Main Gila Sama Dukun Cabul
Aku ingin menceritakan istriku yang bernama Nia, yang kukawinkan 5 tahun yang lalu, untuk ukuran orang Indonesia dia termasuk wanita yang cukup jangkung dengan tinggi 170 cm dengan berat 51 kg. Kulitnya kuning langsat, rambut sebahu, memiliki leher yang jenjang.
Apa yang kusuka dari istriku adalah kakinya yang panjang dan jenjang, serta bibirnya yang tebal dan sensual, buah dadanyalumayan besar namun bentuknya indah mancung ke atas. Yang membuatku penasaran adalah puting toketnya yang besar, hampir sebesar ujung kelingking, itu yang membuatku senantiasa gemas dan ingin selalu menghisapnya.
Usia Istriku 28 tahun dan aku 33 tahun, pada awalnya perkawinan kami boleh dikatakan cukup bahagia, namun sekarang karena istriku mengalami frigiditas yang nampaknya permanen, membuatku bingung mencari solusinya.
Frigiditas adalah merupakan kondisi saat wanita kehilangan gairah untuk berhubungan seks. Setelah perkawinan kami memasuki tahun kelima, aku dan istriku mengalami kehampaan dalam bercinta, karena kesibukan mengurus 2 anak kami yang masing-masing berumur 2 dan 3 tahun. Istriku malas sekali jika diajak berhubungan suami istri, alasannya selalu sama “capai”.
Aku yakin istriku adalah istri yang setia pada pasangan, selain taat beragama, norma-norma moral dan kesusilaan sangat dijaga benar oleh istriku, ini dikarenakan istriku berasal dari keluarga baik-baik dan harmonis. Aku berusaha mencari informasi bagaimana memulihkan hubungan kami supaya normal kembali. Sebab jika kupaksakan ngeseks, istriku berteriak kesakitan, meskipun sudah dengan pemanasan (four play) yang lama.
My bojo tidak terangsang sama sekali dan lubang kemaluannya tetap kering, dan jika dipaksakan masuk, dia akan menjerit kesakitan. Aku berusaha mencari alternatif untuk penyembuhan frigiditas istriku ini. Sudah berbagai terapi dan dokter psiater sex yang canggih kami datangi, tetapi tetap saja istriku belum hilang frigiditas nya.
Sampai aku mendapat informasi dari seorang rekan kerja, dia mengatakan bahwa di daerah C ada orang pintar/Dukun yang dapat menyembuhkan segala penyakit termasuk penyakit frigiditas seperti istriku ini. Namanya Pak Damar, dia sering dipanggil Abah Damar (bukan nama sebenarnya). Sebenarnya istriku ragu-ragu untuk berobat ke orang pintar itu, namun atas desakanku tidak ada salahnya dicoba.
Singkat cerita, setelah istriku setuju kami pun pergi ke tempat itu, dan memang banyak yang datang dengan berbagai penyakit, kami pun mendaftar dan mendapat giliran terakhir. Sambil menunggu, aku mengamati pasien-pasien sebelumnya, ternyata terapi orang pintar tersebut adalah dengan memijat dengan menggunakan minyak (seperti minyak kelapa) yang dibuatnya sendiri.
Setiap pasien wanita harus melepas seluruh bajunya,BH dan tinggal CD, dan mengenakan sarung yang disediakan. Aku sempat mengamati kamar kerjanya yang serupa dengan kamar tidur itu pada saat pintunya terbuka. Beberapa wanita sedang menanggalkanBH dan memakai sarung. Begitu istriku tahu tentang itu, dia hampir saja mengurungkan niatnya untuk berobat karena risih harus buka pakaian segala, apalagi harus melepas BH.
Saat jam sudah menunjukkan pukul 20.30, kemudian giliran kami dipanggil ke dalam. Aku pun disuruh masuk oleh assistennya. Orang itu memperkenalkan namanya, kemudian menanyakan keluhan penyakit istriku, dia pun mengangguk-angguk mengerti tentang penyakit frigiditas dengan syarat seluruh terapi harus diikuti dengan serius tanpa ragu-ragu. Kami pun mengiyakan, asal istriku dapat sembuh.
