Tuesday, March 24, 2020

Ines story

Pagi itu aku sibuk sekali sampai akhirnya aku agak kesiangan tiba di kantor. Semua gara-gara suami ku bangun tidur minta jatah.

"Mbak hari ini ada rapat, bahas yang kemarin", kata Bu Mei.
"Eh iya bu, saya juga sudah siapin materinya", jawab ku.

Jam 9 pagi semua sudah kumpul diruang meeting. Bu Mei langsung memulai rapat. Kira-kira ada 30 orang yang hadir. Cukup ramai gak seperti biasanya. Badan ku masih agak capek tapi juga masih sedikit "gatel" di organ sensitif ku.
Suami ku semalam nantang buat minum obat perangsang jadinya sampai sekarang efeknya gak ilang.

Baru jalan sekitar setengah jam badan ku mulai panas lagi. Wah obatnya bereaksi, kata ku dalam hati. Terasa payudara ku mulai kencang dan meki ku mulai pengen digaruk. Uh sungguh waktu yang gak tepat.

Tiba-tiba Bu Mei memanggil ku,
"Bu Ines silahkan sampai kan laporan anda".
"Untuk pengeluaran barang tidak ada kendala, hanya perlu diadakan penghitungan ulang stok di gudang A dan C", jawab ku singkat.
Tak terasa ternyata waktu aku berbicara tadi cairan meki ku mengalir dari sela paha. Rok ku yang pendek dan ketat sungguh menyiksa.

Aku kirim BBM ke suami ku,
"pah, gara2 obat mu mamah jadi horny nih",
"Malah enak mah, uda becek siap diaduk pake tongkol",
"Papah malah bercanda, CD mamah becek nih, gatel pngn disodok",
"Nungging aja mah, ntar biar disodok kucing lewat",
"Ih. Papah nyebelin".

Kuakhiri chat dengan suami ku. Tanpa kusadari ternyata BBM ku dibaca Pak Burhan yang duduk disebelah ku. Yang sedari tadi memperhatikan tingkah ku. Meki ku bener-bener basah kuyup dan sungguh tidak nyaman. Aku pastikan kursi yang aku duduki itu basah.

Tiba-tiba ada tangan yang meraba paha ku. Aku coba tangkis tangan itu, tapi aku kalah. Aku lihat itu tangan Pak Burhan orang bagian Kepala Gudang. Tangan itu terus menyusup kedalam rok ku. Aku pegang erat tangan itu, namun tangan itu dengan leluasa mengobok-obok meki ku yang becek.

"Uuuhhhhhhhh aaaaaahhhhhsssssssss, udaaahhhh paaaaakkkkkkkk", desah ku ke telinga Pak Burhan.
"Becek mbak, jembutmu banyak juga, CD mu tak lepasin ya",
"Jangan pak, ampun, sudah pak",
Akhirnya CD ku dilepas olehnya. Sudah basah kuyup oleh cairan ku. Karena posisi duduk ku paling belakang Pak Burhan jadi dia memaikan meki ku.
Jarinya yang besar menggosok itil ku tanpa ampun. Digaruknya sampe aku goyang-goyang tidak karuan. Lubang meki ku pun disodok-sodok dengan jarinya.
"Ahhhhhhhhhsssssssssss hahaaaaaaaaasssss akuuuuuuuhhhhhhh gaaaaakkkkkk kuaaaaaaaatttttt paaaaakkkkk",
"Jangan keras-keras nanti kedengeran yang lain mbak",

Aku orgasme, cairan ku makin banjir di meki ku. Membasahi jari Pak Burhan.
Digaruknya terus lubang tempik ku tanpa diberi kesempatan untuk bernafas.

"Akkkuuuuuuhhhh kellluuuaaaaaaaarrrrrrr lagiiiiiihhhhhh paakkkkkkkkk sudaaaaaaahhhhhhhh",
Aku orgasme lagi dan entah sudah keluar berapa kali.

Sambil memaikan tempik ku, tangan yang satunya dia main ke susu ku. Dibuka 2 kancing baju ku. Tangannya menyusup kedalam blus dan masuk kedalam BH.
"Toket mu mantab juga mbak, tapi pentilnya kok masuk kedalam gini, bapak keluarin ya",
Aku menggelengkan kepala namun sia-sia. Susu ku di garuk-garuk di area hitam sekitar puting. Sungguh sensasi yang luar biasa. Payudara ku diremas namun tidak menyentuh puting ku. Gemas rasanya dibuat mainan seperti ini.

"Uuhhhhhhhh pakkkk jangaaannnnnnnnn dimaininn susu ku",
"Apa mau tak kenyot sekalian mbak?",

Pak Burhan pura-pura menjatuhkan pulpen lalu membungkuk dan menyusu di payudara ku dengan rakus. Ditariknya kedua puting susu ku kebawah sehingga aku dipaksa membungkuk kearah bawah meja. Dibawah payudara langsung dicaplok dan disedot tanpa ragu.
"Seruuuuuuuuppppttttt sruuuupppppttttttt sruuuuppppppppppppppppttt", susu ku dikenyot seorang bayi raksasa. Sambil tangannya mengaduk meki ku.
"Aahhhhhhh aaaaahhhhhh aahhhhhhh ahahahhhaaaaaaaassssssss", aku mendesah lagi. Aku orgasme yang kesekian kalinya.

Rapat masih tetap berlanjut, dan Pak Burhan tetap masih menggarap ku.
Dia mengeluarkan kontolnya yang lumayan panjang kira-kira 17cm dan diameter 6cm.

Aku disuruh mengocoknya, uhhh panas kontol Pak Burhan. Dia berbisik menyuruh ku mengoralnya. Aku menurut dan mengemut kontol gemuk itu. Aku berjongkok dan mengoral kontol Pak Burhan. Dia masih meremas susu ku. Kemudian dia berbisik,
"Gak ada tisu mbak, telan".
Croootttt crrrrroooooooottttttt crooooooooottttttt.......
Tiba-tiba kontol itu mengejang dan menyemprotkan lahar panas ke tenggorokan ku tanpa jeda. Mulut ku penuh pejuh hangat. Aku ingin melepas emutan ku namun tangan Pak Burhan mencengkeram kepala ku dan menekannya ke selangkangan ku. Pejuh itu sebagian sudah tertelan dan sebagian di dalam mulut ku.
"Telan, habiskan, cepat rapat mau selesai mbak",
Aku kaget dan langsung menelan pejuh itu. Seumur-umur aku tak pernah nelan pejuh. Dengan suami ku juga hanya menjilati kepala kontol.
Setelah puas, Pak Burhan melepas kan ku. Aku cepat-cepat membenarkan pakaian ku. Takut yang lain tau.
"Mbak CD nya buat saya ya, kenang-kenangan", kata Pak Burhan sambil mengabil paksa CD hitam ku. Aku tidak berani protes.

