Aku adalah Bunga, aku sekarang telah menikah dengan Alvin, seorang anak pejabat. Kehidupanku serba berkecukupan dan di umurku yang menginjak 37 tahunan ini, aku dikaruniai dua anak kembar, bernama Melati (15) dan Imam (15), masa mudaku terbilang sangat binal, jika mau tau silahkan baca kisah pacar gelap ya nih linknya (http://46.166.167.16/threads/pacar-gelap.1252913/page-2#post-1897100608), badanku masih nampak seperti dulu, bahkan bertambah cantik karena aku selalu menjalani perawatan kusus oleh dokter Irfan, badanku seperti gitar spanyol dengan payu dara besar dan bokong yang aduhai. Seperti istri pejabat lainnya, aku selalu menjaga image seorang istri pejabat.
Untuk mengisi waktu luangku, aku menyulap rumah tiga lantaiku menjadi sebuah minimarket di lantai satu dan lantai dua aku jadikan sebuah sanggar senam dan aerobik. Dilantai tiga menjadi rumahku dan suamiku beserta kedua anaku, aku juga membeli tiga rumah berjejer di depan rumahku dan menjadikannya sebagai kos - kosan, satu rumah kos - kosan putri, satu rumah kos - kosan putra dan satu aku kontrakan. Belum cukup bagiku untuk membuang - buang uang hasil pajak negara, aku pun membangun sebuah rumah di belakang dan kujadikan sebuah panti asuhan dan disebelahnya aku beli lahan kosong untuk kujadikan kebun karet. Di belakang rumahku aku sulap menjadi kolam renang kusus untukku dan keluargaku saja. Sungguh enak menjadi keluarga orang penting daerah, dihormati, disegani dan uang negara bebas untuk dipakai seenaknya sendiri, asal pandai – pandainya saja kita mengatur APBD dengan kata - kata ‘dan lain – lain’, hahahaha.
Diluar emang sih aku alim, baik, ramah dan selalu suka menolong, namun di rumah aku sangatlah binal, maklum kebinalanku tak surut oleh waktu. Suamiku masih memandangku sebagai wanita bodoh dan suci, yang kerjaannya mengaji dan mencuci piring, karena aku sangat pintar menjaga rahasia tentunya. Aku tau dia diluar sana seperti pria lainnya yang punya uang dan kekuasaaan, selalu memberantas perawan dimana mana, jadi ya what the heck, lu happy gua juga harus happy dong. Namun selayaknya orang tua manapun aku tidak mau kedua buah hatiku menjadi bejad sepertiku dan suamiku, namun sia – sia, semua usaha dan jeri payahku membentuk mereka menjadi seorang yang berguna bagi bangsa gagal, sirna, kandas, cerita ini adalah cerita bagaimana kedua anaku berubah menjadi sepertiku dan suamiku, pencinta sex, haus akan sex, tak bermoral dan bahkan menjadi candu akan suatu yang kutakuti, narkoba....
“Bi, aku pulang nih,” ucap Imam, menoleh kekiri dan kanan namun tiada manusia, dia lalu turun ke lantai dua mencari ibunya atau siapapun yang ada, namun tidak satupun mahkluk disana, dilantai satu hanya ada kak somed (22) yang menjaga toko dan pak saiful (40) tukang parkir.
“kemana sih mereka ini,” imam lantas membuka seragamnya dan membuangnya seenaknya di ruang keluarga, dia lalu berjalan menuju kamarnya untuk bermain game komputer, namun dia terkejut mendengar suara wanita dari kamar tamu, “apa tante nadine main kesini ya?” gumamnya, mengintip ke kamar tamu yang terbuka sedikit, dia terkejut melihat ibunya dikamar bersama dengan pak Irfan (38) dokter pribadi keluarga mereka.
Nampak ibunya itu masih menggunakan kerudung namun sudah tidak memakai apa – apa lagi, dia tiduran menghadap ke kiri, sementara di kirinya irfan tiduran santai sambil menghisap payu dara kanan bunga, ibunya imam.
“Srrp srrrp ahhhh, susumu makin manis sayang, srrrp srrrrp” nampak irfan menetek ke bunga. Tanganya memeras susu bunga itu dan lidahnya nampak menjilati susu bunga.
“Ehmmp, pelan – pelan aja sayang, suamiku ke jakarta jadi aman, ehmmmpah,” seru bunga, membantu mengarahkan teteknya dengan tangan kanan, sementara tangan kiri dia gunakan untuk menyangga kepalanya, engangumi tato naga di dada Irfan.
“Entot lagi ya, udah besar lagi nih, ntar ku kasih saleb ajaibku gratis,” nampak irfan mendorong bunga terlentang dan dia sekarang memegang kaki bunga dan menaruhnya ke pundaknya, titit nya langsung dia masukan ke vagina bunga, “siap ya sayang,” ‘sreeep sreeep sreeeeep’ suara titit besar itu terbenam di dalam vagina dan ditarik lagi lalu menghilang lagi ditelan vagina bunga.
“Argc archhh faaan yang keras, yang dalam arrrgh,” erang bunga, tanganya mencengkram bantal dan seprei , kepalanya menghadap kiri dan kanan sementara kasur itu mulai bergoyang, ‘nyeek nyeek nyeek nyek’ bunyi kasur itu, nampak bokong irfan yang sexy bergerak cepat menyerang vagina bunga.
Imam pun menutup kembali kamar tamu itu dan bergegas menuju kamarnya, “OMG, mami sama pak irfan, arghhh kenapa kok tititku jadi ngaceng sih,” gumam irfan, duduk di kamarnya, dia mengurungkan niatnya bermain game dan akhirnya membuka situs semprot dan streaming film bokep gratisan, dia ambil lotion vaseline man dan dia buka celana panjangnya, lalu dia gunakan lotion itu di tanganya dan mulai mengocok, “hmmm, nabil, nabil,” gumamnya, memelototi film bokep sambil ngocok dan duduk di kursi putarnya.
“Nabil mana buku novelku!” seru Yanti (16), salah satu anak asuh nampak meneriaki nabila dari lantai dua panti asuhan di belakang, terdengar jelas oleh Imam,.
"DANCOK!" seru Imam nampak menyudahi ucutanya dan mengintip dari jendela, “nabil, urrgh aku pengen ngentot kamu, tapi takut dosa, ah masa bodoh, dia kan anak yatim piatu, dari pada diambil orang perawanya mending buat gua!” imam mengambil celana boxernya dan memakainya, dia hanya menggunakan kaos singlet putih dan boxer, dia berjalan melewati pinggiran kolam dan membuka pintu kecil yang menghubungkan panti asuhan dengan rumahnya.
“Nabila, Nabilaaaa!” seru imam memanggil nabila, “Yanti,mana si Nabila?” tanyanya, saat berpapasan dengan Yanti di lantai dua.
(Nabila)
(imam)
“Eh kak Imam, ehm, enggak tau kak, Yanti juga nyariin dari tadi,” jawab Yanti, nampak kaget melihat Imam.
Imam kembali menelusuri lantai dua,“nabi...” dia bertabrakan dengan Nabila, gadis polos yang menjadi idaman di hatinya, gadis manis yang menjadi bahan ngucutnya.
“Ehm, ada apa kak, maaf Nabila tadi abis dari WC, mau nonton sama temenku nih,” ucap Nabila (14), nampak malu memandangi pria di depanya.
Imam mengandeng tangan Nabila, “Nabila, kakak mau ngomong sesuatu sama kamu,” imam menggandeng tangan Nabila menuju kamar Nabila yang berbagi dengan Yanti dan Silvia.
‘ctek’ Imam mengunci kamar itu, di kamar itu sangatlah rapi, hanya ada tiga kasur lipat dan tiga meja belajar, serta satu lemari baju dengan cermin, “Nabila, kakak mau nanya, kamu jawab ya yang jujur,” ucap Imam, sambil menggelar satu kasur lipat, “sini duduk sini,” perintah Imam, menepuk nepuk kasur.
“i...iya kak, ada apa sih?” Nabila nampak bingung, dia menuruti perintah anak ibu bunga yang merupakan ibu asuhnya itu.
“Kamu sudah punya cowok belum?” tanya Imam, to the point.
“Su....sudah kak,” jawab Nabila, menundukan kepalanya malu.
“Terus kamu sudah tau dientot?” kembali Imam bertanya, sambil memegangi tititnya dari luar celana boxernya.
“Eh, kok gitu tanyanya, maksut kakak apa?” Nabil nampak marah, memandangi Imam.
“Jawab jujur, jangan – jangan kamu udah ga perawan ya, mau aku laporin bunda, biar kamu diusir dari sini?” ancam Imam, nampak tititnya sudah membesar, “kamu itu harus ingat ibuku mengasuhmu dan menyekolahkanmu, jadi kamu itu harus nurut sama keluargaku dan aku!”
Nabila nampak takut, wajahnya pucat seketika dan dia menunduk, “i...iya kak...maafin nabila, nabila masih perawan kok kak, nabila jaga diri kok,” ucap nabila.
Imam mengelus kepala Nabila dengan lembut, “masa sih, wanita secantik kamu masih perawan, kakak enggak percaya,” gumamnya, elusannya sekarang sudah sampai pipi, “harus di tes dulu nih,” ucapnya, elusannya sekarang sudah sampai pundak, Imam mengelus pundak Nabila dari luar kaos MU nya.
“ma...maksut kakak a...apa di tes dulu?” nabila bertanya dengan nada takut.
“Di entot lah, kalau ada darah ya perawan, kalau enggak ya udah jebol, gampang kan, dan ingat kamu itu jangan ngelawan sama aku, kamu tau kan aku ini anak ibu asuhmu!” bentak Imam, sekarang dia memeluk nabila dengan tangan kanan sementara tangan kirinya masih meraba tititnya sendiri.
Nabila hanya terdiam, dia menangis, dan menunduk, tangan kirinya di remas oleh Imam dan di arahkan untuk mengelus tititnya, Nabila sudah pasrah, dia berhutang budi dengan keluara yang telah menyekolahkanya dan merawatnya itu, dan dia pun pasrah hari itu.
“Terus elus ya sayang,” imam bangkit dan menyetel samsung s7 nya dan mendirikannya dalam mode kamera, dia lalu duduk dibelakang bersender pada tembok kamar Nabila dan menarik Nabila bersandar pada dadanya, tanganya mulai meremasi dada kecil nabila dari balik kaos MU, dan mulutnya menjilati leher putih nabila, “kenyal banget susu kamu sayang, pasti pacarmu sering ya ngeremes susumu,” ucap Imam.
Nabila hanya menggelengkan kepalanya dan hanya berdiam diri.
“Cium sini cium cuuup,” imam mencium Nabila, dan nabila membalas ciumanya, terpaksa, namun lidah mereka menari bagai angsa, air liur tumpah dari bibir mereka, Nabila memejamkan matanya, mulai menikmati tarian lidah itu, mulai bernafas dengan tak teratur dan tanganya sekarang memegang pipi Imam dan tangan kananya meremasi kasur. Melihat hal ini Imam merasa menang, merasa berkuasa dan merasa Nabila sudah menjadi miliknya, “Srrrpaaah, air liurmu manis,” Imam mengangkat tangan kanan nabila dan kepalanya menelusup lewat ketiak kanan nabila dan mulai menjilati susu kecil yang belum tumbuh sempurna milik Nabila, tanganya menarik ke atas kaos Nabila dan menarik kebawah Bh kecil nabila. Nampak puting pink milik nabila, mulai membesar, “Ish imut banget sayang, srrp haaap,” Imam mengenyot pentil itu, membuat Nabila menggigit bibir bawahnya dan menggeleng – gelengkan kepalanya, dia menjaga agar tidak bersuara.
“Ehmmmp, kak, kak, aaahmm kak,” nabila mengelus kaki Imam, dan dia menghadap ke langit, merem melek menikmati setiap permainan lidah Imam di dadanya, dan remasan tangan kiri imam dari luar kaosnya pada dada kirinya. air liur menetes dari bibir munginya, dada kananya basah oleh liur imam, badanya mulai berkeringat, aroma khas yang selalu keluar saat bersenggama. Nabila merasakan titit besar milik Imam menyodok nyodok celana jeans panjangnya, Hpnya berbunyi, “khak, theleephone dhari chowok akhuuuh,” ucap nabila, terbata bata karena menikmati permainan Imam.
“Srrrpplup ahhh, angkat lah, ngomong kayak biasa dan bilang kamu lagi belanja sama bunda!” seru imam, kembali mengedot ke dada Nabila.
“halo, Romie, ada, apah?” tanya Nabile menahan nikmat, “maaafh Rom, aku engghak bisaaahchah!” Nabila menjambak rambut Imam, karena imam menggigit kasar pentilnya, “enggak bisaaah nonton mah kamu, aku lagi nemenin bundha belanjhiaaaaah!” kembali Nabila berteriak kecil, sekarang dia menarik tali kaos singlet Imam dan mencakar pundak Imam, Imam nampak kembali menggigit pentil nabila dan sekarang mebuka resleting celana nabila, imam mengkangkangkan nabila dan tanganya masuk ke celana dalam Nabila, dia mulai mengobok obok vagina tanpa bulu nabila, “iyah iyah iyaaaah maaf yah yah yaaaah maafin kuuh,” nabila menutup teleponya dan menarik tangan imam, berusaha menyingkirkan tangan itu dari vaginanya, “khak ah ah aaah kahk janganaaaan ahhh,” dia menangis.
