Pertama-tama kenalin dulu namaku Riagy Putra (18) anak pertama dari pasangan Imam Putra (50) dan Rina Permatasari (38). Papahku menjabat sebagai Pimpinan di sekolah swasta di kota H****, sedangkan mamahku hanya ibu rumah tangga. Papahku ini juga selain menjabat sebagai pimpinan, ia juga seorang investor yang sudah termuka. Sudah banyak saham yang ia punya diberbagai elemen, maka tak heran jika beliau mempunyai wibawa dan berkharisma. Sedangkan mamah yang sudah hampir berumur masih terlihat sangat muda karena gen yang diturunkan dari nenekku. Mamah mempunyai tinggi 163 cm, berat badan 53, dengan ukuran cup 36 DD dan pantat yang membusung seperti masih berusia 30an. Tidak kurus juga tidak gendut tetapi montok.
Awal mula kejadian itu ketika kami bertiga sedang mengadakan liburan ke Pantai di daerah C*****, kami bertiga memang sudah sepakat akan pergi kesana pada saat liburan semester ganjil.
Pagi-pagi sekali kami sudah bersiap untuk membawa barang apa saja yang akan dibawa pada saat liburan ke pantai tersebut.
Mamah: gy kamu udah nyiapin baju dan lain-lain ke koper kamu kan?
Aku: udah ko mah, dari semalem malahan.
Mamah: yaudah kalo gitu syukur, ini tolong angkatin koper mamah ya ke mobil.
Papah: Oiya gy sekalian bawa perlengkapan yg lain kamu naikin ke mobil ya.
Aku: Siap pah.
Setelah semuanya aku naikkan ke dalam mobil, kami pun segara meluncur agar tidak menyia-nyiakan waktu karena ini sudah masuk waktu liburan maka sudah dipastikan banyak yang akan pergi liburan dan jalan akan macet.
Apa yang dikhawatirkan pun benar terjadi, kami terjabak macet di tengah-tengah jalan. Dan tak lama papahku yang sedang menyetir pun memutuskan untuk berhenti sejenak di pom bensin untung membuang air kecil dan mengisi bensin karena jika macet begini bisa gawat jika bensin sampai kosong.
Papah: Kita berhenti dulu yah didepan, kita isi bensin sekalian papah mau ke wc.
Mamah: Mamah juga sama pah.
Papah: Yaudah kalo gitu, kamu tolong isi bensin ya gy.
Aku: Oke pah.
Mereka berdua pun beranjak pergi ke wc yang ada di pom bensin tersebut, sedangkan aku menggantikan papah untuk mengisi bensin. Setelah 15 menit bensin sudah terisi, papah sudah kembali menghampiri ku sedangkan mamah belum terlihat juga.
Aku: Loh pah, mamah mana?
Papah: Masih ngantri mungkin, papah juga lumayan ngantri tadi, coba kamu susul gy.
Akupun bergegas menyusul mamah untuk segera berangkat dan melanjutkan perjalanan agar cepat sampai di tujuan, karena aku sudah tidak sabar. Ketika aku sudah sampai di wc wanita aku tak sengaja mendengar suara “iyah bu terushhh.. ahh.. enak sekali mulut ibu..” dan ketika aku mengintip betapa kagetnya aku melihat apa yang sedang terjadi. Ternyata mamah sedang mengoral petugas pom bensin yang sedang membersihkan wc wanita.
Petugas: ahh.. iya bu ssshh.. mulut ibu enak banget.. arghhhh...
Mamah: hmmppppp.. hmpp..
Petugas: arghhh bu saya mau crott.. telen peju saya bu arghhh...
Mamah: Uhuukkk uhukkk
Mamah sampai terbatuk karena saking banyaknya peju yang dikeluarkan si petugas sebagian peju itu ada yang tertelan, ada juga yang mamah buang
Petugas: Terimakasih ya ibu cantik, mulut ibu sempit apalagi memek ibu, karena uduh buat saya crot ibu saya gartisini deh jadi ga usah bayar haha *seraya meremas tetek mamah*
Mamah pun segera membersihkan sisa peju yang lumer ke pipi dan dagu dengan tisu yang tersedia di wc tersebut. Aku sempat syok dan juga rasanya ingin menonjok si petugas tersebut, tapi entah mengapa kontolku malah berdiri dengan tegang melihat kejadian tersebut.
Setelah itu aku pun memanggil mamah, dan mengajaknya segera ke mobil untuk melanjutkan perjalanan.
Bersambung...
POV Rina
Hari ini kami sekeluarga sedang berada di perjalanan menuju pantai, karena anakku Riagy meminta untuk menghabiskan waktu bersama pada saat liburan semester. Karena terjebak kemacetan parah suamiku memilih untuk mengisi bensin dahulu dan buang air kecil. Ketika sudah sampai di pom bensin aku pun juga merasa ingin buang air kecil dan segera menuju wc yang berada di belakang.
Kondisi wc itu lumayan mengantri, selama kurang lebih menunggu 1 menit aku pun segera menuntaskan hajatku.
Setelah membersihkan sisa buang air kecilku, aku memakai kembali pakainku. Akan tetapi pada saat aku keluar dari wc tersebut didepan sudah ada salah satu petugas yang sedang mengeluarkan kontolnya yang menurutku lumayan panjang, mungkin 17cm, tapi tidak sebesar milik suamiku.
Aku: Astaga apa yang kamu lakukan bang?
Petugas: Sssttt diam bu, saya sedang mengintip ibu, arghhh ibu cantik sekali saya gaceng bu.
Aku: Kurang ajar kamu ya, berani-beraninya.
Ketika aku ingin berteriak, dengan cekatan dia membekap mulutku dengan tangan yang ia gunakan untuk mengocok kontolnya tadi.
Aku: Ahh bau ini, aku seperti kenal, ya ini bau kontol seperti suamiku, entah kenapa darahku mulai berdesir. *kataku dalam hati*
Petugas: Diam bu, ibu jangan teriak, saya hanya ingin menuntaskan hasrat saja.
Aku: Hmphhh.. heemphhhh..
Petugas: Ahhh.. tubuh ibu sangat harum sekali, kulit ibu mulusss *seraya mengocok kontolnya*
Aku yang mendengar itu merasa tersanjung dan darahku semakin mendesir.
Petugas: Bu tolong kocokin dengan tangan ibu, agar saya cepat keluar.
Aku pun kaget dan sedikit melotot, tapi ada benarnya juga jika aku membantunya mungkin dia akan segera keluar. Dia pun melepas bekapannya dari mulutku dan menarik tanganku untuk mulai mengocok kontolnya.
Petugas: Arghhh.. lebut sekali kocokanmu bu, tanganmu lembut arghhh...
Dia terus meracau keenakan karena kocokanku, dan sudah hampir 5 menit setelah ku kocok kontolnya tapi tidak ada tanda-tanda di akan keluar. Kuat juga gumamku, bahkan suamiku saja terkadang bisa crot dengan mudah ketika aku kocok seperti ini. Tapi karena ini adalah di wc umum aku takut ketahuan dan mungkin riagy anakku atau suamiku curiga kenapa aku lama sekali di wc, dan akan menyusulku. Akhirnya aku berinisiatif menggunakan mulutku agar semua nya cepat selesai.
Petugas: Arghh.. bu ko berhenti?
Aku: Diam, kamu nikmatin saja.
Dan hap dengan sekali ancang-ancang kontol itu masuk ke mulutku, walaupun tidak besar tapi karena panjang membuat aku tidak bisa memasukkan sepenuhnya ke dalam mulutku.
Petugas: Arghhh.. nikmat bu arghh.. mulut ibu seperti perawan.
Aku: hmphhhh.. hmphhh..
Petugas: ahh.. iya bu ssshh.. mulut ibu enak banget.. arghhhh...
Mamah: hmmppppp.. hmpp..
Petugas: arghhh bu saya mau crott.. telen peju saya bu arghhh...
Mamah: Uhuukkk uhukkk
Dia pun menyemburkan peju nya kedalam mulutku, begitu banyak dan hangat, sampai aku tersedak karena sebagian ada yang tertelan dan sebagiannya lagi meluber sampai mengenai pipi dan daguku.
Petugas: Terimakasih ya ibu cantik, mulut ibu sempit apalagi memek ibu, karena uduh buat saya crot ibu saya gratisin deh jadi ga usah bayar haha *seraya meremas tetekku*
Diapun berlalu begitu saja meninggalkanku.
Akupun segera membersihkan sisa peju yang masih menempel di pipi serta daguku dengan tisu yang sudah tersedia di wc tersebut. Tak lama kemudian riagy menjemputku, aku sempat kaget dan berharap semoga anakku tidak melihat apa yang terjadi dengan mamahnya ini, meskipun pada kejadian ini aku awalnya dipaksa tapi entah kenapa akhirnya aku menikmatinya.
Bersambung...
Setelah kejadian itu, selama di perjalanan mamah menjadi lebih banyak diam dari biasanya. Mungkin karena masih syok dan trauma, sudah 4 jam lebih bergulat dengan kemacetan akhirnya kami sampai juga di tempat tujuan. Papah sudah menyewa homestay yang termasuk mewah dengan berbagai fasilitas didalamnya, yakni terdapat 2 kamar tidur, ruang keluarga, 2 kamar mandi, balkon, dan juga kolam renang. Karena pada saat kami sampai di homestay sudah malam, setelah menurunkan barang bawaan dan memindahkan ke kamar, kami memilih untuk beristirahat.
Keesokan paginya aku dibangunkan oleh mamah.
Mamah: Riagy.. nak bangun udah siang sayang
Aku: Iya mah, ini udah bangun kok *sambil mengucek mata*
Aku melihat pemandangan indah dipagi hari ini, mamah memakai setelan daster pantai yang memperlihatkan lekuk tubuhnya, dengan belahan dada cukup rendah seolah ingin meloloskan tetek nya yang besar dan juga termasuk pendek.
Aku: Astaga mamahku seksi banget, ingin rasanya aku menerkam tubuhnya, terutama tetek nya yang besar itu. *gumamku dalam hati*
Mamah: Nah udah bangun malah bengong, udah gih sarapan dulu sana mamah udah pesen tadi.
