Sore itu hujan deras mengguyur kota bandung. Sudah seminggu ini selalu hujan turun di kota kembang yang sejuk ini. Suara petir menyambar-nyambar diatas genteng kostku yang terletak di kawasan bandung utara. Bandung sore itu sebenarnya terasa sangat dingin sekali. Tapi dinginnya Kota bandung tidak aku rasakan sama sekali, justru aku keringatan didalam kamar kost yang berukuran 3x4 M ini.
Aku telentang diatas kasurku dengan peluh di dahi. Tubuhku telanjang bulat tanpa sehelai benang pun. Diatas tubuhku seorang gadis yang sama telanjangnya juga sedang asik menaik turunkan tubuhnya mengendarai penisku. Tubuhnya yang putih mulus bak pualam juga penuh keringat.
“Ahhh….ahh…..ahhh…..” Desah gadis itu, dengan semangat menaik-turunkan pantatnya. Derasnya hujan membuat desahannya tidak terdengar sampai keluar kamar kost.
Aku menatap wajahnya yang cantik yang dilanda horny itu. Dia dengan semangat aku biarkan mengejar kenikmatan sendiri dengan posisi woman on top. Posisi favorit sebagian kaum hawa. Wajahnya yang kemerahan karena nafsu menambah kesexyan.
Aku hanya meraba-raba pantatnya yang sekal itu, sambil sesekali membantu mengangkat pantatnya agar lebih dalam masuk ke batangku.
“Aduh sayang……enak bangeet……” desahnya lagi.
“Ayo goyang terus sayang. Kamu sexy banget kalau lagi horny gini” Sahutku. Sambil berkata begitu aku raih sepasang payudara indah berukuran 34B itu. Aku remas putingnya sehingga membuatnya mendesah makin kencang. Ini memang titik sensitifnya.
“Terus….jilat aja sayang….” desahnya, dengan tetap semangat memompa batangku. Maka aku majukan wajahku ke dada indah itu, lalu jilatin payudara kanannya, tangan kananku memainkan dadanya yang kiri. Hal itu membuat dia makin mendesah kuat. 3 menit aku melakukan itu, di menit keempat dia tambah cepat menaik turunkan tubuhnya, menghujamkan penisku ke vaginanya. Kadang-kadang dia memutar pinggulnya, untuk menemukan titik-titik nikmat vaginanya sendiri.
Tak lama dia menjerit panjang. “Ahhhhhhhhhhhhhhh…………”. Kurasakan vaginanya mengeluarkan cairan yang sangat banyak. Dia orgasme dengan sangat suskses, lalu ambruk ke dadaku.
"Aduh yang enak banget……aku keluar…..” katanya ngos-ngosan. Bandanya tak bergerak, lemas diatas tubuhku. . Kubiarkan dia istirahat sejenak.
Gadis cantik itu tak lain adalah Marcha, pacarku. Dia adalah mahasiswi semester 2 di sebuah PTS di bandung, kami baru 6 bulan menjalin hubungan. Tapi urusan making love sudah sering kami lakukan. Akulah orang pertama yang memecahkan perawannya 3 bulan lalu. Sejak itu, kami sering melakukan hubungan sex, terutama di kostku seperti saat ini.
Untuk diketahui Marcha memiliki bentuk badan yang proporsional, tinggi badannya sekitar 165 dan badannya sangat sexy dengan bentuk lekuk tubuh yang ideal dan dada yang ranum menggoda. Kulitnya putih halus dan rambutnya hitam lurus panjang penuh terawat. Wajahnya yang cantik terkesan lugu seperti boneka, karena matanya yang kemayu dihiasi bulu mata lentik dan alis mata yang indah. Marcha pun gemar menggunakan pakaian yang terbuka dan sering mengenakan celana rok pendek yang memperlihatkan kemulusan pahanya dan betisnya yang menurutku sangat sexy. Baju ketat ala mahasiwi dan kemeja dengan kancing atas terbuka (dengan belahan dada yang sesekali terbuka) adalah fashion dia tiap hari. Benar-benar gadis idalam kaum hawa.
Aku sangat menyayanginya dan sungguh bahagia bisa mendapatkannya, karena selain cantik wajahnya, diapun sangat baik dan ramah yang menarik perhatian semua cowok. Sebelum akhirnya ada suatu kejadian yang mengubah semua pandanganku dan mengubah caraku memperlakukannya sebagai pacar.
“Sayang, kontolku masih keras nih. Aku tuntaskan ya…” Kataku sambil menggeser tubuhnya dari atasku. Dia tidak menjawab, tapi tidak menolak juga. Matanya masih terpejam. Kini dia aku atur posisi tertidur telungkup dengan posisi kepala terbenam di bantal. Aku berdiri diujung tempat tidur, menatap pantatnya yang putih mulus menggemaskan itu. Aku tak tahan, lalu menaikkan pantatnya sehingga posisinya menungging dengan kepala masih diatas bantal. Akupun langsung memasukan penisku ke vaginanya yang masih basah dengan sisa orgasmenya.
Penisku menusuk liang kewanitaannya dari arah belakang, pantat sekal gadis ini bergetar. Kudengar desahannya yang tertahan bantal. Kini dengan cepat pantatku bergoyang maju mundur menyetubuhi kemaluannya. Mencari kenikmatan yang tadi sempat terhenti sejenak. Suara petir diluar bersahut-sahutan dengan desahanku karena nikmatnya. Walau sudah sering mengenjot liang pacaraku ini, tapi aku selalu suka dengan sensasi vaginanya yang masih sempit ini. Batangku seperti disedot-sedot. Aku harus memainkan tempo, kalau tidak bisa cepat crottt. Beruntung sekali aku bisa punya pacar secantik ini, yang selalu menurut disuruh ngapain saja. Dan tentunya ini semua gratis. hehe.
“Ehhhh….ehhhh…” Kudengar dia mendesah. Wajahnya masih terbenam dibantal.
Tubuh pacarku sesekali terhentak-hentak kedepan. Pantatnya yang sekal itu aku remas dengan kuat. Tak berapa lama kemudian:
“Aaaaahhh….. sayang aku keluar…….” kataku sambil mencabut penisku dari vaginanya dan menyemprotkan spermaku ke bokong dia sampai habis. Aku lalu ambruk disampingnya, mengumpulkan sisa-sisa tenaga.
Demikianlah aktifitas sex kami sore itu kala hujan. Aktifitas yang kami sering lakukan, apalagi dengan kondisi mendukung seperti ini. Marsha pacarku benar-benar penurut. Pasti kalau dia mampir kekost dia akan dengan hati melayaniku. Walau awalnya kami dikamar hanya mengerjakan tugas atau nonton DVD atau sekedar tiduran menghilangkan penat, pada akhirnya kami ML. Pacarku lambat laun sepertinya menyukai sex yang mengebu-gebu.
::::::::::::::
Part 2. Pacarku Eksibisionist?
Namaku Billy, aku seorang mahasiswa tingkat akhir di kampus swasta di bandung. Aku pindahan dari kota Medan. Sedangkan pacarku adalah gadis asli bandung. Aku di Bandung kost tidak jauh dari kampus. Aku satu satu kampus dengan pacarku. Bahkan kami satu jurusan. Dia adalah juniorku. Aku sudah mengincarnya sejak pertama kali penerimaan mahasiwa baru. Wajahnya yang cantik khas gadis sunda membuatnya menjadi incaran para senior. Tapi aku beruntung karena akhirnya dia melabuhkan cintanya padaku. Bahkan bisa jadi orang pertama yang merasakan kenikmatan vagina mudanya.
Usahaku selama 6 bulan untuk PDKT akhirnya berhasil. Aku beruntung karena punya otak sedikit encer, sehingga menjadikanku asisten dosen. Itulah awal kedekatanku. Berawal dari asistensi mata kuliah, mengjarinya asistensi kuliah, kemudian jalan berdua (nonton, makan, hangout), sampai akhirnya pacaran. Pada awalnya, seperti bisanya orang pacaran, jika dia datang kekostku kami biasanya ciuman. Aku suka bibirnya yang lembut, dan nafasnya yang harum. Lama kelamaan ciuman kami berubah jadi cumbuan dan juga remasan di dada dan pantatnya. Sampai suatu saat aku berani memintanya melepaskan branya, agar aku bisa mencumbunya dengan lebih bernafsu. Aku sampai terkesima saat pertama kali melihat payudara telanjang pacarku. Benar-benar sempurna. Benda itu adalah benda favoritku sejak saat itu.
Sejak saat itu kami petting berkali-kali. dan Hanya 3 bulan pacaran, aku akhirnya bisa mendapatkan keperawananya. Aku mengeksekusinya pertama kali dikamar ini (mungkin lain kali aku ceritakan). Itu pengalaman yang tak terlupakan. Setelah itu, kami sering mengxplore kenikmatan duniawi, baik di kostku atau dirumahnya saat sepi atau pas liburan bersama. Jiwa muda yang penasaran akan berbagai gaya sex kami tuntaskan bersama. Dan aku beruntung sekali pacarku ini sangat penurut.
Apalagi pacarku memang sering datang kekostku karena dekat dengan kampus. Jadi sambil menunggu kuliah atau sepulang kampus, dia sering mampir kekostku. Bahkan dia punya kunci kamar kostku. Karena kostku terbilang bebas, jadi dia bebas kapan saja mampir.
Demikian sekilah perkenalannya.
Aku terbangun sekitar jam 7 malam setelah ML tadi sore dengan pacarku. Kulihat pacarku sudah tidak ada disampingku. Aku lalu kekamar mandi, membersihkan badan lalu pakai baju untuk mencari pacarku. Baru saja aku mau buka pintu kamar kost untuk keluar, aku dengar suara pacarku lagi ketawa terbahak-bahak di depan kost. Aku lalu mengintip dari jendela kamar. Kulihat pacarku lagi ketawa cekikikan dengan teman satu kostku bernama Johan. Mereka berdua asik bercanda. Kulihat Johan sangat senang ngobrol dengan pacaraku yang sexy ini.
Memang beberapa kali sebelumnya aku lihat tatapan mata Johan ke pacarku saat berkunjung ke kost. Demikian juga beberapa penghuni kost lainnya. Lagian siapa sih yang tidak suka dengan pacarku yang sexy ini?! Harus kuakui bahwa pacarku memiliki banyak kelebihan sehingga sering membuat banyak lelaki menelan ludah setiap kali melihat liuk tubuhnya.
Ntah kenapa aku senang jika ada yang menatap tubuh pacarku. Menjadi kebanggan tersendiri bagiku. Sama seperti saat ini, saat Johan curi-curi menatap ke dada pacarku, apalagi saat Marsha ketawa kencang, yang membuat dadanya yang montok itu tergoyang dengan indahnya.
Dari posisiku mengintip aku bisa melihat puting pacarku menonjol di kemeja kuning yang dia pakai. Aku kaget menyadari kalau pacaraku ternyata tidak pakai bra. Aku lihat ke ranjangku, memang benar, bra merahnya ada disana yang kubuka tadi pas ML. Demikian juga dengan CDnya yang warna senada, tergeletak diatas lantai. Berarti saat ini ia tidak memakai pakaian dalamnya baik BH maupun celana dalam.
Ingin aku segera keluar untuk menegurnya, tapi ntah angin apa, justru aku malah diam dan tetap mengintip. Penasaran.
“Hahahahahahaha……” Pacaraku ketawa saat Johan memberi joke.
Baju putih yang agak transparant membuat payudaranya membayang, apalagi saat dia tertawa, goncangan badannya membuat dirinya makin terlihat sexy, karena payudaranya bergoyang goyang naik turun, ditambah lagi ada saat dimana kulit payudaranya terlihat di sela sela kancing bajunya. Aku yakin Johan bisa melihat payudara pacaraku dari sela-sela kancing itu. Aku yang melihat pemandangan ini jadi semakin panas dingin.
Ternyata tadi saat aku tertidur selesai bercinta, Johan mengetok pintu kamarku. Aku yang tertidur pulas tidak dengar dia yang mau meminjam mobilku untuk beli makan karena hujan masih deras. Pacarku yang mendengar ketukan itu terbangun dengan kaget, dikira juragan kost yang gedor. Maka dengan buru-buru dia pakai rok dan kemejanya dengan cepat tanpa memakai pakain dalam. Johan pun tidak pergi beli makan, malah ngobrol sama pacarku di depan, berhubung aku masih tertidur telanjang dikamar.
Dan sekarang aku masih berdiri setia melihat Johan dengan nafsu melihat tubuh pacarku. Aku tidak tahu apakah pacarku menyadari tatapan lelaki itu. Buah dada pacarku memang tergolong favorit kebanyakan lelaki, dengan ukuran cup yang cukup besar digabung dengan lingkar dada nya yang kecil, membuat aku akan langsung membenamkan wajahku disana.
Pahanya yang mulus hanya bisa ditutup setengah oleh roknya. Posisi duduk pacarku agak miring sehingga paha mulusnyalah yang terpampang bebas di hadapan Johan. Aku lihat Johan terus menatap tubuh pacarku dengan leluasa. Tentunya dengan pandangan mupeng penuh nafsu. Aku bertanya dalam hati apakah pacarku sadar kalau dia sedang dipandangi cabul oleh teman kostku itu, tapi dia malah berlagak cuek.
Harus kuakui bahwa sekarang ada perasaan cemburu melihat dari jarak dekat begini kalau ada lelaki bernafsu pada tubuh pacarku. Tapi aku justru membiarkan. Rasa cemburuku, berbalut juga dengan…..horny. Ntah kenapa aku horny melihat tubuh sexy pacarku ditatap lelaki lain. Perlahan batangku mengeras.
Aku rasa Johan mulai sadar kalau pacarku tidak memakai apapun lagi di balik kemeja itu. Aku yang melihat dari balik jendela saja bisa langsung tahu kalau pacarku tidak memakai apapun lagi dibaliknya, apalagi oleh Johan yang tepat duduk di depannya.
Aku horny. Benar-benar horny membayangkan ini. Ntah kenapa fantasi seksual ku mengarahkan agar pacarku juga ikut dinikmati oleh lelaki lain. Gila memang, namun terdapat suatu kenikmatan membayangkan tubuh pacarku yang begitu sensual ikut dicumbu, dijilat, dan dinikmati oleh lelaki lain terutama oleh pengagum-pengagum setianya. Membuat penisku makin lama makin mengeras.
Aku antara rela dan tak rela saat ini. Batangku makin mengeras maksimal. Perlahan-lahan aku buka celana dan CD ku, lalu aku kocok batangku yang sudah mengeras. Ini benar-benar sensasi yang luar biasa yang baru pertama aku rasakan. Kubayangkan tiba-tiba Johan nekat menerkam pacarku, lalu memperkosanya dengan brutal didepan kamar ini. Fantasi aneh memang.
Aku makin cepat mengocok batangku saat mebayangkan pacarku menaik turunkan tubuhnya diatas Johan yang duduk diatas kursi itu. Aku benar-benar nafsu, membayangkan pantat mulus pacarku naik turun diatas Johan, tepat dikursi diatas kamar kosku.
Aku makin kuat mengocok batangku. Aku benar-benar nafsu. Dan ini harus segera dituntaskan. Batangku harus dipuaskan, tidak lain dan tidak bukan oleh liang sempit pacarku.
Maka segera aku menghetikan onaniku, lalu rapikan celana, kemudian keluar kamar, menyapa mereka berdua. Setelah basa basi sebentar, Johan akhirnya pamit dan bawa kunci mobil untuk untuk beli makan. Tak lupa aku nitip juga untuk makan malam.
Segera kutarik pacarku kedalam kamar. Setelah menutup pintu, segera aku cium bibirnya dengan buas, dan aku raba dadanya dengan penuh nafsu. Dia kaget dan minta berhenti, tapi aku bilang horny banget. Seperti biasa, walau awalnya menolak, dia akhirnya hanya pasrah saja menuruti melayani nafsuku. Benar-benar pacar menurut. I love you.
“Pelan-pelan sayang….” Hanya itu yang keluar dari mulutnya.
Tanpa menunggu lama segera kubalikkan tubuh pacarku menghadap dinding kamar dan segera kuturunkan rok yang dikenakannya. Dia memang sudah tidak pakai celana dalam. Sejenak kutatap bokong yang menantang itu, lalu menamparnya. Dia sempat protes sebentar, tapi dia kembali mendesah saat kuusap vaginanya dan bagian klitorisnya agar basah. Vagina pacarku memang sensitif terhadap sentuhan, sehingga cepat basah.
Aku tak menyangka bisa se-horny saat ini setelah menyaksikan tadi pacarku “pamer” tubuh indahnya. Dengan segera kubuka reselting celanaku untuk mengeluarkan Penisku yang memang sudah membesar sejak melihat pacarku diluar tadi. KUarahkan ke liang vaginanya, dan dengan sekali dorongan keras penisku pun masuk menembus kedalam liang vagina pacarku yang sempit itu. Dia hanya menjertit kesakiatan sebentar, sebelum kembali mendesah.
Gesekan gesekan hangat bercampur dengan rasa cemburuku membuat gairahku semakin memuncak.
“Sayang kamu kenapa? Kok semangat banget?”tanya pacarku sambil mengarahkan pandangan ke belakang menatapku.
“Aku horny sekali sayang….ouhh….” Jawabku dengan terus menghujamkan penisku kedalam vaginanya
“iya tapi pelan-pelan dong sayang..” Kata pacarku.
“Oughh bitch u make me jealous…U are so naughty bitch”umpatku dalam hati. Ya dalam hati.
“Aghhhhhh……agghh……” pacarku sambil memekik tertahan menahan nikmatnya tusukan penisku.
“Aku tadi horny lihat kamu ngobrol sama Johan…ah..ahhh…” Kataku. “Kamu benar-benar sexy saat ga pakai bra dan CD…uhhh…Uhhh……Dan Johan bisa menikmati pemandangan tubuhmu sayang……..”
“Really? I dont know that….” Jawab pacarku. “So you jealous honey?”
Semakin dia berkomentar yang membuatku cemburu semakin aku cepat dan keras menghujamkan penisku ke dasar vaginanya. Aku meraba kedepan membuka kancing-kancing bajunya, lalu meraba payudara mulus itu.
“Kamu ga marah kan sayang? Aku ga tahu. Maaf ya….” Ujaranya ditengah goyangku.
“Gpp. Justru itu yang buat aku horny” Kataku Sambil batangku tetap bermain keluar dan masuk di dalam liang vaginanya, tanganku yang tak pernah berhenti meremas dan memilin payudara pacarku yang menggantung bebas.
Kemudian aku minta dia baring diatas tempat tidur. Aku mau menuntaskan dengan gaya konvensional.
“Jadi kamu horny melihat pacarmu dilihat cowo lain? Nakal kamu ya…hihihi…” Kata dia sambil berjalan ke ranjang. Pacarku lalu melepaskan kemejanya hingga telanjang bulat. Dengan gaya menggoda dia berbaring diatas tempat tidur dengan mengangkangkan kakinya yang mulus.
Dengan kesetanan, aku lalu mengarahkan kembali batangku ke liangnya yang sudah banjir. Dengan penuh nafsu aku gempur vagina pacarku. Kupermainkan pinggulku, menyodok liang senggama pacarku, berkali-kali, sambil tubuhku menindih tubuh pacarku.
Payudara pacarku yang berukuran 34B, tak henti-hentinya ku hisap dan ku permainkan saat aku mulai menggenjot tubuhnya. Aku benar-benar penuh nafsu.
“Sshhh… ahhh… ohhhh…enak banget memekmu sayang…ohhh…ohhhh…..” berulang-ulang aku bilang begitu kepadanya sambil memompanya dengan cepat. Dia juga mengikuti iramaku, tak lagi ada rintihan yang keluar dari mulutnya, “ahhh..ahhh” hanya desahan lembut yang mengalir deras dari mulutnya.
Matanya kadang terpejam, kadang menatap lembut kearahku, sambil tubuhnya mulai dibanjiri keringat, begitu juga denganku.
Sesaat kemudian badannya berkelonjotan, terasa ada cairan yang keluar dari liang kewanitaannya, tak lama kemudian tubuhnya melemas, namun aku terus memacu tubuhku, memompa vagina milik pacarku, seakan-akan aku tak rela melepaskan batang penisku dari liang milik pacarku, aku memompa cepat tubuhnya.
Kali ini aku mencoba melakukannya sambil setengah berdiri, tubuh pacarku setengahnya tergeletak di kasur, kakinya melingkar ke pinggangku, aku kembali menghujami penisku ke dalam vagina milik pacarku.
Hingga akhirnya terasa batang penisku akan menyemprotkan sesuatu.
“Ohh sayank….Sayang aku keluar….aku keluar sayang…aghhh”erangku.
“Jangan didalam…sayang….sshh” Katanya.
Lalu aku tarik batangku tepat sebelum menembakkan sperma. Biasanya ku menumpahkan spermaku di perutnya, tapi kali ini kuarahkan ke wajahnya. Aku kocok-kocok batangku yang kemudian memuntahkan lahar putih yang berlomba-lomba menembaki wajahnya. Dia kaget sampai menutup mata dan mulut. Tubuhku berkelejotan meresapi gelombang orgasme yang melanda. Tampak begitu banyak lelehan sperma di wajah pacarku, sebagian kena rambut dan beberapa tercecer ke dagunya, juga menciprati leher dan dadanya.
Benar-benar nikmat, apalagi bisa menumpahkan sperma diwajah innocent pacarku ini. Aku lalu ambruk disebelahnya. Dia buru-buru ke kamar mandi untuk cuci muka. Dari kamar mandi kudengar dia teriak: “Bau banget sayang…. lengket nih sperma kamu…kamu asal semprot aja….huek…”
Aku hanya ketawa melihatnya keluar dari kamar mandi dengan cemberut. “Rambut aku kena….hiksss…….kamu mau asal tembak aja…bete…” Katanya.
Ini memang pengalaman pertama bagi dia merasakan aroma sperma, karena biasanya aku crott di perut atau bokongnya. Kedepan aku akan lebih sering menumpahkan spermaku diwajahnya seperti tadi. Karena ada sensasi tersendiri. Mungkin aku terpengaruh film bokep. Dan aku akan mulai merayunya agar bisa crot di mulut. * evil smile*
Aku lalu mendekat dan memeluknya, lalu berbisik “Ya udah besok aku traktir kamu ke salon deh Jangan bete ya”
:::::::::::
Part 3. Lanjut Exsibisionist?
Setelah kejadian pertama eksibisionist tak sengaja pacarku di kost tempo hari, aku jadi sering memintanya melakukannya lagi. Tapi tidak dengan cara yang extrim, karena masih newbie. Hanya memintanya berpakaian sexy kalau dia ada di kostku atau saat kami jalan keluar. Dengan pakai tanktop dan rok mini pas jalan, pacarku tidak ada masalah, tapi kalau sudah tidak pakai bra dan underware, itu yang buat dia masih kadang menolak. Awalnya pacarku risih, tapi lama-lama menikmatinya juga. Mungkin karena sisi terdalam wanita yang suka jika dirinya diperhatiakn dan di puji.
Bahkan aku sekarang rajin membelikannya baju-baju sexy. Mulai dari tanktop, rok mini, celana ketat, kemeja tembus pandang, baju yang membentuk lekuk bodynya, pakaian renang, dan juga lingerie. Tapi sebagain besar pakaian itu tinggal di kostku. Jadi pas dia mampir sepulang kuliah, dia bisa ganti baju di kostku dengan salahsatu pakain sexy itu. Walau sudah sering melihatnya telanjang, tapi ada sensasi tersendiri saat melihat pacarku yang cantik ini berpakaian sexy. Kalau aku saja suka walau sering melihatnya, apalagi orang lain.
Teman-teman kostku sekarang jadi sering berkumpul di depan kost saat pacarku datang. Mereka pasti ingin menikmati pemandangan gratis yang tak biasa mereka dapatkan. hehe. Apalagi pacarku memang ramah, jadi tak jarang dia ngrobrol dengan teman-teman sekostku disaat aku dikamar tidur atau mandi atau lagi ke warung. Malah sering aku tinggalkan dia ke kost sendiri, sedangkan aku ke kampus mengejar dosen untuk asistensi. Saat seperti itu pacaraku sering ngobrol dengan tetangga kostku. Bahkan tak jarang teman kostku masuk kamarku untuk ngobrol dengan pacarku. Pacarku selalu cerita kepadaku siapa saja yang masuk kamarku saat aku pergi. Dan aku selalu berpesan agar pintu kamar selalu dibuka.
Suatu siang pacarku mampir ke kost sepulang kuliah. Dia membawakan makan buatku, karena sebelumnya aku bilang memang belum makan seharian. Saat itu aku lagi sibuk mengerjakan skripsiku. Banyak revisi yang harus diserahkan ke dosen pembimbing. Aku break sejenak, lalu kami makan bareng sebentar, kemudian aku kembali sibuk di depan komputerku.
“Aku mandi ya sayang…gerah nih….” Katanya.
“Iya” Jawabku tanpa melihatnya.
“Beneran ga mau ikut mandi?” Godanya, sambil melempar bajunya kearahku.
Aku menoleh. Melihatnya sekarang berdiri dengan hanya pakai CD dan BRA pink yang tipis. Benar-benar sexy nih pacarku. Siapapun cowok pasti ingin menerkamnya melihat dia hampir telanjang seperti saat ini. Tapi aku harus tahan godaan dulu. Toh nanti bisa dinikmati sampai puas.
Dia tertawa cekikikan melihatku yang sok marah karena di goda.
“Ih takut…..galak….” Katanya sambil memeletkan lidah, lalu dia masuk ke kamar mandi, setelah sebelumnya mengambil handuk bersih dan pakain dia yang ada di lemariku. Kudengar air shower kamar mandi.
Aku lalu kembali berkutat didepan komputerku. Mengerjakan paragraf demi paragraf. Aku ingin segera selesai menuntaskan tugas akhir ini, agar bisa cari kerja, menabung, beli rumah dan mobil, lalu menikahi pacarku yang cantik ini.
25 menit kemudian, Pacarku keluar dari kamar mandi dengan mengenakan kaos terusan, dengan potongan bawahan yang pendek. Memperlihatkan pahanya yang putih bening. Bahkan potongan bagian lehernya pun yang modelnya lebar. Saking lebarnya sampai menunjukkan pundak dan bahu sebelah pacarku. Aku tak bisa menebak apakah pacarku memakai dalaman. Tapi yang pasti dia sangat sexy begitu.
Ingin rasanya aku menerkamnya, dan menikmati setiap inci tubuhnya saat ini. Tapi aku tahan nafsuku, aku mau bereskan skripsi ini dulu, biar besok pagi bisa aku antar ke dosen pembimbingku Pak Zakar yang galak itu.
“Masih belum beres ya sayang?” Tanya pacaraku merapat.
“Iya nih tanggung. Dikit lagi” Kataku sambil tetap menatap monitor.
“Ya udah aku beli cemilan di warung depan ya. Sama coca-cola”
Aku hanya mengangguk, dan terus mengerjakan skripsiku. Aku dengar suara pintu dibuka, yang artinya pacarku keluar kamar.
Baru 5 menit dia keluar kamar, aku baru sadar kalau dia berpakaian cukup sexy. Waduh bisa bahaya nih dia ke warung dengan pakain seperti itu. Aku penasaran, lalu mengintip dari jendelaku. Berhubung kamarku lantai 2, pas banget menghadap warung yang ada di depan kostku itu.
Kulihat dia mencoba ngobrol dengan Mang Kosim, pemilik warung kelontong yang ada didekat kostku. Orangnya sudah tua setengah baya. Tubuhnya gendut dengan otot gempal disekitar tubuhnya. Rambutnya sudah mulai beruban. Sifatnya yang terkenal galak menambah kejelekan wajahnya. Dia terkenal sesuka hati membuat harga jualan dan ga bisa ditawar. Makanya anak-anak kost malas belanja kewarungnya kecuali terpaksa.
Tapi dihadapan pacarku, Mang Kosim kelihatan ramah. Terlihat dia ketawa-ketawa sambil ngobrol dengan pacarku. Dan yang membuatku kaget bercampur penasaran adalah karena Mang Kosim selalu curi-curi kearah dada pacarku yang lagi memakai kaos terusan dengan potongan bawahan yang pendek. Apakah pacarku sadar kalau tubuhnya jadi santapan orang saat ini?
Aku tak konsentrasi lagi mengerjakan skripsiku, melainkan kembali mengintip dari jendela kamarku.
Tak lama berselang datang lelaki kurus ceking dengan badan gelap, turun dari motor. Sepertinya dia adalah tukang ojek pangkalan. Dia sempat terlihat kaget saat menyadari keberadaan pacarku disitu yang hari ini berpenampilan sexy. Karena posisi tukang ojek itu yang dibelakang pacarku, dia dengan bebas menatap tubuh pacarku dari belakang. Baju pacarku dengan potongan bawahan yang pendek, menjadikan pahanya yang putih bening jadi santapan tukang ojek itu. Aku makin deg-degan menyaksikan 2 orang lekaki didekat pacarku.
Tukang ojek itu mendekat sambil mengobrol dengan Mang Kosim. Sepertinya dia membeli rokok. Posisinya sangat dekat dengan pacarku. Kulihat pacarku justru memberikan senyum manis sambil sepertinya menyapa lelaki tersebut. Kulihat lelaki itu makin mendekati pacarku, berdiri didampingnya, dan ngobrol dengan pacarku.
“Ngapain sih ramah sama tukang ojek begitu?” Batinku. Skripsi sudah kulupakan.
Perbincangan mereka terlihat sangat seru, bahkan sekarang pacarku duduk di kursi yang ada didepan warung itu, yang dikemudian diikuti tukang ojek. Posisi kursi itu menyaping (90 derajat dengan meja penjaga warung), sehingga pacaraku duduk diantara tukang ojek dan penjaga warung. Mereka bertiga ngobrol sambil ketawa-ketawa. Yang mebuat jantungku berhenti berdebar adalah saat pacarku seperti tidak sengaja menyilangkan salah satu kakinya, tentu hal ini menyebabkan bawahannya makin tersingkap memamerkan setengah pahanya yang putih mulus. Dan aku yakin kedua lelaki itu menyadarinya. Aku bisa melihat penjaga warung itu sesekali menurunkan tangannya kebawah, tapi aku tak bisa lihat ngapain karena terhalang meja yang ada dihadapannya. Apakah dia ???
Aku benar-benar tegang saat ini menyaksikan pacarku yang cantik bersama 2 orang tak jelas itu. Benar-benar beauty and the beast. Ini pacarku mau beli cemilan kok jadi ngobrol sih?! Aku kesal, bercampur tegang.
Penjaga warung dan tukang ojek itu sesekali menelan ludah. Saat pacarku ngobrol menghadap ke Mang Kosim, tukang ojek itu menatap tubuh pacarku dari atas kebawah. Begitu juga saat pacaraku ngobrol dengan tukang ojek, giliran Penjaja warung menatap tubuhnya dengan tajam. Sesekali tukang ojek itu berbisik ke telinga pacaraku, yang membuat pacarku tertawa terbahak-bahak sambil memukul-mukul lengan tukang ojek itu. Ini ngapain sih pacaraku jadi akrab begini? Aku makin keringat dingin dari pengintaian.
Tukang ojek itu sekarang kembali ke motornya. Dia akhirnya pergi juga. Kudengar suara motornya menyala. Tapi yang buat aku kaget adalah saat pacarku sekarang mendekat dan naik keatas motornya. Keatas motor tukang ojek yang tadi. Dan dikemudian mereka pergi ntah kemana meninggalkan warung itu. Aku benar-benar syokkk.... Kemana itu pacaraku sama tukang ojek.
Aku sekarang benar-benar tidak tenang. Ga fokus ngerjain skripsiku. Pikiranku kemana-kemana. Aku khawatir pacarku yang cantik itu diperkosa dan disakiti sama tukang ojek. Apalagi pakaiannya sangat sexy, pasti mengundang birahi lelaki normal manapun.
Aku nyalakan TV untuk mengusir pikiran negatif. Tapi aku tidak bisa tenang. Untunglah 30 menit dikemudian kudengar suara motor dihalaman kostku. Kuintip dari jendela ternyata itu pacarku sudah sampai bersama tukang ojek. Sebelum naik keatas kulihat tukang ojek itu berbisik ke telinga pacaraku, yang dikemudian pacarku ketawa sambil memukul pundak tukang ojek itu. Pacar dadah dadah ke tukang ojek lalu berbalik menuju kamarku. Tukang ojek masih diatas motornya, memandangi pantat pacarku dari belakang. Aku benar-benar horny jadinya.
Aku lalu pura-pura kembali sibuk depan laptop saat pacarku buka pintu.
“Maaf ya sayang lama.... Tadi cola habis diwarung depan, jadi aku ke supermarket yang diujung jalan sana”
“Iya gpp....” Aku kembali sok sibuk dengan skripsiku.
“Ini colanya minum dulu” Kata pacarku memberikan 1 kaleng coca cola. Pas dia menunduk, aku bisa lihat dadanya dari ujung bajunya. Dia memang sepertinya ga pakai bra, karea aku bisa melihat ¾ dada mulusnya. Bahkan aku perhatikan dengan seksama, baju pacarku basah dikedua ujung payudaranya. Kenapa bisa basah? Padahal bukan hujan diluar.
Yang buat aku heran dikemudian pacarku buru-buru masuk kekamar mandi. Tak berapa lama kudengar suara shower berbunyi. Dia mandi lagi. Padahal tadi sebelum kewarung dia sudah mandi. Hmmm..... Imajinasiku berkeliaran kemana-mana. Jangan-jangan.........
Membayangkan saja membuat Batangku makin lama makin mengeras maksimal. Perlahan-lahan aku buka celana dan CD ku, lalu aku kocok batangku yang sudah mengeras. Kubayangkan kalau tadi pacarku diperkosa tukang ojek itu dengan brutal.
Akhirnya aku tidak tahan. Aku berdiri, melepas baju sampai telanjang dan menuju kamar mandi. Aku buka pintu kamar mandi. Kulihat disana tubuh telanjang pacarku dibawah air. Benar-benar sexy. Aku lalu menutup pintu kamar mandi itu.
:::::::::::
Part 4. Mewujudkan Fantasi
Siang itu dikostku. Aktivitas seperti biasa saat pacarku berkunjung. Apalagi kalau bukan memadu kasih, menuntaskan hasrat anak muda.
“OUhhh…ohhhhh….uhhhhhh…..” Desahan lirih dan sexy keluar dari mulutnya.
Apa yang aku saksikan sekarang ini adalah best view in the world. Dimana dia yang sudah telentang pasrah diatas kasurku dengan keringat membasahi tubuhnya yang putih mulus, aku meng-angkang-kan kedua kaki pacarku lebar-labar, sambil menyodok-nyodok vaginanya yang sempit itu dengan frekwensi cepat. Dadanya yang ranum menggoda itu bergoyang-goyang seirama sodokanku. Ekpresi wajahnya tak bisa meneymbunyikan kenikmatan yang dia rasakan, wajah cantik itu kemerahan karena horny. Benar-benar apa yang aku lihat adalah pemandangan terbaik diseluruh dunia. Siapapun lelaki normal pasti ingin berada di posisiku saat ini.
“Sayang….enak….?” Tanyaku.
Pertanyaan retorika. Dia hanya menggangguk, sambil mulai meremas sendiri dadanya, untuk menyempurnakan kenikmatan yang dia rasakan dibawah sana. Payudaranya yang semakin menjulang tinggi karena horny dia elus-elus sendiri sambil makin melebarkan pahanya. Aku harus mengatur tempo agar tidak cepat keluar. Rugi bandar.
Aku merasakan jepitan vagina Pacarku sangat luar biasa, sempit dan hangat. Tak pernah bosan merasakan jepitan liang surga ini. Tak rela aku jika ada lelaki lain yang juga menikmati tubuh mulus pacarku ini. TAK RELA!
“Mmm…aahh….sayang…ouhhhh…”, terdengar desis lirih dari mulut pacarku setelah aku menggenjotnya makin cepat. kemudian aku ada ide. Aku berhenti sejenak. Aku mau menyalurkan fantasi gilaku. Aku minta dia jangan memanggilku sayang, tapi memanggilku……. Johan, nama teman sekostku yang beberapa hari lalu dia tanpa sengaja pamerkan tubuh indahnya.
Awalnya dia heran. “Aneh kamu….”.
Tapi kubilang, anggap aja dia lagi digenjot Johan. Ntah kenapa nafsuku seolah naik saat membayangkan pacarku ML dengan lelaki lain. Sungguh fantasi yang sangat liar.
Dia menolak, mungkin karena malu atau apa aku ga ngerti. Tapi karena sensinya aku rasakan luar biasa, aku bujuk dia.
“Gpp sayang….coba saja……Aku makin nafsu membayangkan kamu dientot orang lain” Kataku sambil mengelus rambutnya. Batangku yang tadi bersarang di vaginanya, aku keluarkan.
“Kalau kamu ga mau, ya udah aku ga mau lanjutin nih….” Kataku
“Aku sayang kamu….mau salurkan fantasi saja….” Ujarku lagi membujuknya.
Pacarku hanya bengong sambil meringis menahan kenikmatan yang tertunda.
Kenapa ingin pacarku melakukan itu? Itu karena bermula sekitar 3 jam yang lalu. Aku lagi dikampus menunggu dosen pembimbing janjian asistensi. Sudah setengah jam tapi dosen pembimbing belum datang. Sial. Lagi bosan menunggu tiba-tiba sebuah whatsup masuk dari pacarku : “Sayang kamu dimana? Aku dikost kamu ini”
“Ya sudah masuk saja. Aku dikampus” Jawabku. Karena pacarku memang punya kunci kamarku.
“Kunci ga aku bawa.
Aku ganti tas soalnya.
Kamu masih lama?
Aku kehujanan ini.
Baju basah”
Saat itu memang tiba-tiba hujan turun dengan derasnya, termasuk dikampus. Pacarku yang tadinya naik gojek, kehujanan sampai kostku karena hujannya tiba-tiba.Aku lalu video call pacarku. Benar saja, rambutnya basah kuyup. Kasihan. Ingin rasanya cepat-cepat balik ke kost biar dia ga nunggu didepan kamar dengan badan basah begini. Tapi aku masih harus tunggu dosen pembimbing sialan ini.
Sambil video call, aku lihat kalau air hujan yang turun deras membasahi bajunya yang kebetulan hari itu pakai baju warna putih. Kalau diperhatikan seksama, baju putih itu sampai menjadi kain semi transparan yang melekat erat ditubuh sexynya.
Kain basah yang melekat erat didadanya menciptakan bentuk gundukan yang indah. Bra hitamnya yang membayang disana terlihat sangat menggoda. Bahkan kalau di zoom akan terlihat samar putting susunya membayang dibali bajunya yang transparan, seperti 2 titik mungil tersamarkan oleh bra hitam. Benar-benar sexy pacarku saat ini. Bisa bahaya ini kalau sampai warga kost melihat dia seperti itu. Bisa jadi tontonan gratis.
“Sabar ya sayang. Mudah-mudahan ini segera selesai biar aku segera balik”
“Iya buruan ya. Dingin nih. Mau dihangatkan” Godanya. Disaat-saat seperti inilah ingin aku segera berlari balik ke kost. Paling ga tahan di goda pacarku yang cantik ini.
“Wah lagi pacaran kau ya?” Tiba-tiba sebuah suara muncul dibelakangku.
Lagi asyik video call aku tak sadar dosen pembimbingku datang dan berdiri dibelakangku. Aku sudahi obrolanku dan masuk keruangannya. Kami asistensi lumayan lama juga. Hampir satu jam. Aku tidak konsentrasi membayangkan pacarku yang berdiri didepan kamarku dengan kondisi begitu.
Ditengah-tengah asistensiku. Ada wa masuk dari pacarku. Aku bisa baca dari layar HP yang tergeletak diatas meja didepanku Karena aku set bisa baca whatsup dengan kondisi screenlock.
“Sayang. Johan ada disini ini. Dia cariin kamu”
Anjis, ada Johan (teman satu kostku) sekarang bersama pacarku. Pasti dia senang banget bisa melihat pemandangan indah pacarku yang basah kuyup. Aku mau balas tapi ga bisa karena ga enak buka HP saat dosen ini ngoceh panjang lebar tentang metodologi skripsi.
10 menit kemudian ada wa masuk :”Sayang, Johan ajak ke kamarnya untuk berteduh sambil nungguin kamu. Gpp ya? Ini aku sudah kedinginan banget. Dan ga enak berdiri basah kuyup didepan kamar kamu. Ga enak sama anak2 kost lain”
Anjisss....... aku makin ga konsentrasi. Bayangkan saja pacar lu yang sexy, yang lagi basah kuyup dengan dadanya menerawang, berduaan sama cowo lain. Didalam kamarnya pula.
Inginku membalas: “Boleh saja, asal pintu kamar terbuka”. Karena aku juga kasihan kondisi pacarku, walau ga 100% rela membiarkanya dengan Johan bajingan ini.
Aku makin ga konsentrasi, tapi ntah kenapa ada sensasi tersendiri saat ini membayangkan Johan & Marscha ada dikamar berdua. Kira-kira apa yang akan dilakukan Johan dengan melihat kondisi pacarku saat ini. Ingin rasanya segera ambil HP dan video call, tapi ga bisa. Dosenku ini masih ngoceh dengan asiknya. Aku sudah ga dengar apa yang dia ucapkan, pikiran liarku menerawang jauh ke kawasan kostku.
Karena tak tahan lagi, 10 menit kemudian aku ijin ke dosen untuk kamar mandi. Alasan mau kencing. Tak lupa aku bawa Hp ku. Aku lalu mencoba telp pacarku. Tapi Video call ga diangkat. Aku coba lagi sampai 5 kali tetap ga diangkat. Aku makin panas dingin membayangkan yang tidak-tidak. Aku juga coba telp Johan tapi sama saja. Ga diangkat juga. Brengsek. Awas saja kalau dia sampai macam-macam ke pacarku.
Karena ga berhasil telp pacaru aku lalu masuk ke ruangan dosenku dan kembali mendengar petuah-petuah bijak tentang skripsi. Setelah 30 menit, akhirnya selesai juga asistendi kali ini dengan lumayan banyak perbaikan skripsi. Alamat ga kekejar wisuda 2 bulan lagi kalau begini terus.
Dosenku: “Kau ga konsentrasi dari tadi. Kita sudahi saja. Sudah tak sabar ya ketemu pacarmu yang cantik dan lagi kedinginan itu?” Kata Pak Zakar. Aku malu juga. “Anak muda jaman sekarang ya...” Lanjutnya.
Aku bergegas kekost naik mobil. Menerobos hujan dengan ngebut. Sambil dijalan aku coba telp pacarku tetap saja ga diangkat. Apakah saat ini pacarku sedang dikerjai Johan? Pikiran buruk makin merasuki.
Aku coba telp teman kostku yang lain yang bernama Arnold, untung diangkat.
“Nold, lu dikost?”
“Iya, kenapa masbro?”
“Marcha tadi kekost ya? Gue telp ga diangkat soalnya”
“Iya tadi ada. Sempat ngobrol gue pas nia nungguin lu didepan kamar.
Anjis, Arnold juga melihat pemandangan indah pacarku.
“terus dia kemana?”
“tadi sih gue lihat masuk kamar Johan, karena kasihan juga dia kedingan. Lu lama sih”
“Johan ada dikamarnya? Gw telp ga diangkat,”
“Kayaknya ada deh. Tapi pintu kamar tertutup, ga tahu juga apakah keluar cari makan”
DEG.
Jadi ternyata pacarku dan teman kostku dikamar berduan. Seasik apa mereka ngobrol sambil satupun ga angkat telp. Atau jangan-jangan mereka........
Pikiran macem2 merasuki. 10 menit kemudian aku sampai. Sesampainya di kost aku langsung kekamar Johan. Aku dobrak pintu kamarnya. Dan aku kaget saat membuka pintu.
Ternyata pacarku lagi tidur diatas kasur Johan. Dia tidur dibawah selimut. Tapi aku tidak melihat Johan disana. Aku bangunkan pacarku lalu aku ajak kekamarku. Yang aneh adalah, saat itu pacarku sudah ganti baju. Bajunya yang tadi basah berganti dengan kemaja putih cowok. Apakah ini kemeja Johan?
“Johan lagi dikamar mandi” Katanya pas aku tanya Johan kemana. Dia minta maaf karena ketiduran jadi ga angkat telp. Kemudian aku cecer dia dengan pertanyaan-pertanyaan apa saja dikamar berduaan sama Johan. Dia bisa menjawab dengan meyakinkan, sampai pertanyaan terakhir tentang kenapa dia bisa pakai baju Johan.
“Kamu jangan marah ya” Katanya memulai pembicaraan. Aku mulai pusing.
Pacarku lalu bercerita. Sesampainya di kamar Marcha meminta agar pintu kamar ga dikunci. Takut jadi pergunjingan, apalagi dia pacar temannya johan. Tapi ternyata itu celakanya, karena posisi kamar Johan diujung jadi sering dilewati orang. Baru 1 menit masuk kamar, katanya ada teman kostku (dia lupa namanya) yang masuk kamar Johan dan ikutan ngobrol. Tapi Marcha risih karena tatapannya sangat tajam melihat ke arah tubuh basah pacarku. Demikian pengakuanya kalau dia tidak suka ditatap tajam sama cowo. Untung ga lama si bandot itu dikamar, langsung ijin keluar.
Karena itulah akhirnya Marcha meminta Pintu kamar johan ditutup. Lagian memang hujan deras, angin deras masuk kamar membuat pacarku makin menggigil.
Johan menawarkan handuk bersih untuk melab tubuh pacarku yang basah. Bahkan teman kostku itu menawarkan baju ganti, yaitu sebuah kemeja. Marscha menerima karena memang sudah kedinginan. Tapi Marscha bingung mau ganti baju dimana karena Johan tidak memiliki kamar mandi didalam. Untuk kekamar mandi diluar, Marsha malas nanti ketemu teman-teman kostku lagi. Saat inilah Johan mulai “beraksi” menurut penuturan pacarku.
(Kira-kira seperti inilah obrolan pacarku dengan Johan seperti yang diceritakan pacarku)
“Ya sudah ganti baju disini saja” Kata Johan mulai spik, saat pacarku tanya mau ganti baju dimana.
“Ah malu kan ada mas Johan. Keluar dulu dong”
“Apa malu. Toh dari tadi aku sudah lihat badan kamu. Bahkan bisa lihat bra hitam kamu itu...hehehe..”
“Ihhhh...Mas Johan...malu tahu”
“Anggap saja aku cowomu. Kan biasa juga bugil depan dia. Hehehe..”
“Apaan sih.....” Jawab pacarku.
Johan tetap melakukan spik-spik babinya. Katanya dia memuji pacarku yang cantik dengan tubuh indah terawat. Katanya Johan bermimpi bisa punya pacar seperti Marcha.
Walau pacarku ga cerita, tapi aku yakin pacarku pasti senang dipuji-puji begitu. Pujian adalah titik lemah seorang gadis.
“Ya sudah balik badan dulu. Aku mau ganti baju” Kata Marcha, yang akhirnya dituruti Johan. Tapi baru saja pacarku buka kancing terakhir dan menurunkan kemeja itu, Johan sudah balik badan dan tertawa cengengesan. Johan bisa melihat tubuh indah pacarku yang hanya tertutub bra hitam. Pacarku katanya dengan cepat pakai baju.
“memang usil banget itu teman kamu yank” Kata marscha.
“Ntar aku hajar dia”Jawabku “ terus habis itu bagaimana lagi?”
“Ya begitu saja, dia muji-muji badanku. Katanya badanku putih mulus, terus katanya dadaku sexy. Aku risis banget tahu yank. Marahin itu Johan” Kata Marcha, tapi dari nadanya tidak kelihatan orang yang kesal, malah kelihatan dia senang digoda begitu. Pacarku ini memang ada bakat eksibisinis.
Membayangkan saja membuatku Horny. Langsung aku rapatkan badanku kepacarku, aku lumat bibirnya dan aku remas setiap inchi tubuhnya. Dia hanya pasrah saat aku telanjangi. Begitulah awal ceritanya.
Aku merasa horny membayangkan tadi Johan memperkosa pacarku. Makanya aku membayangkan adegan itu. Aku minta pacarku menyebut nama johan untuk memanggilku saat ML seperti saat ini.
“Aku sayang kamu….mau salurkan fantasi saja….” Ujarku lagi membujuknya. Saat ini batangku sengaja aku keluarkan dari vaginanya, agar dia menurut.
Akhirnya pacarku menurutiku. Dia memang wanita penurut. Itu yang buat aku sayang sekali sama pacarku ini.
“Ayo masukin lagi dong Mas Johan ganteng…..” Katanya mulai menggoda. Aku senang sekali. Aku segera bangkit dengan penuh nafsu, kontolku langsung kuarahkan ke liang surgawi gadis cantik itu. Penetrasiku tak sebegitu sulit karena memek Pacarku sudah banjir cairan kenikmatan kami pada permainan sebelumnya.
“Ouh massss johann…..enak….” Desah pacarku. Yang membuatku makin bernafsu. kemudian aku mulai menggenjotnya dengan penuh nafsu. Benar-benar sensasi yang luar biasa membayangkan temanku yang menggenjot tubuh indah ini.
“Aaaghh… memek kamu enak banget sayang.”, desisku keenakan.
“Mmm..sstt.. punya Mas Johan gede banget. Aaaghh…. rasanya sampai keperut.”, desah Pacarku yang mulai menikmati permainan sex skenarioku ini.
Mendengar dia sering menyebut nama Johan, membuatku menaikkan tempo permainan. aku mengalungkan tangan Pacarku ke leherku. kemudian aku angkat badannya hingga kini kami dalam posisi duduk berhadapan diatas ranjang itu. Dengan posisi seperti ini kontolku terasa bisa lebih mentok memasuki memek Pacarku dan terasa menyentuh mulut rahimnya.
Aku bayangkan yang melakukannya adalah Johan. Hal itu makin membuatku gila. Aku pegang kuat pantat Pacarku kemudian menggerakkannya naik turun, kadang aku menggoyangkan pantat itu memutar-mutar.
Kemudian aku suruh Pacarku menaik turunkan tubuhnya sendiri. tanpa diberi petunjuk, Gadis cantik itu bergerak liar di pangkuanku, pantatnya naik turun, kadang berputar dengan goyangan yang semakin membuatku merasa keenakan karena jepitan vaginanya terasa lebih enak dan bervariasi. Lagipula dengan posisi ini, aku bebas menciumi wajahnya dan meremas-remas payudaranya. Pacarku kelihatan lebih menikmati posisi seperti ini, dia bergerak dengan panas penuh gairah birahi sambil menyebut nama cowo lain.
Desahan kami bersahutan berpadu dengan suara kecipak pergesekan kontolku dan memeknya yang basah. Suara benturan pantat Pacarku dan pahaku juga ikut meramaikan suasana. Permainan kami berlangsung cukup lama karena aku menahan setengah mati agar tidak keluar duluan. Tak ingin sensasi ini cepat berlalu.
Pacarku kelihatan sudah mulai terbiasa menyebut nama orang lain saat bercinta, bukan namaku.
Setelah beberapa lama berpacu dalam birahi, kurasakan gerakan Pacarku makin liar. Orgasme gadis cantik itu rupanya sudah dekat. Otot-otot vaginanya berkontraksi makin menggila.
“AAAGHH…..Johannn. Uughh……”, jerit Pacarku kala orgasme melandanya. Tubuhnya memelukku erat. Dapat kurasakan tubuhnya sampai gemetaran. Dan akhirnya Pacarku pun lemas dalam pangkuanku. Aku yang belum mencapai puncakku, segera menurunkan Pacarku dari pangkuanku. Tubuh Pacarku yang sudah lemas itu kutengkurapkan. Pahanya aku ganjal dengan bantal hingga posisi pantatnya agak menungging dan posisi vaginanya memungkinkan untuk kugenjot.
Kaki Pacarku agak kurenggangkan lalu kontolku segera kumasukkan ke memeknya. Setelah kumasukkan sampai mentok, kaki Pacarku kurapatkan lagi. Aku merintih keenakan karena dengan posisi ini, vagina Pacarku terasa lebih menjepit. kemudian aku mulai menggenjotnya dengan penuh nafsu. Tubuh Pacarku yang tengkurap sampai melonjak-lonjak.
“Uughh… enak sayang. Memek kamu enak banget aaahhh…”
“Ughhh.. uugh…aku capek banget.”, kata Pacarku. Tapi dia tak bisa berbuat apa-apa karena sudah lemas.
Aku tak peduli dan terus menggenjot gadis cantik yang sudah lemas itu. Lama-kelamaan gairah Pacarku kembali terpancing. Walaupun tubuhnya sudah lemas tapi desahannya kembali terdengar. Setelah hampir lima belas menit berpacu dengan nafsuku, aku merasa orgasme melandaku. Batang kontolku aku tarik segara dan menyemprotkan banyak sekali keatas pantat dan anusnya.
“Aaghh…. . Aku nyampe aaaagghh….”, desisku saat orgasme.
“Aaahh.. aahh….”, desah Pacarku lemah.
Aku merasa tubuhku lemas dan ambruk menindih Pacarku. kemudian aku pun menyingkir dan berbaring disebelah Pacarku dan terdiam sejenak menikmati orgasmeku yang barusaja kucapai. Ketika aku menoleh ke arah Pacarku, ternyata gadis cantik itu sudah tertidur karena lelah. Aku tarik tubuhnya agar ia tak tidur dengan posisi tengkurap. Aku peluk gadis cantik itu dalam pelukanku dan berniat untuk ikut terlelap juga. Tapi ada 1 pikiran yang tiba-tiba muncul: TAK BIASANYA PACARKU INI LANGSUNG TIDUR SAAT HABIS BERCINTA. Dia pasti kecapean sekali. Biasanya dia bersihkan dulu vaginanya dikamar mandi, karena menurutnya tidak nyaman ada cairan disana. Apakah sebelum aku dia sudah ML dengan orang lain sehingga membuatnya begitu lemas????
Apalagi saat tadi doggy style aku melihat pantat putih mulus pacarku merah seperti ditampar. Aku coba balikkan lagi tubuh pacarku, benar saja. Pantatnya yang mulus itu kelihatan memerah seperti ada cap tangan. Padahal dari tadi aku tidak ada menampar pantatnya. Apakah???
Pertanyaan yang mungkin hanya waktu bisa menjawabnya.
:::::::::::::
Part 5 : Sahabat Pacarku dan Pesta Ulangtahun
Sebuah whats-up masuk ke laptopku (whats up dekstop) saat aku berkutat dengan skripsiku. “Yank, aku pulang kampus main ke kost Sherry ya.” Aku berhenti sejenak. Untuk kesekian kali pacarku ini setiap pulang kampus selalu mampir ke kost Sherry. Dia bilang karena ga mau sering-sering ganggu aku yang lagi fokus sama tugas akhir. Ya mau bagaimana lagi, karena memang kalau pacarku mampir kekost yang ada bukan tugas akhir yang selesai. Malah panjang urusan terkait duniawi.
“Ok sayang....Take care...nanti kabari lagi ya”.
Pacarku punya sahabat namanya Sherry. Mereka sudah temanan dari sejak semester awal karena mereka satu jurusan. Aku juga dekat dengan Sherry karena sesekali dia main kekostku bareng pacarku dan kami pernah jalan bareng bahkan double date dengan pacar dan mantannya. Aku juga pernah kekost Sherry pas mengantar atau menjemput pacarku. Sherry tinggal di kost-kost yang cukup elite tapi bebas (tidak ada jam malam & cowo bisa masuk kost-an), rada jauh dari kampus kearah pegunungan/bukit begitu. Kostnya keren, kelihatan bahwa Sherry anak yang cukup berada.
Sherry ini postur tubuhnya mungil, wajahnya cantik dan terkesan bitchy, orangnya modis dan wangi selalu. Pakaian sehar-hari yang dikenakannya selalu berukuran ketat, rok yang selalu berpotongan sejengkal di atas lutut sehingga pahanya yang putih mulus itu terlihat. Sebagai lelaki normal tentu aku sesekali konak juga lihat sahabat pacarku ini. Normal. Apalagi fisiknya tidak kalah dari pacarku dengan pinggangnya ramping, buah dada besar menggoda dan juga bokongnya membusung dengan montoknya sejak jaman dia SMA (iya aku pernah lihat foto-foto SMAnya, memang sudah sexy sejak usia belia). Mungkin payudara dan pinggul yang sudah terbentuk sedemikian indahnya karena terbiasa dinaiki dan digumuli oleh mantan-mantannya. Karena Sherry ini memang terkenal gonta ganti pacar. Dan dia terkenal sangat gaul, siapa dikampus yang tidak kenal si anak nongkrong Sherry.
Ada perasaan khawatir memang melihat kedekatan pacarku dengannya, apalagi akhir-akhir ini ketika aku sibuk dengan skripsi. Aku ga mau waktunya habis main dengan Sherry, sehingga ga sempat belajar dan mengerjakan tugas kuliah. Tapi tak mungkin aku larang, karena sudah dewasa ini. Sudah tahu mana yang baik dan mana yang tidak.
Tapi yang bikin kepalaku sesekali pusing adalah saat cerita-cerita pacarku bersama sahabatnya itu. Ada-ada saja tingkah laku Sherry yang buat khawatir. Seperti misalnya suatu hari pacarku diajarin merokok untuk pertama kali, walau akhirnya pacarku bilang ga suka rokok karena batuk-batuk.
Pernah juga diajak dugem saat merayakan kelulusan ujian semester. Dan girls only pas girls night. Cowo ga boleh ikut. Aku khawatir sepanjang malam ga bisa tidur. Sampai akhirnya aku tungguin diparkiran diskotik dan aku niat jemput. Tapi pacarku larang katanya bareng sherry nginap dikostnya bareng cewe2 lain, ga ada yang dijemput pacar2nya. Ya sudah aku ga mau buat malu pacarku. Besoknya aku jemput pacarku dari kostnya Sherry. Dia ga banyak bicara, katanya habis dugem mereka langsung tidur saja.
Cara berpakaian pacarku juga perlahan mulai berubah dan mengikuti gaya Sherry. Sering tampil sexy, terutama sering pakai pakaian ketat yang menonjolkan assetnya, dan kadang-kadang dengan 1 bahkan 2 kancing terbuka. Kalau untuk jalan ke mall atau ditempat nongkrong begitu ya gpp lah. Yang aku khawatir kalau Pacarku ini tampil sexy kekampus. Kurang pantes. Bisa ga konsentrasi juga dosen ngajar, apalagi kalau dia duduk depan. Bahkan pernah pacarku ngaku kalau satu hari pas mereka ngopi berdua di mall bareng Sherry, mereka digodain om2 gendut nan tajir begitu. Bahkan sampai ditawar untuk short term. Dikira kali mereka berdua ini perek. Kata pacarku mereka menolak dengan halus, walau Sherry dikit-dikit menggoda bandot tua itu. Kepalaku langsung pusing dengar cerita pacarku. Membayangkan pacarku, karena bujukan sherry, mau melayani lelaki lain.
Dan di semester ini, ada kejadian-kejadian yang menurutku Sherry itu sumber masalah buat pacarku. Kenakalan-kenalan khas mahasiswa mulai dilakukan pacarku. Pernah mereka bolos kuliah untuk nonton perdana film baru di bioskop. Pernah juga sama-sama kena skors dosen karena ga masukin tugas. Sudah ga ngumpulin tugas, datang telat dan ribut pula dikelas. Itu karena mereka niatnya mau kerja kelompok untuk menyelesaikan tugas dirumah pacarku (Sherry nginap), tapi berakhir dengan ngegosip dan nonton sampai subuh, alhasil ga ngerjain tugas.
Tapi ajaibnya skors ke kedua mahasiswi itu tidak berlangsung lama. Sherry katanya bisa meyakinkan dosen killer Pak Hambali itu dengan menyerahkan tugas susulan. Bahkan mereka berdua akhirnya bisa dapat A. Ajaib. Dan memang setelah aku cek, Sherry ini tergolong mahasiswi pintar. Nilainya bagus-bagus. Bisa dapat beasiswa LPDP ini nantinya.
Disuatu hari, pacarku pernah datang tiba-tiba kekostku, langsung menubrukku yang sedang dibelakang komputer, menciumku bibirku dengan ganas, meraba tubuhku dan langsung membuka kancing celanaku. Dia bilang horny berat karena baru habis nonton bokep bareng di rumah Sherry. Memang vagina pacarku sudah basah saat itu, dia yang sudah tidak pakai CD langsung memasukkan batangku dengan posisi aku masih duduk diatas kursi. Dia mengendarai juniorku dengan ganasnya. Aku hanya dia menyaksikannya “bekerja” sambil menatap wajahnya yang makin cantik kemerahan karena horny berat. Setelah orgasme dia cerita kalau Sherry memang punya banyak koleksi DVD porno, hadiah dari pacarnya Sherry yang tinggal diluar kota (mereka LDR). Pasti Sherry sering nonton bareng pacarnya di kost saat ketemu.
“Jadi Sherry punya banyak kolekesi bokep?”Tanyaku.
“Iya yank” Katanya sambil mengelus-elus batangku yang baru selesai bertempur. “Memang sarap itu sherry. Segala macam alat bantu sex juga ada dikamarnya. Haha...”
Aku kaget. Gila ya mahasiswi jaman sekarang.
Kemudian pacarku cerita kalau Sherry punya 3 dildo, ada yang getar ada yang biasa. Dan ada beberapa barang-barang lagi yang dia tidak tahu itu fungsinya apa. Malah tadi pas mereka nonton berdua, Sherry yang sudah horni menawari dildo 1 buat pacarku, tapi dia tolak dengan alasan jijik. Pacarku memilih naik ojek online cepat-cepat kekostku untuk menuntaskan birahi.
Aku memang tak bisa berbuat banyak saat pacarku dan sahabatnya banyak menghabiskan waktu bersama. Apalagi memang saat ini aku disibukkan dengan skripsiku yang tak selesai-selesai. Otomatis waktuku untuk jalan dengan pacarku jauh berkurang. Tapi sesekali aku pantau pacarku, baik dari teman atau mastiin dia dimana dengan datang menjemput kalau habis hang out.
Aku makin yakin kalau Sherry adalah hal buruk bagi pacarku karena pernah tak sengaja aku baca WA mereka di HP pacarku minggu lalu (dan ini yang membuat aku makin rutin buka-buka HP pacarku).
S : Sha, aku mau cerita nih, tadi aku kan antar makalah ke si kaprodi.
M : Memang gila lu ya. Masih berani antar padahal sudah dimarahi.
S : Hahaha.... Namanya juga usaha.
M :Kok bisa tiba-tiba selesai?
S: Iya tadi dibantuin si rendy
M: Tumben si rendy bantuin lu. Lu sogok apa?
S: Ada deh ;p
M: Hahaha... tahu gw...lu mah.. “biasa” kan?
S: Hahaha tahu saja lu. Eh aku mau cerita apa bahas rendy?!
M: Iya..iya..”
S: Inget ga tadi di kuliah aku pake baju apa?
M: Kemeja putih kerah ketat andalan lu, dengan kancing terbuka dan rok hitam. Knp?
S : Jadi ceritanya aku godain Kaprodi. Pas ketemu dia diruangnya, aku iseng aja jatuhin makalah di depannya.
M : truuuuuss.
V : Jadi pas jatuhin makalah spontan Kaprodi bantuin aku kan. Sengaja aku nunduk ambil makalah yang jatuh. Dan asal lu tahu, gw ga pake Bra hehe. Dan dianya bukannya ambil, malah bengong ngliatin toket gw dong. Puas-puasi deh. Haha...
M : Ehh gila ya Sher, kalo tiba tiba lu diperkosa diruangnya gmn?
S : Hihihihihi.... Ga berani dia. Seru lho lihat orangtua itu natap toket gw. Haha.
M : Gelo...
S: Tapi aku penasaran mau godain dia lagi. Mau ikutan ga? :p
M: Hahaha... aduh gmn ya? Takut ah.
S: Hallah lu ini, kayak anak perawan saja. Sesekali nakal dikit seru tahu.
M: Hahaha
S: Masa cowo lu doang yang bisa lihat toket lu. Bagi-bagi rezeki dong ke orang lain
M: Hahaha...gila memang temanan sama lu.
S: eh Si rendy sering banget nanyain lu. Lu sesekali “baik” dong kedia.
M: Pala lu peyang. Sudah ah, mau bobo
S: Bobo sama rendy...cie cieee..
M: BYE.
Demikian wa yang aku baca. Pusing ga lu kalau cewe lu punya teman kayak Sherry ini. Berpengaruh buruk. Dan banyak hal-hal dan kejadian yang buat aku pusing dan penasaran dengan persahabatan pacarku ini. Yang nanti aku ceritakan kemudian.
===
Malam itu adalah perayaan ulangtahun pacarku. Berhubung sudah lama tidak kasih waktu buat pacarku, Jadi aku ajak dia dinner di hotel yang ada restoran mewahnya. Aku sesekali mau kasih surprice buat pacarku ini. Terbukti dia memang senang banget saat tahu aku ajak ke tempat itu. Tak lupa aku juga aku sewa kamar semalam (*Evil smile). Selain meletakkan bunga pada vas di kamar, aku meminta pihak hotel untuk menaburkan kelopak bunga di tempat tidur untuk memberikan kesan romantis. Tak lupa menambahkan balon dan pernak-perniknya.
Kalau sudah dibaikin dan diromantisin begini, pacarku ini pasti “tahu balas budi”. Hehe. Aku memang berniat pake pacarku ini sampai puas, karena sudah 10 hari tidak ML. Juniorku sudah kangen berat.
“Sayang....aku jemput jam 7 ya, mau ajak kamu dinner”. Begitulah whatsupku.
“Asekkk....” Jawabnya.
“Jangan lupa pakai baju yang sexy. Xixixi”
Dia tidak langsung balas wa, sampai 3 menit kemudian kirim pic di wa. Aku yang lagi minum sampai menyemburkan air ke lantai karena foto yang dikirim pacarku dengan caption. “mending pakai baju....atau gini saja babe?”. Dia pose telanjang dada, memarkan dadanya yang ranum menggoda dengan puting pink sexy, sambil senyum manis dengan jari memberi simbol peace.
Aku balas di wa: “Kita mau dinner, bukan mau ngentot”. Aku kasih emotion marah.
“Yakin dinner doang..... ga mau ini?” Sambil dia kirim foto miss V nya yang masih pakai G-String tipis, bisa aku pastikan kalau vagina pacarku ini baru habis dicukur. Anjritt...benar-benar sexy.
“Awas ya kamu....aku hajar sampai besok pagi!!!”
“Hahahaha.....sampai ketemu sayang. Gih keluarin di toilet dulu :p”
Kemudian ada 3 foto lagi dia kirim dengan pose sexy menggoda. Sangat-sangat sexy, lebih-lebih majalah playboi terbitan luar. Sejak kapan pacarku ini jadi narsis-sex begini? Bahaya.
Begitulah akhirnya aku jemput pacarku untuk makan malam. Pacarku berpakaian formal nan sexy malam itu. Dia kenakan outfit bermotif bunga-bunga dengan belahan rendah sebagai atasan, lalu rok ruffle mini sebagai bawahan, dan padukan dengan long cardigan. Sexy dan terkesan dewasa. Apalagi pacarku pakai make up tipis, memancarkan aura cantiknya.
Kami diantar waiter ke meja. Setiap pengunjung restoran yang kami lewati tidak melewatkan kesempatan dengan memandangi pacarku, paling tidak melirik-lirik jika ada pasangannya. Ada bahkan 2 pasang mata lekaki melihat pacarku dgn tatapan bernafsu dan menelan air liur. Aku bangga berjalan disampingnya. Apalagi saat duduk, rok mininya tertarik keatas sehingga memarkan setengah paha mulusnya. Lelaki yang ada di depan dan samping meja kami curi-curi pandang, bahkan ada 1 orang lelaki yang kebetulan lagi makan sendiri melotot melihat pacarku.
“Yangg...kok dari tadi banyak yang mandangi aku ya.....” Katanya pas sampai di meja yang kami reserve.
“Ya iya..kamu cantik banget malam ini sayang...Sexy..”
“Makasihhhh...”katanya senyum manis
Kemudian pacarku bilang sangat menyenangkan sekali menjadi pusat perhatian. Dan bahkan dengan jujur dia bilang.....dia bergairah. Wah memang bakat eksibisionist ini pacarku. Aku ON juga menyadari kekaguman para lelaki direstoran itu dengan kondisi pacarku yang katanya bergairah. Bahkan ada beberapa “aksi” pacarku yang aku ga tahu apakah itu sengaja atau tidak, tapi sangat “provokasi lawan jenis”. Seperti beberapa kali melebarkan pahanya saat ketawa, aku ga tahu apakah lelaki yang di meja depannya bisa melihat kemulusan bahkan celana dalam pacarku. Kemudian dia menjatuhkan sendok sehingga pas mengambil mau tak mau harus menunggingkan pantatnya ke lelaki dibelakang yang aku lihat menelan ludah. Belum lagi dia (menurutku) sedikit memprovokasi pelayan yang datang mengantar wine dengan cara bersandar di kursi dan dadanya yang membusung indah itu ter-expose. Saat sexy. Tangan pelayan itu sampai bergetar menuangkan wine. Ntah kenapa aku justru horny menyaksikan bagaimana para lelaki mengagumi pacarku.
Kejadian yang aneh selama direstoran adalah saat pacarku ijin ke toilet. Cukup lama dia disana. Ada sekitar 10 menit, sehingga aku yang khawatir menyusul ke ke belakang menuju toilet restoran itu, mencarinya sekaligus juga mau pipis. Sebelum sampai toilet aku berpapasan dengan waiter yang tadi menuangkan wine yang baru dari arah toilet.
Toilet cowo sebelah kiri, toilet cewe sebelah kanan (because girls alwasy right). Yang aneh didepan toilet cewe ada Papan Peringatan / Sign Board bertulisankan sedang perbaikan. Lha kemana pacarku ya?! Kalau toilet cewe ini rusak, berarti pacarku ke toilet lain di restoran ini. Aku lalu menuju kekiri ke toilet cowo. Setelah pipis lalu aku kembali ke meja, kulihat pacarku sudah duduk manis disana.
“Kamu kemana tadi yank? Toilet cewe rusak tadi aku lihat”
“Enggak kok. Bagus saja. Aku disitu tadi”
“Masa sih?”
“Iya.....tadi aku lama didalam karena sakit perut. Maaf ya buat kamu tunggu lama”
Hmmmmmm....... sejuta pikiran didalam otakku, tapi aku tak mau memperpanjangn dengan analisis-analisis liar. Mau menikmati malam ini saja
Sehabis makan malam (yang cukup menguras kantong mahasiswa tingkat akhir sepertiku), aku ajak pacarku ke kamar hotel dilantai 18 yang sudah aku persiapkan. Aku bilang kejutan menunggu diatas. Dia hanya terseyum simpul, sudah menduka ‘kejutan’ku. Di lift kami berciuman dengan panasnya. Pas dilantai 9 ada 1 bapak-bapak yang ikut naik. Aku hentikan ciumanku, tapi malah Pacarku yang nyosor ke bibirku. Dia masa bodoh dengan ada orang lain di dalam lift itu. Aku mau tak mau ikut membalas ciuman panas pacarku ini, walau ada orang disitu.
Bahkan didepan pintu kamar kami masih berciuman dengan panasnya, walau ada pelayan yang sedang lewat mengatar makanan room service ke kamar sebelah. Benar-benar gila, tapi cuek ajalah. Mumpung ini hari bahagia pacarku, aku ikuti saja maunya. Bahkan disuruh untuk genjot dia didepan pintu kamar ini sekarang pun aku siap. Fantasi yang indah.
Pacarku sangat senang saat masuk kamar menyaksikan kelopak bunga bertaburan dengan indah diatas tempat tidur, begitu juga dengan dekorasi kamar dengan banyak bunga diatas vas dan balon dan pernik lainnya.
“Happy bday, babe.... I love you”
“Thank you honey. You know how to make me fell happy” Katanya sambil kembali menciumku. Lidahnya menjulur masuk. Aku balas, kami berpangutan dengan saling meraba tubuh pasangan.
5 menit kemudian pacarku melepaskan ciuman, lalu menjauh dariku. Dia menuju bed of roses. Dengan gaya menatang dia naik keatas tempat tidur, membelakangiku yang berdiri terdiam mematung menantikan aksi liarnya. Pacarku naik keatas tempat tidur, kedua telapak tanganya diatas sprei putih itu, lalu dengan sexynya menunggingkan tubuhnya. Kontan roknya terangkat keatas sampai mengekpose semua bagian belakang tubuhnya, termasuk pantatnya yang putih mulus dan Vaginanya yang rapat itu. Ternyata pacarku sudah tidak pakai CD, sehingga liang surga miliknya terkspose bebas dihadapanku. Lha sejak kapan dilepas?!
Bodo amatlah. Aku yang sudah nafsu diubun-ubun lalu mendekatinya, memandang liang pink yang sudah tercukur rapi indah itu. Walau sudah sering menyatap liang favorit ini, aku tak pernah bosan memandangnya. Aku mendekatinya yang sudah horny, bersujud lalu langsung menjilati memeknya dari belakang. Jilat demi jilatan kulakukan bahkan menggigit kecil ujung klirotisnya.
"Aahhh ahhhh.....ahhhh...ahhhh shhh sshhh terus teerruusss!!"
"Ssllrruuppp....mmhhh..mmhh"
Aku menjilat dan terus menjilat. Bahkan tangan dengan refleks mengkobel-kobel vaginanya. Dua jari masuk mengkocok liangnya.
5 menit melakukannya dengan intenns sampai akhirnya "Aaahhh hhaaahhh...mau keluarr......!!" teriak pacarku.
"Mmmhhh keluarin saja sayank...mmhhh.....cleppp...clepppp!!" Aku makin intens kocokin liangnya nyang sudah basah.
"Sayaaaannnnnnnnnn....kluar aahh ahhh !!
Sseeeerrrr.....sseerrrr cairannya pun menyembur, membanjiri lantai dan kena celanaku bagian bawah. Banyak air kencing dan lendir orgasmenya menetes dijariku.Pacarku terbaring lemas tengkurep diatas bed of roses dengan nafas tersedu-sedu nikmat.
“Kok cepat amat keluar yank?”
“Iyaaa...aku sudah horni sejak di restoran tadi.....”
“Kamu nakal ya.....” Ujarku sambil membuka ikat pinggang dan menurunkan semua yang ada dan aku ikut melepaskan baju sampai bugil. Batangku sudah berdiri tegap mantap. Aku lalu naik ketempat tidur, memposisikan batangku tetap didamping wajahnya. Sebagai pacar yang pengertian, tanpa menunggu lamatangan kanan pacarku langsung memegang kontolku. Mengocoknya dan bergantian dijiliti.
"Mmmhhh mmhhh....sslluuurrppp!!" racauan hisapan pacarku maju mundur kepalanya. Sexy sekali, sampai aku berniat mengabadikan dengan ponselku.
“Yank, kami sexy banget sepongin kontolku. Aku rekam ya” Kataku minta ijin samil mengambil ponselku.
“Boleh saja yank...penasaran juga. Ingin sesekali ML direkam. Hihihi...”
Aku lalu mengidupkan video kameraku lalu merekam pacarku yang mengulum nafsu kontolku, dia sesekali terseyum kearah kamera handphoneku. Benar-benar bitchy.
"Adduuhh....enak banget sayang!!" Ujarku
"Hhmmm mmhhh enak yaa!!" Dia lepas kuluman sambil mengocok dan ludahnya berceceran di atas tempat tidur. Seperti layaknya bintang bokep, dia mempermainkan batangku dengan sangat profesional, bahkan sesekali menggoda. Ini karena kebanyakan nonton bokep sama Sherry atau bagaimana kok pacarku jadi liar begini dibalik kameraku. Sensasinya luar biasa.
“Sudah dulu yangg....ga mau cepat keluar” Ujarku meminta dia menghentikan oralnya. Bisa jebol ini pertahanan sebelum menu utama. Aku lalu bangkit, kemudian aku telanjangi tubuh pacarku. Tak lupa aku letakkan kamera diatas meja di sudut kamar yang bisa menyorot semua area tempat tidur tempat kami bercinta. Ini akan jadi video porno perdana kami. Pacarku juga nampak antusias sekali. Dia bergaya layaknya bintang bokep.
Tubuh indah pacarku aku telantangkan diatas bed of roses itu. Aku buka lebar paha mulusnya, vaginanya yang gundul sangat sexy terlihat, merekah merah muda dengan sedikit basah.
“Aku masukin ya....”
“I am yours, babe....fuck me...”
Secara perlahan sesenti demi sesenti kudorongkan penisku memasuki gua yang sempit tersebut, kurasakan penisku terasa hangat saat menembus lubang vaginanya. Dan Pacarku pun meringis menahan laju penisku di vaginanya dan…, Bles…, goyangan terakhir cukup kuat dan berhasil membenamkan sebagian besar penisku pada vaginanya yang kelihatan penuh karena penisku terbenam didalamya.
“Akhh…, akhh”, sungguh luar biasa, sungguh nikmat sekali vaginanya. Aku mendiamkannya sesaat dan merasakan jepitan dinding vaginanya yang berdenyut-denyut seperti memijat penisku.
Ketika penisku sudah masuk semua ke dalam vaginanya, lalu kuangkat lagi dan kubenamkan lagi sambil kugoyangkan perlahan ke kanan kiri dan ke atas dan bawah. Gemetar badanku merasakan nikmat yang sesungguhnya yang diberikan oleh vagina Pacarku ini, walau sudah pernah merasakn jepitan ini, tapi vaginanya kurasakan masih sangat menggigit lembut dan meremas senjataku dengan kencang. Benar-benar vagina yang luar biasa, tak pernah bosan-bosannya aku.
Pacarku merespon penetrasiku dengan sangat bernafsu, mungkin karena tahu sekarang direkam maka dia sangat totalitas mengeluarkan semua desahan dan erangan.Kutekan penisku dalam-dalam, nikmat luar biasa. Kulihat sekujur tubuh Pacarku menegang, mata indahnya amat sayu menatapku dan nafas bagaikan kuda pacu disertai keringat mengalir disekujur tubuhnya. Pacarku menyambut setiap goyangan dan gempuranku.
“Oh yes, yesss… oh.. oh no, oh No....yangggg.....” desahnya dengan kencang.
Kami terus berpacu dalam birahi. Keringat mulai menghiasi tubuh. Desahan dan erang kenikmatan kami memenuhi kamar lantai 18 ini. Sampai akhirnya kurasakan tubuh pacarku agak menegang, kakinya menjepit pantatku seakan ingin agar kontolku lebih dalam masuk ke vaginanya yang berdenyut makin liar sambil mengeluarkan cairan pelumasnya. Dan tak sampai 3 menit kemudian, kulihat matanya terbelalak keatas dengan kepala mendongak tanda ia akan klimaks.
“Aduh…yank mau keluar….” Ujaranya. Dan inilah saatnya. Segera aku cabut batangku, yang membuatnya terbelalak dan marah karena orgasmenya gantung. “KOK DICABUT SIH?” Katanya kesal.
Aku tersenyum licik. “Tenang saja. Aku mau kasih sensasi lain” Lalu aku gendong tubuh pacarku dari atas tempat tidur. Aku bawa ke jendela kaca kamar hotel. Aku buka tirainya sehingga kami bisa melihat apa yang ada diluar kamar. Aku ingin merasakan sensasi lain bercinta dengan pemandangan diluar sana.
Pacarku yang awalnya menolak tapi akhirnya pasrah juga saat aku remas-remas dadanya yang ranum itu. Tubuh pacarku segera aku balikkan membelakangiku, aku buat kedua tangannya menempel dikaca, aku lebarkan kedua pahanya, aku tarik pantatnya kebelakang hingga pacarku yang sexy itu kini dalam posisi menungging. Dengan posisi ini aku bisa menikmati pantat bulat yang selalu menggodaku (dan juga cowo-cowo lain). Segera aku remas gumpalan pantatnya yang sexy. Aku juga bisa melihat vagina dan lubang pantatnya dengan jelas dalam posisi ini. Lidahku kembali bermain di belahan vaginanya, terkadang bahkan dengan nakal menjelajahi lubang yang satunya lagi. Desahan pacarku kembali terdengar saat vagina dan anusnya menjadi sasaran permainan lidahku.
“Oh sayanggg geli banget.....ayo masukin..” pintanya memelas.
Kontolku yang masih belum terpuaskan segera kuposisikan untuk melakukan penetrasi dari belakang. Penetrasi kulakukan dengan penuh tenaga sampai kurasakan batangku mentok sampai kerahimnya. Dengan tanganku memegang pantatnya yang montok itu, segera kugenjot. Pacarku yang cantik itu kembali mendesah saat liang sempitnya kembali aku aduk-aduk.
Benar-benar sensasi yang luar biasa bercinta dengan posisi tirai terbuka begini. Kami bisa melihat mobil lalu lalang di jalan raya dibawah. Kami juga bisa melihat gedung-gedung kantor yang tinggi yang ada diseberang hotel ini.
“Yank, bayangin sekarang kalau banyak mata yang mandangin kita ML seperti ini” aku bisikkan kepacarku. Aku jambak pelan rambutnya sehingga wajahnya menengadah memandang kearah luar. Sambil menjilati telinganya, aku mulai menggenjot vaginanya dengan kecepatan menengah. Posisi ini sangat nikmat buatku karena aku bisa mengatur tempo kocokanku ke vaginanya.
“Bayangin sekarang ada orang di salahsatu ruangan di gedung sana asyik menonton dada kamu yang terayun dengan indah ini”
“Bayangin bagaimana lelaki disana bisa melihat wajah kamu yang horni. Bisa melihat vagina kamu yang aku sodok-sodok sekarang ini”
Sambil memompanya, aku selalu membisikkan kata-kata seperti itu. Pacarku mendesah liar, dia minta digenjot dengan cepat dan kasar.
“Ayo yangggg..lebih cepat...aku makin horni bayanginnya....” Kata pacarku sambil meremas dada kanannya. Aku tetap intens dan jaga ritme men-doggy pacarku. Dadanya aku remas dengan lembut.
“Ayo dong...kamu pura-pura ngomong ke orang di gedung sana. Itu yang lampunya masih nyala.......Anggap saja itu office boy yang sedang beres-beres kantor” Aku bujuk pacarku untuk berfantasi. Walau awalnya bingung, tapi setelah aku jelasin, tak menunggu lama pacarku pun mengikuti permintaanku.
