Namaku Najwa Shihab, seorang jurnalis,penulis dan juga seorang istri dan sekaligus ibu bagi anakku. Aku punya seorang suami cerdas,baik,mapan dan religius, bernama Ibrahim serta seorang putra yang rupa dan pribadinya berduplikasi dari suamiku yang bernama Izzat. Kehidupan keluargaku sangatlah harmonis dan bahagia, karirku sebagai jurnalis turut membantu kehidupan keluargaku terutama dalam mendidik dan membimbing putraku sendiri. Namun dalam masa pandemi ini kehidupan keseharian kami banyak berubah, suamiku ibrahim menjadi sangat jarang pulang kerumah karena karirnya sebagai pengacara orang yang berada di luar negeri, jadi hampir sebulan sekali ia pulang kerumah karena tuntutan pekerjaannya. Anakku Izzat yang harusnya menjalani kuliah di Essex, inggris pun terpaksa mengikuti kegiatan akademiknya secara online di rumah. Meskipun begitu ia selalu senantiasa aktif dan berdedikasi selama menjalankannya, sedangkan aku saat ini kebanyakan bekerja sebagai ibu rumah tangga saja di rumah, sesekali diundang sebagai tamu di sebuah acara TV dan tentu saja mendapat komisi dari undangan tersebut. Pada pagi hari itu, aku sedang memasak sarapan untuk persiapan kuliah online putraku Izzat. “Mah, papa kapan pulang ya?” tanya Izzat setelah keluar cuci muka dari kamar mandi menuju meja. “Ciye nanyain papahnya, kangen papa nak?” ucapku becanda sambil menggoreng kentang. “Namanya khawatir mah, wajar kan anaknya nanyain.” jawabnya sambil membuka smartphonenya. “Minggu depan nak, papa mu balik minggu depan.” Jawabku sambil mengantarkan sepiring kentang goreng ke meja makan. Izzat hanya mengangguk, aku lalu duduk dan bergabung dengan Izzat di meja makan itu. Sambil sarapan kita berbincang-bincang baik itu soal karirku dan kegiatan akademik putraku. Kuperhatikan putraku ternyata sudah menjadi seorang pria dewasa bak ayahnya, badannya tegap dan kekar karena setiap hari dirumah suka olahraga.
Aku terkadang suka memikirkan putraku ini sudah punya pacar atau belum, tetapi seringkali ia bilang tidak mau berpacaran dulu.Ia ingin berfokus ke pendidikannya yang saat ini ia jalani, kuakui prinsip hidup putraku sangat kuat. Sehingga aku bangga dengannya, kelak ia akan menjadi orang yang hebat suatu saat nanti. Setelah sarapan Izzat pun bersiap untuk memulai kelas online di kamarnya sedangkan aku bersiap untuk memulai video konferensiku di Zoom. Seperti hari biasanya, di sore hari ketika kita sudah selesai bekerja secara produktif secara online kita berkumpul di ruang tamu untuk menikmati cemilan dan minum teh sambil menonton berita. Hingga tak terasa hari sudah malam, Izzat sudah memasuki kamar dan sibuk bermain game online dengan temannya. Aku juga memutuskan untuk masuk ke kamar, membuka mac ku sambil bersandar di ranjang dan membaca berita hingga menonton serial netflix. Saat menonton tiba-tiba saja ada adegan panas yang berlangsung, entah bagaimana aku menghadapinya tetapi aku merasakan vaginaku mulai panas dan berkedut. Hatiku juga langsung berdebar-debar. Apakah aku terangsang karena sudah menyaksikan serial ini? Karena tak kuasa menahan libido yang menyerang secara tibatiba ini, secara spontan tanganku bergerak sendiri menuju vagina dibalik celana dalamku. Kumulai memasukan jari-jariku di permukaan klitoris vaginaku dan mengelusnya perlahan, “oh sial kenapa ini nikmat sekali?” Gumamku dalam hati. Libidoku belakangan ini sering naik karena sudah lama tidak bercinta dengan suamiku, tetapi aku selalu bisa mengontrol libidoku sendiri agar tidak mengganggu produktivitasku. Meskipun begitu untuk sekarang aku sudah tidak bisa menahannya lagi. Aku terus mengelus-ngelus klitorisku sendiri dan meraba-raba payudaraku dari balik daster tipis yang kukenakan. Putingku sudah keras kupelintirpelintir sambil memasukan jariku ke vaginaku sendiri, karena panas, kusingkap dasterku hingga bagian payudaraku terekspos, dengan masih sambil mengocok vaginaku sendiri aku mulai mendesah-desah keenakan. Selama kurang lebih 10 menit aku masturbasi kuperhatikan seperti ada orang di balik pintuku, pintuku memang kulonggarkan saat itu. Karena pikiranku sudah halu, aku spontan memanggil nama suamiku.. meskipun aku mengetahui bahwa ia sedang tidak ada dirumah. “Ibrahim... sayang...ahh.....” karena memang kuperhatikan seperti Ibrahim rupanya. Spontan aku terkaget melihat orang yang sedang mengintip dan memperhatikanku yang sedang masturbasi saat itu adalah Izzat, putraku sendiri.
