Sebagai insan birokrat yang lama menangani sejumlah perusahaan memang harus cermat membaca peluang investasi. Demi mendulang profit dan kelangsungan kinerja produksi, Widya (sapaan akrab Nicke Widyawati) tak berhenti menggerakkan perusahaan barunya dibidang Migas yaitu PT. Pertamina bereksplorasi di dalam negeri. Namun Dia juga mencoba bermanuver menawarkan jasa hulu serta hilir pertambangan migas ke luar negeri. Selain itu, Dia berharap adanya partner asing pilihan yang mampu bekerjasama meningkatkan produktivitas Pertamina agar penguasaan pengolahan bahan bakar minyak bias dilakukan di dalam negeri.
Oh ya, sebelum menceritakan sisi lain sebagai dirut Pertamina perkenalkan namaku Nicke Widyawati dan cukup dipanggil Bu Widya. Aku lahir di Tasikmalaya, 51 silam dan punya tiga anak laki-laki. Selama ini karirku memang dominan di BUMN. Sebelum diangkat sebagai Dirut definitif PT. Pertamina 20 April lalu, Aku juga lama berkecimpung diperusahaan bidang kelistrikan, PLN. Mulusnya karir ini tak serta merta terjadi dalam waktu singkat karena sejak lulus kuliah dari ITB Aku mengawalinya didunia perbankan. Keyakinan, positive thinking dan jaringan kolegial lah yang telah mendukungku melewati setiap tantangan hingga melesat duduk di kursi Dirut perusahaan migas nomor wahid milik Indonesia ini.
Meski memiliki jabatan Direktur Aku tak lupa soal jati diri. Aku sadar bahwa seorang direktur utama bukanlah siapa-siapa tanpa mitra yang solid. Karena itulah hal terpenting dari tanggungjawab seorang pucuk pimpinan agar selalu menjaga keharmonisan linkungan kerja juga sumber daya manusianya. Kesan menampilkan formalitas tak melulu Aku tonjolkan. Justru kupilih outfit hijab kasual saat suatu pertemuan lintas sektoral untuk menunjukkan nilai lebih dalam membangun kerjasama.
Agendaku disepuluh hari sebagai direktur baru cukup padat. Banyak jadwal meeting dengan calon pengguna jasa ataupun rapat bersama direksi membahas rencana implementasi kebijakan Pertamina. Minggu malam (1/05) itu Aku menyiapkan rumusan awal mindmap tata laksana kebijakan yang dimandatkan Negara soal kemandirian produksi BBM untuk menekan impor. Di dalam keremangan kamar ini tangan, mata dan pikiranku tak henti bekerja. Sementara Joko Lukito, suamiku tampak tidur meski belum terlalu lelap. Sesekali dia memintaku untuk meneruskan pekerjaan itu besok pagi. ‘’Umi, kenapa nggak diteruskan besok pagi aja. Ini kan udah jam setengah satu,’’ kata Mas Joko membelai rambutku.
Lembutnya belaian suami membuatku mabuk kepayang. Desiran darahku perlahan mengalir deras diiringi menyeruaknya libido. Saat Mas Joko akan tidur kembali kukecup lembut bibirnya. Kuberikan dia ciuman pembangkit kejantanan yang mulai pudar akibat termakan usia. Menginjak di 29 tahun usia pernikahan ini, Aku sadar akan penurunan seksualitas pria. Bahkan ‘’ikon’’ keperkasaannya pun tak sehebat puluhan tahun lalu. Tetapi, tugas istri yang baik adalah melayani kebutuhan biologis suami meskipun Aku pun jarang orgasme. ‘’Mas, umi pengen dimanja nih..hihihi,’’ godaku. Sembari kunikmati kenyalnya bibir mas Joko, jemari tangan kananku mengelus sensual pahanya yang terbungkus celana boxer.
Semakin lama kudengar deru nafas suamiku yang mulai tak beraturan. Ini berarti rangsangan seks yang kulakukan begitu intens merasuk dalam tubuhnya. Dalam sekejap pangkal paha yang awalnya datar kini memunculkan sebuah gundukan yang menggeliat. Pelan tapi pasti, gundukan itu kian tumbuh hingga ujungnya yang tumpul tersentuh jemari lentikku. ‘’Hmmmh, Umi Widya nakal ya,’’ lirih Mas Joko. Dengan tatapan liar, berkali-kali ciuman dan sapuan lidahku menyasar pada leher dan dada Mas Joko. Tak lupa juga servis yang paling dia suka yaitu serangan pada putingnya. Kolaborasi kecupan dan tarian lidah diputing susu suamiku kerap membikin gemetar dari ujung kepala hingga ujung penisnya. Acapkali getaran itu sangat hebat pada penis hingga jemariku basah oleh guyuran precum yang memancar dari lobang pipis pria 54 tahun itu.
