Thursday, March 5, 2020

Kehidupan Desa

Hidup disebuah desa pelosok, membuat kehidupan rumah tangga kami sederhana dan apa adanya. Dimusim kekeringan seperti ini, membuat kami bekerja lebih keras, karena hasil dari persawahan kurang bisa diandalkan. Saya pria berusia 29 tahun dan istri 27 tahun. Anak kami berusia 7 tahun, ya, kami menikah muda dan memang hal yang wajar disini. Begitu istri lulus sekolah menengah atas, kami langsung menikah. Panggil saja saya Mat dan istri saya Ratih, anak saya bernama Deni. Penampilan keluarga kami biasa – biasa saja. Saya pria biasa dengan penampilan dan tampang biasa, tetapi berbeda dengan istri saya Ratih. Pakaiannya yang biasa tidak bisa menyembunyikan kecantikan dan keseksian tubuhnya. Kulitnya putih dan bersih, dengan postur tubuh yang tinggi proporsional, rambut hitam lurus panjang sepinggang, wajah manis, dan yang paling menonjol adalah payudaranya yang sejak memiliki anak tambah membesar. Membuat mata para lelaki tak bisa berpaling dari pemandangan indah itu.
Malam itu seperti biasa setelah Deni tertidur, kami melakukan hubungan suami istri. Berawal dari ciuman dan cumbuan singkat, lalu kami bercinta seperti biasa…terlalu biasa. Gaya bercinta yang sama selama 8 tahun pernikahan kami. Tetapi Ratih selalu mendapatkan kepuasannya, seperti gadis desa pada umumnya, mereka tidak berharap banyak dan macam – macam. Sedangkan aku ada sesuatu yang membuatku merasa aneh dan hambar. Seperti meminum air putih sewaktu kita haus, kita menginginkannya, sangat menginginkan untuk minum, menghilangkan dahaga kita, tetapi tidak merasakan apa – apa seperti rasa manis, asam, asin bahkan pahit. Aku menginginkan rasa itu, berbagai macam rasa yang membuat bercinta serasa berbeda setiap melakukannya.
Seminggu kemudian kami membicarakannya ditengah malam seusai kami bercinta. Kami sepakat untuk mencoba hal – hal baru dalam gaya bercinta kami, menggunakan tema, dan merubah penampilan kami jika akan bercinta. Tetapi kondisi ekonomi mengharuskanku meninggalkan desa menuju ibukota. Ratih terlihat sangat sedih ketika mengantarkanku ke terminal. “jangan bersedih Ratih, kita masih bisa bercinta lewat sms ya…” bisikku lirih. Tak terasa sebulan sudah aku di ibukota, belum sempat menikmati gaya – gaya baru bercinta yang aku dan Ratih pernah bicarakan. Kusempatkan hari ini untuk mencoba menghubungi Ratih melalui sms.
Aku:”lagi ngapain sayang?”
Ratih:”baru selesai mandi.”
Aku:”kemaren belum sempet nyoba yah…hee”
Ratih:”iya mas…jadi penasaran…xixii”
Aku:”gimana…aku lagi pengen nih…”
Ratih:”lha gimana ya…eh mas tak ceritain mau…”
“pasti bikin kamu ‘tegang’….”
Seketika aku langsung penasaran dan bertanya – tanya ada apa ini..apa yang terjadi
Aku:”cerita apa dek???” tak sabar aku menunggu balasannya
Ratih:”mas muji gak jadi kejakarta lho mas…mas budi, mas tono, pak darto dan pak yono…” mereka semua adalah tetangga di sekitar rumahku.
Aku:”pantesan aku tidak bertemu mereka disini??? Lha kenapa?” aku mencium gelagat yang kurang enak, mengapa mereka tidak jadi berangkat, kenapa seketika hatiku was – was memikirkan para lelaki itu disekitar istriku sedangkan aku sendiri berada disini jauh dari jangkauan istriku tercinta. Ah…ada yang tidak beres ini..batinku.
Ratih:”aku ndak tau mas kenapa mereka ndak berangkat..”
“cuman mas muji sekarang sering liatin aku kalau aku di sumur sedang mencuci atau mau mandi mas….”
“kan aku risih diliatin terus…aku kadang kan cuman pake handuk…”
Seketika cerita Ratih melalui sms ini membuatku konak…adik kecil didalam celana mulai berontak.
Aku:”lha terus gimana???”
“ceritain waktu itu kamu gimana dek?”
Ratih:”ya aku kan mau nyuci pagi itu di sumur, sekalian mau mandi dan keramas..”
“aku lepas baju didalam rumah, baju nya mau aku cuci sekalian. Dari rumah ke sumur cuman pake handuk mas. Ya paslah buat nutupin susu sama bawahku, handuknya lumayan besar kok. Rambutku aku gerai. Sambil bawa cucian satu ember aku kesumur mas..ee mas muji sudah dideket sumur..bawa cangkul katanya mau bersih – bersih halaman belakang..yaa gimana ya..jadinya dia kan deket sumur pas aku nyuci sama mandi…”
Aku:”lha terus??”
Ratih:”ya mas muji liatin tubuhku mas..cuman pas mencuci kok..kan mandi nya di dalam kamar mandi..ya liatin terus belahan dadaku, pahaku sama rambut panjangku mas..”
“gimana? Boleh gak mas aku diliatin…” tanya Ratih mulai genit
Aku:”yaa….gimana ya…aku kan ga ada di situ…dek Ratih jaga diri aja jangan kebablasan…”
“kalo liat aja sih masak gak boleh..hehehe..” balasku garing…
Ratih:”mas…Ratih pengen nih…memek Ratih gatel mas….”
Aku:”pake aja timun dek..”
“dek, selama aku disini, kamu disana yang nakal yaa, terus ceritain ke mas gimana nakal nya…yaa…?’
Ratih:”iya mas…Ratih mau bobok dulu sama timun…boleh ya?”
Aku:”iya…” teeeeng…otakku bingung tidak bisa beristirahat membayangkan apa yang akan terjadi, betapa nakal nya Ratih nanti, rudal juga sudah membesar dan terlanjur tegang…salah ini…salah….
Dua hari kemudian Ratih bercerita bagaimana dia mencoba bertingkah nakal ketika berbelanja di pasar. Pertama hanya bagian atas yang terbuka, memakai kaos yang berbelahan dada rendah sehingga menonjolkan belahan payudaranya tetapi bawah memakai jins 3/4. Rambut panjang nya diikat kebelakang.
Ratih:”wah mas…pada ngeliatin belahan susu ku yang putih ini mas…”
“jadi pengen dikenyot2…”
Aku:”ya suruh ngenyot2 to dek…sapa gitu…?” pancingku…
Ratih:”boleh mas? Bener ya gak papa?”
Aku:”asal nanti tetep cerita sama mas ya…gak boleh disembunyiin…”
Ratih:”memek ku gatel mas…rambut2nya mau aku cukur…”
Aku:”gimana? Bisa nggak?” biasanya aku yang mencukurnya
Ratih:”tak coba dulu ya mas…kalo kurang bersih nunggu mas aja..”
Aku:”lha nanti keburu panjang…minta tolong sama mas muji…”
Ratih:”ah mas jangan gitu…ntar aku diapa2in gimana?”
Aku:”yang penting bilang….YAAA…”
Ratih:”iya mas….”
Dua hari kemudian Ratih bercerita ketika dia membeli cukuran diwarung dan bertemu mas muji. Muji bertanya buat apa cukuran itu
Ratih:”beli cukurannya mas…” kebetulan muji ada disekitar warung juga
Pedagang:”ini mbak…”sedikit tersenyum membayangkan buat nyukur apa…hee…
Muji:”buat nyukur apa mbak Ratih…?” tersenyum nakal
Ratih:”nyukur yang bisa dicukur mas…hehehe…” tersipu malu
Kemudian Ratih bergegas pulang tetapi tak lama kemudian muji menyusulnya
Muji:”beneran mbak aku tanya…buat nyukur apa….?”
Ratih:”itu mas…eee…rambut bawah…biasa tak cukur…eeh yang nyukur mas mat, biar bisa bersih..”
Muji:”lhah kan mas mat di Jakarta? Gimana mau tak bantu? Hehehe..”
Ratih:”maluu ah mas…”
Satu jam kemudian Ratih sudah tidur mekangkang di dalam kamar, masih memakai kaos tetapi bagian bawahnya sudah tidak memakai apa – apa lagi. Vagina nya terpampang jelas, dengan clitoris kecoklatan dan kulit selangkangan yang putih, dinding vagina nya berwarna kemerahan, kulit paha yang putih dan sedikit berkeringat karena suhu kamar yang agak panas. Rambut kemaluan nya tercukur sebagian, masih kurang rapi dan agak berantakan. Lalu Ratih mengangkat kedua pahanya dengan tangannya.
Ratih:”nih mas….sudah siap…pelan – pelan yaa….aaaah…” ternyata diruangan itu ada muji. Lalu dengan cukuran ditangannya muji mulai mencukur sisa – sisa rambut kemaluan Ratih. Desahan – desahan Ratih mulai terdengar ketika muji dengan sengaja memegang dan mempermainkan clitoris dengan tangan kiri, sedangkan tangan kanan tetap mencukur rambut kemaluan Ratih. Srreeek…sreeek…suara cukuran itu memotongi rambut vagina Ratih…krrriiik…kriiik…menuntaskan yang sudah pendek…
Ketika sudah bersih, muji mendekatkan muka nya ke vagina Ratih
Ratih:”kenapa mas…kok diliatin dari dekat…”
Muji:”aku pengen dek Ratih…memek mu indah betul….”
Seketika muji mulai menjilati vagina dan clitoris Ratih….memegang bokong Ratih seperti mau membelah bongkahan pantat putih itu, menikmati setiap jilatan di sela – sela selangkangan Ratih. Ratih mulai menggelinjang dan mendesah.
Ratih:”aaaaach….aaaaach….”
Muji mengeluarkan penisnya yang sudah sekitar satu jam tegang, memelorotkan celananya dan berjongkok bersiap memasukkan penisnya kedalam vagina Ratih.
Ketika penisnya berhasil masuk keduanya mendesah. “aaaach…”
Bleeees…penis muji mulai masuk penuh ke vagina Ratih. Tusukan pertama perlahan disusul tusukan kedua…ketiga dan makin lama makin kencang ritmenya. Tubuh Ratih tergoncang – goncang oleh sodokan penis muji. Gaya percintaan biasa orang desa. Tidak banyak yang bisa diceritakan.
Percintaan pun dimulai…mulai dari genjotan perlahan sampai dengan pukulan keras penis muji ke vagina Ratih. Peluh dan desahan bercampur dikamar itu. Disebuah rumah kayu sederhana di desa yang jauh dari ibukota….