Abah Damar menyuruh istriku menanggalkan pakaiannya, begitu istriku membuka BH-nya, kulihat ekor mata Abah Damar agak terkejut melihat buah dada istriku yang putih dan mancung ke atas itu, serta puting susunya yang cukup besar itu.
Sarung telah dililitkan di tubuh istriku yang hanya tinggal mengenakan CD, istriku disuruh tidur telentang di kasur yang sudah disediakan. Aku melihat Abah Damar mulai meminyaki rambut dan kepala istriku dengan minyak, kemudian istriku disuruh duduk, serta merta lilitan sarung yang dipakai istriku terlepas.
Dari arah belakang Abah Damar meminyaki punggung istriku. Posisi Abah Damar duduk menghadap punggung istriku. Dari belakang kedua tangannya mulai meminyaki toket istriku yang kiri dan kanan, seluruh permukaan toket istriku diminyaki, dan kemudian aku melihat Abah Damar melakukan pijatan-pijatan yang menurutku sepertinya pijatan pijatan erotis.
Aku juga tangannya yang hitam dan telapak tangannya yang besar dan kasar itu meminyaki puting susu istriku. Dan aku terkejut ketika aku melihat jari-jari Abah Damar yang besar itu juga memelintir-melintir puting susu istriku yang besar itu. Anehnya aku melihat istriku diam saja, tidak memberikan perlawanan.
Sungguh aku heran, dengan aku saja suaminya dia paling tidak suka puting susunya kupegang-pegang tapi ini kenapa, sama Abah Damar dia diam saja? Puting susu istriku yang dasarnya memang sudah besar itu semakin besar dan keras terlihat semakin kencang dan mencuat karena terus dipelintir, dipencet dan ditekan-tekan oleh jari-jari Abah Damar, yang kiri dan kanan.
Aku semakin yakin bahwa pijatan Abah Damar tidak lagi memijat, tapi justru meremas-remas kedua toket istriku. Aku bertanya-tanya dalam hati, kenapa dia tidak memijat bagian tubuhnya yang lain tapi justru hanya kedua toket istriku saja.
Kuperhatikan kedua puting susu istriku semakin besar dan mencuat keras.Sungguh kontras menyaksikan kedua telapak tangan Abah Damar yang hitam dan besar dengan toket istriku yang putih yang diremas-remas oleh tangan yang kasar. Aku semakin heran, apakah ini terapi untuk menghilangkan frigiditas istriku? Yang lebih aneh lagi, buah dada istriku nampak makin keras dan mengencang seiring dengan puting susunya yang juga mengencang.
Tapi kenapa istriku kok diam saja diperlakukan demikian, aku semakin yakin Abah Damar bukan memijat, tapi meremas-remas buah dada istriku seenaknya, dan itu dilakukan cukup lama. Segala macam bentuk pertanyaan timbul dalam hatiku, bayangkan buah dada istriku diremas-remas oleh Abah Damar di hadapan mata kepalaku sendiri, dan aku mendiamkannya.
Lebih aneh lagi sarung yang masih melilit di pinggang istriku diturunkan ke bawah oleh Abah Damar, tentu saja paha istriku yang putih panjang dan mulus langsung terpampang. Lalu dia berkata kepada istriku,
“Neng, tolong dibuka CDnya, Abah mau periksa sebentar..!”
Entah karena kena sirep atau apa, istriku menurut membuka CDnya tanpa membantah sedikit pun. Tentu saja aku kaget dan lidahku tercekat. Jantungku berdegup dengan kencang. Kok, Abah Damar menyuruh membuka CD istriku. Dan yang membuat jantungku lebih berdegup dengan kencang, kenapa istriku tidak keberatan atas permintaan Abah Damar?