Ia memasuki kamarku dengan posisi bagian bawah yang sudah dilolosi dan mengocoki penisnya secara perlahan sambil melihat aku, ibu kandungnya sendiri yang sedang masturbasi. “Zat, nak? Kamu ngapain disini nak?” jawabku, aku tidak kunjung berhenti menusuk-nusuk vaginaku dengan jariku karena aku sudah tertelan oleh nafsuku sendiri. “M-mama ngapain? Suara mama sampe kedengeran ke kamarku, aku kira mama kenapa-napa.” jawabnya sambil terus mengocok batang kemaluannya. Aku sempat terkaget melihat penis putraku ini, ukurannya hampir menyaingi ukuran ibrahim suamiku, 14cm dengan diameter sekitar 3cm. Aku harus mengontrol libidoku, aku tidak boleh terangsang oleh anakku sendiri, pikirku dalam hati. Tetapi Izzat masih saja melanjutkan onaninya di depanku. “Mah, mama cantik banget ma.. Izzat suka tubuh mama, mama sempurna.” ucap Izzat.Mendengar ucapan itu aku semakin berdebar-debar dan vaginaku semakin berdenyut. Aku tak menyangka putraku sendiri bisa berkata sampai sejauh itu, aku terpana ketika melihat wajah putraku yang sudah terangsang sambil melihatku. Seketika itu Izzat sudah berada diujung ranjang, karena pikiranku sudah kemana-mana langsung saja aku bersimpuh diatas ranjang menghadap putraku sambil meraih batang penisnya yang sudah keras menegang itu. “Ouhh.. mah....ahh...” desah Izzat saat kupegangi dan kukocok pelan kemaluannya, saat kukocok sambil bersimpuh dihadapan dia dan wajah kita saling bertemu. Ia mendekatkan wajahnya ke wajahku dan mencoba untuk mencium bibirku tetapi kuhindarkan, “nggak boleh nak.. mama ini orangtua kandungmu nggak boleh nak.. ahh...” jawabku sambil menghindar dari Izzat, tetapi ia malah menghisapi leherku dengan nafsunya. Penisku semakin mengeras semakin kupercepat. “Mah...isepin punya izzat.. udah keras banget nih ma..” ucap Izzat, mendengar itu aku semakin dilemma karena melawan kode etikku sebagai orangtua, tetapi disisi lain aku meraasa tertantang oleh Izzat. “Jangan kasih tau papa mu ya nak... mmh...sluurph...ahhn..” ucapku sambil melahap batang kemaluannya izzat.Entah kenapa semakin aku menghisapnya aku semakin terangsang dibuatnya, aroma kemaluannya Izzat membuatku semakin terangsang karena sangat maskulin dan jantan sekali aromanya. Kumainkan lidahku disekujur batang kemaluannya Izzat, sambil ia membelai rambutku. Tak kusangka aku bisa berakhir melakukan oral seks kepada putra kandungku sendiri, setelah itu kusudahi setelah 10 menit kukulum kemaluannya. “Nak, isepin punya mama juga ya nak.. gantian sayang..” ucapku karena sudah terangsang tak karuan sambil melebarkan selangkanganku ke hadapan Izzat. Izzat yang melihat itu seperti langsung terangsang dan terhipnotis, ia lalu naik ke atas ranjang dan mendekatkan wajahnya ke vaginaku yang kurekahkan. Lalu ia memegang kedua pahaku dan mulai menghisap klitorisku, rasanya sangat nikmat dan tertahankan, aku mendesah enak tak karuan sambil memegangi kepala putraku sendiri. Dihisapnya kuat kuat vaginaku oleh izzat, sambil ia mainkan lidahnya di vaginaku. Setelah sepuluh menit puas ia menjilati vaginaku kusuruh ia menyudahinya.
Aku bergerak ke samping ranjang dan membuka laci lemari kecil di samping ranjangku, terdapat sisa rubber kondom yang biasa kugunakan untuk bermain bersama rekan kerja dan kantorku. Kubuka bungkusnya dan kukenakan kondom itu di sekujur batang penis putraku. Setelah sudah kukenakan, kutatap izzat, “nak..sekali aja yah sayang.. kamu boleh setubuhi mama.. Sekalian kamu bisa belajar caranya, supaya nanti kamu main sama pacar kamu nggak kagok..” ucapku, Izzat mengangguk dan mulai mengocok penisnya lagi. Aku mengambil posisi menungging membelakangi Izzat, sungguh berdosanya kelakuan kita berdua malam hari ini. Izzat lalu mendekatiku, batang penis yang dilapisi kondom itu mulai mengelus klitorisku dari luar. Dasar, ia sudah mengerti cara menggoda seorang wanita yang telah tertelan nafsu. “uuummhhh....ahhn...” desahku mulai meracau sesaat ia memasukan penisnya perlahan ke vaginaku. “Ahhh mama... enak banget memek mama...ahhh....fuck...” racau Izzat sambil memaju mundurkan pinggulnya menusuk vaginaku dari belakang. Izzat menegakan tubuhku dari belakang dan menjilati punggung dan leherku dari belakang seraya ia terus menghujamku dari belakang. “Terus nak..ayo hujam mama... good... ahh...ahh... izzat sayang...ahhhh” racauku.Izzat terus menghujamku sambil