Tuesday, March 31, 2020

Aku Yang Tak Berdaya

Perkanalan nama saya Roni, usia saya 29 tahun. 1 setengah tahun lalu saya menikah dengan wanita idaman saya, Nia. Selisih umur kami terpaut 2 tahun, dia berusia 27 tahun sekarang. kami menjalani pernikahakan yang bisa saya katakan romantis, sering kali aku memberikannya kejutan di hari-hari penting kami. sampai saat ini kami belum dikaruniai anak. saya bekerja di suatu perushaan bumn di Jakarta, dan istri saya memutuskan untuk berhenti bekerja setelah menikah. kami hidup tanpa ada asisten rumah tangga yang membantu kami.


Hari ini sebenarnya aku tidak ingin masuk kerja karena badanku sedang tidak enak badan. Tetapi karena deadline pekerjaan yang harus aku selesaikan, akhirnya kupaksakan diriku untuk berangkat ke kantor. setelah setengah hari bekerja, aku rasa tidak sanggup lagi untuk melanjutkan pekerjaanku,aku memutuskan untuk kembali ke rumah. setelah mendapatkan izin dari bos, langsung ku order gojek untuk mengantarku pulang. walaupun keluarga muda, kami memiliki rumah yang cukup luas, dengan garasi yang cukup luas dengan taman di samping rumah.


Disinilah segala sesuatunya dimulai. sesampaiku di rumah kulihat keadaan pagar yang tertutup nanum tidak terkunci. "kenapa Nia bisa teledor seperti ini ya?" gumanku dalam hati. tetapi setelah aku masuk kedalam garasi, kulihat ada motor bebek terparkir di samping mobil kami. "apakah istriku sedang ada tamu? tak biasanya ada tamu di siang hari begini.." pikirku. sambil memperhatikan motor yang terparkir, kudengar samar-samar suara percapakan dari dalam ruang keluarga. dan ketika aku hendak masuk dan mengetuk pintu, kudengar suara yang membuat jantungku berdegup kencang.


"Pak, jangan Pak.. tolong, saya sudah bersuami, kasihani saya Pak.." aku bisa pastikan itu suara Nia istriku. di tengah ke panikanku, justru aku tidak membuka pintu dan justru mendekatkan kepalaku ke celah jendela untuk mendengarkan apa yang terjadi di dalam.


"Ayolah manis, suamimu tidak akan tau.. nanti kamu juga akan menikmatinya" ucap seorang laki-laki yang di kira sudah cukup berumur. "kami mengganti rugi Pak, kami bisa berikan bapak motor baru, tapi tolong jangan lakukan ini Pak aku mohon. saya tidak akan berteriak lagi dan tidak akan menceritakan apa yang sudah bapak lakukan" iba istriku. langsung ke lihat motor yang ada di garasiku, sepertinya istriku menyerempet motor terserbut dengan mobil.



Bukannya aku memutuskan untuk masuk, tapi kau justru pensaaran sejauh apa orang ini akan bertindak. lalu aku berjalan merunduk dan memutar melalui taman samping hingga berjongkok sambil mengintip di selah jendela dekat ruang keluarga. "baiklah, aku tidak akan memperkosamu, tapi kamu bantu aku menyelesaikan hajatku" ucap si laki-laki yang kutaksir sekitar umur 45an sambil berdiri dan membuka celana jeans lusuhnya. istriku tergaket dengan perlakuan bapak itu. namum diselah keterkejutannya, kulihat matanya yang terperana melihat kelamin pria lain yang berdiri tegak yang dua kali lebih besar dari yang di lihat selama ini, sambil terduduk tak berdaya diatas sofa.


Disitu muncul perasaan minderku, melihat lelaki berbadan gempal dengan kemaluan yang besarnya 2 kali liapat dari kemaluanku. persaaanku tambah bercampur aduk ketika melihat istriku mungkin harus membantu lelaki itu menyelsaikan hajatnya. "apa yang ada dipikirannya? apakah yang akan dia lakukan?"


Saat itu juga pandanganku langsung gelap, sepertinya darah tinggiku kumat. akupun terduduk dibawah jendela. "jangan Pak, jangaaaaaan.. awwww!" jerit istriku. tergaket aku dengan jeritan istriku. langsung ku intip kembali jendela yang menghadap ruang tamuku itu, dan deg! bergetar tanganku ketika ku lihat istriku dipaksa membuka mulutnya untuk mengoral kemaluan si bapak yang besar itu!

"hmmmpphh... hmmmppphh.. clok.. clok.. clok" kudengar dengan jelas lenguhan istriku dan suara air liur yang sedang mengulum kemaluan yang sepertinya tidak muat semuanya di dalam mulut mungil istriku. kulihat gimana tangan kekar si bapak menjambak ramut istriku dan memaju-mundurkan kepalanya sambil berguman "aaaaahhhh... yaah.. nanti kamu akan terbiasa sayang.. hmmm... yaaaa.. keluarkan lidahmu sayang.. ya begitu.. sambil dihisap.. ya lebih kuat lagi" terbelakak mataku seolah tak percaya. kulihat istriku dengan susah payah mengikuti arahan dari si bapak. kulihat air liurnya menetes keluar dari sela-sela bibirnya membahasi buah dadanya.



Disela-sela itu aku berpikir.. "akan terbiasa?" apa yang akan dilakukan bapak ini terhadap istriku? apakah dia berencana mengulangi perbuatannya ini kepada istirku? apakah istriku sadar akan perkataan bapak itu?


Sepertinya dia belum puas menikmati jepitan mulut mungil istriku, dengan kasarnya dia rogoh payudaranya dengan tangan kanannya hingga keluar dari bajunya, dengan tangan kirinya tetap menuntun kepala istriku untuk maju mundur, dan mulai mengelus-elus dan memilin-milin putingnya yang masih merah muda. “ahh… kenyal sekali barangmu ini.. apa suamimu jarang menyetuhnya? ha.. ha.. ha..” kelakar si bapak sambil tertawa. sungguh pemandangan yang kontras sekali. aku melihat seperti betina mudah yang masih lugu sedang berusaha memuaskan pejantannya. betapa menyakitkan ketika melihat istriku yang mulai pasrah oleh perlakuan si bapak kepadanya. pemandangan yang sangat erotis untuk dilihat.

“sayang, sepertinya mulut manismu ini belum cukup membantuku menuntaskan hajatku” ejek si bapak sambil mengeluarkan kemaluannya dari mulut istriku dan duduk disebelah istriku yang terlihat berusaha memulihkan keadaannya setelah kesulitan bernafas karena dipaksa melayani kemaluan yang jauh lebih gagah dari yang dilihatnya selama ini. “aaaawwwhhh, jangan paakkkhh.. tolong jangan lakukan iniiih… shhhhh” pekik istriku. ternyata tangan si bapak sudah diselipkan diantara selangkangan istriku. kulihat istrikku berusaha menolak dengan menarik tangan si bapak, tapi apa daya seorang wanita melawan tangan kekar berbulu si bapak. tidak bisa kulihat jelas apakah jari-jari besarnya itu sudah masuk ke liat senggama istriku atau belum, tapi bisa kulihat telapak tangan kasar itu mulai naik turun seperti memompa sesuatu dibawah sana. “ssshhh… aaaaahhh..ahhhh… mmmmppphhh… awwwhhh… shhhh” raung istriku mengikuti irama tangan si bapak yang dengan tempo yang pelan mengocok vagina wanita muda yang sepertinya sudah mulai takluk akan keperkasaannya.