“Diam aja, nikmatin sayang,” imam menjilati telinga Nabila, lalu dia bangkit dan melakukan hal yang sama dengan irfan kepada bunga tadi,tanpa melepas celana dalam Nabila, dengan kasar melepas celana Jeans nabila, “tuh cowokmu telepon lagi, udah laud speaker aja aku mau dengar!” seru Imam, sambil membenamkan kepalanya ke vagina Nabila.
“Ha...halo sayang, maaf maaaAAAAafh,” Vagina nabila dijilati Imam, dia menjambak rambut imam dan berusaha menyingkirkannya, namun aneh kakinya dia lapangkan.
“Kamu kenapa sih sayang, kamu dimana sekarang sebenarnya, kok gag jelas gitu suaramu,” tanya cowok nabila.
“Aku dhi passsshaar sayang, niie laghi blanja, rameh pasarna,” ucap Nabila, nampak menahan nikmat.
“kamu beli apa aja dipasar sayang?” tanya cowok nabila.
“Belhih pha eah , ehmmp ehmmmp beli saiyurrrsshaah,” ucap Nabila.
Imam melepas celananya, dia lalu menindih nabila dan mengedot pada puting nabila.
“Berat enggak bawaanya?” tanya cowoknya.
“Bheraaat bangheet sayang, hmm,” Nabila menarik kaos singlet imam dan mengelus punggung imam.
“Mau dibantuin enggak? Jalanya rata enggak sayang?”
“Enggak rhatah, bnyak bolhongana,” jawab Nabila, mengelusi punggung imam yang kurus itu, tak rata karena banyak tulang di sana.
nampak Nabila menaikan bokongnya ,"shshshshshhaaaaaah,""srrrrrrrrrr' air mancur membasahi wajah imam, dan membuat seprei kasur itu banjir. Nabila ambruk lemas, namun imam terus menciumi susu nabila dan meremasi vaginanya, membangkitkan nafsu Nabila kembali.
Imam sekarang mengarahkan tititnya pada vagina Nabila, mengetuk ngetukan tititnya yang besar di pintu vagina Nabila, bagai meminta ijin untuk masuk, “sudah becek nih sayang,” bisik Imam, tersenyum nakal, memandangi sisa orgasme Nabila.
“Bechek? Eh becek eh anu becek,” ucap Nabila bingung dan menggeleng – gelengkan kepalanya,
“apanya sih sayang yang becek, ish kamu ngegemesin deh nadanya imut,” ucap cowoknya tanpa curiga.
Imam memasukan titinya ‘sleeep’ “wow darah!” seru imam.
“AAAAAARGGHHHHHH!!!” teriak Nabila kesakitan, perawanya jebol, dia menangis.
“halo kenapa sayang? Kenapa sayang? Halo?” seru cowoknya.
“hiks hiks, enggak papa, tadi di gigit nyamuk,” jawab nabila berbohong, tangannya lemas dan Imam nampak tertawa.
Imam menarik titinya yang berlumurandarah dan menjambak Nabila untuk membersihkan titinya dari darah.
“ooh yaudah, kamu udah makan belom sayang,”
“inih laghi makan pisang, eh makan sama pisang,” ucap Nabila mulai menjilati, mengemut dan menghisap titit Imam, imam lalu menarik tititnya yang basah oleh air liur Nabila, dan menggenjot vagina Nabila, nampak air busa tercipta di vagina Nabila, warnanya pink muda.
Imam menghentikan genjotannya, namun bokong nabila nampak meminta lagi, dia memaju mundurkan bokongnya sendiri. “pisang pisang, terong terong,” teriak Imam mendekatkan bibirnya pada HP Nabila, “mbak mau terong mbak, bagus loh bentuknya, mau lagi mbak?” godanya.
“Iyah, iyah aku mauh” ucap Nabila yang mulai terbuai nikmat, imam kembali menggenjotnya, sekarang kaki nabila menyilang di bokong Imam, berharap titit itu tak lepas dan terus memompa.
“aku nyanyiin lagu ya buat kamu sayang, nemenin kamu makan,” ucap cowoknya.
“iyah iyaaah yang keras iyaaaah!” seru Nabila, menikmati setiap hisapan mulut imam pada dadanya, jilatan mulut imam pada ketiaknya, genjotan liar titit imam pada vaginanya dan air liur imam yang sengaja dia teteskan pada mulut nabila.
Pacar Nabila menyanyikan lagu vierra untuk nabila, "dengar kan curhatku" suara cowok nabila,,, Nabila sudah tak peduli dengan cowoknya itu, dia meletakkan hpnya di kasur dan sekarang kedua tanganya mencengkram pundak imam, mencakarnya dan sesekali menarik kaos imam, “TERUS TERRRUS AHHHA AHHHHAHHAA aaach!” seru nabila seperti kesurupan.
“OK SAYANG!” teriak imam, memompa sangat kencang 'srrrt srrrt srrrt cplak cplak cplak cplak' dan menimbulkan busa pink di vagina Nabila.
Suara cowok nabila terus bernyanyi lewat speaker hp, sementara dia tak tau jika ceweknya telah diperawani oleh imam, tengah asik memadu kasih, tengah asik menikmati vaginanya di obrak abrik oleh titit Imam.
tubuh mereka mengkilap oleh keringat, nampak mereka berdua bagai habis mandi, basah, banjir, dan semerbak bau mulai tercium menyengat dari kamar itu. "SAyang didalam atau dimulut? atau diluar aja?" tanya Imam,
"di lhuar lhuar please kak, di luar ajah," nabila nampak memelas,
imam terlihat mengiba dan dia tersenyum manis,"ok sayang," Imam mencium Nabila.
Imam mencium bibir mungil Nabila dan menarik tititnya dari vagina mulus nabila, dia membimbing tangan Nabila untuk mengocok tititnya, ‘cruut cruut cruut,’ mani muncrat ke perut putih nan datar Nabila.
“makasih ya sayang,” ucap Nabila kepada Imam, dan mereka berciuman mesra, "aku cinta kamu dek nabila, jadi pacarku ya," ucap Imam halus, Nabila tersenyum dan mengangguk halus.
“iya sama – sama sayang,” ucap cowok nabila, mengira nabila mengucapkan terima kasih karena dia menyanyikan sebuah lagu untuk nabila.
“hahahahaha” terdengar tawa imam, memakai celananya kembali,
“suara apa itu sayang?" tanya cowoknya, nabila yang masih lemas hanya mengambil telepon itu dan menjawabnya, “suara tukang parkir abis markir motor gede tadi,” ucapnya, sambil memainkan peju imam di perutnya, dan mengulum jari telunjuknya yang basah oleh peju imam.
Imam mengecup kening Nabila, “kapan kapan lagi ya sayang, kamu seret banget, emang bener kamu masih perawan, muach” ucapnya.
Nabila mengangguk dan tersenyum, melihat imam mengambil android nya dan keluar dari kamarnya, secara berlahan dia menutup pintu itu, “ i love you sayang,” ucap imam.
“ilove you to sayang,” balas Nabila, menutup teleponya dan tersenyum pada imam.
Siang itu aku telah mandi dan memakai pakaianku kembali, dan tentunya jilbabku telah kuganti yang bersih. Aku menyuruh pembantuku bi imah (50) membersihkan kamar tamu, ya si bibi Imah itu aku bayar lebih, suruh diam, dan selalu patuh padaku, kamar tamu itu penuh peju, banjir keringat dan lengket susu.
Irfan memeluku dari belakang dan meremas susuku, air susuku nampak keluar sedikit, aku menciumnya, "sayang, sudah ah, aku bikinin kopi ya," ujarku mendorong irfan.
aku melihat bayangan anak perempuanku, namun langsung hilang, akupun meneruskan jalanku kedapur membuat kopi, “Mas nih kopinya,” aku memberikan secangkir kopi pada Irfan yang tengah asik merokok di balkoni lantai tiga, “mas jangan ngerokok di sini, ntar kalau anak – anak liat dan meniru mau kamu aku jitak?” ujarku, Irfan tersenyum dan mematikan rokoknya, dia meremas bokongku dari balik dasterku.
Aku melihat, Imam mengendap ngendap kembali dari kos – kosan putri, aku mulai cemas, namun biarlah yang penting sholatnya dia rajin dan belajar rajin. “hayo ngapain mams,” sapa Melati masih memakai seragam SMAnya.
“Ah kamu ini ngagetin aja, mama kira siapa, gimana tadi sekolahnya?”
“Luar biasa, yaudah ma aku sholat dulu ya!” serunya mencium tanganku dan aku kaget, dia menepuk bokongku seperi irfan, "apa dia melihat irfan tadi?" batinku, melihatnya berlari menuju kamarnya.
“Anakmu rajin banget ya sayang,” Irfan memeluku dari belakang dan mencium pipiku, “Fan, udah ntar anak – anak lihat loo,” ujarku, tersenyum mencubit perut datar irfan. “Yaudah sayang, aku balik ke rumah sakit dulu ya, salepnya aku taruh di depan tv,muuach,” Irfan nampak turun menuruni tangga dan menaiki mobilnya.
Aku menuju kos kos an putri untuk menagih uang, dan Siti (19) nampak membayar semua uang sewa teman – temanya, “ini bu, sudah saya ambilkan tadi sama teman teman yang lain,” ucap Siti, anak ini sangat alim dan cantik, “iya Siti, makasih ya,” ucapku, kini aku menuju kos kos an sebelah, aku melihat darwin (22) tengah duduk bertelanjang dada penuh keringat dia nampak memandangi temanya Arwen (20) yang tengah mengangkat barbel, “Buruan Wen, gantian cuk!” serunya, arwen kaget dan nampak menutupi dadanya degan kaos, dia kembali kekamarnya, namun Darwin dengan santai menyapaku, “siang tante”
Aku memandangi tubuh pemuda yang kuliah hampir lulus ini, tubuhnya kekar, wajahnya manis dan kulitnya putih, “ini tan, uang kos saya,” Darwin mengeluarkan uang, aku melihat tititnya dari balik kaos boxer, nampak besar tak sempakan, “iya makasih nak,” lalu si Arwen keluar kamar sudah memakai kaosnya, “ini tan, maaf tadi aku enggak kaosan, malu,” ucapnya. Aku hanya tersenyum dan menggeleng – gelengkan kepala, nanti sore teman teman kalian suruh bayar ya, tante tunggu di minimarket, bawah, ucapku meninggalkan mereka berdua, nampak sekilas aku melihat darwin meraba tititnya dan memandangi bokongku, kagum. “kagumilah nak, kagumilah, buat bahan coli kalau perlu,” batinku, tersenyum.
Melati di kamar nampak sembunyi sembunyi mengoleskan salebku ke vaginanya, dia menatap Darwis dan Arwen dari dalam kamar, dia duduk di kursi, kakinya dia kangkangkan dan membentuk huruf M, tanganya menggosok gosok vaginanya, “Urgh badan mereka seksi banget sih,” dia menggigit bibirnya, seragam SMAnya sudah berantakan, dan roknya sudah terlepas di lantai, semakin kencang dia menggosok vaginanya dan cairan putih nampak keluar dari vaginanya, “oh shiet” ujarnya, mengambil tisu dan mengelap habis cairan itu.
“Melati, kamu liat saleb mama enggak nak?” seruku memanggil anaku, melati keluar dari kamar, “enggak tau ma,” ucapnya, “oh iya nak, kembalikan ini nyusuknya si Arwen, 50.000, mama mau ke pasar dulu ya, sama kak Rei (35), kalau mau makan minta bi ijah,” ucapku menyalami anaku, “kakakmu suruh sholat ntar keburu ashar, belum dhuhur dia,”
“Iya mama gampang itu” ucap melati, melepasku pergi, nampak melati bahagia, dia nampak nakal, dia melepas bhnya dan mengancing kancing bajunya kembali, dia menuju kos kos an putra dan menatap dengan lekat badan darwis yang tengah berkeringat, Arwen nampak menyapanya, “pagi dek, ada apa kok tumben kesini,”
“ini kak, kembalian kakak,” ucapnya, lalu duduk menatap Darwin, pandangan melati nakal, menggigit bibir bawahnya dan memandangi boxer Darwin, “napa, mau liat badan kakak ya?” Darwin berpose sexy, memamerkan ototnya, nampak Arwen tak suka. Sial bagi melati, obat saleb itu bukan saleb biasa, karena Irfan nakal mencampurnya dengan obat perangsang, “ehm kak aku ijin pipis ya,” melati berlari masuk ke WC kos an pria, “Darwin nampak melihat rembasan air cinta melati, di kursi. “wah tuh cewe basah, dah napsu, “batinya, "Wen lu pake barbel duluan deh, gua mau mandi dolo,” ucapnya meninggalkan Arwen. Dia menyusul Melati yang ke WC, WC itu dibagi tiga dan hanya dipisahkan sekat tembok, Darwin memanjat bak air dan melihat melati sedang merem melek mengelus vaginanya, duduk di toilet tanpa rok, “butuh bantuan? Kalau ia bukakan kuncinya,” ucap Darwin, Melati kaget namun dia membuka kunci Wcnya.
(melati)
Darwin masuk, dan mengunci kembali pintu itu, “wah kamu udah basah ya, ucapnya tersenyum mengelus vagina melati dengan tangan kirinya, tangan kananya memegang dagu melati dan dia mencium bibir melati dengan french kiss. Melati mengelus dada, perut darwin dengan tangan kirinya, sementara tangan kananya dia gunakan untuk meraba pipi darwin, dan menjambak lembut rambut darwin yang penuh keringat.
