Tuesday, March 31, 2020

Berselimut Nafsu

Aku inneke koesherawaty, seorang artis yang telah berumah tangga, suamiku bernama fahmi darmawansyah seeorang pengusaha. Dari pernikahan ini aku memiliki 2 orang anak, mereka saat ini sudah bersekolah di sekolah dasar. Setiap pagi aku selalu menyempatkan untuk mengantar kedua anakku berangkat ke sekolah, hal ini ku lakukan agar mereka selalu merasa mendapatkan perhatian yang besar dari orangtuanya.

Hubunganku dengan suami pun berjalan dengan hangat dan harmonis tanpa adanya gosip – gosip aneh yang menyerang kehidupan rumah tangga kami. Walaupun dulu aku adalah seorang artis yang sering berperan dalam film panas, namun kini aku telah bertobat dan mengenakan pakaian yang tertutup dan juga berhijab.

Pagi ini aku memulai hari dengan kegiatan rutin untuk mengurus dan menyiapkan segala keperluan keluargaku, mulai dari menyiapkan sarapan, menyiapkan perlengkapan kerja suamiku dan mengurus keperluan kedua anakku untuk sekolah.

Setelah kami semua selesai sarapan, aku pun mengantar suamiku hingga ke mobilnya yang akan di pakai menuju ke kantor tempatnya bekerja.

“papa berangkat dulu ya ma,..” ujar suamiku di depan pintu mobil

“iya pa, hati – hati nyetir mobilnya, jangan ngebut – ngebut …” ucapku

“ oke ma, nanti kamu juga hati – hati ya nyupirnya kalo pas lagi nganter anak – anak sama pergi syutingnya..” ujar suamiku

“ iya pa, kabarin ya kalo udah sampai di kantor “ ujarku sambil mencium tangan suamiku

“ iya ma,..papa berangkat ya..” ucap cuamiku di ikuti dengan mencium kening serta kedua pipiku.

Perlahan mobil yang di kendarai suamiku pun pergi meninggalkan kediaman kami, aku pun kemudian kembali masuk ke dalam rumah untuk segera bersiap mengantar kedua anakku dan mempersiapkan segala keperluan yang akan ku bawa untuk proses syuting siang nanti.

Setelah yakin segala perlengkapan yang ku butuhkan telah rapi di dalam tas, aku pun segera menuju ke ruang tengah untuk mengajak anak – anakku agar segera berangkat ke sekolah.

“sayang, ayo kita berangkat sekarang..” ajakku kepada kedua anakku

“ayo ma, ..” ujar kedua anakku bersamaan.

Kami pun segera beranjak menuju ke mobil yang akan kami gunakan, tak lama kami pun sudah meluncur menuju ke sekolah anak – anakku yang letaknya tak terlalu jauh dari komplek perumahan kami. Dengan kecepatan yang sedang ku lajukan mobil sambil berbincang ringan dengan kedua anakku. Sekitar 15 menit perjalanan kami telah tiba di sekolah anak – anakku, setelah memarkirkan mobil aku pun turun dan mengantar kedua anakku lorong yang menuju kelas mereka.

“belajar yang rajin ya sayang, jangan terlalu kecapekan kalo main pas istirahat nanti,..” ujarku kepada anak – anakku saat kami sudah sampai di depan lorong yang menuju ke kelas mereka.

“iya ma, …” ucap kedua anakku sambil bergantian mencium tanganku

“mama pergi dulu ya, nanti siang kalian pulangnya di antar ya sama jemputan sekolah, soalnya nanti mama dari sini langsung pergi syuting, mungkin pulangnya agak sore…” ujarku sambil mencium pipi anak – anakku bergantian.

“iya ma, ..” ucap anak – anakku bersamaan.

“mama pergi dulu ya, kalian jangan nakal –nakal nanti di rumah ya…” ucapku sambil berpamitan ke anak – anakku

“ iya ma,..hati – hati ya di jalan ..” ujar anak – anakku dan mereka bergegas untuk segera menuju ke kelas mereka masing – masing.

Setelah memastikan anak – anakku masuk ke kelas masing – masing aku pun segera beranjak menuju ke mobilku yang terparkir di halaman sekolah ini. Ku lajukan mobilku menuju ke lokasi syuting yang terletak di daerah pinggiran Jakarta, ku pacu dengan kecepatan sedang mobilku karena masih tersisa cukup banyak waktu sebelum syuting di mulai pukul 10 nanti. tepat ketika aku sedang berada di perempatan lampu merah ponsel berbunyi yang menandakan notifikasi pesan masuk, ku buka ponselku dan membaca pesan yang ternyata berasal dari suamiku mengabarkan bahwa dia telah sampai di kantornya. Ku balas pesan dari suamiku sekaligus mengabarkan padanya kalau aku sedang dalam perjalanan menuju ke lokasi syuting.

Waktu menunjukkan pukul 8.50 WIB aku telah memasuki kawasan resort yang akan menjadi tempat untuk proses syuting hari ini, ku pacu perlahan mobilku menuju ke lokasi parkir, setelah memarkirkan mobil, aku pun segera menuju ke salah satu bangunan resort yang nantinya akan di pakai untuk syuting sekaligus tempat berkumpulnya artis yang terlibat dalam syuting hari ini. Cuaca di sekitar resort cukup dingin, dengan adanya hutan buatan yang terletak agak ke belakang resort membuat udara di sekitar resort terasa sangat sejuk

Sesampainya di bangunan resort yang menyerupai sebuah rumah yang memiliki interior cukup mewah akupun menjumpai beberapa orang yang nantinya akan mendukung dan terlibat dalam proses syuting, aku di antar menuju kamar untuk tempatku beristirahat dan merias diri untuk keperluan syuting, setelah mengunci pintu dan merapikan barang bawaan aku pun merebahkan diri di atas ranjang yang ada di kamar tersebut hanya sekedar untuk mengistirahatkan badan sebentar. Sambil tiduran aku pun memberi kabar kepada suamiku bahwa aku telah sampai di lokasi syuting.

Tanpa adanya kesibukan yang berarti dengan hanya beristirahat di kamar membuat pikiranku tiba – tiba teringat kegiatan persetubuhanku dengan suamiku beberapa malam yang lalu, di mana aku benar – benar merasa haus akan sex, entah mengapa bisa begitu, walaupun kami telah melakukan persetubuhan yang cukup lama, namun terasa masih kurang terpuaskan.

Sambil terpejam aku membayangkan bagaimana persetubuhan itu berlangsung,

aku yang baru selesai mandi dan keluar dari kamar mandi yang ada di dalam kamar kami dengan hanya berbalutkan handuk yang menutupi sebagian pahaku hingga ke dada menuju ke lemari untuk memakai pakaian. Tiba – tiba suamiku memeluk tubuhku dari belakang dan segera melepas handuk yang membalut tubuhku, tentu saja tubuhku menjadi telanjang bulat karena aku belum memakai apapun dari kamar mandi tadi. Kurasakan kedua tangan suamiku pun segera menangkup dan meremas dengan kencang kedua payudaraku, lalu bibir suamiku pun melumat bibirku dengan penuh nafsu.

“hhmmmpphh,..kamu seksi sekali mah kalo telanjang begini…” bisik suamiku sambil mencium bibir dan meremas – remas kedua payudaraku.

“aarrrgghh,…maaass faaahmii..aku kan baru selesai mandi ini,..” ucapku kepada suamiku.

“hhmmpphh,..aku suka aroma tubuhmu yang wangi sayang,..” ujar suamiku sambil terus mencumbuiku

Suamiku terus melakukan cumbuan – cumbuan kepadaku, bibirnya terus menciumi bibir, menelusuri leherku, dan juga menjilati teiingaku, sedangkan tangannya yang satu masih terus meremas payudaraku dengan kencang dan yang satunya lagi mulai mengelus – elus vaginaku, hali ini tentu saja membuat birahiku menjadi naik, aku pun berbalik sehingga kini aku behadap –hadapan dengan suamiku. Aku pun segera melucuti pakaian yang menempel di tubuh suamiku hingga tidak bersisa lagi, alhasil kini tubuhku dan suamiku berhadap- hadapan dengan kondisi telanjang bulat.

Suamiku tampak sangat bernafsu sekali melihat tubuh telanjangku yang kini terpampangjelas, bibirnya pun kembali melumat bibirku dengan ganasnya, sedangkan tangannya kini meremas pantatku dan juga mengocok – ocok lubang vaginaku. aku pun tak hanya diam tanganku mulai mengelus dan mengocok penis suamiku yang sudah berdiri tegak. Sambilterus bercumbu perlahan kami bergerak mejuju ke ranjang, sesampainya di tepi ranjang suamiku perlahan mendorong tubuhku hingga terbaring di kasur, perlahan suamiku memposisikan tubuhnya menyamping, tangannya terus mengocok lubang vaginaku, sedangkan mulutnya kini mencumbui leherku, lidahnya kurasakan menjilati leherku,turun perlahan kearah bahuku, perlahan suamiku pun menarik tangan kananku hingga berada di atas kepalaku, hal ini otomatis membuat ketiakku yang di tumbuhi bulu – bulu halus terpampang jelas di depan wajah suamiku, kurasakan lidah suamiku pun mulai menjilati ketiakku, tentu saja ini membuat aku semakin terbakar birahi karena ketiak merupakan salah satu sisi sensitifku.

“slluurrrp,…sluurrpp,..ahh,…ketek kamu seksi banget sayang,..” ujar suamiku sambil terus menjilati ketiakku

“aacchh,…accchh,…terusin paaahh,…”,…lirihku

“ ssluurrppp,..papa seneng banget liat ketek mama yang ada bulu keteknya, apalagi kalo pas basah gini, seksi banget keliatannya, …” bisik suamiku sambil mempercepat kocokan tangannya di lubang vaginaku

“aaacchh,..aaacchhh,…mama mau keluar nih paaahh,..cepetin kocokannya,..” erangku sambil menikmati kocokan suamiku di lubang vaginaku.

Suamiku pun semakin ganas menjilati ketiakku dan juga mempercepat kocokan jarinya di dalam lubang vaginaku, kurasakan ada yang mendorong untuk segera keluar dari dalam tubuhku.

“aaacchhh,…aaccchhhh,…mama keluaaarr paahhh,…aaaccchhh,..” erangku ketika kurasakan gelombang orgasme yang menyerangku.

Ku lihat suamiku tersenyum memandangku menikmati orgasme pertamaku, aku perlahan – lahan mengatur nafasku yang terengah – engah karena orgasmeku ini,

“kita lanjut lagi yuukk maahhh,…” bisik suamiku

Aku pun hanya mengangguk dan tersenyum mendengar ajakan suamiku, perlahan kami berganti posisi, suamiku kini berbaring di kasur, aku pun bangkit dan memposisikan tubuhku di tas suamiku, wajahku kini berada tepat di selangkangan suamiku, sedangkan wajah suamiku pun berada tepat di depan vaginaku, perlahan aku pun mulai menjilati penis suamiku yang mengcung dengan tegak, sedangkan suamiku pun juga menjilati vaginaku yang tentunya sudah becek karena orgasmeku tadi. Terus kujilati dari kepala sampai ujung pangkal penis suamiku. Tak berapa lama saling menstimulasi akhirnya aku pun merubah posisi dengan berjongkok di atas penis suamiku yang tegak mengacung, perlahan kuturunkan tubuhku sambil kugenggam dan ku rahakan penis suamiku hingga tepat berada di depan lubang vaginaku, sedikit demi sedikit kuturunkan pantatku hingga kiurasakan penis suamiku yang menyeruak masuk kedalam vaginaku, terasa hangat lubang vaginaku yang kini di jejali oleh penis suamiku, perlahan ku mulai menggoyangkan tubuhku yang berada di atas suamiku.

“eerrgghh,..ayo mah, goyang terus,..” racau suamiku

“iya paah,..memek mama kerasa hangat banget goyangin kontol papa,..”.. ujarku,..

Ku goyang terus tubuhku yang berada di atas suamiku sambil kuregangkan kedua tanganku, terlihat suamiku sangat menikmati pemandangan yang ada di depannya, tubuh telanjangku yang mulai basah oleh keringat bergoyang di atas tubuhnya, dengan kedua payudaraku yang terguncang – guncang dan tentunya kedua ketiakku yang di tumbuhi bulu pun terpampang dengan jelas.

Tak berapa lama suamiku pun segera melepas penisnya yang tertancap di vaginaku, dia pun merubah posisi sehingga kini aku berbaring di kasur dan suamiku berada di atas tubuhku, suamiku memposisikan penisnya di depan lubang vaginaku dan mulai memasukkannya, terasa penis suamiku yang menerobos masuk ke dalam lubang vaginaku.

“aacchhh,…aaacchhh,…terus paahh,..sodok memek mama yang kenceng “.. racauku menikmati sodokan penis suamiku di dalam vaginaku

“iya mah,..enak ya kontol papa nyodokin memek mama,..??,..” bisik suamiku

“,..aacchh,…iya pahh enak banget,…..” lirihku

Suamiku pun terus menyodok penisnya di dalam vaginaku, tubuh kami berdua sudah basah oleh keringat, suamikupun merebahkan tubuhnya di atas badanku, lidahnya pun mulai menjilati lagi ketiakku,

‘ssllrruup,..hhmmppphh,…kamu seksi banget sihh mah ,..” bisik suamiku sambil terus menjilati ketiakku

“aaacchh,…geli banget paahh,..” racauku

Kedua payudarakupun di remas – remas dengan sangat kuat oleh suamiku, sesekali puting payudaraku di pilin – pilin,
“eergghh,..eerrgghhh,..keras banget sih pentil tetekmu mah,..??” ujar suamiku

“aacchh,…enak banget pah,..” erangku

Suamiku terus menyodok penisnya di vaginaku, terasa gerakannya semakin di percepat, aku tau biasanya suamiku akan segera orgasme bila sodokannya terasa semakin cepat.

“hhmmpphh,…hmmpphh,..papa udah mau keluar nih ma,..”ujar suamiku,

“iya pa,…sodok aja terus yang kenceng memek mama,..” ucapku

Terasa sodokan suamiku pun semakin cepat dan benar saja tak lama kemudian suamiku pun mendapatkan orgasmenya.

“eerrgghh,..ooccchh,…occhh,……haaiisshhh,..haaiiisshh,..” erang suamiku yang mendapatkan orgasmenya

“aaaccchh,…enak banget ya pah,..” tanyaku

“iya ma, enak banget nih ma,..” ucap suamiku

Perlahan penis suamiku pun mengecil dan keluar dari lubang vaginaku, suamiku segera merebahkan dirinya di sampingku, aku pun memposisikan badanku menyamping dan memeluk tubuh suamiku, kurasakan suamiku berusaha untuk mengatur nafasnya agar kembali normal setelah terengah – engah saat mendapatkan puncak orgasmenya tadi.

“mah, enak banget sih ngentotin kamu, udah cantik, seksi banget deh kalo lagi bugil,..” ujar suamiku sambil tersenyum memandangku
“iihh,..papa,..masa mama seksinya kalo pas bugil aja,..??” ucapku sambil mencubit pelan perut suamiku.

“hehehee,…nggak kok ma, kamu tuh selalu seksi di mata aku,..” gombal suamiku

“mah, papa tidur yaa,.. capek nih badan tadi banyak meeting di kantor , eh di lanjutin ngentotin kamu jadinya berasa banget nih ngantuknya” ucap suamiku

“iya pah, yo wis mama bersih –bersih dulu ya, “ ujarku sambil beranjak dari pelukan suamiku.

aku pun hanya tersenyum kecut mengingat – ingat persetubuhan tersebut, aku tentu saja masih merasa kurang karena aku belum mendapatkan orgasmeku saat sedang bercinta, sedangkan suamiku sudah berasa capek hanya bercinta satu ronde saja, membayangkan itu aku pun merasa vaginaku menjadi basah, aku pun tersadar bahwa sebentar lagi syuting akan di mulai, aku bergegas beranjak ke meja rias untuk sekedar merapikan dandanan ku, setelah kurasa cukup riasanku, aku pun beranjak untuk mengambil pakaian yang akan kugunakan untuk syuting, tanpa memperhatikan ruangan kamarku karena aku yakin sudah aman karena telah terkunci, aku pun segera mengganti pakaian yang ku kenakan dengan pakaian untuk keperluan proses syuting.

POV Tugiyo Prahasto

Namaku Tugiyo prahasto biasa di panggil giyo, umurku 32 tahun, saat ini aku bekerja sebagai pengurus kebersihan di salah satu resort yang berada di pinggiran kota Jakarta, aku berasal dari sebuah desa di jawa tengah, kelurgaku hidup dengan pas – pasan, aku hanyalah lulusan dari SMU, karena keterbatasan biaya aku memutuskan untuk tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi karena aku masih mempunyai 2 orang adik yang tentunya masih membutuhkan biaya untuk terus bersekolah. Selain bekerja di resort ini pada saat senggang aku pun ikut berlatih salah satu olahraga beladiri, tentu saja hal ini sangat membantu stamina dan juga membentuk tubuhku sehingga cukup atletis.

Hari ini di resort tempatku bekerja akan di adakan proses syuting, dari pagi aku sudah mulai melakukan pekerjaanku untuk membersihkan area resort ini agar telihat bersih dan rapi. Menjelang siang ku lihat beberapa orang artis sudah mulai berdatangan, beberapa dari mereka mengenakan busana yang tertutup dan juga berhijab, karena syuting hari ini akan bertema FTV religi. Ketika aku sedang membersihkan area parkir, datang sebuah mobil mobil yang melaju perlahan dan segera mengambil tempat untuk parkir. Setelah mobil tersebut terparkir dengan sempurna, ku lihat seorang wanita cantik dengan postur yang proporsional turun dari mobil tersebut. Busana yang di kenakannya cukup tertutup di tambah dengan jilbab yang ada di kepalanya, ketika dia berbalik aku pun mengenalinya, mbak inneke koesherawaty berjalan dengan santai kearah resort yang akan di gunakan untuk proses syuting.

Ku lanjutkan pekerjaanku dengan sedikit bersenandung kecil, setelah area parkir selesai ku bersihkan, aku pun beranjak menuju ke area resort yang akan di gunakan untuk syuting. Aku mulai membersihkan area resort tersebut, sekeliling resort ku berihkan dan kurapihkan. Hingga aku pun tiba di depan jendela sebuah kamar, tanpa sengaja aku melihat ke arah jendela yang tidak tertutup dengan sempurna, terlihat keadaan di dalam kamar, di mana seorang wanita yang ternyata mbak inneke koesherawaty sedang melucuti pakaian yang di kenakannya, terlihat mbak inneke mulai mencopoti pakaiannya hingga hanya menyisakan celana dalam, bra dan juga jilbabnya. Sontak aku pun terkejut karena melihat pemandangan mbak inneke yang setengah bugil, terlihat tubuh putih mulus mbak inneke yang terlihat jelas di dalam kamar, perlahan penis ku yang berukuran besar pun mulai mengacung tegak. Namun tak lama mbak inneke kembali mengenakan pakaian yang lain dan bersiap untuk melakukan proses syuting. Melihat pemandangan seperti itu tentu saja membuat gairahku menjadi naik, namun aku ingat bahwa aku sedang bekerja, akhirnya aku pun melanjutkan pekerjaanku.

POV Inneke koesherawaty

Proses syuting pun di mulai, dengan mengambil setting di hutan buatan yang ada di belakang resort tersebut, cuaca agak sedikit mendung namun proses syuting ini terus di lanjutkan sesuai dengan jadwal di karenakan deadline jadwal penayangan yang sudah semakin dekat.

Kebetulan aku mendapatkan scene yang lumayan banyak pada setting di area hutan buatan ini, proses syuting berjalan dengan lumayan lancar, hanya sedikit kami harus mengulang beberapa adegan, hal ini karena kami telah cukup mempelajari peran yang akan dilakoni dengan mendalam.

Namun memang alam tidak bisa di lawan, di saat proses syuting sedang berjalan, tiba – tiba hujan turun dengan sangat deras, para kru terlihat sibuk berusaha mengamankan properti dan peralatan yang di gunakan untuk syuting.

Aku pun berusaha untuk menuju kearah resort untuk berteduh, namun jarak yang cukup jauh dan hujan yang cukup lebat membuat pakaian yang ku kenakan mulai basah. Aku tidak dapat berlari dengan cepat karena saat itu aku sedang mengenakan sepatu dengan hak yang cukup tinggi, sedangkan saat syuting ini aku tidak di temani oleh asistenku karena dia sedang sakit.

Saat aku sedang berlari kecil, tiba – tiba ada seseorang lelaki yang mendekatiku dan segera memayungi tubuhku agar tidak terkena hujan. Dengan terus melangkah menuju area resort lelaki tersebut memayungiku, dengan ukuran payung yang tidak terlalu besar alhasil tubuh kami berdua pun agak behimpitan berlindung di bawah payung dari guyuran hujan yang semakin deras.

Kami berjalan berhimpitan dengan payung di tengah kami, sesekali badan kami menempel, dapat kurasakan aroma tubuhnya yang memancarkan aroma khas seorang lelaki. Saat melewati jembatan kecil tiba – tiba aku sedikit terpeleset dan hampir jatuh, namun tangan lelaki itu dengan sigap menopang tubuhku agar tidak terjatuh. Ku rasakan tanganku seperti menyentuh sesuatu yang agak keras, setelah ku perhatikan, astaga ternyata tanganku menempel di batang penis lelaki tersebut. Terasa sangat besar dank eras batang penis lelaki tersebut, aku pun secara refleks segera menyingkirkan tanganku dari penis lelaki itu.

“eehh,..maaf mas gak sengaja “ ucap ku ke lelaki itu sambil menunduk menahan malu

“ iya, gak apa – apa mbak, ayo kita jalan lagi, tapi hati – hati ya mbak, jangan sampai jatuh..” ujar lelaki itu.

Aku pun mengangguk dan melanjutkan berjalan beriringan dengan lelaki itu, tak lama kami pun sampai di area resort.

“terimakasih ya mas,..ehh,.. boleh tau mas ini siapa ya,..?? ucap ku sesampainya di teras resort

“ sama – sama mbak, udah kewajiban saya kok, nama saya giyo mbak, saya yang bersih – bersih di area resort ini “ ujar lelaki itu

“ oh gitu, oke deh, saya masuk ke dalam dulu ya, mau bersih – bersih & ganti pakaian yang basah ini.

“iya, silahkan mbak,..” ucap lelaki itu sambil pergi kea rah belakang area resort.

Aku pun segera masuk ke dalam resort dan menuju ke kamar untuk mengganti pakaian yang sudah basah akibat terkena hujan ini.

POV Tugiyo Prahasto

Saat sedang membersihkan area sekitar resort tiba – tiba hujan turun dengan derasnya, aku pun bergegas berlari kea rah belakang resort dan mengambil payung. Setelah mendapatkan payung aku pun berlari kea rah area hutan buatan di belakang resort yang sedang di gunakan untuk prose syuting, mungkin ada yang membutuhkan payung ini pikirku. Saat berlari dari kejauhan aku melihat seorang wanita yang berjalan agak cepat menuju kea rah resort dengan tangan yang berusaha menutupi kepalanya agar terlindung dari air hujan, aku pun bergegas menghampiri wanita tersebut dan segera memayunginya. Ternyata wanita itu adalah mbak inneke, sontak darahku berdesir mengingat apa yang tadi kulihat di dalam kamar. Mbak inneke pun kelihatan agak terkejut dengan kehadiranku yang langsung memayunginya, kami berjalan beriringan di bawah payung yang ukurannnya tidak terlalu besar, hal ini membuat tubuh kami sesekali berhimpitan, ketika melewati jembatan kecil tiba – tiba mbak inneke terpeleset, refleks akupun menopang tubuhnya gar tidak terjatuh, entah di sadarinya atau tidak ternyata tanganku menyenggol payudaranya sebelah kanan. Namun rupanya mbak inneke tidak menyadarinya, dia lebih kaget karena ternyata tangannya menutnyuh penisku yang sedang berdiri di karenakan birahi yang kurasakan akibat mengingat tubuh setengah telanjang mbak inneke di dalam kamar.

Kami melanjutkan berjalan ke araa resort tanpa berbicara, sesampainya di resort mbak inneke menanyakan namaku dan juga berterima kasih atas bantuanku. Dia pun segera bergegas masuk ke dalam resort, sedangkan aku pun beranjak kearah belakang resort untuk melanjutkan meletakkan payung dan mengganti pakaiankuyang agak basah.

POV Inneke koesherawaty

Setelah masuk ke dalam kamar aku pun segera mengeringkan tubuhku yang lumayan basah karena kehujanan. Ku lepas pakaian dan jilbabku yang ku kenakan karena basah, dalam keadaan setengah telanjang aku pun merebahkan tubuhku di atas ranjang untuk sekedar melepas lelah, dengan terpejam aku terbayang penis lelaki yang membantuku melewati hujan tadi. Penis yang sangat besar dan keras, aku pun membayangkan nikmatnya bersetubuh di saat cuaca dinin seperti ini, perlahan jemariku pun mengelus – elus liang vaginaku. Ku gesek – gesekkan vaginaku hingga terasa hangat, perlahan luapan birahimulai menguasaiku. Tiba – tiba aku tersadar bahwa aku adalah seorang wanita yang sudah berjilbab, sangat tidak pantas dan memalukan apabila ada orang yang memergokiku dalam keadaan seperti ini.

