nafasnya. Ia merasa kacau dengan pikirannya sendiri, kenapa ia harus melakukan ini. Kenapa ia harus mencurugai istrinya, bukankah selama ini ia sangat mempercayai istrinya. "Tapi semua ini harus ada penjelasannya" rudi memantapkan pikirannya.

Setelah semuanya selesai. Akhirnya rudi memutuskan untuk tidur, mengistirahatkan dirinya. Siang harinya ia terbangun dan segera bersiap menemui anaknya dirumah orang tuanya. Kemudian sore harinya ia kembali pulang kerumahnya setelah mendapat kabar dari istrinya bahwa ia telah tiba dirumah. Rudi segera mengajak kedua anaknya untuk pulang dan berpamitan dengan neneknya. Setibanya dirumah kedatangan mereka telah ditunggu oleh istrinya rani, sore hari itu mereka semua bercengkarama hangat dirumah mereka.

Pada saat malam harinya, sesaat sebelum ia berangkat bekerja. Rudi tengah berada di kamar bersama istrinya, sementara kedua anaknya tengah menonton TV di ruang tengah rumah mereka. Saat itu ia menatap lekat kearah istrinya yang tengah berbaring di kasur sambil memainkan ponsel miliknya, Ia melihat tajam kearah istrinya. "Sungguh sangat indah tubuh istriku ini" ucap kagum rudi dalam hatinya. Lalu ia mendekat kepada istrinya, ia berdiri tak jauh dari istrinya, sambil saat ini ia tengah bercermin. Saat itu berniat hendak menanyakan tentang kopi yang ia temukan di meja ruang tamu mereka pada malam itu. "ma,,, semalam kopi yang diruang tamu milik siapa?" Rudi memulai pembicaraan. Rani yang tengah fokus memainkan ponsel miliknya dibuat terkejut mendapatkan pertanyaan tersebut dari suaminya. Ia baru menyadari kenapa ia sangat ceroboh tidak memindahkannya terlebih dahulu, setelah pak sugeng meninggalkan rumah mereka. "Kopi yang mana pa?" Jawab rani gugup.
"Kok mama kelihatan gugup gitu?" Tanggap rudi melihat gelagat agak aneh dari istrinya.
Rani: iyaa, mama kaget aja, kok papa tiba2 bahas kopi sih? kopi yang mana maksud papa, soalnya mama kan gak minum kopi pa" jawab rani kepada suaminya. Ia berusaha menenangkan dirinya.
Rudi: iya, maka dari itu papa menanyakannya ke mama, karena papa tau mama kan gak minum kopi. Tapi kok kemarin malam disana bisa ada kopi ma. Jawab rudi sambil menunjuk kearah ruang tamu mereka.
Rani: ohhh yang itu ya pa,, itu kan kopi mililk pak sugeng pa, tadi malam kan mereka kemari dengan pak slamet juga,, papa kan tau mereka datang kemari untuk mengambil kopi.
Jawab rani berusaha setenang mungkin, Ia berusaha menutupi kegugupannya.
Rudi: emang mereka lama disininya ma?
Rani: gak lama sih pa, cuman pak sugeng yang datang duluan, habis itu baru pak slamet yang datang kemari menyusul.
Rudi: tapi kok kopinya cuman satu ma? Mama gak bohong kan ke papa? Tanya rudi penuh selidik.
Rani: Lah papa,, mama bohong gimana sih? Buat apa juga pa... kan itu memang kopi mama buatkan untuk pak sugeng sekalian ia menunggu mama memasak airnya pa,, Kan papa juga tau kopinya kalau dibuat pake air yang ada di termos gak akan cukup pa. Jawab rani menjelaskan pada suaminya.
Rudi: ohh gitu,, cuman pak sugeng aja ma? Pak slamet gak mama kasih kopi?
Rani: iyaa pak sugeng aja pa,, pak slamet datangnya pas pak sugeng udah mau pergi pa.
Rudi: ohh gitu,, iya deh ma,, papa penasaran aja. Jawab rudi.
Rani: iya pa. Jawab rani singkat.

Saat itu rani berusaha mengalihkan perhatian suaminya kepada hal yang lain. Ia segera bangkit dari tempat ia berbaring, dan ia mengambil topi yang di letakkan suaminya di meja dekat lampu tidur kamar mereka. "Ini topinya pa,, nanti ketinggalan. Jawab rani seraya memberikan topi kepada suaminya.


Saat itu rudi melihat kearah istrinya, malam itu rani istrinya mengenakan pakaian yang modelnya hampir sama dengan pakaian yang ia gunakan kemarin malam. Hanya berbeda warna nya saja. Rudi melihat bagaimana istrinya sangat menggairahkan dan menggoda sekali saat mengenakan pakaian tidur tersebut. Pikiran rudi pun melayang jauh, apakah kemarin saat menerima kehadiran pak sugeng dan juga pak slamet dirumah meraka istrinya masih mengenakan pakaian seperti ini?. Saat itu juga pikiran rudi mengingat tentang apa yang pernah ia dengar di ucapkan oleh bapak2 di pos ronda tentang tubuh montok istrinya itu. Seketika itu juga rudi melihat kearah payudara istrinya, ia melihat payudara itu membulat montok dan membusung dibalik baju yang ia gunakan. Lalu rudi melihat ke bawah ke arah paha istrinya, ia melihat paha putih dan berisi istrinya cukup terekspos dengan baju itu. Pikiran rudi pun membayangkan bagaimana ekspresi pak sugeng dan juga pak slamet saat melihat istrinya menggunakan pakaiannya seperti kemarin malam. "Andai saja aku memasangnya hidden cam nya lebih cepat, aku pasti akan mengetahui yang sebenarnya" ungkap rudi dalam hatinya.


Rani melihat suaminya sedang menatap dirinya dengan sangat aneh, seolah tatapan suaminya saat ini tengah memperhatikan lekuk tubuhnya dengan sangat lekat. Saat itu juga rani tersenyum dan berucap kepada suaminya "papa kenapa sih liatin mama kayak gitu? Awas aja nanti malam papa pulang gak bilang2 lagi ke mama" ucap rani menggoda suaminya. Rudi mendengar hal itu hanya tersenyum kepada istrinya. Rudi memeluk istrinya, lalu ia berkata. "Kemarin malam,, saat mama memberikan kopi kepada bapak-bapak,, mama masih pakai baju seperti ini?" Ucap rudi sambil menatap mata istrinya. "Ighhh papa,, enggaklah pa,, mama pakai cardiagan kok,, gak langsung kayak gini" ucap rani berbohong.
"Kirain mama masih pakai pakaian begini" ucap rudi legah. "Papa ngaco ighh, mana berani mama pa,, papa kan tau sendiri gimana kalau mama pakai baju kayak gini,, itu sama aja mama kasih tontonan ke meraka pa,," balas rani sambil memukul pelan lengan suaminya. "Pasti betah meraka lama2 disini ma" ucap rudi sambil mencium pipi istrinya. "Betah lihat yg ini ma" lanjut rudi sambil meremas payudara istrinya. "Ighhh dasar papa,, sukanya godain mama ighh" rengek rani manja.


Rudi hanya tersenyum menanggapinya, tingkah istrinya itu. "Yaudah ma,, papa berangkat sekarang ya,, mama sama anak-anak baik2 ya" ucap rudi seraya melepaskan pelukannya pada istrinya, lalu ia mengulurkan tangannya untuk salim dengan istrinya.
"Iyaa,,, hati2 ya pa" ucap rani sambil ia mencium tangan suaminya.

Rudi segera berangkat menuju tempat ia bekerja, setelah ia berpamitan dengan istrinya dan juga anak2nya. Setibanya di kantor rudi segera mempersiapkan semua kebutuhan kerjanya malam ini, setelah semua beres ia duduk sambil ngopi dan juga menghisap rokoknya. Kemudian ia berniat untuk memonitor hidden cam yang tadi ia pasang. Saat sudah berhasil tersambung, ia tidak melihat aktivitas apapun disana, yang ia lihat disana ruangan itu sudah sangat gelap, karena lampunya telah dimatikan. Lalu ia berpindah ke camera yang berada dikamarnya. Ia melihat istrinya tengah berbaring disana dan bermain ponsel saja. Tak lama dari itu ia melihat istrinya mematikan lampu utama kamar tidur mereka, dan ia lihat istrinya beranjak tidur.

Malam itu ia tak menemukan kejadian apapun dirumah mereka. Ia pun tak melihat aktivitas istrinya yang mencurigakan. Akhirnya malam itu berlalu begitu saja tanpa adanya kejadian yang membuat hati rudi menjadi gelisah. Ia melanjutkan aktivitas kerjanya seperti biasa, dan malam itu ia cukup bisa kembali fokus dengan pekerjaannya. walaupun,, jauh di dalam hatinya masih ingin mengetahui kebenaran yang di ucapkan istrinya.



Hingga tiba pada hari sabtu, dimana pada malam harinya adalah hari terakhir rudi berjaga shif malam pada minggu itu. Ia berangkat ke tempat kerjanya seperti biasa setelah berpamitan kepada istrinya. Sementara kedua anak mereka sedang menginap dirumah neneknya, bersama sepupu yang lainnya. Yang sengaja berkumpul disana, untuk menemani kakek dan nenek mereka tidur disana. Mengingat besok adalah hari libur sekolah mereka. Dan hal itu memang sudah menjadi tradisi keluarga mereka, walaupun kedua anak rudi tidak cukup rutin melakukanya.


Setibanya dikantor, tepat pada pukul 8 malam. Ia telah bertukar shift dengan rekan kerja sebelumnya. Pada saat semuanya telah lengang ia teringat dengan istrinya yang tengah berada sendirian dirumah, ia ingin mengetahui apakah yang dilakukan istrinya sendirian dirumah malam2 begini, dan apakah istrinya akan kembali bermasturbasi seperti yang ia lihat pada malam waktu itu. Untuk menghilangkan rasa penasarannya ia mencoba memonitor hidden camera yang ia pasang melalui ponselnya. Pada saat itu jam menunjukkan pukul 9 malam lewat sedikit, dari layar ponsel ia melihat lampu ruang tamu mereka masih menyala. Tetapi tidak ia temukan siapapun berada disana. Lalu ia melihat kedalam kamar tidur meraka, disana ia melihat istrinya tengah berbabring sambil memainkan ponsel miliknya. "Kenapa ia belum tidur" Pertanyaan itu muncul di benak rudi, dan kenapa lampu di ruang tamu belum dimatikan oleh istrinya. Biasanya kalau jam segini pasti lampu disana sudah dimatikan oleh istrinya, biasanya mereka hanya menghidupkan lampu di ruang tengah rumah mereka saja. "Mungkin ia lupa mematikan nya" pikiran dalam benak rudi.

Lalu ia berniat untuk menelepon istrinya untuk mengingatkan hal itu. Namun sebelumnya ia melihat keadaan istrinya terlebih dahulu. Ia menunggu sebentar, mungkin setelah ini istrinya akan beranjak untuk mematikan lampu disana. Tetapi setelah menunggu cukup lama, ternyata belum juga istrinya beranjak dari sana. Malah saat ini ia melihat istrinya tengah tersenyum melihat kearah layar ponselnya. Senyuman yang ia lihat dari istrinya lain dari biasanya, mungkin saat itu istrinya tengah melihat sesuatu yang lucu dari ponselnya. Tetapi tidak,,!! Kali ini lain, ia melihat senyum istrinya saat itu di ikuti dengan tawa renyah istrinya. Namun sayang ia tidak bisa memastikannya, karena kamera yang ia pasang tidak dilengkapi dengan mikrofon. Sehingga ia tidak bisa mendengar suara dari ruangan sana.


Saat itu rudi kembali melihat istrinya, tertawa dengan dengan menutup mulutnya. Kemudian ia melihat lagi istrinya seperti kaget akan sesuatu yang ia lihat di layar handphone nya. Ia melihat istrinya tertawa, kemudian ia melihat istrinya fokus melihat layar handphone nya. Sangat fokus, bahkan ia lihat istrinya seperti sedang menatap layar ponsel itu dengan sangat lekat. Lalu ia melihat gerakan tangan istrinya, sepertinya tangan itu bergerak tengah mengzoom apa yang ia lihat di layar ponsel miliknya. Lalu ia lihat istrinya lebih mendekatkan layar ponsel itu ke wajahnya. Sedang melihat apa sih dia? Pikiran rudi penuh tanda tanya. Maka rudi memutuskan untuk menelepon istrinya. Saat ia menelepon panggilan itu tidak dijawab oleh istrinya. "Kenapa tidak dijawab?" Pikiran rudi berkecamuk. Lalu ia mencoba menelepon sekali lagi, kali ini dijawab oleh istrinya.
Rani: hallo,,, iya pa,,?
Rudi: mama darimana,, kok papa telpon gak diangkat? Mama kan bel...
Rudi menghentikan kalimatnya, ia hampir kelepasan mengucapkan bahwa saat itu istrinya belum tertidur, dan masih asik bermain ponsel miliknya.
Rani: mama kenapa sih maksud papa? Kok gak dilanjutin pa? Tadi mama gak denger papa telpon,, mama dah tidur pa,,.
Mendengar jawaban istrinya, jantung rudi berdegub kencang. Ia tau istrinya telah berbohong padanya. Dengan jelas ia melihat dari kamera yang ia pasang bahwa istrinya belum tidur dan masih bermain ponsel miliknya saat itu.
Tetapi ia mencoba mengendalikan dirinya. Tapi kenapa istrinya harus berbohong kepadanya. Pikiran rudi mulai menerawang jauh. Jangan2 selama ini istrinya sering melakukan ini padanya. "Sudahlah aku akan mengetahuinya, jika itu memang benar" ungkap rudi di benaknya.
Rani: hallo pa.. papa.. kok malah diem sih pa.. papa kenapa,,?



Suara rani di ujung telpon sana, membuat rudi sadar dari lamunannya.
Rudi: ehhh iya ma,, gak kok, papa gak kenapa-napa.
Rani: ohh,, kirain papa kenapa,, maaf ya pa,, tadi mama udah tidur.
Rudi: iya ma,, gak apa2,, dilanjut deh ma tidurnya.
Rani: papa telpon kenapa? Papa mau balik kerumah?,,
Rudi: ahhh enggak kok ma,, papa cuman mau tanya anak kita dirumah neneknya gak rewel kan ma? Ibu gak ada telpon kan?
Rani: enggak kok pa,, ibu gak ada telpon, lagian disana meraka pasti senang pa,, karena banyak temennya. Ada sepupu meraka yang lain juga disana.
Rudi: iya deh ma,, syukurlah,, papa cuman tanya itu aja,, mama tidur lagi deh, papa mau lanjut kerja.
Rani: iya pa,, mama tidur ya,, papa yang semangat kerjanya,, yakin gak pulang kan pa?,,
Rudi: enggak ma,, gak mungkin juga papa pulang terus kan,, gak enak sama teman yang lain ma,,.
Rani: iyaa deh pa,, dahh papa..
Rudi: iyaa,, dahh mama..

Saat rudi mengakhiri telpon nya, tiba2 salah satu teman rudi mendekatinya.
"Bang rudi,, cari cemilan yuk" ucap dalam satu rekan kerja rudi. Hal itu cukup membuat kaget rudi yang tengah berkecamuk dengan pikiranya. "Laper ni bang" Lanjut temannya itu. Rudi segera mematikan layar hp nya dengan langsung menguncinya. Lalu ia menuruti keinginan teman nya untuk membeli cemilan. Cukup lama mereka pergi mencari cemilan yang cocok untuk mereka malam ini. Akhirnya setelah sekitar 30 menit lebih, mereka kembali dengan membawa martabak. Saat telah tiba di kantor mereka, makanan itu langsung mereka makan bersama. Lalu dilanjutkan mereka ngobrol sejenak. Saat mereka tengah asik ngobrol, rudi melihat jam tangannya, sekarang sudah pukul 10 malam lewat. Ia ingat akan kondisi rumahnya pada saat itu, ia ingin mengetahui sedang apa istrinya sekarang, apa benar istrinya sudah tertidur, ataukah istrinya kembali membohonginya. Hingga ia memutuskan untuk menepi dari kumpulan teman2nya saat itu. Ia duduk pada meja yang lain, yang agak jauh dari teman2nya. Ia mengeluarkan handphone miliknya. Ia reconect ulang hidden cam itu ke ponsel nya. Lalu ia kembali tersambung.


Sesaat setelah tersambung ia melihat kamarnya dalam keadaan kosong, dan lampu kamar mereka masih menyala. ia semakin penasaran kemanakah istrinya saat ini. Kenapa tidak ada dikamar. Kenapa istrinya kembali berbohong padanya. Tetapi Ia memutuskan untuk menunggu sebentar, mungkin istrinya tengah ke kamar mandi. Begitulah pikiran rudi pada saat itu.

Pov rudi:
Pada saat itu aku masih menunggu kemanakah istriku malam itu hingga ia saat itu tidak berada di kamar kami. Mungkin kah ia tengah ke kamar mandi saat itu.
Sekitar 5 menit menunggu, aku tidak juga menemukan istriku kembali kamar. Maka aku putuskan sambungan di kamar kami, dan aku berpindah ke kamera ruang tamu.
Saat aku berpindah ke kamera ruang tamu rumah kami, aku sangat terkejut dengan apa yang aku lihat. Disana aku melihat istriku tengah bersimpuh dilantai, dan ia berada tepat di bawah selangkangan seorang laki-laki yang dalam posisi duduk di atas kursi ruang tamu kami. Dan aku belum mengenalinya, siapkah laki-laki tersebut, Karena posisinya saat ini membelakangi kamera yang aku pasang. Tetapi bukan soal mengenali siapa laki-laki tersebut. Melainkan apa yang sedang terjadi dengan istriku saat ini. Disana aku melihat istriku tengah bersimpuh dan

"agggggh istriku tengah mengulum kontol laki-laki tersebut".


Saat itu pikiranku sangat tidak karuan, menyaksikan apa yan aku lihat saat ini. Aku khawatir akan hal buruk yang sedang menimpa istriku saat ini. Jangan-jangan laki-laki tersebut merangsek masuk kerumah kami dan berniat buruk untuk mencuri di rumah kami. Lalu ia menemukan istriku yang seksi itu tengah berada sendirian dirumah. Pikiranku sangat khawatir pada keadaan istriku saat ini. Aku takut akan hal buruk yang menimpanya. Kasihan sekali istriku dipaksa melakukan hal yang keji itu kepada laki-laki tersebut.


Pikiranku sangat kacau pada saat ini, hingga aku merasakan sekujur tubuhku gemetar. Dan ditambah rasa khawatir terhadap hal buruk yang akan menimpa istriku semakin menjadi-jadi saja. Emosiku memuncak saat itu juga, aku berniat pulang dan segera menolong istriku, dan aku akan meminta bantuan temanku disini untuk melimpuhkan laki-laki tersebut. Saat aku akan beranjak dari tempatku saat ini, aku melihat keanehan yang terjadi disana. Disana aku melihat laki-laki tersebut tersandar pasrah pada kursi ruang tamu kami, dengan kondisi sarunya telah melorot kebawah. Dan aku lihat ia memegangi kepala istriku. Dan saat itu juga aku lihat istirku menepis tangan itu dari kepalanya. "Dughh,,, dughh,,,dughh,,," jantungku semakin bergemuruh. Apa yang sebenarnya terjadi. Melihat keanehan tersebut, aku kembali duduk dan menatap lekat kayar ponselku.

Disana aku melihat istriku melakukannya dengan sangat bernasfu menurutku, karena aku tau sekali bagaimana istriku kalau sudah diminta untuk mengulum kontolku. Maka aku tau saat ini ia sangat bernafsu melakukannya kepada laki-laki tersebut. Aku mengetahuinya dari gerakan kepalanya yang naik turun dengan cukup cepat, dan sepertinya ia tidak ragu melakukannya. Aku tak melihat keraguan itu dari gerakan maupun ekspresi wajahnya saat ini. Bahkan setelah laki-laki tersebut tersandar pada kursi ruang tamu kami, aku lihat istriku menaikkan baju laki-laki tersebut ke atas. Sambil ia terus mengulum kontol itu, Dan "aghhhhhh,,, ini gila,," aku lihat istriku memainkan puting susu laki-laki tersebut. Lalu aku istriku melepaskan kulumannya pada kontol itu. Ia menatap kearah laki-laki tersebut dan ia tersenyum kearah laki-laki itu. "Aghhh ini benar-benar gila, aku melihat istriku menjilati dan menghisap telur kontol laki-laki tersebut. Aku dapat melihatnya dengan jelas dari posisinya yang menghadap kearah kamera saat ini.


Aku melihat laki-laki tersebut kembali memegang kepalaku istriku. Dan istriku pun menghentikan aksinya terhadap laki-laki tersebut, yang sepertinya laki-laki tersebut kewalahan dengan perlakuan istriku. Dan aku tau betul bagaimana jika istriku mengulum kontol dibarengi dengan nafsunya yang ikut naik. Ia akan melakukannya dengan sangat liar sekali. Lidahnya pasti akan menari-nari pada kepala kontol laki-laki tersebut, selagi kontol tersebut berada di dalam mulutnya. Dan pasti ia akan menyedot kontol itu dengan sangat kencang.

Lalu aku melihat istriku bangkit dan berdiri dari posisi bersimpuhnya saat ini. Jantungku seperti akan copot pada saat ini juga, saat itu aku melihat istriku berdiri, dan aku melihat bajunya yang telah turun sebatas pinggangnya. Disana aku melihat payudara montok istriku menggantung tanpa ia mengenakan bh lagi. Dan bentukan baju yang ia gunakan sudah sangat kusut menempel di badannya. Pastinya sebelum ini telah terjadi pergumulan antara mereka berdua. Tetapi apakah istriku pasrah saat digumuli laki-laki tersebut. Pertanyaan itu muncul dalam benakku, dan jika melihat dari tindakannya mengulum kontol tadi aku yakin istriku sangat pasrah, bahkan mungkin ia membalas setiap cumbuan laki-laki tersebut. Dan Sepertinya baju itu hanya menempel karena masih tersangkut dibagian bokongnya yang montok itu. "Aghhh kenapa tadi aku harus keluar dengan temanku, sehingga aku tidak mengetahui bagaimana semua ini berawal, dan siapakah laki-laki tersebut,, aku harus mengetahuinya saat ini juga".

Aku kembali memantau aksi mereka, disana aku lihat istriku telah berpindah duduk pada kursi panjang disebelah laki-laki tersebut. Dan aku lihat ia tidak berusaha membenahi pakaiannya yang tengah terbuka saat ini. Ia langsung duduk saja disana dengan masih bertelanjang dada. Lalu aku lihat ia tersenyum dan memukul paha laki-laki tersebut. Aku lihat istriku menujuk kearah puting payudaranya, dan aku lihat ekspresi istriku yang sepetinya ngambek dengan laki-laki tersebut. laki-laki itu menanggapi dengan hanya mengangkat kedua tangannya keatas. "Sial aku tidak bisa mendengar apa yang mereka bicarakan disana" umpatku dalam hati.


Lalu aku lihat laki-laki itu bangkit dan berpindah duduk kesebelah istriku. Ia langsung menggulingkan istriku dikursi saat itu. Dan sialnya posisinya masih membelakangi kamera saat ini. Aku tidak fokus memperhatikan posturnya saat ini, yang aku perhatikan adalah apa yang akan meraka lakukan selanjutnya. Disana aku lihat laki-laki tersebut segera menindih tubuh istriku. Ia langsung menghisap payudara istriku, dan satu tangan nya aku lihat meremas dan memilin puting susu istriku. Aku lihat laki-laki itu sangat ganas mempermainkan payudara istriku. Saat itu ekspresi wajah istriku terlihat sangat bernfasu menurutku. Aku lihat istriku menggigit bibirnya saat laki-laki tersebut memainkan payudaranya, dan aku lihat tangan istriku memegangi kepala laki-laki tersebut, seperti ia tengah menekan kepala laki-laki tersebut kuat ke arah payudaranya. Dari ekspresi wajah dan mulutnya aku melihat istriku mendesah dengan cukup kencang disana. Badan istriku menggelinjang dengan apa yang dilakukan laki-laki tersebut terhadap payudaranya.


Aku yang melihat wajah sange istriku saat ini, aku sangat yakin saat ini bahwa istriku ingin memeknya untuk dimasukan kontol laki-laki tersebut. Lalu aku lihat tangan laki-laki itu menyingkap baju istriku keatas, hingga kini baju itu hanya menutupi bagian perutnya saja. Dan "aghhh gila,, kemana Celana dalam istriku" Aku lihat Celana dalam istriku sudah tidak ian kenakan disana. Tangan laki-laki itu pun langsung menyerang kearah belahan memek istriku, sepertinya jari itu membelah bibir memek istriku. Aku melihatnya kurang jelas dari posisi ini, karena terhalang badan laki-laki tersebut yang tengah menindih badan istriku.


Aku yakin laki-laki itu akan sangat bernfasu memainkan memek istriku, karena memang memeknya yang tembem itu selalu dicukur tipis olehnya. Sehingga memek yang tembem itu semakin terlihat menyembul indah, sangat menggiurkan. Aku yang sudah sangat sering melihat memek itu saja, akan selalu bernafsu jika melihatnya sudah tanpa penghalang lagi seperti ini, aku sangat suka melihat gundukan memek istriku yang menyembul montok itu, lalu bagaimana dengan laki-laki tersebut pastilah ia akan sangat bernafsu memaikan memek istriku.

Laki-laki tersebut terlihat terus memainkan tangannya pada memek istriku, sambil mulutnya yang tidak lepas dari payudara istriku. Kemudian laki-laki tersebut menurunkan celana pendek miliknya hingga terlepas dari kakinya. Dan ia melebarkan paha istriku, saat itu aku melihat istriku sedikit berontak dan menahan dada laki-laki tersebut. Istriku seperti mengatakan sesuatu kepada laki-laki tersebut. Mereka terlihat seperti tengah berdiskusi tentang hal yang aku tak tau itu apa, karena hanya gerakan meraka yang bisa aku lihat, aku tidak bisa mendengar apa yang tengah meraka bicarakan. Aku lihat tangan istriku terus menahan bagian dada laki-laki tersebut. Dan laki-laki tersebut seperti tengah meminta istriku untuk menuruti keinginannya. Istriku masih berusaha menolaknya, walaupun aku tau betul saat ini istriku sangat ingin memeknya dimasuki kontol laki-laki tersebut. Sialnya lagi-lagi aku belum bisa melihat ukuran kontol laki-laki tersebut. Melihat percakapan meraka yang sepetinya cukup alot, aku melihat tangan laki-laki tersebut memegang kearah kontolnya dan ia kembali menyusu pada payudara istriku. Saat itu istriku melepaskan dorongan nya pada dada laki-laki tersebut. Dan aku lihat kini tangannya berada di kepala laki-laki tersebut. Ia memegangi kepala laki-laki tersebut. Sepertinya istriku tengah mendesah saat ini, aku melihatnya dari ekspresi wajahnya dan bibirnya yang terbuka. Kemudian tangan laki-laki tersebut bergerak naik turun, sepertinya ia memegangi kontolnya dibawah sana. Ternyata ia hanya menggesekan kontolnya pada belahan memek istriku. Aku pun melihat kepala istriku yang menggelengkan kepalanya ke kiri dan kanan, karena ulah laki-laki tersebut. Cukup lama hal itu terjadi, hingga ekspresi istriku yang semakin tidak karuan, dan aku lihat gerakan tangan laki-laki tersebut semakin cepat dibawah sana.

Laki-laki tersebut terus melakukan aksinya menggosokan kontolnya pada belahan memek istriku. Pastilah saat itu ia sangat menikmatinya, karena memek istriku pasti sudah sangat basah. Laki-laki itu mencium bibir istriku, entah apakah istriku membalasnya atau tidak, aku tidak melihatnya dengan jelas. Lalu aku lihat pria itu melepaskan ciumannya dan mengangkat kepalanya. Ia mengakat badan nya sedikit naik dari badan istriku. Sementara itu istriku tengah terpejam dan menggigit bibir bawahnya. Saat itu aku lihat laki-laki tersebut menghentikan gerakan tangannya memainkan kontolnya di belahan memek istriku.

Selanjutnya laki-laki itu melebarkan paha istriku dan ia mendorong pinggulnya maju kedepan. Dan saat itu juga aku lihat istriku membuka matanya dan sedikit mendelikan matanya karena ulah laki-laki tersebut. Lalu istriku berusaha mendorong badan laki-laki tersebut menjauh dari tubuhnya. Tetapi sepertinya dekapan laki tersebut pada tubuhnya sangat ketat, sehingga istriku tidak mampu melakukannya. Lalu aku melihat laki-laki itu mulai menggerakan pinggulnya nya naik turun. "Ini gila berarti kontol itu telah masuk kedalam memek istriku" saat itu aku benar-benar emosi menyaksikan semua yang terjadi. Aku menatap lekat pada ponselku dan kini laki-laki tersebut tengah mengumuli leher jenjang istriku, akhirnya kini aku dapat melihat gerakan pinggul itu mulai semakin cepat dilakukan laki-laki tersebut, dan aku lihat wajah istriku yang sayu karena mendapatkan sodokan kontol laki-laki tersebut. Aku melihatnya dengan jelas karena kini tidak terhalang lagi oleh laki-laki tersebut. Laki-laki itu membenamkan wajahnya pada leher istriku.


Genjotan laki-laki itu semakin kencang menggenjot memek istriku. Ekspresi wajah istriku pun terlihat sangat menikmatinya. Aku menundukan kepalaku melihat apa yang terjadi saat ini, pikiranku sangat kacau dan jantungku berdegub sangat kencang tidak beraturan, diikuti dengan kakiku yang rasanya sudah tidak menapak lagi. Kakiku terasa lemas pada saat itu. Aku melihat meraka masih melakukannya disana. Aku melihat kepala laki-laki tersebut tengah beradu dengan istriku. Sepertinya mereka tengah berciuman bibir. Saat itu aku lihat istriku semakin melebarkan pahanya. Sungguh hatiku sangat hancur saat itu, tetapi aku juga merasakan kontolku yang ternyata sedari tadi sudah sangat mengeras dibawah sana, melihat apa yang dilakukan istriku bersama laki-laki tersebut. Entahlah aku merasakan perasaan aneh yang timbul dalam diriku, aku ingin menyaksikan ini hingga selesai, aku ingin tau bagaimana istriku melakukannya jika bukan dengan aku. Apakah ia akan menikmatinya? Apakah ia akan suka dengan kontol laki-laki lain selain aku? Dan apakah ia akan bertingkah liar seperti saat melakukannya dengan aku? Pernyataan itu terus terngiang di kepalaku, hingga aku memutuskan untuk terus menyaksikannya, aku mengurungkan niatku untuk pulang tadi.


"Haaaagghhh" aku menghela nafas, dan aku kembali melihat kearah layar ponselku. Kini aku lihat tangan istriku tengah merangkul leher laki-laki tersebut dan genjotan laki-laki itu semakin cepat keluar masuk memek istriku. Aku lihat badan istriku mengelinjang dengan matanya yang kini mendelik. Sepetinya ia akan orgasme, boleh juga laki-laki tersebut. Ungkapku mengamati perbuatan mereka. Terlihat olehku istriku menepuk-nepuk pundak laki-laki tersebut, saat itu aku lihat kepalanya menggeleng ke kiri dan kanan. Lalu aku lihat kakinya melingkar dan mengunci badan laki-laki itu merapat ke tubuhnya. Genjotan laki-laki itu semakin cepat ia lakukan. Disana dapat aku pastikan desahan istriku pasti sudah sangat tidak karuan dan tidak terkontrol lagi. Mulut istrikupun terus menganga mendapatkan sodokan brutal dari laki-laki itu. Lalu aku lihat laki-laki tersebut menghentikan genjotannya pada memek istriku dan aku lihat ia membenamkanya dan menekan kontol itu masuk kedalam memek istriku.


Aku perhatikan wajah istriku sepertinya ia sangat kewalahan, dan kini ia memejamkan matanya. Terlihat ia seperti tengah mengatur nafasnya. Ternyata ia telah sampai pada gelombang orgasmenya. Ia masih terus memejamkan matanya dan mengatur nafasnya yang sepertinya sudah sangat tidak beraturan itu. Sementara laki-laki tersebut saat ini tengah membenamkan wajahnya pada leher istriku. "Apakah laki-laki tersebut juga telah orgasme? Jika benar, apakah ia mengeluarkannya di dalam memek istriku,, ini gila,," kepalaku terasa melayang membayangkan hal itu terjadi dan aku sangat tau betul bagaimana beceknye memek istriku itu saat ia orgasme, cairan itu akan menyemprot dengan banyaknya, belum memek itu pasti akan sangat menjepit saat gelombang orgasme itu datang padanya. Lalu aku lihat istriku menepuk pundak laki-laki itu seraya menempelkan bibirnya pada telinga laki-laki yang wajahnya masih terbenam pada lehernya itu. Aku lihat laki-laki itu bangkit dari posisinya, ia mengangkat badannya menjauh dari badan istriku. Ia bangun dari posisi itu dan ia sekarang dalam posisi berdiri, tetapi masih membelakangiku. Saat itu rasanya aku tidak asing dengan sosok ini. Aku seperti mengenalinya, tetapi siapa, rasanya aku tidak mampu berpikir jernih saat ini. Aku melihat laki-laki itu menengok kearah depan rumah kami, lalu ia berjalan kearah pintu. Apa mungkin ia akan menutup pintu? Dan jika benar ini sangat gila, meraka melakukannya dengan kondisi pintu terbuka, ataukah ia hanya mengintip situasi dari balik hordeng saja. Entahlah aku tidak mengetahuinya, karena jangkauan kamera ini tidak sampai kesana. Sementara aku lihat istriku menutup wajahnya dengan kedua tangannya, dalam posisi itu istriku terlihat sangat menggairahkan, payudaranya terlihat membusung dan menempel ketengah satu sama lain. Pastilah laki-laki tersebut akan sangat bergairah melihatnya dan akan kembali melanjutkan perbuatannya terhadap tubuh montok istriku. Saat itu aku mengalihkan pandanganku pada memek istriku disana aku lihat memek istriku mengkilap karena cairan memeknya yang keluar tadi. Tetapi tidak aku lihat lelehan sperma laki-laki tersebut mengalir disana.


Pada saat laki-laki tersebut berbalik mengarah kembali mendekati istriku, aku sangat terkejut melihatnya. Ternyata itu adalah pak sugeng. Sungguh aku tidak menyangka ia melakukannya terhadap istriku, dan aku juga tidak menyangka istriku mau melakukannya bersama dia. Aku melihat pak sugeng dalam kondisi telanjang dengan kontolnya yang masih tegak mengacung. Kontol itu sangat tegang dan sepertinya sangat basah terkena cairan memek istriku. Ia meremas payudara istriku dalam posisi ia masih berdiri. Istriku membuka matanya dan memegang tangan pak sugeng, agar berhenti meremas payudaranya.


kamudian aku lihat istriku mengulurkan tangannya kepada pak sugeng, pak sugeng menyambut tangan itu. Ternyata istriku ingin pak sugeng membantunya untuk bangun dari posisi berbaringnya saat ini. Saat keduanya sama-sama dalam posisi berdiri aku melihat mereka berdua berpelukan..




Bersambung...

================


 

Lanjutan pov rudi;

Saat aku melihat istriku bangkit dari posisi berbaringnya saat ini, Aku tau ini semua pasti belum akan berakhir. Aku sangat yakin baik pak sugeng maupun istriku pasti masih sama-sama dalam kondisi gairahnya yang belum reda. Terutama istriku, entah kenapa akhir-akhir ini gairah istriku kala kami sedang bericinta begitu sulit untuk ia kendalikan. Gairahnya akan terus memuncak sampai ia bisa merasakan orgasme berkali-kali, saat itu pastilah ia akan meminta agar memeknya itu terus digenjot, dan ia pasti akan meminta sekujur tubuhnya agar selalu diberi rangsangan dan cumbuan. Hingga badannya terasa lemas, barulah pada saat itu ia akan merasa puas dalam puncak birahinya. Saat ini aku menduga hal yang sama sepertinya akan terjadi lagi, jika istriku benar-benar menikmati perbuatan pak sugeng terhadap dirinya, Tentu istriku pasti akan menuruti keinginan pak sugeng yang ingin melanjutkan menyetubuhi istriku.


Benar saja,, saat istriku berhasil bangkit dari posisi berbaringnya, aku melihat meraka berpelukan. Saat itu juga perasaan dalam diriku semakin hancur. Bagaimana bisa istriku melakukan ini semua terhadap aku, dan sejak kapan ini semua berawal, kenapa istriku tega melakukannya. Entahlah saat ini perasaanku sungguh tidak bisa aku jelaskan. Aku merasa sangat hancur melihat badan istriku yang montok menggairahkan itu, kini terekspos telanjang dengan sempurna dan tengah berada dalam pelukan laki-laki lain. Badan itu menggeliat manja dalam pelukan dan cumbuan laki-laki lain bernama pak sugeng.
Tapi.... Bukankah selama ini, hal ini cukup sering aku khayalkan? Sudah cukup lama aku sering meggoda istriku agar ia mau berfantasi mengkhayalkan tentang hal itu, walaupun sebenarnya itu hanya ada dalam khayalku saja. Tetapi jauh di dalam diriku, rasanya aku sangat penasaran tentang bagaimana perlakuan laki-laki lain terhadap tubuh montok istriku itu, payudaranya yang montok itu pasti akan menjadi sasaaran dan menjadi sumber kenikmatan setiap laki-laki. Belum lagi bokong istriku yang bulat dan kenyal itu, pasti laki-laki akan sangat suka melihat dan merasakan bentuknya yang menggairahkan itu. Dan sungguh memeknya itu akan sangat basah dan hangat sekali kala tengah dimasuki dan di genjot kontol laki-laki di dalamnya. Aku sangat yakin rasanya pastilah setiap laki-laki yang melihat dan bisa menikmati memek istriku, akan sangat menikmati hangatnya memek dan kenyalnya badan istriku itu.
Dalam khayalku aku sangat penasaran akankah istriku menikmati perlakuan laki-laki itu nantinya, akankah ia akan mendesah dan merengek kenikmatan, tetapi sayangnya rengekan dan desahan istriku tidak dapat aku dengar saat ini. Aku hanya bisa melihat ekspresi dan geliat liar badan istriku karena sentuhan dan cumbuan pak sugeng terhadap tubuhnya. Dalam benakku rasa penasaran akan hal itu terus menghantui pikiranku. Akankah istriku membalas setiap cumbuan laki-laki itu? Pernyataan itu terus muncul dalam benakku selama ini. Sekarang sepertinya semua telah terjawab, ternyata istriku dengan begitu liarnya melayani nafsu laki-laki lain, selain aku.


Tetapi tetap saja rasa tidak percaya itu begitu kuat mengahantui diriku. Selama ini istriku mengatakan bahwa ia sungguh tidak mau melakukannya, bahkan untuk mengakayalkannya saja kadang istriku tidak mau. Jika ia mau melakukannya, pastilah pada saat itu ia sedang dalam kondisi gairahnya yang begitu memuncak, sehingga kesadarannya akan sedikit berkurang. "Lalu kenapa sekarang ia melakukannya diam-diam dibelakangku?" Begitulah pikiranku berkecamuk. Aku mulai mengingat keseharian istriku, baik saat ia dirumah maupun saat ia akan bekerja. Rasanya istriku tidak pernah menampakkan sikap yang aneh menurutku, belum lagi cara berpakaiannya, rasanya ia selalu menggunakan pakaian yang tertutup dan dia selalu menjaga asetnya itu dengan sangat baik. Bahkan ia sering mengatakan bahwa ia sangat risih jika tubuhnya di tatap secara berlebihan oleh laki-laki lain. Tapi kenapa sekarang ia memberikan semua itu dengan sangat mudahnya kepada laki-laki lain, bahkan laki-laki itu adalah pak sugeng. Orang yang selama ini kami kenal cukup dekat dengan keluarga kami. "kenapa istriku bisa menyerahkan asetnya itu kepada pak sugeng?"


Entahlah,,, Saat ini aku tidak bisa berpikir apa-apa lagi. Bayangan tentang wajah istriku yang sangat lembut dan kalem itu terus melintas dibenakku,,, rasa tidak percaya dalam diriku begitu kuat. Bagaimana bisa ia melakukan hal ini bersama laki-laki lain. Walaupun akhir-akhir ini memang ia akan sangat bernafsu dan liar saat kami sedang bercinta, bahkan terkadang ia menginginkan aku agar lebih liar mengeksplore tubuhnya. "Akankah semua itu terjadi karena rasa nikmat yang telah ia dapatkan dari pak sugeng?" Sehingga ia ingin aku memberikan rasa kenikmatan yang sama saat ia bercinta denganku. "Akankah genjotan kontol milik pak sugeng lebih ia nikmati daripada aku?" "Ataukah ada laki-laki lain lagi selalin pak sugeng?" Entahlah,,, aku harus mencari pembuktian untuk ini semua.

Saat aku tengah larut dalam kekacauan pikiranku sendiri. Aku lihat istriku dan pak sugeng sudah tidak nampak dari kamera ruang tamu kami, entah kemana mereka perginya sekarang. Aku menundukan kepalaku di atas meja didepanku, kepalaku terasa berat sekali rasanya. Jantungku saat ini berdegub dengan sangat kencangnya, aku merasa semua ini rasanya seperti mimpi saja. Tetapi entah kenapa, aku meraskan seperti ada hasrat yang tersalurkan dalam diriku. Keinginan dalam diriku selama ini tentang aku yang menginginkan melihat istriku melakukannya bersama laki-laki lain, akhirnya bisa temukan jawabannya hari ini. Aku ingin mendengar pujian laki-laki itu terhadap tubuh montok istriku itu, aku ingin laki-laki itu mengatakan bahwa aku sangat beruntung bisa memiliki istri yang berwajah kalem dan berbadan montok seperti dia, tetapi ternyata sangat ganas dan liar sekali kala tengah bercinta. Aku ingin ada yang mengakui bahwa dibalik sikap keseharianya yang lembut itu, ternyata tersimpan gairah liar didalamnya yang mampu merespon dengan tak kalah ganasnya setiap cumbuan laki-laki terhadap tubuhnya itu. Jauh didalam diriku, sebenarnya aku ingin membuktikan semua yang aku nilaikan selama ini terhadap istriku. Mengingat semua yang dilakukan istriku bersama pak sugeng, geliat badannya saat menerima cumbuan dan genjotan pak sugeng, belum lagi desahan istriku, pastilah disana ia tengah mendesah dengan sangat liarnya. Hal itu membuat kontolku mengeras dibawah sana. Rasanya saat itu aku ingin melihat semua itu secara langsung, aku ingin mengintipnya. Aku ingin mendengar desahan istriku, saat kontol pak sugeng menghujam memeknya. Membayangkan hal itu, aku segera menegakan kepalaku dan segera memindahkan koneksi ke kamera di kamar tidur kami.

Saat aku telah berhasil terkoneksi dengan kamera di dalam kamar, aku tak menemukan istriku dan pak sugeng disana. "Kemana mereka sekarang?" begitulah pertanyaan yang muncul dalam benakku. Saat itu aku juga rasanya aku ingin segera pulang dan ingin melihat secara langsung semua yang terjadi disana. "Tetapi bagaimana caranya" pastilah kehadiranku akan membuat mereka merasa terganggu. Sedangakan aku masih ingin mengetahui sejauh mana mereka melanjutkan semua ini seterusnya dibelakangku. Aku berencana akan mencari tau, akankah semua ini terus terulang, dan aku telah merencanakan untuk menggoda istriku untuk jujur mengakui perbuatannya dengan pak sugeng kepadaku. Tetapi keraguan dalam diriku masih aku rasakan. Rasanya aku tidak rela jika tubuh istriku itu terus dinikmati oleh pak sugeng. Walaupun sepetinya dengan membayangkan hal itu, akan mampu membuat gairahku terus memuncak saat aku menyetubuhi istriku nanti. Dan sepertinya itu akan menjadi suatu rasa yang baru dalam sensasi bercinta kami nantinya. Lagi pula saat ini rasanya kakiku sangat lemas sekali. Aku menarik nafasku dalam2 dan membuangnya perlahan."haaaaghhh"


Aku kembali memperhatikan ponselku, tetapi masih saja tidak aku temukan keberadaan istriku dan pak sugeng didalam kamar kami. Lalu aku pindahkan lagi ke kamera di ruang tamu. "Mungkin mereka sedang berada disana" pikirku saat itu. Tetapi ternyata tidak juga aku temukan mereka disana. "Dimana mereka melanjutkan semuanya" pernyataan itu terus muncul dalam benakku dan menuntut untuk segera mendapatkan jawabannya saat ini juga. Tetapi bagaimana cara aku mengetahuinya "aghhhh,, kemana mereka". Saat ini pikiranku semakin terasa tidak karuan, akhirnya aku berusaha menenangkan diriku. Aku menutup layar mengunci ponselku, setelah merasa cukup tenang dengan diriku, aku segera bangkit dan menuju kamar mandi. Disana aku mencuci mukaku, setelahnya aku sedikit menggosok kontolku, "ughhh kenapa aku ini, rasanya kontolku tegang sekali sekarang ini". Bayangan akan kelanjutan perbuatan pak sugeng terhadap tubuh istriku terus menghantuiku. Maka aku segera bergegas keluar darisana menuju tempatku semula. Saat aku keluar dari kamar mandi, seklias aku lihat rekanku yang lain tengah sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Aku pun tidak memperdulikannya.

Saat aku telah kembali ditempatku sebelumnya. Aku kembali menghubungkan ponselku ke kamera di kamar kami. Saat berhasil terkoneksi, entah harus senang atau atau aku harus bersedih dengan apa yang aku temukan disana.
Disana aku melihat istriku dan pak sugeng telah berada disana. "Aghhh liar sekali" ucapku dalam hati. Saat ini aku melihat apa yang mereka lakukan sekarang, jantungku kembali bedegub dengan kencang, diikuti dengan kakiku yang terasa lemas. Disana aku melihat istriku tengah di genjot pak sugeng dengan posisi dogystyle. Istriku dalam posisi menungging di tepi ranjang, sedangkan pak sugeng dalam posisi berdiri menggenjot memek istriku. Mereka seperti sangat menikmati persetubuhan itu saat ini, aku lihat istriku menempelkan kepalanya pada kasur di ranjang kami, sementara pantatnya yang montok itu ia angkat dengan sangat lentik menungging menerima hujaman kontol pak sugeng. Tangan istriku seperti tengah meremas-remas dengan kuat sprey disana, sementara aku melihat tangan pak sugeng memegang erat pinggul istriku. Dalam posisi itu genjotan pak sugeng sangat cepat di ikuti dengan matanya yang terpejam sambil menggenjot memek istriku.

Cukup lama mereka dalam posisi itu, tetapi belum juga aku temukan tanda-tanda pak sugeng akan mencapai klimaksnya. Sedangkan aku, jika istriku sudah dalam posisi menungging seperti sekarang ini, pasti lah aku sudah tidak tahan menahan ledakan spermaku yang yang terasa ingin segera minta untuk dimuncratkan. "Kenapa pak sugeng bisa sekuat itu menahan rasa nikmat memek istriku?" Pertanyaan itu muncul di benakku saat ini.

Aku memperhatikan gerakan pak sugeng dengan lebih jelas lagi, gerakan itu cukup cepat, namun memang teratur. Dan hujaman kontol milik pak sugeng aku perhatikan seperti ia tusukkan dengan sangat dalam ke lubang memek istriku. Hal itu aku ketahui dari getaran daging kenyal pantat istriku yang ikut terdorong kedepan dan bergetar, karena mendapatkan benturan dari pangkal kemaluan pak sugeng dengan pantat montok istriku. Saat itu aku lihat kepala istriku mulai berpindah-pindah posisi ke kiri dan kanan, lalu aku lihat kepala istriku mulai tersender pasrah pada kasur disana. Tangan istriku semakin kuat mencengkram sprey, kini ia kembali mengangkat kepalanya dan menoleh kearah pak sugeng. Matanya terpejam dan mulutnya seperti meringis. Sepertinya ia tengah mendesah dan merengek sambil mengatakan sesuatu. Lalu ia kembali menempelkan kepalanya kembali ke kasur. Aku sangat paham, bagaimana desahan istriku saat ini. Pastilah ia saat ini mendesah dengan sangat tidak terkendali menerima sodokan pak sugeng dari belakang sana.


Lalu aku lihat pak sugeng semakin mempercepat sodokannya sehingga sodokan itu aku lihat sangat brutal dan tidak semakin tidak terkontrol lagi dalam tempo yang cepat. Saat itu istriku sepertinya akan sampai pada puncak kenikmatannya, aku lihat ia menekuk keatas kedua kakinya hingga menyentuh bongkahan pantatnya. Tak lama dari itu juga badan istriku menggelusur kedepan dan terlihat seperti sangat lemas, diikuti pak sugeng yang menindih tubuhnya dari atas. Pak sugeng seperti membisikkan sesuatu padanya, lalu tak begitu lama dari situ pak sugeng segera berpindah ke samping turun dari badan istriku. Saat pak sugeng dalam kondisi berbaring terlentang, aku melihat kontol pak sugeng masih berdiri dengan tegakknya. Kontol milik pak sugeng terlihat sangat basah, dan mengkilap. Cukup besar kontol itu jika aku perhatikan dari kenampakan kamera saat ini.

Pada saat itu perasaan minder dalam diriku tiba-tiba muncul, aku sangat minder terhadap kemampuan pak sugeng, mengendalikan dirinya. Bagaimana ia bisa bertahan cukup lama dengan kekenyalan bongkahan pantat istriku itu, belum lagi memeknya yang montok lembut dan sangat basah itu, pastilah sangat basah dan licin menjepit dibawah sana. Tetapi pak sugeng bisa mengendalikan dirinya untuk tidak segera memuncratkan spermanya. Saat aku berpindah memandangi istriku, aku melihat ia seperti tergolek pasrah sambil memejamkan matanya. Saat itu aku melihat bongkahan pantat istriku menyembul indah, dengan kedua tangannya ia bentangkan kesamping, seperti sangat lemas akan apa yang baru saja ia perbuat dengan pak sugeng. Tak lama setelah itu, pak sugeng menaikkan satu kakinya keatas badan istriku dan melingkarinya. Ia memeluk badan istriku, lalu seperti membisikkan sesuatu. Saat itu juga istriku menoleh kearahnya, dan seperti tersenyum sambil mengatakan sesuatu.


Kemudian aku lihat pak sugeng memegang bahu istriku, ia seperti ingin membangunkan istriku dari posisinya. Istriku menurutinya saja, sepertinya ia ingin istriku mengambil posisi diatas pak sugeng, Meraka ingin melakukan posisi WOT. Tetapi tak lama darisitu istriku kembali menggulingkan dirinya di atas kasur, terlihat istriku seperti mengatakan sesuatu, lalu ditanggapi oleh pak sugeng seraya tersenyum. Pak sugeng berpindah menaiki badan istriku, ia melebarkan paha istriku. Kemudian ia kembali memasukan kontolnya kedalam memek istriku. Pak sugeng kembali menggenjot istriku dengan posisi misionaris, tak sampai 5 menit dalam posisi itu aku melihat genjotan pak sugeng kali ini agak berbeda, ia seperti meracau sambil matanya terpejam dan genjotanya sudah sangat tidak beraturan dan tidak terkontrol. Di berengi dengan istriku yang juga memejamkan matanya, seraya tangannya menggapai kedepan, seperti tengah berusaha mendorong badan pak sugeng untuk menjauh darinya. Mulut pak sugeng terus meracau mengatakan sesuatu, ia hentakan genjotan kontolnya dengan sedikit lebih pelan, tetapi gerakan itu menghentak dalam kelubang memek istriku. Lalu ia mencabutnya dan ia langsung menumpahan spermanya di perut istriku, pak sugeng mengocoknya dengan mengambil tangan istriku untuk memegang kontol miliknya dan mengocoknya setelah ia ejakulasi. Istriku masih memejamkan matanya seperti tengah mengatur nafasnya. Terlihat pak sugeng mengarahkan kontolnya kearah mulut istriku, dan menempelkan kontolnya pada bibir istriku. Istriku lalu membuka mulutnya, dan mengecup kepala kontol milik pak sugeng yang masih berlumuran sperma miliknya itu.

Mendapatkan kecupan dari bibir istriku pada kontol miliknya, membuat pak sugeng seperti merasa ngilu dan memejamkan matanya. Sehingga pak sugeng seperti gemas dan ia meramas kencang payudara istriku, saat itu juga istriku tersadar dan membuka matanya. Istriku segera menjauhkan kepalanya dari kontol milik pak sugeng, ia seperti tersadar dengan apa yang baru saja ia lakukan terhadap kontol milik pak sugeng. Biasanya istriku memang suka menjilati kontolku saat aku telah sampai pada puncak kenikmatanku. "mungkin tadi istriku belum sadar bahwa kontol yang ia kecup adalah milik pak sugeng". Begitulah pikiranku pada saat itu.

"Bang,, tumben kok menyendiri gitu" ucap salah satu rekan kerjaku. Mendengar hal itu aku segara tersadar dan berusaha untuk mengendalikan diriku. "Gak ada bro" jawabku singkat. Lalu aku memutuskan koneksi dengan kamera di kamarku, aku beranjak mendekat kearah teman-temanku yang lain. Sekitar 5 menit berkumpul bersama rekanku yang lain aku segera pamit, berpura-pura untuk ke kamar mandi. Disana aku kembali melihat situasi dirumah kami, saat sudah terkoneksi aku menemukan istriku dan pak sugeng sudah tidak berada di kamar kami. Aku berpindah melihat ke ruang tamu, disana aku melihat istriku tengah menggunakan handuk, sedangkan pak sugeng telah menggunakan pakaiannya. Istriku seperti tengah berbincang dengan pak sugeng dalam posisi berdiri, ia seperti mendorong badan pak sugeng menuju kearah pintu depan rumah kami.

Pak sugeng seperti pasrah saja mengikuti dorongan dari istriku, lalu ia keluar dari pintu rumah kami. Disana aku lihat istriku segera menutup pintu dan menguncinya, ia bersandar di balik pintu rumah kami. Ia memejamkan matanya sambil menutupkan kedua tangan pada wajahnya. Setelah itu ia berlalu menuju ke belakang rumah kami. Aku cukup legah menyaksikan semua ini setidaknya saat ini telah berakhir. Akhirnya malam itu aku melanjutkan giat bekerjaku dengan perasaan yang tidak karuan, rasanya ingin aku segera pulang dan menanyakan langsung kepada istriku. Tetapi aku masih berusaha menahan diriku, aku ingin mengetahui semua ini lebih jauh lagi. Maka aku memutuskan untuk berpura-pura dengan keadaan ini semua.

Pov rudi end...


================


Pov rani:....
Sesaat setelah kepergian pak sugeng dari rumah kami, aku merasa badanku sangat lemas sekali, karena malam ini aku mengalami beberapa kali orgasme oleh ulah pak sugeng dan ditambah perasaan bersalah dalam diriku begitu kuat aku rasakan. Aku merasa diriku sangat kotor sekali setelah teringat akan semua yang baru saja terjadi. Aku masih memikirkan kenapa dan bagaiamana semua ini bisa terjadi, dan semuanya telah terulang kembali. Hal yang paling aku hindari dan aku takutkan selama ini, setelah apa yang terjadi antara aku dan pak bambang, kini terulang lagi bersama laki-laki lain antara aku dan pak sugeng. Setelah beberapa hari sebelumnya pak sugeng hampir berhasil memperkosa aku pada malam itu, dan aku sempat bersyukur karena semua itu tidak jadi ia lakukan. Tetapi entah kenapa malam ini aku malah mengulangi perbuatan keji ini bersama laki-laki lain selain suamiku, yaitu pak sugeng. Bahkan kali ini ia benar-benar berhasil menyetubuhiku, dan aku dengan pasrah melayaninya, bahkan aku mengihisap dan menjilati penis milik pak sugeng itu. Sungguh gila, aku tak menyangka semua ini bisa terjadi sampai sejauh ini.

Walaupun sejujurnya saat semua itu berlangsung, aku juga larut dan menikmati perbuatan yang kami lakukan malam ini, tetapi jauh di dalam hatiku, aku merasa sangat bersalah dan berdosa kepada suamiku. Aku telah menyerahkan asetku ini kepada laki-laki lain, bahkan bukan hanya satu laki-laki, sudah 2 batang penis laki-laki yang pernah menjamah hangatnya vagianaku. Kedua batang penis itu dengan begitu liarnya menggenjot vaginaku, dan naasnya aku juga ikut menikmati dan juga mengimbangi genjotan penis laki-laki lain itu. Mereka juga begitu liar dan gemasnya ketika mejilati dan menghisap payudaraku ini, sehingga membuat sekujur tubuhku terasa ngilu dan geli sekali, diiringi dengan gairahku yang ikut naik atas perlakuan itu. Payudaraku ini seakan menjadi bagian yang tak pernah mereka lepaskan ketika mereka tengah menikmati tubuh telanjangku. Dan gilanya lagi-lagi aku menikmati hal itu, perlakuan kedua orang laki-laki yang sedikit berbeda terhadap tubuhku. Pak bambang dengan kelumbutannya memperlakukan payudaraku, namun tetap terlihat dia juga sangat antusias ketika memaikannya, hanya saja cara ia mempermainkan payudaraku tetap berlangsung santai dan terkesan lembut ia lakukan. Sementara pak sugeng, ia begitu liarnya ketika menghisap dan menjilati payudaraku, ia memperlakukan payudaraku dengan sangat brutal dan cendrung kearah kasar. Ia juga suka meremas kencang payudaraku dan memencet puting payudaraku dengan gemas. Sungguh perlakuannya itu membuat aku memekik dan merasa ngilu pada puting payudaraku, tetapi ada rasa kenikmatan berbeda yang aku rasakan ketika ia melakukan hal itu. Perlakuan berbeda kedua laki-laki ini sungguh membuat aku merasakan sensasi yang berbeda ketika tengah bercinta. "Apakah aku salah menikmati semua ini?" Begitulah pikiranku tidak karuan. Tetapi sungguh semua ini diluar keinginanku, aku tak pernah menginginkan semua ini terjadi, bahkan selama ini memikirkannya saja tidak pernah aku lakukan, apalagi harus berulang seperti ini dengan 2 laki-laki selain suamiku. Entahlah aku sangat kacau saat ini.

Aku berusaha menenangkan diriku. "Ini bukan murni kesalahanku" begitulah aku berusaha membenarkan dan menenangkan diriku. Semua ini bisa terulang kembali karena ulah pak sugeng, ia terus menggodaku beberapa hari belakangan ini, apalagi setelah insiden ia hampir berhasil memperkosaku. Ia telah berhasil melihat tubuh telanjangku pada malam itu, ia telah berhasil menghisap dan memainkan payuduaraku, yang katanya telah lama ia idamkan. Hal itu semakin membuat pak sugeng semakin sering menggodaku, hal itu ia lakukan biasanya setiap malam hari, ketika suamiku telah berangkat ke tempat kerjanya. Ia begitu hafal jam keberangkatan suamiku, sehingga tak lama setelah suamiku meninggalkan rumah kami, ia selalu mengirim chat kepadaku. Mulai dari basa basi menanyakan kabar dan lain-lain, padahal terkadang sore harinya kami sering berjumpa, ia selalu mencuri kesempatan untuk bisa bertemu denganku kala aku tengah berkumpul bersama ibu-ibu yang lain. Aku kadang risih dengan perlakuannya itu, dan aku sebenarnya tidak terlalu menanggapi chat dari pak sugeng itu. Hanya sesekali aku membalasnya dalam jeda waktu yang cukup lama, tetapi ia terus saja melakukannya. Dan akhir dari chat pak sugeng biasanya, setelah aku mengatakan aku ingin tidur, ia selalu meminta aku untuk mengirimkan foto diriku untuknya. Tetapi semua itu tidak pernah aku kabulkan, walaupun ia sering beralasan hanya ingin melihat kondisiku sebelum tidur saja, tentu itu adalah hal yang tidak mungkin aku lakukan. Karena seperti biasanya, kala aku ingin pergi tidur, aku cenderung menggunakan pakaian yang agak terbuka dan santai, hal itu pun telah aku sampaikan kepada pak sugeng. Tetapi dasar gila, pak sugeng malah menambahkan justru itulah yang ia mau, bahkan ia mengatakan kalau boleh ia dikirimkan fotoku yang tanpa menutup bagian dadaku, ia mengatakan ingin melihat payudaraku lagi, karena ia terus terbayang akan payudaraku ini. Hal gila yang ia ungkapkan kadang membuat aku merasa marah dan tersinggung, walaupun sejujurnya aku juga merasa sedikit merinding membayangkan jika aku benar-benar melakukan itu untuknya.

Hal itu terus berlangsung selama beberapa hari belakangan ini, ia terus saja mengirimkan chat nya kepadaku, bahkan pada hari berikutnya ia berbuat lebih nekat lagi, ia menelepon aku melalui video call saat aku telah akan beranjak tidur, itu semua ia lakukan karena aku masih belum mau mengirimkan foto untuknya, dan cendrung aku mengabaikan chat darinya. Tetapi telpon pak sugeng pada malam itu aku abaikan, hingga beberapa kali ia mengulanginya, dan akhirnya ia menyerah dengan tidak meneleponku lagi pada malam itu. Pagi harinya setalah terbangun dari tidurku, aku segera mendelete chat dan history call dari pak sugeng, aku takut suamiku mengetahui hal ini. Aku tidak ingin ini menjadi sumber keributan nantinya.

Perbuatan yang sama kembali ia lakukan pada malam berikutnya, ia kembali mengirim chat kepadaku malam itu, ia menanyakan aku sedang apa. Tetapi aku tidak membalasnya. Sekitar 15 menit ia mengirimkan sebuah gambar kepadaku, saat aku membukanya, aku dibuat sangat terkejut, pak sugeng mengirimkan fotonya penisnya yang sedang berdiri tegang kepadaku. Aku yang langsung membukanya dibuat sangat terkejut dengan apa yang aku lihat, karena sungguh aku tak menyangka ia akan mengirimkan gambar seperti itu kepadaku. Sepertinya ia mengirimkan foto itu ketika tengah berada di kamar mandi. Aku sangat marah kepada pak sugeng atas perbuatannya itu, aku mengirimkan emoji marah kepadanya "😡" Lalu aku menambahkan bahwa pak sugeng jangan chat aku lagi kalau tidak sopan begini. Ia pun meminta maaf kepadaku atas perbuatannya itu, ia beralasan bahwa ia sangat tidak bisa menahan hasratnya untuk kembali melihat payudaraku ini. Tetapi tetap saja aku tidak menerima alasan yang ia berikan, dan aku mengatakan jika ia mengulanginya, maka aku akan memblokir nomornya. Mndapati ungkapan dariku yang seperti itu, pak sugeng kembali meminta maaf dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Tetapi ujung-ujungnya tetap saja ia mengatakan ingin melihat aku dengan pakaian tidurku saat ini, ia menambahkan jika aku keberatan utuk mengirimkan foto untuknya, bagaiamana jika ia melihatnya secara langsung melalui video call saja. Tentu aku menolaknya, itu tidak mungkin aku lakukan dan bisa saja ia mengscreenshoot diriku pada saat itu nantinya. Ia terus memaksaku dengan chat yang ia kirimkan kepadaku, aku tetap menolaknya dan ia pun akhirnya tak memintanya lagi malam itu.

Setalah aku dan pak sugeng mengakhiri chat kami malam ini, aku ingin segera menghapus gambar yang dikirimkan oleh pak sugeng. Tetapi sesaat sebelum menghapusnya aku sempat melihat dengan lebih jelas gambar itu. "Sungguh tegang sekali batang penis itu" begitulah tanggapan ku saat melihatnya sekali lagi. "Apakah batang penis itu mengeras hanya karena membayangkan payudaraku ini? Sampai begitunya kah ia menginginkan payudaraku ini, sehingga batang penis itu begitu tegang hanya dengan membayangkannya saja. Bagaimana jika aku mengirimkan foto payudaraku secara langsung ya?, aghhh kenapa aku memikirkan hal itu, ini tidak boleh" begitulah lamunanku saat aku memperhatikan foto yang dikirimkan oleh pak sugeng.

Aku segera menghapus foto yang dikirimkan oleh pak sugeng, dan aku juga mendelete history call dari pak sugeng. Tetapi saat aku berusaha untuk tidur, aku kembali terbayang akan penis pak sugeng yang begitu mengeras karena membayangkan payudaraku ini. Akhirnya setelah cukup lama aku tidak bisa tertidur membayangkan hal itu, entah kenapa tiba-tiba aku merasakan gairahku mulai timbul membayangkan hal itu. Di tambah lagi, sudah beberapa hari ini aku tidak mendapatkannya dari suamiku. Aku pun bangun dari posisi berbaringku dan aku menghidupkan lampu kamar tidur kami. Aku menarik dalam nafasku, lalu aku menurunkan baju tidurku kebawah melewati kedua lenganku, hingga kini payudaraku hanya tertutup oleh BH ku saja. Lalu aku mengambil ponselku dan membuka kameranya. Aku memfoto payudaraku dengan posisi tengah duduk, namun hanya sebagian atasnya saja yang aku tampilkan. "Ugghh rasanya, begini saja cukup membuat pak sugeng akan bergairah" begitulah pikiranku sambil aku tersenyum saat melihat fotoku barusan. Aku memperhatikan foto itu dengan lebih teliti aku takut nanti, wajahku terlihat disana. Tetapi ternyata tidak, foto itu hanya sebatas leherku kebawah saja, dan aku menutupi bagian perutku dengan selimut tidurku. Aku senyum-senyum sendiri melihat fotoku barusan. "Agghh ada apa dengan aku ini" aku segera menyadarkan diriku dan akhirnya aku menutup ponselku dan aku berusaha untuk kembali pergi tidur malam itu.

Keesokan paginya aku segera bangun dan beraktivitas seperti biasanya. Saat tiba di kantor aku segera mempersiapkan bahan-bahan yang akan kami bawa pada saat perjalanan dinas nanti, saat itu aku menanyakan kesiapan ari untuk ikut pergi dalam perjalanan dinas nanti. Tetapi saat itu ia terlihat seperti sedang murung dan sedikit kurang fokus terhadap pekerjaan kami di kantor, karena melihat ia kurang begitu fokus maka aku berusaha mengcovernya sendiri tanpa melibatkan dia. Setelah semua persiapan lumayan matang, maka pada sore harinya aku segera pulang kerumah kami setelah semua kegiatan kantor kami telah usai.

Saat aku tiba dirumah, suami dan anak-anakku telah menunggu kehadiranku dirumah kami. Saat itu kami berkumpul dan bercengkarama dengan hangat. Barulah saat tiba pada malam harinya, saat suamiku akan berangkat bekerja, ia mengajak aku untuk masuk ke kamar sebentar, saat kami berada di dalam kamar, tiba-tiba suamiku langsung memeluk aku dan mencium bibirku, ia meremas payudaraku dan menyingkap bajuku ke atas. Ia lalu menghisap pelan payudaraku. "Uggghh papa,, udah ihh mama geli" ucapku menghentikan perbuatannya. Suamiku tersenyum dan segera mengakhiri perbuatannya itu, lalu ia segera berpamitan untuk berangkat bekerja.

Saat suamiku telah berangkat bekerja, aku segera menegok kedua anakku di kamar mereka masing-masing. Pertama aku ke kamar anakku yang pertama, aku lihat tengah belajar dan mengerjakan PR miliknya, setelah ia mengatakan tidak ada kendala, maka aku meninggalkannya dan menuju ke kamar anakku yang nomor 2, disana aku langsung menyuruhnya untuk segera tidur, dan aku juga berada disana terlebih dahulu untuk menidurkannya. Setalah ia tertidur aku kembali ke kamarku dan sebelumnya aku melihat anak pertamaku di kamarnya, ternyata ia juga telah tertidur disana. Setelah kedua anakku tidur aku segera masuk kedalam kamarku, saat itu aku melihat ponselku masih tergelatak diatas meja.

"Pasti pak sugeng sudah mengirimkan chatnya padaku" begitulah aku menduganya. Pada saat aku mengambil ponselku ternyata tidak ada sama sekali, baik chat maupun panggilan darinya. Syukurlah ia tidak lagi melakukannya pikirku legah. Aku segera berbaring ranjang dan sempat memainkan ponselku disana, saat aku tengah memainkan ponselku pikiranku malah tidak karuan. Dalam hatiku malah menanyakan kenapa pak sugeng tiba-tiba tidak lagi melakakukan kebiasaannya. "apakah ia tidak lagi menginginkan aku mengirimkan foto diriku untuknya? ataukah sekarang ia benar-benar telah berubah dan tidak akan lagi berbuat tidak sopan seperti hari kemarin kepadaku? Syukurlah setidaknya sekarang aku bisa terlepas dari chat mesum pak sugeng" begitulah pikiranku pada saat itu. Pada saat aku tengah memikirkan hal itu, aku sempat melihat hasil jepretan fotoku kemarin malam, aku merinding sendiri dibuatnya, saat melihat fotoku yang aku ambil kemarin malam itu.

Rasanya aku seperti nakal sekali dengan mengambil gambarku dalam kondisi begitu, tetapi sepertinya foto ini biasa saja, tidak terlalu vulgar. "Nanti jika pak sugeng terus memaksa maka akan aku kirimkan gambar ini saja, biar dia tidak lagi terus menggodaku dan aku akan menegaskan kepadanya setelah ia mendapatkannya jangan pernah lagi ia untuk menggoda aku" begitulah pikiranku pada malam itu, dan aku juga dibuat sedikit penasaran bagaiamana tanggapan pak sugeng jika aku benar-benar mengirimkan gambar ini untuknya nanti. Tetapi nyatanya toh ia tidak lagi mengirimkan chatnya padaku, syukurlah jika ia telah benar-benar tidak akan lagi melakukannya. Ungkapku legah. Saat itu aku merasa diriku belum mengantuk sama sekali, dan aku juga merasa gairahku juga sedikit timbul karena ulah suamiku sebelum ia berangkat bekerja tadi, ingin rasanya aku melampiaskannya malam itu, tetapi apalah daya, saat ini suamiku sedang tidak berada dirumah. "Atau aku bermasturbasi saja ya" tiba-tiba ide itu mencul di benakku. Aku menggosok pelan payudaraku, lalu tanganku aku masukkan kedalam baju milikku, aku merasakan putingku mengeras disana. "Ughhh pasti sangat nikmat jika saat ini payudaraku dihisap dan di remas-remas" dan "emhhh" aku melenguh pelan saat tanganku yang satunya aku masukkan ke dalam celana dalamku, aku merasakan vaginaku sedikit basah dibawah sana. "Sudahlah ini malah akan makin membuat aku tersiksa" akhirnya aku menyudahinya dan dengan gairahku yang mulai naik, aku berniat mengabaikannya dan segera pergi tidur.

Keesokan harinya aku kembali beraktivitas seperti biasanya, saat aku telah tiba di kantor, aku masih melihat ari dalam kondisi yang sama seperti kemarin. "Kamu kenapa ri? Kok seperti murung dan kurang fokus begitu?" Aku menanyakan langsung padanya. "Ehhh enggak kok mbak, aku gak apa-apa" ari sepertinya cukup kaget dengan pertanyaan dariku barusan. "Ohhh syukurlah,, kamu siapkan ri untuk ikut dalam perjalan dinas nantinya? Aku kembali menambahkan percakapan kami. "Siap mbak, saya siap ikut nantinya" jawab ari sambil ia berusaha tersenyum. Tetapi aku merasa ia tidak begitu lepas dengan senyumnya saat itu. "Oke baiklah, selamat kembali bekerja ya" ucapku menambahkan dan aku pun berlalu meninggalkannya kembali ke meja kerjaku. Sore harinya setalah semua kegiatan kantor telah usai, aku segera pulang. Tetapi kali ini aku tidak langsung pulang kerumah, aku terlebih dahulu mampir kerumah mertuaku untuk menengok kedua anakku disana, dan suamiku juga masih berada disana. Tadi ia sempat mengabarkan kepadaku bahwa disana tengah berkumpul saudara kami yang lainnya disana. Saat tiba disana benar saja ternyata disana tengah ramai keluarga yang lainnya datang berkunjung. Tak lama dari situ, aku segera pamit untuk pulang kerumah terlebih dahulu kepada saudara kami yang lainnya, aku mengatakan ingin berganti pakaian terlebih dahulu.

Saat aku di jalan pulang, aku lihat desi dan ibu-ibu yang lain tengah berkumpul di depan di salah satu rumah tetangga kami, aku pun menegur mereka dari atas motor milikku. "Mampirlah dulu sini ran" panggil desi kepadaku. "Iyaa aku pulang dulu sebentar" balasku, sambil aku terus berlalu menuju rumah kami. Saat tiba dirumah kami, aku segera mandi dan berganti pakaian. Lalu suamiku menelepon aku dan mengabarkan, bahwa kedua anakku malam ini akan menginap dirumah neneknya bersama saudaranya yang lain, suamiku meminta aku untuk mempersiapkan baju-baju untuk mereka, dan ia menambahkan agar aku tidak usah memasak dirumah, katanya nanti makan disini saja.

Mendapati kabar seperti itu dari suamiku, maka aku segera mempersiapkan keperluan kedua anakku untuk nanti malam. Aku memasukkan pakaian mereka kedalam tas, lalu setalah semuanya beres aku segera bersiap untuk kembali kesana. Pada saat dijalan akan kembali kesana, aku melihat desi dan ibu-ibu yang lain masih berada disana, dan aku melihat pak sugeng juga berada disana. Ia sepertinya sedang mampir disana, dengan posisi saat ini ia masih duduk diatas motornya. Saat aku telah mendekati kearah mereka "nahh itu dia mbak rani nya pak" celetuk salah satu ibu-ibu disana. "Sini ran mampir dulu" tambah desi. "Mau kemana sih pake bawa tas segala" ungkap desi kembali menambahkan, saat itu aku telah berhenti disana dan masih di atas motor milikku "enggak ada ini baju anakku, malam ini mereka mau menginap dirumah neneknya bersama saudaranya yang lain" jawabku kepadanya. "Ohhh begitu,, di cariin pak sugeng tu, katanya kemana, kok udah lama gak keliatan" jawab desi sambil tersenyum kepadaku. "Lahh bukannya kemarin lusa saya ikut duduk disini juga kan" balasku kepadanya. "Iyaa sihh, gak tau tu dasar pak sugeng aja nyari-nyari" balas desi kepadaku. Saat itu aku melihat wajah pak sugeng seperti tersenyum menahan rasa malunya, karena mendengar celotehan kami disana. "Ahh enggak saya cuman nanya aja kok" balas pak sugeng singkat.

"Kalau begitu, saya pamit ke bengkel pak dedi dulu ya" tambah pak sugeng lagi. Ia pun berlalu meninggalkan kami disana. Tak lama dari situ aku pun segera pamit kepada desi dan ibu-ibu yang lainnya, aku berasalan sudah ditunggu suamiku disana. Aku pun segera berlalu dan meninggalkan mereka disana, saat tiba dirumah mertuaku, aku langsung membantu saudaraku yang lainnya disana untuk mempersiapkan makan malam bersama untuk kami nantinya. Setelah usai kami segera menyantapnya bersama-sama malam itu, setelah selesai makan, suamiku mengajak aku untuk pulang, karena ia akan pergi bekerja malam ini. Kami pulang dengan mengendarai motor kami masing-masing, saat kami di jalan pulang, kami sempat berpapasan dengan pak sugeng yang sepertinya mau pergi entah kemana. Suamiku sempat menegurnya, dan aku pun hanya tersenyum kepadanya.

Saat tiba dirumah kami, suamiku segera pergi mandi dengan tergesah-gesah, ia mengatakan bahwa jam ganti shifnya malam ini sudah cukup mepet. "Gak usah kerja ighh pa,, bisa gak? Mumpung malam ini cuman kita berdua dirumah" ucapku sambil tersenyum menggodanya. "Nanti ya ma, minggu depan kan, papa gak masuk malam lagi" balas suamiku sambil terus berlalu meninggalkan aku menuju kamar mandi. Setelah semuanya beres ia segera bergegas untuk berangkat ke tempat kerjanya. Saat itu ia berpamitan kepadaku, akupun seperti biasa selalu mencium tangan suamiku saat ia akan berangkat bekerja. Setelahnya maka tinggallah kini aku sendirian didalam rumah kami.

Saat suamiku telah berangkat ketempatnya bekerja, aku segara mengunci pintu rumah kami dan masuk kedalam kamar untuk berbaring sejenak. Lalu aku mengambil ponsel milikku, tak lama setelah itu ponsel bergetar pertanda ada panggilan masuk. "Pak sugeng? Kenapa lagi sih dia?" Aku mengabaikannya saja, lalu ia kembali menelepon ulang. Tetapi tetap aku abaikan, setelah itu ia mengirimkan chatnya kepadaku. "Lagi apa sih mbak rani?" Begitulah isi chat dari pak sugeng. Aku tidak langsung membukanya, aku hanya mengabaikan chat darinya. "Lagi sendirian ya dirumahnya sekarang?" Pak sugeng kembali mengirimkan chatnya. Aku kembali mengabaikanya. Sekitar 15 menit aku tidak membalasnya, tiba-tiba ia kembali menelepon aku. "Ighh dasar,, ada apa sihh" gerutuku kesal.

Akhirnya aku membuka chat dari pak sugeng, dan aku membalasnya. "Maaf pak ada apa ya? Saya sedang dari kamar mandi tadi" balasku kepadanya. Ia pun langsung membalas chat itu dengan cepat "ohh iya mbak, mbak rani masih marah kepada saya?" Balas pak sugeng. "Saya minta maaf ya mbak, saya benar-benar tidak bisa menahannya kemarin malam itu" tambah pak sugeng lagi.
"Iyaa pak sudahlah, jangan diulangi lagi saja" balasku kepadanya. "Saya di maafkan ya mbak?" Balas pak sugeng lagi.
"Iyaa pak" balasku singkat.

Isi chat aku dan pak sugeng;

Pak sugeng: terimakasih mbak, saya benar-benar tidak tahan malam itu, saya kembali teringat akan apa yang pernah saya lihat pada malam sebelumnya. Rasanya, saya sulit lepas dari bayangan itu, susu mbak rani indah sekali.
Rani: udah ighh pak jangan bahas begituan lagi.
Pak sugeng: iya mbak maaf, saya hanya berusaha jujur seperti yang mbak rani katakan waktu itu.
Rani: iyaa pak, syukurlah kalau bapak masih mengingatnya, dan jangan lagi begitu pak, saya ini sudah bersuami. Akan menjadi persoalan jika suami saya mengetahuinya.
Pak sugeng: saya juga tau mbak, tetapi jujur saja, saya benar-benar terus terbayang, sampai sekarang pun saya masih terbayang-bayang. Sampai satu hari tidak melihat mbak rani saja rasanya saya merasa ada yang kurang.
Rani: lihat apasih bapak dari saya, pasti pandangannya gak jauh-jauh dari itu, ya kan?
Pak sugeng: hehehe iya mbak, habiss bagus banget sihh, dan permukaan kulitnya kenyal dan lembut sekali, belum lagi putingnya. Ughhh kalau mengingat itu rasanya langsung ada yang tiba-tiba bangun tanpa diminta mbak. Sama seperti sekarang ini.
Rani: tuh kan ujung-ujungnya selalu begitu, sudah ahh saya malas kalau begini pak.
Pak sugeng: aduhh jangan marah mbak, saya kan hanya jujur saja. Memang kenyataan nya begitu.
Rani: bapak sih pikirannya jorok, dan kalaupun begitu tidak perlu bapak ungkapkan kepada saya pak.
Pak sugeng: tapi kan saya berusaha jadi orang yang jujur seperti yang mbak rani katakan. Saya jujur kok mbak, gak tau kenapa kalau saya teringat tentang hal itu, punya saya selalu bangun dengan kerasnya. Apa perlu saya kasih bukti lagi, agar mbak rani percaya?
Rani: igghh gak usah pak cukup,, jangan kirim yang aneh-aneh.
Pak sugeng: hehehe,,, mbak rani takut ikut terbawa nafsu ya?
Rani: igghhh enggak
Pak sugeng: buktinya kemarin saat mbak mengocok kontol saya, mbak melakukannya dengan lincah sekali, mbak rani juga nafsu kan melihat punya saya?
Rani: kata siapa sih pak? Udah lah pak jangan bahas beginian saya gak suka, mending bapak tidur sama istrinya dehh,, jangan menggoda saya terus.
Pak sugeng: saya tidak menggoda mbak, saya hanya bertanya, seharusnya mbak rani juga mau jujur dong seperti ucapan mbak rani kepada saya waktu itu.
Rani: aduhh kok ribet sih pak,, udah lah jangan bahas begini pak, saya ngantuk mau tidur.
Pak sugeng: saya sedang duduk diteras rumah saya mbak, boleh saya lihat telpon mbak rani sebentar, saya hanya ingin melihat mbak rani sebelum tidur malam ini.
Rani: ighhh ngapain sih pak, udah saya gak mau pak.
Pak sugeng: sebentar saja, saya mau tunjukkan sesuatu kepada mbak rani, saya kan orang yang jujur mengakui jika saya memang benar-benar sulit lepas dari bayangan susu mbak rani yang montok itu.
Rani: Nunjukin apasih pak, pasti aneh-aneh deh saya gak mau.
Pak sugeng: kalau begitu, mbak juga jujur dong, mbak juga terbawa nafsu kan malam itu? Saya tau kok mbak.
Rani: idihh bapak sok tau deh,, mana ada saya terbawa nafsu, bapak tu yang sukanya maksa orang.
Pak sugeng: saya tidak benar-benar memejamkan mata saya malam itu mbak, saya melihat ekspresi mbak rani waktu mengocok kontol saya.


Mendapat pernyataan itu dari pak sugeng menbuat aku sangat terkejut, rasanya aku sangat malu dia bisa mengetahuinya pada saat itu. Aku pun tidak membalas chatnya lagi dan aku mendiamkan nya. Setelah sekitar 5 menit, ia kembali mengirimkan chatnya.

Pak sugeng: tuh kan mbak rani gak mau jawab"😁" berarti saya benar.
Rani: idihhh enggak
Pak sugeng: iya iyaa "😆"
Rani: udah deh pak gak usah bahas begini.
Pak sugeng: iya deh mbak, lagi sendiri ya dirumah mbak? Gak takut tidur sendirian?
Rani: kenapa harus takut pak, sudah biasa.
Pak sugeng: biasa ditinggal sendiri sihh, kalau malam sering ditinggal kerja, kalau saya mah, ughh gak bakal istri cantik dan montok begitu ditinggal sendirian. Apalagi malam ini anak-anaknnya tidur dirumah neneknya, pasti saya bikin teriak-teriak kalau itu istri saya.
Membaca chat dari pak sugeng membuat aku merasa merinding, ia memang benar pastilah jika malam ini suamiku tidak bekerja, kami akan bercinta dengan liarnya, karena malam ini kami akan bebas melakukannya dimana saja tanpa khwatir dilihat oleh anak kami.

Rani: apaan sih pak, sana tuh kalau mau ajak istrinya. Jangan ngadunya ke saya.
Pak sugeng: saya kan gak ngadu mbak, saya hanya berandai-andai saja, kalau saja mbak rani ini istri saya, pasti malam ini akan saya bikin teriak-teriak keenakan dengan batang milik saya ini.
Saat itu pak sugeng mengirimkan gambar, sarungnya yang menjulang keatas, sepertinya memang benar saat ini ia berada di teras rumahnya. Tetapi bukan itu persoalannya, sesuatu yang di balik sarung itu, sepertinya sangat tegang sekali.
Rani: igghh bapak kok ngirim begituan sihh, udah ahh saya males.
Pak sugeng: lahh saya kan gak mengirim gambar aneh-aneh mbak, cuman sarung kok.
Rani: iyaa tapi, ada yang aneh dengan sarung nya.
Pak sugeng: itu karena saya terus terbayang-bayang akan indahnya susu milik mbak rani, coba saja saya bisa melihatnya lagi, aghhh pasti akan saya akan sangat bahagia.
Rani: udah-udah pak mulai ngaco kan obrolanya.
Pak sugeng: habis yg ini gak bisa diajak kompromi mbak.
Balas pak sugeng sambil mengirimkan foto sarungnya yang menjulang tinggi, tetapi kali ini ia memfotonya dari samping. Dan benar saja sarung itu benar-benar menjulang tinggi, melihat hal itu, aku kembali terbayang akan penis yang dimiliki pak sugeng, penis itu cukup besar dan panjang. Lebih panjang dari milik suamiku, aku jadi teringat saat aku dengan gemas mengocok penis itu beberapa hari yang lalu. Saat itu timbul niatku untuk menggodanya dengan mengirimkan gambar yang aku ambil kemarin malam, tetapi aku tidak ingin di anggap murahan olehnya, maka itu tidak aku lakukan.

Rani : tuh kan makin gak jelas deh bapak, udahh ahh pak saya mau tidur.
Pak sugeng: baiklah kalau begitu mbak, bolehkah permintaan saya yang kemarin-kemarin di kabulkan mbak?
Rani: apa sih pak?
Pak sugeng: saya ingin melihatnya sekali lagi saja, kalau mbak rani keberatan mengirimkan foto untuk saya, bagaimana kalau lewat video call saja sebentar.
Rani: ighhh bapak aneh-aneh deh, udah saya tetap gak mau pak.
Pak sugeng: baiklah kalau begitu, saya akan melihatnya secara langsung saja.
Rani: apa sihh pak, udah aggh jangan bikin saya takut pak.
Pak sugeng: makanya mbak, dari pada saya nekat kesana, lebih baik saya melihatnya lewat jalur online saja.

Aku sempat berpikir sejenak, bisa saja pak sugeng benar-benar nekat melakukannya. Bisa saja ia benar-benar datang kemari, jika semua itu terjadi, aku takut ia melakukan hal yang lebih nekat dari kemarin. Dan aku juga takut jika kehadirannya kemari akan mengundang perhatian tetangga yang lain, jika ia memanggilku untuk dibukakan pintu. Aku sangat bingung saat itu. "ataukah aku kirimkan saja fotoku kemarin untuknya? Toh foto itu tidak terlalu terbuka" Pikiranku sangat tidak karuan dan mencoba mempertimbangkan bagaimana baiknya.

Pak sugeng: saya otw ya mbak, saya akan kesana dengan kondisi seperti ini, sama seperti malam waktu itu. Pak sugeng kembali mengirimkan chatnya kepadaku. Saat membaca chat tersebut darinya, yang ada dipikiranku kondisi yang sama pada malam itu, berarti ia juga tidak mengenakan celana dalam dibalik sarungnya. Sungguh hal itu membuat aku sangat ketakutan.

Rani: udah-udah pak, jangan aneh-aneh, jangan datang kemari pak, gak enak di lihat orang malam-malam begini. Lagian saya gak akan bukakan pintu untuk bapak.
Pak sugeng: yaudah mbak saya mohon biar lewat telpon saja ya, saya hanya lihat sebentar kok.
Rani: enggak Pak, gak usah.
Tunggu sebentar.
Pak sugeng: 😀😁" baiklah mbak"🥰"
Rani: ighhh dasar mesum"😋"
Awas aja abis ini makin aneh, saya gak tanggung"😡"
Pak sugeng: biar kutanggung sendiri mbak"😣"

Rani;




Pak sugeng: ugghhh gila mbak,, indah sekali. Saya makin tidak tahan.
Rani: sukurin, siapa yang minta sih pak"🤪"baru gitu aja, huuuu gaya nya mau bikin orang teriak-teriak"😅"

Entah kenapa, aku cukup antusias untuk membalas godaan pak sugeng kepadaku malam itu, aku merasa diriku sangat nakal mengirimkan foto diriku kepadanya. Tetapi toh foto itu tidak memperlihatkan wajahku dan lagi pula bukankah ia telah pernah melihatnya secara langsung. "Sudahlah tidak apa-apa, biar dia tau rasa" pikiranku saat itu.

Pak sugeng: punya saya semakin mengeras mbak, saya teringat malam yang indah itu, saya teringat akan susu mbak rani yang montok dan kenyal itu, saya teringat akan rengekan mbak rani, sewaktu saya menghisap dan menjilatinya. Dan rasanya saya ingin mengulanginya kembali. Kontol saya benar-keras dan seperti tidak mau turun lagi.
Rani: coba mana, saya mau lihat pak😆 tetapi saya maunya bapak kirim fotonya tetap di teras sana jangan masuk kedalam rumah, biar ada orang yang lihat dan bapak dikira orang gila🤣🤣
Pak sugeng: aduhh itu, sama saja yang harus membukanya disini dong mbak, kalau dilihat orang bisa-bisa saya dianggap benar-benar gila😊😔
Rani: makanya pak jangan aneh-aneh.
Pak sugeng: demi mbak rani akan saya lakukan, biar dianggap gila pun tidak masalah.
Rani: coba buktikan pak😂
Pak sugeng: kalau saya lakukan saya, boleh berkunjung kerumah mbak rani setelahnya?
Rani: kayak berani aja bapak melakukannya.


Saat itu aku berpikir tidak mungkin pak sugeng benar-benar melakukannya. Pastilah ia akan malu jika saja ada orang yang melihatnya, lagi pula ini adalah malam minggu dan pastinya kondisi di dekat rumahnya akan banyak orang yang lalu lalang. Begitulah pertimbanganku saat aku memutuskan untuk menggodanya.
Pak sugeng: tetapi janji ya mbak? Jika saya lakukan, saya boleh berkunjung kesana?
Rani: mau ngapain emang kesini pak? Udah deh pak gak usah banyak omong saya gak yakin bapak berani melakukannya. Lagian jangan nekat pak, nanti dilihat orang malah jadi soal, yang ada bapak nanti dianggap orang gila😃
Pak sugeng: oke tunggu mbak. Demi mbak rani, apa yang tidak saya lakukan.

Mendapat balasan begitu dari pak sugeng, akhirnya malah membuat aku yang benar-benar ketakuan, bagiamana jika ia benar-benar melakukanya, apa yang harus aku lakukan jika ia benar-benar datang kemari menangih janjinya.
"Ahhh tapi rasanya tidak mungkin, mana mungkin ia berbuat senekat itu" begitulah aku berusaha menenangkan diriku.

Sekitar 15 menit tidak ada balasan dari pak sugeng, hal itu membuat aku jadi tersenyum dan cukup legah. Karena akhirnya ia berhenti menggoda malam itu, dan setelah ini ia berjanji tidak akan menggodaku lagi karena telah mendapatkan apa yang ia mau, aku telah mengirimkan fotoku untuknya. Lalu setelah teringat akan foto yang barusan aku kirim, aku segera menghapusnya dari chat dengan pak sugeng. Aku memilih menghapus untuk semua orang, agar ia tidak bisa lagi melihat foto diriku dan aku telah memenuhi keinginannya, selanjutnya jika ia kembali berbuat aneh-aneh kepadaku. Aku akan menangih janjinya yang mengatakan tidak akan lagi menggoda aku.

Saat pikiranku tengah melayang memikirkan tentang hal itu, aku juga merasa gairahku yang ikut timbul karena ulahku sendiri. Aku merasa seperti sangat nakal sekali telah berani menggoda laki-laki lain dengan mengirimkan fotoku untuknya. Tetapi ada perasaan puas dalam diriku saat ia tergoda karena melihat foto yang aku kirimkan. Saat aku merasakan gairahku yang sedikit naik itu, aku merasakan ingin melihat kembali tonjolan sarung yang dikirim pak sugeng kepadaku tadi. Saat aku melihatnya, aku merasa merinding pada tubuhku, sepertinya sangat keras sekali. Aku sampai senyum-senyum sendiri melihatnya, dan aku mengzoom gambar yang dikirimkan pak sugeng "Ugghh pak sugeng akan aku gigit batang milikmu itu" ucapku dalam hati sambil aku menggigit bibir bawahku. Tiba-tiba ponselku bergetar, sehingga membuat aku tersadar. Ternyata itu adalah telpon dari suamiku. Aku lihat jam menunjukkan jam 9 lewat, maka aku tidak mengangkat telpon itu, aku akan meneleponnya balik saja nanti, aku akan beralasan telah tertidur tadinya. Tetapi tak lama setelahnya ia kembali menelepon kepadaku. Akhirnya aku mengangkat nya, ternyata ia hanya menanyakan apakah anak-anak kami rewel dirumah mertuaku. Setelahnya ia mengakhiri panggilan itu.

Tak lama dari situ, tiba-tiba ada notifikasi chat masuk dari pak sugeng, ia mengirimkan foto. Aku berdebar dibuatnya, bagaimana jika ia benar-benar melakukannya, apa yang harus aku lakukan. Menyadari hal itu aku tidak membukanya, karena jarak waktu yang cukup lama. Nanti aku akan beralasan telah tertidur. Sekitar 5 menit ia menelepon kepadaku, tetapi aku abaikan, lalu ia mengulangi berkali-kali, sampai membuat aku tidak bisa membuka yang lain di ponselku, akhirnya aku membuka chatnya. "Astaga,, besar dan keras sekali" aku melihat pak sugeng mengirimkan foto penis miliknya dengan tangan nya yang menekan ke pangkal penisnya, sehingga penis itu semakin terlihat sangat panjang, dan urat2nya seperti ikut mengeras. Tetapi itu ia lakukan di dalam kamar mandi rumahnya. "Ughhh kenapa aku suka melihatnya"

Rani: ihhh dasar bapak, jorok ihhh, kenapa kirim foto begitu, saya kan bilangnya kalau berani lakukan di depan teras pak, bukan di dalam kamar mandi seperti ini.
Pak sugeng: hehehe itu hanya pancingan saja mbak, berarti mbak rani benar-benar teliti melihatnya😁 gimana mbak suka gak lihat kontol saya lagi, kangen kan?
Rani: ighhh dasar,, mana ada saya begitu pak😡
Pak sugeng: jujur kenapa sih mbak, susah banget, lihatnya aja sampai detail gitu, harusnya kan kalau lihat sekilas mbak rani gak bakal tau foto itu saya ambil di kamar mandi😆
Rani: ihhh udah ah pak,, saya mau tidur.
Pak sugeng: sebentar mbak.


"Astaga,,," aku sangat terkejut dengan apa yang aku lihat selanjutnya. Aku melihat pak sugeng menfoto penisnya dengan ia berada di teras rumahnya, ia memfotonya dari samping dengan kondisi kedua kakinya ia naikkan ke atas kursi, sehingga kondisinya yang saat ini tengah mengeluarkan penisnya tidak terlihat langsung dari arah jalan depan rumahnya. Dan untuk menunjukkan ia benar-benar melakukannya di teras rumahnya, ia mengambil view yang menampakkan banner warung di dekat terasnya.

Saat itu aku sangat bingung harus bagaimana, aku takut pak sugeng menangih janjinya. Aku merasa badanku lemas, karena harus memenuhi permintaannya untuk berkunjung kemari. "Aduhh bagaimana ini, kenapa aku harus membukanya sekarang? Kenapa tadi aku tidak mengabaikannya saja" aku sangat ketakutan saat itu.

Pak sugeng: bagaimana mbak? Benar-benar saya lakukan bukan? Apa yang tidak saya penuhi untuk mbak raniku tersayang🥰😁
Yasudah mbak, saya siap-siap kesana ya🤗🤤

Bersambung dulu ya suhu....

================

Lanjutan pov rani;......

"Astaga apa yang harus aku lakukan? ternyata pak sugeng benar-benar melakukannya!!" saat itu pikiranku berkecamuk tidak karuan, ditambah lagi jantungku yang berdegub kencang melihat apa yang baru saja dikirimkan pak sugeng kepadaku barusan. Aku Melihat ia mengirimkan gambar batang penisnya yang sedang sangat ereksi dan tegak menjulang. Aku cukup merinding melihat kondisi penisnya saat ini, sepertinya sangat keras sekali. "Ughhh kenapa aku seperti menyukainya ya? Tetapi aku juga sangat takut membayangkan hal buruk yang akan dilakukan oleh pak sugeng. Aghh entahlah aku tidak yakin dengan pikiranku sendiri" saat itu juga aku merasakan merinding di sekujur tubuhku, aku membayangkan jika ia benar-benar datang kemari dengan kondisi penisnya mengeras seperti itu, pastilah aku akan menjadi sasaran ia untuk melampiaskan gairahnya saat ini. Malam sebelumnya saja saat ia belum berhasil melihat tubuh telanjangku penisnya sudah sangat mengeras, padahal saat itu ia hanya melihat aku tanpa menggunakan BH saja. "Lalu bagaiamana sekarang? Ia sudah pernah melihat langsung dan ia telah merasakan kekenyalan payudaraku ini! ia bahkan telah mengeksplore bagian ini dengan liarnya malam itu, ia memainkannya dengan sangat bergairah dan jujur saja ia juga telah berhasil membangkitkan gairahku, karena ulahnya malam itu. Membayangkan hal itu membuat aku merasa makin merinding, entah ini perasaan takut akan hal itu kembali terjadi, ataukah justru perasaan ini karena aku juga ikut bergairah membayangkan kejadian itu lagi. Aku tidak bisa membedakannya dengan jelas saat ini. Sungguh aku sangat bingung dengan semua ini.

Tetapi jauh didalam pikiranku, aku masih tidak menyangka jika ia akan benar-benar melakukannya, dan dengan lihaynya pak sugeng melakukannya dengan menutupi penisnya dari depan arah jalan orang sering lalu lalang, hal itu sama sekali tak terpikirkan olehku tadinya, sehingga aku berani saja untuk menantang ia melakukan hal itu. Dan kini setalah ia benar-benar melakukannya, aku dibuat bingung sendiri, karena harus memenuhi keinginannya untuk datang berkunjung kemari. Memikirkan hal itu aku menjadi semakin gusar, kira-kira apa yang harus aku lakukan jika ia benar-benar datang kemari. Dan apa sebenarnya tujuan pak sugeng datang kemari dengan kondisi gairahnya yang katanya sulit ia bendung saat ini. Walaupun sebenarnya aku telah bisa menduganya, tentu tujuan ia datang kemari adalah untuk mendapatkan apa yang ia inginkan dari tubuhku ini, akupun sebenarnya juga merindukan sentuhan-sentuhan kasar dari pak sugeng saat itu, jujur saja aku merasakan suatu kenikmatan yang berbeda dari sentuhannya itu. Tetapi aku sangat takut jika hal itu terjadi lagi kepadaku, aku tak ingin menghianati suamiku lagi. Cukup lah semua yang terjadi saat ini, aku tidak ingin semua semakin berjalan kearah yang salah. Aku pun turut menyalahkan diriku sendiri yang akhir-akhir ini sulit mengendalikan gairahku. Semua ini karena ulah pak bambang beberapa waktu yang lalu, saat aku telah merasakan kenikmatan batang penis laki-laki lain di vaginaku, aku merasa gairahku semakin sulit saja untuk terbendung. Entah kenapa aku sangat mudah terpancing dengan hal-hal kecil yang berbau mesum, maka saat itu juga aku merasa gairahku juga mulai ikut naik menanggapinya. Dan semua itu ditambah dengan keadaanku saat ini yang sering digoda oleh suamiku untuk merasakan batang penis laki-laki lain. Ucapan suamiku itu terkadang membuat aku merasa makin bergairah saat kami tengah bercinta. Walaupun sampai sejauh ini aku sama sekali tidak pernah memikirkan hal itu benar-benar terjadi. Walaupun sebenarnya semua juga tekah terjadi tanpa suamiku mengetahuinya. Aku merasa sangat nakal saat ini, kenapa diriku bisa berubah sampai sejauh ini tanpa aku menyadarinya.

Saat aku merasa khawatir dengan apa yang akan terjadi jika pak sugeng benar-benar datang kemari, aku sempat melihat ke jam di ponselku, sekarang aku lihat jam menunjukkan pukul 10 malam kurang. Dan aku pun tidak membalas lagi chat terakhir dari pak sugeng, ia pun tidak lagi mengirimkan chat maupun menelepon aku. Dengan cepat aku langsung melihat kondisi pakaian ku saat ini, malam ini aku mengenakan baju tidur yang lumayan terbuka dan berbahan lembut, tentunya sangat menggairahkan laki-laki manapun jika melihat aku dengan kondisi pakaian seperti ini. Belum lagi payudaraku ini, sangat sulit untuk tidak menjadi perhatian pak sugeng tentunya, sedikit saja aku bergerak agak sedikit menunduk, maka payudaraku ini akan bisa terlihat setengahnya, karena saat ini aku menggunakan baju dengan belahan dada yang cukup rendah. Tetapi menjadi terlihat sangat nakal dengan ukuran payudaraku yang montok ini. Padahal menurutku baju yang aku gunakan saat ini normal saja.

Lalu aku mulai berpikir, jika malam ini aku menerima kedatangannya dengan menggunakan pakaian seperti ini, maka aku yakin itu akan membuat ia semakin bergairah kepadaku. Dan hal buruk yang akan terjadi bisa saja malam ini pak sugeng berbuat lebih nekat dari hari kemarin, mengingat kondisiku saat ini yang tengah sendirian dirumah kami, dan ia pun mengetahui hal itu. Aku pun segera tersadar dan bergegas mengganti pakaianku dengan pakaian yang lebih tertutup untuk menghindari hal itu benar-benar terjadi. Tidak lupa aku mengenakan jilbabku saat ini, agar bisa menutupi bagian dadaku yang sulit aku sembunyikan, walaupun aku telah mengenakan pakaian tertutup sekalipun. Payudaraku ini pasti saja masih terlihat meyembul dan menggairahkan, belum lagi ditambah cetakan bongkahan pantatku dibawah sana, pastilah pak sugeng akan sangat kegirangan mendapati kondisiku yang seperti ini.

Dengan pertimbangan semua itu, aku pun segara bangkit dari posisiku saat ini, aku bergegas mengganti pakaianku dengan pakaian lain yang lebih tertutup. Setalah selesai aku segera melihat ponsel milikku, tetapi masih belum ada juga chat ataupun panggilan dari pak sugeng. "Ataukah ia tidak serius mengucapkannya? Mungkin ia hanya mempermainkanku saja, syukurlah" aku sedikit lega saat ini, karena mungkin saja pak sugeng tadi hanya bercanda kepadaku, mungkin ia telah merasa cukup senang dengan bisa melihat foto yang aku kirimkan tadi. "Mungkin saat ini ia tengah melampiaskan bersama istrinya" begitulah aku berusaha menenangkan diriku. Tetapi "hmmhh" aku mengguman pelan memikirkan hal itu, aku merasa ada perasaan aneh dalam diriku, aku membayangkan pak sugeng yang tengah begitu bergairah itu, tiba-tiba ia menggumuli istrinya mbak sumi, pastilah mbak sumi akan terkgaet menghadapi gairah suaminya yang datang tiba-tiba itu. Tetapi disisi lain pastilah mbak sumi akan merasa sangat puas mendapatkan servis dari pak sugeng, semua itu membuat aku merasa iri kepada mbak sumi, mengingat semua itu terjadi karena pak sugeng merasa bergairah karena foto yang aku kirimkan tadi. Belum lagi aku teringat akan perkataan pak sugeng beberapa waktu lalu, ia mengatakan bahwa ia sanggup bermain 2 sampai 3 kali tanpa jeda, jika gairahnya benar-benar telah memuncak. Hal ini lah yang selama ini aku harapkan bisa dilakukan juga oleh suamiku, aku ingin suamiku bisa melakukan hal yang sama seperti yang dikatakan pak sugeng. "Hmmmhm bahkan saat bersama pak bambang, ia juga melakukan hal yang sama kepadaku, ia menyetubuhi dengan sangat bergairah tanpa jeda yang terlalu lama, aku merasa merindukan hal itu kembali terjadi saat ini" membayangkan hal itu membuat gairahku mulai muncul dan naik dengan cepat. "Aghhh kenapa aku ini, kenapa aku merasa sangat aneh pada diriku, kenapa aku jadi seperti ini? Dan kenapa aku menjadi sangat bergairah saat ini? Aku butuh pelampiasan saat ini juga, ughhhh,,, aku merasakan ngilu dan gatal pada vagianaku, ingin rasanya aku mengelusnya dan memaikan jari-jariku disana" perasaanku menjadi semakin tidak karuan saat ini, ditambah lagi aku yang sedang berada sendirian dirumah saat ini, aku merasa bebas untuk melakukan apa saja yang aku inginkan. "Atau aku gunakan dildo berukuran besar yang diberikan suamiku beberapa waktu lalu saja? Aghhh tidak,,, aku harus bisa mengendalikan diriku"


Aku pun segera pergi keluar kamar untuk mengalihkan pikiranku, aku melihat keluar jendela depan rumah kami. Entah kenapa aku melakukannya, aku sebenarnya hanya ingin melihat keadaan diluar sana, tetapi kenapa aku seperti merasa benar-benar tengah menanti kedatangan pak sugeng. Tetapi tidak ada tanda-tanda ia akan datang kemari, disana aku lihat sepi-sepi saja, hanya saja aku lihat pintu tetangga sebelah rumah kami yang masih terbuka. Sepertinya suami tetanggaku itu tengah bersiap untuk berangkat berjualan, itu aku ketahui dari cahaya lampu ruang depan rumah meraka yang cahayanya lebih terang dari lampu teras mereka, ditambah lagi dari percakapan mereka yang samar-samar terdengar olehku "Aghhh sudahlah tidak mungkin pak sugeng datang kemari, jika pun ia datang kemari, pastilah ia tidak akan berani mendekat kemari, karena posisi pintu depan tetangga kami masih terbuka. Meskipun sebenarnya bisa saja ia menyelinap mendekat kemari tanpa ketahuan, karena didepan dan di samping rumah kami terdapat pohon mangga yang cukup rimbun untuk ia bisa bersembunyi. Tetapi dengan melihat kondisi terakhir saat ini, aku yakin pak sugeng tidak akan benar-benar datang kemari. Maka aku putuskan kembali masuk kedalam kamar, saat tiba di dalam kamar, aku segera mengganti kembali pakaianku dengan pakaian tidurku yang tadi. Saat ini aku memakainya tanpa menggunakan BH ku lagi, aku ingin memainkan puting payudaraku, aku ingin mengelus belahan vaginaku yang rasanya sangat gatal sekali. Segera aku berbaring diatas ranjang, aku memejamkan mataku, aku menarik nafasku dalam-dalam, hal itu aku lakukan agar gairahku sedikit menurun, tetapi nyatanya tidak. Tanganku langsung bergerak sendiri meremas pelan payudaraku "aghhhh,,," aku merasa puting susuku mengeras disana. Segera aku letakkan ponselku dikasur, tanganku satu lagi langsung membelai pelan belahan vaginaku "ughhh,,,, kenapa rasanya nikmat sekali" badanku menggeliat saat itu, aku merasakan getaran itu hadir saat aku membelai lembut belahan vaginaku. Merasa kurang leluasa aku segera bangkit dan melepaskan celana dalam yang aku gunakan.

Saat celana dalamku telah terlepas, aku langsung melebarkan kedua pahaku, dan aku meletakkan jari-jariku di belahan vaginaku "aghhhh,,, isssttttt,,,egghhhh" lagi-lagi aku makin mendengus nikmat, karena ulah jariku sendiri. Vaginaku mulai basah, dan aku ingin vaginaku dijejali sesuatu yang mampu mengisi rongga didalamnya. Aku segera bangkit untuk mengambil dildo yang diberikan suamiku, aku akan mencucinya terlebih dahulu, sebelum aku menggunakannya. Ingin rasanya aku memasukan benda itu dengan sangat dalam ke lubang vaginaku.

Aku segera bangkit dari posisiku saat ini, tetapi saat aku telah bangkit aku dengar ponselku berbunyi, segera aku mengambilnya "pak sugeng?" Saat itu jantungku berdegub kencang, entah kenapa aku menjadi ketakutan mendapatkan telpon dari pak sugeng. Tetapi ini hanya telpon wa biasa bukan video call seperti biasanya. Tentu ia tak akan bisa melihat kondisiku yang sangat nakal saat ini. "Tetapi kira-kira kenapa ia menelepon aku? Ataukah ada hal lain yang ingin ia bicarakan?" "Hmmmmh" rasanya tidak mungkin, memang ada perlu apa ia menelepon aku, tanpa keperluan yang satu itu. Aku kembali duduk diranjang, dan aku hanya mendiamkan saja telpon dari pak sugeng itu, setelah telepon tersebut berakhir, ia kembali menelepon ulang. Tetapi entah ada rasa penasaran dalam diriku, aku ingin mengetahui tujuan ia menelepon aku lagi. Akhirnya aku menjawab panggilan dari pak sugeng itu.

Rani: hallo pak,
Pak sugeng: ehemm mbak, lagi apa?
Rani: saya mau tidur pak
Pak sugeng: aduhh jangan dong mbak, saya sudah didepan rumah mbak rani dari tadi, tetapi sepertinya tetangga mbak rani masih membuka pintunya.
Rani: sudahlah pak,, ngapain kemari malam-malam begini, saya gak mau pak, saya mau tidur.
Pak sugeng: aduhh mbak, tadi kan kita sudah sepakat, saya sudah susah payah melakukannya, seharusnya mbak rani tidak usah mengatakan "iya" jika mbak rani tidak sungguh-sungguh.
Rani: aduhh pak, mana mungkin saya sungguh-sungguh mengatakan hal begitu, tadi itu saya hanya bercanda pak, maafkan saya.
Pak sugeng: yahh rugi dong saya, punya saya sudah terlihat oleh mbak rani😢
Rani: idihh bapak,, kan bapak sendiri yang mengirimkan, huuhh dasar.
Pak sugeng: iyaa, tapi kan mbak rani yang memintanya.
Rani: tadi itu saya hanya bercanda pak, malah bapak di tanggapi serius. Huuuhh,,, emang kalau kesini mau ngapain pak? Mending kalau gak tahan sama istrinya tuh,,, kan ada istrinya dirumah,, kasian udah keras banget gitu,,hihiiihii
Pak sugeng: aduhh mbak rani, bikin saya malu aja,, teliti banget sihh liatnya,, sampe di bilang keras banget segala,,, hehehe
Tetapi semua itu karena foto yang tadi mbak rani kirimkan,, makanya jadi keras begitu.
Rani: yehh malah nyalahin rani lagi,, bukannya bapak yang minta,, dasar,,, itupun saya terpaksa melakukannya.
Pak sugeng: loh kok terpaksa mbak.. tadi katanya biar saya gak minta yang aneh-aneh lagi.
Rani: iyaa memang itu tujuan nya, tapi sekarang malah minta yang aneh-aneh,, pake mau kesini segala,, huuhhh,,, dasar.
Pak sugeng: lah itu kan karena tantangan dari mbak rani,, dan saya hanya menyanggupinya,, gak salah dong saya mbak.
Rani: huhhhh bisanya,, dasar bapak,, udahh ighh bilang aja bapak nyari kesempatan,, udah ah pak jangan kemari,, saya gak mau.
Pak sugeng: yahh,, udah dibela-belain datang kemari,, malah disuruh pulang🙄
Rani: yehhh,,, udah di bilangin,,, siapa juga yang suruh kesini pak
Pak sugeng: saya kesini kan menagih janji mbak,,, lama ni kayaknya tetangga mbak rani gak ditutup pintunya,, habis badan saya digigitin nyamuk kalau begini, saya nekat deh kesana,, buka ya mbak.
Rani: aduhh jangan pak,, tolong jangan,,nanti bisa jadi persoalan kalau mereka tau bapak kesini.
Pak sugeng: saya akan hati-hati mbak, orangnya gak ada di depan kok, cuman pintunya aja yang kebuka, lagian dari tadi saya sembunyi kok.
Rani: pokoknya jangan pak,, saya gak mau,, bapak ja..... tuttt.....

Tiba-tiba pak sugeng mematikan telponnya kepadaku, aku bingung kenapa tiba-tiba ia mematikan telponnya.
"Tokk...tokk..tok.." Aku mendengar ketukan pelan di pintu depan rumah kami.
"Astaga benarkah itu pak sugeng? Kenapa ia nekat sekali!! Bagaimana kalau tetanggaku melihat ia datang kemari malam-malam begini,, dasar gila" aku mengumpat kepadanya. Aku segera bergegas menuju ke ruang depan rumah kami, tanpa berpikir panjang aku segera membukakan pintu untuknya, aku takut kehadirannya disadari oleh tetangga sebelah kami, bisa-bisa ia mengadukannya dengan suamiku. Dan aku tak ingin suamiku curiga kepadaku, karena sepertinya kemarin ia sudah sedikit curiga dengan adanya gelas kopi yang tertinggal di meja depan ruang tamu kami. Dan jika mendengar laporan dari tetangga kami, ia melihat pak sugeng datang kemari pada jam yang tidak wajar, pastilah nantinya suamiku akan makin curiga. Dan aku juga sangat takut, jika suamiku menanyakan dan mengintrogasi aku secara langsung. Pastilah aku yang tak pandai berbohong ini akan mengatakan yang terjadi sebenarnya. Mempertimbangkan hal itulah yang membuat aku tak ingin ada yang mengetahui kedatangan pak sugeng kemari. Mengenai kondisi pakaianku saat ini, aku akan menggantinya setalah ini, biarlah pak sugeng melihatnya sebentar aku dengan pakaian begini, toh ia telah pernah melihat kondisiku hampir telanjang, hanya menggunakan celana dalam saja waktu itu. Hal yang lebih buruk aku pertimbangkan jika sampai tetanggaku mengetahui ia yang malam-malam datang kemari.

"Cepat masuk pak,,, ngapain sih pake kesini beneran" umpatku cemberut kepadanya. Pak sugeng pun bergegas masuk kedalam rumah, dan segera ia menutup kembali pintu depan rumah kami. Ia tersenyum girang melihat kondisiku saat ini, ia tidak lagi bengong seperti saat pertama kali melihat aku berpakaian begini.
Pak sugeng: eghhh ternyata udah siap ya mbak,, Waww mbak raniku terlihat sangat menggoda"
"Awwww bapak jangan ihh" aku memekik pelan, karena saat ini pak sugeng yang tiba-tiba meremas payudaraku.
Pak sugeng: ughhh lembut sekali,,, beneran udah siap ni ternyata mbak rani,, udah gak pake pelindung lagi, sama kayak kemarin,, hmmm saya senang sekali mbak,, hehehe
Rani: udah-udah,,, bapak apaan sihh,, kenapa pake beneran kemari, bagaimana kalau ada yang lihat bapak masuk kemari,,bisa-bisa jadi masalah besar ini pak.
Pak sugeng: mbak rani tenang saja, saya sudah pastikan kondisinya aman,,, kita kunci saja saja pintunya,, lagian mbak rani kan juga udah bersiap menerima kedatangan saya,, hehehee
Setelah berkata begitu pak sugeng segera mengunci pintu depan rumah kami "cklek...cklek..."

Mendengar suara pintu yang telah terkunci membuat jantungku bedegub semakin kencang, saat ini aku tengah berada benar-benar berdua saja dengan pak sugeng di dalam rumah kami.
Pak sugeng membalik badannya dan berjalan mendekat kearah aku, ia berjalan sambil tatapannya terus mengarah ke payudaraku. Lalu ia tersenyum girang dan berkata.
Pak sugeng : uhhhh sepertinya mbak rani, benar-benar sudah sangat siap,, saya semakin tergila-gila melihat mbak rani seperti ini.
Rani: apanya yang siap sihh pak,, saya itu sudah mau tidur pak,,, lebih baik bapak keluar setelah tetangga kami telah berangkat nanti, kita tunggu saja sebentar lagi, pasti ia akan segera beranjak dari sana. Ucapku sambil cemberut kearahnya.
Pak sugeng: bukan nya mbak rani udah siap beneran,,, tuh udah gak pake BH lagi,, hehehe
Saya makin gak sabar. Ucap pak sugeng sambil ia berjalan makin mendekat kearahku, aku berusaha menjauhkan diriku dari dirinya.

"Aghhh bapak...mmmhhhh...tolong pak jangan.." Aku memekik pelan karena ulah pak sugeng yang tiba-tiba menerkam dan memeluk aku dari samping, ia mengunci leherku dengan tangannya dari arah samping. Ia juga melingkarkan tangannya tepat di posisi kedua payudaraku.
"Kamu menggairahkan sekali sayang, dan waww kenyal sekali.. dan wajahmu yang cantik ini,, hmmmm sungguh aku sangat membuat aku makin bergairah sayang,, kalem tetapi sangat nakal,, hehehe" begitulah komentar pak sugeng saat payudaraku tepat di bekap oleh lengannya, dan ia membisikkkan kata-kata itu yang membuat bulu kudukku merinding mendengarnya.
"Sudah pakk,,, jangan kelewatan,, saya gak suka di paksa-paksa seperti ini, apalagi seperti kemarin dan saya mohon bapak ingat janji bapak untuk tidak berlaku begitu lagi kepada saya" ungkapku serius kepada pak sugeng.
Ia pun melepaskan pelukannya dari tubuhku, lalu ia berlalu kearah jendela dan mengintip keadaan diluar.
"Tetapi sekarang kondisinya sudah berbeda mbak,, setelah kejadian itu saya malah menjadi semakin sulit mengendalikan gairah saya setiap kali saya melihat mbak rani,, saya terus terbayang akan kelembutan dan kekenyalan kulit payudara montok milik mbak rani,, jujur saja setelah kejadian itu, saya menjadi sangat bergairah,, dan istri saya yang menjadi korbannya". Ucap pak sugeng tanpa melihat kearah aku.

Aku tersentak mendengar pernyataan dari pak sugeng barusan, kenapa ia harus sampai sejujur itu mengatakannya padaku.
"Bagus dong pak, mbak sumi kan memang istri bapak, itu sudah menjadi kewajibannya" bantahku kepadanya. Pak sugeng membalikan badannya kearah aku, lalu ia hanya tersenyum menanggapinya.
"Saya tak ingin membuat kegaduhan disini mbak, saya yakin jika kita bicara sedikit lebih kencang saja,, suara kita akan terdengar sampai kesebelah sana,, tentu mbak rani tidak mau semua itu terjadi bukan" ucap pak sugeng serius, sambil ia kembali menatap kearah luar jendela. Aku pun tidak menjawab pernyataan dari pak sugeng barusan, aku sangat bingung dengan apa yang harus aku lakukan saat ini. "Memang tujuan bapak kemari apa?, tolong jangan lakukan lagi pak" ucapku mengiba kepadanya.

Saat itu pak sugeng membalik badannya, ia berjalan mendekat kearahku. "Aghhh bapak, jangan" aku memekik cukup kencang, karena tiba pak sugeng kembali meremas payudaraku seraya ia langsung mendaratkan pelukannya pada tubuhku. "Ssstttt....kamu tentu tau semua resikonya jika sampai mereka mendengar semua ini" ucap pak sugeng sambil membekap mulutku dengan tangannya. Aku hanya mendelikkan mataku menatap kearahnya, ia pun membuka tangannya dari mulutku. "Tetapi jangan begini pak" ucapku pelan kepadanya. Ia hanya tersenyum kepadaku, lalu tiba-tiba. "Cupp....mhhhhh..." ia mencium bibirku. Aku hanya menggelangkan kepalaku dan terus menutup bibirku, tanpa aku mengeluarkan suara, hanya aku mendengus pelan sambil mataku yang melotot tajam kearah matanya. Tetapi semua itu tidak ia perdulikan, ia terus saja menempelkan bibirnya pada bibirku, malah kini ia mendorong tubuhku agar duduk di kursi ruang tamu kami. Lalu ia duduk di atas pangkuanku, dengan posisi kami berhadap-hadapan.
"Aduhh jangan begini pak,, saya berat" ucapku pelan sambil meringis.
"Iya" balas pak sugeng singkat, ia pun segera turun dari sana, lalu ia bersimpuh dibawah kakiku. "Hmmm mulus sekali" ucap pak sugeng sambil meraba betis bawahku. "Assstthhhh,,,pak jangan.." Aku mendesah pelan. Aku sangat khawatir jikalau ia menyingkap keatas pakaianku saat ini, pastilah ia akan dapat melihat aku yang saat ini tidak menggunakan celana dalam dibawah sana. "Saya hanya akan membuka sedikit mbak, tolonglah" ucap pak sugeng sambil ia menaikkan badannya dan mendekat kearah telingaku. "Mbak rani ternyata lebih menggairahkan daripada yang sering saya bayangkan setiap harinya " bisik pak sugeng di telingaku. "Aghhh...igghh dasar.." Aku memekik dan memukul pelan bahu pak sugeng, ia menggigit pelan telingaku dengan bibirnya, setelah berbisik kepadaku. Pak sugeng hanya tersenyum menanggapinya. "Sedikit saja" ucapnya sambil kedua tangannya kembali memegang, ujung pakaian tidurku. "Aghhh pakk,, jangan,,, saya gak mau,,," aku kembali memekik cukup kencang.
"Bisa-bisa sebentar lagi kita akan di grebek orang mbak" ucap pak sugeng kepadaku, sambil kedua tangannya ia lingkarkan di pinggangku, dan kepalanya mendekat kearah payudaraku.
"Makanya jangan aneh-aneh pak,, pulang gih sana" ucapku sambil sedikit cemberut kepadanya.
"Aghhh pak,,,udahh ihhh,,," aku merengek pelan karena ia membenamkan wajahnya di kedua bongkhan payudaraku. "Yg ini saja ya" ucapnya pelan sambil ia menatapku penuh harap.

Aku hanya tersenyum tersipu malu mendengar ia mengatakan itu, lalu aku menggeliat pelan. "Yahh mbak" ucap pak sugeng lagi. Aku hanya mengangguk pelan mendengar ia mengungkapkan itu lagi. Mendapatkan anggukan kepala dari aku, dengan semangat 45 pak sugeng melepaskan pelukannya pada pinggangku, lalu kembali bersimpuh turun dibawah kedua kakiku. Kemudian ia kembali memegang ujung bawah pakaian tidurku, ia seperti ingin menaikkan nya keatas. "Ehhh,,,pak,, jangan lewat bawah situ,," ucapku sambil menahan tangannya. "Tangan saya gak sampai kalau harus buka yang dari atas, bisanya dari bawah sini mbak" balas pak sugeng menggodaku. "Ighh dasarrr, suka banget sihh bapak godain rani,,huuhhh" gerutuku kesal kepadanya. Tiba-tiba aku kembali merasakan ia memegang kedua ujung baju bagian bawahku. "Ighhh bapak,, dasar,, gak bisa di bilangin,, sabar sedikit kenapa sih,, nanti rani bukain sampai polos,, awas aja gak di habisin sekalian" ucapku kesal kepadanya.

Dan dasar pak sugeng, malah ia mengucapkan "dengan senang hati,, jika masih tersisa akan saya bawa pulang sekalian,,hehehe"
Aku sampai ikut tersenyum dibuatnya. "Igghhh dasar laki-laki mesum" ucapku kepadanya. "Iya biarin di bilang mesum, yang penting janjinya di tepatin,, gak susah kok mbak, kemarin kan udah,, hehehehe,," ucap pak sugeng sambil tangannya kembali meraih ujung bawah bajuku. "Ighhh,,, bapak,,jangann,,,"
Rengekku pelan kepadanya.
"Yaudah ayoo bukain mbak" ucap pak sugeng sambil kedua tangannya menggenggam kedua payudaraku. "Wowww gak muat" ucap pak sugeng menggodaku.


Entah kenapa aku malah tersenyum diperlakukan begitu oleh pak sugeng "ighhh gak usah di komentarin pak,, ini bukan punya bapak,, ada yang punya ini,, dasar huuu,,, bapak aja tu yang mesum"
Lagi-lagi aku mengatakan ia adalah pria mesum, agar ia sadar dan tidak berbuat lebih nekat lagi, tetapi sebenarnya aku mengucapkan itu, agar ia terpancing emosinya dan kembali memperlakukan aku seperti kemarin. Entah kenapa saat ini aku merasa gairahku sudah semakin memuncak, dan aku ingin merasakan sensasi kebrutalan pak sugeng saat ini memainkan payudaraku.

Tetapi kali ini kelihatannya ia lebih tenang, pasti karena kemarin ia telah berhasil menikmati payudaraku. Sebagai laki-laki berpengalaman tentu pak sugeng juga menyadarinya, bagaimana ekspresi wanita yang benar-benar menolak dan yang sedang berpura-pura. Begitulah pikiranku saat itu, aku pun sebenarnya menyadari semua tingkahku saat ini, tetapi entah kenapa aku sulit mengendalikannya. Satu sisi akal sehatku, sebenarnya aku tak ingin semua ini kembali terjadi. Tetapi disatu sisi lain, aku seperti mengharapkan perlakuan itu darinya. Di tambah lagi kondisi kami saat ini yang hanya berdua saja didalam rumah, rasanya tidak akan ada gangguan yang dapat menghambat aktivitas kami selanjutnya, aku pun merasa sangat nakal saat terpikirkan tentang hal itu.

Saat aku memikirkan hal itu, tiba-tiba saja tanganku bergerak memegang tangan pak sugeng yang masih terus menempel pada payudaraku. Lalu aku arahkan tangan pak sugeng untuk menurunkan bagian depan bajuku "jangan manja pak,,, tinggal tarik sedikit aja udah kebuka ini,,, dasar mesum,," ucapku sambil aku melemparkan senyum kepadanya. Tetapi tangan pak sugeng malah balik menahan tanganku disana "sebenarnya kita sama-sama mesum mbak, tetapi yang satu hanya malu mengakuinya,,, hehehe" ucapnya seraya ia mengangkat badan nya dan mendekatkan kepalanya kearahku. "Cuppp...mmmmhhh,,," ia mencium bibirku. Tangannya pun bergerak meremas-remas payudaraku selagi bibir kami menyatu, tetapi aku tetap tidak mau membuka mulutku untuk membalas ciuman darinya. "Aghhhh sakit pak" ucapku meringis pelan. Saat itu pak sugeng meremas kencang payudaraku, "cupp,," ia langsung memanfaatkan kesempatan itu untuk mencium bibirku yang terbuka.

Aku agak mendorong sedikit tubuhnya untuk menjauh "udahh ighh pak,,," ucapku pelan kepadanya. "Aghhh pak,," aku kembali mendesah, karena kembali dengan cepat pak sugeng membenamkan wajahnya di payudaraku. Ia menurunkan pelan bagian depan bajuku, saat itu tersembul lah payudaraku sebelah kananku keluar tanpa penghalang. "Ugghhh tidak pernah mengecewakan,," komentar pak sugeng melihat payudaraku yang tersembul keluar. "Aghhh igghhh pelan-pelan pagghkkk,,," rengekku saat ia mendarartkan bibirnya dan menghisap dengan cukup kuat puting payudaraku. "Mhhhhh,,," hanya itu yang keluar dari mulut pak sugeng. Saat itu aku merasakan mataku berlinang mengeluarkan air, itu semua terjadi karena aku merasa sangat merinding pada sukujur tubuhku dan aku merasakan seperti bergetar ngilu pada belahan vagianaku, rasa ini sungguh aneh sekali. "Ughhhh,,paghkk,,," aku mendesah, karena ulahnya itu, diikuti dengan badanku menggeliat gelisah karena rasa nikmat yang mulai aku rasakan, hisapannya pada payudaraku itu seolah menjadi pengobat dahaga yang ingin aku rasakan sedari tadi.

Hal itu semakin membuat aku lepas kontrol, desahan dan rengekanku semakin sering terdengar. "Ehhhgghhh,,pakk,,,aduhhh,,,ahhhhh,," aku semakin tidak kuat menahan desahan yang keluar dari mulutku. Pak sugeng terus saja mempermainkan payudaraku tanpa ia memperdulikan rengekanku padanya, aku sampai harus merem melek karena menahan rasa nikmat yang terus aku dapatkan darinya. Badanku terasa lemas sekali, sampai-sampai aku kini hampir melongsor jatuh dari kursi yang aku duduki. Aku pun terus memejamkan mataku, karena aku merasa sangat malu kepada pak sugeng. Tentu ia akan menyadari bahwa aku sangat menikmati perlakuan darinya. Lagi pula jika aku membuka mataku, aku malas melihat wajahnya, pastilah aku akan mendapat wajahnya yang kegirangan melihat ekspresiku yang sampai begitu. Ia hanya menahan bagian pinggangu agar aku tidak jatuh kebawah, tetapi ia biarkan aku yang hampir mirip posisi berguling pada kursi yanh aku duduki. Tak begitu lama memberikan aku kesempatan untuk pulih, pak sugeng kembali menyerang payudaraku. Kali ini ia tudak lagi menghisap payudaraku, hanya ia menjilat-jilati bagian payudaraku saja. Saat jilatan itu mengenai puting payudaraku "ahhhgghhhh pak,,, ampuuunnnn,,," aku memekik pelan padanya.

Saat itu aku melihat kearahnya, aku lihat pandangannya terus fokus menatap payudaraku. Lalu aku memainkan puting payudaraku secara bersamaan, yang satu masih terbungkus oleh baju tidurku, tetapi puting payudaraku yang sudah mengeras membuat puting payudaraku mencetak dengan jelas disana. "Ahhhhghgg,,,pak,,,,uhhhhggghhh,,,,ud,,,,,dahhh,,,pa,,,kk,,,ampun,,," aku begitu tidak kuat kali ini menahan rangsangan yang ia berikan pada payudaraku. Hingga kini aku merasakan aku hampir terjatuh dari posisi aku duduk. Pak sugeng pun menahan tubuhku, aku merasakan ia memegangi kedua lenganku. Lalu ia membuat gerakan seperti mengangkat tanganku sedikit keatas. Aku hanya pasrah saja mengikuti gerakan yang ia ianginkan. Tak lama dari itu, aku merasakan sedotan pak sugeng telah berpindah kepayudaraku sebelahnya "aghhh pakk,,,uggghhhh,,,ahhhhhhggghh pakkk" kembali aku mendesah cukup kencang kali ini. Entah kapan ia telah berhasil meloloskan kedua payudaraku keluar, dan yang lebih parah lagi, ia juga telah berhasil meloloskan kebawah kedua tali bajuku. Sehingga kini bagian atas tubuhku telah telanjang sempurna di hadapannya, ia pun semakin bersemangat menghisap dan menjilati payudaraku, tetapi kali ia melakukannya tidak terlalu kuat seperti kemarin. Aku sedikit gemas dibuatnya, karena rasa itulah yang aku harapkan ia berikan padaku sekarang ini. "Aghhh bapak,, udahh,,," ucapku pura-pura menghentikan perbuatannya, aku meletakkan kedua tanganku pada kepalanya. Dan sesuai prediksiku, ia malah makin kencang menghisapnya "ughhh paghhhkkk,,,aghhh,," aku mendesah kencang kali ini, serta dibarengi dengan tanganku menekan kencang kepalanya di kedua payudaraku. "Mhhhhh,,,mmmhhhhh,,," guman pak sugeng tidak jelas karena mulutnya terus menghisap payuduaraku. Tak lama setelah itu, aku merasakan hisapan pak sugeng mulai melemah, dan ia menyingkirkan tanganku dari kepalanya. Saat ia melepaskan hisapan dan remasannya di kedua payuduaraku, saat itu juga reflek kedua tanganku langsung memegang payudaraku, aku memegang puting payudaraku sendiri "aghhh,," aku mendesah pelan hampir tak terdengar, saat itu aku merasakan nikmat pada payudaraku, karena terkena tanganku sendiri. Sementara itu aku melihat pak sugeng menurunkan sarungnya kebawah, disana aku melihat penis pak sugeng berdiri dan mengacung tegang. "Panjang sekali" komentarku dalam hati.

Aku lihat ia mengocok penisnya pelan, lalu ia mendekatkan penisnya kearah wajahku. Aku hanya pasrah melihat ia melakukan hal itu, aku pun menaikan badanku agar tidak terjatuh dari posisiku saat ini. Lalu aku melihat pak sugeng semakin mendekatkan penisnya kearahaku, tetapi ia melakukannya dengan menutup kedua matanya, aku tau ia hanya berpura-pura untuk memancing gairahku. "Awww sakit mbak" jerit pak sugeng cukup kencang. Karena saat itu aku meremas penisnya den cukup kencang. "Sukurinn,," ucapku sambil tersenyum kepadanya. "Nakal ya,, awas aja nanti,," ancam pak sugeng. Aku hanya tersenyum pasrah mendengarkan ocehan pak sugeng tersebut. "Haahhghh" aku menghela nafas. Lalu aku ingin mengatur nafasku, aku pun memejamkan mataku. "Pllakk...plakkk,," aku merasakan sesuatu manampar dan kini menempel pada pipiku. Aku pun membuka mataku. Ternyata pak sugeng menamparkan penisnya pada wajahku, dan kini penisnya ia tempelkan pada pipiku. "Ighhh apa sihh bapak,," ucapku kepadanya. Ia pun seperti menatapku penuh harap, dan aku sebenarnya juga menyadari apa yang ia inginkan. Tetapi aku tidak ingin terkesan mudah memberikan padanya. Aku berniat sedikit menggodanya "cupppp,,,mmmmhhhh" aku pegang, aku kecup dan aku sedot dengan kuat kepala penis pak sugeng. "Ahhhhggggghhhh,,,,owwwhhhgghh,,," desah pak sugeng mendapati perlakuan barusan dariku. Saat itu aku menertawakan dia. "Syukurin,, dasar mesum" balasku kepadanya.

Setelahnya aku segera bangkit dari dudukku, aku berdiri dan hendak beranjak dari sana. "Ehhh mau kemana mbak," pak sugeng menahan tubuhku, lalu ia memeluknya. Saat itu aku rasakan penis pak sugeng menempel di perutku. "Ighhh udah pak,, ini udah lebih dari cukup" ucapku kepadanya. Tetapi tetap saja ia tidak melepaskan pelukannya dari tubuhku, lalu ia memegang kedua tanganku. Kini ia memposiskkan dirinya duduk di kursi tempat aku duduk tadi, ia pun menarik tanganku kearahnya, dan ia menekan pundakku kebawah. Aku yang merasa masih lemas pada tubuhku hanya mengikuti gerakan yang diarahkannya.

Sehingga kini wajahku tepat berada didepan penisnya, dan "ughhh benar-benar panjang" ucapku dalam hati. Aku melihat ada urat di penis pak sugeng yang sedikit keluar dari sana, dan sepertinya penis itu sangat tegang sekali, pastilah giarahnya sangat mumuncak saat ini. Aku sampai merinding melihat kondisi penisnya dengan begitu dekat di wajahku. Lalu tangan pak sugeng memegangi kepalaku, ia mengarahkan agar aku mencium penisnya, tetapi aku menahannya. "Ayolah mbak,, sedikit saja,," ia pak sugeng dengan wajahnya yang terlihat sangat berat menahan sesuatu, pastilah saat ini ia merasakan hal yang sama seperti yang aku rasakan pada vaginaku tadi, pastilah saat ini ia merasakan ngilu pada penisnya dan ia ingin penis itu mendapatkan rangsangan nikmat dari bibirku. Saat ini aku berniat menggodanya "cupp" aku kecup sepintas kepala penisnya, lalu aku kembali menarik kepalaku dari sana. "Aghhh nakall,,"komentar pak sugeng. "Buat ini cepat berakhir mbak,," ucap pak sugeng seperti mengejek aku. "Dasarr,,, mesum ihh bapak,, kemarin katanya gak akan mengulangi lagi"
Umpatku kesal kepadanya. "Aghhh ihhhghh bapak,, apasih,,,dasarr,,," omelku kepadanya. Saat itu pak sugeng memencet puting payudaraku dan memelintirnya. Lalu ia pindahkan kakinya menahan pinggulku, hingga kini aku benar-benar terkunci posisi bersimpuh di bawah selangkangannya. "Aghhh,,,hahahaha,,bapak,,,gelii,,sudahhh,,,ahhhggghhh,,,pakkk,,," jemarinya kini berpindah di ketiakku dan ia menggelitiknya.

Teriakan dari aku pun tidak ia perdulikan, hingga kini aku menggeliat dan terus merengek menahan rasa geli akibat dari ulahnya itu. "Sebentar lagi kita akan digrebek orang mbak,,," ucap pak sugeng mengomentari teriakanku. "Bapak tu,, apasihh,, kayak apa aja,,, saya di buat begitu,,," balasku sambil cemeberut. Ia hanya menganggapinya dengan menunjuk kearah penisnya. "Nggak mau" balasku singkat. "Aghhhh,,, ampun,,,pak,,,hahaha,,,udah,,udahhh,,," kali ini pak sugeng kembali mengulangi perbuatannya dengan menggelitik aku. Dan teriakanku pun tak ia perdulikan sama sekali, ia terus saja menggelitik pada ketiakku. Hingga "ahhhhggghhh..wowwww,,,ahhhgghhh,,,nikmat sekali mbak,,,uhhggghhh ,,,luar biasa,,,," desah pak sugeng. Saat itu aku telah memasukkan penisnya kedalam mulutku, dan kini ia pun telah berhenti memegangi ketiakku, kini kedua tangannya memegangi kepalaku. Aku pun menyingkirkan tangan pak sugeng dari kepalaku, karena ia cukup kuat memegang kepalaku sampai aku merasa kesusahan. Lagi pula aku ingin lebih leluasa mengerjainya dengan mengulum ganas penisnya lebih leluasa. Tentu tidak sulit bagiku melakukannya, karena ini memang menjadi kesukaanku kala tengah bercinta dengan suamiku dan lagipula penis pak sugeng ukurannya hampir sama dengan penis suamiku, hanya saja penis pak sugeng memang lebih panjang saja. "Ahhggh,,,wooowww,,,huuuhuuuu,,, nikmat sekali mbak,,," racau pak sugeng saat penisnya terus aku buat keluar masuk mulutku. Cukup lama aku melakukan hal itu, tetapi belum juga aku lihat tanda-tanda ia akan memuncratkan spermanya. "Liiiiccckkk,," aku menjilat dengan perlahan batang penis pak sugeng dari bawah ke atas. "Woooowwww,,,nikmat sekali,,,ughhhh,,,liarr,,sekali kamu mbak,, wooowww saya tidak menyangka mbak rani sepintar ini melakukanya" komentar pak sugeng atas perlakuanku barusan pada batang penisnya. Mendengar ia mengatakan demikian, membuat aku merasa seperti diremehkan "belum tau saja, bahwa aku sangat menyukai bahkan ahlinya dalam mengulum penis,,,hihihiii" ucapku dalam hati. Bahkan menurut suamiku teknikku menjilati dan mengulum penis sudah tidak usah diragukan lagi. Tetapi dengan mendengar ucapan pak sugeng tadi, membuat aku semakin tertantang untuk mngerjainya. "Mmmmhhhmm,,,plloooop,," aku mengulum telur milik pak sugeng. "Ahhhggghhh,,,ampun mbak,,,,uhhhgghh,,,rasanya gila sekali,,,saya,,,belum per,,,na,,hhhh,, hhhaaghh,," gerutu pak sugeng.

Aku pun melihat kearah wajahnya, kali ini sepertinya ia sedang tidak main-main. Maka semakin semangat aku untuk mengerjainya, dengan cepat aku pindahkan sedotanku ke telur milik pak sugeng yang satunya. "Mmmmpphh,,,plllloooooop,,,spoooochh,,," kembali aku memasukan telurnya kedalam mulutku "woooowwwww,,,ahhhhgghh,,mbak,," pak sugeng kembali mendasah cukup kencang, dan kini ia kembali mendarakatkan tangannya kembali di kepalaku. Lagi-lagi aku menyingkirkan tangan pak sugeng dari kepalaku "tahan dulu mbak,,hagghh,,,hagghh,," ucap pak sugeng sambil ngos-ngosan kepadaku. Aku tidak membalas sama sekali setiap perkataan yang muncul dari pak sugeng, aku benar-benar ingin memberinya pelajaran, karena selama ini ia sangat sering menggodaku. Aku ingin tau sekuat apakah pria ini, apakah benar omongannya yang sering ia ucapkan padaku selama ini. Ia mengatakan bahwa ia sangat perkasa ketika berada di atas ranjang dan lagi pula kini aku merasa semua sudah terlanjur. Aku semakin merasa tertantang untuk membuktikannya. "Mmmhhhhh,,,mhhhhh,,," aku kembali memasukan penis pak sugeng kedalam mulutku, ingin rasanya aku memasukkan penis itu sampai mentok, tetapi aku takut tidak mampu menampungnya. Maka aku mencari cara lain untuk membuat ia semakin tidak tahan, segera aku naikan baju yang ia kenakan keatas, dan aku mainkan puting susunya "ahghhhggghhh wowww,,, luar biasa mbakkk,,, liar sekali,,,, owhhhh nikmat mbakk,,," racau pak sugeng. Tetapi kali ini ia tidak lagi berucap dengan kencang, karena samar-samar kami mendengar tetangga kami seperti tengan berada di depan rumahnya.


Tanganku terus memainkan puting susu pak sugeng dan mulutku tetap mengulum penisnya, sambil sesekali aku menjilatinya. "Owwwghh sepertinya saya meremehkan mbak rani,,, ternyata saya cukup kewalahan,," ucap pak sugeng. Mendengar ia mengucapkan hal tersebut, aku semakin mempercepat kulumanku pada penisnya. Tetapi sepetinya ia memang benar, ia masih mampu menahan ejakulasinya. "Ploopppppp...mmmmmhhhmhhhh....spooochhh" Aku menyedot dan memasukan telurnya kedalam mulutku. "Woooeeewww,,,,gila,,,sekali,,," hanya itu yang keluar dari mulut pak sugeng. Setelah merasa cukup, akupun segera bangkit dari posisiku saat ini, dan aku ingin berpindah untuk duduk di sofa panjang yang ada di sebelah kami saat ini, aku ingin menyudahi semua ini, pikiranku cukuplah semua ini, aku takut semua semakin berjalan terlalu jauh. Aku pun bangkit dan berpindah duduk ke sofa panjang sebelahnya. Melihat aku berdiri, pak sugeng segera membenahi posisinya, lalu ia juga bangkit dari posisinya saat ini, tiba-tiba ia mengikuti aku dengan juga berdiri mengarah kepada diriku, dengan posisi penisnya tepat berada di depan wajahku. Saat itu aku melihat penisnya yang tegang dan masih mengkilap karena ulahku tadi.

Lalu dengan cepat, iq memegang bahuku dan langsung mendorongnya, hingga kini aku terguling terlentang di sofa. Ia langsung mendekatkan wajahnya dengan wajahku "cuppp,,,,mmmhhhh,," ia mengecup bibirku. " saya tidak menyangka teknik bercinta mbak rani ternyata sangat hebat sekali,,, saya tidak menyangka ternyata di balik wajah mbak rani yang anggun dan kalem ini ternyata,, tersimpan menyimpan aset terpendam dan dan tak terlihat yang begitu luar biasa,," ucapnya pelan kepadaku.
"Udahh ighh pak,, pake nindih badan saya segala,, ayo bangunn" ucapku sambil mendorong tubuhnya agar menjauh. Saat itu aku rasakan penis pak sugeng menempel pada belahan vagianaku, dan itu cukup terasa, karena selain pakaian yang aku gunakan lumayan tipis di tambah lagi aku di bawah sana tidak menggunakan celana dalam. "Aghhh pakk,, udahh,,ighhgii,," ucapku kepadanya. Saat itu pak sugeng kembali menghisap payudaraku, tetapi kali ini ia sangat brutal melakukanya. Sangat berbeda dengan yang sebelum ini ia lakukan, hal ini tentu membuat aku sangat kewalahan "aghhhh,,,,owwwhhhh,,,aghhh,,,bapakkk,,,,udahhhh,,,,ssssstttt,,," aku merasakan serangan pak sugeng pada payudaraku semakin liar saja, di tambah lagi kini penisnya dibawah sana semakin liar menggesek belahan vaginaku. "Licccccckkkk,,,,," ia menjilat puting payudaraku. "Aghhhh,,,udahhh pakkk,,," aku mendesah cukup kewalahan menahan rangsangan kembali dari pak sugeng. "Aghhhhh,,,,ampun,,,pagghhhkkk,,,aghhh,,,suuudd,,,ddaaahhh,," desahku tertahan saat itu. Aku merasakan kedua payudara di dempetkan ketengah oleh pak sugeng. "Liiiiccckkk,,,,mmmmmhhhh,,,,montok sekali" guman pak sugeng. "Ammpunnn,,,pakkk,,,sudahhh,,," aku mengiba kepadanya. Saat itu ia menjilati kedua puting payudaraku secara bersamaan, itu ia lakukan dengan kondisi kedua putingku yang terlihat mendekat, karena ia tekan keduanya ketengah. Saat itu aku benar-benar sudah tidak tahan, aku merasa gairahku benar-benar telah memuncak. Hingga tanpa sadar kedua pahaku membuka lebar, saat itu aku merasakan vaginaku sangat gatal dan ingin segera di sodok oleh penis. "Ughhhh,,,pakkk,,,ampun,," desahku.


"Ternyata,,,hmmmm,,,," guman pak sugeng. "Aduhhhh,,,,,sakitttt,,," desahku cukup kencang kali ini, saat itu pak sugeng menggigit dengan kuat puting payudaraku. "Mmmmhhhh,,,luar biasa,,, ternyata mbak rani sudah sangat siap,,,sampai dibawah sana sudah tidak ada penghalang lagi,,,mmmmhhhh" komentar pak sugeng diiringi gumanannya. "Basah sekali mbak" pak sugeng kembali melanjutkan kalimatnya. Saat itu aku tersadar "jangan-jangan" aku melihat kearah bawah, dan benar saja. Ternyata pak sugeng telah menyingkap pakaian bawahku keatas "untuk yang itu jangan pak,,, rani mohon,,," ucapku mengiba kepadanya. Entah saat ini aku sungguh-sungguh atau tidak, yang jelas saat ini aku merasakan vaginaku sangat gatal. Dan "aghhhhhh,,,pak,,,tolong,,jangan pak,," aku kembali mengiba kepadanya. Sekarang aku merasakan sesuatu benda tumpul hangat yang kini terasa menempel di vagianaku. "Tapi ini sudah sangat basah mbak,," balas pak sugeng. "Clickk,,,cliccckk,,,cliccckk,," aku mendengar suara vaginaku yang sangat basah dibawah sana, dan kini penis pak sugeng tengah ia gesekan naik turun disana dengan tangannya. Gerakan yang ia lakukan seolah tengah membela vaginaku. "Awwwhhh,,,ughhhhh,,,luarnya saja nikmat begini mbak,,," ucap pak sugeng sangat fokus. "Aghhhh,,,pakkk,,,Owwwghh,,," aku hanya bisa mendesah saat ini, aku merasa pertahananku sudah hampir jebol. Dan aku merasa seperti akan orgasme karena ulah pak sugeng pada vaginaku. Kini ia semakin intens menggosok vagianku dengan penisnya, belum lagi kini kepala penisnya ia buat selalu mengenai seluruh belahan vagianaku sampai keatas mengenai klistoriku.

"Aghhhh...kita nikmati saja mbak,," ucap pak sugeng. "Owwwhhgghhh....."" kami sama-sama mendesah panjang. Saat itu mataku mendelik dan diiringi mulutku yang meringis mendapatkan tusukan dari penis pak sugeng pada vaginaku. "Bapak,,,,ja,,emm,,ngan" aku mengguman tidak jelas disana. "Hangat dan basah sekali mbakk,,,wowww,,,huuuuhhh,,,dan sangat lembut sekali,,," balas pak sugeng. Kini ia mendekap erat tubuhku dan pinggulnya seperti berusaha untuk memembenamkan seluruh batang penisnya pada vaginaku. "Slebbb,,," penis pak sugeng ia dorong hingga benar-benar mentok ke dalam vaginaku "Hegggghhhh,,,,,,,,,bapak,,,woowww,,,ampun,,pak,," saat itu aku merasakan penis pak sugeng sangat mentok di vaginaku. "Akhirnya,,,mmmmhhh peret sekali mbak,,,dan Haaaah keinginan saya sejak lama tercapai malam ini mbak,,, huuuhhhh,,terimakasih mbak raniku,, sayang ,,cuppp,," ucap pak sugeng diiringi ia mengecup bibirku. "Mmmmhhh,,,mmmmhhhhh,,," kini kami berciuman dengan mesra nya. Kini aku tanpa ragu membalas ciuman darinya. Saat ia melepaskan ciumannya dari bibirku, aku pun tersenyum kearahnya. Melihat hal itu pak sugeng seperti sangat kegirangan sekali. "Saya merasa sangat beruntung sekali mbak,," tambah pak sugeng. "Slepp,,,sleppp,,slep,," pak sugeng mulai menggenjot vaginaku.