Ratih menahan sodokan muji dengan kedua tangannya, menghalangi penetrasi yang masuk lebih dalam lagi. Ratih tak ingin muji keluar di dalam. Masih dalam keadaan setengah sadar karena dilanda birahi tingkat tinggi, muji mencoba meraih payudara Ratih, tetapi ditepisnya. Tak ada perbincangan, yanga ada hanya suara “aaaach….aaaach…” dan bunyi kecipak – kecipak tumbukan antara daging muji dengan selangkangan Ratih. Semuanya dalam bahasa isyarat dan bahasa birahi. Ratih segera akan mencapai orgasme nya, begitu pula muji, permainan konak ini sudah berlangsung sekitar 1 jam, peluh keduanya pun bercucuran karena siang yang terik dan panas didalam kamar kayu beratap rendah. Muji sudah telanjang bulat, tetapi Ratih masih memakai atasan kaos dan BH nya pun masih terpasang.
Tiba – tiba….braaaaak….pintu kamar didobrak seseorang…habislah…pikir keduanya…terlalu silau untuk melihat sosok yang memakai jaket hitam dan celana panjang hitam juga karena sinar siang hari langsung masuk ke muka Ratih dan muji.
Mat:”bangsaaaaat kalian….busuk!” seketika Mat mencengkram leher muji dan memukulinya membabi buta…braaak…braaak…muji hanya diam saja pasrah akan nasibnya. Sedangkan Ratih merintih menangis berusaha menutupi bagian bawahnya, mengambil selimut seadanya dan mengikatkan ke panggulnya. Mat memutar tangan kanan muji dan menyeretnya ke dapur belakang rumah, mengambil sebilah golok dan akan menghujamkannya ke leher muji. Tetapi kemudian Mat berpikir sejenak…
Dalam batin Mat..”jika aku membunuhnya sekarang, hanya akan rugi..aku masuk penjara dan tidak bisa menikmati tubuh Ratih…hhhhm…bisa ku manfaatkan si muji ini….hehehe…” sementara muji sampai terkencing – kencing membungkuk di meja dapur. Entah mau ngomong apa juga percuma.
Mat:”mau ku bunuh kau bajingan…!”
Muji:”jangaaan bang…jangaaan…ampuuun…”
Melihat muji terkencing – kencing semakin membuat Mat merasa diatas angin…”kecil juga nyalinya…tapi lumayan besar kontolnya…tidak lebih besar dariku tapi…hee…” batin Mat. Sementara Ratih membersihkan dirinya sambil menangis, mengelap cairan – cairan pergumulan di selangkanya dan juga peluhnya yang bercucuran tidak peduli apa yang terjadi antara muji dan suaminya. Dalam keadaan masih telanjang Mat membawa muji keruang tamu dan mendudukanya di kursi lalu berteriak memanggil Ratih.
Mat:”Raaaatttiiiih….kesini kau pelacur!” teriakan Mat membuat Ratih semakin shock dan tambah menangis tetapi seketika membuatnya bergegas mendatangi ruang tamu.
Mat:”kau pelacur murahan…! Ditinggal suami kerja keras malah enak2an di rumah…! begini caramu haaah!...” Ratih hanya bisa menangis sesenggukan…
Ratih:”maaf bang…maaf…hiks…hiks…hiks…”
Mat:”kau juga muji….aku seperti abangmu…kok kamu tega kaya gini…bangsat kau!”
Plaaaak…tamparan Mat mendarat dikepala muji…
Muji:”ampun bang….maaaf….aduh bang….”
Mat:”sekarang gini…akan kulaporkan kalian ke pak RT, RW, pak kades…biar semua orang tau, lalu ku teruskan ke polsek…biar dihukum kalian!” tampak emosi Mat memuncak.
Muji:”jangaaan bang…jangaaan…ampuun…” Ratih hanya bisa menangis…
“saya lakukan apa saja bang…apa saja…”
Dalam batin Mat…”yeees…kata kuncinya sudah kudapat…hahahaha…”
10 menit kemudian muji sudah dalam keadaan terikat dengan posisi berlutut.
Mat:”aku dijakarta sudah 3 bulan belum dapat jatah…gimana ya enaknya…hehe…” melirik Ratih dan muji untuk melihat respon mereka.
Ratih:”ayuk mas…masuk kamar….hiks…” masih sesenggukan..
Mat:”enggak…aku mau ngentot kamu dimana aja aku mau, gimana kamu mau gak?” ancam Mat…
Ratih:”iyah mas…mau..boleh…”
Mat:”kalian ngentot seenaknya aja…padahal kan gak boleh…mati hukumannya…kalo aku kan boleh…” Mat mencoba mengungkit senjatanya kepada Ratih.
“Ratih! Kamu harus nurut apa aja yang aku katakan..jangan banyak tanya..!”
Ratih:”iyah mas…Ratih nurut kata mas…”
Mat:”muji! Kamu juga harus nurut sama aku…paham!”
Muji:”iyaa bang…apa aja saya lakukan…suruh jilatin kaki abang..nyembah abang…”
Mat:”aaah! Diam kamu!...sekarang gini…aku belum dapat kepuasan batin 3 bulan, Ratih! Cepat buka bajumu! Muji awas kalo kontolmu ngaceng! Tak potong ntar!...”
Ratih dengan agak canggung mulai membuka bajunya satu persatu….
Mat:”gausah malu - malu dek!…udah ngentot juga…malu buat apaan…bahkan kalo aku mau muji boleh ikutan…asal nuruti peraturanku! Paham?!” gleeek….sontak membuat kaget keduanya…
Mat:”begini kesepakatanya…sekarang kita bertiga adalah ngeseks bareng…bahasa kota nya seks partner tetapi aku yang buat peraturannya…sudah terlanjur juga muji menyetubuhimu dek Ratih…semua yang aku katakan adalah perintah bagi kalian…paham??!” Ratih dan muji mengangguk..
Ratih:” iyaah mas…”
Muji:”iya bang..”
Sekarang Ratih sudah dalam posisi telanjang duduk di kursi, payudaranya yang besar dan putih dengan puting kemerahan menggoda untuk siapa saja menjamahnya. Kulitnya yang bersih, bahunya yang juga putih merangsang Mat untuk mencumbuinya. Wajahnya yang nampak pasrah membuat Ratih semakin manis. Sebagian rambut panjangnya berada di depan, Mat menyingkirkannya, lalu memulai memegang payudara kanan…kiri..memilin – milin putingnya..ratih mendesah “aaaach…” perlahan mulai percumbuan antara mereka. Sementara muji masih terikat tangan dan kakinya dalam keadaan telanjang. Mat berdiri dan memelorotkan celana nya, melepaskan rudalnya yang sudah mengacung, sejajar dengan muka Ratih, yang masih duduk di kursi ruang tamu.
Mat:”awas ya kalo ngaceng kamu…!”ancamnya kepada muji