Seketika itu ¾ penisnya terbenam dalam mulutku yang mungil. Sulit buatku melakukan deepthroat meskipun panjang kejantanan Mas Joko hanya 13 cm. Namun Mas Joko sangat suka dengan itu karena makin terasa nikmat saat disepong. ‘’Hmmmph..sluuph..slurrph,’’ lenguhku. Blowjob tanpa tangan adalah keahlianku selain mengurus perusahaan xixixi ;p. Penis suamiku yang licin oleh ludahku semakin mudah keluar masuk dalam mulut. Kulihat mata Mas Joko rapat terpejam menahan kenikmatan tiada taranya. Sambil ‘’mengerjai’’ penisnya, seluruh baju tidurku kutanggalkan dan menyisakan bra serta thong warna hitam. ‘’It’s time to ride, sayang,’’ sahutku bak wanita binal. Dengan menyingkap thong kesamping rudal suamiku ditanamkan pada sasaran tembaknya. ‘’Ohh sayang, punyamu awet rapetnya,’’ puji Mas Joko.
‘’Iya mas, kamu suka sayang?’’ celetuknya sambil ‘’berkendara’’ di atas tubuh suaminya itu. Gerak erotis dua pasangan suami istri tersebut makin liar. Namun, beberapa saat Widya harus berhenti saat Mas Joko hendak ejakulasi. Ia terpaksa mencabut penis itu dari vaginanya dan mendiamkan beberapa saat agar kontraksi otot kejantanan Mas Joko reda. Selepas itu, mulut seksi dirut Pertamina cantik harus bekerja lagi memulihkan ereksi penis suaminya. ‘’Uhh padahal aku tadi mau dapet,’’ protesnya dalam hati.
Namun alih-alih membuat penis Mas Joko kembali keras, rongga mulut peraih Women's Work of Female Grace 2013 itu malah dikejutkan muncratnya pejuh sang suami. ‘’Ohhhh sialll,’’ pekik Mas Joko panjang saat mengalami ejakulasi dalam mulut istrinya. Gestur kaget Widya justru membuatnya menggemaskan. ‘’Hehehe, maafin Mas sayang. Habisnya kamu nikmat banget malam ini,’’ kata dia. Wajah Widya yang awalnya cemberut pelan-pelan mulai tersenyum karena merasa maklum realita ini. ‘’Gapapa Mas, lagian kita harus cepet istirahat karena besok kan harus kerja pagi-pagi,’’ kata Widya mendamaikan hati Mas Joko.
‘’Tiiiiiittttiiiiiitttt..!!’’ suara alarm membangunkan Widya tepat pukul empat pagi. Dia segera melakukan rutinitas paginya. Semua persiapan kerja dia dan suaminya dilakukan dengan cekatan. Juga ritual 5 menit bercermin untuk memastikan bahwa agenda kerja hari ini akan baik-baik saja.
Tak hentinya aku bersyukur pada Tuhan yang telah menganugerahkan paras cantik padaku. ‘’Kamu tampil cantik dan perfect Widya. Ayo lakukan yang terbaik,’’ gumamku. Aku harus memaksimalkan meeting dengan perwakilan perusahaan energi Bright Energy dari Amerika Serikat.
45 menit telah tertempuh dalam mobil hingga sampai di kantor pukul 07.30 tepat. Sekretarisku, Nurul Aini menghampiri dan menyerahkan beberapa berkas dari pihak Bright energy untuk dipelajari beberapa saat sebelum meeting. Dari seluruh materi dalam berkas, dua poin yang meyakinkan untuk segera bekerjasama dengan perusahaan milik Mr. Robert Downing itu adalah transfer of technology sarana prasarana refineries dan bantuan finansial sebesar enam triliun rupiah. Momentum ini dia anggap akan berkontribusi positif untuk meringankan beban anggaran perusahaan karena subsidi BBM. ‘’Toktok’’ lalu sekretarisku mempersilakan memulai meeting. ‘’Saya berdoa agar Ibu berhasil,’’ kata Nurul beretika kepadaku.
Sesaat masuk ke aula pertemuan, Aku langsung menghampiri Pak Rob (sapaan Robert Downing) serta menjabat tangannya. ‘’Welcome Bapak Robert. Thank you for visiting us,’’ salamku ramah. Seperti biasa, Pak Rob datang dengan seorang asisten khusus bidang teknik pertambangan perusahaannya, Pat Trowie.
Saya dan Pak Rob telah dua kali bertemu yaitu di Batam dan Indramayu. Sehingga pembicaraan selama rapat dapat sedikit cair. Bahkan dia beberapa kali memujiku yang tampak awet muda. ‘’You looking so young this time,’’ kelakar Pak Rob. Sontak gelegak tawa rekan yang hadir memenuhi seisi ruangan rapat. ‘’Haha..thanks. But Im not too young as thirty years ago,’’ candaku balik. Rangkaian acara meeting ini dipungkasi dengan ramah tamah oleh PT. Pertamina. Selama makan bersama, Aku terus membicarakan kemungkinan konkret atas negosiasi tadi. Sementara itu, Pat terus setia mendampingi Pak Rob untuk berdiskusi ringan.