"Aggghhh,,,aghhh,,,ugghhh,," hanya itu yang keluar dari bibirku saat ini. Aku merasakan sangat nikmat pada vaginaku, dan "ughhh,,," aku kembali mendesah. Sekarang ini aku merasakan penis pak sugeng begitu panjang hingga penis itu menusuk dengan sangat dalam. Belum lagi penisnya yang bengkok itu terasa menggaruk-garuk vaginaku di dalam sana. Hal itu semakin membuat aku mendesah tidak terkendali saat pak sugeng meningkatkan kecepatan genjotannya. "Ooogghhh,,,uuuuggghhh,,,aghhhhh,,,,aghhhh,,,,pak,,ter,,,,mmmhhh" aku tak melanjutkan kalimatku.

Saat itu merasa sangat malu sekali, karena sedikit lagi aku merasa akan segera mencapai puncak kenikmatanku. "Kenapa mbakk,,,hmmmm,,,,katakan saja,," balas pak sugeng. "Mmmmhhh,,,,mmmmmhhhh,,,mmmhhh,," hanya itu yang keluar dari mulutku. "Plakk,,,plakkk,,,plakkk,,," suara benturan antara kedua pahaku dengan pangkal penisnya. Hal itu menandakan penis pak sugeng telah mentok dengan sempurna didalam vaginaku. "Aghhhh pakkk,,,,awwww,,,aghhhhh,,,raniii,,,,mau,,,pakkkkkkk,,,,cepettiinnn,,,pakkk,,,,aggghhhh" desahanku sudah tidak terkontrol lagi, dan kini aku melingkarkan kedua kakiku di pinggulnya. "Aghhhhhhhhhhhh,,,bapakkkkkkk,,,,,owhhhhh,,,,mmmmmhhhh,,,,," aku mendesah panjang dan aku merasakan gemetar pada pahaku, diikuti kini vaginaku terasa mencengkram didalam sana. "Wowwwwww,,,menjepit sekali mbakk,,,sepertinya sangat banyak,,," komentar pak sugeng melihat aku telah mencapai orgasmeku. "Hagghhh,,,haaaggghhh,,,haaggghhh,," saat itu aku tidak menanggapinya, aku merasa nafasku sangat berat sekali. "Cuppp....mhhhhh" pak sugeng mengecup bibirku.

Kakiku pun melemah, dan kini tidak lagi melingkar di pinggul pak sugeng. "Ploooppp,," ia mencabut penisnya dari vaginaku. "Luar biasa,," puji pak sugeng kembali. Aku hanya memejamkan mataku dan sedikit melemparkan senyum kepadanya. Pak sugeng segera bangkit dari atas tubuhku, ia berdiri dan berjalan mengarah ke jendela depan rumah kami, entah apa yang ia lakukan saat ini. Aku sudah tidak fokus memperhatikannya, aku merasa cukup lemas, walaupun tentu saja, aku tidak akan cukup hanya dengan satu kali orgasme saja. Saat ini aku merasa gairahku masih ingin aku salurkan sampai benar-benar tuntas. "Lagi pula pak sugeng belum mencapai klimaksnya" ucapku dalam hati. "Ayook mbak,, kita pindah ke dalam saja, tetangga mbak sepertinya masih belum pergi juga,, saya merasa kurang maksimal kalau harus menahan untuk tidak menikmati sepenuhnya" ucap pak sugeng menyadarkan aku.

Saat itu membuka mataku dan aku langsung mengulurkan kedua tanganku padanya, ia pun menyambut uluran tanganku. Saat aku telah berhasil bangun, kami pun langsung berpelukan, lalu ia berpindah memelukku dari belakang dan mendorong aku untuk menuju kamarku, dan tanpa henti ia terus meremas-remas payudaraku. "Kulit mbak rani lembut sekali,,,dan ini sangat halus dan kenyal sekali,, wangiii mmmmmhhh" komentar pak sugeng ia bisikan di telingaku. Aku hanya tersenyum menanggapi ucapan pak sugeng "Apalagi yang ini,,,huuuuhhhh kencang dan indah sekali,,dan sangat bersih,,rapi dengan bulu pendeknya" komentar pak sugeng sambil membelai belahan vaginaku dari pelukannnya di belakangku. Tetapi saat belum tiba di kamar, ia tiba-tiba membalikan tubuhku kearahnya, ia langsung memelukku dari depan. Aku pun membalas pelukannya "cuppp,,,mhhhh" kami kembali berciuman dalam posisi berdiri. "Aghhh,, saya tidak tahan mbak,," ucap pak sugeng. Ia pun membaringkan tubuhku di kasur di ruang tengah depan kamar, saat itu aku hanya pasrah mengikutinya. Aku terguling terlentang disana "wowwww ternyata ada bagian yang hampir saya sia-siakan mbak,," ucap pak sugeng.

Saat itu aku merasakan ia memegangi kedua pahaku dan membukanya. "Luar biasa,,,indah sekali mbak,," pak sugeng kembali berucap. "Mmmmbhhhhh,,,,,liickkkkkcckkk,,,,," ia menjilat belahan vaginaku. "Aghhhhh,,,,aghhhhh,,,aghhhh,,,," aku mendesah tidak terkontrol mendapat rangsangan pada vaginaku. Saat itu pak terus menjilati vaginaku dengan ganasnya, ia melakukannya dengan sesekali meremas dan memilin puting payudaraku. Hal itu semakin membuat aku tidak tahan untuk menahan desahanku, lagipula saat ini aku merasa desahan kami tidak akan terdengar oleh tetanggaku, karena sekarang kami telah berpindah kedalam. "Agghhhh,,,,aggghhhh,,,,aduhhhh,,,pakkkk,,,,mmmmmmhhhh,,,," aku terus mendesah mendapatkan rangsangan dari pak sugeng. Vaginaku terasa sangat basah dibawah sana, dan aku merasa gairahku yang kembali memuncak karena perlakuan dari pak sugeng pada vaginaku "mmmmmmmmmuuuuuuuaaaaccghhh,,," pak sugeng mengecup kuat vagianku. "Wooooooowwwwww.....ughhhhh,,,,sudahh,,,pakkk,,, rani gak kuattt diginiiin,,," rengekku kepadanya.

Pak sugeng segera bangkit dan kini ia menaiki tubuhku "Basah sekali mbak" bisik pak sugeng di telingaku. Aku hanya memukul pelan dadanya "sleeebbbb" pak sugeng kembali memasukan penisnya pada vagianku. Cukup lama kami dalam posisi itu dan desahan yang keluar dari mulut kami seperti tidak karuan lagi. Saat itu aku merasakan sangat nikmat pada vaginaku, hingga akupun juga merasakan bahwa aku akan segera orgasme kembali. Karena merasa vaginaku yang mulai berkedut-kedut, aku kembali melingkarkan kedua kakiku pada pinggul pak sugeng. "Tahan dulu mbak,,kita ganti posisi" ucap pak sugeng menyadarkan aku. "Saya mau dari belakang" tambahnya. Aku hanya menuruti keinginan pak sugeng dan segera berbalik dengan posisi menungging "uhhhhhghhh,,,montok sekali,,,plakkkk,,," komentar pak sugeng diiringi ia menepuk bongkahan pantatku "aghhhh bapakkk,,sakittt,," rengekku manja padanya. "Saya gemas" balasnya sambil tersenyum. "Lebih rileks mbak" ucap pak sugeng lagi. Aku segera lebih melentikkan pinggulku "uhhhhghhhh,,,siap ya mbak,,, saya gak tahan,,, bulat sekali" ucap pak sugeng. "Sleeebbbb,,," penis pak sugeng kembali masuk kedalam vaginaku. "Aghhhhh,,,,ahhhhhghhh,,,aghhhh,,,,ahhhhggghhh" desahanku seiring dengan genjotan pak sugeng yang begitu cepat pada vagianku. "Plakkk,,,plakkk,,,plakkkk,,," suara benturan bokongku dengan pangkal penisnya. "Ahhhhgghhhh saya mau keluar mbak,,,,dimana,," ucap pak sugeng. "Mmmmmmhhhhh,,,,ahhhgghhhh" hanya yang keluar dari mulutku. Aku tidak tau harus menjawab apa atas pertanyaan dari pak sugeng tersebut, karena saat itu aku juga merasakan bahwa aku akan segera tiba pada puncak kenikmatanku. "Aghhhh,,,saya tidak tahan mbakk,,,,saya keluarrrrrr,,,,,croooooooooooooottttt,,,,crootttttt,,,,,croooootttttt,,,,,aggghhhhh,,,woowwwwwww,,,,mhhhhhhh,,," aku merasakan vaginaku disemprot dengan kencangnya oleh pak sugeng, dan aku merasa spermanya sangat banyak dan panas sekali didalam vaginaku. Hal itu membuat aku juga ikut sampai pada puncak kenikmatanku"Aghhhhh,,,,,sayyaaa juga pakkk,,mmmmmhhhh,,," aku berguman menanggapi pernyataan dari pak sugeng.


Lalu pak sugeng menindih tubuhku dari belakang, dan penisnya masih tertanam di vaginaku. Saat itu aku merasakan hal yang berbeda dari biasanya, penis milik pak sugeng sama sekali tidak mengecil ataupun mengendur sedikitpun. Penis itu tetap terasa keras didalam sana, hanya saja aku merasa bahwa pak sugeng seperti kehabisan tenaganya saja. "Pakkk,,bangun ihhhghh,,beratt" ucapku kepadanya. "Iya mbak" balas pak sugeng. "Ploooppp,," ia mencabut penisnya dari vaginaku. Kini ia berbaring terlentang di samping aku, dan ternyata benar saja penisnya masih terlihat kokoh menjulang. "Kenapa masih keras sekali" aku berpikir pastilah ia belum selesai dengan permainannya dan ternyata benar adanya yang ia ucapkan kepadaku. "Cuppp" ia mengecup keningku, lalu ia berusaha membalikkan tubuhku terlentang. Ia kembali naik keatas tubuhku "slebbbb" ia kembali memasukan penisnya pada vagianku. "Mmmmmmmhhhhhh" aku hanya mengguman menikmati kembali genjotan dari pak sugeng. Akhirnya kami kembali melanjutkan bercinta malam itu "clokkck,,,clokkkckcckkk,,,clooockkkcckk,,," suara peraduan antara penis pak sugeng dengan vagianku, terasa sangat banjir sekali dibawah sana.

Cukup lama kami melakukannya di ruang tengah kami, hingga ia mengangkat badanku dan membawa aku masuk kedalam kamar. Disana kami kembali melanjutkan persetubuhan kami dengan liarnya, hingga desahan dan rengekanku sudah tidak terkontrol dan keluar begitu saja dari mulutku. Hingga akhirnya aku kembali orgasme dan diikuti pak sugeng juga telah mencapai orgasmenya. Tetapi kali ini ia tidak membuangnya di dalam vaginaku. Saat itu aku merasa benar-benar puas dan tubuhku terasa sangat lemas sekali, kami berbaring dan berbincang cukup lama disana dan tak henti-hentinya pak sugeng terus memuji kenikmatan tubuhku. Saat itu aku melihat penisnya yang masih terus menjulang tegas keatas, hingga timbul rasa kagumku padanya, tetapi setelah aku mengetahuinya ternyata ia telah meminum jamu sebelumnya, sehingga membuat penisnya tegang terus tidak mengendur sedikitpun. "Dasarrr igghhh bapak sengaja ternyata,," umpatku kesal kepadanya. Ia hanya tersenyum kepadaku.

Lalu kami membersihkan diri dikamar mandi, setelahnya ia kembali berpakaian dengan mengenakan sarung dan bajunya kembali. Sementara aku hanya melilitkan handuk di tubuhku. Kami sempat melihat situasi diluar sebentar, setelah terlihat aman dan ternyata tetanggku telah berangkat dari rumahnya, aku segera meminta pak sugeng untuk meninggalkan rumah kami. Sesaat sebelum ia pergi, ia sempat meletakkan tanganku pada penisnya dan aku merasakan penisnya masih terasa tegang dibawah sana. "Udahhh pakkk, nanti malah ketahuan orang" ucapk menyudahinya. Aku segera membuka pintu dan sedikit mendorong pak sugeng agar ia segera meninggalkan rumah kami.


================

Lanjutan....


Setalah malam itu rudi mengetahui kelakuan istrinya dan pak sugeng, maka sepanjang malam itu pula rudi menjadi sangat gundah dengan pikirannya. Satu sisi ia belum bisa mempercayai bahwa istrinya bisa melakukan hal tersebut bersama laki-laki lain dibelakangnya, ia juga masih mempertanyakan bagaiamana semuanya berawal. Ia terus menduga-duga, akankah istrinya yang memulainya lebih awal, ataukah pak sugeng yang nekat memaksa istrinya untuk melakukan hal itu. Tetapi rasanya tidak mungkin jika istrinya yang memulai semua ini, namun jika semua itu terjadi karena paksaan dari pak sugeng, ia sama sekali tidak melihat gelagat keterpaksaan dari istrinya. Pertanyaan itu terus mengacaukan pikirannya, belum lagi dalam pikirannya ia masih sangat penasaran akankah semua ini telah terjadi berulang kali sebelumnya lebih dari ini, melihat dari cara mereka melakukannya, sepertinya mereka sudah sangat biasa sekali melakukannya, tetapi kenapa selama ini ia tidak pernah melihat keanehan dari istrinya, bahkan saat ia mengajak istrinya untuk berkhayal saja istrinya pasti akan langsung menolaknya. "Lalu kenapa sekarang ia melakukannya diam-diam dibelakangku".Sungguh saat itu pikiran rudi benar-benar sangat kacau sekali. Ia belum bisa berpikir jernih saat ini, yang ada di dalam pikirannya ia akan mencari tau semua ini lebih jauh lagi, ia ingin menyelidikinya lebih jauh lagi.

Tetapi, dibalik hatinya dan pikirannya yang tengah gundah memikirkan hal itu. Jauh di luar akal sehatnya, ia merasa sangat bergairah melihat istrinya melakukan hal itu bersama laki-laki lain, sudah sejak lama semua ini menjadi fantasi terpendam rudi. Barulah akhir-akhir ini ia berani membicarakannya bersama istrinya, namun tentu semua itu hanya sebatas khayalan fantasinya saja. Entah kenapa ia merasa sangat bergairah selama ini jika membayangkan hal itu terjadi kepada istrinya. Semua itu ia khayalkan karena sesungguhnya ia mengetahui dibalik sikap kalem dan lembut istrinya tersimpan gairah yang sangat luar biasa liar, ia kadang sampai dibuat kewalahan mengimbangi gairah istrinya jika tengah di puncak birahinya. Tentu ia penasaran akankah laki-laki lain akan merasakan kewalahan yang sama sepertinya untuk mengimbangi giarah istrinya. Ia juga sangat penasaran akankah istrinya akan bertingkah sama liarnya seperti saat bercinta dengan dia. "Pastilah asset istriku itu akan sangat menggairahkan laki-laki manapun. Susunya yang montok itu,, ughhhh,, pastilah mereka akan sangat senang bisa menikmatinya" begitulah khayalan rudi selama ini. Tetapi sekarang ketika semua itu telah benar-benar terjadi, justru ia menjadi kacau dengan pikirannya sendiri. "Ternyata semua yang aku khayalkan tidak seindah itu jika semuanya telah benar-benar terjadi" rudi menjadi semakin kacau dengan dirinya saat ini.


Sementara disisi lain, saat ini rani merasakan suatu rasa aneh yang muncul dalam dirinya, ia merasa dirinya begitu nakal dan liar sekali saat ini "kenapa aku bisa sampai seperti ini?" Ia berpikir ternyata memang benar apa yang sering di ucapkan suaminya selama ini, jika ia bisa merasakan penis laki-laki lain masuk kedalam vaginanya, ia akan merasakan sensasi rasa kenikmatan sodokan penis yang berbeda. "Hmm belum lagi semua penis yang pernah masuk kedalam vaginaku memiliki ukuran yang berbeda semua,,huuuuugghh,," memikirkan hal itu sungguh membuat ia semakin bergairah untuk terus melakukannya. Bahkan sekarang terlintas dalam pikirannya untuk mencoba batang penis lain lagi, yang tentunya pasti akan memberikan sensasi rasa yang berbeda lagi, walaupun dalam sisi sadar pikirannya yang lain, ia masih memikirkan perasaan bersalahnya pada suaminya, ia tidak habis pikir bagaiamana semua ini bisa terjadi, kenapa ia bisa menerima semua perlakuan ini, bukankah selama ini ia adalah istri yang sangat menjaga kehormatan dan assetnya. Tetapi kenapa sekarang ia malah menjadi tertantang untuk merasakan nya lagi dan lagi. "Hmmmm,,,entahlah,,," rani dibuat bingung dengan keadaannya sendiri saat ini.

Sementara disuatu sisi gelap yang lain lagi, pak sugeng merasa amat sangat berbahagia, karena selama ini apa yang menjadi khayalannya telah menjadi kenyataan. Selama ini ia terus membayangkan tentang sosok bu rani yang sangat menggairahkan dimatanya, bahkan bukan hanya dimatanya, semua laki-laki di pemukiman tinggal mereka pastilah menginginkan dan sangat penasaran dengan asset mempesona yang dimiliki bu rani itu. Tetapi saat ini ia lah orang yang paling beruntung diantara banyaknya laki-laki yang mengimpikan hal itu. Ia telah merasakan kekenyalan dan kesegaran susu montok milik bu rani, ia telah merasakan hangatnya belahan memek dan peretnya lobang memek wanita yang sangat anggun dan menggoda itu. Desahan dan rengekan bu rani saat menerima hujaman kontol miliknya di dalam memek bu rani, selalu terngiang dalam ingatannya, belum lagi saat ia memasukan kontolnya dalam posisi bu rani sedang menungging, sungguh jika saat itu ia tidak sedang dalam pengaruh jamu yang ia minum ia tidak akan kuat menahan semua itu. Bagaimana tidak bongkahan pantat montok itu terlihat membulat sempurna dalam posisi itu, suara benturan dan getaran kenyal pantat montok itu saat beradu dengan pangkal pahanya membuat ia semakin gila jika mengingatnya. Belum lagi desahan liar bu rani yang tidak bisa ia kontrol jika telah dimasukan kontol miliknya dalam posisi itu. "Haaaghh,,, ternyata sangat liar sekali wanita itu,, hmmm,, sangat jauh berbeda dari tampilan luarnya sehari-hari" inilah hal yang sangat disukai oleh pak sugeng, ia sangat yakin dengan kenampakan body montok milik bu rani tersimpan gairah dan nafsu birahi yang sangat liar, dan sekarang ia telah membuktikan semua itu, bahwa apa yang ia perkirakan ternyata memang benar adanya. Sungguh kesenangan ini tidak bisa diungkap dengan kata-kata yang lebih banyak lagi oleh pek sugeng, yang jelas ia merasa sangat puas sekali dan tentu ia akan terus mencari kesempatan untuk bisa mengulangi semua ini bersama wanita pujaannya saat ini, yaitu ibu rani yang montok. "Hmmmmm,,,"


Tidak sia-sia persiapan yang telah ia siapkan sebelum ia berangkat menuju kerumah rani, ia telah mengeluarkan spermanya terlebih dahulu. Malam itu setelah melihat foto yang dikirimkan oleh rani dan ia merasa harus bisa mendapatkan tubuh montok itu malam itu juga. Ia melampiaskan birahi nya terlebih dahulu bersama istrinya, dengan tujuan agar nanti saat ia menggenjot memek memek bu rani ia menjadi tidak cepat ejakulasi. Saat itu istrinya yang tengah berbaring santai di dalam kamar dibuat terkejut dan kewalahan karena ulah pak sugeng yang tiba mengangkat bajunya tanpa melepasnya, dan dengan cepat dan terburu-buru langsung memasukkan kontol miliknya kedalam lobang memeknya. Padahal saat itu memeknya belum basah sama sekali,semua itu dilakukan pak sugeng dengan sangat cepat, tidak sampai 10 menit ia telah memuncratkan spermanya didalam memek istrinya. Setelah itu pak sugeng segera bergegas pergi meninggalnya istrinya dengan beralasan ingin duduk di pos ronda. Bu sumi yang tak mau ambil pusing hanya membiarkan saja semua kelakuan aneh suaminya itu. Ia merasa cukup lelah karena tekah seharian menjaga warung, maka ia memutuskan untuk beristirahat dan tidak terlalu memikirkan hal itu, mengenai durasi bercinta suaminya, ia tidak heran lagi. Memang begitulah suaminya jika mereka bercinta tidak akan pernah bisa bertahan lebih lama untuk menggenjot memeknya. "Harus minum jamu dulu baru bisa kuat,,, dan itu pun gak ngaruh-ngaruh amat" pikiran bu sumi kepada suaminya.

Keesokan paginya setalah terbangun dari tidur, rani merasa dirinya sangat fit dan segar sekali, ia merasa tidurnya malam ini sangat berkualitas sekali. Ia baru terbangun dari tidurnya setelah jam 7 pagi, tentu ini sangat diluar kebiasaannya. Biasanya walaupun hari libur seperti sekarang ini ia tetap bangun lebih awal setiap harinya, tetapi hari ini ia sampai harus bangun lebih siang karena ia merasa tidurnya malam ini sangat pulas sekali "mungkin karena aku tidur dari jam 12 malam" pikiran rani coba menduganya. Walaupun biasanya jika ia tidur jam berapapun ia akan tetap terbangun lebih awal, namun hari ini suara alarm yang muncul dari ponselnya pun tidak ia dengar dan terlewat begitu saja. "Ataukah karena rasa puas dan nikmat yang aku rasakan tadi malam, sehingga aku sampai harus bangun jam segini" rani mencoba menduganya lagi. "Hmmmm entahlah" ia juga tidak bisa memastikan semuanya. Setelah ia melihat ponselnya "emmmmmhh,,,aku harus segera bangun, sebentar lagi suamiku akan pulang,," setelah berpikir begitu ia segera bangun dan bergegas memeriksa keadaan rumahnya, ia tidak ingin percintaannya dengan pak sugeng tadi malam masih meninggalkan bekas yang dapat menimbulkan kecurigaan suaminya. Setelah melihat semuanya aman-aman saja, ia segera bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Setibanya dikamar mandi, ia segara membuka seluruh pakaiannya. Saat ia telah telanjang, ia melihat tubuhnya yang sangat menggoda di dalam kamar mandinya. "Hmmm,, sepertinya payudaraku ini sangat disukai laki-laki " ucap rani gemas sambil ia memegang daging kenyal payudaranya. "Aduhhh,,,hmmmm,," guman rani saat jarinya menyentuh belahan bibir vaginanya. "Tadi malam, vaginaku ini kembali telah merasakan batang laki-laki lain" guman rani merasa sangat liar sekali. "Kenapa aku sangat menikmati semua ini? Bukankah semua ini tidak benar? Bukankah ini semua berarti pelecehan terhadap diriku? Tetapi kenapa aku sulit menahannya? Aghhh entahlah!!,," ia sangat bingung dengan dirinya sendiri. Rani pun bergegas mandi, karena tak ingin gairahnya kembali timbul karena memikirkannya hal-hal tersebut.


Setalah ia menyelesaikan mandinya, ia segara menyiapkan sarapan untuk kepulangan suaminya nanti, itu semua ia lakukan mumpung masih ada waktu untuk menunggu kepulangan suaminya. Setelah nanti selesai sarapan mereka dan akan segera menuju rumah mertuanya untuk menjemput kedua anak mereka disana. Sementara itu rudi ditempat kerjanya baru saja berganti shif dengan rekan kerjanya, ia masih terlihat seperti sedang kebingungan dengan keadaan dirinya saat ini, ia masih belum bisa mempercayai semua yang benar-benar telah terjadi pada dirinya dan juga istrinya. Rasanya ia belum tau apa yang harus ia lakukan jika nanti ia bertemu istrinya. "Hagggghhh lebih baik aku langsung kerumah orang tuaku saja untuk menemui anak-anak disana" guman rudi dalam hatinya. Ia tidak ingin dengan hanya ada dirinya dan istrinya berdua saja dirumah saat ini membuat ia tidak bisa menahan dirinya untuk menanyakan langsung pada istrinya. Memikirkan hal itu ia segera mengabarkan istrinya agar langsung saja kerumah ibunya nanti, karena ia akan langsung pergi kesana nantinya, tidak pulang kerumah terlebih dahulu.

Sementara rani yang mendapat kabar tersebut dari suaminya merasa sedikit kecewa dengan apa yang dikabarkan suaminya. Ia telah menyiapkan sarapan untuk suaminya, sementara suaminya tidak pulang kerumah terlebih dahulu. "Lebih baik aku bawa saja kerumah ibu disana" begitulah pikiran rani saat itu. "Tetapi ini sudah hampir jam 8 pastilah disana mereka telah selesai sarapan" begitulah rani dibuat bimbang dengan pikirannya. "Sudahlah biarkan saja disini" ucap rani menegaskan. Ia segara bergegas bersiap untuk pergi menemui anaknya, ia membuka pintu dan bersiap untuk mengeluarkan motornya dari dalam rumah. Saat ia telah berhasil mengeluarkan motornya, dan kini ia tengah berada di teras rumahnya, ia melihat sosok yang sepertinya ia kenali tengah berjalan mendekati kearah jalan depan rumahnya. "Sepertinya itu andi" guman rani dalam hatinya. Ia cukup mengenali sosok andi yang merupakan keponakan dari pak dedi, sudah cukup lama ia mengenal andi, karena semenjak andi mulai berkuliah ia telah tinggal disini. Selain itu andi juga terkenal suka bergaul dengan warga pemukiman mereka tinggal, walaupun itu hanya sebatas say hay saja jika dengan dia. Namun rani cukup senang dengan pemuda ini, karena ia selalu sopan dan nyambung kalau diajak berbicara. Selama ini rani cukup sering mampir ke bengkel milik omnya andi. Biasanya ia kesana sekedar hanya untuk menambah angin ban motor miliknya, dan ia merasa cukup senang dengan cara andi menyapanya saat ia tiba disana. Sapaan dari andi terkesan tulus datang darinya, tidak seperti sapaan yang datang dari bapak-bapak yang ada disini. Rani merasa sapaan dari bapak-bapak disini biasanya terkesan dengan nada sedikit berusaha menggodanya, terutama sapaan yang datang dari pak sugeng. "Hmmmmmhh, kalau yang satu itu sih,, tak heran lagi,," guman rani.

Saat pemuda itu tepat melintas didepan rumahnya, pemuda itu sempat melihat kearahnya dan pemuda itu pun tersenyum seraya sedikit menundukan kepalanya, tanda ia memberikan hormatnya kepada bu rani. Tetapi hanya begitu saja, tanpa ia menyapa langsung kepada rani. Mendapati hal itu rani juga membalas senyum dari andi, lalu ia yang mulai menyapa lebih dulu "Ehhh andi,, darimana kamu?" Sapa rani ramah kepada andi. Mendengar rani menyapa dirinya, andi menghentikan langkahnya dan segera menjawab pertanyaan dari rani. "Saya dari bengkel om dedi bu, semalam saya tidur disana, ini mau pulang sekalian cari sarapan" Balas andi.
Mendengar jawaban dari andi, rani segera teringat dengan sarapan yang tadi ia buatkan untuk suaminya. "Apa nasi goreng tadi aku kasih ke andi aja ya" ucap rani dalam hatinya. Tetapi ia masih ragu untuk mengatakannya.
"Ohhh gitu, kirain darimana, soalnya tumben lewat jalan kaki pagi-pagi" lanjut rani.
Andi: iyaa bu, soalnya motor saya dipakai om dedi, kalau harus naik mobil repot nanti parkirnya di jalan sana, bisa-bisa nyusahin orang lewat.
Mendengar hal itu rani merasa ada benarnya, karena memang jalan gang mereka tidak terlalu luas, jika ada mobil yang parkir didalam gang mereka, maka mobil yang lainnya akan kesulitan untuk lewat dari sana.
Rani: emang mau beli sarapan dimana ndi?
Andi: di jalan depan sana bu, nanti kalau ada ojek sekalian naik ojek kesana sekalian pulangnya kerumah.
Rani: aduhh repot ya..
Andi: iya bu, repot dikitlah gak apa-apa. Balas andi sambil tersenyum. "Yaudah bu, saya pamit mau kedepan takut kehabisan" Lanjut andi lagi.
Rani: ehhh iya ndi, hati-hati. Balas rani seraya wajahnya terlihat seperti orang tengah ragu.
Andi: iya bu,, mari..
Balas andi seraya tersenyum dan berlalu meninggalkan rani di teras depan rumahnya.

"Andii.." panggil rani kepada andi yang sudah beranjak agak jauh dari depan rumahnya. Mendengar panggilan dari rani tersebut, andi menghentikan langkahnya dan berbalik menanggapinya. "Iyaa bu?" Balas andi singkat. Ia berpikir ada apa bu rani memanggilnya, tumben sekali pikirnya. "Saya tadi udah siapin sarapan buat mas rudi, tetapi dia tidak pulang kemari, kalau kamu mau boleh sekalian dibawa" ucap rani kepada andi.
Andi: aduhh tidak usah bu,, saya beli di depan saja, nanti ibu malah repot" balas andi ramah.
Rani: nggak repot, malah nanti sayang makanannya kalau gak ada yang makan, ayoo sini saya siapkan" balas rani kepada andi.
Andi: terimakasih bu, tetapi biar saya beli didepan saja.
Rani: ohh yaudah gak apa-apa,, tapi gak boleh loh nolak rezeki. Balas rani lagi.
Andi: saya bukan nolak bu, tapi saya takut merepotkan.
Balas andi segan kepada rani.
Rani: kamu tuh,, udah di bilangin gak repot juga,, yaudah kamu kesini dlu,, tunggu ya saya siapkan.
Andi: baiklah kalau begitu bu, terimakasih. Ucap andi seraya ia berjalan menuju kearah rani. Mendapati hal itu rani pun tersenyum kepada andi.


Saat pemuda itu tiba didepannya, rani mengatakan agar andi menunggu sebentar ia menyiapkan nasi gorengnya.
Rani: yaudah,, kamu tunggu ya, biar saya siapkan buat kamu bawa pulang.
Andi: baik bu, sekali lagi terimakasih. Balas andi dengan senyumnya.
"Iyaa" balas rani dengan senyumnya.
Rani merasa ada yang aneh dengan dirinya, tentang penawarannya kepada andi. Sebenarnya ini sudah hal yang biasa ia lakukan kepada siapapun, tentang kebaikannya rani sudah tidak perlu diragukan lagi. Tetapi kali ini ia merasa penawarannya kepada andi seolah-olah ia ingin melihat reaksi laki-laki lain ketika melihat dirinya, entah kenapa ia merasa tertantang untuk membuat setiap laki-laki terpesona dengan asset miliknya. Terutama ia penasaran kenapa laki-laki muda seperti andi tidak tertarik dengan dirinya. Ia sempat menduga senyum andi barusan seperti sangat sopan kepadanya, ia penasaran ingin menggoda pemuda ini, akankah pemuda seumuran andi juga memiliki ketertarikan yang sama kepada dirinya."Kenapa tatapan pemuda ini tenang sekali terhadap diriku, tidak seperti tatapan bapak-bapak disini jika mereka melihat diriku, ataukah karena sekarang aku berpakaian tertutup begini?" Rani dibuat penasaran dengan tingkah andi kepadanya yang terkesan biasa saja. "Ataukah wanita seusia aku ini tidak menarik dimata pemuda seumuran dia ya?" Rani mulai mempertanyakan hal itu.
"Bu rani,,bu,," panggilan dari andi segara menyadarkan rani yang seperti kebingungan dan tengah memikirkan sesuatu dalam lamunannya. "Ehhh iyaa" rani tersadar karena panggilan dari andi. Ia pun dibuat sedikit kikuk karena sempat melamun di depan pemuda itu. Padahal biasanya dirinya yang biasa membuat laki-laki terpelongo karena memperhatikan dirinya.

"Ibu kenapa?" Ucap andi seperti tengah mengkhawatirkan keadaan bu rani sekarang ini.
Rani: enggak,,, enggak kenapa-napa kok. Balas rani berusaha tenang.
Andi : ohh iya bu. Jawab andi.
Rani: yaudah, kamu mau menunggu disini, atau sekalian masuk kedalam?
Lanjut rani. "Astaga apa yang aku ucapkan" guman rani dalam hatinya. Tentu ini adalah hal yang sangat aneh baginya, karena selama ini ia jarang menerima kehadiran tamu laki-laki jika suaminya sedang tidak berada di dalam rumah. Hanya pak sugeng sajalah laki-laki tua mesum yang nekat melakukannya.
Andi: biar saya tunggu disini saja bu. Balas andi.
Rani: yaudah tunggu ya.
Ucap rani seraya masuk kedalam rumahnya.


Saat rani berbalik badan masuk kedalam rumahnya, andi sempat melihat kearah bemper belakang rani. Ia pun kembali teringat tentang peristiwa beberapa minggu lalu yang sempat ia lihat. Ia teringat tentang kemolekan bulatan bokong milik bu rani, saat itu ia hampir saja memuncratkan spermanya saat melihat bu rani melakukan persetubuhan bersama suaminya dalam posisi menungging. Ia kembali teringat tentang rengekan dan desahan liar bu rani malam itu, "hugghh" andi menghela nafas. "Sepertinya selama ini aku kurang memperhatikan sosok bu rani yang istimewa ini" guman andi dalam hatinya. Ia juga teringat tentang bulatan susu montok bu rani yang ia lihat malam itu, susu itu bergoyang-goyang indah saat menerima sodokan kontol milik suaminya. Sebenarnya semenjak kejadian ia tidak sengaja mengintip persetubuhan antara bu rani dan suaminya itu, andi sejak saat itu pula mulai tergila-gila kepada sosok bu rani, tetapi ia sadar tentang posisi bu rani yang adalah istri orang lain, dan juga ia sangat segan kepada bu rani yang terkenal santun dan selalu menjaga penampilannya.


Pagi ini saja andi melihat bu rani menggunakan pakaian yang sopan dan cendrung tertutup, ia melihat rani mengenakan jilbab yang ia tutupkan pada busungan dadanya. Walaupun busungan dada indah itu tidak akan mampu tersembunyikan secara sempurna dibaliknya. "Indah sekali malam itu" guman andi dalam hatinya. Tanpa ia sadari ketika tengah asik membayangkan hal tersebut, kontol miliknya dibalik celana basketnya mulai bangun dan mengeras. "Aduhh kacau,, kenapa bisa begini" guman andi panik. Saat ini ia mengenakan celana dalam yang cendrung santai tidak terlalu kencang, karena posisi ia baru bangun dari tidur tadinya. Hal itu di tambah lagi dengan ukuran kontolnya yang lumayan panjang. "Bagiamana jika bu rani melihat kondisiku ya g seperti ini,, pasti ia akan menyadarinya, karena ini sangat nampak sekali" guman andi semakin panik. Rasanya tidak mungkin jika ia menerima pemberian dari bu rani nantinya dengan posisi membelakangi bu rani, dan jika posisi menyamping tentu itu akan semakin membuat penisnya semakin terlihat menyedul disana. Ia mulai berusaha mengalihkan pikirannya, agar kontol miliknya tidak terlihat menyendul oleh bu rani. "Lama ya ndi" ucap bu rani yang mulai mendekat kearahnya.
Andi agak panik mendengar suara itu dari dalam rumah bu rani, ia menyadari bahwa suara itu sudah mulai mendekat kepada dirinya. Lalu ia melihat kebawah kearah celananya. "Syukurlah sudah tidak terlalu nampak" guman andi dalam hatinya. Ia merasa sedikit lega dengan kondisinya saat ini, ia pun segara membalik badannya dan menjawab pertanyaan bu rani kepadanya. "Enggak kok bu" ucap andi seraya membalikkan badannya.


Saat ia membalik badannya, ia melihat sosok bu rani yang memegang kotak tupperware yang berisi nasi goreng dengan kedua tangannya. "Aghh ini gila" guman andi dalam hatinya. Ia melihat sosok bu rani yang kini jilbabnya ia kesampingkan dari dadanya, sehingga bulatan payudara montok itu tercetak jelas dibalik bajunya dan hal itu di tambah dengan posisi kedua tangan bu rani yang memegang kotak itu dengan kedua tangannya, sehingga bulatan payudara itu seperti tertekan ketengahnya. "Besar sekali" ucap andi dalam hatinya. Hal itu kembali membuat kontol miliknya bangkit dan kembali menegang. "Celaka" pikir andi. "Ini ndi sarapannya, biar gak usah repot-repot beli kedepan sana" ucap rani yang kini telah berhadapan dengan andi. "Iyaa,,iyaa bu,, terimakasih,," jawab andi seperti orang yang tengah panik.
Menyadari hal itu rani menjadi merasa ada yang aneh dengan pemuda ini. Ia pun menanyakan nya langsung kepada andi. "Kamu kenapa ndi, kok kayak bingung gitu?" Ucap rani.
"Enggak kok bu" balas andi .
"Terimakasih ya bu rani, maaf saya sudah merepotkan" Lanjut andi.
Rani menyadari perubahan tingkah pemuda ini, kenapa ia terlihat aneh begini "pastilah karena ia melihat bulatan payudaraku ini" ucap rani dalam hatinya.
Ia sengaja melakukannya untuk melihat reaksi pemuda ini. "Ternyata sama saja" ucap rani dalam hatinya. Ia pun mengalihkan pandangannya kebawah, kearah celana andi. "Astaga andii,, kamu kok,,, kenapa bisa begitu,," ucap rani mengagetkan andi.
"Kanapa bu" balas andi semakin panik.
"Kamu tu dasar,, lihat tu celana kamu,," balas rani.
Andi: aduhh maaf bu,, saya tidak tau" balas andi.
Rani: gak tau tapi kok bisa begitu. Balas rani "Pasti mikirin pacarnya ya?,," Lanjut rani seraya tersenyum.
Andi: aduhh bukan bu,, saya juga gak tau,,maaf bu,, saya tidak bermaksud apa-apa" jawab andi serius.
Rani: iyaa,,iyaa,, ada-ada aja kamu ndi, makanya buruan selesaiin kuliahnya terus nikah, biar ada temennya" ejek rani kepada andi.
Andi: iyaa bu,, terimakasih nasehatnya, dan terimakasih juga sarapannya,,, saya pamit bu,, sekali lagi maaf" ucap andi.
Rani: iyaa,, awas jangan sampe diliat orang tu dijalan sana" balas rani melanjutkan.
Andi: iya bu,, kalau begitu saya permisi.
Rani: iyaa,, hati-hati ya ndi. Balas rani sambil tersenyum.
Ia sangat puas karena ternyata pemuda itu juga tergoda terhadap tubuhnya. "Emmhhh sepetinya lumayan besar juga dan panjang,, gimana ya rasanya,," guman rani, saat andi telah beranjak dari sana.
"Astaga kenapa aku begini,,ya ampun aku sudah benar-benar lepas kontrol" rani berusaha menyadari perbuatannya barusan.

Ia pun segera mengunci pintu rumahnya, dan bergegas berangkat menuju rumah mertuanya, untuk menemui suami dan anak-anakknya.


Bersambung

================

================

================

================

Lanjutan...
Kentang warning...


Setelah tiba dirumah mertuanya rani segera menemui kedua anaknya dan juga mertuanya disana, ternyata disana keluarganya yang lain telah ramai berkumpul. Ada mas bayu kakak kandung suaminya bersama istrinya mbak dewi dan anak-anaknya , dan ada juga tia adik bungsu suaminya yang saat ini datang hanya bersama anaknya saja, karena suaminya yogi sedang ada urusan lain sehingga tidak bisa ikut berkumpul pada hari ini. Tetapi saat itu belum juga ia lihat kedatangan suaminya disana. "Mungkin sedang dalam perjalanan" pikir rani menduganya. Ia pun melanjutkan kegiatannya disana, berkumpul dan bercengkarama dengan keluarganya yang lain. Cukup lama semuanya berlangsung tetapi belum juga suaminya tiba disana, lalu rani menelepon suaminya untuk menanyakan keberadaannya, tetapi tidak di jawab oleh suaminya. Rani pun menjadi khawatir dengan keberadaan suaminya, ia keluar kedepan rumah mertuanya untuk melihat mungkin suaminya telah sampai di depan sana. Karena saat ini tidak juga ia temukan mas bayu berada di dalam rumah. Saat ia tiba di depan teras rumah mertuanya, ternyata benar suaminya telah berada disana bersama kakaknya. "Ighhh papa,, udah sampe sini gak ngabarin,, tadi mama telpon gak di jawab" ucap rani kepada suaminya. "Ehh iya ma ponsel papa didalam tas" balas rudi.


"Khawatir tuh rani nya rud" celetuk kakak ipar rani. "Iya mas gak biasanya gak ngabarin" Lanjut rani lagi. "Tadi papa buru-buru mau kemari ma, mangkanya langsung aja gak ngabarin,, lagian papa pikir tadi kan udah kasih tau sebelum berangkat kemari ma,," lanjut rudi. "Iyaa sihh,, tapi tumben aja lama pa" ucap rani lagi. "Iyaa tadi papa kebengkel pak dedi sebentar,,, ini aja papa kesini diantar sama andi,,, motor papa lagi ganti oli dan dititip disana" jelas rudi kepada rani. "Ohh iya deh pa,, mama masuk lagi ya" ucap rani seraya pamit masuk kedalam rumah. Saat ini rudi melihat secara langsung sosok istrinya yang begitu membuat ia mengkhawatirkan dirinya tadi malam, rasanya ia masih tidak mempercayai dengan apa yang ia lihat tadi malam. "Rasanya sangat tidak mungkin istriku melakukannya,, tetapi semalam itu semuanya telah benar-benar terjadi" pikiran rudi menerawang kejadian yang dilakukan istrinya bersama
pak sugeng tadi malam.


"Aku harus mencari kesempatan untuk melihatnya secara langsung,,, aku akan mengatur siasat,, aku yakin pasti bisa melakukannya " rudi meyakinkan dirinya.
Sejenak ia teringat tentang pergumulan antara istrinya dan pak sugeng tadi malam, ia mengingat bagaiamana aset istrinya yang menggairahkan itu di sikat habis oleh pak sugeng. Payudara montok istrinya terus menjadi bulan-bulanan pak sugeng, bokong istrinya yang bulat montok itu, seakan menjadi mainan yang sangat menyenangkan oleh pak sugeng, ditambah lagi saat istrinya digenjot pak sugeng dengan posisi menungging, ia melihat pak sugeng sangat terkesima dan begitu bersemangat dengan bulatan bokong montok istrinya. Belum lagi raut wajah istrinya yang sepetinya ikut menikmati semua perlakuan dari pak sugeng itu. "Aaagghhhh,,,, Tetapi ada bagian yang aku lewatkan,, kemana mereka setelah berpindah dari ruang tamu? Cukup lama mereka baru masuk kedalam kamar kami,, akankah mereka melakukannya diruang tengah?,, hhhhaagghhhh" rudi menghelah nafasnya. "Dan tadi malam aku tidak bisa mendengar apa yang mereka katakan secara langsung,, aku sangat yakin desahan istriku pasti memenuhi seisi rumah kami yang hanya ada mereka berdua saja,,,dan mereka sangat bebas melakukannya,,,Plakkk..." rudi memukul pelan keningnya. "Kamu kenapa rud? Kayak banyak pikiran gitu" ujar kakaknya kepada rudi. "Eghhh enggak ada mas,, biasalah soal kerjaan" jawab rudi kepada kakaknya.

"Yaudah yokk kita masuk kedalam gabung sama yang lain" ujar mas bayu kepada rudi. "Iyaa mas" jawab rudi singkat seraya bangkit dari posisi duduknya. Saat tiba di dalam rumah, rudi berjalan untuk duduk di sofa bersama kakaknya mas bayu. Saat itu ia melihat istri dan anak-anaknya tengah berkumpul bersama ibu dan bapaknya juga saudaranya yang lain disana, ia melihat istrinya duduk bersila mengahap kearah anak-anaknya. Rudi pun segara duduk di sofa bersama kakaknya "haaaghhhh" lenguh rudi saat ia tekah duduk di sofa, ia memejamkan matanya untuk menenangkan pikirannya. Ia berusaha agar tidak buru-buru membahas kejadian antara istrinya dan pak sugeng tadi malam dirumahnya. Tetapi bayangan itu selalu muncul dalam benaknya kala ia melihat sosok istrinya.

Akhirnya Rudi pun membuka matanya, dan hendak mengajak kakaknya untuk melanjutkan obrolan mereka di depan tadi. Tadinya mereka sempat membahas rencana ingin membangun ulang kebun orang tua mereka di kampung sini, tetapi saat ia melihat kearah kakaknya, ia melihat pandangan kakaknya tengah fokus tertuju kearah lain, lalu ia melihat apa kiranya yang dilihat oleh kakaknya sehingga terlihat sangat fokus sekali. "Astaga,,, wajar saja" ucap rudi dalam hatinya. Saat itu ia melihat posisi istrinya yang tengah berdiri membelakangi meraka, namun saat ini posisi istrinya sedikit menunduk kedepan, sepertinya istrinya tengah memberikan sesuatu kepada anaknya yang tengah duduk bermain dilantai sana. Dalam posisi itu ia melihat baju bagian belakang istrinya sedikit terangkat keatas, sehingga tidak menutupi bagian bokong istrinya lagi. Saat itu rudi melihat bulatan pantat istrinya tercetak jelas disana, walaupun saat itu istrinya mengenakan celana panjang yang cukup tebal, namun tetap saja bulatan pantat itu terlihat bulat menggoda disana, belum lagi ia melihat garis celana dalam istrinya yang tercetak disana. Ia melihat garis celana dalam itu tidak menutupi semua permukaan bulatan bokong montok istrinya "ughhh, dia mengenakan celana dalam semi gstring seperti biasanya,, seksi sekali kamu istriku" ungkap rudi dalam hatinya. Ia tidak begitu merasa aneh dengan apa yang ia lihat saat ini, memang begitulah istrinya jika mengunakan pakaian dalam. " Aghhh tetapi kenapa sekarang, makin banyak orang yang menginginkan tubuh istriku,, bahkan sekarang kakakku sendiri" keluh rudi dalam hatinya.


"Adek dikasih apa ma?" Ucap rudi menanyakan kepada istrinya, ia ingin agar istrinya tidak memposiskkan dirinya seperti itu lagi, dan agar bokong istrinya tidak menjadi tontonan kakaknya lagi. Benar saja, setelah mendapat pertanyaan dari suaminya rani segera berdiri sempurna dan berbalik menghadap kearah suaminya. "Ini pa,, mainan adek lepas,, udah mama pasangin" balas rani. Lalu rani kembali duduk dan kembali ke posisinya semula. Rudi pun akhirnya kembali melanjutkan obrolannya bersama kakaknya, kerana merasa kurang begitu fokus akhirnya rudi menyudahi obrolannya dan mengatakan kepada kakaknya bahwa ia ingin berbaring dan ingin istirahat sebentar. Kakaknya pun mengiyakan, lalu rudi segara pergi kekamar yang biasa ia tempati kala ia menginap disini. Ia juga mengatakan kepada istrinya dan juga ibunya bahwa ia ingin istirahat sejenak, dan minta di bangunkan makan siang nanti jika ia tertidur disana. Rudi pun segara masuk kedalam kamar, dan meninggalkan keluarga yang lain yang masih berkumpul disana, sesaat akan memasuki pintu kamar ia kembali melihat kearah kakaknya, lagi-lagi rudi melihat tatapan kakaknya yang kembali menatap lekat kearah tubuh istrinya. "Aghhhh sudahlah" ucap rudi. Tak ingin ambil pusing rudi segara berbaring didalam kamar dan berusaha untuk tidur.


Didalam kamar, tak lama setelah ia berbaring disana. Pikiran rudi pun kembali menerawang mengingat tentang sosok istrinya, rasa tidak percaya yang begitu kuat dalam dirinya tentang apa telah terjadi kepada istrinya membuat pikirannya terus di hantui rasa tidak percaya sekaligus penasaran. Ia sangat penasaran bagaiamana pak sugeng sampai berhasil merayu istrinya melakukan itu semua bersamanya, dan ia begitu ingin rasanya mendengar komentar istrinya terhadap sodokan penis pak sugeng dalam vaginanya. Karena selama ini ia sangat penasaran terhadap hal itu dan selalu menjadi fantasinya kala tengah bercinta dengan istrinya, ia ingin melihat kebinalan istrinya yang ia rasakan terus disembunyikan oleh istrinya. Hal itu lah yang akhirnya semakin membuat rudi lelah dengan pikirannya sendiri dan ditambah lagi kondisi tubuhnya yang terasa begitu lelah, akhirnya rudi yang sudah benar-benar sangat mengantuk karena sepanjang malam ia hampir tidak bisa tertidur memikirkan perbuatan istrinya dan pak sugeng. Ia pun terus berusaha tenang dan mengalihkan pikirannya, akhirnya setelah cukup lama dan merasa pikirannya tentang hal itu mulai reda dan teralihkan, ia bisa tertidur dengan pulas dan terbangun setelah ia dibagunkan oleh istrinya untuk di ajak makan bersama. Rudi melihat jam tangannya, ternyata sekarang sudah hampir jam 12 siang, ia pun segera bangun dan bersiap untuk makan bersama keluarganya yang lain. Sementara diluar sana, semua anggota keluarganya telah siap menunggu rudi, akhirnya meraka pun makan siang bersama dan dilanjutkan kembali bercengkarama setelahnya.


Saat rudi merasa sudah cukup lama berkumpul bersama keluarganya, ia melihat kearah jam tangan miliknya ternyata sudah menunjukkan pukul 13.30 siang. "Bagaiamana mas,, jadi kah kita mengecek kebunnya siang ini? Biar nanti gak kesorean pulangnya?" ucap rudi kepada kakaknya. "Nanti aja kali ya rud, kayaknya panas banget diluar sana,, mending kamu istirahat dulu aja tidur lagi, kayaknya mukamu masih lelah banget, nanti sore bangun, baru pulang kerumah bareng-bareng yang lain,, kapan-kapan baru kita coba cek kesana" balas kakak rudi. "Kayaknya iya mas, aku istirahat dulu ya" balas rudi seraya segara bangkit dari tempat ia duduk bersama kakaknya. Lalu ia menuju kedapur untuk menemui istri dan anaknya, ia mengajak anak-anak untuk tidur bersamanya di kamar. Tetapi anak-anaknya masih sibuk bermain bersama sepupunya yang lain, begitu juga istrinya sepertinya tengah sibuk kembali memasak dan mencoba resep masakannya bersama saudaranya yang lain. Akhirnya rudi memutuskan untuk pergi sendirian kekamar dan ia ingin kembali mengistirahatkan dirinya. "Haghhhh" lenguh rudi saat ia telah berbaring disana. Saat ini ia merasa sudah sedikit lebih tenang karena ia bisa melihat istrinya secara langsung, dan ia juga merasa bahwa saat ini ia tidak menemukan keanehan dari sikap istrinya setelah kejadian itu, ia merasa sikap istrinya masih normal saja seperti biasanya. "Setidaknya untuk saat ini,, aku harus menenangkan diriku dahulu" pikiran rudi berusaha meyakinkan dirinya. Akhirnya tak begitu lama ia pun kembali tertidur di dalam kamar itu.


Sementara saat suaminya telah masuk kedalam kamar untuk beristirahat, rani yang saat ini masih berada didapur bersama saudaranya yang lain segera permisi untuk melihat keberadaan anak-anaknya yang kini berpindah bermain ke teras depan rumah mertuanya. Untuk tiba disana ia harus melewati ruang tengah rumah terlebih dahulu, yang mana disana tengah berada kakak iparnya seorang diri tengah berbaring disana. Saat tiba disana ia melihat kakak iparnya tengah berbaring menyamping sambil menonton televisi, rani hanya tersenyum sopan saat melewati kakak iparnya yang menoleh kearah dirinya. Ia pun langsung berlalu untuk menegok anaknya yang tengah asik bermain bersama sepupunya yang lain. Setelah memastikan anak-anaknya bermain dengan aman disana, ia segera kembali masuk kedalam rumah. Saat ia kembali masuk kedalam rumah dan kini berada diruang tengah rumah mertuanya, ia sempat melihat kearah kakak iparnya dan kali ini tatapan mereka pun kembali beradu pandang. Rani cukup kaget dibuatnya, karena tatapan kakak iparnya itu seakan begitu lekat terhadap dirinya. Memang sedari tadi kakak iparnya itu tanpa diketahui oleh rani terus saja memperhatikan gerak geriknya, saat itu tatapan kakak iparnya seakan tidak lepas dari lenggokan bokong montok milik rani saat ia tengah berjalan. Di tambah lagi bulatan susu montok milik rani yang memang sangat menggairahkan itu yang kini sudah tidak terhalang jilbabnya lagi.

Walapun sebenarnya sudah cukup lama mas bayu memperhatikan adik iparnya itu, ia merasa bahwa istri adiknya itu sangat menggairahkan sekali. Ia sangat menyukai wajah kalem rani yang di tunjang dengan body sekal miliknya yang menggairahkan itu. Belum lagi kulit putih mulus adik iparnya itu, dan di tambah lagi suara renyah rani yang begitu menggairahkan kala sedang tertawa ketika diajak bercanda, ia membayangkan bagaiamanakah ekspersi wajah kalem itu dan desahan istri adiknya itu kalah tengah disodok dengan batang penis miliknya, pastilah akan sangat merdu suara itu ditelinganya, ia sangat yakin akan hal itu, karena dari nada suara tertawanya saja terdengar begitu renyah menggairahkan di telinga "Apalagi kalau tengah digenjot dengan ganasnya, aku sangat yakin suara desahan istri rudi pastilah sangat menggairahkan dan sepertinya sangat menyenangkan bisa menikmati asset miliknya itu" pikir mas bayu dalam khayalnya. Membayangkan hal itulah yang membuat penisnya mengeras dan nampak menyembul dari celana seketika itu juga. Ditambah lagi saat ini ia melihat sosok rani yang tidak lagi mengenakan jilbabnya, ia melihat rambut rani yang di kuncir kuda dan menanpakan leher mulus miliknya. Hal itu lah yang membuat ia semakin bergairah dan hampir tidak bisa untuk tidak menatap kearah adik iparnya itu. "Dan susu montok itu ahhhh,,"

Mas bayu semakin dibuat penasaran oleh istri adkinya itu, tetapi hanya saja selama ini ia melakukan itu semua secara hati-hati agar tidak disadari oleh yang lain dan rani tentunya. Dan selama ini rani pun tidak begitu memperdulikannya,karena ia merasa tatapan nakal laki-laki kepada tubuhnya seakan sudah biasa ia dapatkan setiap harinya, hal itu lah yang membuat rani tidak terlalu memperdulikannya. Namun entah kenapa kini rani seakan mulai penasaran dengan tatapan laki-laki terhadap tubuhnya, ia mulai memberikan perhatian khusus kepada setiap tatapan laki-laki terhadap tubuhnya. "Ini semua karena pak sugeng,, ia telah dengan jujur mengutarakannya kepadaku, dan akhirnya aku mulai memikirkan hal itu,, apa benar laki-laki sampai sebegitunya menginginkan aku?,," ungkap rani dalam benaknya. Akhirnya semenjak malam itu mendengar ungkapan dari pak sugeng, dan mulai malam itu pula ia merasa timbul rasa penasaran dalam dirinya dengan setiap tatapan laki-laki terhadap tubuhnya. Entahlah saat ini ia pun bingung ada apa dengan dirinya.

Akhirnya rani pun hanya kembali tersenyum kepada kakak iparnya dan gilanya ia sempat-sempatnya menatap kearah gundukan celana kakak iparnya. "Aghhh itu sepertinya,, hmmmm,,, aduhhh benarkah ini?,," pikir rani dalam hatinya. "Aihhh kenapa aku ini" rani segara menguasi dirinya. Ia pun segera berlalu meninggalkan ruang tengah dan segera bergegas kembali kedapur. Sebenarnya ia merasa keanehan yang terjadi dalam dirinya, ia melihat kakak iparnya yang kini telah berganti posisi tiduran terlentang, dan ia heran kenapa tatapannya sempat ia arahkan untuk melihat kearah celana kakak iparnya yang ia lihat sedikit menyembul keatas dan sepertinya mas bayu juga menyadari hal itu, karena sedari tadi tatapan terus mengarah kepada rani. Entah kenapa sekarang rani merasakan tatapan kakak iparnya begitu berbeda terhadap dirinya "ataukah aku mulai menyukai tatapan-tatapan seperti itu?" Rani mulai bertanya dalam benaknya. "Akankah celana itu juga menyembul keatas juga karena ia memperhatikan aku seperti kata pak sugeng ya,,?" Pikiran rani mulai menduga-duga dan dibuat penasaran. Ia berusaha mengsinkronkan hal itu dengan apa yang ia rasakan sedari tadi, ia merasa sedari tadi kakak iparnya cukup sering mencuri pandang kearah tubuhnya bahkan sesaat setelah ia tiba kemari, tatapan itu ia rasakan terus mengarah mulai dari payudara hingga bokong miliknya. "Sebegitu menggiurkannya kah tubuhku ini?" Pikiran rani menerawang. Dan semua itu ia rasakan semakin bertambah intens saat tak lama dari ia meninggalkan kakak iparnya mas bayu diruang tamu sana, kakak iparnya itu mengikuti menyusul dirinya kedapur belakang rumah mertuanya. Mas bayu beralasan sedang bosan tidur-tiduran sendirian dan tidak bisa untuk tidur siang ini. Lagi pula saat ini ia sendirian di tinggal adiknya rudi untuk tidur dikamar, maka mas bayu memutuskan untuk sekedar melihat yang lain memasak didapur, dan saat itu lah rani merasa tatapan itu begitu sering mengarah kepada dirinya. "Tetapi bukankah selama ini hal seperti ini sudah sangat sering aku temukan. Lalu kenapa sekarang aku baru begitu memperhatikannya? Aku merasa tatapan yang muncul dari laki-laki lain terhadap tubuhku ini seakan tatapan itu begitu menginginkan untuk bisa menjamah tubuhku ini, dan kenapa aku sampai berdesir membayangkan hal itu? Aihhh kenapa dengan aku ini" pikiran rani menjadi sedikit terganggu dengan apa yang ia rasakan saat ini.


Memikirkan hal itu malah semakin membuat rani penasaran dengan kebenaran yang ia dugakan tadi, ia kembali meliirik kearah celana kakak iparnya "hmmmm sepertinya benar itu cetakan penisnya,, apa iya penisnya itu sedang bangun ya,,?" Pikiran rani bertanya-tanya dibenaknya.
"Jika iyaa,, apakah penis itu bangun gara-gara memperhatikan aku tadi ya,,?" Rani pun melihat kenampakan dirinya saat ini, saat ini ia pun juga menyadari dengan kondisi sekarang ia tidak menggunakan jilbabnya, maka saat ini payudaranya yang memang montok itu semakin terlihat bulat membusung menggoda. Sebenarnya ia bukan sengaja melakukan hal itu, memang sudah menjadi kebiasaannya jika berada di dalam rumah ia sering melepaskan jilbabnya, lagi pula sama halnya kala ia tengah berada dirumah mertuanya, ia juga sering melepaskan jilbabnya jika sedang berada disini, termasuk saat sedang berkumpul seperti sekarang ini. Hal yang sama juga dilakukan oleh saudaranya yang lain, sehingga rani menganggap hal itu biasa saja.

Tetapi entah kenapa untuk sekarang ini pikirannya begitu sensitif akan hal itu, semenjak perkataan dari pak sugeng malam itu lah yang membuat rani sekarang ini lebih memperhatikan secara khusus setiap laki-laki yang menatap dirinya. Dan akhirnya sekarang ini ia mulai menyadari bahwa dengan ia berpenampilan biasa saja seperti saat ini bisa membangkitkan gairah laki-laki, bahkan termasuk kakak iparnya sendiri mas bayu, yang notabene selama ini susah cukup sering melihat kenampakannya seperti sekarang ini. "Apakah karena selama ini aku kurang memperhatikannya saja ya? Jangan-jangan selama ini mas bayu sudah cukup sering menatap aku begini" pikiran rani mulai menduga menerawang.

Akhirnya karena pikirannya sendiri itulah yang sekarang ini malah semakin membuat ia penasaran dengan hal itu. "Jika benar,, berarti ucapan pak sugeng malam itu memang benar adanya ternyata dia memang sungguh-sungguh," pikir rani dalam benaknya. "Tapi bagaimana aku bisa membuktikannya,,?" Rani semakin bingung dengan pikirannya. "Sudahlah jangan berpikiran yang tidak-tidak kenapa aku sampai harus berpikir begini jauh,!!" rani berusaha mengalihkan pikirannya.
Sementara itu,, mas bayu yang tadinya hanya berniat hanya ingin melihat saja mereka memasak didapur, sekarang malah menjadi betah dengan adanya rani didapur bersama meraka saat ini, ia mulai memikirkan cara agar bisa lebih lama disini. Selanjutnya ia berpura-pura untuk penasaran ingin mencoba membantu untuk ikut memasak.

Ia melihat situasi terkini di dapur saat ini, di dapur itu ia melihat dewi istrinya dan adiknya tia tengah sibuk dengan kegiatan meraka masing-masing dan rani saat ini hanya berdiri seperti tengah memikirkan sesuatu, Ia pun sempat melirik kearah rani sejenak. Sekilas ia melihat tatapan rani mengarah kearah celananya yang saat ini tengah berdiri menyamping dari posisi rani. Saat ini mas bayu tengah berdiri di samping agak sedikit dibelakang dari istrinya, ia pun melirik kebawah untuk memastikan kondisi celananya. "Celaka ternyata cukup terlihat walapun tidak terlalu jelas" ungkap mas bayu dalam hatinya. "Apakah kira-kira benar rani mencuri pandang kearah sana ya?" Perasaan mas bayu mulai menduga-duga. "Jika benar berarti dibalik semua tingkah kalemnya itu tersimpan gairah yang cukup liar, sampai ia memperhatikan gundukan di celanaku" Lanjut mas bayu dalam dugaannya. "Aku harus mencari tau kebenarannya" ungkap mas bayu meyakinkan. Mas bayu pun melihat kearah istri dan adiknya, saat ini mereka terlihat fokus dengan apa yang mereka kerjakan. Lalu ia kembali melirik sejenak kearah rani yang masih seperti tengah memikirkan sesuatu, dan tatapannya sesekali masih mengarah kesana, saat ini rani juga sudah mulai sering curi-curi pandang kearah gundukan celananya. Tak kehabisan akal mas bayu memutuskan untuk mencari pembuktian. Ia berpura-pura seperti tengah sedang tidak sadar mengusap dan seakan sedikit membenarkan posisi batang penisnya yang sedikit menyembul dari balik celanya, seraya lirikannya ia tujukan kepada istri adiknya itu.

Dan ternyata benar saja, saat tangan kirinya mengusap dibalik celananya, ia melihat ekspresi rani yang seolah kaget dan segera mengalihkan pandangannya dari sana. "Ternyata benar dugaanku" ungkap mas bayu girang dalam hatinya. "Ternyata cukup nakal istri adikku ini, aku akan menggodanya lagi" tekad mas bayu semakin yakin. "Benar-benar sangat idamanku, aku yakin dengan penampakan bodynya yang montok menggairahkan itu pastilah vaginanya sangat peret sekali, dan mungkin saja rani juga sangat liar kala tengah bercinta" pikiran mas bayu semakin menjadi-jadi. Dan payudaranya itu pastilah akan sangat indah dan menggairahkan jika aku berhasil menelanjanginya, mas bayu yang selama ini hanya menyimpan hasratnya kepada istri adiknya itu, kini mulai mencoba mencari akal agar bisa menaklukannya. Semua itu karena tadi pembuktian awal yang ia dugakan sudah menemukan kebenaran awalnya, ia semakin bertekad untuk terus membuktikannya.
Tetapi karena tidak ingin menimbulkan kecurigaan yang lain, ia pun segera berniat untuk mengambil peran menggantikan peran istrinya yang sedang mengaduk ager-ager di dalam wajan yang masih diatas kompor.


"Sini ma,, biar papa coba bantu,, kali aja nanti bisa bantu mama dirumah juga" ucap mas bayu kepada istrinya. "Nahh bagus tuhh pa,, kali aja nanti papa bisa bantu mama buat inget-inget kalau mama ada yang kelupaan,, maklumlah pa,, mama kan jarang suka masak hehehe" balas istrinya dewi seraya memberikan pengaduk itu kepada suaminya. "Iyaa sini ma,, mama gitu aja bingung kan tinggal di catet ma, biar gak lupa, atau bisa tanya langsung ke rani nya" balas mas bayu kepada istrinya. "Iyaa sih pa,, tapi kan takut kehapus nanti juga dicatat di hp pa" balas dewi. "Iyaa deh ma sini papa bantuin" jawab mas bayu. "Nihh pa,, mama mau nyiapin wadah cetakannya dulu" ucap istrinya. Mas bayu pun mulai mencoba mengaduk sesuatu yang ada didalam wajan. "Dek rani,, kalau masak ini harus diaduk trus gini ya?" Tanya kakak iparnya mengagetkan rani yang masih sibuk dengan pikirannya, sepertinya ia cukup kaget dengan apa yang baru saja ia lihat, saat ini dalam pikirannya masih membayangkan misteri menyembulnya celana kakak iparnya itu.
"Ehhh apa mas?" Ucap rani tersadar.
"Kok kalian sama sihh suka bengong gitu? Jawab kakak ipar rani. "Maksudnya gimana mas?" Balas rani kepada kakak iparnya. "Ituloh kalian sama rudi tu,, hari ini kok kebanyakan bengong nya" jawab mas bayu. "Ahhh enggak kok mas" jawab rani singkat.

Lalu rani pun mendekat kearah kakak iparnya yang sedang mengaduk ager-ager yang masih di dalam wajan diatas kompor. "Kalau ini harus diaduk terus mas,, agar santan nya tidak pecah" ucap rani menjelaskan. "Tuhh ma,, belajar sama rani,, dia kalau masak ager-ager gini enak rasanya ma,, kayak beda aja" ucap mas bayu kepada istrinya yang kini telah berpindah peran menyusun cetakan agar-agar dalam wadah kecil untuk disajikan nanti.
"Iyaa pa,, makanya ini belajar sama dek rani,, mama aja ini rencana mau bawa pulang sekalian hasil buatannya,, takutnya nanti pas coba dirumah beda rasanya" balas istrinya dewi.
"Aduhh bisa aja ni mujinya mas sama mbak,, hihiii" jawab rani tersipu.
"Aghhhh suara tertawa itu,, hmmm" keluh kakak iparnya dalam hati saat mendengar suara cekikikan pelan rani.
"Tapi ini lebih cantik dan enak kalau dikasih toping nanti di atasnya mbak" ucap rani menambahkan. "Ohhh yang kayak kamu bikin dirumah kamu waktu itu ya ran?" Tanya dewi kepada rani. "Iyaa mbak,, nanti abis ini rani beli deh sebentar di warung mbak sumi, masih sempet kok sebelum mengeras" balas rani.
"Udahh gak usah biar mbak sama dek tia aja yang beli, kamu beresin deh buatnya sampai selesai disini, kali aja masih ada yang kurang bisa ditambahin, biar rasanya mantap" jawab mbak dewi. "Lohh gak apa-apa mbak biar nanti rani aja yang beli, lagian ini tinggal tunggu mendidih aja terus dimatiiin, udah aman kok" balas rani.
"Udah mbak gapapa biar aku sama mbak dewi aja yang beli, sekalian nanti tia mau pulsa juga" celetuk tia ditengah percakapan kedua iparnya itu. "Lagian kan kalau mbak rani yang selesaiin sampe beres rasanya terjamin enak,, biar gak malu-maluin nanti kalau aku bawa pulang juga" Lanjut tia meyakinkan.

Mendengar perkataan dari adik iparnya itu membuat rani tersipu "Hihihiii kalian ini bisa aja, padahal biasa aja loh semua juga bisa" ucap rani sambil tersipu dan suara lembut tawanya terdengar.
"Aghhh lagi-lagi suara itu terdengar begitu menggoda" ucap mas bayu dalam hatinya. "Bagus saja jika dewi dan tia yang pergi kewarung sana, jadi aku bisa memiliki kesempatan untuk berdua saja dengan rani" girang mas bayu dalam benaknya. Mas bayu pun pura-pura antusias agar dewi dan tia semakin yakin untuk pergi berdua. "Ran, ini kalau mendidih langsung di matiin gitu aja,? Atau harus menunggu dulu?" Ujar mas bayu bertanya kepada rani. Ia mengucapkannya sambil menatap kearah rani, saat ini ia melihat rani tengah mencuci tangannya dikeran air dengan posisi berdiri membelakanginya "wooww bulat sekali bokong itu" guman mas bayu dalam hatinya. "Iyaa mas dibiarkan dulu aja sih sebentar sekitar beberapa menit baru dimatikan, gak ada patokan kok yang penting ditunggu sampai mendidih aja dulu" jawab rani seraya terus mencuci tangannya.

"Ohhh oke deh paham" jawab mas bayu singkat. Ia memperhatikan keadaan rumah saat ini, sepertinya cukup sepi jika nanti dewi dan tia pergi ke warung sana. Ibu dan bapaknya sepertinya tengah rehat di kamarnya, begitu juga dengan adiknya rudi, sementara anak-anak tengah bermain didepan sana. "Ini mungkin bisa jadi waktu yang baik, semoga bisa membuahkan sedikit hasil" ujar mas bayu dalam hatinya. Mas bayu terus mengaduk ager-ager di dalam wajan dengan hati gembira, di dalam pikirannya ia terus memikirkan cara untuk menggoda adik iparnya yang montok menggoda itu nantinya. Tetapi belum juga ia lihat istri dan juga adiknya beranjak untuk berangkat menuju warung. Merasa sudah tidak sabaran mas bayu mencari siasat untuk segera membuat keduanya pergi kewarung. "Ini kayaknya bentar lagi mendidih deh ma,, udah mulai ada asep-asepnya" ucap mas bayu kepada istrinya.

Mendengar perkataan suaminya itu, dewi segera menanggapinya dengan mengajak adik iparnya tia untuk pergi ke warung sekarang. "Ohhh yaudah dehh,, dek ayook kita kewarungnya sekarang" ujar dewi kepada tia. "Iyaa mbak,, ini juga udah beres kok" jawab tia kepada kakak iparnya itu. "Tinggal dulu ya ran" ujar dewi kepada rani. "Iyaa mbakk,, repot kan jadinya,, dibilangin biar rani aja" balas rani kepada dewi. "Udahh kamu disini aja,, selesaiin tuh masaknya,, kalau mbak yang selesaiin takutnya hasilnya lain,, biar mbak sama tia yang ke warung" dewi melanjutkan ucapannya. "Iyaa deh mbak" balas rani tersenyum kepada kakak iparnya itu.
"Ayokk mbak,, biar aku yg bawa motor" ucap tia kepada dewi. "Iyaa dek" balas dewi singkat.

Keduanya pun pergi meninggalkan rumah menuju warung milik mbak sumi. Tinggallah kini hanya ada mas bayu dan rani yang berada di dapur, setalah suara motor mereka keluar dari pekarangan rumah orang tua nya mas bayu segera berniat untuk menggoda rani, dengan cara mengajaknya sedikit bercanda. Ia memikirkan cara agar adik iparnya itu tidak risih dengan candannya nanti. "Enak banget aroma nya ini ran" ucap mas bayu memulai pembicaraan. "Ehhh iya mas,, itu sih sebenarnya cuman santan sama ager-ager biasa doang mas,, sama aja sih aroma nya" jawab rani kepada mas bayu. "Ahh masa,, tapi kok kayak harum banget gitu ran,, mungkin karena kamu yang racik kali" balas mas bayu sedikit bercanda. "Hihihiihii,,, mas,,,mas,, bisa aja ngomongnya" jawab rani tersipu. "Padahal itu mbak dewi loh yang racik, bukan aku mas" Lanjut rani. "Lahh bukan kamu yang racik ini ran?" Mas bayu menanyakan kepada rani. "Beda dong rasanya" Lanjut mas bayu. "Iyaa tapi kan sama rani juga mass, mbak dewi mau bikin mirip katannya" jawab rani kepada mas bayu.
"Ohhhh gitu,, bagus deh ran, kalau mbak mu yang bikin biasanya rasanya agak lain ran" Lanjut mas bayu. "Itu sebenarnya sama aja mass, cuman mungkin kadang kurang santan nya aja mbak dewi bikinnya" ujar rani. "Ohhh gitu, nanti mas ingetin deh kalau mbak mu bikin dirumah, suruh banyakin santan nya kayak adikku rani" ucap mas bayu sambil tersenyum.

Rani hanya tersenyum menanggapi ucapan kakak iparnya itu. "Iyaa mas,, dibantu ingetin aja, kali-kali aja lupa kan ya" ucap rani.
"Iyaa walaupun tentu gak bakal bisa sama, karena pasti santen nya beda ya kan ran,,hehehe" ucap mas bayu kembali memancing rani untuk masuk kedalam obrolannya.
"Sama aja loh mas,, asal santen nya pake santen yang asli aja kayak ini,, pasti aman kok rasanya gak bakal jauh beda" ucap rani menjelaskan. "Iyaa mungkin juga ran,, tapi sumbernya kan beda ran,, masing-masing gak akan sama,, pasti adalah beda-beda nya dikit" ujar mas bayu. Rani agak sedikit bingung dengan ucapan mas bayu barusan, rasanya setiap santan yang digunakan mereka untk memasak pasti lah santan yang berasal dari santan kelapa. "terus apa yang membedakannya" pikiran rani di buat bingung oleh ucapan kakak iparnya itu.

Rani pun mempertanyakannya langsung kepada mas bayu "emang mbak dewi sering pakai santan apa mas?, santan kelapa juga kan? Ujar rani kepada mas bayu. "Iyaa sih ran sama aja santan kelapa juga,, tapi kan kualitas kelapa nya gak akan sama dek,, beda lah antara santan kamu sama mbak mu,,, hehehe. Ujar mas bayu sambil tertawa bercanda. "Kayaknya santan adikku ini lebih wangi dan kental deh ya" Lanjut mas bayu menggoda rani. Mendengar pernyataan dari kakak iparnya itu rani, sedikit dibuat terkejut dan ia tau kearah mana percakapan kakak iparnya itu. Tetapi timbul keanehan dalam perasaan rani, karena selama ini kakak iparnya itu tidak pernah bercanda mengarah kesana, beda halnya dengan pak sugeng yang suka bercanda jorok terhadap dirinya. Lalu ia mulai berpikir apakah jangan-jangan kakak iparnya mas bayu melontarkan candaan tersebut karena sekarang ini mas bayu timbul gairah kepada dirinya. Jika benar,, berarti ia telah mendapatkan jawaban tentang misteri celana kakak iparnya yang menyembul itu. Kemungkinan memang benar kakak iparnya bergairah karena melihat penampilannya tadi.

Merasa tertantang untuk membuktikannya rani, menanggapi candaan kakak iparnya itu dengan santai tapi tidak kalah menantang menanggapinya, sekarang rani sudah bisa belajar banyak dari pak sugeng yang suka mengelak saat rani menuduhkan sesuatu kepadanya dan rani juga telah sedikit pandai memahami bahasa mesum yang sering di lontarkan pak sugeng terhadap dirinya.
"Wallllahhh dasar mas bayu,, ada-ada aja,, santan apa dulu ni?, hihiiii" ujar rani tertawa cekikikan. "Menurut kamu santannya beda gak? Hahahaha" mas bayu berucap sambil tertawa lepas. "Hihihiii" rani juga ikut tertawa menanggapi ucapan kakak iparnya itu. "Sama aja kali mas cuman beda ukuran aja,,,hehehe,," ucap rani dilanjutkan ia kembali tertawa. "Iyalah dek,, makin besar makin banyak santannya kan yaa,,hahaha" ucap mas bayu kembali tertawa. "Kalau soal ukuran tadi kayaknya kamu unggul disemua sisi deh ran" ucap mas bayu menegaskan.

Rani cukup kaget dengan perkataan kakak iparnya itu barusan, seperti mas bayu cukup intens makin menggodanya. "Jangan-jangan dia bener-bener sudah timbul gairahnya kepada aku" ucap rani dalam hatinya. Rani pun tersenyum menanggapinya ucapan kakak iparnya itu. "Iya lah mas,, makanya santan nya beda karena sumbernya juga beda kan ya,, kayak kata mas bayu tadi,,hehehe" ucap rani kembali tertawa. "Sumber dan ukurannya sihh untuk lebih lengkapnya,, sungguh adikku ini luar biasa" ucap mas bayu tersenyum. "Dihhh udah ahhh jorok mas bayu ngomongnya" ujar rani menanggapi ucap mas bayu. Semua percakapan itu meraka lakukan dalam posisi mereka saling membelakangi. Mas bayu sedang mengaduk santan, sedangkan rani tengah mencuci gelas di keran air disana. Hingga kini rani telah menyelesaikan cuciannya dan berbalik berjalan mengarah kearah mas bayu yang sedang mengaduk santan diatas wajan. Ia berniat ingin melihat kondisi santan yang diaduk mas bayu, ia khwatir dengan terus bercanda kakak iparnya itu melupakan tidak mengaduk santan itu secara terus menerus. Tetapi ternyata tidak, santan tersebut dalam kondisi baik dengan kombinasi adukan mas bayu.

Melihat hal itu rani memberikan pujian kepada kakak iparnya itu "pinter ni mas bayu mengadukanya,, santan nya bagus gak pecah" komentar rani melihat hasil kerja mas bayu. "Iyaa lah dek,, gak usah ragukan adukan mas mu ini lhoo hehehe" ujar mas bayu kepada rani. "Iyaa,,iya percaya deh,, mas bayu pinter ngaduknya" balas rani menanggapi ucapan kakak iparnya. Saat itu rani sempat melirik kebawah kearah celana mas bayu, dan "hihiii sukurin makin mengembang itu celana" ucap rani dalam hatinya. Dalam posisi ia yang bersebelahan dengan kakak iparnya didepan kompor saat ini, rani cukup jelas melihat gundukan celana itu. "Iyaa lah dek,, mbak mu aja sampai senang sekali kalau mas bantuin masak dan mas bantuin ngadukin masakanya,,hehehe" ucap mas bayu menoleh kearah rani.

Rani dibuat sedikit berdesir mendengar ucapan kakak iparnya itu barusan, ia tau kearah mana ucapan mas bayu itu, dan ia juga tau kalau saat ini mas bayu benar-benar telah timbul gairahnya. Mulai lah rasa khawatir dan takut muncul dalam dirinya, walau bagaimanapun rani tetaplah seorang istri yang selalu menjaga kehormatan diri dan assetnya itu. "Udah ighhh mass,, ngaco tuh ngomongnya" ucap rani tersenyum lembut kearah mas bayu. "Iyaa ran,, udah lah mas juga udah pegel ngaduk terus dari tadi, apalagi kelamaan berdiri kayak gini,," ucap mas bayu sambil membalas senyum adik iparnya itu. Entah kenapa malah timbul keisengan dalam diri rani untuk menggoda kakak iparnya itu. Rani yang merasa tertantang akhirnya menanggapi ucapan kakak iparnya itu. "Yehhh kalau itu sihh udah dari tadi berdirinya mas,, bahkan sebelum mas datang kedapur kan,, hihiii" ucap rani tertawa dan menoleh kearah mas bayu.

Keduanya pun beradu pandang dan sama-sama tertawa. Lalu keduanya sama awkard karena tatapan mereka yang cukup lama bertemu pandang, mas bayu melepas kan adukan dari tangan kanannya dan meletakkann di dalam wajan, kini tangannya tergantung bebas kebawah. Tangan kiri mas bayu mengambil tangan kanan rani, ia arahkan tangan rani memegang gundukan yang menyembul di dalam celananya. "Tau aja kamu dek,, dasar ya,,hmmmm,," ucap mas bayu dilanjutkan ia mengguaman seperti sangat gemas kepada rani. "Dihhhh,,,dihhhh,,, mas,,,mas bayu kenapa begini,, lepaskan nanti ada yang lihat" ucap rani panik mendapatkan perlakuan dari kakak iparnya itu. Tetapi dalam hatinya ia berucap "terjawab sudah misteri itu"

"Iyaa ucap mas bayu melepaskan tangan rani, tetapi setelah melepaskan tangan rani, malah ia merapatkan tubuhnya keraah rani dan memeluk tubuh montok adik iparnya itu dari depan. Mendapat serangan tidak terduga seperti itu membuat rani sangat terkejut dan berusaha melepaskan pelukan mas bayu pada dirinya. Tetapi ia merasa pelukan itu sangat erat, dan ia merasakan dada mas bayu menempel erat dengan dadanya. Ia sampai sedikit sesak karena payudaranya tegencet dengan dada mas bayu. "Mass udah lepasin,, beneran dilihat orang ni,, udahhh" ucap rani pelan namun dengan nada yang ia tekankan. Tak lama setelah rani mengatakan hal itu, mereka mendengar suara motor yang masuk kedalam pekarangan rumah. Keduanya sama-sama kaget dan mas bayu buru-buru melepaskan pelukannya pada tubuh adik iparnya itu. Setalah terlepas mas bayu langsung berpura-pura kembali mengaduk santan di atas wajan yang kini telah matang. Sementara rani kini langsung menjauh dari kakak iparnya itu, dan berpura-pura tengah merapikan wadah cetakan untuk mencetak ager-ager itu nantinya.

Kini keduanya tengah sibuk dengan pikirannya sendiri, dan keduanya seperti sama-sama berpura-pura seperti tidak terjadi apa-apa. Mas bayu sempat menoleh kearah rani yang membelakanginya, ia melihat rani yang berpura-pura merapikan wadah cetakan ager-ager itu. "Syukurlah ia tidak meninggalkan tempat ini, dan sepertinya ia tidak marah dengan perlakuanku tadi" ungkap mas bayu dalam hatinya.
"Berarti ager-agernya siap di cetak dong"


Bersambung sejenak...



================



pov rani:

Aku benar-benar tidak menyangka apa yang baru saja terjadi kembali pada diriku saat ini, aku kembali mendapatkan perlakuan mesum dari pria lain, yang kali ini adalah abang iparku sendiri mas bayu. Yangmana mas bayu adalah abang kandung dari mas rudi suamiku. Saat ini aku berpikir kenapa semua ini bisa terjadi terus menerus kepada diriku, kenapa setelah aku mendapatkan perlakuan dari pak sugeng kala itu sekarang semuanya terus menjadi berkelanjutan.

"akankah itu semua karena tingkah dan tanggapanku saat ini terhadap laki-laki yang melontarkan rayuannya kepadaku? sehingga timbul keberanian dalam diri mereka untuk melakukan itu pada diriku?"

Entahlah,, saat ini aku merasa semua ucapan pak sugeng pada diriku malam itu telah membuka suatu sisi jauh dalam diriku, memang selama ini aku telah merasakan adanya rasa itu, tetapi aku tidak tau rasa apakah itu. Saat ini aku merasa ada bagian dalam diriku yang selama ini tertutup sekarang telah terbuka dan terealisasikan. Dan entah kenapa aku merasa nyaman dengan perasaan itu, walaupun semuanya tentu bertolak belakang dengan pikiran sehat dan hati nuraniku. Tetapi jujur saja jauh didalam diriku memang menyimpan gairah dan hasrat seksual yang cukup tinggi, tetapi aku merasa itu tidak berlebihan karena aku hanya ingin merasakan kepuasan dalam bercinta, dan kepuasan itu pun selalu aku dapatkan kala aku bercinta dengan suamiku. Rasanya aku tidak kekurangan untuk itu, tetapi entah kenapa aku merasa saat aku mendapatkan rayuan dan candaan yang menjurus kearah mesum, seketika itu pula aku merasa tertantang untuk menanggapinya, dan anehnya gairahku akan ikut muncul dengan keadaan tersebut.


Aku menyadari ada yang salah dengan diriku saat ini, tetapi lagi-lagi jauh di dalam perasaanku aku merasakan sensasi aneh yang entah kenapa aku mulai menyukainya. Awalnya aku merasa sangat kotor dan hina sekali ketika mendapatkan perlakuan mesum dari laki-laki lain, tetapi sekarang aku merasa suatu rasa yang aneh dalam diriku, yang aku tidak tau rasa apakah itu.

"Ataukah aku ini hypersex? tetapi rasanya tidak!! aku mampu menahan gairahku bahkan berminggu-minggu ketika suamiku mendapatkan shif kerja malam"

Hanya saja saat ini aku merasa gairah itu muncul ketika aku di goda dan godaan itu menjurus kearah seks. Begitulah aku mencoba menerka isi nuraniku sendiri.

"Ataukah benar yang dikatakan suamiku? bahwa kalau aku sudah merasakan batang penis laki-laki lain pasti gairahku akan meningkat dan akan menambah gairahku ketika bercinta?" Sekarang aku mulai memikirkan kebenaran tentang hal itu, tetapi dengan memikirkan hal itu semakin membuat pikiranku kalut tidak karuan.

Entahlah aku sangat bingung dengan semua situasi yang tengah aku hadapi sekarang ini, aku merasa telah keluar dari batas normal kehidupanku!!
Saat ini aku seperti orang yang tengah kehilangan diriku sendiri, aku menerima begitu saja semua perlakuan mesum itu kepada diriku. Bukankah seharusnya aku bisa mengadukan ini kepada suamiku!! aku harusnya bisa membela diriku!! Memang sebenarnya didalam hatiku mengkhawatirkan kejadian setelahnya jika aku mengadukan semua ini pada suamiku, pastilah ini akan menjadi permasalahan yang serius. Belum lagi orang-orang yang melakukan itu adalah orang-orang terdekat kami saat ini, bahkan sekarang abang iparku mas bayu.


Saat aku tengah sibuk dengan kekacauan pikiranku sendiri, aku mendengar suara mbak dewi dan tia telah masuk kedalam rumah. Setibanya mereka didalam rumah, mereka segera menuju kedapur dan kami pun melanjutkan memasak kami. Saat ini aku dan mas bayu bertingkah seolah-olah tidak sedang terjadi apa-apa antara kami berdua. Tetapi tetap saja kecanggungan diantara kami terasa, aku melihat tatapan mas bayu sesekali masih suka mencuri pandang kearah aku, dan aku melihat gundukan celananya sudah tidak terlihat. Mungkin ia juga merasa cemas dengan apa yang baru saja ia lakukan terhadap aku, sepetinya ia mengkhawatirkan aku mengadukan perbuatannya barusan kepada istrinya mbak dewi, sehingga seketika itu juga gairahnya padam karena merasa khawatir.

"Wahh udah selesai, pinter juga ternyata suamiku"

puji mbak dewi kepada mas bayu.

"Alahhhh ma cuman ngaduk doang juga"

balas mas bayu singkat.

"Iyaa papa kan kalau soal ngaduk-ngaduk emang paling top"

Lanjut mbak dewi.

"Huussshhh mama, ngomong apasihh"

Hardik mas bayu kepada mbak dewi.

"Hahahahha becanda pa"

Balas mbak dewi, sambil gelak tawanya terdengar girang sekali.

Akhirnya sesi memasak kami selesai saat itu, dan kini tinggal menunggu agar-agarnya mengeras saja. Kami pun berpindah keruang tengah untuk berkumpul sembari menunggu disana. Diruang tengah itu tampak mbak dewi dan tia tengah asik membahas cerita meraka masing-masing, sementara aku hanya diam saja sambil bermain ponselku. Begitupun dengan mas bayu ia, tampak sibuk menonton televisi. Lalu aku merasa tatapannya mengarah kepadaku, maka aku juga menoleh kearahnya, aku melihat ia beranjak dari tempat duduknya lalu ia berjalan ke teras melihat anak-anak yang masih asik bermain disana.

"Maafiin dek,, jangan marah ya"

Sebuah chat masuk di ponselku, aku lihat itu dari mas bayu.

Aku hanya mendiamkan chat itu, dan langsung menghapusnya. Sekitar 5 menit nas bayu tampak masuk kembali kedalamrumah dan sekilas aku melihat kearahnya, begiitupun juga dengan dia. Ia hanya melemparkan senyumnya kearahku, aku tidak menanggapi senyumanmya, aku mengalihkan pandanganku kembali ke ponselku. Lalu mas bayu kembali duduk di sofa tempat ia duduk semula, disitu aku melihat ia seperti ingin mengatakan sesuatu kepadaku. Itu aku sadari dari pola tingkah yang ia timbulkan, ia tampak gelisah dan sesekali terus mencuri pandang kearah aku.


Hari itu pun berlalu hingga sore harinya, sampai kami semua berpamitan pulang kepada ibu dan bapak kerumah kami masing-masing. Sesaat sebelum pulang mas bayu sempat melirik kearahku sebelum aku naik keatas motor milikku, aku melihat tatapannya agak lain terhadapku sekarang, entah itu tatapan karena ia merasa bersalah atau apa, aku tidak mengetahuinya secara pasti.
Selanjutnya kami segera beranjak pulang kerumah, dengan terlebih dahulu aku mengantarkan mas rudi menuju bengkel milik pak dedi untuk mengambil motornya disana.

Sewaktu berada di bengkel milik pak dedi kami sempat bertemu dengan andi yang terlihat tengah menjaga bengkel milik om nya. Ia tersenyum ramah kearah kami, lalu sekilas aku melihat ia sempat mencuri pandang melihat kearahku, itu ia lakukan selagi ia berbucara dengan suamiku. Entah kenapa aku cukup senang mendapatkan lirikan itu darinya, karena selama ini ia tidak pernah melakukannya.

"Atau aku saja yang baru menyadarinya, entahlah"

Selanjutnya setelah aku memutar balik motorku menuju kembali kerumah mertuaku, aku sempat mencoba mencuri pandang kearahnya, saat itu aku melihat ia masih asik berbincang dengan suamiku. Saat melihat perawakan pemuda itu, pikiranku kembali teringat dengan kondisi dimana tadi pagi saat aku memberikan ia sarapan. Tadi pagi aku sempat melihat celana andi mengembang karena ulahku yang sedikit menggodanya. Tidak ingin larut dalam pikiran negatifku, maka aku bergegas melajukan motor menuju rumah mertuaku untuk menjemput kedua anakku, dalam perjalanan kembali menuju rumah mertuaku, aku kembali teringat dengan sosok andi. Hal itu sampai membuat aku tersenyum sendiri membayangkanya.

Setelah tiba dirumah mertuaku, aku segera mengajak kedua anakku untuk kembali kerumah dengan mereka berpamitan kembali kepada kakek dan neneknya. Setibanya dirumah kami melakukan aktivitas seperti biasa, kami berkumpul dan bercengkarama bersama saat itu. Tetapi aku melihat kondisi mas rudi yang agak lain dari biasanya, ia terlihat seperti sedang gelisah sekali. Sempat aku menanyakann kepadanya, tetapi ia mengatakan tidak ada apa-apa, ia hanya sedikit memikirkan soal pekerjaannya. Karena tidak ingin menambah beban pikirannya aku tidak ingin terlalu menanyakan padanya saat ini.

Malam harinya setelah anak-anak kami tidur, kami masuk kedalam kamar dan suamiku menarik aku untuk ikut naik keatas ranjang. Lalu ia langsung menaiki tubuhku yang tengah berbaring terlentang di atas ranjang, karena ia langsung merebahkan aku disana. Ia langsung mencumbuku dengan mencium bibirku dan tangannya meremas cukup kencang payudaraku. Sedikit berbeda cumbuannya padaku kali ini, aku merasa ia melakukannya seperti orang yang sedang gemas kepadaku, sampai aku sedikit menjerit dibuatnya. Bahkan saat ia menyusu pada payudaraku, ia cukup sering menggigit puting susuku dengan kencang. Mendapati perlakuannya yang demikian, pikiranku teringat dengan cara pak sugeng melakukannya dengan payudaraku malam itu.

"Aghhhhh papa,,emhhhhh,,,pelan ihhhh"

Ia tidak memperdulikan rengekan dariku, ia terus saja melakukannya begitu dan dengan terburu-buru ia segera bergegas menancapkan penisnya kedalam vaginaku. Ritme sodokan mas rudi pun terlihat sangat seperti terburu-buru sehingga aku sedikit kewalahan menerima perlakuannya. Saat ini aku belum bisa merasakan kenikmatan yang dihasilkan dari sodokan batang penis mas rudi, mungkin karena vaginaku belum terlumasi dengan baik sehingga aku sedikit kurang nyaman dengan keluar masuknya penis milik suamiku. Lalu ketika aku mulai merasakan kenikmatan yang dihasilkan dari perbuatannya itu dan aku merasa vagianaku yang mulai makin basah karena cairan pelumas vaginaku sudah keluar cukup banyak.

"Ughhhh,,,aghhhhh,,,yahhh,,yahhhh,,,uggghhh papaaa....aghhhh.....hh"

Aku terus mendesah karena perbuatan suamiku, tetapi tak lama setelah itu.

"Aghhhh.....keluarrrr....rr"

Lenguh suamiku cukup kencang tertahan, aku sangat terkejut mendengar hal itu.

"Crotttt....tt...crottt....crooottt...ttt"

Suamiku memuncratkan spermanya didalam vaginaku, terasa sangat hangat dan kencang sekali semprotan sperma suamiku didalam sana.

"Ahhhh...hh papa kok cepet banget sih,, mama kan belum"

"Papa gak fokus ma, kayaknya badan terasa lemas aja"

Begitulah jawaban dari suamiku yang aku dengar malam ini. Aku sangat kecewa dengan kondisi itu saat ini.

"Aku kan baru saja mulai menikmatinya"

Ungkapku dalam hati.

Tetapi aku tidak ingin mempermasalahkannya, aku hanya tersenyum kepadanya, padahal hanya sekitar 5 menit saja kami
melakukannya, tentu ini diluar dari kebiasaan kami. Aku pun merasa vagianaku sangat gatal saat ini, dan aku merasa masih ingin merasakan sodokan batang penis dalam vaginaku.

"Tetapi sudahlah biarkan saja, suamiku tengah tidak dalam keadaan baik saat ini"

Setelahnya suamiku langsung tertidur dan hanya mengenakan celana pendek saja, tanpa membersihkan dirinya terlebih dahulu. Aku mendengar dengkuran pelan suamiku, pertanda ia telah benar-benar telah terlelap, sementara aku merasa gairahku masih cukup tinggi saat ini. Aku pun keluar kamar kami dan menuju kamar mandi, aku membersihkan cairan sperma suamiku didalam sana, aku sedikit merasa ngilu saat jemariku menyentuh belahan bibir vaginaku saat membersihkannya.

"Ughhhh geli sekali"

Aku segera menyudahinya, karena takut hal itu akan menyiksa diriku saja. Aku kembali masuk kedalam kamar dan beranjak untuk tidur malam itu. Aku berusaha untuk tidur dalam kondisi gairahku yang masih sedikit terasa minta dituntaskan. Tetapi aku mengiraukan hal itu dan berusaha untuk memejamkan mataku.

Saat aku telah tertidur, sebuah mimpi datang menghampiri diriku.
Saat itu dalam mimpiku aku tengah berada di dalam sebuah rumah sendirian, entah kemana anak-anak dan juga suamiku saat ini dan entah rumah siapakah yang ada didalam mimpiku itu. Aku merasa asing dengan kondisi rumahnya, lalu aku berjalan di dalam rumah tersebut dan menuju sebuah kamar tidur yang ada disana.

Saat aku membuka pintu kamar tersebut, aku melihat didalam kamar tersebut tengah ada pak sugeng dan pak dedi didalamnya. Aku sangat terkejut mendapati apa yang aku temukan di dalam kamar tersebut. Disana aku melihat mereka berdua tengah asik menggenjot desi tetangga sekaligus teman berkumpulku kala kami sedang ada waktu senggang. Yang lebih membuat aku sangat terkejut adalah saat melihat kondisi desi saat itu, aku melihat ia tengah di genjot oleh pak sugeng dengan posisi terlentang sementara mulutnya tengah dijejali penis milik pak dedi.

Aku melihat ekspresi desi sangat menikmati saat mendapatkan perlakuan dari kedua bapak-bapak itu.
Desahan demi desahan terus terdengar ditelingaku, baik itu desahan yang datangnya dari desi, ataupun dari kedua bapak-bapak tersebut. Aku sampai merinding dibuatnya, bagiamana bisa semua ini terjadi.

"Apakah desi sedang diperkosa oleh mereka?"

Tetapi rasanya tidak, saat aku melihat kembali kearah mereka aku melihat desi dengan cepatnya memaju mundurkan kepalanya dengan cepat tengah mengulum penis milik pak dedi.

"Tidak mungkin dia seganas itu melakukannya jika ia tengah diperkosa"

Ucapku dalam kekagetanku.

Aku merasa apa yang aku lihat saat ini seperti sangatlah nyata sekali, sampai-sampai aku ikut bergairah melihat kondisi desi diperlakukan seperti itu. Terlihat dari mimik wajahnya ia sangat menikmati hal itu, belum lagi desahan-desahan yang keluar dari mulutnya.

"Ahhhhh...hhh...uhhhhggghhh...yaaa..yaaaa...yyyaaaa...hmmmm....ini gilaaa..aaa..enak sekali....ii"

Desahan tersebut keluar dari mulut desi yang kini tidak lagi dijejali penis milik pak dedi. Terlihat tangan desi dengan cepatnya mengocok batang besar milik pak dedi. Hal itu membuat aku sampai merinding melihat ukuran penis baru lagi dalam pandangan mataku.

"Hmmmm,,,besar sekali...enak sekali jika aku di posisi desi saat ini.."

Begitulah aku mulai ikut bergairah membayangkan hal itu. Lalu tiba-tiba aku merasa sebuah tangan datang dari belakang tubuhku dan meremas pelan payudaraku, dan aku rasakan sebuah bibir mendarat dileherku dan mengecupnya pelan, seraya aku merasa dipeluk dari belakang oleh sosok itu.


"Aghhh..hh kenapa begini.."

Aku berteriak kencang namun sedikit tertahan.


Sontak mereka yang tengah berada didalam kamar, menoleh kearahku.

"Udahh andi,, sikat aja,,, udah pernah juga kok mbak rani sama saya,,hahahahha.. memeknya enak legit peret,, susunya juga seger"

Celetuk pak sugeng, yang tengah menggenjot memek desi.

"Iyaaa...iyaaa,,,aghhhh,,,rani juga bilang suka kontol yang gede kayak punya kamu andi...aghhhh..hhh... bikin dia enak seperti saya andi.."

Celetuk desi menimpali omongan pak sugeng.


Barulah aku sadar bahwa sosok yang tengah mendaratkan pelukannya dibelakangku adalah andi.

"Hmmm..mhhh..wangi sekali tubuhmu ini bu rani,, lembut dan kencang sekali"

Bisik andi ditelingaku.

"Apa yang kalian lakukan disini? Kenapa desi bisa sampai kalian perlakuan begitu,,,aghhh....aduhhhh...hhh,, jangann...andi,,lepaskan"

Ucapku yang tengah berada dalam pelukan andi.

Aku merasa pelukan itu sangat kencang terhadap tubuhku.

"Bu desi yang memintanya kepada kami,, dia sangat menyukai diperlakukan begitu,, ia merasa diperlakukan seperti ratu dengan banyaknya batang di dalam hidupnya"

Bisik andi di telingaku. Ia melakukannya sambil menjilat pelan telingaku.

"Saya yakin bu rani akan sama dengan dia, jika ibu sudah merasakannya"

Lanjut andi ditelingaku.

"Aghhhh...tidak...saya tidak mauuu...tolong lepaskan..mmmmhhhh...hh""

Aku berusaha memohon agar dilepaskan oleh pemuda ini, tetapi dengan cepat ia langsung membalik badanku dan dengan cepat ia mengecup bibirku.

Remasan tangan pemuda itu pada payudaraku terasa semakin intens, sehingga aku merasa gairahku ikut naik karena perlakuannya itu. Kemudian aku merasakan tangan pemuda itu yang satunya meraba bagian bawah tubuhku, ia meraba vaginaku dan langsung memasukan jemarinya kedalam celana dalamku.

"Aghhh..hhh..tolongggg...lepaskan.."

Aku berteriak tertahan.

"Mmmhhhh...cup..cupp.."

Aku merasa ciuman itu seperti terasa sangat nyata terjadi dengan diriku, aku mulai sadar dari tidurku. Ciuman dan rabaan itu terhadap tubuhku terasa nyata dan benar-benar terjadi. Lalu aku membuka mataku.

"Aghhh..hhh papaa..."

Rengekku pelan.

Saat itu aku melihat suamiku yang meraba-raba payudaraku dan aku rasakan jemarinya memainkan bibir vaginaku dibawah sana.

"Lagi yuk sayang"

Ucap suamiku ketika aku membuka mataku. Aku hanya tersenyum dan melingkarkan tanganku pada lehernya. Akhirnya kami kembali bercinta malam itu, suamiku menelanjangi tubuhku kembali dan begitupun yang ia lakukan dengan dirinya.


Di sesi bercinta kami yang kedua ini aku merasa cukup puas dengan apa yang dilakukan suamiku. Tetapi aku merasakan keanehan dengan tingkah suamiku pada sesi bercinta kami yang kedua ini. Ia meminta aku melakukannya sambil mengikuti fantasinya. Suamiku meminta aku mengkhayalkan aku sedang bericinta dengan laki-laki lain, dan ia meminta aku untuk memilih sendiri laki-laki itu.

Awalnya pikiranku sempat ingin memilih pak sugeng, karena aku sudah tau bagaimana rasa kepuasan yang aku dapatkan saat melakukannya bersama dia. Tetapi aku cukup khawatir suamiku akan menaruh curiga kepadaku. Akhirnya aku memutuskan membayangkan sedang digenjot oleh batang besar milik seorang bule.

"Ughhhh..papaa...aggghh...hhh mama suka digenjot penis besar bule paa...aghhhh..hhh"

Desahku ditengah genjotan suamiku saat itu.

"Aghhh....Iyaa boleh maa,,lakukan..papa mau keluar...ahhhh...ahhh..hh"

Jawab suamiku sambil ia mengeram ingin mengeluarkan spermanya.

Crottt...tt...crooottt..croottt.."

Sperma suamiku kembali muncrat di dalam vaginaku.

Setelahnya kami berdua kembali melanjutkan tidur kami dengan kondisi kami tidak memakai apapun dengan tubuh kami. Aku tidur dengan memeluk suamiku dan suamiku tidur dengan kondisi wajahnya ia tempelkan pada daging payudara montok milikku.

Keesokan harinya aku bangun lebih awal dari suamiku, aku langsung menyiapkan keperluan anak-anak dan suamiku untuk sarapan pagi ini. Hari ini aku tidak akan terlalu repot karena nanti suamiku yang akan mengurus keperluan anak-anak kami untuk berangkat kesekolah dan mengantarkannya, karena hari ini suamiku masuk shif siang. Jadi aku bisa lebih santai untuk bersiap berangkat ke kantor tempat aku bekerja.

Setelah suami dan anak-anak telah bangun, kami semua sarapan bersama di meja makan kami. Setelahnya aku berpamitan kepada mereka untuk berangkat duluan ke tempat kerjaku.

Pada saat temah tiba di tempat kejaku, aku segara mulai bekerja dan mempersiapkan segala keperluanku untuk perjalanan dinas nantinya, yang mana itu hanya tinggal 2 hari lagi. Setelah merasa semuanya siap, aku sempat mendiskusikannya dengan rekan satu timku nantinya. Tetapi mereka mengatakan bahwa kalau lebih baik aku mengkonsultasikannya langsung kepada pak bambang. Saat itu aku merasa bahwa apa yang meraka katakan ada benarnya juga, karena nantinya aku yang akan ditunjuk sebagai ketua tim kami dan pak bambang telah mengatakan bahwa ia tidak akan ikut dalam tim kami nantinya.

Sebenarnya aku sangat malas kalau harus bertemu dengan pak bambang, lebih tepatnya aku malu saja kalau harus bertemu dengannya. Akhirnya aku memutuskan untuk nanti saja aku melakukannya. Hingga tiba siang harinya aku belum juga melakukannya, sampai waktu makan siang tiba, rekan kerjaku yang lain telah meninggalkan ruangan kerja kami. Hingga kini tinggal aku sendiri yang berada dalam ruang kerja kami. Hari ini aku memutuskan untuk tidak makan siang karena aku merasa dengan adanya tubuhku yang semakin montok ini akan semakin mengundang gairah laki-laki untuk terus menatap nakal pada tubuhku. Jadi aku memutuskan untuk sedikit diet.

Pada saat aku tengah seorang diri dalam ruangan, pikiranku kembali teringat dengan mimpi yang menghampiri aku tadi malam. Aku merasa mimpi itu seperti nyata sekali, dan yang lebih aneh lagi kenapa aku sampai harus memimpikan desi melakukan hal itu.

"Apakah karena selama ini desi yang suka memancing pembicaraan nakal kearah sana ya? "

Cukup masuk akal menurutku, karena desi sangat suka membahas tentang batang laki-laki, terutama batang-batang besar milik laki-laki. Menurutnya bahwa batang seperti itu kan sangat memberikan kepuasan yang lebih pada perempuan, apalagi batang yang besar, panjang dan keras. Pikiranku kembali mengingat akan penis pak dedi yang aku lihat dalam mimpiku tadi malam, rasanya besar sekali penis milik pak dedi itu.

"Bagaiamana jika aku merasakan batang besar itu ya dan bagiamana rasanya jika aku yang ada dalam posisi desi seperti dalam mimpiku ya?"

Aku sampai merinding membayangkan hal itu terjadi pada diriku, bersamaan saat itu aku merasa gatal pada puting payudaraku dan kenapa gairahku rasanya tiba-tiba muncul dalam diri ini.


"Aghhh sudahlah ini tidak benar"

Aku mengalihkan pikirannku, aku tidak ingin hal itu membuat aku semakin menyimpang jauh dalam hidupku. Sudah cukup semua yang telah terjadi sejauh ini pada diriku, rasanya dengan begitu saja aku hampir saja tidak bisa mengendalikan diriku. Aku sering lupa dengan keadaan diriku saat ini jika sudah mendapatkan godaan dari laki-laki lain, lalu bagiamana jika aku sudah merasakan seperti desi dalam mimpiku.

"Aghhh rasanya tidak mungkin aku sampai begitu"

Ucapku dalam hati.

"Tetapi kenapa aku merasa terus penasaran dengan hal itu, kenapa aku sering terbayang dengan hal itu jika kondisi aku sedang sendirian? Apakah aku juga menginginkan hal seperti itu"


Pikiranku kembali menerka dalam diriku sendiri.

"Tidakkk...tidakk..ini tidak boleh"


Ucapku dalam hati.

Merasa tidak ingin larut dalam pikiran itu, aku segara beranjak dari tempat dudukku dan segera keluar untuk mencari suasana lain, aku memutuskan untuk pergi ke kantin saja.
Saat tiba disana aku hanya memesan minum saja dan duduk santai disana sambil memaikan ponselku.

Setalah selesai waktu isoma aku kembali masuk kedalam kantor kami, hingga waktunya pulang tidak terjadi hal-hal yang aneh lagi setelahnya. Saat ini pikiranku sudah bisa lebih teralihkan dengan hal lain.
Saat itu setelah semua pekerjaan kami telah selesai, ari sempat curhat kepadaku tentang persoalan dia dengan istrinya. Ia mengatakan bahwa istrinya saat ini sering protes kepada dirinya karena ari sudah jarang pulang setiap minggunya.

Aku cukup paham dengan kondisi itu, karena jarak yang lumayan jauh antara tempat ari tinggal dengan istrinya saat ini, di tambah lagi dengan kondisi kami yang saat ini tengah banyak persiapan untuk perjalanan dinas kami. Maka aku menyarankan ari agar memberi pengertian pelan-pelan kepada istrinya.

Selanjutnya setelah jam kantor usai, kami segara pulang kerumah masing-masing.

Pov rani end...


================

Lanjutan pov rani:


Setelah jam pulang kantor tiba, maka aku segera bergegas pulang menuju rumah mertuaku untuk menjemput kedua anakku yang dititipkan suamiku disana tadinya. Setelah tiba disana aku langsung menemui mertuaku dan juga kedua anakku disana, selanjutnya kami berpamitan dengan untuk pulang kerumah kami. Saat diperjalanan pulang menuju rumah, dari kejauhan aku melihat desi dan ibu-ibu yang lain tengah berkumpul, mereka tampak duduk-duduk didepan rumah salah seorang warga yang letaknya di pinggir jalan pemukiman kami tinggal. Aku berniat untuk sekedar mampir disana sebelum nantinya aku melanjutkan pulang kerumah terlebih dahulu. Saat semakin dekat dengan mereka, aku samar-samar mendengar mereka tengah asik membicarakan sesuatu, sampai-sampai suara motorku yang telah dekat dengan mereka tidak mereka hiraukan.

"Kalau yang itu sih udah pasti ya bu desi gede pastinya hihihiiii"

Celetuk salah satu ibu-ibu disana.

"Iyaa lah bu, saya berani jamin..hahaha... posturnya aja udah tinggi kurus gitu"

Desi menanggapi omongan ibu itu.

"Nahhh kalau yang ini udah pasti pas kalau kena yang gede-gede bu,, ya..kan? Dilihat dari body nya pasti pas banget ini"

Celetuk desi kepadaku, sesaat setelah aku berhenti untuk mampir di dekat meraka.

"Ngomong apasih? Baru datang juga ini,, udah kena sasar aja"

Ucapku membalas ucapan dari desi.

"Hahahha ada dehhh"

Balas desi kepadaku.

"Ga jelas deh"

Balasku sambil tersenyum kecut kepadanya.

"Hahahhaa,, yehh biasa aja kali"

Ucap desi sambil tertawa senang melihat aku yang nampak kesal karena ulahnya.

Ibu-ibu yang lain yang juga berada disana bersama desi hanya tersenyum melihat pola kami berdua.


"Mama,, adek sama kakak kesana dulu yaa, main sama abang itu"

Ucap anakku yang paling kecil kepadaku, mereka tampak ingin bermain dengan temannya disana.

"Iyaa sayang,, tapi jangan jauh-jauh ya"

Ucapku sambil mengingatkan mereka.

Sesaat setelah anak-anakku bermain dengan temannya.


"Yahhh,,, yang masih muda-muda kayak kalian ini lah yang gairahnya itu lagi tinggi-tingginya"

Sambung salah satu ibu-ibu yang ada disana.

"Iyaa bu,, apalagi si rani tuhh, pastinya ini gak pernah absen kalau suaminya dirumah,, hehehe"

Sambung desi menimpali kalimat ibu itu.

"Ohhhh dasarrr,,, ngomongnya kearah sana toh"

Balasku, sesaat setelah paham arah pembicaraan mereka.

Dalam hatiku sempat terpikirkan, pantas saja tadi malam aku sampai terbawa mimpi desi melakukan hal demikian bersama pak dedi, pak sugeng dan mungkin juga andi. Semua itu karena tingkah pola nya yang sering berbicara menjurus kearah mesum setiap kali kami tengah berkumpul.

"Kalau yang itu iya lah,, kan kewajiban istri gitu des,,hihihiii,,, ya kan bu?"

Lanjutku menanggapi ucapan desi tadi.

"Wahhh enak dong,, pasti enak dong ya bisa tapi hari"

Lanjut desi menimpali.

Aku hanya tersenyum menanggapi ucapan desi tersebut, karena aku sudah paham dengan polanya. Jika aku terus menanggapi maka ia akan semakin menjadi-jadi nantinya.

"Yehhhh cuman senyum aja,, gede gak sih ran punya mas rudi? Pasti enak banget dong udah bisa tiap malem dapetnya terus gede lagi,,, Hahahahha"

Ucap desi mesum ditimpali dengan gelak tawa nyaringnya.

"Idihhh apaan sih jorok"

Balasku kepadanya dengan senyum kecut aku tampakkkan kepadanya.

"Gak juga kali bu desi, kan mas rudi sering jaga malam juga"

Timpal salah seorang ibu-ibu disana.

"Iyaa tuh bu,, dasar si desi pikirannya aneh-aneh aja"

Sahutku membenarkan ucapan ibu tadi.

"Hampir sama lah kalian itu, sering di tinggal pergi juga,, mbak desi kan juga sama"

Sambung ibu-ibu yang lain.

"Hahahahaha"

Semua ibu-ibu disana ikut tertawa karena ucapan ibu itu barusan.

"Iya sihhh bu,, hahahha"

Ucap desi seolah membenarkan kalimat ibu tadi.

"Tapi gak kurang kan bu desi servisnya?"

Sambung ibu-ibu yang lain.


"Yahhh enggaklah bu,, udah biasa juga,,hehehe"

Balas desi dengan santai.

"Iyaa tuh bu gak kuranglah,, orang sekalinya dapet bisa sampai teriak-teriak dianya,,,hihihiiii,,, apalagi kan gede tuh ya des punya suamimu,,?hihihiii"

Ucapku ikut menyerang desi.

"Yehhh sok tau ni,, kayak udah pernah tau aja,,,ahaha"

Balas desi sengit, tetapi dia terlihat sangat santai menanggapinya.

Sementara aku, cukup terkejut dengan apa yang aku ucapkan sendiri. Entah kenapa aku bisa mengucapkan hal itu kepadanya, apalagi dengan kondisi disini tengah banyak ibu-ibu yang lain.

"Emang yaaa,, kalau seusia kalian ini gairahnya tu lagi tingginya, kadang ada juga rasa penasaran dengan yang gede-gede kayak cerita kita tadi bu desi,,hihihiii"

Ucap salah seorang ibu-ibu.

"Yehhh curhatt"

Balas salah satu dari mereka.

"Hahahahha"

Kami semua tertawa, mendengar ucapan itu.

"Iya lah bu,, kalau gede tu pasti enak,, apalagi bisa keras banget kan yaa,,,hahaha"

Timpal desi semakin menjadi-jadi.

"Tanya aja sih rani tu bu,,,hihihiii "

Balas desi kembali mengarah kepadaku.

"Lahhh kok ke aku sih? Dasar,,,huuuuu"

Ucapku membalas pernyataan dari desi.

"Hahahhaa,, lah kan emang bener dong apa yang aku bilang ran"

Desi tertawa melihat aku yang nampak kesal karena ucapannya, dilanjutkan ia mengucapkan kalimat pembenarnya.

"Idihhh mana tau lah aku des, aneh-aneh aja deh ngomongnya"

Ucapku semakin kesal dengan omongan desi yang semakin menjadi-jadi.

"Yahhh ketauan deh tuh yaa, biasa aja dong punya mas rudi,, Hahahhaa"

Lanjut desi semakin girang.

"Gede mana sama yang waktu itu ran?"

Lanjut desi kepadaku.


"Udahh ihh des,, geli aku ngomong soal beginian,,,"

Ucapku sambil tersipu, karena ulahnya.

"Lahh emang yang waktu itu yang mana bu desi?"

Ucap salah satu ibu-ibu penasaran.

"Upsss,,,,hahahahha,,, aduhh udah gak ada bu, cuman bercanda aja"

Balas desi sambil ia tertawa.

Sepertinya ia terceplos mengucapkan hal itu, sehingga ia sendiri kaget dengan reaksi setelahnya.

"Aduhhh kalian ini ada-ada aja,, udah main rahasia-rahasian yaa,, maklumlah yaa ibu-ibu muda, giarahnya lagi hot-hot nya ini"

Lanjut ibu tadi.

"Aduhhh kamu sihh dess, jadi orang mikirnya aneh-aneh kan,,, ga ada kok bu,, waktu itu si desi lihatnya di video"

Ucapku membalas pernyataan ibu tadi.

"Hahahah,, iya bu,, gak ada kok, waktu aku kirim video ke rani,, dan itu nya gede kayak yang kita tadi omongin"

Sahut desi membenarkan ucapanku barusan.

"Ohhh gitu,, hihihiii,, iya dehhh,, ada juga gak apa-apa kok bu,, mumpung masih enak yahh dinikmatin atuh"

Balas ibu tadi, tak kalah mesum dengan desi.

"Hahahahhaa"

Semua kami semua disana tertawa mendengar ucapan dari ibu itu.

"Memang video punya siapa bu desi? Mana coba lihat,, hehehe"

Sambut ibu tadi yang lain.

"Aduhh udah gak ada bu,,itu video nya dapat dari internet dan udah di hapus,, rani tuh kayaknya masih nyimpen,, hahahaha"

Ucap desi, selanjutnya ia kembali mengarah menyerang kepadaku.

"Idihhh enggak yaa, udah di hapus di buka juga enggak"

Balasku menanggapi pernyataan desi.

"Tapi kayaknya bukan dapat dari internet deh,, hahaha"

Sambungku sambil melirik kearah desi, dan lirikan itu mengarah kearah gelang kakinya.

Sepertinya desi menyadari lirikanku itu, dan ia seperti memberikan kode kepadaku melalui matanya agar tidak melanjutkan kalimatku.

"Wahh kalau bukan dari internet! Aduhh punya siapa tu,,,penasaran"

Lanjut ibu tadi semakin menjadi.

"Enggak bu beneran dari internet, mana ada yang bisa gede kayak gitu disini, besar terus panjang lagi hehehe ada urat-uratnya keluar loh bu hahahah"

Lanjut desi semakin menjadi-jadi menanggapi ibu tadi.

"Tanya aja rani tuh bu, gede banget kan ya ran? Terus gemesin urat-uratnya kan ya?"

Lanjut desi mengarah kepadaku lagi, ia mengucapkan itu seperti tatapannya menegaskan agar aku membenarkan ucapnya itu.

Aku paham maksud dari tatapan itu, ia ingin agar ibu-ibu disini tidak menaruh curiga padanya. Dalam hati aku berucap "sukurin,,,hahaha"

"Iyaa bu dari internet itu kayaknya,, batangnya gede banget gitu,, terus ada juga ceweknya disitu,, tapi gak keliatan mukanya sihh,, tapi teriakan nya itu loh kayak orang bule luaran sana kalau lagi begituan. Kalau orang kita kan enggak bu, kalau itu sihh liar banget deh kayaknya perempuan itu"

Ucapku menjelaskan cukup detail, tujuanku agar ibu-ibu disini tidak menjadi curiga sekalian aku ingin membalas desi yang sedari tadi terus menyerang aku. Itu aku ucapkan sambil aku melirik kearah desi yang sekarang tampak sedikit cemas dengan ucapanku barusan.

Tetapi ternyata aku salah perhitungan.


"Lahh tadi katanya gak di tonton bu rani,,hahahaha,,,aduhh dasar ya kalian ini,, ternyata ,,hihiiii"

Timpal salah seorang ibu yang lain.


"Hahahahha Iyaa,,yaa"

Serempak ibu-ibu yang lain juga ikut tertawa mendengarnya.

Aku sampai tersipu dibuatnya, menyadari apa yang baru saja aku katakan.

"Dilihat dikit lah bu,, kan penasaran,, hihihiii"

Ucapku sambil tersipu.

"Iyaa bu,, lagian kan udah dewasa juga kan,, gapapa lah"

Ucap desi yang kali ini membela aku.

"Sukurin"

Ucapku kepada desi, dalam hati.

"Iyaa,,iyaa terserah kalian saja, yang penting aman yaa hehehe"

Timpal ibu tadi kepada kami.

"Aman lah bu,, kalau gak aman bisa gawat ini,, hahahaha"

Ucap desi sambil tertawa.


Memang dengan adanya desi ketika ibu-ibu tengah berkumpul suasana ditempat itu akan menjadi cair dan hidup sekali. Tetapi ya itu, obrolannya kadang suka menyimpang kemana-mana.

"Aduhh...makin jadi dehhh,, saya pulang kerumah dulu ya ibu-ibu mau beres-beres rumah dulu"

Ucapku kepada ibu-ibu yang ada disana.

Lalu aku segera memanggil anak-anakku yang tampak masih asik bermain dengan teman seusianya disana. Saat mereka telah menghampiri aku, aku segara berpamitan dengan ibu-ibu disana.

"Saya duluan ya bu, permisi"

Ucapku sopan kepada ibu-ibu disana.

"Iya,, nanti aku kerumah mu ya,, mas rudi belum pulang kan ya?"

Ucap desi sesaat sebelum aku pergi dari sana.

"Iyaa,, kerumah aja sihh"

Balasku kepada desi.

"Yaudah duluan ya,, byeee"

Ucapku sambil berlalu meninggalkan mereka.


Setalah riba dirumah, aku segera sedikit membereskan rumah. Tidak terlalu banyak yang harus aku kerjakan karena tadi sebelum berangkat bekerja suamiku telah melakukannya terlebih dahulu, nasi pun telah ia masak di dalam rice cooker kami dan untuk lauk aku telah membelinya tadi. Jadi tidak banyak yang harus aku kerjakan sekarang, hanya memandikan anakku saja nantinya.

Sekarangpun kedua anakku sudah tidak terlalu rewel, karena mereka yang tergolong sudah besar. Mereka bisa bermain bersama berdua dengan akur, seperti sekarang ini meraka tengah bermain berdua dikamar sambil menonton tv.

"Kakak, adek jangan keluar rumah yaa, mama mau ganti baju sekalian mandi"

Aku menghampiri kedua anakku yang berada dikamar mereka saat ini.

"Iyaa ma"

Jawab mereka.

Aku pun berlalu keluar kamar mereka dan ingin menutup pintu depan rumah kami, karena aku ingin mengganti bajuku dengan baju yang lebih santai untuk sekarang ini, saat ini pun aku masih menggunakan pakaian kerjaku tadinya walaupun aku telah melepaskan pakaian luarnya. Saat aku telah berdiri di depan pintu rumah kami, aku sempat melihat sebentar situasi diluar sana.


"Tinn..tinnn..ran"


Panggil desi dibarengi dengan suara klakson motornya.

"Ehhh kamu des,, kenapa?"

Jawabku kearahnya.

"Yehhh tadi kan aku dah bilang mau kemari"

Balas desi, yang kini telah memarkiran motornya di depan teras rumah kami.


"Iyaa tau,, ada apa sih kayak khawatir gitu"

Balasku kepadanya.

"Enggak ada sihh, mau ngobrol aja"

Balas desi.

"Yaudah masuk yuk,, didalam aja,, kayaknya ada yang mau klasifikasi ni,,,hehehehe"

Ucapku sambil sedikit meledeknnya.

"Yehhhh tau aja,, kamu tu ngomong yang begituan disana buat aku serasa mau copot jantungnya,, huuuuu,, dasar"

Timpal desi tampak kesal.

"Lahh kok aku sih? Aku ngomong apa coba? Kan kalian udah ngomong itu duluan sebelum aku datang"

Balasku pura-pura tidak paham dengan arah omongannya.

"Yaudah di dalam aja yuk,, gada mas rudi kan ya?"

Ucap desi seperti segara ingin menjelaskan sesuatu.


"Kamu belum ganti baju ini ran?"

Jawab desi melanjutkan.

"Iyaa gada,,, ini baru mau ganti baju sekalian nutup pintu tadinya,, yaudah yuk kedalam"

Jawabku kepadanya.

"Udahh entar aja penting ini"

Balas desi, seraya kami masuk kedalam rumah.

"Ada apasih? Kayak ketakutan gitu?"

"Aku ambil minum dulu kali ya"

Ucapku sesat kami telah duduk di sofa ruang tamu.

"Udahh gak usah,, gampang entar ambil sendiri aku"

Jawab desi menahanku.

Memang itu sudah menjadi kebiasaannya jika berkunjung kemari, ia akan bersikap biasa saja kepadaku, karena memang kami berdua sudah sangat akrab. Apalagi dengan kondisi dirumah tidak ada mas rudi, maka tak jarang kami kadang sampai tidur-tiduran dikamar sambil ngobrol.

"Yaudah kenapa ni?"

Jawabku memulai pembicaraan.

Desi: kamu tuh ya ran, hahahaha dasarr bikin aku ketakutan aja tadi..huuuu

Aku; kenapa sihh? Gak paham aku.

Desi: idihhh udahlah aku tuh dah lama kenal kamu ran, pake pura-pura segala..huuu dasar.

Aku: iyaa tau,, terus aku kenapa?

Desi: itu lohhh,, soal video tadi.

Aku; kenapa emang video itu, emang udah aku hapus kok.

Desi tampak diam tidak menjawab ucapanku barusan, sedikit keraguan dan ketakutan muncul diraut wajahnya.

Desi: kamu tau yah ran? Duhhh kok aku ceroboh sihhh, untung aku kirimnya ke kamu, bisa mati aku kalau sampai ada yang sadar. Awas aja ember loh ya,, gak temenan kita.

Aku; kenapa sih? Gak paham loh aku ini?

Desi: udah lah ran,, gak usah pura-pura lagi deh,, huuuu,,, kamu tau kan wanita dalam video itu.

Deghhhhh... Jantung lku berdegub cukup kencang saat mendengar ucapan itu darinya. Sebenarnya aku sudah tau wanita di dalam video itu adalah desi, walaupun aku tidak bisa melihat wajahnya. Tetapi dari nada suara dan gelang kakinya aku tau itu adalah dia, tetapi aku belum 100% untuk itu.

Aku: jadi itu beneran des? Gila kamu ya,, yang begituan dikirim ke aku,, huuu dasar.

Desi: aku tuh paham lirikan kamu kearah aku tadi, kamu sempat lirik kesini kan?

Ucap desi seraya menunjuk kearah gelang kakinya.

Desi; aku tuh paham, dari tatapan kamu mengarah ke aku kan sosok wanita itu?

Aku: hahahaha,, makanya jangan suka sembarang. Aku sihh awalnya gak sadar sih yaa, tapi setelah aku ulang-ulang baru dehh aku ngehhh kalau itu gelang kakinya kamu.

Desi: dihhh diulang-ulang,, liatin apaan? Gak mungkin dong buat nyari gelang kaki videonya sampai di ulang-ulang..hahahhaa

Aku; hihihiii,,, udahhlahh aku juga khilaf kok liatnya sampe ulang-ulang,, apalagi sekarang kalau tau itu kamu dan suamimu.

Ucapku seolah tidak enak hati dengan desi, karena aku tadi sempat jujur melihat video itu secara berulang. Yang kini aku tau ternyata itu dia da suaminya.

Kemudian aku berusaha mencairkan suasana kembali.


Aku: liar banget sihh kamu, sampe teriak-teriak gitu,,gak kebangun tuh seisi rumah..hahahaha

Desi: ihhhh dasar,,, iya yaa,,, awas aja ember loh ya,, mati gue ran.

Rani: iyaa,,iyaa,,,enggak kok,, lagian kan gak keliatan tu muka kamu disana juga,, teriakannya aja tuh yang kenceng banget,, dunia milik berdua ni yehhh..hahaha

Desi: udahh dehh malu aku tuhh ran,,tapi beneran dah kamu apus kan videonya? Jadi takut aku kesebar terus ada yang sadar bisa gawat.

Aku; iyaa udah,, ngapain juga nyimpen gituan.

Desi: iyaa deh syukur,, cemas aku jadinya. Tapi beneran ya? Mana hp mu coba aku liat?

Aku: dihhh sampe segitunya,, gak juga kali aku mau nyimpen gituan, apalagi aku tau itu punya kamu,, hahaha,,, geli aku lihatnya,, apalagi teriakan mu itu lohh,,hahaha

Desi: ighhh udah dehh ran,, dasar ceroboh sih aku juga, pokoknya bisa gawat kalau sampai kesebar.

Aku: dihhh gak biasanya panik,, biasa aja kali, kalaupun tersebar juga dan ada yang sadar kalau itu kamu pun gak terlalu jadi soal lah,, orang dengan suami sendiri juga, paling malu aja,,,hahahaha,, Kecuali....

Desi: aghhhh...udah ihhh ran takut aku.

Aku: kamu kenapa sih? Jangan bilang yaa...

"Desiiiii...kamu???"

Ucapku dengan nada sangat terkejut,, yang kini aku mulai sadar kenapa arah kecemasannya sampai begitu membuat ia ketakutan.

Desi: aghhhhaa... justru itu yang sangat aku takutkan,, kalau suamiku mengetahuinya juga..upsss,, aduhhh ran...

"Aku ngomong apa tadi?"

Lanjut desi seperti tersadar.

Sementara aku kini menutup mulutku, aku dibuat tak kala terkejut dengan apa yang baru saja ia ucapkan. Sungguh aku tidak menyangka desi sampai melakukan hal sejauh itu,berarti mimpiku tadi malam seperti menuju kearah kebenaran.

"Tetapi apa benar dia melakukannya juga dengan pak sugeng? Jika iya,, berarti kami pernah menikmati batang yang sama dan berarti aku sama liarnya juga seperti dia. Desahanku kala tengah di serang pak sugeng habis-habisan malam itu pun rasanya tidak jauh berbeda dengan desi atau bahkan aku lebih dari itu sih"

Aku mulai berpikir dalam keterkejutanku.

"Ran...Raniii...ii"

Pekik desi tertahan, sambil memukul pelan pahaku, sehingga aku tersadar dari pikiranku yang menerawang.

"Ehhh iya desss,, aduhh aku gak bisa mikir dehhh,, kok gitu sih kamu?"

Ucapku yang kini tersadar dari pikiranku tadi.


Desi; ighhh ran,, plase yaa,, jangan ngomong-ngomong. Takut banget aku ran,, beneran.

Aku: aduhhh...duhhh,, gatau aku des,, masih gak nyangka pokoknya.

Desi: ighhh kamu sihh ran, bikin aku makin ketakutan deh..aghhhaaa

Aku: iyaa,,yaaa... kalau soal ngomong ke orang aku juga tau lah,, mana mungkin juga,, tapi kelakuanmu itu lohhh...dihhh parah dehh...hihiiiii


Desi: ighhhh dasarrr,,, pake di ketawain,,, udahh deh ran,, takut aku pokoknya.

Aku: gak malu lagi nih ceritanya? Aku udah tau semua loh ini,, keliaran mu itu,,hahahha"

Desi; hahahahah,,, dasar yaaa...kalau sama kamu sihh,, malu juga lahhh,, tapi kan lebih malu dan takut kalau yang lain sampai tau,, bisa-bisa mati aku ran.

Aku: aduhhh,,, dahhh,,dahhh,, ada-ada aja sihhh,, pake di video pula,, buat apa coba? Pamer ni?

Desi: iyaa pamer ke kamu aku udah ngerasain batang yang besar, panjang dan berurrat,,,hahahha"

"Hahahahah"

Aku ikut tertawa mendengarkan omongan dari desi barusan.

Lalu aku mulai berpikir.


"Penis milik siapakah itu jika bukan milik suaminya? Apa milik pak sugeng seperti di mimpiku? Tetapi rasanya tidak sebesar itu deh,, lagian uratnya gak sampai keluar-keluar kayak gitu,,,hmmmm,,, siapa ya? Penasaran deh,, atau jangan-jangan milik pak dedi? Seperti dalam mimpiku!

Aku: punya siapa sih des? Gede banget gitu,,hahahaha

Desi: hahaha dasar yaa,,, gak boleh tau,, nanti kamu kepengen malah kamu ambil lagi,, kurang deh jatah aku,,,huuuuu.

Aku: dihhh siapa juga yang pengen,,, penasaran aja sihh,, siapa sih temen mesummu itu,, lagian aku gak segila dan seliar kamu lagi..hahha

Desi: elehhhh,,, gayanya,,, kalau udah kena batangnya pasti kamu tu sama aja ran,, hahahaha,,, aku tau lah pasti kamu bakal suka,, enak sihh soalnya, bisa bikin keluar banyak. Hehehe

Rani: dihh sok tau,, jangan di sama-samain ya,,,huuu,,,aku gak sampai segitunya juga kali des.

Desi: hahaha iya,,yaaa,, aku juga dulu awalnya gitu kok,, tapi pas udah kena,, aduhhh rasanya mentok banget ran,, sampe luber lohh memek aku kalau disodok batangnya. Hihihiii.

"Diihhh desi ahhh,, apaan sihh ngomongnya jorok banget,, ada anak-anak disini.

Ucapku cukup kaget mendengar ucapan dirinya barusan, aku takut anak-anakku mendengar apa yang ia ucapkan. Tetapi aku sempat sampai merinding dibuatnya mendengar apa yang barusan ia ucapkan.

Desi; uppsss iyaa,, ya,, sory ran. Mereka dikamarnya kan? Gak dengar kok,, kan pelan aku ngomong nya.

Aku: iyaa tapi tetap aja, kamu tuh ngomongnya sampe gitu banget.

Desi; lahh tadi katanya penasaran,,haha,, gimana sih?

Aku; iyaa tapi,, jangan sampe gitu juga kali,, pake beceknya diomongin,, hahaha

Desi: awas kepengen kamu entar ran.. hahaha,,, liat kan di video itu? Becek banget punya aku, sampe mengkilap itu batangnya. Makanya aku videoin buat dilihat kalau lagi kangen dan pengen. Hehehe


Aku; dihhhh segitunya,,, inget dah punya suami des,, sadar.

Desi; iyaa sihh ran,, aku juga mikir gitu,, aku udah sempet gak mau lanjutin juga sihh,, tapi gimana ran, orang kita sering ketemu hampir tiap hari. Jadi bawaannya kalau ketemu tuh keinget aja gitu.

Aku; Nahh,,nahhh,,lohhh,, barang baru lagi ini. Siapa sih emang bisa ketemu hampir tiap hari? Kamu kan banyakan dirumah,, jangan-jangan orang sini ya?

Desi: hahahaha,, dihh,, dasar yaa,, bisa-bisa kebuka semua ini jadinya. Mulutku ini kadang gak bisa ke kontrol kalau ngomong,, aduhhh,,duhh.

Aku; siapa sih des? Pengen tau jadinya? Hahahha

Desi; pengen tau orangnya karena penasaran,, atau pengen tau pemilik batangnya karena pengen coba juga ni? Hahahha

Aku; dihh siapa juga yang pengen coba,, gak sampai segitunya juga kali aku des.

Desi; tapi beneran lohh ran aku juga bingung, awalnya aku tuh gak sampai segitunya juga. Tapi setelah aku merasakan batang miliknya itu,, ughhh,,ran,, rasanya keinget terus. Apalagi pas aku mengulum batangnya ran,, duhh,,duhh,, rasanya geli-geli di bibir uratnya itu. Hahaha.


Aku; dihhh dasar norak,, sampe yang begituan di ceritain.

Desi; biarin,, enak sih soalnya,, bikin nagih,,hehehe

Aku; ighhhhii udah aghh ngomong jorok gitu dess,, kasih tau dehh siapa coba? penasaran aku jadinya.

Desi; kamu suka kan batangnya ran? Hahaha

Aku; dihhh,,, enggak ya,, ngapain coba.

Desi; yaudah,, ngapain mau tau,, kan gak suka..hahaha


Aku; kan pengen tau orangnya,, biar gak penasaran, bukan karena anu nya yang gede berurat itu.

Desi: ciyeee,,,ciyeee,,, mulai membayangkan niyeee ,,, sampai di sebutin gitu jelasnya,,,hahaha

Aku: dihhh siapa yang gitu sihh dess,, aku gak gitu juga kali.

Desi: iyaa,,iyaa terserah deh,, kamu mau ngomong apa juga. Pokoknya aku gak bakal mau kasih tau, kalau kamu gak jujur,,hahaha,,kalau kamu jujur,, boleh deh ya aku kasih tau. Hahaha

Aku; jujur apasihh? Kan kamu tuh yang harusnya jujur,, laki-laki itu siapa! sampe bisa tiap hari ketemu. Padahal kan kamu dirumah aja, paling juga keluar gak jauh-jauh sini.

"Yahhh jujur aja sih ran,, masa kamu gak suka sih batang besar milik laki-laki itu, besar panjang dan berurat gitu. Kamu kan udah tau rasanya begituan gimana, dan aku rasa kamu pasti tau deh rasanya gimana kalau memek kita tuh dimentokin sampe dalam banget,,kan bisa sampe ubun-ubun enaknya. Belum lagi uratnya itu, bikin geli didalam memek sih ran,, jujur sih aku, sampai kadang mau kencing dan kadang kencing beneran sih.hehehe,,, Nah maksud aku,, masa' kamu gak suka bentuk batang yang kayak begitu? Atau aku aja ya yang terlalu liar ya ran? Apa aku gak normal ya? Aku hyper gak ran? Tapi rasanya enggak ran, kadang aku sampai berminggu-minggu gak begitu tahan kok aku, kalau suamiku sedang ke tempat kerjanya, atau dia sedang tidak bisa menemui aku.

Ucap desi sangat serius, dan sepertinya dia juga sedikit bimbang dengan kondisinya saat ini.

Tetap saja,, aku sangat terkejut mendengar desi mengucapkan hal itu dengan sangat jujur sekali. Dan jika boleh jujur, sebetulnya pembaca juga tau bahwa aku saat ini juga sudah mulai sama seperti desi. Bahwa aku mulai menyukai batang besar milik laki-laki, bahkan jika pembaca masih ingat, video yang dikirimkan desi itulah yang jadi pemicu awal mula pak sugeng melihat aku tidak menggunakan Bra saat menemuinya. Sehingga itu menjadikan ia tergoda dan tidak tahan lalu sempat hampir memperkosa aku malam itu. Sebetulnya aku sangat merinding melihat batang besar yang dikirimkan desi dalam video itu, aku melihat batang itu seperti sangat gagah sekali. Rasanya pastilah sangat enak dan mentok sekali jika batang itu menusuk memekku.
(Upsss vagina yaa,, rani belum seliar desi omongannya)

Ditambah lagi saat ini desi menceritakan secara detail rasa yang ia dapatkan dari batang itu. Ia mengatakan batang itu akan sangat mentok jika di tusukan dengan kedalam vagina, belum lagi urat-urat itu akan menggelitik rasanya jika di masukkan didalam sana. Bahkan yang membuat aku sampai sangat penasaran siapa pemilik batang itu adalah apa yang dikatakan desi kepadaku tadi, bahwa urat-urat penis itu akan menggelitik dibibir jika kita sedang mengulum batangnya.

"Itu kan kesukaanku kala tengah bercinta, entah kenapa aku sangat suka bermain-main dengan batang penis di dalam dimulutku, lalu bagaimana rasanya jika aku mengulum batang besar, panjang dan berurrat itu ya,,hmmm,,"

"Rann..ranii..ii...dihhh aku nanya kali ran, kok kamu bengong aja sih"

Ucap desi menyadarkan aku kembali dalam lamunanku.

Aku; iya,, iya denger kok des, cuman aku ga tau juga ya,, ga bisa jawab aku des. Kayaknya kondisi kamu berat banget deh.

Desi: berat gimana sih ran maksudnya?

Aku; iyaa itu,, mungkin karena nafsu kamu yang jarang tersalurkan itu ya,, karena suami kamu suka pergi sampai berminggu-minggu. Makanya kamu cari batang lain,,,hahaha

Desi; dihh dasar kamu ran,, kayak baru kenal aku aja. Gak gitu juga kali ran, kamu kan tau aku gimana juga. Walaupun aku ini suka asal ngomong, tapi aku gak senakal itu kok ran. Tapi gak tau kenapa ya,, karena batang yang satu ini, aku kayaknya jadi agak lain deh ran.

Aku; iya itu maksudku dess, kita tuh dah kenal lama juga, belum percaya aja aku kalau kamu punya simpanan.

Desi; dihhh enak aja simpanan, bukan kali ran. Ga tau apa ya namanya. Hehehe

Aku: yahh itulah pokoknya des, hehehe

Desi: normal gak sih aku ran? Apa aku hyper?

Aku: duhh gatau sihh aku des, gabisa jawab aku.

Desi: yaudah deh ran, aku juga bingung mikirinnya. Apa aku di guna-guna ya ran? Sampe aku sering keinget batang itu kalau lagi pengen gitu.?

Aku: hahaha kalau itu sihh kayaknya enggak deh,, kamu aja yang gatel..huuu

Desi: hahhaa masa sih ran,, makanya aku bingung lho, kok aku bisa sampai segitunya ya. Tapi kayak kamu kan liat itu biasa aja.

Aku: dihhh gak juga kali des,,hehehe,, jangan khawatir kamu normal kok.

Desi: maksudnya???

"Hahahahhaa"

Kami tertawa bersaaman.

Desi: dasar ya kamu ran, bilangnya gak suka,,huuu,,gak tau nya,,, haha sama aja. Syukurlah berarti aku aman dong ya.

Aku: siapa sih des?? Penasaran aku pengen tau orangnya. Orang sini ya?

Desi: hahahaha,, sesuai janji aku ran. Tapi awas ya ran, jangan bilang siapa siapa! Aku kasih tau karena aku percaya sama kamu ran. Itu pun karena kita udah temenan lama, dan sedikit banyak kita udah saling tau. Janji ya!!

Aku; dihh bawel sihh,, iyaa,,,iyaa..emang aku ini pernah ember apa!

Desi: iya yaa,, tapi janji yaa.. awas aja pokoknya, aku suruh perkosa kamu sama orangnya nanti. Hehehe

Aku: dihhh desii ngomongnya,, gajadi ahhh serem banget.

Desi: hahahha,, enggak kok ran becanda aku tuh,, kamu tuh sahabat aku disini, mana mungkin aku tega begituin. Kecuali kalau...

Aku: kalau apa sih??

Desi; kalau kamu yang mau coba,,, hahahhaa

Aku: dasarrr desi ighhh gak waras..hahaha

Desi; inget ran, batangnya gede berurat,,,hahhaa,,enak kalau di kulumin. Sesuai kesukaan kamu tu, suka nyepong. Hahahhaa

Aku: dihhh apaan sihh,, maen buka-bukaan ni ceritanya.

Desi: hahaha... gak kok ran, aku kan cuman ngomong fakta. Kamu kan emang pernah bilang suka banget kalau bagian yang itu. Hahahhaa

Aku: iyaa,,iyaa dehhh.

Desi: tapi orangnya pernah bilang, suka ngebayangin kamu juga kok ran. Maka tadi aku bilang kalau kamu ember biar aku suruh perkosa sekalian, biar ketagihan juga sama batangnya. Hihihiii

Aku: dihhh desii,, apaan sihh. Siapa sih orangnya kurang ajar banget gitu.

"Sini dehh kamu liat sendiri"

Ucap desi,, seraya ia meminta aku untuk berpindah duduk disebelahnya, lalu ia mengeluarkan ponsel miliknya.

"Jangan kaget"

Ucap desi sebelum ia memberikan ponselnya padaku.

"Liat setan kali kaget des"

Balasku kepadanya.

"Tuhh liat deh"

Ucap desi seraya memberikan ponselnya.

"Astaga"

Ucapku dalam hati.

Saat ini aku melihat dalam video itu, desi dengan wajahnya yang terlihat jelas tengah mengulum batang milik laki-laki itu. Aku sampai merinding dibuatnya, dalam video itu terlihat desi sangat antusias melakukanya sambil tangannya yang ia gunakan untuk mengocok batang milik laki-laki itu. Di tambah lagi aku melihat bentuk dari batang penis laki-laki yang sepetinya tengah duduk pada sebuah kursi itu, sementara desi seperti tengah bersimpuh di lantai dengan kondisi ia telah telanjang bulat.

"Ughhh lumayan besar juga payudara milik desi"

Ucapku dalam hati.

Tetapi,, perhatianku sebenarnya bukan kesitu, melainkan bentuk dari batang penis laki-laki itu. Batang penis itu terlihat sangat kokoh dan besar dan panjang sekali.

"Ughhhh berurat sekali, sepetinya sangat keras"

"Jilatin telurnya dong bu"

Ucap laki-laki dalam video itu, sambil terus mengarahkan kamera kearah wajah desi.

Sepertinya saat ini laki-laki itu tengah sangat menikmati mulut dari desi.

"Duhh udahhh igghh pak,, ayokk masukin,, nanti keburu siang ni. Saya harus pulang"

Jawab desi yang saat ini telah melepaskan kulumannya.


"Enggak sebentar aja kok"

Bujuk laki-laki dalam video itu.

"Emhhhhh sukanya deh selalu minta itu terus"

Balas desi lagi.

Kemudian aku melihat desi mulai menjilati telur dari laki-laki itu, sambil sesekali ia menyedotnya. Saat melihat adegan itu, aku sampai merinding terangsang dibuatnya. Bagaimana tidak, itu adalah kesukaanku. Belum lagi itu dilakukan desi dengan batang yang besar dan panjang itu. Belum lagi urat batang itu, pastilah sangat menggelitik sekali.

"Unchhhhh,,sepertinya nikmat sekali"

Ucapku dalam hati.

"Spochhhh"

Suara desi melepaskan kulumanya diiringi dengan ia menyedot kencang kepala penis laki-laki itu.

"Aghhhh,,, luar biasa"

Puji laki-laki itu kepada desi.

"Sini ini hp nya pak"

Ucap desi dalam video itu.

Laki-laki itu memberikan ponselnya kepada desi, lalu kamera nya mulai terarah tidak terkendalikan. Saat itu aku berpikir semuanya telah berakhir, tetapi aku masih terus melihat kearah sana. Sesungguhnya aku berharap masih bisa terus melihat semua itu berlanjut. Aku ingin melihat bagaimana saat desi di genjot laki-laki dengan penis besar itu.


Selanjutnya kamera kembali tararahkan, tetapi kali ini mengarah kepada laki-laki itu. Hanya saja sebatas dada kebawahnya, sehingga saat itu aku melihat kembali penis laki-laki itu dalam posisi ia berdiri. Terlihat mengacung tegang dengan kerasnya.

"Nihhh,, orang nya ni juga,, sukanya nidurin istri orang, padahal istrinya ada dirumah,, hihiiiii"

Ucap desi dalam video itu, sambil mengarahkan kemera kearah wajah laki-laki tersebut.

Saat itu aku benar-benar sangat terkejut sekali mendapati sosok laki-laki dalam video itu. Ternyata memang benar dengan mimpi yang sempat hadir dalam mimpiku, itu adalah pak dedi, suami dari ibu rika.

"Hahahhaa"

Keduanya tertawa bersamaan.

"Udahh sayang, sini ayokk naikin ni kesukaan kamu"

Ucap pak dedi, yang kini telah berbaring di ranjang dalam posisi terlentang.

"Siapa takut,, matiin dulu deh"

Balas desi kepadanya.

Tetapi lagi-lagi desi mengarahkan kameranya kepada penis pak dedi. Tetapi kali ini sangat dekat, sampai ia memperlihatkan lubang kencing dari laki-laki itu.

"Duhhh sayang,,kenapa sih,, ayolahh katanya mau pulang,, tau sendiri kan ini pasti bakal lama juga kita mainnya"

Ucap pak dedi, sambil berusaha menarik desi kearahnya.

"Buat obat kalau kangen aja deh,, nanti langsung di hapus kok"


Balas desi seraya ia menghindar dari tangan pak dedi.

"Dihapus kalau deket-deket suaminya mau pulang ya,,hahaha"

Balas pak dedi mengejek desi.

"Dihhh tau aja,,,hahaha"

Jawab desi, sambil tertawa.

"Yaudah ayok"

Ajak pak dedi kepada desi.

"Click"

Suara rekaman tersebut berakhir.

"Awwwwwh"

Aku terpekik karena desi mengagetkan aku, dibarengi dengan dia meremas kencang payudaraku.

Desi; fokus banget sihh,, awas ngeces tuhh,,hahaha

Aku; gila ya kamu des,, dasar nekat. Bisa-bisanya kamu main gila sama pak dedi. Dia kan masih terhitung tetangga sama kamu, apalagi sama bu Rika, kita kan pernah juga ngobrol bareng.

"iyaa sih ran, awalnya aku juga mikir gitu. Tapi ya mau gimana lagi, udah terjadi semuanya juga"

Ucap desi nampak serius, terlihat raut wajah bersalah di wajahnya saat ini.

Aku yang melihat kondisinya saat ini yang sepertinya perlu teman untuk menceritakan semuanya, langsung berupaya untuk mencairkan suasana kembali.

"Iyaa udah terlanjur des, mau gimana lagi,,, apalagi terlanjur enak kan ya,,,hhihii,"

Ucapku sambil sedikit mengejeknya.

"Hahahaha,,dasar kamu ran"

Balas desi dengan tawanya.

Desi; ran, pokoknya jangan ember ya cerita-cerita sama yang lain. Awas aja loh, ini menyangkut orang banyak.

Aku: iya lah tetangga sendiri juga, kamu tuh des,,dess,, nekat deh.

Desi: dihhh bukan aku yang nekat kali ran, tapi dia tuh yang sering godain aku. Kena deh akunya.

Aku: duhhh yaudah lah ya,, hati-hati aja kamu nya, jangan keterusan juga kali. Secepat mungkin lah di akhiri.

Desi: iyaa sih aku mikir juga gitu,, tapi aku gak sanggup aja nolak kalau dia ngajak ran,, gimana ya?