Aku: Hehe iya mah yuk sarapan.
Kami pun keluar kamar, menuju ruang makan untuk sarapan.
Aku: Papah mana mah? Gak sarapan?
Mamah: Papahmu udah sarapan duluan tadi, lagi di balkon mungkin.
Aku: Oh yaudah deh, mah ko mamah lupa sih ga pesenin aku susu? *sambil melirik teteknya*
Mamah: Ih kamu tumben minum susu, biasanya juga engga.
Aku: Eng.. ya kan pengen aja mah *mataku masih ngelirik teteknya*
Sepertinya mamah memperhatikan gelagatku, kemudian dia sedikit memancing.
Mamah: Bener kamu mau susu? Mau susu yang mana nih? *sambil tertawa dan membusungkan teteknya*
Aku: Eh anu.. mah ya susu sapi dong mah.
Mamah: Haha yaudah iya nanti mamah pesenin.
Setelah selesai sarapan, aku menghampiri papah yang sedang duduk santai di balkon sembari mengutak atik tabletnya.
Aku: Pah sedang apa?
Papah: Biasa nak lagi ngawasin trade dari berbagai macam saham yang papah punya.
Aku: Oh, saham papah sekarang nambah lagi ya pah?
Papah: Iya nak, nanti kamu harus belajar ya bagaimana mengelola saham kan kamu anak papah satu-satunay otomatis semua saham dan wewenang yang papah punya bakal diterusin sama kamu.
Aku: Hehe iya pah tapi nanti ya aku masih belum mau mikirin soal itu.
Papah: Iya santai aja, papah juga ngerti kok. Oiya abis ini kita keluar kita ke pantai ya.
Aku: Nah kalo ini mah aku oke pah.
Papah: Dasar kamu ini haha.
Setelah perbincangan berat dengan papah soal masa depan, akhirnya kita langsung menuju kepantai.
Wah mamah seksi sekali kupikir, dengan memakai bikini seperti itu mamah seperti anak muda seumuranku. Banyak pengunjung pantai ini melirik pada mamahku, khususnya para lelaki baik yang masih muda sampai yang sudah tua, mata meraka tak bisa lepas dari tubuh montok mamahku seperti ingin menjamah bagian-bagian yang bisa membuat panas dingin atas bawah.
Dari kejauhan aku melihat ada tempat penyewaan jetski, ah aku tertarik untuk mencobanya. Lalu aku menghampiri papah dan mamah untuk meminta izin.
Aku: Pah mah aku mau nyoba maen jetski ya?
Papah: Yaudah iya, tapi kamu hati-hati ya.
Mamah: Iya jangan kenceng-kenceng nak.
Papah: Mah kamu temenin riagy gih supaya gak kenapa-kenapa, papah nunggu disini sambil berjemur.
Aku: Wah mimpi apa aku semalem aku akan membonceng mamah dengan pakaian yang super seksi begini. *gumamku dalam hati*
Aku: Yaudah ayo mah cepet, sembari berlari menuju tempat penyewaan jetski itu.
Mamah: Iya ya ga sabaran banget sih anak mamah yang satu ini.
Setelah sepakat dengan harga, aku menyewa jetski ini selama 2 jam. Ah.. selama 2 jam ini aku bersama wanita montok hahaha. Setelah pemandu memberi cara kerja operasional jetski ini tanpa ba bi bu lagi aku langsung menggandeng tangan mamah untuk segera menaiki jetski.
Pertama tama aku masih menyesuaikan, karena ternyata agak sedikit berbeda dengan motor. Tak lama aku sudah membiasakan dan mulai memacu dengan cepat. Seirama dengan membelah dan membentur ombak, aku merasa ada yang memantul dipunggung belakangku. Ah ternyata itu teteknya mamah, kedua gunung itu berguncang dengan indah seraya deburan ombak menerpa jetski yang kami naiki. Semakin aku mempercepat laju semakin erat mamah memeluk pinggangku, dan entah disengaja atau tidak beberapa kali tangan mamah seperti sedikit meremas kontol ku.
Aku: Argh.. mah enak *aku sedikit mendesah*
Dan ternyata mamah mendengar desahanku.
Mamah: Apa yang enak sayang? hihi
Aku: Eh anu mah e.. eh jetskinya.
Mamah: Hihi kalo yang ini enak gak? Seketika meremas kontol dengan agak keras
Aku: Ah mamah enak mahhhh..
Mamah: Yaudah udahan yuk, mamah mau berjemur nih
Aku: Yah mah nanggung...
Mamah: Apa yang nanggung sayang? Hihi
Mamah: Udah hayu ah, nanti mmah minta tolol balurin punggung mamah ya pake sunblock
Aku: Yahh yaudah deh..
Aku sedikit kecewa, karena aku masih asik bermain jetski dan asik diremas remas kontolku oleh mamah. Setelah sampai, mamah langsung tengkurap di tempat kursi pantai. Kulihat papah sepertinya sedang tidur, hmm... mungkin aman pikirku. Mamah memberiku sunblock itu, pertama aku mulai membalur disekitar punggung dan tengkuk mamah.
Mamah: Ahh enak na pijatanmu.
Aku: haha siapa dulu dong..
Melihat mamah menikmati pijatanku aku pun mulai mengambil sedikit-sedikit kesempatan.
Aku : Mah dibuka ya ikatan tali bh mamah, susah nih.
Mamah: Yaudah kamu lepas aja.
Aku : *bingo* siap mah
Setelah membuka aku pun kembali memalurkan sunblock dengan merata, keseluruh tubuh bagian belakang mamah. Aku urut dan pijat dengan irama serta tempo yang membuat mamah sering mengeluarkan desahan nikmat. Sungguh putih dan mulus punggung mamahku, tak terasa kontolku membesar karena nafsu dengan kemulusan kulit mamah. Sedikit demi sedikit aku menggesek-gesekkan kontol ku ke pantat mamah, kulihat kesamping sepertinya papah masih terlelap dan mamah sepertinya masih menikmati pijatanku. Karena kontolku semakin lama semakin gaceng dan nafsuku sudah di ubun-ubun, akupun memberanikan diri untuk menurunkan celana dalam mamah.
Aku: Mah aku buka sedikit ya celana dalam mamah, supaya bisa rata sunblock nya.
Mamah: Iya nak.
Aku: Sip mamah tak menolak *gumamku* selain memnurunkan celana mamah, akupun membuka celana bokserku dan mengeluarkan kontolku yang sudah tegang dari tadi.
Ahh.. pantat mamah sekal dan padat, selain aku memijit pantatnya aku pun juga semakin intens menggesek kontolku ke pantat mamah yang sudah tanpa penghalang. Arghhh kontolku menyentuh kulut mulus mamah, ahhh... sungguh nikmat sekali. Entah mamah tau atau tidak tindakan yang aku lakukan terhadapnya, tapi sepertinya mamah masih menikmati dan mendesah karena pijatanku. Setelah kurang lebih 5 menit aku melakukan aktivitas ini, aku sudah tidak kuat dan sepertinya aku akan sampai, aku semakin menggosok dengan kencang kontolku kepada belahan pantat mamah, dan arghhh... argh... pejuku banyak sekali yang keluar dan muncrat hampir melumuri seluruh permukaan pantat mamah.
Mamah: Nak nikmat sekali nak tapi ini apa yah ko agak sedikit hangat?
Aku: Oh iya mah ini sunblock juga kok, mungkin karena terkana matahari jadi sedikit hangat.
Segera aku memasukkan kontolku kembali ke bokserku, dan aku meratakan pejuku dan kembali memijit mamah. Ah sungguh lega sekali haha.. aku sudah berhasi menumpahkan pejuku ke pantat mamah.
Bersambung...
Menjelang malam kami kembali ke homestay untuk beristirahat, karena seharian di pantai ternyata lumayan melelahkan hehe..
Malamnya kami bertiga makan bersama, ditengah-tengah makan malam papah mendapat telepon dari asistennya bahwa ada client yang ingin bertemu dengannya, mungkin masalah bisnis sahamnya kupikir.
Papah: Mah malam ini papah mau ada pertemuan sama client yah, abis ini papah tinggal dulu.
Mamah: Iya pah, jangan genit awas loh ya *sambil mencubit paha papah*
Papah: Iya istriku *sambil meringis*
Papah: Gy kamu jagain mamah ya, kalo ada apa-apa kamu yang urus.
Aku: Siap pah
Setelah beres makan, papahpun segera berangkat, meninggalkan kami berdua. Hmm.. mengingat apa yang terjadi di pantai td membuat kontolku kembali tegang seolah ingin meluapkan lagi lahar panasnya. Apalagi mamah malam ini memakai kimono yang lumayan minim, dengan jarak 15 centi diatas lutut, membuat belahan memeknya bisa terlihat jika mamah sedang merunduk. Akal busukku mulai bermain, bagaimana caranya agar aku bisa mengerjai mamah malam ini, mumpung papah sedang tidak ada.
Seketika terlintas dibenakku untuk merencanakan sebuah strategi, bagaimana caranya aku bisa melihat body mamah seperti di pantai tadi. Aku pun menuju kamar mandi dan memulai rencanaku, and let’s start the show...
Aku: Mah tolong ambilin handuk dong, aku lupa bawa *sambil menyikat gigi*
Mamah: Iya sebentar sayang
Aku: Cepet mah..
Mamahpun datang dengan membawa handuk yang aku minta, setelah memberikan handuknya kepadaku, arghhhh..
Mamah: Riagyyy.... basah kan kimono mamah
Aku: Eh maaf mah aku gatau kalo mamah udah ada dibelakang aku
Yess step awal berhasil, mamah terkena siraman air untuk aku berkumur sikat gigi.
Mamah: Kamu lagian masa ga denger sih, kimono mamah basah semua nih
Aku: Yaa maaf mah, celana aku juga basah nih mah..
Mamah: Huh kamu tuh yaa *sembari cemberut*
Aku: Yaudah mah drpd nanti masuk angin mending ganti aja mah tuh pake handuknya
Mamah: Yaudah iya.
