Tiba-tiba sebuah suara keras membangunkan kami di tengah malam. Nita istriku memeluk lenganku saking ketakutannya. Suara itu datang dari arah dapur. Sepertinya kaca yang jatuh berantakan. Naluriku mengatakan ada hal yang tak beres ada di dalam rumah ini. Aku bangun dan menyalakan lampu. Istriku berusaha menahan aku. Dengan hati-hati aku bangun dan membuka pintu dan melangkah ke dapur.
Aku kaget dengan ketakutan yang amat saat muncul sosok asing di bawah jendela dapurku. Nampak di lantai kaca jendela pecah berserakan. Pasti dia ini maling yang hendak mencuri di rumah kami. Sama-sama kaget dengan gesitnya pencuri ini berdiri dan melangkah pendek menyambar pisau dapur kami yang tidak jauh dari tempatnya. Orang ini lebih gede dari aku. Dengan rambut dan jambangnya yang nggak bercukur nampak begitu sangar. Dengan pakaiannya yang T. Shirt gelap dan celana jean bolong-bolong dia menyeringai mengancam aku dengan pisau dapur itu.
Aku memang lelaki yang nggak pernah tahu bagaimana berkelahi. Melihat ulah maling ini langsung nyaliku putus. Dengan gemetar yang sangat aku berlari kembali ke kamar tidurku dan menutup pintunya. Namun kalah cepat dengan maling itu. Aku berusaha keras menekan untuk mengunci sebaliknya maling itu terus mendorong dengan kuatnya. Istriku histeris berteriak-teriak ketakutan,
"Ada apa Maass.. Toloonngg.. Tolongg.."
Namun teriakan itu pasti sia-sia. Rumah kami adalah rumah baru di perumahan yang belum banyak penghuninya. Tetangga terdekat kami adalah Pak RT yang jaraknya sekitar 30 rumah kosong, yang belum berpenghuni, dari rumah kami. Sementara di arah yang berbeda adalah bentangan kali dan sawah yang luas berpetak-petak. Sejak pernikahan kami 2 tahun yang lalu, inilah rumah kredit kami yang baru kami tinggali selama 2 bulan ini.
Upaya tarik dan dorong pintu itu dengan pasti dimenangkan oleh si maling. Aku terdepak jatuh ke lantai dan maling itu dengan leluasa memasuki kamar tidur kami. Dia mengacung-acungkan pisau dapur ke isteriku agar tidak berteriak-teriak sambil mengancam hendak memotong leherku. Istriku seketika 'klakep' sepi. Sambil menodongkan pisau ke leherku dengan kasar aku diraihnya dengan menarik bajuku keluar dari kamar. Matanya nampak menyapu ruangan keluarga dan menarikku mendekat ke lemari perabot. Pasti di nyari-nyari benda berharga yang kami simpan.
Dia menemukan lakban di tumpukkan macam-macam peralatan. Dengan setengah membanting dia mendorong aku agar duduk di lantai. Dia me-lakban tangan dan kakiku kemudian mulutku hingga aku benar-benar bungkem. Dalam keadaan tak berkutik aku ditariknya kembali ke kamar tidurku. Istriku kembali berteriak sambil menangis histeris. Namun itu hanya sesaat.
Maling ini sungguh berpengalaman dan berdarah dingin. Dia hanya bilang, "Diam nyonya cantiikk.. Jangan membuat aku kalap lhoo.." kembali istriku 'klakep' dan sepi.
Nampak maling itu menyapukan pandangannya ke kamar tidurku. Dia melihati jendela, lemari, tempat tidur, rak kset dan pesawat radio di kamarku. Dia sepertinya berpikir. Semuanya kusaksikan dalam kelumpuhan dan kebisuanku karena lakban yang mengikat kaki tanganku dan membungkam rapat mulutku.
