Wednesday, January 11, 2023

Behind Her Betrayal

 Ardi (23 tahun) dan pacarnya Lina (21 tahun) masih sama-sama menempuh kuliah di sebuah perguruan tinggi negeri terkenal di kota Malang. Adapun Lina memang memiliki paras yang cantik dengan dada dan pinggul yang bisa dikatakan montok, ditunjang pula dengan tubuh yang langsing semampai seperti model sehingga tidak heran banyak teman Ardi yang merasa sirik dan cemburu ketika Lina memutuskan berpacaran dengan Ardi.

"Anjrit Di, pacar lo bener-bener kaya bidadari dech...udah cantik, baik pula, hoki amat lu dapetin dia!", hampir semua teman-teman Ardi bilang seperti itu.

Setiap weekend atau hari libur mereka sering menginap di sebuah villa (atau lebih tepatnya losmen karena bentuknya yang seperti kamar-kamar kontrakan) favorit mereka di daerah wisata S********* di bilangan kota Batu. Tanpa sadar setiap mereka menginap di villa itu ada sepasang mata yang selalu mengawasi mereka terutama Lina. Sebut saja Joko (45) suami dari Tarni (37) perawat villa yang biasa mengantarkan handuk bersih dan sabun setiap ada tamu yang datang. Joko berkerja sebagai penjaga gerbang di villa itu. Dan Joko sangat hafal hari dan jam berapa Ardi dan Lina datang. Sore itu Tarni sudah berkemas-kemas karena ada keluarganya yang sakit di Surabaya. Namun karena ada tamu datang dia ingin menyiapkan keperluan tamunya dulu. Disinilah niat jahat Joko muncul, Karena sebenarnya Joko sudah lama terpesona dengan kemolekan tubuh Lina. Ketika Tarni hendak mengantarkan keperluan tamunnya dengan sigap Joko menghentikannya

"Bu'e berangkat saja...nanti kemaleman di jalan, biar saya saja yang mengantarkan keperluan tamu", ujar Joko.

"Baiklah pa'e..titip rumah sama villa ya..bu'e sama Tole (anak laki-lakinya) paling cuma pergi dua hari",

Setelah pamitan Tarni pun pulang ke rumah yang berada di belakang villa untuk kemudian pergi. Joko pun tersenyum lebar mendengar ucapan Tarni. Kini tinggal memikirkan langkah selanjutnya untuk menjalankan rencana busuknya.

Sementara itu di dalam kamar Ardi sedang memeriksa kado untuk Lina yang sudah dibawanya karena hari itu Lina sedang berulang tahun dan Ardi bermaksud ingin memberikan kejutan kepada kekasihnya itu.
" Yank aku punya kado special niy buat kamu " sambil menunjukan sebuah bungkasan kecil kepada Lina.

" Apa itu Yank...? " tanya Lina sambil tersenyum.

"Wah tapi ada saratnya dulu dong!" jawab Ardi.
" Apa sih saratnya? kamu bikin penasaran aja dech" ujar Lina.

"Pertama-tama mata kamu harus ditutup dulu dan jangan dibuka sampai aku yang bukain".

"Oke deh!! "jawab Lina bersemangat.

Setelah menutup rapat mata Lina, Ardi berniat mengeluarkan satu pak lilin kecil dari tasnya dan mulai memasangnya di berbagai sudut kamar itu. Adapun kado itu berisi sebuah cincin yang indah dan ia berencana memasangkan cincin tersebut setelah Lina bugil dan dilanjutkan percintaan mereka mereka dikelilingi lilin-lilin yang romantis. Ketika sedang sibuk dengan lilin-lilinnya, tiba-tiba Ardi mendengar suara pintu kamar mereka diketuk.

"Sebentar ya yank itu paling Bu Tarni nganterin anduk sama sabun " ujar Ardi.

Mendengar ucapan Ardi, Lina hanya menganggukan kepalanya. Ardi membuka pintu namun bukan Bu Tarni yang datang melainkan Pak Joko, suaminya.

“Loh kok malah Bapak yang nganterin, Bu Tarni kemana??", tanya Ardi bingung.

"iya mas, istri baru saja menjenguk sodaranya yang sakit di Surabaya, karena takut kemalaman makanya biar saya saja yang mengantarkan", jawab Joko ramah.

“Oooh...gitu, ok deh Pak, moga-moga cepet sembuh ya!” sahut Ardi berbasa-basi

Joko menyerahkan tumpukan handuk itu pada Ardi. Tapi Ardi berbalik badan hendak meletakkan handuk itu di rak dekat situ, tiba-tiba saja Joko langsung mendekap tubuh Ardi yang memang lebih kecil dari belakang. Tangan kokohnya membekap mulut Ardi lalu leher bagian belakang pemuda itu dipukul hingga seketika itu pula Ardi pingsan. Sebenarnya letak villa itu jauh dari keramaian dan sedikit terpencil, namun agar tidak menggangu aksi busuknya Joko mengikat tangan dan kaki Ardi juga tidak lupa menyumpal mulut Ardi dengan kertas dan diplester. Setelah merasa cukup aman Joko mengunci pintu dan mendudukan Ardi di sebuah kursi yang di hadapkan ke spring bed tempat Lina sedang duduk menunggu pacarnya.

Ketika melihat Lina yang duduk di ranjang dngn mata tertutup Joko tampak senang

"Wah gak perlu susah payah ngentot nih anak, pasti dia pikir saya pacarnya" ucap Joko dalam hati.

"Yank kok lama sih surprisenya??" tanya Lina semakin antusias.

"Apaan surprise?" senyum Joko semakin mengembang, dia terpikir sebuah ide untuk mengerjai gadis ini habis-habisan.
Tanpa bersuara apapun Joko langsung mendekati Lina lalu ia membuka resleting jaket gadis itu dengan tangan bergetar. Joko sangat terkejut setelah menanggalkan jaket itu karena di baliknya langsung terlihat dua bukit kembar yang bulat montok dan hanya ditutupi bra tipis berwarna merah. Ternyata Lina pun juga berencana memberi surprise pada pacarnya dengan melepaskan kaosnya dan hanya memakai bra seksi itu di balik jaket ketika sedang ke toilet tadi. Joko membantu Lina berdiri. Karena yakin itu Ardi, Lina pun tersenyum dan mulai membuka kait bra dan jeans ketatnya. Joko pun semakin menelan ludah dalam-dalam dan setengah tak percaya apa yang sedang dilihatnya.

"Uedan...mimpi apa aku semalem?" pikir Joko.

“Yank...I love you!” sahut Lina sambil meranggkul dan mencium Joko yang masih dikira Ardi itu.

Tapi buru-buru Joko menahan bibir mungil Lina "ssssssssttttttt,,,,,,". Lina pun terdiam. Joko menuntun Lina berbaring di ranjang dan mengikat kedua pergelangan tangannya di ujung ranjang. Lina terlihat pasrah sambil berucap,

"Aduuh yank kok pake diiket-iket segala sih, langsung ke surprisenya aja dong aku dah gak tahan nih...".

Mendengar suara Lina yang manja Joko langsung memulai menjilati kaki Lina yang sengaja tak diikatnya,

“sssshhh geli yank“ Lina mendesah merasakan ada lidah yang menjilati mulai dari jari, betis, hingga ke pahanya yang mulus.

Desahan Lina semakin menjadi ketika lidah Joko mulai mengarah ke paha dan selangkangannya. Lidah pria itu sempat terhenti di depan vaginanya yang masih terbungkus G-string. Joko sedikit menggeser dan mulai memainkan lidahnya di bibir vagina Lina, lidah itu menyusup melalui pinggiran celana dalam Lina. Sesekali lidahnya juga masuk dalam ke liang vagina Lina yang tentunya jauh lebih wangi dibandingkan milik istrinya.

Lina sedikit kaget ketika jari yang lebih besar mulai dimasukkan ke dalam lubang nikmatnya. Tapi Lina hanya bisa menikmati perlakuan Joko yang kian menggila

“Aahhh...terus yank..lebih dalam lagi”. ujarnya semakin lirih karena birahinya mulai memuncak.

Hampir 10 menit Joko menjilati dan mengobok-obok vagina Lina sampai tiba-tiba seluruh badan gadis itu menegang dan menyemburkan cairan ke wajah Joko yang segera diseruput pria itu dengan rakusnya. Tubuh Lina menggeliat-geliat karena orgasme pertamanya ditambah lagi hisapan-hisapan pria itu pada vaginanya yang menambah sensasi nikmatnya. Dengan senyum penuh kemenangan Joko bangkit dan membuka seluruh pakaiannya. Ia tinggalkan sebentar Lina yang masih terbaring lemas dan menghampiri Ardi yang belum sadarkan diri. Diambilnya segelas air dari meja dan disiramkan ke wajah pemuda itu. Melihat Ardi baru setengah sadar, Joko berjongkok dan menamparnya...plak! Tamparan keras itu menyadarkan Ardi.

“Hey ******, jangan pingsan aja, kamu harus liat pacar kamu bakal ketagihan ngerasain kontol saya yang besar ini...hahaha”. kalimat itu yang dibisikan Joko ke telinga Ardi. “ Hhmmmmppphhhh”. cuma itu yang bisa Ardi ucapkan sambil meronta-ronta dalam ikatan.

Ardi sempat terpaku ketika melihat ukuran penis Joko yang 3 kali lebih besar dibanding miliknya. Batangan panjang hitam itu tampak pas dengan badan kekar dan hitamnya. Tapi Ardi hanya bisa menggoyang-goyangkan kursi sambil mengeluarkan suara-suara tertahan dari mulutnya yang terhalang plester. Tampak wajah penuh kemarahan melihat sebentar lagi wanita yang sangat dikasihinya akan disetubuhi oleh pria lain yang memiliki penis lebih besar dari miliknya. Ardi hanya bisa pasrah menyaksikan peristiwa itu. Ia melihat dari samping ranjang dengan tangan dan kaki terikat serta mulut yang disumpal ketika Joko mulai kembali menaiki ranjang lalu melepas penutup terakhir di tubuh Lina. Penjaga villa itu melirik sambil tersenyum ke arah Ardi ketika rudal miliknya digesek-gesekkan ke vagina Lina yang memang baru dicukur.

“Ssssshhh Yank ayo dimasukin, aku udah gatel banget nih!” desah Lina.

Joko yang memang sudah sangat bernafsu mulai melakukan penetrasi menekan masuk penisnya perlahan. Baru topi bajanya yang masuk bibir vagina, klitoris Lina sudah ikut tertarik ke dalam. 4 sampai 5 kali dorongan diiringi erangan Lina, barulah seluruh penis Joko menghilang ditelan vagina gadis itu.

”aaaaaacchh!!“, erangan panjang dari mulut Lina.

Sebenarnya Lina pun sangat bingung kenapa penis Ardi bisa jadi begini besar dan gaya permainannya lain dari biasanya

“apa ini surprise dari Ardi?” pikir Lina, “apa itu yang masuk ke itu ku? Vibrator gede kah”

Yang jelas ada sensasi yang jauh lebih nikmat dirasakan Lina ketika penis yang jauh lebih besar itu menyundul mulut rahimnya seakan-akan tidak ada tempat lagi di lubang vaginanya.

“Kok bisa lobang sesempit itu dimasukin kontol sebesar itu???”, pikir Ardi.

Joko yg memang jauh lebih pengalaman coba memainkan birahi Lina. Sambil memejamkan mata dia mendiamkan penis besarnya tertanam di lubang Lina dan merasakan jepitan serta kehangatannya. Setelah merasa Lina sudah mulai bisa menerima barulah Joko memaju mundurkan pantatnya pelan-pelan.

“aaachh sssshh!!”,hanya suara itu yang bisa Lina ucapkan.