Aku pun segera beranjak untuk mengenakan pakaian ganti, kuambil cadangan baju ganti yang ada dalam tas ku, aku memilih baju yang agak ketat berwarna merah dan rok hitam yang panjangnya sampai telapak kakiku. Setelah memakai pakaianku aku pun mengenakan jilbabku yang bercorak warna –warni sehingga terlihat sepadan dengan pakaian yang ku kenakan.

Selesai beres merapikan pakaian dan jilbabku aku pun beranjak keluar kamar menuju kea rah dapur untuk sekedar membuat teh panas untuk menghangatkan tubuhku yang merasa agak kedinginan. Di ruang tengah ku jumpai kru – kru yang tampak sedang beristirahat sambil mengeringkan pakaian yang mereka kenakan. Sedikit berbasa – basi aku pun berlalu menuju ke dapur, sesampainya di dapur kulihat ternyata lelaki yang tadi membantuku sedang berada di sana terduduk di dekat meja makan sambil menikmati segelas teh, dia hanya mengenakan celana pendek selutut dan bertelanjang dada, seketika darahku berdesir melihat tubuh atletisnya yang terlihat sangat macho dengan dada bidang yang di tumbuhi bulu – bulu, serta perutnya yang membentuk sixpack. Aku tertegun memandangi lelaki tersebut yang belum menyadari kehadiranku di dekatnya.

“astagfirullah, …” aku pun menggumam menyadari apa yang kulihat sambil spontan memalingkan pandanganku

Rupanya lelaki tersebut pun terlonjak kaget saat mendengar suaraku, dia pun segera mengambil bajunya dan memakainya.

“maaf mbak,…saya ceroboh gak pake baju di sini…” ujarnya

“iya, gak apa – apa mas giyo, …” ucapku

“mbak mau apa sampe ada di dapur begini,..??

“saya mau minum teh manis hangat mas, kayanya enak pas cuaca dingin begini..” terangku

“ oh ya udah, biar saya buatkan mbak, tunggu di kamar aja, nanti saya antar ke depan kamar mbak “ ucap lelaki tersebut

“ boleh deh mas, nanti ketuk aja kamar saya kalo teh – nya udah jadi,,” ucapku

“baik mbak ,..” ucapnya

“oke, terimakasih ya mas giyo, saya ke kamar dulu ya…” ujarku

“iya mbak, silahkan,..” ucapnya

Akupun segera beranjak menuju ke kamar, sesampainya di kamar aku pun melamun membayangkan tubuh mas giyo yang terus terbayang di ingatanku. Aku terpejam membayangkan aroma badannya yang mampu menaikkan birahiku, membayangkan kerasnya penisnya yang tersenggol oleh tanganku dan juga tubuhnya yang terlihat sangat macho. Tanpa bisa kucegah perlahan birahiku pun menjadi naik hanya dengan membayangkan seorang pria yang baru ku kenal.

Tak lama terdengar pintu kamarku pun di ketuk oleh seseorang, aku tersadar dari lamunanku dan segera beranjak menuju ke pintu untuk membukanya. Begitu pintu terbuka ku lihat mas giyo membawa secangkir teh panas dan sedikit gorengan di nampan yang di bawanya. Entah setan apa yang merasukiku aku pun mempersilahkan mas giyo untuk masuk ke dalam kamarku.

“ sini mas, bawa masuk aja ke dalam,..”ucapku

“eenngghh,…gak apa – apa mbak masuk ke dalam ,..??’’ tanyanya ragu – ragu

“gak apa – apa mas, taruh aja di meja situ,.” Ujarku sambil menunjuk ke arah meja yang berada di samping TV yang berada di kamar ini.

“baik mbak, saya permisi masuk yaa,..’’ ujarnya sambil melangkah masuk ke dalam kamar

Aku pun menutup pintu kamarku dan menguncinya, ku lihat mas giyo meletakkan nampan yang di bawanya dan berdiri di samping meja. Aku beranjak menuju ke ranjang dan duduk di tepi ranjang, ku lihat mas giyo berdiri tertegun sambil terus memandangiku dengan tatapan heran.

POV Tugiyo Prahasto

Aku sedang beristirahat di dapur sembari menimati segelas teh hangat ketika tiba – tiba aku di kejutkan oleh suara seorang wanita. Ku lihat mbak inneke berdiri sambil memalingkan wajahnya, ternyata dia kaget melihatku bertelanjang dada di dapur, hal ini ku lakukan karena baju yang kukenakan basah karena menolongnya tadi.

Aku pun segera mengenakan bajuku dan menanyakan apa keperluannya berada di dapur saai ini, ternyata mbak inneke ingin segelas teh hangat. Aku pun menyanggupi permintaannya dan segera membuatkan teh hangat untuknya. Namun aku terkejut saat mbak inneke meminta mengantarkan teh hangatnya ke kamar yang di pakainya untuk beristirahat, aku pun menyanggupi permintaannya itu.

Setelah teh yang ku buat telah siap aku pun segera mengantarkannya ke kamar mbak inneke, sesampai di depan pintu kamarnya aku mengetuknya, dan mbak inneke yang membuka pintu kamarnya. Aku terkejut ketika dia memintaku untuk membawa teh tersebut ke dalam kamarnya dan meletakkannya di meja. Ku turuti kemauannya tanpa ada pikiran macam – macam, mbak inneke pun menutup pintu kamarnya dan duduk di tepi ranjang, aku pun menatapnya dengan sedikit heran, wanita cantik berjilbab duduk di tepi ranjang berada dengan seorang pria di kamar ini.

POV Inneke Koesherawaty

Aku duduk di tepi ranjang yang berada di kamar ini, sedangakn mas giyo masih berdiri terpekur di samping meja.

“mas giyo, maaf boleh minta tolong teh-nya di bawa ke sini…??’’ ucap ku

“baik mbak,..” ujar mas giyo seraya mengambil cangkir teh dan membawanya ke arahku

“ini teh-nya mbak,..” ucap mas giyo sambil menyodorkan cangkir

“terimakasih ya mas giyo,..” ucapku seraya mengambil cangkir dari tangannya

Ku teguk perlahan teh hangat, terasa sangat pas dan nikmat sekali menikmatinya di udara yang dingin seperti saat ini. Selesai meminumnya aku pun meminta mas giyo untuk kembali meletakkan cangkir tersebut kembali ke meja. Mas giyo menuruti permintaanku, dia mengambil cangkir dari tanganku, berjalan hendak mengembalikan cangkir tersebut ke meja.

Entah nafsu apa yang menyelimutiku, aku beranjak dari tepi ranjang setengah berlari aku menghampiri mas giyo yang sedang meletakkan cangkir di atas meja. Ku tubruk dan segera ku peluk tubuh mas giyo yang berdiri di samping meja. Mas giyo pun tersentak kaget ketika aku memeluk tubuhnya yang terasa agak sedikit dingin karena baju yang di pakainya masih agak basah.

“eehhh,..ada apa ini mbak ,..???” ucapnya kaget

“mas,…maaf ya, aku sangat butuh kehangatan sekarang,..” ujarku asal

“maksud mbak inneke ,..??? “ tanyanya lagi

“aku terbayang kontol mas giyo yang tersentuh oleh ku tadi, dan juga badan atletis mas giyo, itu membuat gairahku menjadi naik,..” terangku kepadanya

“jangan gitu mbak, dosa ini, ingat keluarga mbak,..” elaknya seraya berusaha mengingatkanku

“ayo mas, bantu aku melepaskan birahiku ini,..” ucapku sembari menarik tangannya kea rah ranjang

Sesampainya di tepi ranjang aku pun segera melumat bibir mas giyo dengan ganasnya, ku tumpahkan gairahku yang meluap – luap. Mas giyo pun perlahan membalas ciuman ku dan mulai membalas lumatanku, bibir kami saling beradu dengan ganasnya, lidah kami menyeruak ke dalam rongga mulut satu sama lain, kutumpahkan gairahku yang meletpu – letup kepada lelaki yang baru ku kenal ini.

Sambil terus berciuman perlahan ku elus batang penis mas giyo yang ternyata sudah agak berdiri keras, ku elus dari luar celananya sedikit demi sedikit kurasakan penis mas giyo pun mulai menegang. Tangan mas giyo pun tak hanya diam, perlahan di remasnya payudaraku yang masih terbungkus pakaian yang ku kenakan.

Gairah kami berdua mulai merasuki akal sehat kami ketika satu per satu kami mulai melucuti pakaian yang kami kenakan, mulai dari jilbabku yang di buka perlahan oleh mas giyo, di lanjutkan dengan kaos dan rok ku yang di lucutinya, aku pun juga membuka pakaian yang di kenakan oleh mas giyo. Sejenak mas giyo tertegun melihat tubuhku yang kini hanya terbalut bra dan celana dalam. Sedangkan aku pun tertegun melihat batang penis mas giyo yang mengacung tegak tertutupi celana dalam yang di pakainya. Mas giyo pun membalikkan tubuhku hingga aku berdiri memebelakanginya, perlahan di lepasnya kaita bra ku dan di lepaskannya melalui kedua tanganku. Di remasnya perlahan kedua payudaraku yang kini telah terekspos bebas, wajahku pun di hadapkannya ke belakang dan bibirku kembali di lumatnya dengan penuh nafsu.

“ccuuppp,..smoocchhh,..smooocchh,…mbak cantik banget,..” bisiknya di telingaku

Perlahan ciumannya pun turun kearah ketiakku, di jilatinya perlahan ketiakku yang di tumbuhi bulu – bulu, sambil terus meremas kedua payudaraku. Aku pun juga meremas penisnya yang telah berdiri mengacung dengan tegaknya, terasa sangat keras penis mas giyo yang ada dalam genggamanku.

“aaccchhhh,…geli masss,…kontolmu gede bangeeettt,…” racauku menimati cumbuannya.

Tak berapa lama kami melakukan cumbuan, mas giyo mendorong perlahan tubuhku ke atas ranjang hingga tubuhku terbaring di atas kasur dengan hanya menyisakan celana dalam. Mas giyo ku lihat menurunkan celan dalam yang di pakainya, dan mencuatlah penis hitam yang sangat besar saat celana dalam mas giyo terlepas. Aku sapai tertegun melihat besarnya penis mas giyo yang teracung tegak dan keras, ku telan ludah menyaksikan pemandangan yang membuat nafsu birahiku semakin meluap. Mas giyo pun menarik celana dalam yang masih melekat di tubuhku, perlahan celana dalamku pun di lolosi melalui kedua kakiku, kini aku terbaring di atas kasur dengan tubuh telanjang bulat, ku lihat mas giyo memandangi tubuh bugilku dengan tatapan kagum dan penuh nafsu.

“mbak inneke, mimpi apa saya bisa melihat tubuh bugil mbak kaya gini,..” ucapnya

“tubuhku sekarang milikmu mas, nikmatilah sepuasmu,…” ujarku kepadanya.

Perlahan mas giyo pun naik ke atas ranjang dia memposisikan tubuhku agar terasa nyaman, di letakkannya kepalaku di atas bantal dan dia memposisikan badannya di sampingku. Di cium dengan lembutnya bibirku sambil tangannya meremas payudaraku, ciumannya sedikit demi sedikit berubah menjadi lumatan yang penuh nafsu, akupun membalas lumatannya dengan sangat bernafsu, ku elus – elus batang penisnya yang mengcung – acung di atas perutku. Tangan mas giyo perlahan turun kearah vaginaku, di usap – usapnya vaginaku dengan lembut. Ciuman mas giyo pun perlahan turun kea rah payudaraku, di kulum – kulumnya puting payudaraku yang telah mengeras, jemarinya kurasakan masuk ke dalam lubang vaginaku.

“aaccchhh,..aacchhh,..isep yang kuat maaass….” Racauku meikmati cumbuannya di putingku

Kurasakan geli yang sangat hebat di putingku akibat hisapan dan gigitan kecil mas giyo si sekitar area putingku. Tanganku pun mulai mengocok batang penis besar milik mas giyo. Kami terus melakukan cumbuan – cumbuan yang penuh nafsu, jemari mas giyo terus mengocok vaginaku dengan agak cepat. Ku lepaskan kocokanku pada batang penis mas giyo, dia pun menatapku heran, aku tersenyum ke arahnya sambil merubah posisi, ku dorong tubuhnya agar berbaring di kasur, ku posisikan tubuhku di atasnya, wajahku kini tepat berada di depan batang penis mas giyo yang mengcung tegak, sedangkan vaginaku tepat berada di depan wajah mas giyo. Ku jilat perlahan kepala penis yang berwarna hitam milik mas giyo, ku jilati juga batang penisnya yang sangat keras, sedangkan di bawah sana mas giyo pun mulai menjilati vaginaku yang terawat rapi tanpa adanya rambut di area vaginaku.

“accchhh,…sluurrppp,…sluurrpp,..” erangku sambil terus mengulum penis mas giyo

“slluurrpp,..sluupp,..memekmu indah sekali mbak,..” ucap mas giyo

“aacchh,…accchh,…terus jilat mas, aku bentar lagi mau keluar,..”,..ucapku

Tak berapa kurasakan vaginaku mulai berkedut yang menendakan aku akan segera mendapatkan prgasmeku, memeang vaginaku sangat sensitive apabila di jilati sehingga sangat mudah untuk mencapai orgasme.

“aacchhhh,…ssrrrttt,..srrrttt,..aaacccchhh,…” aku mengerang merasakan orgasmeku yang keluar membasahi vaginaku,

“eehhmmpphh,…aaccchhh,..enak sekali jilatanmu mas giyo, aku sampai muncrat begitu,..” ucapku.

Mas giyo hanya tersenyum mendengar eranganku yang sedang menikmati sensai orgasme pertamaku, mas giyo pun mendorong pelan tubuhku hingga aku terbaring lemah di atas kasur. Dia sekarang menindih tubuhku, melumat bibirku dengan nafsunya, pelan dia mengarahkan ujung penisnya hingga tepat berada di depan lubang vaginaku, dengan senyum dia pun meandangku seakan meminta persetujuan agar penisnya dapat memasuki lubang vaginaku. Aku pun mengangguk pelan sambil tersenyum memberikan persetujuan agar penisnya memasuki lubang vaginaku.

“ masukin kontolmu mas ke dalam memekku,..” bisikku pelan sambil tersenyum

Perlahan di dorongnya kepala penis yang besar itu ke dalam lubang vaginaku, aku memejamkan mata menahan rasa perih yang melanda vaginaku ketika penis mas giyo menyeruak masuk perlahan ke dalam vaginaku, memang ukuran penis mas giyo 3 kali lebih besar di bandingkan dengan penis suamiku.

“eerrgghhh,..dorong terus mas kontolmu,..” erangku sambil memejamkan mata menikmati penetrasi penis mas giyo masuk ke dalam vaginaku

“sakit ya mbak,…?” tanya mas giyo

“iyaaa,..eerrgghh,..perih mas, kontol suamiku lebih kecil dari kontolmu…” erangku

“saya masukin pelan –pelan ya mbak, tahan sedikit, mungkin agak sakit,..” ucapnya perlahan

“iyaaa,..gak apa – apa mas, aku seneng kontol gede kamu,…” ujarku…,

Bleeess,…bleesss,…dengan beberapa kali hentakan mas giyo mendorong masuk penisnya ke dalam vaginaku, aku hanya dapat memekik perlahan menikmati sensasi antara sakit, perih dan nikmat yang bercampur jadi satu.

“eerrgghhh,..eerrrggghh,..aaauuuww,…aaacchhh,..” erangku menikmati komtol mas giyo yang menghujam masuk ke dalam vaginaku.

Terasa sesak dan penuh vaginaku yang kini berisi kontol milik mas giyo, ku lirik perlahan ternyata belum semuanya msuk ke dalam vaginaku masih menyisakan sepertiga lagi ukuran penis mas giyo yang belum masuk ke vaginaku. Perlahan mas giyo pun mulai memaju mundurkan penisnya di dalam vaginaku, terasa sangat perih namun bercampur nikmat yang ama sangat kunikmati.

“eerrghhh,..aaccchhh,..aacchhh,…sodok terus kontolmu mask e memekku,..” racauku menikmati sodokan penis mas giyo.

“hhmmpphh,..hmmpphh,..iya mbak, memekmu hangat dang enak sekali mbak,..” ujar mas giyo sambil terus menyodok vaginaku

“aaacchhh,..aaaccchh,…accchh,…kontolmu gede banget masss,…aku suka, rasanya enak banget di sodokin kontol gede gini,..” racauku

Mas giyo terus menyodok – yodok kontolnya secara konstan di dalam memekku, di genjotnya dengan penuh semangat tubuhnya maju mundur di atasku, ku tarik perlahan kepalanya hingga mulutnya berhadapan dengan bibirku, kubuka lebar – lebar mulutku.

“maass,…aaaaccchh,…ludahi mulutku mas, aku mau ngerasain ludahmu,..” ujarku

Mas giyo membuka mulutnya dan mengeluarkan ludahnya perlahan – lahan hingga menetes ke dalam mulutku, ku terima ludah yang keluar dari mulut mas giyo dengan ujung lidahku, setelah tertumpah memenuhi mulutku akupun mengulum ludah mas giyo yang berada dalam mulutku, dan kutelan perlahan sambil menikmatinya.

Mas giyo terus menggenjot vaginaku dengan cepat, kurasakan penisnya menusuk – nusuk vaginaku sampai mentok, terasa sangat penuh sekali lubang vaginaku di sodok kontol mas giyo yang berukuran sangat besar.

“aaccchhh,..aaacchhh,…sodok yang kenceng maaasss,…aku mauuu keluaarr,…” erangku

“ eerrggghh,..errgghh,…iyaaaa mbaak, ,..” jawab mas giyo

Kurasakan sodokan penis mas giyo semakin cepat di dalam lubang vaginaku, hal ini tentu saja membuat vaginaku terasa sangat gatal, ada dorongan yang seperti memaksa untuk keluar dari vaginaku. Ku pejamkan mataku menikmati sensasi sodokan penis mas giyo yang mengaduk – aduk lubang vaginaku.

“aaacchhhh,…aacchhhh,…eerrrggghhh,…Errrggghh,..” aku mengeram menikmati orgasme yang kembali ku dapatkan, mataku terpejam, ku coba mengatur nafasku yang terengah – engah.

Mas giyo perlahan menghentikan sodokan penisnya di vaginaku, di keluarkannya penisnya dari lubang vaginaku, ku buka perlahankelopak kedua mataku, ku tatap wajah mas giyo yang tersenyum menatapku. Ku tarik perlahan kepala mas giyo hingga bibir kami kembali bertemu, ku lumat perlahan mulutnya sambil menikmati sisa – sisa orgasme yang melandaku.

“mau di lanjut lagi mbak,..??” tanya mas giyo berbisik

“iya mas,…” jawabku sambil tersenyum
Perlahan mas giyo mengangkat tubuhku hingga terduduk, dia pun memposisikan tubuhnya berbaring di kasur. Ku posisikan tubuhku berjongkok di atas penisnya yang masih berdiri mengacung dengan tegaknya, ku turunkan perlahan pantatku sampai kepala penis mas giyo berada tepat di depan lubang vaginaku. Terasa sedikit demi sedikit penis mas giyo masuk ke dalam vaginaku yang masih basah oleh cairan orgasmeku, tentu saja hal ini memudahkan penetrasi penisnya memasuki vaginaku. Setalah hampirseluruh batang penis mas giyo masuk ke dalam vaginaku, ku goyangkan perlahan pantatku terasa batang penisnya mengaduk – aduk rongga lubang vaginaku.

“aaccchhh,…aaacccchhh,…kontolmu bener – bener enak mas,….” Ucapku sambil tersenyum memandang wajahnya

“eeemmmppphh….eemmpphhh,…memekmu juga nikmat mbaakk,…masih sempit dan seret,..” ujarnya sambil ikut menggoyang – goyangkan pinggulnya serta tangannya meremas – remas kedua payudaraku yang menggantung bebas di hadapannya.

Setelah tenagaku sudah kembali terkumpul ku goyangkan pinggulku dengan agak cepat, terasa penis mas giyo yang memenuhi lubang vaginaku yang semakin basah. Kurasakan sangat nikmat penis mas giyo yang juga bergoyang mengaduk – aduk di dalam vaginaku. Asyik bergoyang di atas tubuh mas giyo membuat tubuhku pun terasa lelah, ku rebahkan tubuhku di atas tubuh mas giyo yang berbaring di kasur dengan penisnya yang masih menancap di vaginaku. Ku lumat bibir mas giyo dengan ganasnya, ku kulum – kulum lidahnya yang terasa sangat hangat. Mas giyo pun bereaksi dengan bergerak menyodokkan penisnya yang masih berada di dalam vaginaku, perlahan kuarahkan ciumanku menuju ke puting dada mas giyo, ku kulum lembut secara bergantian kedua ujung puting dada mas giyo. Terdengar mas giyo mendesah perlahan menikmati kuluman di puting dadanya, puas mencumbui dada mas giyo ku arahkan lidahnya kearah ketiaknya yang di tumbuhi bulu yang cukup lebat, ku jilati ketiak mas giyo yang berbau khas aroma jantan seorang lelaki, aku pun heran kenapa aku mau menjilatiketiaknya mas giyo padahal aku tidak pernah melakukan hal ini kepada suamiku. Mas giyo pun tak hanya diam menikmati cumbuanku, dia mengulum puting payudaraku dengan lembut secara bergantian.

“aaccchhh,…sssluurrpp,..aaacchhh,…sodokin memekku yang cepet lagi mas,…aku mau keluar laaggiii,..” erangku ketika ku rasakan lagi dorongan orgasme yang hendak melandaku akibat sodokan penis mas giyo yang semakin cepat di dalam lubang vaginaku.

Kurasakan gelombang orgasme kuakan segera melandaku, vaginaku terasa sangat gatal dan berdenyut – denyut menikmati sodokan penis mas giyo yang semakin cepat di dalam lubang vaginaku.

“aaaccchhhh,….eeerrrgghh,..aaaaccchhhh,…aaaccchhhhh,…” erangku ketika gelombang orgasme kembali melandaku untuk yang kesekian kalinya, mataku terpejam menikmati sensasi vaginaku yang berdenyut – denyut dan mengeluarkan cairan orgasmeku. Tubuhku pun terasa lunglai rebah di atas badan mas giyo yang berbaring. Ku coba mengatur nafasku yang tak beraturan akibat kenikmatan yang kurasakan.

“enak ya mbak,…?? “ tanya mas giyo berbisik di telingaku

“nikmat banget mas,…” ucapku pelan sambil masih terpejam

“ aku udah keluar terus, tapi kontol kamu masih kuat aja mas,..???” tanyaku menyadari penis mas giyo yang masih berdiri tegak di dalam lubang vaginaku.

“hehehehee,..seneng ya mbak di entotin kontol saya,..??” tanyanya lagi

“seneng banget mas,…enak banget sodokan kontol mas giyo di memekku,..” ucapku sambil mencoba berpindah posisi.

Perlahan penis mas giyo yang masih berdiri mengacung tegak pun kurasakan keluar dari dalam lubang vaginaku, kurasakan pula cairan orgasmeku ikut merembes keluar seiring dengan keluarnya penis mas giyo dari vaginaku.

“kita lanjut lagi yuk mbak,..” bisik mas giyo sambil mencium lembut bibirku

Akupun hanya mengangguk pelan, mas giyo pun menarik pelan tubuhku agar dapat terduduk, badanku yang basah akibat keringat di posisikan menungging membelakangi mas giyo. Ku tengokkan perlahan kepalaku menghadap mas giyo, ku lihat dia memposisikan kepala penisnya di depan lubang vaginaku. kurasakan penis mas giyo sedikit demi sedikit mulai masuk ke dalam vaginaku, dengan posisi nungging seperti ini penis mas giyo sangat terasa memenuhi lubang vaginaku. Sodokan demi sodokan yang di lakukan mas giyo membuat tubuhku terlonjak – lonjak, mas giyo menarik pelan rambutku sehingga tubuhku kini membentuk lekukan yang terlihat sangat seksi.

Mas giyo terus menusuk – nusuk vaginaku dengan penisnya dalam posisi doggy style, tangan mas giyo pun meremas – remas salah satu payudaraku. Tubuh kami berdua sudah sangat basah oleh keringat, aku pun sesekali ikut menggoyang – goyangkan pinggulku sehingga bisa kurasakan penis mas giyo selain menyodoki juga terasa mengaduk – aduk vaginaku. beberapa saat kemudian kurasakan kembali gelombang orgasme akan segera melandaku, hal ini karena penis mas giyo yang sangat terasa saat menusuk vaginaku hingga terasa mentok sampai ke dinding rahimku.