memegangi kedua pundakku, rasanya luar biasa nikmat disetubuhi oleh putra kandung sendiri. Ia mempercepat hujamannya kepadaku dari belakang sambil membekap leherku, beberapa kali ia ingin melumat bibirku tetapi aku selalu menghindar dan menolak ciumannya, ia semakin cepat menghantamkan penisnya dari belakang. “Mah aku mau keluar maaaa..... ahhhhh enak banget....ahhh...mama...........ahh....” racau Izzat yang sudah ejakulasi di dalam vaginaku,ia lalu mengeluarkan penisnya dan mengecup leherku karena gemas. “Besok lagi yah ma... hehe..” ucapnya sambil mengelap keringatnya seusai menyetubuhiku. “Enggak sayang.. ini yang pertama dan terakhir, kita nggak boleh begini lagi. Hal ini mama bolehkan untuk kali ini saja, nggak ada lain kali ya nak...” ucapku sambil mencubit lembut perutnya Izzat. Lalu tak lama kita mengobrol sebentar, Izzat keluar dari kamarku dan tidur di kamarnya.Keesokan paginya kita kembali sarapan seperti biasa tanpa membahas kejadian tadi malam. Aku masih mengenakan setelan daster tadi malam, entah mengapa hari ini aku sedikit malas mengganti setelanku, karena hari ini kebetulan weekend dan tidak ada pekerjaan sama sekali selain mengurus rumah. Setelah selesai membuat waffle aku lalu langsung bergabung bersama Izzat di meja makan untuk sarapan. Izzat tampak seperti malu-malu melihatku, tidak seperti biasanya. “Kenapa nak? Ada yang salah sama mama?” ucapku, “e-em.. engga ma, mama cantik hari ini..” ucap Izzat memujiku. Mendengar ucapannya aku lalu tersenyum sambil menghela nafas, “Kejadian kemarin malam nggak boleh sampai papa tahu ya sayang.. cukup sekali saja dan menjadi rahasia kita berdua yah.” lanjutku. “Ternyata seks itu enak banget ya mah..” jawabnya sambil menatap ke arahku, tidak aku yakin sekali ia sedang menatap dadaku. Daster yang kukenakan memang memiliki setelan berdada rendah, jadi belahanku akan terlihat meski aku tegak sekalipun. “Itu hanya sebatas untuk pengetahuanmu saja nak, udah ya cukup.. kalau kamu mau lagi kamu harus ngelakuin itu sama pacarmu sendiri ya nak.” balasku. Dengan sedikit berpangku tangan Izzat tampak memalingkan pandangannya dariku, tampangnya seperti kecewa dan penasaran.Aku langsung bangun dan membereskan piring setelah sarapan, Izzat masih berpangku tangan sambil memainkan smartphonenya. “Huhh... dasar remaja, kalau sekali kena enak langsung galau seperti itu.” Gumamku dalam hati. Lekaslah aku mencuci piring setelah itu, tidak ada yang salah sebenarnya, hanya saja kejadian itu tidak seharusnya terjadi dan murni sebuah ketidaksengajaan. Ketika sedang mencuci piring terakhir, tiba-tiba saja Izzat mendekati dan memelukku dari belakang. “Mah.. mama wangi banget, cantik... punya izzat bangun lagi mah..” ucap Izzat di belakang leherku, sambil meremas-remas payudaraku dan menghisap leher dan telingaku dari belakang. “Izzat, nggak boleh nak.. nak.... sudah..sudah..” ucapku berusaha untuk melepas Izzat dari pergumulannya terhadapku. “Mah.. tolong dong.. kan lagi nggak ada papa ini.. cuman kita berdua yang tau kan mah.. ayolah..hmmmmm..” ucapnya sambil menghisapi telingaku dan meremas payudaraku dengan kasarnya. “Mhhh...hmmmh... nak... tolong...udah...ahhh...” ucapku yang berusaha melerainya tetapi permainan tangannya ke payudaraku sangat nikmat yang membuatku semakin sulit melepaskannya. Secara tidak sengaja aku menyentuh kemaluan dibalik celana pendeknya yang sudah mengeras bak tongkat bisboll. Entah kenapa tubuhku mendadak panas dan libidoku semakin naik seraya Izzat menciumi tengkuk leherku.
Akhirnya aku menyerah pada permainan Izzat dan membalik tubuhku, menghadap Izzat. “Yaudah mama kulumin, tapi sekali ini aja yah nak..” ucapku, Izzat mengangguk. Aku langsung bersimpuh dan melorotkan celana pendeknya, langsung saja penisnya mengacung tegak ke hadapan wajahku. Penisnya bersih terawat dengan bulu kemaluannya yang sedikit tercukur, aromanya membuatku sangat terangsang, langsung saja kujilat ujung kepala penisnya, kumainkan lidahku seperti sedang menghisap lolipop batang penisnya Izzat. Lalu kuhisap perlahan sekujur batang penisnya Izzat, kuhisap kantung penisnya Izzat sambil kukocoki batangnya, Izzat melenguh mendesah tak karuan karena diservis oleh ibu kandungnya sendiri. Izzat tampak menikmati permainanku yang sedang mengulum kemaluannya, ia sambil mengelus-ngelus rambutku karena gemas