“Bang....” Pacarku seolah-oleh memanggil sosok di gedung seberang hotel. “Lihat sini..... aahhh.....bang... enak banget diginiin, remes tetek Marscha.....yang kencang...yesss...” kata pacarku sambil memilin-milin dada ranumnya. Bahkan dia sekarang menempelkan dadanya kekaca itu, sehingga pas genjotanku menghantam memeknya, dadanya pun itut bergesek.
“Ayo sini bang....isap tetek Marscha..... plintir putingnya.....iya...terus....” Pacarku sangat menghayati, sampai matanya terpejam.
Sambil menikmati suasana malam kota, aku coba fokus ke pijatan vaginannya dengan gaya ini, benar benar begitu nikmat rasanya membayangkan tubuh pacarku yang sempurna ini ada yang mengintip dari gedung sebelah.
“Kamu senang ya...kalau ada orang lihat tubuh telanjangmu???”
“Iya...aku suka....teruss....terussss....”
“You are a bitch...”
Aku lalu memasukkan jariku kedalam mulutnya “Anggap saja ini kontol, bayangkan bagimana masuk ke rongga mulut kamu...” . Aku menatap pacarku yang berusaha keras menghisap jariku dengan kuat, membayangkan itu adalah penis dimulutnya, sambil aku memberikan kenikmatan tambahan lewat kocokan dengan kecepatan tinggi di vaginanya. Memang sensasi luar biasa membayangkan pacarku di-threesome, satu memainkan liangnya satu lagu memainkan mulutnya.
Setelah beberapa lama kami bersetubuh dengan liar, aku merasakan kalau Pacarku akan merasakan orgasme menerpanya. Dia teriak kencang seperti kambing mau disembelih. “AHHHHHH....SAYANGGGGGG.......AKU....KELUAR....” Teriak pacarku. Orgasme yang dialami Pacarku kali ini lebih intens dari yang sebelum-sebelumnya kami ML. Gadis cantik itu sampai gemetar seluruh tubuhnya. Tubuhnya menyentak-nyentak, mengejang, dan teriakan nikmat pun muncul dari mulutnya tanpa henti.
Jepitan dan empotan vagina Pacarku kali ini membuatku menyerah juga. Badanku bergetar, batangku menyemprotkan banyak sekali sperma kedalam liang kenikmatan Pacarku.
“AAAAGGHH….. OOHH MY GGOODD……. AAAKKHHH….”
“OOOUGGH…. AKU JUGA AAGGHHH…….”
Kami terjatuh diatas diatas karpet kamar hotel dengan nafas terngah-engah. Badan pacarku menempel dikaca jendela, Matanya tertutup rapat, Dadanya naik turun seiring tarikan nafasnya yang ngos-ngosan. Benar-benar gaya ML yang menguras tenaga, terutama karena sensasinya.
Setelah nafas sudah reda, aku bopong pacarku keatas tempat tidur dan bersiap-siap tidur karena sudah tengah malam. Aku berbaring disamping pacarku sambil memeluknya. Kepalanya bersandar didadaku.
“Yank, barusan nikmat banget makasih ya. Aku capek kamu doggy berdiri.” Katanya. “Mana pakai gorden jendela kamar dibuka lagi. Malu aku itu”
“Hehehe.... Tapi seru kan sensasinya.....” Jawabku. Dia hanya mengangguk dan bilang mau lagi ML seperti itu besok-besok. Memang bakat eksibisionist pacarku ini. Aku menyampaikan beberapa ide untuk ML besok hari. Mulai dari ML dibalkon hotel, ML dikolam renang dengan bawahan telanjang atasan masih lengkap dan ML di taman kecil disamping hotel saat sarapan. Pacarku hanya tertawa, dan bilang aku gila.
“Dasar otak mesum” katanya
Aku lalu mengambil HP ku yang dari tadi sudah merekam adegan percintaan kami. Kami lalu menonton film porno perdana itu dengan antusias. Lumayan hasilnya ga begitu jelek. Iseng-iseng buat buat kolekasi. “Jangan sampai sampai kesebar ya sayang” Kata pacarku. Lalu dia minta film video itu dikirim ke wa nya, untuk koleksinya.
Pacarku cerita kalau Sherry memang yang sering ajak dia nonton bokep dikostnya. Shery nafsunya gede. Kalau ga ada kegiatan, misalnya habis kerjain tugas dan malas keluar, Sherry selalu ajak pacarku nonton bokep. Pacarku bilang awalnya risih, tapi lama-lama enjoy juga. Bahkan nonton bokep barang jadi moment paling seru pas main ke kost eklusifnya sahabatnya itu.
“Kamu kok ga bilang suka nonton bokep?”
“Kenapa harus bilang. Malu tahu” Kata pacarku.
“Ya kan bisa aku download ini. Banyak di internet ini,”
Pacarku hanya ketawa. Setelah aku desak, dia mengaku jenis film favoritnya. Yaitu film gangbang dan... cuckold.
“Cuckold boyfriend watches as girlfriend has anal sex with black guy” Kata pacarku.
Aku kaget bukan main. “Binal banget ya kamu”
“hahahahaha......” Dia hanya tertawa. “Namanya juga flm yank. Kehidupan nyata mah ogahlah”
“Kenapa ogah?”
“Yang pertama aku malulah masa ML sama cowo lain depan kamu. Aneh”
“Ya kan kalau aku setuju gpp juga” Kataku nyengir yang langsung dicubitnya dadaku dengan kencang ”Awwwwww...”
“Habis kamu nakal :p” Katanya
“Terus yang kedua apa?”
“Yang kedua pasti sakitlah black guy begitu anal pantatku. Masih perawan ini. Hehehe...”
“Kapan-kapan aku perawani ya pantat kamu”
“Ga mau ah. Jijik.”
“Ayolah...”
“GA!!!” Katanya sambil melengos kekamar mandi. Aku baru kepikiran juga kalau belum pernah merasakan anal sex. Ntah bagaimana rasanya, tapi pasti enak sekali. Aku akan nungu moment yang pas sampai pacarku rela pantatnya aku sodomi.
"Sherry itu emang pengaryh buruk ya sama kamu" Teriakku dari atas tempat tidur.
"Iya kali ya.....hahahahaha" Kata pacarku dengan kwtawa-ketawa dari dalam kamar mandi.
Bahkan yang buat aku kaget saat pacarku bilang kalau Sherry pernah nunjukin videonya ML dengan pacarnya. DUAR!!! Sherry katanya sering merekam adegan ML dan ditonton kembali kalau lagi horny. Maklum dia LDR. Bahkan Pacarku cerita kalau ide foto sexy tadi pagi itu dari sherry. Sherry katanya sering kirim foto-foto sexynya ke pacarnya yang jauh. Ini yang buat kepalaku makin pusing. Pantes pacarku mau tadi direkam pas kami ML.
“Bahaya juga Sherry ini buat hidup kamu ya” Kataku saat pacarku kembali dari kamar mandi dan tidur disebelahku.
“Ga kok sayang. Namanya juga sahabat sendiri, terbuka satu sama lain”
“Iya asal kamu jang ikut-ikutan dialah. Pusing aku lihat gaya hidup dan gaulnya dia”
“Siap komandan!” Katanya menirukan logat aparat. “Kamu takut ya kalau aku jadi nakal?” Tanyanya.
“Kalau nakalanya karena aku ijinin baru boleh”
“Oh begitu....jadi kamu niat buat pacarmu ini nakal ya...” Katanya. Kurasakan tangan lembut pacarku itu memegang kontolku yang masih lemas setelah pertarungan kami. Kemudian dia membersihkan kontolku yang basah oleh cairan kenikmatan kami berdua. Aku membelai rambutnya dengan sayang. Kontolku yang tadinya agak lemas, perlahan mulai bangkit lagi saat dielus-elus. Sekarang birahiku naik lagi dan aku ingin memasukkan kontolku ke vaginanya yang hangat. Niatku segera kulaksanakan. Bibirnya yang manis menjadi sasaran bibirku. Gadis cantik itu meresponku dengan gairah yang tak kalah liar. Tangannya yang memegang kontolku bergerak naik turun. Setelah puas melumat bibirnya itu, mulutku segera turun ke payudaranya. Payudara favoritku, bulat kencang dengan puting yang kelihatan selalu mengacung. Payudara itu kuremas dengan tangan, kujilati dengan lidahku, kadang kugigit-gigit lembut bukitnya, kadang putingnya yang mungil menjadi sasaranku, kujilat atau kuhisap kuat-kuat.
“Yangkkk lanjut ronde lagi ya...Biar aku yang puasin kamu” Dia lalu menelentangkanku, penisku yang sudah tegang maksimal didudukinya . Sebelum mulai gaya woman on top, pacarku mengambil HPnya. Dia pasang video untuk merekam. Kali ini dengan mode selfie. Katanya mau nambahin koleksi kedua film porno kami. Berhubung HPnya ada mode wide range, jadi lumayan bagus juga hasilnya, selfie tidak penuh muka, melainkan hampir seluruh badan.
“Hai.....” katanya ke arah kamera dengan seyum manisnya. “Hari ini ulangtahun Marscha.....jadi mau buat kenang-kenangan sama cowok aku” Katanya mengarahkan kamera ke aku yang telentang.
Tak lama kemudian gadis cantik itu bergerak liar di atasku, pantatnya naik turun, kadang berputar dengan goyangan yang semakin membuatku merasa keenakan karena jepitan vaginanya terasa lebih enak dan bervariasi. Sambil mengengdarai rudalku, dia menatap kamera dengan tatapan sendu. "Aduh enak banget ini punya pacar aku....nikmat....ahhhhhh...." Ujarnya ke kamera. Sesekali diarahkan juga kamera ke dadanya yang terayun indah karena bergoyang.
“Ouhhhh.... enak banget.... memek Marsha penuh....ouhhh...” Kata pacarku sambil mengarahkan kamera ke bawah, mengcapture keluar masuk batangku dari vaginanya. .
Pacarku kelihatan lebih menikmati posisi seperti ini, dia bergerak dengan panas penuh gairah birahi. Desahan kami bersahutan berpadu dengan suara kecipak pergesekan kontolku dan memeknya yang basah. Suara benturan pantatnya dan pahaku juga ikut meramaikan suasana. Permainan kami berlangsung lebih lama dari yang pertama karena aku sudah keluar tadi dan dia kelihatan menikmati sebagai sutradara film bokep.
Setelah beberapa lama berpacu dalam birahi, kurasakan gerakan pacarku makin liar. Orgasme gadis cantik itu rupanya sudah dekat. Otot-otot vaginanya berkontraksi makin menggila. Aku mengambil HP dari tangannya dan gantian menyorot wajahnya yang sangat horny itu.
“AAAGHH…..yangggg. Uughh……”, jerit pacarku kala orgasme melandanya. Tubuhnya memelukku erat. Dapat kurasakan tubuhnya sampai gemetaran. Dan akhirnya dia pun lemas dalam pangkuanku. Aku yang belum mencapai puncakku, segera menurunkannya dari atas tubuhku. Tubuhnya yang sudah lemas itu kutengkurapkan. Pahanya aku ganjal dengan bantal hingga posisi pantatnya agak menungging dan posisi vaginanya memungkinkan untuk kugenjot. Iseng-iseng aku arahkan batangku ke anusnya. Dia langsung biang STOP. “Aku belum siap anal...ke memek saja....”
Ya sudah sebagai pacar yang pengertian aku menurut. Kakinya agak kurenggangkan lalu kontolku segera kumasukkan ke memeknya yang sudah banjir. Setelah kumasukkan sampai mentok, kakinya kurapatkan lagi. Aku merintih keenakan karena dengan posisi ini, vaginanya terasa lebih menjepit. Kemudian aku mulai menggenjotnya dengan penuh nafas. Tak lupa semua aktifitas ini aku rekam. Walau sebenarnya aku jadi tak bisa menikmati genjotan memeknya dengan maksimal karena ada HP yang kupegang, biasanya kedua tangaku bermain dibongkahan pantatnya.
“Ahhh....ahhhhh.....ahhhh....” kudengar pacarku mendesah lagi. Kepalanya dibenamkan dikasur. Tanpa bicara aku melanjutkan pompaanku dengan kecepatan tinggi karena memang sudah berada dipuncak hampir mencapai ejakulasi.
Aku pun tak tahan lagi, aku kasih HP untuk dipegangnya lalu kupegang kedua pinggulnya ku genjot memeknya dengan cepat. Dia dengan sayu menatap ke arah kamera. Penisku menghujam cepat memeknya, kurasakan batangku berkedut-kedut langsung saja kucabut dan kukocok dengan tanganku dan kuarahkan ke wajahnya dari samping.
"Croztz.....Croztz....crotz" Kutumpahkan sperma kentalku kepipinya, dia hanya memejamkan mata dengan tetap memegang kamera. Banyak sekali spermaku memenuhi wajahnya, sampai matanya juga kena. Bahkan sebagian spermaku masuk kemulutnya yang terbuka karena kaget aku semprot.
Aku lalu ambil kamera dari tanganya. Aku zoom wajahnya yang cantik belepotan sperma. “Kamu sexy banget yang....” Dia buru-buru lari kekamar mandi bersihankan wajahnya.
Aku pun terkulai lemas diatas tempat tidur. Walau masih lemas karena sudah 2x keluar, aku masih sempat memikirkan rencana besok menggarap pacarku ini. Yang pasti aku akan menggarapnya di balkon kamar hotel. Pasti sensasi luar biasa, disamping aku memancing sisi eksibisionist pacarku.
Kemudian besok aku akan mengajaknya berenang. Aku sudah siapkan hadiah pakaian renang 2 pieces yang sexy untuk dia pakai besok. Pasti semua mata lelaki akan jelalatan menyaksikan bidadari sexy dipinggir kolam besok. Dan aku berencana menggarapnya didalam kolam jika situasi mendukung. Atau ML di taman kecil samping hotel kalau lagi sepi. Akan jadi pengalaman sex outdoor kami yang pertama.
Dan bahkan aku punya niat besok pagi akan kasih kejutan ke petugas hotel dengan memamerkan tubuh pacarku tanpa sepengatahuan dia. Aku berencana pesan breakfast in room saja. Pacarku pasti bangun siang karena kecapean. Aku biarkan pintu kamar terbuka sedikit agar petugas hotel itu bisa masuk, dan aku akan pura-pura dikamar mandi dan membiarkan apa kira-kira yang akan dia lakukan.
::::::::::::::::::
Part 6: Kejutan Di Pagi Hari
Aku terbangun jam 6 pagi. Memang selarut malam apapun tidur, aku selalu kebiasaan bangun pagi. Aku lihat disebelah pacarku masih pulas tidur menghadapku. Tubuh telanjangnya yang bagian atas terpampang nyata dengan indahnya, sedangkan bawahnya tertutup selimut. Pasti dia kecapean beberapa kali orgasme tadi malam. Batangku sudah bangun seperti biasa setiap paginya. Ingin aku lampiaskan saja ke tubuh indah disebelahku, tapi aku urungkan. Masih ada banyak waktu selama sepanjang hari ini. Aku lalu bangun dan berencana olahraga kecil keliling hotel, sambil survei taman kecil di kompleks hotel tempat nanti sex outdoor kami (dan ini sebenarnya aku msih ragu apakah berani melakukannya). Tadi malam sebelum tidur sudah aku diskusikan ke pacarku kalau mau merasakan sex yang berbeda yaitu outdoor. Pacarku awalnya menolak, tapi akhirnya mau saja asal jangan ekstrem
Aku lalu memakai sepatu, lalu keluar kamar untuk keliling komplek hotel. Ada taman luas didadalm kompleks hotel itu, yang berdekatan dengan restoran. Ada juga kolam renang yang cukup bagus dengan bangku-bangku panjang mengelilingi area kolam. Disebelah kolam ada gazebo, ada bar kecil yang tepat dipinggi kolam, ada shower outdoor untuk membilas badan setelah mandi, ada kamar mandi untuk ganti baju. Aku lalu lari lari kecil diarea taman dan kolam renang.
Sekitar 30 menit aku kembali kekamar karena lapar. Aku berencana membangunkan pacarku untuk ajak sarapan di taman dekat restoran hotel. Tapi sesampainya dikamar, pacarku masih tidur pulas. Niatku membangunkannya jadi aku urungkan. Aku akhirnya berencana mandi saja dahulu.
Tapi sebelum mandi, ntah kenapa aku mau melaksanakan satu ide nakalku terhadap pacarku yang tiba-tiba muncul. Fantasi yang sangat mendebarkan sebenarnya buatku. Aku mau memamerkan tubuh indah pacarku ke orang lain. Jadi aku berencana pesan breakfast di kamar saja. Aku biarkan pintu kamar terbuka sedikit agar petugas hotel itu bisa masuk antar makanan. Sementara nanti aku akan pura-pura dikamar mandi. Sepertinya rencana yang bagus.
Aku lalu telpon ke restoran, mesan makanan yang cepat saja. Aku bilang langsung masuk saja karena aku lagi mandi. Aku hanya pesan roti dan telor saja biar cepat. Aku berdebar-debar menunggu apa yang akan terjadi. Memamerkan tubuh indah pacarku ke oranglain apakah aku rela?!
10 menit kemudian Bel berbunyi.”Room service”
Aku lalu kekamar mandi sambil teriak: “Masuk saja mas”. Karena kamar mandi tidak terlalu jauh dari pintu masuk dan tempat tidur, aku bisa leluasa mengawasi pacarku dari sini karena pintunya tidak rapat kututup.
Aku dapat mengintip si petugas hotel itu masuk membawa makanan dan meletakkanya diatas meja. Petugas hotel itu sudah tua, dengan kulit hitam dan rambut keriting. Dia begitu kaget saat melihat keatas ranjang, sebuah tubuh indah seorang gadis cantik telentang dengan selimut yang acak-acakan. Pacarku tidak menyadari, jika sebelah payudaranya dengan puting mengintip kini menjadi tontonan nikmat bagi si petugas hotel tersebut. Bahkan paha kanannya yang mulus pun tersingkap. Benar-benar pemandangan yang sangat menggoda bagi lelaki.
Aku menyalakan shower seolah-olah lagi mandi, kemudian kembali mengintip. Petugas hotel yang berumur sekitar 50 tahunan tersebut seperti meraba selangkangannya sendiri. Mungkin dia sudah horny berat melihat tubuh indah.
Posisi tidur pacarku yang tidak beraturan membuat si petugas hotel sepertinya penasaran. Dengan ragu-ragu si petugas hotel mendekat kearah pacarku, dia singkap selimut sehingga kini kedua payudara indah pacarku terbuka bebas. Kemudian dia meningkapkan selimut bagian bawah sehingga kini memek pacarku terekpose bebas. Semua lelaki pasti kagum dan konak melihat tbuh pacarku begitupun petugas hotel sialan ini. Dia menelan ludah dan mengelus batangnya. Yang anehnya Aku merasa horni melihat semua ini dan berdebar menanti apa selanjutnya. Gila, mana aku rela tubuh indah itu sekarang ada orang lain yang bisa melihatnya. Nafsuku langsung naik.
Petugas hotel itu terus melihat ke memeknya Pacarku, dan ternyata dia lebih berani diluar perkiraanku. Dia menghampiri liang tembem pacarku, mendukkan dirinya. Kini wajahnya sudah berada di depan memeknya Pacarku.
Pacarku masih terlelap dan tidak menyadari, bawah sekarang ada lelaki lain selain aku yang kini vaginanya menjadi tontonan.
Sebelum petugas hotel itu menjarah liang nikmat pacarku, maka ini harus segera dihentikan agar tidak makin jauh. Maka segera aku matikan kran shower seolah baru habis mandi.
“Mas, tinggal saja makannya ya. Nanti bilnya masukin ke tagihan kamar!!” Teriakku dari dalam kamar mandi.
Si petugas hotel yang mendengar suaraku kaget bukan main dan langsung menutupi tubuh telanjang itu dengan selimut lagi. Maka dengan secepat kilat, si petugas hotel itu langsung dengan setengah berlari keluar kamar, dan langsung menutup pintu.
Aku keluar dari kamar mandi dengan telanjang, dengan kontolku yang sudah tegang maksimal menyaksikan itu semua. Benar-benar sensasi yang luar biasa antara cemburu dan horny saat tubuh indah pacarku, bahkan bagian paling intimnya dinikmati lelaki lain. Aku lalu naik ketas kasur lalu menyibakkan selimut pacarku. Tanpa menunggu lebih lama lagi, aku yang sudah horny berat sehabis melihat aksi si petugas hotel langsung mengakanagkan paha mulus pacarku, merangsang vaginanya...... dan selanjutnya pembaca sudah tahu sendiri. Aku memompanya dengan sangat liar, sambil membayangakn bahwa petugas hotel itu yang menggenjotnya. Benar-benar sensasi yang luar biasa.
::::::::::::::::
Part 6b: Fantasi Pagi Hari
Sehabis Bercinta, aku lalu mengajak pacarku untuk sarapan diatas tempat tidur. Sambil makan dia bilang tumben gaya ML ku liar kayak orang kesurupan. Aku akhirnya cerita jujur kedia apa adanya dan membuat dia kaget saat dia tahu ada cowo lain yang lihat dia telanjang. Dan lebih kagetnya lagi saat aku bilang aku sangat horni membayangkan dia dientot cowo lain.
“Jujur ya yank, aku suka banget kalau badan kamu diliatin sama cowo lain. Rasanya campur aduk. Ada perasaan bangga karena kamu milik aku yang dikagumi cowo lain, tapi ada perasaan cemburu juga. Sensasinya seperti cemburu tapi ada kepuasan juga melihatnya….. “
“Masa sih?”
“Iya. Betapa banyak cowo pingin bisa miliki kamu, pingin bisa entot kamu tiap hari. Tapi yang punya kesempatan itu cuma aku”.
“Iya sayank, aku kan hanya sayangnya sama kamu”
“Iya yank. Aku percaya”. Kataku. “Itu baru lihat kamu diliatin cowo lain ya apalagi kalau lihat kamu dientot cowo lain….perasaan cemburu, tapi horny bersatu...ga bisa dibayangkan...makanya aku makin liar ML sama kamu kalau membayangkan itu”
Pacarku hanya tersenyum dengan manis. Tadinya aku takut dia marah. Malah dia sekarang ikut alurku dengan menggodaku.
“Jadi suka body pacar kamu yang cantik itu dipake cowo lain?”
“Hmmmm....ga begitu juga sih..... aduh bingung aku.... ga rela....”
“Lha bagaimana sih?”
Aku hanya diam menatap wajah cantiknya, yang sekarang tersenyum nakal kearahku,. “Jadi kamu suka kalau nanti dada aku yang ranum ini diraba dan dijilat cowo lain?” Dia makin menggodaku yang salah tingkah ini. Sambil berkata begitu dia meremas dada kanannya. Membayangkan ada tangan lain meremas toket pacarku, kok jadi sange ya? Perlahan junirku mulai mengeras.
“Dada aku ini hanya milik kamu sayank..... memang rela dibagi ke cowo lain?” Katanya sambil meremas kedua bukit indah itu. Aku hanya diam tak bergerak, menunggu kata-kata sexy yang akan keluar dari mulutnya.
Dia kemudian melanjutkan : “Jadi kamu suka kalau miss V aku ini, yang hanya milik kamu, nanti dimasukin kontol lain?” Pacarku makin binal, dia memasukkan jari tengahnya ke dalam vaginanya sambil mendesah. Dan dia menyebut kata KONTOL. Sedikit nakal. Itu yang buat aku makin horni, Tapi aku diam saja menghayati dan membayangkan pacarku ini dikerjain cowo lain.
"Kamu rela kalau tangan aku, yang hanya ngocokin kontol kamu, nanti ikut juga puasakan kontol lain?” Katanya dengan sangat-sangat menggoda. Sepertinya dia menikmati playrole ini. “Aku tarik kontolnya. Aku kocok-kocok dulu, terus aku jilatin". Sambil berkata begitu, dia memarkan lagi oral. "Kamu rela bibir aku yang biasanya service batang kamu, sekarang ikut muaskan batang lain?”
“Mulut aku yang biasa buat kamu merem melak keenakan, sekarang dirasakan cowo lain. Aku masukin sampe tenggorokan kontolnya. Cowo itu sampai bilang, belum pernah ada cewe yang nyepongin kontol dia sampe ke tenggorokan gitu. Katanya rasanya nikmat banget".
“Lanjutin yank, aku horny......” aku mendekat pacarku, setelah sebelumnya aku rapiin sisa makanan kami ke meja. "Iya lah sayank. Pasti. Aku juga kalo lagi digituin kamu, rasanya udah mau muncrat aja", tambahku.
Terus aku rebahin pacarku diatas tempat tidur, Aku stimulus dadanya dan aku kocok lobang memeknya pakai jari. "Lanjutin ceritanya, Sayang. Kamu bayangkan kamu dientot cowo lain", perintahku.
“Oh pacarku sayang. Sementara toket pacarmu ini biar dinikmatin orang lain dulu ya..... “ Kata pacarku memanikan role play. “Nanti kalo aku main ke kost kamu, kamu bisa kenyotin toket aku sepuasnya kok. Tapi untuk sekarang biar abang satu ini dulu yang mainin memek aku.....sudah basahh....”
Aku sekarang menjilati vagina pacarku yang sudah banjir. Dia juga ternyata cepat horny memainkan peran seperti ini. Aku mainkan juga kedua dadanya dengan tanganku, aku pelintir putingnya.
"Aaaaaaah... Kamu nakal Sayang. Masa aku disuruh cerita sambil diginiin?"
"Udah lanjutin cepetan...fantasinya seru nih", perintahku.
Jadi sambil sesekali mendesah, pacarku lanjutin ceritanya.
"Ayo masukin kontolnya bang....Marsha sudah ga tahan.... rasakan memak marsha yang hanya bisa dientot oleh pacar marscha seorang" Kata pacarku.
Batangku yang sudah tegang maksimal, lalu aku masukkan kedalam vaginanya yang sempit. Pacarku juga sangat horny, terbukti dari cairan cintanya yang banyak keluar sehingga memudahkan juniorku menembuh surganya. “Ayo sayank...bayangin kamu sekarang dikentot cowo lain...” Kataku.
“Aduhh bangggg.. masukin terus..sampai mentok ke memek Marscha” Jawab pacarku... “Kontol abang dalam banget masuknyanya...belum pernah Marscha seperti ini sama pacarku....”
Aku lalu meinkan roleplay juga seolah-olah sekarang aku jadi cowo lain yang genhotin pacarku: "memek kamu sempit banget....jarang dipakai cowomu ya....."
"Bukan bangg...kontol abang aja yang kegedeannn....pelan-pelannn...sakittt,,,,,"
"Kamu jadi selingkuhanku saja ya. Diam-diam kalau cowomu ga ada, kamu bisa aku puaskan"
"Iya bang....Terussss..."
"Nakal kamu ya...dasar doyan kontol....."
"Habis enak bang..."
"enakan mana sama kontol pacarmu?"
"enakan punya abang...dia ngentotnya ga ada variasiiii....abang sudah pengalaman...."
Aku makin semangat memompa. Kami memainkan role play dimana saat itu pacarku digenjot orang lain. Berbagai gaya kami lakukan. Ini benar-benar sensasi terseniri dalam rutinitas bercinta kami. sampai akhirnya kami klimaks dengan panjang. Benar-benar Nikmat. Perasaan cemburu sambil bercinta ternyata sensasinya luar biasa. Baru membayangkan saja sudah sehebat ini, bagaimana kalau kejadian asli. Apakah aku rela?!
::::::::::::::::::
Part 6c: Kejutan Pagi Hari di Kolam Renang
Setelah percintaan hebat barusan, dimana kami meinkan role play seolah-olah yang ML dengan pacarku adalah cowo lain, kami sempat tertidur sejam karena kelelahan. Baru kali ini aku orgasme dengan hebatnya, sambil spermaku menyemprot dengan derasnya. Pacarku juga sepertinya merasakan hal yang sama, terbukti dari banyaknya cairan cintanya yang membasahi sperai tempat tidur.
Aku dibangunkan pacarku yang mengajakku untuk berenang. Dia dihadapanku sudah ready dengan sexynya. Pacarku mengenakan pakaian renang two piece, yang memamerkan perut ratanya. Bongkahan dadanya yang besar tidak cukup dilindungi swim suit itu. Bawahnnya juga sangat kecil dan tipis menutupi liang kenikmatan milik pacarku. Aku bergegas ganti baju dengan pakai celana renang, lalu keluar kamar dan turun ke kolam renang yang ada lantai dasar hotel itu. Tak lupa tadi kami pakai kimono mandi faslitas hotel. Bahaya jg kalau sambil naik lift pacarku pamer body.
Saat it sudah jam 10.00 sehingga kolam renang sudah sepi. Hanya ada sepasang cowo-cewe pengunjung dipinggir kolam dan seorang penjaga bar kolam (dipinggir kolam ada sebuah var kecil tempat jual minuman bagi yang berenang). Penjaga bar kolam itu tak melepaskan pandangannya dari tubuh pacarku dari awal sampai kami tiba di kuris pingir kolam renang. Begitupun cowo didalam kolam yang curi-curi pandang disela-sela obrolannya dengan pasangannya. Nasib punya pacar sexy jadi pelotoan orang-orang. Apalagi saat pacarku melepaskan kimono itu, kedua mata lelaki itu menatap takjub. Ada perasaan bangga juga melihat banyak cowo yang mengaguminya.
Aku duluan berenang, nyebur ke kolam, sementara pacarku duduk diatas kursi kolam. Telentang dengan sexynya, tanpa berusaha menutupi tubuhnya dengan handuk. Penjaga bar kolam itu mendekati kursi panjang tempat pacarku sambil membawa menu. Matanya jelalatan. Dia sepertinya menawarkan minuman. Aku tak memperhatikan mereka karena sibuk bolak-balik berenang di kolam itu. Tak lama kulihat penjaga bar itu datang lagi kekursi pacarku sambil membawa 2 botol softdrink. Aku berenang membelakangi pacarku. Saat balik arah, kulihat penjaga bar kolam itu lagi berada diatas tubuh pacarku yang sekarang telungkup. Dia lagi mengoleskan lotion diatas punggung mulus pacarku. Sepertinya pacarku memintanya melakukan itu agar kulitnya yang putih mulus ini tidak terbakar matahari. Beruntung sekali laki-laki itu. Ada perasaan asing tak bisa dijelaskan saat melihatnya yang hampir telanjang itu bersama lekaki lain, apalagi sambil memegang-megang tubuhnya begitu.
Aku lanjutkan berenang dengan sesekali kulirik kearah pacarku. Kulihat semua masih wajar, lelaki itu masih sibuk mengolesi lotion, sambil sesekali memijat pundak dan punggung pacarku. Pasti perasaan nyaman yang dirasakan pacarku saat dipijat begitu. Aku meneruskan berenangku, sampai 2 putaran kemudian aku lihat kearah pacaraku yang buat aku kaget. Sekarang tali bikini pacarku sudah lepas kekiri dan kekanan. Posisinya masih telungkup, tapi pinggir dadanya yang ranum jadi terekpose karena BH-nya sudah terlepas ke samping. Aku biarkan saja sambil tetap pura-pura berenang.
Lelaki itu menggosok punggung pacarku tanpa ada penghalang apa-apa lagi. Kulihat dia juga sesekali melihat pinggiran dada pacarku yang kini kelihatan. Bahkan yang buat kepalaku nyut-nyutan adalah karena sesekali ia pun menyentuh pinggiran dada pacarku! Bangsat. Kenyalnya pinggiran dada pacarku kini bisa dia rasakan. Anehnya pacarku diam saja. Sepertinya menikmati.
Walau aku sudah capek berenang, tapi aku tak berhenti. Aku tetap beranang bolak balik sambil penasaran apa yang akan berlanjut. Dikemudian lelaki memijat leher pacarku dengan sentuhan yang lembut. Wah ini adalah salahsatu titik netral yang jadi titik rangsang pacarku. Fix ini, sebentar lagi pacarku pasti akan terangsang. Pacarku yang tadinya diam saja mulai menggeliat-geliat. Memang inilah kelemahan pacaraku yang cantik ini. Dia gampang sekali terangsang, walau baru leher doang diserang.
Berhubung aku sudah capek pura-pura berenang, aku lalu naik dari air, dan berjalan ke arah mereka. Lelaki itu sepertinya kaget melihatku dan buru-buru berhenti dan senyum dipaksakan: “Tadi pacarnya minta diolesin lotion mas”
“Oh iya...makasih ya...” Aku jawab dengan sok cool “Eh mas, Aku pesan kentang goreng ya”
“Iyaaa...mas...tunggu sebentar ya”
Mendengar aku mendekat pacarku mengangkat kepalanya. “eh sayankkk...sudah selesai berenangnya?”. Posisi itu membuat bikini atasnya lepas sehingga dadanya jadi terekpose dengan bebas. Payudara indah itu sekarang bisa dilihat sama lekaki itu. Dua bukit kembar yang simetris seperti ingin meloncat keluar. Lelaki itu salah tingkah saat kudapati matanya melihat toket pacarku.
“Upppsss....maaf..” Kata pacarku kembali merapatkan bikininya.
Setelah penjaga bar kolam itu pergi mengambil pesannku, aku bisikkan kepacarku: ”Kamu terangsang ya? Nakal kamu ya, godain cowo lain didepan aku”
Dia hanya memeletkan lidahnya. Kemudian menarikku ke sebuah gazebo tepat disudut kolam itu.
::::::::::::::::
Part 6D: Sex Outdoor
Disamping kolam renang ada sebuah gazebo. Ukurannya sekitar 3 x 3 meter dan Tingginya sekitar 50 Cm yang mengelilingi, sehingga kalau berada didalamnya tidak terlihat orang dari luar. Apalagi ada pohon-pohon yang mengelilingi gazebo itu. Pacarku meletakkan handuk diatas lantai gazebo itu dan memintaku duduk diatasnya dengan pandangan keluar gazebo.
“Yank, aku horny...sini masukin kontolmu..” Katanya sambil melepaskan celana pendekku, lalu mengoralnya sebentar sampai tegang. Batangku memang langsung tegang mengingat tadi ada lelaki lain yang sudah sukses melihat toket pacarku. Aku melihat sekeliling. Aman juga, posisi pacarku yang mengoral ku tidak kelihatan.
Merasa batangku sudah tegang maksimal, kemudian pacarku menggeserkan celana dalamnya kesamping, lalu mengakat vaginanya keatas batangku dengan posisi dia duduk diatasku membelakangiku. Blesssss..... Vaginanya langsung menelan batangku dengan sukses. Memang dia sudah horny berat, terbukti dari cairannya yang sudah meluber dan penuh cairan putih. Aku berasa di kenyot di dalem memek pacarku.
“Ouhhhh....... enakkkk...sayankkkk...” Desahnya sambil memompa batangku. Aku hanya duduk selonjor membiarkan dia memegang kendali.
Berhubung posisi kami di outdoor begini, pacarku rada atur ritme menggoyang goyangkan pantatnya agar tidak mencolok, karena posisi kepala kami berdua bisa kelihatan dari luar gazebo ini. Aku bisa melihat sepasang kekasih tadi yang sekarang sudah duduk di bangku sudut kolam asyik mengobrol. Dari posisi ini aku juga bisa melihat ke arah bar kolam.
“Ahhhh...ahhhh...yankkk .... enak....ah kontol kamu nikmat banget yank...ah nikmat...”
“Kamu memang nakal ya...horny baru dipijat sama cowo lain..” kataku sambil mulai menciumui lehernya dari belakang.
“Ohhh...ohhh....iya yankkk......ayo teruss.....”
“Baru dipijat saja sudah horny, bagaimana kalau dikenyot toket ini?!” Kataku sambi meremas dadanya, yang membuatnya makin mendesah.
“Memang kamu rela toket aku diisap sama abang-abang tadi?”
“Kalau kamu suka sih gpp sayank...” Itu yang keluar dari mulutku.
“Kalau aku kecanjuan kenyotan dia gmn?”
“Selama kamu suka gpp...asal kasih tahu aku....”
Sambil berkata begitu, aku lalu ambil kendali dengan memajukan batangku naik turun. Sambil aku remas dada pacarku yang makin besar itu. Tapi saat aku mau membuka bikininya, pacarku menolak. “Jangannn... nanti kelihatan dari luar gazebo....remas saja......” Katanya masih malu-malu. Baiklah aku menurut.
3 menit dalam posisi seperti itu, tiba-tiba petugas bar kolam datang membawa pesanan frech fries yang aku pesan. Kudengar langkahnya sudah dekat. Sudah ga sempat beres-beres, segera aku ambil handuk untuk menutupi bagian bawah kami agar proses pembuatan anak ini tidak terlihat. Lelaki itu mendekat ke pintu masuk gazebo: “Ini pesanannya mas...maaf lama...”
Dan dia kaget melihat posisi kami. Walau tidak kelihatan, tapi pasti ketahuan kalau kami sekarang lagi pangku-pangkuan dan ada sesuatu dibaliknya. Justru handuk yang menutupi membuatnya makin curiga. Apalagi kami erdua berpeluh keringat. Pacarku hanya bisa menunduk malu. Tak berani menatap.
“Letak saja disitu mas..” Aku bilang. Dengan nakalnya aku goyangkan pantatku, sehingga batangku keluar masuk kedalam vagina pacarku. Pacarku mendesah lalu buru-buru menutup mulutnya. Dia meremas pahaku dengan keras, menahan aksiku.
Lelaki itu meletakkan nampan berisi kentang itu sambil tak henti menatap kami. Aku justru makin semangat menggodanya. Aku naik turunkan tubuh pacarku. Pacarku ga tahan untuk tidak mendesah: ”ohhhhh....ouhhhhh....”
“Sudah mas....tinggal saja...nanti masukkan bil ke kamar ya...” Kata pacarku saking malunya. Dia malu karena sudah ketahuan. Dia malu kalau lelaki itu menatapnya dengan heran.
“Gapapa yank....si masnya biar istirahat dulu sudah jauh-jauh kesini” Kontan pacarku membalikkan wajahnya kebelakang dan melotot ke arahku. Aku hanya senyum jahil saja.
Pacarku meremah kuat pahaku sambil tetap melotot, seolah memberi kode untuk berhenti. Mukanya sudah merah seperti kepiting rebus. Aku justru senang menggodanya seperti ini. Sekalian juga menyalurkan fantasiku, yaitu bercinta didahapan orang lain yang menyaksikan tubuh indah pacarku. Aku terus saja bergerak liar memaju mudurkan pinggulku ke liang pacarku, walau dia sekuat tenaga menahan pantatnya agar tak bergerak.
"Mas, pacar saya cantik ga?" ujarku ke lelaki itu yang masih berdiri bengong. Kulirik dia itu hanya melotot memandangiku.
"Cantik mas. Cantik sekali. Seksi lagi. Kulitnya halus, tadi sempat rasain...hehee...” Lelaki itu menjawab sambil ketawa garing dengan nafas yang tidak beraturan.
“Kamu tadi curi-curikan melihat toket pacarku ini” Kataku sambil meremas dada pacarku. Pacarku dengan sekuat tenaga memegang tanganku yang mau melepas branya. “Yankkk..udah dong..jangan becanda...malu tahu.....”
“Gpp yank....tadi dia sudah lihat dada kamu sekilas. Kasih tips bonuslah kedia..hitung-hitung dia sudah baik juga bantuin kamu...” Kataku. Kemudian aku bisikkan ketelinga pacarku “Tadi pagi juga dada kamu sudah dilihat room service...”
Akhirnya pacarku pasrah saja saja aku lepas bikini atasnya. Inilah moment bersejarah dalam kehidupan sex kami. Aku akan mempertontonkan dengan sengaja keindahan tubuh pacarku dihadapan orang lain. Batangku makin tegang, kepalaku makin melayang. Aku lepaskan tali pengikat bikini yang ada dipunggungnya. Kini payudaranya terbuka bebas, bulat kencang dan ranum, terpampang bebas terlihat oleh lelaki yang sekarang melotot tajam sampai air liurnya tumpah.
“Astafirullahhhh.....” Kaget lelaki itu melihat yang ada didepannya. Aku makin semangat menggoyangkan pantatku. Pacarku jga sudah masa bodoh, ikutan menaik turunkan tubuhnya. Mungkin pikirannya sudah kalah dengan nafsunya yang sudah tinggi. Pacarku mendesah desah dengan sesekali menutup mulutnya. Kepalanya tetap tunduk, tak berani menatap kedepan. Dia mencoba menutupi payudaranya yang terguncang guncang.
“Ahhhhhh.....ahhhhhh...ahhhhhh...” Kini pacarku mendesah dengan kencang. Sudah tidak malu-malu lagi.
Aku benar-benar horny sekali saat ini. Ternyata sangat nikmat bercinta dengan dilihat orang begini. Apakah aku mengalami kelainan? Ah masa bodoh.
Pacarku sudah keluar dari tadi. Sedangkan aku hampir saja orgasme, tapi aku tahan. Aku bisikann ke pacarku: “Yank, aku mau dinginkan kontolku dulu ke kamar mandi ya....tunggu disini” Kataku. Belum sempat pacarku ngomong sesuatu, aku langsung cium bibirnya, lalu aku lepaskan batangku dan pakai celana pendekku.
“Aku tinggal dulu ke toilet ya mas...” Kataku ke lelaki itu. Aku lalu berlari kecil ke toilet meninggalkan pacarku yang lagi horny, dengan lelaki asing petugas hotel itu.
Aku masuk kamar mandi, mengambil air dan membasuh penisku yang sudah bengkak saking hornynya. Ini bisanya caraku untuk memperpanjang durasi kalau ML. Tapi tiba-tiba perutku sakit. Sehingga aku buang air dulu selama 10 menit. Aku mau buru-buru menyudahi aktivitas sakit perut ini, karena rada khawatir juga membiarkan pacarku dengan lelaki lain. Pas aku kembali, aku lihat hanya pacarku di gazebo.
“Mana si masnya?” Tanyaku.
“Sudah cabut barusan...kamu lama...” Posisi pacarku telentang dengan handuk masih menutupi bagian bawahnya, sedangkan dadanya tetap terekpose. Sama-samar aku lihat ada cairan putih yang sudah diratakan diatas kedua dada pacarku. Sebelum aku selidiki, akhirnya pacarku ngaku.
“Maaf ya yank, tapi pas kamu pergi, si mas nya minta ijin ngocok kontolnya. Katanya sudah horny sekali”.
“Terus????”
“Karena aku kasihan lihat mukanya, ya aku biarin saja. Tapi aku bilang kocok sendiri karena aku jijik ngocoking punya dia....”
“......”
“Ya sudah dia kocokin sampai keluar sambi lihatin dada aku......Tapi jahatnya dia semprotin diatas dadaku yankkkk....parah.....” Katanya tapi sambil tersenyum senang. Kacau ini. Ga ada nada keberatannya.
Aku makin ON saja dengar ceritanya. Aku mau eksekusi langsung, maka aku sibakkan handuk itu. Dan aku kaget karena dibalik handuk pacarku sudah polos alias celana dalam bikininya sudah ga ada, sehingga vaginanya yang tercukur rapi langsung terlihat. Banyak pikiran dikepalaku, tapi bodo amatlah. Aku mau langsung eksekusi. Maka segera aku arahkan batangku kedalam dan aku mulai menggenjotnya.
“benar tadi dia hanya ngocokin batangnya saja yank?” Selidikku.
“Iya sayankkkk.....ouh....ohhhh......”
“Hmmmmm..... Kirain dia juga rasain memek kamu ini?”
“Memang boleh?” Tanyanya.
“ya boleh saja, selama kamu suka dan nyaman.....”
“Ya sudah nanti aku kasih gratis deh memek aku buat abang tadi....”Katanya menggoda.
Aku makin gile mendengar dan membayangkan perkataan pacarku. Aku lalu membangunkan pacarku. Aku mau gaya doggy. Maka kubuat dia berpegangan di dinding gazebo dengan pantat menungging. Kepala sampai dadanya keluar dari dinding gazebo itu. Tanpa sempat protes, segera aku aku masukkan kembali batangku ke vaginanya yang sudah becek. aku genjot kembali pacarku. Sekarang kami bercinta dengan menghadap kolam dan bar. Sensasi yang luar biasa, serasa bercinta di alam terbuka. Pacarku hanya bisa pasrah. Pacarku hanya terdiam sambil sesekali mendesah dan sambil sesekali juga matanya terpejam merasakan sensasi yang dia rasakan. Dia terpejam karena mungkin malu karena sekitar jarak 30 meter ada orang lain dipinggir kolam itu.
“Enakkkkk banget....sayankkk......”
Kepala Pacarku menengadah ke atas dan tangan kanan memegang dadanya sendiri sedangkan tangan kirinya berpegangan ke dinding gajebo.
Dari kejauhan terlihat pasangan yang sejak tadi di kolam melihat kami sambil berbisik-bisik. Bahkan tanpa sepengatahuan cewenya, sang cowo mengacungkan jempol ke aku, keliatannya dia dapat sudut yang pas melihat kami dari pinggir kolam saat aku mendoggy pacarku. Aku pun semakin bersemangat. Sensasi lain aku rasakan. Kontolku sudah terbenam sepenuhnya ke dalam memek pacarku yang sempit.
"Yank memek kamu enak banget....”
“Nikmati terus sayankkk....nikmati sepuasmu...ohhh....”
"Pasangan disana sepertiny bisa melihat kita yank..."
"........." Pacarku hanya diam.
"Mas penjaga bar juga sampain jinjit begitu di dalam bar sana untuk melihat kita...."
".........."
"Ntah kenapa, aku senang kalau ada yang suka dengan tubuh indah kamu ini....."
"Kamu emang cowo mesummmm...ohhhhh..."
"Tapi kamu suka kan???"
"Iya sayang....terusss...genjotttt....aku milikmu...."
Aku membungkukkan badan dan mengecup punggungnya. Kuraih payudara yang bergerak bebas itu dan memilin-milinnya . “Aaah iya yank terus diremas sayang enak banget..ahhhhhh...... “ Desahnya merasa keenakan. Anjis, aku baru sadar payudara pacarku ada begas sperma penjaga bar itu. Tapi tunggu, tadi katanya spermanya diratakan. Siapa yangmeratakan???
"Huhuhuh...... toket kamu yang indah ini tadi dipegang-pegang sama petugas bar itu..... Sekarang sudah ada saingan aku nih......"
"Iya sayang maaf ya....habis kamu lama sih....jadi ga ada jagain aku......."
"Sekarang kamu tatap penjaga bar itu...sambil kamu mainkan tokrt kamu..."
Pacarku tak menolak. Dia sambil menggoyangkan pantatnya, juga memprovokasi: "Mas.....sini...nikmati toket marsha..... jilatinnn....plintir putingnya....ohhhhhh....". Aku senang dia melakukannya. Ritme goyangku makin intents.
"Mas.....kalau mau memek marsha harus ijin pacarku aku dulu ya........"
Luar biasa provokasi2 dari pacarku ini. aku harus sekuat tenaga menjaga jangan sampai muncrat duluan.
“Kamu suka bercinta seperti ini?” Tanyaku.
“Iya sayankkkk....sensasinya beda.... I Love youuuuu...”
"Nanti kita buat yang lebih gila ya..."
Pacarku hanya menggguk. Ternyata pacarku sangat menikmati sensasi baru bercinta di tempat terbuka begini. "OHHHHH...GILA.... enaknya.." Sambil mengecupi punggung dan leher pacarku, aku mencoba memainkan anusnya untuk menambah kenikmatannya. Aku colok-colok pelan lubang duburnya. Suatu saat aku akan menjebolnya juga. *evil smile*
Pasangan yang disana sudah mulai ciuman. Sepertinya mereka ikut konak juga menyaksikan kami, walau dari jauh dan samar-samar. Bahkan si cowo sudah meremas-remas dada cewenya. Benar-benar gila suasana pinggiran kolam saat ini.Aku perhatikan cewenya masih muda begitu, lebih muda dari pacarku.
Menyaksikan mereka beraksi disebrang kolam, aku juga merasakan nikmat yang berbeda. Aku memejamkan mata. Saat ini yang aku rasakan se[erti vacum clener yang menjepit kontolku secara kuat. Seolah-olah batangku diremas-remas. Nikmatnya sangat luar biasa. Sukar aku ungkap dengan kata2. Sesaat aku terdiam untuk menikmati sensasi kenikmatan tersebut. Nafasku terasa sangat memburu menahan gejolak birahi. Sedangkan pacarku juga mengerang-erang keenakan. Dia sekarang yang aktif menggoyang-goyangkan pantatnya maju mundur.
“Aku mau keluar sayankkkk..... agak cepaat tanganmu remas dadaku....” desahnya. Tangan kirinya masih berpegangan erat ke dinding gazebo masih dlm posisi menungging.
“Maaf kita gabung ya.....” Sebuah suara cowo mengagetkan kami berdua. Kami menghentikan aktifitas tiba-tiba melihat 2 orang yang ternyata pasangan dikolam tadi sudah masuk kedalam gazebo. Pacarku hanya menutup mulutnya karena kaget.
“Maaf ya....kita pakai gazebonya juga. Sudah ikutan horny lihat kalian dari tadi ML disini....” Lanjut cowonya. Dia lalu membuka bikini cewenya dan mereka bercinta dengan posisi woman on top. Tepat diselah kami. Tanpa-malu-malu telanjang bulan begitu. Kegilaan maccam apa ini?!
Aku segera memompa kembali vagina pacarku yang sudah mau orgasme. Pacarku juga sudah masa bodo. Sudah hilang rasa malunya. “cepatttt yankkkk” Pintanya. Kupercepat gerakanku sesekali aku melakukannya dengan agak kasar saat memasukkan kontolku. Membuatnya makin menjerit. Akhirnya tubuh pacarku mengejang keras dan mengerang keenakan. Tubuhnya bergetar hebat, pahanya yang semula mengangkang kini menutup rapat.
“Yankk...aku juga mau keluar.....didalam ya...”
“terserah saja....cepatttt....ohhhhhh.....”
Pacarku menggelinjang hebat,tangannya yang semula memegang dinding gazebo sekarang tersungkur jadi memenang lantai gazebo. Posisi itu membuat hukamnku makin dalam dan akupun mulai menindih dan memeluknya seraya terus menggerakkan pantatku naik turun dengan cepat.
Disebelah aku dengar pasangan itu juga sudah mulai mendesah-desah. Kulirik sekilas dada cewe itu yang terayun indah (walau tak sebesar ounya pacarku). Wajahnya cantik juga, dan makin sexy karena horny digenjot pasangannya. Cowo itu tersenyum ke arahku yang kedapatan melirik cewenya. Aku lalu palingkan wajah
Kupeluk pacarku sambil menciumi lehernya.. "Aaah Yaank aku mau keluar niihh"
“Iya baarengan ya sayankkk....dikit lagi’ Jeritnya.
Sangat terasa sekali ada yang bakal mau meledak keluar dari dalam kontolku, aku pun berusaha semakin mempercepat gerakan keluar masuk di lubang senggama pacarku sambil terus memeluk tubuhnya dari belakang dan tanganku tidak lupa meremas2 payudaranya..
Akhirnya dengan gerakan cepat dan terburu-buru, "Aaaahh keluar yank ..... Ahhhhhhhhh.......” sambil menancapkan penisku lebih dalam dan 'Crooot..crooot..crooot!' Spermaku membanjiri vagina pacarku dan pacarku ikut melenguh panjang tanda dia juga klimaks bersamaan. Dari vaginanya menetes spermaku meleleh.
Sungguh kenikmatan yang luar biasa bisa bercinta di outdoor begini. Bakal terulang kembali.
:::::::::::::::
Part 6E: Video
Gw terbangun sore itu karena deringan suara Handphone pacarku. Dia yang masih terlelap disampingku tidak mendengar, terpaksa aku yang mendekat ke meja untuk mematikan telpon itu. Pas mau aku matikan, ternyata yang telpon adalah Sherry sahabatnya. Telpon itu mati sendiri. Tapi aku penasaran melihat sebuah wa yang ada di layar HP pacarku yang di lock. Iseng aku buka HP nya karena aku tahu paswordnya.
Btw, kami masih dihotel tempat menginap. Sehabis bercinta di kolam renang tadi, kami kembali ke kamar. Dan tidur kecapean. Tak lupa tadi sempat ganti No telp dengan cowo yang ML disamping kami. Manatahu diperlukan kedepan. Xixixi. Walau tadi pacarku langsung buru-buru pergi setelah orgasme karena malu. Aku masih berada di gazebo itu sebentar dan menyaksikan kedua pasangan itu sama-sama orgasme. “Kalau mau swinger kedepan kabari saja bro. Kita terbuka kok urusan sex” Kata lelaki itu, yang kemudian aku tahu namanya Farel, dan Adelia nama cewenya. “Kami masih nginap disini sampai lusa. Kamar 1632. FYI”
Boleh juga ini dicoba. Tapi apa iya pacarku mau?!
Dan sebenarnya aku juga sih ga rela. Masa memek pacarku aku kasih ke orang lain. Ga lah.
Tapi kan ada memek Adelia sebagai barternya. Auh ah.... pusing aku.
Aku lalu membuka HP pacarku yang paswordnya hanya angka 1-6.
“memang bitchy lu ya...” Demikian wa yang ada di lock screen HP pacarku yang membuatku penasaran. Segera aku buka HP itu, dan penasaran dengan sebuah video yang sebelumnya dikirim oleh pacarku. Kemudian aku putar dan membuatku kaget bukan main. Pacarku ternyata mengirim ke sherry video kami bercinta sebelumnya.
Terlihat jelas wajahnya yang cantik sedang mengenndarai batangku, dia menatap kamera dengan tatapan sendu. "Aduh enak banget ini punya pacar aku....nikmat....ahhhhhh...." Ujarnya ke kamera. Sesekali diarahkan juga kamera ke dadanya yang terayun indah karena bergoyang.
“Ouhhhh.... enak banget.... memek Marsha penuh....ouhhh...” Kata pacarku sambil mengarahkan kamera ke bawah, mengcapture keluar masuk batangku dari vaginanya.
Anjis.....Sherry bisa lihat kontolku sekarang. Ternyata setelah aku baca wa-wa mereka diatas, Sherry yang ngomporin pacarku agar mau merekam video ML kami. Dan pacarku menurut saja sama sahabatnya. Bahaya ini. Asal jangan sampai Sherry menyebarkan saja.
Kemudian muncul isengku. Aku lalu wa Sherry pakai Hp pacarku.
“Sorry baru bangun. Habis enak banget orgasme berkali-kali. Wekk..”
“Wahhhh....jadi pengennnnn gw.....”
“Mau cobain batang pacarku ga?”
“Memang bisa? Ah lu mah becanda”
“Serius ini”
“Ah ga percaya gw”
“Tapi ada syaratnya”
“Apa?”
“Gw juga bisa rasain batang cowo lu...wkwkwkwk”
“Ini serius apa becanda sih?”
“By sherry.....mau ML lagi”
“Dasar Marcha pecunnnnn...”
“Sesama pecun jangan saling menghina ya”
“Hahahahha”
“Hahaha”
Aku segera hapus semua wa diatas. Takut pacarku baca. Tapi otongku langsung kembali tegang membayakan bisa ngentotin sherry yang sexy itu. Dan makin tegang lagi saat membayangkan pacarku digenjot pacarnya.
:::::::::::::::
Part 6F: Dugem
Dilantai LG hotel itu ada sebuah diskotik. Karena males keluar dimalam terakhir nginap di hotel, ya sudah aku ajak pacarku kesana. Dia happy saja. Kami memang tidak pernah dugem bareng. Pacarku malam itu pakai kemeja putih tanpa lengan yang ketat, dengan bawahannya pake hotpans ketat juga. Dua kancing bajunya yang ayas dia buka. So sexy. Karena kami berdua baru pertama kali masuk club itu, aku ga open table, duduk di bar saja. Karena masih suasana ultah, kita mau minum-minum sampai mabuk rencananya (padahal jarang mabuk). Hitung-hitung hilangin stress juga skripsi ga kelar-kelar.
Aku pesan 1 botol Jack D dengan cola. Kami berdua tos dan menikmati minuman sambil melihat sekeliling diskotik. Malam itu lumayan rame karena ada event rokok. Lagi asik duduk minum sambil menikmati hentakan lagu DJ, aku ketemu cowo yang tadi ML di gazebo. Namanya Farel. Dia lalu mengajak kami gabung ke mejanya karena dia sudah pesan meja VIP. Pacarku awalnya menolak, karena awkward setelah ML di gazobo tadi. Tapi aku paksa saja, lumayan dapat table dan punya kenalan baru.
Memang sebelumnya dia tadi WA ajak ke kamarnya. Dia suruh ajak pacarku juga. Ini pasti mau tukar pasangan atau foursome. Karena aku belum siap, maka aku tolak. Aku bilang sudah janji mau ajak pacarku dugem dibawah. Mungkin karena itu dia ke diskotik juga.
Kini kami berempat duduk dimeja yang sudah dipesan oleh Farel dan pacarnya. Diatas meja sudah ada 2 botol minuman yang 1 botol sudah habis. Mereka sudah mulai minum sejak tadi rupanya.
“Adelia” Kata pacarnya saat aku mengurulkan tangan untuk kenalan. Kami semua saling berkenalan. Harus aku akui kalau Adelia ini orangnya orangnya cantik, sexy dengan pakaian yang menewarang, masih muda dan terlihat bitchy. Itu terlihat dari gaya dia menjabat tanganku tadi yang menggoda.
Kulihat Farel menyodorkan gelas minuman ke pacarku, yang langsung diminum sampai habis. Bahkan Adelia menambahkan minuman ke gelas pacarku dan kudengar mereka berbisik-bisik. Beberapa saat kemudian kulihat pacarku ditarik Adelia dan mereka mulai gabung bersama yang lain yang berjoget riang dilantai dansa. Kedua gadis cantik nan sexy itu menikmati lagu-lagu yang dimainkan DJ.
“Pacar lu sexy juga bro. Sudah lama pacaran?” Tanya Farel dia mendekat duduk kearahku.
“Lumayanlah. Cewe lu juga sexy” Kataku sambil menatap ke lantai dansa menyaksikan kedua gadis itu bergoyang dengan sexynya. Beberapa lelaki mulai mengerubuti mereka berdua.
“Bro, in case lu mau.....”Katanya, diam sebentar. Lanjut nya. “...gue n cewe gue suka sekali berpetualang sex. Salahsatu sex outdoor seperti di kolam tadi”
“.........” Aku diam saja, sambil kembali menghabiskan sisa minuman di gelas.
“Bro, kita swinger yukkkk..... Gue yakin lu juga mau rasakan cewe gue....”
“Swinger maksud lu kita ganti pasangan gitu?"ucapku.
“Iya...sesekali rasakan sensasinya....Gue juga konak lihat cewe lu”
“Aduh...ga deh bro.... gue belum siap. Lagian cewe gue pasti ga mau”
“Ya kita lihat saja nanti. Kita ML bareng saja di kamar nanti. Kita sama-sama eksekusi pacar masing-masing. Habis itu kita lihat..... relax..”
Mungkin pengaruh alkohol, aku juga sebenarnya penasaran bagaimana swinger ini. Apalagi memang konak jga lihat Adelia. Batangku sudah tegang, menyaksikan bagimana adelia bergoyang dengan sexy disana, bahkan sesekali mengerjain pacarku. Terlihat sekali kalau Adelia cewek binal. Aku jadi penasaran ingin merasakan jepitan memeknya.
Dan entah kenapa aku juga ingin sekali melihat pacarku ML dengan orang lain di depan mataku. Membayangkannya saja membuat tubuhku merinding, entah apa yang akan kurasakan nanti, cemburu bercampur birahi. Batangku langsung ereksi maksimal.
Kulihat pacarku dan adelia mendekat ke kami. Dia mengambil minuman dan langsung minum.
“Yank, turun yukkkkk.....” Katanya menarik tanganku. "Kita diganguin cowo-cowo nih" Katanya. Aku ikut saja ketengah keramaian. Menjaga pacarku ini dari bajingan horny disana. We dance on the floor. Goyang seiring hentakan DJ. Dan saat itu aku bisa ngerasain jogetnya pacarku yahud banget pas dia lagi rada naik mulai mabuk. Sesekali dia arahkan tanganya menjeljahi tubuhku. Banyak mata cowo memandang gerakan yang rada eksotis pacarku. Apalagi pakaian yang dia gunakan sangat nge-press di body, jadi makin sexy saja. Aku rapatkan tubuhku ke pacarku. Aku peluk dia dari belakang dan aku cium lehernya.
Farel dan Adelia jg menyusul kami. Kami berempat bergoyang dengan asiknya. Sesekali aku bergoyang bersama Adelia, begitupun pacarku bergoyang dengan Farel. Kulihat Farel merapatkan badannya ke pacarku. Pacarku santai saja, mungkin pengaruh alkohol. Adelia merapatkan badannya ke bandaku. Aku peluk dia dari belakang sambil tetap bergoyang. Dia dengan santainya merapatkan badannya ke arahku, aku bisa menciu wangi rambut dan tubuhnya. Farel sudah memeluk pacarku, aku juga tak mau kalah, aku peluk Adelia dari belakang. Tanganku mengelus perutnya. Kulihat Farel hanya senyum kepadaku sambil mengakat jari jempolnya. Mungkin pengaruh minuman, pacarku tanpa malu bergoyang bersama dengan lelaki lain yang bukan pacarnya.
Lagi asyik-asiknya goyang seronok, tiba-tiba ada yang nyolek badanku, pas aku nengok si mas-masnya bawa kamera nanya "Bang itu ceweknya yah?"
"Kenapa yah?" tanyaku heran.
"Gini bang aku boleh foto cewek kalian ga? buat dokumentasi aja, aku panitia event sini kok" kata dia sambil nunjukin nametagnya.
"Oke bentar aku tanya dia" jawabku. Trus aku kasihtau pacarku kalau ada yang mau motoin dia bareng Adelia, tanpa pikir panjang pacarku mau aja.
Eh si masnya bilang lagi ke aku: "Tapi rada nakal dikit gapapa ya bang posenya?" Ya udah tuh aku iyain saja. Penasaran definisi nakal dia apa.
Nah mulai lah foto-foto, kata mas-masnya ada 5 kali pose foto. Foto pertama biasa aja posenya, pacarku ngacak rambutnya gitu dengan senyumnya yang khas memamerkan giginya yang putih bersih, sedangkan Adelia menatap kedepan dengan pose binal, tanpa senyum. Trus pose kedua pacarku membelakangi fotografer dan rada nungging gitu mamerin pantatnya yang bulat padat dibalut hotpans, Adelia juga melakukan yang sama, bahkan dengan nakal adelia memukul pantatnya dan juga pantat pacarku. Aku liat disini pacarku cukup menikmatin dan keliatan binal mukanya, sesesuai request.
Nah pose ketiga pacarku dipeluk dari belakang oleh Adelia, dengan nakalnya payudara pacarku diremas-remas. Pacarkuhanya tertawa saja tanpa upaya menepis tangan itu. Foto keempat mereka berhadapan dimana tangan pacarku masuk kedalam celana Adelia sedangkan tangan adelia sudah masuk kedalam kemeja pacarku. Mereka berdua tertawa bahagia. Foto kelima Mereka berdua saling berpeukan dan...hupppp....mereka berciuman dengan hotnya... Gila. Cukup
Habis itu kita berempat melihat hasil fotonya. Pacarku kelihatan sangat suka, dia langusng memberi No wa nya ke fotografer itu biar nanti dikirim foto2nya. Fotografer bilang akan wa kalau sudah ditranfer fotonya. “Lain kali kita foto-foto lagi ya” Katanya
Kemudian kami berempat mau kembali ke meja. Tapi Adelia bilang mau nari lagi, dia menarik tanganku. Sedangkan pacarku dan farel kembali ke meja. Kami kembali bergoyang. Adelia membelakangiku, lalu merapatkan badannya ke bandanku. Aku peluk dia dari belakang sambil tetap bergoyang. Dia dengan santainya menggesek-gesekan pantatnya ke penisku. Tanganku mengelus perutnya, naik keatas sampai bawah payudaranya.
"Kamu nakal" Katanya.
"Kamu juga...." Jawabku.
Aku melihat disofa sana pacarku sudah tidur disofa. sepertinya dia sudah mabuk berat. Farel disebelahnya juga sepertinya sudah tidur.
"Aku horny...." Tiba-tba Adelia berbisik. Dia lalu meremas batangku
"Eh gimana pacarmu?" Kataku sambil deg2an. Ekor mataku kembali mengawasi mereka.
"Bodo amat ahhh..... yuk ke toilet..." Katanya menarik tanganku. Aku seperti kerbau yg dicucuk hidungnya.
Disalah satu bilik toilet, Adelia lalu mendorong badanku, lalu dia kunci pintunya. Dengan buru-buru dia buka celanaku, sehingga batangku yang sudah tegang maksimal langsung dia hisap. Gerakan yang tiba-tiba itu membuatku kaget, tapi nikmat. Dengan berlutut dibawah, Adelia mengelurkan kemampuan oralnya. Benar-benar ahli ini cewe.
"Batang kamu enak.." Katanya, sambil menjilati dragon ball-ku. Aku hanya bisa meremas-remas toketnya dari luar. Sambil mendesis dengan nikmat.
Aku sampai memintanya berhenti, karena tidak mau langsung keluar. Aku masih mau menikmati jepitan vaginanya. Dan ini waktunya sangat singkat, takut pasangan kami curiga.
Maka aku bantu dia berdiri, dan kemudian dia langsung nungging. Dia naikkan rok mininya keatas, aku lalu menurunkan CD merahnya yang kecil. Sekarang aku bisa menyaksikan vagina polos yang berwarna pink ini. Benar-benar indah. "Masukin aja langsung mas...sudah basah....." Pintanya. Tanpa menunggu lama, aku coba masukkan ke vaginanyanya, yang ternyata sudah basah.
"Sudah basah banget....ahhhh..." aku bilang sambil mulai mendorong penisku ke mekinya.
"Ayo...sodok sedalam-dalamnya mas....."
Dia memang sudah horni berat. Aku dorong-dorong batangku. Masuk, aku maju mundur kan beberapa kali, dia sempat bersuara.. "aaaahkkkhhh.. ooookkkkh...." sambil berusaha menahan suaranya..
Dengan memegang pantatnya dari belakang, aku mulai memacu vagina baru yang nikmat ini. Pantatku dengan aktif mulai maju mundur, menghajar memek Adelia "Aaaahhhh.. haaahhhh ouugggghhhh.. " lenguhnya. Dia menaikan kaosnya keatas, lalu menurunkan cub bra sehingga dadanya bebas.
"Buset....gatel banget..memek gue....hajar terus,,,, mas,,,," desasnya. Tubuhnya terguncang-guncang maju mundur dengan kuatnya. Tokednya yang aku taksir 36C tanpa ampun bergoyang-goyang heboh tak tentu arah. Aku lalu meraih toked Adelia yang bergoyang bebas.
"Ouhhh...enak......" Adelia termasuk yang berisik saat bercinta. Aku khawatir kedengaran keluar.
Aku pelintir-pelintir dadanya. Tidak sampai 5 menit aku doggy style di toilet ini, tubuh Adelia sudah menegang. Lenguhannya semakin keras "Ahhh.. ouuuggghhhh.. yahh.. yahh.. cepetin mas.. cepetin ngocoknya..Ahh..ahhh"..
Dia mencerocos di sela-sela erangannya. Aku bahkan sampai harus menutup mulutnya. Lalu aku meningkatkan frekuwensi kocokanku. Dan. "MMMMMMM......HHHHHHHH.....HHHHHHH........" jeritnya saat mulutnya aku tutup. Aku merasakan ada semprotan pelan di batangku. Dia orgasme.
Aku juga yang sudah diambang batas terus menggoyangkan penisku. aku pegang kedua pantatnya dan dengan kecepatan tinggi aku genjot.
Akhirnyaaa.. tidak.sampai satu menit.. aku croooooottt.. Nikmat sekali..... nafasku terengah-engah. Aku sampai lupa mencabut kontolku saat mau crot tadi.
"enak bengat memek lu del"
"sama, kontol lu enak juga....lain kali lagi ya.."Katanya terseyum binal. Dia lalu menyuruhku menghapal no telpnya. Sungguh aku ingin mengulanginya.
Kami lalu bersih-bersih dengan cepat dan buru-buru keluar dari kamar mandi. Biar pasangan kami tidak khawatir. Tapi sesampainya di meja, sudah tidak ada lagi mereka berdua. Lha, kemana mereka? Tadi kan masih disini. Perasaan tidak smapai 10 menit kami di toilet.
Belum selesai kebingunganku, Adelia sudah menjawab. "Mereka pasti sudah dikamar. yuk..."
HAH? Ngapain dikamar berdua? Dengan kondisi pacarku yang sudah mabuk. Dan berpakain sexy begitu. Kepalaku langsung pusing membayangkan.
:::::::::::::::::::
Part 7: Perubahan Pacarku Sehabis Liburan
Sehabis dari liburan, kehidupan percintaanku dengan pacarku Marscha makin erat saja. Sex memang penguat rasa cita. Dan kami melakukan sex dengan frekuensi sangat sering semenjak pengalaman bagaimana tubuh pacarku sudah dilihat beberapa pria lain, dan bahkan pernah sampai ML di depan orang lain, dimana tubuh telanjangnya yang indah terekpose. Jiwa muda kami yang haus akan explorasi seolah-olah terpuaskan.
Aku meyakinkan pacarku bahwa tubuhnya yang indah sangat disukai oleh lelaki manapun. Dan pacarku makin percaya diri dengan aset yang dia miliki. Pacarku sepertinya ter-cekoki dengan pemikiran eksibisionist, dia sekarang secara "malu malu kucing" memperlihatkan sisi eksibnya dihadapanku dengan aneka tingkah laku yang membuat aku panas dingin. Bukan hanya sering berpakaian yang sangat sexy (kalau ini sudah pasti), tapi dari gaya bicara yang menggoda, sering meladeni obrolan mesum teman-teman cowonya. Bahkan pacarku sampai nekat tak pakai dalaman.
Sering sekali dia mampir ke kost dengan kondisi tak pakai Bra dan CD, putingnya sudah menonjol keras karena tadi naik ojek menyenggol-nyenggol pundak drivernya. Katanya dia sangat horni saat kuliah dengan kondisi begitu, sambil membayangkan dosen yang mengajar memperhatikan tubuh indahnya.
Ditempat gym juga dia sering sekali memamerkan pahanya yang mulus dengan pakai celana pendek super ketat dan juga pakai atasan sport bra saja. Semua trainer di Gym selalu rebutan ingin “membantunya” olahraga.
Aktifitas kami bercinta selalu diawali dengan cerita-cerita pengalamannya dengan sifat eksibnya ini. Dia bahkan sering seolah-olah menggoda tukang nasi goreng yang mampir dikostku, berdandan sexy saat ke warung depan kostku, atau bahkan godain teman-teman kostku dengan aksi pamer paha, belahan dada dan aksi-aksi provokasi sexy lainnya.
Sering kubayangkan pacarku yang cantik ini selingkuh, entah dengan teman kampusnya, dengan mantannya, dengan teman kostku, dengan dosennya atau dengan siapapun yang dikenalnya, dimana laki-laki itu pasti sangat bernafsu mencumbu pacarku, menciumi lehernya yang jenjang, menciumi tengkuk dan belakang telinganya, sembari tangannya bermain pada payudara pacarku yang masih aduhai indahnya, meremas-remas perlahan diiringi desahan-desahan pacarku.
Aku sering membayankan ada lelaki lain menjilati vagina indah milik pacarku, sampai membuatnya mendesah-desah dan sampai memohon untuk segera dimasuki lobang vaginanya.
Pernah suatu hari dia yang lagi sendiri dirumahnya menelponku, katanya dia horni karena telanjang bulat didalam rumah saat di taman depan rumahnya ada pekerja harian yang lagi menata tamannya. Pikiran kotorku langsung melayang kemana-mana. Aku bayangkan tukang yang memperbaiki taman itu masuk kerumah, lalau meremash dada indah pacarku, mencumbunya dan menngenjotnya sampai terenggah-enggah. “Yankkkk.... mekiku basah ini....” Katanya by phone yang membuat alam pikiranku kemana-mana.
Aku bayangkan tukang taman (yang pasti jelek dan hitam itu) masuk kekamar pacarku, menghampirinya yang telentang diatas tempat tidur dengan paha terbuka lebar, mengusap lembut permukaan vagina pacarku yang sudah banjir dan dimasukkan jarinya, membelai belai jembut pacarku yang tipis mencari belahan vaginanya dan dikobel-kobel memek pacarku sampai pacarku orgasme. Aku sampai coli membayangkannya.
Kejadian sehabis Dugem.
Balik ke kejadian saat petualanganku dengn pacarku di hotel tempo lalu, yang mengubah cara pandang pacarku terhadap menikmati sex. Setelah aku bercinta dengan Adelia dengan diam-diam di toilet diskotik, Kami lalu keatas menuju kekamar karena aku sudah tidak melhat pacarku dan Farel di tabel VIP diskotik itu. Sejuta pikiran berkecamuk didalam kepalaku. Aku sampai memencet-mencet tombol lift berharap segera sampai ke atas.
Pertama-tama tujuan kami adalah ke kamar Adelia & Pacarnya. Karena asumsiku mereka ada disana. Pikiranku sudah kemana-mana. Bahkan aku sudah diposisi yang akan memaklumi jika ternyata pacaraku dipake oleh cowonya Adelia. Toh aku juga sudah ML dengan Adelia. Anggap ajalah impas.
Adelia membuka pintu kamar dengan kunci cadangan yang dia pegang. Aku deg-degan masuk kedalam kamar....... Apakah???
Ternyata hanya pacar Adelia yang ada dikamar, tidur sendiri. Adelia lalu membangunkan pacarnya. Cowo itu bilang tadi pacarku muntah, lalu diantar kekamar untuk istirahat. Aku disuruh melihatnya. Tak lupa dia kasih kunci cadangan kamarku.
Aku lalu buru-buru kekamar. Sesampainya dikamar ternyata pacarku sudah berbaring tidur diatas kasur berselimut. Lega rasanya. Aku lalu kekamar mandi untuk menghilangkan bau tubuh, kemudian berganti baju dan menyusul tidur di samping pacarku.
Pas aku buka selimut........ aku kaget saat melihat pacarku ternyata sudah telanjang bulat dibalik selimut membelakangiku. Memamerkan pantatnya yang bulat sekal. Aku tarik tubuhnya sehingga telentang. Aku perhatikan setiap inci tubuhnya mencari jejak. Dan aku sangat kaget saat melihat dada pacarku belepotan cairan putih. Dan aku yakin itu adalah sperma.
Tepat saat itu sebuah WA masuk ke HP ku. “Sorry ya bro.... tadi gw ga tahan lihat pacar lu. Gw coli dan semprotin sprema gw di teteknya. Sorry” WA farel.
Anjis...ternyata dia sudah menikmati tubuh pacarku. Kemudian WA lainnya masuk: “ Tapi gw ga sampai ML. Gw ga suka ML sama cewe mabuk. Ga enak.“
“Lagian gw juga menghargai lu. Gw tunggu sampai lu mau bertukar pasangan sama gw”
Aku kemudian telp Farel. Di reject. Aku telp lagi, Diangkat, tapi tidak bicara. Malah yang aku dengar suara-suara desahan disebelah sana. Mereka ngentot.
Besok aku harus meminta penjelasan dari Pacarku.
Teman Kuliah.
Sifat pacarku yang mulai binal, membuatku sekarang rada protektif. Walau tidak sampai melarang, tapi selalu aku pantau. Salsahsatunya dengan memantai HP pacarku. Untungnya aku tahu pasword buka HP nya, jadi kerjaanku sekarang baca WA pacar. Terutama wa-wa dari cowo-cowo pengagumnya. Walau aku melakukannya dengan sembunyi-sembunyi.
Seperti hari ini saat dia mampir ke kost dan ketiduran. Aku lalu membuka wa pacarku. Ada 1 yang menarik, yaitu dari teman kuliahnya bernama ringgo. Aku baca wa-wa dari atas, ternyata ringgo ini satu kelas pacarku. Dan sering menggodanya. Awalnya pacarku cuek atas godaan si bangsat ini, tapi-lama-lama menanggapi juga. beberapa foto-foto selfie pacarku berhasil diminta sama cowo ini. Dan celakanya, pacarku mau aja kasih foto-fotonya. Apalagi kalau dipuji cantik. inilah kelemahan pacarku. Bahkan beberapa foto-foto sexy pacarku berhasil didapat ringgo (walau masih dalam batas wajar).
Aku lagi baca wa kemarin. Dari kemarin pagi si ringgo ini sudah gombal-gombal pacarku. Bahkan mintu pacarku untuk pakaian sexy ke kampus kemarin.
“Marscha, hari ini pakaian lo nantangin banget ya..gila” WA Ringgo. Ini WA malam kemarin.
Aku ingat-ingat kemarin pacarku pakai baju apa. Dia pakai baju emang ketat sih, dan U-Neck nya lumayan dalem gitu.
“Apaan sih lu nggoooo....., biasa aja kali”
“Sumpah Mar, ketat banget baju lo.”
“Gelo..”
“Gila Mar gede banget”
“Apanya?”
“T..Toket lu…”
“Dasar mesum! Dari dulu ga berubah lo! Gue bilangin cowo gue ya!”
“Ja-jangan dong Mar, kan cuman memuji”
“Hehehee...... ini biar lu puas....”
Kemudian pacarku mengirim foto tokednya. Hanya toked bagian atas dan leher yang kelihatan, sedangkan putingnya tidak. “Sana sih coli kamar mandi...”
“Anjissss....mulus bangetttt....Lagi dong..”
“Karena gue lagi good mood ini gw kasih lagi”
Kemudian pacarku mengirim foto toketnya. Dada favorit aku itu terekpose dengan jelas.... “Sana coli lu....hahaha....”
“Bantuin dong. Gw kerumah lu ya...”
“enak saja...awas ya kalau kesebar”
“Ya sudah besok dikampus ya..”
“Lihat saja nanti :p"
Aku yang keringat dingin membayangkan hari ini apa yang dilakukan ringgo ke pacarku. Aku lalu mengelurkan batangku, lalu coli didepan pacarku dan menumpahkan diatas tisu. Aku kemudian tidur disamping pacarku. Nanti aja ML kalau dia sudah segar sehabis tidur.
Dibantuin Kerjain Tugas
Disuatu malam saat di kostku, pacarku tiba-tiba terbangun setelah sebelumnya kami bercinta beberapa jam yang lalu. Malam ini dia nginap dikosku dengan alasan ngerjain tugas, sengaja nginap untuk menuntaskan birahi kami yang sudah seminggu tak terlampiaskan karena kesibukan masing-masing.
Dia lalu mencari telpnya dibawah bantal dan menelepon seseorang. Aku yang juga terbangun, hanya menguping saja pembicaraan mereka.
“Rendy.....masih bangun lu?” Aku ga bisa dengar apa kata suara diseberang sana. Hanya suara pacarku yang aku dengar.
“Gue belum selesai tugas Pak Ahmad ini. Baru ingat kalau besok dikumpul. Mana les pertama lagi”
“Ga bisa...laptop gue dirumah”.
“Gue lagi nginap di kost cowo gue...hehehe...” Anjis...pakai ngaku segala lagi pacarku kalau lagi nginap dikostku.
“Apaaan sih. Dasar mesum lu”.
“Iya gue mau minta tolong dong....Bantuin buatin tugas gue ya Rendy baik...” Kata pacarku membujuk...
“Imbalannya? Apa ya? Ya gue trktir lu makan steak deh..”
“Ayo dong bantuin buatin tugas gue. Gue bisa ngulang ini kalau sampai ga ngumpulin. Tahu saja lu si Ahmad killer itu please Rendy baik....”
Aku tak bisa mendengar cowo diseberang telpon sana nego apa ke pacarku.
“Jadi apa?” Kata Pacarku kemudian.
“Ah ga ah.....”
“Ga mau.....”
“ehhh....ehhh...tunggu-tunggu....lu kesempatan banget sih....” Sepertinya cowo itu membuat pacarku ga punya pilihan lain.
“iya...iya...aduh bagaimana sih....”
“Ya sudah kalau cuman itu saja. Ga boleh yang lain ya”.
“Tapi kasih dulu tugasnya besok.....”
“sip..sampai ketemu ya”.
Aku tidak tahu apa yang mereka bicarakan. Aku hanya pura-pura tidur saat pacarku mendekat dan memelukku untuk melanjutkan tidur.
::::::::::::::::
Part 8: Kejadian-Kejadian yang Mencurigakan
Part 8a: Sesi Foto?
“Yankk...... fotografer yang di diskotik kemarin ajak aku foto session. Katanya dia butuh model. Boleh ga yank?” Begitu whats up pacarku disuatu sabtu pagi, saat aku baru bangun.
Aku belum balas. pacarku kembali wa : “Aku sesekali ingin foto. Lumayan buat ganti profile di IG juga. Gratis ini ada fotografer profesional”
Nyawaku belum sepenuhnya sadar, langsung aku jawab: “Ya sudah boleh saja. Asal kamu senang saja yank”
“Makasih sayank. Aku wa Delvin ya. Katanya mau jemput. Kamu ga usah repot antar aku. Nanti aku kabari ya. Muachh”
Aku akhirnya tahu nama mas mas fotografernya adalah Delvin. Baru ingat kalau dulu sehabis difoto di diskotik, fotografer itu minta no wa pacarku untuk dikirim foto. Kata pacarku mas Delvin nih mau jemput dia dari rumahnya. Seingatku hari itu kebetulan rumah pacarku lagi kosong karena papa mama pacarku keluar kota sampai besok. Malah Si fotografer ini minta dimasakin sarapan dulu katanya. Dasar modus, pikirku. Tapi aku bolehin saja, daripada aku larang dan akhirnya pacarku main belakang, mending ijinin saja. Asal dia jaga diri dan dengan syarat dia kasih tahu kemana saja nanti sama fotografer itu. Aku lanjut tidur karena memang ngantuk berat. Tadi malam sudah begadang sampai pagi. Begadang karena skripsi yang ga kelar-kelar. Mumpung weekend ya aku bantai begadang aja.
Aku baru bangun lagi sekitar jam 4 sore. Itupun karena perutku sudah keroncongan. Gila, sudah kayak orang mati saja tidur selama ini.
Aku lihat wa ku ada 3 miscall dari pacarku. Aku buka wa:
Jam 11.00 :
“Yank...baru kelar sarapan ini dirumah. Kita jalan ya”
“Belum dikabari kemana. Katanya rahasia”
“Aku kabari nanti ya”
Jam 12.00 :
“Yank ini fotonya di apartemen. Kostumnya sudah disiapkan”.