Joko pun makin bersemangat mendengarkan desahan-desahan Lina. Melihat adegan ini walau diliputi kasihan dan kemarahan, tanpa sadar batang Ardi menegang karena belum pernah ia melihat pacarnya sendiri digenjot pria lain di depan matanya. Pria itu ternyata sungguh hebat, ia bisa bertahan lama menggauli Lina, sementara Lina nampak semakin terhanyut oleh permainannya itu. Joko menaikkan kedua betis Lina ke bahunya dan sambil berpegangan pada kedua paha mulus gadis itu ia menghela pinggulnya menggenjoti vagina Lina. Kejantanan Joko bergerak keluar masuk dan teremas di vagina Lina, semakin cepat dia mengocok penisnya semakin nikmat rasanya, desahan atau jeritan Lina sudah di luar kontrol, begitu liar. Dengan leluasa ia meremasi payudara Lina, badan mereka mulai basah dengan keringat yang keluar dari seluruh pori-pori tubuh. Seakan tak pernah puas, kini ia menindih tubuh Lina, tanpa berhenti menggenjot ia mengenyot dan menjilati kedua payudara gadis itu. Penis Joko yang besar itu menghujam telak ke liang senggama Lina dan kocokan demi kocokan yang semakin gencar kurasakan menggeseki dinding vaginanya.

“Iyah Di....aaahh...aahh....enakk!” erang Lina yang masih mengira orang yang menyetubuhinya adalah kekasihnya

Kali ini ia benar-benar melepaskan seluruh hasratnya yang selama ini terpendam, ia turut menggoyangkan tubuhnya mengimbangi genjotan Joko. Hampir 20 menit tubuh putih mulus Lina digarap si penjaga villa itu hingga akhirnya tubuhnya menegang, dia menggelinjang tak terkendali dan vaginanya berdenyut hebat. Lina pun akhirnya menjerit dalam kenikmatan puncak itu.

Joko tersenyum lebar melihat gadis itu menikmati detik detik pasca orgasmenya tanpa melepaskan penisnya dari vagina Lina, dada gadis itu naik turun dengan cepat. Rasa marah dan cemburu makin membakar hati Ardi melihat bagaimana Joko menikmati kehangatan tubuh Lina yang masih tampak lemas setelah orgasme dahsyat barusan. Ardi sampai terheran-heran karena biasanya Lina jarang bisa orgasme seperti tadi itu. Apalagi sering kali ia sudah keburu keluar ketika Lina baru mau sampai. Setelah kelejotan tubuh Lina melemah barulah Joko menarik lepas penisnya. Ada rasa lega tapi juga kehilangan dirasakan Lina ketika penis pria itu dicabut dari lubang vaginanya. Kemudian pria itu dengan rakusnya menciumi, kening, pipi, bibir, leher Lina yang jenjang hingga kedua payudaranya, tak sejengkal pun daerah sensitif yang terlewatkan dari sapuan bibir dan lidahnya. Lidah Joko berpetualang ke seluruh dada dan leher Lina hingga meninggalkan bekas merah bekas cupangan di daerah dada dan lehernya. Menerima rangsangan ini birahi Lina pun kembali naik .

“Yank masukin lagi ya! Gua...aaaaahhh!!”, ucapan terakhir Lina terpotong karena Joko kembali menggenjot vagina sempitnya dengan sebuah hujaman keras, selanjutnya hanya terdengar rintihan dan erangan yang keluar dari bibir Lina.



Setelah 5 menitan menggenjot Lina akhirnya terpikir oleh Joko untuk membuka penutup mata Lina agar dia tahu bahwa yang sebenanya sedang menungganginya bukan pacarnya melainkan sang penjaga villa bernama Joko. Sambil menghisap puting Lina, Joko pun perlahan-lahan membuka kain yang digunakan untuk menutup mata gadis itu.

“Hahhh....Paaachh ooch jaanggannh!!’’ Lina menjerit akibat terkejut tak percaya dengan apa yang sedang terjadi, di atas tubuhnya seorang pria setengah baya sedang mengenyoti payudaranya, “lepaskan Pak, tolongg!!”, pinta Lina memelas.

Ia meronta-ronta dan menggeleng-gelengkan kepalanya. Saat menengok ke samping, matanya menangkap kekasihnya yang telah terikat meringkuk tak berdaya di sudut ruang itu.

“Diiii!!!” ucapnya dengan berlinang air mata melihat kenyataan dirinya sedari tadi sedang diperkosa di hadapan pacarnya.

“Huehehehe...kaget ya Non, baru tau kan enaknya? Dari tadi yang ngentot sama Non itu ya saya!” sahut Joko sambil terus merojok-rojokkan penisnya.

Air mata mengalir deras dari sudut mata Lina yang terpejam. Sementara Joko justru semakin cepat menggerakan pantatnya dan mengobok-obok isi liang vagina gadis itu.

"Ohh..Non Lina...uenak sekali...tempikmu hehehehe!!" ceracau Joko yang terus mengocok vagina Lina maju dan mundur

Secara naluriah, Lina pun semakin menikmatinya, dan perasaan itu sudah ada sejak matanya tertutup lagi. Keperkasaan Joko membuatnya lupa pada rasa pedih di hatinya dan menggantikannya dengan kenikmatan yang tiada taranya. Mulutnya pun mulai meracau mengeluarkan desahan dan ocehan.

"Akhh.. Pak.. Aduuh.. ohh.."

Cukup lama Joko memacu birahinya dan Lina pun turut mengimbanginya dengan menggelora sampai akhirnya tubuh pria itu mengejang sambil meremas kencang kedua payudara Lina sehingga membuatnya menjerit menahan sakit. Joko mencapai orgasme dan menyemprotkan cairan yang meledak dalam rahim Lina. Untuk beberapa saat si penjaga villa menghentikan gerakannya dan memeluk erat tubuh Lina sambil melumat bibirnya. Lina benar-benar menikmati orgasme kali ini, matanya terpejam sambil lidahnya saling jilat dan belit dengan pria itu. Diakui atau tidak Lina sebenarnya takjub akan keperkasaan Joko karena sudah hampir sejam lamanya ia digarap, tapi pria itu baru orgasme sekali malahan dirinya yang terus mengalami orgasme beruntun, sesuatu yang belum pernah ia rasakan bersama kekasihnya sendiri.

“ssssshhhh aaaccch suuudaaah paaakkhh!!“ sesekali ucapan itu keluar saat serangan rudal raksasa Joko terus menerus menggempur vaginanya.

Selama disetubuhi oleh Joko Lina selalu memalingkan wajahnya tidak melihat Ardi yang dari tadi memperhatikan mereka. Ia merasa malu dan kotor karena malah menikmati pemerkosaan ini, ia masih berusaha menjaga perasaan Ardi. Tapi apakah setelah ini ia masih punya muka untuk menatap Ardi apalagi tetap menjadi kekasihnya? Hatinya terus berkecamuk perasaan tersebut yang bercampur dengan kenikmatan yang sedang diberikan Joko padanya sekarang.

Setelah seperempat jam bergumul, lagi-lagi Lina kembali tiba di ambang puncak, begitupun Joko. Mengetahui hal itu ia mempercepat gerakannya, tak hanya itu si penjaga villa itu juga membuka ikatan tangan Lina.

“aakkuu keeeluuarrh Paakhh!”, teriak Lina lirih.

“Iyaaa Saayaangg akkuu juuggaa..aaachhhh!!” sahut Joko mempercepat tempo genjotannya.

Yang membuat Ardi sangat tercengang melihat kejadian itu adalah ketika dimana tangan Lina yang sudah tidak terikat menekan erat-erat pantat Pak Joko seakan tak mau melepasnya, ia juga ikut menggoyangkan pinggulnya menyambut helaan pinggul pria itu. Tak lama kemudian tubuhnya pun mengejang diiringi erangan panjang tanda ia telah mencapai puncak kenikmatan. Di saat yang sama, Joko menumpahkan begitu banyak sperma di liang vagina Lina, hal yang belum pernah dilakukan Ardi sebelumnya karena takut Lina hamil. Tapi saat itu memang birahi Lina sudah tidak terkontrol lagi sehingga ia sudah tidak peduli akan hal itu. Sadar atau tidak, Lina semakin menikmati perlakuan Joko terhadapnya. Perasaan Ardi yang tadinya iba, sedih dan terkoyak melihat pacarnya diperkosa di depan matanya sendiri kini mulai berubah jadi cemburu sekaligus marah ketika menyaksikan Lina balas memagut mulut Joko dengan penuh kemesraan dan tanpa paksaan layaknya suami istri yang kelelahan setelah habis-habisan bertarung di ranjang. Setelah penis Joko mulai mengecil barulah dia menariknya dan bangun. Lina tampak sangat kelelahan, nafasnya naik turun.

“Non cantik sekarang ayo kita mandi, inget, jangan coba-coba melawan kalau masih mau selamat” ujar Joko dengan nada mengancam.

Joko menarik lengan Lina dan memapahnya ke kamar mandi. Lina sempat melihat Ardi dan bilang “sorry honey”.

Ardi pun hanya pasrah melihat pacarnya di giring kekamar mandi yang ada sudut kamar. Ia hanya bisa membayangkan apa yang bakalan terjadi di sana. Akal bulus Joko tidak berhenti sampai di situ, ia berniat menaklukkan Lina hingga gadis itu benar-benar tunduk padanya tanpa paksaan. Maka sesampainya di kamar mandi Joko teringat ucapan Lina tentang surprise barusan. Untuk itu dia mencoba menghasut Lina.

“Maaf ya cantik, Bapak sebenernya gak mau melakukan hal ini ke wanita baik-baik seperti kamu”. kata Joko dekat telinga gadis itu “terus terang aja...sebenarnya semua ini rencana pacar kamu itu. Dia meminta Bapak menjalankan kemauannya untuk membuat kejutan buat kamu. Pacarmu bilang dia pengen ngeliat kamu dientot lelaki lain” Joko memperjelas.

“Apaaa...!!?” seru Lina dalam hati tidak percaya pendengarannya, darahnya mulai naik terhasut omongan Joko, ia terdiam selama beberapa saat sementara Joko terus menggerayangi tubuh telanjangnya yang sudah basah oleh air hangat. Entah apa yang dipikirkannya saat itu. Tiba-tiba saja ia berubah menjadi binal. Di wajahnya yang cantik terkembang sebuah senyuman nakal yang ditujukan pada si penjaga villa. Kemudian ia membuka pintu kamar mandi dan menarik Joko ke sudut kamar mandi. Dari arah itu Ardi dapat melihat dengan sangat jelas keduanya saling bertukar lidah sambil berpelukan mesra. Ardi pun semakin bingung dan panas melihat perubahan sikap Lina itu. Lina yang tadinya pendiam dan sempat iba melihat Ardi berubah menjadi binal dengan tatapan matanya seakan ingin menunjukan sesuatu kepada Ardi.

“aaachhh enakkhh sayaaangh!!” ringis Joko keenakan ketika lidah Lina mulai menjalar ke leher dan menghisap puting hitamnya yang berbulu.

Tidak berhenti sampai situ, jilatan Lina mulai turun ke selangkangan Joko. Penis besar itu mulai dihisap Lina, walau terlihat agak kesulitan tapi batang Joko bisa dihisapnya dalam-dalam sambil sesekali jilatannya diarahkan ke buah pelir. Joko menarik Lina berdiri dan membalik tubuh seksi Lina menghadap ke pintu seolah ingin memamerkannya pada Ardi. Joko berjongkok di depan gadis itu dan mulai menghisap rakus kemaluannya dengan rakus.

“Yaa sayaanggh isaaaph teerrruuuzz sshhhh...enakkkhh”, ceracau Lina yang mulai bangkit lagi birahinya.

Joko mulai kesetanan, dari belakang dalam posisi berdiri ia mulai memasukan batangnya ke vagina Lina lagi.

“sssshhh ooohhh” desah Lina saat seluruh batang Joko dimasukkan ke vaginanya.

Joko mulai menggenjot sambil tangannya meraba dan memutar-mutar kedua puting Lina dari belakang. “plok plok plok plok” terdengar suara dua kelamin yang beradu.