“sudah kamu giniin belum?” sambil mempraktekkan menyodok2 mulut Ratih dengan penisnya. Memegang tengkuk Ratih dengan tangan kanan dan memaju mundurkan kepala Ratih sehingga penisnya keluar masuk mulut mungil Ratih. Terkadang Ratih tersedak…”hhhoookk…” lalu mulai memainkan rambut panjang Ratih, mencengkramnya, menggenggamnya, menjambak, mengacak – acaknya, mengumpulkannya keatas dan sebagainya sementara penisnya semakin membesar mengoyak mulut Ratih, air liur bercampur pelumas dari penis Mat mulai merembes keluar mulut manis Ratih, menetes dan mengalir dari sela – sela pompaan penis Mat. Payudara Ratih bergoncang – goncang keatas dan kebawah, sekarang posisi Ratih agak membungkuk, seperti hendak merangkak dengan kedua tangannya menahan tubuhnya pada pegangan kursi disebelahnya. Bunyi ploook…ploook…tumbukan kantong zakar Mat ke bibir Ratih. Kemudian dengan kasar Mat menjambak rambut Ratih dan menariknya untuk naik keatas meja, tepat dihadapan muji. Dengan pemandangan seperti itu tak mungkin muji bisa menahan penisnya untuk tidak tegang. Melihat itu Mat tersenyum puas mengerjai mereka berdua.
Mat:”bagaimana?! Haaah..! sudah pada begini belum…haa…aaach…” sambil menahan kenikmatan, Mat berusaha menginterogasi muji dan Ratih. Kesannya malah mengejek mereka berdua. Umpatan – umpatan meluncur dari mulut Mat…
“asuuuu…bajingan….lonte….” sambil menampar kecil pipi Ratih..menerima itu Ratih hanya kaget sebentar, berkedip – kedip karena tamparan demi tamparan mendarat di pipi dan mukanya. Hal ini membuat Ratih semakin horny..vaginanya sudah basah.
Mat:”sekarang kalian panggil aku tuan…!”
Muji:”iya tuan..”
Ratih:”tuan…hoooek…hoooock…” sambil mengulum dalam2 penis Mat.
Mat:”kamu ngaceng muji!..pengen kamu? Hah?!..” mendengar itu muji hanya salah tingkah.
Mat:”kalo pengen makanya ngomong…! Sapa tau boleh…****** kamu!...”
“kalian sudah ngapain aja…jawab!...” sambil menengadahkan dagu Ratih keatas.
Tak terasa sudah 2 jam berlalu…pelecehan demi pelecehan terus terjadi kepada muji dan Ratih, baik secara fisik maupun verbal. Mat nampaknya menikmati setiap momentnya…
Terakhir nampak Ratih mengikat penis muji dan menariknya keatas lalu mengikatnya dengan leher muji, sementara dileher muji sudah terpasang rantai anjing, kedua tangan muji terikat kebelakang. Mat nampak memperhatikan kedua nya dan duduk di kursi ruang tamu, tersenyum puas..
Penampilan Ratih juga tak kalah miris, dengan rambut panjang sepantat yang sudah awut – awutan, sebagian ada yang diikat, kedua pantat memerah bekas tamparan tangan dan cambukan sabuk, kedua pentil susu nya dikareti dengan karet rambut kecil sehingga memancung menonjol sekali dan berwarna merah kecoklatan, tampak bekas tali memerah di sekitaran payudara Ratih, gag ball terpasang di mulutnya. Sepertinya Mat membawa pulang alat2 seks kerumahnya. Lelehan cairan kemaluan mengalir dari selangkangan Ratih. Lalu Mat beranjak dari kursi dan menghampiri Ratih.
Mat:”sini kamu pelacur…!” tangan kanan Mat menjambak ranbut Ratih.
Ratih:”iyaaah tuan…”
Lalu Mat memakaikan rantai anjing dileher Ratih, sehingga kini Mat seperti mempunyai 2 anjing jantan dan betina. Ratih patuh merangkak, dibimbingnya anjing betinanya itu ke sebuah tiang rumah di ruang tamu. Hari sudah beranjak sore. Deni anak mereka berada di rumah kakek neneknya di desa sebelah. Semuanya sudah dikondisikan oleh Mat.
Ratih kini diikatkan pada salah satu tiang rumah di ruang tamu. Dinaikan di meja, dengan posisi tetap merangkak seperti anjing. Mat lalu melebarkan bokong Ratih..kemudian mulai menjilati selangkangan Ratih dari belakang, lidahnya kadang memasuki lubang vagina dan dubur Ratih, hal ini membuat Ratih kelojotan menahan rasa geli sekaligus nikmat.
Ratih:”aaaaacch…. Aaach…! Enak mas…eh..tuan…”
“teruuus tuan…Ratih pelacur….Ratih murahan….” Ratih mulai meracau tak karuan, mungkin sudah diajari oleh Mat.
Setelah jilatan demi jilatan Mat menyiapkan kontolnya untuk memasuki lubang vagina istri binalnya itu. Bleeeees…masukan pertama…”aaaach…” erang Mat, hangat terasa di sekujur batang penis Mat. Bleeees…tusukan kedua…dilanjutan genjotan – genjotan lembut mentok menatap bongkahan bokong Ratih yang kecang dan besar. Kedua tangan Mat bergantian meremas payudara Ratih kanan dan kiri, memilin puting nya bergantian, menjumput karet yang ada di pentil istrinya kemudian melepasnya lagi, membuat Ratih agak kesakitan tetapi menambah stimulan terhadap birahinya. Jjjepreett…jeeeepreeet…suara jepretan karet dikedua putting Ratih.
Ratih:”…..aaaaaauu2…..aaaaaw….aaauch…..” mendesahan kesakitan.
Ploooook…..plooook….plooook…tumbukan maju mundur gerakan Mat mengguncang – guncang tubuh istrinya yang sudah penuh peluh dan pejuh.
Mat melirik kepada muji..”mau?.....kamu boleh setelah aku ijinkan dan sesuai yang aku instruksikan…” muji hanya mengangguk..batinnya “gak papa deh yang penting gak dimasalahkan lagi, malahan dapat juga nyicipi tubuhnya Ratih…hehe..”
Mat:”sini ji…kamu boleh jilatin susunya Ratih…empeng sampe puas tapi awas jangan sampe mbekas…jangan di cupang. Ciumi juga bibirnya…!” perlahan muji mendekat, membungkuk dan berposisi dibawah Ratih, mencoba menciumi pentil dan payudara wanita ayu itu. Muji berusaha bersusah payah. Akhirnya mendapatkan juga payudara dan pentil Ratih sebelah kanan dan langsung dilumatnya….”sssllluuuurp….”
Rasa geli sudah tidak dirasakan Ratih…yang ada hanya nikmat dan nikmat nya birahi.