“Kamu sudah bangun?”
Jam 12.15
“Yank kalau foto sexy begitu bisa ga?”
"fotografernya konseonya begitu katanya"
12.17
“Yank...jawab dong......”
miscall
miscall
“Yank...”
“Ya sudah deh”
Jam 15.00
“Baru kelar ini fotonya”
“Aku langsung balik ya”.
“Capek.
“Kamu juga pasti masih bobo”
Aku lalu telp pacarku. Tapi Hp nya sudah off. Aku coba telp lagi tapi ga bisa. Wah dia kesal kali karena aku tidur sampai sore begini. Bakalan gagal malam mingguan ini. Ya sudah aku mandi dan cari makanan disekitar kost. Sehabis makan aku coba telp pacarku tetap ga aktif. Sudah hampir jam 7 malam.
Aku wa pacarku: “Kamu dimana?”
Tapi hanya centang 1. Aku lalu baca lagi dari atas semua wa pacarku. Perhatianku ke wa jam Jam 12.15 : “Yank kalau foto sexy begitu bisa ga?” Wah ini maksudnya foto sexy seperti apa. Apalagi sama fotografer, pasti punya konsep (atau modus). Enak benar fotografer itu bisa foto sexy pacarku. Apakah foto sexy yang dimaksud adalah pakai lingerie? Atau bikini? Atau jangan-jangan...sampai toples.
Kepalaku langsung pusing membayangkan itu. Membayangkan pacarku yang cantik berpose sexy dihadapan fotografer kampret itu. Pasti ga akan tahan. Selama dia lelaki normal, pasti horny lihat pacaraku berpose sexy. Dijamin.
Kemudian aku telp sahabat pacarku si Sherry. Cukup lama akhirnya diangkat.
“Shery...lu sama cewe gw ga? Hp nya off”
“Ehhh..... Ga ....ehhhh...”
“Lu kenapa sih? Sakit?” Tanyaku karena dia seperti mendesah begitu.
“Eh ga kok. Gw ga sama Marsha....”
“Lu dimana?”
“Gw di kost nih” JAwab Sherry, tapi suaranya seperti ga biasa. Seperti ada yang ditahan.
“Gw ksn ya.”
“Jangan....gw lagi ada acara...auuuuwww...”
Kudengar sangat jelas sherry bicara, walau sepertinya menjauh dari telp karena suaranya pelan, tapi cukup jelas: “pelan-pelan dong sayang. Ini gw terima telp dulu...nakal deh...” Kemudian aku dengar suara-suara desahan pelan dan bunyi ranjang yang berderit-derit.
Pikiranku langsung kemana-mana membayangkan Sherry lagi ML di kostnya. “Ya sudah deh. Kabari ya kalau ketemu pacarku”. Ga dijawab Sherry, tapi langsung dimatikan HP nya.
Lumayan konak juga membayangkan Sherry yang sexy itu lagi digenjot di kostnya. Mana pakai angkat telpon segala lagi. Sepertinya memang mau buat sensasi dalam bercinta. Hebat ini Sherry. Bitchy abis.
Maka aku aku langsung kerumah pacarku. Sesampainya disana rumahnya kelihatan sepi. Bahkan lampu teras tidak hidup. Aku coba telp tapi ga bisa, termasuk telp rumahnya ga ada yang angkat. Ingin aku memanjat gerbang, tapi aku urungkan takut dikira maling. Aku akhirnya pulang ke kost. Dengan banyak pertanyaan. Apakah benar pacarku pulang kerumah? Atau jangan-jangan pergi dengan fotografer itu? Apakah pacarku menyembunyikan sesuatu. Banyak pikiran berkecamuk dikepalaku. Sampai akhirnya aku tertidur.
Besok paginya aku terbangun karena pacarku datang. Dia membawakan sarapan. Aku hanya diam saja sambil menikmati nasi kuning yang dia bawakan sampai habis. Dia sepertinya tahu aku lagi bete. Belum sempat aku mengintrogasinya, dia duduk disebelahku dan langsung menjelaskan dengan lengkap kenapa kemarin HP nya off. Katanya dia kemarin kecapean dan kehujanan sampai rumah, habis mandi langsung tidur dikamarnya. Lupa charge HP, makanya off. Dia minta maaf. Ingin aku percaya, tapi susah karena sepertinya dia ga jujur. Harus aku inspeksi ini. Inspeksi seluruh tubuhnya, apakah ada jejak-jejak yang mencurigakan.
“Terus foto sexynya jadi?” Selidikku.
“Ga jadi. Habis kamu ga balas wa aku”
“Oh begitu”
“Iya sayank....” Jawabnya dengan senyum manis. Sambil menggoda, tentunya.
Aku yang dari tadi malam sudah menahan konak, langsung mendorongnya keatas tempat tidur. Tanpa penolakan berarti dia aku telanjangi. Dia pasrah saja karena mungkin merasa bersalah, sehingga pasrah adalah kompensasi. Di minggu pagi nan cerah ini aku pun menuntaskan hasrat seks, sambil “meneliti” setiap inchi tubuh pacarku apakah ada jejak yang mencurigakan. Tidak ada bekas cupangan di payudaranya yang membusung indah itu. Pun begitu di lehernya yang jenjang. Berbagai gaya kami coba posisikan. Mulai misionris, pangku-pangkuan, berdiri dengan aku himpit badannya ke tempok dekat kamar mandi. Vaginanya masih tetap kencang, meremas batangku yang pagi itu memang sedang mengeras. Dia sampai menggigit bahuku untuk menahan desahannya saat aku sodok dengan frekuensi cepat.
Aku kemudian membaringkan diri diatas tempat tidurku. Dan saat pacarku berada di atasku dia dengan cepat menaik turunkan tubuhnya yang sexy tanpa sehelai benang itu, payudara indahnya mengayun dengan bebas, itu menjadi sebuah pemandangan yang erotis sekali, membatku berkali kali harus menahan agar tak cepat crottt. Pacarku nampak sangat bernapsu sekali menggoyangkan pantatnya diatas batangku. Posisi ini memang salahsatu favorit pacarku, karena dia yang mengedalikan permainan. Aku sampai menutup mulutnya agar tidak berisik. Takut membangunkan tetangga.
Akhirnya akupun tak bisa menahan lagi, aku segera mau tuntaskan, maka aku buat posisinya menjadi menungging, dengan posisi doggy style aku genjot pacarku dari belakang dan kutarik rambutnya. Pacarku pun membantu dengan menggerakan maju mundur pinggulnya sambil meremas toket nya sendiri. Ahhhhhh... lenguhan panjangku sambil buru buru menarik batangku dari liangnnya. Desahanku diiringi Semburan sperma ku diatas pantatnya. Aku pun terkapar lemas, pacarkupun ikut terkulai sambil menjatuhkan tubuhnya. Aku rebahan disampingnya sambil aku peluk dari belakang. Kami tertidur dengan lemas.
Part 8b: Inspkesi Whatsup
Aku terbangun karena suara telp sehabis bercinta barusan. Telpon yang tidak ada putus-putusnya, sehingga membuatku harus bangun. Pacarku masih tertidur lelap disampingku dengan telanjang. Ternyata yang telp tukang aqua gallon yang memang aku pesan kemarin. Katanya dia sudah ada didepan kamarku. Aku lalu pakai baju dan celana pendek. Sebelum keluar kamar, aku selimuti dulu pacarku. Bahaya kalau Kang Gobar si tukang aqua galon melihat tubuh telanjang pacarku itu.
“Masuk kang...”
Aku sekalian suruh dia untuk ganti aqua galon, karena lumayan berat. Dia sesekali melirik ke arah tempat tidur. Pasti pikirannya kemana-mana deh melihat tubuh indah seorang gadis muda yang tertidur lelap dengan telanjang dibalik selimut. Aku tadi tidak sempurna menutuh tubuh pacarku, sehingga belahan dadanya tidak tertutup dan sebelah kakinya juga terbuka. Jadi ketahuan kalau pacarku itu telanjang. Lirikan mata Kang Gobar bukannya aku tegur, malah aku biarkan. Aku memang menikmati saat-saat seperti ini, saat ada orang lain mengagumi tubuh indah pacarku. Malah aku sengaja permisi ke kamar mandi.
Sekitar 5 menit dikamar mandi kencing lalu keluar lagi. Tidak ada yang mencurigakan, kecuali bagian dada pacarku yg sebelah kiri rada lecek selimutnya. aku ga mau berasumsi. Aku nikati saja pikiran liarku. Sehabis mengisi aqua galon, Kang Gobar pamit. Tak lupa aku kasih duit lebih.
Aku yang sudah ga ngantuk akhirnya dapat ide untuk inspeksi HP pacarku. Mumpung dia masih tidur. Aku memang jadi penasaran dengan isi handpone pacarku. Wajar sih sebagai pacar ya kan.
Pertama aku cek wa dari Delvin fotografer. Tidak ada yang mencurigakan. Kecuali ada beberapa WA yang dihapus sama pengirimnya. Apakah ini sebuah foto yang dihapus? Ntahlah.
Aku lalu buka satu persatu wa yang sudah dibaca pacarku. Sampai ke wa dari Sherry sahabatny. Dan itu yang menbuat aku tercengang. Aku baca wa dari sherry beberapa hari yang lalu, yang membuat hatiku hancur. Galau. Bete.
S: Cieeee yang dapat protein dari Rendy tadi siang
M: Apaan sih lo?
S: * pic sent *
M: Anjing si Rendy bangsaaaatttttt......
S : Hahaha.....kamu ketahuanan...
Dan yang buat aku kaget luar biasa, dan yang sebenarnya aku fantasikan dari dulu akhirnya kejadian juga. Foto yang dikirim Sherry itu adalah foto Pacarku lagi mengoral penis cowo didalam mobil. Walau posisi wajah si cewe yang difoto tidak kelihatan karena mengoral penis, tapi dari rambut, badan dan tangan aku tahu itu Marshca pacarku. Apalagi jelas ada pengakuan di dalam wa yang aku baca ini.
M: Si rendy anjing diam-diam ambil foto. Bete gue
S: Hahaha..... Tenang saja. Hanya gw dan rendy yang ada foto ini. Aman.
M: * emotion nangis *
S: Kok bisa sih? Cerita dong. Ke gw ini
M: Ya sudah tapi lu jangan bully gw
S; Siap
M: Jadi gw ada lupa kerjakan tugas. Malamnya gw nginap di kost Billy, ga bawa laptop. Mana besoknya harus dikumpul les pertama lagi. Jadilah si rendy yang gw telp. Ini juga karena lu juga yg pernah bilang tugas-tugas lu selalu Rendy yang buatin. Tapi dasar di rendy emang cari kesempatan dalam kesempitan. Awalnya tahu ga dia minta apa???
S: ML?
M: Ih lu kok tahu sih? emang dasar otak lu mesum terus ya. Haha
S: Apalagi diotak cowo selain selangkangan coba? Apalagi kalau kita lagi butuh sesuatu.
M: Oh iya ya.... Ya udah, gw kan malas ya ML begitu hanya karena bantuin tugas ya. Untung banget di dia. Ya gw ga maulah.
S: Ya iyalah. Mending lu kasih badan lu dipakai dosen aja. langsung A tanpa buat tugas. Hahaha.
M: Sheryyyyyy.....
S: Kecuali lu emang pengen ML merasakan sensasi ngesex bareng Rendy ya mangga aja neng
M: Lu emang ya... Dasar...
S: terus...teruss..lanjut..
M: Ya udah akhirnya gw tawarin gw handjob aja. dia ga mau. Bangsat banget. Padahal gw juga malas banget coliin dia
M: Akhirnya ya gitu. win win solution. Dia minta oral aja.
S: Bagus. haha
M: Habis kumpulin tugas dia langsung seret gw ke mobilnya. Gw ga ada pilihan lain. Ya udah gw anggap aja lagi oral punya cowo gw. Gw tutup mata, gw masukin deh kemulut gw. Untung dia cepat keluarnya. Katanya karena sudah horny banget sama gw. Tapi sialnya dia keluarin dimulut gw lagi. sampai gw muntahin di jok mobilnya. Gitu.
S: Hahaha...Marsha si polos yang berubah jadi binal. welcome neng
M: Apaaan Gw juga kalau ga karena terpaksa ga maulah.
S: Awalnya aja terpaksa. Lama-lama doyan juga lu
M: NO WAY.
Demikian wa mereka yang buatku panas dingin. Jadi sekarang sudah ada penis lain yang merasakan nikmatnya bibir pacarku ini. Bangsat. Aku harus mengawasi Rendy mulai sekarang. Karena dia pasti kecanduan kalau sudah pernah sekali merasakan oral sex dari pacarku. Bahkan pasti si rendy ini akan memanfaatkan pacarku kedepan, mungkin urusan tugas atau yang lain. Kalau sekarang kontolnya bisa masuk ke bibir pacarku, pasti nanti-nanti kontolnya bisa masuk ke memek pacarku juga. Bangsat sebangsat-bangsatnya.
Aku kemudian baca lagi wa sherry dari atas. Memang benar-benar pengaruh negatif ini orang. Ada 1 wa yang luar biasa buat aku terkejut dengan ulah Sherry.
Shery kirim foto mukanya yang belepotan sperma. Binal banget.
S: Facial dulu
M: anjis lu...parah..hahaha
S: Cowo gw ini yang Parah, masa dia bilangi bayangin nyemprotin spermanya di muka lu
M: Haha..kok bisa?
S: Elu sih, pas habis mandi di kost gw pakai handukan doang pas dia datang.
M: Lha gw kan ga tahu dia mau datang. Wekk
S: Ya sudah biar adil, bagaimana kalau cowo gw nyemprotin spermanya di muka lu, terus cowo lu bisa deh nyemprotin spermanya di muka gw.
M: Gelo... Sherry Gila
S : Hahahaha...
Demikian kedua sahabat itu becandaannya vulgar. Eh, apakah ini becanda? Gw mau saja sih semprotin muka sherry yang binal itu. Tapi apa aku rela muka pacarku dipejuin cowonya Sherry?!
:::::::::::::::
Part 8C: Diantar Teman ke Kampus
Demikianlah sekarang kegiatanku. Sangat penasaran memantau wa-wa pacarku dengan para cowo. Fansnya pacarku sangat banyak. Ya wajar sih, dianya cantik dan primadona kampus. Tak sedikit jg yang gombal dan rayu-rayu dia. Kadang aku cemburu, tapi justru aku menikmati sensasinya. Dipikiranku, silahkan kagumi pacarku, tapi hanya aku yang bisa merasakan jepitan liang senggamanya.
Aku bahkan berniat mau cloning wa pacarku. Apakah ada yang tahu caranya?
Ada pengalaman-pengalaman lain yang membuatku makin hari makin yakin kalau pacarku berubah makin binal. Bahkan terkadang asumsiku mengatakan dia ada affair dengan cowo lain (Selain si Rendy babi yang sudah merasakan nikmat oral sexnya). Tapi sampai sekarang semuanya belum terbukti. Satu-satunya cara adalah dengan mengintrogasi Sherry. Karena pacarku pasti cerita semua hal dengan Sherry. Tapi aku belum menemukan cara yang pas. Mereka sahabatan, pasti saling jaga rahasia.
Malah pernah aku wa Sherry pakai Wa pacarku. Isinya: “Sher, gw jujur ya. Gw barusan ML sama Billy, tapi yang kebayang cowo lu”
Dan Sherry hanya kasih emotion ketawa doang. Buru-buru kuhapus. Biar pacarku ga tahu.
Dikampus juga aku sering mantau pacarku dari jauh. Aku perhatikan dia lagi kumpul sama teman, atau bahkan jalan kekantin dengan teman cowo. Tapi memang tidak banyak waktu buat memantaunya karena kesibukanku. Selain karena aku juga kuliah dan jadi asisten dosen, juga karena skripsiku yang ga kelar-kelar. Seperti saat ini, aku sudah 2 jam di perpustakaan beresin bab analisisku. Berhubung sejam lalu asistensi dan dosen pembimbing masih saja banyak minta revisi.
Tiba tiba pacarku nelpon.
"Yank kamu dmna? Aku dikosan kamu nih"
"Aku dikampus yank, kamu ngapain ke kosan kok ga bilang?"
"Iyaaa tadi temenku minta temenin ke toko buku, nah baliknya aku lewat kosanmu ya udah aku mampir saja deh"
Cekrek dia kirim foto lagi berdiri depan kosanku, pas itu dia pake tanktop putih ditutupin jaket levisku yang aku pinjemin, trus bawahannya yoga pants. Sexy as usual.
"Yaudah kamu kesini aja yank, naik gojek aja ntar aku bayar"
"Okedehhh ayanku yang sibuk"
Terus aku lanjutin berkutat dengan skripsi. Sampai akhirnya pacarku WA "Yank si Johan katanya mau nganterin aku nih ke kampus katanya sekalian dia mau ke bengkel searah katanya. See you there"
Apa? Si Johan? Orang yang naksir pacarku.
Aku langsung buru buru telpon pacarku tapi ga diangkat-angkat. Penasaran dong. Aku telp lagi, sama saja ga diangkat. Tapi aku coba redakan rasa cemburu, soalnya jarak dari kosan ke kampus cuman 30 menit kalo naik mobil. Tapi Sialnya, sampai sejam kemudian saat aku sudah dipanggil dosenku untuk bimbingan, pacarku belum sampai juga.
Pusing kepala. Ga konsen mau asistensi.
Aku wa pacarku: “Kamu dimana sih? Lama amat?
“Aku mau bimbingan dulu. Tunggu di perpus”
Dan setelah aku bimbingan, seperti biasa pacarku datang minta maaf dengan alasan. Katanya Johan ajak dia ke bengkel dulu baru antar ke kampus. Terus dia ga sadar saking asiknya ngobrol, sampai lupa wa. Ah sudahlah. Pikiranku justru mebayangkan yang tidak-tidak. Aku jadi horny. Maka aku antar pacarku kerumahnya. Sampai dirumah, kebetulan rumah sepi. Langsung saja aku ajak pacarku ML dikamarnya.
Pacarku yang penurut ini pasrah saja, saat aku telajangi dia diruang tamu, lalu aku angkat telanjang ke kamarnya. Sambil menggenjot liang favorit itu, aku bayangkan tadi pacarku ML dengan Johan di mobil. Kubayangkan pacarku sampai mendesah-desah sambil menaik turunkan tubuhnya diatas Johan yang berbaring dijok mobil.
Bahkan fantasiku makin liar, saat men-doggy pacarku, aku bayangkan sekarang posisiku digantikan oleh montir bengkel. Kubayangkan Johan ga bisa bayar service mobil karena ga bawa mobil, lalu pacarku yang menebusnya dengan tubuh indahnya. Dengan kasar montir itu menggenjot pacarku, sambil meremas-remas pantatnya yang bulat sekal. Selain pantanya yang mulus, payudara pacarku yang putih sekarang jadi hitam karena bekas oli ditangan montir itu, payudara itu bergoyang dengan indah sesuai kocokan montir itu.
Benar-benar sensasi yang luar biasa. Kami bercinta dengan hebat, sampai pacarku orgamse 3 kali. Bahkan sebelum menyemprotkan spermaku di wajah pacarku, aku minta pacarku untuk ngomong : “Ayo bang keluarin yang banyak”. Pacarku nurut saja, dengan sexy dia bicara begitu, dan aku membayangkan dia bicara ke montir bengkelnya Johan. Maka tumpahlah spermaku dengan banyak di muka pacarku. Luar biasa. Aku terkulai lemas diatas tempat tidur.
Sebelum membersihkan mukanya yang belepotan, pacarku selfie dulu dengan HP nya. Dia dia sepertinya kirim wa ke seseorang. Aku sudah tidak pedulikan, karena mau langsung tidur.
Part 8D : Ringgo Yang beruntung
Aku kebangun sehabis bercinta. Aku lihat sudah jam 7 malam. Pacarku masih tidur terlelap. Dia memang selalu kecapean habis aku pakai. Aku lalu mandi dikamar mandi kamarnya. Lalu berpakain. Sebelum membangunkan pacarku untuk ijin pulang. Aku mencari HP nya dulu untuk inspkesi. HP ga ada dikamar. Aku baru ingat kalau tadi aku telanjangi dia diruang tamu, termasuk tasnya terltak disana. Maka aku buru-buru keruangan tamu. Aku ambil HP ditangannya lalu aku baca satu persatu.
Wa paling atas dari Shery. Benar aja pacarku kirim selfie mukanya yang lagi belepotan ke Sherry. Bahanya sama seperti wa sherry sebelumnya.
M; Facial dulu.
S: Dasar Marsha pecun.....
M: Hahaha
S: Ini gw lagi sama cowo gw nih. Sorry dia buka tadi wa lu
M: Anjisss...hapus dong. Malu gw.
S: Gpp kali. Santai aja
M: *kasih emotion nangis*
Bangsat. Apa yang dipikiran cowonya Sherry melihat kebinalan pacarku?
Aku malah nekat balas wa shery itu: "Tapi jujur yang gw bayangin tadi cowo lu. Maaf ya Sher"
S: Gpp kali. wajar. cowo gw kan emang kece.
S; Lu mau beneran merasakan secara nyata? Jangan bayangin doang
Gw bingung mau jawab apa, sampai akhirnya Sherry wa lagi : "Sory, yang ngetik tadi cowo gw. Dasar emang laki-laki. Ga puas sama memek"
Gw hanya kasih emotian titik dua huruf p. Lalu buru-buru hapus wa itu.
Kemudian aku baca wa lainnya, tapi ga ada yang menarik, sampai akhirnya aku lihat sendernya Ringgo. Si playboy kampus yang pernah SSI pacarku dan berhasil dapat foto toked pacarku. Belum baca aja, aku sudah deg-degan. Aku baca dari atas sampai pada sebuah wa yang membuat aku sedih, bete tapi...ya gitu deh.
R: Makasih ya buat hari ini...toket lu memang mantap.
M : Bete gw... Lu maksa2mulu sih... hiks
R : hehehe... tapi lu suka kan. Buktinya tadi merem melak..
M : *emotioan julurkan lidah
M :Ingat ya. Rahasia
R : Pasti sayang
R : Sorry pas lu tadi merem melek, gw ambil video...
*pic sent
Nampak disebuah toilet, sepertinya toilet kampus, pacarku yang matanya terpejam sudah dalam keadaan toples memamerkan bulatan indah kedua payudaranya. Bra nya sudah tertarik ketas, bersamaan dengan kemejanya sudah terbuka semua kancingnya. Ringgo dengan liar mengulum puting pink pacarku yang sebelah kanan, tangan kirinya memegang handpone, mengarahkan ke dada indah itu.
ANJING.... Makiku dalam hati.
Dan yang buat aku makin kesal respon balasan wa dari pacarku.
M: Anjis lu Ringgo. Awas sampai kesebar ya...
R : Pastilah. Toked lu sexy banget. Makanya gw abadikan kali aja kangen
M: Dasar
R : Tapi lu tadi horny banget kan?
M: Hihihihi...iya...sampai basah tahu
R :...
M: Kamu pintar banget maninin toket aku. Dasar playboy pengalaman lu ya
R: Yoi. Tahu begitu gw perkoasa saja lu tadi ya
M: Lu saja yang ga berani..wek..bye.
:::::::::::::::::::::
Part 9: Tukang Pijat Online Yang Beruntung
“Sayang…badanku pegel…..pijitin…..” Kata pacarku sore itu.
Dia baru pulang dari kampus, dan mampir kekostku. Katanya dia masuk angin dan badan pegal karena tadi malam begadang untuk ujiannya hari ini. Aku menuruti permintaan pacarku, maka aku hentikan sejenak kerjaanku didepan labtop, lalu memijit-mijit kaki pacarku yang cantik itu dengan setengah hati. Sore itu dia tampil dengan mempesona seperti biasa. Dengan make up tipis, rambut terurai dengan indah dan bau tubuhnya yang wangi. Pakainnya walau masih tergolong sopan, tapi tidak bisa menyembunyikan lekukan tubuhnya yang sexy.
Sudah 10 menit aku pijat tapi katanya belum hilang pegal-pegal dia. Aku yang sudah capek, kemudian merekomendasikan memangil go-pijat saja. Biar bisa 1 atau 1,5 jam dipijet. Dia setuju, penasaran juga ingin mencoba aplikasi baru itu. Maka segera aku pesan melalui aplikasi go-tuk.
Sengaja aku pilih tukang pijat yang cowo. Ada perasaan tertentu yang sulit dijelaskan saat ini. Intinya aku ingin tubuh pacarku yang sexy ini dipijat oleh lelaki lain. Membayangkan pacarku disetuh lelaki lain saja batangku mengeliat.
“Ya ampun pacar maccam apa aku ini? Aku baru saja berencana mempertontonkan tubuh indah pacarku”, gumaku dalam hati
Ntah kenapa, mengetahui kalau ada orang lain yang akan menjamah tubuh indah pacarku tersebut justru membuat nafsu birahiku bergejolak. Apakah ini berarti aku memiliki kelainan seksual? Aku tidak peduli, yang jelas aku sangat menikmati sensasi yang kini menjalar di sekujur tubuhku.
Tak lama kemudian, pemijit itu telp kalau sudah di gerbang kost. Aku lalu bilang ke pacarku untuk siap-siap, lalu aku turun kebawah menjemputnya. Pemijat yang bertugas saat itu tampaknya seorang pemuda asal timur berusia 40-an. Berkulit legam, rambut keriting, bertubuh agak gempal dengan tinggi badan sekitar 150-an. Ia mengenakan seragam lengan pendek. Aku lalu mengajaknya ke kamarku.
Didalam kamar pacarku sudah siap dipijat diatas kasurku. Pacarku sudah ganti baju, dia sekarang hanya memakai celana pendek dan kaos ketat tanpa lengan kelihatan seksi seperti biasa. Kuperhatikan tatapan kekaguman pemijit ini melihat wajah dan tubuh pacarku. Pacarku kemudian berbaring dengan santai.
“Siapa yang dipijat mas?”
“Pijat pacar saya ya mas. Dia lagi pegal”
“Ok baik mas” Katanya sambil mempersiapkan peralatan. Terlihat sekilas senyuman diwajah pemijat itu. Kemudian dia menyuruh pacarku naik keatas tempat tidur.
Aku duduk diatas meja belajar sambil menghidupkan komputer. Pemijit itu lalu mulai bekerja. Dia mengeluarkan botol minyak lalu mulai memijat. Yang pertama-tama dipijat adalah telapak kaki. Tampak pacarku menikmati saat telapak kakinya dipijat seperti saat reflexy. Aku berpura-pura konsentrasi dengan komputer, tapi sesekali melirik kasurku.
Dari telapak kaki, tukang pijak itu mulai memijit betis pacarku. Kudengar pacaraku mengeluh sakit, mungkin karena terlalu kuat pijatannya. Tapi tak lama kemudian dia menikmati. Aku bisa merasakan ada perasaan segan tukang pijat ini karena aku ada disana. Haha.
Setelah beberapa saat memperhatikan, barulah aku pergi meninggalkan kamar. Aku bilang mau keluar beli makan bawa mobil. Kubilang pada mereka kalau aku akan kembali 1 jam lagi karena sekalian mau isi bensin diluar.
Aku lalu keluar membawa mobilku. Tapi aku parkirkan di lapangan dekat kost, lalu aku kembali ke kost lagi. Butuh 10 menit untuk aku sampai ke kost lagi. Aku lalu mendekat ke arah jendela kamarku. Sekilas kudengar suara lenguhan pacarku dari dalam. Jendela itu terbuka, sengaja tidak ditutup, lalu aku sibakkan sedikit tirainya.
Pemijat tersebut sedang memijati paha pacaraku yang putih mulus itu. Pijatannya kemudian kembali ke betis, lalu ke paha lagi. Setiap tangan hitam tukang pijat itu diatas paha pacarku, kudengar pacarku mendesih. Entah kenapa, ada perasaan terangsang melihat pacarku disentuh oleh lelaki lain.
Setelah beberapa lama memijat kedua kaki pacarku, ia meminta dengan sopan agar celana pendeknya dibuka saja karena mengganggu. Pacarku awalnya menolak. Pemijat itu meyakinkan pacaraku kalau nanti habis dipijat pasti merasa enakan. Tapi pacarku masih menolak, sambil melihat jam dinding kamarku.
Setelah diberi keterangan yang menyakinkan, akhirnya pacarku mau juga membuka celananya tapi dengan syarat ditutupi sarung. Dia juga minta pemijit itu membelakanginya saat membuka celana. Waktu kulihat pacarku membuka celananya, langsung jantungku berdebar kencang. Entah kenapa, aku merasa terangsang melihat pacarku membuka celana dimana lelaki lain disana.
Setelah ditutupi sarung, pacarku kembali telungkup diatas kasur, lalu memberi kode. Si pemijat langsung memijat kembali di daerah paha. Hanya saja sekarang mulai sesekali menyentuh pantat dan selangkangan pacarku. Pacarku entah percaya sama si pemijat atau memang jadi menikmatinya. Soalnya dia tidak protes sama sekali.
Rupanya ini membuat si pemijat akhirnya cuma berkonsentrasi memijat kedua paha pacarku dan daerah selangkangannya. Melihat itu aku jadi tambah gila sambil menggosok si adik yang memang sudah tegang berat. Untung kostku sepi saat itu, jadi ga ada yang memergokin kalau aku mengintip kedalam kamar sendiri.
Entah sengaja atau tidak, si pemijat membuat kain penutup pacarku bergeser dan akhirnya terjatuh sehingga dia bisa melihat tubuh bagian bawah pacarku yang putih mulus yang terbungkus CD tipis nan minim. Sempat si pemijat terdiam melihat pemandangan indah tersebut. Bongkahan pantat pacarku yang sering aku gumuli itu memang mengundang decak kagum bagi lelaki normal.
Kuperhatikan ada tanda basah di CD pacarku.
Mungkin karena keenakan, pacarku terus saja dipijat tanpa dilindungi kain. Ini membuat si pemijat makin berani memijat daerah pantat dan selangkangan pacarku. Cukup lama ia menjelajahi daerah vital pacarku sampai kudengar jelas pacarku mendesah-desah karena merasa nikmat diperlakukan seperti itu.
Yang membuatku kaget, si pemijat lalu meminta pacarku untuk membuka bajunya karena akan dipijat daerah punggung dan lehernya. Yang lebih membuatku kaget, pacarku langsung membuka bajunya tanpa perlu diberi pengertian lagi sehingga sekarang ia hanya menggunakan BH dan CD. Entah apa yang membuat dia berani seperti itu, apa ada unsur hipnotis ya? Yang jelas, lebih gila lagi, ternyata aku sangat menikmati pemandangan ini. Ingin segera kudobrak pintu kamar kost, tapi aku justru diam dan menunggu dengan deg-degan aksi selanjutnya (Tolong jangan bully Billy).
Setelah beberapa saat memijat daerah punggung, si pemijat meminta izin untuk membuka bra pacarku karena punggungnya akan diolesi minyak. Pacarku cuma mengganguk. Begitu mendapat restu, si pemijat langsung membuka kait bra pacarku dengan tangkasnya. Sementara pacarku diam saja. Kini si pemijat mulai menggosok punggung pacarku tanpa ada penghalang apa-apa lagi. Kulihat si pemijat juga sesekali melihat pinggiran tetek pacarku yang kini kelihatan karena BH-nya sudah terlepas ke samping. Bahkan sesekali ia pun menyentuhnya. Bangsat! Makiku dalam hati, tapi tetap diam mengintip.
Kemudian si pemijat memijat leher pacarku dengan sentuhan yang lembut. Kayakya ini membuat pacarku terangsang, terdengar dari suaranya yang mendesah. Melihat situasi itu si pemijat kembali memijat daerah pantat dan sekitarnya. Bahkan tangan hitam itu sudah menjelajah sampai ke ujung pangkal paha. Yang doyan pijat pasti tahu kalau bagian itu adalah daerah ransangan, karena sangat geli. Terapis pijat tahu banget itu, dan daerah itu masih dianggap daerah yang aman.
Tapi dampaknya itu membuat pacarku tambah terangsang. Pacarku yang tadinya diam saja mulai menggeliat-geliat karena selangkangannya dirangsangi si pemijat. Memang inilah kelemahan pacarku yang cantik ini. Dia gampang sekali horny. Makanya sering takluk setiap aku minta ML.
Yang membuatku panas dingin bercampur emosi (dan terangsang) adalah saat tukang pijat ini mulai berani. SANGAT BERANI MALAH. Kenapa? Karena Puas bermain dipantat dan pangkal paha bagian dalam pacarku, tanpa minta izin lagi, si pemijat dengan halus menurunkan CD pacarku kebawah! Nafasku berhenti sejenak saat kulihat pacarku sama sekali tak ada penolakan. Diam. Pasrah. Mungkin pikirannya sudah hilang karena keenakan dirangsangi. Sekarang pantat mulus pacarku terekpose dengan sempurna, liang vaginanya yang ditumbuhi rambut tipis juga langsung bisa dilihat oleh pemijat itu. Beruntung sekali dia. Kulihat dengan jelas tuang pijat itu menelan air liurnya.
Si pemijat tidak menunggu lama, dia mulai menyentuh bongkahan pantat pacarku, lalu turun kebawah ke pinggir-pingir vaginanya. Pacarku mendesah dengan mengigit bantal. Sampai akhirnya setelah sekitar 10x melakukan gerakan yang sama dari bongkahan pantat ke pinggiran memeka pacarku, lelaki itu langsung menyentuh kemaluan pacarku dan kulihat ia langsung memasukkan jarinya ke dalam vagina pacarku!
“Oouuh…. jangan…” sempat kudengar pacarku berbisik tertahan saat vaginanya ditembus jemari si pemijat.
“Nggak apa-apa, neng… santai aja… dinikmatin aja…biar enak badannya” bisik si pemijat dengan penuh percaya diri sambil satu tangannya dengan lembut mengusapi punggung pacarku yang telanjang. Sementara dengan tangannya yang satu lagi, ia menambah jarinya yang masuk ke dalam vagina pacarku.
Kulihat pacarku langsung tak berdaya sama sekali mendapatkan serangan seperti itu. Tak kudengar lagi protesnya. Yang kudengar kini hanya desahannya dan geliat tubuhnya yang merespons rangsangan hebat yang diterimanya dari si pemijat. Sementara satu tangannya tanpa ampun mengobok-obok vagina pacarku, tangannya yang satu lagi menggerayangi dan mengusapi seluruh tubuh pacarku dengan lembut.
Aku bingung kok pacarku nurut saja. Ada perasaan cemburu dan juga emosi tapi masih kalah dengan rangsangan hebat melihat pacarku disentuh dan dirangsangi oleh orang lain (apa ini kelainan ya?).
Akhirnya setelah beberapa lama memainkan klitoris pacarku, si pemijat meningkatkan intensitas permainan jemarinya di dalam vagina pacarku. Jarinya keluar masuk dengan cepat. Akibatnya, kulihat pacarku menegang dan seperti kesetrum. Dia sudah tidak malu-malu lagi untuk mendesah. Badannya bergoyang-goyang seperti lagi disko. Suaranya terpekik tertahan-tahan menahan gejolak orgasme yang melanda sekujur tubuhnya. Si pemijat dengan tangannya yang bebas menggenggam tangan pacarku. Tampak pacarku balas menggenggam tangan si pemijat dengan keras sekali. Aku benar-benar terangsang melihat pacarku akhirnya mencapai puncaknya dengan jari-jemari si pemijat.
“Mas...kamu apainnn????” Desah pacarku.
Beberapa saat kemudian, tubuh pacarku kelihatan melemah. Dadanya tampak jelas naik turun kecapekan. Nafasnya terdengar tersengal-sengal. Tangan pacarku dan si pemijat masih saling menggenggam dan meremas-remas. Tampak pacarku tersenyum kepada si pemijat manis sekali. Sementara itu, tangan si pemijat yang satu lagi masih memainkan jari-jemarinya di dalam vagina pacarku yang tampak basah kuyup. Kali ini tentu saja iramanya sudah jauh lebih lembut. Pacarku tampak sangat menikmati diperlakukan seperti itu.
“Neng, ijin....saya buka celana ya. Si otong sudah bangun dari tadi. Sesak“.
Belum juga diijinkan pacarku, sipemijit itu langsung membuka celananya dengan satu tangan karena tangan yang satu lagi masih saja menggosok-gosok daerah klitoris di selangkangan pacarku. Terlihat kontol si pemijat sudah ngaceng dan ukurannya cukup besar dengan bulu-bulu yang terlalu lebat. Pacarku sampai menutup mulut melihat batang hitam berurat itu. Tapi dia terdiam seolah terhipnotis, tidak menyadari bahaya didepan mata.
Si pemijat kemudian membalikkan badan pacarku, sehingga kelihatanlah payudaranya yang indah dengan puting berwarna pink yang sudah menegang. Benar-benar indah, membuat lelaki itu langsung merabanya yang kiri dan kanan, tanpa sempat ditutup oleh pacarku. Dengan cepat tukang pijat itu memelintir putingnya yang tegak indah.
Pacarku tanpa perlawanan hanya pasrah dan bego dilecehkan begitu. Dia malah mendesah sambil menggigit bibirnya. “Ahhhhhhh...”
Belum selesai mendesah, tukang pijat itu menegarahkan tangan satunya ke vagina pacarku dan menggusap dengan lembut. Kombinasi memantikan kedua tangan pemijit itu membuat pacarku langsung horny berat. Pacarku menatap sayu dan menggigit bibirnya. Bahkan pacarku merenggangkan pahanya makin lebar, membiarkan jari hitam itu menginvasi liangnya lebih dalam.
Pacarku tak berdaya saat pemijit itu menyodorkan kontolnya. Dengan reflex dia sentuh batang itu. Tanganya bergetar mengocok-ocok.
“Tanganya halus neng. Baru kali rasakan cewe secantik neng...”
“Kontol bapak gede banget. Kontol paling gede yang pernah saya pegang ini”
“memang sudah pernah megang berapa kontol neng?”
“Ada deh...” Kata pacarku dengan tersenyum binal.
“Wah....neng nakal ya..jadi selain kontol pacarnya, sudah pernah rasakan kontol kedua ya?”
“Kok kedua sih? Sok tahu deh”
“Oh ketiga.....”
“Ke empat atau kelima....atau lebih..lupa kali...”Katanya makin bitchy. Dan membuatku makin kaget apakah benar ada sampai sebanyak itu kontol yang dirasakan pacarku?!
“Dasar cewe binal ya....suka kontol rupanya..”
“Habis enak pak”
“Nah makanya rasakan sesekali kontol kampung dong...” Kata lelaki itu lalu mengarahkan (lebih tepatnya memaksakan) batangnya masuk ke mulut pacarku.
“Jangan, ah…. nanti gimana kalo kepergok pacarku…?” terdengar pacarku berkata lirih.
Tapi lelaki itu tak menjawab, bahkan langsung memaksakan batangnya masuk ke dalam mulut pacarku. Dia bahkan membuka bibir pacarku sampai lebar agar batangnya bisa leluasa menginvasi mulutnya.
Pacarku agak kesulitan mengoral karena batang besar itu. Dia sampai terbatuk2 saat batang itu dijejalkan hingga masuk hingga ke tenggorokannya.
"Baru di mulut aja sudah enak neng....ohhhhh......" Desah tukang pijat itu. Pacarku hanya dia, justru batangnya yang asik keluar masuk didalam mulutnya. Benar-benar pemandangan yang sangat merangsang menyaksikan tubuh gadis muda diperlakukan begitu oleh seorang lelaki beda kelas. Benar benar beauty and the beast.
"Gimana rasanya kontol kampung? Enak kan?" ketika akhirnya lelaki itu mencabut batangnya. Pacarku langsung menarik nafas dalam-dalam.
"Kalau dimasukin ke memek bakal lebih enak lagi lho"
Lelaki itu kemudian mulai memegang paha pacarku, berusaha untuk membukanya, Walaupun keduanya kini sudah sama-sama bugil dan si pemijat tampak sudah siap benar untuk menyetubuhi pacarku, pacarku kelihatannya masih ragu-ragu untuk bermain lebih jauh. Dengan masih malu-malu pacarku menutupi dadanya, serta menahan pahanya supaya tidak dibuka dengan paksa. Pemijat itu memcoba memaksa membuka lebar paha pacarku, sehingga akhinya vaginanya yang sudah basah terkangkang dihadapan pemijat itu, seolah memanggil batangnya untuk masuk.
Ini sudah masuk kategori bahaya, ikirku. Segera aku pun bertindak dan menelepon, mengatakan bahwa aku sudah akan sampai di kosan. Mendengar itu, kulihat si tukang pijat panik dan buru2 memakai kembali bajunya. Sementara Marsha langsung mengambil selimut dan BH serta CD-nya, lalu menutupi tubuhnya dan langsung masuk ke kamar mandi
Aku kemudian bergerak ke pintu depan dan berpura2 bahwa baru saja sampai. Saat kubuka pintu kosan, kulihat si pemijat sudah duduk di kamar sambil cengengesan. Bajunya tampak amat kusut, jelas saja, pasti dia makainya juga terburu2
"Sudah selesai, Pak, pijatnya?"
"Sudah, Mas. Baru aja selesai"
"Oke, berapa ya pak"
"Sesuai aplikasi aja mas"
Aku merogoh sakuku dan membayarnya. Dia kemudian pergi sambil kulihat agak menggerutu karena aku tak memberinya tip. Enak aja, udah dapet enak masa aku juga yg bayar. Setelah dia pergi, pelan2 aku mendekat ke pintu kamar mandi, dan kudengar Marsha melenguh dan mendesah sambil berkata lirih...
"Terus pak, terus, masukin aja kontol gedenya pak... Marsha suka... Uhh..."
Ditambah bunyi berkecipak khas ketika jari bertemu dengan vagina. Rupanya walau tadi takut, dia masih terbayang2 dengan penis si bapak pemijat. Sepuluh menit kemudian, Marsha keluar, sudah berpakaian rapi
"Yang, katanya tadi beli makan, mana makanannya?"
"Eeeh... Tadi yang mau kubeli tutup, Yang, jadi kayaknya mending kita langsung jalan aja deh, makan di luar gitu"
"Oh ya udah, aku pakai jaket dulu"
"Iya, aku ke kamar mandi dulu deh, kebelet"
Aku segera masuk ke kamar mandi, dan dengan cepat kubuka penisku dan mengocoknya, menuntaskan hasrat yang tadi kutahan2. Setelah keluar, aku baru sadar bahwa BH dan CD pacarku yang tadi dipakai ternyata masih tergantung di kamar mandi. Apakah dia keluar tanpa dalaman???
"Yaaangg!!! Mobilnya di mana!!???" teriak pacarku.
Hah?! Mobil? Mobil... Adduuhh... Masih ketinggalan di lapangan!
:::::::::::::::::::
PART 10 : Tukar Pasangan?
Aku selalu bersyukur dengan hidup yang aku miliki sekarang. Secara keuangan tidak ada masalah, walau bukan tajir-tajir amat. Secara akademis tergolong diatas rata-rata makanya bisa jadi asisten dosen 1 mata kuliah. Kehidupan sosial sangat baik. Ga ada musuh, dan gaul dengan teman-teman. Dan yang paling aku syukuri adalah kehadiran sosok Marsha Pacarku. Pelengkap semua kesempurnaan. Sumber motivasi dan juga pelampiasan libido anak muda. Beruntung sekali bisa memiliki Marscha bunga kampus. Pasti banyak mahasiswa yang iri.
Kalaupun ada yang aku tidak syukuri adalah hanya masalah kripsi. Menyesal aku memilih Pak Zakar jadi dosen pembimbing. Dia tahu kondisiku yang ga berprogres, maka dia tawarkan ganti judul skripsi saja. Skripsiku yang ga kelar-kelar karena dosen pembimbing brengsek, sehingga akhirnya aku ganti judul dan ikut proyek dia. Iya, ikut ngerjain proyek dia. Kesempatan. Aku yang kerjaan proyek konsultan dia, tapi dengan imbalan laporan proyek bisa aku masukkan ke skripsi. Dijamin akan cepat. Biar cepat beres ya sudah aku terima saja. Tapi dampaknya adalah mengharuskan aku harus sering bolak-balik keluar kota untuk penelitian dan presentasi ke pemberi kerja karena proyeknya di luar kota.
Itu yang membuat aku berat. Berpisah dari pacar secantik Marscha bukan hal gampang. Apalagi dengan berbagai pertanyaan seputar perubahan pacarku yang sexy ini.
Aku belum cerita ke pacarku kalau minggu depan akan berangkat keluar kota. Aku ga mau buat dia sedih karena LDR sementara. Yang ada aku malah berniat akan ML dengannya setiap hari selama seminggu ini. Memuaskan semua hasrat. Berhubung aku akan berpisah lama dengan tubuh indah itu.
“Yank, kamu dimana?
“Dikampus”
“Sore ke kokost ya. Ada yang mau aku bahas”
“Bahas apa bahas... :p”
“Ah kayak ga ngerti saja kamu”
“Hihihi....”
Kemudian dia kirim foto selfinya yang sangat cantik. “sampai ketemu nanti sore sayang..”
Kamar mandi Kost
Kondisi kamarku sore ini berantakan sekali. Baju dan celana berserakan dilantai. Begitupun celana dalam dan bra yang warnanya seragam. Seolah-oleh jadi saksi bagaimana terburu-burunya aktfitas dikamar tadi sebelumnya.
Saat ini aku dan pacarku yang cantik sedang berdua dikamar mandiku dengan kondisi seperti adam dan hawa pertama kali datang ke bumi. Aku berdiri dibawah shower, pacarku sedang berlutut dilantai tepat dihadapanku. Dengan liar dia memainkan batangku yang sudah tegang maksimal. Mulutnya yang tipis melahap habis batangku, tangannya bahkan memainkan dragon ball dan meremas pantatku.
Aku hanya menatap kebawah bagaimana dia dengan lihai memainkan juniorku. Sedotanya begitu mantap. Harus aku akui pacarku makin hari makin mahir oral sex.
“ohhh sayanggg.... sedotan kamu enak banget...auhhhh....” Desahku.
Pacarku makin semangat memaju mundurkan mulutnya. Sesekali matanya menatap nakal ke arahku. Aku turunkan tanganku kebawah, lalu meremas payudara indah itu. Aku mainkan pintilnya yang sudah tegang maksimal. Pacarku makin semangat mengoral batangku. Membuatku harus kuat-kuat menahan, sebelum ngecrot duluan.
Kami pun melakukan foreplay sekitar 10 menit dengan permainan oral yang nikmat di batangku, sebelum kemaluannya kutusuk dengan batangku. Permainan birahi dikamar mandi itu berlangsung seru. Aku posisikan pacarku berdiri membelakangiku. Kedua tanganya memegang dinding kamar mandi, aku tarik pantatnya agar mundur sedikit menungging.
“Ouhhhh......ouhhhh.....” Dia hanya mendesah saat batangku dengan lancar meneroboh vaginanya yang sudah banjir.
Dengan tempo sedang, Aku menyetubuhinya dalam posisi berdiri, semi doggy style. Ah........tak pernah bosan batangku merasakan jepitan vagina ini. Nikmat sekali rasanya. Kusodok-sodok dengan kasar, sampai di terdesak ke pintu kamar mandi.
Aku merabai payudaranya yang kencang itu, meremas-remasnya, mempermainkan putingnya yang sudah mengeras. Hal itu membuatnya makin mendesah kencang. Untung shower masih aku hidupkan, untuk menyamarkan suara desahan yang keluar dari dalam kamar mandir kost ini.
15 menit berlalu, pacarku sudah sampai pada puncaknya. Dia berteriak rada kencang : “Ahhhhhhh....aku keluarrr...yank....ahhhhhhh.......” Tubuhnya menegang. Kurasakan banyak keluar cairan dari vaginanya. 1-0.
Aku yang belum puas, kemudian memaksa ganti posisi. Aku buat dia berbaring dilantai kamar mandi. Dia yang masih lemas hanya pasrah saat punggungnya yang mulus aku letakkan di atas lantai yang berair. Aku renggangkan pahanya, Lalu aku sodok dengan gaya missionari. Dia kembali medesah-desah dengan mata terpejam. Tubuhnya makin sexy karena dadanya yang ranum bergoyang dengan indahnya.
Kubayangkan yang lagi menggenjot pacarku ini adalah Ringgo. Wah, aku makin panas sekali, bagaimana seorang cowo lain menikmati jepitan pacarku. Sodokanku makin kencang.
“Sayank...pelan-pelan dong....kamu nafsu banget....” Katanya melotot kearahku. Bodo amat, aku tetap menggenjotnya dengan brutal. Anjtrit, ini memek pasti sudah dikentot si Ringgo bangsat itu, batinku. Atau jangan-jangan si Johan tetangga Kostku juga sudah pernah masukin batangnya keliang surgawi pacarku ini. Aku makin gila membayangkan itu. Sambil terus aku sodok-sodok memeknya yang makin banyak megeluarkan cairan.
Bosan dengan gaya misionari, kemudian aku bangkit berdiri sambil menggendong pacarku. Aku duduk diatas kloset. Dia sekarang diatas berhadapan denganku. Posisi woman on top (WOT) ini adalah posisi favoritnya.
Perlahan batangku yang sudah tegang maksimal, ditelan oleh vaginanya. Walau sudah lemas, aku paksa pacarku untuk goyangkan pantatnya diatas batangku. “Ayo yank...kita keluar bareng...”
Lalu pacarku menegakkan tubuhnya dan mulai menggenjot dengan menaik turunkan pantatnya. Tanganku tak tinggal diam dia terus meremas bongkahan pantat pacarku yang indah itu.
Aku sungguh tidak melihat sosok pacarku yang calm seperti biasanya. Dengan lihai dia mengendarai batangku, bahkan sesekali memutar mutar pantatnya menikmati penisku. Benar-benar bitchy dan profesional sekali.
Sembari pacarku menggoyangkan tubuhnya diatasku dengan ganasnya, kedua payudaranya yang bergoyang goyang itu langsung saja aku genggam dengan kedua tanganku dan kumainkan putingnya yang berwarna cokelat muda.
“Aahhhh yankkk aaahhh terusin..... aku enak banget ini ahhhh” Desah pacarku.
Maka tanganku berganti dengan mulut, yang kini melahap payudara kirinya. Aku sedot dengan kuat, sambil memainkan oayudara yang satu lagi dengan tanganku. Itu membuatnya makin gila. Hingga akhirnya pacarku mempercepat goyangan pinggulnya dan menekan nekan kontolku. Hingga akhirnya...
”Yankk...mau keluar...lagi” desanya manja.
Kupercepat gerakan tanganku pada putingnya, dan sedotanku makin liat menggigit-gigit putingnya.
“Aaaahhh!! sayankkkkk enak bangeeettt!!! Ouuuugghhhhhh!!!” Dia orgasme kembali.
Batangku pun langsung terasa terjepit dan dialiri oleh cairan cintanya yang sangat banyak itu. Kurasakan badannya bergetar seperti kena aliran listrik saat orgasme.
Berhubung aku belum keluar, maka dengan sendirinya pacarku melepaskan batangku, lalu duduk bersimpuh dilantai dihadapan batangku yang baru selesai mengobarak-abrik pertahanannya. Benar-benar cewe bitchy yang pengertian.
Dengan lihai dia lalu mengoral batangku yang masih tanggung karena belum keluar. Dia sedot dengan kencang, sambil memainkan kepala pelerku. Tak sampai 2 menit, seponganya yang mahir itu sukses membobol pertahanku.
“Ouhhhhhh.......yankk....mau keluar...” Desahku. Dia lalu mengeluarkan batangku, lalu mengarahkan ujungnya ke wajahnya.
Aku akhirnya ngecrot banyak sekali di wajahnya. Tembakan pertama dan kedua sukses mendarat dimata dan pipinya. Tembakan selanjutnya segera dia arahkan ke bibirnya yang tipis itu. Pacarku memang mau aku semprot wajahnnya hanya kalau ML di kamar mandi saja. Mungkin krn dengan gampang dibersihkan.
:::::::::::::::::::
Janjian dengan Sherry
Aku terbangun pagi-pagi sekali, sehabis tadi malam bercinta dengan pacarku ,karena kebelet pipis, dan seperti biasa, pacarku Marsha masih tidur dalam keadaan telanjang dan selimut yang acak2an. Terakhir kuingat, waktu tertidur semalam sehabis bercinta ronde kedua diatas tempat tidur, Marsha masih belum tidur dan malah bermain HP, jadi sepertinya harus kuinspeksi hp-nya pagi ini, mumpung dia masih belum bangun.
Paling atas ada WA dari si Bangsat Ringgo yang buatku (seperti biasa) panas dingin.
Jam 17.00
M: Lu jangan telp atau wa gw ya. Gw malam ini mau nginap di kost cowoku.
R : Mau ngentot ya? Asiknya... gw iri...
M : Dasar mesum otak lu.
R : Jadi apa lagi pacaran sampai nginap kalau ga NGENTOT
M : xixixi
R : Pasti cowo lu senang banget ya bisa NGENTOTIN lu sampai puas.
M : Mulai deh bahas gituan.
R : Bisa mainin tetek lu yang kenyal itu
M : .......
R : Bisa jilatin memek lu yang jembutnya lebat, tapi wangi.
M : ......
R : Bisa doggy-in lu sampai ngecrot.
M: STOP. Sudah..udah... ga usah dilanjutin. Jadi horny. Pengen cepat-cepat ke kost cowo gw. Wek
R : Ingin ikuttt... Theresome
M: Sana gih coli kamar mandi. Wek
R : Nanti kirimin foto lu habis ML ya.
M: Ga mau!
R: ya sudah gw telp lu pas lagi enek2an ngentot. wkwk
M: Ih jahat...
Jam 19.12
Marsha kirim pic dia lagi di kamar mandi kostku. Badannya basah sehabis mandi. Dia kirim pic lagi meremas toketnya.
“Ini buat bahan coli lu. Jangan ganggu gw ya. Bye”.
Balasan Ringgo : Ingin gw tumpahin mani gw di toket lu.
Jam 22.23
M: Baru selesai ML ini. Kepala tenang rasanya. Hihihi.
R: Anjiss... langsung konak gw bayangin lu. Mana pic nya? Gw ga tenang nungguin lu dr tadi. Tega lu ya
M: Hihihi....sabar ya...
M : *send pic
Marsha kirim 4 foto. Foto pertama selfie dengan belahan dada terlihat, masih dibawah selimut. Sama-samar sekilas terlihat aku disebelahnya yang sudah tidur.
Foto kedua. Dia buka selimut dan pamerkan toketnya yang indah indah, sambil dia remas. Mukanya dibuat sebinal mungkin.
Foto ketiga foto Marscha telanjang bulat dengan memamerkan memeknya yang merekah dengan indah. Ada caption : baru selesai dipake ini.
Dan foto yang terakhir yang buatku makin kaget karena ternyata itu video 40 detik dikamar mandiku saat Marscha mengobel-obel memeknya. Dengan pakai headsead dia ngomong : “Tadi enak banget dimasukin kesini, Ringgo. Buat melayang kelangit ke tujuh. Kamu penasaran kan rasanya sayang...Ouhhhh... enak banget.....”
Muka pacarku sangat horny disitu. Kemudian dilanjutkan: “Sudah ah, sana lu coli. Gw horny lagi, Mau godain cowo gw ronde kedua... eh bukan deng, ronde kelima. Bye”.
Benar-benar binal pacarku ini. Aku horny berat membayangkannya. Walau kesal. Horny dan Cemburu
WA Sherry
Habis itu aku langsung baca WA sherry, karena memang ini yang dari tadi ingin aku lihat.
M: “Lu kenapa tadi telp sampai 3x?”
S: “Lu tidur ya. Sudah kayak kebo.
M: "Ga. Gw lagi dikost cowo gw. Ini baru selesai main ama Billy nih, masih bugil. hihi"
S: "Gak percaya, kasih pap dong"
M: "Idih, masa kasih pap ke cwe??"
*Picture sent*
Yap, itu adalah foto Marsha yang topless memperlihatkan payudaranya yang sekal, dengan bagian bawahnya tertutup selimut. Marsha menutup sebelah mata sambil melet dan tangan satunya membentuk tanda peace, seperti selfie2 kekinian.
S: "Nanggung amat, bawah sekalian lah"
M: "Aah, dikasih hati minta ampela lo"
*Picture sent* (tertanda 5 menit kemudian)
Kali ini Marsha mengambil fotonya dari cermin di kamar mandiku. Di situ terlihat dengan jelas tubuh Marsha yang sedang telanjang dari atas sampai ke bawah.
S: "Gila, seksi banget ya lo. Jadi pengen deh ML ama lo"
M: "Ih, apaan sih? Lo udah jadi lesbong ya sekarang?? Tau gitu gak gw kirimin"
Lalu agak lama diam ga ada balasan Sherry. Sampai akhirnya.
S: "Yaah, Sha, sorry banget, itu tadi yang ngirim bukan gw, tapi cwo gw"
M: "WHAT??? Ya ampun!? *emotikon nangis*"
M: "Jadi dia lihat dong..."
S: "Lihat lah, lo maen asal pap gitu"
M: "Ah elaaah"
S: "Udah lah, berasa kayak belum pernah ngirim foto gituan aja ke cwo lain"
S: "Btw, kebetulan kan cwo gw udah balik nih, dan bakal di sini beberapa hari. Kayaknya mending kita laksanain rencana kita besok deh"
M: "Rencana apaan?"
S: "Ih, kan gw udah bilang, Sha, dia pengen nyemprotin peju ke muka lo"
M: "Anjrrit lo serius ternyata?"
S: "Eh ni anak, dipikirnya gw bercanda? Serius lah!"
M: "Ogah ah, malu"
S: "Maigat, kayak lo belum pernah dipejuin cwo2 aja. Tambah satu gak masalah kan?"
M: "Itu kan barteran, Sher"
S: "Jadi yang di kosan cwo lo itu barteran juga? Atau yang lo bilang dulu ama tukang ojol barteran"
M: "Ya udah2, tapi lo gpp nih?"
S: "Gw ama cwo gw mah cincay. Kita berdua bebas dan tau sama tau. Cwo lo gimana?"
M: "Santai kalau ama Billy mah, cincay juga"
S: "Widih, keren lo bisa buat dia pikiran terbuka atas kenikmatan sex. haha. Ya udah, besok lo ke sini deh, ntar cwo gw nungguin di sini. Cwo lo gak ke mana2 kan besok?"
M: "Katanya sih gak ke mana2, emang ngapain?"
S: "Dih, masih ditanya mau ngapain? Ya barter lah, lo dipejuhin cwo gw, dan gw dipejuhin cwo lo, biar adil"
M: "Geloooo lo!"
S: “Ini jadi ga sih?”
Disini aku lihat cukup lama Marsha balas pertanyaan Sherry.
M: Ok ok. Tapi lu harus rayu Billy ya. Jangan cerita skenario kita”
S: "OK deal. So, jam 10an ya, besok"
M: "Terserah. Capek nih mau tidur dl"
S: "Cwo gw minta pap lagi noh"
M: "Ogah, besok aja lihat langsung *emotikon melet*"
Tanganku bergetar. Jadi akhirnya Sherry beneran ngelaksanain rencananya. Memang sih, aku bakal diservis juga ama Sherry, tapi apa aku bakal rela kalau Marsha. Bodo amatlah. Yang penting aku bisa ngentotin Sherry yang dari dulu diam-diam fantasiku kalau lagi coli. Si binal anak gaul kampus itu bakalan gw siksa sampai puas. Gw mau rencanakan banyak hal nih.
Hmm, tapi Marsha sepertinya ngasih kesan ke Sherry bahwa semua kelakuannya dia adalah atas sepengetahuanku, padahal kenyataannya enggak gitu, beda dengan Sherry ama cowoknya yang memang sudah saling sepakat dan buka-bukaan satu sama lain. Tapi buat ini, aku harus mastiin lagi besok, eh, maksudnya siang nanti. Pokoknya aku ga mau rugi, aku mau explore tubuh sherry semaksimal mungkin, bila perlu aku siksa si bitchy itu.
Aku bangun lagi saat jam menunjukkan jam setengah 9 siang. Kulihat Marsha sudah siap2 dan berdandan. Dalam hati aku berpikir bahwa dia pasti ingin bersiap buat ketemu ama (cwo-nya si Sherry) itu.
"Sayang, rapi amat, mau ke mana? Bukannya kamu gak ada kuliah hari ini?"
"Ini nih, Yank, tadi kaprodinya ngasih tahu kalau kuis Pak Marbun besok batal, soalnya Pak Marbun-nya ditugasin ke Medan, kudu berangkat malam ini. Jadinya kuisnya dimajuin deh hari ini"
Pintar juga, dia menggunakan dosennya yang pernah beberapa kali menggeser jadwal kuliah sebagai alasan.
"Terus kok dandanannya cantik banget gitu? Ntar dikira mau kencan lho"
"Enggak lah sayang, mana mungkin aku kencan ama selain kamu." Dalam hatiku aku berkata gombal
"Si joni bangun lagi nih kayaknya, boleh dong sekali main"
"Ya ampun, aku kan udah make up-an, yang. Ntar kalau main lagi kudu ngulang make up lagi, lama, bisa-bisa telat kuisnya. Kamu kan tahu kalau mata kuliah ini sulit banget"
"Ya sudah, mau dianterin ke kampus gak?"
"Gak usah, Sayang, aku udah pesen ojol koq, bentar lagi datang. Oh ya, aku udah beliin nasi uduk buat kamu sarapan, ntar jangan lupa dimakan ya"
Dia pun lalu menciumku. Aku hanya tersenyum tapi tak memberitahunya bahwa aku tahu yang sebenarnya. Aku mengantarnya ke depan, dan untungnya kali ini si Johan lagi pulang kampung, jadi setidaknya Marsha aman dari dia. Hmm, kayaknya aku kudu mempertimbangkan beli spycam buat kutaruh di kamarnya Johan deh. Soalnya belakangan ini kan Marsha sering ke kosan pas waktu aku masih belum pulang kuliah dan nungguin di sana, dan aku juga tahu bahwa kuliahnya Johan punya beberapa kali jam kosong yang sama dengan Marsha, jadi siapa tahu..
Aku pun masuk kamar, dan langsung mandi supaya bersih dan wangi. Sherry sudah memastikan bahwa dia akan datang, jadi aku nggak mau dia pas datang posisiku masih bau dan lecek. Harus punya kelas lah hahaha. Tapi yah, sekali lagi situasinya adalah Marsha tidak memberitahuku soal tawaran Sherry, atau Sherry mau datang, apa lagi dia mau nemuin pacarnya Sherry. Gimana pun aku merasa tetap harus memberi kesan yang baik ama Sherry. Jangan sampai dia menyesal udah datang ke sini, eeeh, siapa tahu dia ketagihan, ya nggak? *senyum iblis*
Setelah memakai baju yang santai tapi rapi, aku pun "menunggu" Sherry dengan mengulas kembali revisian skripsi. Apa pun yang terjadi, pokoknya skripsi ini nggak boleh terbengkalai. Berkaitan dengan masa depanku soalnya. Lalu soal Marsha, well, kita lihat nanti saja lah...
TOK TOK TOK
Ini dia... Aku pun berjalan membuka pintu, dan Sherry berdiri di sana. Aku takjub karena Sherry saat itu memakai pakaian yang benar-benar seksi, bentuknya mirip kimono sepanjang pinggul, tapi dengan belahan yang rendah sehingga terlihat bahwa dia tidak memakai beha. Di bawahnya, dia hanya memakai semacam hot pants tapi yang longgar, sehingga bila dia duduk dan melebarkan kaki, selangkangannya akan sedikit mengintip.
"Halo, Billy, udah nunggu lama ya?" kata Sherry dengan nada menggoda
"Umm, Marsha-nya lagi pergi tuh, Sher"
"Iya, gw tahu koq"
"Lho? Lalu?"
"Kan gw emg ke sini buat nemuin lo"
"Gw gak ngerti, maksudnya?"
"Idih, pura2 kamu," katanya sambil mencolek hidungku, "atau sengaja mau roleplay ya, biar tambah hot? Oke deh, bilang dong dari tadi, bentar yak"
Sherry tiba-tiba saja langsung menutup pintunya. Hmm, jadi dia mengira aku sedang memainkan roleplay (padahal beneran nggak tahu, atau lebih tepatnya tahu tapi pura2 nggak tahu, eh, jadinya roleplay juga ya? Hihihi). Dia mengetuk pintunya, dan kubuka, kali ini nadanya lebih normal (tapi tetap aja bitchy)
"Bil, Marsha ada?"
"Lagi pergi tuh, Sher, ada kuis dadakan katanya"
"Oh, padahal udah janjian. Boleh nunggu di sini ya gw?"
"B-Boleh, silakan aja"
Sherry pun masuk sambil aku melongok keluar. Untung suasananya sedang sepi beneran. Sherry langsung duduk di kasurku dengan kaki agak dikangkangkan. Terlihat sedikit gundukan selangkangan, sepertinya dia antara nggak pakai CD atau pakai CD tapi semacam g-string gitu.
"Lo mau minum apa, Sher?"
"Apa ya? Susu boleh deh"
"Gak ada susu di sini"
"Kan ada sekarang, Bil"
"Mana?"
"Nih, susu dua" kata Sherry sambil membuka kimononya sehingga dua payudaranya seperti melompat keluar (Ah elah, katanya mau ngikutin skenario, kalah ama sifat bitchy ternyata)
"Sher?"
"Ah, nggak kuat gw, Bil, pengen ngesex ama elo"
Sherry langsung berdiri dan menubrukku sambil bibirnya menyedot bibirku dengan ganasnya. FK Sherry memang jauh kalau dibandingkan dengan Marsha, jelas, karena Sherry lebih berpengalaman. Aku pun membalas ciumannya sambil mengelus2 punggungnya. Dia lalu berusaha melepas bajuku, begitu pula aku melepas bajunya, sehingga dalam sekejap aku dan dia sudah topless. Aku langsung saja menyerbu dua gundukan di dadanya yang mancung itu, dengan puting mancung yang pink agak kecoklatan. Kusedot-sedot, kulum, dan jilat sejadi2nya hingga Sherry melenguh keenakan. Kemudian dia pun bersimpuh di hadapanku, dan mulai membuka celanaku. Begitu retsleting celanaku dibuka dan diturunkan sedikit, penisku langsung melompat keluar, hingga mengenai mukanya yang memang berada amat dekat.
"Ih, gede banget ini kontol. Pantes Marsha puas" kata Sherry seolah kagum
Dari nada bicaranya, terlihat bahwa ini salah satu penis terbesar yang pernah dia lihat Aku bangga, atau GR. Bagaikan terhipnotis, awalnya dia tertegun, sebelum kemudian mulai mengelus2 penisku hingga menegang semakin keras. Kemudian perlahan-lahan, dia menciuminya, dari ujung hingga ke kantung zakarku, menjilatinya, sebelum memasukkannya ke mulutnya. Aku merasakan sensasi rasa geli yang hangat saat penisku dimasukkan ke mulutnya yang mungil, dengan pangkalnya digenggam dengan mantap oleh tangannya. Akhinya yang pernah aku impikan terkabuljuga. Batangku masuk ke bibir tipis si binal ini.
Aku melihat ke bawah dan wajah Sherry tampak bitchy sekali dengan penis tersumpal di wajahnya, dan dia mulai menggerakkan kepalanya. Keahlian blowjob Sherry membuat penisku serasa mau meledak, benar-benar ahli oral dia, tapi aku berjuang menahannya. Tidak boleh, tidak boleh keluar saat di sini. Mau ditaruh di mana mukaku? Hahaha.
“Gila sher, sepogan lu mantap benar...pengalaman banget lu ya....” Katanya sambil meremas rambutnya.
Setelah agak lama mengoral, Sherry pun tampaknya mulai lelah. Dia melepaskan penisku kemudian berdiri.
"Gila, kuat juga ya lo. Cowo gw aja kalau gw oral sering keluar duluan"
"Beda kualitas lah"
"Ih, sombong banget lo. Buktiin lah"
Dia kemudian melepas celananya beserta sebuah G-string mungil, begitu pula aku melepaskan celana dan CD-ku sehingga kami sama-sama telanjang.
“Sexy mana body gw dibanding cewe lu?”
Berhubung sudah gw tahu pertanyaan model begini dan bagaimana mambuat wanita senang, gw jawab saja: “Gila body lu lebih bagus dari Marscha. Toket lu kencang benar ini” Sherry senyum dengan senangnya. Lalu merapat ke tubuhku.
Kali ini giliranku mengolah tubuh Sherry yang aduhai ini. Kami berciuman kembali, lalu aku mendorongnya hingga dia terhempas ke ranjang, kemudian aku mulai menciumi kecil-kecil badannya, sambil kuhisap dan kujilat, seolah tak ingin melepaskan satu incipun badannya lepas dari hisapanku, namun terutama kufokuskan pada dada dan leher, sehingga dalam sebentar saja, kedua bagian itu sudah mulai memerah. Badan Sherry pun mengkilap karena keringat yang keluar.
“Jilat memek gw Bil..” Pinta Sherry tanpa malu-malu.
Kuarahkan pandanganku ke vaginanya. Segera kujilat vaginanya yang tembem itu. Ternyata sudah basah oleh cairan cintanya.
Batangku akhirnya masuk juga. Walau tidak sesempit punya Marscha pacarku, tapi memek Sherry masih lumayan kencan menjepit kontolku. Kumasukkan dengang kasar sampai mentok kedalam liangnya. Sherry yang awalnya menjerit kencang karena kesakitan, kemudian mendesah saat aku dengan cepat memompa vaginanya keluar masuk.
"Aaaahhhh . . . aaahhh . . . ouuuu . . . aaahhh..pelan..pelan..bil"
Tanpa mempedulikannya, aku terus melancarkan serangan. Sherry semakin lama semakin kencang mendesah, bahaya juga kalau sampai kedengaran keluar.
Setelah 15 menit berlalu, aku menciba gaya baru dengan Sherry. Berhubung Sherry badannya kecil dan kurus, jadi aku mau genjot dia sambil berdiri berdiri. Dengan kontol yang masih tertancap, aku tarik dia bediri. Kedua kaki Sherry berada di atas kedua lenganku, kedua tangan Sherry merangkul kepalaku.
“Ehhhh...mau apa sih???? Awas jatuh lho....” Ujarnya. Batangku yang sudha tertanam di vaginanya langsung aku kleuar masukkan. Pinggulku kembali bergerak menusuk lebih dalam, hingga dengan sekali sentakan keras masuk semua sampai mentok, membuat Sherry berteriak kencang. “Ahhhhhhhhhhhhhh.........”
Mau tak mau aku langsung melumat bibirnya, kami pun berciuman, agar dia tidak berisik. Sambil aku sodok sampai dalam, Sherry memainkan lidahnya di mulutku. Sementara jari-jariku dengan leluasa meremas pantatnya. Bahkan aku mulai memasukkan jariku ke liang anusnya yang sedikit merekah karena posisi berdiri ini.
Posisi ini cukup menguras tenagaku. Sherry sudah melolong sekali tadi karena orgasme, sedang aku masih mencoba bertahan. Aku dorong tubuhnya ke pintu kamar kostku, sedikit berkurang bebanku, maka dengan full speed aku sodok dia sampai terdesak di pintu kamr kost.
Dan tanpa bisa aku tahan lagi akhirnya...... Crottt...crottt...crottt
Keluarlah semua sperma memenuhi memek Sherry. Beberapa saat kemudian, kontoku pun perlahan menyusut. Aku cabut batangku kemudian berguling ke sebelah kiri, tiduran terlentang, sementara Sherry masih tengkurap.
Sherry pun menghempaskan tubuhnya di kasur. Terlihat agak sedikit bete, mungkin karena aku tahu dia ingin aku melepaskan peju di mukanya, tapi malah kulepaskan di dalam rahimnya. Bukan salahku juga, kakinya yang melilit pinggangku membuat aku tidak bisa menarik penisku saat akan keluar. Dengan masih sama-sama telanjang, aku pun berbaring di sebelahnya.
"Maaf ya, keluarnya di dalem tadi"
"Ya, gpp, gw juga sih yang salah"
Sherry mengambil hp-nya dan melihat pesan yang ada. Dia tampak semakin bete saat melihat apa pesannya.
"Yah, kalah taruhan deh"
"Taruhan apaan?" tanyaku
"Gw taruhan ama cwo gw, kalau gw bakal lebih cepet bikin lo keluar dan mejuhin muka gw. Nih, kalah deh gw, dia ngirim bukti fotonya setengah jam tadi"
Sherry pun menunjukkan foto yang dikirimkan oleh cowoknya kepadaku, dan aku terkejut saat melihat bahwa itu gambar wajah Marsha yang sedang tersenyum dan belepotan sperma, lengkap dengan penis cwo Sherry. Foto dikirim setengah jam tadi, jadi waktu aku sedang menggenjot Sherry. Ini membuatku panas, dan...
"ANJRIT! Itu Marsha!!??"
"Iyalah itu Marsha, emangnya cwo gw maen ama cwe lain apa?"
"JADI MAKSUD LOE CWO LO SAAT INI LAGI MAEN AMA MARSHA, CWE GUE??" sengaja aku seperti meluapkan kekesalan yang selama ini kupendam, walau aku sebenarnya mengetahui soal ini.
"Ih ih, koq loe gitu sih, bukannya lo juga tahu??" Sherry tampak terkejut sungguhan.
"TAU?? APA MAKSUD LOE?? Jelasin sekarang juga, atau gw ke tempat lo sekarang dan gw bunuh cwo lo!"
Dengan segera aku pun meraih leher Sherry yang ketakutan dan memukul tembok dengan keras sampai pelurnya rontok. Sherry semakin ketakutan.
"Bil, bentar, Bil, tenang..."
"Lo nyuruh gw tenang, Sher?? Lo nyuruh gw tenang liat cwe gw dientot ama cwo lu??"
"Jadi lo beneran gak tahu, Bil?"
"LO PIKIR??!!
Sherry tampaknya semakin panik saat melihatku mengamuk, lalu entah apa yang terjadi, dia tiba-tiba langsung memelukku dengan kencang. Aku yang tadinya emosi langsung merasakan amarahku menurun saat tubuh telanjang kami saling bersatu kembali. Aku pun luluh, kemudian jatuh bersimpuh, masih dalam pelukannya.
"Tenang ya Bil, tenang, gw nggak tahu kalau lo gak tahu soal ini, soalnya Marsha bilangnya lo juga tahu"
"Lo mau bukti apa lagi sih, Sher? Masih perlu gw ngamuk lagi??"
"Oke, oke, tenang ya, tenang, gw nggak mau lo ngamuk trs akhirnya ngelakuin sesuatu yang lo sesalin"
"Oke, fine! Gw tenang, tapi lo sekarang kudu cerita apa yang udah Marsha lakuin, dan nggak boleh ada yang lo tutup2in, ngerti??"
"Oke, Bil, bakal gw ceritain"
Sherry pun dengan takut2 akhirnya mulai bercerita, apa saja yang sudah dilakuin Marsha, tentu saja yang sepanjang pengetahuannya (walau beberapa sudah ada yang kuketahui karena mengikuti pembicaraan WA mereka seperti cerita si Bangsat Rendy). Tapi cerita terkait Ringgo yang membuatku panas dingin.
“Marscha itu punya cem-ceman namanya Ringgo. Pernah kita karoke bareng gitu. Mereka berdua saja nempel peluk-pelukan smabil minum. Habis itu ke toilet yang ada di room karoke. Lama amat mereka di toilet. Ga mungkin cuman kencing doang.”
“Mereka ngentot?” Tanyaku
“Nah pastinya gw ga tahu. Marsha sih urusan lain jujur ke gw, tapi urusan ML dengan cowo lain suka ga jujur. Walau selama karoke gw bisa lihat kalau Ringgo sering banget remas-remas toket Marsha. Walau gw rada mabuk, tetap bisa terlihat sih. Bahkan Marscha remas-remas kontolnya si ringgo”
Saat mendengar ceritanya, aku berpura2 untuk tetap seperti orang yang sedang marah, tapi ternyata, penisku sendiri mengkhianatiku, karena pelan-pelan mulai tegang kembali, dan lama2 Sherry pun sadar soal ini.
"Bil, lo ngaceng lagi ya?"
"Iya! Buruan lanjutin ceritanya deh!"
"Lo horny ya denger ceritanya Marsha?"
Sebenarnya kalau diperhatikan, Sherry pun kembali basah saat bercerita, sehingga dengan tetap memasang muka tegang, aku pun berdiri
"Lo juga basah tuh"
"Hehehe, iya"
"Horny juga ya?"
Sherry hanya mengangguk aja.
"Oke, gw garukin, tapi lo sambil cerita, oke?"
"Oke, Bos"
Aku pun menuju ke belakang Sherry, dan Sherry kudorong hingga membungkuk dan tangannya bertumpu pada kasur. Pelan2 kusentuh2kan ujung penisku ke vaginanya yang sudah becek itu.
"Lanjutin! Dia pernah cerita apa aja?!"
"Iya, jadi pas itu...Hmph..."
Sherry mendesah saat ujung penisku kugerakkan di permukaan vaginanya naik turun, merangsang klitorisnya untuk semakin basah.
Sherry cerita kalau Rendy sering memanfaatkan kemalasan pacarku dalam mengerjakan tugas kuliah. Rendy dan Marscha punya kesepakatan kalau semua tugas-tugas kuliah Marscha akan dikerjakan Rendy. Makanya mereka sekalu 1 kelompok kalau ada tugas. Sebagai imbalan, Marscha harus mau puasin batangnya Rendy. Rendy awalnya minta dikocokin doang sampai keluar. Makin kesini, Rendy melunjak minta dioral dan keluarin spermanya di mulut Marscha setiap ada tugas yang terkumpul. Rendy sudah pernah merasakan oral sex dari Marscha di parkiran di dalam mobil, di laboratorium pas sepi, di gudang belakang kampus, di jalan tol sambil antar pulang Marscha dan juga ruang kuliah saat dosen mengajar, mereka asyik berdua disudut truangan kelas tanpa ketahuan.
Bahkan pernah minggu lalu, saat tugas kelompok mereka bedua (masing-masing kelompk 2 orang). Rendy dan Marscha mengerjakan tugas di rumah Marscha. Dan kata Rendy ke sherry, mereka berdua ngerjain tugas sambil telanjang bulat. Rendy sampai ga konsentrasi karena disebelahnya Marscha telanjang bulat memamerkan toket dan vaginanya.
“Mereka sampai ML?” Tanyaku tajam.
“Kayaknya deh.....”
“Kok kayaknya?
“Habis gw ga lihat dengan mata kepala sendiri. Dan Marscha ga jujur juga”
Sambil mnejawab begitu. Sherry memohon kepadaku: "Ah, ah, udah Bil, masukin aja, plis, udah gak konsen gw" Katanya, karena dari tadi batangku hanya merangsang klitorisnya saja.
"Beneran pengen dimasukin?"
"Iyah, masukin aja"
Aku menarik penisku yang sudah basah dan licin oleh cairan vaginanya yang keluar. Kuarahkan ujungnya ke vagina Sherry yang merekah, dengan kedua tanganku melebarkan bongkahan pantatnya. Vaginanya memang menggoda, tapi entah kenapa aku tertarik pada lubang analnya yang kini ikut terbuka ketika pantatnya kulebarkan.
“Harus ku anal ini cewe”. Kataku dalam hati. Maka aku ludahin lobang anusnya itu, lalu kuratakan dengan jariku kedalamnya. Kemudian dengan perlahan kontolnya mengarah ke lubang dubur yang sudah terbuka sedikit itu. Dengan sekali sentakan, masuk setengah batangku.
"AAH!! ADUUH!! Jangan di situ!! Aduuuuuh.... Bill.... Gw blm pernah!!??" Sherry mencoba berontak.
Terlambat, penisku kini sudah menancap di lubang anusnya, dan pelan-pelan kugenjot dia sampai masuk semua batangku. Rasanya lebih mencengkeram daripada lubang vaginanya, membuat penisku seakan ingin meledak.
“Pantat kamu sempit banget sih Sher...Kontol gw kayak kejepit!! ” racauku mendongakkan kepala merasakan nikmatnya sensasi anal seks ini.
“Ya iyalah...masih perawan tahu....” Katanya sambil meremas kencang kasur.
Detik berikutnya pun berganti menjadi desis nikmat Sherry begitu kepala kontolku menyeruak masuk kedalam duburnya, sambil klitorisnya kurangsang menggunakan tangan. Nikmat sekali anal sex ini.
"Gimana, masih sakit?"
"Sakiiiit... Tapi gak papa, Bil, terus aja..."
Aku remas payudanya sambil tetap kugenjot anusnya dari belakang, sesekali kucabut dan masukkan kembali kontolku ke lubang anusnya, kupindahkan ke memeknya lalu kucabut dan kembali kumasukkan ke anusnya bergantian, begitulah berulang-ulang.
“Ohhhh...Bil.....enak banget...rela deh pantat gw lu perawanin...” desahnya
selama 10 menit anal sex itu berlangsung. Aku terus menggenjot anusnya sambil kujambak rambutnya hingga kepalanya mendongak naik. Dari kecepatan pelan, lalu semakin cepat, dan kurasakan dia sekali orgasme saat kugenjot anusnya ini.
Lama-lama, aku pun tidak bisa menahan penisku yang kembali ingin meledak. Segera kucopot penisku dari anusnya hingga berbunyi plop, kemudian kubalikkan dia dalam posisi bersimpuh dan kukocok penisku di wajah Sherry. Seeeerrrrr..... Banyak sekali sperma tumpah memenuhi wajah Sherry, hingga dia gelagepan karena ada sperma yang terhirup ke hidung.
"Dah, selfie sono, terus kirimin ke cwo lo"
Sherry langsung ambruk. Dia menguatkan diri untuk selfie sejenak sebelum akhirnya ambruk sambil memegangi pantatnya.
"Gila lo, Bil, sakit tau pantat gw"
"Tapi lo suka kan?"
Sherry tidak menjawab, hanya mengangguk kecil. Aku pun melengos dan duduk di kursi.
"Bil, gw tahu gw emang bitchy, tapi gw setia ama cwo gw. Kalaupun kita sama2 ngesex sama orang lain, itu kita udah sama-sama tahu. Gw kirain Marsha juga kayak gitu, maafin gw ya Bil, gw gak tahu kalau ternyata Marsha mainnya di belakang lo"
"Oke, gw maafin, tapi dengan dua syarat"
"Apa?"