Perlahan si bapak mendekatkan wajahnya ke wajah istriku yang sedang bingung. wajah yang berusaha menolak keadaan tetapi tidak kuasa menahan respon tubuhnya yang mulai tersulut birahinya. didekatkannya hidung besar si bapak ke mulut istriku yang sedang mendesah “ahhh.. wangi sekali tubuhmu manis” ujarnya sambil tersenyum dan tetap tidak mengentikan tangan kanannya memainkan kemaluan istriku. seketika aku teringat oleh harumnya nafas istriku. kulihat kedua tangan istriku memegangi tangan si bapak yang berbulu itu, seakan ingin menarik jauh tangan itu dari selangkangannya, namun lebih terliat pasrah oleh apa yang dilakukan bapak itu. “gimana sayang? enak? enak mana sama kontol suamimu? aku yakin kontolnya tidak jauh berbeda dengan jariku ini.. iya kan sayang? memekmu masih rapat sekali.. “ ledeknya dengan senyum kepuasan melihat betina yang ada di pelukannya sudah mulai jinak. perlahan dia mendekatkan bibirnya ke bibir merah istriku dan dihisapnya bibir ranum itu secara bergantian, atas dan bawah. kulihat istirku yang pasrah ketika si bapak mulai memasukan lidahnya di dalam mulut istirku “hmmmppph.. hmmmpphh.. hmmmpphh” desah istriku yang pasti mendapatkan sensasi yang luar biasa oleh perlakuan bapak ini terhadapnya. gesekan kumis dan jenggot si bapak di wajah istirku memberi sensasi lain yang belum pernah dialaminya selama ini.


Perlahan dia mulai membuka kancing baju istriku hingga terpampang buah dada istirku yang sudah keluar dari BHnya. dengan sigap tangan kirinya membuka pengait BHnya dan termpampang sudah bagian depan atas istriku tanpa penutup apapun. “indah sekali tubuhmu cantik.. sayang sekali suamimu tidak disini untuk melindungimu.. he.. he..he” kelakarnya sambil tersenyum puas. dan dengan cepatnya tangan kanannya menari rok dengan celana dalam istirku dan langsung dibuangnya kelantai. ditegakannya badan istriku dengan tangan kirinya dan ditariknya kebelakang baju serta BH yang tersisa. lalu dia berdiri diahadapan istriku sambil berkacak pinggang dan mengeleng-gelengkan kepalanya, berdiri tanpa celana dengan kemaluan yang tampak gagah sekali berdiri tegak, membuat wanita manampun kagum. “tak heran aku dengan si joni merekomendasikan kamu sayang” ujarnya. apa yang dimaksud oleh si bapak itu? direkomenasikan? joni? siapa dia? dan apa yang dimaksud oleh bapak itu? pikiranku mulai berkecamuk.

Kulihat si bapak sedang mebuka pakainnya yang tersisa, istirku mulai pulih dari rangsangan yang begitu dashyat yang baru saja diterimanya, menaikan kakinya keatas sofa dan dirapatkannya, dengan kedua tangan menutupi payudaranya yang telanjang. namun yang mengejutkanku adalah padangannya terhadap kemaluan si bapak, seolah-olah tunduk oleh kemaluan yang hitam besar dan berurat itu. perlahan si bapak mulai mendekati istriku, seakan tau apa yang ada di pikirannya istriku “ini sayang, lihat lebih dekat lagi..” sambil mengelus-elus ramut istriku. “besar sayang? kamu mau ini masuk di dalam memekmu itu?” ujarnya sambil mengelus-elus kemaluan besarnya di wajah cantik istriku. digesek-geseknya batang hitam itu di wajah putih istirku, di gesek kepala kemaluannya yang besar di dahi istirku, dahi yang baru tadi pagi aku kecup sebelum berangkat ke kantor. lalu digesek-geseknya lagi di bibir ranumnya, kepala kemaluannya dengan ujung yang terbuka lebar dan mengeluarkan cairan bening. aku teringat oleh obrolan temanku kalau kepala kemaluan laki-laki sudah terbuka lebar, terlihat seperti menganga, artinya itu sudah banyak sekali bercinta. oooh tak bisa kubanyakan bagaimana jika kemaluan itu masuk membelah kemaluan istriku yang rapat, yang setiap kali aku menyetubuhinya terasa begitu sempit seolah-olah menjepit kemaluanku yang tidak jauh lebih besar dari pada jari tengah si bapak itu. pikiranku mulai melayang dan tanpa kusadari kemaluanku sudah tegang sekali. kubuka resleting celanaku dan menarik kemaluanku keluar. dan ohh, aku melihat betapa kecilnya barangku ini. Aku merasa diriku begitu lemah. akupun mulai mengocok kemaluanku sambil berusaha berdiri diluar jendela menunggu apa yang akan terjadi berikutnya.


Dengan rakusnya si bapak itu mulai melumat bibir istriku, diapun gelagapan menerima serangan dimulutnya, tanpa disadari bahwa bapak itu sudah berhasil membuka lebar paha mulu istriku. sekarang bisa kulihat kaki jenjang istriku sedang terangkat mengangkan bertumpu pada paha kekar si bapak itu. kulihat istriku masih gelagapan menerima rangsangan pada lehernya yang dengan rakus dijilati oleh si bapak. “ahhh.. hmmmm… ahhhh… tolong hentikan paaakhh.. ahhh” iba istriku namun tak digubris oleh bapak itu. justru jilatan makin menurun ke payudaranya. dengan lahapnya di caplok payudara istirku yang masih kencang, di hisap-hisapnya secara bergantian. kuliat puting berwarna pink istriku yang berdiri menantang, tak mampu menahan rangsangan yang diberikan bandot yang sedang memperkosanya.

Kulihat tidak ada lagi penolakan berarti dari istirku, kulihat tangannya menjambak rambut si bapak itu, namun aku tak tahu pasti apakan dia benar-benar bermaksud untuk menghentikan perlakuan laki-laki yang sedang menikmati payudaranya atau justru pasrah dengan keadaannya sekarang. kurang lebih dua menit mereka berada dalam posisi itu, kemudian bapak itu mengangkat kepalanya diiringi dengan senyuman sinisnya. kulihat dia mulai memaju-mundurkan pinggangnya, mengesekan kemaluan besarnya di permukaan bibir vagina istriku. “shhhh,, eeehhmmm, sshhhh…” desah tertahan istriku sambil mengigit bibir bawahnya. kulihat istriku seperti betina yang sudah bihari tinggi dan siap untuk dikawini pejantannya. berulang-ulang kali si bapak itu melakukan aksinya. “kita mulai ya sayang.. aku akan berikan kamu kenikmatan yang belum pernah kamu dapatkan dari suamimu” ucap si bapak, namun hanya di respon oleh desahan istriku yang merem melek diperlakukan seperti itu. “kalau kontolku ini sudah masuk, kamu tidak akan pernah sama lagi manis, kontol ini akan merubah hidupmu selamanya.. kamu mau ya sayang” lanjut si bapak. kulihat airmata mulai membasahi pipi istriku, namun aku dikagetkan dengan angukan halus istriku sambil menatap mata si bapak itu dan disambut oleh senyum kemenangan dari si bandot tua itu. “maafkan aku sayang.. aku tidak bisa melindungimu.. aku bahkan takut untuk bersuara melihatmu dipaksa menikmati perbuatan laki-laki bejat itu” racauku pelan sambil semakin kencang mengocok kemaluanku.