Flashback tentang muji. Muji adalah pria seumuran dengan Mat tetapi belum menikah, tinggal di sebelah rumah Mat. Dengan bekerja sebagai buruh di penggilingan padi milik orang terkaya di desa, Pak Dirjo.
Target selanjutnya adalah kekayaan pak Dirjo melalui Ratih. Dirjo keturunan belanda jawa berusia setengah abad yang doyan main perempuan tetapi setelah menderita diabetes Darjo hanya sebatas menggoda saja.

Tersungging senyum ketika pak Dirjo menerima kedatangan Ratih dirumahnya. Sudah resmi menerimanya menjadi asisten rumah tangga idaman. Melalui muji dan sedikit provokasi akhirnya bisa memperoleh akses ke aset milik pak dirjo. Singkat cerita sudah seminggu Ratih bekerja di rumah dirjo.
Mat:”gimana? Enak kerja disana?”
Ratih:”lumayan mas…duitnya banyak berceceran dikamar..”
Muji:”pak dirjo sekarang agak menurun fisiknya mas…karena penyakitnya itu..”
“coba kamu lebih aktif lagi ngegodainnya…” melirik pada Ratih.
Memang selama ini Ratih bekerja berpakaian biasa saja karena dirumah dirjo banyak pekerja lain, celana panjang dan kaos biasa. Namun pada suatu ketika ada acara besar dibalai desa, dirjo menyuruh semua pekerjanya membantu di balai desa kecuali Ratih.
Dirjo:”Ratih kamu dirumah saja yaa…selesaikan pekerjaanmu…tuh baju yang harus disetlika masih banyak…hee..”
Ratih:”iyaa tuan..masih banyak yah..” senyum Ratih centil
Suasana siang itu sangat panas, membuat Ratih banyak berkeringat ketika berdekatan dengan setlika yang panas dan ruangan cucian yang sempit beratapkan seng. Ternyata selama setengah jam dirjo memperhatikan Ratih, yang basah berkeringat.
Dirjo:”Ratih…kepanasan ya?...mau pindah nyetlika nya? Pindah ke gudang saja ya? Tak bantuin mindah..”
Ratih:”ahh…ngrepotin pak gak usah…saya pindahin sendiri aja…”
Dirjo:”saya bantuin…tapi gimana tuh…bajumu basah kena keringat semua…”
Ratih:”iya nih tuan..basah…celananya juga sampe kedalem dalem…gerah banget..”
Dirjo:”dilepas saja yaa….semuanya…”
Ratih:”iyaah tuan…nanti ya kalo sudah ke gudang…”
Lalu dirjo dan Ratih bergantian memindahkan meja, kursi dan alat – alat setlika, keranjang dan baju – baju kering. Gudang berjarak cukup dekat, bangunannya lebih besar dan luas, tetapi tetap panas karena beratapkan seng walaupun cukup tinggi.
Dirjo:”ayoo dek jangan bohong…dilepas semua…aku gak akan napa –napa…cuman liat aja yaa…”
Perlahan Ratih melepaskan kaosnya keatas…whhoops..menyembul susu besar Ratih yang dibalut bra kekecilan berwarna krem..leleran keringat di sekujur tubuhnya semakin menambah kesan seksi. Dengan rambut panjang yang digelung keatas…aaach…seperti anak abg. Lalu celana panjangnya..flooops..ternyata benar, celana dalam krem nya sudah basah oleh keringat..Ratih menghentikan gerakannya mencoba memancing reaksi dirjo.
Dirjo:”kenapa stop dek Ratih…? Lanjut dooong..” mendengar kata dirjo, Ratih hanya tersenyum nakal. Lalu melanjutkan apa yang telah dilakukannya tadi. Ratih dengan kedua tangan kebelakang meraih sesuatu, dirjo tahu akan segera melihat susu besar Ratih. Cleek..lalu keduanya memelorotkan tali BH dikedua bahunya yang putih, disusul mencakup cup BH nya sejurus kemudian melemparkan ke keranjang cucian di sebelahnya. Terpampanglah payudara putih, besar dengan ukuran 38 C, masih kencang dengan puting coklat kemerahan. Membungkuk dan menurunkan celana dalamnya, melepasnya perlahan menuruni bongkahan bokong nya yang sintal dan putih, menuruni paha yang mulus dilanjutkan betis dan lepaslah di lantai. Sekarang terpampang tubuh polos Ratih yang tinggi dan menggoda. Kini Ratih melanjutkan pekerjaan rumahnya menyetlika baju – baju tetapi dalam keadaan telanjang bulat. Nampak tengkuk putih dan jenjang Ratih yang ditumbuhi rambut halus dan sebagian anak rambut bagian bawahnya tidak ikut tergelung keatas, bercampur dengan bulir keringat. Turun kebawah, dada yang putih diatas payudara juga terdapat lelehan keringat, sedikit berwarna kemerahan. Wajah Ratih yang tampak menahan panas menggigit kecil bibir bawahnya dengan kedua pipi merah seperti udang rebus. Susunya yang besar bergerak kekanan dan kekiri menuruti gerakan Ratih menyetlika baju. Perutnya yang rata dan putih serta pusarnya…ada apa dengan pusarnya…nampak ada benda kecil berkilau..dirjo mendekatinya..nampaknya ada piercing dipusar Ratih..dengan monel kecil dihiasi rantai kecil berbandul bintang. “Nakal juga anak ini” batin dirjo. Sepasang paha putih mulus dengan posisi duduk dikursi lipat tanda sandaran…aaah…pasti memeknya basah…oleh keringat dan cairan kemaluannya.. nampaknya gelungan rambut panjang Ratih akan lepas..dan sejurus kemudian jatuh di bahunya..Ratih hendak membetulkannya..menggelung kembali rambutnya agar tidak tambah gerah, tapi dirjo mencegahnya..
Dirjo:”jangan….gausah digelung lagi..biar tergerai saja…”
Ratih:”tapi sumuk pak…gerah…”
Dirjo:”udahlah…nurut…”
Tanpa berkata lagi Ratih melepaskan gelungan rambutnya lalu sedikit menatanya, mengaturnya kebelakang, perlahan mengkibaskan kebelakang agar turun semuanya. Sehingga sekarang rambut panjangnya tergerai seluruhnya, punggung tertutup rambut hitam panjang sampai ke bawah pantat. Dirjo hanya bisa melongo…konak habis…seketika menurunkan celana pendeknya dan mengarahkan kontolnya ke tubuh Ratih lalu crooot….crooot…tanpa aba – aba langsung menyembur ke rambut dan sebagian paha Ratih..”ternyata ejakulasi dini…” pikir Ratih
Ratih:”apa – apan pak….!” nampak kaget.
Dirjo:”sudahlah…nurut saja nanti tak kasih sepuluh juta…”
Tanpa basa – basi dirjo menuntun Ratih keluar menuju sumur di samping gudang, Ratih hanya menurut. Mereka berjalan beriringan dengan lengan kanan Ratih dicengkram oleh dirjo. Seutas rantai diambil dirjo lalu dipasangkan ke leher Ratih, ditariknya Ratih seperti anjing lalu dengan selang dialiri air dirjo memandikan Ratih diluar ruangan seperti anjing. Mula – mula disiram tubuhnya yang terkena semprotan sperma, Ratih masih dalam posisi berdiri, disiram muka..Ratih nampak gelagapan, lalu rambut dan kepala disemprot air, tubuhnya lagi, perut dan diarahkan ke selangkangan Ratih. Rantainya ditarik kebawah, mengisyaratkan agar Ratih membungkuk…lalu disemprotkan airnya ke lubang anusya dan dirjo mengusap bokong Ratih, menepuknya seperti peliharaannya saja. Lalu ditarik lagi rantainya sehingga sekarang posisi Ratih seperti anjing, merangkak…dengan brutal dirjo menyemprotkan air keseluruh tubuh Ratih…mandilah…mandilah pelacur…