"Pertama, berhubung gw belum ada rencana ngelabrak Marsha, lo kudu tutup mulut juga soal ini ke dia. Tapi gw pengen kalau ada apa2 lo langsung lapor ke gw. Tenang, gw gak bakal nyakitin Marsha, tapi gw jg pengen ngasih hukuman ke dia suatu saat nanti"
"Oke, lalu yang kedua?"
"Lo bener gak pernah anal?"
"Gak pernah, cwo gw gak pernah mau kalau gw ajakin anal, Bil"
"Ya udah, berarti sekarang lubang anus lo punya gw, dan kalau sewaktu2 gw perlu, lo kudu siap di sini. Bilangin aja ke cwo lo gt, jadi sekarang kita sama2 milikin elo. Ama kapan2 gw juga pengen ngobrol ama cwo lo"
"Ngobrol ngapain?"
"Ya bagi2 elo lah, kan lo udah jadi milik kita, Sher"
Sherry hanya mengangguk kecil. Sebuah pesan pun masuk pada hp-ku. Rupanya Marsha yang memberitahukan bahwa dia sudah selesai "kuis" dan akan segera pulang.
"Ya udah, sekarang mandi sono, Marsha udah mau balik, jangan sampai lo masih ada di sini pas dia balik"
Sherry mengangguk kemudian menggelosot ke kamar mandi. Tapi di depan pintu, dia berhenti dan melihatku.
"Bil"
"Napa lagi?"
"Lo nggak mau mandi bareng?"
:::::::::::::::::
Part 11 Long Distance Relation-shit
"Aah... Ohh... Terus, Sayang, terus!"
Marsha berteriak kencang saat aku menggenjot vaginanya dalam posisi doggy. Dadanya yang bulat kencang mengayun dengan indahnya. Beberapa kali bahkan aku juga menampar pantatnya yang putih montok itu hingga kemerahan.
Saat penisku keluar masuk dari vaginanya, aku pun melihat ke bawah pada lubang analnya yang seolah mengintip, dalam hati ingin aku mencoblosnya sekalian, namun sepertinya belum saatnya. Aku hanya mengelus-elus lubang anusnya yang masih sangat sempit itu dengan jempol kiriku, mencoba menambah ransangan. Sementara tanganku yang kanan sesekali menampar pantatnya. 5 kali genjotan, sekali tamparan dipantat.
“Ahhhh....ahhhh....terus.....” Hanya itu yang keluar dari mulutnya. Padahal pantatnya lumayan kencang aku tampar, sampai meninggalkan tanda merah yang mungkin bisa hilang 2 hari.
"Aku mau keluar, Sayang..." kata pacarku yang sudah mulai ngos-ngosan.
"Sama, tahan dulu bentar..."
Aku menghujamkan penisku semakin dalam dan terasalah tubuh pacarku ini berkelejotan menerima orgasmenya yang entah untuk keberapa kali. Begitu dia ambruk, aku pun mencabut penisku dan menyemprotkan spermaku ke tubuhnya yang mengilap dengan keringat beberapa kali hingga wajah, dada, dan perut serta pahanya belepotan terkena sperma.
"Gila, banyak banget, Yang, tumben?" kata Marsha.
Aku hanya nyengir saja sambil merebahkan diri di sampingnya.
"Aku puas banget hari ini, Yang. Tapi, btw, kamu semangat banget ya, ampe pantatku ditampar2 begitu
Aku mendengus saja. Semenjak beberapa kali ngesex bersama Sherry, gaya bercintaku kurasakan menjadi lebih buas. Ya, setelah kejadian itu, Sherry sering sembunyi-sembunyi bertemu denganku untuk ngesex. Tentu saja bukan di kamar kosku, karena kalau Johan memberi tahu Marsha soal ini, bisa celaka aku. Lagian, aku juga takut ini akan dijadikan alasan bagi Johan untuk bertindak lebih jauh pada Marsha.
Bahkan, sebelum ini, aku dan Thomas, cowonya Sherry, pernah bertemu dan membicarakan mengenai tukar pasangan itu. Di luar dugaan, dia rupanya cukup gentle dan meminta maaf terlebih dahulu. Sama seperti Sherry, dia mengira aku dan Marsha menjalani open relationship juga
Aku sendiri mengutarakan bahwa aku sebenarnya tidak masalah dengan Marsha yang kini bersikap bitchy, hanya saja aku tidak suka dia berbohong padaku.
Tapi anehnya Thomas bilang kalau dia belum sampai ML dengan Pacarku. Katanya Marscha memang mengoralnya sampai keluar kala itu, dan minta disemprotkan diwajahnya. Tapi Marscha menolak ML dan buru-buru balik setelah membersihkan wajahnya.
Apakah aku percaya begitu saja? Apalagi dengan sikap “kerelaan” Thomas agar aku eksekusi Sherry pacarnya. Tapi bodo amatlah.
Sekalian dalam pertemuan itu juga aku meminta izin untuk sewaktu2 ngesex dengan Sherry. Dia tak masalah, malahan dia lega, karena Sherry jadi lebih terkontrol dalam hal ngesex. Selama ini dia khawatir kalau Sherry ngesex dengan sembarang orang, siapa tahu bisa timbul masalah. Dia pun tak keberatan aku meng-anal Sherry, berhubung dia sendiri tidak suka dengan anal sex. Malah dia menawarkan untuk threesome, yang kusetujui, namun belum tahu kapan.
"Ya, kan ntar lama bakal nggak ketemu, Say."
"Kamu jadi ntar sore berangkat ke Surabaya?"
"Iya, jadi. Besok aku harus mulai penelitian, mungkin baru 1-2 bulan bakal balik ke Jakarta lagi."
"Yah, ntar aku gimana, dong, Yang?"
"Sabar aja dulu, Say. Ini kan demi masa depan kita. Setelah lulus nanti, aku bisa cari kerja dan kita bisa nikah deh"
"Hihi, beneran ya?"
"Iya, Sayang, apa sih yang enggak?"
"I luv u, Sayangku"
Kami pun berciuman sambil berpelukan mesra. Aku sampai2 lupa bahwa badannya masih berlumuran spermaku (Yuck!)
Akhirnya kami pun mandi dan sekaligus aku bersiap2 untuk menunaikan kewajibanku. Marsha membantuku berkemas-kemas, dan ini menjadi momen kemesraan murni kami bersama. Pada saat2 inilah aku merasa amat bersyukur bisa mencintainya. Hanya saja... Yah, satu masalah itu masih mengganjal.
"Taksinya kapan datang, Yang?" tanya Marsha.
"Udah dipesan nih, Say. Paling 5 menit lagi nyampe"
"Oh ya udah, ati2 kamu di sana. Jangan macem2 ya, ingat, aku nungguin di sini"
"Kamu tuh yang jangan macem2. Tahu sendiri banyak cowo yang pengen deket. Jangan sampai kucing pergi tikus berpesta nih"
Marsha hanya melet saja.
"Oh ya, kan ntar kamu bakal pergi lama nih, kalau misal aku bosen boleh kan ya jalan ama temen2?"
"Boleh aja. Emang mau jalan ke mana?"
"Ya, buat refreshing aja. Ini Sherry weekend nanti juga mau ngajakin ke Pulau Seribu. Boleh kan ya?"
"Iya, tapi inget pesanku tadi"
"Iya, jangan macam2, kan? Ama aku paling kalau ngerjain tugas boleh kan ya pinjem kosan kamu, Yang?"
"Boleh aja, kan kamu juga pegang kuncinya ntar.”
"Sip...nnati aku bersihkan deh kamarnya. Biar ga berdebu"
"Oke, pakai aja, Say. Tapi inget..."
"Iya, iya, inget koq. Jangan macam2 kan?"
Aku mengangguk sambil mencium keningnya. Hmm, untung aku sudah memasang sebuah CCTV pada kamar. Kebetulan sekali. Kemarin, atas saran Thomas, aku membeli sebuah kamera CCTV. Berhubung harganya cukup mahal, maka aku cuman membeli satu, tapi resolusinya cukup bagus, dan bisa merekam suara pula, jadi tidak rugi aku membelinya walau hanya sebuah. Aku sudah menempatkannya di titik strategis sehingga akan bisa melihat sebagian besar tempat tidur dan sekitarnya, walau masih banyak sudut yang masih belum bisa terjangkau. Aku hanya berasumsi bahwa apabila ada sesuatu yang terjadi, maka utamanya akan terjadi di area yang aku sorot. Kameranya juga sudah kusembunyikan dengan rapi, sehingga Marsha tak akan tahu, dan memang kutaruh dalam sudut yang kutahu tak akan disentuh sama sekali oleh Marsha.
"Eh, Say, kayaknya taksinya udah datang deh, bisa kamu tungguin dulu di luar gak? Aku mau ngecekin barang2 dulu"
"Okay!"
Marsha keluar dari kamar, dan kumanfaatkan kesempatan itu untuk menghidupkan CCTV-ku. Semua sudah kusiapkan, termasuk dengan sensor gerak dan cahaya, sehingga CCTV hanya akan merekam bila ada gerakan di dalam cakupannya. Seharusnya memori awal yang kubeli cukup untuk hingga aku kembali lagi nanti.
"Yang! Taksinya udah datang, tuh!" teriak Marsha.
Buru-buru aku menyembunyikan kameranya, kemudian membawa koper dan ranselku keluar kamar. Saat sedang berjalan ke luar, aku bertemu Johan yang baru keluar dari kamarnya.
"Eh, Bro, jadi berangkat hari ini?" tanya Johan.
"Iya, Bro. Nitip jagain kosan ya"
"Tenang, Bro, beres. Marsha gak dititipin dijagain sekalian?"
"Ngarep lo!"
Johan lalu menyalamiku, mendoakan semoga berhasil, walau aku menebak dia sepertinya senang aku akan ke luar kota. Aku pun menemui Marsha yang menunggu di depan taksi, kemudian kami berdua pun naik ke taksi. Ya, Marsha akan mengantarku ke stasiun sebelum nanti pulang kembali ke rumahnya.
Setelah aku dan Marsha masuk ke taksi (di bangku tengah), barulah aku menyadari bahwa Marsha memakai t-shirt tipis warna hitam, ditimpali kemeja flanel yang tak dikancingkan, dengan rok kain sepaha yang saat Marsha duduk akan terangkat, sehingga memperlihatkan paha Marsha yang mulus. Karena koper dan ransel kutaruh di ujung tempat duduk dekat pintu, maka Marsha duduk tepat di tengah, dan sepanjang jalan tampak langsung tertidur dengan menyandarkan kepalanya pada bahuku. Aku lalu merangkulnya sambil mengelus2 bahunya hingga aku sadar tak menemukan tali pengikat beha. Apa Marsha tidak pakai beha? Atau dia hanya memakai beha yang jenis strapless, sehingga tidak ada tali pada pundak?
Tiba-tiba sopir membanting setir saat ada kendaraan yang menyalip. Aku tentu saja terkejut.
"Waduh, Pak, hati2 dong."
"Iya, Mas. Maaf, tadi agak meleng"
"Safety diutamakan, Pak. Jangan sampai meleng lagi"
"Iya, Mas, maaf ya"
Untungnya Marsha tidak bangun. Kelelahan mungkin. Aku saat itu melihat bahwa pak sopirnya sering curi2 pandang ke spion tengah. Apa dia melihat tubuh pacarku ini? Apalagi posisi kaki pacarku agak terbuka, jadi CD-nya pasti kelihatan dari spion. Dasar ini sopir edan.
Akhirnya kami pun sampai di stasiun kereta, Marsha membuka pintu yang berada di seberang koper dan ranselku itu. Karena posisinya, maka Marsha pun harus agak menungging ke arahku, hingga pantatnya nyeplak ketat pada roknya. Dan saat itulah kulihat tidak ada jejak CD pada rok Marsha. Jangan2...
Aku sampai di Surabaya sekitar pukul 10 malam. Berhubung aku sudah mengurus semua soal akomodasiku, termasuk kosan sementara untuk kutempati selama penelitianku, maka aku pun langsung saja ke sana. Kosan yang kutempati lumayan mahal, karena kalau menurut ibu kosnya, yang menempati di sini biasanya adalah mahasiswa yang sedang tugas penelitian saja, sehingga mereka tidak lama2 di sini. Mungkin karena itu ibu kos menerapkan tarif yang agak mahal, apalagi kosannya lumayan nyaman, dengan kamar mandi dalam dan AC, WiFi, serta, yang paling penting, tidak jauh dari tempat penelitianku.
Setelah mengurus segala keperluan untuk masuk, aku pun menggeletakkan barang2ku di dalam kamar dan merebahkan diri ke atas ranjang. Aku membuka HPku dan melihat ada pesan dari Marsha, menanyakan kabarku. Langsung saja aku meneleponnya.
M: "Udah sampai di Surabaya, Yang?"
A: "Iya, nih, sudah di kosan, Say."
M: "Oh, syukurlah. Enak kosannya, Yang?"
A: "Iya, nyaman koq, Say, jadi bisa istirahat. Btw, kamu lagi apa, Say, di sana?"
M: "Lagi santai tiduran saja di kamar sambil main HP. Btw, kamu hebat banget tadi mainnya, Yang. Aku ampe keluar berkali2."
A: "Pantes kamu di taksi ampe tidur gt ya, Say?"
M: "Iya nih, capek banget soalnya. Ampe sekarang juga masih agak ngantuk. Btw, kamu nggak capek, Yang, abis perjalanan"
A: "Agak2 tepar juga sih, Say. Hehehe"
M: "Ya udah, Yang, mending kamu istirahat dulu ya. Besok kamu mau langsung penelitian, kan? Jadi biar besok seger, nggak ngantuk"
A: "Iya deh, Sayang. Kamu mau bobo juga?"
M: "Kayaknya iya deh, masih capek nih, gara2 kamu tadi"
A: "Hehehe, tapi suka, kan?"
M: "Tauk ah. Bobo sana"
A: "Siap, Sayangku. Luv u!"
M: "Luv u too, bye2"
Aku mematikan telepon, berusaha untuk tidur. Tapi seperti orang bilang, walau seharian kita merasa ngantuk luar biasa, saat giliran sampai ke kasur, malah nggak bisa tidur. Akhirnya aku pun memilih bermain game online, sambil menunggu kantuk.
Foto di IGO
Sudah 2 minggu aku di kota S. Selama 2 minggu ini aku sangat sibuk dengan skrpsiku karena ingin cepet lulus, dapat kerjaan dan akhirnya melamar pacarku. Skripsiku yang ga kelar-kelar karena dosen pembimbing brengsek, sehingga akhirnya aku ganti judul dan ikut proyek dia. Kesempatan. Aku yang kerjaan proyek konsultan dia, tapi dengan imbalan laporan proyek bisa aku masukkan ke skripsi. Bar cepat beres ya sudah aku terima saja. Tapi dampaknya adalah mengharuskan aku harus sering bolak-balik keluar kota untuk penelitian karena proyeknya di luar kota.
Kesibukan skripsi yg sangat padat membuatku sedikit terobati dari ras akangen ke pacarku. Aku bahkan baru sadar bahwa sudah 2 minggu aku belum NGENTOTIN pacarku. Suaru rekor yang sangat panjang sekali. Mengingat aktivitas rutin kami menimati enaknya ML.
Apalagi sejak liburan di hotel pas ulangtahun tempo lalu, hampir tiap hari kami ML karena nafsu yang menggebu-gebu, dan perilaku Pacarku yang gampang hornian sejak mulai menjurus eksib karena suka berpakaian sexy. Bisa kebayang sakit kepala ini.
Pas di luar kota, aku hanya bisa video sex call dengan pacarku sambil aku coli. Benar-benar amsyong. Punya pacar cantik yang entot-able tapi bisanya masturbarsi. Apalagi Pacarku juga merasakan hal yang sama. Aksi-aksi eksibnya dan tatapan-tapan liar para cowo membuatnya sering horny katanya. Aku suka kasihan juga ke dia bagaimana dia melampiaskannya. Paling masturbasi saja. Atau....????
Selama diluar kota sekarang jadi lumayan sering mampir disitus semprot.com. Aku suka baca cerita-cerita sex disana sebagai bahan coli. Dan favoritku adalah kisah tentang perselingkuan dan juga....cuckload. Sangat sesuai.
Tak jarang aku kasih link cerita bokep cuckload ke pacarku. “Kamu mau aku dientot cowo lain dihadapan kamu?” Begitu tanggapannya tiap selesai baca.
Sesekali aku mampir ke forum foto-foto sexy cewe Indonesia. Cewe-cewe bening lokal lumayan sering muncul disana, belum lagi “kejahatan” para lekaki terhadap pacar dan mantannya. Banyak sekali porn reveange di forum IGO, walau sebagian besar masih tahu etika dengan memblur wajah cewenya. Ada satu fotografer yang aku follow, karena dia ada upload foto yang rasanya aku kenal foto itu, tapi aku lupa dimana.
Pacarku juga sekarang juga mulai sibuk. Katanya untuk mengobati kesepiannya. Dia sering hangout dan susah dihubungi. Info-info dari Sherry terkait aktivitas pacarku juga ga banyak aku dapat. Itu juga yang membuatku sedikit tenang
Atau apakah aku harus khawatir karena pacarku pintar menyembunyikan sesuatu? Bahkan dari sahabatnya sendiri.
Forum IGO (2)
Sampai suatu ketika aku mengunjungi forum dewasa favoritku. Belum ada cerita baru yang menarik. Semuanya cerita standard yang alurnya ketebak. Iseng-iseng aku bukan forum gambar IGO.
Aku melihat sebuah thread yang dimiliki seorang fotografer yang follower banyak dan postingannya selalu diatas karena banyak yang komen. Foto-foto yang dishare di forum itu adalah foto-foto sexy wanita yang dia sebut modelnya. Foto-fotonya bagus-bagus dan sexy, ntah bagaimana dia memperdaya para wanita itu untuk mau foto hanya pakai bra dan CD dikamar hotel, pakai lingerie, kemeja putih dengan tanpa dalaman, dan bahkan beberapa sampai telanjang.
Ntah konspirasi dunia apa sehingga aku bisa melihat sebuah foto yg ditampilkan TS tersebut, yang baru saja diupload. Aku dikejutkan oleh foto yang aku percaya 99,9% itu adalah Marscha pacarku. Walau wajahnya di blur tapi aku tahu dari kalung berbentuk hati yang dipakainya, karena itu adalah hadiah ulangtahunnya yang aku kasih. Nafasku berhenti sejenak. Kemudian aku menarik nafas dalam-dalam dan menyiapkan mental untuk menelusuri TS itu.
Saat itu pacarku berpose diatas tempat tidur (yang aku yakin itu sebuah hotel atau apartemen jam-jaman) dengan memakai lingerie hitam. Yang pasti itu bukan lingerie dia, karena semua lingerienya aku yang beli. Lingerie itu sangat sexy, bentuknya yang memeluk tubuh sehingga memperlihatkan lekukan-lekukan di dada dan pinggul. Siapapun lelaki pasti tergoda melihat pacarku memakai lingerie itu.
Wah beruntung sekali TS ini bisa menyaksikan tubuh indah pacarku. Aku scroll setiap page dan aku lihat ada sekitar 10 foto-foto pacarku disana dengan berbagai pose. Ada pose pacarku menungging dengan membelakangi kamera sehingga memamerkan pantatnya yang sexy menerawang dibalik lingerie itu. Ada juga foto saat pacarku menurunkan penutup dada atas, tapi tanganya memegang payudaranya. Sungguh amat sangat sexy. Kontolku tegang melihat foto itu. Pasti kontol fotografer itu juga tegang saat foto session.
Setiap TS post 1 foto yang like sangat banyak, dan beragam komen. Ntah kenapa itu membuatku bangga memiliki pacar secantik dan sexy Marscha. Aku tidak merasa marah sama sekali. Justru penisku tegang membayangkan sesi foto dikamar itu hanya mereka berdua. Pasti fotografer cabul ini tegang melulu.
Aku membaca tiap komentar member forum tersebut sambil membayangkan tubuh polos pacarku, dan penisku sudah sangat keras karenanya.
"Mantap hu, cantik banget"
"Beruntung banget hu"
“Ingin belajar jadi fotografer”
"Toketnya mengundang untuk dipejuhin!"
“Mulus.....enak dijilat”
“Foto pintilnya dong hu”
"Ditunggu foto polosnya"
“Memeknya botak atau ada jembut?”
“Sudah diapain saja hu?
Komentar-komentar itu membuat imajinasiku melayang hingga aku onani sendiri membayangkan pacarku digenjot sama fotografer itu.
Yang buat aku makin horni saat di page akhir TS itu membalas komen yang bilang: “Sudah diapain saja hu?”
TS: “Besok dishare pic nya hu. Kalau banyak yang request. Kan katanya No pic hoax”
Hmmmm....aku deg-dengan kira-kira pic apa yang dikasih fotografer cabul itu. Aku tak sabar menunggu sampai besok.
Keesokan Harinya.
Aku kebangun rada siang. Tadi malam sampai jam 12 aku pelototin forum IGO itu. Dan kecapean sehabis coli. Nasib memang. Punya pacar cantik yang bisa diapaian saja, tapi bisanya coli karena LDR. Aku buru-buru ke kamar mandi. Mandi dengan kilat, ganti pakaian dan keluar kamar untuk lanjut penelitian.
Ditengah-tengah kesibukan dengan penelitianku, pas lagi di jalan mau makan siang, akhirnya aku ingat (lebih tepatnya menduga) kalau fotografer yang upload foto kemarin adalah fotorafer yang dulu pernah foto pacarku di diskotik saat dugem merayakan ulangtahunnya. Pacarku memang kasih No. telpnya agar bisa dishsre foto-foto.
Dan aku ingat juga kalau nama fotografer itu Delvin. Pernah dulu pacarku bilang Delvin ajakin dia sesi foto karena lagi butuh model. Saat itu memang aku ijinkan, daripada aku larang dan akhirnya pacarku main belakang, mending ijinin saja. Asal dia jaga diri dan dengan syarat dia kasih tahu kemana saja nanti sama fotografer itu.
Pacarku sempat bilang bakalan difoto di apartemen, dengan konsep sexy yang dia minta ijin tapi aku ga jawab karena ketiduran. Apakah mereka jadi foto sexy? Dan hasilnya diam-diam diupload di fotografer cabul ini. Anjisss...beruntung banget dia bisa melihat tubuh pacarku dengan pakaian sexy dari jarak dekat. Baru membayangkan, seperti biasa, juniorku bangkit.
Aku sudah tidak konsentrasi penelitianku. Ingin cepat-cepat balik ke kost memantau forum itu denan bebas dari laptop.
Memantau Forum
Tepat jam 5 aku balik. Sesampai di kost, aku buka laptop dan kembali memantau forum tempat sang fotografer. Tak butuh waktu lama, aku sudah bisa baca kembali forumnya.
TS mereply komennya sendiri “Besok dishare pic nya hu. Kalau banyak yang request. Kan katanya No pic hoax” dengan tulisan :
“Berhubung banyak yang request. Jadi ane share buat suhu semua foto-foto terbaik”.
Dan yang membuat aku shock adalah saat ada satu foto yang sangat sexy. Foto tubuh telanjang cewe dengan memeknya mengangkang yang berusaha ditutupi tangannya. Buah dadanya terekpose dengan indahnya tanpa penghalang. Walau wajahnya di blur, tapi aku yakin banget itu pacarku. Aku kenal sekali dengan toket indah itu.
Batangku langsung naik menyaksikan tubuh setengah telanjang pacarku. Bagian paling vitalnya hanya ditutupi tangan. Banyak sekali yang komen foto itu. Semua memuji dada indah pacarku.
“Toketnya mulus hu...gmn rasanya?” Salahsatu yang komen.
Aku scroll ke page selanjutnya. Dan makin terbelalak meneyaksikan Foto kedua dimana itu adalah tubuh telanjang cewe terbaring pasrah diatas tempat tidur dengan buah dadanya sebelah kiri sedang diremas oleh tangan fotografer, sedangkan batang kemaluan lelaki itu tepat berada diatas vaginanya yang sudah dikangkangkan. Kelihatan jelas sekali vagina sempit yang berwarna merah itu. Sangat-sangat mengundang setiap kontol untuk masuk.
Batangku langsung berdiri tegang.
Foto ketiga yang membuatku marah, sekaligus horny, karena terihat batang cowo itu sudah menembus vaginanya. Kontol itu tertelan ¾ didalam vaginanya. Terlihat wajah cewe itu terdongak keatas (dan di blur). Aku sampai membuka celanaku karena batangku sudah maksimal. Aku bisa bayangkan rasa nikmat saat batang itu menembus vagina sempit pacarku.
Komentar-komnetar makin brutal, sambil memuji sang fotografer.
Aku lalu buka page selanjutnyauntuk cari foto keempat.
Foto keempat posisi doggy style, memamerkan pantat mulus dengan kontol masuk setengah. Aku yakin itu pacarku dari tahi lalat kecil dipantat kiri. Aku bisa bayangkan nikmatinya mendoggy pacarku itu. Suaranya yang mendesah sexy pasti membuat fotografer itu makin bernafsu menyodok-nyodoknya.
Foto kelima sperma yang berceceran diatas pantat cewe yang sedang menungging. Si fotografer klimaks. Pasti puas sekali. BANGSAT.
Yang aku bayangkan selama ini akhirnya terjadi. Pacarku dikentot orang.
“Mantap...hu...”
“Mau nyipin dong...”
“Beruntung banget...”
“Dianal ga?”
Dan banyak lagi komen-komen yang buatku makin stress.
“Gue mau milih salahsatu dari kalian untuk partner. Soalnya gue sudah speak dia untuk mau difoto orang lain sementara gw yang ngentotin dia”
“Yang minat PM ya...”
::::::::::::::::::::
Part 11b : Di Tempat Karoke
Setelah melihat foto-foto di forum itu, aku segera telp pacarku. Bermaksud untuk video call sex menuntaskan yang belum tuntas. Sampai 3x aku telp, dia ga ngangkat. Bete
Aku lalu telp Si Bitchy Shery.
“Halo....Billy Sayang....” Katanya menggoda.
“Lu bareng Marscha ga? Gw telp dari tadi ga diangkat”
“Hmmmm...gw mau jujur atau gmn ini?”
“Ya jujurlah...”
“Lagi jalan sama chem-chemannya tadi..”
“Ringgo?”
“Iyalah....”
Hatiku emosi. Aku langsug tutup telpon, dan tak aku hiraukan Sherry yang telpon balik berkali-kali. Untuk menghilangkan pikiran-pikiran negatifku, aku lalu main game, dengan HP aku silent. Entah berapa lama aku bermain, mungkin sekitar 2 jam, dan aku lalu cek HP dan dikejutkan oleh sebuah pesan yang masuk. Kubaca itu dari Dido, salah satu sahabatku dari SMA yang bekerja di sebuah tempat karaoke keluarga. Seharusnya di jam ini dia sedang bekerja, kenapa tiba2 mengirimiku pesan?
A: "Kenapa, Bro?"
D: "Bro, gw kirim foto bentar yak, ini pacar lo bukan?"
Aku tertegun. Saat itulah sebuah file foto masuk, dan ternyata memperlihatkan foto candid seorang wanita yang sedang berada di ruang tunggu bersama seorang pria. Hatiku mendidih, karena wanita itu benar adalah Marsha, sementara salah satu pria itu kukenali sebagai Ringgo. Oh ya, karena Dido ini teman SMA-ku dan beda kampus, maka Marsha sama sekali belum pernah bertemu dengannya (hanya pernah dengar namanya saja), tapi Dido ini pernah beberapa kali kuperlihatkan foto Marsha, sehingga dia tahu betul siapa itu Marsha.
A: "Gila, di mana itu, Bro!"
D: "Di tempat kerja gw, baru aja masuk ruangan mereka. Tapi bener itu si Marsha cwe lo?"
A: "Bener, Bro. Itu si Marsha"
D: "Wah, nggak bener nih. Mau gw tindak aja sekarang apa gimana?"
A: "Tunggu, jangan dulu. Jangan diapa2in, biarin aja mereka"
D: "Serius lo, Bro?"
A: "Iya, soal tindak menindak biar itu urusan gw. Saat ini gw lagi di luar kota nih"
D: "Udah panas gw, Bro. Gak rela gw lo dipermainin macem gini"
A: "Sabar, Bro. Ada saatnya ntar. Soal Marsha biar gw yg ngurus"
D: "Oke, trs gw kudu ngapain nih sekarang?"
A: "Lo bisa mantau mereka? Ama dokumentasi gt?"
D: "Bisa aja sih, ntar gw minta tekel ruangan mereka"
A: "Tengkyu, Bro. Tolong ya, gw perlu bukti buat ntar langsung ngadepin si Marsha"
D: "Siip, tenang aja, Bro. Ntar gw ceritain n dokumentasiin"
A: "Tengkyu ya Bro, ntar gw bales deh"
D: "Santai aja lagi, Bro. Gw udah banyak lo bantu, jadi saatnya gw ngebantu lo juga"
Aku diam, dan tiba2 aku sudah tidak mengantuk lagi. Pikiranku langsung melayang ke yang dilakukan oleh Marsha dan juga Ringgo.
Oh ya, sekadar info, saat itu Marsha mengenakan baby doll warna pink dengan tali pundak yang kecil, dan entah apakah memakai bawahan lagi atau tidak. Pastinya saat duduk itu pahanya benar2 tersingkap sempurna. Kemudian beberapa kali hapeku berbunyi.
D: "Mereka pesen alkohol Bro"
D: "Oke, itu ruangan gw yang handel, mereka kayaknya cuman berdua doang, tapi gw gak bisa masuk gt aja. Ntar deh coba gw colongin"
D: "Gw kirimin foto nih, tapi lo sabar ya Bro"
Beberapa saat kemudian Dido mengirim beberapa file foto. Dia sepertinya memotret dari luar dengan zoom saat pintunya tidak tertutup sempurna. Pada sebuah foto, aku bisa melihat Ringgo duduk mepet sambil merangkul Marsha. Mereka tampak seperti sedang bernyanyi bersama. Ruangan itu sendiri gelap dengan hanya cahaya dari TV yang menyinari.
Kemudian foto berikutnya membuat darahku semakin mendidih. Betapa tidak, posisinya hampir sama, tapi kali ini tali pundak baby doll Marsha di bagian kiri sudah lepas ke lengan, dan sedikit banyak memperlihatkan sebagian besar boobs-nya yang jelas tidak memakai beha sama sekali. Puncaknya adalah foto terakhir, karena di situ terlihat tangan kiri Ringgo yang sedang merangkul Marsha juga meremas dada sebelah kirinya.
D: "Sebentar, Bro. Pintunya ditutup, kayaknya udah pada nyadar kalau kebuka"
Agak lama, Dido kembali mengirim kabar.
D: "Gw tadi masuk ke ruangan, soalnya mereka pesen snack ama minuman tambahan gt. Gila, tu cwo celananya udah nggak diretsletingin, dan baju cwe lo udah melorot, dia megangin di dadanya pas gw masuk, tapi udah pasti gk pake beha tu."
D: "Sorry ya Bro, tapi gw horny jg liat cwe lo gitu"
A: "Gpp, Bro. Normal tandanya. Artinya lu ga homo. Mereka terus ngapain?"
D: "Ya kayak agak mabok gt, Bro. Tahu deh abis ngapain. Tapi ya gw masuk mungkin pada berhenti dulu."
A: "Oke, kabarin terus ya Bro"
D: "Siap, Bro! Oh ya, minta izin boleh?"
A: "Izin apaan?"
D: "Gw boleh coli bayangin cwe lo gak? Hehehe"
A: "Dasar mesum lo! Tugas dulu tunaikan, Bro!"
D: "Ahsiyaaaap!"
Pikiranku semakin melayang ke mana-mana, entah apa yang terjadi di dalam ruangan itu. Tapi sekaligus aku merasa horny membayangkan pria itu mengerjai pacarku yang cantik jelita itu. Arrgh, pusing jadinya.
Waktu berjalan amat lama, dan Dido kemudian memberi update kembali.
D: "Bro, mereka udah selesai akhirnya. Kayaknya sih pada pengen balik. Tadi pas bayar gw denger cwe lo minta dianterin balik."
A: "Trs dari tadi ngapain aja?"
D: "Bro. Gw cerita tapi lo jangan marah ya? Gw sorry banget nih"
A: "Emang kenapa Bro?"
D: "Janji dulu jangan marah, gw sorry banget, sorry-sorry-sorry banget"
A: "Udah, cerita aja, gak bakal marah gw"
D: "Jadi gini, gw kan iseng masangin bluetooth ke pen-cam, maksudnya biar kalau pas dipanggil masuk lagi bisa ada dokumentasi gt. Kan susah kalau motret pakai hp."
A: "Trus?"
D: "Lo lihat aja deh"
Agak lama, dan akhirnya muncullah sebuah file video yang ukurannya agak gede. Sepertinya Dido kembali dipanggil ke dalam ruang karaoke itu oleh Rendy.
R: "Masuk, Mas, sini"
D: "Ada apa ya, Mas? Mau pesan snack atau minuman lagi?"
R: "Nggak, Mas, cuman mau minta tolong aja"
D: "Minta tolong apa ya?"
R: "Masuk dulu lah Mas, santai aja. tutupin pintunya"
R: "Sebelumnya kenalin dulu nih, Mas. Mas namanya siapa?"
D: "Dido, Mas"
R: "Oke, Mas Dido, saya Ringgo, dan ini pacar saya, Marsha"
Kampret! Berani2nya dia mengaku sebagai pacarnya Marsha! Kulihat Marsha sudah agak tipsy, dan bajunya sudah kusut berantakan, begitu pula rambutnya. Terlihat bahwa Marsha memakai celana senam leotard untuk menutupi bawahnya, namun dari kerutan2nya yang tidak rapi sepertinya celana itu baru dibenahi dengan terburu2.
R: "Jadi gini nih, kita mau minta tolong ama masnya. Kami tadi kan taruhan nih, siapa yang nilainya paling rendah pas karaoke bakal dapat hukuman. Dan ternyata, pacar saya ini kalah, Mas. Hukumannya apa, Beb?"
M: "Saya harus oralin Mas Dido ampe keluar"
Aku benar2 terkejut, begitu pula dengan Dido.
D: "Waduh, Mas, saya nggak berani saya"
R: Tenang saja. Lagian dari sejak masuk saya lihat mas sudah lirik-lirik pacar saya. Bahkan saya tahu mas curi-curi foto tadi.
D: “Maa...maaf mas...maaf...”
R: "Udah, nggak apa2 Mas, tenang saja.”
D: "Waduh, yang lain aja deh Mas, minta tolongnya?"
R: "Kenapa, Mas? Pacar saya kurang cantik ya, apa kurang seksi?"
D: "Bukan gitu, Mas, gimana ya..."
R: "Coba, Beb, kamu berdiri di depan masnya"
Marsha dengan menurut berdiri di depan Dido. Lalu dengan kurang ajarnya, Ringgo menarik baby doll Marsha hingga melorot ke perut, sehingga terlihatlah kedua dada Marsha. Marsha berusaha menutupinya, namun Ringgo segera menahan tangan Marsha.
R: "Beby, coba dong, Mas-nya digoda. Mungkin kalau kamu yang minta masnya mau"
M: "I-Iya... Marsha seksi kan Mas?"
D: "I-Iya, Mbak, seksi.. Eh..."
R: "Coba masnya disuruh pegang susumu, Beb. Biar ngerasain gimana susumu"
Dengan enggan, Marsha pun mengambil tangan Dido dan mengarahkan ke dadanya. Walau aku tersentak cemburu, aku merasa agak geli juga waktu melihat Dido salah tingkah dan tangannya gemetaran.
M: "Ih Mas, jangan gemetaran gitu dong. Pegang deh..."
Dido pun mulai pelan-pelan meremas dada Marsha. Tadinya takut2, lalu lama2 remasannya mulai bergantian dari kanan ke kiri hingga Marsha sedikit mendesah dan menggigit bibir bawahnya.
R: "Alus ya Mas? Sekel, kan?"
D: "I-Iya, Mas, mantap"
R: "Mau nyoba ngemut gk, Mas?"
D: "Heh? A-Apa?"
R: "Ayo, Beb, dirayu tuh"
M: "Iya, Mas, Marsha diemut dong, pelan2"
Bagai kerbau dicucuk, Dido pun mengikutinya. Awalnya takut2, tapi lama2 emutannya semakin ganas. Dasar Dido, runtuh juga kan lo kalau kena Marsha? Hahahaha
R: "Udah Mas, jangan dihabisin"
Dido sepertinya agak kecewa ketika Ringgo melepas emutannya dari dada Marsha, tapi matanya segera membelalak ketika Ringgo menyuruh tangan Marsha mengangkat baju baby doll-nya, kemudian dengan sekali tarik, celana sekaligus g-string Marsha ditarik turun hingga ke dengkul, memperlihatkan vagina Marsha.
R: "Bagus, gak?"
D: "I-Iya, bagus"
R: "Tapi yang ini nggak boleh dipegang, ya."
D: "Yaah..."
Aku tertawa geli melihat Dido tampak kecewa, apalagi kemudian Ringgo menaikkan kembali celana Marsha setelah sebelumnya mengelus vaginanya.
R: "Gimana sekarang, Mas? Mau kan sekarang dioral ama pacar saya?"
D: "Eh, gimana ya?"
R: "Kalau nggak mau, saya panggil yang lain nih"
D: "Eh jangan, Mas. Ya udah deh, saya mau"
Ah, Do, tai lo! Tapi sikap Dido yang mau tidak mau itu membuatku geli.
R: "Oke, Beb, bukain celana masnya. Kasihan dia udah ngelayanin kita"
Marsha hanya mengangguk saja. Kulihat wajahnya tampak amat enggan luar biasa, tapi entah kenapa dia mau ikut saja. Dia lalu berlutut di depan Dido, dan pelan2 membuka retsletingnya. Wajahnya amat seksi saat terlihat terpaksa begitu, apalagi Dido sengaja agak membungkuk sehingga pencam-nya yang ada di saku bisa merekam wajah Marsha. Dalam sekejap, celana Dido pun sudah melorot oleh pacarku.
D: "Mas, saya boleh sambil duduk di sofa aja gak?"
R: "Oh, silakan, Mas, senyamannya aja"
Dido segera duduk di sofa dengan posisi agak senderan, sehingga bisa merekam dengan jelas apa yang ada di depannya. Penisnya yang berwarna agak kehitaman tampak mengacung. Memang tidak sebesar punyaku, tapi lumayan lah, tidak jauh berbeda ukurannya. Sepertinya Dido memang sengaja memilih posisi ini supaya dia bisa merekam saat Marsha mengoral dirinya.
Marsha kemudian berlutut di depan Dido, dan memegang penisnya, memainkannya pelan2 sehingga tegang sempurna sebelum akhirnya memasukkannya ke dalam mulutnya. Dido tampak mulai mengerang saat Marsha mulai menaik-turunkan penisnya keluar masuk mulut.
R: "Enak, Mas?"
D: "I-Iya, Mas, ish..."
Menyaksikannya entah kenapa penisku malah ikutan berdiri, sehingga aku langsung melepas celanaku dan mengocok penisku sendiri yang sudah tegang.
Ringgo sangat menikmati pemadangan live dihadapannya. Puas dia bisa memanfatakan pacarku. Kulihat dia meremas-remas batangnya dari luar celananya.
B: "Bro, jangan lama2 lah, kita 15 menit lagi habis bookingnya"
R: "Ya udah, dicepetin aja deh"
Ringgo kemudian bergerak kebelakang Marscha, dari belakang menarik celana ketat Marsha hingga lepas. Sekarang pacar yang aku cintai itu sudha telanjang bulat. Benar-benar sexy.
Ringgo tatap vagina pacarku itu, menghirup sejenak lalu dengan sekali gerakan, Marsha diputar ke posisi 69 dengan Dido. Dido sekarang dihadapannya tersaji vagina indah pacarku. Tak butuh lama, lidah dido bekerja. Posisi mereka hanya membuatku bis amelihat perut Marsha dalam posisi close up sambil sesekali ujung dadanya yang berayun2. Suara sedotan Dido bercampur dengan erangan Marsha yang tertahan penis pada mulutnya, ditambah suara Ringgo yang seolah menyemangati. Gila. Suangguh Gila.
Hingga beberapa menit kemudian,
"AAAAHHH...."
Marsha keluar terlebih dahulu, karena kulihat tubuhnya kejang2, dan tak beberapa lama disusul erangan Dido. Layar menjadi gelap karena tubuh Marsha jatuh menimpa kameranya, lalu kemudian kembali terang, saat Marsha turun dari tubuh Dido. Dido pun berdiri dan terlihatlah kini muka Marsha yang belepotan sperma Dido. Kali ini wajah Marsha tampak merah padam menahan emosi, seolah ingin marah tapi tidak bisa. Dia langsung menuju ke toilet yang memang ada di dalam ruangan itu, membanting pintunya dengan kencang.
"POKOKNYA GW GAK MAU KAYAK GINI LAGI!!!"
Ringgo hanya tercengang, sementara Dido dengan cepat memakai celananya. Tampaknya Ringgo tak menyangka bahwa Marsha bakal marah seperti itu.
D: "Mas, saya keluar dulu ya"
R: "Oh iya, Mas, makasih, ya"
Ringgo menyalami Dido, lalu menyelipkan beberapa lembar uang warna biru ke saku Dido, menutupi pencam-nya.
Pencam pun kembali terbuka, dan kali ini terlihatlah wajah Dido yang penuh rasa bersalah, meminta maaf tanpa suara, bahkan sampai membungkuk.
D: "Jadi gitu, Bro, maaf ya, gw udah crot di muka cwe lo" *emotikon nangis*
A: "WKWKWKWK!! Kampret lo!! Tai!! Kena memek langsung lemah gitu lo ya!! Setan lo, Bangsat!!!
D: "Maafin gw, Bro!" *emotikon nangis beberapa kali*
A: "Tapi enak gak?"
D: "Enak sih..."
A: "TAAAIII LOOO!!!" *emotikon tertawa terbahak2*
::::::::::::::::::::
Part 12. Pulang Ke Kost
Dering hape membangunkanku dari tidur. Setelah seharian penelitian kemarin, aku merasa amat lelah sehingga tertidur.
"Sayang, baru bangun?!" suara lembut Marsha terdengar dari seberang hp.
"Iya nih, capek banget. kamu mau berangkat ya? Pagi2 begini?"
"Iya, Yang, kan pesawatnya berangkat pagi, ini udah mau boarding"
"Ati2 ya, Sayang, kasih tahu kalau udah sampai"
"Iya, Sayang. Kamu kalau capek istirahat aja ya, jangan ke mana-mana. Besok minggu depan baru pulang, kan?"
"Iya, Yang"
"Jangan lupa makan, dadah Sayang, i love you"
"Iya, I love you too"
Dia memberikan ciuman jauh, kemudian panggilan ditutup. Marsha memang ada rencana untuk jalan2 ke pantai weekend ini, tak tanggung2, dia mau ke Gili di Lombok. Untuk ini aku sebenarnya agak tenang, karena dia akan pergi bersama teman2 cewek (yang sudah kukonfirmasikan juga dengan Sherry).
Perutku laper sekali. Maka aku pesan makanan online karena malas keluar. Sambil menunggu, untuk menghilangkan kantuk, aku pun browsing instagram dan melihat bahwa pacarku update story menjelang masuk pesawat. Kulihat mereka pergi berlima, cewek semua. Selain pacarku, ada juga Sherry (jelas), dan tiga sisanya adalah teman2 sekelas mereka, yaitu Vanessa, Chintya, dan Wulan. Aku memang pernah bertemu dengan mereka beberapa kali, dan boleh dibilang ketiga cwe ini adalah sahabat terdekat Marsha setelah Sherry.
Tiba2 sebuah pesan muncul dari Marsha. Aku membukanya dan terkejut karena itu gambar dia dalam posisi topless berada di depan cermin kamar mandi sambil satu tangan membentuk tanda peace.
"Jangan kangen ini ya, Yang" *emotikon melet*
Damn! Sejak kapan dia jadi bitchy seperti ini?
Aku hanya tersenyum saja melihat benda kenyal favoritku itu (yang ntah sudah berapa cowo yang pernah menydotnya. Hiks...).
Aku lalu browsing ke forum IGO tempat pacarku pernah dishare fotonya. Penasaran sama foto-foto fotogafer itu. Sudah lama aku ga memantaunya. Sempat aku trauma untuk buka, tapi rasa penasaran mengalahkanku. Persetanlah apa yang terjadi.
Baru saja log in, tiba-tiba aku dengar suara motor penanda pesanan onlineku sudah sampai. Aku pun segera saja menuju ke pintu keluar untuk menyambut datangnya si pengisi perut.
"Pesanan buat Billy, ya Pak?" Tanyaku
"Wah, bukan tuh, pesanan buat Putri, alamatnya bener di sini ya mas?"
Hah? Putri? Siapa itu Putri? Tapi kalau dilihat alamatnya sih bener.
"Kayaknya nggak ada yang namanya Putri deh, Mas..."
"Apa salah ya?"
Tiba2 saja, dari dalam kosan, keluarlah dengan tergesa-gesa seorang cewek yang bening sempurna. Tubuhnya nggak setinggi Marsha, juga boobs-nya pun nggak segede Marsha, tapi kulitnya putih, mulus, dengan rambut bob-nya yang membuatnya tambah imut. Dia memakai hotpants dan kaus yang ketat, namun karena dadanya yang kecil, sehingga tidak terlalu nyeplak. Ini bentuk body yang belum pernah dijamah sepertinya.
"Atas nama Putri, ya Pak?"
"Iya, Neng. Neng-nya bener Putri?"
"Iya, Pak"
"Wah, koq masnya ini bilangnya nggak ada yang namanya Putri tadi"
Cewek yang bernama Putri ini kemudian menatapku, mengangguk sebentar dan tersenyum dengan manis sekali. Pada saat itulah ojol yang membawa pesanan makananku juga datang. Kami pun sama2 membayar dan menerima pesanan kami.
"Namanya Putri? Baru ya?"
"Eh, iya, A', saya baru di sini, baru kemaren masuk"
"Oh pantesan"
"Aa'nya orang Bandung juga? Namanya siapa?" Dia menebak dari logat sundaku.
"Saya Billy, iya, orang Bandung, kamu kuliah apa kerja, Putri?"
"Kuliah, A'. Ini saya lagi penelitian di sini"
"Oh? Kampus apa?"
"Universitas Dago Atas, fakultas ilmu komunikasi"
"Lha, sama dong kita?"
"Oh, Aa' lagi penelitian juga?"
"Iya, sama, tapi saya koq gak pernah liat kamu ya? Kamu diajar sama asdos siapa?"
"Asdos saya Teh Isma"
"Oh, beda kelas berarti, pantes"
"Masuk yuk, A', panas di sini"
"Oh iya, duluan, Putri"
Putri berjalan di depanku saat masuk, dan ternyata dari belakang, walau tocil, bodinya cukup bahenol juga, apalagi pantatnya yang kencang. Nggak kalah ini kalau sama Marsha. Pantat yang bakalan kendor pada waktuny, kalau terlalu sering ditunggangi.
Dia ternyata masuk ke dalam pintu kamar di sebelahku. Wah, kebetulan sekali.
"Masih belum dibongkar2in barang2nya, Put?"
"Iya nih A', belum, kemarin Putri baru datangnya sore, capek banget"
"Aku bantuin mau gak?"
"Ah, jangan A', takut ngerepotin"
"Udah, nggak papa, namanya juga tetangga"
"Ya udah deh, kalau gitu Aa' sekalian aja makan di sini, ntar Putri sediain air"
Hehehe, lumayan nih. Kami pun makan di dalam kamar Putri, walau Putri tidak mengizinkan pintunya ditutup. Selama makan itu kami berbicara panjang lebar hingga akhirnya aku tahu bahwa Putri itu sebenarnya 2 tingkat di bawahku, tapi berhubung dia bisa ambil SKS ekstra, maka dia bisa langsung ambil penelitian. Dia juga katanya sudah memiliki pacar yang ada di Bandung, tapi aku tidak menanyai siapa pacarnya.
Setelah makan, aku pun segera membantu merapikan barang2nya. Awalnya aku hanya membongkar barang2 selain pakaian, tapi saat Putri permisi ke kamar mandi, aku pun iseng memeriksa pakaiannya. Dari situ kuketahui bahwa ukuran behanya adalah 32A, sementara ukuran CD-nya hampir sama dengan Marsha, karena pinggulnya memang agak besar. Dan waah, di balik pakaian itu ada beberapa celana dalam, tapi modelnya rata2 biasa, tidak ada yang terlalu seksi. Tidak kujelajahi lebih jauh karena takut Putri keluar dari kamar mandi dan memergokiku.
Saat membongkar barang lain itulah, aku menemukan sebuah bingkai foto. Di situ terlihat Putri yang sedang berpose mesra dengan pacarnya, bahkan si pacarnya itu tampak mencium pipi Putri. Tapi... Hei, bukankah ini si Ringgo??
"Put, ini pacar kamu?"
"Oh iya, A', ini pacar Putri, namanya Aa' Ringgo. Jangan dilihat2 A', Putri malu"
"Cakep juga ya, pacar kamu"
"Iya lah A', pasti"
Dalam hati aku ingin sekali berkata padanya bahwa pacarnya ini pernah menyusu pada pacarku. Tapi nanti saja, aku ingin tahu dulu mengenai si Putri ini.
"Aa' udah punya pacar juga?"
"Udah, Put, namanya Marsha"
Aku pun memperlihatkan fotonya ke Putri.
"Oh ini ya, pernah Putri liat beberapa kali di kelasnya A' Ringgo, temen sekelasnya kan yah?"
"Iya, bisa kebetulan gitu ya?"
"Iya, ini mah orangnya cantik pisan, Putri kadang takut kalau A' Ringgo kesengsem ama dia. Tenang sekarang begitu tahu kalau ini pacarnya A' Billy"
"Tenang? Koq bisa?"
"Ya tenang atuh, A', kan udah pacaran, artinya udah gak bakal macem2 lagi, iya kan?"
Wah, ini bocah lugu amat ya? Yakin nih pacarnya si Ringgo beneran?? Bisa2nya dia dapet cewek selugu ini.
"Tapi cocok atuh kalau A' Billy ama Kak Marsha, yang satu geulis pisan, satunya kasep pisan, jodoh ini mah"
"Beneran nih, A' Billy cakep?"
"Cakep pakai banget banget. Misal Putri belum punya pacar sih mau kalau ama A' Billy"
"Bener lho, mau ya?"
"Ih, A' Billy ini apaan sih? Kan udah sama2 punya pacar juga"
"Ya, kali aja, Put"
Putri tidak menjawab, hanya seperti merajuk manja.
Hmm, hidup memang penuh misteri, begitu kata orang, tapi dalam hal ini sepertinya semesta memang sedang membantuku. Kalau memang takdirnya harus seperti itu, maka biarlah...
Setelah selesai makan dan membantu Putri merapikan kamarnya, aku pun meminta kontaknya, yang dia berikan dengan senang hati. Bahkan dia memintaku untuk mengantarnya mencari warung makan siang dan sore nanti.
Cukup sekian dulu obrolan terkait Putri. Banyak hal yang berkecamuk di kepalaku. Apakah aku mau menceritakan kalau ringgo selingkuh dengan pacarku? Ah nanti sajalah. Aku tiba-tiba keingat pacarku.
Aku segera kembali ke kamarku, dan setelah mengunci pintu, aku lalu browsing ke forum IGO yang tertunda tadi.
Forum IGO
“Mantap...hu...”
“Mau nyipin dong...”
“Beruntung banget...”
“Dianal ga?”
Aku baca lagi komen-komen di forum itu. Makin aku baca makin aku stress. Makin aku baca makin aku horny juga. Setelah aku refresh, ternyata ada komen2 baru yang masuk. Dan yang membuat mataku terbelalak dan jantungku berhenti adalah saat aku baca komen dari fotografer itu:
“Gue mau milih salahsatu dari kalian untuk partner. Soalnya gue sudah speak dia untuk mau difoto orang lain sementara gw yang ngentotin dia. Syaratnya punya basic skill fotografi”
“Yang minat PM ya dengan contoh foto yang pernah diambil...”
ANJISSSSS.....
Yang aku takutkan akhirnya muncul juga. Di 30 page selanjutnya (sudah berbeda hari), Fotografer sialan ini beneran ajak salah satu anggota forum ikutan. Ini terbukti dari hasil foto-foto yang dari jarak jauh (sebelumnya foto-foto jarak dekat). BANGSAT!!!!!
Aku emosi sekali. Sudah dikentotin pacarku sebelumnya, malah sekarang ajak orang lain juga. Kurasakan atap kost ku seperti rubuh. Tapi aku penasaran untuk membuka page selanjutnya. Dengan menahan nafas aku akhirnya buka page yang ada foto2 pacarku.
Foto 1: Fotografer yang wajahnya diblur (dikasih emotion smile) duduk diatas sebuah ranjang dengan celana sudah terbuka. Pacarku berlutut diatas lantai, sambil mengoral batangnya yang sudah tegang. Aku tak dapat melihat jelas wajahnya karena tertutup rambut (sepertinya pacarku masih malu-malu menghadap kamera). Caption fotonya: sepongannya mantap hu.
Hatiku hancur berkeping-keping menyaksikannya. Tapi otongku mulai bangun.
Banyak sekali yang komen. Aku buka-buka lagi page selanjutnya.
Foto 2 : Gadis itu telentang diatas tempat tidur. Masih pakai bra tapi CD nya sudah lepas. Pahanya mengankang lebar. Dan fotografer itu sedang mengoral memek pacarku. Tak terlihat ekpresinya karena wajahnya diblur. Tapi pasti sangat menikmati dioral begitu. Caption foto : Gurih.
Aku bisa bayangkan nikmatinya vagina pacarku yang fresh itu. Dan aku bisa tahu kalau pacarku saat itu pasti mendesah-desah kencang sambil menggerakkan kepala kekiri dan kekanan.
Aku kemudian buka page selanjutnya. Komen2 tak aku baca, fokus ke pencarian foto. Hingga akhirnya:
Foto 3: Fotografer itu duduk diatas kursi disudut kamar hotel (sudah telanjang bulat). Pacarku naik keatas penisnya yang sudah tegang maksimal. Sudut foto diambil dari belakang-bawah pacarku, sehingga kelihatan jelas bulatan pantat sampai lubang anus pacarku, dan batang fotografer itu masuk sepenuhnya kedalam vagina pacarku. Caption foto : Posisi Favorit Model saat dikontolin.
Posisi favoritnya doggy style ******. Makiku dalam hati.
Batangku makin keras. Aku sampai buka celana membiarkannya bebas.
Lagi asyik-asyiknya memantau TS fotografer itu, pintu kamarku diketok dari luar: “A......AA Billy.....” Anjis, itu ternyata si Putri. Ngapain dia cari aku. Aku diamkan saja ketokan pintunya. Ga mungkin aku buka dengan kondisi kontol tegang begini.
“A’ Putri bisa minta air minum ga. Belum beli aqua galon ini...”
Akankah aku buka? Mumpung aku horny, aku bisa perkosa saja gadis ini. Hitung-hitung balas dendam.
"A' lagi tidur ya?"
Aku urungkan niatku memperkosanya. Aku akan cari cara bisa ngentotin pacar si ringgo kampret ini. Maka aku diam saja pura-pura tidur. Hingga akhirnya Putri pergi.
Aku kemundian melanjutkan browsingku. Sampai akhirnya terdapat beberapa foto yang buatku emosi se-semosi-emosinya.
Foto 4 : Fotografer itu menggenjot pacarku di jendela kaca. Pacarku setengah berdiri membelakangi. Toketnya yang ranum menempel di kaca.
Foto 5 : Adegan dikamar mandi. Fotografer itu menggenjot pacarku di atas bathup yang banyak busanya.
Ini adegen sesi foto pasti membuat berontak kontol fotografer yang sekarang ambil foto. Disugukan pemandagan live begini. Aku saja yang hanya lihat foto sudah tegang maksimal. Sampai akhirnya aku lihat Foto terakhir, yaitu sebuat kolase foto dengan caption : Bonus buat fotografer pendukung.
Pacarku yang lagi menungging diatas tempat tidur sambil mengoral temannya fotografer yang duduk bersandar didepannya. Kemudian foto kontol dengan sperma belepotan diwajah pacarku.
Shit! Fotografer ini beneran kasih bonus. Ini pacarku bitchy amat sih. Mau-mau saja oral penis cowo yang baru dikenal. Pakai ditumpahin di wajah segala.
Ternyata itu bukan foto terkhir. Foto penutup adalah foto dari belakang pacarku saat pacarku menungging mengoral penis teman fotorafer itu. Sangat sexy karena pacarku merenggangkan lebar pahanya, sehingga vaginanya terekpose jelas dari sudut kamera. Bahkan anusnya yang perawan itu terekspose dengan sempurna karena kualitas gambar yang hirise. Caption: ingin gw kontolin lagi, sekalian threesome. Tapi masih ada waktu.
BANGSAT!!!!
Dengan bersamaan muncrat spermaku diatas tempat tidur, tana bisa aku halangi saking konaknya.
Tiba-tiba, setelah melihat forum IGO itu dan sudah nge-crot, aku akhirnya memutuskan balik ke bandung juga saat ini. Sekalian aku ingin memeriksa CCTV dikamarku. Sudah se-liar apa pacarku selama aku tinggal. Sekalian juga mau mengganti baterai serta memori pada CCTV-ku. Sengaja aku tak bilang pada Marsha, karena aku tak ingin mengganggu rencana wisatanya.
Aku sudah berada di atas kereta saat Marsha memberi tahu bahwa dia sudah sampai. Aku hanya membalas seperlunya, karena dia bilang akan segera ke hotel lalu jalan2. Lepas dari Marsha, giliran Sherry yang menghubungi via WA
S: "Eh, lo lagi tepar ya?"
A: "Boro2, gw lagi balik ke Bandung nih"
S: "Lah? Lo balik ke Bandung?? Tau gt gw gk ngikut"
A: "Emangnya napa?"
S: "Biar bisa ngesex seharian ama lo, kedut2 nih pantat gw, minta disodok"
A: "Ciee, doyan ya sekarang?"
S: "Gara2 lo tuh, apa lagi si Thomas kan gak doyan maen belakang. Pokoknya balik ntar lo kudu tanggung jawab! Bakal gw kurasin tuh sperma ampe gak ada lagi yang bisa lo kasih ke Marsha"
A: "Ah, sial lo, trs Marsha dapet apaan?"
S: "Dapet dari yang lain lah, emang sumber sperma lo doang?"
A: "Sial lo"
S: "Hehehe, becanda, peace"
A: "Becanda lo gak lucu, tau gak"
S: "Iye, iye, jangan marah gt napa?"
A: "Udah lah, trs gimana, di sono bener gk ada cwo-nya sama sekali?"
S: "Ya iyalah gak ada cwo, cuman kita berlima kali, cwe semua, suer deh. Tapi..."
A: "Tapi apaan?"
S: "Tapi gk tau ya kl ketemu cwo di sana. Hahahahaha!"
A: "Basiiiii!"
S: "Cieee... Marah ya? Jangan dong, ntar kalo lo marah yang mau nyumpel pantat gw siapa coba?"
A: "Bodo amat, ntar gw genjot ampe pantat lo lower, dan ntar lo kentutnya bukan pret, tapi poh"
S: "Aww... Mau dong digenjot ampe lower" *emotikon melet n kedip*
Karena aku naik kereta tengah malam. Paginya aku sudah sampai di bandung. Beberapa menit kemudian, aku pun sampai di kosan naik ojol. Walaupun badan rasanya remuk luar biasa, aku tidak berencana untuk menginap. Dengan Marsha sering ke sini dan dia dekat dengan Johan, bahaya bila Johan melaporkan bahwa aku pulang tanpa memberi tahu.
Kebetulan sekali, rumah kosku sedang amat sepi. Aku tahu bahwa saat2 segini rumah kos memang bakalan sepi karena banyak yang mudik. Tadinya aku agak waswas karena Johan memang sering berada di kosan tiba2, tapi kekhawatiranku tak terbukti, karena kamar Johan tampak kosong dan terkunci rapat. Tempat sepatu yang biasanya penuh dengan sepatunya, kini kosong. Hanya dua pasang sepatu dan sepasang sandal milik Johan yang ada di sana. Apa Johan akhirnya pulang kampung ya? Atau ikut menyusul Marscha ke Lombok?
Kubuka kamarku, dan bau yang sudah sangat familiar itu menyeruak kembali. Marsha memang beberapa kali bilang pinjam kamar ini, tapi kulihat semuanya sudah rapi seolah rutin dirapikan. Bahkan debu2 pun sudah dibersihkan, dan ini yang bikin aku agak deg2an. Jangan2 pas Marsha membersihkan kamar, dia menemukan CCTV-ku?? Aku memeriksa tempat diletakkannya CCTV dan bernapas lega, karena kameranya masih ada di sana. Bahkan tumpukan debu yang menutupi penyamarannya pun masih ada, mungkin Marsha tak terpikir untuk membersihkan bagian ini, karena agak tersembunyi.
Dengan cepat, aku pun mengakses kamera, memindahkan semua isinya ke dalam laptopku, mengganti baterai, sekaligus memasangnya kembali. Proses paling lama, tentu saja, adalah menunggu loading saat semua data sedang dipindahkan. Berhubung resolusinya lumayan, maka jumlah datanya pun cukup besar, sehingga terpaksa aku mengorbankan game Assassin's Creed-ku (*sedih*)
Karena kulihat keadaan masih sepi, sambil jemu menunggu, aku pun pergi ke warung yang ada di depan untuk membeli cemilan dan rokok.
"Mang, ada rokok?"
"Weh, ada Den Billy, lama nih gak kelihatan"
"Iya nih Mang, soalnya saya lagi ada penelitian di luar kota"
Mang Kosim memberiku rokok, kemudian kubuka satu dan kunyalakan sambil kuhisap pelan2. Kuperhatikan Mang Kosim menjadi agak ramah, mungkin karena akhir2 ini warungnya memang sepi.
"Mamang kira udah pada pindah, Den Billy"
"Emangnya sepi ya Mang?"
"Iya, sepi, apalagi semingguan ini"
"Mungkin lagi pada mudik Mang, kan biasanya hari2 gini emang jadwalnya anak2 mudik"
"Eh, Den Billy, Mamang mau nanya. Emangnya di tempat Dan Billy ada cewek yang ngekos ya?"
"Cewek ngekos? Nggak ada tuh, mang. Kan ini kosan cowok, Mang" aku mengira dia pasti membicarakan soal Marsha yang beberapa hari ini sering ke tempatku saat aku tidak ada. "Orangnya kayak gimana ya?"
"Itu, tinggi, putih, bodinya bagus. Dulu kalau nggak salah pernah ke sini beli minuman. Apa pacarnya Johan ya, soalnya Mamang pernah lihat dia jalan dianter ama Johan"
"Oh, nggak tahu saya" aku berbohong, karena jelas aku tahu itu Marsha.
"Gila, siapa ya itu cewek. Udah cantik, seksi lagi, bodinya bagus, apalagi susunya. Beuh"
Mang Kosim mengacungkan jempolnya, seolah berbangga. Memang biasanya Marsha kalau datang denganku selalu naik saat mobil masih di dalam tempat kos, jadi Mang Kosim tak bisa melihat bahwa dia ada di sana. Satu2nya saat Marsha naik mobil di luar adalah saat dia diantar oleh Johan waktu aku sedang bimbingan skripsi.
"Seksi emang ya, Mang?"
"Oh, seksi. Dan, jangan bilang2 ama Johan ya, tapi ceweknya dia binal banget"
"Koq bisa, Mang?"
"Jadi gini, tapi jangan bilang2 ya, kapan itu dia pernah beli minuman di sini. Dia pakai pakaian longgar, dan beuh, mamang ampe liat susunya. Putih banget, cakep"
"Oh terus?" aku berupaya tetap tenang
"Ya apalagi dia ramah, dan mau aja diajakin canda jorok ama si Asep tukang ojek itu. Serius, kalau bukan pacarnya Johan mungkin sudah Mamang lamar jadi istri ketiga, dan pasti mamang bakal entot seharian penuh hak-hak-hak! Orang duduk di dekatnya aja mamang gak kuat, ampe pengen coli"
Dadaku semakin panas mendengarnya.
“Memang becandain Jorok bagaimana mang?”
“Ya biasalah. Si Asep ga sekolah mulutnya. Awalnya muji-muji, terus bilang senang dong pacarnya punya pacar secantik dia. Asep mau jadi pacar kedua. Cewe itu bukannya marah malah tanya kalau jadi pacar kedua asep memang mau apa. Eh Si Asep bilang mau pelukan tiap hari. Terus bakalan remas-remas dan jilat susu besar cewe itu. Dan jilatin memeknya sampai banjir".
“Wah masa tukang ojek berani ngomong begitu? Cewenya ga marah?” Tanyaku
“Iya den. Cewenya malah cekikikan sambil bilang : Wah enak dong mang. Begitu. Malah Si Asep bilang dia bisa muaskan cewe itu. Melebihi pacarnya Si Johan.“
“Terus..”
“Yang buat mamang makin heran saat si Asep bilang: sesekali rasakan kontol orang kampung dong neng. Pasti puas. Begitu.
“Terus...”
"Eh, malah si Asep kampret itu ngajakin dia pergi"
"Emang diajakin ngapain?"
"Jangan bilang2 Johan ya, tapi"
"Iyaa, Billy gak bakal bilang, Mang"
"Mamang nggak tahu sih ngapain, si Asep juga pas Mamang tanyain gak cerita jelas, tapi dia bilangnya, sedotannya mantap, ama susunya kenyel pas dikenyot. Kesel Mamang, si Asep-nya gak bagi2 mau enak2 gitu"
Aku hanya manggut2 saja.
"Tapi ada hiburannya juga sih, Den Billy mau liat gak?"
"Liat apaan, Mang?"
Mang Kosim lalu membuka hapenya dan memperlihatkan beberapa foto kepadaku. Fotonya sekilas tidak terlalu jelas, karena wajah cewenya di blur begitu. Tapi setelah aku zoom, aku kaget sekali karena ternyata itu foto pacarku Marsha dalam berbagai pose. Aku yakin sekali. Walau wajahnya di blur, tapi bodynya jelas aku tahu banget.
"Ini dari si Asep?"
"Iya, Den, mamang paksa sih berkali2, sambil ngancem bakalan ceritain ke pacarnya, baru deh dibagiin. Katanya sih cewe ini mau saja difoto sexy asal nanti diblur wajahnya. Takut kesebar kali ya.
“Iyalah...hari gini mang”. Kataku mencoba biasa, tapi hati terluka.
“Tapi walau diblur, mamang tahu mah ini pacarnya Johan. Kan pernah lihat susunya. Seksi ya den?"
Foto2 itu jelas bukan foto biasa, dan lokasi foto itu sepertinya ada di sebuah bedeng yang tak terpakai dan sepi, sepertinya di pojok taman, yang sering dipakai anak muda kalau mojok waktu senja. Foto2 awal adalah foto cewe yang berpose sensual, masih memakai pakaian lengkap.
Foto selanjutnya, cewe itu pelan2 mengangkat pakaiannya, awalnya memperlihatkan perutnya yang rata, lalu dadanya pun akhirnya terlihat. Kemudian di foto berikutnya pakaian itu sudah tidak ada di badannya, tapi teronggok di balai di bedeng itu, sehingga tinggallah cewe itu memakai celana pendek dan celana dalam saja. Itu pun celana pendeknya kemudian dipelorotkan, dan terlihat kaki indah yang terbuka kemudian tangannya merekahkan vaginanya, dan difoto dari bawah.
Lalu pada beberapa foto kemudian, dia sudah mengenakan kembali celananya, tapi berposisi sedang berlutut, diambil dari atas, sementara penis si Asep yang hitam dekil berada pada muka cewe itu. Kemudian ada adegan memegang penis Asep, dan puncaknya adalah ketika penis itu memasuki mulut cewe yang mungil itu.
Foto2 terakhir adalah dengan wajah dan dada yang belepotan sperma, lalu ada juga foto sperma2 itu dilap dengan... celana dalamnya sendiri!
Aku mulai pusing, walau tetap berusaha untuk tenang.
"Masih ada lagi lho den"
"Hah? Masih ada lagi, Mang?"
Mang Kosim tersenyum lalu membuka folder video, dan di situ hanya ada satu video saja dengan gambar Marsha di dalamnya (dengan wajah ke blur kayak film-film kriminal diwawancara). Saat video diputar, Marsha yang awalnya topless sedang memakai kausnya kembali, saat si Asep mendekat, dan dari depan megang kausnya.
"Ih, Mang Asep, mau apaan lagi?"
Tanpa menjawab, Asep pun langsung mengenyot dada pacarku dari balik pakaiannya.
"Apaan sih, Mang, kan tadi udah?"
"Ya mana puas cuman segitu aja tadi, Neng?"
"Emang dari luar kaus gitu puas, Mang?"
Asep nyengir saja, lalu menganggap itu sebagai lampu hijau, dia mengeluarkan susu Marsha dari lubang leher kausnya dan dikenyot sekali lagi. Tiba2 ada suara orang lewat, dan sontak Asep menghentikan kenyotannya, dan Marsha memasukkan kembali susunya ke dalam kaus.
"Udahan ya Mang, udah kelamaan nih, Marsha pasti dicariin"
Asep yang terlihat agak kecewa pun dengan enggan menurut, lalu saat pacarku berdiri, Asep menepuk pantatnya hingga pacarku menjerit.
"Lain kali Mamang minta yang ini ya"
"Enak aja, mahal kalau yang ini" Marsha pun melet ke Asep, dengan bajunya yang sudah basah dibagian dada.
Video kemudian berhenti. Perasaanku? Entah bagaimana menggambarkannya, campur aduk menjadi satu.
"Liat aja, ntar juga Mamang bakal ngerasain ini awewe" kata Mang Kosim, "apalagi udah gak ada lagi tuh si Asep kampret"
"Emangnya Asep ke mana?"
"Tauk tuh ke mana, tempo hari ketahuan ngewein pembantu rumah deket sini, akhirnya dikejar ama warga, kabur deh dia"
"Eh, Mang, Billy boleh minta gambar ama videonya?"
"Oh, boleh, Den. Tapi Mamang agak gaptek nih, gak tahu caranya"
"Biar Billy aja deh"
Dengan cepat kuambil semua foto dan video yang ada Marsha dari hape Mang Kosim, kusalin ke dalam hapeku sendiri. Mungkin aku akan memerlukannya nanti.
"Udah, Mang, berapa?"
"100 ribu, Den"
"Eh busyet! Rokok doang 100 rebu??"
"Rokok sih standar, Den, tapi biaya nonton ama ngopi itu mahal"
Dengan menggerutu, aku merogoh selembar uang warna merah dan kuberikan kepadanya, yang mengambil dengan senyum menyebalkan itu. Aku kemudian masuk kembali ke dalam kosan untuk mengambil semua rekaman dari CCTV itu untuk kulihat nanti di Surabaya.
Setelah menyelesaikan semua dan memanggil ojek online untuk membawaku kembali ke stasiun, aku melihat Mang Kosim tampaknya tengah kebingungan dengan sesuatu, mondar-mandir sambil menggaruk2 kepalanya. Aku hanya tertawa saja dalam hati sambil meninggalkan tempat itu. Rasain Mang! Hapemu sudah aku kasih virus! Makanya jadi orang jangan suka belagu. Hihihi.
Dan aku sekarang menuju surabaya dengan rekaman CCTV. Baru kali ini aku deg-dega luar biasa akan isinya. Antara ga mau terjadi apa2 dengan marscha , tapi berharap terjadi apa-apa.
:::::::::::::::
Part 13. Rekaman CCTV
Aku menghempaskan badan ke kasur di kosanku di kota Surabaya setelah marathon balik ke Bandung hanya demi mengambil data dalam CCTV yang ada kosanku. Saking teparnya, sampai aku benar2 langsung tertidur begitu menyentuh bantal dan kasur.
Beberapa kali hp-ku berbunyi, kadang telepon, tapi seringnya pesan, dan aku tidak mampu mengangkatnya walau tahu, semacam lucid dream gitu deh. Baru pagi harinya aku pun terbangun dengan badan sakit semua.
Aku langsung membuka hape, dan terlihat banyak sekali pesan yang masuk, terutama dari Marsha, rata2 mengabari dan juga menanyakan kabarku. Bahkan Marsha sampai 3 kali meneleponku malam itu, tapi aku nggak bisa ngangkat. Langsung saja aku meneleponnya.
"Sayang? Kamu nggak papa kan?" tanya Marsha tak lama setelah kutelepon
"Iya, Sayang, maaf semalem gak bisa angkat telepon. Soalnya aku kurang enak badan, jadi minum obat, malah tepar"
"Tuh kan, sudah kuduga, kamu perlu istirahat tuh, kecapekan penelitian"
"Iya nih, badan sampai mau remuk"
"Tapi udah nggak papa, kan?"
"Udah lumayan enakan sih"
"Ya sudah, sekarang kamu istirahat aja ya, istirahat beneran tapi ya, ntar sore aja aku telepon lagi"
"Mau ada acara lagi hari ini, Yang?"
"Iya, kita mau jelajah nih, katanya ada pantai yang masih murni gitu, jadi kita mau eksplore ke sana"
"Oh gitu, ati2 aja ya sayang, kamu juga jangan capek2"
"Iya, Yang, luv u"
Aku meletakkan telepon di dekat bantal sambil kembali berbaring. Entah selang beberapa lama, ada pesan masuk. Ini dari Marsha. Saat kubuka, aku pun terkejut. Kini Marsha sedang berselfie dari cermin memakai bikini berwarna merah yang amat seksi, walau tak separah micro bikini, tetap saja masih lebih banyak tali daripada kainnya. Di situ terdapat juga caption: "Sayang, aku pakai ini cantik gak?"
Langsung kubalas saja: "Iya, cantik"
"Tengkyu, luv u!" *emotikon cium*
Hmm, mau ngapain ya dia pakai bikini seseksi itu? Tapi kan dia berangkatnya bareng ama cewe2, mungkin bukan buat apa2. Tak beberapa lama kemudian, ada sebuah pesan lagi masuk ke hapeku. Kulihat ternyata bukan oleh Marsha melainkan Sherry. Aku tambah terkejut karena di situ dia memakai string monokini, atau disebut juga sebagai slingshot monokini.
S: "Seksi gak?"
A: "Iya, seksi"
S: "Kayaknya kalau Marsha pake ini seksi juga ya?"
A: "Idih, mau lo suruh pake kayak gituan?"
S: "Who knows? Probably. I still have a pair"
A: "Hmm, jadi penasaran"
S: "Dasar cowok ya, otaknya di selangkangan mulu"
A: "Namanya juga cowok, hehehe"
S: "Ya udah, taruh nih otak lo di sini"
Agak lama, sebuah gambar masuk, dan aku terkejut karena kali ini Sherry mengambil gambar dirinya yang sedang menungging dengan tali renangnya digeser sehingga memperlihatkan vagina dan analnya yang merekah.
S: "Pokoknya besok ketemu lo kudu muasin gw"
A: "Oke, tapi ada syaratnya"
S: "Syarat apaan lagi? Ngawasin cewek lo msh kurang?"
A: "Ya ngawasin tetep, tapi gw pengen lo bujuk dia buat pakai itu baju renang"
S: "Ya ampun, kirain apaan, gitu doang?"
A: "Sementara itu aja"
S: "Gitu doang mah kecil. Gw bikin telanjang seharian juga bisa"
A: "Sombong lo. Emang bisa?"
S: "Serius ini. Ah iya, lo gw message semalem gk bisa2 sih, padahal mau cerita soal kemaren"
A: "Eh? Kemaren, ada apaan?"
S: "Dah, panjang lah pokoknya. Ntar aja gw ceritain, atau besok deh kalau kita ketemuan. Pastinya lo bakal horny berat kalau denger"
Hmm, pasti ada hubungannya sama Marsha. Jantungku mendadak berdebar tidak karuan. Ingin rasanya saat itu langsung mengorek keterangan dari Sherry, tapi sebaiknya kutunggu saja. Petualangan Marscha ini memang selalu buat cenat-cenut.
A: "Oke lah, ntar kalau kita ketemu"
S: "So, jadi nggak nih taruhan?"
A: "Soal monokini dan Marscha sampai telanjang? Oke, boleh, siapa takut. Kalau lo kalah, lu harus mau theresome sama Mang Kosim penjaga warung depan kost gw.
S: “Hah si tua bangka jelek itu?”
A: “Iya. Lu takut kalah?”
S: "Oke, tapi kalo lo kalah, lo kudu balik ke bandung sehari lebih cepet, trs kita kencan seharian penuh, nggak diganggu ama Marsha, hotel ama makan lo yg bayar"
A: "Wuih, kencan.. Emang Thomas ke mana?"
S: "Lagi gak pulang dia ntar, sibuk ngentotin manajer barunya yang tobrut n cakep gila. Ini aja barusan dia kirim foto kontinya lagi disedot ama si manajer itu. Kesel deh"
A: "Ciee.. Ada yang cemburu nih"
S: "Ih sebel"
A: *emotikon melet*
S: "Udah ah, mau berangkat nih, tunggu kabar baik dari gw dan siapin itu duit. Gw pengen lo servis gw abis2an nanti. Bye"
Memang Sherry ini sudah kecanduan sex. Padahal orangnya cantik dan sexy. Sangat gampang dapatkan partner sex. Tapi ya ga semua orang beruntung seperti aku.
Aku kembali merebahkan diri. Kemudian aku melihat ke arah harddisk yang memuat rekaman CCTV di kamar kostku. Ada perasaan ragu untuk melihat isinya. Aku takut jika didalam ternyata ada affair pacarku. Tapi kalau ga dilihat, jadi buat penasaran. Lieur.
Setelah menimbang-nimbang, akhirnya aku ambil juga hard disk itu. Lalu aku menyambungkan laptopku ke headset, kemudian mulai memutar rekaman CCTV yang kuambil dengan susah payah. Aku tark nafas dalam-dalam. Jantungku berbegup kencang. Akhirnya aku bisa menyaksikan hasil rekaman CCTV itu. Dari display, aku tahu bahwa rekaman ini terjadi dua hari kemarin.
Rekaman dimulai dengan Marsha yang lewat, setelah masuk dari pintu. Karena ini menggunakan sensor gerak, maka baru kalau ada yang lewat dari pintu saja kameranya akan mulai merekam, dan juga setelah tidak ada gerakan sama sekali, kamera masih akan tetap merekam selama 10 menit sebelum stop.
Awalnya biasa saja, Marsha masuk, meletakkan barangnya, dan kalau ditinjau dari suaranya, sepertinya kosan dalam keadaan sepi. Tiba2 saat itu Marsha membuka baju, kemudian celananya, hingga Marsha hanya memakai beha dan CD saja. Masalahnya, walau aku tak bisa melihat pintunya, dari berkas cahaya, aku tahu bahwa pintunya masih terbuka lebar. Marsha tampak celingak-celinguk, seolah memeriksa apakah ada orang.
Di luar dugaanku, bukannya langsung memakai baju ganti, dia malah mengambil laptop, lalu duduk di ranjang yang menghadap ke pintu yang terbuka sambil memainkan laptopnya. Gila! Itu misal ada orang lewat udah jelas bakal kelihatan lah, dan dari jaraknya, hampir mustahil dia bakal sempat menutup pintu seandainya benar ada yang lewat.
Setelah beberapa menit "mengerjakan tugas", Marsha kembali celingukan, kemudian melepas behanya! Jadi kini pacarku ada di kamar kosan sendirian, hampir bugil! Kulihat jam pada display menunjukkan hampir pukul 4 sore. Biasanya sebentar lagi kosanku akan mulai ramai saat para penghuninya pulang kuliah. Dan Marsha dengan santainya memakai lotion ke seluruh badannya, tapi tampaknya terlalu banyak, sehingga dari CCTV pun terlihat mengkilap.
Benar saja, tak beberapa lama kemudian ada suara seseorang yang telah kembali. Dari reaksinya, Marsha tahu bahwa ada orang, tapi bukannya cepat2 menutup pintu atau memakai baju, dia malah memakai headset bluetooth. Astaga! Ada apa dengannya?
Dari suaranya, aku yakin bahwa itu adalah Johan yang pulang pertama kali. Aku pun juga yakin bahwa Marsha tahu itu suara Johan. Mungkin karena itukah dia tidak buru2 menutup ketelanjangannya? Suara langkah pun semakin mendekat, dan..
"AAAAHH!!"
"Ya Tuhan!! Astaga!!"
Marsha berteriak, sepertinya karena dia melihat Johan dari pintunya. Bukannya melompat atau mengambil selimut yang ada di dekatnya, dia malah merunduk, menutupi tubuh telanjangnya dengan layar laptop. Astaga, mana bisa layar itu melindungi tubuhnya??? Apalagi Johan juga agak tinggi, sehingga dia setidaknya bisa melihat punggung Marsha yang telanjang.
"Ya ampun, Marsha??!"
"Iya, Jo, tolong tutupin pintunya dong"
"Kamu ngapain di situ?"
"Aku lagi pinjem kamarnya Billy buat ngerjain tugas, tolong tutupin dong"
"Ya, ya, bentar"
Dari berkas cahaya, aku tahu bahwa pintu pun ditutup. Pacarku kemudian berdiri, seolah mengintip2, lalu tampak cekikikan. Apa dia sengaja?? Dari suaranya, Johan pun tampak membuka pintu kosannya, kemudian ada bunyi barang yang dijatuhkan.
Selang waktu itu dimanfaatkan oleh pacarku untuk mengambil baju, tapi bukannya memakai bajunya kembali, dia malah mengambil sweater hoodie-ku, yang bagian lehernya berbentuk V hingga ke bawah, dan meskipun ada kancing, namun pacarku memilih membiarkannya terbuka, sehingga bagian tengah dadanya terlihat. Tanpa mengenakan beha kembali, jelas dadanya akan terlihat, dan bila sedang dilonggarkan, maka kedua payudaranya pun akan menyembul keluar.
Dia tampak berpikir sejenak, kemudian di luar perkiraanku, dia pun melepas celana dalamnya, sehingga kini pacarku sudah bugil, hanya ditutup oleh hoodie-ku yang memang memanjang sampai ke pahanya, namun saat duduk, selangkangan pacarku pasti akan terlihat jelas. Apalagi saat ini dia kembali duduk di balik laptopnya dengan kaki bersila, yang jelas akan memperlihatkan vaginanya ke mana-mana. Layar laptop yang ada di depannya pun seolah menjadi penutup formalitas saja.