Seusai rapat aku langsung ke kamar mandi dan segera berbenah diri. Toket dan paha ku penuh dengan cupangan Pak Burhan. Entah aku harus bagaimana nanti jika ditanya suami ku. .......

Aku lihat jam tangan ku sudah menunjuk pukul 12. Waktunya makan siang tiba. Sandra dan Anin mengajak ku untuk makan keluar. Aku nurut aja, tapi sungguh tak nyaman karena aku tak mengenakan CD. Juga rok ku cukup ketat dan pendek.

Aku sungguh risih harus berjalan melewati kerumunan orang menuju mobil Anin.

Singkat cerita kami tiba di tempat makan. Kemudian kami memesan makanan. Aku hanya memesan soto dan teh panas. Perut ku cukup lapar setelah tadi dihajar Pak Burhan.
Setelah makan aku kembali ke kantor. Pak Burhan menghampiri ku,
"Mbak Ines saya tunggu di gudang A, datang sendiri kalo gak mau kejadian tadi kemana-mana", kata Pak Burhan pelan namun mengancam.
"Iiyaaa pak",
"Setengah empat".

Aku benar-benar takut, namun juga tak berani menolak. Kerja ku siang itu sungguh tidak fokus. Omongan Bu Mei tidak ku perhatikan, bahkan canda Anin pun tak ku gubris.

Pukul setengah empat aku merapihkan meja ku dan mencoba pergi ke gudang belakang. Namun aku sungguh takut dan ragu. Takut kejadian itu disebar oleh Pak Burhan. Hingga hampir jam empat aku baru tiba di gudang. Keadaanya sudah sepi karena sebagian sudah pulang.

"Hei mbak lama bener!!", teriak Pak Burhan.
"Maaf pak tadi saya dipanggil Bu Mei", jawab ku takut.
"Sini cepat masuk".

Aku masuk ke ruang kantor gudang, sudah sepi cuma ada meja dan beberapa kursi.
"Jangan kesana, nanti kelihatan CCTV satpam", bentak Pak Burhan.
"Eh maaf",
"Sini ke belakang stok kertas".
Sungguh kaget bukan kepalang disitu sudah ada sebuah kasur busa. Aku pasti akan diperkosa.
"Pak tolong jangan apa-apain saya, saya janji mau bayar berapa pun",
"Saya gak butuh uang mbak, mau semua orang tau, suami mu juga tak kasih tau mbak gimana?",
"Tolong pak jangan", suara ku memelas dan mulai menangis takut.
"Makanya nurut, jangan macam-macam apalagi teriak, percuma disini gak ada sapa-sapa, satpam juga jauh."

"Duduk di kasur itu cepat",
Aku duduk dikasur itu karena posisi kasur dibawah jadi aku agak sedikit berjongkok.
"Buka celana ku", perintah pak Burhan.
"Iya pak",
tangan ku membuka celana Pak Burhan dan keluarlah tongkol yang sudah setengah tegang.
"Kulum dan jilatin",
"Iya", aku takut namun sudah kepalang tanggung.
"Oohhh mulut mu enak banget mbak, pinter banget main lidah",

Setelah lima belas menit dioral kontol Pak Burhan benar-benar mengeras. Aku didorongnya hingga terhempas ke kasur. Bibir ku dilumatnya dengan ganas. Lidahnya liar menjejali mulut ku. Lidah kami beradu, liur kami bercampur jadi satu. Telinga ku dilumat hingga aku kelenjotan tak karuan.
Jilatannya beralih ke leher ku, rasa geli menjalar keseluruh tubuh ku. Kancing baju ku dibuka satu persatu. Dada ku dijilati, lidahnya semakin liar membuat ku mendesah. Tangannya dengan terampil berhasil melucuti BH ku.

Kedua bukit kembar ku di lumatnya. Tangannya meremas buah dada ku, mulut dan lidahnya bermain disitu. Namun lagi-lagi puting ku tak disentuhnya. Gemas rasanya pengen segera dikenyotin. Cukup lama dia bermain di payudara ku sampe aku sungguh sebal, kenapa tidak disedot puting ku.
Kemudian, dia sedot puting ku dengan sangat kuat.
"Sruuuuupppttt sruuuuuppppppttt sruuuuupppptttttt", suara kenyotan Pak Burhan.
"Aaahhhhhh pak pelan, nanti copot",
"Eh iya mbak, maaf abis susu mbak montok abis".
Payudara ku memang tak terlalu besar hanya saja bulat penuh dan juga aku memang belum punya anak.

Tangan Pak Burhan meraba meki ku, tepi tetap tak melepas kenyotannya. Dikocoknya pelan meki ku. Sungguh serasa melayang. Belum sempat aku selesai menikmati, tangan ku ditarik dia ngajak aku main 69.

"Pakkkk udahhhhhh meki kuuuuhhhhh diapaaiiinnnnnn????",
"Udah diem aja, emut tuh kontol",
Ku kulum kontol itu, lidah Pak Burhan keluar masuk di meki ku. Geli luar biasa tepat di itil ku.
"Ahhhhh uuuuuhhhhhhhh itiiiillllll kuuuuhhhhpaaaaaaakkkk".

Setelah puas main 69 aku diposisikan menungging dan tanpa ragu kontol gemuk itu menusuk lubang surga ku.
"Aahhhhhhhhh aampunnnnnn paaaakkkkk besaaaaaarrrrrrrrr",
"Apa yang besar?",
"Punya bapakkkkkk besaaaaaaarrrrr",
"Bilang yang jelas!!",
"Kontol bapakkkkkk bessssaaaarrrrrr",

Aku digenjot dari belakang, susu ku bergoyang seirama entotan Pak Burhan.

"Ayo ngentot sambil jalan", ajak Pak Burhan.
"Ahhh ahhhh aahhhhhh ggimanaaaaa caaarraaaanyaaaaa",
Aku ditarik hingga setengah berdiri, tangan ku ditarik kebelakang. Kemudian badan ku didorong dari belakang. Sensasi yang luar biasa, dientot sambil jalan.
Aku didorong sampai ke dekat ruangan kantor.
Tiba-tiba hp mu berdering, telpon dari suami ku.
"Angkat aja gpp mbak", kata pak Burhan.
"Ya pakkkk", aku nurut aja sambil tetap dientot dari belakang.

"Halo mah, mamah dimana?",
"Iyaahh paaah lagii di gudang belakangggg hitung stookkk", pak Burhan malah makin hot mengentot aku.
"Kok suara mamah kayak abis lari-lari gitu",
"Gak kok paaahhh, banyakkk debuuu iniiihhh, kelluuuuuaaaaarrrrr", aku orgasme saat ditelpon suami ku sambil dientot Pak Burhan.
"Apa yang keluar?",
"Mamah bentarrr lagiii keluarr",
"yaudahh papah tunggu di pos satpam aja", ku tutup telpon ku. Ku lihat pak Burhan tersenyum melihat ku orgasme saat ditelpon.