“kak, aku pengen, tapi tolong ya jangan dimasukin,” pinta Melati, melebarkan selangkanganya, darwin berjongkok dan menjilati vagina melati yang pink karena saleb itu, lidahnya menyapu vagina itu, melati merem melek dan tangan kirinya menjambak rambut darwin, tangan kananya dia gunakan untuk meremas susunya, “Ahhhh, hmmm ahh, kak, hmmm ahhh,” desahan Melati.
Walau nampak Darwin seperti berandalan, anak nakal, namun ternyata dia sangat slow dan halus dalam permainanya, dia tersenyum ketika cairan bening menetes dari vagina melati, dia lalu memegang tangan melati dan membuka kancing baju lengan panjang melati, setelah lepas dia melihat susu melati yang kecil agak datar,pentil pink, tanpa BH, dia tersenyum, “melati, mana Bhmu?” tanya Darwin, “Dirumah kak,” jawabnya dengan mata sayu, mengelus pipi darwin.
Darwin menurunkan boxernya dan membimbing kepala melati, supaya melati mengemut tititnya, darwin tidak sunat, karena dia hindu, melati menjilati celah kepala titit darwin, mengocok halus, membuat titit itu semakin besar, kepalanya keluar dari kantung tititnya, kepala pink itu sungguh nikmat bagai lolipop.
“ssshhhh aahhhhh, halus banget bibirmu sayang,” ucapnya mengelus melati dan memandangi melati yang tengah menyerpong dia. Makin besar tititnya, makin penuh bibir mungil melati, semakin kencang dia menyerpong, air liur mulai menetes dari bibir itu, tititnya basah, ‘sreep puk sreep puk puk sreep’ suara air liur melati yang membasahi titit darwin menggema.
“melati aku keluar,” darwin menarik kepala melati dan menumpahkan spermanya di dada melati yang agak datar itu, ‘cruut cruut cruuut’ melati nampak tersenyum dan mengusap peju putih itu merata di dadanya yang agak datar. Darwin menunduk dan mencium melati, “makasih ya sayang, ntar malam minggu jalan ya sama kakak,” pinta darwin, melati pun mengangguk.
Melati melihat Darwin keluar, diapun mengancing kembali baju seragamnya dan berjalan seperti tidak ada apa apa, Darwin terdengar bersiul siul di kamar mandi sebelah, dia nampak mandi dengan riang. Di depan nampak Arwen masih bermain dengan barber, “berapa ronde pipisnya dek?” tanya nya aneh, “melati bingung dan tidak menjawab, dia hanya tersenyum, namun Arwen menarik tangan melati dan membawanya ke kamarnya, “udah enggak usah ngelawan, atau rekamanmu tadi aku sebarin, aku rekam kok kamu nyerpongin si darwin tadi,” ucap Erwin, membuat melati takut dan mengikuti Arwen ke kamarnya. Arwen membanting Melati ke kasurnya dan langsung dia merobek baju melati, membuat semua kancing melati robek, melati terhisak menangis, “wow imut banget,” Arwen menjilat pusar melati, naik ke dada agak datar melati, melewati pentil kirinya, dia lalu memaksa melati untuk berciuman, Hmmmp Hmmmp,” melati meronta dan memalingkan wajahnya, ‘PLAK’ arwen menampar melati, “perek lu, milih milih sih, perek enggak suah milih milih!” serunya. Mencium bibir mungil melati.
Badan Arwen seperti kodok, tanganya memegangi kedua tangan melati dan mulutnya menciumi melati, tititnya masih di balik boxernya nampak dia gesek gesekan pada rok panjang melati, basah boxernya, cairan precun mulai keluar dari tititnya.
“kak, udah kak, aku mohon, aku suka kak Darwin kak,” ucap melati lirih, Arwen nampak iba, dia menyudahi aksinya dan tiduran di sebelah melati, “kamu tau enggak, Darwin itu playboy,” ucapnya, melati menggeleng, “dia nampak berusaha duduk, namun Arwen menariknya untuk tidur, “temani kakak, pacar kakak baru diambil Darwin,” ucapnya, nampak Arwen menangis, Melati menjadi iba melihatnya, “kok bisa?” tanyanya.
Arwen tersenyum dan membalik badan melati menghadapnya, dia mengemut dada datar melati, membuat melati menggigit bibir bawahnya dan merem melek, “kaaaaak, jangan aaaaach” ucapnya pelan, mendorong pelan tubuh Arwen, “please melati, please, kakak ingin kamu memuaskan kakak, kakak janji ini yang terakhir, kamju tau kan, kakak selalu baik padamu, please,” ucapnya, nampak melati mengiyakan. Arwen kembali menghisap pentil kecil pink itu.
“kamu tau, kakak udah lama pingin nyium kamu,” Arwen mencium bunga dan bertukar air liur denganya, bunga memeluk leher Arwen, memejamkan matanya, tak terasa kakinya nampak menyenggol nyenggol titit arwen.
Mulut arwen kembali menyusuri tubuh Melati, dan dengan giginya dia menarik rok panjang melati, setelah tanganya melepas resleting melati di belakang, melati nampak membantu dengan tangan dan meliuk liukan tubuh kurusnya hingga rok panjangnya lepas. Terlihat celana dalam pink miliknya, menutupi vagina legitnya. Arwen menatap melati, “dek, vaginamu, boleh aku jilat?” tanyanya, melati menagngguk, “Cuma jilat ya kak, aku masih perawan dan enggak mau lepas sekarang,” ucapnya, Arwen menyibakan celana dalam itu dan mulai menjilati vagina melati, kaki melati mengangkang lebar, tanganya meremasi rambut arwen, sungguh nikmaat permainan arwen.
“mhas, hmmp, mhaaaas, aaach maaaaas,” ceracau melati, Arwen menjilati vagina, naik ke pusar dan melewati dada melati, kaki melati berusaha melepas boxer Arwen dan tanganya mencengkram kaos Arwen, “kak,” ucapnya mengelus perut sixpact arwen, mengelus dada bidang arwen, “kaaaaak,” ucapnya sayu, “apa sayang,” balas Arwen mengecup kening melati, Arwen melepas jilbab melati, dia mengikat tangan melati dnegan jilbabnya, “loh kak, kok gini?” dengan kuat arwen menarik putus celana dalam mungil melati, dan menyumpal mulut melati dengan celana itu, “lebih baik aku ambil daripada di ambil si brengsek darwin!” serunya, sambil menyetel musik heavy metal sabaton. "beginilah darwin mengambil pacarku, dia bawa pacarku ke kamarnya selagi dia menunggu pulang kampus disini, dan aku akan memberi taumu, apa yang kulihat, apa yang kuintip dari jendela kamarnya!" seru Arwen, "kau adalah pacarku, dan aku adalah darwin, bayangkan betapa sakitnya diriku melati!" serunya.
Dia membuka boxernya, titit hitam penuh bulu, membuat melati takut, “hmmpp! Hmmmp!” namun tanganya terikat dan dia sulit bergerak, karena arwen menginjak vaginanya, “maaf ya sayang,”
Arwen duduk diperut melati, dan bergesar kebawah, 'Sleeeep zleeeeep zleeeeep’ dengan kasar titit hitam itu memasuki vagina sempit melati, darah mengalir, dan memperlicin gerak titit hitam itu, “seret banget aahhhhh” ucap arwen, melakukan misionary, dia tak peduli melati menangis, setan telah menguasainya, dia memompa melati, merusak vaginanya, “hmmmp hmmmp” melati menangis, air matanya menetes, namun Arwen menjilati air itu yang melintasi pipi melati, dia menjilati ketiak melati yang putih bersih tanpa bulu, dia kembali menggigit pentil melati, badan melati meronta ronta, namun aneh kakinya dia lebarkan, seperti mempersilahkan titit hitam itu menyerangnya. arwen ingat, pacarnya juga membuka kakinya pada Darwin, setelah semua perlawanan pacarnya gagal, Arwen menjadi marah mengingat hal itu.
Lama kelamaan, kaki itu melingkar pada bokong arwen, arwen tersenyum, dia menggigit celana dalam melati di mulut melati dan menariknya keluar, “bwah enak enak, enak , ah , ah aaah,” ceracau melati, matanya mengadah ke atas, dan lidahnya menjulur keluar, kepalanya maju mundur, dan bergerak tak beraturan. Ini adalah pertama kali dia di entot, bulu titit arwen benar benar memberikan sensasi nikmat padanya. sama seperti pacar arwen ketika merasakan titit teman kos kosannya itu.
Arwen menjilati tengkuk Melati, melati mencakar pundak arwen “Arrrrrrrrhhhhhgghhh” teriaknya, orgasme, namun arwen tak menghentikan gempuranya, dia tetap menggenjot melati terus dan terus, hingga dia menarik tititnya, menarik hidung melati dan memasukan tititnya ke mulut melati yang terbuka, ‘croot croot croooot croot,’
“melati melatih oooh ohhhhhh” ucap arwen, mengocok tititnya, dia lalu mendorong tititnya ke mulut melati dan mendorongnya hingga melati tertidur lagi, dengan sadis dia menggenjot mulut melati, “ooh oh ooooh oh oooh” ucapnya, titit itu bangkit lagi, dan ‘cuuuuurrrsssssss’ pipis kuning mengalir ke mulut melati, membasahi kasur, sebagian baju melati dan juga membuat melati glagapan, arwen menarik tititnya, lalu mencium melati, menghisap air pipinya sendiri, “hmm ah hmmm ah,” ucapnya, melati hanya diam, dan terbatuk batuk, tak cukup bagi arwen yang sangat brutal itu, dia memiringkan melati dan memasukan tititnya ke vagina melati dari belakang, dan kedua tanganya meremas dada datar melati, “aaarch arch arc,” erangan melati, dia memalingkan wajahnya dan menjulurkan lidahnya yang langsung disambar oleg bibir arwen, tangan arwen bergerak meraba perut datar melati, dan tangan kananya nampak memainkan vagina melati, arwen terus mengentot, “Kak aarrrghhhhhh” melati orgasme, namun tetap di genjot terus dan terus, hingga akhirnya arwen mengeluarkan di rahim melati, ‘croot croot croot,’ susu kental hangat nya ke rahim melati.
Mereka berdua terlihat sangat lelah dan ngos ngosan. Arwen membantu melati memakai baju seragamnya, dan mengambil peniti , mengancing baju melati dengan peniti, dia menggunakan rok panjang melati untuk mengelap sisa peju di muka, vagina melati, dan memakaikanya lagi ke melati, “melati, nih buat kamu,” Arwen memberikan uang 50 ribu pada melati, “ kalau aku butuh, ntar aku panggil,” jawabnya menirukan ucapan darwin pada pacarnya yang telah diperawani darwin. Melati sempoyongan berjalan menuju rumahnya, nampak dia mendengar suara dari kamar darwin “iya sayang, ntar malam aku ke rumah kamu ya, aku entotin kamu sampe puas, ok” ucapnya, hati melati hancur, pria yang dia sukai ternyata benar adalah playboy. Dia melanjutkan langkahnya, menangis, menutup mulutnya dan berlari menuju rumahnya.
“semua gara gara salep ini, membuatku menjadi tak bisa berpikir jernih dan membuatku kehilangan perawanku,” gumamnya.
Dia membanting salep ibunya ke meja tengah dan membanting pintu kamarnya, mengangetkan kakaknya yang tertidur lelap.
Anak – anaku sekolah, sedangkan suami tidak ada di rumah, minimarket ramai sekali di bawah, anak kos juga sekolah sementara peliharaan... eh maksutku anak panti pada sekolah dan kuliah, aku menonton film bokep di ruang tengah sendirian, “hmmm, enggak enak nih dildo sama vibrator, enggak hidup seperti kontol,” batinku, melempar dildo ke arah kamarku. Aku membetulkan garmisku dan berjalan menuju balkoni.
“Kapan ya mereka pulang, si irfan sibuk sih, si rei juga dinas,” batinku, aku melihat dua orang pengamen datang di rumah tetangga, “hmm kontol pengamen muda, kayaknya enak nih,” aku berlari menuju rumah gubuk di kebun karet miliku, di sana adalah rumah sex bagiku, karena disana aku biasa menghabiskan waktu ketika bernafsu, bersama peli...eh maksutku anak asuhku yang perkasa.
“ntar pasti lewat sini,” dan prediksiku benar, aku melihat mereka berdua lewat dan menggejreng – gejrengkan gitarnya.
“Cok, mana ada duit nih rumah gubuk kaya gini, udah yuk lewati aja,” ajak pengamen yang menggunakan kaos superman is dead dan celana jeans pendek.
“Tunggu aja, siapa tau orangnya baik,” jawab temanya yang berambut panjang, menggunakan kaos singlet dan celana jeans pendek.
(bunga)
“Hai, sini – sini,” aku memanggil mereka, aku sudah menggunakan baju satin halus tak ber bh, “sini ayo duduk dulu sini.
Mereka saling memandang dan berbisik, “yaudah yuk masuk yuk" bisiknya, " siang tante,” sapa si gondrong.
“maaf ya dik, ibu enggak ada uang receh, “aku memberikan uang dua lembar 100.000 ribu kepada mereka, “ duduk dulu sini, aku buatin teh, kasian kalian kepanasan.” Aku kebelakang dan membuatkan teh untuk mereka, tak lupa aku kasih obat perangsang dan jamu kuat di tehmereka dan menyediakan gorengan.