“aaaacccchh,,..aaacchhh,…aaachhh,…maaaasss,..sodoookk yang cepet memekku,….aku hampir keluarr lagi….” Aku meracau menikmati sodokan penis mas giyo yang semakin cepat

“eerrgggghh,…eemmppphh,…eerrrhgghhh,..iyyaaa mbaaakk,…saya juga udah mau keluar,..”ucap mas giyo sambil mempercepat sodokannya

“aaaccchhhh,…aaaccchhh,…aachhh,……” desahku

Terasa sodokan penis mas giyo yang semakin cepat menusuk – nusuk lubang vaginaku, kurasakan vaginaku pun mulai berdenyut –denyut pasti tak lama aku akan mndapatkan orgasmeku.

“aaaccchhh,….maaassss,..sodookk yang cepet masss,…aacchhhh,..’ racau ku

Mas giyo semakin mempercepat sodokan penisnya, terdengar bunyi berkecipak yang berasal dari tumbukan badan mas giyo yang beradu dengan pantatku.

“aaacccchhhhh,…aaaaaccchhh,…eerrgggghh,..aaaacccchhhh,….” Aku mendesah – desah ketika orgasme kembali melanda vaginaku, tubuhku pun lunglai hingga ambruk di atas kasur.

Tapi sodokan dari mas giyo kurasakan tidak berkurang malah bertambah semakin cepat, mas giyo semakin mempercepat sodokan penisnya di dalam vaginaku,

“eeerrrggghhh,…ooocchhhh,…eeerrggghhh,…..” mas giyo mengerang

Crooottt,….crooootttt,…croooottt….croooottt..,…ku rasakan beberapa kali penis mas giyo memuncratkan spermanya di dalam vaginaku, terasa sangat hangat siraman spermanya yang membanjiri liang vaginaku.

“aaaccchhh,…eemmmpphh,..aaaccchhhhhh,..” mas giyo pun terengah – engah merasakan orgasmenya yang sangat hebat.

Perlahan kurasakan penis mas giyo pun keluar dari lubang vaginaku, ku lihat penis hitamnya terlihat mengkilat akibat terlumuri oleh cairan orgasmeku dan juga oleh spermanya, kuraih perlahan batang penis yang masih basah itu, ku arahkan mendekati ke mulutku, tanpa ada perasaan jijik akupun memasukkan penis mas giyo ke dalam mulutku.ku kulum dengan lembut penis mas giyo yang perlahan mengecil, ku jilati penis yang basah tersebut, ku bersihkan sisa – sisa sprema yang masih ada di ujung kepala penis mas giyo. Setelah bersih ku keluarkan penisnya dari mulutku, ku kecup dengan lembut bibir mas giyo.

Aku dan mas giyo berbaring berdampingan di atas ranjang yang sudah menjadi saksi bisu persetubuhan kami berdua, tubuh kami berdua masih basah oleh keringat.

“ terimakasih ya mas,… aku sangat puas ngentot sama kamu,.” Ujarku

“sama – sama mbak inneke, saya yang seharusnya berterimakasih, sudah boleh ngentotin artis cantik kaya mbak inneke..,.” ucap mas sambil membelai pelan rambutku

Aku dan mas giyo masih sempat mengobrol – obrol ringan sambil mengistirahatkan badan kami berdua yang terasa sangat lelah akibat persetubuhan kami barusan. Tubuh telanjang kami berdua berbaring berdampingan di atas ranjang yang sudah berantakan. Ku lihat kea rah jam dinding teryat kami bersetubuh hingga lebih dari 1,5 jam.

Setelah merasa badan kami berdua sudah kembali pulih, aku pun beranjak ke kamar mandi, saat sudah berada di dalam tiba – tiba mas giyo menyeruak masuk ke dalam kamar mandi. Kami pun mandi dan memebersihkan badan kami bersama – sama.

Selesai mandi aku pun segera memakai pakaian dan kemudian beranjak ke meja rias untuk berdandan memperbaiki riasanku arena aku harus melanjutkan syuting. Mas giyo pun segera mengenakan pakaiannya, setelah rapi mas giyo pun mengambil nampan tadi di bawanya.

“mbak inneke, terimakasih ya mbak dan saya izin permisi melanjutkan pekerjaan saya kembali. ..” ujar mas giyo

“sebentar mas giyo,..” ucapku sambil beranjak menuju ke arahnya

“boleh aku minta nomer HP mas giyo,..??” tanyaku

“boleh mbak,…08XXXXXXXXXX , itu nomor HP saya.” Ujar mas giyo menyebutkan nomor HP-nya.

“aku save ya mas, …” ucapku

“iya mbak,..” ujar mas giyo

Setelah menyimpan nomor HP mas giyo aku pun menghampiri mas giyo dan mengecup bibirnya dengan lembut, mas giyo membalas dengan melumat pelan bibirku.

“terimakasih ya mas,.. “ ucapku sambil tersenyum manis

“sama – sama mbak, saya permisi sekarang ya,..” ujar mas giyo sambil beranjak keluar dari kamarku.

Setelah mas giyo keluar dari kamarku aku pun segera melanjutkan untuk merapikan dandananku karena aku harus segera melanjutkan syuting yang tadi tertunda akibat hujan deras. Ku langkahkan kakiku keluar dari kamar setelah dandananku rapi, ku lihat para kru pun sudah bersiap untuk kembali melanjutkan proses syuting, kami bersama – sama beranjak menuju ke taman yang ada di depan area resort ini.
Di dekat taman aku berpapasan dengan mas giyo yang sudah mulai melanjutkan pekerjaannya di area sekitar resort, kulemparkan senyum ke arahnya, diapun membalas senyumanku dengan senyuman tipis. Kukerlingkan sebelah mataku ke arahnya, dia pun hanya tersenyum tipis memandangku.

:::

“Fiiiuuuuhhhh…..”, ku hela nafas panjang sembari menjatuhkan tubuh ku di atas tempat tidur, sepulangnya dari mengantar anak ku ke sekolahnya, ku pejamkan kedua mataku berharap berkurang sedikit rasa penat yang menyerang pikiranku beberapa waktu belakangan ini.

Banyak hal yang terasa sangat berat membebani ku saat ini, hal ini berpangkal dari terjeratnya suamiku dalam kasus korupsi yang tentu saja mendapatkan banyak perhatian dari pihak media, hal ini tentu saja sangat berimbas kepada keuangan dalam rumah tangga kami.

Aku tak pernah menyangka suamiku bisa terjerat kasus yang cukup berat sehingga dia harus mendekam cukup lama di dalam penjara, aku sangat merasa terpukul mengetahui kasus tersebut, namun aku berusaha untuk tetap tegar dan terlihat selalu mensupport suamiku di depan awak media, padahal kenyataanya aku sangat terpukul dan agak stress menghadapi hal tersebut.

Selain masalah tersebut aku pun terbebani oleh biaya untuk kelangsungan hidup anak – anak kami yang saat ini bersekolah di tempat yang cukup besar biaya pendidikannya, belum lagi untuk kebutuhan hidup kami sehari – hari. Padahal pekerjaan ku di dunia artis tidak sebanyak beberapa tahun yang lalu, sehingga aku tidak bisa menggantungkan harapan untuk biaya hidup kami pada penghasilanku sebagai seorang artis.

Setelah dirasa cukup merebahkan badan aku pun beranjak untuk melakukan sedikit pekerjaan rumah, ku kerjakan sedikit demi sedikit pekerjaan rumah hingga akhirnya selesai dan rapi rumah yang ku huni bersama keluargaku ini. Aku pun beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhku yang terasa agak lengket karena berkeringat setelah berberes pekerjaan rumah. Sesampainya kulepas satu persatu pakaian yang melekat di tubuhku di mulai dari jilbab yang selalu kupakai sampai tubuhku bugil seluruhnya. ku tatap tubuhku yang telah telanjang sepenuhnya di cermin, ku raba perlahan putting payudara kiriku dengan menggunakan tangan kananku, mungkin karena sudah beberapa waktu aku tdak mendapatkan kepuasan birahi yang biasa ku peroleh dari suamiku,aku merasa agak sedikit bernafsu siang hari ini.

“SShhhh…..” lirih ku perlahan ketika ku pelintir perlahan puting payudaraku,

Akupun melanjutkan dengan memilin kedua putingku secara bersamaan dengan jari - jari tanganku, kurasakan nafsuku semakin meninggi akibat dari rangsangan di kedua puting payudaraku.

“eehhmpp,..ssshhhh…”… aku mulai menggumam perlahan seiring dengan birahi yang semakin melandaku.

aku pun mulai meremas – remas payudaraku dengan genggaman kedua tanganku, mataku terpejam menikmati rangsangan yang terasa di kedua payudaraku.

“ssshhh,…sshhhh,….ssshhhh…”, erangku menikmati remasan di payudaraku,

Perlahan ku turunkan tangan kananku ke arah vaginaku, ku raba perlahan bibir vaginaku sambil terus meremas payudara kananku.

“ehhhmmm,…ssshhh,..” lirih ku sedikit perlahan saat jemari tangan kananku meraba – raba vaginaku

Sedikit demi sedikit ku masukkan jari tengahku ke dalam lubang vaginaku, ke gerakkan perlahan – lahan didalam vaginaku,

“sshhhh,…aahhh,..”, desisku perlahan

Ku arahkan jari ku ke klitoris di vaginaku, ku usap – usap perlahan klitorisku

“sshhhh,…aaahhh,..sschhhh,,..”, eranganku semakin menderu seiring dengan usapan di klitorisku yang semakin ku percepat.

Kedua payudara ku pun kuremas – remas bergantian dengan cukup keras, ku rasakan nafsuku semakin meninggi dengan rangsangan – rangsangan yang ku lakukan di payudara dan vaginaku.

“ssshhhh,…eehhhmmm,…sssshhhh,..ssshhhh,..”, ku percepat kocokan jari tanganku di dalam lubang vagina sampai menyentuh – nyentuh klitorisku, begitu juga remasan di payudaraku pun semakin keras,

“aaahhhh,…ahhhh,…aaahhhh,..’, semakin keras eranganku

Terasa aku akan segera mendapatka orgasme, maka semakin ku percepat pula kocokan di vaginaku,

“aaaarrrggghhh,…aaaacchhhh,…aaaccchhhh,..” , aku mengerang cukup panjang ketika badai orgasme melandaku, ku rasakan cukup banyak cairan orgasme yang keluar dari lubang vaginaku.

Mataku terpejam menikmati sisa – sisa orgasme yang ku dapatkan, terasa keringat membasahi sekujur tubuhku.

Setelah mereda gejolak orgasme yang kurasakan, aku pun mulai melanjutkan membasuh seluruh tubuh telanjangku di bawah kucuran air shower.

Selesai mandi aku pun segera menuju ke kamar dengan handuk yang melilit di tubuhku, sesampainya di kamar aku pun segera berganti pakaian dan juga merias sedikit wajahku. Setelah beres berganti pakaian aku pun beranjak menuju ruang keluarga untuk sekedar menonton televisi, ku nyalakan tv dan ternyata channel yang ku setel sedang menampilkan berita mengenai kasus yang melibatkan suamiku. Perlahan air mataku pun menetes sedikit dari pelupuk mataku. Kurasakan sakit yang amat sangat di dalam hatiku, sebagai seorang istri tentu saja aku merasa sangat kecewa terhadap suamiku yang terkena kasus korupsi, padahal tanpa melakukan korupsi pun kehidupan rumah tangga bisa di katakana leih dari cukup.

Aku pun kembali berpikir mengenai kelangsungan biaya hidup yang harus ku jalani bersama – sama dengan kedua anakku. Aku merasa kalut dengan keadaan yang saat ini menimpa keluarga kami, terlebih tentunya anak – anakku membutuhkan uang yang tidak sedikit untuk biaya pendidkan mereka.

Tiba – tiba terlintas untukmenghubungi mantan manajerku dulu saat aku masih aktif di dunia artis, mungkin saja ini membantu ku mendapatkan jalan keluar untuk mengatasi persoalanku saat ini. Segera saja aku meraih HP yang tergeletak di meja, ku cari nomor telepon mantan manajerku dan begitu ku dapatkan nomornya langsung saja ku hubungi nomor mantan manajerku tersebut. Beberapa kali terdengar nada panggil hingga akhirnya panggilan ku pun di jawab oleh mantan manajer ku ,

“ Halo, assalamualaikum mbak ratna,” ucap ku menyapanya terlebih dahulu untuk memulai pembicaraan.

“Ya, Halo, Waalaikumsalam mbak Inneke” suara mbak ratna mantan manajerku menjawab sapaanku,

“Apa Kabar Mbak ratna, ?” ucap ku menanyakan kabar mbakratna

“Kabar baik Mbak inneke, mbak sendiri gimana kabarnya?” jawab mbak ratna sembari menanyakan balik kabarku

“ Ya, kabarku baik mbak, Cuma ya beginilah keadaanku sekarang mbak, sejak suamiku terkena kasus, pikiranku sering mumet & kalut, pusing mbak kalo ngadepin awak media yang kadang sering berlebihan’ ujarku menerangkan keadaanku saat ini.

“Ya ampun, aku turut bersimpati ya mbak atas masalah yang sekarang menimpa mbak inneke”, ucap mantan manajerku,

“iya, terimakasih mbak ratna, ini makanya aku telepon mbak ratna, mau minta tolong, mungkin mbak bisa bantu aku untuk dapetin job atau kerjaan, saat ini aku sangat membutuhkan pemasukan mbak, untuk membiayai kelangsungan pendidikan anak – anakku,” ujarku menerangkan maksudku menghubunginya.

“Hhhmmm, gitu ya mbak, maaf sebelumnya ya mbak innekeuntuk sekarang ini susah mbak cari job di dunia artis, apalagi sekarang banyak artis – artis pendatang baru yang lebih di utamain sama produser – produser mengingat pasar sekarang yang lebih di senangi acara – acara yang menampilkan artis – artis muda pendatang baru, susah mbak untuk dapetin job buat artis – artis yang sudah jarang tampil”, jelas mantan manajerku

“ oh gitu ya mbak ratna, memang sih sekarang banyak acara yang menampilkan artis – artis muda yang masih fresh, “ ujarku

“iya mbak Inneke, Hhhhmmm, mbak mau cari job yang seperti apa?, mungkin nanti saya bisa bantu tanya – tanya ke teman – teman saya yang lain, “ ucap mbak ratna

“Hhhmmmm, sebenarnya sih kalo memungkinkan di sinetron juga gpp kok mbak, tapi kalo emang susah job-nya, mungkin kalo ada yang lain bisa saya ambil juga, “ terangku kepada mbakratna

“okelah kalo begitu, nanti kalo saya udah dapet dapat job-nya, saya bakalan infoin deh ke mbak inneke” ucap mbak ratna

“iya mbak ratna, terimakasih banyak ya, saya tunggu kabar baiknya ya” ujarku

“Iya Mba Inneke, saya bakalan infoin ke mba kalo udah ada infonya” lanjut mbak ratna

“oke deh mbak ratna, kalo gitu kita sambung obrolan kita lain waktu ya, maaf lho udah ganggu waktunya, terimaksih banyak sebelumnya”, ucapku

“Oke Mba Inneke, lain kali kita sambung lagi ya “ ucapnya

“Iya Mba, Assalamualaikum Mbak Ratna”, ucap ku

“iya Mbak Inneke, Waalaikumsalam “ balas mbak Ratna

Ku tutup sambungan telepon dengan mantan manajerku itu sambil berharap mudah – mudahan ada job yang dapat aku kerjakan untuk mendapatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan ku dan anak – anakku.

Tak Terasa waktu sudah beranjak siang, aku pun bergegas untuk bersiap menjemput kedua anakku di sekolahnya, setelah selesai bersiap aku pun segera beranjak menjemput anak – anakku, jarak yang tidak terlalu jauh membuat aku dapat dengan cepat sampai di sekolah anak – anakku.

Malam harinya saat aku sedang tiduran untuk bersiap untuk beristirahat tiba – tiba ponselku bordering yang menandakan adanya panggilan masuk di ponselku. Ku lihat di layar ponsel ternyata Mbak Ratna yang menghubungiku, segera ku angkat dan jawab panggilan masuk tersebut.

“ Assalamualaikum Mbak ratna,” ucapku membuka obrolan

“Waalaikumsalam mbak Inneke, selamat malam, maaf mengganggu malam – malam begini,”, ujar mbak ratna

“Gak apa – apa kok mbak, kebetulan saya lagi santai – santai di kamar” ujarku

“ada apa ya mbak, kok tumben malam – malam begini telepon?” lanjutku

“Hhhhmm, begini mbak Inneke, soal job yang mbak Inneke tanyakan ke saya, untuk beberapa bulan ke depan belum ada PH yang akan memproduksi sinetron – sinetron, ini dikarenakan saat ini sudah banyak sinetron stripping yang sudah di produksi dan masih ada beberapa lagi yang masuk waiting list dan kebetulan mereka sudah mempunyai artis – artis yang akan membintangi sinetron – sinetron tersebut”, mbak ratna menjelaskan cukup panjang mengenai job yang aku tanyakan

“Oh gitu ya mba, “ ucapku dengan nada yang cukup kecewa

“iya Mba Inneke, saya sudah cari info ke mana – mana , ternyata memang belum ada slot untuk mbak Inneke, “

“Waahh, ya sudah kalo memag tidak ada job untuk saya sekarang ini mba, selain itu memang tidak ada job – job lain mba? “ ujarku dengan nada yang agak getir

“Hhhhmmm, gimana ya mba, saya sebenarnya ada info job, tapi ini sangat tidak mungkin untuk mba Inneke, makanya saya tidak mau untuk memberikan ke mbak “ ucap mba ratna

“oowww, kalo boleh tau job apa ya mbak ratna,? Dan kenapa gak cocok buat saya?” tanyaku

“maaf mba inneke, job ini sangat jauh dari dunia selebritis, jadinya saya gak mau memberikan ke mba inneke, takutnya mba bakal marah dan tersinggung jika saya memberitahukan job ini “, ujar Mbak Ratna

“memangnya job-nya apa mbak ratna, ?” tanyaku lagi

“Maaf sebelumnya Mbak Inneke, saya kebetulan ada kenalan beberapa pejabat yang sering minta untuk di carikan artis untuk menemani mereka bersenang – senang, biasanya mereka membayar sangat mahal untuk job ini” terang mbak ratna

“Astagfirullah, “ ucapku terkaget dengan penuturan mbak ratna

“iya mba, makanya tadi saya bilang kalo pekerjaan ini sangat tidak cocok buat mbak inneke “, ujar mbak ratna

“Baiklah Mbak Inneke, saya Cuma mau menginfokan itu saja, lain kali kita sambung ya , maaf lho mengganggu malam – malam begini “ lanjut mbak ratna

“Iya Mba Ratna, Terimakasih ya infonya dan maaf ya sudah merepotkan”, ucapku

“Gak apa – apa kok mba , keep contact ya Mba, have a nice dream mba, bye “ ucap mba ratna

“Iya, Mba Ratna, terima kasih ya” ujarku

Sambungan telepon dengan mbak ratna pun terputus, dan aku pun tertegun memikirkan apa yang di bicaran tadi oleh mantan manajerku itu, mengenai job lain yang dia jelaskan untuk menemani pejabat – pejabat yang mencari kesenangan dengan artis – artis.

Pikiranku berkecamuk hebat memikirkan apa yang harus aku lakukan untuk bisa mendapatkan penghasilan, kalau menunggu job di sinetron pasti akan memakan waktu yang lama dan pastinya juga akan membuat aku kehabisan uang yang saat ini sudah semakin menipis di rekeningku. Sedangkan kalo mengambil job yang di jelaskan oleh mbak ratna tadi tentu saja aku merasa berat karena itu sangat bertentangan dengan hati nuraniku.

Menjelang tengah malam aku masih termenung memikirkan tawaran dari mbak ratna yang sepertinya cukup menggiurkan untuk membantu mengatasi permasalahan ekonomi yang saat ini mulai membelitku, namun di sisi lain hatiku menolak untuk melakukan apa yang di tawarkan oleh mbak ratna tersebut, pikiranku berkecamuk melawan batinku,haruskah aku mengambil tawaran tersebut, atau aku harus menolaknya, dengan resiko keuangan ku akan semakinmenipis tentunya.

Akhirnya dengan sangat berat hati aku pun memutuskan untuk mencoba mendengarkan tawarandari mbak ratna, ku ambil handphone dan memutuskan untuk menghubungi mbak ratna,

“Assalamualaikum , mbak ratna “ ucap ku begitu sambungan teleponku di angkat oleh mbak ratna,

“walaikumsalam,mbak inneke, “ jawab mbak ratna

“maaf mengganggu malam – malam begini, “ ujarku

“tidak apa – apa mbak inneke, kebetulan juga saya belum tidur” ucap Mbak ratna

“ada yang bisa saya bantu mbak, ? sepertinya penting sekali sampe teleponnya larut malam begini “ sambung mbak ratna

“iya mbak, setelah saya pikirkan, sepertinya saya tertarikdengan tawan job yang mbak tawarkan kepada saya, “ ujarku

“ehhh, serius mbak inneke, ? “ tanya mbak ratna dengan agak ragu

“ iya mbak ratna, saya benar – benar sedang membutuhkan pemasukan untuk kelangsungan biaya hidup saya dan juga anak saya, “ terangku

“hhhmmm, baiklah, coba sebantar saya cek ulang mengenai klien saya “,ucap mbak ratna

“baik mbak, “ucapku

Beberapa saat tidakterdengar suara dari mbak ratna,mungkin dia sedang mencari = cari job yang tersedia untukku,

“mbak inneke,….” Sujar mbak ratna kembali memulai obrolan

“iya mbak ratna, bagaimana,..??”tanyaku dengan agak penasaran

“begini mbak, untuk saat ini saya hanya ada slot satu job, ada dua pejabat yang mencari artis untuk menemani mereka bermain threesome, dengan syarat tanpa rules, artinya segala gaya sex yang di inginkan mereka harus di penuhi, berarti sang artis tersebut harus menuruti apapun kemauan dari kedua orang ini tanpa terkecuali” jelas mbak ratna

“maksudnya, tidak ada batsan apapun dalam kegiatan tersebut ya mbak,..? “tanyaku

“iya, benar mbak inneke, kalau mbak inneke setuju berarti mbak inneke harus menuruti apapun yang mereka inginkan selama job ini berlangsung” terang mbak ratna

“oh seperti itu ya mbak, kalo boleh tau berapa fee yang akan saya dapatkan dan berapa lama waktunya ?” tanyaku

“kalau mbak inneke setuju, maka mbak akan mendapatkan 500 juta rupiah untuk menemani mereka selama 1 hari “ terang mbak ratna

“hhmm,.. lumayan besar juga , pastinya akan sangat bermanfaat untukku mengingat kondisiku saat ini” pikirku dalam hati

“kalau mbak inneke setuju, saya akan mengontak klien saya & meminta kepastian kapan waktunya untuk job ini” lanjur mbak ratna

Aku berpikir keras, apakah akan ku ambil kesempatan untuk mendapatkan uang ini, namun aku juga berpikir akan seperti apa nanti kedua pejabat itu memperlakukanku dalam permainan yang mereka ingini,

“baiklah mbak, aku setuju dengan penawaran darimbak ratna”, akhirnya aku mengambil keputusan yang kurasakan sangat berat ini, namun tetap harus ku lakukan untuk mendapatkan pemasukan.

“ Baik, mbak inneke , secepatnya akan saya kabari mengenai kapan dan di mana akan berjalannya tawaran yang saya berikan ini” ujar mbak ratna

“baik mbak, kalau boleh saya tahu, siapa kedua orang pejabat yang nantinya akan saya layani?” tanyaku mencoba mencari tahu

“maaf mbak inneke, kalau untuk itu saya tidak dapat memberitahunya karena sangat rahasia,mbak inneke bakal tahu begitu ketemu langsung di tempat yang telah di tentukan” terang mbak ratna

“oh Begitu, baiklah mbak, saya tunggu kabar selanjutnya dari mbak ratna “ ucapku

“baik, mbak inneke, secepatnya akan saya beri kabar “ ujar mbak ratna

“ya sudah, saya rasa cukup ya mbak, sudah muai larut malam juga, selamat malam mbak ratna, terimakasih sebelumnya, assalamualaikum “ ucap ku menyudahi pebincangan kami

“oya, mbak inneke, sama – sama , waalaikumsalam “ ujar mbak ratna sambil menutup telepon

Ku letakkan HP ku di meja dan aku pun beranjak tidur karena telah memasuki dinihari, ku coba memejamkan mata, namun pikiranku masih memikirkan apa yang baru saja ku bicarakan dengan mbak ratna. aku tidak tahu berapalama aku memikirkan menganai hal tersebut hingga akhirnya aku tertidur, keesokan paginya , aku terbangun untuk melaksanakan sholat subuh dan mempersiapkan kebutuhan anakku untuk melakukan aktivitasnya hari ini.