Setelah istriku melepaskan CDnya, aku melihat sendiri mata Abah Damar terkesiap melihat kemaluan istriku, yang bersih tanpa rambut sedikit pun. Aku mengakui kemaluan istriku termasuk indah seperti kemaluan anak gadis umur 14 tahun, dengan kedua bibir kemaluan yang tertutup rapat. Jantungku semakin berdegup kencang ketika Abah Damar menyuruh istriku berbaring dan sekaligus melebarkan pahanya ke kiri dan ke kanan yang secara otomatis kemaluan istriku terpampang tanpa ada yang menutupi sama sekali. Lalu Abah Damar berkata,
“Neng, Abah mau periksa dalam yah.., Neng tenang-tenang aja, yang penting frigiditas nya Eneng bisa sembuh.”
Lalu istriku pun mengangguk tanda setuju. Dan tanpa kusadari, batang kemaluanku sudah tegang luar biasa, apalagi ketika jari-jari Abah Damar yang berbuku-buku besar itu mulai membelai-belai kemaluan istriku. Dia mulai memijat mijat bibir kemaluan istriku seraya mengolesinya dengan minyak. Jari-jari Abah Damar, yang besar dan berlumuran minyak itu mulai mempermainkan kemaluan istriku.
Aku melihat jari telunjuk Abah Damar menyentuh kelentit istriku. Jari tengahnya mulai masuk perlahan-lahan merojok ke dalam kemaluan istriku. Aku hampir tidak percaya pada pendengaranku, aku mendengar istriku melenguh kecil dan mendesah-desah tertahan, seperti orang yang sedang menahan suatu kenikmatan orgasme. Aku melihat mata istriku begitu redup, seperti orang keenakan. Abah Damar tidak hentinya terus mulai memundur-majukan jari tengahnya ke dalam liang kemaluan istriku.
Jari tengah Abah Damar yang besar dan hitam itu masuk dengan lancarnya ke dalam kemaluan istriku. Nampaknya minyak pelumas di dalam kemalaun istriku sudah keluar. Aku terkejut paha istriku semakin dibuka lebar, dan tanpa disadarinya istriku mulai mengoyangkan pinggulnya.
“Ohhhh.. Bah.. ohhhhh.., echhh.., echhh.., ecchhhhhhh......................!” desahnya.
Istriku kemudian mengangkat pinggulnya tinggi-tinggi, sudah dipastikan istriku terangsang luar biasa oleh permaianan Abah Damar. Aku melihat istriku benar-benar menikmati apa yang dilakukan oleh Abah Damar pada dirinya. Jari-jari Abah Damar yang berada di dalam liang kemaluan istriku membuat tubuh istriku yang telanjang bulat itu mengelinjang-gelinjang tidak karuan sambil tangannya mencengkram kasur serta mengangkat pinggulnya dan pantatnya, kemudian mengoyangkannya ke kiri dan ke kanan.
Jari tengah Abah Damar yang besar dan kasar itu terbenam dalam sekali di dalam lubang kemaluan istriku. Aku juga melihat jempol jarinya mengosok-gosok klitoris istriku. Sungguh lihay sekali Abah Damar membangkitkan birahi istriku. Aku melihat mata istriku menandakan keenakan, dimana biji matanya yang hitam tidak nampak, sementara jari-jari Abah Damar terus bergerak mundur maju di antara bibir memek istriku, dan makin lama jari-jari Abah Damar makin jauh terbenam di dalam memek istriku.
Lalu yang membuat jantungku berdegup kencang, Abah Damar memutar-mutar jarinya yang sedang berada di dalam kemaluan istriku, diputar ke kiri dan ke kanan, lihay sekali dia merojok-rojok kemaluan istriku. Klitoris istriku juga menjadi perhatian penuh Abah Damar, jempol Abah Damar yang besar dan kasar permukaanya itu terus mengosok-gosok klitoris istriku.
Semakin lama nampak klitoris istriku membesar dan menonjol kepermukaan, sungguh pemandangan yang luar biasa.Digosok dan dimainkan sedemikian rupa, klitoris istriku semakin besar sebesar biji kacang tanah, dan istriku pun melenguh tidak karuan menahan kenikmatan yang didapat oleh Abah Damar. Aku pun semakin tercekat, karena Abah Damar mulai memasukkan tambahan jarinya, yaitu jari telunjuknya yang berbuku-buku besar itu ke dalam kemaluan istriku. Bersama jari tengah dan telunjuknya yang besar itu, Abah Damar semakin menggila mengexplorasi kemaluan istriku serta sering memutar-mutar jarinya di dalam.
