Monday, December 23, 2024

Ada Apa Dengan Putri


 Perkenalkan namaku Hendra. Aku saat ini sedang berkuliah semester akhir. Aku mempunyai pacar bernama Putri. Putri mempunyak paras cantik. Tinggi 160 Cm dan berak 45 Kg. Rambutnya panjang bergelombang dan hidungnya mancung. Putri adalah mahasiswa baru di kampusku.

Aku mengenal Putri saat kegiatan ospek. Setelah itu kami jadi dekat, dan resmi pacaran. Hubungan kami sudah berjalan selama 6 Bulan. Hubungan yang sehat jauh dari kata mesum.

Aku hanya boleh menyentuh tangan Putri. "Kalau mau semuanya, nanti setelah kamu nikahi aku sayang" Begitulah kata Putri setiap aku ingin berbuat nakal kepadanya

Selain rajin beribadah, Putri juga sering mengikuti acara keagamaan. Kami sering pergi bersama, baik ke kampus, maupun ke tempat biasa aku nongkrong.

Pernah beberapa kali aku datang ke rumahnya, itu pun ketika rumahnya kosong. Kami selalu duduk berdampingan diruang tamu rumah Putri. Bercanda dan berpegangan tangan.

"Sayang.. aku pengen cium bibir kamu" Pintaku.

Putri langsung melotot.

"Belum saatnya sayang, nanti ya pas kita sudah resmi jadi Suami Istri" Kata Putri.

"Kamu sebelum sama aku, sudah berapa kali pacaran sayang?" Tanyaku.

"Berapa ya!!.. 3 atau 4 mungkin" Jawab Putri sambil berfikir.

Setelah itu Putri pun mulai bercerita kisah masa lalunya. Dia mulai pacaran dari SMP. Setelah masuk SMA, Dia pacaran dengan seorang Marinir, keponakan orang tua angkatnya.

PUtri punya orang tua angkat. Orang tua angkatnya itulah yang membiayai sekolah SMA nya dulu. Putri Anak ke 4 dari 4 orang saudara. Ayah bekerja sebagai buruh proyek dan Ibunya sebagai pembantu rumah tangga.

Karna kesusahan ekonomi, Putri sempat tidak bisa melanjutkan sekolahnya. Tapi karena bos ibunya Putri sangat baik, mereka mau mengangkat Putri sebagai anak dan menyekolahkan Putri.

Orang tua angkat Putri hanya mempunyai 1 anak laki laki, usianya 2 tahun di atas Putri.

PAcar ketiga Putri tidak mau dia ceritakan, "Aku tidak bisa menceritakan soal yang ke 3.. maaf" kata Putri agak sedih.

"Trus selama pacaran, kamu sudah pernah ngapain aja sayang?" Lanjutku.

" Paling cuma pegangan tangan, sama seperti kita pacaran" Terangnya.

Aku jadi lega. Hatiku berbunga - bunga karena kekasih yang sangat aku cintai ini masih suci. Tubuhnya belum terjamah.

Aku mempunyai sebuah group band, anggotanya teman - teman sekolah SMA ku dulu. Kami latihan 1 kali seminggu, tepatnya pada kamis sore. Putri pun sering aku ajak ke tempat latihan itu.

Mas Doni adalah pemilik rental band, dimana kami latihan. Orangnya baik, bersahabat dan suka bercanda. Jadi setiap kami latihan, Putri selalu menunggu di luar studio. Karena itu juga putri dekat dengan Mas Doni.

Ketika Istri Mas Doni datang ke Studio Band, Putri sering bermain dengan anak Mas Doni. Anak perempuan berusia 3 tahun. Sangat lucu dan Putri suka sekali denganya.

"Aku mau angkat jemuran dulu ya sayang, sudah sore nih" Kata Putri dan berlalu pergi meninggalkanku sendiri diruang tamu rumahnya.

Tiba - tiba hp Putri berbunyi, menandakan ada pesan masuk. Memang dari tadi Putri sering memainkan hpnya, tapi aku tidak terlalu memperhatikan apa yang ia lakukan dengan hp nya.

"Degg" Aku tersentak ketika membaca nama dari si pengirim pesan di hp Putri. Disana tertulis, "Mas Doni Studio".

Tidak salah lagi, ini Mas Doni pemilik Studio Band tempat aku sering latihan. Tapi kenapa Putri tidak pernah memberitahuku kalau dia punya kontak Mas Doni, dan berkirim pesan dengan Mas Doni.

Biasanya ia selalu memberitahaku, dengan siapa dia berkirim pesan dan teleponan.

"Mungkin baru mereka saling bertukar nomor" Pikirku. Jadi Putri belum sempat memberitahuku.

Tapi aku berfikir positif karena aku tahu sifat Mas Doni. Dia sangat baik dan care pada semua orang. Kata katanya selalu bijak dan memberikan saran yang baik kepada siapapun.

"Lama ngak yang?" Kata Putri mengagetkanku.

"Ngak kok sayang, santai saja" Ujarku.

"Duh baterai hp ku habis nih sayang, pinjam casan donk" Pintaku ke Putri.

"Casan hp kita beda yank,ngak cocok" Jawab Putri.

"Mhmmm.. mana aku belum booking studio lagi untuk besok" Ujarku sambil berfikir.

"Eh sayang, pinjam hp kamu donk, aku mau telepon Mas Doni" Kataku, mengingat di Hp Putri ada kontak Mas Doni.

"Emang kamu hafal nomornya sayang?" Tanya Putri

"Lah.. di hp kamu ngak ada apa?" Tanyaku merasa aneh setelah mendengar ucapan Putri barusan.

Padahal aku lihat ada pesan masuk dari Mas Doni Studio. Siapa lagi Mas Doni Studio kalau bukan Mas Doni yang punya studio band tempat aku latihan.

"Ya ngak ada lah yank" Ucap Putri.

"Degggggggg" Jatungku bergetar.

Aku terdiam, marah dan merasa dibohongi Putri. Aku yakin dia punya kontak Mas Doni, tapi dia bilang tidak punya.

Beberapa hari setelah kejadian itu, aku sedang di kampus bersama dengan temanku. Kami menghabiskan sore di taman kampus, setelah selesai mengikuti acara seminar.

Aku lalu menghubungi Putri dan meminta maaf karena tidak bisa mengantarnya pulang.

"Ngak apa - apa kok yank, aku tadi pulang naik kendaraan umum dan sudah di rumah kok" Balas pesan dari Putri.

Setelah itu aku pergi makan ke sebuah warung makan langgananku. Disana aku bertemu dengan temanku.

"Eh lu disini sob, gue kira di Studio Mas Doni lagi latihan" Kata temanku yang baru datang ke warung itu.

"Ngak ada jadwal latihan hari ini sob.. tadi gue habis seminar seharian di kampus" Jawabku.

"Ah lu bohong aja sob, barusan gue lewat studio mas Doni dan lihat cewek lu disana lagi ngobrol seperti biasa saat nunggu lu latihan" Ungkap temanku itu.

"Deggggggg" perasaanku tersentak kembali.

"Barusan gimana sob" Tanyaku.

"Ini barusan sebelum datang kesini, paling juga 5 menit yang lalu" Jawabnya.

MEmang jarak tempat makan ini ke studio mas doni tidak jauh, 3 menit perjalanan dengan sepeda motor.

Aku kembali tertegun, padahal 5 menit lalu Putri memberitahuku kalau dia sudah ada di rumahnya. Aku kemudian mencoba menghubungi hp Putri, tapi tidak diangkat.

Karena semakin penasaran, akhirnya aku memutuskan untuk pergi ke studio mas doni. Sesampainya disana, aku tidak melihat mas doni. Aku kemudian berkeliling di studio untuk mencari keberadaan mas doni, tapi aku tidak menemuinya, hanya ada beberapa orang yang sedang memakai studio mas doni untuk latihan.

HAtiku semakin kacau, karena semakin penasaran, akhirnya aku menaiki tangga menuju lantai 2 studio itu. Lantai 2 adalah ruang pribadi Mas Doni.

Aku mendengar tawa dari 2 orang disaat sudah sampai dilantai 2. Suara mas doni dan satu lagi suara putri.

Hatiku sedih, Putri lagi - lagi membohongiku. Kemudian aku mengintip kedalam sebuah ruangan.

"Aku terdiam, terpaku saat melihat Mas Doni bersama Putri di ruangan itu. Mereka duduk di sebuah kasur dengan tangan mas doni melingkar di pinggang kekasihku itu.

Tampak sesekali Putri tersipu malu karena pujian dari mas doni. Putri sepertinya nyaman denga situasi seperti itu, tidak ada gestur keterpaksaan terlihat darinya.

"Ternyata kamu nakal ya" Ucap mas doni dan langsung melumat bibir tipis pacarku yang cantik itu.

"Jedarrrr" aku bagai tersambar petir melihat kejadiab itu. Tubuhku gemetar tapi kaku, aku tidak bisa bergerak.

Kemudian terjadi saling lumat di dalam kamar itu. Putri membalas ciuman dari mas doni. Putri mengeluarkan lidahnya lalu menghisap bibir mas doni dengan ganasnya. Terlihat dia sangat lihai berciuman.

Aku lalu tersandar di dinding karena syok, aku tidak menyangka bahwa Putri berciuman ganas dengan mas doni. Tapi setiap aku meminta ciuman kepadanya, ia selalu berkata.

"Ngak baik, kita belum muhrim,nanti aja kalau udah nikah" Kata - kata Putri yang tergiang di pikiranku.

===============


Part 2 – Gejolak Rasa

https://www.imagebam.com/view/MEQYR3T

“Mmmasss... udah... ah...” Ucap Putri sambil melepas ciuman Mas Doni.

Mas Doni kemudian tersenyum, sambil mengusap kepala Putri.

“Kenapa dek?” Tanya Mas Doni kemudian mengusap lengan kekasihku itu.

“Nanti keterusan” Jawab Putri dengan mata yang sudah sayu.

Tapi Mas Doni tidak menghiraukan kata-kata Putri. Ia kemudian kembali melumat bibir tipis sensual pacar tercintaku.

“Udah mas, nanti yang lain curiga, kan masih ada anak-anak yang latihan dibawah” Kembali Putri menolak Mas Doni.

Melihat itu aku jadi sedikit lega. Ternyata Mas Doni yang menginginkan itu, bukan Putri. Semua itu terlihat dari penolakan – penolakan oleh Putri.

Setelah Putri berdiri sambil merapikan pakaian gamisnya, aku buru – buru pergi meninggalkan studio itu. Perasaanku jadi sedikit lega, karena pacarku berhasil menolak perlakuan mesum dari Mas Doni.

Dari sini aku mulai mengerti, semua itu karena Mas Doni. Mas Doni merayu pacarku, entah bagaimana caranya ia mengoda Putri, sampai Putri bisa datang kesana.

“Bangsat kau Doni, kau rayu pacar tercintaku” Umpatku sambil mengendarai motor ninja 250 kesayanganku.

Setelah sampai di rumah, aku langsung menuju kamarku. Aku rebahan dikasur sambil memikirkan kejadian tadi. Kejadian dimana Mas Doni ingin berbuat mesum kepada kekasihku.

“Ting” Bunyi pesan masuk di hpku.
“Maaf sayang, tadi hp aku di cas sambil aku matiin. Aku juga tadi ketiduran karena capek kuliah” Pesan dari Putri.

Aku tidak membalas pesan tersebut. Aku kesal kembali karena lagi lagi Putri berbohong.

“Sayang.. kok ngak dibales?. Ya sudah, jangan lupa makan dan tidurnya jangan malem – malem ya sayang” kembali Putri mengirimiku pesan.

Aku sempat senang membacanya, ternyata dia masih memberiku perhatian. Aku kembali mengambil pemikiran positif. Mungkin Putri tidak ingin membuatku kecewa dan merahasiakan perbuatan mesum Mas Doni. Setelah itu aku tersenyum dan terlelap karena kelelahan.

#
Hari demi hari berlalu, hubunganku dengan Putri seperti biasanya. Putri sekarang semakin dekat denganku, ke mana aku pergi, dia selalu minta ikut, tapi setiap ke studio Mas Doni, Putri malah enggan untuk ikut. Aku sempat berpikir aneh,.

“Atau Putri marah ke Mas Doni dan tidak mau lagi bertemu dengannya” Pikirku.

Itu jadi berita baik bagiku, jadi sekarang pacar tercintaku aman dari perbuatan mesum Mas Doni. Sekarang pun hubunganku dengan Mas Doni jadi dingin. Dulu aku cukup dekat dengannya, malah sudah mengangapnya sebagai kakak.

“Sayang, kalau aku kost gimana” Tiba – tiba Putri berkata kepadaku.

“Jangan sayang.. kan rumah kamu dengan kampus tidak terlalu jauh, aku juga tidak bosan kok anter jemput kamu setiap hari” Jelasku.

“Iya sayangku, aku nurut ke kamu deh, love u” Kata Putri sambil tersenyum manis kepadaku.

Aku memang takut kalau Putri sampai kost. Takut dia hidup bebas, jauh dari pengawasan orang tua dan diriku. Aku sangat mencintai Putri, oleh karena itu aku sekarang semakin protektif kepadanya.

Aku tidak ingin Putri punya teman maupun kenalan yang tidak benar, yang membawa dampak negatif kepada ratu hatiku itu.

Sekarang aku disibukkan dalam menyiapkan tugas akhir. Aku lebih banyak dirumah dan pergi ke perkatoran, untuk mencari bahan – bahan skripsiku. Sudah hampir 2 minggu aku tidak bertemu Putri sang pujaan hatiku.

“Sayang aku antar kamu kekampus ya” Tulisku dalam pesan kepada Putri.

Cukup lama aku menanti balasan pesan dari kekasihku itu. Hari ini aku tidak terlalu sibuk karena tugas akhirku sudah rampung 90%. Aku sangat rindu dengan Putri dan ingin sekali bertemu denganya.
Satu jam kemudian Putri membalas pesanku.

“Maaf baru bales sayang, tadi aku habis nyuci baju” Bales Putri.

“Kamu kuliah jam berapa? Aku ke rumah kamu sekarang ya” Lanjutku.

“Maaf sayang.. kamu jangan datang ke rumah lagi. Kata Ibu, tidak baik anak gadis di antar jemput laki – laki, nanti fitnah kata tetangga, aku naik ojek saja sekarang pulang pergi kampus” Terang Putri.

Sepertinya kata kata Putri benar juga. Aku tidak ingin kekasih yang akan aku lamar setelah aku kerja nanti itu jadi fitnah.

Selama ini aku tahu Putri selalu menjaga sikap dan perilaku kepada orang – orang. Bahkan saat berboncengan denganku, dia selalu memberi jarak.

“kok duduknya tidak mepet ke depang sayang?” Tanyaku dulu saat pertama membonceng Putri naik motorku.

“Tidak baik di lihat orang sayang. Lagian kita juga belum muhrim, jadi tidak baik bersentuhan” Jelas Putri yang membuatku kagum padanya saat itu.

Dia sungguh gadis sempurna dimataku. Selalu memakai pakaian tertutup dan tidak mau bersentuhan dengan yang bukan muhrimnya, termasuk diriku. Karena itulah sampai saat ini aku Cuma bisa memegang tangannya saja.

“Nanti kita ketemu dikampus saja ya sayang.. aku kangen banget soalnya, sudah 2 minggu kita tidak bertemu” Lanjutku di pesan kepada Putri.

“Duh sayang, mending kamu selesaikan saja tugas akhirmu agar cepat selesai, setelah itu baru kita bertemu” Balasan pesan dari Putri.

“ngak apa – apa kok sayang, aku sekalian mau ke kosan temanku, ambil bahan tambahan tugas akhir, emang kamu ngak kangen sama pacar kamu yang ganteng ini?” Balasku.

“Ya dah sayang terserah saja, tapi nanti sore aja ya ketemunya, aku banyak tugas juga” Lanjut Putri.

#

Siang itu akhirnya aku sampai di parkiran kost temanku. Kostnya cukup bagus dan elite. Kost itu lengkap fasilitasnya. Selain itu, kost temanku adalah kost campur, cewek – cowok. Kostan bebas, adala selalu bayar sewa tepat waktu, anda bebas ngapain saja dikost ini. Itulah sebabnya temanku Dimas betah banget kost disini.

“Eh bro, apa kabar?” Tiba – tiba Mas Doni menegurku.

“Eh mas, baik, dari mana mas? Kok ada disini?” Tanyaku.

Tampak Mas Doni sedikit canggung karena pertanyaanku tadi. Setelah melihat kedalam kostan, ia menjawab dengat agak gugup.

“Eh itu.. bantuin teman, laptopnya minta di service” Kata Mas Doni.

“Sejak kapan Mas bisa service laptop?, bukankan mas spesialis service alat musik” Tanyaku menyelidik.

“Eh itu... sejakk.. tadi”Jawabnya semakin gugup.

“Mas balik ke studio dulu ya bro” Sambung Mas Doni sambil pergi dari kostan itu.

Aku tidak ambil pusing dengan keberadaan mas doni di kostan ini. Karena aku sudah tidak care lagi kepadanya. Tadi Cuma sedekara basa basi saja bagiku. Aku bersyukur dia cepat pergi.

“Hai Dim” Sapaku setelah masuk kamar Kost Dimas.

“Hi Hen, ini bahan yang lu butuhin” Balas Dimas sambil menyerahkan beberapa lembar kertas.

“Thanks bro, santai, gue ngk buru – buru kok, gue pengen santai dulu disini, ngadem” Ujarku.

“Ok Bro” Kata Dimas sambil melirik ke pintu kamar depan kostnya yang sedikit terbuka.

Dia tersenyum ke arahku. Aku merasa ada sesuatu yang Dimas simpan.

“Lah, bukannya kamar depan itu kosong Dim?” Tanyaku.

“Sekarang sudah ada penghuninya bro. Cewek cakep, bening, mulus dan seksi” Jelas Dimas.

“enak di lu donk, tiap hati bisa melihat pemandangan seger” Kataku sambil duduk di dekat pintu kamar Dimas.

Dimas ini adalah mahasiswa pintar, cerda dan pecinta hal hal yang berbau mesum. Bisa di bilang Dimas adalah cowok mata keranjang. Dia jomblo aku karena lebih menyukai nonton film dewasa sambil memaninkan boneka alat bantu, yang ia beli di toko alat bantu dewasa.

Lalu aku menoleh ke samping saat mendengar langkah kaki.

“Sregg” Aku terpana melihat bokong montok yang dibalut celana hotspant. Rambut panjang diikat menampakkan leher putih jenjang gadis yang sedang membelakangiku itu.

Kulit punggungnya putih mulus. Bra hitam tidak mampu tertutupi karena tanktop yang ia pakai sangat minim.

“Mantep kan” Tiba – Tiba Dimas mengagetkanku.

“Banget bro.. siapa sih?”Tanyaku.

“Ngak tahu gue namanya bro, belum kenalan secara resmi sih, Cuma tegur aja pas ketemu di lorong. Tapi katanya, dia mahasiswi di kampus kita bro, fakultas pendidikan” Terang Dimas.

Satu fakultas dengan Putri. Aku terpana melihat tubuh cewek tadi. Dari belakang saja sudah menaikan libido, bagaimana kalau dari depan, “ Pasti bisa bikin mata terbelalak” Ucapku dalam hati.

“Gebet bro, lumayan kan” Kataku ke Dimas.

“gila lu bro, cewek cakep dan seksi kayak gitu bikin gue ilfil bro. Lagian kayaknya dia sudah punya cowok deh” Ujar Dimas.

“Ah lu tahu dari mana?” Tanyaku kembali.

“Soalnya gue sering lihat ada cowok datang ke kamarnya” Jawab Dimas.

Aku kemudian menyimak kata kata dari Dimas.

“Tapi cowok yang datang itu beda-beda loh bro” Sambung Dimas dan sukses membuatku penasaran.

“Bispak kali bro” Ucapku.

“Kayaknya sih. Soalnya setiap cowok datang ke kostannya, pinta selalu tertutup dan cowok itu lama disana, berjam jam lah pokoknya.

“Nginep gitu ya” Tanyaku

“Kayaknya sih enggak, cowok – cowok itu selalu pulang sih, walaupun sudah tenggah malam” Jawab Dimas.

Setelah makan bersama Dimas, aku akhirnya tertidur di kamar kost Dimas. Aku terbangun jam 3 sore kemudian langsung menelepon Putri.

“Halo” Jawab Putri.

Sepertinya suara halo juga terdengar dari kamar kost depan. Tapi karena aku sudah terlalu senang mendengar suara si ratu hatiku, aku tidak memperdulikannya.

“Kamu sudah kelar kuliahnya sayang?” Tanyaku.

“Kenapa emang?”Putri balim bertanya kepadaku.

“Jadikan kita ketemuan?, aku udah kangen banget sama kamu sayang” Kataku.

“Duh kayaknya ngak bisa deh, aku sibuk banget nih, tugas numpuk” Ujar Putri.

“Kok bisa numpuk sayang? Ngak kamu kerjain ya?” Tanyaku.

“2 hari kemaren laptop aku rusak, jadi tadi siang baru dibenerin” Jawab Putri.

“Mhmm gitu. Padahal aku kangen banget deh sama kamu, sudah 2 minggu loh kita tidak bertemu” Ucapku.

“Anggap itu perjuangan ya.. sudah dulu ya, aku sibuk banget bye” Kata Putri sambil menutup telepon.