Tiba-tiba maling itu mendekati Nita istriku yang gemetar menggulung tubuhnya di pojok ranjang karena shock dan histeris dengan peristiwa yang sedang terjadi. Dengan lakbannya dia langsung bekap mulutnya dan direbahkannya tubuhnya di ranjang. Aku tak kuasa apa-apa hanya mampu tergolek dan berkedip-kedip di lantai. Aku melihat bagaimana sorot mata ketakutan pada wajah Nita istriku itu.
Ternyata maling itu merentangkan tangan istriku dan mengikatnya terpisah di kanan kiri kisi-kisi ranjang kayu kami. Demikian pula pada kakinya. Dia rentangkan dan ikat pada kaki-kaki ranjang. Dan akhirnya yang terjadi adalah aku yang tergolek lumpuh di lantai sementara Nita istriku telentang dan terikat di ranjang pengantin kami.
Perasaanku sungguh tidak enak. Aku khawatir maling ini berbuat diluar batas. Melihat sosoknya, nampak dia ini orang kasar. Tubuhnya nampak tegar dengan otot-ototnya yang membayang dari T. Shirt dekilnya. Aku taksir tingginya ada sekitar 180 cm. Aku melihati matanya yang melotot sambil menghardik, "Diam nyonya cantiikk.." saat melihat istriku yang memang nampak sangat seksi dengan pakaian tidurnya yang serba mini karena udara panas di kamar kami yang sempit ini.
"Aku mau makan dulu ya sayaang.. Jangan macam-macam". Dia nyelonong keluar menuju dapur. Dasar maling nggak bermodal. Dia ngancam pakai pisauku, ngikat pakai lakbanku sekarang makan makananku.
Nampak istriku berontak melepaskan diri dengan sia-sia. Sesekali nampak matanya cemas dan ketakutan memandang aku. Aku menggeleng-gelengkan kepalaku dengan maksud melarangnya bergerak banyak. Hemat tenaga.
Sesudah makan maling itu gelatakan membukai berbagai lemari dan laci-laci di rumah. Dia nggak akan dapatkan apa-apa karena memang kami nggak punya apa-apa. Aku bayangkan betapa wajahnya akan kecewa karena kecele. Kudengar suara gerutu. Nampaknya dia marah.
Dengan menendang pintu dia kembali masuk kamar tidur kami. Membuka lemari pakaian dan mengaduk-adukkannya. Dilempar-lemparkannya isi lemari hingga lantai penuh berserakan. Dia buka kotak perhiasan istriku. Dibuang-buangnya perhiasan imitasi istriku.
Karena tak mendapatkan apa yang dicari maling mengalihkan sasaran kekecewaan. Dia pandangi istriku yang telentang dalam ikatan di ranjang. Dia mendekat sambil menghardik,
"Mana uang, manaa..? Dasar miskin yaa..? Kamu umpetin dimana..?"
Tangannya yang mengkilat berotot bergerak meraih baju tidur istriku kemudian menariknya dengan keras hingga robek dan putus kancing-kancingnya. Dan yang kemudian nampak terpampang adalah bukit kembar yang begitu indah. Payudara Nita yang sangat ranum dan padat yang memang selalu tanpa BH setiap waktu tidur. Nampak sekali wajah maling itu terkesima.
Kini aku benar-benar sangat takut. Segala kemungkinan bisa terjadi. Aku saksikan adanya perubahan raut mukanya. Sesudah tidak mendapatkan uang atau benda berharga dia jadi penasaran. Dia merasa berhak mendapat pengganti yang setimpal. Maling itu lebih mendekat lagi ke Nita dan dengan terus memandangi susunya yang sangat sensual itu. Pelan-pelan dia duduk di tepian ranjang.
"Dimana kamu simpan uangmu nyonya cantiikk..?" sambil tangan turun menyentuh tubuh Nita yang sama sekali tak bisa menolak karena kaki dan tangannya terikat lakban itu. Dan tangan itu mulai mengelusi dekat susunya.