Bayangan tetek mamah yang gede menjiplak dengan jelas, lipatan bh nya membuat jakunku naik turun, seperti memancing tanganku untuk mendarat dan meremas dengan gemas kedua bukit indah tersebut. Aku sudah cukup puas dengan melihat jiplakan tubuh mamah yang tersiram air, tapi apa yang terjadi ternyata diluar skenario yang aku bayangkan, seketika mamah melepas kimononya didepan mataku, membuat aku melongo dan terpana melihat kelakuan mamahku yang seksi ini.
Aku: Mah ko dilepas? *sambil melongo*
Mamah: Loh kan tadi kamu suruh mamah ganti, ya ini mamah ganti hihi..
Aku tidak bisa berkata apa-apa, dan secara tidak sadar kontolku sudah mengeras, melihat yang dilakukan mamah.
Mamah: Hayooo udah malem bukannya tidur eh malah ada yang bangun hihi
Reflek aku menutup selangkanganku dengan kedua tangan.
Mamah: Nah anak mamah sudah mulai dewasa yah *sembari mengelus kontolku*
Mamah: Oh.. jadi ini toh yang tadi siang bikin badan mamah lengket hihi
Aku: Eee.. eh.. anu mah eh..
Mamah: Anu apa sayang? *tiba-tiba meremas kontolku*
Aku: Arghhh.. iya mah eh.. maaf riagy tadi siang mejuin mamah arghh..
Mamah: Nah nakal yah masa mamahnya sendiri dipejuin
Aku: Arghh.. ahh.. iya mah abis riagy udah ga kuat liat mamah
Mamah: Kok bisa sih ga kuat? *kini mamahku mulai mengocok kontolku*
Aku: Sshhh.. ssh.. iyah mah aku gakuat liat body mamah arghhh.. enak mah..
Mamah: Ih kan mamah sendiri loh padahal, emang kamu gakuat liat apanya sih?
Aku: Inih mah tetek mamah, pantat semok mamah sama kulit mulus mamah..
Mendengar aku mengatakan hal itu mamah semakin cepat mengocok kontolku, ah begini ternyata kocokkannya mamah sungguh nikmat dan halus tangannya.
Aku: Arghh.. enak mah terushh.. sssshhh..
Mamah: Enak sayang? Hihi
Aku: Oh sshh.. iya mah enak tangan mamah halus
Sekitar 5 menit sudah berlalu dan tak ada tanda-tanda aku ingin keluar, dan lagi-lagi kejadian tak diduga, happp.. mamah memasukkan kontolku ke mulutnya. Arghhh.. sungguh nikmat sekali sepongan mamah, luar biasa. Dan tidak berapa lama akupun mencapai puncak kenikamatan, kontolku banyak menyemburkan peju kemulut mamah, sebagian mamah telan sampai mamah sedikit terabatuk dan sebagiannya lagi pejuku mengalir keluar membasahi pipi dan dagu mamah.
Mamah: Kamu hebat juga sayang bisa tahan kocokan tangan mamah hehe
Aku: ahh iya mah
Mamah: Akhirnya mamah pake ini deh.. *sambil menjilat sisa pejuku yang ada disekitar mulutnya* tapi sayang gak lama kamu KO juga hihi
Aku: Iya mah mulut mamah enak banget, aku gakuat sampe lemes ini
Mamah: Hihi.. dasar kamu yaudah nih anduknya mamah gajadi pake
Mamah pun keluar kamar mandi hanya dengan menggunakan bh dan cd saja sembari menenteng kimono yang basah tadi, dari belakang aku melihat pantatnya yang semok bergoyang kekiri dan kekanan mengikuti gerakan kakinya, ahh sungguh nikmat sekali hari ini sampai aku terduduk lesu dilantai kamar mandi.
Bersambung...
Pada jam 3 pagi aku terbangun karena ingin kencing, ketika melewati ruang keluarga yang tersedia di home stay tersebut aku melihat papah sudah tertidur, aku berinisiatif mengambil selimut yang ada di kamarku untuk kuberikan kepada papah. Sepertinya papah minum-minum dengan client nya tersebut, tercium aroma alkohol yang cukup kuat. Setelah itu aku pun ke kamar mandi dan menyelesaikan hajatku dan kembali melanjutkan tidur.
Pagi hari telah menjelang, kali ini aku tidak kesiangan seperti kemarin, karena hari ini aku akan berkeliling untuk sedikit berbelanja sebab beberapa temanku menitip oleh-oleh. Kami bertiga pun sarapan seperti biasa, dan papah sepertinya akan kembali meeting dengan clientnya karena nampak dari pakaiannya yang sudah rapih menggunakan kemeja.
Aku: Pah aku minta uang dong, mau belanja sama beli oleh-oleh nih buat temen.
Papah: Yaudah iya nanti papah kasih, sebelum papah berangkat.
Mamah: Ihh papah ko riagy doang yang dikasih, mamah engga?
Papah: Loh mamah juga minta toh? Hehe
Mamah: ihhh... papah *seraya mencubit papah dengan manja*
Papah: Yaudah iya nanti papah kasih juga, oiya kayanya papah bakal pulang malem lagi nih, maaf ya gy kalo liburannya ga papah temenin.
Aku: Iya pah gak apa-apa hehe
Papah: Iya kan ini demi kamu sama mamah juga papah kerja, yaudah gpp kan masih ada mamah.
Mamah: Woo dasar papah suka ngelempar ke mamah ujung-ujungnya
Setelah sarapan papah memberikan kami uang untuk berbelanja, dan beliau pun langsung berangkat. Aku pun segera mandi karena jika tidak, akan keburu siang dan juga nampaknya hari ini akan sedikit panas cuacanya.
Mamah: Nak cepetan mandinya
Aku: Iya mah bentar lagi
Mamah: Lagi ngapain si kamu, hayo jangan2....
Aku: Jangan-jangan apa mah? Orang aku lagi keramas sama sabunan kok
Mamah: Hayooo.. sabunin apaan tuh hihi
Aku: Duh mamah ya ngegodain aku terus nih
Mamah: Yaudah buruan makanya
Sedikit godaan oleh mamah ketika aku mandi, membuat kontolku lumayan tegang, ternyata mamah ini seneng godain anaknya hehe
Setelah bersiap-siap kami pun bergegas untuk menuju pusat oleh-oleh untuk berbelanja disana, tak lupa kami memesan taksi. Sebelum itu aku mencantolkan tanda clean supaya kamar yang kami pake biar dibersihkan oleh roomservice, memang ini homestay tetapi pelayanannya seperti hotel saja, papah memang pintar mencari tempat.
Setelah sampai tkp, aku dan mamah mulai mencari barang-barang yang ingin dibeli, mulai dari kain pantai, aksesoris, cinderamata dan kerajinan dari pengrajin penduduk sekitar. Setelah itu aku berpisah dengan mamah, karena ada sesuatu titipan dari temanku yang harus dibeli dan mamah masih sibuk menawar baju dan aksesoris yang dia ingin. Aku pun mencari dari satu toko ke toko yang lain untuk menawar, setiap toko tidak beda jauh memang mematok harga barang oleh-oleh yang dijual. Seperti sudah menjadi kesepakatan bersama para pedagang disana, dan akhirnya aku berhasil menego dengan salah satu pedagang soal harga barang titipan yang diinginkan temanku itu. Ketika aku mengeluarkan dompetku ternyata uangku sisa 100 ribu sedangkan harga barang tersebut 150 ribu.
Aku: Pak disini atm sebelah mana ya?
Pedagang: Wah lumayan jauh, paling deket sih di tempat parkir samping rumah makan
Aku: Oh gitu ya pak? Yaudah saya mau narik dulu ya pak
Pedagang: Oh iya, tapi ini jadi kan dibeli?
Aku: Ya jadi dong pak, nanti saya balik lagi kesini.
Aku berpikir sejenak, jika aku narik uang di atm bisa saja tapi jarak toko dengan atm lumayan jauh, hmm.. coba aku menelpon mamah, lagipula cuma kurang 50 ribu pasti mamah ada. Aku mengeluarkan hp yang berada di kantong celanaku, kubuka kunci layar hp ku kemudian kucari kontak mamah untuk segera menelponnya.
Tutt.. tutt... tutt..
5 menit tidak diangkat, hmm.. aku berpikir mungkin mamah sedang membawa banyak belanjaan makanya susah untuk mengambil hp yang berada di tasnya.
Kembali lagi ku telpon, 2 menit berselang.. akhirnya telponku di angkat oleh mamah.
Mamah: Halo.. sshh.. iya nak ada apah..?
Aku: Iya halo mah, ini aku kekurangan duit, mau ke atm males ah jauh
Mamah: Kamu kurang berapa sayanghh?
Aku: 50 ribu doang sih mah
Mamah: Aghh.. yaudah coba kamu ambil aja di atm ssshh..
Aku: Mah.. mamah kenapa? Ko kaya ngeringis gitu suaranya?
Mamah: Iya sayanghh.. ni mamah kepanasan.. aghh..
Aku: Yaudah mamah ada di toko mana, biar aku samperin
Mamah: Ssshh.. di toko baju *****
Aku: Oke aku kesana mah
Pikiranku mulai kemana-mana, aku sedikit curiga, memang cuaca sudah mulai nampak panas tapi masa iya, mamah seperti mendesah begitu. Aku pun segera mencari toko tersebut, semakin dalam aku pun tidak menemukannya, akhirnya aku mencoba bertanya kepada salah satu pedagang dan dia menunjukkan jalannya kepadaku. Sepertinya toko yang disini rata-rata memang mempunyai kualitas, dan tidak banyak yang tau keberadaan toko ini, karena dibagian sini rata-rata menjual oleh-oleh dan juga barang-barang yang rare atau langka, dan kualitasnya pun tidak usah ditanyakan lagi. Setelah mencari cari disetiap sudut dan gerai demi gerai akhirnya aku menemukannya, keadaan toko sepi dari luar. Begitu aku masuk, sejenak aku tertegun melihat barang-barang yang dijual oleh toko ini, toko ini barang-barang antik, baju-baju bermerek dan menjual kain bagus yang berasal dari berbagai daerah. Setelah itu akupun memanggil mamah, tak ada jawaban, aku mencari ke kamar ganti atau kamar pas, hmm.. masih ada baju yang tergantung, sepertinya ini bekas mamah tapi dimanakah mamah kenapa hanya sisa bajunya saja.