Aku kemudian terdiam merenungkan percakapan tadi. Sepetinya ada yang aneh, tapi apa ya.. pikirku.

“Oh ya, Putri tidak memanggilku sayang” Desahku.

Dia berubah akhir – akhir ini. Aku semakin tidak karuan, pikiranku melayang kemana – mana. Selain memikirkan tugas akhirku, pikiran tentang Putri pun membuat otakku semakin kacau.

Malam itu aku memutuskan untuk pergi clubbing. Aku pergi bersama Dimas dan Nathan, para sahabatku. Kami minum sambil menikmati alunan musik remix yang membuat pikiran happy.

Club itu sangat ramai pada malam itu. Karena malam minggu, banyak muda – mudi datang ke club itu untuk bersenang – senang.

“Kamu jangan pernah keluar malam dan pergi clubbing ya sayang.. ngak baik” Tiba – tiba pesan Putri tergiang di kepalaku.

Aku yang sudah mulai terpengaruh alkohol, bukan mengindahkan pesan Putri, yang sering dia katakan dulu kepadaku. Aku semakin bersemangat dan turun ke lantai dansa.

“Bro.. lihat itu” Tiba – tiba Dimas berbicara kepadaku.

“Ah.. kenapa sih bro? Lagi asyik ini” Ujarku.

“Tuh cewek yang ngekost di depan kamarku” Tunjuk Dimas kepada seorang cewek yang sedang di apit oleh 3 orang cowok.

Aku pun menoleh ke arah yang ditunjuk oleh Dimas tadi. Aku melihat cewek itu bergoyang dengan sangat hot. Dia memakai dress seksi yang tidak mampu menutupi paha putih mulusnya itu.

Pakaian ketat itu memperlihatkan tonjolan payudara gadis itu. Belahan dada rendah dari dress yang ia pakai, sukses membuat ketiga cowok yang mengelilinginya itu selalu menoleh ke belahan dada itu.

Sesekali lampu menyorot ke arah gadis yang baru seminggu kost di depan kamar Dimas itu.

“Degggg” Darahku berdesir, jantung memacu.

Wajah gadis itu mirip sekali dengan Putri. Aku yang terheran, terus memperhatikan gerak gadis itu. Tinggi dan bentuk badannya juga mirip dengan Putri.

“ah tidak mungkin itu Putri” Desahku sambil mengingat Putri kekasihku yang tercinta.

“Putri selalu memakai pakaian yang tertutup. Dia sangat sopan dan punya akhlak yang baik, beda dengan gadis itu, tampak liar dan tidak punya harga diri” Pikirku.

Tidak lama setelah itu, gadis yang jadi perhatianku tadi pun menoleh ke arahku. Dia terkejut sambil menatapku beberapa detik. Tampak raut cemas diwajahnya.

“Itu benar Putri” Ujarku, setelah mengenali tatapan matanya.

Kemudian gadis itu pergi sambil berlari. Aku pun reflek mengejarnya. Melihat aku berlari mengejar gadis itu, Dimas, Nathan dan ketiga cowok yang bersama Putri pun ikut berlari.

Sesampainya di luar, aku mampu mengejar gadis itu. Walau kepalaku berat dan tubuh sempoyongan, aku berhasil menangkap lengan kanan gadis itu.

“Mmmmmmaaaafffff” Ucap gadis itu terbata, sambil menatapku.

“Benar dia adalah Putri” Ucapku dalam hati.

Tiba – tiba aku merasakan sebuah hantaman dibagian belakang kepalaku.

“woiii bngsattttt.. ngapain lu ngejar cewek gue” Teriak seseorang kepadaku.

Aku jadi semakin tidak karuan. Karena pengaruh alkohol dan rasa nyeri akibat hantaman di kepalaku, aku jadi lemas dan akan pingsan.

“Maaf mas, temanku mabuk” Terdengar kata – kata dari Nathan sambil memegang tubuhku yang akan tumbang ke tanah.
Setelah itu semuanya jadi gelap.

#

Aku terbangun dikamarku. Kata orang tuaku, aku sudah pingsan 2 hari. Kepalaku masih terasa berat. Hari itu aku beristirahat dirumah dan belum boleh kemana mana.

Kemudian aku melihat hp ku. Disana banyak sekali panggilan tidak terjawab dan pesan dari Putri.

Kemudian aku menelepon Putri. Setelah beberapa kali tidak diangkat, akhirnya pun suara manis kekasihku itu pun terdengar.

“Ya halo” Kata Putri.

“Aku sudah sadar sayang” Balasku.

“Ishhhh tunggu dulu ahhhh” Terdengar suara Putri seperti menahan sesuatu.

“Kamu kenapa sayang?”Tanyaku.

“Ehhh.. ini ponakanku resee.. ishhh ahh” Jawab Putri sambil mendesah.

“Kamu lagi ngapain sih sayang?”Tanyaku penasaran.

“iiiiiiiiniiiii akkkuuu ahhh nyaaaannnppppuuu ahhh,.. udahhh stooppp duuluuuu ishh” Jawab Putri terdengar suaranya ngos-ngosan.

Setelah beberapa detik saling terdiam, akhirnya Putri berbicara dengan jelas di telepon.

“Aku bantu Ibu menyapu rumah karena Ibu sedang sakit. Tadi keponakanku rese tahu.. dia menarik narik sapu dari tanganku” Terang Putri.

“Oh gitu, ngak apa kok sayang” Ujarku.

“Eh aku kangen banget nih, kita ketemuan ya sayang” Lanjutku.

“Nanti telepon lagi ya, aku sedang sibuk nih, bye” Putri kemudian mematikan teleponnya.

Aku senang sekali. Putri anak yang baik, buktinya ia membantu Ibunya yang sedang sakit, untuk membersihkan rumah.

Niatku untuk membahas soal kejadian di club itu secara langsung dengan Putri pun akhirnya buyar. Aku berfikir karena aku terpengaduh alkohol di tambah rasa rinduku kepada kekasihku Putri, membuat wajah gadis yang kost di depan kamar Dimas, jadi mirip dengan wajah Putri.

“Lagi pula selama ini Putri tidak pernah mau keluar malam. Meski sering aku ajak untuk malam mingguan, Putri selalu menolak untuk keluar malam denganku”.

Karena hari itu aku sudah merasa baikan, aku putuskan untuk datang ke rumah Putri. Aku ingin memberi surprise kepada Putri. Selain itu aku juga akan datang kesana sambil membesuk Ibu Putri yang sakit.

“Dengan membawa martabak dan buah buahan, aku bisa dapat penilaian baik dari Ibu Putri” Desahku sambil tersenyum.

Sore itu akhirnya aku sampai dirumah Putri. Aku terkejut ketika melihat Ibu Putri sedang menyapu halaman rumah.

“Bukankah kata Putri Ibunya sedang sakit” Kataku dalam hati.

Setelah mengucapkan salam, aku pun menyerahkam buah tangan bawaanku kepada Ibu Putri.

“Sudah Bu, jangan dipaksakan menyapu, kan Ibu lagi sakit, istirahat saja bu” Kataku.

“Hahaha.. Ibu sehat begini kok dibilang sakit sih nak Hendra” Ujar Ibu Putri.

Aku kemudian terdiam. Tadi di telepon Putri bilang Ibunya Sedang sakit. “Aku minta konfirmasi langsung saja soal ini” Kataku dalam hati.

“Putrinya ada Bu?” Tanyaku.

“Putri kan di kostnya Nak” Jawab Ibu Putri.

Tubuhku kembali jadi kaku. Darahku seakan berhenti mengalir mendengar kata – kata dari Ibu Putri tadi.

“Kan sudah seminggu ini Putri ngekost dekat kampusnya” Kembali terdengar kata – kata yang membunuh bagiku.

Kepalaku terasa berputar dan BERSAMBUNG...


===============

Part 3 – TABIR GELAP TERSINGKAP

Keesokan harinya aku sudah bertekad untuk menemui Putri. Dia sudah sangat keterlaluan. Dengan mudah dia membohongiku, dia menyembunyikan hal busuk dariku. Dia juga sepertinya sudah tidak mengangapku sebagai teman.

“Aku ingin bertemu hari ini denganmu, aku sudah tahu semuanya dari Ibumu bahwa kamj sekarang sudah kost dan aku butuh semua penjelasan darimu” Tulis pesanku kepada Putri.

Tidak lama setelah itu hp ku berbunyi. Panggilan masuk dari Putri.

“Ya” Jawab lesu.

“Halo sayang, aku kangen” Kata Putri di telepon.

“Mhmmm”Balasku singkat.

“Kamu kok gitu sih sayang? Emang kamu ngak kangen apa sama aku?” Putri mulai berkata dengan lemah lembut.

“Pikir aja sendiri”Ujarku.

“ihhhh sayanggggg.. jangan ngambek donk.. nanti aku jelasin semuanya sayang” Bujuk Putri.

Emosiku yang tadi meninggi perlahan mereda. Kata kata mesra dari Putri sejernak mampu menengakan jiwaku. Dia dengan mudah merubah mood dalam diriku. Itulah yang membuatku jatuh cinta kepadanya.

“Nanti kita jalan bareng ke mall xxx ya sayang, aku sudah kangen banget jalan berdua sama kamu” Pinta Putri merayu.
“Iya” Ucapku.

“Nanti sore jam 5 jemput aku di kampus ya sayangku.. muachhhh bye” Putri pun mematikan panggilan telepon itu.

Lagi lagi gadis itu sukses membuatku tersenyum. Rasa kesal, marah dan emosiku pun mereda. Segala penilaian jelekku kepada Putri tadi pun perlahan memudar.

“Mhmm mungkin kemarin Putri nunggu waktu yang pas untuk menjelaskan kepadaku, jika dia sekarang sudah kost” Pikirku.

Memang sih aku melarangnya untuk kost. Tapi mungkin juga Putri punya alasan khusus sampai mengambil keputusan tanpa harus merundingkannya denganku. Melihat sikapnya tadi, aku juga berfikir sudah keterlaluan dalam menilai kekasihku itu.

“Perasaanku saja dia berubah kemarin, atau mungkin dia tahu aku lagi sibuk dengan tugas akhirku, jadi dia ingin menjauh agar aku hanya fokus ke tugas akhirku dan segera menyelesaikan kukiahku. Maaf ya sayang, aku sudah berprasangka jelek kepadamu” Ungkapku dalam hati.

#

Karena sudah tidak sabar ingin bertemu dengan ratu hatiku itu, aku ingin buru buru saja datang ke kampus. Entah bagaimana bisa tububku seolah bergerak sendiri dan siang itu aku segera bersiap, memakai pakaian terbaikku, berdandan rapi dan wangi.

Tapi di perjalanan aku tersadar, “ini kan baru jam 3 sementara kami janji jam 5”Pikirku.

Sudahlah, aku mampir ke kost Dimas dulu, sambil meminta maaf karena sudah membuatnya malu. Dimas malu dan merasa bersalah kepada tetangga depan kostnya. Pada malam kejadian aku mabuk itu, aku dianggap sudah menganggu pacar orang lain.

Aku mengejar dan menarik lengan gadis yang notabene adalah pacar orang tersebut. Waktu kejadian setelah aku pingsan, Dimas dan Nathan berusaha
untuk mendinginkan suasana.

Pacar gadis itu dan 2 temannya ingin memperpanjang masalah karena kelakuanku yang tidak sopan kepada gadis itu.

Sesampainya di kost Dimas, aku mendengar suara desahan dari depan kamar Dimas.

“Woyyy sini” Panggil Dimas disaat aku ingin menempelkan kupingku di pintu depan kamar kost Dimas.

Akhirnya aku masuk kedalam kamar kost Dimas. Kami berdua sama sama tersenyum.

“Gila banget desahan tu cewek bro” Kataku ke Dimas setelah menutup pintu kamar kost Dimas.

“Iya Bro. Sluttty habis mah itu cewek” Balas Dimas.

“Pasti tu cewek sedang keenakan disodok bro”Lanjutku.

“Ngak kebayang klo gue punya cewek seksi dan hot seperti itu, badannya putih mulus dan hot habis”. Kata Dimas.

Aku dan Dimas terus mengobrol. Obrolan seru soal cita – cita dan keinginan dimasa depan. Tidak lama setelah itu aku tertidur karena nyamannya kamar Dimas.

Aku terbangun saat hari sudah mulai sore.

“Jam 5 Pas aku tunggu di taman kampus ya sayang” Pesan dari Putri.

Aku kemudian melihat jam di hpku. Masih ada waktu 20 menit lagi untukku menjemput Putri. Aku kemudian menoleh ke arah Dimas yang sedang duduk menatap serius layar monitornya. Terlihat adegan persetubuhan yang cukup panas di layar itu.

“Eh lu dah bangun bro” Ujar Dimas sambil menutup layar menitornya.

“Gila lu ya, ngebokep trus” Kataku sambil mengucek mata.

“Habisnya cewek depan kost gue itu hot banget bro, lu lihat kan tadi goyangannya..ehhhhhhh” Ucap Dimas keceplosan.

“Anjngggg lu ya, lu pasang kamera pengintai dikamar cewek itu. Gila lu ya, itu ngelangar hukum bngstttt” Kataku sambil terkejut.

“Gini bro, sebagai sogokan, gue kasih lihat deh lu video-video cewek itu ngw” Tawar Dimas.

Aku pun mulai tergoda denga tawaran Dimas. Mengingat betapa seksinya cewek itu, aku pun timbul birahi untuk melihat tubuh telanjang dan adegan mesum gadis depan kost Dimas itu.

“Lu punya berapa video?” Tanyaku penasaran.

“Baru 4 bro, kan baru 3 hari gue berhasil taruh kamera pengintai di kamarnya” Jawab Dimas.

“Gimana ceritanya lu bisa pasang kamera di kamar depan itu?” Aku kembali bertanya kepada Dimas.

Dimas pun mulai bercerita. Cewek yang kost di kamar depannya itu sangat menggodanya. Dia terobsesi kepada gadis itu.

Gadis itu hampir setiap hari selalu berpakaian minim, bahkan diluar kamar saat menjemur pakaian di lantai atas kost itu.

3 hari yang lalu Dimas baru bangun tidur, ketika ia ingin keluar membeli sarapan, gadis depan kamarnya itu pun keluar sambil membawa ember berisi jemuran.

Dimas tersentak melihat pakaian gadis itu. Tanktop hitam di padu dengan bh pink, membuat Dimas menelan ludah.
Celana jeans pendek longgar sepangkal paha membuat paha mulus gadis itu sukses membangunkan junior Dimas.

“Mari mas” Sapa gadis itu, dan berlalu pergi ke lantai atas untuk menjemur pakaiannya.

Dimas melihat bahwa pintu kamar gadis itu tidak tertutup rapat. Dengan secepat mungkin Dimas berlari ke dalam kamarnya, untuk mengambil 3 kamera pengintai yang sudah ia siapkan.

Dalam 5 menit Dimas sukses memasang kamera di kamar gadis tetangga kostnya itu. Otak Dimas memang encer, apalagi untuk hal mesum. Dia berhasil menepatkan kamera itu dengan aman.

“Lu kirim ke hp gua aja bro, soalnya gue mau pergi dengan pacar gue, nanti malam gue tonton” Pintaku mengingat waktu perjumpaanku dengan Putri sudah semakin dekat.

“Jangan lu sebarin ya, bahaya, bisa bisa gue di penjara” Ucap Dimas.

“Amanlah pokoknya, nih hp gue. Gue numpang ke wc lu ya” Kataku.

Selesai aku dari wc, Dimas kemudian menyerahkan hp ku yang sudah dia isi video mesum gadis depan kostnya itu.

“Lu bakal ngak akan berhenti coli bro” Ucap Dimas sambil tersenyum.

“Ngk banget, belum pernah sejarahnya gue coli sambil ngebokep amatiran gitu” Ucapku sombong.

“lu lihat aja nanti gimana binal dan buasnya cewek itu pas ngw. Body hotnya gue jamin bikin adek lu ngk bisa tidur tenang.. wkwkwk” Terang Dimas.

Akhirnya aku pun pergi dari kost Dimas menuju kampusku. Aku sudah tidak sabar lagi untuk bertemu dengan jantung hatiku, Putri yang cantik dan manis itu.

#

Sore itu akhirnya aku dan Putri pergi menuju sebuah mall. Seperti biasa, Putri menjaga jarak saat berboncengan denganku. Aku teringat kembali peristiwa dimana Mas Doni dengan mudahnya bisa menjamah tubuh sintal pacarku itu.

“Ihhh sayang.. jangan suka ngerem mendadak donk” Bentak Putri sambil menepuk bahuku.

“Emang kenapa sih sayang?” Tanyaku kaget.

“Nanti kena payudaraku ke punggung kamu” Jawab Putri.

“Hahahaha.. kena dikit kan ngk apa sayang”Rayuku.
“Ih... ngak pokoknya.. ngak baik tahu”Jelasku.

Aku kemudian mengumpat dalam hati. Kenapa setiap denganku dia tidak mau, padahal dengan jelas waktu itu tangan Mas Doni dengan mudah memegang payudara montoknya.

Aku sudah bertekad. Aku akan berusaha untuk bisa menjamah tubuh pacarku itu. Aku tidak mau kalaj dengan orang lain. Tubuh pacarku itu harus jadi milikku, bukan milik orang lain.

Sesampainya di mall, Putri kemudian ingin berkeliling dulu. 15 menit sudah kita berdua berkeliling di mall yang cukup ramai itu. Kemudian tiba-tiba Putri berhenti di sebuah toko alat kecantikan.

“Skincare aku tinggal dikit sih, tapi nanti aja belinya saat udah cukup uang” Ucap Putri dengan nada sedih.

Dia kemudian masuk ke toko itu dan melihat lihat barang – barang yang di jual di toko alat kecantikan itu. Aku sedih melihat raut sedih pacarku yang belum punya cukup uang untuk membeli skincare yang ia inginkan.

“Kamu mau yang masa sayang, aku beliin” Kataku.

“Yang benar sayang.. kamu baik banget deh.. muach” Kata Putri girang sambil memberi gestur ingin menciumku.

“Ia sayang pilih aja, tapi sun dulu donk” Lanjutku sambil memberikan pipiku untuk di cium Putri.

“Bukan muhrim”Ujar Putri kemudian mengambil beberapa barang yang ia butuhkan.

Setelah capek berkeliling, dan barang yang diinginkan Putri sudah ia dapatkan, kemudian kami menuju ke sebuah tempat makan yang ada di mall itu.

Kami makan dengan lahapnya. Setelah itu kami bersenda gurau, sambil membahasa kegiatan masing masing.

“Alasan aku kost itu, agar lebih dekat dengan kampus, menghemat biaya transportasi” Jawab Putri.

“Kan aku bisa anter jemput kamu sayang” Kataku.

“Aku ingin kamu fokus menyelesaikan tugas akhir kamu, wisuda, cari kerja dan menikahiku” Terang Putri, yang mampu membuatku sangat bahagia mendengarnya.

“Kalau kamu capek antar jemput aku, tugas kamu terbengkalai, lambat wisuda dan dapat kerjanya sayang, aku sudah malas sebenarnya kuliah, aku ingin jadi istri dan mengurus suami serta anak – anak” Sambung Putri.

Mendengar penjelasan dari Putri, semangatku hidup kembali. Dia menerangi duniaku, dia mencari pencerah jalan hidupku. Kemudian kami bersenda gurau kembali.

Tapi aku merasa sedikit aneh ketika melihat gerak gerik wajah Putri. Dia sesekali melihat ke samping tubuhku. Waktu itu kita duduk saling berhadapan. Ada seperti kode dan kata kata dari gestur wajah Putri.

“Kayaknya dia berkomunikasi dengan seseorang melalui kode wajah” Pikirku.

“Kamu kenapa sayang?, ada siapa sih disana” Kataku sambil menoleh ke belakang.

“Ehhh ngak ada apa apa kok sayang, sini crita lagi” Ucap Putri agak gugup dan cemas.

Kami kembali melanjutkan cerita cerita tentang kegiatan kampus, tapi aku melihat Putri seperti tidak tenang, dia gelisah. Dia juga kadang terlihat tidak fokus.

“kenapa sayang? Kok gelisah?”Tanyaku.

“Eh.. ituuuu sayang, aku kebelet, aku ke toilet dulu, kamu tunggu disini” Kata Putri.

“Oh ya udah, yang cepet ya”Ujarku sambil kemudian memainkan hpku.

Putri kemudian pergi dari meja tempat kami makan. Dia terlihat agak tergesa gesa. Setelah itu aku memainkan hp ku.

“Sudah 15 menit, kok Putri belum kembali? Apa toiletnya antri?” Pikirku dan kemudian menyusul Putri ke toilet.

Sesampainya di toilet, aku melihat suasana yang sangat sepi. Aku jadi cemas kepada Putri. Aku kemudian menunggu di depan toilet wanita, berharap Putri keluar sambil tersenyum manis padaku.

Waktu pun berlalu, sudah hampir 30 menit aku menunggu disana. Pikiranku kembali kacau, kemana Putri. Aku pun kembali ke meja tempat kami makan tadi. Disana aku mencoba menghubungi hp Putri, tapi tidak diangkat. Setelah berkali kali mencoba menhubunginya dan tidak berhasil juga, akhirnya aku memutuskan pergi dari tempat itu ke parkiran kendaraan.