Ampuunn.. Kulihat bagaimana mata Nita demikian paniknya. Dia merem memejamkan matanya sambil memperdengarkan suara dari hidungnya, "Hheehh.. Hheehh.. Heehh..". Istriku mengeluarkan air mata dan menangis, menggeleng-geleng kepalanya sambil mengeluarkan dengus dari hidungnya.
Dan sentuhan maling itu tidak berhenti di tempat. Air mata istriku merangsang dia semakin brutal. Tangan-tangannya dengan tanpa ragu mengelus-elus dan kemudian meremas-remas susu Nita serta bagian tubuh sensitive lainnya. Hal ini benar-benar membuat darahku menggelegak marah. Aku harus berbuat sesuatu yang bisa menghentikan semua ini apapun risikonya. Yang kemudian bisa kulakukan adalah menggerakkan kakiku yang terikat, menekuk dan kemudian menendangkan ke tepian ranjangku. Maling itu terkaget namun sama sekali tidak bergeming.
"Hey, brengsek. Mau ngapain kamu. Jangan macam-macam. Jangan ganggu istrimu yang sedang menikmati pijitanku," dia menghardik aku. Dan aku memang langsung putus asa. Aku tak mungkin berbuat apa-apa lagi. Kini hanya batinku yang meratapi kejadian ini.
Dan yang terjadi berikutnya adalah sesuatu yang benar-benar mengerikan. Maling itu menarik robek seluruh busana tidur istriku. Dia benar-benar membuat Nita telanjang kecuali celana dalamnya. Lantas dia rebah merapatkan tubuhnya disampingnya. Istriku nampak bak rusa rubuh dalam terkaman serigala. Dan kini pemangsanya mendekat untuk mencabik-cabik untuk menikmati tubuhnya.
Dari matanya mengalir air mata dukanya. Dia tak mampu berpuat apa-apa lagi. Dalam setengah telanjangnya aku kian menyadari betapa cantiknya Nita istriku ini. Dia tunjukkan betapa bagian-bagian tubuhnya menampilkan sensualitas yang pasti menyilaukan setiap lelaki yang memandangnya. Rambutnya yang mawut terurai, pertemuan lengan dan bahu melahirkan lembah ketiak yang bisa menggoyahkan iman para lelaki.
Susunya yang membusung ranum dengan pentilnya yang merah ungu sebesar ujung jari kelingking sangat menantang nafsu birahi laki-laki manapun yang berkesempatan melihatnya. Perut dengan pinggulnya yang.. Uuhh.. Begitu dahsyat mempesona syahwat. Aku sendiri terheran bagaimana aku bisa menyunting dewi secantik ini.
Dan kini maling brutal itu menenggelamkan mukanya ke dadanya. Dia menciumi dan menyusu pada susu Nita seperti bayi raksasa. Dia mengenyoti pentil istriku yang nampaknya berusaha berontak dengan menggeliat-geliatkan tubuhnya yang dipastikan sia-sia. Dengan semakin beringas nafsu nyolongnya kini berubah menjadi nafsu binatang yang dipenuhi birahi.
Dengan gampang dia menjelajahkan moncongnya ke sekujur tubuh Nita. Dia merangsek menjilat-jilat dan menciumi ketiak istriku yang sangat sensual itu. Inilah pesta besarnya. Dia mungkin tak pernah membayangkan akan mencicipi nikmat tidur dengan perempuan secantik Nita istriku ini.
Menjarah dengan kenyotan, jilatan dan ciumannya maling ini merangsek ke tepian pinggul Nita dan kemudian naik ke perutnya. Dengan berdengus-dengus dan nafasnya yang memburu dia menjilati pusar Nita sambil tangannya gerayangan ke segala arah meremas dan nampak terkadang sedikit mencakar menyalurkan gelegak nafsu birahinya.