“Eemmm kontolnya eenaaak sayaangg...teruuuzz entooot akuu...”. erang Lina

Joko tidak bisa menjawab karena tiba-tiba Lina menengok ke belakang dan langsung menyambar bibir tebal pria itu. Lina yang birahinya sudah tak beraturan menahan gerakan Joko dan melepaskan kemaluannya, kemudian menyuruhnya duduk di closet dan menaiki batang perkasa yang masih mengacung tegak itu. Tangan kanan Lina menggenggam penis itu dan mengarahkannya ke vaginanya. Tubuhnya lalu turun pelan-pelan hingga penis itu tertancap sedikit demi sedikit ke vaginanya.

“Aaaahhh...aahh...iyahhh!” desah Lina penuh gairah

Setelah penis itu terbenam seluruhnya, bak penunggang rodeo Lina mulai bergoyang sangat liar.

Penjaga villa itu nampak begitu gemas melihat wajah Lina yang sedang naik turun di atas penisnya dan mengerang-ngerang kenikmatan. Berkali kali dia menciumi pipi kiri dan kanannya diselingi lumatan bibir, sungguh dia mendapatkan rejeki nomplok bisa menikmati kehangatan dan keseksian tubuh Lina dengan segala kenikmatannya, apalagi kini Lina telah takluk dan melakukannya tanpa dipaksa lagi seperti layaknya seorang kekasih. Lina pun selalu menyambut pagutan pria itu dengan bernafsu meski gaya permainan Joko cenderung kasar. Dekapan Joko tak pernah lepas dari Lina, keduanya menyatu dalam permainan birahi yang ganas. Kedua buah dada Lina yang tersaji di depan wajah Joko tidak pernah dibiarkan menganggur olehnya, mulut dan tangannya terus meremas dan melumat gumpalan daging kenyal tersebut. Dalam posisi berpangkuan seperti itu, Lina dapat dengan leluasa menggoyangkan pinggulnya. 15 menit kemudian, Joko mencoba berdiri sambil menggendong Lina dengan penis yang masih menancap. Posisi mereka pindah ke bawah shower. Joko meneruskan genjotannya sambil menyandarkan punggung Lina ke tembok dan mengangkat kedua kaki gadis itu. Ardi penasaran akan apa yang terjadi didalam sana, tapi mereka tidak terlihat lagi olehnya, hanya jeritan kenikmatan mereka saja yang bisa didengar olehnya. Selama 40 menit di dalam sana, Ardi sempat mendengar beberapa kali Lina berteriak histeris menandakan ia mendapat orgasme beruntun dan terakhir Joko melenguh panjang. Setelah itu akhirnya kegaduhan di dalam berangsur-angsur mereda dan tinggal terdengar suara kucuran shower yang menandakan kedua insan di dalamnya sedang mandi bersama layaknya kekasih yang sedang kasmaran. Tak lama kemudian, Joko dan Lina pun keluar dari kamar mandir dengan berlilitkan handuk. Lina menggandeng tangan Joko dan bilang

“sayang abis ini kita makan dulu yuk, aku laper nih...” ajak Lina manja, mata gadis itu mengerling sebentar pada Ardi seolah sedang mengolok-oloknya.

Joko menganggukan kepalanya sambil tersenyum. Kemudian mereka pun berpakaian untuk keluar makan. Akhirnnya Ardi hanya bisa mendengar pintu ditutup dan suara motor yang mulai menjauh meninggalkannya sendiri. Ia terus meronta tapi tidak bisa juga melepaskan ikatanya yang keras itu hingga akhirnya karena kelelahan dan udara kota Batu yang dingin, Ardi pun tertidur.

2 jam berselang Ardi masih tertidur di posisinya semula sampai akhirnya terbangun dan melihat Joko berjongkok membelakanginya sambil bibirnya menjelajahi seluruh kemaluan Lina yang duduk di pinggir ranjang sambil tangannya menjambak rambut pria itu. Menyadari korbannya terbangun Joko menghentikan aktifitasnya.

“Sayang aku mau liat dong, seberapa kuat laki-lagi sialan ini, coba bandingin sama saya deh!” kata Joko dengan nada sinis.

Lina tersenyum seolah tahu kemaun Joko dengan sigap ia pun menghampiri Ardi dan membuka celananya

“Eeemmmhh....mmmmm!!” hanya itu yang bisa keluar dari mulut Ardi yang tersumpal

Lina langsung memasukan batang Ardi yang memang sudah berdiri melihat adegan Lina dan Joko barusan ke vaginanya. Tanpa komando ia mulai bergoyang di pangkuan pacarnya itu. Lina merasakan hambar karena batang Ardi memang tidak seperkasa milik Joko. 15 detik bertahan akhirnya Ardi mengeluarkan spermanya. Lina semakin mempercepatnya kocokannya tapi tersadar karena penis Ardi tiba-tiba menciut dan keluar sendiri dari liang senggamanya. Sambil berdiri, Lina membersihkan vaginanya dengan handuk.

“Ach bikin kotornya aja nih!! emang dasar cowo loyo.!! Ya enakan punya Bapak lah!” kata Lina .

Sambil tersenyum puas Joko mengampiri Ardi, “Hey tolol Cuma segitu kemampuanmu?”. bentak Joko
“Sekarang kamu liat bagaimana seharusnya memperlakukan wanita secantik ini” ejeknya terhadap Ardi.
Merasa tersanjung Lina pun memeluk mesra tubuh kekar Joko seraya berucap,
“Ach sayang kamu bisa aja, ayo kita mulai lagi...aku dah gak tahan disodok punya bapak yang perkasa ini, gak kaya punya cowo sialan itu...LOYO !!!” sambil menggengam batang Joko.

Betapa panas hati Ardi dengan kelakuan dan ucapan pacarnya itu, gadis itu begitu saja berpaling dan bersikap seperti pelacur di depan pria yang telah memperkosa itu, rasanya sulit dipercaya. Seluruh badan Ardi bergetar karena marah dan muak terhadap gadis yang pernah dicintainya itu.
Sepanjang malam itu Lina dan Joko menumpahkan birahinya di atas ranjang di hadapan Ardi. Semua posisi dicoba oleh Joko. Entah berapa kali pria itu sudah memuncratkan spermanya di vagina sempit Lina. Sedangkan Ardi juga berulang kali mendengar jeritan histeris dari Lina saat mendapatkan orgamse. Benci, marah, muak, bercampur dengan terangsang bergolak dalam diri Ardi menyaksikan semua itu. Barulah sekitar pukul 3 pagi Lina tertidur di pelukan Joko. Ardi dapat melihat Joko dan Lina yang tidak berbusana ketika tertidur sambil berpelukan mesra layaknya suami istri yang kelelahan setelah bertarung habis-habisan di ranjang. Ardi hanya bisa terdiam menyaksikan kejadian itu sampai akhirnya ia pun tertidur tanpa bisa berbuat apa-apa. Ketika ia bangun hari telah berganti esok, jam di tembok sudah menunjukkan jam delapan lewat. Ardi menemukan dirinya masih terbaring di lantai tapi tali yang mengikatnya sudah terbuka, tangan kananku bergerak mencabut kain yang menyumpal mulutnya. Pandangan matanya menyapu penjuru kamar itu, namun ternyata mereka sudah tidak ada di sana, hanya terlihat ranjang yang spreinya sudah acak-acakan. Ia lalu bergegas bangkit memakai kembali celananya. Setelah itu Ardi keluar dari kamar itu, baru berjalan beberapa langkah keluar dari kamar, telinganya menangkap suara dari ruang tengah. Segera ia mempercepat langkahnya ke ruang itu, benar saja di sana Lina dan Joko tengah berkubang dalam birahi, gilanya kali ini bukan hanya mereka berdua saja, masih ada dua pria lain yang ikut menjarah tubuh mulus pacarnya itu. Ardi mengenal yang jangkung itu adalah seorang tukang nasi goreng yang suka berjualan di sekitar kompleks ini, sedangkan yang satu lagi yang wajahnya berkumis dan jenggot kambing ia baru pernah melihatnya. Saat itu Lina tengah terbaring telanjang di karpet bulu yang tebal di tengah ruangan, si tukang nasi goreng berlutut di antara kedua paha Lina menyodok-nyodokkan penisnya ke vagina gadis itu, Joko asyik menyusu dari payudaranya sambil tangannya terus menggerayangi tubuh telanjang itu, dan Lina sendiri sedang sibuk menggenggam penis si jenggot kambing yang ia jilat dan kocok sehingga pria itu melenguh nikmat. Begitu menyadari kemunculan Ardi, mereka langsung terdiam sejenak lalu ketiga pria itu tertawa merendahkan padanya.

"Heh...udah bangun? Nih liat nih pacarlu ternyata suka banget ngentot sama kita-kita, kata dia kontol kita gede gede, kuat lagi ga kaya lo!” sapa Joko sambil mengejek Ardi.

Kedua pria itu tertawa menyambut omongan Joko tadi. Lina juga menegakkan tubuh dan bangkit berdiri, sebelumnya ia sempat melumat sejenak bibir si jenggot kambing itu. Dengan langkah agak gontai ia pun mendekati Ardi.

“Apa lagi? Kan udah gua bilang...lu tuh ngecewain, muasin gua aja ga sanggup!” kata Lina dengan pedas sambil menunding pada Ardi.

“Lin...apaan si lo! Udah gila lu ya!”

“Pergi lah...dasar pecundang, ngapain lagi lu di sini ngajak ribut doang?”

“Kamu....!” dengan marah Ardi mengangkat tangan hendak menampar wajah Lina yang sudah berubah dan merendahkannya seperti itu, tapi ia tidak sampai hati melakukannya sehingga hanya terdiam lalu menurunkan kembali tangannya.

“Mau tampar? Ayo tampar kalau emang lu berani...dasar banci!” ejek Lina memberikan pipinya seakan menantang Ardi.

Dengan hati hancur Ardi membalikkan tubuhnya dan meninggalkan tempat itu diiringi tawa Joko dan teman-temannya. Ia benar-benar marah dan muak pada Lina, tega-teganya ia seperti itu. Hari itu juga Ardi menghapuskan semua kenangan akan Lina, nomor hp nya, foto-fotonya, juga semua barang yang pernah diberikan Lina padanya semasa berpacaran, semua ia kantongi dan lempar ke tong sampah depan rumahnya. Selain itu Ardi juga memperbarui status facebooknya menjadi lajang dan dihapusnya Lina dari daftar friendlist. Hari-hari ke depan ia menjalankannya seperti biasa dan mencoba melupakan semua tentang Lina, sebelumnya memang ia pernah dua kali putus cinta namun yang kali ini cukup berat baginya mengingat hubungan mereka lebih dalam dan berkesan. Yang dirasanya aneh, sejak itu Lina tidak pernah lagi muncul di kampus, sejujurnya ada rasa khawatir dalam hati Ardi mengenai bagaimana nasib Lina setelah ia tinggalkan di villa itu. Ia ingin mencoba menghubungi tapi diurungkannya niat itu begitu mengingat lagi pengkhianatan gadis itu yang begitu menyakitkannya. Seminggu setelah peristiwa itu, sebuah nomor masuk ke hapenya, nomor hape Lina, Ardi ingin mengangkatnya, tapi tidak...tidak...ia masih dendam pada gadis itu yang mengatakannya banci dan bersetubuh di depan dirinya itu.

“Dasar lonte...paling mohon-mohon minta kembali, ngedaftar aja lu ke Gang Dolly” marahnya sambil memutuskan telepon itu setelah kali ke tiga nomor Lina masuk tanpa ada yang mengangkat.