“ini aku buatin teh jamu, biar kuat ngamen nya sampai sore,” mereka berdua diam saja, malu malu kucing melihat tubuhku yang indah di balik baju satin ku, “ditutup ya pintunya biar debu enggak masuk.
Aku duduk memandang mereka, nampak mereka masih muda dan ku tafsir umurnya baru 18an, “kalian enggak sekolah?”
Mereka menggelengkan kepalanya, “enggak ada biaya bu,”
Aku mulai melihat mereka berkeringat dan ya begitulah efek obat, selangkangan mereka membesar, aku mendengar dua orang lain datang dari luar ,”adam, dimas cok! Mana kalian buruan panas neh,”
“tuh temannya?” tanyaku, nampak seorang pria gondrong keriting bertato berkaos dan celana panjang muka bopeng jelek, dengan temanya yang rambutnya pendek cepak sedang merokok, daun kupingnya bolong besar dan kumisnya tipis, wajahnya manis nampak dia bukanseperti bukan pengamen, seperti anak orang kaya, dia bercelana jeans panjang kaosnya dia lepas menunjukan tubuh tato yang banyak, aku prediksi dia pastilah dari keluarga kaya yang broken home.
“iya bu, teman kami itu, bu kami ijin pulang dulu kalau gitu,” pamit nya sopan, “sialan, enak aja pulang sebelum ngentot,” batinku agak marah, “eh duuduk dulu aja, suruh mereka masuk,” pintaku.
“b...bu, mereka berdua itu agak....” ucapnya, “agak nakal bu,”
“udah ga papa, aku suka kok sama yang nakal nakal,” aku mulai mengasih kode buat mereka.
Mereka pun masuk, aku membuatkan dua gelas minuman lagi, aku mendengar mereka berbisik bisik, “sexi banget tuh ibu ibu, ngaceng cuk kontol ku,” ujar di si tato manis,
“jangan mas, dia ibu baik, nih gua di kasih seratus ribu, si adam juga dikasih, jangan lah ya, dia baik mas,” nampak dimas memelas.
“cemen lu pada,” si cepak nampak menyusulku ke belakang, “oh dik, nih minumanya,”
Dia mengambil nampanku dan meminum langsung teh jamu hangat itu, lalu menaruh satunya ke atas rak, “yusuf, teh lu disini nih,” teriaknya, lalu memepetku ke tembok.
“eh, eh mau ngapain kamu?” tanyaku, mendorong nya, namun dia sangat kuat, dia mendorongku kembali ke dapur dan memepetku ke tembok, mencium bibirku, “bu, aku ngaceng, udah nikmati aja ya,” ucapnya, meremasi dada besarku yang meneteskan susu membasahi satin pink halus, "susunya manis enggak bu?" tanyanya.
Di rumah melati pulang, “mama, assalamualaikum mama!” dia mencariku di lantai tiga namun enggak ketemu, lalu menuju ke mini market di lantai satu, “mas ibu mana mas?” tanyanya.
“enggak tau dek, tadi sih ke kebun karet tuh,” ucap pemuda penjaga tokoku.
Melati mengganti seragamnya dengan kaos bergaris lengan panjang ,jilbab rumah dan rok panjang, dia menyusulku ke kebun.
“mas jangan lah mas, kasian ibu itu,” seru dimas, si gondrong nampak bernafsu setelah meminum habis tehku, “diam aja lu cemen,” dia mencium dimas, meraba dadanya dan berusaha menarik celananya, “mas jangan, gua normal mas, jangan!” seru Dimas menahan celananya agar tak lepas. Sementara adam sudah menghilang, dia tengah menyusu padaku di dapur.
Adam menyusu padaku, dan aku menggigit bibir bawahku, baju satinku telah menggantung di perut, menunjukan susu besarku, sementara si cepak dengan rakus menghisap vaginaku, adam membekapku sekarang, “maaf bu, aku nafsu, maaf ya bu, maaaf maaf sekali,” dia menjilat kupingku.
(melati)
Melati terkejut melihat ada banyak sandal di luar gubuk, “i...ibu ada apa ini?” dia bergegas menuju gubuk itu, dia melihat dimas tanganya terangkat keatas dan terikat dengan kaosnya, sementara si gondrong menjilati titit dimas yang menyembul dari samping sempaknya, celana dimas sudah entah dimana.
Si gondrong menoleh dan dengan sigap menarik melati, dia membekap mulut melati, dengan kasar dia meremasi susu melati.
Aku sudah terbuai, aku berciuman mesra dengan adam, membiarkan si cepak menjilati vaginaku, aku kangkangkan paha putihku, menyambut setiap belaian lidah si cepak. “adhaaam, hmmm,” aku menjilat muka adam, “adam, cepak, khalian mau kerja sama tante?”
Mereka berhenti dan saling memandang, “eh kok berenti, lanjut dong,” pintaku memajukan vaginaku, nampak seperti minta di makan oleh cepak.
“ker...kerja gimana te?” tanya adam
“shhh shhhh, kherja di kebun tante,” aku menjambak rambut si cepak yang menjilati vaginaku kembali,
“kebun jembut ta te?” celetuk si cepak,
“bhukan lah begoh, kebhun karhet nih, kalian mau enggak? Tante gaji 2 juta perorang dan tante sekolahin dheh, hmmm,” aku mencium si adam, serius si adam ini ganteng loh, badannya putih walau kotor.
“boleh aja tante, aku mau aja kerja, bahkan enggak dibayar asal di sekolahin dan....” dia meremas susuku hingga mancur air susuku, “diberi susu tante gratis,” dia menyedot susuku. Si cepak tertawa, “aku juga tan, asal bisa minum air vagina tante setiap hari!”
Sementara melati di ruang tamu, dia menjilati dada si gondrong karena dia takut di ancam akan di bunuh oleh gondrong bopeng najis lagnat, “ah kerudung doang bagus, sikap lonte,” serunya, mengulum titit Dimas, “mas, augh mas,” titit dimas mengeluarkan mani nya, dia merem melek dan melemas, “ eh lonte, vaginamu bagus enggak?” tanyanya, mengangkat rok panjang milik melati, melati mengangguk, lalu si gonrong duduk di bawah, masuk ke dalam rok panjang itu dan mulai menjilati vagina melati dari luar celana dalam hello kittynya.
“hmmp hmmmmmmm!” melati menahan nikmat, dia mengelus kepala gondrong dari luar rok panjangnya, dia menggenggam titit dimas, “eh eh eh, apa apaan ini, jangan mbak!” seru dimas meronta kembali, “udhah, khamu diam jah, sssshhh, sini sini” melati binal memaksa dimas duduk dan memeluknya, “phuasin akhu,” bisiknya, melepaskan ikatan tangan dimas,
“masa bodohlah,” dimas mencium melati dengan buas, tanganya yang telah lepas meremas dada melati. Melati mengocok titit dimas yang mulai membesar lagi, titit hitam tak sunat itu sungguh indah, tidak besar seperti darwin atau erwin, namun indah bentuknya C
Dimas menarik ke atas kaos melati dan menarik ke bawah bhnya, “duh dadamu datar,” keluh dimas, mulai menghisap pentil melati, “aaaahhmmmmm, mhmmmm,” melati meracau, dia mulai berkeringat dan mengelus punggung dimas.
Didapur, aku di dogy style oleh si adam, sementara cepak di bawahku memerah susuku, “shakit syang, aaaah ahha ahh” pekikku, “kamu siapa sayang namamu?” tanyaku
“sruput plop, namaku Bagong te, sruput” ucap bagong, dia membuka celananya namun tidak melepasnya, hanya mengeluarkan tititnya, dia merangsak naik, “ te isep te” perintanya sekarang mukaku ada di depan titit menara pisanya itu, tititnya miring, tidak tegak lurus, dan tak sunat, “hop, “ aku mengulumnya, ada rasa asin di sana, bolot putih yang lengket di celah kepala titit itu sungguh nikmat, mengingatkanku pada titit irfan dulu.
Si adam meremas teteku, “te, aku mau klimaks nih,” ucapnya, “dalam atau luar?”
Aku tidak menjawab, karena bagong mendorong kepalaku, aku terus mengemut titit exotisnya. “udah di dalam aja bro, biar tante punya anak cewek lucu kayak kamu,” ujarnya.
Aku menggelengkan kepala, “hmmp hmmmp!”
“santai aaaja te,” untung adam pengertian, dia menarik tititnya dan memasukan ke duburku. “eh gong, tuh nganggur tuh vaginanya,” ucapnya tertawa.
Bagong menggantikan titit si adam, mengobok – obok vaginaku yang basah dengan tititnya, dan kembali menciumiku, meremasi teteku bersama adam, adam menjulurkan lidahnya ke kupingku, “te cium te,” pintanya manja seklai, "te ayolah," dia menjilati kuping dan pipiku, akupun menciumnya, dan ‘cruut crut cruuut crut’ peju hangat muncrat, “te tititku kok enggak bisa kecil, tante kasih jamu apa tadi?” ucapnya melanjutkan genjotanya di duburku. "rahasia sayang, aku membelai pipinya dan menciumnya lagi.
Melati menikmati bibir manis dimas, nampak dimas jatuh hati pada melati, mereka melakukannya dengan halus, “sayang, lepas ya kerudungmu, aku enggak mau mengotori kerudung suci,” ucapnya halus, melepas kerudung melati, melati bagai terhipnotis dan tersenyum.
“ya ampun, dia....dia sungguh halus,” batin melati, tersenyum ,melepas jilbabnya, “aargh,” melati mengapit leher si gondorong dengan pahanya, si gondrong memasukan tiga jarinya ke vaginnya “shaaakit saaaakit shakit aargh!” pekik melati, berusaha mendorong gondrong, dimas nampak marah dia mengambil gelas dan ‘prang’ dia menghantam kepala gondrong dengan gelas tebal itu, sampai gelasnya pecah, gondrong diam, dimas menarik rok melati dan melihat gondrong pingsan dan kepalanya berdarah. Dimas membekap mulut melati, “ssst, biarin aja dia,” ucapnya. Lalu kembali berciuman mesra, membelai kuping melati, menjilati air mata melati, “kamu cantik melati, maaf ya,”
“ibuku mana?” tanya melati.
Dimas hanya diam, dia kembali mencium bibir melati dan meremas tetek datar melati, berlahan dia menarik kaos melati ke atas dan melepasnya, “sayang, aku suka kamu,” nampak dimas memandang dan tersenyum.
“omg nih cowok siapa sih, manis banget,” bati melati, dia meraba dada putih dimas, perutnya datar, tititnya indah, dia mengangguk, “iya aku juga suk...” belum sempat dia menyelesaikan bicaranya, dimas menciumnya halus, berlahan dia menidurkan melati di sofa tamu,dia mengelus paha putih melati, dia naikan rok melati berlahan, dengan halus dia mengelus vagina tak berbulu melati.
Di dapur, “Arrghhhhh tanteeeeee aarghhhhh!” bagong mengocok tititnya dan menyemburkan mani nya ke wajahku, semeentara si adam asik menggenjot bokongku dari belakang, “ te lagi ya,” kembali bagong tiduran dan memasukan tititnya, “choba dham, tititmu masukan vagina tante sama bagong sekalian,” pintaku membuat mereka berpandangan, “gila te, muat enggak? ntar lower loh te,” ucap bagong.
“thenang jhah, tahante ada saleb ajaib, ntar juga seret lagi, buruan !” perintahku, menampar bagong, adam tertawa dan menarik tititnya dari bokongku, “ARGGGGGGHHHHHSSSSSSSSHAHAAAA” seruku, dua titit anak muda ini masuk ke vaginaku., “aaaaah nikmat sayang nikmat, ayo di gerakan,” mereka berlahan menggerakan tititnya, “ouhh enak, ssshah,” celoteh si bagong, aku meludahi mulut bagong yang nampak terbuka, lidahnya memelet seperti anjing, menanti air liurku, keringatku di hisap oleh adam dari belakang.
Di ruang tamu, nampak dimas duduk bersender tembok berselonjor, sementara melati hanya memakai rok panjang asik memaju mundurkan badanya di atas pangkuan dimas, tangan kananya bertumpu pada pundak dimas, tangan kirinya bertumpu pada lantai tanah, dimas asik menjilati dada datar melati, “ouh dimas sayang, auh auhhh,” tangan kiri dimas memegangi punggung melati agar tidak jatuh dan tangan kanannya meremas dada datar melati, air liur dimas mengalir dari mulutnya, menetes pada rok melati, ‘slep slep slep slep, vagina melati bersuara, berbusa, dan melati menggeleng – gelengkan kepalanya, “dhimaaaaassssss shhh ahh,” celoteh melati menahan nikmat. Melati mencakar pundak dimas, “akhuuuuuh keluar maaahaahaasssss.” Srrrr srrr srrrrr’ air mancur membasahi roknya, namun dimas tak melepaskan tititnya, dia menidurkan melati di lantai tanah dan menyibak rok melati ke atas, kaki melati dia buka lebar, melati tidur membentuk huruf L kakinya bertumpu pada dada bidang dimas, “sreeeeet Plok .....sreeeeeetplok.....sreeeeetplok....” dimas menarik tititnya, meninggalkan kepala tititnya tertahan di pintu vagina, lalu mendorong kencang, terus terus terus dan terus berulang ulang.
“Dhimas, enhak enhak ennnnnnaaaaak,” melati mengelus perut datar dimas kepalanya terangkat sedikit ketika dimas menarik tititnya lalu terjatuh lagi setiap dimas mendorong Tititnya, “melati ya namamu,” wajah dimas penuh keringan, “aku panggil mei mei ya,” melati mengangguk halus, “dhimas, aku haus, aku haus,” dimas mengangkangkan kaki melati dan dia mencium melati, memberikan air liurnya untuk melati, melati memegangi kedua pipi dimas, menghisap air liur dimas, nampak air lurnya keluar dari celah bibir mereka.