Perlawanan istriku sudah sangat melemah. Yang terdengar hanyalah gumam dengus mulut tersumpal sambil menggeleng-gelengkan kepalanya sebagai ungkapan penolakannya. Mungkin ketakutan serta kelelahannya membuat stamina-nya 'down' dan lumpuh. Sementara sang maling terus melumati perut dan menjilat-jilat bagian-bagian sensual tubuhnya.
Kebringasan serta kebrutalan hasrat syahwat maling ini semakin meroket ke puncak. Jelas ia akan memperkosa istriku di depan aku suaminya. Dia bangun dari ranjang dan dengan cepat melepasi T. Shirt serta celana dekilnya. Dia menelanjangi dirinya. Aku terkesima. Maling itu memiliki postur tubuh yang sangat atletis dan menawan menurut ukuran tampilan tubuh lelaki. Dengan warna kulitnya yang coklat kehitaman berkilat karena keringatnya nampak dadanya, otot lengannya perutnya begitu kencang seperti pelaku binaraga. Tungkai kakinya, paha dan betisnya sungguh serasi banget.
Yang membuat aku terperangah adalah kemaluannya. ****** maling itu begitu mempesona. Muncul dari rimbun jembutnya, ****** itu tegak ngaceng dengan bonggol kepalanya yang juga berkilatan karena kerasnya tekanan darah syahwatnya yang mendesakinya. Besar dan panjangnya di atas rata-rata kemaluan orang Asia dan nampak sangat serasi dalam warna hitaman pada awalnya kemudian sedikit belang kecoklatan pada leher dan ujungnya. Lubang kencingnya muncul dari belahan bonggol yang mekar menantang.
Kesan kekumuhan awal yang kutemui dari rambut dan jambang yang tak bercukur serta pakaiannya yang dekil langsung musnah begitu lelaki maling ini bertelanjang. Dia nampak sangat jantan macam jagoan.
Dalam ketakutan dan panik istriku Nita melihat saat maling itu bangun dan dengan cepat melepasi pakaiannya. Begitu lelaki maling itu benar-benar telanjang aku melihat perubahan pada wajah dan mata istriku. Wajah dan pandangannya nampak terpana. Yang belumnya layu dan kuyu kini beringas dengan mata yang membelalak. Mungkin karena ketakutannya yang semakin jadi atau karena adanya 'surprise' yang tampil dari sosok lelaki telanjang yang kini ada bersamanya diranjangnya. Anehnya pandangannya itu tak dilepaskannya hingga ekor matanya mengikuti kemanapun lelaki maling itu bergerak.
Walaupun aku tak berani menyimpulkan secara pasti, menurut pendapatku wajah macam itu adalah wajah yang diterpa hasrat birahi. Adakah birahi Nita bangkit dan berhasrat pada lelaki maling yang dengan brutal telah mengikat dan menelanjangi tubuhnya di depan suaminya itu. Ataukah 'surprise' yang disuguhkan lelaki itu telah membalik 180 derajat dari takut, marah dan benci menjadi dorongan syahwat yang dahsyat yang melanda seluruh sanubarinya ? Ahh.. Aku dirasuki cemburu buta. Aku sering mendengar perempuan yang jatuh cinta dengan penculiknya.
Lelaki maling turun dari ranjang dan merangkak di depan arah kaki Nita yang terikat. Dia meraih kaki Nita yang terikat dan mulai dengan menjilatinya. Lidahnya menyapu ujung-ujung jari kaki istriku kemudian mengulumnya.
Aku menyaksikan kaki Nita yang seakan disengat listrik ribuan watt. Kaget meronta dan meregang-regang. Aku tidak pasti. Apakah itu gerak kaki untuk berontak atau menahan kegelian syahwati. Sementara lelaki maling itu terus menyerang dengan jilatan-jilatannya di telapaknya. Demikian dia melakukan pada kedua tungkai kaki istriku untuk mengawali lumatan dan jilatan selanjutnya menuju puncak nikmat syahwatnya.