Besok lusanya, Ardi merasa semakin tidak enak, apakah benar Lina begitu tega mengkhianatinya hanya karena ia tidak seperkasa Joko atau hanya marah padanya. Mengapa gadis itu menelepon hingga tiga kali seakan ada yang sangat penting dibicarakan. Ia pun mencoba menghubungi nomor Lina tapi sia-sia kali ini nomor itu sudah tidak aktif lagi walau ia hubungi berapa kali pun. Sore harinya, setelah mata kuliah terakhir, ia memutuskan untuk datang sendiri ke kost Lina yang tidak jauh dari kampus. Bi Yani, pembantu kost mengatakan padanya bahwa baru kemarin Lina sudah mengepak barang-barangnya dan telah pergi. Hati Ardi semakin gundah dibuatnya, baik Bi Yani maupun teman kostnya yang lain tidak ada yang tahu kemana Lina pergi. Malam hari ketika memeriksa kotak pos di depan rumahnya, Ardi menemukan sepucuk surat yang ditujukan pada dirinya. Ia mengenal tulisan tangan itu, tulisan Lina. Buru-buru ia ke kamar dan membuka ampop itu. Benar, surat itu dari Lina. Dengan hati berdebar-debar dibacanya satu-persatu kalimat dalam surat itu, semakin ia membaca tubuhnya semakin lemas rasanya.
Dear Ardi,

Setelah kamu baca surat ini, mungkin aku sudah jauh dari kota ini, entah dimana, aku cuma bisa berserah pada takdir sekarang ini. Aku tahu kamu pasti sangat marah sekali dan gak akan pernah mengampuniku. Aku masih sedikit berharap kemarin itu waktu aku nelepon kamu masih mau dengerin penjelasan aku, tapi yah telepon aku aja kamu putusin, aku udah tau jawaban kamu. Bodohnya aku juga sih, sudah kotor gini masih berharap yang ngga-ngga malah bikin tambah sakit aja. Yah mungkin cuma lewat surat ini aja aku mau menjelaskan semuanya, terserah kamu mau percaya atau nggak, yang pasti aku cuma mau jujur aja ke kamu. Di villa kemarin itu, waktu si jahanam Joko itu merkosa aku, dia sengaja mau menghasut, dia bilang kamu yang kepengen bikin surprise aku digituin oleh orang lain supaya aku marah ke kamu dan takluk ke dia. Dari awal juga aku gak pernah percaya sama dia, tapi apa boleh buat waktu itu sudah di tengah bahaya, kalau aku melawan kemungkinan besar dia akan mencelakakan kita, yang aku pikirkan waktu itu cuma keselamatan kamu, kamu kan waktu itu terikat ga bisa apa-apa, kalau seandainya waktu itu kamu bisa lari dan aku saja yang celaka ya aku rela. Yang aku gak rela kalau sampai dia nyelakain kamu Di. Satu-satunya pilihan aku waktu itu ya cuma tunduk ke bajingan itu supaya dia melunak dan kamu aman. Kamu mungkin gak tau apa sebenarnya yang dalam hatiku waktu sengaja manas-manasin kamu dengan ngatain kamu payah, banci, dsb? Perih...perih sekali, tapi aku terpaksa lakukan sampai aku berharap kemarin itu kamu tampar aku benar-benar. Aku juga minta maaf soal perlakuan itu ke kamu Di. Aku rela jadi budak seks bajingan itu sama teman-temannya waktu itu sampai akhirnya mereka juga bosan dan aku bisa pulang sendiri. Kalaupun kamu akhirnya maafin aku, aku juga sudah merasa gak pantes lagi buat kamu, aku sudah terlalu kotor dan menjijikkan. Inilah yang membuatku memutuskan untuk pergi, tolong kamu juga gak usah hubungi orang tua saya di Semarang, mereka juga gak tau masalah ini, malah kalau kamu ngomong akan membuat mereka khawatir. Mulai sekarang aku nggak akan muncul lagi dalam kehidupan kamu, aku akan selalu mendoakan kamu dari jauh supaya selalu mendapatkan yang terbaik. Lupakan aku Di, perempuan yang mungkin di matamu udah seperti pelacur ini, masih banyak perempuan lain yang lebih pantas buat kamu, aku doakan semoga kamu bahagia.

Lina
Ardi tidak bisa menahan air matanya yang bercucuran setelah selesai membaca surat itu, terlebih di bagian-bagian akhir tulisan Lina semakin tidak rapi dan nampak ada noda basah yang adalah tetesan air mata. Ia jatuh terduduk di lantai di sudut kamarnya, tangannya menghantam lantai di bawahnya lalu ia menangis sejadi-jadinya menyesali kebodohannya. Ia tidak sadar betapa Lina berkorban sebesar itu bagi dirinya tapi malah dibalasnya seperti itu.

Tamat

Mamaku di Entot 2 Pemuda [NTR Story] [NO SARA] by kriptolocus22

 by kriptolocus22


Namaku Nathan(17 tahun), anak bungsu dari 2 bersaudara. aku, ayahku Daniel (42), dan mamaku Elizabeth (38) kami adalah keluarga keturunan tionghoa yang cukup berada, malam ini kami pergi ke puncak untuk nonton bareng bersama teman kantor ayahku di villa naik mobil kami. ayahku dan aku sangat antusias karena klub kebanggan kami yaitu liverpool akan bermain di semifinal leg ke 2 liga champions league setelah sebelumnya kalah agregat 3 - 0 dari Barcelona. ya aku dan ayahku sudah sejak dulu fans garis keras liverpool, bahkan kamarku dihiasi dengan pernak pernik liverpool sementara mama sendiri tidak begitu antusias dengan sepak bola, dia hanya ikut2an saja. sementara kakak ku tidak ikut dan memilih di rumah saja.

jam 10 malam ayahku membawa mobilnya dari jakarta ke puncak bogor, saat di tol kulihat sudah ada tanda-tanda bahwa jalan menuju puncak akan macet dari ramai nya mobil.

“wah jangan-jangan macet nih” ujarku.

“semoga ngga, paling cuma macet sedikit disini aja” ujar ayahku sambil menyetir.

ternyata perkiraanku benar, jalan keluar tol menuju puncak macet total, bahkan sampai banyak polisi yang mengatur arus lalu lintas sementara banyak orang sampai keluar dari mobilnya dan duduk di tepi jalan tol.

“haduuuhhh” ucap ayahku mengeluh sambil mengusap kepala nya serasa tidak percaya. mamaku yang duduk di kursi belakang lalu berkata..

“udah pulang aja yuk, nonton di rumah kan bisa”

aku jadi semakin khawatir, apa kita bisa sampai tepat waktu ke villa nya karena pertandingan akan dimulai setengah jam lagi. tapi menurut info dari pengendara lain sepertinya arus jalan tol menuju puncak sengaja ditutup karena kemacetan diperkirakan baru akan dibuka 2 jam lagi. Kulihat ayahku dengan ekspresi cemas, sementara mama hanya santai saja sibuk dengan HP nya, tiba-tiba HP ayah berdering lalu ayahku mengangkat telpon yang ternyata dari temannya.

Teman Ayah : “Halo lu dimana bro ?”

Ayah : “haduh gua kejebak macet nih di tol”

Teman Ayah : “kan gua udah bilang lu harusnya berangkatnya jangan mepet”

Ayah : “Ya mau gimana lagi ada kerjaan kantor yang belum selesai”

Teman Ayah : “ya terus gimana sekarang ?”

Ayah : “Ga tau juga nih mungkin gua ngga bisa dateng kalo telat”

Teman Ayah : “Gini aja, gimana kalo lu sekarang balik arah nanti lu lewat jalur tikus aja via cibadak”

Ayah : “Lewat mana ? gua ga tau jalur tikusnya”

lalu ayahku mendengar penjelasan dari temannya, setelah telpon ditutup ayahku buru-buru putar balik mobilnya sedikit ngebut ke arah jakarta bahkan dia tidak peduli dengan polisi yang berjaga di sekitar.

“loh ga jadi ke puncak nya ?” tanya mamaku heran.

“kita lewat jalur tikus” ucap ayahku singkat. mobil pun melaju dengan kencang, setelah 15 menit mobil keluar dari tol, aku tak tahu ini di daerah mana. papa membawa mobilnya dengan terburu-buru dari jalan raya yang ramai ke jalan yang mulai sepi, seperti jalan perkampungan. ayah ku juga tidak melihat maps karena memang jalan ini tidak terdeteksi di maps dan hanya mengandalkan insting nya saja.

“pah kita mau ke mana sih ? kok jalannya sepi gini bikin takut aja” ucap mama yang mulai khawatir.

ya memang jalannya mulai tidak beraspal, menanjak dan gelap karena tidak ada lampu penerangan. 15 menit papa mutar2 di daerah sini, tidak ada sinyal dan tidak ada juga dari tadi orang yang lewat untuk ditanyakan jalan.

aku mulai berfikir, apa jangan-jangan kita nyasar ya? sepertinya pertandingannya sudah dimulai, papa juga terlihat frustasi tidak menemukan jalan dan hanya tertunduk sambil mobil berhenti di tepian jalan. kemudian dari arah seberang kulihat ada cahaya lampu motor melewati kita.

“pah coba ikutin motor itu, siapa tau dia tau jalannya” ucapku. tanpa berfikir lama ayahku memutar arah mobil dan membututi pemotor tadi, jalan disini memang banyak perempatan tapi anehnya tidak ada plang menunjukan ke arah puncak, hanya gapura desa saja dengan jalan yang berkerikil.

10 menit kemudian kami menemukan warung yang besar bentuknya seperti gudang dan suasana nya disana ramai sekali banyak motor dan truk besar di parkir. sepertinya ini rest area untuk para supir truk dan orang dari daerah sini. kami memperhatikan dari dalam mobil disana banyak orang yang pakai jersey liverpool juga sama seperti kami seperti sedang nobar sepak bola. ‘

“wah kayanya ada nobar tuh pah?” ucapku. lalu ayah membalas..

“iya kayanya begitu”

tiba-tiba kami dikagetkan dengan teriakan dari sana : Goooooollllll dengan suara riuh keramaian orang. aku dan ayah saling memandang tak percaya, jangan-jangan mereka juga nonton semifinal liga champion.

“mah nonton sepak bola disini aja yuk ?” ucap papa tiba2 ke mama.

“disini ? papa ga salah?” ucap mama yang heran.

“iya udah ga keburu kalo kita ke puncak. yuk turun” ucap ayahku mengajak kami sambil memarkirkan mobil di sebelah truk besar. kami pun turun dari mobil, kulihat mamaku yang cantik  turun dengan juga memakai jersey liverpool seperti kami, sambil berjalan mama mengikat tali rambutnya yang dari tadi terhempas angin malam. aku awalnya sedikit ragu masa iya kita jadi nonton di tempat seperti ini, ucapku dalam hati.

Lalu kami bertiga masuk ke gudang yang gerbangnya sengaja dibuka, seketika semua orang yang ada di dalam tertuju kepada kami, suasana menjadi hening, ya kami keluarga keturunan chinese tiba2 menjadi pusat perhatian para supir truk, pedagang kaki lima, kuli dan orang desa sini, tapi papa tetap PD dan tidak menghiraukan.. lalu papa duduk di bangku panjang seperti bangku warteg yang kosong, sementara aku dan mama hanya mengikuti papa saja lalu duduk di sampingnya dan mama duduk disampingku.

Kulihat beberapa orang masih memperhatikan kami,ternyata mereka melirik mamaku yang cantik, apalagi mamaku sekarang memakai jersey ketat dan jeans nya memperlihatkan lekuk tubuh mama yang sexy. mamaku elizabeth atau sering disapa ibu eliza memang terlihat masih muda seperti gadis 20 tahunan, itu karena mama menjaga tubuhnya dengan ikut gym atau senam. ya memang bukan pertama kali ini saja mama menjadi pusat perhatian orang, bahkan teman-temanku ketika main ke rumah selalu memuji mama yang cantik, aku juga sering melihat beberapa laki-laki mencoba menggoda mama di gym tapi selalu mama tolak.