hisapanku begitu enak terhadapnya. Setelah sepuluh menit kuhisap kemaluannya Izzat, aku merasakan vaginaku mulai merembas karena basah. Sial aku sudah terbawa permainannya juga pikirku, karena sudah tidak tahan dan tertelan oleh nafsu kembali. Aku sudahi kulumanku terhadap Izzat, kubuka celana pendekku dan kulorotkan celana dalamku, dan menyodorkannya kepada izzat. “Nak gantian yah, jilatin mama sayang...ayo nak sini...” ucapku yang sudah terangsang sekali. Izzat seperti biasa dengan mudahnya terhipnotis, ia bersimpuh dan langsung lahap memakan vaginaku, dilumatnya habis-habisan sampai masuk ke dalam lidahnya ke vaginaku. Aku melenguh tak karuan dibuatnya, kujenggut kuat-kuat rambutnya Izzat karena ia memasukan lidahnya terlalu dalam dan terlalu nikmat. Setelah sepuluh menit vaginaku dihisap, ia tiba-tiba menyudahinya. Didudukannya aku di meja makan, ia mengarahkan penisnya ke vaginaku secara berhadap-hadapan, “Zat... masukan nak.. mama sudah basah banget ini... ayo nak, masukan..” ucapku dengan wajah birahiku memandang Izzat, Izzat berusaha untuk menciumku lagi tetapi aku masih menghindarinya. Lagilagi ia mengarah ke leherku, dihujamnya batang penisnya yang keras itu ke vaginaku dari depan. Lagi-lagi kita bersetubuh, lagi-lagi aku berselingkuh dengan anakku sendiri. Tidak bisa dipungkiri bahwa memang permainan seks ini begitu nikmat, Izzat memaju mundurkan vaginanya sambil menyingkap dasterku. Ia memainkan putingku sambil menghisapnya dalam-dalam seraya ia menghujamkan penisnya terhadapku, “ahhh nak......hhhh......ahh.... fuck me... ahh ahh.....” desahku sudah tertelan nafsu. “Ahhh enak sekali ma.... mama cantik banget... wangi banget ma.... ahhh.... enak ma.... ahh...” desah Izzat. Selama sepuluh menit itu, kita sudah berganti-ganti gaya dari berhadapan , doggystyle dan woman on top, pakaian kita juga sudah terlepas semua. Kita sudah bertelanjang melakukan persetubuhan sedari selama kurang lebih sejam ini, tubuh kita berdua sudah bermandikan keringat dibuat oleh persetubuhan ini.
Akhirnya setelah persetubuhan gaya terakhir, aku sudah dibuat keluar berkali-kali oleh putra kandungku sendiri. Izzat membuatku bersimpuh dihadapannya dan dengan cepat ia mengocokkan penisnya dihadapan wajahku, “ahhh ma... izzat mau keluar ma... di muka mama.... uhhhhh... enak banget..ahh...bangs...at....ahh..” desah izzat, dan lahar panasnya pun disemburkan ke wajahku, sangat banyak dan kental sekali. Aromanya membuatku semakin terangsang dibuatnya. Aku langsung mengulumkannya kembali untuk membersihkan sisa semennya. Seketika itu penisnya Izzat kembali mengeras ketika kukulum dan titik lemahku diincar pada saat itu juga, dikulumnya dengan cepat bibirku setelah menghisap kemaluannya. “Hmmmmhh....hhhmmm....nak....hhmh...” Kita saling berbelit lidah, aku membalas permainan lidahnya kubelit atas dan bawah. Seketika itu ia membangunkanku dan membawaku ke kamar mandi, di dalam kamar mandi kita kembali berpagutan, layaknya seorang pasangan, dua sejoli yang siap bercinta kembali di kamar mandi. Kita berdua sudah tertelan di samudra asmara dan sudah tidak mengenal ibu dan anak lagi, sudah tertelan oleh nafsu secara mendalam. Sambil berpagutan kita berjalan pelan-pelan ke kamar shower, setelah sampai kita masih berciuman sambil Izzat menyalakan shower itu. Kucuran shower itu mulai jatuh membasahi tubuh kita berdua yang masih berpagutan, lalu Izzat memojokanku ke dinding mengangkat kakiku dan menghujam vaginaku kembali dengan penuh nafsunya.
Setelah beberapa lama, ia membalikan tubuhku lagi dan menyetubuhiku dari belakang sambil mencumbui leherku dan meremasi payudaraku, “Mah....enak bangettt, fuck....ahh ughh....” ucapnya sambil menghujamku, “Ohhh ohhh ohh ahh...” desahku tak karuan dibuatnya, setelah itu ia membalik tubuhku lagi dalam posisi berhadapan. Kembali ia memasukan penis kerasnya dihadapanku sambil berpagutan pada bibirku, setelah lima menit ia menghujamiku. Ia menyemburkan semen panasnya di dalam vaginaku, aku sudah pasrah dan tidak bisa menghentikan putraku lagi. Setelah itu selama dirumahpun kita seringkali rutin melakukan seks paling banyak tiga kali sehari, sampai pada hari suamiku kembali pulang.
Kami tetap melakukannya setelah suamiku terlelap dan tak jarang Izzat menyebut namaku saat kita melakukan persetubuhan itu. Entah sampai kapan ini akan berakhir..