Dengan caranya maling itu memang sengaja menjatuhkan martabatku sebagai suami Nita.
"Mas, istrimu enak banget loh. Boleh aku entot ya? Boleh.. Ha ha. Aku entot istrimu yaa.."
Dan aku disini yang tergolek macam batang pisang tak berdaya hanya mampu menerawang dan menelan ludah.
Namun ada yang mulai merambati dan merasuk ke dalam sanubariku. Aku ingin tahu, macam apa wajah Nita saat ****** maling itu nanti menembusi kemaluannya. Dan keinginan tahuku itu ternyata mulai merangsang syahwat birahiku. Dalam tergolek sambil mata tak lepas memandangi ulah lelaki maling telanjang yang melata bak kadal komodo di atas tubuh pasrah istriku yang jelita, ******ku jadi menegang. Aku ngaceng.
Kusaksikan betapa maling itu merangsek ke selangkangan istriku. Dia menciumi dan menyedoti paha Nita serta meninggalkan merah cupang di setiap rambahannya. Namun yang membuat jantungku berdegup kencang adalah geliat-geliat tubuh istriku yang terikat serta desah dari mulutnya yang terbungkam. Aku sama sekali tidak melihatnya sebagai perlawanan seorang yang sedang disakiti dan dirampas kehormatannya. Istriku nampak begitu hanyut menikmati ulah maling itu.
Aku memastikan bahwa Nita telah tenggelam dalam hasrat seksualnya. Dia menggeliat-geliat dan menggoyang-goyangkan tubuhnya teristimewa pinggul serta pantatnya. Nita dilanda kegatalan birahi yang sangat dahsyat dan kini nuraninya terus menjemput dan merindui kenyotan bibir si maling itu. Dalam pada itu aku berusaha tetap berpikir positip. Bahwa sangat berat menolak godaan syahwat sebagaimana yang sedang dialaminya. Secara pelan dan pasti ******ku sendiri semakin keras dan tegak menyaksikan yang harus aku saksikan itu.
Dan klimaks dari pergulatan 'perkosaan' itu terjadi. Lelaki maling itu menenggelamkan bibirnya ke bibir nonok Nita yang tampak ditutupi oleh bulu-bulu jembut yang tumbuh dengan sangat rimbunnya. Dia menyedot dan mengenyoti itil istriku dan menyeruakkan lidahnya menembusi gerbang kemaluannya. Tak terelakkan..
Dalam kucuran keringat yang terperas dari tubuhnya Nita menjerit dalam gumam desahnya. Pantatnya semakin diangkatnya tinggi-tinggi. Dia nampak hendak meraih orgasmenya. Bukan main. Biasanya sangat sulit bagi Nita menemukan orgasme. Kali ini belum juga maling itu melakukan penetrasi dia telah dekat pada puncak kepuasan syahwatnya. Ah.. Lihat ituu.. Benar.. Nita meraih orgasmenya.. Nittaa..
Dia mengangkat tinggi pantatnya dan tetap diangkatnya hingga beberapa saat sambil terkejat-kejat. Nampak walaupun tangannya terikat jari-jarinya mengepal seakan hendak meremas sesuatu. Dan kaki-kakinya yang meregang mengungkapkan betapa nikmat syahwat sedang melandanya. Itulah yang bisa ditampilkan olehnya dikarenakan tangan serta kakinya masih terikat ke ranjang.
Dan sang maling tanggap. Sebelum keburu Nita kelelahan dia naik menindih tubuh istriku dan menuntun ******nya ke lubang nonoknya. Beberapa kali dia mengocok kecil sebelum akhirnya kemaluan yang lumayan gede dan panjang itu tembus dan amblas ditelan nonok istriku.
Maling itu langsung mengayun-ayunkan ******nya ke lubang nikmat yang sepertinya disemangati oleh istriku dengan menggoyang dan mengangkat-angkat pantat dan pinggulnya agar ****** itu bisa menyentuhi gerbang rahimnya.