Aku ditarik masuk ruangan kantor. Aku di tidurkan diatas meja, dan pak Burhan menggenjot aku. Padahal disitu ada CCTV satpam.

"Ahhhhh pakkkkk jangannnnn disiniiiiiihhhh",
"Apa mbak takut suami mbak liat?",
"Iyaaaaa pakkkkkk udahhhhhh",
"Biar saja jadi tontonan live sex",
"Jangannnn paaaakkkkk ahhhh aaahhhhh".

Pak Burhan makin liar posisi ku diatur sedemikian hingga sampai wajah ku pas ke arah kamera. Dalam posisi takut itu, aku malah mau orgasme lagi.

"Aaahhhhhhggghhhhhhh udaaahhhhhh paakkkkkk akkkuuuuuhhhhh mauuuu keluuuaaarr".
Saat aku mau keluar genjotan pak Burhan berhenti.
"Kok berhenti pakkkkk?", desah ku.
"Hehehehehe sudah nafsu ternyata".
Sungguh aku malu dipermainkan oleh pria itu.
Aku di genjot lagi dan aku benar-benar keluar.
"Aaaaahhhhhhhhhh keluuuaaaaaaaaarrrrrrr laagggggiiiiiihhhhhhhh", aku orgasme lagi.

Kemudian aku ditarik dan aku berada diatas pak Burhan. Aku entot kontol besar itu. Aku gak menggubris kamera CCTV itu. Aku sudah nafsu berat.

"Ahhh ahhhhh aaaahhhh aaaaaaahhhhh koonnntooooollllllll", aku mengoceh tak karuan.
Toket ku dikenyot lagi oleh Pak Burhan. Sambil dientot, susu ku disedot kuat-kuat.

"Aku mau keluarrrrrr laggggiihhh pakkkk",
"Bentar barenggiinnn aku mbaakkkk",
"Jangaaaannnn di dalaaammmmm paakkkkkkk nantiiii akuuuuuu haaaaammmmiiiilllll",
"Biar mbak ines dapat anak dari saya aaahhh",

"Crrrroooooooooottttt crrrooootttttt crrroooooooottttt".
Tiba-tiba keluarlah lahar panas pak Burhan langsung ke dalam rahim ku. Toket ku dicengkeram kuat.
"Ahhhhhhhh pejuuuuhhhh mmuuuuuu angggeeeeeettttt pakkkkkk",

Liang ku terasa hangat dibanjiri pejuh pak Burhan.
Pejuh kami bercampur jadi satu dalam rahim ku. Kontol pak Burhan belepotan pejuh dipaksa masuk mulut ku. Asin rasanya, benda panjang itu merangsek masuk mulut ku.

Setelah itu cepat-cepat aku lari ke kamar mandi gudang. Ku bersihkan badan ku dari pejuh dan keringat. Didalam kamar mandi Pak Burhan minta di oral lagi sampe keluar didalam mulut ku.

Aku bergegas keluar dihantar Pak Burhan naik motornya.
"Pak CCTV tadi gimana? Nanti suami ku tau",
"Tenang aja gampang, biar saja",
"Pak tolong, saya kan sudah nurut", aku memelas.
"Itu urusan ku, mbak Ines tenang aja",

Sampai depan aku langsung menarik tangan suami ke mobil. Suami ku memang sedari tadi didalam pos Satpam.
"Pak Burhan makasih sudah ngantar Ines", kata suami ku menyapa.
"Iya mas tenang aja, tiap hari juga gak apa",
"Saya duluan pak", tambah suami ku.

Dalam mobil wajah ku murung dan hampir menangis.
"Pah tadi di pos liat apa aja?", tanya ku dengan nada takut.
"Gak liat apa-apa, kenapa?", jawabnya ketus.
"Terus kenapa marah?",
"Gak apa mah".
"Ih si papah gtu", aku agak jengkel dan takut.
"Apa mungkin aku hamil???", kata ku dalam hati...

"Ayooo paahhhhhh kelllluuuaaaaarrrriiinnn",
"Iya maahhh susahhhhh",
"Mamah capek pah, udahhhh keluarrrr tiiggaaaaa kaallllliiiii",
"Papah belum nih",
"Aaaaaaahhhhhhhhh keeellllluuuuuaaaarrrrr lagggggiiiiiiihhhhhhh",

Aku orgasme untuk keempat kalinya, sedangkan senjata suami ku masih tegak menantang. Entah jamu apa yang dia minum, entah jimat apa yang dipakai. Tapi intinya sudah beberapa hari ini aku tidak bisa bikin suami ku puas.

"Pah sini mamah kocokin",
"Uda gak usah mah, mamah tidur aja besok kerja",
"Yakin pah, itu masih tegang",
"Gak mah, tenang aja".

Suami ku pergi meninggalkan ku keluar kamar. Tak tau mau kemana, mungkin mau ke kamar mandi. Aku pun tertidur lelap sampai pagi.

...
Sampai kantor aku masih berpikir soal suami ku. Kenapa dia tidak orgasme setelah main berjam-jam. Juga kenapa dia bisa tahan sampai berhari-hari. Ah sudahlah, aku malah pusing.

Aku menemui teman ku Anin, pengen sekedar curhat dengannya.
"Nin, aku pengen tanya", sapa ku pada Anin.
"Kenapa ?",
"Kamu ngerti gak soal obat kuat buat cowok?",
"Suami kamu loyo ya, ahhahaha?",
"Bukan gitu, justru sebaliknya suami ku gak bisa keluar, padahal aku uda 4 kali",
"Wahh asik dong nes, suami ku aja 2 kali uda loyo",
"Hmmm, aku bingung sebernya ada apa sama suami ku",
"Kamu mungkin yang gak jago goyangnya hhahaha",
"Uda ah kamu ngeledek mulu",
"Iya iya jangan manyun gitu, coba deh kamu pakai jurus lain, oral mungkin",
"Yadeh aku coba",

Tapi dalam benak ku masih tetap bertanya-tanya ada apa ini. Apa suami ku lihat kejadian ku di gudang dengan pak Burhan. Aku jadi makin takut, meski gak hamil waktu main sama pak Burhan aku tetap takut diceraikan. Kalo aku mau lapor aku tidak berani karena Pak Burhan dekay dengan Bu Mei atasan ku.

Aku dapat sms lagi dari Pak Burhan,

"Mbak Ines tolong ke ruang saya nanti sepulang kerja".

Duh mati aku, bakal digarap lagi ini. Aku gak mau, tapi takut dengan Pak Burhan. Takut dipecat dari kerjaan, takut dicerai suami ku. Aku niat mau pulang cepat aja, suami juga gak bisa jemput karena tugas luar kota. Jadi aku mau naik taksi aja.


Aku cepat-cepat keluar kantor, sampai didepan kantor aku langsung telpon taksi. Tapi aku malah di hadang oleh dua orang satpam. Bang Jul dan Pak Amir keduanya emang kekar dan garang. Katanya dulu mantan preman.