Aku: kamu kali yang suka ngajakin..hahaha

Desi: kadangkalah sihh,,hahaha

Aku: duhhh gawat deh ini,, kapan sih itu des? Baru deh ya kayaknya. Pas suamimu pergi kan ya ini?

Desi: tau aja lhoo ran,,hahahaha

Aku: di hotel?

Desi; iyaa,, jauh sih dari sini. Nekat aja aku nyusul kesana.

Aku: di Kabupaten kota?

Desi: hehehe iyaaa ran,, sewaktu pak dedi belanja alat bengkel. Terus aku diminta nyusul.

Aku: terus kamu susul kesana?

Desi: iyaa lahhh, kalau enggak mana ada rekaman video itu. Hahahha,, gimana sih.

Aku: dihhh nekat yaa, ada sejam kali kesana juga. Demi enak-enak gak terasa kali ya...hahaha

Desi: hahaha,,, iyaa gak tau juga aku ran,, kok bisa ya aku sampai gitu.?

Aku: yaa gatau dehh,, gawatlah pokoknya.

Desi; yehhh gawat-gawat aja dari tadi. Kamu juga tuh kalau dah kena pasti sama aja.

Aku; duhh jangan sampai deh ya.

Desi: gemesin kan ran batangnya? Jujur deh.

Aku: iyaa sihh,, hahahhaa

Desi: hahhaa,, dasar ya kamu ran. Suka juga ternyata.

Aku: kan tadi aku bilang kalau kamu itu normal kok, itu kan artinya....

"Iyaa,,iyaa paham kok,,,"

Desi langsung memotong omongan yang akan keluar dari mulutku.

Desi: tapi ran, dia pernah bilang lho kalau dia tuh awalnya suka perhatiin kamu juga. Tapi karena dia bilang udah bisa dapetin aku, jadi dia gak begitu tertarik lagi deh sama kamu. Hahhaha

Aku: dihhh sampe bawa-bawa aku segala deh kalian.

Desi: lahh dia ni ngomong ke aku lho,, aku kan cuman nyampein ke kamu aja.

Aku: iyaa,, iyaa,, tapi masa sih des?

Desi: iyaa ran beneran,,dia tuh bilang, kalau bukan cuman dia tapi bapak-bapak di pos ronda tuh juga sering ngomentarin body kamu lho, hahahha,,, rasain lu ran, jadi objek birahi mereka.

Aku: dihhh serem banget sihh des.

Desi; iya lah ran maklum aja,, namanya juga laki-laki. Kalau liat yang seger-seger kan cepet nyambung nya. Apalagi yang ini..

"Agghhhhgghhh desi,, apaan sih"

Aku terpekik cukup kencang karena lagi-lagi desi meremas kencang payudaraku.

Desi: gede banget sih susu kamu ran,, makanya suka di omongin tuh,,hahhaa

Aku: kamu tuh ya,, dasar,, kayak baru liat aja.

Desi: hahahhaa,,, kita kan sama-sama perempuan ran, jadi kadang kurang merhatiin kesitu. Lain halnya dengan laki-laki, itu aja tuh yang sering mereka lihatin dari kita ini.

Aku: hahahaha dasar kamu,, gatau deh aku kalau itu.


Desi: anak kamu masih main ran?

Aku: iya kayaknya anteng aja tuh.

Desi: aku mau ambil minum dong, haus ini jadinya. Bahas yang hot-hot.

Aku: yaudah ambil sendiri deh,, aku mau kekamar dulu ganti baju deh bentar.

Desi: iyaa dehh.

Ucap desi, seraya kami bangkit dari sofa tempat kami duduk.

Setelahnya desi berangkat menuju kulkas yang terletak di dapur, sementara aku langsung masuk kedalam kamar untuk mengganti pakaianku. Aku membuka bajuku sampai aku hanya mengenakan bh dan celana dalam saja, toh tidak ada siapapun disini. Hanya ada desi yang sedang berada di dapur.

"Wooowwww,, pantes sering di omongin"

Komentar desi yang kini berdiri dimuara pintu kamar kami.

Aku: dihh apaan sih des,, lagi mau ganti baju ni.

Desi: iyaa silahkan aja ran, aku gak ngapa-ngapain kok, cuman mau ambil video buat dikirim ke bapak-bapak di pos ronda tuh,, biar gak penasaran lagi. Hahahaha

"Dihhh dasar gila"

Ucapku menanggapinya, karena aku tau tidak mungkin desi melakukanya, aku tau ia hanya bercanda.

Desi: beneran montok deh kamu ran,, celana dalam mu itu lhoo kalau di lihat laki-laki kamu sedang begini bisa-bisa diperkosa deh kamu ran.

Aku: hahaha,, iya lahh,, masa juga aku mau keluar kondisi kayak begini.

Desi: harusnya body kayak kamu ni ran, dapat sodokan batang besar dan panjang juga,,hahaha

Aku: dihhh ngajak-ngajak deh yaa,,,huuuuu

Desi: hahaha,, kan ngajakin enak ran,, hahahha,, bulat banget pantat kamu ran pake cd kayak begitu. Coba deh ya yang besar dan panjang juga? Pasti enak deh,, pantat montok ini di sodok dari belakang pakai batang yang panjang dan besar,,, Hahaha

Aku; dihhhh desii,, apaan sihh,,, udah punya aku yang besar dan panjang juga des..hahaha

Desi: duhhh,,duhhh,,, tadi bilangnya punya mas rudi biasa aja. Sekarang baru jujur deh ya.

Aku: yaa,,mana mungkin aku jujur soal itu sih dess,, ada-ada kamu deh..hahaha

Desi: gedean mana sama punya pak dedi ran? Hahaha

Aku: dasar ya gila di banding-bandingin,,,huuu,,
Gedean punya simpananmu itu lhoo dess,, hahaha,, biar gak kamu incer juga suamiku nanti,,hahaha"

Desi; yehhh dasar gilaa, aku belum segila itu kali ran,, dasar kamu tuh ya.. punya sahabat aku masa gituin juga.

Aku: ya kali aja deh yaa, namanya juga pengen,,hahhaa

Desi: yehhh enggak lah,, gedean punya pak dedi juga,,hahahah,,, kayak kamu bilang tadi.

Aku: iyaa,,iyaa emang punya pak dedi lebih gede, panjang juga dan beruratnya juga..puas deh yaa

Desi: duhh sampe segitu ingetnya,, kamu mau juga,, haaah?


Aku: dihhhh desiii,, apaan sih? Enggak ya?

Desi: tapi suka kan?
Keliatan kok dari ekspresi kamu nonton itu tadi..hahahha,,, santai aja kali ran,, dah lama juga juga kita kenal,, sedikit banyak aku tau tentang kamu,,hahaha


Aku: gak tau dehhh ahhh,,, hihihiii.

Desi: iyaa,,iyaa,,,kabarin aja deh ya kalau kepengen,,hahahaha,,, balik deh aku ran ya dah sore ini.

Aku: huhuuuu,, enggak yaa...

Desi: iyaa,, kan aku bilang kalau tadi itu ran,, hahaha

Aku; gak pakai kalau-kalau pokoknya.

Desi: hahahhaa iyaa,,iyaaa,,, aku balik yaa,, awas lho ya ran jangan ember kamu.

Aku: iyaa,, kayak gak percaya banget sihh.

Desi: iyaa,,iyaaa,, aku percaya kok,, makanya aku berani ngomong.

Desi; dahh aku balik yaa,,byee

"Aghhhh,,,desii,,udahlahhh"

Aku terpekik, karena lagi-lagi ia meremas bokongku kali ini.

"Hahahhaaa,, salam gemes dari pak dedi itu ran"

Ucap desi seraya berjalan keluar kamar dan berjalan menuju pintu keluar rumah, aku pun mengikutinya dari belakang.

"Byee ran,, balik dulu yaa"

Ucap desi seraya pergi dengan motornya.

"Byeee dess,, hati-hati"

Ucapku membalasnya.

Pov rani end...


Hasratnya menggelora, nafsunya birahinya meronta-ronta, nuraniya mulai goyah, pikirannya mulai liar dan memeknya sudah sangat gatal..aghhhh sungguh rani mengidamkan batang besar milik pak dedi itu.


Tapi saat ini, kamar mandi adalah jawaban tercepatnya

================



Sejatinya nurani manusia itu selalu ada dua sisi di dalamnya. Yang artinya manusia akan selalu memiliki nurani baik dan buruk dalam dirinya. Hanya kemampuan untuk mengendalikannya saja yang membuat semua masih bisa berjalan sebagaimana mesti dirinya. Namun ketika salah satu nurani yang tidak dominan dan selama ini terpendam dalam diri itu muncul, jika tidak mawas diri, hal tersebut akan dapat bersemi dan akan dapat berakibat pada suatu perubahan dalam diri seseorang. Bahkan perubahan itu akan terjadi diluar nalar dan kendali si pemilik jiwa lagi. Apalagi di tambah dari pengaruh bumbu2 duniawi yang bersifat kepalsuan. Hal itu akan semakin menjadi semakin subur jika di barengi dengan suatu hal yang selama ini di khayalkan dan di impikan di tambah dengan adanya gelora jiwa kerapuhan manusia. Hal itu akan dapat mendatangkan kita kembali pada dua hal yang bernama pilihan. Entah itu pilihan yang akhirnya mendatangkan kebaikan bagi kita ataukah pilihan yang akan mendatangkan kehancuran bagi kita. Tentu jika hal buruk yang muncul dan mengakibatkan kehancuran pada jiwa manusia, semua itu karena ketidakmampuan untuk menahan dan mengendalikan. Bukan karena adanya sebab yang ditimbulkan oleh orang lain, apalagi sampai menyalahkan sang pencipta akibat yang mencul menimpa kita. Itu ada lah sebuah kesalahan pemikiran yang amat sangat fatal sekali. Semua itu karena dalam diri kita timbul ego hasrat tak terkendali dan dibarengi dengan bayangan iming2 duniawi yang menurut kita akan indah pada kita, namun sesungguhnya penuh dengan kepalsuan saja.


Seperti halnya pada pagi menjelang siang pada hari itu, saat itu rani dan rekan kantornya ari tengah melaksanakan kegiatan diluar kantor yang mengharuskan mereka berdua mengunjungi suatu desa yang letaknya cukup jauh dari lokasi kantor mereka bekerja, berjarak sekita 30 menit perjalanan menuju kesana. Saat itu mereka mengunjungi sebuh desa dengan tujuan untuk mengambil dokumen warga yang berdomisili di kampung tersebut. Yang mana akan lebih efisien jika mereka berangkat menggunakan sepeda motor menuju kesana. Di karenakan jalan masuk desa yang tergolong cukup sempit jika dua mobil berlintasan.


Selama perjalan hingga hari sampai menjelang siang semuanya berjalan lancar tanpa ada hambatan, keduanya terlihat aktif dalam diskusi dan obrolan mereka. Saat itu mereka hampir merampungkan pekerjaan mereka, hanya perlu beberapa dokumentasi dan dan semuanya akan selesai.

Melihat kondisi haru yang beranjak siang, akhirnya mereka memutuskan untuk sekedar mencari warung untuk membeli minuman pelepasan dahaga mereka, beruntung dilarang tersebut mereka bisa memesan makanan juga sepertinya halnya mi instan, keduanya kompak untuk makan disana terlebih dahulu, sebut nantinya mereka akan melanjutkan kembali pekerjaan mereka.

Hampir setengah jam mereka berdua disana, dan haripun mulai agak menunjukan murung pada dirinya, sepertinya akan turun hujan. Akhirnya mereka bergegas untuk segera menyelesaikan pekerjaan meraka, dan segera kembali ke kantor mereka nantinya.

Saat ini tujuan mereka adalah menuju ladang warga yang disana terdapat pekerjaannya, meraka ingin mengetahui cara pola kerja para petani di desa ini, karena semua pekerja baik laki-laki dan perempuan di desa ini terlihat bugar dengan usia asli mereka. Seperti informasi yang mereka dapatkan bahwa di desa iki terdapat pekerja yang sudah cukup berumur berusia 63 tahun namun terlihat masih sangat bugar dengan posturnya.

Dia adalah pak sobri, seorang laki-laki yang tinggal seorang diri dirumahnya maupun pondok tempat ia bekerja di ladang miliknya. Dia sengaja mengolah ladangnya sendiri untuk mencari kesibukan dirinya sehari-hari. Semua itu ia rasa cukup dapat mengisi kesepian yang ia lalui setiap harinya. Semua anaknya telah bekerja jauh di kota dan ia sengaja tidak ingin ikut kesana, dengan alasan ia akan merasa lebih nyaman dan tenang jika berada di rumahnya sendiri.

Walaupun tentu dalam kesehariannya semua aktifitas itu akan menimbulkan rasa jenuh dalam dirinya. Sejatinya pak sobri adalah orang baik dan terkenal ramah dan sopan kepada semua warga desa tempat mereka tinggal, namun tetap ada dua sisi dalam dirinya. Di usia nya yang sudah cukup senja, dengan kondisi fisiknya yang masih bugar tentu terkadang ia merasakan hasrat kelakian nya muncul kalah ia tengah dirumahnya entah itu siang atau malam harinya.

Jika hasrat itu muncul, maka tidak banyak hal yang dapat ia lakukan kecuali mengalihkannya dengan kesibukan berkebunnya dan jika hasrat tersebut sudah benar-benar tidak mampu ia tahan makan ia akan menuntaskannya dengan jurus 5 jarinya. Hasrat itu akan mulai berkurang jika ia tekah menuntaskannya, walaupun tidak benar-benar redah. Maklum saja di lingkungan tempat tinggalnya cukup banyak ibu-ibu usia matang yang tinggal disana, dan badan ibu-ibu disana yang sering ia lihat setiap harinya, cukup mampu menggoda iman kelakian nya. Banyak ibu-ibu disini dengan wajah ayu nya dan ditunjang dengan payudara yang montok dan bokong yang bulat mempesona. Semua itu sering kali menggoda dirinya, seperti halnya istri tetangga sebelah rumahnya yang tergolong masih muda dibawah dirinya yang berusia 41 tahun, wanita itu cukup sering menjadi hasrat pelampiasan dalam khayalnya.


Hanya saja, selama ini ia tidak pernah berusaha berlaku kurang ajar terhadap mereka, ia hanya sebatas membayangkan dengan apa yang ia lihat saat ibu-ibu itu berada diluaran rumah mereka. Terkadang ia merasa sangat gemas ingin mencumbu ibu-ibu disana terutama tetangganya itu. Yang menurutnya sangat menggoda iman nya dengan tutur katanya yang lembut dan penampakan bodynya yang aduhai mempesona. Hal paling jauh yang pernah ia lakukan adalah mendengarkan suara desahan di balik tembok kamar pasangan suami istri itu, kalah mereka tengah bercinta. Hal itu ia lakukan setiap malam dalam minggu tersebut namun hanya satu malam saja ia temui suara desahan merdu dari istri tetangganya itu, dan itu cukup membuatnya gila dengan suara desahan itu.

Semenjak saat itu ia merasakan gairah dalam dirinya terus saja muncul jika ia melihat kenampakan tetangganya itu, ia akan langsung terbayang dengan suara desahan wanita itu "betapa nikmatnya" ucap pak sobri dalam hatinya.


Namun hal tersebut tidak ia lakukan lagi, ia takut nantinya akan kepergok dan memunculkan masalah bagi dirinya dan tetangga nya yang selama ini baik, biarlah hasrat ini di pendam saja.

Sementara disisi lain, beberapa waktu saat berlalu dari warung tadi. Rani dan juga ari telah tiba di pinggiran ladang milik pak sobri,. Pak sobri cukup terkejut dengan kedatangan dua orang tersebut. Ia pun menyambut kedua nya dengan melambaikan tangannya dari jauh dan tersenyum. Sementara cuaca dilangit seperti sudah tidak mampu menahan beban dalam dirinya, ia ingin segera mencurahkan semuanya dan menuntas isi yang seharusnya tidak ia pendam.


Akhirnya langitpun mulai menetaskan rintikan air hujan dari dirinya. Hal itu membuat kedua insan manusia yang tengah berjalan menuju kearah pak sobri, sedikit berlari kecil menuju ke pondok tempat pak sobri meneduhkan dirinya. Disitulah keindahan hari itu menjadi bertambah. Saat itu pak sobri melihat guncangan halus dan teratur dari dada montok milik rani. Seketika dirinya terpesona melihat keindahan dan kemontokan payudara itu. Saat semakin mendekat ia semakin dibuat terpesona dengan paras ayu wanita itu. Dan semakin terhanyut ketika mereka berdua telah tiba didekatnya.

"Permisi pak, sekalian numpang neduh ya"


Sapa wanita itu sopan dan lembut


"Iya mari silahkan"

Jawab pak sobri singkat.


Ia semakin dibuat terpesona saat wanita itu berbalik membelakanginya, ia melihat bokong wanita itu begitu bulat indah mempesona, di tambah lagi saat wanita itu telah duduk di pondok miliknya, ia melihat paha wanita ini begitu padat dan bulat menggiurkan pandangan dan menggetarkan naluri lelakinya.

================

Lanjutan..

Kembali pada situasi terkini di pondok milik pak sobri. Tak banyak percakapan yang terjadi antara meraka disana, sepertinya mereka tengah sibuk dengan pikirannnya masing-masing. Pak sobri dengan pikirannya, tentu saja tengah sibuk dengan pesona yang dihadirkan wanita yang kini duduk de dekatnya. Ia merasa sangat terpikat dengan paras ayu dan kemolekan body wanita tersebut.

" Ari : Kayaknya bakal turun hujan deras deh mbak, sebelum hujan nya makin deras, apa saya sendiri aja yang berangkat ke tempat terakhir, toh ini cuman ambil dokumentasi foto aja kan ya?"



" Rani : Ehhh jangan ri tunggu hujan nya berenti dulu aja deh, nanti basah2an sakit pula kamu nya"



" Ari : Udah gak apa-apa mbak, daripada nanti mbak ikutan kesana, jadi ikutan basah deh kalau hujan nya makin deras"

"Ini gak jauh kan ya pak, rumah pak RT nya? Saya mau minta data tambahan kemarin sempat kelupaan."

Lanjut ari bertanya kepada pak sobri.

" Pak sobri : ya ya.. Mas gak jauh kok paling sekitar 5 menit dari sini"

" Ari : Baiklah kalau begitu, saya pergi kesana sebentar ya mbak, lagian dekat juga kan. Pak saya teman saya biar disini dulu sebentar gak apa-apa kan ya?"

" Pak sobri : iya gak apa-apa mas, boleh saja. Apa mau sekalian mampir kerumah saya aja? Takutnya nanti hujan deras malah jadi nya disini basah, kalau hujan nya campur ada angin nya!"

" Rani : aduh pak,, gak usah disini aja, nanti repot deh. Apa mbak ikut sekalian kamu aja ya ri?"

" Ari : terserah mbak sih, tapi nanti basah loh, aku kalau hujan nya deras banget jas hujan nya cuman ada satu di jok motor mbak"

"Rani : Duhh,, gimana ya,? Yaudah deh ya mbak disini aja, kamu jangan lama ya."

" Ari : iyaa mbak, begitu selesai langsung kemari deh, lagian cuman 5 menit doang jaraknya dari sini"


" Rani : yaudah deh ri, mbak tungguin"

" Ari : yaudah deh, pak titip ya.. saya pergi dulu mbak"


Ari berlalu pergi meninggalkan rani dan juga pak sobri yang kini berduaan di pondok milik pak sobri, kondisi pondok yang dinding nya hanya separuh itu, tentu akan basah jika hujan deras dibarengi dengan angin kencang. Mengingat letak pondok yang berada di tengah sawah, dan tanpa adanya pohon yang menghalangi angin, tentu angin akan bertiup tanpa ada nya penghalang yang berarti.

" Pak sobri : saya kira suami mbak nya mas tadi"

" Rani : Ehh bukan pak,, dia teman kantor saya, kebetulan lagi ada kerjaan bersama, jadi pergi nya berdua kemari"

"Pak sobri: ohh iyaa mbak"

Rani sebenarnya agak khawatir ditinggal berdua dengan pak sobri, karena walau bagaiamanapun ia baru pertama kali berjumpa dengan pak sobri. Tetapi semenjak ia berada di pondok itu bersama pak sobri, ia merasa rasa khawatir itu mulai reda. Karena sepanjang obrolanya bersama pak sobri, ia merasa pak sobri adalah orang yang sopan, baik dari tutur bahasanya dan juga topik pembahasannya.

Rani sempat bertanya tentang usia pak sobri dan juga keadaan keluarganya, ia sekarang telah mengetahui bahwa pak sobri di usia nya yang sekarang ternyata tinggal seorang diri dirumah nya, dan rani juga tidak menyangka pak sobri diusia nya yang kini sudah kepala 6, masih memiliki fisik yang cukup prima dan juga tidak terlihat ringkih. Rasanya tidak salah kalau mereka memilih desa ini sebagai tempat untuk meraka mengambil dokumentasi.


Saat rani dan pak sobri tengah asik dengan obrolan mereka, tidak terasa sudah hampir 10 menit Ari pergi meninggalkan mereka berdua. Langitpun kini menjadi semakin gelap dan tetes air hujan mulai membesar diiringi semilir angin yang terus berhembus.

"Pak sobri: wahh kayaknya bakal hujan besar mbak, bisa kebasan kita kalau disini, apa mau kerumah saya aja mbak? Gak jauh kok yang didepan lorong jalan mbak masuk bersama, teman mbak tadi itu rumah saya, nanti kalau temannya mau kemari tinggal tungguin disana aja, pasti masuknya lewat sana lagi"

"Rani : aduh iya pak,, kayaknya bakal beneran hujan deres deh. Boleh deh ya kayaknya.

Saat itu rani mulai merasakan tetes halus air hujan yang terbawa angin mulai mengenai tubuhnya. Maka ia memutuskan untuk mengikuti ajakan pak sobri menuju rumahnya saja. Lagi pula ia mengetahui runah yang dimaksudkan oleh pak sobri tadi, karena ia sempat melihat rumah tersebut sebelum tadi masuk kemari. Letaknya memang persis berada di lorong jalan menuju lahan sawah ini.

"Pak sobri : mari mbak, pakai topi ini saja biar gak kena air hujan, ini cuman ada satu"

"Rani : lah bapak nanti kebasahan dong gak pakai topi nya.

"Pak sobri : udah gak apa-apa nanti saya sampai rumah langsung mandi aja mbak"

"Rani : tuh kan jadi ngerepotin "

"Pak sobri : udah gak apa-apa mbak, ayo sebelum hujan nya makin besar"

Bergegas mereka berdua berjalan meninggalkan pondok tersebut menuju rumah milik pak sobri, saat itu tets air hujan terasa semakin deras jatuh dari langit. Rani yang berada di belakang pak sobri sempat tertinggal karena pak sobri yang berjalan begitu cepat.

"Rani : pak,, tungguin saya ketinggalan.

"Pak sobri: aduh maaf saya gak sempat menoleh mbak, yaudah mbak jalan duluan saja, tinggal lurus ikutin jalan ini aja kok"

Setelah bertukar posisi, pak sobri kini berada dibelakang rani yang kini berjalan di depannya. Sungguh pemandangan yang indah ia melihat bokong montok milik rani yang bergoyang indah mengikuti langkah sang pemiliknya. Pak sobri takjub dengan keindahan pantat montok wanita itu, ditambah lagi dengan semerbak harum tubuh wanita itu. Tak terasa penis miliknya terasa mulai bereaksi dengan keadaan ini.
Celaka!!!

Akhirnya mereka telah sampai dirumah milik pak sobri, rani yang menggunakan topi caping milik pak sobri, masih kebasahan kerana air hujan,. Apalagi pak sobri yang tidak menggunakan. Saat ini mereka telah tiba di teras belakang rumah milik pak sobri.

"Pak sobri : ayokk mbak mari masuk,, nanti makin basah jadinya. Sekalian kalau mau bikin teh atau minum dulu di dalam.

"Rani : iya pak,,

Rani tanpa berpikir panjang ikut masuk bersama pak sobri kedalam rumah miliknya, tidak ada perasaan khawatir sama sekali dalam dirinya. Ia merasa pak sobri adalah sosok yang sopan dan juga baik, walaupun ia baru mengenalnya ia bisa merasakan aura posisi itu. Dan juga memang pada dasarnya pak sobri memanglah orang yang baik kepada siapapun.


Mereka berdua masuk kedalam rumah, sesaat setelah masuk kedalam rumah, pak sobri segera menutup pintu belakang rumah tersebut dan mengajak rani untuk masuk menuju ruang tamu rumah tersebut, pak sobri segara membuka pintu depan rumah tersebut dan juga jendela nya. Saat itu rani merasa semakin tenang karena memang pak sobri tau cara memperlakukan tamu, terutama tamu wanita.

"Pak sobri : silahkan duduk dulu mbak, kalau mau bikin teh langsung kedapur aja, atau kalau mau saya bikinkan tunggu saya selesai mandi ya, udah basah sekali.

"Rani : gak usah pak, saya sudah minum kok diberi tempat menumpang saja sudah terimakasih pak.

"pak sobri: aduhh jangan sungkan mbak, yaudah kalau begitu saya bikin kan teh dulu ya, baru habisnya saya mandi.

"Rani : udahh pak beneran gak usah, jangan repot-repot pak.

"Pak sobri : udah gak apa-apa mbak, jangan sungkan, tunggu disini ya.

Melihat pak sobri yang sepertinya memaksa rani merasa jadi tidak enak hari, akhirnya ia yang merasa tudak ingin merepotkan pak sobri, memutuskan untuk membuat sendiri teh yang dimaksudkan oleh pak sobri.

"Rani : yaudah saya bikin sendiri aja deh pak, sekalian bapak juga,.bisa tunjukkan dimana dapurnya pak.

"pak sobri : iya makasih mbak, mari mbak ikuti saya.

Keduanya berjalan menuju dapur, rani mengikuti pak sobri belakang, posisi dapur terletak di bagian belakang rumah. Setibanya disana pak sobri menunjukkan tempat gula dan juga teh yang ia simpan, setelahnya ia pamit kepada rani untuk mengambil baju dan juga handuknya dikamar.

"Pak sobri: kalau begitu saya pamit ke kamar mbak, mau ambil handuk dan juga baju ganti, udah basah sekali ini.

"Rani: iyaa pak,, silahkan"


Pak sobri berlalu meninggalkan rani sendirian di dapur, ia Bergegas menuju kamar dan ingin segara mandi. Setelah mendapatkan apa yang ia cari ia segara keluar kamar dan menuju kearah dapur. Sebelumya ia telah melepaskan pakaiannnya dan menggantinya dengan melilitkan handuk saja di bagian bawah tubuhnya, nanum bagian atasnya ia mengankan baju, karena menyadari dirumahnya sedang ada tamu. Setallahnya ia segara berjalan keluar untuk kembali keluar lewat pintu belakang. Karena posisi kamar mandi milik pak sobri berada diluar rumah, khas dengan bangunan warga pedesaan. Saat tiba di dapur ia melihat rani yang sedang dalam posisi berjongkok tengah mengelap lantai yang sepertinya ia telah menumpahkan gula di lantai. Saat itu ia melihat bongkahan pinggul rani yang bergoyang2 mengikuti gerakan tubuhnya.

"Ahhh Sungguh sangat menggoda sekali"
Ucap pak sobri dalam harinya.

Tanpa terasa, penisnya kembali ereksi melihat kondisi rani yang demikian. Ia merasa sangat tergoda dengan kemolekan wanita ini sejak awal ia melihatnya, ditambah lagi kondisi cuaca yang saat ini sangatlah dingin, ia merasa menginginkan kehangatan itu dari wanita ini. Maka semakin mengeraslah penis miliknya itu di balik handuk miliknya. Tentu handuk tersebut menjadi tidak mampu menahan tonjolan penis milik pak sobri yang tidak mengenakan celana dalam lagi di baliknya. Kondisi penis pak sobri yang memang besar dan panjang itu tentu tidak akan mampu ditutupi dengan selembar handuk saja.

Memang soal keperkasaan di ranjang pak sobri tidak usah di ragukan lagi, dulu saat bercinta bersama istrinya ia memang memiliki kemampuan seksual yang baik, dan juga selalu mampu memuaskan istrinya, terkadang istrinya kewalahan meladeni genjotan penis milik pak sobri.

"Pak sobri: kenapa mbak? Ada yang tumpah? Udah biarin aja, biar nanti saja.

Rani sontak menoleh kebelakang kearah suara pak sobri, saat itu ia yang dalam kondisi berjongkok melihat kearah depan dan persis pandangan nya mengarah ke penis milik pak sobri. Dengan jelas ia melihat tonjolan di balik handuk itu, hatinya berdesir dan jantungnya berdegup kencang, tetapi pandangan nya tidak lepas dari situ.

Pak sobri: mbak..mbakk...

Ucap pak sobri menyadarkan rani, yang seakan terpana dengan apa yang ia lihat.

"Rani : ehhh iya pakk,, kenapaa.?"

"Pak sobri: mbak kenapa melamun?

"Rani : enggak Pak, ini gulanya tumpah, lagian bapak sihh,, gak nyadar apa itu bawahannya..hihiiii

Ucap rani sepertinya ia tidak sadar mengucapkan hal itu. Sehingga hal itu membuat pak sobri kaget.

"Pak sobri : aduhh mbak,, saya minta maaf,, maklum lah mbak, berdua bersama mbak dirumah ini yang sudah lama gak ada perempuan nya membuat saya merasa seperti muda lagi, seperti jaman masih ada istri.

Rani: maksudnya gimana sih pak.?


Ucap rani seraya tersenyum dan lanjut berdiri kembali melihat air yang ia masak di kompor. Melihat kondisi seperti itu, pak sobri semakin merasa gairahnya terbangkitkan do tambah lagi senyuman dari rani, ia menyimpulkan bahwa wanita itu menyadarinya dan tidak risih dengan apa yang ia lihat barusan. Terbesit di pikiran pak sobri untuk menerkam wanita itu dari belakang dan mencumbunya. Ia berjalan makin mendekat kearah rani. Saat sudah semakin dekat. Tiba-tiba rani menoleh kearah belakang dan pak sobri menghentikan langkahnya.

Rani: kok gak di jawab pak, pertanyaan saya?

Pak sobri: iyaa maksud saya, saya begini karena melihat seorang wanita yang cantik dan menggoda sedang bersama saya didalam rumah ini, rumah ini telah lama sepi dengan kehadiran wanita, sama seperti hidup saya. Jadi saya mohon maaf saya sejak awal tergoda dengan sosok mbak rani. Yang memang saya akui sangat menggoda gairah saya, jadinya ini saya bangun dehh.

Dengan tanpa ragu-ragu pak sobri mengungkapkan hal itu kepada rani, tentu hal itu membuat ia cukup terkejut, tetapi sebenarnya ia telah biasa mendengar ucapan tersebut, bahkan kakak iparnya saja mas bayu, bisa mengungkapkan hal yang sama kepadanya. Tetapi kali ini pak sobri mengatakan nya dengan sambil memegang penis miliknya dibalik handuk, dan genggaman itu mencetak bentuk penis milik pak sobri, yang jujur saja itu cukup menggetarkan rani, yang selama ini dalam hati dan pikirannya cukup terganggu dengan cerita desi yang mengatakan bahwa penis yang besar dan panjang itu sangat nikmat. Apalagi penis yang besar panjang dan berurat seperti milik pak dedi yang sempat rani lihat melalui video bersama desi.


"Rani : dihhh bapak, kok bisa mengarah kesana-sana sihh,, takut ni jadinya saya.

"Pak sobri : iyaa kan saya sudah minta maaf mbak, saya yang tidak mampu
mengendalikannya. Karena memang mbak begitu menggoda.


Setelah berkata demikian pak sobri berjalan makin mendekat kearah rani. Ia menempelkan tubuhnya kepada rani. Persis tonjolan penisnya itu mengenai bagian vagina rani. Gerakan Tiba-tiba dari pak sobri itu membuat rani kaget dan terdorong mundur kebelakang.

"Ranii: aduhhh pakk,,, kompornya:

Ucap rani yang khawatir terkena api kompor dibelakangnya. Ia juga merasakan tonjolan batang itu mengenai bagian depan vaginanya yang walaupun terbungkus celana nya masih bisa merasakan tonjolan dari batang tersebut. Sedangkan pak sobri yang mendengar hal itu, merasa seperti mendapatkan lampu hijau, karena rani tidak mengeluhkan perbuatan nya itu, melainkan kondisi dirinya yang takut terkena api kompor.

"Cltekk"

Pak sobri mematikan kompor, dengan posisi ia masih menempelkan tubuhnya pada tubuh rani.

Rani : sudah pakk, kenapa begini,,

Ucapnya itu tidak didengarkan oleh pak sobri. Sekarang malah ia makin aktif menyerang rani. Ia letakan tangannya pada pundak rani, dan segara ia turunkan menuju gumpalan payudara montok milik rani yang sejak awal ia sangat kagumi.

Rani:: ahhhh ... pakkk.... jangannn... tolongg... jangannn..begini..


Hal itu tidak di dengarkan oleh pak sobri ia terus aja berusaha menyerang wanita itu dengan cumbuannya. Ia sudah melupakan segala, ia ingin melampiaskan hasrat yang selama ini sudah lama tidak tersalurkan.

Pak sobri : maafkan saya mbakk... hmmmm...mmmmmhhh...mmmmmhhh.. empuk sekaliii....mmmhhhh


Lenguh pak sobri yang kini telah menempelkan wajahnya pada payudara montok milik rani..

Rani : awwww.... aduhhhmmmhh... sudah pak.. kenapa jadi begini..sudahhmm..


Lagi-lagi tanpa memperdulikan ucapan rani pak sobri terus melancarkan aksinya. Rani yang merasa sesuatu hal membahayakan dirinya berusaha untuk melepaskan dirinya, ia berusaha mendorong tubuh pak sobri dan berhasil ia terlepas dari cengkraman pak sobri dan kini ia pergi menjauh dari pak sobri.

"Pak sobri : kenapa mbakk,, tolong lah saya,, saya yang sudah tua ini sudah lama tidak merasakannya. Saya hanya ingin menikmatinya, saya berjanji tidak akan lebih dan macam-macam"

Rani: apa maksud bapak, jangan kurang ajar, saya bukan wanita murahan, saya tidak suka diperlakukan begini.

Pak sobri: saya tidak bisa mbak wanita murahan, saya hanya mengharapkan iba dari mbak dengan keadaan saya,, sayang tidak ingin berlaku kasar dan menyakiti mbak rani. Saya mohon.


Setalah mengucapkan hal tersebut, pak sobri kembali menerekam tubuh rani kali ini agak kasar dan kuat. Ia menarik tubuh rani hingga kini rani berada dalam pelukannnya, selanjutnya ia menarik tubuh rani mengikutinya masuk kedalam kamar.

Rani: tolong jangan pakk...apa salah saya.. lepaskannn....

Kini mereka berdua telah masuk di dalam kamar, pak sobri segera membaringkan rani dan menindih tubuh wanita itu.


Rani: Ammpunnn pakkk...tolong jangann...


Rani berteriak kencang, hal itu membuat pak sobri cukup khawatir. Tetapi mengingat kondisi sedang hujan ia merasa perbuatannya ia aman, dan suara yang muncul dapat tersamarkan.
Dengan cepat pak sobri membekap mulut rani dengan bibirnya nya, ia lumat mulut wanita itu, ia barengi dengan meremas payudara montok milik rani, dan tangan nya berusaha membuka kancing depan baju milik rani. Dengan lihai dan cepat ia melakukannya, namun tetap saja tangan ranj masih cukup kuat mempertahankan bajunya agar tidak berhasil dibuka oleh pak sobri.


Menyadari hal itu pak sobri segera bangkit dan kini berjongkok di depan wajah rani yang masih dalam posisi berbaring. Ia meletakkan penis nya tepat didepan muka rani. Hal itu membuat rani terkejut dan ketakutan, ia melihat penis itu mengacung tegak dan sepertinya sangat tegang. Dan ini besar sekali. Rani sampai merinding melihatnya.


" pak sobri : saya mohon mbak..


Setelah berkata demikian pak sobri mendorong penisnya untuk dimasukkan kedalam mulut rani. Dengan kondisi rani yang masih terkejut dengan apa yang ia lihat tanpa sadar penis itu sempat masuk kedalam mulut nya.

"Rani: mmmmhhhhmmmm....

Rani melenguh dan menghindar berusaha melepaskan penis milik pak sobri dari mulutnya, dan berhasil.


Pak sobri: sekali lagi saya mohon mbak, tuntaskan dengan mulut mbak rani saja, saya berjanji tidak akan lebih dan izin kan saya untuk menghisap payudara milik mbak yang sangat montok ini terellebuh dahulu.

Tanpa menunggu jawaban dari rani pak sobri kembali menenggelamkan wajahnya di permukaan payudara milik rani.

Pak sobri: mhhhhhmmmhh... indah sekali...

Lenguh pak sobri, yang telah berhasil mengeluarkan payudara milik rani dari balik bra miliknya.


Rani: ahhhh....jangan pakk.... mhhhhh....oooooohhhhhhgghhhggghhh.

Rani merasakan payudaranya tekah berhasil terbuka dan kini dihisap dengan gemas oleh pak sobri..

"Mmmhhhh.mm....hhhhhhh...:

Hanya itu yang keluar dari mulut pak sobri. Ia seakan tidak ingin melepaskan kenyataannya pada payudara montok dan indah ini. Tangan miliknya juga tidak tinggal diam, terus saja mempermainkan payudara rani yang satunya.

Rani: mmmhhhh.m...hhh.. ahhhhhahhh.... sudah pak ... lenguh rani yang payudaranya diserang oleh pak sobri..

Merasa tidak ingin kehilangan moment pak sobri kembali berjongkok dan mengarahkan penisnya ke depan wajah rani.

" pak sobri : saya mohon mbak, jangan tolak semuanya, ini sudah terlanjur sayang tidak akan mundur lagi, mbak paham kan?

Ucap pak sobri penuh intimidas kepada rani. Menyadari hal itu rani merasa harus segera mengambil keputusan.

Rani: tolong jangan pak,, saya tidak bisa , ini salah dan terlalu jauh saya sudah punya suami pak.


Pak sobri: saya tidak akan lebih..


"Cuppllhhhh"

Suara pak sobri, mengecup kembali puting indah payudara rani.

Pak sobri: besar, montok dan kencang sekali mbak, putingnya juga besar dan bagus"

Pak sobri mengomentari payudara milik rani.

Pak sobri: saya akan sangat senang jika mbak rani tidak melakukan ti dakan yang dapat membuat saya berlaku lebih jauh. Saya hanya ingin mbak melakukannya dengan payudara dan mulut mbak rani saja.


Rani: tidak pak,, saya tidak bisa, tolong jangan perlakuan saya begini.

Pak sobri: semuanya tekah terjadi mbak, penis saya sudah sempat masuk ke dalam mulut mbak rani, dan saya juga sudah melihat dan merasakan keindahan payudara milik mbak rani. Lalu apalagi? Saya hanya ingin semua ini di tuntaskan, saya tidak akan berlaku lebih jauh, dan tidak akan menyentuh bagian ini.

Rani: awhhhh jangann pakk..

Rani terpekik, karena pak sobri meremas bagian depan celana di depan vagina nya.

pak sobri: saya berjanji tidak akan menyentuhnya, tetapi semua tergantung mbak rani yang memutuskan, agar saya tidak berubah pikiran.

Rani: apa yang bapak inginkan dari saya?

Pak sobri: seperti yang tadi saya katakan, tuntuaskan dengan mulut dan payudara milik mbak rani saja,, saya mohon.

Rani; tidak..tidakk,, bapak tuntaskan sendiri, biar saya liatin saja, dan jangan di tawar bapak saya perbolehkan melakukannya sambil melihat payudara saya. Titik

Tegas rani meyakinkan pak sobri, hal itu membuat pak sobri seperti tengah memikirkan sesuatu.

Rani: jika bapak mau, anggap ini karena rasa iba saya, dan cukup begitu saja, menurut saya itu sudah terlalu jauh saya melakukannya.


Pak sobri: baiklah,, tapi.. sya minta satu hal.. mbak rani saya minta bertelanjang dada bagian atas dan janga. Mengenakan apapun agar kita sama-sama di tengah penawaran ini.

Rani: tidak cukup begini saja pak, ini sudah terbuka.

"Ahhhwhhhhwwwhhh...mhhhhhh....janganpakk.."

Kembali pak sobri menyerang payudara rani dan melumatnya dengan gemas dan ganas sekali.

"Ahhhhhh....aduhhhh...bapak....udahhh...oooowwhhhhgghhgghh... cukup pakk jangan kesitu..."

Rani melenguh kencang saat ia merasakan tangan pak sobri merangsang bagian vaginanya. Namun pak sobri tetap tidak berhenti melakukannya.


Rani: iyaaa...ahhhhh...ampunnn pakk...aduhh...iyaa akan saya penuhi tapi ja.***nn..ngannn kesitu..uuuhhh"

mendengar hal itu pak sobri tersenyum dan segara bangkit dari tubuh rani.

Pak sobri: silahkan mbak buka baju nya sendiri, biar saya keluar dulu memastikan situasi aman dan teman mbak belum datang kemari.


Setelah berkata demikian pak sobri segar keluar dan meninggalkan rani sendirian dikamar. Rani sangat bingung dengan apa yang saat ini terjadi menimpa dirinya, jujur saja ia merasa merinding dan tergoda dengan batang besar milik pak sobri, tetapi ada kehormatan yang harus ia jaga agar tidak dianggap wanita murahan tetapi gairah itu muncul dari dalam dirinya, sungguh sangat membuat bimbang dirinya.

Akhirnya ia putuskan untuk memenuhi kesepakatan mereka, ia melepaskan baju dan bra bagian atas tubuhnya. Kini ia telah polos dan terlihat sangat menggairahkan, ia saja merasa bergairah melihat kondisi tubuhnya yang kini bagian atas tanpa penutup apapun lagi, bagiamana nanti jika pak sobri berubah pikiran setelah melihat ia begini, tetapi bagaiamana jika ia tidak memenuhi ya, ia takut pak sobri berbuat nekat.


Saat itu ia melihat handuk yang tergelatak di lantai dan segera ia lilitkan di tubuhnya, setidaknya agar lebih tertutup. Berselang kemudian pak sobri segera masuk kembali kedalam kamar, dan kini wajahnya sangat semeringah melihat wanita didalam kamar itu begitu indah mempesona dengan bagian atas tubuhnya hanya dililitkan handuk tanpa adanya tali bra yang menggantung disana, artinya dalam nya telah polos.


Seakan lupa dengan kesepakatan meraka, karena melihat kondisi rani yang sangat menggoda itu, tanpa bisa dikendalikan pak sobri segera bersimpuh berbaring dan merangkul tubuh rani, ia baringkan tubuh rani dalam pelukannya dan ia tarik handuk itu untuk mengeluarkan payudara indah miliknya.


Mulustrasi...



================
Lanjutan...

"Mmmmhhhhh.... Mmhhhh... Wooowwwww... Luar biasaa... Mmhhh... Mbakk... Susu mu ini sangat menggoda sekali... Mmmhhh"

Begitulah ucapan yang dilontarkan pak sobri menanggapi rengekan yang diucapkan oleh Rani. Ia terus saja menggumali dengan gemas bulatan payudara montok nan indah itu, tanpa perduli wanita sang empuhnya mengeliting menahan rasa geli bercampur nikmat yang mulai merasuk kedalam dirinya. Tentu perlakuan yang begitu ganas terhadap payudara nya itu akan ikut membangkitkan gairah wanita itu juga. Terutama payudara nya itu adalah bagian yang paling sensitif dari tubuh nya.

"Owhhhh... Ahhhhh.. Ahhhh.. Aamm..phhuunnn.. Paaa..aak.. "

Lenguh Rani, kala hisapan pak sobri berpindah ke bulatan payudara sebelahnya.

"Sudahh... Suudd...aaahhh.. Ahhhhh"

Ucapan Rani terputus karena hisapan pak sobri yang semakin kuat dan lepas kontrol.


"Tadi janjinya gak begini... Ahhhh.. Mmmhhh"

Rani melanjutkan ucapannya. Kali ini disertai dengan ia berusaha mendorong kepala pak sobri untuk melepaskan hisapan pada payudara nya.
Dan usahanya itu berhasil, pak sobri berhasil terdorong dan terlepas dari hisapan pada payudara itu.


Pak sobri: maafkan saya mbak, saya tidak bisa menahannya. Sungguh sangat menarik dan menggoda sekali bentuk susu mbak Rani. Saya yang sudah seusia ini belum pernah melihat bentuk yang seindah dan semontok ini mbak..


"Mmhhhh... Liiicckkk"

Kembali pak sobri menjilati payudara Rani, kali ini ia lakukan dengan memegang kedua tangan Rani dan kedua tangan itu ia naikkan ke atas kepala Rani. Tak ayal perbuatan nya itu makin membuat Rani makin blingsatan.

"Ahhhh...ahhhh.. Gelii pakkk.. Terusss... Awhhhhh.. Mmmhhhh"

Rani mengucapkan hal itu seperti ia tidak menyadari posisi dirinya lagi.
Mendengar hal itu pak sobri menjadi makin bersemangat melakukanya. Sampai-sampai kini ia yang bagian bawahnya telah polos tanpa penghalang apapun lagi, dengan kencang ia tekan kan batang penisnya tepat di permukaan vagina Rani.

"Awhhhh...mmhhhh... Gelii pakk... Ampuniii saya... Ooohhhh"

Rani merengek kencang tanpa bisa ia kendalikan lagi. Kini ia merasa sangat basah pada bagian bawahnya. Ia merasa batang itu sangat kencang dan keras sekali dan tentu rasanya sangat besar dan panjang sekali walaupun saat ini batang itu masih terhalang celana yang ia gunakan untuk menyentuh belahan vagina nya secara langsung.

"Akan saya buat lebih nikmat lagi mbak,, saya sudah lama tidak merasakan nya"

Ucap pak sobri di iringi dengan gerakan tangannya menarik turun celana yang digunakan Rani. Sontak perbuatan nya itu kembali menyadarkan Rani pada situasi yang kini tengah ia hadapi dan dengan cepat ia menahan gerakan tangan itu.


"Bapakku... Jangannn... Cukup.. Saya tidak mauuu.. Jangannn.."

Pekik Rani kencang dibarengi dengan tubuhnya yang kembali memberontak. Hal itu membuat pak sobri ikut menghentikan aksinya.

"Cukup pakk lepaskan saya.. Saya harus kembali"

Ucap Rani seraya ia berusaha untuk bangkit dan lepas dari tubuh pak sobri.

"Maafkan saya mbak, saya tidak kuat menahannya, saya sangat tergoda melihat keindahan tubuh mbak Rani"

Ucap pak sobri menganggapi perkataan Rani.


Tanpa menanggapinya Rani segera duduk dan berusaha mencari pakain nya, ia mencari bra yang tadi Iepaskan.

"Tappp"

Tangan rani ditahan oleh pak sobri.

Pak sobri: mbak cukup duduk bertelanjang dada seperti ini, saya berjanji tidak akan melakukan hal yang lebih lagi. Saya hanya ingin menuntaskannya dengan melihat keindahan tubuh yang mbak Rani miliki. Saya mohon.

Tanpa membalas ucapan pak sobri, Rani menampakan raut kesal pada wajahnya, ia terlihat seakan sangat marah kepada pak sobri. Tetapi tak ada kata-kata penolakan keluar dari mulutnya, sekilas pandangannya beralih. Kini pandangannya tertuju pada bagian batang penis pak sobri yang tegak mengacung.


"Panjang dan besar sekali batang itu"

Cuman Rani dalam dirinya.

Pegangan tangan pak sobri mulai melemah, dan kini tangan Rani terjatuh ke lantai tanpa tertahan, hal itu membuat ia sadar dari ketakjuban nya pada batang besar yang berada di hadapan nya. Namun tak berlangsung lama, kini ia melihat gerakan lain dari pak sobri, sehingga membuat ia kembali menatap kearah sana.

"Ahhhh...ahhh... Ahhhh"

Suara desahan keluar dari mulut pak sobri. Kini tangan pak sobri mulai aktif mengocok batang penisnya.

"Bagini saya saya rasanya hampir gila mbakk,, bagaimana jika kontol saya ini sampai masuk kedalam memek mbak Rani"


"Ahhhh... Aghhh... Ahhh"


"Mungkin saya bisa mati keenakan... Ohhhhh....hhh"

Tanpa merespon apa yang diucapkan oleh pak sobri Rani hanya berdiam diri dan matanya terus tertuju pada batang penis milik pak sobri. Sebenarnya dalam dirinya ia merasa tergoda untuk memegang langsung batang milik pak sobri.

Ia melihat gerakan tangan pak sobri yang begitu lincah memainkan batang miliknya itu. Lalu ia alihkan pandangannya kearah wajah pak sobri, pandangan pak sobri seakan tidak lepas dari arah payudara nya. Lalu Rani menggerakan badannnya memperbaiki posisi duduknya, sehingga gerakan itu membuat payudara montok miliknya ikut bergerak dan menghasilkan goyangan yang makin merangsang pikiran pak sobri.

"Ahhhh... Woowwww.. Gerakan kelenturan payudara itu kenyal sekali mbak.. Ahhhh"


Komentar pak sobri mendapati gerakan yang dibuat oleh Rani.

"Ingin sekali rasanya saya menjepitkan kontol saya ini pada belahan payudara milik mbak... Owwwhhhh....hh"

Rani tetap saja berdiam tanpa merespon apapun ucapan dari pak sobri. Sebenarnya gerakan nya tadi itu terjadi karena ia merasakan rasa gatal pada belahan vaginanya, akibat ia terlalu fokus pada batang besar milik pak sobri.

Kembali Rani mengalihkan pandangannya ke wajah pak sobri dan kali ini mereka beradu pandang. Ia melihat tatapan pak sobri yang seakan sayu dan penuh harap kepada dirinya untuk agar di penuhi keinginannya. Akhirnya ia angkat satu tangannnya dan ia letakan pada payudaranya, tangan Rani itu bergerak meremas payudara miliknya sendiri.

"Ahhh... Woowwww.. Mbakk... Saya gak kuatt""

Komentar pak sobri melihat ulah Rani itu. Sementara Rani hanya tersenyum menanggapinya.

Seakan mendapatkan kesempatan pak sobri segera berusaha untuk bangkit kerah Rani.

"Ehhhh... Pakk... Bapakk.. Stopp... Diam disitu,.. Atau saya akan hentikan semuanya"


Ucap Rani yang menyadari maksud dari gerakan pak sobri.

"Jika bapak berubah dari kesepakatan, kali ini saya akan betul-betul hentikan semuanya"


Lanjut Rani menimpali.
Hal itu membuat pak sobri seperti sangat kecewa, namun kembali ia melanjutkan gerakan tangannya pada batang miliknya.


"Ohhhh... Tolonglah mbak jangan buat saya jadi gilaa. Saya tidak kuat menahannya godaan ini"

Keluh pak sobri ditengah kocokan pada batang miliknya. Sementara Rani hanya diam saja tidak menanggapi apapun. Lalu Rani kembali memegang payudara nya itu dan kembali ia remas menggoda pak sobri. Hal itu kembali membuat pak sobri kembali berkomentar.

"Ahhh gillaaa... Wooowwww... Tuhann godaan macam apa ini... Sungguhh indah sekali... Kenapa diusiaku yang sekarang aku baru bisa melihat ciptaaanmu yang seindah ini.. Wooowww sungguhhh... Ahhhhh.....hhh"

Kali ini pak sobri seperti tidak sadar mengatakannya, akibatnya matanya terperjam tanpa sadar dan genggaman tangannya seakan semakin kencang mencekik batang penisnya itu. Sampai-sampai ia hampir terjatuh mengguling kebelakang tempat ia duduk.

Melihat hal itu Rani dengan gerakan perlahan mulai maju mendekat kearah pak sobri, ia merasa penasaran bagaiamana jika tangannnya yang melakukan kocokan langsung pada batang milik pak sobri itu, dan bagaimana komentarnya. Walaupun sebenarnya bukan hanya itu, ia sendiri merasa sangat penasaran ingin merasakan memegang secara langsung batang besar yang kini berada di hadapannya.

"Ahhhh.... Wowwwhhh... "

Lenguhh pak sobri kala ia merasakan sesuatu yang halus menyentuh kepala penisnya.

Saat ia membuka kedua matanya, alangkah terkejutnya ia melihat Rani yang melakukan itu dengan tangannnya. Ia tatap satu wajah wanita itu dan wanita itu hanya tersenyum tipis kepadanya.

Pak sobri seperti menyimpulkan arti senyum tipis dari wanita itu.

"Sudah nikmati saja semua ini"

Begitulah nurani pak sobri berkata, ia menyimpulkan nya.

Dengan cepat pak sobri melepaskan tangannya dari batang penisnya. Kini batang miliknya itu telah dikendalikan penuh oleh wanita yang sedari tadinya ia harapkan melakukan hal itu.

"Ahhhh... Woowww... Ww... Ahhhhh.... Nikmat sekali mbakkk... Kk tanganmu begitu haluss dan kamu begitu pandai melakukannya... Ahhh"

Seakan dibuat gila oleh perlakuan Rani pada batang miliknya pak sobri merasa sepertinya ia akan segera sampai pada puncaknya. Ia melihat tajam kearah wanita itu, yang mana tatapan wanita itu terus tertuju pada batang miliknya,. Belum lagi akibat dari gerakan mengocok wanita itu pada batang miliknya, pak sobri melihat gerakan yang sangat indah pada guncangan payudara montok itu.

Memang jika soal memperlakukan batang kemaluan laki-laki Rani adalah jago nya, dibalik wajahnya yang cantik ayu nan terlihat kalem itu, sesungguhnya ia memiliki kemampuan seksual yang amat sangat tinggi dan tergolong liar. Hal itu telah dibuktikan langsung oleh pak sugeng, sang pengamat wanita di lingkungan Rani tinggal. Dan penilaian pak sugeng terhadap Rani adalah tepat, ia menduga dibalik sifat kalem dan lembutnya Rani tersimpan gairah seksual yang amat menggelora dalam dirinya. Ia telah membuktikannya secara langsung setelah ia berhasil menancapkan batang miliknya pada memek tebal wanita itu.

"Ahhhh... Mbakkk... Saya mau sampaii.. Ahh.. Hhhh... Boleh sambil Saya pegang susu mbak Rani yaa... Tolonggg"

Ucap pak tegang seperti tengah menahan sesuatu ledakan pada batang miliknya.

Tetapi ucapannya itu tidak ditanggapi, Rani seakan fokus dan terus mengocok batang itu dengan cukup gemas kali ini. Bahkan kini ia melakukanya dengan kedua tangan, yang mana satu tangannya ia mainkan pada buah zakar pak sobri.

"Aduhhh... Ahhhhh... Mbakkk sudahhh..hhh... Ampunnn saya gak kuat.. "

Lenguh pak sobri diperlakukan demikian oleh Rani, hingga kini tanpa bisa di kendalikan badan nya terhuyung dan terjatuh kedepan. Tepat di pelukan Rani, dan jatuh di permukaan payudara montok itu. Rani menahan dirinya agar tidak ikut terdorong dan terjatuh kebelakang. Ia membiarkan saja pak sobri yang kini bergelayut manja pada susu montok miliknya.

"Ahhhh... Mbak.. Empuk sekalii.. Ampuni sayaa.. "

"Ahhhh... Ahhhhh... Uhhhhh.. Pakkk....kkk"
Rani ikut melenguh kala ia merasakan kenyotan pak sobri pada payudaranya.

"Saya... Keluarrr.. Mbaaa..aaakkk...aahhhhhhhhh..hhhhhh"

"Croooooooottttt..... Croooootttt....crotttt... "

Sperma pak sobri muncrat tanpa tertahankan dan mengenai tubuh mereka berdua.

"Ahhhhh...hisaapppp...pp.. Terr..rruusss.... Paakkk... Ohhhhh.. Hhhh"

Lenguh Rani yang merasakan payudaranya dihisap kuat oleh pak sobri yang sedang ejakulasi.

Namun sia-sia, kini ia merasakan hisapan itu telah lepas dan ia dapati pak sobri yang tergolek lemas di gundukan payudara miliknya. Pak sobri mengelayut manja pada payudara itu, hisapan nya telah lepas namun tangan nya masih tertahan memegang daging Kenyal itu. Rani merasa merinding karena mendapati posisi pak sobri yang demikian, dan juga ia merasa kenapa tiba-tiba gairahnya naik seperti hendak di tuntaskan.


"Ahhhh... Udahhh iihhh pak"

Keluh Rani ketika pak sobri memelintir pelan puting payudaranya.

Sepertinya pak sobri melakukan itu tanpa sadar, karena saat itu Rani menemukan mata pak sobri yang masih terpejam.

"Udahh pakk,, angkat badan nya saya mau bersihkan ini bapak"

Ucap Rani sambil menepuk punggung pak sobri.

Pak sobri: saya lemas sekali mbak, ini sangat nikmat..

Rani: bapak kelewatan sekali, sampai saya kena muncratan kayak gini.

Pak sobri: habisnya mbak ternyata nakal sekali, saya belum pernah di kocokin kayak begitu.

Rani: dihhh yaudahlah gak usah di bahas.

"Cuppp... Mhhhhh... Terimakasih mbak.. Luar biasa"

Balas pak sobri sambil mengecup payudara milik Rani. Setelah nya ia segera bangun dan bangkit memberikan ruang pada Rani untuk berdiri.

Rani tidak mengagapinya, ia lalu berdiri dan bangkit untuk membersihkan dirinya. Ia ambil handuk dan ia kenakan untuk menutupi tubuh bagian atasnya. Sementara bra nya ia bawa bersama baju miliknya.

"Rani : dimana kamar mandinya pak"

Pak sobri: mbak keluar lewat pintu belakang, dan mengarah ke sebelah kiri.
kamar mandinya di bangunan samping kamar kita sekarang ini.

Tanpa menjawab perkataan pak sobri Rani segera berjalan keluar kamar dan menuju tempat yang dimaksud oleh pak sobri.

Rani membuka pintu belakang yang ternyata telah di kunci oleh pak sobri, lalu setelah membukanya ia keluar dari sana.
Ia berjalan kesebelah kiri sesuai petunjuk pak sobri, dan saat ia melihat kedepannya ia melihat seseorang yang berlari menjauh membelakangi posisi nya sekarang. Sepertinya orang itu dari arah jendela kamar tempat ia melakukanya bersama pak sobri. Orang itu sempat berhenti sejenak dan menoleh kearah Rani, kemudian ia memalingkan wajahnya kembali dan berlalu meninggalkan wanita itu.

"Celakaa... Jangan-jangan"

Rani seperti orang yang sangat ketakutan, ia sangat khawatir orang itu mengetahui perbuatan nya bersama pak sobri. Ia segera membatalkan niatnya untuk cuci-cuci di kamar mandi. Kembali ia masuk kedalam rumah dan menemui pak sobri dikamar.

Rani: pak seperti nya ada yang mengetahui semua ini, saya melihat ada laki-laki yang berlari kesana menuju rumah sebelah bapak.

Pak sobri: siapa mbak? Apa mbak mengenalinya?

Sontak pak sobri melihat kearah jendela kamarnya, ia melihat hordengnya yang dalam. Posisi ia ikatkan.

Pak sobri: celaka.,, siapa orang itu, bagaimana ciri-ciri nya mbak?

Rani: orangnya lebih muda sedikit dari bapak, dan dia sempat menoleh kearah saya.

Pak sobri: apa yang ia katakan?

Rani: tidak ada, orang itu hanya menoleh sebentar dan kemudian pergi lagi.

Pak sobri: sudah cepat kita bereskan dan kita cari siapa dia,

Rani segera menggunakan pakaiannya begitu juga dengan pak sobri. Kemudian keduanya keluar rumah dan mencari siapakah orang itu tadi. Tetapi tidak mereka temukan siapapun.

Keduanya yang tadi tampak panik, sekarang sudah mulai reda. Karena tidak mereka temukan siapapun, mungkin hanya orang lewat saja.

Pak sobri: Mungkin orang lewat saja kali mbak, kalau suami tetangga sebelah rumah saya belum akan pulang kalau jam segini.

Rani: semoga saja pak. Makanya bapak jangan macem-macem.

Rani tampak kesal dengan pak sobri.
Namun pak sobri hanya diam saja tidak menanggapi perkataan yang diucapkan oleh Rani.

Pak sobri: apakah itu teman mbak Rani?

Rani: bukan pak, saya mengenali kalau itu teman saya.

Pak sobri: siapa ya,, nanti akan saya cari tau mbak, mbak jangan khawatir.

Mendengar ucapan pak sobri yang seakan meyakinkan membuat Rani tampak sedikit tenang. Dan kini mereka berdua duduk di kursi teras depan rumah pak sobri. Saat ini hujan telah reda, namun ari belum tampak akan datang kemari.

Tak berselang berberapa lama, tampak sebuah sepeda motor keluar dari jalan lorong samping rumah pak sobri,. Tampak ari sedang bersama seseorang yang berada duduk di belakangnya, dan Rani sangat terkejut dengan wajah orang yang tengah di bonceng oleh ari. Orang itu adalah yang tadi ia lihat berlari di belakang rumah pak sobri.

Rani menundukan wajahnya seakan tak berani melihat kearah orang itu,.

Ari: lahh disini ternyata, saya kira kemana mbak. Sampai jemput pak RT loh saya minta di tunjukkan rumah sobri dimana.

Pak sobri: emang tadi gak lewat sini masuk nya mas?

Ari: enggak, tadi di kasih tau sama pak RT, kalau lewat jalan belakang lebih dekat,. Ehh pas sampai pondok udah gak ada orang, jadinya saya jemput lagi pak RT minta diberi tahu rumah bapak.

Pak RT: yaudah yang penting sekarang sudah ketemu kan? Mari mas antar saya kembali pulang.

Ucap pak RT seakan tidak ingin memperpanjang perdebatan diantara mereka. Setelah berkata demikian ia seakan tersenyum kecut kearah wanita yang kini duduk di teras pak sobri. Rani yang menyadari hal itu dibuat sangat ketakutan akan arti tatapan itu. Ia merasa tatapan itu adalah sebuah tatapan intimidasi kepadanya.


Ari: yaudah tunggu disini mbak, saya anatar pak RT dahulu.

Rani hanya diam saja tidak menanggapi nya, ia hanya menganggukkan kepalanya. Setelah keduanya berlalu.

Rani: dia orang nya pak, orang itu yang mengintip kita, dan dari tatapan nya seperti nya ia melihat semuanya.

Pak sobri: benarkah mbak? ??

Pak sobri seperti sangat terkejut dengan apa yang diucapkan oleh Rani, karena jika benar pak RT yang melihat semuanya, tentulah hal buruk akan terjadi. Ia tau betul bagaiamana kelakuan dari Pak RT disini.

Rani: saya yakin dia orang nya pak, saya masih mengenali wajahnya.

Pak sobri: celaka ini mbakk... Aduhhh... Kok ruwet sihhh..

Rani: bapak harus bisa mempertanggung jawabkan semuanya, ini semua karena ulah bapak.

Pak sobri: iyaa Iyhaa mbak Rani tenang saja.

Di tengah mereka tengah mempersoalkan hal tersebut, ternyataa Ari tak lama dari situ telah tiba di rumah pak sobri kembali.

Ari: ayooo mbak,, takut nya hujan lagi. Pak pamit ya, terimakasih sudah jagain teman saya.

Menanggapi hal itu pak sobri hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

Rani: mari pak..

Keduanya pun berlalu meninggalkan rumah pak sobri..


#BERLANJUT


================

Setelah meninggalkan kediaman pak sobri, rani dan ari segera bergegas meluncur kembali ke kantor tempat mereka bekerja. Mereka khawatirkan cuaca kembali turun hujan dan ari pun memacu dengan cukup kencang kendaraan nya.

Rani : pelan dong ri, jalan nya licin begitu.

Ari: khawatir hujan lagi mbak jas hujan cuman ada satu, mbak pegangan aja ya.

"Gluduk...Gludukk..."

Sepeda motor yang meraka kendarai melewati polisi tidur tanpa di sadari keduanya. Karena sedari tadi mereka tengah asik berbincang.

Rani: tuhh kan,, mbak bilang apa juga,, untung gak jatuh.. hati-hati dong ri.

Rani mengumpat sedikit kesal kepada ari, dikarenakan ia hampir saja terjatuh karena insiden kecil itu. Untung dengan sigap kedua tangannya langsung memegang pinggang ari. Dan ari bukan tidak merasakan hal itu, ia merasakan gundukan daging kenyal yang menempel lekat pada punggungnya. Dan itu rasanya hangat sekali dan sekaligus empuk.

Ari: aduhh iyaaa..iyaaa mbak saya minta maaf.***k keliatan tadi.. tapi amankan kalau mbak pegangan erat kayak tadi..hehehe

Rani: mauu nya kamu tuhh...huuuuuuhh..

Ari: hehehe...yaa mbakk,, itung-itung sedekah buat adikmu ini..

Rani: sedekah gimana sihh... aneh deh kamu.

Ari: yahh sedekah mbak,, sedekah kehangatan... saya kan jauh dari istri mbak, mana bisa setiap hari ngerasain.

Rani: ihhh jorokkk... ari kenapa sihh.. gan biasa nya begini.

Ari: iyaa..yaa mbak bercanda aja,, gak serius kok.. cuman khawatir mbak jatuh aja makanya ngomong gitu.

Rani: dihh.. dasar kamu ri.

Ari: tapi kalau mau ngasih beneran gak apa-apa kok mbak..hehehe

"Awww..sakit mbakk,, nanti jatuh loh ini.."

Pekik ari cukup kencang, karena rani mencubit perutnya cukup kencang.

Rani: kamu tu,, dah mulai berani yaa, biasanya gak begitu,, kamu kenapa sihh.. aneh.

Ari: hmmm... Ari menghelah nafas panjang.

"Gak ada kok mbak"

Rani: udahh... mbak tu dah lama kenal kamu, kamu gak pernah kayak begitu bercandanya.

Ari : beneran mbak,, cuman iseng doang.

Rani: gak mungkin, pasti ada sesuatunya.

Ari: sesuatu apa dong mbak??

Rani: yahhh gak taulah,,, kamu tu yang harusnya kasih tau kenapa.

"Atau tadi kamu juga ikut yang sama pak RT ngintipin mbak sama pak sobri lagi di kamar?"

Seperti tanpa disadari rani mengucapkan hal yang tidak seharusnya kepada ari.

Ari: haaaahhh???? Apa mbak??? Saya gak salah denger?? Mbak rani ngapain sampe diintipin sama pak RT di dalam kamar??

Rani tampak sangat panik dengan apa yang baru saja ia ucapkan,. Tidak seharusnya ia mengatakan hal itu. Kini akibat dari ucapannya itu membuat ari menjadi berusaha mencari tau tentang arti dari apa yang ia ucapkan barusan.

Ari: mbakk.... kok malam diem aja... wah.. kayaknya...

Rani: udah...udah... apa sihh ri,, salah denger kamu tu.

Ari: masa sih mbak salah denger,, kan deket gini kok.

Rani: yaudah gak usah di bahas deh yaaa.. anggap aja mbak gak ngomong apapun.

Ari: tapi kok bagian ini saya jadi penasaran yaa,, mbakk..hehe... sory..

Rani: udah ihh kamu tu,, fokus aja bawa motornya.

Ari: aduhh kayaknya kita harus balik kanan ni mbak,,, saya harus tau apa yang terjadi..hehe

Rani: dihh apa sihh ri,, di bilangin gak ada kok.

Ari: tapi kok panik mbak??

"Mbak habis di apaan?"

Ujar ari serius. Keduanya terdiam karena pertanyaan dari ari tersebut.


Ari: pak sobri kurang ajar sama mbak?

Rani: udahh bahas apa sihh ri,, enggak kok.. gak ada apa-apa.

Ari: tapi kok mbak kayak gak yakin gitu??
Saya sih berasa ada yang aneh melihat mbak sama pak sobri tadi, soalnya saya kan perginya lumayan lama tuh..karena tadi harus nungguin pak RT pulang kerumahnya dulu. Kebetulan pas saya kesana dia lagi keluar, itu kan lumayan lama juga ya. Terus kalau berdua lama-lamaan di dalam kamar kayak kata mbak tadi ngapain ya??


Ari nyerocos begitu saja tanpa bisa ia kendalikan, sementara rani kembali terdiam mendengarkan ucapan ari barusan. Saat ini di dalam pikiran rani, jangan-jangan benar tadi ari ikut bersama pak RT mengintip apa yang ia lakukan di kamar pak sobri dan kini ari hanya berusaha mengetes kejujuran nya saja.

Rani: kamu beneran gak lihat kan ri??
Ehhh maksudnya tadi kamu kemana kok pak RT nya bisa kerumah pak sobri sendirian??

"Ehhh mbak ngomong apa sih ri?? Aduhh"

"Sriiiitttttt...ttt"


Ari memberhentikan sepeda motornya secara mendadak, sehingga membuat rani terdorong kedepan dan bulatan susu montok itu kembali ia rasakan.

Rani: ariiiii... ihh kamu tuh kenapa sihh??

Ari hanya diam sejenak dan kini ia menoleh kebelakang kearah rani.

Ari: sebenarnya ada apa sih mbak??
Baik pak RT, sama mbak rani kayak orang panik aja kalau cerita soal rumah pak sobri.

Rani: maksud kamu??

Ari: iyaa tadi pak RT sama persis kelakuannnya kayak mbak sekarang, sesaat setelah pulang dari menengok rumah pak sobri, ia menghampiri saya seperti orang kebingungan dan nafasnya juga ngos-ngosan.

Rani: lah kenapa nanya nya ke mbak kamu ri?? Tanya nya ke RT lah kenapa bisa gitu.

Ari: termasuk apa yang pak RT lihat di dalam kamar pak sobri?? Harus saya tanya juga ke dia??

Rani: kok bahasnya kejadian di kamar pak sobri sihh??

Ari: kan tadi mbak yang bilang soal kejadian antara mbak sama pak sobri di dalam kamar?? Gimana dong??

Rani: haaahhh?? Masa sihh??? Enggak ahhh ngarang kamu tuh salah denger kali.

Ari: mbak....
"Pak sobri kurang aja ke mbak??"

Rani: ari kamu ngomong apa sihh?? Udah-udahh buruan jalan nanti hujan lagi ini.


Ari: mbakk,,, kalau iyaa mbak bilang aja,, biar kita samperin kembali kesana, sekalian kita bawa pak RT. Biar jadi saksi.


Rani: ehhhh... jangan-jangann,, nanti biar pak sobri yang selesaikan sama pak RT.

Ari: berarti benar dong ada kejadian di kamar pak sobri???

Rani: ehhhh enggak ada,, apa sihh udah-udahhh pulang kita.

Ari: terus... kenapa harus pak sobri yang menyelesaikan.

"Ihhh kamu tu yaa"

Ucap rani kesal dan dibarengi dengan tangan nya memencet hidung ari.

"Tapppp"


Ari memegang dan menahan tangan rani.

Ari: mbak melakukannya bersama pak sobri??? Atau dia berlaku kurang ajar kepada mbak??? Kasih tau mbak, biar kita laporkan.!!

Rani: apa sihh ngaco dehh..

Ari: ini apa mbakk???

Ucap ari sambil mencium jemari rani.

"Saya paham ini bau bekas apa mbak!!"

"Deggghhh...Deggghhh...Deggghh..hh"

Gemuruh jantung rani berdegub tidak karuan, ia merasa hampir terobosan oleh pertanyaan yang terus dilontarkan oleh ari.

Ari: saya bukan anak kecil mbakk,, saya juga berpengalaman soal itu.

Rani: helehhhh gaya nya sok berpengalaman...udah-udahhh ayok kita jalan,,, pulang ayokkk"

Ari: jawab dulu mbak,, atau kita akan putar balik kerumah pak RT untuk menemuinya.


Rani: aduhhh udahhhlahh kok ribet sihh jadinya,, gak ada apa-apa kok,, udah..

Ari: terus jelaskan tangan mbak bisa beraroma sangat menyengat begitu kenapa??? Dan apa maksud dari keanehan yang sedari tadi terjadi di kamar pak sobri?? Kenapa mbak terus membahas hal itu?? Dan kenapa pak RT tadi seperti orang kebingungan dan panik setelah kembali dari sana?? Bagaimana kalau saya jujur kepada mbak, kalau tadi saya juga melihatnya bersama pak RT???

"Deggggghhhhh"

Bagaiakan dihantam benda keras yang menimpa kepalanya, kepala rani terasa berat mendengar ari mengatakan bahwa ia juga ikut melihat bersama pak RT kejadian di kamar pak sobri. Ia hanya diam membisu tanpa tau harus berkata apa kepada ari. Padahal sesungguhnya ari hanya mengetes keyakinannya saja, karena tadi ia hanya menunggu di pondok milik pak sobri dan tidak ikut bersama pak RT kesana.

Rani: tolongg jaga rahasia ini ri,, jangan kamu ceritakan kemana-mana, dan siapapun juga..hikkkss..hikkkss..

Rani tampak tanpa sadar dan bercampur sedih mengatakan hal itu.

Rani: Semua kerana pak sobri yang memaksa,, mbak takut ri, suasana disana sangat sunyi, mbak takut dia berbuat lebih nekat kepada mbak, jadi mbak hanya menuruti keinginannya saja. Tolong kamu jangan berpikir buruk tentang mbak yaa! Kamu kan tau gimana mbak selama ini??mbak bukan wanita murahan yang mudah memberikan itu kepada laki-laki lain ri.

Ari: jadi beneran mbak??? Mbak bersetubuh dengan pak sobri di kamarnya??

Ari tampak sangat terkejut dengan pengakuan dari rani.

"Beruntung sekali dia mbak,, baru pertama kali berjumpa sudah bisa merasakan kehangatan dari mbak,, apa kabar saya yang setiap hari bersama mbak di kantor?? Sampai hari ini saya hanya bisa mengkhayalkan nya saja"

"ADUHHH,,AWWW SAKIT MBAK"

ari berteriak kencang karena rani dengan sengit mencubit lengan ari.

Rani: kamu tuhh yaa kurang ajar banget sihh,, apa coba maksudnya??? Ha....hhh?
Pake bilang ikut liat segala ternyata bohong kamu yaa,, pake suka ngebayangin mbak lagi.. pasti jorok ya pikiran mu?? Ni rasainnn...!!!

"Aduhhh...duhhhh..iyaaa...iyaa..mbakk,, ampun-ampunn..lepasin dong mbak"

Rani: dasarrr...udah jalan lagi...ayokkk

Ari: iyaa.. iyaa mbakk..jangan marah dong,,, saya gak nyangka aja mbak sampai bisa senakal itu sama bapak-bapak tua lagi.

"Aduhhh...iyaa..iyaaa ampun mbakk"

Kembali ari mengaduh kesakitan karena rani kembali mencubit bagian perutnya.

Rani: rasain,, kamu tuh yaaa,, udahh ihhh... gak ada yang boleh di bahas kearah sana lagi.


Rani menegaskan kepada ari, walaupun ia tau itu akan sia-sia. Pastilah ari akan terus menyerangnya dengan pertanyaan tajam soal kejadian bersama pak sobri.

Ari: yaudahhh mbakk,, kita jalan,, kasian pasti lemess kan tuhh yaa abis dinaikkin kudannya... pasti enak banget naik kuda poni kayak model mbak gini...hehehe

"Ettthhhh...ethhhh....jangann mbak sakit beneran"

Ari dengan sigap menahan laju tangan rani yang kembali hendak mencubitnya. Ia pegang kuat tangan rani, sehingga rani juga kepayahan melawan tenaga ari. Tanpa di duga ari kembali mencium jemarinya.

Ari : Wowww pekat sekali baunya mbakk..banyak ya keluarnya... untung gak di dalem ya...etthhhh...udah-udah mbak,, ayokk deh jalan"

Rani yang tampak tak sanggup menahan kuatnya tenaga ari hanya menammpakkan mimik wajahnya yang kesal kepada ari.

Rani: kamu tuhh yaaa, awas kualat lohh..

Ari: iyaa-iyaa mbak bercanda kok,, itu urusan mbak kok mau bersetubuh sama siapa juga,, saya kan cuman iri aja..hehhe3

Rani: dihhh kamu tu gak puas yaa,, gak sampai begitu kok. Udah jelaskan gak usah di bahas titikkk...pokoknya gak sampai begituan, cuman dia aja yang maksa dan mbak takut. Udah puas kan kamu..?? Jangan tanya-tanya lagi!!!
Sekarang ayokk jalan udahh.

Ari: iyaa...iyaa mbakkk, udah ihh baru abis enak-enakan masa udah mau marah-marahan.

Rani: Arii.....ihhhhhh

Ari: iyaa mbak,, ayokkk jalan.


Keduanya melanjutkan perjalanan kembali. Kali ini ari dengan pelan mengendarai sepeda motornya. Ia seakan ingin memperpanjang waktu untuk mengintrogasi rani.

Ari: mbakkk sory ya,, aku nanya serius ni.. jangan marah.. ini bentuk kepedulian ku sebagai adik sekaligus teman mu di kantor mbak.

Rani: dihh mulai deh sok ngerayu..

Ari: enggak mbak,,, ini serius.

Rani: apa coba??

Ari: mbak di perkosa?? Plis jangan mikir aneh-aneh dan jangan marah apalagi nyubit..nanti jatuh loh ini kita.


Rani: enggak ri, semua baik-aja kok..udah ya ri..mbak jujur malu banget, kamu tau soal ini..cukup ya, dan kamu jangan ngomong aneh-aneh nanti, cukup sampai disini aja.


Ari: terus mbak di apaain??? Plis mbak jawab!

Rani tampak bingung harus memberikan jawaban apa kepada ari, sebenarnya ia malu mengakuinua. Tetapi karena kecerobohan nya sendiri akhirnya ari mengetahui nya.

Rani: udah ya ri, intinya mbak gak sampai berlaku begitu, titik.. deh pokoknya.

Ari: maaf ya mbak,, jangan marah? Mbak cuman di cumbu-cumbu sama pak sobri gitu? Terus mbak keluarin punya pak sobri?? Iya mbak??

Rani: hmmmmm...kamu tuhh yaaa,, gak bisa berhenti nanya nya..iyaaa...iya ri..puaskan kamu???
Tapi gak sampai begitu ya.. udah deh ya.. jangan bahas lagi cukup.

Ari: wowww...enak banget ya pak sobri...huuuuhhhh

Rani: enak apa sihhh???

Ari: yahhh enak lah,, udah tua gitu bisa cumbuin wanita milf kayak mbak.

Rani: dihhh ari bahasanya.

Ari: lahh kan emang iya mbak. ,saya cuman ngomong apa adanya kok. Siapa sih yang gak merasa beruntung bisa ngerasain mencumbu mbak secara langsung ?? Ngisepen nenen mbak yang montok itu, terus meraba-raba badan mbak yang padet ini!! Walaupun akhirnya saya berakhir di sepongin dan keluar di nenennya aja.. ya kan??

Rani: ihhh ari apaan sihhh bahasanya jorok, kamu tuh tumben ngomong nya gini?? Biasanya kalem banget!! Kok sekarang ngelantur sihh??

Ari: iyaa lah mbak, jujur aja ya... tapi mbak jangan marah yaa?? Janji???

Rani : kenapa dulu?? Tergantung lah!!

Ari: yaudah gak jadi,, daripada nanti di marahin.

Rani: dihh anehh,, biasa aja kali,, dari tadi juga udah ngomong kurang aja tuhh. Mana ada mbak sampai masukin itu nya pak sobri ke mulut..huuuuhhh..

Ari: ohhh pake tangan doang..iyaa..iyaaa...hehe boleh juga tuhh..


Rani: ariiii....udahh ahhhh...

Ari: iyaa mbak,, saya cuman mau kasih tau aja tadinya itu...

"Siapa sih mbak laki-laki di kantor kita yang gak tertarik sama penampilan mbak rani?? Mbak nyadar gak kalau banyak yang nagamtin mbak setiap harinya?? Mulai dari OB, Satpam, sampai ke pak bambang. Yaa kan mbak??

Rani: ahhh masa,, enggak kok,, perasaan kamu aja kali.

Jujur saja rani sempat tersanjung mendengar ucapan ari barusan dan memang ia juga menyadari akan hal itu. Selama ini ia merasa walaupun sudah berpakaian sopan dan tertutup tetapi tetap saja tatapan nakal dan liar itu hadir di setiap lakukan tubuhnya. Terutama payudara dan bokong montoknya. Tetapi ari sepertinya selama ini tidak pernah berusaha mencuri pandang liar tubuhnya, terbesit dipikiran rani untuk membuktikannya juga.

Ari: benar mbakk,, bahkan saya sering dengar mereka mengatakannya secara langsung.

Rani: dihhhhh ngeriii...masa sihhh? Emang ngomentarin apa sih ri?? Kasih tau mbak..

Ari: maaf ya mbak,, siapa sihh yang tahan melihat payudara sama pantat mbak yanh bulat padet itu. Bahkan semua akan tidak tahan untuk berkomentar tentang itu.

Rani: termasuk kamu dong,, hayooo ngakuuuu????


Ari: hehhehee.... tadinya mau jujur soal itu sih mbak,, kalau saya juga sering tergoda.
Tadi kan sudah saya bilang mbak,, beruntung sekali pak sobri bisa merasakan sedangkan saya selama ini hanya bisa menghayalkan nya saja. Sorry ya mbak bukan nya gak sopan lhoo ini..

Rani: dihh kamu tu yaaa, , ternyata sama aja, , mbak pikir kamu gak kayak yang lain..huuuhhh ternyata sama aja..

Ari: lahhh mbak itu mbak sadar kalau sering di perhatikan??? Lagian saya kan juga laki-laki normal mbak. Pasti adalah pikiran kesana.

Rani: huhhh dasarr ya kalian laki-laki pikirannya itu-itu aja.

Ari: tapi saya gak begitu kok mbak,, bahkan kalau melihat mbak saya sewajarnya aja,, bukan nya gak tertarik sihh.. tapi saya takut gak kuat.. kan istri saya jauh mbak, pulangnya weekend doang.


Rani: iyaa lahhh,, kan yang dirumah lebih muda dan lebih kencang kali ri, badannya juga bagus gak melarang kayak mbak mu ini.

Ari: dihh siapa bilang melar,, perut mbak masih rata kok, susu mbak juga montok menggoda, dan pantat mbak juga bulat padet. Bedahlah sensasi rasanya sama yang dirumah. Makanya kalau gak.kuat sering saya bawa ke kamar mandi aja.


Ranii:;; hahahhaha.... dasar ya kamu jorokk...


Ari: abiisss mbak sihh menggoda banget body nya... enak ya jadi suami mbak,, bisa ngedogy mbak tiap malem terus bisa leyeh-leyeh mainan susu montok mbak itu.. wowww enaknya...

Rani: udahhh ahhh dasar kamu yaa..ngeress pikirannnya..

Ari: kan ngomong jujur mbak.. hehhe
Gimana sihh


Rani: tapi gak sampai sejujur itu kali..

Ari: iyaa..iya mbakkk...

"Mbak peluk dong aku dari belakang,,boleh ya??"


Rani : dihh apa sihh kamu,, ngaco.

Ari:: yahh mbakk... cuman pengen. Ngerasain dong,, lagian gak sampai kayak pak sobri juga kan sampai nenen sambil dikocokin juga,, ya kan???


Rani: dihhh apa sihh kamu rii,,

Ari: lahh tadi katanya gak sampai nyepong terus keluarnya gimana dong kalau gak di kocokin?

Rani: ihhh parah dehhh... ya...ngocok sendiri lah dia..huuuuhhhh...

Ari: sambil lihatin mbak telanjang gitu? Apa sambil nenen juga ngocoknya?

Rani: kamu tuh yaa,, kalau gak ketemu maunya gak bisa diem.

"Nihhhh....mau nya gini kan??? Puas??"


Ari hanya terdiam merasakan pelukan rani di belakang punggungnya. Ia merasakan begitu empuk dan hangat nya bulatan payudara rani di belakang sana.

"Woowww ternyata rasanya lebih daru yang saya bayangkan, dan ternyata masih sangat padat ya mbak,, saya pikir udah agak kendor tuh mbak"


Rani: dihh kamu tu udah di turutin juga,, masih aja ngatain.. usah cukup yaaa

Rani nampak melepaskan pelukannya pada punggung ati, ia tampak karena payudaranya di anggap sudah kendor.

Ari: yaahhh kok sebentar mbak,, sampai ke rumah kontrakan saya dong baru di lepasin.

Rani: dihhh enak aja,, maunya kamu tu,, lagian kan udah kendor ngapain coba,, cari yang kenceng lahhh.


Ari: yehhh ngambek ni yee, yaudah nanti pas di kontrakan saya aja yaa,, gak ada siapa-siapa kok, lagian siang gini pasti sepi. Yang punya kos juga lagi pergi ikut suaminya.

Rani: ehhh iyaa kok kita jalannya gak balik ke kantor sihh?? Mau kemana?
Jangan aneh-naeh ya ri,, atau mbak marah ni.

Ari: jangan marah dulu mbak,, pas belakang depan itu kita udah sampe kok. Lagian kan mau hujan lagi ni. Pas dong cuaca nya.


Rani: enggak...enggakkk mbak gak mauu,, cepet balik ke kantor, nanti yang lain nyariin.

Ari: siapa juga yang nyariin mbak, kan kita perginya buat ngurus kerjaan,, lagian masa cuman pak sobri?? Saya dapat apa dong?

Rani; udahh... jangan aneh-aneh deh kamu ri..cepet kita balok ke kantor.

Ari; iyaa abis ini kita balik kok..anggap lah mbak jatah tutup mulut saya,, saya janji gak bakal cerita kemana-mana. Lagian kan sama aja tadi sama pak sobri juga gitu..

Rani: udahh..ahhh riiii... kamu jangan bikin mbak ketakutan. Kamu jangan aneh-aneh.

Ari: enggak mbak,, plis... saya gak kuat mbak,, dari tadi saya ngebayangin ngisepin susu montok mbak itu. Liat ni mbak celana saya.

"Awwww gilaa ya kamu,, dasarrr."


Rani terpekik karena ari mengarahkan tangannya menuju bagian depan celananya. Rani merasakan benda yang sangat keras dan sepertinya besar dan panjang juga.

"Udah sampe mbak,, ayoo turun,, nanti ada yang lihat. Kita harus cepet masuk."

Rani yang menyadari kini ia telah berada di depan pintu kontrakan ari dibuat sangat kaget, entah kejadian apalagi yang akan ia temui hari ini bersama batang laki-laki berikutnya ini.

Rani: kamu gila ya...

Ucap rani sayu, saat ia melihat dan merasakan ari telah membuka pintu dan menarik tangannya untuk masuk kedalam.
Sementara ari bersikap sangat tenang setelah mereka tiba dikontrakannya. Sangat lain seperti ari yang tadi saat meraka masih di jalan. Sekarang rani merasakan sosok ari yang biasa nya tekah kembali. Dengan sikapnya yang cool dan sangat tenang, ari terlihat santai dan tidak terburu-buru dengan tindakannya walaupun tadi ia menyuruh rani untuk cepat masuk kedalam. Tetapi perlakuan nya memegang pergelangan tangan rani sama sekali tidak menampakkan hal itu.

Ari: tenang mbak,, adikmu ini gak akan menyakiti mu.

Rani; kamu mau ngapain bawa mbak kemari.

"Cklekkkk" suara ari mengunci pintu.

"Cuppp" ia dapatkan ciuman pada pipi rani.

Rani: ihhh apaan sih kamu.

Rani tersipu diperlakukan begitu oleh arii.

"Mbak santai aja dulu, saya mau ambil minim, kalau mau bersih-bersih tuhh kamar mandinya disana.. dan nanti langsung ke kamar ini ya mbak"

Ucap ari menunjuk ke arah kamar yang memang cuman ada satu di dalam runah kontrakan itu.
Rani hanya terdiam tidak menanggapinya.

Ari: saya mau keluar dulu beli kondom mbak, takut mbak hamil.

Rani; ihhh dasarr,,,, enggakkk...engggakkk mbak gak mau,, kamu mau ngapain pake kondom segala. Jangan macem-macem kamu.

Ari: hahaha enggak kok mbak, saya mau beli cemilan sekalian makan siang, kita kan belum makan nasi mbak. Mbak tunggu aja disini, gak lama kok.


Sebenarnya tujuan ari hanya ingin mengetahui sejauh mana rani mempertahankan dirinya, jika memang rani tidak ingin dia berbuat lebih jauh tentu wanita itu akan pergi ketika ia tinggalkan keluar membeli makanan.

"Saya keluar ya mbak,, ini kuncinya saya tinggal di pintu, nanti kalau mbak mau mandi handuknya ada di kamar dan pintu di kunci aja biar aman"

Setelah berujar demikian ari langsung pergi tanpa menunggu rani menanggapinya.


Selang 19 menit ia telah kembali kerumah miliknya dan pintunnya telah terkunci. Ia berpikir apakah rani telah pergi meninggalkan rumah itu ketika ia pergi. Ataukah wanita itu masih di dalam.

"Tokkl...tooklkll...tokkk..mbakk"


Tak lama kemudian.

"Cklekkk" suara kunci di buka dan tak lama daun pintu terbuka.

Wowww sungguh luar biasa.
Ari mendapati rani yang sudah menggunakan tanktop saja dan kini kepalanya juga sudah tanpa penutup lagi.

================

Lanjutan...

"Kenapa kamu liatin mbak kayak gitu??" Ngeres otak kamu ni yaa huuu... basah tu baju mbak, tuh di kipasin""

Celoteh rani yang saat ini melihat ari tampak melongo karena mendapati dirinya yang berpakaian terbuka dan kini sudah tanpa jilbab di kepalanya.

"Ehh enggak mbakk,, mbak cantik banget ya kalau penampilan nya santai gini,z ternyata gak pake jilbab makin cantik dan...hahahaha"

Ari tidak melanjutkan kalimatnya. Hal itu pun membuat rani jengkel kepadanya.

" kamu tuh yaa kenapa sih sekarang jadi berani dan kurang ajar sama mbakk,, huu tega,, pinjemin mbak baju istrimu gihh ada gak dikamar itu??"

Ari : yahhh dibilangin tinggal masuk aja, ada kok mbak dilemari pakai aja"

Rani : takut ada yang ilang kali, kamunya gak ada, gak berani lah mbak kesana.

Ari: yaudahh, ayokkk mbak,, tapi paling kekecilan kali gak muat mbak, mbak kan..

Rani: apa gendut?? Iya iyaa istrimu langsing rii. Mbak tau kok. Kenal juga kak..huuu

Ari: dihh perasa ni mbak,, bukan lah mbakk, istri saya kan gak semontok mbak,, dan juga ini nya gak segede mbak kali.

"Awwww..mmmhhh...ari jangannn...udahhh"

Rani terpekik karena dibarengi ari yang meremas dan menggerayangi payudaranya.

Ari: nafsuin banget sih mbakk,, jujur lohh saya suka liat mbak yang lebih santai gini.

Rani: udahh ihhh,, kamu tu,, bilang aja suka liat cewek pakaian kebuka...hhuuu..***k nyangka yaa..

Ari: barusan aja sihh suka nya, semenjak liat mbak kayak gini..mmmmhhhh...muuuuuachhh..

Rani: udahh ihhh lepasin ri,, bisa kebeblasan nanti ini..udahhh..udahhh

Ari: iyaa mbak benerr,, yuk kekamar.

Rani: yaudah lepasin dulu,, cepett..

Ari: enggak,,, enggak mau,, mau nya gini terus sampe pulang..

Rani: aaaaahhhh...arii tolong lepasin mbak,,, jangan ginilahh...

Ari: yaudah,, sampe kamar aja kayak gini,, nanti disana dilepas dehh..

Rani; dasarr... yaudah cepet..

Ari: mbak di depan ya,, saya mau peluk dari belakang,, gak tahan juga sih liat ini.
"Plakkk"

Rani: awwww ariii,,, apa sihh.. sakit tau.. udah jangan gini..

Ari: yahhh mbakkk, sampe kamar aja ini kok.

Rani: enggakk... aghhhhh...

Rani menolak dan dibarengi suara nya yang terpekik karena didorong oleh ari dari belakang. Mereka mulai berjalan kekamar dengan posisi rani berada di depan, dan ari memeluknya dari belakang.

Rani: ariiii...iiii...hahahaahaa... dasar ya gila kamu tuhh...jorok bener udah..ihhhh..apa sihh itu "

Ari: masa' gak tau mbak,, hmmmm...

Rani: udahh ihhh geli,, ngapain pake cium segala,, cium disitu lagi..

Ari: abiss leher mbak,, putih banget,, dan mbak lok goayangan pantat mbak kerasa banget yahhh kalau jalan gini...uhhhh..hh


Rani: kamu tuh yaa,,, makanya lepasin.. jangan kan kamu,, suami mbak yang tiap hari liat aja gak tahan kalau udah kena yang itu...hahhhhhahaa..weeekkkk..

Ari: uhhhhh...masa sihh mbakkk,, jadi pengen buktikan niii...

Rani: ahhhhh...idhhhh udah...udahhh lepasin.. kamu tuhh yaa... gilaaa...aa

Ari: sorry mbak gak kuat.

Saat itu ari mendorong keras penis nya ke belahan pantat montok rani. Rani bukannya tidak merasakan bahwa batang milik ari menjadi sangat keras sekarang. Dan dia pun sejujurnya, memang telah terpancing birahi nya semenjak dia diperlakukan nakal oleh pak sobri tadi. Sekarang di tambah lagi ulah ari yang menperlakukannya. Tetapi lain halnya dengan pak sobri orang yang notabene baru ia kenal hari ini. Sedangkan ari, cukup lama ia telah mengenal ari, dan ia tau ari tidak akan berbuat jahat kepadanya. Paling-paling berbuat kurang ajar saja. Menurut hati rani, itu wajar sihh,, laki-laki akan berlaku begitu kepada dirinya, apalagi dengan keadaan mereka yang berdua saja begini, dan juga uhhh pakaiannya saat ini. Perasaan yan lebih aneh dia merasa aman dan nyaman saat ini berdua saja dengan ari.

Rani: riii,, udahh stop..

Rani menahan ari yang kini hendak menerkam memeluk dirinya lagi.

Rani: kamu tau mbak kan ri??? Kamu tau kam gimana keseharian mbak?? Kamu kenal suami mbak kan?? Anak-anak mbak?? Mbak juga kenal istri kamu ri..!! Jadi tolong jangan kurang ajar dengan mbak ri. Keluarga kita sudah saling kenal baik, pertimbangkan itu.

Ari:: iyaa mbaakk,, ari tau.. paham semua itu. Mbakk tolong pertimbangkan ya, mbak wanita dewasa toh yaa??? Saya juga mbak,, apalagi saya jarang ketemu istri. Coba mbak pikir deh,, apa ari begini tidak ada sebabnya?? Setelah mengetahui apa yang mbak lakukan dengan pak sobri, apalagi sekarang melihat mbak begini?? Menurut mbak,, sebagai laki-laki yang sudah tau rasanya wajar gak kalau saya menginginkannya dari mbak??

Rani: arii... kamu kok ngomong gitu sihh???

Ari: saya jujur mbak,, apa pernah selama ini saya kurang ajar mbak??

Rani: Terus kamu kenapa sekarang jadi gini???

Ari: mbak tentu tau jawabannya. Saya tidak pernah seberani ini bukan mbak??
Kalau saya sudah begini, berarti mbak tau jawabannya.

Rani: mau tuhh yaa susah di bilangin, mbak tau kamu pasti bakal ngeyel deh ini.. yaudah skrgg kamu mau apa?

Ari: jujur mbak,, saya penasaran rasa badan mbak yang menggoda ini.

Rani: tau kalau itu,, dari tadi matanya liatin susu mbak terus..huuu

Ari: kenapa di tanya kalau tau mbak??

Rani: makanya di tanya kamu mau apa?? Kamu tuh mau apaiin mbak kalau udah kayak gini. Itu maksudnya. Masa kamu tega melecehkan mbak ri, setalah apa yang mbak jelaskan tentang keadaan keluarga kita.

Ari: iyaa mbakk,, enggak kok.. tapi boleh gak ari liat mbk telanjang atasnya aja,, terus ari mainin tubuh atas mbak,, dan satu lagi tolong kocokin dan sepongin ari sampe keluar mbak yaa...pleasee.. mbak tau kan permintaan ini gak bisa di tolak??

Rani sudah sangat paham dengan kondisi laki-laki yang seperti ini, bukan hanya ari yang akhirnya menginginkan itu setelah melihat tubuh montoknya.

Rani; aduhh rii kamu tuhh yaa,, kok jadi gini sihh. Mbak risih gimana nanti jadinya. Mulainya gimana coba??

Ari: yaudah sini deh mbak,,, maafin ari yaa mbakk,, ari gak bermaksud kok.. tapi beneran ini gak tahan mbak,, minggu kemarin gak balik kerumah lagi, dah lama puasa ni.

Ucap ari sambil menarik tangan rani menuju ranjang tempat tidur, dan rani di buat merinding karena ari mengucapkan itu sambil mengelus penisnya dari laut celana.


Rani: hahaaa dasar adik mesum gak nyangka..huuu

Ari: biarin..abis mbak sihhh..uhhh menggoda

Rani: terus apa ini??

Ari: dihh sabar kali mbak.. pasti dapet kok hehehe

Rani,: yehhh... mbak bingung aja ri. Kamu sihh ada2 aja. Tinggal ke kamar mandi aja repot. Pake ngajak mbak segala.

Ari: yahhh sekalian udah ada disini kan mbak yaa.. buka dong mbak?? Yaa??

Rani: apa nya??

Ari: itu baju atas mbak, tanktopnya. Bra nya sekalian.

Rani: ihhh mbak malu..ahhhh

Ari: tadi sama pak sobri enggak.. ihh mbak pilih kasih,, baru juga kenal udah mau bukain masa sama aku enggak.

Rani: bilangin mbak tadi di paksa,, kamu tuh yaa

Ari: jadi ari harus paksa juga,, tadi kan udah ngomong baik-baik mbak,, apa harus kayak pak sobri juga?? Ga mau ahhh,, aku gak suka kasar- kasar.

Rani: kamu tuh yaa pasti ngeyel lagi ini ngomongnya. Yaudah ni.

Rani membuka tanktop yang ia kenakan tapi hanya menyingkap diatas perutnya saja dan sebatas payudaranya terbungkus bra kini terlihat di depan ari.

Ari: mbakkkk,,, ternyata,, mbak putih banget yaa,,, beneran kenceng dan montok mbak,, buka semua dong gak sabar ni.

Rani: udahh ahhh enggakkk cukup.

Ucap rani malu dan kini ia merebahkan dirinya diatas kasur. Ari bukan tidak paham kondisi ini. Ia tau bahwa ada harga diri perempuan yang sedang dipertahankan oleh rani. Walapun ia sudah mengetahui ayahnya, rani mau di ajak kearah sana. Hanya soal waktu saja. Segara ari beranjak kearah rani dan tanpa di duga oleh rani, ari menaiki tubuhnya langsung.

Ari: mbakk... boleh ya..

Rani: apasihh.. kamu tuhh..

Ari: hmmmm...hhmmhhh..


Kini ari menenggelamkan wajahnya di belahan susu montok milik rani, ia seperti sangat antusias melihat bulatan montok payudara indah nan kencang itu. Begitu pun rani, ia sepertinya cukup nyaman melakukan hal ini dengan ari. Tampak dari raut wajahnya yang sesekali tertawa karena ulah ari yang berusaha tenang namun tidak bisa menutupi ketertarikan nya dengan susu montok miliknya itu.

Rani: hahahha,, kamu tuh kenapa sihhh.. liatnya gitu banget.. kayak baru pertama kali aja liat cewek telanjang.

Ari: mbak kan belum telanjang, masih pakai bra ini,, saya kok gak tahan ya mbakk,, sorry.

Rani; lahh yaudahhh... jangan kalau gak bisa kontrol.

Ari: terus gimana dong mbak??

Rani: yaudah makan dulu aja laper ni mbakk...

Ari: eiitthhhh sabar mbakk,,,

Seakan takut kehilangan moment ari segera menahan rani untuk bangun.

Ari: sebentar mbak,, saya buka yaa, terus saya minta mbak makan ini dulu aja yaa.. plis sepongin sampe keluar, abis itu makan dehh kita.

"Awww... kok tiba-tiba sihhh"

Rani terpekik karena ari yang tiba-tiba menaikan bra miliknya. Dilanjutkan dengan ari yang seakan terpana dengan begitu mengagumi susu miliknya itu.

Ari: mbakkk,,, wowww...mmmhhhh...hhhmmm...suka ari mbak..


Rani: awhhhhhh...hahahaha.... arii...ii... jangan gitu lahhh,, pelan dong...


Ari: sorry mbak gemess...

Tampak ari terus menyusu dan menjilati payudara milik rani, ia seakan sangat menikmati saat-saat indah itu dan ia sangat bersyukur bisa merasakan tubuh yang sangat indah ini. Sementara rani yang diperlakukan ari demikian Tampak mulai terhanyut dan ikut menikmati cumbuan ari pada payudaranya.

Ari: lepas aja deh mbak,, ngalangin.

Tanpa membantahnya rani membantu ari melepaskan tanktop dan juga bra dari tubuhnya. Selanjutnya kembali tubuhnya itu jadi sasaran keliaran ari.

Rani: ariiii...uhhhh..kamu kok...gini sihh..

Ari; kenapa mabkk,, enak yaa??? Hmmmm???

Rani: enggakkk,, tapi kamu tuhhh,, ihhhhh

Ari: hmmmm....ari suka mbak..


Rani: ohhhh...ohhhhh...ariii... aghhh....aghhh.. ter...***uuss... yahhh... gitu riii....


Ari: hmmmmm....


Rani dibuat mengelinjang tubuhnya karena mendapatkan serangan dan rangsangan dari ari. Sehingga kini matanya menjadi sayu dan kepalanya terasa berat. Ia merasa bahwa ia ingin hasratnya juga di tuntaskan.

Rani: ariii.... udhhh... riii... pleaseee...mbak gak kuat rii....


"Liiccckkkkk....Licccccckkkk"

Ari menjilati seluruh permukaan susu montok rani dan berakhir di puting nya.

Rani: awwwww...uhhhhhhh..hhhh riiii....ampunnnn:

Ucap rani dengan mata terpejam.

Ari: okee udah mbakk..

Ari menyadarkan rani, yang dalam posisi mengelinjang dengan matanya yang masih terpejam. Kini ia seakan tersadar dan kecewa kenapa ari tiba-tiba berhenti, padahal ia sangat menikmatinya dan ia ingin itu dilanjutkan.

Rani: aduhhh lemas rii.. kamu sihhh...ihhhh ariiii nakalll....belajar dari mana coba.. dasar ya kamu tuhh.. kelihatannya baik-baik ternyata kamu huu...

Ari: kenapa sihh mbak??

Rani: kamu sering bawa perempuan ya kemari?? Ayo jujur??

Ari : enggak mbakk,, emang kenapa?

Rani: enggak percaya,, kamu pasti sering begituan kan ?? Cara kamu tuh lain ri,, hahahqq

Ari: kalau itu sihh iyaa mbak,, sering begituan. Kan dah punya istri. Memang sih weekend doang.


Rani: hellehhhhh udahlahh... jujur kenapa sihh... mbak tau kok,, kamu bisa tenang banget gitu, tapi kena banget.. kayak gigolo tau nggak gaya kamu tu..huuuu


Ari: lahhh mbakk??? Pernahhh???

Rani: bukan,, mbak pernah liat cara main nya,, hampir sama kayak kamu ini.

Ari: gak mungkin deh ini,, haha mbak nakal yaa,, gak nyangka ari..

Rani; dihhh kamu tu,,, gak percaya

Ari: liat dimana emang mbak???

Rani; di film lahh,, masa iya langsung

Ari: wowww suka nonton, ,, liar banget sihhv mbakk... ehheh3


Rani: bukan mbak sendiri,, tapi suami mbak yang suka nonton, terus mbak disuruh bayangin deg lagi digituin pake teknik kayak gitu.

Ari; wowww mas rudii???


Rani: ehhhh sory,,sorryy salah bukan itu maksud mbak..


Ari; hmmmm.***mah tangga mbak oke juga, fetish nya..hehhee


Rani: udah-udahhh jangan bahas runah tangga orang,, ini istrinya lagi di apain coba..hmmmm????

Ari: iyaa mbakk,,, mbak ini dong nanggung ni.


Rani: enggak,, cukuppp.. kalau mau itu kamu jujur dulu,, sering bawa perempuan kan kemari??

Ari: enggak mbakk,, beneran.

Rani: gak mungkin,, gak percaya,, mbk ga mau ihh kalau kamu gak jujur,, mbak aja dipaksa jujur dari tadi .

Ari; jujur gimana sihh mbak,, udah kok



Rani: yaudahhh,, yakin??

Ari: iyaa yakin mbak..

Rani: itu di belakang baju siapa?? Di pintu kamar mandi??
Perasaan badan istriku gak segede itu dehh hahaha....


Ati Tampak terdiam dengan pernyataan rani barusan, karena ia baru menyadari itu adalah baju ibu ida yang beberapa hari lalu sempat bertempur habisan-habisan den dia. Karena akan ikut suaminya keluar kota dalam waktu yang cukup lama..



Hmmmm bersambung.....



================
Lanjutan...

Melihat ari yang terdiam seperti tidak bisa menjawab apa yang ditanyakan olehnya, rani tampak sedikit kesal. Entah perasaan apa yang kini ada pada dirinya, ia merasa seperti kecewa karena ari juga telah melakukannya hal yang sama pada dirinya saat ini dengan wanita lain. Dia beranggapan ari juga pasti akan mengatakan hal yang sama pada wanita yang ditidurinya itu, ari akan memuji keindahan tubuh wanita itu juga dan tentunya akan mengatakan hal yang sama, " Tidak bisa menahan karena melihat tubuh indah itu"
Maka dengan cepat rani mengambil bra nya yang tergelatak di samping kepalanya dan ia kini berpindah ke posisi duduk. Ia kenakan bra itu.



Mulustrasi.




Ari : ehhhh mbakkk,, kok...kan belum selesai.

Cegah ari melihat rani yang kini telah mengenakan bra nya kembali. Ia terdiam karena tidak tau harus menjawab apa tentang pertanyaan rani barusan. Memang benar baju itu bukan milik istrinya, dari ukuran motif dan modelnya rani tentu memahaminya. Bahwa itu bukan daster yang di gunakan untuk wanita seumuran istrinya.

Rani: yehhh udahhh... tadi kan udah semua kamu lakuin.

Ari: yahhh mbakk... kok...ini kan belum mbak...


Ucap ari seraya menggosok penisnya yang sedari tadi mengembang di balik celana. Rani bukan sedari tadi tidak menyadarinya. Ia sangat mengetahui bahwa benda itu terus mengeras menggesek dan menekan belahan vagina nya. Walaupun keduanya masih sama-sama terhalang pakaian mereka. Ianjuga merasakan bahwa diameter penis itu sepertinya cukup besar dan juga panjang.


Rani: dihhh udahh enggak,, kan nanti bisa minta sama baju nya ketinggalan tuhh...

Ari: siapa sihh mbakk???


Rani; yehhh...kamu lah yang tau... masa mbak.. mana tau lahh...


Ari; lah kan mbak yang ngomong,, bingung ari mbak...


Rani: seharusnya perempuan itu yang bingung pulangnya pakai apa kalau pakaian bisa sampai ketinggalan gitu..hahaha... dasar gilaa...liarrr juga...


Ari: ihhh enggak kok mbakk...


Rani: kamu tuhh yaa...huuuuu.... bisa nya ngatain orang. Gak tau nya... sama aja..


Ari: yaudah sihh mbakkk, kalau sama,, gas lanjut lagi lahh yaa... please mbak nanggung.


Rani: dihhh,,, udah ahh kan nanti bisa sama simpanan kamu itu ri..haha


Ari: enggak ada mbak...


Rani: yaudah gak usah ngapa2in apalagi macem-macem sama mbak yaa,, huuu ga visa jujur jadi orang...


Ari: emang kalau jujur dikasih lebih mbak??? Hemmmm???


Rani: yehhh siapa bilang...enggak juga..siapa yang mau ngasih...terus apa yang mau dikasih sihh..?? Emang mbak punya apa yang bisa di kasih ke kamu??


"Punya ini...niii..."

Dengan tiba-tiba ari menyerang rani dan kembali melepaskan bra dari tubuhnya. Ia baringkan rani dan ia cumbu kembali.

Rani: ariii....hahahha...geliii...ahhhhh...udahhhh...iyaa ampunnn rii..hahahhaa

Ari: gemesin ya mbakku ini...hmmmmm


Rani: kamu tuh kayak anak kecil aja main gelitik perut segala..huuu


Ari : abis mbak bikin ari penasaran terus sihh..


Rani; mbak tu yang penasaran perempuan mana sih yang jadi pelampiasan kamu di disini, kala istrimu jauh gini..hahahahaha


Ari: dihhh masih aja bahas itu mbakk... ihh mbak kalau posisi duduk gak pakai bra gini makin keliatan montok yaa...huuuuu...segarr..

Rani: dasarr kamu yaa setiap perempuan ternyata di rayuu.. huuu ada mau nya aja tuhh...


Ari; ihhh mbak,,, kalau ini beda lah.. sory ya mbak,, saya gak nyangka lohh kalau badan mbak seindah ini,, dan ternyata mbak makin cantik kalau penampilan santai gak pake jilbab gini. Putih banget sihh lehernya...hmmmmmm....licckkkkk.


Rani: ariii....iiii...geliiiii...udahh ihhh apaan sihh suka Jilatin disitu. Jangan ihhh


Ari; bagian sensitif kamu ya mbak?

Rani; dihhh sok tau..enggak.. semua sama aja..


Ari; iyaa sihh... tapi kayaknya agak lain kalau dah kena disitu..hehehhe


Rani: iya iyaa percaya,, orang sampingnya suka nidurin wanita ternyata...jadi tau banget lah yaa...


Ari: dihh mbak,, belum selesai juga ternyata..


Rani: sama kayak kamu...weeeekkkk...

Ari: iyaa iyaa paham,,, balas dendam ni yehhh...


Rani: enggak... biasa aja...huuu


Ari: mbakk,,,, yukk nanggung ni.. sepongin yaa...


Rani: kamu tu,, gak bisa puas apa dah buat mbak malu sampai kayak tadi.


Ari: lahh mbak kan sesuai permintaan awal ini mbakk...ya lan?? Hehehe


Rani: tapi kan,, gak mbak sanggupin yang itu...gimana dong?


Ari: daripada nekat gimana dong??


Rani: yehhh ngancem..dasar...


Ari: enggak kok mbakk,, sini mbakk..

Rani: ihhh keras banget sihh...

Ari; normal dong mbak..hehehe


Rani: iyaa tapi..haha kamu tuhh yaa..

Ari: gede gak mbak???

Rani: gak tau lah,, kan gak keliatan..gimana sihh


Ari: yaudah buka aja mbak... gak apa-apa kok


Rani: yehhb itu maunya kamu


Ari: mbak juga udah lembab tu bawahnya, kerasa kok tadi...

Rani: ihhh dasar,, yahh wajarlahh,, nama nya juga normal

Ari: yaudah sama dong mbak,, buka dong mbak..

Rani: buka sendiri ihh manja banget...


Ari; aku tiduran apa gimana mbak??

Rani: yahh gak tau lah,,z terserah kamu aja ri.. mbak gak paham..

Ari: ciyeee gak paham..hahaha
Nanti skil nya keluar baru bisa ketahuan ni.


Rani: skill apa sihh,, gak ada skill yang kayak begitu.


Memang sebenarnya itu adalah kemampuan khusus yang dimiliki rani, bibirnya yang tipis itu adalah salah satu senjata yang ia andalkan kalau mencumbu seorang laki-laki. Sudah beberapa laki-laki yang tidak kuasa menahan serangannya dibagian itu. Mulai dari suaminya, pak bambang, pak sugeng dan yang terbaru adalah pak sobri. Semua laki-laki yang pernah merasakann itu sangat kewalahan mengimbangi permainan mulut dan lidah rani, belum lagi mulutnya yang seperti sangat unik, karena cukup memiliki kehangatan dan sedotannya cukup kencang. Itu adalah anugerah keliaran yang tersimpan dalam dirinya.


Ari; yaudah dehhh,,, iyaa.. aku duduk aja ya mbakk..

Rani: iyaa gimana kamu aja dehh

Ari: mbak disini dong

Rani: disini sama aja

Ari : deketin sini dikit mbak..uhhh susah mbak


Rani: ihhh dasarrr...gede banget sihh kamu rii...


Ari: lahh mbak ada nya begini gimana dong..


Rani sangat terkejut melihat penampakan penis milik ari, lebih besar dari pak sobri tadi dan sepertinya lebih bersih dari milik pak sobri. Seperti ada rasa gembira dalam dirinya, bahwa ia sebetar lagi akan merasakan menyentuh dan melumat penis itu di dalam mulutnya. Semua pikiran itu membuat ia seperti tengah melamun.

"Ayooo ariii pinta mbak untuk melakukannya sekarang"


Batin rani berkata demikian, sedangakan ari yang diminta untuk segara mengatakan itu, tampak masih sibuk melepaskan celananya dan mengatur posisi.


Ari: gini kayaknya susah deh mbakk,,, tiduran deh yaaa...


Rani: ribet sihhh... terserah dehh,, orang cuman dikit aja kan,, kok pake atur posisi ribet banget kamu tuhh...

Ari: yehhh siapa bilang,, lama lohh mbak..

Rani: apa nya lama???

Ari: ari keluar nya lama kalau begituan mbak, ,hehhee


Rani: yehh ini kan nggak sampe,, jangan aneh-aneh yaa..


Ari: iyaa mbakk,, apalagi cuman gini doang sihh...

Rani: iyaa iya percaya,, kan ahlinya kamu tuhh

Ari: gini aja,, chalangge yukk mbak...

Rani : apa sihh ri,, kok ribet jadinya???

Ari: kalau mbak bisa bikin aku keluar dibawah 15 menit, aku akan turutin semua mau mbak hari ini,, gimana??


Rani: maksudnya??

Ari: yahh terserah mbak, ,mau nya apa aja dari aku..

Rani: yakin???

Ari: deal!!

Seketika ari mengajak rani untuk bersalaman. Setelah bersalaman ari tidak langsung melepaskan tangan rani, melainkan membawa tangan itu mendarat ke batang miliknya.

Rani: ihhh keras...hahaha

Ari: lembut banget mbak..hmmm


Rani: kocokin aja ya..hahahha


Ari: ihhh enggakk,, mbak nanti pake ini juga dong.

Rani: ihhh makin banyak mau nya dehh..
Cukup iihh..

Ari: yaudahh masukin dong mbakk,,

Rani: gimana sihh caranya??

"Ginii???? ..licckkkkk,,spocccchhhh....hhhh"

Rani langsung menyerang kearah batang milik ari dari bawah hingga keatas menuju kepala penisnya, dan ia menyedot kuat kepala penis milik ari.

Ari: ahhhh....woowwww...gilaa sihh mbak ku ini... aku salah menduga kayaknya...huuuuuhhhh

Rani: dihh apaan sihh,,,

Ari: mbak kok,, pinter banget sihh.

Rani: yaa.. iya dong,, mbak kan juga punya dirumah ri..hahahaha

Ari: ohhh iyaa yaa..hehehe sorry mbak lupa.. ari berasa kayak orang pacaran sama mbak..hehhee

Rani: kamu tuhh.. yaudah diem aja biar cepet ni.


Rani menghentikan ari dengan argumen nya tentang kemampuan nya memainkan batang penis laki-laki. Sedari tadi pun tangan nya itu tidak ia lepaskan dari batang milik ari. Dan ari bukan tidak menyadari hal itu, ia menyadarinya. Ia sengaja memancing sejauh mana rani bisa di ajak bermain. Ternyata ini sungguh diluar dugaan nya. Di balik semua yang tampak pada diri dan keseharian nya, ternyata mbak rani adalah seorang wanita yang pandai dalam memuaskan laki-laki. Sekarang keduanya seperti tengah menjajaki dan mengadu tingkat ketinggian ilmu masing-masing.

Ari; ayokkk mbakk,,,

Rani: iyaa bawelll... sana kamu nya


"Luppppp...mmmmhhhhhmmm...mmmmmhhhhmmm"

Rani mulai mengulum batang penis milik ari. Dalam hatinya berdesir, betapa besar dan panjang nya batang penis milik ari. Bagaimana rasanya jika batang penis ini menggenjot vaginanya. Pastilah sangat nikmat sekali. Semua pikiran liarnya itu membuat rani tanpa sadar melakukan kulumannya pada penis milik ari. Ia melakukan nya dengan sangat bergairah tanpa sadar dan menahan malu lagi. Tentu saja itu membuat ari girang sekaligus kewalahan.

Ari: .mbakkk...owww..hhhh...enak banget mbakk terusinn.***k nyangka sihh ini..


Ucap ari sambil memegangi tangan rani. Tetapi tangan itu ditepiskan oleh rani. Sehingga kini ari memegang kepala rani dan kembali di tepiskan oleh rani. Akhirnya tangan ari bergeriliya di susu montok milik rani. Kali ini di biarkan oleh rani. Itu membuat ari tersenyum jahat kepada rani.
"Bisa ni" pikiran ari mulai nakal.

" mmmmhhhh.....ahhhhh...mmmmhhhh.."

Dengusan yang keluar dari mulut rani. Ia mengulum, mejilati dan menggelitik batang penis milik ari dengan sangat antusias.

" uhhh bisa cepet nihh kalau gini mbakk...ohhhh...enak banget sihh....ahhhh,"

Dalam hati rani sangat senang di puji demikian oleh ari, sehingga membuat ia semakin bersemangat untuk membuat ari kewalahan. Ia naiki tubuh ari untuk menjilati puting susu ari. Ia tau itu adalah salah satu titik lemah laki-laki juga. Tetapi gerakan nya itu terlalu jauh sehingga kini payudara nya itu yang berada tepat didepan wajah ari. Tentu hal itu tidak disiakan oleh ari, ia tangkap payudara itu dan ia masukkan kedalam mulutnya.


Rani: ariiii...iii apaan sihh udahh dong.

Ari: sebentar aja mbak..hmmmmm

Rani: owwhhhh....ahhhhh...ahhhh..ariiii

Rani terpekik karena ari meraba bagian depan celana nya, tepat mengenai belahan vaginanya.

"Celana mbak terasa lembab,, pasti dah becek ya memek nya??"

Rani: ihhh apa sihhh,, udah diemm....


Kini rani mengambil kendali dan mulai menjilati puting susu ari.

Ari: mbakk ganas bangettt...owhhhh...ahhhh...enak mbakkk...uhhhh

Rani: itu kamu jangan digituin dong ri..ihhhhh

Ari: apa mbakk..hemmm...cupp

Ari mencium kening rani. Kemudian kedua tangannya menggenggam payudara milik rani.

Ari,: pake ini dong mbak,, mau yaa

Rani: iyaa nantii...

Arii: ahhhh gilaaa sihhb enak banget mbak..

Ari dibuat kewalahan meladeni serangan rani pada puting miliknya. Hal itu membuatnya semakin tidak karuan sehingga kini penisnya ia tekankan pada belahan memek rani yang masih terbungkus celana. Rani kali ini hanya diam saja tidak lagi protes. Itu tentu saja membuat ari kegirangan, ia tarik celana rani turun kebawah dan berhasil. Kini memek rani hanya terhalang celana dalam nya saja.

Rani: ihhhh...mau ngapain

Ari: udahhh ihh mbakk..please nikmatiin ajaa

Rani: owwhhhhhh....ariiii...jangann...gede banget punya kamu tuhh..

Ari: kan enak mbakk..hmmmm


Rani: ihhhh...stoppp jangan rii...please


Kini ari berusaha menyingkirkan belahan celana dalam milik rani, ia berusaha menerobos memasukan penis ya dari samping celana dalam rani. Ia rasakan memek itu sudah sangat basah sekali.

Ari: mbakkk basahhh banget tuhh..mau yaa??

Rani: ahhhhh...ihhhh..jangannn...itu udah kena pas banget... mbak kerasa kok.. awas ya jangan di dorong.

"Larangan adalah perintah"

Kiki penis itu tepat berada di belahan memek rani yang celana dalamnya telah tersibak ke samping.

Rani: ahhhhh....aduhhhh ariii....iiii..kamu... keluarin gak..!!! Cepett ihhhh...ariii

Rani merasakan kepala penis ari dengan mudahnya masuk ke dalam lobang vaginanya. Tapi hanya sebatas kepala nya saja. Tentu sangat mudah karena memang vaginanya itu sudah sangat basah dan berlendir. Rani berusaha untuk bangkit dari atas tubuh ari, tetapi badannya di peluk erat oleh ari.

Ari: tenang mbak,,, aku gak akan kecewain mbakk,, gak bakal masuk kok, gitu aja yaa.. ini udah enak kok... tembem banget kayaknya. Jadi pengen liat ni.


Rani: duhhh tambah-tambagmh terus deh mau kamu tu.. usah enggak lepasin pokoknya..

Ari: udahhh mbakkk,, gini aja please..


Rani: dasarrr,,, kamu tuhh gak bisa dipercaya,, awas aja kamu dorong bisa masuk itu.. gede banget sihh rii...uhhhh

Ari: kalau gini mbak??hmmm...enak kan???

Rani; aghhhhh....uhhhhhh...jangan rii...gilaa penuh banget...tolongg udahh tarik lagi..

Saat itu ari mendorong maju penisnya dan membuat penis itu semakin menyeruak masuk. Walaupun tidak sampai setengahnya. Tapi itu sudah hampir sama dengan panjang batang penis suaminya. Tentu itu membuat rani merasa seperti tengah di sodok oleh ari.


Ari: ughhhh mbakk, istri saya gak se enak ini lohh memeknyaa..hmmmmm....beruntung ya mas rudi punya mbak..


Rani: ihhh kamu tuhh yaaa.. dasarrr...

Ari: .mbak suka??? Enak gak,? Jujur dong mbakk,,,

Rani,; enggak kamu maksa,, mbak gak suka...

Ari: gedean mana sama mas rudi mbak??? Hmmmmm???


Rani: gedean suamiku lahhh..huuuu


Ari: .masa sihh mbakk?? Dorong lagi nii???


Rani: ehhh jangann...awas yaa riii, gede banget punya kamu tuh,, bisa longgar punya mbak nanti...


Ari: hahahaha,, gedean aku dong...

Rani: tau ahhh...cabut ihhh udahh...


Ari: udahh mbak biarin aja,, makin becek tuhh...

Rani: iyaa makanya lepasin... mbak gak kuat..

Ari: yahhh bentar lagi mbakk... mau yaaa

Rani: udah riii...please mbak ga bisa kayak gini.

Ari: yaudah.. keluarrrr masukin bentar yaa.. 5x aja, gak sampai penuh kok sebatas ini aja.


Rani: ihhh enggak itu sama aja kita ngelakuin Riii..

Ari,: ini kan emang dah masuk mbakk,,, mau yaa??


Rani: jangannn...owwhhgghhhh ariii..hmmmmm...mmmmmmhhhh..kamu tuhh..


Ari menaik turunkan pinggulnya untuk menggenjot rani. Ia lakukan dengan pelan dan sesuai dengan apa yang dia ucapkan hanya beberapa kali saja. Ia sengaja untuk memancing gairah rani lebih memuncak lagi..


Ari: ohhhh mbakkk,, uhhhhh...hangatttmmmm....



Rani: ahhhhh....owwhhhh... ariii sudahhh...


Ari menghentikan gerakannya, dan memandang wajah rani nampak sayu dan sedari tadi matanya terpejam.


Ari: mbak saya dorong sekali yaa,, abis itu saya lepasin...pleasee...


Rani: mau apa lagi rii,, kamu tuh dah berlebih banget ini..


Ari: kalau boleh sih mbakk,, kalau ari ingkar yaudahhb kita udahan dehh..


Rani; ga bisa di percaya kamu tuhh...ihhh...dasar... aghhhhhh....oggghhhh...gilaaa....dalem bangettt.. ariiii...iiii mentok itu...awwww uhhhh...


Ari: gilaa enak bangett mbakkk,,, uhhhhh


Rani: ampunnnn riii... uhhh mbak penuh...ahhhh...hmmmm

Rani menenggelamkan wajahnya di bahu ari, tetapi ari tidak ingin ini di mulai dengan keadaan begini, ia ingin rani menyerahkan seutuhnya keoada dia. Ari mencoba untuk mengendalikan dirinya, ia ingin benarkah penolakan dari rani barusan. Ia tarik pelan penisnya keluar, tentu walaupun belum masuk sepenuhnya, penis itu begitu dalam menusuk kedalam vaginanya bagi rani.


"Cluuuppphhhh"


Penis ari terlepas dari vagina rani.

Ari: uhhhhhh...legaaaa,,, enak banget abis di jepit mbak,, montok dan sempit sihhh punya mbak ku ini...


Rani: ahhhhh.....ihhh dasarr ariii...iii kenapa sihhh..." di cabut kan lagi enak"

Itu yang sebenarnya terusan dari kalimat rani.

Ari: aduhhh maaf mbak lepas kendali.. yaudahhb cukup dehhh.. maafin ya mbakk... ari janji gak bakal lagi dehh...


Rani: hmmmmmm...


Ari: mbakkk,,, liat nii...


Rani: hmmm... apalagi sihhh???


Ari: mbak liat sini??

Rani: ihhh kamu tuhhh apasihh...huuuu


Ari: kental banget sih mbakk,, banyak lagi.. mbak kebawa nafsu juga yaa...hehhee

Ranii: ihhh enggakkk..m.


Saat itu ari menunjukkan kepada rani batang penisnya yang penuh dengan cairan kental milik rani di batang nya.

Arii,: iya dehhh maaf ya mbakk,, hmmmm sayang dehhh

Bujuk ari kepada rani, keduanya berbaring berhadapan muka di atas kasur.

Ari: mbakkk,,,

Rani: hmmmm

Ari: kok enak sihh...

Rani: ihhh kamu tuhh,, udahh ahhh


Ari: beneran,, sempit banget mbakk


Rani: punya kamu tuh kegedean


Ari: kan sama aja kayak punya mas rudi...

Rani: sok tau sihhh

Ari: kan tadi mbak yang bilang.


Rani: hmmmm... tau ahhh..mhh


Ari: mbakkk seandainya kita belum punya pasangan yaa.. huuu..indahnya...


Rani: kenapa emang???

Ari: yaahhh pacarin mbak lahh, kan enak bisa ngentot mbak terus.. hehhee


Ranii,: ihhh ngomongnya jorok..pikiran nyaa apalagi..huuu

Ari: kok jorok sihh kan normal mbak..

Rani : masih pacaran kok gitu sihhh..huuu


Ari: kalau pacaran sama yang modelan kayak gini mana tahan sihh mbakk...hehee


Rani:: hmmmm...kamu tuhh yaaa..dasarrr

Ari: kenapa sihh mbakk,, kan seandainya aja tohh

Rani: iyaa pacaran nya itu seandainya, tapi tindakannya udah kamu lakuin..huuu.. kamu apain mbak tadii?? Hmmm... nakall bangettt..dasarrr..


Ari: masuk dikit doang mbak,, tapi udah cukup kok,, enak bangettt pasti kebayang terus...


Rani: dihhh... awas aja kamu tuhh, jadi jorok kan pikirannya,, inget udah punya istri.. siapa sih perempuan yang kamu sering tidurin selain istri kamu??

Ari,: hmmmm....sekarang dan selanjutnya adalah mbak raniku sayang...hmmm...cupppp..mmmmhhh


Ari mencium bibir rani dan mencumbunya.
Keduanya aktif saling membalas ciuman, karena memang keduanya tengah di landah birahi yang sama.

"Mmmmhhhh.....cupp..cuppp"

Rani: hahhaa dasarrr udahh ihhh,,,

Ari: mbak cantik..

Rani; dihhh...kenapa sihh

Ari: ini lok bagus bgt mbak. Kenceng montok lagi..


Rani: udah puas tuh kamu mainin hari ini...huuu..dasarrr


Ari: tapi enakkan???

Rani: ihhhh...

Ari: mbakk...keluarin dong nanti sakitt kalau gak tuntas.. bawaan nya pasti tegang terus..

Rani: mbak udah lemes rii,, kamu sendiri aja yaa...

Ari: masa gitu aja dah lemas mbak,,,

Rani; iyaa,, mbak gak kuat kalau kamu minta mbak pakai mulut lagi... udh yaa rii cukup dulu...

Ari: pake ini aja yaa,,

Ari mengusap belahan memek rani yang kini telah kembali tertutup oleh celana dalamnya.

Rani: aihhhh...uhhhh...ariii..

Ari: hmmmm...mbak nafsu yaa???
Tuntasin yukkk??

Ari kembali mencumbu rani.
"Hmmmmm....mmmmhhhh...uuuhhhhh ari... jangannn....ahhhhh"

Rani tampak pasrah ketika ari menarik lepas celana yang ia kenakan, kini ia hanya terbalut celana dalam yang ia kenakan.

"Kita nikmatin ya mbakk..hmmm"


Rani: ariiii..uhhhh...gelii


Ari; hmmmmm...mhhhhh... mbakk...


Rani: hmmm???

Ari: lepasin ya??

Rani: Mau apa ri??

Ari: hmmm...


Tanpa menjawabnya ari kembali mencumbu rani dan menarik lepas celana dalamnya.


Rani,: ariii...

Ari: ssssttt...mbakk...please

Rani: ihhhh kamu tuh yaaa...

Ari: demi adikmu ini mbakk..tolonglah

Rani: adik mesumm...h..m

Ari: mbak aku jilatin mau yaa,?.

Rani: ihhhh gak usah,, kamu jangan liat kesana..

Ari: kenapa mbak??

Rani: pokoknya jangan..!!

Ari: malu yaa???

Rani: enggak,,, malu kenapa??

Ari: malu dah basah bangett..hihiiii


Rani: ihhhh ...ulah kamu tuhh...

Ari: beneran dhh basah mbakk...


Rani: ihhhh...jangann...


Ari:: mbakk... yaaa,???

Rani; arii....

Ari,: iyaa pelan kok mbak...

Ari kini berjongkok di depan vagina rani, ia tempelkan kepala penisnya tepat di belahan memek rani.

Rani: mhhhh... sambil menggigit bibir nya.. ariiii...


Ari: tenang mbakkk...santai yaa..

Rani: ihhhh..udah jangan gitu.

Rani protes karena ari memainkan batang penis nya di belahan memek rani yang becek, sehingga menimbulkan suara kecipak memek tembem itu.

Ari: diluarnya aja enak bgt mbak...masukin yaa??


Rani: hmmmm...mmhhhh gak tau ihhh... agggghhhh...cepet rii..mbak gelii...


Ari masukin ni mbak??

Rani: ihhhh... kamu tuhh... ahhhh.. udahhh...

Ari: sabar dong mbak...


Rani: kamu tuhh yaa, sengaja,,, dasar gigolo..huuu



Ari: yaudah nanti Jilatin ronde dua aja yaa...mhhhhhh

Rani: ahhhhggghhh bawelll....


Ari: mbakkk....uhhhhh


Rani: aghhhhh.....uhhhhhhuuuuu... arii jangan langsung...

Ari: mbakkk enak bangett..

Rani: hmmm... aduhh dalam bangett sihhh


Ari: belum semua ini mbak...

Rani: masa sihh?

Ari: liat aja,,, coba dehh

Rani: yaudah gak usah,, segitu aja dehh..


Ari; ohhhhm..angettt mbakk...

"Cluuupppppp"

Kontol ari menghujam dalam memek rani.

Rani: awwwwww....uuuuuhhhhh... ariiii... tarikkk... aneh rasanya...


Ari: biarin mbak biar terbiasa...


Rani: tapi itu dalam bangettt...


Ari; nanti biasa kok...


Rani: jangan digerakin dulu..masih anehh.


Ari: kok aku tayang ngerasa aneh mbak,,, mbak mau keluar yaa,, jerit banget ini


Rani: gak tau,,, aneh rasanya... uhhhh.... kayaknya iya dehh...ihhhh...uhhhh


Ari: awwww jerit bangettt,, kayak di remass... maafin mbak...

"Plokkkk...plokkkll...ploookkkk...plokkkkk...plllokkllll"


Ari mulai menggenjot memek rani.

Rani: uhhhhggghhhh arii kamu gila...ahhhhh..ahhhh...ampun riii... mbakk sam....ahhhh...peeee...


"Creeettttttttttttttt.......... ttttt....crettttttt....creeeeeeeeetttttt"

Ari merasakan batang penisnya disirami cairan rani di dalam sana.

Ari: uhhhhhb mbak kok cepet sihhh...ahhh... gak kuat mau ikutan nihhh... jerit bangettt..anget anget lagi... uhhh


Rani: ahhhhh...ahhhh...

Dengan nafasnya yang tersengal tidak beraturan, rani tidak memperdulikan lagi obrolan ari. Ari yang sedari tadi mendiamkan penisnya saat rani mencapai puncak kenikmatannya, kini ia merasa juga akan sampai pada puncaknya. Dalam benaknya, sungguh gila memek mbak rani begitu nikmat sekali..


"Plllloooooookkkll.....pllooooppppkkkkkk......plllloooooolkll...plokkkll"

Ari mulai kembali menggenjot rani.


Rani: uhhhh.. riii pelan
.. kerasa bangettt punya kamu... ihhhh....awwww ...ohhhh ampunn. Mentok itu riiii....


Ari: ahhhh maaaf mbakkk,, ari gak kuattt mau sampe juga,, memek mbak lain bangettt... enakkk ooooohhhjj....

"Di dalem ya mbakkk???? Ahhhhhhh""

Rani: awwww iyaaa.... ehhhh..... rii jangan .....mbak gak kb...ariii sadarr....ahhhhhh


Ari: uhhh iyaa mbak,, nanti di lepasin....ahhhhhh... ini memek terenak yang pernah ada...uhhhhh


" aggghhhhh....aggghhhhhhm....aaaaaggggghhhh"

Keduanya mendesah tak terkendali.

Ari: mbakkkk....ooooooohhjjj...keluuuarrrt mbak,,,,,


Rani: "Ahhhhh terussinnnnn jangan dulu...uuuuhhh... ahhggghhhh...ampunnn...ihhhhh.."


Ari: gak kuat mbakk,,,


"Plooooookkk....plokkk...plookkk...plookkkk..crooottttttttttttt...........tttttt....crooootttt....croottttttt...croooootttttt.....crrrrooooootttt..."

"Cpppplooooockkkk"


Ari mencabut penisnya dan. menumpahkan spermanya di perut rani.


================
" Segitu aja nihh?? Hahahaha"

ucap rani tampak mentertawakan ari, yang kini tampak lemas dan tengah memegangi penisnya yang masih mengeluarkan sisa-sisa kenikmatan nya. Sebenarnya rani pun sama, ia juga merasakan hal yang sama. Walaupun semua terjadi hanya sebentar paling hanya sekitar 5 menit Ari menggenjot dirinya, tetapi dirinya merasa 5bmenit itu sangat berkualitas dan mampu membuat ia terbang dibuatnya.

Ari: duhhhh mbakkk,, di bilangin udah lama enggak,, yaa pas begitu jadinya gak lama dehhh..huuuuuhhh

Rani : hmmm... yahhh baguslah,, ngapain juga sihh..

Ari: sekali lagi ya mbakk, sebelum balik,, hehehe

Rani: enak aja,, ke enakan kamu tuhh..

Ari: kan mbak juga..

Rani : dihhh enggak ya..

Ari: lahh tadi bilang apa sihh mbakk,,z hahahha

Rani: kebawa suasana itu mah,, hhiiii

Ari: pokoknya mbak,, emang mantep dehh.. beneran mbak,, enak bangett.. beceknya itu lohh tapi tetap serett..
"peret" sihh kalau anak-anak sekarang bilangnya.


Rani: tauu ahhhh mbak rii... kamu tuhh yaa.. aneh-aneh aja..hmm

Ari: ayok bangun mbakk,, kita makan..

Ucap ari seraya mengulurkan tangannya dan mengajak rani untuk bangun menuju kamar mandi. Rani mengikuti kemauan ari, keduanya lalu menuju kamar mandi.

"Yaudah bareng aja,, mbak mau mandi??"

Ucap ari di samping rani.

Rani: yehhh,, jangann..yang ada kamu macem-macem... mbak mau mandi sihh,, punya kamu nanti kebauan temen kantor.

Ari: kali aja mau mbak,,

Rani: dihhh dasarr... kenapa makin jadi sihh ganjen nya?? Awas loh ya kebawa-bawa ke kantor.. bahaya rii..


Ari: yehhh enggak dong mbakk,,, tau aku kan?? Aman mbakk...tenang

Rani; awas aja pokoknya.
Yaudah mbak dehh duluan.

Ari: oke mbak..

Tidak terjadi kejadian apapun selama rani mandi hingga ia menyelesaikannya, kemudian mereka berdua makan siang bersama. Lalu mereka sempat ngobrol masalah pekerjaan mereka di kantor. Dan akhirnya keduanya teringat tentang tugas mereka hari ini yang udah harus kelar besok. Karena minggu depan mereka sudah harus memulai perjalanan dinasnya.

Rani: udah beres semua kan itu ya ri??
Hampir aja ke abaikan tugas nya,, kamu sihh..

Ari: udahh kok mbak,, aman kok... mbak tenang aja,,, ada adikmu ini lhoo..

Rani: yaudah yukk siap-siap balik kita..

Ari: iyaa mbak,, telpon dulu ya,,

Rani: telpon siapa??

Ari: bentar mbakk..

"Tuuttttthhh....tuttthh.....tuuuttthhh..."

Pak bambang: iya rii?

Ari: pak,, ini mau ngabarin kayaknya kita sampe sore di sini pak. Soalnya setiap warga yang kita datangin makan waktu lumayan lama pak,, mereka suka ngajakin ngobrol. Jadi kehambat kan,, gak enak juga di tinggalin. Mohon petunjuk pak.?

Pak bambang; yaudah terserah kalian aja,, kan ada bu rani disitu biar dia yang putuskan ri.


Ari: iyaa pak,, ini kebetulan saya lagi di pos sama bapak-bapak. Mbak rani nya lagi dirumah sama ibu-ibunya.

Pak bambang: yaudah kalau gitu,, lanjut aja yang penting kelar yaa..


Ari: iyaa pak beres.. terimakasih pak.


Pak bambang: oke ri.


"Tuutth"


Rani: ariiiii apaan sih kamu tuhhh... ngapain coba pake bohong segala???
Kamu mau ngapain???

Ari: yehhh enggak bohong mbakk,, emang wajar lah kalau itu memakan waktu sampai sore, orang itu datanya kita cuman mindahin kok makanya cepet,, coba kalau manual tanya satu-satu?? Gak akan secepat ini mbak.


Rani: iyaa tau,,, tapi ini kan udahh,, kenapa kamu harus bohong?? Nanti di cek kesana kita gak ada gimana?,

Ari: siapa sihh yang kurang kerjaan mau kesana??
Disuruh nemenin mbak kesini aja gak ada yang mau tuhhh kan yaa??? Kecuali adik mu ini.. padahal dapat enak kan...hehehe


Rani: dihhh... dasarrr.. udahhh ihhh kamu tu ada-ada aja.

Ari: jangan mikir macem-macem mbakk,, cuman rehat doang kok nanti kita balik,, baru jam 1 juga ini.


Rani : iyaa,, itu kata kamu sekarang..huuu


Ari: hahaha...yehhh enggak mbakk percaya dehhh..

Rani: iyaa,,, pokoknya jam 2 balik jangan aneh-aneh.


Ari : siap boss..

Naas nya rani melupakan sesuatu, bahwa hari ini dia ada janji dengan suaminya akan pulang lebih awal untuk ditemani belanja keperluan dirumah untuk anak-anak mereka nanti yang akan ditinggal rani pergi selama 3 hari. Yang mana tadi pagi rani ke kantor diantar oleh suaminya dan berjanji akan di jemput jam 1 oleh suaminya di kantor. Tepat jam 1 suaminya tiba di kantor rani. Saat hendak memeberi kabar dan menelepon rani. Tetapi ternyata ia melupakan handphone miliknya, yang tadi di mainkan oleh anak nya.

"Aduhhh bisa gini sihh.. ada-ada aja"
Gerutu rudi.


15 menit menunggu di parkiran akhirnya, rudi masuk kedalam kantor dan menanyakannya pada teman rani disana. Kebetulan ada seorang satpam yang berjaga disana. Rudi yang merasa satu profesi tak sungkan untuk menyapa dan langsung menanyakan kepadanya saja.
Dan mereka juga sudah saling kenal..


"Ehhh pak rudi,, jemput bu rani yaa?? Lagi keluar pakk,, sama mas ari katanya tadi lengkapin bahan untuk kunjungan mereka besok"
Ujar satpam tersebut.

Rudi : ohhh iyaa pak,, terimakasih infonya kebetulan saya emang lagi mencari istri saya memang.

"Gak di telpon aja pak?"


Rudi: itu dia pak,, saya kelupaan bawa hp.

"Mau saya telpon kan?? Kalau bu rani sih saya gak punya,, tapi kalau mas ari ada,, saya mah"

Rudi; boleh deh pak.


"Sebentar pak"
"tuuuuttttthhh....tuuuutttthh...tuuuuttt"



Ari :hallo pak??


"Iyaa mas ari,, masih di lokasi ya?? Desa apa namanya mas ??

Ari: iyaa masih pak,, desa xxxxx

"Iya ya mas makasih yaa"



"Tuuuttt"

Langsung saja ia mematikan sambungan telpon tanpa sempat ari menanyakan ada apa.


Ari: dasar anehh.

Rani: siapa?? Simpanan kamu???

Ari: yehhh mbakk,, pikirannya bukan lahh.

Rani: terus??

Ari: yahhh itu, satpam kantor kita.

Rani: kenapa dia??

Ari; enggak,, cuman nanyain nama desa tempat kita kunjungan tadi.

Rani; ohhhh..


Ari: mbakk duduk sini dong..

Rani: iyaa bawel...


Ari: kan cuman gini doang mbak..hmmm


Rani: iyaa iyaa sihh.. huuuhhh ribet..


Lalu keduanya duduk bersebelahan sambil menontonn tv di tempat ari.
Mereka duduk di sebuah kursi panjang.
Sementara rudi yang mendapat info dari satpam tadi berniat untuk menyusul saja kesana biar nanti bisa lebih cepat, kalau rani sudah selesai bisa langsung pulang dengan dia pikirnya. Tentu ia tau daerah situ, tidak begitu jauh dari kantor ini. Jalan menuju kesana kebetulan akan melewati tempat ari tinggal disini. Ia kenal sosok ari, karena seperti yang di katakan rani tadi bahwa keluarga mereka sudah cukup dekat.


Rudi segera bergegas menuju kesana, setalah tiba disana, ia melihat-lihat siapa tau bisa menemukan mereka pikir rudi. Setelah hampir 1 jam tidak ia temukan keduanya, dan suasana di desa ini cukup sepi. Rasanya tidak akan sulit mencari mereka.

"Apa jangan-jangan mereka udah balik ke kantor ya??"

Rudi sempat berpikir demikian, sehingga ia putuskan untuk segera pulang saja kembali ke kantor. Memang sihh kenapa pake harus ketinggalan hp segala. Rudi menggerutu kepada dirinya sendiri. Ia berjalan meninggalkan desa itu dan kembali mengarah jalan menuju kantor rani bekerja. Saat melewati gang, ia sempat berpikir,, ini kan tidak begitu jauh dari tempat tinggal ari. Ia berpikir Lebih baik lewat jalan itu saja, siapa tau ari sudah pulang dirumahnya. Ia bisa menanyakan langsung kepada ari.

"Jreengg"

Benar saja, saat melewati jalan depan kontrakan ari, disana tampak sepeda motor ari ada disana. Rudi berhenti di pinggir jalan dan masuk kedalam halaman rumah utama, tapi kok sepi yaa.
Maklum sihh, rumah ini tidak di jaga oleh siapapun hanya pagar saja sebagai pengaman nya. Rudi berjalan menuju kesamping rumah, menuju pintu rumah tempat ari tinggal.

Disana tampak sebuah sepatu ari berada di depan, berarti dia sudah pulang. Begitulah menurut rudi.
Ia semakin mendekati kearah pintu.

"Hahahahha,,, kamu ihhh,, udahh lahhh. Jangan gitu dong,, ahhhhhh... ariii...awas yaa..uuuhhhhh,, dalem bangettt...ahhhh mbakkk ngilu rii"

Rudi mendengar suara desahan wanita dari dalam sana, sementara ia hanya mendengar suara berdehem dari sang laki-laki. Ternyata ari lagi bersama perempuan di dalam sana. Mungkin istrinya pikir rudi tidak ingin berpikir aneh-aneh.
Kemudian ia membatalkan niatnya untuk mengetuk pintu dan menanyakan kepada ari langsung.


"Tapiiii, kalau istrinya kok panggil mbak sihh??" Dan suara itu sperti tidak asing baginya.

"Mungkin kah,,, deggghhh...deggghhh" jika iya sedang apa mereka.


"Mungkinkah didalam sana istriku???"

Rudi mulai berpikir tidak karuan, sehingga ia menghentikan langkahnya dan kembali berjalan menuju kearah sana. Ia berjalan seperti orang ketakutan, ia takut dengan apa yang ia khawatirkan benar-benar terjadi. Ia ingat saat mereka tengah berfantasi dalam bercinta. Rudinoernah meminta rani untuk memilih salah satu teman kantornya untuk menjadi pria khayalan seks meraka. Dan saat itu rani memilih ari.

"Sekarang benarkah itu terjadi??"

Rudi mulai mendekat kearah pintu, ia mencari celah. Ia melihat jendela namun tertutup rapat oleh hordeng.
Ia mengamati pintu, dan akhirnya ia temukan celah untuk melihat kedalam melalui lobang kunci yang sepertinya bekas di perbaiki. Cukup jelas ia melihat kedalam sana.

"Wowww.. sungguh membuat ia sangat terkejut,, apakah ini mimpi??"

Rudi meyakinkan dirinya dengan menepuk dahinya.

"Tidak,,, ini nyata"

Kembali ia melihat kedalam sana.
Saat itu ia melihat istrinya rani memang benar berada di dalam sana. Kini istrinya tengah tengah mengangkang melebarkan oahanya, sementara ari diatasnya menggenjot dan menghisapi payudara istrinya.

"Ini gilaaa"

Rudi dibuat sangat kalut dengan apa yang ia lihat didalam sana. Bagaimana tidak sudah 2 laki-laki yang ia ketahui menggagahi istrinya. Mungkin setelah ini ada lagi.

"Aggghhhhh...riii..hmmmm..dalam bangettt,,,penuh rasanya"

Rengek manja istrinya terdengar di telinga rudi.

"Cplooocckkk...cplooockkk...cplockkk...,"


Suara peraduan genjotan ari dengan memek rani.

"Gilaa sihh mbakk,, nikmat bangett,, istriku gak se peret ini lohh...huuuuuuuuh"

Gerutu ari sambil terue menggenjot rani di dalam sana.

Sementara rudi hanya terdiam berdiri membelakangi pintu.

",hmmmm itu sihh punya kamu yang kegedaan,,,ahhhhh...ariii..enak...hmmm"

Ari: enakan mana sama mas rudi mbak?

"Deggghh"

Jantung rudi berdegub kencang mendengar pernyataan itu oleh ari. Ia penasaran jawaban apa yang akan di lontarkan oleh rani.

"Hmmm...enakan suami mbak lahh,,,uhhhhh...,,"

"Mmmhhmm,, masa sihh mbakk??? Yakin???

Ari mempercepat genjotan nya pada memek rani.

"Plokkkk...ploopookkk..ploooopkkk"

"Awwww...aghhhhh...ariiii...ampunnn...iyaaa...aaaaaaaaaghgghhh"

"Kamu kok lama banget sihh,, aduhhh...longgar dehh itu ...ahhhhhh...amm...punn rii"

Rengekan itu terus menghantui telinga rudi, hingga kini ia putuskan untuk kembali melihat kedalam.

Didalam sana ia masih melihat meraka dalam posisi yang sama, tapi kali ini ia melihat wajah istrinya secara jelas. Wajah itu tersenyum girang. Seperti sangat menikmati pejantan di atas nya.