Sebuah kebiasaan buruk Pak Rob adalah sering mengusapkan tangannya disela-sela pahanya. Sekedar yang kuketahui dari rekan dia yang lain bahwa Pak Rob memiliki kelainan pada kelenjar keringat disekitar telapak tangannya. Sehingga, setiap saat harus dia keringkan dengan cara mudah yaitu mengusapkan pada celananya. Awalnya kebiasaan Pak Rob kuanggap biasa. Namun, Aku tertegun sejenak saat posisi duduknya sedikit berbaring dan kain celana bagian selangkangannya tertarik kebelakang. Pandanganku seolah terfokus pada benda yang menggembung tercetak dikain celananya. Dan lebih kagetnya, benda itu tampak cukup besar dan panjang. Selama beberapa detik terpana, Pak Rob mengagetkanku dengan ucapan minta maafnya karena telah tak sopan. ‘’Ohh, Im sorry for my attitudes. I didn’t mean to embarassing you,’’ kata Pak Rob. Akupun menerima permintaan maafnya dengan rasa malu dan muka memerah.
Kini, rombongan perwakilan perusahaan Bright energy pamit meninggalkan kantorku. Pak Rob berencana untuk tinggal selama tiga hari di hotel Marriot untuk membahas progres negosiasi sekaligus mempersiapkan kunjungan ke perusahaan energy yang lain di Indonesia. Lalu, aku pun lanjut membereskan pekerjaan dikantor hingga waktunya pulang. Namun, sejak kejadian tidak sengaja tadi pikiranku sulit terfokus pada hal lain. Bahkan selama mengendarai mobil pada perjalanan pulang pun hampir nyrempet pengendara motor. ‘’Tuhan kenapa Aku ini? Apa gara-gara liat itunya Pak Rob yah….,’’ cemasku dalam hati. ‘’Ngga boleh, jangan terpengaruh hal yang ga penting Widya!’’ gumamku menguatkan diri.
Kulempar tas tentengku ke kamar dan kurebahkan tubuhku disampingnya. Tak mungkin seorang perempuan yang telah menikah memikirkan hal yang tidak semestinya. Apalagi penasaran ‘’barang’’ milik orang lain. Meskipun logikaku melarang sikap keliru ini, tapi gejolak birahi ini mendorong kuat untuk berbuat nekat. Kali ini Aku, seorang Dirut BUMN ternama dan juga wanita religius dibuat kacau oleh perasaan bimbang. Ya, perang batin antara logika melawan nafsu memang berat dihadapi. Tak sadar jemariku menggosok-gosok selangkangan yang masih berbalut celana hitam. Seakan terbuai kenikmatan, sosok wanita 51 tahun tersebut tak canggung bermasturbasi. Perlahan kedua kakinya membuka ketika rangsangan demi rangsangan membuat tubuhnya meremang. Widya merasakan vaginanya begitu gatal dan membasah. Semakin rasa itu datang gosokan jemari pada kelentit dari luar celananya malah menjadi-menjadi. Saat itu jelas terbayang dalam fantasinya bahwa dirinya liang peranakannya menginginkan sesuatu yang lebih. Ketika hampir mencapai puncak dia telusupkan tangannya ke dalam celana dalam. Lalu dikocoklah lubang berlendir itu dengan tiga jari dengan cepat dan lebih cepat karena rasa nikmat yang begitu dahsyat.
‘’Ohhh Pak Robb!!.....,’’ pekiknya tertahan karena asisten rumah tangganya sedang bekerja di sekitaran kamar. Setelah mendapatkan big orgasm itu tubuhnya terkulai lemas. Sungguh tak disangka bahwa fantasinya dengan bule AS itu membawa efek yang luar biasa nikmat. ‘’Ya Tuhan Aku squirt banyak banget,’’ gumam Widya sambil melihat heran celananya basah oleh cairan cinta yang barusan memancar deras. Kemudian dia bergegas pergi mandi karena sang suami akan pulang.
Di dalam kamar mandi widya tampak tersenyum senang memperhatikan keindahan tubuhnya sendiri. Walaupun usianya tak lagi muda namun kecantikan parasnya tetap bersinar. Begitupun dengan tubuhnya yang sangat terawat. Tampak proporsional dengan posturnya atau sintal. ‘’Pantes bapak-bapak di kantor kalo suka ngga fokus..hihihi,’’ tawanya pelan.
Beberapa menit kemudian suara mobil Mas Joko terdengar memasuki garasi yang terletak di ujung timur rumah ini. Secepatnya kusambut dia dari depan pintu utama setelah berdandan. ‘’Selamat datang Mas,’’ kataku hangat. Tak lupa kuberikan dia kecupan mesra. Lalu, terdengar handphoneku berdering. Dengan lari kecil Aku menuju tempat handphone itu dan sekretarisku lah yang menelpon. Dia mengabarkan bahwa besok akan diadakan meeting lanjutan dengan Pak Rob cs. Rasanya campur aduk mendengar itu semua. Tentu senangnya adalah membuka peluang bekerjasama dengan Bright energy. Namun, Aku juga barusan dibuat Pak Rob salah tingkah karena insiden ‘’gundukan besar’’ saat meeting tadi. ‘’Ini memang risikoku sebagai Dirut. Yang penting profesional menjalankan tanggungjawab perusahaan,’’ kataku dalam hati.