Mendapatkan lampu hijau dari betina yang sudah dilanda birahi, si bapak itu mulai melakukan penetrasi ke dalam vagina istriku. vagina yang rajin dia cukur bersih terlihat sangat kontras dengan kemaluan hitam besar berurat. perlahan di dorongnya kepala penisnya ke lobang vagina istriku. ketika kepalanya mulai masuk… crooooot! muncrat sudah pejuku. langsung lemas lututku hingga membuatku terduduk. dibawah jendela itu. selang berapa lama kuberanikan diri untuk meihat kembali kedalam, kuliat ditariknya lagi keluar batang besarnya itu, dan diulanginya kembali. setiap dorongan semakin dalam batang hitam itu masuk di liang vagina yang mulus itu. kulihat vagina itu seperti di tarik kebatas maksimalnya, dibuka paksa oleh penis pejantan yang sedang mengawininya. setelah masuk lebih dari setengah batang besar itu “oooohh.. rapat sekali memekmu ini.. nikmatnya seperti memerawani anak ABG sayaaang” racau si bapak. tidak kudengar suara yang keluar dari mulut istriku, setelah akhir satu hentakan dari pinggang si bapak “aaaaaahhhhh” jerit Nia istirku. kulihat tangannya mencengkat erat lengan kekar si bapak itu, menancapkan kukunya di tangan kekar itu namun sepertinya tidak berarti bagi pejantan yang baru saja berhasil mengawininya.



Dengan lembut di ciumnya bibir istriku, dijilati daun telingannya, dijilatinya air mata yang keluar di pelipisnya dan dicium kembali bibir manis itu. diulanginya terus hingga deg! kulihat istriku mulai membalas kecupan laki-laki itu. dia membuka mulutnya menerima lidah bandot itu memasuki ronga mulutnya, mulai membalas dengan menghisap bibir tebal yang dipenuhi kumis itu. kulihat lidah mereka mulai beradu, seperti layaknya pasangan kekasih yang sedang bercumbu. dihisapnya lidah laki-laki itu seolah haus akan air liurnya. ooh, pemandangan yang sangat merangsang birahi bagi siapapun yang melihatnya.

Perlahan di goyangkannya pinggang kekarnya, membuat istriku menghentikan ciumannya. mulutnya terbuka lebar seakan menahan sesuatu yang besar sedang memasuki tubuhnya. dia terlihat sangat menikmati inci demi inci gesekan penis perkasa yang sedang mengaduk liang peranakannya. kenikmatan dimana bagian yang belum pernah tersentuh oleh penis suaminya sekarang dipenuhi oleh kemaluan pejantan lain, betapa nikmatnya ketika urat-urat yang melingkari penis itu bergesekan dengan dinding vaginanya. “aaaahhh.. oooohh.. ahhhh… ooohhh… ahhhhh… oooooohhh” erang istriku mengikuti irama ayunan pinggan laki-laki lain yang bukan suaminya. “bagaimana sayaang?” tanya si bapak namun tidak direspon oleh istirku. tempo genjotannyapun mulai dipercepat, sehingga terdengar suara paha dan kelamin yang beradu “plok.. plok.. plok..plok”. “sekarang gimana sayang?” tanya bapak itu kembali, “ooohh… ohhhh.. pelan paaakh.. ahhhh” raung istriku. kulihat badannya bergocang, namun setengah terduduk di sofa. payudaranya naik turun mengikuti irama genjotan laki-laki yang sedang mengawininya. dan ketika dia melihat kebawah, betapa terpananya dia melihat kemaluan yang begitu besar dapat dengan leluasa keluar masuk vaginanya. kemaluan yang membuatnya begidik sekarang membuatnya mengerang-erang keenakan. “enak kan sayang?” tanyanya lagi. “aahhhh… iyaaahhh paaakkkhh.. aahhhh” sahut istriku. “iya gimana sayang?” tanyanya lagi sambil memposisikan tangannya dibawah pinggang istriku. “hmmmm… ahhhh… iyaahhh… ahhhh… enaaaakhh pak.. ooohhh..ohhhh” sahut istriku yang masih melihat kebawah, melihat kemaluan besar laki-laki lain yang sedang mengawininya. tidak lama kemudian kulihat badan istriku menegang, pinggangnya melengking “aaaaahhhhhh” jeritnya. sepertinya dia mendapatkan orgasme pertamanya. orgasme yang didapatnya dengan laki-laki yang bukan suaminya. mengerti akan hal itu, si bapakpun menghentikan genjotannya. setelah dilihatnya istriku mulai melemas.. dengan posisi tangan berada dibawah pantat bulat istirku, diapun mengangkat tubuh istriku dan dengan reflek istrikupun mengaitkan tangnnya ke leher bapak itu. setelah berhasil mengangkat, lalu bapak itu mengambil posisi duduk di sofa, sehingga istriku sekarang ada diatasnya. sambil memegang pantat bulat istriku, dihisapnya payudara yang terpampang indah didepannya. payudara yang tidak begitu besar, namun juga tidak kecil, sangat ideal untuk tubuh ramping yang sedang ada dipangkuannya. perlahan mulai dinaik-turunkannya pinggang ramping istriku itu, membuat istriku kelojotan, pinggangnya melengking “nikmat kan sayang, nikmatkan dientot laki-laki yang lebih gagah dari suamimu? lebih pantas menikmati tubuh cantikmu ini..” ceracau si bapak yang mulai secara brutal memaksa pinggang istriku untuk lebih cepat naik turun. “ooouuuuchhhh… ahhhhhhh…. iyaaahhhh paakkkhhh.. ahhhhh” erang istriku kembali. sepuluh menit berselah istriku kembali memberikan tanda akan mendapatkan orgasme keduanya dan benar saja, pinggang itu kembali melengking dan mengejang.. “aaaaahhhhh” jerit manja istriku.


Sepertinya si bapak juga sudah tidak sabar untuk menuntaskan hajatnya ini. dibekapnya punggung istriku, hingga payudaranya bergesekan dengan dadanya yang berbulu lebat, lalu diocoknya batang besarnya itu dengan tempo yang cepat. sepertinya istriku tidak mampu bertahan lama untuk mendapatkan orgasme ketiganya, melihat tanda-tanda itu si bapak berbisik di telinga istriku “ayoo kita keluar bareng ya sayang… aku buang di dalam yaa.. hrgggghhhhh…” kudengar suara seperti penjantan yang siap membuahi betinanya, seolah menandai kepada pejantan lain kalau betina ini miliknya. “terima benihku ini ya manis.. ahhhh.. ahhhh.. ku buat bunting kauuu.. memek anjiiingghh… mmmmhhhh..” racau si bapak dan di sambut oleh racauan istriku “aaaaahhhh… yaaa paaaakhhh… ahhhhh… aku buntinghhh… ahhhhh….masshhh roniiihh… akuuu…ahhhh.. mau dibuntingin oraaaanghhh.. ahhhhh.. enaaaakkkhhh… ahhhhhhh” kudengaar dengan sangat jelas suara lantang istriku. kudengar dia memanggil namaku seakan meminta perlindunganku.. suara ketidakberdayaannya seorang wanita muda yang akhirnya takluk oleh rangsangan yang dia terima dari laki-laki lain yang bukan suaminya, bahkan mungkin baru dikenalnya.



kulihat badan istirku yang mengejang untuk keseikan kalinya. namum kali ini diiringi oleh kedutan-kedutan besar dari pejantan yang sedang mengawininya. menyemburkan bermili-mili spermanya ke dalam liang peranakan istriku… dan kulihat mereka berpagutan dengan sangat mersra. seakan pasangan suami istri yang sedang habis bercinta dengan hebat. tak ada kata-kata yang keluar dari mulut istriku. kulihat dia merebahkan kepalanya di dada bidang bapak itu. terlihat batang pejal itu masih menancap dengan mantap, seakan ingin memastikan benihnya terhisap semuanya oleh vagina istirku. terlihat rembesan sperma yang mulai keluar di sela-sela kelamin mereka yang sedang menyatu, dan suara nafas kedua insan yang berbeda jenis kelamin itu.