PART 2 Semenjak itu aku dan mama sering melakukan persetubuhan, terus dan terus melakukan persetubuhan yang harusnya tidak boleh dilakukan ini. Karena aku dan mamaku sudah terlalu biasa menikmati perlakuan yang tidak bermoral ini kita menjadi sudah biasa melakukannya layaknya seorang pasangan suami dan istri. Aku anaknya sendiri yang menjadi pemuas ibu kandungku diluar sepengetahuan papa. Kita seringkali tidur dan mandi bersama semenjak saat itu. Suatu ketika aku sedang pergi bersama mamaku ke pasar swayalan yang ada di dekat rumahku. "Mah nanti kalau udah sampe kita main bentar yuk, hari ini kita kan belum main." ucapku memohon ke mamaku, "Gak sayang.. Kita ke swayalan cuman untuk belanja, kamu tuh ya hyper banget deh.. masa di swalayan aja masih mau genjotin mama.. hadeh.." ucap mama geleng kepala sambil menyetir mobil. Mukaku langsung cemberut manyun untuk menarik perhatian mama, tak lama kemudian menoel pipiku dari kursi samping. "emangnya mau main dimana kalau di swalayan? kok kamu bisa kepikiran main di swalayan.. nggak takut ketauan orang sayang?" ucap mama. "Mama kali yee yang takut ketauann.. yaa paling kita main di wc nya maa.. ayolahhh.." ucapku lagi. "Yaudah iya, tapi liat dulu ya tempatnya nanti gimana. Kalo kotor, sempit mama nggak mau ya nak.." ucap mama. Aku pun mengangguk. Tak lama kemudian kita sampai di swayalannya, begitu sampai aku langsung mengambil keranjang rail belanjanya. Lalu kita mulai mengitari seluruh swalayan ini untuk belanja keperluan rumah, mulai dari susu, buah dan sayur, makanan instan, snack dan minuman. Setelah semuanya sudah dikumpulkan lalu kita bayar di kasirnya, ketika sudah tiba giliranku, aku menaruh seluruh belanjaan dari keranjang ke meja kasir. Mbak kasirnya sedikit kaget dan salting ketika mama mengambil sepuluh bungkus kondom di dekat meja kasir itu, "Eh iya ini jadi total semua belanjaan termasuk pack kon...dom ini jadi 352.000" ucap mbaknya agak kikuk. Menanggapi itu aku dan mama tertawa kecil karena jujur ini baru pertama kali terjadi. "Maaf ya mbak mungkin nggak biasa melihat orang belanja rubber(kondom) sebanyak ini.. suamiku agak hyper soalnya.." ucap mamaku sambil becanda cekikikan ke mbaknya, "Ah ya nggak apa apa atuh ibu.. Ibu pasti kewalahan yah ngadepin suami yang kayak gitu, hehehe.." ucap mbaknya bercanda juga. Melihat mereka bercanda berdua aku hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalaku, ketika semua sudah dibayar aku lalu menarik rail keranjang itu ke mobil dan memindahkan semua barang belanjaan itu ke mobil. Setelah sudah aku langsung menghampiri mama, "Mah...." sambil mengedip ngedipkan mataku untuk kode ke mama. Mamaku lalu merespon dengan geleng geleng sambil tertawa kecil. Setelah semua barang belanjaan sudah dimasukkan ke dalam mobil, kita kembali masuk ke dalam swayalan. Setelah masuk kita langsung mencari toilet untuk bersenggama disana, toilet itu terletak di ujung kiri swayalan. Setelah masuk ternyata benar saja keadaan toilet ini begitu kurang terawat, ketika aku menengok ke mama ia juga langsung menggeleng-gelengkan kepala karena sesuai perjanjian ia tidak mau melakukan persetubuhan ditempat yang kotor ini. "Mah, sepongin aja kek punya aku.. aku udah nggak tahan banget ini." ucapku. "Dasar yah kamu, udah di tempat begini birahinya masih susah aja ditampung.." ucap mamaku geleng-geleng kepala. "Bentar aja yah ma.. sini masuk di dalem aja bentar.. mumpung lagi sepi juga." Mamaku melihat ke kiri dan kanan dan tak lama ikut masuk ke toilet, begitu masuk mama langsung menutup pintu toilet itu. Mama langsung bersimpuh dan melorotkan celana jeansku, mama membuka melorotkan celana dalamku dan langsung meraih batang kontolku. Dikocoknya secara perlahan kontolku oleh mama, kocokannya begitu lembut dan nikmat. Tak lama mama pun berdiri dan tetap masih mengocok kontolku, mama menggigit bibirnya sambil menatapku.
Muka kami sangat berdekatan tetapi aku menahan diri agar tidak sampai berciuman dengan mamaku, tetapi wajah dan hidung kita saling bersentuhan. Kunikmati kocokannya sambil menghirup aroma tubuh mamaku yang sangat menggoda. Lalu akhirnya mamaku kembali bersimpuh dan langsung memasukkan mulutnya ke arah kontolku. "Ohhh yeahh... thats it mom.. ahh.." desahku karena sepongan mama yang begitu nikmat. Ia menghisap dengan perlahan dan semakin mempercepat tempo kulumannya. "Hhmmnn sluupphhhh sluruphh..." suara hisapan mama begitu erotis. Selama kurang lebih 10 menit aku dikulum mama akhirnya aku tidak bisa menahannya, aku keluar di dalam mulut mama. Rasanya begitu nikmat.. "Udah kan? ayuk pulang" ucap mama sambil mengelap mulut dan wajahnya yang terkena semprotan semenku. Kita pun secara diam diam keluar dari toilet itu, untung saja tidak ada orang diluar.Akhirnya kita kembali pulang ke rumah, setelah sampai aku dan mama langsung membereskan barang belanjaan, setelah semuanya selesai kita lanjut dengan makan malam. "Gimana studi kamu nak?" ucap mama sambil makan, "Lancar kok ma.. karena setiap hari ada moodboosternya sih hehehe." balasku. "Bisaan aja anak mama, kamu tuh hyper banget ya.. nggak kayak papamu.. papamu sibuk banget dulu sampai nggak ada waktu buat main sama mama.." ucap mama lagi. "Yah kan sekarang mama ada suami kedua, hahaha." ucapku bercandain mama, "Haduh dasar.. udah cepetan makannya, mama masih mau beres beres.. sebentar lagi ada zoom meeting sama orang jurnal.." Ucap mamaku. Setelah