Aku sendiri demikian terbakar birahi menyaksikan peristiwa itu. Khususnya bagaimana wajah istriku dengan rambutnya yang berkeringat mawut jatuh ke dahi dan alisnya. ******ku sangat tertahan oleh celana sempitku. Aku tak mampu melakukan apa-apa untuk melepaskan dorongan syahwatku.
Genjotan maling itu semakin cepat dan sering. Aku pastikan bahwa maling itu sedang dirambati nikmat birahinya. ******nya yang semakin tegar kaku nampak licin berkilat karena cairan birahi Nita yang melumurinya nampak seperti piston diesel keluar masuk menembusi nonok istriku. Aku bayangkan betapa nikmat melanda istriku. Dengan kondisinya yang tetap terikat di ranjang, pantatnya nampak naik turun atau mengegos menimpali pompan ****** lelaki maling itu.
Sebentar lagi spermanya akan muncrat mengisi rongga kemaluan istriku. Dan nampaknya istrikupun akan mendapatkan orgasmenya kembali. Orgasme beruntun. Bukan main. Selama menikah aku bisa hitung berapa kali dia berkejat-kejat menjemput orgasmenya. Namun bersama maling ini tidak sampai 1 jam dia hendak menjemput orgasmenya yang kedua.
Saat-saat puncak orgasme serta ejakulasinya semakin dekat, lelaki itu mendekatkan wajahnya ke wajah Nita dan tangannya meraih kemudian melepas lakban di mulut istriku. Namun dia tak memberinya kesempatan untuk teriak. Mulutnya langsung menyumpal mulut istriku. Aku saksikan mereka saling berpagut. Dan itu bukan pagutan paksa. Istriku nampak menimpali lumatan bibir maling itu. Mereka tenggelam dalam nikmatnya persetubuhan. Dan ahh.. ahh.. aahh..
Maling itu melepas cepat pagutannya dan sedikit bangkit. Dia menyambar pisau dapur yang masih ada di dekatnya. Dengan masing-masing sekali sabetan kedua ikatan tangan Nita terbebas. Dan pisau itu langsung dilemparkannya ke lantai. Tangan maling itu cepat memeluki tubuh istriku serta bibirnya memagutinya. Dan tanpa ayal dan ragu begitu terbebas tangan istriku langsung memeluki tubuh lelaki maling ini. Kini aku menyaksikan persetubuhan yang nyaris sempurna. Lelaki maling bersama Nita istriku langsung tenggelam mendekati puncak syahwatnya. Hingga...
"Aarrcchh.. Cantikk.. Aku keluaarr.. Hhoohh.. Ampun enaknyaa.."
Istriku juga mendesis hebat, tak ada omongan namun jelas, dia kembali meraih orgasmenya. Dengan tangannya yang bebas dia bisa melampiaskan gelegak birahinya. Tangannya mencakar punggung maling itu dan menancapkan kukunya. Nampak bilur sejajar memanjang di kanan kiri punggungnya merembes kemerahan. Punggung maling itu sempat terluka dan berdarah.
Masih beberapa saat mereka dalam satu pelukan sebelum pada akhirnya lelaki maling itu bangkit dan menarik ******nya dari kemaluan istriku. Aku langsung menyaksikan pejunya yang kental melimpah tumpah dan meleleh dari lubang nonok Nita yang tampak berwarna sangat merah karena terangsangnya. Sesaat mata maling itu melihati tubuh istriku yang nampak lunglai. Dia lantas bergerak efektif.
Maling itu turun dari ranjang, memakai celana dan T. Shirt-nya. Dia mencopot selembar sarung bantal. Dia mengeluarkan dari kantongnya HP-ku dan HP istriku, jam tangan, perhiasan dan segepok uang simpananku, mungkin hanya sekitar 500-an ribu rupiah. Dia masukkan hasil curiannya ke sarung bantal itu. Tak sampai 2 menit sejak turun ranjang dia langsung keluar dan kabur meninggalkan aku yang masih terikat tak berdaya di lantai dan Nita yang telanjang sesudah disetubuhinya. Dia telah mencuri barang-barangku dan menikmati tubuh dan kemaluan istriku.