tanpa kusadari ternyata sudah pukul 3 sore. aku teringat kalau jam 4 nanti istriku ada janji dengan sepupunya untuk pergi bersama ke rumah nenek mereka. aku langsung bergegas kembali ke garasi depan, membuka pintu garasi dengan sangat hati-hati. aku terlihat seperti orang bingung di depan rumahku sendiri. aku harus mencari cara agar kejadian ini jangan sampai ketahuan siapapun, apalagi saudaranya. lalu kubuka telepon genggamku, kutarik nafas dalam-dalam, dan ku hubungi nomor istriku. namun tidak diangkat oleh istriku. kucoba kembali menelponnya, sekitar 7 kali berdering, akhirnya kudengar suara yang membuat luluh hatiku “halo mass.. rrrrhhhh…rhhhhhh” sahut istriku diseberang sana namun bisa kudengar nafas laki-laki itu begitu dekat. aahhh, pasti mereka masih dengan posisi yang sama, kubayangkan istriku sedang menerima telpon dari suaminya, setelah bercinta dengan laki-laki lain, sambil dipangukan laki-laki itu, tanpa sehelai benangpun yang menutupi tubuhnya, dengan kemaluannya yang masih penuh oleh batang besar laki-laki itu dan bermili-mili sperma yang masih tertahan di vaginanya.. oohhh, membuat penisku kembali tegak berdiri. “halooo mas?” tergaket aku dengan suara istriku “eehh… kamu lagi dimana sayang?, mas sudah di jalan pulang nih, sebentar lagi sampe rumah” ucapku. “oohh.. aku di rumah kok, lagi rebahan aja, mas kok tumben pulang cepat?” jawabnya. Nia istriku, kenapa kau tega membohongiku.. apakah yang dikatakan bapak itu benar? apakah istriku tidak akan sama lagi setelah batang perkasanya memasuki vagina istriku yang masih rapat itu? ahhh.. batinku mulai berkecamuk namun ada perasaan lain yang muncul. perasaan tidak berdaya ketika ada laki-laki lain yang lebih besar dan perkasa merebut istriku. “halo mas, kok diem aja sih?” sahut istriku, “ehh… iya, kamu ada janji lho sama sepupumu jam 4 nanti?” sahutku. “oh iyaa” kaget istriku. “aku udah mau masuk perumahan nih, tolong bukain pagarnya ya, daaaah” lalu kuputus teleponnya. tak lama berselang kudengar suara grasak-grusuk dari dalam, dan tak lama pintu ruang tamupun terbuka. ku dengar samar-samar “ingat perkataanku tadi manis, jangan coba-coba ya! dan kabarin aku kalau suamimu tidak disini” aku langsung bersembunyi di samping pagar tetanggaku. kuihat seorang laki-laki yang tinggi, tegap dan kekar, seperti tentara menuntun sepeda motornya keluar garasi rumahku, lalu pergi.


Setelah kudengar pagarku tertutup, perlahan kumengendap-endap ke depan pagar rumahku dan melihat istirku hendak menutup pintu ruang tamu. dengan cepat kubuka pagar rumah sambil menyapa istriku “hai sayang” terkaget dengan kehadiranku “lho kok tiba-tiba nongol sih? kamu naik apa?” sahut istriku. “Naik gojek sayang, motornya masih baru jadi ga bising, hehehe” bohongku sambil mendekatinya. lalu kupeluk pinggangnya dan kutarik menempel dibadanku. ahhh, bisa kucium bau keringat bercampur ludah yang ada di leher jenjang istrku ini. ketikaku hendak menciumnya, dia menahan wajahku, “kamu bersih-bersih dulu ya sayang” ujarnya. namun tidak kugubris, kupaksa kucium bibirinya, bisa kurasakan bau rokok yang masih menempel dibibirnya. lalu kututup pintu ruang tamu dan kugiring istriku ke sofa, tempat dimana dia baru saja di kawini oleh orang lain. bisa kulihat ceceran sperma yang ada di lantai dan di sofa. “Mas kamu kok nafsu banget sih? aku lagi capek sayang… ooohhhh.. jangan sekarang mas” ucapnya yang tak ku hiraukan. “aku pulang cepat karena ingin memberikan kejutan buat kamu sayang, udah kamu nurut aja ya” ujarku. sambil mengangkat roknya dan mengankangkan kaki jenjangnya dengan paksa, dan deg! kulihat vagina polos istriku yang memerah, terlihat menganga, dengan belepotan sprema di sekujur vaginanya. “ehhh.. mass.. jangaaanhh…” jeritnya sambil menutupinya dengan tangannya. “aku ga mau kamu ciumin vaginakku mas, mas langsung masukin aja yaah” ucapnya dengan senyuman manjanya. aku berdiri dan membuka celana panjang dan cd ku. “ahhh sayang.. sudah bangung aja jagoanku” ucap istriku dengan nada manjanya. kudekati dia dan kubuka kancing bajunya, dan lagi, kulihat dada polos istriku, kudekati dan bisa kucium aroma air liur yang masih segar, dengan beberapa cupangan di sekujur payudaranya. kuhisap dan kujilati payudaranya, seakan membersihkan bekas air liur laki-laki yang habis dilayaninya 10 menit yang lalu. kudengar istriku mulai mengerang.. aku berhenti dan memandang wajah manis istriku.. “betapa polosnya wanita ini” gumanku dalam hati. “tadi aku buka rokmu, kamu tidak memakai celana dalam, dan ini tidak memakai BH” ucapku sambil meremas payudaranya. “ahhhh, iya mas… aku juga mau ngasih kejutan buat kamuuhh” jawabnya. melihatnya lengah, kuturunkan badanku dan kuangkat kedua kakinya di pundakku, terpampang jelas vaginanya yang belepotan sprema, bentuknya yang tidak 1 garis lagi, tetapi sedikit menganga, dan bisa kulihat dengan jelas sperma si bapak itu mengalir secara perlahan ke garis duburnya. tanpa memberinya kesempatan, langsung kucaplok vaginanya, kujilati sisa-sisa sperma yang belepotan di sekitar vaginanya. “ini apa sayang?” tanyaku. dan tanpa menunggu jawabannya mulai kesedot dengan perlahan lubang vaginanya. “ahhhh… masssshhh… aaaakkuuuu”, bisa kurasakan gumpalan sperma yang keluar, dengan bau yang sangat amis. tapi entah kenapa, aku jusrtru menikmati setiap tetes yang kuhisap itu. “ini apa sayang? hmmmpppphh?” tanyaku lagi sambil terus menghisap, seolah ingin mengosongkan vaginanya. “ahhhh… itu massshh.. ahhh…” jawabnya. “vaginamu kok basah sekali sayang, kenapa kok menganga begini” tanyaku sambil mengangkat wajahku dan mendekatkan ke wajahnya. tanpa menunggu jawabannya, langsung kumasukan penisku ke dalam lobangnya. begitu mudahnya penisku memasukinya, vaginanya terasa basah dan berbeda. “ahhh.. ahhhh. massshhhh.. ooohhh” desah istriku sambil kugenjot dengan seluruh tenagaku.


Tak bertahan lama, akupun menumpahkan spermaku. “ahhhh, enak sekali vaginamu sayang…” ucapku.. “ahhhh… iya sayang.. aku juga sampeeee” sahutnya.


Kulihat jam sudah mendekat pukul 4, kuangkat badanku dan kusuruh dia untuk membersihkan badannya, karena sepupunya sebentar lagi datang. akupun duduk di sofa, sambil berpikir apa ini semua hanya mimpi? entahlah, walau rasa cemburu yang begitu besar terhadap istriku tapi toh aku menikmatinya..