semua selesai makan malam, aku membantu mama beres beres dan cuci piring dan mama langsung masuk ke kamar untuk zoom meeting ke client jurnalnya. Akupun kembali masuk ke kamar, lalu menyalakan pc ku dan mulai main. Setelah beberapa jam kemudian mamaku memanggilku dari kamarnya, "Sayaangg...nak...." panggil mamaku. Hatiku berdegup keras, "wah jangan-jangan mama ngajakin main?" Pikirku dalam hati. Aku lalu mematikan komputerku, dan berjalan menuju ke kamar mamaku. Setelah kubuka, benar saja mama sudah berpose seksi dengan menggunakan lingerie yang sangat menggoda. Lingerie yang berwarna hitam crimson itu membuat mama terlihat lebih cantik dan mempesona, kontolku langsung spontan mengeras karena insting kejantananku naik melihat betina yang menggoda didepannya. "Suka nggak nak? Gimana sayang?" ucap mama. Lingerie ini sangat sempurna karena memperlihatkan seluruh lekuk tubuh mama dengan sempurna, payudara mamaku yang berukuran 37C juga sangat tercetak dengan jelas. Belum lagi raut wajah mama yang terlihat begitu menggoda, aku sangat ngiler dan sudah tidak sabar untuk mencicipi tubuh mamaku. Langsung saja aku naik ke ranjang, kuraba bagian dada dan tubuh mamaku dari atas sampai bawah sambil mengecup dan menghisap lehernya. Mama juga langsung meraba kontolku dari luar celanaku, tak lama wajah kami bertemu, tak kuasa aku menahan nafsu untuk tidak melumat bibir mamaku. Kulumatlah langsung bibir mamaku, kita berpagutan dan berciuman dengan panasnya. Sambil berciuman aku melepaskan bra mama dari belakang, dan sekarang mama sudah topless. Kuremas toket mama sambil kucium, mama juga melepaskan baju dan celanaku. Lalu ia mulai mengocok kontoku sambil menjilat dan menghisap putingku, ah sangat nikmat sekali putingku dijilati sambil dikocokin mama. Sambil dijilati aku melepaskan cd mama dan memainkan klitorisnya dengan jariku, kukocok kocok dengan tangannya hingga becek dengan cairan memeknya mama. "Sayang kita 69 yah nak.." ucap mama, mama membuatku telentang dan mama langsung memposisikan memeknya tepat diatasku dan mama menghisap kontolku. Aku menghisap hisap memek mamaku secara dalam sedangkan mamaku dengan nafsunya menghisapi kontolku yang keras, kita sudah seperti pasangan suami istri dengan nafsu yang sangat membara. Setelah lima menit kita saling menghisap, lalu mama bangun. Mama membalikan posisi tubuhnya, sekarang ia mengarahkan kontolku ke memeknya. Ternyata mama ingin menunggang kontolku, aku bisa merasakan memek mama yang berdenyut dan basah. Mama bergoyang dengan erotisnya diatas tubuhku, sesekali ia bergoyang sambil memainkan payudaranya sendiri, sesekali ia bergoyang sambil mencium dan memagut bibirku. Setelah beberapa menit, aku memposisikan di posisi spooning, aku menghujam mama dari samping, kaki mama aku rekahkan keatas supaya aku bisa memasukan kontolku dengan leluasa. Aku mulai memaju mundurkan pinggulku untuk menghujam mama dari samping."Yess harder baby... yeah.. good..ahhh..." mamaku sudah mendesah hebat. Tubuh kita udah sama sama dibalur keringat. Sambil kuhujam dari samping, kubuka ketiak mama dan kujilati dengan nafsunya.
Aromanya membuat aku makin bernafsu dan lantas aku mempercepat hujamanku. "Yess honey fuck me.. fuck me harder baby... ohhh ohh ahhnnn ahhn... fuck your mom harder yeah yeah...ahhh.." Racau mamaku yang tak karuan, akupun yang sudah tak tahan tak lama menyemburkan seluruh semenku didalam vagina mama. Rasanya enak dan nikmat sekali, dengan masih diposisi spooning aku mengecup leher mamaku dan menghisap hisap pundak mamaku karena gemas. Mamaku juga sudah terkulai lemas karena kugenjot habis-habisan. Setelah beberapa saat kita kembali ke dapur dengan posisi masih bertelanjang untuk ngemil dan mengisi tenaga untuk bertempur lagi, setelah selesai ngemil kita melanjutkan lagi persetubuhan ini sampai dengan jam tiga pagi. Hingga akhirnya terkulai dan tidur bersama. Keesokan harinya mamaku mengajakku ke mall untuk menemaninya belanja baju, setelah sampai mall mama langsung menggandengku layaknya seorang pasangan yang sedang berkencan di Mall. Yah aku senang sih karena akhirnya bisa berkencan dengan mamaku sendiri, mamaku memakai setelan yang lumayan seksi. Baju blouse turtle neck tanpa lengan, sehingga ketiaknya terekspos kemana-mana, sungguh seksi dan menawan mamaku. Mana lagi payudaranya yang menonjol dibalik blousenya, membuat birahiku naik meski kita sedang jalan di mall sekalipun. "Mau makan apa sayang?" tanya mama, "Aku sih lagi mau ramen ma.." ucapku. "Yaudah, ikkudou aja yah nak.." Lalu kita menuju lantai tiga tempat dimana ikkudou ramen berada. Setelah sampai, kita langsung memesan ramennya dan makan siang disana. Sekitar setengah jam kita makan, kita akhirnya melanjutkan perjalanan kita lagi. Kita mengitari setiap toko baju dan toko sepatu, selama kita mengitari tak jarang aku melihat para lelaki hidung belang, baik itu anak muda, bapak bapak dan pria paruh baya yang memandangi tubuh mamaku.Mamaku memang sangat seksi kala itu, hingga suatu ketika kita menghampiri H&M. Mama belanja baju dengan sangat banyak disana, tempatnya lumayan sepi pengunjung. Setelah mama mengumpulkan semua, selanjutnya ia akan mencoba baju itu satu persatu di fitting room. Sedangkan aku menunggu di bangku tempat sepatu yang jaraknya sekitar 4-5 meter di tempat itu, Yah sambil menunggu aku main pubg aja deh. Setelah setengah jam aku bermain tak terasa, mamaku belumkunjung kembali.