"Mbak disuruh menemui Pak Burhan sekarang",
"Saya gak bisa, ada perlu",
"Mbak gak boleh pergi",
"Apaan sih jangan aneh-aneh",
Tangan ku di tarik masuk pos, tiba-tiba muncul pak Burhan mengendarai mobil kantor.
"Apa-apaan ini main kasar sama perempuan, sini bawa masuk mobil, Jul kamu ikut saya",
"Siap pak",

Aku terpaksa ikut mobil itu, bersama Pak Burhan dan Bang Jul. Entah mau kemana, namun intinya masuk ke jalan tol terus keluar kota.
"Tenang aja mbak Ines, mbak gak bakal saya apa-apa kan asal mbak nurut",
"Ini mau kmn pak?",
"Liat aja nanti, spesial buat mbak pokoknya".

Mobil melaju begitu cepat, aku menangis melihat nanar keluar jendela. Setelah hampir 45 menit sampailah di tempat tujuan. Sebuah villa besar nan mewah.

"Mbak masuk kedalam sama saya, Jul kamu jaga diluar", perintah pak Burhan.
"Siap pak".

Aku masuk kedalam, rumahnya sungguh besar dan megah.
"Mbak kesini ikut saya", kata pria 40 tahun itu.

Aku diajak masuk sebuah kamar. Cukup luas dengan bed ukuran besar.
"Mbak Ines, mandi terus makan. Baju ganti ada didalam. Saya ada urusan bentar, gak perlu coba kabur ada penjaga dan hp mbak saya sita",
"Iya pak", jawab ku makin takut.

Aku menuju kamar, dan kemudian mandi. Baju ganti yang diberikan berupa lingerie dan satu set pakaian dalam sexy. Aku pakai baju itu karena baju ku sudah kotor karena keringat.

Ada yang mengetuk pintu dan waktu aku buka ada seorang pria umur 60an membawa makanan untuk ku.
"Mbak saya Damar ini makanan buat mbak, kalo ada perlu panggil saja saya",
"Makasih pak tapi saya tidak lapar",
"Ini mbak terima saja, saya takut dimarahi bapak".

Aku terima nampan makanan itu. Ku perhatikan dari tadi Pak Damar memang memperhatikan badan ku karena baju ku menerawang tembus ke dalam. Nafsu makan ku sudah hilang, hanya minum air putih.

Selang beberapa menit Pak Burhan datang dan langsung duduk disamping ku.
"Yuk mbak bikin dedek",
"Jangan pak",
"Kamu memang sexy nes pake baju itu",
Kemudian Pak Burhan memeluk ku dan mencium ku dengan ganas. Bibir ku dilumat, bibir kami beradu. Entah knp aku malah membalas dengan memainkan lidah ku di mulut Pak Burhan.
"Ternyata obatnya sudah bekerja, tadi minuman itu saya campuri dengan obat perangsang",
"Ahhhh pakkkkkk panasssss gateeeeellllllll",
"Apa yang gatel nes?",
"Dalammm vaginaaaaaa",
"Apa yang jelas!!",
"Tempikkkk kuuuuuhhhhh gateeeeelllllll".
Badan ku terasa panas dan dalam tempik ku terasa ada yang menggaruk-garuk.

Pak Burhan melahap dua buah dada ku. Disingkap BH merah menerawang itu dan terkulailah gunung kembar ku. Tidak terlalu besar hanya bulat kencang. Karena aku memang belum punya anak.
"Srrrrruuuuuppppttttttttt srrrrruuuupppppptttttttttt", suara pak Burhan menyedot puting ku dengan ganas.

Belum selesai main susu ku, tangannya sudab menjelajahi memek ku. Tempik ku dikocok dengan kuat, itil ku pun dimainkan dengan kencang. Ketika aku hampir mencapai puncak pak Burhan menghentikan permainannya.

"Pak kok berhenti?",
"Sebentar aku panggil teman",
Kemudian Bang Jul masuk dan aku diminta melayani dia.
Panjul langsung melumat mulut ku dan memainkan payudara ku. Tanpa menunggu lama dia langsung membenamkan penisnya kedalam rahim ku. Penisnya besar dan kekar hampir dua kali milik suami ku.
"Aaaaaaaaaahhhhhhh saaakkkkiiitttttt",

Panjul langsung menggenjot, aku ditindihnya. Sementara pak Burhan malah asik menonton. Penisnya memenuhi vagina ku, sampai itil ku ketarik keluar masuk.

Panjul memposisikan ku membungkuk, dia men-doggy aku. Pak Burhan mengambil sebuah benda berbentuk mangkuk 2 buah dan sebuah selang. Ternyata itu pompa susu. Benda itu dipasang pada payudara ku.
"Aduuhhh paaaakkkk susuuuuukkuuuuuhhhh kesedooootttttt",
"Enak kan nes?",
"Aaaahhhhhh paaaaakkkk akkkkuuuuuu keelluuuuuaaaarrrr",
Aku orgasme dan masih tetap digenjot Panjul.

Belum lama setelah itu aku orgasme dua kali lagi. Kemudian ketika akan mencapai yang keempat terasa Penis Panjul berdenyut keras. Panjul mencabut penisnya dan mengarahkan masuk ke mulut ku. Belum sempat aku siap-siap.

"Croooottt crrrooooottt crooottt", pejuh panjul muncrat dalam mulut ku.


"Jul, pompa terus susu Ines sampai keluar", kata Pak Burhan sambil menggenjot ku dari belakang.
"Ah pakkk susuuukuuuhh gakkk bakaaallll keeeeluuuaaarrrrrr",
"Tenang nes tak bikin keluar".

Pak Burhan makin ganas menggenjot ku. Terasa seperti ada yang mau keluar dari susu ku.
"Pak susukkuuuuhhh ssakitttt, aaduuhhh",
"Jul lepasin pompanya, ikat pentil Ines pakai karet, terus pasang pompa lagi",
"Ya pak".
Tangan Panjul cekatan melepas pompa itu. Namun agak sulit untuk mengikat puting ku karena memang kecil. Setelah itu susu ku dipasang pompa lagi dan memang sakit sekali",
"Pakk sakkkiitttt",
"Tenang Nes, nanti enak",

Panjul malah senang main pompa itu, sesekali dia memijit payudara ku.

"Ahhh akuuuhhhh keluaaarr lagiii",
Pak Burhan makin ganas menggenjot ku.
"Jul lepas karetnya, terus pompa lagi",

Karet itu dilepas namun susu ku tetap disedot pompa itu lagi. Terasa makin kencang disedot. Susu ku terasa penuh dan berat.
"Aahhhhh akuuuuuuuu keluuuaaarrrr", aku orgasme dan dibarengi keluarnya air susu ku. Begitu deras dan warnanya agak putih keruh.
"Pompa terus jul",
Aku terus digejot pak Burhan tanpa ampun. Air susu ku terus mengalir.
"Kellluuaaarrrr lagiii paaaakkkk",
"Crooott crroooot crrrrrrooooottttt",

Aku orgasme yang kesekian kalinya dibarengi dengan pak Burhan orgasme.