Tidak dapat dibayangkan selama ini, aku saja suaminya tidak pernah melakukan apa yang seperti Abah Damar lakukan. Jangankan memasukkan jari ke dalam kemaluannya, menggosoknya dari luar pun istriku tidak mau, alasan istriku tidak hygienis. Susah dibayangkan, bagaimana rasa nikmatnya Abah Damar ketika jarinya masuk ke dalam kemalauan istriku yang kecil dan tertutup rapat itu dirojok oleh kedua jari Abah Damar yang besar-besar itu.
Apalagi tangan kiri Abah Damar yang bebas mulai menggapai toket istriku dan mulai meremas-remasnya bergantian yang kiri dan kanan serta memelintir-melintir puting susu istriku bergantian. Aku melihat puting susu istriku yang sebesar ujung kelingking itu membesar dan mencuat ke atas karena diperlakukan demikian.
“Acccchhhhhhhhhhhhhhh................................!”
Suara desahan istriku makin keras terdengar, sebenarnya istriku paling malu mendesah-desah keenakan seperti ini, biasanya dia tahan, tidak mengeluarkan suara, tapi dengan Abah Damar dia benar-benar tidak tahan. Sungguh aku heran, dengan Abah Damar, kok jadi lain. Kalau aku suaminya yang melakukan dia tidak mau, jangankan memasukkan jari ke dalam lubang kemaluannya, meremas-remas buah dadanya saja istriku tidak mau, ngilu katanya.
Dengan Abah Damar dia merelakan kedua toketnya diremas-remas, dan membiarkan Abah Damar mempermainkan puting susunya. Yang membuatku tidak habis berpikir dan membuat birahiku semakin naik, kenapa dia membiarkan jari-jari Abah Damar masuk ke dalam lubang kemaluannya, sedangkan aku ditolaknya dengan tegas jika ingin mempermainkan kemaluannya.
Tapi aku tidak dapat berpikir lama lagi, karena aku sedang menyaksikan pemandangan yang sangat luar biasa, dimana istriku sedang menikmati perbuatan Abah Damar. Jari-jari Abah Damar semakin dalam terbenam dan semakin cepat maju mundurnya. tiba-tiba aku melihat kedua paha istriku menjepit kencang tangan Abah Damar yang berada di selangkangan istriku. Kedua tangan istriku menarik tangan Abah Damar sambil berusaha menekan pinggulnya ke depan serta menarik tangan Abah Damar dan berusaha menekan jari-jari Abah Damar untuk lebih jauh masuk ke dalam memeknya.Istriku merintih histeris tidak tertahan,
“Accchhhhhhh.........., accchhhhhh......, achhhhhhh.., aaaacchhhhhhhhhhh........................!”
Rupanya istriku telah mencapai orgasme dengan sempurnanya. Abah Damar dapat merasakan cairan istriku telah keluar dan meleleh ke bibir kemaluannya. Dan aku juga melihat wajah Abah Damar sudah memburu penuh nafsu. Kini perlahan dia membuka celana hitam komprangnya, kemudian membuka CDnya, lalu tersembul lah batang kemaluan Pak Damar yang sudah membesar dan menegang itu, yang dikelilingi oleh urat-urat yang besar. Aku pun tercekat memandang batang kemaluannya yang besar dan panjang itu.
Jantungku berdegup dengan kencangnya. Lalu Abah Damar menoleh kepadaku,
“Pak, Bapak rela tidak sebagai suami, demi untuk kesembuhan istri Bapak ini, istri Bapak musti saya suntik dengan ini,” sambil menunjukkan batang kemaluannya yang besar itu.
“Saya harus menyetubuhi istri Bapak sekarang. Biar deritanya hilang.”
Aku pun terdiam, pikiranku berkecamuk, tiba-tiba seperti suara halilintar yang memecahkan telingaku, istriku berkata,
“Biar saja Abah Damar menyetubuhiku, saya mau, yang penting.. saya bisa sembuh.”