Aku mulai bangun dan menghampiri ruang fitting room tersebut. Fitting room itu memang tempatnya lumayan terpencil dan disekati banyak stand baju jadi orang orang jarang ada yang melewati tempat ini, tiba tiba dadaku berdegup dengan kencang melihat fitting room tersebut ada dihinggapi dua orang tidak dikenal, kelihatannya mereka adalah anak muda sepantaranku. Mereka berdiri di dekat fitting room itu tetapi mereka bukan pegawai disini, lantas mengapa mereka berdiri disitu? Pikirku. Lalu akupun menghampirinya.. "Mas mau ngapain mas disini?" Tanyaku ke mereka, "Ya mas ini toh yang mau ngapain.." mereka menjawabku balik. Perangai mereka seperti anak nakal, berkulit hitam dan yang satu memiliki codet di dahinya, yang satu juga hitam dengan jerawat di mukanya. "Saya mau ke mama saya, mama saya ada di fitting room ini mas. Minggir atau saya lapor pegawai lain?" Ucapku. "Silahkan aja laporin mas kalok berani, liat aja sini sendiri mamanya lagi ngapain di dalam." Mereka langsung menyingkir dari fitting room dan mempersilahkan aku untuk melihat ke dalam. Darahku berdesir dengan derasnya karena terkejut dan kaget melihat mamaku sedang menunggang dan menggoyang-goyangkan tubuhnya diatas tubuh seorang pria yang tidak dikenal. Mama masih mengenakan blouse tanpa lengan itu, hanya saja disingkap bagian dadanya sehingga payudaranya jelas terlihat dan bergoyang naik turun menunggang orang itu, orang yang satunya terlihat keenakan karena kontolnya dikulum dengan nafsunya oleh mama. Pertanyaan yang terbesir dipikiranku, kenapa mama sampai mau bersetubuh dengan mereka? orang yang tidak dikenal ini? Aku juga melihat mama seperti tidak sedang diperkosa, melainkan mama senantiasa menikmati persetubuhan ini. "Tan, liat deh tan anak tante ya itu?" ucap salah satu orang di dalam fitting room itu. Mama lalu berhenti menghisap dan menggoyangkan tubuhnya dengan spontan, "Nak? maaf ya mama jadi lama.. dikerjain sama mereka nih soalnya.. mereka nakal sama mama pas mama, tiba tiba masuk pas mama lagi cobain bra... tunggu mama sebentar lagi yah nak, atau kamu mau ikutan?" Ucap mama sambil memulai menggoyangkan pinggulnya lagi dan mengocok kemaluan pria satunya. Orang yang sedang digenjot mama agak gendut orangnya, sedangkan yang sedang dihisap memang agak tampan orangnya meskipun rambutnya dicepak. "Nak kamu tunggu diluar yah sama mereka.. mama masih mau ngurusin mereka nih pada bandel bandel.. nanti abis itu giliran kamu bertiga yah, gantian jaganya biar orang nggak curiga nak..." Sambil menggoyangkan tubuhnya, mama lalu membuka blousenya karena mungkin kegerahan, karena tubuhnya sudah sangat basah karena keringat. Aroma di ruang fitting room itu juga sudah semerbak bercampur keringat mama dan kedua pria itu, Si gendut lalu membantu melepaskan bra mama, lalu menghisapnya layaknya anak bayi. Si cepak lalu menyuruhku keluar dan menutup gorden ruang ganti itu, "Udah lu keluar dulu anjing.. nggak denger apa kata mak lu, goblok.. kalo ketauan gimana." Ucapnya. Perasaanku campur aduk, ada kesal, marah, excited dan juga ada rasa birahi yang tak terbendung. Aku tidak menyangka mama bisa seopen dan senekat ini bersetubuh dengan orang lain, meski sudah didepanku ia masih menganggap ini persetubuhan yang biasa saja dan tidak ada masalah jika aku melihat. Toh sebenarnya aku harus bagaimana lagi? Teriak? Lapor? Sangat tidak mungkin, karena memang posisi mama sudah dalam keadaan terkunci seperti ini.