Setelah beberapa menit semua orang mulai fokus lagi ke pertandingan sepak bola di layar kaca tv berukuran 36 inch yang sengaja diletakan di tengah gudang dan menghiraukan kami. Aku dan papa akhirnya ikut terbawa suasana pertandingan dan menghiraukan mama yang hanya bermain HP saja.

Tanpa terasa babak pertama pun selesai dengan skor 1 - 0 untuk liverpol, di sela2 istirahat papa memesan kopi susu ke warung untuk kami bertiga, sepertinya papa pun sudah melupakan rencana nya untuk nobar di villa, akupun izin ke papa untuk ke toilet sebentar, ternyata toiletnya disini hanya ada 2 dan itupun ngantri karena banyak yang ke toilet saat waktu jeda, uuhh ternyata toilet disini bau dan kotor, tidak ada tanda yang mana toilet laki2 ataupun perempuan asal masuk saja.

Setelah aku buang air kecil ternyata babak kedua sudah dimulai, orang2 disana mulai fokus lagi ke layar kaca begitu juga dengan papa, suasana nya hening hanya suara yang keluar dari tv. saat aku mulai duduk lagi kulihat ada 2 orang pemuda kampung yang kuperkirakan seumuran denganku sedang duduk disamping mama. aku pun pura2 cuek saja sambil kembali duduk disamping papa. aku yang awalnya fokus ke layar tv jadi menguping karena salah satu diantara mereka mulai mengajak ngobrol mama.

“sendirian aja ci ?”ucap pemuda kumel dengan rambut panjang alay sambil mengenakan kaos, celana pendek dan sarung yang dia lipat di lehernya. mamapun menanggapi santai..

“ngga nih sama keluarga”

“ooh kirain sendirian hehehe” kata pemuda ini sambil cengengesan. lalu pemuda ini memperkenalkan diri ke mama.

“kenalin saya asep” ucap pemuda ini yang bernama asep ini sambil menyodorkan tangannya, lalu tangan mama yang putih menyalami asep

“eliza” ucap mama singkat sambil tersenyum.

“ohh namanya ci eliza ya hehe” ucap asep, kemudian temannya asep juga ikut2an menyalami mama.

“kalo saya udin ci, hehe” ucap udin yang dari tadi duduk disamping asep. si udin ini memakai kaos partai, celana panjang lusuh, dan memakai kupluk kepala. si udin ini juga kumal dan berkulit coklat gelap sama seperti asep bedanya giginya tonggos.

“suka liverpool juga ci ?” tanya asep.

“ngga terlalu sih, karena suami sama anak aja suka jadi ikut2an suka” ucap mama.

“heh itu anaknya ci?” tanya si asep seolah tak percaya.
“kirain mah adeknya, abis si cici keliatan masih muda, masih cantik hehe”

“iya eui, si cici mah geulis pisan” ucap si udin yang juga memuji mama.

“hmm,, makasih” ucap mama singkat sambil tersenyum ke arah mereka, karena suara tv terdengar cukup kencang papa dan orang disekitar juga tidak bisa mendengar mama dan 2 pemuda ini dah hanya fokus ke sepak bola saja.

“ci duduk di meja aja yuk biar enak ngobrol, kayanya si cici ga suka nonton bola” ucap asep, lalu mama melirik ke arahku dan papa, aku pura2 fokus ke layar tv. kemudian mama berpindah ke meja kosong yang jaraknya hanya 5 meter dari kami. si asep dan udin yang melihat mama duduk di kursi meja kosong buru2 mengambil kursi plastik kosong juga dan duduk disamping mama. kali ini mama duduk diapit oleh si asep dan udin.

“ci eliza dari mana ?” itulah pertanyaan yang keluar dari si asep.

“dari Jakarta” ucap mama sambil merapikan rambutnya yang dikuncir, asep dan udin seperti leluasa melihat jenjang leher mama yang putih mulus.

“trus ada tujuan apa kesini ci?”

“sebenarnya tadi tuh suamiku ingin ke puncak nobar sepakbola sama temen kantornya, terus kejebak macet di tol, mau lewat jalur tikus disini malah nyasar”

“ooh gitu, atuh emang disini mah rada ribet ci kalo mau ke puncak, tapi nanti asep bantu ci kasih tau jalurnya”
“kayana ga usah deh abis ini juga kita bakal pulang lagi kok ke jakarta” ucap mama. sementara si asep ngobrol sama mama, kulihat dari tadi si udin yang tonggos ini hanya memperhatikan tubuh mama dari atas ke bawah.

“ci eliza umurnya berapa sih?” tanya asep

“38, emang kenapa ?” tanya mama.

“ah masa sih ci ? keliatan lebih muda loh ci kirain 20an, ya ngga din?” ucap asep ke temennya.

“eh iya hehe bner” ucap si udin. lalu mama kembali tersenyum

“beneran loh 38,  emang kamu sendiri umurnya berapa?” tanya mama.

“saya 17 ci” ucap asep.

“kalo saya 16 ci hehe” ucap udin sambil cengengesan.

“yee ga nanya lu, org ci eliza nanya nya ke gua ya kan ci?” ucap si asep ke udin lagi.

“haha kenapa kalian jadi berantem sih” kata mama dengan senyum nya yang manis.

“eh ci eliza haus ga ? mau minum apa ?” tanya si asep.

“udah kok kopi susu ini aja” ucap mama.

“mau sirup enak ga ci?”

“sirup apa tuh ?”

Lalu si asep seperti memberi kode ke arah udin, udin pun bergegas meninggalkan meja entah kemana. lalu si udin kembali membawa botol besar dan 3 cangkir kecil sambil menuangkan minuman ini, lalu si asep mengajak mama meminum minuman ini..

“ayo ci eliza diminum, saya yg traktir hehe..”

“ini minuman apa?” tanya mama sambil melihat ke cankir,

“udah atuh ci diminum aja sirup enak” ucap si udin. lalu mama meminum minuman ini yang aku sendiri ga tau minuman apa karena emang ga ada merk nya di botol.

“mmm… inimah amer” ucap mama sambil mengenyutkan wajahnya. hah amer ? anggur merah ? kataku yang sedikit kaget.

“hehe iya bener, kok ci eliza tau sih ? wah ketauan sering minum yaaa..” ucap si asep.

“ngga kok, cuma pernah aja” ucap mama singkat. kuperhatikan papa masih tetap fokus ke layar kaca tv dan tidak menyadari mama sedang ngobrol dengan 2 pemuda yang tidak dikenal ini, begitu juga dengan keadaan disekitar semua orang yg hanya fokus ke tv atau merokok sambil ngobrol tanpa melihat ke mama seperti tadi.

“ci eliza badannya bagus banget kaya gitar spanyol” ucap si asep.

“pfff haha apaan sih kamu sep gombalan mu murahan ah” ucap mama tertawa, tapi walaupun mama bilang begitu mama tetap meneguk amer tadi.

“Ci bentar deh… “ ucap asep, lalu si asep memegang tangan mama seperti membandingkan kulitnya dengan kulit mama sementara mama diam aja.

“Kaya kopi susu ya ci hitam putih hehe”

“Bukan hitam inimah dekil hihi” ucap mama sambil memegang tangannya si asep.

“Yee dekil gini kuat juga loh ci”

“Apanya yg kuat ?”

Lalu si asep menunjukan otot lengannya, mama hanya tertawa kecil saja, sementara si udin dari tadi bertugas menuangkan kembali amer dari botol jika amer di dalam gelas habis. Tiba-tiba GOOOLLL.. Suara gemuruh menyelimuti bangunan ini, seketika papa dan beberapa orang teriak dan loncat kegirangan, ya gol menjadi 2 - 0 untuk liverpool melawan barcelona yang dicetak oleh origi bernomor punggung 27. Aku yang awalnya memperhatikan mama jadi ikutan terbawa suasana kegirangan.

Setelah euforia selesai aku jadi teringat mama lagi, disini si asep memakai sarungnya seperti menutupi bagian bawah tubuhnya, karena berisik aku tidak bisa mendengar apa yang mereka katakan. Kemudian si asep seperti membimbing tangan kanan mama ke dalam sarungnya, hah ? apa yang mereka lakukan ? apa jangan-jangan.. Pikiranku jadi deg-degan membayangkan yang tidak-tidak.

Mama seperti memegang sesuatu dari balik sarung si asep dengan ekspresi kaget, sementara tangan si asep mulai merangkul bahu mama. Entah kenapa mama diam saja melihat kelakuan pemuda yang bernama asep ini yang umurnya sama denganku. Kemudian mama seperti melirik ke arah aku dan papa duduk, aku langsung pura-pura fokus nonton pertandingan, sementara papa masih asyik nonton pertandingan malah sekarang akrab dengan bapak-bapak di sebelahnya

Setelah beberapa menit aku perhatikan mama lagi, ya ini tidak diragukan lagi mama sedang mengocok penis si asep dari balik sarungnya, mama hanya tersenyum tipis wajahnya sudah memerah karena pengaruh amer tadi sementara si asep tersenyum santai, si udin yang disebelah kiri mama mulai meremas paha kiri mama dengan tangannya.. Sial, kenapa mama diam saja pahanya diremas sama pemuda ini? Pikirku, disini justru ada sensasi aneh dalam diriku melihat mama jadi membuatku tegang sekaligus marah., ahh apa-apaan ini.

Kemudian tak berselang lama suara gemuruh menyelimuti tempat ini GOOLLLL, papa dan beberapa bapak2 kegirangan bukan main.. hah akupun tak percaya liverpool bisa menyusul  sementara 3 - 0 yang berarti agregat menjadi 3 - 3. Tapi disatu sisi aku kembali memperhatikan mama, dengan suasana yang ramai dipenuhi teriakan orang kulihat si asep membisikan sesuatu ke telinga mama, mama hanya tertawa manis. Tak berselang lama mama bangkit dari tempat duduknya lalu pergi ke luar gudang, sepertinya ke arah toilet..

5 menit berselang asep dan udin juga pergi ke arah toilet, karena perasaanku yang tidak enak akupun izin ke papa untuk pergi ke toilet lagi, papa yang masih asyik ngobrol dengan bapak-bapak mengizinkanku begitu saja.. Setelah di luar gudang kulihat asep dan udin masuk ke 1 pintu toilet yang sama, akupun mencoba ngintip dari belakang toilet, cukup susah juga ke belakang toilet karena ada rawa-rawa, setelah itu ku tumpuk beberapa karung semen di belakang toilet agar aku bisa mengintip dari lubang ventilasi toilet, hatiku dag dig dug memikirkan apa yang terjadi di dalam..

Saat aku berhasil melihat di dalam DEG, seperti tak percaya pemandangan ini. Kulihat mama sedang berciuman mesra dengan si asep, matanya yang sayu melumat bibir pemuda yang seumuran denganku ini tanpa rasa malu sedikit pun. Sementara si udin meremas pantat mama dari belakang, jadi posisi mereka seperti menghimpit mama.

“din kunci pintunya!” suruh asep di sela2 ciumannya, lalu si udin mengunci pintu kamar mandi, asep dan mama kembali berciuman mesra. Tangan si asep mulai meremas payudara besar mama dari balik kaos jersey. Tangan si udin tidak kalah nakal, tangannya yang satu masuk ke dalam payudara mama dan yang satunya masuk ke dalam celana jeans mama dari belakang.

Melihat kedua pemuda ini berebut meremas payudara mama, mama lalu melepas kaos jersey nya dan terlihatlah pemandangan indah payudara mama yang putih mulus dibalik bra warna hitam bermotif bunga, si asep dan udin terdiam sejenak melihat pemandangan menakjubkan di depan mereka. Sementara aku sudah sangat tegang, penisku berdiri melihat mama kandung sendiri dilecehkan oleh kedua bocah yang seumuran denganku.

“Loh kok kalian diam ? hihi” ucap mama memecah lamunan asep dan udin.

“Kita beruntung sep dapetin cici binal kaya gini” ucap udin ke asep.

“Udah langsung sikat aja sebelum bini sama anaknya tau” jawab asep.