Melihat keseksian Ratih, penis dirjo mengacung kembali. Dalam kondisi yang masih basah kuyup, Ratih mengoral penis dirjo yang mulai mengembang. Dalam posisi berlutut, kedua tangan nya berpegangan pada paha dirjo, sedangkan tangan kanan dirjo menjambak rambut Ratih. Dirjo menggerakkan pinggangnya maju mundur..mulut mungil Ratih hanya pasrah menerima sodokan - sodokan dari penis dirjo...cllloooop...cloooop...suara keluar masuknya penis dirjo kemulut Ratih...lalu...crrrroooot...untuk kedua kalinya sperma dirjo menyembur...kali ini langsung didalan mulut Ratih..tampak sesekali wanita bugil ini tersedak...tampak dirjo tersenyum puas...
Hari sudah beranjak sore, Ratih segera mengeringkan tubuhnya dan berpakaian. Dirjo memberikan amplop berisi 100ribuan segepok untuk Ratih..
Dirjo:"makasih ya dek...enak..."
Ratih:"sama sama tuan..."
Sesampainya dirumah, Ratih menceritakan semuanya pada Mat..hal ini nampaknya membuat Mat horny...lalu dengan kasar menyetubuhi Ratih.
Mat:"hayooo...! Katakan...ngapain aja kamu.." Sambil menyodok2 Ratih dari belakang, keduanya sudah telanjang, Ratih dlm posisi di doggy..
Ratih:"aku diperlakukan spt anjing mas...aaach...acch..tapi gak sampe dikentu kok...kan pak...aaaach...pak..dirjo...gak bisa kentu krn sakit..." Jawab wanita cantik itu sambil mengerang gk karuan..
Mat mengambil rambut panjang Ratih, menariknya dari belakang sambil menyodok keras..hentakan demi hentakan membuat Ratih squirts...susu nya yang besar terguncang maju mundur..sekarang posisinya seperti Mat menunggangi seekor kuda dengan rambut panjang istrinya sebagai kekang...kuda betina yang binal...

Penis mat begitu masuk ke liang senggama istri cantiknya itu. Ratih merasa sangat menohok dirahimnya. Mulutnya menganga mencoba merasa sejauh apa penis mat masuk. Mat memang sengaja menggenjot istrinya seperti itu,mencoba bereksplorasi. Sodokan yang cepat dan menghujam membuat Ratih orgasme. Muncratan2 kecil terasa di penis mat. Dengan bermandikan peluh keduanya berpelukan, mat memeluk tubuh Ratih dari belakang dengan penis masih menancap, tangan nya tak berhenti mencubiti susu dan pentil Ratih. Ratih hanya bisa berbalik menatap melas dan tangan kirinya berpegangan pada paha mat.
Malam itu karena habis bercinta hebat, membuat mat lapar..
Mat:"dek...cari makan di warung yok.."
Ratih:"bentar mas, aku berpakaian dulu..."
Mat:"pake ini aja..." Mat memyodorkan lingerie berwarna merah gelap kepada Ratih
Ratih:"masak gini aja mas...kan malu..."
Mat:" enggak mau kamu...? " kata mat sedikit mengancam..
Ratih:"iyah mas...iya..."
Lingerie itu dengan model cup satin dihiasi renda di depannya, dengan panjang hanya sepaha dan tali kecil di kedua bahu, terdapat belahan dibagian kiri sepanjang 30, hingga perut bawahnya kelihatan..
Mat nampak cengengesan melihat penampilan binal istrinya...
Rambut panjang Ratih digelung keatas, hingga menampakkan leher jenjangnya..