Aku pun melihat pintu staff only yang sedikit terbuka, aku mengendap-endap dan membuka pintu itu secara perlahan, ruangan ini cukup luas dan sepertinya tempat untuk menyimpan barang-barang dan juga terdapat sebuah kamar mandi dan kamar kecil, sepertinya itu ruangan si empunya toko ini. Samar-samar aku mendengar seuara desahan dan erangan dari kamar kecil itu, akupun kembali mengendap dan menghampiri kamar itu untuk melihat apa sebenarnya yang sedang terjadi. Ketika aku sampai, suara erangan dan desahan itu semakin kencang, dan... astaga mamah sedang menungging dengan masih memakai pakaian dress nya yang sudah terangkat di pinggulnya. Aku pun sedikit menguping pembiaraan mereka berdua yang sedang memacu birahi.
Mamah: Aghh.. aghh.. ya terushhh.. aghh.. enakk...
Penjual: Iyah bu aghh.. memek ibu enak banget masih seret dan empotannya juga gila..
Mamah: Aghhh... iya pak enak kontol bapak juga nikmat..
Penjual: Ahh saya gak nyangka ibu beli barang saya bayarnya pake memek ini, padahal ibu banyak duit hehe
Mamah: Aghh.. iya pak soalnya anak saya tadi kekurangan duit jadi pas belanja jadi duit yang ada di dompet saya buat anak saya shh...
Penjual: Haha dasar ibu binal, aghh.. tetekmu gede bu kenyal juga *sambil meremas tetek mamah*
Astaga aku kaget, ternyata mamah membayar barang ini menggunakan memeknya dengan alasan aku kekurangan duit untuk membayar barang titipan temanku itu.
Mamah: Aghh pak cepetan pak saya mau nyampe.. nanti keburu anak saya datang..
Penjual: Ssshh.. aghh.. iya bu ini saya mau sampe..
Mamah: Aghh sshh iya pak jangan keluar di dalem saya gabawa celan ganti ahh..
Penjual: Ahh.. ssshhh.. iya bu..
Mamah: Ssaya nyampe pak...
Penjual: Saya juga bu *seraya mencabut kontolnya dari memek mamah lalu mengocok diatas pantat mamah*
Penjual: Aghh enak sekali bu goyanganmu kulitmu halus, memek mu peret, empotannya juga luar biasa, dan tetek mu juga besar bu *sambil meremas tetek mamah*
Mamah: hihi iya pak saya kan rajin perawatan, yaudah pak cepetan bersih-bersih saya mau pura-pura nyobain pakaian biar anak saya ga curiga
Penjual: Iya bu siap, saya ke kamar mandi dulu ya
Mendengar itu, aku pun segera bergegas keluar ruangan staff tersebut dan keluar toko, berpura-pura baru sampai dan memanggil mamah. Dalam benakku, aku tak habis pikir bagaimana bisa mamah menyerahkan memeknya dengan alasan sespele itu? Dasar mamah binal.
Bersambung...
Setelah berbelanja dan membayar uang yang kurang tadi, kami memutuskan untuk segera pulang kembali menuju homestay. Pukul 14.00 kami sudah sampai, mamah lalu segera memesan makanan karena setelah berbelanja hampair seharian lumayan menguras tenaga dan perut kami sudah tidak kuat lagi menahan rasa lapar. Karena badanku lumayan lengket aku memutuskan untuk bersih-bersih, sebelumnya aku menaruh semua barang belanjaan tadi ke kamarku, tapi rupanya ada barangku yang tercampur dengan barang mamah, aku pun menuju kamar mamah. Ketika sampai kamar, mamah rupanya sedang mandi juga, terdengar dari gemercik suara air dari dalam kamar mandi.
Aku: Mah belanjaan tadi ditaro dimana? Kayanya ada barangku yang kecampur deh belanjaanku sama punya mamah.
Mamah: Coba kamu cari aja sayang di lemari, semuanya mamah taro disitu.
Aku: Yah mah dimana? Aku gatau ah *kataku pura-pura*
Mamah: Yaudah sebentar, nanti mamah yang cari.
Tak lama kemudian mamah keluar dari kamar mandi hanya dengan menggunakan lilitan handuk yang hanya mampu menutupi sedikit sembulan teteknya yang gede dan hanya beberapa senti saja dari pangkal pahanya.
Astaga... mamah sangat seksi sekali gumamku, dan tanpa sadar kontolku hormat dan tegak dengan sendirinya
Mamah: Kamu ini nyari gini aja gabisa, mana segala bangun lagi ishh.. *sambil menoel kontolku*
Aku: Ya gimana ga bangun liat bidadari seseksi ini
Mamah: Yaudah sana kamu mandi gih, biar mamah yang cari
Aku: Siap komandan.. *sambil menepok pantatnya*
Mamah: Aww.. dasar anak nakal
Aku pun menuju kamar mandi untuk segera membersihkan badanku yang sudah lengket oleh keringat. Karena kontolku masih tegang dan teringat tadi mamah hanya menggunakan handuk saja membuat hasratku naik apalagi ketika penjaga toko tadi sedang menggoyang mamah, membbuatku dengan cepat merasakan puncak kenikmatan. Setelah menyudahi aktivitasku, aku pun segera menghampiri mamah yang sudah menunggu untuk makan bersama.
Ketika sedang makan hp mamah berdering ada panggilan masuk, dan papah ternyata.
Mamah: Iya.. halo ada apa pah?
Papah: Mah istri Deni si Ana masuk rumah sakit karena asam lambungnya kambuh, mamah sama riagy kesana ya nanti papah nyusul, papah selesain urusan dulu sama client.
Papah: Papah udah urus semua mah transport sm jam keberangkatan.
Mamah: Iya pah sore ini mamah sama riagy langsung berangkat.
Papah: Iya mah, yaudah barang-barang biar nanti papah yang bawa aja, mamah sama riagy bawa seperlunya aja.
Sedikit aku mendengar perbincangan mamah dan papah di telepon, sedikit kecewa tapi aku tidak bisa berkomentar apa-apa. Karena papah dan mamah orangnya sangat mementingkan kepengtingan keluarga. Lalu aku dan mamah segera membereskan barang-barang yang harus dibawa, karena semua urusan transport sudah papah urus kami hanya tinggal berangkat pada pukul 4 sore dimana jam itu sudah diatur agar cepat sampai menuju rumah sakit tempta tante Ana dirawat yang berada di Jakarta.
Oh iya sebelumnya aku akan memperkenalkan dahulu siapa itu om Deni dan tante Ana. Deni Saputra (45) adalah adik kandung papahku, om Deni ini seorang pengusaha yang mempunyai nama dibidang bisnis properti dan juga mempunyai saham dimana-mana seperti papah. Sedangkan Ana Safitri (35) adalah istri om Deni, mereka bertemu pada saat om Deni sedang kkn dimana waktu itu om Deni ditempatkan disebuah desa yang menjadi tempat tinggal tante Ana. Dengan perawakan 160 cm, berat badan 50kg, serta tetek nya yang berukuran 36D walaupun lebih kecil dari mamah sedikit tp dengan parasnya yang ayu khas wanita desa maka tak heran memang tante Ana dapat memincut hati om Deni.
Setelah melalui perjalan 5 jam, aku dan mamah pun sampai di rumah sakit tempat tante Ana dirawat. Ketika sampai kami disambut oleh om Deni dan mengantarkan kami ke ruangan tempat tante Ana. Tante Ana rupanya masih terlelap, lalu om Deni pun menceritakan secara detail mengapa tante Ana bisa sampai dirawat di rumah sakit.
Tak terasa begitu cepatnya waktu yang sudah berlalu dan menunjukkan pukul 21.30, melihat aku dan mamah lesu, om Deni menawarkan kami untuk menginap sementara di rumahnya. Kami pun setuju dan sepertinya om Deni pun akan membawa beberapa pakaian ganti dan perlengkapan untuk menjaga tante Ana nanti.
Kami pun bergegas menuju rumah om Deni, karena kasian juga jika tante Ana ditinggal terlalu lama sendirian walaupun sedang tertidur. Di tengah perjalanan om Deni menawarkan makan kepada aku dan mamah tapi aku masih ingat bahwa depan komplek perumahan rumah om Deni ada penjual sate yang aku suka, maka aku mengusulkan akan membeli sate itu saja untuk makan. Om Deni dan mamah mengiyakan kemauanku, lalu ketika sudah sampai didepan gerbang komplek aku turun untuk membeli sate tersebut. Aku berinisiatif untuk memberi tahu bahwa om Deni dan mamah untuk duluan saja karena aku berpikir tidak tega mengingat tante Ana sendirian di rumah sakit.
Butuh waktu lumayan lama sekitar 25 menit untuk mendapatkan pesananku, setelah ku bayar aku pun segera menuju rumah om Deni, karena jaraknya tidak begitu jauh aku memutuskan untuk berjalan kaki saja. Hanya dengan menanyakan blok dan no rumah kepada satpam aku bisa bisa dengan mudah menemukan rumah om Deni.
Ketika aku membuka pintu rumah, samar-samar aku mendengar suara erangan dan desahan dari arah kamar yang berada di lantai 2. Aku pun mencoba mendekati suara itu, dengan mengendap-endap semakin aku menghampiri semakin terdengar jelas suara itu.
Mamah: Oghhh.. Den yang cepat nanti riagy keburu datang aghhhh...
Om Deni : Aghhh... ssshhh... iya mbak aku bentar lagi sampe....
Mamah: sshhhh... aghhhh.. oshhh.. cepet Den
Om Deni : Aghhh.. aku mau sampe mbakk...
Mamah: Cabut den jangan di dalam arghhhh...
Bersambung...