Jantungku berdegup kencang, tapi tubuhku menjadi lemas mendengar perkataan istriku barusan. Istriku rela disetubuhi oleh orang yang baru dikenal, bahkan dilakukan di depan suaminya, seingatku Nia adalah istriku yang paling setia, alim dan tidak pernah macam-macam, tapi kenapa sekarang jadi begini, apakah kena guna-guna..? Sirep..? Atau apalah..?
Aku tidak dapat berpikir lebih lama lagi, dengan perlahan dan pasti Abah Damar mengarahkan topi bajanya ke dalam kemaluan istriku. Istriku pun juga cukup kaget melihat topi baja Abah Damar lebih besar dari batang kemaluannya. Dan sialnya, sepertinya istriku tidak sabar menunggu batang kemaluan Abah Damar menghampiri kemaluannya. Tanpa rasa malu sedikit pun, istriku menarik pinggul Abah Damar dengan kedua belah tangannya untuk cepat merapat ke selangkangannya.
Abah Damar sadar diameter kemaluannya yang hampir 3 cm itu memang terlalu besar untuk kemaluan istriku yang mungil dan imut-imut itu. Perlahan Abah Damar mengosok-gosok topi bajanya di permukaan kemaluan istriku yang kecil dan mungil itu. Aku pun deg-degan melihat pemandangan yang spektakuler itu, apa bisa masuk seluruh batang kemaluan Abah Damar ke dalam memek istriku..?
Aku melihat wajah ketidaksabaran istriku karena Abah Damar belum memasukkan seluruh batang kemaluannya ke dalam liang memeknya. Nampak wajah protes dari istriku dan Abah Damar mengerti. Perlahan dan pasti topi baja Abah Damar sudah mulai terbenam masuk ke dalam kemaluan istriku. Mata istriku mendelik-delik merasakan kenikmatan yang luar biasa, dan membuat perasaan iri menjalar di tubuhku. Istriku memeluk tubuh Abah Damar dengan kencangnya, seolah tidak mau melepas batang kemaluan yang sudah masuk ke dalam memeknya.
Istriku semakin memperlebar kedua pahanya lebar-lebar, menggoyang ke kiri dan ke kanan, mempersilakan batang kemaluan Abah Damar masuk tanpa hambatan. Kini seluruh batang kemaluan Abah Damar sudah terbenam di dalam liang memek istriku. Abah Damar tidak langsung memainkan batang kemaluannya, dibiarkannya sesaat batang kemaluan itu terbenam, ini membuat istriku makin gelisah.
Di luar dugaanku, Abah Damar berusaha mencium bibir istriku yang sensual itu, aku menyaksikan bagaimana bibir Abah Damar yang hitam itu melumat bibir istriku yang tebal dan sensual itu. Aku tahu sebenarnya istriku tidak mau dicium oleh sembarang pria, tapi karena desakan birahi yang meluap-luap, mau juga istriku membalas ciuman Abah Damar dengan ganasnya. Kulihat mereka berpagutan, namun istriku sudah tidak tahan. Dia berkata,
“Ayo dong bahhhhhhh........, Abah Damar, mulai.... donggggggggggggggg.........!”
Perlahan dan pasti Abah Damar mulai memaju-mundurkan batang kemaluannya di dalam memek istriku. Aku melihat disaat batang kemaluan Abah Damar menghujam ke dalam, bibir kemaluan istriku pun ikut melesak ke dalam, dan disaat batang kemaluan tersebut ditarik keluar, bibir memek istriku pun ikut melesak keluar. ini karena batang kemaluan Abah Damar yang terlalu besar untuk ukuran memek istriku yang kecil dan imut itu.
Aku melihat wajah istriku merah padam, menahan kenikmatan yang luar biasa. Matanya merem melek saat menerima hujaman batang kemaluan Abah Damar serta bibirnya mendesis-desis. Ternyata istriku sangat menikmati persetubuhannya dengan Abah Damar, dikarenakan memiliki batang kemaluan yang besar dan panjang. Sementara aku melihat wajah Abah Damar, matanya merem melek, menikmati liang memek istriku yang kecil dan imut-imut itu. Tanpa ada rasa malu, di sela-sela rengekan nikmat yang keluar dari bibir istriku, aku mendengar dia berkata,
“Aaaccchhhhhhhh......… Ayo dong.. Bah, cepetannnnnnnnnnnnnnnnn..!”