Siang harinya kudengar HP ku berbunyi, kulihat dan di layar tertera panggilan masuk dari mbak ratna, segera ku jawab panggilan masuk dari mbak ratna tersebut,

“assalamualaikum,selamat siang mba ratna “ ucapku membuka pembicaraan

“waalaikumsalam mbak inneke, “ ujar mba ratna

“saya mau mengabarkan mengenai apa yang kita bicarakan semalam, “ lanjut mbak ratna

“oh iya, bagaimana mbak ? “ tanyaku

“deal mbak, kedua pejabat tersebut setuju dan sudah menentukan waktunya” terang mbak inneke

“ow, kapan waktunya mbak ?” tanyaku lagi

“hari jumat besok mbak, merekaakan menunggu mbak inneke di tempat yang tentukan “, terang mbak ratna

“hhmm, berarti lusa ya mbak, “ tanyaku memastikan

“iya mbak, inneke, dan mengenai pembayarannya, mereka akan memberikan cek , begitu mbak inneke sampai di lokasi” lanjut mbak ratna menjelaskan

“baiklah mbak, kalau boleh tahu di mana lokasinya ya mbak ? “ ucapku

“nanti akan saya sms lokasi tempatnya mbak inneke, supaya lebih jelas “ ujar mbak ratna

“dan mbak inneke tidak usah memikirkan untuk member uang untuk saya, karena saya sudah mendapatkan bagian dari kedua orang tersebut, jadi mbak inneke tidak usah repot – repot ya” lanjut mbak ratna

“oh begitu,wah saya jadi tidak enak nih sama mbak ratna, “ ucapku

“sudah tidak usah di pikirkan mbak inneke, hitung – hitung saya membantu mbak inneke sebagai sahabat “ ujar mbak ratna

“baiklah mbak ratna,terimakasih banyak ya atas bantuannya “ ucapku

“sama – sama mbak inneke, ya sudah , kapan – kapan kita ngobrol lagi ya, nanti akan saya sms alamat lokasinya, assalamualaikum “ ucap mbak ratna

“ iya mbak, terimakasih banyak ya atas bantuannya “ ucapku

Setelah menutup telepon, aku pun kembali memikirkan pekerjaan yang baru aku ambil, sudah kepalang tanggung pikirku, aku sangat membutuhkan pemasukan, HP ku pun kembali berbunyi yang menandakan adanya pesan masuk ke HP ku. Aku membuka pesan tersebut yang ternyata berasal dari mbak ratna yang memerikan lokasi tempat yang telah di persiapkan oleh kedua orang yang akan aku temani seharian nanti di hari jumat, di pesannya pun di jelaskan bahwa aku harus tetap memakai gamis dan juga jilbab seerti yang biasa aku kenakan sehari – hari, di pesannya juga di jelaskanbahwa aku sudah harus tiba di lokasi tersebut pukul 7 pagi dan akan berakhir pada pukul 9 malam.

Setelah membalas pesan dari mbak ratna seraya mengucapkan terimakasih kepadanya, aku pun pergi menuju ke salon langgananku untuk sekedar merapikan penampilanku, agar tidak mengecewakan orang yang telah membayarku cukup mahal.

Skip….Skip…Skip..

Hari jumat subuh ini setelah melaksanakan kewajibanku, aku pun segera mempersiapkan diriku untuk segera pergi ke tempat yang di janjikan, ku lihat dengan seksama penampilanku di depan cermin, pakaian yang kupakai saat ini adalah gamis merah yang cukup untuk menutup tubuhku, di padukan dengan jilbab hitam di tambah riasan make up yang tidak terlalu mencolok dan terlihat agak natural, ku rasa cukup menarik penampilanku pagi ini. Setelah memastikan tidak ada yang kurang dari penampilanku, aku pun mengecek perlengkapan di dalam tas yang kubawa hari ini, beberapa gamis dan juga jilbab, serta make up dan beberapa kebutuhan wanita sudah tersusun rapi di tas ku.

Setelah memastikan semuanya sudah siap, akupun beranjak dari kamar untuk menemui anakku. Aku pun memberitahukan kepada anakku bahwa hari ini aku tidak dapat mengantarnya ke sekolah di karenakan ada urusan yang tidak dapat ku tinggalkan, anakku pun tampaknya dapat menerima penjelasanku dan setuju nanti dia akan pergi ke sekolah dengan naik taksi di antar oleh asisten rumah tangga kami.

Aku pun segera berpamitan dengan anakku, setelah beres aku segera beranjak menuju mobilku yang sudah siap di depan rumah, tak lama aku pun beranjak menuju ke tempat yang di janjikan.

Setelah melewati jalanan ibukota yang agak lumayan macet pagi ini, akhirnya aku pun sampai di tempat yang di tentukan, sebuah hotel bintang lima yang terletak di kota pinggiran Jakarta yang terkenal sebagai kota hujan, kawasan pegunungan yang memiliki udara cukup asri dan sejuk.

Aku pun beranjak setalah memarkirkan mobilku, ku kenakan cadar dan juga kacamata hitam menuju ke kamar yang telah di beritahukan oleh mbak ratna lewat pesannya, ku langkahkan kakiku menuju langsung ke lift yang tersedia di lobby hotel, setelah memencet nomor lantai yang menjadi tujuanku pintu lift pun menutup dan segera beranjak mengantarku menuju lantai yang ku tuju.

Tak berapa lama aku pun tiba di depan kamar yang di persiapkan kedua orang pejabat tersebut, aku berdiri sejenak di depan pintu kamar presidential suite yang di dalamnya telah menunggu keuda orang yang akan ku layani seharian ini, ku lihat jam di pergelangan tanganku, waktu menunjukkan jam 7 pagi tepat, segera ku tekan bel yang tersedia di samping jendela pintu kamar tersebut.

Tak menunggu waktu lama, pintu pun akhirnya terbuka sedikit, tapi sepertinya orang yang membukakan pintu tersebut bersembunyi di balik pintu, sehingga aku tak bisa melihat siapa yang membukakan pintu untukku.

Ku langkahkan kakiku masuk ke dalam kamar tersebut, setelah melewati pintu, tiba – tiba terdengar sapaan dari seorang pria yang membukakan pintu untukku.

“selamat pagi mbak inneke, “ sapa orang tersebut sambil menutup dan mengunci pintu kamar

Aku pun menoleh dan cukup terkejut melihat orang yang menyapaku, dia adalah seorang politisi yang menduduki posisi cukup penting di gedung wakil rakyat. Dia tersenyum dengan lebar melihatku yang agak terkejut melihatnya.

“kaget ya mbak, terimakasih telah datang tepat waktu ke tempat ini. “ ucapnya

“selamat pagi pak, “ ujarku dengan agak terbata

“mari mbak masuk ke dalam, “ ujarnya mengajakku ke dalam

Ku lihat sekeliling kamar ini, sangat luas dengan tempat tidur king size yang tertata rapi,ada minibar di sudut kamarnya, ada pula balkon yang memiliki pemandangan kearah gunung yang terlihat sangat indah.

Srrrtttt,… terdengar pintu balkon yang terbuka dari luar.

“wah, sudah datang rupanya tamu kita fad, “ ucap pria lainyang melangkah masuk ke dalam kamar

“iya nih ham, tamu kita tepat waktu datangnya “ ucap pria yang tadi membukakan pintu untukku

“selamat pagi mbak inneke yang cantik, “ ucap pria

“selamat pagi pak,” ucapku

“terimakasih sudah datang tepat waktu dan mau menemani kai refreshing seharian nanti “ ucapnya sambil tersenyum

“iya pak , terimakasih atas kesempatan yang pak fadli dan pak hamzah berikan kepada saya, untuk menemani bapak berdua seharian nanti “ ucapku sambil sedikit menunduk

“jangan malu – malu mbak, nanti juga kita bakalan senang – senang bersama ,.. hehehehehe “ ucap pria yang tadi membukakan pintu untukku

Ternyata kedua orang tersebut adalah dua orang politisi yang memiliki jabatan penting sebagai wakil rakyat, yaitu fahri hamzah dan fadli zon yang saat ini tersenyum mesum menatap kearah tubuhku yang terbalut gamis.

“baiklah, ini yang kami janjikan sebagai ucapan terimakasih kami, karena mbak inneke mau menemani kami berdua seharian nanti, “ ucap fahri hamzah sambil memberikan selembar cek ke arahku

Ku terima cek yang di sodorkan kepadaku dan melihat nominal yang tertera di cek tersebut sesuai dengan apa yang di janjikan oleh mbak ratna saat berbincang denganku, ku masukkan cek tersebut ke dalam dompetku dan segera ku letakkan tas yang ku bawa di atas meja.

“terimakasih pak , “ ucap ku pendek

“ kami juga baru tiba dekitar 15 menit yang lalu, sumpek pikiran kami nih ngurusin kerjaaan yang gak beres – beres, makanya kami mau refreshing seharian ini dengan mbak inneke” ucap fadli zon sambil tersenyum mesum kepadaku

“mbak inneke, sudah sarapan ? “ tanya fahri hamzah kepadaku

“sudah pak, “ jawabku

“baguslah kalo begitu, berarti kita bisa langsung refreshing fad sama mbak inneke” lanjut fahri hamzah sambil melangkah mendekati ku

“iya nih ham, udah gak sabar nih gw pengen angetin badan, dingin sih di sini,..hehehehehee” ucap fadli zon yang juga melangkah mendekatiku

“di buka dulu cadarnya mbak inneke, saya kan mau lihat wajah cantiknya si mbak,..hehehehe”ucap fahri hamzah

Aku pun segera membuka cadar yang menutupi wajahku yang kumaksudkan agar tidak ada yang mengenaliku saat menuju ke kamar ini

“nah, kan keliatan cantiknya kalo begitu “ ujar fahri hamzah setelah ku lepas cadar yang menutupi wajahku.

“iya zah, cantik banget ya mbak inneke,padahal udah punya anak, tapi kalah cewe – cewe abg yang sering ngangkang di depan kita ya zah,..” ucap fadli zon yang kini telah berdiri di sampingku

“iya nih fad, mukanya halus banget, gak sabar nih gw pengen nikmatin badannya “ucap fahri hamzah seraya mengelus perlahan pipiku

Kurasakan belaian tangan pria di kedua pipiku, aku mencoba tersenyum bergantian memandangi fahri hamzah dan fadli zon yang berada di samping kanan dan kiriku sambil membelai - belai kedua pipiku, bagaimanapun juga aku harus memberikan pelayanan terbaik kepada mereka karena telah membayarku cukup mahaluntuk menemani mereka seharian ini.

“smooch,.. “ fahri hamzah pun melumat bibirku dengan perlahan, ku balas lumatannya dengan lidahku yang ku keluarkan dan ku arahkan masuk ke dalam mulutnya untukmenemukan lidahnya, ku coba untuk melayani dengan sebaik – baiknya perlakuan mereka, kedua lidah kami pun saling melumat dengan perlahan.

“gua gak sabar nih ham, pengen ngerasain teteknya, “ ucap fadli zon sambil meremas payudara kiriku dengan perlahan,

“iya nih fad, teteknya masih kenceng juga ya, biar gak gede tapi kenyal banget nih “ ucap fahri hamzah sambil meremas payudara kananku

Fadli zon pun sekarang melumat bibirku, ku lumat kembali bibir fadli zon dan kemudian lidah kami pun saling membelit perlahan menikmati lumatan – lumatan yang kami lakukan.

“ udah dulu fad, mendingan sekarang kita ke tempat tidur, sambil liatin mbak inneke nari buat buat kita berdua” ucap fahri hamzah

Mereka beranjak menuju ke ranjang dan segera merebahkan tubuh mereka berdua berdampingan.

“ayo inne,sekarang menarilah yang hot, sambil melepas satu persatu pakaian yang kamu pakai, tapi jilbabmu jangan di lepas ya” ucap fahri hamzah

Aku pun perlahan mulai meliuk – liukkan tubuhku dengan sedikit erotis, ku tonjolkan kedua payudaraku, hingga tercetak jelas di gamis yang kukenakan, ku punggungi mereka berdua sambil menggoyang – goyangkan bongkahan pantatku yang pastinya tecetak jelas. Perlahan – lahan ku buka gamis yang ku kenakan, ku turunkan perlahan – lahan sambil terus memunggungi mereka berdua. Perlahan gamisku pu jatuh kelantai yang artinya mereka kini dapat melihat tubuh bagian belakangku yang kini hanya tertutupi oleh kaitan bra dan g-string yang sengaja ku kenakan hari ini. Ku lirik perlahan kearah mereka, terlihat mereka sangat menikmati goyangan yang ku lakukan , sambil terlihat sesekali mereka mengelus – elus penis mereka. Aku juga melihat mereka pun mulai melucuti pakaian yang mereka pakai, hingga akhirnya mereka berdua kini hanya mengenakan celana dalam saja di atas ranjang.

Perlahan – lahan ku balik tubuhku menghadap kearah mereka sambil terus bergoyang erotis, ku lihat mereka masih mengelus perlahan penis mereka, ku coba untuk membuka kaitan bra yang menopang kedua payudaraku, sedikit demi sedikit ku lepas bra tersebut, hingga akhirnya terpampanglah dengan jelas kedua payudara ku di depan mereka, ku lihat mereka cukup terkesiapmelihat bongkahan payudaraku yang walaupun tidak besar namun masih terlihat kencang dan proporsional, aku masih terus bergoyang erotis di depan mereka, hingga perlahan ku turunkan g – string yang menutupi daerah kewanitaanku, ku lepaskan g-string tersebut dengan gerakan yang cukup menggoda,terlihat fadli zon menelan ludah melihat vagina ku yang terihat halus tanpa di tumbuhi sehelai pun bulu jembut, ku lemparkan g – atring dan bra yang kini telah terlepas, perlahan aku pun melangkah sambil terus bergiyang erotis menuju kearah ranjang.

Sesampainya di pinngir ranjang aku pun merangkak naik ke atas ranjang dengan memposisikan tubuhku yang kini hanya tertutupi oleh jilbab hitam yang kukenakan di tengan – tengah antara mereka berdua, fahri hamzah pun segera meraih kepalaku dan melumat dengan ganas bibirku

“smooocchhh,..smoooccchh,…sluuuurrrpp…” bibir ku dan fahri hamzah saling melumat dnegan ganasnya,

Sementara fadli zon pun tak tinggaldiam, dia mulai menjilati dan melumat puting payudaraku, kurasakan dia melumat kedua payudaraku dengan rakusnya.

Aku perlahan di rebahkan di atas ranjang, fadli zon berada di kiriku dan fahri hamzah di kananku,

“inne, buka mulut kamu donk,” bisik fahri hamzah

Kubuka perlahan mulutku, aku masih belum tau apa yangmereka inginkan dengan mulutku yang terbuka ini, fahri hamzah pun melumat perlahan mulutku, sedangkan tangan mereka berdua kurasakan meremas – remas payudaraku dengan cukup kencang, mungkin mereka sudah sangat bernafsu.

Perlahan fahri hamzah pun melepaskan lumatannya dan menarik mulutnya sedikit ke atas, tiba – tiba dia pun mengeluarkan ludah dari mulutnya dan mengarahkannya kedalam mulutku, perlahan ludahnya pun memasuki mulutku, namun anehya aku tidak seikitpun merasa jijik, aku malah menikmati dengan semakin bernafsu ludah yang kini berpindah ke mulutku, fahri hamzah pun langsung melumat kembali bibirku , kami saling bertukar ludah dengan bernafsunya.

“sluurrrpp,…slluuurrppp,…” Sedangkan fadli zon kini menjilati ketiakku dengan sangat bernafsunya, ku rasakan geli yang sangat hebat di ketiakku akibat lumatannya yang penuh nafsu, ketiakku pun basah oleh ludah yang di hasilkan oleh jilatan – jilatan fadli zon.

“gileee, wangi banget keteknya ham, mana bersih lagi, nafsu banget nih gw sama keteknya inne” ucap fadli zon sambil terus menjilati ketiakku dengan bernafsu

“sluuurrppp,..sluurrrppp,..wah iya nih fad, wangi bener ketekknya, jadi makin ngaceng kontol gw” ujar fahri hamzah sambil menjilati pula ketiakku yang kanan

Cukup lama mereka menjilati kedua ketiakku dengan sangat bernafsu, kurasakan ketiakku kini basah oleh ludah mereka berdua, terasa di bawah pun vaginaku rupanya sudah mulai basah akibat rangsangan rangsangan yang ku terima, ku akui apa yang mereka lakukan sangat membuat libido memuncak, nafsuku kini mulai memuncak, kurasakan pula keringat mulai membasahi tubuh kami bertiga walaupun udara di tempat ini cukup dingin.

Setelah merasa puas menjelajahi ketiakku, mereka berdua berdiri di atas ranjang dan memposisikan di samping kanan dan kiriku, aku yang mengerti kemauan mereka pun segera berjongkok di antara mereka berdua. ku sentuh penis mereka dengan kedua tanganku, segera ku kocok perlahan - lahan kedua penis yang sudah mengacung tegak di depan wajahku,

“ouwwhhh, enak juga kocokanmu ne, “ ucap fahri hamzah yang terlihat sangat menikmati kocokan lembut tanganku di penisnya

“iya nih ham, mantap banget kocokannya, tangannya juga halus banget,..” ujar fadli zon yang tak kalah menikmati kocokanku

Aku pun perlahan mempercepat ritme kocokan tangan ku pada penis mereka, dan terlihat mereka berdua sangat menikmati nya , tiba – tiba tangan fadli zon menekan kedua pipiku sehingga otomatis posisi wajahku mendongak kearahnya dengan kondisi mulutku yang terbuka. Perlahan fadli zon mengeluarkan ludah dari dalam mulutnya dan menjatuhkannya dengan perlahan kearah mulutku yang terbuka lebar, ku rasakan ludah yang berasal dari mulut fadli zon kini sudah berada di dalam mulutku, dia tampak tersenyum puas. Fahri hamzah pun tak mau kalah, dan melakukan hal yang serupa dengan apa yang di lakukan oleh rekannya , kurasakan kini muluku penuh berisi ludah, ku keluarkan sedikit ke atas bibirku, fahri hamzah pun segera berjongkok dan segera melumat bibirku yang penuh ludah ini, cukup lama kami saling melumat menikmati sensasi yang tercipta akibat lumatan – lumatan yang bercampur ludah kami.

Setelah puas menikmati kocokanku pada penis mereka berdua, kini fahri hamzah pun memposisikan tubuhnya rebah di atas ranjang,pelan dia menarik tanganku dan memposisikan wajahku tepat di atas penisnya yang mengacung

“inne, sepongin kontol gw ya” ucap fahri yang memintaku untuk mengoral penisnya

“baik om, apapun yang om berdua inginkan akan saya turuti hari ini,. “ ujarku sambil tersenyum ke arah fahri hamzah

Sambil menungging aku pun segera menciumi dan menjilati ujung kepala penis fahri hamzah yang sedang mengacung tegak, penis yang tidak terlalu besar di tubuhi jembut yang sangat lebat di pangkal penisnya, ku kulum perlahan dan dengan lembut penis fahri hamzah yang kini telah memasuki mulutku

“sluurrrpp,..sluurrrppp,..” bunyi lumatan dan kuluman yang kulakukan dipenis fahri hamzah

“occhh,.. enak sekali seponganmu ne, “ ujar fahri hamzah yang sangat menikmati oral yang kulakukan pada penisnya

Fadli zon tak mau hanya diam menonton aku yang sedang melakukan oral sex pada fahri hamzah, dia pun memposisikan wajahnya di bawah vaginaku yang terpampang dengan jelasnya,

“gila ham, memeknya cakep banget, mulus bersih gak ada jembutnya “ ujar fadli zon sembari perlahan menarik bokongku agar agak turun ke bawah, kini posisi vaginaku berada tepat di atas mulutnya. Kurasakan lidah fadli zon perlahan mulai mejilati vaginaku,sedikit demi sedikit di masukan lidahnya ke dalam vaginaku, tentu saja hal ini membuat libidoku semakin meninggi.

“memeknya inne wangi banget nih ham, nyesel deh kalo loe gak mau nyobain…” ujar fadli zon sembari terus mengoral vaginaku

“iya fad, nanti gantian gw mau ngerasain memeknya inne, lo juga pasti mau kan di sepongin sama inne ?.. hehehehe…” ujar fahri hamzah

“ oke ham, ntar kita tukar posisi ya,…hehehehe” ucap fadli zon

Ku rasakan jilatan lidah fadli zon yang kini sudah mulai mengeploitasi dinding dalam vaginaku dan juga mencolok – colok klitorisku dengan ujung lidahnya, ku rasakan vagina sudah sangat basah akibat rangsangan yang ku terima dari kedua orang politisi ini.

“wah, gurih banget nih ham memeknya inne, apalagi kalo udah becek kaya gini…hehehehehe…mantap” ujar fadli zon yang sangat menikmati mengoral vaginaku, hingga cairan kewanitaanku pun di telannya

“yo wis, sini coba fad, kita tukeran posisi, gw juga mau ngerasain memeknya inne yang gurih “, ujar fahri hamzah

Perlahan penis fahri hamzah pun keluar darimuutku dan di bawah sana fadli zon sudah berhenti mengoral vaginaku, aku pun segera membalik badanku sehingga kini posisi mulutku tepat berada di depan penis fadli zon yang mengacung tegak, ukurannya tidak jauh beda dengan penis fahri hamzah , sedangkan vaginaku kini sudah berada di atas wajah fahri hamzah

“ayo nne, sepongin nih kontol gw, “ ujar fadli zon memintaku untuk segera mengoral penisnya

Aku pun mulai menjilati serta mengulum penis fadli zon , sedangkan fahri hamzah pun sudah mulai menjilati vaginaku

“Sluuruuupp,…sluuurrrpp” suara yang di hasilkan dari kuluman mulutku pada penis fadli zon

“sllrrpp,..acchh,..bener juga lo fad, gurih banget nih memek “ ujar fahri hamzah sembari terus mengoral vaginaku.

Tubuh kami bertiga sudah bermandi keringat akibat cukup pansanya persenggamaan yang baru memasuki sesi pemanasan ini, kurasakan kini jari – jari fahri hamzah pun mulai memasuki ke dalam vaginaku

“aaacchh,…aacchhh,..” racauku menikmati kocokan jari fahri hamzah di dalam vaginaku

Tiba – tiba fadli zon menekan kepalaku yang masih tertutup jilbab kea rah bawah, sehingga otomatis kini seluruh batang penis fadli zon berada di dalam mulutku

“brrpppp..,,,brrrrppp..” suara yang timbul dari mulutku karena menerima perlakuan yang di perbuat fadli zon tersebut

“ccloookkkk,..cllooookk..” terdengar suara yang cukup keras akibat kocokan jari fahri hamzah yang mengobok-obok vaginaku dengan cepatnya

“aaccchhhh,…aaccchhh,…aaarrrrgghhhh,…” erangku menimati orgasme yang kudapatkan akibat kocokan jemari fahri hamzah

“wahhh,.. udah dapet ya nne,..?” tanya fahri hamzah dengan isengnya

“haaahh,…haaahhhh,..” iya nih om fahri, enak banget kocokannya di memek inne, ucapku masih menikmati orgasme yang baru saja kudapatkan

“heheheheee,….” Tawa fahri hamzah yang melihatku menikmati orgasme

“nikmat ya nne,..???, itu baru pake jari belom pake kontol loh nne,.” Ujar fahri hamzah

Belum selesai menikmati sisa – sisa orgasme yang melandaku, fahri hamzah pun memposisikan penisnya di depan vaginaku, dengan perlahan – lahan di gesek kepala penisnya di bibir vaginaku sehingga menimbulkan rasa geli di vaginaku, sedikit demi sedikit fahri hamzah mendorong penisnya ke dalam vaginaku,

“oocchh,…memekmu ternyata masih sempit ya nne,..?, “ ujar fahri hamzah

“fad, nikmat dan legit banget nih memeknya inne, masih ngegigit ,…heheheh “ lanjut fahri hamzah sambil terus menyodok penisnya di dalam vaginaku

“sodok terus ham, memek sama mulut sama enaknya , nih kontol gw juga berasa anget banget dimulutnya inne,..” ucap fadli zon yang masih menikmati sepongan mulutku di penisnya

“plookkkk,..plooookkk…ploookk…” terdengar suara bongkahan pantatku yang sedang berad dengan tubuh fahri hamzah yang menyetubuhiku dengan posisi doggy style

“aaccchhh,…eermmmmppp,…eerrrmmmpp…” erangku menikmati sodokan penis fahri hamzah sembari terus mengulum penis fadli zon

Genjotan demi genjotan penis fahri hamzah yang menyodok vaginaku terasa semakin cepat, tubuhku sudah bermandi keringat, begitu juga dengan fahri hamzah dan fadli zon yang tubuhnya pun telah basah oleh keringat mereka,

“oocchhh,..occchhh,…nikmat banget memek lo nne,..” racau fahri hamzah menikmati sodokan penisnya yang terus menghujam di dalam lubang vaginaku

Fadli zon pun melepaskan penisnya yang berada di dalam mulutku, dia merebahkan tubuhnya di sampingku yang menungging, dia membuka ketiakknya yang di tumbuhi bulu yang sangat lebat dan juga basah oleh keringat,

“nne, .. jilatin ketek gw donk ,..” pinta fadli zon

Aku pun menuruti permintaan dari fadli zon, ku jilati permukaan ketiakknya yang berbulu lebat dan basah tersebut, ku jilati seluruh permukaaan ketiaknya dan juga melumat menjadikan ketiaknya semakin basah akibat bercampur antara keringat dan juga air ludah ku. Aku merasa agak sedikit mual, namun begitu aku mencoba untuk menikmatinya karena teringat syarat yang di beritahu oleh mbak ratna, bahwa aku harus menuruti apapun keinginan mereka selama seharian ini.