Situasi di dapur sangat panas, bagong tidur di sebelah kananku, kelelahan, aku mengocok tititnya. Semeentara si adam tidur di kiriku, menyusu susuku, aku juga mengocok tititnya, “dam, gong, udah lemes?” tanyaku,
“udah te, isitirahat dulu lah ya” jawab bagong mencium ku.
“srrp plong. lembek lu gong,” seru adam, kembali mengedot padaku,
“kalian ini rumahnya dimana?”
“enggak ada rumah te, kami hidup di jalan,” jawab bagong, mengelus perutku yang sudah agak berlemak.
“gong, kupingmu kok bolong gini sih?”
“di tindik te,”
Terlihat adam iri pada ku yang lebih memperhatikan bagong, terus terang aku tertarik dengan kuping dan wajahnya yang berkumis tipis itu, sementara adam bagiku biasa – biasa saja, adam meremas vaginaku kasar, “Ssshhhaaahhh” ucapku, menoleh dan dia langsung menciumku, dia menaiki ku dan melakukan man on top, dia rakus menciumku dan menggenjot vaginaku. Bagong tersenyum, dia menjilati kupingku dari samping. Aku tetap mengocok tititnya yang membesar lagi.
Di ruang tamu, “aarghhhhh arghh,” melati kembali orgasme, kali ini Dhimas membopong melati dan mengguyur si gondrong dengan air orgasme melati, melati menoleh dan mencium kuping dhimas, dimas mendudukan melati di sofa kembali, dia menaiki tubuh melatii dan menggenjotnya, kaki melati membuka lebar, dan mengapit bokong dhimas, tanganya mengelus tubuh dhimas, tangan dimas bersangga pada kepala sofa, menopang tubuhnya. Gondrong nampak sadar, melati mengambil gelas dan melempar tepat ke kepala si gondrong, membuatnya pingsan kembali. “thats my girrrll,” puji dhimas, mencium melati.
Di dapur sudah banjir peju, keringat, susu dan kencing, ya aku memaksa bagong pipis, dia risih dan dia muntah muntah di tempat cuci piring sekarang, “halah cowok lemah,” sindir adam masih memompaku dengan gaya misionary, badanku penuh keringat, peju, susu dan air kencing, aku meratakan air campuran itu ke seluruh tubuhku, aku mengangkat ketiaku dan adam menjilatinya, bagong sudah kembali dan dia berjongkok di atas kepalaku, tititnya bergelantungan, “te....isep...” pintanya manja, aku pun menghisapnya, sekarang si adam melakukan hal yang sama seperti dimas, aku tiduran membentuk huruf L dan dia menggenjotku, namun genjotanya sangan brutal, kencang, adam menarik rambut bagong yang cepak dan mereka berciuman, tangan adam mengelus dada bidang bagong penuh tato dan bagong juga mengelus perut sixpact si adam. “omg kalian..srp srp ahh,, homo ya,,,srp srp” ucapku sambil menyerpong titit bagong.
“biasa te, kami di jalanan sudah biasa sama cowok atau cewek, bahkan ada anak 8 tahun udah di gangbang,cup “ ucap adam, kembali mencium bagong,
“iyah te, di jalanan, hukumnya yang tua berkuasah, shhhh ahh, teee pelan pelan aaahhh” ceracau bagong menikmati sedotanku, “sruput, ahh, eh adam! Banter dong kaya cewek aja kamu kalau nggenjot,” pancingku. Adam mendorong bagong dan memegangi pinggangku, dia menambah kecepatan genjotannya, bertubi tubi, “argh arrh” aku menggigit sedikit titit bagong, “than jangan jadikan aku korban dong,” bagong nampak marah dan menabok susuku, mengeluarkan sedikit susu dari putingku,” dia menarik tititnya keluar mulutku, “ah ah aaaah, titit... aku mau titit aku mau..” bagong menciumku, “bawel ah tante,” dia meremasi susuku dan mengemutnya, aku merem melat dan menganga.
Di ruang tamu melati terkapar lemas, masih di genjot oleh dimas, pelan dia menggenjot nampak sudah lemas juga, dimas ambruk di atas melati, air peju mengalir dari vagina melati, dengan titit dimas masih menancap, melati menepuk pundak dimas, “nice job sayang,” dia mencium pipi dimas yang kelelahan. Gondrong bangkit dan memasukan tititnya ke bokong dimas, “zarghh ahrhh enggak mau cuih cuih!” dimas meronta dan menoleh kebelakang,meludahi bagong, “dasar bajingan lu!” bagong menarik tangan kiri dimas, lalu mengangkatnya, memepetnya ke tembok dan menggenjotnya dengan brutal, tanganya mengocok titit dimas yang lemas. “jangan jangan!” teriak melati, berusaha membantu dimas, "lepasin dimas lepasin dasar anjing!" hujat melati.
“berisik lonte, pilat, bajingan!” dia menendang muka melati, “brak” nampak bagong memukul gondrong dengan batu besar, kepalanya berdarah dan ambruk, dimas yang marah menginjak injak kepala gondrong, “mati aja lu mati lu matii!” serunya. Melati terdiam takut, lalu dimas memeluk melati, mengambil baju melati dan memakaikanya, “melati pakai bajumu ya,” dimas menutupi tubuh melati.
“cie ciee si banci udah jadi cowok,” ledek bangong, mengambil gorengan dan memakanya. Tak lama si adam keluar, sudah memakai celananya namun tanpa kaos, “buang aja tuh si gondrong, jijik gua sama dia,” serunya meludahi gondrong yang entah mati atau pingsan.
“mama mana?” tanya melati, sudah memakai kaosnya, “oh kamu anaknya tante ya, tante lagi mandi tuh,” jawab Bagong, duduk di sebelah melati dan mencium bibir mungil melati. “woi njing, pacar gua ini,” dimas marah, mendorong bagong, “iye iyeee duuh si homo udah punya pacar sekarang,” ucapnya memakai celananya, “yaudah yuk kita buang aja nih sampah ke mana gitu,”
Mereka berdua lalu membopong si gondrong, ke belakang kebun, membuangnya ke sungai, gondrong terlihat bangun, “tolong gua ga bisa renang woi!” serunya terbawa arus deras, “salam buat tuhan ya!” bagong melambaikan tangan, sementara si adam tertawa, mereka berdua menoleh ke arah dimas "busyet dah si banci udah punya pacar, mana manis pacarnya," bagong menggeleng - gelengkan kepalanya. "woi njing bawa kamar aja sana ngentot lagi!" canda si adam.
Nampak dimas sedang pipis, air pipisnya derras ke sungai, melati berdiri di belakangnya, memegangi tititnya dimas yang berbentuk C dengan mesra, “makasih sayang, kamu benar benar manis” ucap dimas, mereka berciuman mesra sekali,
di sebelahnya nampak bagong mencium adam, "gong, maaf ye tadi, gua iri lihat kamu da tante," ucap adam.
"santai aja, tante itu milik kita bersama, lain kali bilang aja kalau kamu pingin ya," ucap bagong.
Adam menjilati dada, perut dan menaarik celana bagong, dia menyerpong titit bagong.
"mereka homo ya?" tanya melati,
"bisex sayang, udah enggak usah di liatin, kamu balik ke rumah gih, ntar mamamu nyariin," perintahnya, melati menurut, dia berjalan menuju rumahnya, dia menoleh ke belakang, nampak tiga pria sexi itu saling berdiuman dan menjilati satu sama lain, "wow bisex semua, asik nih" melati tersenyum.
Aku tidak tau tentang anaku melati ini, setelah mandi aku langsung pulang, karena aku belum masak, aku tidak mau ketika imam pulang basket capek, melati pulang capek, belum ada makanan. Aku benar benar tidak tau jika melati telah memadu kasih di gubuk yang sama denganku.
Imam nampak tengah mengentot nabila di Wc kamarnya, nabila menutup mulutnya, tubuhnya di tidurkan di toilet duduk, kakinya di kangkangkan bertapak ke lantai, dia di doggie stile oleh imam yang masih memakai seragam basketnya, hanya mengeluarkan tititnya, “plok plok plok,” tanganya menahan pinggang nabila, menggenjotnya “sssh ah , ssssh ah, sayang aku keluar argggg,” imam menekankan tititnya pada vagina nabila, nabila menutup mulutnya, menangis. terlihat peju mengalir dari vagina namila, "sayang minum pil KB kan?" tanya imam, nabila mengangguk, nabila membuka hpnya dan melihat pesan dari cowoknya, "sayang aku di depan pantimu, buruan dong turun," pesan cowoknya, "maaf sayang, aku lagi di masjid, lagi mau sholat ashar nih," balas nabila, imam melihat tulisan itu, "good dog, very good," die mngelus pipi nabila dengan tititnya, nabila mengerti dan mengulum, membersihkan sisa peju imam di tititnya.
“imam! Melati!” seruku, “kalian dimana?” dari luar kamar.
“duh mama pulang,” imam segera mengelap tititnya dengan celana nabila, “sayang kamu pakai baju dan keluar lewat pintu belakang ya, aku ajak mama ke minimarket, buruan ya sayang,” dia mengecup nabila dan meninggalkan uang 20 ribu di celana nabila yang tergeletak di lantai kamar mandi, nabila terlihat menangis membersihkan vaginanya dari air mani imam, ya nabila sudah menjadi toilet peju pribadi milik imam, dia meratapi nasibnya, "tuhan, bahkan cowoku belum pernah negntot sama aku, namun aku....hiks hiks hiks," gumamnya, mengambil uang imam dan kembali membersihkan vaginanya.
Anak anaku.... telah menjadi monster haus sex.... ya tuhan maafkanlah mereka, maafkanlah aku sebagai orang tua yang hina.
Peliharaanku makin banyak nih, suamiku dinas mulu sih, jadi jangan salahkan istri di rumah yang sendirian jika tergoda titit anak muda yang perkasa ya...para suami pencari nafkah :D
Masih ingat kan sama Nadine adiku? Ya dia akhirnya menikah dengan stephan, dia di karuniai anak yang cantik dan manis, namanya Angelica (12) dan Devi (17). Nadine sendiri menikah muda jadi umurnya sekarang masih 37 an. Suatu hari dia menceritakan kisahnya padaku.
(Nadine tua)
(Angelica)
(Devi)
“bagong ssshhhh ah shhh ah, pelan – pelan dong,” aku menarik rambut cepak bagong karena mulutnya menggigit kelentinku, “iya Nadine, cerita aja, mbak lagi main sama anak – anak nih,” ucapku di telepon.
“laud speaker aja tante, biar kedengaran,” pinta Adam, mengemut titit bagong, nampak dia sangat bernafsu dengan titit pemuda itu, sementara tititnya dia pamerkan padaku dan aku lahap, sambil melahap titit si adam, aku laud speaker kisah si Nadine, oh iya, si nadine ini tobat loh, setelah kejadian di hari pernikahanku, dia entah mengapa jadi tobat setelah melihat si Angga mati di tembak Irfan, silahkan baca seri terakhir kekasih gelap ya bagi yang penasaran.
NETORARE NADINE
Nadine, gadis berumur 37 tahun dan memiliki anak dua biji, Angelica (12) dan Devi (17). Suatu hari mereka bertiga pergi kesalon kecantikan untuk merapikan rambut Angelica, putrinya karena hendak masuk sekolah SMP kelas satu, namun sial bagi mereka salon langganan tutup. Nadine menelepon temannya dan mendapatkan rekomendasi salon kecantikan di kawasan Surabaya selatan, dekat dengan daerah ketintang wonokromo. Akhirnya mereka meluncur kesana, dan sampai pukul 6 sore.
Salon itu sangatlah ramai, mereka pun antri hingga salon hampir tutup, “wah maaf ya mbak, ini udah jam 9 udah mau ditutup, besok lagi aja dateng ya,” ucap mbak mbak penjaga salon.
“tapi mbak, saya sudah menunggu dari magrib looh! Masa tega sih!” seru Nadine, “ayolah mbak, satu kali aja, ini anak saya kasian besok mau masuk sekolah masak rambutnya acak acakan gini sih,” keluh Nadine, mengiba.
“Yaudah Yesi, biar saya yang tangani, kenalin saya Argo,” nampak seorang pemuda berambut cepak badan atletis dengan tinggi 168 cm, kulitnya cokelat dan wajahnya persegi, macho.
“hmm saya Nadine, ini anak saya angel dan devi,” Nadine memperkenalkan anaknya. “wow, pemuda ini macho banget sih, ahhh, tidak tidak, aku tidak boleh macam macam, aku sudah tobat dan aku sangat cinta pada Stephan!” batin Nadine.
“hmm Angel ya, yuk Angel masuk kedalam,” ajak Argo.
“loh loh? Kok di bawa masuk sih?” Nadine kawatir dan merasa aneh.
“Mbak, kalau malam disini jadi salon plus plus, mbak mau apa anaknya lihat pemuda pemuda itu main sama mbak mbak di sini?” argo berusaha menjelaskan situasi secara implisit.
“o...oooh yaudah kalau gitu,” nadine pun percaya, karena dia tau apa yang dimaksut argo.
“mbak tunggu di ruang sebelah aja ya,” biar mbaknya juga aman.