Hari ini hari minggu, kami sedang sibuk dengan kegiatan masing-masing. Saya sibuk dengan memcuci motor saya dan istri saya dengan urusan dapurnya. Beberapa kali saya dengar istri saya mengangkat telepon, sepertinya dari beberapa temannya. Setelah selesai dengan motor saya, sayapun masuk kedalam rumah, dan saya mendapati istri saya sedang berbicara seseorang ditelpon tetapi dengan suara yang sangat pelan. Saya berlalu dan duduk di depan TV sambil mencari-cari channel yang bagus. Tak lama berselang istriku datang menghampiriku di ruang TV. “Mas, ada yang mau aku ceritain ke kamu” sapa istriku dengan bibirnya yang dimajuin ke depan membuatnya terlihat mengemaskan. “cerita apa yang” sahutku sambil tetap melihat ke arah TV. “tapi kamu jangan marah ya? Janji?” sahutnya. Deg, jantungku berdegup kencang, penasaran apa yang kira2 akan disampaikan istriku. “Cerita apa sayang kok pake janji-janji segala” sahutku sambil menoleh ke arahnya. “janji dulu mas” sahutnya sambil mengigit bibir bawahnya. Aku tau dia sedang berusaha merayuku. “iya mas janji ga marah. Ada apa sih?” tanyaku. “Jadi kemarin habis pulang belanja aku nyerempet motor orang mas. Sampe jatoh orangnya. Tapi untungnya orangnya ga kenapa-kenapa, cuma motornya aja yang sedikit lecet. Justru pintu belakang mobil yang agak penyok”, “waktu itu orang-orang di sekitar udah marah aja mau main hakim sendiri, tapi untuk Bapaknya yang meredam warga disitu. Jadi aku disuruh pulang sambil dia ngikutin aku. Baru deh di rumah kita turun dan liatin mana aja yang rusak..” ceritanya. “terus gmn tuh jadinya?” tanyaku. “untung Bapaknya baik kok Mas, dia ga minta ganti motornya yang rusak, justru ini dia mau datang untuk benerin mobil kita di bengkel kenalan dia..” jawabnya. “ya iyalah dia ga minta ganti, memekmu itu yang udah jadi gantinya” batinku dalam hati. “Mas kok bengong aja sih? Kan udah janji ga marah” sahutnya yang membuatku agak kaget. “enggak.. enggak kok. Mas ga marah. Mas jadi kepikiran aja klo ga ada Bapak itu apa yang kira-kira terjadi sama kamu” jawabku. “jadi dia mau datang nih sekarang?” lanjutku. “iya Mas, tadi Bapaknya telpon, sekalian mau kenalan juga sama Mas. Orangnya baik kok mas” kata istriku sambil mengigit bibir bawahnya lagi. Aku bisa membaca makna dikata “baik” yang berulang-ulang diucapkan istriku. Langsung ku sosor bibirnya, dan kuremas payudaranya, “yang, mas kepengen nih” ajaku. Nanum tangannya mendorong tubuhku menjauh “ihh, mas ini kenapa sih, nanti klo Bapaknya datang terus liat kita lagi begituan gmn?” sambungnya. “gpp sayang, kan cuma liat aja kan..” sambungku sambil berusaha menarik tubuhnya mendekatiku. “iihh, jangan dulu ahh Mas. Mas nanti aja klo sudah sama si Bapak” jawabnya sambil berdiri. “Maksudnya sama si Bapak?” tanyaku. “ehh, maksudnya klo si Bapaknya sudah balik.. jadi kan kita bisa lama-lama Masku sayang” jawabnya dengan genit. Aku mulai mengerti apa yang jadi rencana mereka hari ini. Mungkin mereka berencana untuk ngentot entah bagaimana caranya, dan setelah itu baru aku boleh menggunakan tubuh istriku. “Ahh, kenapa aku jadi begini ya? Kenapa aku justru bergairah ketika membayangkan kalau istirku akan dipake oleh orang lain dan aku hanya mendapatkan bekasnya” pikirku diringi dengan tegangnya kemaluanku.


Sekitar 30 menit, bell di rumah pun berbunyi. Akupun dengan semangatnya kedepan untuk membukakan pintu pagar rumahku. Deg, disitu aku melihat seorang paruh baya dengan kulit agak legam, dengan tangan yang penuh bulu. Dengan suara beratnya “Bu Nianya ada Pak?” suara yang seolah membuatku tunduk tak berdaya. “Ada Pak, silahkan masuk” sahutku. “Bapak pasti suaminya ya? Saya Jamal Pak” sambil menyodorkan tanganya yang besar, bisa kulihat jari-jari besar dan kasar meremas telapak tanganku yang hanya setengah dari tangan itu. “Saya Roni Pak” sahutku sambil membayangkan tangan yang kemarin mengobel-ngobel memek istriku. Bisa kurasakan jari-jarinya yang sedikit lebih panjang dari kejantananku. “ehh Pak Jamal” sapa istirku yang mengagetkan lamunanku. “Di suruh masuk dong Mas” sambung istriku sambil menyodorkan tangan mungilnya dan disambut oleh tangan perkasa itu. “ga macet Pak?” sambung istriku. “enggak kok, lancar jaya lah jalanan hari ini”. “Pak ini motornya saya dimasukin aja ya ke garasi” sahutku. “Oh iya Mas” sahutnya sambil melangkah ke arah motornya. “udah Pak biar saya saja, bapak masuk aja dulu, istirahat” sahutku sambil berjalan ke luar pagar. “wah, makasih lho Mas” sahutnya diiringi oleh suara “ehh” istirku. Namun aku pura-pura tidak mendengar. Sambil mendorong motornya masuk, bisa kulihat dari sela-sela pagar kalau si Bapak itu sedang meremas bokong sekal istriku yang sontak membuat istirku tergaket sambi berusaha menutup mulutnya. Dan mereka pun berjalan masuk ke ruang tamu dengan tangan si Bapak tetap meremas-remas bokong istirku itu.



Gila, itu Bapak berani banget memperlakukan istri orang padahal suaminya hanya berjarak beberapa meter dan hanya di batasi oleh pagar. Namun justru ini membuatku semakin bernafsu melihat apa yang akan dia lakukan terhadap istriku selanjutnya.


Tak berapa lama aku menyusul mereka ke ruang tamu, kulihat istirku sudah di dapur menyiapkan minuman. Sayapun ngobrol dengan si Bapak sekitar 30 menit sambil menikmati kopi yang dihidangkan istirku. Darisitu aku tahu bahwa Bapak ini adalah seorang duda yang ditinggal pergi istirnya. Pekerjaannya adalah seorang sekuriti dari tempat hiburan malam di kota tempat kita tinggal. Di sela-sela obrolan kami si Bapak bertanya apakah ada warung disekitar sini, dia ingin membeli rokoknya yang sudah habis. “Rokoknya apa Pak? Warung disini tutup klo hari minggu, biar saya belikan di indomaret. Ini saya mau beli minyak goreng sekalian” sahut istirku dari dapur. “Udah sini biar aku aja yang belikan yang, udah mendung juga” sahutku. “ihh, Mas baik banget sih, ini uangnya” sahut istriku sambil menyodorkan orang 100rbuan. “saya tinggal sebentar ya Pak, eh rokoknya apa tadi Pak?” tanyaku “Samporena Kretek hijau Mas, aduh ga enak saya jadi ngerepotin nih” sambungnya diiringi dengan senyum yang penuh arti.