Nita nampak bengong sambil melihati aku,
"Maaf, maass.. Aku harus memuaskan nafsu syahwatnya agar dia tidak menyakiti Mas.." Nita sudah siap dengan alibinya. Aku hanya diam. Nikmat seksual memang bisa mengubah banyak hal.
Hingga kini, sesudah 8 tahun menikah hingga mempunyai 2 anak aib itu tak pernah diketahui orang. Kami sepakat menyimpannya dalam-dalam.
Sesekali kulihat istriku bengong. Aku memakluminya. Setidaknya memang postur tubuhku serta kaliber kemaluanku tak mungkin mengimbangi milik lelaki maling itu.
Popular Posts
-
Awalnya memang sangat takut kalo memek aku di entot rame-rame. karena sebenenya aku juga kurang punya nafsu seks yang bisa melayani banyak k...
-
SEPOTONG ROTI Hidup itu indah, kalau belum indah berarti hidup belum berakhir. Begitu lah motto hidup yang Nayla jalani. Setiap kali ia meng...
-
Istriku bernama Diana, aku sudah menikah 3 tahun denganya. Ia seorang perempuan keturunan chinese yang berpenampilan sangat menarik. Umurnya...
Recent Posts
Categories
- 46
- Ainun
- Aisyah
- Alice
- Alya
- Amel
- Ana
- Andari
- Andhini
- Ani
- Anisa
- Anita
- Anna
- Arin
- Artika
- Astrid
- atik
- Ayu
- Bunga
- Cheating
- Citra
- Claudia
- Cuckold
- Dayu
- Della
- Desi
- Devy
- Dewi
- Dhea
- Dhini
- Diah
- Dian
- Diana
- Dinda
- Dita
- Elizabeth
- Ely
- Erlina
- Erna
- Fafa
- Fatimah
- Fitri
- Frieska
- Friska
- Gina
- Hanifah
- hardcore
- Hasna
- Hesti
- Ika
- Indri
- Ines
- Inneke
- Irma
- Istri
- Istri Rudi
- Jeng Yati
- Jeny
- Juleha
- Keke
- Lala
- Lani
- Lathifa
- Lia
- Lidya
- Lily
- Lina
- Lis
- Lisa
- Lulu
- Mama Kirana
- Marlene
- Marscha
- Maya
- Mayang
- Meira
- Melyana
- Mertua
- Mila
- Mirna
- Murni
- Nabila
- Nadia
- Nana
- Narti
- Naura
- Nayla
- Nia
- Nidya
- Nina
- Nisa
- Nita
- Novi
- Nunik
- Nuning
- Nuri
- Party
- Putri
- Rahma
- Rani
- Ratih
- Renata
- Reni
- Rina
- Rini
- Ririn
- Risa
- Riska
- Risnawati
- Rista
- Rita
- RT
- Ruri
- Sandra
- Sarah
- Sari
- Shifa
- Shinta
- Silvi
- Sinta
- Sisca
- Siska
- Sita
- Sonya
- Stella
- Swinger
- Syalwa
- Tari
- Tia
- Ummi Kuntum
- Unfinished
- Utami
- Vani
- Venny
- Vera
- Vina
- Vira
- Wahyu
- Warni
- Wati
- Widya
- Yola
- Yuli
- Yulia
- Yuna
- Yuni
Unordered List
Pages
Blog Archive
-
►
2023
(25)
- ► September 2023 (2)
- ► August 2023 (2)
- ► March 2023 (4)
- ► February 2023 (1)
- ► January 2023 (2)
-
►
2022
(18)
- ► September 2022 (1)
- ► August 2022 (2)
- ► April 2022 (2)
- ► March 2022 (2)
- ► February 2022 (3)
-
►
2021
(1)
- ► December 2021 (1)
-
▼
2020
(87)
- ► August 2020 (3)
-
▼
March 2020
(82)
- Aisyah Oh Aisyah
- Keluargaku
- Aku Yang Tak Berdaya
- Kekasihku Di Kantor Polisi
- Penikmat Dosa
- Bedahh Rumahh
- Investasi Asing
- Love Sensation
- Berselimut Nafsu
- Terapi Untuk Dhini
- Teman Kerja Alim
- Bahtera Rumah Tanggaku (Dimas Story)
- Permainan Untuk Mama Ciko
- (Tak Kusangka) Istriku yang Baik Ternyata Selingkuh
- Tak Sengaja Menjadi Bintang Porno
- Istriku Dengan Kuli Bangunan
- Kegilaan Dengan Mamaku
- Istriku Dipijat
- Menggoyang Ummi Kuntum
- Disetubuhilah Istriku
- Slutty Wife Tia
- Petualangan Isteriku Eksibisionis Disebuah Pesta P...