Terdengar kembali suara pintu terbuka, sepertinya di kosan Johan kembali, dan pacarku dengan gesit segera bergerak ke pintu, dia membukanya sedikit, dan dari kakinya yang dijulurkan masuk kamera, sepertinya dia hanya mengeluarkan kepala dan sebagian tubuh bagian atasnya dari pintu. Setidaknya dia masih memakai hoodie.
"Jo, mau jalan?"
"Iya, mau beli makanan ama camilan. Mau nitip, lo?"
"Iya, beliin juga dong. Suntuk nih, ama minuman juga gpp"
"Oke, tunggu ya"
Pacarku lalu kembali masuk dan menutup pintunya. Di dalam dia kemudian melepas hoodie-nya, kemudian bercermin pada cerminku, seolah ingin memeriksa apakah sudah oke. Dia bahkan meremas2 dadanya, dan juga menggesek2 kemaluannya, mendesah lirih sambil berkata sesuatu. Karena penasaran, kubesarkan volumenya, dan yang kudengar walau agak gak jelas adalah:
"Ayo Johan, iyah... Remas terus, Sayang. Mainin memek dong, yang keras... Uuh.. Aahh..."
Mendengar itu, aku pun semakin geregetan. Apalagi ini tidak ada aku di sana, bagaimana kalau terjadi yang tidak2?
Pacarku mengobel-ngobel vaginanya dengan cepat, vagina yang sudah cukup lama tidak aku nikmati, tapi mungkin sudah dimasukin batang lain. Hiks...
Setelah mencapai orgasme-nya, pacarku pun ambruk sebentar di kasur. Rekaman pun lapse sejenak, karena tidak ada gerakan sama sekali. Rekaman tampak dimulai kembali setelah pacarku menggeliat bangun, karena ada ketukan di pintu.
"Sha, ini Johan, makanan lo nih"
"Iyaa, bentar"
Pacarku kemudian segera mengambil hoodie dan memakainya tanpa dalaman seperti tadi, lalu tanpa merapikan rambut, dia sudah duduk pada posisi seperti tadi, bersila, di depan laptop.
"Masuk, Jo, gk dikunci"
Johan pun langsung membuka pintu kemudian masuk ke dalam. Dia agak terkejut melihat pacarku cuman memakai baju yang minim, tapi kemudian bertingkah biasa.
"Nih, makanan lo"
"Tengkyu, Johan yang baik"
Johan berdiri di dekat pacarku saat meletakkan kantung berisi makanan. Dari posisi ini aku yakin dia bisa melihat dada dan vagina pacarku dengan jelas. Aku mengharapkan setelah ini Johan akan langsung keluar, tapi ternyata itu tidak terwujud. Dia malah duduk di kursi menghadap agak miring ke arah pacarku, sehingga ada sudut pandangnya ke arah vagina pacarku yang tak tertutupi layar laptopnya.
"Lagi pada sepi ya?" tanya Marsha.
"Iya, dari kemaren udah pada balik kampung"
"Wah, berdua doang dong kita di sini?"
"Gak juga sih, ntar paling agak maleman ada yang datang lagi, kan si Junus kerja malem tuh"
Pacarku hanya mengangguk2 saja dengan mata terfokus pada layar laptop.
"Bikin tugas apaan sih, Sha?"
"Tugas kalkulus 2, susah banget ini, kudu dikumpul besok pula. Makanya gw pinjem kamarnya si Billy, soalnya di rumah gw lagi rame banyak tamu, gak bisa konsen"
"Masih banyak?"
"Udah tinggal seperempat lagi sih"
"Bentar lagi lah ya"
Marsha hanya mengangguk. Kemudian mereka ngobrol ngalor-ngidul nggak jelas, sementara Marsha terus mengetik di laptopnya. Kulihat Johan mulai gelisah karena terus menggaruk celana pada bagian kemaluannya.
"Gatel ya? Peler digaruk mulu" Kata Marscha.
"Iya, gatel lihat lo"
"Masa sih, gatel kenapa?"
"Lo gak pake CD ya??"
Marsha hanya nyengir saja.
"Gerah, Bos"
"Kalau gerah ya telanjang aja sekalian" Tantang Johan.
"Bener?"
"Iya, bener"
Aku terkejut karena setelah berkata begitu, Marsha langsung melepas hoodie-ku, sehingga kini dia benar2 telanjang di hadapan Johan. Lebih mengejutkan lagi karena pintunya masih terbuka.
"Duh, makin sekel aja tuh body"
"Iya dong, kan dirawat. Udah itu kalau gatel buka aja, kayak gw belum pernah liat aja"
Wait?? Marsha nantangin Johan untuk membuka celana?? Sepertinya ini juga bukan pertama kalinya mereka saling bugil.
Langsung saja si Johan menutup pintu, kemudian membuka celananya, lengkap dengan celana dalam, dan mencuatlah kemaluannya yang memang sudah tegak itu.
"Ih, udah tegang nih"
"Iyalah, lo bugil dr tadi, jelas aja tegang"
Marsha hanya cekikikan saja.
"Gak kangen?"
"Kangen apaan?"
"Ama si Junior" Johan berdiri sambil menggoyangkan penisnya.
"B aja tuh"
"Cih, B lo bilang?"
Pacarku hanya melet saja. Johan pun langsung bangkit dari tempat duduknya, dan duduk di kasur di samping Marsha sambil melihat layar laptop. Bajunya bergesekan dengan kulit telanjang Marsha.
"Ada yang perlu dibantu?"
"Iya, dibantu, tapi lepas lah itu baju, kasar nih kena kulit"
"Siap, Non"
Johan langsung melepas pakaiannya dan kini mereka berdua sudah telanjang di atas kasur. Johan kini berposisi di depan laptop, sementara Marsha mengubah posisinya dengan tidur tengkurap dengan kepalanya bersandar pada paha Johan.
"Yah, kecil ini mah, gampil banget"
"Sombong banget lo"
"Gini juga 5 menit kelar lah kalau ama gw"
"Ih, gitu ya... Awas lo"
"Ig ga percaya.... kalau bisa 5 menit gw kerjakan kasih hadiah ya"
"Gampang,,,,gw kasih hadiah spesial buat kang mas Johan" Kata pacarku.
"OK....Semangat jadinya.." Kata Johan mulai mengarahkan jarinya ke keyboard laptop.
Saat Johan mulai mengetik, tiba-tiba kulihat Marsha berbaring miring meringkuk ke arah Johan, lalu tangannya bergerak2 sepertinya dia sedang mengocok penis Johan.
"Duh.. Curang lo, Sha!"
"Biarin, suruh siapa sombong? Lihat aja, beneran bisa nggak selesai 5 menit?"
Johan pun mulai bekerja dengan Marsha mengocok penisnya, bahkan bukan hanya dengan tangan, kepala Marsha pun terlihat maju dan bergerak2. Aku tahu bahwa pacarku ini sangat jago saat oral.
"Aduuuh... Curang lo..."
Gerakan mengetik Johan pun menjadi kasar dan sembarangan saat Marsha semakin menelateni oralnya. Hingga akhirnya...
"Dah! Kelar!"
Setelah menekan tombol save dengan kasar, Johan langsung bermanuver dan menyerang selangkangan Marsha dalam posisi 69. Karena kameraku hanya menyorot setengah tempat tidur, maka yang terlihat hanyalah pinggul si Johan di atas dengan penis menggantung yang tengah dioral oleh Marsha di bawah. Berkali2 Marsha hanya bisa mengeluarkan lenguhan teredam, dan lama2 badan pacarku ini menegang sebelum akhirnya seperti orang kejang2 dan ambruk.
Johan kemudian berhenti, dan turun, memberi kesempatan Marsha untuk menarik napas. Tapi itu belum selesai, karena dia langsung memutar tubuh Marsha lalu diseret hingga kakinya menjuntai dari pinggiran tempat tidur. Dia kemudian berlutut, lalu kembali menjilat selangkangan Marsha sehingga dia kembali menjerit keenakan.
"Udah basah banget nih..."
Marsha hanya diam saja sambil mengatur napasnya. Johan kemudian mengangkat tungkai Marsha dari pergelangan kaki, kemudian diangkat hingga lututnya menyentuh ke dada. Aku tidak bisa melihat wajah Marsha, sehingga aku tak tahu apa yang dia rasakan. Johan pun menggesek2an penisnya ke vagina Marsha.
"Ada yang kangen masuk rumahnya nih..." goda Johan.
Marsha hanya tertawa saja. Namun saat Johan bersiap memasukkannya, tiba2 terdengar suara ketukan. Bukan dari pintu kamarku, tapi pintu kamar Johan.
"Jo! Lo di dalem? Kita tinggal nungguin lo nih"
Johan menyumpah serapah. Sepertinya dia ada janji dengan temannya, entah siapa. Dengan nada agak jengkel, dia pun berbisik kepada Marsha. Aku coba membesarkan suaranya, tapi masih tidak jelas terdengar, hanya kata2 seperti "ada perlu", "nggak bisa", "penting ini".
Akhirnya Johan pun langsung memakai kembali baju dan celananya, sementara Marsha duduk di tepi tempat tidur dengan memakai hoodie-ku sebagai penutup. Setelah berpakaian, Johan pun membuka pintu, mengatur celahnya sedemikian rupa supaya yang di luar tidak bisa melihat ke dalam.
"Lah, kirain lo di kamar?"
"Ini nih, si Billy tadi WA, minta gw ngecekin kamarnya, takut ada bocor atau apa gt, kan tadi siang ujan"
"Jadi nggak nih? Kita tinggal nungguin lo soalnya. Bapaknya bilang kudu malem ini, kalau nggak dia baru ada waktu lagi minggu depan"
"Iye, bentar, gw ambil berkasnya dulu"
"Oke, gw tunggu di luar yak, temen2 udah pada di luar noh"
"Sip, Bro"
Marsha kali ini sudah memakai hoodie-ku, masih tanpa dalaman atau CD, tapi kali ini dia mengombinasikannya dengan salah satu celana panjang batik milikku. Kenapa dia tak memakai bajunya sendiri saja ya? Kemudian dia keluar dari kamar, sepertinya orang2 yang mencari Johan tadi sudah keluar. Marsha seperti tengah berbicara dengan Johan di balik pintu, di luar penangkapan CCTV. Karena lirih, aku tak bisa mendengar apa yang mereka katakan, tapi kemudian ada sebuah suara yang cukup khas terdengar. Yah, suara ciuman basah. Hanya sejenak, kemudian Marsha kembali ke dalam.
Dengan telaten, Marsha pun membereskan laptopnya, lalu merapikan kamarku, yang baru saja dia pakai sebagai tempat bergumul dengan Johan, tak lupa dia menyemprotkan penyegar ruangan supaya kamarku tidak berbau apek. Setelah semua selesai, sekitar 20 menit kemudian, dia pun keluar, sepertinya pulang. Setelah pintu ditutup, agak lama kemudian tak ada aktivitas, dan perekaman pun terhenti. Saat ini aku sudah tidak bisa konsentrasi lagi dengan apa yang ada di videonya.
Aku hanya diam termenung saja, berusaha mencerna apa yang terjadi tadi. Apakah ini bukan pertama kalinya Marsha dan Johan melakukan tindakan seperti tadi? Memang aku ingin sekali hal ini terjadi, tapi saat benar terjadi, masih saja terasa sakit.
Pada saat itulah, tiba2 perekaman kembali menyala. Display pada waktu menunjukkan masih hari yang sama jam 12 malam, alias hampir 6 jam dari terakhir kali Marsha meninggalkan tempat ini.
Yang membuatku tambah terkejut adalah yang masuk adalah Marsha, dalam keadaan bugil! Hoodie dan celana batikku hanya dibawa dengan disampirkan di tangannya. Lho? Bukannya tadi dia pulang??
Kali ini Marsha tampak agak merengut, dan dengan segera mengambil beha, CD, dan bajunya yang tadi dia pakai saat datang. Yah, karena tadi aku sudah tidak konsentrasi, aku baru sadar bahwa Marsha pergi tadi tanpa membawa laptop dan tasnya, seolah tanda bahwa memang Marsha akan kembali. Tapi, dia dari mana?? Dan kenapa dia datang dalam keadaan bugil seperti itu??
"Sha!" kudengar teriakan memanggil, sepertinya dari Johan.
"Gw balik dulu!" kali ini nada Marsha agak ketus.
"Tadi itu..."
"Gw capek, Jo, gw balik dulu ya!"
"Gw anterin deh, Sha"
"Gak usah, gw udah pesen ojek, abangnya udah datang, ya. Bye-bye"
"Sha..."
Lalu sayup2 kudengar suara ojek online yang menanyakan Marsha, disusul oleh suara motor yang bergerak menjauh. Agak lama tak ada suara, kemudian kudengar Johan berteriak sambil memukul tembok.
Setelah itu perekaman benar2 berhenti. Aku hanya menghela napas, dan kini ada lebih banyak pertanyaan yang menggantung di kepalaku.
::::::::::::::::::
PART 14: Sebuah Permainan
Malam itu hujan deras membanjiri Surabaya. Sudah tiga hari hujan sejak pagi sampai malam. Tapi anehnya, Surabaya tidak dilanda banjir. Itu berkat selokan yang rajin dikeruk dan pompa-pompa yang disiagakan jauh-jauh hari. Surabaya memang TOP dalam urusana menata kotanya.
Suara air hujan dan petir yang menyambar membuat suasana kostku hening mencekam. Hanya suara kodok sesekali terdengar diluar. Tapi didalam kamarku justru kebalikannya, suara ribut desahan terdengar memenuhi ruangan kamar. Udara dingin diluar, justru terbalik didalam kamar, karena aku keringatan.
Aku berada diatas kasurku dengan peluh di dahi. Tubuhku telanjang bulat tanpa sehelai benang pun. Dibawahku, telentang tubuh seorang gadis yang sama telanjangnya. Tubuh indah itu sedang mengeliat-liat saat aku sodok-sodok vaginanya. Tubuhnya yang putih mulus tanpa cacat juga penuh keringat.
Terlihat bercak darah dikasurku, menandakan kalau gadis ini baru saja melepaskan keperawananya. Sungguh beruntung aku jadi orang pertama yang merasakan. Jepitan vaginanya sangat menggigit batangku. Aku harus mati-matian bertahan jangan sampai keluar duluan.
Dada indah itu berayun dengan indahnya seiring genjotanku di vaginanya. Toketnya memang tidak besar, tapi sangat indah proporsinal. Pas digengaman tangan. Sangat mencung sekali dadanya yang belum banyak diekspose tangan-tangan nakal. Pentilnya pun terlihat kecil dengan warna merah mudanya. Sangat sexy.
Aku sodok-sodok terus dengan semangat vagina perawan ini. Perawan kedua yang pernah aku rasakan, setelah pacarku Marscha. Selalu ada kebanggaan tersendiri menjadi yang pertama.
“Ouhhh...ohhh... AA Billy....enak....” kata gadis itu dengan menggigit sprei disebelahnya. Dia sepertinya akan orgasme.
Gila ga nyangka aku akhirnya bisa menikmatin tubuh indah Putri.
Iya, Putri, pacar Ringgo.
Rasakan kau ringgo, aku embat juga pacarmu. Darah perawan ini jadi saksi. Aku makin bernafsu mengerjain gadis polos ini. Semakin cepat aku pacu batangku yang sudah tegang maksimal.
Aku lalu ganti gaya. Aku rebahan diatas tempat tidur, dan biarkan dia mencari kenikmatannya dengan posisi WOT. Walau masih amatir, dia langsung bisa menaik turunkan tubuhnya mengendarai batangku. Goyangannya yang berirama membuat kedua toketnya bergerak dengan indah.
Melihat toketnya yang bergoyang-goyang mengikuti gerakan pinggulnya, membuatku semakin bernafsu. Langsung aku naikkan badangku sedikit, lalu kukulum puting toket kanannya. Gadis itu pun terus mendesah. Tangannya mulai menjambak rambutku dengan kasarnya. Goyangan pinggulnya semakin dipercepat. Tubuhnya bergetar hebat Hingga akhirnya dia sampai pada orgasmenya.
“Aahhhh.... AA...aah....enakkk...” Desahnya sambil menaik turunkan tubuhnya mengendarai batangku.
3 menit kemudian : "Ouchhhhhh aku sampe A...." Teriaknya merasakan orgasme yang menjalar dari tubuhnya .
Aku juga Sudah mau keluar.
“Sama...Aku juga...... goyang terus...jangan berhenti sayang...”
Dan tiba-tiba. "Byurrrrrrr.....byurrrr......byurrr...."
Terpaan air yang cukup banyak mengenai wajahku, membuat fantasy yang sedang aku alamin di alam mimpi menjadi sirna. Begitu pun tubuh telanjang putri yang tadi mengedarai batangku hilang tiba-tiba.
Aku langsung terkaget hingga terbangun sampai melompat dari kasur. Wajahku sudah basah akibat disiram air. Dengan terpaksa aku buka mataku. Sial ternyata benaran cuma mimpi.
Hujan deras ternyata membuat atap kostku bocor. Atap jebol seluas 30 Cm, dan air membanjiri kamarku. Sial. Padahal sudah mahal-mahal bayarnya. Dan lebih sial lagi aku ga jadi ngentot dengan Putri.
Aku lap wajahku dengan kaos yang sudah basah, lalu beberes seadanya, sambil mencari penjaga kost yang ternyata sudah tidur. Terpaksa besok ini diperbaiki. Bagaimana aku tidur malam ini?
Tanpa pikir panjang, aku lalu ketok kamar sebelah. TOK...TOK...TOK.
“Put..Putri...masih bangun? Kamarku bocor ini”.
Tak berapa lama sesosok gadis cantk nan polos membukakan pintu. Dia mempersilahkan aku masuk saat aku jelaskan kondisi kamarku.
“Duduk A’....” katanya. Aku lalu duduk dikarpet tebal yang ada didekat tempat tidurnya. Aku perhatikan Putri sudah pakai pakain tidur dari bahan sutera. Sekilas terlihat gundukan dadanya menonjol, dan putingnya yang samar-samar terihat. Apakah dia tidak pakai BRA?
Akhirnya setelah ngobrol kurang lebih 15 menit, aku dipersilahkan Putri tidur di dalam kamarnya. Dengan pintu kamar yang dibiarkan terbuka sedikit, untuk menghindari fitnah. Dia kasih aku sebuah bantal, dan aku tidur dikarpet tebal dibawah, sedangkan dia tidur diatas tempat tidur.
***
WA dari Shery
Putri langsung tertidur lelap, sedangkan aku susah memejamkan mata. Sesekali aku lirik tubuh gadis yang sekarang memunggungiku. Pakain tidur sutera itu membentuk tubuhnya dari belakang, sehingga pantatnya cukup menonjol terlihat. Putri memang perempuan sexy, dan cukup berkelas. Anak orang kaya.
Untuk menjemput kantuk, aku lalu buka HP yang ternyata sudah ada beberapa pesan sejak 3 jam lalu. Pertama dari pacarku, tapi hanya basa basi tanya kabar dsb. Pacarku bilang besok mereka sudah balik ke bandung dari liburan di Lombok.
Kemudian aku buka wa dari Sherry. Aku pun teringat kalau aku bertaruh dengan Sherry.
"Bayar lo" Sherry tiba2 mengirim pesan.
"Mana buktinya"
Langsung saja Sherry membombardirku dengan beberapa foto, diambil langsung dari hape Sherry. Aku tertegun, karena ada adegan di mana mereka berada di sebuah pantai yang amat sepi, dan awalnya Marsha masih memakai bikini yang pertama dia perlihatkan kepadaku. Namun pada beberapa foto2, bikininya kemudian berganti dengan slingshot monokini mirip punya Sherry, hanya saja warnanya berbeda.
Yang paling membuatku terkejut adalah ada foto kelima cewe ini, semua berpose namun dalam keadaan telanjang di dalam air yang berwarna hijau zamrud. Semua menutupi dada mereka dengan tangan sementara bagian bawah tubuh mereka membayang di balik air. Dalam beberapa foto juga diperlihatkan masing2 anggota geng ini berlarian, juga telanjang, entah bermain di air, pasir, atau saat berada di pantai. Ini adalah pertama kalinya aku melihat kelima sekawan ini tanpa sehelai benang pun.
"Heh, jangan coli lo, baru pertama kan lo liat body telanjang kita2? Mahal lho ini foto, gw jualin ke sugar daddy bisa dapet Ferrari gw"
"Faaakkk! Kampret lo, Sher"
"Inget ya kesepakatan kita. Dan lo jangan coba2 coli, gw mau meres sperma lo sampai tetes terakhir"
"Oke, deal is a deal. Btw, ini koq ada foto kalian berlima, trs yang ambil foto siapa?"
"Ntar gw ceritain kalau ketemu"
"Ish, kenapa gak sekarang aja?"
"Capek gw, you think? Lagian kan gw menang taruhan, udah lah, besok aja pas ketemu biar puas. Be a good boy, ok?"
"Ya udah, iya"
"Dan jangan coba2 coli, ok? I would know"
Tarik ulur Sherry membuatku kesal juga. Kalau aku di sana saat itu juga pasti udah kugenjot dia di depan teman2nya, bodo amat Marsha liatin. Aku kesal, tapi juga horny, gimana tuh? Dan hanya berjarak 2-3 meter disana, ada sesosok gadis manis yang sedang tertidur dengan sexynya. Pelan2 si junior ini mulai tegak membuat tenda di celana. Untuk menghalau ke-horny-an, aku pun memejamkan mata, berusaha untuk tertidur.
***
Pagi Harinya.
Paginya aku kebangun saat Putri mengajak sarapan. Dia masak mie instan untuk kami makan. Sambil makan kami cerita-cerita sebentar.
“Put, aku mau tanya ini. Kalau pacar kamu selingkuh bagaimana?”
“Aa’ kok tanya begitu?”
“Ya tanya saja. “
“Kalau pacar Putri selingkuh, Ya pasti aku putusinlah”.
“Ga nyesal?”
“Nggak. Lagian aku juga belum diapa-apain sama dia?”
“Maksudnya? Kamu masih perawan?”
Putri hanya tersenyum dengan lebar.
Tunggu waktunya Put, kau akan rasakan nikmat dunia. *emilsmile
***
Ketemu Pembimbing
Sehabis sarapan, aku pindah kekamarku, sedangkan Putri mandi dan bersiap pergi. Aku memutuskan masuk siang saja untuk penelitianku hari ini, sambil menunggu atap kamar diperbaiki. Tapi memang apes nasibku, aku ga tahu kalau dosen pembimbingku ternyata datang pagi ini ke Surabaya. Dan dia marah karena tahu aku masuk siang.
“Dari mana saja kau?” Katanya membentakku saat aku sampai.
Aku diam saja, karena ga ada gunanya menjawab. Dia pasti ga percaya. Aku hanya memberikan dokumen laporan penelitan yang sudah aku print sebelumnya (yang mana laporan penelitian ini adalah proyek konsultan dia).
Dia membuka-buka halamannya.
“Mau sampai kapan ini selesai kau buat?”
“Segera pak”
“Kau ga serius mau wisuda”
“Serius pak”
“Kalau serius, kenapa baru sampai ini progresnya?”
Dalam hari aku mpet banget sama ini orang. Padahal pekerjaan ini butuh minimal 3 orang tenaga ahli. Ini aku yang kerjakan sendiri. Dia dapat duit dari proyek, dan aku dimanfaatkan untuk mengerjakan dengan free alias tanpa dibayar.
“Btw, pacar kau si Marsha gpp kelamaan kau tinggal?” Tiba-tiba dia membuyarkan lamunanku. Apa pula ini orang tanya-tanya pacarku.
“Memang kenapa pak?”
“Kulihat dia sering kali jalan sama cowo lain. Beda-beda terus. Bukan hanya teman sekelasnya”
DHEG!
Ternyata dosenku ini memerhatikan pacarku juga. Ya wajar sih. Pacarku cantik dan bepenampilan sexy, pasti perhatian buat para lelaki, termasuk si tua bangka dosenku ini. Kalau ga perhatian, pasti fix gay.
“Kau jaga baik-baik pacar kau itu”
“Iya pak....”
“Dia pasti rindu samamu....makanya dia mungkin jalan sama cowo lain untuk pelampiasan. Hahahahah....”
BABI!
Sok akrab ini orang. Garing pula. Tadi saja sok marah.
“Gini saja. Aku mau pulang ke bandung malam ini juga setelah presentasi nanti terkait pekerjaan ini. Kau malam ini lembur bereskan laporan peneltian. Kau email ke pacarmu, suruh dia print dan antar keruangaku besok sore. Paham kau?”
“Kenapa ga saya email saja dulu pak? Biar bapak bisa baca-baca mana tahu ada koreksi”
“Aku ga sempat baca email. Dan ga suka baca di komputer. Aku sukanya baca hardcopy. Jadi kau suruh diantar pacarku itu. Paham?”
Aku gerem sama ini orang.
“Biar langsung bisa kau daftar sidang. Bulan ini ada pendaftaran buat sidang untuk wisuda selanjutnya”
“Baiklah pak”
Mendengar kata sidang, aku menurut saja sama dia ini. Walau rada khawatir juga kenapa harus pacarku yang antar. Keruanganya pula.
“Bagus” Katanya tersenyum senang.
***
Jalan Bareng Putri
Semenjak Putri masuk ke dalam kosanku di Surabaya, kami pun saling mengenal, dan untuk sejenak aku bisa melupakan kelakuan Marsha jauh di sana, walau tetap saja aku monitor. Kebetulan sekali, Putri tempat penelitiannya tak jauh dari tempatku, sehingga kami berangkat dan pulang bersama supaya lebih hemat. Karena aku cowo, maka aku mengalah jalan ke tempat dia untuk menjemput, kebetulan aku selalu pulang terlebih dahulu daripada Putri. Contohnya seperti saat ini, aku sudah terlebih dahulu menunggu Putri keluar dari lokasinya.
"Halo, Aa Kasep, lama nungguin Putri yah?" Putri tiba2 saja mengagetkanku.
Dengan baju kemeja warna putih dan rok hitam selutut disertai stoking sewarna kulit, entah kenapa Putri terlihat jauh lebih manis, apalagi bila dikombinasikan dengan rambutnya yang diikat dengan pita hitam.
"Baru aja Aa dateng, Put, ini baru mau ngasih tahu"
"Ya udah, tapi Putri agak bete nih tadi di lokasi, bosen banget gitu"
"Mau jalan, Put? Nonton gitu, mumpung belum terlalu malem"
"Umm... Nonton, A'?"
"Iya, ada film Frozen 2 kan baru main, kalau pas hari kerja gini pasti gak terlalu rame, Put, apalagi malem"
"Gimana ya..."
Putri terlihat agak ragu.
"Udahlah, kita nonton aja, sama Aa juga, lagian Aa juga bosen banget tadi di kerjaan. Yuk, ya?"
"Hmm,... iya deh, yuk, itung2 represing"
"Nah, gitu dong, ntar Aa bayarin tiketnya, kamu tenang aja"
"Ih, Aa Kasep baik banget deh ama Putri, jadi makin suka"
"Kalau suka cium dong" aku menunjuk pipiku.
"Ih, Aa Kasep ganjen"
Putri mencubit lenganku keras sehingga terasa amat sakit, tapi pada saat aku tengah kesakitan itu, tiba2 dia mengecup ringan pipiku. Aku tercengang sejenak, tak tahu harus berbuat apa...
"Tuh udah ya, jangan minta macem2 lagi. Yuk ah, buruan"
Seketika itu rasa sakit di lenganku tak lagi terasa. Aku pun mengikuti Putri, dan kami pergi ke bioskop sebuah mall besar di Surabaya. Kami memang sengaja mengambil yang jam terdekat karena tidak ingin pulang kemalaman. Filmnya sendiri sih biasa, Frozen gitu lho, buat segala umur. Cuman karena hari kerja, jadi bioskopnya tidak terlalu rame, dan selamatlah aku dari anak2 kecil yang sering berteriak2 atau ribut sendiri di dalam bioskop hehehe.
Nah, waktu ada bagian yang sedihnya, kulihat Putri agak serius sampai nangis. Hmm, ini anak beneran perasa, ampe film kartun gini aja nangis. Entah bagaimana tiba2 aku memberanikan diri mengulurkan tangan dan merangkul Putri. Dia tak menolak, malahan menyandarkan kepalanya pada pundakku. Jadilah hingga film berakhir, kami cuddling sendiri di bioskop.
Bukan bermaksud mengecewakan penonton, tapi memang selain cuddling di bioskop, tidak ada hal lain lagi yang istimewa terjadi. Selama nonton itu pure aku cuman ngerangkul Putri, dan paling tangannya Putri memegang tanganku, itu saja. Aku belum mau mengambil kesempatan lebih jauh. Karena Putri nggak mau pulangnya kemaleman (besok kami masih harus masuk, coy, bisa teler kalau main2 dulu), maka kami memutuskan langsung pulang ke kosan, dan soal makan malam biar kami pesan delivery fast food 24 jam saja.
"A' biar Putri aja yang pesen ya"
"Oke, nanti kasih tahu aja Aa kudu bayar berapa"
"Eh, nggak usah, biar Putri aja yang bayarin makanan, kan tadi Aa udah beliin tiket bioskop"
"Beneran nih? Jadi nggak enak lho, Aa"
"Iya, bener, Aa-nya Putri yang kasep, udah ntar Aa tinggal nunggu aja datang makanannya. Tapi Putri mesennya abis mandi ya, gak papa, kan?"
"Gak apa2, Aa juga mau mandi dulu"
"Okay, A', ayo kita mandi"
"Bareng gitu, maksudnya?"
"Iih, Aa sih maunya gitu..."
"Jangan ge-er dulu, Put. Maksudnya, Aa mandi di kamar mandi Aa, kamu di kamar mandimu, kan bareng jadinya, cuman beda tempat hehehe"
"Iiiih, Aa nih, sukanya godain Putri mulu"
"Habisnya kamu manis sih, jadi pengennya ngegodain mulu"
"Gombal ah, Aa"
Pipi Putri pun memerah.
"Tapi emang mau Put kalau Aa ajakin mandi bareng?" godaku.
"Tau ah!"
Putri langsung masuk ke kamarnya, tapi sebelum menutup pintu, dia memeletkan lidahnya padaku. Hmm, kayaknya ini anak lama2 mulai mendekat nih. Tapi lumayan sih, ada dia aku jadi nggak gitu kepikiran ama Marsha di sana.
Oh iya, Marsha, jadi kelupaan. Tadi siang sih Marsha bilang mau kerja kelompok lagi, kali ini ama Sherry. Hal ini udah dikonfirmasi juga sama Sherry, cuman Sherry juga bilang kalau kerja kelompok kali ini berlima, ada 2 cewek dan 3 cowok. Pas aku tanyain lagi, nggak ada si Rendy atau si Ringgo di sana, karena mereka ngikut ke kelompok lain. Hmm, tumben sekali.
Setelah cepat2 mandi, aku segera membuka hapeku untuk melihat pesan. Selain dari Marsha memberitahukan bahwa akan berangkat mengerjakan tugas, belum ada pesan lagi darinya yang muncul, selain:
M: "Ayank, tugasnya masih banyak nih, aku balik agak maleman kayaknya" (sent 6:08pm)
Pesan paling banyak justru muncul dari Sherry.
S: "Oi, udah mau mulai ngerjain tugas nih kita" (sent 3:12pm)
S: "Ceweknya gw ama Marsha, cowoknya Rama, Denny, ama Martin" (sent 3:12pm)
S: "Halo? Lo di sono?" (sent 4:29pm)
S: "P" (sent 4:29pm)
S: "P" (sent 4:30pm)
S: "P" (sent 4:31pm)
S: "Lagi apaan sih lo, gak online gak jawab?" (sent 5:07pm)
S: "Yawda, gw kabarin aja yak, ntar lo liat sendiri" (sent 5:43pm)
S: "Ngerjain tugasnya sih dari jam 3 ampe jam 5 doang udah kelar, cuman lagi pada maen ini" (sent 5:52pm)
S: "Maen kartu, UNO, biasa, cuman ini kayaknya mulai agak hot deh xixixixi" (sent 5:54pm)
Penekanan pada kata "hot" itu membuatku curiga tiba2. Apa lagi setelah itu tidak ada lagi pesan baik dari Sherry atau Marsha. Sekarang waktu sudah menunjukkan hampir jam 9 malam. Kukirim pesan pada Sherry, tapi hanya centang dua kelabu saja. Agak mengambil risiko, aku pun meneleponnya. Sekali, dua kali, tidak diangkat. Yang ketiga diangkat tapi langsung ditutup. Eh, malah Sherry yang ganti menelepon, kali ini memakai video call. Langsung saja kuangkat, dan...
"Eh, masih idup lo... ah, ah,... dari tadi gw WA gak dijawab2??"
Masalahnya adalah si Sherry kali ini telepon dalam posisi topless, dan dari tubuhnya yang bergoyang2, sepertinya dia sedang digenjot oleh orang lain.
"Kampret lo!! Lo lagi ngentot ya???"
"Napa? Pengen lo... ke sini aja"
"Tai lo! Nelpon gw pas ngentot"
"Lo lama dari tadi gw Wa... Memek gw keburu gatel duluan...(duh, pelan2 dulu, Say, aku lagi ngomong nih) (Siapa sih, Say, nggangguin banget?) (Temennya pacar aku, suka ngentotin aku juga dianya) (Wah, kamu emang lonte ya, temen pacar sendiri dientotin) (Basi ah, bentar deh, ya, pelan2 dulu)... So, lo ngapain telpon gw, Bil?"
"Maksud lo hot apaan?"
"Oh, itu... aah,... Ntar aja deh ya, gw kirimin ke lo, nanggung nih, apa kalau nggak ntar aja deh... kalau gw udah balik..."
"Heh, jadi lo belum balik rumah??"
"Beluuuuuuummmmm.... Bawel ah, gw mau nerusin ngentot dulu, bye!"
"Sher?? Halo???"
Sherry menutup teleponnya, membuatku semakin penasaran dan frustrasi. Apa yang terjadi pada Marsha kalau Sherry saja belum pulang?? Bukankah Marsha selalu nebeng dengan Sherry?? Apa jangan2...
Aku pun sejenak tergoda untuk menelepon pacarku juga, namun sebelum sempat kulakukan, Putri sudah memanggilku, mengatakan bahwa makanannya sudah datang. Ya sudahlah, aku akhirnya hanya mengirim WA kepada Marsha, menanyakan tugasnya sudah selesai atau belum, dan sudah balik atau belum, namun hanya centang dua kelabu. Daripada galau, aku pun meninggalkan hape di kamar, sekalian di-charge, lalu menghampiri Putri.
"Nih, buat Aa-nya Putri yang paling kasep"
"Makasih nih, Put"
"A', makannya bareng aja ya, di kamar Putri, temenin"
"Bener nih, boleh?"
"Boleh lah, apa sih yang nggak boleh buat Aa Kasep, tapi pintunya dibuka ya, gak enak ama tetangga"
Mana ada tetangga, orang satu lantai ini yang ngekos cuman kita berdua doang, tapi yah, setidaknya ada Putri yang bisa melipur kegalauanku.
Ternyata Putri membelikanku paket makanan yang sudah lengkap dengan minum, ditambah beberapa hidangan sampingan untuk dimakan berdua. Kalau dihitung2, ini jelas rupiahnya lebih besar daripada traktiranku menonton bioskop. Emang sih, Putri anak orang kaya, tapi tetap saja aku merasa tidak enak, karena memang aku dari dulu selalu diajarin untuk mengayomi wanita dan tidak mengambil keuntungan dari mereka.
"Eh, dimakan atuh, A', malah bengong" kata Putri dengan nada imutnya.
Malam ini dia memakai piyama pink bergambar Hello Kitty, dan, kalau mataku tidak salah lihat, sepertinya Putri tidak memakai beha. Namun karena dadanya kecil sehingga tidak begitu kentara.
"Ini beneran nih, buat Aa'? Koq kayaknya mahal banget, Put, lebih gedean ini daripada tiket bioskop"
"Ih, Aa' jangan perhitungan gitu deh, kan Aa' selama ini udah baik ama Putri, jadi anggep aja ini Putri lagi ngebales kebaikannya Aa'"
"Iya, makasih, Put, cuman kan..."
"A', kalau kata Papa, duit ilang itu bisa dicari, tapi temen yang baik, apalagi yang kasep kayak Aa, susah buat didapetin. Pokoknya kalau ada yang baik ama Putri, ya Putri baikin lebih-lebih lagi ama dia. Jadi Aa tenang aja ya, Aa' jangan itung2an duit lagi kalau ama Putri, soalnya Aa udah Putri anggep jadi kayak kakak Putri sendiri"
Aku mengangguk2.
"Dianggap jadi kakak aja nih?"
"Iya, emangnya maunya dianggep apa?"
"Ya, kali apa gitu..."
Putri hanya tertawa, tampaknya dia paham maksudku.
"Ih, Aa nih becanda mulu. Kan Aa udah ada Teh Marsha, kalau Putri juga udah ada A' Ringgo, kecuali kalau kita sama2 single, ya Putri juga mau kali ama Aa"
"Oo, makanya tadi Putri cium pipi Aa ya?"
"Aaaa... Jangan dibahas ah, A, Putri malu tau"
Aku hanya tertawa melihat pipinya merona merah. Kami kemudian meneruskan makan, sembari aku sesekali memperhatikannya. Dia tampaknya senyum2 sendiri.
"Eh, A', Putri mau nanya deh"
"Nanya apa, Put?"
"Tadi Aa bilang ke pacar Aa gak kalau kita nonton?"
"Enggak"
"Koq enggak?"
"Ya enggak aja, emangnya kenapa, Put?"
"Ya Putri ngerasa bingung aja, kudu bilang ke A' Ringgo gak ya, kalau Putri tadi nonton ama A' Billy"
"Ya itu terserah kamu, Put"
Putri terdiam sejenak.
"Emang Aa kenapa gak bilang ke Teh Marsha?"
"Ya nggak papa, cuman Aa nggak mau Teh Marsha sedih"
"Koq sedih?"
"Ya, kan kita nggak ngapa2in, Put, kalau misal Aa bilang ke Teh Marsha, pasti dia gak bakal percaya, terus berantem, akhirnya jadi sedih deh, padahal kan sebenernya nggak ada apa2"
"Iya juga ya"
"Tapi ya terserah kamu aja, Put, ini sih cuman pemikiran Aa pribadi"
"Kalau gitu Putri juga nggak bakal bilang ke A' Ringgo, ah, lagian juga Putri selama ini nggak bilang2 ke A' Ringgo juga kalau jalan ama Aa"
"Koq gitu?"
"Ya sebagian sama sih kayak alesannya Aa soal Teh Marsha, sebagian lagi kayaknya A' Ringgo nggak tertarik deh pengen tahu Putri lagi ngapain di sini"
"Emang gimana?"
"Ya paling kalau telpon malem, terus dia paling cuman nanyain kabar aja, tapi nggak pernah nanya Putri lagi ngapain aja. Kayak cuman nunggu Putri cerita aja gitu. Kalau misal Putri nanyain dia habis ngapain aja ya cuman dijawab pendek2, abis itu dia ngomongin soal yang lain"
"Ih, bisa gitu ya. Aa nih ya, kalau punya cewe secantik kamu, pasti Aa bakal selalu ngasih perhatian, nanyain ngapain aja, udah makan apa belum, ama kasih ucapan sayang setiap hari, terus..."
Aku berhenti, karena Putri tiba2 melihatku dengan amat serius.
"Kenapa, Put?"
"Beneran, A', kalau Putri cantik?"
"Ya, di mata Aa, jujur Putri emang cantik"
"Cantik mana kalau ama Teh Marsha"
"Sama2 cantiknya, kalian itu punya kecantikan masing2, nggak bisa dibanding2in"
Putri mengangguk dalam.
"A', Putri boleh tanya gak?"
"Mau nanya apa, Put?"
"Sebelumnya, punten nih ya, A', tapi Aa sama Teh Marsha udah ngapain aja?"
"Maksudnya ngapain aja?"
"Ya, selama pacaran, udah ngapain gitu?"
"Ya biasa lah, nonton, dinner, jalan2"
"Ih, bukan, maksud Putri itu... Aa udah pernah (ML) ama Teh Marsha?" dia mengatakan kata ML dengan amat lirih.
Kali ini ganti aku yang terdiam.
"Jujur nih?"
"Iya, jujur aja gak apa2, apa pun yang terjadi, Putri tetep nganggep Aa Billy itu Aa-nya Putri yang paling kasep"
"Iya, pernah lah, Put"
"Ooo" dia mengangguk2 saja.
"Maaf ya, Put"
"Ih, maaf kenapa? Itu kan privasinya A' Billy ama Teh Marsha, dan kalian pacaran kan, jadi ya wajar lah ya kalau udah gituan"
Aku dengan cepat menangkap sebuah nada kehampaan pada jawaban Putri.
"Emangnya kalau Putri ama A' Ringgo belum pernah?"
Putri tidak menjawab, tapi dia hanya menggeleng. Aku pun membalasnya mengangguk saja.
"Banyakan sih A' Ringgo yang nggak minta, tapi kadang juga pas A' Ringgo kadang minta Putri-nya yang nggak mau, abisnya sering nggak lihat2 waktu. Giliran pas ada waktu Putri mau mancing2, dia yang kayak ogah2an"
"Ah, masa sih?"
"Normal gak sih, A, kalau Putri boleh tahu?"
"Ya, gimana ya, kalau Aa' bilang sih ada koq yang emang mau nunggu ampe nikah baru ML gitu, ya kali aja A' Ringgo gitu"
"Iya kali ya, A', soalnya Putri takut, A'"
"Takut kenapa?"
"Bodi-nya Putri gak menarik kali ya"
"Ah, kata siapa, bodi kamu bagus koq, Aa aja suka"
"Ah, Aa mah tukang gombal"
"Beneran, Put, sumpah demi apa pun, A' Billy jujur. Kamu itu bodinya menarik, tambah lagi wajah kamu cantik dan imut, gila kali kalau ada cowok yang nggak tertarik ama kamu. Aa aja suka ngeliat kamu"
Deg! Putri tiba2 menatapku saat aku mengatakan itu. Astaga, apa aku tiba2 mengatakan sesuatu yang tidak berkenan padanya? Tapi Putri tidak berkata apa2, hanya saja tatapan matanya terlihat setengah nanar setengah takut2. Masa bodoh, sekarang atau tidak sama sekali. Aku pun bergerak mendekatinya.
"A, beneran aku cantik?"
"Iya, Putri Sayang, kamu cantik"
"Aa bener suka ngeliat Putri?"
"Iya, bener"
"Suka apanya?"
Aku pun menggerakkan jari telunjukku pada bagian2 wajahnya yang kusebutkan.
"Mata kamu... Hidung... Pipi... Lalu, bibir..."
Aku meletakkan telunjukku di ujung bibir Putri yang merekah merah muda, kemudian menukarnya dengan ibu jariku. Pelan2 ibu jariku mengusap bibir Putri dari kiri kembali ke kanan, dan bibir itu pun sedikit membuka. Kurasakan napas Putri terasa agak berat dan tubuhnya berdenyut, tanda detak jantungnya berpacu.
Semakin lama, wajahku pun semakin mendekat, lalu bibir kami pun akhirnya saling menempel. Kulihat Putri menarik napas panjang dan matanya agak membelalak saat bibir kami menyatu. Karena khawatir Putri marah, aku pun segera melepas ciumanku, tapi tangan Putri dengan cepat menahanku.
Kedua tangan Putri langsung memegang pelipisku, kemudian dia yang justru maju lalu menciumku dengan panas. Kuselipkan lidahnya ke dalam mulutnya, dan tampaknya dia masih agak kaku dalam melakukannya. Sepertinya Ringgo beneran jarang sekali "menyentuh" pacarnya sendiri, tapi malah gerayangan menyentuh pacar orang lain. Mengingat itu, birahiku tiba2 naik, dan aku pun menciumnya dengan penuh gairah.
Kami melepas ciuman sebentar, dan Putri menatap mataku dengan pandangan nanar serta penuh birahi, seolah ini ciuman pertama yang terjadi di dalam hidupnya. Aku lalu menatap ke dada mungilnya yang masih tertutup piyama.
"Put, Aa boleh nggak pegang dadanya"
"Dada Putri kan kecil, A, emang nggak papa?"
"Buat Aa dada kamu indah, Put, boleh ya?"
Putri mengangguk, tapi memberi syarat dia tidak mau pakaiannya dibuka. Aku segera saja meremas dadanya dari balik piyamanya yang tipis, dan bisa kurasakan putingnya mengeras walau dari balik kain ini. Benar, dia tidak memakai pakaian dalam sama sekali. Pasti dadanya bagus. Dia melenguh saat kumainkan putingnya, lalu dengan ganas kembali menciumku, seolah tak mau melepaskan bibirku, sambil tangannya menahan tanganku supaya tetap memainkan putingnya. Hingga...
Hape Putri pun berbunyi, dan kami sontak langsung mundur, memisahkan diri. Kulihat ada nama Ringgo di sana, sedang berusaha membuat panggilan video. Kami berdua pun mulai merasa agak canggung.
"A' Ringgo telepon, A..."
"Ya udah, Aa balik ke kamar, ya, kamu angkat gih"
"I-Iya, A"
Aku mengambil makananku lalu kembali ke kamar. Begitu pintu tertutup, aku pun langsung menarik napas. Apa yang terjadi tadi? Sayup2 kudengar Putri sedang mengobrol dengan Ringgo lewat video call, tapi tampaknya Putri benar2 tak menyebutkan soal aku atau soal nonton bersamaku. Entah kenapa aku merasa ada sedikit rasa cemburu saat Putri berbicara dengan Ringgo.
***
Game UNO
Ah iya, aku teringat dengan hapeku sendiri. Aku buru2 melepas hape dari kabelnya dan kulihat ada beberapa pesan dari Marsha dan Sherry.
M: "Belum selesai nih, Sayang, bentar lagi kayaknya" (sent 08.42pm)
M: "Sudah selesai, aku langsung pulang ya, bareng ama Sherry. Kamu udah makan?" (sent 9.24pm)
M: "Jangan lupa makan pokoknya. Sedikit gpp, yg penting perutnya diisi. Inget, kamu harus sehat biar kuat penelitian dan bisa cepet lulus" (sent 9.25pm)
M: "Halo? Yang, udah bobo ya?" (sent 10.02pm)
M: "Aku udah sampai rumah ya, gpp kalo udah bobo, pasti capek banget ya penelitiannya" (sent 10.07pm)
M: "Semangat ya penelitiannya, semoga bisa lulus cepet" (sent 10.07pm)
M: "Luv u 3000, Baby" *emotikon cium* (sent 10.08pm)
Basi banget... Capek aku tahu dia bohong begitu, dan males juga buat ngebales. Sudahlah, besok pagi aja dibales abis bangun tidur... Kalau inget.
Pesan berikutnya adalah dari Sherry.
S: "Sorry2, udah selesai nih gw. Pasti nungguin ya, jangan2 malah horny nih" *emotikon melet* (sent 9.03pm)
S: "Bete nih, cepet banget keluarnya tu orang, nggak sebanding ama omongannya, mana cepet lemes pula padahal gw belum puas. Besok pokoknya lo kudu puasin gw ya, xixixixixi" (sent 9.04pm)
S: "Oi, koq abu2 doang? Lagi sibuk ya? Apa udah modol? Yawdah, gw cerita aja deh ya" (sent 9.10pm)
S: "Jadi gini, awalnya sih emang kita beneran mau ngerjain tugas, di tempatnya si Rama, soalnya kan dia punya kontrakan, jadi enak, gak ada gangguan" (sent 09.11pm)
S: "Kayak tadi gw bilang, mulainya jam 3, terus jam 5 sebenernya udah selesai, ya tinggal urusannya si Martin buat ngerapiin doang sih. Terus si Rama ngeluarin Chivas, katanya biar otak kembali adem abis ngerjain tugas. Ya pada minum, si Marsha juga, kalau gw sih emang kuat minum gituan" (sent 09.13pm)
S: "Pas ngobrol ngalor-ngidul gitu si Rama ngeluarin kartu UNO, ngajakin kita2 semua main. Awalnya sih biasa, kita main UNO biasa, nah gw ama Marsha menang terus nih. Pas itu si Denny bilang gini" (sent 09.14pm)
S: "Gak seru nih kalau nggak ada taruhan" (sent 09.14pm)
S: "Gw ama Marsha gak mau lah, orang kita lagi nggak ada duit, terus si Martin juga katanya baru ngebengkelin mobilnya, jadi dia nggak mau kalau pake duit. Si Rama ngusul, yang kalah kudu buka baju terus ngelakuin apa aja yang disuruh ama yang menang. Ya udah, kita kan menang terus ya, setuju lah" (sent 09.16pm)
S: (Video 001 sent)
S: (Video 002 sent)
S: (Video 003 sent)
S: (Video 004 sent)
S: (Video 005 sent)
S: (Video 006 sent)
S: (Voice Record 001 sent)
S: "Dah, pokoknya lo entar nonton aja itu video ya, lengkapnya ntar kalau kita ketemu aja yak. Jangan lupa, lo masih utang ke gw, pokoknya gw mau nguras pejuh lo ampe tinggal angin doang hahahaha" (sent 09.22pm)
S: "Gw balik dulu ya, si Marsha udah ngajakin balik nih. Bye" (sent 09.25pm)
S: "NB. Beliin gw kuota napa? Gede nih kepake buat ngirim ke lo" *emotikon melet* (sent 09.26pm)
Jantungku berdetak lebih kencang. Masing2 video itu cukup besar ukurannya. Tapi dengan membulatkan tekad, aku pun membukanya:
VIDEO 001:
"Ya, si Marsha kalah! Buka, buka, buka!"
Terlihat Marsha hanya tinggal menggunakan kausnya saja. Dia tampak agak ragu2 untuk membuka kausnya. Kamera beralih sebentar menunjukkan Sherry yang sudah benar2 bugil. Sementara ketiga cowok itu paling banter hanya telanjang dada saja. Gelas2 minuman tampak sudah berjejer di situ, menunjukkan mereka sudah agak tipsy.
"Buka nih?" tanya Marsha menggoda.
Marsha kemudian berdiri dan terkejutlah aku karena dia sudah bottomless, dan jembut serta gundukan vaginanya terpampang di hadapan para cowok ini.
Saat Marsha akan membuka kausnya, Rama menghentikannya, dan langsung memutar musik nge-beat.
"Pakai musik lah, sambil nari, biar sexy"
Marsha hanya menjulurkan lidahnya, lalu dia mulai menari dengan amat hot diiringi lagu itu. Dia memainkan ujung bawah kausnya, sambil sesekali mengusap vaginanya sambil mendesah-desah. Semua cowok pun bertepuk tangan melihatnya. Lalu pelan2 baju itu ditarik ke atas hingga nangkring di atas toket, tapi Marsha berhenti sambil bergoyang dan menutup putingnya dengan tangan. Karena Marsha bergoyang dengan kaki terbuka, sukseslah vaginanya menjadi santapan jelas bagi para cowok itu. Sherry bahkan dengan sengaja iseng mendekatkan kamera itu ke vagina Marsha, yang menanggapinya dengan humping, seolah ingin menyetubuhi kamera itu. Dari sini aku bisa melihat dengan jelas bentuk jarak dekat dari vagina pacarku itu.
Sherry kemudian mundur, dan masih dengan bergoyang erotis, Marsha pun mengangkat kausnya sedikit demi sedikit hingga akhirnya terlepas. Begitu kaus itu terlepas, lengkaplah sudah Marsha kini telanjang di para cowok2 ini yang langsung berteriak keras dan bertepuk tangan seolah ini sebuah pertunjukan, sementara Marsha sendiri malah tersenyum menggoda.
VIDEO 002:
"Yaaa, kalah lagi! Ayo, sekarang Marsha kudu ngelakuin apa yang gw suruh" kata si Rama
"Ih, mau disuruh apa, udah bugil gini"
Rama tersenyum, lalu dia berdiri dan membuka celananya sehingga penisnya langsung mengacung tegak.
"Lo kudu nyepongin kontie gw"
“Hah? Serius lo?”
“Iya dong. Yang kalah kan harus nurut”
Dan cowo-cowo lain terdengar bersuara sambil mendesak Marscha melakukannya karena ini sudah bagian dari perjanjian di permainan UNO ini.
Akhirnya kulihat pacarku menurut saja.
"Oke, tapi nyepong aja ya"
"Iye, tapi lo ke sininya sambil ngerangkak, jadi kayak anjing gitu" Kata Rama.
"Ih, ada2 aja deh"
"Eh, emang anjing ada yang bisa ngomong?"
"Guk!"
"Nah, gitu dong, baru bener"
Kulihat Marsha pun merangkak ke arah Rama yang berdiri dengan penis tegak teracung itu. Aku ingin sekali percaya kalau dia melakukan ini secara terpaksa, tapi senyum dan tatapan matanya yang menggoda mengisyaratkan sebaliknya.
"Guk! Guk!" begitu Marsha menggonggong manja saat berada di dekat penis Rama.
"Good girl, now sit, sit"
Marsha langsung duduk seperti seekor anjing dengan menjulurkan lidahnya. Astaga, sampai separah itukah pacarku sekarang??
"Good girl, now do you want this? Do you want this?"
Rama menampar2kan penisnya ke wajah Marsha, dan gilanya Marsha malah tampak senang diperlakukan seperti itu. Aku sendiri padahal geram melihatnya. Apa yang terjadi pada pacarku sebenarnya.
"Okay, you can have it"
Bukannya memasukkan dengan halus, Rama malah seolah menjejalkan penisnya ke mulut Marsha. Aku melihatnya seperti Marsha sedang diglonggong oleh penis Rama, sehingga terlihat pacarku agak kesulitan mengatur napas. Begitu sudah masuk semua, Rama pun menggerakkan kepala Marsha maju mundur pelan2.
"Cieee, yang udah nyepong nih yeee..." kata Sherry.
Tiba2 gambar Marsha yang sedang menyepong Rama tertutup oleh sebuah penis. Aku pun kaget melihatnya.
"Ngapain lo, Den?"
"Sher, pengen dong"
"Yeee, lo menangin lah baru bisa minta"
"Aduh, gak tahan gw, sepongin keq"
"Gak, yang menang kan Rama, yang kalah Marsha, ogah banget gw nyepongin"
"Ya udah, tit-fuck deh, please, ya"
"Aaaah, gangguin aja lo, Den, ya udah sini"
"Asyeeek, makasih, Sherry"
"Pegang deh kameranya, lo shot gw dari atas ye"
Kamera pun berpindah tangan, dan kini aku melihat Sherry dengan muka setengah ogah2an mulai menjepitkan penis Denny di antara kedua toketnya, lalu pelan2 dipijatkannya toket itu pada penis.
"Aduh, enak, Sher, toket lo mantep banget"
"Tauk ah, gak modal lo emang, dasar"
"Sher, gw juga dong, kocokin aja" kata Martin.
"Ah, tai ya lo berdua!"
Lalu video pun berakhir.
VIDEO 003:
"Oke gays, sekarang... (aah)... Jadi Marsha kalah lagi... (aah)... Sekarang Denny yang menang... (hfft)... jadi hukumannya sekarang Marsha kudu nge-titfuck kontolnya Denny... (aaah)... Ini kalian kenapa Marsha yang kalah tapi gw juga yang dikerjain deh???"
Kamera menyorot ke bawah, memperlihatkan Rama sedang menjilati vagina Sherry.
"Pemanasan, Sher, lagian daripada juga lo cenggur" kata Rama.
Kemudian sorotan dialihkan ke Marsha yang tengah berlutut dan menjepit penis Denny dengan toketnya. Karena Denny berpostur agak tinggi, maka pacarku agak dengan susah payah berusaha menyamakan tinggi penis Dennya pada toketnya. Dari situ kulihat ada yang aneh, karena ada sesuatu di selangkangan Marsha... Sebuah kemoceng!
"Den, lepas aja ya, nggak enak nih rasanya nyodok2 gitu..."
"Eh, masa anjing ngomong sih? Lagian itu kan ekor lo, mana bisa dilepas?"
Marsha terlihat agak cemberut manja, tapi tidak komplain lebih jauh.
"Ah, toket lo emang mantep banget, Sha, masih kenceng banget, gak kayak punya Sherry tadi"
"Eh, gini2 juga lo doyan kan??" protes Sherry.
"Kalau gak ada yang lain ya gw doyan, tapi kalau ada Marsha ya gw milih Marsha lah, hahahaha! Sha, sekarang gantian lo sepongin gw"
"Ih, kan hukumannya cuman titfuck"
"Eh, anjing gak ngomong"
"Grr... Guk!"
Walau terlihat tidak senang, tapi karena dilakukan dengan raut muka menggoda, sehingga membuat Marsha terlihat menggairahkan. Denny pun duduk di kursi sehingga Marsha kembali harus merangkak ke arahnya. Saat itulah kemoceng yang tertancap di selangkangannya naik ke atas, membuatnya mirip seperti ekor.
Sherry melepaskan diri dari jilatan Rama, kemudian dia menuju ke bagian belakang Marsha yang sedang mengoral penis Denny. Terlihat bahwa batang kemoceng itu, yang telah dilapisi oleh kondom, tertancap pada lubang anusnya, disorot dengan cukup dekat oleh kamera Sherry, bahkan Sherry pun memainkan kemoceng itu dengan digerakkan ke kiri dan ke kanan, berputar, hingga maju mundur.
"Guk! Guk! Guk!" Marsha melepas penis Denny menggonggong pada Sherry.
"Suka ya, Njing? Ampe ekornya goyang2 gitu" ejek Denny. Kebetulan memang Sherry menggoyang2kan kemoceng itu.
"Guuk! Humpft!"
Marsha terdiam karena Denny kembali menyodokkan penisnya ke mulut Marsha dengan kasar. Sherry pun berhenti memainkan kemoceng lalu ganti menusuk2an jarinya ke vagina Marsha. Tiap kali Sherry menusukkan jarinya, terdengar Marsha melenguh tertahan. Pemandnagan yang sangat luar biasa mengguncang birahi, dimana pacarku yang sedang menungging indah mengoral batang lelaki, sedangkan vaginanya dikerjai oleh sahabatnya. Marscha makin semangat mengoral batang Denny, saat Sherry makin intens memainkan liangnya.
"Eh! Mau ngapain lo, Bangsat!"
Sherry berteriak panik dan hapenya terjatuh. Dari situ terlihat pemandangan vagina Sherry dengan, entah penis siapa tengah menyodok2nya, berusaha untuk masuk.
"Udah ah, ginian aja masih rekam2"
Video berakhir karena dimatikan, entah oleh Sherry, atau oleh orang lain.
VIDEO 004:
Terlihat Denny sudah ambruk di lantai, entah kelelahan atau mabuk. Marsha berdiri dengan masih telanjang, dan tangannya memegangi kedua pantatnya. Kemoceng itu sudah tergeletak di sampingnya, tapi tak terlihat ada kondom yang tadi melapisi batang kemoceng itu.
"Mau ke mana lo?" tanya Sherry.
"Ke kamar mandi dulu, lagian kalian rese sih, narik kemoceng aja bisa kondomnya ketinggalan"
"Udah biarin aja, ntar ke dokter buat diambil"
"Terus diketawain ama dokternya, ogah! Mending gw ambil sendiri"
Marsha masuk ke kamar mandi, dan Rama segera mengikutinya, dengan tanpa celana sehingga penisnya terlihat bergantung setengah tegak.
"Gw bantuin ya, Sha, ngeluarinnya" kata Rama
"Gw aja deh yang bantuin... Eh, Martin, lepasin gw!" kata Sherry
"Biar Rama aja yang bantuin, kita ena2 aja lah, lagian gw udah ngincer lo dari dulu, pengen ngentot ama lo"
"Gila lo ya, dasar!"
"Eh, kan gw menang, lo kalah, hukumannya ya lo ngentot ama gw, adil kan?"
Sherry terdiam, dia mengarahkan kameranya ke arah pintu kamar mandi. Marsha ada di ambang pintu, bersama dengan Rama. Mereka tampak berbisik2 tentang sesuatu, entah apa, tapi kemudian Marsha mengizinkan Rama masuk, dan Rama pun melepas bajunya saat masuk, sehingga kini mereka berdua telanjang bulat di dalam kamar mandi itu. Kamera agak bergerak ke atas dan tampaklah jam menunjukkan pukul 9 kurang, sekitar 10 menit sebelum aku menelepon Sherry.
Kamera kemudian seolah terbanting, mungkin Martin sudah ngebet mau ngentot dengan Sherry.
"Gw bakal puasin lo habis2an"
"Halah, omong doang, buktiin lah!"
"Awas lo ya"
Video berakhir.
VIDEO 005
Kali ini muncul wajah Sherry, mengambil gambar seperti selfie dari jarak dekat. Wajah Sherry tampak menunjukkan raut muka bete. Dia kemudian berbicara, tapi agak lirih.
"Bete gw, Bil"
Sherry mengalihkan kamera ke arah Martin yang sudah tertidur pulas dengan penis tergeletak dan ada bekas2 sperma yang menetes. Lalu dia menyorot jam yang menunjukkan pukul 9 lebih 5 menit (satu menit setelah pesannya ke aku).
"Ngomongnya doang gede, pengen muasin gw abis2an, baru berapa kali goyang udah memble, keluar, terus langsung molor"
Dia menunjukkan penis Martin yang sudah lemas dan dipegangnya untuk menunjukkan ukurannya.
"Nih, kontinya aja cuman segini, jauh lah ama punya Thomas, apalagi punya elo, Bil. Jadi gw nggak mau tahu ya, pokoknya besok lo kudu puasin gw pas pulang. Oke?"
Kamera lalu mengarah ke kamar mandi yang pintunya masih tertutup.
"Belum pada keluar tuh berdua dari tadi"
Sayup2 aku bisa mendengar suara dari balik pintu itu, lenguhan, teriakan, dan desahan Marsha. Tak terlalu kencang tapi jelas, membuat pikiranku melayang ke mana2.
"Tauk deh mereka ngapain di dalem gt, ngambil kondom aja lama banget. Ngambilnya nggak pakai jari kali, tapi pake kontol. Hihihihihi"
Tiba2, Sherry meletakkan kameranya disangga oleh sesuatu di meja, entah apa. Kedua cowok yang ada di sana sudah teler berat dan tampaknya tak akan terbangun apa pun yang terjadi. Kini kamera menghadap ke Sherry yang duduk di sofa sambil mengangkangkan kakinya hingga terlihatlah vaginanya yang merekah.
Tanpa bicara apa2, Sherry pun langsung mengocok vaginanya sendiri dengan tangan kiri sementara tangan kanannya meremas2 toketnya yang montok itu. Dia membuat ekspresi mesum dengan menggigit bibir bawah atau memainkan lidahnya, dan semua dilakukan tanpa suara, hanya mengandalkan suara desahan Marsha sebagai background.
F*ck! Mau nggak mau aku pun terangsang juga, dan mulai mengeluarkan penisku. Entah ini karena Sherry atau karena desahan Marsha, atau bayangan bahwa tak jauh dari sana Marsha tengah bercinta dengan lelaki lain, aku tak peduli. Aku mengocok penisku dengan keras sambil menonton aksi Sherry, dan membayangkan Marsha yang disetubuhi, lalu terbayang juga rasa toket mungil Putri yang tadi kugerayangi, semua bercampur jadi satu.
CROT! CROT! CROT!
Spermaku tumpah di saat bersamaan dengan Sherry melenguh keras saat mendapatkan orgasmenya! Dia lalu menunjukkan lendir yang keluar dari vaginanya, yang seperti tali transparan di antara jari telunjuk dan jari tengahnya. Sementara itu vaginanya juga tampak mengeluarkan semacam cairan putih kental. Setelah memberi senyum manis dan ciuman jauh kepadaku (mungkin juga dia mengirim video ini juga pada Thomas), kamera pun dimatikan.
VIDEO 006:
Kamera dibuka dengan pintu kamar mandi yang (akhirnya) dibuka, dan dari sana Marsha keluar, masih dalam keadaan telanjang. Dia memegang pantatnya, sepertinya agak kesakitan. Sherry kembali menyorot jam yang menunjukkan pukul setengah 10 kurang 10 menit.
"Keluar juga lo akhirnya. Gimana, bisa lo tarik keluar lagi?"
"Udah, tapi susah banget, ampe jarinya si Rama ngorek2 ke bool gw. Sakit nih"
"Jarinya si Rama, apa kontolnya si Rama?"
"Ah, apaan sih" Marsha menepuk Sherry.
Marsha kemudian mengambil bajunya di lantai. Saat membungkuk itu, Sherry iseng menyorot agak dekat dan tampaklah sisa2 cairan putih kental pada vaginanya yang agak merekah, sementara anusnya sendiri tak begitu terlihat karena tertutup bongkahan pantatnya yang semok.
"Ada pesan dari Billy gak ya?" tanya Marsha sambil memakai bajunya.
"Mana gw tahu, btw masih inget ama dia lo?"
"Ya iyalah, dia kan pacar gw. Mana dia penelitian sering banget balik malam, kan? Jauh gini mana gw tau dia udah makan apa belum, sehat apa nggak, jadi khawatir kan gw. Kalau deket mah bisa gw samperin liatin keadaannya"
"Ciee... Masih perhatian ya, lo ama dia"
"Iyalah, lo pikir?"
"Kalau perhatian koq ngentot ama cwo lain?"
Marsha hanya tersenyum sambil meletakkan telunjuknya di bibir.
"Eh, Sher, balik yuk"
"Sekarang?"
"Iya lah, sekarang, mau kapan lagi?"
"Gak mau satu ronde lagi?"
"Ogah, capek gw dari tadi ngelayanin mereka, mana gw kalah mulu pula, mending kalau maennya enak kayak Billy apa cowo lo" katanya memeletkan lidah.
"Najis lu. Eh tapi gak pamit ama si Rama?"
"Gak usah, yuk langsung pulang aja"
Video berakhir.
Aku lalu termenung sejenak. Entah harus berpikir apa mengenai si Marsha ini. Pastinya sih di tengah kegilaannya ini, dia masih tetap ingat padaku, walau juga berselingkuh di belakangku, walau hanya sebatas fisik. Entahlah... Aku kemudian baru ingat, masih ada satu rekaman suara. Saat kuputar, ternyata ini percakapan antara Sherry dengan Martin.
VOICE RECORD 001
"Yakin lo bisa puasin gw? Jangan2 baru sekali sodok lo udah pingsan lagi"
"Ya elah, Sher, ngeremehin gw banget sih lo"
"Oke, eh tapi cerita lagi dong, lo barusan ngomong apa ke gw?"
"Iye, jadi ini emang udah direncanain ama si Rama, dia pengen bisa ngentotin si Marsha, terus Denny ama gw dijanjiin bisa ngentot ama lo, tapi kita nggak boleh ngentotin si Marsha, soalnya itu katanya jatah Rama"
"Gila lo ya, lo pikir kita apaan?"
"Cewek mah ada buat muasin cowok, kan? Hahahaha. Lagian juga ini karena si Rama penasaran aja soalnya Ringgo cerita kalau dia udah sering ngentotin si Marsha, dia pengen nyobain doang. Kalau udah juga paling dibuang ama si Rama"
"Ooo, jadi ini gara2 cerita si Ringgo?"
"Iya.. Eh, lama deh, buruan yuk ngentot, gw udah kagak tahan"
"Boleh aja, tapi kalo lo kalah duluan, jangan harap bisa ngomong ama gw lagi, paham?"
"Kecil itu mah, gak bakal gw kalah duluan. Ada juga lo yang minta nagih"
Rekaman suara selesai. Aku mendengus saja. Nama itu pun muncul kembali. Ini makin mempertebal dendamku saja kepadanya, dan kini pacar si berengsek itu berada tepat di dekatku, siap sebagai tempat untuk pelampiasan dendamku.
Namun aku masih ragu. Putri tak nampak seperti cewek yang menjadi tipe Ringgo, bahkan dia sepertinya tak pantas kalau bersama si Ringgo yang berengsek itu. Oh iya, ngomong2 soal ini aku jadi lupa sama Putri.
Aku pun berniat mengirimi pesan untuk meminta maaf soal kejadian tadi. Tapi saat baru menulis, pesan Putri sudah masuk terlebih dahulu.
P: "Maafin Putri ya, A', Putri khilaf tadi" *emotikon sedih*
A: "Ada juga Aa' yang minta maaf karena khilaf, Put"
A: "Maafin Aa ya Put"
P: "Iya, A, gpp. Putri cuman gak enak aja ama Teh Marsha, karena udah godain Aa. Ntar Aa malah ngiranya Putri cewek gimana gt"
A: "Enggak koq, Put, kamu itu di mata Aa selalu baik. Tadi malah Aa yang salah karena udah berani gt ke Putri"
A: "Maaf Aa ngelakuin sesuatu yang pasti Putri nggak suka"
P: "Putri suka koq A"
A: "Ah, masa?"
P: "Iya, pas Aa cium Putri tadi entah kenapa Putri ngerasa kayak bener2 disayangin gt, makanya Putri ngizinin Aa nyentuh dada Putri juga"
P: "Tapi Putri nggak mau terus bikin Aa ntar jadi ngerasa bersalah ama Teh Marsha"
P: "Jadi, kalau bisa jangan lagi ya, A, ntar Putri takutnya kalau ama Aa malah Putri yang nggak bisa tahan, malah jadinya kebablasan"
P: "Putri soalnya juga udah janji mau ngasihin keperawanan Putri ntar ama suami Putri nanti pas nikah, pada cowok yang bakal Putri cintai selamanya, dan mencintai Putri dengan setulus hati"
A: "Iya Put, Aa paham. Aa minta maaf ya"
P: "Ih, Aa nggak salah koq minta maaf. Xixixi"
A: "Kalau nggak salah berarti boleh dong minta cium lagi?" *emotikon monyet nutup mata*
P: "Cium di mana dulu" *emotikon melet*
A: "Di bibir lah" *emotikon ketawa*
P: "Ih, maunya"
Lalu lama tidak ada pesan lagi. Aduh, jangan2 aku nyinggung Putri nih. Tapi baru ketika aku akan minta maaf, Putri mengirim pesan lagi. Kali ini close up bibirnya yang dibentuk seolah ingin mencium.
P: "Ini khusus buat Aa Billy-nya Putri yang paling kasep"
P: "Met bobo ya, Aa'" *emotikon melet*
Astaga, apa yang harus kulakukan???
::::::::::::::::::
PART 15: Live Show
Kejadian Marsha dengan dosen pembimbingku membuatku makin terpuruk dan sudah diambang batas untuk menyudahi saja hubungan ini. Aku lagi mempertimbangkan bagaimana caranya mengakhiri hubunganku dengan Marscha. Karena jujur aku masih sayang sekali dengan pacarku. Dan anehnya, aku malah “menikmati” semua kejadian perselingkuhannya. Mungkin memang aku tergolong lelaki yang memiliki keanehan.
Kini aku sudah di surabaya lagi, menyesaikan penelitianku, walau aku tahu ini sekarang tidak penting lagi, karena sudah ada “garansi” dari Pak Zakar (melalui pacarku) kalau aku pasti sidang skripsi dan segera lulus. Tapi selama aku belum sidang, aku ga tahu apakah dosen pembimbingku ini masih memanfaatkan pacarku. Karena walaupun janjinya hanya sekali, mana ada yang tahan kalau sudah sempat sekali merasakan indahnya tubuh pcaraku. Bisa jadi, sampai aku sidang dia akan tetap mengekploitasi pacarku. Aku pusing jadinya.
Dalam kekalutanku mengenai Marsha, tak disangka aku menemukan penghiburan dalam diri Putri, pacar Ringgo yang telah beberapa kali main belakang dengan pacarku Marsha.
Menganggap diriku sebagai "kakak yang baik", Putri pun dengan cepat dekat padaku, dan kami hampir selalu melakukan apa saja bersama2. Saat membeli makanan pun Putri seolah tak mau kalau kutinggal. Alasannya sederhana, karena dia belum pernah bepergian jauh dari Bandung sendirian, sehingga menemukan orang seperti aku membuatnya merasa "aman".
Yah, memang, untuk saat ini. Salah satu sisi dalam hatiku masih ingin membalas dendam kepada Ringgo melalui Putri, namun kepolosannya selalu menenangkan amarahku yang membara, sehingga membuatku ragu untuk bergerak lebih lanjut. Jadi saat ini yang kulakukan adalah membuat Putri untuk semakin dekat denganku, lalu apa yang terjadi kemudian, biarlah semesta yang menentukan.
Beberapa Hari kemudian
Tepat besok sabtu adalah hari jadianku dengan Marscha. Aku mau ajak dia merayakan aniversary ditempat yang special. Sekalian aku mau mengumpulkan keberanian untuk membahas semua yang telah terjadi, khususnya kelakuan-kelakuan dia selama ini. Sudah waktunya pacarku aku ajak ngobrol, walau aku ga tahu setelah ngobrol mau seperti apa. Apakah meneruskan hubungan ini atau putus saja.
Aku sudah bulatkan tekad balik ke bandung sejak 3 hari lalu dari Surabaya dan berencana memberikan surprise makan malam romantis di hari anniversary. Sayangnya, selama 3 hari ini pun, pacarku ga bisa aku temui karena sering sibuk dan agak susah dihubungi sehingga aku kesulitan untuk membuat janji makan malam. Kecurigaan setiap saat menghantuiku.
Memang katanya dia sekarang lagi ambil 3 mata kuliah yang 4 sks dimana banyak tugas dan diskusi kelompok. Terus ada mata kuliah dia semacam praktikum dimana dikasih ruangan dikampus untuk kerja menuntaskan sebuah tugas praktek kuliah. Tugas-tugas kuliah memang sebgian besar bersama Sherry dia kerjakan, jadi aku bisa tenang karena setidaknya ada mata-mata. Walau kadang aku meragukan kejujuran Sherry, karena bagimanapun mereka sahatan. Sahabat saling menjaga satu sama lain.
Untuk merayakan hari jadian kami, dengan inisiatif aku booking saja restoran bagus di utara kota bandung jam 20.00. Aku mau kasih surprise saja ke pacarku. Tadi siang kami wa-an katanya dia ga ada kerja kelompok hari ini dan sore sudah dirumah karena mau temanin ibunya masak buat cara keluarga.
Sebagai surprise, sore itu sekitar jam 18.00 aku pergi ke rumah pacarku untuk menjemputnya. Toh ada ibunya disana lagi acara masak, maka aku bisa seklian ngobrol karena sudah lama tidak ketemu nyokapnya. Namun sayang, menurut ibunya baru 30 menit yang lalu pacarku telah dijemput oleh teman kuliahnya. Amsysong deh.
Aku telpon pacarku. Tapi sayang ga diangkat. Akhirnya aku whatsapp pacarku dan menanyakan dimana posisinya. Tapi sama.. tak terbalas....
Aku lalu pamit ke nyokapnya.
"Hubungan kalian baik-baik saja kan Billy?" Tanya nyokapnya sebelum aku balik. aku hanya mengangguk dan segera keluar dari gerbang.
Dan aku-pun akhirnya kembali ke kost. Karena kesal & capek sampai kost Aku malah tertidur. Hingga akhirnya bunyi telpon dari Pacarku membangunkanku.
Pacarku mengabariku kalau dia bersama Sherry, Gilang, Natasha, dan teman temannya mau mengerjakan tugas kuliah dadakan karena besok ada study lapangan ke luar kota. Walau kesal aku mencoba meredam amarahku. Aku bilang ya sudah lanjutan tugas kelompoknya. Namun yg aneh diakhir pembicaraan, tepat sebelum mematikan telponnya terdengar pacarku seperti melenguh... "Ahhhh...".
Meskipun kecewa dan sedikit merasa aneh, namun aku mencoba sabar & mengerti posisi pacarku. Aku sedih, sepertinya dia lupa anniversary kami. Segera aku batalkan reservasi dinner. Karena lapar dan perut terus berbunyi aku memutuskan keluar mencari makan di Rumah Makan Siap Saji terdekat menggunakan sepeda motor.
Setelah makan dan kenyang, ternyata waktu telah menunjukan pukul 22.00. Karena merasa suntuk, aku memutuskan sedikit jalan jalan mencari udara segar.
Hingga akhirnya sampailah disebuah lampu merah. Kendaraanku tepat berada di belakang sebuah mobil jenis SUV yang aku kenal milik salah satu mahasiswa abadi dan anak seorang preman ketua ormas Ibu Kota yg cukup disegani. Dia adalah Gilang teman kampus pacarku yang tadi diceritakan.
Awalnya Aku tidak merasa curiga sampai akhirnya secara tak sengaja dia melihat dari spion depan mobil tersebut sesosok wajah yg mirip pacarku dengan dandanan yg cukup seksi, terlihat sedang tertawa mesra dengan si pengemudi.
Lampu merah-pun berubah menjadi hijau. Karena penasaran, aku mengikuti kendaraan tersebut sambil menjaga jarak supaya tetap tak terdeteksi oleh mereka.
Dan ternyata kendaraan tersebut masuk kesebuah Diskotik Eksklusif dikota kembang.
Singkat cerita, karena tak memiliki akses khusus, aku tidak diijinkan masuk oleh penjaga keamanan diskotik. Setelah hampir putus asa, tak sengaja aku bertemu kawan lama bernama Pandu yang ternyata bekerja sebagai bartender di Diskotik tersebut dan berkat Pandu-lah aku akhirnya bisa masuk ke dalam.
Tanpa menunggu lebih lama, ditengah hingar bingar suara diskotik mataku bergerilya mencari keberadaan pacarku dan ternyata tidaklah sulit. Pacarku terlihat sangat mencolok dengan tubuh & pakaian yang seksi sedang bergoyang dan menikmati musik yg disajikan sang DJ. Terlihat Gilang dan teman temannya nampak iseng memeluk dan curi-curi meraba bagian-bagian tubuh pacarku. Bukannya menepis tangan-tangan jahil itu, malah pacarku hanya tertawa tawa sambil membiarkan ulah usil mereka.
Sambil berjoget, cowo-cowo itu secara gantian memberikan minuman ke mulut pacarku. Pacarku nampak sudah sedikit mabuk, dia hanya tertawa sambil terus bergoyang mengikuti alunan musik. Selama hampir setengah jam aku dibuat panas dingin dengan berbagai adegan eksibisionisme pacarku. Tiba tiba aku melihat Gilang menggandeng pacarku menuju private room dilantai atas. Dengan hati panas dingin, pelan pelan aku mengikuti Gilang. Nampak pacarku yang sudah seikit sempoyongan dirangkul Gilang. Supaya tak dicurigai, aku mengambil jeda beberapa menit sebelum menyusul mereka.
Dilantai atas, aku kehilangan jejak mereka. Dengan pelan-pelan aku menajamkan pendengaran. Beberapa ruangan terlihat sepi, diruangan yg lain terdengar suara tertawa orang & diruangan lainnya terdengar sedikit suara desahan.
Tibalah aku diruangan paling pojok dan aku mendengar suara desahan dan suara manja yg sangat aku kenal.
"Ahhhh.... mas Gilang pelan pelan mas...." suara pacarku.
Entah aku yang mujur atau memang cowo itu yang terburu nafsu, pintu ruang VIP yang ditempati Gilang & pacarku ternyata lupa belum dikunci dari dalam sehingga memudahkanku untuk melihat apa yg sebenarnya terjadi didalam.
Suara yang didalam memang suara pacarku yang aku hapal jelas. Dengan jantung berdebar aku membuka sedikit pintu ruang VIP tersebut dan sangat terkejut luar biasa. Dunia seakan runtuh. Kepalaku seperti kejatuhan benda berat. Nafasku berhenti sesaat.
Dengan mata kepala sendiri aku melihat pacarku berdiri tanpa BH ditengah ruang VIP itu, dan hanya menggunakan celana dalam saja. Celana dalam minim yang belum pernah aku lihat. Tubuh indah pacarku sedang diraba dan dikenyot toket putih mulusnya oleh Gilang dengan gerakan yang sedikit kasar.
Karena sangat bernafsu membuat mereka tidak menyadari bahwa aktifitas mereka bisa dilihat orang lain. Cowo itu dengan rakus melahap kedua belah dada pacarku yang ranum kiri dan kanan secara bergantian. Dia pasti sangat menikmati kekenyalan kedua benda favoritku itu. Pacarku hanya mendesah sambil memegang kepala cowo itu.
“Pelan-pelan sayang....”
Aku merasakan cemburu saat pacarku memanggil sayang ke cowo lain. Sungguh sakit hati, sekaligus horni melihat pacarnya yang cantik putih mulus sedang digumuli pria yang secara fisik tidak tampan namun terlihat kekar dan keras.
Toked ranum pacarku tampak sudah mengacung keras, menandakan gairah yang dialami si empunya semakin tinggi dan bertambah tinggi.
“Ouhhh...enak sekali sayang...kamu pintar sekali memainkan toketku...auhhh..” Desah manja pacarku sambil melingkarkan kedua tangannya ke leher belakang si cowok, dan menekan kepala belakangnya biar cowo itu terbenam dan menempel erat pada kedua susunya.
"Gi.. gigit... putingnya...sayang....akhhh!! Uughh! yaak ben.nerr gituu..uughhh!! Sshhh yesshh!!". Ucap Marscha memberikan instruksi.
Batangku ikut ngaceng menyaksikan kebinalan pacarku. Apalagi saat tubuh pacarku didorong keatas sofa, lalu celana dalamnya yang mini itu ditarik dengan cepat memamerkan liang pacarku yang pasti sangat dinikmati keindahannya oleh lelaki itu.
“Ga bosan-bosannya gue lihat memek lu ini. Memek super”
“Sengaja aku cukur buat kamu....” kata pacarku menggoda, sambil melebarkan kedua belah kakinya. Sangat sexy.
“Bagus...gue suka cewe penurut kayak lu....” Kata gilang lalu semakin membuka paha pacarku semakin lebar. “Bentar lagi gw kontolin sampai puas lu...” lalu membenamkan wajahnya di liang surgawi pacarku.
Pacarku sampai mendesah-desah dengan kencang mendapat serangan mendadak itu, sambil tangannya meremas rambut cowo itu. Puas sekali cowo itu menjilati vagina gundul pacarku.
“AHHHHHH....Auuwwww.......” Pacarku medesah dengan kencang sambil meremas kedua payudaranya yang makin menjulang tinggi. Hingga 2 menit kemudian kudengar jeritan panjang pacarku menandakan dia orgasme. Badannya menegang sebentar, sambil tangannya menjambak rambut cowo itu.