"Ihhhh dasaarrr...kamu tuhh yaaa.. mbak sampe di buat kayak gini... dosa tau:"

Ucap rani saat ari menghentikan genjotannya dan mendiamkan penisnya didalam sana.

"Mbakk keluar lagi sihhh...hehee...becek bangett mbakkk, peret ari sukaa"

"Kamu kok bisa lama sihh"

Ucap rani sambil memegangi wajah ari.

"Hmmmm"

Ari hanya tersenyum.

"Keluarin deh rii,, dah mau setengah jam lohh kamu"


"Iyaa mbakk,, bisa lebih lama lagi lohh tapi"


"Hahahha gilaa,, ampun banget kalau jadi istri kamu"

"Kenapa mbak??"


"Kewalahan lahh,, orang gede banget gitu, mentok,, penuh lagi..."

"Hmmmm...cupppp... tapi suka kan??"


"Tau ahhh,,hmmmm"


"Ganti gaya dong mbak,, sekalian keluarin"


"Jangan dogii,, mbak gak kuat nusuk bangettt kayak tadi "


"Dammmnnnnn....fuuccckkkkk"


Gerutu rudi yang mendengar hal itu di ucapkan oleh rani, ternyata sudah banyak gaya yang mereka coba.

"Ini gilaaa...tapiii.. ahhhhhhh"

Ingin rasa nya ia mendobrak pintu itu,, tapiiii....

"Awhhhh mbakkk"

Kembali terdengar suara didalam sana dan kembali itu menyadarkan rudi.


"Udahhh biar cepet "

"Tapiiii...a duhhhh"


"Suami mbak paling gak tahan kalau mbak udah kayak gini. Hihiiiii... kamu sih nakalin mbak...hmmmmm"




Saat itu rani berada diatas badan ari. "WOT"

"Coba masukin semua mbakk"


"Ngeri ahhh ngiluu,"


"Pelan aja mbak"


"Ahhhhhh....aduhhh ini lebih mentok dari dogy riii...aduhhh jangann tahann badan mbakkk....ahhhhh...arrrrr.iiii"

"Kerasa banget mbakk,,,wowwww..."

"Sakitttt, riii penuhhh bangettt"

"Tapi suka kan?? Hmmm???

"Ohhhhh....ariiii...lepaskannn dulu mbakk gak kuattt...aggghhhh"


Rani terjatuh kedepan dan bersimpuh di atas badan ari.

"Plokkkkk...plooooolkll...plokkkk...ploopkkk,"


Ari segera menggerakkan pinggulnya untuk menggenjot rani.


"Aaahhhhh.....ahhhhhhh....awwwww.. ughhhhh...riiii"

"Hmmmm.....enak mbakk?? Enakan mana dengan kontol suami mu??? Hhhmmmm??? Jawab mbakk??


"Ahhhhh....iyaaaa..yaaaa.. ahhhgghhhh....aduhhh...ariiii....kam....mmmuuu..tuhhhhh....ahhhhgggghhh... ampunn riii"


"Jawab dulu mbakk...."


"Pleaseee riii.. mbakk serius.***kkk kuatttm..ooooohhhhh....mau sampe lagi.... stopp dulu,...ariiii"


"Keluarinn aja mbakk...hmmmmm"


Plokkkl....ploooppkkkk...ploooookkkkk...plooookkk."


"Mmmmhhhhh.....aggggggghhhhhh....aghhhhhh...aggghhhhhh....."


"Arriiii...iiiii mbakkk....ssammmm...pehhhh...oooohhhhh...pleease stopp riii"


Ari menghentikan genjotan nya dan membiarkan rani menikmati orgasmenya lagi.


"Huuuuuuuhhh.... capek juga ya mbakk...haaaaaahh,,, tapi enak bangettt...cupppp"

Rudi yang melihat langsung akan hal itu dibuat semakin tidak karuan perasaan nya. Ia merasa telah dikhianati oleh keduanya. Yang ia tau ari adalah teman baik istrinya dan juga anak baik-baik. Mereka pun saling kenal juga.


"Hmmmm...riiii...udahh yaaa...pleasee ampunn kamu kuat bangettt sihhh..mbak udh lemes nii"


"Mbak gak pernah selama ini?? Ari masih belum lihat mbak..gimana dong,??""


"Kamu sihh,, pake maen dua kali segala...ihhhhhh..dasarrr"


"Duarrtt....gilaaa...ini gilaaa"

Semakin hancurlah hati dan perasaan rudi mendengar hal itu, ia sungguh tidak menyangka akan hal ini.

"Bisaa pingsan kalau mbak jadi istrimu,, tiap malem di genjotin pake ini..huuuhhh...panjang rii..gede jugaaa,, bagusan,..hihiiii"

,"mbak suka gak,???"

",yehh nanyanyaa gitu sihhh.. ga boleh rii. Kita tuh udah ada yang punya semua...paham kan,??"

"Kan cuman nanya suka doang mbak,, gak ada lain kol.. hehhe..."


"Iyaa tetap aja rii,,, jangan lahh gak boleh suka,,, udah ada yang punya ini...hihiiii:"

Ucap rani sambil tangannya mengocok pelan batang besar milik ari. Ia tatap dengan seksama batang besar dalam gengaman nya itu.

"Desiiii...desiiii..sekarang aku udah ngerasain juga apa yang kamu rasakan.. hmmmm... lebih muda lagi orang nya,,, ganteng pulaa"


Batin rani sambil menatap lekat batang ari.

"Riiii.. istri kamu gak kewalahan ya ngeladenin kamu??"

"Enggak sihh mbak,, orang dia cuman paling seminggu sekali kok ketemu,, itu paling banyak mainnya 2x aja"


"Lama terus gini???"


"Ini gak lama lohh mbakk,, gak ada satu jam"


"Iyaa sihh benerrr"


"Mbak gak pernah selama ini??? Masa???


"Bukan itu masalahnya,, Tapiiii batang kamu ini lohhh,, kok gede banget yaa,, mbak kan gak terbiasa,, mungkin istrimu dah biasa kali yaa"


"Biasa jadi sih mbakk,,, makanya mbak biasain dong..hehehe"


"Dihhh kamu tuhhh,,, jangan yaa riii,, ini tuhh salah,, gak seharusnya kita kayak gini."

"Iyaa sihh mbakk,, kita jahat namanya kalau sampai kayak gini"


"Ihhh itu kamu tauu,,, udah sadar nii,, tadi aja maksa-maksa minta di ladenin"


"Hehe iyaa sihh mbakk,, abis gak kuat sihh mbakk,, tergoda lahhh ada mbak disini"

"Dihhh kamu tuhhh yaa,, terus perempuan yang kamu tudurin selain mbak siapa sih ri??"

"Mbak pengen tau beneran??"

"Mmmhhh iyaaa,, siapa??? Luppphhh"

Rani berucap demikian sambil ia memsukan penis ari kedalam mulutnya.

"Terusinn mbakk,, bekas cairan mbak semua ituuu....oooooohhh nakal sihh mbakkku...aggghhhhj"


"Ihhh jawabb kenapa sihh,"


"Hmmm,, iya mbak memang ada sihhh,, mau tau beneran??"

"Heeemmhhh...mmmmmmmhhhhh...spooooooccchhh,, siapa coba jujur??"


"Istri yang punya kontrakan ini mbakk,, hihiiii"


"Ihhh kamu tuhh yaaa,, dasarrr sering dong kamu...ihhh ariiiii"


"Enggak juga mbak sesekali aja,, aku gak semesum itu kok mbak,, beneran jujur"


"Iyaq..iyaq tau... terus suaminya???"


"Kan kerja diluar kota mbak,, sama kayak aku pulang weekend aja"


"Ohhh gitu uuuhhh,,, jujur nii gak bohong yaa???"


"Iyaa mbakkk"


"Bagus dehh,,, kamu hati-hati aja,, jangan kebablasan sampe jadi masalah "


"Enggak kok mbakk,, sekarang udah berkurang waktu ketemu nya"

"Kenapa??? Bosen kamu nya,??"

"Bukan mbakk,, sekarang sering ikut suaminya ke lokasi kerja bawa anaknya juga"


"Ohhhh bagus dehhh, jadi kamu bisa ke kontrol kan ya"


" Kan ada mbakkk sekarang..hehhe3"

"Ihhh...inget yaa pesan mbak tadi..awas aja kamu"


"Iyaa mbakk,, paham kok,, mbak tau aku kan???

"Iya...hmmmm"


"Enak mbak kocokannya tangan mbak lembut bangett "


"Bisa aja kamu tuh yaa,,, yaudah keluarin gihh,, dah mau sore ni"


"Nungging lagi deh mbakk,, mau yaa??? Pelan kok"


"Yaudahhh,, mbak percaya deh sekarang sama kamu,,,cupppphhhh.....mmmmmmmuuuuuuaaachhh" rani mencium bibir ari.


"Cantik sekali mbak raniku ini...ohhhh"


"Ayokk..kelamaan nihhh"

"Ayokkk mbakk,, ambil posisi dong"


"H.mmmmhhh" rengek rani sambil ia mengikuti kemauan ari.


"Bisa gede, bulat dan montok gini banget ya mbakk,, uhhhh suka dehhh"


"Plakkkk" ari memukul pantat rani dengan batang miliknya.


"Dasarrrr. Gilaaa" gerutu rani kepada ari.


"Masukin ya mbak" ucap ari yang sudah di belakang pantat montok rani.

"Pelan rii"


"Iyaaa..."


"Cllluuuuppppp"

"Aaaahhhh" keduanya mendesah.


"Beneran mbak, ini memek terenak,,, beruntung ya mas rudi..uhhhhh"


"Hmmmm,,,, dalem banget itu riii...ahhhhh"


Sementara rudi yang mendengarkan semua percakapan mereka dibuat sangat tidak bisa berpikir jernih lagi. Keduanya menyadari itu adalah sebuah kesalahan, tetapi mereka ulang dan lanjutkan lagi??
Entah apa yang harus ia lakukan saat ini. Ia rasanya sudah tidak kuat melihat kedalam sana, bagaimana tidak. Istrinya yang cantik putih seksi nan montok itu kini tengah di genjot pria lain di dalam sana.


"Aaaaahhhh,,, aaaahhhhh....aaaaaaahhhh,,, ariiii..iii jangan dalem bangett"

"Tapi enakk kan mbak??"

"Iyaaa,, tapiiii tetap aja mbak belum terbiasa,, mentok banget lohhh "


"Memek mbak juga negejepit bangett "


"Hmmmmmmhhhh.....aaahhhhhh....ahhhhhh...hm.....mmmmmhhhh....plooooookkkkk.....plooooookkkk....plooooookkkk"


Suara benturan desahan dua insan dari dalam rumah terus nenghantui telinga rudi.

"Mbakkk kayaknya mau sampe dehhh,,, ariii cepetiin ya mbakk??


"Heeemmm,,,iyaaa...aaaaahhhhh....aaahhhhh...arriiii...jangan di dalam yaa,,,,ingettt"


"Iyaaa,,,, aaaaahhhhhh,,,,eeeenaaakkkk,,, mbakkkk,,,ooooooohhhh...gilaa sihh...plaakkkk"
Ari sambil menampar bokong montok milik rani.


"Ughhh riiii,,, mbakkm juga mauu...aaaaaahhhhh"


"Barenggg mbakkk,,,, ahhhh ariii sampe mbaakkkkk....aaaahhhh..."

"Aduhhhh,,,,ahhhhhh...iyaaa. yaaaa...tahan dikit riii,, mbak sebetar lagi..."


"Gak kuat mbak beneran,,, ahhhhh,,,, kalau gak do cabut bisa di dalem ini....aaaahhhhh"


"Jangan lepas,,, ahhhhhh,,,teeerrrrrrussssiiin.... aghhhhhh"


"Mbakkkk,,,,plooooookkkkkk,,,,,,ploooooookkkkk,,,,,,plooooookkkkkk,,,,,plooookkookkkkkk,,,ploooooookkkkkk,,,"


"Crrroooooooooooootttttttt.....crrrrrrotttttt.....croooootttt.....crrrrrrooooottt...ttt:"

Ari menumpahkan sperma nya didalam memek rani.


"Ughhh arrriii panas,,, "


".maaf mbaakkkk,,,,haaaaaahhhh,,, gak kuattt "


"Hmmmm"
Rengek rani yang .asih dalam posisi menunging dan penis ari masih tertanam di dalam vaginanya.

" mbakkk,, juga sampe kan???"

"Heeeemmm,,,iyaa rriii....haaaahhh,,,udah dong cabut rii"

"Ploooop"

"Aaaahhh...anterin mbak ke kamar mandi,, cepetan di cuci ini"

"Ayok mbak,,, sini aku gendong aja"


"Ihhh kuat emang??"


"Bisa lahh,,yukk sini"

"Haaaahhh,,,, ihhh beneran yaa kuat kamu ri"


Keduanya berlalu menuju kamar mandi, sementara rudi, masih terbengong tidak percaya dengan apa yang ia saksikan.



================

LANJUT...


Ditengah perjalanan menuju ke kamar mandi, masih dalam posisi ia di gendong oleh ari. Rani melihat dada ari yang bidang dan putingnya yang sedikit mencuat keluar. Melihat hal itu rani tertarik untuk memberikan komentar nya.

Rani: dihh ariii itu nya sampe keluar gitu, keseringan di hisep sihh hahha..

Sambil ia menunjuk kearah puting milik ari.

Ari: sampe di perhatiin gitu,, kalau mau langsung aja kali mbak,, boleh banget kok..hehe

Rani: istri kamu ni yang sering mainin apa simpenan kamu itu??

Ari: dua-duanya sihh mbakk,,, mbak suka mainin itu juga ya?? Tadi kayaknya fasih banget..

Rani: enggak dehh yaaa, yang ada kamu malah minta lagi kalu itu nya bangun gara-gara mbak sentuh ituu..

Ari: yahh harus tanggung jawab dong mbak,, gak repot kan malah enak hehe

Rani: dihh kayak kuat aja,, udah 2 kali tuhh, angin doang yang keluar nanti hahaha


Ari: kata siapa??? Coba tangan mbak kebawah.

Ucap ari sambil menghentikan langkahnya dan menatap lekat wajah rani, tetapi tidak lama pandangannya langsung beralih ke susu montok milik rani yang seakan menumpuk disana.


Ari: gemesin liat mbak posisi di gendong kayak gini, ini sihh paling gak kuat aku liatnya.

Rani: ihhh kamu tuh udah dehh,, udah dapat semua hari ini, puas banget kamu yaa ngerjain mbak..huuu


Ari: maklum mbak,, namanya juga hasrat yang kesampean dah lama kali aku menginginkan mbak kayak gini..uopsss


Rani: ihhh tuhh kan ternyata selama ini sering jorok pikirannya ke mbakk,,huuu.. jahat


Ari: lahh tadi kan dah di bilang mbak,, gak percaya?? Mau bukti gakk??


Rani: apa coba???

Ari: yaudah tangan nya ke bawah, ke kontol aku mbakk,,,

Rani: ihhh arii ngomong nyaa, istilah kamu tuh jorok banget tau.

Ari: yaudah apa deh namanya terserah mbak, tapi tau kan maksudnya?? Coba tangannya kebawahin mbak.

Dengan sedikit ragu rani menurunkan tangannya ke bawah, dan kini tepat berada di batang milik ari.


Rani: hahahhaa ariiii.. dasarr ya kamu, kok keras lagi sihh??? Kamu pake obat apa sihh???


Ari: yehhh dah di bilangin dari tadi mbak gak percaya,, gak pake apa-apa mbak, emang dasarnya aku nafsu terus aja kalau liat mbak,, apalagi kalau udah mbak polos kayak gini..hehe


Rani: dihh ngeri ahhh,, arii kok bisa gitu sihh,, parah kamu...


Ari: yahh bagus dong berarti mbak menarik banget bagi aku, dan artinya aku gak bohong kan ke mbak??


Rani; gak tau ihh..

Jawab rani sambil tersipu karena pernyataan ari barusan. Sebenarnya perempuan mana sihh yang gaj senang kalau di puji cantik dan menarik. Itu adalah senjata kuno yang tetap ampuh dan mematikan..hehe
Termasuklah rani, masih termakan dengan senjata itu.


Rani: beneran keras banget lagi..hahah

Lanjut rani yang tangannya masih terus memegang batang milik ari.


Ari: kocok mbak,, please

Rani; kamu tuhh,, udahh aahhh yang ada mbak kamu kerjain lagi nanti..


Ari: kan gapapa mbak,, belum mandi juga sihh,, sekalian mandinya.


Rani: mau nya kamu tuhhh,, udah ahhh turunin.. dah sampe tu,, mbak bersih-bersih dulu.


Ari langsung memenuhi permintaan rani untuk di turunkan.


Ari: huuuppsss... hmmm cantik banget sihh mbakk,, sayang dehh.


Ucap ari saat rani telah dalam posisi berdiri dan berada di depannya. Dilanjutkan. Ia memberikan pelukan kepada rani. Keduanya yang masih dalam posisi telanjang bulat, menjadi bersentuhan kulitnya secara langsung. Baik rani maupun ari sama-sama merasakan getaran di dalam dirinya. Namun rani yang sepertinya tidak kuat duluan menahan rasa yang ada itu.


Rani: ariii udah ihhh lepasin,, biarin mbak bersih-bersih dulu.


Ari: sebentar dong mbak,, abis ini kan mau balik mana bisa kayak gini lagi..hmmm

Ari membenamkan wajahnya di bahu rani.
Dan saat itu batang penisnya menusuk ke arah pasar rani.

Rani: ahhhhh...riii... nusuk tau.. kamu tuh gak nyadar apa??


Ari: hmmmmm...wangi bangett sihh badan mbak,, suka dehh.. makin tegang jadinya mbak..emmmhh


Rani: makanya udah lepasinnn.. ayokl cukup udahh riii...dengerin mbak dehh


Ari: hmmmm,,, iya iyaa mbakk,,, muaccccchhhh,, dan liiiiiiiiccckkkk..



Ari mencium leher rani Dan ia berikan sedikit jilatan disana.

Rani: ahhhhh.... ihhh ariiii


Ari: hahahha,,,, ga tahan ya mbakk,,,???
Ayokk kalau mau lanjutin??


Rani: ihhhh apa sihhh,, kamu tuh yaaa.. udah sana mbak mau bersih-bersih.
Liat tuhh punya kamu belepotan banget.
Bisa-bisa masuk kedalam banget nanti.


Ari: sini dehh mbak,, ari bersihkan.

Rani: enggak-enggak,, mbak bisa sendiri.. udah kamu sana dulu aja.


Ari: gakk ihh mau mandi bareng mbak,, hehehe pleease mbak! Janji gak macem-macem kecuali di bolehin...uopssss


Rani: huuuu,, mau nya,,, gak akan ya mbak bolehin..weeekkk


Ari: iyaa iya mbak,,, mandi aja kok,, biar cepet sekalian.



Rani: ihhhh dasar,,, ada aja alasannya.



Akhirnya keduanya mulai membersihkan diri mereka, tampak ari yang mulai gemas melihat tubuh rani yang mengkilat terkena air dan juga sabun.


Rani: ahhhhhh....ariii.. gak usah pegang-pegang deh.

Ari: sorry mbakk,, gemes..hihiiii


Rani: kamu tuhh,, ihh kok ganjen banget sihh,, makanya tidurin tuhh itu nya kamu,, masa tegang terus gitu..


Ari: mana bisa lemes mbak kalau udah tegang gini,, kecuali di bikin lemes sihh.. baru mau dia..hehe

Rani: ihhh dasarrr arii...hahaha


Ucap rani sambil tertawa dan memukul pelan lengan ari.


Ari: Kayaknya aku keluarin aja deh mbak,, beneran dahh kenceng banget ini. Yang ada nanti malah gak bisa pake celana..

Rani: hihiiiiii...aduhhh masa sihh sampe segitunya kamu tuhh..

Ari: mbakk liat aja sendiri... tuhhh


Ucap ari sambil memegan penis nya dan menggerakkan batang nya keatas ke bawah.


Ari: keras banget kan tu mbakk?


Rani: tauuu ahhh,, kamu tuhh yaa..huuu
Mana gede banget lagi, panjang. Nyodok nya dalam bangett kerasa..uopppsss...hahaha


Ari: tapi suka kan??? Puas kan mbakk??? Hmmmm????


Rani: dihhhh,, ngarep...biasa aja tuhh..weeekkl


Ari: iyaa iyaa terserah mbak aja dehh..


Rani: kamu sihhh,, udah tau pake nanya..huuu

Ari; buat mastiin aja sihh mbak,, hehehe


Rani: udahh-udahh jangan dibahas, mbak malu kalau ingat soal barusan.


Ari: kenapa malu mbak???


Rani: yahhh malu lahh,, kamu tu siapa nya mbak sihh sampe bisa gitu sama mbak??


Ari; kan pacar nya mbak rani,, gimana sihh??

Rani: dihhh gak jelas.. udah ihhh mbak mau udahan..

Ari: iyaa mbakk,, silahkan. Aku kayaknya mau selsain ini deh.

Ucap ari sambil terus mengocok pelan penisnya. Rani pun ikut melihat kearag batang milik ari itu.


"Gila sihh,, batangnya ari udah gede panjang uhhh bisa berkali-kali lagu.. hmmm seandainya itu punya mas rudi..hmmm"


Rani mulai membayangkan hal yang lain pada diri ari.

Rani: awas patah tuh di kocok terus..hahaha

Ari: kocokin makanya mbak,, biar cepet... nihhh mbakk.

Ucap ari sambil mengacungkan penisnya kearah rani.

Rani: ihhh ariii,, udah ihhh jangan aneh-aneh yaa,, kamu tuhhh udah kelewatan banget kita hari ini.


Ari: iyaa mbakk,,, hehhe
Tapi mbak,, boleh tanya gak??


Rani: apaan??


Ari: main sama aku berkesan gak??


Rani: hahahha,,, apa sih kamu,?? Gak jelas dehhh

Ari: yehh kan nanya mbakk,, aku kan pernah sama istriku mbak,,, terus juga sama ibu pemilik kontrakan yang kata aku tadi. Tapii waktu sama mbak kok aku ngerasa beda banget ya...kayak lebih dapet aja feel nya..


Rani: ihhh pake di banding-bandingkan segala sihh..*** boleh tau rii..


Ari: ya tau mbak,,, kan aku cuman jujur aja.. kalau mbak gimana???


Rani: tuhh kan, ujung-ujungnya malah kayak gitu..huuu


Ari: yahhh enggak mbak,, maksudnya ngerasa beda gak gitu..


Rani: yahh gak tau lahh mbakk,, gak bisa mikir kayak kamu.

Ari: tinggal bedain aja sihh mbak,, jangan bandingkan sama mas rudi dehh biar gak enak nya di mbak ilang.

Rani: lah terus sama siapa dong,, hahaha

Ari: yahhh gak tau lahh mbak,, mbak lah yang tau itu! Aku bukan yang pertama selain mas rudi kan???
Sorry ya mbak,, aku tau itu kok!! Maaf gak bermaksud mbak. Aku mau kita saling jujur aja.


Sontak rani terdiam mendengar apa yang di ucapkan oleh ari, ia sangat terkejut bagaimana ari bisa mengetahui hal itu. Tapi ia tudak ingin ceroboh dan dengan mudah mengakuinya. Bisa saja ini hanya ari menduga-duga saja.


Rani: ihhh apaan sihh ari,, tega ya nuduh mbak kayak gitu?? Jahat kamu. !!!


Rani tampak marah dan langsung pergi meninggalkan ari disana. Sontak melihat hal itu ari langsung ikut berlalu mengikuti rani.

Ari: heyyy mbakk,,, come on!! Adikmu ini bukan anak kecil mbakk,, aku cuman ngomongin apa yang aku tau aja.

Rani: apa sih yang kamu tau sampe kamu bisa ngomong gitu,, itu jahat tau gak ri.


Ari: mbakk..


Rani: udahh gak usah di lanjutin,, mbak gak mau denger. Mbak mau pulang sekarang. Gak usah kamu anter!!!


Rani tampak sangat marah dan hendak berlalu meninggalkan ari disana. Ia tampak tergesah2 mengenakan pakaian miliknya.

Rupanya ribut-ribut diantara meraka saat ini di dengar juga oleh rudi yang sedari tadi masih menunggu diluar sebelumnya Ia sempat khawatir karena tidak dapat melihat dan mendengar suara keduanya ketika berlalu menuju kamar mandi. Ia menduga keduanya kembali bercinta di dalam sana. Tetapi ternyata saat ini keduanya tampak terlibat pertengkaran. Yang dia sendiri tidak tau apa penyebabnya.

melihat istrinya yang tampak akan segera menyelesaikan menggunakan baju dan melihat kondisi ari yang masih berusaha membujuk rani, tapi masih menggunakan handuk, rudi yakin rani akan segera keluar setelah selesai dengan pakaian nya dan sepertinya ari tidak akan mungkin mengejar istrinya dengan keadaan sepeti itu.


Menyadari hal itu rudi bergegas untuk pergi meninggalkan tempat ia berdiri, ia tidak ingin kehadirannya di ketahui oleh keduanya. Ia langsung berlarian menuju motonya dan segera pergi menjauh dari sana.


================

LANJUTAN.

Setalah terjadi pertengkaran antara rani dan ari di rumah kontrakan milik ari, rani bergegas meninggalkan ari yang tetap berusaha menahan kepergian rani yang tiba-tiba itu. Tetapi karena nampak kemarahan yang begitu kuat dalam diri rani, akhirnya hal itu tidak dapat di tahan oleh ari lagi. Ari yang masih dalam kondisi belum berpakaian lengkap tidak dapat berbuat banyak saat rani berlalu meninggalkan dirinya.


Sementara itu rani dengan tampak tergesah-gesah segera berusaha untuk semakin menjauh dari tempat ari saat ini. Ia terus berjalan menyusuri jalanan yang cukup sepi saat itu. Hati dan pikiran nya yang awalnya memang terkejut dengan perlakuan ari hingga pada akhirnya mampu di cairkan oleh ari suasana itu, kini kembali menjadi kalut dan bertambah tidak tenang dengan amarah dalam dirinya.

Sementara rudi yang dari kejauhan sudah mengetahui kearah mana rani akan berjalan, ia tampak melihat istrinya itu berjalan seorang diri dari kejauhan. Sebenarnya rudi ingin menghampiri istri itu, tetapi ia takut kehadiran dirinya membuat istrinya curiga akan hal itu. Dan sebenarnya ia takut kalau saja nanti ari berusaha mengejar kepergian istrinya itu. Tentu ia masih penasaran sejauh mana keduanya akan melanjutkan hubungan mereka tadi itu.


Setelah rani berjalan cukup jauh, rudi belum juga tampak melihat ari menyusul kepergian istrinya. Rudi saat itu memutuskan untuk segera menghampiri istrinya. Ia berjalan dari arah belakang rani saat ini. Saat sudah tiba di dekat istrinya ia berlalu saja seolah-olah tidak menyadari bahwa wanita yang sedang berjalan itu adalah istrinya. Begitu pun juga dengan rani dia tampak abai dengan kehadiran suaminya yang melewati dirinya dengan sepeda motor. Sementara ari saat ini masih tampak berdiri termenung di depan pintu jendela kontrakannya. Ia sangat menyesali dengan apa yang baru saja terjadi antara dirinya dan rani. Tentu ia menyesal karena, tadi baru saja dirinya bisa menikmati tubuh molek nan montok milik rani yang telah lama ia idamkan dan kini semuanya jadi berantakan lagi karena hal konyol yang ia ucapkan kepada rani.

"Haaaaahhhggg"

Ari menghela nafasnya, dan kini tampak ia masuk kedalam rumah dan mencari keberadaan ponselnya.


Sementara rudi yang kehadirannya sepertinya tidak di sadari oleh rani, kini makin tampak bingung dengan apa yang harus ia lakukan. Ingin rasanya ia memutar balik lagi kendaraan nya dan menghampiri istrinya itu, tetapi dia takut hal itu dapat menimbulkan kecurigaan bagi istrinya.

"Ahhh masa bodohh, tak tega rasanya aku melihatnya yang sedang sedih berjalan seorang diri begitu"

Terlintas dipikran rudi untuk segera memutar balik dan menghampiri istrinya.
Ia pun segara memutar balik kendaraan nya dan menghampiri istrinya. Tetapi dari kejauhan tampak ia melihat sebuah mobil pick up pengangkut barang berhenti menghampiri istrinya. Ia pun tampak tidak asing dengan mobil itu.

"Itu kan mobil milik pak dedi"

Ucap rudi sambil terus menatap kearah istrinya.

Dan benar saja, mobil itu adalah mobil milik pak dedi yang tampaknya seperti baru pulang berbelanja alat-alat bengkel miliknya. Pak dedi juga tampak terkejut bahwa sosok yang dari kejauhan tadi ia amati sangat menggoda di tengok dari arah belakang itu mbak rani tetangganya. Kekaguman pak dedi itu tentu saja karena melihat lenggok jalan dan bulatan bokong montok milik rani yang ia lihat dari arah belakang.

Setalah mengetahui itu adalah sosok mbak rani, maka pak dedi menjadi tidak heran lagi kalau wanita itu terlihat amati tadi itu tampak sangat menggoda body nya, karena ia adalah rani. Wanita yang selama ini selalu menjadi pembahasan mesum bapak-bapak di pemukiman tinggal mereka. Dan memang ia mengakui bahwa pesona tubuh montok wanita ini sangatlah menggoda sekali. Termasuk dirinya sudah sejak sangat lama mengidamkan bisa merasakan kenikmatan dari tubuh montok itu. Tetapi ia sadar bahwa rani adalah istri tetangga sekaligus temannya sendiri pak rudi, maka keinginannya itu hanyalah sebatas khayalan saja.

Pak dedi: ehhh mbak rani,, darimana?? Kok jalan sendiri??

Pak dedi segara menyapa rani, yang kini tampak bingung dengan adanya mobil yang berhenti di dekatnya. Tetapi setelah mengetahui itu adalah pak dedi ia menjadi sedikit lega, karena cukup kenal baik dengan sosok ini.

Rani: ehhh pak dedi,, iyaa nihh tadi dari tempat teman ada kerjaan.

Pak dedi: ohhh begitu,,, tapi ini kokk.. maksudnya kenapa bisa jalan kaki?? Gak di antar temannya gitu?


Rani: ehhh iyaa pak,, kebetulan tadi teman saya sedang ada pekerjaan mendadak jadi harus segera pergi.

Pak dedi: ohhb begitu..

Rani: dan saya telpon mas rudi minta di jemput nihh,, tapi dari tadi gak diangkat.

Pak dedi: lagi ada kerjaan mungkin mbak,, terus ini mau pulang??? Bareng saya aja mbak,, kan searah juga.


Rani: iyaa deh pak boleh.


Rani tampak tidak ragu menerima tawaran tumpangan dari pak dedi, selain karena sudah mengenal baik sosok itu. Ia juga merasa terlalu lelah jika harus berjalan sampai ke jalan utama untuk menemukan ojek atau angkutan umum. Tentu ia masih merasa sangat lelah, karena hari ini tubuhnya telah di eksplore oleh dua orang laki-laki dalam waktu yang tidak berjauhan. Bahkan dengan ari ia melakukannya sampai 3 kali. Ia juga merasa batang besar milik ari masih begitu terasa seperti masih mengganjal di belahan vagina nya.


Bahkan saat ia duduk di kursi mobil milik pak dedi ia masih merasa lobang vagina nya seperti masih terganjal batang milik ari. Sehingga hal itu membuat ia tampak duduk kurang nyaman dan banyak membuat gerakan-gerakan dengan pahanya. Hal itu juga di sadari oleh pak dedi, melihat rani yang tampak gelisah.


Pak dedi: mbakk,,, kenapa??


Rani: apanya pak yang kenapa??

Pak dedi: enggak,, kok mbak tampak gelisah gitu?? Buru-buru apa gimana??


Rani: ehhh iyaa pakk, soalnya tadi baru inget kalau hari ini ada janji mau di temenin belanja sama mas rudi.


Pak dedi: ohhh itu,, saya pikir apa mbak..hehe
Itu kan masih bisa besok mbak.


Rani: iyaa sih pak,, tapi itu lhoo hp nya dari tadi di telpon gak di angkat. Jadinya bingung juga.


Pak dedi: kayak bilang tadi, mungkin lagi kerja kali mbak,,

Rani: ahhh enggak kok pak, mas rudi kan minggu ini jadwal masuk nya malam pak.


Pak dedi: ihhh begitu mbak,, di coba lagi aja mbak,, siapa tau sekarang di jawab kan ya.


Mendengar saran dari pak dedi itu, rani segara mengambil hp nya dan kembali mencoba menelepon suaminya. Namun hasilnya sama saja, rudi tetap saja tidak menjawab panggilan dari istrinya itu.


"Lalu kemanakah rudi??? Bukankah seharusnya dengan laju mobil pak dedi yang meluncur kearah dirinya, seharusnya ia akan di jumpai oleh pak dedi dan juga rani??"


Ternyata tidak,, dengan cepat rudi segera memutar balik motornya begitu melihat rani menaiki mobil milik pak dedi. Entah ada apa dengan rudi saat ini. Ia kini seakan begitu ingin menyaksikan istrinya itu ketika berdua dan berdekatan dengan laki-laki lain. Ia penasaran apa yang akan di perbuat oleh istrinya ketika bersama laki-laki lain. Walapun ia tau istrinya itu telah pernah menikmati dua batang milik laki-laki lain selain dirinya. Yaitu pak sugeng dan hari ini adalah ari.

Entah kenapa rudi bisa membiarkan hal itu terjadi kepada istrinya. Dengan semua asset yang ada pada istrinya itu. Payudaranya besar montok menggoda itu, bokong istrinya yang bulat montok menggoda itu serta belahan vagina istrinya yang tebal dan mengembang dihiasi bulu jemput tipis itu. Bahkan yang makin membuat ia gila adalah suara desahan istrinya yang begitu liar ketika di sodok batang laki-laki lain, membuat ia merasa candu akan hal itu. Lalu
"apakah saat ini ia mengharapkan istrinya melakukan hal itu lagi dengan pak dedi??"

Entahlah rudi juga tampak tidak yakin dengan dirinya sendiri untuk saat ini.

Sementara itu rani yang kini berjalan di dalam mobil bersama pak dedi tampak mulai terlibat pembicaraan yang mulai mencair, tidak sulit memang karena keduanya sudah biasa saling sapa dalam kesehariannya.

Pak dedi: saya kira tadi siapa lhoo mbak,, saya amati dari jauh.. ehh ternyata mbak rani rupanya.

Rani: kok gitu pak?? Pake diamati segala sihh.. aneh deh..


Pak dedi: bukan gitu maksud saya mbakk,, cuman tadi itu saya enggak tau tertarik aja melihat penampakan nya dari belakang..hehehe.. pas deket ternyata mbak rani.. yahh gak heran lagi deh..

Rani: lahh emang harus heran kenapa sih pak??


Pak dedi: ahhh enggak mbakk,, lupakan aja,, hehehe gak sopan itu.

Rani: kok pake gak sopan segala sihh pak?? Makin bingung dehh.


Pak dedi: iyaa mbakk lupain aja itu mah..

Rani yang saat ini mulai peka terhadap ketertarikan laki-laki terhadap bentuk tubuhnya, mulai menduga apakah yang dimaksud pak dedi tertarik itu adalah dengan melihat bokong miliknya dari arah belakang. Terlintas di pikirannya untuk membuktikan hal itu, tetapi ia tidak seberani itu terhadap laki-laki lain. Namun dorongan atas cerita desi yang mengatakan bahwa penis besar dan panjang milik pak dedi itu yang mampu membuatnya sampai merinding nikmat jika di dodok dari doggy style membuat ia bergidik dan merasa tertantang untuk membuktikan isi pikirannya saat ini. Hal itu di per parah dengan kondisinya saat ini, walaupun ia sudah begitu puas di genjot oleh ari hari ini, tetapi karena ia merasakan vagina nya yang masih seperti terasa terganjal oleh batang itu, membuat gairahnya seakan mudah sekali untuk di bangkitkan kembali.


Akhirnya

Rani: liat aneh-aneh nihh pak dedi yaa??? Ihh dasarr..

Dengan spontan dan tampak malu-malu rani mengatakan hal itu.

Pak dedi: hahaha apa sihh mbak yang aneh-aneh?? Enggak ada yang aneh kok mbak.. wajar kali itu.

Jawaban dari pak dedi itu seakan menegaskan apa yang pikirkan oleh rani.

Rani: maksudnya apa sih yang wajar pak??

Pak dedi: ahhh pura-pura lagi mbak ranii..


"Hahahahha "

Keduanya tertawa bersamaan.


Pak dedi: emang gak salah sih mbakk,, wajar kalau di tempat kita banyak yang suka ngomongin mbak rani juga.

Rani: masa sihh pakk,, ngomongin apa?? Saya ada salah pak??

Pak dedi: ohh bukan,, bukan salah mbakk.. tapi yahh taulah namanya laki-laki kalau lihat penampakan perempuan body kayak mbak rani gini gimana sihh..hehehe

Rani: emang gimana sihh pak body aku??


Pak dedi: yahh montok lahh mbakk,,, mendul atas bawah..hehehe jadi banyak tuh yang suka.

Rani: suka mikir jorok itu mah.. huuu..
Jangan-jangan pak dedi sama aja nihh..

Pak dedi: ahh kalau saya sihh suka iyaa mbak,, tapi kalau sampai mikir jorok mah enggak,, saya orang baik-baik mbak.

Rani tampak tidak terima dengan pernyataan pak dedi barusan, karena sebenarnya ia tau kelakuan pak dedi ini bersama desi.

Rani: iya,,iyaa hahaha percaya dehh pakk. Baik-baik pak dedi mahh..


Pak dedi: lohh kok kayak meragukan saya gitu mbakk?? Emang saya pernah ga sopan gitu sama mbak rani??



Rani: gak ada yang meragukan kok pak,, saya percaya pak dedi orang yang baikk. Hahaha

Ucapan itu di akhiri rani dengan tawa girang nya, seakan ia menyimpan sesuatu di baliknya, hal itu pun juga di sadari oleh pak dedi. Ia menyadari rani ini adalah teman dekat desi.
"Apakah jangan-jangan mbak rani mengetahui hubungan istimewa antara ia dan desi??"

Pak dedi: Ehh iya mbak rani ini teman akrab ya mbak desi kan yaa??

Rani: lahh,,, lahhh kok bahas desi sih pak??? Ada apa tuhh?? Hahaha


Pak dedi: mbak tau ya??

Ucapan pak dedi itu seakan to the point kepada rani.

Rani: tau apa sih pak??

Pak dedi: masa desi cerita mbak??

Rani: cerita apa m?? Enggak ada kok

Pak dedi: yakin mbakk???

Rani: yakin lah pak,, enggak ada kok, aku gak tau apa-apa tentang hubungan kalian..upsss


Rani: maksudnya bukan gitu pak,, àduhh salah deh ini.


Pak dedi; jadi bener mbak,, gila sih desi,, dasar binall dia.


Rani: ehhh kok ngomongnya gitu sih pak??

Pak dedi: enggak mbak,, bukan gitu maksud saya,, kok bisa-bisa nya sampai hal begitu mbak rani di kasih tau.

Rani: ihhh bapak jangan mikir aneh-aneh dehh, desi gak pernah cerita kok.


Pak dedi: terus mbak bisa tau gimana?? Kalau bukan dia yang cerita??


Rani: .......???

Bersambung...



================
Mulustrasi sesaat rani,, akan meninggalkan kontrakan ari.




Lanjutan..

Rani kini tampak bingung mendapat pertanyaan demikian dari pak dedi, ia berusaha untuk mencari alasan yang tepat agar pak dedi tidak semakin mencurigainya, tetapi nampak nya pak dedi sudah mengetahui apa yang sebenarnya sudah di ketahui oleh rani.

Rani: enggak ,, saya gak tau apa2 deh pak.

Pak dedi: kita bukan anak kecil kan mbak??


Ucap pak dedi tampak serius.

Pak dedi: ini bahaya mbak kalau sampai semua yang lain tau, bisa hancur rumah tangga kami. Dan kalau yang kain sampai tau berarti mbak rani adalah orang yang menyebarkan. Dan harus ikut bertanggung jawab juga.

Rani: ehhhh...kok saya sihh pakk??? Saya gak ikut-ikut ya,, kan bapak sama desintuh yang enak-enak! Kok saya yang di bawa-bawa.

Rani: upsss,, ya ampun,, maaf pak..

Pak dedi: iya, iyaa mbak. Saya sudah tau kok kalau mbak rani sudah mengetahui nya. Desi juga cerita ke saya kalau mbak rani juga pernah lihat video kami berdua.. ya kan??

Pernyataan dari pak dedi itu seakan langsung menembak kearah rani. Sehingga membuat rani tidak dapat membantah fakta itu. Sehingga kini rani tampak terdiam begitu saja.

Pak dedi: terus kata desi, mbak rani suka yaa liat punya saya??

Rani : ihhh apaan sihh pak?? Enggak ada ya aku ngomong gitu..

Pak dedi: desi yang bilang ke saya gitu mbakk,, gimana dong.


Rani: enggaklah, enggakk... ngarang tuh si desi.

Pak dedi: masa?? Kata nya mbak sampai gak berkedip liat punya saya.. Bener mbak??

Rani: ahhh apa sihhh,, enggak pai.. bohong si desi.


Pak dedi: terus katanya,,punya saya lebih besar dan lebih panjang daripada mas rudi. Bener mbak?

Rani: ighhh apasihh pakk,, enggak ada kok saya ngomong gitu.


Pak dedi: iyaa itu kan kata desi mbak.


Rani: dasarr sihh desi,, mulutnya gede bangett, dasar ember dehh.


Pak dedi: wajar sih mbak mulutnya gede,, kam suka makan yang gede juga.

" Hahahahaha "

Keduanya tampak tertawa lepas mendengar ucapan pak dedi barusan.

Rani: lagian sihh,, kenapa harus di video sih pakk?? Gak takut apa kalian tuhh. Bahaya tau.


Pak dedi: gak tau tuh si desi,, katanya suka aja liatnya, beda sama yang dirumah katanya hehehe


Rani: hahaha,, ya ampun desii,, dasarr binall bener yaa..huuuu


Pak dedi: emang mbak gak suka lihatnya?? Hahahah


Rani: dihh bapakk,, kepedean banget dehh..huuu


Pak dedi: yahh kali aja kan bisa mbakk...hehehee

Rani:hayo...jorokk nihhh..***k puas apa udah punya istri, si desi diemban juga..sekarang apa nihh??

Ucap rani tampak sengit mencecar pak dedi.

Pak dedi: kalau dapat yang ini mah, yang lain rela di tinggal mbakk. Huuuu pasti mantap. Idaman sejak dulu banget soalnya. Semenjak punya anak satu itu berperan depan belakang makin yahud.. ehh pas anak dua malah makin bikin gak tahan..




Pak dedi: maaf mbakk,, setelah tadi pegang sekali rasanya kok mau lagi dan lagi ya.. kayak candu gitu.


Rani: huuuuhhh enggak-enggak. Gak mau , gak boleh, saya gak suka pak,, sama desi aja sana tuhh.


Pak dedi: saya awalnya gak begitu tertarik sama desi mbak, sejak awal memang kami semua pria se komplek tuh tertarik sama mbak rani ini, bahkan suaminya desi aja sama tertarik juga sama body mbak..hehhee

Rani: ihhhh masa sihh pakk???

Mendengar hal itu tampak rani merasa tersanjung dengan perkataan pak dedi barusan.


Sehingga ia tampak sedikit tersanjung dan keluar dari alam sadarnya. Hal itu bukan tidak di sadari oleh pak dedi.

pak dedi: mbak,, jilbab nya jangan nutupin nenen dong, mau liat nii,, boleh kan?? Sekali-kali lah bikin saya seneng hehhe


Rani: ihhh enggak,,

Jawab rani sambil tersipu.


"Awwww,, bapakkk ihh"

Protes rani, karena pak dedi tetap melakukan nya tanpa persetujuan darinya lagi.


Pak dedi: udahh mbak,, plis biarin gitu aja,, saya udah seneng kok.


Rani: ihhh ga jelas dehh,, kayak gak pernah liat aja sihh pak..huuu


Pak dedi: emang boleh di lihat sekalian mbak??? Bener nihh???

Rani: idhhh dasarr dehh jorok pikirannya,, maksudnya bapak kan udah dewasa dong, udah biasa liat dan ngerasain. Sama aja kali pak.


Pak dedi: pokoknya melon yang ini mah spesial,tetap lain mbak..heheh3


Rani: melonnya desi tuhh liatin.


Pak dedi: itu mah bukan melon mbak,, itu mangga. Kalau mbak baru melon. Montok banget soalnya.


Rani: ihhh ...hahahahqq... awas aja aku bilangin desi nanti.


Pak dedi; bilangin kalau nenen mbak saya pegang-pegang gitu mbak?

Rani: hahahaha,, dasar gilaa ihh.. udah tutupin lagi nihh.


Pak dedi: jangan dulu mbak please,, saya suka banget liat suspensi goyangan karena jalan ini..hehehe


Rani: ihhh bapakk, malu ihhh..


"Ahhhh...awwww..pakk"

Rani kembali memekik pelan karena nenennya kembali diremas2 oleh pak dedi.

Pak dedi: kalau boleh di nemenin enak banget ini pasti..hmmmm

Rani: aggggggghhhhhh udahh pakk..

Keluh rani sambil berusaha menyingkirkan tangan pak dedi dari payudara nya.


Pak dedi: sampe gerbang kampung aja mbak, biarin saya pegang yaa please.


Rani: ihhh,, enak aja itu sihh bisa setengah jam pak.


Pak dedi: kan dari luarnya aja mbakk, please saya suka bangett...hmmmm...uhhh


Rani: ahhhhh....ihhh...sakitt..


Pak dedi: abis gemesin sihh.



Rani: lecek baju nya di bagian itu nanti pak, jangan di remas-remasin gitu.


Pak dedi: buka dong kalau gitu..yaa??

Rani: awwwwmmmm...ihhh jangan diremasin terus dong pak... udahhh...ahhhhhh...



Pak dedi: desahan nya bikin merinding ihhh.. jadi pengen naikin nihh..hmmm


Rani: ahhhh....jangann pak gak muat.. batang bapak kegedean..wekkkk


"Hahahahha, "

Keduanya kembali tertawa bersaaman setalah itu.


================

Kembali ke situasi terkini dalam perjalan menuju toko baju, untuk membeli apa yang di inginkan pak dedi untuk istrinya.


Pak dedi : tapi suka kan mbak?? Hemmm??



Rani: ihh pede bangett dehh..enggak yaa,, takut malah..huu

Pak dedi: kok takut??? Kan sama aja udah biasa mbak, ya kan??

Rani: biasa gimana sih pak??

Pak dedi: dahh biasa mainin itu dong.. haha

Rani: ihhh dasarr,, ya beda lah pakk..huuu

Pak dedi: beda gimana sih mbak?? Saya lebih gede yaa?? Hemmm??

Ungkap pak dedi semakin PD dan ganjen.


Rani: ihhh kepedean nya tetep,, enggak dong,, gedean suamiku lah pakk..hiiii

Pak dedi; masa ??? Desi bilang gedean saya..hehehe

Rani: kok desii???? Maksudnya??


Pak dedi: desi bilang mbak, mengakui kalau punya saya lebih gede..hahahaha


Rani: hahhahaa...ya ampunn memang dasar itu orang,, apa sihh maksud nya.. aneh dehh


Pak dedi: tanya aja langsung mbakk maksudnya apa,, hehehe

Rani: ihh ogah,, yang ada malah makin jadi dia,, apalagi tau bapak udah berani pegang-pegang saya kayak tadi..huuu

Pak dedi: yahh biarin aja deh mbakk biar saya lindah haluan aja,, hahaha

Rani; ahhhh...ihhhh..bapakk..jangann dong...

Rani kembali terpekik karena kali ini pak dedi mengelus dan sedikit meremas paha montoknya.

Pak dedi: beneran bikin nafsu sihh mbakk,, maaf yaa.***k tahan ini.. suka banget liat nya.. seandainya...seandainya...huuuu

Rani: apa??? Haaaaa?? Mesum yaa,, ihh awas aja,, bilangin istrinya loh pakk!!

Pak dedi: emang berani???
Bilangin mas rudi juga nii,, mbak udah nontonin video saya.. hahaha

Rani: hahahha...ihhh dasarrr..ketularan desii dehh ini..jadi ember...

Pak dedi; sering nempel sihh..hahaha,,, makanya se frekuensi. .

Rani: ihhh gilaa...parah dehh ini..


Pak dedi: tapi kayaknya kalau sama mbak lebih parah deh saya..bisa-bisa gak lepas ini badan,, saya kelonin...

Rani: ihhh ngeriii ahhh...


Pak dedi:: siapa coba yang gak begitu mbakk??? Wajarlahh orang badan bagus gini,, apalagi ini nihh..uhhhhh...kenyal...montok lagi..


Rani: awwwww....ahhhhh....hmmmm...bapakkk...udah ihh...

Pak dedi: sorry mbak,, kelepasan,, candu bangett sihh megangnya,, jadi pengen langsung dehh..hahah

Rani: ihhh awas aja,,, saya loncat nihh..

Pak dedi: dihh mbak ranii,, kayak abg aja dehh.. apa kota orang kalau denger berita mbak rani loncat dari mobil sama saya??? Bisa jadi berita heboh itu mbakk..

Rani: iyaa itu,, makanya jangan dong pakk,,kok bapak gitu sihh ke saya..hmmm


Rani tampak cemeberut dan sedikit kesal dengan pak dedi. Tapi yahh itu,, ekspersinya itu malah membuat laki-laki semakin gemas kepadanya.

Pak dedi: duhhh jangan pake ngambek segala dehh mbakk,, kayak anak abg aja,, padahal dah meteng banget ini mahh.. barang pulen...


Rani: pulen apa lagi sihh..

Pak dedi: pulen isian dalamnya tuhh...hhaa

Rani: ihhh dasarr yaa, kenapa sihh pada mesum semua hari ini??huuu


Pak dedi: lahh??? Gimana sihh maksud nya mbak??

Rani yang tampak keceplosan mengucapkan hal itu, berpikir untuk segera meralat ucapannya barusan.

Rani: gak tau ihh,, bapak tuhh mesum banget ternyata.. ihhh.. selama ini kayaknya baik-baik aja dehh.. salah ternyata.


Pak dedi: selama ini mahh nahan aja mbak,, tapi enggak tau akhir-akhir ini makin gak tahan aja liatnya. Kayak makin menantang aja mbak rani sekarang..


Rani: menantang gimana ihhh pakk??


Pak dedi; makin menarik gitu lohh mbakk,,, jadinya saya makin suka dehh..hehe


Rani: ga jelas ihhh...


Pak dedi: apalagi deket-deket gini,, makin gak kuat dehh..hahaha


Rani: ihhh kayak baru ini aja,,, biasanya kan sama aja tiap hari..huuj.
Alesan aja..

Pak dedi: iyaa tau mbakk,, kayak tadi saya bilang,, gak tau kenapa sekarang tuhh mbak kayak makin menggoda saja..hmmm.


Rani: masa??? Pikiran bapak tuhh yang jorokk..huu

Pak dedi: enggak deh kayaknya mbak,, kalau mau jorok mah udah dari lama,, tapi sekarang kok,, saya lihat mbak agak lain aja.. gak tau apa ya.. saya gak bisa jelasin..

Rani: udahh ahhh pakk,, takut jadinya..

Ucap rani menyudahi orbolan mereka sesi itu. Sebenarnya ia juga memikirkan hal yang sama dengan apa yang diucapkan oleh pak dedi, sekarang ia merasa laki-laki semakin berani terhadap dirinya.

"Kenapa yaa???"

Mari temukan dikisah lanutannya..


Mbak rani lagi mau bobok ciang..hehe





================

Lanjutan..

Pertanyaan tentang kenapa sekarang setiap laki-laki semakin berani kepadanya terus memenuhi isi kepala rani. Bahkan kakak iparnya yang notabene sudah biasa melihat dirinya, pernah beberapa minggu yang lalu juga melakukan dan mengatakan hal yang sama terhadap dirinya. Bahkan kakak iparnya sudah merasakan pelukan hangat tubuh nya.

"Apa benar ya kata pak sugeng,, kalau selama ini aku terlalu abai dan menutup diri?? Dan apakah artinya sekarang aku telah?? Ahhh tidaakk...jangann"

Pikiran rani mulai berkecamuk memikirkan hal tersebut. Sehingga membuat ia tampak gelisah. Sementara disisi jalanan tak jauh dari arah meraka saat ini, rudi suami rani terus mengamati laju mobil yang di tumpangi istrinya bersama pak dedi. Ia menunggu di persimpangan jalan raya menuju kearah rumah meraka, dan benar saja tak lama setelah itu, mobil tersebut melintas di depan dia menunggu sambil bersembunyi. Rudi sedikit legah,, karena mobil itu memang betul mengarah ke arah pemukiman tinggal mereka. Dia yang awalnya merasa sedikit tegang, akhirnya kini mulai tenang dan mulai berpikir untuk mencari rokok, ia memutuskan untu berjalan kaki menyebrang jalan dan membeli rokok disana. Saat sudah tiba diseberang jalan. Samar-samar ia mendengar para gojek tang tengah berkumpul membicarakan sesuatu.

"Ahhh beneran yaa,, mantap banget itu istri bapak di dalam mobil tadi"


"Iyaa bener broo, suaminya aja gak tahan tuhh, masih di mobil aja sudah mulai grepe-grepe nenen, padahal tiap malem biasa nikmatin tuh"

Sahut rekannya yang lain.

"Bisa-bisa nanti tuh orang ngentot dehh di dalam mobil pickupnya... hahhaha"

Rudi yang mendengar hal itu merasa kembali tercengang, jangan-jangan yang di maksud oleh mereka adalah pak dedi dan istrinya. Timbul niatnya untuk menanyakan langsung tetapi ia batalkan karena, mungkin saja mereka tengah membicarakan orang lain.

Kemudian setekah mendapatkan rokoknya, rudi segera menyalakan rokoknya dan berdiam sejenak disana. Sekitar 5 menit dan rokoknya sudah hampir habis, rudi memutuskan untuk menyusul pulang mengarah kearah mereka berjalan tadi.

Tetapi....saat ia memasuki jalan raya ia melihat dari arah sebaliknya seberang jalan satu arah ia melihat mobil yang di kendarai pak dedi tidak jadi menuju kearah rumah mereka, melainkan menuju arah sebaliknya.

"Mau kemana mereka???? Apa aku tidak salah lihat???"

Pikiran rudi kembali berkecamuk dibuatnya, di tambah dengan ia dapat memastikan bahwa memang benar itu mobil pak dedi. Ia melihat bak belakang mobil itu masih tersisa barang belanjaan miliknya. Ia mulai kembali semakin cemas dan kini berpikir apakah hal yang buruk akan kembali terjadi kepada dirinya dan juga istrinya.

Dan..

"Apakah istriku akan melakukan hal itu lagi?? Jika iyaa. Ahhhh...tidakk bolehh"

Rudi bergegas untuk mengikuti mereka, namun ia sempat khawatir karena arah putar balik dari tempatnya saat ini cukup jauh, bisa saja ia kehilangan jejak mereka, walaupun mereka menggukan mobil yang mudah ia kenali.


Sementara itu ternyata di dalam perjalanan menuju kembali, rani di minta tolong oleh pak dedi untuk memilihkan hadiah ulang tahun untuk istrinya.
Pak dedi mengatakan kalau ia ingin memberikan kejutan kepada istrinya,, saat nanti istrinya kembali pulang kerumah dari menjenguk orang tuanya minggu lalu. Dan pak dedi mengatakan mungkin saja selera mbak rani bisa cocok dengan istrinya, karena pak dedi mengatakan ia ingin memberikan sebuah daster tidur yang indah untuk istrinya.

Ajakan itu sebenarnya di tolak oleh rani, tetapi karena pak dedi terlihat memaksa, maka ia menyetujuinya. Ia berpikir semoga saja setelah ini pak dedi tidak lagi berlaku mesum kepada dirinya. Walapun sebenarnya, entah kenapa dengan rani saat ini, padahal ia baru saja merasakan genjotan batang besar milik ari sampai 3 kali. Kendati demikian mendapat perlakuan sedikit mesum dari pak dedi pada paha dan payudaranya membuat ia kini menjadi sedikit bangkit gairahnya. Bahkan kini ia merasa bahwa rasa batang penis ari yang masih terasa tertinggal di dalam sana, menjadi sebuah rasa yang aneh.

"Apakah ini birahi yang bangkit kembali dan tidak tertahankan??? Ohhh... tuhan kenapa aku jadi begini??"

Rani kembali tampak gelisah dengan posisi duduknya. Namun ia berusaha sekuat mungkin mengalihkan hal itu.

Rani: jangan lama lohh ya pakk,, soalnya nanti mas rudi nyariin, gak bisa di hubungi lagi ini. Jadi gak ngasih tau kan kalau ikut pergi sama bapak.

Pak dedi: iyaa sebentar aja kok mbak,, tergantung mbak pilihnya juga sihh. Kalau cepet ya bisa langsung pulang kita.


Rani: kenapa harus saya sihh sebenarnya, kan bisa ajak desi tuhh.. sekalian bisa beliin dia sekalian. Kan bapak juga nanti yang bakal liat.hahaha.. saya takut kalau pergi berdua gini nanti ada yang liat, pikirannya jadi macem-macem dehh...

Pak dedi: hahaha,, bisa aja nihh mbak rani..jadi malu.
Jangan khawatir lah mbak,, nanti kalau mas rudi tanya saya yang jawab.

Rani: ihhh ngomong malu,, skarang aja bisa ngomong gitu,, dari tadi kemana aja,, itu tangan udah kemana-mana..huuuu


Pak dedi: iyaa...iyaaa kan udah minta maaf tadi mbakk,,,

Rani: ihhh dasarr,, mana sempat dilihat orang lagi tadi..ihhh dasarr..


Pak dedi: habisnya,, mbak sih pake buka jendela segala, jadi dilihat dehh sama bapak-bapak gojeknya..hehehe

Rani: yahhh gimana dong, habis saya takut,, bapak gitu banget.. tangannya kemana-mana.. dasar...

Pak dedi: namanya juga gak tahan mbakk,, nafsuin banget sihh..hehee

Rani: dasar ganjen..huuu


Pak dedi: biarin lah di bilang apa juga,, emang aslinya suka banget kok jadinya gak ke kontrol.


Rani: tapii,, udah ahhh pak,, jangan gitu lagi dong,, kita kan sudah sama-sama punya pasangan. Saya takut nanti jadi masalah.


Pak dedi menjawab to the point aja. Hal itu membuat rani ikut tertawa geli dibuatnya.

Rani: hahahaha,, dasarr ihh pak dedi.***njen bangett..

"Ahhhh....uhhhhhh...bapakkk,,,jangannn.."

Rani sedikit terpekik dan mendesah karena pak dedi mengelus pelan pahanya mengarah ke pangkalnya. Untung dengan cepat ia menangkap tangan itu.

Rani: ini tangan gak bisa diem,,dasar ucap rani sambil meremas tangan milik pak dedi, ia tampak kesal dengan tangan milik pak dedi yang dari tadi terus menyerang dirinya.

Sementara pak dedi hanya mendiamkan saja tangannya yang sedang di genggam dan sedikit diremas oleh rani. Lalu ia balik memegang tangan rani dan ia tarik tangan itu menunu ke celana bagian depan nya yang tengah ada sesuatu yang mengeras di baliknya.

Rani: ahhhh....bapakkk...

Rani tampak terkejut dengan perlakuan pak dedi itu, sehingga kini ia tampak melotot menatap kearah pak dedi.

Pak dedi: beneran keras kan mbak??? Hemmm??

Rani: udahhh...udahhh pakkk,, lepasin tangan saya..

Pak dedi: siapa coba yang remes-remes duluan??

Rani: tangan bapak tuh yang nakal,,

Pak dedi: ini tangan mbak juga nakal,,,


Rani: ahhhhh... ihhh gede banget sihhh..hahaha

Pak dedi: suka mbak??? Hmmm??

Rani tampak terkejut dengan perlakuan pak dedi yang membawa tangan nya untuk mengelus batang miliknya itu.


Rani: udah pakk,, jangan gini..lepasin..

Pak dedi: remes dikit dong mbak punya saya.. mau yaa???

Rani: hahahaha,,, apa sihh pak??? Apa coba enaknya??

Pak dedi: coba aja dulu mbak,, heh3

Rani: enggakk,,, udahh lepasin pakk,,


Melihat rani yang tampak malu-malu, maka pak dedi dengan cepat mengambil inisiatif terlebih dahulu.

Rani: ihhhh,, bapakkk,,, udahh saya takut keras bangett gitu..

Rani kembali mengeluh kepada pak dedi karena tangannya kembali di eluskan pak dedi pada bagian batangnya yang mengeras.

Pak dedi: baru pake tangan aja udah enak banget mbak,,, padahal belum nyentuh langsung lohh ini..ahhhh..mantap banget sihh..

Rani: yaudahh ihh pak lepasin..

Pak dedi: sebentar lagi mbakk,,, yaa,,?? Kalau mau lepas remes dulu coba.

Rani yang tampak kesal di permainkan oleh pak dedi, kini ia sperti kehabisan akal untuk melawan pak dedi. Sementara disisi lain sebenarnya ia takut gairahnya ikut terpancing juga merasakan batang pak dedi yang begitu keras terasa itu.

"Ahhhhh....wooowwwww...mbakkk......hmmmmmm"


Pak dedi tampak terkejut dengan apa yang dilakukan oleh rani, ia merasakan tangan halus itu tadi sempat mengelus dan diakhiri dengan remasan lembut pada batang miliknya.

Rani: udahh kan pakk??? Puas dong yaa..


Pak dedi: ahhhh....sakit mbakk...

Rani: sukurinn..***njen sihh..hahaha


Pak dedi: hahaha tetap enak sihh,,, uhhh halus bangett...

Jadi penasaran...hahaa

Rani:: dasarr..huu

Pak dedi: nanti malem mas rudi jaga ya mbak??

Rani: emang kenapa??

Pak dedi: enggak,,, nanya aja,, udah sampe niih mbakk,, ayok turun dehh kita.

Bersambung


================

LANJUTAN...


Sesaat setelah mobil tersebut berhenti dan keduanya bersiap untuk turun dari kendaraan, sekilas rani menatap kembali kearah celana milik pak dedi. Dan ia temukan sesuatu di dalam celana pak dedi yang masih tampak menggelembung dan tercetak jelas disana. Sontak saja rani yang kaget melihat hal itu, memperingatkan pak dedi agar memperbaiki nya terlebih dahulu.

Rani: awas tuh masih tegang gitu. Nanti dikira abis ngapain..ihhh dasar dehh..


Pak dedi: hehehee... aduhhh masih diliatin aja nii,,, jadi malu...hmmm

rani: aduhh gimana sihh pak,,, orang jelas banget gitu juga.

pak dedi: iyaa,, iyaa dibenerin dulu mbak.

Lalu keduanya tampak turun dari mobil dan menuju toko baju tujuan meraka. Setelah tiba ditujuan mereka, keduanya langsung turun dan bergegas menuju toko. selanjutnya mereka memilih pakaian sesuai apa yang tadi di sampaikan oleh pak dedi, saat itu dengan cepat rani langsung menuju ke toko langganan tempat ia biasa membeli baju untuk kebutuhannya.

Rani: disini aja pak,, banyak pilihannya..

Pak dedi: terserah mbak saja dehh,, saya ikut. Gak paham juga.

Rani: Daster aja kan??

Pak dedi: iyaa mbak,, sama pakaian dinas sekalian yaa,, hehehe

Rani: hahahha,, kalau itu sihh pilih sendiri lahh, sesuai selera bapak..

Pak dedi: udahh sekalian aja,, samain sama selera mbak aja.

Rani: yahh,, janganlah pakk,, nanti gak cocok.

Pak dedi: udah cocokin aja mbakk..

Rani: yehh..dasarrr...yaudah liat dulu aja dehh,, buru deh pak jalan nya.

Pak dedi: iyaa,, ayokk..


Setalah tiba di toko, tampak pak dedi cukup bingung dengan pilihan yang di tunjukkan oleh rani. Sehingga ia menyerahkan agar rani saja yang memilih, karena menurutnya semua yang di pilih rani bagus semua.

Rani: udahh yang ini aja deh pak,,, pasti suka tuh nanti istrinya.

Pak dedi: yaudah bungkus deh,, 2 sekalian.

Rani: yaudahhh,, udah dapet kan?? Pulang kita pak.

Pak dedi: mbaakk,, pakaian dinas nya..hehe..

Ucap pak dedi sambil berbisik.

"Sama dalemannnya ya mbak,,hihii"

Mendengar hal itu rani tampak tertawa geli, ia merasa lucu sekali dengan keinginan pak dedi ini. Seharusnya hal yang demikian tidak untuk di ketahui orang lain.

Rani: aduhhh..bapak gimana sihh,,haha,, ini kan hal yang privasi pak,, kok malah kasih tau saya.

Pak dedi: yaudah mau gimana lagii..hehe

Rani: tuhh disana,, pilih aja sendiri pak mau yang mana.

Pak dedi: jangan saya lah mbak,,, malu dong jadinya dilihat orang. Masa laki-laki pilih pakaian begitu..hehe

Rani: makanya dari itu..huu,,, masa suruh aku yang pilih sihh.


Pak dedi: makanya saya minta tolong mbak rani kemari,, biar bisa bantu milih.

Rani: iyaa yaa dehh,,, mau nya yang model gimana??


Pak dedi: yang agak-agak menantang tapi rada kalem gitu mbak..hehhe

Rani; aduhh ribet tuhh, model gimana ya pakk.

Pak dedi; udah jangan bingung,, samain aja sama punya mbak dirumah..hihii

Rani sontak tertawa geli mendengar pernyataan dari pak dedi itu. Bisa-bisa nya pak dedi berpikiran demikian.

Rani: aduhhh...hahaha..bapak ada-aja sihh. Malu lah

Pak dedi: udahh pura-pura gak tau aja mbak,, hehehe
Rani: bukan itu,, masalahnya yang punya toko ini saya kenal pak,, masa beli pakaian begini sama bapak,, bisa-bisa nanti dia mikir enggak-enggak.

Pak dedi: terus gimana dong,,


Rani: udah sana bapak duluan aja,, ke mobil biar saya pilihkan, mau warna apa??

Pak dedi: mbak suka nya warna apa??

Rani: lahh,, kok saya?? Ahahh

Pak dedi: hehehe,, biar sesuai selera mbakk,,,


Rani: istrinya suka warna apa pak??

Pak dedi: merah kayaknya.


Rani: yaudahh dehh nanti saya pilihin yang merah ya.


Pak dedi: sama Pink ya,, satu mbakk..hehe


Rani: iyaa iyaa,, udah sana bapak duluan ke mobil.

Pak dedi; ini bayarnya gimana??

Rani: udaah nanti saya bayarin dulu.


Pak dedi: okee mbakk,, sama jangan lupa celana dalam yaa,, yang tipis tapi jangan terlalu terbuka..hehe

Rani: dihh iyaa,,iyaa bawel..
Sana deh duluan.

Pak dedi: okee mbak ,, saya tunggu di mobil yaa. Sekalian cari minum dulu.

Tanpa menjawabnya kembali rani hanya mengangguk dan berlalu meninggalkan pak dedi untuk memilih pakaian yang dia inginkannya. Tampak disana, rani langsung memilih setelan pakaian dinas yang di maksud pak dedi adalah pakaian tidur untuk istri pak dedi. Sesuai dengan petunjuk pak dedi, yang agak kalem tapi menantang, maka rani memutuskan memilih sesuai dengan selera dirinya dan disamakan dengan petunjuk pak dedi.
Tampak rani memilih warna merah dan juga Pink. Setelahnya rani bergegas membayar dan kembali ke mobil menemui pak dedi disana.

Sementara itu tampak dari kejauhan pak dedi duduk di dalam mobil, melihat rani sudah berjalan kembali menuju ke arah dirinya. Dalam pikiran pak dedi tentu saja, semua itu hanyalah triknya iblisnya saja. Ia spontan meminta bantuan rani untuk memilih pakaian untuk istrinya. Ia ingin mengetahui senakal apa selera pakaian wanita ini jika untuk menyenangkan hati laki-laki. Dan Sebenarnya pakaian dinas adalah pengembangan ide nya, sedangkan daster memang ia bertujuan untuk membeli nya ketika ia pergi berbelanja alat bengkenya ini. Tampak kini rani sudah berada disamping mobilnya. Langsung saja kedatangan rani itu di sambut dengan girang oleh pak dedi.

Pak dedi; gimana mbak?? Ada kan??

Rani tampak tersenyum geli melihat ekspresi dari pak dedi, kelihatan ia sangat antusias untuk memberikan hadiah untuk istrinya. Sepertinya pak dedi memang sosok yang benar-benar menyayangi istrinya.

Rani; iyaa ada kok,, di jamin suka dehh, mbak ria nyaa..hahaha..

Pak dedi: iyaa..iyaa saya percaya sama pilihan mbak rani..hehehe

Rani: yaudah yukk jalan dehh Pak,,

Pak dedi: gass,, ayok mbakk..

Rani: mau di cek dlu gak sebelum pergi nanti gak cocok ni.

Pak dedi: dasternya masih yang tadi kan mbak??

Rani: iyaa.. pakain dinas sama dalemannnya mbak ria tuhh,, kali aja gak cocok.

Pak dedi: terus pakaian dinasnya,, sesuai pilihan mbak sendiri kan??

Rani: iyaa,, makanya itu nanti takutnya gak sesuai sama selera mbak ria. Di cek aja.


Pak dedi: udaahh yakin suka diaa..hehe

Rani;; asal jangan dikasih desi aja tuhh pak..haha


Pak dedi: huuhhh mending kasih ke mbak rani lahh,,,heheee...enggaklah mbakk,, beneran buat istri saya dasternya.

Rani: iyaa syukur deh pakk,,gak usah juga buat saya.

Pak dedi: tapi pakaian dinasnya satu aja, satunya buat mbak..hehhe3

Rani: lahh kokk,, enggak usah pak,,

Pak dedi; kenapa,, mbak gak suka??

Rani; bukan gak suka pak,, ya suka lah kan saya yang pilih.. gimana sihh..

Pak dedi: lalu,, kenapa gak mau???


Rani: yaa,, kan itu di beli untuk istri bapak..ya jangan dong pakk..

Pak dedi: kan adil mbak,, dapat 1 masing-masing hehee..
Itu kan berkat mbk juga yang pilihkan.

Rani; iyaa pakk,, makasih dehh,, tapi gak usah yaa pakk,, buat mbak ria semua aja,, dah pas itu kok..

Pak dedi: udahh gak usah nolak pokoknya.. hehe

Rani: dihhh..hahaha..kok maksa sihh..

Pak dedi; daripada dipaksa yang lain-lain hemm???


Rani: serem ihhh..

Sontak rani sedikit kaget yang tiba-tiba melihat perubahan ekspresi dari pak dedi yang seperti menggoda namun terlihat seperti mengancam dirinya. Sementara itu pak dedi sebenarnya menyembunyikan sesuatu yang sangat menyenangkan hatinya, karena dengan melihat bagaiamana bentuk pakain dinas yang di pilih rani nantinya, ia akan dapat mengkategorikan seliar apa sih wanita ini. Tentu ini akan menjadi langkah selanjutnya untuk dia.

Pak dedi: yaudah jalan dehh.. diterima aja sihh mbak,, orang di kasih kok.

Tanpa ingin memperpanjang perdebatan, rani tidak begitu menanggapi olokan pak dedi lagi. Akhirnya Keduanya kembali melanjutkan perjalan mereka untuk pulang. Tak jauh setelah berjalan, pak dedi memberikan minuman dingin untuk rani.

Pak dedi: ehhh hampir lupaa,,, nihh mbak,, minum dulu.

Rani: ehhh iyaa,, makasih pak..emang haus banget yaa..terikk banget mataharinya.

Pak dedi: iyaa silahkan dimnnum mbak,,

Rani: makasih pak,,

"Glekkk...Glekk...haaaahh...segarr..."


Pak dedi tampak girang, melihat rani dengan tidak menyadari bahwa tutup botol minuman itu sudah tidak tersegel lagi. Artinya itu telah di buka terlebih dahulu, tadi nya jika rani menyadari itu, pak dedi akan beralasan jika minumnya tertukar dan itu adalah minum miliknya. Tetapi kini ia melihat rani langsung saja meminumnya, tanpa menanyakan apapun lagi. Tanpa diketahui rani, pak dedi telah memasukan obat perangsang dosis ringan di minuman rani tersebut. Obat itu biasa di konsumsi desi saat mereka akan berbuat mesum dan bertemu diluar. Alasan pak dedi meminta desi meminumnya adalah memek desi menjadi lebih becek jika meminum obat itu. Tentu saja saat ini melihat rani yang tanpa ragu menerima dan meminumnya, pak dedi tampak amat sangat girang hatinya. Semua itu ia lakukan berdasarkan analisa buaya nya, agar rani menjadi naik tipis birahinya. Tidak perlu terlalu banyak, karena ia yakin rani hanya memerlukan sedikit polesan saja. Ia yakin wanita ini sebenarnya lebih liar daripada dedi, mengingat tadi rani tampak tidak terlalu marah saat badannya di pegang, tentu jika di tambah obat perangsang harapan dedi dapat menghasilkan sesuatu yang lebih mantap lagi.
Untuk menghindari hal itu di tanyakan oleh rani. Maka pak dedi segara mengalihkan fokus perhatian rani.

Pak dedi: berapa tadi mbak,,, semuanya?? Pake uang mbak rani kan tadi??

Rani: udah nanti pas sampe aja pak,,

Pak dedi: coba liat mbak pakaiannya.

Rani: nihh pakk,, buka aja, tadi katanya gak usah..

Pak dedi: udah mbak aja. Saya kan pegang setir, Takut nabrak gak fokus.

Rani: hellehh.***k fokus apa sihh??..tadi aja tangan kemana-mana....huuu


Pak dedi; hehehe,,, lain kalau itu mbak,,

Rani; alesan aja nihh,, dasar... tuhhh,, baguskan pak??
Suka deh itu mbak ria.

Pak dedi: jelaslah,, pilihan siapa dulu dong...hehee

Rani: ihhh biasa aja dehh..huuu

Pak dedi: jadi ngebayangin kalau mbak yang pake itu gimana ya..hehehe


Rani: dihhh dasarr mesumm...hahaha...bayangin istrinya lah pak,, atau enggak bayangin desi tuhh.


Pak dedi: hehehe,, mau nya mbak rani aja,, gimana dong..??
suka pake gitu dirumah mbak??

Rani: huuuu hhh,, mau tau aja.. rahasia lahh pakk...

Pak dedi: mau tau dong..hehe pasti konak ditempat nihh saya kalau liat mbaj pakain begini..haha


Rani: hahahahaa,,, apa sihh dasar pak dedi. . Udah jangan mikir macem-macem. Yang ada bakal keras lagi nanti itunya.


Pak dedi: beneran kebayang lohh saya mbak,, pasti mbak bakal Hot dan sensual banget kalau pakai ini yaa.. tumpeh-tumpeh tu yang ini..nihh mbakk dahh bangun lagi..heheee

"Awwww....ihhh..bapakk..kumat lagii..udahhh...dasarr..""

Saat itu rani sedikit menjerit kaget, karena tiba-tiba pak dedi menarik tangannya yang tengah memegang baju, dan diarahkan memegang gundukan depan celanaya.

Pak dedi: hehehhe,, beneran bangun lagi kan mbakk??? Saya kok cepet banget bangkit kalau liat mbak terus gini..

Rani: ihhh apaasihh bapakk,, masa saya di anggap begitu.

Pak dedi: bukan anggap macem-macem,, emang dasar ga tau aja,, liat mbak gak aneh-aneh aja,, saya langsung gairah lhoo..

Rani yang mendengar ucapan pak dedi barusan merasa tersanjung dan entah kenapa ucapan itu membuat panas telinganya dan seketika ia merasa ada sesuatu yang aneh di dalam dirinya. Ia merasa ikut bergairah dengan mendengar ucapan pak dedi barusan.

"Betapa akan sangat menggilanya pak dedi,, jika ia berikan kesempatan untuk menjamah tubuhnya,,uhhh,,,apalagi kalau pak dedi genjot aku yaa??duhhh..gede banget gitu,, ari kayak nya lewat dehh..hmmm"

Seketika sebuah pikiran nakal tiba-tiba terlintas di benak rani, dan anehnya ia merasa haln tu muncul begitu saja. Dan rasa itu entah kenapa sepertinya nyaman sekali ia rasakan. Saat rani masih terpaku dalam pikirannya itu, tiba-tiba pak dedi mengatakan sesuatu kepadanya.

Pak dedi: mbakk,,jilbabnya singkirin dong..hehe..

Rani: singkirin gimana sih pak??

Pak dedi: jangan nutupin dada nya gitu,,hehe..

Rani: lahh kenapa??

Pak dedi; mau liat bentuknya,, hehe

Rani: dihh,, enggakk,, apa sihh bapak..

Pak dedi: yahh,, kan cuman liat doang mbak,, mumpung dekat gini,,kapan lagi bisa minta..

Rani: enggak,, jangan minta aneh-aneh deh pakk..

Pak dedi: duhh maaf ni mbak,, biasanya kan saya liat mbak sehari-hari nya di perumahan kita tuhh,, pengen banget rasanya liat dari deket. Tapi ya kan gak mungkin banyak orang, nahh kayaknya sekarang deh waktu yang pas buat saya, ungkapin semuanya..mau ya mbakk??


Rani: ihhh apa sihh pakk,, udah fokus aja tuhh nyetirnya, katanya takut nabrak tadi.

Pak dedi; yang ada kalau kayak gini terus beneran bisa nabrak mbakk,, gak fokus ihh..aduhh

Rani: yaudahh makanya jangan mikirin sama buat yang aneh-aneh lagi pak,, Buruan kita balik.

Pak dedi: iyaa mbakk,, pikirannya saya tuhh,, aduhh kenapa ya kok kesitu terus?? Padahal dahh saya usaha alihkan.

Rani: dihh dasarr pak dedi..ihh..

Pak dedi: abis mbak gemesinn sihh,, Hot bangett ahh mbak rani ternyata..hehe


Rani: hott apa sihh??

Pernyataan itu muncul dari rani sekaan ia ingin mendapatkan pujian nakal dari pak dedi, dan benar saja tak sulit ia mendapatkan itu. Bahkan tak hanya pujian, ia malah mendapatkan sentuhan nakal dari pak dedi.


"Ahhhh....ihhh..pak dedi..apasihh tangannya..kumat..lagii...ahhhhh...jangann diremasinn..lecekk nanti bajunya"


Sontak rani kembali dibuat kaget oleh serangan tangan pak dedi. Dan segara ia menepis tangan itu dari payudara nya.


Pak dedi: ampunnn deh mbak,, maaf yaa.*** kuat beneran saya..


Rani: ihhhh dasarr...

Pak dedi: mbakk???

Rani: apaa lagi??

Pak dedi; singkirin dong itunya, ngalangin..please yaa..


Rani: apa nya sihh pak??

Pak dedi; jilbab nya itu lohh,,,

Rani: ihh enggak ahh,, keenakan bapak kalau gitu..huuu

Pak dedi: yahhh,,, saya kan gak liatin terus mbak,, lebih banyak liat kedepan, cuman sesekali aja liatnya.


Rani: duhhh,, jangan ahh pakk..

Pak dedi: tolonglah mbakk yaa??? Gak rugi juga kan?? Toh saya udah pegang.


Rani: ihhh kok maksa sihh,, hahah,, ngarep banget kayaknya.hahaha


"Ahhhh....ihhhh...dasar"

Ucapan rani itu di sambung dengan jeritan kecilnya, karena pak dedi kembali menyerang dan kali ini berhasil meremas sedikit kencang payudara miliknya. Mempertimbangkan hal itu akan terus terjadi berulang maka rani memenuhi apa yang di inginkan pak dedi. Tohh pikirnya sudah banyak laki-laki yang merasakan keindahan melon miliknya ini. Kalau cuman liat gini aja rasanya gak akan apa-apa deh.


Rani; tuhhh,, udahhh!! Puas kan??

"Uhhh gede beneran mbak,, hmm..love it"

Komentar pak dedi kegirangan.

Bersambung.


================

Setelah apa yang ia inginkan dipenuhi oleh mbak rani, tampak pak dedi merasa amat sangat senang. Karena kini ia melihat bentuk payudara itu yang membulat sempurna, dan kini payudara itu tudak terhalang dengan jilbab rani lagi. Tetapi tentu saja hal itu malah membuat pak dedi semakin konak dan bergairah saja.

Pak dedi; duhhh kok,,, makin berasa menggoda aja sihh mbak tekstrunya. Empuk..enyoy..gitu keliatannya... jadi pengen pegang...hehhe


Rani: udah dong pakk, please,,jangan lagi ahh...kan udah dituruti semua ini beli bajunya. Masa tega sihh..

Pak dedi: yehhh..hahaha.. iya mbak paham,, cuman tadi kan dah mintak maaf,, saya bilang udah candu banget sama yang itu.

Rani: ihhh..ada aja alasannya.. huu

Pak dedi; mbakk,,, pegang dikit lagi yaa..pleasee.

Rani: ihhh apaan sihh pak,, kok makin kurang ajar.. enggak yaa tadi kan udah bapak lakuin tanpa saya izinkan juga.

Pak dedi: saya gak tau mbak,, saya merasa seakaan gak bisa lepas dari godaan body milik mbak rani. Hmmm

Rani: ahhh udah ihh bapak,, dasar ada aja gombal banget sihh.

Sebenarnya bukan itu,,rani merasa sangat tersanjung dengan apa yang telah di ucapkan oleh pak dedi kepada nya. Ia merasa merinding mendengarkan ucapan itu, entah mengapa ia merasa seperti tertantang. Agak nya ia merasa seperti orang yang sedang tipsy. Kepala agak sedikit pusing tipis, tapi rasa pusing itu adalah rasa pusing yang nyaman. Rasa seoalah mengobarkan isi jiwanya, untuk bergerak dan menjadi aktif. Tentu itu adalah efek dari obat yang diberikan oleh pak dedi melalui minumannya. Dan parahnya rani merasa sentuhan terakhir tangan pak dedi di payudara nya meninggalkan sebuah rasa yang berbeda. Sehingga hal itu membuat ia tampak mulai gelisah dan kini ia menyadarkan dirinya di kursi mobil pak dedi.

Perubahan dalam dirinya itu bukan tidak disadari oleh pak dedi, tentunya ia sangat memperhatikan hal itu, karena itu adalah yang ia harap dan nantikan.

Pak dedi: kenapa mbakk?? Gerah yaa??

Rani: enggak kok pakk,, gak apa-apa.

Rani malu mengakuinya,,, bahwa saat ini dirinya sedang merasa horny.

Pak dedi: tuhh,, udah saya naikin lagi coolnya ac mbak..

Rani; ehh iyaa makasih pakk..

Pak dedi; ihhh kalau lihat mbak sandaran gitu,,, saya jadi kebayang dehh...hehehe

Rani: duhhh kenapa sihh pakk,, suka aneh dehh..

Pak dedi: bukan anehh,, tapi saya merasa sangat terangsang mbakk,,,

Rani: aduhh udahh dehh Pak,, dari tadi omongan itu terus.. keluarin dulu sana,, biar gak jorok pikirannya..huu

Rani mulai tampak ngawur dalam bicaranya. Semua itu terjadi karena efek horny
yang ia rasakan.


Pak dedi: apanya yang mau di keluarin mbakk??

Rani: itu nya bapak tuhh,, cari wc dulu sana..

Pak dedi: iyaa dehh,,, nanti dehh kalau ada mampir dulu saya sebentar. Abisnya dah keras banget ini.. tuhh mbakk..

Pak dedi menunjukkan kontolnya yang mengeras dan tercetak di balik celananya. Rani dibuat sampai merinding bergairah melihatnya.

Rani: hemmm..dasarr ihhh.. udah buruan keluarin..cari wc sana. Daripada saya kocok disini nantii..upsss

Rani tampak terceplos mengucapkan hal itu kepada pak dedi. Sontak hal itu juga membuat pak dedi ikut terkejut. Tampak kini senyum licik muncul di wajah pak dedi.

Pak dedi:: uhh makin gilaa saya denger itu mbakk..uhhh..apalagi kalau beneran.hmm

Rani: duhhh..maaf pakk..bukan gitu maksudnya,,saya bercanda kok. Abis bapak sihh banyak maunya dan mesum banget.

Pak dedi: hmmm..mbakk..soryy yaa.. saya janji bakal keluarin, tapi saya minta satu hal dong. Biar nanti di kamar mandi prosesnya gak lama..hehe

Rani: maksudnya?? Gak paham saya pak!

Pak dedi: saya minta bacol dong mbakk..hehehe

Rani: bacol???? Maksudnya apa tuh pak??

Pak dedi: bahan coli mbakk..hehehe

Rani: hahaha,,, dasar pak dedi,, bahasa nya ada-ada aja dehh.

Pak dedi; boleh ya mbak?? Pleasee.. gak ribet kok..

Rani: aduhh minta nya harus kemana lagi sihh,, yang ada bakal jadi lama ni pulang nya kita..

Pak dedi: gak kemana-mana mbak disini aja kok..

Rani: yahh minta nya sama siapa sihh pakk??


Pak dedi: emang disini ada siapa aja?? Gak ada kan cuman kita.

Rani: yaahh terus gimana minta ke siapa pak?? Bacol maksudnya gimana sih pak??

Pak dedi; gini lhoo mbak maksud saya..hemm..
saya maunya dari mbak rani.. gampang kok..sini dehh..

Pak dedi memegang tangan rani, dan tangan itu ia bawa menuju gundukan celananya.


"Ahhh..pakk,,ngapain sihh??"

Rani tampak terkejut mendapatkan perlakuan tersebut dari pak dedi. Tetapi bukan hanya itu saja, ia merasa getaran yang di timbulkan itu sampai ke area sensitif nya. Dan puting payudaranya juga terasa berdenyut akibat getaran itu.

"Ahhmmmhhh...ahhhh..pakk..tangannya ngapain sihh??ahhh,,!

Pak dedi: gini maksudnya bacol itu mbakk,, biar saya cepet nanti keluarnya..boleh yaa??

Rani: terus mintanya ke saya gitu pak??

Pak dedi: boleh yaa,, please dikit aja mbakk,, mbak pegangin,, tangannya gak apa-apa diem aja disitu gak usah gerak.

Rani: terus??

Pak dedi: sambil saya pegang ini bentar ya mbak??

Rani: ahhh,,ihhh..apasihh pakk,, jangann..ahhhh...


Tampak rani mendesah di ujung perkataan nya,, karena manuver pak dedi yang tiba-tiba mendaratkan tangannya pada payudara rani. Gerakan itu dilanjutkan dengan remasan lembut pada permukaan nya. Tentu saja hal itu membuat rani jadi merinding.

Pak dedi: bentar aja mbakk,, pleasee.

Tampak rani tidak kuasa menahan serangan tangan pak dedi payudara nya. Ia merasa tangan itu begitu pas berada disitu. Memang seperti sebuah rasa yang ingin ia rasakan untuk menghilangkan rasa denyut itu. Akibatnya tangan rani yang kini berada di gundukan celana pak dedi tanpa sadar membuat gerakan mengelus pelan batang yang tercetak di baliknya.

Pak dedi: ahhh..enak mbakk..uhhh..

Rani: ihhh..dasarr..udahh ahh

Ucap rani seakan menolak tetapi tangannya masih saja berada disana dan satu tangan pak dedi yang kini berada payudaranya ia biarkan terus mendarat dan bermain disana.

"Emmmhhh...ahhh...sssttt..uhhh,,yahhh"


Rani mulai terbawa suasana dalam permainan nya dengan pak dedi. Sementara itu pak dedi yang juga merasakan hal yang sama malah makin menjadi dan akibatnya ia merasa tidak fokus lagi membawa mobilnya. Ia remas sedikit kencang payudara milik rani.

"Ahhhh...pakk..jang..ahhh...gelii ahh.."

Rani mulai merintih manja di buatnya.


"Gosokin tangan mbak di kontol saya,, nanti memek mbak saya gosokin pake kontol panjang saya"

Bisik pak dedi agak pelan dan hal itu seakan menjadi sebuah perintah yang begitu saja dituruti oleh rani. Ia merasakan penis pak dedi begitu kencang dibawah sana dan kata-kata kontol yang diucapkan pak dedi membuat ia merasa nakal sekali.
Karena tentu saja kata-kata itu jarang ia dengar apalagi ucapkan. Akhirnya ia gosok pelan kontol pak dedi disana.

"Ahhh...enak sekalii mbakk...uhhh.."

Racau pak dedi yang kini merasakan batangnya mulai di gosok pelan oleh rani.

Akibatnya perbuatan pak dedi menjadi semakin nekat saja, ia membuka pelan kancing depan baju yang dikenakan oleh rani. Dan hal itu tidak disadari oleh rani. Ternyata sambil menggosok penis pak dedi rani memejamkan matanya. Ia juga menikmati remasan pak dedi pada payudaranya. Bahkan juga elusan pada batang pak dedi kini berubah menjadi sebuah remasan halus dan kadang kencang.

Dalam sekejap pak dedi berhasil melakukan nya, tampaknya ia sangat ahli dalam menelanjangi wanita. Sementara rani masih terus dalam keadaan terpejam dan kini ia mulai sadar bahwa sentuhan itu semakin nikmat dan begitu terasa menyentuh kulitnya.



Mulustrasi baju mbk rani yg terbuka.




" ahhhhhh....ihhh bapakk..kokkk baju sayaaa??..ihhhh... enggakk ahhh..jang....aduhhh...ahhh..pak"

Ucapan rani itu terputus karena dengan cepat tangan pak dedi telah masuk kedalam bajunya dari celah atas. Sentuhan itu membuat badan rani terasa lemas dan kini ia seakan pasrah serta mulai menikmatinya lagi.

Tangan pak dedi menggenggam gumpalan melon montok milik rani. Terasa lembut dan kenyal sekali ia rasakan. Ia juga merasa puting susu itu begitu keras dan sepertinya sangat besar juga sesuai dengan bentuk bongkahan nya.

"Aww..ahhh...bapakk,, aduhhh..sakitt"

Rani tercekat karena puting susunya dicubit oleh pak dedi. Sementara pak dedi tampak sangat kegirangan melihat penampakan kulit rani yang putih mulus itu, ditambah lagi mainan besar dan montok yang kini berada di genggamannya. Tetapi tidak lama setelah itu, tampaknya rani berusaha untuk menahan gejolak yang timbul dalam dirinya. Ia berusaha menyudahi semua yang kiki terjadi pada dirinya.

Ia menarik tangannya dari selangkangan pak dedi, dan ia benahi posisi nya saat ini agar pak dedi juga segar menarik tangannya dari payudaranya. Tetapi tindakannya itu di tahan oleh pak dedi.

Rani: aduhh pakkk,, jangann.. baiarin saya tutup dulu ini.

Pak dedi: udah mbakk,, tangannya balikin lagi aja ke kontol saya..hehe

Rani: ahhh...enggakkk,, aduhhh...ihhh gelli tau pakk..

Pak dedi: ahhh haluss bangett kulitnya...wahhh..mbakk kenyal sekalii ini..besar...mmmhh

Sementara rani yang awalnya akan berontak kini tampak kembali hanya diam saja menanggapi pernyataan dari pak dedi itu, ia sebenarnya sedikit kesal karena harus menuruti kemauan dari pak dedi ini.

Rani: udahh..ihh..pakk sampe gini bangett jadi nya..

Pak dedi: gilaa sihh mbak rani, body emang bener-bener mantap..

Rani: ahgghhh...sakittt pakk...jangan gitu..


Pak dedi: abis putingnya gemesin,,keras lagi tuhh mbakk..padahal baru di raba-raba dikit aja..

Rani: ihhh..dasar..

Pak dedi: gimana kalau sampe di Jilatin sama di isep ya mbakk..???uhhh..pastinya..

Rani: udahh jgn mikir aneh-aneh dehh pakk,, yang ada nanti malah mau beneran..huu

Pak dedi: saya akan senang sekali kalau di bolehin yang itu mbakk..hehee

Ranii:: ahhhh...Ssstttt..pakk..gelii..iiiiihh bapakk..

Pak dedi:: suka mbakk??? Hemm??


Ranii: ahhh...gelii pakk.. ahhhh..jangan diterusin..


Pak dedi: aduhh bisa nabrak deh ini saya gak fokus mbakk,,

Rani: ahh...iyaa udah pak singkirin tangan nya dong..uhhh..geli tau pakk..


Rani tampak mulai terbawa suasana dengan permainan jemari tangan pak dedi, dan ia merasakan gairahnya yang kembali naik karena itu serta vagina nya yang mulai mengeluarkan cairan pelumas.



Pak dedi: kan masih jauh ini mbakk,,hehee,, nanti kalau dahh deket saya udahan kok.

Rani; gimana Mau cepet sampe sihh,, mobilnya jalan nya mulai pelan dari tadi..


Pak dedi: kan harus hati-hati mbakk..hehee

Rani: ahhh..pakkk..jangan di gituin terus dong.. gelii bangett..ahhh..ihhh sengaja..dasarr..


Pak dedi: mbak senderan aja kesini agak deket saya posisinya,, biar rileks..

Rani: enggakhh..gini ajaa..
Ahhh... ihh..kok di tarikk sihh pakk??

Rani sedikit terkejut karena di tarik pelan oleh pak dedi dan kini ia tersandar pasrah pada jok mobil dekat pak dedi. Ia merasa posisi itu malah membuat pak dedi semakin leluasa menggerayangi payudaranya. Sehingga ia putuskan untuk kembali ke posisi tadi, namun dengan cepat badannya di tahan oleh tangan pak dedi yang kini masih terus mengelus halus daging bulat gunung kembarnya.

Pak dedi: udahh gini aja biar rileks mbakk,, keliatan makin menantang aja kayak pasrah gini yaa kalau posisi senderan gini...hehee


Rani: ihhb dasarr..udahh dong pakk,,cukup ajaa..yaa please.

Pak dedi: iyaa..iyaa bentar lagi aja kok mbakk, asal mbak posisinya gini ajaa ya..

Rani: bener yaa pakk,,??

Pak dedii:: iyaa..hemm..

Rani:: uhhhh...pakk..gelii...iii..ahh..jangan..

Pak dedi: udahh nikmatin aja sih mbakk..hehee

Rani: dihh enggak..tapii...ahhh..aduhhh..ampun pak..


Rani saat ini tampak kewalahan menghadapi permainan jari pak dedi yang begitu liar di bagian payudaranya. Gerakan tangan itu begitu lembut pada bagian daging kenyalnya, tetapi begitu kencang memencet puting nya. Dan akibatnya puting itu semakin mengeras, alhasil sang empuhnya di buat mengelinjang kegelian campur nikmat.

Tentu saja kondisi itu di sadari oleh pak dedi, ia merasa tidak ingin kehilangan moment baik ini dan dengan cepat ia bermanuver menarik turun tanktop hitam beserta bra yang digunakan oleh rani. Dan tersembul lah bulatan susu montok nan segar itu keluar. Namun hanya sebelah nya saja, tepatnya susu sebalah milik rani. Sementara rani yang kaget dengan manuver pak dedi itu, menjadi sangat terkejut dengan kondisinya saat ini. Ia melihat payudara sebelah kanan nya telah mencuat bebas keluar dari sarangnya. Dan ia dengan cepat berusaha mengembalikan kondisinya.

Rani: ahhhh...bapakk..ihhh..jang...owhhh..sakiiiiittt..aduhh.


Pak dedi kali ini dengan sedikit kasar menahan tubuh rani agar tidak berontak, dan ia pencet kuat puting susu milik rani agar sang empuhnya kembali tidak fokus.

Pak dedi: jangan ngelawan mbak!! Nikmatin aja.. atau mbak mau saya perkosa??

Rani: apa sihh pak,,kok jadi ngomong gitu??

Pak dedi; maafin mbakk,, saya sudah tidak tahan. Tubuh mu ini terlalu menggoda.!!

Rani: tapi jangan kasar gini, saya gak suka..

Pak dedi: iyaa maaf mbakk. Mbak tahan ya jangan ganti posisi. Bentar aja.

Rani: mau ngapain??

Pertanyaan itu tidak di jawab oleh pak dedi, ia terus menahan badan rani dengan tangan kirinya, sementara tangan kanannya fokus memegang kendali kembali setirnya.
Kini ia mencari jalanan yang cukup sepi untuk menepi, lalu ia melihat ada sebuah pohon besar di pinggir jalan. Cukup ramai kondisi jalanan saat ini, tetapi sepertinya pak dedi sudah benar-benar nekat. Ia mengambil ke kiri dan menepi disana, hal itu pun di sadari oleh rani.

Rani: mau ngapain pak??

Tetap saja , hal itu tidak di jawab oleh pak dedi.

Pak dedi: bentar saya pindahan gigi mobilnya dulu mbak,,

Pak dedi melakukan perpindahan persneling itu dengan tangan kanannya, sementara tangan kirinya tetap menahan badan rani.

Rani: ihhh,,mau ngapain sihh pak,??

Pak dedi; sipp aman kayaknya. Maaf ya mbak saya minta dikit aja beneran gak tahan liatnya... cupppp...mmmhhh..hh

Rani: awwww...hahahaha...bapakkk..aduhhh...kok gini.

Saat itu rani di buat terkejut oleh serangan pak dedi yang tiba-tiba ke bagian payudaranya yang masih dalam posisi diluar sarangnya. Payudara nya itu di usel-usel oleh pak dedi, sementara payudara sebelah kirinya tak luput dari remasan tangan pak dedi.

Rani: ahhhh...bapakkk..kuat bangett..sihhh..aduuhhh..

Rani terpekik karena putingnya dihisap kuat oleh pak dedi.

Pak dedi: mhhhh....en..yakk..mbakkk..

Ucap pak dedi tanpa melepaskan puting susu rani yang ia kenyot di dalam mulutnya.


Rani: kok sampe gini sihh pakk,, ahhhh...tadi katanya...aduhhhh...hh

Pak dedi: mmmhh... gosokin kontolnya mbakk..mhh..

Rani: ihhhh..jorokk ahh ngomongnya



"Ahhhh...ssssttttt...bapakkk...awwwwmmm..diapain sihh??? Bisa lecet kalau gitu..ahhh"

Rani Kini dibuat meracau manja oleh perlakuan pak dedi.

Pak dedi: Kocok dong mbakk,, mau yaa?? Saya keluarin kontolnya??

Rani: mhhhh....

Rani hanya mengguman menanggapi pertanyaan pak tersebut.

Seakan mendapat lampu hijau dari rani pak dedi seperti kesetanan untuk segera mengeluarkan kontolnya dari sarang. Tetapi sebelum ia berniat membuat rani semakin memuncak birahinya terlebih dahulu agar tidak sadar nantinya jika sudah melihat kontolnya secara langsung. Lalu ia lancarkan serangan yang makin liar dengan payudara rani, ia berniat ingin mencupang susu montok itu.

Akibatnya, kembali rani mengaduh karena putingnya kali ini di gigit oleh pak dedi. Ia sempat melihat kearah pak dedi yang tampak begitu buas menggerayangi payudaranya itu. Ia sampai di buat makin merinding melihat perlakuan pak dedi itu. Namun saat ia semkain terbawa nikmat karena ulah pak dedi itu, ia melihat pak dedi berusaha untuk menghisap diatas permukaan putingnya. Sontak rani merasa cemas, dan teringat akan sesuatu. karena menurut cerita desi pak dedi ini adalah orang yang suka meninggalkan bekas cupang. Dan seketika itu dengan sekuat tenaga rani mendorong kepala pak dedi untuk menjauh .

Rani: jangann digituinn pakk,, ahhh...tolongg..jangann..


Akhirnya pak dedi terdorong menjauh dan lepas dari payudara milik rani.

Pak dedi; aduhh maaf mbak saya,, kelepasan..maaf yaa..
Habisnya nafsuin banget sihh susu mbak rani..uhhh


Rani tampak tidak memperdulikan hal itu, ia Bergegas membenahi bajunya yang berantakan dan kembali memasukan payudaranya kedalam baju.

Sementara itu pak dedi yang belum merasa puas, mulai berpikiran licik untuk bisa menikmati tubuh montok rani ini. Ia saat ini sudah kehilangan rasa empatinya dan dengan segera ia menemukan ide untuk membawa rani ke tempat biasa ia singgah bersama desi jika ingin melakukan hal mesum. Ia biarkan saja rani yang masih sibuk merapikan baju nya dan dengan segera mobil itu kembali ia bawa melaju menuju tujuan berikutnya.

================

LANJUTAN...

Ditengah rani yang sibuk membenahi pakaiannya kembali dan juga pak dedi tengah menahan konaknya. Lalu dimanakah rudi??

Ternyata ia kehilangan jejak mobil yang di kendarai keduanya, ia sudah mencari berkeliling di sepanjang jalan raya, namun tetap saja ia tidak menemukannya. Karena memang saat ia mencarinya, mobil pak dedi tengah terparkir di parkiran pasar yang notabene tertutup dari arah jalan. Sehingga membuat mobil itu sulit di temukan oleh rudi.

Ditengah kegelisahannya yang makin bertambah itu, rudi akhirnya memutuskan untuk pulang dan mengambil hp nya yang tertinggal. Ia berencana akan menanyakan langsung dimana keberadaan rani saat ini. Rasanya saat itu ia akan menanyakan langsung kepada rani tentang apa saja kegiatannya hari ini sehingga sampai sekarang belum juga pulang. Akankah istrinya berani berkata jujur atau tidak, tentang semua skandal yang dilakukan di belakangnya. Saat itu amarah nya benar-benar telah memuncak, karena ia beranggapan ini semua karena ulah dirinya juga, makanya istrinya sampai berani berbuat begini. Ia yang sering memaksakan istrinya agar mau menurut fantasinya.


Berbeda halnya dengan kondisi pak dedi saat ini, bukanlah amarahnya yang memuncak, namun saat ini birahinya lah yang sangat memuncak. Rasanya sudah sangat tidak sabar ia untuk sampai di tujuan berikutnya., yang mana sepertinya rani belum menyadari hal itu. Entah karena hal apa padahal saat ini ia telah selesai merapikan pakaiannya. Tetapi ia masih tampak seperti orang kebingungan dan merasa ada sesuatu yang hilang dari dirinya. Sebenarnya rani yang telah terbawa suasana khilaf bersama pak dedi barusan, merasakan birahinya juga ingin di tuntaskan saat ini.

Tetapi untuk saat ini keduanya tampak hanya berdiam saja di dalam mobil pak dedi, lalu saat mobil yang mereka kendaraai melewati jalan yang berbeda semakin menjauh dari arah rumah mereka. Rani sepertinya sudah mulai menyadarinya, namun terlambat pak dedi keburu membelokkan mobilnya dan menuju sebuah rumah besar yang tampaknya di halaman samping rumah itu terdapat rumah kontrakan.


Memang itu adalah rumah kontrakan yang di sewa pak dedi perbulan, ia sengaja mengontrak rumah disana agar bisa leluasa berbuat mesum dengan desi. Dan tentu tidak harus repot mencari lagi jika sewaktu mereka sedang berada diluar. Menyadari sebuah keanehan yang ada, tentu rani mempertanyakan hal itu.


Rani: mau kemana sihh pak?? Tempat apa ini??? Ngapain???

Rani langsung memberondong pak dedi dengan pertanyaan.

Pak dedi: ini tempat temen saya,, cuman kebetulan lagi pergi orangnya, saya mau pinjam sebentar buat ke kamar mandi. Dah gak tahan mbakk beneran deh..


Rani: maksudnya bapak mau itu disini??


Pak dedi: iyaa,, kayaknya kalau mau ke wc, spbu nya masih jauh mbak.,, yang ada wc nya juga cuman spbu, masa kerumah orang.,, ya kann??


Rani: lagian kenapa ngarahnya kesini sihh..huu..langsung aja sekalian jalan pulang tadi pakk...


Pak dedi; yang inget aja mbakk,, hehe,, lagian mengarah ke tempat kita gak ada spbu lagi juga kan..

Rani: yaudahh sana cepet,,, pinter banget dehh cari alasan..


Pak dedi: sebetar mbak,, tunggu yaa...


Jawab pak dedi singkat.

Saat itu sengaja ia tidak langsung turun dari mobilnya, ia ingin mencari alasan agar bisa membawa rani ikut serta turun bersamanya.

Tetapi apa??


Tampak pak dedi masih bingung mencari alasan yang tepat.

Hingga akhirnya ia mendapatkan sebuah ide.


Pak dedi; yaudahh ayokk mbakk,, turun juga, mbak tunggu di dalam aja. Gak ada orang kok. Tempatnya juga nyaman.


Rani: oggahh pakk disini aja,, yang ada malah macem-macem lagi

Pak dedi: udahh percaya aja,, enggak kok..kalau disini malah orang curiga kalau tau kita berdua ada disini.

Rani: maksudnya??

Pak dedi: gini lohh mbak,, saya kan di dalem sana ni?? Terus mbak nunggu di mobil kan??
Nah itu kalau tiba-tiba ada yang liat mbak nungguin saya di dalam mobil gimana?? Posisinya di rumah kontrakan lagi,, ya kan?? Nanti orang pikir kita abis dari dalem dong.

Rani: ahhh enggak ihh pak,, biasa aja pokoknya tinggal ngomong aja,, nunggu disini***k ribet kok.


Pak dedi: baiknya kita main aman aja mbak,, lagian nanti kalau sampe ketahuan bisa gawat. bisa jadi omongan orang juga.


Rani: yaudah sihh pak biar aja,, kan kita gak ngapa-ngapain Juga disini.


Pak dedi: lah tadi di mobil?? Ngapain itu mbak?? Seandainya ni kita ketahuan ada berdua disini, terus mas rudi nanya gini.

"Kamu abis ngapain sama pak dedi?? kok bisa ada disitu?? Mbak jawab apa kalau begitu?


Rani; iyaa gak ngapa-ngapain bilang aja gitu pak.


Pak dedi: berarti mbak bohong dong,, tadi kan sempat kita nakal kan?? walaupun gak terjadi beneran, tapi itu juga udah salah mbak.
Terus nii,,, kalau disuruh pakai sumpah segala gimana?? Bisa kualat sama sumpah mbak Kita.. ya kann???

Rani; ihh kok jadi ribet sihhh pakk,, yaudahb deh ayoo...cepetan sana..


Akhirnya rani menyerah juga dengan argumen pak dedi. Dan juga ia tak ngin memperpanjang perdebatan antara mereka Lagi.
Sementara itu pak dedi nampak kegirangan melihat rani yang akhirnya mau menuruti keinginannya turun dari mobil dan mau masuknmenuju rumah kontrakan itu. Saat ini ia sudah benar-benar dirasuki pikiran iblis dalam dirinya. Ia berniat untuk memeprkosa rani di dalam rumah kontrakan itu. Tekadnya sudah bulat.

Selanjutnya mereka berdua berjalan menuju ke halaman rumah tersebut, tampak ada seseorang tengah menyapu di halamannya. Dan pak dedi sepertinya sudah mengenal orang tersebut.

Pak dedi: Ehh mangg nihh, tolong pindahan yaa, tempat biasa.

Ucap pak dedi menyerahkan kunci mobilnya kepada orang tersebut.

Mamang: siappp boss,, laksanakan. Hehe ..jangan lupa boss kayak biasa..

Pak dedi: udahh sana.. aman aja..


Mamang: nahh kalau yang ini lebih mantep dari yang biasa boss,, lebih demplon dahh..montokk banget uyy..hehe

Pak dedi; hussshhh... mamang apaan sihh,, ponakan sepupu saya ini. Jangan kurang ajar..udah sana...


Mamang; hahaha...iyaa..iyaa dehh boss..

Ucap mamang singkat.


Tentu ia tau bahwa itu adalah akal-akalan pak dedi saja, mamang sudah tau bahwa wanita itu akan di genjot oleh pak dedi didalam sana. Sama seperti saat ia membawa desi kesini, mamang adalah orang yang selalu disuruh pak dedi untuk mengamankan mobilnya agar tidak nampak terparkir disini. Sementara itu rani nampak bingung dengan apa yang di lakukan oleh pak dedi, namun karena ada mamang disana dan ia diakui pak dedi sebagai keponakan sepupunya, ia tidak ingin mamang menjadi curiga dan akhirnya bertanya-tanya. Maka ia diam saja, berusaha untuk tenang dan tersenyum ramah kepada mamang.

Mamang: okee pamit boss,, laksanakan perintah.

Ucap mamang menjauh setelah mengambil kunci dari tangan pak dedi, namun setelah ia berlalu ia sempat kembali menoleh kembali ke arah belakang. Tentu saat ini mamang juga terpesona dengan perempuan yang sekarang ini di bawa oleh pak dedi, terlihat perempuan itu cantik, wajahnya kalem dan badannya montok sekali.

"Owww bokongnyaa...welehh-welehhh puas bener itu si boss di dalam sana pasti,, susunya besar banget juga lagii...aduhh coba aku di bagi yaa,,,hmm enak pastinya itu barang,, puas bangetlah sih boss..."


Entah ada apa dengan memang, padahal ia sudah bisa melihat pak dedi membawa desi kemari, bahkan rutin tiap minggunya. Namun tidak pernah ia berpikiran kotor kepada desi. Dan juga tentu disini juga banyak ibu-ibu muda yang mengontrak tinggal disini, ia merasa biasa saja tidak merasa begitu tergoda melihatnya.

"Tetapi kok yang ini lain yaa"

Memang merasa bahwa wanita itu memang sangatlah menarik. Dan mampu membuat ia terpesona saat melihatnya.

Sementara rani kini sudah berada di depan pintu rumah bersama pak dedi. Sepanjang perjalanan rani sibuk menanyakan kepada pak dedi, kenapa mobilnya harus dipindahkan segala. Ia merasa pak dedi telah merencanakan sesuatu yang tidak baik untuknya. Tetapi dengan segala pertimbangan dirinya, ia merasa tidak mungkin pak dedi berbuat jahatbkepada dirinya. Lagi pula ia tidak ingin menimbulkan kegaduhan disini. Pikiran buruk rani :

"Paling-paling pak dedi berniat mesum kepadanya"

Tentu rani merasa ia sudah punya trik agar niat mesum itu tidak terlaksana. Sudah beberapa kali ia hampir diperkosa, pertama tentu sang suhu sepuh pak sugeng, lalu pak sobri keduanya gagal pada kesempatan pertama. Tentu rani merasa pak dedi juga akan bisa ia taklukan jika nantinya punya niatan untuk berbuat mesum kepadanya.

Maka dari itu ia tidak ingin ambil pusing dan mengikuti saja pak dedi untuk masuk kedalam rumah.

Setelah membuka pintu rumah, pak dedi segera mempersilahkan rani untuk masuk ke dalam. Kemudia setelah mereka didalam rumah, pak dedi segera mengunci pintunya dan buru-buru ia berlari menuju kamar mandi di dalam sana.

Sementara rani yang melihat hal itu tampak tertawa geli melihat tingkah pola pak dedi.

"Ternyata beneran dah gak tahan"

Ungkap rani dalam hatinya.

Ia pun merasa sedikit legah karena ternyata pak dedi tidak sedang merencanakan sesuatu yang buruk kepadanya, terbukti sekarang pak dedi berlalu begitu saja meninggalkan dirinya. Tidak ada sentuhan nakal sedikitpun yang dilakukan pak dedi kepada dirinya. Namun ini lah kesalahan rani yang membuat ia menjadi lengah., tentu semua itu adalah akal bulus pak dedi saja.


Pak dedi dengan cepat segera masuk ke kamar mandi hanya untuk mengelabuhi rani saja, setelah nya ia mengintip rani di balik pintu kamar mandi. Dengan memastikan rani mulai lengah, ia mulai membuka semua pakaiannya sampai benar-benar telanjang polos.

Saat ini pak dedi sudah benar-benar telanjang bulat di dalam kamar mandi tersebut. Ia mengelus kontol miliknya yang kini tegak, gagah menjulang ia gosok-gosok kontolnya tersebut.

"Tenang broo,, sebentar lagi kamu akan beraksi...hehhe "


Ucap pak dedi sambil membanggakan bentuk kontolnya yang besar dan panjang itu. Lalu pandangannya teralihkan, ia melihat sebuah pelumas yang berada di dalam kamar mandi. Pak dedi mengingatnya itu adalah pelumas yang ia pernah pakai untuk mencoba meng'anal' desi minggu lalu. Dengan cepat ia ambil pelumas tersebut ia amati secara seksama. Lalu muncul ide di kepalanya.


"Hmmmmm,,, sepertinya ini bermanfaat "



Lalu pak dedi mengolesakan pelumas itu dengan cepat ke seluruh permukaan batang kontolnya. Tujuan pak dedi adalah agar nanti lebih mudah melakukan penetrasi terhadap rani. Karena ia berencana melakukan ini dengan gerakan yang amat cepat, agar rani tidak sempat menolak dan akhirnya membuat ia menjadi iba. Menurut pak dedi jika kontol sudah masuk ke dalam memek semua negosiasi tidak berguna lagi, yang ada nikmati dan selesaikan.


Sementara pak dedi tengah sibuk mengoleskan pelumas pada kontol miliknya, kini rani yang berada di dalam kamar tampak, mulai merasa tenang dan agaknya mulai merasa rileks. Ia kini dalam posisi setengah menungging sambil mengecek hp nya.

"Benar-benar belum ada kabar mas rudi"

Rani berguman pelan.

Sebenarnya ia merasa lemas sekali saat ini, ia merasa sekujur tubuhnya masih terasa merinding. Rasanya ia ingin berbaring disana, tetapi jika itu ia lakukan ia khawatir pak dedi akan berpikiran yang tidak-tidak kepada dirinya. Apalagi menemukan ia sedang berbaring disana.

"Huuuhhhh..bisa-bisa aku beneran dinaikin hari ini,,, haaahhhh... ampun dehh, baru juga kena sama ari.. masa kena yang panjang lagi hari ini.. dan kayaknya lebih besar deh,, panjang juga lagi"

Rani saat itu mulai berpikiran hal tersebut terjadi lagi kepadanya hari ini. Entah pikiran apa itu,, menginginkan atau ia menolaknya.

"Hmmmm"

Rani berguman pelan.



Satu sisi ia takut menjadi sasaran birahi pak dedi, satu sisi ia merasa seperti merasa penasaran dengan penis pak dedi itu. Akhirnya ia putuskan untuk tetap dalam posisi ini saja.


MULUSTRASI POSISI RANI SAAT ITU.





Sementara itu pak dedi yang telah selesai melumurkan seluruh pelumas pada bagian batang kontol nya, kini tampak mulai bersiap keluar kamar dan segara menyergap rani. Dengan sangat pelan ia membuka pintu kamar mandi dan akhirnya ia berhasil keluar dari sana tanpa menimbulkan suara. ia melihat rani dalam posisi membelakangi dirinya dan..

"ughhhh...menantang sekali posisi mbak rani,,,hmm,, dan sangat montok sekali bokongnya"

Perasaan sange pak dedi semakin menjadi-jadi saja.

Sementara itu, rani tidak menyadari hal itu sedikitpun. Kemudia ketika tiba-tiba ia merasakan ada tangan yang menyentuh bulatan pantat nya itu dan meremasnya.

Sontak ia langsung menoleh ke belakang dan betapa terkejutnnya dia melihat pak dedi yang sudah dalam keadaan telanjang bulat, dengan penisnya yang mengkilap dan berdiri tegak. Kini ia lihat pak dedi menatap tajam dirinya.


"Ahhhhhh.....pak..kkkk..kokk gini sihh..hahahahaha"

Ucap rani terpekik dan tertawa geli.

Saat itu tubuhnya di dorong ke depan oleh pak dedi, hingga kini ia dalam posisi berbaring dan pak dedi berada diatasnya.
Rani bukannya ketakutan malah tertawa geli melihat pak dedi yang sudah dalam keadaan telanjang bulat dan kini berusaha untuk mecumbui dirinya. Dalam pikirannya dari sekian banyak adegan perkosaan yang hampir menimpa dirinya, ini adalah adegan yang paling nekat dan konyol. Namun ada satu kesalahan yang tidak dipikirkan oleh rani, justru trik konyol inilah yang akan berhasil meruntuhkan dirinya.


"Ahhhhh...hahahahaha...pakk...sadarrrr...jangan begini ..ahahah..saya jadi geli lihatnya...kok nekat sampe gitu banget sihh?? Hahahaa"


Pak dedi yang tengah menggerayangi payudara montok milik rani dan kini berusaha mengeluarkannya dari dalam bajunya, seakan tidak memperdulikan hal itu lagi, ia terus saja menyerang bagian susu montok milik rani.

"Mmmmhhhh....ssssshhhhhh....mmmmhhh"

Hanya itu yang keluar dari mulut pak dedi.


"Udahhh...hahhaa,,pak beneran saya jadi lucu liat bapak kayak gini...nekatt"


Ucap rani sambil tangannya yang tadinya di pegangi oleh pak dedi kini terlepas dan kini rani mendaratkan tangannya di pundak pak dedi. Merasakan sentuhan tangan rani, sontak pak dedi menghentikan aksinya.

"Mbak gak takut saya perkosa??"

Pertanyaan konyol muncul dari mulut pak dedi.

Rani: yahh takuttlaah pakk,, tapi kok sampe gitu banget sihh...ya ampunn,, saya sampai geli liatnya.


Pak dedi: mau gimana lagi mbak,, udah saya kocok tuhh di dalem,, tapi keinget ada mbak yang lagi di dalam kamar..hahaha
Rasanya kayak orang aneh aja,, ngocokin kontol pakai tangan sedangkan didalam ada memek montok nganggur.. hehehe


Rani: yehhhh jorokkk aahhh ngomongnya,,, kan ada yang punya ini pakk,,hhuu,, main paksa aja sihh...

Pak dedi: duhhh gak sempat mbakk,, nego-negoan ini mbak udah gak tahan.
Tuhh udah mengkilat kontol saya,, di kocokin tangan pegel, keluar juga enggak.


Rani yang melihat penis pak dedi mengkilat karena entah cairan apa. Tertawa geli mendengar ungkapan itu. Namun tidak berlangsung lama, kini ia merasa merinding dan tercengang dengan apa yang kini ia lihat. Batang pak dedi yang besar dan panjang adalah jawabannya. Rani begitu takjub melihat batang pak dedi yang berdiri tegak di dekatnya. Betapa besar dan panjang nya penis pak dedi itu. Ia merasa merinding pada sekujur tubuhnya dan vaginanya juga berdenyut akibat reaksi itu.

Sementara itu pak dedi yang saat ini dalam posisi berhenti menggerayangi tubuh rani., tampak hanya berdiam diri dalam posisi berjongkok di atas tubuh rani. Tentu saja tindakan nya sempat terhenti karena perkataan yang di lontarkan oleh rani barusan. Dan juga ia merasa tadinya juga sempat merasa terpancing untuk menanggapi perkataan dari rani tersebut. Karena keadaanya itu, rani mulai melihat sedikit celah untuk melepaskan diri dari cengkraman pak dedi,.

Tetapi... seketika dengan cepat ia kembali menyadarinya.

Pak dedi; Eiiitttssss...mau kemana mbakk??"

Ucap pak dedi, yang kini melihat rani untuk menjauhi cengkramannya.


Rani: Lepasin pakk,,ahhh...."

Pak dedi: maafin saya mbkk,, beneran gak tahan.

Kembali pak dedi mendorong rani hingga kini rani kembali terguling dalam posisi terlentang kembali, dengan cepat kali ini pak dedi berusaha untuk menaikkan baju rani untuk mengeksplore bagian atas tubuhnya, tetapi gerakan itu masih sempat dan bisa di tahan oleh rani.
Tak kehabisan akan pak dedi menarik turun celana yang digunakan oleh rani. Dan berhasil tertarik separuhnya, hingga kini celana dalam rani sudah tampak terlihat oleh pak dedi. Menyadari hal itu dengan cepat rani berusaha membalikkan badannya bisa membelakangi pak dedi, dengan tujuan agar bisa merangkak berlari kedepan dan juga agar bagian depan tubuhnya tidak terekspos kepada pak dedi.

Rani: aduhhh pakk.. udaaahhhh...ngapain sihh..ampunnn...


Jeritan kecil terdengar dari mulut rani.

Tetapi jeritanbtersebut tidak di perdulikan oleh pak dedi, ia kembali menyerang tubuh rani yang kini dalam posisi tengkurap dan dengan mudah pak dedi bisa menarik lepas celana yang digunakan Rani sampai terlepas dari tubuhnya. Hingga kini rani hanya mengenakan celana dalam saja di bagian bawah tubuhnya, sementara bagian atas dirinya masih berpakaian lengkap.


"Pak sadarrrr,,,,aduhhh...kok beneran sihh"

Kembali rani merengek, karena terus saja di serang oleh pak dedi, ia sekan tak mampu melawan semua serangan yang lancarkan oleh pak dedi. Badannya terasa lemas entah kenapa, tetapi bukan hanya itu saja. Entah kenapa saat tadi sempat melihat penis milik pak dedi secara utuh di depan matanya, selain merasa merinding ia juga merasa seperti terbuai untuk bisa merasakan kegagahan batang besar nan panjang berurat itu.

Entah ada apa dengan rani saat ini, akankah ini pengaruh obat perangsang yang diberikan oleh pak dedi ataukah memang rani sudah mulai menikmati semua perlakuan nakal laki-laki terhadap tubuhnya. Tetapi tunggu,, lebih tepat nya rani saat ini mulai tertantang untuk menikmati penis laki-laki yang besar dan panjang, tentu saat ini batang yang ia inginkan sudah berdiri tegak di dibelakang tubuhnya.

"Ayoo pura-pura melawan dan berbalik badan rani,, agar kamu bisa lihat batang itu lagi"

Seakan sebuah bisikan hadir di telinga rani.

Hal itu membuat ia sejenak terdiam dan tidak lagi berusaha untuk berontak. Sementara rani yang masih sibuk dengan pikiran nakal dan horny dalam dirinya, pak dedi dengan cepat berusaha untuk membuat rani kembali pada posisi semula. Kembali berbaring terlentang, sesuai keinginan rani juga. Dan dengan cepat pak dedi seakan mendengar bisikan hati rani tersebut. Kini ia berusaha membalikkan badan rani, dan berhasil ia merasa badan rani begitu lemah dan menuruti saja gerakan yang ia inginkan.

"Ahhhh....duhh pakkk,,, ngapain sihh kok gini"

Pertanyaan itu keluarbdari mulut rani saat pak dedi telah berhasil melakukannya.

Nanum tentu saja hal itu tidak di perdulikan oleh pak dedi, ia masih fokus untuk membuat mangsanya takluk dan pasrah. Dan ada satu hal yang membuat hatinya bersorak kegirangan, saat ia menengok kebawah dan berniat untuk melepas celana dalam rani. Ia melihat permukaan depan celana dalam itu sangatlah basah sekali. Bagi pak dedi itu adalah hal yang sangat gila, mengingat rani saat ini yang menggunakan celana dalam berwarna gelap, namun jiplakan basah itu masih sangat jelas tampak disana. Berarti di dalam sana sangatlah banjir sekali, dirinya baru pertama kali melihat penampakan perempuan yang bisa sangat basah begini hanya dengan sentuhan nakal yang tidak begitu parah.

"Betapa binal ternyata mbak rani"

Pikiran nakal itu seakan menjadi pemecut semangat bagi pak dedi untuk melangkah makin jauh.


Tetapi sebenarnya seperti yang kita semua sudah tau, tetapi pak dedi belum mengetahuinya sekarang. Bahwa hari ini rani telah melayani dua laki-laki dalam percintaan. Celana dalam itu memang sudah lembab saat ia di cumbui oleh pak sobri, lalu menjadi basah karena di genjot nikmat oleh ari. Dan yang terakhir ia buru-buru pergi dari tempat kontrakan ari tanpa membersihkan vaginanya secara sempurna. Bahkan rasa geli yang semenjak tadi dirasakan oleh rani pada lobang vaginanya, itu adalah sisa sperma ari yang masih tertinggal di dalam sana. Akibatnya vagina rani di dalam sana semakin bertambah banjir akibat oleh perbuatan pak dedi di dalam mobil dan di tambah sekarang.


"Auhhhhhmmm...ssstttttm....pak....ampuuunnnn,,, jangannn gini dongg..ahhhh..."



Semua itu tidak di perdulikan oleh pak dedi, ia terus saja melancarkan aksinya untuk menuntaskan apa yang telah ia mulai.

Saat ia sudah pas menaiki diatas badan rani, ia melihat ekspresi wajah rani yang terlihat sepertinya ada penolakan. Tetapi sepertinya penolakan itu tidak terlalu serius, karena kini ia tidak lagi merasakan gerakan tangan rani yang tadinya terasa sedikit berontak. Sekarang rani tampak lebih pasrah dalam posisi berbaring terlentang di bawah dekapannya.


Menyadari hal itu dengan cepat pak dedi tak ingin menyiakan kesempatan. Ia tarik celana dalam rani turun hingga ke lututnya, dan dengan mudah ia lepaskan sampai benar-benar lepas. Kaki rani seperti memberikan banyak ruang agar pak dedi mudah melakukan hal itu.

Setelah celana dalam itu berhasil terlepas, pak dedi kembali mengatur posisinya agar pas untuk melakukan penetrasi kepada rani. Dengan ilmu perasa dan menggunakan mata batin si "bro" di bawah sana, pak dedi merasa ia tidak perlu lagi melihat kebawah sana, ia langsung saja mengarahkan batang kontolnya yang besar panjang dan berurat itu untuk masuk kedalam vagina ternyaman dan terenak.


Saat batang itu sudah tepat berada di depan gerbang kenikmatan yang sebentar lagi akan ia dapatkan. Pak dedi merasakan sangat nikmat ketika keduanya telah bertemu dibawah sana. Basah, montok dan halus sekali terasa daging di bawah sana.


Hal yang sama juga dirasakan oleh rani, ia merasakan sesuatu benda tumpul dan hangat kini menyentuh bagian luar vaginanya. Seperti yang tadinya ia lihat, bahwa batang itu sangatlah besar, dan kini ia merasakan batang itu telah tepat berada di Muara lubang kenikmatannya, terasa membelah bibirnya dan berusaha untuk mendobrak kedalam.


"Ahhh...pakkk,,, ampunn"


Rani seolah tampak masih berusaha mengharapkan pak dedi iba kepada dirinya. Tetapi suara itu ia timbulkan dengan sangat sensual, yang seolah itu adalah ajakan untuk segera melakukannya. Sekarang!!


"Clluuuuppppp-----aaaahhhhh...ssssstttt"


Keduanya mengeram bersaaman saat batang pak dedi berhasil masuk dengan mudahnya kedalam vagina rani.

Terasa sangat mudah sekali batang sebesar itu masuknya kedalam memek rani. Pak dedi tidak terlalu terkejut, karena ia telah melumuri semua batangnya dengan pelumas.

"Tetapi kok bisa langsung sedalam ini??"


Pertanyaan itu muncul di kepala pak dedi.

Sementara itu di dalam sana, ia merasakan kontolnya terasa sangat lengket sekali, dan seperti di penuhi banyak cairan di dalam vagina rani.

"Apakah mbak rani sudah keluar?? Kok bisa secepat ini?"

Pak dedi mulai mempertanyakan hal aneh yang ia rasakan dengan apa yang ia rasakan di dalam lobang memek rani.


"Ahhhhh,,,aduhhh..kok dimasukin pakkk???
Ahhhh...dalam banggett....duhhhh"

Rani mulai merengek dan mulai agak berontak kembali.


Tetapi gerakannya itu malah membuat gerakan pada tubuhnya. Akibatnya penis pak dedi merasa seperti diremas-remas di dalam sana.


"Uhhhh mbakkkk,, basah sekali"


Bisik pak dedi yang kini dalam posisi mendekap erat tubuh rani, lalu ia bisikan pelan kata-kata itu di telinga rani.


Rani: ihhhh...kelewatan ahh...sampe gini banget pak...saya di apain sihh?? Kok jadi gini??"

Pak dedi: lagi di entot mbakk,,, usshhhh...hahhhh..gelii bangett,, lengket di dalam sana..haaaahh"

Rani: ihhhh udahhh,,, cabut pakkk..jangan..mmmhhh...

Rengek rani manja.

Tentu hal itu makin membuat pak dedi merasa bergairah dan penuh semangat. Sekarang ia sudah tidak sabar untuk bisa mulai menggenjot rani.


Pak dedi: gini mbak??

"Cluppp...cllooottt"

Ia cabut sampai lepas kontolnya dari memek rani dan ia masukkan kembali dengan mudahnya, hanya dengan dorongan pelan saja.


Rani: ahhh...aduhhh...kenapa gini sihh pakk...ahhhh..


Pak dedi: basah banget sihh mbakkk,, wooowww anget rasanya.

Ucap pak dedi yang merasakan kontolnya sangat nikmat di dalam sana. Terasa begitu hangat dan basah sekali memek rani ini.


Tentu saja rasa hangat yang teramat disana adalah campuran cairan cinta rani dan juga sisa sperma ari yang masih tertinggal di dalam sana.


"Mulai ya mbak,,??? Hemmm???"

Pak dedi seperti menanyakan hal itu kepada rani untuk sekedar mengejeknya saja, yang disadarinya ternyata rani sudah sangat bergairah, di buktikan dengan memeknya yang sangat basah di bawah sana.


Rani: ahhhhm...udahh ihh pakk,, udahhh..cukup,,ahhhh..awwww...ampun.

Rani terpekik di ujung kalimatnya, karena pak dedi mulai menggenjot memeknya dengan gerakan Tiba-tiba disaat rani mulai memprotesnya.


"Cluuuppp...cluuuppp...cklekkk..cklekkk,,,classhhh...cppprooottt"

Suara kecipak basah memek rani saat mulai di genjot oleh pak dedi, menimbulkan suara yang membuat malu rani dan tentu ini membuat semangat pak dedi.


Pak dedi: ahhhh,,, gilaaa..ini memek terenak mbakk,,, uhhh...peret bangettt sihh?? Ahhhhh,,jepitt banget jugaa..bisa cepet keluar saya..ahhh"


Komentar pak dedi barusan seakan menjadi magnet penarik bagi rani, bukan hanya itu. Perkataan itu seakan menjadi sebuah pujian bagi rani yang akibatnya membuat ia untuk mulai ikut menikmatinya.


" Tadi ari yang bilang vaginaku sangat enak dan peret sekali,, sekarang pak dedi..apa itu beneran ya?? Apa mudus laki-laki saja??"

Pikiran bangga itu, sekaligus rasa penasran muncul dalam benak rani saat mulai merasakan genjotan pak dedi.



"Ahhhssssstttt..mmmmmhhhh...uhhhh..pakk??

Rani mulai mendesah karenanya.


Pak dedi: hemmm??? Kenapa mbakk??? Enak kan??

Rani: ahhssstttt..duhhh...kok gini..ahhhssttt..mmmmhhh...aduhhh"


Pak dedi: lebaran dikit dong mbak.

Pinta pak dedi seraya sedikit bangkit dari tubuh rani, dan kini ia tidak lagi memegangi tangan rani. Tangan yang tadinya memegangi pergelangan tangan rani, sekarang berada di dengkul rani.


Tangan pak dedi berusaha melebarkan kedua belah paha rani, dan kini sepertinya ia mulai bersiap untuk secara maksimal menggenjot memek rani yang nikmat itu. Dalam posisi berjongkok di depan memek rani, ia sempat melihat ke bawah sana. Dan....


"Ughhhhh..mbakkk,,, banjir tuhh"

Ungkapan pak dedi itu membuat rani merasa malu, dan kini ia memalingkan mukanya ke samping. Ia merasa malu untuk menatap pak dedi yang seakan tersenyum mengejeknya.


"Ihhh...apasihh?? Dasar mesum..huuu"

Tatapan pak dedi seakan begitu lekat terhadap belahan memek rani yang tampak mengkilap dibawah sana. Ia begitu kagum dengan bentuk memek rani yang bersih dan montok serta dihiasi bulu-bulu yang di potong pendek dan terlihat begitu halus diatasnnya.


"Plllopppchh"

Pak dedi menarik keluar kontolnya dari memek rani.

"Ahhhhhssshhhh...ihhhhh..***k bilang-bilang sihh pakk,, nyeri.. ahhh"


Rengek rani yang merasakan pak dedi mencabut penisnya dengan seketika dari dalam vaginanya.


Sementara pak dedi hanya diam dan tidak menanggapi rengekan rani tersebut, ia sekarang melihat sesuatu yang aneh dari memek rani. Karena kulit rani yang begitu putih, saat ini pak dedi melihat memek rani yang begitu merah merekah di bawah sana. Seperti sudah dimasukkan sesuatu sebelumnya. Dann.....


"Apa ini??? Begitu banyak dan tidak wajar sekali,, apakah benar rani telah keluar hanya dengan beberapa genjotan dan sodokan saja?? Atau kah???"


Pertanyaan itu mulai mengacaukan pikiran pak dedi saat ini, rasanya tidak mungkin cairan pelumas rani akan keluar sebanyak itu. Dan jika ia itu benar cairan cintanya. Tentu ia akan merasakan memek itu berdenyut karena telah mencapai puncaknya.


"Hmmmm...sepertinya ada yang tidak wajar!!"


Pak dedi tampak seperti orang kebingungan dan hanya berdiam menatap belahan memek rani, dan ..

"Apa ini???"

Sebuah cairan kental yang menempel diatas kepala kontolnya.


Melihat pak dedi yang seperti tampak kebingungan rani mencoba untuk menyadarkannnya. Sebenarnya rani saat ini sudah mulai tidak tahan untuk di genjot oleh pak dedi, ia merasa vaginanya sangat licin dan basah sekali di bawah sana. Ia sadar semua itu karena tadi ia belum membersihkan dengan sempurna saat terakhir bercinta dengan ari. Ia tadi begitu saja buru-buru pergi meninggalkan ari di rumahnya.


Seketika mendapatkan ide, rani berusaha untuk memebuat gerakan dengan merapatkan kedua kakinya. Hal itu ia lakukan agar pak dedi tersadar dari tatapan nya kearah vaginanya. Mengingat saat ini tangan pak dedi masih memegang dengkulnya rasanya hal itu akan berhasil untuk menyadarkannnya, jika tangan pak dedi membuat gerakan karena menahan dengkulnya.

"Udaahhh...ahhh pakkk,,, jangan diliatin terus...cukuplah kelebihan banget ini..lepasin dehhh saya mau pakai celana..huuu"


Rengek rani sambil berusaha merapatkan kedua kakinya.


Namun tindakannya itu tampak tidak sungguh-sungguh, dan dibuat sangat lemah sekali. Seolah itu hanya sebuah gelinjang badannya yang manja saja.


Pak dedi: duhhh..maaf mbakk..sorry..sorrry..saya terkagum melihatnya.

Ucap pak dedi berbohong .

Ia tidak ingin menanyakan hal yang saat ini ada di kepalanya, tentu karena tidak ingin merusak mementum berharga ini.


================

LANJUTAN...

Tentu saja, pak dedi menyadari semua gelagat rani yang seolah meminta untuk segera di lanjutkan perbuatan enak-enak mereka itu. Maka dari itu pak dedi pun tidak ingin menyiakan kesempatannya.



"Lemesin mbakk"

Pinta pak dedi yang kini kembali memegangi kedua dengkul rani.


Rani: ihhh,,, jangann..pakk udahhh dong,,, saya mau pulang nanti di cariin nihhh""


Pak dedi: enggakk,,, aman kokk...


"Clllluuppp....assssstttt...ouuuuhhhh mbakkk,,, nikmattt..."


Racau pak dedi saat kembali memasukan kontolnya kedalam memek rani.


"Ahhhhhh....aduhhhhh....jangan lagii dong pakkk...iiiiiiiihhhh"


Rani seperti melakukan penolakan terhadap perbuatan pak dedi tersebut.

Pak dedi: udahh bentar aja mbak,, nanggung enak banget ini."


Rani: ahhh...apasihhhh...iiihhhhh..duhhhh...awwwww....aduuuuhhh....sssssttttt...aaahhhhh.....ahhhhh....baaa...ppp...aaackkk....iiihhh sadarrr"


Rani menggelinjang dan meronta kenikmatan karena dengan tiba-tiba pak dedi mulai menggenjot vaginanya dengan cukup cepat.



"Plokkkk....plooookkkkk.....cklloockkk...cklloocckkk...ckllooooockkk"


Suara peraduan antara memek rani dan kontol pak dedi.


"Ahhhhhh...sssssstttttt...angettt,,mbakkk,,, licinnn,,,,ahhhhhh.....wowwww...."



Racau pak dedi seperti kesetanan.

Ia merasakan kontolnya saat ini seperti tengah di jepit kuat oleh memek rani, tetapi disisi lain ia merasa kontol nya dapat keluar masuk dengan mudahnya menembus daging memek rani yang montok dan berbulu halus itu.


Mulustrasi ...





Sementara rani yang dibawah sana tengah menerima sodokan pak dedi dibuat tak kalah nikmatnya. Ia merasa sodokan batang penis pak dedi begitu mantap dan terasa penuh sekali dibawah sana. Belum lagi ia merasa bahwa penis itu begitu mentok di dalam sana dan gilaa...


"Ahhhhsssttt...ini lebih panjang dari milik ariii..uhhhh"


Ungkap rani tanpa sadar..



"Ahhhhh siapa mbak??


Pak dedi menanyakan ucapan rani barusan.

Rani: ahhhh....ssssttttt...awwww...terusssss...sssinnn pakkk,, kencengin lagii...aghhh enakkk bangettt...uhhhhh"


Rani sengaja membuat desahan yang begitu menggairahkan agar pak dedi teralihkan pikirannya, dan tidak mempertanyakan kesalahan yang tadi ia ucapkan.



"Uuuhhhhssssssttttt....becekk mbakkk,,, basah sekalii..."



Racau pak dedi yang terus menggenjot rani.

Sebenarnya ia ingin mempertanyakan apa yang diucapkan oleh rani, tetapi jepitan nikmat memek ini mengalahkan segalanya. Belum lagi permintaan nakal yang baru saja keluar dari mulut rani. Itu seakan menjadi pemicu yang sangat menggairahkan bagi pak dedi.


Pak dedi: ahhhh....haaaggghhh...mbakkk...uuhhhh.."


Rani: ahhhhsssttt...mmmmmmmhhhh...pakkk??? Aduhhh...mmmhhh


Pak dedi: kenapa mbakk??? Haaahh???
Enakk???


Rani: mmmhhhhh...aahhhh...sssstttt...mentohh sihh pakkk,,,uuuuuhhhh...


Pak dedi: nikmat mana sama kontol suamimu mbakk??? Haaahh??


Rani: ahhhhh.....uuuhhhh
...ooohgghhhhh..pakkkk...


Rani tidak menjawab ap yang di tanyakan oleh pak dedi. Ia menghiraukan saja hal tersebut. Hanya desahan nakal yang ia keluarkan dari mulutnya...


"Plokkkk...plooookkk...ploookkk..."


Suara peraduan antara kedua kelamin tersebut memenuhi isi dalam kamar tersebut.


Rani: aduhhhhmmhhh...ssstttt...ampunnn pakkk...aaahhhhh.....hhhh



Pak dedi: tahan mbakkk,,, ahhhh..nikmat sekaliii ini...uuussstttt...



Rani: yahhhh...yahhhh....ahhhhh...nyeriii pakkk. Aduhhh....hhhh


Seperti tidak sadar lagi, pak dedi mendorong dalam kontol ke dalam rongga memek rani. Dan betapa gilanya memek ini sangat basah sekali, tetapi sangat menjepit dan mencengkram di dalam sana.

Pak dedi: peret sekalii mbakkk,,, aduhhh.... gak tahann rasanya...ahhhh...hhhh



Rani: mmmmhhhhh....aahhhhh....duhh... duuuhhh... pelanin pakkk,,,ahhh...hhhh


Pak dedi: tahann. Mbakkk,, , ahhh sempit sekaliii tapi becekkk...huuuuuu...pasti kecil ya punya mas rudiii??? Haaaahh??


Akibat dari genjotan pak dedi yang brutal itu, susu montok brutal milik rani menjadi bergetar keatas bawah tidak karuan.

Mulustrasi ...






Rani: ahhhhh...

Pak dedi: jawab dong mbak????

Rani; ahhhh...***k tauu....ahhhhh...aduuhhh..hhh..uummmhhhh..hhh


Pak dedi: ahhhhh....gilaaa...nakal sekalii...uhhhh gilanyaa ternyata....ahhhh


Saat itu pak dedi tidak menyangka bahwa rani mampu membuat serangan balasan untuk dia, rani saat ini mulai menyerang kepada kedua puting susu pak dedi. Sehingga sangg empuhhnya jadi kelojotan tidak karuan.


Rani: iiihhhhh,,,rasaaaiiinnn....mesuumm sihhh...hmmmm


Pak dedi: ahhhhh...terus mbakkk,, saya mau sampe ee,, gak nyangka mbakk nakal sekalii...iii...ahhhh


Mendengar ucapan pak dedi yang demikian akhirnya membuat rani semakin tertantang, selain karena pengaruh obat perangsang yang diberikan oleh pak dedi pada minumannya, tentu ini adalah naluri nakal yang memang ada di dalam diri rani.


"Mmmmmmhhhh...liiickkkk..cuppp"


Rani bangkit dari posisi nya berbaring dan kini menjadi setengah berbaring, sambil terus di genjot oleh pak dedi, ia berusaha meraih puting susu pak dedi dengan mulutnya dan itu berhasil.


"Ahhhhhh....awwww...mbakkkk...ampunnn..."


Pak dedi meracau tidak karuan.

"Mmmmmhhhhhh...mmghhhhh"

Hanya itu yang keluar dari mulut rani.



"Plakkkkk...plaaakkk..plaaaakkk..ploooookkk...ploooookkkk..."


Suara benturan itu terus terdengar dan kini menjadi semakin banjir saja.


"Cppprrreeettt....cpprrreeeettt....cpprreeett"

Suara memek rani menegeluarkan Suara aneh yang artinya memek itu sangat basah dan batang itu masuk dengan sempurna dan menghujam tajam kedalam sana.



Pak dedi: mbakkk di dalam yaa??? Saya gakk tahann...ahhhhh...aduhhhh...ampunnn mbahhh...ahhhhh"


Rani: mmmmmmhhhhhh...cuppp...cupppp"


Tanpa memperdulikan pak dedi terus saja menjilat dan menghisapi puting pak dedi, ia merasa bentuk puting pak dedi sangatlah besar dibanding suaminya, pak bambang, pak sobri dan juga arii.


Pak dedi: ahhhhh....uuuuuuuhhhhh..mbakkkkk....kk saayyy....aaa...keellluuuuaarrrr..aduuhhh.."


Rani: jangannn didalam pakkk,, ahhhh..



Pak dedi dengan cepat mendorong tubuh rani agar kembali terlentang, lalu ia pegang kembali kedua paha rani.


"Ploookkk....pllloooookkk...plllloooookkkk..."


Ia genjot dengan buas wanita yang kini terdampar di bawahnya.


Rani: ahhhhhhwwwwghg...pakkkk...aduhhhh...aahhhhh..ahhhhhhh....ammpuuu...nnn"

Rani menggelengkan kepala nya ke kiri dan kanan karena menahan rasa nikmat sekaligus nyeri yang ia rasakan.

Sodokan pak dedi sudah tidak terkendali lagi, dan mulai tidak beraturan.


"Sayyyaa...keluarrrr..mbakkk....ammmpunnn..nikmatttt..ahhhhh"



"Jangannnnn.....ahhhhhhh......."


Croooooottttttt...croooooooottt....crrrrooooooo...crrrrrooooooottt."


"Hegghhhhhhhh..uuuuuuuuuhhhh...bapakkk..pannnasss...oooohhhh"


Rani mendelik keatas dan matanya melotot karena penis pak dedi yang ia tekanan begitu dalam kedalam lobang vagina nya dan cairan pak dedi yang begitu banyak dan hangat ia rasakan menyembur didalam ruang vaginanya..


"Ahhhhhh....nikmat sekaliii mbahhkkk,,,huuuuuhhhh,,,benar-benar surga dunia,, haaassshh"

Pak dedi menjatuhkan dirinya diatas tubuh rani. Ia benamkan wajahnya pada susu melon montok rani.

"Hasssshhh..hasshhh..hasshhh""

Nafas keduanya tidak beraturan.

Rani: duhhh...gila ihhh dimasukin beneran..

Pak dedi: huhhhh...hmmmm..enak mbakk..nyesel gak dari dulu.


Rani; ihh dasarrr..enak aja..emang saya apaan pakk..huuu..


Pak dedi: nakal ya..ternyata..huuuhh.***k nyangka..

Rani: apa sihhh??

Pak dedi; enak gak mbak kontol saya??


Rani: enggakk..wekkk..gede doang. Huu..hhh

Pak dedi: mbak belum ya??

Rani: gakk tauu ahhh..ngapain juga.***k harus kalii..orang di paksa gini..dasarr..

Pak dedi: tapi kok becek bangett...hehee

Rani: normal dong ihhh..


Pak dedi: seandainya mbak istri sayaa..huuuuhhh..puas nya...


Rani: dihhh ngarep...


Pak dedi: bolehh dong..


Rani: terserah dehhh..udahh ihh cabut tuhh..banjir tau di kencingin kayaknya banyak bangett.


"Hahahaa"

Keduanya tertawa.


Pak dedi; bentar mbakk,, nenen dong dikit..

Rani: ihhh apa sihhh,, ogahhh..


Pak dedi: yahhh masih penasaran mbakk,, tadi kan belum..

Rani: udahhh yaaa,,, huuhhh dasarrr...tadi di mobil apa coba..


Pak dedi; lain dong mbakk,, ini kan lebih leluasa,, kalau gini sambil tiduran...please mbak masih penasaran.


Rani: ahhh..enggak pokoknya..


"Plakkk,,,plakkkl,,,plakkk,"


Pak dedi kembali menggoyangkan pinggulnya kembali menggenjot memek rani.

Kontolnya yang saat ini setengah tegang terasa keluar masuk dengan mudahnya di dalam memek rani.


Rani: ahhhhh..apa sihh pakk,, jangan. dong,,basah bangett itu..ihhh


Pak dedi: hmmmm...nenen... dikit aja..


Rani: dihhh udhhh ahhh enggak ...
Ahhhh....bapakkk.. udahh aahhh..


Rani terpekik karena kembali di genjot oleh pak dedi.

Dan kini ia merasa penis pak dedi mulai kembali mengeras di dalam sana.

"Ahhhhh...masih bisa ini mbakkk..hehehe


Rani: enggakk ahhh, jangann pakk!!


Pak dedi: yaudah nenen aja dehh,, biar gak penasaran lagi,,yaaahhh mbakk??


Rani: duhhh apa sihhh banyak mau nya niihhh..


Pak dedi; ngewe aja boleh,, masa nenen enggak sihh mbakk,,hehehe


Rani: dihhh,,, mana ada bolehh,, pemaksaan ini mahh..

Pak dedi: tapi enakk kan??

Rani; di bilangin enggak huuu,,,

Pak dedi: masa???

Rani: ihhhh iyaaa..


Mendengar ucapan dari rani barusan pak dedi mengerti bahwa itu adalah bentuk ketidakpuasan rani dan sekarang bertekad untuk membuat rani menyerah, mengakui dan kewalahan. Bahwa kontolnya ini sangatlah nikmat sampai-sampai desi saja tergila-gila di buatnya.


Pal dedii : mmmmhhhh....uhhhh...woowww enak di gituin mbak,,, ahhhh,,,,basah bangett sihh memeknya..hehehee

Komentar pak dedi ketika merasakan badan rani membuat sedikit gerakan dan gerakan itu membuat memek rani terasa sedikit menjepit kontol pak dedi yang masih tertanam di dalam sana.


Rani: ahhhh pakkk,,, eggghhhh...apaan sihhh.. jangan di buka dong..

Pak dedi; udahh bentar aja,, biar gak gerah,, sekalian nanti bersih-bersih kann,,,hehhe...

Pak dedi melepaskan jilbab rani dari kepalanya.