Aku terkejut, dari kejauhan Putri tampak sedang berbicara dengan seorang Pria, pria yang kira kira umurnya sekitar 40 an. Aku merasa marah dan kecewa melihat kejadian itu.

Dia tidak mengangkat teleponku demi berbicara dengan pria itu.
Aku mempercepat langkahku menuju Putri. Setelah Putri menyadari bahwa aku datang, dia pun berjalan cepat ke arahku.

“Kamu kenapa sih? Siapa dia?” Tanyaku kesal.

“Ayo kita pergi dari sini, nanti aku jelasin” Jawab Putri sambil menarikku pergi dari tempat itu.

Sepanjang jalan aku hanya diam. Aku kesal dengan ulah pacarku itu. Hilang sekian lama, tidak mengangkat panggilan teleponku.

“Kamu kok diam aja sayang?” Tanya Putri.

Aku tidak menjawab pertanyaannya karena masih kesal.

“Hah...” Putri menarik nafas panjang.

“Itu tadi bekas majikan Ibuku, kami tadi tidak sengaja bertemu” Ujar Putri.

“Kamu bilang kami mau ke toilet, tapi kenapa bisa sampai parkiran itu?” Tanyaku menyelidik.

“Toilet mall penuh dan antri semua sayang, jadi kata security mending ke toilet basemant, sepi” Jawab Putri.

Sialan nih betina, dia lagi – lagi membohongiku. Sudah jelas tadi aku lihat sendiri toilet itu sepi. Aku terus mengumpat dalam hati. Aku mulai tambah curiga dengan Putri. Semua kebohongannya sudah membuatku malas mendengar segala alasannya.

“Kok masih diam lagi?” Tanya Putri kembali.

“Mhmmm.. pasti karena telepon kamu yang tidak aku angkat ya?” Kembali suara Putri terdengar.

“Aku keasyikan ngobrol sayang, lagian tidak enak menjawab telepon kamu tadi” Jelas Putri.

Aku tetap saja diam dan tidak mengubris semua ocehan Putri.

“Nih biar ngak ngambek lagi aku peluk” Kata Putri kemudian memelukki dari belakang.

“Oh sungguh lembut sekali payudara itu” ucapku dalam hati, setelah merasakan gundukan payudara Putri di punggungku.

“Sayangggg” Desah Putri sambil semakin keras mendekapku.

“Iya sayang” Balasku sambil menoleh ke arah Putri.

Putri pun tersenyum setelah melihat aku tersenyum. Dia sadar bahwa kemarahanku sudah mereda.

“Ih sama saja semua laki laki, di kasih toket aja langsung berubah” Kata Putri kesal sambil melepaskan pelukannya.

“Eh kata katamu itu kok bisa kasar seperti itu” Tanyaku setelah terkejut mendengar kata kata kotor dan vulgar dari mulut Putri.
Selama ini yang aku tahu Putri selalu bertutur kata sopan.

“Eh maaf keceplosan” Ucap Putri sambil menutup mulutnya dengan kedua tangan.

#

Setelah hampir sekat dengab kampus, aku berniat mengantar Putri langsung ke kostnya dan ingin tahu dimana kost pacarku itu.

“Kost kamu dimana sih sayang, tunjukin jalannya ya” Pintaku.

“Eh.. kost ku.. ehh.. “ Ujar Putri gugup.

“Kenapa sayang?” Tanyaku.

“Kamu antar aku ke kostnya Tika aja sayang, aku sambil mau ngambil tugas” Jawab Putri.

Kami pun akhirnya sampai di kost Tika, kosan khusus wanita. Karena kost ini khusus wanita, aku berniat menunggu Putri di depan saja, setelah dia selesai mengambil tugasnya di tempat Tika, aku akan mengantar Putri ke kostnya, sekalian ingin tahu dimana kostnya.

“Kamu langsung balik aja sayang, aku lama disini soalnya, nanti aku jalan kaki saja baliknya, kost ku deket sini juga kok” Ucap Putri.

“Ngak apa apa kos sayang, aku tungguin saja” ujarku

“Jangan sayang, kasihan kamu, kamu pulang aja ya sayangku, nanti sampai rumah kan bisa selesain tugas kamu, biar cepet kelar sayang” Kata Putri.

Semua kata kata Putri selalu saja berhasil menghipnotisku. Kemudian aku mematuhi Putri dan pergi dari kost Tika. Tidak jauh dari Kost Tika, aku berhenti di sebuah warung untuk membeli air mineral. Aku minum air mineral sambil melihat jam di hp ku, 21:30. Kemudian setelah 5 menit berada disana, aku segera menaiki motorku untuk balik ke rumah.

Tanpa sengaja aku melihat Putri, benar itu Putri. Pakaian yang dipakainya pun masih sama dengan pakaian yang ia pakai tadi. Ia tampak masuk ke bangunan kost nya Dimas.

“Ngapain Putri kesana malam malam” Pikirku sambil mulai mengambil motorku.

Dengan cepat Putri hilang ke dalam bangunan kostnya Dimas. Aku yang semakin penasaran kemudian segera memarkirkan motorku di luar pagar kost itu, dan berusaha membuka pagar untuk masuk.

“Maaf mas, jam tamu sudah lewat, sudah jam 21.30. Hanya penghuni yang boleh masuk” Larang security.

“Tapi saya punya teman disana Mas, Dimas namanya” Ujarku menjual nama Dimas.

“Telpon temannya saja mas, suruh jemput” Pinta Security kost itu.

Kemudian aku menghubungi hp Dimas, tapi tidak di jawab sama sekali. Kemudian aku yang semakin panik menghubungi hp Putri, sama juga tidak di angkat.

“Bangst” Umpatku dalam hati .
Kemudian aku pergi dari sana dengan darah yang mendidih. Aku mengeber motor ninjaku dengan kecepatan tinggi. Sesampainya di rumah, aku mendapat pesan dari Putri.

“Aku sudah di kost sayang, aku capek banget dan mau tidur. Selamat malam sayang” Tulis Putri.

Aku yang masih kesal dan ingin penjelasan dari Putri itu pun kemudian meneleponnya. Hp nya dalam sebuah panggilan. Aku diamkan selama 10 menit, kemudian aku telpon lagi, tetap masih sibuk.

“Anjngg.. katanya mau tidur, tapi hp nya sibuk dalam sebuah panggilan telepon” Kembali aku mengumpat.

Aku terus mencoba menghubunginya selama 30 menit. Tetap saja sibuk. Karena kesal aku banting hpku ke kasur, dan tidur.

#

Keesokan paginya aku terbangun. Pikiranku sudah segar kembali untuk menghadapi hari. Aku melamun sambi berbaring di kamarku, aku ingin bermalas malasan hari ini. Karena tidak ada kegiatan yang kurasa cukup penting, aku memutuskan hanya dirumah saja hari ini.

“Sayang, hari ini aku sangat sibuk. Ada jadwal dari pagi sampai sore di kampus, maaf kita tidak bisa ketemu”Tulis pesan dari Putri yang baru aku baca.

Kemudian aku teringat tentang video yang di kirim Dimas kemarin. Karena pesaran dan libido ku yang naik di pagi ini, aku memutuskan menonton 4 Video yang di kirim Dimas itu.

Video pertama

Terekam gadis tetangga kost Dimas itu sedang membelakangi kamera. Dia sedang merapikan tempat tidurnya. Kamaera pengintai itu mengarah ke tempat tidur gadis itu.

Aku terus memperhatikan gerak gerak gadis yang sedang memakai daster tanpa lengan dan pendek itu. Disaat dia menunduk untuk membersihkan kasurnya, terpampanglah pantat sekal dibalut celana dalam putih.

Dari belakang saja sudah sangat mengairahkan sekali, apalagi dari depan. Pantas saja sering laki – laki datang kesana untuk menikmati nikmatnya tubuh gadis itu.

Lalu terdengat sebuah ketukan. Gadis itu pun kemudian pergi berjalan ke arah pintu kostnya.

“Deggggg” Aku terkejut, ternyata benar wajahnya mirip Putri.

Kemudian masukalah seorang pria berusia kira kira 30 tahunan. Setelah memasukan sesuatu ke belahan dari gadis itu, si pria langsung menyium leher jenjang sang gadis. Elusan dan rabaan diberikan pria itu kepada gadis yang berdiri didepannya.

Daster itu pun turun secara perlahan. Bra hitam dipadu celana dalam hitam berenda membuat tubuh mulus gadis itu semakin mengoda birahi. Rabaan demi rabaan membuat sang gadis kewalahan. Ciuman panas di leher, pipi dan dagu sanga gadis, berhasil menaikan biraha gadis muda itu.

Kemudian ciuman panas tersaji. Ciuman saling menghisap bibir satu sama lainnya itu, membuat penisku makin bereaksi. Si lelaki kemudian mendorong sang gadis untuk bersimpuh.

Gadis itu pun tahu apa yang harus dilakukannya. Dia mulai membuka celana lawannya itu. Dengan halus dia perlakukan penis si lelaki dari luar boxer yang ia kenakan. Akhirnya penis lelaki itu terbebas berkat andil si gadis.

Gadis itu mulai mencium kepala penis laki laki itu. Sambil menatap mata si lelaki, gadis itu mulai menjilati batang kemaluan laki laki yang datang ke kostnya itu. Jilatan itu dimulai dari pangkal sampai kepala penis si lelaki.

“mhmmmmhhhhhh” Terdengar lenguhan dari si lelaki saat mendapat jilatan dari lidah si gadis muda itu.

Si gadis pun tersenyum. Setelah itu, si gadis mulai memasukan kepala penis si lelaki ke dalam mulut mungilnya.

“Ahhhhhhh... Arghhhhhhhh.. enak banget” Kata si lelaki menerima hisapan mulut sang gadis.

Dengan semangatnya gadis itu kemudian melakukan oral di penis si lelaki.

“Slurppppp.. Slurppp.. slurppppp” Bunyi yang terdengar dari mulut manis si gadis.

“Ahhhhh... uhhhh.. kamu jago banget”Desah si lelaki.

Memang benar sekali, aku melihat si gadis itu sangat ahli dalam mengoral batang penis. Dia seperti bintang film dewasa yang sudah sangat terampil memanjakan alat kelamin pria.

Tidak ada raut jijik di wajah si gadis. Dia sepertinya sangat menikmati mengoral batang penis yang berukuran standart itu. Sesekali di memasukan penis itu sedalam dalamnya kedalam mulutnya.

Kemudian gadis itu berdiri menatap si lelaki. Dengan cepat lelaki itu menurunkan cup bra si gadis, lalu mencaplok puting payudara gadis itu.

“Ohhhhhhh” Lolong gadis itu, saat mendapat serangan di payudara ranumnya.

Dengan buasnya lelaki itu terus menyusu ke si gadis. Kepala si gadis tidak bisa tenang ketika si pria berhasil memasukan tangannya ke dalam celana dalamnya. Kemudian lelaki itu mendorong gadis itu kesamping.

Gadis itu tapat wajahnya mengarah ke kamera pengintai yang di pasang Dimas. Aku sangat terkejut, wajahnya benar sama sekali dengan putri. Tidak ada perbedaan sama sekali.

Setelab itu terdengar panggilan telepon, dia mendiamkan dan terus menikmati jilatan si pria bongkahan pantatnya.

“Uwwwwww ahhhh ishhjhjh ahhhh” Desah si gadis setelah si lelaki berhasil melepaskan celana dalamnya dari belakang, kemudian si lelaki menjilat belahan pantat gadis itu.

Suasana menjadi semakin erotis. Aku terus memainkan penisku, mengocoknya naik turun. Selama ini aku belum pernah berhubungan badan dengan wanita, aku hanya onani untuk memuaskan nafsuku.
Kembali terdengar panggilan telepon. Gadis terlihat kesal. Kemudian dia menyuruh si lelaki untuk berhenti menjilatinya.

“Tunggu bentar, ada telpon nih” Kata gadis itu.

“Sudah diamkan saja tidak usah diangkat” Suruh si lelaki.

“Klo ngk di angkat, orang rese ini bakal nelpon trus, ganggu tahu” Jelas Putri.

Terlihat dengan wajah kesal dia menempelkan hp itu ke telinganya. Kemudian dia menjawab panggilan telepon itu.

“Ya halo” Jawab si gadis.

Si lelaki tampaknya sudah tidak bisa menahan nafsunya lagi. Vagina gadis muda yang sudah berada di depannya itu pun kemudian di lahapnya.

“Ishhhh tunggu dulu ahhh”Gadis itu keceplosan mendesah sambil menahan kepala si lelaki yang sedang menjilati bibir vaginanya.

Lelaki itu tidak memperdulikannya, dia semakin rakus menjilati alat kelamin si gadis muda. Kepalanya naik turun di antara celah bongkahan pantat sang gadis. Gadis itu terlihat menahan suaranya. Raut wajah cemas, berpadu dengan raut wajah birahi, tergambar di wajah gadis itu.

“Ehhh.. ini ponakanku reseee ishhh ahh” Terdengar kembali suara si gadis.

“Deggggggg” Aku terasa bagai di sambar petir.

“Itu adalah kata kata Putri saat dulu menjawab panggilan teleponku” Kataku sambil mengeleng ngelengkan kepala.

Suhu tubuhku memanas, detak jantungku tidak karuan setelah menyadari bahwa gadis itu adalah Putri. Darahku mendidih, aku sudah sampai pada titik kemarahan paling tinggi.

Aku terdiam sejernak dan tidak mempedulikan video yang terus berjalan di depanku itu. Beberapa menit aku menangis, meratapi nasib dikhianati orang yang sangat aku cinta.

Video itu terus berjalan. Setelah memasang alat pelindung, si lelaki tampak mulai ingin memasukan penisnya ke dalam vagina pacarku yang sangat aku cintai itu. Terdengar desahan Putri saat di setubuhi dari belakang oleh laki laki itu. Payudara Putri yang bergoyang sesekali di jamah oleh tangan lelaki yang bukan muhrimnya itu.

“Kenapa kamu mau disetubuhi orang itu, sedangkan denganku, bersentuhan saja kamu enggan” Ucapku disela tanggisanku.

“Ahhh.. mhmmm.. ahhhh” Suara Putri terdengar saat lelaki itu mempercepat sodokannya.

Adegan itu semakin panas setelah yang lelaki mengubah posisinya. Ia tidur dikasur pacarku itu, kemudian meminta Putri menindihnya. Adegan panas yang membuatku semakin terluka pun tersaji.

Putri tampak duduk mengangkang di atas pinggang si lelaki itu. Tangan halus pacarku itu kemudian menuntun penis lelaki itu untuk memasuki alat kelaminnya.

“Ouhhhhh..”Desah Putri terdengar saat kepala penis itu membelah lubang vaginanya.

Hatiku semakin hancur, ingin rasanya aku mematikan video itu.

“Bngssttttt” Umpatku saat melihat pinggul Putri naik turun di atas si lelaki.

Pantat putih indah dan sekal itu terlihat sangat mengarairahkan. Pantat yang seharusnya aku yang nikmati, sekarang duluan dinikmati oleh orang lain.

“Ahhh.. ahh.. ahhh”Desah Putri
Disaat air mataku terus berlinang, entah kenapa nafsuku kembali muncul.

“Ya.. ahhh.. ouhhhh.. terusssss” Desah Putri kenikmatan.

Penisku mengeras melihat kekasihku itu disetubuhi oleh orang lain. “ada apa ini? Kenapa aku bernafsu melihat ekspresi keenakan dari wajah Putri”.

Emosi yang bercampur nafsu membuat suhu tubuhku pun semakin naik. Rasa marah, cemburu membuat nikmat yang terasa berbeda dengan nikmat nafsu biasa. Aku kemudian mempercepat kocokan pada penisku.

Melihat pacarku disetubuhi orang lain, gejolak birahiku tidak mampu lagi aku kendalikan.

“Mhmmm ahhh ahhh ahhh enakkkkk ahhhhh terussss” Kembali terdengar desah Putri.

Putri memaju mundurkan pantatnya untuk mengimbangi gerakan orang yang sedang menyetubuhinya itu. Melihat tubuh putih Putri yang sudah dibasahi keringat sedang digenjot cepat, penisku pun akhirnya mengeluarkan isinya.

“Ahhhhhhhhhhhhhhhh” Lolongku.

Perasaan apa ini, ini ngocok ternikmatku. Sudah puluhan kali aku mengocok penisku, tapi ini yang paling nikmat. Rasa emosi bercampur cemburu, membuatku merasakan nafsu aneh. Aneh karena rasanya bercampur aduk.

Kemudian aku terdiam, pikiranku melayang. Aku masih meresapi rasa nikmat dari kegiatanku yang tadi memuaskan diriku sendiri. Entah kenapa melihat tubuh pacarku yang cantik itu dinikmati orang lain, nafsuku memuncak.

“Apakah ini normal?” Desahku dalam hati.

Seharusnya disaat melihat orang yang kita cintai selingkuh, kita akan berusaha untuk secepatnya memalingkan pandamgan, agar tidak melihat kejadian yang sangat menyakitkan itu. Tapi aku tadi menikmatinya, walau masih ada rasa marah dan cemburu.

Kemudian aku melihat kembali ke layar hpku. Disana terekam Putri yang kemudian mengganti posisinya. Ia tidur sambil mengangkan kakinya.

“Oh vaginamu terlihat sungguh cantik sayang” Ujarku dalam hati.

Nafsuku kembali naik saat melihat penis lelaki lain itu kembali membelah bibir vagina indah milik pacarku itu.

“Anjngg bngsttttt” Kataku sambil mulai kembali mengocok penisku.

Dengan cepat lelaki itu menyetubuhi pacarku. Desahan demi desahan kembali terdengar. Tubuh Putri menjadi bulan bulanan lelaki itu. Jilatan dan hisapan diberikan lelaki itu kepada Putri.

“Ahhh terussss cepetinnnmn ahhhb enakkkk” Desah erotis Putri.

“Mhmmm ahhhh enak bgt vaginamu” Kata si lelaki itu kepada pacarku.

Aku tidak peduli dengan itu semua, rasa marah, cemburu bercampur nafsu membuatku semakin mempercepat kocokanku.

“Ahhhh mauuu keluar” Kata si lelaki.

“Iya...ah... ah... mhmmm... ouhhhh keluuuarinnnn ahhh” Balas Putri saat lelaki ini mengunakan tubuh Putri untuk memuaskan nafsunya.

“Ahhhhhhhhhh” Lolong panjang si pria sambil menghentakkan pinggunya menusuk Putri sedalam dalamnya.

Sperma ku pun melayang kemana mana karena saking nikmatnya. Aku kembali merasakan rasa ternikmat dalam hidupku. Tubuhku pun dibasahi keringat, penisku juga basah oleh sperma yang keluar sangat banyak sekali.

Setelah mencabut penisnya dari dalam vagina itu, si lelaki melepaskan alat pelindung dari penisnya. Cariran cintanya penuh dialat pelindung itu. Kemudian Putri kembali memasukan penis itu kedalam mulutnya.

“Sudah bersih” Kata Putri sambil tersenyum setalah melepaskan penis itu dari dalam mulut indahnya.

“oh sayang, sejak kapan kamu jadi nakal begitu? Sejak kapan kamu mulai bersetubuh? Siapa yang pertama kali menjamahmu sayang?” Pertanyaan yang timbul dari dalam hatiku.

Aku kembali menangis setelah rasa nikmat yang melandsku mereda. Berbagai macam pertanyaan kemudia muncul di dalam pikiranku. Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan untuk saat ini, setelah melihat langsung video perselingkuhan kekasihku.

ADA APA DENGAN PUTRI??

“Bngsattt kau.. anjjjng” Umpatku semakin emosi.

Lalu siapa laki laki itu. Apa hubungannya dengan Putri. Kembali aku bertanya tanya. Aku semakin naik pitam mengingat bahwa Mas Doni juga pasti pernah kesana. Aku ingat saat bertemu dengan Mas Doni di parkiran kost itu. Pasti si anjg itu juga sudah menikmati tubuh indah pacarku itu.

“Oh sayang, sudah berapa banyak orang yang menikmati tubuh indah kamu itu?” Kataku sambil kembali menangis.

===============

PART 4 – PUTRI YANG TERNODA

Setelah menyaksikan kejadian pahit itu, kepercayaanku ke Putri sudah pudar. Dari pagi sampai siang, aku hanya tenggelam dalam pikiran yang menyakitkan.

Kejadian itu membuat Putri yang dulunya aku anggap bersih dan suci, sekarang jadi PUTRI YANG TERNODA.

Beberapa hari setelah itu aku sibuk menyelesaikan tugas akhirku. Dalam minggu ini aku menargetkan untuk menyerahkan tugas itu kepada dosen pembimbingku.

Hubunganku dengan Putri biasa saja, kami masih saling berkomunikasi melalui pesan.
Untuk kejadian perselingkuhan Putri, belum aku bahas dengannya. Aku ingin membahasa itu setelah menyerahkan tugas akhirku nanti. Bagai sebuah bom waktu, tapi aku harus bendung dulu bom itu.

#

“Akhirnya... “ Kataku senang setelah menyelesaikan sidang.

Perasaanku sedikit lega. Aku hanya tinggal wisuda saja. Inilah waktunya untukku selesaikan semua dengan Putri.

Aku saat itu masih berada di kampus. Karena ini waktu yang tepat, aku coba hubungi Putri, tapi tidak di jawab. Tidak lama kemudian, aku menerima pesan dari Putri.