“ARRRHHHHHH” aku berteriak karena bagong menggigit pentilku, “dasar anjing” aku menjambak bagong dan menciumi mulutnya.
“wah gong jangan kasar kasar dong, kasian tante bunga kan,” kembali adam menjilati titit bagong.
“lanjut te ceritanya, si nadine suruh cerita yang agak banter suaranya, biar gua tambah nafsu nih dengernya,” bagong kembali menciumiku, “srrprp ah...dine, denger sendiri kan? Anak – anak minta agak keras suaramu kalau di telepon, biar pada dengar!” pintaku pada nadine.
"bangsat peliharanmu kak! gua serius malah di buat cerita!" nadine marah
"eh lonte, lu harus nurut cerita kalau mau gua bantuin lu !" aku agak marah pada adiku.
nadine diam sesaat, "iya.....ok ok....fine bitch."
Argo mencukur rambut angel di ruangan kusus, angel memakai kaos tangtop longgar dan singlet di dalamnya, dia Cuma memakai rok mini dan celana dalam, argo memandangi anak kecil itu penuh nafsu, terlihat tangan kirinya memasuki celah dari tangtop longgar angel.
“om, udah motong rambutnya?” tanya angel polos.
“belum sayang, sabar ya, ini om lagi nyari rambut lain di badanmu, kira kira ada rambut lain enggak yang tumbuh?” tanya argo.
“hmmm, ada sih om, aku enggak tau nih biasanya di sekitar meki aku enggak ada rambut, tapi kok sekarang ada,” jawab angel polos.
“oooh gitu ya, yaudah ntar om lihat ya, ini om pijat dulu biar besok pas di sekolah angel bisa lebih fit ya” tangan arho memilin pentil kacang angel.
Tangan angel menggenggam tangan argo yang menelusup ke dalam tangtopnya, “om kok sakit ya, tapi kok enak,”
“iyalah, om yang mijet enak kok,”
Di tempat tunggu kusus Devi nampak kebelet pipis, “mam, aku mau pipis, toilet nya dimana ya?” tanya devi.
“coba kamu tanya resdepsionis aja ya sayang,” nadine kembali asik membaca majalah nova.
Devi keluar ruangan dan ke resepsionos, dia mendengar desahan dari dalam bilik bilik sekitarnya, ‘bruk’ dia menabrah seorang om om gendut “aduh maaf ya om,” dia lalu kembali menuju resepsionis.
“sexi juga tuh anak,” om yang ditabrak tadi adalah alex, si kernet truk antar provinsi. Dia mengikuti devi dari belakang.
Sementara di tempat lain angel sedang dinikmati oleh argo, dia duduk di kursi potong rambut, tangtopnya telah terlepas dan kaos dalamnya nampak melar ke bawah, pentil kecilnya menyembul ke atas, wajah angel nampak sange dan air liur menetes dari bibir kecilnya, roknya masih utuh namun celana dalamnya telah lepas, “ooooom, tadi aku dikasih minum apa sih, kok aku panas gini badanya,” tanya angel.
“obat sayang, namanya obat rhupiest, enak kan?” tangan kiri argo terus meremasi dada angel, sementara tangan kananya dia gunakan untuk membekap mulut angel, jempolnya dia masukan ke mulut angel, smeentara dia masih beridiri di belakang angel. Dia lalu memutar kursi angel dan membuka celananya, tititnya sudah besar teerlihat basah, “angel kamu jilatin ya, emut kayak lolipop,” perintah argo, tangan kananya menjambak angel dan tangan kirinya memasukan tititnya kemulut angel yang sange.
Srrrrrrrr, devi pipis di toilet, nampak alex mengunci pintu luar toilet itu dengan pel toilet. Dia melepaskan celana pendeknya dan kaosnya, perut hitam gendutnya nampak menyembul dan lemaknya bergerak gerak. ‘brak’ dia menendang pintu satu, toilet kosong, brak, pintu dua kosong, lalu ‘brak’ dia mendapatkan devi tengah pipis di sana,
“eh mau apa kamu?” tanya devi ketakutan, dia dengan cepat menutup vaginanya, dan hendak berteriak, namun alex menciumnya, menggendongnya dan membantingnya ke lantai. “aduh sakit!” seru devi, merangkak ke arah pintu keluar, namun kakinya ditarik alex, alek menariknya dan dia sendiri duduk di toilet tempat devi pipis tadi, “ampun om ampun,” namun alex tak menghiraukan, dia memangku devi dan breet, baju hem putih devi sobek, semua kancingnya lepas, dan bhnya dengan kasar di tarik dengan mulut oleh alex, “bajingan jangan ah jangan asu!” seru devi mendorong dorong pundak alex, namun si gendut alex terlalu kuat, “srupuuut, bibir alex mengulum susu kiri devi.....
Nadine nampak masih asik membaca koran, “eh ada orang, maaf ya,” seorang pemuda berkumis memasuki ruangan, badanya besar penuh otot dan tato, dia menggunakan kaos singlet dan boxer, dia duduk di hadapan Nadine. “nunggu apa mbak disini?” tanya si pemuda.
“hmm, nunggu anak saya mas,” jawabnya, “wow, duh sexy banget nih orang,” nadine meminum teh di depannya.
“nama saya Karlo, saya penjaga disini mbak,” nampak karlo berani mendekati nadine dan mengajak bersalaman.
“na...nadine,” jawab nadine agak merasakan getaran aneh di badannya.
Sementara angie di ruangan potong, dia masih mengenakan kaos singlet dan hanya itu yang dia kenakan, “aaah aaah aaah pelan pelan om geli,” dia duduk di kursinya, dimulutnya nampak sisa sisa peju argo, tangan kirinya di angkat ke atas dan ketiaknya dijilati argo, “geli ya sayang ? ok sekarang kita potong yaaa jembutmu, duuh udah mulai tumbuh nih,” ucap argo, matanya nampak bernafsu, air liurnya menetes memandang vagina mungil milik angel, argo mengambil sabun cukur jenggot dan meeratakannya di vagina mungil itu, sesekali dia menjilati vagina itu ’ngeeeeeengggggg sreeeeet sreeeeeet’ mesin cukur mulai mencukur jembut angel yang mulai tumbuh, “dah mulu sayang,” argo langsung melahap vagina kecil itu, “haap sruput srrp srrp,”
“aaarghhh om aarg geli,” angel meremas rambut argo, kakinya menjepit kepala argo dan wajahnya nampak semakin sange, “ooom aaah mama! Mama! Aaah!”
Sementara itu nadine, merasa tidak enak, batinya meraasa tidak enak, namun dia tidak dapat kemana mana, “ssshh aaah udah ah, ntar ada yang lihat,” ucap nadine, mencoba mendorong karlo yang duduk di sebelahnya, dan menjilati leher nadine, tangan karlo meremasi dada nadine, “kenapa mbak? Kurang enak ya service saya?" tanya karlo. Dia lalu mencium nadine, “hmmppp! Muuach, ah udah ah, aku enggak mau,” ucap nadine menolak, dia berusaha bangkit, namun karlo menarik tanganya dan mendudukan nadine ke pangkuanya, “mbak, saya udah napsu ini, kontol saya udah ngaceng, mbak harus tanggung jawab,” karlo mencium bibir nadine, tangannya meremas dada nadine dari balik garmis lengan panjang itu dan tangan kananya berusaha menaikan garmis nadine dan mengelus perut nadine yang mulai berlemak. “hmmp! Hmmmp! Nadine berusaha meronta, namun mulutnya membalas ciuman karlo, “ada apa ini, kenapa aku jadi napsu? Oh shiet pasti teh itu ada obat perangsangnya!” seru nadine, memukul mukul pundak karlo namun menghisap lidah karlo di dalam mulutnya.
“oom, sshhh ommmm” devi mengerang, dia meremas kepala alex yang menyusu kepadanya, baju hemnya tertahan di siku kedua tanganya, dia membusungkan dadanya, devi tak sadar bokongnya maju mundur sendiri, menggesekan titit gemuk alex ke vaginanya. “plok ahhh, apa sayang hmm?” alex mengelus devi, “mimik om, aku haus om, mimiiik,” devi lalu mencium bibir monyong alex dan menghisap air liur alex yang bau rokok, tangan alex membenarkan tititinya dan mengarahkannya ke vagina devi, namun ukuran tititnya kecil, hanya gemuk, dia mendorong devi maju, “keanpa om? Enggak bisa masuk?” devi menghentikan ciumanya dan membantu alex, dia mengusap usap titit kecil itu supaya besar, namun ukurannya tidak bertambah, “ck, kecil sih tapi gendut ya om,” devi duduk dan menciumi titit itu,
“yaudah kamu isepin dulu aja” alex mengangkangkan kakinya dan devi mulai menciumi titit hitam gemuk penuh bulu itu, dia menggunakan jari telunjuk dan jempol untuk mengucutnya, saking kecilnya. “aku suka om, sama yng kecil,” devi tersenyum menghibur om gendut alex, lalu memasukan titit itu ke mulutnya.
“sssh aaaahhhh, enak om,” anggel sekarang tidur terlungkup, bokongnya tengah di jilati oleh argo, “aaaahhh ooom, enak om lidahnya om kerasa di dalam lubang anusku om,” ucap angel, tangan argo nampak mengobok obok vagina kecil angel dan tangan kirinya memegangi bokong angel yang menungging itu. Dia lalu beridir, dia ambil hand body dan melumuri tititnya, “angel, om kasih yang enak ya, kamu tahan jangan teriak!” argo memasukan tititnya ke vagina kecil angel,tanganya menutup mulut angel, dan tangan kirinya memngepaskan tititnya agar masuk ke vagina kecil angel, “aaarghhmmmmm hmmmmp makitmmp om!"teriak angel, perawanya hilang.
“bajingan lepasin cuih cuih ah ah ah,” baju garmis nadine sudah terikat di tangannya, celana nadine tergeletak di sofa tunggu, bhnya berada di meja tunggu, sempaknya sudah sobek di depan, dia tidur di sofa, dan nampak karlo sudah telanjang, mulai menggenjot nadine, “aaahrhh arghhh!” karlo nampak menikmati setiap senti gua vagina nadine, “enak cok! Seret banget!” seru karlo, menjilati ketiak nadine.
“tante aku mau keluar,” nampak adam akan menarik keluar tititnya dari mulut bunga, “hmmp!” bunga menabok bokong adam, nampak tidak mengijinkannya, “sssshhh ahhrg argh argh!” adam ejakulasi di mulut bunga, sementara bagong mengucut tititnya dan memasukannya ke mulut adam, “isep bro isep!” perintahnya. Adam pun menghisap titit temannya itu,
“ssrrppp, ah manis pejumu dam, Nadine, terus gimana lanjutannya?” tanya bunga, tersenyum memandangi bagong yang menahan kepala adam agar dia tidak memuntahkan pejunya dri mulutnya, bunga menarik adam dan menciumnya, berbagi peju bagong.
Nadine pun melanjutkan ceritanya.
“udah om hiks hiks auh auh udah aahrg!” angel menahan sakit, dia terlentang mendorong badan argo yang tengah menggenjotnya, “aargh arh enak cok! Argh argh! Argo mendorong dan menarik tititnya, terlihat hanya seperempat titit argo yang bisa masuk, darah mengalir deras, dan vagina angel lebam, lecet. “mama! Mama! Mammmpp!” argo mencium angel, angle mencakar cakar dada argo “PLAK” “nikmatin aja ancok!” argo menampar angel, “dasar anjing kau!” dia menjambak dan memaksa angel melakukan dogie stile, tangannya meremasi dada datar angel, vaginanya masih merangsak masuk, dan mulutnya menyumpal mulut angel.
“yah om kok cepet banget sih keluarnya, om ini mau memperkosa aku apa gimana sih? “ devi menyindir alex sambil mengelap dadanya dari peju alex yang bahkan tidak bisa masuk ke mulutnya.
Alex marah, “plak’ dia menampar devi, “dasar perek!” dia mendorong devi jatuh ke lantai dan menginjak vagina devi, “augh sakit njing! Dasar titit kecil!” devi marah, namun alex sangat kejam, dia mengambil pel yang dia gunakan untuk mengunci pintu dan hendak memasukan gagang itu ke vagina devi.
“tolong tolooong!” devi teriak, untunglah datang dua orang pemuda berotot berbadan putih masuk dan menghajar alex, “oooo dasar bangsat!” alex babak belur, kepalanya dimasukan ke toilet dan toilet di kunci, “kamu enggak papa mbak?” tanya sseorang pemuda yang hanya menggunakan handuk di pinggangnya.
“ga papa, “ devi memandang pemuda itu, badannya kurus namun dia bisa melihat titit panjang di sana, mulai ngaceng. Sementara pemuda satunya yang botak meremas dada devi dari belakang dan mencium pundak devi, “udah bro ayo di pake aja, nanggung nih dia udah siap pake,” ucap botak, si pemuda kurus langsung mengunci pintu luar toilet dan tersenyum ,”mbak, kami pengen... layani atau kami perkosa!”
Devi tersenyum, “perkosa aja mas ya, aku lagi sange pingin di perkosa nih,” ucap devi. Si kurus mendekat dan mencium devi, tangan devi melepas handuk di pinggang si kurus dan mulai mengucut titit panjang kurus itu, di belakang botak nampak beringasan, dia menunduk dan membuka bokong devi, menjilati dubur devi sambil tangannya mengelus vagina devi yang mulai becek.