Rani: uuuhhhh,,,, udahh dongg pakk,,,


Pak dedi; iyaa,, abis ini udah kokk...mmmhhh



Akhirnya setelah itu rani membiarkan pak dedi kembali membuka kancing baju yang masih ia kenakan saat mereka bercinta tadi. Saat baju itu telah terbuka, maka nampak penampakan rani yang masih mengenakan tank top. Merasa tidak puas, pak dedi ingin rani melepaskan semua pakaiannnya. Ia ingin rani benar-benar bugil bersamanya saat ini.


"Kapan lagii....kapan lagii..."


Pikiran pak dedi di kepala nya.


Ia loloskan baju rani ini dari kedua lengannya, lalu ia angkat tubuh rani agar sedikit bangun dari posisi berbaringnya. Namun bagian bawah antara kontol dan memek mereka tetapi di tahan oleh pak dedi agar tidak terlepas.


Rani: duhhh pake di buka segala sihh pakkk,,, aahhhh... mau ngapain lagii??


Pak dedi: enggakk,,,sssttt...nenen aja mbakk,,,


Rani: aduhhhh....ssstttt...awwww....ihh itu nyaa ngilu pakk...ihhh..dasarrr..


Pak dedi; bangun lagi mbakkk...mmmhhh


Saat pak dedi mengubah dirinya sedikit bangun dari posisinya saat ini, rani merasakan penis milik pak dedi itu kian menekan dan masuk semakin dalam ke vaginanya. Sehingga membuat ia merasa sedikit ngilu dan... uhhh tentunya kembali naik birahi nya. Karena tadi belum sempat mencapai puncak kenikmatan nya bersama pak dedi.


Rani: udahh pakkk,, gini aja cukup...***njel bangett tauu...itu nyaa...uhhhh..hhh


Pak dedi; buka aja sekalian mbakk,, nanti kan mau bersih-bersih juga..Dahh berdenyut lagi tuhh memeknyaa...hemmmm...


Rani: udahh gini ajaa,,,, ihhh dasarr..keenakan banget deh hari ini,, dapat gratis punya bini orang.. huuuu

Pak dedi; hehehe,,, udah dari lama sihh mau ginii,, ahhh...ternyata...sangatt memuaskan..

rani: ihhh...awas aja lohh,, keterusaann kayak desi gak mau saya pakk...takut..

pak dedi: takut kenapa???

rani: takut di genjotin terusss..***njel gitu sihh kegedean.. tapi enak sihh mentokk...


"Hahahahaha"

keduanya tertawa mesra dah renya sekali..

pak dedi: susah dong mbakk,,, saya mau nenen plisss,, nafsu banget liatnya.. gede sihhh..hehehe


Rani: ihhh dari tadi gitu terus ngomongnya..



Pak dedi: kan di bilangin penasaran mbakk,,, hmmm


Rani: yaudahh gini juga bisa,,, jangan lama-lama ihh pakk..mau pulang..


Pak dedi: gak kebuka dong,, masih kehalang.,, coba gini dehh..


Rani: ahhh...uuuhhhsssttt...ihhh masuk lagii ahhhh bapakkk,,, dalem bangett itu.. aduhhh

Gerakan pak dedi untuk menarik lepas tanktop yang masih di kenakan oleh rani membuat kontol miliknya terdorong lebih dalam masuk ke vagina rani. Karena ia mendekatkan dirinya untuk meraih pundak rani.


"Cluuupppp...ckliiikkkk"


Suara memek rani saat terjadi gerakan oleh pak hdedi itu, terdengar sangat basah sekali. Karena memang sangat basah, cairan sperma pak dedi yang tumpah di dalamnya, membuat vagina itu menjadi sangat banjir dan licin.

Pak dedi: duhhh sorry mbakk,,, ke teken dehh...hehehe


Rani: ahhhh...sssttt aduhh pakk,, lepas dulu aja,, cabuttt...


Pak dedi; iyaa..nantii..lepasin dulu,, ayookk



Rani: udahh gini aja bissaa,, nihh pakkk,,, hmmm


Saat itu rani menaikan tanktopnya ke atasan dari arah bawah,,, sehingga kini tampak payudaranya terbuka masih terbungkus bh nyaa. dengan pasrah rani menyingkap keluar payudaranya.


Pak dedi: uhhhh...hehhe3...sekalian bra nya dongg mbak naikin..

Rani: ihhh banyak mau nya sihhh..ahh,,z dasarrr..


Pak dedi: kan gak bisa nenen kalu gitu mbak,, masih ke tutup..


Rani: tuhhh,,, puas-puasin dehhh,,, ihhh,,, dasarr...


Pak dedi: wooowwwww...gilaaa,,, lebih menantang kalau udah kebuka langsung gini..***k sabar jadinya..


Rani: ahhhh...dihhhh,, suka gitu dehhh,,, main ngagetin aja...huuu




Rani terpekik karena pak dedi mendorong tubuhnya kembali dalam posisi berbaringnya dan dengan sedikit gemas meremas kedua bongkahan payudaranya dengan kedua kepalan tangannya. Ianbuat gerakan seperti memencet kedua payudara itu, sehingga kini puting payudaranya tampak mencuat menggulung. Siap untuk di ekse oleh pak dedi.



Pak dedi: uhhhhh...pinter ni mas rudi garap nyaa..hehehe.. bukan cuman dagingnya aja yang montok, tapi ini nihh putingnya juga gede..wowww..


Rani: ahhhh,,,jangan di cubit ahh pak,, sakittt...


Pak dedi: gemesinn mbakk,,, hehhe...mmmmhhhh...keras bangett...mmmmhhhh

Dengan cepat pak dedi langsung mendaratkan bibirnya untuk menyerang bulatan melon montok rani dan mendaratkan bibirnya di puting rani yang telah mengeras. Sontak hal itu mengagetkan rani sekaligus membuatnya berdesir menikmati.



Rani: ahhhhh...ssssttttt...duhhhh...kokk gini lagii sihhh pakkk,,, ahhhhh.....ssstttt

Rengekan dari rani tersebut tidak di hiraukan oleh pak dedi, ia tampak tak ingin menyiakan kesempatan berharga ini.


"ahhhhh.....aduuhhhh.....ssssttttssttt...pak..pelann ajaa sihhh,,,duuuhhh,,,,ahhhhh"


Mendengar suara desahan rani yang begitu renyah di telinganya membuat pak dedi merasa gairahnya sudah mulai semakin naik semakin menjadi-jadi.


"Plakkkk,,,,,plakkk,,,,Plokkkk...ploookkkk,,,,lupppp...luppp...clllooottt....clllooooottt"



Pak dedi kembali mengenjot rani dalam posisi meraka saat itu. Akibatnya keduanya mendesah kenikmatan akibat perbuatan dari pak dedi itu. Dan kali ini mendesah lebih gila dari yang pertama tadi, kini ia merasa genjotan pak dedi pada vaginanya terasa sangat nikmat dan permainan pak dedi pada payudaranya itu membuat ia semakin terasa terbang.


"Ahhhhhm....mhhhh...ogghhhhh....pakkk,,,ssstttt...ssstttt...aduhhh...terus dongg...hihiii...enakk..ahhh"

Mendengar rengekan manja dari rani tersebut, membuat pak dedi semakin menggila dan merasa panas di telinga nya. Ia merasa desahan itu begitu liar namun terdengar dan terkesan sangat natural di ucapkan oleh rani, tanpa di buat-buat ataupun di lebihkan. Ia merasa inilah gambaran sosok rani yang sebenarnya, akhirnya ia mengetahui sisi binal yang ada pada diri rani yang selama ini ia ingin ketahui. Ternyata memang benar penilaiannya tidak meleset, ia yakin perempuan dengan badan semok seperti rani pastilah menyimpan sisi liar yang luar biasa pada dirinya. Dan terjawab sudah semua itu saat ini.


"Ugghhh...ahhhhh...nikmat sekali mbakkk...arrrggghhhh..basah sekali..huuuuuuhhhh"



"Plokkkkk....plooookkkkk....plllllakkkk,,,,creeetttt...creeetttt....creeeetttt"


Sungguh suara yang sangat menggairahkan dan menggambarkan percintaan keduanya berlangsung nikmat dan tentu keduanya saling menikmati satu sama lain, pak dedi menikmati memek perer rani dan rani menikmati batang besar dan panjang milik pak dedi.


Mmmmhhhhh....sssssttttsssttttshhhh...aaaahhhhh..."

Pak dedi terus menggenjot rani sambil mulutnya tidak mau lepas dari mengenyot puting susu milik ranii. Akibatnya desahan nakal itu semakin liar saja keluar dari mulut rani tanpa bisa ia sadari lagi.


"ploookkkk...plooookkkk...pllaakkkkk...plakkkkkk...cprasshhh...creetttt....creeeeettttt..."

"Aaaawhhhh...ahhhhhh....ssssttttssstttt..ahhhhh...uuuugggghhhhhh....mmmhhhh...hhhmmmm...mmmahhhh...ahhhh...pakkk...uuuuhhh"

Tanpa sadar rani merengek dan mendesah dengan liarnya, membuat pak dedi makin bersemangat menggenjot dirinya.



Pak dedi: Terusinn mbakk,, uhhhh....keluarin aja semua...hhhhhaagggghhh...ahhhh"


Rani: ahhhhh...mmmmmhhhh...uhhhhh...uhhhhh...ahhhhh...bapakkk...ammm....puuunnn...ahhhh

Pak dedi: enakk mbakkk???? Hemmmm??? Suka??? Enak kan kontol saya???

Rani: ughhhhh....uhhhhh...terusss...iiiinnnn...pakkk...ohhhhh..."


Dengan cepat pak dedi melepaskan hisapannya pada payudara rani, dan kini ia bersiap untuk menggenjot maksimal rani dibawah nya.



"Pllookkkk...plokkkkk...plooookkkk"


Rani: ahhhhh....awwwhhhhmmmm....terr..uuusss pakkk,,, kencengg..iinnn"

Pak dedi: ahhhhh...gillaaa....nakalll....mbakk ranii...uuuhhh"


Rani: mmmmhhhh....ahhhhh...aaahhh...pakk??

Pak dedi: makin becekk aja mbakk,, uhhh...jepittttt....peretttt...


Terlihat pemandangan yang sangat Erotis disana, badan rani dan pak sugeng yang basah mengkilap oleh keringat keduanya. Di tambah dengan guncangan payudara rani yang bergoyang-goyang brutal. Guncangan menggairahkan dari payudara montok brutal itu, membuat pak dedi tidak tahan untuk membiarkan nya lepas begitu saja berlama-lama. Ia daratkan tangan nya disana dan ia pencet puting susu itu.



Rani: ahhhhh....awwhhhssssttt..pakk...aduhhh...***kk tahannn....uuuhhhgghhh...terussssiinnn"


Rani mendesah makin menggila dan nafasnya mulai keluar tidak beraturan, badannya menggelinjang dan memeknya peretnya makin menjepit.


"Mauuu keluarrr pakkk,,,asshhhh...oooohhhhwwwggghhh...dduuuuhhhh"

"Cpllllooookkkk....cplooookkkk...cplooookkkk"

Suara benturan itu semakin becek saja terdengar dan membuat badan rani semakin menggeliat dan melenting.

Tanpa sadar tangan rani menarik kepala pak dedi dan mendaratkan bibirnya disana, menyatu dengan bibir pak dedi.


"Mmmmhhhhh...sssstttt...ahhh"

Keduanya berciuman liar saling menghisap kuat bibir masing-masing.


"Auuuughhhh...ahhhhh...sayaa sampee pakkk,, dalemin lagiii...ahhh...kencengin"

Rani mengucapkan itu tanpa sadar, kini ia menjepit kan kedua kakinya di pinggul pak sugeng.

Akibatnya vagina itu makin terbuka lebar dan membuat pak dedi makin dalam menacapkan penisnya di dalam sana. Tetapi pak dedi tidak dapat menggenjot nya dengan leluasa karena pinggulnya tertahan oleh kaki rani yang menjepit pinggulnya.


"Hhheeeggghhhh...uuuhhhhh...pakkk"


Rani melenguhhh dan mendongakkan kepalanya keatas, akibatnya lehernya yang jenjang putih mulus itu terekspos indah menggoda.

"Mmmmmmhhhh...cuuupppp...mmmhhh...liiiiiccckkk"

Pak dedi tidak melewatkan kesempatan itu, ia menyerang liar leher indah itu.


"Oooossshhh...pakkk...saya sammmm...pee...ahhhhhhh....aahhhhh..awwwww...."


"Creettttt....crrrrreeetttt...creeeeeeettttt"


Vagina itu menyembur dan menjepit kuat penis pak dedi didalam sana.



Pak dedi: ahhhhhmmm...uhhhh..mbakkk...


Rani: hhhaaaaaah....uuuuuuhhhhh...sssstttttt...bapakkk..iiihhhh..ahhhh


Pak dedi: heemmmmhhh...enakk mbakk?? Suka kan??


Pertanyaan dari pakk dedi itu tentu membuat rani malu mendengarnya, karena ia mengucapkan semua itu diluar kesadaran dirinya. Semua itu terlontar begitu saja tanpa bisa ia kendalikan.


Pak dedi: uhhhhh..serasa di cengkram mbakkk...huuuuuhhh..woowwww..luar biasa..



Rani; hemmmm...Malu... ihhh..bapak...saya di buat gini bangettt..

Pak dedi: tapi puas kan??

Rani tersipu mendengarnya dan tidak menjawab pertanyaan dari pak dedi tersebut. Sedikit senyum tampak keluar dari aura wajah rani, pak dedi yang menyadari hal itu di buat gemas olehnya.



"Cuppp....mmmhhhhh...ahhhh"


Pak dedi kembali mencium bibir rani dan melumatnya. Ciuman itu pun di balas oleh rani dan berlangsung cukup lama, namun tak lama kemudian pak dedi yang belum selesai dengan permainan nya segera menyudahi adegan mesra itu. Ia menarik bibirnya dan membisikkan sesuatu di telinga rani.

"Selesaiin yukk mbakk,,,nanggung dong sekarang.. gak tahan liat ini montok bangett bulet..tadi pertama belum sempat coba sihh...hehe"


Ujar pak dedi setelah bibir keduanya terlepas.

Pak dedi saat itu sangat bergairah melihat bulatan bokong rani yang begitu menggoda.

rani: ihhh apasihh,,, banyak nihh mau nyaa...

ucap rani dengan senyum malu-malu dan ekspresi yang sangat manja.

"Lepasin dulu itu nya, biar saya ganti posisi"

ucap rani melanjutkan.

pak dedi mendengar jawaban rani yang pasrah dan mulai menuruti keinginannya merasa sangat senang hatinya. Dan dengan cepat ia menuruti apa yang di perintahkan oleh rani.


Bersambung dulu suhuu....

================

LANJUTAN UPDATE....

Pak dedi mendengar jawaban rani yang pasrah dan mulai menuruti keinginannya merasa sangat senang hatinya. Dan dengan cepat ia menuruti apa yang di perintahkan oleh rani.


"Cplooopppphhh"

Pak dedi mencabut kontolnya dari memek rani.

Kemudian....


"Srrrrrrr"

Tampak sedikit cairan orgasme rani yanh keluar menagalir dari vaginanya.

hal itu sampai membuat rani sampai bergidik karenanya.

Rani ; Eggghhhhh...kenapa gitu sihh pak rasanya?? Kayak ada yang ngakir gitu?? Bapak keluar juga??"

Pak dedi: hmmm...itu kan punya mbak rani,,,hahhaa,, gimana sihh??

Rani: berasa banget ngalirr pakk,,, biasanya gak gitu iiihh...

pak dedi: berarti sama saya beda dongg,, lebih banyak keluar nya. Hehehe


Rani : Huhhhh....apasihh... dasar yaa... awas aja sampe keterusan ini...

Pak dedi : Biarin lah mbakk,, kan sama-sama enak tohh.. ya nggak??

Rani: apasihh..hihiiii



jawab rani sambil tersipu karenanya.

melihat hal itu pak dedi samakin tertantang untuk menggoda rani.

pak dedi : gemesin banget sih mbakk ini nyaa,,, uhhh,,, kenceng banget yaa...


Rani: "Awwwssshhh..kerasa bangett sihh pakk,,, bikin merinding lagii..hihiiii

Pak dedi: mulai suka kan?? Hemmm??


Rani; ihhh apasihh,,, udahh ahhh..malu tau paayokkdah ayokk cepet...

Ucap rani sambil kini menempatkan dirinya dalam posisi yang di inginkan oleh pak dedi.

kini rani dalam posisi menungging membelakangi pak dedi, tampak bulatan bokong rani yang membulat semok disana. Sehingga pak dedi yang melihatnya merasa genas sekali.

"Plakk..kkk"


Pak dedi yang tidak tahan melihat bokong montok milik rani, mendaratkan tamparan sayang dan meremas pelan gemas disana.

"Gemesinn..bangett sihh"

Lanjut pak dedi setelahnya.

Ia merasa rani adalah perempuan yang sangat sempurna sekali bentuk tubuhnya, belum lagi memeknyaa terasa sangat peret sekali..

"Apa ini karena obat perangsang itu yaa??
tapi desi biasanya tidak sampi begini sekali?? Hmmm,,, nanti akan aku coba kepada istriku juga, biar tau bagaimana efeknya"

pak dedi mulai melayang dalam pikiran nakalnya.

Sebenarnya istri pak dedi adalah sosok perempuan yang tak kalah cantik jika di bandingkan dengan rani, hanya saja istrinya jarang berada dirumah. Karena sering menjenguk orang tuanya di kampung. Dan satu lagi walaupun tergolong padat berisi juga, tetapi istri pak dedi terbilang lebih langsing jika di bandingkan dengan rani. Tetapu tetap saja pak dedi juga sangat menikmati kala bercinta dengan istrinya, namun hanya intensitas nya saja yang terbilang jarang.

sementara pak dedi yang sibuk dengan pikirannya saat ini, rani yang sudah dalam posisi menungging merasakan pak dedi hanya menggosok-gosokan penisnya di belahan memek miliknya. Merasakan hal itu rani dibuat gemas olehnya, ia ingin agar penis itu segera masuk sekarang juga mengisi liang vagina yang telah ingin kembali di sodok.


Rani: udahhh ihhh..cepet pakk..keburu sore...

Pak dedi: ehhh...iya-iyaa mbakk,,, hehe,, gak sabaran ni yeehh....cepet gimana sih mbakk??


Rani: ihhh..udahh masukin aja sihh pakk..hmm..udah di turutin juga ini..

Pak dedi: apa nyaa???

Rani: tuhhh tiang listriknya masukin..

"Hahahhaaa"

Keduanya tertawa bersamaan.


"Cllluuubbbhhpp....pp"

Kini Pak dedi memasukkan kontolnya kedalam memek rani.
 

"Ahhhhhh...hhhh"

Keduanya kembali mendesah bersamaan, sesaat setelah kontol pak dedi kembali bersarang di dalam sana.

"Plaashhhh....plaassshhh...plasssshhh....plakkkk...plllakkkkk....pllookkkk...plooookkkk"

Genjotan pak dedi yang mulanya pelan, kini menjadi semakin cepat dan makin bergairah.



"Ahhhhhh.....ahhhhhh... uuuuuuuhhhhhh....ampuuunnnn...nnn...pakkkk...ooooggghhhh"

Rani semakin menggila desahannya mendapatkan genjotan brutal dari pak dedi.


Sementara pak dedi yang sangat menikmati kelembutan daging montok dan kenyal di bokong rani tidak lagi memperdulikan apapun. Ia memejamkan matanya dan sangat menikmati kontolnya yang dalam posisi ini makin terasa masuk sepenuhnya kedalam memek milik rani.


"cprrretttt...cpreertttt...cprrertt"

Suara yang di keluarkan dari memek rani itu adalah bukti nyata nya.


Rani: Heggggghhhh...aaauuuuhhh..paaa...aakkk...

Pak dedi : empuk sekali mbakk,,, ooooohhhh...nikmatt....


Rani: aaaahhhhh.....aaaahhhhh....aduhhhh...pelanin sihhh...ddduuuuuhhh...


"Pppllllllakkkkk...plakkkkk....plakkkkk"

Suara peraduan kedua kelamin itu kembali terdengar kencang memenuhi isi ruangan tersebut.



Rani: ahhhhh...kok gini sihh pakkk,,, aduhhhh...mau keluar lagii....


Pak dedi: keluarin aja mbakkk,,,,hhhhhuuuuusshhhhhsssttt..mantap mbakkk,,, ini peerettt sekaliii...hhhhuuuuuhhh...



Rani: mmmmmhhhhh....mmmmmmttttt...aaaaaaahhhhhhh...pakkk....stooppppp...ampunnn...


"Saya keluarrrrrrr...aduhhhhh...enakkkkkkk...."


Teriak rani begitu kencang, sampai membuat pak dedi khawatir teriakan nya itu terdengar sampai keluar kontrakan.


Akhirnya pak dedi menghentikan genjotannya pada rani, dan ia mendiamkan rani mengatur nafsanya kembali.


Pak dedi; kenceng banget teriaknya mbakk,,, bisa-bisa di grebek niihhh..



Rani: biarin ahhh,,, bapak sihh gak kira-kiraa.. sampe segitunya bangett...
Lepasin dulu sihh pakk,,, saya mau rebahan dulu..


Pak dedi: udahh mbakk,,, jangan dulu,, dah nanggung ini,, lagi enak...



Rani: mmmmhhh..tapi pelan..***k sanggup pak ampunn....

Pak dedi; iyaaa,,, tapi jujur yaa???

Rani: apa???

Pak dedi: mbak suka kan??

Rani: suka apa sihh??


Pak dedi: suka saya naikin,,, hehehehe


Rani: ihhh apasihhh... enggaj gitu pak,,,gak munafik sihhh emang enak sihh.. tapi suka rasanya aja enakk,, enggak suka sama kelakuannya...huuu...


Pak dedi: hahahaa,,, biarin dehh,,, namanya juga masih proses,, nanti juga suka...


Rani: aaaaahhhh....addduuhhhhmmmmhhh....uuuuugghhhh...pakkk...


"Plakkk....plaaakkkk....plakkkkk...."


Pak dedi kembali menggenjot rani. Kali ini semakin brutal dan tak terkendali.


Akibatnya desahan rani makin kencang terdengar keluar dari mulutnya tanpa bisa ia kendalikan lagi. Sementara pak dedi, tampaknya tidak terlalu perduli dengan hal tersebut. Kini ia fokus menikmati genjotan kontolnya yang terjepit di memek rani, rasa nikmat yang ia rasakan telah membuat ia melupakan segala sesuatu yang akan terjadi jika suara desahan mereka sampai terdengar keluar.



“aaahhhh...aahhhh....ampunnn pakkk..ngiluuu..bangettt "

Pak Dedi: Aduh saya nggak tahan mbak kayaknya mau keluar juga nih...aaahhhh

Rani: hmmmmm
...mmmmhhhh.m.mhhh.....aduh pak jangan kenceng-kenceng

Pak Dedi: Saya udah nggak tahan mbak, kayaknya udah di ujung banget ini

Rani: Aduh jangan di dalam Pak,, lepasin dulu

Pak Dedi: Mmmh ..... Mmmh... Enak sekali Mbak


Keduanya tampak saling menikmati perasaan masing-masing


Rani yang menikmati genjotan penis milik Pak Dedi sementara Pak Dedi yang menikmati jepitan memek rani. Suara peraduan antara dua kelamin tersebut pun lagi nyaring terdengar di dalam kamar tersebut, ditambah suara rengekan dan desahan Rani yang keluar tanpa bisa ia kendalikan lagi. Akibatnya suasana tersebut membuat keduanya lupa akan segalanya dan tidak lagi memperdulikan khawatir dan cemas dengan apapun yang akan terjadi.

Rani: A a a h.... A a a ...hhhh.... pak saya nggak kuat,,,, beneran udah mau sampai nih... Aduh...


Pak Dedi: Tahan dulu mbak kita bareng aja,, saya juga udah mau sampai nih...


Rani: Mmmh.... Mmmh.... Ampun Pak saya nggak kuat..


Ucap Rani sambil menjatuhkan badannya tengkurap di ranjang Mereka bercinta saat ini.


Akibatnya penis milik Pak Dedi terlepas dari vaginanya, hal itu membuat Pak Dedi merasa seperti kehilangan sesuatu. Rasa orgasmenya yang sudah hampir mencapai puncak, tiba-tiba lenyap karena terhentinya genjotan Pak Dedi kepada Rani.


Sementara itu rani tampak telah mencapai puncak kenikmatannya untuk yang kesekian kalinya, ia tampak terguling tengkurap di atas kasur. Nafasnya tersengal-sengal, iya seperti kesulitan mengatur nafasnya dalam posisi matanya yang terpejam. Sementara itu bagian bawah sana vaginanya tampak mengeluarkan cairan, disana mengalir keluar dari sela-sela pahanya.


Pak Dedi yang melihat keadaan Rani seperti kewalahan, akhirnya memberikan waktu kepada Rani untuk beristirahat. Ia mengambil posisi untuk berbaring terlentang di sebelah Rani, ia juga ikut memejamkan matanya seperti Rani. Posisi Pak Dedi itu dalam posisi terlentang dan kontol masih mengacung tegak ke atas. Masih sangat tegak gagah dan Perkasa sekali batang kontol milik Pak Dedi itu. Sementara pada Batang milik Pak Dedi terdapat cairan pelumas Rani yang nampak mengkilat membasahi seluruh permukaan kontolnya


Pak Dedi: Aduh mbak Padahal saya udah mau sampai lohh. adi,, tapi keburu dilepas jadinya Ilang deh... Hehehe





Rani: Mmh... Mmmh... Bapak sih nggak kira-kira goyangnya,,,, saya sampai terdorong ke depan.

Pak Dedi: Saya udah nggak sadar lagi itu Mbak,, udah mau sampai juga soalnya. Enak banget sih memang bener nih,,, kayaknya beneran ketagihan nih.

Rani: Huh enak aja sih,,,, punya orang ini pak


Pak Dedi: Kan kalau di sini punya saya Mbak,,, jadi sekarang harus di puas-puasin deh... Hehehe


Rani: Udah ya Pak saya capek banget,,, beneran nggak kuat deh...


Pak Dedi: Masa cuman segitu aja sih Mbak??? Emang sama Mas Rudi nggak pernah selama ini???


Rani: Bukan gitu ih pak,,, saya tuh capek tadi abis kerja.. Terus baliknya diginiin lagi sama bapak.... Mana kelewatan banget lagi..


Pak Dedi: Terus gimana dong Mbak???? Saya nggak sampai keluar nih..


Mendengar Pak Dedi yang bertanya seperti itu,, rani tersenyum dan dan beralih pindah berbaring di sebelah Pak Dedi. Kini ia bersimpuh di lengan milik Pak Dedi, lalu tangannya meraih penis milik Pak Dedi. Ia genggam penis itu, dan tangannya itu mulai mengelus pelan dan mulai mengocoknya.

Rani: Saya kocokin aja ya Pak,,, saya ampun deh Nggak kuat beneran..


Pak Dedi: Ya bentar lagi lo itu Mbak padahal,,, nanggung sih mbak Ayo deh...yahhh????


Rani: Udah Bapak iiihhh. diam aja deh.,, dijamin suka pokoknya

Ucap Rani genit.

“cuphhh... Cuphhh..."

Rani mengecup dan sedikit menghisap puting susu milik Pak Dedi.

Kemudian di bawah sana tangannya mulai aktif mengocok kontol milik Pak Dedi, sambil mulutnya terus menghisap pentil milik Pak Dedi .


" aaaghhh....uuuughhssstttt... Kencengin Mbak,,, enak banget,,, mbak Mahir sekali ternyata"


Pak Dedi yang menikmati kocokan tangan Rani pada kontolnya dan juga hisapan bibir Rani pada puting susunya.


Rani tampak begitu gemas ketika mengocok kontol milik Pak Dedi itu, tangannya tampak begitu lincah sementara mulutnya terus saja menyedot dengan kuat puting milik Pak Dedi. Akibatnya Pak Dedi sampai merinding merasakan kenikmatan yang diberikan oleh Rani. Tentu saja Pak Dedi tidak tinggal diam, ia berusaha membalas Serangan yang diberikan oleh Rani. ia mulai meremas-remas payudara milik Rani, iya gosok-gosok belahan memek milik Rani lalu ia masukkan jarinya ke dalam lubang memek Rani.


Akibat dari perbuatannya itu, rani pun ikut kembali mendesah karena ulah dari Pak Dedi tersebut.


Cukup lama mereka dalam posisi itu, sehingga tak lama berselang Pak Dedi merasa akan mencapai puncaknya. Lalu ia berbohong kepada Rani. Iya ingin memuntahkan sperma yang di dalam mulut Rani.

Pak Dedi: Mbak kayaknya saya masih lama deh,,, coba Mbak hisap sedikit dong nanti saya saya coba bantu kocokin.

Ucap Pak Dedi sambil meremas ujung kontolnya.


Rani: Ih kok gitu sih Pak,,,??


Pak Dedi: Iya saya soalnya lama kalau ngocok begini,, biasanya harus pakai tangan saya sendiri.

Ucap Pak Dedi berbohong.


Rani yang Mendengar hal itu merasa mungkin ada manfaatnya ia menuruti kemauan Pak Dedi, sehingga semua ini ya dapat segera berakhir. Iya menurutibl saja kemuan Pak Dedi untuk menghisap kepala penis milik Pak Dedi, ia mendaratkan bibirnya telat di atas kepala penis milik Pak Dedi. Ia kecup dan Ia hisap kepala milik Pak Dedi.


Lalu ia mulai merasakan Pak Dedi mengocok batang miliknya tersebut dengan agak kencang, kemudian ia merasakan kepalanya ditahan oleh menggunakan tangan Pak dedi sebelah kiri.

Pak Dedi: ahhhh.... Saya keluar Mbak...mmmmhhh...mmmhhhh....


Rani: mmmhhhh...mmmhhhh...


Hanya itu yang keluar dari mulut Rani, karena kini mulutnya tersumpal kontol milik Pak Dedi. ia tampak tidak dapat berbuat banyak karena Pak Dedi juga begitu kuat menahan kepalanya. Kemudian ia merasakan penis Pak Dedi mulai berdenyut di dalam mulutnya, ia mulai khawatir Pak Dedi akan mengeluarkan sperma miliknya di dalam mulutnya. walaupun sidah terbiasa dengan halnitu, tetapi ia sekuat tenaga berusaha melepaskan pegangan tangan Pak Dedi pada kepalanya.


Tetapi tentu saja,, tenaga Rani akan kalah jauh dengan Pak Dedi. Akibatnya ia tidak dapat berbuat banyak selain sekarang pasrah dengan apa yang dilakukan Pak Dedi kepadanya. ia merasakan denyutan itu semakin kencang di dalam mulutnya. Terasa batang milik Pak Dedi itu berdenyut-denyut seperti akan memuntahkan sesuatu dari dalamnya, tentu saja rani yang sebagai perempuan dewasa mengetahui bahwa Pak Dedi akan segera mencapai puncak orgasmenya.


Pak Dedi:aaaggghhh.. Mbak saya keluar...aahhhh...


"croooooootttt...crroooooo...crooott"


Pak Dedi memuncratkan spermanya di dalam mulut Rani.


Rani yang telah siap dengan hal itu, tampak sudah siap menerima semburan dari penis milik Pak Dedi itu. Tentu saja,, karena rani memang telah terbiasa melakukan itu kepada Rudi suaminya. Memang Rani adalah tipe perempuan yang sangat suka mengulum penis suaminya,, terbukti suaminya itu yang notabene sudah biasa merasakan kuluman nakal dari mulut Rani tersebut. Tetap saja akan kewalahan jika Rani telah melancarkan aksinya.


Kini kepala Rani ters saja ditahan oleh Pak Dedi, agar tetap dalam posisinya saat ini. sehingga kini Rani merasa mulutnya yang penuh dengan sperma mulai merasa kesulitan bernafas. ia Berusaha menyadarkan pak dedi dengan menempuh-nepuk paha Pak Dedi agar melepaskan pegangannya di kepalanya. Tetapi Pak Dedi tampak sengaja melakukan melakukan hal itu kepada Rani. rani yang merasa sudah hampir kehabisan nafas. Akhirnya memutuskan untuk menelan semua spermayang tumpah di dalam mulutnya.


Melihat Rani melakukan hal itu,, pak dedi tampak tersenyum puas. karena tentu saja apa yang dia inginkan di akhirnya dituruti oleh Rani, walaupun dengan keadaan terpaksa Rani melakukan itu kepadanya.
kemudian setelah itu, ia melepaskan pegangannya pada kepala ranim

Rani: uuuueeeeeekkkkk....uggghhh... Dasar Ih Bapak sengaja banget.


Keluh Rani manja kepada Pak Dedi, tampak pak dedi hanya tersenyum menanggapi keluhan Rani tersebut. Karena Pak Dedi tahu jika perempuan belum terbiasa dengan hal tersebut, tentu ia tidak akan bersikap sesantai itu. Pastilah saat ini Rani langsung berlari ke kamar mandi untuk memuntahkan semuanya, tetapi kini nyatanya tidak Rani hanya berpura-pura marah kepadanya dan kini bersimpuh berbaring di sebelahnya. Artinya Rani telah terbiasa melakukan hal itu dalam kehidupannya. Mendapati semua Sisi lain yang dimiliki Rani pak Dedi tampak tersenyum senang, akhirnya ia mengetahui betapa ganas dan liarnya wanita ini jika telah bercinta.


kini mereka berdua berbaring bersebelahan agak berjauhan, tampak keduanya saling mengatur nafas dan terdiam dalam pikiran masing-masing. Akhirnya setelah beristirahat kurang lebih 10 menit, keduanya mulai bersiap untuk pulang ke kediaman mereka masing-masing. Sebelum pulang Pak Dedi memeluk dan mencium Rani dengan mesra, ciuman itu dibalas oleh Rani dengan pelukannya. Tetapi Rani berpesan agar jangan sampai Berlaku tidak wajar terhadapnya jika sedang di dalam lingkungan tinggal mereka, tentu Rani tidak ingin ada orang lain yang mengetahui hal ini. Terutama sahabatnya Desi, akan jadii sebuah masalah besar jika desi sampai mengetahui hal ini dan membicarakannya dengan orang lain. Walaupun Rani tahu tidak mungkin Desi melakukan hal itu, tetapi tetap saja ia merasa malu jika perbuatannya tersebut diketahui oleh Desi.


Apalagi Rani sangat sering mengejek Desi sebagai wanita yang suka menggoda suami orang, kini faktanya rani telah melakukan hal yang sama, walaupun dia tidak menggoda Pak Dedi yang notabene adalah suami orang. Tetapi tetap saja sekarang ia telah menikmati penis laki-laki Lain Milik suami orang. untuk yang kesekian kalinya dan jujur saja bagi Rani penis Pak Dedi adalah sensasi rasa yang baru,, setiap batang penis yang pernah masuk ke dalam rongga vagina dan mulutnya memiliki keunikan rasa yang berbeda.


Sehingga kini timbul perasaan yang tidak wajar di dalam dirinya, ia merasa seperti menyukai perasaan itu. Dan rasa penasaran di dalam dirinya seakan terus bertambah, entah apa yang akan terjadi kepada Rani kedepannya. Mungkin saja ia bisa berubah, berubah lebih parah nakalnya atau berubah menjadi lebih baik. So kita nantikan petualangan rani dengan "ASSET" nya.




BERSAMBUNG....

================

LANJUTAN...


Akhirnya Pak Dedi dan juga Rani bergegas pergi untuk meninggalkan kontrakan milik Pak Dedi. Rani amat sangat terkejut ketika sebelum mereka pergi pak Dedi menceritakan bahwa ini adalah kontrakan yang biasa dia gunakan bersama Desi, jika mereka memiliki kesempatan untuk bertemu di luar. Dan dengan nada sedikit bercanda tetapi serius Pak Dedi mengatakan kepada Rani bahwasanya jika Rani merasa kangen kepada dirinya bisa saja menghubunginya dan bisa juga bertemu di sini untuk melepaskan rasa kangen mereka.


Rani yang mendengarkan hal itu dibuat tertawa geli oleh ucapan Pak Dedi tersebut, di satu sisi dia merasa ogah tetapi di sisi lain ia merasa ada sesuatu tidak bisa ia jelaskan yang kini berada di dalam dirinya. Entah Ia menginginkan ajakan itu iya merasa geli karena berani-beraninya Pak Dedi menawarkan itu kepada dirinya.



Saat mereka sudah di depan rumah, kini mereka kembali bertemu dengan Mamang yang tadinya disuruh Pak Dedi Untuk memindahkan mobilnya. Mamang mengatakan bahwasanya mobil diletakkan olehnya di halaman belakang rumah ini, setelah mengetahui informasi tersebut, pak Dedi dan juga Rani dapat langsung meninggalkan rumah ini tanpa harus keluar lewat pintu depan. Dan jalan tersebut juga akan tembus ke jalan raya nantinya, menyadari hal itu Rani merasa semuanya Seperti telah disetting oleh Pak Dedi sehingga pergerakan Mereka tampak rahasia dan sulit diketahui oleh orang lain.


Tentu saja ini menjadi penilaian bagi Rani, bahwasanya hubungan Pak Dedi dan juga Desi selama ini dapat berjalan aman dan lancar karena Pak Dedi telah mengatur semuanya dengan amat rapi. Hal itu tanpa disadari oleh pak dedi ternyata mampu membuat Rani merasa aman saat berdua dengan dirinya, dan juga rani merasa tidak perlu terlalu khawatir. Karena untuk keluar dari sana gerakan mereka tidak akan diketahui oleh orang lain.

Rasa nyaman itulah awal mula dari Rani menjadi semakin percaya dan berakhir semakin dekat dengan Pak Dedi kedepannya nanti, tentu saja semua itu karena jam terbang yang telah dimiliki Pak Dedi. Ia tahu Betul apa yang diinginkan wanita, tentu setiap wanita menginginkan rasa aman ketika berada bersama laki-laki di sebelahnya. Walaupun saat ini Rani bersama laki-laki lain dan melakukan kegiatan yang salah sekalipun, perbuatan yang notabene jauh dari kelakuan wajar dirinya sebelum ini.



Saat mereka berjalan menjauhi Mamang, yang kini berdiri menengok ke arah dedi dan juga Rani. Mamang sempat melihat wajah Rani sedikit pucat dan berjalan agak lemas, tentu Mamang mengetahui dan memahami hal tersebut. Pastilah tadinya perempuan itu dihajar habis oleh Pak Dedi di dalam sana, mamang mulai membayangkan dan merasa sedikit iri kepada pak dedi. Betapa nikmatnya Pak Dedi bisa merasakan keindahan tubuh montok dan juga sekal wanita yang berada di sebelahnya kini, mamang notabene sudah berusia tua merasa gairahnya mulai bangkit ketika melihat sosok Rani yang dapat membangkitkan gairah yang terpendam lama itu.


Dengan semua yang ada pada dirinya saat ini, rani dapat dinobatkan sebagai ibu-ibu pemersatu bapak-bapak bangsa oleh segenap warga forum..wkwkwkwk. Rasanya dengan semua kekuatan "ASSET" yang dia miliki, akan sangat sulit baginya untuk menolak anugerah itu disematkan kepadanya. Entah kenapa Rani merasa saat ini laki-laki akan mudah sekali Merasa bergairah hanya dengan melihat dirinya saja. Mungkin benar kata Pak Sugeng bahwasanya Jika dia sedikit saja mengeksplor kelebihan yang ada pada dirinya, maka Rani akan memiliki daya pikat yang sangat kuat. Tentu saja efek yang dimaksud oleh pak Sugeng adalah daya pikat rani untuk memikat dan menggairahkan laki-laki.


Bukti nyatanya saat ini adalah sosok Mamang, laki-laki paruh baya yang sudah berusia 60 tahun itu. Sudah lama sekali tidak merasakan gairah itu muncul di dalam dirinya. Tetapi dengan melihat sosok Rani ia merasa seperti ingin kembali muda lagi dan tentunya mampu untuk merasakan kenikmatan dari tubuh montok wanita itu. Wajah ayu dan juga busungan dada montok milik rani adalah alasan utamanya, belum lagi jika sosok rani di pandang dari arah belakang. Maka "ASSET" Rani pada bagian belakang itu akan menyempurnakan sosok "Entotable" pada dirinya.


Kembali kepada Rani dan Pak Dedi, kini keduanya tampak sudah menaiki mobil dan bersiap meninggalkan tempat tersebut. Di dalam mobil Rani sibuk memikirkan alasan yang akan ia jelaskan kepada suaminya nanti, tentang ke mana ia pergi dan mengapa bisa pulang bersama Pak Dedi. Ia bahkan sempat mengutarakan hal tersebut kepada pak dedi, dan seolah kembali memberikan solusi nyata atas kegelisahan rani tersebut. Pak dedi tentu saja menganggap itu bukanlah hal yang sulit, pak Dedi mengatakan kepada rani, nantinya katakan saja bahwasanya tadi mereka tidak sengaja bertemu di jalan, dan Rani yang sedang menunggu Mas Rudi yang tidak bisa dihubungi handphonenya akhirnya bertemu dengan Pak Dedi di jalan tanpa di sengaja.


Pak Dedi juga mengatakan bahwasanya nanti untuk membuat mas rudi semakin yakin, ia akan mengatakan dia sedang ada keperluan yang mengharuskan dia melewati tempat kerja Rani. Sehingga tanpa sengaja mereka bertemu di sana. Rani cukup merasa masuk akal mendengar usulan dari pak dedi tersebut, dan akhirnya ia memutuskan akan mengatakan hal yang sama seperti di ucapkan oleh pak dedi kepadanya tadi. Saat itu juga maka semakin bertambah pula rasa nyaman rani untuk pak dedi.


Hal tersebut di tunjang kembali denhan suasana terkini yang terjadi antara mereka berdua, koni suasana di antara keduanya sudah mulai tampak makin mencair. Wlaupun sesekali Pak Dedi masih saja menggoda Rani, namun Rani sudah terlihat santai dan tidak terlalu takut menanggapinya lagi. Ia merasa walau bagaimanapun pak Dedi adalah sosok yang baik dan masih berusaha untuk melindunginya, tidak serta-merta ingin menghancurkan dirinya dengan semua perbuatannya tadi. Ia mulai memikirkan, mungkin saja Tadinya Pak Dedi benar-benar khilaf sehingga nekat melakukan hal tersebut. Bukan hanya itu,
pikiran Rani saat ini didukung dengan adanya perbuatan Pak Sobri. Yang notabene nya adalah orang yang baru mengenalnya saja sudah berani melakukan hal itu kepadanya. Lalu bagaimana dengan Pak Dedi yang notabene nya adalah warga yang tinggal sekomplek dengannya. Yang tadi Pak Dedi katakan bahwa dia telah lama menaruh hasrat kepada Rani.


Akhirnya dalam sisi lain pikirannya, rani mulai memaklumi semua yang terjadi padanya hari ini. Termasuk perbuatan Pak Dedi yang memperlakukannya sampai kelewat batas menurutnya. Walaupun ia juga merasakan kenikmatan akibat dari perbuatan pada diri tersebut.


Selama perjalanan mereka berdua tampak terus berbincang berbagai macam hal, termasuk alasan Pak Dedi yang mengatakan Kenapa ia bisa melakukan hubungan itu bersama Desi. Suami Desi yang notabene jarang pulang karena bekerja di perkebunan, tambah dengan istri Pak Dedi yang jarang berada di rumah adalah pemicu awal mula hubungan gelap itu terjadi. Pak Dedi tidak menceritakan secara detail bagaimana semuanya bisa berawal, namun menurut Pak Dedi semua itu terjadi karena seringnya mereka mengobrol akrab di bengkel milik Pak Dedi. Rani yang biasa motornya untuk diperbaiki di bengkel milik Pak Dedi, tanpa harus bergantung kepada suaminya pak Dedi itulah awal mula mereka mulai dekat. Dari soal tanya-tanya sampai akhirnya membahas hal-hal lain yang berhubungan dengan rumah tangga.


Rani dapat menerima penjelasan dari Pak Dedi tersebut, tetapi menurutnya Tentu saja itu di luar norma wajar. Karena keduanya telah memiliki keluarga dan tinggal di satu komplek yang sama. Sempat Ia berpikir apa bedanya dia dengan Desi saat ini, toh dia sama saja seperti Desi telah merasakan apa yang juga Desi rasakan. Dan parahnya kedua sahabat ini merasakan batang yang sama di dalam lubang vagina mereka. Membayangkan hal itu Rani merasa merinding Bagaimana jika ia apa yang ia rasakan kepada Desi, seperti halnya Desi menceritakan hal itu kepadanya beberapa waktu lalu.


Jujur Saja, rani yang waktu itu mendengarkan cerita Desi penasaran dan bergairah melihat kenampakan penis milik Pak Dedi. Dan kini ia telah merasakan apa yang Desi rasakan juga, ternyata batang milik Pak Dedi itu benar-benar bisa membuat ia merasakan kenikmatan yang sesungguhnya. Walaupun ia tidak menyadarinya bahwa Pak Dedi telah mencampurkan obat perangsang di minumannya tadi. Walaupun tanpa itu sebenarnya Rani Memang begitulah adanya, di balik semua yang tampak pada dirinya Sebenarnya dia adalah wanita yang memiliki hasrat seksual yang tinggi. Oleh sebab itu Pak Dedi yang tadinya merasakan kesulitan ternyata tidak seperti yang ia pikirkan. Dengan mudahnya ia bisa menaklukkan Rani dan membawanya ke puncak kenikmatan bersama.


Tak lama berselang keduanya telah tiba di bengkel milik Pak Dedi, lalu Pak Dedi lewat begitu saja dari sana Untuk mengantarkan Rani terlebih dahulu. Saat tiba di rumah Rani tampak rumahnya masih sepi dan suaminya sepertinya tidak ada di rumah, rani yang mengetahui hal itu merasa khawatir ke mana kiranya suaminya pergi. Apakah suaminya mencari dirinya atau entah pergi ke mana. Tetapi di sisi lain dia merasa lega karena nantinya tidak perlu menjelaskan kepada suaminya Kenapa ia bisa pulang bersama Pak Dedi, jika suaminya tidak menanyakan itu langsung kepadanya ia akan mengatakan pulang dengan naik ojek.


Sementara itu Pak Dedi yang telah mengantarkan Rani ke depan rumahnya, ini pamit kepada Rani untuk pulang menuju rumahnya terlebih dahulu. Mengatakan jika nanti malam pergi bekerja maka ia akan menelpon Rani sekedar untuk berbicara sebentar.


Hal itu Rani tertawa sedikit geli. Ia merasa pak Dedi seperti anak ABG yang sedang jatuh cinta dan entah kenapa iya juga seperti merasakan hal yang sama. Tetapi hal itu ia sembunyikan tidak ya Ungkapkan seperti Pak dedi.


Rani: Apa sih Pak?? Mau ngomong apa lagi coba udah hampir seharian ini ketemu juga.

Pak Dedi: Ada deh Mbak Pokoknya saya pengen ngobrol terus aja sama Mbak Rani, senang aja Saya dengar suaranya
. Hehehe


Rani: Nggak jelas ih Bapak,, udah pulang sana nanti lihat orang loh.

Pak Dedi: Iya iya,,, saya balik dulu ya Mbak jangan lupa nanti diangkat teleponnya.



Ucapan Pak dedi sambil tersenyum dan berlalu meninggalkan Rani di depan rumahnya.


Sementara itu Rani juga tersenyum menanggapi ucapan Pak Dedi barusan, entah kenapa ia merasakan hal yang sama seperti Pak Dedi. Tentu Ia juga merasa nyaman dengan semua perlakuan Pak Dedi kepadanya, walaupun Tadinya Pak Dede memperlakukannya sedikit kasar saat menggenjot dirinya. Tetapi tetap saja dia merasakan sensasi rasa yang berbeda dan kenikmatan yang berbeda lagi dari batang milik Pak Dedi.


Tidak mau berlarut-larut dengan pikiran liarnya tersebut, rani segara masuk ke dalam rumahnya dan langsung bergegas untuk mandi. Dia merasa tubuhnya sangat lelah sekali hari ini, bagaimanapun tubuhnya itu telah dijamah oleh tiga orang laki-laki hari ini. Sungguh sebuah hal yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. Bahkan berpikir telah melewatinya saja ia masih merasa belum percaya.


Sementara itu di sisi lain, rudi yang kini tidak tampak di rumahnya berada di rumah ibunya bersama kedua anaknya di sana. Tadinya Iya pulang ke sana untuk mengambil handphonenya agar bisa menghubungi Rani, tetapi dengan hadirnya dirinya di sana anak mereka yang nomor dua menjadi rewel dan ingin ikut pergi dengan dirinya. Akhirnya Ia memutuskan untuk tetap berada di sana karena iya merasa ini juga sudah sore mungkin Rani juga sudah pulang sendiri ke rumah mereka.


Namun tetap saja ia merasa sangat kacau dengan pikirannya saat ini, bagaimana tidak hari ini dia telah melihat kembali istrinya melakukan hal yang tidak pantas bersama laki-laki lain. Walaupun itu semua adalah fantasinya yang terpendam selama ini, tetapi ketika semuanya telah terjadi tetap saja ia merasa belum siap dengan semua kenyataan yang benar-benar terjadi.


Walaupun jauh di dalam hatinya sebenarnya merasa bergairah melihat istrinya itu menikmati diperlakukan demikian oleh laki-laki lain

" kalau ari sih mungkin masih wajar,, karena ia ganteng dan tergolong muda,, lalu Jika dengan Pak Sugeng apa sih yang sebenarnya dicari oleh istriku itu??"


Pertanyaan itu muncul di kepala Rudi.


Akankah istrinya hanya mencari kepuasan tanpa memandang tampang ataupun usia dari laki-laki tersebut, jika memang benar tentu ini keluar kendalinya. Ia tidak menyangka istrinya dapat berkembang sebegitu cepat dengan semua pengaruh yang ia berikan selama ini. Mulai dari film-film porno erotis yang mengarah ke genre cuck ataupun eksib. Sampai dengan genre threesome, waktu itu istrinya mengatakan bahwa ia takut jika harus melakukannya dengan laki-laki lain. Toh nyatanya saat ini istrinya telah melakukan itu di belakangnya tanpa berkata jujur kepadanya. Maka saat ini Rudi berpikir akankah bisa jika ia menginginkan istrinya dinikmati oleh dua laki-laki sekaligus.


Entah apa yang ada di pikiran dulu saat ini, di tengah pikirannya yang sedang kalut memikirkan perbuatan istrinya di belakangnya. Tetapi tetap saja ia merasa bergairah jika membayangkan istrinya dinikmati oleh dua orang laki-laki sekaligus. Iya ingin mendengarkan pujian-pujian laki-laki terhadap istrinya, bagaimana tubuh istrinya yang Molek montok itu akan menjadi magnet yang begitu kuat menarik gairah laki-laki kepada dirinya. Tentu saja dengan semua tubuh montok padat berisi yang dimiliki istrinya, hal tersebut bukanlah hal yang sulit bagi mereka mendapatkan ketertarikan tersebut.


Akhirnya setelah lelah dengan semua pikirannya itu, rudi mengajak kedua anaknya untuk pulang menemui istrinya di rumah. Mungkin saja Rani sudah pulang di rumah saat ini, begitulah pikiran Rudi menerkanya. Keduanya kedua anaknya tampak sangat senang Diajak pulang oleh Rudi, karena akan segera bertemu Mamanya di rumah. Kedua anak Rani ini sangat dekat kepada Rani begitu juga Rudi, namun mereka berdua akan sangat manja dengan Rani terutama nomor 2. Maka dari itu dengan tergesa-gesa dan tidak sabar kedua anaknya mengajak Rudi untuk pulang sekarang juga.

Setibanya di rumah benar saja ternyata istrinya telah berada di rumah, tanpa kini istrinya berbaring di atas ranjang tempat tidur mereka Sambil Bermain handphone miliknya.

Saat itu Rudi melihat wajah istrinya sedikit seperti orang kelelahan, walaupun istrinya berusaha menutupi dengan senyuman manisnya tapi tetap saja rasa lelah Itu tampak pada mimik wajahnya saat ini.

Rani: Papa ke mana sih ditelepon nggak diangkat??

Rudi: Tadi handphone Papa ketinggalan dimainin Adik di rumah nenek. Maka dari itu papa nggak angkat telepon dari mama.


Rani: Iya dari tadi itu mama nelpon tapi papa nggak angkat-angkat bingung jadinya.


Rudi: Terus mama pulang tadi naik apa.


Rani: Ya naik ojek dong pa jadinya, karena nunggu papa lama banget.

" bukannya diantar si ari"

Selidik Rudi kecut Tetapi hanya di dalam hatinya.


Kenapa ia Belum berani mengatakan hal tersebut kepada istrinya, ia merasa masih ingin menunggu istrinya menceritakan itu dengan apa adanya kepada dirinya. Walaupun tetap saja ia akan menanyakan hal itu langsung kepada istrinya nanti. Namun ia merasa ini belum waktunya. Saat ini istrinya Tengah fokus untuk kunjungan kerja mereka, ditambah lagi istrinya diberikan tanggung jawab yang notabene nya baru bagi istrinya. Karena istrinya diminta bertanggung jawab untuk mengakomodir semua keperluan yang dibutuhkan nantinya.


Saat itu Rudi berencana akan membahas semuanya pada saat waktu weekend ketika kedua anaknya sedang berada di rumah neneknya, iya berencana akan menanyakan hal itu langsung kepada Rani ketika mereka berada di rumah berdua saja. Tentunya jika mendapat pengakuan Itu jujur dari Rani ia merasa akan sangat bergairah menyetubuhi Rani malam itu. Dan juga ia bisa leluasa melampiaskan semua emosi yang telah Ia pendam selama ini.

Bersambung......


================
Pada malam harinya setelah sebelumnya sang suami telah berangkat bekerja, rani merasakan kelelahan yang amat sangat hari ini. Rani beranjak untuk pergi tidur setelah memastikan anak-anaknya telah tertidur lebih dahulu, Kemudian ia segera masuk ke dalam kamar dan membaringkan dirinya di atas kasur. Tak begitu lama dari situ ia merasakan getaran pada handphonenya diiringi dengan dering ponsel tersebut, dengan rasa malas Rani berusaha meraih handphone miliknya. Tampak ia seperti sudah mengetahui, siapa si penelpon tersebut.

" ternyata beneran nelpon nih orang "


Ucap Rani seraya tangannya berusaha meraih ponsel miliknya.


Saat itu Rani berpikir bahwa yang menelpon adalah Pak Dedi, tetapi ternyata salah karena saat ia melihat layar handphone miliknya penelpon tersebut adalah Ari. Melihat hal itu tampak sedikit kekecewaan di raut wajah Rani, entah dia masih marah terhadap Ari atau ia benar-benar mengharapkan Pak Dedi adalah orang yang menelponnya tersebut. Jika jika hal tersebut benar maka dari kondisi Rani saat ini sudah bisa ditarik kesimpulan. Jika Ia sampai kecewa karena yang menelpon bukanlah Pak Dedi melainkan ari, maka Kesimpulannya adalah rani juga menantikan Pak Dedi menelpon dirinya.


Tetapi kenyataan yang terjadi sekarang tidak demikian adanya, ternyata yang menelpon Rani saat itu adalah Ari. Rani yang masih marah dengan Ari pada saat itu, mendiamkan saja dan tidak menjawab panggilan dari hari tersebut. Sampai ia mendengar beberapa chat notifikasi masuk di handphone miliknya. Kemudian ia Lihat chat itu dari Ari, iya Buka chat tersebut dan tidak Ia balas. Kemudian ia diamkan kembali handphone miliknya, ia pun memejamkan matanya dan berusaha untuk tidur sekarang.


Dalam kondisi tubuhnya yang benar-benar lelah saat ini, tentu saja karena petualangannya yang sangat melelahkan hari ini. Benar-benar suatu hal baru yang sangat gila dalam hidupnya, di mana hari ini ia hampir disetubuhi tiga laki-laki dalam waktu yang berbeda. Untungnya saja bagi Rani saat itu hanya dua saja yang berhasil menyetubuhinya, sementara Pak Sobri gagal pada percobaan pertama. Tetapi dua laki-laki tersebut adalah dua sosok yang sama-sama memiliki penis yang besar dan panjang, secara jujur rani mengakuinya bahwa dia merasakan kenikmatan yang amat sangat dari persetubuhan dengan keduanya. Walaupun demikian, rani tetap memiliki penilaian khusus. Tentang siapa di antara kedua laki-laki yang hari ini berhasil menyetubuhinya tersebut, yang memberikan rasa nikmat berbeda sekaligus sensasi baru baginya. Pak Dedi adalah pemenang sejatinya baginya pada hari ini, karena pak Dedi menjadi orang pertama yang berhasil mendapatkannya dari Rani pada kesempatan pertama juga.


Sebenarnya ada sosok Ari yang juga berhasil pada kesempatan pertamanya, tetapi hal tersebut dibarengi dengan sedikit ancaman dan juga sudah bermodal kedekatan yang amat dekat sebelumnya dalam hal emosional. Sehingga hal tersebut tidak terlalu sulit bagi ari, dan juga sebenarnya rani yang selama ini juga sudah merasa nyaman dan ada sedikit ketertarikan dengan sosok Ari. Maka dari itu, menurut Rani wajar saja bila mungkin ari dapat berhasil dalam kesempatan pertama menyetubuhi dirinya.


Berbeda halnya dengan Pak Dedi, pak Dedi yang notabenenya lebih lama mengenal Rani dibandingkan Ari. Karena mereka tinggal dalam satu pemukiman konflik yang sama. Tetapi selama ini Pak Dedi cenderung lebih cuek dan jarang berkomunikasi dengan Rani secara langsung, walaupun hanya sekedar obrolan singkat saja di bengkel miliknya. Hanya demikian, itupun dilakukan dengan keadaan banyak dan ramai orang yang ada di sana. Artinya obrolan intim atau kedekatan intim tidak terjadi secara langsung dalam kedekatan keduanya. Hal tersebutlah yang akhirnya membuat rani menobatkan Pak Dedi sebagai pemenangnya, karena pak Dedi mampu menaklukan Rani dengan speak speak iblisnya yang tergolong natural. Sampai akhirnya Rani dibuat mengangkang pasrah dan menikmati perbuatannya.



Semua perlakuan Pak Dedi tadi siang terhadap dirinya, tentu saja malam ini membuat rani kembali terkenang dan terbawa dalam pikirannya. Sesaat sebelum ia akan pergi tidur dengan membaringkan dirinya terlebih dahulu, rani ingat betul Bagaimana tubuhnya diperlakukan oleh Pak Dedi pada saat itu, yang mana perlakuan tersebut membuat Rani sampai senyum-senyum sendiri dibuatnya, sambil rani sembari memejamkan matanya. Sebenarnya apa yang dilakukan Ari terhadap tubuhnya tidak kalah memuaskan jika dibandingkan dengan Pak Dedi, tetapi entah mengapa setelah melakukannya bersama Pak Dedi akhirnya ia merasa begitu memiliki kepuasan tersendiri saja. Rani Sempat berpikir mungkin saja hal tersebut bisa ia rasakan sedikit berbeda, karena dia bisa merasakan juga apa yang Desi rasakan selama ini.


Selama ini ia hanya bisa membayangkan bagaimana jika penis milik Pak Dedi yang besar dan panjang itu, masuk dan mengaduk vaginanya sama seperti saat penis Pak Dedi mengaduk vagina Desi.

Begitulah pikiran Rani sebelum ia bisa merasakan sensasi batang besar dan panjang milik Pak Dedi tersebut.

Betapa akan sangat menikmatinya Desi ketika merasakan pak Dedi tersebut. Dan kini ia telah merasakan juga kenikmatan yang sama, ternyata memang benar-benar valid. Apa yang disampaikan desi kepada dirinya selama ini memang benar adanya, batang besar dan panjang milik Pak Dedi ternyata benar-benar mampu memberikan Rani sensasi rasa bercinta yang berbeda. Baik saat ia bercinta dengan suaminya, ataupun dengan beberapa laki-laki lain sebelumnya. Hal tersebutlah yang membuat Rani akhirnya menobatkan Pak Dedi sebagai pemenangnya hari ini. Selain karena bisa merasakan apa yang selama ini dirasakan oleh Desi, masukkan kepuasan dan sensasi bercinta yang berbeda dari Pak Dedi.

"Rani merasa dia lebih becek, dan vaginanya lebih penuh juga terasa mentok saat digenjot oleh Pak Dedi "


Sebuah jalan pikiran yang entah datangnya dari mana, saat ini Rani merasa pikirannya sering terfokus sendiri dan tiba-tiba teralihkan kepada kejadian yang tadi siang dia alami bersama Pak Dedi.


Bahkan suatu hal lain juga muncul di kepala Rani, saat ini Rani berpikiran untuk mulai membayangkan setiap batang laki-laki yang sering ia temui. Ia sempat membayangkan beberapa sosok yang terlintas di pikirannya, mulai dari bapak-bapak yang tinggal di lingkungannya, sampai dengan rekan kerja di kantor tempat ia bekerja. Saat ini rani berpikir;


"Akankah setiap penis laki-laki itu memiliki sensasi rasa kenikmatan tersendiri??"

Membayangkan hal itu entah kenapa ia merasa kembali bergairah saat ini, pikiran tentang bagaimana ekspresi wajah para pria yang dibayangkannya tersebut ketika melihat tubuh moleknya ini dalam keadaan telanjang bulat.


" sama nggak ya kayak bapak-bapak yang lain?? Kayak terkejut gitu nggak ya tentu nya?? Tubuhku ini benar-benar bagus nggak sih?? Dan apa benar komentar mereka tentang vaginaku?? Sudah 4 orang laki-laki yang selalu memujinya dan berkata vaginaku sangatlah "Peret: dan nikmat sekali. Semua itu mereka katakan, ketika berhasil memasukkan batang mereka ke dalam vaginaku "


Tentu saja semua pikiran mesum dan tindakan untuk menjadi mesum tersebut diluar kendali diri Rani saat ini,hal tersebut sesuatu yang sangat di luar kewajaran dirinya. Memang saat sebelumnya rani cukup sering merasakan gairahnya yang sering muncul secara tiba-tiba, namun hal tersebut dapat ia kendalikan sebelum ia mengetahui rasanya. Tetapi sekarang ini dengan telah ia merasakan banyak penis laki-laki di dalam vaginanya, ia merasa rasa penasaran tersebut berubah menjadi gairah yang sulit untuk ditahan. Hal tersebut juga dibarengi dengan mulai bermunculan pikiran nakal di kepalanya, rasanya gairah tersebut semakin sulit untuk ia kendalikan saat ini.


Akibatnya, karena merasakan situasi yang demikian. Sempat pada malam itu, tanpa sadar tangan rani meraba ke arah vaginanya. Terasa kembali lembab dan bergetar di sana, saat jemarinya menyentuh bagian belahan vaginanya.


"ssssstttt ..uuummmmhhh"


Sedikit desahan keluar dari mulut Rani


Seperti rasanya, ia mengharapkan pelampiasan itu kembali dapat rasakan lagi malam ini.


" kenapa aku sampai sebergairah ini ya?? "

Pertanyaan itu muncul di kepala Rani dan tidak bisa ia jawab dengan apa yang ada pada dirinya.


Saat itu rani mulai mengingat sosok Pak Dedi, yang sejauh ini memberikan kenikmatan paling nikmat jika dibandingkan dengan yang lainnya. Memikirkan hal tersebut, sontak saja membuat Rani teringat kembali pada perkataan pak Dedi tadi siang kepada dirinya. Sedikit kekecewaan kini mulai dirasakan oleh Rani terhadap Pak Dedi. Karena ternyata menurut penilaian Rani saat ini pak Dedi hanya berucap janji Palsu saja, yang akan menelponnya lagi ketika mereka telah tiba di rumah. Padahal saat tadi siang pak Dedi telah mengetahui, bahwasanya malam ini Rudi suaminya tidak berada di rumah. Karena sedang masuk pada pekerjaan shift malamnya, tetapi ternyata hal tersebut tidak dilakukan oleh Pak Dedi.


" mungkin dia sedang menelpon Desi saat ini "


Begitulah pikiran Rani yang semakin menduga-duga tentang kemungkinan hal yang terjadi dilakukan oleh Pak Dedi.



Entah itu perasaan cemburu atau perasaan apa yang ia rasakan, yang jelas saat ini Rani menaruh kecurigaan yang tidak jelas kepada kedua sosok tersebut. Padahal sudah jelas-jelas ia mengetahui, bahwasanya Desi telah lebih dahulu menjalani hubungan bersama Pak Dedi. Entah kenapa kini ia merasa, tidak rela melihat kedekatan yang hanya mereka lakukan berdua saja.


" mungkinkah ingin dilakukan kedekatan bertiga?? Agar hubungan persahabatan Rani dan Desi semakin akrab?? Dan juga Pak Dedi bisa membagi rasa yang sama??"

Entahlah apa yang kini terjadi di dalam pikiran Rani sudah benar-benar di luar pikiran sehatnya, ia mulai membayangkan hal-hal erotis yang mungkin saja bisa terjadi. Jika desi benar-benar mengetahui kedekatannya bersama Pak Dedi. Sekarang ini bukan hanya soal kedekatan, tetapi Rani dan juga Pak Dedi telah melakukan hal yang sama. Seperti halnya apa yang dilakukan masih bersama Pak Dedi selama ini.

Saat ini Rani terus berpikiran, bahwasanya kedua sosok tersebut sedang saling menyapa lewat Saluran telepon saat ini, memikirkan hal tersebut entah kenapa rani begitu penasaran ingin mengetahui kebenarannya. Terlintas saat itu juga di kepala Rani, untuk benar-benar membuktikan kebenaran dari pikirannya tersebut. Dia kembali meraih handphone miliknya dan berkeyakinan akan membuktikannya dengan menelpon Desi saat ini juga.

"tuuuuuttttt....tuuuuuuttt"


..........................''''''''''''''.........................

Desi: Halo besti aku, ada apa nih??

Jawab Desi saat pertama kali menerima panggilan dari Rani.


Ternyata Rani salah, ternyata saat ini Pak Dedi tidak sedang menelpon Desi. Rani yang merasa sudah terlanjur menelpon Desi akhirnya memutuskan untuk melanjutkan pembicaraannya saja, untuk sekedar berbasa-basi dengan Desi. Tentu itu adalah hal yang lumrah Rani dan dan juga Desi lakukan dalam hubungan pertemanan mereka. Entah Rani ataupun Desi, sering saling menelpon Pada malam harinya. Walaupun hanya sekedar untuk berbicara hal-hal kecil saja. Terkadang hal yang tidak penting sama sekalipun sering menjadi topik obrolan mereka, bahkan saat Desi merasa bergairah sekalipun dan suaminya tidak berada di rumah. Desi sering menelpon Rani dan mengadukan hal tersebut. Rani hanya sering tertawa geli mendengar sahabatnya tersebut sering berbicara hal-hal yang konyol terhadap dirinya. Hal itulah yang membuat kedekatan di antara mereka semakin erat terasa, tetapi bukan hanya itu saat ini muncul ego persaingan dalam diri Rani. Entah persaingan apakah itu, yang jelas rani saat ini seperti menginginkan pak Dedi menjadi miliknya sepenuhnya.


" benar-benar sesuatu yang sudah di luar Nalar kebiasaan pikiran Rani"


Rani: Eh Halo Des, lagi apa kamu??


Desi: Nggak ada sih, lagi tiduran aja. Anak-anak udah pada tidur semua, untung kamu telepon padahal aku udah Gabut banget.


Rani: Lah,, emang Bebeb kamu nggak nelpon?? Hahaha


Desi: husssshhh siapa sih maksudmu ran?? Pak Dedi??


Rani: Lah emang ada yang lain lagi nih yang belum aku tahu?? Hihihi


Desi: Hahaha,,, apaan sih kamu ran,, ya Nggak ada lah. Cuman dia aja kok, lagian udah cukup juga. Cukup buat bikin enak... Hihihi


Rani: Ih parah deh kamu ya,,, bahas yang begituan. Kenapa nggak nelpon bebebmu itu?? Awas lo nanti diambil yang lain. Hihihi


Desi: Biarin lah ,,, kan memang bukan punya aku. Kayak yang sering kamu bilang loh. Mungkin ada baiknya aku mulai menjauh deh.


Rani: Lah kenapa gitu?? Kalian lagi marahan ya?? Hihihi


Desi: Dih enggak lah,, kayak yang kamu tahu lah Ran, kita tuh nggak sering komunikasi kok. Cuman kadang Sesekali aja.


Rani: Oh gitu, komunikasinya kalau lagi ada maunya aja ya kalian.. Hahaha


Desi: Ih kenapa sih kamu tiba-tiba bahas ginian?? Biasanya paling males..huuhhh... Apa jangan-jangan kamu mulai pengen ngerasain juga?? Hihihi

Rani: Ih mulutnya, minta ampun deh. Suka sembarang banget kalau ngomong.


Desi: Ya habisnya kamu sih nggak biasanya bahas beginian, biasanya paling nggak suka. Tapi tumben aja sih sekarang ngomong ini.


Rani: Iya nih,, nggak tahu aku lagi Gabut banget juga sama kayak kamu. Lagi sendirian juga aku pengen punya temen ngobrol aja sih, anak-anak juga udah pada tidur.


Desi: Oh gitu ya, sama lah ya berarti. Emang kamu belum tidur Ran?? Hari ini kerja kan kamu tadi??

Rani: Iya des,, ya udah deh mungkin kamu mau istirahat kali ya,, sudah malam juga


Desi: Enggak kok,, santai aja kali Ran. Aku juga lagi butuh teman ngobrol nih. Eh ngomong-ngomong aku ada cerita loh..


Rani: Cerita apa nih?? Kelakuan mesum kamu lagi?? Hahaha


Desi: Ih enggak lah ya,, tapi ini kelakuan semua orang lain Ran...hehehe... Kamu tahu si Andi nggak??
Ponakannya Pak Dedi itu loh, yang sering main di bengkel. Tahu kan??


Rani: Ya tahulah, kan sering juga aku mampir ke sana buat benerin motor kadang ketemu dia kok.


Desi: Kamu pernah merhatiin dia nggak ran??


Rani: Merhatiin gimana sih?? Cerita aja deh,, jangan bikin penasaran.


Desi: Gini tadi itu lo, tadi siang banget. Aku kan ke bengkel nih, mau ngisi angin sih rencananya. Terus nih pas aku sampai di sana, itu kan Pak Dedi lagi nggak ada, cuman dia aja yang jaga di sana. Kamu tahu nggak Ran, dia tadi siang bawa perempuan loh ke sana buat nemenin dia jaga.

Rani: Lah kenapa emangnya, mungkin pacarnya atau mungkin sepupunya. Lagian kan nggak masalah juga dong, kok kamu ribet sih. Apa jangan-jangan nih??


Desi: Jangan-jangan apa sih??

Rani: Jangan-jangan mau kamu mau embatt juga.. Hihihi.... Nggak cukup tuh Omnya aja??


Desi: Rencananya sih,,, hahaha

Rani: Dih parah deh lo ya,, masa sampai kayak gitu sih. Jangan keterlaluan lah, rusak nanti anak orang loh. Masih muda loh dia.


Desi: Kamu dengerin dulu deh, aku cerita nih ya. Gini nih, tadi kan aku ke bengkel kayak yang tadi aku bilang. Terus bengkelnya kan sepi nih, kayak yang tadi aku bilang loh si Andi itu bawa perempuan. Aku kan datangnya tiba-tiba nih, dan nggak ada orang juga sepi banget di sana. Nah pas itu aku manggil- manggil di depan bengkel Omnya. Dia tuh keluarnya dari dalam kayak agak lama gitu loh, terus pas keluar kayak lagi ngos-ngosan gitu. Dan kamu tahu nggak Ran?? celananya loh, pas dia keluar tuh kelihatan banget. Itunya lagi bangun keras juga, dia tuh berusaha buat sembunyiin sih. Tapi nggak bisa, soalnya kayaknya gede juga deh kayak punya Omnya.. Hahaha

Ucap Desi menjelaskan panjang lebar kepada Rani.


Mendengar hal tersebut, sontak saja Rani teringat tentang hal yang sama pernah IA lihat dari sosok Andi tersebut. Rani pernah melihat hal yang sama seperti Desi katakan. Rani juga pernah melihat, betapa besar dan panjangnya penis Andi tersebut. Ia pernah melihat hal itu, saat memberikan Andi sarapan beberapa waktu lalu mereka. Pesan itu ia melihat penis Andi yang tampak menggelembung dibalik celana basketnya, karena melihat penampilan Rani yang sedikit menantang pagi itu.


Sekelibat pikiran akal kembali terlintas di kepala Rani.

" tuh kan si Andi saja sampai ngaceng karena melihat aku pagi itu. Apa aku ini benar-benar menarik ya di mata laki-laki??...hihihi"


Desi: Kok diam aja sih Ran???


Rani: Eh iya sorry,,, tapi parah banget deh kamu Des,, sampai segitunya diperhatiin. Disamain dengan Omnya lagi, awas aja naksir. Hihihi... Kalau kejadian bener bisa ribut tuh om sama ponakannya.. Hehehe


Desi: Ya enggaklah ran, aku tuh cerita aja.
Jadi ini kan ya, nggak lama setelah dia keluar nih. Sekilas aku tuh melihat kayak ada perempuan jalan melintas, dari ruangan yang di tengah itu loh. Yang pas depan bengkelnya, awalnya aku belum yakin Mungkin aku salah lihat deh. Eh pas nggak lama dari itu keluar deh tuh cewek ikut ke depan juga. Makin Yakinlah Aku mereka sedang berbuat sesuatu.


Rani: Masa sih?? Dugaan kamu aja kali.

Desi: Mungkin aja sih, tapi yang namanya cuman lagi berdua nih Ran posisinya Pacaran juga. Mungkin kali ya itu pacarnya, tapi yang jadi pertanyaan aku kok itunya bisa sampai hidup gitu loh, kayaknya tegang banget deh. Berarti kan mereka aneh-aneh dong di dalam?? Masuk akal nggak??


Rani: Ya mungkin aja sih, tapi ya udahlah itu kan urusan orang Des. Kenapa sih kamu jadi ribet.


Desi: Bukan itu Masalahnya Ran, tapi ukurannya itu loh kayaknya Sama kayak punya Pak Dedi deh, tapi yang ini lebih muda dan lebih gampang dikuasai. Kamu kebayang nggak sih Ran kalau sama yang lebih mudah gitu?? Kita bakal mendominasi permainan secara penuh di atas ranjang iya kan?? Bayangin deh, kamu ngelakuinnya Sama yang lebih muda dari kamu?? hahaha.. Apa nggak kewalahan tuh dia?? Apalagi masih minim pengalaman juga, kayak si Andi Ini loh..hahaha.

Rani: Duh parah deh ya, nggak pernah kepikiran ke situ sih aku.. Masih waras kayaknya pikiranku deh, nggak kayak kamu. Hahaha


Desi: Ih apa sih, nggak ada kok aku mikir gitu awalnya. Pas udah lihat aja tuh baru kepikiran ke sana. Karena kelihatannya gede banget itu loh, jadinya penasaran deh.


Rani: Udah deh ah makin Ngaco aja jadinya,, kalau beneran kejadian kan bisa Enak tu... Hahaha


Desi: Ih dasar kamu ya,, sama aja kan pikiran kamu Ternyata,??


Rani: Ih enak aja,, kok aku di sama-samain sih?? Aku nggak ya..huuuhh

desi: Udahlah sihh rani,, kita tuh udah kenal lama kali. Sedikit banyak aku tahu deh Gimana kamu tuh. hahaaa

Rani: Tahu gimana sih??


Desi: Sangean juga lah.. Tapi dasar kamu sok aja sih.. Hahaha

Rani: Hahaha,,, kalau itu sih nggak bisa jawab aku lah ya,, tapi yang jelas nggak ke setiap laki-laki kayak kamu deh.


Desi: ran,, mau cobain nggak??

Rani : Cobain apaan sih??

Desi: Kapan-kapan ke kota yuk Ran???

Rani: Ke kota mau ngapain??

Desi: Kita cobain brondong yuk?? hahaa


Rani: Ya ampun Desi,,, parah deh kamu ya.. Segitu banget sih kesepiannya, mentang-mentang sering ditinggal pergi nih. Gini deh jadinya.. Hahaha


Desi: Ih enggak lah ya,, walaupun sering ditinggalkan,, ban serep aku tetap ada dong.. Hahaha


Rani: Iya deh iya,, memang ada kok,, dan Percaya deh.. Udah mantep juga kan ban serepnya?? Gede Panjang gitu... Hahaha


Desi: Nah itu tahu..hahaaa


Rani: Terus?? Masih mau coba yang lain??

Desi: Mau cobain brondong ran, hahaaa... Temenin dong.



Rani: Ih gila kamu ya,,, pakai ngajak aku segala.. Kalau ketahuan gimana??


Desi: Ketahuan siapa sih??


Rani: Ya suamiku lah,, siapa lagi dong.. Emang kamu takut ketahuan banyak laki-laki...hahaa... Kebanyakan simpanan sih..hahaaa


Desi: Ih enak aja.,, gini-gini aku juga pilih-pilih kali ran, jujur kok cuman Pak Dedi aja. Kalau yang ini sih cuman penasaran aja sih,, gimana sih Ran rasanya ngendaliin brondong gitu?? Kayak kita loh yang nguasain permainan.. Hahaha


Rani: Udah deh,,, makin gak jelas aja deh kamu kalau ngomong.. Udahlah aku mau tidur Udah malam nih.


Desi: Masa kamu nggak pernah kepikiran sih Ran??


Rani: Ya enggaklah,, ngapain mikir sampai kayak gitu.. Kamu aja tuh pikirannya aneh..


Desi: Masa sih?? Kayaknya ini perlu dibahas mendalam deh besok.. Hahaha


Rani: Ya udahlah aku mau tidur deh.,, kamu juga lah tidur aja Udah malam nih.


Desi: Iya deh,,, selamat tidur ya Ran... Bye..


Rani: By Desi..


Setelah menutup Telepon tersebut, rani akhirnya beranjak untuk tidur malam ini. Sempat terpikir apa yang dikatakan oleh Desi kepadanya barusan, sontak saja pikiran liar di kepalanya mulai ikut muncul juga. Karena ucapan dari Desi tersebut. Entah kenapa ucapan dari Desi tersebut seakan menjadi Trigger pemicu pikiran nakal tersebut lintas di kepalanya.


Rani membayangkan, setiap sosok laki-laki tua yang telah terbiasa dan berpengalaman dengan tubuh telanjang wanita saja, masih merasa sange tidak karuan terhadap dirinya. Belum lagi ketika para laki-laki tua itu melihat dirinya dalam keadaan telanjang, maka kelakuan para laki-laki tersebut akan semakin nakal dan liar terhadap tubuhnya. Rani berpikir bagaimana jika hal tersebut dia lakukan seperti apa yang diucapkan barusan, bersama laki-laki muda alias brondong.

" Apakah mereka akan merasakan hal yang sama?? Apakah mereka akan merasa bergairah juga terhadap tubuhku?? Tapi,, mereka lebih senang dengan sosok yang lebih muda daripada aku nggak ya?? Aku kalah menarik nggak ya?? "


Pikiran tersebut terus menghantui kepala Rani saat ini, sepertinya saat ini ia juga telah merasakan hal yang sama seperti Desi tetapi lebih tepatnya mungkin dia Hanya penasaran saja.

" mungkin para pria muda itu lebih senang dengan dengan sosok wanita yang berbadan langsing!!"


Rani mulai tidak percaya diri dengan kondisi tubuhnya saat ini.


Rani merasa payudaranya ini terlalu besar, walaupun menurut beberapa laki-laki yang telah menikmatinya, payudara Rani adalah payudara idaman setiap laki-laki. Karena bentuknya yang besar montok dan juga kencang. Bahkan suaminya yang setiap hari dan sudah biasa merasakan kekenyalan payudaranya, masih saja terus memuji keindahan payudaranya itu.


" mungkin saja payudaraku ini nggak akan kalah deh dari payudara anak-anak muda zaman sekarang, yang usianya masih di bawah dengan aku"

Kemudian Rani berpikir lebih jauh lagi.


" bokongku, yang bulat dan montok ini pastilah mampu mereka penasaran untuk merasakannya. Buktinya Andi saja sampai ngaceng tuh..hihiii"


Pikiran tersebut terus saja menghantui kepala Rani, sampai akhirnya ia merasa benar-benar bergairah. Dan akhirnya ia memutuskan untuk menuntaskan gairahnya tersebut.


" toh Besok adalah hari Sabtu, aku kan libur juga"

Pikiran Rani saat ia beranjak menuju lemari pakaian di kamar mereka, di sana Rani mengambil sebuah kotak pemberian suaminya. Yang mana di dalam sana terdapat dua buah penis karet yang diberikan suaminya untuk dirinya, dan beberapa kali telah pernah ia coba gunakan. Saat dia merasa kesepian dan gairahnya muncul tidak tertahankan seperti halnya malam ini.


Setelahnya Rani keluar kamar untuk membersihkan dildo tersebut, ia kembali masuk ke dalam kamar dan segera melucuti semua pakaiannya. Kini Rani sudah dalam posisi telanjang bulat, ia meremas-remas payudaranya. Dibarengi dengan ia memelintir putingnya.


"sssshhhh.....ahhhh... Kok enak sih"

Desah Rani saat itu.


Dengan cepat, ia meraih dildo yang ia telah bersihkan. ia menggosokkan dildo tersebut di belahan vaginanya, rani membuat gerakan membelah bibir vaginanya.


"uuuuhhhh...mmmhhhhh...aaaahhh"



Benar-benar posisi yang sangat menggairahkan, bagi laki-laki mana saja yang melihatnya saat itu. Bagaimana tidak, yang dalam posisi mengangkang, dengan satu tangan memilin puting payudaranya dan satu tangan lagi menggerakan dildo di vaginanya.


"bllleesssshh"

Rani mendorong masuk dildo tersebut ke dalam vaginanya.


"ahhhhhhh...hhhh"


Rani mendesah karena ulahnya sendiri tersebut.



Malam itu, rani merasa gairahnya semakin memuncak dan entah kenapa vaginanya begitu cepat menjadi becek. Dan kini banyak mengeluarkan cairan di sana, akibatnya rani semakin brutal memasukkan dildo tersebut ke dalam vaginanya. Rani membuat gerakan keluar masuk dengan cepat menggunakan dildo tersebut, dibarengi dengan kedua kakinya yang mengangkat lebar dalam posisi ia setengah berbaring. Benar-benar suatu pemandangan yang sangat akan membuat bangkit gairah laki-laki manapun, tidak terkecuali suaminya saat ini.



Sementara itu dari sisi lain, rudi yang mengamati kelakuan istrinya melalui kamera yang ia pasang di kamar mereka. Dibuat tercengang oleh kelakuan istrinya, sekarang ini ia melihat istrinya yang dalam keadaan telanjang bulat, tengah mengangkangkan lebar kedua pahanya dengan sebuah dildo tertancap di dalam vaginanya. Sebuah pemandangan yang benar-benar membuat Rudi menjadi terheran-heran, dengan liarnya dan begitu cepat istrinya membuat gerakan keluar masuk menggunakan dildo tersebut. Sementara tangan istrinya yang satu terus memilin puting payudaranya.


Rudi mulai memikirkan hal tersebut sudah benar-benar terjadi kepada istrinya, sudah dua batang laki-laki yang ia nikmati di belakang dirinya. Walaupun sebenarnya hal tersebut memang menjadi fantasi rudi selama ini, tetapi rudi tetap merasa ingin istrinya jujur mengakuinya kepada dirinya. Tentang alasan kenapa ia berpura-pura tidak mau ketika Rudi memintanya, tetapi dengan tega dan sadar dia berani melakukannya Di Belakang rudi. Dan kini akankah gairah Istrinya itu benar-benar telah sulit ya kendalikan?? Bukankah tadi siang dia baru melakukannya, lalu kenapa sekarang ia kembali menggunakan dildo tersebut.


Tetapi saat ini pikiran Rudi tidak bisa benar-benar fokus memikirkan semua hal yang dilakukan istrinya saat ia di belakang rudi . Karena saat ini Rudi merasa begitu bergairah melihat Apa yang dilakukan istrinya di kamar mereka, pemandangan yang sangat menggairahkan bagi rudi malam itu. Istrinya nampak terus saja memaminkan dengan liarnya menggunakan dildo itu di dalam vaginanya. Dan tangannya juga tidak lepas mainkan puting payudaranya, bahkan kini terlihat oleh Rudi. Rani juga meremas kencang payudaranya tersebut secara brutal.


Sebelum kemudian, Rudi melihat Rani bangkit dan meraih dildo satunya lagi yang berukuran lebih besar dari sebelumnya. Dildo itu ia beli dengan diameter yang sangat besar, Rudi sengaja membeli ukuran luar negeri. Yang memang berdiameter sangat besar dan panjang juga, Rudi mengingatnya ukuran dildo itu adalah 24 cm dan berwarna hitam gelap. Juga pada dildo tersebut tampak urat-urat yang menyembul keluar dari permukaannya, sehingga membuat kesan seram pada dildo tersebut. Itulah alasan Istrinya tidak mau menggunakannya, tidak sekalipun Ia mau saat Rudi ingin memasukkan dildo tersebut ke dalam vaginanya. Dia selalu menolak dan mengatakan merasa ngeri melihat ukurannya yang terlalu besar dan panjang tersebut.


Tetapi kini, tanpa adanya Rudi di sana ia melihat istrinya mulai meraih dildo tersebut. Sekarang istrinya berganti posisi, Rudi melihat istrinya dalam posisi berjongkok menghadap ke arah kamera yang ia pasang dan berusaha memasukkan dildo tersebut ke dalam vaginanya. Tampak saat itu istrinya sedikit meringis, memejamkan matanya dibarengi dengan ia menggigit Bibir bawahnya. Kemudian mulutnya menganga seakan menahan sesuatu, ternyata dildo tersebut telah berhasil masuk ke dalam vaginanya. Istrinya membuat Gerakan naik turun beberapa kali untuk memperlancar keluar masuknya dildo tersebut ke dalam vaginanya. Tampak saat itu istrinya sedikit meringis, memejamkan matanya dibarengi dengan ia menggigit Bibir bawahnya. Kemudian mulutnya menganga seakan menahan sesuatu, ternyata dildo tersebut telah berhasil masuk ke dalam vaginanya. Istrinya membuat Gerakan naik turun beberapa kali untuk memperlancar keluar masuknya dildo tersebut ke dalam vaginanya.


Tak lama berselang, istrinya menjatuhkan kepalanya di atas kasur. Kemudian ia menaikkan pinggulnya ke atas, istrinya mengambil posisi seperti Tengah menungging disodok dari belakang menggunakan dildo berukuran besar dan panjang tersebut. Saat ini Rudi sedikit kecewa karena tidak bisa melihat secara langsung proses keluar masuknya dildo berukuran besar tersebut di dalam vagina istrinya, dan juga karena istrinya di atas kasur sehingga aku tidak bisa melihat ekspresi wajahnya saat ini.


" mungkinkah ia merasa nikmat?? Sakit?? Mungkinkah vaginanya becek??"

Memikirkan hal tersebut Rudi mulai menduga-duga, dan berusaha mengamati dengan seksama. Sepertinya istrinya Tidak tengah kesakitan, karena Rudi melihat sekilas gerakan tangannya tampak begitu cepat membuat gerakan keluar masuk menggunakan dildo tersebut. Menurut penilaian Rudi saat itu artinya istrinya sangat menikmati proses tersebut. Cukup lama istrinya bertahan dalam posisi itu, kelihatnya semakin erotis saja gerakan yang dibuat oleh istrinya itu. Kadang ia menggerakkan pinggulnya dibarengi dengan tangannya yang membuat gerakan keluar masuk menggunakan dildo tersebut.


Beberapa saat kemudian, Rudi melihat istrinya mengangkat kepalanya dan sedikit mendongak. Mulutnya terbuka dan matanya terpejam, tampak istrinya terlihat agak sedikit berteriak saat itu. Rudi menyimpulkan dari mulutnya yang tampak terbuka seperti mengatakan sesuatu. Tak lama berselang dia pun Ambruk ke depan, dengan kedua tangannya yang terlempar ke depan. Sepertinya dildo tersebut masih tertancap di dalam vaginanya saat ini. Istrinya telah mencapai puncak orgasme dan cukup lama ia terdiam dalam posisi tersebut, akhirnya ia bangkit dan membereskan semua yang telah ia lakukan di dalam kamar. Istrinya keluar kamar dalam keadaan tetap tidak menggunakan pakaian sehelaipun pada tubuhnya.


Beberapa saat kemudian Rudi lihat Rani kembali masuk ke dalam kamar dengan menggunakan handuk di kepalanya, ia menatap cermin, dan seperti tengah berpose nakal di sana. Lalu ia mengambil handphonenya dan memoto dirinya yang masih dalam keadaan telanjang tersebut. Tampak seperti ia tersenyum menatap layar handphonenya, kemudian tampak yang mengetik sesuatu dengan keypad handphonenya. Entah apa yang ia lakukan saat ini.



" mungkinkah Dia mengirimkan gambar kepada seseorang?? Jika benar kepada siapakah itu?? Dan bertujuan untuk apa??"

Semua pertanyaan itu muncul di kepala Rudi tanpa ia tahu jawabannya, tentunya besok pada hari Sabtu adalah waktu yang tepat untuk Rudi menanyakan langsung kepada dirinya. Saat mereka hanya berada berdua saja di rumah dan kedua anak mereka yang biasanya akan menginap di rumah orang tuanya. Besok malam Rudi berencana menginterogasi istrinya secara terang-terangan, Rudi ingin pengakuan tersebut keluar dari mulut istrinya. Apakah ia akan berkata jujur atau tidak, Rudi berharap akan mengetahuinya besok malam.



MULUSTRASI...



================

LANJUTAN CERITA ISTRIKU DAN "ASSET"NYA _ REMAKE.



Keesokan harinya tepat pada hari Sabtu, seperti yang telah direncanakan oleh Rudi sebelumnya. Bahwa hari ini adalah hari di mana Rudi akan mengetahui atau lebih tepatnya berusaha untuk memperoleh informasi sebenarnya, tentang kejadian ataupun kelakuan yang diperbuat oleh istrinya di belakang dirinya. Hari itu setelah ia pulang dari kantor tempat ia bekerja, rudi bergegas pulang menuju ke rumah mereka. Setibanya di rumah, rudi langsung disambut oleh istri dan juga anak-anaknya. Selanjutnya mereka berkumpul dan sarapan bersama, sampai tak terasa waktu telah menunjukkan siang hari.


Waktu berlalu begitu saja dari pagi menuju ke siang hari, tidak ada kejadian yang menonjol terjadi pada saat itu, hanya aktivitas berkumpul keluarga seperti layaknya keluarga pada umumnya. Sampai Tiba Waktunya di sore hari, saat mereka akan pergi ke rumah orang tua rudi untuk menjenguk orang tuanya sekaligus berkumpul bersama keluarganya yang lain di sana. Saat itu mereka telah siap untuk berangkat menuju kesana, sebelum pada saat yang bersamaan sesaat mereka akan pergi. Tampak kini Desi tiba di rumah mereka, dengan kerempongannya dan juga mulutnya yang ceriwis. Desi mengatakan langsung kepada rudi bahwasanya dia ada perlu sebentar dengan Rani, dia meminta kepada Rudi agar Rani menyusul saja nantinya setelah urusan mereka berdua selesai. Rudi tidak terlalu ambil pusing dengan kebiasaan dua perempuan tersebut, karena memang begitulah kebiasaan keduanya sudah lumrah bagi Rudi setiap harinya. Sehingga saat itu rudi terlebih dahulu berangkat bersama anak-anaknya, sementara Rani nantinya akan menyusul setelah menerima kedatangan Desi terlebih dahulu sebelumnya di rumah mereka.


Setelah Rudi berangkat menuju ke rumah orang tuanya, kini hanya tinggal Desi dan juga Rani di rumah mereka. Tanpa sedikitpun rasa curiga, rudi berlalu meninggalkan istrinya bersama Desi di rumah mereka. Sebenarnya juga,rudi merasa sedikit sungkan terhadap sosok desi. Akhir-akhir ini ia mulai menaruh suatu perasaan aneh di dalam dirinya kepada Desi, sepertinya ia mulai tertarik dengan sosok desi ini sehingga rasa canggung saat bertemu sosok desi mulai ia rasakan. Semua berawal dari kejadian beberapa bulan lalu, semenjak ia pertama kali mendengar suara desahan Desi di rumah mereka. Pada saat itu rudi akan melaksanakan kegiatan jaga di pos ronda, karena melewati jalan yang tak biasanya, saat ia melintas di tembok samping rumah desi ia sempat mendengar suara desahan percintaan desi dan juga suaminya. Walaupun terdengar Samar-samar, tetapi hal tersebut cukup membuat rudi melayang karenanya. walau bagaimanapun rudi sangat mengenal sosok yang tengah mendesah itu, membayangkan wajah centilnya rudi seakan bisa menggambarkan sendiri bagaiamana liarnya ekspersi wanita yang tengah mendesah itu.


Lagi pula ia merasa hal tersebut sudah sangat biasa di lakukan keduanya, baik istrinya maupun desi memang suka saling mengunjungi satu sama lain. Sehingga Rudi tidak terlalu ambil pusing dan tidak terlalu peduli, tentang kebiasaan istrinya untuk sekedar bercerita bersama Desi.

"Paling hanya gosip ibu-ibu"



Begitulah pikiran rudi pada saat itu.


Sememtara itu, setelah melepas kepergian suami dan anak-anaknya menuju rumah mertuanya, kini Rani kembali masuk ke dalam rumah untuk menemui Desi yang telah menunggunya di ruang tamu rumah mereka. Setelah Rani masuk ke dalam rumah, desi langsung memulai pembicaraan yang tampaknya begitu penting. Sehingga membuat ia harus mengunjungi Rani saat ini juga. Entah percakapan penting apakah itu, yang akan di bicarakan Desi bersama Rani. Mari kita simak bersama.


Desi: Udah berangkat Ran suamimu sama anak-anak??


Pertanyaan tersebut langsung di luncurkan oleh desi, sesaat rani baru saja duduk di kursi di dekatnya.


Rani: Udah tuh, udah jalan juga. Ada apa sih kayak penting banget??

Desi: Nggak ada sih, cuman pengen bahas yang semalam aja deh... Hehehe


Rani: Ih sampai segitunya banget sih, kirain ada apaan.


Desi: Ya mumpung kamu libur lah hari ini, biasanya kan jarang-jarang nih, kalau hari biasa takutnya kita gak bisa juga ngobrol berdua langsung kayak gini.


Rani: Dih biasanya kan tetap ketemu juga tiap hari Des, kadang kan suka telepon juga.

Desi: Tapi ini lebih enaknya diomongin langsung, biar maksudnya benar-benar sampe gitu loh.



Rani: Ya udah Emang apaan sih?? Beneran yang kemarin malam banget??

Desi: Iyalah... Hahaha... Penting ini kayaknya.


Rani: Iya dehh iyaaa..penting deh..

Desi: iya dongg..hihii..gimana jadi nya??
Mau nggak kayak yang aku ajakin semalem ran??


Rani; ajakin apa sih??


Desi; itu lohhh,, yang aku bilangin tadi malam..hemmm


Rani: masalah berondong kata mu itu??



Desi: iyaaa...hahhaa...


Rani: Ihhh masa sihh,, kamu serius ngomong gitu??


Desi: iyaa serius lahh,, kalau enggak, gakk mungkin aku sampai beneran datang kayak omongan aku tadi malam gini kan..


Rani; hahahaha,,,dasar yaaa...ampunn dehh,, gak sanggup aku nurutin kalau yang itu dess..


Desi: Gak sanggup kenapa sihh?? kan aku belum cerita juga.. gak separah itu kok..
nanti kalau kamu gak mau bisa gak sampe begituan kok..jadi aku aja deh nanti...hihiii


Rani: makin gak paham dehh,, gimana sih maksudnya??

Desi: hemmm...jadi gini lohh ran maksud aku tuhh..hmmm..gimana yaa... Bingung ngomongnya juga..


Rani: Ya udah sih kalau bingung,, nggak usah juga kali Des.. Lagian nggak jelas banget sih ngomongin kayak gitu..



Desi: Bukan gitu maksudnya Ran, aku bingung mulainya loh. Gimana ya enaknya??


Rani: Emang mau ngajakin ke mana sih?? Di kota tuh ngapain coba??


Desi: hhhmmmm.... Kita cobain dipijit brondong yuk Ran,, berani nggak??



Rani: Hahaha..... Dasar otaknya udah gila ini... Desi... Desi... Kenapa sih kamu,, kok sampai segitunya??


Desi: Dengerin dulu makanya,, ini nih nggak sampai kayak gitu banget loh.


Rani: Nggak paham deh aku,, coba kamu jelasin deh. Biar nggak salah paham aku jadinya... Hahaha...



Tentu saja Rani merasa sangat terkejut dengan apa yang disampaikan oleh Desi tersebut kepada dirinya, bisa-bisanya desi berpikiran untuk mengajak dirinya melakukan hal tersebut. Walaupun seperti yang sama-sama kita ketahui, bahwasanya Rani sempat memikirkan hal tersebut juga tadi malam. Bahkan lebih parah dari apa yang Desi pikirkan, rani yang sempat terlintas pikirannya tentang hal tersebut sampai melakukan masturbasi karenanya.
Bener-bener suatu Sisi liar yang akan menjadikan dia diolok-olok Desi, jika Desi mengetahui kebenaran yang sebenarnya.
Pada akhirnya dengan terjadinya argumen antara kedua wanita ini tadi, desi mulai menjelaskan pelan-pelan tentang maksud dan tujuannya tersebut kepada Rani.


"Jadi gini lho Ran maksud aku tuh...hemm...hemm...
Kita kan ke kota nih, terus kita berdua pergi ke tempat pijit gitu. Kebetulan aku ada kenalan temen di sana, dan dia yang nawarin aku beberapa minggu lalu sih sebenarnya. Tapi belum aku iyain, dan nggak punya temen juga mau ke sana. Nggak enak aja kalau sendirian, mangkanya aku ngejekin kamu. Gitu loh Ran.


"Terus??"

Ucap Rani menanggapi penjelasan Desi.


Desi : Nanti nih ya, disana tuh kita bisa gini loh ran gak harus aneh-aneh juga. Kayak pijat biasa aja dulu gitu, pijat pada umumnya lah. Tapi yang mijit sih laki-laki Ran dan kamu bisa pilih sendiri nanti laki-lakinya...hihiiii"


Rani : Hahaaa... Apaan sih Desi Nggak jelas banget ih... Mana pernah aku dipijitin laki-laki Des, ,, emang kamu udah??"


Desi: iyaa kan aku belum pernah juga,,, baru mau coba juga nii,, makanya aku minta temenin. Biar ada temen nya ran..hemm


Rani; Terus??? masa ngajak aku gitu??? apa coba pertimbangan nya??? aneh-aneh dehh.. dasar. ..



Desi; kan kamu sahabat aku ran,, kamu tau sendiri lah, kan cuman kamu sahabat aku yang banyak tau tentang aku...hihiii...kalau sendiri aku belum berani lahh,, apalagi kalau sampai ajak orang lain lagi...hemmm.



Rani: duuhh..duhhh...kok gitu sihh..***k tau aku ahhh...
emang harus banget kamu ni kesana???


Desi: ihhh bukan harus lohh ran,,, paham gak sihh???
kayak yang kamu bilang lohh,, gak seharusnya kan aku terus-terusan punya hubungan sama pak dedi,, kamu tau dong posisi kami kayak gimana,, kalau keterusan dan sampe bocor gimana???



Ucap desi menjelaskan maksud dan tujuan nya mengajak rani untuk melakukan hal tersebut bersamanya.



Rani yang Mendengar penjelasan desi tentang hal tersebut, merasa ucapan desi barusan seolah memberikan ia ruang. Agar setidaknya hal ini bisa memberi jarak antara pak dedi dan juga desi saat ini. Entah kenapa ia merasa ingin pak dedi berfokus kepada dirinya saja untuk saat ini, ia ingin merasakan lebih banyak waktu bersama Pak dedi kedepannya walaupun tidak berlanjut dalam waktu yang lama. Setidaknya untuk beberapa waktu kedepan ini saja, sehingga permintaan dari desi tersebut membuat ia seolah mempertimbangkan untuk memenuhinya.
Akhirnya ia menanggapi secara serius pernyataan desi barusan.


Rani: Terus maksud kamu,, cuman aku ni yang bisa temenin kamu??
Temenin aja tapi ya ke tempatnya??

kalau buat ikutan aku enggak deh. Gak berani aku des.


Desi: Yang aku percaya cuman kamu gimana dong,,, yaudahlah kamu temenin aku kesana ni kan. Terus kamu pilih juga nanti pemijatnya, yaudahlah laki-laki gak apa-apa. masuk aja room nya, kan di dalam nya terserah kamu tu. Gak harus aneh-aneh juga kok ran, pijat biasa aja dulu.


Rani: Harus masuk kamar banget ni??


Desi; iya lahh,,masa kamu nunggu diluar sihh,, kalau ada yang datang dan ngenalin kamu gimana?? Apa malah gak jadi pertanyaan tu,, kenapa kamu ada di tempat kayak gitu nantinya???



Rani: ihhh,, kok ribet banget sihh..bingung aku des,, kapan sih emang???


Desi: Nah mau berarti nih ya?? Yaudah minggu depan ya ini?? aku kontek lagi nanti kenalan aku disana..hehehe


Rani: Haaahhh??? Dah punya kenalan aja nihh??? Udah pernah dong??? hahhaha....dasar yaa. ..


Desi: ihhh bukan lohhh ran,, aku tuh kenalnya di luar juga. Gak sengaja kok pas minggu lalu aku panggil tukang pijat dirumah, orangnya tuh mijet masih muda. Dia nawarin tuh pas aku pijat, emang enak banget loh pijetannya. Dan aku tuh ngerasa mau coba lagi gitu loh ran, ehh tau nya dia jelasin kalau mau lebih enak dan bebas bisa lohh. Tapi ya itu di tempat kerjanya dia, nah yang sekarang ini aku ajakin kamu kesana. gitu lohh,, mau yaa???


Rani: Hemm...yaudah dehh... aku pikirin dulu deh yahh..


Desi: okee dehh.. amanlah pokoknya nanti ya...

Rani: iyaa dehh..iyaa...ribet kalau gak do turutin ini...

Ucap rani seolah sudah paham betul dengan sifat desi jika sudah punya keinginan, akan sangat sulit jika keinginannya tidak di turuti.


Desi: Yakin suka deh kamu ran kalau dah coba,, alus banget pijetan nya dan kerasanya kayak sensual gitu loh. Tau banget titik nya, jadi lemas gitu rasanya ni badan. Pasrah gimana gitu..hmmm


Rani; Pokoknya nanti kalau memang jadi nihh yaa,, aku temenin kamu dulu aja deh, selebihnya liat nanti deh..


Desi: Gak penasaran apa kamu ran,, disentuh-sentuh berondong gitu..hahaha


Rani: Dihh,,, Gak pernah kepikiran dehh yaa...



Desi : Sama sihh aku juga sebelumya,, tapi pas kemarin ngerasain kok rasanya beda aja deh ran. hmmm


Rani: Enak banget emang des???


Tampak kini rani mulai penasaran dan mulai tertarik masuk kedalam topik pembicaraan mesum yang di bahas oleh desi. Desi yang menyadari betul bagaimana kelakuann sahabatnya yang malu-malu kucing tapi sebenarnya sama maunya dengan dirinya, tampak kini tertawa terbahak mendengar ucapan rani barusan.



Desi: Tuhhh,,, mulai penasaran kan???
makanya coba aja deh sendiri nanti yaa.

Ucap desi semakin memancing rani, agar ikut tertarik dan akhirnya bersedia menemani dia untuk pergi bersamanya.


"Aku mau cobain di pijat bagian payudara aku nanti...hihiii"


Bisik desi pelan melanjutkan ucapannya yang tadi sempat terputus.



Akibatnya hal tersebut membuat rani merasa geli, karena harus di pijat begitu segala.



Rani; ahhh,,, hahahha...masa sihh sampe segitunya???
gak mau aku ahh dess...ngeri!!



Desi: Ngeri kenapa sihh???
Ngeri gak bisa nahan nih?? hahahhaa



Kembali desi menggoda rani, seakan ia sudah memahami maksud dari rani barusan.


Memang benar apa yang dikatakan oleh desi barusan, rani memanglah sosok wanita yang sulit di kendalikan jika gairahnya sudah memuncak. Bisa-bisa dia akan melakukan hal yang lebih para bersama terapisnya nanti, tergantung bagaimana terapi tersebut memperlakukan dirinya. Rasanya dengan semua "ASSET" yang ada pada dirinya, tidak sulit untuk membuat laki-laki manapun tertarik dengan dirinya.



Rani: Udah dehh,,, liat nanti aja lah ya des, aku belum bisa kasih jawaban sekarang.


Desi: iyaa dehh..iyaa aku tunggu pokoknya. Harus temenin pokoknya.


Rani : Iya sihh bawel ahh..


Desi: okee dehh..



Rani: Yaudah, nantilah aku kabarin lagi ya,, mau nyusul anak-anak sama suami aku dulu deh kerumah ibu.


Desi: yaudah dehh...yukk bareng aku aja.

Jawaban dari desi tersebut mengakhiri perbincangan mereka di sore hari itu, kemudian kini tampak rani bersama dengan desi berangkat menyusul suami dan anak-anaknya kerumah ibu mertuanya. Begitu tiba disana, desi langsung berpamitan meninggalkan rani yang kini telah berkumpul bersama suami dan anak-anaknya di sana.


Tiba pada waktu sore harinya, kini Rani beserta suaminya pamit untuk pulang ke rumah mereka. Dan anak-anak mereka kini tinggal di rumah orang tua mereka, tidak ikut pulang bersamanya. Maka sempurnalah sudah apa yang direncanakan Rudi malam ini, untuk mengungkap semua kebenaran yang ingin dia ketahui dari istrinya.


Pov Rudi:


Sore hari itu setelah pulang dari rumah orang tuaku, aku dan juga istriku langsung menuju ke rumah kami. Setibanya di rumah seperti biasa maka istriku akan melaksanakan beres-beres rumah, seperti halnya kebiasaan yang selalu ia lakukan setiap harinya. Setelah semuanya beres tanpa kini istriku telah selesai mandi dan telah berganti pakaian dengan pakaian tidurnya, yang malam itu tampak biasa saja tidak terlalu seksi dan terlalu terbuka.



Tidak ada kejadian apapun antara Aku dan istriku saat itu, sampai tiba pada malam harinya. Selain itu kami hanya berdua saja di ruang tv di rumah kami, mulai menghadirkan kode-kode agar kami melakukan melakukannya malam ini. Tentu saja aku memahami kode yang diberikan oleh istriku tersebut, kini ia bergelayut manja di Dadaku sambil sesekali aku mengelus kepalanya yang menempel di sana. Dengan penuh keyakinan aku akan menanyakannya langsung kepada istriku malam ini, tentang semua keresahan yang aku rasakan terhadap dirinya. Dan juga tentang semua kelakuan yang ia perbuat di belakangku, malam ini aku akan mempertanyakan semua hal tersebut dan aku ingin mendapatkan jawaban yang sesungguhnya dari Dirinya.


Aku: Mama, papa boleh nanya sesuatu nggak?? Tapi Mama jawab yang jujur ya??


Aku mulai sesi pertanyaanku malam ini, sengaja aku memulainya dengan kata-kata yang ringan agar istriku tidak menjadi takut untuk mengatakan yang sebenarnya.



Istriku: Nanya apa sih Pa?? Tanya aja kali, kayak serius banget.


Aku: mmhhh... Gimana ya?? Ini tentang yang beberapa waktu lalu pernah kita bahas loh Ma. Tentang jika mama melakukannya bersama laki-laki lain itu.


Belum selesai aku menyelesaikan kalimat tersebut, langsung saja istriku Memotong pembicaraan kami pada malam itu.


Istriku: Iiihh Papah apaan sih, kan Mama bilang enggak.!! Ya udah jawabnya tetap Enggak dong.!!



Tampak Istriku sedikit sewot dengan pertanyaan yang aku berikan kepadanya, mungkin karena ia menangkap hal lain dari kalimat tersebut.



Melihat Ia yang tampaknya sedikit tidak menyambut baik pertanyaanku tersebut, aku tau ini akan menjadi hal yang sulit jika aku tidak mengatakannya secara langsung. Maka aku memutuskan, untuk mempertanyakannya langsung kepadanya. Aku memutuskan untuk langsung menyerang dirinya dengan fakta yang aku dapatkan.



Aku: Udah deh papa udah tahu kok, mama udah melakukannya kan?? Sekarang Jawab jujur dengan siapa aja mama melakukannya?? Dan kenapa mama lakukan itu di belakang papa, secara sembunyi-sembunyi lagi!! Maksud Mama apa?? Menghianati papa gitu??



Mendengar pernyataanku yang langsung menuduhnya tersebut, kini tampak istriku bangkit posisinya saat itu. Dan ia duduk menghadap ke arahku yang kini tengah berbaring, ia langsung menatap tajam kepadaku seketika tampak kecemasan di wajahnya saat ini.



Istriku: Maksud Papa apa sih?? Papa nuduh Mama gitu?? Jawab pa.!!

Istriku mulai mengeluarkan nada tinggi dari dalam dirinya, tampak Ia seperti sangat tidak terima dengan ucapan yang aku lontarkan kepada dirinya.


Menanggapi hal tersebut aku juga tidak mau kalah dengan dirinya, maka aku langsung menaikkan ada Bicaraku dan juga langsung menohoknya dengan sosok yang telah melakukan perbuatan tersebut bersama dirinya.


Aku: Apa mama bisa menjelaskan tentang Pak Sugeng dan juga Ari?? Mama berani melakukan hal tersebut Di rumah kita??


Dengan menahan emosi yang ada dalam diriku, kata-kata tersebut keluar dari dalam mulutku dengan ada yang amat tinggi.


Sehingga dengan mendengar ucapanku barusan, kini tampak istriku tertunduk dan terdiam. Ia tampak kebingungan pertanyaan yang aku berikan kepada dirinya, raut wajahnya berubah menjadi pucat dan tanpa kini matanya sedikit berlinang. Sementara itu, aku yang merasa itu bulat dengan keputusanku malam ini seakan tidak memperdulikan lagi tentang keadaan istriku malam ini. Aku tidak peduli ia mau menangis atau apapun itu, yang jelas aku ingin mengetahui kebenarannya.


Aku: Mama jawab pertanyaan Papa barusan!!! Apa maksud dari semua ini?? Kenapa Mama tega??

Tampak istriku masih saja terdiam ia mulai menangis, wajahnya pada sebuah bantal yang ia pegang.



" JAWAB.!!!"

Kembali aku dekatnya dengan nada tinggi.


Sehingga kini suara tangisan istriku semakin jelas terdengar, ia menangis dengan amat kencang dan juga mulai tersedu-sedu.


" KAMU MAU JAWAB ATAU PENGEN AKU PERGI DARI SINI SEKARANG!!???"


Kembali aku mendesaknya dengan pertanyaanku kepada dirinya.


Saat itu aku sudah benar-benar dikuasai emosiku sepenuhnya, sehingga aku tidak lagi benar-benar memperdulikan dirinya.



" Baiklah kalau itu pilihan kamu, artinya kamu lebih memilih mempertahankan hubungan kamu dengan mereka daripada rumah tangga kita. AKU PERGI"



Ucapku kembali menegaskan, dan diakhiri dengan aku mulai beranjak meninggalkan ia yang tengah menangis terseduh.



Mendengar aku mengucapkan kalimat tersebut, kini tempat istriku membuka wajahnya dari balik bantal tersebut. Ia berusaha menahanku, kini ia memegangi kedua kakiku dan bersimpuh di sana.



" maafin Mama Pa,,,, tolong,,,, ampunni mama.,, mama emang salah... Tolong Papa Dengerin dulu... Mama bisa jelaskan"


Tampak istriku terus mengibah dengan terus memegang kedua kakiku, aku berusaha menarik kakiku lepas dari pegangannya sampai ia sedikit terseret karenanya.



"LEPASIN"


Aku kembali menaikkan ada Bicaraku, sehingga membuat istriku semakin kencang menangis.



" mama akan ceritakan yang sebenarnya, tapi tolong Papa jangan pergi... Please Pa.... Mama akan jujur tentang semua yang terjadi"


Mendengar hal tersebut, kini aku merasa akan mendapatkan apa yang aku mau darinya.


Akhirnya kini aku tidak lagi berusaha beranjak dari sana, dan segera meminta istriku untuk bangun.



Aku: Sekarang kamu bangun, kamu jelasin sudah berapa lama ini semua berlangsung!! Dan Sudah berapa laki-laki yang telah melakukannya bersama denganmu. JUJUR"


Kembali aku meninggikan suaraku, agar istriku tidak memiliki Alibi untuk kembali membohongi aku.


Istriku: Iya iya..iyaa pa,, mama akan jujur. Tapi tolong Papa tenang dulu jangan bentak-bentak Mama gitu. Mama tahu Mama salah,, tapi mama punya penjelasannya. Mama diperkosa pa, sama pak sugeng..!! Hikks...sshh.


Jawab istriku terseduh.


Melihat keadaannya yang demikian, kini aku kembali merasa iba kepadanya. Dan akhirnya aku menuruti apa yang dia minta kepadaku. Aku duduk di sana dan kini bersiap mendengarkan apa yang akan dia bicarakan kepadaku.



Aku: Mama katakan semuanya secara jujur!! Papa akan dengarkan.

Tampak kini istriku menarik nafas panjang, kemudian ia menghelanya. Dan akhirnya ia mulai bicara.



Saat itu istriku menjelaskan, tentang malam di mana dirinya hampir diperkosa oleh pak sugeng. Tetapi malam itu tidak berhasil melakukannya, istriku mengatakan bohong malam itu semuanya hampir benar-benar terjadi. Tetapi pada akhirnya pak Sugeng yang merasa iba kepada dirinya, hanya meminta istriku untuk mengocok dan juga mengulum penisnya. Dan sedikit istriku membiarkan payudaranya itu dihisap dan dimainkan oleh Pak Sugeng. Hanya itu saja kejadian yang terjadi malam itu dan istriku juga menjelaskan itulah jawaban dari sebuah gelas kopi yang aku temukan malam itu berada di atas meja. Gelas kopi itu adalah gelas milik Pak Sugeng yang telah berhasil merasakan kenyalnya dada istriku dan juga hangatnya hisapan mulut istriku penisnya.


Mendengar semua pengakuan istriku tersebut, seketika aku merasa sangat emosi. Karena menurut pengakuan istriku malam itu pak Sugeng melakukannya dengan sangat brutal, pak Sugeng menarik dan mendekat tubuh istriku awalnya di dalam kamar kami, bahkan saat itu istriku telah dibuat telanjang olehnya. Hanya menyisakan celana dalam pada tubuhnya. Dan juga pak Sugeng yang telah melepaskan sarungnya yang mana Di baliknya sugeng tidak lagi mengenakan celana dalam. Menurut istriku dia merasa sangat bersyukur malam itu, karena Pak Sugeng tidak berhasil mendapatkan sepenuhnya apa yang dia inginkan dari tubuh istriku.


Kemudian aku mempertanyakan, bagaimana selanjutnya pak Sugeng bisa berhasil memasukkan penisnya ke dalam vagina istriku.


Tampak istriku mulai sedikit ragu untuk menjelaskannya kepada diriku, aku yang menyadari hal itu kini merasa mulai terpancing kembali emosiku untuk menekannya kembali. Agar dia mengatakan yang sesungguhnya kepadaku.


"MAMA MASIH MAU MENUTUPI NYA?"

Kembali aku menaikkan nada Bicaraku, akibatnya istriku kembali menangis karenanya.



Dia kembali terdiam, dan menangis sejadi-jadinya. Tak lama kemudian aku mulai membujuknya, dan berkata lembut agar ia mengatakan apa yang sebenarnya terjadi.


Aku: Sudahlah, jangan ada yang Mama tutup-tutupin lagi. Katakan saja Sejujurnya, mungkin Papa bisa memakluminya.



Mendengar aku yang mulai bisa menerima keadaan, kini tampak istriku mulai berani menetap ke arah wajahku. Tak lama kemudian, ia berkata kepadaku.


Istriku: Maafin mama pa. Mama benar-benar khilaf.


Ucap istriku tampak pasrah.



Sama halnya dengan diriku saat itu, entah kenapa di balik amarahku yang begitu memuncak. Birahiku sedikit bangkit mendengar istriku mengatakan bahwasanya ia khilaf. Artinya, menurutku ia tergoda oleh sosok Pak Sugeng. Aku semakin ingin mengetahui bagaimana kejadian tersebut dapat terjadi.


" mama ceritakan saja, papa ingin mendengar Yang Sejujurnya"

Setelah mendengarkan ucapanku barusan, tampak istriku mulai berani berbicara.



Bersambung dulu...

Katanya belum siap cerita di denger rame-rame nih.!!
Jadi lanjut berdua dulu ya..Hihiii.


JADI HORNY DENGAR PENGAKUAN NAKAL MBAK RANI. WAKTUNYA MBAK RANI KELUARIN ULTINYA YA◇◇♤






================

LANJUTAN CERITA ISTRIKU DAN "ASSET"NYA_REMAKE.


Saat itu Istriku mulai menjelaskan, malam itu posisi dirinya Tengah berada di rumah sendirian, karena aku sedang berjaga malam dan juga kedua anak kami yang saat itu yang berada di rumah orang tuaku. Malam itu istriku menjelaskan, mulanya dirinya hanya menanggapi chat dari Pak Sugeng. Karena terus-terusan pak Sugeng menelponnya, jika chat dari Pak Sugeng tersebut tidak dibalas oleh istriku. Akhirnya dengan sedikit terpaksa istriku meladeni chat dari Pak Sugeng tersebut, yang pada akhirnya pak Sugeng mengirimkan gambar kepada istriku. Yaitu gambar penis Pak Sugeng yang dalam keadaan tegang.



Kembali istriku melanjutkan, bahwasanya saat itu ia menantang Pak Sugeng jika Pak Sugeng berani melakukan mengambil foto di depan rumah pak Sugeng saat itu. Maka istriku akan memperbolehkan Pak Sugeng berkunjung ke mari, dan sungguh di luar dugaan istriku pak Sugeng benar-benar melakukannya. Dan menurut istriku dia terpaksa memenuhi tantangan yang telah Ia buat untuk pak Sugeng. Singkat cerita malam itu pak Sugeng benar-benar berkunjung ke rumah kami, dalam keadaan hanya ada istriku seorang diri di rumah kami.



Malam itu istriku mengatakan, pak Sugeng yang melihat dirinya dengan balutan busana tidurnya yang malam itu terlihat sangat menggoda. Begitu tiba di rumah kami pak Sugeng langsung menunjukkan ketertarikannya, terhadap tubuh istriku. Mereka sempat berbicara berbagai macam hal sampai akhirnya pak Sugeng meminta istriku untuk sekedar kembali melakukan hal seperti kemarin. Awalnya istriku menolak dengan alasan hal yang kemarin saja sudah sangat berlebihan bagi istriku, dan kini jika Pak Sugeng meminta ia untuk melakukan hal tersebut lagi. Istriku merasa sangat tidak bisa untuk memenuhinya, tetapi Pak Sugeng beralasan bahwasanya dia sudah benar-benar tidak tahan dan bisa saja melakukan hal yang buruk seperti awalnya saat ia akan memperkosa istriku.



Mempertimbangkan hal tersebut istriku awalnya mengatakan, mereka sempat bernegosiasi untuk menghindari hal tersebut tidak terjadi. Dan akhirnya diperoleh keputusan, pak Sugeng boleh melihat payudara istriku yang katanya sangat menggoda dirinya itu sambil Pak Sugeng mengocok penisnya sampai keluar di hadapan istriku.


Aku yang Mendengar hal itu merasa sangat bergairah karenanya, karena bisa-bisanya istriku memenuhi kemauan mesum dari Pak Sugeng tersebut. Aku merasa istriku benar-benar sangat nakal dengan bersedia memenuhi apa yang diinginkan oleh Pak Sugeng tersebut. Tetapi semua itu masih bisa aku tahan di dalam diriku, aku ingin setidaknya mendengar tentang pengakuan istriku melakukannya bersama Pak Sugeng. Barulah nanti aku akan mendengar cerita selanjutnya, bagaimana bisa istriku melakukannya juga bersama Ari.

Aku meminta istriku kembali melanjutkan ceritanya malam itu, dan dengan sedikit berat hati istriku memenuhinya.


Istriku menceritakan bahwa dalam proses pak Sugeng mengocok penisnya di depan ada banyak langsung pada malam itu, pak Sugeng terus saja menggoda istriku agar berani menyentuhnya sejarah langsung. Bagaimana ceritanya istriku mengatakan ia tidak terlalu ingat, pada akhirnya istriku memenuhi keinginan Pak Sugeng tersebut dan kini tangan istriku beralih mengocok penis milik Pak Sugeng. Tentu saja hal tersebut tidak disia-siakan oleh Pak Sugeng, untuk mendapatkan apa yang ia inginkan dari tubuh istriku malam itu.


Tangan Pak Sugeng terus bergerilya, menyerang payudara Istriku yang kini masih dalam keadaan terbuka sambil istriku berjongkok di hadapannya. Tampak payudara Istriku yang bergoyang-goyang seirama dengan gerakan tangannya mengocok penis Pak Sugeng, menjadi sasaran nakal tangan Pak Sugeng malam itu. Istriku mengakuinya bahwasanya perbuatan nakal dari tangan Pak Sugeng tersebut, mampu membangkitkan birahinya malam itu. Sehingga secara tidak sadar ia mulai mendesah dan pada akhirnya hal tersebut membuat Pak Sugeng semakin berani berbuat nekat terhadap dirinya.


Istriku mengatakan tanpa ia sadari, dengan cepat Pak Sugeng mengangkat dan mendorong dirinya agar berbaring terlentang di atas sofa di ruang tamu kami. Setelahnya menurut istriku pak Sugeng langsung menyerang ke arah payudaranya, pak Sugeng terus menyerang secara brutal pada bagian itu sampai-sampai istriku melupakan segalanya. Cukup lama hal tersebut berlangsung, hingga pada akhirnya menurut istriku ia merasakan pak Sugeng yang mulai bergerilya pada bagian vaginanya.



Awalnya istriku mengatakan ia menolak perbuatan Pak Sugeng tersebut, tetapi setelah rasakan sentuhan jari Pak Sugeng pada belahan vaginanya. Istriku mengatakan ia seakan Melupakan segalanya, dan istriku dibuat mendesah tidak karuan karenanya. Entah kapan semua itu terjadi istriku mengakui ia tidak menyadarinya, kini ia merasakan penis Pak Sugeng yang telah bersiap untuk masuk ke dalam lubang vaginanya. Istriku mengaku tidak ingat bagaimana proses Pak Sugeng melepaskan celana dalam dari tubuhnya, ia baru menyadari setelah merasakan benda tumpul milik Pak Sugeng yang kini bersiap menyeruak masuk ke dalam vaginanya.



Tentu saja istriku mengakui sempat memohon, agar Pak Sugeng tidak melakukan hal tersebut. Tetapi karena serangan Pak Sugeng yang begitu intens pada payudaranya, istriku mengakui ia tak kuasa lagi menahan gelombang nikmat yang datang pada dirinya tersebut.


Aku yang mendengar hal tersebut, jujur saja merasa sangat bergairah pada saat itu. Bagaimana dengan lihainya pak Sugeng dapat mengetahui titik lemah pada tubuh istriku, yang telah dimainkan dan juga vaginanya diberikan rangsangan. Maka pada saat itu tidak ada hal lain yang bisa dilakukan istriku, selain meminta untuk dituntaskan.



Akhirnya aku meminta istriku menjelaskan dengan detail, bagaimana proses penetrasi itu berlangsung. Dan istriku pun dengan berat hati akhirnya memenuhi keinginanku tersebut, ia bersedia menjelaskan bagaimana proses persetubuhan itu bisa berlangsung



" jadi malam itu Pa, mama tuh udah nggak tahan banget. Nenen mama terus diisepin sama Pak Sugeng, belum lagi itunya loh digesek-gesekin sama punya mama. Kayak dibuat gerakan belah-belah gitu dan sesekali kayak didorong gitu tapi nggak masuk. Jujur aja itu Mama udah nggak tahan Pa, mama jujur ya itu tuh rasanya geli banget dan mama juga ngerasa di bawah sana punya mama udah becek banget"



" mama nggak minta Pak Sugeng buat masukin kan??"



" maafin mama ya pa, kayaknya lebih baik Mama jujur deh. Tapi jangan sampai ini jadi konflik ya Pa?? Anggap semua ini nggak pernah terjadi Mama mohon dan Mama akan ceritakan semuanya jujur ke Papa"


Mendengar ucapan dari istriku tersebut, aku seperti mempertimbangkan segala sesuatunya. Yang jelas saat ini apa yang ada di kepalaku, aku hanya ingin mengetahui karena proses penetrasi tersebut bisa berlangsung. Sehingga aku tidak terlalu memperdulikan tentang semua permintaan istriku, yang jelas saat ini aku hanya akan mengiyakan saja. Apapun yang dikatakan oleh istriku, agar ia dapat memenuhi apa yang aku inginkan darinya.


" mama lanjutin deh"


Jawabku singkat.



" mama minta maaf ya Pa, jadi malam itu mama benar-benar udah nggak tahan dengan semua yang dilakukan Pak Sugeng kepada Mama. Jadi Mama yang minta pak Sugeng buat masukin itunya ke dalam punya mama, mama lebarin paham mama selebar-lebarnya agar dorongan kecil pak Sugeng itu bisa buat masuk itunya ke punya mama"



" berhasil??"

Aku bertanya soalnya sangat penasaran kejadian selanjutnya.



" iya maafin Mama Pa, punya Pak Sugeng akhirnya masuk ke dalam punya mama. Saat itu Mama udah bener-bener nggak sadar. Ditambah lagi begitu punya Pak Sugeng berhasil masuk, dia langsung mendesah dan muji-muji punya mama. Jujur aja, mama malah menjadi makin gairah Pak. Akibatnya Mama ikut mendesah juga, setelah itu papa tahulah kelanjutannya"


" enggak,, papa pengen dengar langsung dari mama"

Ucapku kembali menegaskan kepada istriku.



Dengan berat hati istriku kembali melanjutkan ceritanya.



" ya udah, akhirnya pak Sugeng mulai genjotin mama, sambil nggak lepas tuh mulutnya dari nenen mama. Kayak diisip-isepin terus gitu Pah sambil ia remas-remas. Papa tahu sendiri Mama kalau udah digituin, mama pasti nggak bisa ngontrol lagi. Belum lagi rasanya beda loh Pa sama punya papa, kayaknya punya Pak Sugeng agak bengkok deh. Rasanya tuh kayak beda aja sama punya papa, dan jujur mama ke bawah nikmat karenanya"


Benar-benar Sebuah Pengakuan dari istriku yang membuat aku menjadi sangat bergairah malam itu, akhirnya aku terus kata istriku melanjutkan sampai proses itu selesai.


Selanjutnya istriku menceritakan, bahwasanya Pak Sugeng semakin menjadi-jadi menggenjot dirinya. Bahkan menurut istriku tak lama setelah pak Sugeng berhasil penetrasi terhadap dirinya, istriku mencapai puncak orgasmenya yang pertama. Sehingga hal tersebut membuat Pak Sugeng semakin bersemangat karenanya, itu menurut pengakuan istriku dirinya telah Melupakan segalanya. Yang dirasakan istriku pada saat itu bahasanya malam ini ingin daerahnya dituntaskan oleh Pak Sugeng, dan pada akhirnya istriku memenuhi segala sesuatu yang diminta oleh Pak Sugeng.



Termasuk saat Pak Sugeng meminta istriku untuk berganti gaya, dan mereka sempat berpindah ke ruang tengah tempat kami biasa berkumpul. Istriku mengakui bahwasanya di sana ia yang melakukannya untuk menginjak penis Pak Sugeng, artinya mereka melakukan posisi WOT di sana. Sampai menurut pengakuan istriku istriku kembali mencapai puncak orgasmenya di sana, mereka sempat beristirahat beberapa saat di ruang tengah itu. Sampai akhirnya pak Sugeng kembali membangkitkan gairah istriku, dengan menghisap di payudaranya dan juga mengocok vagina istriku dengan jarinya.



Karena merasa gairahnya yang kembali bangkit, akhirnya istriku menuruti saja pak Sugeng memintanya untuk berpindah ke dalam kamar. Di dalam kamar menurut pengakuan istriku pak Sugeng langsung memintanya, untuk berada dalam posisi menungging dan juga pak Sugeng menggenjot dirinya sambil tangannya terus meremas payudara istriku.




Badanku terasa lemas saat itu, saat mendengar semua pengakuan Jujur dari istriku. Akhirnya aku menemukan jawaban tentang salah satu hal yang tidak aku ketahui aku kan malam itu, karena aku tidak dapat melihat apa yang mereka lakukan di ruang tengah rumah kami melalui kamera yang aku pasang. Untuk kejadian selanjutnya saat mereka berada di dalam kamar, tentu aku mengetahui secara detail. Termasuk pak Sugeng mengeluarkan spermanya di payudara istriku.



Istriku menyelesaikan ceritanya bersama Pak Sugeng malam itu, aku pun tidak banyak berkata-kata lagi setelahnya. Malam itu aku merasa tubuhku terasa lemas walaupun di sisi lain aku merasa bergairah dengan pengakuan yang disampaikan oleh istriku tersebut.



Akhirnya pada malam itu walaupun gairahku sempat bangkit karena mendengar Pengakuan dari istriku, tetapi malam itu aku sama sekali tidak menyentuhnya. Setelah memberikan pengakuan kepada diriku, kini istriku tampak murung dan lebih pendiam. Mungkin saja karena ia merasa begitu bersalah kepadaku dan juga di sisi lain walaupun selalu membayangkan hal tersebut terjadi kepada istriku, kini setelah semuanya benar-benar terjadi aku merasa belum siap menerima semua kenyataan itu. Terlebih setelah mendengar Pengakuan dari istriku beberapa saat lalu, rasanya aku benar-benar tidak siap untuk menjalani segala sesuatunya hingga ke depannya nanti.



Malam itu pun berlalu begitu saja, kami tertidur setelahnya. Setelah aku dan istriku mengucapkan dan mendengarkan sesuatu yang tidak seharusnya terjadi pada kehidupan rumah tangga kami. Malam itu terasa begitu emosional, dan suasana awkard begitu jelas terasa di antara kami. Hal tersebut terus berlangsung hingga esok harinya, pagi-pagi setelah bangun tidur aku langsung pergi menuju ke rumah orang tuaku. Untuk berkumpul dan menjenguk anak-anakku di sana, rasanya saat ini hanya mereka yang menjadi alasan membuat aku untuk tetap bertahan bersama istriku. Hingga hari telah menjelang siang pun tempat ini istriku belum juga menyusul aku untuk datang kemari, mungkin ia juga merasakan hal yang sama seperti aku.


Sampai tiba pada waktu siang hari, saat itu istri Mas Bayu yang sedari awal selalu menanyakan keberadaan istriku kini meminta aku untuk menjemput istriku yang berada di rumah kami. Istri Mas Bayu beralasan ingin belajar kembali memasak puding dari istriku, tetapi karena rasa malas untuk bertemu istriku aku tidak menyanggupinya dan mengatakan agar istri Mas Bayu menjemputnya sendiri saja. Hingga pada saat yang bersamaan tampak Mas Bayu yang sedang ingin keluar untuk membeli rokok menggunakan motor, akhirnya istri Mas Bayu meminta Mas Bayu sekalian untuk mengajak istriku kemari nanti.



Tampak Mas Bayu tidak terlalu keberatan saat istrinya meminta untuk sekalian menjemput istriku, dengan segera mas Bayu berangkat untuk pergi membeli rokok sekalian juga menjemput istriku.


Pov Rani:


Saat itu aku Tengah berbaring lesu di rumah kami, sejak pagi aku belum juga mandi sampai saat ini aku hanya mengenakan handuk yang melilit tubuhku. Begitu malas rasanya aku memulai segala sesuatunya hari ini, aku hanya tiduran dan bermain handphone saja sejak tadi pagi. Sementara suamiku semenjak dari pagi bangun tidur, ia telah pergi menjenguk anak-anakku di rumah ibunya. Sampai tiba pada waktu siang hari seharusnya aku telah berangkat ke sana juga, tetapi rasa malas itu begitu kuat di dalam diriku. Hingga kini bahkan saat telah bersiap untuk mandi dan hanya mengenakan handuk saja, aku masih juga berbaring malas menggunakan handuk di depan televisi.


Sampai beberapa saat kemudian aku mendengar ketukan di depan pintu rumah kami, saat itu aku berpikir mungkin saja suamiku yang datang untuk menjemputku. Karena seharusnya aku telah menyusul ke sana dari pagi, tetapi hal tersebut tidak aku lakukan karena tentu saja aku masih merasa malas. Dengan sedikit rasa malas aku berjalan ke depan pintu, untuk membukakan pintu untuknya. Saat itu begitu saja aku mau buka pintu tanpa melihat Siapa yang datang terlebih dahulu, dan betapa terkejutnya aku setelah membukakan pintu ternyata bukanlah suamiku yang berada di sana. Melainkan Mas Bayu kakak iparku.


Saat itu aku dan Mas Bayu tampak sama-sama terkejut, tentu saja mas Bayu terkejut melihat penampilanku yang hanya menggunakan handuk saja. Sementara aku tentu saja terkejut, karena ternyata bukan suamiku yang datang dan aku menerimanya dalam keadaan seperti ini. Lebih parah lagi Saat itu di balik handuk yang aku gunakan, aku tidak lagi mengenakan bra milikku. Di baliknya aku hanya mengenakan celana dalam saja, itupun celana dalam g-string yang aku gunakan. Karena memang celana dalam ini yang aku gunakan tadi malam berencana untuk memadu cinta dengan mesra bersama suamiku, walaupun semuanya berakhir di luar dugaanku. Suamiku marah besar karena aku telah disetubuhi laki-laki lain.


Belum Hilang Rasa keterkejutanku karena kehadiran Mas Bayu yang tiba-tiba di depan rumah kami, saat itu aku dibuat semakin terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Mas Bayu. Dia tiba-tiba masuk dan menarik tubuhku, dia tutup pintu dan menguncinya. Setelah itu mas Bayu langsung memelukku dan juga menarik handukku, hingga saat itu tubuhku telanjang hanya berbalut kain celana dalam saja. Celana dalam tentu saja tidak mampu menutupi celah vaginaku, yang tampak mengintip jelas di sana. Entah kenapa aku hanya diam saja saat itu, saat Mas Bayu mulai menggerayangi tubuhku. Begitupun dengan Mas Bayu tidak ada kata-kata yang keluar dari mulutnya, selain tangannya yang terus indra yang itu buku.


Selain itu aku merasa payudaraku diremas-remas olehnya di arah belakang, sementara bagian bokongku terus diusel-usel oleh Mas Bayu dengan selangkangan bagian depannya. Ia memelintir kuat putingku, dan juga bibirnya terus mencium dan menjilat di Leherku. Lebih parah lagi kini aku merasakan satu tangan Mas Bayu telah mendarat di belahan vaginaku, bukanlah hal yang sulit baginya untuk mendapatkan hal tersebut. Karena memang sekali tarik saja celana dalamku akan tersingkap dari sana, aku sempat menggeliat karena perbuatannya tersebut. Tetapi Mas Bayu tampak sangat menikmati semua perbuatannya buku, bahkan kini aku merasakan dia mulai menarik tubuhku mengikuti dirinya menuju ke ruang tengah rumah kami.



Setibanya di sana mas Bayu langsung menggulingkan tubuhku, aku yang dalam posisi telanjang langsung dibuat berbaring telentang olehnya. Dan kini ia tepat berada di atas tubuhku, mas Bayu langsung menghisapi payudaraku dan satu tangannya kini membelah vagina aku.
Dan itu aku mulai tersadar semua perbuatan yang dilakukan oleh Mas Bayu, hingga akhirnya aku mulai menghentikan semua perbuatannya.


" sudahlah jangan begini mas"

Ucapku sambil memegang kepalanya.


Tampak kini kepala Mas Bayu terus bermain di area payudaraku, dan aku merasakan hisapan Mas Bayu di sana begitu kencang terhadap payudara. Kini Mas Bayu mulai mengalihkan kepalanya menuju bibirku, ia dekatkan bibirnya menuju bibirku dan...


"Cuppphhh"


Mas Bayu mencium bibirku.


" lanjutin yang kemarin ran"

Ucap Mas Bayu setelahnya.


Saat itu entah kenapa aku merasa pasrah saja kata semua perbuatan Mas Bayu terhadap tubuhku, aku merasa begitu Kotor pada diriku saat ini. Ditambah lagi dengan kelakuan suamiku yang tampaknya begitu marah kepadaku, sehingga saat ini aku tidak memikirkan lagi tentang bagaimana kondisi diriku. Melihat aku yang tampak pasrah, kini Mas Bayu semakin aktif mempermainkan tubuhku. Mas Bayu menarik lepas celana dalam yang aku gunakan, dengan tanpa perlawanan yang aku berikan hal tersebut tampak sangat mudah bagi Mas Bayu. Dengan sekejap celana dalam tersebut berhasil lepas dari tubuhku, dan kini tampaklah tubuhku yang telanjang bulat di hadapannya.



Dengan sangat terburu-buru mas Bayu langsung melebarkan kedua pahaku dan ia daratkan kepalanya tepat di atas vaginaku. Pagi-an aku dijilati oleh Mas Bayu, lidahnya membelah bibir vagina ku di bawah sana.


"ahhhhh...ssssttttt...masss"


Hanya itu yang keluar dari mulutku, sehat Mas Bayu melakukan jilatan pada pagi aku.



Terasa olehku lidah Mas Bayu begitu lincah di bawah sana, dan aku mulai mendengar suara kecipak beceknya vaginaku. Terasa sangat liar sekali jilatan Mas Bayu di sana, sampai aku merasakan vagina aku di lumat habis bahkan berusaha ditelan olehnya.


"ooohhsssstttt..."


Lagi-lagi aku hanya bisa mendesah karenanya.



Sampai pada akhirnya aku melihat Mas Bayu melepaskan celana beserta celana dalamnya, tetapi tidak dengan bajunya. Aku sempat menahannya, tetapi tampak tidak begitu serius aku melakukannya.


" sebentar aja dek"


Ucap Mas Bayu kepadaku.



" sepongin dong Dek"

Lanjut Mas Bayu lagi.


Saat itu mas Bayu langsung berbaring di sebelahku sambil ia bergelayut manja di lenganku.


" mau ya ?? "


Bujuk Mas Bayu kepadaku.



Tanpa menunggu persetujuan dariku tempat ini Mas Bayu menempatkan penisnya tepat di depan wajahku, ia tempelkan penisnya tepat di Bibirku. Saat itu aku melihat dengan jelas kenampakan penis Mas Bayu, karena kini penis itu tepat berada di depan wajahku. Tidak terlalu besar dan juga panjang hampir sama bentuknya dengan milik suamiku, bahkan aku merasa sangat mirip sekali. Aku hanya terdiam saat itu tidak memenuhi permintaannya dan juga tidak berusaha untuk melawan, sampai sepertinya mas Bayu menyadari ada yang salah dengan diriku.


" kamu kenapa Dek?? Lagi ada masalah sama Rudi?? "


Aku yang saat itu merasa sangat perlu tempat untuk mencurahkan isi hatiku, merasa terketuk hatiku karena pertanyaan Mas Bayu tersebut. Akibatnya secara spontan aku menganggukan kepala kepadanya.


" kenapa?? Cerita sama Mas yok"

Ucap Mas Bayu sambil menarik penisnya dari depan wajahku.


Dan kini Posisi Mas Bayu menaiki tubuhku dengan sedikit menyamping, ia melingkarkan satu kakinya untuk memeluk tubuh telanjang ku. Sambil ia menopang kepala menghadap ke wajahku, sementara itu satu tangannya mendarat di atas payudaraku.



" mau cerita nggak??"

Lanjut Mas Bayu lagi.



Aku hanya kembali terdiam mendengar pertanyaan dari Mas Bayu tersebut, aku tidak bisa mengatakan apapun saat itu. Aku merasa bingung dengan semua keadaan yang ada pada diriku, tidak mungkin aku menceritakan kepada Mas Bayu tentang kejadian sebenarnya.


Hingga aku merasakan ini Mas Bayu kembali menaiki tubuhku, ia melebarkan pahaku. Mas Bayu menempatkan penisnya tepat di belahan vaginaku, ia ada orang sedikit dan....


"blesssshhhh"

Penis Mas Bayu masuk ke dalam vaginaku dengan sekali dorong saja.


Hal tersebut sangatlah wajar karena memang vagina aku telah becek sebelumnya. Semua itu karena perbuatan Mas Bayu, ia menjilati vaginaku yang membuat aku terangsang dan juga karena keganasan Mas Bayu dengan mulutnya menyerang vaginaku. Mungkin saja saat itu sisa liur Mas Bayu masih tertinggal di sana.


"aaaahhhhh"


Mas Bayu dibuat mendesah karenanya, sementara aku tetap diam tanpa menunjukkan ekspresi apapun.



" biar lebih rileks iya dek, ceritanya sambil gini aja.. Tembem dan enak banget sih,, peret juga"



Komentar Mas Bayu terhadap vaginaku.


Saat itu lagi-lagi aku mendengar kata-kata "peret" terhadap vaginaku, yang mana kata-kata tersebut berhasil membuat aku tersanjung karenanya.



" lanjutin aja Mas"


Jawabku pasrah menanggapi ucapan Mas Bayu kepadaku.



Saat itu aku memejamkan mataku, sambil aku semakin melebarkan kedua pahaku. Kemudian aku angkat kedua tanganku ke atas dan aku lemparkan ke belakang, sehingga kini tampak posisi aku yang begitu pasrah disetubuhi oleh Mas Bayu. Aku mulai merasakan intensitas genjotan Mas Bayu yang bertambah cepat pada vaginaku, dibarengi dengan suara peraduan antara penis dan dan vagina kami yang kini menyatu.


"ahhhh...dekk.. Beruntung sekali adikku Rudi memiliki istri sepertimu. Semua montok dan kencang ini ditambah lagi vaginamu yang tembem dan peret ini. Benar-benar perpaduan yang sempurna"



Aku mendengar Mas Bayu mengucapkan itu terhadap diriku, aku tetap diam saja dan Masih pada posisi aku mengangkang pasrah menerima genjotan Mas Bayu. Sampai pada akhirnya aku merasa tidak tahan juga untuk ikut mendesah bersama Mas Bayu, saat itu payudaraku yang tampak bergoyang-goyang karena Irama genjotan Mas Bayu. Ini diserang oleh Mas Bayu, ia menjilati putingku sambil ia remas ujungnya. Tampak Posisi sekarang ini mas Bayu seperti memerah susuku, seperti ia ingin mengeluarkan air susu dari sana.


"aaahhhhssstttt jangan digituin Mas geli ah"

Ucapku sambil membuka mataku.


Hanya ekspresi meringis yang gini aku tampakkan pada wajahku. Hal tersebut sepertinya semakin membuat Mas Bayu merasa terangsang karenanya, dibuktikan dengan genjotan Mas Bayu yang semakin kencang. Dan juga begitu dalam ia hentakan masuk ke dalam vaginaku.


" gemesin Dek mukamu kayak gitu"


Jawab Mas Bayu sambil mempercepat genjotannya.


"plaaakkkkk....plooookkkk....plakkkkk"


Suara tersebut semakin jelas terdengar tengah rumah kami.



Mas Bayu melakukannya dengan begitu berani menurutku, dia menyetubuhi adik iparnya ini di dalam rumahnya sendiri. Dan begitu beraninya menyetubuhiku di luar kamar seperti ini, di ruang tV rumah kami.


"aaahhhhh....ooohhhwwww... Mas mau keluar Dek"


Ucap Mas Bayu mengagetkanku.


Saat itu aku tidak menyangka mas Bayu akan keluar secepat itu, karena baru beberapa menit saja mas Bayu menggenjot vaginaku. Tetapi aku merasa dia tidak main-main, saat itu aku merasakan penisnya yang mulai berdenyut-denyut di dalam sana dan juga irama goyangannya yang mulai tidak beraturan. Sebagai wanita yang telah paham akan situasi tersebut, aku tahu Mas Bayu sebentar lagi akan benar-benar sampai pada puncaknya.



Aku sempat ingin bangkit untuk menghentikan genjotan Mas Bayu terhadap vagina aku, tetapi entah kenapa malah aku kini memegang pinggul Mas Bayu dan menekannya semakin dalam menusuk vaginaku.


"aaaaahhhhh dekkkk.... Mas keluar"


"crroooott....crrooooooooooooottt..crooooot"


Aku merasakan semburan sperma Mas Bayu di dalam vaginaku.



Tidak terlalu banyak, hanya sedikit yang aku rasakan cairan itu tumpah di dalam vaginaku. Tentunya saat itu aku membandingkan dengan laki-laki terakhir yang telah menyetubuhi diriku, yaitu Pak Dedi. Kini aku kembali teringat akan sosok Pak Dedi, entah kenapa sosok Pak Dedi tersebut seakan memberikan sensasi bercinta yang berbeda terhadap diriku.



Sesaat setelah memuncratkan spermanya di dalam vaginaku, kini Mas Bayu mendekap erat tubuhku. Terasa dengusan nafasnya yang tidak beraturan di telingaku dan juga dengusan suaranya yang sepertinya sangat menikmati mantapnya vaginaku. Aku membiarkan saja mas Bayu menikmati sisa-sisa orgasmenya, sementara aku yang belum mencapai puncak kenikmatan itu merasa tidak terlalu peduli atas apa yang tidak aku dapatkan darinya.


" udah Mas bangun dulu,,, aku mau mandi sekalian bersih-bersih"


Ucapku pasrah sambil sedikit aku mendorong bahunya.


Mas Bayu hanya tersenyum menanggapi perkataanku tersebut, kemudian ia bangkit dari atas tubuhku sampai dengan yang aku pinta


" kalian kenapa sih?? Baik Rudi ataupun kamu, kayaknya lagi sama-sama males banget gitu??"


Kembali Mas bayu mempertanyakan hal tersebut kepadaku.


Menanggapinya aku hanya tersenyum dan menggelengkan kepalaku.



" udah nggak ada apa-apa kok mas,, udah dapat enak kan?? Ya udah balik gih sana nanti dicariin"


Ucapku Seraya bangkit dari posisi berbaring dan sedikit tersenyum kepada Mas Bayu.


Saat aku dalam posisi setengah duduk tersebut, kini Mas Bayu kembali mendaratkan kepalanya di payudaraku.


Mas Bayu: mmmmhhhhh.... Menggairahkan sekali Dek,, sayang kita nggak bisa lama-lama. Padahal kamu belum kan??"


Aku: Udah kok,, enak genjotan Mas Bayu tuh. Aku puas kok.


Mas Bayu: mmmmhhh ,,, tapi Mas belum puas berdua sama kamu begini.


Aku: Udah mas,, pulang dulu aja sana. Ngapain emang tadi kemari??


Mas Bayu: Itu loh disuruh mbakmu buat jemput kamu, awalnya si Rudi yang diminta Tapi dia nggak mau.


Aku: Oh... Emang ada apa Mas??


Mas Bayu: Mau minta diajarin buat puding kayak kemarin loh.


Aku: Ya udah nanti aku ke sana nyusul deh,, mas Bayu duluan aja.


Mas Bayu: Ya udah deh,, tapi mas mau nenen bentar ya.?? Suka banget lihatnya montok dan kenceng gini loh.


Aku: Tadi kan udah,,, cukuplah mas.. Jangan kelewatan nanti malah jadi perkara.


Mas Bayu: Nggak bentar aja kok,, kamu posisi kayak gini aja.



Aku: Ya udah,, nihhh....

Ucapku sambil menyodorkan dan sedikit memajukan payudaraku ke depan.


Hal tersebut membuat Mas Bayu tampak kegirangan, dan tampak senyum mesum di wajahnya.


" kamu emang bener-bener hot dek"

Komentar Mas Bayu.