“Sayang.. aku masih sibuk kuliah, kayaknya sampai sore deh”.

Jam 12.45 itulah waktu aku menerima pesan dari Putri. Karena aku merasa haus dan lapar, aku memutuskan pergi ke tempat makan yang ada dikampus itu.

Disaat ingin memesan makanan, aku melihat Tika, teman akrab Putri yang juga satu kelas dengannya.
Setelah saling tegur dan berbasa basi, aku kemudian bertanya kepada Tika.

“Kok kamu ngak masuk kelas dek?” bukankah hari ini ada kuliah sampai sore?” Tanyaku.

Tika tersenyum, senyumnya sangat manis. Tika ini adalah seorang anak yang kalem. Tapi dia enak kalau di ajak ngobrol. Dia selalu mengenakan gamis longgar setiap pergi kemanapun.

“Udah selesai kok kak kuliahnya hari ini” Jawab Tika dan lagi lagi Putri membohongiku.

Karena sudah terbiasa akan kebohongan Putri, akhirnya aku cuek dan malah melanjutkan obrolanku dengan Tika. Setelah aku perhatikan, Tika ini anaknya manis, eh tapi juga cantik.

Aku merasakan kenyaman saat berinteraksi dengannya.

“Pacar kamu kemana dek? Kok kamu sendian saja?” Tanyaku menyelidik.

“Hihihi.. aku tidak ingin pacaran kak, dosa” Jawab Tika.

“Aku ingin jika ada laki laki yang serius denganku, dia datang menemui orang tuaku dan langsung saja meminang” Sambung Tika.

Aku tersenyum mendengar keinginan mulia dari gadis ini. Setelah hampir 1 jam berada disana, Tika memohon pamit kepadaku, dia ingin balik ke kos untuk beribadah dan istirahat.

“Sekalian kakak antar” Tawarku.

“Apa tidak merepotkan kak?” Tanya Tika.

“Santai mah dek, lagian kakak mau sekalian balik ke rumah” Jawabku.

“Eh, bukankah kakak tadi ingin bertemu dengan Putri?”Tika kembali bertanya.

“Sepertinya keinginan itu sudah hilang, kakak sudah muak dengan segala kebohongannya” Jawabku sedih.

“Maafkan dia kak” Tiba – tiba Tika berkata sambil matanya berkaca kaca.

Aku akhirnya mengantarkan Tika ke kost nya. Sesampainya di kost tika, aku langsung balik. Pas ketika aku lewat di depan kostnya Dimas, aku tidak sengaja melihat Putri turun dari sebuah mobil.

Kemudian aku segera menuju kesana. Disaat Putri sedang berbicara dengan pria yang mengantarnya dengan mobil tadi, aku berhenti di depan mobil itu.

Putri sangat terkejut melihat kedatanganku, begitu juga laki laki setengah baya yang sedang berbicara dengan Putri itu. Lelaki itu adalah lelaki yang aku temui di parkiran dulu. Laki laki yang Putri bilang adalah mantan Bos Ibunya itu.

“Katanya kuliah sampai sore” Ejekku.

“Eh.. ituuuu” Kata Putri seraya tidak mampu melanjutkan kata katanya.

Kemudian lelaki itu segera pergi begitu saja. Tinggal aku dan Putri yang sama sama diam terpaku.

“Masuk saja kedalam, aku jelaskan semuanya” Ucap Putri.

“Jelaskan dengan kebongan lagi” Kataku emosi.

“Ayo kedalam sayang” Putri menarik tanganku.

Ternyata benar, kamar Putri persis berada di depan kamar Dimas. Memikirkan semua kejadian yang aku alami, aku merasa sudah penuh amarah, hari ini aku akan menghakiminya dan menyelesaikan semuanya.

“Tadi aku diundang makan siang” Tiba tiba Putri berkata sambil menutup pintu kamarnya.

Aku hanya diam sambil memperhatikan isi kamar kost Putri itu. Aku tidak menjawab karena aku yakin dia berbohong kembali.

“Kok diam sayang, sini duduk” Kata Putri sambil menyuruhku duduk disampingnya.

“Alah.. paling itu bohong” Ucapku.

“Kok kamu gitu sih sayang, aku tuh kangen kamu loh” Bujuk Putri sambil menarik tanganku ke tempat tidurnya.

“Udah jujur aja, kamu habis di pake dia kan?” Tanyaku setelah duduk disampingnya.

“Jangan kurang aja ya kamu” Bentak Putri.

“Sok munafik lu, lu aja sering dipake orang, dikamar ini aja lu sering di entot orang” Kataku membalas bentakan Putri.

“Kamu jangan ngomong sembarangan ya, keluar dari sini, aku benci kamu” Usir Putri marah.

“Ok baiklah, setelah aku selesaikan ini dan memutuskanmu, aku akan pergi dari sini” Kataku sambil mengeluarkan hpku, dan memperlihatkan video Putri yang sedang bersetubuh itu.

“Astaga” Kata yang terucap dari bibir putri disaat video itu tersaji.
Airmatanya kemudian membasahi wajahnya. Dia menangis seakan tidak percaya dengan apa yang dia lihat.

“Aku minta maaf sayang” Ucapnya sambil berlutut.

“Maaf? Kamu dengan segampang itu minta maaf?” Kataku marah.

“Ampuni aku sayang, aku tidak mau kehilangan kamu” Ujar Putri sambil menyembah ke arahku.

“Setiap aku minta cium, kamu selalu menolak, setiap kali aku ingin menyentuhmu , kamu selalu bilang bukan muhrim. Tapi ketika orang lain menyetubuhimu, kamu malah senang dan menikmatinya” Terangku .

“Ampun sayang.. maafkan aku” Putri terus memohon ampun kepadaku.

Aku tidak menghiraukannya, aku melangkah menuju pintu kamar kost Putri untuk segera pergi dari sana. Putri kemudian mengejarku, lalu memelukku dari belakang.

“Jangan tinggalkan aku sayang” Katanya sambil terus menangis.

“Baiklah, aku akan persembahkan tubuhku sekarang untukmu, silahkan setubuhi aku sepuasmu” Sambung Putri.

“Sorry, aku tidak bisa” Jawabku.

Putri terkejut mendengar penolakanku. Dia seolah tidak percaya dengan apa yang dia dengar.

“Baru kali ini ada laki laki yang menolak. Selama ini, hampir semua laki laki yang aku kenal, mereka mempunyai keinginan untuk menjamah tubuhku, menyetubuhiku dan menikmati setiap inci tubuhku ini” kata Putri sambil berdiri dan melepaskan pakaiannya.

Tubuhnya memang sangat indah dan mengairahkan. Wajar saya semua laki laki ingin menikmati tubuh muda mengairahkan milik pacarku ini.

Sekarang dia sudah berdiri telanjang di depanku. Sepasang payudara ranum itu siap untum di santap. Vaginanya masih terlihat rapat, botak tanpa bulu.

“Ceritakan semuanya kepadaku, aku tidak ingin lagi mendengar kebohongan dari mulutmu” Ucapku.

“Baiklah, tapi setelah mendengar ceritaku, kamu jangan marah lagi ya sayang, aku berjanji tidak akan berbohong” Kata Putri sambil menarik aku ke kasurnya.

“Nanti kamu jangan marah dengar semua ceritaku, aku tidak mau kehilangan kamu, aku sangat mencintaimu” Sambung Putri.
“Ok”Kataku.

#

“Semua di mulai sekitar 1 tahun lalu. Aku mengenal hubungan badan, tidak lama setelah taman sekolah”Putri memelulai ceritanya.

“Setelah tamat sekolah, aku tidak ada kegiatan. Karena bosan hanya dirumah saja, aku akhirnya jadi sering ikut ibu bekerja”.

“Ibu bekerja sebagai PRT pada sebuah keluarga yang cukup berada”Kata Putri sambil mengingat masa lalu.

“Orang tadi?” Tanyaku.

“Ya.. namanya Om Billy”Jawab Putri.

“Ibuku bekerja pada Istri Om Billy, Tanta Viona. Tante Viona bekerja di kantor pemerintahan, sementara Om Billy adalah seorang kontraktor”Jelas Putri.

Kemudian Putri melanjutkan cerita masa lalunya.

POV PUTRI

Namaku Cantika Amelia Putri. Aku sehari hari di panggil Putri. Sementara Ibuku mempunyai panggilan kesayangan untukku, yaitu Cantik. Tinggiku 160 dengan bobot 45 Kg. Aku memiliki hidung yang mancung. Kulit putih dan mulusku, membuatku sering di goda laki – laki.

Aku anak bungsu dari 4 bersaudara. Meski sering dimanja, tapi aku tidak dimanja dengar harta dan barang barang mewah. Aku dimanja dengan kasih sayang dari keluargaku.

Keluargaku termasuk keluarga dengan ekonomi kelas bawah. Ayahku bekerja sebagai kuli proyek dan Ibuku hanya seorang pambantu rumah tangga.

Setelah tamat sekolah, aku ingin melanjutkan ke tingkat perguruan tinggi. Tapi semua itu sirna, orang tuaku tidak mampu menguliahkanku. Akhirnya aku hanya dirumah saja. Karena sering merasa bosan sendirian di rumah, aku memutuskan untuk ikut Ibuku bekerja, Hitung hitung membantunya.

Majikan Ibuku bernama Tante Viona. Suaminya bernama Om Billy. Mereka adalah keluarga yang kaya dan harmonis. Mereka mempunyai 2 orang anak laki laki. Anak pertama mereka bernama Mas Yudha. Anak kedua mereka bernama Mas Rangga.

Mas Yudha saat ini sudah bekerja di sebuah pengeboran minyak lepas pantai, jadi dia pulang ke rumah ketika cuti saja. Untuk Mas Rangga, dia kuliah di kota tetangga. Dengan kesibukannya sebagai kepala, Tante Viona jarang sekali berada di rumah.

Sebaliknya dengan Om Billy. Om Billy lebih sering berada dirumah. Dia keluar rumah hanya sesekali, itu pun saat urgent. Om Billy lebih banyak menyibukan diri di ruang kerjanya. Aku juga sering berada di ruang kerja Om Billy karena ruang kerjanya sangat nyaman.

Ruangan kerja Om Billy terdapat di lantai 2 rumah itu. Ruang kerja itu berada di pojok paling belakang. Ruangan yang sangat privasi karena kedap suara. Om Billy mendesain ruangan itu karena tidak ingin ada gangguan disaat dia bekerja.

Dalam ruangan itu terdapat kamar mandi, sofa besar dan sebuah tempat tidur.
Awalnya aku masuk ke ruangan kerja Om Billy karena disuruh Ibu mengantar minuman ke Om Billy. Setelah meletakan minuman di meja kerja Om Billy, aku tertegun melihat sebuah komputer. Saat itu semua orang pasti bangga jika bisa mengoperasikan komputer, beda denganku yang gaptek.

“Kamu bisa pakai komputer Put?” Tanya Om Billy.

“Ngak bisa Om, tapi aku pengen bisa Om” Jawabku.

“Bagaimana kalau Om ajari” Ujar Om Billy, yang membuatku sangat senang.

Aku pun kemudian memberitahukannya kepada Ibuku, yang selalu sibuk bekerja mengurus rumah majikannya itu.

“Baguslah kalau begitu, jadi kamu bisa komputer dan mudah mencari kerja” Ucap Ibuku.

Akhirnya aku kursus komputer pribadi dengan Om Billy. Seminggu kemudian aku sudah bisa mengunakan MS Word.
Pada keesokannya, aku kembali bersemangat datang ke rumah majikanku.

Hari ini Om Billy aku mengajariku Ms Excel. Sesampainya disana, aku melihat Om Billy sudah berpakaian rapi, dia akan pergi sepertinya.

“Oh ya Put, Om ada keperluan mendadak pagi ini. Kamu belajar sendiri dulu ya, mungkin Om balik nanti setelah makan siang” Kata Om Billy.

Akhirnya aku pagi itu aku sendirian saja berada di ruang kerja Om Billy. Aku merasa senang karena Om Billy memberikanku akses khusus yang bisa masuk sesuka hatiku keruangan kerja itu. Ibuku saja tidak diizinkan masuk kesana.

POV HENDRA

“Udah, langsung ke intinya saja” Kataku memotong cerita Putri.

“Ih kamu udah ngak sabaran dengar cerita panasku ya sayang” Goda Putri sambil memelukku.

Otomatis payudara ranum itu menempel ke bahu dan lenganku.

“Oh kenyalnya” Desahku dalam hati.

Perlahan tapi pasti penisku pun terbangun.

Putri kembali melanjutkan ceritanya, seraya tangannya yang memelukku mulai bergerak dibagian dadaku, dia mengelus elus sambil kembali mengingat kejadian masa lalunya.

“Hari itu aku sudah mengerti tentang Ms Word. Aku bosan dan mulai membuka isi komputer Om Billy. Isinya biasa saja, file pekerjaan Om Billy dan foto foto kekuarganya”Cerita Putri.

“Lalu tidak sengaja aku menemukan folder yang berisi foto foto telanjang. Aku sangat terkejut. Itu pertama kalinya aku melihat foto foto telanjang orang sedang bersetubuh” Lanjut Putri.

“Trus kamu nafsu?” Tanyaku.

“Ih kamu.. ngak sabaran banget ke adegan hotnya ya sayang” Kata Putri sambil mencubit hidungku.

“Aku kemudian menutup folder itu. Aku takut karena aku sebelumnya diajarkan dengan baik soal religi oleh orang tuaku. Bahkan aku selalu memakai pakaian sangat tertutup.

Kamu bayangkan saja, aku pakai baju kurung, didalamnya pakai tanktop dan bra. Untuk bagian bawah, aku memakai celana pendek, tidak langsung celana dalam” Jelas Putri.

“Saat itu jantungku berdetak tidak karuan. Berbagai macam rasa aku rasakan. Rasa takutku akhirnya di kalahkan dengan rasa penasaranku. Aku kembali membuka folder itu dan menelusurinya” Sambung Putri.

Aku dengan serius mendengar cerita dari pacarku itu. Melihat wajah cantiknya, rambut panjangnya yang wangi itu, aku kemudian tidur menyamping menghadap Putri. Dengan posisi seperti itu, aku kemudian mengelus ramput Putri yang kembali melanjutkan ceritanya.

“Sebuah gejolak terlahir dalam diriku. Aku tidak tahu itu apa karena aku masihlah seorang gadis lugu pada saat itu. Melihat gambar gambar vulgar yang menampilkan dimana alat kelamin besar pria merobek alat kelamin si wanita, timbullah sebuah gairah yang seharusnya belum saatnya bagiku” Terang Putri.

“Aku kemudian menemukan sebuah folder lagi, ya itu adalah folder film porno. Kembali rasa penasaran merayuku, aku memutar film itu. Adegan demi adegan aku saksikan. Bayangkan saja, seorang gadis polos yang sedang puber, mendapatkan tontonan vulgar yang baru pertama kali dia saksisakan” Lanjut Putri.

“Kamu terangsang?” Tanyaku sambil terus memandangi tubuh telanjang Putri.

“Pastinya” Jawab Putri yang kemudian mengambil tanganku, lalu mengarahkan ke payudaranya.

“Aku kemudian mulai merabai tubuhku. Gejolak rasa yang muncul itu, seolah mengendalikan diriku. Elus – elusan yang aku lakukan kepada tubuhku, membuat nafsu birahi menguasai tubuhku ini sayang... ohhh sayang... remas terus” Pinta Putri kepadaku.

Aku kemudian mulai meremas payudara Putri yang kenyal itu. Putri kemudian tidur terlentang, seolah memberikanku akses untuk menjamah tubuh indahnya itu.

“Teruskan ceritanya”Pintaku disela kedua tanganku menjamah kedua payudara indah yang sudah sangat lama aku idamkan itu.

“Ouhhh... iyaaaa... ahhhh.. kumasukan tanganku kedalam bajuku, aku elus puting payudaraku yang waktu itu masih imut” Lanjut Putri.

“Sekarang kok sudah gede?” Tanyaku.

“Oh.. terusss sayang... ouhhhhh remas trussssss.. ah.. iyaaa... karrnaaa sudahhhhh ahhhh seringggg ouhhhh... diiijamaahhhh... ahhhhh.. dannn.. ahhh... ahhh.. di...iisaappppp.. ahhhh” Jawab Putri disela desahannya.

“Teruskan ceritanya” Perintahku.

Nafsuku juga semakin meninggi. Cerita Putri dan tubuh Putri yang sedang dilanda birahi itu membuatku terangsang.

“Tidak puas dengan itu saja, aku kemudian melepaskan celana pendek dan celana dalam yang aku pakai. Kemudian aku menaikan rok yang aku pakai, sambil menonton gadis yang sedang dimainkan vaginanya di video itu” Ujar Putri.

“Ini juga elus sayang” Pinta Putri sambil mengarahkan tanganku ke selangkangannya.

“Aku mulai mengelus bibir vaginaku. Rasanya nikmat sekali. Rasanya enak sekali sayang. Bayangankan saja, seorang gadis yang terbakar birahi, mendapatkan elusan serta rangsangan di alat kelaminnya. Ouhhhhh.. iyaaa sayang... ahhhh... terusss... ahhhh.. ahh.... elusss... ahh teruss... ahhh” Desah Putri menhentikan ceritanya sejernak.

“Aku bermastubrasi dengan panasnya waktu itu, gejolak yang membakar tubuhku, membuat tanganku bebas memainkan vaginaku. Elusan dan elusan semakin membuatku melayang.. ahhhhhh.. aku keluar” Teriak Putri sambil kejang kejang.

Aku terkejut melihat reaksi Putri pada saat itu. Tubuhnya bergetar hebat, nafasnya ngos ngosan.

Kemudian Putri mengelus vaginanya, tampak cairan di jarinya. Setelah menjilat carian itu, Putri kembali berbaring dengan tenang, siap untuk melanjutkan ceritanya.

“Terus kapan kamu?... Eh.. sabar donk ah, belum sampai kesana sayang” kata Putri memotong pertanyaanku.

“Setelah itu aku jadi semakin ketagihan masturbasi. Hampir setiap hari aku masturbrasi. Di kamar dan di kamar mandi lantai 2 rumah Om Billy, adalah tempat favoritku bermasturbrasi ria” Jelas Putri.

“Kamu ketagiahan?”Pertanyaan bodoh yang terucap dariku pada saat itu.

“Jelaslah sayang, itu enak sekali” Jawab Putri sambil tersenyum manis dan kemudian memelukku kembali.

#

POV PUTRI

Karena keseringan datang kerumah majikan Ibuku, aku mulai dekat dengan keluarga itu. Setiap kali Mas Yudha cuti, dia sering memintaku untuk menemaninya jalan jalan. Dia selalu memanjakan aku.

Mas Yudha sering mengajakku ke mall dan membelikan aku pakaian serta barang barang. Aku pikir dia mengapku sebagai adiknya, karena dia tidak punya adik perempuan.

Mas Yudha jauh beda dengan adiknya, Mas Rangga. Mas Rangga kalai sedang libur kuliah, dia hanya menyibukan diri di rumah, lebih tepatnya di kamarnya. Mas Rangga orangnya cool, tidak banyak bicara.

Aku sering memperhatikan Mas Rangga setiap kali dia ada dirumah. Parasnya dan tingkah lakunya, bagiku dia adalah laki laki sejati, lelaki tampan dan jantan. Aku sekarang sering membayangkan Mas Rangga saat bermasturbasi.

Nafsuku menjadi tidak bisa dibendung saat membayangkan Mas Rangga mengumuliku, mengexplore setiap inci tubuh mudaku ini.

“Oh Mas Rangga, setubuhi aku Mas” Kata kata yang keluar setiap kali aku memainkan bagian luar vaginaku.

Akhirnya Tante Viona pun kesal dengan perangai anaknya itu. Disaat anak muda lainnya lebih suka menghabiskan waktu di luar, Mas Rangga malah betah sekali mendekam di dalam rumah.

“Kamu itu keluar kek sesekali, jangan kayak anak perawan aja yang mendem dirumah trus” Ejek Tante Viona.

“Males mah, ngak ada temen” Ujar Mas Rangga yang sibuk dengan hp nya.

“Itu ajak Putri, dia suka di ajak jalan jalan” Perintah Ibunya.

“Ngak ah, nanti pacarnya marah” Lanjut Mas Rangga.

“Ehh ngak.. aku ngak punya pacar” Selaku memotong obrolan ibu dan anak itu.
Tante Viona kemudian tersenyum kepadaku.

“Tuh denger sendiri, jomblo dia. Ya dah nanti sore jalan sama Putri sana” Perintah Tante Viona.

“Iya mah” Jawab Mas Rangga.

Mendengar itu semua aku jadi deg degan. Aku akhirnya bisa berjalan dengan orang yang aku sukai. Aku tersenyum sendiri dan kemudian di ejek Ibuku.

“Cieee..”.

#

Semakin hari hubunganku dengan Mas Rangga semakin dekat. Segala kekurangan yang ada di mantan pacarku dulu, terpenuhi oleh Mas Rangga.

Setiap kali bersama Mas Rangga, nafsuku pun selalu naik. Kami hanya pernah berciuman saja. Setiap kali berciuman, aku ingin Mas Rangga berbuat lebih.

“Ouhhh mhmmm slupplp.. sluppppp.. jamah aku Mas, Elus aku” Pintaku kepada Mas Rangga.