Lalu mereka berdua mulai meremas payudara mama yang besar dari balik bra hitamnya, dengan kasar si asep melepas kaitan bh mama dan terlihatlah bulatan payudara mama yang sensual dengan puting berwarna kecoklatan yang sudah tegang. Tak butuh waktu lama untuk mereka berdua menikmati payudara mama yang menantang.

Asep menghisap puting payudara kanan mama sementara si udin menghisap puting mama sebelah kiri, melihat hal itu penisku benar2 tegang.. Bagaimana tidak melihat mama kandung sendiri netekin 2 pemuda asing dekil dan jelek, ya payudara yang dulu pernah kuhisap sewaktu kecil kini dihisap, diemut dan dijilat dengan kasar oleh si udin dan asep sementara Mama hanya mengigit jarinya menahan rangsangan.
Setelah puas dengan payudara, si asep mulai membuka celana jeans mama dengan kasar, terlihatlah celana dalam mama yang berwarna hitam lalu dirobek dengan kasar oleh si asep,
sementara si udin makin asyik memainkan kedua payudara mama, gigi tonggosnya dan mukanya yang dekil meremas dada mama dengan kasar, dihisap bergantian kanan - dan kiri puting mama dihisap dan dijilat.

“Aduuhh kalian jangan kasar dong ahh..” ucap mama.

“Diem lo lonte china” ucap asep kasar, deg, mendengar ucapan itu mama bukannya marah malah mendiamkan kedua pemudia ini menggerayangi bagian tubuhnya. Aku yang sudah dari tadi tegang akhirnya membuka celanaku dan mengocok penisku melihat pemandangan ini.

Kamudian si asep menyuruh mama duduk di dinding bak mandi sambil membuka paha mama, terlihatlah vagina mama berwarna kemerahan yang ditumbuhi bulu halus, setelah puas memandangi vagina mama, asep mulai menjilat miss v nya dengan lidahnya.. Mama yang tadinya hanya menggigit jari kini mendesah dengan keras.

“Aaahhh.. Aaahhh… aduhh… “

Walaupun suara desahan mama keras tapi masih kalah dengan suara berisik dari dalam gudang tempat nobar, kulihat ekspresi mama sudah memerah sambil memegangi kepala asep seolah jangan melanjutkan jilatannya di vagina mama, tapi asep tidak memperdulikan hal itu malah semakin bersemangat menjilati vagina mama yang sudah basah.

Sementara si udin setelah puas dengan payudara mama kali ini mencium mama sehingga desahan mama tidak terlalu terdengar, mamapun tidak hanya diam tapi ikutan membalas ciuman hot dari si udin walaupun giginya tonggos tapi mama dan udin terlihat mesra sambil saling bertukar air liur.

Setelah puas menjilati vagina mama, si asep mulai melepas celana nya, terlihatlah penis hitam tegak berdiri sambil memposisikan penisnya yang sudah tegang ke vagina mama yang sudah becek, karena kesulitan memasukan penisnya tangan mama justru membantu penis si asep masuk ke vaginanya.

“Aahhh gila sempit banget nih memek” ucap asep. Dengan perlahan penis si asep masuk ke dalam vagina mama, mama lalu melepas ciumannya dari udin sambil melihat vagina nya dimasukan penis besar si asep, aku tidak begitu jelas  melihat ekspresi mama karena terhalang badannya asep, dari ritme genjotannya asep memaju mundurkan pinggulnya perlahan lalu cepat.

“Aaaaahhhhh aaahhhhhh yaaampuuun” erang mama.

“Hahaha kenapa ci eliza ? baru pertama kali memeknya dimasukin kontol pribumi ?” tawa asep dengan puas, mama tidak membalas apapun dan tetap mendesah sementara si udin hanya mengocok penisnya melihat mama dan asep beradu birahi. Hanya butuh 5 menit bagi mama untuk mendapatkan orgasme nya..

“Ya tuhaaaan aaaaaaahhh aaahhh… “ desah mama lagi, tubuh mama kejang2 di pelukan si asep sambil kakinya seperti mendekap pinggul asep.

“Enak ci ?” tanya asep.

“E.. enak hah.. Hah..”

“Apanya yang enak ?”

“Kontol kamu..” ucap mama ke asep tanpa malu mengatakan kata vulgar.

“Enakan kontol aku apa suami mu ?” tanya asep lagi, disini mama masih mengatur nafasnya.

“Ayo jawab!” plok.. Tiba2 asep menghentakan pinggulnya..

“I.. iya enakan kontol kamu sep”

“Mau yang lebih enak ga ci ?” tanya asep ke mama, mama hanya mengangguk saja. Lalu si asep mulai menggerakan pinggulnya lagi dengan cepat, mama kembali mendesah.. Dengan tenaga nya yang kuat si asep lalu menggendong tubuh mama yang lebih kecil dari tubuhnya asep, lalu sambil memaju mundurkan lagi penisnya keluar masuk di vagina mama.

“Memek lu sempit banget ci, Ga pernah dipake ya ahhh ?” ucap asep, mama tidak menjawab hanya mendesah saja. Disini posisi mereka berganti, aku jadi kembali bisa melihat ekspresi mama yang sudah pasrah. Lalu si udin yang dari tadi hanya mengocok penisnya mulai memposisikan di belakang mama, ya penisnya diarahkan ke lubang anus mama.

Kulihat mama kaget dengan si udin yang ingin memasukan penisnya ke dalam anus mama..

“Ehh.. aahh.. Ka,, kamu mau apaa?”  ucap mama.

“Mau dibikin enak ga ci ? udah santai aja” ucap si udin.

“Ehh,, jangan, jangan disitu aaaaahhhh” lalu si udin memasukan penisnya ke dalam lubang anus mama dengan sekali dorongan, blesss..

“Aaahh aduuh.. Sakiiit..” ucap mama kesakitan.

“Santai aja ci, lama-lama juga enak kok hehe” ucap si asep sambil cengengesan

“Gilaa lobang anus lu masih perawan ya ci ? sempit banget sumpah” ucap si udin..

Disini mama sudah mendasah tak karuan disodok depan belakang di bagian vagina dan anus nya, tangan mama merangkul pundak si asep yang kekar, kulihat ekspresi mama sangat erotis sekali. Genjotan mereka berima sangat cepat, lalu tiba2…

“Aahh,, aaahh… aku.. Aku mau keluaaaaarrr” teriak mama keras sekali

“Ayoo cii aku juga mau keluar ahhh” ucap asep.

“Aah anjiiiirr boolnya ni china sempit banget asli gua juga mau keluaaarr” erang udin.

Aku yang dari tadi melihat mereka bertiga kupercepat kocokan penisku melihat pemandangan ini yang tidak masuk akal ini aaaaaahhhhh… croottt.. Crooottt.. Croooott… disaat yang bersamaaan GOOOOOLLLLLL  suara mama, asep dan udin jadi tidak terdengar gemuruh suara dari dalam gudang bersamaan itu mereka bertiga mendapatkan orgasme nya dan juga aku yang melihatnya..

mama , asep dan udin terkulai lemas di lantai toilet yang jorok itu.. Ahh sial aku coli dengan mamaku sendiri yang sedang digenjot anak muda seusiaku ? apa-apaan aku ini, kesal, sedih, dan horni menjadi satu. Ku kira ini sudah selesai, ternyata belum.

Si asep dan udin kemudian bangkit dari lantai toilet, sementara mama masih lemas vagina nya terlihat penuh dengan sperma si asep.. Mereka berdua lalu mengarahkan kontol mereka yang masih ada sisa spermanya lalu menjejalkan ke mulut mama.

“Ayo ci eliza yang cantik, jilat kontol kita dong” ucap si asep sambil memegang kepala mama dengan kasar, lalu mama memegang kedua kontol mereka dan menjilat penis asep dan udin secara bergantian, tak butuh waktu lama untuk penis mereka kembali tegak berdiri.

“Aduh gua jadi sange lagi nih sep ngeliat muka cantiknya ci eliza” ucap udin.

“Yaudah tuh lu pake memeknya aja, lu belum dapet kan” ucap asep.

Lalu si udin menuntun mama untuk menungging dan mengarahkan penisnya ke vagina mama yang sudah becek, kali ini asep yang duduk diatas dinding bak mandi menyuruh mama untuk menjilat kembali kontolnya..

“Ci eliza aku masukin ya kontolnya” ucap si udin seperti meminta izin ke mama, sementara mulut mama tidak bisa berkata apa2 karena tangan asep memegang kepala mama di ikat rambutnya sambil memasukan lebih dalam penisnya ke dalam mulut mama..

“Aaahhh ci enaak bangeet, mulutnya anget ci” lenguh si asep.

Si udin pun manyodok mama dengan cepat plokk. Plokk.. Plokk.. Sambil tangannya meremas payudara mama yang gondal gandul dari tadi, aku yang sudah lemas karena melihat mama coli jadi horni kembali.. 10 menit kemudian mama seperti kejang2 tanda dia sudah mencapai puncak orgasme

“Mmmmmffffhhhh uhuk uhuk” erang mama tersedak kontol asep, si udin dan asep pun mempercepat sodokannya di vagina dan mulut mama..

“Aaahhhh gua keluar cii.. Enak banget memek cici2” erang si udin menyemprotkan sperma nya banyak sekali sementara si asep tidak banyak berkata dan crooottt.. Croootttt.. croottt… menumpahkan semua spermanya di mulut dan wajah mama. Sambil mengatur nafas mereka berdua lalu beres2 memakai celana lalu keluar toilet begitu saja meninggalkan mama yang terbaring lemas.. Ahh mama kenapa kamu tega melakukan ini? Mengkhianati aku dan papa? Aahh sial akupun kembali onani melihat mama belepotan sperma dua pemudia itu di wajah, vagina dan anus crottt croottt croottt…

Setelah onani aku bingung antara menghampiri mamaku di toilet atau kembali ke dalam gudang tempat papa nobar, akhirnya ku putuskan kembali ke papa yang masih asyik menonton pertandingan.. Priiiitt… tanda peluit pertandingan selesai, skor menjadi Liverpool 4 - 0 Barcelona, liverpool pun menang agregat 4 - 3 dan berhak ke babak final. Suara riuh pun kembali menggema di bangunan ini, kulihat mama belum kembali juga dari toilet, papa dan beberapa orang masih asyik ngobrol tidak percaya klub kebanggannya bisa menang agregat, setelah beberapa menit kemudian papa menengok ke arahku.

“Loh mama kemana ?” tanya papa yang baru menyadari tidak adanya mama.

“Tadi sih bilangnya ke toilet pah” ucapku sambil khawatir, kalo ada orang lain yang ke toilet sekarang pasti bisa melihat mama nih, pikirku.

Tapi ternyata 5 menit kemudian mama sudah kembali dengan raut wajah yang ceria seolah tidak pernah terjadi apapun..

“Haii sayang, gimana pertandingan nya ?” ucap mama ke aku, aku hanya melamun tak percaya melihat mama dengan ekspresi tanpa dosa nya.

“Liverpool menang dong haha” ucap papa kegirangan.

“Tadi mama liat juga lho pertandingannya, seru banget ya ternyata, baru kali ini mama suka sama pertandingan sepak bola” ucap mama berbohong sambil tersenyum.

“Ya memang seru lah sepak bola, apalagi liga inggris ya kan nat?” tanya papa ke aku.

“Eh. i.. Iya pah”

“Yaudah yuk kita pulang, tadi papa udah nanya ke warga sini jalan balik arah ke jakarta nya” ucap papa, akhirnya satu persatu semua orang  keluar meninggalkan gudang. Setelah itu kami naik mobil pulang, di tengah perjalanan aku masih tidak percaya dengan kejadian tadi, kenapa mama semudah itu untuk dijamah sama pemuda dekil seusiaku ? apa karena faktor minuman amer tadi? Atau mama memang dihipnotis? Entahlah, aku hanya bisa memandang mama dari kaca spion yang duduk di belakang sambil melamun.