Kemudian dengan cepat ia mendaratkan bibirnya kembali pada payudaraku, kembali dia hisapi dan Dia remas-remas payudaraku itu. Sampai aku melihat kini penis Mas Bayu kembali tampak menegang, aku pegang penisnya dan sedikit aku dorong tubuhnya hingga dia dalam posisi berbaring telentang saat ini.


" diem aja,, biar cepet balik"

Ucapku seolah menjawab keterkejutan Mas Bayu.


Kini kepalaku mengarah ke arah batang penisnya itu, aku cium kepalanya dan sedikit aku hisap. Kemudian aku masukkan penis Mas Bayu ke dalam mulutku.



"oooggghhhwwwhhh...dekkk... Mantapppp..ahhhh"

Desah Mas Bayu.


Tidak terlalu lama aku dalam posisi tersebut, hanya beberapa kali gerakan yang aku lakukan terhadap penisnya. Kemudian aku melepaskan kulumanku dari sana, dan aku sedot kencang telur Mas Bayu.


"aduhhhh.... Sakit... sakit Dek"

Tampak Mas Bayu sedikit mengaduh karenanya.



Dari situ aku bisa menyimpulkan, bahwa Mas Bayu ini memanglah bukan tipikal laki-laki yang bisa memuaskan perempuan. Atau juga mungkin istrinya tidak pernah melakukan hal yang begini pada dirinya. Sehingga ia nampak kewalahan dengan sedikit saja permainan mulut yang aku berikan terhadap penisnya. Setelah Mas Bayu sempat mengadu dan nampak tidak nyaman aku menjauhkan diriku dari sana lalu aku bangkit dan segera meminta Mas Bayu untuk pulang.


Aku mengambil handukku dan kini mengenakannya kembali pada tubuhku, tanpa raut wajah kekecewaan pada wajah Mas Bayu saat itu. Tetapi aku tidak terlalu memperdulikannya lagi, dan kini aku memintanya untuk segera mengenakan celana yang tadi ya lepaskan. Mas Bayu tampak menurutinya, setelah selesai mengenakan celana tersebut. Aku mengajak Mas Bayu berjalan ke arah pintu depan rumah kami, aku memintanya untuk segera keluar dan langsung kembali ke rumah ibu. Kemudian aku berkata aku akan menyusul ke sana.



Sesaat sebelum keluar rumah mas Bayu kembali memeluk tubuhku, ia mencium pipiku, bibirku dan terakhir ia menarik handukku hingga terlepas kembali. Dia Tampar pelan bulatan bokongku dan juga selanjutnya dia menepuk sedikit kencang pada gundukan vaginaku.



"aaahhhh...masss apaan sih,,, udah ah"

"cuuuppp.....coppppp...mmmmhhhh"


Mas Bayu mengecup dan kembali menghisap payudaraku.


"ahhhhh...udahhhh donggg masss"

Ucapku sambil mendorong badan Mas Bayu menjauh.



Setelah itu mas Bayu kini telah keluar dari rumah kami, ia tersenyum sebelum akhirnya beranjak Pergi dari sana. Sementara aku hanya mengintip sedikit dari balik pintu, aku takut keadaan tubuh telanjang ku dilihat oleh orang di luar sana. Karena kini handuk yang aku gunakan, sesaat sebelum ia keluar sempat dilempar oleh Mas Bayu ke arah kursi. Sehingga kini aku melepas kepergiannya dengan keadaan telanjang bulat.


Pov Rani End.

Hal yang sama kembali terjadi saat Rani dalam perjalanan dinasnya, kondisi ia yang sedang tidak berteguran dengan Ari membuat Rani semakin merasa tidak nyaman dengan keadaannya saat ini. Walaupun Ari selalu berusaha mendekatinya dan terus meminta maaf kepada dirinya, atas sesuatu yang tidak sewajarnya ditanyakan oleh Ari. Tetapi Rani tetap kekeh dengan pendiriannya dan masih belum mau berbicara dengan Ari. Mereka hanya berbicara hal-hal penting saja yang mengenai pekerjaan mereka, setelahnya Rani selalu menghindar dari sosok Ari.


Sampai dengan berakhirnya pekerjaan mereka di sana, waktu yang diberikan selama 5 hari ternyata masih menyisakan dua hari bagi mereka untuk menikmati suasana santai di sana. Mendengar kabar pekerjaan mereka telah selesai di sana dan berlangsung dengan sangat baik dan sukses, pak Bambang langsung memberikan apresiasi kepada Rani atas berhasilnya tugas yang diemban oleh Rani tersebut. Tetapi muncul sedikit kekhawatiran pada diri Rani saat Pak Bambang menahan mereka agar Jangan pulang terlebih dahulu, terkhusus untuk Rani pak Bambang berpesan agar Rani menunggu kehadiran pak bambang terlebih dahuli disana.



Mendengar pernyataan dari pak Bambang tersebut dan dengan menyadari sesuatu hal yang buruk bisa saja terjadi, Rani yang merasa saat ini tidak ingin menambah kacau pikirannya terutama dengan hadirnya sosok Pak Bambang disini. Dengan kondisi dimana Rani juga masih sedikit jengkel dengan sosok pak Bambang tersebut, akhirnya Rani memutuskan untuk segera pergi darisana sebelum hadirnya Pak Bambang. Saat itu Rani segera menelepon Desi dan menanyakan tentang rencana Desi yang mengajaknya pergi ke kota. Desi yang merasa saat itu oke-oke saja dengan ajakan Rani yang Mendadak itu, dibuat terkejut oleh ajakan Rani yang sedikit di luar prediksinya. Saat itu Rani mengajak desi setidaknya menginap sampai dua hari kedepan di kota, desi sempat menanyakan untuk apa mereka sampai harus menginap di sana.



Rani hanya menjelaskan jika Desi ingin dirinya ditemani oleh Rani melakukan apa yang desi inginkan, maka saat ini Desi harus menuruti kemauannya juga. Rani beralasan ingin menceritakan sesuatu kepada desi saat itu, sehingga Ia membutuhkan waktu untuk berdua saja bersama Desi yang notabene adalah sahabatnya yang selalu paham terhadap kondisi dirinya. Desi sempat memikirkan tentang rencana Rani mengajaknya menginap tersebut, saat itu Desi mengatakan belum bisa memberikan jawaban langsung kepada Rani. Karena saat itu menurut Desi dirinya harus mengurus tempat untuk menitipkan anaknya terlebih dahulu. Barulah nantinya ia bisa memberikan kabar kepada Rani, mendengar hal itu Rani merasa Oke saja. Tetapi Rani berpesan agar jangan terlalu lama memberi keputusan, karena bisa jadi semuanya menjadi batal. Jika keputusan Desi tersebut terlalu lama diberikan kepada Rani.



Selang beberapa jam kemudian desi kembali menelpon Rani, dan mengabarkan bahwasanya mereka sepakat untuk bertemu di kota sore ini. Mendengar hal tersebut rani langsung bergegas check out dari Hotel tempat yang menginap, tanpa mengabarkan kepada Ari dan juga Pak Bambang sebelumnya. Rani bergegas berangkat menuju ke kota, setelah tiba di sana ia langsung memesan sebuah kamar untuk 2 hari kedepan. Selanjutnya ia mengabarkan kepada Desi tentang hotel yang telah Ia booking dan ia menunggu Desi di sana, sementara Desi yang juga telah tiba di kota langsung menuju lokasi yang ditujukan oleh Rani. Setelah sedikit merasa tenang, barulah Rani mengabarkan kepada Ari dan juga pak Bambang. Bahwa saat ini ia pergi meninggalkan hotel terlebih dahulu, karena ada urusan soal keluarganya. Hal tersebut di lakukan Rani agar baik pak Bambang maupun Ari tidak berusaha mencari dirinya, terlebih jika mereka menanyakan keberadaannya kepada suaminya langsung. Yaitu mas Rudi.



Beberapa saat kemudian Desi yang telah tiba di depan hotel, langsung di jemput oleh Rani di loby Hotel tersebut. Di sana mereka langsung bercipika-cipiki dan mulailah mulut Desi yang Ceriwis itu langsung mencecar Rani dengan banyak pertanyaan. Mulai dari ada apa, kenapa dan seterusnya, sampai Rani kewalahan meladeni setiap pertanyaan Desi. Tetapi saat itu Rani mengatakan bahwasanya ia belum siap untuk bercerita, mungkin esok hari ia akan menceritakan semuanya kepada Desi. Saat ini Rani mengatakan Ia hanya ingin ditemani oleh Desi untuk sekedar mengobrol ringan-ringan saja.



Desi juga menyadari bahwasanya sekarang ini kondisi sahabatnya itu sepertinya tengah galau akan sesuatu, hal tersebut Tentu saja sangat dipahami oleh Desi karena memang keduanya telah bersahabat cukup lama dan sangat dekat. Tetapi Bukan Desi namanya jika tidak punya solusi jitu untuk menghibur sahabatnya tersebut, saat itu Desi menawarkan gimana kalau proses pijatnya dilakukan malam ini saja.


Desi: Mau ya Ran?? Biar bisa rileks gitu loh kamu kayaknya kecapean deh.

Bujuk Desi kepada Rani.

Tampak Rani sedikit mulai terpengaruh dengan ajakan yang dilakukan oleh Desi, di tambah lagi saat ini Rani berpikiran mungkin ini akan menjadi sesuatu yang dapat membuat tenang pikirannya. Dengan sedikit keraguan akhirnya Rani menjawab ajakan dari Desi tersebut.



Bersambung....

================

LANJUTAN CERITA ISTRIKU DAN "ASSET"NYA_REMAKE.

Saat itu Rani masih cukup bimbang dengan penawaran yang diberikan desi kepadanya, ke bimbingan itu jelas terasa pada diri Rani saat ini. Karena saat ini pikirannya juga tengah teralihkan dengan persoalan yang tengah ia alami bersama suaminya, belum lagi kini Dirinya merasa khawatir akan dicari oleh pak Bambang yang masih berusaha menghubunginya via telpon. Akibatnya saat itu Rani merasa belum dapat memutuskan apapun terhadap ajakan desi tersebut.


Rani: hhhmmm.... Gimana ya Des, aku masih takut loh.


Desi: Udahlah di bawah Rileks aja dulu,, besok deh kita ceritain. Kita bahas sampai tuntas, biar kamu bisa tenang.


Rani: Terus dengan kayak gitu Kamu pikir aku bisa tenang??


Desi: Yahh nggak juga sih, tapi seenggaknya bisa bikin badan kamu rileks kan?? Biar nggak pikiran kamu juga gak terlalu penat!! Jadinya besok mulai ceritanya bisa lebih tenang gitu.

Rani: Tapi pijitnya gimana sih?? Sama laki-laki muda gitu?? Terus ngapain aja di sana??


Desi: Aku mau ngewe... Hahaha... Udah lama nggak nih.. Hahha

Ucap desi ceplas-ceplos saja, di barengi tertawanya yang amat centil.


Rani cukup terkejut mendengar ucapan mesum dari sahabatnya tersebut, namun sesaat kemudian ia tertawa geli karenanya. Nampaknya saat itu Desi berhasil menghibur sedikit kegundahan Rani dengan tingkah polanya.


Rani: Dasar ya jablai,, pak Dedi gimana?? Nggak pernah nyentuh kamu??


Desi: Udah dua minggu lho nggak,,,hmmmm,,, suami aku juga nggak pulang-pulang.


Rani: Terus?? Kamu bisa nahan??

Desi: Enggak lah !!! Aku udah sempat vcs loh kemarin sama yang nanti mau mijit aku ini... Hihihi


Rani: Ya ampun Desi,,,, kok sampai segitunya sih???


Desi: Habis orangnya nyenengin sih diajak ngobrol dan juga pembawanya enak aja gitu, dan yang terpenting itunya gede sih walaupun gak segede Pak Dedi juga... Hihihi


Rani: Ih dasar ya ganjen deh!!


Desi: Apa kita panggil mereka ke hotel ini aja yah Ran??


Rani: Maksudnya?? Mau dibawa ke kamar ini??


Desi: Enggak loh,, nanti aku booking kamar satu lagi deh. Tapi harus Kabarin dia dulu ya, bisa atau enggaknya.



Rani: Ya pasti bisa lah, udah tahu dia bakal dikasih enak mana mungkin nolak... Hahaha


Ucap rani sembari tertawa lepas, semua karena melihat tingkah sahabatnya tersebut.


Tampak kini Rani kembali ceria dengan hadirnya Desi di sana, keduanya sekarang ini tampak sibuk mendiskusikan tentang hal yang akan mereka lakukan. Tentang harus mengunjungi ke sana atau pemijat tersebut yang nantinya bakal mengunjungi mereka di sini.


Rani: Kalau pemijatnya yang datang ke sini dan kamu buka kamar satu lagi, aku nggak mesti ikutan dong Des buat pesan juga pemijatnya???


Desi: Ya enggaklah,,, nggak bisa gitu dong!!! Pokoknya harus ya, aku mau sahabat aku nggak boleh sedih lagi. Oke??

Rani: Ih kok gitu sih,, maksa nih????

Desi: Ya maksa dong,, kan aku udah jauh-jauh nemuin kamu ke sini.. Hihihi


Rani: Iya deh iya,,, itung-itungan ya..


Desi: Bukan itung-itungan sih Ran, tapi aku mau kamu tuh juga fresh gitu loh. Jangan kusut banget kayak gini. Siapa tahu nanti di ewe brondong ya kan...hahaaa...makin plong deh pikirannya..hihiii


Rani: Hahaha.... Dasar gila deh... Kamu mah enak udah ada yang cocok. Lah aku gimana dong?? Lagian aku gak biasa loh des, kalau sampai harus begituan sama yang lain kayak yang kamu bilang itu. hmmm..


Desi: Itu mah gampang kali ran, mengalir aja nanti..hihiii... Bentar nih ya aku telepon dia dulu, aku minta cariin yang bener-bener cocok sama tipe dan selera kamu.


Rani: Ih dasar Niat banget deh ini orang. kayak paham aja selera aku gimana..huuuuhh.



Desi: ssssttttt... Diem dehh.. Ikutin aja.


Saat itu tampak Desi yang kini mulai menelpon kenalannya tersebut, kemudian Rani mendengar desi berpesan kepada kenalannya tersebut untuk berkunjung ke hotel mereka saat ini. Permintaan tersebut tentu saja seperti yang dikatakan Rani tadi tidak akan mungkin ditolak oleh sang pemijat tersebut. Tampak ajakan Desi tersebut langsung disetujui olehnya, malah saat Desi meminta untuk dicarikan satu lagi seorang pemijat untuk temannya "Rani" tampak sang pemijat tersebut dengan cepat menyanggupinya. Dan mengatakan hal tersebut bukanlah hal yang sulit bagi mereka. Untuk bisa memenuhi kriteria yang di inginkan desi untuk sahabatnya nanti, "Rani".





Saat itu juga sang pemijat mengirimkan beberapa foto kepada Desi, tampak di sana ada sekitar 10 foto laki-laki yang siap menemani Rani dalam pijatannya malam ini. Desi menyodorkan foto tersebut kepada Rani, tampak Rani dengan malu-malu dan sedikit kebingungan memilih dari foto yang ditunjukkan Desi kepadanya.



Desi: Yang ini aja Ran,, ganteng gitu kan?? Dadanya berbulu lagi.. Ih geli deh gemes juga. Aku kalau tahu ada yang begini, kayaknya milih yang ini deh daripada kenalan aku ini.. Hihihi



Rani: Ihh apa sih,, nggak tahu ah.. aku nggak ikut deh kayaknya,, kamu aja deh des yah.??


Desi: Udahlah jangan malu-malu gitu, aku tahu kok kamu suka kan?? Umurnya masih muda loh 26 tuh. Cocok lah sama tante-tante kayak kamu. Hahaha


Rani: Hahaha... Dasar gila... Kamu pikir aku tante banget apa. Belum juga kali!!

Desi: Ya udahlah yang ini aja ya??? Aku bilang oke ini ya?? Biar nanti mereka bareng kemarinnya. Ya???


Rani: Nggak tau ah,, terserah kamu aja deh.



Desi: Iya tapi kamunya suka nggak?? Pilih yang kamu suka dong!!


Rani: Iya iya.. Yang itu suka kok aku.


Desi: Hahaha,,, kan apa aku bilang?? Dasar binal juga. Tapi pura-pura aja nggak..huuuu



Rani: Nggak tau ahh des,, suka-suka kamu aja.



Desi: Nanti kalau nggak cocok kita tukar lagi deh, oke??? Pokoknya malam ini sahabat aku ini, harus kembali ceria.


Rani: ahhhhmmmm.... Makasih bestie aku. Yang selalu ngertiin aku deh.



Keduanya tampak berpelukan, setelah kesepakatan mereka capai pada sore hari itu.



Hingga tiba pada waktu yang dijanjikan oleh desi, saat itu mereka berjanji akan bertemu di hotel ini tepat pada pukul 08.00 malam. Rani yang kini masih berada satu kamar dengan Desi, mulai kembali terlibat sedikit perbincangan sengit bersama Desi. Saat mendekati waktu yang di janjikan akan segera tiba, tampak kini keraguan kembali muncul dalam diri Rani.


Desi: Udahlah,, udah hampir tiba kok waktunya. Nggak bisa dibatalin juga kali, orangnya udah menuju kemari kok.



Rani: Kamu yakin pakaian kamu kayak gini?? Nggak kebuka banget tuh??

Ucap Rani mengomentari pakaian desi saat itu.


Terlihat oleh Rani, saat itu Desi hanya mengenakan pakaian tidur terusan "You Can See", Sehingga lekuk tubuh Desi yang tak kalah seksi dengan Rani tampak terlihat menggoda karenanya.


Desi: Kan mau dipijat, nanti kan juga bakal dibuka dong. Hihihi



Rani: Itu dasar kamu Emang mau menggoda deh kayaknya.


Desi: Biarin deh kamu mau ngomong apa juga.. Hehehe... Yang penting udah jadi deh ini.



Rani: Ih dasar ya,, aku jadi ikut-ikutan deh ini gara-gara kamu...hmmm...batalin aja yang kamu pesen buat aku ya???



"Nah ini mereka telepon, Pasti udah sampe. Gak mungkin batal say..hihiii"



Ucapan Desi tersebut tentu saja membuat Rani semakin deg-degan karenanya, sebentar lagi dia akan bertemu langsung dengan laki-laki yang tadi dipilihnya dalam sosok foto tersebut.



Sebenarnya bener apa yang dikatakan Desi sebelumnya, bahwa Rani memang juga tertarik dengan sosok laki-laki yang ada di dalam foto tersebut. Karena selain memiliki wajah yang lumayan ganteng, Laki-laki yang dipilih oleh Rani tersebut juga memiliki badan atletis dan juga banyak bulu pada bagian dadanya. Sosok pria macho yang sebenarnya juga diidamkan oleh Rani juga, tetapi tentu saja Rani malu untuk mengakuinya secara langsung kepada Desi.



"Ya udah langsung aja ke kamar sini aja"


Rani sekilas mendengar pembicaraan desi melalui telpon.


Tak lama setelah itu terdengar ada yang mengetuk pintu kamar mereka saat ini, dan dengan bergegas desi segera membukakan pintu.


" Udah datang tuh Ran "


Ucap Desi sambil berlalu meninggalkan Rani dan kini tampak desi berjalan mendekat menuju ke arah pintu.



Setelah sedikit mengintip dari celah pintu yang memang tersedia, Desi langsung saja membuka pintunya. Setalah yakin bahwa yang mengetuk pintu tersebut adalah laki-laki kenalannya terebut, sesaat setelahnya. Tampak saat itu pada pandangan Rani dua orang laki-laki muda dengan postur atletis, segera dipersilakan masuk oleh Desi ke dalam kamar. Setelah berada di dalam kamar tampak Desi sedikit ngobrol basa-basi, sebelum akhirnya memperkenalkan dua laki-laki tersebut kepada Rani.



Desi: Nah ini teman yang tadi aku bilang itu loh, sama temen kamu ini kan nanti??

Ucap Desi sambil menanyakan kepada salah satu laki-laki tersebut.



" iya beb nanti mbak nya itu sama temen aku yang ini, aman kok Dia teman baik aku"

Jawab Salah satu Pemuda tersebut kepada Desi.


Tampaknya Pemuda tersebut adalah laki-laki yang telah dikenal Desi sebelumnya, karena saat itu terlihat mereka sudah cukup dekat dan akrab juga. Sampai-sampai Rani dibuat geli dengan panggilan "beb" yang diucapkan pemuda itu kepada Desi.


Desi: Kenalan dulu lah kalian, biar enak ngobrolnya dong.



" eh iya saya Aldo Mbak "


Ucap laki-laki yang tampak telah mengenal Desi tersebut, sambil ia menyodorkan tangannya kepada Rani untuk bersalaman.


" saya Rani "


Ucap Rani sedikit malu-malu dan mengulurkan tangannya.



Kemudian giliran Pemuda satunya yang mendekat kepada Rani.


" perkenalkan saya Abdur Mbak "



Ucap Pemuda tersebut sambil tersenyum, kemudian juga melakukan hal yang sama seperti temannya tadi.



Tetapi ternyata apa yang di lakukan Pemuda tersebut selanjutnya, diluar dugaan semua yang kini berada di dalam kamar. Setelah mengulurkan tangannya kepada Rani, kemudian saat tangan mereka tengah bersalaman. Tampak pemuda tersebut mendaratkan Ciuman kecil pada punggung Tangan Rani.


"perkenalkan juga....saya Rani...ehhh kok??"

Ucap Rani sedikit terkejut dan terhenti dengan perlakuan Pemuda tersebut terhadap dirinya.


Desi: Wah bakal seru nih,, hihihi


Ucap Desi sambil sedikit mengejek Rani.


Aldo: Ya bakal seru dong Beb, aku yakin banget kalau sama Abdur. Apalagi sama mbak yang model kayak begini, bisa-bisa nggak mau pulang dia. Hahaha


Abdur: Ah lu bisa aja Bro,, kalau gua mah tergantung Mbaknya aja, gimana mbak??


Ucap Abdur,,, seraya kini menempatkan dirinya duduk di sebelah Rani.


Rani sedikit terkejut dengan agresifnya tindakan dari pemuda tersebut kepadanya, tampak Pemuda tersebut sangat berani menggodanya. Hal tersebut sebenarnya membuat Rani merasa senang juga, karena memang selain Pemuda tersebut terlihat gagah dan berbadan atletis. Hal tersebut juga didukung dengan suara Pemuda tersebut, yang terkesan laki-laki banget bagi Rani.



Rani: Eh iya, apa??


Tampak Rani sedikit gugup karena perlakuan agresif dari pemuda tersebut.



Desi: Nggak usah grogi gitu dong say, di bawah Rileks aja. Hihihi


Aldo: Mau sekarang Beb??


Rani: Iya langsung saja mas, udah nungguin dari tadi itu bebebnya. Hahaha


Desi: Oh ceritanya udah pengen berdua aja nih kalian??


Ucap Desi menggoda Rani.


Saat itu Desi dan juga aldo yang masih dalam posisi berdiri, tampak tersenyum melihat rani yang duduk bersebelahan bersama Abdur.


Aldo: Gimana Bro ?? Gue tinggal yah nih?? Kalian kenalan dulu deh berdua biar biar Rileks aja gitu.



Desi: Ya udah yuk, ke sebelah aja beb.


Ucap Desi mendukung pernyataan Aldo barusan.


Abdur: Ya udah bebas aja Bro, biar nggak keburu malam juga.



Desi: Biarin atuh sampai malam juga, nginep juga boleh kok di sini. Hihihi


Rani: Ih dasar Desi,, apa sih mulutnya gitu??


Desi: Bercanda dong besti,, ya udah ya kami tinggal dulu... bye...


Ucap Desi seraya berbalik dan meninggalkan rani berdua bersama Abdur di dalam kamar.

Rani tampak hanya diam saja menanggapi pernyataan dari Desi tersebut, begitu juga dengan Abdur ia hanya tersenyum dan membalas lambaian tangan dari Desi dan juga Aldo. Sesaat sebelum keluar kamar desi mengganti kartu yang diletakkan pada saklar lampu kamar hotel tersebut, desi menggantinya dengan kartu yang lain. Seolah hanya untuk menghidupkan aliran listrik di kamar tersebut, sementara kartu yang berfungsi sebagai kunci kamar dibawa keluar oleh Desi bersama Aldo.




Entah apa maksud dan tujuan desi melakukan hal tersebut, mungkin saja hal tersebut dilakukan Desi agar Rani tidak bisa keluar dan akhirnya membatalkan acara mereka malam ini. Setelah melakukan hal tersebut tampak keduanya kini keluar kamar dengan bergandengan tangan, terlihat sangat mesra dan dekat sekali keakraban yang terjalin antara mereka berdua. Sementara itu Rani yang kini berada berdua saja dengan Abdur di dalam kamar, masih sama-sama saling terdiam setelah sepeninggalan desi dan juga Aldo.


Abdur: Mbak Rani, masih santai kan?? Belum mau mulai sekarang kan?? Apa gimana nih??


Rani: Eh iya santai kok,, nggak dipijit juga nggak apa-apa sih. Kita ngobrol aja juga boleh kok, sekalian nungguin temanmu selesai sama bebebnya itu.



Abdur: Kenapa gitu mbak?? Mbak nggak Mau dipijit??


Rani: Belum pernah aja sih dipijat laki-laki, ini pertama kali banget abdur buat saya.



Abdur: Oh gitu,, ya udah santai kok Mbak. Nanti mulainya pelan-pelan aja.


" iya, liat nanti ya "


Jawab Rani singkat sambil sedikit tersenyum.



Setelah itu Abdur terus berusaha mengajak Rani berbincang tentang apasaja, hingga akhirnya mereka berdua terlibat obrolan yang cukup mulai mencair. Rani mengetahui bahwasanya Abdur adalah laki-laki keturunan yang kini tinggal menetap bersama orang tuanya di Indonesia sejak lama. Abdur adalah laki-laki keturunan Arabic, dan di sini Abdur menceritakan bahwasanya dulunya ia berkuliah saja jadi kota ini. Namun setelah lulus dia mendapatkan pekerjaan di kota ini, yang awalnya pekerjaan Abdur bukan sebagai seorang pemijat. Namun setelah mengenal sosok Aldo yang menawarkannya untuk ikut kerja bersama, abdur mulai tertarik dan akhirnya kini ia menekuni profesi itu.



Abdur menceritakan bahwasanya ia mengenal Aldo pada sebuah tempat Gym, saat Abdur sedang melaksanakan gym juga. Dari perkenalan itulah aldo menawarkan kepada Abdur pekerjaan yang kini ia jalani. Saat itu Rani tampak antusias menanggapi cerita dari abdur tersebut, Bahkan Rani sempat memberikan beberapa komentar kepada Abdur.


Rani: Kamu kok ganteng-ganteng mau kerja gini sih??


Abdur: Jangan menilai negatif dulu mbak, aku beneran belajar pijat loh. Les private massage beberapa bulan dulu sebelum akhirnya aku kerja di sini, dan aku tuh bener-bener bisa massage mbak. Dan nggak aneh-aneh juga, kecuali permintaan dari pelanggannya. Hehehe



Rani: Sama aja itu Abdur, kamu yah dasar..



Abdur: Hehehe... Kan kadang-kadang aja Mbak Nggak selalu kok. BTW Mbak tinggal di sini??



Rani: Enggak kok, cuman Kebetulan lagi di sini aja. Lagi ada kerjaan.



Abdur: Oh gitu,, maaf ya Mbak tadi aku sempet ngira kalau mbak tuh emang menetap di sini. Dan sengaja panggil kita buat datang ke sini penuhin hasratnya gitu. Hehehe... Sorry ya mbak..



Rani: Hahaha.... Enak aja kamu kalau ngomong,,, emang kelihatan kayak perempuan gituan apa??



Abdur: Awalnya sih aku kira Iya mbak,, soalnya gini loh dari penampilan Mbak tuh kayak menarik banget gitu ya kan. Sama terus badan-badan kayak mbak nih body yang memiliki daya jual Tinggi lah. Makanya tadi aku sempat mikir ke arah situ, eh nggak tahunya salah. Maaf lagi deh.



Rani: Kamu tuh Yah dasar,, aku istri orang tau abdur, punya anak juga, punya keluarga. Bukan Perempuan kayak yang kamu pikir.



Abdur: Iya makanya kan udah minta maaf Mbak.


Rani: Iya deh, wajar kok kamu mikir gitu. Lagian kenapa Juga perempuan bersuami panggil tukang pijat malam-malam gini ke kamar hotel ya kan??


Abdur: Ya kan buat pijat Mbak, nggak salah dong.



Rani: Kan bisa cewek yang mijit, ini malah panggil pemijatnya cowok..hahaha


Abdur: Cewek atau cowok sama aja sih Mbak, yang penting pijatannya enak loh. Bisa bikin badan segar, mbak mau dipijat sekarang.??



Rani: Boleh deh, cuma mau buktiin kamu beneran bisa mijet atau nggak.. Hehehe


Abdur: Iya deh boleh mbak,,, kalau enak ada bonus nya dong ya mbak?? hehehe



Rani: Bonus apa nih?? tenang aja nanti sesuai tadi yang di bahas sama desi kok. Sesuai tarif lah ya dur.



Abdur: Yang lain lah mbak,, hehehe... Yaudah deh nantilah di bahas ya mbak..hehehe
Aku ganti baju dulu deh ya mbak. Masa pakai baju kayak gini, nanti kena minyak. Mbak juga lah sekalian nanti kotor loh baju nya.



Rani: Udah mbak gini aja nggakpapa, kamu mijitnya nggak usah pakai minyak. kamu aja kalau mau ganti baju gapapa.


Abdur: Nggak maksimal dong Mbak jadinya, aku juga ganti pakaian kok ini mbak.



Rani: Emang harus banget?? mbak nggak pakai nggak bawa pakaian lain loh, cuman pakai yang tidur gini aja


Abdur: Masa pakai celana panjang gitu mbak, mbak lepas luarnya aja. Terus nanti handukan deh dipijitnya


Rani: Masa Gitu Sih?? Sama aja mbak bugil dong Di depan kamu.hahaha



Abdur: Kan namanya pijat Mbak, tenang aja aku tahu kok Mbak menarik. Bodynya juga oke gitu, tapi aku nggak bakal macam-macam kok. Mbak tenang aja.




Rani: Udah deh gini aja dulu ya,, nanti deh kalau memang kayaknya harus pakai minyak banget.



Abdur: Ya udah deh kalau gitu,, aku ganti baju dulu ya mbak.



Rani: Baju kayak gimana sih Kamu pakai nanti?? Jangan terlalu terbuka dong.



Abdur: Enggak aku nanti pakai celana pendek kok, sama atasannya nanti pakai singlet aja deh kayaknya.



Rani: Ya udah kalau gitu, kirain nanti gimana-gimana.



Saat itu Abdur segera beranjak dari tempat duduknya disebelah Rani, kemudian ia menuju kamar mandi untuk mengganti pakaiannya. Tak begitu lama berselang, saat abdur keluar dari kamar mandi. Rani sedikit terkejut melihat kondisi penampilan Abdur, saat itu Abdur memang menggunakan celana pendek seperti yang ia katakan tadi. Tetapi itu bukan celana pendek seperti yang di perkirakan oleh rani, melainkan celana pendek press yang seperti hanya celana dalam saja. Pada bagian atas tubuhnya Rani sekilas melihat dada Abdur yang bidang ditumbuhi bulu-bulu yang memenuhi dadanya, di bagian bawah rani melihat bagian depan celana pendek abdur yang begitu press tampak menggelembung menonjolkan isinya.



Rani: Ih Abdur,, kok gitu sih pakaiannya?? Kelihatan banget lagi.


Abdur: Apanya sih yang kelihatan Mbak??



Rani: Ih pura-pura nggak tahu lagi, itunya kamulah.



Abdur: Oh tenang aja Mbak, aku udah biasa kok gini.



Rani: Mbak yang nggak biasa loh Abdur, nggak enak aja lihatnya.



Abdur: Udah nggak usah diliatin Mbak, fokus aja dipijitnya. Biar maksimal loh mbak, hehhe



Rani: Kamu tuh paling bisa deh ngelesnya, gak enak loh liat nya kalau kamu kebuka banget gitu. parah deh..



Tampak Abdur hanya tersenyum menanggapi pernyataan dari Rani tersebut.



Tanpa terlalu memperdulikan keluhan dari Rani, kini Abdur mulai mendekat kearah Rani.


"Udah santai aja mbak Rileks ya, jangan terlalu di lihatin. Mbak ngadepnya kesana aja, biar gak ngeliatin"


Ucap Abdur yang kini duduk kembali di sebelah Rani.


"Hmmm...Dasar kamu ini ada-ada aja deh"


Keluh Rani kemudian, tetapi Rani mengikuti instruksi yang diberikan oleh Abdur.



Rani kini berubah posisi membelakangi Abdur, setelah itu Rani pun Mulai dipijat oleh Abdur. Saat itu Rani merasakan pijatan Abdur memang benar-benar terasa pas sekali dan mengenai otot-ototnya yang terasa kencang.


Rani: ahhhh...duhhh... Berasa banget pijatan kamu Abdur. Padahal cuman gitu aja ya.. ehhhh..kerasa banget deh..



Abdur: Kalau mbak mau lepas pakaiannya sama pakai minyak ini bakal lebih terasa lo mbak, dan udahnya tuh pasti seger banget.



Rani: Masa sih?? Beneran bisa mijit kamu Ternyata. Kirain bohongan. Hahaha



Abdur: Ya nggak lah Mbak masa aku bohong sih, gimana mau coba??


Rani: hhmmmm.... Kayaknya boleh deh, rasa nyaman aja sih sama pijitan kamu.



Abdur: Aku bilang juga apa tadi Mbak, yaudah mbak ganti aja pakaiannya sekarang deh.


Rani: Gak bisa pakaian mbak tetap gini aja dur ,???


Abdur: Kalau kayak gini kayak yang aku bilang tadi loh mbak,, gak akan maksimal.


Rani: Gitu ya?? Terus mbak buka semua nih??
Handukan aja gitu??


Abdur: Di pjiet kan maksimalnya emang gitu lah Mbak. hehehe


Rani: Yaudah deh, Tapi kamu janji ya jangan macem-macem??


Abdur: Tinggal teriak aja sih mbak kalau aku aneh-aneh. Mbak tenang aja aku profesional kok mijetnya, kayak yang aku bilang tadi loh.


"Kecuali mbak yang minta..hehehe"


Lanjut Abdur sambil berbisik pelan di telinga Rani.


"ihhh kamu tuh,, enggak deh yaa..hahaha"


Balas Rani kemudian.


Dengan sedikit Ragu Rani beranjak dari posisi duduknya saat ini, ia menuju kamar mandi untuk melepaskan pakaian luar yang ia kenakan. Saat berada di dalam kamar mandi Rani sempat melihat keadaan dirinya yang malam itu begitu tampak menggoda, jika hanya berbalutkan BH dan celana dalam saja begini. Sempat Rani berpikir apakah jika handuk tersebut terlepas dan tubuhnya dilihat oleh Abdur.

"Akankah Pemuda tersebut akan tergoda dengan tubuhnya?? "


Pertanyaan itu muncul di kepala Rani, seakan ia tertantang untuk membuktikannya.

Saat itu Rani harus mengakuinya bahwa saat ini dirinya juga merasakan gairahnya mulai bangkit dengan semua sentuhan Abdur sekilas pada tubuhnya tadi, belum lagi tadi Rani sempat melihat sosok Abdur yang cukup menarik dimatanya itu. Dada pemuda itu yang berbulu membuat Rani merasa gemes melihatnya, tampak juga dipandang Rani saat itu cetakan di celana Abdur yang tampak begitu besar dan panjang isi sesuatu di balik celana tersebut. Tanpa sadar rani Sempat meraba bagian depan vaginanya yang masih terbungkus celana dalam karena memikirkan hal tersebut, tetapi karena merasa tidak ingin terhanyut dalam gairahnya sendiri. Rani akhirnya menghentikan semua kegiatan tersebut dan ia juga mengkhawatirkan nantinya ia tidak bisa menahan gairah yang kini mulai di dalam dirinya, terutama jika dirinya kembali menerima pijatan lenabut dari Abdur tersebut.


Kemudian tak lama berselang Rani meraih handuk di dalam kamar mandi tersebut, ia lilitkan handuk tersebut di tubuhnya kemudian ia menguncir rambutnya. Sehingga kini penampilan Rani terlihat sangat sensual dengan setelan rambut kuncir kudanya, dan juga tubuhnya yang kini hanya berbalutkan celana dalam dan BH saja dibalik Handuknya. Rani sempat melihat ke cermin beberapa kali sebelum akhirnya ia beranjak dari posisinya dan keluar kamar menemui Abdur. Akhirnya setelah sedikit timbul keyakinan dalam dirinya, Rani segera keluar dari kamar mandi.


Saat Rani keluar dari kamar mandi tampak Abdur sedikit terpesona melihat penampilan Rani saat ini, hal tersebut tentu saja tidak lepas dari komentar Abdur.


Abdur: Wah Mbak Rani kelihatan seger banget sih, uhhh...montok mbak!!!


Rani: Ih seger apa sih??


Balas rani sedikit tersipu karenanya.


Hal tersebut seakan memberikan jawaban akan pertanyaan yang tadi muncul di kepalanya, tentang bagaimana ketertarikan Abdur melihat kondisinya yang seperti ini.


Abdur: Nggak kok,,, lebih sensual aja gitu loh mbak dan hot juga sih. Jadi nggak yakin bisa nahan nih.. Hahaha..sampe goyang-goyang nenen mbak, saking montoknya..upsss


Rani: Tuh kan,, tadi katanya pemijat profesional. Gimana sih??


Abdur: Iya iya mbak,, bercanda kok soal itu.
Tapi kalau soal cantik dan Hot yang aku bilang tadi, itu beneran kok. hehee


Rani: Ihhh paling bisa deh kamu tuh, dasar player tante-tante. .hahhaa



Abdur: Lah mbak Rani bukan tante-tante dong,, masih muda gini kok. Bedanya montok, putih mulus dan kenceng banget lagi.hmmm


Rani: Ya sama ajalah, aku istri orang loh. Anak aku aja udah dua Abdur. Tante juga lah itu..hihiii


Abdur: Lebih cocok sihh,, Hot mom lah yah mbak..hehhee..ayo sini deh Mbak,,


Ucap Abdur memanggil Rani agar mendekat kepadanya.

Saat itu sebenarnya Abdur sudah tidak tahan dengan godaan sosok rani dengan segala "ASSET"NYA itu, tetapi Abdur masih berusaha menahan dirinya. Agar Rani tidak menjadi risih dengan perlakuannya.


Rani: Hihiii... Masa sih gitu dur??


Ucap Rani sambil tersipu karena mendengar ucapan dari Abdur barusan, sambil kini ia berjalan sedikit mendekat kearah Abdur.


Saat itu Rani merasa tersanjung karena pernyataan Abdur yang menolak pernyataan Rani sendiri tentang dirinya, saat itu Rani mengakui dirinya sudah seperti sosok tante-tante. Tetapi
Abdur malah mengatakan Bahwa Rani lebih cocok di katakan sebagai sosok Hot mom, hal tersebut seakan semakin memperkuat rasa penasaran Rani tentang seberapa menarik kondisi dirinya di depan pemuda seperti Abdur.


"Kalau abdur Udah bilang begitu, Artinya tubuhku ini gak kalah dong sama perempuan-perempuan muda. hihii"


Perasaan senang dan GR mulai mengalir di dalam diri Rani saat ini, hal tersebut sekaan sedikit melepaskan beban pertengkaran bersama suaminya.


Abdur: Iyalah Mbak,, benar-benar idaman laki-laki banget deh body kayak mbak gini. Hehehe


Rani: Udah ih kamu tuh,, dari tadi gombalin Mbak terus. Awas aja nanti beneran suka loh.hihihi


Abdur: Boleh dong kalau suka beneran Mbak,, mumpung lagi berdua nih. hahaha


Rani: Apa si Abdur nggak jelas deh,, pokoknya Mbak mau kamu jangan aneh-aneh ya. Janji lho??


Abdur: Iya iya mbak,,, ayo udah ke sini. Biar lanjut dipijit lagi.


Mendengar ucapan dari Abdur tersebut, Rani langsung menempatkan posisinya di hadapan Abdur.


" gimana posisinya Dur?? "


Ucap Rani setelah berada di hadapan Abdur.


"Mbak tengkurap aja dulu"

Balas Abdur kepada Rani.

Setelah Rani mengambil posisi tersebut, tampak Abdur semakin terpesona melihat penampakan body montok Rani. Abdur melihat bulatan pantat Rani yang seakan menyendul montok dalam posisi tersebut, belum lagi saat ini Abdur melihat punggung Rani yang mulus diahadapannya dan tali BH Rani yang tampak di pandangan Abdur saat itu seakan menambah kesan sunsual diri Rani di hadapannya. Terlebih saat ini sosok Rani seakan menampakkan sikap centil dan malu-malu terhadapnya, akhirnya dengan sedikit nakal Abdur yang merasa tidak Tahan dengan kondisi tersebut. Kini mulai menyentuh nakal tubuh Rani.


"Ihhh..Abdur..jangan dong..hihii..nggak tahan ya kamu?? Mbak menggoda banget kan??hihiii"

================

LANJUTAN CERITA ISTRIKU DAN "ASSET"NYA_REMAKE.



 

Setelah itu Abdur langsung melanjutkan prosesi memijatnya, dia melakukan pijatan kecil pada punggung Rani. Pijatan dari Abdur tersebut dirasakan begitu nyaman oleh Rani, dia juga merasakan tubuhnya seakan benar-benar dibuat rileks oleh pijatan Abdur tersebut. Tetapi tak lama berselang, ada hal lain yang dirasakan oleh Rani. Setelah Abdur menambahkan minyak pada punggung Rani, sentuhan kulit antara keduanya dirasakan begitu berbeda oleh Rani. Sentuhan dari Abdur tersebut seakan menggelitik urat-urat saraf di bagian punggung Rani, hal tersebut terus menjalar hingga terasa di bagian depan dadanya.



Selain itu Rani merasakan pijatan Abdur seakan menggelitik bagian depan dadanya juga, sekarang ini rani merasakan puting payudaranya seakan digelitik oleh rasa geli dari pijatan Abdur tersebut. Akibatnya Rani langsung bereaksi atas apa yang ia rasakan tersebut, badannya kini menggeliat karena menahan rasa geli tersebut.


Abdur: Kenapa sih Mbak??


Ucap Abdur setelah merasakan badan Rani yang mulai menggeliat.


Rani: Nggak tahu ihh, aneh aja rasanya.


Abdur: Aneh gimana sih Mbak?? Nyaman kan tapi pijatan aku??


Rani: Iya sih nyaman tapi kayak ada rasa yang lain gitu loh.


Abdur: Masa sih Mbak secepat itu?? Mbak terangsang ya??



Rani: Ih enak aja,,, nggak kok. Cuman rasanya lain aja, kek geli gimana gitu.


Abdur: Wah berarti nafsunya Mbak gede banget dong,,, hehehe



Rani: Ih kok kamu ngomongnya gitu sih,,, kenapa emang??


Abdur: Enggak loh mbak,, biasanya kalau masih di area punggung nih jarang lho ada yang udah ngerasain kayak gitu. Tapi ini mbak udah ngerasain aja, geli kan putingnya??


Rani: Ih kok kamu tahu sih,,, sengaja berarti ya??


Abdur: Enggak loh mbak,, biasanya itu tuh baru kerasa di sesi pijat punggung yang keduanya. Setelah full seluruh badan, baru deh nanti ada pijatan sensualnya. Yang mulanya itu dari punggung lagi kayak gini, tapi ini baru di awal Mbak udah ngerasa kayak gitu aja. Mangkanya aku bilang tadi, artinya Mbak Rani tergolong perempuan yang nafsunya gede juga. Hehehe


Mendengar ucapan dari Abdur tersebut, rani sampai tersipu malu dibuatnya. Karena memang benar apa yang dikatakan Abdur kepadanya, bahwasanya saat ini ia merasakan putingnya merasakan getaran. Dan juga Rani merasakan bahwa putingnya itu telah mengeras, karena merasakan seperti digelitik oleh rasa gelinya yang timbul.


Rani: Ah bohong,, mbak nggak percaya deh. Palingan Kamu sengaja kan bikin Mbak kayak gitu??


Abdur: Beneran Mbak aku nggak bohong loh,, kalau dari awal-awal Mbak udah ngerasa nih. Itu artinya gairah Mbak mengarah ke sana tuh, emang tinggi banget. Jujur deh aku Mbak. Emang gak salah sih tapi, badan-badan kayak mbak ini biasanya emang kayak gitu. Dan becek juga biasanya.


Rani: Ih Abdur apa sih,, kok gitu banget ngomongnya. Jangan ah Mbak nggak mau bahas yang beginian.


Abdur: Iya mbak santai kok,, nggak papa sih becek. Asal dalamannya Peret.
Hihihi.


Rani: Abdur!!! Udah deh, lanjutin aja pijatnya. Jangan bahas yang aneh-aneh.


Abdur: Siap mbak!!


Kembali Abdur melanjutkan memijat di daerah punggung Rani, kemudian saat itu Abdur meminta izin kepada Rani untuk menurunkan handuk dan juga tali BH Rani yang menghalangi tangannya untuk memijat.


Abdur: Mbak ini pijatannya mau turun sedikit ke bawah nih mengarah ke pinggang, handuknya diturun ya sama ini sekalian.


Ucap Abdur sambil menarik tali BH Rani yang melekat pada punggungnya.


Rani: Udah jangan ah,,, lepasin handuknya aja. Pengaitnya jangan dilepas deh.


Abdur: Ya udah terserah mbak deh,, lepasin deh mbak handuknya. Nanti aku tutupin kok pinggangnya ke bawah.


Setelah mendengar ucapan dari Abdur tersebut kini tampak Rani melepaskan lilitan handuk dari badannya, kemudian ia meminta Abdur untuk menutupi bagian bawah pinggangnya.


Selanjutnya Abdur kembali memijat di bagian bawah punggung Rani, kini pijatan Abdul tepat berada di bawah pengait bh Rani. Kemudian Abdur menambahkan kembali minyak pada bagian itu, kali ini Abdur menambahkan sedikit banyak dari sebelumnya. Sampai-sampai minyak tersebut mengalir mengenai payudara Rani dan Abdur pun menyekah minyak yang mengalir tersebut.


Rani: Ih kok ke sana sih Abdur,??


Ucap Rani setelah merasakan daging payudaranya bagian samping disentuh oleh Abdur.


Abdur: Biar nggak lengket Mbak, sorry ya Mbak kepegang dikit. Hehehe


Rani: Sengaja kamu tuh curi-curi kesempatan ya??


Abdur: Dikit Mbak,, empuk banget sih. Kulitnya juga halus banget.


Rani: Mesum deh ah, mijit aja yang bener dong Abdur. Jangan jahil tangannya deh.


Abdur: Iya mbak Aman kok.


Kemudian Abdur kembali melanjutkan sesi pijatnya, kali ini ia memijat dengan sungguh-sungguh pada bagian belakang tubuh Rani. Tanpa disadari oleh Rani yang kini tampak sangat menikmati pijatan Abdur, pengait BH Rani kini telah dilepaskan oleh Abdur. Sebenarnya Abdur sudah merasa bergairah semenjak melihat Rani keluar dari kamar mandi tadi, Abdur melihat sosok Rani yang begitu tampak menggoda dengan dirinya hanya berbalutkan selembar handuk saja. Ditambah lagi saat ini ia mendengar rengengkan dan sesekali desahan Rani ketika ia memijat bagian belakang tubuh Rani, rasanya saat itu Abdur ingin Segera menaiki tubuh montok wanita yang kini berbaring tengkurap di hadapannya.


Kemudian tanpa meminta izin dari Rani, abdur benar-benar melakukan hal tersebut. Kini ia naik di atas ubuh Rani yang tengah tengkurap, Abdur menduduki pelan pada bagian pantat Rani. Begitu empuk bagian itu dirasakan oleh Abdur, perbuatan dari Abdur tersebut tentu saja membuat Rani menjadi protes karenanya.


Rani: Eh ngapain sih Abdur??


Abdur: Biar diteken dikit di sini Mbak, di bagian pinggangnya ini loh. Kayaknya di sini urat-uratnya pada tegang deh, udah Mbak tenang aja kok.


" kretek.... Kretekk "


Abdur menekan bagian pinggang Rani.


Rani: Aduh,,, enak banget itu Abdur. Tapi berasa lemes jadinya.


Abdur: Nggak papa Mbak nanti Enak kok itu. Mangkanya Mbak nurut aja deh, dijamin udahnya nanti seger kok.

Rani: hhmmm... Iya dehh..

"awww....sssssttttt"


Desah Rani kemudian.


Selain itu ia merasakan Abdur menggosok dari punggung hingga mengarah ke pinggang bawahnya, terasa begitu mengenah pijatan yang diberikan Abdur pada bagian itu. Tetapi sesaat kemudian Rani mulai sadar, tentang kenapa rasa tersebut bisa menjalar dari punggung hingga menuju ke pinggangnya. Rani merasa pijatan Abdur tidak terhalang oleh sesuatu apapun, bukankah seharusnya di situ ada tali bh-nya yang menghalangi.


Pertanyaan tersebut mulai muncul di kepala Rani, kemudian Rani menoleh ke belakang untuk memastikan hal tersebut.


Rani: Kamu lepasin pengait BH Mbak??


Abdur: Biar maksimal Mbak. Hehe


Rani: Kapan lepasinnya?? Kok nggak bilang sih!!


Abdur: Tadi kok pas mijit bagian punggung mbak, kayaknya Mbak lagi menikmatin banget makanya saya langsung aja deh.


Rani: hmmmm... Kamu tuh ya dasar.


"jangan didudukin gitu dong, berat tau dur"

Ucap Rani kemudian.


Saat itu rani merasakan abdur menduduki tepat di bagian pantatnya, dan saat itu juga rani merasakan sesuatu yang mengeras di balik celana Abdur. Seperti sebuah benda yang tidak asing bagi Rani, dan jika itu benar betapa panjangnya milik Abdur tersebut. Karena saat itu Rani merasakan benda tersebut sedikit menggosok bulatan bokongnya, saat Abdur melakukan gerakan mendorong pijatannya dari pinggang menuju ke punggung.


Rani: ssshhhhh..durrr... Apa sih itu?? Kamu ngaceng ya??

Abdur: Eh kerasa ya mbak??

Rani: Iyalah,, jangan terlalu nempel kamunya.


"ahhhhh...iiiihhhhh...Abdurr... Sengaja ya???"


Saat itu Rani merasakan abdur yang semakin menekankan benda tersebut pada belahan pantatnya.


Abdur: Tenang Mbak cuman gini-gini aja nggak akan lebih, ini bagian dari pijatnya emang kok.


Rani: Tapi jangan nempel gitu lah, kerasa banget tau.


Abdur: Nanti bakal lebih kerasa kok Mbak,, hehehe

Rani: Pokoknya jangan aneh-aneh deh, mbak gak mau pokoknya.

Abdur: Iya mbak,, siap aman kok.


Kini tanpa meminta izin dari Rani, abdur membuka handuk yang menutupi bagian bokong Rani.


"Abdur kok dibuka sih?? "


Protes Rani kemudian.


" sudah waktunya pijit yang di sini mbak, pokoknya Mbak tenang aja deh
Aman kok "


"hmmmmm"

Hanya itu yang keluar dari mulut Rani kemudian.


Abdur mulai memijati bagian betis Rani, cukup lama ia memijat di bagian itu. Posisi Abdur yang kini turun dari atas badan Rani, kini ia berada tepat di bawah ujung kaki Rani. Pemandangan indah pun tidak dapat lepas dari tatapan Abdur, saat itu Abdul melihat bongkahan pantat Rani yang begitu montok dan sesekali bergetar saat menerima pijatan dari Abdur. Pemandangan tersebut tentu saja akan menggoda laki-laki manapun, termasuk saat ini Abdur yang melihat pemandangan tersebut tepat di hadapannya. Begitu bulat sedikit menungging, di tambah lagi dagingnya yang tampak kenyal dan kulitnya yang putih bersih. Tetapi pemandangan tersebut sedikit terhalang dengan adanya celana dalam Rani di sana.


Abdur merasa tidak tahan untuk segera memijit di area tersebut, dengan perlahan dan hati-hati Abdur menaikkan pijatannya mengarah ke paha rani. Ia pijat dengan pelan dan hati-hati pada bagian paha rani tersebut, abdur ingin membuat Rani merasa nyaman terlebih dahulu. Cukup lama Abdur memijat pada bagian paha rani tersebut, kemudian kembali ia tambahkan minyak pada bagian tersebut. Rasa licin yang ditimbulkan dari minyak yang dilumurkan oleh Abdur, ditambah lagi kulit Rani yang memang halus terawat. Hal tersebut membuat keduanya merasakan sentuhan yang erotis pada masing-masing diri mereka.



Rani sempat menggeliat karena pijatan Abdul pada bagian paha nya tersebut, tetapi kini tampak rani tidak lagi protes dengan apa yang dilakukan oleh Abdur pada dirinya. Sampailah kini Abdur pada bagian yang sedari tadi ia impikan, Abdur sangat bersemangat saat akan memijat pada bagian bulatan pantat Rani. Abdur sedikit memberikan remasan pada bagian itu, akibatnya Rani kembali mendesah karenanya. Tetapi lagi-lagi rani tidak memprotes perbuatan Abdur tersebut. Hal tersebut sangat dimaklumi oleh Abdur, karena kini ia mengetahui bahwasanya Rani telah hanyut dalam birahinya.


Hal tersebut sebenarnya sejak awal telah disadari oleh Abdur, bahwasanya libido wanita ini cukup tinggi. Dengan hanya dipijat pada bagian punggung saja, rani sudah merasakan getaran-getaran rangsangan yang diberikan oleh Abdur pijatannya. Maka dari itu kini Abdur semakin berani untuk melangkah lebih jauh, abdur kembali menambahkan minyak dan melumuri bagian pantat Rani. Menyadari hal tersebut, rani sedikit protes karenanya.


Rani: Abdur basah dong kalau digituin.!!


Abdur: Emang Mau dilepas aja Mbak??

Rani: Ya jangan juga lah, tapi jangan terlalu basah gitu. Takut masuk ke dalam.hihiii

Abdur: Ke dalam mana sih Mbak??

Rani: Ke dalam memek mbak dong..hahaa

Entah dalam keadaan sadar atau tidak, saat ini Rani mengucapkan kata-kata yang selama ini tidak pernah ya ucapkan. Yaitu "memek".


Akibatnya abdur semakin dibuat gemas dengan tingkah pola Rani tersebut, ternyata tepat dugaan Abdur bahwasanya wanita ini menyimpan Sisi liar di balik sosoknya yang tampak malu-malu dan tidak ingin disentuh laki-laki. Abdur menyadari bahwasanya dengan sedikit kesabaran saja malam ini ia pastikan akan dapat menikmati tubuh montok binor satu ini, tetapi Abdur tidak ingin tergesa-gesa ia ingin Rani menikmati pijatannya terlebih dahulu. kemudian barulah nanti ia akan mengambil bagian itu pada sesi akhirnya, kini Abdur kembali fokus melakukan pijatan pada tubuh Rani.
Tampak kini suasana awkard terjadi diantara mereka, baik Abdur ataupun Rani kini sama-sama terdiam setelah mendengar Rani mengucapkan hal tersebut, Abdur yang saat itu berusaha untuk mencari celah menyentuh bagian menggemaskan dari tubuh rani tersebut. Yaitu bokong rani yang montok indah itu. saat itu Abdur merasa sedikit kesulitan, Karena Rani tidak ingin dilepaskan celana dalamnya.


Selanjutnya Abdur menggesekkan dadanya yang berbulu itu dengan bagian punggung Rani, hal tersebut tentu saja membuat Rani merasa geli sekaligus semakin terangsang karenanya. Akibatnya desahan manja rani kini keluar tidak tertahankan lagi, desahan itu kini terdengar begitu Sensual dari di bibir rani.

"Aaassshhhh...mmmhhhh....ooouugghhh"

Tentu saja hal tersebut semakin membuat Abdur bergairah saja.


Dalam posisinya masih menindih tubuh Rani dari belakang, abdur kemudian memegang kedua tangan Rani. Selanjutnya ia bentangkan kedua tangan Rani tersebut menyamping agak ke depan, kemudian ia pegang dengan erat kedua tangan Rani tersebut. Hal itu tentu saja yang membuat Rani menjadi sadar tentang kondisinya saat ini, sontak saja Rani langsung membuka matanya dan menoleh ke arah Abdur. Tetapi terlambat, Abdur telah lebih cepat melakukannya daripada usaha Rani menahannya. Kini Abdur telah berhasil meletakkan Tangan Rani terlempar ke depan dua-duanya, tangan tersebut ia tahan untuk tetap berada dalam posisi demikian. Sementara kini gesekan depan dadanya dan punggung Rani terus dilakukan oleh Abdur, dan yang lebih gila lagi kini Abdur melakukannya sambil menjilati telinga Rani. Akibatnya Rani mulai sedikit berontak dan kini desahan tersebut terdengar lebih kencang, disertai dengan Rani berusaha menghentikan gerakan Abdur.


"aaawww....iiiiihhhh....Abdur...hhhhhh...jangan gitu iiiihhhhh"


"Liiiiickkkkkk....mmmmmhhhhhh"

Abdur terus melakukannya, ia terus menjilati telinga dan juga leher Rani.


Kini kedua bagian tubuh rani tersebut terus mendapatkan perlakuan mesum dari Abdur, akibatnya membuat Rani semakin merasa geli juga sangat terangsang. Gerakan badan Rani mulai melemah, kini ia tidak lagi berusaha untuk menghentikan kelakuan Abdur terhadap tubuhnya. Rani merasa sangat lemas pada tubuhnya, rasa geli yang amat sangat membuat ia serasa kehabisan tenaga. Hingga kini hanya rengekan yang keluar dari mulut Rani, sekaligus beberapa kali kembali terdengar desahan dari bibir rani. Sementara Abdur tampak terus melakukannya dengan sangat bernafsu, ia tidak lagi memperdulikan protes dari Rani. Abdur semakin Intens melakukan gerakan menggesek pada punggung Rani, sampai-sampai posisi penisnya yang tengah bergesekan dengan bulatan pantat Rani terasa semakin mengeras.


Hal tersebut juga dirasakan oleh Rani, ia merasakan batang Abdur yang menempelkan erat di sana. Sekaligus Rani juga merasakan gesekan mesra antara batang Abdur dan juga belahan daging kenyal pantatnya.


"aahhhhh....duuuuhhhhh....abduuuurrrrrr..."


Teriak Rani kemudian, kali ini sangat kencang sekali.



Saat itu Rani merasakan celana yang dikenakan Abdur turun dengan sendirinya, akibat dari gerakan Abdur yang naik turun menggesekkan dadanya dengan punggung Rani. Dan saat itu terasa oleh Rani batang Abdur yang kini menyentuh kulit pantatnya langsung, rani merasakan batang Abdul tersebut berusaha membelah dan menekan di bagian belahan pantatnya. Namun hal tersebut masih terhalang dengan celana dalam yang dikenakan oleh Rani. Merasakan sentuhan puting Abdur yang begitu Intens pada punggungnya, akhirnya membuat Rani semakin merasa terangsang dan juga tidak dapat menahan geliat gerak badannya.


Rasa geli yang dirasakan oleh Rani kini seakan menjalar di seluruh tubuhnya, tak terkecuali pada bagian vaginanya. Saat itu Rani merasakan seperti mendapatkan aliran setruman rasa geli pada vaginanya, akibatnya Rani bereaksi dengan menggerakkan pinggulnya naik turun ke atas dan sesekali ke kiri dan ke kanan. Hal tersebut tentu saja membuat penis Abdur yang kini sudah tidak tertutup celana lagi, dapat bersentuhan langsung dan juga tergesek semakin intens dengan pantat Rani yang montok itu. Prosesi tersebut tentu saja semakin menambah erotis keadaan keduanya, baik Abdur maupun rani kini sama-sama sangat menikmati prosesi tersebut.


Tidak berselang beberapa lama kemudian, abdul tampak membuat gerakan meluncur lebih jauh ke depan di atas punggung Rani. Saat Itu Abdul melepaskan pegangannya Tangan Rani, kemudian kedua tangannya bertumpu pada punggung Rani. Selanjutnya Abdur menggesekkan penisnya yang amat keras itu pada punggung Rani, tetapi hanya sekali Abdur melakukan gerakan tersebut. Kemudian ia turun dari atas punggung Rani dan mengambil posisi duduk di sebelah Rani yang tengah berbaring tengkurap, saat itu Rani masih terus memejamkan matanya hingga ia menyadari bahwasanya perlakuan Abdur terhadap tubuhnya kini telah terhenti.


Menyadari hal tersebut rani segera membuka matanya, dan saat itu ia melihat Abdur yang sudah duduk selonjoran di sebelahnya. Saat melihat Abdur dalam posisi tersebut, tak lama kemudian pandangan Rani langsung terfokus kepada batang Abdur yang tampak berdiri keras di sana. Rani yang melihat batang Abdur yang tampak berdiri tegak di hadapannya itu, spontan saja secara naluri ia mulai menilai dan mengamati batang milik Abdur.


"sepertinya lebih panjang dari milik Pak Dedi dan juga lebih besar...hmmm...lebih bersih terawat juga"


Begitulah pemikiran rani setelah kini ia melihat langsung penis Abdur di hadapannya, dan yang membuat Rani seakan semakin terkejut adalah kenampakan batang Abdur yang tidak ada bulu sedikitpun tersebut, rani melihat abdur mencukur gundul jembutnya dengan sangat bersih sekali. Rani dapat melihat hal tersebut dengan jelas karena saat ini celana Abdur yang memang masih menempel pada tubuhnya, tetapi celana tersebut kini melorot hingga ke bagian lututnya. Mengingat hal yang buruk bisa saja terjadi, Rani segera meminta Abdur untuk membenarkan kembali celananya pada posisi seharusnya.


" ih Abdur kok telanjang sih?? Pake lagi dong celananya!! "


Ucap Rani mengingatkan Abdur.


Abdur hanya tersenyum mendengar perkataan dari Rani tersebut, kemudian ia melakukan apa yang diminta oleh Rani. Abdur kembali mengenakan celananya untuk menutupi penisnya, walaupun hal tersebut sangat susah karena kondisi penis Abdur yang kini sangat tegang. Tetapi Abdur tetap berusaha memasukkan penisnya ke dalam celana, walaupun tampak celana tersebut begitu kesusahan menahan menjulangnya tegak penis Abdur.



" udah tuh Mbak,, mbak tenang aja. Aman kok aku nggak bakal aneh-aneh deh!!! "


Rani: Nggak aneh-aneh gimana sih?? Barusan Apa coba namanya??


Abdur: Ya itu sedikit aja sih Mbak,, tapi rasanya enak kan?? Dan aku nggak berbuat lebih kan mbak??


Rani: Iyalah nggak boleh Abdur,,, jangan lo ya. Mbak belum pernah kayak gitu Abdur, sama laki-laki selain suami Mbak.


Abdur: Iya mbak, aku paham kok dan aku nggak akan berbuat sesuatu yang di luar permintaan Mbak Rani deh. Mbak tenang aja, aku profesional kok.


Rani: Ya syukurlah kalau begitu,,,haaaahhh.


Jawab Rani sambil tampak menghelah nafasnya.


Saat itu Rani merasakan tubuhnya terasa sangat lemas, sehingga membuat Rani masih bertahan dalam posisi berbaring tengkurap di hadapan Abdur. Dengan sedikit rasa malas rani berusaha bangkit untuk mengambil posisi duduk sama seperti Abdur, tetapi karena ia belum menyadari dirinya sepenuhnya. Saat ia berusaha bangkit untuk mengambil posisi duduk tersebut, tanpa disadari Rani BH yang ia gunakan telah terlepas dari tubuhnya. Akibatnya kini payudara Rani terexpose bebas di hadapan Abdur, hal tersebut tentu saja karena tadi pengait BH Rani dilepaskan oleh Abdur dan Rani lupa akan hal tersebut.


Sementara itu Abdur yang melihat rani dalam keadaan bertelanjang dada di hadapannya, dibuat seakan semakin bergairah saja terhadap tubuh rani yang seksi tersebut. Tetapi sesuai dengan janjinya kepada Rani, Abdur hanya berkomentar demikian saja. Tidak melakukan hal yang lebih terhadap tubuh Rani.


Abdur: Wow gede banget sih Mbak,,, kenceng juga. Jadi takut nggak bisa nahan nih nanti pas mijit di bagian itu. Hehehe


Rani: Ih enak aja, itu mah keenakan kamu. Siapa juga yang mau dipijat di sini.


Ucap Rani sambil menutupi payudaranya dengan tangannya.


Kemudian Rani mengambil handuk yang berada di atas ranjang tersebut, rani melilitkan handuk tersebut pada tubuhnya. Tanpa ia mengenakan bh-nya terlebih dahulu, sehingga kini tubuh Rani bagian atas dalam posisi polos di balik handuk yang ia kenakan. Setelah itu rani kembali berbaring dalam posisi terlentang, ia memejamkan matanya dan kembali mengatur nafasnya. Rani meletakkan kedua tangannya di atas gundukan payudaranya, seperti berjaga-jaga agar bagian tersebut tidak disentuh dengan nakal oleh Abdur.


Sementara itu Abdur yang melihat rani Tengah berbaring terlentang di hadapannya, kini mengambil posisi yang sama. Ia juga berbaring terlentang sebelah Rani, menyadari hal tersebut rani langsung bereaksi setelahnya.


Rani: Ih kamu tuh, ganjen banget sih. Pakai ikutan tiduran segala di sebelah Mbak.


Ucap Rani sambil memukul pelan paha Abdur.


Abdur: Lemes juga lho aku Mbak, sama kayak mbak lah.


Rani: Lemes kenapa sih kamu?? Kan mbak yang dipijat!!


Abdur: Kan aku yang Mijet Mbak, lagian Mbak pikir aku nggak menahan gairah apa dari tadi.?? Udah dari awal kali Mbak aku tuh nafsu liat badan Mbak, tetapi aku tetap berusaha profesional. Mbak Tenang aja pokoknya.


Rani: Tuh kan bener!! Gerakan kamu tuh lain banget, kayak sengaja merangsang Mbak gitu deh!


Abdur: Oh kalau itu mah nggak Mbak, emang prosesi pijatnya gitu kok. Bahkan nanti kalau udah pijat bagian depan tubuhnya. Ada yang lebih hot dari itu lho Mbak.


Rani: Udah ah, cukup gini aja dulu. Mbak nggak sanggup kalau diterusin.


Abdur: Nggak sanggup Kenapa sih Mbak?? Mbak terangsang juga??


Rani: Iya sih,, parah banget kamu bikin mbak sampai kayak gitu!!


Abdur: Bagus dong Mbak, artinya mbak normal dong!!

Rani: Iya sih normal, tapi masa terangsang sama kamu sih. Bisa-bisa gawat nanti. Hahaha


Abdur: Kalau aku yakin bisa nahan kok Mbak, buktinya tadi aja bisa nahan kan?? Mbak deh Kayaknya nggak bisa nahan. Hehehe


Rani: Enak aja bilangin Mbak begitu,, kamu tuh nanti nggak bisa nahan.


Abdur: Mau dibuktiin nih??


Rani: Buktiin gimana sih??


Abdur: Kita buktiin Siapa yang nggak bisa nahan dong.. Hehehe


Rani: Udah ah enggak,, malah keenakan kamu dong.


Abdur: Kan sama-sama enak mbak,, malah lebih enakan Mbak dong sambil dipijat juga. Tapi aku yakin deh, mbak nggak bakal bisa nahan kalau udah dipijat bagian depan. Yakin aku Mbak!!

Rani: Enak aja, siapa bilang??


Abdur: Kan aku barusan bilang Mbak, tadi aja baru segitu udah bilang nggak tahan.


" apalagi Udah dipijit Yang ini "

Ucap Abdur sambil meremas payudara Rani.


" ih Abdur apaan sih, jauhin tangannya dari situ "


Ucap Rani sambil memegang tangan Abdur yang kini mendarat pada payudaranya.


Abdur: Gede banget sih Mbak?? Tapi agak kurang kenceng dikit sih, aku bisa kok mijitnya biar bisa makin kenceng mbak.


Rani: Udah pindahin dulu tangannya dari situ ah,, modus kamu aja paling bilang gitu.


Balas Rani tampak sedikit sewot.


Abdur: Beneran lho Mbak, suami Mbak pasti bakal senang. Apalagi nanti Liat payudara Mbak yang montok ini bertambah semakin kencang.


Mendengar Abdur membahas tentang suaminya, seketika pikiran Rani langsung teringat akan permasalahan yang kini dialaminya bersama suaminya.


Memikirkan hal tersebut rani menganggap bisa saja Mas Rudi kini melakukan hal yang sama dengan dirinya, bisa saja mas Rudi mencari perempuan yang lebih muda yang notabene memiliki tubuh yang lebih menarik darinya. Mempertimbangkan hal tersebut rani menjadi tertarik untuk mencoba memperkencang payudaranya, agar dirinya terlihat semakin menarik. Seperti hal yang dikatakan Abdur tadi, mungkin saja hal tersebut bisa membuat suaminya semakin betah menjamah tubuh Rani. Ia pun sempat terdiam karena memikirkan hal tersebut, sampai Rani merasakan kini jemari Abdur telah bersentuhan langsung dengan kulit payudaranya dan jemari Abdur kini memilin pelan puting payudaranya.


"ssssstttthhh abdur.... Kenapa sih??"


Ucap Rani mendesis mempertanyakan perbuatan Abdur tersebut, rani juga menyadari bahwa saat ini handuk yang ia kenakan tampak telah di lempar kesamping tubuhnya oleh Abdur.



Bersambung.....

================

LANJUTAN CERITA ISTRIKU DAN "ASSET"NYA_REMAKE.


" Tipe-tipe badan kayak mbak gini idaman aku banget loh, apalagi lihat yang ini suka banget deh "


Ucap Abdur sambil terus mempermainkan jemarinya pada payudara Rani.

" aku cobain dikit ya mbak "


Lanjut Abdur kemudian.


Tanpa meminta persetujuan dari Rani, kini Abdur menaiki tubuh Rani dan dengan cepat mulutnya menghisap di puting payudara Rani.



"sssssssttttt...aduuuhhh...aaaahhhhh... Abdur... Udah deh.. Jangan....mmmmmhhhh"



Ucapan dari Rani tersebut seakan tidak diperdulikan oleh Abdur, dia terus saja menghisap di kedua payudara Rani. Hal tersebut tentu membuat Rani kembali naik gairahnya, kini Rani merasakan tonjolan pada celana pendek Abdur yang begitu pas menempel pada bagian vaginanya.


" abdur udah deh....uuuuuuhhhhhhh....mmmppppttttt... Kerasa banget itunya kamu "



" mmmmmhhhhhhhh "


Hanya itu yang keluar dari mulut Abdur.




Kini tampak Abdur, begitu menikmati sensasi menghisap payudara montok milik Rani. Dengan telaten Abdur terus menghisap perlahan serta menjilati bagian sensitif tubuh Rani tersebut, tetapi dengan sangat lincah lidah Abdur menggelitik puting susu rani. Permainan lidah dari Abdur tersebut tentu saja membuat Rani menjadi tidak tahan untuk menggeliatkan tubuhnya, akibatnya gesekan antara kedua kelamin mereka bikin Intens terjadi.


Rani: Abdur,,,, udah dong .. Ya udah pijat mbak lagi aja deh...duhhh...duuhhh...




Abdur: Bentar Mbak, kecup dikit ya.



" cuuuupppphh "




Abdur mengecup puting payudara Rani, kecupan Abdur tersebut tidak tepat mengenai puting Rani. Tetapi justru hal tersebut membuat Rani merasa seperti digelitik karenanya, tampak Abdur sangat mengetahui titik rangsang pada tubuh rani.



" awwww...gelii bangetttt...tt"


Pekik Rani karena perlakuan Abdur tersebut.




Abdur: Oke Udah Mbak,, walaupun sebentar puas banget deh rasanya. Benar-benar indah deh "ASSET" milik Mbak Rani. Jadi kepingin ngerasain jadi suaminya. Hehehe



Rani: Udah tau Mbak punya suami, masih aja berani kayak gitu!! Itu yang dibilang pemijat profesional?? Hahaha



Abdur: Habisnya Mbak menggoda banget sih.




Rani: Berarti kamu ngaku kalah nih?? Nggak tahan kan lihat tubuh Mbak??




Abdur: Emang kalau ngaku kalah dibolehin coba ngerasain??



Rani: Jawab dulu pokoknya.


Ucap rani menegaskan.



Rani seolah ingin menegaskan bahwasanya laki-laki tentu akan tertarik dengan tubuhnya tak terkecuali laki-laki yang berusia muda seperti layaknya Abdur ini. Rani ingin mengetahui apakah mereka akan juga tertarik dengan tubuh wanita seusia Rani. Rasa ingin mendapatkan pembuktian dari pengakuan Abdur tersebut, kini semakin kuat terasa pada pikiran Rani. Seolah ia ingin mendapatkan jawaban itu saat ini juga, tetapi belum juga Ia mendapatkan pengakuan tersebut dari Abdur. Kini malah ia melihat abdur yang tampak terfokus menatap ke arah payudaranya saja, tanpa memberikan jawaban tentang hal yang ia tanyakan.


Rani: Ya udah kalau nggak mau jawab, jangan diliatin terus dong!!


Ucap Rani sedikit menggoda Abdur, sambil sedikit ia colek perut Abdur.



Abdur: Siapa sih laki-laki nggak akan tergoda melihat tubuh Mbak ini?? Termasuk aku lah Mbak!! Aku kan laki-laki normal juga.


Rani: Hahaha,,,, akhirnya ngaku kalah juga dia. Makanya jangan sok-sok nggak Kegoda gitu, nggak taunya sama aja.


Abdur: Jadi boleh nih mbak??


Rani: Boleh apa sih??


Abdur: Ngerasain yang ini nih.


Ucap Abdur sambil menekankan penisnya pada permukaan vagina Rani.


Rani: IhhAbdur apaan sih?? Kalau itu janganlah, kamu pijitin payudara mbak aja ya?? Beneran bisa bikin makin kenceng lagi??


Abdur: Ya Masa nggak boleh sih Mbak?? Tadi katanya kalau ngaku kalah bakal dibolehin!!


Rani: Ih siapa yang bilang sih?? Nggak ada kok yang bilang begitu, kamunya aja tuh salah tanggapan.

Abdur: Jadi beneran nggak nih??

Rani: Jangan!! Itu punya suami Mbak.


Abdur seakan semakin tertantang untuk membuktikan penilaiannya tentang diri Rani, sebenarnya semua itu hanya modus dari Abdur saja. Abdur sudah mengetahui bahwasanya tidak mungkin Rani akan memberikan hal tersebut kepada dirinya. Apalagi dalam keadaan sadar seperti ini, tujuan Abdur adalah hanya ingin menggiring Rani agar mau dipijat di bagian payudaranya. Abdur sangat meyakini jika telah dipijat di bagian tersebut, maka wanita dengan libido yang tergolong sangat tinggi seperti Rani pastilah akan tidak mampu menahan gairahnya. Dan selanjutnya tentu wanita inilah yang akan meminta yang nanti dari Abdur, hanya saja saat ini Abdur berkeyakinan rani hanya bersikap jaim dan malu-malu saja.


" kamu pijit yang ini aja ya "


Ucap Rani sambil membawa kedua tangan Abdur kembali pada payudaranya.

Abdur semakin tersenyum lebar karena perbuatan Rani tersebut, kini Abdur merasa dirinya sudah satu langkah di depan gerbang kemenangan. Sebentar lagi ia akan membuat wanita ini mengangkang pasrah karenanya, kemudian dengan sukarela bahkan memohon wanita ini akan meminta untuk disodok vaginanya menggunakan penis Abdur.


Bagian tubuh Rani kini tidak lagi tertutup oleh handuk, tampak kondisi ia dalam posisi terlentang hanya mengenakan celana dalam untuk menutupi tubuhnya. Selebihnya rani benar-benar telah menjadi kebalikan dari dirinya, kini ia seakan tidak ragu lagi untuk berpose toples di depan laki-laki bukan suaminya. Bahkan kini laki-laki yang bersamanya juga menggunakan pakaian yang sama, mereka berdua sama-sama bertelanjang dada. Pemandangan yang sangat serasi sekali, badan Rani yang berisi montok itu kini Tengah berpadu bersama badan atletis Abdur dengan penisnya yang tampak menggelembung di balik celananya.

Abdur mulai memijat pada bagian payudara Rani, ia memijit seakan membuat Gerakan mendorong payudara Rani ke atas. Menurut Abdur hal tersebut agar payudara Rani tampak semakin mengencang karena pijatannya tersebut, belum lama Abdur melakukan hal tersebut kembali ia merasakan reaksi dari tubuh rani atas pijatannya tersebut. Kini ia merasakan payudara Rani terasa semakin mengembang dan mengencang dari sebelumnya, hal tersebut diikuti dengan puting Rani yang mengeras dan semakin menyembul keluar. Abdur sangat takjub melihat puting Rani yang kecoklatan itu begitu sangat besar dan menggoda sekali puting wanita ini, Abdur yang telah banyak melihat puting payudara perempuan merasa tidak mungkin puting payudara rani ini tidak pernah dihisap oleh laki-laki lain selain suaminya.



Hal tersebut diprediksi oleh Abdur, karena ia merasakan sedikit gumpalan darah yang mengumpul pada puting payudara Rani. Dia merasakan gumpalan darah yang mengumpul di sana itu, seperti diakibatkan oleh gigitan yang mungkin terlalu kuat. Sehingga puting payudara tersebut tampak lebih besar dari ukuran normal seharusnya. Artinya Abdur menyimpulkan bawah puting payudara Rani dalam keadaan bengkak saat ini, rasanya jika suaminya yang melakukan tidak akan sampai sebegini parahnya. Tentu saja hal tersebut memang benar adanya, Karena beberapa hari belakangan ini setidaknya telah empat laki-laki dan 5 termasuk akdur laki-laki yang telah mengenyoti di payudara Rani, pertama adalah Pak Sobri, kemudian Ari, pak Dedi, mas Bayu dan kini adalah Abdur. Dan semuanya melakukan dengan sangat ganas sekali terhadap payudara Rani, jadi wajar saja kalau kini Abdur merasakan sedikit ada memar pada bagian puting payudara rani.


Pijatan yang dilakukan Abdur pada payudara Rani, kini menimbulkan rasa nyaman sekaligus nikmat pada diri Rani. Akibatnya rani yang dalam posisi terlentang dan kini payudaranya tengah dipijat oleh Abdur, tidak mampu lagi menahan Reaksi nikmat pada dirinya. Pandangan Rani menjadi sayu, dengan refleks ia memegang kedua tangan Abdur yang memijat payudaranya. Rani menggigit Bibir bawahnya sambil pandangannya menatap seperti menggoda ke arah Abdur.


" ssshhhh...durr.. "


Ucap Rani kepada Abdur.


Ucapan tersebut seolah-olah Rani meminta abdur untuk melakukan sesuatu yang lebih pada payudaranya, saat ini Rani merasakan area sekitar puting payudaranya terasa semakin mengeras karena mendapatkan pijatan yang Intens dari Abdur. Gelagat tersebut juga disadari oleh Abdur, tetapi Abdur belum ingin bereaksi lebih atas tubuh Rani. Abdur berusaha menenangkan Rani.


Abdur: Udah santai aja Mbak, rileks ya!!

Rani: ssshhh...mmmhhhh.. Mbak nggak tahan,, kok bisa geli banget sih..?? iih kamu tuh ya!!!


Abdur: Ganti posisi deh, mbak duduk aja.
Biar aku pijit dari belakang aja.


Rani: Lemes,, berasa nggak bisa bangun Mbak, Abdur....uuuuhhhh.


Abdur: Ya udah sini ayo aku bantu mbak.


Ucap Abdur sambil memegang kedua bahu Rani.


Abdur membantu Rani untuk bangkit dari posisi berbaring telentangnya, kemudian abdur mengambil posisi duduk di belakang Rani. Ternyata benar saja apa yang diucapkan oleh Rani, saat sudah Dalam posisi duduk rani memang tampak menunjukkan reaksi lemas tersebut. Tubuhnya langsung menyender pasrah pada badan Abdur yang kini mengambil posisi di belakangnya, kini tubuh Rani menyindir pasrah dengan Abdur yang berada di belakangnya.


Rani: Beneran lemes banget badan Mbak nih Abdur. Kamu tahan ya, biar Mbak Nggak jatuh.



Abdur: Udah nyender gini aja nggak papa mbak, aku mulai ya mbak??


Rani: Iya,, pelan-pelan ya Abdur. Rasanya kok lain banget ya??


Abdur: Iya,, ada sedikit memar loh mbak dan banyak darah menggumpal di daerah puting mbak ini.


Ucap Abdur sambil tangannya memegang kembali puting payudara Rani.


Rani: Masa sih Abdur?? Kok bisa gitu ya??


Abdur: Kayaknya suami Mbak terlalu kenceng deh, habis digigit ya mbak??


Rani: Ih kok kamu tahu sih??


Rani cukup terkejut dengan apa yang diucapkan oleh Abdur, dia menyadari bahwasanya payudaranya itu beberapa hari belakangan ini terus menjadi bulan-bulanan beberapa laki-laki.



Abdur: Iya mbak,, di sana banyak darah yang menggumpal dan juga di bagian aorelanya kayak bekas digigit kenceng itu. Tapi tenang bisa aku pulihin kok sekarang, dan aku usahain biar makin kenceng ya mbak??


Rani: Aduh,,, kok geli banget sih dur??
Beneran bisa mijit kamu ternyata ya??


Abdur: Udah mbak percayain aja deh sama aku, aman kok.


Rani: hmmm... Iya deh... Sekarang Mbak Percaya deh sama kamu, beneran bisa mijit ya ternyata.


Obrolan yang terjadi di antara mereka berdua saat ini, mereka lakukan dalam posisi yang amat sangat erotis. Di mana saat ini tubuh Rani bersandar pada tubuh Abdur, tubuh Rani berposisi seperti antara setengah duduk dan berbaring. Tubuhnya itu menyandar penuh dan pasrah pada bagian dada Abdur, kepala Rani ia sandarkan pasrah pada bahu Abdur. Hal tersebut membuat posisi yang sangat terlihat mesra antara keduanya, dan juga membuat Abdur semakin leluasa mengakses sentuhan pada payudara Rani. Belum lagi kini Abdur merasakan gesekan nikmat pada penisnya, yang di bawah sana telah mengeras sempurna dan terus menempel erat pada bagian pinggang Rani. Sebaliknya Rani juga merasakan hal yang sama dari tonjolan penis Abdur tersebut, tetapi ia memilih untuk tidak banyak bereaksi saat ini. Ia lebih fokus untuk menerima pijatan dari Abdur.


Abdur: Masa sih Suaminya gigit sampai segini banget Mbak??


Ucap Abdur mulai ingin mengetahui siapa kiranya yang telah melakukan gigitan tersebut pada payudara milik Rani, mungkin saja benar hal tersebut dilakukan oleh suaminya. Tetapi mungkin juga abdur berprasangka rani melakukannya dengan laki-laki lain, dan jika hal tersebut benar maka Abdur merasa semakin harus bisa untuk juga mendapatkan kenikmatan dari tubuh montok milik Rani. Karena Abdur merasa akan semakin bergairah saat membayangkan dan juga mengetahui wanita yang telah bersuami dan memiliki tubuh yang indah seperti layaknya Mbak Rani ini, bisa melakukan hal yang gila bersama laki-laki lain selain suaminya.


Abdur memang memiliki fantasy sex mengarah ke Cuckold terhadap perempuan, tetapi saat ini karena ia belum memiliki istri. Abdur lebih senang membayangkan menjadi partner bagi pasutri, abdur merasa akan sangat bergairah jika berhasil menikmati tubuh binor seperti Rani. Hal tersebutlah yang akhirnya membuat Abdur memutuskan untuk menerima ajakan bekerja dari Aldo di tempatnya yang sekarang, di sana selain mendapatkan uang abdur juga bisa merealisasikan fantasi seksnya.


Selama ini telah cukup banyak perempuan bersuami yang akhirnya berhasil dinikmati oleh abdur, tetapi kebanyakan dari mereka memang telah terbiasa melakukan hal tersebut. Hal itu membuat abdur merasa masih kurang maksimal dengan fantasinya, belum pernah selama ini abdur mendapatkan penolakan dari wanita yang ia pijat. Karena memang biasanya tujuan mereka datang ke sana adalah untuk mencari kepuasan, tetapi malam ini Abdur menemukan sosok binor seperti Rani. Perempuan yang tampak malu-malu tetapi ingin diperlakukan mesum bahkan mungkin lebih nakal oleh laki-laki, ditambah lagi penampakan wajah rani yang sedikit kalem tetapi terlihat menggoda bahkan wajah-wajah sangean sekali menurut penilaian Abdur. Hal tersebut membuat Abdur merasa semakin tertantang dan juga sangat bergairah untuk bisa menyetubuhi Rani malam ini.


Abdur merasa sepertinya apa yang ia inginkan sebentar lagi akan berhasil ia dapatkan, kini abdur melihat rani yang tampak tergolek pasrah dalam pelukannya. Sambil Ia terus memijat pada payudara miliknya, abdur merasakan geliat semakin intens menggosokkan pinggangnya dengan penis Abdur. Hal tersebut membuat Abdur semakin sulit untuk mengendalikan gairahnya, tetapi Abdur terus berusaha menahan demi untuk mewujudkan fantasinya. Ia ingin malam ini rani yang meminta untuk disetubuhi olehnya, gelagat tersebut sebenarnya telah diterima dengan baik oleh Abdur. Saat tadi ia memijat payudara Rani dalam posisi terlentang, abdur sempat melihat kode dari Rani untuk diperlakukan lebih olehnya.


Seperti yang kita ketahui bahwasanya tadi Rani sempat menggigit Bibir bawahnya dan juga menatap sayur ke arah Abdur, rani juga sempat Memanggil nama Abdur dengan nada manja dan menggoda. Seolah ingin abdur melakukannya saat itu juga, hal tersebutlah yang membuat Abdur semakin yakin untuk mulai melangkah lebih jauh. Dengan sedikit nekat kini Abdur kembali berusaha untuk menggoda Rani.


Abdur: Geli banget ya Mbak??

Rani: mmmhhhh.... Iya Dur,, sampai lemes loh rasanya badan Mbak.

Abdur: Mbak terangsang juga??

Rani: Ih kamu tuh Kok nanyanya gitu sih??

Tampak ekspresi Rani yang malu-malu sambil menjawab pertanyaan dari Abdur tersebut.


Kemudian tak lama berselang, rani yang sedari tadi payudaranya dipijat secara Intens oleh Abdur. Kini kembali memejamkan matanya, disertai Rani kembali menggigit bibir bagian bawahnya. Kemudian tak lama berselang desahan sedikit kencang terdengar dari mulut Rani, saat itu Abdur menarik ke depan kedua puting Rani secara bersamaan.


"aahhhhh...mmmmmmpppptttt...duuuuurrrr......rrrrr...adduhh...duhhhh...duhhhh "


Rani mendesah cukup kencang sambil Memanggil nama Abdur.


Abdur: Sambil pegang ini deh Mbak, mungkin bisa bantu mbak sedikit rileks. Hehehe


Ucap Abdur sambil sedikit menggeser posisi dirinya saat ini, kemudian Abdur memegang salah satu tangan Rani yang sedari tadi terkulai lemas di samping tubuhnya.


Tangan Rani tersebut kini diarahkan oleh Abdur untuk memegang penisnya.


Rani: Ihh kamu tuh ya dasae deh!!!


Ucap Rani singkat dan tampak malu-malu.


"Gede banget sih???? "

Ucap Rani sedikit berbisik pelan, melanjutkan tanggapannya terhadap perlakuan Abdur tersebut.

Abdur: Mbak suka?? Boleh Mbak pegang kok, buat Mbak Rani mah bebas aja deh.. Hehehe


Rani: Panjang!!!


Ucap Rani singkat dan kembali tersipu setelahnya.


Abdur yang melihat tingkah dari Rani tersebut kini merasa benar-benar tidak bisa menahan hasrat di dalam dirinya, abdur merasa sudah waktunya ia melancarkan aksi selanjutnya.


Lalu dengan tiba-tiba tangan kanan Abdur kini menyelusup masuk ke dalam celana dalam Rani, Abdur merasakan vagina wanita itu telah sangat basah di sana. Rani tampak terkejut mendapatkan perlakuan dari Abdur tersebut, rani hendak bereaksi menahan tangan dari Abdur. Tetapi usahanya itu ditahan oleh Abdur.


Abdur: Udah biar aja Mbak, biar adil kan??

Rani: Enak aja,, nggak adil lah. Kamu pegangnya langsung gitu kok!!

Ucap Rani sambil sedikit menggeliatkan tubuhnya.


Abdur: Ya udah Mbak boleh kok lakuin hal yang sama, tuh aku bukain.


Ucap Abdur sambil melorotkan celananya.


Kini tampak penis Abdur yang besar dan panjang itu berdiri tegak dan menjulang, penis itu kini ada di dalam genggaman Rani.


Abdur: Tuh Mbak,,, boleh kok kalau mau dikocok. Hehehe.


Rani: Ih maunya,, ngeri ah mbak belum pernah kayak gini abdur. Lagian punya kamu gede banget sih??

Abdur: Mbak bebas kok perlakukan apa aja malam ini, jangan ditahan Mbak.

Rani: Kamu punya pacar Abdur??

Abdur: Iya punya Mbak, kenapa emang??

Rani: Kamu mesum gini,, pasti pacar kamu sering kamu gituin ya??

Abdur: Iyalah Mbak,, namanya juga pacaran anak zaman sekarang.

Rani: Terus apa tanggapan pacar kamu dur saat kamu masukin pakai ini??

Abdur: Kenapa harus tanya tanggapan pacar saya sih Mbak?? Kalau Mbak pengen cobain boleh kok. Hehehe

Rani: Ih kamu tuh Jawab aja deh, mbak pengen tau aja. Penasaran soalnya gede banget sih. Mbak aja sampai ngeri liatnya.


Abdur: Ya Enak dong Mbak,, yang udah punya suami aja kadang jadi langganan. Hehehe

Rani: Masa sih yang udah punya suami masih kamu gituin juga??

Abdur: Ya kadang kan yang datang buat pijit ada yang udah bersuami juga mbak, mereka tuh biasanya datang atau Panggil kami sengaja cuman buat cari kepuasan aja.

Rani: Oh jadi itu ya sebabnya kamu sampai nilai Mbak kayak gitu tadi??


Abdur: Hehehe.. Iya,, kan tadi udah dijelasin juga Mbak.

" turunin aja Mbak "

Ucap Abdur sambil berbisik, kemudian tangannya menarik turun celana dalam yang dikenakan oleh Rani.



" mau ngapain?? "


Ucap Rani sambil berbisik juga, dibarengi Rani sedikit melotot manja ke arah Abdur.


" biar jadi langganan juga "


Ucap Abdur sambil beranjak mengambil posisi menaiki tubuh Rani.

"Ahhhh...hahahhaa.."

Tawa riang Rani terdengar memenuhi isi kamar tersebut, seakan ia telah melupakan permasalahan bersama suaminya.

 

Kini tubuh Rani terlentang pasrah telanjang bulat di bawah dekapan tubuh Abdur, celana dalam yang menjadi penutup terakhir dari tubuhnya kini telah terlepas. Hal yang sama juga terjadi pada kondisi Abdur saat ini, kini Abdur juga sama telanjang bulat seperti Rani.


" mau ngapain lagii hahh!! ?? "

Ucap Rani sok galak dan setengah berbisik, sambil kembali sedikit melotot melihat Abdur yang mulai mendekatkan wajahnya dengan wajah Rani.


Abdur: jangan mau kalah sama yang di sebelah Mbak, udah mulai sejak awal kayaknya. hahaha.

Rani: Kalau yang itu sih mbak nggak heran, tujuannya emang kayak gitu. Kamu jangan samain sama mbak dong, nanti kamu kira Mbak perempuan apaan lagi!!


Abdur: Enggak Aku tahu kok mbak nggak kayak gitu,, tapi please,, aku ngaku kalah deh sama mbak. Tubuh mbak ini memang benar-benar menggoda, pacar aku aja nggak seksi Mbak loh.

Ucapan dari Abdur tersebut seakan menjadi penghipnotis bagi Rani, kini Rani merasa sangat Tersanjung mendengarkan ucapan tersebut dari Abdur. Akibatnya dengan merasa sangat gemas dan juga merasa kegirangan, kini Rani memegang kedua pipi Abdur dan menariknya menuju ke bibirnya.


"mmmmmhhhhhh....cuuuupppphh...cuuuupppphh.....mmmmmmttttt "


Keduanya tampak berciuman dengan mesra, baik Rani maupun Abdur kini telah sama-sama dikuasai birahi mereka.

" mbak "

Ucap Abdur sambil menatap Wajah rani.

" apa?? "

Jawab Rani sambil membalas tatapan Abdur juga.

Abdur: Coba Mbak dengerin deh, coba Mbak pasang telinga Mbak baik-baik.


Rani yang tampak kebingungan dengan instruksi yang diberikan oleh Abdur, kini ia hanya berusaha untuk mengikuti apa yang dipimpin oleh Abdur. Beberapa saat setelah rani melakukannya, rani mulai memahami maksud dari permintaan Abdur tersebut. Saat ini Rani mendengar suara desahan desi yang terdengar samar-samar dari kamar sebelah, dari hal tersebut rani langsung refleks memukul pantat Abdur yang kini berada di atas tubuhnya.


Rani: Lagi ngapain sih itu?? Kok begitu banget sih!! Hahaha

Abdur: Kayaknya kalau ini dimasukin, mbak bakalan sama kayak gitu deh. Hehehe

Ucap Abdul sambil menekan penisnya membelah permukaan vagina Rani.

Rani: Aww.. Abdur jangan kasar gitu ah.

Abdur: Enggak kita pelan-pelan kok.

Rani: Kamu mau masukin juga??

Abdur: Iya dong Mbak,, udah nggak tahan juga.

" udah basah banget tuh "

Lanjut Abdur sambil berbisik.


Rani: Ih kamu tuh ya,, tapi pakai kondom ya Dur??

Abdur : Berarti boleh nih Mbak??

Rani: Iya bawel,, tapi pelan-pelan ya.?? Kamu punya gede banget Dur, mbak takut sakit. Belum pernah soalnya sama selain suami Mbak.


Abdur: Aku yakin punya Mbak yang montok ini, bakalan kuat kok dimasukin punya aku. Bahkan mungkin pas banget kali Mbak, kan udah becek juga tuh. Hehehe


" ih pelan-pelan "


Ucap Rani saat merasakan Abdur mulai membuat gerakan membelah vaginanya.


Saat itu Abdur membuat gerakan naik turun seperti Tengah menggenjot vagina Rani, penisnya ia selipkan pada belahan vagina dan sedikit menempel pada paha rani. Posisi kaki Rani yang rapat dan menjulur, membuat penis Abdur terasa terjepit di sana. Prosesi tersebut membuat keduanya semakin merasa bergairah, akibatnya kini mereka kembali berciuman sambil tangan Abdur nggak aktif remas-remas payudara Rani.


" aaahhhhh...ssssttttt...."

Desahan Rani terdengar saat Abdur melepaskan Ciuman pada bibirnya.

Saat itu Abdur bangkit dari posisinya dan kini berjongkok membentangkan kedua paha Rani.


"Jangan langsung dimasukin, kamu pakai kondom dulu Dur "


Protes Rani saat melihat Abdur yang seperti mengambil posisi siap untuk memasukkan penisnya.


Abdur: Enggak belum kok Mbak,, aku mau jilatin boleh ya??

Rani: Ihh dasar kamu ini,, tapi sebentar aja.

Abdur: Udah nggak tahan nih yeh. Hehehe

Ucap Abdur menggoda Rani.


"aahhhhh... Abdur...uuuuuuuhhhh"


Desah Rani saat merasakan vaginanya dijilati oleh Abdur dengan tiba-tiba.


Kini Abdur mulai menjilati dengan sangat bergairah vagina Rani yang terpampang di hadapannya, hal tersebut membuat Rani terus saja mendesah karena perbuatan Abdur pada vaginanya. Bahkan kini entah dalam posisi sadar atau tidak kedua tangan Rani tampak meremasi payudaranya sendiri, kepala Rani juga menggeleng ke kiri dan ke kanan sesekali mendongak ke atas karena mendapatkan jilatan dari Abdul pada vaginanya. Cukup lama hal tersebut berlangsung hingga Abdur memindahkan Jila tanya menelusuri perut Rani, berhenti sejenak pada puting payudaranya data tersebut berakhir pada bibir Rani.


"mmmmmmhhhhhpppptttttt.......hhhhtt"

Keduanya kembali berciuman.


" Aku masukin ya mbak?? "

Rani: Iya sekarang aja Dur...aduhhhh...ampunnnn merinding banget rasanya.

Abdur: Oke siap ya mbak!!

"uuuuuuuuuuuhhhhhh....hhh"

Keduanya mengaduh bersamana, tampak terkejut dengan apa yang sama-sama kini mereka rasakan.


Rani merasa batang Abdur tersebut begitu penuh mengisi di dalam vaginanya, sementara Abdur merasakan vagina rani yang tebal seperti menelan habis penisnya. Walaupun kini hanya setengah saja dari batang Abdur yang masuk ke sana, kemudian Abdur sedikit menarik penisnya dari dalam vagina Rani. Lalu Ia kembali untuk masuk ke dalam vagina Rani.


" cppprreeettttt "


Suara vagina Rani terdengar nyaring saat menerima sodokan dari Abdul tersebut.

Hal itu menandakan bahwasanya pagina Rani telah sangat basah di bawah sana, dan bagi Abdur vagina Rani memberikan sensasi kenikmatan tersendiri baginya. Belum pernah selama ini ia merasakan vagina yang amat becek seperti milik Rani, tetapi terasa sangat sempit dan juga seakan memberikan pijatan-pijatan pada batang penisnya.


Abdur: Peret banget sih Mbak??

Rani: Ih kamu tuh nggak pakai kondom lagi,, padahal suka main perempuan kan??


Abdur: Enggak kok,, mbak Tenang aja aku bersih kok.

Rani kembali mendesah mendapatkan sodokan pelan dari Abdur, kemudian setelahnya Abdur mulai intens mengenjot vagina Rani secara perlahan tetapi dengan ritme yang kadang cepat juga.


Kini keduanya tampak sama-sama sangat menikmati percintaan yang mereka lakukan, mereka melakukannya dalam posisi tersebut. Sampai-sampai Rani merasa sangat lemas tetapi Begitu Terasa menikmati genjotan yang dilakukan Abdur terhadap tubuhnya, sangat terasa penih dan nikmat sekali vaginanya dimasukan penis Abdur yang tebal dan panjang tersebut. Cukup lama mereka bertahan dalam posisi tersebut, hingga pada waktunya abdur meminta Rani untuk berganti gaya. Saat itu Abdul menginginkan Rani untuk berada di atas, tetapi Rani menolaknya dengan alasan ia merasa cukup lemas untuk berada di posisi itu. Akhirnya kini Abdur meminta Rani untuk menungging saja, permintaan tersebut oleh Rani. Kini kembali Rani digenjot dalam posisi menungging oleh Abdur.

"Ahhh....uuuhhhh..jangan kenceng ya Abdur,, kayak gini aja"

Pinta Rani kepada Abdur.

Sekitar 5 menit mereka dalam posisi tersebut, tanpa keduanya sadari. Kini Desi dan juga Aldo yang telah selesai dalam percintaan ronde pertamanya. Sekarang mereka berdua tengah bersiap untuk keluar kamar dan melihat secara langsung apa yang dilakukan Rani bersama Abdur di dalam kamar tersebut. Semua hal tersebut telah direncanakan oleh Desi sebelumnya, itulah tujuan dari Desi mengambil kunci kamar yang ditempati oleh Rani bersama Abdur saat ini tadinya.


Desi ingin melihat bahkan mungkin memergoki kelakuan sahabatnya tersebut bersama laki-laki lain, desi ingin sedikit menggoda Rani yang selama ini menurut Desi selalu berpura-pura menutupi gairahnya. Padahal Desi mengetahui bahwasanya sahabatnya itu hampir sama saja seperti dirinya, sama-sama memiliki sifat sangean juga. Bahkan seperti yang kita ketahui sesungguhnya desi belum ada apa-apanya jika dibandingkan dengan Rani, tentu beberapa saat lagi desi akan dapat melihat dan membuktikan hal tersebut secara langsung di hadapannya.


○○○●●●○○○


Dengan menggunakan pakaian seadanya kini Desi bersiap keluar bersama Aldo dari kamar yang mereka tempati, tujuan mereka adalah untuk melihat secara langsung apa yang dilakukan Rani bersama Abdur. Sebenarnya Aldo sempat menolak saat Desi meminta untuk melakukan hal tersebut, aldo beralasan masih ingin berdua saja bersama Desi di dalam kamar ini. Tetapi setelah mendengar maksud dari Desi mengajak Aldo melihat kondisi temannya bersama Rani itu, akhirnya Aldo menyetujui ajakan dari Desi tersebut. Saat itu Desi menjelaskan bahwasanya jika situasinya memungkinkan, desi ingin merasakan sensasi bercinta berbarengan dengan sahabatnya tersebut.

Mendengar hal yang sedikit tidak masuk akal tersebut aldo sempat dibuat bingung dengan pemikiran yang ada pada Desi, tetapi ketika ia mengingat sosok perempuan yang berada di dalam kamar tersebut bersama temannya. Yaitu Rani, aldo langsung menyetujuinya dan segera bersiap juga mengenakan pakaiannya seperti yang Desi lakukan. Aldo sempat menanyakan kepada Desi apakah nanti aldo boleh untuk ikut menikmati tubuh sahabat Desi tersebut, desi menjelaskan kepada Aldo bahwasanya semuanya tentu boleh saja. Tetapi Desi berpesan kepada Aldo bahwasanya Jangan pernah memaksa sahabatnya tersebut, saat itu Desi masih berpikiran bahwasanya mungkin saja Rani benar tidak melakukannya bersama Abdur saat ini. Dan jika hal tersebut benar maka Desi tidak mengizinkan aldo untuk berbuat macam-macam kepada Rani, karena walau bagaimanapun juga bagi Desi Rani adalah sahabat terbaiknya.



Selanjutnya Desi berpesan kepada Aldo, bahwasanya jangan sampai hubungan di antara mereka ini sampai terbawa hingga ke perasaan alias baper. Menurut Desi sah-sah saja jika Aldo ingin bercinta dengan Rani malam ini, dan juga sah-sah saja jika Desi menginginkan sosok Abdur untuk melanjutkan bercinta dengannya malam ini.


================

Selanjutnya Desi berpesan kepada Aldo, bahwasanya jangan sampai hubungan di antara mereka ini sampai terbawa hingga ke perasaan alias baper. Menurut Desi sah-sah saja jika Aldo ingin bercinta dengan Rani malam ini, dan juga sah-sah saja jika Desi menginginkan sosok Abdur untuk melanjutkan bercinta dengannya malam ini.


Desi: Kita bebas aja ya?? Pokoknya dibuat happy lah, jangan pakai perasaan pokoknya. Kami ini udah sama-sama bersuami Aldo dan kamu juga udah tahu itu kan, this just for fun Aldo.

Aldo: Oke Beb, aman aja kok. Pokoknya kamu tenang aja kami pasti profesional kok.


Desi: Oke Baguslah kalau begitu, ayo deh kita ke sebelah.


Setelah mengucapkan hal tersebut ini tampak Desi keluar kamar tersebut bersama Aldo, karena kamar mereka memang bersebelahan maka tak sulit bagi keduanya untuk tiba dengan cepat di tujuan mereka. Saat mereka di depan kamar desi langsung menempelkan kunci pada pintu kamar tersebut, itu kamar tersebut pun terbuka sesaat setelah kunci tersebut ditempelkan. Sebenarnya cukup keras suara yang ditimbulkan oleh pintu yang terbuka tersebut, tapi sepertinya baik Rani maupun Abdur sama-sama tidak menyadari hal tersebut. Sementara itu desi dan juga aldo yang kini telah berada di depan pintu, samar-samar mendengar suara desahan yang cukup kencang dari mulut Rani. Saat itu Desi seperti sangat terkejut apa yang ia dengar, desi sempat mengira mungkin saja Rani Tengah diperkosa oleh abdur.


Menyadari hal tersebut desi langsung menutup pintu kamar dan menarik tubuh Aldo untuk mepet ke arah tembok.


Desi: Beb kalau teman kamu negkakuin itu tanpa persetujuan sahabat aku,pokoknya kamu harus bantuin ya?? Jangan sampai sahabat kamu itu berbuat semaunya. Tolong bantu hentikan, oke ya??


Aldo: Aku tahu gimana abdur kok beb, kayaknya nggak mungkin deh kalau Abdur berbuat begitu tanpa persetujuan temennya Kamu.

Desi: Kamu yakin??


Aldo: Selama ini sih yang aku tau begitu, tapi nggak tau juga sih. Mungkin karena teman kamu itu kelihatan gemoy dan menarik kali Beb, makanya Mungkin aja sih kalau Aldo ngelakuin hal itu.

Desi: Ya udah, kita dengerin dulu deh.

”Aduh,, Abdurr...rrr...oooohhh.... Jangan kenceng ih. Tadi kan jadinya pelan-pelan"

Mereka mendengar Rani mengucapkan hal tersebut kepada Abdur.


Aldo: Tuh kan beb apa aku bilang, mereka udah sepakat kan??


Desi: Hihihi,,, ternyata iya. Dari Desahanya juga nggak kayak lagi diperkosa kan Beb??


Aldo: Kayaknya nggak deh,, coba kamu dengerin lebih jelas beb.

"Uuuuhhh...mmmmppttt...durrr,,,jangan didiemin gitu Abdur, mbak udah deket kok..aaahhhh....aaahhhh...Abdurrrr"

Terdengar rani mengucapkan hal tersebut kepada Abdurr.

Desi: Buka baju kamu dong. Udah bisa lagi kan kamu??

Aldo: Bisa dong Beb.

Jawab Aldo tampak sangat yakin.

Kemudian Aldo membuka pakaian yang digunakan seperti apa yang dipinta oleh Desi, begitupun juga dengan Desi kini dirinya telah bertelanjang bulat sama seperti halnya yang Aldo lakukan. Setelah itu Desi langsung berjongkok dan mengulum penis Aldo, tampak kini penis Aldo yang cukup besar Tengah berada di dalam mulut Desi. Penis Aldo memang tidak sebesar penis yang dimiliki oleh Abdur, hampir sama dengan penis suami Desi. Walaupun sedikit lebih besar tetapi akan sangat jauh juga jika dibandingkan dengan Pak Dedi. Namun yang Desi suka dari Aldo adalah cara Aldo merangsang tubuh wanita, menurut Desi aldo sangat pandai dalam hal merangsang tubuh wanita. Terutama dalam hal menjilati payudara dan juga vagina, hal tersebutlah yang sudah dari tadi membuat Desi terus merasa kenikmatan bersama Aldo di kamar mereka sebelumnya.

Aldo: Bangun dulu Beb.

Ucap Aldo meminta Desi untuk bangkit.

Aldo: Kamu yakin beneran mau ngelakuin ini??

Desi: Iya boleh deh kayaknya, tapi nanti jangan langsung ya. Kamu sama aku aja dulu beb, jangan langsung kamu tuker sama dia.

Aldo: Oh gitu,, ya udah deh aku ikut aja Beb.

Desi: Atau nanti gini aja ya,, eh bentar, bentar . Aku intip dulu ya!!

Ucap Desi sambil beranjak meninggalkan Aldo dari sana.

Saat itu Desi mengintip sedikit apa yang dilakukan rani bersama Abdur saat ini, dari sana Desi melihat ternyata tengah diganjal oleh Abdur dalam posisi Doggy Style. Setelah melihat hal tersebut isi tampak menutup mulutnya karena sedikit terkejut melihat posisi Rani yang sepertinya sangat expert dengan posisi tersebut, desi melihat tampak badan Rani begitu terlihat lentik dalam posisi tersebut. Dan keterkejutan Desi juga disebabkan kenyataan saat ini Ia temukan, ternyata sahabatnya tersebut melakukan hal yang sama seperti dirinya malam ini. Tak begitu lama berada di sana desi segera kembali mendekati Aldo, setibanya bersama Aldo kembali desi langsung bersama Aldo.

Desi: Mereka lagi doggy Beb,, kayaknya enak banget deh.


Aldo: Kamu pengen lagi Beb?? Ya udah langsung aja ke sana ambil posisi doggy juga di sebelahnya.



Desi: Ettt Jangan gitu dong,, gini aja deh beb. Aku mau kamu kerjain sahabat aku ya?? Tapi Ingat pesan aku kamu jangan pernah maksa dia. Oke??



Aldo: Maksud kamu ngerjain Gimana Beb??



Saat itu Desi menjelaskan kepada Aldo bahwasanya dirinya meminta Aldo untuk berpura-pura datang sendirian ke dalam kamar tersebut, kemudian Desi mengatakan dirinya akan menunggu di kamar mandi hingga nanti waktunya tiba desi akan bergabung bersama mereka. Desi menjelaskan kepada Aldo bahwasanya ia ingin sedikit menggoda sahabatnya tersebut, apakah sahabatnya tersebut kiranya akan tergoda atau tidak jika digoda oleh dua laki-laki muda sekaligus. Dan juga Desi meminta Aldo agar berperan semaksimal dan senatural mungkin, jangan sampai menimbulkan kecurigaan pada diri rani.


Setelah mendapat instruksi dari desi tersebut, Aldo kini langsung berjalan mendekat kepada Abdur dan juga Rani yang kini tampak belum juga menyadari kehadiran dirinya bersama dengan disana. Saat sudah melihat secara langsung apa yang kini dilakukan temannya Abdur bersama sosok Rani yang Sejujurnya sejak awal Aldo juga tertarik dengan sosok itu, kini Aldo semakin dibuat kegirangan karenanya. Bagaimana tidak, saat ini aldo melihat sosok wanita yang bernama mbak Rani itu tengah menungging pasrah di genjot oleh Abdur. Belum lagi suara desahan dan juga suara peraduan kelamin antara keduanya, semua itu membuat Aldo seakan begitu terpukau karenanya. Utamanya dirinya saat ini begitu menikmati rengekan manja yang keluar dari mulut Rani, langsung saja dengan cepat Aldo langsung mengambil posisi berbaring di dekat Rani yang tengah menungging.


" Ehh broo,, kok kamu??? "

Tampak Abdur yang terkejut dengan kehadiran Aldo disana., dan kini Abdur menghentikan genjotannya pada Rani.

Rani; Siapa?? Ehh!!! Kok...kamu??

Tampak rani begitu terkejut melihat hadirnya sosok Aldo di dalam kamar tersebut.


Aldo: Udah kalian lanjutin aja,, mbak desi udah nyerah.. haha..makanya aku kemari. Kali aja bisa nambah sama mbak..hehe


Rani: duhhh...Abdur lepas dulu deh.


Abdur : iyaa mbak!!

Ucap Abdur sambil kini ia mengikuti apa yang diminta oleh Rani.


Tampak saat itu Abdur juga merasa terganggu dengan hadirnya Aldo disana, semua itu tampak dari mimik wajah Aldo yang begitu nampak karenanya. Hal yang sama juga dirasakan oleh Rani, setelah Aldo melepaskan penis yang tadi menancap pada vaginanya. Kini Rani mengambil posisi berbaring telentang dan segera menutupi tubuhnya dengan selimut yang ada disana, setelah itu tampak Abdur langsung menunjukkan rasa tidak nyaman dalam dirinya dengan hadirnya Abdur disana.

Abdur: kok jadi gini sih bro?? Maksudnya apa?? Ini kan privasi custumer aku lah, kok kamu seenaknya??

Ucap Abdur dengan nada tinggi ia lontarkan kepada Aldo.


Aldo: Eiittss santai dong bro, aku gak maksud gitu kok.

Abdur: Gak maksud gitu gimana?? Ini apa maksudnya??

Aldo: Iya aku..gimana ya?? Sorry deh bro.


Rani: udah-udah kalian jangan malah bertengkar deh, makin runyem nantinya. Udah Abdur kamu jangan ngomongnya ngegas gitu dong, bisa kok di tanya baik-baik.


Ucap rani menenangkan keduanya.


Seujurnya Rani merasa tersanjung juga dengan usaha yang dilakukan Abdur untuk membela dirinya, ia merasa Abdur masih memikirkan privasi dan perasaannya dengan hadirnya Aldo yang secara tiba-tiba disini. Walapun sebenarnya ia juga merasa sangat tidak nyaman, tetapi tatap saja ia merasa untuk harus bisa tetap tenang menghadapi situasi sekarang ini.


Rani: Udah yaa,, sekarang Abdur kamu pakai lagi deh baju kamu, dan setelah ini tolong kalian keluar aja dari kamar ini. Buat kamu juga Aldo, kenapa kamu masuk ke kamar ini secara tiba-tiba?? Dan kenapa kamu udah gak pakai baju aja gini sih???

Abdur: ahhh,, bangke lu broo,, malah jadi kacau gini kan.

Ucap Abdur tampak sangat jengkel dengan kelakuan yang di perbuat oleh Aldo, semua itu tentu saja karena Abdur masih belum merasa maksimal menikmati tubuh Rani malam ini.

Tetapi saat suasana tersebut akan semakin berubah menjadi tidak nyaman, tiba-tiba kini sosok desi yang sudah tidak mengenakan apapun pada tubuhnya muncul diantara mereka.


"Hay..hayy...kok pada marah-marah sihh??? Hahaha"


Ucap desi mengagetkan Rani dan juga Abdur, namun tidak dengan Aldo dirinya tampak begitu santai dengan kehadiran desi tersebut. Tentu saja karena ini memang sudah menjadi bagian dari apa yang mereka rencanakan.

Aldo: hampir aku kena keroyok beb,, hahah,,, abisnya lagi pada enak-enak kok kamu suruh aku gangguin sihh,,!!


Desi: hihii...sorry ya besti aku,,, buat Abdur juga, niatannya gak sampe bikin kayak gitu kok. Aku cuman mau bercanda sama sahabat aku ini aja.


Ucap desi seraya berjalan mendekat kearah rani, kemudian ia mengambil posisi duduk dengan tubuh telanjangnya di sebelah Rani.


Rani: apasih dess?? Kok gak jelas gini kamu??

Desi: sorry besti,, tadinya kami cuman mau godain kalian buat bercinta disini sambil diliatin kamu sama Abdur..haha..karena aku pikir kamu gak bakal mau sampai kayak begini..hihii.***k tau nya..uuuhhh..ngeri ahh denger desahannya..hahaha


Ucap desi tampak sangat kegirangan, sambil ia menggoda sahabatnya terebut yang kini akhirnya menjadi ketahuan olehnya telah merasakan batang lain pada dirinya.


Rani; ihhh apa sihh,, udah dehh...huuuuhh..ini kan gara-gara ide kamu juga.


Ucap Rani tampak sedikit kesal dan malu mendengar ucapan dari Desi tersebut.

Abdur: iyaa mbakk,, jangan mikir yang aneh-aneh tentang mbak rani. Ini semua salah saya,, saya yang memaksa mbak rani melakukannya.

Desi : duhhh..sweettt bangett sihh, udah main bela-belain aja nih..hihii..

Rani: ihhh..udah ahhh jangan gini,, gak enak tau jadinya.


Desi: Gak enak kenapa sih besti?? Yaudah bikin enak lagi lahh,, ini juga apasihh?? Lepas dong!! Kayak aku gini lohh.

Ucap desi sambil menarik selimut yang menutupi tubuh rani.


Rani: ihhh apa sihh,, enggak ahh.. jangan aneh-aneh!! Gak mau aku!

Desi: Oke dehh,, biar aku aja ya bestie.

Balas desi dengan gaya genitnya.


"Abdur... Come on beibhh..kamu kayaknya kesel banget gitu ya?? Sini deh sama mbak!! "

Ucap desi kepada Abdur yang kini tampak masih dalam posisi duduk telanjang juga diatas kasur terebut.


Setelah mengucapkan hal terebut desi langsung melakukan serangannya kepada Abdur.

Desi: Beb,, kamu sama mbak rani dulu ya!!

Ucap desi kepada Aldo, yang saat itu Aldo duduk tidak begitu jauh dengan posisi rani.


Setelah mengatakan hal tersebut kepada Aldo, kini desi mulai mendekat kearah Abdur.

"Uhhhh...pantes aja sihh,, besti aku sampe bisa tergoda..hihiii...yummy banget kayaknya"

Ucap desi saat melihat dengan jarak yang semakin dekat dengan penis Aldo, saat itu desi sontak melirik kearah Rani dan tampak lirikan itu seperti lirikan godaan kepada Rani.


Abdur: Ehh kok gini sih mbakk?? Mbak Rani gimana jadinya,,,kan...mmmmhhh"

Ucapan Abdur tersebut langsung terputus setelahnya, karena ia mendapatkan ciuman yang di daratkan desi pada bibirnya.


Tampak saat itu desi langsung mencium Abdur dengan tiba-tiba, selanjutnya tangan desi tampak kini sambil mengelus dan menggenggam penis Abdur. Abdur yang sejujurnya masih menginginkan melanjutkan semuanya bersama Rani kini tampak mulai di buat bimbang dengan pikirannya sendiri, karena walau bagaimanapun juga sosok desi tidaklah kalah menarik dengan sosok rani. Kebimbangan itu semakin kuat ia rasakan setelah kini ia menilai bahwa sosok desi ini terasa lebih agresif dari sosok Rani, Abdur yang masih di dalam puncak gairahnya kini mulai merasa bergairah dengan sosok yang kini mulai mencumbunya. Hal tersebut tampak dari abdur yang kini mulai membalas ciuman desi dan juga tangan Abdur yang mulai merayap menuju ke payudara desi yang menempel dengan bahunya. Tak berapa lama hal tersebut berlangsung kini tampak abdur mulai semakin gemas dengan sosok desi, abdur langsung menarik tubuh wanita itu kedalam pelukannya dan kini ia mendorong tubuh wanita itu hingga pasrah di bawa dekapannya.

Abdur langsung menyerang payudara desi yang kini tampak terpampang di hadapannya, kemudian karena merasa ingin segera mendapatkan kenikmatan dari tubuh Desi yang amat genit tersebut. Kini Abdur memegang dan mengarahkan penisnya yang sangat tegang tersebut untuk dimasukkan kedalam vagina desi.

"Uuhhhh...pelan dong Beb.. issstttt"


Desah desi saat merasakan vaginanya akan di penetrasi oleh Abdur.

"Awww...uuuuuuuuhhhhh...dalem bangett..bestiii...ampunnn"


Desi berteriak sangat kencang ke arah Rani, kini ia merasakan vaginanya telah berhasil dimasukin oleh Abdur.


Rani yang melihat dalam kondisi menunjang dagunya dengan tangan sambil sedari tadi mengamati kelakuan dua orang tersebut, kini tampak sedikit jengkel dengan apa yang dilakukan desi bersama Abdur. Maka saat desi berteriak kepadanya, ia hanya sedikit tersenyum menanggapinya. Di dalam diri Rani sebenarnya ia merasa sedikit malu karena kini perbuatannya bersama Abdur telah di ketahui oleh desi, selain itu ia juga merasa kesal dengan Desi karena telah mengambil abdur darinya.


"Ihhhh dasar ganjen...nihhh..rasainn"

Ucap rani sambil beranjak dari posisinya dan mendekat kearah desi dan juga Abdur, saat itu tanpa duga Rani memencet kuat puting payudara desi.

"Awwww...hahahaha....dasarr gilaa.."

Balas desi karena ulah rani tersebut.

" ayokk kerjain bareng mbak,,, hisepin nenen mbak nya bareng yuk "

Ajak abdur kepada desi.

"Cupp...mmmpphhh"

Abdur langsung melakukan apa yang ia Ajak kepada Rani.


"Aghhh..hahaha...awas aja,, jangan berani-beraninya ya besti..ahhhh..Abdur jangan dong"


Desi tampak sedikit berontak karena kini abdur memegangi erat kedua tangannya.


"Ayokk mbak"


Ajak Abdur kembali.


Rani yang saat itu merasa sangat geli jika harus melakukan hal tersebut, malah kini ia merasa gemes untuk melakukannya kepada desi. Semua karena ulah desi yang awalnya tampak begitu genit dan centil sekali, tetapi malah kini tampak kewalahan menerima genjotan dan juga hisapan Abdur pada payudaranya. Melihat hal tersebut Rani menjadi tertantang untuk melakukan apa yang di ajakkan Abdur kepadanya, dengan sedikit ragu-ragu rani mulai mendekat ke arah keduanya. Sehingga kini tubuhnya kembali terekspos telanjang keluar dari selimutnya, hal tersebut tentu saja membuat Aldo kegirangan karenanya. Karena kini dirinya bisa melihat tubuh telanjang Rani kembali, setelah tadi sempat terhenti karena Rani menutupi nya dengan menggunakan selimut.


"Awas aja bestii...pokoknya...ahhhh....hahahha...gilaaa...aduhhh "


Ucapan desi terputus karena kini Rani yang tampak benar-benar telah mendaratkan bibir pada payudaranya.

Saat itu tampak rani dan juga Abdur secara bersamaan menghisapi payudara milik desi, akibatnya hal tersebut membuat desi menjadi blingsatan dan mendesah tidak karuan. Tetapi dirinya kini tidak dapat berbuat banyak, saat itu dengan begitu kuat Abdur terus memegangi kedua tangan Desi. Hal tersebut membuat Desi memiliki akses yang sangat terbatas untuk bereaksi atas perlakuan terhadap dirinya, belum lagi kini ia merasakan hisapan yang secara bersamaan dilakukan pada payudaranya tersebut membuat dirinya merasakan sensasi yang amat sangat berbeda yang selama ini belum pernah ia rasakan.


Sementara itu Aldo yang dari tadi hanya mengamati saja kelakuan mereka, kini tampak mulai tidak tahan untuk ikut bergabung dalam aksi mesum yang terjadi di hadapannya. Saat itu Aldo melihat rani yang dalam posisi setengah menungging karena tengah menghusapi payudara desi, dirinya merasa sangat bergairah melihat posisi Rani tersebut. Belum lagi kini ia melihat susu Rani yang tampak menggantung dan juga bokong rani yang tampak melentik kebelakang karena posisinya tersebut. Dengan cepat kini Aldo ingin segera mengambil posisi di belakang Rani, ditambah lagi kini desi yang tampak mulai memberikan kode kepada Aldo agar segara melakukannya. Saat itu kaki desi yang sedikit bebas akhirnya sedikit menedang Aldo agar segera melakukan sesuatu terhadap rani, desi ingin rani juga merasakan kenikmatan yang tadinya mungkin belum tuntas dirasakan oleh Rani. Desi ingin sahabatnya itu juga mencapai kenikmatan yang sama seperti dirinya, Aldo yang memahami kode tersebut kini dengan cepat telah berada di belakang diri rani. Kini aldo memegang batang penisnya dan berisap untuk ia masukkan kedalam vagina Rani yang sedikit terlihat mengintip dari posisinya sekarang ini.

Setelah kini dirinya berada pada posisi yang dirasa sudah pas, Aldo yang telah merasa sangat bergairah untuk bisa menggenjot rani kini mulai menyentuh sedikit tubuh rani. Aldo memegang punggung rani seakan memberikan kode kepada rani untuk sedikit menaikkan pinggulnya, tetapi ternyata sentuhan itu malah membuat Rani terkejut dan segera melepaskan hisapannya pada payudara desi. Sontak ia langsung menoleh ke belakang dan melihat apa yang terjadi disana. Dengan keterkejutannya rani tampak kaget dengan melihat posisi aldo yang kini telah berdiri di belakangnya dan tengah memegangi penisnya, posisi tersebut seolah aldo telah siap untuk melakukan penetrasi kepada rani. Menyadari hal tersebut rani berupaya sedikit menghindar dari sana agar Aldo tidak melakukan hal tersebut kepada dirinya, tetapi aldo yang sudah dikuasai gairahnya kini merasa enggan untuk melepaskan rani begitu saja.


Dengan gerakan cepat kini aldo segara meraih tubuh rani, ia peluk tubuh wanita itu dan kini ia bawa ke posisi hingga berada di dalam dekapan nya. Setalah berhasil tampak kini aldo langsung menyerang pada bagian tubuh rani yang sedari tadi ia amati sangat menggairahkan, yaitu payudara rani. Dengan tidak ingin berlama-lama aldo langsung mendaratkan bibirnya pada bagian tersebut.

"Aduhhh...ssshhhhhh...aldoo,,jangann...kamu sama desi aja nanti"

Cegah rani saat aldo mulai mencumbui dirinya.


"Mereka lagi asik kayaknya mbak"


Ucap aldo sambil menunjuk ke arah desi dan juga abdur.


Rani: Kamu mau ngapain??"

Aldo: Mau kayak mereka lah mbak!! Boleh ya??


Rani: ihhh kok jadi gini sihh??


Aldo: nanggung kali Mbak,, boleh ya??
Gak tahan aku mbak!!


Rani tampak sedikit ragu saat aldo mengatakan hal tersebut kepada dirinya, ia sempat terdiam masih tidak menyangka bahwa hal separah ini akan terjadi diantara mereka.


Selagi rani dalam posisi terdiam tersebut, Aldo yang sedari tadi sudah sangat bergairah kini berupaya untuk segera memasukkan penisnya kedalam vagina rani. Aldo bangkit dari dekapannya atas tubuh rani, dan kini ia mengambil posisi setengah jongkok di depan rani. Rani tampaknya belum menyadari hal tersebut, dirinya masih di landa keraguan saat ini.


"Ahhhh....aldo...jangannn..."

Cegah rani, saat merasakan aldo menekan penisnya untuk masuk kedalam vaginanya.

Aldo: Kenapa mbak???

Rani: Kamu pake kondom dulu lah!!

Aldo: Tenang Mbak, aku bersih kok,,

Rani: Enggak ahh,, pokoknya jangan.


"Ahhhh...ihhhh..kamu tuhh gak bisa dibilangin sihh...ahhhh..."


Kini rani merasakan aldo telah benar-benar memasukan penis tersebut kedalam vaginanya.


"Hmmmm...basah banget mbakk"


"Cloopppp...cloppppp...cloooppp"


Aldo mulai menggenjot rani langsung.


Kini di dalam kamar tersebut tampak pemandangan dua pasang laki-laki dan perempuan yang tampak berlomba saling memadu kasih masing-masing dengan pasangannya. Rani di genjot oleh aldo dan juga kini desi di genjot oleh Abdur, Pemandangan tersebut menbuat rani merasa sedikit risiko sebenarnya. Tetapi kini dia merasa tidak bisa berbuat terlalu banyak untuk menghentikan semua ini, akhirnya ia mulai pasrah dan menikmati semua yang akan berlangsung diantara mereka.


Saat itu rani merasa sebenarnya masih ingin melanjutkan semuanya bersama dengan Abdur, tetapi karena kini nyatanya ia tengah bersama aldo. Maka rani hanya pasrah saja dan mulai berusaha menikmati apa yang dilakukan aldo terhadap dirinya, lagi pula kini rani merasa genjotan aldo juga hampir sama nikmatnya dengan Abdur. Walaupun sepertinya penis aldo tidak sebesar dari milik Abdur, tetapi penis itu cukup memberikan kenikmatan pada dirinya.


"Lebih becek dibandingkan mbak desi"

Bisik aldo pelan pada telinga rani.


Mendengar hal tersebut rani tampak tersipu dan sedikit memukul pelan bahu Aldo.

Rani: Ihhh...ssshhh..kamu tuhh aldo,, ahhhh..ada-ada aja dehh.

Aldo: lebih tebel mbak,, dan peret juga.hehe


Rani: ihhh kamu tuhh,, gak tau apa kalau itu ada bekas spermanya Abdur di dalam?? Hihiii


Aldo: haaaah?? Masa sih Mbak??


Rani: hmmmmm...

"Jadi makin bergairah aja"


"Plloookkkk...plooookkkk...plllooppkkkkk"


Aldo kembali menggenjot rani dengan sangat brutal dan akibatnya kini rani merasakan vaginanya seperti ingin sampai pada puncaknya.

"Uhhhh...aldooo...ssshhhhh..mbakk..kayaknya mau dehh"


Aldo: kok cepet sihh mbak???

Rani: ihhhh..***k..tau lahh...ahhhh....duhhh..kencengin dong!!!


Aldo: hhhmmmm..oke mbakk...


Kini aldo melebarkan kedua paha rani dan ia menggenjot vagina rani sambil ia genjot dengan sedikit pelan.

Rani: kok gitu sih?? Kenceng!!

Aldo: udahh,, mbak ikutin ya,, dijamin suka!!

"Cluupp..."

"Cluupp..."


"Cluuppp..."

Aldo membuat gerakan memasukan dan mengeluarkan penisnya secara sempurna kedalam vagina rani.

Dia membuat penisnya sampai benar-benar keluar dari vagina rani, lalu ia masukan dan ia keluarkan lagi. Begitu seterusnya sampai rani kini kembali merasakan sebuah sensasi rasa yang baru lagi ia dapatkan dari sosok aldo, ia merasakan vaginanya terasa seperti mengembang dan menutup karena ulah dari aldo tersebut. Hal tersebut juga di sadari oleh aldo, dia melihat kini vagina rani tampak makin mengkilat dan sedikit menganga karena ia bentangkan kedua paha tersebut dengan sangat lebar. Sekitar beberapa menit setelahnya kini aldo menancapkan penisnya secara utuh kedalam vagina rani, dan kini ia membisikan sesuatu kepada rani.


Aldo: Pernah squirt mbak??"

Rani; ihh enggak..!!

Aldo; mau??

Rani: lanjutin kalau bisa!!

Tantang rani kemudian.

Mendengar hal tersebut kini aldo mulai menggenjot rani dengan ritme yang sangat cepat, sampai-sampai kini suara becek vagina rani makin jelas terdengar. Lalu setelah aldo merasakan vagina tersebut muelai berdenyut dan juga deshan rani semakin tidak terkontrol. Di tambah lagi kini badan rani yang menggeliat tidak karuan, dengan cepat aldo segera melepaskan penisnya dari vagina rani. Lalu setelah itu ia bentangkan kembali dengan lebar kedua paha rani, Aldo mendekatkan bibirnya ke belahan vagina rani. Ia lumat habis dengan sangat ganas vagina rani tersebut, seakan aldo menelan daging vagina rani yang tebal tersebut.

"Auuhhhhhh....awwwwww....allll..ddd...dooo...ka....kamu...ngapain?? Ahhhh"


Keluh Rani karena merasa sangat terkejut dengan perlakuan aldo terebut.


Rani kemudian dibuat semakin tambah terkejut saat aldo membuat manuver berikutnya, aldo melepaskan mulutnya dari vagina rani dan kini ia gantikan dengan jari nya. Tetapi ternyata bibir aldo kini punya sasaran lain, kini tampak bibirnya berpindah ke sunhole rani.

"Aldooooo...uhhhhh...kamuuu iniii....ahhhhhh"


"Clooookkkkk...cllokkkk...cllookkk"


Vagina rani terus di kocok oleh aldo pada bagian itilnya, dan sedikit ia masukkan jarinya kedalam sana. Yang membuat rani semakin merasa kegelian yang tidak karuan adalah mulut aldo yang kini terus menjilati anusnya.

"Ahhhh...apalagiiii ohhh...kaliannn...amppuun dongg "


Ucap rani saat merasakan payudara nya tiba-tiba dikenyot oleh Abdur.


" awww...hahahaha....gilaaa...bisa matii nihhh aku....ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh....desiiiiiiiiiiiiiiii.....iiihhhh"

Tak lama berselang merasakan payudara satulagi miliknya juga dikenyot oleh desi.


Hal tersebut membuat rani menjadi semakin tidak karuan dan rasa seperti ingin kencing kini terasa mulai mengalir pada vaginanya.


"Ahhhhhhhh......udahhhhhh...donghhh....shhhheeeeerrrrrrr.....serrrrrrrr....serrrrrrr.."

Vagina rani memuncratkan air yang begitu kencang dari vaginanya, dan sampai mengenai abdur juga desi yang kini menhisapi payudaranya. Utamanya lagi aldo tentunya, tampak wajah aldo sedikit basah dengan semburan vagina rani tersbut.


"Haaaaaaaaahhhhhhhh...aduhhhhh...udahh dulu dong pleaseee"

Ucap rani, sesaat setelah semuanya menghentikan perlakuan mereka terhadap dirinya.


"Wowwwww...gilaaa bisa gitu,,, keren banget bestii...hahahahha"

Ucap desi menggoda rani.


Kemudian tampak desi meminta abdur dan juga aldo untuk menjauh terlebih dahulu dari tubuh rani dan membiarkannya beristirahat sejenak, hal tersebut dilakukan oleh desi karena kini ia melihat rani yang tampak sangat lemas dan hampir kesusahan mengatur nafasnya.


"Istrhat dulu ya besti aku,,, kamu keren kok...hihihi...beb ambilkan minum itu dong"

Ucap desi kepada Rani, kemudian selanjutnya ia meminta aldo untuk mengambilkan air minum untuk desi.


Setelah memberikan minum kepada rani dan melihat rani tampak lebih tenang, kini tampak Desi mulai menatap ke arah aldo dan juga Abdur. Kemudian tampak Desi kini membisikkan sesuatu kepada Rani.


" giliran aku yang mau dibikin muncrat kayak kamu bestie... Hihihi“


Ucap Desi kepada Rani yang kini tampak masih berbaring terlentang sambil menutupi wajahnya dengan kedua tangan.


Setelah mengatakan hal tersebut kini Desi mulai bangkit dari posisinya dan berjalan mendekat ke arah abdur dan juga Aldo yang kini tampak duduk pada sebuah sofa di dalam kamar tersebut. Dan seolah telah menantikan kehadiran sosok Desi tersebut kini tampak aldo bersama Abdur telah siap menyambut kedatangan Desi kepada mereka, kehadiran Desi di sana langsung disambut hangat pelukan oleh Aldo dan selanjutnya ia bawa tubuh telanjang Desi tersebut untuk duduk di tengah-tengah antara dirinya dan juga Abdur.


Tampak kini tubuh telanjang Desi tengah diapit oleh kedua pemuda berbadan atletis tersebut, dan tentu saja desi akan melayani dua batang penis yang kini tampak menegang tersebut. Setelah itu desi langsung dicumbu oleh keduanya, desi yang kini tengah berciuman bersama Abdur tampak payudaranya kini juga sambil dijilati oleh Aldo




Bersambung...

================

LANJUTAN CERITA PREMIUM ISTRIKU DAN "ASSET"NYA_REMAKE.


Sementara Aldo sibuk menghisap di kedua payudara Desi Dalam posisi duduk, pemandangan disana kini terlihat desi yang begitu menikmati perlakuan kedua pemuda tersebut terhadap tubuhnya. Desi merasakan saat itu vaginanya mulai dibelai-belai juga oleh Aldo, sesaat kemudian ia merasa tubuhnya seperti ingin dibaringkan oleh Aldo.

Desi hanya mengikuti saja gerakan yang dibuat oleh Aldo terhadap tubuhnya, sambil kini ia tetap berciuman dengan Abdur. Sesaat kemudian Desi merasakan penis Aldo yang telah berada di depan liang vaginanya, dengan sedikit dorongan dari Aldo batang tersebut kini telah melesat masuk ke dalam vagina Desi. Sementara itu Abdur yang sejak awal belum mencapai klimaksnya sama sekali kini ia mulai meminta kepada Desi untuk memasukkan penisnya ke dalam mulut Desi, hal tersebut juga disambut baik oleh Desi. Desi merasa sangat bergairah saat melihat batang Abdur yang tampak besar berurat dan panjang tersebut, kini terpampang nyata di depan wajahnya kembali.

Terjadilah saat ini tubuh Desi yang tengah digenjot vaginanya oleh aldo sementara mulutnya diisi oleh penis milik Abdur, cukup lama mereka dalam posisi tersebut sampai pada waktunya Aldo meminta untuk berganti posisi. Tetapi hal tersebut ditahan oleh Abdur, kini tampak Abdur ingin bergantian untuk memasukkan penisnya ke dalam vagina Desi. Saat itu Abdur meminta Desi untuk menungging, setelah siap dalam posisi tersebut kini Abdur mulai menggantikan posisi Aldo untuk memasukkan penisnya ke vagina Desi. Dengan sedikit pasrah tapi tidak rela akhirnya Aldo mengalah dan kini ia hanya mengambil posisi di depan wajah Desi menggantikan posisi Abdur sebelumnya.


"Udah mau sampai nih aku beb,, keluarin di mulut kamu ya?? "

Ucap Aldo kepada Desi.


Desi hanya menganggukkan kepalanya saat mendengarkan Aldo mengucapkan hal tersebut.


Sementara pada bagian belakang tubuhnya, kini Desi merasakan pantatnya dinaikkan sedikit lebih tinggi oleh Abdur. Kemudian setelah itu desi merasakan kembali panjang dan mentoknya penis Abdur tersebut di dalam vaginanya.

"Abdur pelan-pelan dong,, gede banget punya kamu tuh tau nggak sihh,, memek aku gak setebal memek besti aku itu loh!!!"

Protes Desi kepada Abdur.


Tetapi tampaknya Abdur tidak memperdulikan hal tersebut lagi, kini ia terlihat mulai mengenjot desi dengan ritme yang sangat cepat dalam posisi menungging. Prosesi tersebut kini mulai ditonton secara langsung oleh Rani, saat itu Rani melihat sahabatnya Desi tersebut tampak tengah menikmati dua batang penis laki-laki bersamanya. Satu berada di dalam mulut yang satu lagi Tengah menusuk-nusuk vaginanya, tampak oleh Rani desi yang begitu sangat menikmati prosesi tersebut. Sehingga secara nalurinya rani mulai merasa terpancing untuk merasakan hal yang sama dengan Apa yang dirasakan Desi kini, sebenarnya dirinya tentu saja masih cukup kuat jika harus disetubuhi selanjutnya oleh kedua laki-laki tersebut secara bersamaan. Tetapi tadinya ia hanya terkejut saja karena mendapatkan perlakuan yang selama ini belum pernah ya rasakan sebelumnya dalam sensasi bercinta, yaitu vaginanya digenjot dan nenennya di jilatin dua orang sekaligus. Sehingga kini ia hanya terus memperhatikan terlebih dahulu apa yang kini tengah dinikmati Desi bersama dua laki-laki tersebut.


Genjotan Abdur pada vagina Desi kini semakin cepat dirasakan olehnya, desi sebenarnya sedikit kewalahan menghadapi situasi tersebut. Terutama kini ia harus melakukan servisnya pada batang milik Aldo juga, desi merasakan kedua batang penis tersebut masuk secara begitu maksimal ke dalam dirinya. Penis Abdur yang menusuk dengan sangat dalam pada vaginanya dan juga pada mulutnya ia merasakan aldo menekan dengan kuat jenisnya untuk masuk lebih jauh ke dalam mulut Desi.


Saat itu aldo merasakan dirinya akan segera klimaks, ia meminta Desi untuk lebih cepat lagi mengulum batang penisnya. Tetapi karena Desi sedikit kewalahan akhirnya Aldo mencabut batang penisnya dari mulut Desi, setelahnya Aldo langsung mengocok sendiri batangnya itu di depan wajah Desi. Setelah Aldo melepaskan penis dari dalam mulutnya kini tampak Desi yang tertunduk menyimpan mukanya di atas sofa, dirinya merasa tidak kuasa menahan genjotan Abdur yang begitu brutal pada dirinya kini. Namun tak lama berselang Aldo menarik dan sedikit menaikkan wajah Desi untuk mendongak ke atas, kemudian Aldo kembali mengocok penisnya dan mengarahkan tepat di wajah Desi.


"Aku keluar Beb....crrrooooottttt....crooootttt...crrrooootttt"

Aldo memuncratkan spermanya tepat di wajah Desi, hingga kini tampak wajah Desi yang belepotan dengan sperma milik Aldo.


Setelah itu Aldo langsung mundur dan duduk pada sofa tersebut, sementara kini Abdur yang melihat wajah Desi penuh dengan sperma. Dirinya berinisiatif untuk membalikkan di dalam posisi terlentang, ia ingin melihat secara langsung wajah wanita itu yang tengah belepotan sperma milik Aldi, sambil ia ingin tetap terus mengenjoti vagina milik Desi.


"
Aduh beb ampun dong...aahhhh"

Ucap Desi saat vaginanya kembali digenjot oleh Abdur.


Abdur merasa sangat bergairah melihat kondisi wajah Desi yang tengah berlepotan sperma tersebut, akibatnya dirinya kini menggenjot dengan brutal dan dengan sangat buas terhadap diri Desi. Mendapatkan perlakuan yang demikian desi merasa sangat kewalahan dan merasa dirinya akan segera mencapai puncak birahinya kini.


"Abdur Mbak mau sampai nih Beb.. Uuuuuhhhh...awwwwww....pelannn dongg"


Pinta Desi kepada Abdur.


"Bareng aja Mbak aku juga mau kok "

Saat itu Abdur merasakan vagina Desi menyedot dengan kuat batang penisnya yang kini berada di dalam sana, akibatnya dirinya kini merasakan juga akan mencapai puncak kenikmatan bercinta bersama Desi.


" Aku keluar Beb,,,aaaggghhhh.....creeeetttttt....creeeeettttt...creeetttt"

Desi telah lebih dahulu mencapai puncak birahinya kini.


"Aku juga Mbak....uuuggghhhh....crrrrrrroooooottttt......crooooottttt....crooootttt"

Abdur memuncratkan spermanya di dalam vagina Desi.


Kini tampak Desi merasa sangat lemas dan masih dalam kondisi dirinya berada di dalam pelukan Abdur, sementara itu rani yang sedari tadi dalam kondisi mengamati perbuatan mesum mereka tersebut. Kini mulai melihat Aldo yang tampak berjalan ke arahnya, kemudian Rani merasakan tubuh telanjangnya dipeluk oleh Aldo.


"Aku mau berdua aja sama Mbak nanti ya??? Boleh dong Mbak! Iya??? "

Bisik Aldo pelan kepada Rani.

Rani hanya tersenyum menanggapi hal tersebut, dan kini tampak Rani juga membalas pelukan dari Aldo tersebut.


"Nanti malam kalian bikin desi jadi kewalahan dulu ya??? dan akhirnya tidur duluan Deh dia, mbak mau ngerasain kayak yang barusan dia rasain juga. Tapi mbak gak mau dia melihatnya lansung kayak tadi "

Rani juga berbisik pelan kepada Aldo.


"Amanlah itu Mbak "


Balas Aldo kegirangan kepada Rani, kemudian kini tampak Aldo yang mencium mesra bibir rani.

"Mainin puting mbak dong Aldo, biar makin gede"

Goda Rani kepada Aldo.

Hanya sebatas itu saja, kagiatan terhenti!!!

Saat ini Semua yang tengah berada di dalam kamar tampak sibuk memulihkan diri mereka masing-masing, Kedua pasangan tersebut tampak saling membelai tubuh pasangannya masing-masing sambil entah apa yang mereka bicarakan kini pada pasangannya tersebut. Desi tampak sibuk membicarakan sesuatu kepada Abdur, sementara Rani kini tampak juga asik berbicara bersama Aldo.


Hal tersebut berlangsung cukup lama, hingga tiba waktunya Desi merasa lapar dan dirinya meminta agar mereka istirahat sejenak dan memesan makanan terlebih dahulu, setelah memesan makanan dan makanan tersebut telah tiba di kamar. Kini tampak mereka mulai menyantap makanan tersebut, setelah sebelumnya mereka sempat mebersihkan diri mereka terlebih dahulu. Ternyata memang benar apa yang dikatakan Abdur kepada Rani, bahwasanya setelah proses percintaan mereka tadi berakhir. Baik abdur maupun Aldo sama-sama mampu bersikap profesional dan tidak sedikitpun menjamah tubuh Desi maupun Rani selanjutnya.


Mereka tampak berlaku normal saja saat prosesi percintaan mereka telah berakhir sebelumnya, mereka tampak berlaku dengan baik dan sopan kepada Desi maupun Rani. Hanya membicarakan soal-soal ringan saja tentang kondisi mereka berdua pada pekerjaannya, dan juga mereka sempat membahas tentang maksud dan tujuan Rani bersama Desi memanggil mereka untuk datang kemari. Kini kedua pasangan tersebut mulai tampak kembali pada pasangan mereka masing-masing, Rani kembali bersama Abdur sementara Desi kini juga telah kembali berdua dengan Aldo.


Mereka tampak asik saling bercerita layaknya pasangan yang sedang dimabuk cinta, sampai tiba pada waktunya mereka kembali memulai aksi selanjutnya. Saat itu tampak Rani yang kini sibuk bercumbu dengan Abdur di atas sofa, sementara Desi kini tengah digenjot oleh Aldo di atas kasur. Desi tampak terlebih dahulu digenjot oleh Aldo, saat itu Desi sedikit merasa bingung dengan kondisi Aldo yang tiba-tiba sangat terburu-buru untuk kembali bercinta dengannya. Aldo mengatakan bahwasanya dirinya ingin kembali menikmati percintaan bersama Desi, sementara Rani yang melihat hal tersebut kini tampak tersenyum puas. Karena Aldo melakukan apa yang ia pinta tadi sesuai dengan rencananya, sementara itu kini Rani tampak hanya dipijat saja payudaranya oleh Abdur sambil mereka terus saling memberikan
Cumbuan dan stimulus rangsangan pada tubuh pasangan masing-masing.


Pijatan abdur pada payudara Rani kini tampak mereka lakukan dengan lebih rileks, saat itu Rani yang tengah dipijat payudaranya oleh Abdur tampak kini tangannya begitu juga aktif sambil mengocok penis Abdur. Dan sesekali Rani yang kini tengah berada di dalam pelukan Abdur tampak menciumi, menjilat serta menghisap puting susu milk Abdur. Akhirnya karena merasa tidak cukup kuat menahan rangsangan pada dirinya, dan juga karena melihat kondisi Rani yang kini tampak mulai rileks kepada dirinya. Abdur merasa tidak tahan untuk mulai kembali mengenjot tubuh Rani.


"Sambil masukin ya mbak?? Tenang aja aku tetap mijit kok"

Ucap Abdur kepada Rani.

Rani: Yakin bisa tetap fokus nih kamu??

Abdur: Bisa dong,, kan nanti malam bakal dapat yang spesial dari Mbak. Sama Aldo juga kan??

Rani: Ya udah, tapi kamu jangan sampai keluar dulu ya.??

Abdur: Iya Aman kok Mbak.


Setelah itu Abdur langsung membaringkan tubuh Rani dan ingin segera memasukkan penisnya ke dalam vagina Rani.


Namun tindakan Abdur tersebut ditahan oleh Rani.


Rani: ehhhh....Jangan kayak gini dong.!!

Abdur: Katanya Boleh masukin Mbak,, ya udah sekarang deh ya??

Rani: Iya,, tapi kamu duduk aja dehh sambil senderan di sana.

Ucap Rani sambil menunjuk pada sandaran sofa tersebut.

"Kamu duduk aja biar Mbak yang di atas, mbak bakal atur ritmenya biar kamu nggak Kebablasan. Dan juga bisa lebih fokus dalam posisi itu mijetetin payudaranya mbak!! Iya kan??"

Ucap Rani kepada Abdur.


Setelah mendengar penuturan dari Rani tersebut akhirnya Abdur menuruti yang diminta oleh Rani, kini tampak Rani menaiki tubuh Abdur yang Dalam posisi duduk. Kemudian ia mengarahkan penis Abdur untuk melesat masuk ke dalam vaginanya.


" blessshhhh..."

Dengan sedikit mendudukinya sambil menekan ke bawah, tampaklah kkini vagina Rani menelan panjangnya penis Abdur tersebut.


Rani: ahhhhh...abdurrr...gila sihhh penis kamu, bikin mentok banget!!

Abdur: Tapi suka kan Mbak??

Rani: Banget!!! Hahaha

Abdur: Jadiin aku simpananmu dong Mbak.. Hihihi..

Rani: Hushh kamu ya kalau ngomong suka sembarangan deh,, gini-gini mbak masih mikirin keluarga Kali Abdur.