"Ah aku gaakkk kuaat pakkk",

"Lepas pompanya Jul, lumayan juga buat pemula kamu nes",
"Air susu ku kok keluar pak?",
"Obat perangsang tadi bisa merangsang air susu keluar",
"Pak payudara ku jadi besar, BH ku gak cukup",
"Gak usah pakai, bawa sini susunya jul",

Air susu ku terkumpul sekitar satu gelas.
"Minum nes", perintah Pak Burhan.
"Gak mau pak",
"Cepat minum!!", bentaknya.
"Iyaa", jawab ku lirih sambil meminum air susu ku sendiri. Agak encer dan tidak begitu manis.

Ketika aku minum susu ku itu tiba-tiba kedua payudara ku dikenyot oleh Pak Burhan dan Panjul secara bersamaan.

"Ahhh pakkk sudahhhh ampuunnn",

Setelah beberapa menit payudara ku dilepaskan. Kemudian aku diantar pulang kerumah oleh pak Burhan dan Panjul.

Hari itu aku ada janji dengan dua sahabat ku Anin dan Sandra. Mau jalan-jalan katanya. Paling juga shopping atau ke salon.
Anin umurnya 26 tahun, seumuran dengan ku, badannya agak pendek namun bodinya sintal. Rambutnya pendek sebahu, paling sexy diantara kami bertiga. Baru nikah tapi belum punya anak seperti ku.
Sedangkan Sandra 24 tahun, badannya agak berisi lebih tinggi dari Anin. Rambutnya panjang dan pakaiannya selalu menggoda pria. Sandra baru tunangan dengan seorang pegawai bank dan akan segera menikah.

Jam 10.00 aku dijemput oleh dua sahabat ku itu, menuju ke sabuah mall. Setibanya di sana kami langsung menuju butik pakaian. Aku memang berniat untuk membeli pakaian dalam, terutama BH. Semua sudah terasa sesak setelah aku dikerjain Pak Burhan. Rasanya susu ku mau tumpah setiap aku bergerak.
"Nes, ini cocok buat kamu", tukas anin.
"Gak muat nin uda aku coba",
"Apa gak muat, itu kan ukuran kamu",
"Coba yang ini nes", tambah Sandra,
"Ini baru muat san",
"Ya ampun nes itu kan ukuran double D", Anin kaget.
"Gede amat punya kamu nes", sandra juga gak percaya.
"Aku juga gak ngerti", aku coba menghindar.
"Kamu pake obat apa sih?", Anin makin penasaran.
"Gak kok, cuma krim".
Agaknya dua sahabat ku itu iri dengan perubahan pada perabotan ku yang ini.

Seusai belanja kami bergegas pergi ke tempat makan. Aku saat itu mengenakan Baju lengan pendek warna putih agak ketat dan mini skirt jeans. Risih juga aku* berulang kali harus membenarkan posisi gunung kembar ku yang ingin melompat keluar.

Banyak orang yang sedang makan disitu memperhatikan area terlarang itu. Terutama para pria melotot memperhatikan dada ku.

"Mas Handi kapan pulang nes?", tanya sandra.
"Suami ku pulang lusa san, masih ada kerjaan",
"Kamu sendirian donk dirumah?",
"Iya, Mau gimana lagi, kan juga cari nafkah".

Payudara ku terasa kencang dan berat, rasanya seperti waktu mau keluar air susu. Mungkin efek obat perangsang itu belum hilang. Air susu ku mulai keluar sedikit karena tertekan BH ku, sehingga membuat noda basah.
Tanpa ku sadari seorang bapak yang sedari tadi memperhatikan aku. Ternyata dia memperhatikan puting cokelat ku yang mengintip dari celah baju ku. Aku mencoba menutupinya namun malah makin keluar. Berarti dia sudah liat susu ku dari tadi. Cepat-cepat aku ke kamar mandi untuk membenar kan BH ku.

Di kamar mandi air susu ku benar-benar keluara dan cukup banyak. Ku buka baju dan BH ku, aku mencoba untuk memeras susu ku. Keluarlah air susu ku cukup deras. Lega rasanya, namun airnya malah makin deras. Aku sumbat dengan kain sapu tangan lalu ku pakai lagi baju ku, mu kenakan jaket jeans ku agar menutupi bekas basah itu.

"Ayo pulang san, nin", ajak ku sambil ku tarik tangan mereka.
"Kenapa buru-buru sih", tanya sandra.
"Udah ayo, aku ada perlu".

Mobil melaju cepat meninggalkan mall itu menuju kompleks rumah ku. Setibanya di rumah aku langsung masuk, sedangkan Anin dan Sandra mau lanjut ke salon.

Aku ganti baju dengan daster ku yang agak longgar. Susu ku yang terus menetes ku perah lalu ku masukkan dalam gelas. Mau di buang sayang kayaknya. Mending aku tampung dulu. Sambil memerah susu aku terbayang rasanya dientot Pak Burhan dan Panjul. Kontol mereka begitu kekar dan bisa menghentak rahim ku. Rasanya sampe ke perut ku. Tak terasa aku masturbasi di dapur.
"Aaahhhhh aaaaaaaahhhhhhh aaaaaaahhhhh", aku orgasme, saat aku orgasme air susu ku pun muncrat dengan deras kemudian ku tampung dalam gelas.

Aku terduduk lemas di kursi. Gelas itu penuh dengan air susu ku. Setelah mandi aku langsung tidur, badan ku memang masih capek setelah dihajar kemarin.

Saat tidur terasa ada yang meraba payudara ku, ada yang memainkan puting susu ku.
"Uuhhhhhhh geliii", desah ku.
Tangan itu kemudian masuk ke dalam celana dalam ku. Memainkan klitoris ku dengan sangat nikmat. Digosok-gosoknya itil ku dengan jarinya.
"Aahhhhhh akkkkhhhhhhh aakkkkhhhhh", aku merasakan ada yang mengentot meki ku. Entah mimpi atau nyata.
"Uhhhhhhh aaaakkkkkkhhhhhhhhhhhh", aku mendesah panjang dan aku orgasme lagi.

Saat ku bangun suami ku sudah tidur disamping ku.
"Papah kapan datang?",
"Tadi mah jam 7 malam, mamah tidur sih",
"Ihh papah jorok, spermanya dikeluarin diluar jadi kotor kan",
"Itu punya mamah, papah cuma keluar dikit",
"Masa sih pah?".
"Itu di belakang susu apa, kok rasanya aneh?",
"Anu pah susu murni", jawab ku gugup.
"Susu sapi?",
"Iya pah".
Aku lupa untuk menyingkirkannya, untung aja gak ketahuan suami ku.