Rupanya istriku sudah ingin mencapai orgasme. Istriku semakin cepat menggoyangkan pinggulnya, dan mengangkat pinggulnya tinggi-tinggi. benar saja, Abah Damar semakin mempercepat permainannya, topi baja dan batang kemaluan Abah Damar yang dikelilingi oleh urat-urat yang besar sekarang begitu mudahnya masuk keluar dari dalam liang kemaluan istriku yang sempit itu.
Sulit kubayangkan, batang kemaluan Abah Damar yang demikin besar itu dapat menerobos masuk dan keluar dengan mudahnya, ini dikarenakan pasti istriku sudah mengeluarkan cairan pelumasnya begitu banyaknya. Tapi karena saking besarnya batang kemaluan Abah Damar, bibir kemaluan istriku tetap melesak ke dalam atau ke luar ketika dihujam maupun ketika dicabut. Ini merupakan pemandangan yang sangat menakjubkan.
Cepatnya batang kemaluan Abah Damar masuk dan keluar, diikuti dengan cepatnya bibir memek istriku melesak ke dalam dan keluar. Aku pun sudah tidak tahan untuk melakukan masturbasi melihat istriku disetubuhi oleh laki-laki yang belum dikenal dengan batang kemaluan yang luar biasa besarnya. Abah Damar ternyata tidak mau rugi sama sekali, apabila diperbolehkan menyetubuhi istri orang dalam rangka penyembuhan, harus dimanfaatkan sebaik mungkin, tidak boleh ada bagian tubuh yang dilewatkan.
Memang sungguh keterlaluan, sempat-sempatnya Abah Damar melahap kedua buah dada istriku yang terguncang-guncang terkena hentakan batang kemaluannya. Dengan rakus disedot-sedotnya puting susu istriku dengan kuatnya yang kiri dan kanan bergantian, sungguh Abah Damar menikmati puting susu istriku yang sebesar ujung kelingking itu. Pasti nikmat karena terasa puting itu di mulut yang menghisapnya. Efek dari ini semua istriku tidak tahan untuk berteriak-teriak menikmati kenikmatan yang amat sangat yang belum pernah dirasakan. Selanjutnya aku melihat tubuh istriku mengejang kaku dan bergetar seperti dialiri listrik ribuan volt. Tangan dan kakinya memeluk Abah Damar dengan kuat seperti lengket.
“Aaacchhhhh.., aacchhhhh… Aaaccchhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh..!”
Tangannya mencakar punggung Abah Damar hingga berdarah dan bibirnya mengigit lengan Abah Damar hingga berdarah pula. Pinggul istriku diangkat menempel di tubuh Abah Damar, seolah tidak dapat lepas, istriku mengalami orgasme yang luar biasa hebatnya, yang seumur hidup belum pernah dirasakannya.
Sementara Abah Damar pun sudah tidak tahan, dia mempercepat kocokannya. Dan akhirnya ketika ingin memuntahkan laharnya, dia cepat mencabut batang kemaluannya yang besar dan berurat itu dan disodorkan segera ke wajah istriku. Sperma putih melumuri wajah istriku dan sebagian dari sperma itu harus ditelan oleh istriku, sebagai salah satu syarat kesembuhan. Setelah selesai, Abah Damar menyuruh istriku mandi air kembang yang disediakannya dan memberikan beberapa ramuan kepadaku untuk diminumkan istriku.
Setelah itu Abah Damar juga memberikan semacam dildo dari karet, untuk menstimulir birahi istriku, karena katanya istriku hanya dapat orgasme dengan ukuran penis yang besar dan panjang minimal dengan diameter 3 cm dan panjang 17 cm. Ketika hendak pulang, kutanyakan berapa ongkos tarif terapi yang baru saja dilakukannya. “GRATIS”, untuk istriku karena sudah dibayar dengan tubuh istriku.
0 comments:
Post a Comment