Wajahnya yang cantik keibuan, yang selama ini ku kenal dari kecil merawatku, dengan mudahnya disetubuhi oleh orang lain, tak kusangka saat mama melamun tangannya masuk ke dalam jeans meraba vaginanya, lalu kulihat jari mama seperti basah dengan cairan putih kental.. Ya sperma si asep dan udin.. Lalu menjilat kedua jarinya dengan ekspresi yang erotis, siaal, aku jadi horni melihat ekpresi mama sambil memejamkan mata menjilat 2 jarinya yang basah oleh sperma itu.. Tiba-tiba mama seperti melihat ke arah kaca spion, akupun buru2 memalingkan pandanganku ke arah depan..

Hari ini skor 4 - 0 memliki 2 makna, yaitu skor pertandingan Liverpool vs Barcelona dan skor persetubuhan antara mama dengan si asep dan udin yang mengeluarkan sperma mereka 4 kali di tubuh mamaku. ga jadi TAMAT.


======================


Semenjak kejadian melihat mama di setubuhi oleh 2 pemuda kumal seusiaku, pandangan ku terhadap mama jadi berubah. Aku jadi sering memperhatikan lekukan tubuh dan belahan payudaranya, bahkan melihat wajahnya saja aku jadi terbayang belepotan sperma 2 pemuda itu di wajah mama. Tapi apa aku marah ? jelas aku marah mama selingkuh dengan papa, tapi ada sensasi aneh melihat mama kandung sendiri jadi bahan pemuas nafsu orang lain. Apalagi mama tidak pernah menampilkan ekspresi kebinalannya di depan kami.

Pernah waktu itu saat aku menjemput mama di salah satu gym di jakarta, kulihat mama sedang ngobrol dengan seorang koko yang menurutku tinggi, putih dan ganteng. Si koko sepertinya mencoba merayu mama tapi mama tidak tertarik sama sekali, begitu melihatku dari kejauhan langsung menghampiriku dan meninggalkan si koko. Dari kejadian itu kupikir mama adalah istri yang setia, tapi justru sebaliknya..

“Than.. nathaaan.. Hey masih pagi udah melamun aja kamu!” suara mama tiba-tiba mengagetkanku

“Eh iya mah ada apa ?”

“Dari pada kamu melamun ga jelas, bangunin kakakmu itu lho dari tadi dipanggil kok ga bangun-bangun” ucap mama yang sedang memakai apron sambil memanggang roti, disamping mama ada bi inah pembantuku yang sedang menyiapkan masakan juga.

Dengan malas-malasan akupun naik ke atas lantai 2 bangunin kakakku di kamarnya, kulihat kak Cecil (dibaca : sesil) masih tertidur lelap dengan posisi yang ga karuan bahkan sambil ngorok. Kakak ku yang namanya Cecillia ini berusia 20 tahun, sebenarnya dia kuliah di Bandung tapi karena pandemi sama sepertiku belajarnya lewat online juga jadi dia dirumah cuma malas-malasan.

“Kak.. kak cecil bangun udah pagi!” ucapku sambil menggoncangkan tubuhnya yang berkulit putih mulus.

“Apaan sih ah masih ngantuk hoams”

“Kak ihh bangun nanti diomelin mamaa.. “ tapi kak cecil hanya membuka matanya sebentar terus tidur lagi, sialan juga nih kak cecil masih tidur aja. Tanpa sengaja kulihat paha nya yang mulus, deg ingin rasanya memegang pahanya yang mulus ini padahal kakak sendiri entah kenapa pikiran kotor menguasai otakku. Dengan perlahan ku tempelkan tanganku di atas pahanya.. Ahh mulus sekali kak. Penisku jadi konak gerayangin paha kakak sendiri, tapi emang dasarnya kak cecil si beruang kutub masih saja tertidur lelap.

Setelah puas dengan pahanya, aku beralih ke payudara kak cecil yang besar. Ya kak cecil dan mama sepertinya memiliki gen yang sama yaitu memiliki payudara yang besar, bedanya mama bertubuh kecil dan sedikit pendek sementara kak cecil tinggi bahkan lebih cantik seperti model. Siapapun cowo pasti akan tertegun melihat pemandangan ini, payudara yang tercetak jelas di balik kaos nya yang ketat ingin rasanya ku jamah tapi aku takut kak cecil bangun.

Dengan nekat aku mencoba memegang payudara kak cecil perlahan, ahh empuk sekali.. Tidak ada reaksi apa-apa dari kak cecil. Kembali ku tekan payudara nya, tanganku sudah bergetar.. Lalu ku coba memegang payudaranya dengan telapakku, oh ternyata tidak muat. Ya tuhan sexy sekali kamu kak, ucapku dalam hati. Saat ingin mencoba kembali grepe tubuh kak cecil tiba2 saja suara mama dari lantai 1 mengagetkanku..

“Ceciiiilll banguuun, udah jam berapa iniii!” teriak mama. Langsung ku lepaskan tanganku dari payudara kak cecil. Kak cecil dengan malas-malasan akhirnya bangun juga..

“Iyaa maaaah” ucap kak cecil sambil benerin rambutnya dan ngecek hp, dari pada ketahuan aku langsung keluar saja dan kembali ke dapur melanjutkan sarapanku.

Berapa menit kemudian kak cecil tiba di dapur, mama pun menanyai kak cecil kenapa lama sekali bangun dan mengingatkan kak cecil dan aku untuk hadir di kelas online kampus dan sekolah.

“Belajar apaan orang hari ini juga tanggal merah kok” ucap kak cecil sedikit kesal.

“Loh hari ini tanggal merah bi ?” ucap mama yang tidak percaya ke bi inah

“Iya buu hari ini tanggal merah hehe” ucap bibi yang tertawa kecil.

“Yaampun pantesan ayahmu hari ini ga kerja, ternyata tanggal merah”

“Loh emang ayah dimana mah ?” tanyaku.

“Itu di garasi lagi panasin mobil” ucap mama.

“Mah hari ini aku nginep yaa… nyam nyam..” kata kak cecil sambil mengunyah roti.

“Nginep dimana ?” tanya mama.

“Biasa nginep di rumah rachel, temen sekolah dulu.. Kan besok juga hari sabtu ga ada jam kuliah”
“Yaudah gapapa, titip salam ya buat rachel dan mama nya, terus mau berangkatnya kapan?”

“Habis ini mah langsung dijemput sama rachel”

“Yaudah hati-hati ya, kamu jangan ngerepotin rachel dan keluarganya”

“Ih mama kaya baru pertama aja aku nginep di rumah rachel” ucap kak cecil, aku yang sudah hafal alibi kakak ku bicara pelan..

“Nginep? Bilang aja mau ngedugem sampe pagi mabok “

“Hiiii adek ku ini bisa ga ngomongnyaaa..” kata kak rachel sambil mencubit pipi ku keras

“Ehh iya kak iya maaf aduuhh”

Setelah sarapan selesai aku iseng ke garasi melihat ayah yang sedang merawat mobil, disana ayahku sedang menelpon temannya.

Teman ayah : Jangan sampe telat lagi nih bro kaya di puncak kemarin!

Ayah : Siap ga bakal telat lah di tempat biasa kan ? iya oke, bye.

Lalu ayah menutup telponnya, belum sempat ku tanya papa langsung bilang kepadaku..

“Hari ini ke pulau seribu yuk”

“Eh ke pulau seribu yah? Sekarang?”

“Ya sekarang masa besok, hari ini tanggal merah kan, biasa kita mancing disana seperti dulu sambil nginep barbaque-an sama teman ayah” ucap ayah, lalu dengan semangat akupun mengiyakan saja. Ayah lalu mengajak mama untuk ke pulau seribu, tapi mama menolak dengan alasan hari ini sedikit tidak enak badan dan besok mama sudah janjian dengan ibu-ibu sosialita nya untuk shoping bareng ke mall.

“Ya sudah kalo ga mau liburan, yuk nat kita berdua aja ke pulau seribu”

“Ayo yah” kataku dengan semangat, akupun mengiyakan ajakan ayahku liburan mancing seperti dulu lagi, dari pada di rumah terus aku selalu memikirkan mama dan pikiranku tambah ngeres.

Ayah pun menanyakan dimana pancingan nya yang dulu sering digunakan karena tidak ketemu, mama lalu menjawab di gudang.. Aku dan ayahpun akhirnya mencari pancingan di gudang, duh susah juga ternyata di gudang banyak barang-barang rongsok yang berdebu. Dari mulai sofa bekas hingga sepeda yang sudah banyak jaring laba-laba..

Mama yang dari luar memperhatikan kami akhirnya ikut bicara..

“Dibersihin dong pah kamarnya, ini kan sebenarnya untuk kamar tamu bukan gudang, kalo gudang kan sudah ada.. Lagian ngapain sih hobi koleksi barang bekas”

“Iya juga yah mah.. Yaudah panggilin sodaranya pak herman mah yang tukang loak itu untuk beresin barang-barang itu..” ucap papa.

“Papa dong yang panggi, mama kan ga tau kontak pak herman” jawab mama. Pak herman adalah kepala security komplek kami, dan sodaranya pak lubis adalah tukang rongsokan yang biasa keliling komplek kami untuk menjual barang2 bekas. Akhirnya papa menghubungi pak herman..

Sejam kemudian pak lubis dengan motor gerobak tiga nya datang, pak lubis.. Seorang bapak2 khas usia 60 tahunan  dengan jenggot tebal bak seniman dan perut buncitnya datang dan bersalaman dengan papa dan mama.

“Wah barangnya masih bagus ini, serius ini pak mau dijual ?” kata pak lubis sambil menunjuk barang bekas seperti sepeda, skuter, tv, sofa.

“Iya pak dibawa sama pak lubis aja gratis ga perlu bayar, karena barang ini udah lama semua pak kita mau bersihin kamar ini ke fungsi yang semula”

“Wah rejeki nomplok ini baru namanya cuci gudang. Serius ini pak tak bawa semua ?” tanya pak lubis.

“Angkut aja lah pak” ucap papa.

“Yowes sekarang juga tak angkut ya pak” lalu pak lubis mulai membawa barang2. Kuat juga pikirku pak lubis membawa barang seperti tv dan sofa dengan hanya kedua tangannya, sementara aku dan papa yang awalnya membantu tapi papa mengajak ku bersiap2 sekarang juga untuk liburannya.

“Tenang saja pak daniel, urusan barang bekas biar saya saja bapak ga perlu repot2 kalo mau pergi ke luar” ucap pak lubis, papa pun berterima kasih ke pak lubis,

Setelah persiapan selesai mengemas barangku tiba2 terdengar suara bell rumah berbunyi..

“Halo om dan tanteee” Ucap kak rachel, teman kakakku sekolah dulu bersama kedua teman perempuannya yang aku lupa namanya tapi mereka juga teman kak cecil dulu di sekolah.

“Ehh rachel, ayo sini masuk” ucap mama. Lalu mereka bertiga dan mama duduk di ruang tamu. Teman2 kak cecil juga keturunan chinese semua, rata2 memang cantik apalagi sekarang mereka hanya menggunakan hotpants dan ada salah satu temannya yang menurutku manis sekali, tipeku banget dengan hanya memakai tanktop yang ditutupi cardigannya, salah satu teman kak rachel itu malah menatap ku balik sambil tersenyum.. Disitu aku malah malu ditatap cewe cantik..

“Ehh elo adeknya Cecil kan? Aduuh gua lupa deh namanya siapa.. Gila udah gede ya sekarang tambah ganteng aja lu..” ucap kak rachel yang ceplas ceplos.

“Namanya nathan…” ucap mama sambil tersenyum, disitu aku jadi tambah malu dan mukaku memerah. Akhirnya kak cecil turun juga dari lantai 2, penampilannya tak kalah sexy dengan celana hotpants dan kemeja oversize ala korea.