POV Rina
Setelah mendengar kabar bahwa istri adik sepupu dari suamiku masuk rumah sakit aku dan anakku Riagy memutuskan menuju Jakarta sore ini juga. Barang bawaan yang berisikan baju dan belanjaan langsung ku bawa dan dimasukkan kedalam koper. Semua transport sudah diurus oleh suamiku baik itu supir, mobil serta uang untuk pegangan kami dijalan nanti, karena jarak yang cukup lumayan jauh.
5 jam sudah kami melawati lamanya perjalanan, akhirnya pukul 21.30 aku dan anakku sampai di rumah sakit tempat dimana Ana istri Deni adik dari suamiku dirawat. Deni langsung menyambut kami untuk menunjukkan ruangan tempat Ana dirawat, lumayan lama kami berbincang mengenai kondisi Ana, mengapa bisa Ana sampai masuk dan dirawat di rumah sakit semua dijelaskan oleh Deni. Karena sudah lumayan lama dan kami tak ingin mengganggu Ana yang sedang tertidur serta Deni cukup peka dengan kondisi kami, kemudian Deni mengajak aku dan anakku untuk menginap di rumahnya sekaligus dia akan membawa baju ganti dan beberapa perlengkapan untuk menjaga Ana nanti.
Ditengah perjalanan Deni menawarkan kami makan dan anakku Riagy mengambil inisiatif untuk membeli sate di depan perumahan Deni.
Deni : Gy satenya beli 2 porsi yah kambing 10 tusuk ayamnya 20 tusuk, bumbu kecap semua
Riagy : Siap om, mamah mau mesen apalagi mah biar sekalian?
Mamah : Udah mamah sih ikut aja
Riagy : Oke deh
Setelah memberikan uang untuk membayar kami meninggalkan Riagy, aku dan Deni duluan menuju rumahnya. Tak berapa lama akhirnya sampai, deni membawakan koper dan barang bawaan dan menunjukkan kamar yang akan aku dan anakku isi.
Aku : Den mbak pake kamar yang di lantai 2 aja ya
Deni : Oh iya mbak silahkan, kalo ada apa-apa bilang aja, aku mau beresin barang dulu yang mau dibawa nanti
Aku : Oke den
Karena perjalanan yang cukup lama dan melelahkan, sambil menunggu makanan pula sepertinya akan enak jika aku membersihkan badan dulu. Aku mengambil handuk dan kimono yang ada di koper, kemudian aku lekas memasuki kamar mandi.
Ketika sedang asik membasuh badan, aku mendengar suara pintu kamar terbuka, memang aku lupa untuk mengunci kamar, aku pikir tidak apa-apa toh ini rumah milik adik iparku.
Aku : Kamu udah pulang gy? (teriakku dari dalam kamar mandi)
Tak ada jawaban dari sana, mungkin suaraku tak cukup terdengar sampai keluar, kusudahi saja mandiku segera aku mengelap badan dan memakai kimono untuk melihat jika saja itu benar anakku maka aku akan segera makan untuk mengisi lagi tenaga yang sudah terkuras habis sepanjang perjalanan tadi.
Deni : Eh mbak maaf aku panggil-panggil mbak ga nyaut akhirnya aku kesini, pas aku sampai kamar gak mbak kunci makanya aku masuk eh mbak ternyata lagi mandi
Aku : eh.. oh iya den maaf aku lupa ngunci pintu
(aku sedikit salting karena yang masuk ternyata Deni, dan juga aku hanya memakai kimono tanpa dalaman apapun)
Deni : Iya mbak aku mau balik lagi nih ke rumah sakit
Aku : oh gitu ya den, ehmm... Riagy belum pulang yah?
Deni : Belum kayanya mbak
Aku : Yaudah aku mau lanjut mandi lagi kalo gitu
Akupun melangkah kembali ke arah kamar mandi, tapi tiba-tiba tanganku ditahan oleh tangan Deni.
Deni : Sebentar mbak
Deni menarikku sampai aku menghadap dan beratatap muka dengannya. Entah kenapa Deni dengan cepat memelukku dengan erat.
Aku : Eh.. anu ada apa den?
Deni : Sebentar mbak, aku ingin memeluk mbak
Kurasakan nafas Deni di leherku semakin memburu seraya berbicara seperti itu. Tak lama Deni melepaskan pelukannya lalu menatapku, mata kami saling beradu, dan entah siapa yang memulai tau-tau kami sudah berciuman dengan mesra. Deni yang sepertinya sudah bernafsu melumat bibirku dengan ganas, aku yang tadinya kaget dan tak tau harus bagaimana kini mulai mengikuti permainan bibir Deni.
Hmppphh... hmmppphh...
Deni pun mulai turun menjilati leher ku dan mencumbunya, memberikan sedikit cupangan terhadap leherku.
Aku : Ahhh.. Den kamu apain mbak
Deni : Sebentar mbak aku nafsu sama mbak, mas aku pinjam tubuh istrimu dulu yah
Aku : Ahhhhsssss.. ssshh...
Aku hanya mendesah atas perlakuan deni terhadap tubuhku, kemudian Deni melepaskan tali kimonoku, dan terpampanglah tubuh indahku ini. Dengan payudara bulat dan dihiasi puting yang menggemaskan ini membuat Deni terpukau, sejenak Deni melongo melihat keindahan tubuhku ini.
Tanpa izin dan lama-lama mulut Deni segera hinggap di putingku, dihisapnya kedua putingku secara bergantian kiri dan kanan, tak lupa pula 2 tangannya meremas dengan gemas kedua payudaraku. Kemudian semakin turun kebawah melewati perut dan akhirnya tibalah mulut Deni di gua kebanggaanku.
Deni : Indah sekali punyamu mbak, wangi pula
Aku : Ahsss.. kamu bisa aja Den (sambil tersipu malu)
Deni melahap memekku, dijilatinya air yang keluar dari memekku seolah tak rela jika air itu jatuh. Di emut nya klitorisku sehingga membuat aku mendesah semakin tak karuan, tanganku mulai meremas rambutnya dan semakin menenggelamkan kepalanya di memekku.
Aku : Asssshhh Den enak bangett memek mbak
Deni : Mbak aku masukkin yah sekarang
Aku : Sssshhh ahhh iya Den cepet memek mbak udah gatel
Deni pun mengeluarkan senjata nya, sebelum dimasukkan ke memekku digesek-gesekannya kontol itu di bibir vaginaku, membuatku semakin tersiksa.
Aku : Masukkin Den mbak udah ga tahannn...
Deni : Iya mbak
Sekali percobaan kontol Deni langsung masuk karena memekku sudah basah, kami melakukanya dengan posisi berdiri.
Deni : Ahhhh.. ssshh.. enak mbak memek mbak masih rapet jepit banget
Aku : ssshhh ahhh masa sih Den
Deni : Iya mbak bener ssshhh enak banget
Aku : Lebih enak mana sm Ana?
Deni : Sama-sama enak mbak cuma toket Ana sedikit lebih kecil dibanding punya mbak
Deni menngenjot langsung dengan rpm tinggi, mungkin karena sudah sangat bernafsu
Aku : sshhh ahhh gitu ya Den,, ayo den kita main cepet aja keburu Riagy datang
Deni : aahhh sshh iya mbak aku juga bentar lagi sampe, memek mbak enak banget
Aku : iyah den ayoo.. sshhh.. aaahhh.. goyang terus
Deni : Mbak aku bentar lagi mau sampe
Aku : Asshhh ayo den bareng nanti keburu Riagy datang
Deni : uhhh ahhh mbakkkkkk aku sampeee..
Aku : Mbak juga sampeee dennn...
Crott crott crott sangat banyak Deni mengeluarkannya di dalam memekku, terasa hangat dan penuuh di dalam.
Setelah pergumulan itu Deni langsung merapihkan pakaiannya dan segera bergegas menuju rumah sakit kembali karena kasian Ana sendirian disana.
Deni : Makasih ya mbak, aku izin balik lagi ke rumah sakit
Aku : Iya den sama-sama
Deni pun keluar kamar dan pergi meninggalkanku yang lemas, aku pun menuju kamar mandi untuk membersihkan diri lagi.
Hmmm... kalo dipikir-pikir anakku lama juga yah beli satenya, apa jangan-jangan dia sudah pulang dan dengan sengaja dia melihat semuanya?
Bersambung..
Setelah kejadian itu selama 3 hari kami di rumah om Deni tidak terjadi apa-apa lagi, itu dikarenakan om Deni hanya bulak balik dan dalam 3 hari itu pula tante Ana keadannya sudah membaik dan dokter menyarankan untuk istirahat di rumah saja.
Tak terasa liburanku sudah habis dan waktunya kembali ke sekolah. 1 bulan yang akan datang sekolahku akan memasuki ulangan akhir semester yang dimana akhir-akhir ini teman-temanku sering datang ke rumah untuk mengerjakan tugas bersama.
Mereka bernama Feivel, Gio dan Resa. Mereka semua adalah teman satu eskulku di voli, dan mereka juga lumayan pinter-pinter dan muka mereka pun lumyan cakep untuk menarik perhatian cewe-cewe di sekolah maupun diluar sekolah. Sedikit aku menceritakan latar belakang mereka, Feivel ini anak dari seorang pengusaha, Gio anak dari seorang pegawai negeri sepertiku, sedangkan Resa anak dari seorang pelatih bola voli nasional yang sudah ternama. Resa pula lah yang menyebabkan kami berkecimpung di dunia pervolian, dan memang tim sekolah kami karena adanya Resa menjadi kuat dan berhasil mendapatkan prestasi dalam ajang turnamen sekolah baik itu turnamen minor bahkan sampai skala nasional.
Pada suatu waktu ketika aku pulang sekolah teman-temanku ingin mengadakan belajar bersama di rumahku, mereka bertiga sudah sepakat dan menentukan akan belajar bersama mata pelajaran biologi.
Feivel : Gy belajar bareng yok
Aku : Ayo, mau dimana?
Feivel : Ehh gimana kalo dirumah lu aja
Gio&Resa : Nah iya boleh juga tuh
Aku : Hmm.. oke boleh juga, mau belajar apa kita?