Kabar baik soal peluang kerjasama ini pun kusampaikan pada Mas Joko. Suamiku yang sedang santai menjelang tidur malam terlihat senang dan mendukung penuh memaksimalkan kesempatan ini. ‘’Bagus itu umi, kalau berhasil menjalin kerjasama dengan Bright energy tentunya kemandirian mengelola tambang migas di negeri sendiri bakal tercapai. Lalu bantuan finansialnya bisa meringankan beban defisit,’’ jelas dia. Apa yang dikatakan Mas Joko seperti energi buatku. Aku merasa bahagia dan kupeluk suamiku. ‘’Makasih Mas dukungannya. Aku sayang kamu,’’ bisikku manja. Malam itu kami bercinta dengan bergairah. Dan lagi-lagi gairah Mas Joko padam lebih cepat daripada Aku.
Selasa pagi (3/05) tak ada yang berbeda dengan aktivitas sebelum berangkat kerja. Hanya saja semangatku kali ini sangat membara di dalam dada. Aku menjaga mood sebaik mungkin agar hasil meeting hari ini bisa menentukan rencana kerjasama menjadi lebih realistis bagi perusahaan yang kupimpin. Untuk mempertegas harapan itu Aku dandan secantik mungkin. Beberapa model pakaian hijab kucoba hingga kutemukan salah satunya. ‘’Aduhh kok rada ketat sih,’’ gumamku. Memang outfit yang kukenakan ini adalah hadiah ulang tahun dari Mas Joko lima tahun lalu. Tentu sudah tak lagi muat lagi dengan bagian pantat dan dadaku yang tambah montok. ‘’Ah, biarin aja lah. Toh siapa juga yang berani macem-macem,’’ jawabku cuek. Kemudian Aku berjalan keluar kamar menuju garasi mobil. ‘’Wah Umi cakep bener. Semoga beruntung meetingnya,’’ sapa Mas Joko sambil mengecup dahiku. Lalu kami berdua berpisah arah ke tempat kerja masing-masing.
Begitu mobil kuparkir, Nurul menghampiri seraya membukakan pintu. ‘’Maaf bu silakan,’’ jawab sekretarisku sopan. ‘’Terimakasih, ada apa Nurul kok buru-buru gitu?’’ tanyaku. ‘’Oh tidak apa-apa Bu Direktur, Nurul mau menyerahkan materi yang kemarin Ibu suruh saya kerjakan,’’ jawab dia. Aku teringat bahwa hari ini adalah hari kedua sejak meeting yang lalu. Artinya ini kesempatan terakhir memaksimalkan negosiasi kerjasama dengan Pak Rob. ‘’Baik, ayo ke ruangan Ibu sebentar,’’ kataku mengajak Nurul. Di dalam ruangan Dirut Aku menyusun kembali berkas yang kudapat dari sekretaris. Hampir 30 menit disana menenangkan diri dan berusaha fokus. Lagi-lagi, bayangan Pak Rob mengusik pikiranku. Tapi aku tak peduli, ini harus diselesaikan sekarang juga. Antara berhasil atau gagal.
‘’Hello Pak Rob. How do you do?’’ sapaku ramah lalu berjabat tangan di ruang meeting. ‘’Okay..quite good. How about you? Ohh I see..you’re always gorgeous ya,’’ katanya berkelakar memuji penampilanku. Menurutku sedikit saling melempar pujian adalah hal bagus. Lebih baik mencairkan suasana demi mencapai tujuan deal dengan Pak Rob. Meeting pun dimulai dan sayangnya Pak Rob melupakan sesuatu yakni dokumen kerangka acuan kerja. Menurutnya pasti tertinggal dalam kopor di kamar hotelnya. Karena gugup dia sulit memutuskan bagaimana selanjutnya. ‘’Could we still do this meeting in my place?’’ tanyanya padaku. ‘’Sure if you feel convenient,’’ balasku. Sehingga mereka meminta maaf dan mohon izin mengajakku serta Nurul ke Hotel tempat Pak Rob menginap.
Selama perjalanan yang panas tadi akhirnya Aku merasakan hawa sejuk di ruang pertemuan hotel. Pak Rob memberitahuku bahwa pakaianku sedikit basah karena keringat. Walhasil lekukan tubuhku makin terlihat jelas dan sangat erotis. Saat ingin pergi ke toilet, Pak Rob melarangku karena tak pantas seorang Dirut perusahaan besar mendapatkan pelayanan yang rendah. ‘’Please come to my room in order to change your clothes. Im on your side’’ katanya untuk mengantarku. Dia mempersilakan Aku masuk kamar tipe deluxenya. ‘’Aku tak heran kamar ini dengan mudah disewa orang sekelas Pak Rob’’, kataku dalam hati.