“Baru dijilat bentar saja sudah muncrat lu....” Kata cowo itu melepaskan vagina pacarku. Harus kuakui memang cowo itu luar biasa bisa buat orgasme pacarku hanya dengan oral sex yang singkat.
“Gila memang oral sex mas gilang....buat aku basah kuyup......sukaaa..”
“Ini masih pembukaan sayang. Nanti yang lebih nikmat kamu rasakan”
“Mauuuuuu.......” Kata pacarku dengan binal. Benar-benar bitchy sekali dia.
Batangku makin tegang menyaksikan itu semua.
Aku bukannya mendobrak masuk kedalam dan menghajar cowo itu, malah berdiri mematang didepan pintu sambil mengingtip. Sesekali aku arahan pandanganku ke lorong jalan manatahu ada yang datang.
Cowo itu lalu membuka celananya dan menurunkan CD nya. Batangnya yang sudah berdiri keras diarahkan ke wajah pacarku. Ditampar-tamparkannya batang itu ke muka mulus pacarku.
Walau pacarku masih kelelahan karena barusan orgasme tapi dia menurut saja dan membuka lebar mulutnya. Pelan-pelan batang yang berbulu lebat itu masuk ke bibir mulutnya. Penisnya Gilang sambil dikocok dengan cepat dan kepalanya langsung dijilati, diisap-isap dan diemut-emut oleh Marscha.
Sambil kontolnya dioral, cowo itu memainkan kembali memek pacarku dengan tangannya. Itu membuat Marscha makin liar menservice batang berbulu itu. Kadang penisnya dimasukkan mulutnya sampai hampir separoh dan kemudian dikenyut-kenyut dengan mulut dan lidahnya. Kadang juga sampai deep throat.
“Gila, sedotan lu memang mantap benar. Beda sama cewe-cewe kampus lainnya”
Aku tak menyangka pacarku sangat binal sekali memankan batang cowo lain yang bukan milik pacarnya.aku perlahan mengelus batangku, membayangkan sekarang kontolkulah yang mengobok-obok bibir tipis Marscha.
“STOP..Udahan dulu. gue ga mau cepat keluar...” Kata cowo itu.
Kemudian pacarku dibuat menunging diatas sofa. Dari tempatku mengintip aku bisa melihat posisi pacarku sangat menggairahkan. Apalagi saat pahanya dilebarkan, sehingga vaginanya yang sudah basah berikut lubang analnya jelas terlihat. Siapapun yang melihat posisi pacarku itu pasi tidak akan tahan lama-lama. Begitupun dengan Gilang. Dari belakang cowo itu mulai memain-mainkan batangany diliang luar vagina pacarku.
“Do it baby...i am your dog...” Kata pacarku. Sangat-sangat binal sekali.
“OK. Jadi malam ini lu jadi anjing gw ya.....”
“terserah kamu sayang...”
“Bilang guk...gukk...dong..”
“Guk..gukk..gukk...” Pacarku menurut saja. Benar-benar binal, bahkan mau disamakan dengan anjing.
Persih seperti anjing mau kawin, Gilang langsung menyodokkan penisnya dengan cepat dan sedalam-dalamnya. Pacarku menjerit keras dengan serangan cepat itu. Gilang menyodok-nyodok dengan cepat sehingga yang keluar hanyalah desahan nikmat bercampur rasa sakit dari mulut pacarku.
"Akhhh...Mas gilang..pelan-pelan.....Auhhhhhh...kontolmu kasar banget sih. Memekuku bisa rusak ntar...auhhh..."
Dengan masih memompa liang senggama pacarku tersebut, aku bisa dengar Gilang bilang : "Santai aja Marsha. Memek lu ini elastis kok. Walau dipakai banyak kontol ga bakalan rusak. hahaha"
Saat melihat pemandangan mesum didepanku itu aku menjadi marah namun aku menemukan sensasi tersendiri saat melihat vagina pacarku digarap habis-habisan. Aku mengelus-eluh penisku yang sudah tegak berdiri melihat pertunjukan persenggamaan antara pacarku dengan seniornya mahasiswa abadi itu. Apalagi cowo itu selalu memaksa pacarku untuk menggongong seperti anjing.
“Gimamana enak?”
“Gukkk....gukk...”
“Bagus”
Dari belakang Gilang mensodok dengan kecepatan tinggi. Payudara pacarku yang bergantung indah taku luput dia remas-remas.
“Sempit banget memek lu...Jarang dipakai cowo lu ya...”
“Iya...dia mah sibuk diluar kota....memek gue suka gatel...”
“Beruntung banget gw bisa rasakan memek lu gratisan begini”.
“Gukkk...gukkk....”
“Kalau lu lonte, gw harus bayar mahal ini...”
“Gukk...gukk..gukkk..”
Gilang seolah kesetanan saat menghajar pacarku dari belakang, dia juga meremas payudara Pacarku yang menggantung seksi.
Aku bisa dengar lolongan panjang Marscha saat mendapatkan orgasme pertamanya saat di di-doggy diatas sofa.
“AHHHHHHHHHHHH.........AHHHHHHH.......AHHHHHH......” Panjangan sekali teriakannya. Sambil tangannya menyambut remasan tangan Gilang di buah dadanya yang montok itu, bahkan seolah meminta Gilang untuk meremas lebih kencang lagi.
Cowo itu bukanya berhenti malah semakin kencang menyodok pacarku.
Bahkan sekarang diangkatnya pacarku, lalu didorongnya keatas sebuah meja seperti meja rias, yang didepannya ada kaca. Posisi mereka masih doggy style, dengan berdiri.
“Gue ingin ngentot lu, sambil lu lihat wajah lu yang horny habis” Kata gilang.
“Gukkk....guk.....gukkkkk....” racau Pacarku dengan menirukan suara anjing. Tak berapa lama, kembali cowo itu menggejot pacarku didepan kaca itu, tanpa memperdulikan pacarku yang masih lemah karena orgasme barusan.
Payudara indah pacarku mengayun dengan sexynya dipantulan kaca. Wajahnya sudah merah sekali dan dipaksa Gilang untuk melihat ke kaca.
Aku melototkan mataku ke adegen Live Show itu. Rasa cemburu yang makin mendalam melanda hatiku ketika aku melihat tubuh bugil sexy Pacarku di kerjai oleh lelaki jelek itu. Tetapi jujur saja aku makin terangsang dengan kejadian ini dan berharap bisa lebih hot lagi dari yang sekarang. Aku sudah menurunkan celanaku dan memainkan kontolku sendiri.
Sungguh sexy sekali pacarku dipantulan kaca itu, dan dia sepertinya makin ON saat menatap tubuhnya yang telanjang digenjot dari belakang. Wajahnya sudah merah sangat horny seperti kepiting rebus, bulir-bulir keringat membasahi jeningnya, rambtnya sudah basah. Aku harus coba sesekali ML dengan gaya sepeti ini, karena kulihat pacarku sangat menikmati. Dia malah meremas-remas dadanya yang bergoyang indah itu, dan juga ikutan menggerakkan pantatnya menyambut sodokan Gilang.
Dia hanya teriak gukk...gukk...gukkk...saat Gilang meremas rambutnya.
Ingin aku masuk kedalam, tapi bukan untuk menyudahi permainan mereka, tapi untuk menyaksikan lebih dekat bagaimana pacarku dikentot dengan liar. Apakah aku ini benar-benar punya kelainan ataukah aku ini benar-benar cowo lemah tak berdaya pacarnya dikentot seperti ini? Pikiranku terhenti sejenak karena aku dengan suara Marscha keras sekali melolong seperti anjing dipotong lehernya.
“AUHHHHHH........AHHHHHHHH....AHHHHHHHH.........”
Ternyata dia orgasme dengan hebat dan lebih cepat dari yang pertama tadi. Terlihat dari pantatnya yang bergerak seperti kesetruman. Gilang menarik batangnya. Pacarku lalu diangkat badannya dari meja rias itu dan didorong lalu ambruk diatas sofa di ruang VIP itu.
“Gue belum puas ini. Siap-siap ronde kedua” Katanya ke Marscha, tapi pacarku hanya dia memejamkan mata, dengan nafas tersenggal-senggal.
Kulihat Gilang berjalan menuju telpon didekat meja. Aku tak begitu jelas apa yang dia omongkan, tapi sepertinya order makanan atau minuman.
Kemudian cowo itu mendekat ke Marsha, dia balikan tubuh pacarku yang sudah banjir keringat. Pacarku sekarang telentang telanjang dan masih ngos-ngosan dengan dadanya naik turun, sambil memejamkan matanya. Diambilnya tisu, lalu dilapnya vagina pacarku yang belepotan cairan cinta Marscha.
Tak berapa lama, aku dikejutkan oleh seseorang yang datang mendekati kamar VIP itu. Untung didekatku ada horden penutup kaca, aku langsung sembunyi disana. Ternyata yang datang itu adalah pelayan yang membawakan minuman. WHAT???
Bahaya ini kalau sampai dia masuk dan melihat tubuh telanjang didalam. Pelayan itu mengetok pintu, kudengar “MASUK” dari dalam.
Dari posisiku mengintip kelihatan pelayan itu mendekat dan berhenti sejenak menatap sesosok tubuh indah sedang telanjang penuh keringat diatas sofa. Kulihat gilang memberi kode, agar masuk dan meletakkan minuman diatas meja.
Pacarku masih telentang dengan mata tertutup karena kecapean digempur barusan. Dia sepertinya tidak sadar kalau sekarang ada pelayan yang bisa menikmati pemandangan tubuh telanjangnya. Justru aku yang panik.
Aku lihat gilang medekat ke pelayan itu yang bisikan sesuatu. Awalnya pelayan itu ragu. Tapi Gilang mendorongnya kearah pacarku. Tak berapa lama Pelayan itu langsung mendekati tubuh MArscha dan........ HAPP..... Dia melahap payudara pacarku.
Anjing. Aku kaget luar biasa. Jahat sekali Si Gilang ini. Untuk tips, dia kasih toket pacarku, yang aku yakin belum pernah dirasakan pelayan itu.
Pacarku mulai mendesah, tapi masih memejamkan matanya. Kedua dada indah yang menjulang tinggi itu diremas dan dijilat dengan rakus sama pelayan itu. Bahkan tangannya sudah kebawah kearah vagina pacarku (walau aku tak bisa melihat jelas karena kehalang badannya).
Dan kulihat gilang sudah mulai mengocok batangnya yang sudah kembali tegang. Dia sangat menikmati bagaimana pelayan (maaf) dari kelas rendahaan itu mengexploitasi pacarku. Ternyata dia sengaja setting adegan ini. Untuk memancing birahinya. Licik juga.
“Sudah cukup....kau keluar sana...” Kata Gilang menarik kepala pelayan itu, sambil mendorongnya.
Pelayan itu kelihatan kesal karena tanggung, tapi tak berani saat melihat muka galak gilang. Pelayan itu keluar, dan aku menahan nafasku takut dia melihatku sembunyi dibalik horden. Karena walau dibelakang horden, kakiku masih kelihatan krn gordennya tidak sampai lantai. Dan aku bertuntung dia tidak melihatku, dan lebih beruntung lagi dia tidak menutup sempurna pintu ruang VIP itu, sehingga aku masih bisa melihat siaran langsung di dalam.
Aku lihat Gilang yang kontolnya sudah kembali tegang lalu menarik tubuh pacarku ke arah sandaran sofa. Sekarang posisi badan pacarku ada di dudukan sofa, sedangkan pantatnya di sandaran sofa, sehingga posisi vagina pacarku lebih tinggi, menghadap cowo itu. Gilang posisi berdiri, dilebarkannya paha pacarku, lalu dimasukan kembali batangnya. Dengan lancar batang itu masuk ke memek sempit pacarku yang sudah basah.
"Ahhhh..." Pacarku hanya menjerit kecil, yang kemudian kembali diam.
Dengan perpaduan cepat dan lambat, Gilang menggenjot pacarku.
Sekitar 5 menit kemudian, Kudengar pacarku kembali mendesah-desah. Sepertinya birahinya kembali naik.
Gilang memaju-mundurkan pantatnya dengan penuh semangat. Menghajar memek pacarku dari posisi atas, membuat Gilang dengan bebas melihat bagaimana toket besar Pacarku bergerak-gerak liar karena goncangan. Kedua tangan Gilang mencengkram kuat-kuat kedua bongkah daging tersebut dan semakin mempercepat kocokannya.
“Enakan mana sama kontol pacar kamu?”
“......”
“Ayo jawab...”
“.......”
“Ya sudah deh. Udahan ya...” Kata Gilang mencabut batangnya.
“Ehhh...ehhh...tanggung..jangan dong...” Kata pacarku membuka matanya. Malah sekarang justru pacarku yang memaju mundurkan liangnya ke kontol Gilang. Benar-benar bitcy sekali.
“Kontol kamu yang terbaik sayang...auhhh...” Katanya.
Kemudian Gilang memeompa dengan semangat kembali dengan RPM tinggi sampai pacarku kembali orgasme. Diremashnya kencang sofa itu, sambil teriak ENAKKKKKK........
Gilang pun tersenyum “Baguss, Kita terusin ya. Gw belum keluar nih! Mau kan?” tanya Gilang pada pacarku yang kemudian dibalas dengan hanya mengangguk lemas.
Gilang pun kemudian melepaskan paha pacarku, lalu berjalan dan merebahkan dirinya diatas lantai "Kamu diatas Sha!!" perintahnya pada pacarku. Dia manti ganty gaya woman on top.
Pacarku pun mengangguk dan mengerti permintaan dari Gilang, ia kemudian beringsut mendekati cowo itu.
“Eh bentar dulu. Rekam dong. Buat bahan coli gw”
“Jangan kesebar ya” Kata pacarku, lalu mengambil HP gilang. Diletakkanya diatas sofa tempat tadi mereka bercinta.
“Lu hadap sana saja. Pasti keren banget ditonton nanti toket lu gerak-gerak pas digenjot” Perintah Gilang
Pacarku seperti kerbau dcucuk hidungnya. Dia menurut saja.
Setelah kamera video nyala mode record dan mengkat gambar full mereka berdua, Marscha yang sudah terlihat lemas lalu naik ketas tubuh telentang Gilang sembari berjongkok dengan membelakangi cowo itu. Lalu sembari memegang batang kontol Gilang dengan tangan kanannya, Marscha mengarahkan dan menuntun senjata pamungkas laki-laki itu ke gerbang pintu kemaluannya sendiri. Perlahan dia menempelkan kepala kontolnya sedikit, lalu pacarku mulai menurunkan pinggulnya memasukkan kontol Gilang keliang senggamanya yang begitu sempit.
“OUhhhh......memek Marscha penuh sama kontolnya gilang...” Desah pacarku kearah kamera. Bitch.
Perlahan-lahan, akhirnya kontol tersebut pun ludes seperti sedang dimakan oleh memek pacarku, semuanya tenggelam sempurna dan tidak keliatan lagi, “Auhhhhhhhhhhhh” rintih pacarku.
"PLAAAKKKK" tampar Gilang di pantat pacarku tidak begitu kuat "PANTAT!!" katanya gemas pada pantat mulus pacarku.
"Aduhhh...jangan tampar-tampar dong" Teriak pacarku.
“Ayo goyang. Jangan banyak protes”
Lalu pacarku pun mulai menunggangi kontol milik Gilang dengan pelan, menaik turunkan pantatnya dengan semangat serta tak lupa untuk memutar pinggulnya dengan liar. Aku sangat terangsang melihat kebinalan pacarku itu. Kontolku kembali aku kocok-kocok dengan cepat.
Desahan-desahan kembali memenuhi ruangan VIP itu. Sembari begoyang, tangan pacarku berpegangan pada lutut Gilang. Pacarku sungguh lincah bercinta dengan posisi sex WOT tersebut. Sering bercinta denganku (bahkan mungkin dengan beberapa cowo lain) pacarku sudah paham dan tahu betul apa yang harus dia lakukan untuk bisa mendapatkan kepuasan.
“Ouhhhh... Ssssshhhh... Euhhhhh...... Ahhhh.., ” desahnya penuh gairah sembari menggoyang penis Gilang didalam memeknya. Sesekali dia arahkan wajahnya ke kamera HP.
Gilang pun sepertinya juga merasakan dampak kenikmatan dari goyangan pacarku itu “Enak banget goyangan lu. Dasar pecun memang lu ya.. Ouhhh. Sssssshhhh..” desahannya ikut keluar.
“Iya aku memang pecun....” Kata Marscha menggoda.
Pacarku pun dengan RPM tinggi memacu kejantanan Gilang dengan goyangannya, Kadang pacarku naik turun dengan cepat, dan kadang ia melambat memainkan tempo, pacarku meliuk-liuk diatas batangnya Gilang yang besar itu.
"aaachhhh.... gilaaa... iniiihh... ennaaakkk" Desahan-desahan nikmat pacarku menandai keluar masuknya batang Gilang di memeknya.
Kontol itu terlihat menyodok semakin dalam bahkan sepertinya sudah sampai menyentuh dasar rahim pacarku yang membuatnya menggelinjang ketika kontol tersebut masuk secara menyeluruh.
Pacarku sepertinya tak rela kalau sensasi ini cepat-cepat berlalu, Payudaranya yang sudah menegang maksimun terayun-ayun dengan indah dibadannya mulai ia remas-remas sendiri untuk menambah rangsangan dan sensasi nikmat, sambil diarahkan ke kamera yang masih ON.
Gilang pun juga mulai membantu menyodok-nyodok kemaluannya sendiri, sehingga pacarku berteriak makin kencang, sudah seperti video bokep jepang. Sambil menyodok memek pacarku, Gilang tak tinggal diam dan meremas-remas pantat Marscha. Malah terkadang dia membantu mengangkat pantatnya lalu menurunkannya lagi dengan cepat.
“Ahh.... ahhh... terussss... puaaskaaannhh.. akuhhh.. ahhh...gilaaaa...” jerit pacarku meminta seiring dengan naik-turun tubuhnya. Wajahnya sangat binal menghadap kamera yang sedang merekam.
Aku sudah ngecrot sekali menyaksikan semuanya itu. Tapi mataku tak bisa lepas dari persetubuhan panas ini. Bahkan mereka belum juga selesai, masih lanjut ronde selanjutnya.
Dari menghadap kebelakang, pacarku pun kemudian memutar tubuhnya tanpa melepaskan Kontol Gilang yang tertancap di memeknya, kini posisi mereka saling berhadapan dan mereka tersenyum bersama.
"Enak ya sayang??" Tanya Gilang melihat pacarku yang tersengal-sengal sambil mengelus-elus wajah pacarku yang mulai berpeluh keringat.
Pacarku pun mengangguk "Banget babe..." jawabnya sambil tersenyum.
"Kamu mau gak aku entotin kayak gini tiap hari?" tanya Gilang yang lagi-lagi memancing pacarku.
"Mau.. maauu....kamu mainnya tahan lama..." jawab pacarku mengangguk penuh semangat.
Mendengar jawaban tersebut, hatiku langsung luluh lantah mendapati kalau sekarang pikiran pacarku sudah bukan lagi pikiran yang dulu. Sontak saja kontolku yang sudah lemas karena berejakulasi tadi, mulai mendenyut kembali, rasanya hatiku cemburu dan marah, tapi tubuhku malah semakin horny dan terangsang merasa dilecehkan seperti ini.
"Goyang lagi dong kalau gitu" perintah Gilang dengan manja pada pacarku.
Pacarku pun kemudian kembali mulai bergoyang-goyang dan naik turun seperti seorang cowgirl yang sedang menaiki seekor kuda, gerakannya sangat sensual dan penuh semangat dibarengi dengan senyum kenikmatan yang tergambar jelas di wajahnya. Dadanya mengayun indah tepat didepan wajah Gilang. Pemandangan yang sangat indah bagi setiap lelaki yang melihatnya.
“Ahhhh.. eeemmhhh.... ahh.. sshhh..” desah pacarku menggairahkan di tengah suara beradunya tubuh mereka berdua, saat mulut Gilang melumat dan mengunyah-ngunyah sepasang payudara di dada pacarku itu secara bergantian. Sekejap kemudian payudara pacarku yang putih mulus itu dipenuhi bilur-bilur kemerahan bekas gigitan Gilang.
“Jangan dicupang...nanti pacarku lihat.....” Kata Marscha. Masih sempat-sempatnya dia memikirkanku.
“Nanti bilang saja digigit nyamuk.....” Kata Gilang kembali melumat bongkahan indah itu.
"Iyaaaaa.... Geeeeelllliiihhh....ouhhh........... eeengghhh..." ungkapnya penuh desisan saat kedua puting susunya dihisap dengan kuatnya dan penuh nafsu.
Ini merupakan pemandangan yang sangat menakjubkan untukku, pacarku naik turun menikmati cepatnya batang Kontol Gilang masuk dan keluar, diikuti dengan cepatnya bibir memek pacarku melesak ke dalam dan keluar. Aku pun sudah tidak tahan untuk mempercepat kocokan kontolku melihat pacarku disetubuhi oleh laki-laki
Sementara aku melihat wajah Gilang tersenyum dengan matanya merem melek, menikmati liang memek pacarku yang kecil dan imut-imut itu.
Rupanya pacarku sudah ingin mencapai orgasme sekali lagi hanya berselang waktu yang tak lama. Pacarku semakin cepat menggoyangkan pinggulnya ke kiri dan ke kanan, dan mengangkat pinggulnya naik turun dengan semangat dan cepat. Gilang pun juga semakin mempercepat permainannya, mungkin dia juga sudah merasakan gelombang orgasmenya yang mulai membayang akibat goyangan hebat pacarku.
"Ahh.. aku...keluar.... lagiiihhhh....." desah pacarku dengan kencang, penuh kenikmatan menggapai orgasmenya sambil kemudian dia ambruk memeluk tubuh Gilang.
Tubuh pacarku yang semula menggelinjang-gelinjang dengan liar perlahan mulai melemah. Keringat mengucur begitu hebat dari setiap pori-pori yang ada dikulitnya, akhirnya tubuh indah pacarku ini terkulai lemas dan matanya terpejam diatas tubuh Gilang.
Dengusan nafas penuh birahi sisa-sisa pergumulan pacarku masih terdengar memenuhi setiap ruang VIP itu.
Tapi Gilang belum selesai, dengan secapat kilat, ia membalikkan posisi yang sebelumnya pacarku diatas, berubah jadi posisi dia yang menindih pacarku, diatas lantai yang dilapisi permadani. Gaya bercinta missionari, cara yang terbaik buatku kalau mau nge crot.
“Aku tuntaskan ya...Sudah ga tahan nahan dari tadi jepitan memek lu...” Kata Gilang. Tanpa menunggu persetujuan pacarku yang masih lemah itu, cowo itu pun langsung saja mulai menggenjot kembali memek pacarku dengan cepat.
Tak jelas apa yang disampaikan pacarku. Tapi sepertinya meminta Gilang untuk sabar. Tapi Gilang tetap menggenjot. Pacarku hanya bisa pasrah, nafasnya masih memburu dengan liar namun dia tidak lagi bisa mengimbangi gerakan Gilang seperti semula, walaupun tubuhnya masih teguncang-guncang oleh genjotan Gilang yang mulai mengaduk- aduk memeknya.
“Gila..gw kecanduan memek lu ini..... Gw mau pacarin lu saja.....biar ngentot ga usah sembunyi-sembunyi......” Kata Gilang, sambil memacu batagnya.
Enak saja pikirku. Aku pacarnya yang sah.
“Putusin pacar lu ya..... biar lu gw buat puas tiap hari.....Gw cari kontrakan nanti buat lu...”
Pacarku diam saja tak bereaksi. Agaknya Marsha telah kehabisan tenaga karena beberapa kali orgasme, dan tak mampu lagi mengimbangi. Marscha hanya bisa membuka pahanya lebar-lebar namun dia hanya terlentang pasrah serta lemas dan tak mampu lagi menggerakan pinggulnya seperti semula.
Sekitar lima menit kemudian, tubuh Gilang pun memacu dengan kecepatan tinggi.
Kontolnya melesak ke dalam memek pacarku dalam-dalam hingga aku sangat yakin kalau kontol itu menyentuh dasar rahim pacarku.
“AAaaaaaaaaaghhhhhhhhhhhh..” geramnya sambil memeluk tubuh pacarku kuat-kuat.
"Sha, aku mau keluar nih. Keluarin didalam yah?" pinta Gilang pada Pacarku.
Pacarku langsung membelalak menatap cowo itu, "Jangan...Jangan...aku lagi subur, ntar hamil." Marscha mencoba berontak.
Tapi nampaknya sudah telambat karena tepat dengan berakhirnya kata-kata Pacarku, Gilang memegang paha Marsha sangat erat agar dia tidak bisa bergerak.
“Kalau hamil, biar pacar lu yang tangung jawab”.
Lalu nampak pinggulnya bergerak cepat sekali, menyodok dengan kerasnya, sampai disatu titik berhenti dan mengejang. Cowo itu telah mencapai orgasmenya. "Anjingggg...gw keluar.....AHHHHH..."
Pacarku sempat teriak lagi JANGAN, tapi akhirnya diam tak sanggup lagi melanjutkan kata-katanya.
Cowo bangsat itu menumpahkan spermanya kedalam memek pacarku, yang kemudian tubuhnya ikut ambruk ke atas tubuh pacarku.
Beberapa saat lamanya Gilang dan Pacarku terdiam dalam keadaan berpelukan erat sekali. Dia seperti menghabiskan sisa-sisa sperma dalam kontolnya ke dalam memek pacarku. Perlahan-lahan baik tubuh Pacarku maupun tubuh Gilang tidak mengejang lagi.
Gilang kemudian menciumi leher milik pacarku dengan lembutnya, lalu keduanya berciuman di bibir.
Gilang perlahan mencabut penisnya dari vagina Pacarku, terlihat cairan putih kental yang sangat banyak mulai mengalir sedikit demi sedikit dari dalam vaginanya mengalir keluar. Gilang berejakulasi didalam rahim Pacarku, spermanya cukup banyak sampai-sampai liang vagina pacarku itu tidak kuasa menampung semuanya.
"Gimana sayang? Puas khan ngentot ma aku?" Gilang tersenyum.
“Puas banget sayang....Tapi kamu nakal keluar didalam”
“Gpp, kalau hamil nanti pacarmu yang tangung jawab”
“Sialan lu...” Mereka berdua terrtawa.
Keduanya lalu rebah bersama dan saling memeluk. Sampai akhirnya kulihat Marscha tertidur kecapean.
Hatiku hancur berkeping-keping.
Setelah Melihat Pacarku orgasme & kena crottt dalam oleh Gilang, aku memasukan kembali penisku kedalam celana yang tadi sempet aku kocok hingga 2 kali keluar. Ya 2x keluar saking serunya live show yang menyanyat hati. Aku termenung sejenak. Tak bisa berkata-kata lagi. Aku putuskan pulang.
Agar tak mencurigakan, aku menyudahi aksi mengintipku karena takut ketahuan yang malah nanti bisa maenimbulkan masalah. Aku bermaksud pamit ketemanku Pandu yang bartender itu yang sudah membantu masuk ke diskotik ini. Perlahan aku tinggalkan ruangan VIP itu.
Lagi asik cari pandu disekitaran lantai diskotik, tak sengaja aku melihat sosok Ringgo diantara teman-teman Gilang tadi. Aku curiga, jangan-jangan mereka kenal. Aku lalu mendekat dan duduk disebalah meja mereka. Posisiku cukup aman menintai, walau jarak meja berdekatan. Mereka ngobrol ngalur ngidul sambil ketawa-tawa. Beberapa teman-temannya sudah ada yang mabuk.
Tak berapa lama, Kulihat Gilang datang lalu tos dengan ringgo.
“Mana Si Marsha?” Tanya Ringgo
“Lagi tidur kecapean habis gw kentot diruang VIP”
“Sedaappp.....enak banget. Kecanduan memek Marscha kayaknya”
“Iya bro. Puas gw ML sama dia. Cantik banget. Bitchy lagi. Mksh ya.”
“Sama-sama bro. Selama lu terima gw jadi anggota Pemuda Perjuangan Padjajaran, Marscha bisa lu pake kapan pun...haha..”
“Hahahha...gampang. Lu sudah jadi anggota ormas kita. Apa-apa lapor gw. Lu aman selama dibandung. Lu tahu kan siapa bokap gw. Aman semualah”
Anjing. Ternyata si bangsat ringgo ini umpankan pacarku demi keuntungan dia.
Aku pulang dengan perasaan cemburu dan sakit hati, tanpa pamit lagi ke Pandu. Perasaan didalam dadaku berkecamuk, marah merasa dikhianati, juga horniii yang kian meninggi. Aku putuskan pulang juga ke surabaya malam ini.
Tunggu pembalasanku.
::::::::::::::::::
Part 16: Putri, akhirnya.
Dalam beberapa hari setelah aku kembali ke Surabaya, dalam kegalauan hubunganku dengan pacarku, aku menemukan penghiburan dan kegembiraan dalam diri tetangga kostku asal bandung, yang tak lain tak bukan adalah Putri, pacar Ringgo orang yang saat ini berada di list teratas cowo yang aku benci dan akan aku kasih pelajaran.
Malam hari setelah aku menyaksikan langsung perselingkuhan pacarku di diskotik itu, aku langsung balik ke surabaya naik kereta malam. Tak kuhiraukan wa pacarku yang bolak balik tanya aku dimana, sambil minta maaf. Telpon pacarku juga ga aku angkat, termasuk telp Sherry yang aku tahu pasti Marscha yang suruh.
Sudahlah aku muak.
Aku tidak merespon semua panggilan. Aku bahkan matikan HP ku. Biarlah pacarku dengan kebingungannya.
Ini sudah hari ketiga aku mendiamkan pacarku. Malah aku sekarang makin akrab dengan Putri. Setiap pagi kami sarapan bareng dan malamnya makan malam berdua diluar diselingi dengan nonton atau jalan-jalan di mall dan seputaran Surabaya. Tak jarang juga aku samperin dia siang ke lokasi prakteknya, untuk ajak makan siang bareng.
Karena Putri ga ada teman juga disini, jadilah dia selalu nempel denganku. Bahkan tak jarang dia ketiduran dikamarku, ataupun aku ketiduran dikamar dia setelah asyik ngobrol sampai tengah malam. Berhubung aku berlaku sopan ke Putri, dia pun meras aman berada disekitarku. Walau kadang aku konak juga menyaksikan dia tidur. Namanya orang tidur pulas, dia ga sadar kalau aset-aset terbaik tubuhnya sering terlihatku.
Sampai sekarang aku masih ingin membalas dendam kepada Ringgo melalui Putri. Cerita perselingkuhan mereka sudah cukup untuk membuat Putri marah dan (harapannya) Putri mau juga balas dendam denganku. Tapi tentu masih ada risiko juga. Aku harus penuh perhitungan. Jadi saat ini yang kulakukan adalah membuat Putri untuk semakin dekat denganku, lalu apa yang terjadi kemudian, biarlah semesta yang menentukan. Aku tahu bagaimana membuat wanita nyaman. Kalau sudah nyaman, semua bisa aku dapatkan. * evil smile *
Setelah beberapa hari, aku akhirnya aktifkan juga HP ku (saat itu sudah malam dan aku sendirian di kamar kostku). Tapi aku malas membuka wa dari pacarku. Justru yang pertama aku buka adalah pesan dari Sherry. Isi pesan Sherry intinya Marscha bilang sudah diposisi kesal banget samaku karena aku cuekin beberapa hari ini. Marscha tidak tahu salahnya apa. Untuk menjumpaiku ke surabaya, Marsha juga bingung karena dia ga tahu alamat lengkapku. Tapi yang membuatku khawatir saat diakhir chat Sherry bilang kalau Marscha mau bujuk ke Pak Zakar agar menyudahi saja penelitianku di surabaya, dan langsung kasih jadwal sidang, biar aku balik ke Jakarta.
“Hati-hati lu kalau sampai dia `bujuk` si nutsball itu?”
Demikian chat terakhir sherry. Dia sengaja kasih tanda kutip dikata bujuk.
Wah, bahaya ini kalau sampai kejadian. Walau aku bakalan senang karena ga dilama-lamain lagi skripsi, tapi sedih juga karena Pak Zakar pasti memanfaatkan Marscha. Pasti ada imbalan untuk bujukan itu, tidak lain pasti minta pacarku melayaninya sekali lagi. Lagian siapa yang bisa menolak rayuan pacarku yang sexy itu?
Membayangkan dosen pembimbingku itu menggarap pacarku membuatku merinding. Kupejamkan mata sambil membayangkan tubuh telanjang pacarku habis dijilatin dosen cabul itu mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki. Bahkan dalam otakku aku bayangkan tubuh mulus pacarku naik turun diatas tubuh buncit Pak Zakar. Pasti sangat nikmat sekali.
Aku kesal, tapi juga horny, gimana tuh? Karena aku memakai celana kain tipis dan tanpa CD (maklum, kamar sendiri) maka pelan-pelan si junior ini mulai tegak membuat tenda di celana.
Pada saat itulah, Putri pun masuk ke kamar, kebetulan sekali pintuku memang agak terbuka, sehingga mungkin dia mengira aku belum tidur. Dalam situasi itu, aku pun berpura2 tidur telentang diatas kasurku.
Kurasakan Putri berhenti tepat saat membuka pintu, bukan karena melihatku tidur, tapi karena ada sesuatu yang tegak berdiri di bagian celanaku. Kubuka sedikit mataku dan tampaknya Putri agak takjub juga melihat hal semacam itu.
"A', tidur, A'?"
Aku diam saja, ingin melihat apa reaksinya selanjutnya. Kuduga dia pasti akan langsung pergi, kalau melihat sikap polosnya selama ini.
Di luar dugaan, Putri malah pelan2 berjalan masuk ke dalam dan mendekat ke arahku. Aku memejamkan mata, takut ketahuan kalau hanya pura2 tidur.
"A'?"
Putri mengusap2 pundakku yang terbuka, karena saat itu hanya memakai kaus basket saja, dan saat tangan halus itu mengusap kulitku, si junior langsung menjadi semakin tegang, membuatku sakit karena tertahan oleh celana kain.
Setelah coba membangunkanku tanpa hasil, seakan terhipnotis, Putri pun beralih pada sesuatu yang berdiri tegak di pangkal pahaku. Pelan2 dia menyentuh kepalanya, tapi langsung ditarik kembali seolah baru tersetrum. Aku hanya meringis tertahan karena rasanya seperti dihantam palu, walau kalau dilihat Putri melakukannya dengan pelan.
Putri agak beringsut ketakutan, tapi perlahan2 di mulai kembali mendekat. Setelah kembali menowel2 memastikan aku tidur, pelan2 Putri kembali tertarik pada penisku yang masih berdiri tegak. Dia mengangkat kolor celanaku kemudian memindahkannya dari penisku, sehingga kini penisku terasa bebas.
Aku agak mengintip dan kulihat tampang Putri serius sekali, seolah tengah menghadapi soal ujian yang maha penting. Pelan2, dengan jari2 agak gemetaran, dia pun menyentuh dan mengelus2 penisku yang tegang, sehingga, tentu saja menjadi semakin tegang. Aku agak menahan tawa karena kulihat wajahnya mirip dengan ekspresi kompleks anime Jepang yang sering kutonton.
Setelah mengelus2, perlahan2 dia akhirnya melingkarkan jarinya pada penisku dan menggenggamnya. Awalnya halus, tapi kemudian dia mengencangkannya sehingga terasa sakit, dan aku terpaksa sedikit mengerang. Sadar bahwa cengkeramannya terlalu kuat, dia mengendurkan lagi, kemudian mencoba2 untuk mencari tekanan yang pas. Setelah dirasa pas, dia pun mulai meremas2 sedikit bagaikan bermain squishy, namun tampaknya takjub karena benda yang dia mainkan ini keras seperti kayu.
"Koq keras gini ya?" gumamnya
Eksplorasi selanjutnya adalah menggenggam penisku agak kencang kemudian menarik turunkannya dengan tak kalah kencangnya, dan itu sungguh sakit sekali, karena dia melakukannya seperti mengayunkan alu (alat untuk menumbuk padi), bukan mengocok botol. Karena tidak bisa menahan sakitnya, aku pun langsung berteriak dan membuka mata.
“AAAAAA...........”
Putri pun sontak terkejut dan dia langsung melepaskan pegangannya pada penisku lalu melompat hingga terjatuh di lantai, kemudian dengan raut muka amat ketakutan, dia langsung lari terbirit2 masuk ke kamarnya dengan membanting pintu.
Aku berkeringat dingin sambil bersimpuh dan memegang penisku yang terasa panas dan perih. Rasanya sakit sekali hingga sejenak aku tidak bisa berjalan dan pandangan mataku berkunang2. Aku merintih kesakitan dan menangis... Ya, hanya ada beberapa rasa sakit yang tidak bisa ditanggung oleh seorang pria. Ini salah satunya. Langsung saja penisku kubebat dengan bantal untuk meredakan sakitnya.
Perlu waktu beberapa menit sebelum akhirnya aku bisa bangun dan berdiri, dan pandanganku sudah jelas, walau rasanya bagian perut bawahku seperti dihantam oleh Mike Tyson. Aku berjalan sempoyongan, sementara penisku yang malang sudah mengendur, walau masih setengah keras, bergandulan di bawah dengan celanaku masih menggantung di paha. Aku masuk ke kamar mandi dan menyiramkan air dingin untuk mengurangi rasa sakitnya. Dalam hati aku pun berpikir, dosa apa yang telah kubuat.
Feelingku Putri tadi nekat megang batangku karena rasa penasarannya selama ini. Apalagi Putri makin kesini makin sering tanya-tanya urusan ML ku dengan pacarku. Dia seperti penasaran. Kalau ditanya. aku selalu jawab apa yang menyenagkan cowo, termasuk dielus-elus batangnya, dikocokin sampai dioral.
Setelah sesi perenungan itu, dan penisku sudah tak lagi cenat-cenut, aku pun keluar dari kamar mandi. Putri sekarang ada dikamarnya. Dia mungkin baru pertama kali mengalami ini, dan reaksiku mungkin sudah membuatnya ketakutan. Segera aku menuju ke kamar Putri, dan mengetuk pintunya.
"Put, ini Aa"
Tak ada jawaban, hanya ada suara sesenggukan tertahan. Kucoba memutar kenopnya, dan ternyata tidak dikunci. Aku pun melangkah masuk, dan kulihat Putri sedang menangis sambil tubuhnya ditutupi dengan selimut. Pelan2, aku pun duduk di sebelahnya. Putri tampaknya tahu, dan tambah meringkuk menutup selimutnya rapat2.
"Maafin Aa' ya, tadi Aa' cuman kaget"
Putri lalu menampakkan wajahnya, dan kulihat walau sedang menangis, keimutannya tetap tidak berkurang.
"Enggak, A', Putri yang harusnya minta maaf. Nggak seharusnya Putri ngelakuin itu ke Aa'"
Aku mengangguk dengan senyum hangat, kemudian pelan2 kusibakkan selimut yang menutupi kepalanya. Dia langsung menghapus air mata yang berlinang pada pipinya yang tembem.
"Emangnya baru pertama kali ya, Putri ngelihat itu?"
Putri mengangguk saja.
"Sama cwo Putri emang belum pernah?"
Putri menggeleng. Kemudian dia pun bercerita bahwa ayahnya adalah seorang pensiunan tentara pangkat tinggi, dan dia sering bersikap overprotektif pada Putri, bahkan teman-temannya yang cowok pun sering menghindar karena takut dengan kegalakan ayah Putri. Ringgo sendiri adalah salah satu anak kenalan ayahnya, sehingga dia lebih bisa mendekati Putri, namun dugaanku, itu juga yang membuat Ringgo segan mau bertindak lebih jauh dengan Putri, karena takut dilaporkan. Itu juga yang membuat Ringgo menyalurkan birahinya ke target lain: pacarku.
"Makanya Putri penasaran waktu liat itunya Aa' naik, sebelumnya Putri cuman tahu dari Manga"
"Wah, doyan Manga kamu, Put? Yang genre apa?"
"Duh, malu A' bilangnya"
"Jangan2 Manga yang yaoi ya?"
"Ih, koq Aa tahu sih?"
"Ya rata2 cewe yang Aa' kenal sih emang suka ama genre itu"
"Cuman disensor, A', makanya penasaran pengen liat gimana sih bentuknya, gitu. Tapi koq beda ya?"
"Beda gimana?"
"Dulu pernah liat punya adik sepupu Putri yang masih kecil, tapi seinget Putri itu kecil dan empuk, kalau punya Aa' kenapa keras dan gede gitu?"
"Hahaha, ini juga pas lagi gini empuk, Put"
"Hah? Masa sih, A?"
"Mau kulihatin?"
Suasana tiba2 berubah. Entah bagaimana semua mengalir begitu saja, dan saat ini aku pun sadar sedang melakukan SSI kepada seorang gadis yang masih polos.
"Ntar Putri bikin sakit lagi punya Aa"
"Nggak bakal, Put, ntar Aa bimbing gimana caranya biar nggak nyakitin"
Putri sejenak agak ragu, tapi dari sinar matanya aku melihat rasa penasaran yang meluap2. Perlahan dia mengangguk.
"Ya udah, tutup dulu pintunya, Put, malu kalau dilihat orang"
Tanpa menjawab dia langsung bangkit dan menutup pintu, setelah itu langsung duduk dan menghadap ke aku yang sedang berdiri. Saat ini Putri sedang memakai satu set piama warna biru langit, dan dari atas sela2 piama, aku melihat bahwa dia tak memakai beha.
Pelan2, di bawah tatapan mata penasaran Putri, aku pun membuka celanaku, dan di hadapan Putri kini tersajilah penisku yang masih lemas menggantung. Putri tampak takjub melihatnya, bagai anak kecil yang melihat mainan baru.
"Pegang aja, Put, rasain bedanya ama tadi"
Entah apa yang mengendalikannya, tiba2 saja tangan mungilnya sudah kembali hinggap di penisku yang masih lemas, dan memencetnya pelan.
"Ih, lucu A', kayak squishy. Koq empuk ya Kak, beda kayak tadi?"
"Soalnya belum ngaceng, Put, coba aja kamu pegang terus, ntar lama2 keras.
"Ih, iya A', lama2 tambah keras lho"
Putri tampaknya suka dengan sensasi penisku yang mengeras dalam genggamannya.
"Kendurin dikit genggamannya, Put"
"Sakit ya A'? Perasaan sama aja Putri nggenggamnya"
"Iya, kalau pas empuk emang gak sakit, tapi semakin keras jadi semakin sakit"
"Oh gitu"
Kemudian Putri mengendurkan genggamannya mengikuti proses mengerasnya penisku. Dia tak melepaskan pandangannya, dan kulihat napasnya mulai memburu, tandanya birahinya pun sudah naik. Melihat ini sejenak aku pun agak ragu, haruskah kulanjutkan?
"A', koq nggak sekeras tadi sih?" Putri pun mulai menggoyang2kan penisku
Ah, masa bodoh, pacarmu aja seenaknya ngentot pacarku, adil kalau sekarang gantian kamu yang kukerjain!
"Perlu dikasih stimulasi itu, Put?"
"Stimulasi kayak gimana, A?"
"Buka bajumu dong, kayaknya bakal cepet keras kalau Aa liat dada kamu deh"
"Ih, malu Putri, A, kan dada Putri jelek, kecil, ini aja ama A' Ringgo sering diecengin"
"Siapa bilang dada kamu jelek? Kamu itu cantik, Put, apa pun yang ada di tubuh kamu itu nambahin kecantikanmu"
"Ah, Aa mah gombal"
"Coba deh, dibuka dulu, kamu pede aja, Put"
Putri tampak agak ragu2 sebentar, tapi kemudian pelan2 tangannya membuka kancing bajunya, kemudian direkahkannya pelan-pelan hingga pundaknya terlihat, kemudian perlahan2 pentil mungil berwarna pink itu menyembul keluar, Putri tampak membuang mukanya, tak berani menatapku.
"Jangan buang muka gitu, Put, lihat Aa aja gak papa"
"Malu ah, A, Putri belum pernah ginian soalnya"
"Putri, kalau kamu memang jelek, malu gak papa. Tapi kamu ini cantik, Put, tubuh kamu juga sempurna, kenapa kamu harus malu?"
"Dada Putri kan kecil A, beda ama pacar Aa yang dadanya besar dan bagus banget itu"
Aku pun berlutut hingga selevel dengan Putri, lalu aku pelan2 memegang kerah piamanya.
"Dada kamu juga bagus, Put. Nggak semua yang bagus itu harus besar, inget. Kalau kata Shakespeare, 'what's in a name? A rose by any other name would smell as sweet'. Memang dada kamu kecil, Put, tapi Aa suka"
"Beneran Aa suka?" kali ini Putri mulai menghadapku.
"Iya, apalagi puting kamu yang mungil ini, makin nambah imut, Put, sempurna"
Aku menyentil putingnya pelan, dan dia pun langsung agak mundur, tampak seperti tersetrum, namun tidak menutup dadanya yang terbuka ke arahku. Aku segera membuka piamanya, sehingga dia kini topless di hadapanku, bagaikan dewi dengan kulit putihnya yang seolah belum pernah bertemu sinar matahari, namun tidak pucat, hanya cemerlang bagai pualam.
Saat ini kami pun mulai dikendalikan oleh birahi. Aku menangkupkan tanganku pada dadanya yang kecil, dan kurasakan detak jantungnya meningkat, sementara desahan napasnya yang tersengal mulai terdengar keras, dan sinar matanya sudah memancarkan birahi yang membara meledak2, bagai air yang menggelora dari bendungan yang jebol.
Kumainkan dada dan putingnya, kuremas dan kujepit pelan, membuat napasnya semakin tidak karuan, dan dia pun untuk pertama kalinya mendesah, bukan dengan gaya imut sebagaimana dia biasa, namun desahan yang penuh dengan birahi seorang wanita dewasa. Aku pun mendekatkan wajahku ke wajahnya dan kami bertatapan sejenak dengan mata kami yang nanar.
Tanganku kemudian beralih ke belakang lehernya, dan menahan kepalanya saat mulutku mendekati mulutnya. Dia tampaknya ingin berontak dan mundur, tapi kurasakan juga pergulatan batin melawan keinginan untuk tetap diam untuk menerima. Pada akhirnya, keinginan itu menang, dan saat bibir kami saling menempel, kami pun saling mengisap dan berciuman dengan panasnya. Bendungan kini sudah sepenuhnya jebol.
Aku membawanya ke kasur dan kami pun bergumul, kuciumi dia dengan ganas, sambil tangan kami saling menggaet tubuh, seolah tak ingin melepaskan. Kemudian aku langsung melepas kaus basketku, sehingga kini aku pun telanjang bulat. Putri hanya terbaring menatapku dengan mata nanar, setengah ketakutan. Mungkin ini pertama kalinya ada seorang pria dewasa yang bugil di hadapannya.
"Aa' buka ya?"
Putri tidak menjawab, hanya pasrah saja ketika tanganku melolosi celana panjang piamanya, beserta celana dalamnya yang berwarna pink bermotif bunga. Dan kini dewi pualam itu sudah berbaring di depanku, memperlihatkan keseluruhan tubuhnya tanpa penghalang satu pun. Kulihat rambut kemaluannya yang tipis dan rapi membalut kemaluannya yang membulat, dibingkai oleh pinggul yang kencang.
Pelan-pelan aku mendekatinya, dan kedua bibir kami kembali berpagut, dan tanpa adanya pakaian yang menghalangi, kulit kami yang saling bersentuhan menjadi semacam stimulan, bensin bagi birahi kami yang membara2. Keringat pun bercucuran, dan tubuhnya tampak semakin mengilap, membuatku semakin menggila.
Aku pun mencucup pentilnya sambil menangkupkan tanganku yang bahkan lebih besar dari dada mungilnya itu. Dia berteriak dan mendesah kencang, seolah sudah tak malu2 lagi. Kulihat tangan kirinya bermain di bawah dan menggesek vaginanya dengan tidak karuan. Bunyi kecipak pun mulai terdengar bagai simfoni indah di telingaku. Segera tanganku menggantikan tangannya mengocok vaginanya, dengan mulutku masih bermain di dada mungilnya. Dia berteriak kencang keenakan sambil jarinya dicengkeramkan di punggungku.
"A... Putri... mau... pipis..."
Kupercepat gesekan pada vaginanya, dan tubuhnya menjadi kaku sebelum akhirnya kejang hebat disertai erangannya yang panjang. Sejenak aku teringat pada erangan bintang JAV, tapi entah kenapa kalau biasanya itu kuanggap konyol, kali ini ada sensasi yang berbeda.
Putri mendorong tanganku dengan agak lemas hingga terlepas dari vaginanya, dan tubuhnya masih agak kelojotan akibat sisa2 orgasme. Dia terlihat cukup lemas, mungkin ini adalah orgasme terbesar yang pernah dia rasakan. Aku pun mendekati telinganya dan berbisik padanya.
"Enak, Sayang?" tanpa sadar aku memanggilnya 'sayang'.
"Enak banget..." desahnya puas
Aku kemudian kembali menelentangkan tubuhnya, kemudian kubuka pahanya sehingga vaginanya yang berbulu tipis merekah semakin jelas. Segera kuposisikan penisku pada mulut vagina itu, dan tiba2 dia agak beringsut.
"Jangan A', Putri belum pernah..."
"Nggak apa2, Sayang, Aa janji gak bakal ninggalin Putri"
Aku kembali memainkan dadanya, lalu kuciumi leher, kuping, hingga turun ke dadanya untuk membuatnya rileks. Kedua dada mungil nan indah itu aku lumat penuh nafsu. Aku beruntung jadi yang pertama merasakan kekenyalan dadanya. Bekas-bekas cupanganku terlihat dari leher menuruni hingga ke dada di sekitar puting mungilnya. Dia kini tampak pasrah.
Penisku kembali kutempelkan pada mulut vaginanya dan kini sama sekali tak ada perlawanan. Pelan2 kugesekkan kepala penisku sepanjang bibir vaginanya, yang merespons dengan mengeluarkan lebih banyak cairan pelumas, lalu perlahan2 bibirnya pun terbuka dan penisku otomatis bergerak semakin dalam hingga akhirnya sampailah pada mulut dari semacam rongga.
Kami bertukar pandangan sejenak. Kulihat ada ketakutan di matanya, namun sekaligus ada rasa penasaran yang luar biasa. Dengan kuat langsung kudorong penisku memasuki vaginanya dan kulihat Putri langsung melotot dan menahan napas, seperti tengah menahan sesuatu yang besar. Dia seperti ingin berteriak tapi tak bisa, hingga hanya mulutnya yang dibuka lebar. Kulihat penisku sudah masuk sebagian ke vaginanya.
"Sabar ya, Sayang" kataku sambil mengelus dahi dan rambutnya.
“A` Putri takut....” Katanya berkaca-kaca, aku jadi tidak tega. Tapi ini sudah kepalang tanggung. Aduh bagaimana ini.
Disatu sisi ingin memerawani Putri karena nafsu (dan juga mau balas dendam), disisi lain aku tak tega melihat wajah polosnya yang sangat ketakutan. Dia berkaca-kaca matanya. Aku lemah, aku jadi tidak tega. Sejahat-jahatnya aku ingin mengerjainya, tapi tetap hati nurani merasa ada yang ga pas. Logikaku berkata jangan, tapi juniorku sudah tidak bisa diajak kompromi.
Maka......
“Put, Aa ingin ngesex sama kamu. Tapi kalau kamu masih tetap perawan, Aa ada cara lain.”
“Bagaimana A?” Tanyanya bingung.
“Tapi kamu nurut saja ya sayang. Awal saja sakit, tapi lama-lama pasti enak”
Dia hanya menggaguk, tapi wajahnya menunjukkan rasa khawatir dan penasaran. Benar-benar polos ini anak.
Aku kemudian merangsang vaginanya dengan jariku, sehingga membuatnya keenakan. Bentar lagi aku akan meng-anal Putri. Ini solusi terbaik. Setidaknya saat ini. Aku lalu ambil lotion dari atas mejanya dan lumurin duburnya.
“A ngapain?” Katanya, waktu aku mulai mengoles-oleh sunholenya.
Aku tak menjawab, malah kuarahkan wajahku kebawah dan aku jilati vaginanya. Dia kembali mendesah panjang. Klitorisnya aku hisap, dan dinding vaginanya aku rangsang, sehingga membuat lendirnya makin banyak keluar.
Pelan-pelan telunjukku masuk kedalam duburnya, untuk membuka analnya agar lebih gampang dimasuki batangku nanti. Dia makin mendesah, aku ga tahu apakah desahan kenikmatan atau perpaduan kenikmatan dan sakit saat jari telunjukku masuk seluruhnya ke sunholenya.
Dia hanya memejamkan mata, rona wajahnya sudah menunjukkan horny yang melambung tinggi. Maka aku siap-siap menghunuskan batangku. Aku ludahi palkon sampai basah. Secara perlahan, telunjukku aku keluarkan dari liang duburnya, dan kepala kontolku menggantikannya.
Dengan perlahan aku mulai melakuan penetrasi ke analnya. Percobaan pertama gagal, karena masih sempit sekali. Aku kemudian ambil lotion tadi, lalu aku oleskan kembali ke analnya dan juga ke batangku.
Putri membuka mata dan menatapku takut-takut, saat tahu bentar lagi aku akan tusuk pantatnya. Mungkin dia sudah bisa menduka sakitnya, tapi dia tidak menghindar. Mungkin menurutnya masih lebih mending aku anal daripada aku ambil perawannya.
“Put, tahan bentar ya sayang...sakitnya bentar doang...” Aku bilang, sambil kutarik kedua kakinya keatas sampai hampir menyentuh dadanya, lalu k tahan dengan kedua tanganku.
Aku buat posisi itu agar dia nanti tidak bergerak dan meronta saat pertama kali aku jebol anusnya. Sedikit-sedikit kepala penisku sudah masuk, masih ujung kepalanya yang masuk, gadis polos ini meringis seperti menahan sakit.
“A`........” Hanya itu yang keluar dari mulutnya, menatapku tajam, sambil tangannya agak menahan gerakan maju pinggulku.
Aku lalu rebahkan diriku ke dadanya, aku bisikan kata rayuan, lalu aku mencium bibirnya dengan bernafsu. Frech kiss. Taktinggal diam, kedua tangan ku menangkup payudaranya yang sudah menjulang tinggi. Membuatnya rilex.
Inilah saatnya...batinku. Maka dengan satu serangan mendadak, aku tekan pinggul ku dengan kencang. BLESSSSS. Dia menjerit sampai menggigit bibirku karena panik dan kesakitan. Walau bibirku perih, tapi aku lanjutakan sentakan kedua sehingga batangku masuk setengahnya. Walau masih setengah tapi dia sudah menjerit kesakitan. Dia lepaskan bibirku yang baru digigitnya.
“Sakiiit… sakiit Aa.....perihh......udah....tarik A`....”
Aku tahan sebentar, tidak aku paksakan masuk. Aku elus-elus keningnya, aku tatap matanya untuk menenangkannya. Setelah agak tenang, aku tekan kembali, kali ini agak lebih keras. Terasa sudah sebagian besar penis ku masuk ke lubang analnya.
“Ahhhhhhh..........sa.....kit......” jeritnya menandakan kalau analnya sudah aku perawani.
Batangku seperti dipijat dengan keras. Jepitan analnya membuat batangku seperti tertahan didalam, dan sulit untuk ditarik. Padahal belum 100% masuk semua kontolku, masih sisa beberapa sentimeter diluar.
Dengan napas memburu, aku menegakkan badan ku. Aku lebarkan kedua kakinya. Aku bantu melebarkan dengan jariku. Tidak kesulitan saat sodokan terakhir, seluruh batangku masuk semua. Aku tersenyum penuh kemengan. Putri hanya memejamkan mata dan menggigit bibirnya sendiri. Pasti dia kesakitan sekali. Tangannya meremas-remas paha ku.
“Tahan ya sayang...bentar lagi enak kok....” Rayuku.
Aku meraba-raba vaginanya untuk memberikan kenikmatan, dan satu tanganku lainnya memilin-milin putingnya. Sambil melakukan rangsangan itu, kembali aku lakukan berberapa kali keluar masuk batangku. Rasanya seperti diremas-remas dengan kencang.
Dengan cairan vaginanya yang sudah keluar, aku lumuri sunholenya agar memperlancar proses genjotanku. Penis ku mulai lancar keluar masuk lubang analnya. Nikmat sekali.
Aku buat posiku condong kedepan, karena ingin melihat lebih dekat toketnya yang tergoyang indah saat anusnya aku sodok. Setiap aku tarik keluar masuk, toketnya terayun bebas dan Putri nampak menahan napas, menggigit bibirnya merasakan sakit. Walau ekspresinya tidak seperti awal tadi. Dengan posisi semi berlutut seperti ini, membuatku lebih gampang menggempurnya.
Sesekali aku arahkan mulutku berpindah ke leher dan dada nya. Kedua tanganku juga bergerilya menggapai semua yang bisa digapai. Hal itu membuatnya mulai bisa menikmati proses anal sex ini. Dia mulai mendesah-desah pelan, desahan nikmat. Bercak-bercak merah dan cupangan terlihat disekujur tubuhnya, meninggal tandatanya bagi siapa yang nanti melihat.
“Auhhhh.....ahhhhhh......” Desahku.
Ternyata enak sekali anal sex ini. Sensasinya beda. Jepitan yang kencang di kontolku, dan ekspresi sakit-sakit enak diwajah Putri sungguh sukar dilukiskan dengan kata-kata. Tahu begini kenapa ga dari dulu aku lakukan dengan pacarku, Marscha. Biar aku yang pertama memerawani analnya. Tapi apakah anal Marscha sampai sekarang masih perawan? Atau sudah ada lelaki lain yang sodomi dia dengan brutal?
Mengingat Marscha membuat nafsuku makin naik. Genjotan pinggulku seperti orang kesetanan, menghantam-hantam lubang analnya Putri tanpa ampun, keras dan cepat keluar masuk.
“Aa.........hhhhh..... “ Hanya itu yang keluar dari mulut pacarnya Ringgo ini. Antara memelas menahan sakit, tapi juga mememacarkan kenikmatan yang ia rasakan. Aku melihat lebih banyak cairan yang keluar dari vaginanya menetes membasahi batang penis ku. Artinya dia juga menikmati, makanya lendirnya makin banyak.
Sambil menggenjotnya, bayangan Marscha yang lagi dikamar mandi saat game Uno bersama teman kuliahnya dan juga sherry kembali hadir. Aku membayangkan pacarku itu di anal juga di kamar mandi oleh teman kuliahnya untuk mengambil kondom yang tertanam di duburnya saat game sex itu.
Aku makin gila membayangkannya. Ntah kenapa aku memang seperti ada kelainan karena ada persaan “senang” saat membayangkan pacarku dikerjain cowo lain. And it makes me turn on.
Itu yang membuat genjotan pinggulku seperti orang kesetanan, menghantam-hantam lubang analnya tanpa ampun. Aku lihat matanya mendelik, kedua tangannya berusaha menahan dorongan pinggul ku, kakinya berusaha diturunkan, tapi tertahan tanganku.
Dia berteriak kencang, tapi aku langsung melumat bibirnya, bisa bahaya kedengaran keluar. Kembali aku genjot dengan kencang. Batangku keras dan cepat keluar masuk. Putri melepaskan mulutnya.
“Aa...pelan-pelan....masih perawan ini....” Kataya sambil mendesis menahan sakit dan nikmat sekaligus.
“Iya sayang....maaf....Aa mau keluar.....” aku percepat genjotan ku.
Sampai pada satu titik yang tidak dapat aku tahan, dengan gerakan cepat aku tusukan sedalam-dalamnya penis ku, tangan ku mencengkeram payudaranya dengan sangat keras, lalu menyemburlah sperma ku didalam lubang analnya .. AAAaaaah ….Ahhhhhhhh........
Justru aku yang tidak bisa menahan desahanku. Bodo amatlah kalau sampai kedengaran satpam kost.
Putri aku dengar juga ikut mendesah keras sambil mulutnya menggigit bantal yang tadi ada disebelahnya, tangannya menarik pantat ku seperti berharap penisku masuk lebih dalam, pinggulnya digerakan turun naik, aku rasakan kedutan-kedutan penisku dan remasan-remasan dari lubang analnya. Dia sepertinya orgasme juga, karena kudengar suara teriakan tertahan dibawah bantal.
Wah ternyata bisa juga cewe orgasme dengan anal sex. Baru tahu.
Setelah beberapa kedutan berlalu, masih gerakan keluar masuk perlahan, merasakan sisa-sisa kenikmatan, aku lepaskan bantal yang menutup wajahnya. Kulihat wajahnya, ada setitik air mata dari sudut matanya.
Helaan napasnya mulai menurun, lalu pelan-pelan berubah, menjadi sesenggukan. Badai birahi sudah berlalu, dan kini akal pun kembali mengambil alih, menciptakan sebuah rasa sesal. Aku segera memeluknya dengan lebih erat.
"Kenapa kita lakuin ini, A?"
"Semua terjadi begitu aja, Put"
"Sekarang Putri sudah mengkhianati A' Ringgo..."
"Ya, kita sama, Put. Aa juga sudah mengkhianati pacar Aa, tapi Aa gak menyesal ngelakuin ini ama kamu, Put, soalnya kamu sempurna"
"Tapi bagaimana nanti kalau mereka tahu?"
"Yang terjadi di sini biarlah tetap di sini, Put, nggak perlu orang lain tahu. Kalaupun nanti pacar kamu tahu, Aa janji akan tanggung jawab dan selalu ada buat kamu "
"Beneran, A? Walau Aa udah punya pacar?"
"Walau Aa udah punya pacar, Aa tetap bakal tanggung jawab sama kamu"
Putri menghapus air matanya, kemudian memelukku mesra, meringkukkan kepalanya di dadaku. Baru anal sex saja sudah se drama ini, bagaimana tadi pas aku ambil perawannya?!
"Putri juga gak menyesal A, ngelakuin ini ama Aa, soalnya Aa baik, ganteng pula, Putri udah suka ama Aa waktu pertama kali ketemu"
"Aa juga sudah suka ama Putri waktu pertama ketemu"
"Tapi terus pacar kita gimana? Putri masih belum mau putus ama A' Ringgo, A"
"Ya nggak papa, Put, kita kan cuman terhalang status aja, tapi bukan berarti kita nggak bisa saling menyukai. Mereka nggak perlu tahu apa yang kita rasakan, Put"
Putri diam sejenak.
"Janji ya, jangan tinggalin Putri"
"Iya, Aa janji" kataku sambil mencium keningnya.
Kami pun berpelukan hingga akhirnya tidur bersama. Satu hal yang pasti, ini bukanlah akhir dari petualanganku nanti bersama Putri. Pelan2, aku ingin mengubah Putri dari seorang anak gadis yang lugu menjadi wanita yang telah dewasa sepenuhnya, dan ini hanyalah langkah awalnya saja. Perawannya hanya tunggu waktu. Aku merasakan kemenangan mendapatkan dan menikmati tubuh pacarnya ringgo. Aku tidak peduli apa yang akan terjadi selanjutnya dari cara aku memperlakukan dia, kalau dia menikmati maka aku terus dapat menikmati tubuhnya, jika tidak paling dia akan menjauhi diri ku.
Dan sekarang aku harus meredam amarahku ke Marscha pacarku. Karena aku mau rasakan anal sex darinya. Tubuhnya akan aku expolitasi. Memutuskannya saat ini hanyalah “kerugian” bagiku. Tunggu pembalasanku, Marcha.
Keesekoan Harinya.
Aku terbangun paginya, dan melihat Putri masih tidur telanjang disebelahku membelakangiku. Dia terlelap kecapean nampaknya. Aku perhatikan pantatnya yang mulus, semacam ada penanda kemenanganku disana. Aku tersenyum puas.
Aku balikkan badannya hingga telentang. Luar biasa sempurna tubuh gadis polos ini. Walau dadanya tidak bulat besar seperti Marscha, tapi sangat sexy membusung indah, dengan puting berwarna pink. Aku perhatikan memeknya yang masih rapat itu. Tinggal tunggu waktu, batangku akan berkelana disana.
Aku akhirnya bangkit, tak mau mengganggunya. Aku bereskan pakaianku dan kembali ke kamar untuk mandi. Baru saja aku ambil handuk, sebuah pesan masuk dari dosen pembingku:
“Billy, tidak usah lanjutkan penelitian”.
“Sudah cukup untuk bahan final skripsimu”.
“Segera balik ke bandung. Ke tata usaha kampus langsung”
“Ada sidang terdekat 2 orang lagi rabu depan. Kau bisa gabung setelahnya”
“Tata usaha sudah tahu. Tinggal isi form dan tandatngan”
“Hardcopy skripsimu 3 rangkap sudah ada disana untuk dosen penguji. Jadi ga perlu print lagi"
Demikian isi pesannya. Aku senang sekali. Kesabaranku selama ini berbuah hasil. Yang aku impikan akan segera terwujud, yaitu sidang, dan setelahnya wisuda. Aku bahagia sekali. Baik sekali dosenku ini.
Tapi kebahagianku hanya bertahan dalam hitungan menit karena aku sadari ga semudah itu dosen pembimbingku approve skripsiku, yang mana dia memanfaatkanku untuk kerjakan proyenya. Jangan-jangan benar kata Sherry, Marscha yang bujuk dosenku. Anjis.
::::::::::::::::::::
Part 17 : Pesta Sex Marscha
Siang itu aku hanya di kostku (surabaya) sendiri saja. Aku baca lagi wa dari dosen pembimbimbingku yang menyatakan aku akhirya bisa sidang skripsi juga. Pikiranku berkecamuk dengan semua pikiran negatif, kenapa aku bisa sidang?! Pikiran negatif itu bermuara ke Marscha. Benarkah dia ada terlibat disini seperti yang pernah Sherry bilang.
Tapi segera kutepis semua pikiran itu. Aku ga mau itu merusak hari bahagiaku. Segera aku telp Putri untuk sampaikan berita baik ini. Aku bilang mau traktir dia makan-makan enak karena skripsiku sudah dianggap selesai. Dia happy juga dan menodongku makan di resto mewah. Ga masalah. Malah dia bilang dia ingin pulang bareng denganku ke bandung juga besok, karena dia sudah lama ga pulang. Lumayanlah, ada teman selama diperjalanan.
Malamnya aku turuti keinginan Putri. Kami makan malam bareng di resto yang cukup romantis. Kami sudah seperti orang pacaran saja, dan hatiku lambat laun mulai jatuh hati sama Gadis polos ini. Kami cerita dari hati kehati. Mulai terbuka tentang keluarga masing-masing. Dari situ aku tahu kalau Putri anak tunggal dari keluarga pejabat yang kaya raya. Putri lagi mencoba untuk menjadi wanita yang mandiri dan tidak tergantung reputasi orangtuanya.
Selesai makan kami balik ke kost. Kami ngobrol dikamarnya. Dia cerita kalau bapaknya yang pejabat itu membuat para cowo-cowo dulu takut mendekat. Takut dihajar bapaknya. Makanya Putri rada terkekang, dan kurang "gaul" untuk gadis seusianya. Menaklukan cewe polos seperti ini adalah sebuah kebanggaan bagi setipa lelaki. Saat tengah malam, aku coba merayunya untuk anal sex lagi tapi dia ga mau. Katanya takut dosa. Walau dia tidak menolak saat aku cium bibirnya, dan remas-remas toketnya.
Keesokan harinya aku pun balik ke bandung. Berhubung Putri ikut pulang ke bandung, aku kira kami bakalan naik bus atau kereta api malam. Ternyata dia dijemput oleh supir bapaknya dengan mobil yang gede yang biasa dipakai pejabat. Jadi perjalanku cukup nyaman.
Aku sudah wa Sherry agar "membuat pacarku sibuk", karena aku memang belum mau ketemu dia. Aku ga mau Marscha tiba-tiba menungguku di kamarku.
"Tapi gw lagi sama Thomas nih. Dia lagi di Bandung. Gmn dong?" Tanya Sherry.
"Ya lu aturlah. Pokoknya gw belum mau ketemu Marscha"
"Ya udah, tapi jangan lupa, lu harus puaskan gw habis ini ya. Gw mau peres isi kontol lu. xixixi"
"Gampang itu mah. Gw mau anal lu sampai puas"
"Asikkkk..... Ya udah gw mau pemanasan dulu sama cowo gw sebelum ketemu lu deh"
"Terserah"
"Apa gw ajak aja Marscha ya. Jadi Threesome sama cowo gw. Kan gw sudah lama pengen lihat cowo gw ngentotin cewe lain didepan gw. Haha.."
"Dasar pecun lu"
Hanya itu balasanku. Tapi kontiku langsung naik membayangkannya. Memang keliaran Marscha dimana dia ML dengan cowo-cowo sukses membuat libidoku naik.
Sampai di Bandung.
Aku akhirnya sampai di Bandung dan langsung menuju kampus di drop Putri. Berhubung sudah sore, aku takut Tata Usaha tutup. Sementara aku titip barang-barangku di mobil Putri dulu. Aku lalu menuju jurusanku dan segera bereskan semua urusan admistrasi sidang skripsku, lalu balik kekost. Aku ga mau lama-lama di kampus karena belum mau ketemu pacarku. Info Sherry tadi mereka masih ada kuliah, jadi aman.
Aku lalu balik kekostku. Aku perhatikan kostku cukup ramai, tapi untung Johan tetangga kostku ga ada (itupun setelah aku pastikan ke penjaga kost tadi, pura-pura nanya siapa aja teman-teman kost yg lagi dikost). Aku ga mau Johan ember ke pacarku kalau aku lagi ada di kost.
Aku sampai di kamar kostku. Aku perhatikan tidak ada yang berubah. Masih rapi saja. Walau hatiku terluka mengingat ada affair antara pacarku dan tetanga kostku. Aku berjanji, abis sidang skripsi, aku akan buat pelajaran dengannya. Tunggu aja. Sementara aku ga mau aneh-aneh dulu sebelum sidang selesai. Banyak yang harus aku lakukan pembasalan, tapi pending.
"Dmn lu? Baru habis kuliah nih." Sebuah pesan Sherry, saat aku merebahkan diri.
"Di kost. Lu tahan Marsha dulu."
"Dia tahu lu sudah di bandung. Tadi dia ngecek ke TU, katanya lu baru dari sana"
"Ya udah lu ajak kmn dulu kek. Gw ga mau diganggu. TITIK"
"SIAP BOS. Galak amat"
Diakhir pesan Sherry : "Gw ajak Marscha ke kost gw aja. Ada Thomas disana. Kita mau sex party aja. Trus habis itu gw tinggalin mereka berdua biar puas ngentot. Trus gw nyusul lu ke kost ya. xixi"
Aku ga balas. Terserah deh. Tapi pesanku sudah jelas, kalau aku ga mau diganggu. Termasuk juga Sherry. Pikiranku melayang kemana-mana. Jujur, aku rada horny membayangkan pesta sex Marsha-Sherry-Thomas. Mebayangkan bagaimana 2 tubuh gadis yang cantik dan sexy mendesah-desah dalam sebuah sex party. Arggghhhh.
Niat mau istirahat akhirnya aku batalkan. Tiba-tiba pandanganku tertuju kesebuah titik tersembunyi, tempat aku menyimpan CCTV. Aku malah tertarik ingin membongkar hard disk CCTV ku.
"Sudah ngapain aja Marscha dikamar ini?" Batinku.
Tapi ada perasaan ragu untuk melihat isinya. Aku takut aku nanti kecewa jika didalam ternyata ada lagi affair pacarku. Aku butuh semangat dan konsentrasi saat ini, karena akan menghadapi hari terbaik selama dikampus, yaitu sidang skripsi.
Tapi rasa penasaran menaklukkanku. Toh aku sudah tahu pacarku selingkuh. Aku sudah siapkan hati menyaksikan perselingkuhan lainnya.
Setelah menimbang-nimbang, akhirnya aku ambil juga hard disk CCTV itu. Lalu aku menyambungkan laptopku ke headset, kemudian mulai memutar rekaman CCTV. Aku putar rekaman terakhir. Dari display, aku tahu bahwa rekaman ini terjadi dua hari kemarin. Aku menarik nafas panjang sebelum menekan PLAY.
Rekaman pertama dimulai dengan pacarku yang lewat, setelah masuk dari pintu. Pacarku memang aku titipin kunci kamar kost agar dia bisa mampair istirahat diantara jadwal kuliahnya.
Awalnya biasa saja, Marsha masuk, meletakkan barangnya dan mainin HP nya. Kalau ditinjau dari suaranya, sepertinya kosan dalam keadaan sepi. Syukurlah Johan ga ada, pikirku.
Kemudian Marscha membuka lemariku. Mengambil bajuku dan menciumnya. Mencoba mencari sisa aroma tubuhku disana. Ada perasaan sedih terpampang diwajahnya. Dia juga mengambil parfumku lalu menyemprotkannya diruangan kamarku lalu menghirupnya. Ada perasaan yang sulit aku lukiskan menyaksikan pemandangan itu. Dititik itu aku menyadari kalau Marscha ini hatinya hanya untukku. Aku tersentuh melihat bagaimana dia merindukanku.
Kemudian Marscha menyalakan TV. Selama 5 menit kemudian aktivitas Marscha dikamarku hanya nonton TV sambil tiduran. Tapi sebelumnya pacarku membuka baju dan roknya, sehingga dia tiduran dengan memakai BRA dan CD doang (dia sering melakukannya, agar bajunya tidak kusut saat nanti dipakai lagi ke kampus/jalan pulang).
Kebetulan saat itu yang dia pakai atasan dan bawahan yang sama berwarna merah dengan renda-reda. BRA nya tidak sanggup menampung seluruh toket gedenya, hanya seperempat saja, sehingga dengan samar putingnya terlihat. CD nya juga sangat minim, hanya 1 tali menutup anusnya, dan kain tipis menutup vaginanya. Jelas sekali memek tembemnya terlihat menerawang. Sungguh sexy. Aku saja yang sudah rutin melihatnya masih tetap kagum.
Hingga akhirnya pacarku tertidur. Aku sedikit deg-degan karena tadi kamar ga dikunci, takut ada yang masuk dan melihat pemandangan sempurna ini. Bisa diperkosa pacarku kalau yang datang orang-orang kampung seperti penjaga warung depan, penganatar aqua, tukang antar makanan atau penjaga kostku.
Berhubung CCTV ini menggunakan sensor gerak, maka baru kalau ada yang gerak saja kameranya akan mulai merekam, dan juga setelah tidak ada gerakan sama sekali, kamera masih akan tetap merekam selama 10 menit sebelum stop. Kamera tidak merekam lagi aktivitas dikamar itu.
Sekitar 1 jam kemudian rekaman berjalan lagi. Karena Marscha bergerak mengambil HP nya yang berdering. Aku gedein volume rekaman CCTV untuk mendengar apa yang dibicarakan. Aku tidak dapat mendengar suara dari seberang sana, jadi ini hanya suara Marscha yang aku dengar.
“Halo...kenapa?”
“Gw lagi dikost cowo gw ini. Capek balik dari kampus”
“Lagi ga pakai baju. Gerah. Hihihi”
“Ah kamu kayak ga pernah lihat saja”
“Iya ini masih bete. Cowoku Billy menghilang ntah kemana”
"Iya. Telp dan wa ga bisa masuk. No gw di block kayaknya. Bete banget"
"iya..."
"Gw sedih nih digantungin gini. Bete banget"
Ada jeda sejenak. Sepertinya orang diseberang sana lagi menasehati atau menyemangati pacarku yang raut mukanya memang kelihatan sedih pas sebut namaku.
"Iya...thank ya. Lu emang tempat curhat yang asik"
"Hehehe....Mksh"
Pacarku mulai tersenyum. Cowo diseberang sana sukses membuat mood pacarku bangkit lagi. Malah pacarku sekarang selfie dari jarak dekat. Dan kemudian mengetikan sesuatu di HP nya. What?? Jangan-jangan pacarku mengirimkan foto sexynya ke orang yang telp tadi.
Kemudian aku dengar telpon kembali berdering.
"Hahaha....... Iya ini, yang kamu belikan"
"Suka....."
“Apa? Sekarang?”
"Hmmmm"
“Ya sudah sini saja”
“Aman kok”
“Hihihi....”
Aku ga tahu apa yang diucapakan diseberang sana. Tapi sepertinya pacarku terhibur.
Pacarku kemudian ke kamar mandi. Berhubung dia dikamar mandi lebih dari 10 menit jadi CCTV kembali mati.
Kamera CCTV kembali menyala. Kulihat Marscha, keluar dari kamar mandiku hanya memakai handuk saja. Dia sepertinya baru habis mandi. Terlihat dari tubuhnya yang sedikit basah. Dia menuju pintu yang diketok dari luar, dan membukanya.
Jantungku berhenti berdetak, saat aku saksikan yang masuk itu adalah seorang cowo. Bahaya, pacarku masih memakai handuk saja, memamerkan atasan payudaranya yang menyembul dan pahanya yang jenjang. Handuk itu tidak sempurna menutupi tubuh indah pacarku.
Aku tak melihat jelas wajahnya, karena cowo itu pakai topi sehingga aku tak lihat jelas wajahnya. Pintu kemudian ditutup dan aku lihat......... Dheg!.... Cowo itu langsung melumat bibir Marscha. Mereka berciuman dengan hotnya. Jantungku berhenti berdetak sesaat.
Kulihat pacarku melepas bibirnya. “Sabar dulu dong. Baru masuk langsung nyosor...Hihihi.....katanya mau hibur aku...”
“Habis kangen sama kamu sayang...”
“Halah gombal. Baru juga kemarin aku belain seharian bolos kuliah di kost kamu karena lagi suntuk”
“Iya...habis... kamu ini ngangenin banget..... apalagi ini...”
“Heiiii....”
Kulihat cowo itu menarik handuk yang melilit tubuh indah pacarku, sehinga sekarang Marsha berdiri dengan telanjang dihadapan cowo itu. Payudara super dan vagina sempitnya ter-ekpose dengan bebas. Benar-benar sempurna. Cowo itu langsung meremas kedua benda kenyal favoritku itu.
“Nakal ya kamu..awas nanti aku hukum..” Kata pacarku sambil meremas batang cowo itu dari luar celananya.
“Mau dong dihukum”
Kemudian cowo itu kembali menarik pacarku dan mereka kembali ciuman dengan panas. Dan saat pacarku melepas topi itu, jelaslah wajah yang perpampang sekarang siapa. Ternyata si bangsat Ringgo. BABI!
Sambil berciuman, Marscha dengan telaten membuka baju, dan juga celana cowo itu. Hingga akhirnya mereka berdua sama-sama berdiri telanjang. Marscha didorong ringgo kebawah, hingga wajahnya tepat dihadapan kontol si bangsat itu.
“Lha, ini siapa yang mau menghibur siapa sih? Kok jadi Marscha yang service kamu?” Kata pacarku mendongak keatas, menatap wajah cowo itu.
“Aku sudah ga tahan. Oral dong sayang....seperti biasa kamu mainin si Johni ini....” Katanya menggerak-gerakkan kontolnya, menampar pelan pipi pacarku. “Habis ini aku senangin kamu. Ada kejutan yang akan buat kamu akan merasakan terbang kelangit ketujuh” Sambungnya.
"Benar ya. Janji?"
"IyaMarscha sayang"
Pacarku akhirnya menurut saja. Ditatapnya batang yang sudah tegang itu.
“Halo adik nakal...Ga bosan-bosanya ya ketemu kakak..kangen melulu..” Kata pacarku kekontol Ringgo.
“Iya kak...habis sedotan kakak...enak banget...kangen tahu...” Kata Ringgo.
Pacarku hanya terseyum kemudian dijilatinya batang itu, dari mulai batangnya sampai ke palkon. Begitu bolak balik sampai sekitar lima kali, sampai akhirnya batang itu masuk ke mulutnya. Dengan telaten pacarku mengoral. Ringgo dibuat merem melek. Tangan cowo itu tak tinggal diam, turun kebawah ikut meremas-remas dada Marscha. Pacarku makin liar memainkan batang cowo itu.
Aku marah menyaksikan semua itu, tapi (seperti biasa) batangku perlahan naik juga menyaksikan video ini. Batangku perlahan tegang dibalik celanaku.
5 menit kemudian ringgo menarik pacarku hingga berdiri. Mereka ciuman sebentar, kemudian ringgo mengangkat tubuh pacarku, dan mendudukknya diatas meja belajarku. Dibukanya paha pacarku dengan lebar sehingga vaginanya yang sudah basah itu terpampang dengan indahnya.
“Ini punya siapa?” Tanya ringgo sambil merenggangkan vagina pacarku
“Punya kamu sayang...”
“Benar?”
“Iya”
Ringgo tersenyum puas, kemudian membenamkan wajahnya di memek pacarku. Pacarku mendesah sambil kepalanya meremas rambut ringgo. Bahkan dia sendiri meremas dada kirinya, untuk menambah rangsangan. Benar-benar bitcty pacarku ini. Otaknya ntah dimana, karena kenikmatan sesaat.
“Gila sudah becek saja ini memek...” Kata ringgo. Marscha diam saja sambil memejamkan mata. Sexy sekali. Aku sampai menurunkan celanaku, karena kontolku yang tegang sudah terasa sakit tertahan CD dan jinsku. Ya, aku ikutan horny.
Kemudian pacarku diturunkan lalu dibuat menungging di meja belajarku. Tangan Marscha diatas meja menahan tubuhnya. Ringgo menarik badan Marsca hingga kebelakang. Kedua kakinya direnggangkan ringgo, kemudian tangannya mengelus-elus liang sempit marscha.
Dengan gemasnya Ringgo menggigit-gigit bongkahan pantat pacarku sambil tanganya mulai mengelus-elus vaginanya. Ciuman ringgo turun kebawah sampai menjilati anus pacarku. Itu membuat marsha makin menggelinjang. Apalagi saat itu 1 jari Ringgo sudah masuk ke dalam vaginanya.
“OUhhhh...” Hanya itu yang keluar dari mulut Marscha. Desahannya sangat sexy aku dengar.
“AUWWW,,,,,,” Jerit Marscha. Aku perhatikan ternyata sekarang sudah 2 jari ringgo masuk kedalam memek pacarku. Posisi kamera CCTV pas menangkap adegan itu.
Selama 5 menit Ringgo terus mengerjai lubang memek Marscha dengan kedua jarinya, sampai pantat pacarku mengejang-ngejang menahan kenikmatan yang melandanya.
“Gila....enak bangettt.....auhhh....terusss...” Desah Marscha.
“Enak ya sayang?”