“Belum saatnya sayang” Kata Mas Rangga sambil menyudahi ciuman kami.

POV HENDRA

“Trus kapan dia jebol kamu?” Tanyaku kepada Putri.

“Ishhh.. ngak sabaran banget deh” Jawab Putri yang kemudian tiba tiba menarik tanganku untuk menjamah payudaranya kembali.

Aku cukup senang karena sekarang Putri sudah mengizinkanku untuk melihat tubuh telanjangnya, menjamah payudaranya dan memainkan vaginanya.

“Ini sebuah kemajuan pesat” Desahku dalam hati.

Kemesraan yang pertama kali lakukan ini juga merupakan prestasi bagiku. Walau tubuhnya sudah bekas orang lain, tapi kemolekan tubuhnya itu tetap hal yang sangat aku impikan.

Aku tidak sabar kembali ingin mendengar ceritanya itu. Aku berharap dia juga kembali nafsu dan kemudian mengajakku bersetubuh.

“Duh.. mimpi apa aku semalam, sebentar lagi aku akan menyetubuhi pacarku yang cantik dan seksi ini” Kembali aku berkata dalam hati.

“Aku selalu bermasturbasi setiap habis berciuman dengan Mas Rangga. Semakin lama aku sudah bukan gadis polos lagi. Aku sekarang jarang mengenakan tanktop dan celana pendek di balik pakaianku.

Pakaianku pun mulai berubah. Dari baju panjang, jadi kemeja, atau kaos, dipadu celana jeans ketat”

“Kok bisa begitu?”Tanyaku.

“Elus lagi” Pinta Putri kepadaku untum mengelus payudaranya.

“Aku setiap kali dibelikan baju oleh Mas Yudha, dia memilihkan baju model tren terbaru. Katanya agar aku tidak ketinggalan jaman dan aku akan tambah lebih cantik.

Aku pun jadi senang. Karena jika aku jadi tambah cantik, pasti Mas Rangga akan semakin cinta kepadaku”. Jawab Putri.

“Setelah Mas Rangga balik ke kota tetangga untuk kuliah, kami berhubungan hanya melalui hp. Bulan demi bulan beralu, tiba tiba hubungan kamu retak, ketika aku mengetahui Mas Rangga dekat dengan seorang cewek, anak temannya Om Billy”. Lanjut Putri.

Aku diam dan tidak menanggapi itu.

“Aku bersedih karena itu. Aku selalu murung dan akhirnya Mas Yudha yang sedang cuti sering mengajakku keluar. Perlahan kesedihanku mereda. Mas Yudha berhasil membalikan senyumku.

"Aku yang sudah terlanjur marah dengan Mas Rangga, tidak pernah menghiraukannya lagi”. Sambung Putri.

“Kamu kemudian jadian sama Mas Yudha?” Tanyaku.

“Ngak, kami tidak pernah ada ikatan hubungan apapun” Jawab Putri tegas.

“Trus siapa yang menjebol kamu pertama kali?” Tanyaku penasaran.

“Nih jariku” Jawab Putri sambil memgarahkan jarinya ke wajahku.

“Ah serius dong.. masak jari kamu yang ambil perawan kamu?” Tanyaku.

“Kalau iya gimana?” Jawab Putri tersenyum.

Aku kemudian lega mendengar jawaban Putri itu. Ketakutanku adalah yang mengambil perawannya adalah laki laki lain. Aku sebenarnya belum siap jika yang membuka segel Putri itu adalah laki laki.

“Lanjut sayang” Kataku sambil tersenyum.

“Nah gitu donk senyum, aku senang kamu sudah tidak marah lagi kepadaku sayang” Kata Putri sambil mencium keningku.

“Kok ngak bibir sayang?”Tanyaku kecewa.

“Ish... belum saatnya, sabar” Kembali Putri mencubit perutku.

“Mau dilanjut ngak ceritanya?” Tanya Putri.

“Iya sayangku” Jawabku bersemangat.

“Kemudian hubunganku dengan Mas Yudha semakin dekat. Sampai suatu ketika, saat kami sedang berada di dalam mobil Mas Yudha, pulang jalan jalan dari Mall. Mas Yudha membawa mobilnya kesebuah kawasan sepi. Dan disana dia tiba tiba menciumku”Cerita Putri.

“Rasa marah ke Mas Rangga dan rasa nyaman yang diberikan Mas Yudha, membuat aku larut dalam ciuman itu. Ciuman Mas Yudha lebih baik dari ciuman Mas Rangga. Ciuman panas yang kemudian membuat birahiku muncul” Sambung Putri, sambil menuntun tanganku untuk kembali menjamah payudaranya.

“Mmhmmm terusss sayang” Putri mulai mengeluarkan desahannya.

“Kami berdua saling menghisap bibir satu sama lainnya. Tangan Mas Yudha mulai naik dari pinggang ke dadaku. Ah.... mhmmm teruss sayanng... ahhhh maininnnninn... ahhhh putingnyaa.. ouhhh” Putri semakin bersemangat.
Sambil memejamkan matanya, Putri terlihat sudah sangat birahi. Melihat itu aku tidak tinggal diam, aku kemudian ingin mencium bibirnya.

“ pasti enak sekali berciuman dengan Putri yang sedang dilanda birahi itu” Pikirku.

“Stop.. mainin payudaraku dulu sayang... ahh... putingnya.. ahhhh... uh... elussss...ahh... remasss.. ahhhh” Desah Putri setelah menghalangiku untuk mencium bibirnya yang sudah lama aku idamkan itu.

Meski sedikit kesal karena penolakan dia tadi, aku tetap menuruti keinginannya.

“Mas Yudha kemudia membuka kancing kancing baju kemejaku, dia menatap belahan payudaraku kemudian menciumnya.. ouhhhhhh...” Desah Putri saatku jepit puting payudaranya yang sudah mengeras itu.
Perasaan marah pun kembali datang menghampiriku.

“Ouhhhhhh terusssss Masssssss.. ahhh” Aku terkejut mendengar kata Mas itu.

Tidak pernah Putri memanggilku Mas. Apa dia sedang membayangkan dijamah oleh Mas Yudha. Emosiku meninggi, tapi birahi mendorongku untuk ingin melihat expresi wajah mesum putri saat sedang dilanda birahi.

“Ah... ouhjhh... mhmmm... ah... terusssss” Pintanya.

“Ya sambil cerita” Perintahku.

“Iya... ahh... kemudian Mas Yudha mengeluarkan payudara kiriku. Ahjh... dia langsung melahapnya.. ahhh... ouh.... ahhh enak... Mmmmmasss Yudha menjilati dan menghisap puting merah muda kecilku ah..... ohjjh... ahhjj.. terussss” Desah Putri sambil berpacu dengan birahi.

“Jilat.. aku... ahh... jilat aku” Pinta Putri sambil mengangkangi wajahku.

“Tidak, aku belum pernah dan tidak bisa” Tolakku.

Vagina Putri terlihat sangat jelas dimataku. Vagina tanpa bulu itu sangat mengoda untuk dinikmati. Tapi entah kenapa aku selalu menjadi jijik jika melihat orang menjilat vagina wanita.

“Ishhhhh...” Desah Putri kesal kemudian kembali berbaring di sebelahku.

“Ya sudah, elus saja” perintahnya.

Aku kemudian mengelus bibir vagina Putri.

“Basah sekali” desahku.

“Ahh...” Kembali desah Putri terdengar.

“Terus Mas Yudha mulai menurunkan cup bra ku yang satunya, dan melahap payudara kananku itu. Dengan buas Mas Yudha melahap kedua payudaraku secara bergantian. Mhmmmm.. uhh...” Lanjut Putri.

“Enak sayang” Potongku saat mulai meraba klitoris Putri.

“Ouhhhhhhh.. yesss... ahhh... Mas Yudha juga mulai memasukan tangan kanannya ke dalam celana jeansku. Ahhhh... dia mulai mengelus vaginaku. Ahhjh... tangannya enak banget” Ucap Putri sambil mengangkat dadanya ke atas.

“Ouh.. Mas Yudha... ah... dia dengan buas melahap kedua putingku kembali. “Basah banget sayang” Bisiknya saat berhasil menyentuh bibir dalam vaginaku. Ouhhh masss Yudha.. ahhh enakk bannghhett masss ouhhhh” Sambung Putri dengan diiringi desahan.

Mata Putri kemudian terbuka, dia menatap tajam ke arahku.

“Cepettttinnnn..” Perintahnya memaksaku.

Aku seperti tersihir. Aku menuruti perintah Putri. Kupercepat tanganku memainkan vaginanya. Rasa marah, cemburu mendengar cerita tadi membuatku semakin kesetanan menjamah vagina Putri.

“ahhhh enakkk bngsttt ahhhh Ouuuuuuuu ahhhhhh anjggggg ahhhh” Keluar kata kata kasar dari mulut Putri.

Gadis yang dulunya selalu bertutur sopan, sekarang berubah 360 derjat karena dikuasai nafsu. Tiba tiba kesedihan menyelimuti. Sirna sudah harapanku mendapat pasangan yang mempunyai tutur kata lembut dan sopan.

“Anjgggg... enakk... ahhh.. ouuuuu..... ahhhh... ceptinnn.. lagiiii... ahhh... anjng... ahhhhh” Putri semakin tidak bisa mengontrol kata katanya.

Dengan kesedihan hati aku terus membantu Putri untuk mendapatkankan kepuasannya. Nafsuku hilang sudah menerima kenyataan pahit ini.

“Trussss.... ahhh... dddddiiiikiiittt lagi ajh.. anjgghh ahhh enakkk... ahhh ouuu..... diiiiikittt laaagiiii ajjhhjh”Putri terus saya meracau tanpa memperhatikan perubahan di raut wajahku.

“Kkkkkkluuuuuarrrrr anjjjngggggg bngstttttt” Teriak Putri, diiringi semburan air mancur yang cukup deras dari dalam vaginanya.

Tubuh Putri bergetar hebat, dia seperti orang yang sedang mengigil. Matanya terbelalak dengan mulut yang menganga. Dia masih saja menikmati orgasmenya itu, kepuasaan tergambar di wajahnya, beda dengan wajahku yang saat ini tergambar kesedihan.

“Kau sudah ternoda” Ucapku.
Putri kini sudah ternoda, Putri yang dulu baik, lembut dan sopan, sekarang sudah tidak ada lagi. Aku pun mulai menitikan air mataku.

Bersambung Part 5 – Si Pembogol gawang yang beruntung

Terima kasih atas dukungan para suhu sekalian. Saya sebenarnya bukan penulis yang baik. Keingginan saya menulis murni untuk menghibur para suhu sekalian. Semoga cerita saya bisa menjadi hiburan. Mohon maaf jika ada salah kata dalam penulisan cerita ini.

===============

Part 5 – SI PEMBOBOL GAWANG YANG BERUNTUNG


“Kamu kok nangis sayang” Tanya Putri sambil memelukku.

Aku hanya diam dan tidak menjawab pertanyaan itu. Seharusnya dia sadar kenapa aku bisa menangis, dan seharusnya dia tahu bahwa saat ini hatiku sedang sangat terluka.

Dengan santai Putri pergi meninggalkanku ke kamar mandi. Aku yang saat ini sedang gundah, mencoba untuk berfikir positif. Setidaknya dia sudah mulai jujur kepadaku.

Kemudian Putri keluar dari kamar mandi memakai jubah mandi berwarna pink.

“Nah gitu donk, laki laki harus kuat, harus jantan menerima kenyataan” Kata Putri sambil tersenyum.

Kemudian Putri kembali rebahan di sampingku, setelah meneguk 2 gelas air. Kami terdiam cukup lama dalam pikiran masing masing.

“Aku tahu kamu berpikiran lain padaku setelah mengetahui keliaranku” Ujar Putri.

“Ya.. Kamu jauh berbah 360 derjat dari Putri yang aku kenal” Ucapku.

“Tapi itu semua terjadi disaat aku sedang birahi, percalah, semua itu Cuma saat aku sedang dilanda birahi” Terang Putri.

Kembali pikiranku melayang. Benar juga kata Putri. Semua orang pasti berubah sifatnya saat dilanda birahi. Jadi itu wajar, dan masih bisa diterima akal.

“Aku mengerti dan bisa menerima itu”Tiba tiba kata kata itu terlontar dari mulutku.

Aku tidak mengerti, bagaimana aku bisa dengan mudah berubah pikiran dengan gadis ini. Dia seperti menghipnotisku.

“mau dilanjut ceritanya?” Tanya Putri.
Aku pun mengangguk setuju.

“Karena takut digrebek, akhirnya Mas Yudha mengajakku pergi dari sana. Kami akhirnya sore itu kembali ke rumah Mas Yudha. Aku duluan masuk dan langsung naik ke lantai 2 rumah itu.

Tapi aku tidak menemui Ibuku, mungkin dia sudah balik. Aku kemudian menelepon Ibuku, Ibuku memintaku untuk disana saja dulu, temanin Mas Yudha dan siapkan kebutuhannya” Putri melanjutkan ceritanya.

“Aku duduk di sofa ruang tamu lantai 2. Aku masih tidak menyangkan kejadian tadi. Statusku saat itu masih pacar Mas Rangga. Ada rasa penyesalan yang kemudian membuatku sedih. Kakak pacarku telah duluan menjamahku”Lanjut Putri sedikit bersedih.

Aku perhatikan raut wajah cantik Putri itu. Perasaanku pun terbawa sedih, dan aku kemudian langsung memeluknya, memberikan sedikit ketenangan kepada kekasihku itu.

“Tiba tiba Mas Yudha sudah berada disampingku, aku terkejut ketika Mas Yudha melingkarkan tangannya di perutku, kemudian dia bersandar di bahuku”Putri kembali melanjutkan ceritanya.

“kita salah mas” Katanya sambil mulai menanggis.

“Mas Yudha kemudian berlutut dan memegang kedua pipiku. Dia menatapku tajam, kemudian menarikku ke dalam pelukannya” Kata Putri yang kemudian membalas pelukanku.

“Aku sudah lama menyukaimu, tapi kamu malah jadian dengan adikku. Apa hebatnya dia yang hanya membuatmu bersedih” Tiba tiba Mas Yudha berkata dengan lantang.

“Aku terkejut menyadari itu semua. Mas Yudha yang sangka selama ini hanya mengangapku sebagai adik, ternyata menyukaiku sebagai pasangan lawan jenis”Sambung Putri.

“Kemudian kalian pacaran?”Tanyaku.

Putri menatapku. Seolah dia sedang menyampaikan sesuatu dalam tatapannya itu. Kedua mata indahnya seakan memberitahuku, bahwa dia menyukai Mas Yudha.

“Tidak, Cintaku masih untuk Mas Rangga” Jawab Putri.

“Terus bagaimana hubunganmu selanjutnya dengan Mas Yudha?”Tanyaku.

“Hihihihi.. penasaran banget deh pacarku yang cemen ini” Kata Putri sambil kembali mencubit hidungku.

Harusnya aku marah dikatakan cemen, tapi karena tingkah Putri yang dengan mudah meredam kemarahanku, aku hanya bisa terdiam setelah di ejeknya.

“Mas Yudha kemudian menyapu air mataku. Seperti seorang pria jantan, membujuk wanitanya yang sedang dilanda kesedihan”Putri memulai kembali ceritanya.

“Kita nikmati saja ini sayang, aku tahu kamu bahagia saat bersamaku, aku akan terus membuatku bahagia” Kata Mas Yudha yang kemudian kembali mengecur bibirku.

“Aku bagai terhipnotis, kata kata rayuan itu sukses membuatku tenang. Ciuman hangat Mas Yudha juga berhasil menghapus ingatanku tentang pacarku Mas Rangga. Kami terus berciuman. Dari ciuman lembut yang kemudian berubah menjadi buas. Mas Yudha sangat lihat membangkitkan nafsuku” Kata Putri.

“Ah.. aku basah lagi” Ucap Putri sambil memeganga vaginanya dari belahan jubah mandinya.

Ternyata Putri tidak mengenakan apa apa lagi dibalik jubah mandinya itu. Aku terbelalak melihat Putri dengan cepatnya melepaskan ikatan jubah mandinya itu.

“Akhirnya Mas Yudha berhasil menelanjangiku” Ingat Putri.

“Mas, nanti dilihat Om dan Tante” Sela Putri sambil mencoba menutupi tubuh telanjangnya.

“Tenang sayang, dirumah ini Cuma ada kita berdua, Papa sama mama sedang keluar kota” Bujuk Mas Yudha.

Bagai kerbau yang ditarik pemiliknya, aku mengikuti langkah Mas Yudha menuju kamarnya. Didalam kamarnya Mas Yudha dengan buas menerkamku.. Mhmmm” Putri mulai mengeluarkan desahan.

“Tanpa jijik Mas Yudha mulai menjilati vaginaku, vaginaku itu sayang” Kata Putri berbicara kepadaku, sambil membuka lebar bibir vaginanya.

Aku terkejut, kembali terkejut setelah melihat tingkah nakal pacarku itu.

“Dia nikmati setiap inci celah divaginaku.. ohhh.. lidahnya dengan buas menjilati lobang... ahhhh... ouhh... daaannn.. ahhhh... clllittttorrrisss.. ahh.. aaakuuu” Putri mulai memainakan vaginanya sambil menatapku tajam.

“Sayang... sayang..” Putri berkata sambil mengambil tanganku dan mengarahkannya ke vaginanya.

“Kenapa?”Tanyaku.

“Masukin jari kamu sayang, aku pengen” Rayunya.

“Iya.. lanjutin ceritanya” Kataku mulai memasukan jariku.

Sangat basah dan hangat dalam vagina Putri. Kemdian dia memandu tanganku untuk memaju mundurkan jariku di dalam vagina basahnya itu.

“Iyaaa terusss ahh.. kemudian.. ah.. mas Yudha memasukan kepala penisnya.. ah... aku tidak sadar entah kapan mas yudha menelanjangi dirinya.. ahhjhj ohhhh enakkkk.. ahh terusss.. ah” Desah Putri sambil bercerita.

“Kenapa kamu mau?”Tanyaku seakan tidak percaya.

Dengan mudahnya pacarku ini mengizinkan penis laki laki memasuki vaginanya.

“Ah... iya.. aku.. terlena karena jilatan jilatan di vaginaku sayang.. ahjh... Mas Yudha dengan sabarnya menekan penisnya kedalam lobang kecil vaginaku ouhhhh... enakkkk ahhh” Lanjut Putri. sambil mengoyangkan pinggulnya.

“Aku awalnya merasakan perih yang sangat di vaginaku. Setelah itu Mas Yudha mulai mennyiumi bibirku kembali. Ahh.. enakkk.. terusss... aohhhh.. mas Yudha berhasil membuat rasa perihhh ahh... itu.. ouhhh hilang... dengan.. genjotan lembutnya... ahhhhh... enakkk... diaa... ouhh... membuatku... ahjh terusshhh ahh cepetin... ohhh.. dia... ahhh.. membuatttku merasakan.. enaknya... ahnn terussssss nikmat...ohh duniawi...ohjhh” Putri bercerita sambil menikmati kocokan tanganku.

Hancur sudah hatiku. Emosi, marah dan benci membuatku gelap mata, seperti kesetanan aku colok vagina Putri dengan cepat.

“Ahhhh.. enakkkk... ojjjj... ow... ahhh...”Rintihnya.

“Bangsat nih cewek, nih rasain” Ucapku dalam hati, lalu aku tambah lagi jariku yang masuk ke dalam.vaginanya. aku berencana menyiksanya membuat vaginanya itu kesakitan karena 2 jariku.

“Ahhhhh... anjggg... ahjhhhh... ou... bngst... enakk....”Keluar lagi kata kata kotornya.

“lanjut lagi ceritanya?” Perintahku.

“Iiiyaaa.. ahjh.... tapi... ahhh teruss.. kocokkk... ahjj... cepetttin.. ahh..” Desah panas Putri.

“Mas Yudah terus menyetubuhiku dengan ganas. Hantaman hantaman penisnya membuat vaginaku ketagihannn.. ahjj... teruss.. ouhhh.. enakk...”
“aku terbuai sayang.. ahhh.. aku terlena sayang... ahhh.. oh... pacarmu iniii... ahhh... dimabuk...ahh... birahi saaat disetubuhi... ahhh mas Yudha sayang... ahh.. dikikk.. lagi ouh..” Racau Putri disela rintihannya.

“Mas Yudha kemudian.. ajhjh.. aku... ahhb keeluaraa.. oh.. anjng... ahhhb enakkk.. oh... bgst... oh... enak... ah... mas Yudha.. keluar... ahhh di dalllaaammm ouh... vaaaagiiina.. oihh ku.. ahhh keluarrrrrr” Teriak Putri yang kembali kejang kejang.

Kemudian aku beranjak dari kasur itu. Hancur lebur hatiku. Walaupun itu masa lalunya, tetap itu menyakitkan bagiku. Orang lain yanh bukan pacarnya, berhasil menjebol gawang Putri.

“Kenapa kamu biarkan dia keluar didalam?”Tanyaku yang sudah duduk di kursi meja belajar Putri.

“Karena rasanya nikmat, aku terlanjur terbuai. Sperma Mas Yudha kemudian meluap keluar dari bibir vaginaku, sperma yang bercampur darah perawanku” Ungkap Putri.