Kulepas satu persatu pakaian basahku. Lalu bra warna merah tua ini. Tetapi, tidak dengan hijabnya. Tiba-tiba pintu kamar ini terbuka dan Pak Rob masuk. ‘’Wooow…wow sorry Widya. I thought you in bathroom,’’ seloroh Pak Rob sambil menutup sebagian wajahnya. Aku pun kaget dan malu bukan kepalang. Sontak ku gunakan selimut kamar yang ada untuk membalut tubuh sintal ini. Kutatap wajah Pak Rob sebagai kode untuk keluar dari kamar. Namun dia semakin mendekat dan mencoba mendekapku. Dengan sekali rangkulannya, tubuhku dibuat tenggelam oleh pria 69 tahun itu. Kemudian dia kembali ingin menciumku. Namun sekuat tenaga Aku tahan. ‘’No..no don’t do this. I have to married!!,’’ teriakku yang sia-sia karena terdekap kuat.
Segala upayaku tak bisa menandingi ‘’bison tua’’ yang tengah birahi ini. Tubuhku didorongnya terlentang di atas ranjang. Tapi Aku berusaha bangkit lagi dan ingin berlari. Alih alih memberikan jalan untukku, Pak Rob justru memelorotkan celananya hingga benda yang sempat membuat penasaran itu tergolek keluar. Ohh Tuhan, sesaat Aku melongok melihat penis gemuk nan panjang milik Pak Rob terjuntai. Lalu dikocoknya pelan hingga menegak bak tongkat bisbol.
Tak lama kemudian dia menghampiriku yang hanya berselimut lemah tak berdaya. Sangat takut membayangkan jika sampai diperkosa oleh bule bejat tersebut. ‘’Jangan..jangan Pak Rob, Aku mohon stop it,’’ rengekku memelas. Pak Rob tak menggubrisnya dan tetap menaiki tubuhku. ‘’Suck it baby. Im falling in love with you Widya,’’ ceracaunya.
Tak ada pilihan lain bagiku. Terpaksa melayaninya atau dianiaya. Air mataku tak terbendung ketika pria bule itu menjamah payudaraku. Sementara hatiku hancur telah dinodai orang yang bukan suami sendiri, Pak Rob tampak gemas dengan ‘’mainan baru’’ buatan Indonesia. Tak henti-hentinya dia meremas buah dada montok milikku. Berkali-kali pula puting susu silih berganti ia sedot. ‘’I like Indonesian milf. You taste sweet honey,’’ bisiknya. Kata-kata itu seakan sebuah pembuktian dari rasa penasaran terhadap ‘’barang bule’’ yang kurasakan selama ini. ‘’Apakah ini karma, Tuhan?’’ sesalku dalam hati. Namun realita telah berkata demikian. Apa yang telah dimulai harus diselesaikan. Tak peduli lagi seorang Dirut atau hijaber terhormat sepertiku bisa terperosok dalam skandal seks. Kemudian Pak Rob menggendongku ke sebuah kursi disebelah kiri ranjang.
Perlahan-lahan perbuatan Pak Rob membuatku terlena dari rasa penolakan dan benci. Dia sekan tahu keinginan wanita untuk dipuaskan lebih dahulu. Tidak seperti Mas Joko yang cenderung suka diservis untuk dirinya sendiri. Kini mulut Pak Rob tengah mencicipi hidangan pembuka pada vaginaku. Dia makin senang lantaran area sekitar lubang surgawi itu bersih karena kebiasaanku mencukur rambut kemaluan secara berkala. Dengan rakusnya, Pak Rob melibas seluruh permukaan vaginaku. Tak ayal kelakuannya itu menimbulkan rangsangan yang luar biasa nikmat. Hampir-hampir kelopak mataku sulit terbuka akibat gelora birahi yang intens.
‘’Ohhh….ohhh..oohhm,’’ lenguhanku mengejang pada orgasme pertama. ‘’Cruup..crup…crup,’’ begitulah Pak Rob menyeruput habis cairan cinta yang keluar dari vagina yang berkedut-kedut.
Tak berhenti disini. Tubuhku yang lemas karena orgasme tadi dibangunkan dalam posisi bertekuk lutut. Kini aku tau apa yang diinginkannya saat penis Pak Rob mengacung tepat di depan wajahku. ‘’Suck it babe. Let me feel your slutty mouth,’’ pintanya sembari membuka mulutku. Baru kali ini seorang laki-laki melecehkan aku dengan panggilan slutty. Namun, itu menaikkan gairah dan membuatku binal. ‘’Hoopff…hhmmm,’’ suapan pertama pada helm bajanya kulakukan.