...
Keesokan harinya aku berangkat kerja. Aku mengenakan blasser dan rok agak pendek.
Aku juga sudah menyiapkan pad untuk menahan rembesan air susu ku barangkali nanti keluar lagi. Hari itu berjalan dengan lancar tanpa masalah. Aku harus lembur, karena ada sedikit pekerjaan yang harus aku selesaikan.
Salah seorang satpam menemui ku. Pak Amir namanya, teman Panjul.
"Mbak Ines, kata Panjul susu mbak seger ya?",
"Pak, jangan kurang ajar kalo ngomong!!",
"Mbak gak usah sok jual mahal gitu, Panjul yang cerita susu mbak muncrat-muncrat kayak air mancur hehehehhe",
"Maaf pak saya gak bisa ngeladeni omongan bapak, sekarang keluar dari ruang saya!!".

Bukannya pergi Pak Amir malah memanggil Panjul dan teman-temannya. Mereka ada enam orang.
"Apa-apaan ini saya laporin Bu Mei biar kalian di pecat!!",
"Gak perlu repot-repot mbak, gak bakal dipecat juga, malah mungkin mbak yang dipecat",
"Tolong pak, ampun saya jangan diperkosa",
"Enggak mbak, saya cuma mau main-main bentar sama mbak", kata pak Danu salah seorang satpam.
Mereka langsung menarik ku, Pak Danu membekap ku dari belakang. Pak Amir meraba-raba tubuh ku dan mulai membuka baju ku. Pak Wardoyo, Dodit, dan Wahyu ikut meraba-raba tubuh ku. Sedangkan Panjul hanya nonton sambil tersenyum. Mulut ku mulai dilumat Pak Danu, lidahnya menjelajahi mulut ku. Tangan-tangan itu memainkan seluruh tubuh ku hingga geli.
"Wahh susu mu besar ya mbak jadi ngiler", kata Dodit mau mengenyot susu ku.
"Eh dot jangan di kenyot dulu, kita kan sama-sama pengen nyusu", cegah Panjul.
"Terus gimana Jul?",
"Kita undi siapa yang duluan nyicipin susu cewek montok ini",
"Ok setuju".
Mereka lalu membuat undian untuk mendapatkan susu ku. Pak Wardoyo mendapat urutan pertama lalu dilanjut dengan Dodit, Pak Danu, Wahyu, Pak Amir, dan terakhir Panjul.

"Biar susunya keluar banyak kita tampung dulu pak", Panjul memainkan puting ku dengan cara di pelintir-pelintir lalu mengikatnya dengan karet.
"Aaaduuuhhh sakkkiittttttt",
Mereka lalu membuka pakaian ku, aku ditelanjangi didepan mereka. Kontol mereka sudah benar-benar tegang dan siap menghajar ku. Vagina ku dikocok-kocok oleh mereka. Tidak lupa itil ku di mainkan, kadang juga dijilati hingga aku kegelian.
"Aahhh uuuuuuhhhhh akuuuhhhh keluuuaarrr", aku orgasme dan mereka makin suka.
Tempik ku dihajar makin keras, kontol Pak Wardoyo langsung menghujam di liang tempik ku.* Sedangkan Pak Danu siap-siap menusuk anus ku. Jarinya dilumuri ludah lalu dimainkan di anus ku.
"Jangannnn anusss kuuhhhh pakkkkk",
"Ahhhhh silit mu sempit mbak", kata Pak Danu keenakan menusuk anus ku",
"Sakiittttt pakkkk ooooooehhhhhhhh",
"Anus nya masih perawan ini sempit banget", tukas Pak Danu.
Mulut ku dijejali kontol Wahyu. Kontol mereka panjang dan besar.

"Crooootttt croooot",
"Nih mbak terima anak mu aahhhh", pejuh Pak Wardoyo menyirami rahim ku. Pak Danu juga menyemburkan pejuh hangat, tak tahan dengan empotan anus ku.
"Gantian dong", kata Dodit.
"Tenang semua dapat bagian", kata Panjul.
Gantian meki ku di sodok Dodit, dan Pak Amir menusuk anus ku.

Belum sampai setengah jam mereka juga menyemprotkan pejuh dalam anu
s dan rahim ku. Sekarang giliran Wahyu dan Panjul. Wahyu menusuk meki ku dengan sangat kasar, lebih kasar dari yang lain. Sedang kan Panjul menghajar anus ku. Payudara ku juga tak luput dari hajaran mereka. Payudara ku terasa penuh dengan air susu. Berat dan kencang, nyeri rasanya.
"Ahhh aahhhh aahahhh udaa pakk, akuu gaak kuaaaatttt", aku memelas.
"Dikit lagi mbak", Wahyu menembakan pejuhnya di dalam liang peranakan ku. Panjul pun menyemprot dalam anus ku.

Aku terkulai lemas, tapi mereka malah mendudukkan ku. Lalu mengikat kedua tangan ku dibelakang kepala ku.
"Sekarang semua baris sesuai urutan, yang belum dapat giliran pegangi Mbak Ines", kata Panjul.
"Kalo mau susunya keluar banyak harus sambil mainin mekinya", tambah Panjul.


Pak Wadoyo dapat duluan, ketika dibuka karetnya air susu ku sudah menetes. Lalu dimaikannya tempik ku. Air susu ku pun langsung muncrat tak karuan. Pak Wardoyo tak menyia-nyiakan hal itu langsung dikenyotnya susu ku. Pak Wardoyo di susu kanan sedangkan Dodit disisi kiri.
"Aaahhhhh aaauuuhhhh ampunnn pak", aku orgasme untuk kesekian kalinya.
"Susunya seger banget hahahaha", Dodit tertawa.
Kemudian gantian Pak Danu dan Wahyu yang menyusu pada ku.
"Uhhh teteknya gemesin", kata wahyu sambil menggigit pentil ku.
"Saaaakkiitttt maassss ahhhhhh", aku merintih.
Setiap kali aku orgasme pasti air susu ku muncrat-muncrat.
Terakhir giliran Pak Arif dan Panjul, mereka juga dengan ganas menyusu pada ku. Tidak hanya disedot susu ku, namun buah dada ku juga diremas kuat-kuat. Alhasil susu ku muncrat seperti selang air.
"Udaaaahhhhh maaasssss sakiiittttttuuhhhhhhhh", aku berteriak-teriak.

Setelah puas menyusu mereka lalu memerah susu ku dan memasukanya kedalam dua gelas. Satu buat Pak Burhan dan satu gelas untuk ku. Mereka melepaskan tangan ku dan tertawa melihat ku lemas.
"Mbak minum susunya biar gak lemes hehehe", kata Panjul nakal.
"Cepat minum, atau mau diperkosa lagi!!", bentak Pak Amir.
"Iyyyaaa",
Ketika aku meminum susu ku itu, mereka berdiri mengelilingi ku sambil mengocok kontol mereka masing-masing.
"Crooottt crroottt crroooott crooooooott", pejuh mereka menyemprot wajah ku, ada yang memasukannya dalam mulut ku dan gelas ku.
"Nih minum SUJUH alias susu campur pejuh ahahahha".