Sesampainya di warung ternyata sudah hampir tutup, hanya pemilik warung kang haryo yang masih ada. Mat dan Ratih lgsng masuk kedalam warung..
Mat:" udah mau tutup kang...? Padahal laper nih..mau makan..habis nggenjot jadi kelaparan...hee.."
Haryo:"ada kang Mat sama mbak Ratih nih...malem2 gini...habis kelon yaa...hhaha..." Canda pemilik warung..
"Kok mbak Ratih pake baju gituan...ga sempet ganti ya...keburu laper ya?..hahaha.."
Ratih hanya tersipu malu...
Setelah melihat2 apa yg tersedia, keduanya duduk..
Ratih:"kang...makan apa nih...udah habis semua..."
Haryo:"mau saya bikinin nasi goreng spesial pake telor...?
Mat:"iya mau kang..."
Haryo:"tapi kan saya udah capek...mau tutup lagi...gimana? Kasih pemandangan dong...biar semangat lagi...hehehe.."
Mat:"Ratih..kasih kang Haryo payudaramu...biar enak masaknya..."
Sesaat Ratih mengeluarkan kedua payudara besar nya dari cup lingerie yg dipakainya..langsung terpampang diatas meja...
Melihat itu Haryo lgsg bergegas memasak... 15 menit kemudian masakan selesai, 2 porsi nasi goreng dan telur dadar..Mat langsung memakan nya, ketika Ratih juga akan makan, haryo mencegahnya...
Haryo:"aku sudah terlanjur nafsu sama kamu Rat, ngentot dulu baru makan.."
Ratih melirik Mat yg sedang makan.
Mat:"yaudah kang...ngentot Ratih dulu 1 ronde ya"
Tanpa basa basi, haryo menarik tangan Ratih ke dalam warung..sesampainya di meja laci untuk menyimpan uang haryo mencumbui Ratih, sambil kedua tangannya menggerayangi susu Ratih, memilin kedua putingnya, meremas2 susu wanita cantik itu. Mulut haryo kebawah menuju dada dan kemudian mencaplok puting kanan Ratih, kemudian puting kiri, menjilati dan menciumi, mencumbui payudara besar itu penuh nafsu. Seketika menelanjangi Ratih dan melepas celana kolornya. Ternyata penis Haryo besar dan hitam sudah mengacung tegak.. Dalam posisi telanjang dengan rambut masih tergelung, Ratih dipaksa berlutut untuk mengoral kontol besar Haryo..
Lhhheb....lheeb...penis jumbo itu keluar masuk mulut Ratih..sesekali Haryo menjambak gelungan Ratih untuk memaju mundurkan kepalanya agar lebih masuk penisnya..pada gerakan terakhir nampak Ratih tersedak..hhooook...
Haryo menaikkan Ratih keatas meja, merentangkan kedua kakinya, melumasi vagina Ratih dengan meludahi nya...cuuuh...cuuuuh...lalu berusaha memasukkan kontolnya kevagina Ratih..
Bllessss....masuk pertama hanya setengah...bleeees...kedua sudah masuk seluruhnya..ketika kontol masuk nampak dinding vagina Ratih ikut melesak kedalam..ketika dikeluarkan dindingnya juga ikut melebar keluar..Ratih hanya menganga mulut nya merasakan besarnya kontol Haryo..mendesahpun dia tak sanggup mengeluarkan suara..
Beberapa genjotan...membuat haryo kualahan..vagina Ratih menjepit banget..

Tampaknya terjadi adu kekuatan antara jepitan otot vagina Ratih dengan kontol haryo. Tak pernah Ratih melakukan perlawanan seperti ini, biasanya dia hanya diam dan pasrah menerima sodokan2 dari lawan mainnya. Tapi kali ini membuat Ratih penasaran karena rasa nikmatnya berbeda, mungkin karena ukuran dan bentuk penis haryo yang beda. Haryo pun tak kalah gengsi untuk bisa membuat Ratih mendesah kalah oleh kekuatan penisnya.. Ratih nampak meringis gemas, mempermainkan penis haryo dengan jepitan2 otot vaginanya. Haryo nampak mulai kuwalahan, sodokannya sudah tidak terlalu intens, hanya 2 x berhenti kemuadian dicabutnya dan croooot...disemburkan mani nya ke susu Ratih sebelah kiri...memang benar kontol besar mengeluarkan mani yang juga banyak, semburan nya sampai beberapa kali dan tubuh wanita cantik itu sampai penuh mani. Setelah selesai makan, mat mengambil lingerie Ratih, membiarkannya telanjang didalam warung.
Tak kalah ide, haryo mengambil sebuah celemek kecil yang tersampir di dapur dan menyerahkan ke Ratih..
Haryo:"pake ini ya Rat...pasti seksi banget..."
Tak berapa lama Ratih memakai celemek berwarna putih dekil itu, tanpa memakai apa2 lagi. Penampilan Ratih sekarang memakai celemek dengan pendek sepantat, dengan bagian atas hanya menutupi setengah payudaranya, dengan tali atas di leher dan tali tengah pada pinggang. Bagian belakang Ratih sangat terekspose, bokongnya kelihatan jelas, punggungnya terbuka. Dengan rambut panjang yang masih tergelung keatas yang sedikit berantakan. Mat memberikan gelang kaki dengan lonceng kecil, sehingga kalo Ratih berjalan, terdengar lonceng kecil itu berbunyi..cliing...cliing...