Abdur: Wow... Benar-benar spek istri idaman banget sih Mbakku ini. Walaupun ganas dan liar banget gini, tetap tetap setia dan selalu mikirin keluarga ya?? Pengen deh punya istri kayak mbak.

Rani: Apa sih yang bikin kamu pengen punya istri kayak Mbak??

Abdur: Body-nya oke, desahanya oke, sama yang paling bikin gak tahan ininya sih aku suka banget. Sama tanda ini nih, tahi lalatnya bikin gak gemes.


Numpang mejeng punya Mbak "Rani" Disini"🥰🤣
YTTA!!!

Buat yang udah liat langsung, mulutnya tolong dikunci!!!👹




Ucap Abdur Sambil meremasi payudara Rani sambil menunjuk ke arah tahi lalat yang ada di payudara kirinya.


"Kalau ininya gimana???"

Ucap Rani sambil memberikan ulekan vaginanya pada batang penis Abdur.

Abdur: Wow,,, ternyata binal banget sih!! Enak banget lho ulekan Mbak...aaahhghgghh....uhhhhhh.... oh.... Terusin Mbak"

Rani: Udah dong!! Cukup dulu ya. Disimpan buat nanti malam. Hihihi.

Abdur: Jadi makin nggak sabar deh Mbak!!

Rani: Udah pokoknya nanti kalau si Aldo udah crott tuh sama Desi, kamu langsung gantiin ya?? Bikin dia Sampai lemes!! Inget ya??!!

Abdur: Iya aman aja kok Mbak.

Setelah mengucapkan hal tersebut kini tampak mereka memperhatikan apa yang tengah dilakukan Desi bersama Aldo, tampak di hadapan mereka kini Desi masih digenjot dalam posisi yang sama oleh Aldo. Namun tampaknya Genjotan Aldo tersebut sudah tidak terlalu intens, dalam perhatian Rani dan juga Abdur tampak kini Desi bersama Aldo sibuk berciuman di sela genjotan yang dilakukan oleh Aldo terhadap Desi. Aldo tampak menggenjot dengan pelan tubuh Desi yang kini berada di dalam dekapannya, sambil berciuman tampak juga tangan Aldo membentangkan dengan begitu lebar kedua paha milik Desi.

Abdur: Duh lihat mereka kayak gitu aku Jadi kepengen juga deh Mbak,, aku tuh masih kebayang loh tadi waktu kita enak-enaknya lagi berdua. Eh tahu-tahu mereka berdua masuk!! Jadi ganggu aja.

Rani: Ya udah,,, sini deh Mbak kasih dikit ya!!

Ucap Rani sambil kini ia memberikan ulekan vaginanya kembali terhadap batang penis milik Abdur.

Kemudian Rani dengan caranya yang sangat centil dan manja, sepertinya kini dirinya telah ketularan dengan tingkah pola sahabatnya Desi tersebut. Kini tampak Rani dengan sangat centil dan manja mulai mendekatkan payudaranya ke mulut Abdur.

Rani: Sambil isepin ini dong Beb!!! Hehehe..hh

Abdur: Wah aku dipanggil Beb juga nih,, artinya apa tuh Mbak??

Rani: Lah Tadi katanya pengen kaya mereka juga,, ya udah aku pura-pura jadi Desi deh. Yang suka manggil beb ke kalian.. Hahaha


Abdur: Oh gitu toh maksudnya,, aku kira udah sah nih jadi simpanan Mbak. Hehehe.

Rani: Ih janganlah,,, nggak boleh lhoo Abdur.

Abdur: Bener-bener enak banget loh genjotanmu Mbak...Aaasssh..mbakkkk...Ahhh!!!

Rani: Udah nikmatin aja,,, mbak juga suka kok sama punya kamu. Panjang!!!

"Ahhhhh....gilaaa...Peret banget sih memang memek mbak ini "

Rani: Ih kamu ngomongnya gitu terus deh,, kenapa sih??

Abdur: Emang beneran peret kok Mbak,, aku suka banget!!

Rani: Abdur,, udah dulu ya.?? Dilanjut nanti malam aja deh,, mbak mau nenen sama kamu dong!! Suka deh sama Dada kamu yang berbulu ini. Mbak mau puas-puasin berdua dulu aja, mau ya??

Abdur: Boleh banget kok Mbak,, apa sih yang nggak buat Mbak Rani?? Tapi boleh nanya nggak??

Rani: Nanya apa sih??

Abdur: Habis ini Mbak masih mau ketemu aku lagi nggak?? Soalnya aku pengen kayak berdua aja gitu loh, biar lebih enak aja ngobrol sambil bercintanya. Hehehe

Rani: Lah tadi kan awalnya udah,, awal-awal kan kita Emang berdua aja Abdur!! Gimana sih kamu??

Abdur: Tapi kan awalnya Mbak nggak se Open ini sama aku,, ya kan?? Aku pengen lho mbal kita mesra banget kayak gini. Tapi maunya berdua aja, bisa ya mbak??

Rani: Ih kamu tuh,, bahaya tau nggak kayak gitu tuh!! Nanti ujung-ujungnya baper. Nggak boleh ya Abdur!!

Abdur: Ya udah deh Mbak,, yang penting aku udah Sampein apa yang aku rasain sama mbak.

Rani: Ya udah deh,, bahas ginian yang ada nanti suasananya malah jadi nggak enak. Ayo deh Abdur,, mbak mau main-main sama dada kamu dulu...hihiiii"



Ucap Rani kembali membuat cair suasana diantara keduanya, setelah itu tampak Rani menaiki di atas tubuh Abdur.

Selanjutnya Rani menggesekkan payudaranya pada dada Abdur yang dipenuhi dengan bulu tersebut, bulu-bulu tersebut terasa begitu menggelitik pada puting Rani. Akibatnya ia merasa geli-geli sendiri karena sentuhan tersebut, sesekali ia mengangkat dan menempelkannya kembali puting payudaranya pada bulu-bulu dada Abdur tersebut. Setelah itu kini Rani tampak menindih tubuh Abdur dan ia mulai menghisapi puting susu milik Abdur kembali, sementara itu Abdur kini membalas perlakuan Rani tersebut dengan terus meremas-remas bulatan pantat montok Rani.
Rani.


Bersambung...

================

LANJUTAN CERITA ISTRIKU DAN "ASSET"NYA REMAKE.


Saat mereka tengah asik dalam posisi tersebut, terdengar kini oleh keduanya Desi yang berteriak karena telah mencapai puncak orgasmenya. Kemudian tak lama berselang terdengar juga oleh keduanya Aldo juga berteriak akan mencapai puncak kenikmatan itu juga, dengan segera Rani bergegas bangkit dari atas tubuh Abdur. Ia segera meminta Abdur untuk menggantikan posisi Aldo mengejot tubuh Desi, dengan cepat Abdur langsung bangkit dan menggantikan posisi Aldo setelah ia juga telah mencapai puncak
kenikmatannya.
Tampak saat itu sperma Aldo yang berceceran dikeluarkan di atas perut Desi, kala itu Desi yang masih memejamkan matanya kini ia merasa sangat terkejut apa yang akan dilakukan Abdur terhadap dirinya. Ia melihat kini Abdur berjongkok di depan selangkangannya, desi merasakan vaginanya dibelah oleh penis Abdur yang besar dan panjang tersebut. Kemudian dengan tiba-tiba Abdur langsung menekan dan menyodokkan penisnya masuk ke dalam vagina Desi.


"Aduhhhh...beb jangan ke aku dulu dongg,,, capek banget akuu...uuuuhhhhh...mbak Rani mu kan ada...ahhhhh...ahhhh!!!! "

Teriakan desi terdengar nyaring memenuhi seisi kamar.

Teriakan demi teriakan Desi tampak tidak diperdulikan oleh Abdur, ia terus saja menggenjot vagina Desi dan berencana membuat wanita itu menjadi kewalahan malam ini. Tentu Abdur melakukan hal tersebut, atas permintaan dari Rani sebelumnya.

Sementara Rani yang melihat prosesi Desi kini kembali disetubuhi oleh Abdur dan juga ia melihat Aldo yang berusaha memberikan ketenangan pada sosok Desi. Saat itu selagi desi di genjot oleh Abdur tampak aldo menciumi bibir desi dalam posisi mereka sama berbaring bersebelahan, tampak kepala keduanya saling menoleh untuk melakukan ciuman dengan bibir mereka. Melihat prosesi tersebut membuat Rani terpancing gairahnya dan kini tampak tangan rani mulai kembali meremasi payudaranya sendiri.


Akibat dari prosesi percintaan yang tidak seimbang tersebut, kini Desi merasa benar-benar lemas dan kini kembali ia telah mencapai puncak orgasmenya karena terus digenjot oleh Abdur. Tak begitu lama dari situ tampak
Abdur kembali melanjutakn menggempur tubuh desi dengan membalikkan badannya menjadi posisi menungging, lalu Abdur kembali menggenjot desi dalam posisi itu. Dengan sedikit lunglai Desi hanya bisa pasrah dan mulutnya meracau tidak karuan karena kembali di perlakuan dengan brutal oleh Abdur.

"Uuuuuuuhhhhh....Abdurrr...aaahhhhh....Ammpunnnn...tolongg pelan dong...Uuuggghhhhh"

Desi meracau tidak karuan karena terus mendapat perlakuan dari Abdur tersebut.


Desi merasa badannya sangat lemas karena semua prosesi percintaan ini, dirinya harus melayani dua laki-laki secara bergantian tapi tidak bersamaan. Hal tersebut membuat Desi merasa cukup banyak menghabiskan tenaga karenanya, maka ia berniat untuk mengatur nafasnya dan memulihkan tenaganya. Namun ternyata semua berlangsung sesuai harapan Rani, kini tampak Desi mulai kewalahan bahkan kini badan Desi terjatuh tengkurap diatas kasur. Hal tersebut akibatnya membuat penis Abdur terlepas dari vagina desi, setelah itu tampak Abdur kembali membalikan badan Desi dan kembali memasukkan penisnya kedalam vagina desi. Saat ini Desi hanya bisa merengek pasrah dan mengatakan kepada Abdur dirinya sudah kewalahan dan memohon agar Abdur berhenti sejenak.

Mendengar dan melihat Desi yang kini tampak begitu lemas dan kini matanya mulai terpejam, kini Abdur mulai menghentikan genjotannya pada Desi. Setelah itu Desi mulai sedikit legah dan kini matanya mulai terpejam dan mungkin saja telah tertidur saat ini.

Melihat kondisi Desi yang tampak begitu kelelahan tersebut, kini tampak Abdur mulai melirik ke arah Rani dan mulai berpikiran untuk melanjutkan apa yang telah dimulai oleh Rani sebelumnya. Saat itu Abdur langsung mendekat ke arah Rani yang kini tampak begitu menggoda dimatanya. Saat itu Abdur melihat Rani yang duduk mengangkang pada sofa dan tangannya kini menggosokki vaginanya, Abdur merasa begitu beragirah melihat posisi Rani yang demikian. Rani yang sedang colmek itu kini sedikit memberikan kode kepada Abdur untuk mendekat kepadanya, Rani mengigit jarinya dan sedikit mengedipkan matanya kearah Abdur. Dengan segera Abdur langsung mencumbu Rani sejenak di sofa tersebut, lalu Abdur membawanya ke atas kasur. Tetapi Rani menolaknya.

"Disini aja biar dia gak keganggu"

Ucap rani sambil menunjuk kearah desi.

Setelah itu tampak Abdur mulai memasukkan penisnya ke dalam vagina Rani, tak lama berselang kini Aldo tampak mulai bergabung ingin menikmati tubuh Rani juga. Kini tampak Rani yang dikelilingi oleh kedua pemuda tersebut, mulutnya tengah sibuk mengulum penis Aldo. Sementara vaginanya kini digenjot Abdur dalam posisi terlentang.

Lalu Rani meminta kepada Abdur dan juga Aldo untuk menghisap payudaranya secara bersamaan, setelah hal tersebut dipenuhi oleh keduanya. Kini terdengar desahan Rani yang keluar dari mulutnya tampak seperti jeritan yang kencang dan juga tampak geliat badan Rani yang sangat menikmati perlakuan kedua pemuda tersebut. Cukup lama kemudian tampak mereka berganti posisi, kini Rani dalam posisi menungging sementara itu Abdur telah kembali bersiap untuk melanjutkan menggenjot Rani dalam posisi doggy style. Abdur belum ingin digantikan posisinya oleh Aldo yang saat itu meminta untuk bergantian mengenjot Rani terlebih dahulu.

Saat itu Abdur tidak mengizinkan hal tersebut untuk dilakukan oleh Aldo, dirinya ingin menikmati vagina Rani sampai akhirnya ia juga mencapai puncaknya.
Mengalah!!!
Maka saat itu Aldo hanya berfokus menikmati kuluman yang diberikan oleh Rani terhadap penisnya.

Tak lama berselang dari itu kini mereka kembali berganti gaya, tampak akhirnya Abdur mengalah kepada Aldo atas permintaan Rani. Saat itu Rani meminta kepada Abdur untuk memberikan kesempatan kepada Aldo sejenak, Rani menginstruksikan agar Aldo bersandar pada sofa yang tadi ia gunakan untuk bercinta bersama Abdur sebelumnya. Kemudian ia menaiki tubuh Aldo dan selanjutnya ia memasukkan penis Aldo ke dalam vaginanya, lalu setelah penis Aldo kini masuk ke dalam vaginanya. Rani melambaikan tangannya kepada Abdur agar segera bergabung dengan mereka.

Mendapat apa yang diinginkan!!!
Setelah keinginannya dipenuhi oleh Abdur, kini Rani langsung meminta Abdur untuk berdiri di atas sofa dan mengarahkan penisnya ke mulut Rani. Tampak saat itu sambil menggenjoti penis Aldo di dalam vaginanya, tampak juga pemandangan Rani yang kini terus menjilati biji pelir Abdur dalam posisi berdiri. Aksi erotis nan nakal dari Rani tersebut berlangsung cukup lama, Abdur tampak sangat menikmati servis yang diberikan oleh mulut Rani pada batang penisnya. Sementara Aldo juga begitu menikmati ulekan rani pada penisnya dan juga kini tampak mulut Aldo tidak pernah lepas dari payudara Rani.

Proses percintaan yang dilakukan oleh Rani bersama Aldo dan juga Abdur tersebut berlangsung cukup lama, tampak ketiganya begitu sangat bergairah dan bernafsu sekali untuk saling merangsang dan saling menikmati prosesi percintaan tersebut. Hingga kini Rani meminta keduanya untuk sama-sama duduk di sofa, kemudian Rani mengocok kedua penis Pemuda tersebut dengan kedua tangannya.
 

Melampiaskan hasrat yang diinginkan!!!
Perbuatan Rani kepada kedua pemuda berlangsung cukup lama, sambil ia meminta agar kedua payudaranya juga aktif diremas oleh Aldo dan juga Abdur. Kedua pemuda tersebut kini tampak begitu patuh menuruti apa yang diminta oleh Rani kepada meraka. Rani melanjutkan aksinya, kini secara bergantian ia memasukkan penis kedua pemuda tersebut ke dalam mulutnya.
 

Perlakuan yang menggemaskan!!!
Sampai tiba kini kedua pemuda tersebut merasa gemas terhadap sosok Rani, karena mereka merasa tampak dipermainkan oleh Rani. Saat itu Rani menempatkan posisi dirinya seolah adalah dia pengatur segalanya "QUEN". Dirinya tidak ingin kedua pemuda tersebut mengatur prosesi percintaan yang terjadi, tampak Rani mengambil kontrol penuh atas apa yang boleh dan tidak untuk dilakukan terhadap dirinya. Kini posisi Rani yang kembali melanjutkan aksinya dengan ia secara bergantian mengocok kedua penis Pemuda tersebut dengan menggunakan payudaranya.

Sambil ia meminta kepada kedua pemuda tersebut selagi prosesi tersebut berlangsung Abdur dan juga Aldo harus selalu memegang putingnya menariknya keluar agar terlihat semakin menonjol.

 

Habis kesabaran!!!
Tentu saja semua perlakuan Rani tersebut membuat Aldo dan juga Abdur menjadi tidak tahan, dengan inisiatif terlebih dahulu kini Aldo dengan tiba-tiba menarik tubuh Rani ke belakang. Hingga pada akhirnya kini Rani dalam keadaan posisi berbaring di lantai, Aldo langsung memasukkan penisnya ke dalam vagina Rani. Kemudian Abdur mengambil posisi mengangkangi wajah Rani dan ia meminta Rani untuk menjilati biji pelirnya kembali, kemudian tanpa diduga oleh Rani Abdur kini mengarahkan lubang anusnya ke mulut Rani. Seakan paham dengan hal tersebut Rani langsung menjilati dan menyedot sunholl milik Abdur, tak lama berselang Rani merasakan penis aldo yang mulai berdenyut-denyut di dalam vaginanya.

Hal tersebut menandakan Aldo akan segera mencapai puncak kenikmatannya, menyadari hal tersebut Rani langsung mendorong badan Abdur dari atas wajahnya. Lalu Rani mengingatkan Aldo agar jangan mengeluarkan spermanyq di dalam, namun sepertinya Aldo sudah sangat tidak tahan.

Melihat kini kondisi Rani yang tengah terbebas, tidak sedang melakukan servis terhadap Abdur lagi. KIni Aldo membentangkan lebar kedua paha Rani dan menghujamkan penisnya agar masuk semakin dalam. Tampak genjotan Aldo yang menjadi semakin tidak beraturan, lalu tak lama berselang Aldo mulai mengeram dan mengatakan bahwa ia akan segera mencapai puncaknya.


"Saya keluar Mbak "

" crotttttt..... Crotttttt.... Crotttt"

Aldo menumpahkan spermanya di dalam vagina Rani.


Melihat hal tersebut kini Abdur langsung bersiap untuk menggantikan posisi Aldo, karena melihat vagina Rani yang begitu becek bekas lelehan sperma Aldo. Abdur mengambil inisiatif untuk ambil lelehan sperma tersebut dan ia lumurkan pada batang penisnya. Kemudian ia bentangkan dengan lebar kembali kedua paha Rani dan ia tempelkan kepala penisnya di lobang anus Rani. Hal tersebut tentu dirasakan oleh Rani dan dengan segera ia menahan abdur untuk tidak melakukan hal tersebut.


"Jangan Abdur!!! Jangan di situ!! Mbak nggak mau"

Ucap Rani sambil berontak posisinya kini.

Abdur yang sangat itu juga masih merasa kesusahan untuk memasukkan penisnya ke dalam lobang Rani tersebut, akhirnya kini pasrah saja dan memasukkan penisnya ke dalam vagina Rani yang penuh dengan lelehan sperma Aldo. Saat itu abdur merasakan penis yang panjang dan besar itu terasa sangat licin dan dengan mudahnya menyodok masuk hingga ke dalam rongga terdalam vagina Rani.

 

Merasakan kenikmatan yang luar biasa!!!
Sodokan yang begitu dalam dari penis jumbo milik Abdur tersebut, tentunya menjadi sensasi rasa yang baru lagi bagi Rani. Sehingga kini ia tampak menikmati prosesi percintaannya kembali bersama Abdur, benar-benar sebuah rasa nikmat baru kembali yang kini ia rasakan.

Sementara itu Aldo yang telah mencapai puncak kenikmatannya, kini berjalan ke arah kasur berbaring di sebelah Desi.
Saat berada di sana tampak Aldo sedikit terkejut, karena ternyata Desi sejak tadi menyaksikan semua perbuatan mereka malam ini. Saat itu juga Desi langsung memberikan kode kepada Aldo untuk tidak menimbulkan kecurigaan bagi keduanya yang tengah bercinta kembali, tampak di pandangan mereka kini Rani dan juga Abdur telah berganti gaya. Rani meminta Abdur untuk menggendong dirinya dengan posisi berhadapan dan penis Abdur masih menancap di dalam vaginanya, saat proses tersebut berlangsung tampak Rani dengan sangat liarnya menggelayut manja pada dada Abdur dan menjilati serta menghisap puting susu milik Abdur.

Cukup lama mereka dalam posisi tersebut, desahan yang keluar dari mulut keduanya tampak begitu jelas terdengar. Baik Rani maupun Abdur sepertinya kini tidak memperdulikan lagi keberadaan Aldo dan juga Desi di dalam kamar tersebut, mereka tampak sangat menikmati prosesi percintaan yang mereka lakukan kini. Selanjutnya mereka kembali duduk di sofa dan kini Rani mengambil posisi ada di atas tubuh Abdur!!!

 

Terus bereksplorasi!!!
Tak lama berselang mereka tampak berganti gaya doggy style, belum Abdur tampak tanda-tanda Abdur akan mencapai klimaksnya malam itu. Sementara Rani sudah berkali-kali mencapai puncak kenikmatannya. Kini setelah mereka tidak lagi melakukan gaya doggy style, tampak keduanya terlibat sebuah pembicaraan yang sangat rahasia. Pembicaraan tersebut mereka lakukan setengah berbisik, saat itu Abdur meminta kembali pada Rani untuk memasukkan penisnya ke dalam anus Rani. Abdur beralasan bahwa dirinya sangat gemas melihat pantat Rani yang montok tersebut, Rani yang awalnya menolak akhirnya mengizinkan Abdur melakukan hal tersebut. Tetapi Rani mengatakan bahwasanya Dirinya belum pernah dimasukkan pada lubang tersebut, dan ia meminta Abdur untuk melakukannya dengan pelan.


"Ahhhhh... Nggak mau.... Nggak mau ah Abdur.... Sakit "

Ucap Rani saat Abdur melakukan hal tersebut.

Hingga akhirnya Abdur membatalkan keinginannya tersebut, lini tampak keduanya kembali bercinta dalam posisi Rani ditindih oleh Abdur.

 

Berakhir!!!
Hingga pada akhirnaldAldo dan juga Desi melihat Abdur menghentakkan penisnya semakin dalam ke vagina Rani, hal tersebut menandakan bahwa Abdur telah mencapai puncak kenikmatannya juga. Keduanya tampak berpelukan dan berbaring di atas sofa, tampak sangat mesra sekali. Desi sampai senyum-senyum sendiri melihat kelakuan sahabatnya tersebut, tetapi karena merasa tubuhnya sangat lelah juga Desi membiarkan saja kelakuan rani tersebut.


Sampai pada pagi harinya, saat Abdur dan juga Aldo telah pulang dari tempat mereka menginap kini. Desi tampak masih membahas tentang kegilaan yang dilakukan oleh sahabatnya tersebut tadi malam, Desi sengaja melakukan hal tersebut karena ia telah memiliki rencana untuk kembali mengerjai sahabatnya itu Sekembalinya mereka darisini. Semua prosesi yang terjadi di dalam kehidupan mereka tadi malam, tentu akan menjadi suatu hal yang mengesankan bagi keduanya. Dan tentunya akan semakin Mempererat hubungan persahabatan mereka kedepannya nanti, baik Rani maupun Desi kini berkomitmen untuk sama-sama saling menjaga rahasia tersebut.

Saat itu ketika mereka Tengah berada berdua saja di dalam kamar dan mulai terlibat dalam obrolan mengenai kejadian tadi malam. Tampak Rani mulai malu-malu saat Desi menyinggung tentang kelakuan mereka berdua, lagi-lagi keduanya belum yakin dengan apa yang baru saja mereka berbuat tadi malam. Karena tadi malam Rani bersama Desi baru saja melakukan hal yang gila dalam seumur hidup mereka, malam itu tanpa diduga oleh Rani dan juga Desi akhirnya keduanya larut dalam percintaan bersama kedua pemuda yang sebelumnya mereka kehendaki untuk memijat. Namun semua hal tersebut menjadi berubah arahnya karena ulah Desi yang pada awalnya ingin menggoda Rani, tetapi ternyata malah semuanya yang berada di dalam kamar tersebut masuk ke dalam permainan yang dikehendaki Aldo bersama Abdur. Kini baik Desi maupun Rani kkeduanyapaxa akhirnya sama-sama buat kewalahan oleh ulah Abdur bersama Aldo, kedua ibu muda tersebut dibuat menyerah oleh dua pemuda yang hendak mereka kendalikan sebelumnya. Tetapi kenyataan berkata lain, ternyata keduanya yang harus menghadapi kenyataan mereka telah dikalahkan.

 

Terbaik!!!
Rani tampak senyum-senyum sendiri mengingat semua kegilaan yang ia lakukan bersama Abdur malam itu, Saat Desi dan juga Aldo tertidur lebih dahulu diatas kasur. Rani yang awalnya ingin membersihkan vaginanya dari sisa sperma Abdur dan juga Aldo, saat ia berada didalam kamar mandi! Dirinya kembali diminta oleh Abdur untuk melayani gairahnya didalam sana. Hal tersebut tentu menjadi sesuatu yang luput dari pengawasan Desi, terbukti pagi ini dari sekian banyak cercaan Desi pada dirinya, tetapi tidak sekalipun terdengar olehnya Desi yang menggodanya dengan bahan godaan tersebut.

 

Sepakat!!!
Mengingat hal tersebut baik Desi maupun Rani akhirnya kini mulai menikmati hal tersebut sebagai sebuah cerita, keduanya kini tampak asik membahas tentang apa yang tadi malam saja mereka alami. Rasa belum percaya di dalam diri Rani tentang apa saja yang baru ia lalui bersama Desi, masih cukup kuat terngiang di pikirannya. Tetapi jika mengingat kenyataan!! Rani harus menerima bahwasanya semua hal tersebut telah terjadi, dan kini akan menjadi sebuah cerita dan juga skandal dalam pertemanan dan kehidupan mereka selanjutnya.


Kembali kepada situasi di mana Rani bersama Desi kini masih berada berdua di dalam kamar, sementara Aldo bersama Abdur telah pulang lebih awal setelah berpamitan kepada keduanya. Saat itu Desi sempat mengajak kami untuk menemaninya berbelanja terlebih dahulu ke tempat biasa ia berbelanja bersama Pak Dedi, Desi beralasan agar nanti Ketika pulang ke rumah mereka memiliki alasan jika pergi ke mana dan bersama siapa. Tentu dengan mudah mereka akan menjawab pergi bersama sahabatnya dan membeli beberapa keperluan. Mendengar alasan tersebut Rani akhirnya setuju untuk menemani Desi pergi berbelanja bersamanya, beristirahat sejenak belum pada siang harinya mereka akan berangkat ke tempat tujuan yang mereka maksud.


Sesaat setelah Rani menerima ajakan dari desi tersebut, kini Rani masuk ke dalam kamar mandi hotel tersebut. Ia ingin mandi dan segera membersihkan ddirinya, saat itu Rani merasa tubuhnya cukup lengket karena banyak keringat yang bercampur dengan minyak yang menempel pada tubuhnya, Sementara itu Desi mengatakan bahwasanya Rani mandi saja terlebih dahulu. Barulah setelah ini ya kan mandi juga seperti apa yang Rani lakukan, dengan sedikit rasa malas akhirnya Rani masuk ke dalam kamar mandi.


Setelah Rani berada di dalam kamar mandi kini Desi bergegas mengambil handphone miliknya yang tadinyqma ia letakkan di atas meja, saat itu Desi berniat mengabarkan seseorang tentang rencana yang ia ingin lakukan bersama Rani berikutnya. Desi berencana untuk mengabarkan Pak Dedi, dirinya Tengah bersama Rani akan menuju ke pasar tradisional untuk berbelanja. Desi berpesan kepada Pak Dedi bahwasanya proses belanja tersebut akan sebentar saja mereka lakukan, selanjutnya Desi akan mengajak Rani pergi menuju rumah kontrakan yang biasa digunakan oleh Pak Dedi bersama Desi untuk berbuat mesum.


Semua itu telah direncanakan Desi setelah mengetahui betapa liarnya sahabatnya Rani tersebut, Desi merasa sangat bernafsu karena kini ia memiliki partner perempuan yang sama liar dengan dirinya. Bahkan Desi menganggap, setalah ia melihat sahabatnya tersebut. Kini telah terkonfirmasi bqhwa Rani lebih menggoda daripada dirinya, karena dengan sifat malu-malu dan sok jual mahalnya ternyata Rani jauh lebih binal daripada Desi. Desi awalnya tidak menduga bahwa Rani bisa berlaku sedemikian jauhnya, tetapi setelah melihatnya secara langsung tadi malam bahkan mereka melakukannya bersama-sama kinii Desi akhirnya mengetahui sebuah fakta baru tentang sahabatnya tersebut.
 

Selama ini ia hanya menduga-duga bahwa tentunya sahabatnya tersebut memiliki gairah yang sama liar juga seperti dirinya, tetapi dengan telah membuktikanny secara langsung. Maka kini Desi semakin yakin bahwa sahabatnya tersebut akan menyukainya juga.


Desi: Halo Pak,, gimana jadi nggak??

Ucap desi pada orang yang berbicara bersamanya di balik handphonenya.


Bersambung...!!!

================

LANJUTAN CERITA ISTRIKU DAN ASSETNYA.


"Jadi dong Mbak!!! Gak mungkin gak jadi dong lagian!! Hehe"

"Di tempat biasa kan ya??!! Emang itu istrinya Mas Rudi udah tau??!"

Jawab seseorang dibalik telponnya kini bersama desi.

Tampak sangat antusias dan semangat sekali sambutan yang diterima oleh desi dari seseorang yang di telpon olehnya, terutama saat ia mengutarakan maksud dan tujuannya kepada sosok tersebut.

Pemilik kontol pemikat wanita is back!!!

Sosok tersebut benar adanya adalah pak Dedi!!! Laki-laki setengah baya yang telah membuat sang perempuan "Desi dan selanjutnya Rani" Tergila-gila dengan pusakanya.

" Ya enggaklah Pak,, mana mau dia kalau aku kasih tahu"

Jawab Desi dibalik telponnya.

Pak Dedi: Terus ini maksudnya gimana nanti??

Desi: Udah Bapak tenang aja deh pokoknya, nanti biar aku yang atur.

Pak Dedi: Ya udah deh saya ikut aja mbak. Berdua bener nih??

Desi: Iyalah,, kenapa emang Pak?? Nggak kuat?? Hahaha

Pak Dedi: Ya kuat lah Mbak,, tapi biar maksimal harus minum jamu dulu dong. Hehehe

Desi: Sama jangan lupa yang itu tuh,, obatnya di bawa ya??

Pak Dedi: Obat perangsang Maksud kamu Mbak??

Desi: Ya jangan lupa dibawa aja pak,, mungkin berguna nantinya. Sama pelumasnya sekalian pak. Aku mau kasih tunjuk sesuatu sama sahabat aku itu nanti.

Pak Dedi: Mau dianal??

Desi: Ya lanjutin yang kemarin,, kan belum kelar tuh. Nah sekarang aja deh, biar sahabat aku itu Makin penasaran. Syukur-syukur dia mau coba. Hahaha

Pak Dedi: Dasar ya kamu Beb, makin binal aja deh.

Desi: Ih siapa coba yang ngajarin?? Aku jadi gini gara-gara siapa sih Awalnya??

Pak Dedi: Iya iya deh,, mulai deh itu diungkit lagi.

Desi: Ya udah deh nanti aku kabarin lagi ya pak, nanti takut ketahuan Rani lama-lama kita ngobrolnya. Pokoknya nanti kayak natural aja gitu ya, pas udah sampai sana tuh pura-pura bapak nggak sengaja aja datang di sana.

Pak Dedi: Udah kalau soal itu Pokoknya aman, mbak nggak perlu khawatir. Serahkan aja sama saya. Hehehe

Desi: Iya deh percaya pokoknya, udah ya Pak.. Bye..

Pak Dedi: Oke bye Bebeb,, siap-siap ya. Hehehe

Desi: Iya sayang bawel..hihii

Setelah pembicaraan tersebut pak Dedi segera bersiap untuk berangkat menuju tempat yang mereka janjikan, sementara Desi kini berpura-pura Tengah berbaring di atas kasur. Desi berpura-pura sedang merasa begitu malas agar tidak menimbulkan kecurigaan Rani nantinya, tak lama berselang Rani keluar dari kamar mandi. Saat ini Rani terlihat lebih segar dipandangan mata Desi setelah selesai membersihkan dirinya, wajar saja karena tadi malam ia telah menikmati dua penis laki-laki muda sekaligus dalam satu ronde percintaan. Tadi malam Rani sempat di doggy sambil mengulum penis dalam mulutnya, tentu sebuah pengalaman sensasi rasa yang baru pertama kali dialami oleh Rani.


Rani: Udah mesti mandi di sana gih, bekas sperma semua itu badanmu iiihhh..dasar deh!

Celetuk Rani yang baru saja selesai mandi.

Desi: Ih enak aja sih ngomongnya, kamu tuh yang semalam sampai dua kali main sama mereka. Aku kan cuman satu kali.. Huhuhu.

"Seger banget kayaknya abis dapet enak-enak..Hahah"

Lanjut Desi mengejek Rani.

Rani: Kamu mah Cemen banget,, baru segitu aja udah keok. Gayanya aja tuh yang paling sok-sokan. Hahaha

Desi: Ya udah deh!! Aku ngakuin,, kalah kok sama kamu!! Tapi sumpah nggak nyangka loh!!! Hahaha,,, kamu keren banget besti.

Rani: Pokoknya awas aja ya kalau sampai mulutmu itu ember,, bisa kacau keluarga kita Des!!

Desi: Iyalah,, aku tahu kok yang mana yang harus aku jaga dan enggak. Kamu tenang aja lah besti aku.

Rani: Ya udah ayo mandi sana,, katanya mau ke pasar nanti.

Desi: Ya udah aku mandi deh,, ini kita sarapan terus langsung berangkat ya?? Oke bestie?

Rani: Ya udah kamu mandi dulu sana ah,, makin lama deh mandinya.

Desi: Oke Besti,, santai dong.

" ini nih yang bikin gak santai "

Ucap Rani sambil sedikit meremas payudara Desi yang berlalu di sebelahnya.

Desi: Awas ajalah nanti aku bales Pokoknya,, kita lihat aja nanti ya. Hehehe

Rani: Siapa takut sih,, udah tahu kan gimana aku?? Hahaha

Desi: Iya deh pokoknya,, besti aku deh pokoknya yang paling keren dan oke banget.

"Goyangnya itu lhoo,, Gemes aku liat bokongmu besti!! Montok banget deh."

"Dikira cupu ternyata suhu.. Hahaha "

Lanjut Desi mengejek Rani.

Rani: Udah deh jangan kebiasaan nanti kebawa-bawa tuh, nanti kebiasaan gitunya kalau lagi banyak orang!! Kamu tuh kebiasaan deh.

Desi: Udah nggak,, ya udahlah aku mandi ya besti.

Menuju kamar mandi & Rani tinggal seorang diri didalam kamar.
Mulai Narsis!!!

Desi segera masuk ke dalam kamar mandi setelah berkata demikian kepada Rani, sementara Rani kini melepaskan handuknya dan bertelanjang bulat di dalam kamar. Rani menatap ke arah cermin memandangi tubuh telanjangnya secara teliti, ia mengkhawatirkan terdapat bekas gigitan ataupun cupangan dari kelakuan Aldo bersama Abdur tadi malam terhadap tubuhnya. Rani takut hal tersebut akan menjadi pertanyaan bagi suaminya nanti ketika ia telah tiba di rumah, tentu saja jika hal tersebut terjadi akan menambah dingin hubungan antara mereka saat ini. Setelah melihat dengan teliti ternyata semuanya tidak meninggalkan bekas sedikitpun, Rani tersenyum sedikit tersipu karenanya. Ternyata kedua pemuda tersebut memang pekerja profesional pada bidangnya, dan juga kini Rani tampak puas ketika melihat ke arah payudaranya. Rani melihat payudaranya sedikit lebih naik dari biasanya, dan juga putingnya terlihat semakin muncul keluar serta menjadi semakin besar bentuknya. Disamping itu rasa rileks kini dirasakan dirinya disekujur tubuhnya.


Sekujur tubuhnya saat ini terasa begitu enteng, setelah ia mendapatkan pijatan oleh Abdur terhadap tubuhnya. Benar-benar memberikan dampak yang nyata bagi Rani, ia merasakan tubuhnya yang terasa ringan dan juga otot-otot yang terasa sangat rileks sekali. Walaupun setelah prosesi pijat tadi malam dirinya harus digempur dan digenjot habis-habisan oleh kedua pemuda tersebut. Bahkan dirinya sempat melakukan threesome sebanyak dua kali, saat itu Desi telah terkapar lebih dahulu karena kelakuan kedua Pemuda tersebut. Akibatnya terpaksa Rani harus melayani keduanya secara bersamaan, bahkan tidak lama berselang darisitu kedua pemuda tersebut kembali mengulanginya terhadap tubuh Rani. Akibatnya malam itu Rani melakukannya sampai dua kali dengan kedua pemuda tersebut, tetapi rasa lemas tidak sedikitpun ia rasakan. Kini ia merasa sangat segar dan fresh sekali tidak merasa lelah sedikitpun pada tubuhnya. Terlebih selepas ia merasakan guyuran air hangat pada tubuhnya, sesuai dengan apa yang dipesankan Abdur kepadanya sebelum mereka terlelap malam harinya.


"Ini sih bahaya sebenarnya,, bisa-bisa benar kata Abdur deh. Bisa-bisa jadi langganan beneran Kalau kayak begini "

Saat itu Rani berpikir selain pijatan Abdur memang nikmat hal tersebut semakin bertambah berkesan bagi Rani teruatama kenikmatan itu ditambah lagi dengan service plus-plus yang diberikan oleh Abdur. Rani merasa perbuatan Abdur tersebut memang mesum bahkan cabul terhadap dirinya, tetapi tetap saja ia merasakan kenikmatan tersendiri yang sangat berbeda dengan apa yang ia rasakan dari pijatan yang diberikan oleh Abdur. Pijatan tersebut benar-benar mengenai setiap titik saraf yang ia rasakan tegang di dalam dirinya, dan pada akhirnya pijatan dari Abdur tersebut mengantarkan Ia pada titik puncak kenikmatan yang luar biasa.

Lupa segalanya, karena rasa nikmat!!!

Memikirkan hal tersebut membuat Rani menjadi lupa bahwasanya dirinya telah cukup lama berdiri mematung di depan cermin dalam keadaan telanjang bulat, ia lupa bawa di dalam kamar tersebut sekarang ini berada sahabatnya juga yaitu Desi. Akibatnya setelah Desi selesai dari kamar mandinya dan keluar darisana, Desi kini menemukan Rani yang dalam posisi telanjang bulat sambil berdiri mematung menghadap cermin. Hal tersebut tentu menjadi sebuah keanehan bagi Desi, bukankah seharusnya kini Rani telah selesai memakai pakaiannya kembali.
Cukup banyak waktu yang ia habiskan untuk membersihkan dirinya, tetapi yang ia temukan malah Rani yang masih dalam posisi menggunakan handuk!! Bahkan handuk tersebut sama sekali tidak melekat pada tubuhnya secara sempurna, hanya melekat pada bagian pinggangnya saja!! Sementara bagian atasnya polos tidak tertutup apapun.


Desi: Wow wow kenapa nih?? Ganjen banget sih?? Tumben narsis banget gitu??

Rani: Kenapa sih Ribet banget??!! Bukan
Narsislah!! Aku tuh takut loh nanti ada bekas aja yang ketinggalan, tetapi ternyata nggak ada lho!! Mereka keren juga besti!! kerjanya profesional benar ternyata,, Pantes kamu jadi langganan!! Hahaha

Desi: Wah bahaya nih, bisa-bisa Aku nggak diajak pergi sendiri deh dia. hahaha

Rani: Nggak Senekat Itu aku kali Besti, nggak akan berani aku kayak gitu sendirian.

Desi: Buktinya semalam gimana tuh?? Satu lawan dua, sampai 2 ronde pula. Wow banget lah Pokoknya itu. Hahaha

Rani: Itu sih karena keadaan dong. Hahaha

Desi: Iya deh. Ya udah ayo siap-siap kita nanti mau pergi habis ini.

Rani: Iya ayo!!

"Puting kamu kayak masih keras gitu bestie?? Masih pengen ya kamu??haha"

Ucap Desi saat melihat puting Rani yang tampak menonjol.

Rani: Dih emang punyaku gini kali,, kamu pernah lihat sebelumnya?? Enggak kan?? Hahaha.

Desi: Iya sih,, tapi bentuknya kayak keluar menonjol gitu ya?? Dan itu keren banget bbesti.Kayak menantang gitu, pasti laki-laki suka lah kalau liat punya kamu yanb kayak gini!! Aku mau dong!! Kali aja menurut aku kamu punya resepnya ya kan. Hahaha

Rani: Resepnya tuh gampang!!

"Sini aku bisikin"

 

Lanjut Rani sambil mendekat kearah Desi.

"Di isepin dua laki-laki kiri dan kanan secara bersamaan!! Terus kamu kocok batang mereka berdua bersamaan!! Tapi ngocoknya harus sambil mereka nenen sama kamu. Hahaha"

Bisik Rani kepada Desi.

Desi: Hahaha gila deh,, kok malah curhat sih kamu besti?? Itukan kelakuan kamu tadi malam banget!!! Tapi bener deh!! Aku bener-bener nggak nyangka kalau kamu bisa ngelakuin kayak gitu tadi malam. Amazing banget kamu besti pokoknya.

"Hhmmm kelepasan sihh!! Aku aja masih gak percaya!! Hahaha"


"Udah-udah pakai baju sana duku deh!! Nggak usah bahas beginian terus!! Malu aku jadinya"

Lanjut Rani, tidak ingin sahabatnya tersebut semakin menjadi-jadi omongan mesumnya.

Desi: Iya deh iya,, ya udah yuk siap-siap.

Akhirnya Rani dan juga Desi kini mulai mengenakan pakaian pada tubuh mereka dan juga kini mereka mulai mengemasi sedikit barang-barang yang mereka gunakan. Sebelum akhirnya nanti mereka akan sarapan terlebih dahulu di hotel tempat mereka menginap, barulah nanti setelahnya mereka akan melanjutkan perjalanan mereka menuju pasar yang dimaksudkan oleh Desi. Dan tanpa diketahui oleh Rani bahwasanya Desi telah merencanakan sesuatu yang tentunya akan membuat Rani sedikit terkejut karenanya. Tetapi tentu saja seperti yang kita ketahui, nantinya akan terjadi keterkejutan berbalik yang terjadi di sana. Baik yang ditunjukkan oleh Rani ataupun Pak Dedi, tentu keterkejutan mereka itu adalah sebuah kepura-puraan yang semu diantara mereka berdua. Karena tanpa sepengetahuan Desi, pak Dedi dan juga Rani telah pernah bercinta di tempat itu sebelumnya. Kita nantikan!!

Setelah mereka berdua selesai dengan urusan yang di hotel tersebut, kini mereka bersiap untuk pergi meninggalkan hotel tersebut dan sudah jelas tujuan mereka selanjutnya adalah untuk berbelanja di pasar yang telah direncanakan oleh Desi. Sekitar 30 menit menempuh perjalanan ini mereka telah tiba di tempat yang dimaksudkan, setibanya di sana mereka segera mencari barang yang diperlukan oleh Desi. Saat itu Desi membelikan anaknya beberapa pakaian, melihat hal tersebut akhirnya Rani juga melakukan hal yang sama. Tentu maksud dan tujuan mereka saat ini adalah untuk menjadi cadangan alasan, jika nantinya kepergian mereka berdua yang dua hari tersebut menjadi pertanyaan bagi suami mereka berdua.

Setelah merasa cukup dan menemukan apa yang mereka cari, kini keduanya tampak bersiap untuk pulang menuju ke rumah mereka. Tetapi desi yang telah merencanakan sesuatu di baliknya, sekarang mulai berpura-pura untuk mengajak Rani pergi ke suatu tempat. Yang mana tempat tersebut menurut pengetahuan Desi belum diketahui Rani sebelumnya, saat itu Desi beralasan kepada Rani ingin mengajak Rani ke rumah saudaranya terlebih dahulu yang letaknya tidak terlalu jauh dari tempat mereka saat ini.


"Sebentar aja Beb, aku ada keperluan di sana. Lagian masih siang juga kan??"

Ucap Desi saat mengutarakan maksudnya kepada Rani.

Rani: Ya udah deh nggak apa-apa, baru jam 01.00 juga kan. Kita pulang jam 3 atau 4 sore nggak apa-apa juga kok.

Desi: Iyalah makanya aku ngajak kamu beli ini dulu sebelumnya, di sana tuh nanti ada sepupu aku loh. Asik orangnya Ran seumuran kita juga, kamu bisa cerita banyak deh ke dia? Pokoknya tentang apa aja dia tuh nyambung banget enak orangnya.

Rani: Laki-laki orangnya??

Desi: Kok pikirannya laki-laki mulu sih?? Hahaha

Rani: Lah Kan kamu bilangnya sepupu!!
Bisa laki bisa perempuan dong.

Desi: Iya deh iya,, ya udah yuk ke sana kita. Sekalian nanti kita makan dulu lagi deh disana.

Rani: Ya udah sekalian aja kita beli makanan,, jangan ngerepotin orang nanti disana.

Desi: Udah nggak usah,, aku udah ngabarin dia kok!! Dan dia udah nyiapin makanan, yang ada nanti malah nggak kemakan deh.

Rani: Oh ya udahlah kalau gitu, tapi bener deh ya nggak ngerepotin?

Desi: Iya,,iya pokoknya aman lah.

Ucap Desi meyakinkan Rani.

Tentu saja hal tersebut diucapkan oleh Desi dengan sangat yakin tersebut karena ia telah menerima kabar dari Pak Dedi, bahwasanya dirinya telah berada di sana, dan juga Pak Dedi telah menyiapkan makanan untuk keduanya jika telah tiba di sana nanti. Saat ini Pak Dedi telah menunggu di dalam rumah, tepatnya ia telah berada didalam kamar seorang diri saat ini.

Pak Dedi telah Menunggu kedatangan dua bidadari yang sebentar lagi akan memberikan kenikmatan luar biasa dalam prosesi dan fantasi bercinta dalam kehidupan mereka. Terutama sosok yang nantinya akan hadir adalah sosok Rani bersama Desi. Kini mereka berdua telah eranjak pergi meninggalkan pasar tempat mereka berbelanja tersebut, keduanya tampak naik angkutan umum mengarah ke rumah yang dimaksudkan oleh Desi. Saat itu Rani bertanya-tanya dan seperti ia mengenali arah dan tujuan desi membawanya kini, tentu saja Rani masih mengingatnya dengan jelas karena baru minggu lalu ia mengunjungi tempat itu bersama Pak Dedi.

Saat itu Rani mulai berpikir, mungkinkah Desi akan mengajaknya kesana atau hanya mungkin kebetulan arahnya saja yang sama. Tentu saat ini Rani belum bisa memastikan hal tersebut, dan juga ia berpikiran tidak mungkin rasanya Desi akan mengajaknya ke sana. Pastilah Desi akan mati-matian merahasiakan tempat tersebut dari Rani, karena jika hal tersebut diketahui oleh Rani bisa saja hal tersebut akan menjadi senjata bagi Rani untuk mengejek Desi selanjutnya. Walaupun tentu saja Rani dengan segala rahasianya juga telah melakukan skandal yang sama di tempat tersebut! Tetapi kini keduanya sama-sama bermain teka-teki di dalam diri mereka masing-masing. Teka-teki yang tentunya ”kuda putihnya” adalah Pak Dedi.


Sekitar 20 menit mereka menempuh perjalanan, kini mereka hampir tiba di tempat yang dimaksudkan oleh Desi. Saat itu Rani semakin dibuat terkejut karenanya!! Ternyata memang benar tujuan Desi mengajaknya adalah untuk menuju rumah yang kemarin juga dikunjungi Rani bersama Pak Dedi. Tetapi Rani tidak berani mengatakan sesuatu apapun kepada Desi saat ini, bahwasanya Rani pernah mengunjungi tempat ini bersama Pak Dedi. Rani hanya terdiam saja saat itu tentu dengan pertanyaan-pertanyaan yang begitu banyak muncul di kepalanya.

Saat itu Rani berpikir mungkin memang benar saja Ini rumah sepupunya Desi seperti yang ia ceritakan tadi, tetapi setelah mempertimbangkan rasional masuk akalnya. Rasanya hal tersebut tidak mungkin, jika benar ini rumahnya sepupu Desi. Rasanya tidak mungkin Desi menggunakan tempat ini menjadi tempat ia berbuat skandal bersama Pak Dedi,
!! Belum lagi sosok Mamang yang sepertinya sudah sangat akrab dan begitu paham dengan kelakuan Pak Dedi ketika berkunjung kemari. Sepertinya Pak Dedi lebih mengenal dan paham dengan seluk-beluk rumah ini dibandingkan dengan Desi. Rani semakin dibuat bingung dengan tebakan-tebakan yang muncul di kepalanya sendiri.

Akhirnya kini pikiran Rani mendapatkan jawaban!!

Tentang tujuan ke mana desi membawanya kini, ternyata memang benar Desi membawanya ke rumah kontrakan yang kemarin ia kunjungi bersama Pak Dedi. Saat ini Rani mulai semakin tidak tahan untuk menanyakan hal ini langsung kepada Desi.

Rani: Ini rumah sepupu kamu Des??

Desi: Iya, dia ada di dalam kok!! Tapi bukan yang punya rumah ini, dia disini juga ngontrak.

Rani: Beneran sepupu kamu nih??

Desi: Iyalah,, emang kamu pikir siapa??

Rani hanya d
terdiam saja ketika mendengar jawaban dari Desi tersebut, rasanya ingin saat itu juga ia membantah apa yang diucapkan oleh Desi kepadanya. Tentu Rani mengetahui siapa pemilik kontrakan ini dari kronologi yang diceritakan pak Dedi kepada dirinya, bahwasanya kontrakan ini adalah tempat biasanya Desi bertemu bersama Pak Dedi ketika berada di luar desa tempat mereka tinggal. Tetapi jika dirinya mengungkapkan hal tersebut kepada Desi, tentu saja sama halnya dirinya mengakui telah mengetahui dan mengunjungi juga tempat ini sebelumnya. Hal tersebut sama saja dengan menjelaskan kepada Desi kalau Rani juga pernah berkunjung kemari bersama Pak Dedi, memikirkan hal tersebut Rani mencoba mengikuti saja tentang ke arah mana sebenarnya maksud dan tujuan Desi mengajak dirinya kemari.


Beberapa saat kemudian mereka telah tiba dihalaman rumah tempat kontrakan tersebut berada, terlihat sosok Mamang yang tersenyum ramah ke arah keduanya. Saat itu Mamang Tengah menyapu bekas-bekas ranting pohon yang ia potong di halaman rumah tersebut, saat itu Rani sempat menangkap gelagat agak lain dari senyuman mamang. Seperti senyuman tersebut seolah-olah ingin menjelaskan sesuatu, tetapi Rani menghiraukan hal tersebut. Rani takut Mamang mengatakan sesuatu kepada Desi tentang kunjungannya bersama Pak Dedi Minggu lalu kemari, tentu hal tersebut akan menjadi sebuah persoalan dan memunculkan pertanyaan yang begitu rempong dari Desi kepadanya.


Mereka berdua berlalu hingga kini telah berada di depan pintu rumah kontrakan tersebut, Desi langsung saja membuka pintu rumah tersebut. Ternyata rumah tersebut dalam keadaan tidak terkunci dan di dalamnya tidak tampak seorang pun berada di sana, tetapi nampak di atas meja telah banyak makanan dan minuman yang disiapkan di sana. Muncul pertanyaan di kepala Rani tentang siapa sebenarnya pemilik rumah kontrakan ini, hal tersebut akhirnya Rani ucapkan langsung kembali kepada Desi saat ini.

Rani: Ini rumah siapa sih besti??

Desi: Ya rumah sepupu aku, dianya lagi pergi kayaknya. Bentar aku cek handphone aku dulu ya.

Saat itu Desi berpura-pura mengecek handphonenya, tetapi tentu semua itu hanya kepura-puraan Desi saja. Karena hal ini sudah menjadi bagian dari rencana Desi pak Dedi sebelumnya, mereka ingin menjebak Rani bahwasanya nanti akan dikejutkan oleh kedatangan Pak Dedi yang tiba-tiba di sana. Dan sepertinya hal tersebut kini cukup berhasil, karena Rani yang tadi sempat menduga bahwasanya di sana Tengah berada sosok Pak Dedi.
Ternyata tidak ada sosok pak Dedi yang berada di sana, tetapi rasa ragu itu tetap muncul di dalam diri Rani. Tentunya Jika benar ini rumah kontrakan sepupu Desi, seharusnya di sini tersedia perabotan dan pakaian yang lumayan lengkap sebagai layaknya tempat tinggal. Sementara kondisi yang kini ditemukan oleh Rani di dalam rumah tersebut hanya seperti sebuah tempat persinggahan saja. Hal tersebut semakin membuat Rani pusing memikirkannya, akhirnya karena tidak ingin terlalu memikirkan hal tersebut kini Rani tampak bersikap biasa dan mulai menikmati suasana di dalam rumah tersebut.

Desi: Udah santai aja bestie kita makan dulu istirahat di sini, sambil nungguin sepupu aku pulang deh.

Rani: Ke mana emang dia??

Desi: Lagi ada kerjaan mungkin, dia kan disini tinggal sendiri nggak sama suaminya.
Dia tuh kerja di sini Ran, makanya mungkin lagi ada kerjaan kayaknya.

Rani: Oh ya udah deh kalau gitu,,

Ucap Rani tidak ingin mempermasalahkan apa yang diucapkan oleh Desi tersebut, tentu di kini di kepalanya muncul banyak pertanyaan. Tentang Siapa sesungguhnya pemilik dari rumah kontrakan ini!! Pemilik cerita yang sebenarnya!! Akankah Pak Dedi atau Desi yang tengah membohongi dirinya!! Tentu Rani saat ini jujur saja lebih mempercayai cerita yang dituturkan oleh Pak Dedi ketimbang dari cerita Desi. Karena Menurut pengamatan dan penilaiannya rumah ini memang hanya sebagai sekedar tempat singgah saja, bukan sebagai rumah utama yang digunakan benar-benar sebagai tempat tinggal.


Setelah sekitar 10 menit mereka berdua berada di sana, kini keduanya tampak Tengah menonton TV sambil menikmati makanan ringan yang katanya dibelikan oleh sepupu Desi tadi. Saat itu Desi dengan santainya menggunakan pakaian sepupunya yang ada disana, Desi mengganti pakaiannya dengan pakaian lebih santai hanya terlihat seperti layaknya daster biasa saja. Desi sempat menawarkan hal tersebut kepada Rani untuk menggunakan pakaian yang sama seperti yang ia gunakan, Desi menjelaskan bahwasanya di belakang sana masih ada pakaian santai jika Rani ingin menggunakannya. Dan Desi mengatakan kepada Rani bahwasanya Dirinya belum bisa pulang jika belum bertemu dengan sepupunya tersebut, menurut Desi Ada hal penting yang harus dia sampaikan kepada sepupunya sehingga Desi harus menunggu kepulangan sepupunya terlebih dahulu.


Rani merasa tidak terlalu masalah dengan apa yang diminta oleh Desi tersebut, karena sekarang ini memang belum terlalu sore dan juga waktunya masih lumayan panjang untuk menunggu sepupu Desi tersebut. Akhirnya dengan sedikit hasutan Desi agar bisa lebih terlihat rileks dan santai, kini Rani mengganti pakaian yang ditunjukkan oleh Desi.

Sekarang tampaknya Rani mulai percaya dengan narasi yang dibangun oleh Desi, bahwasanya ini adalah rumah dari sepupunya bukan rumah seperti rumah singgah yang dipikirkan oleh Rani sebelumnya. Kini Rani telah mengganti pakaiannya dengan daster kutung yang lebih santai, lalu Desi selanjutnya mengajak Rani untuk menyantap makan siang yang telah disediakan oleh sepupunya tersebut.

Keduanya kini makan bersama di dalam rumah tersebut, setelah itu tampak keduanya berbaring sambil menonton televisi. Sekarang jam telah menunjukkan pukul dua kurang 15 menit. Tetapi belum juga tampak sosok sepupu Desi yang kembali ke rumah ini, Rani mulai mempertanyakan tentang Berapa lama lagi sepupu Desi tersebut akan kembali kesini. Bukan karena Rani ingin pulang saat itu juga tetapi karena saat ini Rani merasa sangat mengantuk, dirinya ingin tidur walau hanya untuk sejenak saja. Mendengarkan penuturan dari Rani tersebut desi mengatakan silakan saja, bahwasanya nanti Rani akan dibangunkan oleh Desi jika mereka akan pulang darisana.

"Ya udah kamu tidurnya di kamar aja deh nanti aku bangunin"

Rani: Kamar yang mana sih??

Desi: Itu loh kamar yang itu, itu kamarnya sepupu aku. Nggak papa Kamu pakai aja deh, dianya lagi nggak ada kok!!

Rani: Nggak apa-apa nih??

Desi: Ya udah santai aja nggak apa-apa deh.

Saat itu pikiran Rani kembali teringat tentang apa yang kemarin minggu barusaja ia lakukan bersama Pak Dedi
di dalam kamar tersebut. Sebenarnya sudah dari tadi baik dirinya maupun Desi memang tidak memasuki kamar tersebut, menurut Desi kamar tersebut adalah kamar dari sepupunya, maka dari itu Rani dan juga Desi berganti pakaian hanya di ruang tengah ini saja. Lagipula karena memang saat ini hanya ada mereka berdua saja di sana, jadi mereka merasa lebih leluasa untuk berganti pakaian di mana saja.

"Toh sudah sama-sama saling lihat tubuh telanjang masing-masing"

Begitulah isi kepala dua wanita tersebut, sehingga mereka saat itu berganti pakaian hanya di ruang tengah itu saja.

Rani: Kamu nggak mau tidur sekalian??

Desi: Aku nggak kurang tidur dong!! Kamu tuh yang kekurangan tidur,, hahaha,,habis kerja lembur.

Rani: Ih dasar,, padahal yang punya ide dia yang repot malah aku.. Huhuhu

Desi: Ya udah tidur aja sana, aku mau kunci pintu depan dulu deh. Biar nanti kalau aku ketiduran juga di sini, sepupu aku kan Tinggal ngetok aja.

Setelah mengatakan hal tersebut kini Desi beranjak menuju pintu depan rumah dan segera ia mengunci pintu rumah tersebut. Setelah itu Desi kembali di kasur depan televisi bersama Rani, dengan pembawaan yang santai dan senatural mungkin kini Desi kembali mempertanyakan kepada Rani tentang niat Rani untuk pergi tidur di dalam kamar.

Desi: Nggak jadi kamu tidurnya Besti??

Rani: Ya udah deh aku ke sana ya, ke kamar sana itu kan??

Desi: Ya udah lanjut ya besti.

Jawab Desi membenarkan kamar yang dimaksudkan oleh Rani.

Setelah mengucapkan hal tersebut kini Rani tampak beranjak menuju ke kamar yang dimaksudkan, sementara itu Desi tampak tersenyum licik ketika melihat Rani mengarah ke kamar tersebut. Tanpa diketahui oleh Rani di dalam sana telah menunggu Pak Dedi yang dalam keadaan berbaring telanjang di atas kasur, hal tersebut telah direncanakan oleh desi bersama Pak Dedi sebelumnya. Mereka ingin melihat bagaimana ekspresi Rani ketika menemukan Pak Dedi yang berada di dalam kamar, dalam keadaan telanjang dan nantinya Rani tiba-tiba masuk di dalamnya.

"Akankah hal tersebut menimbulkan terkejutan bagi Rani?? Atau bagaimana juga tanggapan sahabatnya tersebut?? Selama ini Desi mengetahui bahwasanya sahabatnya itu juga tertarik dengan penis besar milik Pak Dedi, tetapi karena gengsinya tentu hal tersebut tidak akan diungkapkan oleh Rani"

Tetapi seteleh ia mengetahui keliaran sahabtanya tersbut tadi malam, kini Desi menjadi yakin untuk memberikan kejutan tersebut kepada Rani.

Itulah hal yang ingin diketahui oleh Desi tentang bagaimana tanggapan Rani nantinya, yang mana sebenarnya mereka ini sama-sama Tengah bermain pola-pola sederhana yang akhirnya mengelabuhi mereka semua. Rani yang Awalnya sempat Curiga dengan tujuan Desi mengajaknya kemari, kini akhirnya menjadi sedikit percaya dengan penuturan Desi bahwa ini adalah rumah sepupunya. Sementara Desi yang maksud dan tujuannya ingin menjebak Rani agar menjadi terkejut melihat Pak Dedi yang menunggunya dalam keadaan telanjang di dalam kamar tersebut, di sisi lain tidak mengetahui bahwasanya tempat ini pernah dijadikan arena pertarungan percintaan juga oleh Rani dan juga Pak Dedi.

Sesaat setelah dirinya berada didepan pintu kamar, Rani langsung membuka pintu kamar tersebut. Rani langsung masuk dan menutup kembali pintu kamar tersebut, saat Rani membalik badannya ia tampak begitu terkejut dengan apa yang ia lihat saat ini. Di dalam sana tampak pak Dedi yang dalam keadaan telanjang bulat satu tangannya memegang penisnya, dan satu tangannya memberi kode kepada rani dibibirnya. Seperti mengisyaratkan Agar Rani tidak menimbulkan keributan saat ini, tetapi tetap saja kehadiran Pak dedi disana tetap menjadi sesuatu yang mengagetkan bagi Rani. Tentu Pak Dedi juga menyadari hal tersebut, ia segera bangkit dan kini mendekat ke arah Rani.


Pak Dedi: Ssssttt... ikutin aja mbak, ini permainannya Desi. Ngomongnya pelan-pelan aja.

Rani: Maksudnya gimana sih Pak??

Pak Dedi: Udah mbak pura-pura Teriak aja, dan saya akan pura-pura ngedekap tubuh Mbak Rani.

Rani: Kenapa harus gitu sih??

Pak Dedi: Udah kita nggak punya banyak waktu ikutin aja deh,, harusnya nggak perlu pura-pura dong. Hehehe


Setelah mengatakan hal tersebut Pak Dedi langsung menarik tubuh Rani dan membaringkannya di atas kasur, kemudian Pak Dedi langsung mendekat tubuh Rani dan mencumbu Rani pada bagian lehernya.
Tetapi Pak Dedi tidak menemukan respon keterkejutan ataupun penolakan yang terlalu tampak pada diri Rani saat ini, malah kini Rani tidak berteriak sedikitpun dan tampak tenang menerima perlakuan Pak Dedi.

"Pura-pura Teriak aja dong Mbak,, hahaha,, udah siap banget kayaknya ya?? Pasti kangen ini kan?? "

Ucapan pak Dedi menggoda Rani, sambil ia menunjukkan penisnya yang tampak sudah begitu tegang kepada Rani.

"Iihhh bapak apaan sih?? "

Balas Rani kemudian.


"Mmmmpptttt...aduhhhh...apasihh bapakk iiiiihh"

Akhirnya rani benar-benar berteriak karena perlakuan Pak dedi terhadap dirinya kini, saat itu Pak dedi dengan gemas langsung menekan kan penisnya yang tanpa penghalang apapun lagi tersebut ke permukaan vagina rani yang masih terhalang celana dalam. Terasa menekan dan begitu keras batang pak Dedi tersebut, sehingga membuat Rani teringat akan rasa yang pernah amat ia nikmati dari batang besar dan panjang milik Pak Dedi tersebut.

"Kencengin lagi mbak teriakannya "

Pak dedi Memberi instruksi kepada Rani.

"Desi tolongin aku dong!!! pak Dedi kok bisa ada disini sih?? Aaaahh....Tolong!!! "

Kali ini Rani berteriak cukup kencang bahkan sangat kencang pada akhiran kata "Tolong" yang ia ucapkan.

Hal tersebut tentu terdengar sampai ke telinga Desi saat ini, Desi yang kini tengah berbaring di depan televisi mulai menyadari bahwasanya Pak Dedi telah melancarkan aksinya terhadap Rani. Sesuai dengan kesepakatan yang telah Ia buat bersama Pak Dedi, tentunya mereka bersepakat untuk membiarkan pak Dedi melakukannya bersama Rani beberapa saat terlebih dahulu. Dalam kesepakatan mereka tadinya pak Dedi ingin diberikan waktu sekitar 20 menit untuk bisa mencumbu tubuh Rani terlebih dahulu, barulah nantinya ketika Pak Dedi berhasil melakukan eksekusi terhadap Rani!! Desi akan diminta masuk untuk bergabung ke dalam kamar. Kini Desi masih berpegang teguh dengan kesepakatan yang telah mereka buat, desi tidak ingin semuanya menjadi berantakan dan tidak berjalan dengan sesuai rencana jika dirinya kini buru-buru melihat ke dalam kamar.

Sementara itu kini di dalam kamar pak Dedi dan juga Rani tengah terlibat ciuman mesra pada bibir mereka, pak Dedi terus mencumbui bibir rani yang kini tampak berbaring terlentang pasrah di bawah dekapannya. Tampak kini Pak Dedi sangat antusias melakukan hal tersebut kepada sosok Rani, sepertinya ia merindukan untuk kembali merengkuh kenikmatan bersama sosok Rani yang dari dulu ia idam-idamkan. Tetapi Rani saat itu walaupun dirinya merasakan
gairah yang sama dengan Pak Dedi, tetapi tetap saja muncul kekhawatiran di dalam dirinya terutama dengan adanya Desi yang kini berada di luar kamar. Rani mengkhawatirkan jika dirinya larut dalam percintaan ini bersama Pak Dedi, dan dirinya tampak telah terbiasa melakukan hal tersebut bersama Pak Dedi akan menimbulkan kecurigaan pada
sosok Desi yang kini berada di luar kamar. Menyadari hal tersebut Rqni langsung mengatakannya kepada Pak Dedi.

Rani: Ada sih Desi tuh Pak di luar!! Jangan aneh-aneh deh!!

Pak Dedi: Udah untuk sementara ini Mbak tenang aja dulu, dia nggak akan masuk kamar kok.

Rani: Ih kayak yakin banget sih, gimana kalau tiba-tiba dia masuk?? Dia tau kan kalau Bapak ada di dalam kamar ini??


Dedi: Iya dia udah tau kok kapan waktunya harus masuk kesini!! Sesuai kesepakata yang telah kami buat, Mbak Desi bakal memberikan kesempatan untuk saya sekitar 20 menit terlebih dahulu!! Supaya bisa memasukkan ini terlebih dahulu ke dalam kesukaan saya yang montok dan tebal milik mbak Rani. Hehe

Ucapannya sambil ia menunjuk kearah penisnya.

Rani: Maksudnya gimana sih Pak?

Ucap Rani tampak kebingungan dengan perkataan yang diucapkan oleh Pak Dedi.

Saat itu Pak Dedi mulai menjelaskan rencana yang telah Ia rencanakan bersama Desi sebelumnya. Pak Dedi menjelaskan bahwa dirinya diminta oleh Desi untuk berpura-pura melakukan pemerkosaan terhadap diri Rani, tetapi dengan tujuan hal tersebut hanya untuk membuat gairah Rani bangkit saja terlebih dahulu. Menurut penjelasan Pak Dedi!! Desi menjelaskan sebelumnya, bahwasanya setelah Pak Dedi berhasil memasukkan penisnya ke dalam vagina Rani semuanya akan berjalan sesuai dengan yang mereka rencanakan. Artinya menurut Pak Ded!! Desi menilai diri Rani saat ini akan tidak bisa memberikan perlawanan ketika vaginanya telah disodok oleh penis besar milik Pak Dedi.


"Ketika udah kena sodok, menurut Desi mbak akan pasrah aja!! Karena yakin kalau mbak juga sama kayak dia,,,, hehe"

Tegas pak Dedi kepada Rani.

Mendengarkan penjelasan dari Pak Dedi tersebut kini Rani merasa benar-benar telah dikerjai oleh sahabatnya tersebut. Sempat dia merasa khawatir dalam dirinya cerita yang diberikan oleh desi kepada Pak Dedi. Rani mmengkhawatirkan Desi yang telah menceritakan semuanya kepada Pak Dedi, termasuk apa yang baru mereka lakukan tadi malam di sebuah hotel. Tetapi Rani tidak ingin terlalu ambil pusing memikirkan hal tersebut terlalu jauh, kini ia lebih berfokus dengan apa yang telah dimulai oleh Desi terhadap dirinya. Serta ia lebih memikirkan apa yang sebentar lagi akan terjadi antara ia dan juga pan dediz Rani sempat menanyakan kepada Pak Dedi. Apakah Desi telah mengetahui hubungan yang mereka lakukan sebelumnya??! Pak Dedi menjawab Desi sama sekali belum mengetahui semuanya, dan kini sepertinya mereka sama-sama Tengah menyimpan rahasia pada diri mereka masing-masing.

Rani: Beneran belum tahu dia Pak??

Pak Dedi: Iyalah Mbak,, nggak mungkin juga saya cerita sama dia kan??

Rani: Bahaya banget kalau sampai dia tahu Pak, bisa-bisa aku diejek habis-habisan sama dia.

Pak Dedi: Ya udah mbak tenang aja, dia Nggak dia nggak tahu kok kalau kita udah pernah kayak gini.

Rani: Terus maksudnya apa sih?? Kalian sampe bikin sesuatu kayak gini??

Pak Dedi: Mbak Desi pengen kita melakukannya bersama-sama Mbak!!

Rani: Haaahh??? Maksudnya gimana sih Pak??

Pak Dedi: Threesome gitu loh mbak maksudnya.

Mendengarkan penjelasan dari Pak Dedi tersebut sontak saja Rani cukup terkejut karenanya, akhirnya kini ia berniat untuk mengatur siasat lain bersama Pak Dedi.

Rani: Udah gila ya tuh orang,, hahaha,, dasar si Desi.

Ucap Rani sambil tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

Pak Dedi: Nggak tahu lah itu,, saya juga nggak terlalu paham Mbak. Gimana sih maksudnya dia itu. Tapi katanya dia yakin Mbak pasti suka kok.

Rani: Masa sih Dia bilang begitu Pak??

Pak Dedi: Iya dia bilang ke saya begitu mbak.

Rani: Ya udah deh bapak lihat dulu si Desi lagi ngapain sih dia!!

Ucap Rani sambil sedikit mendorong tubuh Pak Dedi agar bangkit dari atas tubuhnya.

Saat itu Rani minta Pak Dedi untuk menaiki sebuah kursi yang berada di dalam di dalam kamar tersebut, kemudian Rani meminta Pak Dedi untuk melihat kondisi Desi melalui celah ventilasi di kamar tersebut. Dengan kondisi masih bertelanjang bulat pak Dedi memenuhi apa yang diminta oleh Rani kepadanya, pak Dedi menaiki kursi tersebut melihat keluar untuk mengetahui keadaan Desi sekarang di luar sana.

"Masih nonton TV aja Mbak sambil tiduran"

Ucap Pak Dedi memberikan informasi kepada Rani.

Mendengarkan hal tersebut Rani berpikiran ternyata saat ini Desi masih berpikiran bahwasanya semua masih berjalan sesuai dengan apa yang diharap Desi bersama Pak Dedi. Saat itu juga muncul niatan di kepala Rani untuk balik mengerjai Desi dan juga Pak Dedi. Namun terlebih dahulu Rani memutuskan untuk mengerjai pak Dedi pada awalnya!! Saat ini Rani melihat kondisi Pak Dedi yang masih bertelanjang bulat dan tengah berdiri pada sebuah kursi mengintip diventilasi atas mengarah keluar.

Ini akan menjadi titik awal Rani menjalankan rencananya untuk membalas perbuatan mereka!! Dengan tiba-tiba Rani langsung mendaratkan kedua tangannya pada bagian pantat milik Pak Dedi. Hal tersebut tentu membuat Pak Dedi menjadi terkejut dan Sontak membalikkan badannya berbalik ke arah Rani. Belum selesai Pak Dedi dengan keterkejutannya tersebut, saat ia telah berbalik badan dan kini penisnya tepat berada di depan wajah Rani. Pak Dedi merasakan tangan Rani kini berpindah ke pahanya dan dengan cepat mulut Rani langsung mendarat pada batang penisnya.


"Owhhh...asshhh... Kok tiba-tiba sih Mbak?? ashhhh...aduhhh ngilu mbakk..ahhhh...uuuuhhhh...wwwooooww"



Ucap dan desah Pak Dedi mempertanyakan apa yang kini dilakukan Rani terhadap dirinya!!

Tetapi bukan mendapatkan jawaban dari Rani kini malah Pak Dedi dibuat merasa blingsatan dengan apa yang dilakukan oleh Rani. Saat ini Rani yang mendaratkan bibirnya dengan tiba-tiba di kepala penis Pak Dedi, sesaat setelah Pak Dedi mempertanyakan hal tersebut kepada Rani!! Bukannya memberikan jawaban, malah kini Rani menyedot kuat kepala penis Pak Dedi yang berada di dalam mulutnya!! Tidak sampai di situ saja, kini sedotan Rani berpindah menuju telur milik Pak Dedi yang tampak menggantung di hadapan Rani. Pak Dedi merasakan Rani menyedot dan memasukkan sebelah biji pelirnya begitu kuat ke dalam mulutnya, hal tersebut tentu membuat Pak Dedi sedikit kewalahan karenanya.

Pak Dedi: Mbak jangan di sini dong!! Pindah dulu ke sana aja!!

Ucap Pak Dedi sambil meringis menahan serangan dari Rani.

Rani: Udah diem aja deh,,mmmmhhhtttppphhtt...mmhh"

Ucap Rani setelah melepaskan sejenak penis Pak Dedi dan selanjutnya kembali ia masukkan ke dalam mulutnya.

Pak Dedi: Aduh...awww... Ngilu banget Mbak!!


Ucap pak Dedi saat merasakan sedotan Rani berpindah ke sebelah biji pelir satunya.

Saat itu Pak Dedi benar-benar merasakan kewalahan dengan apa yang dilakukan Rani terhadap dirinya kini, ia yang dalam posisi berdiri tersebut dan belum siap menerima semua Serangan yang diberikan Rani terhadap dirinya. Tetapi di sisi lain pak Dedi merasakan kini kembali ia melihat sisi liar yang lain dan mulai tampak pada diri Rani, pak Dedi sebenarnya telah mengetahui akan kemahiran Rani dalam memberikan servis sepongan pada batang laki-laki. Tetapi Pak Dedi tidak menyangka bahwasanya Rani dapat berbuat seliar ini, hal tersebut tentu membuat Pak Dedi semakin merasa riang gembira dibalim rasa terkejutnya. Walaupun awalnya ia sedikit terkejut dengan serangan Rani yang tiba-tiba itu, tetapi tidak lama berselang dari itu pak Dedi kembali dibuat lebib terkejut oleh Serangan baru yang dilancarkan oleh Rani.

"aahhhhh....woooowwww mbakk Raniiiii...ahhhhh"

Pak Dedi berteriak sangat kencang mendapatkan perlakuan tersebut dari Rani.


Saat ini pak Dedi merasakan kedua tangan Rani memegang erat pada bagian pantatnya, dan pada bagian depan dirinya pak Dedi melihat rani kembali mengulum pada batang penisnya. Dan hal yang membuat Pak Dedi amat sangat terkejut adalah perbuatan Rani selanjutnya, pak Dedi merasakan kedua tangan Rani tersebut menekan kuat pada bagian pantatnya. Hal itu tentu saja mengakibatkan penis Pak Dedi yang besar dan panjang itu kini hampir tertelan habis di dalam mulut Rani sepenuhnya, tentu saja itu merupakan hal yang baru dirasakan oleh Pak Dedi. Selama ini baik istrinya maupun Desi dan juga beberapa perempuan lain yang pernah ia tiduri belum ada yang mampu melakukan hal tersebut kepada dirinya, tetapi kini ia mendapatkan hal yang sangat dia idamkan tersebut dari sosok Mbak Rani yang sama sekali tidak ia duga bisa melakukan hal tersebut kepada dirinya.

Sementara itu Rani yang memang sengaja melakukan hal tersebut kepada Pak Dedi dan walaupun ia telah terbiasa melakukan hal tersebut bersama suaminya!! Memang itu adalah keahlian dibalik anggunya keseharian Rani. Tetapi tetap saja ini akan menjadi hal yang berbeda bagi dirinya, tentu saja karena kini ia melakukannya bersama Pak Dedi, yang mana seperti diketahui bahwasanya batang milik Pak Dedi itu lebih besar dan lebih panjang dari milik suaminya.


Hal tersebut tentu menimbulkan reaksi lain pada diri Rani, ia hampir muntah karena memasukkan penis Pak Dedi tersebut begitu dalam pada bagian mulutnya.


"Uuuhhhuuuukkk....oggghhh...uuuueeekkk..kkkk"



Terdengar oleh pak Dedi, Rani yang tampak hampir muntah karena melakukan hal tersebut yang tampak begitu bernafsu kepada dirinya. Lagi pula penisnya yang panjang itu pastilah akan mengganjal ditenggorokan jika dilakukan perbuatan seperti itu.


Kini tampak mata Rani yang juga sedikit mengeluarkan air karena ulahnya sendiri tersebut, kemudian Rani kini melepaskan penis Pak Dedi dari mulutnya. Setelah itu Rani langsung membalikkan badannya dan berbaring pada ranjang di kamar tersebut, pak Dedi yang masih terkejut dengan apa yang dilakukan Rani kepada dirinya kini tampak masih Berdiri mematung di atas kursi yang ia pijaki. Sementara Rani yang kini tengah berbaring di atas kasur kamar tersebut, tampak ia mulai melepaskan pakaian yang ia kenakan pada tubuhnya. Kini Rani telah telanjang bulat sama seperti kondisi Pak Dedi saat ini, Rani melepaskan seluruh pakaiannya dan ini memberi kode kepada Pak Dedi agar mendekat kepada dirinya.


Pak Dedi yang melihat kelakuan Rani tersebut kini mulai tersadar dan beranjak turun dari kursi yang ia pijaki, pak Dedi tidak menyangka bahwasanya sosok Rani dapat berbuat seliar dan senakal itu kepada dirinya. Tapi sesungguhnya pak Dedi merasa amat gembira di dalam dirinya, sudah lama ia menginginkan ada wanita yang melakukan hal tersebut terhadap dirinya. Bahkan Pak Dedi telah beberapa kali meminta istrinya maupun Desi melakukan hal tersebut terhadap batang penisnya, namun dari keduanya belum ada yang mampu sebaik Rani melakukannya. Hal tersebut membuat fantasi dan pikiran Pak Dedi semakin melayang jauh karenanya. Pak Dedi belum menyangka dirinya akan mendapatkan perlakuan khusus tersebut dari sosok yang begitu spesial, dan selama ini selalu ia idamkan.


Kini Pak Dedi mulai berjalan mendekat ke arah Rani yang berbaring di atas kasur, pak Dedi tersenyum melihat tubuh molek Rani yang kini sudah terekspos tanpa penghalang apapun di hadapannya.


Pak Dedi: Nakal banget sih Mbak?? Tapi itu luar biasa banget dan banget sih.

Puji Pak Dedi kepada Rani.


Rani: Syukurin deh!! Kenapa sih kalian sampai punya rencana kayak gini??

Pak Dedi: Awalnya saya nggak Mbak,, tapi karena aja kan Mbak Desi ya udah saya jadi ikut deh.


Rani: Ya udah nggak usah dibahas deh udah kejadian juga,, sekarang saya mau bapak ikut dalam permainan saya!! Gimana??

Pak Dedi: Maksudnya gimana sih Mbak??

"Haaahhhh...Ada-ada aja sih kalian!!!"

 

Keluh Rani sambil menghelah nafasnya.

"Sini dehh bapak dekatan dikit!! Kita sambil nenen dulu deh bahasnya!!"

Ucap Rani sambil kini ia meremas dan memuncungkan payudaranya untuk dihisap oleh Pak Dedi.

Saat itu Pak Dedi melihat pentil payudara Rani yang tampak sedikit lebih besar dari sebelumnya, dan juga Pak Dedi melihat payudara Rani yang berukuran besar tersebut kini tampak lebih kencang dalam penglihatannya. Hal tersebut tentu saja membuat pujian dari Pak Dedi meluncur begitu saja mengutarakan hal tersebut.


Pak Dedi: Wow,, makin montok aja nih Mbak!! Makin kenceng aja nih!!

Puji Pak Dedi terhadap payudara Rani yang kini terpampang menantang di hadapannya.

Rani: Udah ayokk,, sini deh nenen!!

"Uuuhhhh...sssstttt...awwww... Pelan dong Pak!!"

Keluh Rani saat merasakan kenyotan Pak Dedi yang begitu kuat pada puting payudaranya. Dirinya saat itu langsung diterkam oleh pak Dedi karena ulahnya yang genit.

"mmmmpppptttt"

Hanya itu yang keluar dari mulut Pak Dedi kini.


Hal tersebut tentu saja membuat Rani sangat merasa senang, karena kini tampak Pak Dedi tampak begitu antusias memainkan kedua payudaranya. Belum lagi dengan pujian yang ia terima dilontarkan oleh Pak Dedi kepadanya, ia amat merasa senang karena kini payudaranya memang benar terlihat tampak semakin menarik setelah mendapatkan pijatan khusus dari Abdur.

"Aaahhhh....uuhhhhhh...mmmhhhh..terruusss pakkk...oggghhhh"

Desah Rani diselah kenyotan Pak Dedi pada payudaranya.


Saat ini Rani merasakan Gairah di dalam dirinya yang kini mulai bangkit karena perlakuan Pak Dedi tersebut, maka dari itu kini Rani mengarahkan satu tangannya untuk memegang batang penis Pak Dedi yang tampak menempel pada belahan vaginanya.

Rani menekan penis Pak Dedi tersebut agar segera masuk menerobos vaginanya yang kini ia rasakan ingin segera mendapatkan sodokan dari batang penis Pak dedi.

"Masukin "

Bisik Rani pelan kepada Pak Dedi.

"Sleepppp"


Dengan sedikit dorongan olehnya kini penis Pak Dedi berhasil masuk setengahnya ke dalam vagina Rani.

"Uuuhhhhhhhggggghhhh"

Mulut Rani mendesah karenanya.


"Makin cepet aja basahnya mbak!! Uuhhhgg... kenapa lebih mudah dari kemarin ya masuknya mbak?? Oooghhh"

Ucap Pak Dedi setelahnya.

Tidak memperdulikan apapun lagi!!!

"Please genjotin yang cepat Pak,, bikin saya cepat keluar "

Pinta rani kepada Pak Dedi.

Pak Dedi yang masih bingung dengan apa yang kini direncanakan oleh Rani di dalam kepalanya, kini tampak menuruti saja apa yang dipinta Rani kepada dirinya yang ingin di genjot dengan ritme cepat olehnya. Dengan sangat bersemangat kini Pak Dedi mulai mengenjot tubuh Rani, pak Dedi merasa sangat bergairah dan terangsang sekali melihat kelakuan nakal Rani kini pada dirinya. Belum lagi selama proses Mereka bercinta, pak Dedi merasakan Rani begitu bergairah dan aktif memberikan rangsangan terhadap dirinya. Pak Dedi merasakan bibirnya terus dicium oleh Rani dan juga tubuhnya terus dipeluk oleh rani yang kini berada dalam dekapannya, belum lagi kini pak Dedi merasakan pinggulnya yang ditekan kuat oleh rani untuk memasukkan penisnya lebih dalam menerobos vagina Rani. Benar-benar suatu hal baru yang di temui pak dedi dalam sosok Rani dari persetubuhan mereka yang terjadi kemarin, ia merasa sangat senang karena kini mendapatkan servis yang begitu maksimal dari wanita idamannya selama ini. Tampak lebih pasrah dan lebih siap ia melihat kondisi Rani saat ini dengan penisnya yang besar dan panjang itu.

Tak lama berselang pak Dedi merasakan vagina rani yang menyedot dan mengempot-empot dengan kuat pada batang penisnya. Pak Dedi menyadari mungkin saja Rani akan segera tiba pada puncak kenikmatannya, pak Dedi sedikit memberikan ruang kepada Rani untuk menikmati puncak kenikmatannya tersebut. Tetapi ternyata hal tersebut ditahan oleh Rani, pak Dedi terus diminta oleh Rani untuk mempertahankan ritme genjotannya.

"Terusin aja...uuhhh..pakkk..kkk,, saya mau sampee..aaaaaagggghhh...sssttthhhh...enakk...oooohhh..kencengin...pleasee.."

Ucap Rani dibarengi dengan desahnya yang begitu erotis didengar oleh Pak Dedi, belum lagi geliat pinggulnya yang ikut aktif saat pak Dedi memperlambat genjotannya.


"Uyuhhhhh...Nakalll!!!!"

"Plakk!!!!"

Pak Dedi menampar payudara Rani yang bergoyang-goyang karena geliat tubuhnya sendiri.


" Aaaawww,,, sakiiiitttt!! Uuugghhhh,,,,Tapi...Tapiiiii,,,,Ouuuuuuhhhh.....Saya keluar Pak!!! Aaaaahhhhhh....uuuuuuhhhh"


"Crreeeeettttt....Creeetttt....Creeetttt"


Pak Dedi merasakan vagina Rani menyemburkan cairan cintanya dibarengi dengan batang penisnya yang seakan dihisap dengan kuat oleh vagina Rani.

"Luar biasa"

Puji Pak Dedi kegirangan.

Pak dedi kini membayangkan akan betapa nikmat yang akan ia rasakan saat akan menikmati dua binor terawat ini nanti secara bersamaan.

"Pasti akan sangat memuaskan!!"

Bayangan pikiran pak Dedi saat ini.

Kini Pak Dedi menghentikan genjotannya pada vagina Rani, sebenarnya Pak Dedi masih ingin melanjutkan genjotannya tersebut terhadap diri Rani. Tetapi karena ia mempertimbangkan masih ingin menikmati permainan ini lebih jauh, dan tentunya masih ada sosok Desi di luar sana. Dengan seketika Pak Dedi langsung mencabut penisnya kini ia berbaring rentang di sebelah Rani juga.

"Gak akan kuat aku menghadapi goyangan mbak Rani yang begitu nikmat ini!! Sungguh sangat berbeda dari kemarin!!"

Pak Dedi sempat mempertimbangkan hal tersebut.


Pak Dedi: Ouugghhh ... wowww ... Makin berkelas aja nih servisan Mbak Rani.


Puji Pak Dedi yang kini menempatkan dirinya di sebelah Rani.

Saat itu Pak Dedi melihat Rani yang kini memejamkan matanya dan berusaha untuk mengatur normal jalan pernapasannya.


Rani: Desi masih aman kan pak?? Coba bapak lihat lagi deh!!

Pinta Rani kepada Pak Dedi.

Mendengarkan permintaan dari Rani tersebut, kini Pak Dedi mulai bangkit dan kembali menaiki kursi yang tadi ia gunakan untuk mengintip. Saat itu Pak Dedi menemukan desi yang masih tampak berbaring menonton televisi di luar sana, melihat hal tersebut Pak Dedi segera beranjak darisana dan kembali berbaring di sebelah Rani.


Pak Dedi: Masih aman kok Mbak,, ada apa sih emangnya??


Rani: Ya udah baguslah!! janji ya Bapak mau ikutin permainan buat balik nyerang si Desi??

"Udah saya kasih servis terbaik khusus untuk suami saya lhoo bapak tadi itu!!! Saya kalau sama suami suka gitu!! Kalau dia lagi genjotin saya, biasanya saya juga sambil ikut goyang gitu!!"

Lanjut Rani menuturkan apa yang telah Ia berikan kepada Pak Dedi barusan.

"Sungguh beruntung mas Rudi...Saya jadi kebayang gimana ya liarnya mbak Rani kalau lagi WOT dan berlaku liar kayak tadi!! Hehe,,Pasti enak banget itu Mbak!"

Ucap pak Dedi penasaran.

"Nanti bakal bapak dapetin kok!! Asal nurut apa kata saya aja!!"

Ucap Rani yang membuat Pak Dedi tampak semakin kegirangan.

Pak Dedi: Iya gimana dulu rencananya Mbak??

"Katakan mbak!! Pasti saya penuhin"

"Apa?? Katakan mbak??"

Ucap pak Dedi seraya bangkit dari posisinya dan kini tampak sengit dan antusias mempertanyakan rencana yang dibuat oleh Rani.


Selanjutnya Rani menjelaskan kepada Pak Dedi, bahwasanya dirinya ingin balik mengerjai Desi selanjutnya. Rani mengajak Pak Dedi untuk membuat Desi benar-benar merasa kewalahan karena ulah dari pak Dedi dan juga Rani tentunya!! Rani merencanakan agar Pak Dedi menyetubuhi Desi sambil Rani menyerang bagian tubuh sensitif Desi yang lainnya.

Dan apa yang akan dilakukan oleh Rani selanjutnya???!!

Kita nantikan keliaran "Duo bestie" dalam pertarungan mautnya!!

"Ataukah pak Dedi yang akan dibuat tidak berdaya oleh keduanya??!! Ataukah Rani yang akan dibuat kewalahan oleh pasangan mesum yang telah lama menjalin kedekatan??!! Bisa juga Desi yang akan dibuat tidak berdaya oleh keduanya!! Karena sang pejantan kini telah merasakan kenikmatan baru bersama wanita yang sejak lama ia idamkan!!


Sooo...Kita nantikan kelanjutannya!!
================

LANJUTAN CERITA ISTRIKU DAN ASSETNYA.


Dalam penjelasan tersebut Rani mengatakan setelah ini mereka akan dengan tiba-tiba dan begitu cepat segera keluar dari kamar ini, kemudian setelah berada di luar sana pak Dedi diminta oleh Rani untuk segera mendekat dan menelanjangi tubuh Desi sepenuhnya di depan televisi.


Selanjutnya Rani meminta pak Dedi langsung menjilati vagina Desi dengan ganas dan liarnya agar Desi menjadi benar-benar terkejut karenanya, sementara itu rani akan memegangi dan membentangkan kedua tangan Desi naik ke atas. Lalu selanjutnya mereka berdua akan memberikan rangsangan yang sangat Intens kepada tubuh Desi, rani mengatakan kepada Pak Dedi selagi Pak Dedi menjilati vaginanya nanti rani akan meremasi dan menyerang payudara Desi yang terpampang di hadapannya nanti. Seterusnya Rani menjelaskan kepada Pak Dedi agar jangan memberikan jeda waktu kepada Desi untuk beristirahat, dan Rani meminta Pak Dedi untuk tidak memperdulikan semua apa yang diminta oleh Desi. Termasuk jika Desi meminta untuk menghentikan perbuatan mereka tersebut.


Saat itu Rani benar-benar berencana untuk balik mengerjai Desi habis-habisan, dia ingin sahabatnya tersebut merasa mendapatkan pelajaran atas apa yang telah direncanakan terhadap dirinya kini. Pak Dedi yang mendengarkan hal tersebut sangat bergairah sekali karenanya, karena ini tentu saja akan menjadi sensasi bercinta yang baru lagi bagi dirinya. Belum lagi kini ia mendapatkan hal tersebut hari kedua ibu muda yang bertubuh molek, montok dan cantik serta Anggun layaknya Rani dan Desi. Dan tentunya dirinya lah yang akan di untungkan dengan rencana mereka tersebut, baik rencana yang dibuat Rani ataupun Desi tentu dirinya tetap akan berperan sebagai pejantan satu-satunya disana.


Saat itu Pak Dedi sebenarnya masih merasa gemas dengan tubuh telanjang Rani yang kini berada di dekatnya, dan ditambah lagi kini Dirinya belum mencapai puncak kenikmatan. Gairah terhadap kemolekan tubuh Rani sebenarnya masih ingin ia menuntaskan kenikmatan ini berdua saja bersama Rani terlebih dahulu, tetapi karena di luar sana ada sosok Desi akhirnya Pak Dedi menahan gairahnya tersebut. Dan sedikit saja ia kini kembali mengecup dan sedikit meremas payudara Rani.

Rani: Udah nanti aja pak,, nanti bakal saya kasih lagi deh!! Sekarang kita fokus ke Desi dulu ya.. Oke??

Pak Dedi: Sebenarnya masih pengen sama Mbak aja sih berdua,,, tapi karena ini permintaan Mbak Rani. Okelah akan saya penuhin!!

Rani: Iyalah harus dipenuhi dong permintaan saya,, biar besok-besok Kalau ada maunya dan minta sama saya,, bisa saya penuhin juga.. Hihihi.

Mendengarkan janji nakal dari Rani tersebut, pak Dedi makin merasa sangat gemas dengan sosok Rani kini.

Rasanya Pak Dedi sangat itu semakin tidak tahan saja untuk kembali melanjutkan percintaannya bersama Rani di dalam kamar tersebut, pak dedi benar-benar telah dibuat mabuk Kepayang Sekarang ini karena ulah Rani kepada dirinya tersebut. Pak Dedi merasa godaan yang datang dari sosok Rani tersebut, seakan-akan sebuah godaan yang begitu menantang tetapi sangat Natural sekali diucapkan oleh sosok Rani. Setelah merasa cukup matang dengan rencana yang mereka buat, kini tampak rani mengajak Pak Dedi untuk segera keluar kamar. Mereka saat ini tampak akan keluar kamar bersama dengan kondisi telanjang bulat, dan kini sepertinya sudah sangat siap untuk memberikan pelajaran kepada Desi yang telah menunggu di depan televisi.

Saat mereka telah berada di depan pintu kamar dan bersiap untuk keluar setelahnya, kini Rani sempat berhenti sejenak dan meminta pak dedi untuk keluar sendirian saja terlebih dahulu. Rani mengatakan kepada Pak dedi agar Pak dedi memulai semuanya lebih dahulu saja bersama desi, dan rani akan menyusul saat moment yang ia perhitungkan sudah pas nantinya. Rani menginstruksikan agar Pak dedi menelanjangi desi terlebih dahulu di depan sana, Rani saat ini ingin semuanya berjalan senatural mungkin terlebih dahulu.

Dirinya tidak ingin Desi akan terkejut dengan manuver perubahan rencana yang kini ia rencanakan bersama Pak dedi, Rani juga mengingatkan jika nantinya Desi menanyakan keberadaan dirinya sekarang!! Agar Pak dedi mengatakan saja bahwa rani di dalam kamar sana tengah menangis, karena terkejut dengan apa yang mereka lakukan kepada dirinya. Akhirnya Rani memutuskan untuk menginstrusikan pak dedi keluar kamar terlebih dahulu, sementara dirinya akan terus memantau situasi selanjutnya.

Pak dedi saat itu tampak menuruti saja serta mengikuti apa yang di pinta oleh rani kepadanya, dengan menganggukan kepalanya kini pak dedi beranjak keluar kamar dan segera mendekat ke arah desi. Setelah kehadirannya disana semakin dekat dengan sosok desi, tampak kehadirannya itu telah disadari oleh Desi.

Desi: Ehh kok,,?? Bapak disini??

Ucap desi kaget dengan kehadiran pak Dedi yang kini telah berada di dekatnya.

Pak Dedi: Iya mbak,, soalnya mbak Rani ngambek dan nangis di dalem sana, jadi saya tinggalkan dia sendiri.

Desi: Hahhh??? Bapak kasar ya sama dia??!!!

Desi tampak sedikit emosi dan marah kepada Pak Dedi.

Sementara rani yang Mendengar hal tersebut dari dalam kamar merasa cukup senang, karena Pak Dedi telah mengikuti apa yang dirinya instruksikan tadi. Tetapi beberapa saat setelah itu, rani tampak sedikit terharu dengan ekspresi yang ditujukan oleh sahabatnya Desi. Saat itu tampak oleh Rani, desi yang begitu marah setelah mendengar pengakuan dari Pak Dedi bahwa kini dirinya Tengah menangis dalam kamar.


"Ternyata desi begitu memperdulikan aku "


Rani menyadari bahwasanya di balik semua kelakuan mesum sahabatnya tersebut, ternyata tingkat kepedulian desi terhadap dirinya masih begitu tinggi.

Kini Rani melihat pak Dedi yang mulai melancarkan aksi serangannya terhadap tubuh Desi, desi yang tampak Tengah merajuk tersebut. Kini tubuhnya mulai dicumbu oleh Pak Dedi, dan juga tampak di penglihatan Rani kini Desi mulai menyambut cumbuan dari Pak Dedi tersebut. Tampak oleh Rani saat ini tubuh Pak Dedi yang telah polos tersebut, kini melakukan hal yang sama terhadap tubuh Desi. Keduanya telah sama-sama telanjang bulat saat ini, mereka tampak berbaring di atas kasur di depan televisi, kini pak dedi tanpa terlalu banyak memberikan rangsangan pada desi telah memasukkan penisnya secara penuh kedalam vagina desi.

Rani yang awalnya ingin mengerjai desi, kini tampak mengurungkan niatnya dan kembali berbaring di ranjang kamar tersebut. Samar-samar dirinya mendengar desahan dan lenguhan dari keduanya yang kini tengah bercinta di ruang tamu, suara yang cukup mampu memancing gairahnya untuk kembali bangkit. Tetapi kiki rani hanya berfokus memikirkan sesuatu yang tampak begitu serius dirinya pikirkan, entah apakah pokok pikirannya tersebut. Jelasnya saat ini Rani hanya berdiam diri dan tampak berbaring telanjang sambil termenung, cukup lama dirinya dalam posisi tersebut. Hingga kini tampak Desi dan juga Pak Dedi tampak dihadapannya berada dimuara pintu kamar, kedatangan keduanya hanya disambut oleh senyuman oleh rani.

Desi: Kamu gak apa-apa bestie??

Ucap desi mengkhawatirkan rani.

Rani: kalian kenapa sih pake jalan berdua sambil telanjang gitu?? porno banget ihh!!

Ucap rani sambil sedikit tersenyum mengejek keduanya.

Ucap rani sambil sedikit tersenyum mengejek keduanya.

Pak Dedi yang saat itu merasa sangat kebingungan tentang sebuah rencana yang tadi diungkapkan Rani kepada dirinya, tetapi kini tampak Rani tidak menjalankan sesuai dengan apa yang diinstruksikannya kepada Pak Dedi. Semua yang berjalan saat ini sungguh di luar rencana dari kedua wanita tersebut, baik Desi maupun Rani kini sama-sama tidak memperdulikan tentang berjalannya rencana awal mereka. Desi merasa bersalah setelah mendengar pernyataan dari pak dedi yang mengatakan Rani menangis karena di jebak oleh nya tadi, sedangkan rani merasa terharu ternyata di balik semua rencana mesum desi kepada dirinya nyatanya desi masih sangat mengkhawatirkan dirinya juga. Perasaan tersebutlah yang membuat keduanya kini sudah melupakan rencana mereka masing-masing, kini tampak kedua perempuan tersebut saling bertatapan dan menertawakan kelakuan mereka masing-masing.

Kondisi di dalam kamar tersebut menjadi cukup awkard pada saat itu, lalu perlahan mencair ketika rani mengakui kepada desi bahwasanya dirinya sebelum ini pun sudah pernah melakukan hal ini bersama Pak dedi. Desi semakin terkejut setelah rani menjelaskan bahwa mereka juga melakukannya di tempat ini, sementara itu pak Dedi yang mendengar pengakuan rabi tersebut dibuat tak kalah terkejut. Terlebih saat itu rani menceritakan semuanya secara detail kepada desi, awalnya desi tidak langsung percaya atas pengakuan rani tersebut. Desi masih mengira kalau Rani hanya berusaha menggoda dirinya kembali, tetapi ketika pak dedi juga mengakui hal yang sama kepada desi dan diakhiri dengan pembuktian langsung dari keduanya. Saat itu Rani dan pak dedi menunjukan kedakatan yang pernah terjadi diantara mereka dengan sebuah ciuman bibir mesra dihadapan desi secacar langsung, desi yang melihat hal tersebut dihadapannya secara langsung merasa mulai mempercayai apa yang di tuturkan oleh keduanya barusan.


"ihhhh...kalian ternyata"

Ucap desi sedikit merajuk.


Rani: Udah gak usah ngambek gitu bestie, cuman sekali itu aja kok, sama tadi udah sekali juga barusan sebelum sama kamu. Tapi gak sampai tuntas kok bebeb kamu sama aku.

"Ayo tuntansin bertiga"

Ajak pak dedi kepada keduanya.

Ajakan tersbut langsung disambut girang oleh Desi dan kini ia berusaha menggoda Rani, tetapi tampak rani menampakan muka serius kepada keduanya. Dengan tegas Rani mengatakan tidak ingin melakukan hal tersebut lagi, apalagi kalau sampai dilakukan bertiga begini. Menurut Rani itu adalah hal yang kini sangat tabu baginya, dan dia tidak ingin dirinya di perlakuan begitu.

"Kalau kalian mau tuntasin,, biar pak Dedi sama Desi aja ya, gak usah sama saya juga pak"

Ucap rani sambil tersenyum simpul.

"Kalau sama dua laki-laki aku pasti layaknya Ratu, tapi kalau dua perempuan satu laki-laki itu artinya aku kayak pelayan dong. Pemuas!!“

Pemikiran tersebut sempat dipikirkan begitu keras oleh Rani ketika ada dirinya sendirian di dalam kamar, sementara Desi dan Pak Dedi pada saat itu Tengah bercinta di depan televisi di dalam kontrakan tersebut. Mendengar pernyataan dari Rani tersebut tentu saja Pak Dedi merasa kecewa, walau bagaimanapun pak Dedi merasa belum puas untuk menikmati tubuh Rani kembali hari ini. Meskipun tadi waktu bersama Desi dirinya telah mencapai puncak kenikmatan dan mengeluarkan sperma yang di dalam vagina Desi, tetapi tetap saja bayang-bayang akan kebinalan Rani saat bercinta masih menghantui pikiran Pak Dedi saat ini.


Pak Dedi berusaha untuk membujuk Rani agar mau melayani dirinya kembali bersama Desi tentunya, tetapi tampaknya Rani benar-benar kekeh akan pendiriannya. Dirinya membiarkan saja saat Pak Dedi melakukan belaian nakal pada tubuh telanjangnya di balik selimut yang ia gunakan, tetapi pada saat Pak Dedi ingin melakukan penetrasi terhadap vaginanya. Tampak Rani dengan tegas menolaknya dan mengatakan tidak ingin melakukan hal tersebut sekarang ini, hal yang sama juga ungkapkan oleh Desi pada saat itu mengatakan sudah cukup lelah jika Pak Dedi sekarang memintanya untuk melayani dirinya kembali.

Akhirnya setelah mencapai puncak negosiasi terakhir, kedua wanita tersebut sepakat untuk membuat Pak Dedi keluar dengan mulut mereka saja.


Saat itu Rani berbaring bersebelahan bersama Pak Dedi sementara Pak Dedi kini menghisap puting payudara Rani, pada bagian bawah tubuhnya tampak Desi yang kini tengah mengulum pada batang besar milik Pak Dedi. Sesekali Desi mencolek belahan vagina Rani yang tampak merekah karena sedikit basah juga terangsang oleh hisapan pak Dedi pada payudaranya, berkali-kali juga Rani berusaha menghentikan sentuhan nakal dari tangan Desi tersebut. Hingga tiba pada saatnya Desi meminta Rani bergantian untuk mengulum penis Pak Dedi, dengan sedikit malas kini Rani beranjak dari posisi berbaringnya. Selanjutnya posisi itu digantikan oleh Desi untuk dicumbui dirinya Oleh Pak Dedi.

Ketika Rani telah mengambil posisi untuk mengulum penis Pak Dedi dirinya melihat penis Pak Dedi tersebut yang tampak basah dan mengkilat karena air liur Desi, melihat hal tersebut Rani seakan semakin ragu untuk melakukannya. Rani hanya mengocok saja penis Pak Dedi yang tampak berdiri tegak di depan wajahnya, karena merasa permainan ini harus segera dituntaskan. Rani mencoba mengambil inisiatif lain, kemudian Ia berjongkok di hadapan Pak Dedi lalu kini ia menyelipkan penis Pak Dedi di tengah belahan payudaranya.

"Basah banget sih,, air liurnya Desi semua.!! Diginiin aja ya Pak!! "

Ucap Rani kepada Pak Dedi.

"Duh mentang-mentang nenennya gede nih,, jadi bisa nyelip itu kontol panjang di sana,,hihiiii "


Ucap Desi menggoda Rani.


Tampak Rani hanya tersenyum menanggapi ucapan Desi tersebut, dirinya kini fokus menjepitkan penis Pak Dedi pada belahan payudaranya. Sesekali Rani menyentuh batang Pak Dedi tersebut dengan puting susunya, Rani mmengaduh kegelian sendiri ketika puting susunya beradu sentuhan dengan kepala penis Pak Dedi. Selanjutnya dengan gemas ia buka belahan lubang kencing Pak Dedi, kemudian ia tekankan putingnya di sana. Hal tersebut membuat Pak Dedi merasa merinding sekaligus sangat menikmati perlakuan Rani tersebut, pak Dedi sampai mengangkat pantatnya karena merasa ngilu diperlakukan Rani demikian. Rani yang melihat kondisi tersebut, kini meyakini bahwasanya mungkin Pak Dedi akan segera mencapai puncak orgasmenya. Kembali Rani mengocok dengan cepat penis milik Pak Dedi tersebut dengan tangannya, sambil dia remas-remas buah zakar milik Pak Dedi. Melihat bagian tersebut belum terkena serangan dari mulut Desi, kini Rani mulai berpikir untuk memberikan sentuhan mulutnya di bagian itu. Dengan cepat ia mengambil posisi berjongkok kembali, sehingga penis Pak Dedi kini tepat di hadapan wajahnya.


"Eeemmmhhhh...spoooochhhh....mmmmhhhh...liickkk..."

Guman Rani saat mulutnya melumat habis buah zakar milik Pak Dedi, sambil tangannya terus mengocok dengan kencang penis pak Dedi yang besar itu. Akibatnya kini Pak Dedi semakin meracau dan melepaskan hisapannya pada payudara Desi, kini Pak Dedi memegangi kedua kepala Rani dengan pinggulnya berusaha menghantar-hentakkan seperti gerakan Tengah menggenjot.

"Mbak please pakai mulut dong,, saya udah mau sampai "

Pinta Pak Dedi kepada Rani.

Tetapi sepertinya Rani tidak ingin memenuhi permintaan Pak Dedi tersebut, kini Rani malah berganti posisi dan mengambil posisi semakin fokus di depan penis Pak Dedi. Ia memberikan kocokan semakin Intens pada batang milik Pak Dedi tersebut, lalu dibarengi dengan Desi yang kini mulai menyedot di puting milik Pak Dedi. Tak lama berselang maka akan sampailah ini Pak Dedi pada puncaknya, penis Pak Dedi tersebut berkedut-kedut menandakan akan memuntahkan isinya saat itu juga. Rani yang menyadari hal tersebut, kini kembali menjepitkan batang milik Pak Dedi tersebut pada belahan payudaranya. Desi yang kini melihat langsung hal tersebut, merasa melihat pemandangan yang amat sangat erotis.


Payudara sahabatnya yang sangat montok tersebut kini seakan melahap habis batang Pak Dedi yang besar dan panjang, desi merasa takjub melihat payudara Rani yang mampu mengcover besarnya batang milik Pak Dedi tersebut.

Sementara itu Rani meludahi batang Pak Dedi yang kini menyelip pada kedua belahan payudaranya, sambil ia menjulurkan lidahnya semakin menggoda Pak Dedi agar segera memuncratkan spermanya. Perlakuan dari Rani tersebut sungguh membuat Desi bergetar hatinya, tak terkecuali Pak Dedi yang juga merasakan dan melihat langsung kelakuan Nakal Rani tersebut. Pak dedi merasa gemas akan perbuatan sahabatnya tersebut, akhirnya Desi dengan tiba-tiba dan cukup keras mendorong badan Rani hingga terguling terlentang di atas kasur. Lalu dengan cepat Desi menyerang dan menghisap puting payudara Rani, perlakuan tersebut disambut oleh tindakan Pak Dedi selanjutnya. Seakan kembali pada rencana awal mereka kini Pak Dedi langsung mengambil posisi membentangkan lebar kedua paha Rani, dengan sangat bernafsu Pak Dedi menancapkan penisnya menerobos masuk kedalam vagina Rani.


Genjotan Pak Dedi yang telah di ujung Puncak kenikmatannya tersebut kini terjadi tidak beraturan dan dilakukan dengan sangat cepat, akibatnya kini payudara Rani yang berada di dalam mulut Desi berguncang-guncang dengan brutal. Hingga kini Desi menahan kedua payudara tersebut dengan telapak tangannya, perlakuan keduanya tersebut membuat Rani sedikit kewalahan berusaha menghentikan kelakuan keduanya. Rani menggeliatkan badannya berusaha untuk menghentikan perbuatan dan juga Pak Dedi, tetapi ia semakin tidak kuasa menahan semuanya ketika mulut Pak Dedi juga mendarat pada puting susu sebelah kirinya. Kini kedua susu Rani dijilati oleh Desi bersama Pak Dedi, terkadang mereka menghisap bahkan berusaha menelan puting Rani karena merasa gemas. Vagina Rani semakin basah karena perlakuan tersebut, akhirnya karena juga merasa menikmati perlakuan tersebut rani hanya membentangkan pasrah kedua tangannya ke atas menikmati rangsangan yang diberikan oleh kedua orang tersebut pada tubuhnya.


Saat dirinya Tengah menikmati genjotan Pak Dedi pada vaginanya dan juga hisapan mulut dari kedua pada payudaranya, Rani merasakan penis Pak Dedi yang kembali berkedut-kedut dan sepertinya akan memuncratkan spermanya di dalam vagina Rani. Dirinya Sempat ingin protes kepada Pak Dedi karena terlalu cepat mengekuarkan spermanya, sedangkan dirinya merasa masih ingin menikmati sodokan dari Pak Dedi tersebut. Tetapi karena rasa gengsinya, Rani hanya terdiam dan tergolek pasrah ketika Pak Dedi telah memuncratkan spermanya didalam vagina Rani.

 

Berakhirlah sudah percintaan mereka pada sore hari tersebut, banyak hal yang mereka bicarakan setelah proses percintaan tersebut berakhir. Mereka membahas berbagai macam hal, mulai awal mula hubungan Desi bersama pak Dedi dan sebaliknya. Sampai Pak Dedi yang request di depan desi bahwa dirinya ingin bercinta dengan Rani suatu saat di rumah Rani, hal tersebut menurut Pak Dedi akan mereka lakukan ketika mas Rudi pergi bekerja pada malam harinya.


"Sama kayak Mbak Desi gitu loh mbak Rani,,, kami sering kok bercinta di rumahnya Mbak Desi kalau lagi Ada Kesempatan. Hehehe "

Tutur Pak Dedi menjelaskan kepada Rani.


Rani yang mendengarkan pernyataan dari Pak Dedi tersebut tidak mengiyakan ataupun menolak ajakan dari Pak Dedi tersebut, dirinya hanya menggeleng-gelengkan kepala mendengarkan pengakuan sekaligus ajakan mesum dari Pak Dedi tersebut. Hal gilanya lagi desi yang mendengar ucapan dari Pak Dedi tersebut, ini berusaha memprovokasi Rani agar memenuhi permintaan dari Pak Dedi. Tetapi tetap saja saat itu Rani tidak memberikan jawaban apapun kepada Pak Dedi.


Akhirnya kini mereka semua Beranjak Pergi Meninggalkan rumah kontrakan tersebut, pak Dedi pulang seorang diri sementara Rani dan juga Desi pulang dengan menggunakan kendaraan umum. Hingga kini tibalah Rani di rumah mereka, saat itu kehadirannya telah disambut oleh keluarganya di rumah. Rani yang tadi sempat membelikan oleh-oleh bersama Desi untuk anak-anaknya, langsung disambut antusias oleh-oleh yang ia bawakan tersebut oleh anak-anaknya. Sementara kini suaminya Rudi masih menampakan rasa marahnya kepada Rani, rani menyadari hal tersebut dan berusaha memaklumi semua perlakuan suaminya kepada dirinya.

Tiba pada malam harinya sarani berada di kamar berdua bersama suaminya, rani yang saat ini telah merasa sedikit tenang terhadap permasalahan yang kini mereka hadapi. Berusaha mengalah dan mengajak suaminya untuk membicarakan lebih jauh permasalahan yang tengah mereka hadapi, rani meminta maaf dan mengakui kesalahan yang telah Ia perbuat dalam kehidupan rumah tangga mereka. Tanpa diminta oleh Rudi, rani menceritakan bagaimana semuanya berawal. Dirinya menceritakan sejak kejadian awal bagaimana dirinya bisa setubuhi oleh Pak Sugeng, dan bagaimana dirinya juga bisa disetubuhi oleh Ari. Malam itu Rani menjelaskan semuanya kepada Rudi, sementara itu Rudi tampaknya masih belum bisa menerima kenyataan yang kini terjadi terhadap istrinya.

Rudi membayangkan tubuh istrinya yang montok dan bahenol itu dan selama ini selalu ia banggakan, kini telah dinikmati oleh laki-laki lain di belakang dirinya. Walaupun sebenarnya Rudi memang menginginkan hal tersebut dalam Fantasi bercintanya, tetapi ketika telah mengetahui hal tersebut benar-benar terjadi. Entah kenapa Rudi merasa belum siap menerima semua kenyataan telah terjadi tersebut, walaupun secara jujur dirinya mengakui sangat terangsang dan juga begitu bergairah mendengarkan penuturan dari istrinya tersebut.



Malam itu Rani berusaha menggoda Rudi agar malam ini mau menyetubuhi dirinya, rani berprinsip seberat apapun permasalahan rumah tangga antara suami istri. Akan dapat diselesaikan dengan nikmatnya bersetubuh di atas ranjang, maka dari itu malam ini Rani berusaha untuk memberikan service terbaik terhadap suaminya. Tentu modal yang dimiliki Rani telah lebih dari cukup, tanpa diketahui oleh suaminya telah banyak pengalaman yang ia dapatkan Selama perjalanan dinas 5 hari terakhir. Menikmati penis dua laki-laki muda, mengocok dua penis tersebut secara bersamaan, melakukan adegan threesome yang selama ini selalu minta oleh suaminya, menikmati penis besar dan panjang yang mampu menyodok hingga ke dasar rahimnya, mendogy pantat montok dan bulat milik Rani sambil mulut Rani mengulum penis di dalamnya. Semua itu telah dirasakan oleh Rani dalam 5 hari terakhir, tentu semua telah menjadi modal yang cukup bagi Rani untuk menaklukkan suaminya hingga terkapar di puncak kenikmatan.

Semua usaha ini tersebut nyatanya malam ini tidak sia-sia, kini tampak suaminya dengan antusias Tengah menggenjot Rani dalam posisi doggy style sambil membahas kelakuan nakal istrinya dengan laki-laki lain.

Rani: Papa tau kan mama ini perempuan kayak gimana?? Dari semenjak pacaran mama nggak pernah tuh aneh-aneh sama laki-laki, dulu cuman satu aja sih mantan Mama yang pernah Nenen sama mama. Lagian papa juga udah tahu kan gimana ceritanya, dan penis laki-laki pertama yang Mama lihat itu kan juga punya papa. Mama baru mau nurutin keinginan papa setelah kita tunangan kan?? Papa minta Mama buat kulumin penis papa?? Walaupun nenen mama dulunya udah abis Papa kenyotin terus waktu pacaran, akibatnya jadi gede gini deh nenen mama.


Rudi: Iya Papa tahu kok, tapi kan mama liar banget kalau kita lagi bercinta kayak gini. Dan Papa tahu Mama tuh kadang nggak puas kan??


Rani: Mama juga nggak sadar sih Pa, dengan perubahan itu!! Mama tuh semenjak udah 35 tahun ke atas gini, perasaan jadi makin mesum deh. Iya sih mama jujur kalau akhir-akhir ini tuh mama sering merasa kurang puas sama papa, tapi bukan itu alasan mama mau cobain batang laki-laki lain!!


Rudi: Udah itu nggak usah dibahas ya mah,, yang penting sekarang mama jujur deh tentang semua yang udah Mama lakuin. Papa suka kok mama nakal gitu sebenarnya, tapi papa nggak suka kalau Mama nggak jujur aja sih!!

Ucap Rudi sambil terus menggenjot vagina Rani dalam posisi doggy style.

" beda nggak sih mah Rasanya dimasukin penis papa sama penis laki-laki lain?? "

Ucap Rudi yang kini tengah mendogy istrinya semakin kencang.


Rani: Ya beda dong Papa,, bentuknya aja beda...ahhhhssstt... Terus Pah!!


Rudi: Mama suka??

Rani: Suka dong Papa,, bukannya itu fantasi Papa selama ini??


Rudi: Mama bisa bedakan nikmatnya penis ari atau Pak Sugeng??

Rani: Semuanya enak papa,, beda-beda semua rasanya...ahhhh... Mama jadi kebayang..duhhh... Parah deh ini Pah!!


Rudi: Mama siap kalau dimasukin dua penis?? Di pantat sama vagina mama??

Rani: Iya mau Pah,, sambil Mama Sepong satunya!!


Rudi: Jadi 3 dong mah?? Emang kuat mama??

Rani: Aghhhh..... Papa pelan-pelan dong...uhhhh!!
Mama kuat Kuat aja dong Pa!! Kan tinggal ngangkang doang!!

Rudi: Ganti posisi deh Mah!!

Ucap Rudi sambil mencabut penisnya dari dalam vagina Rani, saat itu Rudi merasakan akan segera mencapai puncak kenikmatannya. Tentu semua itu karena penuturan Rani yang selama ini belum pernah ia dengar sebegitu liarnya keluar dari mulut istrinya, sekarang dengan mendengar langsung penuturan dari istrinya tersebut.


================

LANJUTAN CERITA ISTRIKU DAN ASSETNYA.

Kini Rudi merasa gairahnya begitu memuncak dan tidak tertahankan, maka Rudi mengatur siasat agar tidak muncrat terlebih dahulu. Rudi meminta istrinya untuk mengambil posisi terlentang, dan saat itu tampak di pandangan Rudi puting payudara istrinya yang tampak begitu keras dan menyembul keluar.

Rudi: Perasaan puting Mama makin gede deh?? Sering diisepin banget??

Rani: Masa sih Papa?? Tapi Papa suka kan??

Rudi: Siapa yang sering banget ngisepin mah?? Pak Sugeng atau Ari??

Rani: Semuanya suka kali Pah,, siapa sih yang nggak gemes lihat nenen istrimu ini?? Apalagi ininya nih bikin tambah gemas laki-laki aja!!!

Ucap Rani sambil menunjuk tahi lalat pada bulatan payudaranya.

Rudi: Woww Mama liar banget ya sekarang,, papa suka mah, malah Papa pengen lihat langsung mama dientot laki-laki lain di depan Papa. Mau ya Ma??

Rani: Mama dimaafin enggak nih kalau mau nurutin permintaan Papa yang itu??

Rudi: Iya Papa usahain,, tapi Mama jawab dulu!!

Rani: Papa bebas minta apa aja,, asal papa jangan nyesel aja nanti ya??

Rudi: Nggak akan sayang,, asal Mama selalu jujur ke papa deh!!

Rani: Oke,, akan Mama turutin apa aja yang papa mau.!!

Rudi: Wowwwww,,, semakin hot aja istriku nih semenjak udah ngerasain kontol lain di memeknya.

Rani: Belakangnya belum Tuh Pah,, malam ini Mama persembahin buat papa deh!!

Ucapan dari Rani tersebut seakan menjadi sesuatu yang selama ini begitu dinantikan ingin didengar oleh Rudi.

Rudi: Mama yang bener??? Yakin nih?? Nanti ngambek lagi kayak waktu itu??

Rani: Pantat semontok ini masa nggak bisa nahan sih Pah!!

Rudi: Wow nggak sia-sia deh mama udah nakal di belakang papa,, ternyata banyak banget perubahannya!!

Rani yang dalam beberapa hari terakhir sunholnya hampir saja dijebol oleh Abdur, kini mulai mengkhawatirkan jika dirinya terus bertahan dalam situasi sekarang bisa saja suatu saat asetnya tersebut juga akan dijebol oleh laki-laki lain. Menimbang hal tersebut akan terjadi dan dinikmati oleh laki-laki lain pertama kali terhadap dirinya, Rani memutuskan untuk mempersembahkan "Asset"nya tersebut terkhusus untuk sang suami. Rani mengangkat lebar kedua kakinya ke atas, ia lebarkan pahanya selebar-lebarnya.

Rani: Genjotin yang kenceng pah!!

Rudi: Aahhh... Mantap istriku!!

Rani: Stop dulu pah!! Kasih pantat mama bantal deh, biar akses papa buat masukin ke pantat mama makin leluasa!!

Mendengar perkataan dari istrinya tersebut Rudi dengan sangat bersemangat segera menuruti apa yang diminta oleh istrinya tersebut Rudi segera mengambil bantal untuk mengganjal pantat Rani agar semakin menjadi naik keatas. Lalu Rudi menempatkan penisnya tepat di lobang pantat Rani, sedikit mengangah lobang tersebut dalam pandangan mata Rudi.

Rudi: Apa udah ada yang pernah masukin mah?? Kok kayak kebuka gitu??

Rani: Ih Papah apaan sih,, nggak ada dong!!! Mana mau mama gituin!!! Sama Papa aja Mama belum mau!! Malam ini mama persembahin buat papa deh sayang, sebagai tanda kita udah baikan ya pa??

Sebenarnya lobang pantat Rani tersebut telah cukup sering dimasukkan jari oleh Rudi, tetapi untuk dimasukkan penisnya Rani selalu menolak dengan alasan sakit dan tidak nyaman. Perkataan Rudi yang mengatakan bahwa lobangnya tersebut sedikit terbuka tentu membuat Rani menjadi sedikit khawatir, karena kemarin dengan cukup intens abdul berusaha memasukkan penis yang besar ke dalam lubang tersebut.

Walaupun usahanya tersebut gagal, namun Rani sempat merasakan kepala penis laki-laki tersebut berhasil sedikit tertanam disana.

Rani: Kasih pelicin dong Pa!!

Ucap Rani memerintahkan Rudi, mendengar permintaan dari istrinya tersebut rudi langsung mengambil pelicin yang ia disimpan di dalam lemari.

Rani yang melihat suaminya kini telah tampak kembali ceria dan bergairah, kini merasa amat Senang Hatinya karena perubahan pada suaminya tersebut. Ditambah lagi kini suaminya yang tampak begitu menuruti apa yang ia inginkan, setelah dirinya mengatakan bersedia mempersembahkan lobang pantatnya kepada suaminya. Kini tampak diperlihatkan Rani suaminya yang Tengah melumuri Batang penisnya dengan pelumas yang tadi dimaksudkan oleh Rani, tampak sangat mengkilap penis suaminya di pandangan Rani saat ini.

Kini suaminya telah berjongkok kembali mengambil posisi untuk melakukan penetrasi kepada Rani, rani merasakan penis suaminya telah tepat menempel di lobang pantatnya. Menyadari hal tersebut rani kini semakin melebarkan pahanya, agar akses suaminya semakin leluasa menerobos masuk ke bagian yang selama ini diimpikan oleh suaminya tersebut.

Rani: Mulai teken Pah tapi pelan-pelan ya,,!!

Rudi: Kayak malam pertama ya mah?? Pantat mama nih gede sih,, mangkanya papa nafsu banget sama yang satu ini!! Papa teken ya??

Rani: Iya pelan Pah.. Aww diemin dulu pah.

Rani tampak kembali kesakitan ketika suaminya penisnya untuk masuk ke dalam lubang pantatnya tersebut.

Rudi: Harus pakai jari dulu ini mah, harus dibiasain dulu.

Rani: Bebas deh terserah papa,, pokoknya malam ini Mama nurut dan ngangkang aja!!

Mendengar ucapan istrinya tersebut tampak kini Rudi semakin merasa senang karena istrinya yang tampak memenuhi segala keinginannya malam ini, rani hanya pasrah saja saat Rudi mengobok-ngobok lobang pantatnya tersebut menggunakan jari. Bahkan saat Rudi memasukkan dua jarinya di sana rani tampak tidak protes sedikitpun, hanya desahan dan erangan yang keluar dari mulut Rani malam itu tetapi gestur tubuhnya tidak menampakan penolakan sedikitpun atas perbuatan Rudi terhadap dirinya.

Setelah dengan bersusah payah dan bercucuran keringat, kini tampak Rudi kembali menekan lobang pantat Rani dengan penisnya. Usahanya tersebut berhasil, kini setengah dari penis Rudi telah tertanam di dalam pantat Rani yang melebarkan pahanya dengan selebar-lebarnya. Lalu Rudi menambahkan lagi pelumas untuk melumuri lobang pantat Rani di tengah kondisi penisnya yang masih tertanam di setengah di dalam lubang pantat Rani, setelah cukup banyak rudi kembali menekan penisnya tersebut hingga akhirnya penis tersebut berhasil masuk ke dalam lobang pantat Rani sepenuhnya.

Rani: Aw papa,, akhirnya berhasil juga deh!! Hebat kan istrimu pa??

Rudi: Luar biasa sayang!! Papa jadi makin sayang.

Kini Rudi tampak sangat menikmati jepitan lobang pantat istrinya untuk pertama kali bagi dirinya, telah lama ia sangat hal tersebut terjadi tetapi baru malam ini semuanya dapat terwujud. Hal tersebut membuat Rudi merasa sangat kegirangan, karena kini dia melihat ekspresi istrinya yang tampak meringis tetapi tampak menikmati juga genjotan yang dilakukan di lobang tersebut. Bayangan Rudi saat itu mungkin beginilah ekspresi istrinya ketika mendapat sodokan dari penis yang lebih besar dari miliknya, tayangkan ekspresi wajah istrinya tersebut rudi menjadi semakin merasa bergairah dan akibatnya dirinya merasa ingin segera mencapai puncak orgasmenya. Tetapi Rudi masih berusaha untuk lebih lama menikmati sensasi jepitan lobang pantat istrinya tersebut.


Rudi merasa tidak ingin semua ini berakhir begitu cepat, istrinya masih ingin berlama-lama merasakan jepitan padat pada batang penisnya. Rudi saat itu merasa bahwa jepitan lobang pantat istrinya lebih terasa jika dibandingkan dengan jepitan vaginanya. Hal yang sama juga dirasakan oleh Rani, saat menerima sodokan dari suaminya pada lubang pantat tersebut. Rani jadi teringat begitulah rasanya saat dia disodok oleh penis besar milik Abdur.

"Mungkin kayak gini lah rasanya ya Pah,, kalau mama disodok penis yang lebih besar lagi dan panjang dari punya papa?? "

Ucap Rani yang saat itu menggoda suaminya.

Mendengar ucapan dari Rani tersebut, kini Rudi merasa tidak kuasa lagi Manahan spermanya yang telah di ujung kepala penisnya. Rudi kini mencabut penisnya dari lobang pantat istrinya, lalu ia tancapkan penisnya tersebut kembali ke vagina istrinya. Selanjutnya Rudi semakin mempercepat genjotannya pada vagina Rani, kemudian tak lama berselang ia mengeram dan menekan penis yang lebih dalam. Lalu kini muncrat sperma Rudi di dalam vagina Rani, rudi terkapar lemah setelahnya merasa sangat puas dengan sensasi bercinta yang ia dapatkan malam ini dari istrinya. Setelah percintaan yang mereka lakukan malam ini, tak henti-hentinya Rudi selalu memuji istrinya.

Rudi merasa sangat senang puas sekali akan servis dari istrinya malam ini, terutama karena telah dipenuhi keinginan yang selama ini dari istrinya. Setelah cukup lama berbincang-bincang kini pasangan suami istri tersebut beranjak tertidur, setelah hubungan suami istri yang begitu menggairahkan malam ini, tampak Rani tidur dengan memeluk suaminya dalam posisi sama-sama telanjang bulat. Rani merasa cukup lega, karena kini hubungan mereka telah lebih membaik. Artinya usaha Rani memenuhi semua fantasi suaminya malam ini tidaklah menjadi sia-sia, walaupun tentu tidak semua hal ia ceritakan kepada suaminya.

Sementara itu bagi Rudi semenjak malam itu ia telah mendengar Pengakuan dari istrinya tersebut, kini setiap ada kesempatan Rudi selalu memanfaatkan untuk menyetubuhi istrinya. Rudi merasa ketagihan untuk terus memasukkan penisnya di dalam lubang pantat istrinya, Rani pun juga merasa mulai nyaman dengan penetrasi di lobang pantatnya tersebut. Perubahan di dalam diri Rudi yang paling nyata adalah Kini dirinya merasa semakin bergairah terhadap istrinya, terlebih kini dirinya telah merasakan kenikmatan baru dari tubuh molek istrinya tersebut. Setiap menyetubuhi Rani, Rudi selalu meminta Rani menceritakan tentang kenikmatan penis laki-laki lain yang telah berhasil mengobok-obok vaginanya dan juga selalu meminta untuk memasukkan penisnya kembali di dalam lubang pantat istrinya. Hal tersebut seakan menjadi stimulus pembangkit gairah yang sangat ampuh bagi Rudi, dan Rani pun merasa senang karena kini tampak suaminya mulai mampu menerima keadaan dirinya yang sekarang.


Sempat terpikir di dalam diri Rani untuk mengakui jujur tentang semua hal yang telah ia lakukan di belakang suaminya, tetapi Rani belum ingin mengakuinya saat ini. Dirinya takut hal tersebut malah menjadi permasalahan yang nantinya akan membuat hubungan mereka kembali renggang, tetapi Rani berkomitmen jika suatu saat nanti dirinya akan melakukan hal tersebut bersama laki-laki lain kembali. Rani akan menceritakan dan meminta izin kepada Rudi terlebih dahulu, sebelum dia melakukan hal tersebut bersama laki-laki lain.

Sepakat dengan hal tersebut rudi meminta Rani untuk merekam suara dari setiap hubungan yang terjadi antara Rani bersama laki-laki lain, kini yang diketahui oleh Rudi. Rani hanya pernah bersetubuh bersama Ari dan juga Pak Sugeng, tanpa tahu bahwa istrinya telah lebih dari itu melakukannya bersama laki-laki lain. Untuk hubungan Rani bersama pak Sugeng, tentu Rudi dapat memantaunya dari monitor CCTV yang ia pasang di dalam kamar dan ruang tamu mereka, malah kini tanpa sepengetahuan istrinya rudi menambahkan kembali satu CCTV di depan kamar mereka yang dapat mengakses hingga ke ruangan di depan televisi. Sementara untuk hubungan istrinya dengan Ari, rudi memiliki akses yang sangat terbatas untuk mengetahuinya.

Hal tersebut ditekankan oleh Rudi kepada Rani agar benar-benar jujur mengakuinya hubungan yang ia lakukan bersama dengan ari ataupun Pak Sugeng, walaupun kini Rani belum mengetahui tindakan Rudi yang memasang CCTV di kamar mereka tersebut.

Tetapi saat itu Rani berkomitmen untuk selalu mengatakan dengan jujur jika dirinya akan kembali diperlakukan mesum oleh pak Sugeng ataupun Ari, tetapi sudah satu minggu belakangan ini tidak sekalipun Rudi menangkap gelagat aneh dari istrinya. Hingga tiba pada suatu malam pada saat Rudi Tengah bekerja pada shift malamnya, saat itu Ia mendapat telepon dari Rani yang mengabarkan bahwasanya Pak Sugeng meminta untuk berkunjung ke rumah mereka malam itu. Seakan telah mengetahui maksud dan tujuan Pak Sugeng ingin berkunjung tersebut, rudi sontak langsung mengecek CCTV rumah mereka.

Saat itu tampak di pandangan Rudi tidak ada kejadian apapun di rumah mereka, rudi hanya menemukan istrinya yang tengah berbaring sambil Bermain handphone di atas kasur. Mengingat waktuku yang telah menunjukkan tengah malam lewat, rudi sedikit bertanya-tanya kenapa istrinya bisa terbangun sampai larut malam begini.

Rupanya benar pada malam itu istrinya meminta izin terlebih dahulu kepada Rudi, tentang kunjungan yang akan kembali dilakukan oleh Pak Sugeng di rumah mereka malam ini. Rudi merasa deg-degan ketika mendengar kabar tersebut dari istrinya, dirinya merasa sangat penasaran untuk kembali melihat istrinya disetubuhi oleh laki-laki lain.


Sementara itu Pak Sugeng yang selama beberapa minggu terakhir ini telah berhasil menikmati tubuh montok wanita idamannya tersebut, akhir-akhir ini dirinya merasa sudah semakin tidak tahan untuk mengendalikan gairahnya tersebut. Dirinya selalu terbayang akan tubuh Rani yang begitu menggairahkan tersebut, vaginanya yang montok, pantatnya yang bulat, payudara Rani yang besar, putingnya yang mengeras dan belum lagi desahan serta perbuatan liar rani ketika telah di Puncak kenikmatannya. Semua itu semakin membuat pikiran Pak Sugeng lepas dari kontrol dirinya, Membayangkan hal tersebut akhirnya dengan sedikit nekat pak Sugeng berusaha kembali untuk memintanya dari Rani dalam kondisi tengah malam begini.


Malam itu pak Sugeng Tengah melaksanakan jadwal ronda biasa ia lakukan tentu Ini merupakan kesempatan bagi Pak Sugeng untuk bisa kembali menikmati tubuh Rani, tanpa harus memikirkan alasan untuk keluar rumah dalam waktu yang lama dan pulang larut malam kepada istrinya. Tampak malam ini pak Sugeng bersama bapak-bapak yang lain tengah duduk di dalam pos ronda, Cuaca yang malam itu terasa amat sangat dingin membuat bapak-bapak tersebut berusaha menutupi diri mereka dengan sarung yang mereka bawa. Memang terasa sangat dingin sekali hawa malam itu yang baru saja diguyur hujan, hal tersebut akibatnya membawa pikiran dan akal Pak Sugeng untuk kembali bisa menikmati tubuh untuk wanita idamannya tersebut. Ditambah lagi tentu saja Pak Sugeng mengetahui, bahwasanya kini suami Rani Tengah bekerja pada shift malam. Ini merupakan kesempatan bagi Pak Sugeng untuk mendapatkan kenikmatan tersebut kembali dari Rani, usahanya tersebut ditunjukkan dengan semenjak tadi Pak Sugeng selalu memegang handphonenya terus-terusan menelpon Rani.


Beberapa kali pak sugeng melakukan panggilan namun tidak pernah dijawab oleh Rani, hingga akhirnya pak Sugeng mendapatkan chat dari perempuan tersebut. Rani menanyakan tentang keperluan Pak Sugeng menelponnya malam-malam begini, dengan sangat yakin dan lantang pak Sugeng mengatakan bahwa dirinya kini menginginkan hal tersebut kembali dari Rani. Rani yang saat itu merasa sangat malas dan ngantuk sekali, tidak begitu menanggapi balasan chat dari Pak Sugeng tersebut. Tapi karena merasa terganggu dengan telepon Pak Sugeng yang terus-terusan kepada dirinya, akhirnya Rani bangun dari posisinya kini dan mengiyakan permintaan dari Pak Sugeng tersebut.

Terlebih dahulu sesuai dengan kesepakatan terhadap suaminya, kini Rani menyempatkan untuk mengabari suaminya tentang permintaan Pak Sugeng tersebut kepada dirinya. Rani melakukan hal tersebut karena sejujurnya ia mengetahui kemungkinan suaminya memasang kamera pengintai di rumah mereka.

Karena dengan sangat detail suaminya mampu mencercah dirinya tentang hubungan yang ia lakukan bersama Pak Sugeng, tetapi saat melakukan penggambaran terhadap hubungannya bersama Ari. Suaminya tidak terlalu detail menceritakan hal tersebut, dari situ Rani berkesimpulan bahwa kini dirinya Tengah diawasi oleh suaminya. Lagi pula kini Rani merasa cukup puas dengan hasil dari terwujudnya fantasi suaminya tersebut, dirinya merasa hubungan mereka dalam berumah tangga semakin erat dan juga gairah suaminya yang semakin meningkat terhadap dirinya. Walau bagaimanapun tidak dapat dipungkiri oleh Rani, dirinya akan merasakan kurang belaian jika suaminya terus mencuekkan dirinya.

Sementara itu pak Sugeng yang mendapatkan jawaban dari rani tersebut, kini tampak sumringah dan kegirangan. Karena sebentar lagi dirinya akan kembali menikmati sensasi bercinta bersama binor montok tersebut, tetapi Pak Sugeng memiliki sedikit kendala untuk meninggalkan pos ronda tersebut. Tampak Pak Slamet yang kini duduk disebelahnya, terus berusaha mengajaknya mengobrol tentang berbagai hal.

Hal itulah yang membuat Pak Sugeng merasa harus mencari alasan agar bisa meninggalkan Pak Slamet di sana, pak Sugeng ingin beralasan patroli malam itu. Tetapi jika Tengah berpatroli biasanya Pak Slamet selalu ikut bersama Pak Sugeng dan juga akan ditemani oleh satu rekan mereka yang lainnya juga, memikirkan hal tersebut pak Sugeng akhirnya mengambil kesimpulan. Lebih baik ini dirinya mengajak Pak Slamet saja daripada harus mengajak salah satu di antara mereka di sana untuk mengunjungi rumah Rani, lagi pula kondisi kedekatan Pak Slamet dan juga Pak Sugeng sejak dahulu lainnya kedekatan Rani dan juga Desi. Keduanya adalah sohib banget dan juga telah saling mengetahui kebiasaan satu sama lainnya, bahkan tak jarang keduanya membahas hal mesum tentang diri Rani kala Tengah berdua saja. Pertimbangan tersebutlah yang membuat Pak Sugeng akhirnya memutuskan untuk mengajak Pak Slamet ikut bersamanya, merasa bulat dengan keputusannya kini Pak Sugeng kembali mengabarkan kepada Rani tentang rencananya tersebut.


Rani yang terkejut Mendengar hal tersebut, sontak menolak mentah-mentah Apa yang diucapkan oleh Pak Sugeng. Dirinya merasa sangat tidak masuk akal tentang apa yang diucapkan oleh pak Sugeng tersebut kepada dirinya, rani menjadi semakin khawatir tentang hubungannya bersama Pak Sugeng mungkin telah diketahui oleh orang lain. Merasa khawatir dengan hal tersebut akhirnya Rani mengabarkan kepada suaminya tentang batalnya kunjungan Pak Sugeng tersebut di rumah mereka. Rudi sempat mempertanyakan hal tersebut kepada Rani tentang tidak jadinya Pak Sugeng mengunjungi rumah mereka malam ini rani menjelaskan kepada Rudi tentang keinginan yang diminta oleh Pak Sugeng untuk mengajak Pak Slamet berkunjung bersamanya.


Merasakan hal yang sama, rudi sangat terkejut mendengarkan penuturan dari istrinya tersebut. Tentang bagaimana malam ini pak Sugeng akan mengajak Pak Slamet untuk menyetubuhi istrinya, saat itu Rudi melarang Rani agar jangan sampai menerima kehadiran keduanya di rumah mereka. Rudi Tahu betul tentang kelakuan mesum kedua bapak-bapak tersebut terhadap perempuan, belum lagi Rudi beberapa kali pernah mencuri dengar komentar kedua laki-laki tua mesum tersebut tubuh istrinya. Jika sekarang mereka mendapatkan kesempatan tersebut pastilah keduanya akan sangat antusias akan apa yang mereka dapatkan malam ini, rudi merasa semakin gamang dengan pikirannya. Tetapi di satu sisi Rudi merasa mulai bangkit gairahnya membayangkan tubuh molek istrinya digarap oleh kedua laki-laki tua yang dikenalnya tersebut, rudi mulai memikirkan tentang betapa erotisnya pemandangan yang akan ia lihat jika hal tersebut benar-benar terjadi. Pastilah Pak Sugeng dan juga Pak Slamet akan sangat puas menggumuli tubuh montok istrinya, dan pasti istrinya tersebut akan kewalahan dan merintih kenikmatan karena mesum dari kedua laki-laki tersebut.

Selang beberapa saat kemudian, rudi kembali menelpon Rani dan meminta agar Rani memenuhi keinginan Pak Sugeng tersebut. Rani yang mendengar penuturan dari suaminya tersebut merasa sangat terkejut mendengarkan perubahan keputusan yang diberikan suaminya secara tiba-tiba , kini suaminya meminta dan seakan memaksa agar Rani memenuhi keinginan Pak Sugeng tersebut. Selanjutnya Rudi berpesan agar Rani tetap menelpon dirinya sembari keduanya menikmati tubuh montok istrinya, rudi ingin mendengarkan percakapan dan desahan istrinya ketika melayani dua laki-laki tersebut secara langsung. Rani yang merasa terus ditekan oleh suaminya, kini akhirnya mengiyakan apa yang diminta oleh suaminya. Rani berpikiran mungkin ini akan semakin menambah gairah mereka nantinya, jika hal tersebut benar-benar terjadi malam ini.

Walaupun sebenarnya didalam diri Rani juga merasa bergairah akan bayangan kembali disetubuhi oleh dua laki-laki sekaligus, tetapi Rani sedikit ragu untuk memenuhi permintaan suaminya malam ini. Karena Rani sadar tentu suaminya akan memantau semua kegiatannya tersebut, kemarin dirinya disetubuhi oleh dua laki-laki muda tanpa sepengetahuan suaminya.


Sekarang dirinya akan kembali disetubuhi oleh dua laki-laki, walaupun laki-laki tersebut telah berumur tetapi hal tersebut cukup mampu membawa Rani bangkit gairahnya membayangkan hal tersebut benar-benar terjadi. Setelah mencapai kesepakatan dengan suaminya, kini Rani mengabarkan kepada Pak Sugeng bahwasanya ia menunggu kehadiran mereka di rumahnya.


Pak Sugeng yang sempat putus asa karena malam ini bakal tidak jadi menikmati tubuh molek Rani, kini seakan bersorak gembira dalam hatinya karena sebentar lagi akan menikmati kembali tubuh montok wanita tersebut kembali. Walaupun kemungkinan dirinya akan membagi kenikmatan tersebut bersama dengan Pak Slamet juga, oh tidak masalah baginya karena Pak Slamet sendiri adalah tergolong sohibnya Pak Sugeng. Dengan bersemangat dan sedikit tergesa-gesa, saat itu pak Sugeng langsung beralasan mengajak Pak Slamet untuk berpatroli.

Pak Sugeng: Ayo Pak kita patroli dulu kita keliling-keliling,, daripada ngantuk di sini!!

Ucap pak Sugeng kepada Pak Slamet.

Pak Slamet: Ya udah ayo pak,, dingin juga begini kok. Lama-lama duduk di sini pada ketiduran deh kayaknya.

Jawab Pak Slamet seakan gayung bersambut, menerima ajakan Pak Sugeng.


Sementara yang lainnya mendengar ajakan dari Pak Sugeng tersebut tampak sedikit menunjukkan rasa malasnya, saat itu Pak Slamet menawarkan agar yang lainnya untuk ikut mereka juga. Tetapi ajakan dari Pak Slamet tersebut dihiraukan saja oleh bapak-bapak yang lainnya, melihat situasi sesuai dengan apa yang ia harapkan dengan cepat Pak Sugeng langsung memotong obrolan Pak Slamet dan Mengatakan agar mereka pergi berdua saja. Kini tanpa keduanya mulai berjalan meninggalkan pos ronda tersebut dan melakukan patroli ala Pak Sugeng.

Di tengah perjalanan mereka yang saat itu memang berkeliling sejenak, pak Sugeng mengutarakan maksud dan tujuannya sebenarnya yang hanya beralasan mengajak Pak selamat untuk berpatroli. Pak Sugeng menjelaskan maksud dan tujuannya kepada Pak Slamet, untuk mengunjungi rumah wanita yang sama-sama mereka idamkan yaitu Rani. Pak Slamet yang mendengarkan penuturan tidak masuk akal dari Pak Sugeng tersebut, kini tertawa terbahak-bahak karena menurutnya pak Sugeng sudah tidak waras.

Pak Slamet: Nafsu sih nafsu sama istri orang pak Sugeng,, tapi kamu yang masuk akal juga lah.

Pak Sugeng: Kamu itu udah diajak enak, pake acara ngatain orang lagi. Ini aku beneran!! Nggak main-main.!!

Balas Pak Sugeng dengan nada tingginya seolah-olah menunjukkan kemarahan kepada Pak Slamet.

Sebenarnya saat itu Pak Sugeng merasa tidak ingin memperpanjang perdebatan di antara mereka, karena sudah dari tadi Pak Slamet terus mencercah dirinya dengan omongan-omongan yang mengatakan Pak pak Sugeng berhalusinasi dan berkhayal terlalu tinggi. Merasa muak dengan hal tersebut, Kini pak Sugeng mulai menunjukkan bukti chat yang di kirimkan Rani kepada dirinya.

Pak Slamet yang awalnya tidak percaya, kini nampak sangat terkejut saat melihat isi chat yang ditunjukkan oleh Pak Sugeng. Terlebih saat chat Pak Sugeng tersebut dibalas oleh si pengirim, saat itu pak Slamet melihat rani yang mengirimkan foto payudaranya kepada Pak Sugeng.

Pak Sugeng: Tuh percaya kan kamu!! Udah dikirimin nenen tuh. Hahaha... Jadi makin nggak sabar pengen ngenyotin.

Pak Slamet: Itu beneran Mbak Rani?? Kamu udah pernah nidurin dia?? Atau jangan-jangan kamu menyamarkan nama kontaknya aja nih??

Pak Sugeng: Ya udahlah,, makanya sekarang dia Kangen Lagi Sama ini. Nanti kamu buktiin di sana aja deh.

Ucap pak Sugeng sambil menunjuk penis saya yang telah mengeras.

Pak Slamet: Ah setan kamu geng!! Kenapa baru ngajak sekarang?? Emang mbak Rani mau digituin?? Kamu bayar berapa??

Pak Sugeng: Emang kamu pikir mbak Rani cewek apaan?? Pakai mau dibayar segala!! Semua itu karena keahlian met!! Kamu harus tahu keahlian aku dalam menaklukan wanita.. Hehehe.. Yang paling menggiurkan di sini aja udah aku taklukin, apalagi yang lain'!!


Pak Slamet: Coba lihat lagi dong fotonya tadi geng!! Beneran itu nenennya Mbak Rani?? Gede banget putingnya geng!! Sesuailah sama payudaranya yang Emang gede.


Pak Sugeng: Udah keras tuh kayaknya putingnya Mbak Rani,, masih ingat aku kalau belum keras harusnya nggak segede itu kok!!


Pak Slamet: Kamu nggak lagi bohongin aku kan geng?? Awas aja kamu, kalau berani-beraninya ngerjain aku!!


Pak Sugeng: Kalau beneran gimana?? Kamu bayarin aku rokok seminggu ya?? Nggak akan rugi juga itu,, udah dikasih enak sama Mbak Rani nanti kok. Ulekan pantatnya met,,, yakin aku bisa lmoncrot itu kontol kecilmu.. Hahaha


Pak Slamet: Ah gila kamu geng,,, jangankan ulekannya, lihatnya Tiap hari aja yang nggak telanjang aku udah ketar-ketir bukan main. Apalagi kalau sampai di ulekk kayak katamu itu,, 2 minggu lah rokokmu aku bayarin kalau emang beneran!!


Pak Sugeng: Pegang omonganmu ya Met?? Ya udah ayo kita ke sana,!!

Ucap pak Sugeng dengan sangat yakin.


Kini keduanya tampak berjalan menuju ke arah rumah Rani, di tengah perjalanan Pak Slamet tampak kegirangan dan terus ingin dipertunjukkan foto nenen yang dikirimkan Rani kepada Pak sugeng. Bahkan dirinya meminta Pak Sugeng untuk meneruskan foto tersebut kepada dirinya, tetapi dengan sok lagakya pak Sugeng mengatakan bahwa hal tersebut adalah privasi dan tidak boleh disebarluaskan. Mendengarkan hal tersebut pak Slamet sampai ingin menjitak kepala Pak Sugeng, yang seolah-olah memiliki hubungan sangat spesial dengan Rani sampai-sampai harus menjaga privasi segala.


Sementara itu Rani yang kini telah bersiap di dalam rumah mereka terlebih dahulu mengecek keadaan anaknya, tampak saat itu kedua anaknya telah tertidur dan aman baginya untuk menerima kehadiran Pak Sugeng bersama Pak Slamet di rumah mereka. Terakhir Rani memastikan menelpon kembali suaminya Rudi untuk menanyakan tentang keseriusan suaminya terhadap apa yang sebentar lagi akan ia lakukan, jawaban yang diterima oleh Rani saat itu masih tidak berubah. Suaminya ingin Rani melayani kedua laki-laki tersebut malam ini di rumah mereka, sambil kembali Rudi mengingatkan agar telepon mereka saat ini jangan dimatikan.