‘’Ohhhm great sucking. Good girl,’’ erangnya menikmati pijatan bibirku. ‘’Ohh hey guys come to join us,’’ kata Pak Rob. ‘’Appaaa!’’ batinku tersentak saat dua pria seukurannya datang dan langsung menyodorkan kejantanan tipe alfa mereka. ‘’Ssst,,don’t be scare of me. Its gonna be the sweetest memories of us,’’ kata pria berambut khas militer yang tak kuketahui namanya itu.
Sah sudah aku menjadi sex toy mereka bertiga. Mulutku mengulum tiga penis itu bergiliran. Begitu pula kedua tanganku tak henti-henti mereka bimbing mengocok batang berurat tersebut. ‘’Smile babe. Give us Indonesia pretty face,’’ rayu Pak Rob turut merapihkan jilbabku. Dengan canggung Aku menuruti permintaan Pak Rob. Sontak dia memberikan pujiannya kembali. ‘’OMG, that’s we want now. Good girl,’’ kata dia dengan nada puas.
Suara-suara lenguhan mereka mulai memenuhi ruangan kamar ini. Keriuhan mereka terdengar bagai kicauan burung yang saling bersautan satu sama lain. Hingga Pak Rob menyudahi ritual blowjobku dan memulai fase intercourse.
Dia kembali membopong tubuh sintalku ke tepian ranjang dan membuka lebar kedua kaki yang mulai terasa pegal karena cukup lama bertekuk lutut saat oral seks tadi. ‘’Look at this pussy. Won’t you guys slide that cock in to it? Madam youre so fucking sexy..hehe,’’ seloroh Pak Rob kepada kedua rekannya. ‘’Of course we want to so bad,’’ sahut keduanya kompak.
Setelah melumuri kepala penisnya dengan ludah, Pak Rob mulai mendorong barangnya masuk. Ini memang pengalaman seks pertamaku dengan bule. Walaupun usiaku terbilang senior soal bercinta, namun sensasi malam pertama datang kembali. Rasa perih terasa saat kepala penis Pak Rob menyeruak saluran peranakan ini. Otot dinding vaginaku otomatis menjadi lebih kuat mencengkeram benda asing tersebut. ‘’Ohhh God…,’’ lenguhku bereaksi atas penetrasi Pak Rob yang semakin jauh menyentuh bagian terdalam. Aku memekik saat merasa ujung penisnya menyentuh bibir rahim. ‘’Gila..gimana ini?,’’ rasa khawatirku saat akan digilir tiga orang. Gerakan pinggul Pak Rob makin rancak seiring cukupnya pelumas dari vaginaku. Rasa sakit yang kurasa diawal kini berganti sangat nikmat. Dia dilanda rasa yang sama sepertiku hingga menggigil. Namun keringat Pak Rob bercucuran. Tak lama, bergegaslah dia mencabut penisnya dan memerintahku membuka mulut. Sejurus kemudian semprotan sperma kental tumpah ruah diatas juluran lidahku. ‘’Hoooooh,,takeee thiss!,’’ dengusnya lalu tumbang. Ya! satu orang telah kubuat tak berdaya. Tersisa dua lagi.
Tak kusangka berkurangnya pasukan tersebut tak menurukan intensitas seks. Sebaliknya hal diluar akal sehat terjadi. Mereka mengapitku dari atas dan bawah. Lalu, menyusupkan penis mereka di vagina dan anal bersamaan. Double penetrated!!
‘’Aaaawww sakkiitt ahhk,’’ teriakku dengan ditutupi tangan mereka. Yang kutahu mereka jelas tak peduli reaksiku. Justru keduanya meringis bangga. ‘’Woohoo, here we go. You can do this babe, come on!’’ sorak mereka diiringi gerakan menusuk silih berganti. Tetapi hal itu seakan merobek kedua lubangku. Sakit yang luar biasa. ‘’Please stoppp,,It’s so hurt..huhuhu,’’ pintaku hingga menangis. Akhirnya para bule bejat itu menurutinya. Mereka Nampak kesal tak bisa menuntaskan ide gilanya itu.
Sekarang si rambut militer melakukan posisi doggy style. Sedang seorang lagi berbaring di depanku dan menunggu servis sepongan.
Selama posisi ini, si rambut militer menggenjotku begitu giat. Tak butuh waktu lama orgasme keduaku melanda sangat kuat. Bahkan tak mampu kubendung hingga meleleh keluar. ‘’Oh my..oh myyyyy ahhkkk,’’ lenguhku mengejannn!!
‘’Hhhmm nice one. Bring that out babe,’’ katanya senang. Kemudian giliran pria yang kusepong tadi unjuk gigi. Dia memeragakan posisi woman on top dan bluub…tak sulit lagi penis gedenya menerobos masuk vaginaku. Seakan tak memberiku kesempatan bernafas, si berewok itu langsung memompa cepat pistonnya. Bahkan super cepat sampai vaginaku terasa panas.