Setelah puas, mereka meninggalkan ku yang terkulai lemas. Aku kemudian bangun dan menuju ke kamar mandi. Ketika sudah selesai aku menelpon taksi untuk pulang.
Untung saja suami ku belum pulang, jadi dia tidak tau pemerkosaan yang aku alami. Walaupun sakit namun lama-lama aku ketagihan...

Sejak digarap Pak Burhan, juga obat yang diberikannya pada ku membuat aku makin kecanduan sex. Obat itu membuat ku menikmati tiap rangsangan dan membuat payudara ku terus menghasilkan ASI. Tiap hari aku main sex, bahkan ketika aku sedang "tanggal merah" pun aku tetap melayani nafsu ku. Walaupun hanya HJ ataupun BJ, kadang juga TJ sih. Semua aku lakukan agar memuaskan dahaga ku. Padahal suami ku juga sering membuat aku kewalahan. Dia hanya bisa keluar ketika aku oral. Suami ku gak pernah dapat jatah susu ku karena memang sudah disedot habis di kantor dan mungkin juga efek obatnya sudah hilang.

Pernah suatu hari aku diajak Pak Burhan ke rumahnya. Disana ada anak kecil yang ternyata adalah keponakannya terus menangis karena ditinggal ibunya hajatan. Keponakannya itu minta dibuatkan susu. Eh bukannya dibuatkan tapi malah aku disuruh menyusuinya. Sungguh sensasi yang sangat gila. Aku sendiri belum pernah punya anak tapi malah disuruh menyusui keponakan Pak Burhan sampai tertidur. Lebih gilanya lagi, Pak Burhan ikutan menyusu dan juga mengentot aku dari belakang. Aku dientotnya sampai aku orgasme berkali-kali, hingga akhirnya aku tertidur diruang tamu Pak Burhan. Aku terbangun jam 9 malam, itu juga karena dibangunkan anak Pak Burhan.

Setelah pulang kerja aku sering diajak main oleh satpam kantor ku. Kadang 2 orang, namun kadang juga di Gangbang. Apalagi kalo suami ku sedang keluar kota pasti mereka minta jatah servis. Mereka sering keluar didalam rahim ku, membuat ku takut hamil anak mereka.

Sore itu sepulang kerja aku berniat mengantarkan camilan pesanan Bu Mei atasan ku. Usia Bu Mei 35 tahun, namun belum menikah. Bodinya sungguh sexy dengan balutan pakaian kantor yang ketat, rok pendek lengkap dengan stocking dan heels. Ukuran payudaranya cukup besar ditambah dengan kulitnya yang putih mulus.
Aku naik taksi menuju rumah Bu Mei. Ketika aku melewati rumah Anin aku melihat disitu terparkir mobil Bu Mei. Lampu rumah Anin tidak menyala namun pintu depan rumahnya agak terbuka. Ku putuskan untuk mampir rumah Anin. Aku langsung masuk ke dalam karena aku sudah terbiasa main kesana. Semuanya gelap hanya lampu dapur dan kamar Anin yang lampunya menyala. Terdengar suara wanita di kamar itu.

Pintu kamar Anin agak terbuka, ku intip dari situ.* Aku melihat ada Bu Mei dan Anin mereka sudah telanjang bulat. Mereka duduk saling berhadapan dengan sebuah dildo dua kepala tertancap di lubang peranakan mereka. Keduanya saling menggenjot satu sama lain. Buah dada mereka nampak mengkilat karena keringat membuat mereka nampak mengkilat.
"Terus ninnnn enaaakkkk", kata Bu Mei.
"Aaahhh Anin keluar Bu", Anin orgasme.
"Tempppiiikkk kuuu aaahhh", Bu Mei juga orgasme.

Melihat itu aku sungguh kaget, Bu Mei yang sopan dan anggun itu bisa seperti itu. Bisa melakukan sex lesbian seperti itu. Belum selesai rasa shock ku ternyata ada dua Pria duduk didalam kamar itu. Satunya Mas Seno suami Anin dan satunya lagi Mas Handy suami ku. Bukannya suami ku keluar kota, tapi mata ku melihat suami ku dikamar itu. Keduanya sudah telanjang, nampak kontol mereka tegang mengkilat.

"Handi sini, Seno kamu nonton dulu", panggil Bu Mei.
"Iya mami", suami ku memanggil Bu Mei mami.
"Nin oral kontol Handi", Anin tidak menjawab namun langsung mengulum kontol suami ku. Bu Mei menjilati zakar suami ku, sehingga membuatnya merem melek. Kelihatan wajah Mas Seno merah, penuh cemburu dan pastinya juga nafsu.
Aku sebenarnya juga cemburu, namun aku tak berani masuk.
"Han, kamu mau nyicipin susu segar?", tanya Bu Mei.
"Iya mam",
"Nih Han", tangan Bu Mei meremas susu Anin.
"Aahhhhh buuu sussuuuuukkuuuuhhh kenaaapppaaa inniiiiii?", kata Anin.
"Sruuuuppppttt sruuuupppttt srruuuuupppttssss", terdengar suara suami ku menyusu pada Anin.
Suami Anin sangat kaget melihat buah dada istrinya mengeluarkan air susu.
"Itu efek obat tadi Sen, bisa merangsang dan membuat air susu keluar", kata Bu Mei pada Mas Seno. Berarti itu obat yang sama dengan yang aku minum dari Pak Burhan.

Mas Seno nampak makin cemburu melihat pemandangan itu. Suami ku malah yang pertama menikmati susu Anin. Sambil menyusu pada Anin tangan suami ku memainkan vagina dan klitoris Anin. Suara berkecipak keluar dari vagina Anin.
"Akuuu keluuuaaarrrrrrrrr", Anin orgasme lagi dibarengi dengan air susunya yang muncrat. Suami ku makin giat mengocok meki Anin. Ditambah lagi Bu Mei malah mengoral kontol Suami ku.
"Entot Anin Han", perintah Bu Mei lagi.
"Ok mam", jawab suami ku.
Anin diposisi kan menungging dengan wajah ke arah suaminya. Sedangkan suami ku menusuk meki Anin dari belakang. Bu Mei memeluk suami ku dari belakang sambil mencium bibir suami ku.

"Ahhh ahhhh aaaahhh aaahhh", suara Anin mendesah.
"Bilang suami mu yang kamu rasa Nin", kata Bu Mei,
"Ahhh ennnaakkk Massss", jawab Anin,
"Bilang yang jelas, kasih tau suami kamu apa yang enak!!", bentak Bu Mei,
"Iyaahh Mam, aahhh Kontooooolll Masss Haannnddiii, aaaahhhhhh teeeempppiiikkk kuuuuuhhh iitttttiiillll kkuuuhhhhhh diiogooookkkk ooggoooookkk", suara Anin meracau.
"Sekarang kamu coba minum obatnya Sen", perintah Bu Mei.
"Iya Mam aku minum", jawab Mas Seno.