Aku kembali terkejut. Bukankah tadi dia bilang bahwa jari jarinya lah yang telah menjebol perawannya.

“Aku tidak bohong sayang, jariku memang yang pertama masuk kedalam lobang vaginaku. Tapi jariku tidak sepanjang penis Mas Yudha yang menembus langsung selaput daraku” Jelas Putri sambil menatap ke langit langit kamarnya.

#

Aku sekarang hanya bisa pasrah. Disatu sisi aku jijik dengan Putri, tapi disisi lain aku sudah terlanjur mencintainya. Aku kemudian termenung, mengingat ke masa lalu, saat pertama bertemu Putri. Gadis manis yang mempunyai tutur lembut, sopan dan memakai pakaian sangat tertutup.

“Kami terus melakukan perbuatan itu, Mas Yudha terus menyetubuhiku jika ada kesempatan” Putri kembali melanjutkan ceritanya.

“Sudah cukup”Kataku yang tidak ingin mendengarkan kembali cerita panasnya itu.

“Tidak sayang.. kamu harus dengar semua.. sebagai laki laki sejati, kamu harus siap mengetahui kenyataan masa lalu pasanganmu” Terang Putri.

“Deggg” Jantung berdetak.

“Benar apa yang di katakan Putri. Lelaki sejati harus tabah dan kuat menerima kenyataan pahit” Ucapku dalam hati.

Kembali aku dibuat takjub oleh gadis ini. Kata katanya mampu merubah emosiku dari paling tinggi menjadi hilang.
“Baik, lanjutkan” Ucapku.

“Aku akhirnya hamil, aku hamil anak Mas Yudha” Bagai mendengar petir disiang bolong, aku mendengar pengakuan Putri itu.

Bukan hanya sudah ternoda, kekasihku juga pernah mengandung anak orang lain. Oh kenyataan apa lagi ini. Sungguh pahit sekali bagiku.

“Akhirnya semua orang tahu tentang kehamilanku”Lanjut Putri.

“Kamu akhirnya menikah dengan Mas Yudha?”Tanyaku, berharap aku tidak lagi mendengar jawaban yang akan menikam hatiku lagi.

“Tidak.. dia tidak mau bertanggung jawab.. laki laki itu bngsttt.. dia pergi meninggalkanku” Jawab Putri mulai menitikan air matanya.

Aku tiba tiba jadi prihatin mendengar itu. Aku mendekati Putri lalu memeluknya. Dia terus menangis. Malah tangisan itu semakin pecah saat berada dalam pelukanku.

#

POV PUTRI

Mas Rangga sangat marah mengetahui aku dihamili kakaknya. Dia kemudian mencampakkanku. Tante Viona yang paling murka. Dia menghinaku sebagai cewek murahan, bahkan menghina Ibuku dan keluargaku.

Hatiku hancur lebur. Aku berada dalam fase yang paling buruk didalam hidupku. Seorang gadis lucu yanh dulu nisa menjaga kesuciannya, akhirnya terjerumus oleh rayuan laki laki yang tidak bertanggung jawab. Aku membenci benih yang berada dalam kandunganku.

Tante Viona kemudian memecat Ibuku dan memutuskan hubungan denga keluargaku. Setelah itu aku hanya mengurung diri dikamarku, menangis dan merintih. Aku sudah sangat ternoda.

Beberapa mingggu kemudian om billy tiba tiba datang menjemputku. Setelah berunding dengan keluargaku, billy membawaku ke suatu tempat. Desa itu jauh dari kota tempat tinggalku. Semua itu keinginan Tante Viona. Dia tidak ingin mempunyai keturunan dariku, yang di cap sebagai cewek murahan.

Aku di tempatkan disebuah rumah. Aku sementara tinggal disana. Rumah itu lumayan besar. Mempunyai halaman yang cukup luas dan jauh dari rumah rumah lainnya. Setiap hari ada pembantu yang datang untuk membersihkan rumah, serta memasak.

Seperti biasa, aku lebih banyak diam dan mengurung diri dikamar. Om Billy sesekali datang kesana, untuk melihat keadaanku dan membawa keperluan harian.

“Kenapa tidak pernah mandi?” Tanya Om Billy saat menemuiku sore itu di kamar.

Aku hanya diam. Kemudian Om Billy membawaku ke kamar mandi yang berada didalam kamar itu. Sambil menahan nafas, Om Billy membuka seluruh pakaianku. Aku saat itu sudah seperti orang gila, tidak pernah mandi dan berganti pakaian.

Kemudian Om Billy memandikanku. Setelah badanku bersih, Om Billy memakaian pakaianku. Om Billy sangat baik kepadaku, dia memperlakukanku dengan layak, bahkan kadang dia menyuapiku saat makan.

Entah kenapa aku merasakan aman saat berada disamping Om Billy. Aku tidak malu bahkan sungkan dimandikan serta disuapinya.

Setelah proses penguguran kandunganku yang sangat sakit itu selesai, Om Billy berada terus disana menemaniku siang malam.

“Keadaannya belum stabil, jadi Papa temani dulu, takut dia kenapa napa” Kata Om Billy memberitahu Tante Viona di telepon.

Om Billy juga rutin memberiku obat, katanya suplemen dan vitamin. Disaat om billy berada di rumah itu, pembantu yang biasa mengurus rumah itu pun jarang datang. Om Billy lah yang mengurus rumah serta diriku.

Perlahan kondisiku membaik. Om Billy sering menghiburku, dan membawaku jalan jalan. Aku pun mulai membalas berinterkasi dengan Om Billy. Kadang dengan tingkah lucunya, Om Billy berhasil membuatku tertawa.

“Nah gitu donk, kalau kamu ceria, kamu itu cantik loh Put” Puji Om Billy.

Akhirnya Om Billy berhasil mengembalikan senyumku. Kami semakin dekat dan aku merasakan kenyamanan dari laki laki yang pantas aku anggap Ayah itu. Getatan aneh kemudian muncul disaat sedang berdua dengan Om Billy.

Rasa aman dan nyaman membuatku sering bersandar dibahunya, dadanya bahkan tiduran dipahanya. Kami selalu berdua dirumah itu. Bahkan sampai aku sudah baikan, Om Billy masih memandikanku. Entah kenapa aku tidak risih saat bertelanjang di depan Om Billy.

POV HENDRA

“Kamu melakukannya dengan Om Billy?” Tanyaku gugup.

Putri kemudian menatap mataku. Ia cukup lama menatap mataku dan kemudian menganguk.

“Jdarrrrr” Aku seperti disambar petir.

Tapi rasa penasaran membuatku memaksa Putri kembali melanjutkan ceritanya. Entah kenapa aku jadi birahi, aku membayangkan saat Putri di gauli laki laki yang jauh umurnya diatas Putri. Penisku bergerak dan membuatku tidak nyaman.

“Setelah menonton tv berdua di ruang tv, Om billy menyuruhku untuk balik ke kamar. Hujan deras akan segera turun. Setelah Om Billy mematikan Tv, dia mengantarku ke kamar”. Putri melanjutkan ceritanya.

Aku mulai serius mendengarkannya. Sekarang rasa birahi menguasaiku.

“jedarr.. suara petir membuatku terkejut. Aku menghambur ke dalam pelukan Om Billy”Lanjut Putri.

“Om Billy kemudian mengosok punggungku agar aku tenang. Kemudian dia menuntunku ke dalam kamar”.

“Aku takut om” Ucapku sambil menatap Om Billy.

POV PUTRI

Om Billy kemudian menariku ke ranjang. Setelah aku tiduran, Om Billy menyelimutiku.

“Om temani” katanya sambil tidur disampingku.

Kami pun terdiam melayang dalam pikiran masing masing. Jujur aku sangat deg degan. Bagaimana tidak, itu pertama kalinya aku tidur sekamar dengan laki laki. Laki laki disampingku saat ini pun adalah laki laki yang telah memberiku rasa aman dan nyaman.

“kamu belum tidur?” Tiba tiba Om Billy menegurku.

“Belum Om” Kataku menjadi sedikit manja.
Kami kemudian saling berpandangan. Entah siapa yang memulai, kemudian bibir kami bersatu.

“Mhmmmm... mhmmmm” Suara kami berciuman.

Ciuman itu semakin panas dan liar. Om billy mengisap lidahku dan menjilat semua permukaan bibirku. Nikmat sekali aku merasakan ciuman om billy.

“sluplp.. sluplp.. sluppp ah....” Desahku.
Tangan Om billy kemudian turun ke payudaraku. Dia meremas dari luar daster yang aku pakai. Gesekan demi geseakan membuat kedua puting payudaraku meruncing dan tercetak jelas. Aku memang tidak memakai bra pada saat itu.

“slupppp ahhh mhmmm sluplp” Ciuman panas itu semakin mengila, semakin meninggikan birahiku
Setelah puas mempermainkan payudaraku, tangan om billy turun ke pahaku. Elusan elusan di pahaku membuat vaginaku mulai mengeluarkan lendir.

“Ssstssss Ahhhhhh” Desahku saat tangan kekar Om Billy mendarat dipermukaan vaginaku, yang saat itu masih terhalang celana dalam.

Sambil menurunkan ciumannya ke leherku, jari jari Om Billy memberi rangsangan yang sangat menyiksa pada vaginaku. Gairahku muncul dan kemudian aku berusaha melepaskan baju Om Billy.

Setelah melepaskan baju Om Billy, Om.Billy dengan segera melepaskan celana pendek yang ia pakai.

“Ouuuuu” Aku terkejut melihat penis Om Billy sudah mengacung, menunjuk ke arahku.

Penis itu jauh lebih besar dari penis Mas Yudha. Penis itu berotot dan keras.
Setelah melepaskan semua pakaian yang berada di tubuhku. Om Billy kembali menyerangku dengan buas.

Kami sudah tidak peduli lagi dengan status, yang ada di pikiran kamu adalah rasa ingin memuaskan satu sama lain.

“shhhhsssss Ah....” Desahku merasa keenakan saat Om Billy mengisap puting payudaraku.

Petir terus sahut menyahut di luar rumah, begitu pun dengan desahan dan rintihanku.

“Ahhhhhhhhhhhhhh” Teriakku saat kepala besar penis Om Billy mulai membelah bibir vaginaku.

Mataku terbelalak dan kepalu terangkat ke atas.

“Hhhhhhhh”Desah Om Billy yang terus membenamkan penisnya kedalam vaginaku.

Kemudian Om Billy membelai wajahku yang sedang merasakan kesakitan itu. Dia menatapku, tatapan nya terasa hangat.

“Masih sakit?” Tanya Om Billy dengan lembut.

Aku menganggut sambil membalas tatapannya itu. Perlahan lobang vaginaku mulai beradaptasi dengan penis besar Om Billy.

“Sebentar lagi sakitnya akan berganti nikmat sayang” Ucap Om Billy yang kemudian menyium bibirku dengan lembut.

Aku membalas perlakuan Om Billy itu. Rasa jengahku berubah menjadi birahi yang menjalar keseluruh tubuh mudaku.

“Slupppp... slupp...”Bunyi bibirku menyambut bibir si pejantanku itu.

“Oh...” Desahku saat Om Billy mulai mengaduk lobang peranakanku.

Aku terus menatap sang pejantan itu, dia sangat gagah dan jantan dalam mengauliku.

“kenapa sayang” Tanya Om billy disela sedang menyetubuhiku.

“Aku suka Om” Ucapku malu malu.
Om Billy kemudian tersenyum dan mempercepat genjotannya.

“Shhhhsss huaaaahhhhh.. enak sekali sayang” Kataku, lalu mengangkat kepalaku, untuk mencium bibir pejantan baruku.

Malam itu hujan pun dengan derasnya, sederas nafsu birahi kami. Terlihat sungguh kontras pemandangan di kamar itu pada malam itu. Seorang gadis muda, digauli dengan panas oleh seorang lelaki dewasa.

POV HENDRA

“Kamu menikmatinya?” Tanyaku.

“Awalnya penis besar Om billy menyiksaku. Membuat vaginaku terasa sangat penuh” Jawab Putri kemudian mengelus pahaku.

“Om billy itu lelaki sejati loh sayang, aku sampai lupa daratan saat di gaulinya” Lanjut Putri yang tangannya mulai mengelus penisku dari luar celana.

“Oh...”Desahku mendapat elusan di penisku.

“Keluarkan saja sayang, kamu nafsukan mendengar ceritaku saat di setubuhi Om Billy” Rayu Putri.

Dengan cepat aku kemudian melepaskan celanaku.

“Tuinggg” Akhirmya penisku terbebas.

Putri mendekatkan kepalanya ke arah selangkanganku. Aku semakin deg degan. Birahiku sudah sangat tinggi dan menginginkan perlakuan lebih di penisku.

“OMG, sebantar lagi aku akan merasakan kuluman dari mulut kekasihku yang cantik itu” Aku berkata dalam hati.

Dari dulu aku selalu berharap penisku ini masuk kedalam mulut Putri. Dan hari ini akan kesampaian semua.

“Imut bangetttt” Kata Putri sambil menyentil penisku.

“Hisappp sayang.. hisap” Pintaku setelah menerima ejekan Putri itu.

Putri kemudian menoleh ke arahku.

“Aku kocokin ya sayang” Katanya sambil mulai mengengam penisku.

“Terserah sayang” Kataku.
Yang aku ingin saat ini adalah perlakuan kusus pada penisku. Tangan Putri terasa sangat halus, dia mulai memaik turunkan tangannya pada penisku.

“Enak sayang... ah...teruskan ceritanya” Kataku.

Sambil ternsenyum Putri duduk disampingku. Dia mengocok penisku lalu menghembuskan nafasnya ke arahku, hangat dan wangi, itulah yang aku rasakan.

“Gempuran penisss ahhhh.. Ommmm.. Billy membuatku melayang.. ahhhh enakkk...” Putri mulai mendesah.

“kamu harus tahu sayang. Ahh.. oh... penis besar Omm.. ouhhhh .. ahh Billly.. menyiksaa ku.. ah... enak...” Putri mulai menyentuh vaginanya sendiri.

Dia kembali birahi. Ternyata pacarku mudah sekali birahinya.

“Rasa sakit dan nikmatt ahhhh... membuatkki ahhhhh.. enakkk... sayang... ahhh .. penis om.. billy membuatkuuui gilaaa ahhhhh” Teriak Putri tepat di wajahku.

“Ahhhhhh akuuuuu.. keluarrrrrrr” Erangku saat penisku menyemburkan isinya di tangan Putri.

Putri tidak memperdulikan itu, dia kemudian tiduran sambil mengankang.

“Penis besar om bilyyy shjjjj ahh.. ouhhhh tahan lama ah... dia.. mampu membuatku keluaaaarrr ahhhh enakkkk shhsss berkali kali ahjj sayang ahhjjj” Desah Putri.

Putri semakin kesetanan memainkan vaginanya di depanku. Aku hanya bisa menunduk karena malu.

“Shhssss ahhh enakkk ahhh Om Billy perkasa ahhh jantannn ajhh terussa Om..ahhhb enakkk ommmmm” Desah Putri tidak menghiraukan keberadaanku.
Aku kembali merasa terhina, pacarku lebih memuji dan mengingikan orang lain dari pada diriku.

“Ommm. Ah.. terusss ommm ahhh.. genjot yang cepat om.. ahhjh enakkkm enakkk om aku aahhb kkkkkkkkkklllllllujuuuuuuaaaaaa ahhhhh” lolongan Putri bersama derasnya cucuran air yang keluar dari vaginanya.

“bngsttt” Umpatku dalam hati melihat tubuh pacarku mengelinyang seperti cacing kepanasan, mendapat orgasmenya dengan membayangkan orang lain.

Hatiku kembali hancur, hancur berkeping keping. Air mataku kembali berlinang. Aku tidak tahu kenapa aku bisa seperti ini.
Putri melotot ke arahku. Dia kemudian berdiri dan memakai kembali jubah mandinya.

“lagi lagi nangis.. cemen banget sih jadi laki laki” Bentaknya sambil menyindiriku.

Aku hanya tertunduk, rasanya ribuan jarum yang menikamku, masuk semakin dalam.

“Malam itu sampai pagi kami terus memadu cinta dengan panasnya. Kenikmatan yang Om Billy berikan kepadaku, jauh dari kenikmatan yang aku dapatkan dari Mas Yudha. Kami terus mengulangi perbuatan tersebut” Lanjut Putri sambil duduk didepanku.

“Dia keluarain dimana? Apa kalian pakai pelindung?” Tanyaku gugup.

“Keluar didalam pastinya, karena aku sangat menginginkan vaginaku dibanjiri sperma Om Billy yang tanpa pelindung itu” Jawab Putri dan sukses membuatku semakin panas.

Betapa beruntungnya Om Billy dapat menikmati vagina pacarku itu, dia dengan leluasa menumpahkan sperma panasnya di lobang peranakan kekasihku yang cantik itu.

“Kamu tidak hamil?” Tanyaku kembali.
Putri kemudian menghela nafas dan termenung. Kemudian dia menatapku, raut wajah was was Putri mengisyaratkan sesuatu.

“Aku sudah tidak bisa hamil” Jawabnya.

Aku terpana sambil menatap matanya. Keluar butira butiran dari mata indah kekasihku itu. Mesti dalam keaadaan marah, rasa kasihan membuatku memeluknya. Aku mengerti bagaimana perasaanya setelah mengungkapkan itu semua.

#

Sore itu akhirnya kami keluar. Kami jalan jalan sambil mencari makanan. Putri memintaku untuk menginap di kostnya. Dia tidak ingin jauh dariku. Setelah itu akhirnya aku luluh dan memutuskan tidur dikost Putri, demi mendengar kelanjutan cerita masa lalunya.

Sebenarnya rasa marahku masih belum sirna semuanya, tapi rasa pemasaran dan gejolak yang timbul saat Putri bercerita disetubuhi orang lain, entah kenapa aku semakin tertarik dan candu.

“Akhirnya Tante Viona mencium semuanya. Setelah Om Billy membawaku pergi dari desa itu, aku dikontrakan sebuah rumah. Disana Om Billy sering mendatangiku dan meminta kepuasan dari tubuhku ini sayang” Putri kembali melanjutkan ceritanya.

“Kamu juga menikmatinyakan?” Tanyaku.

“Aku sudah terlanjur jatuh cinta kepada Om Billy, tentu saja aku bersedia memberikan tubuhku kepadanya untuk digauli. Kenikmatan yang diberikan Om Bily juga membuatku candu disetubuhinya.. ohhhh.. aku jadi basah mengingat itu semua” Jawab Putri.

“Kamu nakal aslinya” Ujarku.

Putri kemudian memandangku. Kemudian dia duduk sambil menunduk, kembali raut sedih menghiasi wajah cantik itu.

“Kami dipergoki oleh Tante Viona. Kami tidak bisa mengelak. Tante Viona dan Mas Rangga memaki dan menghinaku. “perempuan murahan tukang rusak rumah tangga orang” Kata kata hinaan yang aku terima” Putri kemudian menangis.

Aku yang ikut larut dalam kesedihan itu, kemudian memeluknya. Dia menangis dan menghambur balik memelukku.

“Maafkan aku sayang.. aku perempuan kotor, aku wanita hina” Katanya di sela tangisnya itu.

Aku kemudian berusaha untuk menenagkannya. Kesedihan diwajah kekasihku itu, akhirnya membuatku ingin memaafkan semua kesalahannya. Bahkan aku berniat untuk menjaganya seumur hidupku.

“Akhirnya Tante Viona memberiku uang untuk pergi menjauh dari kehidupannya dan keluarganya. Kami akhirnya pindah ke kota ini” Lanjut Putri bercerita.

“Kemudian aku berniat merubah semua kehidupanku. Aku berubah menjadi Putri yang kamu kenal” Ujar Putri yang kemudian tiba tiba mengecup bibirku.

Aku terkejut. Perasaan senang membuatku membalas kecupan tersebut. Akhirnya aku bisa merasakan bibir indah kekasihku itu. Tidak lama Putri melepaskan ciumannya.

“Aku menyukaimu karena kamu beda dari cowok cowok yang mendekatiku. Kamu begitu menghagaiku, melihatku bukan dari tubuhku, tapi dari sisi lainku” Terang Putri.

Aku senang mendengar kata kata manis kekasihku itu. Kemudian aku kembali memeluknya. Dalam pelukan yang aku berikan, Putri kembali mencium bibirku. Ciuman itu mulai panas.

Putri menuntun tanganku ke payudaranya. Elusan dan remasan yang aku berikan, membuat Putri mendesah. Wajahnya berubah menjadi sanggar. Tubuhnya pun bergerak seperti cacing kepanasan.

“Tunggu.. Mas Doni” Tanyaku yang membuat Putri terkejut.

Dia seakan tidak percaya dengan apa yang aku ucapkan.

“Sudah berapa kali kamu bersetubuh denganya? Trus yang waktu kita ketemu di club itu kamu kan?” Tanyaku.

Putri pun akhirnya menangis. Dia terus kembali meninta minta maaf kepadaku.

“Aku tahu kamu itu nakal dan liar” Kataku yang kemudian berdiri.

“Baikalah, kamu sudah terlanjur mengetahuimya, aku akan ceritakan semuanya” Kata Putri.

“Tapi percayalah, mereka hanya bisa menikmati tubuhku, hati dan cintaku hanya untukmu” Kemudian Putri memelukku erat.