“Iya. Lu emang paling jago urusan mainin memek gue.....ahhhh...GW keluarrrr...... ahhhhhhhh”
Pacarku mengejang-ngejang sedikit. Badannya jatuh telungkup diatas meja belajarku, jatuh diatas beberapa buku dan diktat kuliahku. Ringgo tersenyum puas, sambil berdiri dan mengelus-elus kontolnya. Dia sudah tidak sabar ingin menggenjot pacarku, yang sekarang sudah lemas diatas meja.
Ringgo sedikit menarik pinggul Marscha agar lebih menungging dan memposisikan memek pacarku tepat di depan kontolnya yang sudah ereksi penuh. Ringgo mengarahkan ke titik sasaran dan secara perlahan menekan pinggulnya dan berusaha membenamkan kontolnya. Karena vagina pacarku sudah basah kuyup, kepala kontol Ringgo relatif mudah menerobos masuk.
"Aiiihhh...tunggu dong....istirahat bentar....baru juga keluar...". Protes Marscha.
Tapi mana ada cowo yang mau menurut dengan kondisi begini, yang ada malah Ringgo menekan dalam-dalam pinggulnya "Auhhhhh....masuk juga....semuanya". Tanpa perlawanan berati liang sempit Pacarku menelah utuh-utuh kontol Ringgo. BANGSAT. Aku sampai mengocok-ngocok batangku naik turun.
“Ga bosan-bosanya aku sama memek kamu ini sayang.....” Kata Ringgo mulai menggerakkan pinggulnya maju mundur. Ditarik perlahan, kemudian dilesakkan lagi dalam-dalam. Tarik perlahan-lahan lagi, lalu dibenamkan lagi sampai mentok.
Hal itu membuat pacarku kembali mendesah, merasakan setiap inci dinding-dinding vaginanya gesekan perlahan dari kontol Ringgo yang keluar masuk. Ini membuatnya mendesah sexy.
"Terusin sayang.. hah..hah.....hmmpppfffffhhh.." ceracau pacarku yang mulai menikmati karena nafsu birahinya naik lagi tanpa bisa ditahan. Dasar pecun, batinku.
Ringgo semakin bernafsu begitu sadar pacarku ikut menikmati persetubuhan ini. Memeknya makin banjir, membuat suara berkecipakan ketika dikocok. Ringgo mempercepat tempo genjotannya.
"huhh..huuhhh..huhhh.. rasain nih.. rasainn... enakk kan.." gerung Ringgo penuh nafsu menggenjot memek pacarku sambil meremas-remas pantat putihnya.
Pacarku melenguh-lenguh kenikmatan sambil menggoyang-goyang pinggulnya berusaha mengimbangi Ringgo "Ouhh..ouhhh.. Hhahhhh... hahhh... iya.. iya... entot terus gw.. entott gueeee..." lenguh Pacarku binal.
"Woaa... lagi pada asyik rupanya" tiba-tiba ada suara cowok lain di ruangan tersebut.
Aku kaget mendengarnya, begitu juga Marsha & Ringgo, mereka reflek menghentikannya kegiatannya dan menoleh ke arah asal suara. Di pintu, seorang cowo berdiri sambil menyengir penuh maksud. Ternyata tadi pintu tidak dikunci. Dan yang berdiri cengengesen depan pintu tak lain dan tak bukan adalah Gilang, mahasiswa abadi, ketua ormas kepemudaan itu. Aku makin emosi saja. Darimana Gilang tahu kostku? Ini pasti dari ringgo.
Baru saja Pacarku mau bersuara, suara Ringgo terdengar lebih dulu "Woe, Bro, Sini gabung...baru mulai nih" sapa Ringgo biasa.
"Eh, Mas Gilang.... ngapain? Kok tahu tempat ini?" tanya Pacarku kaget dari posisi tertelungkupnya, dia mencoba bangkit tapi punggungnya ditahan Ringgo.
"Aku yang kasih tahu. Kita berdua mau hibur lu yang lagi sedih karena belum ngentot dengan pacar sendiri...hahahaha...." sahut Ringgo sambil mulai menggenjot Pacarku lagi. Pacarku yang masih panik karena dilihatin lagi ngentot, jadi blingsatan.
"Eh.. eh.. stop.. stop dulu dong Ringgo" pinta Pacarku panik.
Tapi Ringgo tidak peduli dan tetap menggenjot memek Pacarku semakin semangat.
"Tenang Sha, Gilang ga akan ikutan sekarang. Kita mau role play ini. Pasti seru" kata Ringgo meyakinkan.
Kemudian Ringgo menatap Gilang "Bro, lo duduk manis aja ya disitu. Nonton saja”.
“Jadi sekarang anggap saja kalau Gilang ini pacar lu. Dan lu gw kentot tepat didepan pacar lu. Ini fantasi cukcload yang penah kita bahas dulu” Kata Ringgo ke Marscha, sambil dia menganggukan kepalanya ke Gilang. Gilang hanya memberi jempol kepadanya.
"Anggap saja gw pacar lu sha”. Balas Gilang nyengir.“Tapi memang gw beneran ingin pacaran sama lu sih seperti yang pernah gw bilang. Ya udahlah, anggap saja kita jadian sekarang ya sayang.” Kata gilang, lalu mendekati meja belajarku lalu melumat bibir Marscha. Mereka berciuman dengan lembut sekali, ringgo malah menghentikan sebentar genjotannya.
"Selamat ngentot ya pacarku sayang”. Kata Gilang melepaskan diri, lalu menarik kursi mendekat ke meja untuk bisa melihat lebih jelas live bokep Ringgo vs Pacarku.
Marscha seperti sudah sadar. Perasaan kagetnya yang tadi, berubah menjadi sebuah senyuman penuh arti. Dia akan ikut role play, seolah-olah dia lagi ML didepan pacarnya.
“Iya sayang...kamu duduk manis ya....biarkan pacarmu ini dikentot cowo lain...Auhhh...” Kata Marscha, karena setelah itu gocekan kontol Ringgo membuat membuatnya kembali mendesah-desah.
Aku kaget luar biasa menyaksikan kebinalan pacarku. Ada perasaan marah, cemburu tapi aku juga horny menyaksikan. Apalagi ini seperti adegan cukload. Benarkah Marsha menyukainya?
Dengan brutal ringgo menyodok-nyodok vagina pacarku. Cairan vaginanya sudah banyak keluar membasahi pahanya.
Gilang nyengir bahagia melihat “pacarnya” kelonjotan penuh kenikmatan di depan matanya. Tangannya reflek membelai-belai selangkangannya. Dia ini memang ada keanehan juga, setelah aku ingat kejadian pelayan diskotik yang ikut dia suruh menikmatii pacarku tempo lalu.
Tidak sampai 5 menit digenjot dengan posisi doggy style, pacarku mulai merasakan bahwa desakan orgasme mulai menyodok-nyodok. Lenguhan dan teriakan Pacarku mulai semakin tidak terkendali seperti halnya goyangan pinggulnya. Aku harus sampai mengecilkan volume laptopku, krn teriakanya yang kencang.
“Bagaimana rasanya ngentot didepan pacar sendiri?” Tanya ringgo
"Ouhh.. ouhh.. Ya.. Ya..enak sekali......” Desah Marscha.
“Kamu suka ya cukload begini?”
“Iya.....iya.. Cepetin.. cepetin... Kocok makin cepat.. Ayoo.. hahh.. hahhhh..." ceracau pacarku yang sudah diambang klimaksnya. Ringgo menanggapi request Pacarku dengan semakin cepat memompa lubang kawin Pacarku. Akupun semakin kencang mengocok kontolku. Gila....gila...gila.
Akhirnya, "Hiaaahhhhh.... Ouughhhhhh.... Shhhhhhhhh.. aku...ke...lu...arrrrrrr....AHHHHHHHHHHHH......" lenguh orgasme Pacarku membahana lagi.
Panjang sekali teriakannya. Badannya tersentak-sentak menerima badai orgasme. Belum pernah aku melihat pacarku sedahyat itu saat keluar. Marsha benar-benar diuncak tertinggi orgasmenya.
Aku juga sampai ngecrot sendiri menyaksikan. Tak sempat ambil tisu, jadi berceceran maniku diatas lantai. Aku mem-pause video itu sebentar untuk kekamar mandi membersihkan ceceran sperma ditanganku.
Aku sampai mengguyur kepalaku dengan air, untuk menenangkan diri. Tapi anehnya, disatu sisi aku marah dan cemburu, disisi lain aku justru menikmati pacarku diperlakukan begitu. Sulit untuk diungkapkan.
Setelah cukup waktu beberapa menit menenangkan diri, aku kembali kearah laptopku. kembali aku tekan tombol PLAY.
Ringgo yang belum orgasme, mengangkat tubuh Pacarku yang masih lemas karena orgasme yang terakhir. Membopongnya dan merebahkannya diatas ranjang kamarku. pacarku yang cantik hanya bisa pasrah saat tubuh indahnya yang sudah berkeringat dibuat telentang.
Tanpa memberikannya waktu istirahat, Ringgo menggerakkan pinggulnya maju sehingga kontolnya menempel di bibir memek Pacarku. Dengan satu sentakan keras, batang daging yang gemuk itu langsung amblas dan menyipratkan cairan pelumas pacarku keluar.
"AAGHHHH.." jerit Pacarku tanpa sadar karena desakan tiba-tiba pada lubangnya. Tanpa buang waktu lagi Ringgo langsung menggenjot Pacarku dalam RPM tinggi. Suara kecipakan bunyi kocokan terdengar lagi. Mata Pacarku membeliak, tapi tubuhnya pasrah.
“Lihat itu pacarmu nafsu melihat kamu dikentot” Kata Ringgo.
Gilang saat itu sudah melepaskan celananya. Kontolnya yang sudah tegang itu dikocok-kocok sendiri. Pacarku sepertinya bangkit nafsunya menyaksikan aksi Gilang itu. Apalagi Riggo memprovokasinya dengan kata-kata.
Pacarku merangkulkan kedua kakinya dibalik punggung Ringgo dan tangannya memeluk Ringgo kuat-kuat, Ringgo makin semangat. Toketnya diremas-remas penuh nafsu.
"Hoohh.. hohh.... rasainnn...mani gw nih....." tanggap Ringgo tak kalah nafsunya. Sepertinya dia akan keluar.
Diiringi lenguhan keras Ringgo yang menjambak rambut pacarku dan membenamkan kontolnya dalam-dalam, "HUAAHHHHHH.... Hahhhh... Hahhhhh..." ujarnya, sampai tubuhnya mengejang-ngejang, lalu berhenti sesaat. Dia nge crot didalam memek Marscha.
"Memek lu memang yang terbaik....Thanks ya.... " ucap Ringgo sambil melumat bibir sensual pacarku. Pelan-pelan Ringgo mencabut kontolnya yang mulai mengecil. Membawa banjir peju keluar membasahi bibir memek Marscha dan mengalir turun membasahi sprei tempat tidurku. Lalu Ringgo langsung ambruk dipojok kasurku karena kecapean. Nafasnya terengah-engah.
Sekarang kulihat Gilang, yang sudah telanjang bulat, berdiri menuju mejaku dan mengambil tissue dan dikasih ke Marscha yang masih tergeletak mengangkang di kasurku dengan lelehan sperma di sekujur selangkangannya. Pacarku menerima tissue tanpa banyak bicara. Pelan-pelang dibasuhnya sperma Ringgo dari selangkangannya.
"Gila lu, go. Main sembarangan kelurian didalam. Kalau hamil gimana?" Kata pacarku kesal.
"Kalau hamil biar pacarmu ini yang tanggung jawab sayang" Kata Gilang yang sudah duduk diatas kasur, tepat sebelah Marscha. Ditangannya masih ada 1 tissue dan perlahan menyapukan tissue basah ke bibir memek Marscha.
Marscha hanya tersenyum sumringah. Dia bahkan inisiatif duluan mencium wajah Gilang. "Kamu memang pacar yang pengertian" Katanya.
"Jadi kamu senang pacarmu ini dikentot cowo lain?" Tanya Marscha disela-sela ciuman mereka.
"Senang sekali. Aku sudah biasa ngentotin cewe. Tapi melihat pacar sendiri dikentot didepanku, aku makin horny" Jawabnya. Perlahan, usapan tissue di vagina pacarku, digantinya dengan usapan tanganya sendiri.
"Berarti gpp dong kapan2 aku dikentot cowo lain depan kamu?"
"Gpp sayang. Do it" Kata gilang makin horny.
Gilang sudah memasukkan jarinya dengan kasar ke memek Pacarku. Pacarku melenguh tertahan ketika memeknya dikerjai. Jemari Gilang dengan ahlinya mengocok dan mengobel-ngobel memek Pacarku. Bahkan 2 jarinya sekarang sudah masuk bergerilya. Tidak perlu lama untuk membuat Pacarku ON lagi.
Tangan pacarku sekarang sudah merab-raba kontol Gilang. Dikocok-kocoknya dengan cepat. Bahkan dia mengubah posisinya miring, sehingga kontol Gilang tepat dihadapannya. Tidak tunggu lama, kini batang hitam itu masuk ke mulut pacarku.
"Tubuh lu emang sempurna, Sha. Gw nafsu banget, apalagi pas lihat lu dikentot tadi. " puji Gilang.
Jemari Gilang menghentikan aktivitasnya di area selangkangan Pacarku, dan mulai menjamah bongkahan melon putih yang kenyal milik pacarku.
Ketika jemari Gilang mulai memilin-milih dan menjepit puting Pacarku, bibir sensual Pacarku mulai mengeluarkan desahan erotis, yang tertahan batangnya Gilang.
Kemudian Gilang melepaskan kontolnya, lalu duduk selonjoran diatas tempat tidur, dengan punggungnya bersandar didinding kamar. Kemudian dipanggilnya pacarku menggunakan kode jari. Marscha yang sudah paham lalu mendekat.
Kini Marscha duduk di pangkuan cowo itu, dikangkangnya pantatnya lalu memegang batang tegang itu dan mengarahkan ke liangnya. Sebuah penis kembali memasuki liang memeknya sampai amblas.
"OUhhhhhhhh....." Desah manja Marscha. Walau memeknya sudah banjir, Marscha harus menaik turunkan tubuhnya dengan pelan diatas kontol Gilang sampai 5x agar batang itu terbiasa. Karena batang Gilang yang lebih besar.
Sesudah terbiasa, lalu Gilang memegang kedua pinggulnya, kemudian digerakannya pinggul Marscha bergoyang-goyang. Marsha yang libidonya juga sudah naik ikut membalas goyaangan lelaki itu. Jadilah kerjasama keduanya menghadirkan bunyi yang indah saat dua kelamain itu menyatu.
Gilang makin lama makin brutal menghajar memek Pacarku dengan posisi WOT, membuat toket besar Pacarku bergerak-gerak liar karena goncangan. Kedua tangan Gilang mencengkram kuat-kuat kedua bongkah daging tersebut dan semakin mempercepat kocokannya.
"Aiiihhhhh....pelan...." desahan kesakitan dari Marscha, tapi langsung disusul lenguhan kenikmatannya "Nggahhhh.. ngahhhhh... ouuuuhhh... iya.. that's right... ayo truuss...". Teriak Marscha.
Sambil menahan pinggul Pacarku yang menggelinjang dengan binalnya, Gilang memaju-mundurkan pantatnya dengan penuh semangat.
"Berisik amat kalian"
Lagi asik kedua insan itu bergoyang, Ringgo yang sudah pulih kemudian mendekat. Dia berdiri tetap disebelah pacarku yang sedang asik memompa batang Gilang.
"Ayo bersihin nih" Katanya menyodorkan batangnya yang masih belepotan sperma. Marscha yang sudah hilang akal sehat, langsung membuka saja mulutnya dan memasukkan batang itu. Disedot, lalu batanganya dijilati sampai bersih.
Aku yang melihatnya sampai terbelalak. Baru kali ini aku menyaksikan langsung adegan begini. Memang binal sekali pacarku ini kalau sudah urusan sex. Batangku kembali ngaceng lagi. Tak kuasa, aku kocok-kocok juga menyaksikan pesta sex didalam kamarku. Aku langsung refleks perhatikan posisi tempat tidur kamarku saat itu, tempat dimana pacarku lagi memanjakan 2 kontol. Benar-benar Gila.
Marscha menggoyangkan tubuhnya dengan liar, sambil tangannya mengocok batang Ringgo yang mulai tegang. Kombinasi kocokan dan jilatan, sukses membuat batang Ringgo bangkit lagi.
"Benar-benar bitchy kamu ya..." Timpal Gilang, yang masih memelintir-lintir puting pacarku.
"Yessss... i am your bitch......fuck me harder....." Desahan kencang Marscha.
Hingga 2 menit kemudian : "NGAhhhHhhhhhh.... Houuuuuhhhhh... Marscha kluarrrr...auuhhhhhhhh" pekik Pacarku melampiaskan kenikmatan yang melandanya seluruh organ tubuhnya.
Pinggul Pacarku mengelinjang-gelinjang selama beberapa saat sampai terpaan gelombang klimaksnya mengendur.
"Hahh.. hahh.. hah...enak banget.. enak banget.. akhirnya sampe juga...." desah Pacarku sambil menyapu keringat dari wajahnya.
"Hampir aja kontol gw lu gigit" Kata Ringgo, melepaskan kontolnya.
"Enak ya sayang?" Tanya Gilang. Dia memberikan kesempatan sejenak ke pacarku untuk menikmati sisa-sisa orgasmenya.
"Iya enak...banget....." Kata pacarku, tubuhnya memeluk Gilang dengan vaginanya masih tertancap.
"Tapi aku belum keluar nih" Kata Gilang. "Ayo nungging. Gw mau doggy lu" Perintah Gilang.
Ringgo membantu Marscha berdiri, lalu menunggingkannya ditengah kasur. Kepala pacarku terbenam dibantal yang ada didepannya. Kulihat kedua lelaki itu berbisik, sebelum akhirnya dengan perkasanya kontol Gilang yang masih tegak berdiri itu menghajar Pacarku lagi. Mereka seperti kambing kawin. Tak terdengar suara pacarku karena tertahan bantal.
Pacarku digenjot Gilang dengan doggie style. Sesekali ditamparnya pantat putih mulus itu. Doggie style membuat g-spot Pacarku dihajar kontol Gilang secara intens.
Ringgo ikut merangsang pacarku. Kedua bongkah toketnya yang mengayun-ayun bebas akibat goncangan dan benturan paha Gilang pada pantat pacarku diraihnya. Tangan Ringgo meraih toketnya dan meremas-remasnya. Rambut pacarku ditariknya, sehingga kini pacarku menungging dengan posisi sempurna. Wajah pacarku yang sudah kemerahan itu dilumat ringgo dengan penuh nafsu. Setelah itu ringgo menurunkan kepalanya kebawah, lalu melumat kedua payudara indah itu.
"OUhhhhhhh.......aduhhh......" Hanya itu yang keluar dari mulut pacarku. Dia pasti merasakan kenikmatan yang luar biasanya saat kedua tititik sensitifnya mendapatakan rangsangan yang luar biasa.
Kali ini hanya butuh 5 menit untuk buat Pacarku meledak dalam orgasme lagi.
Ledakan orgasme yang kali ini betul-betul dahsyat sampai membuat Pacarku mencengkram sprei kasurku kuat-kuat.
"OUUUUUGGHHHHHHHH.... YESSSSSSSS...... Gillllllaaaaaaaaa.... AAAAAAAA.....".
Gilang makin mempercepat goyangannya membuat orgasme pacarku makin panjang. Pacarku sampai nafasnya sampai tersengal-sengal karena terpaan orgasme. Setelah itu Gilang mencabut sebentar kontolnya, dan menampar-namparkan ke pantat pacarku. Itu sepertinya teknik dia untuk mengulur maninya keluar.
Belum sempat mengatur nafas akibat orgasmenya yang terakhir, Ringgo sudah menarik kasar rambut pacarku. Dia duduk selonjoran dengan kontol tegak didepan wajah pacarku. Ringgo langsung memegang dan mengarahkan kepala Pacarku agar mulai menyepong kontolnya.
"Aduh.. bentar dulu dongggg " protes pacarku, tapi tak dihiraukan Ringgo karena Ringgo sudah menekan kepala Pacarku sehingga mulut Pacarku langsung penuh oleh kontol Ringgo. Pacarku hampir tersedak karena paksaan ringgo.
Gilang menatap vagina pacarku yang berlumuran lendir orgasmenya, lalu kembali membenamkan kontolnya kedalam memek Pacarku dan mengentotnya dalam doggy style lagi. Gempuran Gilang sangat kencang, sampai kedengaran punya keciprak paha dan pantat bertemu. Desahan Marscha membuat mulutnya semakin terbuka, memudahkan kontol Ringgo merangsek masuk ke mulutnya.
Benar-benar pemandangan yang sangat luar biasa merangsang, disaat tubuh seorang mahasiswi cantik yang masih muda dan sexy sedang dikerjai 2 orang lelaki. Aku tanpa sadar sudah mengocok-ngocok kembali batangku yang sudah tegang maksimal, menikmati pemandangan pacarku yang sedang digangbang. Ntah kenapa aku justru berharap sekali kedua lelaki ini makin buat menyiksa birahi pacarku. Aku ingin pacarku dibuat orgasme lagi dan lagi.
Kali ini aku lihat pacarku betul-betul susah dalam konsentrasi mengemut kontol Ringgo karena gempuran kontol Gilang dari belakang betul-betul membuatnya mengawang-ngawang kenikmatan. Kadang batang Ringgo terlepas dari mulutnya.
Tapi Pacarku berusaha terus untuk bisa mengemut-ngemut, menyedot-nyedot kepala kontol Ringgo, dan sekali-sekali lidahnya memainkan lubang kontol Ringgo. Ringgo jadi belingsatan keenakan dan mendesah-desah keenakan.
"Ahhhh... shhhhhhhh.. mmmhhh..... ashhhhhhhh..... gue sudah ON lagi nih" ceracau Ringgo sambil menjambaki rambut pacarku.
Pacarku juga sangat menikmati posisi ini. Dia hampir keluar untuk kesekian kalinya ketika Gilang tiba-tiba menghentikan genjotannya.
"Lho, kok berhenti?" Tanyanya heran. Dia yang tadinya sudah kewalahan, malah berharap terus disodok.
"Jepitan memek lu enak banget. Gue belum mau keluar. Mau istirahat dulu." Jawab Gilang, sambil melap kontolnya pakai tissu. "Tuh naikin kontol Ringgo".
Kulihat mereka berdua bermain mata, seperti merencanakan sesuatu. Pacarku yang kesadarannya sepertinya sudah hilang hanya menurut saja tubuhnya diperlakukan sesuka mereka. Dia lalu mendekati ringo yang sekarang duduk telentang dengan kontol yang tegak berdiri. Marscha membuka pahanya lebar-lebar dan menduduki batang Ringgo yang mengacung tegak.
"Ouhhhhhhh...." Pacarku mengerang kenikmatan ketika kontol Ringgo menerobos celah memeknya tanpa ada hambatan berarti. Vaginanya yang sudah banjir memudahkan proses pencoblosan itu. Tak menunggu lama, pacarku mulai bergerak naik turun mengocok kontol Ringgo.
"Yah terus...lu memang bakat jadi lonte....." ujar Ringgo menyemangati goyangan pacarku di atasnya sambil meremas-remas toket Pacarku.
"Ahhhhh... ngahhhhh..ahhhh..." desah Pacarku sambil menggoyang maju mundur pantatnya. Dengan nakalnya jempol Ringgo menggesek-gesek klitoris Pacarku yang menonjol, membuat Pacarku semakin blingsatan.
Tiba-tiba Gilang memeluk Pacarku dari belakang dari langsung meremas toketnya. Leher pacarku dicium, dan digigiti oleh Gilang. Tangan Gilang juga mulai meremas-remas pantat Pacarku. Dan sesekali membelai sun hole Pacarku. Membuat Marscha menggelinjang karena perasaan nikmat. Semua titik sensitifnya diserbu kedua lelaki itu.
Tiba-tiba Pacarku mendesah "Auuuuhhh... Gilang! Lu apain?????" Desah Pacarku dangan suara yang gede. Aku perhatikan ternyata Gilang memasukkan jarinya ke lubang anal pacarku itu.
Pacarku mengerang lebih heboh lagi saat Gilang memasukkan lebih dalam jari tengahnya ke dalam pantat Pacarku dan mulai mengocoknya.
"Ahhh... ahhh... gillaa... Lo apain pantat gue..." rengek pacarku kebingungan. Cairan pelumas memek Pacarku yang membanjir sampai ke lubang pantatnya dan posisi nungging Pacarku memudahkan Gilang mengocok pantat Pacarku.
Tiba-tiba Gilang menghentikan kocokannya dan mengeluarkan jarinya dari lubang pantat Pacarku.
"Kita mainkan rencana kita bro" Kata Gilang ke ringgo.
Ringgo yang berbaring telentang di bawahnya langsung mendekap punggung Marscha sambil berkata: "Gue mau kasih kejutan sex yang belum pernah lu rasakan"
Habis berkata begitu, Gilang mengarahkan kontolnya ke anus pacarku. Jantungku sampai berhenti menyaksikan itu. Gila ini, kedua lobang pacarku akan dimasuki, Tidak!!!!
Aku lihat Marscha yang sudah mulai sadar meronta-ronta, saat Gilang sudah mengarahkan penisnya duburnya.
"Gilangss.. Gue ga mau dianal...please....sakitttttt " rengek pacarku berusaha membalik tubuhnya, tapi tertahan oleh pelukan Ringgo yang memaksa kontolnya masuk makin dalam ke memek Pacarku.
"Pantat gue masih perawan. Please. Cowo gue saja belum pernah"
“Tenang saja...kan cowo lu juga ga tahu nanti kalau pantat lu sudah jebol..hahaha...”
Dengan tampangnya yang arogan Gilang membuka pantat Pacarku lebar-lebar agar lubangnya menganga. Pacarku masih berusaha berontak ketika merasakan kepala kontol Gilang mulai mendesak lubang pantatnya. Semakin Marscha berontak, semakin kencang ringgo memeluknya.
"Ahhh.. Gilangss.. please dongg....sakit tahu..." rengek Pacarku hampir menangis. Tapi Gilang tidak peduli lagi.
Setelah tarik-dorong berapa saat akhirnya penis itu masuk juga ke pantat Marscha.
"Aaaahhhhhhhhh..... sakitttt...." pekik Pacarku kesakitan. Diremasnya dada Ringgo dengan kencang. "Keluarin.....sak...it....auhhh....." Air mata pacarku sampai keluar. Padahal belum semua batang Gilang masuk.
Kini kedua lobang pacarku sudah dimasuki 2 batang penis yang tegang maksimal.
"Anjiss...enak banget perawanin pantat lu ini...sempit..."
Dengan tekanan kuat sekali lagi, kontol Gilang langsung amblas ke dalam lubang pantat Pacarku. Blessshh!
"Aiihhhhh... ahh.. ahhh.. ahhhhhhh" erang Pacarku lagi. Kali ini sangat panjang. Erangan yang menyayat hatiku. Mulutnya sampai ditutup ringgo agar tidak beteriak kencang.
Gilang mendiamkan batangnya didalam anus Marscha, mungkin untuk membiasakannya dulu. Lalu secara perlahan Gilang menarik kontolnya, kemudian memasukkannya pelan. Marscha masih mendesah-desah dalam lumatan Ringgo. Ada sekitar 10X Gilang melakukan tarik ulur kontolnya, sedangkan ringgo diam saja agar batangnya Gilang leluasa masuk.
"Gimana bro?" Tanya Ringgo
"Anjisss...enak banget ini. Kontol gw kayak dijepit dan dihisap secara bersamaan"
"Wah mau dong bro. Belum pernah anal sex gw"
"Lu harus nyobain nanti. Tunggu gw puas"
"Sip"
"Gw mau hajar nih pantat...."
Sambil berkata begitu, Gilang lalu merengkuh toket pacarku, dan dia langsung menggenjot pantat pacarku dengan kecepatan yang ditingkatkan. Terlihat Gilang agak kesusahan menggepur anus Marscha, mungkin karena susah menggenjotnya mengingat masih sempitnya lubang anus pacarku.
Erangan kesakitan Pacarku hanya bertahan sebentar saja. Begitu pantatnya terbiasa dengan kontol Gilang, dan ditambah Ringgo yang sudah kembali menggenjot memeknya, kulihat jeritan kesakitan Marscha sudah berubah jadi erangan nikmat. Mungkin yang dirasakan Marscha saat ini adalah antara nikmat dan sedikit sakit. Apalagi saat ringgo menaikkan tempo menghajar vaginanya, dan melahap kedua payudaranya bergantian. Desahan demi desahan kenikmatan kembali melanda Marscha. Walau sesekali dia menggigit bibirnya, tanda kesakitan.
Aku yang menyaksikannya terbelalak heran. Bagaimana mungkin kedua lubang sempit pacarku bisa menerima 2 batang itu bersamaan. Ini seperti film bokep yang biasa aku tonton, tapi pemerannya pacarku sendiri. Pacarku dijepit ditengah dan digenjot seperti sandwich. Blingsatan Pacarku menggoyang-goyang pinggulanya merengkuh setiap kenikmatan yang dihasilkan setiap gesekan di lobang kawin dan lobang pantatnya. Betul-betul luar biasa.
"Gimana? enak kan di DP begini?" Tanya ringgo.
Pacarku hanya mengangguk pelan.
"Ini kejutan buat kamu. Kami mau hibur kamu, dengan kasih kenikmatan sex yang berbeda. Enjoy baby" Kata Gilang dari belakang.
"Ouuuuhhh... Thanks......ouhhhh.. ngahhhh... shhhhhhhhhhh.. lebih cepet.. lebih cepet..." lenguh Pacarku yang menuju klikmaksnya.
Ringgo lebih cepat mengoyangkan batangnya. Gilang juga sudah dengan kecepatan maksimal memompa anus pacarku. Mereka seperti lomba lari, saling kejar-kejaran menuju nikmat birahi.
"Ohhhh...kok enak banget sih....aduhhh.... terussss....genjottt 2 lobang Marscha..." Teriak pacarku memenuhi ruangan. Akal sehatnya sudah hilang, mau-maunya kedua lobangnya dimasukin kontol orang lain begitu.
"Enak ya dianal, sayang?" Tanya Ringgo ditengah-tengah persetubuhan mereka.
"Iya enak banget...belum pernah sebelumnya...ternyata..auhhhhh.." Teriak Marsha saat Gilang meremas kencang toketnya.
"Nanti gantian aku yang anal kamu ya sayang" Bujuk ringgo, yang hanya dijawab Marscha dengan anggukan.
Gilang yang kelihatan mau crot makin menggila, anus pacarku yang sudha mulai terbiasa disodoknya dengana kasar. Gilang memompa pantat pacarku gila-gilaan karena akan crot. Tapi ternyata Ringgo yang duluan meledak orgasmenya. Sambil meremas pinggul Pacarku kuat-kuat, punggung Ringgo melengkung dan menghujamkan kontolnya dalam-dalam dan spermanya menyembur di dalam memek Pacarku.
"ANjingggg...gw keluarrrr.....ahhhhhh.." lenguh Ringgo penuh kepuasan, lalu kemudian diam menikmati sisa-sisa orgasmenya.
Marscha sudah bodo amat saat sperma masuk ke vaginanya kembali. Resiko ga dipikirkan lagi. Itu karena dia akan mencapai orgasmesnya. Kulihat bagaimana pacarku merasakan gelombang orgasme, badannya kelonjotan dan tangannya blingsatan menarik-narik kain sprei.
"OOoouuuuuughhhhh... Houuuhhhhhh... Yaahhhhh.. Yessssss....enak bengatttttt......." teriak Pacarku penuh kenikmatan birahi dipuncak tertinggi. Terlihat hanya bagian putih kelopak matanya yang kelihatan.
Gilang yang sudah terlihat kecapean masih punya sedikit tenaga lagi dan terus menggenjot pacarku yang sedang dilanda badai orgasme. Genjotan Gilang yang tidak berhenti ketika Pacarku sedang klimaks, membuat Pacarku kembali dilanda orgasme berturut-turut.
"Ahhhhhh.. kok... kok... gue kheluarrr lagiii... hahhhhh.." erang Pacarku.
Kelonjotan beberapa saat, lalu pacarku terjatuh lemas di dada Ringgo.
Gilang yang sudah nanggung, tetap memompa pantat Pacarku dia menekan dalam-dalam kontolnya ke pantat Pacarku dan meledakkan orgasmenya seperti orang histeris.
"HOOAHHHHHHH.... HHAAAHhHHH....Kleuar juga akhirnya..." lenguh Gilang penuh kepuasan. Dia menjatuhkan tubuhnya diatas Marscha. Posisi mereka bertiga kayak ikan asin yang disusun 3 lapis. Suasana hening. Hanya desahan nafas menandakan kepuasan yang mendalam yang dialami ketiga manusia itu.
Setelah ngos-ngosan selesai, Gilang lalu mencabut kontolnya dari pantat Pacarku, menyebabkan leleran spermanya mengalir keluar. Lalu Gilang menghempaskan badannya di kasur. Ringgo lalu mendorong badan Marscha untuk telantang di sebelahnya. Marscha sepertinya ketiduran karena kecapean dilanda orsgame hebat berkali-kali. Tubuhnya banjir keringat, dari sela-sela pantat dan vaginnya mengalir sperma.
Aku lihat Ringgo dan Gilang tos dan saling tersenyum.
"Kalau sudah puas ngentotin nih pecun, kita bagi nanti tubuhnya ke anggota kita yang lain. Dijadikan piala bergilir. Biar mereka senang dan makin kompak dalam organisasi kita" Kata Gilang.
"Terserah lu aja bro. Marscha makin lama makin doyan ngentot. Gampang banget ngajak ngentotnya. Ga sia-sia gw didik dia. Hahaha.."
"Lu emang fuckboy kampus sejati. Salut gw sama lu urusan dunia wanita"
"Hehe... Siap. Tapi kayaknya ga akan ada puas dan bosannya ngentotin Marscha ini. Haha. Gw belum rasain anusnya juga"
"Lu jangan dulu anal dia. Biar anusnya jatah gw. Sampai gw puas. Paham kan lu?" Kata gilang dengan arogannya.
"Terserah bos gilang aja gw mah. Selama memeknya masih bisa gw pakai"
Dan kudengar mereka berdua tertawa bahagia.
Hatiku jadi sakit sekali mendengar ketawa mereka. Ga cukup pembalasan biasa buat mereka berdua ini. Harus pembalasan yang akan mereka ingat selamanya. Tunggu saja. Walau memang harus kuakui aku "menikmati" saat pacarku dikentot cowo lain. Buktinya, aku sampi crot 2 tadi.
Perasaanku ke Masrcha? Ntahlah. Kalau pakai akal sehat, sudah harus aku putuskan dia sejak perselingkuhan pertamanya dulu. Tapi hati kadang ga bisa kompromi sama otak.....
...dan juga sama kontol.
Aku hendak matikan laptopku, saat rekaman CCTV itu kembali menyala saat aku lihat tubuh Marscha dipapah Ringgo ke kamar Mandi. Ga mungkin hanya memandikan dan membersihkan tubuh pacarku itu dikamar mandi?! Tapi aku bodo amat. Segera aku matikan laptopku.
HP ku kemudian berbunyi menandakan ada pesan masuk.
"A` , Putri lagi bentar lagi sampai kost Aa Billy nih. Mau antar tas yang masih ketinggalan di mobil. Putri sendiri bawa mobil. Bisa parkir kan?"
"Bisa put. Langsung ke kamar aja nanti ya. Tasnya di mobil dulu."
"OK Aa kasep. See you".
Dan aku tersenyum sendiri. Ada seorang gadis cantik yang sebentar lagi ada dikamarku.
::::::::::::::
PART 17B : Flashback
"Aaaaahhh.... Teruuuuuusssss!!"
Pemandangan indah itu tersaji di depanku, Sherry, dalam posisi WOT menghadap diriku, dengan joniku tertancap pada anusnya. Toketnya yang super bergoyang-goyang dengan bebas saat pinggulnya digerak2an untuk membuat joniku keluar masuk dari lubang analnya. Badannya berkilau akibat keringat yang terus mengucur.
"Bil, lo belum keluar juga??"
"Napa lo? Udah gak kuat?"
"Gila lo ya, kenceng banget ini, perasaan dulu nggak segede ini deh"
"Mau gw bantu goyang?"
"Eehh, jangan2, bisa jebol pantat gw kalo lo ikutan goyang. Sumpah deh, sh*t, keras banget sih ini, lo apain sih konti lo ampe kayak gini???"
"Gak diapa2in, bool-lu rapet lagi kali"
"Iya kali ya... Lo doang sih yang ngebobol bool gw"
"Hahaha, gak percaya gw"
"Issh... Sumpah deh...Aaaaa"
"Yaudah, gw ambilin lube dulu bentar, naikin deh pantat lo, tapi jangan ampe lepas ya, ntar susah lagi masuknya"
Sherry agak menaikkan pinggulnya, tapi dia berteriak, terhenti pada pangkal kepala penisku. Aku pun segera mengambil botol lubricant, lalu mengoleskannya pada penisku. Segera kuberi aba2 supaya Sherry turun hingga lubricant-nya bisa masuk, lalu naik lagi dan kuoles lagi, hingga akhirnya gerakannya mulai mulus.
"Nah, ini udah agak enak nih..."
"Bentar, gw bikin lebih enak deh"
Kututup botol lubricant itu dengan tutupnya yang berbentuk seperti penutup kapsul, lalu langsung kucolokkan ke vaginanya di hadapanku. Sherry menjerit, awalnya dia mengamuk, tapi ketika botol itu mulai kugerakkan, bersamaan dengan gerakan pinggulnya, dia pun malah jadi keenakan. Lenguhannya pun semakin rapat dan akhirnya...
"SURRRRR!!!!!"
Squirting bagai air mancur langsung mengarah tepat ke mukaku, walau sudah jauh. Sherry terkejang2, sebelum akhirnya rubuh. Penis segera kucabut, kemudian kukocok, dan akhirnya spermaku pun memancar membasahi badan Sherry. Banyak sekali keluarnya, hingga berceceran ke mana-mana. Sherry malah meratakan spermanya ke seluruh tubuh. Setelah kami mengalami orgasme hebat, kami pun langsung ambruk.
Beberapa jam kemudian, aku bangun, dan kulihat Sherry sudah mandi, dia duduk di bangku pada balkon luar kamar, dengan pemandangan pagi kota Bandung, masih dengan cuek hanya memakai kimono mandi warna putih.
Setelah aku sendiri mandi, aku segera memakai kimono dan mendatangi Sherry, yang masih betah menyaksikan pemandangan pagi.
"Keren juga ya lo, mau ngewe ama gw ampe nyewa kamar mewah kayak gini"
"Jangan ge-er dulu, aslinya bukan buat lo nih"
"Lah? Terus?"
"Ini tadinya gw booking buat ama Marsha, kejutan maksudnya buat dia. Eh, malah anaknya ngewe ama cowok lain di VIP diskotek"
Sherry tertawa mendengarnya.
"Uuu... kecian... Bagus lah, lo ditinggal ngewe Marsha ama Ringgo jadi gw deh yang nikmatin hotelnya"
"Bukan ama Ringgo"
"Hah?? Terus ama siapa?"
"Ama Gilang"
"Hah!?? Serius lo???! Gilang yang preman itu?? Pimpinannya ormas kepemudaan itu?? Sh*t man, you're screwed!"
"Kenapa emangnya? Lo tahu sesuatu?"
"Bukan cuman tahu kali, gw paham semuanya. Bahkan seperek-pereknya gw gak bakal lah gw ngedeketin si Gilang. Udah sinting emang itu si Marsha, otaknya udah konslet kali gara2 kebanyakan ngewe"
"Coba deh lo cerita"
Kemudian Shery bercerita panjang lebar. Aku menyimak dengan penuh perhatian tutur cerita Sherry.
Aku langsung lesu mendengarnya.
"Jujur ya Bil, kalau cuman ama Ringgo itu gampang lah, tapi kalau udah ngelibatin si Gilang, lo kudu punya rencana yang bener2 mateng nih. Gengnya si Gilang itu nggak main2 lho, gw denger polisi aja segen ama mereka"
Kami terdiam. Banyak yang mendadak kupikirkan. Mungkin benar kata Sherry, bahwa kalau urusannya sama Gilang, mendingan mikir berpuluh-puluh kali dulu. Sempat juga terbersit, apa mendingan aku putus saja ya sama Marsha, lalu mulai pacarin Putri atau siapa lah, tapi dalam hati, aku tidak tega, kasihan Marsha kalau ntar Gilang perlakuin dia dengan kasar nantinya. Bahkan dalam kebinalannya, Marsha masih peduli padaku. Aku tak tahu bagaimana nanti hubunganku dengannya, tapi setidaknya aku ingin membebaskan dia dari Gilang.
"Pusing ya lo?"
Aku tidak menjawab, hanya menggeleng saja. Sherry lalu berjalan di belakangku, dan memberiku pijatan pada pundak. Sungguh membuat pundakku yang tegang menjadi rileks. Kemudian setelah itu dia memelukku dari belakang dan mencium pipiku mesra.
"Ya udah sih, soal itu bisa dipikirin entar. Nih, biar gak tegang, gw ceritain soal Lombok ya? Lo pasti mau denger, kan?"
"Ah iya, kelupaan gw soal itu. So gimana itu pas di Lombok?"
"Santai, pesen sarapan aja dulu yuk, laper gw. Ntar sambil makan gw cerita"
"Siap, Princess"
"Ah belagu lo, princass-princess, biasanya lo juga manggil gw perek"
"Gak koq, kali ini lo lagi jadi princess"
"Gombal!" Sherry memeletkan lidahnya padaku.
Ini adalah flasback cerita saat aku memergoki pacarku di diskotik dengan Gilang. Pemandangan Live show yang masih menyimpankan luka dihatiku, bagaimana tubuh indah pacarku dinikmati dengan kasar. Malam setelah aku menyaksikan kejadian di ruang VIP diskoik itu, aku memutuskan langsung balik ke surabaya karena kecewa berat. Ditengah kegalauanku saat perjalanan ke stasiun kereta, Sherry telpon dan memaksa untuk ketemu. Dia akhirnya sampai duluan di stasiun kereta, lalu menungguku, mengajak ngobrol sebentar di parkiran mobil. Lalu dipaksanya menarik tanganku untuk masuk ke mobilnya, lalu membawaku keliling-keliling kota bandung sambil aku ceritakan semuanya.
Sherry ternyata tahu kalau Marcsha ke diskotik itu. Dan Sherry tahu saat itu adalah hari anniversary kami, makanya dia memcariku untuk menghibur karena tahu aku pasti kecewa banget. Ya udah akhirnya aku ajak saja Sherry nginap di hotel tempat aku tadinya merayakan anniversary. Lumayan dia menjadi tempat penghiburanku. Aku tak kuasa menolak saat dia memelukku, lalu mengangkangkan kakinya lebar menantangku.
::::::::::::::::::::
PART 18 : Conclution
Aku lagi di sebuah hotel daerah dago malam itu, dengan serius mempersiapkan sidang skripsiku yang akan dilaksanakan lusa. Sengaja booking kamar 2 malam, agar jauh dari gangguan. Tak ada yang tahu aku disini. Aku memang menghindari pacarku, aku ga mau ribut saat ini. Masih terasa sakit sekali hatiku saat tahu dia threesome dengan 2 bajingan itu dikamarku sendiri. Bahkan sampai di anal segala. Aku saja pacaranya yang sah belum pernah merasakan boolnya.
Marscha tidak tahu kalau dia bersalah, makanya dia bete dan marah-marah. Dia tahu aku sudah di Bandung, makanya dicari terus. Makanya aku menghindar dengan cara booking hotel. Karena benar saja, kata penjaga kostku hari ini dia seharian menungguku di kost. Untung aku kabur, karena ga mau ribut berantam. Nantilah semua dibereskan setelah sidang selesai.
Tiba-tiba sebuah telpon menghubungiku. Aku memang tidak mau angkat telpon dan balas pesan karena ingin fokus. Tapi telpon yang satu ini terpaksa aku angkat, karena sudah telp sampai 10 kali. Jadi pensaran juga.
"Heh, lagi di mana lu?" Sebuah suara wanita dari ujung sana.
"Kenapa? Gw lagi bertapa nih. Persiapan sidang. Lu ganggu aja"
"Gw mau kasih berita penting. Ya udah kalau ga mau. Bye"
"Ya elah, apaan sih? Buruan"
"Ya udah, sekarang gw kasih tahu nih. Barusan gw ketemu ama Marsha, gw liat di hapenya dia, si Ringgo ngajakin jalan dia ke karaoke"
"Hah?? Yang bener??"
"Bener, Bil, sumpah deh"
Aku pun merasa geram mendengarnya.
Yang telp barusan adalah Sherry, sahabat pacarku (Ya sampai sekarang Marscha masih kuanggap pacar, karena kami belum ada kata putus).
"Gimana nih? Mau lu biarin aja apa gimana? Katanya mau kasih pelajaran ke Ringgo. Gw sih udah laporan, gw serahin ke lu aja gimana kelanjutannya"
"Mereka pergi ke karaoke mana?"
"Yang kemaren gw ceritain, sama"
Aku manggut-mangut, karena yang ditunjukkan oleh Sherry adalah karaoke tempat temanku Dido bekerja. Setelah bersabar selama ini, sekaranglah saatnya untuk menyelesaikan permasalahan ini. Rasa dendam sudah menyelimutiku. Bodo amatlah sidang skripsi. Bisa ntar persiapannya lagi setelah balah dendam.
Oh iya, aku memang sudah buat daftar rencana pembalasan ke semua cowo yang pernah memanfaatkan Marsha. Ada rencana yang sudah 100% matang, tapi ada yang masih 50%. Rencana pembalasan ke Ringgo yang masih 50% karena ada sampai 3 rencana pembalasan (yang ga jauh-jauh dari rekaman CCTV di kost).
"Si Marsha baru berangkat kan?"
"Kayaknya sih gitu, mau lu samperin?"
"Iye, bakal gw selesaiin sekarang juga"
"Widih, akhirnya, ya udah, gw ikut deh"
"Oke, ketemu di lokasi aja ya, tapi jangan sampai Marsha atau Ringgo tahu"
"Siap, Bos. Gw bawa si Thomas juga soalnya. Takut kalian berantem"
"Sip, kasih tahu gw kalau lo udah nyampe"
Kemudian aku pun menghubungi Dido temanku.
"Do, lo inget ama Marsha, kan?"
"Ya inget lah, gak bakal gw lupain"
"Kayaknya itu mereka bakal ke sono lagi deh"
"Oke, siap. Gw pantau apa gimana?"
"Lo punya temen2 gak di sono?"
"Banyak lah, gw kan jadi manager on duty di sini, bisa lah gw kerahin orang2"
"Sip, tapi ntar aja ya. Bilang aja mau ngegerebek istri selingkuh"
"Sip, siap, 86"
"Kalau mereka nyampe kasih tahu yak"
"Siap, Bos!"
Setelah itu, entah bagaimana otakku pun seolah mengalir sebuah rencana yang luar biasa. Mungkin karena sudah habis energi terpusat ke ringgo selama ini, jadinya rencana brilian munvul begitu saja.
Aku lalu menghubungi Putri.
"Put, lagi ngapain?"
"Oh, hai, A', Putri lagi di rumah aja nih?"
"Gak maen ama pacarnya, emang?"
"Tauk tuh, katanya sakit, flu berat gitu, tapi pas Putri mau jenguk gak boleh"
Dari nadanya terdengar Putri agak kesal.
"Ya, mungkin dia nggak mau kamu ketularan kali. Kan sekarang virus2 berbahaya."
"Emangnya Putri ini bukan pacarnya dia?? Kan Putri khawatir juga. Bete nih jadinya"
"Jangan nangis dong, Putri manis. A' Billy ajak karaoke happy2 mau gak?"
"Hmm... Karaoke beneran? Emang A' Billy nggak lagi ama pacarnya nih"
"Ya beneran lah, masa bo'ongan. Tauk nih, pacarnya A' Billy lagi ada urusan katanya, nemenin nyokapnya belanja. Makanya A' Billy bete juga nih sendirian di kosan. Kebetulan temen A' Billy ada yang jadi manager on duty di karaoke, mau kan Putri ikut ke sono?"
"Ya deh, daripada bete di sini, mending Putri karaoke teriak2 nyanyi lagunya BTS"
"Nah, gitu dong. A' Billy jemput sekarang ya"
"Oke! Putri mau dandan yang cantik dulu"
"Tapi jangan lama2, ntar A' Billy datang langsung cus. Takutnya penuh kalau kemalaman"
"Iya, A' Billy sayangku yang bawel"
"See you!"
Aku jemput Putri, dia cantik sekali malam itu. Dengan dress ketat warna hitam belahan sedikit rendah, dan roknya 10 CM diatas lutut. Baru kali ini aku lihat perempuan polos ini berpenampilan sexy. Mukanya yang imut seolah perpaduan kepolosan dan kesexian. Ingin rasanya langsung aku telanjangi di mobil dan anal dia lagi. Tapi aku memilih untuk langsung tancap gas ke tempat karoke.
Sebelumnya Dido sudah ngabarin kalau Marscha dan ringgo ada di room mana. Dido sudah siapkan room mereka tepat disebelah room tempat aku dan Putri akan karoke. Aku tak memperdulikan Sherry dan pacarnya ada dimana, karena aku hanya fokus ke misi pribadiku.
Jadilah aku masuk ke room dan langsung pilih beberapa lagu untuk membuat Putri ga curiga. Putri langsung bernyanyi dan berjoget dengan riang saat lagu favoritnya diputar. Benar-benar sexy nih anak kalau sudah bergoyang tanpa malu begini.
Sambil bernyanyi, sesekali aku cek laporan wa dari Dido. Jadi Dido sebelumnya masangin bluetooth ke pen-cam diruang karoke itu. Ide ini muncul karena aksi sebelumnya pas mergokin peselingkuhan Marscha (bahkan Dido dapat bonus saat itu bisa lihat tubuh telanjang dan rasakan oral sex Marscha).
Aku bilang ke Dido jangan masuk ke room kalau ada panggilan order makanan atau minuman, karena takutnya dikenal. Makanya Dido pasang kamera dan melaporkan via wa.
Aku: "Oke, kabarin terus ya Bro"
Dido: "Siap, Bro! Gw update kalau mereka sudah bugil”
Aku bilang ke Dido kalau mereka pasti akan sampai ML. Jadi kabari kalau sudah sama-sama telanjang, biar aku masuk. Aku deg-degan menunggu moment tersebut, walau sambil bernyanyi, tetap aja ga bisa konsentrasi. Putri sampai kesal saat aku lupa baca lirik lagu.
D: "Btw cewe yang lu bawa cakep banget bro. Bisa gw pakai ga? Hehehe"
A: "Dasar mesum lo! Tugas dulu tunaikan, Bro!"
D: "Ahsiyaaaap!"
Sambil karoke bareng Putri, Pikiranku semakin melayang ke mana-mana, entah apa yang terjadi di dalam ruangan sebelah. Dan aku rada deg-degan dengan rencana yang aku susun. Rencana yang sangat keren menurutku.
Sengaja aku pesan alkohol untuk menambah keberanianku, dan juga aku tawarkan ke Putri. Aku tak ingin membuatnya mabuk, hanya ingin membuatnya lebih berani saja. Karena sebentar lagi dia akan ambil peran penting.
D: "Bro, mereka sudah mulai cipokan"
D: "Pacar lu binal amat, kontol cowonya di remas-remas"
D: "Tubuh pacar lu memang mantap bro. Sorry ini, gw jujur. Enak banget itu cowo bisa grepe-gerpe"
D: "Bro, celana dan CD cewe lu sudah dibuka. Ditelentangkan diatas sofa karoke. Mulus bro.
D: "Anjislah, harus dilaundry itu sofa"
Demikian wa dari Dido. Aku ikut horny juga membayangkanya. Maka perlahan aku goda Putri yang lagi asyik nyanyi. Aku remas-remas dadanya, sambil aku cium-cium leher belakangnya. Dia merasa geli, tapi masih melanjutkan menyanyi lagu kesukaanya.
Aku masukan tanganku kedalam bajunya, dan langsung masuk kedalam bra nya. Aku remas lembut sambil aku mainkan putingnya. Saat itulah dia berhenti menyanyi, dan memejamkan mata menikmati.
Ingin aku menikmati lebih lama. Tapi wa dari dido membuatku harus menyudahi, karena dido mengabarkan kalau saat ini Ringgo sudah bugil dan sedang dioral oleh Marscha.
“Aa ke kamar mandi sebentar ya...Nanti balik lagi..” Aku bilang ke Putri yang lagi kentang. Aku cium dengan liar bibir mungil wanita polos ini. Kemudian berlalu. Sebelum keluar pintu, aku lihat dia kembali bernyanyi. Karena memang sampai 5 lagu kedepan lagi favorit dia.
Pas keluar, aku lihat Dido dan 2 orang security sudah berada didepan pintu room. Aku hanya mengganggukan kepala ke Dido, lalu berjalan ke room tempat pacarku. Dengan bantuan kunci dari security, aku bisa masuk kedalam. Aku tendang pintu dengan kencang sambil teriak: ANJING!!!!!!
Marscha dan ringgo kaget luar biasa melihat aku disana bersama security. Bahkan ringgo sampai melompat ke sofa saking kagetnya, sedangkan Marscha hanya melongo kaget dengan masih berlutut diatas lantai dengan tubuh telanjangnya.
Langsung aku kejar ringgo keatas sofa. Aku tendang tubuhnya, sambil aku hajar wajahnya membabi buta. Semua emosi yang tertahan selama ini aku lampiaskan. Dia yang tertunduk dilantai aku terjang. Seorang security membantu menaikkan tubuhnya sehingga kembali berdiri, kemduian aku tinju ulu hatinya sampai matanya terbelalak dan dia ga bisa ngomong.
Marscha yang sudah berhenti dari syoknya kemudian teriak menyuruh berhenti, tapi tubuhnya dipengangi security yang lain. Aku berhenti sejenak mengumpulkan tenaga untuk kembali menghajar ringgo, sampai sibangsat itu terkapar dilantai.
Sambil mengumpulkan tenaga, aku panggil Dido mendekat dan membisikan sesuatu. Aku minta dia menyiapan tempat untuk aku menghajar si bangsat Ringgo ini sampai puas. Dia lalu keluar room, membantu strategi pembalasan yang akan aku lakukan.
Marscha mencoba menghalangiku untuk kembali menghajar Ringgo. Tadi aku minta sekurity untuk memegangi tubuhnya. Sambil meronta-ronta Marscha meminta maaf kepadaku. Tapi aku bodo amat, aku hajar terus dibangsat itu. Tubuh telanjang Marscha dengat erat dipegang security itu, sehingga dia ga bisa bergerak. Bahkan mulutnya disumpal dengan tangan.
Puas menghajar penjahat kelamin itu, aku dan seorang security menggelandang Ringgo yang sudah babak belur dalam keadaan dia masih tanpa busana ke ruangan belakang di karaoke, tempat ruang untuk istirahat para pekerja. Marsha sendiri juga masih dalam keadaan nyaris telanjang, dengan hanya beha yang melekat di dada, namun bagian atasnya ditutup dengan jaket. Marscha tak berdaya meronta-ronta digelandang Security itu.
Didepan ruang istirahat itu, Dido sudah menunggu dan membukakan pintu. Dia sudah menyiapkan tempat dengan baik. Ruangan itu berukuran cukup besar, dilengkapi oleh kamar mandi dalam (yang saat itu tertutup), sebuah kasur ukuran besar yang dihamparkan di sudut ruangan, lalu sebuah kulkas kecil, TV, dan sebuah kursi, meja, serta sofa. Dido dan sekutity lalu membawa Ringgo dan dengan paksa di kursi, kemudian diikat dengan tali nilon sehingga dia tidak bisa bergerak sama sekali.
Marsha sendiri hanya disuruh duduk saja di sofa.
"Nah, Pak Billy, sekarang silakan diselesaikan sendiri urusannya, baiknya gimana," kata Dido dengan bahasa formal, "saya nggak mau tahu bapak mau ngapain aja, pokoknya nama karaoke kami bersih"
"Oke, Pak, terima kasih"
Dido dan teman2nya kemudian keluar dari ruangan itu, lalu terdengar suara pintu dikunci. Kini hanya ada aku, Marsha, dan Ringgo yang masih dalam keadaan terikat. Pada saat itu juga Marsha langsung bangun, mencoba memelukku, tapi aku menghindar sehingga Marsha jatuh tersimpuh di lantai.
"Bil, maafin aku... Aku khilaf, Bill... Tolong maafin aku, cuman kali ini aja koq aku khilaf"
Aku mendengus, kemudian duduk di sofa. Marsha mengikutiku dengan berjalan berlutut, lalu dia memegang tanganku dengan wajah ketakutan.
"Maafin aku, Billy... Cuman sekali ini..."
"Oh ya? Cuman sekali ini? Terus yang kamu nyusuin Ringgo? Nge-oral Rendy? Terus ama tukang ojol, tukang pijat, bule Lombok, ama Johan di kosan, sama Pak Zakar, itu sekali juga?"
Marsha kaget luar biasa dan mendadak diam saat aku menyebutkan semua.
"Ja...ja...jadi, ka...kamu tahu semuanya?"
"YA TAHULAH" Aku tinju ujung sofa.
"Terus kenapa kamu nggak bilang?"
"Karena aku waktu itu masih yakin kamu bakal jujur ke aku, atau setidaknya berhenti ngelakuin itu, tapi makin ke sini bukannya berhenti malah tambah menjadi"
Marsha bersimpuh, berlutut di hadapanku sambil menangis, membasahi kakiku. Aku bukannya simpati, malah menarik bahunya sehingga menghadapku.
"Berapa yang udah nyobain toket kamu ini??" aku meremas dada kanannya dengan agak kasar, hingga Marsha agak memekik kesakitan.
"Lalu berapa juga kontol yang udah masuk ke mulut kamu??" aku ganti meremas rahangnya.
"JAWAB!!!!"
Kulepaskan tanganku, dan dia langsung tersungkur dan memeluk kakiku sambil menangis, memohon supaya aku mengampuninya.
"Bil, Marsha salah, Bil... Tapi Marsha nggak mau putus ama kamu... Tolong, Bil, maafin Marsha"
"Kalau lo gw maafin, ada juga lo bakal ngehianatin gw lagi, selingkuh lagi di belakang gw"
"Enggak, Bil, Marsha kapok, Marsha gak bakal selingkuhin Billy lagi, Marsha gak bakal bohongin Billy lagi, Marsha sumpah..."
"Beri alasan kenapa gw kudu nerima lo kembali"
"Marsha bakal jadi pacar yang baik mulai sekarang, Billy... Marsha bakal... Marsha bakal..."
Suaranya tercekat oleh sesenggukannya.
"Bakal apa? Ngomongnya yang jelas!"
"Marsha bakal lakuin apa yang Billy mau mulai saat ini, selamanya"
"Selamanya, bener?"
"Iya, selamanya. Apapun yang Billy mau, Marsha bakal nurut, dan nggak bakal lagi ngelanggar"
Aku terdiam sebentar. Aku melihat penyesalan yang mendalam dimatanya. Aku kasihan melihatnya yang menangis sesengukan. DAMN! Aku ga tahan. Aku memang sungguh jatuh cinta ke wanita ini. Wanita yang sudah mneyerahkan keperawannya padaku. Yang sudah aku kenal keluarganya dengan baik. Yang sudah sabar mendampingku selama ini, walau dia bisa cari cowo lain yang lebih tajir. Bahkan yang sudah berkorban sampai membantu skripsiku. DAMN!
"Oke, gw pegang kata2 lo. Gw juga sebenernya masih sayang ama lo, tapi gw gak bisa maafin lo gitu aja, lo ngerti kan?" Akhirnya itu yang keluar dari mulutku.
"I-Iya, Billy, Marsha ngerti" Katanya menghapus air matanya.
"Sekarang lo duduk di sofa. Kalau belum aku perintahin, jangan tinggalin sofanya"
Marsha mengangguk, kemudian dia naik ke sofa, sementara aku berjalan mendekati Ringgo yang tampaknya ingin berkata sesuatu, namun mulutnya masih terbungkam oleh kain. Dengan kasar aku pun membuka bungkamannya. Dia tampak menarik napas panjang.
"Bil, ampun, Bil, gw mohon maaf, gw khilaf, Bil"
"Iya, gw tahu lo khilaf. Lo khilaf karena pacar gw semok, kan? Seksi, kan? Cantik, kan?"
Ringgo terdiam.
"Kalau ditanya itu jawab, Kontol!" aku memberinya sebuah bogem mentah.
"I-Iya..."
"Nah gitu dong" aku menepuk pipinya yang tadi memerah setelah kupukul.
"Gw bingung aja nih ya, lo itu kan ganteng, emangnya gak bisa cari cewek lain apa? Kenapa harus ngegodain pacar gw? Lo punya pacar gak sih, sebenernya"
"P-Punya, Bil..."
"Lha terus kenapa lo masih godain pacar gw?"
"K-Khilaf, Bil"
"Alah, kholaf-khilaf, dasar buaya lo! Jawab dengan jujur, apa sih yang lo lihat sampai lo berani2nya ngegodain pacar gw? Lo tahu kan, itu pacar gw??"
"I-Iya, Bil, gw tahu"
"Oke, terus? Kenapa?"
"Habisnya... Dia kan dulu mantan gw, Bil"
"Eh bangsat! Gw juga punya mantan, tapi gw gak terus sembarangan ngentotin dia gt aja! Kenapa?!"
"Soalnya Marsha... Dia di kelas sikapnya bitchy banget gt, jadi ya gw godain aja."
"Itu bukan alasan, Kura!" aku menendang kaki kursinya keras sekali hingga baik Marsha maupun Ringgo terkejut.
"I-Iya, soalnya pacar lo cantik, Bil, seksi lagi, makanya pengen gw embat aja"
"Widih, jagoan ya lo? Emang pacar lo sekarang gak cantik?"
"Gak secantik Marsha, Bil"
"Beneran? Yang jujur? Lu bohong gw gebukin lagi nih"
"I-Iya, jujur, Bil"
"Jadi pacar lo gak secantik Marsha?!" sengaja aku agak mengeraskan kata2ku.
"Enggak, Bil"
"Seksi juga gak, pacar lo?"
"E-Enggak, Bil"
"Yang kenceng!"
"Enggak, Bil! Pacar gw gak seksi!"
"Jadi wajar kalau lo selingkuh dari pacar lo yang lo bilang gak seksi itu, buat ngembatin pacar gw?"
Ringgo terdiam.
"Jawab gak!!"
"I-Iya, Bil, wajar! Gw juga punya kebutuhan seks, dan gw gak bisa dapetin itu dari pacar gw... Makanya gw cari dari Marsha"
"Lah, lo punya pacar gak mau lo ajakin ngeseks emang?"
"G-Gw yang gak mau, Bil, gw gak napsu..."
"Gak napsu kenapa emang lo?"
"Gak napsu aja, kerempeng, cengeng, kayak anak kecil. Mendingan Marsha ke mana2, cantik, bohay, seksi, bisa dientotin pula"
"Kalau gitu napa gak lo putusin aja cwe lo trs cari yang lain?"
"Gak bisa, bokapnya itu tajir, punya power, kalau gw putusin ntar bisnis bokap gw bisa ancur"
"Oh, jadi cuman bisnis doang... Lo gak cinta ama dia??"
"Napsu aja gw enggak gimana cinta..."
Aku berhenti, diam, dan menggelengkan kepala.
"Lo itu beneran bajingan sejati, Ringgo!! Bangsat!!! Tai lo emang!! Gak ada martabatnya jadi cowok!!!"
Dengan emosi, aku pun membuka pintu kamar mandi. Kulihat mata Ringgo terbelalak melihat Putri keluar dari kamar mandi itu dengan menangis. Tadi memang aku suruh Dido bawa dia kesana, sebagai bagian dari rencana ini.
"J-Jadi gt, A'? A' Ringgo pacaran ama Putri cuman demi bisnis doang?? Biar bisa manfaatin Papa Putri??"
"P-Putri..." Ringgo tak bisa berkata apa2.
Putri perlahan-lahan berjalan mendekati Ringgo dengan masih menangis. Marsha tampak membelalak melihat kejadian ini, tak bisa berkata apa2 juga. Di tengah syok yang baru saja dia terima ini, Putri tampak memasang wajah batu. Ada sebuah pancaran api dendam yang membara dari dalam dirinya.
Tangan Putri lalu pelan2 mulai membuka kancing pada blouse yang dia kenakan, setelah semua terbuka, blouse itu pun dia biarkan jatuh ke lantai begitu saja. Lalu roknya perlahan2 turut pula jatuh ke lantai, memperlihatkan tubuhnya yang hanya memakai sexy bra dan g-string.
"Aku nggak cantik ya? Nggak seksi ya?"
Kali ini beha Putri jatuh ke lantai, disusul dengan g-string, dan tingallah Putri berdiri tanpa mengenakan sehelai benang pun, menatap Ringgo penuh dendam.
Putri lalu bergerak maju dan naik ke pangkuan Ringgo, lalu tanpa sempat Ringgo bereaksi, dia sudah menciumnya dengan FK yang amat ganas hingga terdengar mulut mereka berkecipak. Ringgo pun, mau tak mau, membalas ciuman Putri ini dengan lidahnya, berupaya menggaet lidah Putri, namun Putri tak mau memberikannya begitu saja.
Kemudian Putri naik, sehingga kini dada mungilnya tepat di wajah Ringgo, yang dengan liar mulai menjilat serta menyedot puting kecilnya itu. Walau kepala Ringgo berusaha mencari2 dada Putri, namun jelas bahwa di sini Putri yang memegang kendali. Saat Ringgo mulai agak dalam menyedot putingnya, Putri menariknya, berganti-ganti, tarik ulur mempermainkan Ringgo.
Ketika Ringgo mulai tertarik lebih dalam ke dada Putri, tiba-tib Putri menjauh, lalu turun hingga bersimpuh di depan Ringgo, dengan penis Ringgo yang mulai berdiri ada di depan wajah Putri. Putri kemudian menjilat penis Ringgo dari sepanjang pangkal di perineum hingga ke ujung, sambil lalu ujung lidahnya dimain2kan pada lubang kencing, seperti orang yang sedang menjilat es krim, dikombinasikan dengan tangan mungil Putri yang menggenggam sambil sedikit memijat penis Ringgo, membuat Ringgo berteriak keenakan.
Putri tetap tidak berhenti, dia naik kembali, lalu menggesekkan vaginanya ke batang penis Ringgo, dengan kepalanya dijepit oleh jari supaya tidak menyundul ke vagina. Lama2 cairan cinta Putri pun semakin banyak keluar, membasahi penis Ringgo, dan setelah dirasa cukup basah, Putri mengocok penis itu, licin oleh cairan cintanya dan pelumas yang keluar dari penis itu sendiri. Dia bisa merasakan penis itu membesar di tangannya, dan sebuah kedutan lemah pun muncul, diikuti kedutan lain.
"Katanya nggak napsu, kok ini sampai mau ngecrot gini... Cih, munafik!"
Penis itu kemudian dilepaskan begitu saja, seperti orang yang membuang sesuatu. Ringgo pun melotot saat merasakan orgasmenya diputus secara kasar seperti itu.
"Kamu yang nggak pernah minta, katanya nggak napsu, sekarang malah ngaceng, mau ngecrot lagi aku kocokin. Tai lo, A'! Najis gw megang-megang titit lo lagi!"
Ringgo terkejut karena ternyata Putri bisa juga berkata2 kasar. Putri kemudian memakaikan kembali sumbat pada mulut Ringgo, dan menamparnya sekali cukup keras, tepat di area yang tadi aku pukul. Penisnya tampak bergetar2 karena berusaha mencari orgasme, namun dengan tangan terikat, Ringgo tak bisa menuntaskannya, dan terpaksa harus menanggung siksa ini.
Putri kemudian berjalan pelan2 ke arahku, yang kini berdiri di samping kasur. Kulihat Marsha tampak cemas melihatnya, seolah dia mengkhawatirkan sesuatu namun tak bisa apa2.
"A' Billy, Putri cantik nggak?"
"Kamu cantik, Put"
"Bener?"
"Iya, kamu cantik banget. Gila aja kalau ada yang ngomong kamu nggak cantik"
"Kalau badan Putri seksi gak?"
"Seksi, Put"
"Walau toket Putri kecil?"
"Kamu itu sempurna apa adanya, Put"
Putri menoleh ke Ringgo. Ringgo hanya bisa meringis.
"Denger sendiri kan? Aa' Billy aja nganggep Putri cantik, gak kayak lo yang dari dulu sukanya nyela Putri mulu, nggak ada terima kasihnya lo!"
"A', karena A' Billy udah ngehargain Putri, sekarang Putri mau kasih A' Billy hadiah. A' Billy boleh ngentotin Putri sepuasnya, semaunya, terserah A' Billy mau ngapain. Semua yang ada di badan Putri sekarang jadi milik A' Billy"
"Beneran terserah? Semua milik A' Billy?"
"Semuanya. Mulut, memek, bool, semua boleh A' Billy pakai. Semua Putri kasihin cuman buat cowok yang bener2 bisa ngehargain Putri apa adanya"
Ringgo kulihat meronta diatas kursi, sangat kaget mendengar perkataan pacarnya ke padaku. Mulut berteriak-teriak, tapi teriakannya tersumpal.
Begitupun Marsha yang shock, dia akan berdiri, tapi aku segera mengacungkan jari padanya.
"Heh, lo diem di situ! Gw maafin lo, tapi lo kudu terima hukuman ini. Lo sekarang kudu ngeliatin gw ngentot ama cwe lain tepat di hadapan lo"
Dengan raut muka bercampur antara ketakutan, cemas, dan cemburu, Marsha pun kembali ke sofa.
"Maaf ya, Teh, Aa Billy Putri pakai dulu" Putri meminta izin pada Marsha tapi dengan ekspresi muka jahil. Marsha sendiri mengangguk pelan tapi sambil membuang muka.
"Sekarang Aa baring nyantai aja ya, biar Putri kasih pelayanan penuh karena Aa udah memperlakukan Putri kayak princess"
Putri kemudian membaringkanku di kasur, kurasakan tanganya sedikit bergetar, aku tak sabar menunggu apa yang akan cewe polos ini lakukan. Sensainya sungguh luar biasa, menyaksikan pacarku dan juga pacarnya menatap kami berdua. Putri dengan terseyum manis sekali mendekatiku kemudian pertama2 dia menciumi seluruh tubuhku, benar-benar sampai tak ada satu senti pun yang terluput. Saat aku akan balas menciumnya, dia menahannya, lalu dengan imut memberi isyarat supaya aku diam saja.
Aku mengangguk lalu diam, dan membiarkan Putri mengerjakan tubuhku. Kulirik pada Marsha dan Ringgo, dan tampaknya mereka kesal melihatku sedang digarap oleh Putri, hanya saja mereka tidak bisa apa2. Mampus.
Putri sendiri mencium dan menjilati seluruh tubuhku, namun dengan posisinya menungging ke arah Ringgo sehingga dia bisa melihat vagina dan mungkin juga anusnya. Sepertinya dia terkejut melihat Putri, pacar yang dianggapnya polos itu sekarang berlaku binal. Ringgo menatap nanar ke vagina pacarnya sangat sangat mulus dan masih perawan itu.
Sesi ciuman dan jilatan itu diakhiri dengan kecupan dan jilatan intensif pada penisku, membuatku beberapa kali merintih kegelian. Putri hanya tertawa manis saja.
"Kontolnya A' Billy enak, gede gini, Putri suka. Gak kayak A' Ringgo, kurang gede, kayaknya juga kurang memuaskan. Heran, kenapa Teh Marsha sampai nyelingkuhin A' Billy ya? Kalau Putri yang jadi pacar A' Billy, nggak bakalan Putri lepasin demi apa pun"
Baik Marsha maupun Ringgo tampak agak kesal mendengar perkataan Putri itu. Putri lalu berdiri, mengerling sejenak kepada Ringgo, memberikan cium jauh pada Marsha, kemudian dia memposisikan diri di atas penisku.
"Sekarang saatnya Putri ngasihin memek Putri buat A' Billy." Sambil mengelus batangku.
"Putri mau harta Putri yang paling berharga ini Putri persembahin buat A' Billy yang udah begitu baik ama Putri, sudah mau membela dan ngehargain Putri. Nggak kayak pacar Putri yang berengsek"
Putri kemudian memegang penisku supaya tegak, lalu pelan2 dia turunkan pinggulnya hingga kepala penisku menggesek bibir vaginanya.
Tampak Putri agak menggigit bibir bawahnya, dan sejenak aku bisa melihat rasa ragu pada diri Putri.
"Kalau kamu enggak yakin, gak papa koq, Put, A' Billy bisa ngerti"
Putri menggeleng.
"Enggak, Putri udah yakin. Putri mau A' Billy yang ngebuat Putri menjadi wanita dewasa seutuhnya"
BLESS...
Putri agak menganga menahan napas saat dia kembali menurunkan pinggulnya hingga penisku memasuki vaginanya. Sebuah erangan kecil keluar dari mulut mungilnya saat dia kembali menurun hingga penisku bisa masuk seluruhnya ke vaginanya. Aku merasakan menembus selaput daranya. Nikmat sekali. Berbeda dengan yang dirasakan Putri saat ini, dia kesakitan.
Air matanya tampak meleleh, dan menetes ke dadaku. Dia mencengkeram pundakku dengan keras, sementara aku menggerakkan tanganku, memegang lengannya seolah memberinya semangat.
"Sakit?"
Putri menggeleng, hanya beberapa kali dia menarik napas panjang sambil air matanya terus mengucur. Dia menarik pinggulnya sehingga penisku agak tertarik keluar, dan tampaklah darah meleleh membasahinya. Putri telah memberikan hartanya yang paling berharga kepadaku.
Aku mengusap air matanya, dan dia tampak tertawa di tengah tangisnya itu.
"Putri kuat koq, A', Putri seneng akhirnya bisa ngasih Aa' milik Putri yang paling berharga"
"Pelan2 aja ya Put, ini kan kali pertama kamu"
Putri mengangguk.
Lalu pelan2 pinggulnya digerakkan dengan gerakan seperti mengulek sehingga penisku keluar dan masuk dari vaginannya, awalnya pelan, namun kecepatannya kemudian bertambah. Aku hanya diam saja, memberikan kesempatan ke Putri mencari kenikmatan sendiri sesuai keingananya.
CLAP! CLAP! CLAP!
Aku beruntung sekali bisa yang mengambil perawan gadis polos ini. Ada perasaan bangga menjadi yang pertama. Keegoan laki-lakiku membuatku seperti memenangkan pertempuran besar.
"A`......" Katanya menatapku dengan tatapan sayu menahan rasa sakit.
Sungguh sexy sekali melihat rona wajahnya yang merah merona. Bibirnya sesekali digigit karena masih ada rasa sakit sedikit di vaginanya, tapi goyangnya yang semakin cepat menandakan kalau dia juga merasakan kenikmatan yang luar biasa.
"Aaaaah... Isssshhh... Enak banget, A'... Kontolnya A' Billy enak banget... Aaaah... Ngocokin memeknya Putri... Aaaah... Isshhhh... Rasanya penuh banget, A', Putri suka..."
Aku kemudian membantunya dengan ikut juga menggoyangkan batangku naik turun, membuatnya makin mendesah. Dadanya bergoyang dengan indahnya, dada yang masih sangat kencang sekali, sehingga goyangnya bukan ke atas bawah melainkan ke samping kiri dan kanan. Dada yang belum atau sangat jarang diremas-remas lelaki.
Aku rengkuh dadanya yang kiri, aku raba putingnya, memberikan tambahan kenikmatan. Putri hanya memejamkan mata. Desahannya membahana diruangaan ini.
Kulirik ke arah Marsha dan ternyata walau dengan wajah berlinang air mata, Marsha mulai terangsang, dan meremasremas sendiri dadanya dengan satu tangan sementara tangan satunya menggarukgaruk vaginanya. Kini Marsha pun sudah pula telanjang di sofa.
"Aaaaa... AAAAAHHHH...."
Kurasakan semburan pada penisku diserta kedutan kencang yang meremas-remas, tandanya Putri sudah mencapai orgasmenya. Kulihat tubuhnya terlonjak-lonjak dengan hebat menyambut badai orgasme pertamanya, sampai matanya terbelalak, tangannya kuat mencengkram dadaku, sampai kukunya melukai sedikit kulitku. Benar-benar nikmat yang kurasakan. Batangku kencang sekali diremas vaginanya yang beberapa menit tadi masih perawan. Setelah menikmati detik-detik banjir orgasmenya, tubuh Putri pun mulai melemas untuk kemudian jatuh di pelukanku.
"Gimana put? enak?"
"A' Billy hebat, Putri bisa ampe puas begini. Gini toh rasanya ML.."
"Akan A' Billy nanti bikin kamu lebih puas lagi"
Putri hanya mengangguk lemah.
Aku pun berbalik, dan menidurkan Putri di ranjang. Kemudian, sambil mengocok2 penisku yang belum keluar, aku menuju ke arah Marsha, yang pandangannya seolah menginginkan penisku yang tegak berdiri itu.
"Sepongin nih"
Dengan cepat, bagai piaraan yang diberi makan, Marsha segera merenggut dan memasukkan penisku ke dalam mulutnya, lalu menyepongnya dengan keahlian yang sedemikian rupa, seolah tak mau kalah dari Putri, membuatku merem melek keenakan, dan kurasakan penisku semakin membesar.
Marscha ternyata sangat horny melihat aku pacarnya ML dengan cewe lain didepan matanya langsung. Hal itu terbukti dengan sedotannya yang sangat liar, sampai air liurnya menetes-netes. Tanga kirinya itu mengocok batangku sambil ujung palkonku disedot kencang, sedangkan tangan kirinya keluar masuk dengan cepat di vaginanya sendiri. Dia mengoralku sambil masturbasi. Belum pernah dia seliar ini. Dan aku menikmatinya.
PLOP!!
Marsha tampak protes ketika aku tiba-tiba menarik penisku, tapi dia tak berani berkata apa-apa. Aku tidak mau ngecrot saat disepong Marsha, keenakan sekali buat dia. Aku lalu berjalan ke arah Putri yang tampaknya sudah pulih dari orgasmenya, aku lap dulu vaginanya yang masih ada sisa-sisa darah perawannya.
Aku mau kasih gaya ngesex yang baru buat newbie sexy ini, lalu kuangkat dan kubalikkan dia, sebelum akhirnya kutusuk lagi dengan gaya doggy.
Putri mengerang keras namun amat erotis, begitu pula saat aku mulai menggenjotnya dari belakang. Vaginanya sangat sangat sempit. Nikmat sekali kontolnya dijepit begitu. Desahan putri jadi tambahan semangat buatku untuk mengenjotnya.
"Shhhh...shhhhh......hhhhh....." Desahan-desahan tertahan Putri yang aku dengar. Dia masih malu-malu mendesah kencang, maklum masih pemula.
Aku sengaja mempoisisikan Putri agar menghadap Ringgo. Aku genjot dengan kecepatan tinggi sambil aku tatap wajah ringgo. Dari sorot matanya, aku kesedihan mendalam aku lihat. Aku tarik rambut Putri, agar wajahnya menengadah menghadap Ringgo.
"Sayang lihat pacarmu disana, dia tersiksa sepertinya" Bisikku memprovokasi Putri.
Putri malah membuka matanya menatap ringgo, dia ikut menggoyangkan pantatnya kearah batangku. Bahkan aku hanya diam saja, dia yang ambil kendali. Putri meremas-remas dadanya sendiri yang bergoyang indah.
Mampus lu ringgo, didepan mata lu sendiri gw kentot pacar lu yang perawan ini. Rasakan.
Kulihat di sofa, Marsha kembali mengocok memeknya, namun dengan kecepatan yang tinggi, seolah ingin secepatnya mendapatkan orgasme, walau aku yakin itu mustahil. Orang seperti Marsha, apabila sudah mendapatkan kenikmatan dari kontol, pasti tak akan merasa cukup dengan jari. Sementara Ringgo hanya mengerang tertahan sementara penisnya bergerak2 tanpa ada yang bisa jadi sasaran.
"Put, kalau Aa' minta sesuatu lagi, Putri mau ngasih enggak?"
"Apa aja, A', bakal Putri kasihin ke Aa' Billy"
"Kalau Aa' minta boolnya Putri boleh gak?" Kataku sambil memanas-manasin ringgo. Dan juga Marscha tentunya.
"Boleh, A'. Kan tadi udah Putri bilang, memek ama bool Putri sekarang milik Aa', bebas kalau mau Aa' pakai, yang penting jangan berhenti puasin Putri ya"
"Iya, Sayang"
Aku berhenti menggenjot memek Putri, lalu dengan penis yang masih berlumuran cairan cintanya, aku membuka kedua pipi pantatnya, sehingga lubang anusnya tampak agak melebar. Kuludahi lubang imut itu supaya Putri tak terlalu sakit saat penisku ini menembusnya.
"Siap, ya"
Putri mengangguk, lalu merapatkan giginya, siap menahan rasa sakit yang akan menderanya. Aku pun dengan satu terjangan memasukkan penisku hingga seperempatnya memasuki anus Putri. Dia langsung menjerit kesakitan.
"Sakit ya, Put?"
Putri menggeleng.
"Gak apa2, A', lanjut aja, Putri masih bisa tahan"
Aku pun pelan2 mulai menggerakkan penisku supaya tertanam lebih dalam sambil pada saat yang sama kukobel memeknya serta meremas dadanya yang mungil itu.
"AAAAH... Iyaah... Enak A' kalau sambil dikobel gitu.. Aaaaah..."
Begitu Putri sudah terbiasa, aku mulai menggenjot pantat Putri dengan agak kencang. Tampak bibir anusnya tertarik keluar dan masuk bersamaan dengan gerakan penisku.
"AAhh... Anal sex enak ternyata ya, A'... Anal enak... Putri suka..." Kata Putri sambil menatap ringgo. Mencoba memanas-manasin pacarnya itu lagi. Padahal rahasia hanya kami berdua yang tahu.
"Putri mau Aa' anal terus?"
"Iyah... Putri mau... Putri mau jadi budak seksnya Aa' biar bisa ngerasain kontolnya Aa di memek ama bool Putri... Aaah.. Terus, A!"
Gerakan penis dan kocokanku pada vagina Putri semakin kencang, dan sempitnya pantat itu membuatku mulai tidak bisa mengontrol orgasmeku.