Feivel : Biologi aja, akhir-akhir ini gua kurang masuk apa yang disampein sama guru, Gio sama Resa juga sama tuh kurang ngerti
Aku : Boleh boleh gua juga banyak yang belum ngerti sih, yaudah ayo caw
Kami pun bergegas menuju ke rumahku, masing-masing membawa kendaraan. Aku, Gio dan Resa membawa motor, sedangkan Feivel biasanya bawa mobil tapi kali ini dia ikut menumpang dengan Gio karena mobilnya sedang di servis.
Tak butuh waktu lama, hanya dengan 15 menit kami sudah sampai, karena memang jarak antara sekolah dengan rumahku tidak begitu jauh.
Kami : Assalamualaikum
Sejenak terdengar suara langkah kaki dari dalam, dan tak lama pintu rumah terbuka.
Mamah : Waalaikumsalam, eh ada Gio, Resa sama Feivel. Mau pada belajar bareng yah?
Gio, Resa, Feivel : Iya tante hehe.. (sambil cium tangan)
Kami pun segera masuk menuju ruang tengah. Pada saat itu mamah memakai pakaian yang terbilang seksi, atasan memakai tangtop dipadu dengan lejing ketat, membuat lekuk tubuh indah mamahku terekspos. Memang mamah dirumah jika tidak ada tamu penting atau keluarga sehari-harinya hanya memakai pakaian santai atau bagiku sangat seksi hehe...
Aku : Mah tolong bikinin minuman yah
Mamah : Mau minuman apa?
Feivel : Yang seger dong tan
Mamah : Hmm.. apa tuh?
Gio : Nah bener tuh fei, yang manis juga tan
Mamah : Hmm.. gmn kalo sirup?
Gio : Eh jangan tante sirup mah bosen, gimana kalo milk shake aja tan
Aku : Yaudah kita pesen gofood aja kalo gitu
Gio : Gausah gy kan ada kali tuh susunya, iya gak tan?
Mamah : (sembari menyilangkan tangan di dadanya, sehingga membuat toketnya yang gede seperti mau keluar dari sarangnya) hmm.. bentar yah tante liat dulu takutnya ga ada, tapi kalo ga ada pake susu yang lain hihi.. sambil mengedipkan mata
Feivel&Gio : Oke deh tan ditunggu yah hehe...
Aku : Duh mamah genit banget nih godain temen-temenku aja (kataku dalam hati)
Mamah pun berlalu menuju dapur untuk membuatkan kami minum.
Kami pun memulai belajar bersama kami, sekitar 10 menit berselang cukup bagi kami untuk memahami pelajaran biologi ini, mungkin memang otak kami yang lumayan pintar dengan sedikit diskusi saja antara kami berempat dari penjelasan guru yang tidak dimengerti pun langsung ngerti, sedangkan jika dijelaskan langsung oleh guru terkadang susah masuk dan mengerti.
Tak lama mamah pun datang membawa milkshake permintaan dari mereka.
Mamah : Nih minumannya (sambil membungkuk, toketnya yang gede dan besar itu pun seperti mau tumpah-tumpah karena mamah hanya memakai tangtop)
Semua mata teman-temanku tertuju kepada gunung kembar nan indah milik mamahku, membuat mereka menelan ludah dan melongo.
Mamah : Hey ko pada bengong aja sih? Ini diminum
Feivel, Gio, Resa : Eh iya tan
Aku : Makasih yah mah
Kami pun langsung meminum habis milkshake yang dibuat mamah.
Mamah : Gimana belajarnya? Udah selesai atau ada yang belum ngerti?
Aku : Udah ko mah ini baru aja selesai diskusi
Feive, Gio, Resa : Iya tan bener, ini kita baru aja selesai
Mamah : ohh gitu.. bagus deh, gitu dong kalian harus sering diskusi dan tukar pikiran biar mempermudah memahami mata pelejaran
Aku : Iya mah memang kalo kita diskusi itu lebih gampang masuk dibanding penjelasan langsung dari guru
Feivel : Iya tan bener tuh kata Riagy, entah kenapa lebih gamoang diskusi
Resa : Mungkin karena guru kita pake kata-kata baku kali yah jadi kita susah mahaminnya
Gio : Iya ditambah gurunya kurang cantik, coba kalo secantik tante mungkin kita juga bakal cepet paham dan ngerti
Mamah : Ah kalian bisa aja haha.. iya dong cantik mamahnya siapa dulu.. iya gak sayang?
Aku : Iya dong mah hehe
Sedang asik-asiknya mengobrol, aku merasa kebelet ingin buang air ke kamar mandi.
Aku : Mah aku ke kamar mandi dulu yah kebelet, eh gua ke wc dulu yah
Mamah : Iya sayang
Feivel, Gio, Resa : oke
Aku pun beranjak pergi ke kamar mandi untuk menuntaskan hajat. Yang awalnya aku hanya ingin kencing, tapi entah kenapa tiba-tiba perutku merasa mules, ah yaudahlah sekalian aja aku buang air besar.
Cukup lama juga aku di kamar mandi mungkin ada sekitar 15 menit, aku pun kembali ke ruang tengah dimana teman-temanku dan mamah sedang mengobrol. Tapi ketika sedang menuju ruang tengah kok seperti hening, padahal tadi mereka itu lumayan keras ngobrolnya, hanya terdengar sedikit saut-sautan obrolan diantara mereka. Aku pun mencoba mengendap endap menuju ruang tengah untuk melihat apa yang sedang terjadi.
Astaga mamah...
Bersambung...
Kulihat posisi mamah berada di tengah-tengah antara Resa dan Gio, sedangkan Feivel sedang berdiri didepan mamah.
Feivel : Jadi kalo udah dibuka gini gimana tan?
Mamah : Ya dikeluarin dong Fei, kaya masuk angin, kalo pusing ya tinggal dipijit.
Gio : Dipijit gimana tuh tan, coba dong kasih contohin
Resa : Iya tan, coba dong Resa pengen tau
Mamah : Duh kalian ini masa gitu aja gatau sih, emang di sekolah ga diajarin yah hihihihi...
Mamah pun menuruti perkataan teman-temanku yang sudah pada horny ini, ya bagaimana tidak horny jika melihat wanita seindah mamah yang mempunyai tubuh bagus dengan istilah toge pasar alias toket gede pantat besar.
Mamah mulai menggapai kontol Feivel dan perlahan mengocoknya. Feivel yang mendapatkan servis tangan dari mamah pun hanya mendesah, sedangkan Gio dan Resa tangannya mulai bergerilya di tubuh mamah.
Feivel : Ahhhh... ssshhhh... enak banget tan, tangan tante lembut banget
Mamah : Ehh masa sih, padahal biasa aja loh
Feivel : Iya tante sayang, beruntung banget Riagy punya mamah kaya tante duh..
Mamah : Hihi.. iya dong mamah siapa dulu
Sementara itu melihat Feivel keenakan dikocok oleh tangan mamah, Gio pun mulai menarik tangan mamah dan mengarahkannya pada selangkangannya, seperti sudah paham mamah pun membuka resleting milik Gio, sekarang mamah mengocok dua kontol sekaligus, yakni milik Feivel dan Gio. Sedangkan Resa masih dengan telaten bergerilya di tubuh mamah, hanya saja sekarang tangannya sedang meremas toket mamah yang gede.
Selama kurang lebih 10 menit mamah masih mengocok kontol milik Feivel dan Gio, tapi tak ada tanda-tanda bahwa mereka akan keluar.
Mamah : Wah kalian kuat juga yah, nih tante tambahin sensasinya, Resa tolong buka tangtop tante dong sama bh nya juga ya.
Tanpa perlu disuruh dua kali Resa dengan cekatan segera melepas tangtop dan juga bh mamah, begitu terlepas menyembul lah kedua gunung besar nan indah milik mamah.
Resa yang tadinya hanya meraba-raba kini mulai mencium dan baradu lidah dengan mamahku, Feivel yang melihat toket mamah bergalantung dengan bebas mulai mengganti kocokan tangan dengan jepitan toket, sedangkan Gio masih dikocok oleh tangan mamah sembari menahan kenikmatan yang diberikan oleh mamah.
Pertunjukkan semakin memanas dimana setelah berciuman, Resa mulai mengeluarkan kontolnya dari celana, begitu terbebas mamah langsung mengulum kontol milik Resa tersebut. Tangan Gio kini mulai masuk ke celana milik mamah mencari-cari lubang kenikmatan. Sedangkan Feivel masih dengan intens mentitsjobkan kontolnya sendiri menggunakan toket mamah.
Hmpphhh... hmmhhh.. ssllpppp... ohh... ahhhh
Begitulah suara yang terdengar oleh telingaku, tak ada lagi obrolan yang kudengar, diruangan tersebut sudah berganti menjadi desahan dan erangan.
Tak lama..
Feivel : Tanteeeee... Fei mau keluar nihh.. asshshhhhh...
Mamah : Aasshhh... ohhh...
Feivel menembakkan pejuhnya di toket mamah, karena lumayan kencang pejuh milik Fei sampai terkena dagu dan muka mamah.
Gio : Tan Gio juga mau sampeee..
Gio pun mengeluarkan pejuhnya yang mengenai badan dan juga perut mamah.
Kini 2 kontol sudah KO, sisa kontol Resa yang masih bertahan, keliahatannya Resa sangat menikmati sepongan yang dilakukan oleh mamah.
Feivel dan Gio kini menyingkir dan sedikit memberi ruang kepada Resa dan mamah untuk lebih leluasa dalam melakuan hubungan yang seharusnya tidak boleh terjadi ini.
Resa : Oooshhhh tante enak banget sepongan tante.. gilaakk..
Mamah : Hhhmmpphh... gllek.. gllek.. (hanya itu yang terdegar dari mulut mamah)
Resa : Tante bentar lagi Resa mau keluar, sepongan tante parah, enak bangett bikin kontol Resa denyut denyut nih aaghhhh...
Kullihat mamah pun semakin cepat memaju mundurkan sepongannya pada kontol Resa, dan tak lama kemudian mamah mengeluarkan kontol Resa dari mulutnya, mengocok dengan tangannya dan mengarahkan kontol itu pada mukanya.