Haryo mengenakan kembali celana kolornya dan sekarang duduk ngobrol dengan Mat, sementara Ratih sibuk membuatkan minuman es teh kepada keduanya. Pelayan cantik, seksi, payudaranya yang besar, putih dan bersih hanya mengenakan celemek, melayani dua laki - laki dekil diwarung yang kumuh.
Haryo:"kang...enak ya punya istri gitu...dah susu nya gede, kulitnya putih, cantik lagi...rambut panjang nya bikin selalu horny kang...kayak gimana gitu..."
Mat:"lhah..biasa aja kang...saya anggap aja piaraan saya...nurut diapa2in dan saya bawa kemana aja..." Sambil tangannya meremas susu Ratih sebelah kiri..
Haryo pun ikut2an membelai kulit bahu Ratih yang putih mulus...
Haryo:"alus banget ya kang kulitnya..." Sambil menggerayangi tubuh wanita seksi itu.
Tak terasa birahi kedua laki2 itu naik kembali, Mat mulai mencumbui bibir Ratih sambil tangan nya meremasi bokong Ratih. Dari belakang haryo menciumi tengkuk Ratih, sambil memilin puting susu Ratih. Bergantian sekarang haryo menciumi dan mengulum puting susu Ratih dengan kedua tangan nya memegang payudaranya,mengumpulkannya jadi satu ditengah. Mat menarik dan merebahkan Ratih diatas meja makan melebarkan kedua kaki Ratih dan mulai menjilati vaginanya, mengecup klitoris hingga Ratih menggelinjang. Haryo mengeluarkan penisnya lagi dan menyodorkan nya kemulut Ratih. Perlahan Ratih memegangi kontol hitam besar itu dan mulai menjilati nya pelan, kemudian memasukkan kemulutnya. Setelah pemanasan cukup, Mat melesakkan penisnya ke vagina Ratih yang menganga...jjleeeb...aaaah...desahan Ratih...tetapi segera tertutup oleh penis haryo yang menghujam mulutnya.
Posisinya sekarang Ratih masih mengenakan celemek, terlentang diatas meja makan, dengan Mat sibuk menggenjot bagian bawahnya, sementara haryo dioral dari atas, sambil tangan nya meremas susu Ratih. Meja itu goyang2 dan sedikit berdecit, menampung birahi ketiganya

setelah puas menyetubuhi istrinya didalam warung, tatapi belum sampai klimaks, Mat mencabut penisnya.
mat:"ayoh dek..kita pulang...aku capek.."
haryo:"lhoh kang...kok buru - buru...aku masih nanggung nih.." nampak masih mengeluar masukkan penisnya ke mulut Ratih. celemek yang dikenakannya sudah melorot sampai ke perut.
Mat:" haaaah! sudah...aku mau pulang har...kocok sendiri aja manukmu..."
lalu Mat menarik lengan Ratih yang masih dalam kondisi berantakan. mat bergumam "waah..bisa rugi ini aku kalo pada gratisan gini...wah...wah...gak cocok ini.." lalu setibanya dirumah, Mat menyuruh Ratih untuk bersiap - siap ke ibukota.
Mat:"aku mau jadikanmu pelacur di ibukota...lumayan uangnya..tapi dicoba dulu 3 hari...yaa?"
Ratih:"tapi nanti kalo yang ngentot aku jelek gimana gitu mas rasanya..walopun uangnya banyak...agak risih aku mas..."
Mat:"laiya...makanya dicoba dulu 3 hari...gimana rasanya"
dua hari kemudian mereka sampai disebuah rumah bedeng dilokasi proyek yang berada dipinggir ibukota. nampak belasan pekerja kasar pada proyek tersebut terkesima melihat sosok Ratih. Hari itu Mat mengajak Ratih ke salon untuk mendandani Ratih, melakukan perawatan pada tubuh Ratih sehingga membuatnya nampak lebih bening. Rambut panjangnya sudah di smoothing, wajahnya di facial dan dimake up minimalis, lulur seluruh tubuh dan spa vagina. berapakah tarif dasar Ratih? apakah ada subsidi dari Mat?

sore itu Ratih mengenakan short dress warna coklat, sangat pas dengan warna kulitnya yang putih bersih. short dress ini seperti seragam dengan ikat pinggang dan hanya sebatas paha. rambut panjang Ratih di ikat agak keatas, membuatnya makin terkesan chick... melihat hal ini para tukang bangunan bersiul2 gaduh.
mat:'wooooi... kalo pengen dan mau pake... bayar...., berani kagak ngeluarin duit...' mat memang punya kendali, karena dia bekas mandor di proyek di sini.
nampak sesosok pria item, jelek dan tonggos maju kedepan mat. namanya Ruri.
Ruri:'berapa bang mat harus saya bayar buat ngentotin bini abang?'
mat:'800 dah gua bukak harga...hehehe...'
ternyata tak masalah buat ruri karena istrinya bekerja di luar negeri dengan gaji besar. Ratih sebenarnya agak jijik melihat sosok ruri. sangat kontras dengan dirinya yang tinggi, sexy, cantik dan putih. ruri pendek, hitam, gigi nya tonggos dan berwajah jelek. 'duh...gimana ini...kok jelek gitu...' batin Ratih. tetapi seketika seperti sesuatu merasuk dalam dirinya, seperti rasa sensasi yang berbeda, ingin mencicipi, bagaimana sensasi nya bercinta, berpelukan, berciuman dan tubuh Ratih digerayangi, disetubuhi oleh sosok yang membuatnya merasa jijik..justru ini yang tiba - tiba membuat Ratih horny.
dalam sebuah bedeng berukuran 4x5 meter, Ratih sudah berada berdua dengan ruri. ruri mulai melolosi seluruh pakaiannya, nampak seluruh tubuhnya hitam dan dekil. kontol ruri juga pendek dan berbentuk aneh.
ruri:'ayooh dong cantik...udah tak bayar kamu...sini... waktu kita hanya 3 jam...aku boleh ngecroot sebanyak yang aku mau...hehehe' merendahkan ratih
ratih:'iyah bang...aku sudah jadi milikmu...'
tanpa basa - basi mereka langsung berciuman dengan ganas nya, tangan dekil ruri mulai menjelajahi seluruh lekuk tubuh Ratih. mengelus bahunya dan perlahan memelorotkan short dress ratih, meloloskan tali BH dari pundak dan mulai menelusup dibalik cup BHnya. dan cuuuup...menjumput puting Ratih sebelah kiri...memilinnya gemas dan sedikit menarik2nya. desahan demi desahan Ratih mulai terdengar...'aaaah...aaah' rangsangan ruri terhadapnya sudah mengungkit gejolak birahi Ratih. dengan tenang tangan kiri Ratih mulai secara reflek mencari - cari kontol ruri... gerayangan... nah? kok gak ada... kejadian ini agak sedikit lucu...hehehe..
Ratih:'bentar sayang...ku kulum dulu penismu....' Ratih beranjak menjauh dari pagutan bibir monyong ruri, sebenarnya beberapa kali ratih mentok dengan gigi ruri ketika ciuman. jilat...jilat..jilatan lidah ratih cukup mengejutkan ruri, tak menyangka begitu binal istri mamat ini. mulai dari jilatan ringan di ujung penis beberapa kali hingga jilatan - jilatan panjang di sepanjang batang penis dan buah zakar ruri. bau busuk, dekilnya selangka dan kemaluan ruri sudah tidak di hiraukan oleh ratih. penis dengan bentuk aneh itu mulai membengkak dan memanjang, sesekali ratih mengocoknya. kini ratih telah telanjang, tubuhnya bersih dan putih, rambutnya yang panjang lurus dan halus tergerai karena ikat rambutnya dilepas oleh ruri. payudara besar nya yang berbentuk melon mulai diciumi oleh ruri, terkadang dengan nakal digigit dengan gigi tonggos ruri. tangan ruri juga bergantian meremas dan mengobel kemaluan Ratih. sedangkan ratih juga sibuk dengan handjobnya.
ruri:'cukup ya mbak...tak masukin sekarang...'
Ratih:' iyaa mas...udah basah nih...' senyum genit Ratih menggoda ruri
sekarang ratih diposisikan tidur diatas kasur kumal, kedua paha nya di kesampingkan, ruri mendekat berjongkok, menyiapkan penis nya memasuki liang vagina Ratih.
bleeeees.....tusukan pertama...pompaan demi pompaan kemudian saling berpacu dalam liang senggama ratih....
ratih:'aaaach...aaaach....enak mas....pelan mas...'
peluh keduanya bercucuran karena bedeng tersebut cukup panas dan sempit... hal ini menambah birahi keduanya... apa yang lebih indah dari bercinta dalam peluh dan panasnya udara birahi di sekeliling mereka...