"A'... Putri mau... keluaaaaar..."
"Ayo, Put, keluar bareng!"
Kami berteriak bersamaan saat menjemput kenikmatan kami. Putri squirt dengan begitu deras menyembur ke paha dan selangkanganku, yang saat itu tengah menyiramkan sperma ke dalam pantat Putri. Kami langsung ambruk dengan napas tersengal-sengal.
Sesaat semua terdiam, hanya erangan Ringgo serta kecipak dari Marsha yang masih mencari kenikmatannya yang terdengar. Marsha tampak mulai frustrasi karena tidak segera mendapatkan puncak yang sedari tadi dicarinya.
Aku sendiri hanya diam memperhatikannya, saat Marsha menatapku dengan pandangan mata memelas. Dia ingin aku memuaskan birahinya yang meninggi, namun aku masih bergeming dan belum mau bergerak.
Di luar dugaanku, Putri lah yang pertama terbangun, lalu dengan tertatih-tatih, dia menghampiri Marsha. Dia membungkuk di samping Marsha yang masih mengobel memeknya, lalu kulihat kedua pandangan mata mereka bertemu. Perlahan2 kepala keduanya semakin mendekat dan...
SMAACK!
Putri dan Marsha tiba-tiba berciuman dengan hebatnya. Entah apa yang merasuki keduanya, bahkan aku pun tak menduga hal semacam ini akan terjadi. Putri langsung menggumuli Marsha di sofa itu, dia terus menciumi Marsha, lidah mereka berdua pun saling mengkait dan menjelajahi rongga mulut masing2. Tangan Putri bahkan mengusap serta meremas payudara Marsha yang sekal itu.
"Aku suka toketnya Teteh, gede"
Mendengar seperti itu, Marsha agak memerah, lalu tangannya ganti meremas dan memilin puting mungil Putri.
"Punyamu juga bagus koq, enak dipegangnya...kencang banget... Aaaahh..."
Tangan Putri kini sudah menjelajah ke memek Marsha dan ganti mengobelnya, sementara Marsha langsung dengan rakus menjilat serta menyedot dada mungil Putri, seolah kesetanan akibat birahinya yang meninggi. Permainan kedua wanita cantik berbeda postur ini membuatku kembali bergairah, dan pelan-pelan penisku kembali bangkit. Dua gadis cantik dan sexy telanjang bulat saling memuaskan membuat lelaki manapun pasti akan langsung ON.
Putri menghentikan cumbuannya dari Marsha, lalu melihat ke arahku, memohon untuk bisa membawa Marsha ke kasur. Aku mengangguk sembari mengocok penisku supaya kembali menegang makin keras.
Bagai kerbau yang dicocok hidungnya, Marsha mengikuti saja saat Putri menariknya ke kasur. Putri kemudian berbaring telentang di kasur, sementara Marsha berada di atasnya. Marsha kali ini mengambil inisiatif dan menciumi pipi, wajah, leher, dan dada Putri, meninggalkan bekas2 cupangan merah.
Pemandangan lesbian ini yang pertama bagiku, jujur aku sangat horny melihat 2 tubuh gadis cantik saling memberikan kenikmatan dititik-titik sensitif mereka. Ingin segera kubenamkan kontolku ke memek Putri, tapi aku biarkan dulu dia istirahat. Nanti masih bisa dipakai, kalau sudah tenaganya kembali pulih. Tapi kontolku sudah tegang maksimal minta dipuaskan.
Maka aku berdiri, dan memposisikan diriku di belakang pantat Marsha yang menungging. Kutampar pantat putih itu hingga memerah, kemudian aku kobel-kobel memeknya pakai palkonku. Dia mendesis enak, padahal belum juga aku masukkan batangku ke vaginanya yang sudah banjir.
"Ayo masukin sayang.....aku sudah ga tahan...." Pinta Marscha.
"Ijin dulu ke Putri, baru aku masukin. Kontolku ini milik Putri" Kataku. Marscha mendengus kesal. Dalam hati aku puas sekali mempermainkannya. Mampus lu. emang enak.
Marscha menolehkan kepalanya kebelakang menatap wajahku. wajahnya memelas karena horny. Aku hanya mengasih kode kepadanya dengan mengarahkan kepalaku lalu memandang ke putri. Marscha akhirnya menurut,
"Putri, boleh ya...please...memek aku sudah gatal" Bujuk Masrcha.
Putri yang dasarnya memang baik hanya mengganguk. Lalu kumasukkan segera penisku ke dalam vagina Marscha, membuatnya berteriak kencang.
"Aaaah... Yessss... Ayo, Baby... Puaskan aku... Puaskan budakmu ini, Baby... Aku akan selalu setia padamu... Aaaaaahhh!"
"Ya....mulai sekarang kau adalah budakku" Aku jambak rambutnya.
Aku lalu menggenjotnya, namun dalam tempo yang lebih kasar daripada biasanya. Saking kerasnya sehingga bunyi kedua panggul kami yang bertumpukan pun terdengar kencang. Marscha berteriak-teriak kenikmatan, teraikannya membahana seisi ruangan ini. Terpuaskan juga akhirnya siksa birahi yang dari tadi tertahan.
Erangan Marsha semakin kencang karena Putri kini ikut meremas dan menyusu pada toket Marsha yang menggantung di atasnya.
"F**ckk!! You two are great!! Terusssss..."
Sungguh serasa di surga yang aku rasakan sekarang. dua orang gadis cantik sedang medesah-desah dengan liarnya. ditambah kepuasan bagiku saat menatap Ringgo yang kondisinya sudah sangat memprihatinkan.
Ternyata Marsha juga merasakan kenikmatan yang luar biasa. Hal yang tidak pernah kami lakuakn seperti ini, bercinta sambil dilihat orang lain. Bahkan rasa cemburunya dari tadi yang membuatnya ingin menuntaskan denganku. Baru kali ini aku lihat pacarku ini menjerit-jerit kenikmatan. Teriakannya sangat kencang diruangan ini. Apalagi Putri, yang walaupun polos, tapi tahu caranya memainkan payudara pacarku yang menggantung indah itu. Hingga akhirnya
SUURRR!!!
Pertahanan Marsha pun jebol dengan squirt deras sehingga membasahi kasur. Dia berteriak kencang sekali, badannya mengejang-ngekang menandakan orgasme hebat. Inilah birahi yang telah ditahannya semenjak tadi. Banyak sekali cairannya keluar. Dia melolong seperti anjing yang mau disembelih. Aku tetap sodok memeknya sehingga dia makin panjang melolong. Hingga akhrinya dia diam tiba-tiba dan terjerembab diatas tubuh Putri. Hening.
Setelah Marsha orgasme, aku pun membalikkan tubuh Marsha, kemudian kunaikkan pahanya hingga pinggulnya turut naik, namun agak kurenggangkan, karena Putri turut bangkit dan kali ini memposisikan memeknya di wajah Marsha.
PLAK!!
Aku tampar paha mulusnya, sehingga meninggalkan bercak merah disana.
Marsha yang awalnya diam tak bergerak segera membuka matanya. Tanpa diperintah, dia paham dan segera menjilati dan mengoral vagina Putri, sementara aku membungkuk menusuk vaginanya, hanya bertumpu pada pinggul dan paha Marsha. Terdengar kembali desahan merdu adegan pesta sex kami.
Putri malah sengaja memprovokasi ringgo dengan mendesah-desah keenakan. Pasti si bangsat itu sekarang makin tersiksa. Tangan Putri lalu memegang pundakku, merapatkan tubuhnya dan kami berciuman dengan sangat ganas.
Posisi tak lazim ini nyatanya membuat kami menjadi semakin kesetanan. Gerakan genjotan, jilatan, dan ciuman menjadi semakin ganas. Aku merasa liurku dan Putri sampai berjatuhan di tubuh Marsha.
Aku lalu kepikiran, bahwa ada satu lubang Marscha yang belum aku rasakan. Maka aku minta Putri untuk menjauh sebentar. Lalu aku tarik batangku dari liang Marscha.
"Kok berhenti?" Tanya Marscha, melepskan jilatannya di memek Putri.
"Aku mau anal sex. Mau rasakan pantatmu..."
"Tapi aku belum pernah sayang..." Katanya berbohong.
"KAU MASIH BERANI BOHONG" Aku bentak dia.
"KAU KIRA AKU GA TAHU KALAU KAU PERNAH DI SANDWICH SAMA SI BABI RINGGO DENGAN GILANG"
Wajah Marscha ketakutan. Dia sepertinya sadar kalau semua kartunya sudah aku pegang.
"Maaa....maaf....jadi...jadii...kamu tahu...?"
"YA TAHULAH"
Marscha hanya pasrah saat kuarahan kontolku ke anusnya.
"Pelan-pelan sayang..." Katanya mendesis.
"Jangan coba-coba kamu berbohong lagi"
"Iyaaa.....iyaaa...aku akan jujur...AUHHHHHH...."
Belum selesai dia menjawab aku dengan tekanan kuat sekali langsung memasukkan kontolku ke lobang pantatnya. BLESSSS..... Keras sekali jepitan anusnya. Tapi aku langsung langsung menggenjot pantat pacarku tanpa ampun.
"Pelan..." Katanya lirih, tak berani membantahku.
Matanya mendelik, kedua tangannya berusaha menahan dorongan pinggulku, tapi dorongannya tidak serius, karena sepertinya dia takut barusan aku bentak.
Putri yang tadi diam, kembali mengarahkan memeknya ke wajah Marscha. Kembali terdengar desahan gadis polos itu. Aku dan Putri kembali berciuman, dan aku arahkan tangan Putri ngobel vagina Marsha. Marscha nampak mendesah-desah terhalang memek Putri yang sudah banjir. Erangan kesakitan pacarku hanya bertahan sebentar saja.
Kembali desahan birahi memenuhi ruang itu. Aku harus bertahan sekuat tenaga untuk memperpanjang durasi. aku dan Putri melepaskan ciuman dan sekarang saling menatap tajam. Dari sorot matanya aku tahu kalau dia sudah ditingkat tertinggi rasa Horninya.
Aku juga begitu. Anal sex ini nikmat sekali. Beda cengkramannya dengan cengkraman memek. Kontolku seperti disedot-sedot vacum cleaner. Pantat Marscha sudah terbiasa dengan kontolku yang sekarang keluar-masuk dengan bebas, apalagi ada tambahn cairan dari vaginanya yang jatuh ke anusnya karena vaginanya dikerjain Putri. Mungkin karena sesama cewe, Putri tahu mana titik-titik ternikmat dari Vagina Marscha. Begitupun Marscha, dia tahu memainkan liangnya Putri.
Yang lebih hebatnya lagi, saat aku lihat Putri sudah memasukkan 2 jarinya mengobel vagina Marscha. Sedangkan Marscha dibawah sana juga sudah memasukkan 2 harinya ke vagina Putri. Bahkan Putri menjerit-jerit hebat saat aku lihat anusnya dijilati oleh Marscha
Entah bagaimana ceritanya, Putri mulai merasakan gelombang orgasmenya kembali datang, dan ini langsung memacu gelombang orgasme dari Marsha, yang kemudian memacu gelombang orgasmeku sendiri. Tak ada dari kami yang ingin menahan-nahan ini lebih lama, dan semakin mempercepat permainan kami hingga...
"AAAAAHHHH... F******CKKKKK... OOOOHHHHH..."
Kurasakan berada dipuncak orgasme tertinggi. Sungguh nikmat. Kontol menyemprotkan sperma yang banyak ke Masrcha yang juga sudah orgasme hebat. Putri juga sudah orgasme dengan membanjiri wajah Marscha. Benar-benar indah sekali.
Kami langsung ambruk, basah oleh keringat, cairan cinta, sperma, entah apa lagi, aku tak begitu ingat. Pikiranku langsung kosong waktu itu, dan aku hanya ingat pandanganku gelap, bahkan saat kami bertiga ambruk saling bertumpukan. Detak jantung kami masih berpacu, dan tubuh kami masih mengejang, mencoba menghabiskan sisa-sisa orgasme hebat kami. Pada saat inilah aku bisa merasakan detak jantung, denyut nadi, dan tarikan napas dari Putri dan Marsha. Kami langsung berpelukan, tak peduli badan kami yang basah dan lengket dan entah bagaimana baunya. Kemudian Hening kembali. Kami tertidur kecapean.
Beberapa saat kemudian...
CKREEK! CKREEK! CKREEK!
Putri tampak senang dengan hasil fotonya. Dia beberapa kali berpose seperti mengoral penis Ringgo, atau memasukkannya ke dalam vaginanya, namun tentu saja dengan pandangan mata kosong.
"Kalau ada apa-apa, inget ya, gw punya foto ini. Gak bakal ada yang percaya ama lo, dan kalau gw bilang ini ke Papa, paling buat gw sih cuman dihukum atau dikirim ke luar negeri buat belajar beberapa tahun. Tapi lo? Lo tahu kan apa yang Papa bisa lakuin ke lo? Paham?"
Ringgo hanya mengangguk saja.
"Sekarang lo pulang, dan jangan pake baju lo, terserah mau gimana caranya. Pokoknya baju lo gw sita. Lo mau telanjang jalan ampe rumah kek, gw gak peduli, dan langsung kabarin gw begitu nyampe rumah, oke? Nih, buat ongkos lo balik"
Putri menyumpalkan uang 100 ribu ke mulut Ringgo, kemudian melepaskan ikatan Ringgo, yang langsung saja meninggalkan tempat itu, dengan hanya membawa hapenya dan menutupi kemaluannya. Entah apa yang bisa dilakukannya untuk bisa pulang. Sejujurnya, tak ada lagi yang peduli.
Aku masih tiduran berpelukan dengan Marsha, namun kini kami semua sudah memakai pakaian kami, saat Putri mendekat.
"Udah aman, A', pokoknya dia gak bakal berani ngedeketin Teh Marsha lagi, jadi kalian aman"
"Makasih ya, Put, nggak nyangka lho kamu bisa bicara sekejam itu ama dia"
"Hehehe, Putri kan anaknya tentara, A', udah diajarin juga ama Papa biar bisa kejam kalau ama orang yang udah nyalahin Putri"
"Kalau ama A' Billy gimana?"
"Kalau A' Billy mah Putri nggak bakal kejam, malahan A' Billy bakal terus Putri kasih perlakuan istimewa"
Marsha merengut.
"Iya, Teh Marsha juga, pokoknya mulai malam ini, Teteh udah Putri anggap jadi kakak sendiri. Tapi Teteh juga kudu janji, jangan selingkuhin A' Billy lagi"
"Iya, Put, Teteh paham. Teteh gak bakal nyelingkuhin A' Billy lagi"
"Kalau mau jalan ama cowok lain gak papa, Sha, tapi jangan bohong lagi ya. Dan kalau kencan ama cowok, kamu kudu kasih tahu aku, dan cerita yang sejujurnya kamu ngapain aja" kataku.
"Beneran kamu nggak marah? Dan yang kemarin2?"
"Kemarin- itu aku marahnya ama kamu karena kamu bohong. Coba kamu minta izin dulu, pasti aku izinin. Pokoknya semua yang ngebuat kamu seneng, pasti aku izinin"
Aku mencium kening Marsha.
"Tapi aku juga kudu ngurangin sih jalan ama cowok lain, kapok, yang ada cuman aku dimanfaatin doang. Bukannya aku ngemanfaatin mereka malah kebalikannya. Aku mau tetep setia ama kamu, Billy. Dan kalaupun ntar aku kencan ama cowok lain, itu cuman badan doang, hatiku tetep ama kamu. Pokoknya kamu yang terbaik, kontolmu juga yang paling memuaskan."
"Pasti dong!"
"Tapi kamu juga kalau mau jalan ama Putri atau ama siapa pun, kasih tahu juga ya, cerita gitu"
"Iya, Sayang, pasti"
Kembali pipi dan kening Marsha aku cium.
"Huuu... Teh Marsha doang yang dicium, Putri enggak"
"Ya, sinisini"
Putri tersenyum lalu menghambur ke pelukanku. Aku pun menciuminya bergantian dengan Marsha.
"Pokoknya, sepanjang Putri belum dapet cowok baru, kita kudu berbagi A' Billy ya, Teh. Eh, ntar kalaupun udah dapet cowok baru, Putri tetep mau ama A' Billy deh"
"Aku sih bisa apa, hanya bisa pasrah. Terserah aja. Aku penurut anaknya. haha.."
"Dasar. Hahaha..."
Kami bertiga tertawa bersama.
"Eheeem!"
Kami semua menghadap pintu yang terbuka dan ternyata sudah ada Dido, Sherry, dan Thomas dari tadi dipintu dan mendengar obrolan kami yang terakhir. Kami langsung berdiri ketika mereka Thomas memasuki ruangan itu.
"Maaf ya Bos, bukannya pengen ngganggu nih, tapi ini kan bukan kamar hotel, jadi mesra-mesraannya tolong pindah ke hotel ya. Kasihan karyawan mau istirahat nggak bisa" kata Dido.
"Oke deh, maafin ya, kasurnya jadi apek gitu"
"Gak masalah, karena tahu bakal kamu pakai ya aku ganti aja kasurnya pakai kasur lama, jadi tinggal dibuang aja"
"Wah, pantes apek banget!"
Aku dan Dido tertawa bersamaan. Sedangkan Masrcha dan Putri cemberut karena tubuh mulus mereka dari tadi aku bolak-balik diatas kasur yang apek.
"Eh, dan kalian juga perlu tahu, kalau Billy juga kudu dibagi ama gw" kata Sherry, "Gw juga pengen ditusuk bool gitu ama Billy"
"Hah?? Lo juga, Sher?" kata Marsha.
"Tenang, ada gw, kita bisa gantigantan" kata Thomas.
"Udah yuk, kita ngamar deh malem ini, mau gw sedot abis tuh si Billy" Kata Sherry dengan binal, seperti biasa.
Wah malam masih panjang nih nampaknya. Bisa begadang sampai besok, padahal pagi lusa aku mau sidang skripsi. Ah ntar ajalah dipikirkan solusinya. Yang penting ena-ena dulu.
"Putri boleh ngikut ngamar nggak?"
"Ikut aja!" Kata Thomas dengan bahagia.
"Yes! Asyik!!"
Kami berlima pun segera meninggalkan tempat itu, disertai tatapan iri Dido. Namun saat aku melihat seorang karyawan karaoke yang juga seorang gadis cantik, aku pun sudah bisa menduga bahwa dia akan menjadi pelampiasan nafsu Dido setelah ini.
Well, paling enggak semua menang, kan?
Diperjalanan setelah keluar dari karoke, aku peluk pacarku itu dengan erat sekali. Seolah kami pasangan yang pernah putus dan kembali pacaran lagi setelah sekian lama. Kami sepakat untuk kembali pacaran, dan kami mencoba untuk menikmati kehidupan sex kami yang baru. Kami akan jalani the new style of relationship, sampai dimana nanti ujungnya. Hati kami sudah saling memiliki, tapi petualangan sex baru saja dimulai. Kami berdua otw Cuckload.
Kalaupun pada akhirnya nanti putus, setidaknya aku mau memanfaatkan tubuh Marscha untuk kepentingan pribadiku, minimal menyalurkan fantasi-fantasi sexku. Seperti yang selalu aku bilang, memutuskan pacar secantik, sesexy dan semengoda Marscha ini bukan perkara mudah bagiku.
Lagian ngapain juga putus kalau aku masih bisa berpetualang sex dengan Putri, Sherry dan mungkin cewe cantik lainnya. We`ll see.
"Jadi hanya Gilang doang sebelumnya yang pernah anal kamu?" Tanyaku
"Bukan"
"Trus"
"Harus jujur nih?" Tanyanya menatapku.
"Masih berani bohong?"
Dia hanya terseyum dan sambil menunduk malu dia bilang : "Pak Zakar"
"Hah??"
:::::::::::::::
PART 19 : EPILOG
Keesokan harinya, setelah Insiden Karoke
Sore itu, sehari menjelang sidang skripsiku, aku datang kerumah pacarku Marscha. Kami memang sudah sepakat untuk melanjutkan hubungan. Berpacaran kembali tanpa ada yang ditutup-tutupi, dan dengan syarat dia akan selalu menurut akan apa yang aku perintahkan. Gadis muda secantik dan sesexy Marscha akan sulit dicari pengantinya. Lagian aku juga belum bosan mengexploitasi tubuhnya yang indah. Kadang memang logika kalah sama hati (dan kelamin).
Saat itu terlihat rumahnya sepi, karena tidak terlihat mobil orangtuanya di garasi. Aku lalu membuka gerbang yang tidak tertutup rapat, lalu aku memutar lewat pintu belakang dan membuka pintu belakang yang biasanya tidak terkunci. Pas aku masuk, bulu kudukku langsung merinding. Aku bisa mendengar suara desahan-desahan dari seorang wanita. Desahan yang sangat akrab aku kenali, yaitu desahaan kenikmatan bersetubuh.
Melewati ruang tamu aku lihat celana dalam dan BRA pacarku berserakan dilantai. Ada juga kemeja lengan panjang dan celana bahan yang tergeletak diatas sofa. Ini sudah tanda, kalau diruang tamu ini tadi terjadi sebuah adegan 17 plus.
Perlahan aku jalan ke kamar Marscha, semakin dekat ke kamar, desahan itu makin terdengar jelas. Ini fix memang kalau Marscha lagi ngentot dikamarnya. Pintu kamar itu tidak tertutup sempurna, ada celah sedikit untukku bisa mengitip kedalam.
Benar saja. Ditengah tempat tidur, aku lihat pacarku yang sudah telanjang bulat sedang asyik digenjot dari belakang dengan doggy style. Sebuah batang yang sudah tegang maksimal keluar masuk di vagina pacarku dengan lacar, menandakan kalau liang itu sudah sangat banjir.
Marscha mendesah-desah dan sesekali menjerit kecil menerima sodokan di memeknya. Payudaranya menganyun-ayun dengan indah seiring genjotan benda tumpul dibelakangnya. Payudaranya yang besar itu kadang saling bertumbuk satu sama lain saat genjotan brutal dibelakangnya.
Pemandangan yang sungguh mengundang birahi, mneyaksikan tubuh seorang gadis muda yang putih mulus sedang diperdayai oleh lelaki yang umurnya jauh diatasnya.
“Auwww...… shhh… hayoo dikocokinn terus pak…” Desah Masrcha pacarku. Dia sepertinya sudah diujung birahi.
Mendengar itu lelaki itu langsung ngocokin kontolnya sambil maju mundurin pinggangnya dengan intens. Setiap gesekan membuat pacarku tidak bisa menahan lagi desahan yang keluar dari bibirnya. Bahkan Marscha ikut membantu semakin menunggingkan pantatnya kebelakang, sehingga tumbukan 2 alat kelamin itu semakin kencang, tapi sexy terdengar.
"Memek kau memang selalu ngangenin, Marscha" Ucap lelaki tua nan buncit itu.
Kontol hitam itu makin semangat memompa liang pacarku. Begitu kontras sekali badan indah terawat Marscha diperdaya tubuh hitam kriput. Jauh sekali. Bulatan pantat pacarku dipegang dengan tanganya yang kasar. Bunyi decitan ranjang mulai terdenger seiring ritme sodokan yang makin agresif.
Aku mengeluarkan HP ku dan mulai merekam adegan itu. Lelaki tua yang sedang kenikmatan merasakan jepitan Vagina pacarku. Rekaman ini akan jadi barang bukti dan bagian dari bargainingku nanti.
"Pak......memek Marscha penuh...auhh"
"Ini memek kau sempit sekali....Ketagihan aku"
Tangan kirinya bergerilya mengelusi punggung, lalu ke dada kanan pacarku yang menggantung indah. Dipilinnya puting pink itu, membuat Masrcha mendesah panjang. Marscha bahkan ikutaan menggoyangkan pantatnya berlawan dengan penis itu. Sungguh kerjasama yang baik, membauat lelahan lendirinya mengalir dipaha mulus pacarku.
Harusnya aku sudah melabrak mereka sekarang, tapi ntah kenapa aku sengaja mengulur waktu, karena aku justru senang menyaksikan pacarku dikentot cowo lain. Wajah Marscha yang kemerahan karena horny sangat aku suka. Aku juga menikmati sekali wajah penuh kepuasan dari lelaki itu karena berhasil merasakan nikmatnya tubuh pacarku. Kontolku sudah tegang dibalik celanaku.
Sampai akhirnya aku dengar teriakan pacarku yang menandai dia sudah orgasme. "AHHHHHHHHH........HHHHHHhhhhhhhhh.....hhhhhhhhhh". Teriakan panjang yang sangat sexy terdengar. Teriakan kepuasan karena berhasil mencapai puncak orgasme.
Kepala pacarku langsung telungkup diatas bantal yang ada didepannya. Pantatnya masih menungging kebelakang, lelaki tua itu masih menggenjotnya tanpa ampun. Kulihat sebuah kepasrahan dalam diri Marscha, yang tak kuat menolak hujaman benda hitam dalam memeknya.
Walau aku menikmati, tapi ini harus aku sudahi segera. Tak berapa lama kemudian, aku dorong pintu itu. BRAK!!!
Lelaki terkejut bukan main, tapi hanya bisa bengong melihatku. Batangnya berhenti menggenjot.
"Bi...bi...Billy..." Katanya.
Kuarahkan kamera HP ke wajahnya.
"Dasar dosen sialan. Enak-enakan ngentot sama pacarku" Aku tendang kaki ranjang dengan keras. Dia kaget lalu melepaskan kontolnya. Aku mendekatinya ingin menghajar.
Lelaki itu tak lain dan tak bukan adalah Pak Zakar, dosen pembimbingku. Marscha sudah bangun dari tempat tidur, berusaha meleraiku dan minta maaf. Marscha mencoba menengkanku.
"Yang.....maaf ya.....aku khilaf..." Kata Marscha sambil menangis.
"Dek Billy...maafain bapak.....bapak juga khilaf" Katanya turun dari ranjang.
"Silahkan lanjut ngentot. Rekaman ini akan aku sebar. Biar mampus lu" Kataku lalu keluar kamar.
Dosenku itu langsung lari mengejarku. Aku dihentikan diruang tamu. Dia minta maaf. Wajahnya ketakutan sekali. Marscha hanya menatapku dari balik pintu kamarnya, tak berani keluar.
"Maaf Billy...maaf sekali" Katanya gemetaran. Keringat dingin mengalir dikeningnya.
"Selama ini saya marah ya sama bapak. Bapak mengerjai saya dengan skripsi yang ga kelar-kelar. Bahkan manfaatkan saya untuk proyek pribadi bapak, sampai jauh-jauh ke surabaya. Dan sekarang bapak tega ngentotin pacar saya. Dosen maccam apa kau!" Bentakku.
Pak Zakar minta maaf dan memohon dengan sangat. Bisa hancur karirnya sebagai dosen, dan dia ditinggal istrinya. Dan tentu saja, dia akan malu seumur hidup. Dia akhirnya minta negosiasi denganku, asal rekaman video itu ga kesebar.
"Emang bapak mau nawarkan negosiasi apa?" Tanyakua, mencoba menengar apa tawarannya.
"Terserah aja, apa yang bisa saya bantu. Saya bayar pakai duit tutup mulut juga boleh" Katanya mencoba menyogokku.
"Bapak kira saya butuh duit. Saya kok kayak germo aja ya, membiarkan pacar saya dikentotin bapak lalu dibayar. Saya tersinggung"
"Bukan. Maksud saya..." Dia menghentikan obrolannya.
"Apa? Ah lama. Gw cabut nih"
"Eh tunggu-tunggu... Saya bingung. Billy maunya apa? Saya pasrah"
Aku menghela nafas panjang. Kudengar pacarku dari balik pintu kamar setengah teriak : "Sayang, kamu nego aja ke Pak Zakar. Please jangan disebar videonya. Aku juga bisa malu karena wajahnya kerekam juga. Please. Aku salah, kamu boleh hukum aku apa aja, asal jangan disebar"
"DIAM KAU!!!!" Bentakku. Bukan hanya Marscha, dosenku ini juga kaget mendengarku marah.
Aku berdiam diri sejenak. Deep thinking. Dosen cabul itu masih tetap membujukku. Aku menarik nafas dalam-dalam. Dengan penuh perhitungan akhirnya aku setuju untuk memberikan penawaran.
"Baiklah. Dengarkan penawaran saya."
"I..iyaa.."
"Yang pertama bapak jangan pernah lagi dekatin Masrcha. Dan jangan coba-coba jadi dosen cabul dikampus"
"Siap Billy. Terimakasih. "
"Bukan itu aja. Enak aja langsung terimakasih"
"Trus?"
"Besok saya sidang skripsi. Tapi saya kondisi lagi kalut begini. Saya stress. Bapak bisa bantukah agar saya besok sidang formalitas saja? Bapak kondisikan ke 2 dosen penguji itu. Bila perlu mereka ga usah hadir, kasih catatan aja di skripsi"
"Oh kalau itu bisa diatur. Saya kan pejabat fakultas. Gampang. Hari ini juga Billy dapat nilai skripsi A plus"
"OK"
"Sip. Kalau begitu saya ijin pamit ya"
"Tunggu dulu"
"Lha apa lagi?"
"Yang terakhir, saya mau minta duit bapak"
"Hah? Kau mau meras aku?"
"Saya hanya minta hak saya pak"
"...."
"Selama ini saya jadi asdos tapi tak pernah dikasih honor. Padahal ada honornya dari fakultas kata orang tata usaha. Bayarkan itu".
"Ya nanti saya coba atur gimana itu" Katanya mulai kesal.
"Masih masalah duit. Ini juga hak saya"
"Apa lagi?" Katanya mulai gusar.
"Saya sudah cek ternyata penelitian skripsi saya yang disurabaya itu proyek pribadi bapak, pakai bendera LPPM fakultas. Tapi bapak tidak melibatkan 1 dosen pun biar masuk kantong bapak semua dananya, malah menyuruh saya sendiri yang mengerjakan. Itu Proyek konsultan dari BUMN. Nilainya 2,2 M"
Pak Zakar hanya melongo menyadari aku tahu kartunya. Memang ini orang sering sekali bawa nama kampus untuk dapatin proyek, tapi yang kerjakan mahasiswa biar ga perlu bayar sehingga semua dana proyek masuk kekantong pribadinya.
"Nilainya lumayan besar. Karena saya sudah bantu sebagian besar proyeknya, jadi saya anggap itu proyek kita berdua. Saya minta dibagi 2 nanti nilainya. Ini tawaran saya terakhir. Kalau ga mau, ya sudah. Tunggu aja aku sebar ini"
Pak Zakar melongo. Dia sudah skak mat. Dengan tanpa pilihan dia akhirnya mengangguk pasrah. Akhirnya kita deal. Aku bilang akan hapus video ini besok setelah keluar nilai sidang skripsiku dan setelah dana yang aku minta dia kasih.
Aku tahu kalau sudah cair 80% termin proyeknya, tinggal 20% saja setelah perbaikan laporan final proyek. Jadi kalaupun ada fee buat bendera LPPM dan kalaupun ada fee ke orang dalam BUMN, sisanya masih diatas 50%. Aku minta besok pagi dalam bentuk cash, karena aku ga mau berurusan kedepan dengan record tranfer.
Dia hanya menganguk pasrah, kemudian keluar dari rumah Marscha, setelah memungut pakaiannya yang berserakan dilantai. Kulihat dia sangat frustasi, terlihat dari wajah dan jalannya yang menunduk keluar mencari taxy. Mampus lu.
Aku tertawa penuh kemenangan. Begitupun pacarku Marscha, yang keluar dari pintuk kamar dengan masih telanjang sambil senyum merekah. Kami berpelukan dengan bahagia. Aku merasakan kemenangan yang luar biasa saat ini, dan Marsha sampai harus menenangkanku yang tertawa bahagia.
Memang semua ini skenarioku untuk membalas Pak Zakar. Seperti yang aku bilang, semua orang yang pernah affair dengan Marscha akan aku balas dengan setimpal. Ide ini muncul hanya dalam hitungan jam saja.
Jadi tadi aku minta Marcha untuk menggodanya dengan menawarkan tubuhnya. Dosen cabul ini tanpa pikiran panjang langsung mengiyakan. Marscha bilang lagi sendiri dirumah dan horny dan kangen disodok sama batangnya.
Dengan buru-buru dosen cabul membatalkan jadwal kuliah, dan naik ojek kerumah Marscha. Dia juga sama seperti lelaki lain, tak mungkin menolak tubuh indah nan sexy pacarku. Pasti dia kecanduan jepitan memek pacarku.
Marscha yang sudah berjanji akan menuruti keinginanku asal tidak diputuskan, dengan senang hati melaksanakan skenario. Dia merelakan tubuhnya sebagai umpan. Dengan sengaja Marscha tidak mengunci gerbang, dan membiarkan pintu belakang terbuka.
Sebenarnya skenario awal tadi, hanya sampai adegan Marscha mengoral batangnya, lalu aku rekam dengan wajah Pak Zakar kelihatan. Tapi berhubung aku telat kerumah Marsha karena macet naik taxy, jadilah Marscha sampai dikentot.
"Iya yank, kamu kelamaan. Dia sampai rumah langsung terkam aku tadi, aku ditelanjangi mulai dari pintu masuk, sampai ruang tengah aku sudah bugil. Ya udah sesuai skenario, aku langsung buka celananya, aku oral batangnya. Aku tunggu-tunggu kamu kok belum datang, sampai pegal bibirku emut batangnya yang gede itu. Makanya pas dia minta gantian yang oral, aku ga ada pilihan. Jadilah memekku dioral diatas sofa itu, untuk ulur waktu sampai kamu datang" Kata pacarku cerita panjang lebar, sambil menujuk sofa.
"Bahkan aku ga sadar tutup mata karena keenakan dijilati dia. Kamu kan tahu, jilatan di klitoris titik lemahku. Apalagi saat kedua tanganya memainkan kedua toketku. Aku sampai blank. Tiba-tiba tanpa sadar batanganya sudah masuk ke Vaginaku, tanpa ampun digenjotnya. Sampai aku orgasme sekali diatas sofa". Kuperhatikan memang ada bercak basah ditengah sofa itu.
"Aku tunggu-tunggu kamu ga datang juga. Maka aku ajak aja ke kamar. Dia minta gaya doggy, katanya senang lihatin pantatku, jadi mau sambil diremas-remas. Aku hanya bisa pasrah menuruti dia dan berharap kamu cepat datang, agar siksaan birahi ini cepat berlalu. Nah habis itu kamu baru datang."
Katanya menyelesaikan ceritanya. Begitupun aku sudah menyelesaikan membuka pakaianku yang terakhir, hingga kami sama-sama bugil.
"Eh, kamu horny ya dengar ceritaku?" Tanya Marscha dengan binalnya sambil menoel-noel kontolku.
"Ya iyalah"
"Emang cowo aneh kamu. Justru senang pacarnya dikentot cowo lain"
Aku hanya tersenyum simpul, lalu memegang bahunya, dan menurunkan badannya hingga wajahnya tepat didepan batangku. Tanpa diperintah, Marscha lalu memainkan juniorku itu dengan sangat lihai. Makin hari sedotannya memang makin mantap saja. Dari ujung, batang sampai dragon ball ku tak luput dari jilatannya.
Kami kemudian bercinta dengan hebat sekali. Libidoku begitu berlebihan, karena membayangkan persetubuhan pacarku dengan dosenku.
"Genjot aku yank...tadi kentang..." desahnya.
Aku genjot dia diatas sofa, tepat ditempat tadi dosenku menggenjotnya. Setelah Marscah orgasme disana, aku bawa dia kekamar, lalu aku doggy. Aku ikuti apa yang dilakukan Pak Zakar ke dia. Sampai akhirnya kami sama-sama orgasme. Aku tembakkan spermaku di wajahnya. Banyak sekali cairanku memenuhi wajahnya, bahkan sebagian kena rambutnya.
Setelah puas, pacarku bilang: "Gila nih. ga nyaka bakalan dimasuki 2 kontol dalam sehari"
"Halah, kayak lu ga pernah aja". Marsha hanya tersenyum malu, lalu mencubit pinggangku.
"I love you, honey" Katanya mencium bibirku.
"I know" Jawabku.
"Jadi kamu suka kalau aku dikentot cowo lain"
"Kayaknya Iya"
"Aku mau aja kok menyalurkan fantasi kamu. Tinggal kamu perintah aja, aku nurut. I am totally yours"
"Ok tunggu aja. You are my beautiful slave"
"Ok sayang. Aku kekamar mandi dulu bersihin memek dan toket aku. Biar wangi nanti kalau kamu pakai pake lagi" Katanya berlalu menuju kamar mandi.
Benar-benar pacar yang pengertian dan penurut. Sungguh beruntung sekali kau Billy. Nikmat mana lagi yang kau dustakan.
Mungkin masih banyak yang berpikir aku bodoh, harusnya Marscha dihukum lebih berat lagi. Hei, kejadian sore ini adalah bukti bagimana aku memanfaatkan tubuh Marscha untuk kepentingan pribadiku. Dia yang penurut mau saja jadi umpan. Dan kedepan Marsha akan jadi boneka sex untuk menyalurkan fantasi-fantasi sexku.
Aku kemudian menyusulnya ke kamar mandi. Masih ada 1 lobangnya yang belum aku nikmati hari ini.
Putri Angelica Fadilah.
Setelah kejadian pembalasanku dengan Ringgo di tempat karoke tempo hari, hubungan dengan Putri tidak bisa diajak Serius. Walau polos, tapi wanita ini cukup smart. Dia bilang ga akan bisa punya hubungan serius denganku, apalagi sampai menikah. Karena kami memulainya dengan salah (selingkuh disurabaya).
Menurutnya segala sesuatu yang dimulai dengan salah, tentu tidak akan berakhir benar. Setidaknya untuk saat ini kami berteman saja dulu, sampai bertahun-tahun kedepan. Kalau jodoh tak kan kemana. Walaupun dia megakui kalau dia nyaman sekali denganku.
Putri juga bilang kalau aku dan Marscha sangat cocok. Dan ga mau jadi penggangu. Lagian Putri juga bilang kalau dia menikmati sex sejak pecah perawan, dan akan mengexploasinya dulu sebelum nanti menikah. Apalagi dia merasa "terlambat" mengenal namanya sex karena terkekang selama ini.
"Kalau kita pacaran dan kemudian menikah, keenakan Aa Billy dong. Selama ini sudah ML sama beberapa cewe, sedangkan Putri hanya sama Aa doang. Ga adil" Katanya sambil tertawa lebar.
"Lagian kita uji dulu dengan waktu kenyamanan yang kita rasakan A`. Apakah memang benaran rasa sayang, atau hanya sex doang". Bijak juga wanita ini.
Saat ini Putri menganggapku layaknya seorang abang. Abang tapi ngentot. Karena sesekali kami masih ML.
Walau polos, nafsunya lumayan gede. Mungkin karena aku tahu cara mengekplotasi tubuhnya dengan baik, makanya dia kecanduan. Dia belum berani ML dengan sembarangan Cowo, maka aku yang jadi pelampiasannya. Aku memang tidak pernah egois urusan ML, hanya dengan Putri aku memperhatikan kepuasannya dalam bercinta, memastikan dia keluar dulu baru aku. Dia selalu sukses orgasme minimal 2x kalau kami bercinta. Minimal.
Hubungan kami makin hari makin dekat saja. Semacam TTM begitulah. Dia bahkan mengenalkanku dengan bokapnya, yang ternyata punya beberapa perusahaan. Maklum, bokapnya mengelola dana-dana para bintang yang pensiun. Karena aku cukup pintar, minimal pernah asisten dosen dengan IP lumayan, dan nilai skripsi A plus (serta dipromosikan Putri khususnya), aku nanti setelah wisuda akan kerja di anak perusahaan holding bapaknya.
Jadi bokapnya Putri punya 4 perusahaan besar yang bergerak di bidang konstruksi, distributor alat persenjantaan dari Eropa Timur, perusahaan investasi dan perusahaan tambang batu bara. Nah aku ditempatkan dianak perusahaan investasi. Memang sih perusahaan kecil. Tapi langsung diangkat jadi manager. Kalau aku kerja benar dalam 3 tahun, aku bisa naik jadi direktur dan 3 tahun selanjutnya bisa jadi direktur utama anak perusahaan bokapnya, bahkan pindah ke holding.
Ini adalah kenikmatan yang hakiki, karena Putri ditempatkan bokapnya sebagai komisaris independen disana. Namanya juga komisaris independen, jadi Putri bisa sambil kuliah, karena rapat hanya beberapa kali dalam sebulan saja. Jadilah kami akan sering ngantor bareng. Aku tak sabar ingin segera kerja.
Membayangkan Putri disatu sisi akan jadi atasanku, tapi disisi lain jadi bawahanku karena bebas aku kentotin, sungguh sebuah perpaduan yang membuatku terbang keawan. Ga sabar mau genjot tubuh indah itu diruang kantor nantinya. Bahkan perjalanan-perjalanan dinas ke luar kota dan luar negeri yang akan kami lakukan bersama.
Paling Marsha doang yang cemburu, karena takut aku berpaling darinya karena akan sering bareng Putri. Tapi kami sudah sepakat menjalani hubungan seperti ini. Dia sudah bertekuk lutut dan akan menuruti semua keinginanku, termasuk jika aku harus ML sama Putri. Kedekatanku dengan Putri justru membuat Marscha makin sayang padaku. Dia 100% sudah takluk dan menurut apa perintahku.
Dan yang lebih membahagiakan, karena harusnya posisiku ini adalah jatah Ringgo sebagai pacarnya Putri, tapi diberikan kepadaku karena dia masih sakit hati sekali. Putri cerita kalau Ringgo marah-marah setelah tahu aku dapat tawaran itu dari bokapnya. Tapi ringgo ga berani melawan, dia sangat takut dengan bokap Putri.
Mereka berdua statusnya tetap pacaran. Status doang, karena ringgo ga mau putus. Mereka sesekali masih nge-date berdua. Tapi Putri bilang ga mau kasih jatah ML ke pacarnya itu.
"Memekku sudah aku serahkan ke A` Billy. Minta ijin aja kedia" Begitu kata Putri, yang membuat kesal ringgo.
Putri bilang begitu sebagai balasan juga karena aku bilang juga kalau kontolku milik Putri seorang, Marscha harus ijin kalau mau makai. Walau aku pernah (bahkan sering) juga ML dengan Marscha tanpa sepengetahuan Putri. Egois at its best.
Saat ini aku adalah manusia yang paling dibenci sama Ringgo. Sudah jabatan di perusahaan calon mertua hilang, malah pacarnya lebih memilih ngesex denganku dibanding dirinya. Tapi dia hanya bisa pasrah saja.
Bagaimana akhirnya aku membalas dendam dengan semua cowo yang pernah sama Marscha? Begini ceritanya.
Bogem Mentah Untuk Johan
Aku datangi Johan dikamarnya sehari setelah aku dinyakan lulus sidang kuliah. Aku tunjukan rekaman CCTV kejadian dia bersama pacarku. Dia ketakutan dan minta maaf sambil menangis. Iya menangis. Dasar cengeng. Aku makin emosi melihat lelaki pecundang begini.
Aku hajar dia habis-habisan saat itu di kamar kostnya. Wajah dan dadanya habis aku tinju. Sampai TV & beberapa barangnya rusak saat aku terjang badannya. Dia hanya bisa menangis sambil menutupi muka.
"Dasar banci lu" Kutendang kontolnya, sampai dia kesakitan parah. Biar aja mampus lu. Lebih memilih menutup wajah, dibanding kontolnya. Dasar lelaki modal tampang doang.
Amarahku seolah tak terbendung tiap lihat dia ada dikost, jadi sampai berhari-hari setelahnya aku hajar terus dia. Teman-teman kost yang setia kawan dan tahu kalau Johan telikung aku juga ikut juga menghajarnya.
Bahkan Kang Jajang penjaga kostku ikut-ikutan menghajarnya, karena memang selama ini ga suka juga sama johan yang sombong. Sampai akhirnya Johan cabut dari kost. Semoga kontolnya masih bisa dia pakai, minimal untuk kencing.
Aku juga interogasi dia terkait insiden CCTV sebelumnya. Apa yang terjadi sampai pacarku masuk kekamar dengan telanjang, setelah sebelumnya dari kamarnya.
Jadi waktu Marsha balik ke kosanku dalam keadaan bugil itu, dia sebenernya disuruh nungguin Johan di kamarnya dia, soalnya agak gak nyaman kalau Johan kudu mampir ke kamarku lagi. Johan harus pergi sebentar untuk ngurus soal surat keterangan lulus kuliah. Soalnya udah diminta sama perusahaan tempat dia diterima kerja, yang pengen segera penempatan di luar negeri (dia sudah lulus sidang, tinggal nunggu wisuda).
Habis itu lalu Johan balik kekost, dan mendapati Marscha yang sudah bugil berada diatas kasurnya. Langsung aja disikat, katanya Marsha membuka kakinya lebar-lebar saat johan masuk kepintu, seolah memeknya mengundang untuk segera dimasuki. Mereka lalu ML ama Marsha dikamarnya dengan liar. Tidak sampai keluar didalam, karena Marscha minta keluarin dimulut aja.
Nah sehabis ML Johan confide kalau dia cinta sama Marsha dan mau nikahin Marsha secepatnya buat diboyong ikut dia ke luar negeri.
Marsha marah, karena selama ini dia nggak ada rasa ke Johan, beneran hanya dianggep sebagai partner ONS doang, dan yang dia cintai hanya aku, walau dia udah sering selingkuhin.
Johan kesel terus bilang kalau aku cuman asdos yang gak ada masa depannya, makanya Marsha langsung balik dalam keadaan marah. Ada perasaan senang dalam hatiku kalau Marscha bersikap begitu, marah karena aku diremehkan.
"Selamanya rekaman CCTV ini akan gw simpan. Hidup lu ga akan pernah bisa tenang, karena kapanpun bisa aku sebar di internet". Kataku sebelum dia minggat dari kost. Aku akan jadi mimpi buruknya setiap hari karena sudah pegang kartunya. Hidupnya ga akan pernah tenang.
Pembalasan Gilang.
Untuk Gilang, aku harus hati-hati karena dia ketua ormas kepemudaan di bandung. Bukan hanya itu, bokapnya juga ketua ormas preman, yang punya jaringan luas dan cukup disegani karena massanya banyak. Bisa berabe kalau aku tidak hati-hati melakukan pembalasan. Apalagi ormas preman begini pasti punya back up aparat, kalau ngga mana berani brutal dijalanan.
Melawan Gilang head to head itu mustahil saat ini. Apalagi setelah aku tahu infonya dari Sherry siapa sebenarnya Gilang ini. Membuatku makin hati-hati.
"Jujur ya Bil, kalau cuman ama Ringgo itu gampang lah, tapi kalau udah ngelibatin si Gilang, lo kudu punya rencana yang bener2 mateng nih. Gengnya si Gilang itu nggak main2 lho, gw denger polisi aja segen ama mereka" Kata Sherry saat kami ketemu berduaan di dago atas.
Setelah menimbang berbagai macam ide pembalasan, akhirnya aku mau tak mau harus memanfaatkan Putri. Aku bilang memanfaatkan karena skenario ini tanpa sepengatahuan Putri. TERPAKSA. Karena aku kehabisan ide balas dendam.
Untuk memuluskan rencanaku, aku harus kerjasama dengan pacarku Marscha. Aku bilang ke Marscha kalau aku mau menjebak Gilang seolah mau memperkosa Putri. Marscha harus ajak Gilang ke suatu tempat, ceritanya Marshha mau ajak Gilang ML karena kangen sama anal sexnya, tapi sebelumnya Marscha dan Putri lesbian dulu. Marscha harus bisa menelanjangi Putri sebelum Gilang datang.
"Kalau nanti beneran Gilang ngentotin aku gimana, yank?" Tanya Marscha.
"Ya udahlah gpp. Kamu sudah pernah juga dikentot dia" Jawabku mencoba santai.
"Tapi kamu horny kan bayangin aku dikentot cowo lain?" Goda Marscha.
"Hmmmm......"
"Kamu ada bakat cuckload lagi. Dan aku juga."
"Hmmmm...."
"Tapi aku sudah janji akan nurut sama kamu. Jadi terserah kamu. Badan Marscha sepenuhnya budak kamu sayang. Kalau kamu ga suka, aku ga akan lakukan"
Dan begitulah akhirnya. Sesuai skenario, tempat pejebakan dilakukan di kostku dengan rekaman CCTVku untuk jaga-jaga.
Ceritanya Marscha ajak Putri main ke kostku dengan alasan aku yang ajak. Putri yang sudah seminggu tidak aku genjot menurut saja, karena dipikir kami akan Threesome, seperti yang kami pernah lakukan di karoke tempo hari.
Memang pernah aku bilang ke Putri sehabis kami ML kalau aku mau ajarin dia petualangan sex yang baru, salahsatunya Threesome dengan ajak cowo lain untuk pake dia. Tapi dia masih takut dan malu. Dia malah menawarkan threesome dengan Marscha saja, karena dia mau ulangi lagi.
Begilah akhirnya, sepulang dari kampus, Putri dan Marscha bareng ke kostku dengan mobil Putri. Pas dijalan, Marscha mulai wa Gilang dan menggodanya. Gilang yang saat itu lagi di basecampnya langsung meluncur menuju kostku, yang sudah dia tahu sebelumnya.
Dua mahasiswi cantik itu akhirnya sampai dikost, membuka pintu lalu tidur-tiduran dikamarku menunggu aku pulang. Marscha memutar TV lalu menonton acara gosip, sedangkan Putri mainin HP nya dan sesekali menerima telpon.
Marscha yang awalnya menggoda, dia dengan nekat membuka baju dan celana didalam kamarku dengan alasan gerah. Putri hanya geleng-geleng kepala saja, apalagi saat Marscha juga melepas CD dan BRA nya hingga bugil.
Dasar memang Putri polos, mau aja dibujuk-bujuk Marscha hingga akhirnya ikut telanjang bulat juga. Awalnya mereka berdua saling memuji tubuh satu sama lain, lambat laut saling meraba, dan kemudian ciuman. Mereka akhirnya lesbian disana sambil menungguku.
Aku yang kemudian melihat rekaman CCTV itu sangat horny sekali menyaksikan 2 orang mahasiswa cantik dan sexy yang jadi pujaan para pria dikampus lagi asik bermesraan saling memuaskan dengan gaya 69. Fantastic.
Tiba-tiba Gilang yang sudah dihubungi Marscha sebelumnya datang dan langsung masuk kamar, yang memang sudah tidak dikunci. Kedua gadis itu sangat kaget ada cowo tiba-tiba masuk kamar. Mereka berdua langsung menutupi tubuh telajang dengan selimut. Cukup bagus akting Marscha disitu. Putri yang ketakutan, sampai keringat dingin dan menutup wajahnya dengan bantal.
Ada drama disana, saat Masrcha ga mau diajak ML. Katanya dia hanya setia kepadaku. Jadilah Gilang makin gusar karena sudah bayangkan akan menggenjot pacarku. Bahkan jiwa arogan dalam diri Gilang yang tertarik dengan tubuh mulus Putri yang telanjang mau memperkosanya. Apalagi setelah tahu kalau Putri adalah pacar Ringgo, yang dalam pikiranya pasti sudah sering juga dipake Ringgo dan bisa dioper kedia.
"Kalau lu ga mau, gue pake nih teman lu. Jangan sampai sia-sia gue minum obat kuat tadi" Kata Gilang sambil menerkam Putri dan membuatnya tidak bisa berkutik diujung ranjang.
Putri ga terima mau diperkosa sama Gilang. Melakukan perlawanan, walau tenaganya kalah dari Gilang. Putri hanya bisa meronta-ronta saat kedua tangannya dipegang dengan 1 tangan gilang, sedangkan tangan gilang yang satunya meraba-raba toket kenyal Putri.
Putri berusaha menendang, tapi pahanya diduduki oleh gilang. posisinya sudah terkunci. Putri mulai menangis. Dia ketakutan sekali. Semoga habis ini dia tidak trauma.
Disaat itulah Marscha menyelinap keluar kamarku, lalu memanggil penjaga kost. Kang Jajang datang dan terjadilah perkelahian dikamarku sampai ribut dan kedengaran keluar. Bahkan dibantu 2 orang penghuni kost lainnya, Gilang dilumpuhkan. Wajahnya habis babak belur dihajar 3 orang.
Gilang marah-marah, dan mengancam akan membakar kost itu dan membuat perhitungan dengan penjaga kost dan 2 teman kostku. Putri mendengar sendiri ancaman itu.
Atas bujukan Marscha, Putri akhirnya melapor ke bokapnya kalau dia mau diperkosa Gilang. Marsha cerita kalau Gilang itu anaknya preman dan pasti akan menggangu Putri kedepan. Putri akhirnya setuju dan melapor saat itu juga ditemani oleg Marscha.
Bokap Putri Marah besar. Bapaknya Gilang ditelp orang suruhan bapaknya putri. Ga tahu gimana ceritanya, besoknya Gilang menghilang dari kampus, dan tidak berada di bandung lagi. satu minggu berlalu, Gilang juga tidak terlihat dimana-mana, termasuk di kantin belakang kampus tempat tongkrongannya dan juga di sekertariat.
Ada yang bilang dia dikirim bapaknya kuliah diluar negeri, ada yang bilang dia diproses hukum dengan ancaman pemerkosaan, tapi ada yang bilang Gilang diculik dan dibunuh orang yang tidak suka dengannya. Ntah yang mana yang benar, tapi Gilang sudah tidak jadi masalah lagi kedepan. Selesai sudah pembalasan dendam ke dia. Setimpal atau tidak, diserahkan ke masing-masing orang saja. Karena ini yang terbaik kalau pakai akal sehat.
Nasib Ringgo Sesudahnya
Setelah Gilang menghilang dari bandung, ormas pemuda yang mengalami kekosongan kepemimpinan, direbut lagi sama saingannya mereka. Dan terjadi pengejaran ke anggota-anggota ormas, termasuk Ringgo. Dia yang selama ini songong petantang petenteng, jadi korban pertama. Ringgo sampai dihajar segerombolan orang dan masuk rumah sakit. Bahkan Ringgo sempat ga berani menunjukan wajah dikampus untuk sementara, masih trauma karena pernah diintai.
Putri justru ga mau bantu saat ringgo minta tolong perlindungan ke bokap putri. Dia juga kesal karena tahu dari Marsha kalau Ringgo ini sobat Gilang. Dan Marscha cukup sukses mengomporin Putri katanya bisa jadi Ringgo yang suruh Gilang mau memperkosanya.
Nasib sial Ringgo makin bertambah saat Putri yang tahu ringgo diopname datang berkunjung. Putri bukannya kasihan melihat luka disekujur tubuh Ringgo, dia malah ML dengan dokter Rumah sakit didepan Ringgo. Putri puas sekali bisa mengerjain ringggo begitu. Walau katanya dia deg-degan banget awalnya saat menggoda dokter itu. Tapi siapa lelaki yang bisa menolak gadis secantik Putri?
Nekad juga nih Putri. Gila. Berani sampai ML di rumah sakit.
Akhirnya ada batang kedua yang masuk ke vagina Putri. Perlahan dia ini mulai berubah. Dia jadi senang melihat ringgo tersiksa melihatnya dikentot cowo lain. Perubahan Putri sedikit banyak karena pengaruhku juga.
Berhubung waktuku juga sibuk membagi jadwal ngentot antara Marsha dan Sherry, Putri terkadang harus menunggu giliran. Padahal dia senang sekali menyiksa Ringgo.
Makanya pas kejadian ringgo di rumah sakit, selama 10 hari ringgo dirawat, hampir tiap hari aku kentot Putri didepan ringgo. Cerdiknya Putri, dia memindahkan Ringgo ke kamar VVIP rumah sakit, sehingga aksi perlendiran berlangsung dengan bebas. Putri bisa sampai orgasme berkepanjangan saat ML dilihat orang lain. Kondisi mental ringgo drop sejadi-jadinya. Pacarnya aku explotasi di setiap ruangan VVIP rumah sakit itu. Dia strees berat. Sudah beruntung Ringgo kalau tidak masuk rumah sakit jiwa.
Rendy Kena Skors
Bagaimana dengan Rendy? Cowo yang lumayan pintar tapi memanfaatkan kepintarannya untuk mengambil keuntungan dari mahasiswi-mahasiwi yang malas kerjakan tugas. Aku kesal banget saat tahu dia minta konpensasi oral sex dari Marscha ketika dibantuin tugas. Padahal aku sebagai asdos sering sekali membantu tugas-tugas para junior yang membutuhkan.
Hukuman buat Rendy ga berat. Dia hanya di skor 1 semester karena ketahuan plagiat tugas. Itupun setelah disetting sama Marscha yang ngaku, dan dibantu Pak Zakar pembantu dosen itu. Dia masih beruntung tidak di DO. Walau 1 semester di skors, tapi beasiswanya dicabut. Dia kesulitan sejak saat itu, karena memang dia menggantungkan beasiswa untuk bisa kuliah di bandung.
Rama and the ganks
Masih ingat Rama, Denny, ama Martin yang pernah menjebak Marscha dan Sherry main game UNO? Mereka ini juga harus dikasih pelajaran. Karena akan bahaya kedepannya. Orang-orang ini pasti mengganggap Marscha cewe gampangan dan bisa dieksploitasi. Apalagi mereka pasti masih ingin sekali menelanjangi pacarku lagi. Tapi belum juga aku mau membalaskan, sudah dapat laporan dari Sherry kalau dia yang akan balas.
Jadi Sherry kesal sama Rama dkk yang mulai maksa-maksa Sherry untuk ML lagi. Sherry yang walaupun doyan sex, tetap aja ga suka dipaksa. Apalagi doi juga kecewa sama kemampauan ngesex Rama dkk. Jadilah Sherry share foto mereka bertiga yang lagi bugil saat adegan UNO itu ke ketua jurusan mereka (foto yang ada Marscha dan Sherry tentu tidak dikasih). Ketua jurusan yang ga mau aib ini sampai kesebar (menjaga nama baik kampus) akhirnya memanggil ketiga orang itu, tapi sayangnya mereka hanya diskors 1 semester saja.
Masa hukumannya seenak itu? Aku kesal juga pas dengar cerita Sherry. Maka sesuai saranku, aku bilang Sherry menemui Pak Zakar, wakil dekat yang derajatnya diatas ketua jurusan. Jual aja namaku aku bilang. Sherry menurut, setelah aku yakinkan, kalau Pak Zakar pasti bantu.
Jadilah Sherry menghadap Pak Zakar, menunjukkan video yang pernah dia kirim ke aku itu (video adegan2 sexy mereka saat main UNO). Sherry ancam video itu akan disebar dan akan merusak citra kampus.
Tak berapa lama aku dengar Pak Zakar lalu memanggil ketiga orang itu, dan dipaksa mengundurkan diri dari kampus.
Mendengar mereka di DO, aku telp Sherry. "Apa kata gw, benar kan Pak Zakar bisa bantu kalau lu jual nama gw ke dia" Aku tertawa bahagia, karena Pak Zakar bisa juga dimanfaatkan.
"Apaan? Gw harus rela dikentot sama dia diruangannya"
"Lha kok bisa"
"Iya dia horny pas lihat video yang aku tunjukkan. Dia mau nekan ketua jurusan untuk DO mereka, asal gw mau dikentot dia. Ya udahlah, aku pasrah aja"
"Waduh, keenakan dong dia"
"Iya. Gw juga keenakan sih. hehe."
"Dasar pecun lu"
"Biarin wek. Btw, kenapa tadi dia bilang gw ga bisa cerita ke lu kalau gw habis dia pakai ya? Kok kayaknya dia takut sama lu?"
"Sini ke kost an biar gw ceritain. Sambil bawa baby lotion yang banyak"
Hukuman Setimpal Untuk Fotografer Mesum
Untuk urusan Fotografer, Marscha memutuskan membereskannya sendiri tanpa bantuanku. Dia bilang dia yang bertanggung jawab karena dulu mau dimodusin sama fotografer itu, bahkan sampai foto-fotonya beredar di forum IGO. Karena ini sudah menyangkut aib yang dishare di dunia maya, Pacarku berpikir memakai UU ITE untuk menghukum Fotografer itu. Tapi Marscha minta dibantu oleh Putri, karena bokap putri pensiunan tentara dengan pangkat lumayan tinggi, masih banyak koneksi.
Siang itu Marscha pamit ke aku. Dia ditemanin Putri menghadap dikantor bokapnya pada jam makan siang. Kata Marscha, Putri yang sudah dikenal disana, dengan hormat para bawahan mengantarnya langsung keruangan bokapnya. Akhirnya Marscha ketemu bokapnya Putri dan menceritakan semuanya. Bokapnya Putri siap bantu. Dia kasihan juga masih muda begini berurusan dengan kejahatan IT.
“Baiklah. Saya suruh nanti anggota saya untuk kawal biar cepat selesai”
“Makasih om”
“Makasih papa”
“Kamu ga ada kasus begini kan, put?” Kata bokapnya dengan mata tajam kearah Putri.
Putri awalnya grogi, sebelum akhirnya dijawab Marscha: “Putri anak baik kok om. Ga aneh-enah. Masih perawan”
“Baguslah. Jangan aneh-aneh”
“SIAP PAPA” Jawab Putri sambil terseyum penuh arti ke Marscha.
Aku ketawa terbahak-bahak saat Marscha menceritakan dialog diatas. Masa iya Putri perawan. “Hellooo...pak, anak bapak sudah sering dikontolin”.
Selang 3 hari kemudian. Marcha dapat telpon dari ajudan bokapnya Putri. Katanya lokasi tempat tinggal fotografer itu sudah diketahui dan sudah diintai selama 2 hari ini. Marscha disuruh datang ke sebuah alamat. Agar sama-sama mengrebek dan jadi saksi atas semua barang bukti.
“Biar aku sendiri saja sayang. Kamu ga usah ikut” Kata pacarku.
Aku biarkan saja pacarku itu pergi. Daripada aku ikut dan nanti ribut disana. Toh pacarku akan aman juga ada aparat yang jaga. Amanlah. Tapi aku minta pacarku nanti datang kekost menjumpaiku untuk menceritakan detail penggerebekan.
Aku menunggu dengan deg-degan di kost. 1 jam berlalu dengan cepat, tapi pacarku belum ada kabar. 2 jam sampai 3 jam pacarku belum kasih kabar juga, bahkan telponnya mati. Aku makin penasaran. Jangan sampai ajudan bokapnya Putri itu menembak mati fotografer. Kasihan juga. Kalau dihajar sampai babak belur sih gpplah.
“Sayang sudah beres ini. Aku jalan ke kost kamu ya” Wa pacarku. Akhirnya yang ditunggu muncul juga.
Sejam kemudian aku dengar suara mobil di halaman kostku. Aku mengintip dari jendela. Tapi pengendara maupun penumpang tidak langsung turun. Mobil itu sepertinya mobil dinas berplat khusus.
5 menit kemudian pacarku baru turun dari mobil itu. Seorang aparat dengan badan besar tegap dan sepertinya dari daerah timur tampak turun juga dan mengbrol sebentar. Kudengar mereka berdua tertawa, sambil pacarku mencubit pinggang tentara itu.
“Sayang, semua sudah beres”. Katanya sambil memelukku, saat dia tiba dikamar kostku.
“Oh yaa? bagaimana ceritanya?”
“Aku mandi dulu ya. Gerah. Nanti aku ceritakan” Aku sedikit curiga sama pacarku yang buru-buru kekamar mandi. Sebelumnya aku lihat bajunya rada kusut. Dan rambutnya rada acak-acakan. Sepertinya ada seustu disudut bibirnya yang belum terhapus, cairan putih kental seperti susu. Hmmmm.....
15 menit kemudian pacarku selesai mandi. Dia hanya mengenakan handuk, dan duduk diatas kasurku sambil mengeringkan rambutnya. Sexy sekali pacarku ini, dengan tubuh yang sedikit basah.
“Jadi tadi kita ke kostnya fotografer itu. Sergio langsung gerebek kamar Delvin. Delvin yang lagi didepan komputer langsung diringkus dan diikat diatas kursinya. Sergio sudah bawa tali ternyata. Delvin berontak diatas kursi, tapi mulutnya dilakban”
“Wah seru amat...” Kataku. Sambil mengingat nama aparat itu: Sergio.
“Iya yang. Delvin ga bisa bergerak karena diikat dikursi. Kemudian diintegroasi sambil ditampar begitu. Bahkan kepalanya sampai ditutup kain basah biar sampai ngaku. Aku rada seram sih. Tapi efektif juga karena delvin akhirnya ngaku”.
“Terus...?”
“Delvin ga bisa mengelak karena setelah dilihat laptopnya masih log in ke forum itu. Dan di laptopnya banyak foto-foto. Tapi foto-foto aku ga ada di folder laptopnya yank. Terus sergio nampar lagi sambil tanya dimana foto-foto aku. Akhirnya Delvin nunjukkan Hardsiknya didalam lemari”.
“Ada foto kamu?”
“Ada yank. Sergio buka isi harddisk itu dilaptop. Benar saja, sesi foto-foto sebelumnya itu terlihat didalam 2 folder”.
“Syukurlah..” Jawabku lega.
“Sergio buka folder hardisk itu dikomputer. Sebenarnya aku rada malu sih. Karena Sergio bisa lihat foto telanjangku. Tapi ya udahlah bodo amat. Namanya juga investigasi”.
“Lalu?” sambarku cepat dengan suara aku buat sesantai mungkin, padahal pikiranku ntah kemana membayangkan cowo lain melotot menatap foto tubuh telanjang pacarku.
“Iya, Bang Sergio sita hardisk itu. Dia tanya dengan keras ke Delvin apa ada foto2 lain. Delvin jawab ga ada. Terus dia diancam kalau berani macam-macam sama aku, dia akan hajar. Delvin kelihatan takut sekali, sambil badannya gemetar”
“Terus?”
“Ya sudah begitu saja yank. Habis itu akun Delvin di forum itu didelete sama bang sergio. Aku lega”
“Syukurlah. Begitu saja ceritanya?”
“Ya, aku senang banget. Jadi ga akan dikerjain fotografer itu lagi kedepan. Ada Sergio yang akan hajar dia. Dan aku kasih hadiah buat Sergio”
“Hadiah apa?”
“Hmmmmm....aduh cerita ga ya?”
“Ya ceritalah...Jujur saja. Aku ga akan marah” Jawabku mencoba biasa. Walau kepaa sudah mulai nyut-nyutan mendengar kata "hadiah"
“Benar ya. Aku harap kamu ga marah dan nyesal karena aku jujur, karena aku melakukan ini semata-mata agar aku aman, dan hitung-hitung balas budi”
“Ayo cerita” Katanya. Mulai mencurigai ada insiden apa.
“OK fine. Jadi pas lagi lihat foto-foto telanjang aku itu kan cukup lama, semua foto dilihat, mulai dari awal aku pakai lingerie, sampai yang bugil kelihatan toket. Sesekali Sergia memperhatikan aku, aku hanya balas senyum, walau malu banget. Tapi aku perhatiakan celananya dan ternyata batangnya Sergio sudah tegang. Aku kaget juga. Ini orang horny lihat foto-fotoku. Wajar kali ya. Namanya cowo Normal. Tapi dia gentle. Dia ijin kekamar mandi, ga berani nakalin aku”
“And then?”
“Terus dia kekamar mandi untuk coli. Kan lama amat ya. Aku sudah ga tahan lama-lama didepan delvin yang menatapku tajam. Apalagi aku takut ikatannya lepas, dan fotografer itu bisa jahatin aku. Ya sudah aku menyusul kekamar mandi yang pintunya ga ditutup. Aku kaget saat lihat dia sudah buka celana dan lagi kocok batangnya. Batangnya gede yank. Hitam berurat begitu. Dia bukannya nutupin batangnya, malah minta aku bantuin kocokin...”
“Kamu mau?”
“Awalnya aku ragu yank. Tapi kan aku merasa berhutang budi kedia. Ya sudah aku akhirnya mau. Toh cuman pakai tangan, pikirku. Lagian biar cepat balik.”.
“Aku lalu kocok pelan batangnya yang hitam itu. Dia keenakan. Lucu ngelihat orang segede Sergio bisa mendesah-desah. Hihihi...”
“Cukup lama juga aku kocokin tapi dia ga keluar. Lama banget. tanganku capek”
“Karena ga keluar juga, jadi aku inisitif buka baju. Maksudku mau bantu dia makin terangsang yang lihat tubuh telanjangku. Ya udah aku buka kancing-kancing kemejaku, lalu aku turunkan BRA ku kebawah, agar dia bisa puas melihat toketku"
“Habis itu, aku lanjutin kocokin batangnya. Tapi dia ga tinggal diam”
“Dia remas-remas dadaku. Putingku dimainkan olehnya. Kamu kan tahu itu titik sensitifku".
“Ntah bagai mana ceritanya batangnya sudah ada tepat didepan wajahku. Dia tarik rambutku, lalu dimasukkan batanganya ke mulutku. Mau ga mau aku oral dia. Mulutku penuh sama batangnya. Aku coba paksakan hisap biar dia cepat keluar”
“Mulutku sampai pegal. Lama amat keluarnya”
Aku mendengarkan cerita pacarku dengan jantung yang mulai berdegub kencang, meski ada rasa cemburu disana tapi tak ada sebersitpun gelora amarah, entah mengapa.
"Dia akhirya Minta digesek-gesek batangnya di memekku biar cepat keluar. Ya sudah, biar ini cepat selesai aku lalu turunkan celana dan CDku, lalu nungging pegangan di bak mandi. Aku bilang hanya boleh gesekin, jangan dimasukin. Dia setuju".
"Dia lalu mengarahkan batangnya gesek-gesekin memekku yank. Geli banget. Aku bolak-balik ingatkan dia hanya boleh gesekin, soalnya palkonnya sesekali nyepip masuk. Dasar emang orangnya sopan, dia nurut aja. Jadilah dia gesek-gesek terus, sampai aku basah. Banjir juga karena aku horny".
"Kamu horny ya? Tanya Sergio ke telingaku. Aku diam aja karena malu. Dia jilat telingaku, lalu turun ke leher. Bahkan dia mulai mainkan lagi tangan kanannya di dada kananku. Disitu aku ga bisa bohong lagi yank, aku menyerah sama nafsuku. Maafkan aku" Ucap Marscha
"Karena aku sudah keenakan, tanpa sadar aku sendiri yang dorong pantatku kebelakang. Masuk sebagian batangnya. Maaf ya sayang".
Jantungku berhenti berdetak. "Ja...di.....kamu yang masukin duluan?" Tanyaku
"Iya sayank, maaf ya. Habis sudah ga tahan. Dan aku ingin cepat-cepat selesai biar bisa pulang"
"OK. Lanjut ceritanya" Kataku mencoba santai.
"Batangnya yang sudah bersarang di memekku, tanpa komando mulai keluar masuk. Aku lalu digenjot dikamar mandi dengan posisi aku membelakanginya. Awalnya lembut, sekitar 10 kali sodokan, tapi habis itu kencang. Dia kasar juga genjot memekku, jadi rada sakit. Apalagi kontolnya besar, belum terbiasa di memekku. Bahkan dia remas-remas dadaku yang terayun-ayun. Kebetulan ada kaca kamar mandi, dia bisa lihat toketku yang terayun indah".
Anjis pikirku. Sekarang ada kontol yang lebih besar yang sudah masuki memek pacarku yang sempit. Apakah setelah ini vaginanya jadi longgar?
"Cukup lama dia genjot aku posisi itu yank. Aku sudah keluar sekali, tapi dia masih ON. Karena dia belum keluar jadi aku inisiatif ambil kendali. Aku bilang mau woman on top saja."
"Maksudku WOT dilantai kamar mandi, eh dia malah angkat tubuh telanjangku kekamar yank. Diletakkan aku di ranjang. Malu banget ada Delvin disana. Dia melotot tajam melihatku telentang telanjang. Tapi lama-lama aku bodo amat. Mampus lu pikirku. Delvin hanya bisa melihat, tapi ga bisa menyentuhku."
"Sergio menggenjotku lagi dengan posisi missionari, dimana aku yang dibawah dan dia yang diatas. Aku sudah ga perlu lagi malu-malu mendesah. Bahkan adanya Delvin disana membuatku makin horny. Maaf ya sayang. Aku mendesah-desah dengan kencang, sambil sesekali aku lirik Delvin yang melotot tajam. Pasti kontolnya sudah ngaceng dan tersesak di dalam celananya. Mana posisi dia terikat lagi"
"Eh kamu horny yang. Itu kontolnya kok naik?" Kata Marscha menatap btaangku yang sudah tegang karena mendengar ceritanya.
"Iya nih. Lanjut aja ceritanya" Kataku sambil melepas celanaku, sehingga kontolku tersembul keluar.
Marscha yang pengertian, kemudian merengkuh kontolku, lalu mengocoknya sambil melanjutkan cerita. Sangat seru sekali mendengarkan ceritanya yang detail, sambil batangku dikocok-kocoknya. Aku horny.
"Tahu ga yank, kontolnya Sergio dalam banget masuk ke memekku. Aku sampai harus menahan nafas tiap kali kontolnya masuk. Dia ga mau dengar aku bilang lembut nyodoknya, malah makin cepat, kayak orang bar-bar. Aku sampai orgasme dengan posisi itu"
Aku mendengarnya makin gila saja perasaanku. Segera aku tarik handuk Marscha, sehingga dia sekarang sudah telanjang. Aku langsung remas dada indahnya itu, aku mainkan putingnya. Membayangkan baru saja puting ini disedot-sedot cowo lain. Aku raba vaginanya, yang ternyata sudah basah juga. Jariku dengan gampang masuk kedalam liang vaginanya, dengan perlahan aku keluar masukkan.
"Ouhhhh...sayang nakal..." Katanya manja.
"Lanjut jadi ceritanya yank. Aku makin horny"
"Iya habis itu, aku disuruh naikin kontolnya yang. Posisi WOT. Aku diatas. Katanya dia mau lihat toket aku bergoyang-goyang pas naik turunkan badanku diatasnya. Ya udah aku naikin lagi kontolnya. Walau aku lemas, aku paksakan aja goyangin badanku. Biar dia cepat keluar dan aku bisa cepat-cepat balik ketemu kamu"
Marscha menatapku. Aku ga tahu harus percaya atau tidak dengan perkataannya yang terakhir. Kemudian wajah kami berdua mendekat dan kami berciuman. Sambil berciuman aku raba vaginanya dan dia balas raba batangku. Kemudian aku merebahkan diri.
"Lanjut ceritanya yank. Tapi sambil masukan memek kamu kesini" Aku tunjuk kontolku yang sudah tengang maksimal karena ceritanya. Marscha menurut. Lalu mengarahkan liangnya menelan kontolku.....BLESSS.... masuk seluruhnya batangku ditelan vaginanya. Nikmat sekali. Sambil bergoyang, aku mecoba menghayati kenikmatan apa yang telah diberikan pacarku ini. Marscha menaik turunkan tubuhnya, sesekali berhenti saat ceritanya panjang.
"Aku lalu ganti gaya, masih posisi WOT tapi aku membelakanginya. Biar aku bisa lihat delvin. Jadi posisi delvin dekarang pas didepanku. Aku puas melihat mukanya yang lagi menahan horny, sambil aku naik turunkan memekku diatas kontol sergio"
"Aku bilang ke delvin: lu sudah gw kasih enak, malah sembarangan sebar foto gw di internet.....ga tahu terimakasih lu......rasakan"
"Ntah kenapa, mungkin karena dendam ke fotografer sialan itu, aku jadinya mau hukum dia. Maaf ya sayang. Hukumannya adalah aku buat dia tersisksa birahi. Maka sambil digenjot Sergio dari bawah, aku buka resletingnya di delvin. Kontolnya yang sudah tegang maksimal segera terpampang. Aku raba-raba saja. Bahkan sambil aku kocok-kocok. Dia meringis keenakan. Tapi aku sengaja ga aku kasih keluar spermanya. Biar mampus aja dia". Pacarku sebenarnya menceritakan ini dengan terbata-bata karena memeknya aku genjot.
Bahkan aku suruh juga Marcha posisi WOT membelakangiku untuk mempraktekkan yang dia lakukan tadi. Nikmat sekali merasakan sensasi ini, membayangkan kalau sudah ada batang lain memasuki vagina pacarku. Ada perasaan cemburu, tapi juga horny yang tak tertahan. Jujur aku sangat menikmatinya. Ini sudah diluar dugaan.
"Yank, ganti gaya yuk. Aku mau disodok sambil nungging" Kata Masrcha. Dia lalu memposisikan dirinya nungging dengan indah diatas kasurku. Kemudian aku mendekat, dengan sekali sentakan masuk seluruh batangku di memeknya.
"Jadi sergio belum juga keluar. Aku sudah kewalahan. Malah dia minta aku nungguing kayak gini yank. Katanya dia mau remas-remas pantatku. Kemudian aku di doggy sama dia. Kami kayak anjing kawin. Tangannya bukannya meremas, malah nampar-nampar pantatku".
Aku tak ingin kalah dengan cerita pacarku, maka aku genjot dia dengan buas dengan posisi doggy style juga. Kontolku terasa mentok sampai dinding vaginanya, aku remas-remas pantatnya yang sexy itu, sesekali aku tampar. Ada bercak merah di kulit mulus pantatnya.
"Posisiku sekarang berhadapan dengan Delvin. Aku bahkan pegang pahanya. Kami sangat dekat sekali. Aku rasakan hembusan nafasnya diwajahku. Aku lalu cium aja dia. Maaf ya sayang. Ntah kenapa aku horny banget digenjot sergio sambil dilihatin Delvin yang hanya berjarak hanya beberapa centimeter. Ya udah aku kasih bonus dikit aja ke fotografer itu dengan memberikan bibirku. Bahkan aku pegang kontolnya dan aku kocok-kocok, sambil berciuman. Lucu sekali melihat delvin yang horny banget tapi masih terikat di bangku. Aku sampai orgasme panjang sekali posisi itu. Memekku banjir yank"
Mendengarnya makin aku hantam dengan kesar memek pacarku, bahkan sampai suara paha kami beradu dengan keras. Marscha ternyata senang dikasari begitu, Vaginanya makin banjir parahm, menets diatas kasur.
"Kemudian Sergio suruh aku emut kontolnya Delvin, sambil dia masih tetap menggenjotku tanpa memberi waktu istirahat. Aku yang sudah lemas dan ga bisa mikir apa-apa lagi, tanpa sadar sudah menurut. Ntah kapan kontolnya Delvin sudah ada dimulutku. Aku sedot aja dengan kuat. Keenakan dia. BIar ajalah aku kasih bonus dikit. Sergio sudah ada tanda-tanda mau keluar, dia makin kasar menggejot sampai kontol Delvin sesekali keluar dari mulutku. Tak berapa lama kurasakan kontolnya fotografer itu berdenyut-denyut dimulutku, tapi pas sudah mau keluar aku lepas, biar aja dia tanggung."
"Kamu jahat banget sih yank, buat orang kentang" Ujarku, sambil terus menggenjot sambil meremas-remas toketnya yang terayun-ayun" Kurasakan sebentar lagi akan segera keluar. Cerita pacarku ini membuat darah dari otak mengalir cepat ke batangku. Pacarku juga hampir orgasme.
"Habis dia juga jahat samaku...auhhhhhh.....ahhhhhhhhh,,,,,,,ahhhhhhh........." Desah Marsha, dia meremas sprei kasur dengan kencang, kurasakan kontolnya seolah diremas seperti vakum cleaner. Dia orgasme. Aku juga sudah ga sanggup menahan gejolak birahi ini. Biasanya aku bisa bertahan lebih lama, tapi dengan cerita Marscha begini aku makin horny saja, dampaknya kontolnya makin cepat dialiri darah, sehingga mau keluar.
Ya udah aku keluarkan saja, ga usah ditahan, nanti lanjut ronde 2. Memek ini akan selalu ready.
"Aku keluarin didalam ya sayang?"
"Terserah kamu sayang"
Crottt...crottt...crottt..spermaku masuk kedalam vaginanya, banyak sekali sampai meluber diselah-selah bibir memeknya. Nikmat sekali bisa ngecrot didalam seperti ini.
"Eh Sergio tadi keluar didalam ga?" selidikku.
"Ga kok sayang"
"Benar?" Tanyaku lagi.
"Iya. Pas sergio mau keluar, aku bilang jangan didalam, untung dia nurut. Aku lalu berlutut didepan kontolnya, aku hisap sampai semua spermanya habis"
"Tahu ga habis itu apa? Aku cium Delvin, sperma sergio yang dimulutku aku masukkan ke mulutnya. Haha"
"Jahat kamu" aku terseyum melihat kebinalannya.
"Iya, dia sampai muntah-muntah."
Kuihat pacarku tertawa penuh kemenangan. 5 menit kami terdiam sambil mengumpulkan nafas. Nikmat sekali bercinta sambil bercerita begini.
"Kamu suka ya kalau aku dikentot cowo lain? Buas amat tadi mainnya"Tanya Marscha kemudian.
"Iya" Jawabku singkat.
Kemudian cerita Marscha berakhir dan kami tertidur kecapean sekitar satu jam. Kami kemudian bercinta sepanjang sore dan malam itu. Bahkan sampai aku minta pacarku berbohong ke ortunya ga bisa pulang karena lembur ngerjain tugas, agar Masrcha menginap malam ini dikamarku.
Malam itu kami bercinta dengan hebat. Semua tempat dikamarku jadi saksi pertempuran kami. Semua lobang yang ada dipacarku aku masukin. Kami hanya beristirahat sebentar, lalu lanjut lagi. Aku dan Marscha memiliki nafsu yang menggebu-gebu. Itu semua berkat kebinalannya.
"Yank, kamu ada no Sergio?" Tanyaku.
"Iya ada, kenapa?"
"Suruh dia kesini besok ya"
"Hah? Mau ngapain?"
"Aku mau lihat dia kentot kamu depan aku"
"Hah, serius?"
"Iya....habis itu kita nanti theresome"
"Asikkk...." Katanya lalu mengambil HP nya. "Tapi malam ini biar Marscha persembahkan tubuh Marscha buat Billy seorang. Billy bebas mau ngapain saja. Aku budak mu"
"Ok Fine. Sekarang kamu beli makan di warung depan. Tapi ga usah pakai CD dan BRA. Pakai kaos saja. Dan ga boleh bawa uang. Ntah gimana ceritanya, pokoknya harus ada makanan sama minuman nanti"
"Ok sayang. " Katanya menurut.
THE END
0 comments:
Post a Comment