Baru beberapa saat setelah minum obat itu kontol Mas Seno langsung menegang keras dengan otot yang menonjol persis punya suami ku tadi.
"Aninnnn keeeluuuaaaarrrr maasssss", Anin orgasme yang kesekian kalinya. Wajah Anin memelas dan merintih tepat didepan wajah suaminya. Sedangkan suami ku tetap menggenjot meki Anin dari belakang.

Rasa cemburu dalam hati ku berubah jadi nafsu yang tak terbendung. Tanpa terasa tangan ku sudah mengocok meki ku hingga becek. Apalagi melihat suami ku menghajar meki Anin, membuat meki ku jadi gatal pengen di sodok.

"Sini sen naik ke tempat tidur", panggil Bu Mei.
Mas Seno bangun lalu naik keatas kasur. Bu Mei mengatur duduk Mas Seno tepat disebelah Anin. Sehingga dapat melihat kontol suami ku membelah meki Anin.
"Liat tuh memek istri mu jepit kontol Handi", bisik Bu Mei.
"Iya mam".

Sekarang posisi sex suami ku berubah, Anin duduk dipangkuan suami ku. Anin sungguh gila, dia menggenjot suami ku sekuat tenaga. Sedangkan suami ku tetap gagah perkasa melayani Anin.
"Aahhhh aaahhhhh maaassss Hanndddiiii ennnaaaakkkkkk", Anin merintih.
"Tempik muhhhh jugaaa ninn", jawab suami ku sambil mencium bibir Anin.

Tiba-tiba dari belakang ada yang memelukku. Tangan itu dengan kuat mencengkeram lengan ku.
"Ehh ada tamu ternyata", kata orang itu. Terdengar tak asing bagi ku.
"Paak Burhann", kata ku kaget.
"Ngapain cuma ngintip ayo masuk", Pak Burhan mengeret ku masuk ke kamar itu.

"Mah kamu kok disini", suami ku kaget namun tak bisa bangun karena ditindih Anin.
"Iya pah", aku tertunduk.
"Udah gak usah sok bingung, lanjutin aja acaranya, Seno, Ines bagian mu", perintah Bu Mei.
"Iya mam", jawab Mas Seno.
"Aku gakk mau buu", aku menolak.
"Uda gak usah sok nolak, ini minum", kata Pak Burhan sambil menyerahkan pil yang biasanya aku minum sebelum main dengan nya.
"Suami mu sudah tau semuanya Nes, tenang aja", kata Bu Mei.
"Sekarang kamu sudah masuk ke kelompok ini", Pak Burhan menambahi.
"Ahh pelan maaas", Mas Seno langsung menyergap ku dan membuka baju ku dengan kasar.
Anin diam malu melihat ku, sedangkan Suami ku tak bisa berbuat apa-apa. Akhirnya mereka melanjutkan sex mereka.

Mas Seno melumat bibir ku dengan kasar. Lalu beralih ke buah dada ku. Dia tak sabar mencicipi susu ku. Baru sekali sedot air susu ku langsung mengalir.
"Pellllaaaaannn massss", aku mendesah.
"Ah sedaaap nes", kata mas Seno.
"Mainkan itilnya Sen", perintah Pak Burhan.

Mas Seno lalu menyusu sambil dikocoknya itil ku dengan cepat.
"Akuuhhh gakkkk tahaaaannnn", pertahanan ku pun jebol, air susu ku muncrat tak karuan. Mas Seno makin liar menjilati tubuh ku.

Tanpa menunggu lama Mas Seno langsung menindih tubuh ku disamping Anin dan Suami ku. Kami seperti berlomba sex. Suami ku makin cemburu melihat Mas Seno mengentot ku.
"Massss Sseeeeennnnnnn", aku merintih karena kontol Mas Seno lumayan besar.
"Kenapa Nes?", tanya Bu Mei.
"Besssaaaaarrrrrrr",
"Apa yang besar, bilang!!", bentak Bu Mei.
"Konnntooollll Massss Seeennnoooo bessssssaaarrrr, temmpiikkk kuu meelllaaarrrrrr", aku meracau.
Suami ku terus mengentot Anin dan Mas Seno mengentot aku. Bu Mei dan Pak Burhan pun ikut main sex.

"Aku mau keluar Nin", kata suami ku.
"Semprotttt didalammmm maasssss", kata Anin sambil memeluk suami ku.

"Crooottt crroootttt crrootttttt", pejuh Suami ku keluar dalam rahim Anin.
Kontol suami ku dicabut dari meki Anin dan langsung di kulum oleh Anin. Aku masih tetap dientot Mas Seno, makin ganas karena melihat suami ku menyemprot meki istrinya.
Suami ku dan Anin lalu keluar kamar menuju kamar mandi. Sebal rasanya, suami ku malah pergi dengan sahabat ku. Namun aku juga mendapat sensasi luar biasa karena dientot Mas Seno dengan beringas.

Pak Burhan menyetubuhi Bu Mei dengan posisi WOT. Payudara Bu Mei mengkilat karena keringat, gunung kembar itu bergoyang naik turun. Aku sendiri minder karena kalah besar dengan Bu Mei. Pak Burhan minta gantian dengan Mas Seno. Aku ganti di-doggy oleh Pak Burhan. Mas Seno menindih tubuh sexy Bu Mei.

"Pelaaaannn Pakk", aku merintih namun Pak Burhan malah makin gemas.
Tangan Pak Burhan tak henti-hentinya meremasi buah dada dan bongkahan pantat ku. Sementara Bu Mei mendesah tak karuan dientot Mas Seno. Ternyata suami ku dan Anin pergi mandi bersama. Di kamar mandi mereka ngentot lagi.

Suami ku masuk kamar lagi dengan menggendong tubuh telanjang Anin. Bibirnya mengenyot puting payudara Anin dengan kuat. Anin merem melek menahan rasa geli. Mereka duduk di sofa melihat aku dientot Pak Burhan dan Mas Seno menindih Bu Mei. Anin mengambil posisi jongkok lalu mengulum rudal suami ku.

"Croooottt crooooottt croooot", pejuh Pak Burhan keluar.
"Nesss teriima anak kuu", teriak Pak Burhan.
"janggannn didalaaammm pakkkhhhh", aku juga orgasme bersamaan dengan Pak Burhan.

"Mami aku keluarrrrr", Mas Seno berteriak.
"Semprot yang dalaaammm sayanggggggg", desah Bu Mei.

Kami benar-benar menikmati pesta sex itu. Mas Seno mengajak ku mandi bersama, awalnya aku menolaknya. Namun setelah melihat kearah suami ku dia mengangguk, aku lalu mau diajak mandi bersama di bath tub.
Mas Seno sungguh nakal, tangannya tak henti-hentinya menggerayangi badan ku. Membuat ku geli hingga ke ubun-ubun.

0 comments:

Post a Comment