Sodokan demi sodokan dari penis fahri hamzah terus menghujam di dalam vaginaku, semakin lama semakin cepat sodokan yang di lakukan oleh fahri hamzah, hal ini membuat vagina merasa gatal dan geli, libido dan gairah terus menerus di genjot. Setelah puas menikmati jilatan demi jilatan lidahku di ketiaknya, fadli zon pun beringsut menungging di hadapan ku, kini di depan wajahku terpampang bongkahan pantat dari fadli zon.

“nne, sekarang lojilatin ya lobang pantat gw, …” pinta fadli zon tanpa menatap ke wajahku

Aku pun sempat kaget dengan permintaan dari fadli zon tersebut, namun aku berusaha untuk memenuhi apa yang di minta oleh fadli zon. Ku jilati perlahan pinggiran lobang anus dari fadli zon yang mengeluarkan aromakurang sedap, perutku rasanya mual menghirup aroma tersebut, namun aku berusahasebaik mungkin menuruti apa yang di minta oleh fadli zon

“gile lo fad, liar juga fantasi ngentot lo,..” ucap fahri hamzah mengomentari permintaa fadli zon kepadaku.

“biarin aja ham, gue mau eksplore semua fantasi sex yang ada di otak, mumpung inne mau nurutin semua yang kita pengen hari ini,…hhehehehehe,..” ujar fadli zon sambil tertawa kecil

Ku jilati lubang anus fadli zon dengan perlahan, tak ketinggalan aku pun melumatnya sekali – sekali hingga lubang anusnya pun mulai basah akibat lumatan ludahku

Beberapa saat bermain dengan posisi tersebut, perlahan ku rasakan fahri hamzah mengeluarkan penisnya dari vaginaku, fadli zon pun menyingkirkan bongkahan pantatnya yang berada di depan wajahku, lalu fadli zon pun menuntunku agar aku telentang di atas ranjang, kemudia dia memposisikan tubuhnya di atas tubuhku yang telentang pasrah di ranjang. Fadli zon kemudia membuka lebar – lebar kedua pahaku, hingga kini vaginaku terpampang jelas, dia kemudian memposisikan penisnya di depan lubang vaginaku. sedikit demi sedikit dia mulai memasukkan penisnya ke dalam lubang vaginaku, kurasakan mili demi mili penis fadli zon masuk ke dalam vaginaku. dia pun mulai menyodok vaginaku dengan perlahan – lahan.

Sementara fahri hamzah pun kembali mengarahkan penisnya yang masih mengacung tegak ke dalam mulutku, dia berjongkok di atas wajahku, sehingga dengan mudahnya dia mengarahkan penisnya memasuki mulutku. Aku pun mulai mengulum penis fahri hamzah yang kini sudah berada di dalam mulutku,

“sluurrpp,..sluurrrppp,..” bunyi kuluman mulutku ke penis fahri hamzah

“plookk,..ploookkk,..ploookk,…” fadli zon semakin mempercepat sodokan penisnya di dalam vaginaku sehingga menimbulkan suara yang cukup keras saat tubuh fadli zon berbenturan dengan pangkal paha ku.

“bbrrrppp,..aaacchhh,…brrrrpppp…” erangku menikmati sodokan demi sodokan penis fadli zon di dalam vaginaku sembari terus mengulum penis fahri hamzah di mulutku

“aaarrrgghh,…ooouuccchh,..aaarrrgghhh,…” racauku menikmati orgasme yang kembali menyerangku sehingga refleks ku lepaskan kulumanku terhadap penis fahri hamzah

“heeegghh,..heeggghh,..aaahhhhh,…” erangku panjang sambil berusaha mengatur nafasku yang terengah – engah akibat orgasme

Fadli zon pun menghentikan sodokan penisnya di dalam vaginaku, membiarkan aku menikmati sisa – sisa orgasmeyang baru saja kudapatkan. perlahan – lahan di tariknya keluar penis yang tadi menyodok vaginaku, aku pun berusaha memulihkan nafasku yang masih memburu sambil tetap mengulum penis fahri hamzah yang sudah kemabli berada dalam mulutku.

Tak berapa lama fahri hamzah pun menarik keluar penisnya dari dalam mulutku, kemudian dia menarik tanganku sehingga kini tubuhku berada diatas tubuhnya yang telentang di ranjang, tubuh kami sama – sama basah oleh keringat. perlahan lidah fahri hamzah melumat bibirku, aku pun meresponnya dengan ikut melumat bibir fahri hamzah, kami saling melumat saling bertukar ludah dan mencampur keringat yang membasahi tubuh kami berdua. Masih sambil berpelukan sembari saling melumat perlahan fahri memposisikan kepala penisnya di lubang vaginaku, dengan sekali hentakan penis fahri hamzah kembali masuk kedalam vaginaku. aku pun berusaha untuk menggoyang – goyang pantatku agar lenih memudahkan penetrasi penis fahri hamzah di dalam lubang vaginaku

“Arrgghhh,…Arrrgghh,…hebat juga goyanganmu nne,…” ucap fahri hamzah sembari menikmati goyangan pantatku yang mengaduk – aduk penisnya di dalam vaginaku

“oouuccchh,…ouucchhh,..sodok terus ham yang keras,…” erangku sambilmeminta fahri mempercepat sodokan penisnya

Kami sama – sama saling berusaha melakukan penetrasi antara penis fahri hamzah yang terus menerus menyodok lubang vaginaku, sementara itu kurasakan fadli zon meraba – raba bongkahan pantatku. Dia berdiri di belakangku yang sedang menungging di atas tubuh fahri hamzah, ku rasakan kepala penis fadli zon berada tepat di depan lubang anus ku. Aku takut dia akan melakukan anal sex karena aku belum pernah sekalipun melakukan anal sex, walau dengan suamiku.

“fad,…lo sodok deh tuh anusnya inne, pastinya masih rapet banget,..hehehee…” ucap fahri hamzah sambil terus menyodokkan penisnya di vaginaku.

“iya ham, nih gw mau coba sodok lobang pantatnya, masih rapet bener nih ,…” ujar fadli zon sembari mencoba untuk memasukkan penisnya ke dalam anusku

“aarrgghhh,…sakiiitttt,…periiihhh,…” ucapku sambil menitikkan air mata menahan sakit akibat sodokan penis fadli zon di lubang anus ku

“hehehheehee,…terus fad, sodok yang kenceng, jangan kasih ampun,…hahhaahahaa,..” ucap fahri hamzah sambil tertawa melihat kondisiku yang kesakitan menahan sakit di lubang pantat ku.

Akhirnya penis fadli zon pun berhasil masuk ke dalam lubang anusku, aku meringis sambil memejamkan mata menahan rasa sakit yang kurasakan di pantatku, fadli zon menyodok penisnya dengan perlahan di dalam anusku, mungkin penisnya juga mencoba untuk menyesuaikan dengan kondisi lubang anus ku.

Lubang anus ku terasa sangat dengan masuknya penis fadli zon kedalamnya, sedangkan fahri hamzah semakin mempercepat sodokan penisnya di vagina ku, aku hanya bisa menikmati dengan pasrah kedua lubangku yang saat ini sedang di penuhi penis mereka berdua. Setelah berhasil menyesuaikan penisnya di dalam anusku, perlahan fadli zon pun mempercepat sodokan penisnya di lubang anusku.

“oouuucchhh,…ouuucchh,…arrggghh,…” aku meracau ketika kurasakan gelombang orgasme yang kembali kudapatkan setelah beberapa lama penis mereka melakukan penetrasoi di vagina dan juga anus ku.

“hhmmmppphh,…aaccchh,…hmmmppp,…” fadli zon terus menyodok anusku dengan penisnya.

“aaacchh,….fad, inne kayanya udah dapet lagi tuh,..heheehe,..” ucap fahri hamzah yang menatap wajahku

“hahahahaa,…keenakan dia ham, kita sodokin terus memek sm anusnya,..” ujar fadli zon menanggapi

Badanku terasa sangat lemas akibat orgasme yang kembali menerpaku, lumayan juga permainan sex mereka batinku dalam hati. Masih dengan lemasnya sembari menikmati sisa orgasme kurasakan penis mera berdua di keluarkan dengan perlahan.

“gantian donk fad, gw juga mau ngerasain pantatnya inne nih, “ ucap fahri hamzah

“nih, sodokin aja ham yang kenceng, biar jerit –jerit tuh si inne, gw biar garap memeknya aja deh ..hehehehehe..” ujar fadli zon

Tubuh telanjangku yang sudah basah oleh keringat dan terasa agak lemas karena belum reda menikmati sisa – sisa orgasmeku di tarik perlahan oleh fadli zon dan kini di balikkan sehingga tubuhku kini membelakangi tubuh fahri hamzah yang masih telentang di atas ranjang, perlahan – lahan fahri hamzah pun membuka lebar – lebar pantatku dan memposisikan penisnya di depan luang anusku. Sedikit demi sedikit penis fahri hamzah menerobos masuk ke dalam anus ku yang sudah mulai terbiasa dengan penis yang masuk kedalamnya. Tiba – tiba dengan sekali hentakan fahri hamzah menyodok penisnya ke dalam anus ku sehingga masuk seluruhnya ke dalam anusku.

“aaarrggghhh,…saakkkiiiittt,…aaaccchhhh,..” teriakku yang kaget akibat hentakan dadakan penis fahri hamzah ke dalam lubang anusku

“hehehehehee,…nanti juga keenakan kamu nne,… “ ujar fahri hamzah sambil tertawa kecil

“mantap ham, gimana,,..?,.. enak kan pantatnya inne,..???” tanya fadli zon ke fahri

“mantap bener fad,… ngejepit banget nih pantat,..hahahaha,.” ujar fahri hamzah

“sodok terus ham yang kenceng , biar jerit – jeritan tuh si inne,..” ucap fadli zon

Fahri hamzah pun menyodokkan penisnya di dalam anusku dengan agak bernafsu, sementara tangannya memegang bokongku sembari menggerakkan pingggulku untuk turun naik, hal ini menyebabkan sodokan penisnya terasa sangat memenuhi lubang anusku.

Tak berapa lama fadli zon pun memposisikan kepala penisnya di depan lubang vaginaku, di bukanya lebar – lebar pahaku yang bertumpu di tubuh fahri hamzah. Sedikit demi sedikit penis fadli zon pun menyeruak masuk kedalam vaginaku, kemudian dengan satu hentakan pula fadli zon tiba – tiba menyodokkan penisnya ke dalam vaginaku.

“eerrgghhh,..aaacchh,…aaacchhh,..” erangku yang kaget menerima sodokan dari penis fadli zon di lubang vaginaku

“ploookkk,..ploookk,..plooookk,..” bunyi tubuh kami bertiga yang beradu saat sodokan penis mereka menghujam kedua lubang ku.

Dengan sangat bernafsu mereka berdua terus menerus menggenjot tubuhku, sodokan demi sodokan terus ku rasakan masuk ke dalam vagina dan juga anusku, aku hanya bisa menikmati apa ayang merka perbuat di karenakan tenagaku yang sudah cukup terkuras meladeni mereka berdua.

“sodok yang kenceng ,… inne udah mau nyampe lagi nih,..” pintaku kepada mereka berdua saat kurasakan gelombang orgasme yang kembali akan menghampiriku.

“ploookkk,…plooookkk….,ploookkk” sodokan penis merak berdua semakin cepat sehingga menimbulkan bunyi yang cukup keras

“ooouuucccchhh,…aaacchhhh,..oouuucchh” aku meracau tak karuan menikmati sodokan penis mereka berdua

“hhmmppphh,..aaaccchhh,…hmmmpphh,..” erang mereka berdua sambil terus menyodkkan penis ke dalam lubang vagina dan juga anusku

Seiring dengan semakin cepatnya sodokan penis mereka, aku pun merasakan gelombang orgasme akas segera menghampiriku. Ku percepat pula goyangan pinggulku agar penetrasi penis mereka semakin terasa menghujam.

“aaarrrgggghhh,…ooouuuccchhhh,….aaaaaccchhh,…aaaaccchhh,..” erangku panjang ketika ku rasakan badai gelombang orgasme menghampiriku untuk ke sekian kalinya.

Sodokan – sodokan penis mereka berdua bukannya berkurang, namun kurasakan semakin cepat menghujam ke dalam kedua lubangku.

“aargghhh,…arrrgghhh,..bentar lagi nyampe nih gw fad,” ucap fahri hamzah

“hhmmpphh,…arrgghhh,..arrghh,..gw juga ham, sodok terus yang kenceng “, ujar fadli zon

Tak berapa lama di saat yang hampir bersamaan, mereka berdua mencabut penis mereka dari ubang vagina dan juga anusku, tubuhku segera di posisikan berjongkok di antara mereka berdua yang telah berdiri di samping kanan dan kiriku. Fahri hamzah pun dengan cepat memasukkan penisnya kedalam mulutku, sedangkan tanganku di arahkan ke penis fadli zon untuk mengocoknya.

“croooott,….crroooottt,..croooottt,…” semprotan sperma yang keluar dari penis fahri hamzah yang berada di dalam mulutku

Setelah selesai memuncratkan spermanya di dalam mulutku, fahri hamzah pun menarik keluar penisnya dari mulutku, lalu bergantian fadli zon yang segera memasukkan penisnya ke dalam mulutku

“crooottt,..croooottt,…croooottt,..” tak berapa lama setelah memasukkan penisnya ke dalam mulutku, spermanya pun muncrat di dalam mulutku. Terasa sangat penuh mulutku yang terisi sperma mereka berdua dan juga penis fadli zon. Setelah beres menyemprotkan spermanya di dalam mulutku, fadli zon pun segera menarik keluar penisnya dari dalam mulutku secara perlahan. Lelehan sperma merembes keluar dari ujung – ujung bibirku.

“ di telan donk nne sperma kita berdua, “ pinta fahri hamzah

“iya nne, telen tuh spermanya , biar jadi suplemen supayaawet muda…heheheheee…”ujar fadli zon

“gleekk,..gleekkk,..” aku pun menelan sperma mereka berdua yang berada dalam mulutku

Tubuh kami bertiga basah bermandikan keringat akibat permainan yang cukup menguras tenaga kami, akhirnya kami bertiga pun tiduran bersama di atas ranjang dengan posisi tubuh telanjangku yang berada di tengah – tengah antara fadli zon dan fahri hamzah. Mereka berdua meremas – remas kedua payudaraku, sambil bergantian melumat bibirku.

“mantap nne, masih kuat kan ngentot sama kita,..heehehhee?? “ ucap fahri hamzah

Aku pun hanya mengangguk kecil dan tersenyum menanggapi pertanyaan iseng dar fahri hamzah tersebut

“iya nne,…masih sampe malam nanti loh kita maen – maen,..hehehehe,..” ujar fadli zon sambil terus meremas – remas payudaraku.

Aku pun tersenyum sambil membayangkan permainan seperti apa lagi yang akan kami lakukan hingga malam nanti, padahal hari masih cukup pagi di sesi pertama kami melakukan threesome tadi.

:::

Aku pun merasa agak lega karena kondisi keuangan ku sudah kembali stabil setelah aku menyelesaikan job yang di berikan oleh mantan manajerku, bayaran yang kudapatkan lebih dari cukup untuk aku bertahan hidup selagi aku mencari job yang lain.

Saat sedang bersantai di dalam kamar handpohone ku pun berbunyi yang menandakan adanya panggilan masuk, ku lihat ke layar HP ternyata panggilan dari mbak ratna yang telah memberikanku job beberapa waktu lalu,

“Halo, Assalamualaikum mbak ratna,..” sapaku mengangkat telepon dan membuka obrolan

“waalaikumsalam mbak inne, ..” balas mbak ratna

“Apa kabar mbak ratna,?, O iya terimakasih banyak ya udah kasih job ke saya..” ujarku

“kabar baik mbak inne, sama – sama mbak saya senang bisa membantu mbak inne, “ ucap mbak ratna

“gimana bayarannya mba?, lumayan besar kan?” tanya mbak ratna

“alhamdulilah mbak , uangnya bisa untuk memenuhi kebutuhan keluarga saya sampai bisa dapat job lagi.. “ ujarku

“memangnya mbak inne masih bermina untuk mengambil job seperti itu lagi? “ tanya mbak ratna

“ya, mau gimana lagi mbak, hehehehe..” ucapku

“kalau mengharapkan dari dunia entertainment tentu saja akan sangat sulit mendapatkan job yang cocok untuk saya, karena pastinya banyak pendatang baru yang tentu saja masih fresh “ sambungku

“hhhmmm,…jika memang mbak inne berminat lagi, nanti akan saya coba bantu carikan job untuk mbak inne,…” tawar mbak fatna

“Boleh mbak, kalau ada info silahkan kontak ke saya ya “ ujarku

“pasti mbak inne, akan saya kabari secepatnya kalo udah ada info “ ucap mbak ratna

“terimakasih mbak ratna atas bantuannya, walau sebenarnya agak berat untuk menjalani job seperti itu, tapi uang yang di dapat sangat berguna untuk perekonomian keluarga saya saat ini..” ucapku

“sama –sama mbak inne, saya senang bisa membantu mbak..” ujar mbak ratna

“ya sudah nanti saya hubungin lagi ya mbak kalo sudah ada info job-nya ..” lanjut mbak ratna

“baik mbak ratna, sekali lagi terimakasih ya, assalamualaikum…” ucap ku

“waalaikumsalam mbak,…” balas mbak ratna sembari menutup telepon

Aku pun kembali melanjutkan aktivitas ku yang sempat tertunda karena mengankat telepon dari mbak ratna tadi, kesibukanku sehari – hari kini semakin bertambah akibat suamiku yang berada di dalam tahanan, aku harus mengurus keperluan rumah tanggaku dan juga anak – anakku sendirian,awalnya diriku cukup tertekan menghadapi masalah yang menimpa keluargaku, namun seiring berjalannya waku aku pun mulai terbiasa dengan segala tekanan yang menghampiriku.

Setelah hampir 2 pekan akhirnya mbak ratna kembali menghubungiku, aku yang sedang bersantai di kamar menjawab panggilan masuk yang bordering di handphoneku.

“Assalamualaikum, selamat malam mbak ratna..” sapaku mengucapkan salam sembari membuka obrolan di antara kami

“Waalaikumsalam mbak inne, gimana kabarnya ? “ jawab mbak ratna sambil menanyakan kabar kepadaku

“Alhamdulilah, kabar saya sangat baikmbak ratna” jawabku

“Bagaimana Kabar mbak ratna? “ tanyaku balik

“Alhamdulilah kabar saya juga sangat baik mbak,..” jawab mbak ratna

“Begini Mbak Inne, mengenai job yang kita bicarakan tempo hari itu, saya mendapatkan info adanya job untuk mbak inne, “ lanjut mbak ratna

“Wah, kabar baik itu mbak, “ ucapku

“Apa mbak inne mau mengambil job tersebut?” tanya mbak ratna

“Hhhhmmm,..ya mau gimana lagi mbak, saat ini job itulah yang bisa mengatasi kesulitan di dalam keluarga saya ..” ujarku

“Baiklah Mbak inne, kalau mbak sudah setuju, 3 hari lagi mbak inne datang ke Hotel XXX suite room di lantai 22 “ ucap mbak ratna

“Orang yang memberikan job akan menunggu mbak inne di kamar tersebut “ lanjut mbak ratna

“kalau boleh tahu, berapa uang yang akan saya dapatkan dari job ini mbak?” tanyaku

“seperti yang kemarin mbak inne,mbak akan mendapatkan 500 juta untuk menemani orang tersebut selama 1 hari “ ujar mbak ratna

“baiklah mbak, saya akan mengambil job tersebut , lumayan uangnya bisa buat keperluan keluarga saya “ ucapku

“oke deh mbak inne, saya akan menghubungi orangnya, jangan lupa ya 3 hari lagi “ ujar mbak ratna

“oke mbak, saya pasti datang ketempatnya “ ucapku

“ya sudah, kalau begitu kapan - kapan kita ngobrol lagi ya mbak inne “ ujar mbak ratna

“baik mbak ratna, assalamualaikum..” ucap ku

“waalaikumsalam mbak inne,..” tukas mbak ratna sembari memutus sambungan telepon

Aku telah mengambil keputusan untuk menerima job yang di tawarkan oleh mbak ratna, uang yang akan kudapatkan lumayan besar dan akan sangat membantuku dalam mengurus kondisi keluargaku saat ini. Dengan bayaran yang akan kudapatkan , maka aku pun harus memberikan pelayanan yang sangat memuaskan kepada orang yang membookingku untuk melayani semua kemauannya tanpa ada pengecualian.

Skip…skip…skip

Akhirnya hari yang di tentukan oleh orang yang membookingku pun tiba, semalam aku telah mempersiapkan penampilanku sebaik mungkin, aku melakukan perawatan di salon yang telah menjadi langgananku agar penampilan terlihat semakin menarik, hal ini kulakukan agar aku tidak mengecewakan orang yang telah membookingku.

Setelah selesai membereskan urusan di rumah dan juga keperluan anak – anakku, maka aku pun bergegas untuk segera pergi menuju ke tempat yang telah di beritahukan oleh mbakratna, ku lajukan mobil yang ke kendarai dengan agak santai karena jalan yang kulalui masih belum macet.

Tak berapa lama aku pun telah sampai ke hotel XXX yang menjadi tempat yang telah di tentukan oleh orang yang membookingku. ku parkirkan mobil di area basement hotel , ku lihat jam masih menunjukkan pukul 9.45 pagi, sesuai info dari mbak ratna memang orang tersebut memintaku untuk sampai di lokasi pada pukul 10 pagi, aku pun memastikan penampilanku agar tidak ada yang mengenaliku saat masuk ke hotel, hari ini aku mengenakan gamis berwarna hijau yang dipadukan dengan jilbab berwarna hitam, tak lupa aku pun memakai cadar untuk menutupi wajahku dan juga kacamata hitam sehingga aku pastikan tidak aka nada yang mengenaliku dengan penampilan seperti ini.

Aku pun melangkah keluar dari mobil dan segera menuju kearah lift, sesampainya di lobby aku pun berganti lift yang akan mengantarkanku ke lantai tempat kamar suite berada, tak butuh waktu berapa lama akhirnya aku telahsampai di depan kamar suite yang telah di beritahukan oleh mbak ratna di percakapan kami yang terakhir, ku hela napas sambil berdiri di depan pintu kamar tersebut dan melepas kacamata serta cadar yang kupakai, perlahan ku tekan bel kamar tersebut, tak membutuhkan waktu lama, pintu pun terbuka sedikit dan aku pun segera masuk ke dalam kamar tersebut.

Di balik pintu ternyata terlah menunggu seseorang yang cukup membuatku terkejut karena ternyata aku mengenal orang tersebut yang berarti dia juga yang telah membookingku untuk memberikan pelayanan kepadaku. Orang tersebut tersenyum ramah kepadaku dan segera menutup kembali pintu kamar sute ini.

“Apa kabar Mbak inne,..??” sapa lelaki itu sambil tersenyum dan menyodorkan tangannya untuk bersalaman denganku

“Kabar saya sangat baik mas Ardi ..” ucap ku sambil tersenyum dan menjabat tangan lelaki itu yang ternyata adalah Ardi Bakrie yang merupakan suami dari rekan artis yang cukup ku kenal baik yaitu nia ramadhani dan juga merupakan seorang pengusaha yang cukup sukses.

“Mari masuk ke dalam mbak, kita ngobrol nya di dalam saja “ ujar ardi bakrie

“baik mas, ..” ucapku

Kami pun melangkah menuju ke dalam, dan mas ardi mengajakku untuk duduk di sofa yang berada di dalam kamar tersebut, mataku menyapu se isi ruangan kamar suite yang terlihat sangat mewah dengan penataan ruangan yang sangat membuat nyaman. Di dalam kamar terdapat ranjang yang berukuran sangat besar yang pastinya akan menjadi tempat kami berpacu birahi nanti.