dalam jangka waktu itu Ratih sudah menjadi perek kelas atas...or.. tubuhnya mulai rusak karena sering dientot... berbeda dengan asset tetap yang tiap tahun makin naik ato at least harga nya fix jika engga ada force majeur, kalo tubuh seorang perek tiap waktu harga nya pasti mengalami penyusutan kaya asset golongan 2 which is kendaraan dan barang gerak lainnya, seperti peralatan kantor dan sebagainya. penyusutan nya 5%.
sebenarnya Ratih hanya menjadi pelampiasan fantasi seks suaminya. tak berselang lama setelah terakhir dientot didalam bedeng, Ratih entah harus merasa sedih atau senang atas kematian suaminya.... iya serangan tekanan darah tinggi tiba - tiba mengakibatkan pembuluh darah diotak pecah, entah karena nafsu yang ada dipuncak ato karena imajinasinya udah mentok nyundul cranial nya... hehehe...
Ratih sempat bingung, balik kampung atau stay dikota, ntar kalo balik kampung konsekuensi yang paling mungkin terjadi adalah makin dientot sama "orang - orang lama".. maka Ratih decide sementara dikota dulu..."mengalir ajalah..." pikirnya.
memang kehidupannya tidak mudah, semuanya sendiri sekarang, mau tidak mau, suka tidak suka..memang suami tidak dimakamkan di desa, Ratih perlahan ingin dissapear, mungkin ingin memulai hidup baru, lembaran baru. sengaja? atau mengalir aja? nampaknya pikirannya tidak mampu terlalu berlari kencang, seperti core i7, pikiran seorang wanita sederhana, mengalir apa adanya, padahal fisiknya tidaklah sederhana... Ratih itu sex appealnya tinggi, ditunjang body yang aduhai, kulit putih bersih, wajah cantik klasik, rambut panjang, payudara besar dan kencang, pantat yang nungging dan sodokable.
"kerja apaa ini...? yang jelas engga lah kalo jadi perek lagi...makan apa ntar...gimana esok...?" itulah yang ada dibenak Ratih tiap saat... hingga suatu waktu.... pertemuan yang cepat dan singkat dengan seorang pria yang cuek, cool, stylish, dengan kemeja, joger pants, sneakers, topi dan kacamata, kesan muda dan santai tapi cool and clean. nampaknya langsung nancep dihati Ratih. iyaa... Ratih menabrak pria itu ketika sedang berjalan.. seperti adegan sinetron striping, namun barang yang dibawa Ratih berserakan...seperti perasaannya saat itu...dan pria itu membantu mengumpulkannya... seperti kembali menyusun hati Ratih yang sedang gundah gulana.... stick it again.
"maaf pak...eh mas... eh pak..." ucap Ratih kepada pria itu... dan pria itu hanya diam, "hhhmmfff...." sedikt menghela nafas dan langsung membantu memunguti barang yang dibawa Ratih yang berserakan... sekaligus memunguti perasaan Ratih saat itu..
"hai...saya Rendi..." ucap pria itu singkat...tanpa ekspresi..
"saya Ratih...maaf ya kak..." pinta Ratih dengan seulas senyum... dan ternyata senyum itu yang meluluhkan hati pria yang bernama Rendi itu...
Rendi mengulurkan tangan nya, menjabat tangan Ratih dengan pas... tidak terlalu erat tidak juga longgar...paaasss... dan dari jabat tangan itu, sebulan kemudian menjadi pelukan dan pegangan tangan erat, gandengan tangan diantara senja dan dingin nya pagi... memang mereka belum sampai bercinta, masih asik dengan romantisme dan momen cinta... yang Ratih tidak tahu adalah..... Rendi sebenarnya adalah seorang sado masokist...

sore 16.30
nampak dari kejauhan Ratih melambaikan tangan, dengan memakai dress putih dan celana jins 7/8 menampilkan kesan chick dan sporty, rambutnya diikat kebelakang namun panjangnya sudah sepantat, dengan tekstur lurus berwarna hitam mengkilat, shiny.
"haai...." seulas senyum yang benar benar trully happy... Ratih berjalan cepat menuju Rendi yang sudah menunggu di parkiran sebuah restoran cepat saji. Rendi hanya membalas dengan seulas senyum. dengan kacamata hitam dan kemeja putih, jins..nampak seperti real couple.
"udah lama nunggu kak?" sapa Ratih kemudian
"enggak kok...barusan..." balas Rendi... like a common conversation.. entah sebenarnya Rendi sudah lama menunggu..dihatinya sudah muncul kekesalan
kemudian mereka masuk ke mobil Rendi, sebuah honda jazz RS 2019 warna silver dengan sedikit modifikasi disana sini.
"engga makan dulu kak? tuh ada Mcd..." kata Ratih
"enggak...kamu mau makan? laper?" ucap Rendi malas..
"hhmmm....gimana ya?" Ratih nampak bimbang
"kalo iya, masak pake baju kaya gituu..." kata Rendi
"baju kaya gimana kak maksudnya?" tanya Ratih
"yaaa...cantikan pake dress aja..." senyum Rendi nakal mulai jelalatan menelanjangi Ratih
"tapikan dressnya pendek loh kak...cuma dibawah pantat dikit..." balas Ratih malu dan ragu
"ya terserah siih...tapi aku suka kalo kamu keliatan cantik dek...suka liat kamu tampil seksi...bukannya apa - apa...nyenengin aku jugak kaan..." rayu Rendi
kata panggilan 'dek' membuat Ratih merasa hangat, seperti punya kakak yang melindungi dirinya, punya seseorang untuk bersandar.
"iya kak...aku buka celana dimana nih...."balas Ratih
"ya disini ajalah...dimobil, emang mau dimana...aku udah biasakan sama kamu..."ucap Rendi
perlahan Ratih dengan canggung membuka kait celana jins nya, menurunkan resleting dan memelorotkan bagian belakang jins itu..kedua kaki nya nampak naik turun berusaha membuat celana jins itu kebawah. nampak celana dalam Ratih berwarna beige berenda, agak ikut turun, perlahan Rendi menaikkan celana dalam itu kembali memberi kesan bahwa dia pria baik - baik... (baik ndasmuuu!!! :bata:)
"naaah gituu dong....cantik banget...."ucap Rendi senang... (melihat paha Ratih kemana mana) "rambutnya digerai aja..."
kemudian mereka keluar mobil dan menuju restoran cepat saji.
Rendi konak dan Ratih deg deg an dengan penampilan nya saat itu

0 comments:

Post a Comment