Langsung aku keluar dengan motorku dan melaju keluar rumah, meninggalkan istriku berdua dengan si Bapak itu. Baru saja sampai di indomaret, hujanpun turun dengan derasnya. Setelah membeli minyak dan rokok, belum sempat keluar dari indomaret, hpku berbunyi, dan kulihat dilayar istriku yang menelponku. “Mas, hujan deras lho disini, Maaassh dimanaahh, shhhh, ohhhh” terdengar suara istirku mendesah sambil menyakan keberadaanku. Samar kudengar seperti suara orang sedang menyedot sesuatu “srppph, seerppph... srhppphhh” bisa kubayangkan sepertinya si bapak itu sedang menyusu payudara sekal istirku itu. “Mas tunggu agak redaaan aja yaahhh.. awhhhg,... nanti kamu sakit kalau hujan-hujan.. hmmm” sambung istrku. “yaudah aku tunggu redaan dulu ya” sahutku. “iyaahh.. ahh.. pelan-pelan Paakkh” terdengar suara istriku diujung telepon. “apanya yang pelan-pelan yang?, kok suaramu kayak mendesah gitu? Km lagi ngapain sih?” Tanyaku pensaran. “Gpp Mas, maksudku kamu pelan pelan nanti bawa motornya.. srhppp.. srphpp” sahutnya diiringi dengan suara sedotan di payurada istriku. Kututup teleponku, dan akupun langsung bergegas ke rumah.

Sesampaiku dirumah, kutinggal motorku di depan pagar, dan dengan pelan-pelan aku mengendap-ngendap ke jendela samping ruang tamuku, tempat dimanaku mengintip dulu.

Bisa kulihat dengan jelas istriku sedang bersimpuh di lantai ruang tamu dengan payudara yang sudah keluar dari atas bajunya, sambil menjilati dan menghisap kemaluan besar Pak Jamal. “srrrrpphh.. srrrrppph.. srrrrppph... srrrrppph... srrrrppph..” suara mulut seksi istriku sedang menyedot batang perkasa dari laki-laki yang bukan suaminya itu. Tangan Pak Jamal pun tak tinggal diam, tangan besar itu sambil asik meremas payudara ranum istriku. “ahh.. shhhh.. kamu memang punya bakat jadi lonte sayang.. mantap banget seponganmu ini.. hmmmm...mantaaaap.. ayoo lebih dalam lagi manis.. lebih dalam lagiih... hmmm” lirik si Pak Jamal sambil tangan yang satunya menekan kepala istriku untuk maju agar masuk semua batang kemaluannya yang besar dan berotot itu. “besar sekali Pak, ga muat semuanya di mulutku” lirih istriku yang berusaha memuaskan nafsu bejat si Pak Jamal itu. “apa yang besar sayang?” tanyanya. “pu..punya Bapak terlalu besar..” jawabnya. “Ini KONTOL namanya sayang.. ayoo bilang KONTOL sayaaang.. ahhh.. mantap betul mulutmu ini..” celoteh si Pak Jamal. “hmmm... hmmmm..hmmm..hmmmm.. uuhuk...uhuuk..” lirih istriku karena si Pak jamal memaksa mulutnya untuk memasukan kemaluan besarnya itu. “Ayoo.. ini namanya apa sayang?” tanyanya lagi.. “hmmmmppphhh.. hmmmmppphhh... hmmmmppphhh” lirih istriku tak menjawab pertanyaan si Pak Jamal. Lalu di tekannya lagi kepala istriku ke arah kemaluannya sambil ditahan sekitar 10 detik. Kulihat wajah istriku yang memerah, seperti kehabisan oksigen.. dan di lepasanya.. “uuuhuukk.. uuuhuukk.. uuuhuukk” istriku terbatuk. Terlihat air liurnya mentes di dagunya.. sambil terkekeh-kekeh si Pak Jamal kembali bertanya.. “ini apa namanya sayang?” tanyanya sambil memegang dagu istriku.. “hmmm...mmmhh.. KON.. KON.. TOL Pak” jawabnya dengan suara yang pelan.. dengan tangan satunya di tariknya puting istriku.. “aaaawwhhh.. sakiittt Pak.. uuuhhh...” lirih istriku kesakitan.. “jawab dengan keras sayang, apa ini?” tanyanya sambil memegang kontolnya sambil diusap-usapkan ke pipi istirku.. “KOONTOL Paakkh.. KONTOL..” jawab istriku.. sepertinya jawabanya membuat Pak Jamal puas. Dia pun tertawa dengan puas.. “ayoo sayang, puaskan KONTOL ku ini sebelum suamimu kembali, cepat!” hardik si Pak Jamal. Dengan secepatnya istriku kembali menghisap kontol besar yang ada dihadapnnya itu. “srrrppphhh.. srrrppphhh.. srrrppphhh.. srrrppphhh... srrrppphhh” hisap istriku.. dan sepertinya Pak Jamal sudah tidak tahan lagi.. di pegangnya kepala istriku dengan kedua tangannya.. dimaju mundurkannya kepala istriku.. terlihat sepertinya pak jamal sedang mengentoti mulut istirku dengan begitu buasnya.. sampai dia mengerang “arrrghhhhh... hisap semua pejuku sayang.. jangan sampai ada yang tumpah!” ujarnya. Istriku terlihat menggeleng-gelengkan kepalanya.. sepertinya tidak mau menerima peju itu dimulutnya. Tapi apa daya, seorang wanita yang lemah dihadapan seorang sekuriti.. dengan terpaksa dia menelan bermili-mili sperma yang ditumpahkan ke mulutnya.. mulut yang bahkan belum pernah mencium batang kemaluan suaminya.. terlihat begitu banyaknya sperma yang keluar dari batang si Pak Jamal itu. “jangan kamu telan semuanya sayang.. sisakan sebagian dimulutmu” perintah Pak Jamal dan mencabut dengan perlahan kontolnya dari mulut istriku. Terlihat mulut istriku yang mengembung, sepertinya ada banyak sperma di dalam sana. Pak Jamal terlihat puas sekali melihat tingkah istriku yang kebinungan.. dia berdiri dan mengenakan celananya kembali. Lalu dia jalan ke arah tempatku tadi duduk di ruang tamu dan mengambil gelas kopiku.. “tumpahkan pejuku disini sayang..” perintahnya yang dengan ragu-ragu dituruti oleh istriku.. lalu diambilnya sendok yang ada dicangkir, dan diaduknya sperma itu agar bercampur di kopiku.. kopiku yang tadinya hitam sekarang menjadi seperti kopi susu. “ini kopi susu buat suamimu sayang.. biar kalian sama-sama sehat memakan pejuku ini.. HA HA HA HA” tawa Pak Jamal. “Paaak, tolong jangan lakukan ini dengan suamiku Pak.. kasihan dia.. akukan sudah bersedia melakukan apa yang Bapak minta.. tolong Paaaakhh..” rengek istriku yang disambut oleh tamparan keras dari Pak Jamal “PLAAAAK” sontak istriku tersungkur di lantai.. dan terisak.. kulihat pipinya memerah dan ada sedikit darah di bibirnya.. “beraninya kau menantang aku ya” sambil dijambak rambut istriku dan didudukannya di lantai.. “ampun Paaak.. ampuuun..” iba istriku sambil memegang pipinya. “Gitu dong sayang.. kamu harus belajar nurut semua perintah tuanmu ini.. yaa?” ujarnya.. “iyaaah... iyaa Paakhh” jawab istriku.

Tanpa kusadari hujan sudah reda.. pertanda bahwa aku harus segera balik ke rumah. Lalu aku mengendap-endap kedepan gerbang. Membunyikan klakson seolah-olah aku baru sampai. Lalu kuparkir motorku digarasi. Kulihat istriku sudah berada di dapur. “Mas, kehujanan ga?” tanyanya seolah-olah tidak terjadi apa-apa padanya. “wah, sampe basah kuyup gitu Mas” sambung Pak Jamal. “iya nih, kirain tadi udah reda, eh taunya di depan masih deras, yaudah lah” sahutku. “ini Pak rokoknya, yang, ini minyaknya ya, aku mau ganti baju dulu”.