Pelukan Putri sangat erat, seakan dia tidak ingin melepasku. Dia terus saya menangis saat memelukku. Rasa hiba kemudian membuatku balas memeluknya.

“Aku siap jika kamu meninggalkanku setelah mendengarkan pengakuanku ini. Tapi aku minta sebuah kenangan manis darimu sebelum kamu meninggalkanku” Kata Putri.

POV PUTRI

Aku bahagia dengan kehidupan baruku. Aku senang sekali menjalani kehidupan seperti orang normal lainnya. Aku akhirnya bisa kuliah.

Disaat aku sudah hidup tenang, aku bertemu dengan seorang laki laki. Dia sangat baik dan perhatian kepadaku. Dia adalah senior di kampusku.

Mas Hendra namanya. Mahasiwa semseter akhir. Dia tinggi dan sedikit tambun, itulah yang aku suka darinya, manis. Kami pacaran layaknya pasangan normal. Dia menghormatiku sebagai wanita. Saat bersamanya, aku tidak pernah merasakan takut. Ya, dia bukan orang mesum.

Kehidupanku yang indah itu akhirnya terusik. Tiba tiba Om Billy hadir kembali. Aku kemudian berusaha untuk terus menghindarinya. Dengan terus berada di samping Mas Hendra, aku pikir Om Billy akan takut untuk terus menguntitku.

Tapi semua itu sia sia. Aku bertemu buaya lainnya bernama Mas Doni. Walau dia sudah mempunyai istri, dia terus berusaha merayuku. Bahkan dia sampai nekat pernah mencium dan menjamah payudaraku, disaat pacarku sedang berada di dalam studio band miliknya.

Akhirnya aku luluh juga dibuatnya. Ditambah sudah sekian lama aku tidak terjamah, birahiku yang dulu meluap luap akhirnya kembali di bangunkan oleh Mas Doni. Dia berhasil beberapa kali menikmati tubuhku, tanpa sepengetahuan pacarku.

Tapi itu tidak gratis. Aku tidak mau menjadi gadis bodoh seperti dulu lagi. Setelah laki laki puas menikmati tubuhku dengan gratis, aku dicampakan bagai sampah.

Aku pun mendapatkan pundi pundi dari itu semua. Akhirnya tanpa sepengetahuan pacarku, aku menjual tubuhku. Tapi itu tidak setiap hari. Aku melakukannya jika bayarannya lumayan dan aku suka orangnya.

Aku melakukan itu semua dengan bersih dan aman. Aku selalu menyuruh orang orang memakai pengaman karena tidak ingin hamil. Sangat bahaya jika aku hamil, bisa merenggut nyawaku atau bayi dalam kandunganku.

Semua itu terjadi setelah proses *********an dulu. Aku sering merasakan sakit yang teramat pada bagian perut. Aku pernah pingsan dan dilarikan ke rumah sakit oleh keluargaku.

“Rahimnya tidak normal. Maaf, kamu tidak boleh hamil karena akan sangat membahayakan” Kata Dokter.

Aku sangat terpukul mendengar itu semua. Bahkan keluargaku pun bersedih mendapat kenyataan pahit itu. Oleh karena itu nanti jika aku mempunyai suami, aku harap dia bisa menerima kalau aku tidak bisa hamil. Memang berat terdengar, tapi mudah mudahan ada yang bisa menerima keadaanku yang seperti ini.

POV HENDRA

“Kamu jual diri?” Tanyaku kembali terkejut.

Putri menganguk lesu. Kenyataan pahit kembali aku terima, pacarku yang kucinta kembali mengores hatiku. Luka ini sangat dalam.

“maafkan aku” Tangis Putri kembali terdengar.

Aku kemudian terdiam, aku tidak bisa berfikir jernih. Kekasih hatiku menjajakan tubuhnya kepada orang lain.

“Pantas saja kamu tidak ingin aku sentuh, karena kamu pikir aku akan menikmatimu secara gratis” Sindirku.

Putri kembali memelukku, dia menangis sejadi jadinya.

“Tidak sayang.. aku tidak berfikir seperti itu” Jawabnya.

“Sudahlah, aku sudah muak dengan segala kebohongan kamu” Ujarku seraya melepaskan pelukannya.
Putri duduk bersimpuh sambil terus menangis. Tangisan itu semakin pilu.

“Lalu laki laki yang bertiga orang di club itu siapa?” Tanyaku menyelidik.

“Tamuku”Jawabnya.

“Lelaki yang jauh muda darimu itu membayarmu?, coba aku ingin dengar caritamu dengan mereka?” Tanyaku.

“Tidak, aku tidak ingin menceritakannya” Kata Putri sambil menangis.

Aku merasa aneh kenapa dia tidak ingin bercerita soal itu. Pasti ada sesuatu yang busuk lagi dia simpan.

“Kenapa? Kenapa kamu takut?” Tanyaku mengintimidasinya.

“Maaf sayang, aku tidak ingin mengungkit itu lagi” Jawabnya.

“Tidak apa apa, ceritakan saja” Paksaku.

“Tidak sayang, aku tidak ingin kamu semakin marah” Bujuk Putri.

“Ayo” Paksaku kembali.

“Tapi jangan marah? Janji dulu” Ujarnya.
“Udah ayo cerita?” cepet” Kembali aku memaksanya.

Putri kemudian menatapku. Ada keraguan di wajahnya. Bagiku sekarang, mendengar dia berhubungan badan dengan orang lain sudah biasa, jadi aku tidak akan kaget lagi mendengar ceritanya.

“Nama cowok yang memukul kamu itu Kevin. Aku mengenalnya saat di studio Mas Doni” Kata Putri.

“Anak Band juga?” Tanyaku.

“Ya” Jawab Putri.

“Ok, lanjut” Pintaku.

Putri terlihat semakin berat mengerakan bibirnya. Dia enggan menceritakan kepadaku. Dengan menundukkan kepalanya, akhirnya Putri mulai mengerakan mulutnya untuk bercerita kembali.

“Kevin menyukaiku. Dia tidak peduli kalau aku punya pacar. Dia terus mengodaku. Kami pernah pergi makan beberapa kali sebelum dia berhasil mengajakku ke club malam” Jelas Putri.

“llll..aaaluuuu” Suara Putri terputus.
Dia diam tampat tidak mau melanjutkan ceritanya.

“Ayo lanjut” Pintaku yang semakin penasaran.

“Kevin menjanjikan bayaran besar jika aku mau menemaninya dan temannya ke club, ya, Cuma menemani meraka minum” Sambung Putri.

Lagi lagi Putri terdiam cukup lama. Aku jadi semakin penasaran, kenapa dia begitu berat menceritakan soal dia dan Kevin ini, pasti ada sesuatu yang besar dia sembunyikan.

“Lanjutkan” Kataku lagi.

“Aku tidak bisa sayang, takut kamu semakin marah” Ucapnya sambil cemas.

“Aku balik.. bye” Kataku sambil berdiri dan siap pergi dari kamar kost Putri.

“Sayanggg jangan pergiii” Kata Putri sambil menahan kakiku.

Aku menatapnya tajam. Putri seolah tahu aku arti tatapanku itu. Sambil menghela nafas, mulut Putri bergerak dan mengeluarkan kata kata.

“ Setelah kamu pingsan dan dibawa pergi teman teman kamu..” Kata Putri terputus.

Aku menjadi semakin penasaran, jantungku pun berdetak seakan tidak siap mendengar kenyataan yang akan di ungkapkan pacarku itu.

“Aku di GB kevin dan teman temannya”.

BERSAMBUNG..

===============

Part 6 – AKHIR YANG MANIS

POV PUTRI

Aku sering datang ke Studio milik Mas Doni untuk menemani pacarku. Suatu hari disaat aku sedang gabut sendirian, aku melihat seorang cowok muda, yang curi curi pandang kepadaku. Karena bt yang teramat sangat, akhirnya aku putuskan untuk mengusilinya. Aku sering melakukan pose nakak dan membungkan dada ke arahnya. Aku mau lihat sejauh mana dia berani melakuan pandangan mesum itu ke arahku .

“Sendirian aja kak?” Katanya tiba tiba mendekatiku.
“Iya nih” Jawabku sedikit mengoda.

Setelah itu kami pun berkenalan. Setelah saling tukeran nomer hp, kami berbalas pesan ria. Namanya Kevin, 2 tahun lebih muda dari padaku. Kevin ini aslinya putih dan lebih tinggi dariku dan Mas Hendra. Selain itu, badannya bagus dan berotot. Entah kenapa aku bisa dekat dengan Kevin. Dengan kesibukan pacarku dalam menyiapkan tugas akhirnya, aku sering terabaikan.

“Ya udah jalan sama aku saja kak dari pada bt di kos” Ajak kevin.
“Ih kamu ya, berani ajak pacar orang jalan” Balasku.
“Kalau pacar orangnya mau, ya gas aja kak” Tulis Kevin.

Karena penasaran dengan tingkah pantang menyerah anak ini dalam merayuku, akhirnya ku pun memberikan kesempatan buat dia mengajaku jalan. Kelakuannya yang sering memberiku perhatian dan kat kata manis, sejernak menghilangkan ingtanku kepada pacarku. Aku akhirnya pergi berdu dengan kevin. Dia datang menjemputku ke kost ku dengan mobilnya.

“Kok kamu ngak kuliah dek?” Tanyaku ke kevin, saat berda di dalam mobilnya.
“Ortu lebih menyuruhku untuk bantu usahanya kak” Jawab Kevin sambil tersenyum.

Kevin ini sangat ganteng dan wangi. Aku merasa nyaman dan betah bersamanya.

“Ngak apa apa emang aku bawa kakak jalan?” Tanya Kevin.
“Emang kenapa dek?”
“Cowok kakak gimana?” Kembali Kevin bertanya.

Aku hanya tersenyum dan melihat ke arah Kevin.

“Kakak nakal juga ya ternyata” Ujar Kevin.
“Ish.. kamu tuh yang nakal, baw bawa jalan cewek orang” Ucapku.
“Ah ngak apa apa mah klo Cuma di bawa jalan, kan ngak aku bawa ngamar” Ujar Kevin sambil bercanda.
“Emangnya berani bawa pacar orang ngamar?” tantangku.

Aku pun merasa tertantang dengan rayuan Kevin. Entah kenapa ada sedikit cipratan birahi yang timbul, disaat cowok ganteng itu merayuku dengan sedikit kata kata nakalnya.

“Kalau pacar orang itu ngizinin ya aku sikat donk kak.. hehehehe” Jawab Kevin.
“Ish.. sikat apanya ah” Tanyaku penasaran.

Kevin hanya diam. Dia terus mengemudikan mobilnya ke arah pantai. Setelah sampai di sebuah tempat yang lumayan sepi, Kevin menghentikan mobilnya. Aku terkejut ketika Kevin mulai memegang kedua pipiku. Jantungku bergetak kencang, mataku menjadi saya mendapat perlakuan seperti itu. Kemudian dengan jantannya Kevin mulai mengecup bibirku.
“Mhmmmm... sluppp...”Bunyi bibir Kevin melumat bibirku.

“Oh aku kenapa bisa seperti ini. Aku tidak bisa menolak perlakun cowok muda ini” Desahku dalam hati.

Kevin terus melumat bibirku. Ciuman Kevin kemudian membangkitkan gairahku.

“Slupp.. ah.. slupp.. ah.. sluppp” Kevin dengan buas melahap bibir indahku.

Aku semakin terlena. Cowok ini sangat jantan, dia tidak menyianyiakn kesempatan. Aku kemudian kagum dengan perlkuanya yang mampu membuatku tidak berkutik. Aku hanya mampu membalas perlakuan Kevin itu dengan ciuman dan elusan mesra di dadanya.

Kevin kemudian menarikku pindah ke kursi belakang mobilnya. Dengan buasnya kemudian Kevin meremasi payudaraku. Ciumn dan jilatan di leherku, membuatku semakin lupa daratan.

“Oh.. mhmmm ah.. mhmmmm” Desahku.

“Dasar nakal” Ucap kevin sambil membuka kancing kemejaku.
“Ohhhh... ahhhh..” Aku itu yang mampu aku keluarkan dari mulutku.

Aku tidak bisa melarang cowok itu menjamah payudaraku. Payudara yang seharusnya milik Mas Hendra, lagi lagi kedahuluan laki laki lain.

“Oh Mas Hendra.. maafkan aku.. ini terlalu nikmat” Desahku dalam hati, saat Kevin mulai melumat puting kecil payudaraku.
“Mhmmm.. sluppp... mhmmmmm” Suara mulut Kevin kesetanan melumat kedua puting payudaraku.

“Ah...kakak nakal juga ya... masak horni dengan orang lain dibelakang pacarnya” Kata Kevin setelah menghentikan hisapannya di putingku.
“Kamu yang nakal.. kamuuuu ihhhj” katamu sambil menarik kepalanya dan mengarhkannya kembali ke puting payudaraku.
“Slupppp... slupppp.. sluppp” Kembali Kevin melahap putingku.

Tidak lam.setelah itu, Kevin dengan paksa melespakan celana dalamku. Aku saat itu mengunakan rok panjang.

“Udah dek, jangan” Pintaku menolak.

Tib tiba muncul kesadaran di otakku. Aku tidak ingin menghianati Mas Hendra. Tadinya aku Cuma ingin memberikan Kevin pelajaran karena dulu telah berani menatap mesum ke payudaraku. Madsudku yang berniat hanya memberikan bagian atas kepada Kevin, menjadi sia sia saat dia berhasil melepaskan celana dalamku dan kemudian mendaratkan mulutnya di vaginaku.

“Ini aja udah becek kak, dasar nakal” Kata Kevin yang kemudian mulai menjulurkan lidahnya ke permukaan vaginaku.

“Ouhhhhh” Desahku saat merasakan aliran listrik mengjalar di kelaminku.
“Mhmmm sluppp... mhmmmm... mhmmmmm” Suara mulut Kevin yang kesetanan mejilati vaginaku.

Aku hanya mampu mendesah dan menikmati permainan Kevin. Lagi lagi aku di taklukan laki laki yang jauh lebih muda dariku itu. “Oh Mas Hendra, kenapa kamu tidak sejantan laki laki ini” Desahku mengutuk pacarku yang tidak senekat Kevin.

Aku terus mendesah dan mendesah. Tanpa aku sadari Kevin sudah mengeluarkan penisnya, dan memasang pelindung pada penisnya itu.

“Ah.. jangan” Tolakku saat Kevin mulai menempelkan kepala penisnya kebibir vaginaku.

Selain tidak ingin menghianati mas hendra, penis Kevin membuatku takut. Besar dan gemuk, lebih besar dari punya Om Billy.

“Ini udah basah kak, minta dimasukin nih” Ucap Kevin sambil mencolek lobang vaginaku.
“jangan dek, kakak takut” Kataku.
“Jangan takut kak, ngk apa apa kok”Bujuk Kevin.
“Ngak dek, itu gede banget, kakak isep aja ya” Bujukku sambil mendekarkan mulutku ke penisnya.

Kevin diam cukup lama. Setelah itu dia tersenyum dan mulai mendorong penisnya kedalam mulutku. Meski susah, aku terus berupaya memasukan seluruh batang penis gemuk itu ke dalam mulutku.

“Grooogg.. grogggg.. uokkkkk” Suara mulutku disodok batang penis Kevin.

Selain susah bernafas, aku ingin muntah karena batang penis Kevin menusuk dalam hingga kerongkonganku. Kevin bukannya kasihan, dia malah semakin semangat menyiksaku.
“slulppp groggggg.. groggggg” Bunyi mulutku di genjot Kevin.
Hampir 15 menit Kevin menyetubuhi mulutku. Dengan sekali hentakan keras, penis kevin kemudian menyemburkan isinya kedalam mulutku.

“Ouhhhh.. ahhh.. telan kak” Perintahnya sambil menahan wajahku.

Setelah beberapa menit kemudian, Kevin mencabut penisnya dari mulutkku.

“Uwekkkk” Suaraku memuntahkan sisa sperna Kevin bercampur air ludahku.

“Kakak seksi bgt wajahnya seperti itu” Ucap Kevin yang kemudian mulai menjepretku.

“Ih.. kamu apaan sih, hapus” Teriaku.
“Udah kak, buat kenang kenangan” Kata Kevin.

Setelah itu kami pergi makan ke sebuah restoran. Kevin pun kemudian mengajakku ke sebuah butik, dan membelikanku beberapa pakaian haram. Meski tadi sempat dibuat kesal oleh Kevin, aku akhirnya senang. Kami sering melakukan ciuman dan elusan saat Kevin mengantarku balik ke kost. Aku pun sama sekali tidak mengingat Mas Hendra karena terbuai oleh perlakuan Kevin.

#

Hubunganku dan Kevin pun terus berlanjut tanpa sepengetahuan Mas Hendra. Kevin semakin membuatku nyaman dan sejernak melupakan kesepianku, karena ketidak pekaan Mas Hendra. Hampir setiap kali jalan dengan Kevin kami melakukan petting. Hanya sebatas itu aku mau melakukannya, aku tidak ingin memberikan vaginaku lagi dengan mudahnya.

Suatu hari aku di undang Kevin untuk makan malam di rumahnya. Aku terkejut ketika sampai di rumah Kevin. Rumahnya sangat besar dan mewah. Aku disambut dengan baik oleh keluarganya. Meski beda keyakinan, tapi keluarga Kevin senang kepadaku.

Setelah selesai makan malam, Kevin mengantarku ke kost ku. Sebelum aku turun dari mobilnya, Kevin meberiku sebuah bunga. Aku terkejut, sungguh romantis sekali apa yang dilakukan Kevin. Dia kembali mampu mengalahkan Mas Hendra.

“Jadilah pacarku” Kata Kevin sambil menunjukan sebuah kalung.

Sebagai wanita, aku tergoda dengan keromantisan itu. Sungguh jantan dan manis perlakuan Kevin kepadaku.

“Maaf, aku tidak bisa” Tolaku.
“Tapi kita sudah sejauh ini. Kamu juga nyaman dan senang bersamaku dari pada pacarmu itu” Ucap Kevin.
“Sekali lagi aku minta maaf, aku tidak bisa meninggalkan pacarku, aku hanya menganggapmu teman”.
“Jadi kamu hanya menjadikanku pelarian?” Tanya Kevin sedikit marah.

Aku terkejut dan tidak bisa berkata apa apa lagi. Kenyataannya memang aku menjadikan Kevin pelarian. Tapi disatu sisi, aku merasa nyaman dan senang saat bersama Kevin dibandingkan Mas Hendra.

“Kamu sungguh terlalu, aku kecewa, turun dari mobilku” Bentak Kevin.

Setelah itu Kevin pergi dengan kekecewaan hatinya. Aku galau dan sedih melihat Kevin yang sudah baik kepadaku itu kecewa. Beberapa hari aku terus mencoba untuk meminta maaf kepada Kevin, tapi tidak mendapatkan respon. Disaat itu kegalauan semakin melandaku.

Akhirmya disaat aku sedang pergi dengan Mas Hendra, tiba tiba Kevin mengirimiku pesan.

“Aku sudah rela menerima keputusanmu. Malam minggu ini aku ulang tahun, aku berharap kamu bisa pergi bersamaku untuk terkahir kalinya” Tulis Kevin.

Aku tersenyum akhirnya Kevin mau kembali berkomunikasi denganku. Aku yang saat itu sedang di bonceng Mas Hendra, beberapa kali tidak fokus saat Mas Hendra mengajakku berbicara.

2 hari sebelum hari pertemuanku dengan Kevin, aku menerima sebuah paket di kostku. Itu ternyata dari Kevin. Sebuah dress sexy yang mahal.

“Pakai ini dihari specialku ya” Tulisnya.

Aku sempat galau dengan kemauan Kevin itu. Seumur hidupku, aku baru pertama mempunyai pakaian seseksi ini. Tapi karena tidak ingin membuat Kevin kecewa, akhirnya hatiku luluh.

#

Malam itu aku pergi dengan Kevin ke sebuah club malam. Sesampainya disana, teman teman Kevin sudah menunggu. Jodi dan Sam, teman dekat Kevin. Mereka seumuran dan sama sama berasak dari keluarga kaya. Meski sedikit merasa kurang nyaman dengan pakaian seksi ini, aku berusaha untuk tidak mempermasalahkannya.


“Ayo kak diminum” Tawar Sam yang memberiku segelas kecik minuman.
“Aku ngak biasa minum” Tolakku halus.
“Coba dulu kak, enak” Jodi menimpali.

Kevin kemudian menatapku. Sepertinya dia berharap aku bisa membuatnya senang malam ini. Karena tidak ingin membuat Kevin kecewa, akhirnya aku meminum minuman yang telah mereka pesan.

“Ayo kak terus” Jodi memberiku semangat untuk menghabiskan minuman itu.

Awalnya aku merasa kurang nyaman kepada tatapan mereka. Pakaian ini membuat seluruh bodyku tercetak jelas. Belahan dada rendah membuat payudaraku tercetak jelas. Pengaruh minuman dan candaan mereka akhirnya membuat pikiranku berubah. Candaan mesum mereka juga membuatku semakin tertantang. Aku kemudian mulai menikmati dentuman musik keras dan mengikuti mereka bergoyang di lantai dansa.

“Deg” Jatungku seolah terasa berhenti.