“silahkan duduk mbak inne, jangan sungkan – sungkan “ ucap ardi bakrie

“baik mas , terimakasih..” ujarku sambil duduk di sofa

“mau minum apa mbak,..?? , biar kita bisasantai ngobrolnya “ tanya ardi bakrie

“apa saja boleh mas…” ucap ku

“baik, tunggu sebentar ya mbak “ ujar ardi bakrie sambil melangkah menuju ke kulkas

“silahkan di minum mbak, “ ucap ardi bakrie sambil menyodorkan minuman ringan

“terimakasih mas,..” ucap ku sambil mengambil minuman yang di sodorkan kepadaku

Tiba – tiba aku di kagetkan oleh bunyi bel yang berbunyi, ardi bakrie tersenyum sambil mendangku yang agak heran, dia pun beranjak menuju ke arah pintu dan segera membukanya, aku terkejut ternyata ada wanita lain yang masuk ke dalam kamar ini, dia memakai pakaian muslimah dan juga jilbab sama seperti penampilan ku, aku kembali terkaget – kaget saat melihat wanita yang melangkah bersamaan dengan ardi bakrie ke arahku. Dia pun terkejut dengan keberadaanku di dalam kamar ini, karena aku dan wanita itu cukup saling mengenal karena kami sama – sama berasal dari dunia entertainmen.

“silahkan duduk mbak sarah…” ucap ardi bakrie mempersilahkan wanita tersebut untuk duduk di sofa yang aku duduki

“kalian kaget ya kalau ternyata bukan hanya diri kalian sendiri yang aku booking?” tanya ardi bakrie sambil tersenyum ka arah kami berdua

“iya mas, ..” jawab kami berdua hampir bersamaan

“hehehehee,…” ardi bakrie tertawa kecil melihat kami yang terlihat malu – malu menyadari kehadiran orang yang kami kenal dalam satu kamar

“aku memang sangat ingin menikmati tubuh kalian, wanita muslimah yang berpenampilan sholehah tapi terlihat sangat cantik dan membuat diriku bernafsu untuk di layani oleh kalian berdua” ucap ardi bakrie sambil tersenyum

“aku ingin merasakan bagaimana hangatnya tubuh dua orang wanita sholehah yang dulunya adalah aktris panas, “ lanjut ardi bakrie

“apa kalian tidak ingin sekadar cipika – cipiki atau berpelukan mbak inneke & mbak sarah vi, pastinya kalian sudah lama tidak berjumpa kan,..?? “ tanya ardi bakrie sambil tersenyum mesum kea rah kami berdua

Aku dan sarah pun saling berjabat tangan dan cipika – cipiki dengan raut muka malu – malu, ternyata wanita yang akan menjadi partenerku dalam memuaskan ardi bakrie adalah sarah vi, eman lama ku di dunia entertainmen. Beberapa tahun lalu memang kami terkenal sebagai aktris yang kerap berpenampilan seksi dan panas, namun sekarang kami telah merubah penampilan dengan berpenampilan tertutup.

“boleh saya duduk di tengah – tengah ,..?” tanya ardi bakrie

“silahkan mas,..” ucap sarah vi sembari menggeser duduknya

Ardi bakrie pun memposisikan dirinya duduk di antara aku dan sarah vi, dengan gerakan tangannya dia merengkuh kami berdua agar duduk merapat kepadanya. Tanpa berkata apapun perlahan dia menarik kepalaku dan mendekatkan ke arahnya, sehingga kini muka kami saling berhadapan dan perlahan bibirnya mencium bibirku yang agak sedikit terbuka, aku pun tidak menolak ciuman darinya, dengan perlahan aku pun mulai membalas lumatan – lumatan yang di lancarkan oleh ardi bakrie. Air liur kami bercampur seiring dengan lumatan – lumatan kami yang semakin bergairah.

Sedang asyiknya menikmati lumatan di bibir kami berdua, tiba – tiba ardi bakrie melepaskan pagutannya di mulutku, kini dia berganti menarik kepala sarah vi dan mendekatkan ke arahnya. Sama seperti yang di lakukannya kepadaku tadi, kini perlahan ardi bakrie pun mencium bibir sarah vi. Terihat sarah vi berusaha untukmenikmati pagutan di bibirnya , matanya terpejam mengimbangi lumatan – lumatan yang terus di lancarkanoleh ardi bakrie.

Tak hanya berciuman, tangan kanan ardi bakrie pun kini mulai meraba – raba payudara sebelah kanan sarah vi, sekilas ku lihat payudara milik sarah vi berukuran cukup besar. Tak ingin menyia – nyiakan tubuhku, tangan kiri ardi bakrie pun kini mulai meraba dan meremas payudara kiriku, tangannya meremas dengan cukup keras payudaraku yang tersembunyi di balik baju gamis yang kukenakan saat ini, sehingga perlahan kini nafsuku mulai bangkit. Hal yang tak jauh berbeda pun di alami oleh sarah, kini kulihat wajahnya sudah mulai berkeringat dan mulutnya mengeluarkan desahan – desahan kecil yang tertahan lumatan mulut ardi bakrie di mulutnya.

Beberapa saat kemudian ardi bakrie melepaskan pagutannya di mulut sarah vi, dan dia juga menghentikan remasan – remasannya di payudara kami berdua.

“baiklah,mari kita mulai pesta kita…” ucap ardi bakrie

“kalian berdua naiklah ke ranjang…” ucapnya lagi

Aku dan sarah vi pun bangkit dari sofa dan dengan bergandengan tangan kami melangkah menuju ranjang, sesampainya di tepi ranjang kami pun berdiri berdampingan sambil menghadap ke arah ardi bakrie yang masih duduk dengan santai di sofa.

“aku ingin melihat kalian berdua berciuman dan saling mencumbu satu sama lain,..” ucap ardi bakrie

Tentu saja aku dan sarah vi terkejut dengan permintaan dari ardi bakrie, Karena aku sama belum ernah melakukan ciuman dengan sesame jenis, begitupun yang kutangkap dari raut wajah sarah vi yang Nampak cukup terkejut mendengar perkataan ardi barie, aku pun yakin pasti sarah vi juga belum pernah melakukan percumbuan dengan sesame wanita. Sedangkan di sofa ku lihat ardi bakrie tersenyum mesum kea rah kami berdua yang tampak kebingungan.

“ayo, jangan Cuma bengong begitu,…” ucap ardi bakrie

“mungkin awalnya aneh kalian bercumbu dengan sesame wanita, tapi aku yakin nantinya kalian akan sangat menikmati percumbuan di antara kalian …” ujarnya lagi

Aku pun menghela nafas dengan perasaan yang tak menentu, bingung harus bagaimana mengawalinya karena ini pengalaman yang sangat – sangat baru dan aneh bagiku untuk bercumbu dengan sesame wanita. Raut wajah sarah vi pun menunjukkan kebingungan yang hampir sama dengan denganku.

Kumantapkan perasaanku untuk memulai mencoba mengawali permintaan yang di ajukan oleh ardi bakrie. aku kini berdiri berhadapan dengan sarah vi, ku lingkarkan tangan kiriku ke pinggangnya, sedangkan tangan kananku merangkuh leher dari sarah vi yang tertutup jilbab. Sarah vi pun melingkarkan kedua tangannya hingga memeluk pinggangku, kedua tubuh kami yang masih terbalut gamis kini sudah menempel, bisa kurasakan bongkahan kedua payuara milik sarah vi yang cukup besar bersentuhan dengan kedua payudaraku walaupun masih terhalang pakaian yang melekat di tubuh kami.

Perlahan ku tarik kepala sarah mendekat ke arahku, hidung kami kini sudah saling menempel, dapat kurasakan nafas sarah vi yang agak memburu di hadapanku. Ku kecup perlahan bibir sarah vi yang sedikit terbuka, dapat kurasakan sensasi berbeda yang baru pertama kali kurasakan, sarah vi pun membalas kecupanku, bibir kami berdua mulai terpaut satu sama lain, perlahan aku pun mulai melumat bibir sarah vi, ku masukkan perlahan lidahku ke dalam mulut sarah vi , begitu juga dengan lidah sarah vi yang membalas lumatan – lumatan lidahku di dalam mulutnya, kurasakan kehangatan yang timbul akibat lumatan kedua mulut kami.

Lumatan – lumatan yang kami lakukan semakin panas dan hal ini membuatku semakin bergairah, perlahan tangan kananku pun mulai meremas payudara sebelah kiri sarah vi, ukurannya cukup besar, hampir 3 kali besarnya dari payudaraku, sedangkan kedua tangan sarah vi yang tadinya memeluk pinggangku kini sudah mulai meremas bongkahan pantatku, kami sudah mulai saling mencumbu untuk memancing gairah kami berdua.

Sedangkan di sofa aku melihat ardi bakrie sangat menikmati apa yang sedang aku dan sarah vi lakukan, dia begitu enjoy melihat dua orang wanita yang mengenakan busana muslimah sedang saling berusaha untuk memancing birahi di antara keduanya agar semakin bernafsu.

“sekarang kalian saling melepaskan pakaian yang kalian kenakan satu sama lain..” ucap ardi bakrie

“mbak inne silahkan lepaskan pakaian yang di pakai oleh mbak sarah vi, begitu juga dengan mbak sarah vi silahkan lepaskan pakaian yang di pakai mbak inne…” lanjut ardi bakrie

Aku dan sarah vi pun mulai berusaha untuk saling melepaskan pakaian yang kami kenakan, kamisaling melucuti jilbab yang kami kenakan, terlihat rambut hitam sebahu milik sarah vi menambah kesan sesi yang terpancar dari wajahnya, jilbabku pun kini telah terlepas dan memperlihatkan rambut ku yang berwarna hitam dengan panjang sampai sebatas punggungku. Selesai kami salingmelucutijilbab, kami pun mulai saling mencoba untuk melepas pakaian yang kami kenakan sambil kembali melumat mulut kami, liur kami saling bercampur seiring dengan lumatan penuh nafsu di mulut kami. Akhirnya pakaian yang kami kenakan pun terlepas sehingga menyisakan bra dan celana dalam yang kami pakai, kini tangan kami pun salingmeremas – remas payudara yang masih terbungkus dengan bra. Ciuman kami semakin panas, aku merasakan sensasi yang luar biasa entah kenapa aku merasa sangat bernafsu untuk terus melumat mulut sarah vi, hal yang sama pun kurasakan dari lumatan mulut sarah vi yang terus menyedot – nyedot rongga mulutku.

“wow, bener kan apa yang gw bilang,..” ucap ardi bakrie

“kalian berdua pasti bakal bernafsu untuk saling bercumbu,..” lanjutnya

“ayo, lanjutkan sampai bugil tubuh kalian berdua,.” Lanjutnya lagi

Aku dan sarah vi pun terus saling mencumbu tanpa melepas pagutan mulut kami, kini kami berusaha untuk saling melepas bra yang kami kenakan, ku lepas pengait bra yang di kenakan sarah vi, begitu juga dengan sarah vi yang mencoba untuk melepaskan engait bra yang ku kenakan. Setelah berhasil melepas pengait bra kami masing – masing, maka kami pun menarik lepas bra yang kami kenakan dan melemparnya ke sembarang tempat. Tubuh kami berdua pun kini tinggal menyisakan celana dalam yang melekat menutui kemaluan kami. Aku pun takjub dengan payudara yang di miliki sarah vi, bentuknya sangat proporsional dengan ukuran yang lumayan besar ditambah dengan putting yang berwarna coklat muda, satu tanganku pun tak cukup untuk menangkup satu payudara milik sarah vi. Entah kenapa nafsuku semakin bertambah melihat payudara sarah vi yang menggantung bebas di hadapanku, segera ku remas – remas payudara besar milik sarah vi, hal serupa juga di lakukan oleh sarah vi yang terlihat sangat bernafsu dengan payudara yang berukuran lebih kecil dari payudaranya dengan putting yang berwarna merah muda agak kecoklatan. Kami berdua saling meremas – remas payudara kami yang menggantung bebas sambil terus menikmati lumatan – lumatan di mulut kami yang masih terus kami lakukan, tubuh kami berdua kini sudah mulai berkeringat dan nafsukami semakin bertambah besar karena cumbuan – cumbuan yang terus kami lakukan.

Setelah puas bermain – main dengan payudara , kami pun mulai untuk mencoba melepaskan celana dalam yang masih kami kenakan, tangan kami berusaha untuk saling melepaskan celan dalam yang kami kenakan, aku berusaha untuk menurunkan celana dalam yang di pakai sarah vi tanpa melepaskan ciuman mulut kami, sarah vi pun mencoba melepaskan celana dalam yang aku kenakan, tak butuh waktu lama akhirnya celana dalam kami berdua pun akhirnya terlepas sehingga otomatis tubuh kami berdua kini sudah telanjang bulat tanpa tertutupi sehelai benang pun. Kami pun saling melepas pagutan mulut kami berdua untuk melihat tubuh telanjang kami berdua, aku melihat tubuh polos telanjang ssarah vi yang terlihat sangat seksi dengan kedua payudara besarnya di tambah bokongnya yang cukup besar membuat lekukan tubuhnya terlihat sangat menggoda, dan kemaluan tembem yang di miliki sarah vi di tumbuhi oleh bulu jembut yang cukup lebat berwarna hitam menambah kesan sensual yang terpampang dari tubuh bugil sarah vi yang berdiri di hadapanku. Sarah vi pun terlihat sangat bernafsu melihat tubuh telanjangku dengan payudara yang tidak terlalu besar dan bongkahan pantat cukup besar membuat lekukan tubuhku terlihat cukup seksi, di tambah dengan kemaluanku yang cukup tembem tanpa di tumbuhi dengan bulu jembut tentu saja akan membuat orang yang memandang tubuh bugilku akan sangat bernafsu untukmenjamah tubuhku.

“wow,luar biasa, kalian ternyata sangat seksi kalo udah bugil ,..” ucap ardi bakrie sambil bangkit dan beranjak mendekati kami

“pasti bakalan nikmat sekali menikmati tubuh kalian berdua…” lanjutnya

Ardi bakrie kini sudah berada di depan kami berdua dan segera memposisikan dirinya untuk berdiri di tengah – tengah antara tubuh telanjang aku dan sarah vi, kedua tangan ardi bakrie pun merangkul bahuku dan juga bahu sarah vi, perlahan di tariknya tubuh kami berdua agar menempel ke tubuhnya. ardi bakrie pun mencium dengan ganas bibirku, sedangkankedua tangannya kini mulai meremas – remas payudaraku dan juga payudara sarah vi, aku balas melumat bibir ardi bakrie sembari mengelus dada bidang ardi bakrie yang masih tertutupi baju, sedangkan sarah vi pun mengelus – elus penis ardi bakrie yang sekilas ku lihat sudah berdiri tegak walaupun masih tertutupi oleh celana yang di kenakannya. Setelah puas melumat mulutku ardi bakrie pun ganti melumat mulut sarah vi tanpa melepaskan remasan di payudara kami, kini tanganku pun mulai bergantian mengelus penis ardi bakrie yang ternyata berukuran cukup besar.

Sambil terus saling mencumbu, kini aku dan sarah vi mencoba untuk melucuti pakaian yang di kenakan oleh ardi bakrie, satu per satu kami melepas pakaiannya hingga akhirnya tubuh ardi bakrie pun telanjang bulat, penis besarnya sudah mngeacung dengan tegak yang juga menandakan bahwa ardi bakrie pun sudah sangat bernafsu terhadap aku dan juga sarah vi yang telanjang bulat. Tak lama ardi bakrie pun melepaskan pagutannya mulutnya dari mulut sarah vi dan sedikit mendorong tubuh kami berdua untuk berjongkok di depannya. Aku dan sarah vi yang sudah mengerti apa yang di inginkan oleh ardi bakrie pun bergantian mengelus dan mengocok penis ardi bakrie yang sudah megacung tegak di hadapan wajah kami. Sarah vi pun memulai untuk menjilati penis ardi bakrie, aku pun tak tinggaldiam segara mengikuti untuk menjilati penis tersebut. Kini kami berdua saling menjilati penis ardi bakrie, terkadang lidahku dan lidah sarah saling bertemu dan sesekali kami saling melumat untuk menaikkan libido kami, terlihat wajah ardi bakrie yang sangat menikmati jilatan – jilatan yang kami lakukan terhadap penisnya, matanya sesekali menutup ketika lidah kami menjilat lubang kencing di penisnya. Aku pun mulai memasukkan penis ardi bakrie ke dalam mulutku, sedangkan sarah terus menjilati batang penisnya, kami berdua melakukan cumbuan terhadap penis ardi bakrie bersama – sama, tak ingin kalah denganku, sarah vi pun menarik keluar penis ardi bakrie dan memasukkannya ke dalam mulutnya dan aku gentian menjilati batang penis tersebut, kami berdua melakukan oral kepada penis ardi bakrie. Gairahku kurasakan semakin bertambah dengan apa yang kami lakukan saat ini.

Setelah puas menikmati oral di penisnya, ardi bakrie menarikperlahan tubuh kami berdua agar kembali berdiri dan segera mengajak kami berdua ke ranjang. Dia memposisikan tubuh telanjang terlentang di atas ranjang. Aku dan sarah vi pun mengikutinya untuk naik ke atas ranjang, aku memposisikan tubuhku di samping kanan tubuh ardi bakrie, sedangkan sarah vi memposisikan tubuh telanjangnya menungging di antara kedua kaki ardi bakrie, aku pun mulai melumat bibir ardi bakrie, lidah kami saling bertautan dan melumat bergantian di dalam mulut kami, sedangkan sarah pun melanjutkan untuk melakukan sepongan kepada penis ardi bakrie. Tangan ardi bakrie pun mermas –remas kedua payudaraku, sesekali putingku di pelintirnya sehingga membuat libidoku semakin terpacu. Setelah puas melumat mulutku ardi bakrie melepaskan pagutannya di mulutku, dia menarik tubuhku agak ke atas sehingga kedua payudaraku kini tergantung bebas di depan wajahnya, aku yang mengerti apa yang di inginkan oleh ardi bakrie mengarahkan payudara kiriku ke mulutnya, bibir ardi bakrie pun mulai menciumi payudaraku, lidahnya pun menjilati putting payudaraku, sedangkan payudara kananku terus di remasnya. Tak hanya menjilati lidah ardi bakrie pun mengulum puting payudaraku di dalam mulutnya.

“aaacchhh,..enak banget mas ardi..” desahku yang merasakan kenikmatan akibat cumbuan di payudaraku

Ardi bakrie terus mengulum puting payudaraku di dalam mulutnya, dia sangat menikmati payudaraku dengan sangat bernafsu. Sedangkan sarah vi masih terus mengoral penis ardi bakrie, terlihat dia menaik turunkan kepalanya di atas penis tersebut.

Puas mencumbu payudaraku, Ardi bakrie pun melepaskan kulumannya di payudaraku, dia mengangkat lenganku sehingga kini ketiakku yang mulus berada di dekat mulutnya, perlahan lidah ardi bakrie mulai menjilati permukaan ketiakku yang juga sudah basah oleh keringat, hal ini semakin membuat diriku bergairah.

“slluurrppp,…ketekmu wangi sekali mbak inne ,..slluurppp,..sluuurpp…” ucap ardi bakrie sambilmenjilati ketiakku

“aaachh,..aaccchhh,…enak sekali mas ardi jilatanmu,..” desahku menikmati sensasi jilatan lidah ardi bakrie di ketiakku

Ardi bakrie semakin bernafsu mejilati ketiakku sampai kurasakan ketiakkusangat basah karena keringatku yang bercampur dengan air liur dari mulut ardi bakrie. Tangan ardi bakrie pun berpindah dari payudaraku dan mulai mengusap – usap bibir kemaluanku, aku yang di perlakukan seperti itu semakin bergairah karena rangsangan yang kuterima di kemaluan dan juga ketiakku. Sedangkan sarah vi kini sudah berganti menjilati kedua biji penis ardi bakrie, bergantian di jilat dan di kulumnya kedua biji tersebut sehingga ardi bakrie terlihat cukup bergairah menerima rangsangan di bijinya.

Puas menjilati ketiakku ardi bakrie pun menghentikan jilatan lidahnya di ketiakku, kini dia membuka ketiaknya yang di tumbuhi bulu yang cukup lebat, aku pun mengerti keinginannya dan segera mulai untuk menjilati ketiak ardi bakrie. Ku jilati perlahan permukaan ketiak ardi bakriie yang di tumbuhi rambut, terlihat dia sangat menikmati jilatan lidah di ketiaknya. Rupanya ardi bakrie tak ingin hanya tinggal diam, dia juga mengangkat lenganku dan mulai menjilati ketiakku lagi. Kini aku dan ardi bakrie saling menjilati ketiak, aku merasa sangat terangsang dengan rangsangan yang ku terima. Sedangkan sarah vi kini kembali menghisap dan mengulum penis ardi bakrie, ku lihat dia sangat menikmati mengulum penis besar tersebut.

Puas saling menjilati ketiak aku dan ardi bakrie pun menyudahi jilatan – jilatan di ketiak kami. ardi bakrie pun kembali melumat mulutku , kami saling melumat di dalam mulut. Ardi bakrie menjulurkan lidahnya yang di penuhi air liur, aku tanpa ragu pun segera melumat lidahnya yang di penuhi air liur tersebut, ku lahap semua liur yang ada di lidah ardi bakrie hingga tak bersisa, lalu aku pun mengangkat mulut ku dan segera mengeluarkan liur yang ada di mulutku kearah mulut ardi bakrie yang terbuka lebar. Dapat ku lihat perlahan – lahan ardi bakrie menikmati liurku yang masuk ke dalam mulutnya, dia kemudian menarik kepalaku dan kembali melumat mulutku, kami saling memainkan dan bertukar liur di mulut kami.

Cukup lama kami saling berpagutan dan melumat di dalam mulut , setelah puas melumat mulutku ardi akrie pun melepaskan pagutannya di mulutku, lalu dia menarik sarah vi yang berada di bawahnya dan langsung melumat mulut sarah vi, mereka berpagutan dan saling melumat dengan sangat bernafsu. Aku pun segera menggantikan posisi sarah vi dengan mengulum penis besar milik ardi bakrie yang mengcung dengan tegaknya, kunaik turunkan kepalaku di atas penisnya.

Sarah vi dan ardi bakrie kulihat sangat bernafsu melakukan lumatan – lumatan di mulut mereka, terlihat mulut mereka sudah sangat basah akibat air liur yang keluar dari mulut mereka. Tak lama kemudian sarah vi dan ardi bakrie pun berganti posisi, mereka kini mulai saling menjilati ketiak, sarah vi menjilati ketiak ardi bakrie dengan cukup bernafsu , sedangkan ardi bakrie menjilati ketiak sarah yang sedikit di tumbuhi rambut, aku cukup bernafsu melihat ketiak sarah vi yang di tumbuhi sedikit rambut, sangat seksi di mataku apalagi terlihat basah akibat jilatan lidah ardi bakrie di ketiaknya sarah vi. Beberapa saat kami masih saling bertahan dengan posisi seperti itu dengan saling melakukan rangsangan demi rangsangan.

Setelah cukup puas saling mencumbu ardi bakrie pun menyudahi jilatannya di ketiak sarah vi, dia kemudian menarikku dan segera mendorong pelan tubuh ku agar terlentang di atas ranjang, kemudian dia memposisikan ujung penisnya di depan vaginaku, sarah vi juga memposisikan berjongkok di atas tubuhku sehingga kini vaginanya yang di tumbuhi bulu yang cukup terpampang di atas wajahku. Perlahan ardi bakrie menekan penisnya agar masuk sedikit demi ke dalam vaginaku sambil melumat bibir sarah vi, kurasakan sedikit demi sedikit penis ardi bakrie menerobos masuk ke dalam vagina ku. Aku pun segera menjilati bibir vagina sarah vi yang terlihat basah, sedangkan kurasakan kini sodokan demi sodokan penis ardi bakrie terasa menggenjot lubang vaginaku.

“aaaccchh,..accchhh,…” desahku menikmati genjotan penis ardi bakrie di vaginaku

“hhmmpphh,…hhmmmpphhh,…ohh,..enak banget memekmu mbak inne, masih legit kaya gadis,..” ucap ardi bakrie sambil terus menyodokkan penisku

“eeerrhhh,…aacchhh,…eerrhh…” racau sarah vi menikmati jilatan lidahku di vaginanya

Semakin lama semakin cepat kurasakan sodokan penis ardi bakrie yang menggenjot vaginaku, ku rasakan vaginaku sudah sangat basah karena nikmatnya sodokan penis yang di terima vaginaku. aku pun semakin bernafsu melumat vagina sarah vi yang ada di hadapanku.

“ssluurrpp,..slurrpp,..” bunyi lidahku yang menyapu vagina sarah vi yang juga sudah sangat basah.

Puas menyodoki vaginaku ardi bakrie pun mengeluarkan penisanya dari dalam vaginaku, dia kini berganti posisi menjadi terlentang, lantas dia pun segera menarik sarah vi untuk berada di atasnya. Tak menunggu lama ardi bakrie segera mengarahkan ujung penisnya di depan lubang vagina sarah vi, di tariknya bokong sarah vi ke bawah sehingga penis ardi bakrie pun menghunjam masuk menyodok lubang vagina sarah vi. Setelah merasa nyaman dengan posisi tersebut perlahan – lahan sarah vi menggerakkan tubuhnya turun naik di atas penis ardi bakrie yang menyodok lubang vaginanya. Kemudian ardi bakrie pun menarik tubuhku dan memposisikannya di atas tubuhnya sehingga kini aku berhadapan dengan sarah vi yang terus menggerakkan tubuhnya menggenjot penis ardi bakrie. Aku pun melumat mulut sarah vi sehingga kini kami saling bertukar air liur di dalam mulut kami yang saling berpagutan, sedangkan lidah ardi bakrie mulai menjilati vaginaku yang terpampang di atas wajahnya, kurasakan lidahnya melumat vaginaku dengan sangat bernafsu.