Setelahku mengganti baju dan duduk kembali di bangku ruang tamu, kulihat kopiku yang sudah berubah warna. Deg, apa aku harus meminum ini? Batinku. “Yang, kok kopiku jadi ada putih-putihnya gini sih?” tanyaku “ohh, tadi aku kepengen kopi Mas, jadi aku tambahin susu deh kopinya Mas” bohong istriku.. “sekali-sekali minum susu lah Mas biar kuat” sambung si Pak Jamal sambil tersenyum sinis kepadaku. “ayoo mas dihabisin dong kopinya, masa dicampur susu istrinya malah ga mau, mubazir lho” tambah pak jamal. Bajingan betul orang ini. Sepertinya dia senang sekali melecehkanku.. dan dengan terpaksa akupun meminum kopi bercampur sprema sekuriti itu, asin, pahit, manis rasanya. Bisa kurasakan gumpalan-gumpalan sprema yang ada dikopi itu dan tetap ku telan habis. “Enak kan?” tanya istriku dari sedang memperhatikanku dari dapur. Aku bisa melihat mata mereka saling beratatapan dengan penuh arti. Bisa kulihat Pak Jamal tersenyum puas melihat seorang istri berhasil dibuatnya melecehkan suaminya sendiri.

Entah kenapa perutku serasa mual setelah menghabiskan kopi itu dan akupun ke belakang untuk buang air besar. Begitu aku kembali ke ruang tamu, kulihat Pak Jamal sedang bersiap-siap untuk pergi. “Mas Roni, mumpung masih siang, saya bawa mobilnya ke bengkel kawan saya dulu ya. Ga jauh kok, di daerah xxx. Berhubung ini hari minggu bengkel kawan saya tutup agak cepat” ujar Pak Jamal. “Mbak Nia biar saya ajak ke bengkel ya Mas, kalau cantik dan manis gini yang datang,bisa dapat diskonnya lebih kita Mas!” seru Pak Jamal seolah bukan meminta persetujuanku. “Gapapa Mas?? “ tanya istriku sambil mengigit bibir bawahnya. Bangsat, mau diapakan istriku dibawa-bawa ke bengkel? Lagi-lagi batinku berkecamuk. Namun aku seolah tak berdaya selain mengiyakan kemauan si Jamal itu. “Yaudah, aku juga sepertinya kurang enak badan nih keujanan tadi.” jawabku. Mendengar jawabanku istriku langsung bergegas ke kamar hendak mengganti bajunya. Namun ditahan oleh Pak Jamal, “ga usah repot-repot ganti Mbak, begini udah cantik banget kok” gombalnya.. “iya ga Mas?” tanya kepadaku. “ahh, bisa aja Pak Jamal” jawabku sambil kebingungan. Ada apa denganku ini... kenapa justru aku yang jadi terangsang begini memikirkan apa yang akan terjadi nanti.

Mereka pun bergegas naik ke mobil dan meninggalkanku di rumah. Sesaat setelah mereka menghilang dari padanganku, akupun langsung mengambil HPku untuk mencari lokasi xxx dari bengkel tersebut di Google Maps. “wah ternyata ga begitu jauh darisini”. Akupun bersiap untuk mengikuti mereka , kucari jaket motorku yang sudah lama tidakku pakai, masker, dan helm fullface yang sudah lama tidak kugunakan. Biarpun sudah berbau tidak sedap, demi menyukseskan misi pengintaianku semuanya tak ku hirauakan.

30 menit berselang, akupun sampai di area bengkel tersebut. Kuparkir motorku beberapa meter dari bengkel terserbut. Kulihat bengkel tersebut tidak begitu ramai, tapi bisa kulihat mobilku terparkir disana. Sepertinya mereka sedang mengetok pintu mobilku yang penyok itu. Akupun berbasa-basi melihat-lihat sparepart yang mereka jual. “Kenapa itu mobilnya Mas? Habis nabrak?” tanyaku. “Biasa Mas, dibawa cewe jadi begini nih” jawab si tukang yang nampak serius mengerjakan pintunya. “Harus hati-hati istrinya mas klo bawa kendaraan” sahutku. “bukan istri saya Mas, anu.. punya bini si boss nih!” serunya sambil tertawa dan diikuti kelakar kawan-kawan mereka yang lain. Deg, jantungku langsung berdegup kencang. “apa?? bini si Boss? Dan kenapa mereka tertawa?” gumanku. berarti si Jamal bangsat itu mengaku-ngaku istriku adalah istrinya! Tapi justru kekawatiranku muncul, dimana mereka berada sekarang. “kenapa emang Mas kok malah pada ketawa” selidiku pensaran. “Biasa mas, si bos lagi dapet bini baru, jadi bawaannya pengen diewe mulu! Hak hak ahak hak” kelakar salah satu dari mereka. “giliran udah rusak aja baru dah dikasih ke kita!” sahut yang lain. “hahahaha” akupun mencoba untuk ikut-ikutan tertawa. “saya ambil dompet sebentar ya di motor” sambungku. Akupun bejalan ke arah motorku dan memutar kebelakang bengkel untuk mencari keberadaan mereka. Di belakang bengkel terlihat ada rumah yang fungsinya seperti mesh para montir-montir ini menginap. Akupun mengendap-endap kearah sana. Samar-samar aku mendengar suara erangan “ahhh.. ahhh.. ahhh... oouhhh.. ahhhh.. ahhhh” deg! Aku yakin pasti itu istriku yang sedang menerima genjotan kontol si Jamal. Dan dugaanku langsung terjawab setelah aku menemukan celah untuk mengintip apa yang terjadi di dalam sana. Aku melihat istriku telanjang tanpa busana sedang mengangkang dipangkuan Pak Jamal dengan tangannya melingkat di lehernya. Kulihat tangan kekar itu memengangi pinggul ramping istriku, mengangkatnya dan menurunkan lagi dengan irama yang sedang. “Lihat kebawah sayang, lihat memekmu itu sudah mulai terbiasa dengan KONTOL ku ini” bisik Pak Jamal yang diikuti oleh erangan manja istriku. Kulihat istriku menatap kebawah sambil mengigit bibirnya, bisa kulihat ekspresinya yang menahan rasa ngilu tapi nikmat di memeknya. “ahhh.. shhhh... ahhh...shhhhh... ohhhhh... daaaaleeemmm bangetthh Paaakkhhh masuknyaaaah.. ahhhhh... penuuuuhh bangetttthh.. ahhhhh” erang manja istriku. “MEMEK kamu suka ya DIENTOT KONTOL besar?” pancing Pak Jamal. “ahhhh... iyaaaahhh... sukaaaa paaakhh” erang istriku. “suka apa sayang? Apamu yang suka diapain?” sambung pak Jamal. “mmmhhh.. ahhhhh.. ahhh...” istriku hanya mengerang sambil menatap mata Pak Jamal. Kulihat mukanya memerah.. lalu terpekik “AAAAAHHH!” kulihat Pak Jamal menghentakan pinggul istirku kebawah... “sssshhh... ME..MEK aku sukaaa.. DIENTOT sama KONTOOOLLHH PAAAAKKH!” jerit istriku. Sepertinya dia sudah mulai mengerti kalau Pak Jamal akan berlaku kasar kalau dia tidak menurutinya. “Pintar kamu..makin hari makin pintaar ya sayaaang” Pak jamalpun langsung melumat bibir istriku. Dan kali ini mereka beradu bibir seperti sepasang kekasih.. tanpa aku sadari sudah dari tadi aku sudah mengocok kontolku.. dan aku tidak mampu lagi menahan puncakku.. crooootttt! Keluar sudah pejuku. Kulihat juga istriku mendapatkan orgasmenya, badannya melengking, merapatkan tubuhnya di badan berbulu Pak jamal dan mengejang. Pak Jamal pun memeluknya sambil menciumi leher jenjang istriku membuat istriku semakin mengeliat. Kulihat badannya masih mengejang dipelukan Pak jamal. Belom pernah kulihat istriku mendapatkan orgasme yang sedasyat itu. Akupun mulai kawatir kalau ada yang melihatku mengintip dan akupun bergegas kembali ke motorku dan mengambil dompetku. Sekembalinya aku ke bengkel, akupun membeli beberapa sparepart. Dan bergegas pulang.