Crottt.. crottt.. crottt
Dengan leluasa serta tanpa halangan kontol Resa menyembur ke muka mamah, cukup banyak juga semprotan pejuh dari kontol Resa yang mengenai muka dan rambut mamah.
Resa : Ahhh.. sshhh... enak banget tante.. sepongan tante ga ada duanya
Mamah : Hihi masa sih? Makasih yah udah muji tante
Feivel : Kocokan tangan tante juga enak loh, ditambah toket gede nya tante bikin kontol Fei gakut lagi nahan pengen keluar
Gio : Iya bener, Gio aja baru dapet tangan tante udah kewalahan nih uhh..
Mamah : Huuu dasar kalian, padahal kan yang pusing cuma kepalanya Fei tp kalian juga malah ikutan dipijit hihihihih...
Resa : Hehe.. gak apa-apa tan kan sekalian loh
Gio : Nah iya bener tan hehe, lagian kan gak lama mijitin kitanya juga
Mamah : Yaudah kalo gitu ayo kalian bersihin, nanti keburu Riagy kesini, tuh ada tisu kalian bersihin aja bekas pejuh yang berceceran pake tisu yah, tante mau ke kamar dulu bersih-bersih
Resa&Gio : Oke tan siappp
Feivel : Mau ditemenin gak tan? Hehe siapa tau tante yang pengen dipijit gantian
Mamah : Wuuuu dasar maunya kamu itu mah, yaudah tante ke kamar dulu yah, kalo bisa Riagy jangan sampe tau yah soal ini
Resa,Feivel,Gio : Siap tante
Mamahpun berlalu menuju kamar untuk membersihkan diri tanpa membetulkan posisi pakainnya. Aku pun mencoba pura-pura kembali ke ruang tengah tanpa tau apa yang tadi sedang terjadi. Begitu aku sampai tampak muka teman-temanku sedikit panik, bahkan Feivel yang masih mengelap sisa muncratan dari pejuh sangat salting ketika melihat aku kembali ke ruang tengah.
Setelah mereka bersih-bersih dengan bergantian ke kamar mandi, mereka izin pulang kepadaku, tadinya mereka ingin izin juga kepada mamahku, tapi kubilang saja bahwa mamah sedang tidur di kamarnya, dengan sedikit kecewa mereka pun akhirnya pulang meninggalkan rumahku.
"Sungguh sangat binal mamahku ini. Petugas spbu, penjual baju, om deni, dan juga kontol teman-temanku"
"Dasar mamah binal, mamah haus kontol, liatin aja Riagy bakal bikin strategi buat bikin mamah tambah binal"
Gumam Riagy dalam hati.
Bersambung...
Semalaman aku tidak bisa tidur karena mengingat kejadian setelah pulang sekolah tadi, betapa beruntungnya teman-temanku dapat jatah dari mamahku yang sexy dan betapa binalnya mamahku yang memberikan kenikmatan kepada teman-temanku itu.
Aku mencoba untuk membuat strategi, gimana caranya supaya mamahku itu bisa tambah binal dan nakal, aku ingin tau sampai sejauh mana kebinalannya.
Keesokan harinya aku sengaja datang telat, karena aku memutar arah memilih jalan yang tambah jauh. Memang seharusnya waktu masuk sekolah itu pukul 06.30 tapi aku malah datang pada pukul 07.30.
Ketika sudah sampai didepan sekolah, seperti yang aku duga.. pintu gerbang sudah ditutup sekaligus dikunci oleh pak satpam.
Pak Satpam : Loh kenapa kamu baru datang jam segini?
Aku : Iya maaf pak saya kejebak macet.
Pak Satpam : Yasudah saya bukakan pintu tapi kamu harus lapor ke guru piket dulu.
Aku : Iya pak terimakasih.
Yes step pertama telah berhasil.
Lalu aku menuju ruangan guru piket untuk melapor karena aku datang telat.
Aku : Bu maaf boleh saya minta surat izin masuk kelas, saya terlambat bu karena tadi dijalan macet.
Guru piket : Sebentar, kamu harus lapor dulu ke guru BK baru saya kasih surat izin masuk kelas.
Aku : Yasudah baik bu, terimakasih.
Step kedua pun berjalan dengan lancar.
Sebelumnya di sekolahku ini terdapat 2 orang guru BK, yang pertama ada Bu Dini sebagai guru BK dan yang kedua adalah Pak Ramlan. Pak Ramlan ini cukup muda, kurang lebih beliau masih berumur 30 tahun, tampangnya juga lumayan untuk digandrungi para siswi-siswi disekolah ini. Banyak beredar gosip kalo Pak Ramlan ini sedikit mesum, karena merasa digandrungi oleh para siswi tak jarang banyak para siswi yang sengaja dimasukkan ke ruang BK hanya untuk menjadi bahan tatapan nakal beliau. Memang tak sampai melakukan pelecehan atau yang lainnya, tapi menurut beberapa teman perempuan Pak Ramlan ini matanya sering kali jelalatan melihat ke sekujur tubuh para siswi.
Kembali ke laptop..
Aku pun masuk ke ruang BK dan.. bingo kebetulan yang bertugas hari ini adalah Pak Ramlan. Aku bercerita kenapa sampai telat dan berjanji kepada Pak Ramlan tidak akan mengulangi lagi dan akan berusaha tepat waktu untuk berangkat sekolah.
Pak Ramlan : Yasudah tapi saya minta orang tua kamu untuk menandatangani surat perjanjian ini.
Aku : Iya pak.
Skip skip skip
Keesokannya aku kembali ke sekolah, kembali hari ini aku sengaja telat. Akupun kembali ditegur oleh satpam dan kembali lagi aku masuk ruang BK seperti kemarin.
Pak Ramlan : Kamu ini telat lagi telat lagi, mana surat perjanjian dari orangtua yang kemarin saya kasih, apakah sudah ditanda tangani oleh orangtuamu belum?
Aku : Sudah pak, tapi maaf saya lupa bawa karena tadi buru-buru.
Pak Ramlan : Banyak alasan ya kamu, sudah terlambat sekarang dengan alasan lupa kamu ga bawa surat perjanjian yang saya kasih.
Aku : Maaf pak.
Pak Ramlan : Ya sudah nanti saya ke rumah kamu saya akan berbicara sama orangtua kamu.
Setelah bel pulang sekolah aku bersama Pak Ramlan menuju rumah.
Aku : Assalamualaikum mah
Mamah : Waalaikumsalam sebentar
Mamahpun membuka pintu, hari itu mamah menggunakan daster dengan model tali yang cukup seksi karena sedikit diatas lutut. Penampilannya yang seperti itu membuat anaknya sendiri saja sampai menelan ludah. Sedikit ku lirik melihat Pak Ramlan, dia tak bisa berkedip karena melihat mamah yang seksi.
Mamah : Loh kamu kenapa ga bilang kalo ada pak guru. Maaf pak mari silahkan masuk
Pak Ramlan yang sedang terbengong melihat keindahan tubuh mamahpun langsung tersentak.
Pak Ramlan : Oh iya bu terimakasih.
Kami pun masuk rumah, dan Pak Ramlan pun dipersilahkan duduk.
Kemudian setelah itu Pak Ramlan menceritakan apa yang sedang terjadi dan tak luput tatapan matanya yang jelalatan itu mengarah kepada toket mamah yang gede dan paha mamah yang putih nan mulus itu.
Akupun yakin mamah bukannya tak memperhatikan gelagat Pak Ramlan, hanya saja mamah pura-pura tidak tahu dan santai.
Setelah pembicaraan yang lumayan lama itu akhirnya aku dan mamah meminta maaf, dan Pak Ramlan pun izin pulang.
Hmm... setelah melihat mamah gerak gerik Pak Ramlan dan mamah tadi, aku pikir rencanaku akan berjalan dengan mulus.
Selanjutnya aku kembali sekolah seperti biasanya, tapi akhir-akhir ini aku jarang melihat Pak Ramlan berada di sekolah. Dan pada suatu waktu kebetulan perutku mules sekali, entah karena makan apa bisa sampai seperti ini. Aku pun meminta izin pulang kepada guru piket dan pada waktu itu yang berjaga adalah Bu Dini guru BK. Karena merangkap Bu Dini sesekali berada di ruang BK dan aku pun menuju kesana.
Aku : Permisi bu saya minta surat izin pulang karena perut saya mules, saya udah beberapa kali bolak balik kamar mandi.
Bu Dini : Yasudah sebentar saya tulis dulu, lain kali jaga makan sama jajan yah.
Aku : Baik bu terimakasih, oh iya Pak Ramlan kemana yah bu?
Bu Dini : Beliau sedang izin keluar untuk fotocopy, ini suratnya.
Aku : Oh begitu ya bu, yasudah saya pamit pulang bu terimakasih.
Bu Dini : Iya sama-sama, hati-hati kamu nanti dijalan.
Aku pun bergegas untuk pulang kerumah. Dalam perjalanan sedikit aku kepikiran langkah apalagi yang akan aku rencanakan untuk membuat Pak Ramlan bisa diisengin oleh mamah.
Ketika aku sampai depan rumah, oh shit... aku seperti kenal dengan motor yang terparkir di garasi rumahku, itu motor Pak Ramlan.
Sedang apa Pak Ramlan jam segini ke rumahku? Pelan-pelan aku parkirkan motor, dan memilih memutar lewat pintu belakang yakni lewat pekarangan depan yang tembus ke pekarangan bagian belakang rumah.
Keadaan rumah lumayan sepi, terdengar sayut-sayut suara tv yang sedang menyala, karena memang jam segini mamah biasanya sedang menonton tv. Aku berjalan memasuki pintu belakang yang dekat dengan dapur, pelan-pelan kuintip tidak ada siapa-siapa. Akan tetapi ketika aku akan membuka pintu aku mendengar sebuah pembicaraan di dekat dapur dan sedikit mengintip di kaca.
Pak Ramlan : Oh bu badan ibu sungguh sangat seksi dan montok.
Mamah : Ah pak jangan begitu saya malu pak, saya kan juga sudah berumur.