Setelah itu kak cecil dan ketiga temannya pamit menggunakan mobil yang disupiri kak rachel. Kuperhatikan dari tadi pak lubis si tukang barang bekas memperhatikan kakak ku terus dengan tatapan mesum sambil membereskan gudang, dasar tua bangka pikirku. Setelah kak cecil pergi giliran mama yang ngobrol dengan pak lubis sambil masih sibuk memilah barang di gudang. Sekilas kuperhatikan senyuman mama ke pak lubis seperti saat kejadian mama di entot 2 pemuda minggu kemarin, sedikit menggoda dan agak nakal.

Deg, perasaanku jadi tidak enak.. Ah itu mungkin pikiranku saja. Setelah beberes dan membawa barang di mobil aku dan papa pun pamit ke pulau seribu.

“Hati-hati ya sayang, kalo cuaca nya buruk lebih baik ga usah mancing” ucap mama ke aku dan papa.

“Iya mah tenang aja, barangnya sudah dimasukan ke mobil semua nat ?” tanya papa.

“Sudah pah” kataku. Akhirnya aku dan papa pamit untuk berlibur bersama teman papa di pulau seribu. Mama pun melambaikan tangannya ketika pergi, sementara pak lubis masih belum menyelesaikan pekerjaannya.

Ketika baru 500 Meter keluar perumahan mewah kami ke arah jalan tiba2 saja di jalanan raya macet tidak seperti biasanya.

“Aduhh apalagi sih ini, kok macet ya? Tumben, apa ada kecelakaan di seberang sana ?” tanya papa. Akupun hanya bisa menggeleng kepala, akupun teringat satu hal..

“Oh iya pah kail pancing sudah dibawa ?” tanyaku.

“Aduuh lupa nat, baru pancingannya aja.. Kayanya masih di gudang”

“Yaudah pah aku ambil aja ya, kebetulan powerbank aku juga ketinggalan di kamar”

“Gpp kamu jalan aja ?”

“Gpp kok pah kebetulan deket” ucapku, karena jalanan yang macet parah akupun langsung keluar mobil berjalan ke perumahanku. Sesampainya di depan perumahan, Pak Herman kepala security pun bingung melihatku balik ke rumah jalan kaki.

“Loh dek nathan kok pulang lagi ?”

“Iya nih pak ada yang ketinggalan di rumah” ucapku.

Setelah sampai di depan rumah kulihat motor roda tiga pak lubis yang diisi barang bekas masih di terparkir, oh mungkin belum selesai pak lubis beresin barang pikirku. Akupun langsung masuk ke gudang, kulihat kail pancingnya masih di atas lemari bekas, untung saja belum dibuang. Eh tapi kok tidak ada pak lubis dan juga mama ? kemana ya mereka, tanyaku dalam hati. Akupun ke lantai 2 ke kamarku untuk mengambil powerbank. Baru menaiki tangga aku sudah mendengar suara desahan cewe merintih aaaahh… aaahhh… Deg! Perasaanku mulai tidak enak, pikiranku kembali ketika mama dientot 2 pemuda sialan itu, akupun coba menenangkan diri berjalan perlahan ke arah kamarku.

Suara desahannya semakin jelas, apalagi ketika aku sudah mengambil powerbank di kamar. Ternyata suara desahannya dari kamar mama yang berada di samping kamar kak cecil, kulihat Celana dalam dan rok panjang mama sudah tergeletak tak karuan di depan kamar orangtua ku. Akupun jadi penasaran apalagi pintu kamar mama setengah terbuka , dengan berjalan perlahan akupun mengintip dari celah pintu yang terbuka itu.

Ma.. mama ? Deg..

Kulihat pak lubis sedang menjilat vagina mama dengan liarnya, sementara mama sudah setengah telanjang terlentang sambil menikmati rangsangan yang diberikan ke pak lubis.

“Aaaaahhhh pak aaahhhhhh” erang mama sambil menjambak rambut pak lubis yang sudah beruban itu dengan wajah meringis kenikmatan.

Pak lubis yang berusia 60 tahunan, badannya sedikit membungkuk dan sudah keriput itu kini sedang menikmati vagina mama tanpa halangan sehelai pun dengan tarian lidahnya. Mama pun terlihat menikmati.

“Aaaahh pak lubiss udaaah pak setooppp, setooppp” ucap mama menahan kepala pak lubis, pak lubis pun melepas jilatannya di vagina mama yang sudah basah. Kukira mama diperkosa pak lubis, tapi justru mama tersenyum ke arah pak lubis dan menyuruh untuk ganti posisi.

Kini pak lubis yang tiduran, mama pun melepas celana panjang lusuh dan CD pak lubis, terlihatlah penis hitam yang menurutku sedikit menjijikan, ya penis itu sudah keriput tapi mama tak menghiraukannya justru mengulum penis itu dengan mulut mama ssslrrruupp sssllrruuupp aahh bunyi cipokan antara mulut mama yang tipis manis dengan penis pak lubis yang menjijikan melihatnya saja membuat penis ku berdiri tegak.

Apalagi dengan ekspresi nakal mama yang menatap wajah pak lubis persis seperti di film bokep JAV. Setelah puas mengulum penis pak lubis, mama lalu memposisikan dirinya menindih tubuh pak lubis dengan perlahan mengarahkan tangannya memasukan penis pak lubis ke vagina mama..

“Ooohh.. Ohhh astaga…” bless..  Desah mama.. Penis pak lubis pun masuk semua ke vagina mama. Mama mendiamkan tubuhnya sejenak diatas pak lubis.

“Bu.. bu eliza.. Ini gapapa bu kita begini ?”

“Ssstt.. Kan tadi aku udah bilang pak lubis diam dan nikmati saja.. Pak lubis ga mau ya aku kasih hihi.. ?”

“Mau sih bu.. Tapi kalo ketahuan pak daniel…”

“Sudahlah pak lubis ahhh.. Nikmati aja aawhhh” mama mulai mendesah sembari menggerakan tubuhnya naik turun diatas tubuh gempal pak lubis..

“Ahhh buu… “ erang pak lubis.

“Hihi kenapa pak.. Enak?”

“Iya bu eliza, memeknya masih sempit”

“Ih kan tadi udah dibilang jangan panggil bu eliza aahh.. Cukup panggil eliza aja” ucap mama dengan nada manja.. Bunyi suara kasur krik.. Krik.. dan desahan mama membuatku tak tahan ingin coli melihat mama bersenggama dengan bapak2 tua itu.

5 Menit mama di posisi atas pak lubis semakin lama mama bukan hanya naik turun tapi juga menggoyang kiri kanan pinggulnya membuat pak lubis kadang menahan tubuh mama, tapi mama hanya tertawa kecil melihat ekspresi pak lubis. Kulihat tangan pak lubis mulai menggerayangi payudara mama dari balik kaos, siapa yang tak tahan melihat payudara  yang kencang naik turun di depannya pasti jika aku jadi pak lubis akupun akan ikut meremas payudara yang menggemaskan itu.

“Ihh nakal ya tangan pak lubis” ucap mama.

“Hehe abisnya payudara kamu sangat menantang liz, boleh ya bapak pegang ?” tanya pak lubis.

“Hmmm boleh ga yaaa hihi… “

Kembali mama menggoyangkan pinggulnya naik turun sementara tangan pak lubis hanya memegang payudara mama dari balik kaosnya, tiba-tiba saja mama melepas kaos yang ia kenakan membuat payudara yang padat dibalut bra merah menyembul bebas. Pak lubis hingga melotot melihat pemandangan diatasnya sementara mama hanya tersenyum nakal.

“Oohh pak… aku.. Aku mau keluar… aaaahhh” desah mama sambil menundukan dadanya hingga pak lubis bebas menghisap payudara mama bergantian.

“Ahh iya eliza, saya juga mau keluar ooohh..”

“Aahhh pakk.. Iya begitu… sedikit lagi aaaaawww” mama pun seperti tersengat listrik sambil merapatkan pahanya dan tubuhnya bergetar tanda mama sudah mencapai orgasme. Mama dan pak lubis akhirnya berciuman dengan mesra sambil mengatur nafas mereka.

“Yaampun bu eliza, saya keluar di dalem… memangnya gpp ?” ucap pak lubis.

“Hihi gpp pak, tapi kok penis pak lubis masih kuat aja ya padahal udah keluar”

Akhirnya mama mencabut penis pak lubis dari kemaluannya terlihat banyak sekali sperma yang keluar menetes dari vagina mama lalu mama duduk. Nah saat mama duduk disamping pak lubis yang sedang rebahan tiba-tiba saja mama seperti melirik ke arahku, ya ke arah pintu.. Aku yang kaget langsung kembali bersembunyi. Sial, apakah mama mengetahui keberadaanku? Entahlah akupun cepat-cepat keluar dari rumah dan kembali ke papa yang telah menunggu.

Ternyata papa sudah menunggu memarkirkan mobilnya di pinggir jalan, langsung saja ku masuk ke mobil.

“Kok lama banget ?” tanya papa.

“Iya pah, tadi mama minta tolong sebentar..” kataku yang mencari alasan.

“Oh yasudah yuk kita berangkat” ucap papa, untungnya saja papa tidak menanyakan lebih jauh, di tengah jalan aku jadi banyak melamun memikirkan mama yang ternyata binal bukan hanya ke 2 pemuda tetapi juga ke pak lubis yang usianya diatas mama. astaga , kenapa mama melakukan itu? Dan kenapa juga aku jadi horni melihat mama bersenggama dengan pria lain? Apakah aku sudah mulai kelainan ya.

Setelah sampai di pelabuhan kamipun bertemu dengan teman-teman papa, ya ada yang sendiri, ada yang hanya bawa istri atau anaknya saja ada juga yang membawa sekeluarga. Sekitar 2 jam kemudian setelah kita turun dari kapal yang disewa untuk menyeberang ke kepulauan seribu kami semua langsung menyewa villa disana. Malamnya teman-teman papa mengadakan barbeque di pinggir pantai, ya kami berpesta disana. Biasalah kalau mereka pesta pasti minum-minum, aku sendiri tidak ikut dan hanya memperhatikan dari kejauhan saja. Tiba-tiba hp ku berdering, mama memanggil..Deg! Jawab ga ya ? ucapku dalam hati.

“Ha.. halo”

“Halo nathan gimana liburannya aman ga disana ?” suara mama diseberang sana.

“A.. aman mah” balasku masih terbata bata mendengar suara mama, entah kenapa aku jadi horni sendiri mendengar suara mama.

“Ohh gitu, papa lagi apa ?”

“Papa lagi sama temennya mah ngobrol disana.. Mama mau ngomong sama papa?”

“Ga usah cukup sama kamu aja aaahhh…” tiba-tiba mama mendesah

“Mah.. halo.. Ma.. mama kenapa ?” deg, pikiranku jadi ga karuan mendengar suara mama sambil mendesah, jangan-jangan..

“Ngga.. mama gpp kok hihi..”

“Yaudh ya sayang kamu jangan tidur malam-malam mmmmhh… aaahhh”

“Iya mah nathan tau kok.. Halo.. mah? Mama lagi apa?”

Sepertinya mama berbisik sesuatu di seberang sana..
“Ahh pak, jangan.. Tunggu sebentar.. Aahh.. aaaww..”’

“mmmh..  mama lagi kepedesan makan sambel, yaudh ya sayang ga ada yang ditanya lagi kan? Bye” lalu mama menutup telepon begitu saja. Ahh sial, pasti mama masih bersama pak lubis di rumah.. Kenapa juga aku ikutan horni ya..

Karena sudah horni pikiranku jadi pendek lalu aku bersembunyi dibalik semak-semak dipinggir pantai, aku sudah tak tahan akhirnya onani sambil melihat gambar mama di layar hp sambil membayangkan mamaku sendiri disetubuhi orang lain.. Aahh mama… pikiranku kemana-mana, saat onani hampir mencapai puncak tiba-tiba ada suara perempuan mengagetkanku dari belakang

“Hayoo kamu lagi ngapaiin?” shit! Aku terkaget bukan main..