Aku menunggu dengan gelisah di rumah, sudah 2 jam lewat setelah aku sampai di rumah masih belum ada tanda-tanda mereka kembali. Akupun tertidur di ruang tamu. Pas saat mau magrib, aku terbangun oleh suara pagar yang terbuka, akhirnya pulang juga mereka. “Wah, nunggu lama ya Mas Roni, maaf ya, soalnya seru banget di bengkel tadi, jadi ga kerasa udah magrib aja” ujar pak Jamal sambil tersenyum penuh arti ke istriku. “Pak Jamal ternyata hebat juga lho Mas, sampe ga kerasa ngobrol-ngobrol tadi. Maaf ya Mas” sambung istriku sambil memonyongkan bibirnya, gaya andalanya untuk merayuku. Akupun menjawab alakadarnya aja. Pak Jamal pun langsung pamit untuk pulang.

Setelah Pak Jamal pulang, akupun langsung menyecar istriku dengan beberapa pertanyaan, “emang tadi ngobrolin apa aja sih sampe lupa waktu?” cecarku. “ada deh, kepo aja ahh kamu Mas” ledek istriku sambil mengeluarkan lidahnya. “oohh, yaudah” balasku seolah tidak tahu apa yang mereka lakukan. “Mau tau aja atau mau tau banget?” tiba-tiba istriku menggandengku. Bisa kucium bau keringat dan sperma Pak jamal yang begitu tajam dari badannya. Dan itu membuat nafsuku bangkit lagi. Seketika kontolku berdiri dan diketahui oleh istriku. “iiiihhh.. nakal yaa.. baru ditinggal sebentar aja udah berdiri aja” kata istriku sambil meremas kontolku dari celana pendek ku. “Mas kepengen yaaah?” tanyanya. Aku pun hanya mengangguk sambil dituntun istriku berjalan kearah kamar. “tapi kan aku masih kotor Mas?” sambungnya sambil merogoh kontolku keluar dari celana pendek ku. “Emang kamu habis ngapain kok sampe kotor-kotoran? Ooohhhh...” tanyaku. “kan tadi habis sama Pak Jamal” jawabnya sambil langsung memasukan kontolku ke mulutnya. Aku yang sudah terduduk di tepi ranjang dengan celana sudah di ujung kakiku.. “srpppphhh... srrrppphhh..” suara istriku yang mulai menghisap kontolku. Kali ini aku bisa merasakan perbedaan dari istriku.. sejak kapan dia mau menghisap kontolku? Dan hisapannya yang begitu kuat, dan permainan lidahnya membuatku lupa akan apa yang sudah Pak Jamal lakukan. Mebuat istriku jadi sebinal ini. Tak selang beberapa saat akupun menariknya keatas ranjang, kubuka bajunya, celananya dan baju dalamnya. Dan DEG! Gilaa! Kulihat payudara istriku dengan beberapa cupangan, dan seperti ada kerak sperma yang menempel di putingnya. Bisa kuliat ada bekas sperma yang mengering meleleh kebagian bawah payudaranya. “ayoo Mass... bersihin adeeek..” ucap istriku sambil menarik kepalaku ke arah payudaranya.. ooohh.. tajam sekali bau sperma di bangsat ini. “jilatin dong Mass..ehmmmm” erang istriku. Akupun terbawa nafsuku dan mulai menjilati putingnya. Membersihkan setiap inci dari payudaranya. Bisa kuliat bekas cupangan disekitar payudara yang aku sendiri selamat ini sangat lembut menyentuhnya. Jilatanku pun mulai menurun, kearah perut.. dan DEG! Gilaaa! Ini benar-benar kelewatan.. kulihat bulu memek istriku sudah tidak ada sama sekali alias tercukur habis! “ooohhh... teruss masss... jilat MEMEK adek Massshh..” ucap istriku. Hatiku makin tidak karuan, bukannya hanya badannya yang berlumuran sperma, vagina yang tercukur, tapi istriku juga sudah mulai berani menggunakan bahasa kotor yang biasanya digunakan orang para pelacur! Dan aku sebagai suami sama sekali tidak berdaya mencegah apa yang telah dan akan terjadi. Aku yang sudah terbawa oleh nafsuku, langsung kurarahkan kepalaku ke selangkangan istriku. Dan, lagi lagi.. kulihat memeknya yang masih belepotan oleh sperma, bahkan mengalir keluar ketika kutekan ujung perutnya. “ayoo masku sayaaanghhh.. aku pengen kamu jilatin MEMEK ku kayak kemarin..” pinta istriku. Akupun seperti dicocok hidungnya dan menuruti permintaannya. Lagi-lagi, aku harus menelan sperma segar dari Pak jamal yang keluar dari memek istriku tercinta ini, kusedot mili demi mili.. permukaaan vaginanya yang belepotanpun kujilati.. “aahhh.. enaaakkhhh Pakkkhh” erang istriku. Akupun mengentikan kegiatanku dibawah dan memasukan kontolku ke memeknya. “ahhhhh... “ diiringi oleh desahan istriku.. “kok pak sih?” cecarku sambil mulai menggenjotnya. “kenapa masshhh... ahhh... ahhhh.. terusss mashhh” erang istriku.. “Mas masukin lebih dalem donnghh... ayoo mashhh” erangnya lagi.. akupun berusaha sekuat tenaga untuk memasukan kontolku, tapi apa daya, memang sebatas itu lah besarnya kontolku ini. Ya, mungkin sepanjang jadi tengah Pak Jamal saja. “Mas.. ayoo leibh kuat lagi genjotnyaaah... ahhh ... ayoo mas...” serunya. “iyaaa sayaang..” sahutku. “ayoo mas lebih kuat lagiihh.. mas harus kuatt NGENTOTnyaaah... “ serunya istriku yang terdengar seperti mulai mencela kemampuanku. satu kata kotor lagi yang keluar dari mulutnya yang justru membuatku semakin bernafsu. “ahhhh... aahhhh..kamu tadi ga dinakalin kan sama Pak Jamal?” tanyaku sambil terus menggenjotnya. “ahhh... klo emang dinakalin gmn masku sayaaaanghh” erangnya.. “kamu diapain sayang...?” kupercepat genjotanku. “ahhhh.. ahhh... diginiin Massshhh... ahhhh..” jawabnya.. “diginiin diapain sayang?” tanyaku. “Mas maunya aku diapain sama Paakkh Jamal?” sahutnya lagi.. “ kamu... ga dientotkan ..tadi?” pancingku. “ahh... mas mau aku dientot yahhh.. sama Paaakh Jamal?” pacingnya balik. “ohhh... jangan sayangg... ahh.. ahh.. kamu buat aku aja yaa sayang...” jawabku smbil mengeluarkan tenaga terkakhirku untuk memompanya.. “iyaahh.. iyaa mash roniiihh.. aku cuma buat kamu suamikuhh.. ahhhh ahhhh” sahutnya. Dan creeeeet... creeeeet.. akupun menyemprotkan spermaku didalam memeknya. Dan sepertinya istrikupun sudah mendepatkan orgasmenya.

0 comments:

Post a Comment