Berbagai gaya bergantian dipraktikan. ‘’Ohh.ohhh…ohh…stop…stoppp awwkhh!,’’ pekikku mendapatkan orgasme ketiga. Dan luberlah cairan cintaku dan melumuri sekujur penis bule itu.
Tiga bule biadab itu benar-benar menghabiskan segalanya dariku. Serangan penisnya yang bertubi-tubi membuat diriku bak ikan koi kecil di dataran kering, lemah tak berdaya. Setelah mati-matian vaginaku digempur, saatnya mereka antiklimaks yaitu ejakulasi. Pak Rob yang kalah di ronde pertama memegangi tubuhku yang lunglai. Ia tengadahkan wajahku untuk siap menampung semprotan pejuh dari dua kawannya. ‘’Ahhh…ahhh…ahhhh cumming!,’’ dengus keduanya. Aku hanya pasrah gumpalan cairan sperma mereka membalur hampir separuh wajahku.
‘’Yeeahh, so sexy with these cums on your face,’’ kata mereka.
Dengan sisa tenaga Aku berjalan ke kamar mandi tanpa memedulikan percakapan mereka. Dari cermin kulihat kehormatanku hancur berkeping-keping. Tubuhku sangat kotor dengan dosa. Apalagi dengan martabatku sebagai Dirut Pertamina. Sudah pasti ada di titik terendah sepanjang hidup. Tangisku pecah sejadi-jadinya bersama rintik air shower yang jatuh membasuh setiap jengkal kotoran yang melekat. Namun dibalik hal tragis ini setidaknya masih ada kehormatan perusahaan yang bisa kuperjuangkan. Yaitu deal bekerjasama dengan perusahaan Bright energy.
Setelah menenangkan diri kuhampiri Pak Rob dan memaksanya memberi timbal balik setimpal atas pemerkosaan ini. ‘’Deal or die?!’’ ancamku kepadanya. ‘’Whooa hoho, easy sweetheart. I committed to deal this cooperation for you Madam Widya hehe…,’’ jawabnya meremehkan. Lalu kutandatangani kerangka kerja sama pada dokumen mereka sebagai langkah awal kepastian komitmen Pak Rob tersebut. ‘’Ok I leave!!’’ bentakku karena sikap meremehkan mereka. Langkahku kupercepat seolah ingin segera meninggalkan tepat kotor ini. ‘’Bagaimana Bu Direktur?’’ Tanya sekretarisku. ‘’Kita sepakat, ayo kita pergi,’’ jawabku singkat. Kusuruh Nurul mengantarku pulang dengan alasan kurang sehat. Huuufff, aku lega bisa meninggalkan hotel tersebut. Sesaat Nurul menutup pintu mobil dia mengatakan pertanyaan yang sama ‘’Bagaimana Bu Direktur’’. ‘’Bukankah sudah Ibu jawab tadi, ada apa denganmu?’’ selidikku agak jengkel. ‘’Mmm mma…maafkan Nurul Bu. Tadi rekan Pak Robert memaksa Saya lihat rekaman Ibu selama di kamar hotel,’’ katanya dengan nada bergetar takut. APAAAAA !!!! Apakah ini sabotase?! [TAMAT]
Popular Posts
-
Awalnya memang sangat takut kalo memek aku di entot rame-rame. karena sebenenya aku juga kurang punya nafsu seks yang bisa melayani banyak k...
-
SEPOTONG ROTI Hidup itu indah, kalau belum indah berarti hidup belum berakhir. Begitu lah motto hidup yang Nayla jalani. Setiap kali ia meng...
-
Istriku bernama Diana, aku sudah menikah 3 tahun denganya. Ia seorang perempuan keturunan chinese yang berpenampilan sangat menarik. Umurnya...