Aku tidak menyangka bisa bertemu Mas Hendra di tempat seperti ini. Apalagi dengan pakaianku ini. Disaat pikiranku mulai terganggu, aku tiba tiba sadar, “Mas Hendra kan tidak pernah lihat aku tanpa penutup kepala, aku pura pura jadi orang lain saja” Pikirku. Tapi semuanya tampat akan sirna, Mas Hendra terus menatapku tajam. Elusan dan rabaan dari Kevin dan teman temannya membuat aku semakin takut, karena panik aku tiba tiba saja berlari keluar. Kemudian Mas Hendra mengejarku.

Aku binggung apa yang harus aku lakukan. Aku merasa kecewa dengan diriku, yang tidak bisa memegang kepercayaan dari pacarku. Entah apa yang ada dipikiran Mas Hendra jika dia tahu kelakuan nakalku diluar.

Aku terhenti setelah mendengar teriakan dari Mas Hendra. Setelah aku menoleh kebelakang, aku lihat Mas Hendra sudah tersungkur. Kevin dan teman temannya langsung aku mulut dengan teman teman Mas Hendra.

“Maaf mas teman saya mabuk” Kata Teman mas Hendra yang kemudian membopong Mas Hendra yang sudah pingsan itu.
“kamu kenapa sih Mas lemah gitu” Ucapku dalam hati saat menyaksikan pacarku yang tengah pingsan itu.
“Udah lanjut lagi yuk” Ajak Kevin padaku.
“Kamu kenal dia?” Tanya Kevin kepadaku.
“Eh ngak, orang iseng kali” Ucapku menutupi.

Aku terpaksa berbohong karena aku malu. Aku tidak ingin Kevin dan teman temannya tahu bahwa laki laki yang ia pukul tadi pacarku. “Ah bodo amat” Pikirku. “Coba kamu jantan Mas, aku bisa kamu bawa dari sini” Ucapku kesal.

Semakin lama suasana jadi semakin meriah. Minuman bertambah banyak dan aku pun semakin terlena. Aku seperti orang gila yang meracau tidak jelas. Pengaruh alkohol membuatku tidak malu malu lagi. Sering celana dalamku terlihat oleh orang orang karena aku sudah tidak bisa mengendalikan diri. Dan akhirnya aku tumbang.

Aku kemudian tersadar. Perlahan mataku terbuka.

“Sstttsss” Desahku ketika merasakan sebuah jilatan di vaginaku.
“Ohhhh.. Kevin stoppppp stsss geli” Pintaku setelah tahu Kevin sedang mengerjai Vaginaku.
“Nikamatin aja, dulu kamu suka aku jilatin” Ujar Kevin.

Kemudian aku melihat ke sekeliling. Ternyata aku berada disebuah kamar yang cukup besar. “deg” aku terkejut karena Kevin membawaku yang sedang mabuk tadi ke hotel. Aku semakin terkejut ketika melihat Jodi dan Sam juga berada di ruangan itu.

“Udah Kevin stop.. ada teman teman kamu” Kataku sambil menahan kepala Kevin yang terus menjilati lobang kelaminku.

Kevin tidak mengindahkanku. Dengan cepat dia pun menarik pakaianku. “blessss” Kedua payudaraku terbebas dan jelas terlihat oleh teman teman Kevin.

“Apa yang kamu lakukan, stopppp.. aku tidak mau” Bentakku.
“Ayo bro sikat” Perintah Kevin kepada teman temannya.

Jodi dan Sam pun kemudian bergabung naik atas ranjang. Meski aku terus berontak, tenagaku tidak cukup untuk menghentikan mereka menelangiku.

“Bngstttt kalian” Pekikku sambil menangis.

Air mataku terus mengalir mengingat apa yang akan terjadi. Aku merasa bersalah karena telah membohongi Mas Hendra. Tapi penyesalanku itu sudah terlambat, saat ini aku tengah berada diantara 3 singa jantan muda yang siap menikmati tubuhku.

“Ahhhh.. gelii...” Teriakku saat Jodi mulai mengisap putingku.
“Ah... shhh.. ahhhh... auuuuuu” Kevin dengan buasnya menjilati dan melahap vaginaku.
“Basah juga nih cewek” Ejek Kevin.

Rangsangan demi rangsangan aku dapatkan. Rasa takut dan marahku berganti menjadi birahi yang mumuncak.

“Sluppppl” Bunyi penis Sam yang tiba tiba masuk ke mulutku.

Aku kemudian merasakan sensasi yang baru. Sensasi itu membuatku semakin hilang kendali. Jodi memainkan payudaraku, Sam menusuk mulutku dan Kevin membombardir vaginaku dengan mulutnya.

“Ohhhhhhhhh keluarrrrrr” Teriakku setelah melepaskan penis Sam dari mulutku.

Tubuhku bergetar hebat. Aku mengelinyang seperti cacing kepanasan menikmati orgasme itu. Kevin tersenyum dan pergi mengambil minuman. Kemudian Jodi mengarahkan penisnya ke dalam mulutku.

“zlupppp slupppp.. sluppp”Bunyi mulutku yang tanpa dikendalikan mulai mengoral penis Jodi.

Tiba tiba aku merasakan sebuah benda yang akan memasuki vaginaku.

“Tunggu bro, perawan dia buatku” Tiba tiba Kevin berkata.

Aku yang sedang mengoral Jodi pun terkejut. Ternyata Kevin mengangapku masih perawan. Dengan berat hati pun Sam pergi dan mengambil minuman.

“Ini hukuman karena kamu menolakku” Kata Kevin yang kemudian mulai menusuk vaginaku.
“Oughhhhhh” Desah tertahanku mendapatkan tusukan penis besar Kevin itu.
“Bngsattt” Teriak Kevin.
“Kenapa njing?” Tanya Jodi yang terkejut.
“Los bro, udah ngak perawan” Jawab Kevin.
“Baguskan” Tiba tiba Sam ikut bicara.
“Bagus apanya, sini ambilin pelindung” Kata Kevin ke Sam, sambil melepaskan penisnya dari lobang vaginaku.
“Takut gua make vagina bekas tanpa pelindung” Ujar Kevin yang kemudian memasang pelindung ke penisnya.

Aku merasa terhina, tapi itulah kenyataannya. Kemudian Sam mulai bergabung kembali. Dia meremas dan memainkan payudaraku yang menganggur.

“Lonte juga kamu ternyata kak, udah ngak perawan” Ujar Sam sambil tersenyum.
“Uhhhhhhhhh” Teriakku saat merasakan penis Kevin kembali membelah bibir vaginaku.

Kevin kemudian mulai mengenjotku. Sam dengan buas melahap payudaraku seperti mainan. Aku yang merasakan keenakan yang luar biasa, kemudian mengisap penis Jodi dengan lahap.

“shhhhsss mhmmm mantap hisapannya” Kata Jodi.
“Benerkan gue ngak bohong” Kata Kevin.
“Oh... mhmmm shh... ya broi... shhh ahhh dapet dimana nih lont” Tanya Jodi sambil mempercepat sodokan dimulutku.
“ Ahhh enakkk ouhhhh terussss” Pintaku yang sedikit lagi mau orgasme kembali.

Tiba tiba Kevin menghentikan genjotannya. Dia kemudian mencabut penisnya dan tidur disampingku. Aku kemudian pelepaskan hisapanku dari penis Jodi dan kemudian menatap kecewa ke Kevin.

“Eh lont.. kami bukan mau puasin kamu, tapi kamu yang muasin kami, sini naik” Kata Kevin.
“Bngsttt gue padahal mau crottt” Ucap Jodi.

Karena masih dikuasai nafsu dan ingin merasakan orgasme, aku kemudian naik ke atas tubuh Kevin.

“Blesssss” Suara vaginaku melahap penis kevin.

Aku mulai bergoyang diatas tubuh Kevin.

“,Shsss ahhh... enakkkk.. ahhhh” Desahku.

Sam kemudian mulai merabai pantatku dari belakang. Aku merasakan geli saat jari Sam mengelus lobang anusku.

“Uhhhh jangan aku tidak pernah” Teriakku sambil menahan Sam yang mencoba memasukan jarinya ke dalam lobang anusku.
“Terus goyang anjnggg jangan brenti” Kata Kevin sambil menamparku.

Disaat aku kembali mengoyangkan pantatku mengenjot Kevin. Jodi kemudian memelukku dan mengunci tubuhku. Dia terlihat tersenyum sambil memberi kode kepada Sam.

“Ahhhhh anjggggg” Teriaku saat merasakan sakit dilobang anusku.
“Sakitttt anjgggg” Teriakku kepada Sam yang terus mendorong penisnya kedalam lobang anusku.

Kemudian Jodi mencium bibirku.

“sluppp.. sluppp” Bunyi mulut Jodi melahap habis mulutku.

Kevin kemudian mengenjotku dengan cepat dari bawah. Sementara itu Sam mulai memaju mundurkan penisnya dalam lobang anusku. Perlahan rasa sakit dan perih di anusku pun berganti dengan rasa nikmat. Aku kemudian mengeluarkan desahan demi desahan dan membuat ketiga cowok muda ini tersenyum.

“Mulai menikmati nih lont” Kata Kevin.

Aku tidak peduli dengan ejekan dan hinaan mereka. Kenikmatan yang mereka berikan kepadaku saat ini jauh lebih penting. Setelah Jodi kembali memasukan penisnya kedalam mulutku, cukup sudah semua lobangku dimasuki penis.


POV HENDRA

Mataku melotot setelah mendengar pengakuan Putri itu. Aku tidak menyangka bahwa dia telah mengalami peristiwa yang cukup membuat aku tercengang.

“Mereka terus memakai ketiga lobangku sampai siang” Sambung Putri.
“Kamu menikmatinya?” Tanyaku.
“Sangat”Jawab Putri.

Entah kenapa nafsuku langsung memuncak. Aku kemudian menjadi seperti kerasukan setan. Aku langsung menerkam Putri bagai singa lapar.

“Berapa kali ahhh mereka mengeluarkan peju di dalam vsgina nakal kamu ini?” Tanyaku sambil meraba dengan kasar vagina Putri yang sudah basah kembali itu.
“Ahhh sayang enakkkk... mereka tidak mengeluarkan spermanya langsung sayang... ahhhh... terussd... sayang... ahhhh... mereka pakai pelindung” Jawab Putri sambil mendesah.

Aku kemudian dengan tergesa gesa melepaskan celanaku.

“Oh sayang.. kamu sudah tidak tahan ya” Tanya Putri melihat penisku yang sudah keras.
Aku tidak menjawabnya. Aku kemudian dengan tergesa gesa langsung mencoba menusuk vaginanya, tapi meleset. Putri kemudian tersenyum. Menyadari aku baru pertama melakukan itu, ia kemudian memegang penisku dan menuntun penisku memasuki lobang vaginanya.

“Blessss” Penisku yang tidak terlalu besar itu sukses masuk tanpa halangan kedalam vagina Putri.

Putri tersenyum melihatku yang kesetanan mengenjotnya. Aku sadar dia tidak merasakan keenakan dari penis kecilku itu, tapi aku tidak peduli. Aku terus mengenjot vagina yang sudah dahulu dimasuki beberapa penis besar.

“Ahhhhhhhhhh” Teriakku ssmbil menghentakan penisku sedalam mungkin kedalam vagina Putri.
“Crotttt... crot... crotttt...” Spermaku memenuhi lobang vagina Putri.

Setelah itu semua mereda, aku tiduran disamping Putri. Dia terus memelukku dan seakan tidak ingin melepaskanku.

“Terima kasih” Katanya sambil mengecup bibirku dan kemudian dia menangis.

Aku hanya diam dan larut dalam pemikiranku. Setelah nafsuku reda, kekesalanku kepada Putri kembali muncul.

“Bagaimana dengan Om Bily waktu kamu bertemu di Mall?” Tanyaku.
“Maaf” Jawab Putri.
“Ayo ceritakan” Pintaku.
“Maafkan aku” Katanya sambil terus menangis.
“Apa dia kembali menyetubuhimu?” Tanyaku.
“Maafkan aku sayang” Jawab Putri.
“Ayo jawab” Bentaku.
“Iya.. tapi itu pakai pelindung.. aku khilafff” Ujarnya.
“Kamu membodohiku untuk bersetubuh dengan orang lain” Kataku emosi.
“Maaf sayang, itu yang terakhir, dia tidak akan mencariku lagi” Terang Putri.
“Aku tidak percaya” Kataku sambil memakai pakaianku.
“Sayang.. aku berani sumpah”Ucap Putri sambil menyusulku.
“Kamu tega, aku tidak percaya, entah sekali atau berkali kali dia menumpahkan spermanya divagina kamu” Bentakku kesal.
“Maaf sayang aku jujur aku berani sumpah tidak bohong” Ujar Putri.

Aku kembali diam dan bersiap pergi dari kost Putri.

“Hari itu saat kita jalan di mall, aku tidak sengaja bertemu dengannya. Aku masih marah dan benci padanya” Putri mulai bercerita.
“Kemudian karena merasa risih, aku pergi ke toilet untuk menghindarinya” Sambung Putri.
“Kenapa kamu tidak mengajakku pergi saja dari mall itu?” Tanyaku.
“Aku sebenarnya masih ingin menikmati suasana di mall itu dengan kamu sayang” jawab Putri.
“Lalu?” Tanyaku.
“Lalu...” Jawab Putri terhenti.

Aku kemudian menatap tajam kepada Putri. Karena dia takut aku semakin marah, dia kembali melanjutkan ceritanya.

“Lalu Om Billy menyusulku ke toilet” Jawabnya gugup.
“Maafkan aku sayang” Sambung Putri.
“Lanjutkan ceritanya”Pintaku.
“Om Billy kemudian menyerangku. Ciuman dan elusannya pada vaginamu, membuatku birahi. Dia memang pintar dan tahu cara menaikan birahiku. Karena sudah tidak sabar, dia menungingkanku dan mencoba melespakan celanaku. Aku tahu dia ingin segera menyetubuhiku. Tapi aku aku menolak karena tidak ada pelindung” Terang Putri.
“Akhirnya kalian tidak jadi bersetubuh?”Tanyaku.

Aku merasa sedikit lega mendengar Putri tidak mau disetubuhi Om Billy.

“Jadi” Jawab Putri.

Lagi lagi aku bagai tersambar petir. Tubuhku seperti kehilangan tenaga mendengar Putri mengatakan kata jadi. Setelah aku terduduk di kursi belajar Putri, dia kembali melanjutkan ceritanya.

“Dia mengatakan pelindung ada di mobilnya. Kemudian aku akhirnya mengikuti Om Billy ke mobilnya. Aku tidak tahu kenapa aku bisa patuh dan mengikuti Om Billy begitu saja. Aku sempat melihat kamu saat berjalan berdua dengan Om Billy. Tapi bayangan persetubuhan panas dan keperkasaan Om Billy saat mengauliku,membuatku kembali ingin merasakan kenikmatan dari kejantanan Om Billy” Terang Putri.
“Maafkan aku sayang. Walau aku kembali bersetubuh dengan Om Billy, tapi aku tidak mengizinkannya memasuki tubuhku tanpa pelindung, bahkan tadi, kami sempat bersetubuh 4 kali di hotel, itu semua pakai pelindung sayang” Sambung Putri.

Hatiku hancur lebur sudah. ternyata saat tadi Putri tidak bisa bertemu dengaku dengan alasan sibuk kuliah, dia nyatanya sibuk mengapai kenikmatan birahi dengan orang lain. Aku merasa sudah bukan siapa siapa lagi baginya. Dia lebih mementingkan bersetubuh dengan orang lain ketimbang bertemu denganku pacarnya sendiri.

“Sudah cukup.. semua berakhir disini” Kataku lalu pergi dari kost Putri.

Disaat pergi dari kamar kost Putri, aku sempat mendengar dia meraung raung memanggilku. Tapi itu percuma, hatiku sudah hancur lebur dan harapanku padanya sudah pupus.

#

3 Tahun kemudian..

Setelah aku wisuda, aku pergi meninggalkan kota asalku. Aku kemudian berhasil diterima bekerja di sebuah kementrian. Saat ini kehidupanku sudah mapan tapi aku masih saja single. Trauma masa lalu yang jauh aku tinggalkan di kota asalku, membuatku susah Move on.

Hari itu Kementrian tempat aku bekerja mengadakan acara disebuah kampus negeri ternama di Ibukota. Beberapa saat setelah acara itu selesai, aku di kejutkan oleh sebuah sapaan.

“Kak Hendra” Tanya seorang wanita berhijab.

Aku kemudian memandangi wanita yang menegurku itu. Dia sangat anggun dan cantik. Senyumnya yang indah membuatku terpana.

“kak....” Kembali dia memanggilku.
“Eh iya.. siappppp”
“Tikaaa..” Kataku.

Dia kemudian tersenyum dan mengangguk. Akhirnya hari itu aku pergi mengajak Tika ngopi disebuah cafe. Kami pun mulai bercerita tentang diri masing masing. Setelah wisuda, Tika mendapatkan beasiswa S2 di kampus tempat ia mengajar sekarang. Kami terus bercerita, tanpa sedikit pun membahasa soal Putri yang notabene adalah sabahat Tika. Mungkin Tika juga tidak ingin membahasnya karena itu adalah masa lalu yang menyakitkan bagiku.

“Eh itu anak kamu?” Tanyaku setelah melihat wallpaper di hp Tika.

DI wallpaper itu tampak Tika sedang berfoto dengan gadis kecil. Saling peluk dan tersenyum. Keduanya tampak manis bagiku.

“Ia, dia anakku, tepatnya anak angkatku. Tapi aku sudah merawatnya dari bayi dan menganggapnya anakku sendiri” Jawab Tika.
“Terus kok ngak foto bareng suami kamu?” Aku kembali bertanya.
“Nanti kalau sudah nikah” Jawabnya sambil tersenyum.

Karena kami berasal dari kota yang sama dan telah lama kenal, hubungan kami semakin dekat. Aku sering menjemput Tika pulang dia bekerka dan pergi jalan dengannya. Kedekatan itu membuatku berani untuk melamarnya.

“Datanglah ke rumahku, bawa keluarga kakak” Pinta Tika.

#

Akhirnya hari itu tiba, setelah sama sama minta cuti,kami pulang ke kota asal kami. Keesokan harinya keluargaku mendatangi rumah Tika. Acara lamaran pun berjalan lancar. Setelah itu Tika keluar dari kamarnya. Dengan hijab dan balutan gamisnya, Tika sungguh cantik dan sangat sempurna, dia adalah bidadariku yang sesungguhnya.

Kemudian aku dan Tika duduk bersenda gurau di taman depan rumahnya. Kami ingin menghabiskan waktu berdua, sebelum di pingit. Tika lalu meminta izin kepadaku untuk masuk kedalam rumah sebentar. Lalu ia keluar bersama seorang gadis kecil. Gadis kecil yang ada di walllaper hp nga itu.

Sambil memeluk gadis kecil yang memandang heran ke arahkku. Dengan mata yang berkaca kaca Tika berkata kepadaku.

“Ini hadiah terakhir dari Putri untuk Kakak” Ucap Tika yang membuatku kembali seperti disambar petir.

Tika kemudian bercerita. Setelah aku pergi dari kota ini, Putri positif hamil. Keluarganya sangat murka dan akhirnya dia dibuang oleh keluarganya. Kemudian dia berhenti kuliah dan bekerja di toko bunga Tante Tika. Tika terkejut mendengar penjelasan Putri tentang kehamilannya yang sangat rentan itu. Sebenarnya Putri tidak boleh hamil, tapi karena dia sangat mencintaiku, dia memaksakan kehamilan itu. Karena janin yang ads ditubuhnya itu adalah kenangan terakhir dariku.

Aku mulai meneteskan air mata mendengar penjelasan Tika. Kenanganku tentang Putri pun kembali hadir di benakku.

“Beberapa bulan kemudian aku menerima telepon dari Putri. Dengan susah payah dia berkata memintaku datang kesebuah klinik. Sesampainya di klinik, aku melihat Putri sudah terbaring lemah. Dia kemudian tersenyum sambil menunjuk bayi kecil yang tertidur disampingnya” Tika kembali melanjutkan ceritanya.
“Tolong jaga dan rawat anak ini, aku tidak mampu membesarkan anak dari Mas Hendra ini. Pinta Putri kepada Tika sambil menangis” Sambung Tika yang juga menanggis.

Setelah Tika setuju menuruti permintaan Putri itu, Putri akhirnya pergi selama lamanya sambil tersenyum. Tangisku pun pecah, aku kemudian memeluk gadis kecil itu, hadiah yang sangat berhaga dari Putri itu. Wajahnya sangat mirip denganku, begitulah kata Tika. Tika pun berkata bahwa Putri tidak takut jika nanti seandainya aku tidak percaya bahwa gadis kecil itu adalah darah dagingku, silahkan tes dna. Karena kata Putri, hanya aku yang diizinkan menyiram rahimnya tanpa pelindung.

Hari itu juga kami pergi ziarah ke makam Putri. Sambil memeluk anakku dan Putri itu, aku berkata.

“Aku janji akan rawat dan jaga anak kita dengan baik, kamu tenang disana ya, terima kasih telah memberikanku hadiah terindah dalam hidupku” Kataku sambil menitikan air mata.

Kemudian aku merasskan hembusan angin dingin menerpa tubuhku. Itu adalah pelukan terakhir dari Putri, sekarang dia sudah pergi untuk selama lamanya. TAMAT

===============



Related Posts:

0 comments:

Post a Comment