Tubuh kami bertiga sudah basah oleh keringat yang membanjiri seluruh tubuh kami bertiga, sarah vi semakin mempercepat goyangan tubuhnya mengaduk – aduk penis ardi bakrie di dalam vaginanya, aku semakin bernafsu untuk melumat mulut sarah vi yang juga meladeni lumatan lidahku, kami saling membelit lidah dan bertukar liur di dalam pagutan kami, aku sangat bernafsu menikmati bibir seksi milik sarah vi dan juga hangatnya rongga mulut sarah vi.

Puas menikmati goyangan dari sarah vi, ardi bakrie pun menarik penisnya agar keluar dari lubang vagina sarah vi, Dia pun juga menghentikan lumatan lidahnya di vaginaku. di gesernya tubuhnya dari bawah tubuhku dan sarah vi, kini dia berdiri di belakangku, perlahan dia mendorong tubuhku sehingga ku menungging membelakanginya, lalu ardi bakrie pun menepuk dan meremas – remas bongkahan pantatku sambil berciuman dengan sarah vi yang berdiri di depanku. perlahan ujung penis ardi bakrie pun di arahkan namun bukan ke lubang vaginaku, melainkan kearah lubang anusku, dia meludahi anusku denga air liurnya kemudian menempatkan penisnya di depan lubang anusku, sedikit demi sedikit di masukkannya penisnya ke dalam anusku, aku yang sudah pernah melakukan anal sex tentu saja tidak kaget dengan apa yang di lakukan oleh ardi bakrie, kunikmati sodokan penis ardi bakrie yang menyeruak masuk sedikit demi sedikit ke dalam lubang anusku, sedangkan ku lihat sarah agak sedikit terkejut melihat adegan yang terpampang di depannya, aku sangat yakin kalau sarah vi pasti beum pernah melakukan anal sex. Kurasakan perlahan kini penis ardi bakrie mulai menggenjot lubang anusku, di sodok – sodoknya secara perlahan lubang anusku, kemudian dia pun menarik wajah sarah vi agar mendekati wajahnya, di lumatnya bibir seksi milik sarah vi, aku pun kembali menjilati vagina sarah vi yang terpampang di depan wajahku. Ku rasakan sodokan penis ardi bakrie di lubang anusku semakin bertambah cepat, kurasakan lubang anusku terasa agak perih namun nikmat sekali hujaman penis ardi bakrie di anusku. Ku rasakan pula vaginaku pun berdenyut – denyut yang menandakan aku akan segera mendapatakan gelombang orgasme dalam waktu dekat.

“pllooookkk…ploookkk…ploookk,…” bunyi paha dari ardi bakrie yang beradu dengan pantatku seiring dengan semakin cepatnya sodokan penisnya di anusku.

“aaacchh,…ouuucchhhh,..oouuucchhh,….aaccchhh,…” racauku menikmati orgasme yang menghampiriku.

Ardi bakrie masih terus menyodokkan penisnya di dalam anusku, sedangkan tubuhku sudah lunglai lemas akibat orgasme yang kudapat. Terasa cairan kenikmatan keluar cukup banyak dari vaginaku yang menandakan aku mendapatkan orgasme yang sangat nikmat. Setelah beberapa saat menyodoki anusku ardi bakrie pun menghentikan sodokan penisnya di anusku, perlahan di keluarkannya penisanya dari dalam lubang anusku. Aku pun segera merebahkan tubuh telanjangku yang di basahi oleh keringat ke ranjang, sedangkan ardi bakrie pun kini menarik dan memposisikan tubuh telanjang sarah vi hingga menungging seperti ku beberapa saat lalu.

Ardi bakrie pun kembali memposisikan penisnya di depan lubang anus sarah vi, dapat kulihat keraguan dan sedikit kecemasan di wajah sarah vi.

“pelan – pelan ya mas ardi, saya belum pernah melakukan anal sex…” ucap sarah vi dengan sedikit kecemasan

“tenang aja mbak sarah, sedikit sakit awalnya tapi nantinya bakalan nikmat banget kok, iya kan mbak inne,..??” ucap ardi bakrie sambil bertanya ke arahku

“ Nikmatin aja mbak sarah, bakalan enak banget kok,..” ucapku sambil tersenyum kea rah sarah vi

Ardi bakrie pun mulai memasukkan dengan perlahan ujung penisnya ke arah lubang anusnya sarah vi, terlihat sarah vi pun memejamkan matanya menahan sakit akibat sodokan penis ardi bakrie di anusnya. Aku pun segera menghampiri sarah vi dan mulai meremas serta mengulum payudara sarah vi yang menggantung, hal ini kulakukan agar dia dapat mendapatkan rangsangan lebih sehingga tidak terlalu merasakan sakit akibat sodokan penis ardi bakrie yang besar di anusnya, selain itu aku pun sangat bernafsu melihat payudara besar milik sarah vi.

“heeegghh,…eerrgghh,..” dengan sedikit keras ardi bakrie menghentakkan penisnya masuk ke dalam lubang anus sarah vi

“aaarrggghhh,…ooocchhh,…aarrgghh,..” sarah vi pun meracau menahan sakit akibat sodokan tiba – tiba dan keras dari ardi bakrie

“ploookkk,…plookkk,..ploookk,..” suara dari beradunya kulit sarah vi dan ardi bakrie yang mulai memompa penisnya di dalam lubang anus sarah vi

“aaacchhh,..ooccchhh,…aaaaccchhh,..” sarah vi terus meracau menikmati sodokan – sodokan yang di terima anusnya

Ardi bakrie terus memompa penisnya di dalam anus sarah vi, sedikit demi sedikit di percepatnya sodokan penisnya, sarah vi ku lihat sudah mulai menikmati sodokan penis di dalam anusnya.

“aaaccchhh,..aaccchhh,…” racau sarah vi

Ardi bakrie pun semakin bersemangat menggenjot penisnya di dalam anus sarah vi, hal ini terlihat dengan semakin cepatnya sodokan penisnya ke dalam lubang anus sarah vi. Payudara sarah vi pun bergoyang – goyang akibat hentakan pantat sarah vi yang berbenturan dengan paha ardi bakrie.

“aaacchhh,..aacchhh,..aaachhhh,..” racauan sarah vi semakin cepat terdengar

“eerrgghh,..acchhh,..errghhh,..” ardi bakrie pun mengerang mempercepat sodokan penisnya di anus sarah vi

“ooocchh,..enak mas ardi,..lebih cepat mas,,,,sodok yang keras,..” racau srah vi yang sangat menikmati sodokan penis ardi bakrie di anusnya, yang juga sepertinya menandakan dia juga akan segera mendapatka orgasme

“plookkk,..ploookk,..ploookkk,…ploookk” bunyi benturan kulit antara sarah vi dan ardi semakin cepat

“oouuccchhh,..aaacchh,..oouuucccchhhhhh,…” erangan panjang dari sarah yang menandakan datangnya orgasme padanya

“hhmmmppphh,…errgghhh,..hhmmppphh..” ardi bakrie masih terus menggenjot lubang anus sarah vi

Ku lihat sarah vi hanya mampu menahan sodokan – sodokan penis ardi bakrie tanpa berusaha mengimbangi permainan ardi bakrie, hal ini mungkin di sebabkan dsarah vi sudah lemas karena gelombang orgasme yang di dapatnya.

“ploookkk.,,,ploookkk,…plooookkk,…ploookkk,…” kulihat ardi bakrie semakin mempercepat sodokannya

“errrggghhh,…aacchhh,…errrghhh,..” erangan juga terdengar keluar dari mulut ardi bakrie

Beberapa saat kemudian ardi bakrie pun secara tiba – tiba menarik keluar penisnya dari lubang anus sarah vi, kemudian dia mengarahkan penisnya kearah mulutku. Aku pun segera membuka mulutku agar penis ardi bakrie masuk ke dalam mulutku, setelah berada di dalam mulutku, ardi bakrie pun memegangi kepalaku dan menahannya, kemudian dia memompa penisnya di dalam mulutku dengan cukup cepat, aku pun berusaha unutk mengulum dan menyedot penis ardi bakriekarenaaku megerti bahwa dia akan segera mendapatkan orgasme.

“Crrooottt….croooottt…croooottt…” beberapa semprotan sperma yang keluar dari penis ardi bakrie kurasakan memenuhi rongga mulutku

“aarrghhhh,….ooouucchhhhh,..aarrrggghhhh,….hhhmmpphhh” ardi bakrie pun meracau hebat menikmati orgasmenya di dalam mulutku

Ku hisap terus penis ardi bakrie sampai benar – benar tak bersisa spermanya, setelah selesai semprotzn sperma dari penisnya di dalam mulutku kemudian ardi bakrie pun menarik keluar penisnya yang mulai melemas. Dengan di penuhi sprema di dalam mulutku aku pun menghampiri sarah vi dan segera melumat mulutnya, kami berpagutan dengan liarnya sembari menikmati sperma yang kini berada di rongga mulut kami berdua, kami terus berpagutan hingga sperma tersebut tertelan oleh kami dan tak menyisakan sedikitpun, setelah habis sperma dari ardi bakrie, aku dan sarah vi pun saling melumat bibir menikmati sisa – sisa kenikmatan yang kami dapatkan.

“aaacchhh,…Nikmat sekali tubuh kalian berdua,..” ujar ardi bakrie sambil menjatuhkan badannya ke ranjang dan terpejam menikmati sisa orgasme hebat yang di dapatnya.

“aku masih ingin menikmati tubuh kalian sepanjang hari ini, pokoknya seharian ini kalian harus telanjang bersamaku….” Lanjutnya

Aku dan sarah vi pun mengangguk sambil tersenyum mengiyakan permintaan dari ardi bakrie, kami berdua pun segera memposisikan tubuh telanjang kami berdua untuk mengapit ardi bakrie, dia pun menyambut dengan merengkuh tubuh kami berdua di kanan dan kirinya.

::::

Sudah beberapa bulan lamanya suamiku berada di dalam penjara, aku pun secara rutin datang untuk menjenguk suamiku yang pastinya sangat membutuhkan semangat dan perhatian dari diriku sebagai istrinya,

Beberapa kali datang berkunjung ke penjara membuatku merasa miris dengan kondisi ruang tahanan yang di tempati oleh suamiku, yang mana ruangannya sangat memprihatinkan , jauh sekali di bandingkan keadaan kamar kami di rumah. Dalam hati aku merasa sangat sedih melihat kondisi suamiku yang sehari –harinya harus berada di ruangan yang sangat tidak nyaman itu.

Suatu hari pada saat jadwal ku untuk menjenguk suamiku, aku pun pergi menuju ke penjara tempat suamiku di tahan. Hari belum terlalu siang saat aku sampai di penjara tersebut, segera ku arahkan langkahku menuju tempat registrasi dan pelaporan untuk tamu yang hendak berkunjung. Tak butuh waktu lama untuk melapor aku pun akhirnya dapat segera masuk ke ruangan untuk menunggu suamiku, beberapa saat menunggu akhirnya suamiku pun muncul di ruangan dengan di antar seorang sipir yang menjemputnya dari ruang tahanan.

Setelah mengantarkan suamiku ke tempat aku menunggu sipir tersebut pun segera meninggalkan kami berdua, aku pun berdiri dan menyalami serta mencium tangan suamiku, kami pun melepas kerinduan dengan cipika – cipiki dan berpelukan dengan erat. Kami pun duduk berhadapan dan mulai mengobrol

“ bagaimana kabar kamu sayang…?” tanya suamiku memulai percakapan di antara kami

“ kabar ku baik – baik saja mas, “ jawabku

“mas sendiri, bagaimana kabarnya,..? “ lanjutku bertanya

“ yah, beginilah keadaan ku, mungkin terlihat baik – baik saja, namun kondisiku sangat tertekan berada di dalam ruang tahanan…” jawab suamiku

“ aku sedih mas melihat keadaan mu yang kurang terurus di dalam sana,..” ujarku

“ iya sayang, inilah yang harus ku rasakan akibat dari perbuatanku sendiri,..” ucap suamiku

“ yang sabar ya mas, inilah yang harus kita jalani saat ini,..” ucapku mencoba menguatkan suamiku

“ iya sayang, aku akan berusaha untuk bersabar dan tabah menjalani hukuman yang ku terima..” ujar suamiku

“ hanya saja aku sangat merasa tidak nyaman berada di ruang tahanan yang sempit itu…” lanjutnya

“ aku sering merasa sangat bosan dan tertekan karena tidak ada yang dapat aku lakukan , meskipun hanya sekedar menonton televisi sebagai hiburan,..” ucapnya sambil tersenyum getir

“ aku mengerti mas, pastinya dirimu merasa sangat jenuh berada di ruangan tersebut,.” Ucapku

“ sebenarnya kalapas pernah menawarkan sejumlah fasilitas dan izin khusus kepada ku , tapi hal itu belum sempat aku bahas lebih lanjut dengannya,..” ujar suamiku

“ memangnya bisa mas mendapatkan fasilitas dan izin khusus tersebut,..? “ tanyaku

“ entahlah sayang, aku belum sempat berbicara banyak dengan kalapas “ ucap suamiku

“ bagaimana kalo sekarang kita temui kalapasnya mas, supaya kita bias mendapat kejelasan mengenai tawarannya tersebut..” ucapku

“ boleh juga sayang, kita temui kalapas bersama- sama sehingga kita bias medapat kejelasan mengenai tawarannya tersebut “ ujar suamiku

“ sebentar aku tanyakan ke sipir , apakah kita bias menemui kalapas sekararang, “ lanjut suamiku

Suamiku pun segera beranjak ke pintu dengan maksud untuk meminta izin kepada sipir penjara untuk dapat bertemu dengan kalapas tempat suamiku di tahan.

Tak berapa lama suamiku pun kembali ke tempat kami, dia menjelaskanbahwa saat ini sipirenjara sedang menemui kalapas untuk meminta izin kami bertemu dengannya. Setelah menunggu beberapa saat akhirnya sipir penjara pun datang ke tempat kami dan dia menjelaskan bahwa kalapas bersedia untuk menemui kami berdua.

Dengan di antar oleh sipir tersebut kami pun beranjak menuju ke ruang kalapas untuk menemuinya dan bermaksud untuk menanyakan tawaran yang di berikan olehnya kepada suamiku.

Kami pun sampai di depan pintu ruangan kalapas yang terletak di lantai 2 bangunan penjara ini, sipir yang mengantar kami mengetuk pintu tersebut, dan ada jawaban dari dalam ruangan yang mempersilahkan kami untuk masuk ke dalam ruangannya.

Setelah pintu dibuka aku dan suamiku sebera beranjak masuk untuk menemui kalapas, sedangkan sipir yang mengantar kami pun pamit untuk kembali menjalankan tugasnya. Kami berdua pun segera melangkah menuju ke dalam ruangan kalapas.

“ silahkan duduk pak , bu, ..” ujar kalapas mempersilahkan kami untuk duduk di sofa yang berada di dalam ruangan tersebut

“ Terimakasih pak,..” ucap suamiku sambil beranjak duduk di sofa tersebut,aku pun mengikuti suamiku untuk duduk

Kalapas pun beranjak dari mejanya dan menghampiri kami untuk duduk bersama dengan kami di sofa, setelah menempati salah satu kursi , kalaas pun mulai membuka obrolan di antara kami.

“ ada yang bisa saya bantu pak fahmi,..?? “ Tanya kalapas kepada suamiku

“ sebelumnya perkenalkan ini istri saya pak,..” ujar suamiku sambil memperkenalkan ku kepada kalapas

“ saya inneke pak, …” ujarku menjabat tangan kalapas sembari memberikan senyum perkenalan

“ saya wahid, sebagai kalapas yang bertanggung jawab terhadap keseluruan lapas ini…” ujarnya sambil membalas jabatan tanganku dengan erat

“ begini pak wahid, saya dan juga istri saya ingin membahas sejumlah fasilitas dan izin khusus yang sempat bapak tawarkan kepada saya,…” ucap suamiku

“ oh, mengenai tawaran saya waktu itu,..? “ ujar kalapas memastikan

“ betul pak, kira – kira apa yang bisa saya dapatkan dan bagaimana cara mendapatkan tawaran tersebut,..? “ Tanya suamiku

“ begini pak fahmi, tentunya bapak merasa sangat bosan dan jenuh berada di dalam ruangan tahanan tanpa ada fasilitas apapun yang dapat menjadi hiburan untuk bapak,.?” Ujar kalapas sambil sedikit bertanya

“ betul pak , saya sangat merasa jenuh dan tertekan berada di ruangan tersebut,..” ucap suamiku

“ Begini pak fahmi dan ibu inneke, saya bisa memberikan fasilitas berupa sebuah ruangan yang di lengkapi dengan televisi, ranjang yang nyaman, AC , HP untuk berkomunikasi serta kamar mandi yang bersih, selain itu saya juga bisa menyediakan sebuah rumah yang bisa di tempati oleh ibu inneke di dekat lapas sini, sehingga ibu inneke tidak perlu bolak balik ke Jakarta untuk bertemu dengan suami, dan juga pak fahmi dapat saya berikan izin khusus untuk berkunjung ataupun menginap di rumah tersebut,..” ucap kalapas menjelaskan

“ wah, tentunya saya sangat tertarik dengan tawaran fasilitas dari pak wahid tersebut,..” ucap suamiku

“ iya pak, saya sangat senang apabila suami saya bisa mendapatkan fasilitas tersebut,..” ujarku

“ Tapi ada syaratnya jika kalian menginginkan fasilitas tersebut buat pak fahmi,..” ujar kalapas sambil tersenyum

“ syarat apa pak yang harus di penuhi agar saya dapat mendapatkan fasilitas tersebut,..??” Tanya suamiku ke kalapas

“ Mohon maaf sebelumnya, jika syarat yang saya sampaikan tidak berkenan pada kalian,..” ucap kalapas

“ apa syaratnya pak,..? “ tanyaku

“Hhhmm,… saya mau agar bu inneke bersedia menemani dan melayani saya 2 kali setiap minggunya…” ujar kalapas

Apa yang di ucapkan oleh kalapas barusan tentu saja membuat aku dan suamiku tersentak kaget, kami pun saling berpandangan seakan tak percaya dengan apa yang di minta oleh kalapas sebagai syarat agar suamiku bisa mendapatkan fasilitas – fasilitas tersebut. Aku pun hanya bisa menundukkan kepala, memikirkan syarat yang di berikan oleh kalapas tersebut, pikiranku berkecamuk menimbang – nimbang persyaratan tersebut.

“ Apaa,..??..” Tanya suamiku dengan getir

“ Apakah harus seperti itu syaratnya pak,.??,” Tanya suamiku

“ iya, itu syarat yang saya mau, karena saya sangat terobsesi untuk menikmati dilayani oleh bu inne,..” ucap kalapas sambil tersenyum licik

Suamiku pun kulihat bersandar dengan lemas pada tempatnya duduk, aku sadar pasti sangat berat syarat yang harus di penuhi agar suamiku bisa mendapatkan segala fasilitas khusus tersebut. Suamiku pun menutup mukanya dengan kedua telapak tangannya, aku tau pasti dia sangat merasa dilema dengan tawaran dari kalapas tersebut.

Setelah memikirkan dengan cukup matang dan dengan pertimbangan yang cukup berat,akhirnya aku bisa mengambil keputusan mengenai tawaran dan juga syarat yang harus di penuhi agar sumiku bisa mendapatkan fasilitas khusus tersebut.

“ Pak Wahid, Baik pak saya menyanggupi apa yang tadi bapak ajukan sebagai syarat agar suami dapat di berikan kemudahan dan fasilitas yang cukup baik di lapas ini,…” ucapku dengan bergetar sambil menatap wajah kalapas.

“ sayangg,..apa kau sudah gila,..??? apa kau sudah pikirkan matang – matang…?” Tanya suamiku agak terbawa emosi mendengar persetujuanku terhadap tawaran kalapas

“ iya mas, aku sudah memikirkan dengan matang tentang keputusan yang ku buat,…” ujarku

“ ini sebagai bentuk pengabdianku sebagai seorang istri kepada suaminya yang sedang terkena masalah,.,..”

“ aku sadar kamu pasti sangat tersiksa berada di ruangan yang sempit seperti itu,..”…ucapku

“ baiklah kalau memang itu keputusan yang kamu ambil, aku sebagai suami sangat berterimakasih atas pengorbananmu agar aku bisa mendapatkan kenyamanan di sini,..” ujar suamiku sambil menggenggam erat kedua tangaku

“ Baiklah, kalau memang kita sepakat, mulai nanti siang pak fahmi akan menempati ruangan khusus yang tersedia di blok K lengkap dengan segala fasiltasnya,..” ucap kalapas

“ dan rumah untuk ibu inne akan di siapkan hari ini dan besok ibu inne sudah harus berada di rumah tersebut untuk menemani saya ,…” lanjutnya

“ karena saya sudah tidak sabar untuk menikmati tubuh ibu inne,..” ucapnya lagi sambil tersenyum mesum ke arahku

“ Baik Pak , besok pagi saya akan berada di rumah tersebut, silahkan kirimkan alamatnya ke nomor HP saya,..” ucapku mantap

“ baiklah pak, jika sudah tidak ada lagi yang kita bahas, saya dan istri mohon pamit ,..” ucap suamiku

“ iya pak fahmi, silahkan, nanti akan saya persiapkan ruangan pak fahmi,dan setelah makan siang nanti bapak bisa menempati ruangan tersebut…” ujar kalapas

“ baik, terimakasih dan kami permisi pak,..” ujar suamiku sambil berdiri dan menyalami kalapas

“ terimakasih pak, saya dan suami mohon pamit,..”ucapku sambil menyalami kalapas

“baik pak fahmi dan bu inne, terimakasih atas kesepakatan yang telah kita setujui, ..” ujar kalapas

“ saya tunggu besok ya bu inne, dan saya harap bu inne besok berdandan dengan cantik, karena saya berharappelayanan yang luar biasa dari ibu…” ujarnya sambil tersenyum

Aku dan suamiku pun segera beranjak meninggalkan ruangan kalapas, dan di ujung koridor telah menunggu sipir yang tadi mengantar kami ke sini.

“ sudah selesai pak,..? “ Tanya sipir tersebut

“ sudah pak , tapi saya minta waktu sebentar saja untuk berbicara dengan istri saya,..” ucap suamiku

“baik, 5 menit ya pak, silahkan “ ujar sipir

Sipir tersebut pun mengantarkan kami ke ruangan temapat tadi kami bertemu, setelah sampai di ruangan tersebut , sipir itu pun meninggalkan aku dan suamiku

“ sayang, kenapa kamu mau menenerima syarat yang di berikan oleh kalapas tadi..? “ Tanya suamiku

“ kan sudah aku jelaskan tadi bahwa aku mau mengabdi kepada kamu mas, itu bentuk pengorbananku sebagai seorang istri agar kamu bisa memperoleh kenyamanan di sini…” ucapku sambil menahan tangis

“ terimakasih banyak ya sayang, kamu mau berkorban untuk aku,..” ujar suamiku

“ ya mas,..” ucapku

“ aku pamit ya mas, semoga kamu nyaman dengan ruangan yang baru nanti,..” ujarku sambil berdiri

“ iya sayang, hati – hati ya di jalan, …” ucap suamiku sambil memelukku dengan erat

“ iya mas,…” aku pamit ya sembari beranjak meninggalkan suamiku

Akupun berjalan menuju ke parkir mobil, dan sesampainya di sana aku pun menyalakan mobilku dan segera beranjak meninggalkan rumah tahanan, perjalanan yang terasa sangat melelahkan karena pikiranku ang masih berkecamuk mengenai hal yang mesti aku lakukan esok hari.

Sesampaina di rumah sku pun memberi segera beranjak ke kamar untuk sekedar mengistirahatkan tubuhku yang terasa sangat letih, saat tengah rebahan di kasur HP ku berbunyi menandakan adanya notifikasi pesan masuk , segera ku buka dan kubaca yang isinya ternyata adalah alamat rumah yang besok akan ku tempati di dekat rumah tahanan, di rumah itu pula besok aku harus melayanai nafsu dari kalapas yang pastinya sangat terobsesi menikmati tubuhku.