Recent Posts
Categories
- 46
- Ainun
- Aisyah
- Alice
- Alya
- Amel
- Ana
- Andari
- Andhini
- Ani
- Anisa
- Anita
- Anna
- Arin
- Artika
- Astrid
- atik
- Ayu
- Bunga
- Cheating
- Citra
- Claudia
- Cuckold
- Dayu
- Della
- Desi
- Devy
- Dewi
- Dhea
- Dhini
- Diah
- Dian
- Diana
- Dinda
- Dita
- Elizabeth
- Ely
- Erlina
- Erna
- Fafa
- Fatimah
- Fitri
- Frieska
- Friska
- Gina
- Hanifah
- hardcore
- Hasna
- Hesti
- Ika
- Indri
- Ines
- Inneke
- Irma
- Istri
- Istri Rudi
- Jeng Yati
- Jeny
- Juleha
- Keke
- Lala
- Lani
- Lathifa
- Lia
- Lidya
- Lily
- Lina
- Lis
- Lisa
- Lulu
- Mama Kirana
- Marlene
- Marscha
- Maya
- Mayang
- Meira
- Melyana
- Mertua
- Mila
- Mirna
- Murni
- Nabila
- Nadia
- Nana
- Narti
- Naura
- Nayla
- Nia
- Nidya
- Nina
- Nisa
- Nita
- Novi
- Nunik
- Nuning
- Nuri
- Party
- Putri
- Rahma
- Rani
- Ratih
- Renata
- Reni
- Rina
- Rini
- Ririn
- Risa
- Riska
- Risnawati
- Rista
- Rita
- RT
- Ruri
- Sandra
- Sarah
- Sari
- Shifa
- Shinta
- Silvi
- Sinta
- Sisca
- Siska
- Sita
- Sonya
- Stella
- Swinger
- Syalwa
- Tari
- Tia
- Ummi Kuntum
- Unfinished
- Utami
- Vani
- Venny
- Vera
- Vina
- Vira
- Wahyu
- Warni
- Wati
- Widya
- Yola
- Yuli
- Yulia
- Yuna
- Yuni
Unordered List
Pages
Blog Archive
-
►
2023
(25)
- ► September 2023 (2)
- ► August 2023 (2)
- ► March 2023 (4)
- ► February 2023 (1)
- ► January 2023 (2)
-
►
2022
(18)
- ► September 2022 (1)
- ► August 2022 (2)
- ► April 2022 (2)
- ► March 2022 (2)
- ► February 2022 (3)
-
►
2021
(1)
- ► December 2021 (1)
-
▼
2020
(87)
- ► August 2020 (3)
-
▼
March 2020
(82)
- Aisyah Oh Aisyah
- Keluargaku
- Aku Yang Tak Berdaya
- Kekasihku Di Kantor Polisi
- Penikmat Dosa
- Bedahh Rumahh
- Investasi Asing
- Love Sensation
- Berselimut Nafsu
- Terapi Untuk Dhini
- Teman Kerja Alim
- Bahtera Rumah Tanggaku (Dimas Story)
- Permainan Untuk Mama Ciko
- (Tak Kusangka) Istriku yang Baik Ternyata Selingkuh
- Tak Sengaja Menjadi Bintang Porno
- Istriku Dengan Kuli Bangunan
- Kegilaan Dengan Mamaku
- Istriku Dipijat
- Menggoyang Ummi Kuntum
- Disetubuhilah Istriku
- Slutty Wife Tia
- Petualangan Isteriku Eksibisionis Disebuah Pesta P...
- Nina My Wife
- Istri Menggoda
- Petualangan Mila
- Hanifah Citra Istri Yang Terpedaya
- Tragedi di Pagi Hari Lebaran
- Rame-rame
- Husband Watch Therapy
- Ternyata Mamaku
- Ines story
- Punya Kamu Lebih Gede
- Ketika Semuanya Berubah Malam Itu
- Petualangan Keliaran Istriku
- Mama... Aku Juga Mau
- Perubahan Pacarku
- Tubuhku Yang Indah
- Di Sekolah
- Kejutan di Malam Pengantin
- Istri Pemain Kartu
- Pulang Mudik Lebaran Digagahi Pak Lik
- Sperma Maling
- Orgasme Dengan Bertukar Pasangan
- Keponakanku Meniduri Istriku
- Berbagi Nikmatnya Memek Istriku
- Aku Istriku, dan Tetanggaku
- Mamaku Novi SPG Seksi Dan Binal
- Kenikmatan Dengan Mamaku
- Kehidupan Desa
- Suami-suamiku
- Istriku Swinger
- Istriku Ternyata Eksibisionis
- Ketika Istriku Sedang Tertidur
- Istriku Selingkuh dengan Bule
- Anisa, ibu nakal (Bramloser)
- Ketika Istriku yang Alim Berubah Menjadi Binal
- Aku, suami yang menyaksikan semuanya
- Nafsu Istriku
- Aku Dipertaruhkan Judi Suamiku
- Mbah Blabar Dukun Cabul
- Main Gila Sama Dukun Cabul
- Mbah Gemblung Dari Lereng Bromo
- Mbah Demo, Jeng Yati Story
- Kisahku Dengan Lelaki Lain
- Istriku Sayang….Akhirnya
- Istriku Threesome Pertama Kali
- Cemburu Ini Sungguh Nikmat
- Aghhh Mama Gitu Deh (unfinished)
- Petualangan Mama
- Imajinasi Istriku
- Kamera Tersembunyi
- Melihat Malam Pertama Istriku (Pengantin Baru)
- Hukuman Untuk Istriku
- Aku Dititipin Suamiku Untuk Di Gangbang
- Nikmatilah Istriku yang Cantik dan Polos Ini
- Lelaki Untuk Istriku
- Permainan Istiku Saat Dipijat
- Fantasi Gila
- Boss Wedding
- Gelar Baru Istriku
- Silakan Perkosa Istriku
- Rumahku, Surga dan Nerakaku
Search This Blog
Powered by Blogger.
Demi Anakku - Gravekeeper76
Namaku Ana, seorang ibu rumah tangga yang sudah berumur 38 tahun. Secara fisik, aku masih merawat diriku. Jadi tubuhku tidak kurus dan tid...
0 comments:
Post a Comment