Sementara Rudi yang saat itu mendengar kabar dari istrinya, bahwa kini Pak Sugeng bersama Pak Slamet tengah berada dijalan menuju rumah mereka. Dengan cepat Rudi langsung mensplit layar hp-nya untuk membuka 2 aplikasi secara bersamaan. Sementara panggilan bersama istrinya tetap berlangsung, kini Rudi membuka aplikasi kamera CCTV yang ia pasang di rumah mereka. Setelah membuka kamera CCTV tersebut kini tampak dalam pandangan Rudi, istrinya Tengah duduk di sofa ruang tamu rumah mereka dan sepertinya Tengah menunggu kehadiran Pak Sugeng bersama Pak Slamet di sana.

Pov Rudi:

Malam itu aku melihat istriku yang kini duduk di atas sofa ruang tamu rumah kami, tampak dalam pandanganku istriku mengenakan pakaian tidur yang lumayan seksi melekat pada tubuhnya.

Memang tidak terlalu terbuka pakaian yang ia kenakan malam itu tetapi tentu itu cukup mampu membangkitkan gairah kedua bapak-bapak yang akan mengunjungi rumah kami malam ini, ditambah lagi tentunya tidak pernah mereka melihat istriku seterbuka ini ketika berada di luar rumah. Kecuali Pak Sugeng, tentunya dirinya telah melihat tubuh telanjang Istriku. Tetapi rasanya tubuh molek Istriku itu akan menjadi sesuatu yang selalu menggairahkan bagi Pak Sugeng juga.

Hingga beberapa saat kemudian dari sambungan telepon yang kini tengah berlangsung aku mendengar ketukan pada pintu depan rumah kami, istriku kemudian beranjak dari posisinya dan membukakan pintu rumah kami..


"Waah seger banget sih Mbak rani malam ini,, gila mett,,, montok banget kan mbak Rani kalau di rumah gini..?? Tuh Mbak Pak Slamet nggak percaya loh kalau yang kirim foto nenen tadi itu Mbak.!! Jadi katanya dia nggak mau ikut masuk ke dalam, dan mau jagain di luar aja katanya "

Ada-ada aja ulah pak sugeng kampret!!!
Masa pak slamet disuruh nungguin diluar..wkwkkw
Masih banyak kegilaan pak sugeng mengerjai pak slamet yang begitu kegirangan karena malam ini bisa mewujudkan hasrat terpendamnya. Hahaha
Tungguin update selanjutnya ya suhu.hehe

================

LANJUTAN CERITA ISTRIKU DAN "ASSET"NYA.


"Wah seger banget sih Mbak rani malam ini,, gila mett,,, montok banget kan mbak Rani kalau di rumah gini..?? Tuh Mbak Pak Slamet nggak percaya loh kalau yang kirim foto nenen tadi itu Mbak.!! Jadi katanya dia nggak mau ikut masuk ke dalam, dan mau jagain di luar aja katanya "


Aku mendengar Pak Sugeng mengucapkan hal tersebut kepada istriku.


"Enak aja Siapa bilang nggak percaya!! Percayalah saya Mbak,, malah Saya kagum lihat nenen Mbak Rani montok banget di foto tadi,, eh sekarang malah Lihat langsung. Beneran gede banget Ternyata,, montok euy!!"


Terdengar Pak Slamet menyangga pernyataan dari Pak sugeng barusan.


Istriku: Udah...udah jangan ribut malam-malam begini, ayo masuk deh!!


Ajak istriku kepada dua laki-laki tersebut.


Pak Sugeng: Beneran diajakin nih Mbak pak slametnya??


Pak Slamet: Eh geng!! Orang Aku udah di sini kok,, masa aku nggak diajak sih. Udah nggak tahan aku juga lihat bodi Mbak Rani kayak gini. Awalnya saya maaf loh mbak,, nggak percaya sama omongan si Sugeng kalau Mbak Rani bisa dibuat begituan, tapi sekarang saya percaya deh!!

Istriku: Hushh,,, enak aja ngomongnya. Kalau nggak dipaksa juga Mana mau saya ngeladeni kayak beginian pak Slamet, ini nih pak Sugeng awalnya perkosa saya dan saya diancam kalau nggak mau ngeladenin. Makanya saya iyain deh malam ini, jadi kalau suamiku tau semua ini. Bisa gawat jadinya!!


Pak Slamet: Ahh. setan lu Geng!!! Katanya lobi-lobi cantik,, nggak tahunya main perkosa lu dasar!!


Pak Sugeng: Hehehe,, ya udah yang penting kan hasilnya met. Kamu itu udah diajak enak,, masih juga banyak tanya!!



Istriku: Udah nanti anak-anak saya bangun loh pada ribut gini,,, ya udah siapa mau duluan nih??

Mendengarkan penuturan dari istriku tersebut, tampak kedua laki-laki tua tersebut. Langsung berpindah mengambil posisi duduk dengan istriku.

Pak Slamet: Saya duluan lah Mbak,, udah nggak tahan ini!

Pak Sugeng: Enak aja lu met,, yang repot gue!! Yang mau enak duluan elu.. Nggak nggak...nggak...nggak. Ane duluan ente tunggu di sini!!

Ucap pak Sugeng langsung meraih tangan istriku.


Istriku: Udah jangan ribut gini dong,, kayak anak kecil aja! Udah pada gede juga, tua malahan,, dasar dehh!! Mana udah keras semua lagi nih batangnya bapak-bapak!! Nafsu ya lihat aku??


Ucap istriku sambil kini kedua tangannya mendarat di depan sarung kedua bapak-bapak tersebut, tampak kini istriku menggosok-gosok penis keduanya dari balik sarung.

Perbuatan istriku tersebut langsung disambut dengan antusias oleh Pak Slamet dan juga Pak Sugeng, kini tangan keduanya tampak mendarat kiri dan kanan payudara istriku. Payudara istriku tersebut diremas-remas dan tampak tangan keduanya berusaha menyelusup masuk ke dalam baju terusan yang digunakan oleh istriku. Tampak saat itu pak Slamet yang sudah tidak tahan berusaha mengeluarkan payudara Istriku dari balik bajunya, yang menarik turun leher baju istriku dan berusaha mengeluarkan payudaranya dari dalam BH yang dikenakan istriku.


Melihat tindakan Pak Slamet tersebut istriku hanya tersenyum dan menggeleng-gelengkan kepalanya.

Istriku: Sabar dong Ih Bapak,, masa saya mau ditelanjangin di sini sih??


Pak Slamet: Habisnya udah nggak tahan mbak,, saya tuh udah lama banget loh gairah sama tubuh Mbak Rani ini. Tiap hari makin montok aja kelihatannya!! Nggak nyangka saya bisa pegang nenennya langsung kayak gini.


Pak Sugeng: Berkat siapa Met??


Ucap pak Sugeng pernah kesombongan.

Pak Slamet: Iya geng!! Saya deh sama kamu!


Istriku: Jangan terlalu percaya aja sama pak Sugeng ini Pak Slamet,, saya lo akibat terlalu percaya udah dua kali di mesumin di rumah ini.


Pak Slamet: Lah ini yang ketiga dong Mbak??


Istriku: Iya,, bener banget pak!! Tapi tetep aja banyak maunya, nggak pernah puas!!


Pak Sugeng: Siapa yang bisa puas sih sama body kayak gini?? Ya nggak met??

Pak Slamet: Nah kalau itu saya setuju Mbak,, nggak bakal puas lah laki-laki kalau lihat tubuh montok Mbak ini!

Istriku: Ih Ternyata Sama aja deh,, mesum semua!!

Pak Slamet: Mau nenen ya mbak??


Ucap pak Slamet, sambil menarik kencang baju yang dikenakan oleh istriku. Hingga kini tampak payudara istriku yang mencuat keluar dari dalam bajunya.


Istriku: Lah kok saya ditelanjangin di sini sih?? Jangan dong Pak!!

Pak Slamet: Maaf Mbak saya nggak tahan!!

Ucap pak Slamet langsung mencaplok payudara Istriku yang terbuka di hadapannya.


Sementara itu istriku dan juga Pak Sugeng hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan Pak Slamet tersebut, lalu dengan sok romantisnya pak Sugeng berusaha menenangkan istriku dengan usahanya untuk mencium bibir istriku. Namun istriku tampak menolak keinginan Pak Sugeng tersebut, dengan matanya yang sedikit mendelik istriku menahan Pak Sugeng agar tidak melakukan hal tersebut.

Pak Sugeng: Nenen aja ya mbak??


Istriku hanya mengangguk pelan menanggapi pertanyaan dari Pak Sugeng tersebut.


Melihat kode dari istriku tersebut tampak Pak Sugeng mendorong sedikit kuat kepala Pak Slamet yang tengah menghisap payudara istriku.


Pak Sugeng: Buka dari bawah aja mett!! Biar leluasa.

Pak Slamet yang awalnya sedikit kesal dan marah dengan perlakuan Pak Sugeng yang mendorong kepalanya, kini tampak tidak jadi untuk marah dan Tersenyum lemah setelahnya. Semua karena tatapan istriku yang seakan menghilangkan semua amarah Pak Slamet tersebut, saat itu dirinya melihat rani tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepalanya karena melihat Pak Slamet yang tampak begitu bernafsu mengenyot pada payudaranya. Kemudian senyum Pak Selamat menjadi sangat sumringah setelah melihat kedua payudara istriku terpampang di hadapan sama Pak sugeng, baik Pak Slamet maupun Pak Sugeng sama-sama terpesona ketika melihat payudaranya yang tampak menyembul keluar dari balik baju dan BH yang ia gunakan. Tampak di hadapan keduanya puting payudara istriku yang tampak besar dan menyembul keluar, bagian itu pun langsung menjadi sasaran dari mulut keduanya.


Kini tampak dalam pandanganku melalui kamera CCTV, kedua laki-laki tua tersebut tengah mengenyoti payudara milik istriku. Ekspresi yang ditimbulkan oleh wajah istriku saat itu menjadi sesuatu yang amat bergairah bagiku saat ini, istriku tampak begitu menikmati perlakuan kedua laki-laki tua tersebut terhadap payudaranya kini. Tangan istriku juga tidak tinggal diam untuk aktif menyerang keduanya, tampak tangan istriku kiri dan kanan juga sibuk menggosok-gosok penis keduanya dari balik sarung. Bahkan dengan nekatnya gini Pak Slamet mengeluarkan penisnya dari balik sarungnya tersebut, istriku sampai cekikikan melihat tingkah dari Pak Slamet tersebut. Kemudian tak lama berselang istriku meraih penis milik Pak Slamet tersebut dan mengocoknya, sepertinya kini Pak Slamet mulai tidak tahan dengan kocokan yang dilakukan istriku pada penisnya. Dengan cukup kencang kini ia membalas perlakuan Pak Sugeng tadi terhadap dirinya.


Tampak olehku Pak slamet yang mendorong kencang kepala Pak Sugeng yang kini tengah mengenyot payudara istriku, akibatnya Pak Sugeng sedikit terdorong dan menjauh dari badan istriku.


Pak Slamet: Minggir dulu geng!!! Aku nggak tahan pengen masukin kontol ke memek mbak Rani.


Pak Sugeng: Setan lu mett,, pakai dorong-dorong segala. Sabar dong jangan di sini juga kali!! Nanti anak-anaknya bangun tuh!!

Ucap pak Sugeng mengingatkan Pak Slamet.


Istriku: Iya ih Pak Slamet nih,, nggak sabaran banget sih!! Masa mau di sini juga?? Jangan dong!! Di kamar aja yuk, siapa mau duluan nih??


Pak Slamet: Barengan aja sekalian Mbak,, hehehe

Istriku: Ih jangan dong!! Satu-satu lah, nggak kuat saya kalau sekali main berdua.

Ucap istriku sambil tersipu menanggapi pernyataan dari Pak Slamet tersebut.

Aku yang saat itu merasa sangat bergairah melihat tubuh montok istriku dikelilingi oleh kedua laki-laki ketua mesum tersebut, sedikit kecewa setelah mendengar ucapan dari istriku barusan. Saat itu aku sedikit kecewa karena mendengar mendengar ucapan istriku yang tidak melayani kedua laki-laki tersebut sekaligus, memang aku lupa mengingatkan akan hal tersebut sebelumnya kepada istriku. Sehingga kini istriku tidak melakukan melayani keduanya secara bersamaan, melainkan satu persatu.


" pak Sugeng dulu aja ya?? Pak Slamet kayaknya harus tenangin diri dulu deh!! Bisa habis badan saya kalau pak Slamet kayak gitu mainnya. Jangan sampai ada bekas ya pak, saya takut nanti Pak Slamet gigit ininya saya dan suami saya bisa curiga loh pak!! "


Ucap istriku sambil mengingatkan Pak Slamet, dan menunjuk ke arah payudaranya.



Tampak Pak Slamet sedikit kecewa dengan istriku tersebut, tetapi apa mau dikata dirinya kini hanya bisa menuruti apa yang diminta oleh istriku tersebut. Tampak kini Pak Slamet tidak banyak memberikan bantahan atas ucapan istriku tersebut, dengan berat hati dirinya harus menerima kenyataan bahwa kini Pak Sugeng yang akan mendapat kesempatan terlebih dahulu untuk dapat menikmati tubuh istriku. Kini tampak di pandanganku istriku berjalan ke arah kamar bersama Pak Sugeng, sementara Pak Slamet ikhlas menunggu giliran di ruang tamu rumah kami. Setelah istriku dan Pak Sugeng masuk ke dalam kamar, tampak Pak Sugeng mengunci pintu kamar tersebut dari dalam. Sepertinya ia benar-benar tidak ingin diganggu oleh Pak Slamet, karena menyadari tentu saja pak Slamet tidak akan bisa dicegah hanya dengan omongan istriku tersebut saja. Sekarang ini di dalam kamar aku mendengar percakapan antara istriku dan Pak Sugeng.


Istriku: Kenapa harus ngajakin Pak Slamet sih Pak??


Pak Sugeng: Nggak mau ditinggal dia loh mbak, maunya ngikut terus!! Makanya saya ajak sekalian.

Istriku: Udah tahu gitu harusnya jangan dulu dong Pak, kan masih ada waktu lain!

Pak Sugeng: Ininya saya yang nggak bisa diajak kompromi Mbak!!


Ucap pak Sugeng yang kini telah telanjang sambil menunjukkan penisnya yang mengeras kepada istriku.


Tampak pada kamera yang aku pasang saat ini, aku melihat istriku meletakkan handphone miliknya di dekat lampu tidur di dalam kamar kami. Kemudian istriku duduk di tepi ranjang dan Pak Sugeng berdiri menghadap ke wajah istriku, di sana istriku langsung memegang dan mengocok penis milik Pak Sugeng.

"Mau saya kulumin dulu Pak ini nya??"

Ucap istriku sambil terus mengocok penis Pak Sugeng.

"Iya dong Mbak udah kangen banget ih sama emutan Mbak yang luar biasa hot itu"

Jawab Pak Sugeng sambil menempelkan penisnya pada bibir istriku.


Lalu penis tersebut dimasukkan ke dalam mulutnya oleh istriku, selanjutnya terdengar olehku melalui telepon yang masih berlangsung. Suara desahan Pak Sugeng yang sepertinya begitu menikmati servisan dari mulut istriku.


"Ahhh Mbak rani makin mantap aja deh sepongannya!! "


Guman Pak Sugeng ketika mendapatkan servis dari mulut istriku.

Ketika aku melihat melalui CCTV tampak disana Pak Sugeng melakukannya sambil tangan pak Sugeng terus menggerayangi payudara istriku di balik baju yang ia kenakan, tampak juga olehku kini baju Istriku yang telah urutkan bagian atasnya oleh Pak Sugeng hingga ke bawah. Sekarang payudara istriku terekspos bebas di hadapan Pak Sugeng yang tengah digulung oleh istriku penisnya saat ini, kemudian tak lama berselang aku melihat istriku berbaring di atas ranjang dan menyingkap bagian bawah baju terusan yang ia kenakan.


"Jilatin dulu Pak "

Istriku meminta Pak Sugeng untuk menjilati vaginanya.

Lalu dibarengi dengan istriku melebarkan kedua paha sambil memegang vaginanya yang masih terbungkus celana dalam, dengan cepat Pak Sugeng langsung mengambil posisi di depan selangkangan istriku.

Kemudian pak Sugeng menarik lepas celana dalam yang dikenakan oleh istriku lalu ia membentangkan lebar kedua paha istriku, hingga kini vagina istriku terpampang jelas di hadapannya. Saat itu dari kamera yang aku lihat Pak Sugeng kembali menggeleng-gelengkan kepalanya, kemudian aku mendengar komentar nakalnya melalui telepon kami yang sedang berlangsung.

"Wah dicukur gundul nih,,!! Mas Rudi tau aja mbak kalau saya suka yang beginian.. Hehehe "

Komentar Pak Sugih ketika melihat vagina istriku yang memang mulus tanpa bulu jembutnya saat itu.

Pemandangan tersebut membuat Pak Sugeng semakin bergairah dan kini tetap aja seakan tidak pernah lepas dari vagina istriku yang mulus tersebut, pak Sugeng semakin terpesona ketika istriku saat itu tampak meremas-remas sendiri kedua payudaranya.

Istriku: Udah ih cepetan Pak, gatel nih nenen saya pak!!! Lagian kasihan tuh Pak selamat nungguin.


Pak Sugeng: Udah biarin aja dia Mbak,, nggak usah dipikirin. Buka semua aja dong bajunya Mbak, saya mau nenen dulu.

Ucap pak Sugeng kepada istriku.

Setelah mendengar permintaan dari Pak Sugeng tersebut kini tampak istriku menyingkap lebih terbuka lagi bajunya ke atas, dan juga ia menaikkan bh-nya agar kini payudaranya tanpa penghalang di hadapan Pak Sugeng. Melihat hal tersebut Pak Sugeng langsung mendaratkan tangannya pada payudara istriku, dibarengi mulutnya Yang berkomentar cabul terhadap payudara istriku.

Pak Sugeng: Baru beberapa minggu gak ditengokin, udah makin bertambah gede aja ya ini pentil Mbak Rani.


Istriku: Aduh jangan dong,, pelan-pelan aja Pak. Nggak kan lari kok!!!


Komentar istriku saat payudaranya diremas dengan kencang oleh Pak Sugeng, dibarengi dengan pak Sugeng mulai mengenyot puting payudara istriku.


Saat itu pak Sugeng terus mengenyoti payudara milik istriku, terdengar desahan dan juga lenguhan dari keduanya yang tampak menikmati perlakuan mereka tersebut. Kini tampak olehku tangan Istriku yang beranjak meraih penis Pak Sugeng yang tengah menjilati puting payudaranya, posisi pak Sugeng di atas tubuh istriku tersebut, seakan-akan posisi yang telah siap untuk melakukan penetrasi. Pak Sugeng yang sangat itu tampak menaiki tubuh istriku dengan kedua pahanya yang dibentangkan lebar, kini penisnya tepat berada di belahan vagina istriku. Sejak awal Pak Sugeng selalu membuat gerakan menggesek-gesek belahan vagina istriku, dan kini tampaknya istriku mulai gemas dengan hal tersebut dan bereaksi dengan tangannya yang meraih batang milik Pak Sugeng tersebut.

"Masukin sekarang "

Hampir tak terdengar olehku saat istriku mengucapkan hal tersebut kepada Pak Sugeng, istriku melakukannya dengan sedikit berbisik di telinga Pak Sugeng secara langsung. Entah apa maksud dan tujuannya, mungkin karena saat itu istriku menyadari bahwa aku mendengar semuanya dari balik telepon yang masih terus berlangsung hingga saat ini. Mungkin istriku malu jika aku mengetahui ia mengucapkan langsung dan meminta secara langsung hal tersebut dari Pak Sugeng, semua kejadian tersebut membuat aku semakin bergairah karena ulah nakal dari istriku.


"Ahhh...becek banget sih Mbak "


Komentar Pak Sugeng setelah penisnya berhasil masuk ke dalam vagina istriku.


Setelah itu terus terdengar desahan antara keduanya, baik istriku maupun Pak Sugeng tampak sama-sama larut dalam percintaan yang kini mereka lakukan. Aku yang mendengar desahan Istriku dari balik telepon yang kini tengah berlangsung, merasa sangat bergairah sekali mendengarkan rengekan dan juga komentar cabul Pak Sugeng yang tidak pernah berhenti terhadap tubuh istriku. Penisku mengeras dengan maksimal saat itu juga, dari kamera pengintai aku melihat genjotan Pak Sugeng yang begitu intens pada tubuh istriku. Tampak juga saat itu sambil menggenjot vagina istriku tangan Pak Sugeng tidak pernah lepas dari puting payudara istriku, saat Pak Sugeng menghisapi puting payudara istriku tampak juga tangan istriku menekan kepala agar terus berada di sana dan tidak melepaskan kenyotannya pada puting istriku.

Sementara aku yang begitu panas dingin mendengar suara desahan mereka dari berlangsungnya telepon kami yang kini terus berlangsung, desahan mereka tersebut terdengar jelas di telingaku. Karena aku dengarkan melalui headset saat ini.


"Lalu bagaimana dengan Pak Slamet saat ini?? "

Aku cukup penasaran dengan apa yang dilakukan Pak Slamet saat ini.

Merasa semakin penasaran dengan apa yang dilakukan oleh Pak Slamet di ruang tamu rumah kami saat ini, aku mencoba mengalihkan pantauan kamera menuju ruang tamu rumah kami. Tetapi di sana Aku tidak menemukan Pak Slamet yang berada di sana. Aku memindahkan kamera menuju ke ruang tengah yang baru beberapa hari ini aku pasang, dari pantauan kamera tersebut aku dapat melihat hingga menuju ke depan pintu kamar tempat Kini di mana Pak Sugeng dan istriku Tengah bercinta. Kemudian disana Aku menemukan sosok Pak Slamet yang kini telah melorotkan celananya hingga sebatas dengkul, terlihat olehku Pak Slamet menempelkan telinganya di pintu kamar kami.


Sepertinya ia berusaha mengintip kelakuan antara istriku dan Pak Sugeng di dalam kamar, tetapi karena memang kamar tersebut tidak memiliki celah tampaknya pak Slamet memutuskan untuk mencuri dengar suara percintaan mereka saja. Dan yang lebih mengejutkan bagiku pak selamat melakukan hal tersebut tangannya terus mengocok batang penisnya. Hingga tak lama berselang aku melihat Pak Slamet melakukan sesuatu dengan upaya menggedor-gedor pintu kamar kami.


"Dukkkhhh... dukkkghhh...dukkkkhhh"


Terdengar suara pak Slamet menggedor pintu kamar tempat istriku dan Pak Sugeng kini berada.


Pak Slamet: Woi geng Buka dulu dong,, lama banget sih giliran dong!!


Ucap pak slamet sambil terus mengocok penis yang tampak begitu menegang, mungkin Pak Slamet begitu bergairah mendengarkan desahan itu yang terdengar begitu menggairahkan tersebut.


Pak Sugeng: Baru juga masuk dasar!!! Udah tunggu aja di sana,, lagi sama-sama enak nih!!

Tampak istriku sedikit memukul pelan bahu Pak Sugeng saat mendengar ia mengucapkan hal tersebut kepada Pak Slamet.


Pak Sugeng: Ganti gaya yokk Mbak,,, dogy dong!!
Udah kangen banget sama ini!!


"Pllakkk "

Pak Sugeng memukul pelan pantat istriku.


Istriku: Ya udah saya buka baju dulu deh pak.

Ucap istriku ketika pak Sugeng melepaskan dekapan dari tubuhnya, lalu istriku mengambil posisi duduk dan kini melepaskan semua pakaiannya hingga dia benar-benar telanjang bulat di hadapan Pak Sugeng.

Kini terpampang Lah tubuh istriku yang kembali telanjang bulat di hadapan Pak Sugeng malam ini, istriku melepaskan seluruh pakaian dari tubuhnya hingga tampak Pak Sugeng yang kembali menerkam tubuh istriku dan kembali menggenjotnya dengan posisi mengangkang. Sepertinya Pak Sugeng saat itu merasa sangat terangsang ketika melihat tubuh Istriku yang kini benar-benar polos di hadapannya, ditambah lagi saat itu tampak olehku payudara Istriku yang bergoyang-goyang ketika ia melepaskan pakaian dari tubuhnya.

Pak Sugeng: Ahhh kelamaan kalau harus dogy Mbak,, saya kalau lihat tubuh Mbak Rani telanjang gini udah nggak kuat banget. Pengen genjotin terus bawaannya!!


"Aaahhhh...ya...yaaa...yaaa... Terusin Pak "


Terdengar desahan istriku memenuhi isi kamar, saat itu tampak olehku pak Sugeng memegangi kedua paha istriku sambil penisnya menggenjot dengan brutal vagina istriku.

"Dukkkkhhh...dukkkkhh "

Kembali terdengar selamat menggedor pintu kamar kami.

"Sugeng,,, aduh lama banget sih!! Nggak tahan nih dengar desahannya Mbak Rani. Cepetan dong!! "


Terdengar kembali Pak Slamet meminta agar Pak Sugeng segera memberinya giliran untuk menikmati istriku.


Tetapi lagi-lagi Pak Sugeng hanya tersenyum dan tidak menanggapi perkataan dari Pak Slamet tersebut.


"Kasihan juga sih Pak!! Udah Bapak tiduran deh. Biar saya di atas "


Ucap istriku kepada Pak Sugeng.

Saat itu tampak Pak Sugeng hanya tersenyum dan sepertinya akan bersedia menuruti apa yang diminta oleh istriku tersebut, kini Pak Sugeng langsung membopong istriku agar berada di atas tubuhnya. Tanpa ia melepaskan penisnya terlebih dahulu dari dalam vagina istriku, usahanya tersebut pun berhasil. Dan kini tubuh istriku telah berada di atas Tugu Pak Sugeng, setelah berada dalam posisi tersebut kini tampak istriku langsung memberikan ulekan pantatnya pada penis Pak Sugeng.


"Gila Mett!!! Wow ulekan Mbak Rani nggak ada duanya!! Pantatnya montok banget met,, nenennya goyang-goyang sambil ngulekin kontolku.. Hahaha.. Bisa moncrot kamu met "


Terdengar Pak Sugeng menggoda Pak Slamet yang kini berada di luar kamar.


Istriku: Bapak kebiasaan ih,, jangan suka ngegodain orang gitu dong. Kasihan tau Pak.


Pak Sugeng: aghh,,, biarin aja lah Mbak,, enak banget loh genjotan mbak Rani.


Kini desahan keduanya terdengar memenuhi seisi kamar, sampai tiba pada waktunya Pak Sugeng mengatakan bahwa dirinya ingin keluar, karena tidak tahan menerima ulekan vagina istriku pada penisnya.


"Saya mau sampai Mbak "

Ucap pak Sugeng sambil mengeram dan tangannya terbentang lebar pasrah, pak Sugeng takluk dan pasrah dibawah genjotan dan ulekan vagina istriku.

Mendengar ucapan dari Pak Sugeng tersebut dengan cepat istriku langsung mencabut penis Pak Sugeng dari vaginanya, lalu istriku mengambil posisi jongkok di sana dan membuat gerakan menjepit penis Pak Sugeng dengan kedua payudaranya.


"Wah mantap banget sih ini mbak,, ouuuh terus mbak "

Komentar Pak Sugeng yang tampak sangat menikmati jepitan payudara istriku pada batang penisnya.

Hingga akhirnya kini Pak Sugeng kembali mengeram dan menghentak-hentakkan penisnya pada payudara istriku.

"Crooootttt..crooootttt...crooootttt "


Pak Sugeng memuncratkan spermanya pada payudara istriku.


Tampak pada pandanganku kini payudara Istriku yang belepotan dengan sperma milik Pak Sugeng, istriku seperti tersenyum sangat puas karena berhasil membuat Pak Sugeng muncrat dengan jepitan payudaranya. Sementara itu ekspresi sangat puas juga ditunjukkan oleh pak Sugeng setelah berhasil mencapai puncak kenikmatannya bersama istriku. Tampak saat itu pak Sugeng merengkuh badan istriku dan memeluknya serta menggumulinya dengan begitu gemas, perlakuan tersebut juga dibalas oleh istriku. Tampak kini keduanya berguling-guling di atas kasur di dalam kamar kami, tak henti-hentinya Pak Sugeng terus menjamah seluruh bagian tubuh istriku. Pak Sugeng mencolokkan jarinya mau ngobok-ngobok vagina istriku. Mereka ketawa cekikikan karena perlakuan masing-masing pada tubuh mereka, saat itu tampak istriku terus membelai-belai penis milik Pak Sugeng sambil aku melihat pak Sugeng terus menjilati vagina istriku dan juga tangannya terus memilin puting payudara istriku. Tampaknya kini penis Pak Sugeng kembali mengeras karena kocokan tangan istriku di sana dan ingin kembali ia masukkan ke dalam vagina istriku, tetapi tindakannya tersebut dilarang oleh istriku. Istriku mengingatkan bahwasanya di luaran sana masih ada Pak Slamet yang menunggu giliran, untuk mendapatkan kenikmatan dari istriku juga.


Istriku: Udah,, cukup dulu ya pak!! kasihan Pak Slamet tuh. Nanti keburu malam banget juga, panggil deh Pak slamet biar suruh masuk dulu.


Ucap istriku melarang Pak Sugeng ketika hendak kembali memasukkan penisnya ke dalam vagina istriku.

Pak Sugeng yang tampak kecewa dengan keputusan istriku tersebut, kini hanya menuruti saja ketika istriku memintanya untuk memanggil Pak Slamet di luar. Dengan posisi masih bertelanjang bulat pak Sugeng membukakan pintu untuk Pak Slamet, setelah pintu tersebut dibukakan tampak Pak Slamet yang telah berdiri di depan pintu sambil mengocok penisnya.

Pak Sugeng: Eh ****** lu mett,, ngapain lu ngocok di sini?? Tuh di dalam ada barang bagus udah nungguin!!

Ucap pak Sugeng menghardik Pak Slamet.

Pak Slamet: Bangke lu Geng!! Lama banget lagi lu,, udah minggir Keluar sana. Saya mau sama Mbak Rani dulu!!

Tampak saat itu pak Slamet masuk ke dalam kamar dan langsung mendekat ke arah tubuh telanjang Istriku yang kini berbaring terlentang di atas kasur. Seakan tidak memperdulikan lagi dengan kondisi pintu saat ini, sepertinya Pak Slamet lupa untuk Tutup dan kunci terlebih dahulu. Kini Pak Slamet dengan tidak sabaran segera naik keatas kasur dan saat itu juga menaiki tubuh istriku.


Pak Slamet: Mbak Rani saya nggak mimpi kan??


Ucapan Pak slamet seakan tidak yakin dengan apa yang kini tampak pada pandangannya.

Istriku hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya menanggapi pertanyaan dari Pak selamat tersebut.

Pak Slamet: Wow bikin gemes banget sih mbak,,, gila nenennya gede banget!! Putih montok lagi, putingnya!!! Bikin Blingsatan aja nih!!

Setelah mengucapkan hal tersebut tampak Pak Slamet langsung menerkam dan menghisap puting payudara istriku, dengan sangat ganas dan Pak selamat melakukan hal tersebut terhadap istriku.


"Nggak tahan pengen nyodok nih saya Mbak "


Ucap pak selamat mengambil posisi jongkok di depan vagina istriku.


Perbuatan Pak Slamet tersebut ditahan oleh istriku, sepertinya saat ini istriku menginginkan sesuatu dari Pak Slamet. Hal tersebut tampak dari mimik muka istriku yang kini matanya mendelik dan tangannya menahan dada pak slamet.

"Jilatin dulu punya saya pak!!"

Ucap istriku kepada Pak Slamet.

Seakan tidak percaya dengan apa yang diucapkan oleh istriku kini tampak Pak Slamet menyeringah dan tersenyum mesum ke arah istriku.


"Suka dijilatin ya mbak?? "


Ucapan selamat kepada istriku, sementara istriku hanya tersenyum sambil menganggukkan kepalanya.


Pak Selamat yang mendengar permintaan dari istriku tersebut dengan cepat memenuhi apa yang diminta oleh istriku, walaupun tentu saja vagina istriku saat ini bekas sodokan penis Pak Sugeng di dalam sana. Tetapi Pak Slamet tidak tampak mengkhawatirkan hal tersebut, dengan antusias dirinya menjilati vagina istriku. Sampai ia belah-belah vagina istriku dengan menggunakan lidahnya, kaki istriku Ia bentangkan lebar kemudian mulutnya menyedot kuat daging vagina istriku.


"Aahhhh...geliii....merindingg!!! masukin sekarang pak "


Ucap istriku kepada Pak Slamet.


Kembali kini Pak Slamet mengambil posisi jongkok di depan istriku, kemudian ia bersiap untuk memasukkan penisnya ke dalam vagina istriku. Tetapi lagi-lagi gerakan Pak Slamet tersebut ditahan oleh istriku. Tampak Pak Slamet kembali mempertanyakan hal tersebut, sampai akhirnya ia kembali tersenyum ketika mendengar ucapan dari istriku selanjutnya.


"Saya mau di dogy dulu Pak "

Ucap istriku sambil tersenyum genit.

Kemudian setelah itu istriku langsung mengambil posisi menungging di belakang Pak Slamet, pantatnya yang montok tersebut menjadi pemandangan yang sangat menggairahkan bagi Pak Slamet. Pantat istriku kini diremas-remas oleh Pak Slamet sembari ia mendekatkan penisnya untuk melakukan penetrasi terhadap vagina istriku, pak Slamet tampak memejamkan matanya ketika penisnya berhasil masuk ke dalam vagina istriku. Tak henti-hentinya ia memuji kenikmatan yang diberikan oleh istriku pada batang penisnya.

Pak Slamet: Wah saya kayak mimpi rasanya Mbak,, nggak nyangka bisa ngentot sama Mbak Rani kayak gini, selama ini cuman bisa menahan kalau lihat badan Mbak yang montok itu di luar rumah. Sekarang akhirnya kesampaian!!! Benar-benar nikmat dan nakal sekali Mbak Rani ternyata!!

Istriku: Emang saya kenapa sih Pak?? Emangnya saya sering menggoda?? Enggak kan??


Pak Slamet: Bukan sering menggoda Mbak, tapi saya lo yang tergoda kalau lihat bodi Mbak di luar rumah tuh. Pantat Mbak ini bagi saya yang bikin selalu nggak tahan kalau lihat Mbak lagi jalan di luar rumah. Mantap banget!!


Istriku: Udah lihat langsung kan pak bentuk telanjangnya?? Nikmatin sepuasnya malam ini!!

Istriku sambil menoleh ke belakang sambil tersenyum genit dan menggigit Bibir bawahnya, tampak ekspresi istriku sangat menggoda ketika Tengah digenjot Pak Slamet dari posisi doggy style malam ini.

Pak Slamet: Wah kalem-kalem gini Ternyata,!! kalau udah di atas ranjang kelihatan banget liarnya,, saya nggak nyangka banget Mbak bisa senakal ini. Padahal sehari-harinya kan kayak kalau banget gitu!! Benar-benar idaman!!

Komentar Pak Slamet sambil terus menghentakkan penisnya pada vagina istriku.


Tampak Pak slamet sangat menikmati sensasi pantat Istriku yang montok di hadapannya saat ini, sepertinya telah lama Pak Slamet mengidamkan hal tersebut untuk bisa ia lihat secara telanjang seperti malam ini. Sedari tadi tampak tangan Pak Slamet yang terus meremas-remas bulatan pantat istriku tersebut, sepertinya iia sangat kagum akan bagian tubuh Istriku yang satu itu. Kemudian di tengah Pak Slamet yang menikmati prosesi bercintanya bersama istriku, ini tampak Pak Sugeng yang kembali masuk ke dalam kamar dan mengambil posisi bersimpuh di depan wajah istriku.

Pak Sugeng: Sambil sepongin saya juga dong Mbak!!

Pinta Pak Sugeng kepada istriku.

Pak Slamet: Eh geng!! Kamu jangan kurang ajar, mbak Rani nggak mau kok kalau harus sampai kita berdua main bareng!!

Pak Sugeng: Itu Mah tadi Mett, awalnya aja!! Kalau udah kena kontol kayak gini, mbak Rani bakal lupa segalanya kok!! Ya kan Mbak?? Ayo puasin kami berdua malam ini mbak.

Ucap pak Sugeng sambil membelai wajah istriku yang kini tengah disodok penis pak Slamet di belakang tubuhnya.

Tampak saat itu istriku sedikit meringis kemudian tersenyum kearah pak Sugeng.

Istriku: Bapak Ih bikin malu saya aja!!

Ucap istriku sambil menutupi wajahnya.


Pak Sugeng: Kenapa harus malu sih Mbak?? Kami bakal puas banget malam ini kalau Mbak bisa maksimal layanin kami berdua.


Istriku: Emang sekarang nggak maksimal??


Pak Sugeng: Lebih maksimal kalau mainnya sampai bertiga, mbak pasti belum pernah kan??


Istriku: Ya belum lah Pak,, ininya laki-laki aja baru pertama kali yang saya rasain, setelah suami saya.

Ucap istriku sambil meraih penis milik Pak Sugeng yang kini berdiri tegak di depan wajahnya.


Pak Sugeng: Gimana rasanya Mbak?? Enakan kontol saya atau Mas Rudi?? Atau si Slamet tuh??


Istriku: Semuanya Enak kok pak,, yang namanya kontol tuh, pasti enak kalau dimasukin ke dalam memek!!

"Wow nakal banget sih!! "

Komentar kompak kedua laki-laki tua tersebut, menanggapi pernyataan dari istriku barusan.


Akibatnya kini kedua laki-laki tua tersebut semakin ganas melancarkan aksinya terhadap tubuh istriku, pak Slamet terus menggenjot istriku dengan ritme yang sangat brutal. Sementara Pak Sugeng ini mengambil posisi mengangkang di depan wajah istriku, sambil penisnya terus dikulum oleh istriku. Suara becek vagina istriku malam itu Terdengar sangat jelas melalui sambungan telepon yang aku dengar, belum lagi suara benturan pantat untuk istriku dengan pangkal paha pak Slamet yang kian menambah suasana menjadi semakin hot.


Tidak beberapa lama berselang mereka bertahan dalam posisi tersebut, kini terdengar Pak Slamet Yang menggeram di belakang tubuh istriku.


Pak Slamet: Aduh saya mau crot nih Mbak,, ah gila memeknya jepit banget!! Nggak Tahan aku geng!!

Ucap pak slamet sambil menekan ke depan pantat istriku agar vaginanya semakin merekah dan terbuka semakin lebar, akibatnya istriku sampai terdorong ke depan dan semakin dalam penis Pak Sugeng masuk ke dalam mulutnya. Tampak istriku sedikit tersedak dan kini menoleh ke belakang melihat ke arah Pak Slamet.

Istriku: Jangan di dalam Pak!! Nanti makin jadi tambah becek,,, ahhhhh....aduhh... Pak Sugeng tolongin!!


Tampak Istriku yang protes karena kini Pak Slamet bukannya melepaskan penisnya dari vagina istriku, malah kini Pak Slamet mengambil posisi mengangkangi tubuh Istriku dari belakang dan menggenjotnya semakin brutal.


Pak Sugeng: Met sadar met,,, bini orang ini mett!! Jangan dikasarin gitu lah!!


Ucap pak Sugeng menyadarkan Pak Slamet.

Pak Slamet: Sebentar aja ini geng!!! ahhh...enaknya memek ini.....oooghhhhh....!!

"Crotttttt.....crooootttt....crooootttt"

Pak Slamet memuncratkan spermanya dalam vagina Rani, setelah mengatakan hal tersebut kepada Pak Sugeng.

Semakin dalam saat itu Pak slamet menekan penisnya ke dalam vagina istriku, sampai istriku terdorong dan kini berbaring tengkurap di atas kasur. Pak Slamet yang saat itu tampak merasa begitu puas dan juga lemas, tampak ikut ambruk juga menindih tubuh istriku di bawahnya.

Istriku: Jangan ditindih gitu dong Pak,, berat dong saya, pak sugeng tolongin!!

Ucap istriku meminta Pak Sugeng untuk menyingkirkan tubuh Pak Slamet dari atas tubuhnya.

Mendengar hal tersebut tampak Pak Sugeng langsung mendorong tubuh Pak Slamet agar berpindah ke samping tubuh istriku, kini tampak istriku berbaring tengkurap sambil tubuhnya diapit oleh laki-laki tua tersebut di sebelah kiri dan kanannya. Tampak di sana Pak Sugeng mengelus-elus punggung istriku, sementara Pak Slamet gini hanya memejamkan matanya dan terus berusaha mengatur pernapasannya.


Pak Sugeng: Balikin badannya dong Mbak,, saya mau lanjut ya?? Mbak biar dibawah aja, nanti saya yang kasih servis buat Mbak.


Istriku: Jangan dulu dimasukin Pak, saya masih lemes juga!! Bapak nenen dulu aja deh.


Ucap istriku menawarkan opsi lain kepada Pak Sugeng.

Pak Sugeng: Saya jepit lagi ya mbak sama nenen Mbak nanti?? Posisi terlentang kayak gini aja, tapi sebelum itu saya mau nenen dulu deh.


Setelah mengatakan hal tersebut kepada istriku kini tampak Pak Sugeng mulai menaiki setengah tubuh istriku dan mulai menghisap payudara istriku seperti yang ia katakan tadi, tampak begitu gemas dari pandangan yang aku lihat saat ini pak Sugeng meremas dan menghisap payudara istriku. Desahan dari mulut istriku juga sesekali terdengar karena perlakuan Pak sugung tersebut terhadap dirinya, kini tampak olehku tangan Istriku yang sibuk mengocok penis Pak Sugeng yang terus menghisapi payudaranya.


Sementara itu Pak Sugeng yang kini melihat Pak Slamet tampak mulai membuka kedua matanya dan melihat ke arah mereka, ini tampak Pak Sugeng seperti membisikkan sesuatu pada telinga istriku. Entah apa yang dia bisikan kepada istriku tersebut, yang jelas setelah mendengar tersebut tempat istriku tersenyum dan sedikit mendelik matanya.

Lalu setelahnya tempat istriku meletakkan tangan yang satunya mendarat di penis Pak Slamet yang kini setengah tegang di sebelahnya juga, tampak kini di pandanganku aku yang diapit oleh kedua laki-laki tua tersebut sambil tangannya terus mengocok kedua penis di sebelahnya. Terlihat bergoyang-goyang indah payudara istriku ketika tangannya mengocok kedua penis laki-laki tua tersebut, kemudian tak lama berselang kini tampak Pak Sugeng yang kembali mengambil posisi di atas tubuh istriku.


Pak Sugeng membentangkan lebar kedua paha istriku dan menancapkan kembali penisnya ke dalam vagina istriku, istriku di genjot oleh Pak Sugeng sementara tangan yang satunya terus mengocok penis Pak Slamet yang berbaring di sebelahnya. Ini tampak juga penis Pak Slamet yang mulai bangun karena melihat kelakuan istriku dan juga Pak Sugeng di hadapannya, pak Slamet tampak ingin mencium bibir istriku tetapi hal tersebut tampak ditolak oleh istriku. Pak Sugeng yang kini memegang kedua lutut istriku tampak tersenyum melihat pak Slamet yang gagal mendapatkan ciuman dari istriku, kemudian pak Slamet Yang saat itu keinginannya tidak dipenuhi oleh istriku. Kini mengalihkan serangannya untuk menjilati payudara istriku, tampaklah saat itu Istriku yang tengah digenjot oleh Pak Sugeng sambil payudaranya terus dihisapi oleh Pak Slamet di sebelahnya.


Desahan demi desahan baik dari istriku maupun Pak Sugeng terus terdengar memenuhi isi kamar kami tersebut, aku yang mendengarkan desahan Istriku yang tampak begitu kewalahan tersebut merasa berdegup dengan kencang jantungku saat ini. Membayangkan kedua laki-laki tua tersebut tampak begitu antusias menjamah dan menikmati tubuh istriku, belum lagi kini fantasiku yang kembali terwujud malam ini. Sudah sejak lama Aku menginginkan melihat istriku dinikmati oleh dua laki-laki sekaligus, malam ini aku telah melihatnya dan tampak istriku sangat menikmati proses yang berlangsung tersebut.


Tubuh istriku terus digerayangi oleh keduanya kini tampak Pak Sugeng dan juga Pak Slamet berbagi satu-satu Nenen istriku, tanpa keduanya menghisapi payudara istriku secara bersamaan saat ini. Mulut istriku terus mendesah dan meracau karena perlakuan dua laki-laki tua tersebut, tampak istriku menghentak-hentakkan pinggulnya karena genjotan Pak sugeng yang berhenti dan sibuk menghisap payudaranya. Tampak istriku tidak ingin pak Sugeng menghentikan genjotannya pada vagina istriku, hal tersebut kini terbukti setelah istriku mengatakannya langsung kepada Pak Sugeng.

Istriku: Genjotin terus dong Pak,, jangan berhenti kayak gitu!!

Pak Sugeng: Tenang Mbak malam masih panjang kok,, nakal banget sih istrinya Mas Rudi ini.


Istriku: Kalian berdua tuh yang nakal,,!! Udah tahu aku ini istri orang, masih aja dinaikin terus!! Jangan-jangan nanti habis ini pak Slamet malah ikut ketagihan juga deh.. Duh makin repot lah aku jadinya Pak!!


Pak Slamet: Saya masih Berasa kayak mimpi lo mbak,, saya nggak nyangka aja kalau Mbak Rani bisa sama kali ini. Menggemaskan!!

Istriku: Tapi suka kan??

Pak Slamet: Suka banget lah Mbak, setiap ketemu Mbak Rani itu bayanginnya selalu pengen ngentotin deh!! Nggak nyangka aja Sekarang bisa terwujud, mangkanya tadi saya bilang kayak mimpi.

Pak Sugeng: Saya juga awalnya gitu pas pertama kali lihat Mbak Rani telanjang,, rumah enak pertama-tama udah langsung dapat service enak kayak gini. Kalau aku dulu!! Be harus usaha dulu met, nggak langsung nakal Kayak gini Mbak raninya. Kamu beruntunglah aku udah buka jalan buat kamu... Hehehe... Ya kan Mbak??

Istriku: Tapi jangan bilang-bilang orang ini loh pak,, bisa malu saya!! Belum lagi kalau sampai terdengar oleh suamiku. Bisa mati aku pak!!

Pak Slamet: Beruntung banget ya Mas Rudi bisa nikmatin tubuh Mbak Rani tiap malam,, gimana ya Kalau Mas Rudi tahu istrinya kita entotin kayak gini??

Pak Sugeng: Ya marah lah met!! Makanya dengerin tuh kata mbak Rani, jaga rahasia!! Privasi kayak yang foto tadi aku bilang ke kamu itu loh. Hehehe

Istriku: Bapak juga sama ih!! Kok bisa-bisanya ngajak Pak Slamet buat datang kemari??

Saat aku mendengar mereka membahas tentang bagaimana perasaanku jika mengetahui Istriku yang mereka perlakukan demikian ini, tentunya saat itu pertanyaan dari pak Slamet membuat jantungku semakin berdebar-debar saja. Aku merasa sangat tegang sekaligus sangat terangsang melihat istriku diperlakukan demikian oleh mereka malam ini, walaupun kini aku tidak melihatnya secara langsung tetapi hal tersebut sangat mampu membawa aku larut dengan gairahku yang kini hampir rasanya tidak tertahankan. Pujian dan obrolan mesum mereka terhadap tubuh istriku serta rasa takjub mereka terhadap tubuh istriku, seakan menjadi sesuatu yang begitu menggairahkan dalam pendengaranku. Nyatanya semua hal tersebut membuat aku larut dalam birahiku sendiri, dan kini rasanya sudah tidak sabar untuk menanyakan kesan langsung yang diterima oleh istriku. Ini merupakan pengalaman pertama istriku melayani laki-laki sekaligus dalam percintaannya, tampak istriku tidak terlalu kewalahan dan masih bisa normal-normal saja meladeni keduanya yang tampak sangat antusias.


Selanjutnya di dalam kamar kami kini aku melihat mulai diemut penisnya oleh istriku, sementara gini Pak Sugeng terus menggenjot vagina istriku sambil ia kembali mengambil posisi memegangi kedua lutut istriku. Cukup lama mereka dalam posisi tersebut, hingga akhirnya aku melihat Pak Sugeng memuncratkan spermanya di dalam vagina istriku. Pak Sugeng tersebut digantikan oleh Pak Slamet yang kembali memasukkan penisnya ke dalam vagina istriku, sementara kini tampak Pak Sugeng berbaring lemah di atas kasur di dalam kamar kami.


Pergumulan antara istriku dan Pak Slamet kini terlihat semakin ganas dan brutal di penglihatanku, pak Slamet tampak semakin bergairah menyetubuhi istriku malam ini. Seakan mengekspresikan apa yang selama ini telah lama ia idamkan, hal tersebut digambarkan Pak Slamet dari genjotan yang tampak begitu ganas dan juga mulutnya yang tak henti-hentinya terus memuji kenikmatan dari vagina dan tubuh montok istriku. Sementara itu istriku kini tampak juga semakin bergairah meladeni setiap cumbuan yang diberikan Pak Slamet terhadap dirinya, aku tau saat itu istriku memang semakin bergairah adanya. Semakin lama ia disetubuhi maka akan semakin bergairah pula istriku meladeni permainan tersebut terhadap dirinya, entah sudah berapa kali istriku mencapai puncak kenikmatannya malam ini. Tetapi masih juga aku melihat istriku yang begitu aktif meladeni setiap cumbuan Pak Slamet pada tubuhnya, walaupun saat ini terlihat ekspresi Istriku yang tampak cukup lemas meladeni permainan Pak Slamet. Tetapi tampak istriku yang terus berusaha memberikan service terbaiknya kepada Pak Slamet,


"Auuuughhh... Mau keluar lagi saya Pak...ahhhh... Mau di atas!!! "

Terdengar desahan istriku malam itu dan meminta pak slamet untuk berganti posisi.

Pak Slamet tampak memenuhi keinginan istriku tersebut kini ia berbaring terlentang dan siap menerima ulekan dari vagina istriku, sesaat kemudian istriku kembali memasukkan penis Pak Slamet ke dalam vaginanya. Selanjutnya istriku mulai melakukan ulekan pada penis milik Pak Slamet, sambil kini ia mencium bibir Pak Slamet di bawah tubuhnya. Pak Sugeng yang melihat hal tersebut dilakukan oleh istriku kepada Pak Slamet, saat itu juga merasa sangat iri karena tadi dirinya tidak diizinkan oleh istriku untuk melakukan hal tersebut bersama dirinya. Ia pun Segera bangkit dari posisi berbaringnya saat ini, selanjutnya ia menempatkan dirinya di belakang tubuh istriku yang terus menggenjot dan mengulek penis Pak Slamet. Tampak saat itu istriku menempelkan badannya dengan badan Pak Slamet yang kini berada di bawah dekapan istriku.

Sementara Pak Sugeng yang telah berada di belakang keduanya kini tampak pak Sugeng mulai meremas-remas bulatan pantat istriku, kemudian tampak olehku saat itu pak Sugeng menjilati lubang pantat istriku. Akibatnya istriku merasa sangat terkejut dengan serangan Pak pak Sugeng terhadap dirinya tersebut.

Istriku berusaha menggerakkan badannya agar Pak Sugeng tidak terus melanjutkan hal tersebut, tetapi karena Gerakannya sangat terbatas dan kini tengah berada di dalam dekapan tubuh Pak Slamet yang memeluknya dari bawah. Istriku saat itu tampak merasa kesulitan dan akhirnya hanya bisa pasrah saya lubang pantatnya terus dijilati oleh Pak sugeng, aku yang saat itu melihat kondisi istriku diperlakukan demikian cukup merasa khawatir akan apa yang dilakukan Pak Sugeng selanjutnya terhadap istriku. Aku memiliki prasangka bahwasanya Pak Sugeng akan melakukan penetrasi terhadap lobang istriku yang itu.


Rasanya aku belum ikhlas jika saat itu pak Sugeng berniat untuk memasukkan penisnya ke lubang pantat istriku, memang Akulah menjadi orang pertama yang menjebol bagian tersebut minggu lalu. Sekarang ini Walaupun merasa sangat bergairah menantikan istriku akan diperlakukan demikian oleh pak Sugeng, tetapi rasanya aku belum siap kalau mereka menikmati tubuh istriku sampai sejauh dan sedetail itu. Hingga kini aku benar-benar semakin mengkhawatirkan hal tersebut, ketika saat itu aku melihat pak Sugeng mulai menempelkan kepala penisnya pada lubang pantat istri yang pastinya akan tampak menganga dalam posisi mereka tersebut. Istriku yang sepertinya mulai menyadari hal tersebut, kini tampak istriku mulai berontak dan memprotes perbuatan Pak Sugeng terhadap dirinya.

Istriku: Aduh jangan di situ Pak please!!! Saya nggak mau,, saya belum pernah!! Di situ bukan Tempatnya Pak!!
sakit tau!!

Ucap istriku mencegah pak Sugeng terhadap dirinya.

Pak Sugeng: Montok banget sih pantat Mbak Rani,, saya jadi nggak tahan!! Dikit ya mbak?? Batas kepalanya aja ya??

Istriku: Pokoknya jangan!! Awas aja......aaaaahhhhh.... Pak Sugeng aduhhh.... Cabut....cabut... cabut.. Sakit saya nggak mau!!

Istriku berteriak cukup kencang saat itu, sepertinya Pak Sugeng telah berhasil memasukkan penisnya ke dalam lobang pantat istriku.

Pak Slamet: Lu masukin kontol di pantat Mbak Rani geng???

Tampak pak Slamet juga mempertanyakan hal tersebut kepada Pak Sugeng.

Mendengar pertanyaan dari Pak Slamet tersebut pak Sugeng hanya terkekeh mesum menanggapi larangan istriku dan juga pertanyaan Pak Slamet akan hal tersebut.

Pak Slamet: Woi jawab dong!!! Berasa nih kontol mu gesekan sama punyaku!!

Lanjut Pak Slamet mempertanyakan hal tersebut kepada Pak Sugeng.


Bersambung...

================

LANJUTAN CERITA ISTRIKU DAN "ASSET"NYA.

Pak Slamet: Woi jawab dong!!! Berasa nih kontol mu gesekan sama punyaku!!

Lanjut Pak Slamet mempertanyakan hal tersebut kepada Pak Sugeng.


Sementara kini istriku yang baru pertama kali merasakan double penetrasi di dalam dirinya, kini tampak hanya diam saja dan menenggelamkan wajahnya di sebelah leher Pak Slamet.

Pak Sugeng: Ah bawel lu met!! Mbak Reni aja udah diem Kok,, udah nikmatin aja!!! Gila ini lobang pantat sempit banget mett!!! aahhhh...wooww... Casing-nya aja yang montok, dalemannya uhhh... Sempit banget.. Nggak kalah sama memeknya!!


Komentar Pak Sugeng yang ternyata telah berhasil memasukkan penisnya ke dalam vagina istriku.

Pak Sugeng: Gila.. gila!! Baru pertama kali Aku ngerasain lobang pantat perempuan!!! Dan dapatnya perempuan spesial lagi,,, oh Mbak Rani!! I love you... Kamu luar biasa banget!!


Komentar serta pujian pak Sugeng mengalir untuk istriku malam ini.


Pak Slamet: Gila geng!! Berasa makin sempit aja memeknya mbak Rani!! Bisa-bisa moncrot aku geng kalau gini nih!!


Pak Sugeng: Udah nikmatin aja sih,, bawel banget mulut lu mett!! Gimana Mbak rani enakan??


Pak Sugeng mempertanyakan hal tersebut kepada istriku, ketika melihat istriku mulai bangkit dari dekapannya terhadap tubuh Pak Slamet. Kini kepala istriku sedikit mendongak ke atas dan ia menempelkan payudaranya tepat di bibir alamat yang berada di bawahnya, kini mereka semua sama-sama berdiam belum melakukan gerakan apapun. Seperti masih menikmati proses penetrasi yang baru saja terjadi.


Istriku: Aduh kok rasanya penuh banget ya pak?? Saya belum pernah diginiin,, tapi kok rangsangannya kayak geli banget gitu ya??? Isapin nenen saya dong Pak!!


Tampak istriku semakin menempelkan payudaranya pak Slamet.

Sementara itu kini tampak Pak Slamet mulai menuruti apa yang diminta oleh istriku, ia melumat dan meremas payudara Istriku yang menggantung di depan wajahnya. Sementara itu pak Sugeng yang kini berada di belakang Posisi istriku, tampak Pak Sugeng meludahi lubang pantat istriku. Lalu beberapa saat kemudian tampak Pak Sugeng mulai melakukan genjotan perlahan di lubang pantat istriku, akibatnya badan istriku ini semakin melenting menerima sodokan dari Pak Sugeng tersebut. Desahan istriku kini semakin jelas terdengar memenuhi seisi kamar kami.


"aaahhhh....woooww...ahhhhh...ahhhhh... Berasa banget sih Pak?? Jangan kenceng-kenceng ya!! Pelanin dulu aja!! Biar saya terbiasa dulu!"


Jawab Istriku yang kini tidak tampak tidak lagi protes atas perlakuan kedua laki-laki tua tersebut terhadap tubuhnya.


Sekitar beberapa menit Pak Sugeng menggenjot istriku secara perlahan pada lobang pantatnya, kini tampak istriku mulai menikmati sensasi yang baru pertama kali ia rasakan tersebut. Terdengar olehku malam ini istriku meminta pak Slamet juga mengenjot dirinya dari bagian bawah, permintaan istriku tersebut tentu disambut Pak Slamet dengan seorang gembira hatinya.


" genjotin saya juga dong Pak dari bawah sana,, tapi sambil disiapin terus ya nenen saya!! "


Pinta istriku kepada Pak Slamet.


Setelah itu tampak Ini istriku mulai digenjot oleh keduanya dalam ritme yang kadang cepat dan kadang pelan, hal tersebut membuat istriku semakin meracau dan tampak sangat menikmati perlakuan Pak Sugeng bersama Pak Slamet pada tubuhnya malam ini. Bahkan kini tampak pantat istriku mulai aktif ikut bergoyang menyambut hentakan penis kedua laki-laki tersebut pada vagina dan lubang pantatnya, tetapi ternyata pak Slamet tidak cukup kuat untuk menahan sensasi gesekan vagina Istriku yang semakin terasa menyempit saat ini. Karena tentu saja ini penis Pak Slamet terasa bergesekan dengan penis Pak Sugeng yang terus keluar masuk menggenjot lubang pantat istriku, akibatnya Pak Slamet mengatakan bahwa dirinya akan segera mencapai puncak kenikmatannya.


Pak Slamet: Geng pelanin geng!!! Saya mau moncrot nih.. Masih belum puas lah, masih mau nikmatin memek Mbak Rani loh.


Permintaan dari Pak Slamet tersebut, tampaknya tidak terlalu dipedulikan oleh Pak Sugeng. Kini Pak Sugeng terus menggenjot lobang pantat istriku dengan tempo yang sangat cepat. Akibatnya kini ketiganya sibuk dengan desahan Dan Racun mereka masing-masing, dari Irama goyangan pak Sugeng yang tengah menyodok aku dari belakang tersebut. Tampaknya Pak Sugeng juga akan segera mencapai puncaknya malam itu. Tetapi nyatanya Pak Slamet yang sudah benar-benar tidak kuat menahan jepitan vagina istriku, kini harus muncrat terlebih dahulu dan menyemburkan spermanya di liang vagina istriku.


"crotttttt....crooootttt...crooootttt.."


Pak Slamet telah mencapai puncak kenikmatannya dan kini hanya baring pasrah dibawah tubuh istriku, kini Pak Slamet tidak lagi menggerayangi tubuh istriku ia Hanya berbaring terlentang pasrah dengan penisnya yang masih tertanam di vagina istriku. Sementara itu pak Sugeng melihat pak Slamet yang telah mencapai puncaknya, kini dirinya juga merasakan hal yang sama sebentar lagi spermanya akan muncrat di dalam lubang pantat istriku. Menyadari hal tersebut pak Slamet segera mencabut penisnya dari sana. Kemudian ia meminta istriku untuk mendekatkan wajahnya persis di depan penis Pak Sugeng saat ini, kini istriku mengambil posisi duduk di atas tubuh Pak Slamet.


Saat itu penis Pak Slamet yang masih tertanam di dalam vagina istriku, entah masih dalam posisi mengeras atau tidak. Sambil menantikan Pak Sugeng menyemprotkan sperma di wajahnya, tampak istriku sambil bergoyang mengulek penis milik Pak Slamet di bawahnya. Sambil sesekali istriku meremas kedua payudaranya dan memilin sedikit putingnya, ini istriku memejamkan matanya sambil memasang muka pasrah siap untuk dilumuri pak Sugeng dengan spermanya.


" terima ini mbak,,,ahhhhh.....ahhhh... Spesial untuk malam ini... Mbak Rani luar biasa!! "


"crotttttt......crooootttt "

Pak Sugeng kembali memuncratkan spermanya dan kini ia tumpahkan di wajah istriku, tampak tidak cukup banyak main kini keluar dari penis Pak Sugeng. Namun tentunya cukup untuk membasahi sedikit wajah istriku, kemudian Pak Sugeng langsung mengambil posisi berbaring ke belakang setelahnya. Diikuti dengan Istriku yang kini turun dari badan Pak Slamet dan mengambil posisi berbaring juga di tengah-tengah mereka, kini ketiganya tampak pas sambil memejamkan mata. Baru saja mereka semua telah mencapai kenikmatan yang begitu luar biasa malam ini, bagi istriku tentu ini merupakan suatu sensasi rasa bercinta yang baru baginya. Aku yang melihat hal tersebut kini merasa semakin bergairah terhadap istriku, kini rasanya tidak sabar lagi Aku ingin segera bercinta bersama istriku.


"Masih kayak mimpi geng!!"

Ucap pak slamet kegirangan dan kini kembali menggumuli tubuh istriku, tampak istriku hanya pasrah saja tubuhnya di gerayangi oleh pak slamet.


Lalu beberapa saat kemudian tampak istriku mulai bereaksi atas perbuatan Pak Slamet terhadap dirinya.

"Udah ihh pak slamet,,, cukup dulu. Pulang gih sana, ajak tuh Pak sugeng sekalian. Nanti malah ketiduran disini!!"

Ucap istriku yang saat itu melihat pak sugeng tampak kelelahan dan matanya terus terpejam.


Setelah itu tampak pada pandangaku kini mereka beranjak merapikan pakaian mereka masing-masing, Istriku saat itu langsung mengenakan pakian luarnya tanpa menggunakan pakaian dalamnya terlebih dahulu. Selanjutnya Pak Sugeng dan Pak Slamet tampak bersiap meninggalkan rumah kami, mereka selanjutnya berpamitan kepada istriku. Tampak saat itu diruang tamu rumah kami pak slamet merangkul tubuh istriku sambil berjalan menuju kearah pintu, Sedikit remasan nakal ia daratkan pada pantat istriku yang ia singkapkan keatas baju yang digunakan istriku saat ini. Lalu aku melihat pak Slamet seperti membisikkan sesuatu kepada istriku, sayangnya aku tidak dapat mendengar apa yang diucapkan pak Slamet kepada istriku saat ini. Tampak saat itu istriku hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya, lalu istriku menepis tangan pak Slamet yang terus meremasi pantatnya. Sementara itu pak Sugeng yang kini tampaknya cukup lemas hanya berjalan melonyor keluar dari pintu rumah kami, selanjutnya hal yang sama juga dilakukan oleh Pak slamet yang ikut pergi diam-diam meninggalkan rumah kami.

Pov Rudi End.


Malam yang berkesan!!

Malam itu Rani kembali merasakan sensasi bercinta bersama dua laki-laki, kini dirinya merasa cukup lelah dengan kondisi tubuhnya dan ingin segera beristirahat. Begitu ia melihat jam dinding yang ada di dalam kamarnya, saat itu Jam menunjukkan pukul 03.00 pagi. Hal tersebut menandakan bahwasanya hampir 2 jam dirinya memacu birahi bersama kedua laki-laki tua mesum tersebut, pak Sugeng dan juga Pak Slamet. Sebelum meninggalkan kediaman Rani tampak Pak Sugeng begitu yang telah kehabisan tenaganya, hanya berlalu meninggalkan Rani tanpa banyak berbasa-basi seperti biasanya. Sementara Pak Slamet dengan sisa-sisa tenaga dan tentunya semangat di dalam dirinya yang masih tersisa, pak Slamet berusaha untuk merayu Rani agar kedepannya bersedia melakukan persetubuhan kembali bersama dirinya.

"Kalau diizinkan sih,, pengen nya nginep ini mbak,, tapi bahaya!! kapan-kapan lagi ya mbak?? beneran saya masih terbayang terus,, puass sihh.. tapi nagihh"

Pinta Pak Slamet memelas kepada Rani.


Permintaan dari Pak Slamet tersebut hanya di tanggapi senyum oleh Rani, tanpa ia memberikan jawaban kepada Pak Slamet.


Rani menghelah nafasnya setelah kedua bapak-bapak tersebut meninggalkan rumah mereka, kemudian kini ia segara masuk kedalam dan mengunci pintu rumah mereka. Sementara itu sekarang ini kondisi sang suami yang masih berada di tempat ia bekerja, kini sang suami merasa begitu terkesan dengan apa yang baru ia lihat dilakukan oleh istrinya bersama dua laki-laki tersebut. Sudah sejak lama fantasi tersebut di impikan oleh rudi, dirinya sangat mengharapkan istrinya dapat memenuhi keinginan fantasinya tersebut. Akhirnya malam ini hal tersebut dapat dipenuhi oleh sang istri dan disaksikan langsung oleh dirinya. Seakan kejadian yang ia saksikan malam ini, telah membuka sebuah Cakrawala baru di dalam pikirannya. Sensasi rasa itu nyata dirasakan oleh Rudi saat ini, baginya melihat sosok sang istri yang telah bercinta bersama dua laki-laki lain merupakan sebuah tontonan yang sangat menggairahkan. Hal tersebut bahkan melebihi dari menonton adegan bokep profesional terbaik sekalipun, sungguh tidak dapat ungkapkan dengan kata-kata tetapi sungguh bisa dinikmati dalam rasa.

"Rasa kenikmatan dalam bercinta, fantasi yang terwujud mendorong kenikmatan itu menjadi semakin terasa mantapnya"

Kini malam telah berlarut hingga pagi, sepanjang malam Rudi sibuk berusaha terus mengingat-ingat dan membayangkan kelakuan binal istrinya. Rasa tidak percaya, rasa puas, rasa cemburu, rasa takut dan bahkan rasa ingin mengulangi kini bersarang di kepala Rudi. Hal tersebut membuat Rudi tidur dengan tidak begitu nyenyak malam ini, bayangan akan hal tersebut selalu menghantui kepalanya sehingga membuat dirinya tidak tenang sekaligus begitu bergairah. Hal yang sebaliknya ia lihat sepertinya dirasakan oleh sang istri saat ini, sepanjang malam Rudi bolak-balik mengecek CCTV untuk terus melihat kondisi sang istri. Tampak begitu menggoda sang istri dalam pose tidurnya malam itu, Dengan balutan pakaian tidur yang lumayan prees dengan tubuhnya. Malam itu rani terlihat begitu menggairahkan di mata sang suami, terlebih saat ini menatap wajah sang istri. Wajah yang tampak anggun dan kelem tersebut ternyata dapat berlaku begitu nakal dan liarnya malam ini, bahkan dengan dua orang laki-laki sekaligus. Sungguh hal tersebut menjadi sesuatu yang amat menggemaskan dan terus mengganggu pikiran rudi, sehingga kini timbul keinginan Rudi untuk melihat sang istri melakukannya kambali bersama laki-laki lain.


Sementara itu dibalik rasa lelah yang dialami oleh sang istri malam ini, setelah dirinya dinikmati oleh dua laki-laki malam ini. Tertanam di dalam dirinya sang istri juga merasa sangat menikmati atas apa yang dilakukan oleh laki-laki tersebut terhadap dirinya, kini sang istri nampak tidur pulas hingga pagi. Nampak begitu lelah karena telah berpeluh-peluh bersama Pak Sugeng dan pak Slamet, rasa lelah yang tentunya terbayar lunas dengan kenikmatan yang ia dapatkan.

Sensasi kenikmatan bercinta kembali dirasakan oleh Rani pada malam tadi, bagaimana dirinya Kali ini harus kembali merasakan penetrasi pada lubang yang tidak seharusnya. Setelah "ASSET" tersebut pertama kali didapatakan oleh sang suami beberapa minggu lalau, kini kenikmatan itu kembali ia rasakan datang dari sosok pak Sugeng. Laki-laki mesum dan nekat yang sejak awal selalu berusaha menggoda dirinya.


Pagi itu Rani bangun dengan kondisi tubuh begitu lelah, rasa malas untuk memulai aktivitas hari ini begitu kuat ia rasakan. Rani merasa seluruh badannya begitu terasa lelah dan lumayan pegal-pegal, mungkin hal tersebut karena pengaruh terlalu banyak gerakan yang ia buat tadi malam. Belum lagi saat dirinya merasa badannya yang terus dibolak-balik oleh pak Sugeng dan juga Pak Slamet, saat itu Rani benar-benar merasa diperlakukan seperti layaknya wanita penghibur saat kedua laki-laki tersebut ketika mereka menikmati tubuhnya. Tetapi dalam hal perintah Rani merasa dirinya seperti diratu'kan oleh pak Sugeng dan Pak Slamet, karena apapun yang diminta olehnya selalu dituruti oleh keduanya. Walaupun mereka dalam keadaan sangat bernafsu sekaligus tetapi tetap saja mereka menuruti Apa yang diperintahkan oleh Rani, tentang apa yang boleh dan apa yang tidak di lakukan terhadap dirinya. Tetapi pada hasil akhirnya Rani akhirnya tetap kembali takluk di tangan pak Sugeng yang begitu pandai memanfaatkan situasi, malam itu pak Sugeng berhasil meng'anal Rani. Naasnya Rani malah menikmatinya, karena setelah hal tersebut terjadi Rani tetap dapat mengendalikan sebagian besar ritme permainan mereka malam itu.


Pagi ini Rani melihat sinar matahari mulai menyingsing dari celah pintu kamarnya, Sekarang Rani mulai untuk bangun dari posisinya. Rani mulai bangun untuk bersiap berangkat bekerja, dan mengurus semua keperluan dirumahnya. Sementara itu kondisi yang sebaliknya, Kini sang suami kini juga tengah bersiap untuk pulang ke rumah mereka. Pagi ini tugas rudi dalam shif malamnya telah selesai, kini ia bersiap untuk kembali pulang kerumah mereka. Pertukaran waktu yang tidak tepat antara keduanya terkadang membuat Rudi merasa cukup kesal karenanya, seperti halnya pagi ini dirinya mengharapkan untuk bisa berdua bersama istrinya di rumah. Karena didalam dirinya Rudi merencanakan untuk mendengar cerita langsung dari istrinya, tentang bagaimana sensasi rasa kenikmatan yang dirasakan oleh sang istri tadi malam. Namun kenyataannya semua hal tersebut harus tertunda hingga tiba pada malam harinya, setelah istrinya pulang kerja dan semua aktivitas harian keluraga mereka hari itu terlewati. Pikiran begitu tidak tenang yang kini dirasakan oleh Rudi, akhirnya membuat dia melakukan sesuatu yang di luar Nalar pikirannya. Saat itu Rudi membolongi tembok dinding bekas lubang AC lama di kamar mereka, lobang tersebut sedikit dibuka kembali oleh Rudi namun tidak begitu tampak celah yang ditimbulkan dari golongan tersebut.


Beberapa kali Rudi sempat mengecek hasil dari lobang yang ia buat tersebut, untuk dapat melihat dari luar ke dalam rudi harus menggunakan tangga untuk mencapai lobang tersebut. Setelah mengetahui hasilnya sesuai yang diharapkan oleh Rudi, rudi tampak mendekatkan tangga yang nanti akan ia gunakan jika sewaktu-waktu hal tersebut diperlukan. Entah apa kini yang ada di kepala Rudi sehingga dirinya melakukan hal tersebut, seakan memiliki rencana yang begitu yakin akan ia lakukan. Setelah selesai dengan urusan lubang di dalam kamar tersebut, kini Rudi berpindah membuat lubang di bagian belakang rumah mereka. Dengan kondisi adanya lobang tersebut rudi dapat melihat hingga ke ruang tamu mereka, rudi merasa tempat tersebut aman-aman saja karena di belakang hanya terdapat sebuah gudang tempat mereka menyimpan barang-barang yang sudah tidak terpakai di rumah mereka.

Tibalah waktu pada malam harinya, waktu yang telah dinanti-nantikan oleh Rudi semenjak terbitnya sang surya pagi tadi. Dirinya harus menunggu hingga sang surya kembali menghilang dari peradaban. Agar bisa untuk mencurahkan isi hatinya, tentang sebuah rasa penasaran yang ia ingin tuntaskan dari cerita istrinya. Tentu sebuah pengakuan dan penuturan yang akan ia sinkronkan dari pengamatan dirinya melalui CCTV, sejak pagi rudi telah bolak balik menonton rekaman istrinya bericnta bersama pak sugeng dan pak Slamet. Tontonan tersebut membuat Rudi harus dengan ekstra menahan gairah yang muncul karenanya, namun sekuat mungkin dirinya berusaha mengendalikan hak tersebut. Karena ingin menuntaskannya sambil mendengar pengakuan langsung dari sang istri, Rudi merasa pastilah hal tersebut akan menjadi sebuah sensasi yang sangat nikmat baginya.

"Menyetubuhi sang istri sambil mendengarkan cerita nakalnya, tentu akan sangat menggairahkan bagi suami yang telah terwujudfantasinya seperti Rudi. Belum lagi jika dia membahas tentang desahan sang istri yang memang begitu amat menggoda, memanglah desahan sang istri merupakan sesuatu yang begitu menggairahkan bagi Rudi. Desahan manja nan natural tersebut memanglah menjadi ciri khas dari sang istri, hanya dengan dengar mendengar desahannya saja pastilah laki-laki manapun akan nagkit gairahnya dan bangun kemaluannya"


Membayangkan sensasi rasa yang akan segara ia dapatkan malam ini, dengan tidak sabar kini Rudi mengajak sang istri untuk masuk kedalam kamar. Rani yang sudah mengetahui gelagat sang suami tersebut, kini tampak mulai tersenyum cantik dan menggelengkan kepalanya karena kelakuan sang suami. Rani begitu menyadari perubahan pada diri suaminya itu, kini tingkah suaminya seakan lebih mesum dan terkesan gemas dengan dirinya, sejak tadi sore sang suami selalu curi-curi kesempatan untuk mencolek dan meremas tubuh seksi sang istri. Tampak begitu gemas dan bergairah terhadap dirinya, tentu Rani juga merasa amat Senang dengan perubahan sang suami tersebut. Artinya tidaklah sia-sia dirinya memenuhi fantasi sang suami, walaupun dirinya harus kembali dinikmati oleh dua laki-laki sekaligus.

"Walaupun hal yang lebih gila lagi masih ia sembunyikan dari sang suami, sesuatu yang lebih erotis dan nikmat dirasakan oleh rani ketika bercinta dengan dua laki-laki muda atau lebih tepat nya dengan sosok "
'Bull' seperti Abdur dan Aldo. Karena mereka begitu profesional dalam memperlakukan dirinya, sementara jika bersama laki-laki tua seperti pak sugeng dan Pak Slamet Rani merasa cara mereka memperlakukan wanita dalam seks masih terkesan konvensional. Tetapi tetap saja sensasi tubuhnya dinikmati oleh dua laki-laki tua, masih mendapatkan tempat kenikmatan tersendiri di dalam dirinya."


Fantasi yang akhirnya menimbulkan kenikmatan sensasi, kini di rasakan oleh rudi sangatlah menjadi pemicu hasrat seksual yang begitu paten baginya. Terlebih ketika ketika fantasi tersebut memenuhi ekspektasinya, maka kenikmatan itu semakinlah menjadi begitu nyata baginya. Akan terasa semakin nikmat sensasi nyata itu ketika kita mendengarkan pengakuan langsung dari sosok istri, seperti halnya kini yang di harapkan rudi. Kini sang istri tampak belum tau banyak tentang kamera CCTV dipasang olehnya, hal tersebutlah yang nanti akan dimanfaatkan oleh Rudi untuk mengetahui kejujuran istrinya.

"Akankah wanita akan terbuka mengakui kenikmatan yang ia dapatkan dari laki-laki lain?? ketahuilah dada laki-laki yang menikmati sensasi tersebut akan sangat berdebar-debar mendengar pengakuan kalian!! Seketika itu pula dibarengi dengan gairahnya yang ikut memuncak"

Hal inilah yang sekarang dirasakan oleh rudi, dirinya yang pagi ini hingga siang dan hingga sore hari dirumah saja. Sudah tidak terhitung kali dirinya menonton rekaman ulang kamera CCTV tersebut, efek ya luar biasa membuat gamang dirinya sendiri.

"Sebenarnya apa yang diharapkan seorang Rudi dari fantasi yang mengarah tersebut?"

Sebenarnya kalau soal kejujuran tentu Rani telah berjanji tidak akan menutupi hal yang juga telah diketahui oleh suaminya tersebut, bahkan dirinya dengan berani meminta izin terlebih dahulu kepada sang suami untuk menerima kehadiran Pak Sugeng malam itu di rumah mereka. Tetapi yang namanya perempuan tetap saja akan ada hal yang ia tutupi dan tidak ingin diketahui oleh siapapun termasuk sang suami sekalipun, semua tentu untuk menjaga kredibilitas dan harga diri seorang perempuan.

"Pahamilah sebelum melangkah lebih jauh, karena 'kenikmatan' itu memang benar nyata adanya'


○●Secara singkat dari poin pertama yang bernama 'fantasi' berproses menuju poin kedua yang bernama 'Realisasi' semua pada akhirnya bermuara pada terpenuhinya poin ketiga yang dinamakan 'Ekspektasi'.
Belum berakhir!!! Semua akan berbalik pada muara sesungguhnya.
Titik terjadinya kenikmatan yang dihasilkan dari satu kata yang dinakaman 'sensasi'
Mereka berputar kembali pada poin kedua setelah terjadinya 'Realisasi' lalu berbalik menuju kembali ke poin satu demi memenuhi hasrat yang namanya 'Fantasi' sebagai seorang laki-laki ada hal yang tetap tidak bisa dipaksakan dalam diri seorang wanita jika semua hal tersebut telah terjadi, bagaimanapun diri seorang wanita dia haruslah selalu diberikan penghargaan. Termasuk harus bisa menerima jika wanita tidak bersedia!! Atau bersedia memenuhi tetapi tidak bisa memenuhi kejujuran dirinya tentang rasa. Karena mungkin cara laki-laki lain memperlakukan wanitamu akan berbeda, wanita adalah makhluk perasa. Sekali rasa itu nyata, rasa itu akan menjadi keyakinan baginya. Sangat berbahaya jika rasa itu di jadikan seorang wanita sebagai patokan!! So..Think Again🙃🙃○●


Kini setelah keduanya berada di dalam kamar seperti yang diharapkan oleh Rudi, akhirnya malam itu dirinya bisa mendengarkan pengakuan dan cerita langsung dari istrinya. Tentang bagaimana tubuh sang istri malam itu dinikmati oleh kedua laki-laki ya itu pak Sugeng dan Pak Slamet, mendengarkan penuturan dari sang istri tersebut rudi merasa sangat bergairah dan merasa sang istri telah mampu memenuhi fantasi yang selama ini ia impikan. Kini gairah Rudi untuk menyetubuhi istrinya kembali menjadi sangat memuncak, ia cumbu istrinya dan ia masukkan penis ke dalam vagina istrinya.


Selama menyetubuhi istrinya tak henti-hentinya Rudi meminta istrinya untuk mengakui secara jujur, tentang penis Siapa yang lebih nikmat ketika menyetubuhi istrinya. Lebih enak penis miliknya atau milik laki-laki lain yang pernah memasukkan penis ke dalam vaginanya, saat itu Rani hanya menjawab bahwa semuanya rasa yang ia dapatkan sama saja dari setiap laki-laki yang pernah menyetubuhi dirinya. Rudi menanyakan kepada Rani juga bagaimana sensasi rasanya disetubuhi dua laki-laki sekaligus, Rani menjawab dirinya cukup puas dan begitu nikmat rasanya.

”Mama suka pa,,uhhhh...enakk"

Jawab Rani yang tengah digenjot oleh Rudi.

Rudi merasa semakin bergairah karena menggenjot istrinya dibarengi dengan cerita sang istri tersebut, desahan demi desahan yang keluar dari mulut istrinya seakan menjadi lantunan nada yang begitu menggairahkan didengar oleh Rudi. Rani memang memiliki suara desahan yang khas, desahan natural yang tampak tidak dibuat-buat. Memang begitulah adanya diri seorang Rani yang sebenarnya, di balik pendidikannya yang tinggi dan dirinya yang dihormati di dalam posisi pekerjaannya, tetapi sebenarnya wanita ini memiliki pemikat seksual yang tinggi. Tidak heran sampai hari ini begitu banyak laki-laki yang mengincar untuk dapat menikmati tubuh indahnya, hal tersebut ditambah lagi dengan semakin mudahnya kini Rani takluk di dalam pelukan laki-laki lain. Semua tentu karena pengaruh rasa kenikmatan berbeda yang pernah ia dapatkan dari dari setiap laki-laki, ditambah lagi rasa penasaran akan setiap bentuk berbeda dari batang laki-laki cukup sering menghantui pikiran Rani saat ini.


Dengan bentuk tubuhnya yang begitu mudah menggoda keimanan laki-laki, godaan demi godaan kini semakin sering dapatkan oleh Rani dalam kesehariannya. Sebenarnya sudah sejak lama setiap laki-laki yang melihat dirinya mengagumi 'ASSET' pada tubuhnya tersebut, tetapi karena sifat Rani yang cenderung kalem dan selama ini tergolong pemalu. Banyak di antara laki-laki yang awalnya ingin menggoda menjadi sungkan dan akhirnya segan kepada Rani dengan semua sikapnya tersebut, tetapi kini dengan mulai terbukanya Rani kepada laki-laki yang mengajaknya bicara bahkan ke arah mesum sekalipun. Maka laki-laki yang mengagumi 'ASSET' pada dirinya tersebut semakin memiliki keberanian untuk melangkah lebih jauh, tentu tujuannya adalah untuk merengkuh kenikmatan Dari 'ASSET' Rani tersebut.


Malam ini sepasang suami istri tersebut bercinta dengan begitu nikmatnya, rudi kembali melakukan anal seks kepada Rani. Kini setiap ada kesempatan rudi selalu berusaha mengeksplor bagian tubuh istrinya, terutama bagian belakanganya yang baru saja ia rasakan kenikmatannya tersebut. Rudi semakin menggila ketika menggenjot lobang pantat Rani saat mereka bercinta malam itu, semua karena mengetahui bahwa 'ASSET' sang istri tersebut telah dinikmati juga oleh Pak Sugeng. Dan yang membuat Rudi semakin kesetanan adalah ketika Rani mengakui bahwa dirinya menikmati ketika penis Pak Sugeng bersarang di lobang pantatnya.

"eeghhhh...ahhhh...iyaa pahh..uhh enakk!! kontol pak sugeng enakk...uhhh..masuk ke pantat mama pa..ahhh...ahhhh"


Desah Rani yang tengah di genjot Rudi dalam posisi doggy.

Mendengar pengakuan sang istri tersebut, dengan tidak dapat dikendalikan lagi sperma Rudi muncrat di dalam lobang pantat Rani.

"Aghh..Papa kluarr ma"


"Crooottt...Crooootttt...Crooootttt"

Sperma Rudi keluar dengan derasnya di lobang pantat Rani.

Terasa sangat istimewa percintaan sepasang suami istri itu malam ini, Rudi begitu puas mendapatkan servis dari sang istri yang bertambah nakal dan mampu memenuhi sensasi bercinta yang ia harapkan. Rani kini selalu menanggapi setiap ajakan mesum yang dilakukan oleh Rudi, termasuk saat Rudi menanyakan kepada dirinya apakah ingin merasakan penis laki-laki lain lagi,, selain laki-laki yang pernah menyetubuhi dirinya?? Saat itu Rani menjawab 'IYA'


Jawaban tersebut tentu membuat fantasi Rudi semakin menggebu-gebu untuk mengulangi hal tersebut kembali bersama istrinya, kini Romansa dalam percintaan pasangan suami istri tersebut seakan menemukan titik kenikmatan yang baru. Hal tersebut tentu dihasilkan dari fantasy Rudi yang kini telah terpenuhi, sehingga menimbulkan sensasi kenikmatan dan rangsangan yang berbeda untuk terus menyetubuhi istrinya. Sementara itu bagi diri Rani kini dirinya mulai menikmati sensasi yang juga dirasakan oleh dirinya, walaupun tetap timbul kecemasan di dalam dirinya tentang banyaknya laki-laki berhasil menikmati tubuhnya.


Tentu tanpa diketahui suaminya telah lebih dari 3 orang laki-laki yang menikmati tubuhnya, semua laki-laki tersebut tampak selalu tergila-gila sesaat sebelum dan sesudah menyetubuhi dirinya. Kesan yang ditimbulkan dari percintaan bersama Rani selalu meninggalkan kesan berbeda dari setiap laki-laki yang menyetubuhinya, yang kini membangunkan gelora hasrat ingin mengulanginya kembali juga di dalam diri Rani. Kini dirinya haus akan pujian dari setiap laki-laki yang melihat keindahan tubuhnya, entah kenapa saat ini setiap Ia mendapatkan pujian bahkan candaan mesum dari laki-laki rani merasa berdesir hatinya dan saat itu juga timbul hasrat di dalam dirinya. Lebih parah lagi kini hal tersebut diimbangi dengan rani mulai suka membayangkan bentuk penis laki-laki yang menggodanya.


"Kuat gak sih kalau aku genjotin?? Gimana ya kalau mereka liat nenen aku secara langsung?? Vagina aku di bilang peret juga gak ya??"

Pikiran nakal tersebut sering muncul di kepala Rani ketika kini dirinya mendapatkan godaan oleh laki-laki.

Seperti halnya pada akhir pekan ini, saat itu pada hari Sabtu Rani beserta keluarga kecilnyanya mengunjungi mertuanya. Disana telah berkumpul keluarga besar lainnya yang juga hadir mengunjungi orang tua mereka, tentu Mas Bayu juga hadir di dalam rutinitas mereka tersebut. Laki-laki yang juga pernah menikmati tubuhnya tanpa diketahui oleh suaminya, saat berada disana Rani merasakan tatapan sang kakak ipar tidak henti-hentinya terus menatap tubuhnya. Bahkan sang kakak ipar sempat memeluknya dari belakang ketika dirinya berada di dapur seorang diri, yang lebih membuat Rani terkejut adalah kondisi penis sang kakak ipar yang telah mengeras dan menempel dan digosokkan sang kakak ipar dipantatnya. Perlakuan tersebut dilakukan sang kakak ipar sambil memeluknya dari arah belakang.


Seketika itu juga rani merasa bergairah karena perlakuan nakal sang kakak ipar, dirinya membayangkan ternyata penis sang kakak ipar telah dari tadi mengeras karena melihat tubuhnya. Bayangan akan betapa menggoda dirinya tersebut membuat pikiran Rani dengan begitu mudahnya teralihkan menjadi ikut bergairah, karena mengetahui hasrat laki-laki terhadap dirinya. Saat itu Rani Tengah mencuci piring di dapur rumah mertuanya, sementara yang lain kini tengah berada di ruang tengah termasuk sang kakak ipar juga pada awalnya. Entah dari mana datangnya tiba-tiba saat itu sang kakak ipar telah berada di belakang tubuhnya, dan seketika itu juga mendaratkan pelukan pada tubuhnya dari arah belakang. Tidak cukup sampai di situ kini sang kakak ipar memasukkan tangannya ke dalam celah atas baju yang dikenakan oleh Rani, tangan tersebut langsung meremas dan memilin puting payudaranya. Akibatnya desiran rasa yang dihasilkan dari sentuhan sang kakak ipar tersebut, mampu membuat Rani bergairah karenanya. Hal tersebut membuat tubuh Rani menjadi lemah dan kini menyender di badan Sang kakak ipar, melihat tidak ada penolakan dari Rani mas bayu membisikkan sesuatu di telinga Rani.

Mas Bayu: Ke tempat kemarin Bentar mau ya Dek??

Ajak Mas mas Bayu kepada Rani.

Rani: Mau ngapain sih Mas??


Mas Bayu: Kangen sama seponganmu Dek, mbakmu nggak Sepandai kamu melakukannya!!


Bisik Mas Bayu di telinga Rani.

Mendengar Pengakuan dari sang kakak ipar tersebut Rani merasa sangat terpuji dan Tersanjung, akibatnya kini pikiran nakal juga menguasai kepala Rani.


Rani: Sebentar aja ya?? takut ihh ketauan, dari tadi nakalin aku terus nihh.!!

Ucap Rani membalas ajakan sang kakak ipar.

Sesaat kemudian Rani membalas perlakuan mesum sang kakak ipar, Rani mengarahkan tangannya ke depan celana sang kakak ipar. Lalu Sesaat kemudian Rani meremas pelan penis sang kakak ipar yang telah mengeras dibaliknya.

Mas Bayu: Ahhh...dekk..kamu..paling bisa bikin sangee..mmmhh...hh

Balas mas Bayu tampak semakin bergairah kepada sang adik ipar, ucapannya tersebut diakhiri dengan desah kenikmatan dari mulutnya.

Remasan tangan sang adik ipar terasa begitu menegena baginya, terasa cukup keras remasan tersebut namun begitu pas mengenai titik kenikmatan pada batang penisnya. Remasan Rani pada kemaluan sang kakak ipar tepat mengenai tengah batang kemaluannya, di barengi gerakan menurun kearah kepala penisnya. Tindakan Rani tersebut membuat semakin gemas sang kakak ipar kepada dirinya, akibatnya kini sang kakak ipar langsung menarik tangannya menuju kearah belakang rumah bersama dirinya.


Mas Bayu: Ayokk dek,, sebentar aja!! Mumpung yang lain masih di sana.

Ajak Mas Bayu kepada Rani sembari kembali ia menarik tangan sang adik ipar, cukup meyakinkan tarikan tangan mas Bayu kali ini, seakan tarikan tangan tersebut menunjukan keyakinan dirinyabyang sudah benar-benar bergairah dengan Rani. Rani hanya pasrah mengikuti ajakan mas Bayu tersebut untuk menuju tempat yang jarang dikunjungi oleh penghuni rumah yang lainnya.

Tanpa banyak mempertimbangkan keadaan yang akan terjadi kini Rani dan sang kakak ipar langsung berjalan menuju ke arah sana, setibanya di sana rani langsung diminta duduk pada sebuah kursi yang memang telah tersedia disana oleh sang kakak ipar. Kemudian sang kakak ipar mengambil posisi berjongkok di depan Rani.

Mas Bayu: Buka nenennya dong Dek, mas keingat terus sama nenen kamu dari kemarin. Montok banget sih?? Rudi ngenyotin mulu nih, putingnya sampe gede banget gitu.


Rani: Iyalah,, kan emang punya dia!! Mas tuh seenaknya, udah tahu punya adik sendiri!! Eh di embatt juga..hihiiii..dasar..


Mas Bayu: Kalau Mas tahu kamu nakal kayak gini dek, udah dari dulu Mas entotin kamu!! Ingin nggak yang malam-malam itu dek?? Yang waktu Mas nganterin kamu pulang ke rumah, waktu si Rudi Lagi jaga malam hari.

Rani: Yang mana sih Mas??

Mas Bayu: Itu loh yang waktu ujan-ujan kamu Mas anterin balik naik mobil, itu kan anak-anakmu nginep di sini semua. Mas sempat lama tuh Ngobrol sama kamu berdua aja dirumah kalian, ingat nggak??

Rani: Oh yang itu,, iya ingat Mas. Terus kenapa??

Mas Bayu: Nyesel waktu itu gak nakalin kamu, padahal jujur aja nih. Malam itu mas nafsu loh liat kamu, udah lama sih sebenarnya. Cuman kemarin itu adalah puncaknya..Habisnya handukan aja sihh, telanjang lagi di baliknya..Nakalll...


Rani: Kenapa bisa nekat sih mas kemarin??

Mas Bayu: Udah Nanti aja ceritanya,, mas mau nikmatin ini dulu.


Ucap Mas Bayu sambil meremas lalu mengangkat ke atas baju yang dikenakan oleh Rani.

Setelah baju tersebut terangkat dan terbuka, kini tampak payudara Rani yang masih terbungkus di balik BH yang ia kenakan. Dengan sedikit menggodanya mas Bayu meminta Rani untuk menaikkan BH tersebut.


Mas Bayu: Naikin dong Dek penutupnya yang ini,,!!

Ucap Mas Bayu meremas payudara Rani, sambil meminta Rani untuk membukakan payudaranya secara sukarela dan spesial untuk dirinya.


Rani: Ih dasar,, sengaja nih,, padahal tangannya udah disitu...huuuhh!!

Balas Rani sambil sedikit tersenyum genit, namun sesaat kemudian ia menuruti keinginan sang kakak ipar.

Rani: Tuh!! Suka gak istri adiknya bisa nakal begini???

"Tapi pelan-pelan jangan kayak kemarin ya!!"

Ucap Rani kembali mengingatkan mas Bayu.

Mas Bayu: Wow gila dek,, makin gede aja puting kamu?? Makin seksi loh.

Rani: Masa sih Mas??


Mas Bayu: Iya,, makin kenceng juga.!! Bener-bener Hot kamu dek!! Mas langsung ya??

Mendengar pertanyaan dari Mas Bayu tersebut rani hanya menganggukkan kepalanya, dan kini kepala Mas Bayu telah menempel pada dada rani.


Mas Bayu kini menghisap dan terus menjilati puting Rani tersebut dengan sangat bergairah, ia lakukan dengan juga meremas-remas payudara Rani dengan begitu gemasnya. Akibatnya desahan dari mulut Rani sesekali terdengar keluar dari bibirnya, tampak begitu sangat erotis posisi keduanya saat ini. Mereka layaknya sepasang ABG yang tengah memadu kasih, dengan mencuri-curi waktu bercinta di setiap tempat!. Saat itu Rani mengapitkan pahanya pada tubuh Mas Bayu yang kini berjongkok di depannya, Rani merasa hisapan Mas Bayu pada payudaranya membuat vaginanya bergetar dan ingin menerima sodokan di sana. Menyadari hal tersebut semakin suliat ia kendalikan, karena dari tadi dirinya terus menahan diri agar tidak mendesah. Rani segera meminta Mas Bayu Untuk menghentikan perbuatannya tersebut, dirinya khawatir tidak bisa mengontrol dirinya dan akibatnya bisa mengeluarkan suara yang dapat diketahui oleh penghuni rumah yang lain.

Mempertimbangkan hal tersebut sang kakak ipar memenuhi keinginannya, kini sang kakak ipar berganti posisi mengambil posisi duduk. Sementara kini Rani yang sebaliknya mengambil posisi berjongkok di hadapannya, mas Bayu membuka celana dan mengeluarkan penisnya dari sana. Kini setelah terbuka penis tersebut langsung dikocok oleh Rani sambil sesekali ia jilati kepala penisnya, mas Bayu dibuat gemas oleh kelakuan nakal Rani tersebut.

Ingin rasanya saat itu juga ia menggulingkan tubuh Sang adik ipar dan langsung menggenjot memeknya saat itu juga di sana, permainan mulut Rani pada penis mas Bayu benar-benar membuat dirinya tidak tahan menahan kenikmatan yang diberikan oleh Rani tersebut.Terlebih ketika ia mengingat betapa nikmatnya vagina sang adik iparnya tersebut ketika penisnya bersarang di sana, namun dirinya sadar bahwa saat itu tidak mungkin hal tersebut dilakukan di sini. Selanjutnya Mas Bayu meminta Rani memasukkan lebih dalam penisnya kedalam mulutnya.

"Sambil di kocok ya dek,,, mas udah mau sampe kayaknya"


Pinta mas Bayu kepada Rani.


Rani yang kini juga merasa bergairah tanpak memenuhi kemauan sang kakak ipar tersebut, tampak Rani yang berjongkok di hadapan sang kakak ipar mulutnya terus menhisap sambil mengocok penis sang kakak ipar. Mas bayu dibuat merinding dan juga mendongakan kepalanya keatas karena perlakuan sang adik ipar yang begitu nikmat tersebut, semakin tidak tahan kini tangan Mas Bayu menelusup masuk ke celah baju Rani. Sambil penisnya terus dihisapi oleh sang adik ipar, tangan Mas Bayu tak henti-hentinya meremas dan memainkan puting payudara Rani di balik bajunya. Saat sang kakak ipar mengatakan akan mencapai puncak kenikmatannya,

Rani dibuat merasakan kenikmatan yang sama pada saat itu, ingin rasanya saat itu ia minta sang kakak ipar untuk mengelus memeknya. Rani mengambil posisi berdiri sambil terus memegang penis mas Bayu. Merasa penisnya terus di genggam dan di tarik keatas oleh Rani, kini mas bayu juga ikut berdiri mengikuti keinginan Rani. Dalam posisi berdiri kini keduanya berciuman sambil mas bayu meremasi payudara Rani, sementara itu penis mas bayu terus di kocok oleh Rani. Merasa gairah tersebut semakin tidak tertahankan kini Rani menggenggam tangan mas Bayu yang terus menempel pada payudaranya, tangan mas bayu tersebut ia arahkan untuk mengelus vaginanya dari luar celana. Perlakuan tersebut membuat keduanya makin saling pangut bibir dengan ganasnya, namun tiba-tiba saat keduanya semakin hanyut dalam kenikmatan. Bahkan saat itu Rani membiarkan saja tangan mas Bayu yang telah menelusup kedalam Rok yang digunakan oleh Rani, tampak saat itu Rok yang digunakan oleh Rani telah terangkat hingga pantat Rani kini terekspos hanya tertutupi celana saja. Tiba-tiba dari dalam rumah keduanya mendengar anak Rani yang nomor dua memanggil Rani, suara tersebut terdengar begitu dekat dan telah keluar dari pintu di dapur tersebut. Lebih parahnya lagi saat itu juga terdengar suara Rudi yang anak tersebut dari ruang tengah kedengaran dari suaranya.
Menyadari hal tersebut kini keduanya bergegas menghentikan perbuatan mereka, lalu buru-buru keduanya berlarian masuk ke dalam rumah agar perbuatannya tidak diketahui oleh penghuni rumah yang lain.


Gairah yang telah memuncak dan tidak tersalurkan dengan sempurna tersebut kini membuat keduanya tampak gelisah, tampak keduanya saling beradu tetap diberbagai kesempatan di dalam rumah tersebut. Walaupun saat itu di dalam rumah Tengah berada keluarga besar mereka yang lain, baik Rani maupun Mas Bayu sesekali saling melempar tatapan dan senyum penuh arti. Terutama kini mas bayu yang semakin merasa gemas dan bergairah kepada sang adik ipar, mas bayu sempat mencuri kesempatan untuk sekali lagi memeluk curo-curi tubuh rani di dapur. Hanya sekejap saja mas bayu memeluknya, lalu kemudian mas bayu membisikkan di telinga Rani.


"Kapan-kapan kalau Rudi gak ada dirumah, kabarin ya dek!!"


Bisik mas Bayu di telinga.


"Enggak ihh,, udah gila kalau sampe gitu mas"

Balas Rani kepada mas Bayu.


Hingga tibalah kini Pada malam harinya, kini mereka semua berpamitan untuk pulang ke rumah masing-masing. Tampak saat itu Rani berpamitan dengan keluarganya begitu juga dengan keluarga yang lain. Rani dan sang suami beranjak pulang menggunakan mobil menuju ke rumah mereka, di dalam mobil Rani mengatakan kepada sang suami bahwasanya dirinya malam ini ingin kembali mengajak suaminya bercinta.

"Mumpung lagi berdua aja sayang,, ya kan?? Bisa bebas dong!! Hihiii"


Ucap Rani menggoda sang suami.

Rudi: Maksimal ya ma?? sambil cerita kayak kemarin ya??

Rani: Ighh papa, selalu mau nya gitu. Suka banget sih bahas begituan.


Rudi: Tapi enak kan sensasi nya ma??

Rani: Gak tau ihh,, malu kali pa mama dibahas terus.

Rudi: Iya mama sayang,,udah dirumah aja nanti.


Mendengar ajakan dari istrinya tersebut, tentu tidak akan dilakukan penolakan oleh Rudi. Tentu dirinya akan dengan senang hati memenuhi keinginan sang istri tersebut, terlebih kini dengan adanya titik kenikmatan bercinta yang baru yang dirasakan oleh pasangan tersebut. Yaitu sebuah fantasi yang telah terpenuhi ekspektasinya, hal tersebut kini membuat gairah keduanya seakan diperbaharui oleh sebuah rasa yang baru. Hingga kini tibalah keduanya dirumah mereka, Tampak saat itu di halaman rumah mereka tengah ada orang yang bekerja memperbaiki kabel listrik yang tertimpa pohon disana.




Pov Rani:

Malam dengan kegilaan yang tidak pernah disangka!!

Setelah malam itu aku pulang dari rumah mertua bersama suamiku, setibanya kami didepan rumah tampak disana ada para pekerja yang tengah membersihkan sisa2 dahan pohon yang tumbang dan mengenai kabel listrik.


"Untung udah kelar pah,, kalau enggak gelap-gelapan jadinya malam ini dirumah pah"

Ucapku kepada suamiku malam itu.

Aku yang malam itu terlebih dahulu turun dari mobil karena suamiku harus memutar kebelakang memarkirkan mobil di garasi yang letaknya di belakang rumah kami, saat itu aku yang berjalan masuk kedalam rumah dan akan melewati mereka yang kini tengah bekerja disana. Tetapi belum tiba aku disana, tampak ada seorang bapak-bapak yang tengah memegang kapak pemotong kayu melihat cukup terarah kepadaku, namun sesaat kemudian ia mengalihkan pandangannya dariku. Dengan sedikit aneh aku melihat kelakuan bapak-bapak tersebut, karena setelahnya ia tampak memberitahukan kedatanganku pada teman-temannya yang lain. Hal itu terbukti dengan kini mereka secara bersamaan dan bergantian menatap kearah aku yang berjalan mengarah ke mereka.


"Permisi pak,, wahh roboh ya pohon nya pak??"

Sepaku ramah dan berbasa-basi kepada mereka.


"iya buk,, itu pohonnya roboh sampe kena kabel listrik. Kami numpang ngasoh di teras ya buk, buat lurusin kaki lah sebentar nanti. soalnya ini mungkin lama baru kelar buk, motongnya pake alat begini ya lama"


Ucap salah seorang dari mereka yaang tampak kerjanya hanya mengawasi saja temen-temannnya yang sedang bekerja.


"Saya toto buk, saya yang ambil borongan kebersihannya. Yah itung" amal lah, biar gak bikin macet pohonnnya nutupin jalan. Saya mandorlah kalau istilahnya dan mereka ini yang kerja"


Ucap bapak-bapak yang baru aku ketahui ternyata bernama pak totok tersebut.


Aku: Ohh iya pak, makasih lho ya pak,, udah di beresin. Biar gak nutupin jalan juga Pak!


Pak toto : Iya buk, aman aja udah jadi kewajiban kami kok.

"Ibu tinggal dirumah ini??"

Lanjut Pak toto.

Rani: Iya Pak Saya tinggal di sini, dan itu suami saya.


Pak Toto: Oh iya Bu, nanti kami bilang juga sama suaminya ya?? Kalau kami numpang Ngasoh sebentar nanti di teras rumahnya.


Rani: Iya Pak Nggak apa-apa kok,, silakan aja.

"Nanti saya bikinkan kopi sama cemilan sekalian ya pak, habis hujan begini Siapa tahu bapak-bapak Pengen ngopi ya kan!!"


Aku menawarkan kopi kepada bapak-bapak di sana.


Pak Toto: Wah terimakasih sekali Bu,, dengan senang hati lah kami terima kalau ibu menawarkan kopi kepada kami. Memang hujan-hujan begini enaknya yang anget-anget bu. Hehehe


Mendengar kalimat dari Pak Toto tersebut seketika aku menangkap Maksud lain dari perkataannya tersebut, dia mengatakan hal tersebut sambil menatap lekat pada payudaraku yang tampak membusung di balik baju yang aku kenakan. Aku memperkirakan usia Pak Toto ini tidak terlalu jauh berbeda dengan usia kami, walaupun tergolong sedikit bertampang seram namun ternyata Pak Toto ini adalah sosok yang ramah ketika diajak bicara. Menyudahi obrolan kami malam itu, aku pamit kepada mereka untuk masuk ke dalam rumah dan akan menyediakan kopi serta cemilan untuk mereka.

Aku pun berlalu masuk ke dalam rumah, disana aku segera menyiapkan kopi dan beberapa kue kering untuk mereka yang tengah bekerja di depan rumah kami saat ini. Setelah semuanya aku persiapkan, ketika hendak keluar menuju ke depan rumah kami. Aku berpapasan dengan suamiku yang saat itu baru masuk ke dalam rumah, suamiku sempat menanyakan kepadaku tentang kopi yang aku bawa. Saat itu aku menjelaskan bahwasanya tadi aku sempat menawarkan kopi kepada mereka terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam rumah, dengan tiba-tiba Suamiku meminta aku untuk meletakkan kopi tersebut kembali di atas meja.

Suamiku: Sebentar aja Mah, dengerin Papa dulu Sayang.

Aku: Ada apa sih pah?? Kok kayak panik gitu???

Suamiku: Mama tadi Ngobrol apa sama mereka di depan?? Mama nyadar nggak sih tatapan mereka tuh kayak nafsu banget lihat mama??

Aku: Masa sih Pah?? Papa tahu dari mana?? Bukannya tadi papa di belakang ya??

Suamiku: Iya Papa memang di belakang, pas Papa mau ke depan itu loh dan pas mama mau masuk ke rumah nih. Mereka kayak lihatin ini mama terus.

Ucap suamiku sambil menepuk bokongku.

Aku: Terus kenapa Pah??

Suamiku: Godain Mereka aja yuk ma?? Kayaknya nafsu banget deh lihatin badan mama dari tadi!!

Aku: Godain gimana sih maksud papa??

Suamiku: Mama ganti pakaian gih,, yang seksi gitu loh Mah. Biar mereka makin suka lihat body mama.


Aku: Ih papa aneh-aneh aja,, jangan dong Pa. Belum berani Mama kalau sampai kayak gitu, pelan-pelan aja sayang. Lagian mama capek banget nih, habis ini mau langsung sama papa deh. Biar capeknya berubah jadi nikmat. Hihihi


Suamiku: Ya udah deh kalau gitu,, mama antar aja deh kopinya. Papa nungguin di kamar ya.


Aku: Iya,, mama Anterin dulu ya pak.

Setelah mengucapkan hal tersebut kepada suamiku, kini aku berlalu menuju ke luar rumah untuk mengantarkan kopi yang telah aku sediakan untuk mereka yang bekerja di sana. Setibanya aku di sana saat aku sedikit berjongkok meletakkan kopi tersebut di atas meja di teras kami, ketika aku berbalik badan dan mengarah melihat ke arah mereka. Saat itu aku melihat mereka semua kompak melihat ke arah aku yang tengah meletakkan kopi tersebut, aku merasa sedikit risih sekaligus aneh dengan apa yang mereka lakukan tersebut terhadap diriku. Namun saat itu aku hanya tersenyum dan berusaha untuk ramah kepada mereka.


Pak Toto: Wah makasih banget ini Bu, udah disediain kopi segala. Jadi betah Pengen ngopi nih kalau disini ada warung kopinya.

"Bukan mau kopinya tapi penjualnya kalau si bos mah"


Sahut salah satu bapak-bapak yang tengah bekerja memotong dahan pohon tumbang tersebut.


Pak Toto: Ah kang Dadang bisa aja nih,, kalau yang punya warung begini mah. Siapa coba yang nggak betah??

"Pahamlah kita Bos, hahaa"

Sahut Pak Dadang kembali.


Saat itu aku yang tengah berdiri di teras depan rumah kami merasa seakan menjadi tontonan bapak-bapak yang tengah bekerja, tampak mereka sering curi-curi pandang melihat ke arah tubuhku. Selalu saja, entah kenapa tatapan laki-laki begitu suka berlama-lama menatap payudaraku. tak terkecuali sosok dari Pak Toto ini, sejak awal aku merasa dirinya selalu berusaha mencuri-curi pandang ke arah payudaraku terus-terusan. Dirinya yang pada saat itu berdiri jauh dari posisi aku saat ini, sekarang mulai kembali mendekat seperti awal tadi aku tiba dirumah dan menyapa mereka. Bahkan kini Pak toto mulai berani terang-terangan menatap payudaraku didepan aku yang berdiri di hadapannya, semakin lekat dan semakin menampakan wajah gairahnya terhadap tubuhku. Merasakan hal tersebut aku menjadi sedikit ngeri karenanya, bukan apa-apa mungkin saja karena sosok pak toto ini yang terlihat begitu seram di wajahnya. Di tambah lagi dengan perawakan badannya yang tampak hitam dan kekar.


Semakin dekat!!

kini Pak toto tampak duduk di teras kami, tepat tidak jauh dari posisi aku berdiri saat ini.


Pak toto: Ibu dirumah berdua aja ya?? Anak-anaknya mana??


Aku: iyaa pak lagi berdua aja,, anak-anak lagi nginep dirumah neneknya.


Pak toto: ohh begitu,, pantes aja tadi keliatan buru-buru mau masuk rumah...hehehe... Ternyata...ya...Pahamlah..hehe.

Ungkap pak toto dengan wajahnya yang semakin terlihat menakutkan bagi aku.


Aku; Yaudah deh pak,, saya masuk dulu ya. Silahkan diminum kopinya pak.


Pak toto: Ehh iya makasih loh buk, maaf sudah merepotkan.


Aku: Enggak kok pak, gak repot. Biasa aja kol cuman kopi sama cemilan aja.


Pak toto: Kalau minta susu baru ngerepotin ya bu??


Ucap pak toto yang begitu membuat aku kaget. Karena ia mengucapkan hal itu sambil menatap lekat payudaraku dari posisi duduknya.

Aku sangat yakin,, bahwa saat itu ia dapat dengan jelas melihat gundukan payudaraku sari arah bawah, sejak awal duduk di posisi itu aku merasa tatapan cukup sering curi-curi pandang terhadap payudaraku.

Semakin Risih!!

Akhirnya aku kembali berpamitan kepada mereka untuk masuk kedalam rumah, aku masih berusaha menampakkan sikap ramahku kepada mereka.

Aku; Mari pak bapak-bapak saya masuk dulu ya.


"iyaa ibu makasih kopi sama susunya"

Jawab mereka kompak.

Aku semakin merasa risih mendengar ucapan mereka tersebut, sesaat kemudian aku melanjutkan langkahku untuk masuk kedalam rumah. Aku berjalan membelakangi mereka, saat itu aku merasakan tatapan mereka semua mengarah ke bokongku. Walaupun aku tidak melihatnya secara langsung, tetapi rasanya naluriku tidak salah.


Pak toto: Gelas sama toplesnya nanti gimana buk?? Kami gak enak kalau harus manggil ibu malam-malam buat balikin!


Ucap pak toto mengingatkan aku, sehingga hal tersebut membuat aku kembali berhenti dan berbalik menghadap kearah mereka.


Benar saja!!

Saat aku sudah dalam posisi membalikkan badanku, aku melihat tatapan mereka saat itu langsung berpindah dari tubuhku. Tampak saat itu mereka buru-buru mengalihkan pandangannya kearah lain, tapi tidak untuk pak toto. Saat itu ia tampak masih terus menatap kearah sana, tetapi kini bukan bokongku yang ia lihat, melainkan kini tatapan nya tentu mengarah ke vaginaku.


Aku: Udah biar aja disitu pak, besok pagi saya ambil.

Pak toto: ohh iya buk, baiklah. Saya juga sama kok, kalau lagi sama yang modelan kayak mbak pasti gak mau di ganggu juga. Hehhee


Ucapan dari Pak totot tersebut semakin membuat aku semakin risih, akhirnya kini aku menampakkan wajah sedikit kesal karena terus-terusan di goda mengarah ke sesuatu yang mesum oleh orang yang baru aku jumpai malam ini, dari ke 5 diantara mereka tidak satu pun aku mengenalnya. Sepertinya mereka hanya pekerja dan bukan orang asli sini. Wajar saja kalau saat ini aku tidak satupun mengenali dari mereka. sesaat kemudian aku segara masuk kedalam rumah, lalu aku masuk kedalam kamar dan langsung menemui suamiku disana. Tampak saat itu ia hendak keluar kamar hanya dengan menggunakan handuk.


"Mungkin saat itu ia telah telanjang di baliknya"


Benar saja!!

Saat aku sudah berasa di dalam kamar tanpak suamiku yang hanya berbaring dan ketika ia memelukku, aku merasakan batang penisnya yang menempel pada tubuhku sudah dalam posisi mengeras.

Suamiku; Gas yook ma??

Aku hanya tersenyum dan kini berbaring di sebalah suamiku, setelahnya suamiku langsung mencumbuku dan kembali mengajak aku untuk menggoda mereka. Tentu aku belum siap melakukannya, selain karena malu jujur saja aku merasa kurang nyaman dengan tatapan mesum bapak-bapak tersebut. Lagi pula jika akan melakukan hal tersebut ini adalah sesuatu hal yang benar-benar baru bagiku, dan aku belum sangat siap untuk itu.

"Mungkin karena aku belum mengenal mereka, biasanya akan lebih liar lagi tatapan yang aku terima dari setiap laki-laki pada tubuhku. Tetapi karena ini dari orang yang benar-benar asing aku menjadi tidak nyaman"




Mendengar aku kembali menolak ajakannya, kini suamiku tidak lagi berusaha mengajak aku untuk melakukannya. Dia mulai kembali mencumbuiku dan kini ia berusaha membuka baju yang aku kenakan.


Lanjut video. ..


Menahan desshan!!!

Malam itu aku kembali bercinta dengan suamiku, tetapi kali ini aku diajak oleh suamiku bercinta dengannya ketika ada orang lain yang berada di sekitar rumah kami. Tentu sangat mengkhawatirkan bagi aku, karena ketika dalam prosesi bercinta aku sangat sulit menahan desahan yang akan keluar dari mulutku.


Bukan karena kesengajaan, tetapi entah kenapa aku sungguh sangat sulit menahan sensasi rasa kenikmatan dalam bercinta sehingga desahan tersebut keluar begitu saja dari dalam mulutku.


Malam ini aku benar-benar merasa tersiksa sekaligus sangat nakal sekali, karena suamiku menyetubuhi aku di saat para pekerja yang membereskan tumpukan pohon di depan rumah kami masih berada di sana. Mereka membereskan sisa-sisa pohon yang tadinya roboh karena hujan yang cukup deras sebelumnya, saat itu mereka masih berada tepat di depan rumah kami. Bahkan sama-sama aku mendengar suara mereka berada pas di samping kamar kami juga, tapi suamiku seakan tidak memperdulikan hal tersebut dirinya seolah sengaja untuk menggoda bapak-bapak yang berada di luar sana dengan suara desahanku.


Aku cukup merasa nakal karena diajak suamiku berlaku seperti ini, mengingat pertama aku datang kembali ke rumah kami. Bapak-bapak yang berada di luar sana seakan begitu bernafsu melihat tubuhku, terutama tatapan mereka begitu lekat pada payudaraku. Membayangkannya aku berpikir mereka pastilah kini merasa semakin sangat bergairah, karena mendengar sosok yang dari tadi membuat mereka bernafsu kini tengah mendesah nikmat disetubuhi oleh suaminya. Cukup sulit aku menahan agar desahan tersebut tidak keluar dari mulutku, tetapi karena rasa nikmat yang aku dapatkan dari suamiku akhirnya mulutku tidak kuasa menahan keluarnya desahan tersebut.


Hal yang membuat aku semakin merasa sangat nakal sekaligus tertantang, ketika suamiku mengajak aku bercinta di depan ruang tamu rumah kami. Posisinya saat itu sangatlah dekat dengan bapak-bapak yang kini tengah duduk di teras kami, aku mendengar suara mereka Tengah berbicara sangat lantang pada saat ini. Kini mereka Tengah duduk bersantai sambil menikmati kopi yang tadi aku sediakan untuk mereka, saat itu aku sangat yakin bahwasanya desahanku pastilah terdengar oleh mereka.

Pikiran nakalku muncul!!

"Apakah saat ini mereka merasa semakin bernafsu kepada diriku?? Karena kini mereka benar-benar mengetahui bahasanya sosok yang tadi membuat mereka bernafsu tengah mendesah liar dan terdengar oleh mereka!!"

Aku yang saat itu merasakan sudah tidak tahan lagi menahan desahan dari mulutku, kini mengajak suamiku untuk kembali masuk ke dalam kamar kosong yang berada di bagian depan rumah kami. Berada di sini tentunya desahanku masih bisa dengan jelas terdengar oleh mereka, tetapi rasanya agar lebih parah jika aku mendesah dengan liarnya dan terdengar oleh mereka di ruang tamu rumah kami ini. Suamiku memenuhi keinginanku, akhirnya kini kami berpindah bercinta di dalam kamar. Di sana Aku mendesah dengan bebasnya, aku mengeluarkan semua rasa yang tadi sempat aku tahan-tahan agar tidak keluar sepenuhnya dari mulutku.


Semakin parah!!


Di sana suamiku meminta aku untuk kembali menaiki dirinya, suamiku meminta aku posisi woman on top. Posisi ini merupakan posisi di mana penis akan suamiku menyodok dengan begitu dalamnya di vaginaku, sehingga hal tersebut membuat desahan dari mulutku akan semakin terdengar liar adanya. Terakhir suamiku mengajak aku bercinta dalam posisi berdiri sambil memegang tembok, yang mana tembok tersebut berbatasan langsung dengan teras rumah kami yang sekarang ini digunakan sementara oleh bapak-bapak tersebut untuk beristirahat.


Saat itu aku sudah tidak terlalu peduli lagi akan apa yang mereka pikirkan tentang diriku, aku tidak peduli lagi dan saranku yang kini mungkin akan terdengar jelas oleh mereka. Saat itu aku benar-benar menikmati genjotan yang diberikan oleh suamiku dari arah belakang, sampai akhirnya percintaan kami malam itu berakhir dengan Suamiku mengeluarkan rumahnya di dalam vaginaku.


Belum berakhir!!!

Setelah malam itu suamiku tubuh ikut dengan kondisi yang demikian, kini Ia Malah berniat meninggalkan aku sendiri di dalam rumah. Suamiku mengatakan dia ingin pergi keluar rumah sebentar saja, mungkin hanya sekitar satu jam katanya.

Suamiku: Sayang papa keluar dulu ya?? Nanti pas Mama ambil gelasnya, mama lihat deh reaksi mereka kayak gimana!! Pasti mereka tahu tuh Mama habis setubuhi sama papa. Kira-kira mereka makin nafsu nggak ke Mama,, mau ya sayang?? Nanti ceritain ke papa deh!! Habis itu baru kita ngewe lagi Sayang. Pasti sensasinya nikmat banget pas Papa dengar cerita mama, papa yakin tatapan mereka ke Mama pasti bakal bertambah liar deh!!


Ucapan suamiku tersebut sunggu sangat membuat aku terkejut, karena Tentu saja aku akan sangat malu saat ini untuk keluar rumah mereka. Pastilah mereka tadi dengan sangat jelas mendengar suara desahanku ketika aku Tengah disetubuhi oleh suamiku, saat ini aku membayangkan pastilah pikiran mereka benar seperti apa yang dikatakan suamiku akan bertambah liar menilai diriku.

Aku: Aduh papa udah deh,, jangan aneh-aneh Pah. Bisa-bisa mama perkosa kalau mau Papa tinggalin sendirian di rumah. Udah tau mereka denger banget kok desahan Mama tadi, malah sekarang Papa mau tinggalin mama sendirian sama mereka di sini. Pakai disuruh ambil gelas lagi!! Gimana kalau mama diperkosa coba??

Suamiku: Jangan mau lah Sayang kalau diperkosa,, mama layanin aja dong satu-satu!! Hehehe


Aku: Ih papa udah gila kali ya,, mereka berlima papa. Bisa nggak mau bangun Mama disetubuhi mereka rame-rame begitu.


Suamiku: Masa sih Mama nggak kuat??

Aku: Ya enggaklah papa,, masa berlima sih?? Berdua kayak kemarin aja Mama rasanya kewalahan banget,, aduh kalau beneran terjadi Mama gak kebayang deh pa!!! Bisa Beneran nggak bangun Mama kalau disetubuhi mereka rame-rame gitu.

Suamiku: Enggak kok Sayang,, mereka nggak bakal berani macam-macam lah. Paling Mama cuman digodain aja kok, papa cuma mau lihat itu sayang. Bukan mau lihat mama di ewein mereka berlima, dan rasanya itu nggak mungkin saya yang terjadi.

Aku: Iya sih Mama tahu,, tapi kan kemungkinan itu tetap ada papa. Pokoknya jangan Ah Mama nggak berani.

Saat itu suamiku terus memaksa aku agar menuruti apa yang ia inginkan tersebut, suamiku beralasan bahwa ini hanya untuk memenuhi fantasinya kembali. Cukup lama kami mendiskusikan hal tersebut dalam kondisi bertelanjang bulat pada badan kami, di tengah pembicaraan kami yang belum menemukan titik sepaket tersebut. Kini tiba-tiba suamiku kembali menaiki tubuhku, yang menghisap payudaraku dan kembali menjemput diriku enggak aku kembali merasa bergairah. Tetapi dengan tiba-tiba pula kini suamiku menghentikan perbuatannya tersebut, lalu ia meminta aku untuk kembali memenuhi keinginannya tersebut.


Suamiku: Tuh kan Mah bener apa papa bilang kan?? Nikmat banget sensasinya sayang, mama mau ya?? Nggak bakal terjadi kok mama tenang aja, nggak bakal berani mereka tuh ngewein mama paling-paling cuman ngomong jorok sama Nathan nakal aja kok!! Iya sayang?? Mau ya??

Merasa lelah karena terus dipaksa oleh suamiku, kini dengan setengah hati dan ragu-ragu aku mengiyakan permintaan suamiku tersebut.

Aku: Terus mama harus ngapain nih??

Suamiku: Nanti mama,, pas Papa mau pergi nih!! Papa nanti perginya Naik motor aja sayang, nah Mama antar deh tuh papa ke depan. Kayak pamitan gitu loh Ma, udah kayak gitu aja!! Nggak aneh kan??


Aku: Sekalian Mama ambil gelas kopinya nih Pah?? Tapi kalau mereka masih mau minum kopi, mama tinggalin aja gelasnya ya Mama langsung masuk aja.!! Gimana Pa??

Suamiku: Pokoknya nanti, begitu Mama udah anterin Papa nih ke depan. Setelah itu bebas deh terserah mama, mau langsung masuk atau mau ngobrol dulu sama mereka. Mama atur aja lah pokoknya gimana,, oke ya Sayang??

Aku: Hmm.. Ya udah deh Pah mama ngikut,, tapi Papa jangan lama-lama perginya. Masa dibiarin gantung gini yang udah dimulai??

Ucapku sambil menggosok belahan vaginaku yang mulai becek kembali karena tadi sempat mendapatkan sedikit rangsangan dari suamiku.

Suamiku: Tenang Sayang,, kontol salah satu diantara mereka atau bahkan semuanya pasti mau banget kok kalau mama kasih itu..hihiii... Tinggal pilih aja Sayang ada lima kok!!

Aku: Ih papa bener-bener udah kelewatan deh,, masa istrinya mau dikasih ke bapak-bapak itu sih??? Emang tega Pah lihat mama digituin sama mereka??

Suamiku: Kalau mama nikmatin!! Ya Papa izinin dong Sayang.. cuppp.

Suamiku sambil kini ia mengecup bibirku kembali.

Aku: Ya udah Papa jangan nyesel ya kalau mama,, sampai digituin sama mereka. Pokoknya Papa nggak boleh ngambek ataupun marah, kalau mama sampai harus begituan sama mereka. Sepakat ya sayang??

Suamiku: Oke,, ayo sayang kita siap-siap.

Saat itu suamiku langsung mengenakan pakaiannya kembali dan begitu juga dengan diriku, tetapi saat ia telah siap kembali dari kamar mandi dan masuk kembali di dalam kamar. Suamiku sempat protes dengan pakaian yang aku gunakan saat ini, selain itu aku kembali mengenakan celana panjang beserta baju lengan panjang lengkap dengan jilbab di kepalaku. Ternyata pakaian yang aku gunakan saat ini diminta untuk diganti oleh suamiku.


Suamiku: Mama gimana sih?? Masa pakai yang begituan?? Pakai santai aja Sayang kayak mau tidur gitu loh.

Aku: Ih papa,, masa sih sampai begitu banget?? Tahu sendiri lah kalau mama pakaian kayak gitu tanggapan mereka lihat mama kayak gimana!! Bisa-bisa mama benar-benar digituin sama mereka pa!!

Suamiku: Enggak,, itu perasaan Mama aja kok!! Nggak akan berani lah sayang, udah deh mama Ganti Dek bajunya. Udah malam ini Sayang jangan buang-buang waktu. Ayo!!

Aku: Ih sayang,, kok gitu sih??

Suamiku: Udah Sayang nggak ada waktu buat berdebat loh,, ayo ayo cepet!!

Menuruti Apa yang diucapkan oleh suamiku, kini aku mengganti pakaianku dengan pakaian tidur yang biasa aku kenakan. Dengan susah payah aku memilih pakaian yang saat itu bisa benar-benar menutupi tubuhku, namun nyatanya sangat sulit. Karena notabene pakaian tidur yang aku miliki walaupun tertutup, tetapi cukup press dengan bentuk tubuhku sehingga dengan pakaian tersebut kini rasanya bentuk tubuhku dapat tergambar dengan jelas di baliknya.

Aku: Yakin nih Papa suruh mama pakaian begini?? Kebuka banget lo ini sayang!! Tuh lihat nenen mama,, kek mau loncat aja kalau pakaiannya kayak gini loh!!!

Suamiku: Udah nggak kok,, itu kan namanya pakaian tidur sayang. Mama aja yang terlalu berlebihan, mereka maklum kok kalau Mama di rumah pakaian kayak gitu. Nggak mungkin lah Mama disangka sengajain juga dengan mereka liat mama gunain pakaian itu,, ya kan??

Aku: Ya udah deh ngikutin Papa aja lagi,, tapi kalau sampai Mama kenapa-kenapa nih!! Papa tanggung jawab ya??

Suamiku: Tanggung jawab gimana sih maksudnya ma? Emang Mama pikir Mama bakal diapain sama mereka??

Aku: Di ewe sama mereka Nanti mama yang ada,,hihiii

Ucapku saat itu menggoda suamiku yang tampaknya begitu bersemangat menyuruh aku mempertontonkan tubuhku ini kepada bapak-bapak di depan rumah kami sana, tetapi ternyata itu adalah sebuah kesalahan yang aku buat. Kini malah suamiku semakin tidak karuan setelah mendengarkan ucapan tersebut dari mulutku, tiba-tiba dia malabar tubuhku dan membaringkan aku di atas kasur. Suamiku dengan sangat bergairah kembali mencumbu diriku hingga Ia membuka baju yang aku kenakan kembali, tidak sulit karena baju yang aku gunakan kini adalah baju setelan kimono dengan hanya pengikat tali pada pinggangnya. Terpampanglah sudah kini tubuh telanjang ku di hadapan suamiku, sempat aku merasa cukup senang karena sepertinya suamiku bakal mengurungkan niat tersebut dan kini Mungkin ia akan melanjutkan persetubuhan kami di ronde yang kedua. Tetapi nyatanya aku salah kembali, setelah itu ternyata suamiku kembali menghentikan kegiatannya dan meminta Aku melakukan hal yang lebih gila lagi.

Suamiku: Mama nggak usah pakai ini!! Langsung bajunya kayak gitu aja deh.

Ucap suamiku sambil melempar jauh BH yang tadi aku gunakan.


Aku: Ih Papa apaan sih?? Malah makin menjadi-jadi nih!! Masa mama disuruh nggak pakai BH sih sayang??

Suamiku: Udah pokoknya ikutin aja,, apa sekalian Papa suruh nggak pakai celana dalam nih???

Aku: Eh jangan...jangan...jangan...pa!! Ya udah deh mama ikutin kemauan papa!!

"Kalau mama diewe sayang?? Gimana??"


Ucapku yang saat itu Tengah memeluk tubuh suamiku sambil membisikan kata-kata tersebut di telinganya.


"Mama nikmatin aja lah sayang,, suka kan??"


Balas suamiku.


Setelah itu kini suamiku melepaskan pelukannya dari tubuhku, kini ia bersiap untuk keluar rumah dan mengajak aku untuk ikut mengantarnya hingga sampai ke depan teras. Sesampainya di sana suamiku sempat sedikit berbasa-basi dengan bapak-bapak yang tampak Tengah beristirahat di teras kami, kehadiran kami saat itu tampak disambut dengan tatapan yang agak lain dari mereka oleh mereka.


"Habis enak-enak nih ye!!"

Seolah-olah kata depan mereka menggambarkan kata-kata tersebut kepada kami.

Suamiku: Saya permisi dulu ya pak!! Sedang ada kerjaan sebentar.

Ucap suamiku berpamitan kepada mereka, dengan kompak saat itu mereka menjawab perkataan dari suamiku.

"Iya Pak hati-hati"


Jawab mereka secara bersamaan.

"Iya Pak jalannya licin!! Becek banget kayaknya"

Lanjut Pak Toto seorang diri sambil tersenyum.


Saat itu aku menangkap maksud lain dari perkataan Pak Toto tersebut, perkataan yang seolah-olah menggambarkan Maksud lain dengan mengumpamakan sebuah kata "Jalan".


"Iya pak terima kasih"

Jawab suamiku dengan Rama.

Setelah itu suamiku juga pura-pura berpamitan kepada diriku.

Suamiku: Sayang Papa pergi dulu ya!! Mama nggak papa kan sendirian di rumah?? Lagian nanti ada bapak-bapak ini juga kok, kalau mereka perlu apa-apa juga mungkin bisa bantu.!!

Aku: Bantuin apa sih Pah?? Masa mama disuruh ikut motongin pohon juga sih??

Suamiku: Bukan dong Sayang,, kalau seandainya mereka perlu kopi lagi atau alat-alat yang lainnya buat motong pohon lho,, itu kan di gudang belakang banyak Sayang ada semua kok alat-alatnya!!


Balas suamiku seakan-akan benar-benar yakin ingin membuat aku terus bertemu dengan mereka.

Aku sedikit kesal dengan tawaran suamiku tersebut, karena dengan menawarkan hal tersebut kepada mereka tentu kini aku merasa suamiku seakan memberikan jalan kepada mereka untuk memanggil aku yang nantinya akan masuk kedalam rumah.

"Bisa saja mereka memanggil aku sewaktu-waktu"

Begitulah pikiranku semakin mengkhawatirkan kondisiku saat ini.

Pak toto: Iyaa pak terimakasih,, nanti jika kami butuh apa-apa kami panggil aja ibu nya kalau belum tidur.

Balas Pak toto, seakan meng'amini perkataan suamiku.

Tampak saat itu aku melihat ekspresi suamiku yang seoalah begitu senang karena telah berhasil mengerjai diriku, tampak sedikit senyum mengejeknya ketika ia hendak berpamitan dengan diriku.

Suamiku: ma,, papa pergi dulu ya.

Ucap suamiku sambil mengulurkan tangannya untuk bersalaman denganku.

Dengan sedikit kesal aku menyambut uluran tangan suamiku, dan kini aku juga berbalik membalas perlakuannya kepadaku.

"Hati-hati ya papa,, jalannya licin lho kayak kata bapak tadi, apalagi abis ujan gini, nanti papa kedinginan. Cepet balik ya kalau papa kedinginan"


Ucapku sambil sedikit menampakkan senyum nakal menggoda dirinya.


Tetapi tampaknya selain suamiku, bapak-bapak yang kini berada di teras rumah kami juga ikut tergoda dengan perkataanku barusan. Saat itu terlihat olehku salah satu dari mereka tampak menepuk bahu temannya, lalu sang bapak berkata.

"Tuh Pak,,, enak kan kalau punya istri!! kalau kedinginan disuruh balik kerumah, lah bos kita ini lhoo?? hahaha...kalau kedinginan ya sama guling aja bisanya"


Ucap bapak tersebut seolah mengejek boss mereka yang ternyata adalah Pak toto.

Pak toto: Ahhh kampret...Hahaha..bisa gawat kalau bahas yang begituan disini. Jadi kebayang lah..hahaha.


"Cepet kawin lagi makanya boss hahaha"

Tampak saat itu mereka saling bersahut-sahutan saling mengejek bossnya.


Melihat hal tersebut aku dan suamiku hanya tersenyum menanggapinya, lalu suamiku kembali mengulangi pamit kepada mereka dan kini berjalan mengarah ke motornya. Sesaat kemudian suamiku berlalu pergi benar-benar meninggalkan aku dirumah bersama bapak-bapak tukang disini, kini aku harus menghadapi mereka semua dengan kondisi aku yang tidak mengenaakan BH di balik baju yang aku kenakan.

Sesaat setelah melihat suamiku menghilang dari pandanganku, saat itu aku hendak pamit kepada mereka disini untuk masuk kedalam rumah. Tetapi tampak pak toto saat itu sedikit menahanku dengan upayanya mengajak aku berbicara.


Pak toto: Malam-malam begini mau kemana suaminya buk?? Ehh..iya maaf sebelumnya, dari awal kita belum tau nama ibu. Padahal udah di bikinin kopi kayak gini kan,, siapa namanya buk??

Ucap pak toto mulai mengajak aku berbicara.


Aku: Saya Rani bapak-bapak,, Perkenalkan.

"Ohhh Rani"

Jawab bapak-bapak yang lain juga secara bersamaan.


Pak toto: Ohh ibu Rani tohh,, makasih ya bu, sekali lagi kopi sama cemilannya. Jadi bisa istrhat sambil ngopi deh kami semua, malam-malam abis ujan gini orang pada malas jualan.

"Iyalah boss, enaknya kelonan kalau ujan begini mahh..hahaha"


Celetuk salah satu dari mereka.


Pak toto: Husshh kalian ini,, kenapa dari tadi bahas itu terus sihh?? Mentang-mentang abis dengerin nyanyian merdu ibu Rani tadi nih pasti!!!

Ucapan tersebut keluar dari mulut Pak toto dan tentu saja aku paham maksud kata 'nyanyian' yang dimaksudkan oleh pak toto, yang tentu artinya adalah Desahanku tadi ketika bercinta dengan suamiku.


Menyadari hal tersebut aku menjadi sangat malu sekali dihadapan mereka, memang ini semua karena ulah suamiku yang seakan sengaja membuat desahnku sampai terdengar keluar rumah. Kini aku harus menahan malu karenanya, benar ternyata desahanku tadi terdengar sampai ke telinga mereka. Akibatnya kini aku hanya bisa tersipu dan berdiam kaku berusaha mengelak dari tuduhan mereka.


Aku: Ehhh..saya gak pandai nyanyi kok pak,, lagian tadi saya gak ada nyanyi kok didalam rumah.

Aku berusaha pura-pura tidak memahami ucapan mereka tersebut, tetapi ternyata aku salah perhitungan.


"Masa gak bisa buk,, orang kedengaran sampe sini kok,, itu lho boss saya sampe kayak mau nempel telinganya di pintu sana,, karena pengen dengar lebih jelas. Habis itu gak tau kenapa, dianya bolak-balik ke bagian belakang rumah ibu. Di cek deh nanti bu, siapa tau ada yang lengket-lengket tumpah..hahaha"


Celetuknya semakin berani terang-terangan mengutarakan hal tersebut kepadaku.

Untung saja saat ini pak toto tampak tidak ingin memperpanjang guyonan mesum mereka, sehingga kini Pak toto memerintahkan mereka kembali bekerja.

"Udahh-Udah kalian ini,, bahas yang kayak begituan di depan orangnya, ya gak sopan lah!!! Udah beresin deh itu dulu,, abis ini kita balik!!"


Ucap pak toto dengan nada tingginya, tampak mereka semua begitu takut ketika pak toto memarahi mereka. Segara saat itu juga mereka kembali bekerja, lalu kemudian tampak saat itu mereka tidak banyak bicara lagi dan hanya fokus bekerja. Saat itu aku berpikir, ternyata wajar saja sejak tadi bapak-bapak yang lain tampak tidak berani menimpali temannya yang mengejek pak toto yang kini sedang tidak punya pasangan, ternyata pak toto ini adalah sosok yang galak dan ternyata lebih ceplas-ceplos mulutnya jika sudah dalam keadaan marah.

"Ngentot aja yang dibahas,, kayak pelermu gede aja,, sampe segitu nafsunya sama bu Rani. Berani-beraninya lagi pake ngaduin aku tadi sempat ngintip ke dalam segala!! Apa mau aku hajar disini?? hahhh??" Kenapa kalau aku nafsu dengar desahannya ibu Rani?? Apa kamu enggak nafsu walaupun sudah punya istri?? Apa istrimu bisa mendesah dengan liar begitu?? Ku pecahkan kepalamu nanti!!!

Tampak saat itu pak toto begitu emosi dan mendekat kearah bapak tersebut.

Saat itu juga aku merasa sangat malu dengan apa yang diucapkan oleh pak toto barusan,, dengan jelasnya dia bisa mendeskripsikan desahan yang keluar dari mulutku.

"Ini semua karena ulah suamiku!! Awas aja nanti pas dia balik!!!"

Cukup dibuat kesal aku saat itu dengan apa yang di perbuat oleh suamiku, hingga kini keadaan dirumah kami jadi begini.

"Udah-udah boss, mungkin dia khilaf!! Jangan terlalu di ambil hati, maklum udah malam. Kita semua sama-sama capek"

Ucap bapak yang tampak lebih tua dari Pak toto, bapak tersebut berwajah sedikit kalem dengan badan kurusnya tetapi dengan beraninya dia melarang Pak toto sambil mendorong kencang badan Pak toto untuk menjauh hingga tampak Pak toto terdorong kebekalang. Aku sempat ketakutan dan berlarian masuk kedalam rumah, tetapi aku tidak langsung menutup pintu. Aku sempat ingin menyaksikan, lebih tepatnya mencegah agar tidak terjadi keributan karena tadi sedikit banyak pak perlakuan Pak toto tersebut karena usahanya membela aku. Lagi pula jika keributan ini benar-benar terjadi maka itu terjadi didepan rumah kami, dan jika di runtut permasalahannya.

"Maka masalahnya adalah karena suara desahanku yang terdengar oleh meraka"

Sungguh sesuatu yang akan sangat memalukan jika semua sampai benar-benar terjadi.


"Kamu berani sama aku pak maman??"

Ucap pak toto yang tampak kesal mendapatkan dorongan dari Pak maman tadi.

"Aku bukan berani, tapi setidaknya kamu tau aku!! Udahlah,,"


Ucap bapak tersebut malah semakin mendekat kepada Pak toto.

"Boleh lah kalau mau dicoba pak maman!!"

Balas Pak toto semakin emosi.

Saat itu aku benar-benar panik dan sepertinya perkelahian diantara mereka benar-benar akan terjadi saat ini, akhirnya aku mulai bersuara dan berusaha menghentikan sebelum semuanya terjadi.


"Bapak-bapak!! Udah dong jangan jadi begini,, gak enak sama orang ribut malam-malam begini,, Jangan ya??? Tolong!!"


Ucapku meneriaki mereka dari depan pintu.


Pak maman: Udah ibu tenang aja,, saya gak akan mau kok ribut sama dia, dan saya yakin dia juga. iya kan to??

Ucap pak maman seolah sangat yakin!!

Tampak saat itu pak toto hanya diam saja sambil tangannya terus mengepal dan menatap tajam kearah pak maman.

Pak maman: Udah lah to, kita sama-sama tau gimana kita, selama ini aku udah banyak ngalah sama kamu. Tapi bukan berarti aku takut!!

"Bu Rani saya minta tolong ya,, boleh kan ajak pak toto masuk sebentar kedalam rumah?? Jangan khawatir sebentar aja kok, dambil dikasih Air minumlah. Kami disini kebetulan air putihnya udah habis. biar dia lebih tenang juga"

Lanjut Pak maman, kini ia memintan aku untuk mengajak Pak toto masuk kedalam rumah kami.


Memikirkan hal yang buruk bisa saja terjadi jika Pak toto masih berada diluar rumah dengan emosionalnya yang masih memuncak, aku merasa saran dari Pak maman tersebut memang benar adanya.


Aku: Yasudah,, ayo pak sini duduk diruang tamu aja.

Ucapku menyetujui saja saran dari Pak maman barusan.


Pak maman: Terimakasih buk,,

"Udah sana tenangin dirimu, kamu kalau disini terus aku tau gimana emosi kamu. Bisa-bisa benar kejadian, kita bukan lawan to"


Lanjut Pak maman menarik kencang tangan pak toto dan membawanya berjalan masuk kedalam rumah kami.


"Silahkan duduk pak,, saya ambilkan air putih sekalian untuk bapak-bapak juga"

Jawabku mempersilahkan pak toto dan juga Pak maman untuk duduk diruang tamu rumah kami.


Lalu aku membawakan minuman air putih gelas untuk mereka, dan mempersilahkan mereka untuk minum terlebih dahulu.

"Silahkan pak"

Ucapku saat memberikan minum kepada meraka.

Tampak Pak toto saat itu masih hanya diam saja dengan wajahnya yang masih tampak emosi.

"Terimakasih ya bu, malah kami semakin merepotkan. Air putihnya saya bawa keluar dulu ya?? Pak toto biar disini dulu sebentar sampai dia tenang. Saya yakin kalau sama bu Rani dia gak akan emosi lagi"

Jawab Pak maman menanggapi tawaran tadi.


"Iya pak silahkan"

Jawabku sekenanya, kemudian aku melihat pak maman yang kini berjalan keluar membawa air putih yang dia inginkan.

Tinggal berdua saja di dalam rumah kami!!



Kini aku hanya tinggal berdua saja bersama dengan Pak toto di ruang tamu rumah kami, tampak saat itu pak toto masih berdiam diri disana. Tetapi kini tampak wajahnya sudah tidak menampakan emosionalnya lagi, sehingga aku mulai berani mengajaknya berbicara.


Aku: Pak toto,, Udah ihh jangan pake marah-marah segala. Serem tau Pak!!

Ucapku memulai pembicaraan dengannya, pak toto sedikit tersenyum menanggapi perkataanku barusan.

Pak toto: Iya buk,, maaf ya udah bikin ibu ketakutan. Maafkan juga perkataan teman saya tadi.

Aku: iyaa pak,, Udah gak apa-apa kok!!

Pak toto: Terkhusus saya!! saya mohon maaf bu, karena tadi memang benar apa yang dikatakan teman saya. Saya sudah kurang ajar sama ibu dan suami, tapi sungguh semuanya terjadi tanpa niatan saya kok!!


Aku: iyaa pak udah gak apa-apa,,!!

Di balik jawaban "tidak apa-apa" tersebut, kini aku harus menerima kenyataan bahwa ternyata tadi Pak toto telah melihat langsung aku bercinta dengan suamiku.

"Tetapi liat dari mana?? Emang dia ngintip dari mana?? Mungkin hanya suara desahanku saja yang dimaksudkan oleh pak toto"


Rasa penasaran akan hal tersebut akhirnya membuat aku semakin penasaran ingin mengetahui kebenarannya.


Pak toto; maafkan saya nekat buk, awalnya saya hanya tidak sengaja mendengar suara desahan ibu dari dalam kamar, dan selanjutnya maka terjadilah saya mengintip tadi!! Tolong jangan laporkan sama suaminya ya bu?? Saya jadi gak enak!! Ini saya katakan berhubung ibu sudah mengetahuinya dari teman saya tadi.


Aku: Emang bapak lihatnya dari mana?? Atau cuman suara saya aja yang kedengeran??

Aku semakin penasaran dengan apa yang dikatakan oleh Pak Toto barusan kepada diriku, hingga timbul keberanian di dalam diriku untuk menanyakan hal itu secara langsung kepadanya.


Pak Toto: Sekali lagi saya mohon maaf kepada ibu, saya melihatnya dari ventilasi kamar ibu dengan menaiki tangga yang ada di dekat sana. Maafkan saya ya Bu??


Pernyataan Pak Toto tersebut membuat aku sangat terkejut, karena dengan begitu nekatnya dia sampai melakukan hal tersebut.

Aku: Berarti bapak lihat secara langsung dong?? Masa sih Pak?? Ihh bikin malu aja deh!!

Pak Toto: Iya Bu Pokoknya saya,, memohon Maaf yang sebesar-besarnya atas perlakuan saya tersebut. Jujur saya merasa begitu terangsang ketika mendengar suara desahan ibu yang terdengar begitu menggairahkan di telinga saya, akhirnya saya nekat melakukan untuk melihat langsung ke dalam kamar ibu.


Aku: Bapak lihat langsung beneran?? Secara langsung gitu??

Pak Toto: Iya Bu,,, saya lihat pas Ibu lagi naikin atas bapaknya tadi.


Aku sangat terkejut ketika mendengar Pengakuan dari Pak Tato tersebut, wajahku terasa panas pada saat itu. Ketika mendengarkan pengakuan Jujur dari Pak Toto tersebut.

Aku: Lama lihatnya bapak??

Pak Toto: Saya melihatnya sampai Ibu berjalan berpelukan bersama suami Ibu menuju ke ruang tamu??

Lagi-lagi aku dibuat sangat terkejut dengan pengakuan dari Pak Toto tersebut, jika ia melihat sampai bagian tersebut berarti cukup lama ia melihat apa yang aku lakukan bersama suamiku ketika bercinta di dalam kamar kami tadi.

Aku: Bapak lihatnya mulai dari bagian mana??

Aku semakin merasa penasaran ingin mengetahui sejauh mana pak Toto menyaksikan semuanya.


Pak Toto: Sejak dari situ saja Bu, sejak Ibu menaiki di atas badan suaminya sampai dengan momen yang saya sampaikan tadi.


"Maafkan saya bu, saya jujur mengakui bahwa saya ini seorang duda. Sejak awal saya sudah sangat tertarik ketika melihat ibu turun dari mobil bersama suami Ibu tadi. Jujur saja saya menyukai bentuk tubuh ibu, terlebih Ketika saya mendengar suara desahan ibu saat sedang
diewe suami ibu. Saya semakin penasaran ingin melihat bentuk tubuh ibu secara langsung, sekali lagi maafkan saya ya??"


Pak Toto melanjutkan perkataannya dengan sangat jelas mengenai ketertarikan dirinya terhadap diriku, aku sebenarnya bukan tidak merasakan hal itu sejak awal. Semenjak pertama kali aku turun dari mobil, pak Toto ini tampak berusaha mencuri-curi pandang ke arah payudaraku secara terus-menerus. Dari pak Toto tersebut kini aku hanya bisa berdiam diri dan tidak bisa berkata apapun lagi menanggapi pernyataan dari Pak Toto, tetapi rasa penasaran tentang betapa jelasnya desahanku terdengar hingga keluar rumah tadi kini juga semakin kuat menghantui pikiranku.


Aku: Emang kedengaran banget ya pak desahan saya tadi??

Ucap Rani mempertanyakan hal sudah begitu jelas diakui oleh pak toto tadinya.

Akhirnya Fantasi kembali terwujud dengan sedikit lebih ekstrim.

*Prosesi Rudi mengintip sang istri diekse oleh pak tukang terlampir dalam video*


CERITA ISTRIKU DAN "ASSET"NYA END DI BAGIAN INI YA SUHU, DAN MUNGKIN AKAN BERLANJUT DENGAN KEHADIRAN CERITA JUDUL BARU YANG SUDAH DIKEMAS.

SENGAJA ANE UP SEDIKIT PANJANG DAN INI ADALAH CERITA VERSI PREMIUM, SEBAGAI PERSEMBAHAN TERAKHIR DARI CERITA INI.

TERIMAKASIH PARA SUHU DAN OM MOMOD, TELAH BERPARTISIPASI AKTIF DALAM DALAM CERITA INI.

SEE YOUU....