Apalagi jika kulaporkan, karir mama akan hancur.. aku tidak mau ini sampai terjadi, mama juga pasti berpikir demikian.. Jalan satu satunya yang cepat adalah melayani mereka dengan cepat. "Brok, Pubg nggak brok? sambil nungguin giliran ewein mamamu nih.." ucap si codet. Karena tidak ada kerjain lain akupun menuruti kemauan si codet itu untuk mabar sementara.*Pov Mama* Ruangan ini begitu panas, tubuhku berbalur dan bercucuran keringat seraya aku menggoyangkan tubuhku diatas pria gendut ini. Kontol mereka memang jauh lebih keras dan tegang dibanding kontol anakku, entah kenapa aromanya juga membuat libidoku naik. "Duhh tante ini memang mama yang nakal.. anaknya dateng malah dicuekin, digenjotin pula kontolku ini.. uhhh ahh..." ucap si gendut, "Iya bro, kayaknya mereka juga udah sering ngentot nih dirumahnya.. ahhh ahh.. sepongannya mantep banget nih bangsat.." ucap si cepak. Si cepak lalu melepaskan kontolnya dari mulutku, lalu ia melumat bibirku dari atas. "Uhh aroma mama lonte ini emang nikmat.. Tan aku anal yah...." ucap si cepak ini, lalu dengan cepatnya ia memasukan kontolnya di lubang pantatku. "Ahhhhnnn bandel banget sih kamuuuu ... ahhh ahhh ahh....." desahku. Aku sudah horny tak karuan dibuat oleh mereka, kini mereka mencapit dan mensadwichku dari atas dan bawah, entah kenapa persetubuhanku dengan mereka sangat menaikan libidoku. Setelah 5 menit mereka menggenjotku di posisi itu akhirnya mereka menyembur semua sperma mereka di dalam vagina dan lubang analku. Setelah sudah selesai mereka masing-masing mengecup dan menjilati leherku yang dipenuhi keringat, menjilati ketiaku dan menghisapi payudaraku dan melumat bibirku. "Keringat di ketek tante emang sedap.. aku jadi ngaceng lagi kan.." ucap si cepak, si gendut masih sibuk menyeruput keringat di payudara dan leherku. "Woy, herman.. diki.. lu berdua masuk aelah gua masih nafsu sama nih milf..Biarin suruh si goblok ini aja yang jagain mamanya.." ucap si cepak. *Pov Izzat*Entah kenapa aku hanya terdiam karena dengan kasarnya si cepak menghentakku, aku tidak bisa berkata apa apa lagi selain menerima pahit pahit kejadian yang tidak kuinginkan ini. Mereka berdua pun masuk dengan meminta izin secara tidak langsung kepadaku. Erangan dan desahan mamaku pun mulai terdengar lagi di fitting room itu. Dengan sedikit gorden yang terbuka itu aku bisa melihat persetubuhan mereka di dalam, mereka berempat sudah bertelanjang semua mengelilingi mamaku.
Mereka dengan bergantian menghisapi leher mamaku, menciumi bibir mamaku, dan menjilat menghisap ketiak mamaku sambil meremas remas payudara dan mengocok klitoris mamaku. Tak lama kemudian, mama sudah diatas menunggang si codet sambil menghisap kontol si gendut dan mengocok kontol si cepak dan si jerawatan. Mamaku yang sudah basah basahan diruang fitting itu di gangbang habis habisan oleh manusia berengsek itu. "Mantep banget nih milf anjing anjing... ahhhh ahhh..." racau si codet. Setelah 10 menit di posisi itu, mama diberdirikan dan secara bergantian mereka menyetubuhi mamaku dari belakang. Mamaku disetubuhi bergantian oleh si cepak, gendut dan si codet sedangkan si jerawat sedang dikocoki kontolnya oleh mamaku. Si jerawat dengan nafsunya melumat bibir mamaku sambil meremas payudaranya, tak lama kemudian mama menghisap puting si jerawat itu sambil mengocok kontolnya. Dengan masih disetubuhi bergantian oleh mereka. Setelah 15 menit mereka bermain di posisi itu, mereka berganti posisi dan secara bergantian mengapit mamaku dari atas dan bawah. Sambil mengocok dan menyepong kontol yang lain, secara bergantian mereka melakukan itu hingga akhirnya setelah 10 menit kemudian mereka bangkit berdiri dan mengocok penis mereka di hadapan mamaku. Mamaku disemprot dan disembur habis habisan oleh mereka, setelah itu mereka minta mamaku bersihkan dengan lidah dan mulutnya. Dan akhirnya sudah setelah itu mereka berpakaian kembali dan keluar dari fitting room.. "Makasih ya bro mama lo.. mama lo emang mantap dah.. kapan kapan main lagi ya, hahaha." Ucap si codet sambil menepuk pundakku. Mereka bergantian berterimakasih sambil menepuk pundakku, Tak lama kemudian mama keluar dari fitting room dengan wajah setengah keringatan. "Maaf ya sayang.... mereka nggak ada habis habisnya ngerjain mama.. Sebagai hadiah mama kasih bonus jatah yah sayang malam ini.." ucap mamaku. Aku menghela nafas mencoba untuk menerima apa yang sudah terjadi, "Yaudah ma... lain kali aku juga diajak kek.... jangan tiba tiba begitu.." jawabku agak cemberut. "Ih jangan ngambek gitu dong anak mama.. " Mamaku langsung mencubit pipiku. Setelah itu kita makan malam terlebih dahulu di mall itu dan kembali pulang ke rumah. Kejadian itu merupakan sesuatu kecelakaan yang kelam yang hanya mama dan diriku saja yang mengetahuinya..
End.
0 comments:
Post a Comment