- Nina My Wife
- Istri Menggoda
- Petualangan Mila
- Hanifah Citra Istri Yang Terpedaya
- Tragedi di Pagi Hari Lebaran
- Rame-rame
- Husband Watch Therapy
- Ternyata Mamaku
- Ines story
- Punya Kamu Lebih Gede
- Ketika Semuanya Berubah Malam Itu
- Petualangan Keliaran Istriku
- Mama... Aku Juga Mau
- Perubahan Pacarku
- Tubuhku Yang Indah
- Di Sekolah
- Kejutan di Malam Pengantin
- Istri Pemain Kartu
- Pulang Mudik Lebaran Digagahi Pak Lik
- Sperma Maling
- Orgasme Dengan Bertukar Pasangan
- Keponakanku Meniduri Istriku
- Berbagi Nikmatnya Memek Istriku
- Aku Istriku, dan Tetanggaku
- Mamaku Novi SPG Seksi Dan Binal
- Kenikmatan Dengan Mamaku
- Kehidupan Desa
- Suami-suamiku
- Istriku Swinger
- Istriku Ternyata Eksibisionis
- Ketika Istriku Sedang Tertidur
- Istriku Selingkuh dengan Bule
- Anisa, ibu nakal (Bramloser)
- Ketika Istriku yang Alim Berubah Menjadi Binal
- Aku, suami yang menyaksikan semuanya
- Nafsu Istriku
- Aku Dipertaruhkan Judi Suamiku
- Mbah Blabar Dukun Cabul
- Main Gila Sama Dukun Cabul
- Mbah Gemblung Dari Lereng Bromo
- Mbah Demo, Jeng Yati Story
- Kisahku Dengan Lelaki Lain
- Istriku Sayang….Akhirnya
- Istriku Threesome Pertama Kali
- Cemburu Ini Sungguh Nikmat
- Aghhh Mama Gitu Deh (unfinished)
- Petualangan Mama
- Imajinasi Istriku
- Kamera Tersembunyi
- Melihat Malam Pertama Istriku (Pengantin Baru)
- Hukuman Untuk Istriku
- Aku Dititipin Suamiku Untuk Di Gangbang
- Nikmatilah Istriku yang Cantik dan Polos Ini
- Lelaki Untuk Istriku
- Permainan Istiku Saat Dipijat
- Fantasi Gila
- Boss Wedding
- Gelar Baru Istriku
- Silakan Perkosa Istriku
- Rumahku, Surga dan Nerakaku
Search This Blog
Powered by Blogger.
Demi Anakku - Gravekeeper76
Namaku Ana, seorang ibu rumah tangga yang sudah berumur 38 tahun. Secara fisik, aku masih merawat diriku. Jadi tubuhku tidak kurus dan tid...
0 comments:
Post a Comment