Pagi ini aku bangun dengan tubuh yang terasa segar karena semalam aku tidur lebih awal, setelah sedikit merapikan tempat tidur aku pun beranjak ke kamar mandi, ku basahi tubuh telanjang di bawah pancuran air shower yang terasa sangat segar di tubuhku, ku bersihkan tubuhku sebersih mungkin. Setalah selesai mandi aku pun menuju ke meja rias untuk merias wajahku agar semakin terlihat cantik dan menarik, selesai merias diri, aku pun mengenakan pakaian yang akan ku kenakan hari ini, aku memilih celana dalam berenda warna hitam yang terlihat cukup seksi ketika ku kenakan, sedangkan untuk bra- nya aku pun memilih warna yang senada , setelah memakai pakaian dalam akupun mengenakan celana jeans hitam yang membunkugkus tubuh bagian bawahku dengan ketat, untuk bagian atasnya aku memilih kemeja berwarna merah yang membungkus tubuhku dengan ketat, sehingga bentuk lekukan tubuhku dapat terlihat dengan jelas, terakhir aku mengenakan jilbab yang senada dengan warna kemejaku, ku pandangi sekujur tubuhku di depan cermin, setelah di rasa cukup akupun segera mempersiapkan diri untuk berangkat menuju ke rumah tinggalku sementara, ku ambil tas dan koper yang berisi segala perlengkapanku selama tinggal di sana.

Setelah mematikan semua keperluanku sudah beres aku pun segera beranjak menuju mobil untuk segera berangkat, tak berapa lama aku pun sudah berada dalam perjalanan menuju ke tempat yang sudah di beritahukan oleh kalapas. Sekitar 3 jam perjalanan akhirnya aku pun sampai di rumah yang sesuai dengan alamat yang di berikan, ku buka pintu gerbang rumah itu sesuai instruksi dari kalapas yang memberitahu kalau aku bisa membuka pintu gerbang karena tidak dikunci dan dia sudah menunggu di dalam rumah, ku parkirkan mobil ku di dalam garasi, dan segera ku tutup kembali pintu gerbang yang terbuka.

Ku bawa tas beserta koperku menuju ke pintu rumah, sesampainya di depan pintu aku pun memencet bel yang berada di samping pintu. Tak lama pintu terbuka dan muncullah kalapas dari dalam rumah dengan senyum yang terpampang di bibirnya.

“ Selamat pagi mba inne, mari silahkan masuk,..” ujar pak wahid

“ pagi pak,..” ucap ku sambil melangkah masuk

“ silahkan mba inne kalo mau merapikan barangnya di kamar sekalian beristirahat ,..” ujar pak wahid

“ iya pak, saya ke kamar dulu ya,..” ucapku sambil beranjak menuju ke kamar

Sesampainya di kamar aku pun segera menata dan merapikan segala perlengkapan yang aku bawa tadi, ku tata pakaian – pakaian ku di dalam lemari hingga rapi, lalu ku rapikan peralatan make up di meja rias yang terletak di dalam kamar, begitu juga dengan peralatan mandi ku di dalam kamar mandi.

Tak berapa lama selesai membereskan perlengkapan ku, terdengar ketukan di pintu kamar ku,ku langkahkan kaki ku menuju ke arah pintu kamar, ku buka pintu tersebut dan sesuai dugaanku pak wahid sudah berada di depan pintu kamar. Ku persilahkan pak wahid untuk masuk ke dalam kamar, setelah berada di dalam kamar, pak wahid pun duduk di atas sofa yang terdapat di dalam kamar dengan santainya.

“ bagaimana perjalanannya mba inne ..? “ tanyanya memulai obrolan

“ alhamdullilah lancar pak, walau sedikit macet tadi di tol ,..” ucap ku yang masih berdiri di dekat pintu kamar yang baru ku tutup

“ mari sini mba inne, duduk di samping saya,..” ajak pak wahid

“ Baik pak,..” jawabku sambil melangkah kearah sofa, aku pun segera duduk di samping pak wahid

“ AC-nya saya matikan ya mba inne,..” ujar pak wahid

“ lho, kenapa di matikan pak, kan nanti jadi gerah,..” ucap ku

“ saya sangat senang melihat wanita berkeringat…” ujarnya sambil beranjak mematikan ac dan setelah mematikan ac dia pun kembali duduk di sampingku

“ sini mba inne, mendekat ke saya…” ucapnya sembari menarik perlahan tanganku agar merapat ke tubuhnya

“ akhirnya keinginan saya terkabul untuk dapat menikmati tubuh artis yang cantik seperti mba inneke,..” ucapnya sembari mengelus – elus tanganku dan mulai memeluk tubuhku

“ saya harap mba inne memberikan pelayanan terbaik untuk sayadan memperlakukan saya seperti suami mba sendiri, sehingga kita dapat menikmati saat – saat kita sedang bersama,..” lanjut pakwahid

“ Insya allah pak, saya akan berikan pelayanan yang terbaik buat pak wahid,…” ucap ku tersenyum menghadap ke arahnya

“ mulai saat ini , kapan pun saya mau kamu harus siap untuk melayani saya,..” ucap pak wahid sembari membelai pipi kanan ku

“ Baik pak, lakukan apa yang kamu mau, tubuh saya sepenuhnya milikmu,..” ujar ku pasrah menikmati belaian di pipiku

Cuuuppp,… perlahan bibir pak wahid mencium lembut bibir ku, aku pun membalas dengan membuka sedikit bibirku , sehingga kini kami berdua menikmaii ciuman kecil di bibirkami.

Perlahan –lahan ciuman kami pun semakin bertambah liar, kami pun saling melumat bibir dan bertukar ludah antar mulut kami berdua, sembari terus melumat bibirku kedua tangan pak wahid pun mulai menjelajahi tubuhku yang masih terbalut gamis lengkap, tangan kirinya meraba pantatku, sedangkan tangan kanannya mulai bergerilya meremas payudara kiriku.

Aku pun tak hanya diam, tangan kiri ku pun mulai meraba penis pak wahid yang terasa sudah menegang. Kami masih asyik saling mencumbu dengan nafsu yang sudah menggelora di antara kami, akibat ac yang tadi di matikan tubuh kami berdua kini mulai berkeringat, kurasakan tubuhku sudah mulai basah akibat keringat yang keluar akibat udara yang terasa panas di dalam kamar ini. Nafas kami memburu dengan cepat akibat dari panasnya percumbuan yang kami lakukan, tangan kami masih saling meraba, remasan pak wahid pun kurasakan semakin kuat di payudara kiriku.

Beberapa saat asyik bercumbu pak wahid pun melepaskan lumatannya di bibirku, ia kemudian beranjak dari sofa dan segera menuju ka arah ranjang, sesampainya di ranjang ia pun kemudian merebahkan badannya di atas kasur yang empuk tersebut dan mulai memutar musik dari smartphonena yang tergeletak di atas meja kecil di samping ranjang.

“ Mba Inne, aku ingin melihat dirimu menari erotis sambil melepaskan pakaianmu, kecuali jilbabmu biarkan tetap terpakai…” ucap pak wahid

Aku pun tersenyum sembari mengangguk mendengar permintaannya, aku pun segera bangkit dari sofa dengan gerakan yang cukup menggoda, aku mulai meliuk – likukkan tubuhku yang masih terbalut pakaian lengkap dengan gerakan yang ku buat menggoda, ku goyangkan bongkahan pantatku dengan perlahan sehingga amat sangat terluhat erotis, sambil terus bergoyang ku buka perlahan kain kemeja ketat yang kupakai, ku buka satu per satu kancingnya sampai terbuka semua sehingga menampakkan kulit mulus tubuh bagian depanku, pak wahid ku lihat mulai bersandar di atas ranjang, aku terus meliukkan tubuhku dengan perlahan dan mulai melepas kemeja yang melekat di tubuhku, setelah terlepas aku pun melempar kemeja tersebut ke lantai, kini bagian depan tubuhku yang masih di balut bra warna hitam sudah terlhat dengan jelas oleh pak wahid.

Aku tak menghentikan goyangan tarian erotisku, sembari mulai membuka celana panjang yang ku kenakan, ku lolosi celana tersebut sampai ujung kakiku, dan segera ku lepas dan menggesernya dengan kakiku, kini tubuh mulusku hanya di lindungi oleh celana dalam dan bra jitam yang masih ku kenakan. Pakwahid ku lihat masih melihat tubuhku dengan penuh nafsu, tangannya kini mulai mengelus – elus sendiri penisnya yang sudah berdiri tegak di balik celananya. Aku masih terus meliukkan tubuhku sambil kini mencoba untuk melepas bra yang masih ku kenakan, tak butuh waktu lama akhirnya bra yang kukenakan pun sudah terlepas dan jatuh kelantai, kedua payudaraku kini menggantung dengan bebasnya di depan pak wahid, ku lihat dia semakin terpesona dengan tubuh atas ku yang sudah terbuka.

Aku pun membalikkan badan dan mulai menurunkan celana dalam yang ku pakai sambil menggoyang – goyangkam kedua bongkahan pantatku, ku turunkan dengan perlahan celana dalam tersebut hingga terlepas, kini bongkahan pantatku terlihat dengan jelas oleh pak wahid, aku pun kembali membalikkan tubuhku dan vaginaku yang di tumbuhi bulu – bulu yang lumayan lebat dapat terlihat oleh pak wahid, aku pun mulai beranjak menuju ke ranjang dengan langkah yang ku buat se erotis mungkin, sementara pak wahid masih terus mengelus penisnya dengan tatapan penuh nafsu kearah tubuh telanjangku dengan jilbab yang masih menutupi kepalaku.

Sesampainya di tepi ranjang pak wahid pun langsung menggapai tubuhku dan langsung menarik ke arahnya sehingga kini tubuhku menindih tubuh pak wahid di atas ranjang, kami langsung saling melumat dengan panasnya, air liur kami saling bertukar seiring dengan lumatan – lumatan kami berdua. Kedua bongkahan pantatku pun di remas –remas oleh pak wahid tanpa melepaskan lumatan kami, aku pun tak hanya diam tanganku pun berusaha untuk menarik kaus yang di kenakan oleh pak wahid, tak butuh waktu lama kaus itu pun akhirnya terlepas dari tubuh pak wahid.

Masih dengan saling melumat aku pun mulai mengelus – elus penis pak wahid yang sudah berdiri tegak di balik celananya, aku pun juga mulai berusaha untuk melepas celana pak wahid, pak wahid pun meremas – remas pantat dan payudara ku dengan kedua tangannya, setelah berhasil melepas celana yang di kenakan pak wahid, tanganku pun masih terus mengelusi penis pak wahid yang masih tertutup celana dalam, tak ingin terburu – buru untuk melepas celana dalamnya aku pun terus mengelus penisnya danmulai merayap di atas tubuh pak wahid yang sudah basah oleh keringat nafsunya, ku rentangkan kedua tangan pak wahid sehingga kini kedua ketiakknya yang di tumbuhi bulu yang cukup lebat terpampang dengan jelas, aku pun dengan segera menjilat ketiak pak wahid yang juga sudah basah oleh keringat tersebut, lidahku perlahan menyusuri permukaan ketiak yang basah dan di tumbuhi bulu tersebut, pak wahid Nampak sangat menikmati jilatan – jilatan lidahku di ketiaknya, matanya terpejam sembari menikmati sensasi yang ku lakukan di ketiaknya, aku masih terus bergantian menjilati kedua ketiak pak wahid sambil berusaha melepas celana dalam yang di kenakan pak wahid, begitu berhasil terlepas celana dalam yang di kenakannya pak wahid pun merentangkan tanganku sehingga ketiak kananku yang juga sudah basah oleh keringat terekspos dengan jelasnya di depan wajah pak wahid, pak wahid pun mulai menjilati ketiak kananku, sedangkan aku masih terus menjilat dan melumat ketiak kanan dari pak wahid. Tanganku masih terus mengelu penis pak wahid yang juga di tumbuhi bulu yang lebat, pak wahid pun menyudahi lumatannya di ketiakku dan mulai menjilat putting payudaraku, ia menjilati putingku dengan sangat bernafsu, sedangkan payudara yang satu pun di remas – remas dengan cukup kuat sehingga menimbulkan gairah yang semakin memanas dalam diriku. Tak puas hanya menjilati putingku pak wahid pun mengulum – ulum putingku dengan sesekali menggigit kecil putingku, sedangkan putingku yang satu lagi pun di plintir – plintirnya

“ ooohhhhh,.ooohh,,,.aahhhh,…” racau ku menikmati cumbuan di kedua putingku sambil terus menjilati ketiak pak wahid

Pak wahid mulai mengelus vaginaku dengan tangan kirinya, awalnya perlahan di elusnya vaginaku sambil masih melumat dan meremas kedua putting payudaraku, semakin lama elusan pak wahid di vaginaku pun semakin bertambah cepat dan sedikit demi sedikit jarinya mulai di masukkan ke dalam vaginaku

“ oouucchh,.aahhh,..aahhh,..” erang ku menerima rangsangan dari pak wahid

Perlahan kocokan dari pak wahid bertambah semakin cepat di dalam vagina ku, aku pun mulai tidak bisa berkonsentrasi untuk melumat ketiak pak wahid karena menikmati cumbuan – cumbuan yang di lakukan oleh pak wahid, vagina ku kini sudah sangat basah akibat kocokan jari pak wahid di dalamnya, ku rasakan dari dalam vagina ku mulai berdenyut yang menandakan aku akan segera mendapatkan orgasme, otot – otot vagina ku makin mencengkeram jari pak wahid yang berada di dalam vaginaku,

“,..oouucchh,…oouuucchh,…aaacchhhh,…aacchhhh,….aaaahhhh,..” erang ku saat mendapatkan orgasme akibat cumbuan – cumbuan dari pak wahid

Tubuhku sedikit melemas karena orgasme yang baru saja ku dapatkan, sedangkan pak wahid hanya tersenyum kecil sembari menarik wajahku ke arahnya dan segera melumat bibirku.

“ ,.hehhehehe,..gimana mba inne,..??,..enak kan ,..?? Tanya pak wahid sambil tersenyum yang kubalas hanya dengan anggukan dan senyuman sambil masih menikmati sisa orgasme ku

Pak wahid pun segera bangkit dan duduk di atas ranjang, kemudian ia menarik perlahan tubuhku yang masih sedikit lemas agar terduduk juga di hadapannya, iapun mulai berusaha untuk melepas jilbab yang ku kenakan, dengan telaten dia melucuti jilbabku hingga terlepasdan di lemparkannya ke lantai, ia pun menarik kepalaku dan kembali melumat bibirku, aku pun membalas lumatannya dengan bernafsu.

Tak lama saling melumat pak wahid pun kembali merebahkan tubuhnya di atas kasur, dan ia pun menari tubuhku ke atas tubuhnya dan memposisikan vaginaku di depan mulutnya dan kini kami berposisi 69 dengan penis pak wahid yang menjulang tegak berada tepat di depan wajahku. Pak wahid kembali menjilati vagina ku yang masih basah oleh cairan orgasmeku, sedangkan aku pun mulai menjilati kepala penis pak wahid, tak hanya menjilataku pun mulai melumat kepala penis pak wahid dan memasukkannya ke dalam mulutku, ku kulum dan ku hisap penis pak wahid yang berada di dalam mulutku. Ku rasakan pak wahid sangat bernafsu menjilati dan juga melumat vagina ku.

Aku masih menikmati mengulum penis pak wahid yang berada di dalam mulutku, ku naik turunkan mulutku di penis pak wahid sehingga penisnya basah oleh air liurku. Sedangkan pakwahid masih terus menjilati vaginaku, tak hanya mengulum penis pakwahid, aku pun berinisiatif untuk menjilati lubang anus pak wahid yang terpampang di depanku. Kurasakan sedikit sentakan dari tubuh pak wahid ketika lidah ku pertama kali menjilat lubang anusnya. Pak wahid pun melakukan hal yang sama denganku, dia pun menjilati lubang anusku dengan penuh nafsu, sambil terus menikmati jilatan lidah pak wahid di anusku, aku pun kembali mengulum penis pak wahid, ku urut dengan sedikit cepat penisnya di dalam mulutku, tak berapa lama kurasakan penis pak wahid pun sedikit mengembang, ku percepat kocokan kuluman mulutku pada penisnya, dan akhirnya crooottt,…crooooott,…crooott,…beberapa kali tembakan sprema pak wahid keluar di dalam mulutku.

“,..oouucchh,..aahhhh,…aahhhh,…haahhhh,..haaaa,..” erang pak wahid menikmati orgasmenya di dalam mulutku.

Aku pun segera bangkit dan duduk di hadapannya dengan mulut yang tertutup karena banyaknya sperma di dalamnya, dengan sedikit tersenyum aku pun menelan seluruh sperma yang berada di dalam mulutku sampai habis, setelahnya aku pun menjatuhkan tubuh telanjangku di atas badan pak wahid, tubuh kami berdua sudah basah oleh keringat yang keluar akibat panasnya ruangan dan juga panasnya percumbuan kami berdua.

Segera kulumat bibir pak wahid sambil mengelus – elus penisnya yang masih berdiri mengacung tegak walaupun baru saja mendapatkan orgasme, cukup tangguh juga pikiranku terhadapnya. Setelah ku rasakan cukup merangsang penis pak wahid, aku pun segera beranjak memposisikan vagina ku tepat di atas penisnya, ku genggam dan ku arahkan penistersebut ke depan lubang vaginaku, perlahan ku turunkan pinggangku dan sedikit demi sedikit penis pak wahid pun mulai memasuki vaginaku. Sambil menggoyang perlahan pinggulku penis pak wahid pun sudah berada di dalam vaginaku, ku maju mundurkan tubuhku di atas tubuh pak wahid.

“oouuhh,…aahhh,…oouuuhh,….” …erangku sambil terus bergoyang menikmati penis pak wahid di vaginaku

“eerrhh,…ahhh,…aahhh,….” Pak wahid pun menikmati penetrasi penisnya di dalam vaginaku

Aku terus bergoyang di atas tubuh pak wahid, ku maju mundurkan tubuhku yang terkadang ku selingi dengan putaran pinggangku sehingga kedua payudara ku bergoyang dengan bebas dan di remas – remas oleh pak wahid, Keringat semakin membanjiri tubuh kami berdua yang sedang di mabuk kenikmatan.

Tak lama pak wahid pun menarik tubuhku sehingga kini aku terbaring di samping pak wahid, dia kemudian bangkit dan berlutut di sela –sela kedua pahaku yang mengangkang menampakkan vaginaku yang basah. Perlahan dia pun memposisikan penisnya di depan vaginaku dan mencoba untuk memasukkannya, sedikit demi sedikit penis pak wahid pun masuk ke vaginaku, di sodok – sodokkan penisnya ke dalam vagina hingga masuk seluruhnya, dia pun mulai memompa penisnya dengan semangat. Kurasakan hujaman – hujaman enis pak wahid menyentuh sampai dinding rahimku. Semakin lama sodokan penis pak wahid pun terasa semakin cepat , ku rasakan sebentar lagi orgasme ku akan kembali menghampiriku. Ku Tarik tubuh pak wahid hingga menindih tubuhku , kedua kakiku kueratkan di belakang pinggulnya, pak wahid pun mengerti dan segera menyodok penisnya di dalam vaginaku dengan semakin cepat.

“,..ooouuuccchhh,…aaacchhhhh,….aaaccccchhhh,…ooouuuuucchhhhhhh,…” erangku saat menikmati orgasme yang kembali melandaku

“ acchhh,…hhaaaahhhh,…haaasssshhh,…haasssshhh,..” pak wahid pun terengah – engah setelah menyodokkan penisnya dengan cepat di dalam vaginaku.

Aku pun terkulai dengan lemas menikmati sisa – sisa orgasme yang baru saja menghampiriku, sedangkan pak wahid masih menancapkan penisnya di dalam vagina ku tanpa di sodok – sodokkan. Sambil masih terkulai lemas, kurasakan perlahan pak wahid mengeluarkanpenisnya dari dalam vaginaku, dia melakukannya dengan lembut, setelah berhasil keluar dari vaginaku, ku lihat penis pak wahid masih berdiri dengan tegak dan terlihat menkilat karena basah oleh cairan orgasmeku. Ku raih perlahanpenis tersebut dan mengulumnya dengan lembut di dalam mulutku.

Setelah membiarkan ku beristirahat sejenak sambil mengulum penisnya, pak wahid pun segera memposisikan tubuhku untuk menungging, kini pantatku terlihat dengan jelas di hadapan pak wahid. Ku rasakan sedikit geli di lubang anusku, ku tengok ke belakang ternyata pak wahid menjilati lubang anusku dengan perlahan sembari mengocok sendiri penisnya dengan perlahan, setelah lubang anusku basah perlahan pak wahid pun memposisikan penisnya di depannya, secara perlahan pak wahid mendorong penisnya agar dapat masuk ke lubang anusku, sedikit demi sedikit penisnya mulai memasuki ke dalam anusku

“ eerrrghhh,…aaacchhh,…pelan – pelan pak,..” ucapku sedikit menahan perih di anusku

“ ooccchh,..aaarrghhh,….aargghhh,…iya mba inne,..” ucap pak wahid sambil memaju mundurkan penisnya dengan perlahan di dalam anus ku

“ aaacchhhh,….sempit sekali lubang anusmu mba inne,… nikmat sekali ,..” ucap pak wahid lagi

Pak wahid pun mulai mempercepat sodokan penisnya di dalam anus ku setelah keseluruhan batang pnisnya menghunjam anusku.

Ploookk,..plooookk,….bunyi tubuh kami berdua yang beradu akibat sodokan – sodokan penis pak wahid, aku pun turut memaju mundurkan bokongku mengikuti ritme sodokan – sodokan pak wahid. Keringat semakin membanjiri tubuh kami berdua, pak wahid pun terus menghujamkan penisnya di anusku sembari meremas – remas kedua payudaraku. Cukup lama kami menikmati posisi ini, sodokan penis pak wahid terasa sangat penuh mengisi lubang anusku sehingga menimbulkan rangsangan hebat kedalam diriku, terasa otot – otot vaginaku kembali menegang, segeraku tarik pantatku sehingga penis pak wahid terlepas dan ku rebahkan tubuhku di atas ranjang, pak wahid pun segera memasukkan penisnya ke dalam vaginaku. Pak wahid segera menyodokkan penisnya didalam vaginaku dengan cepat, sambil terus menyodokkan penisnya tubuh pak wahid menindih tubuh ku, kini kami berdua berpelukan sambil terus melakukan persetubuhan dengan panasnya, aku pun meraih kepala pak wahid dan segera melumat bibirnya sehingga kami saling melumat dengan nafsunya, kembali air liur kami saling bertukar di dalam lumatan – lumatan kami, kembali kurasakan kedutan di vaginaku akibat sodokan penis pak wahid yang sangat cepat, ku cengkeram kedua bahu pak wahid, dan pak wahid pun segera mempercepat sodokan penisnya.

“,…ooouuucccchhh,…aaarrghhh,…aaaccchhhh,….ooouuuuuccchhhhhhh,…” erangku tak berapa lama di karenakan orgasme yang kembali ku dapatkan

“eerrrghhhh,…aaacccchhh,….aahhhhh,….” Pak wahid pun semakin mempercepat sodokan penisnya, hingga tak berapa lama

“,…aaaarrrrggggghhhhhh,…..ouuucccchhhhh,..aaaacccchhhh,…aaaacccchhhhh,..” racau pak wahid sembari menyodok penisnya dengan keras di dalam vaginaku.

Crrrooooottt,…crroooooottt,…croooootttt,…. Tubuh pak wahid menegang di iringi dengan semburan – semburan spermanya di dalam vaginaku, terlihat wajahnya tersenyum puas menandakan nikmatnya orgasme yang di dapatnya.

Setelah menikmati gelombang orgasmenya, pak wahid pun langsung melumat mulutku dengan ganasnya, aku pun juga membalas dengan melumat mulut pak wahid dengan tak kalah ganasnya, kami saling melumat sambil menikmati kepuasan yang kami capai berdua. Puas saling melumat kami pun melepaskan pagutan kami sembari saling menggigit perlahan bibir – bibir kami berdua, pak wahid pun merebahkan tubuhnya yang masih basah oleh keringat di samping tubuh telanjangku yang juga masih berkeringat, ku peluk tubuh pak wahid dengan erat sehingga kami saling berpelukan dengan masih telanjang di atas ranjang.

“ Nikmat sekali mba inne,…kamu hebat juga ya di ranjang..” ucap pak wahid

“heheehhe,… iya donk pak,,..” ujarku

“ terimakasih ya mba inne,..memek dan anusmu mantap,..” ucap pak wahid,..

“ iya pak, saya berusaha berikan yang terbaik untuk bapak,..” ujarku

“ akhirnya saya bisa menikmati tubuh artis cantik sepertimu mba inne,…” ujar pak wahid

“ kita istirahat sebentar ya mba inne,…hari masih panjang, saya mau menikmati tubuhmu sepuas – puasnya,..” lanjut pak wahid

“ iya pak,… nikmatilah tubuh saya sepuas bapak,… saya akan berikan yang terbaik buat bapak,..” ucapku sambil mengeratkan pelukanku ke tubuh pak wahid, dan pak wahid pun merengkuh tubuhku dan mengecup perlahan keningku.

0 comments:

Post a Comment