“Ommmm ampun ooom ampuun hiks hiks,” angel meronta sambil tiduran nangis, kepalanya berkali kali kejedot tembok di belakangnya, sementara argo masik asik menggenjotnya, dia duduk berjongkok, menarik kaki angel dan menyodoknya, “srt duk srt duk ssrrrrt duk,” setiap kali dia mendorong tititnya, kepala angel membentur tembok “sakit ya manis?” dia mencium angel dan menggunakan pakaian angel yang dia untel untel, dia taruh ke atas kepala angel supaya tidak sakit saat membentur tembok, “cup ya manis,” dia mencium angel. “oom sudah oom, aku sakit perih, perih om sakit,” angel merengek, mengiba, dan sange. “halah, muka loe mupeng gitu cuk!” seru argo, kembali menggenjot angel dengan buas.
“telen pipis gua!” bentak karlo, tititnya menancap pada mulut nadine, memaksa nadine meminum pipis karlo, air pipis kuningnya meluber di mulut nadine, “ohoek hoek piuh piuh,” nadine muntah muntah tanganya masih terikat ke atas, karlo langsung menyedot susu nadine, “susumu kok enak ya, manis manis gimana gitu, gua hamilin ya biar ntar susumu penuh lagi!” karlo menggenjot nadine, “jangan mas, jangan please jangan,” nadine menangis, “udah lah, nikmati aja ya,” karlo menggenjot nadine di sofa itu, kaki nadine lambat laut mengunci bokong karlo, dan nadine mulau meracau, “hmm hmm yes,,,, yess.... ouh yeas, udah lama enggak ngerasain titit gede,,,yeah yeah yeaaahas!”
“hahahaha takluk lu lonte!” seru karlo, meremasi susu nadine, susunya menetes ke sofa, dan karlo mencium mulut nadine, bertukar air liur, bersilat lidah, keringat mulai membuat tubuh mereka mengkilap, kerudung nadine basah, karlo melepaskan ikatan baju nadine kepada tanganya, begitu lepas langsung nadine mendorong karlo hingga jatuh tertidur di lantai membentuk huruf Z, kakinya masih bergelantungan di sofa, nadine berdiri dan menduduki muka karlo, “isep cuk sisep!” perintah nadine. Dia menghisap titit besar karlo.
“hohohoho lonte berkuasa lu ya, ok deh,” karlo mengobok vagina nadine dengan lidahnya dan sesekali tanganya meremasi susu nadine, “ouh shiet, maaf ya stephan, aku...aku.... aku enggak tahan sama titit hitam besar dan pria kekar!” batin nadine.
Argo nampak memakai hemnya dan berkaca di kaca, dia menyisir rambutnya lalu menoleh ke angel, “perek kecil mau kemana?”
Angel merangkak, dia berusaha membuka pintu, namun kakinya di tarik argo, “om udah om, aku sakit om, mama MAMA!” pekik angel, langsung disumpal titit oleh argo, “lonte kecil aku pipisin lu cok” serrrrrrrrrrr argo pipis di mulut angel, “telen cok telen!” argo menarik tititnya dan menampar pipi angel dengan tititnya. Angel pun menelan pipis itu, “bagus cok! Anjing pintar,” argo menjambak angel dan membersihkan mulutnya angel dengan tangtop angel. “nah lu sekarang pake bajumu yang rapi cok! Buruan cepat!”
Devi nampak keenakan, si botak di belakangnya mepet tembok sambil memegangi tangan devi, membuat dadanya menyembul ke depan, titit botak menggenjot dubur devi, sementara si kurus menjambak nadine dan menciumi mulutnya, tanganya yang kanan meremas dada devi, sambil terus menggenjot vagina devi, “eh aku hamili ya!” bisik si kurus, “tenang aja, gua mau kok jadipacar cewe binal kayak kamu,” crut crut crut. Vagina devi penuh, namun si kurus tetap menggenjotnya tanpa ada jeda, “ghila luh khuat banget setan!” devi menjambak si kurus dan menjilati leher si kurus.
“cuuk binal nih cewek!” si botak menciumi kuping devi dan tanganya meremas dada devi dari belakang, “lu kuat banget si bro!” nampak si botak tertawa.
“eh botak, nih pacar gua, lu main aja ma bokongnya ga usah cium cium cewek gua!” si kurus menampar si botak sambil tertawa.
“maasssss, nama mu siapa massss,” tanya devi.
“Irwansyah, tuh si botak paijo,” seru irwan, mengedot pada dada devi.
“hmmmm karlo, makasih ya... kamu baik deh,” nadine telanjang bulat, vaginanya banjir peju dan dia tiduran di sebelah karlo, sambil meraba dada bidang karlo, dia mencium leher hitam bolotan karlo.
“iya mbak nadine, kamu juga hebat,” karlo meremasi tetek nadine dan menyusu “srupuut, ahhh, kamu harus jadi pelanggan tetap salon ini ya, ntar aku service, gratis,” seru karlo.
“iya mas, iya....”
“mama....MAMA!” angel datang, sambil berjalan sempoyongan, lalu ambruk di dada mamanya,
“loh sayang? Sayang kamu kenapa nak?”
“aku diperkosa ma...sama argo maaaa, sakit semua badanku, vaginaku sakit ma!” tangis angel memeluk mamanya,
“bajingan!” nadine maarah.
“sabar mbak sabar, biar saya bunuh itu tukang cukur baru disini,” karlo mengambil celananya dan mengeluarkan pisau lipatnya, dia nampak beerlari telanjang, “ARGO! Mana kamu anjing! ARGO!” teriaknya.
Devi memakai bajunya kembali, irwan berjongkok dan menjilati vagina devi, “bsrrp srpp, gua bersiin dulu, biar enggak curiga nyokap lu,” sementara si botak nampak pipis di punggung alex yang masih pingsan.
“yaudah ya guys, aku duluan bye!” devi sudah memakai poakaiannya dan melambaikan tangan.
“maaf nadine, argo hilang, tapi aku punya alamatnya...ini alamatnya....” karlo memberikan alamat argo kepada si nadine. “tolong ya jangan lapor polisi, aku akan bantu bunuh itu argo, kami akan mengganti semua kerugian.
nadine menggelengkan kepala, “santai aja, argo akan mati sebentar lagi....”
“Auh auh auhhh yeah terus...kamu aah ah aahhh...mau aku bunuh argooooh gitu dek?” nampak bunga di genjot bagong dengan posisi dogi style, sementara adam tiduran dibawah bunga sambil menyusu.
“iya kak, aku kirim alamatnya, tolong ya kak, sebelum di bunuh kasih pelajaran dulu ke dia, dia sudah menikah...” ucap nadine dalam telepon.
“Arh arhhh,,iyah beres ituh sayang,,,, tenang aja dek, asal aku boleh main sekali sama suamimu, gimanaaaa...jing pelan dikit ah aha ahh,” bunga digenjot vaginanya dari bawah oleh adam, bagong menggenjot dubur bunga semakin brutal.
Nadine diam sesaat, “......iya......” jawabnya.
“aRhghghhh yeasssss!” bersamaan adam, bagong dan bunga cumming.... kamar melati penuh nampak penuh peju, kasurnya yang berseprei putih menjadi kuning agak hitam, campuran susu, air liur, pipis, peju dan sedikit bolot bunga...... “akhirnya stephan...aku bisa merasakan titit yang membuat adiku terlena....yes...” batin bunga....
Kisah berlanjut, suamiku sudah pulang dari dinas, jadi aktifitasku jadi terganggu, peliharaanku di kebun karet aku beri tugas untuk merawat kebun karet dan mereka bekerja dengan sungguh – sungguh, mulai semester depan mereka bertiga (bagong, adam, dimas) akan dibiayai sekolahnya.
Alvin suamiku jika dirumah selalu saja PS-an di ruang tengah, walau udah umur 40- masih saja suka nge game, ya mau gimana lagi aku istri yang baik (ehem) harus menerima suami apa adanya kan? Enggak peduli dia itu nakal, jahat, child dish, bodoh, aku harus tetap setia (ehem – ehem) dan menjadi istri yang soleha di matanya dan keluarganya.
‘sruup sruup sruup’ aku menyerpong suamiku alvin, dia asik bermain PS. “Hmmmm, enak sayang, aah, ssshhhh ahhhh, pake lidah dong, itu di berisin juga bolotku di dalam kerah kepala tititnya sayang,” pinta Alvin sambil main PS bola.
Aku mengocok dan kembali memasuan tititnya ke mulutku, ‘hap srup sruup srup,’ air liur menetes membasahi garmisku, entah mengapa aku tidak merasakan kepuasan dari suamiku, mungkin karena sudah terbiasa melihat titit muda yang perkasa, titit suamiku nampak tidak menggairahkan.
“Bu... permisi, oh maaf saya enggak tau kalau...” bang Arip (22) penjaga minimarket di bawah naik keatas, dia melihat ku sedang menyerpong titit alvin membuatnya malu dan memalingkan mukanya, suamiku kelagapan dan membenarkan celana boxernya.
“Ehmm... eh bang Arip, ada apa bang?” tanyaku, mengelap mulutku yang penuh air liurku.
“Anu bu, eh anunya... eh maksutku anu itu di bawah ada tamu seorang ibu – ibu nyariin ibu, katanya temannya ibu kuliah dulu,” Arip tidak berani menatapku.
Aku menoleh kebelakang suamiku malah meneruskan permainan Psnya, aku meraba dadanya arip dari balik kaos kutang putihnya, aku tarik ke samping, menampakkan puting hitamnya yang berbulu, dadanya bidang dan aku juga meraba lengannya, lengannya yang berotot “siapa bang? Yaudah suruh naik ajah eah,” nadaku genit, menarik janggut kambingnya.
“i...iya bu, se...sebentar saya su...ruh naik aja ya,” Arip kembali kebawah dengan salah tingkah. “dasar cowok semua sama, malu - malu kucing padahal anjing,” batinku tersenyum.
Aku kembali duduk di sofa dan meraba dada suamiku dari balik kaosnya, rasanya beda banget kayak dada si Arip, dada suamiku lembek, penuh lemak, lengannya bergoyang ketika tangannya bergerak, lemak di lengannya sangat banyak, perutnya juga, bukan hanya tidak sixpact tapi menimbun lemak sampai kayak karung beras. Aku masih ingat pria bajingan ini yang membobol perawan adikku si nadine, yang tega memperkosanya, juga selingkuh dengan sahabatku dulu sangat cakep dan badannya sexy, namun sekarang? cuih.... jika bukan karena uang dan harta, juga karena aku enggak mau dikatain mantan istri pejabat, sudah aku ceraiin nih manusia menjijikan, “ayah, ada temanku loh datang, kamu mandi gih, dari kemarin belum mandi langsung ps an kan?” pintaku, suamiku menoleh dan mengecup bibirku sambil meremas susuku, “ok sayang aku mandi dulu deh....”
“pagi bunga!” sapa Tyara, temanku ini tetap catik walau sudah menikah dan mempunyai anak, bahkan sekarang dia sedang hamil, entah apa rahasianya, aku sangat iri melihat tubuhnya. Kami bercerita lama sekali dan akhirnya dia curhat dan meminta bantuanku... dia menceritakan hubunganyya dengan mantannya yang menjadi teman suaminya kerja, dia menceritakan bagaimana dia di teror dan dijadikan bahan pelampiasan mantannya yang perkasa....begini ceritanya....
TYARA, part one THE UNEXPECTED JOURNEY
(tyara)
(agus)
Tyara sore itu mempersiapkan hidangan untuk suaminya, suaminya telah meneleponnya dan memberitahukan bahwa ada teman kerjanya yang ingin main kerumah dan menonton pertandingan bola bersama – sama dengannya. Tyara pada saat itu masih berumu (24) dan baru menikah selama 1 tahun dengan suaminya.
“Sayang aku pulang!” seru suaminya, Tyara menyambut suaminya Fian (25) dan dia kaget melihat Agus (23) mantannya, tak disangka Agus adalah teman sekantor suaminya dan sangat akrab. Selama jamuan makan itu Tyara takut, dia takut meamndang Agus, dia takut desiran api cinta yang padam kembali membara, Agus sekarang tambah ganteng dan tambah putih, ya memang sih mantan di mana – mana lebih bagus daripada saat masih jadi pacar....
“Goool!” Fian, agus hanya tertawa saja sambil meminum birnya, dia memandangi Tyara yang duduk di sebelah Agus. Tyara agak risih melihat Agus memandanginya dengan mata yang indah dan penuh godaan.
Akhirnya Liverpool menang melawan Arsenal... sesuatu yang jarang terjadi, karena Liverpool adalah team besar yang sudah mulai menurun akredibilitasnya, itulah pendapat suamiku yang menjadi Liverpoolnia itu (entahlah apa benar suporter Liverpool adalah liverepoolnia, yang kutau hanya arema, bonek, viking dan the jack...yang mayoritas suporternya ganteng2..ehem ehem..back to story)
Suamiku mabuk karena teamnya menang dia tertidur di sofa, “mas...mas fian.. bangun mas, pindah kamar yuk,” ajak Tyara namun suaminya sudah mendengkur...
“Tyara... enggak sangka ya, dunia itu sempit,” agus membantu Tyara membopong suaminy ake kamar, “i...iya mas,” jawab Tyara.
Setelah memasukan fian ke kamar, agus nampak duduk di sofa dan memakan kacang rebus, “Kamu tambah cantik aja Tyara” puji agus, memandangi tyara yang menyelimuti suaminya. Tyara hanya tersenyum, dia takut dan tak mau berdekatan dengan Agus, “gus kaamu pulang aja, sudah malam nanti dicariin istrimu loh,” tyara mengusir halus agus, sambil mencuci piring.