Pak Ramlan : Enggak ko bu, ibu bener-bener keliatan masih muda, saya yakin ibu sering olahraga dan perawatan. (sambil tangannya meremas toket mamah)
Mamah : Ahhhh.. ssshhhh...
Mamah yang menerima perlakuan dari Pak Ramlan hanya mendesah dan kepalanya mendongak keatas karena mulai terangsang.
SHIT!!!
Melihat itu aku merasa kesal dan emosi, namun tak munafik aku juga merasa horny. Aku emosi karena dia berani-berani nya menjamah tubuh mamahku diluar rencanaku.
Bersambung...
Keadaan semakin memanas ketika tangan Pak Ramlan mulai melepas pakaian yang dikenakan oleh mamah. Cukup lama ia memandangi tubuh mamah, melihatnya bak pemuncak rantai makanan yang sedang siap-siap menerkam santapannya. Dari atas rambut sampai ujung kaki, kedua mata itu menyusuri tiap lekuk yang menjadi dambaan setiap lelaki.
Tak butuh waktu lama baju mamah sudah terlepas dari badannya. Kini tangan Pak Ramlan sedang meremas dengan manja toket mamah yang montok dan sekal itu.
Pak Ramlan : Sungguh sangat indah tubuhmu bu, payudaramu ini bukan seperti ibu yang sudah melahirkan seorang anak.
Mamah : Assshhhh... Assshh...
Mamah hanya mendesah sambil mendongakan kepalanya keatas, tangannya menggapai kepala Pak Ramlan seraya menjambak rambutnya. Sungguh pemandangan yang sangat membakar nafsu.
Aku yang sedang mules pun seakan menghilang rasanya, berbalik menjadi nafsu karena melihat pemandangan eksotis itu.
Beberapa cupangan diberikan Pak Ramlan disekitar toket mamah yang mulus itu, mulai dari sekitar areola sampai di puting mamah yang indah mencuat.
“ssslluurrpppp.. cceeppp.. cceppp..”
Begitulah suara yang terdengar ketika mulut Pak Ramlan dengan rakusnya mengenyot, mengulum dan menjilat toket mamah.
“mmmhhhh.. ohhh.. paakkkk...” mamah hanya mendesah tak karuan mendapat perlakuan dari Pak Ramlan.
Setelah puas memberikan tandan cupangan pada toket mamah, kini Pak Ramlan mulai membuka celana hotpants mamah, diturunkannya celana itu sampai terlepas. Sebelum membuka penutup terkahir dibagian bawah yakni celana dalam mamah, Pak Ramlan menciumi dan mengendus memek mamah seperti orang yang sesak nafas membutuhkan asupan oksigen.
“Hemmmmm.... sungguh harum bu memek ibu” ucap Pak Ramlan.
Mamah yang dipuji seperti itu oleh Pak Ramlan merasa tersanjung dan hanya bisa tersenyum.
Pak Ramlan melanjutkan aksinya, kini celana dalam sebagai penutup terakhir sebelum mamah bugil pun sudah terlepas. Terpampang jelas sudah tubuh indah mamah yang seharusnya cuma papah saja yang dapat melihat, kini orang lain yang bukan suaminya bisa dikatakan beruntung dapat melihatnya, bahkan bukan hanya dapat melihat tapi sebentar lagi tubuh indah mamah akan dieksekusi dengan penuh nafsu oleh Pak Ramlan.
“Indah sekali bu memek nya, jembut ibu tak terlalu lebat, tak gundul juga, sangat pas, saya suka sekali bu” begitu komentar Pak Ramlan.
Mamah hanya bisa mendesah dan meremas-remas rambut Pak Ramlan, ditambah dengusan nafas yang keluar dari hidung Pak Ramlan menambah rasa geli dan gatal pada memek mamah.
Kulihat kini Pak Ramlan mulai menyantap hidangan yang sudah disediakan didepannya, lidah Pak Ramlan begitu lihai ketika memainkan memek mamah.
“sssluurrppp.. hhmmeee.. mmeekkk.. ibuuu... eennnhh..akkk sekali” ucap Pak Ramlan seraya menjilati memek mamah.
“eehhmmmm... sssshhhh... ahhhh...” mamah hanya bisa membalasnya dengan desahan.
Kini memek mamah telah banjir karena ulah dari Pak Ramlan. Mamah tak mau kalah, mamahpun berjongkok dan mencoba membuka celana yang dipakai oleh Pak Ramlan. Sedangkan Pak Ramlan tak tinggal diam, ia pun membantu mamah dengan membuka sabuknya agar celana itu bisa memperlihatkan batang kontolnya.
“hihihihi.. boleh juga burungnya pak” ucap mamah.
“silahkan dinikmati bu” jawab Pak Ramlan.
“Hap..”
Tanpa berkata mulut mamah langsung mengulum kontol Pak Ramlan, gerakan naik turun dari kepala mamah yang divariasikan dengan kocokan tangan mamah pada kontol Pak Ramlan membuat Pak Ramlan merem melek merasakan nikmat yang luar biasa menjalar pada tubuhnya. Darahnya seperti dipompa, mengalir lebih cepat seperti genderam pertanda perang akan dimulai.
Yang awalnya hanya mamah saja yang aktif, kini tangan Pak Ramlan menggapai kepala mamah dan memaju mundurkan pinggulnya seolah ia sedang mengentot mulut mamah.
Terkadang ia melakukannya dengan tempo pelan terkadang ia juga menggunakakn tempo cepat. Sesekali Pak Ramlan mendeepthroat mamah sampai terdengar bunyi benturan batang kontol Pak Ramlan dengan tenggorokan mamah.
“glokkk.. gglookk...”
Pak Ramlan : Sudah bu sudah saya masih mau menyantap hidangan utama, saya belum mau keluar disini hehehe.
Mamah hanya tersenyum saja mendengar Pak Ramlan berbicara seperti itu.
Kemudian Pak Ramlan membalikkan tubuh mamah, ia sedikit membungkukkan tubuh mamah dan menyuruh mamah untuk berpegangan pada kitchen set. Yap ini adalah doggy style, mamah tanpa banyak bertanya segera menuruti apa yang diinginkan oleh Pak Ramlan.
Kini Pak Ramlan bersiap-siap untuk memasukkan batang kontolnya kedalam gua indah milik mamah.
“slebbb..”
Tanpa halangan dan rintangan, kontol Pak Ramlan dengan mudah memasuki memek mamah. Sejenak ia mendiamkan dahulu kontolnya karena ingin merasakan kontraksi dari dinding memek mamah.
Selang beberapa detik kemudian ia mulai memompa memek mamah maju mundur dengan tempo yang cukup pelan.
“Ogghh... aahhh.. enak sekali bu memek ibu” ucapnya.
“mmmmhhh... aahhh...” mamah hanya mendesah kenikmatan.
Tangan Pak Ramlan pun sesekali menggapai toket mamah yang indah bergelantungan, seraya mengecup pungguh mamah serta memberi sebuah tanda cupangan.
Keadaan semakin memanas ketika sodokan kontol Pak Ramlan semakin cepat temponya.
“Oghhh... aahh.. ahh.. oohh... aahhh...”
“Uhh... bu memek ibu masih seret gini haduh... aahh..”
“plok.. plok... plokk.. plokk...”
Tak hanya desahan yang terdengar, kini suara benturan antara pangkal paha milik Pak Ramlan dan pantat mamah beradu menghasilkan sebuah irama yang membuat siapa saja bergejolak nafsunya.
DIsela-sela genjotan yang dilakukan oleh Pak Ramlan, mamah pun mencapai klimaks.
“aahhh... aahhh.. saya keluar paakkkhhhh...”
Sejenak Pak Ramlan memberikan kesempatan kepada mamah untuk menikmati puncak kenikmatannya. Setalah dirasa cukup Pak Ramlan pun memulai kembali genjotannya langsung dengan rpm tinggi.
“plokk.. plokk.. plokk.. plokk.”
Semakin cepat ia menggenjot memek mamah, rupanya Pak Ramlan pun tak lama lagi akan mencapai puncak kenikmatannya.
“ssshhh... aahhh... bu saya keluarin dimanahh?” tanya Pak Ramlan.
“mmhhh... sshhh... ohh.. aahhh... diluar sajaa pakkhh..” jawab mamah dicampur dengan desahan.
“sayaaahhh.. jug.. gaa.. mau sampee pakhh...” ucap mamah kemudian.
Tak lama pun mamah kembali mencapai klimaksnya.
“Aaarrgggghhhhhh.... sayahhh.. sampeeee.. pakhhhh..” ucap mamah seraya kepalanya mendongak keatas.
Pak Ramlan pun tak mau kalah, ia semakin mempercepat sodokannya, dan ketika dirasa puncak kenikmatannya akan datang, ia mencabut kontolnya dari memek mamah dan menyembur kan pejunya di punggung mamah.
“saya juga keluarrrrr... buuuu..” ucapnya
Seketika suasana ruangan menjadi hening, hanya sayup-sayup suara nafas mereka berdua yang tersengal-sengal karena sedang menikmati orgasme.
Tak lama terdengar suara handphone berbunyi dari saku celana Pak Ramlan, ia pun mengangkat telepon itu, dan yang kudengar rupanya ia akan segera kembali ke sekolah karena mungkin ada guru yang meneleponnya.
“bu terimakasih ya atas servicenya, soal Riagy ibu ga perlu khawatir anggap saja semua tidak terjadi apa-apa” ucapnya
“Iya pak terimakasih juga, hihihi saya juga puas ko pak” jawab mamah.
“yasudah saya pamit ya bu, tadi udah ditelepon oleh pihak sekolah” ucapnya seraya kembali berpakaian.
Tak lama terdengar suara motor yang keluar dari rumah, rupanya Pak Ramlan sudah menginggalkan rumah.
Aku yang melihat kejadian tak terduga hari ini pun memang tak munafik menyukainya, tapi urusanku dengan Pak Ramlan belum berakhir, aku akan tetap membuat perhitungan dengannya karena sudah mengacaukan rencanaku.
Bersambung...
0 comments:
Post a Comment