Agus tersenyum, dia membuka seluruh kancing hemnya dan berjalan kedapur, “aku bantuin ya cuci piring” agus membantu mencuci piring, sesudah itu agus kembali duduk ke sofa, agus mengambil gelas bir dan nampak aneh, agus mengeluarkan tititnya dan mengucut tititnya sampai crot crot crot... pejunya muncrat ke gelas dan dia mengaduknya, mencampurnya dengan bir. “tyara, kayaknya kamu capek deh, ini minum dulu...” ucap Agus memberikan gelas berisikan peju dan bir yang dicampur, tyara tidak sadar, dan meminumnya.
“makasih ya gus,” tyara pun duduk di sofa berlengan, dia tak mau duduks atu sofa dengan agus, “gus kamu pulang aja, udah malam aku ngantuk,” masih tyara berusaha mengusir agus.
Namun entah mengapa, mereka akhirnya nampak akrab mengobrol, mengenang masa lalu disaat mereka masih berpacaran, nampak jiwa Tyara terabkar api asmara yang telah padam lama.
“Gus, kamu pulang gih... sudah malam loh, ntar enggak enak sama tetangga,” Tayra masih saja berusaha mengusir agus, namun nampak tangannya tidak menolak diremas agus.
“kamu gitu ya, kan aku ingin mengenang masa lalu, sini aku mau cerita,” perintah agus, aneh tapi nyata, Tyara mengikuti keinginan agus dan duduk di sofa yang sama. “apa gus, buruan deh, jangan macam – macam, “
“santai aja, kamu itu istri sahabatku, enggak mungkin aku macam – macam tanpa seijinmu kan?” ucapnya.... mereka memulai saling berbicara, dan mengobrol tentang masa lalunya.
“Tyara, sebenarnya aku masih suka sama kamu...” nampak tangan kiri agus berada di belakang sofa, bergerak berlahan merangkul Tyara, “apaan sih gus, udah deh enggak usah lebay gitu...baper banget sih” ucap tyara, tersenyum manis.
“serius... tyara, aku kok dingin ya? kamu dingin enggak? Kamu masih ingat kan saat dingin gini kita ngapain dulu?”
“minum kopi gus? Kopi popi panas sambil makan bakso kan?” agus mengecup bibi rmungil tyara, “habis itu?”
“ehm...gus sudah ah aku ...aku” agus kembali menciumnya, “abis makan terus?”
“ehm...ke kos kosan kamu dan...” tyara nampak aneh, badanya oanas dan getaran rama di jiwanya bangkit, “yatuhan...suamiku di dirumah...” batinya, mendorong agus.
“habis itu?” agus membuka hemnya, menaruhnya di belakang sofa...
“gus...udah gus... aku ini istri sahabatmu..” jawab tyara, berusaha mendorong agus.
“habis ke kos kosan terus?” agus mengecup bibir tyara dengan lembut, mengecup bibir atasnya.
“muuach... habis itu kamu ngentootin aku...gus udah gus... aku udah enggak ada pera...” agus mencium tyara lagi, sangat halus, lidahnya mengelus langit langit mulut tyara, dia mendorong tyara secara halus, menidurkannya di sora, tangan kananya menyangga kepala tyara agar tidak terbentur lengan sofa, tangan kirinya menahan tangan tyara yang mendorong dorongnya menjauh, “agus, jangan gus...aku enggak mau selingkuh!” bisik tyara.
“sssst jangan berisik, kamu mau suamimu bangun?” agus kembali mengecup bibir tyara dan meraba dada tyara dari balik celemeknya, “dadamu makin besar, apa suamimu sering meremasinya?”
“Gussh... kamu ini... udah ah... jangan gus jang...” Agus mencium tyara dan dengan halus membuka kancing baju tyara, berlahan dia mempreteli baju tyara tanpa melepas celemek tayra.
“Sayang... kamu makin cantik, sebetulnya aku masih sangat mencintaimu,” agus meremasi dada tyara yang hanya ber bh dan celemek itu.
“Gus.... aku udah enggak sayang sama kamu, aku sudah menikah gus,” tayra menolak dimulut tapi tangannya mulai nakal, mengelus titit agus dari luar celana kain hitam panjang agus.
“Tyara, malma ini saja, sekali saja... aku ingin mengenang malam – malam indah bersamamu,” agus mengelus pipi tyara dan berusaha melepaskan rok tyara.
“jangan gus, aku enggak mau....”
“sekali saja... please... aku kangen akan malam – malam itu sayang,” agus mengecup kening tyara.
“....iya...deh...tapi jangan dimasukan ya, cukup kayak gini sa..” kembali bibir mungil tyara dicium agus,
“makasih sayang...” agus mengelus paha tyara dan mencium leher tyara, tyara meremasi rambut agus dan meraba raba perut agus dari balik kaos singlet putihnya. “gussssssh...ashhhh” dia menggigit bibir bawahnya sendiri.
Tangan agus sangat lihai, dia membuka pengait bh di belakang dan melepaskan bh itu, lalu celana dalam tyara dilepas sangat halus, sekarang tyara hanya memakai celemek dan rok. Tangan agus masuk kedalam rok dan mengelus vagina Tyaara. “Guuush..jangan ahhh. Shhhh ahhh...” tyara menahan nikmat, dia meremas pundak agus, pahanya dia buka lebar, kapalanya mengejang, menatap langit, agus tersenyum sinis, tangan kirinya asik mengobok vagina tyara dan tangan kananya menyibak celemek tyara ke kanan, menampakan susu kiri tyara, diapun mengulumnya, memainkan lidahnya di sekitar pentil tyara, air liur mulai membasahi dada kiri tyara, menetes ke sofa dan membasahi celemek... tyara nampak menarik singlet agus dan berhasil membukanya, “guus...jangan ya, jangan...” mulut tyara berkata jangan, namun tanganya mengelus perut sixpact agus dan menjambak agus, mendorong wajah agus turun mendekati wajahnya.
“iya sayang...aku tau kok, jangan di masukin kan? Santai aja,,,sampai kamu minta kau enggak akan memasukannya,” agus menggigit pentil tyara.
“Aarghhh...” tayra menutup mulutnya.
“Hmmmm..... Tyara agus udah pulang belum?” tanya suaminya dari dalam kamar.
“Eh...anu mas, dia tadi udah pulang,” tyara menjawab, sambil mendorong kepala agus agar tidak menjilati vaginanya.
“oh yaudah, kamu cepat bobo, ngapain sih kamu di sana?”
“hmm...ini lagi nunggu film koreaaah” jawabnya, menggigit bibir bahahnya, agus berhasil menjilati vaginanya.
“oh yaudah, aku tidur dulu ya sayang,”
“iyah iyaah,,, boboh jah sahyang.. behsok ngantor khan “ tyara menjambak rambut agus dan membuka lebar pahanya. “gus bentar aku tutup pintu dulu....”
Agus tak perduli, dia tak mau beralih dari selangkangan tyara, air liur mulai menetes “srurururup srururuuup srup srup srurururp sruururp” lidah agus benar benar lincah, dia menggigit vagina tayra tanganya dia masukan ke dubur tayra.
“yesh yeeesh....hmmp!” tyara menutup mulutnya sendiri.
“gush...uhgg uhg ahhghhghjhh” tyara orgasme....
“udah lama enggak disiram sama kamu sayang,” agus mengecup kening tyara.
“gus...kamu pulang gih..” tyara mengelus pipi agus.
“ngentot dulu tapi, ntar aku pulang...”
Tyara kaget, “gus...aku enggak mau kalau itu...”
“ah yang bener... “ agus meremasi vagina tyara, dan tanganya meremas dada tyara.
“ghuuus.....udahhh ah ah ahhhs,” tyara meremasi dada kananya.
Agus membuka resletingnya, mengeluarkan tititnya, “tyara....” agus menggenggam tangan tyara dan mengarahkannya ke tititnya, tyara kaget karena titt agus sudah tambah besar.
“sudah lah,, aku pake faksetomi...jadi santai saja, enggak bakal bisa menghamili kamu, jadi boleh ya....please tyara” dia mengecup kening tyara,”please tyara...aku kangen sama vaginamu...”
Hati tyara berkecamuk, dia menoleh ke arah tv, tak menatap agus...”duh..bagai mana ini, aku enggak mau selingkuh...tapi...tapi...entah mengapa tubuhku menikmati semua ini dan aku sangat bernafsu...horny....kenapa ini?”
“sudahlah, Cuma sekali aja...boleh ya..boleh ya....please sayang,” agus memukul mukulkan titit besarnya ke pintu vagina tyara.
Tyara mengangguk...”makasih sayang, aku cinta kamu,” agus memalingkan wajah tyara kehadapannya dan menciumnya, tititnya berlahan tapi pasti masuk ke vagina tyara, tyara memeluk leher agus, air matanya menetes... kakinya melebar, mempersilahkan titit mantannya berkunjung ke dalam vaginanya. “sayang..maafkan aku..maafkan aku karena aku melakukan semua ini... aku horny,” batin tyara.
Agus menggenjot halus tyara, setiap tarikan dan dorongannya membuat tyara menggila, “ah..ah ghus...ah ah ghus.. sshhh ahh..enak ghus.. terhus...ah ah” tayra meracau.
“sayang, pelankan suaramu, suamimu bisa bangun nanti,” agus memangku tyara di sofa, “sayang, kamu naik turun gih..berikan service terbaikmu kayak dulu,” agus meremas susu tyara, mengulum susunya, dan tangan kananya menyangga tubuh tyara, “buruan kok....atau aku teriak nih....”
tyara menggigit jari kanannya, tangan kirinya bertumpu pada pundak agus, dan dia mulai menaik turunkan badanya...
“bagus sayang... bagus... sruuurp ah...sruuup “ agus kembali menjilati dadanya, tayra menatap ke arah kamar... suaminya tidur lelap..”maafkan aku ya sayang.. maaf maaaf “ gumamnya, dia menggenggam pipi agus dengan kedua tangannya dan menciumnya, lidah mereka bergulat, air liur mulai menetes..keringat membuat badan mereka mengkilat...”aghus...puasin aku... ini terakhir kali ya... jadi...puas puasin lah..” ucap tyara, menjilati muka agus.
Agus tertawa, dia menggendong tyara dan membawanya ke dapur, dia menidurkan tyara di lanta membentuk huruf “L” kaki tayar bertumpu pada dadanya. Nafas Agus bagai kerbau.”plak plak plak plak” agus mengentot sangat kuat dan bertenaga.. “aa...aaag..gus..aaah pelan pelan ah...” tayra menggigit tangannya, menoleh ke kanan, dia tak kuasa menahan nikmat. Agus tersenyum sinis. Dia mengeluarkan hpnya dan merekam semuanya, dia taruh hpnya di lantai mengarah ke vagina tyara yang sedang dientot, “tayra enak mana tititku sama suamimu?”
Tyara bingung dan diam hanya menikmatis etiap dorongand an tarikan titit maha dahysat agus.
Agus berhenti menggenjot, badan tyara bergerak sendiri, bagai meminta nambah, “loh kok berhenti sih gus?” tanya tyara.
“jawab dulu, kalau enggak yaudah aku berhenti,” tyara masih menggerak gerakan badanya, “titit mu...punya kamu...nah cepet buruan, entotin lagi...”
“hahahaha..ok sayang,” agus sekarang mealkukan misionary, dia sangat berutal menremasi tetek tyara dari balik celemek yang mulai basah oleh keringat dan air liur, dia memaksa tyara membuka keleknya dan menjilatinya, lama mereka dalam keadaan ini, agus menggendong tyara, dan melakukan doggie style kameranya bereada tepat di bawah nya, merekan vagina tyara yang di doggie style...”plak plak plak” agus kembali mengentot tyara.
Tetek tyara bergelantungan dan diremas agus, nampak sodokannya semakin kuat, membuat tyara menjulurkan lidahnya, agus menempelkan wajahnya pada pipi tyara, “tayra akus ayang kamu, aku suka kamu, maukah kamu jadi perekku?”
Tyara diam...hanya desahan yang keluar dari mulut tyara, agus membalikan badan tyara, mengangkat kaki kiri tyara, dia mencekik tyara, “mau enggak?”
“iya mau mau...buruan lanjutin entotin aku sayang,” agus meludahi mulut tyara dan kembali menngenjotnya, “tayra aku mau keluar!”....” diluar di luar diluarrghhh agrhhh arghhhh” agus mencium bibir tayra
“Arhhh arhhhh arhhhhh” dia keluar di dalam vagina tyara, sebagian pejunya menetes ke arah lensa kamera hapenya. “kamu jahat gus..kamu jahat!”
“maaf ya sayang, aku bohong... aku enggak di faksetomi,” tyara jadi lesu dan ambruk..pandangannya kosong menatap kedepan....agus engambil hpnya, dan meng zoom vagina tyara...”udah lah, kmau juga menikmatinya kan?” dia mematikan hpnya dan bergegas memakai bajunya, tyara masih terduduk di dapur...”ya tuhan...apa yang kulakukan? Bedebah itu....bajingan itu!” batin tyara, dia menangis... “sayang cup cup jangan nangis,” agus sudah berpakaian lengkap, dia mengelap pipi tyara dengan sempak tyara, “lain kali kalau aku pengen, harus nurut ya, atau suamimu akan kukasih tau rekaman cinta kita berdua,” agus mengecup bibir tayra ,”aku pulang dulu ya bye...